Apa itu yang dimaksud kalimat-kalimat Thayyibah ? maknanya adalah ucapan-ucapan yang baik dan terbaik yang
sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari bagi seorang muslim.
1. kalimat pertama adalah BASMALAH ini wajib dilakukan disetiap saat, baik mau memulai sesuatu
apapun yang baik,contoh mau makan,atau mengendarai kendaraan atau apapun,pokoknya memulai kegiatan
yang baik-baik maka ucapkanlah Bismillahirohmanirrohim.
2. Kalimat kedua adalah ALHAMDALAH ini juga wajib dilakukan disetiap saat setelah selesai melakukan
segala kegiatan yang baik-baik tadi dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil Alamin.
3. Kalimat ke tiga adalah TAKBIRyakni Allahuakbar,ketika menghadapi hal-hal yang buruk dan
mengejutkan hati atauke panikan, maka dengan kalimat ini kita menjadi tenang dan bersemangat untuk
bangkit. Contoh ketika terjadi gempa, maka seorang muslim tanpa sadar ,dia akan mengucapkan takbir
Allahuakbar, dan pasti yang mendengarkan akan merasa ikut bersemangat dan bangkit dari kesulitan
apapun.
4. Kalimat yang sering kali kita ucapkan berikutnya adalah ISTIQFAR ini adalah ucapan ketika tanpa sadar
kita berbuat kesalahan apapun,dan ia tahu bahwa ALLAH sedang memperhatikannya,maka dia berucap
mohon ampun Astaqfirullahal aziim.
5. Kalimat yang berikutnya SUBHANNALLAH ini sering kali kita ucapkan ketika kita melihat sesuatu
yang luar biasa yang Allah ciptakan dan kita bisa melihatnya pada saat itu juga, contohnya ketika saya
pertama kali melihat Kabah tanpa sadar saya berucap SUBHANALLAH dan sayapun menangis.
6. Kalimat yang berikutnya MasyALLAH ini pun wajib kita ucapkan ketika menghadapi sesuatu yang luar
biasa (seperti mengagumkan,mengherankan,atau mengerikan) contohnya melihat kambing terlahir dengan
berkepala misalnya seperti kelinci, maka tanpa sadar kita akan berucap MasyALLAH. Allah maha Suci.
7. Kalimat yang terakhir adalah INNALILLAHI WAINA ILAHI ROJIUN kalimat ini sering kita ucapkan
ketika diri kita, saudara kita atau siapapun yang mendapat musibah,terutama ruh berpisah pada
jasadnya,maka tanpa sadar kalimat ini pun meluncur dengan sempurnanya. Sadar bahwa kita ,siapapun
ia,pasti akan mengalami nasib yang serupa,yakni berpisahnya jasad dengan ruh.
Sebenarnya kalimat Thayyibah ini tidak hanya terbatas pada hal-hal yang saya sebutkan diatas,tapi jumlahnya
sangat banyak diantaranya dengan memuji nama-nama Allah yang berjumlah 99 nama yang dinamai ASMAHUL
HUSNAH.
Inipun juga termasuk kalimat Thayyibah yang berbunyi LA HAULA WALAQUATA ILA BILLAH
Mohon maaf berhubung sudah sore,saya mohon diri,bila ada kesalahan dalam menulis tulisan ini saya mohon
maaf, saya menanti keritik dan saran sertacommentnya. Blog ini tidak akan pernah ada apabila anda enggan
mengkeritik dan saran membangun.
KALIMAT - KALIMAT THOYYIBAH :
Taawwudz
Aku berlindung kepada Alloh dari godaan syetan yang terkutuk
Basmalah
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Syahadatain
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh
dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alloh
Tasbih
Maha Suci Alloh
Tahmid / Hamdalah
Segala puji hanya milik Alloh
Takbir
Alloh Maha Besar
Tahlil
Tiada Tuhan selain Alloh
Istighfar
Masya Alloh
Semua ini kehendak Alloh
Hauqolah
Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh
Istirja
Sesungguhnya kita milik Alloh dan hanya kepada Alloh kita akan kembali
Talbiyah ;
Salam
Jawaban:
A. Pengertian Kalimat Thayyibah
Untuk materi kelas 3 semester II ini kita kan mempelajari kalimat thayyibah ta'awudz.
