MATEMATIKA
KELAS VIII
Tim Penyusun:
1. Adriana Wiwin Erni Andewi, S. Pd SMP Stella Duce 1 Yogyakarta
2. Theresia Suberti, S. Pd SMP Santo Yosef Surabaya
3. Clara Erindha Chris Gayuarsita, S. Pd. SMP Santo Yosef Lahat
4. Agustina Indarti, S. Pd SMP Tarakanita Citra Raya Tangerang
Dilarang mengutip, memperbanyak, atau memperjual belikan sebagian atau seluruh isi
buku ini dalam bentuk apa pun (seperti cetakan, fotocopy, microfilm, VCD, CD-ROM,
Rekaman Suara, soft file pdf) tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta/ penerbit.
* E-book ini untuk kalangan Internal Peserta Didik Sekolah Tarakanita Indonesia
KATA PENGANTAR
“Dengan kesabaran dan susah payah kami terus bekerja dengan keinginan
besar untuk maju, ya... maju...” (Elisabeth Gruyters art. 53)
Pujian dan syukur ke hadirat Tuhan sang Pecinta hati kami yang manis, yang
karena kasih dan penyertaanNya, kami senantiasa dianugerahi rahmat kesehatan,
ketekunan, dan kesiapsediaan memberikan diri dalam keseluruhan proses
pelayanan kepada peserta didik. Pun atas perkenananNya, dengan berbekal
komitmen untuk memberikan layanan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi kontekstual, kami berproses mulai dari persiapan, penyusunan, dan
finalisasi referensi belajar yang dikemas dalam bentuk elektronik ini dengan baik.
Buku elektronik yang telah tersedia ini tentu masih jauh dari sempurna, pun
demikian kekurangan dan kesalahan yang tentu tidak disengaja. Kami sangat
terbuka terhadap masukan, kritik dan saran dari siapapun yang berkehendak baik
membantu proses perbaikan dan peningkatan kualitas/mutu dari buku ini di masa
yang akan datang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
rahmatNya sehingga penulisan e-Book Matematika bagi peserta didik di
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang disusun berdasarkan
Kurikulum 2013 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan e-Book Matematika sebagai bahan ajar yang membantu
para peserta didik lebih memahami materi pembelajaran Matematika.
Terutama di era digital seperti sekarang ini, ada banyak cara untuk
memperoleh informasi dengan sangat cepat dan mudah. Pemanfaatan e-Book
sebagai salah satu sarana atau media literasi yang praktis, ekonomis, efisien,
efektif, aman, mudah dibawa ke mana saja, dan tidak memerlukan ruang
penyimpanan fisik. Sistematika penyusunan e-Book Matematika ini diatur
sedemikian rupa sehingga para peserta didik dapat memahami konsep,
menerapkan konsep, menggunakan rumus dan menyelesaikan soal yang telah
dibuat secara bervariasi.
Semoga e-Book ini dapat meningkatkan minat dan kemampuan para
peserta didik untuk belajar matematika dengan mudah, menyenangkan, efektif,
dan efisien. Penulis mengucapkan terimakasih kepada para pembaca dan
pengguna e-Book ini. Penulis juga berharap adanya kritik dan saran yang
membangun demi mengembangkan e-Book ini agar dengan lebih sempurna
lagi.
Penyusun
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
DAFTAR ISI
B. Balok
1. Jaring-jaring Balok................................................................. 155
2. Panjang Diagonal Sisi Balok.................................................. 156
3. Luas Sisi Atas Bawah, Depan Belakang, Kanan Kiri............. 157
4. Panjang Diagonal Ruang Balok.............................................. 158
5. Luas Permukaan dan Volume Balok...................................... 158
Latihan Soal Balok..................................................................... 160
C. Prisma
1. Jenis-jenis Prisma................................................................... 164
2. Jaring-jaring Prisma............................................................... 165
3. Luas Permukaan dan Volume Prisma..................................... 165
Latihan Soal Prisma.................................................................... 168
D. Limas
1. Jaring-jaring Limas................................................................. 173
2. Luas Permukaan dan Volume Limas...................................... 173
Latihan Soal Limas..................................................................... 176
E. Rangkuman................................................................................. 182
UJI KOMPETENSI BAB 8.............................................................. 183
BAB 9 STATISTIKA
A. Menganalisis Data....................................................................... 189
B. Penyebaran Data......................................................................... 193
C. Rangkuman................................................................................. 196
UJI KOMPETENSI BAB 9.............................................................. 197
BAB 10 PELUANG
A. Peluang Empirik......................................................................... 206
B. Peluang Teoritik.......................................................................... 210
C. Rangkuman..................................................................................213
UJI KOMPETENSI BAB 10............................................................ 214
POLA BILANGAN
Tujuan Pembelajaran:
1. Pesera Didik mampu menentukan suku selanjutnya dari suatu barisan bilangan
dengan cara menggeneralisasi pola bilangan sebelumnya.
2. Peserta Didik mampu menggeneralisasi pola barisan bilangan menjadi suatu
persamaan.
3. Peserta Didik mengenal macam-macam barisan bilangan.
https://www.pelajaran.co.id/2019/06/pola-bilangan.html
Sumber : Kemdikbud
Contoh 1.1 :
Contoh 1.2 :
Dari pola yang terlihat pada tabel, dapat diperkirakan bahwa nomor urut 176
akan mendapatkan giliran skrining pada pukul 13.40 WIB.
Contoh 1.3 :
Dengan memerhatikan pola yang terbentuk, yaitu 6, 9, 12, 15, ... bisa
ditentukan bahwa selisih jumlah dari tiga bilangan asli berurutan tersebut
adalah 3. Ternyata jumlah 60 ditemukan pada pola ke-19. Jadi bilangan asli
berurutan yang jumlahnya sama dengan 60 adalah 19, 20, dan 21.
https://inibaru.id/pasar-kreatif/menengok-cantiknya-batik- http://www.nesiatimes.com/makna-motif-batik-grompol-bagi-
khas-pekalongan masyarakat-yogyakarta/
Berikut ini kita akan mengamati suatu konfigurasi objek. Setelah itu kita akan
menggali informasi tentang pola bilangan yang terbentuk, sehingga pada akhirnya
kita bisa membuat persamaan pola bilangan yang kita temukan.
Contoh 1.4 :
7. Barisan Fibonacci
Barisan Fibonacci: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, . . .
Aturannya: mulai suku ketiga, setiap suku diperoleh dengan menjumlahkan dua
suku sebelumnya.
Selisih dua suku berurutan pada barisan (a) selalu tetap, yaitu 2.
Selisih dua suku berurutan pada barisan (b) selalu tetap, yaitu 3.
Barisan bilangan yang demikian dinamakan barisan aritmetika.
Selisih dua suku berurutan pada barisan (c) tidak tetap. Barisan bilangan (c) bukan
merupakan barisan aritmetika.
Barisan aritmatika yaitu barisan dengan pola penjumlahan yang memiliki beda (selisih)
tetap.
E. Rangkuman
Deri mempunyai gelas plastik yang tingginya 8cm. Jika dalam waktu satu menit Deri
bisa menyusun gelas plastik yang membentuk pola seperti berikut sampai ketinggian
48 cm dengan rapi.
a) Berapa banyak gelas plastik yang telah disusun oleh Deri selama 1 menit?
b) Berapa jumlah susunan yang dibentuk jika Deri melakukannya dalam 2 menit (satu
menitnya dianggap mencapai ketinggian 48cm) dan berapa jumlah gelas plastik
yang dibutuhkan oleh Deri?
SISTEM KOORDINAT
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik dapat menjelaskan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kedudukan titik terhadap sumbu-X dan sumbu- Y
2. Peserta didik dapat menjelaskan dan menyelesaikan kedudukan suatu titik terhadap
titik asal dengan tepat
3. Peserta didik dapat menjelaskan dan menyelesaikan kedudukan suatu titik terhadap
titik tertentu (a,b) dengan benar
4. Peserta didik dapat menjelaskan kedudukan garis yang sejajar dan tegak lurus
sumbu-X dan sumbu-Y dengan tepat melalui gambar pada bidang koordinat Kartesius
5. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kedudukan garis
terhadap bidang koordinat Kartesius
15
Matematika – SMP Kelas VIII
Reno dan Tiara ingin berkunjung ke rumah Kevin teman sekolah mereka. Namun, mereka belum
tahu alamat rumah Kevin secara pasti. Kevin hanya memberikan informasi bahwa rumahnya
berjarak 1,7 km dari Jalan Diponegoro dan berjarak 2 km dari Jalan Sudirman. Reno dan Tiara
berangkat bersama dari sekolah, mereka menempuh jalan yang berbeda, warna merah adalah rute
perjalanan yang dilalui Reno, warna biru adalah rute perjalanan yang dilalui Tiara seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 1.1. Ternyata Reno berhasil menemukan rumah Kevin terlebih
dahulu.
Pada kasus di atas tentunya sekolah sebagai titik awal keberangkatan mereka dan
rumah Kevin sebagai titik tujuan mereka, kasus tersebut merupakan pengaplikasian
dari konsep sistem koordinat, dimana gambar denah bisa diibaratkan sebagai
bidang kartesius, sekolah sebagai titik pusat (0,0) bidang koordinat, jalan
Diponegoro dan Sudirman merupakan sumbu-X dan sumbu-Y, dan rumah Kevin
merupakan titik tujuan (a,b).
Persoalan diatas dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep jarak titik pusat
terhadap titik tertentu (a,b), sehingga untuk menentukan rute tercepat dalam kasus
tersebut menjadi lebih mudah. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari bersama-
sama materi mengenai sistem koordinat.
.
• Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan
menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis) dan koordinat
y (ordinat) dari titik tersebut. Koordinat titik dituliskan (absis,ordinat) atau (x,y)
• Kita ambil contoh pada gambar diatas, titik koordinat (2,3) berarti 2 sebagai absis dan 3
sebagai ordinat
• Bidang koordinat Kartesius memerlukan dua garis berarah yang tegak lurus satu sama
lain, yaitu sumbu x (garis vertikal) dan sumbu y (garis horizontal)
.
• Titik P berjarak 4 satuan dari sumbu-X dan
berjarak 2 satuan dari sumbu-Y. Dapat ditulis
P(2,4)
• Titik Q berjarak 5 satuan dari sumbu-X dan
berjarak 5 satuan dari sumbu-Y. Dapat ditulis
Q(-5,5)
• Titik R berjarak 3 satuan dari sumbu-X dan
berjarak 5 satuan dari sumbu-Y. Dapat ditulis
R(-5,-3)
• Titik S berjarak 2 satuan dari sumbu-X dan
berjarak 3 satuan dari sumbu-Y. Dapat ditulis
S(3,-2)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa posisi titik A terhadap titik asal (0,0) pada kuadran I,
. menuju titik A dari titik asal (0,0) berjalan satu satuan ke arah kanan,
dimana untuk
kemudian berjalan dua satuan ke atas dari titik asal (0,0).
Sehingga dari gambar di atas dapat kita simpulkan posisi titik (a,b) terhadap titik asal di
setiap kuadran adalah sebagai berikut:
• Pada kuadran I : P(a,b) artinya posisi titik P(a,b) dari titik asal berjalan a satuan ke kanan
dan b satuan ke atas
• Pada kuadran II : P(-a,b) artinya posisi titik P(-a,b) dari titik asal berjalan a satuan ke kiri
dan b satuan ke atas
• Pada kuadran III : P(-a,-b) artinya posisi titik P(-a,-b) dari titik asal berjalan a satuan ke
kiri dan b satuan ke bawah
• Pada kuadran IV : P(a,-b) artinya posisi titik P(a,-b) dari titik asal berjalan a satuan ke
kanan dan b satuan ke bawah
• Jika dilihat dari gambar pada koordinat Kartesius, maka kita dapat menyimpulkan bahwa
posisi titik B terhadap titik A adalah 3 satuan ke kanan dan dua satuan ke atas.
.
Lalu bagaimana kalua kita akan mencari posisi titik (a,b) terhadap titik tertentu (h,k) tanpa
melihat atau menggunakan diagram koordinat Kartesius ?
Ketika kita ingin mencari posisi titik (a,b) terhadap titik tertentu (h,k) tanpa melihat
koordinat Kartesius, maka kita dapat melihat kolom di bawah sebagai berikut:
Kuadran
. • Kuadran I :
(x,y)
• Kuadran II :
(-x,y)
• Kuadran III :
(-x,-y)
• Kuadran IV :
(x,-y)
Tentukan posisi titik dan tuliskan dalam koordinat kartesius serta tentukan letak kuadrannya !
Penyelesaian:
.
Posisi Titik Koordinat Titik Kuadran
(x,y)
Kasus 1 dan 2
Kasus 3
Garis yang Garis yang Garis yang tegak Garis yang tegak Garis yang
sejajar dengan sejajar dengan lurus dengan lurus dengan memotong
sumbu-x sumbu-y sumbu-x sumbu-y sumbu-x dan
sumbu-y
Garis n Garis m Garis m Garis n Garis o
Berdasarkan tabel di atas maka posisi garis terhadap sumbu-x dan sumbu-y ada tiga jenis sebagai
berikut :
• Gambarkan garis k yang melalui titik A (3, -5) yang tidak sejajar dengan sumbu-x dan
tidak sejajar dengan sumbu-y !
Penyelesaian :
1. Langkah awal kalian harus membuat titik A (3,-5) pada bidang kartesius
2. Langkah selanjutnya kalian membuat garis yang melalui titik A tersebut tetapi garis
yang kalian buat tersebut tidak boleh sejajar dengan sumbu-x maupun sumbu-y
A(3,-5)
• Gambarlah garis m dan garis n yang saling sejajar tapi tidak tegak lurus dengan
sumbu-x dan sumbu-y !
Penyelesaian :
1. Kalian harus membuat dua garis yaitu garis m dan n yang saling sejajar, tetapi garis m
dan n yang dibuat sejajar tidak boleh tegak lurus dengan sumbu-x dan sumbu-y
2. Garis m dan garis n saling sejajar tetapi dua garis tersebut tidak tegak lurus terhadap
sumbu-x dan sumbu-y
m n
C. Rangkuman
1. Sistem koordinat Kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan
menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis) dan koordinat
y (ordinat) dari titik tersebut. Koordinat titik dituliskan (absis,ordinat) atau (x,y)
2. Posisi titik berkaitan dengan jarak terhadap sumbu-x dan sumbu-y
3. Posisi titik pada koordinat Kartesius ditulis dalam pasangan berurut (x,y). Bilangan x
menyatakan jarak titik itu dari sumbu-y dan bilangan y menyatakan jarak titik itu dari
sumbu-x
4. Posisi titik (a,b) terhadap titik asal di setiap kuadran adalah sebagai berikut:
• Pada kuadran I : P(a,b) artinya posisi titik P(a,b) dari titik asal berjalan a satuan ke kanan
dan b satuan ke atas
• Pada kuadran II : P(-a,b) artinya posisi titik P(-a,b) dari titik asal berjalan a satuan ke kiri
dan b satuan ke atas
• Pada kuadran III : P(-a,-b) artinya posisi titik P(-a,-b) dari titik asal berjalan a satuan ke
kiri dan b satuan ke bawah
• Pada kuadran IV : P(a,-b) artinya posisi titik P(a,-b) dari titik asal berjalan a satuan ke
kanan dan b satuan ke bawah
.
5. Kudran adalah daerah yang membagi koordinat kartesius menjadi 4 bagian
• Kuadran I : (x,y)
• Kuadran II : (-x,y)
• Kuadran III : (-x,-y)
• Kuadran IV : (x,-y)
6. Garis sejajar adalah suatu kedudukan dua garis atau lebih pada bidang datar yang tidak
mempunyai titik potong walaupun kedua garis diperpanjang
7. Garis tegak lurus adalah kedudukan garis yang berpotongan dan pada titik potongnya
membentuk sudut siku-siku (90°)
8. Garis berpotongan atau memotong adalah kedudukan dua garis atau lebih yang
mempunyai titik potong karena kedua garis saling bertemu
A. Pilihan Ganda
2 .Diketahui garis l tegak lurus terhadap sumbu-x dan melalui titik N(1, 2). Titik A
berjarak 4 satuan dari garis l dan berjarak 3 satuan dari sumbu-x. Jika Titik A berada
di kuadran I, maka koordinat titik A adalah ….
A. (5, 3)
B. (3, 5)
C. (6, 3)
D. (3, 8)
.
Yayasan Tarakanita Matematika Kelas VIII 31
Matematika – SMP Kelas VIII
8. Garis h melalui titik A(-4, 3) dan melalui titik B(5, 3), kedudukan garis tersebut terhadap
sumbu-x dan sumbu-y adalah ....
A. tegak lurus sumbu-x dan sejajar sumbu-y
B. tidak memotong sumbu-x dan sejajar sumbu-y
C. sejajar dengan sumbu-x dan tegak lurus sumbu-y
D. sejajar dengan sumbu-x dan tidak memotong sumbu-y
9. Pada gambar dibawah ini, posisi titik G terhadap sumbu-x dan sumbu-y adalah…
A. Titik G berjarak a satuan terhadap sumbu-x dan berjarak a satuan terhadap sumbu-y
B. Titik G berjarak a satuan terhadap sumbu-x dan berjarak 0 satuan terhadap sumbu-y
C. Titik G berjarak 0 satuan terhadap sumbu-x dan berjarak a satuan terhadap sumbu-y
D. Titik G berjarak 0 satuan terhadap sumbu-x dan berjarak 0 satuan terhadap sumbu-y
15. Diketahui dua garis saling tegak lurus, yaitu garis k tegak lurus dengan garis l.
Jika garis k juga tegak lurus dengan sumbu-x, maka posisi atau kedudukan garis l
terhadap sumbu-x dan sumbu-y berturut-turut adalah…
B. Uraian
1. Gambarlah garis l yang melalui titik P(-3, 5) yang sejajar dengan sumbu-
x dan tegak lurus sumbu-y !
2. Gambarlah garis t yang melalui titik D(-2, 5) yang tidak tegak lurus
terhadap sumbu-x dan tidak tegak lurus dengan sumbu-y !
4. Jika ada garis h melalui titik A(-4, 3) dan melalui titik B(5, 3),
bagaimanakah kedudukan garis tersebut terhadap sumbu-x dan sumbu-y ?
Tujuan Pembelajaran:
A. RELASI
Coba perhatikan hubungan kekerabatan dari keluarga Ahmad dan Siti. Pada
bagan tersebut, Ahmad dan Siti memiliki anak Cahyo, Dian, dan Cinta. Atau,
dapat dikatakan pula bahwa Cahyo, Dian, dan Cinta adalah “anak dari” Ahmad
dan Siti. Adapun Riani, Sari, Ardi, dan Sasa adalah “cucu dari” Ahmad dan Siti.
Jika anak-anak dari Ahmad dan Siti dikelompokkan, misalnya himpunan A,
maka A = {Cahyo, Dian, Cinta} Himpunan A adalah himpunan anak-anak dari
Ahmad dan Siti. Adapun apabila keluarga besar dari Ahmad dan Siti
dikelompokkan menjadi himpunan B, maka B = {Ahmad, Siti, Dewi, Cahyo,
Dian, Cinta, Rangga, Riani, Sari, Ardi, Sasa} Himpunan B adalah himpunan
keluarga besar dari Ahmad dan Siti. Misalkan akan dicari hubungan kekerabatan
antara anggota himpunan A ke B berupa “orangtua dari”. Dengan kata lain,
antara anggota himpunan A ke B terdapat hubungan (relasi) dengan aturan
tertentu “orangtua”. Dari aturan tersebut, diperoleh jawaban yaitu Cahyo adalah
orang tua dari Riani dan Cinta adalah orangtua dari Sari, Ardi, dan Sasa.
• Relasi adalah aturan hubungan antara anggota himpunan asal (domain/daerah asal,
dalam hal ini himpunan A) ke anggota himpunan yang lain (codomain/daerah
kawan, dalam hal ini himpunan B). Adapun himpunan hasil dari relasi dengan
aturan tertentu tersebut dinamakan range (daerah hasil). Anggota range tersebut
disebut pasangan, hasil, atau bayangan dari anggota domain.
Dari hubungan kekerabatan Ahmad dan Siti dengan aturan “ orang tua dari “dapat
digambarkan sebagai berikut: {(Cahyo, Riani), (Cinta, Sari), (Cinta, Ardi), (Cinta,
Sasa)}. Penyajian hubungan seperti di atas disebut penyajian relasi dalam bentuk
himpunan pasangan berurutan.
Selain dalam bentuk himpunan pasangan berurutan dan diagram panah, relasi dua
himpunan tersebut dapat pula disajikan seperti berikut.
B. FUNGSI
Perhatikan kembali contoh relasi yang berupa hubungan kekerabatan di keluarga besar
Ahmad dan Siti sebelumnya. Kemudian bandingkan dengan contoh berikut! Misalkan
himpunan 𝐶 adalah himpunan cucu-cucu dari Ahmad dan Siti. Adakah relasi antara 𝐶
ke 𝐴? Jika digambarkan dalam diagram panah, relasi antara 𝐶 ke A terlihat sebagai
berikut.
Fungsi atau Pemetaan adalah relasi yang memasangkan setiap anggota domain ke
tepat satu anggota kodomain.
C. PENYAJIAN FUNGSI
Grafik Fungsi.
Fungsi dapat digambarkan dalam Grafik Cartesius
Contoh :
Gambarlah grafik fungsi f: x → x + 1 (dibaca: fungsi f memetakan x ke x + 1)
Langkah 1.membuat tabel pasangan berurutan
Pada pemetaan f: x → x + 1 dari himpunan A ke himpunan
B diperoleh.
Untuk x = 1, f: 1 → 1 + 1 atau f: 1 → 2 sehingga (1, 2) ∈ f,
Untuk x = 2, f: 2 → 2 + 1 atau f: 2 → 3 sehingga (2, 3) ∈ f,
Untuk x = 3, f: 3 → 3 + 1 atau f: 3 → 4 sehingga (3, 4) ∈ f.
Contoh Soal :
Gambarlah grafik fungsi f: x → 2x pada bidang Cartesius dengan domain dan
kodomainnya himpunan bilangan riil.
Jawab :
Terdapat beberapa langkah untuk menggambarkan suatu grafik fungsi, sebagai berikut.
(1) Tentukan domainnya. Untuk memudahkan, ambil beberapa bilangan bulat di sekitar
nol.
(2) Buat tabel pasangan berurutan fungsi tersebut.
fungsi dinotasikan dengan huruf kecil, seperti f, g, atau h. Pada fungsi f dari
himpunan A ke himpunan B, jika x ∈ B maka peta atau bayangan x oleh f
dinotasikan dengan f (x). Perhatikan Gambar 2.7 . Gambar tersebut menunjukkan
fungsi himpunan A ke himpunan B menurut aturan f : x → 2x + 1. Pada gambar,
dapat dilihat bahwa x merupakan anggota domain f. Fungsi f : x → 2x + 1 berarti
fungsi f memetakan x ke 2x + 1. Oleh karena itu, bayangan x oleh fungsi f adalah 2x
+ 1. Jadi, dapat dikatakan bahwa f (x) = 2x + 1 adalah rumus untuk fungsi f.
Jika fungsi f : x → ax + b dengan x anggota domain f, rumus
fungsi f adalah f (x) = ax + b.
Contoh Soal :
Diketahui g: x →x2 + 2 dengan domain {x | – 4 < x ≤ 2, x ∈ bilangan bulat} dan
kodomain bilangan bulat.
a. Tuliskan rumus untuk fungsi g.
b. Tuliskan domain g dengan mendaftar anggota-anggotanya.
c. Tentukan daerah hasil g.
d. Gambarlah grafik fungsi g jika domainnya { x | – 4 < x ≤ 1, x ∈ bilangan riil}
dan kodomainnya diperluas pada himpunan bilangan riil.
Jawab :
Suatu fungsi dapat ditentukan rumusnya jika nilai data diketahui. Bagaimanakah caranya?
Untuk menjawabnya, pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh Soal :
Fungsi h pada himpunan bilangan riil ditentukan oleh rumus h(x) = a x + b, dengan
a dan b bilangan bulat. Jika h (–2) = –4 dan h(1) = 5, tentukan:
a. nilai a dan b,
b. rumus fungsi tersebut
c. h(-8)
Jawab :
h(x) = ax +b
a. Oleh karena h(–2) = –4 maka h(–2) = a(–2) + b = –4
–2a + b = –4 …(1)
h(1) = 5 maka h(1) = a (1) + b = 5
a+b=5
b = 5 – a …(2)
Substitusikan persamaan (2) ke persamaan (1), diperoleh:
–2a + b = –4
–2a + (5 – a) = –4
–2a + 5 – a = –4
–3a + 5 = –4
–3a = –9
a=3
Substitusikan nilai a = 3 ke persamaan (2), diperoleh
b=5–a
=5–3=2
Jadi, nilai a sama dengan 3 dan nilai b sama dengan 2.
b. Oleh karena nilai a = 3 dan nilai b = 2, rumus fungsinya adalah h(x) = 3x + 2.
c. h( -8) = 3. (-8) +2 = -24 +2 = -22
D. Rangkuman
1. Relasi adalah aturan hubungan antara anggota himpunan asal (domain/daerah asal,
dalam hal ini himpunan 𝐴) ke anggota himpunan yang lain (kodomain/daerah kawan,
dalam hal ini himpunan 𝐵). Adapun himpunan hasil dari relasi dengan aturan tertentu
tersebut dinamakan range (daerah hasil). Anggota range tersebut disebut pasangan,
hasil, atau bayangan dari anggota domain. Relasi dapat disajikan dalam bentuk
deskripsi/kata-kata, tabel, himpunan pasangan berurutan, gambar/diagram panah,
diagram Cartesius, persamaan (khususnya jika berupa fungsi), dan sebagainya.
2. Fungsi atau pemetaan merupakan relasi yang khusus. Fungsi atau pemetaan adalah
aturan hubungan antara antara semua anggota himpunan asal (domain) ke anggota
himpunan lain (kodomain).
3. Dalam menentukan bentuk / Rumus fungsi, perlu diperhatikan domain dan
codomainnya dan aturan hubungan antara anggota domain dengan range. Nilai fungsi
dapat diperoleh dengan mensubsitusikan setiap anggota dari domain ke fungsi. Nilai
fungsi menjadi penyelesaian dari permasalahan.
Tugas/ Proyek
Tugas Proyek :
Cari masalah kehidupan sehari hari yang berhubungan dengan fungsi kemudian
nyatakan dalam diagram panah, Himpunan pasangan berurutan dan grafik cartesius.
2. Empat orang anak bernama Tohir, Erik, Taufiq, dan Zainul mempunyai kesukaan
masing- masing. Kesukaan Tohir belajar kelompok dan menulis cerpen, kesukaan
Erik bermain komputer dan renang, kesukaan Taufiq menulis cerpen dan renang,
dan kesukaan Zainul renang saja. Anak yang mempunyai kesukaan menulis cerpen,
tetapi tidak suka belajar kelompok adalah ….
A. Tohir
B. Erik
C. Taufiq
D. Zainul
BAB
4
PERSAMAAN GARIS
LURUS
Gambar di atas adalah gambar gedung Capital Gate yang terletak di Abu
Dhabi, Dubai, yang kemiringannya empat kali kemiringan menara Pisa,
Italia.
Kemiringan suatu gedung dapat ditentukan dengan menggunakan konsep
Persamaan Garis Lurus. Aplikasi lain dari konsep Persamaan Garis Lurus
juga untuk menentukan hubungan waktu, jarak, dan kecepatan. Atau juga
bisa diterapkan pada fungsi penawaran dan permintaan dalam kegiatan
perekonomian.
Tujuan Pembelajaran
Contoh 1:
Gambarlah garis dengan persamaan x – 3y = -3
Jawab:
x – 3y = -3
x 0 -3 3
y 1 0 2
(x,y) (0,1) (-3,0) (3,2)
Contoh 2:
Gambarlah garis dengan persamaan 2y + x = 4!
Jawab:
2y + x = 4
x 0 4 6
y 2 0 –1
4
3
2 b
1
0
–4 –3 –2 –1 1 2 3 Pada gambar di samping,
–1 garis b melalui dua buah
titik (-3 , 3) dan (3 , 1).
–2 Maka tentukan gradient
garis b!
–3
CONTOH:
a. 5x - y = 0
b. 3x + 2y - 6 = 0
c. 2(x – 1) = 6y - 12
JAWAB:
a. 5x - y = 0
y = 5x
maka m = 5
Sebuah garis yang melalui titik (x1, y1) dengan gradien m mempunyai
persamaan:
y – y1 = m(x – x1)
CONTOH:
Tentukan persamaan garis yang melalui titik-titik (2 , 8) dan mempunyai
gradien -4
Jawab:
y – y1 = m(x – x1)
y – 8 = –4(x – 2)
y – 8 = –4x + 8
y = –4x + 16
Sebuah garis yang melalui dua buah titik (x1, y1) dan (x2 , y2) mempunyai
persamaan
3. Persamaan Garis lurus melalui titik (x1 , y1) dan sejajar dengan garis lain
Sebuah garis melalui titik (x1 , y1) dan sejajar dengan sebuah garis lain
mempunyai persamaan
y – y1 = m2(x – x1)
4. Persamaan Garis lurus melalui titik (x1 , y1) dan tegak lurus dengan garis lain
Sebuah garis melalui titik (x1 , y1) dan tegak lurus dengan sebuah garis lain
mempunyai persamaan
y – y1 = m2(x – x1)
D. RANGKUMAN
3. Jika garis p//q (p sejajar q) , mp adalah gradien garis p , dan mq adalah gradien garis
q maka diperoleh hubungan mp = mq
4. Jika garis p⊥q (p tegak lurus q) , mp adalah gradien garis p , dan mq adalah gradien
garis q maka diperoleh hubungan mp x mq = –1
5. Jika garis dengan gradien m dan melalui pusat koordinat, mempunyai persamaan
y = mx + c, c adalah konstanta
A. PILHLAH SATU JAWABAN YANG TEPAT! Gambar di bawah ini untuk soal
1. Persamaan garis yang tepat nomor 3 – 5!
untuk gambar di bawah ini
adalah ….
(i) (iii)
A. x = 3
B. y = 3
C. 2x = 3
D. 2y = 3
(ii) (iv)
13. Garis h di bawah ini memotong sumbu x 16. Persamaan garis yang melalui (3, 4)
di (3, 0) dan sumbu y di (0, 2). dan sejajar dengan garis yang melalui
Persamaan garis h adalah …. (1, –5) dan (2, 3) adalah ….
A. y = 8x + 20
B. y + 8x = 20
C. 8y = x + 20
D. 8y = x – 20
17. Gradien garis yang melalui titik (a, 5)
dan (2, –7) adalah –2. Nilai a adalah …
A. a = 4
A. 3y = 2x – 6 B. a = –4
B. 3y + 2x = 6 C. a = 2
C. 2y = 3x + 6 D. a = –2
D. 2y = 3x – 6 18. Persamaan garis h yang tegak lurus
garis k seperti tampak pada gambar di
14. Garis dengan persamaan ax + by = 12 bawah ini adalah ….
melalui titik (–6, –12 ) dan (–3, –8).
Nilai a dan b berturut-turut adalah ….
A. a = 4 dan b = 3
B. a = –4 dan b = 3
C. a = 4 dan b = –3
D. a = –4 dan b = –3
15. Persamaan garis yang melalui (2, –1)
dan tegak lurus dengan garis yang A. y = 2x
melalui (1, 5) dan (0, 7) adalah ….
B. y + 2x = 0
A. y = 2x – 4
C. 2y = x
B. y + 2x = 4
D. 2y = x + 2
C. 2y = x + 4
D. 2y = x – 4
19. Persamaan garis p yang sejajar dengan 3. Perhatikan persamaan garis berikut:
garis q seperti tampak pada gambar di
i. 3y + 4x = 5
bawah ini adalah ….
ii. 3y + x + 2 = 5
iii. 4y = 3x – 2
iv. 6y = –2x + 3
v. 3y – x + 3 = 4
Di antara persamaan garis tersebut,
tentukan persamaan garis yang sejajar,
tegak lurus, atau berpotongan
SISTEM PERSAMAAN
LINEAR DUA VARIABEL
Tujuan Pembelajaran
a. 2x + 17 = 29
b. 2(3a – 5) = 5(a – 3)
c. 2m – 3(m – 4) = 20 + 3(4 – m)
Bentuk persamaan di atas merupakan bentuk persamaan linear satu variabel. Masing-
masing persamaan mempunyai satu variabel dan variabelnya berpangkat satu.
gula Beras
Total
Harga Jumlah Harga Jumlah
Banyak Banyak harga
satuan harga satuan harga
gula beras gula dan
(Rp) gula (Rp) beras
beras
11.000g +
g 11.000 11.000g b 12.000 12.000b 12.000b
Pada bentuk terakhir diperoleh bahwa 11.000g + 12.000b = 92.000. bentuk inilah yang
disebut dengan persamaan linear dua variabel.
Sumber: bulog.com
3. …. … … …. 200.000 (… , …)
4. …. … … …. 200.000 (… , …)
Dari tabel di atas dapat diperoleh beberapa jawaban bahwa dengan uang Rp200.000
Yuning bisa membeli pir dan tomat tanpa uang kembali. artinya bahwa jika ditentukan
banyak pir yang akan dibeli, maka akan ditemukan berapa banyak tomat yang bisa
dibeli dari sisa uangnya. Demikian juga sebaliknya. Jika ditentukan dulu banyak tomat
yang akan dibeli,maka akan bisa ditentukan berapa banyak pir yang bisa diperoleh dari
sisa uangnya.
