Anda di halaman 1dari 654

PRoF.

DR, It AHBAH AZ-ZUHAltl

)
5

tte
Lt t), y)3, I

ffiL,
ttAT UHU
Pengantar llmu Fiqih . Tokoh-Tokoh Madzhab Fiqih
Niat.ThaharahrShalat

Jilid

1
);ttdlYUt?t
FIQHESEAi4
}1/A ADILTATUHU
Pengantar llmu Fiqih.Tokoh-Tokoh Madzhab Fiqih
Niat.Thaharah.Shalat

Buku ini membahas aturan-aturan syariah islamiyyah yang disand arkan kepada dalil-dalil
yang shahih baik dari Al-Qur'an, As-Sunnah, maupun akal. Oleh sebab itu, kitab ini tidak hanya
membahas fiqih sunnah saja atau membahasfiqih berasaskan logika semata.
Selain itu, karya inijuga mempunyai keistimewaan dalam hal mencakup materi-materi
fiqih darisemua madzhab, dengan disertai proses penyimpulan hukum (istinbaath al-ahkaam)
darisumber-sumber hukum lslam baikyang naqlimaupun aqli(Al-Qur'an, As-Sunnah, dan juga
ijtihad akalyangdidasarkan kepada prinsip umum dansemangattasyri'yangotentik).
Pada jilid pertama ini, disajikan pembahasan mengenai seluk-beluk fiqih antara lain arti
fiqih dan keistimewaannya, sejarah ringkas tokoh-tokoh madzhab fiqih, peringkat-peringkat
tokoh ahli fiqih, seluk-beluk tentang niat dari sudut pandang fiqih, juga pembahasan utama
mengenai thaharah dan shalat.
Semoga karya Profesor Wahbah az-Zuhaili, ulama asal Suriah ini, dapat memberikan
manfaat yang seluas-seluasnya kepada umat lslam, khususnya bagi Anda sekalian, para
pembaca yang dirahmati Allah SWT.

WAHBAH AZ-ZUHAILI lahir di Dair 'Athiyah, Damaskus, pada tahun 1932. Pada tahun 1956,
beliau berhasil menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Al-Azhar Fakultas Syariah.
Beliau memperolehgelarmagisterpadatahun 1959 pada bidangSyariah lslamdariUniversitas
Al-Azhar Kairo dan memperoleh gelar doKor pada tahun 1959 pada bidang Syariah lslam dari
Universitas Al-Azhar Kairo. Tahun 1963, beliau mergajar di Universitas Damaskus. Di sana,
beliau mendalami ilmu fiqih serta ushulfiqih dan mengajarkannya di Fakultas Syariah. Beliau
iuga kerap mengisi seminar dan acara televisi di Damaskus, Emirat Arab, Kuwait, dan Arab
Saudi. Ayah beliau adalah seoranghafizh Qur' an dan mencintai As-Sunnah.

rsBN 978-979-077 -2tO-6


,.'E Frffi

P.EMA rN'ANr DARULFIKIR fiil|nltilJilltltililttilil


F
I
I
t

l',i".rirri :,1'.'r::. :.;:::*,"DAFTAR I S I

Pengantar Penerbit 13
Mukadimah 15
Metode Penulisan Kitab 1B
Pendorong Utama Penulisan Kitab 23

PENGANTAR ILMU FIQIH IZS


BAB PERTAMA:ARTI FIQIH DAN KEISTIMEWAANNYA 27

BAB KEDUA: SE}ARAH RINGKAS TOKOH.TOKOH MADZHAB FIQIH 39


A. Abu Hanifah, an-Nu'man bin Tsabit [80-150 H) Pendiri Madzhab Hanafi'.'.'.'.. 40
B. Imam Malik bin Anas (93-179 H) Pendiri Madzhab Maliki.......... 4l
C. Muhammad bin Idris asy-Syafi'i (750-204 H) Pencetus Madzhab Syafi'i.......'.'. 44
D. Ahmad bin Hambal asy-syaibani (764'241 H) Pencetus Madzhab Hambali..'. 46
E. Abu Sulaiman, Dawud bin Ali al-Asfihani az'Zahiri 48
F. Zaid bin Ali Zainal Abidin ibnul Husain [wafat 122H)......... 49
G. Al-lmam Abu Abdullah fa'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin AIi
Zainal Abidin ibnul Husain (80-148 H/699'765 M) Pencetus
Madzhab Imamiyyah 50
H. Abu asy-Sya'tsa' at-Tabi'i, Jabir bin Zaid [wafat 193 H) Pencetus
Madzhab Ibadiyyah.. 51
BAB KETIGA: PERINGKAT-PERINGKAT TOKOH AHLI FIQIH
DAN KITAB-KITAB FIQIH 54
A. Peringkat Tokoh Ahli Fiqih 54
B. Peringkat Kitab-kitab Fiqih 56

BAB KEEMPAT: ISTILAH-ISTILAH DALAM FIQIH DAN PARA PENGARANGNYA..... 5B


A. Istilah-lstilah Fiqih yang Umum 5B
B. Istilah-lstilah Khusus dalam Madzhab 63

BAB KELIMA: SEBAB-SEBAB PERBEDAAN PENDAPAT DI KALANGAN FUQAHA... 72

BAB KEENAM: ATURAN MENGGUNAKAN PENDAPAT MADZHAB


YANG PALING MUDAH...... 77
A. Madzhab dan Pendapat yang Dapat Diikuti 79
B. Apakah Ada Tuntutan untuk Mengikuti Suatu Madzhab Tertentu
Secara Disiplin dalam Semua Permasalah (iltizam madzhab mu'ayyan)? .......... 81
C. Apakah Wajib Bertanya kepada Orang yang Lebih Utama dan Lebih Raifh
Ilmunya, atau Cukup Bertanya kepada Ulama Siapa Saja yang Mudah?..............
D. Pendapat Pakar Ushul Fiqih dalam Masalah Memilih Pendapat yang Paling
Mudah (Tatabbu' ar-Rukhash) dan dalam Masalah Talfiq antara Madzhab....... B5
E. Aturan-Aturan Syara' dalam Memilih Pendapat yang Paling Mudah......... L02

BAB KETUIUH: HASIL IITIHAD YANG BENAR. 717

BAB KEDELAPAN: CARA BERIITIHAD L79

BAB KESEMBILAN: MEMBATALKAN IITIHAD, BERUBAHNYA IJTIHAD,


SERTA PERUBAHAN HUKUM KARENA PERUBAHAN ZAMAN... 120
A. Perubahan ljtihad (Taghayyur Al-ijtihad).. t20
B. Membatalkan Ijtihad (Naqdhul ljtihad) t20
C. Perubahan Hukum Karena Perubahan Zaman...... L2L

BAB KESEPULUH: RANCANGAN PEMBAHASAN 723

BAB KESEBELAS: DAFTAR UKUMN-UKURAN L24

BAB KEDUA BELAS: NIAT DAN PENDORONG DALAM IBADAH, AKAD, FASKH,
DAN IUGA N IAT MENINGGALKAN PERKARA YANG DILARANG OLEH AGAMA
@r-ruRUn 727

H
B
A. Hakikat Niat atau Definisi Niat.............. 130
B. Hukum Niat (Kewajiban Niat), Dalil-dalil yang Mewajibkannya
dan Kaidah-kaidah Syara'yang Berhubungan Dengannya 732
C. Tempat Niat.............. 147
D. Waktu Niat.............. 145

F. Ragu dalam Niat, Berubah Niat, Menggabungkan Dua Ibadah


dengan SatuNiat.... 158
G. Faktor-faktornya...........
Tujuan Niat dan 762
H. Syarat-syarat Niat .. 166
I. Niat dalam lbadah: Syarat atau Rukun?..................... I74
|. Niat dalam Akad atau Muamalah.. tB6
K. Niat dalam Faskh........... 190
L. Niat dalam Perbuatan yang Dituntut oleh Agama untuk Ditinggalkan (At-turukl 191
M. Kebiasaan..
Niat dalam Perkara-perkara Mubah dan Adat 792
N. Niat dalam Perkara-perkara yangLain.............. 193

PENUTUP 195

BAGIAN I.IBADAH I te7


PENDAHULUAN 799
. Rancangan Pembahasan lbadah 200

BAB PERTAMA:THAHARAH.............. 207


A. Konsep Thaharah... 202
1. Pengertian dan PentingnyaThaharah.....,.........,... 202
2. Syarat-syarat Waiib Thaharah... 204
3. |enis-jenis Alat untuk Thaharah., 205
4. fenis-jenis Air................ 224
a' Air Mutlak' 224
b. Air yang Suci, tetapi tidak Menyucikan......... 229
c. Air yang Najis............. 234
5. Hukum Mengenai Sisa Minuman dan Telaga 236
a. Hukum Air Sisa Minuman 236
b. Hukum Telaga 247
6. fenis Barang-barangyangSuci 245

ffil.
.,,1

EI
250
1. fenis-jenis Najis Secara Umum dan Hukum Membersihkannya 250
a. Najis yang Disepakati dan yang Dipertikaikan oleh Ulama.,....... 25L
1) Najis yang Disepakati oleh Ulama Madzhab.... 25L
2) Najis yang Diperselisihkon oleh Ulama 253
b. fenis Najis yang Haqiqi.,...............,.... 264
L) Pembagian Najis Menurut Ulama Hanafi......... 264
a) Najis Mughallazhah dan Mukhaffafah..................... 265
b) Najis yang Padat dan Najis yang Cair...... 265
c) Najis yang Dapat Dilihat dan Najis yang tidak Dapat Dilihat...... 265
2) Jenis Najis Menurut Pendapat Ulama Selain Ulama Madzhab Hanafi 266

2. Ukuran Najis yang Dimaafkan. 266


a. Menurut Madzhab Hanafi 266
b. Menurut Madzhab Maliki ....... 268
c. Menurut Madzhab Syafi'i........... 269
d. Menurut Madzhab Hambali...... 27L

3. Cara Menyucikan Najis Haqiqi dengan Air................ .. 273


a. Dari Segi Bilangan 273
b. Memerah Sesuatu yang Dapat Diperah dan yang Telah Menyerap
Banyak Najis,............ 277
c. Mencurahkan ataupun Menuangkan Air ke Atas Najis
(dan Membasuh Wadah).................. 278

4. Hukum Ghusalah 282

1. Pengertian Istinja' dan Perbedaannya dengan Istibra' serta /sfym ar............ 283
2. Hukum Istinja',lstijmar,danlstibra' 284
3. Alat-alat, Sifat, dan Cara Ber-rstinja'............. 287
4. Hal-hal yang Disunnahkan Ketika Istinja'..,....,. 290
5. Adab MembuangAir 293

D. Wudhu Dan Perkara yang Berkaitan Dengannya.... 297


297
a. Definisi dan Hukum-hukum Wudhu (fenis atau Cara) 298
b. Rukun-rukun Wudhu 304
1) Rukunyang Disepakati oleh Semua lllama 304
2) Rukun Wudhu yang Diperselisihkan................ 3t4
a) Niat....... 3L4
b) Tartib........... 319
c) (Muwalah)...............,
Berturut-turut 321
d) Menggosok Secara Perlahan dengan Tongan........ 322
c. Syarat-syaratWudhu... 324
1) Syarat-syaratWajib. 324
2) Syarat-syarat 9ah...... 325
d. Sunnah-sunnah Wudhu. 326
. Cara Rasulullah saw. Berkumur dan Ber-istf nsyaq
Berwudhu.
Ketika 329
e. Adab dan Fadhilah Wudhu........ 336
. Kesimpulan Kesunnahan dan Adab Wudhu Menurut
Berbagai Madzhab........ 341
f. Perkara yang Dimakruhkan Sewaktu Berwudhu. 344
g. Perkara yang Membatalkan Wudhu 347
. Kesimpulan Pendapat Para Madzhab Berkaitan dengan
Perkara yang Membatalkan Wudhu 366
h. Wudhu Orang yang Uzur 370
i. Perkara yang Diharamkan Sebab Hadats Kecil............. 375
2. Bersiwak.... 380
a. Definisi Bersiwak... 380
b. Hukum Bersiwak.... 380
c. Cara Bersiwak dan Alatnya....... 382
d. Faedah Bersiwak... 384
e. Amalan-amalan Baik yang Berkaitan dengan Bersiwak 385
f. Lima Perkara Fitrah 385
g. Sepuluh Perkara Fitrah 387
h. Pendapat Fuqaha tentang Sepuluh Perkara Fitrah 387

394
a. Definisi Mengusap Khuf dan Dasar Mensyariatkan 394
b. Cara Mengusap Khuf dan Tempatnya 397
c. Syarat-syarat Mengusap Khuf ......... 399
d. fangka Waktu untuk Mengusap Khuf ............. 407
e. Perkara-perkarayang Membatalkan Mengusap Khuf.......... 4L0
f. Mengusap di Atas Serban 4L2
g. Mengusap Kaos Kaki (Stocking)......... 4L3
h. Mengusap Balutan atau Perban 4L5
i. Perlukah Menggabungkan antara Mengusap Perban atau Balutan
420
j. Perlukah Mengulang Shalat Setelah Sembuh? 42L
k. Perkara-perkara yang Membatalkan Mengusap Perban 422
l. Perbedaan Penting antara Mengusap Khuf danMengusap Perban
atau Balutan 424

E. Mandi 424
1.. Ciri-ciri Mandi.......... 425
2. Perkara-perkara yang Menyebabkan Wajib Mandi 426
3. Perkara Fardhu dalam Mandi.......... 434
. Cara Mandi Rasulullah saw ............. 434
4. Perkara-perkara Sunnah dalam Mandi.......... 440
. Kadar Air yang Digunakan untuk Mandi dan Berwudhu 444
5. Perkara-perkara yang Dimakruhkan dalam Mandi... 445
6. Perkara yang Haram Bagi Orang yang Berjunub dan yang Semacamnya.... 447
7. Mandi-mandi Sunnah 450
B. Dua Masalah yang Berhubungan dengan Mandi 454
a. Hukum yang Berkaitan dengan Masjid 454
b. Hukum Tempat Mandi Panas Umum......... 464

Tayamum.. 467
t. Definisi Tayamum, Dasar Pensyariatan, dan Sifatnya...... 468
a. Waktu Tayamum 472
b. Perkara yang Boleh Dilakukan dengan Satu Tayamum................ 474
c. Bolehkah Tayamum yang Asalnya untuk Mengerjakan Kesunnahan
Digunakan untuk Shalat Fardu? 475
2. Sebab-sebab Tayamum 476
3. Rukun-rukun Tayamum 486
4. Cara Bertayamum.......... 494
5. Syarat-syarat Tayamum 495
6. 501
7. Perkara yang Membatalkan Tayamum.. 504
B. Hukum Orang yang Tidak Mempunyai Dua Alat Bersuci [Air dan Debu).... 506

G, Haid, Nifas, dan Istihadhah............... 508


1. Definisi Haid dan Masanya .. 508
a. Definisi Haid............. 508
b. Waktunya 509
2. Definisi Nifas dan Masanya 516
3. Hukum Mengenai Haid dan Nifas Serta Perkara yang Diharamkan
Bagi Wanita yang sedang dalam Keadaan Haid dan Nifas............ 518
4. Darah Istihodhah dan Hukumnya................ 527

BAB KEDUA: SHALAT 539


SIFAT SHALAT NABI MUHAMMAD SAW.............. 539
A. Definisi Shalat, Pensyariatan Shalat, Hikmah Kewaiiban Shalat,
Fardhu-fardhunya, dan Hukum Orang yang Meninggalkan Sha1at.......... 547
1. Definisi Sha1at.......... 547
2. Pensyariatan Shalat...... 541
3. Sejarah Shalat, f enis Kewajiban, dan Fardhu-fardhunya 542
4. Hikmah Kewajiiban Shalat dan Fardhu-fardhunya .. 543
5. Hukum Orang yang Meninggalkan Sha1at.......... 546

B. Waktu Sha1at.......... 550


l. Waktu yang Afdhal atau Waktu yang Mustahab 556
2. Kapankan Shalat Dianggap Tunai (Adaa)? 559
3. Ijtihad dalam Masalah Waktu 561
4. Waktu Makruh Melaksanakan Shalat... .. 562
5. Waktu-waktu Lain yang Dimakruhkan Sha1at.......... 569

C. Iqamah
Adzan dan 573
1. Ad2an.......... 573
a. Makna, Pensyariatan, dan Fadhilah Ad2an.......... 573
b. Hukum Ad2an.......... 575
c. Adzan untuk Shalat yang Terlewat dan Shalat Sendirian.... 57 6

d. Syarat-Syarat Adzan..... .. 579


e. Cara Adzan 583
f. Makna Kalimah Ad2an......... 584
g. Ad2an..........
Hal-Hal Sunnah yang Perlu Dilakukan Sewaktu 584
h. Ad2an.........
Perkara yang Dimakruhkan Ketika 589
i. Menjawab Seruan Adzan dan Iqamah ........................ 591
j. Kesunnahan yang Perlu Dilakukan Selepas Adzan 594
2. Iqamah....... 596
a. Bentuk atau Cara Iqamah 596
b. Hukum Iqamah 597
c. Adzan untuk Selain Sha1at.......... 599
599
1. Syarat Wajib Shalat.......... 600
2. Hilang Udzur dalam Waktu Shalat........... 603
3. Syarat Sah Shalat. 605
a. Syarat Pertama: Mengetahui Masuknya Waktu Sha1at.......... 605
b. Syarat Kedua: Suci dari Hadats Kecil dan Besar........... 606
c. Syarat Ketiga: Suci dari Berbagai Najis............ 607
d. Syarat Keempat: Menutup Aurat 674
e. Syarat Kelima: Menghadap Kib1at........... 631
f. Syarat Keenam: Niat............. 642
g dan h. Syarat Ketujuh dan Kedelapan: Tertib dalam Menunaikan
Shalat dan Muwaalah (tidak Terputus Hubungan) dalam Setiap
Perbuatannya................. .. 651
i. Syarat Kesembilan: Meninggalkan Percakapan yang tidak Berkaitan
dengan Shalat.......... 651
Syarat Kesepuluh: Meninggalkan Perbuatan yang Banyak
yang tidak Ada Kaitannya dengan ShaIat.......... 652
Syarat Kesebelas: Meninggalkan Makan Minum........ 652

INDEKS 653

,.
{ . }1:

br*
l,: I
FIqLH ISIAM IILID 1

Pengantar Penerbit

Agama Islam kaya akan tuntunan hidup Pembahasan dalam buku ini tidak hanya
bagi umatnya. Selain sumber hukum utama terfokus pada satu madzhab tertentu. Buku
yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah, Islam juga ini lebih menekankan kepada metode perban-
mengandungi aspek penting yakni fiqih. Fiqih dingan antara pendapat-pendapat dalam
Islam sangat penting dan dibutuhkan oleh madzhab empat (Hanafiyyah, Malikiyyah, Sya-
umat Islam, karena ia merupakan sebuah fi'iyyah, dan Hanabilah), dan pada beberapa
"manual book" dalam menjalankan praktik permasalahan juga dipaparkan beberapa pen-
ajaran Islam itu sendiri, baik dari sisi ibadah, dapat madzhab selain madzhab yang empat.
muamalah, syariah, dan sebagainya. Dalam memaparkan pendapat suatu madzhab,
Hadir di hadapan Anda, sebuah hasil kar- penulis berusaha untuk merujuk langsung ke-
ya ulama kontemporer yang kapasitasnya su- pada kitab-kitab utama dalam madzhab terse-
dah tidak diragukan lagi, Profesor Wahbah but. Buku ini juga memerhatikan keshahihan
az-Zuhaili. Ulama asal Suriah ini hadir dengan hadits yang diiadikan dalil. Oleh sebab itu,
pembahasan Fiqih Islam yang lengkap dan setiap hadits yang dijadikan dalil oleh fuqaha
komprehensif. akan di-takhrij dan di-tahqiq.
Buku ini membahas aturan-aturan sya- Dari segi pembahasan hukum, buku ini
riah islamiyyah yang disandarkan kepada membahas perbedaan-perbedaan hukum yang
dalil-dalil yang shahih baik dari Al-Qur'an, As- terdapat dalam setiap masalah fiqhiyyah dan
Sunnah, maupun akal. Oleh sebab itu, kitab ini membandingkan permasalahan yang ada dalam
tidak hanya membahas fiqih sunnah saia atau satu madzhab dengan madzhab lain.
membahas fiqih berasaskan logika semata. Keunggulan lain dari buku ini adalah buku
Buku ini juga mempunyai keistimewaan ini lebih memfokuskan pada sisi praktikal.
dalam hal mencakup materi-materi fiqih Oleh sebab itu, ia tidak menyinggung masalah-
dari semua madzhab, dengan disertai proses masalah rekaan yang tidak mungkin terjadi,
penyimpulan hukum (istinbaath al-ahkaam) seperti masalah perbudakan karena hal itu
dari sumber-sumber hukum Islam baik yang sudah tidak relevan dengan kehidupan univer-
naqli maupun aqli (Al-Qur'an, As-Sunnah, sal modern masa kini.
dan juga iitihad akal yang didasarkan kepada Penulis juga akan menyebutkan pendapat
prinsip umum dan semangat tasyri' yang yang rajih, terutama bila di antara pendapat
otentik). tersebut ada yang bersandar kepada hadits
FIQIH ISI,AM JILID 1

dhaif, atau di saat satu pendapat mempunyai lakukan dengan berbekal kaidah-kaidah syara',
potensi lebih untuk menimbulkan kemasla- dasar-dasar utamanya, dan juga keputusan-
hatan dan menolak kerusakan. keputusan fuqaha.
Para pembaca juga akan dengan mudah Akhirnya, semoga karya besar ini dhpat
dalam memahami pembahasan dalam buku memberikan manfaat yang seluas-seluasnya
ini. Penulis menggunakan redaksi bahasa kepada umat Islam, khususnya bagi Anda se-
yang mudah dipahami, rangkaian kalimatnya kalian, para pembaca yang dirahmati Allah
sederhana, dan sistematikanya sesuai dengan SWT.
pemahaman kontemporer. Penulis juga beru-
saha untuk membahas beberapa permasa- B il I a ah it- taufii q w al -h i d a ay a h
lahan fiqih kontemporer. Pembahasan ini di- Allaahu a'lam bish-shawaab.

#e't
IsrAM lrrrD I

Dengan Menyebut Asma Allah


Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Mukadimah

Segala puji bagi Allah Yang Maha Menge- masyarakat selalu dalam kondisi aman, stabil,
tahui lagi Mahapandai. Kasih sayang, peng- dan maju. Dengan sistem tersebut, negara
hormatan, dan juga keselamatan semoga se- mampu melindungi warganya dari berbagai
lalu dicurahkan kepada baginda Muhammad penyakit yang timbul di tengah-tengah ma-
saw, utusan Allah yang bertugas memberi ka- syarakat. Dan dengan sistem tersebut pula,
bar gembira kepada orang-orang beriman dan negara bisa membendung aliran-aliran pe-
memberi ancaman kepada orang-orang yang mikiran yang mengancam eksistensi dan ke-
kafir. Shalawat dan salam semoga tercurahkan pribadian warganya.
juga kepada keluarga Nabi dan juga sahabat- Ancaman-ancaman tersebut bisa terjadi
sahabatnya, yang merupakan pemimpin bagi ketika negara sedang dalam keadaan lemah,
manusia dalam mencari petunjuk dan laksana merosot, ataupun ketika negara sedang di-
cahaya bagi kehidupan. SemogaAllah meridhai landa kerusakan dalam berbagai bidang. An-
para sahabat dan tabi'in yang masuk dalam caman-ancaman tersebut juga bisa timbul ke-
jajaran mujtahid salaf yang saleh. Semoga tika negara sedang dilanda kemiskinan dan
Allah juga meridhai orang-orang yang meng- kelaparan, atau bisa juga disebabkan kezalim-
ikuti mereka dengan baik dan benar hingga an dan pemerintahan yang otoriter. Selain itu,
hari Kiamat nanti. ancaman-ancaman tersebut juga bisa timbul
Segala urusan kehidupan dan hubungan akibat merebaknya budaya glamor dan diper-
sosial di antara manusia tidak akan berlang- turutkannya hawa nafsu, ataupun disebabkan
sung dengan baik-menurut perspektif ke- merajalelanya paham materialisme sebagai-
adilan Tuhan dan logika manusia-jika dalam mana yang terjadi pada masa kita sekarang
pelaksanaannya tidak ditopang oleh aqidah ini.
yang kuat, akhlak yang mulia, dan iuga sistem- Tidak ada yang bisa mengentaskan ma-
sistem yang komprehensif. Sistem tersebut syarakat dari kerusakan dan keterpurukan
mengatur setiap tingkah laku individu baik ini, selain semangat diri sendiri yang kuat
yang zahir maupun batin, mengatur tata tertib untuk mereformasi segala penyelewengan dan
berumah tangga yang merupakan unsur utama penyimpangan. Dengan semangat ini, maka
terbentuknya masyarakat, dan juga menetap- orang-orang yang lalai dan yang terlena men-
kan tata aturan yang jelas bagi masyarakat jadi sadar. Dan dengan semangat ini pula, rasa
hidup dalam sebuah Sehlngga, percaya diri bisa kembali-tumbuh dalam hatl
';
FIqLH ISI.AM JITID I

sehingga dia pun sadar akan signifikansi ke- nyangkut hukum perkataan, perbuatan, perilaku,
beradaan, perilaku, dan perannya dalam ke- maupun sistem yang mengatur kehidupan
hidupan ini. Perumpamaan dalam Al-Qur'an mereka. Hukum-hukum Al-Qur'an dan As-
dan juga sejarah kehidupan Nabi Muhammad Sunnah terkumpul dan mengkristal dalam
saw adalah contoh yang paling tepat bagi fiqih Islam, sehingga tujuan utama dari agama
gerakan dakwah untuk membenahi arah ke- Islam inheren dalam fiqih Islam ini. Agama
hidupan manusia. Allah SWT berfirman, Islam yang membawa sekumpulan dasar-
dasar aqidah yang shahih, cara ibadah yang
bena4 dan aturan muamalah yang betul se-
t*11'l61ttYS benarnya mempunyai tujuan penyempurnaan
supaya hubungan dan perilaku sosial da-
lam masyarakat menjadi baik. AI-Fiqh al-
"Dan Kami turunkan (Al-Qur'an) itu dengan Akbar mempunyai tujuan mengenalkan ma-
sebenarnya dan (Al-Qur'an) itu turun
dengan nusia terhadap sisi positif dan negatif yang
(membowa) kebenaran. Dan Kami mengutus dimilikinya. Adapun fiqih menurut arti yang
engkau (Muhammad), hanya sebag ai pembawa lebih sempit adalah hukum-hukum syara'
berita gembira dan pemberi peringotan." (al- praktis. Sehingga, fiqih bisa dikatakan meru-
Israa': 105) pakan implementasi yang tepat bagi syariah
Islam dan juga bagi manhaj Al-Qur'an dalam
kehidupan ini.
Allah SWT juga berfirman,
Namun, fiqih Islam juga perlu ditulis ulang
"Sungguh, AI-Qur'an ini memberi petunjuk dengan metode baru, redaksinya disederhana-
ke fialan) yang paling lurus dan memberi kan, objek kajiannya disusun ulang tujuannya
kabar gembira kepada orang mukmin yang diperjelas, dan kesimpulan-kesimpulan hasil
mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan ijtihad yang ada di dalamnya perlu dihubung-
mendapat pahala yang besor." [al-Israa': 9) kan dengan sumber-sumber asalnya. Selain
itu, fiqih juga perlu disusun ulang supaya mu-
Gerakan dakwah tidak akan langgeng jika dah dirujuk oleh para pengkaji, sehingga dapat
hanya ditopang oleh semangat aqidah atau dimanfaatkan secara mudah dalam proses
mengeksploitasi perasaan hati saja. Gerakan pembuatan undang-undang. Oleh sebab itu,
dakwah harus selalu didukung dengan me- kitab fiqih juga perlu dipenuhi dengan bera-
lakukan kewajiban-kewajiban secara disiplin, gam kekayaan intelektual hasil karya para
sehingga aqidah yang ada di dalam dada benar- mujtahid, tanpa membatasi diri dengan satu
benar mempunyai bukti eksternal dalam amal aliran madzhab saja. Hal ini karena pendapat
keseharian. Karena, iman yang shahih adalah fiqih dalam satu madzhab belum mewakili
keyakinan yang ada dalam hati dan dibuktikan fiqih syariah secara keseluruhan. Dan alham-
dengan amal lahiriah. dulillah usaha semacam ini sudah dimulai
Hingga saat ini, fiqih Islam masih terus dengan adanya proyek pembuatan ensiklope-
dibanggakan di hadapan berbagai macam dia fiqih (Mausuu'ah fiqhtyyah) di beberapa
fiqih (aturan atau undang-undang) yang ada negara seperti Syria, Mesir; dan Kuwait.
di dunia. Ini merupakan contoh praktis yang Namun (ketika kitab ini ditulis) semuanya
tepat bagi umat Islam. Fiqih Islam mampu belum selesai, karena proyek tersebut diker-
memenuhi tuntutan-tuntutan manusia dengan jakan oleh lebih dari satu orang (al-'amal
selalu memberikan jawaban baik yang me- al-jamao'i), sehingga menghadapi beberapa
Mukadlmah FIqLH ISI.AM IILID 1

masalah seperti tersebarnya para penulis di menetapkan hukum berdasarkan kepada tra-
berbagai tempat, lambatnya penulisan, dan disi (al-'urfl yang berkembang.
problem-problem lainnya. Semua ini harus dilaksanakan sesuai de-
Berdasarkan kaidah yang mengatakan ngan cara pandang Islam'yang komprehensif
bahwa kebenaran hanyalah satu, maka dari dan saling melengkapi. Usaha ini tidak boleh
sekian banyak pendapat fiqih dalam satu ma- dilakukan hanya dengan menonjolkan sisi
salah, yang benar juga hanya satu pendapat luarnya saja, sedangkan inti dan substansi
saja. Namun kita tidak bisa menentukan mana hakikinya terabaikan. Begitu juga usaha ini
pendapat yang benar dari sekian pendapat tidak boleh hanya dengan cara memoles un-
tersebut, kecuali jika memang ada bukti atau dang-undang dan sistem yang ada dengan satu
dalil yang kuat untuk merajihkan satu pen- polesan hukum islami. Namun, akar dan da-
dapat. fika tidak, maka kita tidak bisa me- sar-dasar hukum syar'i lainnya terabaikan.
nentukan mana yang benar. Karena, periode Seperti perhatian yang lebih terhadap pene-
turunnya wahyu dan kenabian sudah tidak rapan hukum hudud sedangkan masalah pen-
ada lagi. Oleh sebab itu, tidak ada larangan didikan, pengajaran, sosial, ekonomi, dan juga
bagi kita untuk menggunakan salah satu pen-
cara hidup masyarakat masih jauh dari nilai-
dapat fiqih yang ada. |ika kita memang tidak
nilai keislaman, begitu juga sistem pemerin-
menemukan pendapat yang raiih, maka dalam
tahan yang dipraktikkan adalah sistem asing
membuat undang-undang kita boleh meng-
yang dipaksakan kepada umat.
gunakan pendapat fiqih mana pun yang dapat
Meskipun ada sebagian orang yang tidak
mengimplementasikan kemaslahatan manu-
sia, sesuai dengan keperluan, selaras dengan mau mempraktikkan sistem Islam, melainkan
perkembangan zaman, seirama dengan tra- mereka mempraktikkan undang-undang po-
disi sahih yang berkembang, senapas dengan sitif asing, saya secara pribadi tetap berkeya-
prinsip dan semangat syariah Islam, serta kinan bahwa agama Islam, fiqih, dan syariat-
sesuai dengan tujuan-tujuan global syariah nya mempunyai masa depan yang cerah.
(maqaashid asy -syaraa'i' al-kulliltyah). Oleh sebab itu, saya mempunyai keinginan
Dengan cara seperti ini, maka di samping kuat untuk menerangkan hukum-hukum fiqih
kita telah memenuhi tujuan syariah, kita juga tersebut. Pengabaian hukum-hukum fiqih me-
telah memenuhi tuntutan dan kemaslahatan rupakan kemurtadan temporer. Ia tidak akan
manusia. Dengan cara seperti ini, maka pene- langgeng dan tidak akan diterima dengan baik
rapan syariah tidak terbengkalai dan juga pe- oleh umat Islam. Di antara buktinya adalah
nerapannya tidak bertentangan dengan prin- munculnya gerakan kebangkitan Islam pada
sip-prinsip utama syariah atau hukum-hukum awal abad kelima belas Hijriyah baru-baru
syariah yang tetap berdasarkan nash-nash ini, disusul dengan munculnya kecenderungan
syara'. Mengamalkan nash syara'tentunya bu- kuat untuk kembali menerapkan syariat Islam
kan dengan cara memandulkanya, melainkan di berbagai bidang kehidupan. Dan pada rea-
dengan cara men-takhshiish, men-ta'wiil dan litanya, beberapa tim ahli telah melaksanakan
juga berijtihad dalam memahaminya. Dalam keputusan menteri hukum negara-negara Arab
khazanah fiqih, kita dapati banyak para faqih untuk membuat undang-undang yang ber-
yang membatasi makna nash syar'i dengan sumber dari syariah Islam, baik dalam bidang
praktik kehidupan pada zamannya. Mereka hukum sipil maupun hukum kriminal.

"''C4 -
FIQIH ISI"A,M IITID 1

Metode Penulisan Kitab

Keistimewaan kitab fiqih ini baik dalam sikap iftiba' yangdisertai dengan argumen
hal penyusunan, redaksi bahasa yang diguna- sehingga sesuai dengan harapan para
kan, pembagian bab, sistematika penyusunan, imam kepada murid atau orang-orang
indeksasi, dan juga metode pengambilan dalil yang menuntut ilmu kepada mereka. Da-
dapat diuraikan sebagai berikut. lil-dalil hukum juga merupakan ruh dari
L. Kitab ini merupakan kitab yang memba- fiqih itu sendiri. Dengan mempelajari
has aturan-aturan syariah islamiyyah dalil-dalil hukum, maka akal akan terlatih
yang disandarkan kepada dalil-dalil yang dan keahlian seorang pakar fiqih akan
shahih baik dari Al-Qur'an, As-Sunnah, terbentuk.
maupun akal. Oleh sebab itu, kitab ini Dengan kata lain, kitab ini mempunyai
tidak hanya membahas fiqih sunnah saja keistimewaan dalam hal mencakup ma-
atau membahas fiqih berasaskan logika teri-materi fiqih dari semua madzhab, de-
semata. Sebagaimana diketahui, hasil ngan disertai proses penyimpulan hukum
usaha seorang mujtahid tidak bisa di- (istinbaath al-ahkaam) dari sumber-sum-
anggap sah jika usaha pikirnya tersebut ber hukum Islam baik yang naqli maupun
tidak didasarkan kepada Al-Qur'an dan aqli [Al-Qur'an, As-Sunnah, dan juga ijti-
As-Sunnah. Di sisi lain, mempelajari hu- had akal yang didasarkan kepada prin-
kum-hukum fiqih yang hanya sekadar sip umum dan semangat tasyri' yang
mendefinisikan atau mengidentifikasi ma- otentik). Barangsiapa mengambil kesim-
salah dan menerangkan kemungkinan- pulan hukum-hukum Islam hanya dengan
kemungkinan yang bisa terjadi, tidak akan bersandar kepada Al-Qur'an, maka dia
bisa memuaskan akal dan menenteram- telah melepaskan Islam dari akar-akar-
kan jiwa. Cara seperti ini tidak akan me- nya, dan dia dekat dengan musuh-musuh
muaskan pelajar dan juga pengaja4, karena Islam. Barangsiapa membatasi fiqih hanya
materi yang disampaikan tidak disertai dengan memahami sunnah saja, maka dia
dengan sandaran dalil. Oleh sebab itu, telah mereduksi agama Islam dan telah
kitab ini akan disertai dalil-dalil hukum melakukan kesalahan. Dia akan menga-
sehingga dengannya kita bisa terlepas lami kehidupan yang pincang, tidak sesuai
dari kungkungan sikap taklid yang dicela dengan tuntutan zaman, dan tidak bisa
dalam Al-Qur'an, dan berubah menuju memenuhi kemaslahatan manusia.
Metode Penullsan Kltab FIQIH ISI,AM IILID 1

Padahal, sebagaimana telah diketahui terjaga dari sikap penyakralan setiap


bersama, setiap perkara yang mengadung bagian dari kitab-kitab fiqih.
kemaslahatan maka di situlah terdapat Kajian fiqih yang memfokuskan kepa-
syariah dan agama Allah. Kita bisa per- da pemaparan pendapat-pendapat fiqih
hatikan bagaimana para tokoh madrasah dalam madzhab empat mendapat sam-
hadits seperti Imam Malik, asy-Syafi'i, dan butan yang menggembirakan dari banyak
Imam Ahmad menggunakan mashlahah kalangan, karena cara seperti ini banyak
mursalah, adat (al-'urf), sadd adz-dzatiiah memberikan manfaat, selaras dengan ke-
dan dalil-dalil ijtihad akal lainnya sebagai cenderungan studi komparatif yang sedang
argumentasi hukum. Sementara itu, para berkembang, dan dapat meminimalisasi
tokoh madrasah ra'yu seperti Imam an- bahkan menghilangkan sikap fanatisme
Nakha'i, Rabi'ah ar-Ra'yi, Abu Hanifah, terhadap suatu madzhab. Oleh sebab itu,
dll. juga tidak mengesampingkan As-Sun- saya akan berusaha memberikan porsi
nah, atsar, ataupun ijtihad pendahulu- lebih untuk menunjukkan kesepakatan-
pendahulu mereka. kesepakatan para ahli fiqih dari berbagai
2. Kitab ini juga bukan kitab menurut satu madzhab dalam suatu permasalahan. Ke-
madzhab tertentu. Kitab ini lebih me- sepakatan yang akan saya tunjukkan bu-
nekankan kepada metode perbandingan kan hanya kesepakatan dalam tema yang
antara pendapat-pendapat dalam madz- dikaji, namun juga kesepakatan dalam
hab empat (Hanafiyyah, Malikiyyah, Sya- detail-detail permasalahannya juga.
fi'iyyah, dan Hanabilah), dan pada bebe- 3. Kitab ini juga memerhatikan keshahihan
rapa permasalahan juga dipaparkan be- hadits yang dijadikan dalil. Oleh sebab
berapa pendapat madzhab selain madz- itu, setiap hadits yang dijadikan dalil
hab yang empat. Dalam memaparkan oleh fuqaha akan di-rakhrij dan di-tohqiq.
pendapat suatu madzhab, kami berusaha Hal ini dilakukan supaya para pembaca
untuk merujuk langsung kepada kitab- mengetahui metode yang benar dalam
kitab utama dalam madzhab tersebut. menggunakan dalil, dan dia bisa memilih
Menukil pendapat hukum suatu madzhab satu pendapat yang dalilnya memang
dari kitab yang tidak sama madzhabnya, shahih dan meninggalkan pendapat yang
bisa menyebabkan kesalahan penisbatan, bersandar kepada hadits yang dhaif. fika
terutama dalam masalah pendapat yang dalam buku ini saya tidak menerangkan
ditetapkan paling rajih dalam suatu madz- kedhaifan hadits yang dijadikan dalil, ma-
hab. Saya banyak menemukan kasus- ka secara umumnya, hadits tersebut dapat
kasus seperti ini dalam proses penulisan diterima.
kitab ini. Namun, saya tidak akan mene- 4. Kitab ini membahas perbedaan-perbeda-
rangkannya secara terperinci, supaya an hukum yang terdapat dalam setiap
objektivitas dan sisi positif dari kajian ini masalah fiqhiyyah dan membandingkan
dapat terjaga, dan supaya terhindar dari permasalahan yang ada dalam satu madz-
penafsiran yang salah serta fanatisme hab dengan madzhab lain. Sehingga de-
madzhab yang sempit. Alasan lain meng- ngan cara ini, para pembaca dapat menge-
apa saya tidak menerangkan kesalahan tahui hukum suatu masalah dengan
penisbatan tersebut adalah, supaya kita tepat dan iuga dapat membandingkan
FIqLH ISLAM )IIID 1

pendapat-pendapat madzhab yang ada, (al-'udzr), maka taklid terhadap semua


dan kemudian menilainya. Meskipun un- madzhab dibenarkan, meskipun sampai
tuk mewujudkan bentuk kitab seperti ini kepada tahap talfiq.r Ulama-ulama Mali-
terdapat banyak kendala, namun ia akan kiyyah dan sebagian ulama Hanafiyyah
memenuhi kebutuhan pembaca dan juga membenarkan sikap seperti itu. Terlebih
akan memuaskan semua pihak. lagi mengambil madzhab yang paling ri-
5. Kitab ini lebih memfokuskan pada sisi ngan dan mencari rukhshah (tatabbu'ar-
praktikal. Oleh sebab itu ia tidak menying- rukhash)z juga dibenarkan ketika sangat
gung masalah-masalah rekaan yang tidak diperlukan (al-haajah) dan ada kemasla-
mungkin terjadi. Kitab ini juga tidak akan hatan. Agama Allah adalah agama yang
membahas masalah perbudakan. Karena, mudah, bukan agama yang sulit. Dan'di-
tidak banyak kepentingannya terutama bolehkannya talfiq adalah untuk memu-
setelah masalah perbudakan dihapuskan dahkan manusia. Allah SWT berfirman,
dalam tatanan kehidupan global. Kalau-
pun ada pembahasan masalah ini, ia ha-
nya sekadar pemaparan sejarah ataupun 'Huiss;gt ?,:]tt L- i. . .

untuk memperjelas suatu permasalahan & Y.r


fiqhiyah.
w....iJJ|
"...Allah menghendaki kemudahan ba-
6. Saya juga akan menyebutkan pendapat
gimu, dan tidak menghendaki kesukaran
yang rajih menurut saya, terutama bila
bagimu...." (al-Baqarah: 185)
di antara pendapat tersebut ada yang ber-
sandar kepada hadits dhaif, atau di saat
Dan juga,
satu pendapat mempunyai potensi lebih
untuk menimbulkan kemaslahtan dan "... dan D ia tidak menj a dikan ke sukar an
menolak kerusakan. untukmu dalam agama...," fal-Haii: 78)
fika saya tidak menyebutkan pendapat
yang rajih, maka lebih utama apabila kita "Allah hendak memberikan keringan-
mengamalkan pendapat jumhur ulama. an kepadamu, karena manusia diciptakan
Sebab, dukungan banyak ulama terhadap (berstfat) lemah." (an-Nisaa': 2B)
satu pendapat bisa meniadi alasan kuat
untuk pen-tarjih-an. Mengamalkan pen- Mencari rukhshah tidak dibenarkan
dapat jumhur tetap diutamakan, kecuali apabila untuk main-main atau karena
jika tidak sesuai dengan kondisi syar'i ego pribadi, seperti mengambil pendapat
kehidupan kontemporer dalam masalah yang paling ringan dari setiap madzhab,
muamalat, atau memang pendapat ter- padahal tidak ada kondisi yang memaksa
sebut tidak dapat di-tarjih. (adh-dharuurah) atau alasan yang kuat
Di saat kondisi terpaksa (ad-dharuu- (al-'udzr). Kaidah ini ditetapkan untuk
rah), sangat memerlukan (al-haajah), tidak menghindari kekacauan dan mencegah
mampu (al:ajz) atau ada alasan yang kuat munculnya kecenderungan menjauh dari

7
Talfiq adalah melakukan satu paket mekanisme amalan yang tidak ada satu pun mujtahid yang berpendapat demikian.
2
Tatabbu' ar-Rukhash adalah mengambil pendapat yang paling ringan dan mudah dari setiap madzhab, di saat ada satu masalah
yang timbul.
tJr{tit',rtzTilrfl rYtirKiETn ISLAM IILID I

perintah-perintah syariah. Dengan demi- menggunakan hukum-hukum fiqih Islam


kian, sikap ta lfiq yangberbenturan dengan lagi. Kesukaran-kesukaran yang ada su-
keputusan seorang hakim juga tidak di- dah dihilangkan dan penghalang antara
benarkan. Keputusan hakim dimaksudkan kesulitan memahami kitab lama dengan
untuk menghilangkan sengketa, jika ke- kekayaan intelektual berharga yang ada di
putusan tersebut tidak dilindungi maka dalamnya, sudah disingkirkan.
akan terjadi kekacauan. Begitu juga di- B. Dalam kitab ini, saya juga berusaha untuk
larang melakukan talfiq yang dapat me- membahas beberapa permasalahan fiqih
nimbulkan benturan dengan tradisi yang kontemporer supaya permasalahan-per-
biasa dijalankan atau bertentangan de- masalahan tersebut diketahui oleh banyak
ngan pendapat yang disepakati bersama orang. Pembahasan ini saya lakukan de-
atau menyebabkan terjerumus melaku- ngan berbekal kaidah-kaidah syara', da-
kan dosa seperti menikahi wanita tanpa sar-dasar utamanya dan juga keputusan-
wali, maha4 dan juga saksi, dengan alasan keputusan fuqaha. Pembahasan-pemba-
taklid terhadap madzhab-madzhab yang hasan parsial tersebut tentunya masih
mempunyai pendapat seperti itu. memerlukan kajian tambahan yang lebih
7. Kitab ini menggunakan redaksi bahasa mendalam, karena saya yakin bahwa
yang mudah dipahami, rangkaian kalimat- anugerah Allah [terutama dalam bidang
nya sederhana, dan sistematikanya sesuai keilmuan) tidak akan pernah terputus,
dengan pemahaman kontemporer. Di da- dan anugerah-Nya itu tidak hanya untuk
la m nya juga ditetapkan pendapat yang raj ih satu zaman atau satu orang tertentu saja,
dari setiap madzhab, fuga diterangkan namun ia untuk semua hamba-Nya.
kaidah-kaidah umum dalam masalah fiqih
Petunjuk yang selalu menjadi pe-
untuk memudahkan identifikasi dan pene-
gangan saya adalah firman Allah SWT
tapan hukum, tanpa harus membeberkan
antara hamba-hamba Allah yang ta-
"... Di
permasalahan-permasalahan parsial fiqhi-
kut kepada-Nya, hanyalah para ulama,..!'
yah terlebih dahulu. Dengan redaksi, susun-
(Faathir:28)
an, dan sistematika bab seperti ini, maka
fiqih menjadi mudah dipahami. dan juga.
Selama ini, seringkali fiqih sulit dipa- "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu ke-
hami karena susunan bahasanya sukar. padaku." fThaahaa: 114)
Bahkan, para ahli dalam bidang ini pun
menemui kesulitan untuk mengidentifi-
Dan juga sabda Nabi yang diriwayat-
kasi hukum tertentu, dalam masalah-ma-
kan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim,
salah yang saling berkaitan. Sehingga, " Barangsiapa Allah menginginkon kebaik-
untuk memahami fiqih diperlukan usaha
an pada dirinya, maka Allah memahamkan
yang gigih dan waktu yang lama dengan
agama kepadanya!' Begitu juga dengan
membuka setiap bab yang ada dalam kitab
hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam
fiqih, atau membaca lebih dari satu kitab
al-Bukhari, "Banyak orang (ketiga) yang
ketika membahas satu permasalahan ter-
diberitahu lebih sadar (paham) daripada
tentu.
orang yang mendengqrnya (secara lang-
Dengan cara yang saya usahakan ini,
sung)."
maka tidak ada lagi alasan untuk tidak
FIqLH ISLAM IILID 1

Usaha ini jelas memerlukan kegigihan jariyah, ilmu yang bermanfaal dan anak saleh
dan kesabaran dalam menghadapi kesulitan- y ang selalu mend o akonny o.'B
kesulitan yang ada. Selain itu, usaha ini juga
memerlukan bantuan para ulama. Dengan per- Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Belajar
tolongan Allah, saya bertekad untuk menulis fiqih dalam satu majelis lebih utama daripada
kitab ini dengan maksud untuk mendekatkan beribadah selama enam puluh tahun." Saya
materi fiqih di hati para pembaca, baik guru juga berharap semoga Allah SWT memberi-
maupun pelajar. Kitab ini saya tulis tanpa me- kan pahala kepada kedua orang tua saya, yang
nyertakan sikap fanatisme madzhab tertentu, telah menanamkan kecintaan terhadap ilmu
karena saya yakin hikmah [kebenaran) adalah ini dalam hati saya. Begitu juga, semoga Allah
barang berharga seorang mukmin yang hi- memberikan pahala kepada para guru saya,
lang. Di mana pun ia menemukannya, ia akan baik yang di al-Azhar maupun yang di Syria
mengambilnya. Selain itu, memberikan kon- atas jasa-jasa mereka.
tribusi untuk kemajuan suatu ilmu-sesuai fika apa yang saya usahakan ini sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimiliki- dengan rencana, maka itu semua adalah
adalah kewajiban ulama. Karena, ilmu akan anugerah dari Allah SWT. Saya juga tidak
menjadi suci jika ditularkan sebagaimana per- mengaku bahwa diri saya terjaga dari keku-
kataan Sayyidina Ali r.a. terutama ilmu-ilmu rangan, ataupun sempurna dalam menguasai
yang memerlukan pembahasan dan penelitian
semua permasalahn fiqih. Karena, kesempur-
yang mendalam, tahqiq, dan juga penetapan naan hanyalah sifat Allah semata. Saya me-
dalil dan madzhab yangrajih. nyadari kekurangan dan kelemahan saya, se-
Semua ini saya lakukan dengan harapan
bagaimana firman Allah SWT, "...sedengken
semoga Allah memberikan manfaat bagi pe-
kamu diberi pengetohuan honya sedikit." (al-
nulisan kitab ini, dan semoga kitab ini men-
Israa':85)
datangkan pahala untuk saya setelah saya
Apa yang saya tulis ini hanyalah sekadar
meninggal nanti. Sebagaimana yang diriwa-
usaha untuk menerangkan, menata ulang
yatkan oleh Imam al-Bukhari dalam al-Adab
dan mendekatkan materi-materi fiqih kepada
al-Mufrad, Imam Muslim, dan juga para pe-
manusia, dan juga untuk membandingkan
ngarang kitab as-Sunan selain Ibnu Majah yang
hukum-hukum fiqih yang ada dalam madzhab
bersumber dari Abu Hurairah, bahwa Rasu-
empat dan lainnya. Dan hanya Allah-lah yang
lullah saw. bersabda,
memberikan petunjuk.
lc. ) ,c
-."c
a:c rbJ;l JL;YI .rt- l:l
uvc
"Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu
dan masukkanlah aku ke dalam golongan
,',.c, i ; -: ,, -1. : orang-orang yang saleh, dan jadikonlah aku
f;*- *'o t ;l {-,,1* aJsp
- " buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang
,i' ,o,
d .tJ.l datang) kemudian, dan jadikanlah aku ter-
Jika manusio meninggal dunia, maka masuk orang yang mewarisi surga yang penuh
amalnya terputus, kecuali tiga hal: shadaqah kenikmatan " (asy-Syu'araa': 83-85)

',"rEil6& *

Namun Imam as-Suyuthi memberikan unda bahwa hadits ini dhaif.


FIqLH ISIAM JITID 1

Pendorong Utama
Penulisan Kitab

Umat Islam generasi awal adalah umat truktif untuk kepentingan umum, tidak lagi
yang satu dan sempurna. Masalah agama, dianggap penting dan kalaupun ada, sulit di-
dunia, dan akhirat dapat dipahami secara realisasikan. Umat Islam yang jumlahnya ber-
komprehensif, sistematis, mendalam, dan se- miliar-miliar dan tersebar di lebih dari lima
imbang baik pada tataran perilaku individu, puluh negara, sibuk dengan urusan pribadinya
keluarga, maupun kehidupan dalam masya- masing-masing. Mereka sibuk dengan harta
rakat. Pemahaman yang benar seperti itu di- kekayaan, usaha dagang, dan kerja mereka
milki oleh umat Muslim generasi pertama, sendiri. Di antara mereka ada juga yang sibuk
baik dia sebagai pemimpin maupun sebagai dengan proyek meningkatkan pendidikan dan
rakyat atau anggota masyarakat biasa. Sebagai pengetahuan, namun tema-tema teoretis dan
contoh, jika ada seruan untuk berjihad, maka praktis yang diajarkan bertentangan dengan
semua orang akan bergegas menyiapkan diri pengetahuan Islam.
untuk membela agama Allah, demi kemuliaan Oleh sebab itu, seorang Muslim sendiri
Islam dan kehormatan umat Islam. Mereka sulit menemukan pemahaman Islam yang
bagaikan singa yang siap menghadapi mang- benar di zaman modern ini, disebabkan ada-
sanya. Begitu juga jika ada permasalahan pu- nya dualisme ilmu pengetahuan: ilmu penge-
blik yang penting baik dalam bidang politik, tahuan umum yang berbasis pada paham
hukum, sosial masyarakat, atau masalah fatwa, materialisme dan ilmu pengetahuan agama
maka anggota masyarakat akan bergegas yang bersumber dari syariah Islam. Penyebab
memberikan apa yang mereka mampu, baik lainnya adalah umat Islam pada realitanya
berupa kontribusi kerja aktif ataupun ide ce- mempraktikkan cara kerja asing dalam ber-
merlang hasil meminta pertolongan kepada bagai bidang dan menerapkan teori ekonomi
Allah SWT. Semua ini mereka lakukan untuk modern.
mendapatkan ridha dari Allah SWT. Meskipun demikian, masih ada beberapa
Sekarang arah dan perilaku umat Islam individu Muslim yang memahami apa sebe-
sudah terpecah-pecah. Kerja untuk kepenting- narnya tuntutan agama Islam, bagaimana se-
an Islam sudah tidak lagi menjadi agenda be- benarnya cara hidup umat lslam pada masa
sar atau perhatian utama mereka. Kerja kons- sekarang di tengah-tengah kebutuhan dan
FIqIH ISLAM

tantangan hidup modern. Mereka tetap me- liki. Pertama kali saya mencoba mempraktik-
merhatikan masalah halal dan haram dalam kan metode penulisan yang sudah saya garis-
muamalat dan juga hukum-hukum syara' kan, ke dalam penulisan tiga volume dari kitab
lainnya. Sehingga, mereka mampu menetap- dengan judul al-Fiqh al-Islaami fii Usluubih
kan mana yang bermanfaat dan mana yang al-Jadiid yang membahas masalah muamalat
mudharat. Dalam menghadapi hidup ini, dan transaksi. Tiga volume tersebut mendapat
mereka tidak hanya berbekal perasaan saja. banyak sambutan, sehingga banyak dikaji
Pemilik percetakan Darul Fikr di Damas- dan diiadikan buku ajar pada lebih dari tujuh
kus mengusulkan kepada saya supaya me- universitas di negara-negara Arab. Kemudian
ngarang kitab fiqih yang membahas semua Allah SWT merealisasikan cita-cita kami de-
bidang kajian fiqih Islam. Kitab tersebut hen- ngan terbitnya kitab [yang ada di tangan pem-
daknya disesuaikan dengan kemampuan ba- baca ini).
hasa dan kebutuhan umat Islam terkini. Se- Oleh sebab itu, saya mengucapkan banyak
bagaimana diketahui, umat Islam tidak merasa terima kasih kepada pemilik percetakan Darul
tenang dan tidak puas dengan aturan-aturan Fikr. Semoga mereka mendapatkan pahala
pengganti hukum Islam yang ditawarkan. Se- dari Allah atas usahanya dalam mencetah
bab, hukum Islam dilandasi dengan dasar- mendanai, dan meluncurkan kitab ini dalam
dasar argumentasi yang kuat. Saya pun me- bentuk cetakan modern yang sangat bagus.
menuhi permintaan itu dengan mencurahkan Semoga Allah memberikan sebaik-baik pahala
segala tenaga dan kemampuan yang saya mi- kepada mereka.

".i*&-
PENGANTAR
ILMU FIQIH

t-,...:^ --'=:

E E
E

I
-il
rrit{
{q
ffit
Sebelum memasuki pembahasan hukum-hukum syara', kita harus
mengenal terlebih dahulu beberapa permasalahan berikut ini: artilqh dan
keistimew aanya, pengenalan singkat tentang tokoh-tok oh fi qh dalam berbagai
madzhab, tingkatan para ahli/iqh, kitab-kitab, istilah-istilah yang banyak
digunakan dalam kajianfiqh dan istilah-istilah penyebutan kitab fiqih dalam
beberapa madzhab, sebab-sebab timbulnya perbedaan pendapat dalam fiqih,
dan rancangan pembahasan dalam kitab ini.

& I
Ponglntar llmu Flqlh ISLAM IILID 1

BAB PERTAMA
ARTI FIQIH DAN KEISTIMEWAANN]#\

Al-Fiqh dalam bahasa Arab berarti aI- permasalahan-permasalahan parsial dengan


Fahm [pemahaman)4, sebagaimana yang bisa memahami dalilnya [terlebih dahulu). Dengan
kita pahami dari firman Allah SWT. kata lain, kata mengetahui di sini maksudnya
adalah kemampuan pada diri seseorang yang

ffi ..3;'qbSe;(&(-\j1'
, ^ \ )z.z muncul setelah melakukan penelitian-peneli-
tian atas beberapa kaidah.
"Mereka berkata, 'Wahai Syu'aib! Kami
Definisi ini sangat umum sehingga masa-
tidak banyak mengerti tentang apo yang eng-
lah-masalah keyakinan, akhlak, dan tasawuf
kau katakon itu...."'(Huud: 91)
serta amal-amal praktis masuk di dalamnya.
Sehingga permasalahan seperti kewajiban
Dan juga,
beriman, membersihkan hati, shalat, puasa,
'i..Maka mengapa orang-orang itu (orang- jual beli, dan sebagainya masuk dalam definisi
orang munafik) hampir-hampir tidak meme- ini. Inilah yang dinamakan al-Fiqh ql-Akbar
hami (yafqahuuna) pembicaraan (sedikit [fiqih yang besar). Pada masa Abu Hanifah
pun)?" (an-Nisaa': 78) definisi umum seperti ini memang banyak
digunakan. Fiqih-sebagai disiplin ilmu ter-
Adapun menurut terminologi syariah- sendiri-belum terpisah dari ilmu-ilmu syara'
sebagaimana yang didefinisikan oleh Imam yang lain. Baru pada periode selanjutnya, ilmu-
Abu Hanifah r.a.-al-Fiqh adalah "Mengetahui ilmu tersebut terpisah dan menjadi disiplin
hak dan kewajiban diri."s Yang dimaksud ilmu-disiplin ilmu tersendiri: Ilmu kalam
dengan mengetahui di sini adalah memahami [tauhid) khusus membahas masalah aqidah;

a et-flqn bisa berasal dari faqiha-yafqahu yang perubahan katanya sama dengan 'alima-ya'lamu, artinya memahami baik secara
mendalam maupun secara dangkal. Al-fiqh juga bisa berasal dari faquha-yafqahu yang perubahan katanya sama dengan karuma-
yakramu, dengan bentuk seperti ini ia mempunyai arti 'fiqih telah menjadi keahlian seseorang.' Bila dikatakan nfaqqaha ar-rajulu
tafaqquhan maka artinya laki-laki tersebut mendapatkan/mempunyai ilmu fiqih separti firman Allah, "liyatafaqqahuu fid-diin."
5 ,rt-,^*-.t tr^L..t l:li, r Ll* ,, a^- -ri-,,)L:L
Mir'atul Ushul,iilid 1, hlm.44 danat:[audhih lit: Maat
rr-h aETanqih,
^jT^--iL iiri, t1, hlh
iilid 1n
hlm.10.
=-
I

FrqtH Isr."A,M f rrrD 1

ilmu akhlak dan tasawuf membahas masalah lam bentuk keputusan final (iqtidhaoJ, pilihan
intuisi dan kerja hati seperti zuhud, sabar, (takhyiir) ataupun dalam bentuk penetapan
ridha, keterlibatan aktif hati ketika shalat dan satu hubungan [semisal hubungan sebab aki-
lain-lain; dan akhirnya ilmu fiqih hanya mem- bat dll.) antara satu faktor dengan faktor lain
bahas masalah hukum-hukum praktis ber- (wadh'i). Dan yang dimaksud dengan khi-
kenaan dengan kewajiban dan hak manusia. taabullaah adalah dampak yang wujud dari
Oleh sebab itu, para pengikut madzhab khithaab tersebut, seperti kewajiban shalat
Hanafi kemudian menambahi definisi Imam muncul dari satu perintah (khithaab) Allah;
Abu Hanifah di atas dengan "Mengetahui keharaman membunuh muncul dari satu
hak dan kewajiban diri dalam masalah amal larangan (khithaab) Allah; begitu juga dengan
praktikal," sehingga pembahasan aqidah dan dibolehkannya makan dan disyaratkannya
akhlak tidak lagi masuk dalam definisi fiqih wudhu sebelum melakukan shalat.
tersebut. Dari definisi di atas juga dapat disimpul-
Imam asy-Syafi'i memberikan definisi kan, bahwa yang hendak diketahui dalam ilmu
lain-yang kemudian masyhur di kalangan fiqih adalah masalah-masalah hukum bukan-
ulama-yai t.t," Al: I lmu bil Ahkaam asy-Syar'iltyah nyazat, sifat, ataupun pekerjaan itu sendiri.
al-Amalfityah al-Muknsab min Adillatihao at- Sedangkan asy-syar'iyyoh berasal dari ka-
Tafshiiliyyah" [mengetahui hukum-hukum sya- ta asy-syar'u. Dengan adanya kata ini, maka
ra'yang berhubungan dengan amalan praktis, hukum benda terindra (seperti matahari
yang diperoleh dari (meneliti) dalil-dalil sya- terbit), hukum logika, (seperti satu adalah
ra' yang terperinci).6 separuh dari dua atau universal lebih luas
Yang dimaksud dengan al-'ilmu (menge- daripada parsial), hukum lingusitik (seperti
tahui) dalam definisi di atas adalah semua subjek dalam bahasa Arab harus dibaca raf),
jenis kualitas pengetahuan, baik yang men- atau hubungan dua variabel baik positif atau
capai tahap keyakinan ataupun yang hanya negatif fseperti Zaid berdiri atau Zaid tidak
sebatas dugaan kuat (zhan). Hal ini disebab- berdiri) tidak termasuk yang dimaksudkan
kan hukum-hukum amalan praktis kadang oleh definisi tersebut.
disimpulkan dari dalil-dalil yang sangat kuat Kata'amaliyyah (amalan praktikal) dalam
(qath'i) dan kadang disimpulkan dari dalil- definisi di atas maksudnya adalah semua
dalilyang zhanni. amal baik batiniah maupun lahiriah, sehing-
Adapun kata al-Ahkaam [hukum-hukum) ga pekerjaan hati seperti niat dan pekerjaan
merupakan bentuk plural dari al-hukmu (hu- anggota badan seperti membaca dan shalat
kum). Maksud al-Ahkaam di sini adalah segala masuk dalam definisi tersebut. Namun, sebe-
tuntutan Tuhan Yang Membuat aturan syara', narnya kajian fiqih bukan hanya amal-amal
atau. dengan kata lain perintah dan larangan praktikal saja, karena ada sebagian kajiannya
Allah [khifh aabullah) yapg berkenaan dengan yang bersifat teoretikal seperti "perbedaan
perilaku-perilaku manusia mukallaf, baik da- agama menyebabkan terhalangnya seseorang

Syarh Jam'il Jawaamii iilid 1, hlm. 32 dan setelahnya; Syarh al-lsnawi, iilid 1, hlm. 24; Syarh al-Adhud li Mukhtashar lbn Haiib, iilid
1, hlm. 18; Mir'atul Usftul iilidl, hlm. 50; dan al-Madkhal ilaa Madzhab Ahmad, hlm. 58.