Bagaimana bunyi dan arti kalimat ta'awudz itu?
Mari kita simak materi berikut ini!
Setan dan iblis adalah makhluk yang sangat di benci Allah. Iblis dan setan adalah makhluk yang sesat dan
menyesatkan. Ia akan selalu mengganggu dan menyesatkan manusia dari jalan yang benar.
Oleh karena itu, kita harus meminta perlindungan dari Allah agar kita selamat dari godaan setan yang terkutuk.
memohon perlindungan hanya kepada Allah. Memohon kepada selain Allah seperti Jin, setan adalah perbuatan
syirik. Syirik sangat dibenci Allah dan termasuk dosa yang sangat besar.
Petunjuk:
1. isi kolom Nama, alamat
2. klik tombol mulai
3. jangan lupa baca basmallah
Allah SWT berfirman dalam surat Ibrahim ayat 23-25 yang menggambarkan tentang kehidupan seorang mukmin
yang sesungguhnya atau dengan bahasa Alqur'an disebutnya sebagai pemilik kalimat "Thayyibah". Kalimat
Thayyibah ini adalah kalimat syahadat yang menentukan seseorang itu berada pada posisi mukmin atau
kafir,kalimat ini sebenarnya tumbuh dan berkembang dengan baik bagaikan pohon yang akarnya terhujam ke bumi,
batangnya kuat, daunnya menjulang keangkasa, berbuah sepanjang masa tanpa mengenal musim. Lain halnya yang
bukan kalimat Thayyibah atau yang bukan pemilik syahadat yaitu bagaikan pohon tidak subur, kerdil, batangnya
diserang hama, akarnyapun terangkat dari muka bumi dan mudah rapuh saat ditempa oleh angin bahkan sewaktu-
waktu pohon itu bisa tumbang dan hancur. Setiap orang yang mengaku sebagai ahli syahadat layak atau agar
bercermin diri dan menjadikan ayat ini sebagai ukuran apakah tanaman yang telah bersemi di dalam kalbu kita
telah tumbuh dengan baik ataukah dia kerdil, tidak berbuah, daunnya rontok atau batangnya diserang oleh hama.
Untuk ukuran-ukuran ini rasul mengajarkan kita
ada beberapa aspek :
Orang-orang yang menanamkan kalimat Thayyibah dalam kalbunya paling tidak dia memiliki rasa kemerdekaan,
yaitu merdeka dari berbagai jeratan, himpitan dan tekanan dan merdeka dari berbagai pengaruh yang bisa melilit
kemerdekaanya yang mengakibatkan nuraninya tidak bisa berkata yang sesungguhnya. Kemerdekaan
mengantarkan orang tersebut kepada keberanian dan keberanian ini yang lahir dari sebuah keyakinan dimana dia
tidak akan terikat dari berbagai ikatan-ikatan walaupun itu berupa rejeki, dan dia yakin bahwa rejeki itu datangnya
dari Allah SWT. Dan Allah menjanjikan kepada semua makhluk yang ada di muka bumi ini sudah ada budget-nya.
Keberanian dan keyakinan bahwa rejeki itu datangnya dari Allah membuat seseorang menjadi tentram apa adanya,
menjadi tenang, tidak gelisah karena dia hanya mengerahkan segala potensi yang dia miliki untuk mendapatkan
tejeki dari Allah. Walaupun budgetnya telah ditentukan oleh Allah SWT. Manusia harus mengajukan terlebih
dahulu agar budget itu disetujui oleh Allah SWT. Keadaan yang demikian inipun akan berkembang lagi menjadi
rasa ketentraman dia akan merasakan sekali mampu untuk melihat persoalan itu secara maknawiyah, tidak hanya
yang tersurat tetapi juga tersirat, tidak hanya yang terlihat di depan matanya tetapi juga sesuatu yang sembunyi
yang memerlukan adanya kontemplasi, perenungan, penghayatan yang lebih jauh. Paling tidak bagi orang
mukminin akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik yang disebut dengan kalimat thayyibah. Allah SWT telah
menjanjikan dalam surat An Nahl ayat 97 yang artinya "Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
akan kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan".
A. Pengertian Asma`ul Husna
Menurut bahasa, Asma`ul husna artinya nama-nama yang baik. Sedangkan menurut istilah berarti nama-nama
Allah yang baik dan yang agung sesuai dengan sifat-sifat Allah sebagai bukti keagungan dan kemuliaan-Nya,
jumlahnya ada 99 (sembilan puluh sembilan) nama.Allah berfirman dalam QS. Al-A`raf : 180
Artinya : "Allah mempunyai Asma`ul husna maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma`ul husna itu."
(QS. Al-A`raf:180) Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Asma`ul husna jumlahnya 99, sebagaimana diterangkan
dalam sebuah hadis berikut :
Artinya : "Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu, barang siapa
menghafalnya (menyebut di luar kepala) niscaya ia akan dimasukkan ke dalan surga." (HR. Imam Bukhari)
C. Perilaku yang Lahir atau Muncul dari Penghayatan terhadap Asma`ul Husna
Qodho adalah ketetapan, ketentuan atau rencana Allah untuk segenap makhluknya, baik manusia, jin, hewan
tumbuhan, gunung, langit, laut, dll.. Sedangkan taqdir adalah kenyataannya, kejadiannya. Kalau sudah terjadi
disebutlah taqdir. Misalnya :
Allah menetapkan (qodho) bahwa peredaran bumi mengelilingi matahari adalah 365 hari. Itulah Qodho.
Pada kenyataannya (taqdirnya) memang berjalan seperti itu.
Allah menetapkan (Qodho) bahwa air itu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Pada kenyataannya
(taqdirnya) memang demikian.
Antara qodo dan qadar atau taqdir pada alam tidak terjadi perubahan. Itulah sunnatullah (ketetapan Allah). Segenap
makhluk, selain manusia dan jin tidak mempunyai pilihan, mereka harus taat kepada ketetapan Allah, terpaksa
maupun sukarela.
Allah menetapkan bahwa manusia hanya boleh beribadah kepada Allah. Itulah Qodho. Tetapi pada
kenyataannya banyak juga manusia yang menyembah selain Allah. Itulah taqdir.
Allah menetapkan (qodho) bahwa setiap anak wajib berbuat ihsan kepada orangtuanya, tetapi pada
kenyataannya (taqdirnya) ada juga anak yang durhaka kepada orangtuanya.
Pada saat bayi berusia empat bulan dalam kandungan, Allah menetapkan potensi-potensinya atau bakat-
bakatnya. Besar kecilnya bakat ini untuk setiap bayi berbeda-beda. Itulah ketetapan (qodho) Allah. Nanti
setelah anak itu dewasa akan berusaha mengembangkan potensi itu, sehingga ada orang yang menjadi
pemain bola tingkat internasional. Itulah taqdir. Tetapi ada juga yang malas berlatih sehingga hanya
menjadi pemain bola tingkat kecamatan saja. Itupun taqir juga.
Qodho Allah untuk manusia sering berbeda dengan taqdirnya sebab manusia dengan akalnya mempunyai hak pilih,
tetapi kadang-kadang pilihannya dipengaruhi oleh nafsu syaithaniyah. Tidak heran kalau ada manusia yang
menyembah batu, membunuh, dan berbuat maksiat lainnya.
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,
mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Artinya :"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.
D. Takdir
Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu
mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu
ada takdirnya, termasuk manusia.
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal
dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah
melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai
segala sesuatu yang sudah terjadi.
b. Takdir mubram
Yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh
manusia. adapun salah satu contohnya adalah kematian dan sebagainya.
F. Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan
masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan
sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan
tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan
tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang
terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar
karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat
berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa
dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik, bidang usaha yang akan
dilakukann harus dikuasai dengan mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-hati mencari teman (mitra) yang
mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-perbaikan dalam manajemen yang professional.
