Anda di halaman 1dari 30

Buku
Serial

Revitalisasi 06
PEMBENTUKAN
KARAKTER
KERJA
&
KONTRAK
BELAJAR

Disusun
oleh:
Supriyadi
Adang
Suryana
Endang
Sadbudhy
Rahayu

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
Pengarah:
Dr.
Ir.
M.
Bakrun,
M.M.
Direktur
SMK
Arfah
Laidiah
Razik,
S.H.,
M.A
Kasubbag
Tata
Usaha
Dr.
Abdul
Haris,
M.Si
Koordinator
Bidang
Tata
Kelola
Mochamad
Widiyanto,
S.Pd.,
M.T
Koordinator
Bidang
Penilaian
Drs.
Haryono,
M.M
Koordinator
Bidang
Peserta
Didik
Arie
Wibowo
Khurniawan,
S.Si.,
M.Ak
Koordinator
Bidang
Sarana
dan
Prasarana

Chrismi
Widjajanti,
S.E.,
M.B.A
Koordinator
Bidang
Program
dan
Evaluasi

Penulis:
Adang
Suryana
Supriyadi

Endang
Sadbudhy
Rahayu


Penyunting:
Huda
Saifullah
Kamalie
Tim
Dit.
SMK

Desain
Sampul:
Sonny
Rasdianto

Layout:
Winih
Wicaksono

ISBN:
978-602-5517-72-3

©
Hak
Cipta
Dilindungi
Undang-Undang
Dilarang
memperbanyak
karya
tulis
ini
dalam
bentuk
dan

dengan
cara
apapun
tanpa
izin
tertulis
dari
Direktorat

06
Buku
Serial
Revitalisasi

PEMBENTUKAN

KARAKTER
KERJA

&
KONTRAK
BELAJAR

Disusun
oleh:
Supriyadi
Adang
Suryana
Endang
Sadbudhy
Rahayu

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

DAFTAR
ISI

DAFTAR
ISI

 iii
KATA
PENGANTAR

 iv


BAB
I.
PENDAHULUAN
 1

 A.
 Latar
Belakang

 1

 B.
 Tujuan
 
2

 C.
 Ruang
Lingkup

 2
BAB
II.
KONSEP
PEMBENTUKAN
KARAKTER
SISWA
SMK
 3

 A.
 Karakter
Kerja
 3

 B.
 Lembar
Kegiatan

 14
BAB
III.
MODEL
PEMBENTUKAN
KARAKTER
KERJA
 
15

 A.
 Penyelenggaraan
Pembentukan
Karakter
Kerja
 
15

 B.
 Implementasi
Model
Pembelajaran
Pembentukan

 15

 
 Karakter
Kerja


 C.
 Lembar
Kegiatan

 17
BAB
IV.
PENUTUP

 19
DAFTAR
PUSTAKA
 20
SUPLEMEN
 21
DAFTAR
GAMBAR

 Gambar
1.
Ilustrasi
pendidikan
karakter
di
sekolah
 
3

 Gambar
2.
Kompetensi
abad
21
 
6

 Gambar
3.
Warunk
upnormal
 7

 Gambar
4.
Tokopedia.com
 7

 Gambar
5.
Promosi
dan
penjualan
pin
enamel
melalui
instagram
 7

 Gambar
6.
Perkembangan
revolusi
industri

 7

 Gambar
7.
Ilustrasi
bisnis
stratup
 11

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 iii
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar

KATA
PENGANTAR

 Pengembangan
 dan
 penerapan
 pendidikan
 karakter
 kerja
 siswa

Sekolah
 Menengah
 Kejuruan
 (SMK)
 merupakan
 urgensi
 dalam
 upaya

meningkatkan
kapasitas
dan
kualitas,
sebagaimana
tertuang
dalam
penjelasan

Pasal
 15
 Undang
 Undang
 nomor20
 Tahun
 2003
 tentang
 Sistem
 Pendidikan

Nasional,
Sekolah
Menengah
Kejuruan
merupakan
pendidikan
menengah
yang

mempersiapkan
peserta
didik
terutama
untuk
bekerja.
Perpres
No.
87
tahun

2018
 tentang
 Penguatan
 Pendidikan
 Karakter,
 kemudian
 dalam
 Peraturan

Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Nomor
34
Tahun
2018
tentang
Standar

Nasional
 Pendidikan
 SMK/MAK,
 khususnya
 Standar
 Kompetensi
 Lulusan

terdapat
9
(sembilan)
area
kompetensi,
salah
satu
area
kompetensi
tersebut

adalah
Karakter
Pribadi
dan
Sosial
lulusan
SMK/MAK.
Pengembangan
 karakter
 kerja
 bagi
 siswa
 SMK
 merupakan
 aspek

penting
 dalam
 menghasilkan
 lulusan
 yang
 mampu
 bersaing
 dan
 berhasil

dalam
pekerjaannya.
Siswa
SMK
harus
dipersiapkan
untuk
menghadapi
kondisi

dan
tantangan
real-job
yang
ada
di
dunia
usaha
dan
industri.
Bekerja
di
dunia

usaha
dan
industri
berada
dalam
lingkungan
yang
berbeda
dengan
lingkungan

sekolah
sehingga
diperlukan
adanya
pengembangan
karakter
kerja
meliputi

pembinaan
 ketahanan
 mental,
 disiplin
 kerja,
 ketahanan
 fisik,
 dan
 perilaku

positif
siswa.
Oleh
 karenanya
 dalam
 melaksanakan
 pelaksanaan
 pembentukan

karakter
kerja
di
SMK,
diperlukan
adanya
materi
pembinaan
ketarunaan
yang

memuat
tentang
materi
Kesamaptaan,
Tata
Tertib
Taruna,
dan
Pembentukan

Organisasi
 Senat
 Taruna
 tentang
 bagaimana
 pembentukan
 karakter
 kerja

untuk
 kesiapan
 kerja
 yang
 terintegrasi
 dalam
 proses
 pembelajaran
 dengan

melibatkan
 pihak
 internal
 maupun
 eksternal
 sekolah.
 Dalam
 rangka
 inilah

Direktorat
Pembinaan
SMK
pada
tahun
2019
menyusun
Dokumen
Pembinaan

Karakter
 Kerja
 berbasis
 Ketarunaan,
 yang
 meliputi,
 Pedoman
 Pelaksanaan,

Materi
Pembinaan
Ketarunaan,
dan
Panduan
Training
of
Trainer
(ToT)
sebagai

dokumen
 yang
 utuh
 dan
 menyeluruh,
 untuk
 membentuk
 dan
 pembiasaan

karakter
kerja
lulusan
SMK.
Dokumen
pembinaan
ketarunaan
ini
diharapkan

dapat
digunakan
bagi
SMK
bersama
pihak
terkait
yang
berkepentingan
baik

langsung
 maupun
 tidak
 langsung,
 untuk
 menyiapkan
 kemampuan
 dan

membangun
karakter
utama
para
peserta
didiknya
yang
pada
akhirnya
tercipta

suatu
 budaya
 yang
 disiplin,
 maju,
 modern
 dan
 kompetitif
 mengenai

pentingnya
karakter
kerja.

Direktur
Pembinaan
SMK

Dr.
Ir.
M.
Bakrun,
M.M.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
iv 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

BAB
I
PENDAHULUAN
A.
 Latar
Belakang

 
 Berdasarkan
Undang-Undang
Sistem
Pendidikan
Nasional
No.
20
tahun


2003,
 Pendidikan
 adalah
 usaha
 sadar
 dan
 terencana
 untuk
 mewujudkan


suasana
 belajar
 dan
 proses
 pembelajaran
 agar
 peserta
 didik
 secara
 aktif


mengembangkan
 potensi
 dirinya
 untuk
 memiliki
 kekuatan
 spiritual



keagamaan,
 pengendalian
 diri,
 kepribadian,
 kecerdasan,
 akhlak
 mulia,
 serta


keterampilan
 yang
 diperlukan
 dirinya
 dan
 masyarakat.
 Pendidikan
 di


sekolah
 merupakan
 suatu
 proses
 memanusiakan
 peserta
 didik.
 Seharusnya


proses
 yang
 dilakukan
 di
 dalam
 pendidikan
 tidak
 semata-mata
 hanya


mengajarkan
 materi
 pelajaran
 kepada
 peserta
 didik
 namun
 lebih
 dari
 itu,


yaitu
 terjadinya
 proses
 mendidik
 kepada
 peserta
 didik.
 Dalam
 proses


mendidik
 akan
 menghasilkan
 pengetahuan,
 keterampilan,
 dan
 sikap
 yang


terintegrasi.
Utamanya
proses
pendidikan
haruslah
menghasilkan
sikap
dan


perilaku
 yang
 akhirnya
 menjadi
 sebuah
 watak,
 kepribadian,
 dan
 karakter


peserta
didik.

 
 Menurut
Ki
Hadjar
Dewantara,
pendidikan
merupakan
tanggung
jawab


bersama
 antara
 pemerintah,
 masyarakat
 dan
 orang
 tua.
 Tanggung
 jawab


bersama
 tersebut
 merupakan
 tanggung
 jawab
 dalam
 mempersiapkan


generasi
 muda
 dalam
 rangka
 menjaga
 keberlangsungan
 kehidupan



masyarakat
 yang
 lebih
 baik
 di
 masa
 depan.
 Keberlangsungan
 tersebut


ditandai
oleh
pewarisan
budaya
dan
karakter
yang
telah
dimiliki
bangsa
dan


negara.

 
 Kurikulum
 pendidikan
 di
 Sekolah
 Menengah
 Kejuruan
 (SMK)
 bukanlah


pedoman
 yang
 statis,
 namun
 dapat
 dijadikan
 sebagai
 pedoman
 yang


dinamis
 yang
 dapat
 menyesuaikan
 dengan
 situsi
 dan
 kondisi
 di
 dunia
 kerja


saat
ini.
Dunia
kerja
sekarang
telah
memasuki
era
industri
4.0
yang
ditandai


antara
 lain
 dengan
 pemanfaatan
 jaringan
 internet,
 intenet
 of
 things
 (IoT),


kecerdasan
 buatan.
 Karakter
 kerja
 di
 dunia
 industri
 atau
 dunia
 kerja
 akan


menyesuaikan
dengan
era
industri
4.0.

B.
 Tujuan

 Setelah
 mempelajari
 materi
 Pembentukan
 Karakter
 Kerja
 Siswa
 SMK
 dan

Kontrak
 Belajar,
 pemangku
 kebijakan
 atau
 tim
 PPK
 di
 
 Sekolah
 diharapkan

,mampu:

 1.
 Menganalisis
 “Pembentukan
 Karakter
 Kerja
 Siswa
 SMK”
 pada
 sekolah



masing-masing
sesuai
dengan
program
keahlian.

 2.
 Mengembangkan
program
kegiatan“Model
Pembentukan
Karakter
Kerja



Siswa
 SMK”
 pada
 sekolah
 masing-masing
 sesuai
 dengan
 program



keahlian.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 1
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar

C.
 Ruang
Lingkup

 Ruang
lingkup
materi
Pembentukan
Karakter
Kerja
Siswa
SMK
terdiri
dari:

 1.
 Pendahuluan,
meliputi:
Latar
Belakang,
Tujuan,
dan
Ruang
Lingkup.

 2.
 Konsep
 Pembentukan
 Karakter
 Kerja
 Siswa
 SMK,
 meliputi:
 Karakter



Kerja
dan
Lembar
Kegiatan.

 3.
 M o d e l 
 Pe m b e n t u k a n 
 K a r a k t e r 
 Ke r j a 
 S i s w a 
 S M K , 
 m e l i p u t i :



Penyelenggaraan
 Program
 Pendidikan
 Karakter
 Kerja,
 Implementasi



Model
Pembelajaran
Pembentukan
Karaker
Kerja,
dan
Lembar
Kegiatan.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

BAB
II
KONSEP
PEMBENTUKAN
KARAKTER
KERJA
SISWA
SMK

A.
 KARAKTER
KERJA


 
 Mengacu
 pada
 Kamus
 Besar
 Bahasa
 Indonesia,
 bahwa
 karakter
 dapat

diartikan
dengan
tabiat,
sifat-sifat
kejiwaan,
akhlak
atau
budi
pekerti
yang

membedakan
 seseorang
 dengan
 yang
 lain.
 Dengan
 demikian
 orang

berkarakter
 dapat
 diartikan
sebagai
 orang
 yang
 mempunyai
 kepribadian,

berperilaku,
 bersifat,
 bertabiat,
 serta
 berwatak.
 Bahwa
karakter
 sejatinya

dapat
dibentuk
dan
diupayakan
melalui
pendidikan,
sehingga
pendidikan

karakter
 menjadi
 bermakna
 untuk
 membawa
 peserta
 didik
 agar
 dapat

berkarakter
yang
baik.
Individu
yang
berkarakter
baik
atau
unggul
adalah

seseorang
yang
berusaha
melakukan
hal-hal
yang
terbaik
terhadap
Tuhan

YME,
 dirinya,
 sesama,
 lingkungan,
 bangsa
 dan
 negara
 serta
 dunia

internasional
 pada
 umumnya
 dengan
 mengoptimalkan
 potensi

(pengetahuan)
 dirinya
 dan
 disertai
 dengan
 kesadaran,
 emosi
 dan

motivasinya
(perasaannya)
(Pusat
Bahasa,
2008).

Gambar
1.
Ilustrasi
pendidikan
karaker
di
sekolah
Sumber:
cerdaskarakter.kemdikbud.go.id

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 3
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar


 
 Karakter
 kerja
 yang
 dibutuhkan
 dunia
 kerja
 meliputi:
 etika
 kerja,
 rasa

keingintahuan,
 sifat
 dapat
 dipercaya,
 disiplin
 diri,
 kejujuran,
 komitmen,

tanggungjawab,
 respek
 terhadap
 diri
 sendiri
 dan
 orang
 lain,
 toleransi,

kerjakeras,
 hubungan
 kerja
 yang
 baik,
 integritas,
 perilaku
 yang
 baik,

komunikasi,
kegigihan,
motivasi
kerja
tinggi,
kerjasama
yang
baik,
inisiatif,

keberanian,
moral,
kerajinan,
daya
adaptasi,
pengendalian
diri,
pembelajar

yang
 cepat,
 keinginan
 untuk
 belajar
 hal-hal
 yang
 baru,
 kemampuan
 cara

belajar,
 keluwesan,
 dan
 kewirausahaan
 (Slamet,
 2011).
 Dengan
 demikian

dapat
diartikan
bahwa
karakter
kerja
merupakan
nilai-nilai
dasar
kerja
yang

harus
 dimiliki
 seseorang
 dalam
 melaksanakan
 kerja
 yang
 dibutuhkan
 di

dunia
kerja.

 
 Pendidikan
karakter
kerja
merupakan
proses
pendidikan
yang
dilakukan

dalam
 rangka
 mempersiapkan
 lulusan
 yang
 memenuhi
 persyaratan

karakter
kerja
di
dunia
kerja,
baik
sebagai
pekerja
mupun
mandiri.
Karakter

seseorang
tumbuh
dan
berkembang
atas
dua
kekuatan,
yaitu
berasal
dari

dalam
yang
berupa
factor
biologis
dan
kekuatan
dari
luar
yang
berupa
factor

lingkungan.


 
 Sebagaimana
diketahui
berdasarkan
Peraturan
Dirjen
Pendidikan
Dasar

dan
Menengah
No.
06/D.D5/KK/2018
tentang
Spektrum
Keahlian
Sekolah

Menengah
 Kejuruan
 (SMK)/Madrasah
 Aliyah
 Kejuruan
 (MAK)
 memiliki
 9

Bidang
Keahlian
yaitu:
Teknologi
dan
Rekayasa,
Energi
dan
Pertambangan,

Teknologi
 Informasi
 dan
 Komunikasi,
 Kesehatan
 dan
 Pekerja
 Sosial,

Agribisnis
 dan
 Agroteknologi,
 Kemaritiman,
 Bisnis
 dan
 Manajemen,

Pariwisata,
 Seni
 dan
 IndustriKreatif.
 SMK
 adalah
 sekolah
 menengah
 yang

mempersiapkan
 peserta
 didik
 untuk
 dapat
 bekerja
 dalam
 bidangnya

masing-masing.
 SMK
 dibangun
 dengan
 tujuan
 untuk
 membentuk
 tenaga

kerja
 yang
 trampil,
 kompetitif,
 dan
 berkompetensi.
 Oleh
 karena
 itu,

pendidikan
 di
 SMK
 dapat
 dirancang
 untuk
 mempersiapkan
 lulusannya

memenuhi
 persyaratan
 karakter
 kerja
 di
 dunia
 kerja.
 Penyelenggaraan

proses
pendidikan
di
SMK
dapat
dilakukan
setiap
saat
pada
setiap
aktivitas

proses
pembelajaran
yang
menekankan
pada
berbagai
nilai
dasar
karakter

kerja.

 
 Pembentukan
 karakter
 dapat
 dibentuk
 oleh
 sebuah
 proses
 kebiasaan

yang
 terjadi
 secara
 terus
 menerus
 yang
 ditanamkan
 melalui
 budaya

sekolah.
 Pendidikan
 di
 sekolah
 dapat
 membentuk
 karakter
 peserta
 didik

sampai
peserta
didik
lulus
dari
sekolah.
Pembentukan
karakter
merupakan

pikiran
 yang
 di
 dalamnya
 terdapat
 seluruh
 program
 yang
 terbentuk
 dari

pengalaman
hidupnya.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
4 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

1.
 Karakter
Dunia
Kerja

 
 Implementasi
 karakter
 kerja
 melalui
 proses
 pembelajaran
 di
 sekolah

dapat
dilakukan
dengan
berbagai
cara.
Karakter
kerja
dapat
diintegrasikan

melalui
mata
pelajaran
yang
lebih
banyak
menekankan
praktik,
namun
tidak

menutup
 kemungkinan
 diintegrasikan
 melalui
 mata
 pelajaran
 yang
 lebih

menekankan
 teori.
 Meskipun
 sebenarnya
 antara
 teori
 dan
 praktik

merupakan
satu
kesatuan.

 
 Karakter
 kerja
 lulusan
 SMK
 dalam
 memasuki
 dunia
 kerja/industri

ataupun
 usaha
 mandiri
 mutlak
 harus
 dimiliki
 agar
 sesui
 yang
 diinginkan

oleh
dunia
kerja/industri
ataupun
usaha
mandiri.

2.
 Kompetensi
Abad
21

 
 Perubahan
 yang
 terjadi
 pada
 abad
 ke-21
 menurut
 Trilling
 and
 Fadel

(2009)
adalah:
(a)
dunia
yang
kecil,
karena
dihubungkan
oleh
teknologi
dan

transportasi;
 (b)
 pertumbuhan
 yang
 cepat
 untuk
 layanan
 teknologi
 dan

media
 informasi;
 (c)
 pertumbuhan
 ekonomi
 global
 yang
 mempengaruhi

perubahan
pekerjaan
dan
pendapatan;
(d)
menekankan
pada
pengelolaan

sumberdaya:
 air,
 makanan
 dan
 energi;
 (e)
 kerjasama
 dalam
 penanganan

pengelolaan
lingkungan;
(f)
peningkatan
keamanan
terhadap
privasi,
dan

keamanan
 (g)
 kebutuhan
 ekonomi
 untuk
 berkompetisi
 pada
 persaingan

global.

 
 Dalam
menyikapi
perubahan
yang
terjadi
pada
abad
21
tersebut,
maka

BNSP
 telah
 menerbitkan
 framework
 pembelajaran
 abad
 ke-21
 sebagai

berikut:
 (a)
 Kemampuan
 berpikir
 kritis
 dan
 pemecahan
 masalah(Critical-
Thinking
and
Problem-Solving
Skills),
mampu
berfikir
secara
kritis,
lateral,

dan
sistemik,
terutama
dalam
konteks
pemecahan
masalah;
(b)
Kemampuan

berkomunikasi
dan
bekerjasama
(Communication
and
Collaboration
Skills),

mampu
berkomunikasi
dan
berkolaborasi
secara
efektif
dengan
berbagai

pihak;
 (c)
 Kemampuan
 berpikir
 kritis
 dan
 pemecahan
 masalah(Critical-
Thinkingand
 Problem-Solving
 Skills),
 mampu
 berfikir
 secara
 kritis,
 lateral,

dan
sistemik,
terutama
dalam
konteks
pemecahan
masalah;
(d)
Kemampuan

berkomunikasi
dan
bekerjasama
(Communication
and
Collaboration
Skills),

mampu
berkomunikasi
dan
berkolaborasi
secara
efektif
dengan
berbagai

pihak;
(e)
Kemampuan
mencipta
dan
membaharui
(Creativity
and
Innovation

Skills),
 mampu
 mengembangkan
 kreativitas
 yang
 dimilikinya
 untuk

menghasilkan
 berbagai
 terobosan
 yang
 inovatif;
 (f)
 Literasi
 teknologi

informasi
 dan
 komunikasi
 (Information
 and
 Communications
 Technology

Literacy),
mampu
memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk

meningkatkan
 kinerja
 dan
 aktivitas
 sehari-hari;
 (g)
 Kemampuan
 belajar

kontekstual(Contextual
 Learning
 Skills),
 mampu
 menjalani
 aktivitas

pembelajaran
 mandiri
 yang
 kontekstual
 sebagai
 bagian
 dari


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 5
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar

pengembangan
pribadi,
dan
(h)
Kemampuan
informasi
dan
literasi
media,

mampu
 memahami
 dan
 menggunakan
berbagai
 media
 komunikasi
untuk

menyampaikan
 beragam
 gagasan
 dan
 melaksanakan
 aktivitas
 kolaborasi

serta
 interaksi
 dengan
 beragampihak.
 Learning
 and
 innovation
 skills

(keterampilan
 belajar
 dan
 berinovasi)
 meliputi
 (a)
 berpikirkritis
 dan

mengatasi
 masalah/Critical
 Thinking
 and
 Problem
 Solving,
 (b)

komunikasi/Communication,
 (c)kolaborasi/Collaboration,
 (d)
 kreativitas

dan
inovasi/Creativity
and

Innovation.

Komunikasi Kolaborasi

Kompetensi

Abad
21

Kreativitas Berfikir
Kritis

Gambar
2.
Kompetensi
abad
21.


 
 Proses
 industrialisasi
 yang
 terus
 berjalan
 menyebabkan
 jenis
 jabatan



dan
 pekerjaan
 semakin
 beragam
 dan
 profesionalisasi
 semakin
 terwujud.

Pemilihan
 karier
 seseorang
 lebih
 ditentukan
 oleh
 kemampuan,
 keahlian

serta
minatnya,
bukan
ditentukan
semata-mata
oleh
ijazah.
Atas
dasar
itu,

salah
 satu
 diantara
 peran
 penting
 pendidikan
 adalah
 membantu
 lulusan

agar
dapat
membuat
keputusan
untuk
memilih
kariernya.

 
 Berikut
 ini
 beberapa
 contoh
 di
 dunia
 kerja/industri
 ataupun
 usaha

mandiri
 yang
 membutuhkan
 kreativitas,
 berfikirkritis,
 komunikasi,
 dan

kolaborasi.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
6 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

Gambar
3.
Warunk
Upnormal. Gambar
4.
Tokopedia.com Gambar
5.
Promosi
dan



Sumber:
www.
kaskus.co.id penjualan
pin
enamel

melalui
instagram.
Sumber:
instagramelaboure.


 
 Beberapa
 contoh
 diatas
 merupakan
 suatu
 bentuk
 nyata
 dalam
 dunia



kerja/industri
 yang
 perluke
 gigihan
 yang
 tentunya
 tidak
 terlepas
 dari

karakter
kerja
serta
kecakapan
kompetensi
abad
21.

a.
 Tantangan
Revolusi
Industri
4.0

 
 Revolusi
industry
generasi
keempat
ditandai
dengan
kemunculan
super

komputer,
robot
pintar,
kendaraan
tanpa
pengemudi,
editing
genetik
dan

perkembangan
neuroteknologi
yang
memungkinkan
manusia
untuk
lebih

mengoptimalkan
 fungsi
 otak.
 Hal
 inilah
 yang
 disampaikan
 oleh
 Klaus

Schwab,
 Founder
 dan
 Executive
 Chairman
 of
 the
 World
 Economic
 Forum

dalam
bukunyaThe
Fourth
Industrial
Revolution.

Gambar
6.
Perkembangan
revolusi
industri.
Sumber:
Peta
jalan
pengembangan
SMK.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 7
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar


 
 Perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
telah
mengubah
dunia

sebagaimana
 revolusi
 generasi
 pertama
 melahirkan
 sejarah
 ketika

tenagamanusia
 dan
 hewan
 digantikan
 oleh
 kemunculan
 mesin.
 Salah

satunya
adalah
kemunculan
mesinuap
pada
abad
ke-18.
Revolusi
ini
dicatat

oleh
sejarah
berhasil
mengerek
naik
perekonomian
secara
dramatis
di
mana

selama
 dua
 abad
 setelah
 Revolusi
 Industri
 terjadi
 peningkatan
 rata-rata

pendapatan
perkapita
Negara-negara
di
dunia
menjadi
enam
kali
lipat.

 
 Berikutnya,
 pada
 revolusi
 industry
 generasi
 kedua
 ditandai
 dengan

kemunculan
 pembangkit
 tenaga
 listrik
 dan
 motor
 pembakaran
 dalam

(combustion
 chamber).
 Penemuan
 ini
 memicu
 kemunculan
 pesawat

telepon,
mobil,
pesawat
terbang,
dll
yang
mengubah
wajah
dunia
secara

signifikan.
 Kemudian,
 revolusi
 industry
 generasi
 ketiga
 ditandai
 dengan

kemunculan
teknologi
digital
dan
internet.

 
 Selanjutnya,
pada
revolusi
industry
generasi
keempat,
seperti
yang
telah

disampaikan
di
atas,
telah
menemukan
pola
baru
ketika
teknologi
disruptif

(disruptive
 technology)
 hadir
 begitu
 cepat
 dan
 mengancam
 keberadaan

perusahaan-perusahaan
incumbent.
Sejarah
telah
mencatat
bahwa
revolusi

industry
 telah
 banyak
 menelan
 korban
 dengan
 matinya
 perusahaan-
perusahaan
raksasa.

 
 Lebih
 dari
 itu,
 pada
 era
 industry
 generasi
 keempat
 ini,
 ukuran
 besar

perusahaan
tidak
menjadi
jaminan,
namun
kelincahan
perusahaan
menjadi

kunci
keberhasilan
meraih
prestasi
dengan
cepat.
Hal
ini
ditunjukkan
oleh

Grab
yang
bergerak
dalam
bidang
taksi,
mobil,
ojek,
kurir,
antar
makanan,

dan
lain
sebagainya
yang
mengancam
pemain-pemain
besar
pada
industri

di
seluruh
dunia
yang
mengancam
pemain-pemain
utama
di
industry
jasa

pariwisata.
 Ini
 membuktikan
 bahwa
 yang
 cepat
 dapat
 memangsa
 yang

lambat
dan
bukan
yang
besar
memangsa
yang
kecil.
Oleh
sebab
itu,
para

pekerja
juga
harus
peka
dan
melakukan
instrospeksi
diri
sehingga
mampu

mendeteksi
 posisinya
 di
 tengah
 perkembangan
 ilmu
 pengetahuan
 dan

teknologi.

 
 World
 Economic
 Forum
 memperkirakan
 pada
 Januari
 2016
 ada
 sekitar

35%
 keahlian
 yang
 yang
 dianggap
 penting
 saat
 ini
 kelak
 akan
 berubah.

Kecerdasan
 buatan
 dan
 machine
 learning,
 robotika,
 transportasi

autonomous,
 advanced
 materials,
 bioteknologi
 dan
 genomic
 akan
 sangat

berperan
dalam
revolusi
industry
generasi
keempat.

 
 Selanjutnya
juga
dirangkum
dari
World
Economic
Forum
(WE),
nanti
pada

tahun
 2020
 dimana
 era
 Revolusi
 Industri
 Generasi
 Keempat
 dimulai
 ada

sepuluh
 soft
 skill
 yang
 harus
 dimiliki
 untuk
 menjawab
 tantangan
 dunia

industri.
 Soft
 skill
 tersebut
 adalah
 menyelesaikan
 permasalahan
 yang

kompleks/sulit
(Complex
Problem
Solving),
berpikir
kritis
(Critical
Thinking),

kreatifitas
(Creativity),
manajemen
SDM
(People
Management),
koordinasi

(Coordinating),
 kecerdasan
 emosional
 (Emotional
 Intelligence),


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
8 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

pengambilan
 keputusan
 (Judgment
 and
 Decision
 Making),
 orientasi
 pada



layanan
 (Service
 Orientation),
 negosiasi
 (Negotiation)
 dan
 kelenturan

berpikir
(Cognitive
Flexibility).

 
 Indonesia
 sebagai
 salah
 satu
 negara
 besar
 di
 dunia
 tentunya
 telah

menyikapi
 tantangan
 revolusi
 industri
 4.0,
 seperti
 telah
 diterbitkannya

“Making
 Indonesia
 4.0”
 oleh
 Kementerian
 Perindustrian
 dan
 Peta
 Jalan

Pengembangan
SMK
oleh
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
yang

diantaranya
juga
menyikapi
tantangan
revolusi
industri
4.0.


b.
 Startup

 
 Startup
 merupakan
 sebuah
 istilah
 yang
 dapat
 diartikan
 sebagai

perusahaan
yang
sedang
berkembang
atau
sedang
tumbuh.
Startup
banyak

dihubungkan
dan
didukung
dengan
pemanfaatan
teknologi
dan
internet.

Transformasi
digital
telah
mengubah
Indonesia
menjadi
salah
satu
negara

dengan
 pertumbuhan
 e-commerce
 yang
 sangat
 cepat
 seiring
 dengan

peningkatan
 penggunaan
 smartphone
 dan
 infrastruktur
 telekomunikasi

internet.

Gambar
7.
Ilustrasibisnisstartup
Sumber:
https://www.maxmanroe.com/apa-itu-startup.html


 
 Hasil
 survey
 penelitian
 Indikator
 teknolog
 iInformasi
 dan
 Komunikasi



(TIK)oleh
Badan
Litbang
SDM
Kementerian
Kominfotahun
2016
mencatat

bahwa
sebanyak
24,2%
pengguna
internet
di
Indonesia
atausekitar
19,5

juta
penduduk
Indonesia
melakukan
aktivitase-commerce.


 Banyak
 startup
 yang
 memburu
 anak-anak
 SMK
 sebagai
 anak
 muda
 yang

berbakat
dan
kreatif,
antara
lain:

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 9
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar


 1)
Lentera
 Nusantara
 yang
 berbasis
 di
 Bandung
 mengincar
 pelajar
 SMK



 
 Raden
Umar
Said
Kudus
jurusan
Desain
Komunikasi
Visual
sebagai
bakal



calon
animator
yang
mereka
butuhkan.

 2)
DTECH-ENGINEERING.
Sejak
berdirinya,
mereka
melibatkan
pelajar
SMK



magang
 di
 startup
 tersebut.
 Mereka
 mengajak
 pelajar
 SMKNegeri
 7



Semarang
 untuk
 ikut
 dalam
 proses
 engineering
 design
 sampai
 menjadi



sebuah
produk.


 
 Karakter
kerja
Siswa
SMK
yang
harus
dimiliki
untuk
terlibat
dalam
startup

tidak
terlepas
dari
kemampuan
presentasi,
komunikasi,
creating
thinking,

dan
 desain
 thinking.
 Termasuk
 juga
 membangun
 kompetisi,
 disiplin
 dan

ketangguhan
untuk
bersaing
di
dunia
profesional.
Hal
tersebut
dibutuhkan

agar
dapat
menembus
persaingan
industri/dunia
kerja
maupun
mandiri.

B.
 KONTRAK
BELAJAR


 
 Menurut
 catatan
 penting
 melalui
 proyek
 “What
 Works
 in
 Character

Education”
 (Berkowitz
 &
 Bier,
 2005b)
 dan
 “What
 Works
 Clearinghouse”

disimpulkan
 bahwa
 pendidikan
 karakter
 dapat
 cukup
 efektif
 dalam

mempromosikan
 perkembangan
 karakter
 dan
 prestasi
 akademik.
 Secara

kontekstual
hal
tersebut
dapat
menjadi
peletak
dasar
pola
pendidikan
dan

pembelajaran
di
setiap
lembaga
penyelenggara
pendidikan,
dalam
hal
ini

adalah
sekolah.
Oleh
karenanya
perlu
diperhatikan
pula
mengenai
proses

pembelajaran
 yang
 tepat
 dan
 efektif
 di
 sekolah.
 Sekolah
 efektif
 adalah

sekolah
yang
berupaya
menjalankan
fungsinya
sebagai
tempat
belajar
yang

paling
baik
dengan
menyediakan
layanan
pembelajaran
yang
bermutu
bagi

siswa
siswinya.
Selain
itu,
sekolah
yang
efektif
perlu
memiliki
visi
dan
misi

yang
jelas
serta
dilaksanakan
secara
konsisten,
memiliki
lingkungan
yang

baik,
kepemimpinan
sekolah
yang
kuat,
dukungan
dari
masyarakat
sekitar,

sekolah
 mempunyai
 rancangan
 program
 yang
 jelas,
 guru
 menerapkan

strategi
 gembelajaran
 yang
 inovatif,
 evaluasi
 berkelanjutan,
 kurikulum

sekolah
 yang
 terancang
 dan
 terintegrasi
 satu
 sama
 lain.
 Selanjutnya,

diantara
 hal
 yang
 tidak
 kalah
 pentingnya
 dalam
 mendukung
 terciptanya

mutu
pembelajaran
adalah
adanya
kesepakatan
antar
para
penyelenggara

pendidikan
 (pembelajaran)
 di
 sekolah.
 Mereka
 yang
 bersepakat
 tersebut

adalah
 Pihak
 Sekolah,
 Guru,
 Siswa,
 dan
 Orang
 tua.
 Komitmen
 atau

kesepakatan
bersama
nantinya
akan
dituangkan
ke
dalam
sebuah
dokumen

k e s e p a h a m a n 
 y a n g 
 d i n a m a k a n 
 d e n g a n 
 k o n t r a k 
 b e l a j a r.



Hakikatnya
sebuah
kontrak
yang
diartikan
sebagai
kesepakatan
antara
dua

orang
 atau
 lebih
 mengenai
 hal
 tertentu
 yang
 disetujui
 oleh
 para
 pihak

diantara
mereka.
Maka
masing-masing
elemen
yang
bersepakat
pun
harus

dengan
 pasti
 mengetahui
 secara
 rinci
 tentang
 isi
 kesepakatan
 yang

ditandatangani
oleh
semua
pihak
terlibat.
Hal
ini
tentu
saja
diorientasikan


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
10 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

pada
 upaya
 penciptaan
 proses
 atau
 aktifitas
 pembelajaran
 agar
 dapat



berlangsung
secara
efektif,
efisien,
berkarakkter
dan
menyenangkan
dalam

rangka
pencapaian
kompetensi
siswa.



 
 Sementara
 itu
 dalam
 kaitannya
 dengan
 belajar,
 Gagne
 dan
 Briggs

(1979:3)
mengartikan
pembelajaran
sebagai
suatu
sistem


yang


bertujuan



membantu
 
 
proses
 
 
belajar
 
 
siswa
 
 
yang
 
 
berisi
serangkaian
peristiwa


yang
 dirancang
 dan
 disusun
 sedemikian
 rupa
 untuk
 mempengaruhi
 dan

mendukung
terjadinya
proses
belajar
di
dalam
diri
siswa.
Belajar

mungkin


dapat

terjadi

tanpa

pembelajaran,

namun

pengaruh
suatu
pembelajaran

pada
belajar
hasilnya
lebih
sering
menguntungkan
dan
biasanya
 
mudah


diamati.
 
 Di
 lain
 pihak
 Gredler
 mengemukakan
bahwa
proses
 perubahan

sikap
dan
tingkah
laku
siswa
pada
dasarnya
terjadi
dalam
satu
lingkungan

buatan
dan
sangat
sedikit
bergantung
pada
situasi
alami.
Oleh
karenanya

agar
 proses
 belajar
 siswa
 dapat
 berlangsung
 optimum
 perlu
 diciptakan

lingkungan
 belajar
 yang
 mendukung
 pengalaman
 belajar
 siswa.
 Proses

menciptakan
lingkungan
belajar
sedemikian
rupa
ini
disebut
pembelajaran.

 
 Sebagaimana
 dalam
 salah
 satu
 kesempatan,
 Menteri
 Pendidikan
 dan

Kebudayaan
 periode
 2016
 –
 2019,
 Prof.
 Muhadjir
 Effendy,
 pernah

menyampaikan
 bahwa
 guru
 dan
 siswa
 harus
 membuat
 kontrak
 belajar.

Dalam
kontrak
belajar
itu
dibuat
hak
dan
kewajiban
masing-masing
pihak

yakni
 siswa
 dan
 guru.
 Kontrak
 belajar
 itu
 kemudian
 ditandatangani
 oleh

siswa
dan
guru
saat
masuk
pertama
sekolah.1
Salah
satu
tujuan
dibuatnya

kontrak
belajar
ini
adalah
untuk
menata
hubungan
antara
siswa
dan
guru
di

sekolahuntuk
menata
hubungan
antara
siswa
dan
guru
di
sekolah.
Beliau

berharap,
 ada
 metode
 yang
 mengikat
 guru
 dan
 siswa.
 Sementara
 ini,
 dia

menilai
kontrak
belajar
itu
salah
satu
solusi
mengatasi
banyaknya
masalah

tindakan
kekerasan
siswa
pada
guru.
Dia
menekankan,
penataan
hubungan

antara
 guru
 dan
 murid
 ini
 bukan
 hanya
 untuk
 mencegah
 konflik
 dan

disharmonisasi.
 Namun
 yang
 lebih
 utama
 adalah
 agar
 proses
 pendidikan

bisa
efektif.
Sebab
guru
bisa
mendidik
muridnya
secara
benar
dalam
arti

mengembangkan
 harkat
 dan
 martabat
 kemanusiaannya
 secara
 utuh,
 dan

bukan
sekadar
mengajar.2


 
 Di
setiap
sekolah
perlu
ada
kontrak
belajar
antara
siswa,
pihak
sekolah,

dan
komite
sekolah
tentang
apa
yang
boleh
dan
tidak
boleh
dilakukan
di

sekolah,
seperti
Sapta
Marga
yang
diterapkan
sehari-hari,
termasuk
kontrak

belajar
 adalah
 mengatur
 tentang
 sanksi,
 jika
 sampai
 siswa
 melakukan

pelanggaran.
Saat
ini
pemerintah
gencar
menerapkan
program
penguatan

pendidikan
 karakter
 (PPK).
 Selain
 itu,
 kontrak
 belajar
 harus
 berisi


1.
 https://www.jpnn.com/news/mendikbud-minta-guru-dan-siswa-teken-kontrak-belajar
2.
 https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/02/14/p45aya335-mendikbud-buat-kontrak-

belajar-demi-tata-hubungan-siswaguru

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 11
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar

kesepakatan
 nilai
 dan
 budaya
 dalam
 mendidik
 anak.
 Sehingga
 ada



kesamaan
 pandangan
 antara
 orang
 tua,
 guru
 dan
 siswa
 untuk
 mencegah

kekerasan
dan
perundungan.

 
 Sementara
 itu,
 secara
 lebih
 teknis
 dalam
 kesempatan
 lain
 Direktur

Pembinaan
SMK
Kemendikbud,
Dr.
Ir.
Bakrun,
MM.
berharap
antara
orang
tua

dengan
 siswa
 ada
 sinergitas
 dan
 membangun
 komunikasi
 dalam
 proses

pembelajaran.
 Peran
 serta
 orang
 tua
 dibutuhkan
 dalam
 pengembangan

sekolah.
 “Dengan
 adanya
 komunikasi
 yang
 baik
 antara
 sekolah
 dengan

orang
 tua
 siswa,
 harapannya
 tidak
 ada
 permasalahan
 yang
 tidak
 bisa

diselesaikan,”
katanya
di
sela-sela
meresmikan
paguyuban
orang
tua
siswa

SMK
1
Tengaran
Kabupaten
Semarang,
Sabtu
(14/9).
Pada
kesempatan
itu,

para
 orang
 tua
 siswa
 bergotong-royong
 mengecat
 meja
 dan
 sejumlah

ruangan
kelas
sekolah
tersebut.3
Dengan
komunikasi
yang
baik,
dan
orang

tua
 terlibat
 dalam
 pengembangan
 sekolah,
 lanjut
 Bakrun,
 para
 orang
 tua

mengetahui
anak
belajar
apa
di
sekolah.
Juga
tahu
fasilitas
apa
yang
ada
di

sekolahnya.4

 
 Terdapat
 enam
 materi
 budaya
 dan
 karakter
 kerja
 yang
 akan

dikembangkan
serta
diimplementasikan
di
sekolah,
yaitu
pembentukan
tim

kerja
sekolah,
pembinaan
kedisiplinan,
pembinaan
ketarunaan,
pembinaan

kerohanian,
pengembangan
bakat
dan
minat,
pembentukan
karakter
kerja

dan
 kontrak
 belajar
 orang
 tua
 siswa
 dan
 sekolah.
 Melalui
 enam
 materi

pendukung
 yang
 bersifat
 aplikatif
 tersebut
 Diharapkan,
 terjadi
 proses

pembelajaran
 di
 sekolah
 yang
 efektif
 yang
 dilakukan
 bersama-sama.

Diharapkan
 tidak
 ada
 orang
 tua
 pasrah
 bongkokan
 menyerahkan
 lepas

begitu
saja
anaknya
kepada
sekolah,
sehingga
jika
di
kemudian
hari
terjadi

hal-hal
yang
tidak
diinginkan,
orang
tua
menyalahkan
sekolah.

 
 Secara
 aplikatif,
 proses
 pelibatan
 komponen
 pelaku
 dalam
 kontrak

belajar
 ini
 berupa
 daur
 proses
 yang
 dikemas
 dalam
 sebuah
 kesepakatan

bersama.
Para
pihak
yang
terlibat,
sebagaimana
komponen
yang
ada
dalam

gambar
yakni
manajemen
sekolah,
guru,
orangtua
dan
siswa,
membangung

kerjasama
dalam
kerangka
saling
membantu
dan
menguntungkan
(mutual

relationships).
Sehingga
tujuan
untama
proses
pendidikan
melalui
kegiatan

pembelajaran
 bermakna
 (meaningful
 learning)
 dapat
 terlaksana
 dengan

baik.

3.
https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/198124/sekolah-dan-orang-tua-siswa-dituntut-bersinergi
4.
https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/198124/sekolah-dan-orang-tua-siswa-dituntut-bersinergi

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
12 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

MANAJEMEN
SEKOLAH

SISWA
KONTRAK GURU
BELAJAR

ORANG
TUA

Gambar
8.
Siklus
Komponen
Pelaku
KONTRAK
BELAJAR
(ilustrasi
penulis)


 
 John
 Dewey
 sebagaimana
 dikupas
 oleh
 Thomas
 Lickona
 (2012;
 139)




menegaskan
 bahwa
 pendidikan
 telah
 gagal
 jika
 pendidikan
 tersebut

mengabaikan
 sekolah
 sebagai
 sebuah
 bentuk
 dari
 komunitas
 kehidupan.

Maka
 untuk
 dapat
 berhasil
 dalam
 mengajarkan
 ragam
 karakter
 dalam

bingkai
 rasa
 hormat
 dan
 tanggungjawab,
 para
 guru
 harus
 mampu

menciptakan
komunitas
moral
sebagai
tujuan
pendidikan.
Dimana
terdapat

tiga
 syarat
 dasar
 yang
 harus
 dimiliki
 jika
 ingin
 menciptakan
 sebuah

komunitas
moral
di
kelas,
yaitu:

 1.
 Para
siswa
saling
mengenal
satu
sama
lain.

 2.
 Para
siswa
saling
menghormati,
menguatkan
dan
peduli
satu
sama
lain.

 3.
 Para
 siswa
 merasa
 menjadi
 bagian
 dan
 bertanggunjawab
 terhadap



kelompok
mereka.


 
 Sehingga
 urgensi
 penyediaan
 dan
 pemberlakuan
 kontrak
 belajar

menjadi
 salah
 satu
 elemen
 pendukung
 keberhasilan
 penanaman
 dan

pengembangan
karakter
kerja
SMK.

Model
yang
diberlakukan
di
beberapa

contoh
SMK
yang
sudah
memiliki
pengelaman
dalam
menerapkan
kontrak

belajar
ini,
sanngatlah
beragam.
Hal
tersebut
bergantung
kepada
hal
utama

dalam
 kaitannya
 dengan
 nilai,
 visi,
 misi
 dan
 target
 program
 yang

direncanakan
oleh
sekolah
masing-masing.
Beberapa
contoh
dapat
dilihat

dalam
lampiran.


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 13
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar

C.
 LEMBAR
KEGIATAN

 Lembar
Kegiatan
1.
Analisis“Pembentukan
Karakter
Kerja
Siswa
SMK”
pada

sekolah
masing-masing
sesuai
dengan
program
keahlian.

 1.
 Buatlah
kelompok
sesuai
sekolah
masing-masing.

 2.
 Bacalah
konsep
pembentukan
karakter
kerja
Siswa
SMK.

 3.
 Setelah
Anda
membaca
dan
memahami
konsep
pembentukan
karakter



kerja
 Siswa
 SMK,
 lakukan
 analisis
 karakter
 kerja
 yang
 mana
 yang
 sesuai



dengan
program
keahlian
yang
ada
pada
sekolah
Anda?

 Contoh.

 Analisis
Karakter
kerja
Siswa
SMK.

 Nama
Sekolah:
……………

No 
 Program
Keahlian
 Nilai
Karakter
Kerja
1
 
 ……,
….,
…..,
dan
…..

2
 ……,
….,
…..,
dan
…..
3
 ……,
….,
…..,
dan
…..
dst ……,
….,
…..,
dan
…..

4.


Presentasikan
hasilnya.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
14 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

BAB
III
MODEL
PEMBENTUKAN
KARAKTER
KERJA

A.
 Penyelenggaraan
Program
Pendidikan
Karakter
Kerja

 Terdapat
 dua
 konsep
 kurikulum
 penyelenggaraan
 program
 pendidikan

karakter
yang
dipandang
relevan
untuk
diaplikasikan,
yaitu
:


 1)
Model
 Konkuren
 (concurrent
 model),
 adalah
 kurikulum
 pendidikan

karakter
dengan
subjek
akademik,
dalam
hal
ini
adalah
mata
pelajaran

yang
 terdapat
 dalam
 struktur
 kurikulum
 sekolah,
 menjadi
 bagian
 utuh

dari
 kurikulum
 profesional
 yang
 dirancang
 untuk
 diimplementasikan

secara
 paralel
 antara
 satu
 dengan
 lainnya,
 serta
 diajarkan
 oleh
 guru

pengampu
mata
pelajaran
yang
sama;

 2)
Model
 konsekutif
 (consecutive
 model),
 adalah
 kurikulum
 pendidikan

karakter
yang
diberikan
secara
terpisah
dari
kurikulum
subjek
akademik,

baik
yang
berkaitan
dengan
pengajar/fasilitator
program
maupun
waktu

pelaksanaannya.
 Dimana
 peserta
 didik
 mengikuti
 program
 pendidikan

karakter
ini
terpisah
dari
pelaksanaan
belajar
regular
sesuai
dengan
mata

pelajaran
dan
jenjangnya.

B.
 Implementasi

Model
Pembelajaran
Pembentukan
Karakter
Kerja

 
 Secara
 lebih
 spesifik
 implementasi
 kurikulum
 yang
 lebih
 bersifat

tangible
serta
mampu
dituangkan
ke
dalam
model
pelaksanaan
kurikulum
di

lapangan,
dalam
hal
ini
tentu
saja
pelaksanaan
di
sekolah,
maka
terdapat
4

(empat)
tawaran
model
penerapan,
sebagai
berikut;

 1)
Model
Otonom

 
 Model
 otonomi
 yang
 memposisikan
pendidikan
karakter
 kerja
 sebagai

sebuah
 mata
 pelajaran
 tersendiri
 menghendaki
 adanya
 rumusan
 yang

jelas
 seputar
 standar
 isi,
 kompetensi
 dasar,
 silabus,
 rencana

pembelajaran,
bahan
ajar,
metodologi
dan
evaluasi
pembelajaran.
Jadwal

pelajaran
dan
alokasi
waktu
merupakan
konsekuensi
lain
dari
model
ini.

Sebagai
sebuah
mata
pelajaran
tersendiri
pendidikan
karakter
akan
lebih

terstruktur
 dan
 terukur.
 Guru
 memiliki
 otoritas
 yang
 luas
 dalam

perencanaan
 dan
 membuat
 variasi
 program
 karena
 ada
 alokasi
 waktu

yang
 dikhususkan
 untuk
 itu.
 Namun
 demikian
 model
 ini
 dengan

pendekatan
formal
dan
struktural
kurikulum
dikhawatirkan
lebih
banyak

menyentuh
 aspek
 kognitif
 siswa,
 tidak
 sampai
 pada
 aspek
 afektif
 dan

perilaku.

 
 Model
 seperti
 ini
 biasanya
 mengasumsikan
 tanggung
 jawab

pembentukan
 karakter
 hanya
 ada
 pada
 guru
 bidang
 studi
 sehingga

tersebut,
keterlibatan
guru
lain
sangat
kecil.
Pada
akhirnya
pendidikan


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 15
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar

karakter
akan
gagal
karena
hanya
mengisi
intelektualitas
peserta
didik

tentang
konsep-konsep
kebaikan,
sementara
aspek
atau
sisi
emosional

dan
spiritualnya
tidak
terisi.


 2)
Model
Integrasi


 
 Model
kedua
adalah
model
yang
mengintegrasikan
pendidikan
karakter

kerja
 dengan
 seluruh
 mata
 pelajaran
 yang
 ditempuh
 dengan

menghadirkan
paradigma
bahwa
semua
guru
adalah
pengajar
karakter

(character
educator).
Semua
mata
pelajaran
diasumsikan
memiliki
misi

moral
dalam
membentuk
karakter
positif
siswa.
Dengan
model
ini
maka

pendidikan
karakter
kerja
menjadi
tanggung
jawab
kolektif
dari
seluruh

komponen
 sekolah.
 Sudah
 saatnya
 pendidikan
 karakter
 kerja

diaplikasikan
dalam
 pendidikan
 SMK.
 Jika
 semula
 pendidikan
 karakter

hanya
menjadi
anak
tiri,
maka
kini
harus
dijadikan
poin
utama.
Artinya,

pendidikan
karakter
tidak
lagi
terpisah
dengan
bentuk
pendidikan
yang

sifatnya
 kognitif
 atau
 akademik.
 Formatnya,
 jika
 ditingkat
 dasar

pendidikan
 karakter
 ini
 tidak
 harus
 menjadi
 mata
 pelajaran
 sendiri.

Tetapi,
 cukup
 menjadi
 komponen
 semacam
 kurikulum
 tersembunyi

(hidden
curriculum)
yang
diselipkan
di
berbagai
mata
pelajaran.
Contoh,

dalam
pembelajaran
pertanian
terkait
dengan
perawatan
tanaman,
maka

peserta
 didik
 perlu
 disisipkan
 pada
 kedisiplinan
 dalam
 melakukan

penyiaangan,
ketelitian
dalam
ukuran
pupuk
yang
diberikan.
Contoh
lain,

dalam
 pembelajaran
 teknologi
 informasi
 terkait
 dengan
 membuat

program
 (coding)
 maka
 peserta
 didik
 perlu
 disisipkan
 ketekunan

membuat
coding,
pantang
menyerah
membuat
coding.

 
 Model
ini
dipandang
lebih
efektif
dibandingkan
dengan
model
pertama,

namun
 memerlukan
 kesiapan,
 wawasan
 moral
 dan
 keteladanan
 dari

seluruh
guru.
Dimana
hal
ini
dianggap
sebagai
satu
hal
yang
lebih
sulit

dari
pada
pembelajaran
karakter
itu
sendiri.

Pada
sisi
lain
model
ini
juga

menuntut
 kreatifitas
 dan
 keberanian
 para
 guru
 dalam
 menyusun
 dan

mengembangkan
silabus
dan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).

 3)
Model

Suplemen

 
 Model
 ketiga
 yang
 menawarkan
 pelaksanaan
 pendidikan
 karakter

melalui
sebuah
kegiatan
di
luar
jam
sekolah
dapat
ditempuh
melalui
dua

cara.
Pertama,
melalui
suatu
kegiatan
ekstrakurikuler
yang
dikelola
oleh

pihak
 sekolah
 dengan
 seorang
 penanggung
 jawab.
 Kedua,
 melalui

kemitraan
dengan
lembaga
lain
yang
memiliki
kapasitas
dan
kapabilitas

dalam
pembinaan
atau
pendidikan
karakter.


 
 Model
ini
memiliki
kelebihan
berupa
pengalaman
kongkret
yang
dialami

para
 siswa
 dalam
 pembentukan
 karakter.
 Ranah
 afektif
 dan
 perilaku

siswa
akan
banyak
tersentuh
melalui
berbagai
kegiatan
yang
dirancang.

Keterlibatan
 siswa
 dalam
 menggali
 nilai-nilai
 kehidupan
 melalui


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
16 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

kegiatan
 tersebut
 akan
 membuat
 pendidikan
 karakter
 jauh
 lebih



memuaskan
 dan
 menyenangkan.
 Pada
 tahap
 ini
 sekolah
 menjalin

kemitraan
 dengan
 keluarga
 dan
 masyarakat
 sekitar
 sekolah.
 Yang

dimaksud
masyarakat
adalah
keluarga,
siswa,
organisasi,
tetangga,
dan

kelompok
atau
individu
yang
berpengaruh
terhadap
kesuksesan
siswa
di

sekolah.


 4)
Model
Kolaborasi


 
 Model
terakhir
berupa
kolaborasi
dari
semua
model
merupakan
upaya

untuk
 mengoptimalkan
 kelebihan
 setiap
 model
 dan
 menutupi

kekurangan
 masing-masing
 pada
 sisi
 lain.
 Dengan
 kata
 lain,
 model
 ini

merupakan
sintesis
dari
model-model
terdahulu.
Pada
model
ini
selain

diposisikan
sebagai
mata
pelajaran
secara
otonom,
pendidikan
karakter

dipahami
 sebagai
 tanggung
 jawab
sekolah
 bukan
guru
 mata
 pelajaran

semata.
Karena
merupakan
tanggung
jawab
sekolah
maka
setiap
aktifitas

sekolah
 memiliki
 misi
 pembentukan
 karakter.
 Setiap
 mata
 pelajaran

harus
berkontribusi
dalam
pembentukan
karakter
dan
penciptaan
pola

pikir
moral
yang
progresif.


 
 Sekolah
dipahami
sebagai
sebuah
miniatur
masyarakat
sehingga
semua

komponen
 sekolah
 dan
 semua
 kegiatannya
 merupakan
 media
 bagi

pendidikan
 karakter.
 Berbagai
 kegiatan
 diselenggarakan
 untuk

membawa
siswa
ke
dalam
pengalaman
nyata
penerapan
karakter,
baik

sebagai
 kegiatan
 ekstrakurikuler
 yang
 terprogram
 maupun
 kegiatan

insidentil
sesuai
dengan
fenomena
yang
berlangsung
dan
berkembang

di
masyarakat.

C.
 Lembar
Kegiatan

 Lembar
 Kegiatan2.
 Analisis
 SWOT
 implementasi
 4
 model
 pembelajaran

pembentukan
karakter.

 1.
 Buatlah
kelompok
sesuai
sekolah
masing-masing.


 2.
 Bacalah
 konsep
 implementasi
 model
 pembelajaran
 pembentukan



karakter
kerja.

 3.
 Setelah
Anda
membaca
dan
memahami
konsep
implementasi
4
model



pembelajaran
pembentukan
karakter
kerja,
lakukan
analisis
SWOT.

INTERNAL EKSTERNAL
Strength Weakness Opportunity Treaths
(Kekuatan)

 (Kelemahan)

 (Peluang) (Tantangan)
1. 1. 1. 
 1.
2. 2. 2. 2. 

3. 3. 3. 3.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020

 17
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar


 4.
 Berdasarkan
analisis
SWOT
tersebut,
pilihlah
implementasi
satu
model

 
 pembelajaran
 pembentukan
 karakter
 kerja
 yang
 paling
 sesuai
 dengan



sekolah
Anda.

 5.
 Presentasikan
hasilnya.

 Lembar
Kegiatan
3.
Program
Kegiatan
“Model
Pembentukan
Karakter
Kerja

Siswa

SMK”.

 1.
 Buatlah
kelompok
sesuai
sekolah
masing-masing.

 2.
 Berdasarkan
 pilihan
 implementasi
 model
 pembelajaran
 karakter
 kerja



yang
telah
dipilih,
buatlah
program
kerja
untuk
sekolah
Anda.

 Contoh.

 Program
kerja
model
pembelajaran
karakter
kerja.


 Nama
Sekolah
 :
………………..

 Tahun
Pelajaran
 :
………………..

 Model
 
 
 :
………………..

No Program
Kegiatan Waktu Penanggungjawab

1
2

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
18 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar

IV
PENUTUP


 Materi
 Pembentukan
 Karakter
 Kerja
 Siswa
 SMK
 dan
 Kontrak
 belajar



merupakah
salah
satu
bahan
pendukung
dalam

mengaplikasikan
pendidikan

karakter
di
lingkungan
SMK.



 Karakter
 kerja
 siswa
 SMK
 dalam
 memasuki
 dunia
 pasca
 sekolah
 mutlak

harus
 dimiliki
 agar
 sesuai
 dengan
 apa
 yang
 diinginkan
 oleh
 dunia

kerja/industri
ataupun
usaha
mandiri.
Oleh
karena
itu,
sekolah
sebagai
tempat

pembelajaran
 dituntut
 untuk
 mendukung
 keberhasilan
 pendidikan
 karakter

kerja
dengan
menginternalisasi
nilai-nilai
karakter
kerja
dalam
program
dan

budaya
sekolah.



DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 19
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar

DAFTAR
PUSTAKA 


--,
Kamus
Bahasa
Indonesia.
Pusat
Bahasa
Departemen
Pendidikan
Nasional.


Jakarta.
2008.
--,
Making
Indonesia
4.0,
Kementerian
Perindustrian,
Jakarta.
2018
--,
 Peta
 Jalan
 Pengembangan
 Sekolah
 Menengah
 Kejuruan.
 Direktorat



Pembinaan
Sekolah
Menengah
Kejuruan.
Jakarta.
2017
--,
 Strategi
 Membentuk
 Kecakapan
 Abad
 21
 dalam
 Implementasi
 Kurikulum


SMK.
Direktorat
Pembinaan
Sekolah
Menengah
Kejuruan.
Jakarta.

 2018.
https://www.maxmanroe.com/apa-itu-startup.html
Slamet.
Implementasi
Pendidikan
Karakter
Kerja
dalam
Pendidikan
Kejuruan.


UNY
Press.
Yogyakarta.
2011.
Umi
 Rochyati
 dan
 Ratna
 Wardani.
 Model
 Pembelajaran
 Karakter
 Kerja
 di


Sekolah
Menengah
Kejuruan.
Jurnal
Kependidikan
UNY,

Yogyakarta.

 2018.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
20 2020
SUPLEMEN
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar

BEST
PRACTICE

KONTRAK
BELAJAR

SMK
Mitra
Industri
MM2100

I.
 Tujuan


 Menjalin
komunikasi
yang
baik
dengan
orang
tua
melalui
proses
Segi
Tiga


Emas
 (Orang
 
 Tua,
 Sekolah,
 &
 Siswa).
 Dan
 bersama-sama
 mendukung


kesuksesan
siswa
dalam
mengapai
cita
–
cita
yang
diimpikan.



II.
 Ouptput
yang
Diharapkan


 1.
 Siswa
 dan
 Orang
 tua
 memahami
 maksud
 dan
 tujuan
 sekolah
 dalam



menjalankan
 aturan
 yang
 telah
 disepakati
 antara
 Siswa,
 Sekolah
 dan



Orang
tua.


 2.
 Zero
Komplain
dalam
pelaksaan
pendidikan
di
sekolah.

III.
 Alur
Proses

Kontrak
Belajar

Penguman
Hasil
Tes

Sosialisasi
Sistem
Sekolah

Tandatanggan
Surat
Penyataan
Orang
Tua

Masa
Pengelalan
Lingkungan
Sekolah
(
MPLS)


Tandatangan
Surat
Pernyataan
Siswa


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
22 2020
Pembentukan
Karakter
Kerja

dan
kontrak
belajar


 1.
 Pengumuman
hasil
tes:

 
 a.
 setelah
 siswa
 melaksanakan
 rangkaian
 tes
 masuk
 yang
 terdiri
 dari

empat
rangkaian
tes,
yaitu
tes
Tulis,
Fisik,
Kesehatan
dan
Interview.


 
 b.
 Tes
Tulis
meteri
yang
diujikan
hanya
Matematika
Dasar,
dengan
tujuan

sejauh
mana
pemahaman
calon
siswa
materi
matematika
dasar.


 
 c.
 tes
Fisik
lari
memutari
lapang,
satu
putaran
dangan
jarak
120
Meter,

tujuanya
untuk
menguji
ketahanan
fisik
calon
siswa.


 
 d.
 Tes
 kesehatan
 medical
 cek
 up
 (MCU),
 terdiri
 dari;
 cacat
 fisik,
 buta

warna
dan
lain
nya
sesuai
standar
kesehatan
masuk
kerja.


 
 e.
 Tes
Interview,
tes
ini
merupakan
tahapan
akhir
yang
harus
dijalankan

oleh
 calon
 siswa,
 tujuannya
 untuk
 menanyakan
 langsung
 kepada

calon
 siswa,
 apa
 yang
 menjadi
 harapan
 dan
 tujan
 akhir
 dalam

menempuh
 pedidikan
 di
 sekolah.
 Semua
 proses
 seleksi
 diatas

merupakan
rangkain
yang
sama
di
lakuakan
oleh
industri.



 2.
 Sosialisasi
program
Sekolah,


 
 Hal
 yang
 disampaikan
 dalam
 kegiatan
 ini
 sistem
 pembelajaran
 yang

dijalankan
serta
apa
yang
menjadi
bagian
orang
tua
dalam
mewujudkan

kesuksesan
 siswa.
 ini
 semua
 bertujuan
 agar
 orang
 tua
 paham
 proses

pembelajaran
 yang
 di
 jalankan
 oleh
 sekolah
 dan
 aturan
 yang
 akan

diterapkan
 kepda
 calon
 siswa.
 Serta
 orang
 tua
 mengetahui
 apa
 yang

menjadi
tujuan
sekolah
dalam
mendidik
siswanya.

 3.
 Masa
pengenalan
lingkungan
sekolah
(MPLS).


 
 Kegiatan
yang
dilaksanakan
tidak
ada
unsur
“perploncoan”
semuanya

merupakan
 unsur
 pendidikan,
 mulai
 dari
 pembuatan
 aturan
 bersama,

pembuatan
 cita-cita
 masing-masing
 siswa,
 memperkenalkan
 budaya

industri,
 pengenalan
 PBB
 serta
 diakhiri
 seminar
 berbasis
 hipnoterapi

(penanaman
 sugesti
 berbasis
 psikologi).
 Kegiatan
 ini
 bertujuan
 agar

semua
 siswa
 yang
 akan
 melaksanakan
 pembelajaran
 disekolah
 sudah

siap
mental
dan
semangat
untuk
menggapai
kesuksesan.

 4.
 Tanda
tangan
pernyataan
siswa,


 
 Kegiatan
 ini
 bertujuan
 untuk
 membangun
 rasa
 tanggung
 jawab
 siswa

selama
menjalankan
proses
belajar-mengajar
di
sekolah.

IV.
 Waktu
dan
Pelaksanaan


 1.
 Orang
tua

 
 Kontrak
 belajar
 bersama
 orang
 tua
 dilaksanakan
 saat
 sebelum
 calon

siswa
 melakukan
 registrasi
 ulang
 untuk
 mulai
 pendidikan.
 Hal
 ini

bermaksud
agar
orang
tua
sudah
memahami
apa
yang
menjadikan
hak


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 23
Pembentukan
Karakter
Kerja
dan
kontrak
belajar

dan
kewajiban
selama
siwanya
melaksanakan
pendidikan
di
SMK
Mitra


Industri
MM2100.

 2.
 Siswa

 
 Kontrak
 belajar
 antara
 sekolah
 dan
 siswa
 dilaksanakan
 setelah

pelaksanaan
Masa
Pengenalan
Lingkungan
Sekolah
(MPLS).
salah
satu

program
dalam
MPLS
ada
workshop
5
Nilai,
Siswa
Ideal,
Guru
Ideal
dan

Orang
Tua
Ideal.
Hasil
dari
workshop
tersebut
menjadi
tatatertib
siswa

yang
 harus
 dijalani
 bersama.
 Sebagai
 bukti
 kumitmen
 siswa
 dalam

menjalankan
 tatatertib
 tersebut,
 siswa
 diwajibkan
 menandatangani

kontrak
belajar
diatas
materai
6000.

Lampiran
:

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
24 2020
Untuk
kritik
dan
saran
yang
membangun,
hubungi
kami
di
;
Email


:
pesertadidiksmk@kemdikbud.go.id
No.
Hp
:
08222
-
1001
-
0016
(Bidang
Peserta
Didik)

Anda mungkin juga menyukai