Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)


TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK USIA 9-10 TAHUN DALAM
MENGHADAPI MENARCHE DI SDK SANTO YUSUP III MALANG

Oleh :

Martha Yeni Koro

160814201526

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2020

i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) 2018, remaja merupakan


seorang individu yang sedang mengalami masa peralihan dari anak-anak
menuju dewasa secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual,
mengalami perubahan jiwa anak-anak menjadi dewasa, dan mengalami
perubahan keadaan fisik ekonomi dari ketergantungan menjadi relative
mandiri. Masa remaja akan terjadi perkembangan psikologis, secara
emosional, membentuk hubungan dan minat baru, ingin mencoba hal-hal
baru. Salah satu peristiwa yang menyebabkan rasa ingin tahu remaja,
khususnya perempuan adalah peristiwa Menarche. Menarche umumnya
terjadi pada usia antara 11-14 tahun, hal ini terjadi lebih dini di usia 9
tahun atau lama di usia 15 tahun. Menstruasi pertama (menarche)
merupakan hal wajar dialami setiap wanita normal dan tidak perlu
digelisahkan. (Proverawati, 2015).
WHO, 2017 Didunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2
milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia. Di Indonesia jumlah
kelompok perempuan usia 0-19 tahun mencapai 45,31 juta jiwa, dan usia
9-19 tahun menurut sensus penduduk 2016 sebanyak 43,5 juta atau
sekitar 18% dari jumlah penduduk. Di Yogyakarta sekitar 68,2%, menurut
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur 2016 jumlah remaja putri umur
10-14 tahun (Riset Kesehatan Dasar, 2010).
Kurangnya pengetahuan tentang reproduksi khususnya
menstruasi pada remaja putri berdampak pada kesiapan dan
ketidaksiapan anak dalam menghadapi menarche, dapat menimbulkan
reaksi positif maupun negative pada saat menstruasi. Kesiapan dan
ketidaksiapan anak remaja putri dalam menghadapi menarche, dapat
distimulasi dari berbagai faktor diantaranya yaitu: sosial ekonomi,
kultur,pendidikan, pengalaman terutama kurangnya pengetahuan remaja
mengenai menstruasi. Dampak remaja putri pada saat menarche, belum
siap menerima peristiwa menstruasi serta merasa mengancam, sehingga

1
pengalaman menarche menyebabkan sebagai gangguan, atau reaksi
kejutan, sebaliknya mereka akan merasa bangga dengan datangnya
menstruasi karena di pandang menyenangkan yaitu sebagai pengesan
mengenai kewanitaan.(Hermawati L, 2016)
Pengetahuan yang diperoleh remaja tentang menstruasi akan
mempengaruhi persepsi remaja tentang menarche, jika persepsi yang
dibentuk remaja tentang menarche negative maka hal ini akan
berpengaruh pada kesiapan remaja dalam menghadapi menarche. Oleh
karena itu, remaja yang mengalami menarche dibutuhkan pengetahuan
yang baik tentang menarche. (Fajri & Khairani, 2010).Pengetahuan
manusia banyak diperoleh dari mata dan telinga, apabila remaja putri
mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai menstruasi, maka
remaja putri akan siap menghadapi menarche. Pengetahuan menstruasi
meliputi bagaimana proses menstruasi, bagaimana siklus menstruasi,
gangguan menstruasi dan cara mengatasi gangguan menstruasi.
(Zuliyanti, 2014).
Menurut (Budiarti & Apriastuti, 2012) adanya perasaan bingung
saat pertama kali mengalami menstruasi disebabkan oleh remaja putri
dipengaruhi oleh kurangnya informasi, dukungan sosial, dukungan orang
tua, keluarga terutama kurangnya pengetahuan mengenai menarche.
seringkali remaja putri menganggap menstruasi penyakit dan merasa
takut, cemas, bingung, gelisah, dan tidak nyaman selalu menyelimuti
perasaan seorang wanita yang mengalami menstruasi untuk pertama kali.
Gejala lain menjelang menstruasi terjadi hampir diseluruh bagian tubuh
seperti sakit pinggang, pegal, dan muncul jerawat. Bahkan ada anggapan
menarche merupakan hal tabu. Remaja putri akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi menstruasi pertama kalinya jika belum pernah
mengetahui atau membicarakan dengan teman sebaya dan keluarga.
(Jones, 2012).
Salah satu solusi agar remaja putri dapat mempersiapkan diri
menghadapi menarche, harus memiliki pengetahuan tentang menarche,
dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang menstruasi serta
informasi terkait kesehatan reproduksi, menggunakan metode Focus
Group Discussion (FGD). Di Indonesia perkembangan Focus Group
Discussion (FGD) dikenal sebagai terapi kelompok yang telah

