DI SUSUN OLEH:
Anatomi Prostat
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli
buli, di depan rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti
buah kemiri dengan ukuran 4x3x2,5 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram.
Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari
cairan ejakulasi. Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara
di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang
lain pada saat ejakulasi. Volume cairan prostat merupakan ±25% dari seluruh
volume ejakulasi (Purnomo, 2011).
2.2.2 Patofisiologi
Diduga adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron
dan estrogen pada usia lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasi dan
proliferasi sel. Difereniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker,
penyebab lain yaitu adanya faktor pertumbuhan yang stroma yang berlebihan
serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel-sel yang
mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik. Perubahan
proliferasi sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar
prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Aritonang dan
Sumantri, 2007).
Kemungkinan tahapan patogenesis kanker adalah : Kelenjar prostat normal
PIN (prostate intraepithelial neoplasia) karsinoma prostat karsinoma prostat
stadium lanjut karsinoma prostat metastasis HRPC (hormone refractory
prostate cancer (Purnomo, 2011)
2.2.3 Gejala Klinis Kanker Prostat
Gejala yang ada umumnya sama dengan gejala pembesaran prostat jinak,
yaitu buang air kecil tersendat atau tidak lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri
tulang dan gangguan saraf. Dua keluhan itu muncul bila sudah ada penyebaran ke
tulang belakang. Tahap awal (early stage) yang mengalami kanker prostat
umumnya tidak menunjukkan gejala klinis atau asimptomatik. Pada tahap
berikutnya (locally advanced) didapati obstruksi sebagai gejala yang paling sering
ditemukan. Biasanya ditemukan juga hematuria yakni urin yang mengandung
darah, infeksi saluran kemih, serta rasa nyeri saat berkemih. Pada tahap lanjut
(advanced) penderita yang telah mengalami metastase di tulang sering mengeluh
sakit tulang dan sangat jarang menhgalami kelemahan tungkai maupun
kelumpuhan tungkai karena kompresi korda spinalis. (Purnomo, 2011)
2.2.4 Pemeriksaan Kanker Prostat
Kanker prostat stadium awal hampir selalu tanpa gejala. Kecurigaan akan
meningkat dengan adanya gejala lain seperti: nyeri tulang, fraktur patologis
ataupun penekanan sumsum tulang. Untuk itu dianjurkan pemeriksaan PSA
usia 50 tahun, sedangkan yang mempunyai riwayat keluarga dianjurkan untuk
pemeriksaan PSA lebih awal yaitu 40 tahun. Pemeriksaan utama dalam
menegakkan Kanker prostat adalah anamnesis perjalanan penyakit,
pemeriksaan colok dubur, PSA serum serta ultrasonografi transrektal/
transabdominal. Diagnosa pasti didapatkan dari hasil biopsi prostat atau
spesimen operasi berupa adenokarsinoma. Selain itu pemeriksaan
histopatologis akan menentukan derajat dan penyebaran tumor.
2.2.4.1 Pemeriksaan colok dubur
Kebanyakan Kanker prostat terletak di zona perifer prostat dan dapat
dideteksi dengan colok dubur jika volumenya sudah > 0.2 ml. Jika terdapat
kecurigaan dari colok dubur berupa: nodul keras, asimetrik, berbenjol-benjol,
maka kecurigaan tersebut dapat menjadi indikasi biopsi prostat. Delapan belas
persen dari seluruh penderita Kanker prostat terdeteksi hanya dari colok dubur
saja, dibandingkan dengan kadar PSA. Penderita dengan kecurigaan pada colok
dubur dengan disertai kadar PSA > 2ng/ml mempunyai nilai prediksi 5-30%.
(Panduan Penanganan Kanker Prostat, 2011)
2.2.4.2 Prostate-specific antigen (PSA)
Pemeriksaan kadar PSA telah mengubah kriteria diagnosis dari Kanker
prostat. PSA adalah serine-kalikrein protease yang hampir seluruhnya
diproduksi oleh sel epitel prostat. Pada prakteknya PSA adalah organ spesifik
namun bukan kanker spesifik. Maka itu peningkatan kadar PSA juga dijumpai
pada BPH, prostatitis, dan keadaan non-maligna lainnya. Kadar PSA secara
tunggal adalah variabel yang paling bermakna dibandingkan colok dubur atau
TRUS. Sampai saat ini belum ada persetujuan mengenai nilai standar secara
internasional. Kadar PSA adalah parameter berkelanjutan semakin tinggi
kadarnya, semakin tinggi pula kecurigaan adanya Kanker prostat. Nilai baku
PSA di Indonesia saat ini yang dipakai adalah 4ng/ml.
Tabel 2.1. Rata-rata nilai normal Prostat Spesifik Antigen menurut umur
Catatan :
* Tumor ditemukan pada satu atau dua lobus dengan biopsi jarum akan tetapi
tidak teraba atau terlihat dengan pencitraan yang ada diklasifikasikan sebagai
T1c.
** Tumor yang menginvasi apeks prostat atau ke kapsul akan tetapi tidak
menembus, tidak diklasifikasikan sebagai T3 akan tetapi T2.
*** Bila lebih dari satu tempat metastasis, dikategorikan sebagai metastasis
paling tinggi stadiumnya; M1c adalah tingkatan tertinggi.
Total skor untuk Gleason adalah jumlah dari skor primer dan skor sekunder
dimana masing – masing rentang nilai untuk skor primer dan sekunder adalah 1 - 5
dan totalnya 2 – 10. Bila total skor Gleason 2 – 4, maka specimen dikelompokkan
kedalam kategori well – differentiated, sedangkan bila skor Gleason 5 – 6
dikategorikan sebagai moderate differentiated dan skor Gleason 8 – 10
dikelompokkan sebagai poor differentiated. Tidak jarang skor Gleason bernilai 7
sesekali di masukkan ke dalam kategori moderate differentiated, namun bisa
dimasukkan kedalam kategori poor differentiated. Kerancuan ini diatasi dengan cara
sebagai berikut :
Diagnosis Klinis
Faktor penyebab: