Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL PADA NY.M UMUR 25


TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU DENGAN INPARTU
FASE LATEN DIRUANG GAYATRI RST WIJAYA KUSUMA
PURWOKERTO

Disusun Oleh :

Monika Risky Ananda


(200104055)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2021
A. Tinjauan Teori
1. Definisi
Intranatal care adalah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Nugroho,
2011).
Persalinan (intranatl) adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Rukiyah, dkk, 2012).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37– 42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Nurhati,
2009).

2. Teori Mulainya Persalinan


a. Teori penurunan hormon progesterone
Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen
didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone
menurun sehingga menimbulkan his.
b. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot-otot rahim.
c. Teori placenta menjadi tua
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah. Halini akan menimbulkan his.
d. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan
kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.
e. Pengaruh janin
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena
padaanencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya
f. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang
menyebabkaniskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu
sirkulasi uteroplasenta.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini
digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan
menimbulkan his.

3. Faktor-Faktor Dalam Persalinan


a. Pasenger : Besarnya anak, presentasi dan posisi
b. Pasagway : Bentuk dan ukuran panggul
c. Power : Kontraksi uterus (kekuatan, lama, dan frekuensi),
tenaga ibu untuk mengedan
d. Plasenta : Tempat insersi plasenta
e. Psikologi : Perubahan psikologis yang terjadi

4. Mekanisme Persalinan
a. Engagement
1) Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
2) Multi para terjadi pada permulaan persalinan
b. Discent (turunya kepala)
Turunnya kepala atau presentasi pada inlet disebabkan oleh :
1) Tekanan cairan ketuban
2) Tekanan langsung oleh fhundus uteri
3) Kontraksi diafragma dan otot perut (Kalla II)
4) Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus
c. Fleksi
Majunya kepala : kepala mendapat tahanan dari cervik, dinding
panggul dan dasar panggul
d. Internal Rotasi (Putaran paksi dalam)
Bagian terendah memutar kedepan, ke bawah simpisis
e. Ekstensi
Defleksi kepala : mengarah ke depan dan ke atas
f. Eksternal Rotasi (Putaran paksi luar)
Setelah kepala lahir memutar kembali kea rah punggung bayi
g. Expulsi
Bahu depan dibawah simpisis, lahir bahu belakang, bahu depan,
dan badan

5. Adaptasi Fisiologi Persalinan Pada Ibu


a. Perubahan sistem kardiovaskuler
Pada setiap kontraksi, 2100 ml darah dikeluarkan dari uterus dan
masuk kedalam sistem vaskuler ibu.Hal ini meningkatkan curah
jantung sekitar 10-15% pada tahap ini persalinan dan sekitar 30%-
50% pada tahap II persalinan.
b. Perubahan sistem pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaiaan O2 terlihat
dari peningkatan frekuensi pernafasan.Hiperventilasi dapat
menyebabkan alkalosis respiratorik (PH meningkat) hipoksia dan
hipokapnea (CO2 menurun).
c. Perubahan sistem perkemihan
Pada trimester ke II kandung kemih menjadi organ
abdomen.Apakah terisi kandung kemih dapat teraba diatas simpisis
pubis. Selama persalinan wanita dapat mengalami kesulitan untuk
berkemih secara spontan akibat dari:
1) Oedema jaringan akibat tekanan bagian presentasi
2) Rasa tidak nyaman
3) Sedasi dan rasa malu
d. Perubahan sistem integumen
Terlihat pada daya distensibilitas daerah introtus vagina (muara
vagina). Pada setiap individu tingkat distensibilitas berbeda,
meskipun meregang namun dapat terjadi robekan-robekan kecil
pada kulit sekitar introitus vagina meskipun tidak dilakukan
episiotomi/terjadi laserasi.
e. Perubahan sistem muskuloskeletal
Dapat mengalami stress selama masa persalinan. Diaphoresis,
keletihan, proteinuria dan kemungkinan peningkatan suhu
menyertai peningkatan aktivitas yang menyolok. Nyeri punggung
dan nyeri sendi terjadi sebagai akibat semakin renggangnya sendi
pada masa aterm.
f. Perubahan sistem neurologis
Menunjukkan bahwa timbul stress dan rasa tidak nyaman pada
masa persalinan. Perubahan sensori terjadi saat wanita masuk ke
tahap I perslinan dan masuk kesetiap tahap berikutnya. Mula-mula
wanita terasa euphoria kemudian menjadi serius dan mengalami
amnesia diantara fraksi selama tahap ke II akibatnya wanita merasa
senang atau merasa letih saat melahirkan.
g. Perubahan sistem gastrointestinal
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita bernafas
melalui mulut, dehidrasi, dan sebagai respon emosi terhadap
persalinan.Selama persalinan, mortilitas dan absorbsi saluran cerna
menurun dan waktu pemasangan lambung menjadi lambat. Mual,
muntah, dan sendawa juga terjadi sebagai respon refleks terhadap
dilatasi serviks lengkap.
h. Perubahan sistem endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan. Awitan persalinan dapat
diakibatkan oleh penurunan kadar progresteron dan peningkatan
estrogen, prostaglandin dan oksitosis. Metabolisme meningkat dan
kadar aliran darah dapat menurun akibat proses persalinan.