2
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan untuk
mengungkapkan motivasi yang mendasari tingkah laku (Prawitasari,
2013).
Focus Group Discussion (FGD) adalah salah satu teknik
pengumpulan data kualitatif untuk mengeksplorasi masalah spesifik
berkaitan dengan topic yang dibahas, serta mempermudah pengambilan
keputusan, memahami sikap, keyakinan, ekspresi peserta mengenai topic
dibicarakan dengan satu kelompok diskusi terdiri dari 4-8 individu atau 6-
10 individu ( Kitzinger, & Twin, 2014 ).
Menurut hasil wawancara saya pada salah satu guru di SDK
Santo Yusup III Malang, bahwa tentunya masih banyak remaja putri yang
belum siap menghadapi menstruasi awal yaitu berjumlah 40 siswi kelas
IV, merasa malu, takut jika ingin bertanya kepada guru dan orang tua.
Mereka lebih nyaman dan terbuka saat bertanya dan berdiskusi dengan
teman sebayanya mengenai menstruasi awal. Remaja putri mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang menstruasi di sekolah. Dari data tersebut
diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Focus Group Discussion (FGD)
Tentang Menstruasi Terhadap Kesiapan Anak Usia 9-10 Tahun Dalam
Menghadapi Menarche Di SDK Santo Yusup III Malang”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh penyuluhan dengan Metode Focus
Group Discussion (FGD) tentang menstruasi terhadap kesiapan anak usia
9-10 tahun dalam menghadapi menarche di SD Santo Yusup Malang ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode Focus
Group Discussion (FGD) tentang menstruasi terhadap kesiapan anak
usia 9-10 tahun dalam menghadapi menarche di SD Santo Yusup
Malang

3
2. Tujuan Khusus
1. Mengindentifikasi kesiapan anak usia 9-10 tahun dalam
menghadapi menarche sebelum diberikan penyuluhan dengan
metode FGD di SDK Santo Yusup III Malang
2. Mengindentifikasi kesiapan anak usia 9-10 tahun dalam
menghadapi menarche sesudah diberikan penyuluhan dengan
metode FGD di SDK Santo Yusup III Malang
3. Menganalisa pengaruh penyuluhan dengan metode Focus Group
Discussion (FGD) tentang menstruasi terhadap kesiapan anak
usai 9-10 tahun dalam menghadapi menarce di SD di SDK Santo
Yusup III Malang

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Hasil penelitian diharapkan bisa menambah pengetahuan
tentang menstruasi terhadap kesiapan anak menghadapi menarche
2. Bagi Instusi Penelitian
Menambah informasi dalam bidang keperawatan khususnya
pada peningkatan pengetahuan dengan metode Focus Group
Discussion (FGD) tentang menstruasi terhadap kesiapan anak usia 9-
10 tahun dalam menghadapi menarche
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan tentang pengaruh penyuluhan
dengan metode Focus Group Discussion (FGD) tentang menstruasi
terhadap kesiapan anak usia 9-10 tahun dalam menghadapi
menarche
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dapat menjadi data awal bagi peneliti dalam melakukan
penelitian tentang pengaruh penyuluhan dengan metode Focus Group
Discussion (FGD) tentang menstruasi terhadap kesiapan anak usia
9-10 tahun dalam menghadapi menarche, dapat menjadi peningkatan
pengetahuan dan menjadi referensi awal bagi peneliti selanjutnya baik
dalam segi materi maupun dalam hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai