Anda di halaman 1dari 11

KODE ETIK SEORANG ILMUWAN

Tugas Review

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas


Teknik Penulisan dan Publikasi Ilmiah dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan semester genap Program Studi Agribisnis

Dosen Pembimbing
Ariq Dewi Maharani, S.P., M.P.

Oleh
Putri Gazani Zahra
171510601148

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
A. PENDAHULUAN
Ilmuwan memiliki peran penting pada perubahan-perubahan global. Ilmuwan
dapat menggerakkan masyarakat, melakukan reorientasi dan reorganisasi sosial
serta dalam rangka mengisi ruang imajinasi sosial. Perubahan tersebut baik radikal
(revolusi) maupun fundamental (reformasi) tidak terlepas dari peran ilmuwan.
Indonesia sendiri, kaum ilmuwan berada pada posisi penting dalam
memperjuangkan dan memformulasikan arah perjalanan bangsa. Awal
kemerdekaan misalnya terjadi perdebatan ideologis cukup kental antara Soekarno
dan Natsir di mana pergumulan panjang ideologi itu kemudian melahirkan
Pancasila. Begitu pula proses bergulirnya reformasi 1998 yang merubah tatanan
sistem pemerintahan secara fundamental. Bahkan dari penemuan seorang ilmuwan
seperti Newton atau Edison dapat mengubah wajah peradaban dunia.
Jasa ilmuwan yang sangat besar tentunya perlu ditelaah etika dan
tanggungjawabnya di bidang keilmuwan. Ilmu menunjuk pada kegiatan akal budi
manusia untuk memperoleh pengetahuan dalam bidang tertentu dengan cara
bertantanan atau sistematis dengan menggunakan seperangkat pengertian yang
secara khusus diciptakan unutk itu untuk menamaati dan mengkaji gejala-gejala
yang relevan pada bidang tersebut yang hasil nya berupa putusan-putusan yang
keberlakuannnya terbuka untuk dikaji orang lain dengan kreteria yang sama dan
sudah disepakati atau yang dilazimkan dalam lingkungan komunitas sekeahlian
dalam bidang yang bersangkutan. Berdasarkan pengertian tersebut, Korrel dan
Kamstra mengartikan ilmuwan sebagai produsen. Yaitu orang yang menghasilkan
ilmu atau teori. Seorang ilmuwan dalam menjalani kehidupannya tidak saja harus
memiliki kualitas intelektual, tapi juga harus diiringi dengan kualitas moral. Oleh
karena itu sebagai bagaian dari masyarakat pada umumnya maka ilmua juga
dituntut memiliki tanggung jawab dan etika.

B. PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika merupakan ilmu tentang apa
yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq), nilai
mengenai benar dan salah yang dimuat suatu golongan atau masyarakat. etika
tidak langsung membuat manusia menjadi lebih baik, melainkan etika merupakan
sarana untuk memperoleh orientasi krisis untuk berhadapan dengan berbagai
moralitas yang membingungkan. Etika membahas tentang keterampilan
intelektual, yaitu keterampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
Seorang ilmuwan pada hakikatnya adalah manusia yang biasa berpikir dengan
teratur dan teliti. Bukan saja jalan pikiranya mengalir melalui pola-pola yang
teratur, namun juga segenap materi yang menjadi bahan pemikiranya dikaji
dengan teliti. Seorang ilmuwan tidak menolak atau menerima sesuatu scara begitu
saja tanpa suatu pikiran yang cermat.
Etika keilmuwan merupakan etika normatif yang merumuskan prinsip-prinsip
etis yang dapat dipertanggung jawabkan secara rasional dan diterangkan dalam
ilmu pengetahuan. Tujuan etika keilmuwan adalah dapat menerapkan prinsip-
prinsip moral, yaitu yang baik dan menghindarkan yang buruk dalam perilaku
keilmuwanya, sehingga mampu mempertanggungjawabkan keilmuwanya. Etika
normatif menetapkan kaidah-kaidah yang mendasari pemberian penilaian terhadap
perbuatan-perbuatan yang seharusnya dikerjakan dan seharusnya terjadi serta
menetapkan perbuatan yang bertentangan dengan yang seharusnya terjadi.
Attitude atau sikap adalah suatu kecondongan yang terbentuk karena pemahaman
atau latihan untuk menanggapi secara konsisten dengan suatu cara tertentu
terhadap sesuatu objek, konsep ataupun keadaan sekeliling. Sikap ilmuwan adalah
suatu kecenderungan pribadi untuk berperilaku atau memberikan tanggapan dalam
hal-hal tertentu yang sesuai dengan pemikiran ilmiahnya atau tidak bertentangan
dengan citra keilmuwan pada umumnya.
Sebagai seorang Ilmuwan tentu memiliki tanggung jawab pada masyarakat.
Tanggung jawab tersebut yang paling penting adalah tanggung jawab intelektual,
sosial dan moral. Melalui tanggung jawab keilmuwan ini juga diharapkan kiranya
banyak aspek-aspek emosional dari pengalaman sehari-hari yang dapat
dijernihkan, bahkan diatur, serta keangkuhan dan arogansi keilmuwan diatasi.
Ilmu pengetahuan seharusnya terus mengalir dalam lautan luas tindakan manusia
yang bertanggung jawab. Terdapat macam-macam tanggung jawab yang wajib
dilakukan oleh ilmuwan, seperti berikut:
a. Tanggung Jawab Sosial
Ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
memperhatikan kodrat dan martabat manusia, menjaga ekosistem, bertanggung
jawab pada kepentingan umum, dan generasi mendatang, serta bersifat universal.
Hakikatnya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk mengembangkan dan
memperkokoh ekosistem manusia bukan untuk menghancurkan ekosistem
tersebut. Dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya sebagai ilmuwan, para
ilmuwan tidak hanya perlu memiliki kompetensi ilmiah sesuai dengan bidang
keahlianya, tetapi juga integritas pribadi. Jika ilmuwan hanya memiliki
kompetensi ilmiah tetapi tidak memiliki integritas pribadi, maka besar
kemungkinan bahwa kompetensinya disalahgunakan demi mengejar tujuan-tujuan
yang hanya menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang banyak.
Berbagai kasus sosial dalam masyarakat membutuhkan penanganan dan
penyelesaian secara epistimologis. Perana dan tanggung jawab sosial dalam
pengembangan epistimologi adalah penting. Ilmuwan dengan kemampuan
pengetahuanya dapat memberikan argumentasi, pengkajian kritis, dan
membangun opini masyarakat mengenai masalah kehidupan yang dihadapi.
Ilmuwan bertanggung jawab dalam hal memberikan ramalan-ramalan berdasarkan
pengetahuanya mengenai permasalahan-permasalahan yang sedang menggejala
maupun yang tersimpan dalam kehidupan masyarakat. Ilmuwan mempunyai
tanggung jawab sosial yang karena memiliki fungsi tertentu dalam kelangsungan
hidup bermasyarakat. Fungsi ilmuwan tidak berhenti pada penelaahan dan
keilmuwan secara individual, namun juga ikut bertanggung jawab agar produk
keilmuwan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

b. Tanggung Jawab Moral


Ilmuwan dalam melaksanakan tugas profesionalnya memiliki kode etik, atau
batasan-batasan yang dijadikan sebagai patokan. Menurut W. Huki moral dapat
dipahami dengan tiga cara yaitu: Moral sebagai tingkah laku manusia yang
mendasarkan diri pada kesadaran bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai
yang baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkunganya. Moral
sebagai perangkat ideal tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasar tertentu
yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam suatu lingkungan kultural
tertentu. Moral adalah ajaran tentang tingkah laku hidup yang baik berdasarkan
pandangan hidup atau agama tertentu.
Tanggung jawab moral seorang ilmuwan tidak dapat terlepas dari integritas
ilmuwan tersebut, agar menjadi ilmuwan sejati. Ciri seorang ilmuwan sejati yaitu
interitas yang tinggi dan rasa keterlibatan dan tanggung jawab yang menyeluruh
terhadap pekerjaan yang digelutinya. Hendaknya ciri-ciri ini dan yang lainya
seperti keuletan, kejujuran, dan kerendahan hati menghadapi hasil- hasil ilmuwan
yang hendaknya dipertahankan dan dibina.
Ilmuwan adalah kaum profesional secara moral, selain wajib mematuhi
kaidah-kaidah profesional keilmuwanya. Sebagai seseorang yang dibekali dengan
kemampuan profesional tertentu mereka juga secara sosial bertanggung jawab
agar perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidangnya dapat berguna bagi
kesejahteraan hidup manusia dan bukan sebaliknya malah membahayakan dan
merendahkan keluhuran martabatnya. Keahlian para ilmuwan diharapkan
masyarakat dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional, objektif, dan
tanpa pamrih pribadi terhadap masalah-masalah sosial. Tanggung jawab moral
ilmuwan merupakan refleksi dari kewajiban (moral impretative). Kewajiban
moral adalah kewajiban yang mengikat batin seseorang lepas dari pendapat
masyarakat, teman, maupun atasan. Hal tersebut bukan berarti tanggung jawab
moral terpisah secara absolut dari tanggung jawab sosial seorang ilmuwan, hanya
saja tanggung jawab moral sifatnya lebih personal.

