Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Sebagai
makhluk sosial tentunya manusia saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antar manusia
inilah yang kemudian membentuk nilai-nilai dan norma-norma dalam kehidupan sosial.
Setiap masyarakat memiliki nilai dan norma yang berbeda-beda. Dalam kehidupan sehari-
hari manusia dalam berinteraksi dipandu oleh nilai-nilai dan dibatasi oleh norma-norma
dalam kehidupan sosial. Pada awalnya, nilai dan norma ini terbentuk karena
ketidaksengajaan. Namun, seiring waktu berjalan manusia sadar kalau mereka harus
berinteraksi terhadap sesama manusia. Oleh karena itu, tanpa disadari mereka telah membuat
panduan dan batasan itu sendiri. Nilai dan norma tersebut harus dilestarikan agar masyarakat
tidak kehilangan pegangan dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Nilai Sosial dan bagaimana ciri,jenis, serta fungsi dari Nilai
Sosial ?
2. Apa pengertian dari Norma Sosial dan bagaimana ciri, tingkatan, jenis, serta fungsi
Norma Sosial ?
3. Apa saja bentuk pelanggaran terhadap Nilai dan Norma Sosial ?

Page
|1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Defenisi Nilai Sosial


Nilai Sosial adalah segala sesuatu pandangan yang dianggap baik dan benar oleh
lingkungan masyarakat yang kemudian menjadi pedoman sebagai suatu contoh perilaku baik
yang diharapkan oleh masyarakat.
Nilai Sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan
tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu itu
dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang.Hal ini
tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara
masyarakat yang satu dan masyarakat yang lainnya terdapat perbedaan tata nilai. Contoh,
masyarakat yang tinggal diperkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan
muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung
menghindari persaingan karena dalam persaingan akan menganggu keharmonisan dan tradisi
yang turun temurun.

2. Fungsi Nilai Sosial


Fungsi Nilai Sosial adalah sebagai berikut :
1. Memberikan seperangkat alat untuk menetapkan harga social dari suatu kelompok
2. Mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkahlaku
3. Merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya
4. Sebagai alat solidaritas bagi kelompok
5. Sebagai alat kontrol perilaku manusia

3. Ciri-Ciri Nilai Sosial


Adapun Ciri-ciri Nilai Sosial adalah sebagai berikut :
1.            Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta melalui
interaksi sosial

Page
|2
2. Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses sosialisasi,
dijadikan milik diri melalui internalisasi dan akan mempengaruhi tindakan-tindakan
penganutnya dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tanpa disadari lagi (enkulturasi)
3.           Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya
4.           Nilai sosial bersifat relative
5.            Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai
6.            Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain
7.            Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau kelompok
8.            Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan
9.            Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi

4. Jenis-Jenis Nilai Sosial


Jenis-Jenis Nilai Sosial adalah sebagai berikut :
A. Menurut Prof. Dr. Notonegoro membagi nilai sosial menjadi tiga macam, yaitu:

1.) Nilai Material

Segala sesuatu yang berguna bagi manusia sebagai memenuhi kebutuhan fisik dan jasmani
manusia, contohnya: setiap manusia pasti membutuhkan makanan dan minuman untuk
bertahan hidup.

2.) Nilai Vital

Segala sesuatu yang berguna bagi manusia sebagai sarana untuk malakukan aktivitas,
contohnya: traktor yang berrguna untuk membajak sawah, sepeda motor yang berguna untuk
menempuh jarak dengan cepat.

3.) Nilai Kerohanian (spritual)

Segala sesuatu yang berguna bagi rohani dan batin manusia. Nilai kerohanian di bagi
menjadi beberapa macam, yaitu:

a. Nilai Keindahan (estetika)

Nilai keindahan berhubungan dengan ekspresi perasaan atau jiwa seseorang


mengenai keindahan. Nilai keindahan tidak dapat diukur sebab besifat subjektif atau relatif

Page
|3
b. Nilai Kebenaran

Nilai kebenaran didapatkan dengan cara berpikir menggunakan akal manusia sesuai
dengan fakta-fakta yang ada.

c. Nilai Moral (etika)

Nilai moral (etika) berhubungan dengan perilaku yang dianggap terpuji atau tercela,
yang bersumber dari pada kehendak dan keinginan seseorang.

d. Nilai Religius

Nilai religius bersifat ketuhanan yang tertinggi dan mutlak yang bersumber dari
kepercayaan manusia kepada Tuhan Yang Esa.

