Anda di halaman 1dari 7

Nama : Eldawati

NIM : 2015302240

Kelas : 19 D

1. Uraikan dengan jelas perbedaan antar Hipertensi Gestasional, Pre eklamasi dan Eklamasi
(definisi,etiologic,patosifiologi, dan penatalaksanaan)

A. HIPERTENSI GESTASIONAL
 DEFINISI

Hipertensi gestasional adalah kondisi ketika tekanan darah lebih tinggi


dari normal pada saat hamil dan akan menghilang setelah melahirkan.
Kondisi ini terjadi ketika usia kehamilan memasuki 20 minggu atau lebih
dan tidak mengalami proteinuria. Sebuah kondisi protein terkandung di
dalam urine. Apabila tanda-tanda hipertensi sudah ada sebelum hamil,
yang kemudian berlanjut pada saat hamil, kondisi tersebut tergolong
sebagai hipertensi kronis.
Hipertensi gestasional adalah salah satu bagian dari jenis-jenis hipertensi
dalam kehamilan. Pada kasus yang cukup parah, penderita memiliki
kemungkinan untuk mengalami preeklampsia dan eklampsia. Keduanya
adalah bentuk hipertensi lain pada kehamilan. Jika tidak segera diatasi,
kondisi ini berisiko membahayakan ibu dan calon bayi.

 ETIOLOGI
Etiologi hipertensi dalam kehamilan beragam, tergantung dari subtipe
hipertensi. Hipertensi kronis yang sekunder dapat disebabkan oleh
beberapa etiologi yakni penyakit parenkimal ginjal (mis. ginjal polikistik),
penyakit vaskular ginjal (mis.stenosi arteri ginjal, displasia
fibromuskuler), gangguan endokrin (mis.kelebihan adrenokortikosteroid
atau mineralokortikoid, feokromositoma, hipertiroidisme atau
hipotiroidisme, kelebihan hormon pertumbuhan, hiperparatiroidisme),
koarktasio aorta, atau penggunaan kontrasepsi oral.

Faktor Risiko

Faktor risiko dari hipertensi dalam kehamilan di antaranya:


 Riwayat hipertensi pada keluarga
 Riwayat hipertensi kronis sebelumnya
 Diabetes
 Nuliparitas
 Obesitas
 PATOFISIOLOGI

Patofisiologi hipertensi dalam kehamilan multifaktorial dan kompleks.


Faktor-faktor yang berperan penting pada patogenesis hipertensi meliputi
faktor genetik, aktivasi sistem neurohormonal (seperti sistem saraf
simpatis dan sistem renin-angiotensin-aldosteron), obesitas, dan asupan
diet tinggi garam.
Terdapat beberapa teori tentang penyebab hipertensi dalam kehamilan di
antaranya: kelainan vaskularisasi plasenta, disfungsi endotel, intoleransi
imunologis antara ibu dan janin, stres oksidatif, dan defisiensi gizi.
Hipertensi kronik dapat berupa hipertensi esensial ataupun hipertensi
sekunder yang sudah terjadi sebelum hamil. Hipertensi gestasional dapat
merupakan pertanda kondisi hipertensi kronik yang akan diderita di masa
depan. Sekitar 20-25% penderita hipertensi kronik akan mengalami
preeklampsia saat hamil dan sepertiga penderita hipertensi gestasional
selanjutnya akan mengalami preeklampsia.

 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Non Farmakologis terdiri dari Dietary Approaches to
Stop Hypertension (DASH), melakukan olahraga atau aktifikas fisik,
mengurangi asupan natrium, hindari konsumsi alkohol, berhenti merokok,
faktor psikologi dan stress, dan kalsium
Sedangkan penatalaksanaan hipertensi farmakologis.Dalam mengatasi
hipertensi pada ibu hamil maka akan dilakukan pengobatan dimana obat
yang dianjurkan sebagai antihipertensi pada kehamilan dan laktasi
diantaranyaseperti Metildopa, Clonidine, CCB, Betablocker, Labetalol, H
ydrochlortiazid, dan ACE-I & ARB.
B. PREEKLAMSIA
 DEFINISI
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang
ditandai dengan hipertensi dan proteinuria pada umur kehamilan diatas 20
minggu, paling banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi
dapat juga timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan
 ETIOLOGI
Etiologi preeklamsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Ditandai dengan perubahan pembuluh darah plasenta dengan cepat
menyebabkan gangguan fungsi plasenta, diduga yang berperan
menyebabkan hal ini adalah tiga faktor yaitu imunologi, genetik
predisposisi, dan faktor media-vaskular
 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi preeklamsi terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya
sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik,
sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan
garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus
 PENATA LAKSANAAN
Prinsib penatalaksaaan preeklampsi/ eklampsi meliputi :
1. Mencegah / mengatasi kejang
2. Menurunkan tekanan darah
3. Hati hati penggunaan cairan
4. Melahirkan bayi pada saat yang optimal buat ibu maupun bayi.

Wanita dengan preeklamsia dan kehamilan prematur dapat diamati


secara rawat jalan, dengan penilaian sering ibu dan janin kesejahteraan.
Wanita yang patuh, yang tidak memiliki akses siap untuk perawatan
medis, atau yang memiliki preeklamsia progresif atau berat harus dirawat
di rumah sakit

C. EKLAMPSIA
 DEFINISI
timbulnya kejang pada wanita penderita preeklampsia yang tidak
disebabkan oleh hal lain. Kejang pada eklampsia bersifat general dan
dapat terjadi sebelum, saat, atau sesudah persalinan
 ETIOLOGI

Hingga saat ini, penyebab terjadinya preeklamsia dan eklamsia belum


diketahui dengan pasti. Namun, diduga kondisi ini diakibatkan oleh
adanya kelainan pada fungsi dan formasi plasenta. Faktor-faktor lain yang
diduga dapat meningkatkan risiko preeklamsia dan eklamsia pada ibu
hamil adalah:

 Memiliki riwayat menderita preeklamsia pada kehamilan sebelumnya


 Sedang menjalani kehamilan pertama atau memiliki jarak antar kehamilan
yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun)
 Memiliki riwayat hipertensi kronis atau hipertensi dalam kehamilan
 Hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
 Mengalami kondisi dan penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit
ginjal, anemia sel sabit, obesitas, serta penyakit autoimun,
seperti lupus dan sindrom antifosfolipid (APS)
 Kondisi tertentu dalam kehamilan, seperti mengandung lebih dari satu
janin atau hamil dengan program bayi tabung

 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi pada eklamsia berkaitan erat dengan gangguan pada proses
plasentasi, yang diduga merupakan kelanjutan dari penyakit preeklamsia.
Selama proses kehamilan, akan terjadi banyak perubahan-perubahan
terutama pada bagian uterovaskular. Pada kehamilan normal, sitotrofoblas
janin akan bermigrasi ke uterus ibu dan
menyebabkan remodelling pembuluh darah endometrium.  Proses ini
nantinya yang memastikan suplai darah ke plasenta.

Plasentasi Abnormal pada Eklamsia


Pada kondisi preeklamsia, terdapat invasi sitotrofoblas yang tidak adekuat,
sehingga remodelling dari arteri-arteri spiral terganggu, dan pada akhirnya
menyebabkan suplai darah ke plasenta menjadi kurang. Terganggunya
suplai darah ke plasenta juga menyebabkan peningkatan resistensi arteri-
arteri pada uterus dan vasokonstriksi.

 PENATALAKSANAAN
-Meminta tolong – mobilisasi personil
- Evaluasi pernafasan dan kesadaran
- Periksa jalan napas, tekanan darah dan nadi
-Miringkan ke kiri
-Lindungi agar jangan sampai cedera tetapi jangan dikekang
-Mulai jalankan infus IV dengan jarum berukuran besar (ukuran 16 gauge)
-Beri oksigen dengan laju 4 L/menit Jangan sekali-kali meninggalkan ibu
tanpa penjagaan

2. Jelaskan dampak preeklamasi pada kehamilan, proses persalinan dan pada janin

Dampak Preeklampsia pada kehamilan menimbulkan dampak


bervariasi. Gejala ditandai dengan edema hipertensi, proteinuria, kejang
sampai koma dengan umur kehamilan di atas 20 minggu dan dapat terjadi
antepartum, intrapartum, pascapartus. Pada pre eklampsia, tekanan darah
yang tinggi menyebabkan berkurangnya kiriman darah ke plasenta.

Dampak Preeklamsia setelah melahirkan yang ditambah dengan


kejang dapat merusak organ vital secara permanen, termasuk otak, hati
dan ginjal Anda. Jika tidak segera diobati, kondisi ini juga dapat
menyebabkan koma, bahkan kematian.

Dampak Preeklampsia pada janin:

 Persalinan Prematur

Apabila derajat preeklampsia berat atau berubah menjadi


eklampsia, salah satu cara yang dilakukan adalah melakukan persalinan
sebelum waktunya untuk menyelamatkan ibu dan janin.

 Gangguan Pertumbuhan Janin

Janin mengalami keterlambatan pertumbuhan akibat gangguan


aliran darah. Kondisi ini juga menyebabkan gangguan pasokan gizi
terhadap janin.

 Kematian Janin di dalam Kandungan

Janin dapat mengalami berbagai gangguan yang menyebabkan


kematian dalam kandungan. Kondisi ini terjadi akibat gangguan pembuluh
darah janin dan masalah pada plasenta.

3. Jelaskan jenis-jenis pendarahan pada kehamilan muda


JENIS PENDARAHAN HAMIL MUDA

 ABORTUS Ancaman/pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat


hidup diluar kandungan (umur kehamilan < 20 minggu dan berat janin <
500 gram).

 KEHAMILAN EKTOPIK Suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur


yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding cavum uteri.
 MOLA HIDATIDOSA Kehamilan tidak wajar , karena tidak ditemukan
janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami degenerasi hidropik
gelembumgelembung putih tembus pandang , berisi cairan jernih
4. Uraikan dengan jelas mengenai syok obstetric (defenisi, etiologi, jenis-jenis dan
penatalaksanaan

a. Definisi

Syok obstetrik adalah syok yang dijumpai dalam kebidanan yang disebabkan baik oleh
perdarahan atau sebab-sebab lainnya, dimana terjadi gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu
mengeluarkan hasil metabolisme.

b.ETIOLOGI

a. Pendarahan
b.  Abortus
c.  Infeksi berat
d.  Solusio Plasenta 
e.  Luka jalan lahir
f.  Emboli air ketuban       
g.  Inversio uteri     
h.  Syok postular    
i.   Kolaps Vasomotor pospartum
j.    Fakta predisposisi timbulnya syok
c.Jenis-jenis
●Syok Hemoragik Adalah suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Akibat
perdarahan pada kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan ektopik dan penyakit trofoblas
(mola hidatidosa); perdarahan antepartum seperti plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri,
dan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan laserasi jalan lahir.
●Syok Neurogenik Yaitu syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh
kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau persalinan
letak sungsang di mana pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar,
firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri yang akut, pengosongan uterus yang terlalu
cepat (pecah ketuban pada polihidramnion), dan penurunan tekanan tiba-tiba daerah splanknik
seperti pengangkatan tiba-tiba tumor ovarium yang sangat besar.
●Syok Kardiogenik Yaitu syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang
disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai pada penyakit-
penyakit katup jantung.
●Syok Endotoksik/septic merupakan suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan
oleh lepasnya toksin. Penyebab utama  adalah infeksi bakteri gram nagatif. Sering dijumpai pada
abortus septic, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.
●Syok Anafilatik yaitu syok yang sering terjadi akibat alergi /hipersensitif terhadap obat-
obatan.Penyebab syok yang lain seperti emboli air ketuban, udara atau thrombus, komplikasi
anastesi dan kombinasi seperti pada abortus inkompletus (hemoragik dan ensotoksin) dan
kehamilan ektopik terganggu dan rupture uteri (hemoragik dan neurogenik). 
d.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal dari syok hemoragik adalah mengevaluasi sumber perdarahan,
menghentikan perdarahan, dan mengganti volume yang hilang. Perdarahan akut akibat trauma
merupakan penyebab paling sering dari syok hemoragik.

Penatalaksanaan Awal
Penatalaksanaan awal pada syok hemoragik mencakup survei primer yang dilakukan secara
simultan dengan resusitasi dengan urutan A, B, C, D, dan E sesuai anjuran Advanced Trauma
Life Support (ATLS)

Anda mungkin juga menyukai