Anda di halaman 1dari 13

RANCANGAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH DAERAH

LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA


KABUPATEN ..............................

NOMOR: KEP-01/MUSDA/M......../VIII/2020

Tentang:

PERATURAN TATA TERTIB


MUSYAWARAH DAERAH
LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)
KABUPATEN ..............................

Bismillaahirrohmaanirrohim

MUSYAWARAH DAERAH
LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)
KABUPATEN ..............................

Menimbang : a. bahwa MUSYAWARAH DAERAH Lembaga Dakwah


Islam Indonesia (LDII) Kabupaten .............. sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi organisasi (LDII)
Kabupaten .............................., telah ditetapkan
diselenggarakan pada tanggal ....... Agustus 2020
b. bahwa untuk mencapai hasil guna yang optimal dalam
penyelenggaraan Musyawarah Daerah tersebut huruf
a; perlu adanya Tata Tertib MUSYAWARAH DAERAH
Kabupaten ..........................;
c. bahwa oleh karena itu, perlu ditetapkan suatu
keputusan tentang Peraturan Tata Tertib
MUSYAWARAH DAERAH LDII Kabupaten ..............
Mengingat : 1. Undang Undang nomor 17 tahun 2013 yang diubah
dengan Perpu 01 tahun 2017 yang kemudian disahkan
dengan Undang Undang nomor 16 tahun 2017 tentang
Organisasi Kemasyarakatan
2. Undang Undang nomor 12 tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundangan
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Lembaga Dakwah Islam Indonesia hasil MUNAS VIII
LDII Tahun 2016 di Jakarta.
4. Hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LDII Tahun
2018 di Jakarta
5. Hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LDII Tahun
2012 di Jakarta
6. Surat Keputusan DPD Lembaga Dakwah Islam
Indonesia Kabupaten ..... Nomor:
KEP-...../M... /IV/2020, tentang Penyelenggaraan
Musda LDII Kabupaten .....tahun 2020
7. Surat Keputusan DPD Lembaga Dakwah Islam
Indonesia Kabupaten ......... Nomor:
KEP-...../M ...... /IV/2020, tentang Penyelenggara
MUSDA LDII Kabupaten ................ tahun 2020
Memperhatikan : Permusyawaratan dalam MUSYAWARAH DAERAH LDII
Kabupaten ............ yang membahas Rancangan
Keputusan tentang Peraturan Tata Tertib Musda LDII
Kabupaten .......... tahun 2020.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH DAERAHH LEMBAGA
DAKWAH ISLAM INDONESIA KABUPATEN ......................
TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MUSYAWARAH
DAERAH LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA
KABUPATEN .............. TAHUN 2020

Pasal 1
Peraturan Tata Tertib Musda LDII Kabupaten ............. secara lengkap dan terinci
adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari keputusan ini.
Pasal 2
Peraturan Tata Tertib seperti dimaksud dalam diktum pasal 1 adalah merupakan
pedoman dan pegangan yang harus dipatuhi oleh seluruh peserta dalam melakukan
kegiatan-kegiatan selama Musda LDII Kabupaten ............. tahun 2020
Pasal 3
Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Pasal 4
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : ..... Agustus 2020

PIMPINAN SEMENTARA
MUSYAWARAH DAERAH
LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA
KABUPATEN ...............................

Ketua, Sekretaris,

1
_______________________ _______________________

2
Lampiran : KEPUTUSAN MUSDA LDII KABUPATEN ......
Nomor : KEP-01/MUSDA/M...../VIII/2020
Tanggal : .......... Agustus 2020

PERATURAN TATA TERTIB


MUSYAWARAH DAERAH
LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA
KABUPATEN ....................................

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
(1) MUSYAWARAH DAERAH Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Kabupaten .................. adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi dan
selanjutnya dalam peraturan tata tertib ini disebut MUSDA.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya MUSDA berpedoman pada;
a. Pancasila;
b. UUD 1945;
c. Undang Undang nomor 17 tahun 2013 yang diubah dengan Perpu 01 tahun
2017 yang kemudian disahkan dengan Undang Undang nomor 16 tahun
2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan;
d. Undang Undang nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
perundangan
e. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lembaga Dakwah Islam
Indonesia hasil MUNAS VIII LDII Tahun 2016 di Jakarta;
f. Hasil Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia Tahun 2018
di Jakarta;
g. Hasil Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia Tahun 2012
di Jakarta;
h. Surat Keputusan DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia Provinsi Jawa
Timur Nomor: KEP-...../M /IV/2020, tentang Penyelenggaraan Muswil LDII
Provinsi Jawa Timur tahun 2020
i. Surat Keputusan DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Kabupaten .................. Nomor: KEP-...../M....... /IV/2020, tentang
Penyelenggara Musda Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Kabupaten ..................tahun 2020
(3) Peserta adalah peserta MUSDA.
(4) Peninjau adalah peninjau MUSDA
(5) Undangan adalah Undangan MUSDA

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG

3
Pasal 2
MUSDA mempunyai tugas dan wewenang untuk:
(1) menetapkan/mengubah/menyempurnakan Program Kerja Lembaga Dakwah
Islam Indonesia Kabupaten ...............;
(2) mengeluarkan pernyataan / rekomendasi dan garis-garis kebijaksanaan
organisasi;
(3) menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah Lembaga
Dakwah Islam Indonesia Kabupaten ...............;masa bakti 2015 – 2020;
(4) memilih dan mengangkat Dewan Penasihat Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Kabupaten ...............; masa bakti 2020 – 2025;
(5) memilih dan mengangkat Dewan Pimpinan Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Kabupaten ...............;masa bakti 2020 – 2025, dan
(6) menetapkan keputusan lain yang dipandang perlu.

BAB III
PESERTA, PENINJAU DAN UNDANGAN

Pasal 3
(1) Peserta terdiri dari:
a. Utusan DPW LDII Provinsi Jawa Timur;
b. Dewan Penasehat Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten ...............;;
c. Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Kabupaten ...............;
d. Utusan/Perwakilan PC/PAC Lembaga Dakwah Islam Indonesia se Kabupaten
...............;
(2) Jumlah dan perincian peserta diatur oleh DPD Lembaga Dakwah Islam
Indonesia Kabupaten ...............;.
(3) Setiap peserta wajib membawa dan menyerahkan surat undangan dan surat
mandat.
(4) Ketentuan mengenai surat mandat diatur DPD Lembaga Dakwah Islam
Indonesia Kabupaten ................

Pasal 4
(1) Peninjau terdiri dari;
a. Tokoh ulama yang diundang DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Kabupaten ................
b. Pimpinan Pondok-pondok LDII yang DPD Lembaga Dakwah Islam
Indonesia Kabupaten ................
(2) Ketentuan dan jumlah peninjau diatur oleh DPD Lembaga Dakwah Islam
Indonesia Kabupaten ................

4
(3) Setiap peninjau wajib membawa dan menyerahkan surat undangan dan surat
mandat.
(4) Ketentuan mengenai surat mandat diatur DPD Lembaga Dakwah Islam
Indonesia Kabupaten ................
Pasal 5
(1) Undangan adalah adalah pihak-pihak yang diundang oleh Dewan Pimpinan
Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten ................untuk
mengikuti Upacara Pembukaan MUSDA, terdiri dari :

(a) Para pejabat Pemerintahan Kabupaten ....................;

(b) Undangan lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah


Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten .................

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA, PENINJAU DAN UNDANGAN

Pasal 6
(1) Peserta berhak untuk:
(a) mengajukan pertanyaan,
(b) mengajukan usul-usul perubahan/perbaikan,
(c) mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tertulis,
(d) memberikan suara dalam hal keputusan ditetapkan berdasarkan suara
terbanyak, dan
(e) memilih dan dipilih.
(2) Peninjau memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara
(3) Undangan Tidak memiliki hak bicara dan hak suara

Pasal 7
(1) Setiap peserta dan peninjau berhak untuk mengajukan pertanyaan baik secara
lisan maupun tertulis kepada Pimpinan MUSDA.
(2) Pertanyaan yang diajukan harus singkat dan jelas.
(3) Apabila dipandang perlu Pimpinan MUSDA dapat merundingkan mengenai
bentuk, sifat dan isi dari pertanyaan kepada yang bertanya.

Pasal 8
(1) Peserta dan peninjau wajib mengikuti acara-acara dalam pelaksanaan MUSDA.
(2) Peserta, Peninjau dan undangan wajib mematuhi ketentuan-ketentuan dalam
peraturan tata tertib ini.
(3) Peserta, Peninjau dan undangan wajib memelihara kelancaran dan ketertiban
MUSDA.

5
BAB V
KELENGKAPAN MUSDA

Pasal 9
Kelengkapan MUSDA disusun sesuai kelompok kegiatan yang dibutuhkan

Pasal 10
MUSWIL mempunyai kelengkapan sebagai berikut:
a. Pimpinan MUSDA ;
b. Komisi-komisi; dan
c. Formatur.

