Anda di halaman 1dari 4

Scarlet Solitaire - 18014101085

Ringkasan tentang Pemeriksaan Refraksi Subjektif dengan Menggunakan Snellen Chart

Pemeriksaan refraksi subjektif adalah pemeriksaan mata (refraksi) dimana ada kerja sama
antara penderita dan pemeriksa. Pemeriksaan refraksi subjektif dapat dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan trial and error dan snellen chart.

Pada tahun 1862, Dokter Spesialis Mata di Belanda, Dr. Hermann Snellen, merancang
grafik mata ini. Dia mengatakan bahwa ada hubungan antara ukuran huruf tertentu dilihat pada
jarak tertentu.

Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan suatu prosedur sederhana berdasarkan prinsip


optik. Tes tajam penglihatan digunakan untuk menentukan huruf terkecil yang dapat dibaca pada
grafik standar (Snellen Chart) dengan jarak 20ft jauhnya. Grafik khusus digunakan ketika
pengujian pada jarak yang lebih pendek dari 20ft. Snellen Chart terdiri dari serangkaian huruf
kapital hitam di papan putih, diatur dalam baris.
Teknik Pemeriksaan:

a. Pasien duduk menghadap optotipe Snellen dengan jarak 6 meter.


b. Pasang trial frame pada mata.
c. Satu mata ditutup dengan occluder.
d. Pasien diminta membaca huruf pada optotip Snellen dimulai dari huruf yang terbesar
sampai ke huruf yang terkecil pada baris – baris selanjutnya yang masih dapat terbaca.

Menilai hasil pemeriksaan:

a. Tajam penglihatan dicatat sebagai VA OD (visual acuityokuli dextra) UCVA


(uncorrected visual acuity) untuk tajam penglihatan mata kanan dan VA OS (visual
acuity oculi sinistra)untuk mata kiri. Setelah didapatkan hasil pemeriksaan UCVA
dilanjutkan dengan trial lense untuk mendapatkan hasil BCVA (Best corrected visual
acuity).
b. Bila huruf terkecil yang masih dapat dibaca pada baris dengan tanda 6, dikatakan tajam
penglihatan 6/6.
c. Bila dalam membaca huruf terdapat kesalahan menyebut 2 huruf maka ditulis 6/6 false 2
(F2).
d. Bila huruf terkecil yang masih dapat dibaca pada baris 30, dikatakan tajam penglihatan
adalah 6/30 tanpa koreksi (sine correction / SC). Dilanjutkan dengan pin hole test. Bila
didapatkan perbaikan tajam penglihatan menentukan adanya kelainan refraksi, bila tidak
terdapat perbaikan maka dapat dipikirkan kemungkinan penurunan tajam penglihatan
karena kelainan media refraksi atau kelainan makula/saraf optik.
e. Bila pasien tidak dapat membaca huruf terbesar pada optotipe Snellen, maka pemeriksaan
dilanjutkan dengan uji hitung jari.
f. Pasien diminta untuk menghitung jumlah jari dari pemeriksa yang dimulai dari jarak 5 m
hingga jarak terdekat 1 m dengan pasien. Bila jari yang terlihat dan dapat dihitung
jumlahnya tanpa salah pada jarak 3 m maka tajam penglihatan pasien adalah 3/60. Bila
pasien tetap tidak bisa melihat dan menghitung jari hingga jarak 1 m maka pemeriksaan
dilanjutkan dengan uji lambaian tangan.
g. Pemeriksa melambaikan tangan dari jarak maksimal1 m dengan pasien dan pasien
diminta menyebutkan arah lambaian keatas - kebawah atau kekanan kekiri. Bila Pasien
dapat melihat lambaian tangan dan dapat menentukan arah lambaian tangan, maka
visusnya adalah 1/ 300 proyeksi baik (1/ 300 PB). Jika dengan uji lambaian tangan,
pasien masih belum bisa melihat maka dilanjutkan dengan pemeriksaan proyeksi sinar.
h. Senter diarahkan kedepan mata pasien yang akan diperiksa dan pasien diminta
menyatakan melihat sinar atau tidak serta menyatakan arah datangnya sinar. Bila pasien
dapat melihat sinar maka visusnya 1/ ~ (LP) dan bila mampu menyatakan arah datangnya
sinar dengan baik, maka visusnya 1/ ~ dengan proyeksi baik (GP). Bila pasien dapat
melihat sinar maka visusnya 1/ ~ (LP) dan bila tidak mampu menyatakan arah datangnya
sinar, maka visusnya 1/ ~ dengan proyeksi buruk (BP). Bila pasien tetap tidak dapat
melihat sinar maka visusnya adalah No light perception / NLP (buta total).
Daftar Pustaka

1. Berson, FG. 1993. Basic ophthalmology for medical students and primary care residents
sixth edition. Penerbit: American Academy of Ophthalmology.
2. Watt, W. S. How Visual Acuity Is Measured. 2003
3. Mark W. Leitman, MD. Manual for Eye Examination and Diagnosis. 2007
4. Lindy DuBois, MEd, MMSc, CO, COMT. Clinical Skils For The Opthalmic
Examination. 2006; Khurana, A. K.. Comprehensive Opthalmology. 2007
5. American Optometric Association, Visual Acuity, 2013; Available at:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003396.html Available at:
http://biomed.science.ulster.ac.uk/vision/How-is-Visual-acuity-recorded-.html.
6. Crick, RP dan Khaw, PT.2003.A Textbook of Clinical Ophthgalmology third edition: A
Practical Guide to Disorders of the eyes and Their Management, Singapura: World
Scientific Co.Pte.Ltd
7. Ilyas, S. 2012. Dasar-Dasar teknik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata edisi ke 4.
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai