WAHAM
Dosen Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul “Waham” dapat selesai
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Keperawatan jiwa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik,
mental dan social, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Menurut UU
Kesehatan RI no. 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa,
social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomis.
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai tatalitas termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya(
PEMONS, 1972).
Kesehatan jiwa adalah satu kondisi sehat emosional psikologis, dan social yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang
efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosionl (Videbeck, 2008).
Gangguan jiwa didefenisikan sebagai suatu sindrom atau perilaku yang penting
secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitakan dengan adanya distress
(misalnya gejala nyeri) atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area
fungsi yang penting) (Videbeck, 2008)
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan keyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan control (Depkes RI,
1994).
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control. Waham merupakan
keyakinan seseorang berdasarkan penelitian realistis yang salah, keyakinan klien
tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya (Keliat, BA,
1998). Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap objek dan tidak konsisten
dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlins, 1993)
Waham (dellusi) adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau
dibuktikan dengan realitas. Haber (1982) keyakinan individu tersebut tidak sesuai
dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya. Rawlin (1993) dan tidak
dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang logis (Cook and Fontain
1987)serta keyakinan tersebut diucapkan berulang -ulang.
B. Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep
diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan
harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.Faktor predisposisi yang
mungkin mengakibatkan timbulnya waham adalah:
a. Biologis:
Gangguan perkembangan dan fungsi otak / SSP yang menimbulkan:
1). Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan limbik.
2). Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonatus
dan kanak-kanak.
b. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis
dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan
kekerasan.
c. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham seperti
kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) serta
kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.
Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan karakteristik
umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik / emosional, perlakuan
kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan yang perfeksionis, tekanan, isolasi,
permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun tidak berdaya.
D. Jenis-jenis waham
Jenis-jenis waham antara lain,
1. Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai sekali,
orang kaya.
2. Waham Dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa di kejar-kejar oleh orang lain atau kelompok
orang yang bermaksud berbuat jahat padanya.
3. Waham Nihilistik
Keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah meninggal.
4. Waham Berdosa
Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar.
Penderita percaya sudah selayaknya ia di hukum berat.
5. Waham Cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
6. Waham Somatik atau Hipokondria
Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya seperti ususnya
yang membusuk, otak yang mencair.
7. Waham Pengaruh
Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain atau
kekuatan
8. Waham Curiga
Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu curiga terhadap
sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai waham ini mencari-cari hubungan
antara dirinya dengan orang lain di sekitarnya, yang bermaksud menyindirnya atau
menuduh hal-hal yang tidak senonoh terhadap dirinya. Dalam bentuk yang lebih
ringan, kita kenal “Ideas of reference” yaitu ide atau perasaan bahwa peristiwa
tertentu dan perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman, gerak-gerik
tangan, nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan dengan dirinya.
9. Waham Keagamaan
Waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama.
Iritable.
Cenderung menghindari orang lain.
Mendominasi pembicaraan.
Bicara kasar.
3. Waham dengan perawatan total
G. Penatalaksanaan