BAB VI
PIMPINAN MUSDA

Pasal 11
(1) MUSDA dipimpin oleh pimpinan MUSDA yang dipilih dari dan oleh peserta
MUSDA yang ditetapkan oleh MUSDA.
(2) DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten .......... bertindak sebagai
Pimpinan Sementara MUSDA
(3) Tugas Pimpinan Sementara MUSDA adalah menetapkan tatib, jadwal acara dan
pimpinan MUSDA.
(4) Pimpinan MUSDA adalah kolektif terdiri dari 5 (lima) orang yaitu 1 (satu) orang
dari unsur DPW LDII Provinsi Jawa Timur , 1 (satu) orang dari unsur DPD LDII
Kabupaten .......... dan 3 (tiga) orang dari unsur PC LDII yang ada di
Kabupaten.........
(5) 3 (tiga) orang dari unsur Pimpinan Cabang (PC) LDII di Kabupaten .............. yang
diusulkan, dipilih dari dan oleh peserta dalam sidang paripurna.
(6) Komposisi pimpinan MUSDA terdiri dan seorang Ketua merangkap anggota,
seorang Sekretaris merangkap anggota dan 3 (tiga) orang Anggota.
(7) Tugas dan wewenang Pimpinan MUSDA adalah:
a. memimpin sidang-sidang selama berlangsungnya MUSDA.
b. menjaga ketertiban dan kelancaran pelaksanaan MUSDA.
(8) Membagi tugas di antara unsur-unsur pimpinan MUSDA yang diatur lebih lanjut
atas kesepakatan pimpinan MUSDA yang bersangkutan.

BAB VII
KOMISI - KOMISI

Pasal 12
6
(1) MUSDA membentuk komisi-komisi yang terdiri dari;
a. Komisi A : Bidang Laporan Pertanggungjawaban
b. Komisi B : Bidang Program Kerja
c. Komisi C : Bidang Rekomendasi dan Pernyataan MUSDA
(2) Komisi-komisi MUSDA dapat membentuk sub komisi sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 13
(1) Komisi MUSDA bermusyawarah dan mengambil keputusan dalam sidang Komisi
mengenai masalah-masalah yang menjadi lingkup tugasnya.
(2) Pembicaraan dalam sidang komisi disusun dalam suatu risalah.
(3) Dengan memperhatikan usul, saran dan pendapat dari para anggota Komisi
yang bersangkutan, Pimpinan Komisi menyusun laporan hasil Sidang Komisi
dengan dibantu oleh Sekretaris Panitia MUSDA.
(4) Laporan hasil Sidang Komisi ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Komisi
kemudian dibacakan oleh juru bicara Komisi yang bersangkutan dalam sidang
Paripurna, naskah diserahkan kepada Pimpinan Sidang Paripurna tersebut
untuk disahkan dalam sidang Paripurna.

Pasal 14
(1) Setiap peserta wajib menjadi anggota salah satu Komisi MUSDA.
(2) Jumlah dan nama-nama anggota Komisi ditetapkan oleh Pimpinan MUSDA
dalam suatu sidang Paripurna.
(3) Pimpinan MUSDA dapat menghadiri dan turut serta pada semua Sidang Komisi.

Pasal 15
(1) Pimpinan Komisi bersifat kolektif dan terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil
Ketua dan seorang Sekretaris.
(2) Pimpinan Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi yang bersangkutan dalam
Sidang Komisi yang dipimpin sementara oleh unsur Pimpinan MUSDA.
(3) Setelah Pimpinan Komisi terbentuk maka unsur Pimpinan MUSDA tersebut
menyerahkan kepada Pimpinan Komisi terpilih untuk melanjutkan memimpin
Sidang Komisi.

BAB VIII
FORMATUR

Pasal 16
(1) Formatur MUSDA dipilih dalam Rapat Paripurna;
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Formatur diatur dalam pasal 29 dalam peraturan
tata tertib ini.

BAB IX

7
MUSYAWARAH DAN SIDANG-SIDANG
SERTA TATA TERTIB PEMBICARA

Pasal 17
MUSDA mempunyai jenis-jenis sidang sebagai berikut:
a. Sidang Paripurna;
b. Sidang Pimpinan; dan
c. Sidang Komisi.
d. Sidang-sidang lain jika diperlukan atas persetujuan dari peserta MUSDA.