c. Tanggung Jawab Intelektual


Ilmuwan sebagai orang dengan latar belakang pengetahuanya yang cukup,
harus bertanggung jawab untuk menyampaikan pengetahuanya secara
proporsional kepada masyarakat dalam bahasa yang dapat mereka cerna.
Tanggung jawab intelektual sekaligus tanggung jawab sosial ini penting dalam
rangka mengusahakan kebenaran epistimologi, baik dari segi untung rugi, baik
buruk, dan lain sebagainya, sehingga penyelesaiannya yang objektif terhadap
setiap permasalahan sosial dapat dimungkinkan. Kelebihan seorang ilmuwan
adalah bahwa cara berfikir secara teratur dan cermat sehingga dengan kemampuan
tersebut ilmuwan memiliki tanggung jawab social untuk memperbaiki dan
meluruskan pikiran mastarakat yang keliru. Kebenaran epistimologis dalam
hubungan dengan tanggung jawab sosialnya. Bukan saja berfungsi sebagai jalan
pikiran yang tertata secara epistimologis, namun seluruh hidup dan kehidupan
ilmuwan merupakan prototype kebenaran itu sendiri. Khusus dalam bidang etika,
ilmuwan bertanggung jawab untuk mengarahkan kehidupan yang lebih objektif,
terbuka dan menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam
memperjuangkan kebenaran, kalau perlu mengakui kesalahanya secara terbuka
bagi masyarakat.
Menurut Himpunan Peneliti Indonesia 2018, kode etik dank ode etik perilaku
peneiliti atau ilmuwan merupakan acuan moral dan perilaku bagi peneliti,
pengembang dan atau pengkaji dalam melaksanakan kegiatan yang bertujuan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemanusiaan, sebagai
bentuk pengabdian dan tanggungjawab pada negara, masyarakat ilmiah dan
kehidupan social, serta sebagai bentuk ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kode etik peneliti yaitu:
1. Kode pertama, Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah
untuk memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan
menghasilkan inovasi bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan
manusia.
2. Kode kedua, Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan
yang diperkenankan oleh nilai-nilai ilmiah yang berlaku, bertindak dengan
mendahulukan kepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkait
dengan penelitian, pengembangan dan atau pengkajianya, berlandaskan
tujuan mulia berupa penegakan kebenaran ilmiah dengan kebebasan-
kebebasan mendasarnya yang bertanggung jawab.
3. Kode ketiga, Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa
tanggung jawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat
anugerah tersedianya sumber daya keilmuan baginya.
4. Kode keempat, Peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil
penelitiannya, informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau
pengetahuan baru yang terungkap dan diperolehnya, disampaikan ke dunia
ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali.
Sedangkan kode perilaku peneliti dijabarkan sebagai berikut:
a. Kode pertama, Peneliti mengelola jalannya penelitian, pengembangan dan
pengkajian secara jujur, bernurani, dan berkeadilan terhadap lingkungan
penelitian, pengembangan dan atau pengkajiannya.
b. Kode kedua, Peneliti menghormati objek penelitian, pengembangan dan atau
pengkajian, sumber daya alam hayati dan non-hayati secara bermoral, berbuat
sesuai dengan perkenan kodrat dan karakter objek penelitiannya, tanpa
diskriminasi dan tanpa menimbulkan rasa merendahkan martabat sesama
ciptaan Tuhan.
c. Kode ketiga, Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari
sesama Peneliti terhadap proses dan hasil penelitian, pengembangan dan
pengkajiannya yang diberinya kesempatan dan perlakuan timbal balik yang
setara dan setimpal, saling menghormati melalui diskusi dan pertukaran
pengalaman dan informasi ilmiah yang objektif.
d. Kode keempat, Peneliti mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil
penelitian ilmiahnya secara bertanggung jawab, cermat, dan seksama.

C. KESIMPULAN
Seorang ilmuwan harus memiliki tanggungjawab baik dalam proses
keilmuwannya maupun atas produk ilmunya. Tanggungjawab dalam proses
keilmuwannya merupakan implikasi etis bagi seorang ilmuwan. Karakteristik
proses tersebut merupakan kategori moral yang melandasi sikap etis seorang
ilmuwan seperti bersifat. obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat
orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar, dan kalau perlu
berani mengakui kesalahan
Seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial, moral, dan intelektual
dan memiliki kode etik maupun kode etik perilaku yang harus dijadikan landasan
dalam melakukan suatu penelitian. Hal tersebut didasarkan pada alasan pertama,
karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara
langsung di masyarakat; kedua dan ini yang lebih penting adalah karena dia
mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Selaku
ilmuwan tidak berhenti pada penelaahan dan keilmuwan secara individual namun
ia juga ikut bertanggung jawab agar produk keilmuwan sampai dan dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.

D. DAFTAR PUSTAKA
Himpunan Peneliti Indonesia. 2018. Kode etik dan kode perilaku peneliti.
Indonesia: Himpunan Peneliti Indonesia
Ma’rifah, I., 2016. Adab al-‘ilmi menurut al-Mawardi (analisis etika keilmuwan).
Skripsi: UIN Walisongo
Maryati. 2015. Etika Dan Tanggung Jawab Sosial Ilmuwan.
http://jih.unbari.ac.id/index.php/LEX_SPECIALIST/article/download/105/11
0. [Diakses pada 28 April 2020].
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai