Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN

TAJAM PENGLIHATAN DAN PINHOLE

1. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visual Acuity)


Tajam penglihatan/visual acuity (VA) menunjukkan kemampuan fungsi penglihatan
pada mata. Dilakukan untuk menilai penglihatan jauh dan penglihatan dekat.

1.1. Pemeriksaan Tajam Penglihatan Jauh


Pasien diminta untuk duduk menghadap Snellen’s chart dengan jarak 6 meter.
Tanyakan terlebih dahulu kepada pasien apakah dapat mengenali huruf (terutama pada anak).
Chart dengan angka, gambar, atau tumbling E dapat digunakan apabila pasien tidak dapat
mengenali huruf. Teknik dan penilaian hasil pemeriksaan :
a. Pasang trial frame pada mata pasien, dan tutup mata kiri dengan occluder. Apabila
tidak menggunakan trial frame, tutup mata dengan menggunakan telapak tangan
pasien.
b. Pasien diminta membaca huruf pada Snellen’s chart dimulai dari huruf yang
terbesar hingga huruf yang terkecil pada baris-baris selanjutnya yang masih terbaca.
Kemudian lakukan hal yang sama pada mata sebelahnya. Baris pada Snellen’s chart
secara berturut-turut dari atas adalah 60, 30, 24, 18, 12, 9, 6, 5 meter.
c. Tajam penglihatan pada mata kanan dicatat sebagai VA OD (visual acuity oculi
dextra), dan mata kiri sebagai VA OS (visual acuity oculi sinistra).
d. Seseorang dengan penglihatan normal akan dapat membaca hingga baris 6. Tajam
penglihatannya dicatat sebagai 6/6. Angka pembilang menunjukkan jarak
pemeriksaan dilakukan, dan angka penyebut menunjukkan jarak dimana huruf
tersebut masih dapat dibaca oleh seseorang tanpa gangguan penglihatan.
e. Bila huruf terkecil yang dapat terbaca pada baris 18, maka tajam penglihatan dicatat
sebagai 6/18.
f. Apabila dalam baris tersebut terdapat kesalahan penyebutan huruf, ditambahkan
notasi keterangan di atas tajam penglihatan yang dicatat. Sebagai contoh apabila
terdapat 2 huruf yang terbaca salah pada baris 30, maka tajam penglihatan dicatat :
6/30f2. (f = false).
g. Apabila huruf terbesar di Snellen’s chart (6/60) tidak dapat terbaca, maka pasien
diminta untuk menyebutkan jumlah jari (hitung jari) yang ditunjukkan pemeriksa
mulai dari jarak 5 meter (dicatat sebagai 5/60 apabila dapat terlihat).
h. Pemeriksa mendekat perlahan tiap 1 meter apabila jari yang ditunjukkan tidak
terlihat. Tajam penglihatan pasien secara berturut-turut adalah 4/60, 3/60, 2/60, dan
1/60. Apabila hanya dapat menghitung jari pemeriksa pada jarak 50 cm, maka tajam
penglihatannya adalah close to face finger counting 50 cm (CFFC 50 cm).
i. Apabila pasien tidak dapat melihat jumlah jari yang ditunjukkan, maka pemeriksaan
dilanjutkan dengan lambaian tangan pada jarak maksimal 1 meter. Apabila pasien
dapat melihat lambaian tangan maka tajam penglihatannya adalah 1/300. Dilakukan
pemeriksan proyeksi cahaya dari 4 arah
j. Pasien yang tidak dapat melihat lambaian tangan akan dilanjutkan dengan
pemeriksaan persepsi cahaya dengan menggunakan senter. Senter diarahkan ke
depan mata pasien dan diminta untuk menyatakan apakah sinar dapat terlihat, yang
dinayatakan sebagai tajam penglihatan 1/∞ (light perception). Pasien yang dapat
melihat sinar dilanjutkan dengan mengarahkan sinar ke mata pasien dari arah atas,
bawah, kanan, dan kiri mata pasien, dan menanyakan apakah pasien dapat
menentukan arah sinar tersebut (light projection). Apabila arah sinar dapat
ditentukan, maka tajam penglihatannya adalah light perception (LP) dengan
proyeksi baik, dan sebaliknya. Catat arah sinar yang dapat ditentukan tersebut.
k. Apabila pasien sama sekali tidak dapat melihat adanya sinar, maka tajam
penglihatannya adalah no light perception (NLP).
l. Hasil tajam penglihatan dasar tanpa koreksi dapat dituliskan sebagai sine correction
(sc VA), dan dengan koreksi sebagai cum correction (cc VA). Jika diperlukan
pemeriksaan dapat dilakukan dengan kedua mata bersamaan dan dicatat sebagai
tajam penglihatan binokular.

1.2 Pemeriksaan Pinhole


Pemeriksaan ini dilakukan apabila didapatkan tajam penglihatan yang tidak mencapai
6/6 pada pemeriksaan tajam penglihatan jarak jauh. Penglihatan yang tidak normal ini dapat
disebabkan oleh adanya kelainan refraksi yang dapat disimpulkan melalui pemeriksaan
pinhole. Teknik dan penilaian hasil pemeriksaan :
a. Setelah pasien diperiksa tajam penglihatan jauh dan tidak mencapai 6/6, pasang
pinhole occluder pada trial frame atau minta pasien memegang pinhole pada mata
yang sedang diperiksa.
b. Pasien diminta melihat Snellen’s chart melalui pinhole dan membaca huruf yang
lebih kecil daripada baris terakhir yang terbaca tanpa menggunakan pinhole.
c. Jika tajam penglihatan pasien lebih baik 2 baris atau lebih dari sebelumnya, maka
kemungkinan terdapat kelainan refraksi.
d. Sebagai contoh : tajam penglihatan pasien adalah 6/24, setelah menggunakan
pinhole tajam penglihatannya adalah 6/9, maka dicatat VA 6/24 ph 6/9.
e. Apabila pinhole maju, maka dilanjutkan dengan koreksi trial and error
menggunakan sferis plus atau minus hingga mendapatkan ukuran terbaik
f. Apabila tidak didapatkan ukuran terbaik, maka dipertimbangkan kemungkinan
astigmatisme
g. Pemeriksaan dilanjutkan dengan kipas astigmat
h. Gambar :

2. Pemeriksaan Tajam Penglihatan Dekat


Pemeriksaan dilakukan untuk menilai tajam penglihatan pasien pada jarak baca 30 cm
dengan menggunakan kartu baca Jaeger atau Rosenbaum. Tentukan dahulu apakah pasien
menggunakan kacamata sebelumnya, jika ya, maka pasien harus menggunakannya pada saat
pemeriksaan tajam penglihatan dekat. Teknik dan penilaian hasil pemeriksaan :
a. Tutup mata kiri dengan occluder dan lakukan pemeriksaan pada mata kanan
terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan mata kiri, dan kemudian dengan
kedua mata.
b. Minta pasien untuk membaca kartu baca Jaeger atau Rosenbaum
c. Catat notasi di samping atau atas tulisan yang masih terbaca oleh pasien.
d. Apabila pasien mampu membaca pada paragraph ke 3 dari bawah, maka dianggap
pasien masih dalam batas normal
e. Apabila tidak, dapat dibantu dengan koreksi sferis plus sesuai usia
f.

USIA ADDISI

40 tahun + 1.00 D

45 tahun + 1.50 D

50 tahun + 2.00 D

55 tahun + 2.50 D

60 tahun + 3.00 D

3. Pemeriksaan Jarak Pupil (Pupillary distance)


1. Pasien diminta melihat jauh fiksasi ke depan
2. Pemeriksa memberikan cahaya senter pada kedua mata hingga tampak reflex
cahaya di tengah kornea
3. Diukur jarak antara kedua refleks cahaya tersebut
4. Hasilnya adalah PD jauh. Untuk PD dekat dikurangi 2 mm

Disusun oleh : Departemen Ilmu Kesehatan Mata


Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, 2019

Referensi :
1. Jogi, Renu. 2009. Basic Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi : Jaypee Brothers
Medical Publication (P) Ltd. Hlm. 35-36.
2. Wilson II, Fred M. 2005. Practical Ophthalmology. 5th Edition. Singapore : American
Academy of Ophthalmology. Hlm. 31-38.

Anda mungkin juga menyukai