Pasal 18
(1) Peserta yang akan berbicara terlebih dahulu mendaftarkan namanya.
(2) Peserta berbicara setelah mendapatkan izin dari Ketua Sidang.
(3) Pembicara tidak boleh diganggu selama berbicara.
(4) Ketua Sidang dapat menentukan batas waktu bagi pembicara.
(5) Bila pembicara telah melampaui batas waktu dalam pembicaraan, maka Ketua
Sidang dapat memperingatkan agar yang bersangkutan segera mengakhiri
pembicaraannya, dan pembicara harus mengindahkan.
(6) Apabila Ketua Sidang hendak berbicara menggunakan haknya sebagai peserta,
maka ia menyerahkan pimpinan sidang kepada yang lain dan untuk sementara
ia meninggalkan tempat pimpinan.
(7) Semua pertanyaan disusun secara singkat dan jelas disampaikan kepada
Pimpinan Sidang.
(8) Pimpinan Sidang berhak menyimpulkan maksud dan pertanyaan tersebut.

Pasal 19
(1) Interupsi diperbolehkan bagi peserta maksimal selama 3 (tiga) menit untuk
kepentingan sebagai berikut:
a. minta penjelasan tentang duduk persoalan sebenarnya mengenai masalah
yang dibicarakan,
b. mengajukan usul prosedur tentang soal yang dibicarakan, dan
c. mengajukan usul menunda sidang untuk sementara.
(2) Apabila dipandang perlu Pimpinan Sidang dapat menunda sidang untuk
sementara.

Pasal 20
(1) Segala sesuatu yang disampaikan oleh pembicara tidak diperkenankan
menyimpang dari pokok masalah.
(2) Apabila seseorang pembicara menggunakan kata-kata atau melakukan
perbuatan yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan sidang maka

8
pimpinan sidang memberi nasihat atau peringatan agar yang bersangkutan
berbuat tertib kembali.
(3) Apabila tidak mengindahkan peringatan dari Pimpinan Sidang, maka Pimpinan
Sidang dapat memutuskan agar yang bersangkutan tidak meneruskan
mengikuti sidang tersebut.

Pasal 21
Setiap sidang dibuat risalah tertulis atau rekaman yang memuat antara lain:
a. Tempat dan acara sidang,
b. Hari tanggal dan jam sidang,
c. Ketua dan Sekretaris sidang,
d. Nama-nama peserta yang hadir,
e. Nama pembicara dan pendapatnya, dan
f. Keterangan tentang keputusan/kesimpulan.

BAB X
KUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 22
(1) Sebelum menghadiri rapat, setiap Peserta dan Peninjau wajib menandatangani
daftar hadir dan menyerahkan kartu hadir, atau memperlihatkan tanda Peserta
atau Peninjau kepada Panitia MUSDA;
(2) MUSDA dinyatakan kuorum bila dihadiri oleh sekurang kurangnya dua pertiga
dari jumlah peserta MUSDA
(3) Dalam hal peserta MUSDA belum mencapai Kuorum maka pelaksanaan MUSDA
dapat di tunda 30 menit dari jadwal waktu yang telah ditentukan
(4) Setelah 30 menit penundaan waktu pelaksanaan MUSDA dan dua pertiga
peserta MUSDA belum tercapai maka Kuorum peserta MUSDA dihitung
berdasarkan jumlah peserta yang hadir dan pelaksanaan MUSDA bisa dimulai
(5) Sidang paripurna dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
setengah tambah 1(satu) dari jumlah peserta.
(6) Sidang paripurna untuk pemilihan dan membentuk komisi-komisi sekurang-
kurangnya harus dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah peserta.

Pasal 23
(1) Peserta yang mempunyai hak suara adalah :
a. DPW LDII Provinsi Jawa Timur 1 (satu) suara.
b. Pimpinan Cabang (PC) LDII se Kabupaten ............masing-masing 1
(satu) suara.

9
(2) Pengambilan keputusan pada dasarnya dilaksanakan secara musyawarah untuk
mufakat dan apabila musyawarah mufakat tidak bisa dilaksanakan maka
pengambilan keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
(3) Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah apabila:
a. sidang dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah tambah 1 (satu) dari
jumlah peserta yang seharusnya hadir dalam sidang tersebut.
b. disetujui oleh sekurang-kurangnya setengah tambah 1 (satu) jumlah peserta
yang memenuhi kuorum.

Pasal 24
(1) Dalam hal pungutan suara menunjukkan jumlah yang sama, maka pungutan
suara diulang lagi.
(2) Apabila hasil ulang pungutan suara masih menunjukkan jumlah yang sama, maka
keputusan diserahkan kepada pimpinan MUSDA.

Pasal 25
Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan secara langsung
kecuali yang sifatnya rahasia.

Pasal 26
Setiap keputusan, baik hasil mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak harus
diterima dan dilaksanakan dengan kesungguhan, keikhlasan hati, kejujuran dan
penuh tanggung jawab.

BAB XI
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN
PROGRAM KERJA

Pasal 27
(1) DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten ............... menyampaikan
laporan pertanggungjawaban dalam sidang paripurna yang memenuhi kuorum.
(2) Masing-masing Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Dakwah Islam Indonesia di
Kabupaten.............. memberikan penilaian terhadap laporan
pertanggungjawaban tersebut secara tertulis dan melaporkan melalui juru
bicaranya dalam suatu pemandangan umum pada sidang paripurna.
(3) Atas persetujuan peserta MUSDA pemandangan umum dapat dilakukan
berdasarkan perwilayah geograis atau wilayah tertentu yang disepakati dalam
sidang paripurna.
(4) Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabuparten .........
menggunakan hak jawabnya atas pandangan umum.

Pasal 28

10
Program Kerja dibahas secara mendalam dalam suatu sidang komisi dan disahkan
dalam sidang paripurna yang memenuhi kourum.

BAB XII
TATA CARA PEMILIHAN DEWAN PENASIHAT DAN
DEWAN PIMPINAN DAERAH
LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA

Pasal 29
(1) MUSDA menetapkan komposisi dan personalia Dewan Penasihat dan Dewan
Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten/Kota .............
melalui pemilihan langsung.
(2) Pemilihan yang dimaksud pasal 29 ayat (1) adalah untuk memilih jabatan Ketua
Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten/Kota...
(3) Pemilihan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Kabupaten/Kota .. dilakukan oleh Peserta secara langsung, bebas dan rahasia ;
(4) Ketua terpilih dimaksud pasal 29 ayat (2) sebagai ketua formatur bersama sama
dengan anggota formatur diberi wewenang menyusun komposisi dan personalia
Dewan Penasihat dan Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam
Indonesia Kabupaten / Kota ............
(5) Formatur sebagaimana dimaksud pasal 29 (4) beranggotakan 5 (lima) orang
yang terdiri dari Ketua terpilih, unsur DPW LDII 1 (satu) orang, unsur Pimpinan
Kecamatan (PC) di Kabupaten/Kota............. 3 (tiga) orang.
(6) 3 (tiga) orang anggota formatur dari unsur Pimpinan Cabang (PC) LDII di
Kabupaten/Kota ................ sebagaimana dimaksud pasal 29 (5) dipilih dari dan
oleh peserta MUSDA

Pasal 30
(1) Pemilihan langsung dilaksanakan dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah peserta.
(2) Dengan terpilihnya Ketua sebagaimana termaksud pasal 29, maka Dewan
Penasihat dan Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia
PROVINSI JAWA TIMUR masa bakti 2015 - 2020 dinyatakan demisioner.

Pasal 31
(1) Ketua Terpilih sebagai ketua formatur mengumumkan komposisi dan personalia
Dewan Penasihat dan Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam
Indonesia Provinsi Jawa Timur masa bakti 2020 - 2025 pada sidang paripurna.
(2) Pimpinan MUSDA memberikan pengesahan atas hasil kerja formatur .

Pasal 32
Syarat-syarat untuk dapat dipilih menjadi Pengurus Dewan Pimpinan Daerah
Lembaga Dakwah Islam Indonesia adalah:
a. anggota Lembaga Dakwah Islam Indonesia.

11
b. telah memenuhi syarat sebagai kader organisasi.
c. telah membuktikan peran serta secara aktif dan pengabdiannya terhadap
Lembaga Dakwah Islam Indonesia sedikitnya selama 5 (lima) tahun berturut-
turut.
d. memiliki kemampuan, kesanggupan, dan bersedia meluangkan waktu untuk
bekerja secara aktif dalam tugas organisasi.
e. terpilih melalui Sidang Paripurna Musyawarah Daerah.

BAB XIII
SEKRETARIAT PANITIA

Pasal 33
(1) Sekretariat panitia MUSDA dipimpin oleh Ketua Sekretariat yang bertanggung
jawab kepada pimpinan MUSDA Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten/
Kota .............
(2) Ketua Sekretariat dibantu oleh Staf Sekretariat.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34
Segala sesuatu yang belum diatur untuk menampung perkembangan keadaan dalam
peraturan tata tertib ini dapat ditetapkan kemudian oleh Pimpinan MUSDA

Pasal 35
Peraturan tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : .... Agustus 2020

PIMPINAN SEMENTARA
MUSYAWARAH DAERAH
LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)
KABUPATEN ..........................

Ketua, Sekretaris,

__________________________ __________________________

12

Anda mungkin juga menyukai