Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Roland Bernando

NIM : 19.045
Tugas : Maternitas

TUGAS MATERNITAS
1. Resiko infeksi b. d penurunan imunitas tubuh
Intervensi :
Observasi
-Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi

Edukasi
-Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkankan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningjatkan asupan cairan

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

2. Resiko defisit volume cairan b. d pengeluaran cairan yang berlebihan


Intervensi :
Observasi
- Monitor status hidrasi (mis. frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
- Monitor berat badan harian
- Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urine,
BUN)
- Monitot status hemodinamik (mis. MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)

Terapeutik
- Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu

Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu

3. Pola nafas tidak efektif/gangguan pertukaran gas b. d kerusakan otot pernafasan,


penurunan ekspansi paru
Intervensi :
1. Kaji frekuensi kedalaman pernapasan dan ekspansi dada
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti crackels, mengi, ronkhi
3. Atur posisi semi flower
4. Observasi pola batuk dan karakter secre
5. Bantu pasien nafas dalam
6. Ajarkan cara batuk efektif
7. Kolaborasi ( berikan oksigen tambahan, berikan humidifikasi misalnya nebulizer)

4. Resiko injuri/gangguan pembekuan darah b. d penurunan absorbsi vit K,


gangguan fungsi hati
Intervensi :
 Memberikan perawatan awal terutama kedaruratannya.
 Melakukan pemeriksaan darah rutin (Hb, leukosit, hematokrit, trombosit), morfologi
darah tepi dan skrining hemostasis (BT, CT, PT, aPTT)
 CT scan kepala
Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 7 g/dL, leukosit 8.500/mm3,
trombosit 200.000/mm3; morfologi darah tepi normokrom normositer, leukosit
normal, kelompok trombosit cukupl; BT normal, CT, PT dan aPTT memanjang,
maka diagnosis pasien ini adalah Tersangka PDVK (Penyakit perdarahan akibat
defisiensi vitamin K)

 Pemberian terapi substitusi berupa Vitamin K1 5 mg, subkutan.


 Evaluasi respon terapi. Respon terhadap pemberian vitamin K terjadi dalam 4-6 jam.
 Bila perdarahan masih berlangsung dan keadaan bayi yang pucat mengindikasikan
ada perdarahan hebat, berikan transfusi FFP dosis 10-15 ml/kgbb (40 ml).
 Transfusi Fresh Whole Blood (FWB) 40 ml.
 Penyuluhan: edukasi untuk orang tua, informasi mengenai pemberian vitamin K
 profilaksis.

 Lihat respon terapi: penilaian terhadap gejala.


 Bila membaik, terapi dihentikan, bila keadaan tetap atau memburuk pasien dapat
dirujuk
 ke tempat yang lebih lengkap
 Informasikan kepada orang tua bahwa perdarahan yang terjadi akibat kekurangan
vitamin k
5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d gangguan pencernaan,
metabolisme nutrisi, peningkatan metabolisme
Intervensi :
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan lab
- Terapeutik :
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5. Berikan suplemen makanan, jika perlu
6. Hentikan pemberian makanan melalu selang nasogetik jika asupan oral dapat
ditolenransi
- Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang di programkan
- Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetic), jika
perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

6. Nyeri b. d inflamasi jaringan


Intervensi :
- Observasi :
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Terapeutik :
1. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur,terapi music biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
- Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu

7. Kerusakan integritas kulit b. d defisit imunologi


Intervensi :
Observasi
- identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis .perubahan sirkulasi,perubahan
status nutrisi,penurunan kelembababan ,suhu lingkungan ekstrem,penurunan
mobilitas )
Tarapeutik :
1) Ikuti prinsip 5 benar pemberian
2) Catat riwayat medis pasien dan riwayat alergi
3) Tentukan pengetahuan pasien mengenai medikasi dan pemahaman pasien mengenai
metode pemberian obat Pengecekan kulit :
4) Amati warna, kehangatan, bengkak, pulsasi, tekstur, edema, dan ulserasi pada
ekstremitas
5) Monitor warna dan suhu kulit
6) Monitor kulit dan selaput lendir terhadap area perubahan warna, memar, dan pecah
7) Monitor kulit untuk adanya ruam dan lecet

8. Gangguan membran mukosa mulut b. d dehidrasi, defisit imunologi


(candida),malnutrisi
Intervensi :
1) Mengkaji membran mukosa atau mencatat seluruh lesi oral.
2) memperhatikan keluhan nyeri, bengkak, sulit mengunyah atau menelan
3) Berikan perawatan oral setiap hari dan setelah makan, gunakan sikat gigi yang halus.
4) Motivasi pemasukan oral sedikit 2. 500 ml/hari.
5) Anjurkan mengunyah permen karet atau permen yang tidak mengandung gula.
6) Mengobservasi keadaan membran mukosa
7) mendorong pasien untuk tidak merokok,
8) Menjelaskan pemberian diet yang tidak mengandung garam, pedas, menghindari
gesekan, dan makanan atau minuman asam,
9) Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian candistatin sesuai indikasi dan
instruksi dokter,
10) Memberikan perawatan oral sesegera mungkin setelah makan
11) Kolaborasi obat – obatan sesuai instruksi dokter, antijamur, antimikroba

9. Kerusakan integritas kulit b. d dermatitis.


Observasi
- identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan
status nutrisi, penurunan kelembaban,suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)

Terapeutik
1.ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
2.lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang,jika perlu
3.bersihkan parineal dengan air hangat,terutama selama periode diare
4. Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
5. Gunakan produk berbahan ringan / alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
6.hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering

edukasi
1.anjurkan menggunakan pelembab
2.anjurkan minum air yang cukup
3. anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
5. anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
6.anjurkan menggunakan tabir SPF minimal 30 saat berada di luar rumah
7. anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

10. Fatique b. d penurunan produksi metabolisme energi, peningkatan kebutuhan


energi.
1. Observasi
Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
2. Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
3. Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
4. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

11. Cemas b. d perubahan kesehatan, sosial ekonomi.


Intervensi:
1. Identifikasi riwayat fisik. Social, psikologis, dan kebiasaan
2. Sediakan lingkungan aman nyaman konsisten dan rendah stimulus
3. Ajarkan keluarga cara perawatan demensia
Implementasi:
1. Mengidentifikasi riwayat fisik. Social, psikologis, dan kebiasaan
2. Menyediakan lingkungan aman nyaman konsisten dan rendah stimulus
3. Mengajarkan keluarga cara perawatan demensia

12. Isolasi sosial b. d perubahan fisik.


Observasi
1.Identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam menjalin hubungan
Terapeutik
1.Pertahankan kesabaran dan kejujuran dalam mengembangkan hubungan
2.Berikan umpan balik positif terhadap aktifitas yang dilakukan
3.Motivasi berpartisipasi dalam kegiatan individu,kelompok,dan social.
4.Motivasi untuk mempertahankan komunikasi verbal
5.Motivasi melakukan aktivitas di luar lingkungan baru missal jalan jalan,berbelanja
6.Diskusikan perencanaan yang akan datang.
Edukasi
1.Anjurkan interaksi dengan orang lain yang memiliki kepentingan dan tujuan yang
sama.
2.Anjurkan penggunaan alat bantu
3.Anjurkan berbagi masalah dengan orang lain
4.Anjurkan untuk menghormati hak orrang laim
5.Anjurkan mengekspersikan kemarahan dengan secara tepat
6.Anjurkan perencanaan kegiatan khusus
7.Latih peningkatan kemampuan yang dimiliki
8.Latih permainan peran dalam keterampilan komunikasi
Kolaborasi
1.Rujuk ke kelelompok keterampilan,jika perlu

13. Powerlessness b. d proses berduka tidak komplit.


Rencana Intervensi keperawatan
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat berpengaruh pada
ketidakberdayaan (misalnya: pekerjaan, aktivitas hiburan, tanggung jawab peran,
hubungan antar pribadi).
Rasional: mengidentifikasi situasi/hal-hal yang berpotensi dapat dikendalikan dan dapat
digunakan sebagai sumber kekuatan/power bagi klien.
b. Diskusikan dengan pasien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan penjelasan
untuk pilihan tersebut.
Rasional: Memberikan kesempatan pada klien untuk berperan dalam proses perawatan,
termasuk untuk meningkatkan pemikiran positif klien, dan meningkatkan tanggung
jawab klien.
c. Libatkan pasien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas perawatan/rencana
terapi
5)
dan tetangga

Rasional: Pelibatan klien dalam proses pembuatan keputusan, mampu meningkatkan


rasa percaya diri.
d. Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada pasien (jelaskan
semua prosedur, peraturan dan pilihan untuk pasien, berikan waktu untuk menjawab
pertanyaan dan minta individu untuk menuliskan pertanyaan sehingga tidak terlupakan)
Rasional: Meningkatkan kemampuan berpikir positif terhadap proses perawatan yang
sedang dijalani oleh klien, pelibatan klien dalam setiap pengambilan keputusan menjadi
hal penting.
e. Bantu pasien mengidentifikasi situasi kehidupannya yang dapat dikendalikan
(perasaan cemas, gelisah, ketakutan).
Rasional: Kondisi emosi pasien mengganggu kemampuannya untuk memecahkan
masalah. Bantuan diperlukan agar dapat menyadari secara akurat keuntungan dan
konsekuensi dari alternative yang ada.
f. Bantu klien mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak dapat ia kendalikan
(adiksi), Disukusikan dan ajarkan cara melakukan manipulasi menghadapi kondisi-
kondisi yang sulit dikendalikan, misalnya afirmasi.
Rasional: Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan
ketidakmampuan sebagai upaya mengatasi masalah yang tidak terselesaikan dan
menerima hal-hal yang tidak dapat diubah.
g. Bantu pasien mengidentifikasi faktor pendukung, kekuatankekuatan diri (misalnya
kekuat an baik itu berasal dari diri sendiri, keluarga, orang terdekat, atau teman).
Rasional: Pada pasien dengan ketidakberdayaan dibutuhkan faktor pendukung yang
mampu mensupport pasien, dari dalam sendiri dapat berupa penguatan nilai-nilai
spiritual, Jika dalam proses perawatan kekuatan lain tidak adekuat.
h. Sampaikan kepercayaan diri terhadap kemampuan pasien untuk menangani keadaan
dan sampaikan perubahan positif dan kemajuan yang dialami pasien setiap hari.
Rasional: Meningkatkan rasa percaya diri terhadap kemampuan atas upaya dan usaha
yang sudah dilakukan oleh klien.

i. Biarkan pasien mengemban tanggung jawab sebanyak mungkin atas praktik


perawatan dirinya. Dorong kemandirian pasien, tetapi bantu pasien jika tidak dapat
melakukannya.
Rasional: memberikan pilihan kepada pasien akan meningkatkan perasaannya dalam
mengendalikan hidupnya.
j. Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang telah dibuatnya.
14. Kurang pengetahuan b. d kurang informasi
Intervensi
1. Bina hubungan yang baik dengan keluarga klien.
2. Berikan penjelasan tentang keadaan klien.
3. Berikan kesempatan klien atau keluarga untuk mengekspresikan perasaannya.
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien.
5. Libatkan kelurga terdekat dalam proses keperawatan.
6. Anjurkan pada keluarga untuk segera membawa anaknya kerumah sakit atau
puskesmas bila demam tingginya berlangsung lama.

Anda mungkin juga menyukai