DISUSUN OLEH :
T
P1337420617050
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
1. Identitas Klien
Nama Klien : Tn. R
Umur : 70 Tahun
Tempat/Tanggal Lahir : Purbalingga, 1 Juli 1949
Alamat Asal : Desa Gembong, RT 15/ RW 08
Pekerjaan : Tidak bekerja
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
2. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan kadang merasa pusing dan leher bagian belakang terasa kaku.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pernah jatuh dari pohon kelapa dan di rawat di rumah sakit.
Selama ini klien ketika merasa pusing karena tekanan darah tinggi akan berobat ke
dokter pribadi atau ke puskesmas.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga yang mengalami hipertensi adalah ibunya. Keluarga
klien tidak memiliki penyakit keturunan lainnya ataupun penyakit menular seperti
Diabetes, TBC, dan lainnya.
d. Tinjauan Sistem
1) Keadaan Umum
- Tanda-tanda Vital
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
TD : 150/80 mmHg
Suhu : 36,6o C
- Kesadaran
Composmentis
2) Sistem Respirasi
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan pernafasan, tidak mengalami
sesak nafas ataupun batuk. Suara nafas vesikuler.
3) Sistem Kardiovaskuler
Jumlah nadi yaitu 92 x/menit. Bentuk dada simetris.
4) Sistem Gastrointestinal
Klien makan dalam sehari sebanyak 3 kali dengan satu porsi yang cukup. Klien
tidak mengalami mual dan muntah. Pada mulut tidak terdapat lesi, mukosa lembab,
warna lidah merah muda.
5) Sistem Integumen
Rambut klien baik dan bersih. Turgor kulit baik, kembali <3 detik. Temperature
hangat dan tidak ada luka.
6) Sistem Persepsi Sensori
Konjungtiva pada mata berwrna merah muda. Klien mengalami rabun jauh,
seclera tidak iterik. Pendengaran klien sudah mengalami penurunan.
7) Sistem Muskuloskeletal
Klien pernah terjatuh dari pohon kelapa sehingga sekarang klien tidak bisa jongkok
dan mobilitas klien mandiri..
8) Sistem Perkemihan
Klien mengatakan tidak ada gangguan saat BAK dan BAB. Klien BAK
sebanyak 4 sampai 5 kali dalam sehari, BAB klien sebanyak 1 kali. Klien BAB
pada pagi hari.
9) Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi klien baik, klien tidak memiliki riwayat penyakit system
reproduksi. Klien mempunyai 1 orang anak perempuan
10) Sistem Neurologis
Klien tidak ada keluhan bicara ataupun alat gerak.
11) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid.
3. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a. Psikososial
Selama dilakukan wawancara ekspresi wajah klien tenang, banyak tersenyum dan
kooperatif dalam menjawab pertanyaan. Klien memiliki kemampuan berbicara yang
baik dan memiliki kontak mata yang baik. Klien tidak merasa dikucilkan di
lingkungannya.
b. Sosialisasi dengan lansia lain
Klien mengatakan aktif dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam lingkup RT
yaitu arisan bapak-bapak. Memiliki hubungan baik dengan dengan lansia lainnya. Klien
juga mengikuti kegiatan perkumpulan warga dan pengajian yang diadakan rutin di
daerahnya.
c. Emosional
PERTANYAAN JAWABAN
PERTANYAAN TAHAP I
Apakah klien mengalami sukar tidur? Tidak
Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
Apakah klien sering merasa murung atau menangis sendiri? Tidak
Apakah klien sering was-was atau kuatir? Tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1
jawaban “Ya“
PERTANYAAN TAHAP II
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak
Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak
Cenderung mengurung diri? Tidak
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban ”Ya” MASALAH
EMOSIONAL POSITIF (+)
4. KATZ Indeks
Termasuk/ kategori yang manakah klien
a. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB,BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah dan mandi
b. Mandiri semuanya kecuali salahsatu saja dari fungsi diatas.
c. Mandiri, kecuali mandi dan satu fungsi lagi yang lain
d. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu lagi fungsi yang lain
e. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toiet dan satu lagi fungsi yang lain
f. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toiet, berpindah dan satu lagi fungsi yang lain
g. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
h. Lain-lain (minimal ada 2 ketergantungan yang tidak sesuai dengan kategori di atas)
Keterangan:
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain.
Seseorang yang menolak untuk melakukan sesuatu fungsi dianggap tidak melakukan
fungsi, meskipun ia dianggap mampu.
7. Pengkajian Keseimbangan
KRITERIA SKOR
b. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Bangun dari tempat duduk (dimasukkan dalam
analisis) dengan mata terbuka 0
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali
gerakan, akan tetapi mendorong tubuhnya ke atas
dengan tangan atau gerakan ke bagian kursi depan
terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama
kali.
Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis) dengan 1
mata terbuka
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di kursi
Bangun dari tempat duduk (dimasukkan dalam
analisis) dengan mata terbuka 0
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali
gerakan akan tetapi mendorong tubuhnya ke atas
dengan tangan atau gerakan ke bagian depan kursi
terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama
kali
Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis) dengan 1
mata terbuka
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di kursi
Ket. Kursi harus yang keras tanpa lengan
Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa
mendorong sternum sebanyak 3 kali dengan hati- 1
hati) dengan mata terbuka
Klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
Perputaran leher (klien sambil berdiri)
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk 1
dukungan kaki, keluhan pusing atau keadaan tidak
stabil.
Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu
fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-
jari kaki, tidak stabil memegang sesuatu untuk 0
dukungan
Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil
objek-objek kecil (misalnya pulpen) dari lantai,
memgang objek untuk bisa berdiri lagi dan
memerlukan usaha-usaha yang keras untuk bangun 0
Interpretasi hasil
0-5 : resiko jatuh rendah
6-10 : resiko jatuh sedang
11.15 : resiko jatuh tinggi
B. ANALISA DATA
E. IMPLEMENTASI
R : Nyeri dirasakan di
sekitar leher belakang
DS : Klien bersedia
- Mengajarkan senam lansia melakukan senam lansia
DO : klien tampak
bersemangat mengikuti
senam
DO : klien selalu
memperhatikan apa yang
dijelaskan
P:Lanjutkan intervensi
- berikan informasi tentang terapi yang tepat
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Desa Sukorejo Kecamatan Wonosari Klaten dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Didapatkan hasil tekanan darah 190/120 sebelum dilakukan senam pada lansia hipertensi di Desa
Sukorejo Kecamatan Wonosari Klaten.
2. Didapatkan hasil penurunan tekanan darah 183/110 setelah dilakukan senam pada lansia hipertensi
di Desa Sukorejo Kecamatan Wonosari Klaten.
3. Didapatkan hasil bahwa ada perbedaan tekanan darah dengan nilai mean sebelum (159,66) sistole
(104,08) diastole. Sesudah (157,30) sistole (104,40) diastole setelah dilakukan senam lansia di Desa
Sukorejo Kecamatan Wonosari Klaten.
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata (mean) pengukuran tekanan darah sistolik pada 14 responden
sebelum dan setelah dilakukan senam lansia di POSYANDU Banaran 8, Playen, Gunungkidul di
dapatkan hasil : sebelum dilakukan 171,42 mmHg dan setelah dilakukan 166,07 mmHg dan hasil rata-
rata (mean) pengukuran tekanan darah diastolik pada 14 responden sebelum dan setelah dilakukan
senam lansia di POSYANDU Banaran 8, Playen, Gunungkidul di dapatkan hasil : sebelum dilakukan
94,64 mmHg dan setealah dilakukan 89,28 mmHg. Ada perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan
senam lansia pada lansia penderita hipertensi di POSYANDU Dusun Banaran 8 Playen Gunungkidul.
Ada pengaruh senam lansia pada lansia penderita hipertensi di POSYANDU Dusun Banaran 8 Playen
Gunungkidul’’
Hasil identifikasi tekanan darah lansia sebelum dilakukan senam lansia di dapatkan rata-rata tekanan
darah sistole 149,17 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastole 91,25 mmHg. Hasil identifikasi
tekanan darah setelah dilakukan senam lansia di dapatkan rata-rata tekanan darah sistole 127,50
mmHg dan rata-rata tekanan darah diastole 78,75 mmHg. Didapatkan penurunan rata-rata tekanan
darah sistolik 21,67 mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik 12,50 mmHg. Pemberian senam
lansia berpengaruh secara signifikan terhadap tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi
yaitu nilai p (0,000) < 0,05 dan tekanan darah diastolik pada lansia dengan hipertensi yaitu p (0,000) <
0,05.
Dari jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa senam lansia dapat menurunkan tekanan darah pada
lansia, klien saya mengalami hipertensi dan jarang melakukan olahraga sehingga saya melakukan
senam lansia sebagai terapi komplementer, disamping untuk menurunkan tekanan darah senam lansia
juga membuat badan lebih segar, supaya tidak terjadi kekakuan pada sendi maupun alat gerak.