Anda di halaman 1dari 3

Absen Elektronik (FingerPrint) dan

Disiplin Guru
Peraturan Pemerintan nomor 19 tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah nomor 74
tahun 2008 tentang guru Pasal 52 ayat 1,2,dan 3 yang berkaitan dengan tugas guru disebutkan
Pasal 1) Beban kerja  guru mencakup kegaiatan pokok yaitu (merencanakan, melaksanakan,
menilai hasil) pembelajaran atau bimbingan, membimbing dan melatih, dan melaksankan tugas
tambahan yang melekat pada kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru; Pasal 2)  Beban
kerja Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh
empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam I (satu)
minggu; Pasal 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada
ayat (l) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri. Permendikbud RI nomor 15 tahun 2018
tentang pemenuhan beban kerja  guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah pasal 2 ayat 1
bahwa  Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah melaksanakan beban kerja selama 40
(empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu pada satuan administrasi pangkal, pasal 2 disebutkan
bahwa beban kerja selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja efektif dan 2,5 (dua koma
lima) jam istirahat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)  di atas dapat di lihat bahwa   tugas yang di bebankan
kepada guru dapat berupa tugas  administratif dan atau tugas pelaksanaan (Action). Tugas
tersebut adalah   (1) merencanakan pembelajaran atau bimbingan. Kegiatan merencanakan
pembelajaran merupakan tugas administratif. Sebelum melaksanakan pembelajaran seorang guru
harus membuat rencana pembelajaran atau yag di kenal dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP). Merancang RPP merupakan kompetensi yang harus di kuasai oleh guru,
RPP inilah yang akan di jadikan oleh guru dalam mealaksanakan pembelajaran di kelas, semua
kegiatan yang akan di laksankaan oleh guru di dalam kelas dalam proses belajar mengajar sudah
dirancang dengan detil hal tersebut sangat bermanfaat sebagai alat evaluasi terhadap ketuntasan
materi yang di sampaiakan pada pertemuan tersebut. Selain itu, RPP yang idrancang dengan detil
akan sangat bermanfaat jika yang mengajarkan materi tersebut adalah guru lain atau guru piket
pada saat guru yang bersangkutan berhalangan hadir. Dengan demikian kegiatan mempersiapkan
administrasi berupa RPP merupakan pekerjaan yang sangat menyita pikiran dan waktu; (2)
Melaksanakan Pembelajaran atau bimbingan. Kegiatan melaksanakan merupakan
kegiatan action yang di lakukan oleh guru sebagai implemenasi dari perencanaan yang sudah di
rancang. Kewajiban melaksanakan pembelajaran di kelas yang di bebankan seorang guru paling
sedikit 24 jam tatap muka dan paling banyak 40 jam tatap muka dalam satu minggu; (3) Menilai
hasil. Kegiatan menilai hasil yang di lakukan oleh guru merupakan kegiatan administratif
dan action, karena proses untuk mendapatkan bahan yang akan dinilai merupakan
kegiatan action; (4) Membimbing dan melatih. Kegiatan membimbing dan melatih adalah
kegiatan administratif dan action. Sebelum melaksanakan bimbingan dan pelatihan terhadap
siswa(action), seorang guru harus mempersiapkan bahan, materi, instrumen, dan lainnya
(administratif).

Permendikbud nomor 15 tahun 2018 menjelaskan  bahwa beban kerja guru adalah 40 jam dalam
satu minggu yang terdiri atas 37,5 jam kerja efektif dan 2,5 jam istirahat. Dengan demikian
Permendikbud tersebut menegaskan bahwa   dari sisi waktu kerja beban kerja guru sama dengan
beban kerja ASN lainnya. Implikasinya adalah jika sekolah menerapkan lima hari kerja, maka
guru PNS sebgai ASN bekerja selama delapan jam sedangkan sekolah yang menerapkan enam
hari kerja maka guru PNS bekerja selama tujuh jam selama empat hari dan enam jam selama dua
hari.

ESENSI DISIPLIN GURU


Tugas utama guru pada dasarnya  mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik (PP nomor 19 Tahun 2017 Pasal 1:1). Tugas utama guru
yang dimaksud  sebagian besar dilaksanakan di dalam proses pembelajaran baik pembelajaran di
laksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas. Oleh karena itu, disiplin bagi guru esensinya
adalah kehadiran guru di dalam kelas dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan rencana pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang.

ABSENSI FINGERPRINT

Mesin fingerprint yang di gunakan untuk mencatat kehadiran guru harus di akui secara
administratif merupakan  alat yang sangat baik untuk mendongkrak prosesntase kehadiran guru
di sekolah dan kepulangan guru tepat waktu dari sekolah.  Tetapi apakah efektif untuk
meningkatkan prosestase kehadiran guru di kelas?

Prosentase kehadiran guru di sekolah dengan alat fingerprint yang baik belum dapat di jadikan
jaminan bahwa kehadiran guru di kelas juga akan baik. Bagi guru yang mempunyai disiplin yang
baik, mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap tugas, kehadiran absen fingerprint sebenarnya
tidak menjadi persoalan sebab sudah tumbuh kesadaran atau sudah menjadi karakter bahkan
budaya. Bagi guru yang mempunyai kesadaran yang kurang terhadap tugas atau kehadiran di
kelas kurang, kehadiran absen fingerprint akan bisa berdampak kearah positif dan juga ke arah
negatif. Dampak negatif figerprint bagi guru yang tingkat kehadiran di kelas rendah adalah
fingerprint bisa di jadikan sebagai penolong untuk melihat secara administratif tingkat kehadiran
di sekolah yang baik dengan cara fingerprint pagi dan fingerpring sore, sedangkan dapak
positifnya adalah memberikan kesadaran bahwa di siplin itu penting termasuk disiplin masuk
kelas.

PERAN KEPALA SEKOLAH

Permendikbud nomor 6 tahun 2018 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah pasal 1 ayat
1 di sebutkan bahwa kepala sekolah adalah guru yang di berikan tugas untuk memimpin dan
mengelola satuan pendidikan dan pasal 15 ayat 1 bahwa beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya
untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi
kepada Guru dan tenaga kependidikan.

Kehadiran fingerprint sebagai langkah awal bagi kepala sekolah untuk mendisiplinkan pendidik
dan tenaga kependidikan(PTK) yang ada di sekolahnya, langkah selanjutnya adalah peran kepala
sekolah sesuai dengan tugasnya untuk mengelola agar guru-guru yang ada disiplin masuk
kedalam kelas untuk melaksanakan pembelajaran dan mengelola tenaga kependidikan lainnya
melakasanakan tugas sesuai dengan tugasnya masing-masing.

PROBLEMA FINGERPRINT

Guru PNS sesuai dengan peraturan mempunyai jam kerja 40 jam perminggu dan mengajar hanya
di satu sekolah sehingga tidak ada masalah dalam pelaksanaan absen dengan fingerprint tetapi
tidak demikian dengan guru non PNS. Guru non PNS hampir sebagian besar mengajar di lebih
dari satu sekolah dengan berbagai alasan. Olehnya itu absen fingerprint akan menjadi kendala
bagi guru non PNS yang mengajar lebih dari sekolah apalagi tempat mengajar berjauhan.

Problem lain juga muncul bagi guru PNS maupun non PNS, jika guru tersebut mempunyai
urusan yang mendadak yang tidak bisa di tinggalkan atau misalnya terjadi permasalahan
kendaraan di jalan yang menyebabkan guru tersebut terlambat atau ada hal-hal lain yang
menyebabkan tidak masuk atau terlambat masuk. Memang kita akui bahwa di dalam aplikasi
kehadiran menyediakan tempat untuk ijin, sakit, dinas luar, dan cuti, tetapi semua ketikhadiran
tersebut harus di sertai dengan bukti yang kuat, padahal sebagian permasalahan yang di
kemukakan tadi tentu tidak memiliki bukti yang bisa di jadikan bahan untuk di masukkan ke
dalan aplikasi.

Apapun program yang di luncurkan tentu sudah melalui kajian yang mendalam dari berbagai
pakar dan praktisi, olehkarena itu data disiplin dari absen fingerprint sangat berguna bagi
pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melihat secara umum
tingkat kedisiplinan guru melalui kehadiran di sekolah dan selanjutnya kegiatan implementatif
guru dan tenaga kependidikan secara detail merupakan tugas kepala sekolah sebagai manajer
yang sangat menetukan kemajuan sekolah yang di pimpinnya

Anda mungkin juga menyukai