Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG REHABILITASI PASCA FRAKTUR

Di susun
Oleh :

1. Kadek Dicky Nugraha (181014201663)


2. Kristoforus kalli Ngara (160814201525)
3. Moh Maulana Fahcrur Rozy (160814201504
4. Martha Yeni Koro (160814201526)
5. Sarciani Surhatini Kase (160814201511)
6. Windy Intan L (160814201517)
7. Yosinta Rangga Bela (160814201518)

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2018
Pendidikan dan Promosi Kesehatan STIKES Widayagama Husada Malang 2018

SAP
Satuan Acara Penyuluhan Rehabilitasi pasca fraktur (SAP)
Topik/materi : Mobilisasi fisik
Sub pokok bahasan : latihan gerak Rom aktif dan pasif
Sasaran : Keluarga dan pasien yang mengalami Hambatan mobilitas
karena Fraktur
Waktu : 08.00-11.20
Hari/Tgl :Rabu, 12-12-2018
Tempat : Stikes Widyagama Husada
Pemateri :
1. Kadek Dicky Nugraha
2. Kristoforus kalli Ngara
3. Moh Maulana Fahcrur Rozy
4. Martha Yeni Koro
5. Sarciani Surhatini Kase
6. Windy Intan L
7. Yosinta Rangga Bela

A. Latar Belakang
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan / atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Sjamsuhidajat & Jong, 2005).
Fraktur femur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang paha yang
ditandai adanya deformitas yang jelas yaitu pemendekan tungkai yang
mengalami fraktur dan hambatan mobilitas fisik yang nyata (Muttaqin, 2008).
Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa trauma langsung, tekanan yang berulang-
ulang, dan kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik) (Salamon dkk,
1995). Fraktur terbagi atas fraktur komplet, fraktur tidak komplet, fraktur tertutup,
fraktur terbuka, dan fraktur patologis. Fraktur bisa terjadi didaerah cranium,
thorak, pelvis, anggota gerak atas, dan anggota gerak bawah. Prinsip
penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, pengembalian fungsi, dan
kekuatan normal dengan rehabilitasi. Reduksi dapat dilakukan secara terbuka
maupun tertutup. Reduksi terbuka (open reduksi) dilakukan melalui pembedahan
Pendidikan dan Promosi Kesehatan STIKES Widayagama Husada Malang 2018

dengan cara memasukkan alat fiksasi berupa plat, screw, wire atau pin kedalam
tulang. Fiksasi dapat dilaksanakan secara interna maupun ekterna, tergantung
dari bentuk frakturnya (Smeltzer & Bare, 2002).
Rentang gerak (Range of Motion) adalah pergerakan maksimal yang
mungkin dilakukan oleh sendi tersebut (Kozier dkk, 2010). Rentang gerak
merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah
satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transversal (Potter & Perry,
2005). Untuk mempertahankan dan meningkatkan gerakan sendi, latihan rentang
gerak harus dimulai segera mungkin setelah pembedahan, lebih baik dalam 24
jam pertama dan dilakukan di bawah pengawasan untuk memastikan bahwa
mobilisasi dilakukan dengan tepat serta dengan cara yang aman (Smeltzer &
Bare, 2002), tapi ini belum berjalan dengan semestinya. Hal ini disebabkan
karena adanya perasaan nyeri akibat dari tindakan pembedahan yang dilakukan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2006), setelah dilakukan rentang
gerak aktif pada pasien post operasi fraktur femur 1/3 medial dextra dengan
pemasangan plate dan screw, sebanyak 6 kali latihan didapatkan

TUJUAN :
1. Tujuan intruksional umum:
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, Klien dan keluarganya
diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang Gerakan ROM,
tujuan dari Gerakan ROM, prinsip Gerakan ROM, klasifikasi Gerakan
ROM, dan cara Gerakan ROM baik aktif maupun pasif

2. Tujuan intruksional khusus:


1. Klien dan keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian dari
ROM
2. Klien mampu menyebutkan tujuan dari Gerakan ROM.
3. Klien mampu menyebutkan prinsip dari gerakan ROM.
4. Klien dan Keluarga mampu menyebutkan klasifikasi dari ROM
5. Klien dan keluarga mampu mempraktekkan/ mendemonstrasikan cara
gerakan ROM pada ektremitas bawah

B. Garis Besar Materi :


Pendidikan dan Promosi Kesehatan STIKES Widayagama Husada Malang 2018

Rehabilitasi pasca fraktur


C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian ROM
2. Tujuan dilakukan ROM
3. Prinsip dari gerakan ROM
4. Klasifikasi ROM

D. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media :
1. Leaflet

F. Pengoganisasia
1. Penanggung jawab :
2. Moderator :
3. Penyaji :
4. Fasilitator :

G. Kegiatan Promosi Kesehatan


Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Media dan alat
Kegiatan penyuluhan

Pendahulu 1. Memberikan 1. Menjawab 1. Leaflet


an salam, salam
(2,5 menit) memperkenalk 2. Mendengarka
an diri, dan n dan
membuka memperhatika
penyuluhan n
2. Menjelaskan
materi secara
umum
3. Menjelaskan
tentang TIU
dan TIK
Penyajian 1. Menjelaskan Mendengarkan Leaflet
Pendidikan dan Promosi Kesehatan STIKES Widayagama Husada Malang 2018

(20 menit) tentang 1. dengan penuh


pengertian Rom. perhatian
2. Tujuan dilakukan
Rom.
3. Prinsip dilakukan
Rom. Klasifikasi
Rom.
Penutup 1. Menyimpulkan 1. Menjawab
(2,5 menit) materi yang telah salam
disampaikan
2. Menyampaikan
terima kasih atas
waktu yang telah
diberikan
3. Mengucapkan
salam

H. Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan dipersiapkan dari sebelum
kegiatan
Kesiapan SAP.
Kesiapan media: Leaflet.
2. Evaluasi Proses
Klien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
Waktu sesuai dengan rencana (15 menit)
3. Evaluasi Hasil
Mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali pengertian gerakan
ROM
Keluarga dan pasien mengetahui tentang tujuan dilakukan ROM
Keluarga dan pasien mengetahui prinsip dari gerakan ROM
Jenis pertanyaan:Lisan
Jumlah 2 soal
Pertanyaan :
1. Apa pengertian Rehabilitasi pasca fraktur
Pendidikan dan Promosi Kesehatan STIKES Widayagama Husada Malang 2018

2. Sebutkan jenis-jenis Rehabilitasi pasca fraktur

(Pemateri)

MATERI

A. Pengertian ROM
Latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

B. Tujuan dilakukan ROM


Latihan ini memberikan manfaat yaitu :
1. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot
2. Memperbaiki tonus otot
3. Meningkatkan pergerakan sendi
4. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
5. Meningkatkan massa otot
6. Mengurangi kelemahan
7. Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian

C. Indikasi dilakukan ROM


1. Stoke atau penurunan kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4. Klien dengan tirah baring lama

D. Kontra indikasi
1. Kelainan sendi atau tulang
2. Nyeri hebat
3. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
Pendidikan dan Promosi Kesehatan STIKES Widayagama Husada Malang 2018

4. Trauma baru yang kemungkinan ada fraktur yang tersembunyi

E. Prinsip dari gerakan ROM


1. ROM harus diulang pada tiap gerakan sebanyak 8 kali dan di lakukan sehari
minimal 2 kali
2. ROM harus dilakukan perlahan dan hati-hati
3. Bagian – bagian tubuh yang dapat digerakkan meliputi persendian seperti leher,
jari, lengan , siku, tumit, kaki, dan pergelangan kaki
4. ROM dapat dilakukan pada semua bagian persendian atau hanya pada bagian-
bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit

F. Klasifikasi ROM
1. Gerakan ROM Pasif
Latihan ROM yang dilakukan dengan bantuan perawat setiap gerakan.
Indikasinya adalah pasien semi koma dan tidak sadar, pasien usia lanjut dengan
mobilisasi terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan paralisis.
Gerakan yang dapat dilakukan meliputi
 Fleksi : Gerakan menekuk persendian
 Ekstensi : yaitu gerakan meluruskan persendian
 Abduksi :gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis tubuh
 Adduksi : gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis tubuh
 Rotasi : gerakan memuatar melingkari aksis tubuh
 Pronasi : gerakan memutar ke bawah
 Supinasi :gerakan memutar ke atas
 Inversi : gerakan ke dalam
 Eversi : gerakan ke luar

2. Gerakan ROM Aktif


Latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat
dari setiap gerakan yang dilakukannya. Indikasinya adalah pasien yang
dirawat dan mampu untuk ROM sendiri dan Kooperatif.
 Gerakan ROM Pasif dan Aktif
Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a) Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
Pendidikan dan Promosi Kesehatan STIKES Widayagama Husada Malang 2018

b) Fleksi dan ekstensi siku


c) Pronasi dan supinasi lengan bawah
d) Fleksi dan ekstensi bahu
e) Abduksi dan adduksi bahu
f) Rotasi bahu

DAFRAT PUSTAKA
Pendidikan dan Promosi Kesehatan STIKES Widayagama Husada Malang 2018

Perry, Peterson dan Potter. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar ; Alih
bahasa, Didah Rosidah, Monica Ester ; Editor bahasa Indonesia, Monica Ester – Edisi 5.
Jakarta, EGC

Meltzer, Suzanne C &Bare,Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica
Ester.Ed.8 Vol. 3. Jakarta : EGC.

Surratun dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai