Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK PAI DI SEKOLAH / MADRASAH


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi PAI I
Dosen Pengampuh : Dr. Muallimah, M.Ag

Kelompok 1 :
Anakku Ratu Balqis
Salma Wahyuni
Saparullah
Refi wiguna
Rahmatullah
Auliatul Rahma
Muhammad Dimas
Muhammad Al Fian
Muhammad Risky
Hikmah

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan segala rahmat-Nyalah akhirnya penulis bisa menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. saya selaku penulis berharap semoga makalah yang telah kami susun ini bisa
memberikan banyak manfaat. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan yang membutuhkan perbaikan, sehingga kami sangat mengharapkan masukan
serta kritikan dari para pembaca.

Kendari, 15 April 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Madrasah atau sekolah merupakan sebagai salah satu wahana transformasi sosial
budaya dalam lingkungan masyarakat yang eksistensinya tak dapat dipungkiri. Secara
sistematik dapat dijelaskan bahwa hubungan antara madrasah dan masyarakat sangat
signifikan yaitu: 1) Sekolah sebagai partner masyarakat di dalam melakukan fungsi
pendidikan, dan 2) Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan- pesanan

pendidikan dari masyarakat lingkungan. Guru sebagai salah satu unsur pengelola
pendidikan pada suatu lembaga pendidikan yang terlihat langsung dalam mentransfer
pengetahuan kepada siswa, harus mampu mengelola kelasnya, merumuskan tujuan
pembelajaran secara operasional, menentukan materi pembelajaran, menetapkan
metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar dan kemampuan profesional guru lainnya,
agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam pembahasan materi PAI, ada beberapa istilah kunci yang seringkali digunakan
secara rancu. Di antara istilah tersebut yang paling mendasar adalah Pendidikan Agama
Islam (PAI), pendidikan Islam, dan pendidikan Keislaman. Kerancuan tersebut
utamanya karena tidak jelasnya batasan yang diberikan pada masing-masing istilah
sehingga pada suatu saat digunakan untuk mengacu pada makna yang sama, pada saat
yang lain digunakan untuk mengacu pada makna yang berbeda, dan pada saat yang lain
lagi digunakan secara “interchangeable”, saling dipertukarkan. Ketidakjelasan tersebut
dikarenakan ketiganya secara mendasar memiliki tujuan akhir yang sama, yakni
membentuk manusia muslim yang diidealkan.
Dalam pembelajaran di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan
jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik. Sekalipun
demikian tidak berarti bidang afektif dan psikomotorik diabaikan sehingga tak perlu
dilakukan penilaian. Terutama pada bidang atau aspek psikomotorik yang selama ini
lebih banyak mendapat porsi yang sedikit dalam pembelajaran. Persoalannya ialah
bagaimana menjabarkan tipe hasil belajar tersebut sehingga jelas apa yang seharusnya
dinilai. Utamanya tipe ranah psikomotorik berkenaan denga keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar
ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam
kecenderungan untuk berperilaku. Maka dari itu, di era global seperti sekarang ini yang
tidak hanya sebatas kemampuan kognitif saja yang dibutuhkan dalam mencetak
anak didik yang berguna bagi masa depannya dan berguna bagi agama, negara, dan
bangsa, akan tetapi kemampuan afektif dan psikomotorik juga sangat dibutuhkan. Maka
dari itu, kami mencoba mengkorelasikan salah satu dari ranah tersebut, khususnya
ranah psikomotorik dengan materi PAI demi mencapai anak didik yang berkualitas.
Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu ke-Islaman
semata, tetapi juga ilmu lain yang dapat membantu pencapaian keberagaman Islam
secara komprehensif. Hal ini berarti akan meliputi materi yang diantaranya, tercakup
dalam bahasan ilmu-ilmu: Tauhid (Aqidah), Fiqh (Ibadah), Akhlaq, Studi Al-Qur’an
dan Hadis, Bahasa Arab, dan Tarikh Islam. Dengan mempelajari materi yang tercakup
dalam ilmu- ilmu tersebut, diharapkan keberagaman peserta didik, yang tercermin
dalam dimensi-dimensinya, akan berkembang dan meningkat sesuai dengan yang
diidealkan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam Di Sekolah/Madrasah ?
2. Jelaskan Karakteristik Pendidikan Agama Islam Di Sekolah/Madrasah.?
C. Tujuan
1. Untuk Mendeskribsikan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah/Madrasah
2. Untuk Mendeskribsikan Karakteristik Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah/Madrasah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Di Sekolah/Madrasah
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan
manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.Ruang lingkup Pendidikan Agama
Islam juga identik dengan aspek-aspek Pendidikan Agama Islam karena materi yang
terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang
lainnya. Cakupan tersebut setidaknya menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan
Agama Islam diharapkan dapat mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya
maupun lingkungannnya. Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah Ilmu Tauhid /
Aqidah, Ilmu Fiqih, Al-Qur‟an, Al-Hadist, Akhlak dan Tarikh Islam. Masing masing
mata pelajaran tersebut saling terkait dan saling melengkapi, Al Qur’an merupakan
sumber utama ajaran Islam dalam arti ia merupakan sumber akhlaq, syari’ah/fikih
(ibadah, muamalah). sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah
(usuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama. Syariah/fikih (ibadah,
muamalah) dan akhlakbertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan
konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syari’ah/fikih merupakan
sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia
dan dengan makhluk lainnya. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian
hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan
lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam
menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan,
kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh akidah
yang kokoh. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup
manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha beribadah, bermuamalah, dan berakhlak
serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh akidahdan apabila
dijabarkan adalah sebagai berikut Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a. Pengajaran Aqidah (Ilmu Tauhid)
Pengajaran aqidah berarti proses belajar mengajar tentang aspek
kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari
pengajaran ini adalah tentang rukun Iman.

b. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada
pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini
berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan
berakhlak baik.
c. Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata
cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan
ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti
dan tujuan pelaksanaan ibadah.
d. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang
segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan
dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui
dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat
membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat
Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di
masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat
pendidikannya.
f. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat
mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya
sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama.

Sedangkan ruang lingkup kajian Pendidikan Agama Islam memiliki


penekanannya masing-masing seperti keterangan dibawah
a. Al Quran
Penekanan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami
makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam
kehidupan sehari-hari
b. Aqidah
Penekanan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/
keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-
husna
c. Akhlak
Penekanan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan
menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari
d. Fikih
Penekanan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah
yang benar dan baik
e. Sejarah Kebudayaan Islam
Penekanan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya
dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain
untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam
2. Karakteristik Mata Pelajaran PAI
Sebagai mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah baik yang umum maupun
yang khusus, Pendidikan Agama Islam mempunyai karakteristik yang membedakannya
dengan pelajaran lainnya.  Apabila diringkas adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti.
Pendidikan Agama Islam mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah jelas dan pasti
serta tidak dapat ditolak dan ditawar. Aturan itu adalah al-Quran dan al-Hadits. 
Pendidikan pada umumnya bersifat netral, artinya pengetahuan itu diajarkan sebagai
mana adanya dan terserh kepada manusia yang hendak mengarahkan pengetahuan itu.
Ia hanya mengajarkan, tetapi tidak memberikan petunjuk kearah mana dan bagaimana
memberlakukan pendidikan itu. Pengajaran umum mengajarkan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang bersifat relative, sehingga tidak bisa diramalkan
ke arah mana pengetahuan keterampilan dan nilai itu digunakan, disertai dengan sikap
yang tidak konsisten karena terperangkap oleh. perhitungan untung rugi, sedangkan
Pendidikan Agama Islam memiliki arah dan tujuan yang jelas, tidak seperti
pendidikan umum.
b. Pendidikan Agama Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan
ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya.
Pendidikan Agama Islam seperti diibaratkan mata uang yang mempunyai dua sisi,
pertama; sisi keagamaan yang menjadi pokok dalam substansi ajaran yang akan
dipelajari, kedua; sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin umum dapat di
indera dan diakali, berbentuk pengalaman factual maupun pengalaman pikir.Sisi