B. Berdasarkan cirinya, nilai sosial dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1.) Nilai Dominan

Nilai dominan adalah nilai yang dianggap paling penting dibandingkan nilai lainnya.
Ukuran dominan atau tidaknya didasarkan pada hal-hal berikut:

 Banyaknya orang menganut nilai tersebut, contohnya sebagian masyarakat


menghendaki ke arah lebih baik di segala bidang baik bidang politik, ekonomi, hukum
dan sosial.
 Lamanya nilai tersebut dianut, misalnya keadilan selalu diperjuangkan oleh seluruh
rakyat Indonesia mulai dari zaman penjajahan hingga sekarang.
 Tinggi rendahnya usaha orang untuk melakukan nilai tersebut. Misalnya seseorang
berusaha mudik di hari lebaran atau natal.
 Prestise atau kebanggaan orang melaksanakan nilai tersebut, misalnya seseorang
memiliki barang bermerek yang dapat menjadi kebanggan tersendiri.

2.)Nilai Yang Mendarah Daging (Internalized Value)

Nilai yang mendarah daging (internalized value), nilai ini sudah menjadi kebiasaan atau
kepribadian sejak kecil yang dilaksanakan tanpa berpikir atau pertimbangan, melainkan
secara tidak sadar. Jika seseorang tidak melaksanakan nilai tersebut maka seseorang tersebut
akan merasa malu dan bersalah. Nilai ini berfungsi sebagai motivasi dalam setiap
perbuatannya. Jadi nilai ini mencerminkan kualitas pilihan dan pandangan hidup seseorang

Page
|4
dalam masyarakat, contohnya seorang prajurit rela berkorban jiwa dan raganya demi tanah
airnya.

C. Berdasarkan fungsinya maka nilai ini dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai
berikut:
 Nilai Integratif ialah nilai-nilai yang memberikan tuntunan terhadap seseorang atau
kelompok dalam mencapai cita-cita. Sifatnya adalah universal, misalanya sopan
santun, tenggang rasa, dan kepedulian.
 Nilai Disintegratif adalah nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok orang di wilayah
tertentu. Contohnya, di Amerika seorang wanita menggunakan pakaian yang tidak
menutup auratnya merupakan hal yang wajar, sedangkan di negara yang rata-rata
rakyatnya beragama Islam seperti Arab Saudi merupakan hal yang melanggar aturan
agama atau penghinaan bagi agama.

5. Defenisi Norma Sosial


Norma sosial ialah aturan-aturan dengan sanksi tertentu yang digunakan untuk
memberi dorongan seseorang atau kelompok dalam mencapai nila-nilai.
Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-
perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma
dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai
dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di
antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Norma tidak boleh dilanggar.
Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang
terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan
tidak boleh meneruskan ulangan. Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk
sosial.
Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma
itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib,aturan, dan
petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.

Page
|5
6. Ciri-Ciri Norma Sosial
Ciri-Ciri Norma Sosial adalah sebagai berikut :
a. Umumnya Tidak Tertulis
Pada umumnya, norma sosial yang ada pada masyarakat bersifat abstrak atau tidak
tertulis. Aturan yang merupakan norma dalam masyarakat senantiasa diingat dan
diserap melalui interaksi antarwarga masyarakat. Norma yang sifatnya tertulis
terdapat dalam hukum yang sifatnya mengikat tegas.
b. Merupakan Hasil Kesepakatan Bersama
Setiap norma terbentu berdasarkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh seluruh
anggota masyarakat. Nilai-nilai tersebut terbentuk dari hasil proses interaksi kontinu
yang terjadi dalam masyarakat. Ketika berinteraksi akan muncul kesepakatan-
kesepakatan bersama sebagai nilai yang pada akhirnya melandasi terbentuknya
norma-norma masyarakat. Jadi, norma merupakan aturan yang terbentuk berdasarkan
nilai sebagai akaibat interaksi yangterjadi dalam masyarakat.
c. Ditaati oleh Anggota Masyarakat
Norma terbentuk berdasarkan kesepakatan bersama seluruh anggota masyarakat.
Kesepakatan tersebut sengaja dibentuk dalam upaya menjaga ketertiban dan
kestabilan masyarakat. Setiap norma yang ada dalam masyarakat wajib ditaati. Jika
seluruh anggota masyarakat menaati norma-norma tersebut maka akan tercipta
ketertiban dan kestabilan dalam masyarakat. Dengan demikian, harapan dan tujuan
bersama masyarakat akan mudah tercapai.
d. Mempunyai Sanksi bagi Setiap Pelanggarnya
Norma sosial merupakan aturan yang harus ditaati oleh seluruh anggota masyarakat.
Jika norma sosial tersebut tidak dijalankan maka warga yang melanggar akan
mendapatkan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Sanksi tersebut sengaja
diberikan untuk memberi efek jera sekaligus sebagai alat kontrol perilaku anggota
masyarakat agar terarah dan sesuai dengan norma yang berlaku.
e. Selalu Mengalami Perubahan
Norma sosial senantiasa mengalami perubahan. Hal tersebut dikarenakan norma
sosial bergantung pada nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Nilai-nilai sosial
dapat berubah seiring dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Selain
itu, nilai-nilai sosial akan selalu dipertahankan jika nilai tersebut membawa
keuntungan dan sesuai dengan keadaan masyarakat. Sebaliknya, jika nilai sudah