Jika banyak buah pir dinyatakan dengan x dan y banyak buah tomat maka akan
diperoleh persamaan 40.000x + 16.000y = 200.000, di mana persamaan tersebut
mempunyai penyelesaian lebih dari 1. Persamaan ini disebut dengan persamaan linear
dua variabel (PLDV). Dari sini dapat disimpulkan bahwa pada PLDV akan diperoleh
penyelesaian lebih dari 1
2y + 3x = 55.000 3y + x = 65.000
x y (x, y) x y (x, y)
24.000 ∙
20.000 ο ο∙ ο
16.000
∙
12.000
8.000
4.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (dalam ribuan)
Dari kedua PLDV di atas tampak bahwa ternyata ada satu jawaban yang sama yaitu untuk
harga 1 pensil Rp5.000 dan harga 1 agenda Rp20.000
Kedua PLDV tersebut mempunyai penyelesaian yang sama, jadi PLDV tersebut merupakan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) dalam x dan y terdiri dari dua persamaan
yaitu ax + by = c dan px + qy = r yang mempunyali penyelesaian sama, dengan a, b, c, p,
q, dan r merupakan bilangan real (nyata)
Untuk selanjutnya Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) seperti di atas dapat
disajikan dalam dua bentuk yaitu
1. 2ax + by = c dan px + qy = r
2. ax + by = c
{ px + qy = r
Penyelesaian atau akar Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dapat ditentukan
dengan 3 cara, yaitu:
a. Metode grafik
b. Metode substitusi
c. Metode eliminasi
a. Metode Grafik
Contoh:
Tentukan penyelesaian dari :
y = 2x – 6
x + y = –3
Jawab:
y = 2x – 6 x + y = –3
x 0 3 x 0 –3
y –6 0 y –3 0
Contoh 2:
Tentukan penyelesaian dari:
x + 4y = 4
x+y= -2
x + 4y = 4 x + y = –2
x 0 4 x 0 –2
y 1 0 y –2 0
b. Metode Substitusi
Contoh 1:
Dengan metode substitusi, tentukan penyelesaian dari:
2x – y = 8 ............. (1)
x + 3y = - 3 ............. (2)
Persamaan (1) disubstitusikan ke persamaan (2)
2x – y = 8 ............. (1)
2x – 8 = y
y = 2x – 8 disubstitusikan ke persamaan x + 3y = –3, sehingga menjadi
x + 3(2x – 8) = –3
x + 6x – 24 = –3
7x = –3 + 24
7x = 21
x=3
Selanjutnya substitusi nilai x = 3 ke persamaan (1) atau (2) untuk mendapatkan nilai y
2x – y = 8
2.(3) – y = 8
6–8=y
–2 = y
Jadi penyelesaiannya adalah (3, –2)
Contoh 2:
Tentukan penyelesaian SPLDV berikut dengan metode substitusi:
2x + 3y = -11 ……(1)
x – 2y = 12 ……(2)
Jawab:
Substitusi persamaan (2) ke (1)
x – 2y = 12
x = 2y + 12
Selanjutnya substitusi x = 2y + 12 ke persamaan (1):
2x + 3y = –11
2(2y + 12) + 3y = –11
4y + 24 + 3y = –11
7y = –35
y = –5
x = 2.(–5) + 12
x = –10 + 12 = 2
Jadi, penyelesaiannya adalah (2, –5)
c. Metode eliminasi
Contoh 1:
Dengan metode eliminasi, tentukan penyelesaian dari:
2x – y = 8 ............. (1)
x + 3y = –3 ............. (2)
Jawab:
Akan di-eliminasi variable x untuk mencari nilai variable y. Karena akan dieliminasi
x, maka koefisien variabelnya dibuat sama
2x – y = 8 x1 2x – y = 8
x + 3y = –3 x2 2x + 6y = –6 –
–7y = 14
y = –2
Substitusi nilai y = –2 ke persamaan (1) atau (2)
2x – y = 8
2x – (–2 ) = 8
2x = 8 – 2
x=6:2
x=3
Jadi penyelesaiannya adalah (3 , -2)
Contoh 2:
Tentukan penyelesaian SPLDV berikut dengan metode eliminasi:
2x + 3y = –11
x – 2y = 12
Jawab:
Eliminasi y:
2x + 3y = –11 x2 4x + 6y = –22
x – 2y = 12 x3 3x – 6y = 36 +
7x = 14
x=2
Jawab:
Untuk menyelesaian soal cerita di atas maka perlu dibuat model matematikanya
terlebih dulu.
Misal harga 1 penggaris = p dan harga 1 buku = b
Maka akan diperoleh model matematika sbb:
2p + 3b = 24.000 …(1)
p + 4b = 27.000 …(2)
Selesaikan denga salah satu metode
Metode substitusi:
p + 4b = 27.000
p = 27.000 – 4b ……….akan disubstitusikan ke persamaan (1)
2(27.000 – 4b ) + 3b = 24.000
54.000 – 8b + 3b = 24.000
54.000 – 24.000 = 5b
30.000 = 5b
b = 6.000
Contoh 2:
Di sebuah kelas yang terdiri dari 40 siswa, selisih banyak siswa laki-laki dan perempuan
adalah 8 orang dengan siswa perempuan lebih banyak jumlahnya. Hitung banyak masing-
masing siswa laki-laki dan perempuan
Jawab:
Misal banyak siswa laki-laki = l dan banyak siswa perempuan = p
Maka akan diperoleh model matematika sbb:
p + l = 40 ……(1)
p – l = 8 ….…(2)
Elimnasi l
p + l = 40
p–l = 8+
2p = 48
p = 24
Contoh 3:
Di sebuah lahan parkir terdapat 60 kendaraan, yang terdiri dari mobil dan sepeda motor.
Jumlah roda seluruh kendaraan adalah 160 buah buah. Harga tiket parkir mobil Rp6.000
dan sepeda motor Rp2.000. Berapa pendapatan yang diperoleh dari tarif tiket parkir?
Jawab:
Misal banyak mobil = m dan banyak sepeda motor = p
Maka akan diperoleh model matematika sbb:
m + p = 60 ……(1)
4m + 2p = 160 ….…(2)
m + p = 60 x2 2m + 2p = 120
4m + 2p = 160 x1 4m + 2p = 160 –
–2m = –40
m = 20
Substitusi m = 20 ke persamaaan (1);
m + p = 60
20 + p = 60
p = 40
Jadi, total pendapatan seluruhnya dair tiket parkir mobil dan sepeda motor adalah
Rp200.000
E. RANGKUMAN
1. Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) merupakan persamaan yang mempunyai dua
variabel, dan masing-masing variabelnya berpangkat satu, dan bentuk umumnya
dinyatakan dengan ax + by = c, a dan b merupakan bilangan nyata (real)
2. Penyelesaian PLDV dimungkinkan lebih dari satu
3. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) merupakan dua buah PLDV yang
mempunyai penyelesaian sama. SPLDV dinyatakan dalam bentuk a1x + b1y = c1 dan a2x
+ b2y = c2, dengan a1, b1, c1, a2, b2, dan c2 merupakan bilangan nyata (real)
4. Ada 3 metode untuk menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV,
yaitu:
a. Metode grafik
b. Metode substitusi
c. Metode eliminasi
5. Untuk menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) yang berkaitan
dengan soal cerita maka perlu dibuat dulu model matematikanya, kmudian diselesaikan
dengan menggunakan salah satu metode penyelesaian yang ada
10. Perhatikan gambar di bawah ini yang 13. Jika x dan y merupakan penyelesaian
menunjukkan sebuah peternakan! persamaan 2x – 3y = 7 dan 3x + y = 5,
maka nilai dari 4y + 5x = ….
A. –2
B. 2
C. -3
D. 3
Sumber: pixabay.com 14. Lahan parker di tengah kota dapat
menampung 30 kendaraan yang terdiri
Di sebuah peternakan terdapat 200 ternak
dari mobil dan sepeda motor. Banyak roda
yang terdiri dari ayam dan sapi. Jumlah
mobil dan motor seluruhnya 90 roda.
kaki ayam dan sapi adalah 560 buah kaki.
Apabila banyak motor dinyatakan dalam a
Harga seekor ayam Rp60.000. Total
dan banyak mobil dinyatakan dalam b,
pendapatan jika semua ayam laku terjual
makadapat ditentukan system persamaan
adalah ….
linear dua variabelnya adalah…
A. Rp6.000.000
A. a + b=30 dan 2a + 4b = 90
B. Rp7.000.000
B. a + b=30 dan 4a + 2b = 90
C. Rp7.200.000
C. a + b = 30 dan 4a + 2b = 45
D. Rp8.000.000
D. a + b = 30 dan 2a + 4b = 45
11. 15. Sistem persamaan linear di bawah ini yang
mempunyai penyelesaian (2, 3) adalah …
A. 2x + 3y = 12 dan x = 3
6 B. 2x + 3y = 13 dan x = 2
4 C. 3x + 2y = 13 dan y = 3
∙ D. 3x + 2y = 12 dan y = 3
16. Umur Ulik 3 tahun lebih tua dari umur
Ola. Lima tahun mendatang jumlah umur
4 6 mereka 45 tahun. Umur Ulik dan Ola saat
ini adalah ….tshu
Titik potong kedua garis yang ditunjukkan A. 19 dan 16
pada gambar di atas adalah…. B. 16 dan 19
A. (3, 2) C. 24 dan 27
B. (2, 3) D. 27 dan 24
C. (2, 2)
D. (3, 3) 17. Titik-titik di bawah ini yang merupakan
12. Uang Saman dan Maman jumlahnya penyelesaian dari persamaan 4x – 3y = 9
Rp80.000. Banyak uang Maman 3/5 dari adalah ….
uang Saman. Besar uang Saman adalah … A. (0, 3) dan (6, 5)
A. Rp20.000 B. (-3, -7) dan (0, –3)
B. Rp30.000 C. (6, 5) dan (3, -7)
C. Rp40.000 D. (-3, -7) dan (0, 3)
D. Rp50.000
TEOREMA
PYTHAGORAS
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Teorema Pythagoras siswa diharapkan dapat:
• Menentukan panjang salah satu pada segitiga siku-siku
• Menentukan jenis segitiga, apakah lancip, tumpul, atau siku-siku
• Menetukan apakah tiga bilangan yang diberikan merupakan triple
Pythagoras atau bukan
• Menetukan jarak dua buah titik pada bidang Cartesius
• Menentukan panjang sisi pada segitiga khusus
• Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menyelesaiakn soal cerita
Kesimpulan:
Untuk setiap segitig siku-siku berlaku:
luas persegi pada hipotenusa sama dengan jumlah luas persegi pada sisi siku-
sikunya
B 4 cm A
Contoh 2:
Hitung nilai y pada gambar di bawah ini!
Dari kebalikan Teorema Pythagoras dapat dibuat pernyataan yang merupakan kebalikan
teorema Pythagoras
C’ C C C’
a a1
b
b a1 b b a
A c B A c B
(i) (ii)
Contoh 1:
Selidikilah apakah tigaan bilangan berikut membentuk segitiga lancip, tumpul atau siku-siku
a. 12, 10, dan 2√5
b. 8, 7, dan 11
c. 4√5, 2√5 , dan 10
E. Tripel Pythagoras
Ukuran panjang sisi pada segitiga siku-siku dinyatakan dengan tiga bilangan asli yang
disebut dengan Tigaan Pythagoras (Tripel Pythagoras)
Untuk lebih memahami tigaan bilangan yang merupakan tripel Pythagoras, perhatikan
tabel di bawah ini dan lengkapilah
Lengkapi tabel di bawah ini, dengan menentukan nilai a dan b sembarang bilangan
asli dan a > b
a b 2ab Tripel
Pythagoras
2 1 2.2.1 = 4 3, 4, 5
3 1 2.3.1 = 6 6, 8, 10
3 2 2.3.2.= 12 5, 12, 13
4 1 2.4.1 = 8 8, 15, 17
4 3 2.4.3 = … …, …, …
5 1 … … … …
5 2 … … … …
5 3 … … … …
5 4 … … … …
6 1 … … … …
6 2 … … … …
Dst. Dst. … … … …
Keliling persegipanjang = 2 (p + l)
= 2 ( 26 + 18)
= 2 (44)
= 88 cm
H
G
24 cm
E F
D C
6 cm
A 8 cm B
450
B C
Contoh:
1. Pada gambar ΔABC di samping, hitunglah kelilingnya!
Jawab:
AB : BC = 1 : 2
AB : 12 = 1 : 2
2 . AB = 12 . 1
AB = 12 : 2
AB = 6 cm
AB : AC = 1 : √3
6 : AC = 1 : √3
6. √3 = AC
AC = 6√3 cm
Keliling = AB + BC + AC
. = 6 + 12 + 6√3
= (18 + 6√3)
Jadi keliling ΔABC adalah (18 + 6√3) cm
L 9 cm S
300
Luas ΔPKT = ½ . PK . KT
= ½ . 6√3 . 6
= 18√3 cm2
Luas ΔPTR = ½ . PT . TR
= ½ . 12 . 9
= 54 cm2
12 cm
450
A
C
I. RANGKUMAN
a
b
c
2. Untuk setiap segitiga siku-siku ABC terdapat hubungan dengan jenis segitiga, yaitu:
AD : AC : CD = 1 : 2 : √3
AB : BC : AC = 1 : 1 : √2
C A
LINGKARAN
TUJUAN
PEMBELAJARAN
NILAI KARAKTER
TARAKANITA
Peserta didik diharapkan memiliki dan menjiwai karakter Conviction yang berdaya juang,
pantang menyerah dalam menyelesaikan soal-soal dan tepat waktu dalam mengumpulkan
dan mengerjakan tugas
Peserta didik diharapkan menjiwai karakter Compassion dalam berbagi pengetahuan yang
dimiliki dengan peserta didik lainnya.
PETA KONSEP
LINGKARAN
Titik pusat,
jari-jari,
diameter, Panjang Luas GSPD
busur, tali busur juring
busur,
tembereng,
GSPL
juring,
apotema
Rd
Rl
Tetapi kita patut berterimakasih pada ahli matematika yang telah menemukan
Phi, berkat penemuannya telah mempermudah kita dalam menghitung luas dan
keliling lingkaran yang kadang kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kemudian pada tahun 1897, badan Legislatif Indiana, AS, mencoba menentukan
nilai paling akurat dari Phi.
Namun, RUU itu tidak pernah diundangkan. Biasanya orang menuliskan Phi
dengan nilai 22/7 atau 3,14. Padahal sesungguhnya tidak sama, karena hanya
eksak sampai 2 dibelakang koma. Antara 22/7 dengan 3,14 selisihnya
0,00126448926734968. Selisihnya kelihatannya sedikit, tetapi kalau diterapkan
dalam perhitungan ketepatan rudal yang jaraknya km maka selsiih tersebut jadi
besar. Menggunakan angka Phi 22/7 adalah untuk memudahkan di mana kita tidak
harus menghafal angka Phi yang teridiri dari 17 digit. Penemuan Phi merupakan
salah satu kemajuan dalam bidang pengetahuan matematika yang mempermudah
kita dalam berbagai macam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh ketika kita
memakan pizza, produsen pizza memperhitungkan biaya yang dikeluarkan agar
mendapatkan keuntungan. Caranya dengan menghitung luas pizza dengan konsep
lingkaran. Tentunya masih banyak lagi penerapan Phi dalam kehidupan sehari-
hari.
1. Pengertian Lingkaran
“Circle is defined as the set of points in a plane that a fixed distance (r)
called the radius, from some fixed point (O), called the center”
(Encyclopedia of Mathematics, James Tanton, PH.D,2005).
2. Unsur-Unsur Lingkaran
Perhatikan gambar :
1. Titik O disebut titik pusat lingkaran.
2. Garis OA, OB, OC, dan OD disebut jari-jari lingkaran (r).
3. Garis AB dan CD disebut diameter (d)
4. Garis lurus AD disebut tali busur.
5. Garis lengkung AD dan CB disebut busur.
6. Garis OE disebut apotema.
7. Daerah arsiran COB disebut juring.
8. Daerah arsiran AED disebut tembereng.
Keterangan :
1. Titik pusat pada lingkaran merupakan sebuah titik yang terletak tepat
ditengah-tengah lingkaran.
2. Jari jari lingkaran yaitu garis yang menghubungkan titik pusat
lingkaran dengan titik pada keliling lingkaran.
3. Diamater adalah panjang garis lurus yang menghubungkan dua titik
pada keliling lingkaran yang melalui titik pusat lingkaran.
4. Busur lingkaran adalah garis lengkung yang menjadi bagian dari
keliling lingkaran.
5. Tali busur yaitu ruas garis lurus yang menghubungkan dua titik pada
keliling lingkaran dan tidak melewati titik pusat lingkaran.
6. Sudut pusat adalah sudut yang terbentuk dari perpotongan dua buah
jari-jari di titik pusat lingkaran.
7. Sudut keliling adalah sudut yang terbentuk oleh pertemuan antara dua
tali busur pada satu titik di keliling lingkaran.
8. Apotema adalah jarak antara titik pusat dengan tali busur (tegak lurus).
9. Tembereng adalah daerah yang dibatasi oleh tali busur dan sebuah
busurnya.
10. Juring adalah daerah yang dibatasi oleh 2 jari-jari dan sebuah busurnya.
Contoh :
Adalah garis yang memotong lingkaran tepat di satu titik. Titik tersebut
dinamakan titik singgung lingkaran. Setiap garis singgung lingkaran selalu tegak
lurus terhadap jari-jari (diameter) yang melalui titik singgungnya. Kedua garis
singgung lingkaran yang ditarik dari sebuah titik di luar lingkaran mempunyai
panjang yang sama. Garis singgung lingkaran dibedakan menjadi 2 yaitu :
Garis AB adalah garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. Konsep untuk
mengetahui panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah teorema
pythagoras. Langkah pertama adalah proyeksikan titik P ke garis OA. Panjang garis
PP’ sama dengan garis AB, sehingga dengan menghitung panjang PP’ maka kita
juga akan mendapatkan panjang AB (garis singgung persekutuan luar dua
lingkaran).
Perhatikan bahwa segitiga PP’O merupakan segitiga siku-siku yang siku-siku di P’.
Dengan teorema phytagoras dapat diperoleh panjang PP’ yaitu sebagai berikut.
Keterangan:
AB = PP’ = garis singgung persekutuan luar lingkaran
OP = jarak antara kedua pusat lingkaran
R = jari-jari lingkaran besar
r = jari-jari lingkaran kecil
Contoh 1 :
Dua buah lingkaran memiliki panjang garis singgung persekutuan
luar 24 cm dan jarak kedua titik pusat lingkaran 26 cm. Jika
panjang jari-jari lingkaran besar 18 cm, hitunglah panjang jari-jari
lingkaran yang lain !
Penyelesaian :
Berdasarkan data pada soal, kita dapat memperoleh gambar berikut ini :
Contoh 2 :
Perhatikan gambar di bawah ini !
Panjang jari-jari lingkaran besar dan kecil berturut-turut adalah 10 cm dan 5 cm.
Jarak kedua pusat lingkaran adalah 25 cm. Hitunglah panjang garis singgung AB !
Penyelesaian :
Berdasarkan data pada soal, kita dapat memperoleh gambar berikut ini :
Lingkaran dalam suatu segitiga adalah lingkaran yang berada di dalam segitiga
dan menyinggung semua sisi segitiga dan berpusat di titik potong ketiga garis
bagi sudut segitiga.
Contoh :
Penyelesaian :
Gambar pada soal merupakan lingkaran dalam segitiga. Untuk mengetahui
besar jari-jari dari lingkaran tersebut digunakan rumus berikut :
Sebelumnya, kita perlu mencari sisi miring AB, keliling segitiga ABC, nilai s, dan
luas segitiga ABC terlebih dahulu.
Jadi, panjang jari-jari lingkaran dalam segitiga pada soal di atas adalah
Untuk melukis lingkaran dalam segitiga perlu dilukis dulu garis bagi
5) Titik potong ketiga garis bagi tersebut merupakan titik pusat lingkaran
Lingkaran luar suatu segitiga adalah suatu lingkaran yang melalui semua
sudut segitiga dan berpusat di titik potong ketiga garis sumbu sisi-sisi
segitiga.
Contoh :
Penyelesaian :
Contoh :
Jadi panjang tali minimal yang diperlukan untuk mengikat enam buah drum
tersebut adalah 512 cm.
5. Sebuah lingkaran dengan sudut pusat 300 dan diameter lingkaran 7 cm. Hitunglah
panjang busur dan luas juring lingkaran tersebut !
6. Diantara pernyataan berikut ini berilah tanda (√) jika merupakan pernyataan yang benar,
dan berilah tanda (x) jika pernyataan yang salah .
𝜋𝑟 2
F. RANGKUMAN
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang tepat !
1 1 2
A. 21 cm B. 20 𝑐𝑚 C. 18 𝑐𝑚 D. 16 𝑐𝑚
3 3 3
B. Isian
Kerjakan menggunakan langkah-langkah yang tepat !
TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar (kubus, balok,prisma, dan limas).
2. Menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar (kubus, balok,prisma, dan limas).
3. Menghitung volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok,prisma, dan limas).
4. Menyelesaikan masalah yang melibatkan bangun ruang sisi datar (kubus, balok,prisma,
dan limas).
5. Menghuitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok,prisma,
dan limas) dan gabungannya.
NILAI KARAKTER
TARAKANITA
Peserta didik diharapkan memiliki dan menjiwai karakter Conviction yang pantang
menyerah dalam menyelesaikan soal-soal dan disipin dalam mengumpulkan tugas.
Peserta didik diharapkan menjiwai karakter Compassion dalam berbagi pengetahuan yang
dimiliki dengan peserta didik lainnya.
PETA KONSEP
Menentukan Volume
Luas Permukaan
Kubus dan Balok
Volume Kubus
dan Balok
Luas Permukaan
Prisma dan Limas
Volume Prisma
dan Limas
143
Yayasan Tarakanita Matematika Kelas VIII
Matematika – SMP Kelas VIII
Gambar di atas merupakan salah satu dari keajaiban dunia yaitu piramida.
Bangunan tersebut di bangun pada masa pemerintahan Firaun. Piramida adalah
salah satu contoh bangun ruang sisi datar yang berbentuk limas.
Ada banyak bentuk bangunan yang dapat kita temukan. Pernahkah kalian melihat
bentuk bangunan di atas? Menyerupai bangun ruang apakah bentuk-bentuk
bangunan yang pernah kalian temukan? Dapatkah kalian menghitung volum dan
luasnya? Dapatkah kalian menyebutkan unsur-unsurnya? Melalui materi ini kalian
akan dapat mengetahui unsur-unsur dan bagaimana cara menghitung luas benda-
benda yang berbentuk bangun ruang sisi datar salah satunya seperti limas yang
tampak pada gambar tersebut di atas.
A. Kubus
Contoh :
Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang tepat !
B. 6 D. 12
A. (i) C. (iii)
B. (ii) D. (iv)
A. 1 C. 3
B. 2 D. 4
A. I C. III
B. II D. IV
A. 1 C. 3
B. 2 D. 4
A. 4 C. 8
B. 6 D. 12
A. 1 C. 4
B. 2 D. 8
B. BALOK
Contoh :
LATIHAN SOAL
BALOK
Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang tepat !
A. 4 C. 8
B. 6 D. 12
A. 4 C. 3
B. 2 D. 1
C.PRISMA
Contoh :
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang tepat !
B. Uraian
Kerjakan menggunakan langkah-langkah yang tepat !
D. LIMAS
Contoh :
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang tepat !
B. URAIAN
E. RANGKUMAN
UJI KOMPETENSI
BAB 8
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang tepat !
4. Sebuah prisma memiliki luas alas 84 cm2. Jika tinggi prisma tersebut
adalah 17 cm, volumenya adalah ....cm3
A. 2.628 C. 878
B. 1.428 D. 848
A. Limas segiempat
B. Limas segitiga siku-siku
C. Prisma segitiga sama sisi
D. Prisma segitiga siku-siku
B. Uraian
Kerjakan menggunakan langkah-langkah yang tepat!
1. Rama akan membuat tiga buah kerangka balok yang berukuran 6cm x
6cm x 3 cm terbuat dari kawat. Jika kawat yang tersedia 2m.Tentukan
panjang sisa kawatnya !
2. Perhatikan bangun berikut yang terdiri dari balok dan limas !
5. Sebuah balok mempunyai panjang 14 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 6 cm. Hitunglah
a. Luas permukaan balok !
b. Volume balok !
C. Kata Kunci
• Rata-rata (Mean)
• Median (Nilai tengah)
• Modus (Nilai yang
sering muncul)
• Kuartil
• Jangkauan
PETA KONSEP
Statistika
Pengukuran Data
Ukuran Ukuran
pemusatan data penyebaran data
• Jangkauan
• Kuartil
• Mean
• Jangkauan
• Modus
Interkuartil
• Median
• Simpangan
Kuartil
A. Menganalisa Data
1. Mean ( )
Mean atau rata-rata hitung merupakan ukuran pemusatan data yang
paling banyak digunakan.
Mean adalah jumlah nilai-nilai data dibagi banyaknya pengamatan
atau banyak data.
atau
Contoh:
1. Diberikan 7 orang dengan tinggi (dalam cm)
145 155 160 163 157 158 162
Mean dari data di atas adalah
Jawab:
2. Modus (Mo)
Modus adalah data (nilai) yang sering muncul dari sekelompok data tersebut.
Modus juga merupakan suatu frekuensi terbesar dari sekelompok data itu. Modus
ini berguna untuk mengetahui tingkat seringnya muncul dalam suatu peristiwa.
Contoh:
1. Diberikan data ukuran sepatu 8 siswa SMP CERIA
(dalam cm) sbb:
36 35 35 39 40 38 37 37 35
Contoh 2.
Diberikan table frekuensi sbb:
3. Median (Me)
Median adalah suatu nilai yang letaknya di tengah-tengah suatu data setelah
diurutkan.
Jika banyak data ganjil, maka Mediannya adalah nilai tengah data tersebut
setelah diurutkan.
Jika banyak data genap, maka Mediannya adalah mean dari data tengah
setelah data diurutkan.
Contoh:
1. Diberikan data nilai Matematika seorang anak sbb:
56 46 78 67 69 80 69
2. Berikut ini adalah hasil pengurutan data nilai ujian Matematika 20 siswa kelas
9E SMP “Bahagia” :
Median = 80 + 80
2
= 80
B. Penyebaran Data
1. Jangkauan (Range)
Jangkauan merupakan selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah.
Contoh:
1. Diberikan data umur dari 6 orang sbb: 26 45 56 15 78
Maka range nya adalah 78 – 15 = 63
2. Tabel Frekuensi
Nilai 67 71 76 85 92
Frekuensi 3 6 8 5 2
Maka range nya adalah : 92 – 67 = 25
2. Kuartil (Quartil = Q)
Jika sekelompok data sudah diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar, maka
data dibagi menjadi 2 bagian yang disebut Median ( ).
Data terbagi menjadi empat bagian yang sama dan disebut Kuartil (Quartil).
Data-data yang terdapat pada batas-batas ini disebut:
• Kuartil bawah ( )
• Kuartil tengah = Median= ( )
• Kuartil atas ( )
Contoh:
Diket data setelah diurutkan: 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 9, 9, 10
Maka :
• Letak Q1 pada data ke-5, maka Q1 = 7
• Letak Q2 pada data ke-10, maka Q2 = 8
• Letak Q3 pada data ke-15, maka Q3 = 9
38 38 37 39 40 41 36 36 37 38
40 41 37 37 39 38 39 40 35 36
3. Nilai rata-rata ulangan Matematika dari 27 anak adalah 68. Jika nilai seorang
anak yang mengikuti ulangan susulan ditambahkan, maka nilai rata-rata
ulangan tersebut menjadi 69. Berapakah nilai anak yang mengikuti ulangan
susulan tersebut?
4. Nilai rata-rata Matematika dalam suatu kelas adalah 72. Nilai rata-rata siswa
laki-laki 69 dan nilai rata-rata siswa perempuan adalah 74. Jika banyak siswa
dalam kelas adalah 40, berapakah banyak siswa laki-laki di kelas itu?
5. Rata-rata umur dari sebuah kelompok yang terdiri atas jaksa dan dokter 40
tahun. Jika rata-rata umur para dokter adalah 35 tahun dan rata-rata umur para
jaksa adalah 50 tahun, berapakah perbandingan banyak jaksa terhadap banyak
dokter?
