Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Bakteri Usus Terhadap Kesehatan Anda

 02 Mar 2017    12:00 WIB  

Tahukah Anda bahwa ada berjuta-juta bakteri yang hidup pada tubuh Anda, baik di luar (kulit)

maupun di dalam tubuh Anda (usus)?

Pada kenyataannya, di dalam usus manusia hidup sekitar 100 triliun bakteri atau 10 kali lipat lebih

banyak daripada sel-sel tubuh manusia itu sendiri.

Bakteri usus atau yang juga disebut dengan flora usus, dapat mempengaruhi kesehatan seseorang

dalam banyak cara; mulai dari membantu menghasilkan energi untuk membantu membangun

sistem kekebalan tubuh hingga melindungi tubuh dari infeksi berbahaya yang disebabkan oleh

bakteri lainnya.

Hingga saat ini para ahli baru mulai mengerti apa saja dampak dari perubahan komposisi bakteri

usus seseorang terhadap kesehatannya secara keseluruhan. Di bawah ini Anda dapat melihat 5

pengaruh bakteri usus terhadap kesehatan Anda.

Obesitas

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bakteri usus dapat mempengaruhi berat badan seseorang.

Sebuah penelitian baru menemukan bahwa orang yang menderita obesitas memiliki bakteri usus

yang tidak terlalu beragam dibandingkan dengan orang yang kurus.

Penelitian lainnya menemukan bahwa peningkatan jumlah bakteri usus yang disebut dengan

Firmicutes dan penurunan jumlah bakteri usus yang disebut dengan Bacteroidetes juga

berhubungan dengan terjadinya obesitas.

 
Penyakit Jantung

Menurut sebuah penelitian baru, saat bakteri usus diberi makan makanan tertentu, seperti telur dan

daging sapi, maka mereka akan memproduksi suatu komponen tertentu yang dapat meningkatkan

resiko terjadinya gangguan jantung.

Para peserta penelitian yang memiliki kadar komponen yang lebih tinggi (komponen ini dikenal

dengan nama trimetilamin N-oksida) di dalam darahnya memiliki resiko 2.5 kali lebih besar untuk

mengalami serangan jantung, stroke, atau meninggal dalam waktu 3 tahun dibandingkan dengan

orang yang memiliki kadar trimetilamin N-oksida yang lebih rendah di dalam darahnya. Oleh karena

itu, kurangilah konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak dan kolesterol.

Baca juga: Ribuan Bakteri yang Hidup di Uang Kertas

Sistem Kekebalan Tubuh

Usus Anda merupakan arena utama di dalam tubuh di mana sistem kekebalan tubuh Anda akan

berinteraksi dengan berbagai hal yang berasal dari luar tubuh Anda. Oleh karena itu, interaksi di

antara bakteri usus Anda dengan sel-sel tubuh Anda sendiri tampaknya memiliki peranan yang

sangat penting di dalam perkembangan dan kekuatan sistem kekebalan tubuh Anda.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2003, para ahli menemukan bahwa jaringan

getah bening yang terdapat di dalam usus manusia mengandung banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk melawan kuman penyebab penyakit.

Sebuah penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2012 menemukan bahwa bayi yang diberi ASI

eksklusif memiliki bakteri usus yang lebih beragam dibandingkan dengan bayi yang hanya diberi

susu formula. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh mereka.

 
Otak

Sebuah penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan menemukan bahwa gangguan pada

bakteri usus manusia ternyata juga dapat mempengaruhi otak dan perilakunya.

Pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2011, para ahli menemukan bahwa tikus percobaan

yang diberi antibiotika (membunuh bakteri ususnya) menjadi tidak terlalu gelisah dan saat bakteri

ususnya kembali normal, para tikus percobaan pun kembali menjadi gelisah.

Melalui percobaan tersebut, para ahli menemukan bahwa tikus percobaan yang diberikan antibiotika

mengalami perubahan pada zat kimia di dalam otaknya, yang berhubungan dengan

terjadinya depresi.

Hal ini membuat para ahli menduga bahwa bakteri usus dapat menghasilkan berbagai zat kimia

yang akan mempengaruhi otak.

Jika bakteri usus turut berperan dalam perilaku manusia, maka terapi yang bertujuan untuk

mengembalikan keseimbangan bakteri usus seperti probiotik, mungkin juga dapat membantu

memperbaiki perilaku dan mood seseorang.

Kolik Pada Bayi

Gangguan keseimbangan bakteri usus pada bayi dapat menyebabkan terjadinya kolik atau bayi

menjadi rewel. Bayi yang menderita kolik akan menangis lebih dari 3 jam sehari walaupun tidak

menderita gangguan kesehatan apapun.

Para ahli menemukan bahwa bayi yang menderita kolik memiliki jumlah proteobacteria yang lebih

tinggi di dalam ususnya dibandingkan dengan bayi lain yang tidak menderita kolik.

Proteobacteria merupakan bakteri yang telah diketahui dapat menghasilkan gas, yang dapat

menyebabkan terjadinya nyeri perut pada bayi dan membuatnya menjadi lebih rewel.
Gangguan ini biasanya menghilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan pertama kehidupan

bayi, yang menunjukkan bahwa gangguan ini bersifat sementara.

Lantas, bagaimanakah Mikroba Mempengaruhi Tubuh Anda?


 Manusia telah hidup berdampingan dengan mikroba bahkan semenjak mereka dilahirkan. Mikroba-
mikroba tersebut mempelajari berbagai macam peran penting terhadap kesehatan tubuh anda.
Bahkan, tanpa mikroba manusia akan sangat sulit untuk bertahan hidup.
Ketika seseorang mulai mengalami pertumbuhan, mikrobioma dalam usus pun akan mulai
bertambah dan mulai hadir berbagai macam jenis spesies baru yang berbeda. Mereka juga akan
mempengaruhi tubuh anda dengan berbagai macam cara diantaranya:

 Mencerna ASI: beberapa bakteri pertama yang mulai tumbuh di dalam usus bayi disebut
dengan Bifidobakteri. Bakteri jenis ini bertugas untuk mencerna gula sehat di dalam susu ASI
yang sangat penting untuk pertumbuhan.
 Mencerna serat: seperti yang anda tahu bahwa serat tidak bisa dicerna oleh tubuh anda.
Tetapi beberapa bakteri tertentu dapat mencernanya sehingga mereka akan memproduksi
asam lemak rantai pendek yang sangat penting untuk kesehatan usus anda. Serat juga dapat
membantu anda mencegah kelebihan berat badan, diabetes, penyakit jantung hingga resiko
terkena kanker.
 Membantu mengatur sistem kekebalan tubuh: mikrobioma dalam usus anda juga mampu
mengatur kinerja sistem kekebalan tubuh anda. Mereka akan berkomunikasi dengan sel-sel
imun di dalam tubuh dan membantu mengatur tubuh anda merespon terhadap infeksi.
 Membantu mengatur kesehatan otak: penelitian baru-baru ini juga memperlihatkan bahwa
mikrobioma usus ternyata dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang mengendalikan
fungsi otak anda.

engan begitu, sudah dipastikan bahwa bakteri di dalam tubuh anda sangat penting dalam
mendukung kesehatan dan fungsi tubuh anda secara keseluruhan. Tetapi perlu diperhatikan juga
bahwa tidak semua efek yang diberikan oleh bakteri tersebut selalu menyehatkan tubuh anda.
Karena pada dasarnya tidak semua bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia itu bersifat baik.
Terdapat beberapa fakta lainnya yang perlu anda ketahui bagaimana bakteri mempengaruhi tubuh
anda secara keseluruhan, dan berikut sudah kami rangkumkan di bawah ini.

Mempengaruhi Berat Badan Anda


Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa terdapat berbagai macam jenis bakteri dalam usus
anda dan mampu memberikan manfaat kesehatan untuk tubuh. Tetapi, terdapat pula beberapa jenis
bakteri jahat yang bisa membuat anda terkena berbagai macam penyakit. Jika anda memiliki terlalu
banyak bakteri jahat dibandingkan dengan bakteri baik di dalam tubuh, maka akan menyebabkan
anda mengalami kenaikan berat badan.

Istilah untuk ketidakseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat tersebut disebut
dengan dysbiosis usus. Untungnya, probiotik dapat memberikan keuntungan terhadap bakteri baik
dan bisa mengarah ke penurunan berat badan.
Mempengaruhi Kesehatan Usus
Disamping memberikan manfaat kesehatan, beberapa mikrobioma juga ternyata dapat membuat
anda terkena beberapa penyakit terkait masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBD:
Irritable Bowel Syndrome) dan penyakit radang usus (IBD: Inflammatory Bowel Disease).

Beberapa gejala yang bisa muncul akibat IBS diantaranya adalah perut kembung, kram, dan sakit
perut, dimana sebagian besar disebabkan oleh kondisi dysbiosis usus. Hal ini karena mikroba-
mikroba tersebut dapat memproduksi lebih banyak gas dan bahan kimia lainnya.

Lain lagi dengan beberapa jenis bakteri yang dapat memberikan kesehatan usus anda. Sebut saja
Bifidobakteri dan Lactobacilus yang bisa anda temukan dalam probiotik dan yogurt, dimana mereka
dapat membantu menyegel celah diantara sel-sel usus dan mencegah sindrom usus. Faktanya,
mendapatkan probiotik yang mengandung Bifidobakteri dan Lactobacillus dapat mengurangi gejala
dari IBS.
Mempengaruhi Kesehatan Jantung
Menariknya, mikrobiome dalam usus juga ternyata dapat mempengaruhi kesehatan jantung anda.
Penelitian yang dilakukan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa mikrobioma usus dapat
memainkan peran penting dalam mempromosikan kolesterol baik HDL dan trigliserida. Tetapi
sebaliknya, beberapa spesies bakteri jahat dalam perut juga dapat berkontribusi terhadap penyakit
jantung dengan memproduksi trimetilamin N-oksida (TMAO).
TMAO sendiri merupakan bahan kimia yang dapat menyumbat arteri sehingga bisa menyebabkan
anda terkena serangan jantung dan stroke.

Mempengaruhi Kesehatan Otak


Mikroorganisme dalam usus juga kemungkinan dapat memberikan manfaat terhadap otak anda
dengan berbagai macam cara. Pertama, beberapa spesies bakteri tertentu dapat membantu
memproduksi senyawa di dalam otak yang disebut dengan neurotransmitter. Seperti contohnya,
serotonin yang bekerja sebagai antidepresan dimana mereka sebagian besar diproduksi di dalam
usus anda.

Kedua, usus anda secara fisik terhubung langsung ke otak melalui jutaan saraf. Dengan begitu,
mikroorganisme dalam usus anda juga dapat mempengaruhi kesehatan otak anda dengan
membantu mengontrol pesan yang dikiriwmkan ke otak melalui saraf-saraf tersebut.

Untuk menetapkan nama atau identifikasi suatu kuman (bakteri) dari hasil
isolasi, diperlukan urut-urutan pemeriksaan seperti berikut :
1.     Reaksi terhadap pewarnaan dan morfologi bakteri.
2.     Sifat-sifat pertumbuhan (media) dan morfologi koloni.
3.     Pengujian sifat-sifat fisiologis/reaksi biokimia dan gerak.
4.     Reaksi aglutinasi dan presipitasi.
5.     Pathogenitet hewan percobaan.
6.     Test kulit.
7.     Serologi (reaksi pengikat komplemen).
1.     Morfologi dan reaksi terhadap pewarnaan.
Untuk mengethui morfologi (bentuk) kuman dan sekaligus reaksi
terhadap pewarnaan, dilakukan dengan pewarnaan Gram. Tetapi jika hanya
untuk mengetahui adanya kuman dan bentuk saja, dapat diperiksa dengan
pewarnaan Methylen biru. Dalam routine di laboratorium, biasanya dipulas
dengan Gram, kecuali bakteri-bakteri tahan asam. Dengan mengetahui
Gramnya suatu bakteri, dapat kita memilih media-media apa yang
diperlukan.
            Dengan pewarnaan Gram dapat dibagi bakteri-bakteri itu atas 2
golongan : Gram positif dan Gram negatif.

Gram positif :
a.     Semua Bacillus, misalnya: B.substilis, B.anthrax, B.mycoides.
b.    Semua Clostridium, misalnya: Cl.tetani, Cl.botulinum, Cl.Welchii.
c.     Semua coccus, misalnya: Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus,
Gaffkya, Tetragena.
d.    Semua diphtheroid, misalnya: C.B.diphtheri, C.xerosis, C.Hoffman.
e.     Genus Mycobacterium, misalnya: @#$% tbc, lepra.
f.     Treponemataceae
g.    Sel-sel ragi (yeast).