pertama lebih menekankan pada kehidupan dunia sedangkan sisi kedua lebih
cenderung menekankan pada kehidupan akhirat namun, kedua sisi ini tidak dapat
dipisahkan karena terdapat hubungan sebab akibat, oleh karena itu, kedua sisi ini
selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan usahanya, karena memang Pendidikan
Agama Islam mengacu kepada kehidupan dunia dan akhirat.
c. Pendidikan Agama Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah
Pendidikan Agama Islam selalu menekankan pada pembentukan akhlakul karimah,
hati nurani untuk selalu berbuat baik dan bersikap dalam kehidupan sesuai dengan
norma-norma yang berlaku, tidak menyalahi aturan dan berpegang teguh pada dasar
Agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
d. Pendidikan Agama Islam diyakini sebagai dakwah atau misi suci
Pada umumnya, manusia khususnya kaum muslimin berkeyakinan bahwa
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari dakwah, oleh
karena itu mereka menganggapnya sebagai misi suci.
Karena itu dengan menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam berarti pula
menegakkan agama, yang tentunya bernilai suatu kebaikan di sisi Allah.
e. Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah. Sejalan dengan hal yang dijelaskan
pada sebelumnya maka kiprah Pendidikan Agama Islam merupakan ibadah yang akan
mendapatkan pahala dari Allah, dari segi mengajar, pekerjaan itu terpuji karena
merupakan tugas yang mulia, disamping tugas itu sebagai amal jariah, yaitu amal
yang terus berlangsung hingga yang bersangkutan meninggal dunia, dengan ketentuan
ilmu yang diajarkan itu diamalkan oleh peserta didik ataupun ilmu itu diajarkan
secara berantai kepada orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu ke-Islaman
semata, tetapi juga ilmu lain yang dapat membantu pencapaian keberagaman Islam
secara komprehensif. Hal ini berarti akan meliputi materi yang diantaranya,
tercakup dalam bahasan ilmu-ilmu: Tauhid (Aqidah), Fiqh (Ibadah), Akhlaq, Studi Al-
Qur’an dan Hadis, Bahasa Arab, dan Tarikh Islam. Dengan mempelajari materi yang
tercakup dalam ilmu- ilmu tersebut, diharapkan keberagaman peserta didik, yang
tercermin dalam dimensi-dimensinya, akan berkembang dan meningkat sesuai
dengan yang diidealkan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz,  Erwati. 2003. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam. Solo : Tiga Serangakai Pustaka Mandiri


Daradjat, Zakiyah. 1995. Metodik Kusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara
Daulay,  Haidar Putra. 2004. Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana
Fathoni , Muhammad Kholid, 2005, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma
baru), Jakarta:Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam – Departemen Agama
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253813-karakteristik-mata-pelajaran-
pendidikan-agama/#ixzz2jE8FJ88V (diambil Tgl 31-10-2013 pkl 12.26 wib)
http://dedinoviyanto.wordpress.com/my-papers/tentang-pendidikan/aspek-aspek-pai-di-sekolah-
karakteristik-problematika-dan-solusinya/ (31-10-2013 Pukul 12.30)
Modul Orientasi Pembekalan Calon PNS. 2004. Basic Kompetensi Guru, Jakarta : Departemen
Agama Republik Indonesia
Poerwadarminto, W.J.S. 1984.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.
UUD 1945, Undang-undang Republik Indonesia dan Perubahannya. Jakarta:Penabur Ilmu
Zuharini dan Abdul Ghafir. 2004. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Malang : UM pres

Anda mungkin juga menyukai