H. Sunnatullah
Menurut bahasa sunnatullah berasal dari kata sunnah yang bersinonim dengan tariqah yang berarti jalan yang
dilalui atau sirah yang berarti jalan hidup. Kemudian, kata tersebut digabung dengan lafal Allah sehingga menjadi
kata sunatullah yang berarti ketentuan-ketentuan atau hukum Allah swt. yang berlaku atas segenap alam dan
berjalan secara tetap dan teratur.
Sunnatullah terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Sunnatullah qauliyah adalah sunnatullah yang berupa wahyu yang tertulis dalam bentuk lembaran atau
dibukukan, yaitu Al-Quran.
2. Sunnatullah kauniyyah adalah sunnatullah yang tidak tertulis dan berupa kejadian atau fenomena alam.
Contohnya, matahari terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat.
Kedua sunatullah tersebut memiliki persamaan, yaitu :
1. Kedua-duanya berasal dari Allah swt.
2. Kedua-duanya dijamin kemutlakannya.
3. Kedua-duanya tidak dapat diubah atau diganti dengan hukum lainnya.
Contohnya adalah hukum yang terdapat dalam Al-Quran. Dalam Al-Quran dikatakan bahwa barang siapa yang
beriman dan beramal saleh, pasti akan mendapat balasan pahala dari Allah swt. Selain memiliki persamaan,
keduanya juga mempunyai perbedaan. Sunatullah yang ada di alam, dapat diukur. Lain halnya dengan sunnatullah
yang ada dalam AL-Quran. Walaupun hal itu pasti terjadi, tetapi tidak diketahui secara pasti kapan waktunya.
I. Tawakal
Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri
sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu
keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt
tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa
bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Berdasarkan al-Quran Surah at-Talaq ayat 3, Allah swt. akan mencukupkan segala keperluan orang-orang yang
bertawakal dan bila dijabarkan orang yang bertawakal akan :
d. Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia
selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika
terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Firaman Allah dalam QS. Al-Fajr ayat 27-30 yang artinya :
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah
kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku.
Pengertian Qadha dan Qadar
Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan
penciptaan. Sedangkan menurut istilah, qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali
tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik
dan buruk, hidup dan mati, dan seterusnya.
Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah, qadar adalah
perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak
zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Qadar disebut juga dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua
makhluk hidup, baik yang telah, sedang, maupun akan terjadi.
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,
mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Artinya :"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.
D. Takdir
Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu
mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu
ada takdirnya, termasuk manusia.
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal
dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah
melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai
segala sesuatu yang sudah terjadi.
b. Takdir mubram
Yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh
manusia. adapun salah satu contohnya adalah kematian dan sebagainya.
F. Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan
masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan
sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan
tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan
tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang
terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar
karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat
berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa
dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik, bidang usaha yang akan
dilakukann harus dikuasai dengan mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-hati mencari teman (mitra) yang
mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-perbaikan dalam manajemen yang professional.
H. Sunnatullah
Menurut bahasa sunnatullah berasal dari kata sunnah yang bersinonim dengan tariqah yang berarti jalan yang
dilalui atau sirah yang berarti jalan hidup. Kemudian, kata tersebut digabung dengan lafal Allah sehingga menjadi
kata sunatullah yang berarti ketentuan-ketentuan atau hukum Allah swt. yang berlaku atas segenap alam dan
berjalan secara tetap dan teratur.
Sunnatullah terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Sunnatullah qauliyah adalah sunnatullah yang berupa wahyu yang tertulis dalam bentuk lembaran atau
dibukukan, yaitu Al-Quran.
2. Sunnatullah kauniyyah adalah sunnatullah yang tidak tertulis dan berupa kejadian atau fenomena alam.
Contohnya, matahari terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat.
Kedua sunatullah tersebut memiliki persamaan, yaitu :
1. Kedua-duanya berasal dari Allah swt.
2. Kedua-duanya dijamin kemutlakannya.
3. Kedua-duanya tidak dapat diubah atau diganti dengan hukum lainnya.
Contohnya adalah hukum yang terdapat dalam Al-Quran. Dalam Al-Quran dikatakan bahwa barang siapa yang
beriman dan beramal saleh, pasti akan mendapat balasan pahala dari Allah swt. Selain memiliki persamaan,
keduanya juga mempunyai perbedaan. Sunatullah yang ada di alam, dapat diukur. Lain halnya dengan sunnatullah
yang ada dalam AL-Quran. Walaupun hal itu pasti terjadi, tetapi tidak diketahui secara pasti kapan waktunya.
I. Tawakal
Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri
sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu
keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt
tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa
bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Berdasarkan al-Quran Surah at-Talaq ayat 3, Allah swt. akan mencukupkan segala keperluan orang-orang yang
bertawakal dan bila dijabarkan orang yang bertawakal akan :
d. Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia
selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika
terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Firaman Allah dalam QS. Al-Fajr ayat 27-30 yang artinya :
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah
kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku.
Dendam
Dendam merupakan salah satu perilaku yang tercela. Dendam artinya adalah keinginan keras di
dalam hati untuk membalas orang lain. Apabila orang lain berbuat suatu kesalahan kepada
seseorang, maka di dalam hati memiliki keinginan untuk membalasnya pada waktu yang lain.
Keinginan tersebut tertanam di dalam hati, dan berusaha mencari kesempatan untuk
melampiaskan dendamnya tersebut.
Islam tidak menginginkan umatnya menjadi pendendam, walaupun kepada orang kafir sekalipun.
Akan tetapi, Allah menghendaki hamba-hamba-Nya untuk menjadi hamba yang pemaaf. Rasa benci
dan amarah yang ada di dalam hati, hendaklah ditahan untuk tidak dilampiaskan pada waktu yang
lain. Orang yang mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain termasuk orang
yang bertakwa yang akan disediakan surga oleh Allah swt.
133. Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang ber-
buat kebaikan,
:
)
(
Dari Abu Hurairah R.A., Rasulullah saw bersabda, Orang yang hebat itu bukanlah orang yang kuat
pukulannya, sesungguhnya orang yang kuat adalah lyang mampu mengekang hawa nafsunya
kegika marah. (H.R. Bukhari dan Muslim)
3. Merasa senang jika orang yang didendami mendapat kesengsaraan, musibah atau cobaan
4. Ingin berbuat jahat atau membalas kejahatan terhadap orang yang didendami
5. Memengaruhi orang lain, untuk mencelakakan atau menjauhi orang yang didendami.
Sifat dendam sangat membahayakan. Di antara bahaya sifat dendam sebagai berikut.
3. Selalu marah ketika orang lain menceritakan kebaikan orang yang kita dendami
4. Membatasi pergaulan
5. Menimbulkan rasa iri hati, benci, dan marah kepada orang lain,
Munafik
Pengertian munafik yaitu orang yang zahirnya berbeda dengan isi hatinya. Orang-orang yang
berpura-pura setia kepada agama, tetapi pada hakikatnya tidak demikian. Dalam pepatah
dikatakan lain di mulut lain di hati. Pengertian munafik dari segi akidah adalah menyembunyikan
kekafiran dalam hatinya dan menampakkan keimanan dan lidahnya.
8. Dan di antara manusia ada yang berkata, Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal
sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.
Di dalam hadis, Rasulullah menyebutkan ciri-ciri orang yang munafik sebagai berikut.
:
:
( )
"Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila berkata, ia berdusta, apabila berjanji, ia
mengingkari, dan apabila dipercaya, ia berkhianat."(H.R. Al-Bukhari no. 32 dan Muslim no. 89).
Perilaku munafik merupakan perilaku tercela. Perilaku ini sangat berbahaya. Adapun bahayanya
sebagai berikut.
2. Terjadi konflik di dalam dirinya, sehingga tidak ada ketenteraman, dan muncul keraguan di dalam
hatinya.
4. Merugikan masyarakat, karena orang-orang munafik itu selalu ingin menimbulkan kerusakan.
Orang yang munafik akan ditempatkan pada tempat yang paling dasar dari neraka.
145. Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.