Anda di halaman 1dari 12

HIPERTENSI PADA

KEHAMILAN
Keperawatan Maternitas II
Kelompok 3
2A S1 Keperawatan

Ketua : Syanu Yulianti (19043)


Anggota : Ai Tuti (19003)
Hilmi A.B (19017)
M.Dzulfikar (19024)
Pengertian Hipertensi Pada Kehamilan
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan
tension. Hiper artinya tekanan yang berlebihan dan
tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah
tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis
(dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka
kesakitan dan angka kematian seseorang dikatakan
menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu
apabila tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan diastoliknya lebih besar dari 90 mmHg
(Manuaba, 2008).
Ada beberapa Klasifikasi hipertensi dalam
kehamilan :
 Hipertensi kronik
 Preeklamsi
 Eklamsi
 Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi
 Hipertensi gestasional (transient hypertensi)
Etiologi
Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan
terjadinya hipertensi di antara lain sebagai berikut.
• Primigravida, primipaternitas
• Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan
multipel,diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
• Umur
• Riwayat keluarga pernah preklampsia/ eklampsia.
Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada
sebelumhamil.
 Obesitas
Manifestasi klinis

Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan


tingkat PIH dan organ yang dipengaruhi seperti :
• Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang
buruk dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan
dan kelahiran prematur.
• Mengalami hipertensi diberbagai level.
• Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
Lanjutan….

• Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit


kepala dan hiperrefleksia mungkin akan terjadi
• Berpotensi gagal hati.
• Kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran
kanan atas.
• Meningkatnya enzim hati.
• Jumlah trombosit menurun.
Patofisiologi
Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam kehamilan
terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik, dan
kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik terjadinya hipertensi
dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya segmen yang
menyempit dan melebar yang berselang-seling. Kerja vasospastik tersebut
merusak pembuluh darah akibat adanya penurunan suplai darah dan
penyempitan pembuluh darah di area tempat terjadinya pelebaran. Apabila
terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh darah, trombosit, fibrinogen,
dan hasil darah lainnya akan dilepaskan ke dalam interendotelium.
Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas
pembuluh darah akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas albumin,
dan akan mengakibatkan perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke
ruang ekstravaskuler yang terlihat secara klinis sebagai edema (Reeder,
2011).
Terdapat beberapa teori tentang penyebab hipertensi dalam kehamilan
di antaranya: kelainan vaskularisasi plasenta, disfungsi endotel, intoleransi
imunologis antara ibu dan janin, stres oksidatif, dan defisiensi gizi.
Pemeriksaan Diagnostic

 Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria.


 Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin
danprotein.
 Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya
alamineaminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
 Fungsi ginjal : profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan
elektrolitabnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
 Tes non tekanan dengan profil biofisik.
 USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
 Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan
ibu.
Penatalaksanaan

 Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup


istirahat dan tirah baring.
 Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
 Diet 5makanan yang sehat dan seimbang, yaitu
denganmengkonsumsi makanan yang mengandung
cukup protein, rendahkarbohidrat, garam
secukupnya, dan rendah lemak.
Lanjutan….

 Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara


teratur,yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan
 Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan
janin dengan USG.
 Pembatasan aktivitas fisik.
 Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan
tidak diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa
digunakandapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki
efek yang merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat,
obat-obatan diberikan sebagai tindakan sementara.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai