Anda di halaman 1dari 3

A.

Definisi Diare
Diare adalah pengeluaran feses yang konsistensinya lembek sampai cair dengan
frekuensi pengeluaran feses sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari. Diare dapat
mengakibatkan demam, sakit perut, penurunan nafsu makan, rasa lelah dan penurunan
berat badan. Diare dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak,
sehingga dapat terjadi berbagai macam komplikasi yaitu dehidrasi, renjatan hipovolemik,
kerusakan organ bahkan sampai koma. Faktor risiko diare dibagi menjadi 3 yaitu faktor
karakteristik individu, faktor perilaku pencegahan, dan faktor lingkungan. Faktor
karakteristik individu yaitu umur balita <24 bulan, status gizi balita, dan tingkat
pendidikan pengasuh balita. Faktor perilaku pencegahan diantaranya, yaitu perilaku
mencuci tangan sebelum makan, mencuci peralatan makan sebelum digunakan, mencuci
bahan makanan, mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, dan merebus air
minum, serta kebiasaan memberi makan anak di luar rumah. Faktor lingkungan meliputi
kepadatan perumahan, ketersediaan sarana air bersih (SAB), pemanfaatan SAB, dan
kualitas air bersih (Utami, 2016).

B. Klasifikasi Diare
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan : 1) lama waktu diare : Akut dan kronik, 2)
Mekanisme patofisiologis, 3) berat ringan diare 4) infektif atau non-infektif, 5) penyebab
organik atau fungsional.
1. Diare Akut
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. sedangkan menurut
World  gastroenterology Organisation global guidelines 2005, diare akut didefinisikan
sebagai pasase tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal,
berlangsung kurang dari 14 Hari.
Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor
kausa (agent) dan faktor pajamu (host). faktor pejamu adalah kemampuan tubuh
untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut,
terdiri dari faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna antara
lain: keasamaan lambung,  motilitas usus,imunitas dan lingkungan mikroflora usus.
faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, Kemampuan
memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus serta daya lekat kuman.

2. Diare Kronis
Diare kronis adalah diare yang berlangsung selama 15 hari. sebenarnya para pakar
di dunia Telah mengajukan beberapa kriteria mengenai batasan kronik pada kasus
diare tersebut, ada yang 15 hari, 3 minggu, 1 bulan dan 3 bulan tetapi di Indonesia
dipilih waktu lebih 15 hari agar dokter tidak lengah, dapat lebih cepat
menginvestigasi penyebab diare dengan lebih cepat.
Diare kronis dapat diklasifikasikan berdasarkan patofisiologi menjadi 7 macam
diare yang berbeda,  yaitu:
 Diare osmotik: terjadi peningkatan osmotik isi lumen usus.
 Diare sekretorik: terjadi peningkatan sekresi cairan usus
 Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak: terjadi motilitas yang lebih cepat
pembentukan Micelle empedu.
 Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit: pengertian
mekanisme transpor ion aktif di enterosit, gangguan absorbsi natrium dan air.
 Motilitas dan waktu transit usus abnormal: terjadi motilitas yang lebih cepat, tak
teratur sehingga isi usus tidak sempat diabsorpsi.
 Gangguan permeabilitas  usus: terjadi kelainan morfologi usus D membran epitel
spesifik sehingga permeabilitas mukosa usus halus dan usus besar terhadap air
dan garam/elektrolit terganggu.
 Eksudasi cairan, elektrolit dan mukus berlebihan: terjadi peradangan dan
kerusakan mukosa usus halus serta daya  lekat kuman.

C. Patofisiologi Diare
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih  penyebab antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Osmolaritas intraluminal yang tinggi atau disebut diare osmotik.
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus
halus yang disebabkan obat-obatan/zat kimia yang hiperosmotik a.l.MgSO4, Mg
(OH)2, malabsorpsi glukosa/galaktosa.
2. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi atau disebut diare sekretorik.
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus,
menurunnya absorpsi. yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare
volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun
dilakukan puasa makan/minum, penyebab dari Tipe ini antara lain karena efek
enterotoksin pada infeksi Vibrio cholerae, atau au escherichiacoli,  penyakit yang
menghasilkan  hormon (VIPoma), reaksi Ilium (gangguan  absorpsi garam empedu
dan efek obat laksatif dioctyl sodium sulfosuksinat, dll).
3. Malabsorbsi asam empedu dan malabsorbsi lemak
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan produksi Michelle empedu
dan penyakit penyakit saluran bilier dan hati
4. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit.
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan  mekanisme transport aktif
Na+K+ATP asedi enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang abnormal.
5. Motilitas dan waktu transit usus abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan irregularis motilitas usus sehingga
menyebabkan anne-marie yang abnormal di usus halus. penyebab gangguan motilitas
antara lain. 2 diabetes melitus, pasca vagotomi, hipertiroid.
6. Gangguan permeabilitas usus
Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal disebabkan adanya
kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus.
7. Inflamasi dinding usus
Diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi,
sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit
kedalam lumen, gangguan absorbsi air-elektrolit. Inflamasi mukosa usus halus dapat
disebabkan infeksi (disentri Shigella) atau non infeksi (kolitis ulseratif dan penyakit
Crohn).
8. Infeksi dinding usus atau diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. dari sudut kelainan
usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif (tidak merusak mukosa) dan invasif
(merusak mukosa). Bakteri non-invasif menyebabkan diare karena toksin yang
disekresi oleh bakteri tersebut, yang disebut bakteri toksigenik ( kolera atau eltor).
enterotoksin yang dihasilkan kuman vibrio cholare/eltor merupakan protein yang
dapat menempel pada epitel usus, yang lalu membentuk adenosin monofosfat
siklik(AMF siklik) di dinding usus dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang
diikuti air, ion bikarbonat dan kation natrium dan kalium. mekanisme absorpsi ion
natrium melalui mekanisme pompa natrium tidak terganggu karena itu keluarnya ion
klorida (diikuti ion bikarbonat, air, natrium ion kalium) dapat dikompensasi oleh
meningginya absorpsi ion natrium (diiringi oleh air, ion kalium dan ion bikarbonat,
klorida). kompensasi ini dapat dicapai dengan pemberian larutan Glukosa yang
diabsorpsi secara aktif oleh dinding usus.

Daftar Pustaka

Sari N.K., Alamsyah L., dan Aspri A., 2017, Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare dengan
Kejadian Diare pada Anak 1-4 Tahun Di Wilayah Puskesmas Pekan Bahorok, Ibnu Sina
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 25 (4) ISSN :1411-9986.
Utami N., Nabila L., 2016, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Anak,
Majority, Vol. 5 (4).

Anda mungkin juga menyukai