Page
|6
dirasa tidak memberikan manfaat maka nilai-nilai tersebut dapat berganti sesuai
dengan kondisi masyarakat. Jadi, ketika nilai-nilai sosial masyarakat berganti maka
norma-norma sosial masyarakat pun akan berganti seiring dengan dinamika sosial
yang terjadi dalam masyarakat.

7. Fungsi Norma Sosial


Fungsi Norma Sosial adalah sebagai berikut :

a. Menjadi Aturan atau Pedoman Tingkah Laku dalam Masyarakat


Dalam hal ini, norma sosial yang berlaku dalam masyarakat akan selalu menjadi
pedoman atau patokan dalam berperilaku. Setiap perilaku individu maupun
masyarakat berdasarkan pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

b. Menjadi Alat untuk Menertibkan dan Menstabilkan Kehidupan Sosial


Norma sosial dapat berfungsi sebagai alat untuk menertibkan dan menstabilkan
kehidupan sosial. Hal itu dapat terjadi jika setiap anggota masyarakat berperilaku
sesuai dengan peraturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga akan
tercipta ketertiban dalam masyarakat.
c. Menjadi Sistem Kontrol Sosial dalam Masyarakat
Norma sosial dapat digunakan sebagai alat pembatas agar perilaku setiap anggota
masyarakat dapat dikendalikan. Dengan demikian, sikap dan perilaku setiap warga
masyarakat diharapkan tidak menyimpang dari harapan bersama seluruh masyarakat.

8. Tingkatan dalam Norma Sosial


Tingkatan dalan Norma Sosial adalah sebagai berikut :

a. Cara (usage)
Cara (usage) adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya karena orang yang
melanggar hanya mendapat sanksi dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan saja.
Cara atau usage menunjuk pada suatu perbuatan yang berkaitan dengan hubungan
antarindividu dalam masyarakat.

Contoh perilaku :

1. Aturan memegang garpu dan sendok saat makan


2. Cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti
hewan
3. Cara memegang gelas ketika minum

Page
|7
Contoh pelanggaran :

1. Makan menggunakan tangan kiri


2. Makan mendecak (mengecap) ketika makan
3. Bersendawa ketika makan

Contoh sanksi :

Suatu pelanggaran atau penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan


hukuman yang berat, tetapi hanya sekedar celaan atau dinyatakan tidak sopan oleh
orang lain. Contoh : orang saat melihat anak makan dengan tangan kiri ia akan
berkesimpulan anak itu berperilaku menyimpang, sehingga ia menegur anak itu.

b. Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan (folkways) adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat
daripada usage karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-
ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan
menyadari perbuatannya. Kebiasaan ini apabila dilakukan oleh sebagian besar
anggota masyarakat disebut dengan tradisi dan menjadi identitas atau ciri masyarakat
yang bersangkutan.