6. Mekanisme Persalinan Normal


a. Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah menancap (engaged) pada pintu atas panggul.
b. Penurunan
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati
panggul.Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari
cairan amnion, tekanan langsung kontraksi fundus pada janin, dan
kontraksi pada diafragma serta otot-otot abdomen ibu pada tahap
kedua persalinan.
c. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding
panggul, atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi
dan dagu didekatkan kearah daerah janin.
d. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina
iskiadika.Setiap kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke
bawah lengkung pubis, dan kepala hampir selalu berputar saat
mencapai otot panggul.
e. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah
anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan
bawah simpisis pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat
ekstensi.
f. Restitusi dan putaran paksi luar
Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga
mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas.
Putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan
gerakan mirip dengan gerakan kepala.
g. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang pubis
ibu dan badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral
kearah simfisis pubis.

7. Proses Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
a. Kala I
Waktu pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10
cm
b. Kala II
Dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
c. Kala III
Dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
d. Kala IV
Keluarnya plasenta sampai 2 jam post partum
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
a. Kala I (Pembukaan)
Pada kala pembukaan harus belum begitu kuat, datangnya
setiap 10-15 menit dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia
masih sering dapat berjalan. Lama kala I untuk primi adalah 12 jam
dan multi 8 jam. Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu:
1) Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm, berlangsung 7-8 jam.
- primi: 6-14 jam
- multi: 2-10 jam
a) His: teratur, datang tiap 10 – 15 menit.
b) Tanda: keluar sedikit darah bercampur lendir, perdarahan
dari pembukaan lendir rahim 3 cm
c) Pembukaan ketuban
d) Ibu mungkin merasa senang karena kehamilannya akan
berakhir. Ibu merasakan nyeri pinggang yang menjalar
ke perut bawah
2) Fase Aktif
Berlangsung selama 6 jam, dibagi dalam3 fase:
a) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm
b) Periode dilatasi maksimal: selama 2 jam berlangsung
menjadi 9 cm
c) Periode deselerasi: berlansung lambat dalam waktu 3 jam,
pembukaan 10 cm
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembukaan kalla I
a. Otot-otot servik menarik Rahim
1. Segmen bawah servik diregang oleh isi abdomen
2. Ketuban sewaktu kontraksi, menonjol ke kanalis servikalis
dan bila ketuban sudah pecah dan dorongan kepala janin
b. Kontraksi Uterus
Pada awalnya tidak begitu kuat, biasanya dorong setiap 10-15
menit, yang lama-kelamaan menjadi kuat dan jaraknya yang
lebih pendek
c. Pemeriksaan Leopold
1) Leopold I : Menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa
yang terdapat di fundus
2) Leopold II : Menentukan dimana letak punggung anak dan
dimana letak bagian terkecil
3) Leopold III : Menentukan apa yang terdapat dibagian
bawah dan apakah sudah masuk pada PAP
4) Leopold IV : Menentukan apa yang normal bagian bawah
dan sudah berapa masuknya bagian bawah ke dalam PAP
d. Turunnya Kepala Janin
1) Hodge I : Kepala turun setinggi PAP
2) Hodge II : Kepala turun setinggi pinggir bawah simpisis
3) Hodge III : Kepala turun setinggi spina ischiadika
4) Hodge IV : Kepala turun setinggi os cogsegis
e. Station
1) Fiqating : Bagian presentasi diatas inlet -4,-5
2) Fixed : -3, -2, -1
3) Engaged ukuran terbesar bagian terendah setinggi spina
ischiadika : 0
4) Mid platul : Antara inlet bagian terendah panggul : +1, +2,
+3
5) Pada perineum : +4, +4
f. Posisi dan Presentasi
Posisi : hubungan presentasi dengan kanan atau kiri ibu
1) Cephalik presentasi : Occiput
2) Breceh presentasi : Sacrum
3) Face presentasi : Dagn
4) Transperse presentasi : Scapula
5) Bach Cephalik presentasi : Ubun-ubun kecil
g. Teknik Meneran
1. Menurut codayra-barela
a) Meneran secara pendek tidak lebih dari 6-7 detik
b) Meneran waktu ada dorongan setiap his meneran 3-5
kali
c) Meneran dengan membuka glottis dan sedikit
menghembus
2. Cara Klasik
Ibu disarankan meneran setiap ada his
3. Cara Semi Fowler
a) Jika ada kontraksi kepala dan bahu diangkat 45----0C
b) Uterus mulai berkontraksi, paha ditarik kearah
abdomen, tangan merangkul paha dan bawah lutut
c) Meneran pendek 5 detik dengan membuka glottis,
menarik nafas sebelum mengedan dihindari
d) Menarik pada lutut dengan menempel pada dada
menguatkan dorongan diafragma dan otot perut
e) Diluar his, tungkai diluruskan untuk mengurangi
tekanan pada pangkal dan relaksasi dasar panggul
2) Kala II
Adalah ketika pembukaan serviks sudah lengkap 10 cm dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Pada primi 1-2 jam dan multi 30
menit.
Tanda dan gejala kala II:
a) Ibu mengatakan ingin mengejan
b) Ibu mengatakan meningkatnya tekanan pada rektum dan
vagina
c) Perineum menonjol
d) Vulva, vagina, sfingter ani terlihat membuka
e) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Tanda pasti kala II:
a) Pembuakaan serviks lengkap
b) Kepala janin terlihat di introitus vagina
3) Kala III (pengeluaran plasenta)
Dimulai setelah dari lahirnya bayi sampai lahirnya
plasenta.Setelah bayi lahir harus berhenti sebentar, tetapi setelah
beberapa menit timbul lagi, his ini dinamakan pelepasan uri
sehingga terlihat pada SBR/ bagian atas vagina.
Lamanya kala III ± 8,5 menit dan waktu pelepasan plasenta hanya
2-3 menit.
Tanda pelepasan plasenta:
a) Uterus menjadi bundar
b) Perdarahan, terutama perdarahan sekonyong-konyomg dan
agak banyak.
c) Pemanjangan tali pusat
d) Penurunan fundus uteri karena involusi rahim
e) Perdarahan ± 250 cc
4) Kala IV (Nifas)
Masa 1-2 jam untuk mengawasi keadaan ibu utamanya HPP
(Hemoragis Post Partum). Dalam kala IV ini, ibu masih
membutuhkan pengawasan yang intensif karena atonia uetri
mengancam. Pengawasan dalam kala IV:
1) Mengawasi perdarahan post partum
2) Mengawasi robekan perineum
3) Memeriksa bayi
8. Pathways
a. Kala I
Faktor hormon, faktor saraf,
faktor kekuatan plasenta,
faktor nutrisi, faktor partus

Kontraksi

Laten Aktif Transisi

Estrogen dan Rahim besar Nafas mulut Kontraksi Meningkatnya Kepala bayi
progesterone dan meningkat metabolisme menurun
meningkat menegang Sirkulasi
oksigen Menekan
Dilatasi Kadar aliran
maternal jaringan
Iskemia alat uterus 4-8 darah
Oksitosin menurun
rahim cm menurun
meningkat
Hipoksia
Sirkulasi
Hipoksia jaringan
Kadar uteroplasenta Tekanan Aliran balik
jaringan
prostaglandin terganggu pada vena
janin
meningkat jaringan menurun

Hipoksia Resiko
jaringan Pertukaran Nyeri Akut Resiko
Kontraksi Penurunan
Gas Janin
uterus Curah
Resiko Jantung
Cidera
Nyeri Akut Pada Janin
b. Kala II
Pembukaan servik 10 cm

Mengeran involuter

Kepala janin menurun

Pengeluaran darah Menekan saraf/


lebih banyak penegangan jaringan

Resiko Kekurangan Nyeri Akut


Volume Cairan

c. Kala III
Bayi lahir

Kontraksi uterus Terjadi laserasi

Kehilangan darah Trauma jaringan

Resiko Nyeri Akut


Perdarahan

d. Kala IV
Kala IV

Plasenta lahir Pemulihan sistem Kelahiran


tubuh
Kontraksi uterus Pertambahan anggota
keluarga
Trauma mekanisme/
Sirkulasi edema otot
uteroplasenta Perubahan proses
berlanjut keluarga
Nyeri akut

