Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ASEP JUMADI, A.

Md
KELAS : IKHLAS 1
INSTANSI : DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SAMBAS

MAKNA DAN KEUNGGULAN AR RAHMAN AR RAHIM

1. Ar Rohman
( )
artinya Maha Pengasih

Ar Rahman artinya Allah Subhanahu wa Taala mempunyai kasih sayang yang sangat luas,
meliputi seluruh makhluk-Nya. Allah mengasihi seluruh makhluk-Nya dengan memberikan
berbagai kenikmatan.

Nama Ar Rahman sama seperti nama Allah, tidak boleh digunakan seorang makhluk pun.
Dan memang tidak ada yang bisa mengasihi seluruh makhluk seperti Allah. Baik beriman
maupun kafir, semuanya mendapatkan rezeki dari Allah.

Dalil nama Ar Rahman bisa dilihat antara lain di Surat Thaha ayat 5, Al Mulk ayat 29, Ar
rahman ayat 1, dan Al Isra‟ ayat 110. Tentu juga ada di awal Alquran yakni basmalah.

2. Ar Rohim
( )
artinya Maha Penyayang

Ar Rahim adalah nama bagi Dzat Allah dan juga merupakan salah satu sifat-Nya. Jika Ar
Rahman adalah maha pengasih untuk semua makhluk, Ar Rahim adalah maha penyayang
untuk hamba-Nya yang beriman

Nama Ar Rahim disebutkan bersama nama Ar Rahman dalam empat ayat. Yakni Al Fatihah
ayat 3, Al Baqarah ayat 163, Fushilat ayat 2, dan Al Hasyr ayat 22. Sedangkan Ar Rahim
bersama Allah dan Ar Rahman disebutkan 114 kali dalam mushaf yakni basmalah.

Keutamaan Membaca Innalillahi Wainna Ilaihi Roji‟un

Mengucapkan kalimah thoyibah tersebut tentunya memiliki keutamaan khususnya dalam


menghadapi musibah. Adapun keutamaan dari membaca kalimat thoyib ini dalam kehidupan
manusia sebagai berikut;
Ikhlas dan Tawakal Kepada Allah

Dengan menguncapkan kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” maka kita telah mengerti
bahwa apa yang ada dalam diri kita, merasa kita miliki adalah milik Allah SWT. Seorang
pemilik bisa kapan saja mengambil hartanya, mengambil apa yang jadi miliknya kapanpun ia
berkehendak. Sedangkan kita, tidak memiliki hak apapun atas yang terjadi, dan semuanya
milik Allah.

Jika kita telah menyadari hal tersebut maka kita akan ikhlas dan tawakal, tidak akan mudah
untuk bersedih apalagi emosional menghadapi segala yang terjadi. Karena kita sadar, bahwa
Allah adalah pemilik segala sesuatunya dan akan kembali lagi kepada Allah. Maka itu
serahkanlah hasil di Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat
Menurut Islam dengan Cara Sukses Menurut Islam

Tidak Memberatkan Hati

Dengan mengucap “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” kita pun bisa meringankan hati kita.
Kita tidak akan terbebani atau berat hati atas apa yang telah terjadi. Hati kita lebih tenang dan
dingin, karena apapun yang terjadi Allah pasti lebih mengetahui dan memberikan kelak yang
terbaik. Jika tidak di dunia maka kelak di akhirat akan mendapatkan balasan yang lebih baik
lagi.

Terkadang manusia harus berat hati dalam menyikapi keadaan atau masalah. Padahal
sejatinya ada Allah yang selalu memberikan pertolongan bagi hamba-Nya yang percaya akan
kebesaran Allah. Orang-orang yang meragukan pasti akan memberatkan diri atau hatinya.
Padahal semua itu milik Allah, kapanpun bisa diberikan oleh Allah atau ditarik kembali oleh
Allah.

Bersabar atas Ujian Hidup

Jika semuanya telah dipersepsi dan memiliki paradigma yang sama, maka kita akan bisa
bersabar atas ujian hidup. Ujian hidup bisa datang kapan saja tanpa kita harus tahu dan
diduga-duga. Semuanya tentu untuk menguji seberapa besar kesabaran dan keimanan kita
terhadap Allah SWT. Untuk itu, dengan mengucapkan kalimat thoyibah “inna lillahi wa inna
ilaihi rajiun” kita bisa lebih sabar dan menerima ujian hidup.

Sabar dan menerima bukan berarti kita pasrah. Akan tetapi, kita akan lebih siap dan
mempersiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya diri. Menghadpainya lebih ringan dan tanpa
harus berkeluh kesah yang menambah beban hidup kita. Untuk itu, dengan kesabaran maka
bisa lebih sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia, Hakikat
Penciptaan Manusia, Konsep Manusia dalam Islam dan Hakikat Manusia Menurut Islam

Tidak Perlu Meratapi Nasib dan Emosional Berlebihan

Mengucap kalimat thoyibah “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” membuat kita tidak akan
terlalu emosional dan berlebihan menghadapi ujian. Semuanya telah diatur Allah dan tidak
perlu kita meratapi nasib. Jika frame hidup kita segalanya milik Allah, tentu kita tidak perlu
marah apalagi emosi. Semuanya bukan milik kita dan hanya Allah yang menentukan rezeki
kita.

Meratapi nasib ini tidak akan memecahkan masalah dalam hidup. Untuk itu, kesabaran dan
ikhlas akan membantu kita untuk lebih tegar serta kuat. Maka ucapkanlah kalimat thoyibah
ini dengan sering dan dimaknai secara mendalam.

Waktu yang Tepat Membaca Kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”

Allah tidak memerintahkan membaca kalimat thoyibah “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” ini
dalam satu waktu tertentu. Kita dapat mengucapkannya kapanpun kita bisa dan ingat kepada
Allah. Kalimat ini bukan berarti hanya saat ada orang yang meninggal saja, melainkan saat
kita tertimpa musibah, tertimpa ujianyang berat, dan waktu-waktu lainnya dapat kita lakukan.

Tentu saja dimanapun dan kapanpun tidak akan dilarang oleh Allah. Yang terpenting adalah
manusia bisa memahami dan memaknai kalimat tersebut dengan sebaik-baiknya. Jika sudah
benar-benar meyakini dan memahami pasti kita akan paham bahwa kalimat “inna lillahi wa
inna ilaihi rajiun” ini adalah kalimat yang menjaga diri kita dan membuat kita bisa ikhlas
hanya kepada Allah SWT.

Ujian hidup manusia pastinya akan selalu ada. Untuk itu, yang harus kita persiapkan adalah
kesabaran dan keikhlasan, serta ikhtiar untuk menghadapinya. Tentu islam tidak
mengandalkan sikap pasrah dalam arti yang tidak melakukan apapun untuk merubah
nasibnya.

Sebagaimana disampaikan dalam QS Ali Imran Ayat 186 berikut,


Artinya : “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu
sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari
orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati.
Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan
yang patut diutamakan.”

Dengan adanya nafkah wajib dan sunat, dengan adanya musibah atau dengan siap habis di
jalan Allah. Dengan ibadah, bala‟ (cobaan) atau beban-beban berat, seperti berjihad fii
sabilillah, siap mendapatkan kelelahan, terbunuh, tertawan dan terluka, atau terkena penyakit
yang menimpa dirinya atau menimpa orang yang dicintainya seperti celaan dan cercaan.

Ada beberapa faedah mengapa diberitakan hal seperti ini, di antaranya:

Yakni jika kamu bersabar terhadap cobaan yang menimpa harta dan diri kamu atau terhadap
gangguan orang-orang zalim, dan kamu bertakwa, yakni mengharapkan keridaan Allah dan
menjadikannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Sebagaimana Allah menjawab dalam firman-Nya bahwa semua dari ujian kita tidak akan ada
yang melebih kesanggupan kita.

Artinya : “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya” (QS. Ath Tholaq Ayat 3)

Jika urusannya dalam tanggungan Allah Subhaanahu wa Ta‟aala Yang Mahakaya, Maha
perkasa lagi Maha Penyayang, maka keperluannya sangat mudah sekali terpenuhi, akan tetapi
terkadang hikmah ilahi menghendaki perkara itu ditunda sampai waktu yang tepat.

Untuk itu, semoga umat islam selalu diberikan kesabaran dan keikhlasan, serta ikhtiat yang
kuat dalam menghadapi dinamika hidup dan menjadikan rukun iman, rukun islam, Iman
dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak
dengan Iman menjadi pondasi dasar kehidupan.
MAKNA DAN KEUNGGULAN MALIKI
YAUMIDDIIN
Surah Al Fatihah memiliki peran sentral dalam setiap pengalaman beragama umat Muslim.
Tanpa memakai Surah Al Fatihah, sebuah aktivitas sholat dianggap tidak sah. Sementara itu,
dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa sholat yang tidak menggunakan Surat Al Fatihah,
maka sholatnya menjadi pincang dan tidak sempurna.

Meski begitu, ada semacam pemakluman bagi umat Muslim yang tidak hafal Surat Al
Fatihah agar membaca surah al fatihah yang disingkat: “subhanallah walhamdulillah wala
ilaha illallah wallahuakbar wala qaula wala kuwata ila billa hil aliyyil adzim.”

Dilansir dari pengacaramuslimcom, berikut ini adalah arti dan hakikat surat dari surah Al
Fatihah.

1. Alhamdulillahi rabbil alamin

Artinya adalah segala puji untuk Allah sebagai Tuhan segala semesta alam. Hakikat dan
makna dari ayat ini adalah kita sebagai manusia sudah seharusnya memuji Allah sebagai
Tuhan bagi segala makhlum yang ada di alam semesta, baik manusia, jin, hewan, tumbuhan,
planet, galaksi dan segala yang ada di semesta ini.

Kalimat Alhamdulillahi rabbil alamin biasanya digunakan umat Muslim untuk bersyukur atas
segala nikmat yang diberikan Allah kepada hambanya. Ucapan Alhamdulillahi rabbil alamin
sudah menjadi bagian dari tradisi dan budaya umat Islam saat mendapatkan berkah atau
sesuatu yang dianggap menyenangkan baginya.

2. Arrahmanirrahim

Kalimat arrahmanirrahim artinya maha pemurah dan maha peyayang. Arti dan tafsir
arrahmanirrahim menggambarkan sifat-sifat Allah yang maha pengasih (pemurah) dan maha
penyayang.

Allah lah satu-satunya dzat yang memiliki keluasan rasa kasih kepada makhluknya tanpa
batas dan punya rasa sayang kepada makhluk-Nya yang tiada bertepi.
Arti makna dan hakikat surat Al Fatihah yang termaktub dalam ayat arrahmanirrahim artinya
memberitahukan kita bahwa hidup ini, kesehatan ini, dan apa yang ada dalam diri kita saat ini
merupakan rahmat dari kasih dan sayang Allah kepada kita. Pernahkah kita berpikir bahwa
kesehatan itu mahal harganya?

Kesehatan yang mahal harganya itu menjadi bagian dari rahmat, kasih dan sayang Allah
kepada kita. Oleh karena itu, melalui surat Al Fatihah dalam ayat Arrahmanirrahim artinya
kita harus senantiasa mengerti bahwa kasih dan sayang Allah kepada makhluknya tidak
terbatas.

 3.Maliki yaumiddin

Ayat dan kalimat maliki yaumiddin artinya yang menguasai pada Hari Pembalasan kelak.
Malik berarti yang menguasai, dan yaumiddin berarti hari pembalasan.

Ada juga yang mengartikan Maaliki yaumiddin adalah Allah yang maha merajai hari akhir
atau hari pembalasan nantinya. Hidup itu hanya sekadar mampir minum dan hakikat daripada
kehidupan adalah akhirat di mana hari pembalasan selalu ada untuk memberikan pembalasan
terhadap apa yang dikerjakan manusia selama hidupnya.

Dalam sebuah ayat dalam Al Quran disinggung bahwa seberat biji zarah pun setiap perbuatan
baik kebaikan maupun keburukan pasti ada balasannya. Dan, di hari pembalasan kelak hanya
Allah yang menguasai atau merajai. Secara singkat, tafsir makna dan arti dari maliki
yaumiddin adalah Allah yang maha kuasa di mana Allah yang akan menguasai dan merajai
nanti pada hari pembalasan, yaitu hari di mana setiap perbuatan manusia mendapatkan
balasan.

4. Iyya kana‟budu wa iyya kanasta‟in

Arti iyya kana‟budu wa iyya kanasta‟in adalah hanya Allah yang kami sembah dan hanya
kepada Allah lah kami meminta pertolongan. Arti makna dan hakikat dari ayat iyya
kana‟budu wa iyya kanasta‟in adalah bahwa Allah merupakan dzat yang kita sembah dan
satu-satunya dzat yang bisa dijadikan sandaran untuk meminta pertolongan.

Melalui ayat iyya kana‟budu wa iyya kanasta‟in, manusia seharusnya tahu dan mengerti
bahwa Allah lah satu-satunya dzat yang disembah dan Allah lah satu-satunya dzat yang
dijadikan sandaran atau tempat untuk meminta pertolongan. Tidak ada yang lain. Allah
adalah satu-satunya dzat yang harus kita sembah dan kita minta pertolongan.

5. Ihdinas siratal mustaqim

Arti dan maksud ihdinas siratal mustaqim adalah tunjukkan kami jalan yang lurus. Hal ini
menjadi doa bagi kita untuk meminta kepada Allah agar kita ditunjukkan oleh Allah dengan
jalan dan hidayah yang lurus, yaitu jalan kebenaran.

Arti dan maksud ihdinas siratal mustaqim dalam surat Al Fatihah menegaskan kepada umat
Islam untuk meminta kepada Allah agar senantiasa diberikan pintu hidayah melalui jalan
yang lurus, yaitu jalan yang benar menurut Allah.

Pasalnya, hidup ini senantiasa selalu ada godaan dan bujukan rayu syaitan. Oleh karena itu,
melalui kalimat ihdinas siratal mustaqim maksudnya agar kita diberikan jalan yang lurus dan
dan jalan yang diridhai oleh Allah. Begitulah arti, makna dan maksud ihdinas siratal
mustaqim.

6. Shirotholladziina an‟ amta „alaihim ghoiril maghdhuubi „alaihim walodh dholliin

Artinya adalah jalan orang-orang yang telah Allah berikan nikmat, bukan jalan yang murkai
Allah dan juga bukan jalan yang sesat.

Arti, makna dan hakikat dari ayat dalam surah al fatihah ini bahwa kita meminta kepada
Allah agar diberikan petunjuk atau hidayah berupa jalan yang lurus (melanjutkan kalimat
ihdinas siratal mustaqim), yaitu jalan yang benar-benar dirahmati oleh Allah, bukan jalan
yang dimurkai atau jalan yang sesat sebagaimana orang-orang telah dimurkai dan disesatkan
oleh Allah karena kelakuan dan perbuatan mereka sendiri.

Demikian arti, hakikat dan makna dari surat Al Fatihah yang disertai dengan artikel surat al
fatihah bahasa Indonesia. Semoga bisa memberikan manfaat yang nyata dalam menjalankan
ibadah sehari-sehari sebagai seorang Muslim yang selalu mengharapkan rahmat dan ridho
Allah.

Anda mungkin juga menyukai