A.Pendahuluan
Perkembangan Islam tidak terbatas hanya di Asia saja, tapi merata ke seluruh dunia termasuk
ke benua Eropa. Sudah tentu perkembangan islam di benua Eropa tidak seperti di Asia dan Afrika,
karena sulitnya berdakwah terhadap masyarakat Eropa yang umumnya beragama Kristen dan
penganut paham sekularisme (Asy’ari, 2018, hal. 4). Namun, berkat ketangguhan dan
kesungguhan para Mubalig Islam dalam berdakwah, agama Islam di Benua Eropa makin
bertambah, baik dari segia kuantitas maupun kualitas, termasuk Belgia.
Agama Islam terus menunjukkan eksistensi yang semakin kuat di Belgia. Negara berpenduduk
10 juta jiwa itu kini menjadi tempat bermukim sekitar 628.751 umat Muslim, atau enam persen
dari populasi. Islam pun menjadi agama dengan perkembangan paling pesat. Data pada situs
riseofislam menyebutkan, pada tahun 90-an, jumlah umat Muslim baru sekitar 285 ribu jiwa.
Namun di tahun 1998, angkanya telah meningkat pesat hingga menjadi 350 ribu jiwa (Meotti,
2018).
Sejalan dengan itu, tumbuh pula tempat-tempat ibadah dan kegiatan keagamaan. Ada sekitar
300 masjid, mushala maupun pusat keislaman di seluruh Belgia. Pemerintah pun, sesuai undang-
undang, tidak menghalangi umat beragama, termasuk Muslim, untuk membangun tempat ibadah
atau sarana pendidikan. Islam yang terus bertumbuh kembamg menyebabkan perubahan secara
demografi. Di banyak wilayah, penduduk Muslim sudah lebih banyak ketimbang pemeluk
Protestan dan Yahudi. Bahkan ada sebuah artikel yang berani memprediksikan bahwa dalam 20
tahun ke depan, Islam bisa menjadi agama dominan di ibu kota Brussel (Kanmaz, 2006, hal. 1106).
B.Pembahasan
1.Demografi Negara
Belgia adalah sebuah negara yang terletak di Benua Eropa, tepatnya di bagian barat benua
Eropa. Belgia yang secara astronomis berada di antara 49°30 – 51°30 LU dan 2°33 – 6°24 BT ini
berbatasan dengan Belanda, Perancis, Luksemberg dan Jerman. Belgia memiliki luas wilayah
sebesar 30.528 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 11.491.346 jiwa. Negara yang memiliki
nama lengkap Kerajaan Belgia ini pada dasarnya terletak diantara perbatasan dua budaya yaitu
budaya Eropa Latin dan Jermanik. Mayoritas penduduk Belgia beragama Katolik Roma dan
Kristen Protestan. Belgia menggunakan 3 bahasa sebagai bahasa resminya yaitu bahasa Belanda,
bahasa Perancis dan bahasa Jerman (Kanmaz, 2006, hal. 1107).
Hukum dan masyarakat Belgia pada umumnya menghormati kebebasan beragama.
Mengetahui hal ini, mungkin tidak mengherankan bahwa Belgia menampung populasi Muslim
yang besar per kapita tertinggi kedua di Eropa. Sekitar 6% dari populasi Belgia diidentifikasi
sebagai Muslim, menjadikan Islam agama minoritas yang paling umum di negara ini. Afiliasi
agama minoritas lainnya di Belgia termasuk Kristen non-Katolik, Muslim, Yahudi, dan Buddha.
Merupakan bagian terbesar dari populasi, adalah Katolik Roma (diperkirakan 50% dari populasi
Belgia), yang tidak terafiliasi (32%), dan ateis (9%). Penting untuk menekankan bahwa banyak
dari angka-angka ini dan yang akan datang adalah perkiraan. Pemerintah Belgia tidak meminta
informasi afiliasi keagamaan dalam sensus nasional, yang memengaruhi ketersediaan data
demografis yang dapat diandalkan tentang Muslim Belgia (Teich, 2016, hal. 3).
Dalam sejarahnya, Belgia yang mendeklarasikan kemerdekaannya dari Kerajaan Belanda pada
tahun 1830 ini pernah diduduki oleh Jerman selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Pada
tahun 1949, Belgia bersama 10 negara Eropa lainnya dan negara-negara Amerika Utara (Amerika
Serikat dan Kanada) mendirikan Organisasi Internasional Pertahanan yang dikenal dengan nama
NATO atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Kantor Pusat NATO ini terletak di kota Brussel yaitu
Ibukota Negara Belgia (Ceccorulli, 2017, hal. 14).
Selain sebagai negara pendiri dan anggota NATO, Belgia juga merupakan negara-negara
anggota PBB dan lembaga-lembaga internasional yang berada dibawah PBB serta organisasi-
organisasi internasional lainnya seperti Uni Eropa (EU), OECD, OPCW dan Benelux. Kantor
Pusat Uni Eropa juga terletak di Brussel, Begia.
2.Sejarah Masuk Islam ke Belgia
Sejak awal 1069-an Islam masuk ke negara dengan luas 30.528 km persegi, Belgia. Islam
datang melalui tangan para imigran dari negara-negara Muslim. Migrasi ini terjadi bertepatan
dengan penandatanganan perjanjian migrasi dengan Maroko dan Turki (Corinne Torrekens, 2007,
hal. 4). Hingga akhirnya Akhir 1960-an, penandatanganan serupa terlaksana dengan Aljazair dan
Tunisia. Belgia memiliki hubungan dengan dunia Muslim selama periode kolonial (Huda, 2018,
hal. 156).
Sejak 1974, Islam telah secara resmi diakui di Belgia (Franken, 2017, hal. 4). Muslim pertama
yang datang ke Belgia diperkirakan ada setelah Perang Dunia II. Karena perkembangannya yang
cukup baik, Mukhtar Islam Eropa pun sempat digelar di Brussel, ibukota Belgia pada tahun 1980
(Nurjamal, 2018). Tidak hanya itu, perhatian pemerintah setempat terhadap umat Islam pun
semakin baik. Pihak kerajaan secara resmi mengakui keberadaan agama Islam dengan membuat
sejumlah kebijakan.
Kebijakan yang pertama yaitu Islam sebagai salah satu bidang studi resmi yang diajarkan di
sekolah-sekolah milik Pemerintah Belgia dan pihak pemerintah berkewajiban menyiapkan dana
dan tenaga pengajar Agama Islam pada setiap sekolah yang ada pelajar muslimnya. Kemudian
kebijakan berikutnya yaitu kaum muslimin diperbolehkan membangun tempat peribadatan berupa
masjid, mushalla atau Islamic Centre. Jumlah masjid dan Islamic Centre yang bertebaran di
berbagai kota di Belgia sekitar 300 buah. lalu kaum muslimah diperbolehkan menggunakan foto
berjilbab pada kartu tanda penduduk, passport dan surat surat resmi lainnya. dan yang terakhir
kaum muslimin dibenarkan melaksanakan pemakaman jenazah secara Islam. Namun, hingga
sekarang belum disediakan tanah khusus buat pekuburan Islam. Akibatnya, tidak sedikit warga
Muslim yang meninggal langsung diterbangkan ke negara asalnya untuk dimakamkan.
Daftar Pustaka
Aliyudin. (2008). SKETSA DAKWAH ISLAM DI EROPA BARAT . Jurnal Ilmu Dakwah.
Assidiq, Y. (2017, Februari Selasa). Larangan Burqa dan Ketakutan akan Imigran Muslim di Belgia.
Diambil kembali dari Khazanah : https://republika.co.id/berita/om1iql313/larangan-burqa-dan-
ketakutan-akan-imigran-muslim-di-belgia
Asy’ari, H. (2018). Renaisans Eropa dan Transmisi Keilmuan Islam ke Eropa . Jurnal Sejarah Peradaban
Islam , 1-14.
Ceccorulli, M. (2017). NATO’s demographic paradox. Global Change, Peace & Security , 1-23.
Corinne Torrekens. (2007). Concentration of Muslim populations and structure of Muslim associations in
Brussels . Brussels Studies , 1-15.
Franken, L. (2017). Islamic Education in Belgium: Past, Present, and Future. Religious Education, 1-13.
Huda, S. (2018). STRUKTUR PEMIKIRAN DAN GERAKAN ISLAM KONTEMPORER. Al-Tahrir, 151-173.
Kanmaz, U. M. (2006). From Conflict to Co-operation Between Muslims and Local Authorities in a
Brussels Borough: Schaerbeek . Journal of Ethnic and Migration Studies , 1105-1123.
Meotti, G. (2018, April Minggu). Belgium: First Islamic State in Europe? Diambil kembali dari Gatestone
Institute: https://www.gatestoneinstitute.org/12203/belgium-islamic-state
Nurjamal. (2018, April Sabtu). Mengulik Jejak Peradaban Islam di Belgia. Diambil kembali dari
gomuslim.co.id: https://www.gomuslim.co.id/read/khazanah/2018/04/28/7637/-p-mengulik-
jejak-peradaban-islam-di-belgia-p-.html
Rafsitahandjani, N. I. (2017). Dinamika Pelarangan Niqab dan Burqa di Eropa Barat: Studi Kasus Perancis
dan Belgia . Jurnal Interdependence, 109-123.
Rina, A. (2019, Maret Jumat). Kumparan.com. Diambil kembali dari Napas Islam di Negeri Rantau: Belgia
dan Distrik Molenbeek: https://m-kumparan-
com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/ade-rina1550450701122948378/napas-
islam-di-negeri-rantau-belgia-dan-distrik-molenbeek-
1552024974540616717?usqp=mq331AQFKAGwASA%3D&_js_v=0.1#aoh=15885821674233
&csi=1&referrer=https%3A%2F%2
Ubadah. (2008). PERADABAN ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERADABAN BARAT .
Jurnal Hunafa, 151-164 .