PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Infark Miokard adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner (dikenal juga
seranggan jantung), (Holloway, 2003). Infark Miokard adalah rusaknya jaringan jantung
akibat supllai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah ke koroner berkurang,
(Brunner & Sudarth, 2002).
Infark mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan oksigen
miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian. Infark menyebabkan kematian
jaringan yang ireversibel. Sebesar 80-90% kasus MCI disertai adanya trombus, dan
berdasarkan penelitian lepasnya trombus terjadi pada jam 6-siang hari. Infark tidak statis
dan dapat berkembang secara progresif.
MCI apabila tidak segera di tangani atau dirawat dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan
komplikasi seperti CHF, disritmia, syok kardiogenik yang dapat menyebabkan kematian,
dan apabila MCI sembuh akan terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-sel
miokardium yang mati, apabila jaringan parut yang cukup luas maka kontraktilitas jantung
menurun secara permanent, jaringan parut tersebut lemah sehingga terjadi ruptur
miokardium atau anurisma, maka diperlukan tindakan medis dan tindakan keperawatan yang
cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Hal ini dapat dicapai melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat dan tepat untuk
memberikan pelayanan cepat dan tepat diperlukan pengetahuan, keterampilan yang khusus
dalam mengkaji, dan mengevaluasi status kesehatan klien dan diwujudkan dengan
pemberian asuhan keperawatan tanpa melupakan usaha promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Peran Oksigen pada Miokard
A. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami tentang patofisiologi dari myocardium infark
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari myocardium infark
b. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari myocardium infark
c. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisilogi dari myocardium infark
d. Mahasiswa mampu menjelaskan kompliksasi dari myocardium infark
B. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan bedah buku,dan
kumpulan materi dari setiap anggota, yang diharapkan makalah ini menjadi sumber ilmu ,
selain itu juga kami mencari dari media online sebagai sumber kami.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan, perumusan masalah,
metode pengumpulan data, sistematika penulisan.Bab II terbagi menjadi dua bagian pertama
konsep medik yang terdiri dari definisi, anatomi dan fisiologi, etiologi, manisfestasi klinik,
patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan diagnostik Bab III yaitu penutup yang berisi
kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
KONSEP MEDIK
1. Definisi
Infark Miocard Akut adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan aliran
darah koroner miokard (penyempitan atau sumbatan arteri koroner diakibatkan oleh
aterosklerosis atau penurunan aliran darah akibat syok atau perdarahan (Carpenito L.J. ,
2000).
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton, 2009). Klinis sangat
mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa
Infark miokardium disebabkan oleh penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri
Menurut Smeltzer dan Bare, (2008) infark miokard mengacu pada proses masuknya
proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran
darah koroner berkurang. Penyebab penurunan suplai darah mungkin akibat penyempitan
kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atau
trombus.
Aterokslerotik adalah suatu penyakit pada arteri arteri besar dan sedang dimana lesi lemak
yang disebut plak ateromosa timbul pada permukaan bidang arteri , sehingga
b. Subendocardial
melibatkan sejumlah kecil di dinding subendocardial dari ventrikel kiri, septum
ventrikel, atau otot papiler. infarcts Subendocardial dianggap akibat dari suplai darah
lokal menurun, mungkin dari penyempitan arteri koroner. Daerah subendocardial
terjauh dari's suplai darah jantung dan lebih rentan terhadap jenis patologi.
2. Anatomi fisiologi
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada (toraks) diantara kedua paru.
Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yang terdiri atas 2 lapisan:
a. Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput
paru.
b. Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang juga
disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium sebagai pelumas yang
berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa
.
STRUKTUR JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan:
Arteri koroner kiri memperdarahi sebagaian terbesar ventrikel kiri, septum dan atrium kiri.
Arteri koroner kanan memperdarahi sisi diafragmatik ventrikel kiri, sedikit bagian posterior
septum dan ventrikel serta atrium kanan. Nodus SA lebih sering diperdarahi oleh arteri
koroner kanan daripada kiri. (cabang sirkumfleks). Nodus AV 90% diperdarahi oleh arteri
koroner kanan dan 10% diperdarahi oleh arteri koroner kiri (cabang sirkumfleks). Dengan
demikian, obstruksi arteri koroner kiri sering menyebabkan infark anterior dan infark
inferior disebabkan oleh obstruksi arteri koroner kanan.
Arteri koroner kiri memperdarahi sebagaian terbesar ventrikel kiri, septum dan atrium kiri.
Arteri koroner kanan memperdarahi sisi diafragmatik ventrikel kiri, sedikit bagian posterior
septum dan ventrikel serta atrium kanan. Nodus SA lebih sering diperdarahi oleh arteri
koroner kanan daripada kiri. (cabang sirkumfleks). Nodus AV 90% diperdarahi oleh arteri
koroner kanan dan 10% diperdarahi oleh arteri koroner kiri (cabang sirkumfleks). Dengan
demikian, obstruksi arteri koroner kiri sering menyebabkan infark anterior dan infark
inferior disebabkan oleh obstruksi arteri koroner kanan.
Kebutuhan oksigen miokardium dapat terpenuhi jika terjadi keseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen. Penurunan suplai oksigen miokard dapat membahayakan fungsi
miokardium. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen miokardium. Bila kebutuhan oksigen miokardium
meningkat, maka suplai oksigen juga harus meningkat. Peningkatan kebutuhan oksigen
terjadi pada: takikardia, peningkatan kontraktilitas miokard, hipertensi, hipertrofi, dan
dilatasi ventrikel. Untuk meningkatkan suplai oksigen dalam jumlah yang memadai aliran
pembuluh koroner harus ditingkatkan.
3. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab infark miokardium adalah penurunan suplai
darah ke jantung akibat penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau
penyumbatan total arteri oleh emboli atau trombus juga bisa diakibatkan karena syok atau
perdarahan.
Sedangkan menurut Price and Wilson penyebab arteri koronaria yang paling sering
ditemukan adalah aterosklerosis pembuluh koroner. Aterosklerosis menyebabkan
penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria dan secara progresif
mempersempit lumen pembuluh darah sehingga resistensi terhadap aliran darah akan
meningkat dan membayakan aliran darah miokardium.
Penyebab sumbatan tidak diketahui walaupun diperkirakan perdarahan akibat plaque
atherosklerosis dan farmasi thrombus diperkirakan merupakan faktor persipitasi penilitian
baru-baru ini menunjukkan bahwa forkasi thrombus dapat berlanjut menjadi infark
karena edema yang berkaitan dengan infark menganggu aliran darah dalam arteri
koronaria, yang menyebarkan stasis dan formasi thrombus .
Menurut Alpert (2010), infark miokard terjadi oleh penyebab yang heterogen, antara lain:
1. Aterosklerosis
2. Hipertensi
3. Merokok
4. Obesitas
4. Manifestasi Klinik
Menurut Sjaefoellah gejala klinis pada klinis pasien dengan miokard infark yaitu adanya
keluhan yang khas adalah nyeri dada seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau
ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke tangan (umumnya kiri), pada leher, rahang
ke punggung dan epigastrium. Nyeri dapat disertai perasaan mual muntah, sesak, pusing,
nadi, hipotensi, muka pucat, diaporesis, kulit dingin, perubahan status mental, sinkope dan
b. Takhikardi
d. Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal
yang disalurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro intestinal
e.Dispnea
5. Patofisiologi
Non STEMI merupakan tipe infark miokard tanpa elevasi segmen ST yang disebabkan
oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur plak. Erosi dan ruptur plak ateroma
menimbulkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Pada Non STEMI,
trombus yang terbentuk biasanya tidak menyebabkan oklusi menyeluruh lumen arteri
koroner (Kalim, 2001).
Infark miokard dapat bersifat transmural dan subendokardial (nontransmural). Infark
miokard transmural disebabkan oleh oklusi arteri koroner yang terjadi cepat yaitu dalam
beberapa jam hingga minimal 6-8 jam. Semua otot jantung yang terlibat mengalami
nekrosis dalam waktu yang bersamaan. Infark miokard subendokardial terjadi hanya di
sebagian miokard dan terdiri dari bagian nekrosis yang telah terjadi pada waktu berbeda-
beda (Selwyn, 2005).
6. Komplikasi
Aritmia adalah gangguan irama jantung, suatu kondisi di mana jantung berdenyut
tidak menentu. Irama jantung mungkin terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat
(bradikardia) atau tidak teratur. Beberapa aritmia, seperti fibrilasi ventrikel, dapat
c. Disfungsi otot jantung ( gagal janttung kiri, hipotensi dan syok)
g. Anurisma adalah pelebaran abnormal atau penggelembungan bagian arteri akibat
h. Perikarditis adalah inflamasi pada selaput perikardium, baik pariental maupun
visceral yang membungkus jantung.
7. Pemeriksaan diagnostic
Menurut Doenges et all (2000:85) pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan infark
miokard yaitu
Penatalaksanaan Medis
suplai oksigen jantung tetapi obat-obatan, pemberian oksigen dan tirah baring dilakukan
secara bersamaan untuk tetap mempertahankan fungsi jantung. Obat-obatan dan oksigen
digunakan untuk mengurangi kebutuhan oksigen, sementara tirah baring dilakukan untuk
Ada tiga kelas obat-obatan yang biasa digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen
a. Vasodilator
menyebabkan dilatasi arteri dan vena, sehingga menurunkan jumlah darah yang
kembali ke jantung (pre load) dan mengurangi beban kerja (viorkload) jantung.
b. Antikoagulan
Heparin digunakan untuk membantu mempertahankan integritas jantung. Dengan
c. Trombosit
Tujuan trombosit untuk melarutkan setiap trombus yang telah terbentuk di arteri
atau anti streptease, selain itu pemberi analgetik juga bisa diberikan. Morfin dapat
paru dan menurunkan kecepatan napas. Diuretik bisa diberikan untuk vasodilatasi dan