Gram negatif :
a.     Bakteri-bakteri usus pathogen, misalnya: B typhus dan paratyphus,
B.dysenteri.
b.    Bakteri-bakteri usus apathogen: E.coli, E.intermedium, A.aerogenes,
Paracolobactrum.
c.     Semua Reisseria, misalnya: Gonococus, Meningococcus dan Neisseria lain.
d.    Semua bacteroid, misalnya: B.fragillis, B.funduliformis.
e.     Semua Brucella, misalnya: B.melitensis, B.Ab.Bang.
f.     Hemophilus2.
g.    Pasteurella.

2.     Media (perbenihan, kultur).


Untuk mengisolasi bakteri dari material (bahan) harus ditanam
kepebenihan. Atas dasar pengamatan Gram dan morfologi bakteri, kita
dapat memilih media apa yang diperlukan. Ada juga bahan yang tidak dapat
dilakukan pewarnaan Gram, misalnya terhadap feces, darah. Tetapi dalam
hal ini biasanya ada permintaan dari dokter yang ditujukan terhadap
pemeriksaan suatu bakteri, misalnya  : pemeriksaan terhadap salmonella
atau shigella atau vibrio (Salmonella bisa terdapat dalam feces dan darah,
sedangkan shigella dan vibrio hanya terdapat dalam feces). Dengan
demikian kita dapat  memilih media yang selektif untuk Gram negati staf
atau media yang eksklusif bagi bakteri-bakteri yang bersangkutan.
            Bagaimana cara menanam dari material-material tersebut lihat
halaman 28, dan bagaimana ciri-ciri (morfologi) koloninya lihat halaman 26.
Di bawah ini diberikan contoh-contoh media yang diperlukan untuk
mengisolasi bakteri-bakteri.

Media:                                        Untuk bakteri-bakteri:


1.     Agar biasa dan bouillon              : Streptococcus, Staphylococcus.
n bouillon darah     : Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Hemophilus
influensa.
3.     Endo. S.S.agar, Leifson               :  Salmonella dan Shigella.
4.     Wilson-Blair                                  :  Salmonella typhi.
5.     Eosin Methylen Blue (E.M.B.agar) :  Shigella.
6.     Levinthal pelat agar                      :  Hemophilus influensa.
7.     Lowenstein, Finlayson, Dubos      :  Mycobacterium tuberculose.
8.     Alkalis pepton                              :  Enrichment untuk Vibrio.
9.     Gaal, Tetrathionat                         :  Enrichment untuk Salmonella.
10.  Telluriet, Loffler                            :  Corynebacterium diphtheriae.
11.  Agar darah-kentang-glycerin          :  Hemophilus pertusis.
12.  Soda agar, TCBS, Dieudonne       :  Vibrio (kolera dan ElTor).
13.  Vervoort dan Noguchi                   :  Leptospira.
14.  Tarozzi bouillon                            :  Clostridium (anaerobe).
15.  Sabouraud agar                           :  Ragi, Saccharomyces, Fungi, Torula,
Monilia.
      dll.

3.     Reaksi Bio-Kimia.


Untuk membantu determinasi atau identifikasi suatu mikroba
diperlukan pengujian sifat-sifat physiologik terhadap beberapa macam gula.
Daya fermentasi (peragian) terhadap karbohidrat dari kuman-kuman itu
satu sama lain berbeda-beda. Secara pasti sukar dimengerti mengapa suatu
kuman dapat meragikan salah satu gula, sedangkan gula yang lainnya tidak.
Padahal jika ditinjau dari sudut emphiris, gula itu adalah sama. Hal ini
disebabkan mungkin adanya perbedaan letak atom-atom H dan OH di
sekitar atom C.
            Gula-gula yang dipakai adalah monosaccharida, disaccharida,
trisaccharida. Tiap jenis gula terdapat dalam air-pepton, kadarnya kira-kira
1%. Dalam tabung-tabung peragian ini dimasukkan satu tabung kecil
letaknya terbalik, untuk menampung gas yang terbentuk. Tabung peragian
ini disebut ”tabung Durham”.  Untuk mengetahui adanya peragian atau tidak
maka ke dalam perbenihan dibubuhi suatu indikator sebagai petunjuk asam
dan basa. Indikator yang biasanya dipakai dalam peragian gula-gula ini,
ialah :
a.     Azolitmin, dalam keadaan netral atau sedikit basa warnanya violet (ungu),
dalam keadaan asam warnanya kuning.
b.    Phenol-red, dalam keadaan netral atau sedikit basa warnanya merah dan
dalam keadaan asam warnanya kuning.
Bila suatu bakteri ditanam ke peragian ini, maka terdapat 3 kemungkinan :
1.     Bakteri tidak meragikan gula atau terbentuk alkalis sedikit, sehingga warna
indikator dalam tabung peragian tidak berubah. Kita catat sebagai : Peragian
negatif (-).
2.     Bakteri meragikan gula, tidak membentuk gas. Karena adanya peragian ini
terbentuk asam yang menyebabkan warna indikator berubah dan perubahan
ini dapat dilihat. Kita catat sebagai : Peragian positif (+).
3.     Bakteri meragikan gula dan membentuk gas, terjadi perubahan indikator
dan gas yang terbentuk masuk ke dalam tabung Durham. Gas ini dapat kita
lihat, yaitu isi tabung Durham jernih. Kita catat sebagai : Peragian positif
dan membentuk gas (+g). 

Untuk melakukan pemeriksaan reaksi bio-kimia, di laboratorium


disebut ”jajaran warna” (jajaran panjang) mungkin karena tutup macam-
macam gula itu berwarna-warni. Jajaran warna secara routine biasanya
terdiri dari :

a.     Agar miring.


b.    Glukose.
c.     Lactose.
d.    Seitz.
e.     Mannit.
f.     Maltose.
g.    Saccharose.
h.     Indol.
i.      Methyl red.
j.      Simon citrat.
k.     Voges Proskauer.
l.      Urea.
m.   T.S.A (T.S.I).
n.     Semi-solid.
Sesudah 1-2 hari disimpan pada suhu 37°C (kecuali semi-solid
disimpan pada suhu kamar), hasil reaksi dan peragian dapat dibaca.

Cara melakukan pemeriksaan reaksi biokimia.


            Pemeriksaan reaksi biokimia, pada umumnya dilakukan terhadap
Gram negatif staf. Material yang telah ditanam pada media untuk Gram
negatif staf, seperti Endo agar, S.S. agar dan Leifson secara apusan,
sesudah dikeram pada inkubator 37°C selama 24 jam, tumbuhlah koloni-
koloni bakteri. Pilihlah koloni-koloni yang rein, kemudian dengan jarum
diambil 1 koloni dan ditanam ke perbenihan bouillon 1 ml. Bouillon dieram
pada suhu 37°C kira-kira 30 menit, seterusnya ditanam kejajaran warna
seperti di atas, dengan ose dan jarum. Untuk citrat, urea, T.S.A. dan semi
solid ditanam dengan jarum, selainnya dengan ose.
~         Citrat  : Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian goreskan pada permukaan
citrat agar.
~         Urea   : Penanaman dilakukan dengan melakukan goresan pada permukaan
urea-agar.
~         T.S.A : Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian goreskan pada permukaan.
~         Semi-solid : Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian jarum ditarik pelan-pelan,
melihat gerak.
Penanaman harus secepat mungkin dan aseptis.

