Anda di halaman 1dari 14

HYPEREMESIS

GRAVIDARUM
KEPERAWATAN
MATERNITAS II
KELOMPOK 2

Afni Shabella KHGC19002


Hendra KHGC19015
Nengdiana Putri KHGC19028
Satria fajar Septianto KHGC19041

2A S1 Keperawatan

2
Pengertian Hiperemesis Gravidarum

▰ Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanitahamil


sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk
karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998). Hiperemesis Gravidarum (vomitus
yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan
berat badan(BenZion,MD,Hal:232).

3
Etiologi Hyperemesis Gravidarum

▰ Kejadian Hiperemesis Gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa faktor
fredisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor adaptasi dan hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi Hiperemesis Gravidarum .
2. Faktor psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum belum jelas

4
Manifestasi Klinis Hyperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan :

▰ Tingkat 1 : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa
nyeri pada epigastrium, nadi sekitar 100 kali/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah kering, mata cekung.

▰ Tingkat 2 : Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan
mata sedikit ikterik,berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi acetonuria dan
nafsu bau aceton.

▰ Tingkat 3 : Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan
meningkat, tensi menurun, icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks) dengan gejala : nistagmus,
diplopia, erubahan mental.

5
Patofisiologi Hyperemesis Gravidarum

Diawali dengan mual muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi,
tekanan darah turun, dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi ke jaringan
menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2.Oleh karena itu, dapat terjadi
perubahan metabolisme menuju ke arah anaerobik yang menimbulkan benda keton dan
asam laktat. Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH
darah menjadi lebih tinggi.Dampak dari semua masalah tersebut menimbulkan gangguan
fungsi alatvital berikut ini :

6
Lanjutan.........

1. Liver

• Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun


• Gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus
• Terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga mmenyebabkan gangguan fungsi umum.

2. Ginjal

• Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun sepertiasam laktat dan benda keton.
• Terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal
• Diuresis berkurang bahkan dapat anuria mungkin terjadi albuminuria.Sistem saraf pusat
• Terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel
• Dehidrasi sistem jaringan otak dan adanya benda keton dapat merusak fungsisaraf pusat yang menimbulkan
kelainan ensefalopati wernicke dengan gejala:nistagmus, gangguan kesadaran dan mental serta
diplopia3)perdarahan pada retina dapat mengaburkan penglihatan. (Manuaba, 2007).

7
Pemeriksaan Diagnostic Hyperemesis
Gravidarum
LABORATORIUM, USG, PMERIKSAAN
CARDIOTOKOGRAFI (CTG), PEMERIKSAAN
AMNIOSKOPI, PEMERIKSAAN SITOSOL
8
VAGINAL
Pemeriksaan Diagnostic Hyperemesis
Gravidarum

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya


kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.

▰ Pemeriksaan diagnostic :
1. Labolatorium
Darah : hb, haemotokrit, golongan darah, kadar estriol
Urine : kemungkinan ditemui protein, aceton dan kadar estriol yang berkurang, reduksi pada pemeriksaan hiperemesis gravidarum
grade 1 yang dilakukan : elektrolit darah dan urinalisis, pada hiperemesis gravidarum urine terdapat aseton.

9
Lanjutan.........

2. USG

Untuk mengetahui keadaan janin hidup, intrauterine, tunggal, cairan amnion berkurang, derajat kematangan plasenta.

3. Pemeriksaan cardiotokografi (CTG)

Untuk mengetahui DJJ yang abnormal.

4. Pemeriksaan Amnioskopi

ntuk mengetahui air ketuban berkurang, bercampur mekonium dan mengandung sel-sel.

5. Pemeriksaan sitosol vaginal

Untuk mengetahui adanya tanda-tanda post-term.

10
Penatalaksanaan
Hyperemesis Gravidarum
TERAPI OTOT, ISOLASO, TERAPI
FISIKOLOGIK
11
Penatalaksanaan Hyperemesis
Gravidarum

Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan dalam porsi kecil/sedikit
namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri pada bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah.
Defekasi diusahakan teratur. (Ida Ayu C.Manuaba,2008).
1. TERAPI OTOT
Terapi obat diberikan apabila cara diatas tidak mengurangi keluhan dan gejala. Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang
teratogen. Dapat menggunakan sedativa (luminal,stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, acopreg,
avomin, torecan) antasida dan anti mulas.

2. ISOLASI
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang tanpa pengobatan. (Sarwono,2007:133).

12
Lanjutan.........

4. TERAPI PSIKOLOGIK
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat isembuhkan dengan menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
mengurangi pekerjaan serta mengilangkan masalah atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini.
(Sarwono,2007:134).

13
THANKS!
Any questions?

14

Anda mungkin juga menyukai