Artikel Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Artikel Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Pendahuluan
1
Pasal yang sama mengatur bahwa pelaksanaan pengawasan tersebut dilakukan
oleh Pejabat Pengawas Pemerintah yang ditetapkan oleh Menteri/Menteri
Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen di tingkat pusat, oleh
Gubernur di tingkat provinsi, dan oleh Bupati/Walikota ditingkat kabupaten/kota.
2
Pengertian danKedudukan
3
51 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: PER/220/M.PAN/7/2008Tentang Jabatan Fungsional
Auditor Dan Angka Kreditnya. Pasal 1 Kepmen PAN 19/1996 menyatakan bahwa
auditor adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang,
dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pengawasan pada instansi pemerintah. Pengertian ini diperbaharui melalui Permen
PAN 220/2008 yang menyatakan bahwa Auditor adalah Jabatan yang mempunyai
ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan
intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya
terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan
secara penuh oleh pejabat yang berwenang.Permen PAN 220/2008 juga
menyatakan bahwa Jabatan Fungsional Auditor berkedudukan sebagai pelaksana
teknis fungsional bidang pengawasan di lingkungan Aparat Intern Pemerintah.
Tugas Pokok
4
Pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan didefinisikan sebagai
proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pelaksanaan teknis
pemerintahan berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat
Pengawas Pemerintahan disebutkan bahwa ruang lingkup pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah terdiri atas pemeriksaan, evaluasi, dan
monitoring atas suatu rancangan kebijakan daerah, kebijakan daerah, kebijakan
lainnya, tugas dan fungsi SKPD, DPRD, program, pelaksanaan kegiatan, organisasi
dan sumber daya pendukungnya.
Sedangkan tugas pokok Auditor sesuai dengan Permen PAN 220/2008 adalah
melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan teknis,
pengendalian, dan evaluasi pengawasan. Permen PAN tersebut mendefinisikan
pengawasan, dalam konteks pengawasan intern, adalah seluruh proses kegiatan
audit, evaluasi, reviu, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain, seperti
konsultansi (consultancy), sosialisasi, asistensi, terhadap penyelenggaraan tugas
dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai
(assurance) bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
5
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kelola/kepemerintahan yang baik (good governance). Meskipun
dalam Peraturan Menteri PAN tidak secara spesifik disebutkan, tetapi dari definisi
pengawasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pengawasan yang
bisa dilakukan oleh seorang auditor tidak terbatas hanya pada masalah akuntansi
dan keuangan, tetapi seluruh penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
Di sisi yang lain, Permen PAN 220/2008 tidak membatasi ruang lingkup
pengawasan oleh auditor hanya pada masalah akuntansi dan keuangan saja, tetapi
juga mencakup teknis pemerintahan. Salah satu tugas pokok auditor adalah
melakukan audit kinerja, yang menurut pasal 50 PP 60/2008 didefinisikan sebagai
audit atas pengelolaankeuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsiInstansi
Pemerintah yang terdiri atas aspekkehematan, efisiensi, dan efektivitas.
Rumpun Jabatan
6
tugasnya berkaitan dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep,
teori dan metode operasional, pelaksanaan kegiatan teknis yang berhubungan
dengan perumusan,pengevaluasian, penganalisisan serta penerapan kebijaksanaan
dibidang politik, pemerintahan danhubungan internasional. Sedangkan menurut
pasal 2 Permen PAN 220/2008, Jabatan Fungsional Auditor pada APIP termasuk
dalam rumpun jabatan akuntansi dan anggaran yang menurut Keppres 87/1999
adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya
berhubungan dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan
metode operasional serta penerapan ilmu pengetahuan di bidang pemberian saran,
penyeliaan atau melaksanakan kegiatan teknis yang berhubungan dengan akuntansi
anggaran dan manajemen keuangan.
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa jabatan dan pangkat tertinggi yang
dapat dicapai oleh Pengawas Pemerintahan adalah Pengawas Pemerintahan
Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, sehinggatidak
7
adaPejabat Pengawasan yang bisa mencapai pangkat tertinggi dalam sistem
kepangkatan Aparatur Sipil Negara, yaitu Pembina Utama golongan ruang IV/e.
Permen PAN 220/2008 juga mengatur bahwa dalam hal penugasan Auditor
berbentuk tim mandiri, susunan tim adalah sebagai berikut:
a. Pengendali Mutu;
b. Pengendali Teknis;
c. Ketua Tim; dan
d. Anggota Tim.
Berdasarkan jenjang jabatan dan pangkat tersebut, maka masalah yang timbul
adalah apakah penugasan kedua jabatan fungsional tersebut dipisahkan? Jika
dipisahkan, betapa repotnya pihak yang diawasi harus melayani dua tim yang
berbeda. Namun jika disatukan, siapa yang akan menjadi ketua tim, pengendali
teknis maupun pengendali mutu? Permen PAN 15/2009 tidak mengatur susunan tim
untuk Pengawas Pemerintahan.
8
Perangkat Profesi
9
digunakan sebagai pedoman oleh seluruh pejabat pengawas pemerintah pada
semua strata pemerintahan.Norma Pengawasan meliputi: (1) norma umum; (2)
norma pelaksanaan; dan (3) norma pelaporan.
Di sisi yang lain, PP 60/2008 mewajibkan auditor menaati Kode Etik yang
disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang
ditetapkan oleh pemerintah. PP tersebut juga mewajibkan auditor untuk
melaksanakan audit sesuai dengan standar audit yang disusun oleh organisasi
profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.
Menindaklanjuti PP 60/2008 ini, telah dibentuk Asosiasi Auditor Intern Pemerintah
Indonesia (AAIPI) yang juga telah menerbitkan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah
Indonesia (KE-AIPI) dan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI).
Pasal 1 ayat (3) Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga AAIPI menetapkan
bahwa pengertian auditor mencakup Jabatan Fungsional Auditor dan Pengawas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) yang berkedudukan
sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pengawasan di lingkungan APIP.
Dengan demikian, baik KE-AIPI dan SAIPI berlaku juga bagi Pengawas
Pemerintahan.Padahal Permendagri 28/2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode
Etik Pejabat Pengawas Pemerintah belum dicabut.Jadi, Kode Etik dan
Standar/Norma Pengawasan mana yang harus diikuti oleh Pengawas
Pemerintahan?
10
Simpulan dan Saran
11
Daftar Pustaka:
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
4. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 19/1996
tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata
Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang telah
diubah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penanganan Pengaduan Masysrakat di Lingkungan Departemen Dalam Negeri
dan Pemerintah Daerah.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma
Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah.
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah.
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah.
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
Kreditnya yang telah diubah melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 51 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
Kreditnya.
12
12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di
Daerah dan Angka Kreditnya.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan di Daerah.
15. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Kode Etik Auditor Intern
Pemerintah Indonesia, 2013.
16. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia, 2013.
13