Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Pengembangan Profesionalisme Guru PAI


B. Kegiatan Belajar : 4 (KB 4)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Peta Konsep (Beberapa
istilah dan definisi) di modul
bidang studi PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PAI

A. Model Pengembangan Profesionalitas Guru PAI

Pengembangan profesionalitas guru dilakukan berdasarkan


kebutuhan institusi, kelompok guru, maupun individu guru
sendiri. Menurut Danim (Sukaningtyas, 2005) dari perspektif
institusi, pengembangan profesionalitas guru dimaksudkan
untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas
staf dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian

Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani


masyarakat dalam dunia pendidikan. maka profesionalisasi
guru (pendidik) merupakan suatu keharusan, terlebih lagi
apabila kita melihat kondisi obyektif saat ini berkaitan dengan
berbagai hal yang ditemui dalam melaksanakan pendidikan,
yaitu :
 Perkembangan Iptek, Perkembangan IPTEK yang
cepat, menuntut setiap guru dihadapkan pada
penguasaan hal-hal baru berkaitan dengan materi
pembelajaran atau pendukung pelaksanaan
pembelajaran
 Persaingan global bagi lulusan pendidikan,
Diberlakukannya pasar bebas melalui AFTA
mengindikasikan bahwa setiap lulusan pendidikan di
Indonesia akan bersaing dengan lulusan dari sekolah-
sekolah yang berada di Asia.
 Otonomi daerah, Kebijakan otonomi daerah telah
memberikan perubahan yang mendasar terhadap
berbagai sektor pemerintahan, termasuk dalam
pendidikan.
 Implementasi kurikulum 2013. Pencanangan
implementasi K-13 menunjukkan bahwa kualifikasi
profesionalisme harus benar-benar dimiliki oleh setiap
guru apabila menginginkan lulusan yang memiliki
kompetensi sebagaimana diharapkan. Lebih khusus
lagi, Sanusi et.al (1991) mengajukan enam asumsi
yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam
pendidikan, yakni sebagai berikut:

1. Subjek pendidikan
2. Pendidikan dilakukan secara intensional,
3. Teori-teori pendidikan merupakan kerangka
hipotesis dalam menjawab permasalahan
pendidikan.
4. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang
manusia,
5. Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya,
6. Sering terjadinya dilema antara tujuan utama
pendidikan.

Menurut Mohammad Surya (2010) dengan merujuk pada


pendapat Hermawan Kertajaya mengemukakan model
pengembangan profesionalitas dengan pola “growth with
character”, yaitu pengembangan profesionalitas yang berbasis
karakter. profesionalitas dapat dikembangkan dengan
mendinamiskan tiga pilar utama karakter yaitu: keunggulan
(excellence), kemauan kuat (passion) pada profesionalisme,
dan etika (ethical).

2. Excellence (keunggulan), yang mempunyai makna


bahwa GPAI harus memiliki keunggulan tertentu dalam
bidang dan dunianya, dengan cara:
1) commitment atau purpose,
2) opening your gift atau ability,
3) being the first and the best you can be atau
motivation
4) continuous improvement;
3. Passion for Profesionalisme, yaitu kemauan kuat
GPAI yang secara intrinsik menjiwai keseluruhan pola-
pola profesionalitas, yaitu:
1) passion for knowledge;
2) passion for business;
3) passion for service;
4) passion for people;
4. Ethical atau etika yang terwujud dalam watak yang
sekaligus sebagai fondasi utama bagi terwujudnya
profesionalitas paripurna. Dalam pilar ketiga ini, sekurang-
kurangnya ada enam karakter yang esensial yaitu:
1) trustworthiness, yaitu kejujuran
2) responsibility yaitu tanggung jawab terhadap
dirinya,
3) respect; yaitu sikap untuk menghormati
siapapun
4) fairness; yaitu melaksanakan tugas secara
konsekuen
5) care; yaitu penuh kepedulian
6) citizenship; menjadi warga negara yang
memahami seluruh hak dan kewajibannya.

B. Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru PAI

1. In-house training (IHT)


2. Program magang.
3. Kemitraan sekolah..
4. Belajar jarak jauh..
5. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus..
6. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga
pendidikan lainnya.
7. Pembinaan internal oleh sekolah.
8. Pendidikan lanjut..
9. Diskusi masalah-masalah pendidikan..
10. Seminar,
11. Workshop.
12. Penelitian.
13. Penulisan buku/bahan ajar.
14. Pembuatan media pembelajaran.
15. Pembuatan karya teknologi/karya seni.
16. Karya teknologi/ seni

Untuk meningkatkan profesionalitas guru PAI di sekolah,


perlu dirumuskan sebuah instrumen yang jelas dan akurat
yang dapat merekam dan menggambarkan indeks kinerja guru
PAI selama melaksanakan tugasnya sebagai guru.

C. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru di


Kemenag RI

Berdasarkan PMA No. 38 Tahun 2018 tentang


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru yang
diinisiasi direktorat GTK Ditjen Pendis Kemenag RI
merupakan PMA yang melahirkan konsep pengembangan
profesianalisme guru berbasis KKG/ MGMP.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru yang


selanjutnya disebut PKB Guru adalah pengembangan
kompetensi bagi guru yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan. PKB Guru bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
profesional guru dalam mengemban tugas sebagai pendidik.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru


diperuntukkan (pasal 4):

1. Guru PNS yang bertugas di satuan pendidikan yang


diselenggarakan oleh Kementerian Agama;
2. Guru Pendidikan Agama PNS yang bertugas di satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah;
3. Guru PNS Kementerian Agama yang bertugas di
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat;
4. Guru bukan PNS yang bertugas di satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama;
5. Guru bukan PNS yang bertugas di satuan pendidikan
dalam binaan Kementerian Agama yang
diselenggarakan oleh masyarakat; dan
6. Guru Pendidikan Agama bukan PNS yang bertugas di
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah dan yang diselenggarakan oleh
masyarakat.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru sesuai


dengan pasal 5 dilaksanakan dengan prinsip: komprehensif,
mandiri, terukur, terjangkau, multipendekatan dan inklusif.
Penjelasan keenam prinsip tersebut adalah:

1. Komprehensif
2. Mandiri.
3. Terukur.
4. Terjangkau
5. Multipendekatan
6. Inklusif

Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru


terdiri atas (pasal 6):

1. Pengembangan diri
2. Publikasi ilmiah
3. Karya inovatif yang meliputi:
1) penyusunan standar, pedoman pembelajaran,
dan instrumen penilaian;
2) pembuatan media dan sumber belajar; dan
3) pengembangan atau penemuan teknologi tepat
guna.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru


diselenggarakan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi, dan pelaporan. Perencanaan
pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi:

1. Persyaratan peserta;
2. Asesmen guru;
3. Analisis kebutuhan pengembangan profesi;
4. Rencana pengembangan profesi; dan
5. Pengembangan bahan dan pedoman Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Guru

Pelaksanaan PKB dapat dilakukan oleh Pemerintah,


penyelenggara pendidikan, asosiasi atau organisasi profesi
dan lembaga atau organisasi terkait dengan ketentuan:

1. Mengacu pedoman Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan Guru yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal;
2. Melakukan penilaian terhadap kemajuan dan hasil
belajar peserta, selama dan di akhir program;
3. Menerbitkan sertifikat pelatihan dan/atau sertifikat
kompetensi; dan
4. Membangun komunitas belajar di lingkungannya untuk
meningkatkan kompetensi guru.

Kementerian, Kantor Wilayah, dan Kantor Kementerian


Agama melakukan pemantauan dan evaluasi program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru. kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan guru harus
dilaporkan kepada Kementerian Agama di tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.

Biaya pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan Guru dapat bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan
belanja daerah, dan sumber lain yang tidak mengikat, yang
meliputi:

1. Biaya mandiri;
2. Hibah; dan
3. Corporate social responsibility.

1. Kebijakan otonomi daerah yang berkaitan dengan


Daftar materi bidang studi profesi guru apakah setiap daerah berbeda dan
2 yang sulit dipahami pada mengapa demikian?
modul 2. Program magang bagi guru dalam jabatan
3. Juklak dan juknis asessment guru

3 Daftar materi yang sering 1. Adanya pemahaman prihal kesempatan untuk


mengalami miskonsepsi mengikuti proram profionalisme guru atau bisadisebit
dalam pembelajaran sertifikasi guru yang dianggap belum merata bagi
semua guru, hal ini terlihat hanya bebrapa saja guru
yang bisa mengikuti pelatihan sertifiasi ini, walapun
banyak hal yang menjadi pertaimbangan pemerintah
dengan keterbatasannya, tetapi misknsepsi ini sdh
menyebar luas di tengan masyarakat terutama guru-
guru PAI
2. Pemahaman prihal perbedaan perlakuan antara guru
PNS dan non PNS dalam mendapatkan informasi dan
peluang dalam mencapai tingkat profesionalitas guru
3. Strategi pengembangan profesi guru yang ada pada
materi ini masih minim penerapannya pada guru-guru,
kemungkinan kurang motivasi dari kepala sekolah atau
terbatasnya SDM dan sarana yang memadai untuk
mencapainya.

Anda mungkin juga menyukai