4.     Agglutinasi dan presipitasi.


Reaksi agglutinasi dilakukan di atas gelas-objek yang bersih,
sedangkan reaksi presipitasi dilakukan pada tabung kecel, dengan
memakai antiserum. Antiserum diperoleh dengan menyuntik kelinci
beberapa kali dengan kuman yang telah dimatikan. Darah kelinci diambil
sesudah dibiarkan membeku dan diputar maka cairan yang jernih sebelah
atas tabung putar terdapat serum yang mengandung antibody, misalnya :
agglutinin atau presipitin. Serum ini di laboratorium disebut antiserum.
Antiserum ini beragglutinasi dengan bakteri yang homolog (sebagai
agglutinogen) ran reaksinya adalah khas (spesifik).
            Reaksi agglutinasi antara lain dilakukan terhadap pemeriksaan :
Salmonella, Shigella, Pneumococ, Vibrio. Sedangkan presipitat antara lain
dilakukan terhadap pemeriksaan : Brucella, Anthrax (Ascoli test), Yeast
dan Fungi, dll.
            Sebagai contoh dapat dikemukakan di sini :
a)     Pada pemeriksaan feces (tinja) dari seorang pasien dapat dipisahkan
sejenis bakteri yang menurut sifat-sifat pertumbuhan dan sifat-sifat
biokimianya seperti kuman typhus (Salmonella typhi). Berdasarkan
pengamatan sifat-sifat ini saja belum dapat ditetapkan diagnosa,
pemeriksaan harus dilengkapi dengan agglutinasi dengan antiserum
typhus. Bila terjadi agglutinasi positif, barulah dapat diberikan/ditetapkan
nama kuman tadi. Sebaliknya jika agglutinasi negatif, pasti bukan kuman
typhus (Salmonella typhi).
b)    Demikian juga halnya jika dari urine pasien dapat diisolasi suatu kuman
yang sifat-sifat pertumbuhannya dan sifat-sifat biokimianya sama dengan
kuman paratyphus, untuk memastikan diagnosa, harus dilengkapi dengan
agglutinasi antiserum2 paratyphus.
c)     Begitu juga kalau dari feces penderita dapat diisolasi suatu kuman yang
sifat-sifat pertumbuhan dan sifat-sifat biokimianya sama dengan Shigella.
Maka untuk menetapkan diagnosa dan penetapan jenis Shigella tersebut
harus dilanjutkan dengan pemeriksaan agglutinasi, dengan
mempergunakan antiserum2 Shigella.
Dari contoh-contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
menetapkan diagnosa/nama bakteri yang dapat diasingkan, misalnya
untuk Salmonella, Shigella, Vibrio harus dilengkapi dengan agglutinasi.

5.     Pathogenitet hewan percobaan.


Untuk menetapkan diagnosa terhadap beberapa kuman penyakit
diperlukan percobaan hewan. Hewan atau binatang yang dipergunakan
harus sensitif (peka = rentan) terhadap kuman yang bersangkutan. Pada
hewan-hewan percobaan tersebut harus dijumpai kembali kuman-kuman
tersebut, atau menimbulkan gejala-gejala yang spesifik (Postulate Koch).
Contoh-contoh :
›    Mycobacterium tuberculose type human dan bovine sensitif terhadap
marmut. Tipe bovine saja sensitive terhadap sapi dan kelinci dan sapi.
›    Pasteurella pestis sensitive terhadap marmut.
›    Pneumococcus sensitive terhadap tikus putih kecil.
›    Percobaan rabies binatang kera dan tikus putih kecil (Habel mouse test).

6.     Test kulit.


Beberapa kuman memerlukan test kulit untuk memperlengkapi
diagnosa. Contoh yang dilakukan test kulit, ialah :
a.     Beta Streptococus.
b.    Pneumococcus.
c.     Myc.tuberkulose.
d.    C.diphtheriae.
e.     Brucella.
f.     Yeast dan Fungi, dll.

7.     Serologi.
Beberapa penyakit dapat diperiksa dengan “complement fixation
test” (reaksi pengikat komplemen). Untuk reaksi ini diperlukan : ekstrak-
antigen, amboceptor, serum-pasien, eritrosit biri-biri dan serum
komplemen. Cara-cara melakukan complement fixation test, lihat diktat
serologi. Yang dapat diperiksa dengan test ini, antara lain:
a.     Gonococcus (gonorrhoea).
b.    Brucella.
c.     Yeast dan Fungi.
d.    Treponema (penyakit syphilis), dll.
            Di dalam routine (pekerjaan sehari-hari) pemeriksaan bakteri
hanya dilakukan dengan: pewarnaan, kultur (media), reaksi biokimia,
agglutinasi dan percobaan hewan.
http://oprg.blog.uns.ac.id/2017/07/22/fakta-dan-pengaruh-bakteri-terhadap-kesehatan-manusia/

http://oprg.blog.uns.ac.id/2017/07/22/fakta-dan-pengaruh-bakteri-terhadap-kesehatan-manusia/

Anda mungkin juga menyukai