Disusun Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
2021
A. Tinjauan Teori
1. Definisi
Intranatal care adalah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Nugroho,
2011).
Persalinan (intranatl) adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Rukiyah, dkk, 2012).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37– 42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Nurhati,
2009).
4. Mekanisme Persalinan
a. Engagement
1) Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
2) Multi para terjadi pada permulaan persalinan
b. Discent (turunya kepala)
Turunnya kepala atau presentasi pada inlet disebabkan oleh :
1) Tekanan cairan ketuban
2) Tekanan langsung oleh fhundus uteri
3) Kontraksi diafragma dan otot perut (Kalla II)
4) Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus
c. Fleksi
Majunya kepala : kepala mendapat tahanan dari cervik, dinding
panggul dan dasar panggul
d. Internal Rotasi (Putaran paksi dalam)
Bagian terendah memutar kedepan, ke bawah simpisis
e. Ekstensi
Defleksi kepala : mengarah ke depan dan ke atas
f. Eksternal Rotasi (Putaran paksi luar)
Setelah kepala lahir memutar kembali kea rah punggung bayi
g. Expulsi
Bahu depan dibawah simpisis, lahir bahu belakang, bahu depan,
dan badan
7. Proses Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
a. Kala I
Waktu pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10
cm
b. Kala II
Dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
c. Kala III
Dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
d. Kala IV
Keluarnya plasenta sampai 2 jam post partum
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
a. Kala I (Pembukaan)
Pada kala pembukaan harus belum begitu kuat, datangnya
setiap 10-15 menit dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia
masih sering dapat berjalan. Lama kala I untuk primi adalah 12 jam
dan multi 8 jam. Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu:
1) Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm, berlangsung 7-8 jam.
- primi: 6-14 jam
- multi: 2-10 jam
a) His: teratur, datang tiap 10 – 15 menit.
b) Tanda: keluar sedikit darah bercampur lendir, perdarahan
dari pembukaan lendir rahim 3 cm
c) Pembukaan ketuban
d) Ibu mungkin merasa senang karena kehamilannya akan
berakhir. Ibu merasakan nyeri pinggang yang menjalar
ke perut bawah
2) Fase Aktif
Berlangsung selama 6 jam, dibagi dalam3 fase:
a) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm
b) Periode dilatasi maksimal: selama 2 jam berlangsung
menjadi 9 cm
c) Periode deselerasi: berlansung lambat dalam waktu 3 jam,
pembukaan 10 cm
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembukaan kalla I
a. Otot-otot servik menarik Rahim
1. Segmen bawah servik diregang oleh isi abdomen
2. Ketuban sewaktu kontraksi, menonjol ke kanalis servikalis
dan bila ketuban sudah pecah dan dorongan kepala janin
b. Kontraksi Uterus
Pada awalnya tidak begitu kuat, biasanya dorong setiap 10-15
menit, yang lama-kelamaan menjadi kuat dan jaraknya yang
lebih pendek
c. Pemeriksaan Leopold
1) Leopold I : Menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa
yang terdapat di fundus
2) Leopold II : Menentukan dimana letak punggung anak dan
dimana letak bagian terkecil
3) Leopold III : Menentukan apa yang terdapat dibagian
bawah dan apakah sudah masuk pada PAP
4) Leopold IV : Menentukan apa yang normal bagian bawah
dan sudah berapa masuknya bagian bawah ke dalam PAP
d. Turunnya Kepala Janin
1) Hodge I : Kepala turun setinggi PAP
2) Hodge II : Kepala turun setinggi pinggir bawah simpisis
3) Hodge III : Kepala turun setinggi spina ischiadika
4) Hodge IV : Kepala turun setinggi os cogsegis
e. Station
1) Fiqating : Bagian presentasi diatas inlet -4,-5
2) Fixed : -3, -2, -1
3) Engaged ukuran terbesar bagian terendah setinggi spina
ischiadika : 0
4) Mid platul : Antara inlet bagian terendah panggul : +1, +2,
+3
5) Pada perineum : +4, +4
f. Posisi dan Presentasi
Posisi : hubungan presentasi dengan kanan atau kiri ibu
1) Cephalik presentasi : Occiput
2) Breceh presentasi : Sacrum
3) Face presentasi : Dagn
4) Transperse presentasi : Scapula
5) Bach Cephalik presentasi : Ubun-ubun kecil
g. Teknik Meneran
1. Menurut codayra-barela
a) Meneran secara pendek tidak lebih dari 6-7 detik
b) Meneran waktu ada dorongan setiap his meneran 3-5
kali
c) Meneran dengan membuka glottis dan sedikit
menghembus
2. Cara Klasik
Ibu disarankan meneran setiap ada his
3. Cara Semi Fowler
a) Jika ada kontraksi kepala dan bahu diangkat 45----0C
b) Uterus mulai berkontraksi, paha ditarik kearah
abdomen, tangan merangkul paha dan bawah lutut
c) Meneran pendek 5 detik dengan membuka glottis,
menarik nafas sebelum mengedan dihindari
d) Menarik pada lutut dengan menempel pada dada
menguatkan dorongan diafragma dan otot perut
e) Diluar his, tungkai diluruskan untuk mengurangi
tekanan pada pangkal dan relaksasi dasar panggul
2) Kala II
Adalah ketika pembukaan serviks sudah lengkap 10 cm dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Pada primi 1-2 jam dan multi 30
menit.
Tanda dan gejala kala II:
a) Ibu mengatakan ingin mengejan
b) Ibu mengatakan meningkatnya tekanan pada rektum dan
vagina
c) Perineum menonjol
d) Vulva, vagina, sfingter ani terlihat membuka
e) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Tanda pasti kala II:
a) Pembuakaan serviks lengkap
b) Kepala janin terlihat di introitus vagina
3) Kala III (pengeluaran plasenta)
Dimulai setelah dari lahirnya bayi sampai lahirnya
plasenta.Setelah bayi lahir harus berhenti sebentar, tetapi setelah
beberapa menit timbul lagi, his ini dinamakan pelepasan uri
sehingga terlihat pada SBR/ bagian atas vagina.
Lamanya kala III ± 8,5 menit dan waktu pelepasan plasenta hanya
2-3 menit.
Tanda pelepasan plasenta:
a) Uterus menjadi bundar
b) Perdarahan, terutama perdarahan sekonyong-konyomg dan
agak banyak.
c) Pemanjangan tali pusat
d) Penurunan fundus uteri karena involusi rahim
e) Perdarahan ± 250 cc
4) Kala IV (Nifas)
Masa 1-2 jam untuk mengawasi keadaan ibu utamanya HPP
(Hemoragis Post Partum). Dalam kala IV ini, ibu masih
membutuhkan pengawasan yang intensif karena atonia uetri
mengancam. Pengawasan dalam kala IV:
1) Mengawasi perdarahan post partum
2) Mengawasi robekan perineum
3) Memeriksa bayi
8. Pathways
a. Kala I
Faktor hormon, faktor saraf,
faktor kekuatan plasenta,
faktor nutrisi, faktor partus
Kontraksi
Estrogen dan Rahim besar Nafas mulut Kontraksi Meningkatnya Kepala bayi
progesterone dan meningkat metabolisme menurun
meningkat menegang Sirkulasi
oksigen Menekan
Dilatasi Kadar aliran
maternal jaringan
Iskemia alat uterus 4-8 darah
Oksitosin menurun
rahim cm menurun
meningkat
Hipoksia
Sirkulasi
Hipoksia jaringan
Kadar uteroplasenta Tekanan Aliran balik
jaringan
prostaglandin terganggu pada vena
janin
meningkat jaringan menurun
Hipoksia Resiko
jaringan Pertukaran Nyeri Akut Resiko
Kontraksi Penurunan
Gas Janin
uterus Curah
Resiko Jantung
Cidera
Nyeri Akut Pada Janin
b. Kala II
Pembukaan servik 10 cm
Mengeran involuter
c. Kala III
Bayi lahir
d. Kala IV
Kala IV
Resiko
Perdarahan
B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Intra Natal
1. Pengkajian kala 1
a. Fase laten
1) Integritas ego: senang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
a) Kontraksi regular, frekuensi, durasi, dan keparahan
b) Kontraksi ringan masing-masing 5-30 menit berkisar 10-30
detik
3) Keamanan: irama jantung janin paling baik terdengar pada
umbilikus
4) Seksualitas
a) Membrane makin tidak pecah
b) Cerviks dilatasi 0-4 cm bayi mungkin pada 0
(primigravidarum) atau dari 0 - ± 2 cm (multigravida
c) Rabas vagina sedikit, mungkin lendir merah muda
(“show”), kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir
b. Fase aktif
1) Aktifitas/istirahat: dapat menunjukan bukti kelelahan
2) Integritas ego:
a) Dapat lebih serius dan terhanyut pada proses persalinan
b) Ketakutan tentang kemampuan pengendalian pernafasan
dan atau melakukan teknik relaksasi
3) Nyeri/kenyamanan: kontraksi sedang tiap 3,5-5 menit berakhir
30-40 menit
4) Keamanan:
a) Irama jantung janin terdetekdi agak kebawah pusat pada
posisi vertex
b) Denyut jantung janin (DJJ) bervariasi dan perubahan
periodik umumnya teramati pada respons terhadap
