2
KINERJA PERDAGANGAN INDONESIA - INDIA
Nilai : Juta US$ Trend
Change %
No Deskripsi (%)
2018 2019 2020 19/20 18 - 20 Penyumbang Kontribusi Ekspor
I. EKSPOR 13,729 11,823 10,414 -11.92 -12.91
Non Migas Terbesar
- Minyak dan Gas 61 123 215 74.89 86.94
- Non Minyak dan Gas 13,668 11,701 10,199 -12.83 -13.62
II. IMPOR 5,017 4,296 3,764 -12.37 -13.38
- Minyak dan Gas 114 212 39 -81.51 -41.38
- Non Minyak dan Gas 4,903 4,084 3,725 -8.78 -12.83
III. TOTAL PERDAGANGAN 18,746 16,119 14,178 -12.04 -13.03
- Minyak dan Gas 175 335 254 -24.09 20.33
- Non Minyak dan Gas 18,571 15,785 13,924 -11.79 -13.41
NERACA
IV.
PERDAGANGAN 8,712 7,528 6,650 -11.66 -12.64
- Minyak dan Gas - 52 - 89 176 -297.62
(US$- Non
Miliar) Sumber: Ministry
Minyak dan Gas 8,765 of Commerce
7,617 and Industry-GTA,-15
6,474 India 2020
-14.06
• Diantara negara ASEAN, secara bilateral, Indonesia adalah • India, memberikan kontribusi
mitra dagang nomor 1 India dalam hal total perdagangan. ekspor Non Migas terbesar ke 4
• Total perdagangan di tahun 2020 sebesar US$ 20,8 miliar. di Februari 2021 yang jumlahnya
• Ekspor non-migas Indonesia ke India mencapai US$ 14,1 mencapai USD 902 juta
miliar dan Indonesia memperoleh surplus perdagangan
hingga US$ 6,4 miliar.
• Sektor non-migas berkontribusi besar dalam perdagangan
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu)
bilateral.
20 Besar Ekspor Produk Indonesia ke India Tahun 2018-2020
• Trend dari Ekspor Non Migas dari Indonesia ke India tahun 2018-2020 cenderung menurun
• Batu bara, produk kelapa sawit, dan produk kimia merupakan 3 komoditi ekspor utama ke India
• Ada 3 produk yang ekspornya meningkat yaitu: Pupuk, coklat / cocoa dan sabun serta produk
pembersih. Source: BPS, 2021 (ITPC-Chennai)
20 Besar Impor Produk dari India ke Indonesia 2018-2020
1. Jumlah Penduduk 270 juta (no 4 dunia) 1,3 miliar (no 2 dunia)
2. Luas Wilayah 1.913.580 km2 3.287.259 km2
3. Produk Domestik Bruto US$ 1,1 Triliun US$ 2,7 Triliun
(PDB) Total
4. PDB per kapita US$ 4.178 US$ 2.026
5. Inflasi (2019) 2,9 % 3,4 %
6. Jumlah Provinsi 34 Provinsi 29 States dan
8 Union Territories (Total 37)
Sumber: countryeconomy.com
PERBANDINGAN INDIKATOR EKONOMI INDONESIA DAN INDIA
Indikator Ekonomi (IMF and World Bank, 2020) Global Competitiveness Rank
INDICATORS INDONESIA INDIA
GDP, current prices (US$ Billion) 1,110.0 2,724.8
COUNTRY RANK SCORE
GDP growth (%) 5.1 6.7 Singapore 1 84.8
GDP per capita, current prices (US$) 4,178.9 2,026.7 USA 2 83.7
Inflation, consumer prices (%) 2,9 3.4
Unemployment rate (%) 5.6 6.1
Hongkong SAR 3 83.1
Population (Million) 265.6 1,344.4 Netherland 4 82.4
Struktur Ekonomi (World Bank 2020) Switzerland 5 82.3
Japan 6 82.3
Germany 7 81.8
Services
Sweden 8 81.2
(45%) Services
(54%) UK 9 81.2
Denmark 10 81.2
Finland 11 80.2
Taiwan 12 80.2
Industry
(41%) Industry
(29) Korea, Rep 13 79.6
Canada 14 78.6
…
Agriculture Agriculture
(14%) (17%)
Indonesia 50 64.6
INDONESIA INDIA India 68 61.4
Sumber: (WEF,2020)
❑ Struktur ekonomi antara Indonesia dan India serupa karena didominasi oleh sektor jasa.
❑ Baik Indonesia dan India juga merupakan bagian dari negara 1 triliun dolar dengan inflasi dan tingkat
pengangguran yang relatif rendah.
❑ Peringkat Daya Saing Global untuk Indonesia dan India lebih baik dibandingkan dengan negara-negara
berkembang lainnya.
TATA CARA DAN PERATURAN PERDAGANGAN
9
Peraturan Dirjen Bea Cukai No: Per-32/BC/2014
tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor
❑ Pasal 1 : “Eksportir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang
melakukan ekspor”.
❑ Pasal 2, ayat 2: “Eksportir wajib memberitahukan barang yang akan diekspor
ke Kantor Kepabeanan Pemuatan dengan menggunakan Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB).
❑ Pasal 2, Ayat 5: “Untuk memberitahukan PEB, tidak berlaku atas:
a. Barang pribadi penumpang
b. Barang awak sarana pengangkutan
c. Barang pelintas batas
d. Barang kiriman melalui pos dengan berat tidak melebihi 100 kg
▪ Ekspor Perseorangan:
1. Bentuk Barang Kiriman
2. Pos Ekspor (melalui PT Pos Indonesia)
✓ Layanan diutamakan untuk UKM
✓ Berat barang diatur
✓ Disediakan fitur jejak lacak dan ganti rugi
❑ Pasal 6, Ayat 2: Lembaga atau Badan Usaha yang mengekspor barang yang
bebas ekspornya harus memiliki:
a. SIUP atau izin usaha dari K/L atau Instansi teknis lainnya
b. Memiliki NPWP
c. Dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam peraturan perundangan
Sumber: Permendag, FTA Center Makassar
Barang Yang Diawasi Ekspornya
❑ Barang yang dilarang Ekspor diatur dalam Permendag No.44 Tahun 2012
tentang Barang Dilarang Ekspor diantaranya terdiri dari:
1) Produk Perikanan: ikan Arowana, benih ikan sidat, ikan hias jenis Botia, Udang
Galah ukuran dibawah 8 cm, Udang Penaeidae (induk dan calon induk)
2) Produk Kehutanan: Rotan Asalan, kayu bulat, bantalan rel, kayu gerjajian
3) Produk Pertambangan: Pasir Alam, Tanah Liat, Tanah Diatomea, Top Soil, Batu
Mulia (selain intan),dan batu semi mulia, batu mulia atau semi mulia sintetik.
4) Produk Perkebunan: Karet alam spesifikasi teknis yang tidak memenuhi SNI,
Karet alam bentuk lain selain smoked sheet & TSNR (Standard Indonesian
Rubber/SIR)
5) Produk Industri: sisa & skrap fero, ingot hasil peleburan besi (kecuali dari Batam)
6) Barang Budaya: barang kuno yang bernilai kebudayaan
7) Barang Dalam Daftar Cites Appendix I yang dilarang ekspor.
Sumber: FTA Center Makassar, diolah dari berbagai sumber
Dokumen Ekspor
▪ Dokumen ekspor : diterbitkan oleh Eksportir, K/L pemerintah atau non
pemerintah yang timbul berdasarkan kesepakatan & regulasi.
▪ Sales Contract: dokumen/surat persetujuan antara eksportir dan importir yang
merupakan follow-up dari purchase order dari importir yang isinya syarat berupa
mutu, jumlah, harga, cara pembayaran, cara pengiriman, sertifikasi, dll
Gambar Alur Proses Terbentuknya Sales Contract, sumber: Kemendag (2021)
54%
50%
RBD Palm Olein 45% 45%
44%
40% 40%
37.50%
30%
27.50%
25%
20% Crude Palm Oil
15% 15% 15%
12.50%
10%
7.50% 7.50% 7.50% 7.50%
2.50% 2.50%
0%
17 Maret 2012 23-Jan-13 20-Jan-14 24-Dec-14 17-Sep-15 23-Sep-16 11-Aug-17 17-Nov-17 01-Jan-18 01-Jan-19 01-Jan-20 27-Nov-20
❑ Tarif impor Kelapa Sawit di India tertinggi di 2018, karena Pemerintah India
ingin mendapatkan tambahan fiskal dari pelaku usaha
❑ Awal tahun 2020, India memasukkan Refined Palm Oil dalam kategori
“Restricted” dari sebelumnya “Free”.
❑ Di November 2020 Pemerintah India menurunkan tarif impor CPO menjadi
27,5% untuk meningkatkan supply dalam negeri, sehingga menjadi peluang
eksportir Indonesia.
❑ Data terkait kebijakan Pangan, Distribusi serta tarif Impor Sawit di India bisa
dilihat di Department of Food & Public Distribution (http://dfpd.gov.in)
KEADAAN PERDAGANGAN KOMODITI FURNITURE DI INDIA
No. Negara % Growth % Kontribusi
1 China 6.20% 58.10% ❖ Pasar Furniture di India paling banyak
2 Malaysia 6.80% 12.70% didominasi oleh negara China dan
3 Italy -25.70% 6.80% Malaysia, sedangkan Indonesia berada di
peringkat 10 dengan kontribusi baru 1,3%.
4 Germany -1.30% 4.40%
5 Sri Lanka DSR -5.80% 2.40% ❖ Ritel Online Furniture India dengan
6 USA 1.80% 2.10% kualitas rendah dan harga murah semakin
7 Hong Kong 71.40% 1.80% marak sehingga membuat Furniture
8 Singapore 13.80% 1.80% Indonesia dengan kualitas biasa sulit
bersaing.
United Arab
9 48.60% 1.80%
Emirates
10 Indonesia -0.90% 1.30%
Sumber: Laporan Market Brief ITPC-Chennai dan Brafax KBRI Delhi
Wajib memiliki
Pasar produk India adalah salah
India lebih lisensi FSSAI (Food Perlu
makanan olahan satu produsen
menginginkan Safety & mencantumkan
di India makanan olahan
impor bahan baku Standards Maximum Retail
diperkirakan terbesar di dunia
dan bahan Authority of India) Price (MRP) atau
cukup besar terus sehingga produk
penolong untuk serta logo Green harga retail
meningkat tetapi Indonesia harus
meningkatkan Dot (produk maksimum untuk
dengan margin memiliki kualitas
produksi makanan Vegetarian) atau semua makanan
keuntungan yang bagus dan harga
olahan domestik. Red Dot (produk olahan.
relatif kecil. bersaing.
Non-Vegetarian)
18
Kegiatan Pelayanan Promosi ITPC
PT Kaldu Sari Nabati PT Mandom Indonesia PT Riau Andalan Pulp and Paper
PT Garudafood
PT Parkland Wold Indonesia
PT Mattel Indonesia
http:// .id
BUSINESS RESEARCH
INQUIRY CORNER
INFORMASI
PRODUCT TERBARU
SHOWCASE (Events;
Peluang Pasar)
DATA INAEXPORT
Bisnis dan Perdagangan di India secara umum masih bersifat cultural dan bergantung pada
kedekatan personal dengan pihak-pihak terkait
Negosiasi yang bersifat personal dan persuasif dan tidak terburu buru menjadi penting
karena itu partnership dan joint venture menjadi penting untuk upaya kerjasama.
Upaya mencari partner yang bagus sangatlah esensial dan salah satunya adalah peran serta
aktif dalam setiap pameran perdagangan di India.
Strategi One Day-One Post di Media Digital dengan menggunakan beberapa channel baik melalui
website resmi ITPC maupun melalui akun media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Linkedin dan
Pinterest yang banyak digunakan oleh masyarakat di negara Akreditasi.
• UU Cipta Kerja : kebijakan strategis dalam penciptaan lapangan kerja yang fokus terhadap 4 hal:
• Tujuan Indonesia tahun 2050 Indonesia bisa masuk kedalam 4 besar ekonomi terkuat di dunia
dengan RP.27 juta PDB per kapita per bulan sesuai dengan ramalan PWC (2020).
• UU Cipta Kerja juga diharapkan bisa melakukan Optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
supaya dapat meningkatkan peluang investasi serta mendorong kegiatan lalu lintas ekspor.
• Saat ini terdapat 15 KEK yang tersebar di Indonesia yaitu: Sei Mangkei, Tanjung Lesung, Palu,
Mandalika, Galang Batang, Arun Lhokseumawe, Tanjung Kelayang, Bitung, Morotai, Maloy Batuta Trans
Kalimantan (MBTK), Tanjung Api-api, Singhasari, Kendal dan Likupang.
• Pembuatan Perseroan Terbatas (PT) tidak ada modal minimumnya dari sebelumnya Rp. 50 juta, serta
pembentukan Koperasi dipermudah dengan hanya 9 orang saja dari sebelumnya harus minimal 20 orang.
• Adanya target pemerintah untuk menaikkan peringkat kemudahan berusaha dari peringkat 73 dunia
menjadi 53 dunia.
PERWAKILAN PEMERINTAH/KADIN INDIA DI INDONESIA
Kedutaan India di Jakarta.
•JL HR Rasuna Said, Kav S-1 Kuningan, Jakarta Selatan,
•Tel. +62-21- 5204150 / 52 / 57 / 5264931
•Fax. +62-21- 5204160, 5265622, 5264932, 5226833
•https://www.indianembassyjakarta.gov.in/
Disclaimer:
• Presentasi ini adalah sudut pandang Kumara Jati sebagai individu. Tidak merepresentasikan
Kementerian Perdagangan atau Perwakilan Pemerintah Indonesia di India.
• Apabila ada kesalahan maka merupakan kesalahan pribadi penulis.
• Kami ingin berterima kasih kepada Kementerian Perdagangan, KBRI New Delhi dan KJRI
Mumbai, serta Panitia Kegiatan.
35