Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU KALAM

“Tauhid Di Era Modern”

Dosen Pengampu : Fathul Jannah, MA

Di Susun Oleh: YUNITA PARDINA

UNIVERSITAS AL WASHLIYAH MEDAN

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

T.A2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah ilmu kalam.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalam

Medan, 12 Selasa 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pentingnya Tauhid Dalam Kehidupan Manusia............................................................3
B. Fungsi Sosial Tauhid Dalam Kehidupan Manusia Di Era Modern...............................5
C. Tauhid Dan Globalisasi..................................................................................................7
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era modern ini, banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi umat manusia


yang semakin komplek. Manusia dituntut memiliki kesiapan dalam menghadapi arus
globalisasi yang semakin berkembang. Ironinya, kita ketahui bersama bahwasanya manusia
tengah mengalami degradasi moral di zaman ini.

Selain itu, di era globalisasi sekarang ini merupakan sebuah tantangan yang sangat besar
dihadapi oleh umat, dimana terjadinya perubahan sosial, berupa bertambahnya keterkaitan di
antara masyarakat dan elemen-elemennya yang terjadi akibat transkulturasi dan
perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi
pertukaran budaya dan ekonomi internasional. Hal ini akan sangat mempengaruhi keyakinan
masyarakat dikarenakan pola fikir dan sikap masyarakat yang dapat saja terpengaruh oleh
budaya-budaya baru yang mungkin kurang sesuai dengan budaya keyakinan semula (Al-
Qur’an dan Hadits), apabila seseorang tidak kuat fondasi ideologinya.

Terlepas dari kenyataan banyaknya jumlah umat islam, paling subur tanah dan sumber
dayanya, serta satu-satunya umat yang memiliki jalan hidup yang paling paten. Namun
kenyataannya, dialah pilar yang paling goyah, diantara pilar-pilar masyarakat dunia lainnya.
Banyak terjadi perpecahan diantara umat islam. Masing-masing golongan membenarkan
pendapat dan aqidah furu’iyahnya masing-masing.

Maka fungsi sosial dari tauhid dalam menjawab setiap problematika kehidupan
masyarakat, utamanya masyarakat muslim di era modern kini sangatlah diperlukan. Tauhid
dimaksudkan agar mampu menjembatani setiap perbedaan dan permasalahan yang ada di
masyarakat. Akan tetapi, hanya sedikit manusia yang dapat memanfaatkan fungsi dan
menempatkan peran tauhid secara benar dan sesuai dengan keadaan zaman manusia sekarang
ini.

1
Padahal, jika masyarakat modern saat ini mampu menempatkan dan menggunakan tauhid
dalam kehidupan sehari-harinya dengan baik dan benar, maka akan tercipta masyarakat yang
damai, aman, dan terjauh dari sifat-sifat tercela, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penipuan,
dan tindakan- tindakan yang melanggar hukum agama, maupun hukum perdata dan pidana
Negara. Seiring dengan adanya problematika sosial yang terjadi di masyarakat, maka dalam
makalah ini akan dibahas mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan fungsi sosial
tauhid diera modern.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA TAUHID DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Kedudukan tauhid dalam ajaran islam adalah paling sentral dan esensial. Tauhid berarti
komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari seluruh rasa hormat, rasa syukur, dan
sebagai satu-satunya sumber nilai. Dalam ajaran islam,tauhid tersimpul dalam kalimat La
ilaaha illallah (tiada Tuhan selain Allah). Sesungguhnya kalimat tersebut mengandung nilai
pembebasan bagi manusia kepada menyembah Allah.

Dengan tauhid, manusia tidak saja akan bebas dan merdeka, melainkan juga akan sadar
bahwa kedudukannya sama dengan manusia lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
Al-Qur’an surah al hujurat ayat 13 yang berbunyi:

Artinya:

“ Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Seseungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal “. (QS.Al Hujurat:13).

Suatu hal yang tidak boleh dilupakan ialah bahwa komitmen manusia tauhid tidak saja
terbatas pada hubungan vertikalnya dengan Tuhan, melainkan juga mencakup hubungan
horisontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk hidup, dan hubungan-hubungan ini
harus sesuai dengan kehendak Allah.

Tauhid adalah yang memberikan identitas pada peradaban islam, yang mengikat
semua unsurnya bersama-sama dan menjadikan unsur-unsur tersebut suatu kesatuan yang
integral dan organis yang kita sebut peradaban.

3
Tidak ada satupun perintah dalam islam yang bisa dilepaskan dari tauhid. Seluruh
agama itu sendiri, kewajiban manusia untuk menyembah Tuhan, untuk mematuhi perintah-
perintahNya, akan hancur begitu tauhid dilanggar.

Dalam konteks pengembangan umat,tauhid berfungsi antara lain mentransformasikan setiap


individu yang meyakininya menjadi manusia yang lebih kurang ideal dalam arti memiliki
sifat-sifat mulia yang membebaskan dirinya dari setiap belenggu sosial, politik, ekonomi, dan
budaya. Dengan demikian,akan muncul manusia tauhid yang memiliki ciri-ciri positif, yaitu:

1. Memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Ia akan berusaha secara maksimal


untuk menjalankan pesan dan perintah Allah sesuai dengan kadar
kemampuannya.
2. Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah.
3. Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas
kehidupannya, adat-istiadatnya, tradisi dan faham hidupnya. Bila dalam
penilaiannya ternyata terdapat unsur-unsur syirik dalam arti luas, maka ia
selalu bersedia untuk berubah dan mengubah hal-hal itu agar sesuai dengan
pesan-pesan ilahi.
4. Tujuan hidupnya sangat jelas. Ibadahnya, kerja kerasnya, hidup, dan matinya
hanyalah untuk Allah SWT semata. Ia tidak akan terjerat ke dalam nilai-nilai
kekuasaan dan kesenangan hidup tanpa tujuan.
5. Memiliki visi dan misi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya
bersama manusia lain; suatu kehidupan yang harmonis antara sesama manusia;
dan ia akan terdorong untuk mengubah dunia dan masyarakat sekelilingnya
sehingga semangat untuk berkarya bagi kemaslahatan umat adalah tujuan
hidupnya.

4
B. FUNGSI SOSIAL TAUHID DALAM KEHIDUPAN MANUSIA DI ERA MODERN

Tauhid mempunyai peranan penting dalam kehidupan umat muslim. Diantara fungsi-
fungsi sosial tauhid dalam kehidupan muslim di era modern adalah:
1. Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua
makhluk.
Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung
mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga
banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka,
tanpa daya pikir kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al-Qur’an telah
mengingatkan bahwa orang-orang yang tidak bersikap kritis terhadap para
pemimipin mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.
Firman Allah SWT:

Artinya:
“ Dan mereka berkata: “ Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan
kami dari jalan (yang benar). Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan
dalam neraka, mereka berkata: “ Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada
Allah dan taat (pula) kepada Rasul “. (QS. Al-Ahzab:66:67).
Fungsi ini dirujukkan pada kalimat “ LailaahaillAllah SWT “ (tidak ada Tuhan
selain Allah).

Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia.


Dengan mengucapkan “ tidak ada Tuhan selain Allah “ berarti seorang muslim
telah memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai Kholiq atau ciptaan-Nya.
Dan sebenarnya umat muslim mengemban tugas untuk melaksanakan “
tahrirunnasi min ‘ibadatil ‘ibad ila ‘ibadatillahi “ atau membebaskan manusia dari
menyembah sesama manusia kepada menyembah Allah SWT semata.

2. Mengajarkan emansipasi manusia dari nilai-nilai palsu yang bersumber pada hawa
nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan-kesenangan sensual belaka.
Suatu kehidupan yang didekasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan
penumpukan kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan mendistorsi pikiran
jernih. Sebenarnya telah dengan tajam Al-Qur’an menyindir orang-orang seperti
ini.

Artinya:
“ Terangkanlah kepadaku tentang orang yamg menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?
Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu) “. (QS. Al-Furqon:43-44).

6
3. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maksudnya ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan
hakikat kebenaran mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya
yang abstrak, potensial, maupun yang kongkret.
4. Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia.
Apabila tauhid direlasikan dengan ilmu pengetahuan maka dapat menjadikan
islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia dan mampu menjembatani
wilayah-wilayah peradaban lokal menjadi peradaban mondial karena tauhid
merupakan pradigma dari metode ilmiah dalam seluruh wilayah ilmu pengetahuan
umat islam.
5. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran-ajarannya dilaksanakan secara
konsisten.
6. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat
kesadaran intelektual mereka.
Dengan kata lain, bahwa semua aktivitas yang dilakukan maupun kejadian yang
terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur dengan
sempurna oleh-Nya.
C. TAUHID DAN GLOBALISASI

Era globalisasi yang dialami manusia modern menciptakan “Tuhan-Tuhan” modern


yang lebih canggih. Globalisasi dapat dipahami sebagai sebuah proses dimana orang-orang
diseluruh dunia di persatukan dalam sebuah komunitas tunggal, baik secara ekonomi,
teknologi, sosial budaya dan politik. Dalam globalisasi, batas-batas teritorial antarnegara
memang masih ada,namun sudah tidak lagi signifikan untuk memisahkan koneksitas
kehidupan yang ada di dalamnya.

Jarak, ruang dan waktu menjadi tidak lagi memisahkan komunikasi manusia-manusia
di belahan bumi yang berbeda. Ini artinya, apa yang terjadi di satu belahan bumi dapat segera
di dengar, diketahui, bahkan mempengaruhi belahan bumi yang lain.

Namun, globalisasi pun memiliki dua sisi yakni positif dan negatif. Sisi positif dari
globalisasi yakni komunikasi yang klebih cepat, hemat, dan efektif. Akan tetapi di sisi lain,
globalisasi juga menawarkan tantangan-tantangan yang justru dapat menjungkirbalikkan
nilai-nilai tauhid dan religiusitas kaum beriman. Salah satu di antar tantangan globalisasi
adalah materialisme, konsumerisme serta sekulerisme.

Karena itu, pemurnian tauhid di tengah arus globalisasi menjadi sebuah keniscayaan
yang harus dilakukan oleh manusia modern. Setiap penghambaan terhadap “Tuhan-Tuhan”
materi perlu segera dibersihkan dari lubuk hati kaum beriman. Dan Allah SWT harus
dijadikan sebagai satu-satunya orientasi kehidupan yang sejati, karena Dia adalah satu-
satunya pencipta dan harapan (tauhid rububiyyah), satu- satunya pemilik dan penguasa alam
raya (tauhid mulkiyyah), dan satu-satunya Zat yang berhak disembah oleh manusia dan
seluruh makhluk di alam semesta (tauhid uluhiyyah).

8
BAB III
KESIMPULAN

Kedudukan tauhid dalam ajaran islam adalah paling sentral dan esensial. Tauhid
berarti komitmem manusia kepada Allah sebagai fokus dari seluruh rasa hormat, rasa
syukur, dan sebagai satu-satunya sumber nilai. Dalam ajaran islam, tauhid tersimpul
dalam kalimat La ilaaha illallah (tiada Tuhan selain Allah).

Fungsi sosial tauhid di era modern yaitu:


1. Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua
makhluk.
2. Mengajarkan emansipasi manusia dari nilai-nilai palsu yang bersumber pada hawa
nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan-kesenangan sensual belaka.
3. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia.
5. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran-ajarannya di laksanakan secara
konsisten.
6. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat
kesadaran intelektual mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Akademik, pokja. 2005. Tauhid.yogyakarta: pokja akademik UIN SUKA

Al-faruqi, Ismail Raji. 1998. Tauhid. Bandung: Pustaka


10

Anda mungkin juga menyukai