R.I No. 07/Men/IV/2008)
November 22, 2009 oleh kadeksri
Penempatan Tenaga Kerja adalah proses pelayanan kepada pencari kerja untuk memperoleh
pekerjaan dan pemberi kerja dalam pengisian lowongan kerja sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan.
A. Pelaksana
INSTANSI PEMERINTAH
Ijin LPTKS diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk
jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun. Permohonan perpanjangan surat ijin usaha LPTKS diajukan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhir masa berlakunya. Dalam hal LPTKS tidak
memperpanjang surat ijin usahanya, maka LPTKS yang bersangkutan wajib mengembalikan surat ijin
tersebut kepada Direktur Jenderal atau kepala instansi yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan provinsi atau kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota.
LPTKS dapat memungut biaya penempatan tenaga kerja dari pengguna tenaga kerja dan
dari tenaga kerja untuk golongan dan jabatan tertentu
Bursa Kerja Khusus adalah pelayanan penempatan tenaga kerja yang dilakukan di lembaga satuan
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dan pelatihan. Pelayanan dilakukan bagi para lulusan,
para siswa yang putus sekolah dan siswa masih aktif. BKK harus menyampaikan laopran kegiatan
penempatan secara tertulis kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota.
Penyelenggaraan Pameran Kesempatan Kerja oleh Swasta wajib mendapatkan rekomendasi dari
Pelaksana penempatan tenaga kerja bertugas memberikan pelayanan kepada pencari kerja untuk
menemukan dan memiliki pekerjaan yang produktif sesuai dengan kemampuan dan kompetensinya
yang memberikan penghidupan yang layak sesuai harkat kemanusiaan dan kepada pemberi kerja
yangberbentuk badan usaha atau perorangan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi
Sistem penempatan tenaga kerja ditinjau dari pendekatan fungsi mencakup pelaksanaan 3 maca
fungsi :
Pelayanan informasi pasar kerja (IPK) dimanfaatkan untuk pelayanan kepada instansi pemerintah,
Mengumpulkan dan meneliti data hasil antar kerja (data pencari kerja, lowongan kerja, penempatan
tenaga kerja), mengatur dan menyusun data dalam kelompok umur, jenis kelamin, jabatan, tingkat
Melalui papan pengumuman, pameran bursa kesempatan kerja (job fair), slide melalui bioskop,
Buletin berita pasar kerja, radio, media elektronik, lisan, dan bursa kerja online (BKOL).
Data hasil kegiatan antar kerja disajikan dalam bentuk Laporan IPK/IIIa.
Pelaporan
Setiap bulan Laporan IPK/IIIa dilaporkan oleh disnaker kab/kota kepada disnaker Provinsi, selanjutnya
disnaker Provinsi mengirim kepada Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja
Depnakertrans R.I.
Pelayanan PBJ dilakukan kepada pencari kerja yang akan memasuki pekerjaan baik di dalam maupun
di luar hubungan kerja, selain itu pelayanan PBJ dilakukan untuk siswa SMU/SMK, Mahasiswa,
penyandang cacat, pemuda, wanita dan lansia. PBJ merupakan langkah awal dalam sistem
penempatan tenaga kerja sebagai upaya untuk menanggulangi kesenjangan antara permintaan
tenaga kerja/ kesempatan kerja dengan persediaan tenaga kerja. Dengan PBJ masyarakat umum
akan mengetahui dan menyadari adanya kesenjangan antara peluang kerja dan kondisi pencari kerja,
persyaratan kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang ada, pengetahuan dan keterampilan yang
3. Perantaraan Kerja
Pelayanan perantaraan kerja dilakukan untuk menyalurkan pencari kerja kepada pekerjaan dalam
hubungan kerja.
Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja dilakukan oleh pengantar kerja. Instansi pemerintah yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan wajib memiliki Pejabat Fungsional Pengantar Kerja.
Apabila tidak ada pejabat Fungsional Pengantar Kerja, maka pelayanan dilakukan oleh petugas antar
kerja. LPTKS dan Bursa Kerja Khusus harus memiliki kemampuan teknis dibidang Penempatan Tenaga
Kerja.
III. MEKANISME PELAYANAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja dilakukan secara Manual atau Daring (Online System).
Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja harus terintegrasi dalam satu sistem Penempatan Tenaga Kerja
Nasional. Pencari kerja yang akan bekerja didalam atau ke luar negeri wajib dilayani oleh Pengantar
Pencari kerja yang telah mendaftar akan diberikan Kartu tanda bukti pendaftaran pencari
kerja (AK/1). Pengantar kerja wajib melakukan pengisian data pencari kerja (AK/II) melalui
Kartu AK/I berlaku selama 2 (dua) tahun dengan keharusan melapor selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan sekali terhitung sejak tanggal pendaftaran bagi pencari kerja yang belum mendapat pekerjaan.
Pencari kerja yang telah mendapatkan pekerjaan wajib melaporkan bahwa yang bersangkutan telah
– Pemberi kerja wajib menyampaikan informasi lowongan pekerjaan secara tertulis kepada
pekerjaan memuat :
a. Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan;
b. Jenis pekerjaan, jabatan dan syarat-syarat jabatan yang digolongkan dalam jenis kelamin, usia,
pendidikan, keterampilan, keahlian, pengalaman kerja dan syarat-syarat lain yang diperlukan.
dalam daftar isian permintaan tenaga kerja ( AK/ III) dan menerbitkan bukti lapor lowongan
pekerjaan.
– Informasi lowongan pekerjaan (AK/III) pemenuhannya diisi dari data pencari kerja yang
terdaftar (AK/II)
– Pencari kerja yang memenuhi persyaratan jabatan yang dibutuhkan dilakukan pemanggilan
– Instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan kab/kota mengirimkan calon
tenaga kerja kepada pemberi kerja dengan menggunakan Kartu antar kerja/Surat Pengantar
– Instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan kab/kota bersama-sama dengan
pemberi kerja melakukan seleksi calon tenaga kerja sesuai dengan persyaratak jabatan yang
dibutuhkan.
LPTKS dan/atau pemberi kerja yang akan menempatkan tenaga kerja AKAD harus memiliki Surat
Penempatan tenaga kerja AKAN dilaksanakan berdasarkan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004
tentang Penempatan dan Perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri dan Permenakertrans R.I
Nomor PER.22/MEN/XII/2008 tentang Pelaksanaan penempatan dan perlindungan tenaga kerja
V. PELAPORAN