Resiko
Perdarahan
B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Intra Natal
1. Pengkajian kala 1
a. Fase laten
1) Integritas ego: senang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
a) Kontraksi regular, frekuensi, durasi, dan keparahan
b) Kontraksi ringan masing-masing 5-30 menit berkisar 10-30
detik
3) Keamanan: irama jantung janin paling baik terdengar pada
umbilikus
4) Seksualitas
a) Membrane makin tidak pecah
b) Cerviks dilatasi 0-4 cm bayi mungkin pada 0
(primigravidarum) atau dari 0 - ± 2 cm (multigravida
c) Rabas vagina sedikit, mungkin lendir merah muda
(“show”), kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir
b. Fase aktif
1) Aktifitas/istirahat: dapat menunjukan bukti kelelahan
2) Integritas ego:
a) Dapat lebih serius dan terhanyut pada proses persalinan
b) Ketakutan tentang kemampuan pengendalian pernafasan
dan atau melakukan teknik relaksasi
3) Nyeri/kenyamanan: kontraksi sedang tiap 3,5-5 menit berakhir
30-40 menit
4) Keamanan:
a) Irama jantung janin terdetekdi agak kebawah pusat pada
posisi vertex
b) Denyut jantung janin (DJJ) bervariasi dan perubahan
periodik umumnya teramati pada respons terhadap
kontraksi, palpasi abdominal, dan gerakan janin
5) Seksualitas:
a) Dilatasi serviks dari kira-kira 4 sampai 8 cm (1,5 cm/jam
miltipara, 1,2 cm/jam nulipara)
b) Perdarahan dalam jumlah sedang
c) Janin turun ± 1-2 cm dibawah tulang iskial
c. Fase transisi
1) Sirkulasi: TD meningkat 5-10 mmHg diatas nilai normal klien,
nadi meningkat
2) Integritas ego:
a) Perilaku peka
b) Mungkin mengalami kesulitan mempertahankan kontrol
c) Memerlukan pengingat tentang pernafasan
d) Mungkin amnestik, dapat menyatakan “saya tidak tahan
lagi”.
3) Eliminasi: Dorong untuk menghindari atau defekasi melalui
fekal (janin pada posisi posterior)
4) Makanan/cairan: terjadi mual muntah
5) Nyeri/ketidaknyamanan:
a) Kontraksi uterus kuat setiap 2-3 menit dan berakhir 45-60
detik
b) Ketidaknyamanan hebat pada area abdomen/sakral
c) Dapat menjadi sangat gelisah
d) Menggeliat-geliat karena nyeri/ketakutan
e) Tremor kaki dapat terjadi
6) Keamanan
a) DJJ terdengar tepat diatas simphisis pubis
b) DJJ dapat menimbulkan deselerasi lambat (sirkulasi uterus
terganggu) atau deselerasi awal
7) Seksualitas
a) Dilatasi serviks dari 8-10 cm
b) Penurunan janin + 2 - +4 cm
c) Tampilan darah dalam jumlah berlebihan
2. Pengkajian kala II
a. Aktivits/istirahat:
1) Laporkan kelelahan
2) Melporkan ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri/teknik relaksasi
3) Letargi
4) Lingkaran hitam dibawah mata
b. Sirkulsi: TD dapat meningkat 5-10 mmHg diantara kontraksi
c. Integritas ego:
1) Respon emosional dapat di rentang dan perasaan
fear/irritation/relief/joy
2) Dapat merasa kehilangan kontrol atau sebaliknya seperti saat
ini klien terlibat mengejan secara aktif
d. Eliminasi
1) Keinginan untuk defekasi atau mendorong involunter pada
kontraksi disertai dengan tekanan intra abdomen dan tekanan
uterus
2) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan
3) Distensi kandung kemih mungkin ada, urin harus dikeluarkan
selama upaya mendorong
e. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Dapat merintih atau meringis selama kontraksi
2) Amnesia diantara kontrkasi mungkin terlihat
3) Melaporkan rasa terbakar /meregang dari perineum
4) Kaki gemetar selama upaya mendorong
5) Kontraksi uterus kuat, terjadi 1,5-2 menit masing-masing dan
berakhir 60-90 detik
6) Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak
f. Pernafasan: Frekuensi pernafasan meningkat
g. Keamanan:
1) Diaphoresis sering terjadi
2) Bradirkadia janin (tampak saat deselerasi awal pada pemantau
elektrik) dapat terjadi selma kontrkasi(kompresi kepal)
h. Seksualitas:
1) Serviks dilatasi penuh (10 cm) dan penonjolan 100%
2) Peningkatan perdarahan pervaginam
3) Penonjolan rektum atau perineal dengan turunnya janin
4) Membran dapat ruptur bila masih utuh
5) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
3. Pengkajian kala III
a. Aktivitas/istirahat: perilaku dapat direntang dari senang sampai
keletihan
b. Sirkulasi:
1) TD meningkat saat curah jantung meningkat kemudian kembali
normal dengan cepat
2) Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan
anastesi
3) Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap curah jantung
c. Makanan/cairan: kehilangan darah normal 250-300 cc.
d. Nyeri/ketidaknyamanan: dapat mengeluh tremor kaki/menggigil
e. Keamanan:
1) Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya
robekan atau laserasi
2) Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada
f. Seksualitas:
1) Darah berwarna kehitaman dari vagina terjadi saat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya 1-5 menit setelah melahirkan
bayi
2) Tali pusat memenjang pada muara vagina
4. Pengkajian kala IV
a. Aktivitas/istirahat: dapat tampak berenergi atau
kelelahan/keletihan, mengantuk
b. Sirkulasi:
1) Nadi biasanya lambat(50-70 dpm), karena hipersensitivitas
vagal
2) Tekanan darah bervariasi mungkin lebih rendah pada respon
terhadap analgesia/anastesi, atau meningkat pada respon
terhadap pemberian oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
(HKK)
3) Edema bila ada, mungkin dependen (mis, ditemukan pada
ekstremitas bawah), atau dapat meliputi ekstremitas atas dan
wajah, mungkin umum (tanda-tanda HKK)
4) Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400-
500 ml untuk kelahiran vaginal atau 600-800 ml untuk
kelahiran sesaria
c. Integritas ego:
1) Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah; mis,
eksitasi atau perilaku menunjukan kurang kedekatan, tidak
berminat (kelelahan), atau kecewa
2) Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk
perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol; dapat
mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir
dan perawatan segera pada neonatal
d. Eliminasi:
1) Hemoroid sering ada dan menonjol
2) Kandung kemih mungkin teraba diatas simpisis pubis atau
kateter urinarius terpasang
3) Dieresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi
menghambat urinarius, dan atau cairan I. V. diberikan selama
persalinan dan kelahiran
e. Makanan/cairan: dapat mengeluh haus, lapar, atau mual
f. Neurosensori:
1) Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anesthesia spinal atau analgesia kaudal/epidural
2) Hiperreflesia mungkin ada (menunjukan terjadinya atau
menetapnya hipertensi, khususnya pada diabetika, remaja, atau
klien primipara)
g. Nyeri/ketidaknyamanan: dapat melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber, mis, setelah nyeri, trauma jaringan/ perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin/otot tremor
dengan “menggigil”.
h. Keamanan:
1) Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (pengerahan
tenaga, tehidrasi)
2) Perbaikan episiotomi utuh, dengan tepi jaringan merapat
i. Seksual:
1) Fundus keras terkontraksi, pada garis tengah dan terletak
setinggi umbilikus
2) Drainase vagina atau lochia jumlahnya sedang, merah gelap,
dengan hanya beberapa, bekuan kecil, (sampai ukuran plam
kecil)
3) Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
4) Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
5) Payudara lunak, dengan putting tegang
j. Penyuluhan/pembelajaran: catat obat-obatan yang diberikan,
termasuk waktu dan jumlah
k. Pemeriksaan diagnostik: Hemoglobin/hematokrit (HB/HT), jumlah
darah lengkap, urinalisis, pemeriksaan lain mungkin dilakukan
sesuai indikasi dari temuan fisik.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik
2. Risiko infeksi b,d efek prosedur infasif

D. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSIS SLKI SIKI

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri


dengan agen pencedera keperawatan 3 x 24 jam, (I.08238)
fisik (prosedur operasi) diharapkan klien menujukkan O:
penurunan Tingkat Nyeri - Identifikasi skala nyeri
(L.08066) dengan kriteria hasil :
(D.0077)
Awal Akhir T:
KH - Berikan teknik Non –
farmakologis untuk
Keluhan 2 4 mengurangi rasa nyeri
nyeri

Meringis 2 4 E:
- Ajarkan teknik non-
Gelisah 3 5 farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kesulita 3 5 (Mengajarkan relaksasi
n tidur nafas dalam)
Ket :
1. Meningkat C:
2. Cukup meningkat - Kolaborasi pemberian
3. Sedang analgetik
4. Cukup menurun
5. Menurun
Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam, (I.14539)
efek prosedur invansif diharapkan klien menujukkan O:
penurunan Tingkat Infeksi - Monitor tanda dan
(L.14137) dengan kriteria hasil : gejala infeksi lokal
dan sistemik
Awal Akhir
KH T:
- Batasi jumlah
Demam 2 4 pengunjung
- Berikan perawatn kulit
Kemerahan 2 4 pada area edema
- Cuci tangan sebelum
Nyeri 3 5 dan sesudah kontak
Bengkak 3 5 dengan pasien dan
lingkungan pasien
Ket :
1. Meningkat E:
2. Cukup meningkat - Jelaskan tanda dan
3. Sedang gejala infeksi
4. Cukup menurun - Ajarkan cara cuci
5. Menurun tangan dengan benar
- Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
DAFTAR PUSTAKA

Bobak (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta : EGC

JNPK-KR (2008). Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR : Jakarta.

Manuaba (2009). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana. EGC: Jakarta.

Marjati (2009). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba


Medika

Saifudin, Abdul Bari, (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.

Sarwono (2008). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo: Jakarta.

Varney, Hellen (2004). Asuhan Kebidanan. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai