Pembimbing:
dr. Teguh Anamani, Sp.M
Disusun oleh :
Mona Septina Rahayu
G4A015141
Pemeriksaan
Pemeriksaan Segmen
Visus Anterior
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Segmen
Lain
Posterior
Pemeriksaan Visus
(Albert, 2008).
Jenis dan Cara Pemeriksaan Visus
Visus Jauh
Visus jauh merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda
yang letaknya jauh. Pada keadaan ini mata tidak melakukan akomodasi.
Contohnya Snellen Chart, Hitung Jari, Lambaian Tangan dan Gelap Terang
(Bruce dan bron, 2006).
Visus Dekat
Visus dekat yang merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda
benda dekat misalnya membaca, menulis dan lain lain. Pada keadaan ini
mata harus akomodasi supaya bayangan benda tepat jatuh di retina.
Contohnya Reading Card atau Notasi Jaeger (Bruce dan bron, 2006).
Tahapan Pemeriksaan Visus Jauh
• Pemeriksaan dengan chart
• Lambaian tangan
• Proyeksi sinar
DAFTAR PUSTAKA
• Camara, J.G. & Nguyen, L.T. 2002. Eyelid feature in Asian Patients Can Lead to Unrecognized Entropion. Archives of
Ophthalmology. 120: 1682-1684.
• IDI (Ikatan Dokter Indonesia). 2014. Pedoman Praktik Klinik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. IDI.
• Ilyas, Sidarta., dan Yulianti, Sri Rahayu. 2015. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
• Javed et al. 2015. Senile cataract : serum lipids a modifiable risk factor. Professional Med J :22(4): 500-506.
• Khurana, AK. 2007. Comphrehensive Ophtalmology 4th Edition. New Delhi : New age International Publishing
• Resnikoff, S., Pascolini, D., dan Moriotti, P.S. 2008. Global magnitude of visual impartment cause by uncorrected
refractive error in 2004. Volume 86. Number 1. U.S.A. : Bulletin of World Health Organization.
• Scanlon, V.C., dan Sanders, T. Indra. 2007. Dalam. : Komalasari, R., Subekti, N.B., Hani, A., editors. Buku Ajar
Anatomi dan Fisiologi. 3rd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Sjamsu, Budiono. 2006. Katarak Senilis. Dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian SMF Ilmu Penyakit Mata.
Edisi 3. Surabaya: RSUD Dr.Soetomo.
• Vaughan, D.G., dan Asbury, T. 2008. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika.
• Yanoff, M., Duker JS. 2014. Ophtalmology 4th Edition. Philladelphia : Saunders Elsevier
• Zorab, A. R, Straus H, Dondrea L. C, Arturo C, Mordic R, Tanaka S, et al. 2006. Lens and Cataract. San Francisco:
Section American Academy of Oftalmology.
Snellen Chart E Chart Simbol
( VISUS )
• Notasi J1 = paragraf
dengan teks yang paling
kecil.
• Notasi J2 = paragraf
dengan teks sedang
• Notasi J3 = paragraf
dengan teks besar
• Angka 15 pada chart yang ditandai
dengan J1. Nomor ini mewakili
penglihatan 20/15.
(Khurana, 2007)
BOLA MATA
HIRSCHBERG TEST
• Senter Di Depan Pasien
Pada Jarak 30 Cm
• Pasien Diminta Untuk
Melihat Senter
• Lihat Jatuhnya Pantulan
Sinar Senter Di Tengah
Kedua Kornea Pasien
PENILAIAN
• Lihat Jatuhnya Pantulan
Sinar Senter Di Kornea
Pasien
• 0 ͦ : Di Tengah Pupil
• 15 ͦ : Di Margo Iris
• 30 ͦ : Di Corpus Iris
• 45 ͦ : Di Iris Root
BOLA MATA
GERAKAN BOLA MATA
Sklera Ikterik
Kornea
• Meminta pasien untuk
Infiltrat pungtata superfisial Pada Keratitis Viral
melihat lurus ke depan.
• Pemeriksa berada di
depan pasien dan
mengarahkan senter
dari depan (sudut 0ᵒ),
inspeksi dan nilai ada
infiltrat atau tidak.
Infiltrat dendritic Pada Keratitis ec Herpes Infiltrat dendritic Pada Keratitis ec Herpes
Simplex Virus Zooster Virus
Infiltrat filamentous Pada Keratitis ec Fungi Infiltrat Ring Pada Keratitis ec Acanthamoeba
Infiltrat putih Pada Keratitis ec Staphylococcus Infiltrat Kuning Kehijauan Pada Keratitis ec
sp. Pseudomonas Aeruginosa
Kornea
Keratic Presipitat nongranulomatosa Pada • Pemeriksa berada di
uveitis anterior
depan pasien dan
mengarahkan senter
dari sudut 45ᵒ, inspeksi
dan nilai ada keratik
presipitat atau tidak.
Fundus Refleks
Funduskopi
• Tetesi Midriasil 0,5% mata yang akan • Papil N II :
diperiksa – Bentuk
• Pasien Berada Dalam Ruangan Gelap – Batas
– Warna
• Jari Tengah Berada Di Procesus Maksilaris
Pasien – Cup/Disc Ratio
– Oedema
• Jari Telunjuk Berada Di Pemutar Kekuatan
– Prominensia
Lensa Oftalmoskop
• Ibu Jari Berada Di Pemutar Kekuatan Cahaya • Macula
– Eksudat
• Mata Kanan Diperiksa Dengan Mata Kanan – Perdarahan
Dan Sebaliknya
• Reflek Fove
• Fokuskan Pandangan Pada Retina Yang
Nampak
• Ikuti Pembuluh Darah Yang Ada Ke Yang
Lebih Besar Funduskopi normal
• Setelah Ditemukan Papil N II Warnanya
Lebih Kuning
• Arahkan Cahaya Oftalmoskop Ke Temporal.
Lihat Zona Avaskuler
• Di Sentralnya Terdapat Pantulan Cahaya
Reflek Fovea
Pelebaran Cup disc Ratio Pada Glaukoma Funduskopi Retinopati diabetikum
Pemeriksaan Lapangan Pandang
Penyempitan Lapang Pandang Pada Glaukoma
• Tes konfrontasi dilakukan untuk
menilai lapang pandang. Cara
melakukan tes konfrontasi yaitu :
– Jarak pemeriksa dengan pasien 1
hasta (± 1 meter).
– Pertama yang diperiksa mata
kanan. Meminta pasien untuk
menutup mata kiri dengan telapak
tangan, pemeriksa menutup mata
kanan.
– Meminta pasien untuk melihat
mata pemeriksa, apabila nanti ada
jari tangan yang terlihat untuk
mengatakan “ya”.
– Menggerakkan jari tangan ke arah
nasal, temporal, superior, dan
inferior.
Pemeriksaan Tekanan Intraokuler
Nilai
Tonometri Digital Palpasi
• Didapat kesan berapa ringannya bola mata
• Merupakan pengukuran tekanan bola mata dapat ditekan
dengan jari pemeriksa.
• Penilaian dilakukan dengan pengalaman
Teknik sebelumnya yang dapat dicatat, mata N+1,
• Mata ditutup N+2, N+3 atau N-1, N-2, N-3 yang
• Pandangan kedua mata menghadap kebawah menyatakan tekanan lebih tinggi atau lebih
• Jari-jari lainnya bersandar pada dahi dan pipi rendah daripada normal.
pasien • Tekanan dapat dibandingkan dengan tahanan
• Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada bagian lentur telapak tangan dengan tahanan
bagian belakang kornea bergantian tekanan bola mata bagian superior. Bila
(alternate) tekanan lebih tinggi dapat dicurigai adanya
glaukoma.
• Satu telunjuk mengimbangi tekanan saat
telunjuk lainnya menekan bola mata. • T(Dig) N : Seperti Menekan Ujung Hidung
• T(Dig) N+ : Seperti Menekan Lidah Dibalik
Pipi
• T(Dig) N++ : Seperti Menekan Dahi
• T(Dig) N- : Seperti Menekan Hipothenar