6. Diketahui tekanan darah pasien (dalam mmHg) pada suatu rumah sakit tercatat
sbb:
180 160 175 150 176 178 125 130
124 120 180 120 165 166 180 126
Tentukan :
a. Jangkauan
b. Kuartil atas
c. Kuartil tengah
d. Kuartil bawah
e. Jangkauan interkuartil
f. Jangkauan semiinterkuartil
7.
C. Rangkuman
4. Jangkauan Interkuartil =
5. Jangkauan Semiinterkuartil =
UJI KOMPETENSI
BAB 9
4. Dari 80 siswa yang mengikuti uji kompetensi, 56 siswa memperoleh nilai rata-
rata 89 dan sisanya memperoleh nilai rata-rata 72. Maka rata-rata nilai uji
kompetensi seluhnya adalah ….
A. 89,3
B. 83,9
C. 80,6
D. 76,5
5. Jika mean dari data 6, 5, 4, 6, 8, x, 7, 7 adalah 6. Maka median dari data itu
adalah ….
A. 6,5
B. 6,0
C. 5,5
D. 5,0
6. Rata-rata nilai 60 siswa adalah 7,4. Setelah nilai 4 siswa yang ikut ulangan
susulan digabungkan, rata nilainya menjadi 7,5. Maka rata-rata nilai kedua
siswa tersebut adalah ….
A. 9,2
B. 9,0
C. 8,5
D. 8,0
8. Kuartil atas dan kuartil bawah dari data di bawah ini berturut-turut adalah
….
A.6 dan 4
B.9 dan 3
C.8 dan 3
D.6 dan 3
9. Diketahui data: 40, 45, 40, 30, 40, 35, 45, 35, 40. Pernyataan yang benar
adalah ….
A.71
B.67
C.64
D.62
10. Di suatu kelas terdapat 14 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa
perempuan. Jika rata-rata nilai siswa laki-laki 75 dan rata-rata nilai siswa
perempuan 72. Maka nilai rata-rata seluruh siswa dalam kelas tersebut
adalah …. (UN 2015)
A.74,4
B.74,2
C.73,8
D.73,4
11. Berikut adalah tabel hasil ulangan IPA dari 38 siswa. Banyak siswa yang
mendapat nilai kurang dari 6 adalah ….
Nilai Frekuensi
4 3
5 4
6 8
7 12
8 9
9 2
A.7 anak
B.15 anak
C.23 anak
D.31 anak
12. Nilai rata-rata ulangan Bahasa Indonesia dari sekelompok siswa adalah 64.
Jika satu siswa yang memiliki nilai 85 digabungkan dalam kelompok itu,
maka nilai rata-ratanya menjadi 65. Jadi banyaknya siswa pada kelompok
semula adalah ….
A.20 anak
B.16 anak
C.18 anak
D.20 anak
13. Tinggi rata-rata dari 6 anak adalah 164 cm. Jika ada seorang anak
bergabung dalam kelompok tersebut, tinggi rata-rata anak turun 3 cm.
Maka tinggi anak yang bergabung adalah ….
A.150 cm
B.147 cm
C.145 cm
D.143 cm
14. Tabel di bawah ini menunjukkan data nilai ulangan IPS dari sekelompok
siswa. Nilai rata-ratanya sbb:
Nilai 4 5 6 7 8 9 10
Frek 1 3 6 9 3 2 1
A.7,5
B.7,2
C.7,1
D.6.8
N 3 4 5 6 7 8 9
F 5 8 13 16 10 5 3
Siswa dinyatakan lulus jika nilai ujiannya minimal lebih rendah 25% dari nilai
rata-rata nilai ujian. Hitunglah banyak siswa yang lulus ujian tersebut!
2. Nilai rata-rata ulangan PKn dari 38 siswa adalah 6,4. Jika nilai Angel
digabungkan nilai rata-ratanya menjadi 6,5. Tentukan nilai ulangan Angel!
4. Rata-rata nilai ulangan IPS dari siswa pria adalah 7, sedangkan siswa wanita
adalah 6,2. Jika rata-rata nilai ulangan keseluruhan adalah 6,5 dan jumlah
siswa yang ikut ulangan IPS 40 anak, tentukan selisih banyak siswa pria
terhadap siswa wanita !
N 4 5 6 7 8 9 10
F 1 3 6 9 3 2 1
Tabel di atas menunjukkan data hasil ulangan Bahasa Inggris dari sekelompok
siswa. Tentukan banyaknya siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata!
C. Kata Kunci
1. Peluang
2. Peluang empirik
3. Peluang teoritik
PETA KONSEP
Peluang
Perhitungan Percobaan
Rumus
Membandingkan
Peluang Teoritik
dengan
Peluang Empirik
A. Peluang Empirik
(Keadaan berdasarkan pada bukti yang telah diamati)
Contoh:
A dan B adalah dua orang yang ingin menggunakan computer di
sekolah. Mereka berdua akan mengundi siapa yang akan terlebih
dahulu menggunakan computer tersebut. Maka A dan B
menggunakan cara sbb:
1. Menggunakan cara pelemparan koin, jika pada pelemparan keluar
angka maka si A yang berhak terlebih dahulu bmenggunakan
computer tersebut, tetapi jika keluar gambar maka si B yang lebih
dulu.
Total
percobaan =
n(S)
1. Percobaan Dadu
Mata dadu 1
Mata dadu 2
Mata dadu 3
Mata dadu 4
Mata dadu 5
Mata dadu 6
Total
percobaan =
n(S)
3. Pada pelemparan 1 uang logam (sisi Angka dan Gambar) sebanyak 200 kali,
muncul sisi angka sebanyak 90 kali.
Tentukan:
a.Peluang empirik muncul sisi Angka
b.Peluang empirik muncul sisi Gambar
5. Sebuah box berisi bola merah dan putih. Jika peluang terambilnya bola
merah adalah ⅔, maka tentukan:
a. Frekuensi harapan terambil bola merah dari 60 pengambilan
b.Frekuensi harapan terambil bola putih dari 90 pengambilan
B. Peluang Teoritik
A G (A, G)
awal
A (G, A)
G
G (G, G)
A G
A ( A, A ) ( A, G )
G ( G, A ) ( G, G )
A ( A, A, A)
G ( A, A, G)
A
A ( A, G, A)
G
A G ( A, G, G)
awal A A ( G, A, A)
G
G ( G, A, G)
G
A ( G, G, A)
G ( G, G, G)
A. Pilihan Ganda
1. Sebuah uang logam dilempar sebanyak 200 kali. Jika sisi Angka (A)
muncul 96 kali, maka peluang empirik muncul mata bukan Angka
adalah ….
A. 31/50
B. 13/25
C. 1/6
D. 1/2
2. Sebuah koin dilempar sebanyak 80 kali. Jika mata Gambar (G) muncul
20 kali, maka peluang empirik muncul mata Gambar adalah ….
A. 40/60
B. 60/100
C. 3/4
D. 1/6
3. Sebuah koin dilempar sebanyak n kali. Jika peluang muncul mata koin
Angka adalah a kali, maka peluang muncul mata koin selain Angka
adalah ….
A.
B.
C.
D.
Jika peluang muncul mata dadu 1 adalah 3/24, maka percobaan pelemparan
dadu tersebut sebanyak … kali
A.24
B.25
C.26
D.27
5. Pada table di bawah ini disajikan data pelemparan dadu bermata 6. Jika
dilakukan pelemparan sebanyak 18 kali, maka taksiran terbaik muncul mata
dadu 2 menjadi sebanyak ….
6. Sebuah kantong berisi 5 bola merah, 7 bola kuning dan 10 bola hijau. Sebuah
bola diambil dari kantong tersebut. Peluang terambilnya bola hijau adalah ….
A. 6/9
B. 6/5
C. 5/11
D. 6/10
2. Berikut ini table yang menyatakan hasil percobaan melempar sebuah dadu.
Jika percobaan dilakukan 270 kali, maka tentukan banyaknya peluang
muncul mata dadu 6!
1 24
2 21
3 20
4 23
5 25
6 ?
3. Berikut ini adalah table yang menyatakan hasil percobaan pelemparan sebuh
dadu.
1 5
2 ?
3 8
4 6
5 7
6 6
Jika peluang kemunculan mata dadu 2 adalah 1/6. Tentukan P ( mata dadu
selain 1 )
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Rahman, Abdur. Tohir, Mohammad, dkk. 2017. Matematika SMP/MTS Kelas VIII
Semester 2. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Salamah, Umi. 2006. Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. Jakarta : Tiga Serangkai.
Tim Penyusun. Tanpa Tahun. Matra Smart Mahir dan Terampil. Jakarta : CV
Media Adi Karya.
Triyanto dkk. Tanpa Tahun. Wajar Penunjang Program Wajib Belajar. Jakarta :
Graha Pustaka.
Yulianto. 2012. Kupas Tuntas Habis-Habisan 1001 Soal Matematika SMP/MTs.
Jakarta : Grasindo.