Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

( Pemanfaatan dan pengolahan limbah Tebu)

Disusun Oleh:

Fakhry ali Syafi

1954211018

Agroteknologi

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS


FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN DAN KEHUTANAN
PROGRAM STUDI: AGROTEKNOLOGI
SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya makalah yang berjudul “Pemanfaatan dan Pengolahan
Limbah Tebu”. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Pemanfaatan
dan Pengolahan Limbah, secara garis besar membahas Definisi Sektor
Pertanian dan Subsektor Pertanian. Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan, bimbingan dan dorongan dariberbagaipihak, penulis tidak
mungkin menyelesaikan penyusunan makalah ini, untuk itu ucapan terima
kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif, terutama


kepada Bapak Dr. Muhammad Risal,S.Pt.,M.Si teman-teman dalam
jurusan S1 Agrotekologi.

Maros 05 Juli 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan dan kegunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian limbah pertanian

B. Potensi limbah pertanian

C. Jenis-jenis limbah pertanian

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian limbah Tebu

B. Pembuatan Pupuk Kompos Dari Abu Tebu

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah
tidak dimanfaatkan. Sisa hasil produksi tersebut jika tidak dimanfaatkan kembali akan
menyebabkan masalah, karena akan menimbulkan penumpukan sampah yang dapat
mencemarkan lingkungan. Penumpukan sampah perlu dilakukan pengolahan secara maksimal
agar limbah yang seharusnya tidak bermanfaat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan
bernilai ekonomis tinggi jika limbah tersebut diolah serta diproses secara benar. Jenis dari
limbah yang dikenal ada dua macam yaitu limbah anorganik dan limbah organik. Limbah dari
anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan kembali atau dalam prosesnya tidak dapat
terurai sendiri, sedangkan limbah organik dapat terurai dengan sendirinya, misalnya limbah
ampas tebu yang dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh tanaman selain dapat digunakan
untuk bahan bakar.

B. Tujuan dan kegunaan

Selama ini, pemanfaatan tebu selalu diidentikkan dengan industri gula. Sekarang, sudah
saatnya paradigma tersebut bergeser menjadi industri tebu. Dengan paradigma baru ini,
diharapkan dapat menggairahkan petani untuk kembali mengusahakan perkebunan tebu
disamping tentu saja menambah pendapatan . Kesempatan kerja akan terbuka dan
pengangguran dapat dikurangi makalah ini bertujuan agar ampas tebu yang biasanya hanya
dibuang sekarang dapat dimanfaaatkan sebagai barang yang lebih berguna dan bisa
menghasilkan keuntungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian limbah pertanian

Limbah pertanian diartikan sebagai bahan sisa hasil pertanian yang dibuang di sektor
pertanian. Adapun secara garis besar limbah pertanian itu sendiri dibagi atas limbah pra saat
panen dan limbah pasca panen.

Limbah ampas tebu merupakan limbah sisa hasil dari pabrik tebu yang keadaannya
belum dimanfaatkan secara maksimal. Diperkirakan sekitar 1,8 juta ton pertahun ampas tebu
dapat dihasilkan dari pabrik gula (Sumedi, 2013), karena jumlahnya yang melimpah maka perlu
dimanfaatkan secara maksimal. Kandungan ampas tebu kering 10% dari tebu yang sudah di
giling, kadar selulosa/glukan 50%, hemiselulosa/xilan 25%, dan lignin 25%. Jumlah produksi
gula dari tahun 2001–2009 semakin meningkat, hal itu menandai bahwa untuk produksi ampas
tebu semakin meningkat jumlahnya pada tiap tahun (Herniati, 2010)

B. Potensi limbah pertanian

Menurut hasil penelitian Ismailiyati (2006), bahwa ampas tebu dapat dimanfaatkan
sebagai media jamur merang. Pemberian ampas tebu dapat meningkatkan jumlah badan buah
dan berat basah jamur merang yaitu pada pemberian ampas tebu 400 g menghasilkan 15,333
buah (jumlah badan buah) dan 142,333 g (berat basah). Pada penelitian diatas media
pertumbuhan jamur dengan menggunakan ampas tebu dan blotong kering. Sedangkan menurut
hasil penelitian Purnamasaria (2013), penggunaan media standar dengan penambahan serabut
kelapa dapat meningkatkan jumlah tubuh buah dan berat basah dari jamur tiram putih yaitu
berjumlah 15 buah dan 12 buah serta berat basah 108,92 g dan 33,33g.

C. Jenis-jenis limbah pertanian berdasarkan klasifikasinya

1. Menurut waktunya

Berdasarkan waktunya, limbah pertanian dapat dibedakan menjadi limbah pra panen, panen
dan pasca panen.

Limbah pertanian pra panen

 Limbah pertanian pra panen merupakan materi- materi atau limbah yang terkumpul ketika
sebelum atau sementara hasil utama sedang diambil. Beberapa contoh dari limbah
pertanian pra panen antara lain daun, ranting serta buah yang tidak sengaja gugur.
 Limbah pertanian panen Seperti namanya, limbah pertanian panen merupakan limbah yang
dihasilkan ketika panen sedang dilangsungkan. Beberapa contoh dari limbah pertanian
panen antara lain adalah jerami, batang padi dan juga sekam padi.
 Limbah pertanian pasca panen, Limbah pertanian pasca panen merupakan limbah yang
dihasilkan setelah panen. Beberapa contoh dari limbah pertanian pasca panen antara lain
adalah

2. Menurut bentuk atau wujudnya

Berdasar pada bentuknya, limbah pertanian ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu limbah
padat, cair dan juga limbah gas.

 Limbah padat
Limbah pertanian pertama berdasrkan wujudnya adalah limbah padat . Limbah ini sangat
banyak dihasilkan dari pertanian. Sebagai contoh adalah sisa batang, daun, ranting, maupun
buah busuk yang tidak diambil manfaat atau hasil utamanya lagi. Meski demikian, penangan
yang tepat harus dilaukan mengingat limbah organik ini sangat mudah untuk busuk,
sehingga jika tidak ditangani akan sangat mudah menimbulkan bau yang tidak enak.
 Limbah cair
Sesuai dengan namanya pula, limbah pertanian cair merupakan limbah yang bentuknya cair.
Ternyata bidang pertanian cukup banyak menghasilkan limbah cair dapat digunakan untuk
membersihkan bahan pangan serta peralatan pengolahan, menghanyutkan bahan- bahan
yang tidak dikehendaki atau kotoran yang menempel pada sayuran/ hasil panen, dan lain
sebagainya
 Limbah gas
Limbah gas ini dikeluarkan pada saat pengolahan hasil- hasil pertanian, misalnya gas yang
timbul berupa uap air pada proses pengurangan kadar air selama proses pelayuan teh dan
juga proses pengeringannya. Penanganan limbah pertanian gas ini harus hati- hati dan
dilakukan dengan jeli supaya tidak menimbulkan pencemaran udara yang dekat dengan
manusia, salah satu contohnya adalah dengan memasang cerobong asap.

Limbah ampas tebu digunakan sebagai media tambahan pada tanaman. Ampas tebu
dapat dimanfaatkan karena zat yang terkandung didalamnya yang sangat berguna misalnya
digunakan sebagai bahan pembuatan bio-etanol, pembuatan kertas dan sebagai pakan ternak
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian limbah Tebu

Limbah ampas tebu merupakan limbah sisa hasil dari pabrik tebu yang keadaannya
belum dimanfaatkan secara maksimal. Diperkirakan sekitar 1,8 juta ton pertahun ampas tebu
dapat dihasilkan dari pabrik gula (Sumedi, 2013), karena jumlahnya yang melimpah maka perlu
dimanfaatkan secara maksimal. Kandungan ampas tebu kering 10% dari tebu yang sudah di
giling, kadar selulosa/glukan 50%, hemiselulosa/xilan 25%, dan lignin 25%. Jumlah produksi
gula dari tahun 2001–2009 semakin meningkat, hal itu menandai bahwa untuk produksi ampas
tebu semakin meningkat jumlahnya pada tiap tahun (Herniati, 2010).

B. Pembuatan pupuk dari Abu Tebu

Cara pembuatan pupuk organik dilakukan dengan menyiapkan tempat selebar 1,5 m
dan panjang 2 m. Serta membuat parit-parit untuk aliran air di sekitar tempat pengomposan.
Kemudian sebagian bahan baku utama (limbah industri gula dan limbah ternak) dicampur
dengan bahan yang lain secara merata dan dibuat 1 lapisan setebal ± 25 cm. Perbandingan
campuran arang ampas tebu dan/atau blotong; arang sekam dan kotoran ternak adalah 3:1:1.
Dalam hal ini arang ampas tebu dicampur blotong karena di sekitar pabrik gula tumbu arang
tidak bisa diambil tersendiri melainkan selalu tercampur dengan blotong.

Disamping itu adanya blotong dapat menambah kandungan Nitrogen dari pupuk
organik yang akan dibuat Pada permukaan lapisan, Siram dengan air yang telah diberi bibit
kompos/starter (jumlah starter adalah 100 ml/10 tutup botol untuk 10 liter air) sampai campuran
berkadar air kurang lebih 60%. Lakukan hal yang sama dengan membuat lapisan kedua dan
seterusnya sampai bahan habis. Media bahan kompos yang telah disusun, ditutup dengan
terpal/plastik hitam yang agar bila hujan turun, proses pembuatan tidak terpengaruh sekaligus
menghindarkan dari sinar matahari secara langsung selain itu penutupan juga berfungsi untuk
menjaga suhu agar mikrobia dekomposer dapat aktif bekerja., bagian luar lapisan ditutup
dengan terpal/plastik hitam dan cek suhu selama 4 hari berturut-turut.

Apabila suhu melebihi 50 oC balik campuran itu sehingga posisi terbalik (lapisan atas
menjadi lapisan bawah). Pembalikan dilakukan setiap hari pada 4 hari pertama, mengingat
proses dekomposisi bahan sedang berlangsung sehingga suhu menjadi tinggi ( 60oC) dan
selanjutnya pembalikan dilakukan satu minggu sekali . Penyiraman dilakukan bila
diperlukan.Ulangi lagi proses pembalikan dan diamkan selama seminggu. Demikian seterusnya.
Apabila campuran bahan organik sudah tidak berbau, suhu stabil mendekati suhu ruang dan
sudah berwarna coklat kehitaman seperti tanah biasa serta mudah dihancurkan, berarti pupuk
organik sudah jadi dan siap untuk digunakan.
C. Bagaimana Cara Membuat pupuk kompos ari abu :

Dalam praktek digunakan peralatan dan bahan sebagai berikut:

A. Paralatan

 Mesin pencacah atau golok pemotong sampah (untuk manual)

 Cangkul

 Plastik hitam /terpal

 Papan dan bambu

 Sekop atau ekrak

B. Bahan Baku

• Campuran Arang ampas tebu dan blotong/ledok

 Kotoran ternak

 Arang sekam

 Inokulan (bibit kompos : MOL dan EM-4, )

Cara pembuatan pupuk organik dilakukan dengan menyiapkan tempat selebar 1,5 m dan panjang 2
m. Dalam hal ini arang ampas tebu dicampur blotong karena di sekitar pabrik gula tumbu arang tidak
bisa diambil tersendiri melainkan selalu tercampur dengan blotong.

Apabila suhu melebihi 50 oC balik campuran itu sehingga posisi terbalik . Pembalikan dilakukan
setiap hari pada 4 hari pertama, mengingat proses dekomposisi bahan sedang berlangsung
sehingga suhu menjadi tinggi dan selanjutnya pembalikan dilakukan satu minggu sekali .
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil akhir dan lama pengomposan sangat tergantung pada bahan yang akandikomposkan.
Sifat-sifat bahan yang mempengaruhi antara lain : Kandungan hara dan rasio C/N , ukuran
partikel, aerasi, porositas, kelembababan, suhu dan pH (Isroi, 2008). Bahan baku Arang ampas
tebu yang sudah bercampur blotong/ledok mempunyai, tekstur lembut dan mudah memadat,
aerasi kurang sehingga perlu ditambahkan arang sekam atau bahan organik lain yang
menambah porositas bahan. Selain itu kandungan Nitrogen pada blotong/ledok rendah
sehingga perlu ditambah kotoran ternak (kambing dan sapi) untuk menambah unsur N
(Kuswurj, 2009).
DAFTAR PUSTAKA

 Apriawan,D, C, Irham, Mulyo, J, H, (2015). Analisis Produksi Tebu


Dan Gula Di Pt.
 Cahaya,T.S.A. dan Nugroho,D.A..2008. Pembuatan kompos dengan
menggunakan limbah
 Hutasoit, G. F. dan Toharisman, A. (1994). Pembuatan kompos dari
ampas tebu. Berita No.
 Tunjungsari, R. (2014). Analisis Produksi Tebu Di Jawa Tengah.
Jejak Journal Of Economics
 Didi, A. S. dan D. Setyorini. 2012. Baku Mutu Pupuk Organik dalam
PupukOrganik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai