Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DOKUMEN KEPERAWATAN
SYSTEM INFORMASI KESEHATAN

Kelompok 8:
1. Yahya Tri Kurniawan (1150019055)
2. Anita Nurmansyah (1150019057)
3. Pramesti Anggraeni (1150019059)
4. Siti Kurnia Indra Yanti (1150019061)
5. Ririn Indahwati (1150019063)
6. Diah Ayu Aristya (1150019065)
7. Nadya Yuliana Rasika (1150019067)

KELAS 3 A
PRODI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan
hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah yang berjudul “System Informasi Kesehatan” disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Dokumen Keperawatan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang System Informasi Keperawatan dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 18 Oktober 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan................................................................3


2.2 Komponen System Informasi Kesehatan..............................................................7
2.3 Peran SIK Dalam Sistem Kesehatan.....................................................................9
2.4 Ruang Lingkup Sistem InformasiKesehatan.......................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................11
3.2 Saran....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku “Design
andimplementation of health information system” Geneva (2000), adalah suatu stem
informasi kesehatan yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari
suatu sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan
dukungan informasi sebagai proses pengambilan keputusan di segala jenjang. Untuk
mendukung pelaksanaan sistem informasi kesehatan tersebut pada tahun 2002
pemerintah melalui Menteri Kesehatan pengembangan sistem informasi kesehatan
daerah (SIKDA)”.Tujuan pembangunan nasional disusun dalam rencana
pembangunan jangka panjang nasional, hal ini tertuang dalam Undang-Undang nomor
17 tahun 2007 yang mempunyai tiga tujuan pembangunan nasional. Rencana
pembangunan jangka panjang nasional tersebut dibagi lagi setiap lima tahunan, atau
disebut juga rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yang mana
bertujuan memantapkan pembangunan secara menyeluruh dimana salah satunya
adalah menekankan pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi
ini bisa dilihat dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2014
tentang sistem informasi kesehatan, hal ini untuk melaksanakan ketentuan pasal 168
ayat (3) Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan Pada era globalisasi
saat ini kebutuhan akan data dan informasi yang tepat, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan sangat dibutuhkan keberadaannya karena merupakan sumber
utama dalam pengambilan kebijakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan
nasional.
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merupakan kondisi
positif yang akan sangat mendukung berkembangnya sistem informasi kesehatan, hal
ini juga sangat berguna dalam pengambilan keputusan bisa lebih mudah jika semua
informasi yang dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu sistemnformasi kesehatan
perlu dibangun dengan mengorganisir berbagai data yang telah dikumpulkan secara
sistematik, memproses data menjadi informasi yang berguna.Pada tahun 2007 pusat
data dan informasi melakukan evaluasi SIK di Indonesia dengan menggunakan
perangkat Health Metricts Network-World Health Organization (HMN-WHO)
evaluasi ini meliputi 6 komponen utama SIK yaitu sumber daya (meliputi pengelolaan
dan sumber daya), kualitas data, diseminasi dan penggunaan data, hasil yang
diperoleh adalah SIK ada tapi tidak adekuat untuk sumber daya (47%), indikator
(61%), sumber data (51%), kualitas data (55%), penggunaan dan diseminasi data
(57%), untuk manajemen data (35%), sehingga secara umum hasil ini menunjukkan
bahwa keseluruhan SIK masih perlu ditingkatkan lagi (Kepmenkes Nomor 192,
2012).Menurut Wahyudi (2011), kebijakan pemerintah dalam pengembangan sistem
informasi telah ada, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak kendala-kendala
dan hambatan yang dihadapi, pengembangan sistem informasi kesehatan baik di
tingkat pusat maupun daerah belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena
keterbatasan sistem yang dikembangkan, kemampuan daerah, dan sumber daya
manusia.

1
Dinas Kesehatan sebagai salah satu organisasi pemerintah yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas tugas
pembantuan di bidang kesehatan dan juga fungsi merumuskan kebijakan teknis di
bidang kesehatan. Kinerja pelayanankesehatan dapat meningkat melalui dua fungsi di
atas dipengaruhi oleh aspeksumber daya kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
menajemen kesehatan (Depkes, 2004). Salah satu aspek yang mempengaruhi kinerja
Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten seperti yang disebutkan di atas adalah aspek
manajemen kesehatan, dimana Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten mempunyai
tugas mengelola data dan informasi yang diperoleh baik dari puskesmas, rumah sakit,
maupun sarana pelayanan kesehatan yang lain. Sehubungan hal tersebut maka Dinas
Kesehatan Kota atau Kabupaten membutuhkan pengelolaan sistem informasi
kesehatan yang baik agar dalam pengambilan keputusan kebijakan pemerintah bisa
lebih tepat sesuai kebutuhan daerahnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian system informasi kesehatan ?
2. Apa saja komponen system informasi kesehatan ?
3. Bagaimana peran SIK dalam system kesehatan?
4. Apa saja ruang lingkup SIK ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa pengertian sistem informasi kesehatan.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep pengembangan sistem informasi
kesehatan.
3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem
informasi rumah sakit.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu System dan Information. Sistem
adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan
informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang
(Davis, 1999).
Dalam buku Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi pengarang Agus Mulyanto
menjelaskan bahwa menurut :
1. Bodnar dan Hopwood (1993) dalam buku Acounting Information System edisi
kelima mendefinisikan sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan
perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk
informasi yang berguna.
2. James alter, sistem informasi adalah “kombinasi antar prosedur kerja, informasi,
orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam
sebuah organisasi”
3. Gelinas, Oram dan Wiggins, sistem informasi adalah “suatu sistem buatan manusia
yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual
yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan
informasi keluaran kepada pemakai”.
4. Turban, McLean dan Waterbe, sistem informasi adalah “sistem yang
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan mneyebarkan informasi
untuk tujuan spesifik”.

Dari beberapa definisi menurut para ahli, maka Agus mulyanto (2009 : 29)
mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu komponen yang terdiri dari manusia,
teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis,
dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.

Sistem Informasi Kesehatan(SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur


dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis

3
untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh
dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang


digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi
kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis
situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program,
pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.
Peraturan perundang undangan, bagian atau ranah yang menyebutkan sistem
informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan
informasi kesehatan kabupaten/kota. Kebutuhan akan data dan informasi disediakan
melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, yaitu dengan cara pengumpulan,
pengolahan, analisis data serta penyajian informasi.
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6
“building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara.
Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi
kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)

Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh


seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan
pelayanan kepada masyarakat. Parturan perundang- undangan yang menyebutkan
sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes

4
mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi
kesehatan dari sudut padang menejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the
art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional.
Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga
data yang disajikan tidak tepat dan tidak tepatwaktu.

Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer


(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir
dekade 80’an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan
komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada. Departemen
Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha mengembangkan
Sistem Informasi Rumah Sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu
oleh tenaga ahli dari UGM. Namun, tampaknya komputerisasi dalam bidang per-
rumah sakit-an, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak.

Ketidakberhasilan dalam pengembangan sistem informasi tersebut, lebih


disebabkan dalam segi perencanaan yang kurang baik, dimana identifikasi faktor-
faktor penentu keberhasilan (critical success factors) dalamimplementasi sistem
informasi tersebut kurang lengkap dan menyeluruh. Perkembangan dan perubahan
yang cepat dalam segala hal juga terjadi di dunia pelayanan kesehatan. Hal ini semata-
mata karena sektor pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem yang lebih luas
dalam masyarakat dan pemerintahan dalam suatu negara, bahkan lebih jauh lagi
sistem yang lebih global. Perubahan-perubahan di negara lain dalam berbagai sektor
mempunyai dampak terhadap sistem pelayanankesehatan.

Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan yangtidak terlepas
dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer, terkhusus pada bidang-bidang
dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi komputer, baik dibidang
piranti lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat pesat, disisi lain
juga berkembang kearah yang sangat mudahdari segi pengaplikasian dan murah dalam
biaya. Solusi untuk bidang kerja apapun akan ada cara untuk dapat dilakukan melalui
media komputer, dengan catatan bahwa pengguna juga harus terus belajar untuk
mengiringi kemajuan teknologinya. Sehingga pada akhirnya, solusi apapun
teknologiyang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia yang
menggunakannya. Rumah Sakit, sebagai salah satu institusi pelayan kesehatan

5
masyarakat akan melayani traksaksi pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan
dan tindakan dalam banyak hal akan mempengarui kondisi dan rasa nyaman bagi
pasien. Semakin cepat akan semakin baik karena menyangkut nyawa pasien. Semakin
besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula jenis tindakan dan
layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetap dalam satu koordinasi
terpadu. Karena selain memberikan layanan,rumah sakit juga harus mengelola dana
untuk membiayai operasionalnya. Melihat situasi tersebut, sudah sangatlah tepat jika
rumah sakit menggunakan sisikemajuan komputer, baik piranti lunak maupun
perangkat kerasnyadalam upanya membantu penanganan manajemen yang
sebelumnya dilakukan secara manual.