Contoh perilaku :

1. Membuang sampah pada tempatnya

2. Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau

kedudukan

3. Memakai baju yang bagus pada waktu pesta.

4. Kesopanan dalam berperilaku / berpenampilan sopan

5. Mengucapkan salam ketika bertemu

6. Membungkukan badan sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua

Contoh pelanggaran :

1. Membuang sampah sembarangan

2. Memakai baju tidur saat menghadiri pesta pernikahan

3. Tidak memberi salam saat bertemu orang lain

4. Menggunakan pakaian terbuka yang menampakkan bagian tubuh saat menghadiri


pengajian.

Page
|8
Contoh sanksi :

Sanksinya dapat berupa celaan, cemoohan, teguran, sindiran, atau bahkan digunjingkan
masyarakat (gosip). Contoh : Saat menghadiri sebuah pengajian, Rosa mengenakan
pakaian yang mini, sehingga ia disindir oleh ibu pengajian, ada juga yang menegurnya

c. Tata Kelakuan (mores)


Tata kelakukan (mores) adalah aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan
alat pengawas atau kontrol, secara sadar atau tidak sadar, oleh masyarakat kepada
anggota- anggotanya. Tata kelakuan mengharuskan atau melarang anggota
masyarakat untuk menyesuaikan tindakan terhadap apa yang berlaku. Pelanggaran
terhadap tata kelakuan akan diberi sanksi berat seperti diarak di depan umum atau
bahkan dirajam.

Contoh perilaku :

1. Melarang pembunuhan

2. Melarang pemerkosaan

3. Melarang menikahi saudara kandung

4. larangan berzina, berjudi, minum minuman keras, penggunaan napza, mencuri

Contoh pelanggaran :

1. Melakukan pembunuhan

2. Menikahi saudara kandung

3. Pemerkosaan

4. Berzina, berjudi dan minum minuman keras (arak)

5. Mengkonsumsi narkoba

Contoh sanksi :

Pelanggarnya disebut jahat, tidak berperi kemanusiaan. Contoh : Seorang anak yang
depresi karena orang tuanya yang bercerai. Karena merasa tidak ada ang perhatian
padanya, ia kemudian mengonsumsi narkoba, sehingga orang tersebut dikucilkan dan
dicap orang yang tidak berperi kemanusian.

d. Adat istiadat (custom)


Adat istiadat (custom)ialah norma yang di junjung tinggi oleh anggota masyarakat.
Norma ini mempunyai sansi yang berat lagi bagi pelakunya, meskipun adat istiadat
merupakan norma yang tinggi tingkatannya tetapi adat istiadat belum bersifat tertulis.

Page
|9
Contoh perilaku :

1. Pada masyarakat Lampung yang melarang terjadinya perceraian, apabila terjadi


suatu perceraian, maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapat sanksi,
tetapi seluruh keluarganya pun ikut tercemar

2. Tradisi kenduren yang masih dilakukan oleh masyarakat Jawa

3. Kebiasaan Ngaben di Bali

Contoh pelanggaran :

1. Perceraian antara suami dan istri di wilayah Lampung

2. Tidak mengadakan upacara pembakaran mayat saat salah satu anggota

masyarakat ada yang meninggal dunia

2. Tidak mengikuti tradisi kenduren yang ada dimasyarakat tersebut.

Contoh sanksi :

Pelanggaran terhadap adat istiadat akan menerima sanksi yang keras baik langsung
maupun tidak langsung. Juga akan menerima pengucilan,dikeluarkan dari
masyarakat,atau harus memenuhi persyaratan tertentu.Contoh : Ada penduduk Bali
yang sebenarnya ia mampu mengadakan upacara ngaben, tetapi ia tidak mau
melakukan upacara tersebut, maka ia akan dikucilkan masyarakat Bali yang lain,
bahkan ia akan diusir.

9. Jenis-Jenis Norma Sosial


Macam-macam Norma Sosial adalah sebagai berikut :

a. Norma Agama
Norma agama adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran atau kaidah suatu agama.
Norma ini bersifat mutlak dan mengharuskan ketaatan bagi para pemeluk dan
penganutnya. Yang taat akan diberikan keselamatan di akhirat, sedangkan yang
melanggar akan mendapat hukuman di akhirat. Agama bagi masyarakat Indonesia
mampu membentuk religius yang hidup penuh kesenangan jasmani dan rohani. Di
Indonesia, agama terbagi atas 5 bagian yaitu agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
dan Budha.