kontraksi, palpasi abdominal, dan gerakan janin
5) Seksualitas:
a) Dilatasi serviks dari kira-kira 4 sampai 8 cm (1,5 cm/jam
miltipara, 1,2 cm/jam nulipara)
b) Perdarahan dalam jumlah sedang
c) Janin turun ± 1-2 cm dibawah tulang iskial
c. Fase transisi
1) Sirkulasi: TD meningkat 5-10 mmHg diatas nilai normal klien,
nadi meningkat
2) Integritas ego:
a) Perilaku peka
b) Mungkin mengalami kesulitan mempertahankan kontrol
c) Memerlukan pengingat tentang pernafasan
d) Mungkin amnestik, dapat menyatakan “saya tidak tahan
lagi”.
3) Eliminasi: Dorong untuk menghindari atau defekasi melalui
fekal (janin pada posisi posterior)
4) Makanan/cairan: terjadi mual muntah
5) Nyeri/ketidaknyamanan:
a) Kontraksi uterus kuat setiap 2-3 menit dan berakhir 45-60
detik
b) Ketidaknyamanan hebat pada area abdomen/sakral
c) Dapat menjadi sangat gelisah
d) Menggeliat-geliat karena nyeri/ketakutan
e) Tremor kaki dapat terjadi
6) Keamanan
a) DJJ terdengar tepat diatas simphisis pubis
b) DJJ dapat menimbulkan deselerasi lambat (sirkulasi uterus
terganggu) atau deselerasi awal
7) Seksualitas
a) Dilatasi serviks dari 8-10 cm
b) Penurunan janin + 2 - +4 cm
c) Tampilan darah dalam jumlah berlebihan
2. Pengkajian kala II
a. Aktivits/istirahat:
1) Laporkan kelelahan
2) Melporkan ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri/teknik relaksasi
3) Letargi
4) Lingkaran hitam dibawah mata
b. Sirkulsi: TD dapat meningkat 5-10 mmHg diantara kontraksi
c. Integritas ego:
1) Respon emosional dapat di rentang dan perasaan
fear/irritation/relief/joy
2) Dapat merasa kehilangan kontrol atau sebaliknya seperti saat
ini klien terlibat mengejan secara aktif
d. Eliminasi
1) Keinginan untuk defekasi atau mendorong involunter pada
kontraksi disertai dengan tekanan intra abdomen dan tekanan
uterus
2) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan
3) Distensi kandung kemih mungkin ada, urin harus dikeluarkan
selama upaya mendorong
e. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Dapat merintih atau meringis selama kontraksi
2) Amnesia diantara kontrkasi mungkin terlihat
3) Melaporkan rasa terbakar /meregang dari perineum
4) Kaki gemetar selama upaya mendorong
5) Kontraksi uterus kuat, terjadi 1,5-2 menit masing-masing dan
berakhir 60-90 detik
6) Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak
f. Pernafasan: Frekuensi pernafasan meningkat
g. Keamanan:
1) Diaphoresis sering terjadi
2) Bradirkadia janin (tampak saat deselerasi awal pada pemantau
elektrik) dapat terjadi selma kontrkasi(kompresi kepal)
h. Seksualitas:
1) Serviks dilatasi penuh (10 cm) dan penonjolan 100%
2) Peningkatan perdarahan pervaginam
3) Penonjolan rektum atau perineal dengan turunnya janin
4) Membran dapat ruptur bila masih utuh
5) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
3. Pengkajian kala III
a. Aktivitas/istirahat: perilaku dapat direntang dari senang sampai
keletihan
b. Sirkulasi:
1) TD meningkat saat curah jantung meningkat kemudian kembali
normal dengan cepat
2) Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan
anastesi
3) Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap curah jantung
c. Makanan/cairan: kehilangan darah normal 250-300 cc.
d. Nyeri/ketidaknyamanan: dapat mengeluh tremor kaki/menggigil
e. Keamanan:
1) Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya
robekan atau laserasi
2) Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada
f. Seksualitas:
1) Darah berwarna kehitaman dari vagina terjadi saat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya 1-5 menit setelah melahirkan
bayi
2) Tali pusat memenjang pada muara vagina
4. Pengkajian kala IV
a. Aktivitas/istirahat: dapat tampak berenergi atau
kelelahan/keletihan, mengantuk
b. Sirkulasi:
1) Nadi biasanya lambat(50-70 dpm), karena hipersensitivitas
vagal
2) Tekanan darah bervariasi mungkin lebih rendah pada respon
terhadap analgesia/anastesi, atau meningkat pada respon
terhadap pemberian oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
(HKK)
3) Edema bila ada, mungkin dependen (mis, ditemukan pada
ekstremitas bawah), atau dapat meliputi ekstremitas atas dan
wajah, mungkin umum (tanda-tanda HKK)
4) Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400-
500 ml untuk kelahiran vaginal atau 600-800 ml untuk
kelahiran sesaria
c. Integritas ego:
1) Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah; mis,
eksitasi atau perilaku menunjukan kurang kedekatan, tidak
berminat (kelelahan), atau kecewa
2) Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk
perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol; dapat
mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir
dan perawatan segera pada neonatal
d. Eliminasi:
1) Hemoroid sering ada dan menonjol
2) Kandung kemih mungkin teraba diatas simpisis pubis atau
kateter urinarius terpasang
3) Dieresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi
menghambat urinarius, dan atau cairan I. V. diberikan selama
persalinan dan kelahiran
e. Makanan/cairan: dapat mengeluh haus, lapar, atau mual
f. Neurosensori:
1) Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anesthesia spinal atau analgesia kaudal/epidural
2) Hiperreflesia mungkin ada (menunjukan terjadinya atau
menetapnya hipertensi, khususnya pada diabetika, remaja, atau
klien primipara)
g. Nyeri/ketidaknyamanan: dapat melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber, mis, setelah nyeri, trauma jaringan/ perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin/otot tremor
dengan “menggigil”.
h. Keamanan:
1) Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (pengerahan
tenaga, tehidrasi)
2) Perbaikan episiotomi utuh, dengan tepi jaringan merapat
i. Seksual:
1) Fundus keras terkontraksi, pada garis tengah dan terletak
setinggi umbilikus
2) Drainase vagina atau lochia jumlahnya sedang, merah gelap,
dengan hanya beberapa, bekuan kecil, (sampai ukuran plam
kecil)
3) Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
4) Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
5) Payudara lunak, dengan putting tegang
j. Penyuluhan/pembelajaran: catat obat-obatan yang diberikan,
termasuk waktu dan jumlah
k. Pemeriksaan diagnostik: Hemoglobin/hematokrit (HB/HT), jumlah
darah lengkap, urinalisis, pemeriksaan lain mungkin dilakukan
sesuai indikasi dari temuan fisik.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik
2. Risiko infeksi b,d efek prosedur infasif
D. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSIS SLKI SIKI
Meringis 2 4 E:
- Ajarkan teknik non-
Gelisah 3 5 farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kesulita 3 5 (Mengajarkan relaksasi
n tidur nafas dalam)
Ket :
1. Meningkat C:
2. Cukup meningkat - Kolaborasi pemberian
3. Sedang analgetik
4. Cukup menurun
5. Menurun
Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam, (I.14539)
efek prosedur invansif diharapkan klien menujukkan O:
penurunan Tingkat Infeksi - Monitor tanda dan
(L.14137) dengan kriteria hasil : gejala infeksi lokal
dan sistemik
Awal Akhir
KH T:
- Batasi jumlah
Demam 2 4 pengunjung
- Berikan perawatn kulit
Kemerahan 2 4 pada area edema
- Cuci tangan sebelum
Nyeri 3 5 dan sesudah kontak
Bengkak 3 5 dengan pasien dan
lingkungan pasien
Ket :
1. Meningkat E:
2. Cukup meningkat - Jelaskan tanda dan
3. Sedang gejala infeksi
4. Cukup menurun - Ajarkan cara cuci
5. Menurun tangan dengan benar
- Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
DAFTAR PUSTAKA