Departemen Kesehatan telah menetapkan visi Indonesia Sehat 2010 yang


ditandai dengan penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang sehat,
berperilaku sehat, dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang
disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat sendiri, serta ditandainya adanya
peran serta masyarakat dan berbagai sektor pemerintah dalam upaya upaya kesehatan.
Dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastruktur
pelayanan kesehatan telah dibangun sedemikian rupa mulai dari tingkat nasional,
propinsi, kabupaten dan seterusnya sampai ke pelosok. Setiap unit infrastruktur
pelayanan kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju
pencapaian visi dan misi Depkes tersebut. Setiap jenjang tersebut memiliki sistem
kesehatan yang yang saling terkait mulai dari pelayanan kesehatan dasar di desa dan
kecamatan sampai ke tingkat nasional.

Jaringan sistem pelayanan kesehatn tersebut memerlukan sistem informasi


yang saling mendukung dan terkait, sehingga setiap kegiatan dan program kesehatan
yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui, difahami,
diantisipasi dan di kelola dengan sebaik-baiknya. Departemen Kesehatan telah
membangun sistem informasi kesehatan yang disebut SIKNAS yang melingkupi
sistem jaringan informasi kesehatan mulai dari kabupaten sampai ke pusat. Namun
demikian dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, SIKNAS belum berjalan
sebagaimanamestinya.

Dengan demikian sangat dibutuhkan sekali dibangunnya sistem informasi


kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan antar

6
jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi
pemerintah daerah dan jaringan informasi di pusat.Sistem informasi yang ada saat ini
dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang belum


terintegrasi. Sehingga bila diperlukan informasi yang menyeluruh diperlukan
waktu yang cukuplama.
2. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) di
berbagai jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasamemadai.
3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola
dan mengembangkan sisteminformasi
4. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/informasi.
5. Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem informasi,
sehingga seringkali timbul keengganan bagi petugas untuk memasuki atau
dipromosikan menjadi pengelola sisteminformasi.

2.2 Komponen System Informasi Kesehatan

Komponen sistem informasi menurut Andri Kristanto (2007 : 13) mengemukakan ada
enam macam, diantaranya :

a. Input merupakan semua data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi, seperti
dokumen-dokumen, file-file dan formulir-formulir.
b. Proses merupakan kumpulan prosedur yang akan memanipulasi input yang kemudian
akan disimpan dalam bagian basis data dan seterusnya akan diolah menjadi suatu
output yang akan digunakan oleh penerima.
c. Output merupakan semua keluaran atau hasil dari model yang sudah diolah menjadi
suatu informasi yang berguna dan dapat dipakai penerima.
d. Teknologi merupakan bagian yang berfungsi untuk memasukkan input, mengolah
input dan menghasilkan keluaran.
e. Basis Data merupakan kumpulan data-data yang saling berhubungan satu dengan lain
yang disimpan dalam perangkat keras komputer dan akan diolah menggunakan
perangkat lunak.
f. Informasi lengkapyang diambil untuk memperbaiki sistem informasi ini agar dapat
berjalan dengan baik dan tidak memperbaiki masalah

7
Menurut Agus Mulyanto (2009:31), “sistem informasi terdiri dari lima sumber
daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut
adalah manusia, hardware, software, data, dan jaringan. Kelima komponen tersebut
memainkan peranan yang sangat penting dalam suatu sistem informasi. Namun dalam
kenyataannya, tidak semua sistem informasi mencakup kelima komponen tersebut”.
berikut merupkan penjelasan komponen dari sistem informasi :

a. Sumber daya manusia. Manusia mengambil peranan yang penting bagi sistem
informasi. Manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi. Sumber
daya manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengguna akhir dan
pakar sistem informasi. Pengguna akhir adalah orang-orang yang menggunakan
informasi yang dihasilkan dari sistem informasi, sedangkan pakar sistem informasi
orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.
b. Sumber daya Hardware. Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang
digunakan dalam pemrosesan informasi. Sumber daya ini tidak hanya sebatas
komputer saja, melainkan semua media data seperti lembaran kertas dandisk
magnetic atau optikal.
c. Sumber daya Software. Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah
(instruksi) yang digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya ini tidak
hanya berupa program saja, tetapi juga berupa prosedur.
d. Sumber daya data. Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk
memasukan sebuah sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber
daya organisasi.
e. Sumber daya jaringan. Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang
menghubungkan komputer, memproses komunikasi, dan peralatan lainnya, serta
dikendalikan melalui software komunikasi. Sumber daya ini dapat berupa media
komunikasi seperti kabel, satelit dan dukungan jaringan seperti modem, software
pengendali.

Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6


“building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara.
Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:

a. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)

8
b. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi
kesehatan)
c. Health worksforce (tenaga medis)
d. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
e. Health information system (sistem informasi kesehatan)
f. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)

Sistem Informasi dibagi kesehatan dibagi menjadi lima domain yang berbeda, yaitu;

a. Penentu kesehatan, yang meliputi factor risiko, perilaku, keturunan, lingkungan,


social ekonomi dan demografi.
b. Input sistem kesehatan, yang meliputi kebijakan, pembiayaan, sumber daya dan
organisasi.
c. Output sistem kesehatan, meliputi informasi, kemampuan pelayanan dan kualitas.
d. Hasil sistem kesehatan, meliputi pemanfaatan pelayanan
e. Status kesehatan, meliputi angka kematian, kesakitan atau ketidakmampuan dan
kesejahteraan.

2.3 Peran SIK Dalam Sistem Kesehatan

WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block”
atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen
(building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi
kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)

Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan


bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi
kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang
mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi
kesehatan dan hokum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan
upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung

9
penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:

1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat.

Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen


setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap Sistem Informasi kesehatan
berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam
mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information
System).

2.4 Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan

Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan


informasi dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini
antara lain sebagai berikut:

1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan


pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar.
Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan
info kamar rawat inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah,
anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut,
kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai
kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnosa dan tindakan terhadap pasien agar
tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi
dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjangmedis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti:
ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.

10
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan,
rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara
langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini
juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar
piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-
obatan.

Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan-laporan mengenai:


1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2. Penerimaan kasir secaraperiodik,
3. Tagihan dan kwitansi pembayaranpasien,
4. Rekam medis pasien,
5. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan(RL1),
6. Data morbiditas pasien rawat inap(RL2a),
7. Data morbiditas pasien rawat jalan(RL2b),
8. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap(RL2a1),
9. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan(RL2b1),
10. Penerimaan kasir pada bagianfarmasi/apotik,
11. Pembelian kasir pada bagianfarmasi/apotik,
12. Manajemen ketersediaan obat pada bagianfarmasi/apotik,
13. Grafik yang menunjang dalam pengambilankeputusan.

Untuk memudahkan penyajian informasi tersebut, maka laporan-laporan tersebut dapat


diekspor ke berbagai macam format antara lain:
1. Comma separated value(CSF),
2. Data Interchange Format (DIF),
3. Excel (XLS versi 2.1, 3.0, 4.0, 5.0, dan 5.0tabular),
4. HTML 3.0 (draft standard), 3.2 (extended & standard), 5. Lotus 1-2-3 (WK1,
WK3,WK5),
5. ODBC,
6. Rich Text Format(RTF),
7. ext,
8. Word for Windows Document.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur
dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis
untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh
dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Enam komponen (building
block) sistem kesehatan yaitu : Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi
kesehatan) Health worksforce (tenaga medis) Health system financing (system
pembiayaan kesehatan)m Health information system (sistem informasi kesehatan)
Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah). Konsep-Konsep
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan antara lain: Sistem informasi tidak
identik dengan sistem komputerisasi, Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem
yang dinamis, Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup
sistem, Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
informasi itu sendiri, Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat
bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut,
Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi
dan dilakukan secara menyeluruh (holistik), Informasi telah menjadi aset organisasi.
Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah
dipahami.
3.2 Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan
sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Perlunya dilakukan kajian
mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan SIK, Kebutuhan data
dan informasi merupakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya SIK yang
dikembangkan disesuaikan denga kebutuhan dan karakteristik. Demikianlah makalah
tentang sistem informasi kesehatan (SIK) ini kami buat, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang membaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://syifasalsabyla.wordpress.com/2016/06/30/makalah-sistem-informasi-kesehatan/

13

Anda mungkin juga menyukai