Contoh :

Page
| 10
- Norma agama Islam antara lain adalah kewajiban melaksanakan hukum Islam
dan rukun Imam.
- Dalam agama Kristen, kewajiban menjalankan sepuluh perintah Allah.
- Dalam agama hindu, kepercayaan terhadap reinkarnasi, yaitu adanya kelahiran
kembali bagi manusia yang telah meninggal sesuai karmanya, sesuai dengan
kehidupan di masa lampau.
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia. Norma kesusilaan
bersifat universal. Artinya, setiap orang di dunia ini memilikinya, hanya bentuk dan
perwujudannya saja yang berbeda. Misalnya, perilaku yang menyangkut nilai
kemanusiaan seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan pengkhianatan, pada umumnya
ditolak oleh setiap masyarakat di mana pun.
c.   Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang
berlaku di masyarakat seperti cara berpakaian, cara bersikap dalam pergaulan, dan
berbicara. Norma ini bersifat relatif. Maksudnya, penerapannya berbeda di berbagai
tempat, lingkungan, dan waktu. Misalnya, menentukan kategori pantas dalam
berbusana antartempat yang satu dengan yang lain terkadang berbeda. Demikian pula
antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin
Contoh :
- Tidak memakai perhiasan dan pakaian yang mencolok ketika berkabung
- Mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan pertolongan atau bantuan
       - Meminta maaf ketika berbuat salah atau membuat kesal orang lain
d.  Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-
ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang yang tidak
melakukan norma ini biasanya dianggap aneh oleh lingkungan sekitarnya.
Contoh     :
- Kebiasaan melakukan “selametan” atau doa bagi anak yang baru dilahirkan
-       Kegiatan mudik menjelang hari raya.
·         - Acara memperingati arwah orang yang sudah meninggal pada masyarakat
Manggarai, Flores
e.  Norma Hukum

Page
| 11
Norma hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sanksi norma hukum bersifat
mengikat dan memaksa. Sanksi ini dilaksanakan oleh suatu lembaga yang memiliki
kedaulatan, yaitu negara. Ciri norma hukum antara lain adalah diakui oleh masyarakat
sebagai ketentuan yang sah dan terdapat penegak hukum sebagai pihak yang
berwenang memberikan sanksi. Tujuan norma hukum adalah untuk menciptakan
suasana aman dan tentram dalam masyarakat.
Contoh :
-        Tidak melakukan tindak kriminal, seperti mencuri, membunuh, menipu
-        Wajib membayar pajak
-        Memberikan kesaksian di muka sidang pengadilan
f. Norma Mode (Fashion)
Norma mode ialah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat sesuatu yang
sifatnya berubah-ubah dan diikuti banyak orang. Mode biasanya dimulai dengan
meniru sesuatu yang dianggap terbaru. Dalam tingkah laku manusia ada
kecenderungan untuk dipengaruhi oleh mode yang diikutinya. Tindakan yang
cenderung mengikuti mode disebut modis.
Norma-norma berdasarkan sifatnya :
a. Norma Formal (resmi)
Norma formal ialah peraturan yang dibuat tegas oleh pihak yang berwenang untuk
dijalankan dan wajib ditaati oleh seluruh anggota masyarakat. Norma formal
merupakan suatu badan hukum yang dimiliki oleh masyarakat modern.
b. Norma Nonformal (tidak resmi)
Norma nonformal ialah peraturan yang tidak dirumuskan secara jelas dan tidak wajib
untuk dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat. Norma ini tumbuh dan
berkembang karena adanya kebiasaan-kebiasaan yang sama dalam berperilaku
sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Meskipun norma ini tidak diwajibkan oleh
seluruh anggota masyarakat, tetapi norma ini dijalankan dengan penuh kesadaran.

10. Pelanggaran Nilai dan Norma Sosial


Berikut merupakan pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai dan norma sosial :
a. Pelanggaran Nilai dan Norma Agama
Nilai agama ialah perwujudan dari ajaran-ajaran agama. Nilai agama merupakan nilai

Page
| 12
yang dianggap mutlak sebagai pencerminan kualitas keagamaan seseorang.
Pelanggaran terhadap nilai dan norma agama dapat dianggap sebagai orang yang tidak
taat agama. Contohnya, larangan berzina bagi umat muslim akan mendapatkan sanksi
dari masyarakat, sedangkan dari kaidah-kaidah agama akan mendapatkan balasan
yang tidak terduga dari Tuhan.
b. Pelanggaran Nilai dan Norma Kesusilaan
Nilai dan Norma kesusilaan ialah nilai-nilai dan peraturan yang berasal dari hati
nurani manusia yang menghasilkan perilaku. Dalam hal ini, perilaku yang dihasilkan
oleh anggota masyarakat dapat membedakan perilaku yang baik dan buruk.
Pelanggran dalam norma kesusilaan berkaitan dengan nilai moral seseorang.
Contohnya, pemerkosaaan dan kekerasan dalam rumah tangga. Para pelanggar nilai
dan norma kesusilaan dianggap sebagai orang yang tidak bermoral baik dan akan
mendapatkan sanksi pengucilan, baik secara fisik maupun batin.
c. Pelanggaran Nilai dan Norma Kebiasaan
Nilai dan norma kebiasaan berkaitan dengan apa yang sering dilakukan dalam suatu masyarakat.
Pelanggaran pada nilai dan norma ini biasanya dianggap sebagai orang yang aneh karena tidak
sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Pelanggaran pada norma ini akan mendapatkan sanksi
bergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan. Sanksi yang diberikan biasanya berupa
kritikan, celaan, dan gunjingan. Contohnya, mencium tangan orang tua untuk izin pergi ke
manapun merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia. Jika tidak melakukannya akan
mendapatkan teguran.

d. Pelanggaran Nilai dan Norma Kesopanan


Nilai dan norma kesopanan berkaitan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku secara
wajar dalam bermasyarakat. Contohnya, tidak meludah di sembarang tempat, menghormati orang
yang lebih tua, dan masuk ke rumah orang lain setelah mendapat izin pemilik rumah.
Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan celaan, kritik, dan gunjingan dari masyarakat
yang bergantung pada tingkat pelanggaran norma yang dilakukan. Jika pelanggarannya masih
dalam taraf yang wajar maka hukuman yang diberikan seperti dianggap sebagai orang yang tidak
sopan, dipergunjingan, dan dicela.

e. Pelanggaran Nilai dan Norma Hukum


Nilai dan norma hukum didasarkan pada hukum perundang-undangan yang berlaku yang sifatnya
tertulis,tegas, dan mengikat. Nilai dan norma ini digunakan untuk mengatur perbuatan seseorang
agar tidak melanggar ketentuan yang berlaku. Pelanggaran terhadap norma hokum terbagai
menjadi dua perkara, yaitu :

- Pertama, perkara yang masuk dalam kategori pidana adalah perkara yang
dmelanggar nilai-nilai kemanusiaan, harkat, dan martabat manusia, serta hak
asasi manusia. Pelanggaran terhadap norma ini akan ditindak dan dituntut
sesuai hukum oleh para penegak hukum

Page
| 13
- Kedua, perkara yang masuk dalam kategori perdata adalah berkaitan dengan
Dhubungan anatarmanusia dalam berbagai macam perkara. Pelanggaran
terhadap J perkara ini akan ditangani jika pihak-pihak yang dirugikan
melaporkan kepada aparat penegak hukum. Jika perkaranya tidak
dilaporkan maka tidak ada Jkewajiban penegak hukum untuk menyelesaikan
perkara tersebut. Contoh : pembagian harta warisan dan masalah utang
piutang.

Page
| 14
BAB III
PENUTUP

Nilai Sosial dan Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku
dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang
seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan
peraturan sosial. Nilai Sosial dan Norma sosial menyangkut perilaku-perilaku yang pantas
dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat
memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah
terbentuk. Pada dasarnya, Nilai Sosial dan Norma sosial disusun agar hubungan di antara
manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

Nilai Sosial dan Norma sosial lahir karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat.
Masyarakat yang berinteraksi membutuhkan aturan main, tata pergaulan yang dapat mengatur
mereka untuk mencapai suasana yang diharapkan, yaitu tertib dan teratur. Untuk
mencapainya, maka dibentuklah norma sebagai pedoman yang dapat digunakan untuk
mengatur pola perilaku dan tata kelakuan yang akhirnya disepakati bersama oleh anggota
kelompok masyarakat tersebut.

Page
| 15

Anda mungkin juga menyukai