E::i:+i:j:!
s !-
==..
FIqLH ISI"AM JITID

mendapatkan warisan." Sehingga, kalimat yang yaitu "keharusan bertanya kepada orang yang
lebih tepat sebenarnya adalah aktsaruhaa pandai (ahludz dzikr)i dan setelah bertanya
'amalii fhukum-hukum syara' yang sebagian mereka wajib mengamalkan hukum sesuai de-
besar bersifat praktikal). Dengan perkataan ngan jawaban imam tersebut.
ini, maka hukum-hukum teoretis seperti ilmu Pada perkembangan selanjutnya, ilmu
ushul fiqih dan hukum-hukum aqidah yang fiqih-sesuai dengan keterangan imam az-
dibahas dalam ilmu ushuluddin tidak terma- Zarkasyi dalam kitab al-Qa w a a' i d didefinisi-
-
sukpembahasan ilmu fiqih. Oleh sebab itu, ma- kan dengan, "Mengetahui hukum amalan-
teri tentang Tuhan itu satu, Maha Mendengar amalan yang bersifat atribut (al-hawaadits)
dan Maha Melihat, tidak dibahas dalam ilmu berdasarkan nash syara' dan juga penyimpul-
fiqih ini. Masalah amalan praktikal dalam an hukum (istinbaath) menurut salah satu
kajian Islam sering disebut dengan istilah "al- madzhab dari beberapa madzhab yang ada."
far'iyyah" sedangkan masalah aqidah disebut Adapun objek kajian ilmu fiqih adalah
dengan istilah " al-ashli14tah." semua pekerjaan manusia mukallaf dari per-
Adapun kata "al-muktasab" (yang diper- spektif dituntut atau tidaknya pekerjaan
oleh) dalam definisi tersebut merupakan ke- tersebut. Sehingga, menurut kajian fiqih pe-
terangan terhadap kata ilmu yang disebut le- kerjaan tersebut adakalanya dituntut untuk
bih dulu. Maksudnya adalah, ilmu penyimpul- dilakukan oleh seorang mukallaf seperti me-
an hukum (isthinbaath) yang diperoleh setelah lakukan shalat, atau dituntut untuk ditinggal-
melakukan proses berpikir dan ijtihad. Dengan kan seperti sikap marah, dan ada juga yang
demikian, maka ilmu Allah S\MT, ilmu malaikat hanya sekadar pilihan seperti pekerjaan
tentang hukum-hukum syara', ilmu Rasul yang makan.
bersumber dari wahyu (bukan hasil ijtihad), Sedangkan yang dimaksud dengan orang
pengetahuan aksiomatik manusia yang tidak mukallaf adalah orang yang sudah baligh,
memerlukan pemikiran mendalam dan dalil- mempunyai akal sehat, dan pekerjaan-peker-
seperti kewajiban shalat lima waktu-tidak da- jaannya menjadi objek tuntutan syara'.
pat dikategorikan sebagai pengetahuan fiqih,
sebab keberadaan ilmu pengetahuan tersebut KEISTIMEWAAN FIQIH
tidak diusahakan oleh kerja nalar.
Dari uraian di atas, kita ketahui bahwa
Sedangkan yang dimaksud dengan "el-
fiqih merupakan sisi pralitikal dari syariah
a dillah at-tafshiililtyah" (dalil-dalil syara' yang
Islam. Syariah Islam sangat luas. Ia merupa-
terperinci) adalah dalil-dalil yang bersumber kan sekumpulan hukum yang ditetapkan Allah
dari Al-Qur'an, sunnah, ijma, dan qiyas. Oleh untuk mengatur hamba-hamba-Nya. Hukum
karena itu, ilmu yang dimiliki oleh orang- tersebut ada yang ditetapkan Allah melalui
orang yang bertaklid kepada imam-imam Al-Qur'an maupun As-Sunnah. Dari sisi lain,
madzhab tidak termasuk kategori ini. Sebab,
hukum-hukum tersebut ada yang mengatur
mereka tidak mengetahui dalil yang terpe-
tata cara berkeyakinan dan ada yang mengatur
rinci bagi setiap amal yang mereka kerjakan. tata cara amal-amal praktis. Yang pertama
Mereka hanya mengetahui satu dalil umum, dikaji dalam ilmu kalam atau ilmu tauhid,
{irtir"
FIQIH ISIAM TILID 1 Ifengantar llmu Flqlh

sedangkan yang kedua dibahas dalam ilmu Aku ridhai Islam sebogai agamamu...." (al-
fiqih. Maa'idah: 3) OIeh sebab itu, tidak ada yang
Ketika Rasul dan para sahabat masih hi- bisa dilakukan setelah sempurnanya syariat
dup, fiqih sudah mulai muncul dan berkem- selain mengaplikasikannya, supaya selaras
bang secara gradual. Kemunculan pembahas- dengan kemaslahatan manusia dan juga se-
an fiqih memang sangat dini. Hal ini disebab- arah dengan tujuan-tujuan utama syariah.
kan para sahabat selalu ingin tahu hukum dari
fenomena-fenomena baru yang muncul pada 2. PEMBAHASANNYA KOMPREHENSIF
masa mereka. Perkembangan selanjutnya, MENCA'<UP SEGALA ASPEK KEHIDUPAN

fiqih selalu dibutuhkan untuk mengatur hu- Bila dibandingkan dengan undang-undang
bungan sosial di antara manusia, untuk me- positif yang ada, fiqih Islam mempunyai ke-
ngetahui hak dan kewajiban setiap insan, un- unggulan dalam hal objek pembahasannya.
tuk merealisasikan kemaslahatan yang baru, Fiqih mengatur tiga hubungan utama manu-
atau untuk menghilangkan kemudharatan sia, yaitu hubungannya dengan Sang Pencipta,
dan kerusakan yang ada. Fenomena ini terjadi hubungannya dengan dirinya sendiri, dan
pada setiap masa. hubungannya dengan masyarakat. Hukum-
Fiqih Islam mempunyai banyak keistime- hukum fiqih adalah untuk kemaslahatan di
waan, di antaranya adalah:7 dunia dan di akhirat, sehingga urusan keaga-
maan dan juga kenegaraan diatur semuanya.
7. NQ'H BERASAS'(AN KEPADAWAHYU AIIAH Hukum-hukum fiqih juga dimaksudkan untuk
Berbeda dengan hukum-hukum positif mengatur semua manusia, sehingga dia ke-
yang ada, materi-materi fiqih bersumber dari kal hingga hari akhir. Hukum-hukumnya me-
wahyu Allah yang berada dalam Al-Qur'an ngandung masalah aqidah, ibadah, akhlak,
dan As-Sunnah. Dalam menyimpulkan hukum dan muamalah, sehingga ketika mengamal-
syara' (ber-istinbath), setiap mujtahid harus kannya, hati manusia terasa hidup, merasa
mengacu kepada nash-nash yang berada melaksanakan suatu kewajiban dan merasa
dalam kedua sumber tersebut, menjadikan diawasi oleh Allah dalam segala kondisi. Oleh
semangat syariah sebagai petunjuk, memer- sebab itu, jika diamalkan dengan benar, maka
hatikan tujuan-tujuan umum syariat Islamiy- ketenangan, keimanan, kebahagiaan, dan ke-
yah, dan juga berpegang kepada kaidah serta stabilan akan terwujud. Selain itu, jika fiqih
dasar-dasar umum hukum Islam. fika para dipraktikkan, maka kehidupan manusia di
mujtahid melakukan hal ini, maka ijtihad seluruh dunia akan rapi dan teratur.
yang dihasilkan dapat dikatakan sumbernya Bila kita memerhatikan hukum-hukum
otentik, bangunannya kokoh, dan strukturnya fiqih yang mengatur semua perilaku manusia
kuat, karena dasar dan kaidah yang diguna- mukollaf baik perkataan, pekerjaan, transak-
kan sempurna dan mengakar hingga pada si, dan lainnya, secara umum dapat diklasi-
zaman kerasulan dan turunnya wahyu. Allah fikasikan ke dalam dua kelompok.
SWT berfirman, "... Pada hari ini telah Aku Pertama, hukum-hukum ibadah seperti
sempurnakon agamqmu untukmu, don telah bersuci, shalat, puasa, haji, zakat nadzar,
Aku cukupkan nikmot-Ku bagimu, dan telah sumpah, dan perkara-perkara lain yang me-

Lihat, AhmadAmin,Fajrul Islam; as-Sayis, Iarikh al-Fiqh al-tslami; al-Khudhari,Tarikh Tasyri'; Abdurrahman Tai, Siasah Syar'iyyah;
Muhammad Yusuf Musa, al-Amwal wa Nazhariyat al-Aq4 hlm. 126-L54; dan Musthafa az-Zarqa" al-Madkhal al-Fiqhi.

-$J-.*
-i -+F.
ISTAM IITID 1

ngatur hubungan manusia dengan Sang Pen- pat sekitar tiga puluh ayat yang memba-
cipta. Dalam Al-Qur'an terdapat sekitar 140 has masalah ini.
ayat yang membahas masalah ibadah dengan d. Hukum proses perbidangan baik kasus
berbagai macam jenisnya. perdata maupun pidana (al-ahkaam al-
Kedua, hukum-hukum muamalah seperti muraafa'aat). Yaitu, hukum-hukum yang
hukum transaksi, hukum membelanjakan har- berhubungan dengan masalah kehakiman,
ta, hukuman, hukum kriminal, dan lain-lain prosedur melakukan tuduhan, prosedur
yang dimaksudkan untuk mengatur hubungan penetapan suatu kasus baik dengan meng-
antara sesama manusia, baik sebagai individu gunakan saksi, sumpah, bukti, atau lain-
maupun sebagai satu komunitas. Kelompok nya. Hukum-hukum dalam masalah ini
kedua ini terbagi ke dalam beberapa kelompok dimaksudkan untuk mengatur prosedur
pembahasan: penegakan keadilan di tengah-tengah ma-
o. Al-ahwal asy-Syakhshwah. Yaitu, hukum- syarakat. Dalam Al-Qur'an terdapat seki-
hukum yang berhubungan dengan ma- tar dua puluh ayat yang mengatur masa-
salah keluarga, dari masalah pernikahan, lah ini.
talak, penisbatan keturunan keluarga, Hukum pemerintah an (al -ahkaam ad- dus-
nafkah keluarga, pembagian harta waris. tuuriyyah).Yaitu, hukum-hukum yang ber-
Hukum-hukum ini dimaksudkan untuk hubungan dengan sistem pemerintahan
menata hubungan di antara suami istri dan juga dasar-dasar pemerintahan. De-
dan juga kerabat-kerabat yang lain. ngan adanya hukum ini, maka hubungan
b. Hukum perdata (al-ahkaam al-muduniy- antara pemerintah dengan rakyat dapat
yah). Yaitu, hukum-hukum yang berhu- tertata dengan baih hak dan kewajiban
bungan dengan masalah relasi di antara individu serta masyarakat dapat diketa-
individu seperti jual beli, pinjam-memin- hui dengan jelas.
jam, gadai, penanggungan utang, utang Hukum internasion al (al-ahkoam ad-dau-
piutang, usaha bersama [syirkah), dll.. liyyah). Yaitu, hukum-hukum yang mem-
Hukum-hukum ini dimaksudkan untuk bahas masalah tata tertib hubungan antara
mengatur masalah keuangan dan harta negara Islam dengan negara-negara lain-
yang terjadi di antara individu-individu, nya, baik dalam kondisi damai maupun
supaya hak seseorang dapat terlindungi. kondisi perang. Bagian ini juga memba-
Dalam Al-Qur'an terdapat sekitar tujuh has hubungan warga negara non-Muslim
puluh ayat yang membahas masalah ini. dengan pemerintah, masalah jihad, dan
Hukum pidana (al-ahkaam al-jinaa'iyyah). juga masalah perjanjian damai. Dengan
Yaitu, hukum-hukum yang mengatur tin- adanya hukum ini, maka bentuk hubungan
dakan kriminal yang dilakukan oleh se- antara satu negara dengan lainnya dapat
orang mukallaf dan juga bentuk hukuman terjalin dengan baik, saling menolong, dan
yang diberikan kepada pelaku kriminal. saling menghormati.
Hukum ini dimaksudkan untuk melin- o
b' Hukum ekonomi dan keuangan (al-ah-
dungi jiwa, harta, kehormatan, dan hak kaam al-iqtishaadiyyah wal maaliyyah).
manusia, untuk menciptakan kehidupan Yaitu, hukum-hukum yang berhubungan
yang aman dan juga untuk menentukan dengan masalah hak individu dalam
hubungan antara pelaku kriminal, korban, masalah harta benda, ekonomi dan ke-
dan masyarakat. Dalam Al-Qur'an terda- uangan, dan tugas-tugas individu tersebut'

'f
,r/ ,ij I
.}l"*iBl
=-
I
FIqLH ISI.AM IITID 1 IbngAntar llmu Flqlh :

dalam sistem ekonomi dan keuangan yang positif yang ada. Dalam fiqih, setiap pekerjaan
lebih luas. Bagian ini juga membahas hak yang termasuk kategori muamalat pasti
dan kewajiban negara dalam masalah dihubungkan dengan konsep halal dan haram.
harta benda, ekonomi dan keuangan, juga Atas dasar ini, maka hukum-hukum muamalat
prosedur sumber pendapatan negara dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok.
dan aturan pembelanjaannya. Dengan Pertama,hukum duniawi. Yaitu keputusan
hukum ini, terciptalah hubungan yang hukum yang didasarkan atas tindakan atau
harmonis antara orang kaya dan miskin. perilaku lahiriah. Hukum seperti ini tidak
Begitu juga antara negara dan anggota ada hubungannya dengan sikap batiniah
masyarakatnya. seseorang. Inilah yang dinamakan dengan
Objek pembahasan yang digarap oleh "hukum pengadilan" (al-hukm al-qadhaa'[),
bagian akhir ini di antaranya adalah atur- karena seorang hakim memutuskan hukum
an pembagian harta rampasan (ghani berdasarkan pengamatan yang ia mampui
mah dan al-anfaa[), al-'usyur (termasuk saja. Dari sudut lahiriah, keputusan seorang
juga bea cukai), al-kharaj (pajak tanah), hakim tidak akan menyebabkan hal yang batil
pengelolaan barang tambang padat dan meniadi kebenaran, atau suatu kebenaran
cair serta sumber daya alam lainnya. meniadi kebatilan. Begitu juga, ia tidak akan
Bagian ini juga membahas harta publik menjadikan kehalalan menjadi keharaman
seperti zakat, sedekah, nadzar, utang atau sebaliknya keharaman menjadi halal.
piutang harta keluarga seperti nafakah, Hasil keputusan hakim mengikat dan harus
harta waris dan wasiat dan juga harta dilaksanakan, berbeda dengan hasil keputusan
individu seperti keuntungan dagang, se- fatwa.
wa, company, dan hasil produksi. Bagian Kedua, hukum ukhrawi. Yaitu, keputusan
ini juga membahas hukuman-hukuman hukum yang didasarkan kepada kondisi yang
finansial seperti kafarat, diyat, danfidyah. sebenarnya, meskipun kondisi tersebut tidak
h. Akhlak dan adab [kebaikan dan kebu- diketahui oleh orang lain. Hukurn ini diguna-
rukan). Yaitu hukum-hukum yang meng- kan untuk mengatur hubungan antara manusia
atur perilaku manusia supaya prinsip dengan Allah SWT. Hukum ini dinamakan
keutamaan, saling menolong, dan saling dengan "hukum agama" (al-hukmu ad-diyaa-
mengasihi teraplikasikan di tengah-tengah nf dan yang digunakan oleh mufti dalam
kehidupan mereka. memberikan fatwa. Sehingga, yang dimaksud
dengan fatwa adalah menginformasikan hu-
Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan kum syara'tanpa ada konsekuensi mengikat.
bahwa kajian fiqih sangat luas. Hal ini tidak lain Pembedaan jenis hukum ini adalah ber-
disebabkan karena beragamnya pembahasan dasarkan hadits Rasulullah saw. yang diriwa-
yang disinggung Sunnah Nabawiyyah (yang yatkan oleh Imam Malih Ahmad, dan para
merupakan salah satu sumber hukum Islam). pengarang Kutubus Sittah. Hadits tersebut
adalah, "Sesungguhnya soya adalah manusia
3. F'QIH SANGAT KENTAL DENCAN biasa, dan kamu bersengketa di hadapanku.
KARAKTER KEAGAMAAN (HUKUM HALAL Mungkin di ontara kamu ada yang lebih pintar
DAN HARAM), dalam mengemukakan hujjahnya daripada
Oleh sebab itu, fiqih mempunyai keisti- yang lain. Dengan demikian, aku memberikan
mewaan dibanding dengan undang-undang hukuman undtknya berdasarkan apayang gku
Pengantar llmu Flqlh
FIQIH ISIAM )ILID 1

dengar. Jika aku menghukum kepadanya de' kehormatan dan kemulaian sistem syariah,
ngan merugikan hak seseorqng Islom yang lain, dan menyebabkan hak dapat terpelihara' Bu-
maka itu adalah potongan api neraka' Maka, kan saja karena adanya unsur-unsur material
terserah kepadanya apakah akan mengombil seperti dalam undang-undang ciptaan manu-
atau mening g alkannYa." sia, melainkan lebih daripada itu, karena sya-
Perkara yang menyebabkan lahirnya dua riah memerhatikan dua sudut, yaitu sudut
jenis hukum syara' ini ialah karena syariah kehakiman dan sudut keagamaan'
adalah wahyu Allah SWT yang mengandung
pahala dan siksaan di akhirat. Selain itu, ia juga 4. F'QIH MEMPUNYAI HUBUNAAN YANG
ERAT DENGAN AKHLAK
merupakan sistem kerohanian dan peradaban
sekaligus. Karena, ia didatangkan untuk men- Perbedaan antara fiqih dengan undang-
ciptakan kebaikan di dunia dan akhirat, begitu undang ciptaan manusia ialah hukum fiqih
juga menciptakan kebaikan untuk agama dan terpengaruh dengan prinsip-prinsip akhlak.
dunia. Sedangkan undang-undang ciptaan manusia,
Hasil dari perbedaan ini adalah jelas sekali' tujuannya hanyalah untuk mengekalkan per-
Umpamanya adalah dalam persoalan talak, aturan dan ketenteraman masyarakat, walau-
sumpah, utang piutang, pembebasan utang pun dengan mengorbankan sebagian prinsip
dan paksaan. Atas dasar ini, maka timbullah agama dan akhlak. Fiqih menekankan keuta-
perbedaan tugas antara seorang qadhi dengan maan, idealisme, dan akhlak yang mulia' Atas
seorang mufti. Qadhi mengeluarkan hukum dasar itu, maka ibadah disyariatkan untuk
berdasarkan perkara-perkara yang zahir saia, membersihkan jiwa dan menyucikannya, supa-
sedangkan seorang mufti mengeluarkannya ya dapat menjauhkannya dari kemungkaran.
dengan memerhatikan perkara batin dan Riba diharamkan untuk menanam semangat
zahir sekaligus. fika terdapat perbedaan di kerja sama, tolong-menolong, dan bertimbang
antara batin dengan zahil maka hendaklah ia rasa sesama manusia, supaya dapat melin-
mengeluarkan hukum berdasarkan batin, se- dungi golongan yang memerlukan bantuan
kiranya dia dapat mengetahuinYa. dari cengkeraman orang berharta, mencegah
Barangsiapa menceraikan istrinya dengan berlakunya penipuan dan pembohongan da-
tidak sengaja dan tidak bermaksud mencerai- lam kontrak, dan dapat mencegah memakan
kannya, maka jatuhlah talaknya berdasarkan harta secara batil. Ia juga dapat menjadi alasan
hukuman qadhi, tetapi tidak iatuh dari segi untuk membatalkan kontrak, karena ada segi
diyani. Barangsiapa membebaskan utang orang yang tidak diketahui yang tidak sesuai dengan
yang berutang dan orang yang berutang itu ti- prinsip kerelaan.
dak mengetahui tentang hal itu, kemudian Pengharaman riba juga bertujuan supaya
orang tersebut menuntut di mahkamah supa- perasaan saling cinta tersebar luas, begitu juga
ya orang yang berutang tadi membayar utang- dengan perasaan saling memercayai di antara
nya, maka hukuman kehakiman ialah orang satu sama lain. Di samping itu, ia dapat men-
tersebut berhak mendapatkan utang tersebut. cegah persengketaan di antara manusia, dapat
Sedangkan berdasarkan hukuman fatwa, dia melepaskan mereka dari cengkeraman ke-
tidak berhak mendapatkanriya. Karena, dia te- cenderungan materialisme, dan menghormati
lah membebaskannya. hak orang lain. Perintah supaya kontrak yang
Sistem yang seperti ini telah menimbul- sudah disepakati dilaksanakan, bertuiuan su-
kan kesadaran agama yang dapat menambah paya segala janji yang dibuat dapat ditun4ikan.
FIqLH ISI,q.M JILID 1

Arak pula diharamkan dalam Islam, dengan mendatangkan kemudharatan kepada orang
tujuan untuk memelihara akal manusia yang lain, dan juga hukuman itu akan dikenakan
merupakan alat pengukur bagi segala perbuat- bagi perbuatan zahir yang tidak dapat di-
an yang baik dan jahat. hukum di dunia karena kelalaian dalam me-
fika hubungan antara agama dan akhlak laksanakan hukuman jinayah-seperti tidak
dengan tingkah laku (tindakan) manusia diper- terlaksananya hukuman hudud yang berlaku
kuat atau dirapatkan, maka usaha untuk men- pada masa kini di kebanyakan negara, ataupun
jaga kemaslahatan individu dan masyarakat karena tidak dapat dibuktikan kesalahannya
serta kebahagiaan mereka akan terlaksana. secara zahir, atau karena tidak diketahui oleh
Selain itu, jalan yang akan mengantar kepada pihak berkuasa.
kenikmatan yang kekal abadi di akhirat akan Pahala dalam fiqih juga mempunyai dua
terbentangluas, dan hidup kekal dengan penuh bentuk. Pahala yang diberikan karena amal-
kenikmatan merupakan harapan dan cita-cita an yang berbentuk perbuatan, dan amalan
manusia sejak zaman silam, Dengan demikian, yang berbentuk meninggalkan. Yang pertama
tujuan fiqih ialah untuk menciptakan kebaik- pahala diberikan karena adanya ketaatan
an manusia yang hakiki pada masa kapan terhadap perintah Allah SWT. Adapun yang
pun, baik pada masa sekarang maupun pada kedua, pahala diberikan karena usaha yang
masa yang akan datang. Ia iuga bertuiuan su- dilakukan untuk menjauhi larangan dan mak-
paya mendapatkan kebahagiaan di dunia dan siat, serta menahan diri untuk melaksanakan-
akhirat. nya. Sedangkan dalam undang-undang ciptaan
Keterpengaruhan fiqih dengan unsur aga- manusia, hukuman hanya diberikan kepada
ma dan akhlak menjadikannya lebih dipatuhi, amalan bentuk yang kedua saja, yaitu ketika
lebih dihormati dan ditaati. Sedangkan un- seseorang menyalahi undang-undang. Ia tidak
dang-undang ciptaan kebanyakan orang, ba- memberikan pahala kepada orang yang patuh
nyak yang coba dihindari dan tidak dilaksa- dan taat.
nakan.
6. HQIH MEMPUNYA' CIR' SOSIAL
5. BALASAN DI DUNIA DAN AKHIRAT BAGI KEMASYARAKATAN
YANC TIDAK PATUH Dalam aturan fiqih ada usaha untuk men-
Keistimewaan fiqih bila dibanding de- jaga kepentingan individu dan kelompok se-
ngan undang-undang ciptaan manusia ialah, kaligus, agar kepentingan satu pihak tidak
undang-undang ciptaan manusia hanya me- menzalimi yang lain. Walaupun demikian,
netapkan balasan duniawi saja bagi orang jika timbul pertentangan di antara dua ke-
yang tidak patuh. Sedangkan fiqih mempu- pentingan, maka kepentingan umum lebih
nyai dua jenis balasan, yaitu (pertama) balas- diutamakan. Demikian juga jika terjadi per-
an duniawi dalam bentuk hukuman yang te- tentangan antara kepentingan dua individu,
lah ditetapkan oleh nash (hudud) dan yang maka yang diutamakan adalah kepentingan
tidak ditetapkan oleh nash (ta'zir) bagi ke- orang yang akan menanggung kemudharatan
salahan zahir yang dilakukan oleh manusia. yang lebih besar. Hal ini adalah berdasarkan
[Kedua) balasan ukhrawi bagi perbuatan hati prinsip "Tidak boleh memudharatkan diri
yang tidak kelihatan yang dilakukan oleh sendiri dan tidak boleh memudharatkan yang
manusia seperti hasad, dengki, azam untuk lain," dan juga prinsip, "Kemudharatan yang
,4tr\
r'q'rt**ll'?'
-=':Ju']-
\- ---"
lebih besar ditolak dengan kemudharatan "seorang Muslim hendaklah taat (kepada
yang lebih kecil." pemimpinnya) baik ia menyukainyo atau mem'
Contoh melindungi kepentingan orang bencinya, seloma ia tidak diperintahkan untuk
banyak ialah pensyariatan ibadah seperti melakukan maksiat. Jika ia diperintahkan
shalat, puasa, dan sebagainya, menghalalkan melakukan maksiat, maka dia tidak perlu me'
jual beli, mengharamkan riba dan monopoli naatinya."
(ihtikar), dan menggalakkan penjualan se-
suatu dengan harga yang patut. Contoh lain- Contoh lainnya adalah membatasi wasiat
nya adalah bolehnya pemerintah menetap- harta hanya sebanyak sepertiga harta yang
kan harga barang, melaksanakan hudud bagi dimiliki. Ini adalah untuk menghindari mun-
kemungkaran yang berbahaya, hukum peng- culnya kemudharatan di kalangan ahli waris,
aturan keluarga, melindungi hak tetangga, karena Rasulullah saw. bersabda kepada Sa'ad
menunaikan janji, memaksa untuk menjual bin Abi Waqqash seperti yang diriwayatkan
karena demi kepentingan umum, pembinaan oleh al-Bukhari dan Muslim,
masjid, sekolah, rumah sakit, mempersiapkan
tanah pekuburan, meluaskan jalan dan jalur
pengairan.
;Gi *| Lu o1 ,tt'rS ,-:latt,-.:ltt
Contoh aturan fiqih yang membatasi hak
'ur-Jt
;: r;;*i- ;(i'f i'oi',J'.?
individu, untuk menghindari bencana atau
"Satu pertiga pun banyak. Adalah lebih
mudharat yang lebih besar di tengah-tengah
baik bagimu meninggalkan keluarga kamu
masyarakat, ialah tidak diwajibkannya taat
dalam keadaan kaya, daripada meninggolkan
kepada suami jika ia mendatangkan mudharat
mereka dalam keadaan miskin, memintq-minta
kepada istri, karena Allah SWT berfirman,
pertolongan menusia."
janganlah kamu tahan mereka de'
"...Don
ngan maksud jahatuntuk menzolimi mereka..."' Contoh lainnya adalah membiarkan tanah
(al-Baqarah: 231) yang ditaklukkan (daerah yang dikuasai
umat Islam) tetap dikelola bagi penduduknya
Tidak perlu taat kepada pemerintah se- dengan mengenakan pajak jizyah dan kharai
kiranya pemerintah itu menyuruh melakukan kepada mereka, supaya pendapatan negara
kemaksiatan atau menyuruh untuk menge- dapat meningkat dan juga untuk menjaga
sampingkan kepentingan umum, karena ke- kepentingan umum umat Islam. Contoh lain
taatan hanya perlu dalam perkara-perkara adalah pembolehan hak syuf'ah kepada rekan
ma'ruf, seperti yang diriwayatkan oleh Imam bisnis ataupun tetangga terdekat, dengan
Ahmad, di mana Rasulullah saw. bersabda, tujuan untuk menghindari kemudharatan
yang mungkin timbul setelah adanya akad
pembelian baru. Membuat saliran air di atas
Gi* 4*lir ,?t ,-p'^;ktt g.:li tanah orang lain, supaya tanah yang lebih jauh

)e w
-c.

.ft ov (@
-

,/
c/
;i ?t;f ii dapat mendapatkan air. Masih banyak con-
toh-contoh lain yang didasarkan kepada prin-
a;G.t, !.7 sip yang serupa dalam Islam, yang mengakui
bahwa sumber yang hak adalah Allah SWT

i-l
rf;
lr;
Pengantar llmu Flqlh

yang tidak akan memberikan hak itu kepada rangkan. Ia juga dapat mengatasi persoalan-
siapa pun kecuali dengan tujuan yang bijaksa- persoalan hukum kontemporer seperti asu-
na, yaitu untuk merealisasikan kemaslahatan ransi, sistem keuangan, sistem saham, kaidah
individu dan juga masyarakat. pengangkutan udara, laut, dan sebagainya,
yang semuanya ditentukan dengan mengguna-
7. FIQIH SESUAI UNTUK D'TERAPKAN PADA kan kaidah fiqih yang kullr, ijtihad yang ber-
MASA APA PUN dasarkan qiyas, istihsan, masalih mursalah,
Prinsip-prinsip utama fiqih adalah prin- sa d d adz-dzarai','uruf, dan lain-lain.
sip-prinsip yang kekal dan tidak akan ber- Fiqih juga dapat diolah berdasarkan teori-
ubah; seperti prinsip kerelaan dalam kontrak, teori umum seperti yang dilakukan dalam
prinsip ganti rugi, pemberantasan tindakan studi undang-undang. Umpamanya adalah
kriminal, perlindungan terhadap hak, dan juga penetapan teori jaminan, teori darurat, teori
prinsip tanggung jawab pribadi. kontrak, teori kepemilikan, kaidah undang-
Adapun fiqih yang dibangun berdasarkan undang sipil, hukuman, teori hak, penyalah-
qiyas, menjaga maslahah dan 'uruf dapat me- gunaan hak, keadaan yang muncul mendadak,
nerima perubahan dan perkembangan dise- dan sebagainya.
suaikan dengan keperluan zaman, kemaslahat- Lebih jauh dari itu, sebagian ahli fiqih
an manusia, situasi dan kondisi yang berbeda, ada yang membolehkan men-fakhshrsh nash
baik masa maupun tempat, selagi keputusan syara' dengan 'uruf, walaupun ia tidak dise-
hukumnya tidak melenceng dari tujuan utama tujui oleh kebanyakan ulama. Contohnya ada-
syariah dan keluar dari asasnya yang betul. lah, menurut madzhab Maliki perempuan
Tetapi ini hanya di dalam masalah muamalah, terhormat tidak boleh dipaksa memberikan
bukan dalam aqidah dan ibadah. Inilah yang susuan kepada anaknya.s fuga, seperti pen-
dikehendaki dengan kaidah "Hukum berubah
dapat Abu Yusuf yang mempertimbangkan
'uruf dalam pengukuran harta ribawi dengan
dengan berubahnya masa."
menggunakan timbangan atau ukuran untuk
memastikan wujudnya persamaan atau tidak.
8. TUTUAN PELAKSANAAN F'QIH
fika kebiasaan masyarakat berubah, umpama-
Tujuan pelaksanaan fiqih ialah untuk
nya gandum yang dulunya dijual dengan di-
memberikan kemanfaatan yang sempurna,
timbang berubah dengan cara diukur atau se-
baik pada tataran individu atau tataran resmi,
baliknya, maka kebiasaan inilah yang dipakai
dengan cara merealisasikan undang-undang dan dipertimbangkan. fadi, persamaan tim-
di setiap negara Islam berdasarkan fiqih. Ka- bangan atau ukuran adalah berdasarkan adat
rena, tujuan akhir dari fiqih ialah untuk ke- dan kebiasaan yang terpakai di kalangan ma-
baikan manusia dan kebahagiaannya di dunia syarakat.
dan akhirat. Sedangkan tujuan undang-undang Sebagian ulama membolehkan perubahan
ciptaan manusia ialah, semata-mata untuk hukum karena berlakunya perubahan 'illah.
mewujudkan kestabilan masyarakat di dunia. Contohnya adalah menghentikan pembagian
Fiqih Islam meliputi berbagai cabang un- zakat kepada golongan mualaf e [pada masa-
dang-undang, sebagaimana yang telah dite- masa tertentu) dan berpegang kepada hisab

8
Sebenarnya masalah ini termasuk dalam bagian penafsiran nash yang sukar dipahami dengan 'urf dan bukannya dalam bagian
mengkhususkan nash yang umum.
I FathulQadiir,ilid II, hlm.14 dan seterusnya.
FrqlH IstAM JILID 1

37

untuk menentukan awal bulan-bulan Arab, bu- Orang yang menolak hukum syara' yang
kan berdasarkan ru'yah.10 telah ditetapkan dengan dalil qath'i (pasti),
Sebagian ulama membolehkan perubahan menuduh bahwa hukum syara'adalah kejam
hukum karena darurat atau keperluan (hajat) seperti hukum dalam hudud atau menuduh
untuk menghindari kesukaran dengan syarat bahwa syariah tidak sesuai lagi untuk dilak-
kondisi darurat tersebut benar-benar sesuai sanakan, adalah dihukumi kafir dan dia telah
dengan pengartian darurat dan keperluan keluar dari Islam. Adapun menolak hukum
yang penetapannya melalui ijtihad yang ber-
fhajat) menurut pandangan syara" Begitu juga
boleh mengambil kemudahan (rukhshah) se- dasarkan zhan (sangkaan kuat), maka ia di-
kadar keperluan saja untuk menghilangkan hukumi maksiat, fasik, dan zalim' Karena,
darurat dan untuk memenuhi kebutuhan, ka- seorang mujtahid telah mencurahkan seluruh
rena "Darurat ada ukurannya dan hendaklah ia tenaga dan kemampuannya untuk mengetahui
dipenuhi menurut keperluannya saja"'11 Yang kebenaran (al-haq) dan menerangkan kedu-
dimaksud dengan darurat di sini ialah kondisi dukan hukum Allah SWT jauh dari dorongan
yang dapat mengancam nyawa dan keturunan hawa nafsu pribadi atau mengharapkan ke-
seseorang, atau dapat merusak hartanya atau untungan atau popularitas. Sandaran yang
menghilangkan akalnya, jika ia tidak melaku- digunakan oleh mujtahid adalah dalil syara'
kan perkara-perkara yang asalnya dilarang. dan petunjuk yang benar dengan berphnjikan
Keperluan (al-haaiah) ialah suatu kondisi di amanah, kejuiuran, dan keikhlasan.
mana jika seseorang tidak melakukan sesuatu Cara untuk kembali mengamalkan fiqih
yang asalnya dilarang, maka dia akan meng- ialah dengan cara menerapkan fiqih men-
alami kesusahan baik pada dirinya, anak, har- jadi undang-undang,1' menyusunnya kem-
ta, atau akalnya. bali dengan bahasa yang mudah sehingga
Mengamalkan fiqih adalah suatu kewajib- mudah dirujuk oleh qadhi, cara ini akan
an, seorang mujtahid wajib melaksanakan dapat menyeragamkan hukum-hukum yang
dan mengamalkan hasil ijtihadnya, karena diputuskan oleh mereka. Di samping itu, ia
hasil ijtihad bagi seorang mujtahid adalah juga akan memudahkan urusan pihak-pihak
dianggap sebagai hukum Allah SWT. Bagi yang terlibat dalam mahkamah, dan sejak
yang tidak sampai kepada martabat mujta- awal mereka akan dapat mengetahui hukum
hid, hendaklah beramal dengan fatwa mujta- yang pasti mengenai perkara yang mereka
hid. Karena, tidak ada cara lain baginya untuk pertikaikan.
mengetahui hukum syara' melainkan melalui Ini semua hanya dapat dilakukan dengan
fatwa mujtahid. Allah SWT berfirman, cara membuat panitia atau komisi yang ter-
diri atas ulama semua madzhab, supaya me-
reka memilih fatwa yang lebih sesuai dan
ffi:,.G*iK,yfl\gW .
lebih memberikan maslahat menurut pers-
pektif masing-masing madzhab' Komisi ini
"...mqke bertanyolah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan iika kqmu tidak hendaklah bergerak dengan segera dan ber-
mengetahui. " (an-Nahl: 43) .
sungguh-sungguh, sehingga setelah mereka

10 Risalah Ahmad Syakir tentang awal bulan Arab'


11 Lihat kitab kami, adh'Dharurah asy-Syar'iyyah.
12 Lihat Wahbah az-Zuhatli,Juhud Taqnin al-Fiqh al-lslami.

,;i"4.t
{.'r;:
FIq!H ISIAM IILID 1

selesai melakukan tugasnya, maka hakim (pe Semoga tulisan ini akan memudahkan
merintah) dapat langsung mengeluarkan per- usaha pihak-pihak yang akan mengundang-
intah dan kebijakan bersandarkan kepada un- undangkan fiqih. Sesungguhnya urusan ini
dang-undang yang berdasarkan fiqih, untuk tidaklah susah iika ada niat yang benar dan
menjawab permasalahan-permasalahan yang
azam yang kuat, dan juga jika para hakim mau
muncul dengan cara merujuk kepada syariah
bersungguh-sungguh melaksanakan langkah
dan fiqih Al-Qur'an dan As-Sunnah. Apabila
yang berani ini, yang tidak boleh dilakukan
ini terjadi, maka jiwa akan merasa tenteram
kecuali dengan modal keyakinan yang kuat
dan hati akan tenang, karena dualisme antara
terhadap Islam, keyakinan akan kebebasan dan
agama dengan kehidupan dunia yang dibawa
oleh sistem-sistem yang yang sekarang ini kemampuan menghadapi segala tantangan.
dipakai akan hilang.

",.{0m},,
Ponglntar llmu Flqlh \^ FIQIH ISLAM JILII) I
JY

BAB KEDUA
SEJARAH RINGKAS
TOKOH-TOKOH MAD ZH.AB FIQIH

FAQIH ATAU MUFTI tertentu di kehidupan dunia ini, sedangkan hu-


Faqih atau mufti adalah seorang mujta- kum-hukum juga dapat menyampaikan sese-
orang kepada satu tujuan di akhirat.13
hid. Mujtahid ialah orang yang mempunyai
Munculnya madzhab bermula pada zaman
kemampuan untuk menyimpulkan hukum dari
sahabat Rasulullah saw.. Sebagai contoh adalah
sumber-sumbernya. Akhirnya, dengan secara
pada masa itu ada madzhab Aisyah, madzhab
majaz dan dengan cara hakikat 'urufiyyah lke-
biasaan). Kata faqih atau mufti ini digunakan
Abdullah bin Umar, madzhab Abdullah bin
Mas'ud dan lain-lain lagi. Pada zaman tabi'in,
untuk menunjuk orang yang alim dalam suatu
telah lahir tujuh ahli fiqih yang termasyhur di
madzhab. Fatwa yang dikeluarkan pada zaman
kita ini hanyalah merupakan penukilan per- Madinah. Mereka ialah Sa'id ibnul Musayyab,
kataan atau pendapat seseorang mufti muj- Urwah ibnuz Zubair, al-Qasim bin Muhammad,
Kharijah bin Zaid, Abu Bakar bin Abdurrahman
tahid, untuk digunakan oleh orang yang me-
minta fatwa (mustafti).lni bermakna fatwa bin Harits bin Hisyam, Sulaiman bin Yasar,
pada masa ini bukanlah fatwa yang hakiki' Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud
dan Nafi' hamba (maula) Abdullah bin Umar.
Di kalangan ahli Kufah juga muncul Alqamah
AL.MADZHAB
bin Mas'ud,lbrahim an-Nakha'i guru Hammad
Kata madzhab menurut arti bahasa ialah bin Abi Sulaiman yang menjadi guru kepada
tempat untuk pergi ataupun jalan. Dari segi Imam Abu Hanifah. Di kalangan ahli Basrah
istilah, madzhab berarti hukum-hukum yang juga muncul ahli fiqih, di antaranya adalah al-
terdiri atas kumpulan permasalahan' Dengan Hassan al-Bashri.
pengartian ini, maka terdapat persamaan mak- Di samping mereka, terdapat lagi ahli fiqih
na antara makna bahasa dan istilah, yaitu dari golongan tabi'in Iain di antaranya adalah
madzhab menurut bahasa adalah ialan yang Ikrimah hamba lmaula) Ibnu Abbas, Atha' bin
menyampaikan seseorang kepada satu tuiuan Abi Ribah, Thawus bin Kisan, Muhammad bin

13 Bujairimi al-Khotib, jilid l, hlm.45.


--

FIqLH ISTAM IITID 1

Sirin, al-Aswad bin Yazid, Masruq ibnul A'raj, tahan besar, yaitu pemerintahan Bani Umayyah
Alqamah an-Nakha'i, asy-Sya'bi, Syuraih, Sa'id dan Bani Abbasiyah. Dia adalah generasi afba'
bin fubair, Makhul ad-Dimasyqi dan Abu Idris at-tabi'in. Ada pendapat yang mengatakan
al-Khulani. bahwa Abu Hanifah termasuk kalangan tabi'in.
Dari awal abad kedua hingga pertengah- Dia pernah bertemu dengan sahabat Anas bin
an abad ke-2 Hijriyah yang merupakan zaman Malik dan meriwayatkan hadits darinya, yaitu
keemasan bagi ijtihad, telah muncultiga belas hadits yang artinya, "Menuntut ilmu adalah
ulama mujtahid yang masyhur yang madzhab fardhu bagi setiap Muslim."
mereka telah dibukukan dan pendapat me- Imam Abu Hanifah adalah imam ahlur
reka banyak diikuti. Mereka ialahla Sufuan bin ra'yu dan ahli fiqih Iraq, juga pendiri madzhab
Uyainah di Mekah, Malik bin Anas di Madinah, Hanafi. Asy-Syafi'i pernah berkata, "Manusia
al-Hassan al-Bashri di Bashrah, Abu Hanifah memerlukan al-lmam Abu Hanifah dalam
dan Su$ran ats-Tsauri (161 H) di Kufah, al- bidang fiqih." Abu Hanifah pernah menjadi
Auza'i [157 H) di Syria (Syam), asy-Syafi'i dan pedagang kain di Kufah. Abu Hanifah me-
al-Laith bin Sa'd di Mesir, Ishaq bin Rahawaih nuntut ilmu hadits dan fiqih dari ulama-ulama
di Naisabur, Abu Tsaur, Ahmad, Dawud az- yang terkenal. Dia belajar ilmu fiqih selama
Zahiri, dan lbnu |arir ath-Thabari di Baghdad. 18 tahun kepada Hammad bin Abi Sulaiman
Namun, kebanyakan madzhab ini hanya yang mendapat didikan fmurid) dari Ibrahim
ada dalam kitab saja, karena para pengikut an-Nakha'i. Abu Hanifah sangat berhati-hati
dan penganutnya sudah tidak ada. Walaupun dalam menerima hadits. Dia menggunakan
demikian, ada juga yang masih wujud dan qiyas dan istihsan secara meluas. Dasar madz-
masyhur hingga hari ini. Pada pembahasan habnya ialah Al-Kitab, As-Sunnah, ijma, qiyas,
selanjutnya kita akan membahas secara ring- dan lstihsan. Dia telah menghasilkan sebuah
kas tentang pemimpin delapan madzhab yang
kitab dalam bidang ilmu kalam, yaitu al-Fiqh
terbesar dari golongan Ahli Sunnah, Syi'ah, dan
al-Akbar. Dan dia juga mempunyai al-Musnad
sebagian kelompok Khawarij yang moderat
dalam bidang hadits. Tidak ada penulisan dia
yang masih mempunyai pengikut hingga hari
dalam bidang ilmu fiqih.
ini, selain madzhab Zahiriyyah yang penganut
Di antara murid Imam Abu Hanifah yang
dan pengikutnya sudah tidak ada.1s
termasyhur ialah:
(a) Abu Yusuf Ya'qub bin Ibrahim al-Kufi
A. ABU HANIFAH, AN-NU,MAN BtN TSABTT (113-182 H). Yaitu, Qadi Besar pada za-
(80-150 H) PENDIR! MADZHAB HANAFT man pemerintahan al-Rasyid. Dia banyak
Namanya al-lmam al-A'zham Abu Hanifah, berjasa dalam mengembangkan madzhab
an-Nu'man bin Tsabit bin Zuwatha al-Kufi. Dia Abu Hanifah, terutama dalam penulisan
adalah keturunan orang-orang Persia yang dasar-dasar madzhab dan penyebaran
merdeka fbukan keturunan hamba sahaya). pendapatnya ke seluruh dunia. Dia adalah
Dilahirkan pada tahun B0 H dan meninggal seorang mujtahid mutlak.
pada tahun 150 H (semoga Allah SWT me- tb) Muhammad ibnul Hassan asy-Syaibani
rahmatinya). Dia hidup di dua zaman pemerin- (1,32-789 H), dilahirkan di Wasit. Ayah-

74
Muhammad Ali Sais, Tarikh al-Fiqh al-lslomr, hlm. 86.
15
Buku terbaik tentang iman-iman Mujtahidin ialah yang ditulis oleh almarhum Syaikh Muhammad Abu Zahrah.
Pengantar llmu Flqlh FIQLH ISIAM JILID 1

nya berasal dari Harusta di Damsyik. Dia annya, yaitu Abu Yusuf dan Muhammad al-
dibesarkan di Kufah, kemudian menetap Hassan asy-Syaibani.
di Baghdad dan wafat di Ray. Pada mula-
nya, dia menuntut ilmu fiqih kepada Imam B. |MAM MAL|K BrN ANAS (9+179 H)
Abu Hanifah, kemudian menamatkan pe- PENDIRI MADZHAB MALIKI
ngaiiannya dengan Abu Yusuf. Asy-Syai-
Imam Malik bin Anas bin Abu Amir al-
bani juga pernah belajar kepada Imam
Asbahi ialah tokoh dalam bidang fiqih dan ha-
Malik bin Anas. Akhirnya, dia menjadi
dits di Darul Hijrah [Madinah) setelah zaman
seorang tokoh fiqih di Iraq setelah Abu
tabi'in. Dia dilahirkan pada zaman al-Walid
Yusuf. Asy-Syaibani terkenal dengan ke-
bin Abdul Malik dan meninggal di Madinah
cerdikan dan ketajaman pikirnya, serta
pada zaman pemerintahan al-Rasyid. Dia
terkenal sebagai seorang mujtahid mutlak
yang telah menghasilkan penulisan yang
tidak pernah ke luar daerah meninggalkan
Madinah. Sama seperti Imam Abu Hanifah,
banyak, yang menjaga dan melestarikan
madzhab Abu Hanifah. Dia berjasa besar
dia hidup dalam dua zaman pemerintahan,
yaitu pemerintahan Bani Umayyah dan Bani
dalam penulisan madzhab Abu Hanifah.
Abbasiyah. Tetapi, hidupnya lebih lama pada
Kitabnya, Zahir ar-Riwayat menjadi hui-
jah yangdigunakan dan menjadi sandaran zaman pemerintahan Bani Abbasiyah. Negara

di kalangan pengikut Madzhab Hanafi.


Islam telah berkembang luas dalam kedua
masa pemerintahan ini, hingga ke Lautan
[c) Abul Huzail, Zufar ibnul Huzail bin Qais
Atlantik di Barat dan ke negeri Cina di Timur.
al-Kufi [110-158 H). Dilahirkan di Asfihan,
meninggal di Basrah. Pada mulanya, dia Juga, telah sampai ke tengah-tengah Benua
Eropa, yaitu ketika negara Spanyol berhasil
cenderung kepada bidang hadits, tetapi
dikuasai.
kemudian dia lebih berminat pada bidang
ar-ra'yu dan muncul sebagai seorang ahli Imam Malik menuntut ilmu kepada ula-
dalam al-qiyas, hingga merupakan orang ma-ulama Madinah. Di antara mereka ialah
yang paling termasyhur dalam perkara Abdul Rahman bin Hurmuz. Dia lama berguru
dengan Abdul Rahman ini. Dia juga menerima
ini di kalangan murid dan pengikut Imam
Abu Hanifah. Dia adalah seorang mujtahid
hadits dari para ulama hadits seperti Nafi'
mutlak.
maula Ibnu Umar dan Ibnu Syihab az-Zuhri.
Gurunya dalam bidang fiqih ialah Rabi'ah bin
[d) Al-Hassan bin Ziyad al-Lu'lu'i (meninggal
Abdul Rahman yang terkenal dengan Rabi'ah
pada tahun 204 H). Pada mulanYa, dia
ar-Ra'yi.
belajar kepada Abu Hanifah, kemudian
kepada Abu Yusuf dan Muhammad. Dia
Imam Malik adalah imam dalam ilmu
terkenal sebagai orang yang meriwayat- hadits dan fiqih. Kitab dia al-Muwaththa'
kan hadits dan fatwa/pendapat Imam Abu
adalah sebuah kitab besar dalam hadits dan
Hanifah. Namun, riwayatnya tidak dapat
fiqih. Imam asy-Syafi'i pernah berkata, "Malik
adalah guru saya, saya menuntut ilmu darinya.
menandingi kitab Zahir ar-Riwayat yang
Dia adalah hujjah di antara saya dengan Allah.
dihasilkan oleh al-lmam Muhammad. Ke-
pakarannya di bidang fiqih tidaklah sam- Tidak ada seorang pun yang berjasa pada saya
pai kepada kepakaran dan martabat Imam melebihi jasa imam Malik. |ika nama ulama
Abu Hanifah dan kedua sahabat utama- disebut, maka nama Malik-lah yang paling
--

'J-'-:

bersinar." Dia membangun madzhabnya ber- meninggal pada tahun I97 H). Dia belajar
dasarkan dua puluh dasar. Lima dari Al-Qur'an dari Imam Malik selama 20 tahun. Setelah
dan lima dari As-Sunnah, yaitu nash al-Kitab, itu, dia mengembangkan Madzhab Maliki
zahirnya yakni umumnya, mafhum al-mukha- di Mesir. Dia telah melakukan usaha yang
I afa h, mafhumnya yakni mafhum a l - m uwaaqo h, serius untuk membukukan Madzhab Ma-
tanbih-nya yakni peringatan Al-Qur'an terha- liki. Imam Malik pernah menulis surat
dap'illah seperti firman Allah, "...kareno semuq kepadanya dengan menyebut gelaran
itu kotor atau fisq." (al-An'aam: 145) "Faqih Mesir" dan 'Abu Muhammad al-
Yang lain ialah al-ijma', ol-qiyas, amal ahli Mufti." Dia juga pernah belajar ilmu fiqih
Madinah, Qaul as-Sahabi, al-istihsan, Sadd adz- dari al-Laits bin Sa'ad. Dia juga seorang
Dzaraii menjaga khilal istishab, al-moshalih ahli hadits yang dipercayai dan mendapat
al-mursalah dan syar' man qoblana.rb julukan "Diwan Ilmu."
Imam Malik terkenal dengan sikapnya [c) Asyhab bin AbdulAziz al-Qaisi, dilahirkan
yang berpegang kuat kepada As-Sunnah, ama- pada tahun yang sama dengan Imam
lan ahli Madinah, al-Moshalih al-Mursalah, asy-Syafi'i, yaitu pada tahun 150 H, dan
pendapat sahabat (qaul sahabrl jika sah sa- meninggal pada tahun 204 H. Kelahiran-
nadnya dan al-istihson. Murid-murid Imam nya terpaut sembilan belas hari setelah
Malik ada yang datang dari MesiC Afrika Utara, Imam asy-Syafi'i lahir. Dia telah mem-
dan Spanyol. Tujuh orang yang termasyhur pelajari ilmu fiqih dari Imam Malik dan al-
dari Mesir ialah:17 Laits bin Sa'd. Dia menjadi ikutan di bidang
(a) Abu Abdullah, Abdurrahman ibnul Qasim ilmu fiqih di Mesir setelah Ibnul Qasim.
(meninggal di Mesir pada tahun 191 H). Dia menghasilkan tulisan berdasarkan
Dia belajar ilmu fiqih dari Imam Malik fiqih Malik yang terkenal dengan sebutan
selama 20 tahun dan dari al-Laits bin Sa'ad Mudawwqnah Asyhab. Mudawanah ini
seorang ahli fiqih Mesir (meninggal tahun bukanlah Mudawwanah Sahnun Imam
L75 H). Abu Abdullah adalah seorang asy-Syafi'i pernah berkata, 'Aku tidak
mujtahid mutlak. Yahya bin Yahya meng- pernah berjumpa dengan orang yang
anggapnya sebagai seorang yang paling Iebih alim dalam fiqih daripada Asyhab."
alim tentang ilmu Imam Malik di kalang- td) Abu Muhammad, Abdullah bin Abdul
an sahabatnya, dan orang yang paling Hakam. Meninggal pada tahun 214H.Dia
amanah terhadap ilmu Imam Malik. Dia merupakan orang yang paling alim tentang
telah meneliti dan mentashih kitab ar- pendapat Imam Malik. Dia menjadi pe-
Mudawwanah, yaitu kitab terbesar dalam mimpin Madzhab Maliki setelah Asyhab.
Madzhab Maliki. Sahnun al-Maghribi (e) Asbagh ibnul Farjal-Umawi. Dia dinisbah-
mempelajari kitab ini darinya kemudian kan kepada Bani Umayyah karena ada
menyusun ulang berdasarkan susunan hubungan hamba sahaya. Dia meninggal
fiqih Abu Abdullah. pada tahun 225H. Dia belajar fiqih kepada
[b) Abu Muhammad, Abdullah bin Wahb bin Ibnul Qasim, Ibnu Wahb, dan Asyhab. Dia
Muslim (dilahirkan pada tahun 125 H dan adalah di antara orang yang paling alim

76 Ati Sais, Tarikh ai-Fiqh, hlrn. 105,'Abu Zahrah, Ktqb Molik, hlm. 254 dan seterusnya.
17 Muhammad Yusuf Musa, al-Amwal wa Nazhariyah al-Aqd, hlm.86 - 89; Kitab Mallk, hlm. 233 dan seterusnya.
FrqlH Isr.rc,M IrrrD 1

dalam Madzhab Maliki, terutama dalam tama yang mengembangkan al-Muwath-


masalah cabang madzhab ini. tha'di Spanyol.
t0 Muhammad bin Abdullah ibnul Hakam. [c) Isa bin Dinar al-Qurtubi al-Andalusi. Me-
Meninggal pada tahun 268 H. Dia me- ninggal pada tahun zLZ H. Dia adalah
nuntut ilmu, khususnya fiqih kepada seorang ahli fiqih Spanyol.
ayahnya dan juga kepada ulama Madzhab (d) Asad ibnul Furat bin Sinan at-Tunisi. Dia
Maliki pada zamannya. Dia juga belaiar berasal dari Khurasan di daerah Naisabur,
kepada Imam asy-Syafi'i. Dia menjadi dilahirkan pada tahun 145 H dan mati
lambang kemegahan dalam bidang fiqih syahid tahun 2L3 H di Sarqusah, ketika
hingga menjadi tokoh di bidang tersebut memimpin tentara untuk membuka Pulau
dan menjadi rujukan fatwa di Mesir. Ba- Sisilia. Dia adalah ahli fiqih, pejuang, dan
nyak rombongan yang datang dari negeri pemimpin angkatan perang. Dia telah
Afrika Utara, Maghrib, dan Spanyol untuk menghimpun fiqih al-Madinah dan fiqih
belajar kepadanya. al-lraq. Dia mempelajari al-Muwaththa'
[g) Muhammad bin Ibrahim al-Askandari bin dari Imam Malik. Dia juga mempelajari
Ziyad yang terkenal dengan Ibnul Maw- fiqih Iraq di mana dia pernah bertemu
waz [meninggal pada tahun 269 H). Dia dengan Abu Yusuf dan Muhammad ibnul
belajar ilmu fiqih kepada ulama semasa- Hassan. Kitabnya yang berjudul al-Asa-
nya sehingga dia mumpuni dalam bidang diyyah merupakan rujukan utama bagi
fiqih dan fama. Kitabnya al-Mawwaziyyah kitab al-Mudawwanah yang ditulis oleh
merupakan kitab yang agung yang pernah Sahnun.
dihasilkan oleh pengikut Madzhab Maliki. (e) Yahya bin Yahya bin Katsir al-Laitsi An-
Ia mengandungi masalah hukum yang dalusi Qurtubi. Meninggal pada tahun 234
paling shahih, bahasanya mudah, dan pem-
H. Dia telah menyebarkan Madzhab Maliki
bahasannya menyeluruh. Cara kitab ini di Spanyol.
menyelesaikan masalah-masalah cabang
ialah, dengan menyandarkan kepada ushul t0 Abdul Malik bin Habib bin Sulaiman as-
Sulami. Meninggal phda tahun 238 H. Dia
(asas dan dasar).
merupakan tokoh fiqih Maliki setelah
Yahya.
Di antara murid Imam Malikyang masyhur
yang datang dari Daerah Islam bagian barat [g) Sahnun, Abdul Salam bin Sa'id at-Tannukhi.
(Magharibah) ialah tujuh orang, yaitu: Meninggal pada tahun 240 H. Dia belajar
fiqih kepada ulama Mesir dan Madinah
[a) Abul Hassan, Ali bin Ziad at-Tunisi. Me-
ninggal pada tahun 183 H. Dia belaiar hingga meniadi ahli fiqih dan tokoh ter-
kepada Imam Malik dan al-Laits bin Sa'd. kenal pada zamannya. Dia menulis kitab
Dia adalah seorang ahli fiqih di Afrika. al-Mudawwanah dalam madzhab yang
meniadi sandaran Madzhab Malik.
[b) Abu Abdullah, Ziyad bin Abdurrahman
al-Qurtubi, meninggal pada tahun 792 H.
Dia digelari dengan "Syabfitn." Dia mem- Di antara murid Imam Malik yang ter-
pelajari al-Muwaththa' langsung dari masyhur yang telah menyebarkan madz-
Imam Malik, dan dia adalah orang per- habnya di Hijaz dan lraq ialah tiga orang.
T
FIQIH ISTAM JILID 1

(a) Abu Marwan, Abdullah bin Abu Salamah menghafal syair mereka. Imam Syafi'i adalah
al-Majishun, meninggal pada tahun zLZ H. tokoh bahasa dan sastra Arab. Al-Ashmu'i
Dia pernah menjadi mufti Madinah pada pernah berkata bahwa syair Hudzail telah di-
zamannya. Dikatakan bahwa dia telah perbaiki oleh seorang pemuda Quraisy ber-
menulis al-Muwaththo' sebelum Imam nama Muhammad bin Idris. Ini jelas menun-
Malik. jukkan bahwa dia adalah imam dalam bidang
(b) Ahmad bin al-Mu'adzdzal bin Ghailan bahasa Arab dan memainkan peranan penting
al-Abdi. Dia hidup sezaman dengan al- dalam perkembangannya.
Majishun dan merupakan salah seorang Imam asy-Syafi'i belajar di Mekah kepada
sahabatnya. Dia merupakan orang yang muftinya, yaitu Muslim bin Khalid al-Zanji
paling alim dalam bidang fiqih di kalangan hingga Imam asy-Syafi'i mendapat izin untuk
sahabat Imam Malik di Iraq. Tapi, tarikh memberikan fatwa. Pada masa itu, Imam
meninggalnya tidak diketahui. asy-Syafi'i baru berumur kira-kira 15 tahun.
(c) Abu Ishaq, Ismail bin Ishaq, al-Qadhi. Setelah itu, dia pergi ke Madinah. Di sana
Dia wafat pada tahun 2BZ H, berasal da- dia menjadi murid Imam Malik bin Anas. Dia
ri Bashrah dan tinggal di Baghdad. Dia belajar dan menghafal al-Muwaththa' hanya
belajar ilmu fiqih dari Ibnul Mu'adzdzal dalam masa sembilan malam saja. Dia juga
dan menyebarkan Madzhab Maliki di Iraq. meriwayatkan hadits dari Sufyan bin Uyainah,
Fudhail bin Iyadh, dan pamannya, Muhammad
C. MUHAMMAD BlN IDRIS ASY€YAFI'I bin Syafi' serta lain-lain.
(150-204 H) PENCETUS MADZHAB Imam asy-Syafi'i pergi ke Yaman, kemu-
SYAFI'I dian ke Baghdad pada tahun lB2 H dan ke
Al-lmam Abu Abdullah, Muhammad bin Baghdad untuk kedua kalinya pada tahun
Idris al-Qurasyi al-Hasyimi al-Muththalibi 195 H. Dia telah mempelajari kitab fuqaha
ibnul Abbas bin Utsman bin Syafi'i (rahima- Iraq dari Muhammad ibnul Hassan. Dia juga
hullah). Silsilah nasabnya bertemu dengan mengadakan perbincangan dan pertukaran
datuk Rasulullah saw. yaitu Abdu Manaf. Dia pendapat dengan Muhammad ibnul Hassan.
dilahirkan di Ghazzah Palestina pada tahun Perbincangan ini sangat menggembirakan ar-
150 H, yaitu pada tahun wafatnya Abu Hani- Rasyid.
fah. Dan dia wafat di Mesir pada tahun 204 H. Imam Ahmad bin Hambal bertemu dengan
Setelah kematian ayahnya pada masa dia Imam asy-Syafi'i ketika di Mekah pada tahun
berumur dua tahun, ibunya membawa Imam LB7 H dan di Baghdad pada tahun 195 H. Dia
asy-Syafi'i ke Mekah, yang merupakan kam- belajar ilmu fiqih dan usul fiqih serta ilmu
pung halaman asal keluarganya. Imam asy- nasikh dan mansukh Al-Qur'an dari Imam
Syafi'i diasuh dan dibesarkan dalam keadaan asy-Syafi'i. Di Baghdad, Imam asy-Syafi'i telah
yatim. Dia telah menghafal Al-Qur'an semasa mengarang kitabnya bernama al-Hujjah yang
kecil. Dia pernah tinggal bersama kabilah mengandung madzhabny a y ang qadim. Setelah
Hudzail di al-Badiyah, satu kabilah yang ter- itu, dia berpindah ke Mesir pada tahun 200 H.
kenal dengan kefasihan bahasa Arabnya. Dan di sana, lahirlah madzhab jadid-nya. Dia
Imam asy-Syafi'i banyak mempelajari dan wafat di Mesir dalam keadaan syahid karena
Pengantar llmu Fiqah FrqlH IsrAM )rLrD 1

ilmu18 pada akhir bulan Raiab, hari fumat [perbuatan penduduk Madinah) sebagai
tahun 204 H. Dia dimakamkan di al-Qarafah hujjah. Ahli Baghdad telah menyifatkan Imam
setelah Asar pada hari yang sama. Semoga asy-Syafi'i sebagai Nashir Sunnah [penyokong
Allah SWT merahmatinya. As-Sunnah).
Di antara hasilkaryanya ialah ar'Risaalah Ulama yang meriwayatkan kitab lamanya,
yang merupakan penulisan pertama dalam ol-Hujjah, ialah empat orang muridnya dari
bidang ilmu usul fiqih dan kitab ol-Umm di kalangan penduduk Iraq, yaitu Ahmad bin
bidang fiqih berdasarkan madzhabio did-nya' Hambal, Abu Tsaur, az-Za'farani, dan al-Kara-
Imam asy-Syafi'i adalah seorang muj- bisi. Riwayat yang paling baik ialah riwayat al-
tahid mutlak. Dia adalah imam di bidang Za'farani.
fiqih, hadits, dan ushul. Dia telah berhasil
Adapun yang meriwayatkan Madzhab ba-
menggabungkan ilmu fiqih ulama Hijaz de-
ngan ulama lraq. Imam Ahmad berkata, "lmam
ru Imam asy-Syafi'i dalam al-Umm juga empat
asy-Syafi'i adalah orang yang paling alim orang muridnya dari kalangan penduduk
berkenaan dengan kitab Allah dan sunnah Mesir. Mereka ialah al-Muzani, al-Buwaiti,
Rasulullah saw.." Dia juga pernah berkata, ar-Rabi' al-lizi dan ar-Rabi' bin Sulaiman al-
"Siapa pun yang memegang tinta dan pena di Muradi, dan lain-lain. Fatwa yang terpakai
tangannya, maka ia berutang budi kepada asy- dalam Madzhab Syafi'i ialah qaul iadid-nya
Syafi'i." Tasy Kubra Zadah dalam kitabnya, dan bukan qaul qadim-nya, karena Imam
Miftah as-Sa'adah berkata, "Ulama kalangan asy-Syafi'i telah menariknya kembali dengan
ahli fiqih, usul, hadits, bahasa, tata bahasa, berkata, "Aku tidak membenarkan orang me-
dan lain-lain telah sepakat tentang amanah, riwayatkannya dariku." Hanya dalam bebera-
adil, zuhud, wara, talowa, pemurah, serta pa masalah saja, yaitu lebih kurang 17 masalah
baiknya tingkah laku dan tinggi budi pekerti yang boleh difatwakan berdasarkan qaul
yang dimiliki oleh Imam asy-Syafi'i. Meskipun qdim. Jika memangqaul qadim itu didukung
banyak pujian yang diberikan, namun ia tetap oleh hadits shahih, maka ia adalah Madzhab
tidak memadai." Syafi'i. Diriwayatkan bahwa asy-Syafi'i ber-
Sumber Madzhab Imam asy-Syafi'i ialah kata, "Jika sah sesuatu hadits, maka itulah
Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kemudian ijma dan madzhabku. Oleh sebab itu kautinggalkan-
qiyas. Dia tidak mengambil pendapat saha- lah pendapatku."
bat sebagai sumber madzhabnya, karena ia
Imam asy-Syafi'i mempunyai pengikut dan
merupakan ijtihad yang ada kemungkin salah.
murid yang banyak di Hiiaz, Iraq, Mesir, dan di
Dia juga tidak beramal dengan istihsan yang
negara-negara Islam yang lain. Secara khusus,
diterima oleh golongan Hanafi dan Maliki.
Dalam hal ini, dia berkata, "Siapa yang me-
kita akan membahas riwayat hidup ringkas
lakukan istihsan berarti ia membuat syariat." Iima orang Mesir yang telah mempelajari
Dia juga telah menolak masalih mursalah dan madzhab j a did-ny a. M ereka ialah : le

tidak setuju menjadikan 'amal ahl al-Madinah

18
Dikatakan bahwa dia dipukul oleh Asyhab, seorang faqih Madzhab Maliki ketika dia berdiskusi dengan asy-Syafi'i sehingga beng-
kak. Dia dipukul di dahi dengan anak kunci, lalu iatuh sakit beberapa hari lamanya sehingga meninggal dunia. Asyhab berdoa dalam
sujudnya, "Ya Allah matikanlah Syafi'i. Kalau tidah hilanglah ilmu Malik." Namun menurut cerita yang masyhur, asy-Syafi'i dipukul oleh
duaorangpemudaMaghribi (Buiairimial-Khathib,)ilid I, hlm.49 danseterusnya).
Abu Zahrah, a.1y-Syafi'i, hlm.149 dan seterusnya.

il..l:r'I .

,L.w,
T
-q11i
\:/
(a) Yusuf bin Yahya al-Buwaithi, Abu Ya'qub. (e) Muhammad bin Abdullah bin Abdul Ha-
Dia wafat tahun 23L H dalam penjara di kam (wafat pada bulan Dzulqa'dah tahun
Baghdad, karena fitnah mengenai pen- 268 H). Selain murid Imam asy-Syafi'i,
dapat bahwa Al-Qur'an adalah makhluk dia juga salah seorang murid Imam
yang ditimbulkan oleh Khalifah al- Malik. Orang Mesir menghormatinya dan
Ma'mun. Imam asy-Syafi'i telah melantik- mengakui bahwa tidak ada orang yang
nya sebagai pengganti untuk memimpin menyamainya. Imam asy-Syafi'i sangat
halaqahnya. Dia telah menghasilk an mukh- mengasihinya dan sangat rapat dengan-
tashar yang masyhur berdasarkan pen- nya. Dia meninggalkan Madzhab Syafi'i
dapat Imam asy-Syafi'i. dan kembali kepada Madzhab Malik, ka-
(b) Abu lbrahim, Ismail bin Yahya al-Muzani rena Imam asy-Syafi'i tidak melantiknya
[wafat pada tahun 264 H). Imam asy- sebagai pengganti untuk mengurus hala-
Syafi'i berkata, "Al-Muzani adalah orang qahnya, juga karena madzhab ayahnya
yang menolong madzhabku." Dia telah adalah Madzhab Malik.
menghasilkan banyak kitab dalam Madz-
hab Syafi'i. Di antaranya ialah al-Mukh- D. AHMAD BIN HAMBAL ASY€YAIBANI
tashar al-Kabir yang dinamakan sebagai
1L64-,241. H) PENCETUS MADZHAB
al-Mabsuth dan al-Mukhtashar ash-Sha- HAMBALI
ghir. Banyak ulama Khurasan, Iraq, dan
Imam Abu Abdullah, Ahmad bin Hambal
Syam yang belajar kepadanya. Dia ialah
bin Hilal bin Asad al-Zuhaili asy-Syaibani, di-
seorang yang alim serta mujtahid.
lahirkan dan dibesarkan di Baghdad. Wafat di
(c) Ar-Rabi' bin Sulaiman bin Abdul fabbar
sana pada bulan Rabi'ul Awwal, (semoga Allah
al-Muradi, Abu Muhammad (perawi ki-
SWT merahmatinya). Dia telah mengembara
tab). Dia merupakan muadzin di Masjid
untuk menuntut ilmu di beberapa kota seperti
Amr ibnul Ash (masjid Fusthath), wafat
Kufah, Bashrah, Mekah, Madinah, Yaman, Syam,
pada tahun 270 H. Dia bersama Imam
dan Jazirah.
asy-Syafi'i dalam jangka masa yang lama,
Imam Ahmad belajar fiqih kepada Imam
sehinggalah dia menjadi periwayat kitab-
asy-Syafi'i semasa dia berada di Baghdad.
kitab Imam asy-Syafi'i. Melalui dia kitab
Akhirnya,lmam Ahmad menjadi seorang muj-
ar-Risalah, al-Umm, dan kitab-kitab Imam
tahid mustaqil. Jumlah gurunya melebihi 100
asy-Syafi'i yang Iain sampai kepada kita.
orang. Dia berusaha mengumpulkan As-Sun-
Jika berlaku percanggahan di antara nah dan menghafalnya, hingga dia terkenal
riwayat al-Muzani dengan riwayat dia,
sebagai Imam al-Muhaddifsun pada zaman-
maka riwayat dialah yang diutamakan.
(d) Harmalah bin Yahya bin Harmalah [wa- nya. Ini juga berkat kemurahan gurunya,
Husyaim bin Basyir bin Abu Khazim al-Bukhari
fat pada tahun 266 H). Dia meriwayatkan
al-Ashl (104 -183 H).
kitab-kitab Imam asy-Syafi'i yang tidak
diriwayatkan oleh ar-Rabi', seperti kitab
Dia adalah tokoh dalam bidang hadits,
sunnah, dan fiqih. Ibrahim al-Harbi berkata,
asy-Syuruth (tiga jilid) kitab as-Sunan (L0
jilid), kitab an-Nikah, dan kitab Alwan "Aku memandang Ahmad, seolah-olah Allah
SWT telah menghimpunkan ilmu ulama yang
al-lbil wal Ghanam we Shifatihaa wa
terdahulu dan yang kemudian kepadanya."
Asnaanihaa.
FIqLH ISIAM JITID 1

Ketika meninggalkan Baghdad menuiu ke (a) Salih bin Ahmad bin Hambal (wafat pada
Mesir, Imam asy-Syafi'i berkata, "Aku keluar tahun 266H). Dia ialah anak Imam Ahmad
dari Baghdad dan aku tidak meninggalkan yang paling tertua; mempelajari ilmu
orang yang lebih takwa dan paling alim di fiqih dan hadits dari ayahnya, dan juga
bidang fiqih selain Ibnu Hambal." dari para ulama lain pada zamannya. Abu
Imam Ahmad telah menerima banyak Bakar al-Khalal periwayat fiqih Hambali
cobaan dan ujian. Dia telah dipukul dan di- berkata, "Dia telah mendengar banyak
kurung karena fitnah mengenai pendapat masalah dari ayahnya, Orang Khurasan
bahwa Al-Qur'an adalah makhluk pada zaman banyak bertanya tentang berbagai masa-
al-Ma'mun, al-Mu'tashim, dan al-Watsiq. Dia lah kepada ayahnya."
bersabar seperti sabarnya para nabi. Ibnul (b) Abdullah bin Ahmad bin Hambal (2L3
Madini berkata, "Sesungguhnya Allah memu- - 290 H). Dia mempunyai perhatian besar
liakan Islam dengan dua lelaki; yaitu Abu dalam bidang periwayatan hadits dari
Bakar ketika orang Arab mulai murtad dan ayahnya. Sementara saudaranya, Salih
Ibnu Hambal ketika muncul fitnah." Bisyr al- memfokuskan kepada bidang fiqih ayah-
Hafi juga berkata, "Sesungguhnya Ahmad nya dan masalah-masalah yang berhu-
berdiri di tempat berdirinya para nabi." bungan dengannya.
Dasar madzhabnya dalam iitihad adalah (c) Al-Atsram, Abu Bakc Ahmad bin Muham-
hampir sama dengan prinsip madzhab Syafi'i. mad bin Hani' al-Khurasani, al-Baghdadi
Ini karena dia dididik oleh Imam asy-Syafi'i. (273 H). Dia telah meriwayatkan masa-
Dia menerima Al-Qur'an, As-Sunnah, fatwa lah-masalah fiqih dan hadits dari Imam
sahabat, ijma, qiyas, istishab, mashalih mur- Ahmad. Dia menghasilkan kitab bernama
salah dan dzarai'. as-Sunan fil Fiqh berdasarkan madzhab
Imam Ahmad tidak mengarang kitab Ahmad. Kitab ini menggunakan hadits se-
fiqih, sehingga sahabatnya mengumpulkan bagai dasarnya.
pendapat madzhabnya berdasarkan perkata- [d) Abdul Malik bin Abdul Hamid bin Mahran
an, perbuatan, jawaban-iawaban Imam Ahmad, al-Maimuni [meninggal tahun 27 4 H). Dia
dan sebagainya. hidup bersama Imam Ahmad lebih dari 20
Dia telah menghasilkan al-Musnad dalam tahun. Dia mempunyai kedudukan yang
hadits, yang mengandung lebih daripada tinggi di kalangan sahabat Imam Ahmad.
40.000 hadits. Dia mempunyai kekuatan ha- Abu Bakar al-Khallal sangat kagum de-
falan yang amat kuat. Dia mengamalkan hadis ngan riwayat yang diterimanya dari Imam
mursal (hadits yang dalam sanadnya, rawi Ahmad.
shahbi-nya tidak ada), dan hadits dhaif yang (e) Ahmad bin Muhammad ibnul Hajiaj, Abu
boleh meningkat ke derajat hadits hason, te- Bakar al-Marwadzi [meninggal tahun
tapi dia tidak beramal dengan hadits batil dan 274 H). Dia adalah seorang yang paling
mungkar. Dia mengutamakan hadits mursal istimewa dan dekat dengan Imam
dan dhaif daripada qiyas. Ahmad. Dia adalah imam dalam bidang
Di antara murid yang telah menyebarkan fiqih dan hadits dan menghasilkan ba-
ilmunya ialah sebagai berikut.20 nyak penulisan. fika golongan Hambali

Abu Zahrah, /bn Hambalhlm.tT6- 188.


,t
I
m
,{
;r

E
IsLAM lrLrD 1

menyebut nama Abu Bakar; maka yang E. ABU SULAIMAN, DAWUD BtN ALt
dimaksud dengannya ialah al-Marwadzi. AL.ASFIHANI AZ.ZAHIRI
(0 Harb bin Ismail al-Hanzhali al-Karmani Dia Dilahirkan di Kufah pada tahun 202 H
[meninggal pada tahun 280 H). Dia men- dan meninggal di Baghdad pada tahun 270 H.
dalami fiqih dari Imam Ahmad. Walau- Dia adalah pencetus Madzhab az-Zahirl
pun al-Marwadzi mempunyai hubungan Dia merupakan pemimpin golongan ahli
yang erat dengan Imam Ahmad, namun ia
Zahir. Dia meletakkan asas madzhab ini, dan
masih menjadikan riwayat Harb bin Ismail kemudian dikembangkan oleh Abu Muham-
sebagai sandaran kepada riwayat yang mad Ali bin Sa'id bin Hazm al-Andalusi [384-
diterimanya dari Imam Ahmad. 406 H) yang telah mengarang beberapa buah
(g) Ibrahim bin Ishaq al-Harbi, Abu Ishaq kitab, yang utama ialah al-Muhalla di bidang
(meninggal 285 H). Dia lebih pakar dalam fiqih dan al-lhkam fi Ushul al-Ahkam di bidang
bidang hadits daripada fiqih, dan juga Usul Fiqih.
seorang yang alim dalam bidang bahasa. Imam Dawud adalah di antara hufazh ha-
dits (golongan yang sampai kepada martabat
Setelah itu, lahirlah Ahmad bin Muham-
al-Hafizh dalam hadits), ahli fiqih yang mu-
mad bin Harun, Abu Bakar al-Khallal [wafat
jtahid, dan mempunyai madzhab yang tersen-
pada tahun 311 H). Dia telah mengumpulkan
fiqih Imam Ahmad melalui para sahabatnya,
diri setelah dia mengikut Madzhab Syafi'i di
Baghdad.
hingga dia terkenal sebagai pengumpul fiqih
Asas Madzhab Zahiri ialah beramal de-
Hambali, atau pemindah, ataupun periwa-
ngan zahir Al-Qur'an dan As-Sunnah selama
yatnya. Al-Khallal hidup bersama Abu Bakar
al-Marwadzi hingga wafatnya. Adalah jelas,
tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa
yang dikehendaki darinya ialah bukan makna
bahwa dialah yang mendorong al-Khallal su-
yang zahir. fika tidak ada nash, maka berpin-
paya meriwayatkan fiqih. Pengumpulan yang
dah kepada ijma dengan syarat hendaklah ia
dilakukan oleh al-Khallal ini telah diringkas-
merupakan ijma seluruh ulama. Mereka juga
kan oleh dua orang yang masyhur; yaitu:
menerima ijma sahabat. fika tidak didapati
[a) Abul Qasim, Umar ibnul Hussain al- nash atau ijma, mereka menggunakan rsfish-
Kharqi al-Baghdadi (meninggal 334 H),
hab, yaitu ol-ibahah al-hasliyyah [kemubahan
dikebumikan di Damsyik. Dia banyak me-
yang natural/asal).
nulis kitab dalam madzhab Ahmad, di
antaranya ialah kitab Mukhtashor-nya Qiyas, ra'yu dan istihsan, dzarai'dan men-

yang masyhuryangtelah disyarahi oleh Ibnu


cari 'illat nash-nash hukum dengan meng-
gunakan ijtihad adalah ditolak. Cara-cara itu
Qudamah dalam kitabnya, al-Mughni.
(b) Abu Bakac Abdul Aziz bin fa'far tidak dianggap sebagai dalil dalam hukum,
yang
sebagaimana mereka juga menol ak taqlid,
lebih terkenal dengan Ghulam al-Khallal
(meninggal 363 H). Dia adalah sahabat al-
Di antara contoh masalah fiqih menurut
pendapat mereka ialah pengharaman meng-
Kharqi. Dia merupakan murid al-Khallal
gunakan bejana dari emas dan perak hanya-
yang sangat berpegang teguh dalam
lah khusus untuk minum. Pengharaman riba
mengikuti jejak langkahnya. Adakalanya
hanyalah pada enam jenis yang disebutkan
dia mengutamakan riwayat dan pendapat
yang tidak dirajihkan oleh al-Khallal.
dalam hadits, shalat fumat dilaksanakan di
masjid kampung. Pendapat mereka ini adalah
FE
F,j
i

k
Pengantar llmu Flqlh FrqLH lsr-AM rrLrD 1

sama dengan pendapat Abu Tsaur; salah Imam Zaid mengutamakan AIi bin Abi
seorang pengasas madzhab fiqih yang telah Thalib daripada sahabat Rasulullah saw. yang
pupus. Istri yang kaya bertanggung jawab Iain. Dia berpendapat imam yang zalim tidak
menanggung perbelanjaan nafkah suaminya boleh ditaati. Walaupun dia mengutamakan
yang susah dan juga nafkah dirinya. Sayyidina Ali, tetapi dia juga menerima pe-
Madzhab ini telah tersebar luas di lantikan Abu Bakar dan Umar; dan menolak
Andalus. Pada abad ke-S H, ia mulai merosot kritikan terhadap mereka yang dilakukan
dan akhirnya pupus pada kurun ke-B H. oleh pengikutnya yang telah membaiatnya.
Sebab itulah, pengikutnya pecah dan ada
yang memisahkan diri. Imam Zaid berkata
F. ZAID BIN ALI ZAINAL ABIDIN IBNUL
kepada orang yang memisahkan diri darinya,
HUSATN (WAFAT L22H1
"Kau telah menolakku." Dengan kata-kata itu,
Dia adalah imam golongan Syiah Zaidiyyah
golongan ini pun terkenal dengan gelaran ar-
yang dianggap sebagai madzhab ke-5 selain
Rafidhah (kelompok yang menolak). Setelah
madzhab yang empat.
dia wafat, anaknya-Yahya-meneruskan per-
Dia adalah imam pada zamannya dan juangannya. Dia telah terbunuh pada zaman
merupakan ahli ilmu dalam berbagai bidang. pemerintahan al-Walid bin Yazid bin Abdul
Karena ketinggian ilmunya di bidang 'Ulumul Malik.
Qur'en, qira'ot, dan fiqih, maka dia digelari Di antara kitab terpenting dalam madz'
sebagai halif Al-Qur'an. Diatelah menulis kitab hab ini yang telah dicetak ialah Kitab al-Bahr
fiqih berjudul al-Majmu'yang merupakan ki- al-Zakhkhar al-Jami'li Madzahib Uame'al Am-
tab fiqih yang tertua dicetak di Itali. Kitab ini sar oleh al-lmam Yahya ibnul Murtadha [me-
telah disyarahi oleh al-Allamah Syarafuddin ninggal840 H). Dalam empatiilid, ia membahas
al-Hussain ibnul Haimi al-Yamani ash-Shan'ani pendapat-pendapat dan perselisihan ulama
[meninggal t221 H), dalam kitab yang ber- fiqih.
judul ar-Rawdhun Nadhir Syarh Maimu' al- Fiqih madzhab ini lebih cenderung ke-
Fiqh al-Kobir dalam bmpat jilid. pada fiqih ahli Iraq pada zaman permulaan
Abu Khalid al-Wasithi merupakan rawi kelahiran Syiah dan para imam mereka. Ia
hadits-hadits Majmu' dan pengumpul fiqih tidak mempunyai perbedaan yang banyak
madzhab Zaid. Dikatakan bahwa jumlah hasil dengan fiqih ahli Sunnah. Walaupun demikian,
karyanya mencapai 15 naskah kitab. Di anta- terdapat beberapa perbedaan dalam masalah-
ranya adalah kitab al-Majmu'di bidang hadits, masalah yang masyhur. Di antaranya adalah
namun penisbatan kitab ini kepada imam Zaid tidak boleh menyapu khuf, haram sembelihan
diragui. orang bukan Islam, dan haram kawin dengan
Golongan Zaidiyyah ialah mereka yang kitabiyah, karena Allah SWT berfirman,
menjadikan imam Zaid (anak Ali Zainal
Abidin) sebagai imam dan pencetus madzhab
ini. Imam Zaid telah menerima bai'ah di Kufah
"...dan
ffi :;Jst*"lK*i{;...
janganlah kamu (wahai umat lslam)
pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul
tetap berpegang kepada akad perkowinan kamu
Malik. Yusuf bin Umar memeranginya hingga
dengon perempuan-perempuan y o n g (kekal dalam
Imam Zaid meninggal.
keadaan) kafir...." (al-Mumtahanah: 10)

..+-t +-.
FIQIH ISLAM IILID 1

Mereka juga berbeda pendapat dengan yang terakhir ialah Muhammad al-Mahdi al-
golongan Syiah Imamiyyah dalam persoalan Hujjah, yang mereka dakwa dia tersembunyi
bolehnya kawin Mut'ah. Mereka berpendapat dan dialah imam yang masih hidup.
kawin Mut'ah tidak boleh. Dalam adzan, me- Ibnu Farrukh ialah tokoh yang menye-
reka menambah ungkapan (ryttr *:;) barkan fiqih Syi'ah Imamiyyah di Persia da-
yang artinya, "Marilah melakukan perbuatan lam kitabnya Baqta'ir ad-Darajat fi 'Ulum Aali
yang baiki' dan mereka bertakbir sebanyak Muhammad, wa Ma Khashshahumullah bih.
lima kali dalam shalat jenazah. Madzhab yang Kitab ini telah dicetak pada tahun 1285 H.
dipraktikkan di Yaman adalah madzhab al-Ha- Sebelum itu, kitab pertama kali dalam fiqih
dawiyyah, yaitu pengikut al-Hadi ila al-Haq Imamiyyah ialah risalah al-Halal wal-Haram
Yahya ibnul Husain. Madzhab ini merupakan yang dikarang oleh Ibrahim bin Muhammad
madzhab yang dipakai oleh pemerintahan Abu Yahya al-Madani al-Aslami yang dia riwa-
Yaman hingga sekarang, sejak 288 H. Mereka yatkan dari Imam fa'far ash-Shadiq.
adalah golongan Syiah yang paling dekat de-
Kemudian anaknya, Ali ar-Ridha menulis
ngan Ahli Sunnah. Dalam aqidah, mereka
kitab Frqh ar-Ridha, dicetak pada tahun L274H
mengikuti paham Muktazilah. Dalam menge-
di Teheran.
luarkan hukum, mereka bersandar kepada Al-
Setelah Ibnu Farrukh al-A'raj, muncul
Qur'an, hadits, ijtihad dengan menggunakan
Muhammad bin Ya'qub bin Ishaq al-Kulaini
pikiran, qiyas, istihsan, masalih mursalah, d,an
ar-Razi yang merupakan syaikh golongan
istishab.
Syi'ah yang mati pada tahun 328 H. Dia te-
Kesimpulannya, golongan Zaidiyyah ada-
lah menulis buku al-Kafi fi 'IIm ad-Din. Di
lah dinisbahkan kepadaZaid, karena dia ada-
dalamnya terdapat L6.099 hadits yang di-
lah iman mereka. Berbeda dengan golongan
riwayatkan melalui Ahlul Bait. Bilangan ini
Hanafi dan Syafi'i umpamanya, sekiranya
lebih banyak daripada bilangan hadits yang
pengikut madzhab Zaidiyah tidak menemu-
terdapat dalam kitab hadits yang enam (yaitu
kan hukum pada cabang persoalan fiqih dalam
al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi,
madzhab mereka, maka mereka akan berpe-
an-Nasa'i, dan Ibnu Majah).
gang kepada pendapat imam mereka.
Empat kiab yang menjadi pegangan Madz-
hab Syi'ah Imamiyyah adalah al-Kafi; Man Lo
G. AL.IMAM ABU ABDULLAH JA'FAR ASH. Yahdhuruhu al-Faqih karya ash-shaduq al-
SHADIQ BIN MUHAMMAD AL. BAQIR
Qummi; Tahdzib al-Ahkam karya ath-Thusi
BIN ALI ZAINAL ABIDIN IBNUL HUSAIN dan al-lstibshar karya ath-Thusi, Sama seperti
(80.148 H/699765 M) PENCETUS t golongan Zaidiyyah,setelah Al-Qur'an, mereka
MADZHAB IMAMIYYAH tidak berpegang kecuali kepada hadits yang
Adapun Abu fa'far Muhammad ibnul diriwayatkan oleh para imam mereka dari
Hasan ibnul Farrukh ash-Shaffar al-A'raj al- Ahlul Bait untuk menetapkan masalah fiqih.
Qummi (meninggal 290 H) adalah orang yang Mereka juga berpendapat bahwa pintu ijtihad
menyebarkan madzhab Syi'ah Imamiyyah da- terbuka. Mereka menolak qiyas dan mereka
lam bidang fiqih. mengingkari ijma, kecuali jika salah satu
Golongan Imamiyyah mengatakan bahwa imamnya termasuk yang ikut ijma. Ruiukan
12 imam adalah maksum. Imam yang pertama hukum-hukum syara'bagi mereka ialah para
ialah Imam Abul Hasan Ali al-Murtadha, dan imam dan bukan orang lain.
FIqIH ISLAM JItlD 1

Fiqih Imamiyyah dekat dengan madzhab H. ABTNiY SYA'TSA'AT.TABI'!, JABIR BIN


Syafi'i, dan ia tidak berbeda dalam perkara- zArD (MENINGGAL 193 H) PENCETUS
perkara yang masyhur yang terdapat dalam MADZHAB IBADIYYAH
fiqih Ahli Sunnah kecuali dalam lebih kurang Madzhab ini dinisbahkan kepada Abdullah
17 masalah. Di antara yang utama ialah ten- bin Ibadh at-Tamimi [meninggal B0 H). Jabir
tang bolehnya nikah Mut'ah. Perbedaan pen- bin Zaid adalah ulama tabi'in yang meng-
dapat mereka lebih kurang sama saja dengan amalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dia murid
perbedaan pendapat di kalangan madzhab- Ibnu Abbas r.a.. Usul fiqh lbadiyyah sama se-
madzhab fiqih seperti Hanafi dan Syafi'i um- perti usul madzhab-madzhab lain yang ber-
pamanya. Madzhab Syi'ah Imamiyyah ini ter-
pegang kepada Al-Qur'an, As-Sunnah, ijma,
sebar hingga sekarang di Iran dan lraq. Pada qiyas, istidlal, atau istinbath dengan semua
hakikatnya, perbedaan antara mereka dengan
cara termasuk a/-rstih san, istishlah, mashalih
Ahli Sunnah tidaklah berasaskan kepada aqi-
mursalah, istishhab, qaul ash'Shahabi, dan
dah atau fiqih, tetapi berasaskan kepada soal
lain-lain. Pendapat yang muktamad menurut
pemerintahan dan imam. Di antara agenda
mereka ialah ilham yang diperoleh oleh orang
utama Revolusi Iran tahun 1979 yang dide-
selain Nabi Muhammad saw. tidak dapat
ngungkan adalah menghapuskan pertikaian
menjadi hujiah dalam hukum syara' bagi
dengan Ahli Sunnah dan menganggap bahwa
orang selain yang mendapat ilham tersebut.
umat Islam seluruhnya adalah satu umat saia.
Adapun seorang mujtahid yang mendapat
Di antara masalah-masalah fiqih penting
ilham, maka ilham itu tidak menjadi hujjah
yang berbeda dengan Ahli Sunnah ialah bo-
baginya kecuali dalam persoalan yang tidak
lehnya nikah dalam jangka waktu tertentu
ada dalil muttafaq 'alaih (dipersetujui oleh
(nikah Mut'ah), diwajibkannya mendatangkan
semua) dalam penetapan hukumnya, dan itu
saksi ketika perceraian, mengharamkan sem-
merupakan istihsan yang dikenal pada madz-
belihan Ahli Kitab dan kawin dengan wanita
hab yang lain. Mereka tidak mau dinamakan
Nasrani dan Yahudi (sama dengan pendapat
Zaidiyah). Dalam masalah harta warisan, al-Khawarij atau al-Khawamis. Mereka lebih
mereka mengutamakan anak paman seibu dikenal dengan Ahlud Da'wah, Ahlul Istiqa-
seayah atas paman seayah. Mereka juga mah, dan J ama'ah al-Muslimin.
mengatakan bahwa tidak boleh menyapu Golongan lbadiyyah terkenal dengan pen-
khul cukup menyapu kedua belah kaki dalam dapatnya dalam masalah-masalah fiqih be-
wudhu. Dan dalam adzan mereka menambahi rikut ini.21
beberapa kalimat, yaitu 1it Q: rlt; iti "6i1 [a) Tidak boleh menyapu khuf sama seperti
yang artinya,'Aku bersaksi bahwa Ali adalah pendapat Syi'ah Imamiyyah.
wali Allah SWf"; U;tt .5 * :;)yang artinya, (b) Tidak mengangkat kedua tangan ketika
"Marilah melaku(an perbuatan yang baiki' takbiratul ihram, meluruskan tangan da-
dan mengulang kalimat ti, !f ;jf l). lam shalat dan cukup dengan satu kali
salam. Pendapat mereka ini sama dengan
pendapat Madzhab Maliki dan Zaidi.

Ibrahim Abdul AzizBadawt,Daur al-Madrasah al-lbodiyah fi al-Fiqh wa al-Hadhamhal-lslam$yah,hlm.L8.


irl
:!A

H
ffi
,&
FIQIH lsrAM IrLrD 1

(c) Mereka mengatakan bahwa orang yang Hamba mudabbar (yang dijanjikan mer-
berjunub pada bulan Ramadhan batal deka sesudah kematian tuannya) menjadi
puasanya. Mereka berhujjah dengan ha- merdeka setelah tuannya meninggal. Ini
dits Abu Hurairah dan pendapat sebagian sama seperti pendapat madzhab lain,
dari golongan tabi'in. ataupun mereka dibebaskan setelah sele-
[d) Sembelihan Ahli Kitab yang tidak mem- sainya tempo yang ditetapkan. Hamba
beri jizyah ataupun orang kafir harbi yang itu tidak boleh dijual kecuali berkaitan
tidak membuat perjanjian adalah haram. dengan utang menurut pendapat keba-
Syi'ah Imamiyyah tidak membolehkan nyakan ulama madzhab.
makan sembelihan mereka sama sekali. ti) Mengharamkan tembakau dengan alasan
[e) Haramnya nikah anak-anak lelaki maupun ia termasuk perkara keji.
perempuan menurut pendapat fabir bin
Zaid. Tetapi, amalan dalam madzhab ini Di antara kitab-kitab mereka dalam aqi-
berbeda dengan pendapat fabir. dah ialah Masyariq al-Anwar, oleh Syaikh
(0 Makruh mengumpulkan antara anak-anak Nuruddin as-Salimi. Dalam usul fiqih, kitab
perempuan paman dalam satu ikatan Thal'atu asy-Syams, oleh Syaikh Nuruddin as-
perkawinan, karena khawatir terjadi pe- Salimi. Dalam bidang fiqh Syarh an-Nayl wa
mutusan silaturahmi. Makruh itu adalah Syifa' al-Alil, oleh Syaikh Muhammad bin
makruh tanzih. Yusuf bin Attafaiyisy sebanyak (L7 )uz), Qamus
[g) Wasiat adalah wajib terhadap keluarga asy-Syari'ah oleh as-Sa'di sebanyak 90 juz, al-
terdekat yang tidak mendapat waris. Ini Mushannaf, oleh Syaikh Ahmad bin Abdullah
berdasarkan kepada hadits-hadits yang al-Kindi sebanyak 42 juz; Monhaj ath-Tha-
menganjurkan supaya dilakukan wasiat. libin, oleh asy-Syaq'abi sebanyak 20 jilid, al-
Boleh berwasiat kepada cucu dari anak Idhah, oleh Syaikh asy-Syammakhi sebanyak
lelaki, meskipun ada anak lelaki. Ini ber- delapan juz, Jawhar an-Nizom oleh Syaikh
dasarkan kepada firman Allah SWT, as-Salimi dan al-Jami'oleh Ibnu Barakah se-
"Diwojibkan atas kamu, apabila maut banyak dua juz.

hendak menjemput seseorang di antara Madzhab ini masih diikuti di daerah


kamu, jika dia meninggalkan harta, ber- Oman, Afrika Timur [Tanzania), Aljazair, Libya,
wasiat untuk kedua orang tua dan karib dan Tunisia.
kerab at.... " (al-Baqarah: 180) Dalam aqidah, mereka menyatakan bah-
wa orang yang melakukan dosa besar akan
Wasiat kepada ibu dan bapak dinasakh kekal dalam neraka, jika mereka tidak ber-
oleh ayat yang menerangkan pembagian tobat. Mereka mengatakan bahwa muwalat
harta waris dan juga dengan hadits, floyal) kepada orang yang taat dan bara'ah
"Tidak adq wasiat kepada ahli waris."
[melepaskan hubungan) dengan orang yang
[h) Seorang hamba mukatab [hamba yang maksiat adalah wajib. Mereka mengatakan
dijanji akan dibebaskan apabila dia mem- boleh melakukan taqiyyah dalam perkataan,
bayar tebusan) adalah dianggap merdeka tetapi tidak boleh dalam perbuatan. Mereka
sejak perjanj ian pembebasan (ol- Ki tabah). mengatakan sifat Allah SWT ialah zat itu

.:+:s
Pengartar tlmu Fiqlh FIQIH ISLAM JILID 1

sendiri. Artinya ialah, sifat-Nya ada pada zat- nyucikan Allah SWT. Tetapi, mereka tidak
Nya dan bukan yang lain dari-Nya. Dengan berkata seperti Muktazilah bahwa baik dan
konsep ini, mereka bermaksud mengagung- buruk dapat ditemukan melalui akal, dan juga
kan Allah SWT dan menyucikan-Nya. Mereka mereka tidak mengatakan bahwa Allah SWT
mengatakan-sama seperti Syi'ah-bahwa wajib melakukan perbuatan baik dan yang
Allah SWT tidak dapat dilihat di akhirat. lebih baik, yaitu as-Sa'ah wal Aslah).22
Tujuan mereka ialah mengagungkan dan me-

,i_,;-#- .,..

22 Saya menarik apa yang telah saya tulis tentang Madzhab tbadiyah dalam cetakan yang lalu, karena ada beberapa kesalahan
FIQIH ISI.AM IILID

BAB KETIGA
PERINGKAT-PERINGKAT TOKOH
AHLI FIQIH DAN KITAB-KITAB FIQIH

A. PERTNGKAT TOKOH AHL! FrQtH 2. MUITAHID MWLAK YANG TIDAK


BER; tTt HAD SEN Dt Rt ( M UtfAH t D
Seorang mufti harusnya mengetahui ke-
MUTHLAQ GHAIRU MUSTAQ'LL)
dudukan ulama yang pendapatnya dijadikan
fatwa, baik kedudukannya dalam kemampuan Mujtahid muthlaq ghairu mustaqill ialah
ilmu riwayah maupun dirayah. Mufti juga se- mujtahid yang memiliki syarat-syarat berijti-
harusnya mengetahui tingkatan ulama'terse- had yang dimiliki mujtahid mustaqill, tetapi
dia tidak mencipta kaidah-kaidah sendiri, me-
but di kalangan para fuqaha, agar ia dapat
membedakan di antara pendapat-pendapat lainkan dia mengikuti cara salah seorang dari
para imam mujtahid. fadi, mereka sebenarnya
yang bertentangan dan membu at tarj ih dengan
muntasib (mengikut) bukan mustaqill (berdiri
mengutamakan yang paling kuat. Peringkat
para fuqaha ada tujuh, yakni sebagai beri- sendiri). Contohnya, adalah murid-murid para
kut.23
imam yang empat seperti Abu Yusuf, Muham-
mad, dan Zufar dari golongan Hanafi. Ibnul
7. MUfiAHID YANG BER'In'HAD SENDIRI Qasim, Asyhab, Asad ibnul Furat dari madzhab
(MUtfAHtD MUSTAQTLL) Maliki. Al-Buwaiti dan al-Muzani dari madzhab
Mujtahid mustaqill ialah mujtahid yang Syafi'i. Dan seperti Abu Bakar al-Atsram dan
mampu membuat kaidah untuk dirinya sen- Abu Bakar al-Marwazi dari madzhab Hambali.
diri. Dia membina fiqih di atas kaidah-kaidah Ibnu Abidin menamakan tingkat ini se-
tersebut. Imam madzhab yang empat terma- bagai thabaqah al-mujtahidin dalam madzhab.
suk mujtahid kategori ini. Ibnu Abidin menama- Mereka berupaya mengeluarkan hukum-hu-
kan thabaqah [tingkat) ini sebagai tabaqah al- kum dari dalil-dalil syara' menurut kaidah
M uj ta hi d in
dalam syara'. yang ditetapkan oleh guru mereka dalam

23 As-Suyuthi, ar-Radd 'ata Man Akhlada ila at-Ardh, hlm. 39 - 42; Hasyiah lbn Abidin, Jilid I, hlm. 71 dan seerusnya; Rimlah Rasm al-
Mufti,hlm L 1- 12; Abu Zahrah, Malik, hlm. 438, 44O-450; Abu Zahrah, Ibn Hambal, hlm.368-372; Ahmad bin Hamdan al-Harrani
al-Hambali, Sfti/a t al-Fatwa wal Mufti, hlm. 16; al-Fawa'id al-Makkiyyah fi Ma Yahtqjuhu Thalobah ary-gafi'Wahhlm.39.
FIQLH ISI."A"M IILID 1

mengeluarkan hukum. Meskipun dalam se- Qaduri dan al-Marghinani, pengarang kitab
bagian hukum, mereka berbeda pendapat al-Hidayah, dari madzhab Hanafi. Seperti al-
dengan guru mereka, tetapi mereka meng- Allamah Khalid dari golongan ulama Maliki.
ikutinya dalam kaidah-kaidah yang utama. Seperti ar-Rafi'i dan an-Nawawi dari golong-
Kedua tingkatan ini telah pupus dan tidak ada an ulama Syafi'i, dan seperti al-Qadhi Alaud-
lagi. din al-Mardawi, Abul Khaththab Mahfuzh
bin Ahmad al-Kaludzani al-Baghdadi (510 H)
3. MUITAHID MUQAYYAD mujtahid dari madzhab Hambali.
Mujtahid Muqayyad disebut juga d6ngan
mujtahid dalam masalah-masalah yang tidak 5. MUI|AHID FATWA
ada nash dari Imam Madzhab atau mujtahid Yaitu, seorang mujtahid yang berpegang
at-takhrij. kuat dengan madzhab, menerima dan me-
Mereka adalah seperti al-Khashshaf, ath- nyampaikannya kepada orang lain, serta
Thahawi, al-Karkhi, al-Hilwani, as-Sarakhsi, memberi penjelasan dalam perkara-perkara
al-Bazdawi, dan Qadi Khan dari madzhab yang jelas dan dalam perkara-perkara yang
Hanafi, seperti juga al-Abhari, Ibnu Abi Zaid musykil. Dia membuat perbedaan di antara
al-Qairawani dari madzhab Maliki. Abu Ishaq pendapat yang paling kuat, yang kuat, yang
asy-Syirazi, al-Marwazi, Muhammad bin Jabin lemah, yangrajih, dan yang mariuh. Tetapi dia
Abu Nashr, dan Ibnu Khuzaimah dari madzhab mempunyai kelemahan dalam menguraikan
Syafi'i, seperti Qadi Abu Ya'la dan Qadi Abu Ali dalil dan mengemukakan bandingannya [qi-
bin Abu Musa dari Madzhab Hambali. Mereka yas). Mereka adalah terdiri atas para penulis
semua dinamakan oshabul wuiuh, sebab me- kitab pada zaman mutakhir seperti pengarang
reka melahirkan hukum-hukum yang tidak kitab alKanz; pengarang ad-Durr al-Mukhtan
dinashkan oleh imam [madzhab). Perbuatan pengarang al-Wiqayah, pengarang Maima' al-
mereka dinamakan satu waih dalam madzhab Anhar darigolongan ulama Hanafi, dan seperti
atau satu pendapat (ra'yun) dalam madzhab. ar-Ramli dan Ibnu Hajar dari golongan ulama
Pendapat-pendapat ini dinisbatkan kepada Syafi'i.
para imam ini, bukan kepada imam pencetus
madzhab. Hal ini banyak terjadi pada madz- 6. TABAQAT MUQALL'DIN
hab asy-Syafi'i dan Hambali. Al-Muqallidun ialah orang yang tidak
mempunyai kemampuan untuk membuat per-
4. MUTTAH'D TARTIH bedaan antara pendapat yang lemah dan yang
Mujtahid Tarjih yaitu mujtahid yang kuat, serta tidak dapat membedakan antara
mampu menguatkan pendapat yang dikeluar- yangrajih dan yang marjuh.
kan oleh imam madzhab dari pendapat- Selain itu, jumhur ulama tidak membeda-
pendapat yang lain. Atau, yang mampu me- kan antara mujtahid muqayyad dengan muj-
lakukan tarjih di antara apa yang dikatakan tahid, takhrij sedangkan Ibnu Abidin meletak-
oleh imam, dan apa yang dikatakan oleh mu- kan thabaqat mujtohid takhriidi tempat yang
rid-muridnya ataupun oleh para imam yang keempat setelah mujtahid muqayyad dengan
lain. fadi, dia berusaha menguatkan sebagian memberi contoh ar-Razi al-fashshash [me-
riwayat dari yang lain. Misalnya seperti al- ninggal 370 H) dan yang setingkat dengannya.
FlqlH ISLAM JrLrD 1

B. PERINGKAT KITA&KITAB FIQIH kan dari para pencetus madzhab yang telah
7. H|RARK| K|TA&I$TAB FtQtH HANAF|24 disebutkan, tetapi bukan dalam kitab-kitab
Para ulama Madzhab Hanafi membagi yang disebutkan di atas melainkan dalam
kitab-kitab fiqih dalam madzhab mereka dan kitab-kitab tulisan Muhammad al-Hasan yang
juga masalah yang dibicarakan oleh ulama lain seperti al-Kaisaniyyat, al-Haruniyyot, al-
mereka kepada tiga tingkatan. Jurjaniyyat, ar-Riqiyyat dan al-Makharij fi al-
Hiyal dan Ziyadah al-Ziyadat yang diriwayat-
1. Kitab yang Mengandung Masalalr kan oleh Ibnu Rustum. Ia merupakan tulisan-
Masalah Asas (Masa'il al-Ushull tulisan yang didiktekan oleh Muhammad
Masalah-masalah ini diistilahkan dengan dalam fiqih. Masalah-masalah ini masyhur
Zhahir ar-Riwayat, yaitu masalah-masalah dengan sebutan "yang bukan zahir riwayat
yang diriwayatkan dari imam pencetus madz- (ghairu zhahir ar-riwayah)" karena tidak di-
hab, yaitu Abu Hanifah, Abu Yusul dan Mu- riwayatkan dari Imam Muhammad melalui ri-
hammad, Termasuk juga Zufar, al-Hasan bin wayat yang zahir, tsabit, dan sah seperti yang
Ziyad, dan murid Imam Madzhab yang lain. berlaku dalam kitab-kitab yang pertama tadi.
Tetapi pada kebiasaannya, Zhahir ar-Riwayat Begitu juga masalah-masalah yang ada
memuat tiga pendapat ulama saja, yaitu Imam dalam kitab-kitab yang bukan karangan
Abu Hanifah dan dua orang sahabatnva. .Muhammad seperti kitab al-Muharrar oleh
Kitab Zhahir ar-Riwayat bagi Imam Hasan bin Ziyad dan Kutub al-Amali yang
Muhammad ialah enam buah kitab yang diri- diriwayatkan dari Abu Yusuf. (Amali ialalr
wayatkan darinya, oleh para perawi yang di- bentuk jamak dari kata imla', yaitu sesuatu
percaya dengan cara mutawatir atau masyhur. yang dikatakan oleh orang yang alim melalui
Kitab-kitab itu ialah al-Mabsuth,zs az-Ziyadat, hafalannya dan ditulis oleh muridnya. Ini
al-Jami' ash-Shaghir, al-Jami' al-Kabin as-Siyar adalah kebiasaan yang dilakukan oleh para
al-Kabir dan as-Sryar ash-Shaghir. Dinama- ulama salaf).
kan Zhahir ar-Riwayat, sebab ia diriwayatkan Begitu juga dengan riwayat tunggal
dari Muhammad al-Hassan dengan riwayat (mufradah), seperti riwayat Ibnu Sama'ah
yang dapat dipercaya. Keenam kitab ini di- dan Mu'alla bin Manshur serta lain-lain dalam
kumpulkan dalam Mukhtasor al-Kafi oleh masalah-masalah yang tertentu.
Abul Fadhl al-Marwazi yang terkenal dengan
al-Hakim asy-Syahid, meninggal pada tahun 3. Kitab yang Mengandung Masalah
344 H. Kemudian ia disyarahi oleh as-Sarakhsi
Realita dan Fatwa (al-Waql'at wal
Fatawa)
dalam kitab al-Mabsuth dalam 30 jilid. Ia
Yaitu, masalah-masalah yang di-istinbath
merupakan kitab pegangan utama dalam ri-
wayat madzhab. [disimpulkan hukumnya) oleh para mujtahidin
belakangan ketika mereka ditanya tentang
masalah-masalah tersebut, dan mereka tidak
2. Kitabkitab yang Mengandung Masa'il
atNawadir mendapati ada riwayat dari ulama-ulama
Yang dimaksud dengan masa'il an-nawa- madzhab yang terdahulu [yaitu sahabat-
dir adalah masalah-masalah yang diriwayat- sahabat Abu Yusuf dan Muhammad dan mu-

24 Hasyiah tbn Abidin, Jilid l, hlm. 64, Rasm al-Mufii, hlm. 16 dan seterusnya.
2s Masyhur dengan sebutan al-Ashlyaitukitabnya yang paling paniang pembahasannya dan yang paling penting.

:::-:.iS:iiSi:i ==:'!t-1i=i1::
=
'-,:+'€:'' - >=l
Pongantar llmu Flqlh FlqlH ISLAM IILID 1

rid dari sahabat-sahabat tersebut. fumlah masalah-masalah ini dengan cara bercampur
mereka sangat banyak). aduk dan tidak membuat perbedaan antara
Di antara sahabat Abu Yusuf dan Mu- satu dengan lainnya seperti yang terdapat
hammad ialah Isham bin Yusuf, Ibnu Rustum, dalam Fatawa Qadhikhan dan al-Khulashah
Muhammad bin Sama'ah, Abu Sulaiman al- dan lain-lain. Sebagian dari mereka ada yang
Jurjani, dan Abu Hafsh al-Bukhari. membuat perbedaan, seperti yang terdapat
Ulama [sahabat) setelah mereka ialah dalam kitab al-Muhith karya Ridhauddin as-
Muhammad bin Salamah, Muhammad bin Sarakhsi, di mana dia menyebut, pertama
Muqatil, Nashr bin Yahya, dan Abu Nashr al- sekali, masalah-masalah ushul, kemudian
Qasim bin Salam. Kadang-kadang mereka ber- masalah-masalah Nawadir dan kemudian aI-
beda pendapat dengan pendapat asal madzhab Fatawa.
apabila mereka menemukan dalil yang nyata. Di antara penulis dan perawi fiqih Hanafi
Kitab pertama yang mengumpulkan fat- yang baik, sesudah Muhammad dan Abu Yusuf
wa ialah kitab an-Nawazil karya Abul Laits ialah Isa bin Aban (meninggal 220 H), Muham-
as-Samarqandi. Kemudian diikuti oleh tokoh- mad bin Sama'ah (meninggal tahun 233 H),
tokoh fiqih lain yang menulis kitab lain seperti Hilal bin Yahya ar-Ra'yi al-Bashri [meninggal
Majmu' an-Nawozil wal Waqi'at karya an- 245 H), Ahmad bin Umar bin Mahir al-Khash-
Nathifi dan al-Waqi'atkarya Shadr asy-Syahid shaf [meninggal261H), Ahmad bin Muham-
Ibn Mas'ud. mad bin Salamah Abu fa'far ath-Thahawi
Para ulama yang terkemudian menyebut [meninggal321 H) .

;-'.*.:'.-,

i=:e.*
--

Isr."A.M IrrrD 1 Ifengantar llmu Flqlh

BAB KEEMPAT
ISTILAH-ISTILAH DALAM FIQIH
DAN PARA PENGARANGNYA

Sama seperti bidang ilmu yang lain, ahli- Ada juga beberapa istilah yang dikaitkan
ahli fiqih juga mempunyai istilah-istilah khu- dengan wajib, yaitu ado'(tunai), qada'i adah
sus yang digunakan dalam berbagai persoal- [mengulang), rukun, syarat, as-sabab, mani',
an fiqih.26 Demikian juga terdapat berbagai shahih, /asid [rusak), 'azimah, dan rukhshah
istilah dalam kitab-kitab fiqih berbagai madz- yang merupakan kategori hukum wadh'izg
hab yang masing-masaing menerangkan cara menurut ulama usul fiqih.
pengambilan pendapat yang terkuat(rajih) da-
lam madzhab. Istilah-istilah tersebut dikenali 7. FARDHU
dengan nama rasm al-mufti, yaitu tanda yang Fardhu ialah sesuatu yang dituntut oleh
menunjukkan mufti kepada apa yang difat- syara' supaya dikerjakan, dan tuntutan itu
wakan. Allamah Ibnu Abidin mempunyai satu adalah tuntutan yang pasti berdasarkan dalil
risalah kitab yang dikenal dengan judul rasm qath'i yang tidak ada kesamaran lagi. Con-
ol-mufti dan merupakan risalah kedua dari tohnya adalah rukun Islam yang lima yang
risalah-risalahnya yang masyhur. tuntutannya berdasarkan Al-Qur'an Al-Karim.
Termasuk juga perkara yang tuntutannya di-
tetapkan dengan sunnah yangmutawatir atau
A. ISTILAFISTILAH FIQIH YANG UMUM
sunnah yang masyhur seperti membaca Al-
Terdapat beberapa istilah fiqih yang
Qur'an dalam shalat. Begitu juga perkara yang
umum, yaitu fardhu, wajib, sunnah, haranr,
ditetapkan dengan ijma seperti pengharaman
malauh tahrim, makruh tanzih, dan mubah. jual beli empat jenis makanan, yaitu gandum
Semua ini adalah jenis hukum taklifi,z1 menurut
sye'ir, gandum qumh, kurma, dan garam, yang
para pakar usul fiqih madzhab Hanafi.
dijual [ditukar) sesama jenis secara tangguh.2e

26 "lstilah" artinya adalah lafaz tertentu yang mempunyai makna tertentu di kalangan segolongan ulama, misalnya lafaz shalat mem-
punyai pengertian tertentu, sedangkan dari segi bahasa ia berarti doa.
27
Hukum coktrf artinya adalah tuntutan yang dikenakan kepada orangmukallaf baik tuntutan itu berbentuk larangan, perintah, atau
pilihan.
28
Hukum wodhf artinya adalah hukum yang meletakkan sebab atau syarat bagi sesuatu untuk membolehkannya atau melarangnya.
la merupakan sebab bagi musabab.
lbnu Hazm, Uara tib al-ljmai hlm. 85.
FIqLH ISIAM IILID 1

Hukumnya ialah ketetapan itu harus dilakukan kad seperti shalat fumat, mandub masyru'
dan orang yang melakukannya diberi pahala seperti puasa hari Senin dan Kamis dan man-
sedangkan orang yang meninggalkannya akan dub za'id seperti mengikut cara Rasulullah
disiksa (dihukum) dan orang yang meng- saw. dalam makan, minum, berjalan, tidur;
ingkarinya adalah kafir. memakai pakaian, dan lain-lain.
Pengarang ad-Durr al-Mukhtar dan Ibnu
2 WAI'B Abidin memilih pendapat jumhur. Mereka
Wajib ialah sesuatu yang dituntut oleh berdua mengatakan tidak ada perbedaan an-
syara'untuk dilakukan dan tuntutan itu adalah tara mandub, mustahab, nafilah, dan tothaw-
tuntutan yang pasti berdasarkan dalil zhanni wuj Meninggalkan perkara-perkara tersebut
yang ada kesamaran padanya. Contohnya, se- adalah tindakan yang tidak utama (khilaf
perti zakat fitrah, shalat Witir; dan shalat Dua al-aula). Kadang-kadang membiasakan diri
Hari Raya, karena perkara-perkara itu ditetap- meninggalkan perkara-perkara tersebut dapat
kan dengan dalil zhannr, yaitu dengan hadits menjadi makruh.3o
ahad dari Nabi Muhammad saw.. Hukumnya
adalah sama seperti fardhu, cuma orang yang 4. HARAM
mengingkarinya tidak meniadi kafir. Haram ialah sesuatu yang dituntut oleh
Fardhu dan wajib mempunyai makna yang syara' untuk ditinggalkan dengan tuntutan
sama menurut jumhur ulama selain ulama yang jelas dan pasti. Menurut ulama Hanafi,
Hanafi. Mereka mendefinisikan wajib sebagai haram ialah sesuatu yang perintah mening-
sesuatu yang dituntut oleh syara' supaya me- galkannya ditetapkan berdasarkan dalil qath'i
lakukan dengan tuntutan yang pasti. yang tidak ada kesamaran. Contohnya adalah
pengharaman zina dan pengharaman men-
3. MANDUBATAUSUNNAH curi. Hukumnya ialah perkara-perkara itu wa-
Yaitu, sesuatu yang dituntut dari seorang iib djauhi dan pelakunya dihukum (disiksa).
mukallaf supaya dia melakukannya, tetapi Ia juga dinamakan maksiat, dosa (dzanb), keji
tuntutan itu bukan tuntutan yang pasti, atau (qabih), mazjur'anhu, dan mutawo'id 'alayhi.
dengan kata lain ia adalah sesuatu yang di- Orang yang mengingkari keharaman adalah
berikan pujian kepada orang yang melaku- kafir.
kannya, tetapi yang meninggalkannya tidak
dicela. Contohnya adalah mencatat utang. Hu- 5. MAKRUH TAHRIM
kumnya ialah orang yang melakukannya di- Menurut ulama Hanafi, makruh tahrim
beri pahala dan orang yang meninggalkannya ialah sesuatu yang dituntut oleh syara'supaya
tidak dihukum [disiksa), tetapi Rasulullah saw. ditinggalkan dengan tuntutan yang tidak jelas
mencela orang yang meninggalkannya. dan pasti berdasarkan dalil zhanni, seperti
Menurut para ulama selain golongan melalui hadits ahad. Contohnya ialah hukum
Hanafi, mandub juga dinamakan dengan is- membeli barang yang hendak dibeli oleh
tilah sunnah, nafilah, mustahab, tathawwui orang lain, seperti bertunangan dengan tu-
murghab fih, ihsan, dan husn. Ulama Hanafi nangan orang lain dan memakai sutra serta
membagikan mandub kepada mandub mu'ak- emas oleh lelaki. Hukumnya ialah orang yang

Hasyiah lbn Abidin,lilid I, hlm. 115.


Pengantar llmu Fiqih

meninggalkannya diberi pahala dan orang yang meninggalkannya. Kecuali dalam kasus
yang melakukannya dihukum fdisiksa). apabila meninggalkan perkara mubah itu akan
Dalam Madzhab Hanafi, jika disebut ka- menyebabkan kebinasaan. Dalam keadaan
ta makruh, maka maksudnya adalah makruh seperti itu, maka makan menjadi wajib, dan
tahrim. Maksud makruh tahrim menurut me- meninggalkannya adalah haram untuk men-
reka ialah sesuatu yang dilarang itu lebih jaga nyawa.
dekat kepada keharaman, tetapi orang yang
mengingkarinya tidaklah menjadi kafir. 8. A9SABAB
Menurut jumhur ushuliyyin, as-sabab
6. MAKRUH TANZIH ialah sesuatu yang pada dirinya ditemukan
Menurut ulama Hanafi, makruh tanzih hukum, namun hukum tersebut tidak dihasil-
ialah sesuatu yang dituntut oleh syara' untuk kan oleh as-sabob itu. As-sabab adakalanya
ditinggalkan tapi tuntutannya tidak pasti berupa perkara yang sesuai (munasib) dengan
dan tidak mengisyaratkan kepada hukum- hukum ada juga yang tidak. Contoh as-sabab
an. Contohnya adalah memakan daging kuda yang sesuai dengan hukum ialah, mabuk
perang, karena kuda itu diperlukan untuk (iskar) menjadi sabab kepada pengharaman
jihad, seperti mengambil wudhu dari air di arak, karena ia membawa kepada hilangnya
bejana sisa minuman kucing atau burung akal. Safar (perjalanan) menjadi sabab boleh-
yang memburu seperti elang dan gagak, se- nya berbuka puasa pada siang hari bulan Ra-
perti meninggalkan sunnah-sun nah mu' akkad. madhan, sehingga kemudahan didapat dan
Hukumnya ialah orang yang meninggalkan- kesukaran dapat terelakkan. Contoh as-sabab
nya diberi pahala dan orang yang melaku- yang tidak sesuai dengan hukum [menurut
kannya dicela, tetapi tidak dihukum. anggapan kita) ialah tergelincirnya matahari
Menurut ulama selain golongan Hanafi, menjadi sabab wajibnya shalat Zhuhur seperti
makruh hanya mempunyai satu jenis saja, yang dinyatakan dalam firman Allah SWT,
yaitu sesuatu yang dituntut oleh syara' supaya
ditinggalkan dan tuntutan itu bukan tuntut-
an yang pasti. Hukumnya ialah orang yang *;Ar:;]'4ilt$t ;;
meninggalkannya dipuji dan diberi pahala. "Laksanakanlah sholot sejak matahari ter-
Adapun orang yang melakukannva tidak di- g elincir.... " (al-Israa': 7B)

cela dan tidak dihukum.


Dalam kasus ini akal kita tidak dapat me-
7. MUBAH lihat kesesuaian fmunasabah) antara sabab
Mubah ialah sesuatu yang syara' mem- dan hukum.
berikan kebebasan kepada seorang mu-
kallaf untuk melakukannya, atau meninggal- 9. SYARAT DAN RUI<UN
kannya. Contohnya adalah makan dan mi- Syarat ialah sesuatu yang kewujudan se-
num. Hukum asal dari segala sesuatu adalah suatu yang lain bergantung pada kewujudan-
mubah selama tidak ada larangan atau nya dan ia merupakan unsur luar dari hakikat
pengharaman. Hukumnya ialah tidak ada sesuatu itu. Umpamanya adalah wudhu men-
pahala dan tidak ada hukuman (siksa) bagi jadi syarat bagi shalat, dan ia merupakan
orang yang melakukannya, ataupun orang unsur luar dari amalan shalat. Demikian juga
ll Pengantar ltmu Flqlh FIQIH ISLAM JILID 1

I
I dengan saksi perkawinan. Kehadiran dua qadha. Sahnya muamalat ialah berlakunya
orang saksi dalam akad perkawinan adalah efek syara' ke atas akad muamalat tersebut itu,
menjadi syarat sahnya perkawinan, dan ia yaitu efek yang ditetapkan syara' kepada akad
adalah unsur yang berada di luar perkawinan tersebut seperti halalnya mengambil margin
itu. Menentukan dengan jelas jenis barang keuntungan dalam jual beli dan halalnya ber-
yang dijual serta harga dalam akad jual beli, cumbu-cumbuan dalam perkawinan.
adalah menjadi syarat sahnya jual beli dan ia Para ulama sepakat bahwa ibadah ada-
bukanlah bagian internal dari kontrak. kalanya yang sah dan adakalanya yang tidak
Rukun menurut ulama Hanafi ialah se- sah. Ibadah yang tidak sah ada kalanya batal
suatu yang kewujudan sesuatu yang lain ada- (bathit) atau rusak (fasid). Oleh sebab itu,
lah bergantung pada kewujudannya, dan ia pembagiannya ada dua.
menjadi bagian dari hakikat itu. Ruku' adalah Adapun dalam masalah muamalat per-
rukun dalam shalat, sebab ia adalah bagian data (madaniyyah), golongan ulama selain
dari shalat. Demikian juga bacaan al-Faatihah madzhab Hanafi, juga tidak membedakan
dalam shalat adalah rukun, sebab ia menjadi antara bathil dan fasid. Namun, ulama Hanafi
sebagian dari hakikat shalat. Iiab dan Qabul membagi akad yang tidak sah menjadi tiga;
dalam kontrak adalah suatu rukun, sebab ia karena suatu akad yang tidak sah adakalanya
merupakan sebagian unsur yang membentuk bathil dan adakalanya fasid.
kontrak. Menurut jumhur, rukun ialah perkara Akad yang tidak sah ialah akad yang tidak
yang menjadi asas bagi kewujudan sesuatu, mencukupi rukun-rukun dan syarat-syarat
meskipun ia berada di luar hakikat sesuatu yang telah ditetapkan oleh syara'.
itu. Yang dimaksud dengan akad bathil me-
nurut ulama Hanafi ialah akad yang mengan-
70. MANr(PENGHALANC) dung kecacatan pada asas akad, baik cacat-
Mani' ialah sesuatu yang kewujudannya nya itu ada pada rukun, padalafaz akad, atau
menyebabkan ketiadaan hukum atau menye- pada dua pihak yang melakukan akad atau
babkan batalnya as-sabab. Contoh yang per- pada barang yang menjadi objek akad. Akad
tama ialah adanya utang dalam bab zakat seperti ini tidak melahirkan efek syar'i apa
adalah menghalangi kewajiban zakat. Menu- pun. Contohnya adalah penjualan yang di-
rut ulama Hanafi, contoh yang kedua ialah lakukan oleh orang gila atau oleh anak-anak
hubungan kebapakan (al-abawiyyah) meng- yang belum mumayyiz [belum mencapai umur
halangi pelaksanaan qishash. tujuh tahun).
Yang dimakasud dengan akad /asfd me-
77. SAH (SHTHHAH), RUSAK (FASAD), DA'Y nurut ulama Hanafi ialah akad yang mengan-
BATAL (BUTHLAN) dung kecacatan pada salah satu sifat kontrak.
Shihhoh [sah) ialah sesuai dengan perin- Seperti cacat pada salah satu syaratnya, bukan
tah syara'. Shahih ialah sesuatu yang sempur- pada rukunnya. Akad seperti ini melahirkan
na rukun dan syaratnya sama seperti yang beberapa efek syar'i dalam urusan muama-
dituntut oleh syara'. Sahnya ibadah menurut lah, jika memang rukun dan unsur-unsur asas-
ahli fiqih ialah berlangsungnya amalan ibadah nya terpenuhi. Contohnya adalah penjualan
dengan cara yang sudah dapat menggugur- dengan harga (tsaman) yang tidak diketahui,
kan tuntutan syara', sehingga tidak perlu di- atau penjualan yang disertai dengan syarat
-7

FrqLH Isr"AM llUD 1

yang fasid, seperti ada syarat peniual dapat 7.2. ADA', ITUNA7), t',ADAH (MENGULANC)
mengambil manfaat dari barang yang dijual, DAN QAUIA'
dalam masa tertentu. Akad perkawinan yang Perkara-perkara ini biasanya dibahas ber-
tanpa saksi. Dalam akad iual beli yang fasid, sama-sama dengan mas alah a I -w aj i b al - muwa s-
seandainya barang jualan telah diterima saj yaitu kewaiiban yang mempunyai waktu
[diserahkan oleh peniual), maka milik yang yang luas, di mana kewaiiban itu dapat dilaku-
tetap itu dianggap keji. Dan dalam kasus per- kan dalam rentang waktu yang disediakan, dan
kawinan yang tidak ada saksi, maka mahar perbuatan lain yang sejenis dengannya, juga
tetap wajib diberikan dan setelah perpisahan, dapat dilakukan dalam rentang waktu itu juga.
wajib menjalani 'iddah dan apabila terjadi Contohnya ialah waktu-waktu shalat fardhu, di
persetubuhan dalam perkawinan yang fasid mana setiap waktu shalat ini seseorang dapat
itu, maka aturan nasab tetap berlaku bagi anak melakukan shalat yang difardhukan pada
yang dilahirkan. waktu itu, dan dalam waktu yang sama ia juga
Dari sini, jelas bahwa buthlan ialah me- boleh melakukan shalat yang lain.
nyalahi ketetapan syara' yang mengakibat- Ada' (tunai) ialah melaksanakan kewajib-
kan tidak berlakunya efek syar'i kepada akad an dalam waktu yang telah ditetapkan oleh
muamalah atau kepada ibadah yang dilaku- syara'.
kan. Dalam muamalah, kasus ini terjadi apa- I'adah (mengulang) ialah melakukan per-
bila sewaktu melaksanakannya menyalahi per- kara wajib untuk kedua kalinya dalam waktu-
aturan syara'yang inti dan asas. nya, seperti mengulangi shalat bersama-sama
Sedangkan fasad ialah kecacatan pada dengan jamaah.
akad yang menyebabkannya menyalahi per- Qadha' ialah melakukan perkara yang
aturan syara', kesalahan itu terjadi pada salah wajib setelah habis waktu. Meng-qadha'-kan
satu cabang komplementernya saja. Sehingga, shalat fardhu adalah suatu perkara yang wajib,
menyebabkan akad tersebut berhak untuk berdasarkan hadits shahih riwayat al-Bukhari
di-faskh.la meletakkan suatu kontrak itu be- dan Muslim dari Anas bahwa Rasulullah saw.
rada di tengah-tengah di antara sah dan batal. bersabda,
Keadaan ini memosisikan akad berada di an-
tara sah dan buthlan Ia tidak dianggap buthlan
karena ia telah memenuhi elemen asas yang
t ;t titei2li 16 :r e>v
, :r iY A
/ / O O/
dituntut oleh syara', dan ia juga tidak dianggap etJi y! Q ei6
sah dan sempurna karena adanya kecacatan
pada sudut cabang yang bukan asasi. Sebab "Siapa yangtidur dan tidak shalat ataupun
fasad ada empat, yaitu adanya ketidaktahuan, terlupa melakukan shalathendaklah dia shalat
gharar (penipuan), paksaan,3l dan syarat yang apabila dia mengingatnya. Tidak ada kaforat
dilarang dan dapat merusakkan. baginya kecuali itu."

31
AI-Jahalah fketidaktahuan) ada empat, yaitu ketidaktahuan yang tedadi dalam benda yang diakadkan, dalam harga, tempo, atau
benda yang dijadikan syarat perianiian dalam akad seperti gadaian dan kafalah. Gharar (penipuan) ialah akad yang dibuat atas
perkara yang kabur dan tidak jelas. Ia ada dua j enis. Pertama, ghorar pada benda yang diakadi seperti meniual binatang ternak yang
masih dalam kandungan ibunya. Ikdua,gharar pada bagian sifat akad itu seperti kadar tertentu bagi susu kambing yang masih belum
diperah. /kralr ialah memaksa oranglain melakukan apayangdiatidakrela dan tidak memilihnya Lihat Musthah az-Zarqa,al-Madkhal
al-Fiqhi, hlm. 37 L-37 6.
FrqLH Isr.AM JILID 1

Oleh sebab itu, berdasarkan pendekatan lah orang yang tidak sempat bertemu
analogis, shalat yang ditinggalkan karena imam.
malas ataupun dengan sengaja (tanpa sebab 3. Yufta Qat'an adalah istilah yang menun-
yang dibenarkan) adalah lebih utama untuk iukkan kepada sesuatu yang disepakati
diwaj ibkan meng- qadha' -ny a. oleh Abu Hanifah dan sahabat-sahabatnya
dalam riwayat-riwayat yang zahir. Apa-
B. ISTILAH.ISTILAH KHUSUS DALAM bila mereka berselisih pendapat, maka
MADZHAB yang difatwakan secara mutlak adalah pen-
dapat Abu Hanifah, khususnya dalam bab
Ada istilah-istilah yang sering digunakan
ibadah. Pendapat kedua-dua sahabatnya
dalam setiap madzhab. Istilah ini digunakan
atau pendapat salah seorang dari mereka
dengan tujuan untuk meringkas, supaya tidak
tidak boleh ditarjihkan kecuali ada sesua-
muncul rasa jemu dengan pengulangan dan
juga untuk mengetahui mana pendapat yang
tu yang pasti, yaitu-seperti kata Ibnu
Nujaim-karena lemahnya dalil yang di-
kuat dan yang mu'tamad. Di antara istilah-
pegang oleh imam ataupun karena daru-
istilah khusus dalam madzhab ialah:
rat dan menjadi amalan [muamalah) se-
Istilah-lstilah Madzhab Hanafi
perti mentarjih pendapat kedua sahabat
1. Zhahir ar-riwayat: Biasanya istilah ini (Abu Yusuf dan Muhamad) dalam masalah
digunakan untuk menunjuk kepada pen- muzare'ah dan musaqah (dengan alasan
dapat yang rajih dari tiga imam madzhab menjadi amalan), ataupun karena per-
Hanafi, yaitu Abu Hanifah, Abu Yusul dan bedaan masa.
Muhammad Hasan.
Dalam kasus-kasus kehakiman, kesak-
2. Al-Imam maksudnya adalah Abu Hanifah. sian, dan harta pusaka yang difatwakan
Asy-Syaikhan adalah Abu Hanifah dan Abu adalah pendapat Abu Yusul karena dia
Yusuf.Ath -Th arafa n mal<sudnya adalah Abu lebih berpengalaman dalam perkara-per-
Hanifah dan Muhammad. Ash-Shahiban kara ini.
adalah Abu Yusuf dan Muhammad. Ats- Dalam seluruh kasus mengenai dzawil
Tsani maksudnya adalah Abu Yusuf. Ats- arham pendapat yang difatwakan adalah
Tsali* maksudnya adalah Muhammad. pendapat Muhammad. Dan dalam 77 ma-
salah yang difatwakan adalah pendapat
Kata lahu maksudnya adalah menurut Zufar.32
Abu Hanifah. Kata lahuma atau'indahuma 4. fika tidak ada riwayat imam dalam suatu
atau madzhabuhuma ialah madzhab dua masalah, maka hendaklah difatwakan
sahabat [Abu Yusuf dan Muhammad). mengikuti pendapat Abu Yusuf, kemudian
fika mereka mengatakan ashabuna, maka mengikuti pendapat Muhammad, kemu-
menurut pendapat yang masyhur ialah dian mengikuti pendapat Zufar dan al-
menunjuk kepada imam yang tiga, yaitu Hasan bin Ziyad.
Abu Hanifah dan dua orang sahabatnya. 5. Apabila dalam suatu masalah dapat di-
Adapun istilah al-Masyayikh artinya ada- gunakan pendekatan qiyas dan istihsan

32 Lihat Ibnu Abid in, Radd al-Mukhtnrlilidl,hlm. 65-70, f ilid IV hlm. 315: Risa lah at-Mufridalam Majmu' Rasa'il lbn Abidin, Jilid I, hlm.
35-40.

;.=i-:=i&-,.=,+i;3S-==,=++-"-..==*+** =....=i= r .,;'+,.; .:,..'.- ,, .,.".ir+o.* r , +iir. j,


Y

FIQIH ISIAM JILID 1 Pengantar llmu Flqlh

hendaklah menggunakan rstihsan kecuali nya, maka hendaklah diikuti pendapat


dalam beberapa masalah yang masyhur; yang difatwakan. Sebab, kata fatwa adalah
yaitu22 masalah.33 lebih kuat dari kata shahih, ashah asybah,
fika suatu masalah tidak disebutkan dan lain-lain.
dalam zhahir ar-riwayat, tetapi ia terda- Apabila dalam suatu masalah itu ter-
pat dalam riwayatyang lain, maka riwa yat dapat dua qaul yang sama-sama dishahih-
yang lain itu hendaklah digunakan. kan (qaulan mushahhahan), maka boleh
Jika terdapat perbedaan riwayat dari menetapkan hukuman dan fatwa dengan
imam atau tidak terdapat riwayat dari- salah satunya. Dan salah satunya dirajih-
nya, dan juga tidak ada riwayat dari para kan dengan mempertimbangkan mana
sahabatnya sama sekali, maka dalam yang lebih sesuai dengan masa atau de-
kasus yang pertama, riwayat yang di- ngan 'uruf (adat), atau yang lebih mem-
ikuti adalah riwayat yang mempunyai beri manfaat kepada fakir miskin, atau
hujjah yang terkuat; dan dalam kasus mana yang dalilnya lebih nyata dan lebih
kedua hendaklah diikuti pendapat yang zhahir. Karena, tarjih memang dibuat ber-
disepakati oleh para masyayikh (al-ma- dasarkan kekuatan dalil.
shayikh al-muta'akhkhirun), iika mereka Kata bihi yufta (pendapat itu difat-
berselisih pendapat hendaklah yang di- wakan) adalah lebih kuat dari kata al-
ikuti adalah pendapat mayoritas. f ika fatwa 'alaih, sebab kata yang pertama
tidak terdapat pendapat mereka sama lebih khusus.
sekali, maka seseorang mufti hendaklah Lafaz al-oshah (lebih shahih) adalah
mengkaji masalah berkenaan, meneliti, lebih kuat dari lafaz shahih, dan lafaz al'
dan berijtihad untuk menemukan hukum ahwath flebih hati-hati) adalah lebih kuat
agar terlepas tuntutan dan janganlah dari lafaz ol-lhtiyath [hati-hati).
dia mengeluarkan fatwa sesuka hatinya. 7. Maksud kata mutun fteks) ialah teks
Hendaklah dia takut kepada Allah SWT Hanafiah yang diakui, seperti kitab Mukh-
yang senantiasa memerhatikannya. Se- tasar al-Qaduri, al-Bidayah, an-Niqayah,
bab, keberanian mengeluarkan fatwa tan- al-Mukhtar, al-Wiqayah, al-Kanz, dan al-
pa dalil merupakan masalah besar yang Multaqo, karena kitab-kitab ini ditulis
tidak akan dilakukan kecuali oleh orang dengan tujuan memindahkan (menyata-
yang jahil dan jahat. kan) zahir ar-riwayat dan pendapat yang
6. Apabila terdapat pertentangan di antara mu'tamad (al- aqwal al-mu'tam a dah).
pendapat yang shahih dengan pendapat B. Tidak boleh beramal dengan riwayat
yang difatwakan, umpamanya dikatakan yang lemah (dhaif), walaupun untuk diri
pendapat yang shahih adalah demikian sendiri. Dalam masalah ini, tidak ada
sedangkan pendapat yang difatwakan bedanya apakah dia adalah seorang qa-
adalah begini, maka yang lebih utama dhi ataupun mufti. Perbedaan di antara
ialah mengikuti pendapat yang sesuai keduanya adalah mufti menceritakan
dengan teks Hanafiah (mutun). fika tidak [memberi tahu) tentang hukum syara',
terdapat pendapat yang sesuai dengan- sedangkan qadhi menetapkannya. Abu

33 Rasmat-Mufii,hlm.35,4o.
FIQLH ISIAM IILID 1
Pengantar llmu Flqlh

Hanifah menyatakan, "Apabila ternyata Madinah (yang berpendapat),'Apabila air


hadits itu sah, maka itulah madzhabku"' telah sampai ukuran dua kulah (270 liter
Pendapat para imam madzhab lain juga atau 15 tanakah) ia tidak terpengaruh
sama.3a Tetapi dalam keadaan tertentu, dengan najis."'
boleh mengeluarkan fatwa dengan pen- 10. Sebagian ulama Hanafi mengatakan bah-
dapat dhaif, untuk memberi kemudahan wa apabila seorang muqallid melaksana-
kepada orang banYak. kan amalan dengan berdasarkan madz-
g. Menurut ulama Hanafi, aturan hukum hab lain atau dengan berdasarkan riwayat
dari berbagai madzhab yang dicampur- yang dhaif atau pendapatyang lemah (qaul
adukkan (talfiq) adalah bathil' Demikian dha'ifl,maka amalannya itu terlaksana'
juga menarik kembali taqlid (kepada satu Dan orang lain tidak boleh membatal-
madzhab) sesudah melaksanakan satu kannya.
amalan juga batal. Ini adalah menurut LL. Hosyiyyah Ibn Abidin fseorang ulama
pendapat yang terpilih dalam madzhab' Syria yang meninggal dunia pada 1252
Oleh sebab itu, siapa yang shalat Zhuhur H), yang berjudul Radd al-Mukhtar'ala ad-
dan sewaktu wudhu dia mengusap kepala Durr ol-Mukhtar dianggap sebagai usaha
dengan bertaqlid dengan madzhab Hanafi, tohqiq (penyunting) dan toriih yangpeng-
maka dia tidak boleh membatalkan sha- habisan dalam madzhab Hanafi.
latnya mengikuti aturan-aturan yang di-
tetapkan dalam madzhab Maliki yang me- ISTILA'+'ST'LAH DALAM MADZHAB MALIXI
wajibkan mengusap seluruh kepala ketika Sama seperti dalam madzhab yang lain,
wudhu. dalam madzhab Maliki iuga terdapat banyak
Sebagian ulama Hanafi menYatakan pendapat (aqwat). Hal ini untuk meniaga mas-
taqtid setelah melaksanakan amalan ada- lahat orang banyak dan mempertimbangkan
lah boleh. Contohnya adalah jika sese- 'uruf yang beragam.
orang melaksanakan shalat dengan duga- Seorang mufti hendaklah membuat fatwa
an kuat bahwa shalat yang dilaksanakan berdasarkan pendapat yang raiih dalam ma-
itu sah mengikuti madzhabnya. Kemudian salah yang dipersoalkan. Selain mufti yang
ternyata shalat yang ia lakukan itu tidak tidak mempunyai syarat-syarat ijtihad, hen-
sah menurut madzhabnYa, tetaPi sah daklah mengikuti pendapat yang disepakati
menurut madzhab lain, maka dia boleh (muttafaq 'alaih), atau mengikuti pendapat
bertaqlid kepada madzhab yang lain itu' yang masyhur dalam madzhab atau pendapat
Shalatnya itu juga dianggap sah' Dalam al- yang telah ditarjihkan oleh orang terdahulu'
Fatawa al' Bazzaziyyah disebutkan, "Diri- Jika dia tidak dapat mengetahui mana
penda-
wayatkan dari Abu Yusuf bahwa dia shalat patyang leblh raiihdari dua pendapat, hendak-
fumat setelah mandi dari sebuah telaga, lah dia mengikut (mengambil) pendapat yang
kemudian dia diberi tahu bahwa bangkai lebih tegas (osyad) karena pendapat itu lebih
seekor tikus telah difumpai di dalam berhati-hati {ahwath), sebagaimana yang di-
telaga itu. Lalu dia mengatakan kita ikut terangkan oleh Syaikh Ulasy 11299 H). Ada
pendapat sahabat-sahabat kita dari ahli juga pendapat yang mengatakan bahwa orang

34 Lihat asy-Sya'ra ni, al-Mizon,lilid l, hlm. 45-63; A'lam al-Muwaqqlia Iilid I[ hlm
260 - 27 4'
;
FIQLH ISIAM IILID 1

tersebut boleh memilih pendapat yang lebih pendapat dalam madzhab (dalam masa-
ringan dan yang lebih mudah, karena itu lebih lah berkenaan). Menurut pendapat yang
sesuai dengan syariat Islam. Sebab, Rasulullah mu'tamad, maksud al-Masyhur ialah pen-
saw. membawa agama yang lurus lagi mudah dapat yang banyak dikatakan oleh ulama.
[sesuai dengan fitrah manusia). Ada juga 3. lika disebut qila kadza (dikatakan begini)
pendapat yang menetapkan orang tersebut atau ukhtultfa fi kadza (diperselisihkan
boleh memilih mana yang dia suka, sebab se- dalam masalah ini) atau fi kadza qaulani
suatu yang tidak mampu dilakukan tidaklah fa ak*ar fdalam masalah ini ada dua
dituntut dan tidak dipertanggungjawabkan pendapat atau lebih), semuanya berarti
(la taklifl.3s bahwa dalam masalah itu ada perselisihan
L. Sebagian ulama madzhab Maliki menyu- pendapat dalam madzhab.
sun urutan tarjih di antara riwayat-ri- 4. fika disebut riwayatani artinya dua riwa-
wayat kitab dan riwayat-riwayat tokoh- yat yang bersumber dari Imam Malik.
tokoh madzhab mereka mengikut susunan Para pengarang kitab dalam Madzhab
berikut. Maliki mempunyai pegangan bahwa fat-
Pendapat Imam Maliki dalam al-Mu- wa hendaklah dibuat dengan pendapat
dawwanah adalah lebih utama daripada yang mashyur atau pendapat yang rajih.
pendapat Ibnul Qasim dalam al-Mudaw- Sedangkan pendapat yangsyadz dan pen-
wanah tersebut, karena dia adalah imam dapat al - m a rj u h, y aitu pendapat-pendapat
besar (al-lmam abA'zham). Pendapat Ib- yang dhaif, tidak boleh dijadikan fatwa.
nul Qasim dalam al-Mudawwanah adalah Bahkan, tidak boleh beramal dengan pen-
lebih utama dari pendapat ulama lain dapat-pendapat tersebut untuk diri sen-
yang ada di dalamnya. Sebab, dia lebih diri, dan perlu mengutamakan pendapat
tahu tentang madzhab Maliki. Pendapat yang lain karena pendapat yang lain itu
ulama lain dalam al-Mudawwanoh adalah lebih kuat dalam madzhab.36
lebih utama dari pendapat Ibnul Qasim 5. Ada perbedaan pendapat mengenai talfiq
dalam kitab selain al-Mudawwanah. Ka- atau mencampuradukkan dua madzhab
rena, al-Mudawwanah adalah kitab yang atau lebih dalam satu ibadah. Ada dua
mengumpulkan pendapat-pendapat yang aliran pendapat mengenai masalah ini.
shahih. Sekiranya dalam al-Mudawawa- Pertama, kelompok yang melarang. Ini
nah tidak ditemukan satu pendapat dalam adalah pendapat ulama madzhab Maliki
suatu masalah, maka ia dirujuk kepada yang berada di Mesir (al-Mishriyyun).
pendapat-pendapat al-Mukharcijin (para Kedua, kelompok yang membolehkan.
ulama pentakhrij) yang lain. Ini adalah pendapat ulama Maliki yang
2. fika disebut kata al-Madzhab, maksudnya berada di dunia Islam bagian Barat (a1-
ialah Madzhab Malik. fika disebut kata ol- Magharibah). Dan pendapat yang kedua
Masyhur, maka maksudnya ialah pendapat inilah yang saya rajihkan. Ad-Dasuqi me-
yang masyhur dalam Madzhab Malik. Se- riwayatkan dari para gurunya, bahwa
butan ini menunjukkan ada perbedaan menurut pendapat yang shahih, talfiq

3s Abu Zahratu Kita b Malik, hlm. 457 dan seterusnya.


36 Ad.Dardir; tlasl ah ad-Dosuqi 'ala Syarh atl&Drr, Jilid 1, hlm. 20.
FIQIH lsr"A.M f rLlD 1

seperti ini adalah boleh. Pendapat ini tangan. Ini semua bukanlah meniadi bukti
dapat memberi kelonggaran.3T kepada kekurangan ilmu, malahan ia menun-
6. Matan al-Allamah Syeikh Khalil (767 H) jukkan kesempurnaan akal. Imam asy-Syafi'i
dan para pensyarah yang membuat sya- tidak mengatakan yakin pada masalah-ma-
rah kepada matan tersebut dianggap salah yang memang meragukan. Ia iuga men-
mu'tamad dalam madzhab Maliki, dalam jadi bukti kepada keikhlasannya dalam men-
pencatatan pendapat madzhab, riwayat, cari kebenaran. Dia tidak menghukum secara
dan dalam menjelaskan pendapat yang pasti kecuali dia sudah mempunyai alasan-
rajih.38 alasan tarjih. fika dia tidak mempunyai alasan
kuat untuk mentarjih, maka dia membiarkan
ISTILA'+'ST// LAH MADZHAB SYAF'' I persoalan itu apa adanya.3e
Lebih dari sepuluh masalah yang mem- Apabila seorang mufti mendapati dua
punyai dua atau lebih pendapat yang diriwa- pendapat Imam asy-Syafi'i dalam satu masa-
yatkan dari Imam asy-Syafi'i, yaitu, dalam lah, maka dia boleh memilih pendapat yang
kasus khiyar ar-ru'yah [hak melihat barang). telah ditariihkan oleh ahli-ahli tarjih pada
Ada riwayat yang mengatakan bahwa Imam masa lalu.ao fika tidak ditemukan iuga, maka
asy-Syafi'i membenarkannya dan ada pula hendaklah dia pasrah (tawaqqufl seperti yang
riwayat yang mengatakan dia melarangnya dikatakan oleh Imam an-Nawawi. fika suatu
dengan membatalkan pendapat yang pertama. masalah itu mempunyai beberapa waih pada
Dalam kasus zakat, orang yang berutang yang pendapat ahli-ahli ijtihad madzhab Syafi'i
kadar utangnya sama dengan apa yang ada (ashab asy-Syafi'{) atau ada beberapa riwayat
di tangannya diwajibkan zakat. Kasus suami yang berbeda, maka seorang mufti hendaklah
menipu istrinya, dengan cara menyatakan na- mengambil pendapat yang telah ditarjihkan
sab yang bukan nasabnya yang sebenarnya, oleh ahli-ahli ijtihad yang dulu. Yaitu, pendapat
apakah dalam kasus seperti ini istri berhak yang telah disahkan oleh mayoritas ulama,
untuk mem-fasakh perkawinan atau perka- kemudian oleh orang yang paling tahu, ke-
winan itu batal dengan sendiri; dan masalah- mudian oleh orang yang lebih wora'. f ika tidak
masalah lain yang menyebabkan golongan menemukan pentarjihan, hendaklah didahu-
yang mempunyai kepentingan menggunakan lukan pendapat Imam asy-Syafi'i yang diri'
pendapat asy-Syafi'i yang berbeda-beda ini wayatkan oleh al- Buwaithi, ar- Rabi' al-M uradi,
untuk mencela Imam asy-Syafi'i, mencela iiti- dan al-Muzani.al
hadnya, dan menganggap bahwa Imam asy- Syekh Abu Zakaria, Yahya bin Syaraf an-
Syafi'i kurang ilmu. Nawawi (676H) dianggap sebagai penyunting
Sebenarnya, munculnya dua pendapat ini dan pen-tahqiq dalam madzhab Syafi'i. Dia
adalah akibat adanya qlyas yang bertentang- juga dianggap sebagai penjelas pendapat-
an atau akibat adanya dalil-dalil yang berten- pendapat dalam madzhab Syafi'i yang rajih.

37
rbid..
Boleh mentariihkan sesuatu hukum jika tidak dapat dipastikan yang mana yang dipilih menurut madzhab Maliki.
38
39
Abu Zahrah, asy-Syaf |hlm L72-L73.
40 para muitahid mentarjihkan apa yang telah ditarjihkan oleh asy-Syaf i. Kalau ia tidak mentariihkannya, pendapatnya yang terakhir
mentariihkan yang lebih dulu. Kalau tidak diketahui mana pendapat yang terakhi[ dan ini adalah sesuatu yang jarang terjadi,
maka ditarjihkan mengikut yang paling dekat dengan usul kaidah asy-Syafi'i.
Asy-Syaf i,ilm.368 dan seterusnya
--

FIq!H ISI,AM IILID 1 tbngfitar llmu Flqlh

F
Usaha ini dilakukan dalam kitab Minhaj ath- lebih dari pendapat Imam asy-Syafi'i
Thalibin wa 'Umdah al-Muftiyyin, yang me- rahimahullah. Perbedaaan antara aqwal
I
t
rupakan kitab pegangan utama para pengikut [pendapat-pendapat tersebut) ini kuat.
madzhab Syafi'i, dan kitab ini adalah lebih Lawan istilah ini adalah Zhahir karena
utama meskipun dibandingkan dengan kitab- kekuatan dalilnya.a3
kitab an-Nawawi yang lain seperti ar-Rau- 2. Al-Masyhur, yakni qaul yang masyhur
dhah. Dalam kitab ol-Minhoj itu, an-Nawawi dari dua atau lebih qaul Imam asy-
berpandukan dengan kitab Mukhtashar al- Syafi'i. Perbedaan di antara kedua atau
Muharrar karya Imam Abul Qasim ar-Rafi'i lebih pendapat-pendapat itu tidak kuat.
[meninggal 632 H). Kemudian Syaikh Zakaria Lawannya ialah gharib karena lemahnya
al-Anshari meringkas al-Minhaj kepada al- dalil. Kedua-dua al-azhhar dan al-masyhur
Manhaj. Fatwa hendaklah dikeluarkan me- adalah pendapat-pendapat Imam asy-
ngikuti apa yang dikatakan oleh Imam an- Syafi'i.
Nawawi dalam al-Minhaj, apa yang disebut 3. Al-Ashah, yakni pendapat yang lebih
dalam Nihayah al-Muhtojkarya ar-Ramli, dan shahih dari dua wajh atau lebih yang di-
Tuhfah al-Muhtaj karya Ibnu Hajar. Setelah itu, usahakan oleh tokoh-tokoh madzhab
mengikuti apa yang disebut oleh Syaikh Za- dalam memahami perkataan Imam asy-
karia. Syafi'i, berdasarkan kepada prinsip yang
Berikut ini akan diterangkan cara an-Na- telah diletakkan olehnya atau diambil dari
wawi dalam meriwayatkan pendap at (aqwa[), kaidah-kaidahnya. Tingkat perbedaan pen-
menjelaskan aujuh yang dikeluarkan oleh dapat pada perkara yang disebutkan ini
ashab [tokoh-tokoh madzhab) dan cara me- adalah kuat. Lawannya ialah shahih.
lakukan tarjih di antara pendapat-pendapat 4. Ash-Shahih yakni pendapat yang shahih
ini. Sebagaimana diketahui, an-Nawawi me- dari dua wajh atau lebih. Tetapi, tingkat
namakan pendapat-pendapat asy-Syafi'i de- perbedaan pendapat antara tokoh-tokoh
ngan istilah aqwal, menamakan pendapat madzhab ini tidak kuat. Lawannya adalah
para tokoh madzhab dengan istilah ailjuh, dan dhaif karena kelemahan dalilnya. Al-ashah
dia menamakan perbedaan pendapat para dan shahih merujuk kepada dua waTh atau
rawi madzhab dalam menceritakan madzhab beberapa wajh dari pendapat tokoh-tokoh
Syafi'i dengan istilah thuruq. Dengan kata lain, madzhab.
ada tiga istilah utama yang antara satu de- 5. Al-Madzhab, maksudnya adalah perbeda.
ngan lainnya berbeda, yaitu al-aqwal ialah an pendapat tokoh-tokoh madzhab dalam
pendapat asy-Syafi'i. Al-Aujuh ialah pendapat menceritakan pendapat madzhab. Sehing-
yang dikeluarkan ahli-ahli fiqih asy-Syafi'i ga, perbedaan itu terjadi di antara dua
berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip prinsip thuruq atau lebih. Umpamanya adalah se-
dalam madzhab Syafi'i, sedangkan ath-thuruq bagian mereka menceritakan dalam satu
ialah perbedaan pendapatpara rawi dalam me- masalah ada dua qaul [pendapat Imam
riwayatkan pendapat madzhab.+2 asy-Syafi'i) atau ada dua wajh [pendapat
1.. Al-Azhhar (lebih jelas) maksudnya adalah tokoh madzhab). Sedangkan yang lain
qaul yanglebih jelas dari dua qaul ataupun memastikan hanya satu saja pendapat

42
Ibid.,hlm.36t. Al-Fawa'id al-Makkiyyah, hlm. 35 dan seterusnya.
43
Liha t mukadimah kitab a l- M i n haj oleh an-Nawawi.
FrqLH Isri,M )IIID 1

rt
itu. Kadang-kadang pendapat ini adalah Mesir dan di lraq, maka pendapat yang
i rajih dan kadang-kadang sebaliknya. Dan lebih belakangan dianggap sebagai qaul
t jadid dan yang lebih dulu dianggap qaul
apa yang dimaksud dengan al-madzhab
ialah pendapat yang menjadi fatwa dalam qadim.
madzhab. fika dalam suatu masalah ada penda-
6. An-Nash, maksudnya adalah nash Imam pat qadim dan ada juga pendapat iadid,
asy-Syafi'i. Lawannya ialah waih dha'if maka pend apatiadid adalah yang terpakai
atau mukharraj.aa Namun kadang-kadang kecuali dalam beberapa masalah, yaitu
fatwa dikeluarkan tidak berdasarkan nash sebanyak 17 masalah, yang difatwakan
[teks Syafi'i). adalah pendapat qadim.as
Al-Jadid (pendapat baru), yaitu pendapat 9. Qaula al-Jadid (dua pendapat baru). Pen-
yang berlawanan dengan pendapat lama dapat yang lebih akhir dari dua pendapat
(madzhab qadim). fadi, maksud' al-iadid tersebut hendaklah yang diamalkan, jika
ialah apa yang dikatakan (pendapat) memang diketahui. Jika tidak diketahui
Imam asy-Syafi'i semasa di Mesir melalui yang manayangterakhir, sedangkan Imam
karangan atau fatwanya. Para perawinya asy-Syafi'i mengamalkan salah satunya,
ialah al-Buwaithi, al-Muzani, ar-Rabi' al- maka yang diamalkan Imam asy-Syafi'i
Muradi, Harmalah, Yunus bin Abdul Ala, membatalkan yang lainnya. Atau dengan
Abdullah ibnuz Zubair al-Makki, Muham- kata lain, hendaknya ia mentarjihkan apa
mad bin Abdullah ibnul Hakam, dan lain- yang telah diamalkan Imam asy-Syafi'i.
lain. Tiga orang yang pertama adalah yang Perkataan qila memberi makna waTh
utama, sedangkan yang lain hanya bebe- yang dhaifdan lawannya ialah shahih atart
rapa perkara saja yang diriwayatkan dari al-ashah.
mereka. Maksud dari istilah Syaikhan ialah ar-
B. Al-Qadim fpendapat lama) ialah apa yang Rafi'i dan an-Nawawi.
dikatakan oleh Imam asy-Syafi'i sewaktu 10. Ibnu Haiar mengatakan bahwa tidak bo-
ia berada di Iraq yang disebut dalam ki- leh beramal dengan menggunakan pen-
tabnya, al-Hujjah, atau yang ia fatwakan. dapat dhaif dalam madzhab. Demikian
Ia diriwayatkan oleh sekumpulan perawi, juga tidak boleh mengamalkan talfiq dalam
di antaranya adalah Imam Ahmad bin suatu masalah, seperti bertaqlid dengan
Hambal, az-Za'farani, al-Karabisi, dan Abu pendapat Imam Malik tentang sucinya
Tsaur. Pendapat ini ditarik kembali oleh injing (tidak najis), dan bertaqlid dengan
Imam asy-Syafi'i. Imam asy-Syafi'i tidak pendapat Imam asy-Syafi'i tentang me-
membenarkan ia difatwakan. Tokoh ma- wudhu,
lyapu sebagian kepala sewaktu
dzhab (ashhab) telah membuat fatwa de- dan kedua-duanya dilakukan dalam satu
ngan pendapat ini dalam 17 masalah. shalat. Adapun mengikuti cara madzhab
Adapun pendapat-pendapatyang mun- tersebut dengan sempurna dalam satu
cul di antara masa Imam asy-Syafi'i di masalah tertentu, dengan segala konse-

yang
Al-Takhrij ialah asy-Syafi'i memberi iawaban hukum yang berbeda atas perkara yang sama. Oleh sebab itu, tidak ielas mana
tepat untuk diambil. Para sahabat asy-Syaf i menyebut hukum itu ada dua gaut (pendapat), yaitu mansus dan mukharraj. Tetapi
mLnurut pendapat yang ashah, mukharraj it;ibukan pendapat asy-Syaf i lagi, karena mungkin dia menarik balik pendapatnya itu.
Ulama Syafi.i memanjangkan masalah ini sehingga sampai 22 masalah. Contohnya wakhr maghrib tidak berakhir dengan berakhirnya
Y
Isr.A,M IrrrD 1

kuensinya, maka dibolehkan. Walaupun mana yang mempunyai dalil yang lebih kuat
setelah perbuatan itu dilakukan, umpama- serta yang lebih dekat dengan mantiq (metode
nya adalah seseorang menunaikan ibadah berpikir) imam dan kaidah madzhabnya. fika
yang dianggap sah oleh sebagian dari tarjih tidak dapat dilakukan, maka dianggap
ulama madzhab empat, tetapi tidak sah madzhab mempunyai dua pendapat dalam
menurut yang lain. Dalam kasus seperti masalah tersebut, ketika dalam kondisi daru-
ini, dia boleh bertaqlid kepada madzhab rat untuk mengamalkannya. Dan menurut
yang mengatakan sah itu, hingga dia pendapat yang azhhar,seorang muqallid boleh
tidak perlu mengqadhanya. Boleh juga memilih salah satu dari dua pendapat terse-
berpindah dari satu madzhab ke madzhab but. Sebab, asalnya seseorang mujtahid hanya
lain, walaupun taqlidnya setelah selesai mempunyai satu pendapat saja dalam ijtihad-
melakukan amalan.a6 nya. fika dia tidak mempunyai satu pendapat
dalam masalah berkenaan, maka artinya dia
ISTILAI+ISTILAH MADZHAB HAMBALI tidak melakukan ijtihad mengenai masalah.aT
Pendapat yang satu yang disebut oleh
Terdapat banyak riwayat dan pendapat
pengarang-pengarang kitab ialah pendapat
dalam madzhab Ahmad bin Hambal. Ini terjadi
yang telah ditariihkan oleh ahli-ahli tarjih dari
karena Imam Ahmad mendapati ada hadits
tokoh-tokoh madzhab seperti Qadhi Alauddin,
sesudah dia mengeluarkan fatwa berdasarkan
ar-ra'yu (pendapat), atau karena tokoh madz-
Ali bin Sulaiman as-Sa'di al-Mardawi, yaitu
seorang mujtahid yang mentashih madzhab
hab (sahabat) mempunyai dua pendapat
dalam kitab-kitabnya, yaitu Tashhih al-Furu'
dalam suatu masalah, ataupun perbedaan
dan at-Tanqih.ag
pendapat itu muncul karena pertimbangan
situasi dan kondisi permasalahan yang di- 1. Apabila disebut kata as-Syaikh atau Syaikh
fatwakan. al-lslam oleh ulama Madzhab Hambali
yang belakangan, maka maksudnya ada-
Ulama dalam madzhab Hambali berbeda
pendapat tentang cara mentariihkan antara
lah Abul Abbas Ahmad Taqiyuddin bin
pendapat-pendapat dan riwayat-riwayat yang
Taimiyyah al-Harrani (66L-728 H). Dia
ada. Perbedaan ini terbagi kepada dua ke-
banyak sekali menyebarkan madzhab
Ahmad melalui risalah-risalahnya, fatwa-
lompok.
fatwanya, dan pendapat-pendapat pilih-
Kel omp ok p ertema, memerhatikan pemin-
annya. Muridnya, Ibnul Qayyim pengarang
dahan pendapat (noql al-aqwal), karena itu
kitab /'lam al-Muwaqqi'fn fmenin ggal 7 51
adalah dalil kesempurnaan dalam agama.
H) juga memberi sumbangan yang besar
Kelompok kedua cenderung untuk me-
dalam masalah ini.
nyatukan pendapat imam dengan cara.men-
tarjih mengikuti kronologi, jika masa mun-
2. fika para ulama madzhab Hambali yang
belakangan sebelum Ibnu Taimiyyah, se-
culnya kedua pendapat itu memang dapat
perti pengarang al-Furui al-Fa'iq, al-lkh-
diketahui, atau dengan cara membuat perban-
tiyarat, dan lain-lain, menyebut kata asy-
dingan di antara dua qaul itu, dan mengambil
Syaikh, maka maksud mereka ialah asy-

46 Bujairmi al-Khathib,lilid,l,hlm. 51.


47 Abu Zahrah, IDn u Hambal, hlm 189-193, m ukadimah lhrysyafal-Qrnaj I, hlm. 19.
lilid
48 Karysyaf at-Qina; Jilid L hlm. 17 , al-Madkhat ila Madhhqb Ahma4,blm. 204.
FIqIH ISI.AM 1

'ILTD

Syaikh al-Allamah Muwaffaq ad-Din Abu fatwa dan menjatuhkan hukuman (al-
Muhammad Abdullah bin Qudamah al- Qadha') di Arab Saudi.
Maqadisi (meninggal 620 H), pengarang 5. |ika disebut al-Qadhi, maka maksudnya
kitab al-Mughni, al-Muqni', al-Kafi, al- ialah Qadhi Abu Ya'la Muhammad bin
' lJ mdoh, dan M ukhtashar al-Hidayah. al-Husain ibnul Farra' (meninggal 457
3. Apabila disebut asy-Syaikhan, maka mak- H). Apabila disebut Abu Bakr, maka mak-
sudnya ialah Ibnu Qudamah dan Abul sudnya ialah al-Marwadzi (274 H) murid
Barakat (meninggal 625 H) yang menga- Imam Ahmad bin Hambal.
rang kitab al-Muhatar fil Fiqh. 6. Apabila disebut wa 'anhu (darinya) mak-
4. fika disebut asy-Syarih, maka maksudnya sudnya ialah dari Imam Ahmad (rahi-
adalah Syekh Syamsuddin Abul Faraj Abdul mahullah). fika disebut nashshan (meng-
Rahman bin Syaikh Abu Umar al-Maqdisi ikut teks) maknanya ialah kata-kata (teks)
{682 H), yaitu keponakan dan murid ImamAhmad.
Ibnu Qudamah. Apabila ulama Hambali
Dalam kitab ini, al-Fiqh al-lslami wa
mengatakan qala fi asy-syarh, maka mak-
Adillatuhu apabila saya menyebut kata
sudnya adalah kitab karangan Syaikh
jumhur, maka maksudnya adalah tiga
Syamsuddin ini. Kitab ini menjadikan kitab
madzhab yang satu pendapat, tetapi ber-
al-Mughni sebagai landasan. Nama kitab
tentangan dengan madzhab yang keempat.
tersebut adalah asy-Syarh al-Kabir atau
asy-Syafi Syarh al-Muqni' dalam 10 iilid lumhur tersebut dapat diketahui dengan
cara mengetahui madzhab yang tidak se-
atau 12 juz. Kitab yang menjadi pegangan
pendapat dengan mereka. Apabila saya
dalam madzhab Hambali ialah al-Mughni,
menyebut ittafaqa al-fuqaha (ahli-ahli
asy-Syarh al-Kabir, Kasysyaf al-Qina', dan
Syarh Muntaha al-lradat (keduanya karya
fiqih sependapat atau bersetuju), maka
maksudnya ialah para imam madzhab
al-Buhuti). Dua buah kitab a/-Buhuti dan
juga kitab Syarh az-Zad dan Syarh ad-Dqlil
yang empat tanpa mempertimbangkan
pendapat yangsyadz.
adalah pegangan utama dalam memberi

-',ffi-
--
I

FrqlH Isr"{M IrLrD I Pengflrtar llmu Flqlh

BAB KELIMA
SEBAB.SEBAB PERBEDAAN PENDAPAT
DI KALANGAN FUQAHA

Dari pembahasan di atas, kita perhatikan Sangkaan seperti itu adalah salah. Se-
adanya perbedaan pendapat antara madzhab- sungguhnya perbedaan pendapat antara ma-
madzhab dalam menetapkan hukum-hukum dzhab dalam Islam adalah rahmat dan mem-
syara'. Perbedaan pendapat itu bukan saja beri kemudahan kepada umat. Ia merupakan
terjadi antara madzhab-madzhab, tetapi ter- kekayaan perundangan Islam yang membang-
jadi juga dalam satu madzhab yang sama. Orang- gakan. Perbedaan pendapat itu hanya terjadi
orang awam mungkin merasa aneh dengan per- dalam perkara cabang (furu) dan perkara-
bedaan ini, sebab mereka memercayai agama perkara ijtihadiyah, bukan dalam perkara
itu satu, syara'juga satu, kebenaran juga satu, dasar atau i'tiqad. Dalam sejarah Islam, kita
dan sumber hukum juga satu, yaitu wahyu tidak pernah mendengar adanya perbedaan
Ilahi. fadi, bagaimana mungkin terdapat ban- madzhab fiqih yang menyebabkan berlaku-
yak pendapat dan mengapa madzhab itu ti- nya perselisihan atau pertikaian senjata yang
dak disatukan menjadi satu pendapat saja, memusnahkan kesatuan umat Islam, atau
dan pendapat itulah yang boleh dipraktikkan melemahkan pendirian mereka ketika meng-
oleh umat Islam, dengan pertimbangan juga hadapi musuh. Karena, perbedaan itu hanya'
bahwa umat Islam adalah umat yang satu? merupakan perbedaan cabang yang tidak
Ada orang yang menyangka bahwa perbedaan membahayakan. Sedang perbedaan dalam
antara madzhab tersebut dapat menyebabkan aqidah adalah suatu kecacatan dan dapat me-
munculnya pemahaman bahwa aturan dan misahkan antara penganutnya, menghancur-
sumber syara' adalah bertentangan, atau bah- kan perpaduan, dan melemahkan eksistensi.
kan dianggap sebagai perbedaan aqidah sama Oleh sebab itu, kembali beramal dengan fiqih
seperti perbedaan yang berlaku dalam agama Islam dan berpegang kepada undang-undang
Kristen, yaitu antara aliran Orthodoks, Katolih dasar yang disatukan dan bersumber dari fiqih
dan Protestan. Sesungguhnya perbedaan an- merupakan jalan bagi menguatkan kesatuan
tara madzhab-madzhab dalam Islam tidaklah umat Islam dan menghapuskan perbedaan di
demikian. Wal' iyyadzu billah! antara mereka.
FIQIH ISI.AM JILID 1

Dari pembahasan di atas, maka ielaslah Semua itu tidak menafikan samanya sum-
bagi kita bahwa perbedaan pendapat ahli- ber syara' yang dijadikan dasar. Ia tidak me-
ahli fiqih itu hanya terbatas kepada masalah- nunjukkan adanya pert'entangan dalam syara'
masalah tertentu saja yang diambil dari sum- sendiri, karena syara' tidak mempunyai per-
ber-sumber syara'. Malah dapat dikatakan, tentangan dalam dirinya. Perbedaan itu teriadi
ia hanya berlaku akibat ijtihad saja di mana karena kelemahan manusia sendiri. Namun
ahli ijtihad cenderung kepada suatu pendapat demikian, salah satu dari pendapat yang ber-
dalam memahami sesuatu hukum yang di- beda itu boleh diamalkan, supaya manusia
ambil secara langsung dari dalil-dalil syara'. tidak merasa kesulitan. Karena mereka tidak
Kedudukannya sama seperti perbedaan pen- mempunyai jalan lain setelah wahyu terputus,
dapat yang ada dalam penafsiran teks undang- kecuali mengikuti apa yang dianggap betul
undang, atau perbedaan pendapat yang ber- oleh mujtahid, hasil dari pemahamannya atas
laku di antara para pengulas undang-undang. dalil-dalil zhanni. Dan perkara zhan memang
mempunyai potensi bagi munculnya perbeda-
Perbedaan dalam fiqih Islam disebab-
an pemahaman. Rasulullah saw. bersabda,
kan oleh kedudukan bahasa Arab itu sendiri
yang lafaznya adakalanya mengandung lebih "Apabila seorang hakim beriitihad dan iiti-
dari satu makna. Ada juga disebabkan oleh hadnya itu betul, maka dia memperoleh dua
periwayatan sebuah hadits dan cara sam- pahala. Tetapi jiko ijtihadnya salah, maka dia
painya hadits itu kepada mujtahid, baik dari memperoleh sotu pahala.'ae
segi kuat ataupun lemahnya. |uga, disebabkan
oleh sedikit atau banyaknya dalil syara'yang Adapun dalil-dalil qath'i-baik dari segi
digunakan oleh mujtahid. Atau karena adanya tsubut dan dilah-nya-yang menunjukkan
pertimbangan menjaga maslahat, keperluan, kepada hukum yang ielas dan pasti seperti
dan adat yang senantiasa berkembang sewak- perkara qath'i yang ada Al-Qur'an, sunnah
tu menetapkan hukum. mutawatir, dan sunnah masyhurah,so maka
Penyebab timbulnya perbedaan pendapat ahli-ahli fiqih tidak boleh berbeda pendapat
ialah karena adanya tingkat perbedaan pikiran
sama sekali pada hu}:um-hukum yang ber-
sumber darinya.
dan akal manusia dalam memahami nash, cara
menyimpulkan hukum dari dalil-dalil syara', Di antara sebab-sebab utama terjadinya
kemampuan mengetahui rahasia-rahasia di perbedaan pendapat ahli-ahli fiqih dalam
balik aturan syara'dan juga dalam mengetahui
menyimpulkan hukum syara' (istinbath) dari
fllat hukum syara'. dalil-dalil zhanni ialah sebagai berikut.sl

49
Muttafaq'alaih dari hadits Amr ibnul Ash dan Abu Hurairah dan penulis kitab hadits yang enam'
50
As-sunnah menurut ulama Hanafi terbagi kepada tiga ienis, yaitu mutawatir, masyhur, dan ahad. Mutawatir artinya hadits yang
diriwayatkan oleh sekumpulan perawi yang mustahil bersepakat melakukan dusta. Hal ini berlaku dalam tiga zaman pertama,
yaitu zaman sahabag tabi'in, dan tabi' at-tabi'in. HadiS tr{osyhur adalah hadits yang pada asalnya diriwayatkan oleh seorang atau
dua oong sahabat, kemudian tersebar luas pada kurun kedua sesudah zaman sahabat. Hadits /had ialah hadits yang diriwayatkan
dari Rasulullah oleh seorang dua, atau lebih sahabat tetapi tidak sampai ke peringkat ma ryhur dan mutawatir dalam ketiga zaman
tersebut.
51
Lihar lbnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid,lilid I, hlm. 5 dan seterusnya; ad-Dahlavi, Huijatullah al-Balighah,lllid l, hlm. 115 dan seter-
usnya; Ibnu Hazm, al-lhkam fi llshut at-Ahkam,Bab3,4,25,dan 26; asy-syatibi,al-Muwafaqat,lilid IV hlm. 271-214; Ibnu Taimiyah,
Raj'ut Malam 'anil A'immah al-A'lam; Syeikh Ali al-Khafifl Asbab lkhtilaf al-Fuqaha'; Syekh Mahmud Syaltut dan Syekh Muhammad
Ali as-Sais, Mug aranah al-Madzahib fil Fiqh; Syekh Abdul fallllsa, Ma La Yajuzu fihi al-Khilaf, Ibnus Sayyid al-Batliusi, al'lnmf'
r
FrqLH IsrrA,M JrrrD 1

7. PERBEDAAN MA'fi4 DAIAM KATA.'$TA


BAHASA ARAB ry$*,?i3'55
Keadaan ini terjadi ada kalanya karena ".,den janganlah penulis yudhaarr [di-
lafaz itu mujmal (tidak detail) atau musytarak susahkan/menyusahkan) dan begitu juga sak-
(mempunyai makna lebih dari satu) atau sr.... " (al-Ba qarah'= 282)

mempunyai dua maksud, yaitu umum dan


khusus atau makna haqiqi dan mojazi, atau Dalam ayat ini, lafazyudhaarritu mungkin
makna haqiqi dan makna menurut adat ('urfl diberi makna kemudharatan yang dilakukan
ataupun perbedaan itu terjadi karena lafazter- oleh keduanya atau yang menimpa keduanya.
tentu kadang-kadang disebut secara mutlak Contoh lafaz yang kadang-kadang memberi
(tidak dibataskan) dan kadang-kadang disebut makna umum dan kadang-kadang memberi
secara muqayyad. Atau, perbedaan itu terjadi makna khusus ialah firman Allah SWT,
disebabkan oleh perbedaan i'rab.
"Tidak ada paksaan dalam (menganut)
Contoh satu lafaz yang mempunyai mak-
agama (lslam)...." (al-Baqarah: 256)
na lebih dari satu adalah lafaz al-quru'yang
mempunyai arti'suci'dan juga mempunyi arti
'haid.' Contoh lain adalah lafaz yangberbentuk Apakah ayat ini menerangkan khabar
perintah, apakah ia bermakna wajib atau sun- (pemberitahuan) namun bermaksud mela-
nah saja. Demikian juga dengan lafaz yang rang (an-nahyu) ataukah ia memberi khabar
berbentuk larangan, apakah bermakna haram sebenarnya (haqiqi)?
atau makruh saja. Majaz juga mempunyai beberapa jenis,
Ia juga terjadi dalam lafaz murakkab. yaitu hadzaf (dihapus), ziddah (ditambah),
Contohnya adalah firman Allah SWT, setelah taQim (didulukan) ataupun ta'khir (diakhir-
ayat tentang had qadhof (hukuman kepada kan).
orang yang menuduh orang lain melakukan Contoh lafaz yang bermakna mutlak dan
zina) di mana Allah SWT berfirman, kadang-kadang mempunyai makna yang mu-
qalryad ialah seperti kata ar-raqabah yang di-
"...Kepada-Nyalah akan naik (yash'adu) sebut secara mutlak dalam kasus kafarat sum-
perkataon-perkataan (al-kalim) yang baik (yang pah, dan ia dibatasi dengan ar-raqabah yang
menegaskan iman dan tauhid, dan yang akan beriman dalam kasus kafarat pembunuhan
diberi pahala), dan amal (al-'amal) kebajikan yang tidak disengaja.
Dia akan mengangkatnya (sebagai amal yang
makbulyang memberi kemuliaan kepada yang 2. PERBEDAAN PERIWAYATAN
m elakukannya).... " (F aathir: 10) Perbedaan riwayat terjadi karena dela-
pan sebab, umpamanya adalah sebuah hadits
Ulama berbeda pendapat dalam menen- sampai kepada seseorang, tetapi tidak sampai
tukan fa'il d,ari kata kerja yash'adu; apakah kepada yang lain; Suatu hadits sampai melalui
al-kolim atau al-'amal. Ataupun perbedaan jalur sanad dhaif yang tidak boleh digunakan
makna ayat terjadi akibat pertimbangan ke- sebagai hujjah, sedangkan ia sampai kepada
adaan yang meliputi nash. Contohnya adalah orang lain melalui jalur sanad yang shahih; ha-
firman Allah SWT, dits sampai melalui satu jalur sanad, dan salah
ISIAM )ILID 1

seorang perawinya dihukumi dhail sedang- vitas ijtihad dalam masalah asal tersebut dan
kan orang lain tidak menghukuminya sebagai apa yang tidak boleh dilakukan. Selain itu tah-
dhaif atau dia berpendapat tidak ada sesuatu qiq al-manath, yaitu memastikan wuiudnya
yang menghalangi untuk menerima riwayat 'illah pada masalah yang tidak ada hukumnya
itu. Perkara ini bergantung kepada perbedaan (masalah furu), merupakan salah satu sebab
pendapat dalam masalah ta'dil dan tariih. utama bagi terjadinya perbedaan pendapat di
Ataupun sebuah hadits sampai kepada antara ahli fiqih.
dua orang (mujtahid) dengan cara yang di-
sepakati. Tetapi, salah seorang dari kedua mui- 6. PENTENTANCA'Y DA'YTARTIH DI ANTARA
DALIL.DAL'L
tahid itu menetapkan beberapa syarat untuk
beramal dengannya, sedang yang seorang lagi
Ini merupakan bab yang sangat luas dan
menjadi medan perbedaan pandangan dan ba-
tidak meletakkan syarat apa-apa. Contohnya
nyak menimbulkan dialog. Pembahasan dalam
ialah seperti pembahasan dalam hadits mur-
sal [yaitu hadits yang perawi sahabi-nya tidak masalah ini meliputi perbincangan masalah
disebut). ta'wil, ta'lil fmenetapkan f I/a t hukum), al'i am'
wat-taufiq (menggabungkan dan menyatukan
pendapat), nasakh [membatalkan) dan tidak
3. PERBEDAANSUMBER
adanya nasakh. Perbedaan ini teriadi baik di
Ada beberapa sumber yang diperselisih-
antara nash-nash atau di antara beberapa qi-
kan oleh ulama; sejauh manakah ia dapat di-
jadikan sumber hukum. Contohnya adalah yas. Perbedaan dalam sunnah terjadi, baik
dalam perkataan atau dalam perbuatan atau
istihsan, mashalih mursalah, qaul shahabi,
dalam taqrir (pengakuan). Ia iuga terjadi ka-
istishhab adz-dzora'i, al'bara'ah al-ashliyyah
rena perbedaan sifat tindakan Rasul, yaitu
atau ibahah, dan sebaliknya.
apakah termasuk kategori tindakan politik
atau kategori memberi fatwa. Perbedaan ini
4. PERBEDAAN KAIDA'+KAIDAH IISHUL
dapat diatasi dengan beberapa cara, di anta-
Contohnya seperti kaidah 'am yang di'
ranya yang paling penting ialah merujuk dan
khususkan (al-'am al-makhshush) tidak men-
berpegang kepada tujuan syara' (maqashid
jadi huijah, mafhum tidak dapat meniadi
agt-ryari'ah), meskipun dalam menentukan
hujjah, penambahan kepada ketetapan nash
urutan maqashid ada perbedaan pendapat.
Al-Qur'an apakah merupakan nasakh atau ti-
Dengan keterangan di atas, maka dapat
dak dan sebagainya.
diketahui bahwa hasil-hasil ijtihad para imam
5. I.IT'HAD DENEAN QIYAS madzhab, tidak mungkin menepati secara
keseluruhan dengan syara' Allah SWT yang
Ini merupakan sebab perbedaan pendapat
diturunkan kepada Rasulullah saw.. Namun,
yang paling banyak. Qryas itu mempunyai asal,
tetap dibolehkan atau diwajibkan mengamal-
syarat dan'illah.'lllah iuga mempunyai syarat-
kan salah satunya. Sebenarnya, kebanyakan
syarat dan cara-cara untuk menentukannya.
perbedaan pendapat itu adalah dalam ma-
Semua itu merupakan masalah-masalah yang
salah ijtihad dan dalam pendapat-pendapat
diperselisihkan. Bisa dikatakan bahwa kese-
zhanniyyah yang perlu dihormati dan diberi
pakatan jarang terjadi dalam masalah asal
penilaian yang sama. Ia tidak boleh dijadikan
qiyas dan apa yang boleh dilakukan oleh akti-
F
FIqLH ISI.A.M IITID 1

alasan untuk perpecahan, permusuhan, dan Ini menunjukkan bahwa pendapat a/-as-
fanatisme golongan di kalangan umat Islam hah, dalam persoalan betul dan salah dalam
yang disifatkan oleh Al-Qur'an sebagai umat iitihad pada perkara-perkara cabang fiqih,
yang bersaudara. Mereka iuga diperintahkan ialah aliran al-mukhaththi'ah, yaitu aliran
supaya bersatu dan berpegang dengan tali jumhur al-Muslimintermasuk golongan ulama
Allah SWT. Syafi'i dan Hanafi, di mana mereka mengata-
Setiap mujtahid dari kalangan sahabat kan bahwa yang betul dalam ijtihadnya ialah
tidak mau ijtihadnya dinamakan hukum Allah seorang safa dari para mujtahid dan yang
atau syara'Allah, tetapi mereka mengatakan, lain adalah salah, karena kebenaran hanya-
"lni pendapatku. fika ia betul, maka itu adalah lah satu tidak berbilang. Mereka juga menga-
dari Allah. Tetapi iika ia salah, maka itu adalah takan bahwa dalam satu kasus masalah
dari diriku dan dari setan. Allah dan Rasul-Nya Allah SWT hanya mempunyai satu ketetapan
terlepas dari kesalahan itu." Di antara pesan hukum. Barangsiapa berijtihad dan menepati
Rasulullah saw. kepada pimpinan tentara ketetapan hukum Allah itu, maka ijtihadnya
ialah, itu betul. Dan siapa yang tidak menepati ke-
tetapan hukum Allah itu, maka dia salah. Te-
tapi apabila dilihat dari sudut pengamalan ha-
ii ar"t'.,fi *- -';c tsti sil-hasil ijtihad para mujtahid dalam praktik
kehidupan, maka tidak diragukan lagi bahwa
i' i;#i;6i' f hukum yang ditetapkan oleh setiap ahli ijtihad

'c adalah hukum Allah. Sebab untuk mengetahui


manakah pendapat imam mujtahid yang tepat
dengan ketetapan Allah, adalah perkara yang
tidak dapat diketahui secara yakin.
"Jika kamu mengepung sesuatu kota lalu Yang masih menjadi permasalahan umat
mereka mau supaya dihukum berdasarkan hu- Islam masa kini ialah persoalan beramal (me-
kum Allah SWT, maka janganlah kamu meng- laksanakan), yaitu persoalan melaksanakan
hukum dengan hukum Allah SWT. Tetapi, syariat Islam baik dalam soal aqidah maupun
hukumlah dengan hukuman kamu, karena ibadah, dengan cara yang konsisten dan mem-
kamu tidak tahu apakah engkau menepati praktikkan hukum-hukum Islam dalam ibadah,
hukum Allah ataupun tidak".s2 muamalah, iinayah, hubungan luar negeri, dan
sebagainya secara menyeluruh.

.'.s{!#i}.,

Riwayat Ahma4 Muslim, at-Tirmidzi, dan Ibnu Maiah dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya,

rr t
rr:tElijj$iii.t+:r:f--l'ffi.,'{,:-:-:i*.:-n'Fji€Lri€=r-i=S'i+:=:.-r=:;.i=:j.s-€*l=:.:::S=:-;!=;t:=j:Si:irj
Isr."A.M f rLrD 1

BAB KEENAM
ATURAN MENGGUNAKAN PENDAPAT
MAD ZIIAB YANG PALING MUDAH

PENDAHULUAN lahatan umum yang ada pada masa sekarang


Proses memilih dan memilah pendapat-
ini. Mereka melakukan pemilihan pendapat
tersebut dengan berpegang kepada beberapa
pendapat yang ada dalam madzhab-madzhab
prinsip atau dasa[ yaitu:
fiqih merupakan lampu hijau bagi para ulama
pada masa sekarang ini, untuk menghidupkan 1. Kebenaran (al-haqq) hanyalah satu, bu-
kannya beragam. Begitu juga halnya de-
kembali pemikiran Islam. Ia iuga memberi
ngan agama Allah adalah satu dan berasal
lampu hijau bagi orang-orang yang bertugas
menyusun undang-undang yang materinya dari sumber yang sama, yaitu Al-Qur'an,
As-Sunnah, dan juga praktik salafus saleh'
diambil dari sumber fiqih Islam. Dengan cara
Dikarenakan kita tidak mengetahui mana
seperti ini, maka produk undang-undang ter-
pendapat para mujtahid yang paling be-
sebut diharapkan dapat selaras dengan tun-
naq, maka kita dibolehkan mengamalkan
tutan perkembangan zaman, dan iuga dapat
sebagian pendapat tersebut dengan mem-
melindungi kemaslahatan manusia pada se-
pertimbangkan kemaslahatan yang akan
tiap zaman dan di setiaP tempat.
dihasilkan.
Ulama-ulama reformis dan juga yang ber-
jiwa ikhlas-bukannya ulama yang pesimistis 2. Ikhlas menjalankan syariat, menjaga hu-
dan berkecil hati-di kalangan tokoh-tokoh kum-hukum agama supaya Iestari dan
kekal, merupakan aqidah setiap Muslim.
al-Azhar Mesi4, Universitas Zaituniyah Tunis,
dan lain-lain di berbagai belahan dunia Islam, 3. Menolak kesukaran, mengedepankan ke-
menyambut gagasan gerakan menghidupkan mudahan dan toleransi merupakan dasar-
kembali pemikiran Islam ini. Mereka memilih dasar bangunan syariat Islam. Perkara-
satu pendapat yang tepat, yang lebih utama perkara tersebut merupakan keistimewa-
dan juga yang lebih membawa kemaslahat- an utama yang menopang syara' Allah
an dari beragam pendapat fiqih yang ada. untuk selalu kekal dan abadi.
Mereka berharap supaya pendapat fiqih yang 4. Melindungi kemaslahatan manusia dan
dipilih tersebut akan selaras dengan kemas- mempertimbangkan kebutuhan-kebutuh-
FIqLH ISIAM JILID 1
l-
an mereka yang selalu berkembanB, me- "Allah menghendaki kemudahan bagimu,
rupakan sikap yang sesuai dengan ruh dan tidak menghendaki kesukaran bagimu."
syariat yang-berdasarkan penelitian- [al'Baqarah: 185)
memang dibangun di atas kemaslahatan.
Sehingga, kemaslahatan merupakan tiang Sebagaimana diketahui, bahwa kebanyak-
syariat; setiap hal yang mengandung mas- an orang tidak bermadzhab. Madzhab mereka
lahat maka di situlah keberadaan syariat adalah madzhab mufti mereka, dan mereka
dan agama Allah. Demikian juga diakui pun mengharapkan supaya amal mereka se-
bahwa hukum dapat berubah disebabkan suai dengan syara'.
oleh perubahan zaman. Namun dalam proses memilih dan me-
5. Tidak ada aturan syara'yang mewajibkan milah pendapat-pendapat madzhab ini, kita
seseorang mengikuti salah satu hasil ijti- harus mengetahui terlebih dahulu aturan-
had para mujtahid, atau mengikuti salah aturan ketika mengambil pendapat madzhab
satu dari pendapat para ulama. Sesuatu yang paling mudah. Aturan-aturan ini perlu
dianggap wajib apabila ia memang di- diketahui terlebih dahulu supaya proses pe-
wajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan milihan ini tidak berubah menjadi kekacauan
Allah serta Rasul-Nya hanya mewajibkan ataupun berubah menjadi pengamalan pen-
mengikuti Al-Qur'an, sunnah Rasul-Nya, dapat yang sesuai dengan nafsu dan keinginan
dan semua dalil yang bersumber dari ke- saja, tanpa didukung oleh argumentasi atau
duanya dalam mengamalkan ajaran agama faktor-faktor pembenar yang kuat. Dan me-
Nya. nurut saya, proses memilih pendapat yang
6. Pendapat yang paling shahih dan yang mudah juga termasuk bentuk dari ijtihad.
paling raj ih mengatakan bahwa mengikuti
salah satu madzhab tertentu bukanlah
RANCANGAN PEMBAHASAN
suatu kewajiban. Hal ini karena tindakan
yang seperti itu hanyalah sekadar taklid Dalam membincangkan masalah ini, ada
beberapa pembahasan yang akan dikaji, yaitu:
belaka (mengikuti pendapat orang lain
tanpa mengetahui dalilnya). Apabila hal . Pembahasan Pertama: Madzhab atau pen-
yang semacam ini diwajibkan, maka ber- dapat manakah yang boleh diambil?
arti kita telah mewajibkan aturan syara' . Pembahasan Kedua: Apakah mengikuti
baru, sebagaimana diterangkan oleh pe- satu madzhab tertentu merupakan suatu
ngarang Syarh Musallah ats-Tsubut tuntutan?
Pembahasan Ketiga: Apakah seorang yang
Oleh sebab itu, bertaklid kepada salah akan bertanya mengenai hukum (mustaf-
satu imam madzhab atau salah satu mujtahid trJ diwajibkan mencari mufti yang paling
tidaklah dilarang oleh syara'. Begitu juga hal- utama dan kemudian bertanya kepada
nya syara' tidak melarang melakukan talfiq ulama yang dia anggap paling rajih terse-
(mencampur beberapa pendapat) di antara but, ataukah dia dibolehkan memilih dan
pendapat-pendapat madzhab yang ada, de- bertanya kepada mufti yang mana pun?
ngan alasan menjalankan prinsip kemudahan
Pembahasan Keempat: Apakah pendapat
dalam beragama, sebagaimana firman Allah pakar ushul fiqih dalam masalah mencari
SWT
Pengantar llmu Flqlh FIqLH ISIAM IILID 1

pendapat yang paling mudah (tatabbu' A. MADZHAB DAN PENDAPATYANG


ar-rukhash) dan iuga masalah talfiq (men' DAPAT DIIKUTI
campur) pendapat madzhab-madzhab fi- Khazanah intelektual fiqih peninggalan
qih Islam? salafus saleh yang membahas berbagai hukum
. PembahasanKelima:Aturan-aturansyara' dan permasalahan yang dihadapi manusia,
dalam memilih pendapat madzhab yang tidaklah hanya terbatas kepada madzhab fiqih
paling mudah. Aturan-aturan ini bersum- yang empat saja (Hanafiyyah, Malikiyyah,
ber dari pendapat-pendapat pakar ushul Syafi'iyyah, dan Hambaliyyah). Di sana masih
fiQih.
ada madzhab-madzhab fiqih lain baik yang
. terkenal maupun yang tidak seperti madzhab
Apabila kita perhatikan pembahasan em- Imam al-Laits bin Sa'd, Imam al-Auza'i, Ibnu
pat masalah pertama secara cermat, merupa-
farir ath-Thabari, Dawud azh-Zhahiri, Imam
kan suatu keharusan sebelum melakukan ats-Tsauri, madzhab-madzhab Ahli Sunnah,
pembahasan yang terakhir [kelima). Hal ini madzhab Syi'ah Imamiyyah, madzhab Syi'ah
disebabkan pembahasan kelima sangat ber- Zaidiyy ah, I b a d h iyya h, Zhahir iyy ah, p e n d a p at-
gantung kepada kaidah-kaidah yang dibahas pendapat sahabat, tabi'in, dan juga pendapat
dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya, tabi' tabi'in. Dalam ragam pendapat yang
sebagaimana yang telah dilakukan oleh para terdapat pada berbagai madzhab tersebut,
pakar ushul fiqih. kita dapat menemukan banyak manfaat bagi
Membincangkan masalah ini jelas akan lancarnya kebangkitan umat Islam yang kita
memberikan manfaat dan faedah yang nyata harapkan. Madzhab-madzhab tersebut tentu-
bagi kebanyakan umat Islam, yang biasa me- nya lebih utama apabila dibanding dengan
minta fatwa atas masalah yang mereka hadapi undang-undang non-syar'i baik yang berasal
baik dalam masalah ibadah, muamalah, mau- dari dunia Timur maupun dunia Barat. Agama
pun ahwal syakhshiyyah. Pembahasan ini juga Allah menawarkan kemudahan, bukannya
bermanfaat bagi para pakar undang-undang kesulitan.
dan juga para hakim yang bertugas membuat Selain dari itu, mempertimbangkan ke-
undang-undang yang disusun dan digali dari maslahatan dan melindungi kebutuhan ma-
sumber hukum fiqih Islam. Perbincangan ma- nusia merupakan tuntutan syara'. Oleh sebab
salah ini juga akan memberikan manfaat ke- itu, tidak ada larangan bagi para pembuat
pada para pengajar dalam usaha mereka un- undang-undang (dewan legislatif) untuk me-
tuk ttrenghilangkan kecenderungan fanatisme milih pendapat ataupun madzhab dalam ma-
madzhab yang muncul akibat sikap taklid buta, salah iitihadiyah ini. Adapun qadhi, maka se-
dan tidak mau memerhatikan dalil-dalil yang baiknya ia tetap berpegang kepada madzhab
dapat merajihkan sebagian pendapat ulama empat, karena tradisi ('urfl umum yang sudah
sehingga perlu diikuti. Dan pada waktu yang menyebar haruslah diamalkan. Sebagaimana
sama, dapat menetapkan bahwa pendapat diketahui, bahwa 'urf dapat digunakan untuk
ulama yang lain adalah lemah sehingga tidak men-takhshrsh nash. Selain itu, apabila dewan
perlu diikuti. Ketetapan-ketetapan Allah-lah legislatif mengambil pendapat termudah dari
yang benar dan Dialah yang menunjukkan kita beberapa pendapat madzhab yang masyhuq,
ke jalan yang benar. maka yang dimaksudkan adalah madzhab-
FIQIH ISr."AM JrLrD Pengantar llmu Flqlh

madzhab yang dipraktikkan di berbagai dunia Sebagaimana diketahui, Allah SWT telah
Islam, dan pada kenyataannya yang dimaksud memerintahkan kita untuk mengikuti pen-
dengan madzhab-madzhab adalah pendapat dapat para sahabat dan tabi'in.ss Allah SWT
para imam mujtahid. berfirman,
Di antara dalil yang mendukung ide di atas "Dan orang-orong yang terdahulu lagi yang
adalah sebagian besar umat Islam berpenda- pertama-tama (masuk Islam) di antara orqng-
pat bahwa teori al-mukhthi'ah adalah teori orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang
yang paling rajih.Yang dimaksud dengan teori yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida
al-mukhthi'ah adalah teori yang mengatakan kepoda mereka dan mereka pun rida kepada
bahwa kebenaran hanyalah satu. Oleh sebab Allah. Alloh menyediakan bagi mereka surgo-
itu, mujtahid yang benar dalam ijtihadnya juga surga yang mengalir di bawahnya sungai-su-
hanya satu. Adapun yang lainnya adalah salah. ngai. Mereka kekal di dalamnya selama-lama-
Namun mujtahid yang salah tidaklah berdosa nya. Itulah kemenangan yang agung." (at-
karena kesalahannya itu, sebab dia hanya di- Taubah: 100)
tuntut untuk mengamalkan hasil ijtihadnya
dan mengamalkan pendapat yang diduga kuat Berkenaan dengan pendapat sahabat,
benar. Para pakar yang mendukung teori ini Imam asy-Syafi'i berkata, "Pendapat mereka
mengatakan,'Adalah suatu kebenaran bahwa adalah lebih baik bagi kita apabila dibanding
agama Allah hanya satu. Yaitu segala aiaran dengan pendapat kita sendiri."s6
yang diturunkan dalam kitab-Nya, yang dibawa
Imam al-lzzbin Abdissalam juga berkata,
oleh Rasul-Nya, dan diridhai untuk dilakukan "Yang terpenting bagi orang yang bertaklidsT
oleh hamba-hamba-Nya. Nabi Allah juga satu,
adalah mengetahui bahwa madzhab [yang
kiblat juga satu." Barangsiapa sesuai dengan
dianutnya) adalah benar-benar ada, dan ia
ajaran ini, maka dialah orang yang benar dan
juga harus mempunyai dugaan kuat bahwa
mendapatkan dua pahala. Adapun orang yang
madzhab tersebut adalah shahih. Oleh sebab
tidak sesuai dengan aiaran sebenarnya, maka
itu, apabila dia meyakini keberadaan suatu
dia hanya mendapat satu pahala, yaitu pahala
madzhab, maka dia boleh bertaklid kepada
ijtihad. Sedangkan kesalahannya, tidak dibalas
madzhab tersebut, meskipun tokoh madz-
dengan balasan apa pun.s3 Inilah pendapat
hab tersebut bukan termasuk salah satu dari
yang benar menurut imam madzhab yang
empat imam madzhab fiqih yang terkenal."
empat.sa
Imam al-lraqi berkata, "Ulama bersepakat
Hal pertama yang harus dilakukan adalah
(ijma) bahwa orang yang masuk Islam boleh
mencari pendapat-pendapat fiqih yang tepat
bertaklid kepada ulama siapa pun tanpa ada
dan bermaslahat, dan yang dapat dipastikan
batasan. Para sahabat pun bersepakat bahwa
siapa yang mengeluarkan pendapat tersebut.
orang yang meminta fatwa dan bertaklid ke-
Adapun pendapat yangsyadz dan bertentang-
pada Abu Bakar dan Uma[ boleh meminta
an dengan sumber dan dasar-dasar syariat,
fatwa kepada Abu Hurairah, Mu'adz bin fabal,
maka harus ditinggalkan.

s3 A'lam al-Muwaqqi'in, 1ilid2,hlm. 211.


s4 Musallam ats-Tsubut,jilid 2, hlm. 330.
ss A'hm al-Muwaqqi'in, iilid,4, hlm. 123.
s6 A'hm al-Muwaqqi'in,iilid2,hlm. 186.
s7 Orang yang bertaklid (muqallid) adalah orang yang mengikuti pendapat orang lain, namun ia tidak mengetahui dalil yang di-
gunakan oleh orang yang dianutn)a tersebut.
Pengantar llmu Flqih FIQIH ISr."A.M llLlD 1

ataupun yang lainnya. Dia juga boleh meng- madzhab tertentu-umpamanya madz'
amalkan pendapat para sahabat tersebut hab Abu Hanifah atau madzhab Syafi'i atau
tanpa ada pengingkaran dari kalangan ula- yang lain, maka dia tidak wajib mengikuti
ma. Oleh sebab itu, barangsiapa menganggap madzhab tersebut secara berterusan, me-
bahwa dua bentuk ijma ini tidak berlaku, maka Iainkan ia boleh pindah ke madzhab yang
dia harus mengemukakan dalil.s8 lain. Alasannya adalah sesuatu akan di-
Atas dasar uraian di atas, maka jelaslah hukumi wajib jika memang ada perintah
bahwa tidak ada dalil yang mewajibkan untuk wajib dari Allah dan Rasul-Nya. Padahal,
mengikuti madzhab empat imam saja dalam Allah dan juga Rasul-Nya tidak pernah me-
masalah fiqih. Empat imam dan yang lainnya wajibkan seseorang untuk bermadzhab
mempunyai status yang sama. OIeh sebab itu, dengan salah satu imam madzhab yang
taklid kepada selain empat madzhab diboleh- ada. Yang diwajibkan oleh Allah hanyalah
kan jika memang madzhab tersebut memang mengikuti ulama secara umum, tanpa
diketahui dengan pasti siapa tokoh atau peng- ada pengkhususan kepada salah satu dari
asasnya, sebagaimana yang telah diterangkan ulama tersebut. Allah SWT berfirman, "...
oleh Imam al-lzz bin Abdissalam. maka tanyakanlah kepada orang yang
berilmu, jika kamu tidak mengetahui!' (al-
Anbiyaa':7)
B. APAKAH ADATUNTUTAN UNTUK
Alasan lainnya adalah bahwa orang-
MENGIKUTI'SUATU MADZHAB
orang yang meminta fatwa pada zaman
TERTENTU SECARA DISIPLIN DALAM
sahabat dan tabi'in tidak ada yang me-
SEMUA PERMASALAH (ILT|ZAM
wajibkan dirinya untuk mengikuti ma-
MADZHAB MU'AYYANN
dzhab tertentu saja, melainkan mereka
Dalam menganggapi masalah ini, para
akan menanyakan permasalahan kepada
pakar ushul fiqih terbagi kepada tiga kelom-
siapa pun yang ahli, tanpa membatasi diri
pok pendapat:
kepada salah satu dari mereka. Ini dapat
L. Sebagian mereka mengatakan bahwa me- disimpulkan bahwa mereka semua ada-
ngikuti salah satu imam madzhab secara
lah bersepakat fberijma) bahwa bertaklid
disiplin dalam semua permasalahan ada-
hanya kepada satu imam saja atau meng-
lah suatu kewajiban. Hal ini karena orang
ikuti madzhab tertentu dalam berbagi
yang telah memilih satu madzhab telah
permasalahan, bukanlah suatu kewajiban.
berkeyakinan bahwa imam madzhab yang
Selain itu, pendapat yang mengatakan
dianutnya itu adalah yang benar; maka dia
bahwa mengikuti salah satu madzhab
waj ib melaksanakan keyakinannya itu.
adalah wajib, akan menyebabkan kesulit-
2. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa
an dan kesempitan. Padahal, keberadaan
taklid kepada imam tertentu dalam semua
madzhab yang beragam sebenarnya ada-
permasalahan dan semua kejadian yang
lah suatu kenikmatan, anugerah, dan juga
dialami bukanlah suatu kewajiban. Orang
rahmat bagi umat Islam. Pendapat ini
tersebut boleh bertaklid kepada mujtahid
adalah pendapat yang raiih di kalangan
mana pun yang dia kehendaki. Kalau se-
ulama ushul fiqih.
andainya seseorang mengikuti salah satu

sB Musallom ats-Tsubut,jilid 2, hlm. 357 .


--

rIqLH ISI"AM JILID 1

3. Imam al-Amid dan Imam al-Kamal ibnul Atas dasar ini semua, maka pada masa
Hammam membuat perincian yang lebih sekarang ini pada prinsipnya sama sekali tidak
detail dalam masalah ini. Bagi mereka, ada larangan untuk memilih sebagian hukum-
yang diwajibkan mengikuti aturan ma- hukum syara'yang ditetapkan oleh para ulama
dzhab tertentu adalah ketika seseorang madzhab, tanpa membatasi jumlah madzhab
melakukan perbuatan dalam suatu per- tertentu ataupun membatasi dengan detail-
kara tertentu. Ketika dia mengamalkan detail madzhab tersebut.
satu madzhab dalam satu perkara ter- Selain itu, para ahli fiqih juga menetapkan
sebut, maka dia tidak boleh bertaklid ke- bolehnya mengamalkan pendapat dhaif dalam
pada madzhab yang lain. Namun ketika satu madzhab, jika seseorang berada dalam
dia menghadapi perkara lain dan dia ti- kondisi darurat (adh-dharurah) atau dalam
dak mengikuti madzhabnya, maka dia kondisi perlu (al-hajah). Berikut ini adalah
boleh mengikuti madzhab yang lain da- pendapat-pendapat mereka.
lam melaksanakan perkara tersebut. Hal 1. Seorang qadhi boleh mengambil penda-
ini disebabkan tidak ada aturan syara' pat selain dalam madzhabnya dalam ke-
yang mewajibkan mengikuti satu madz- adaan darurat fFatwa Atha'bin Hamzah).
hab yang dianut secara disiplin dalam se- 2. Seorang qadhi boleh mangamalkan pen-
mua perkara. Yang diwajibkan oleh syara' dapat yang tidak masyhur dalam madz-
adalah mengikuti ulama siapa pun tanpa habnya, jika memang pemerintah mene-
ada pengkhususan kepada salah seorang tapkan hal tersebut (ad-Durr al-Mukhtar
di antara mereka.se karya al-Hishkafi).
3. Seorang qadhi boleh menetapkan hukum
Dapat disimpulkan bahwa pendapat yang berdasarkan pendapat yang sudah di-
paling shahih d,an rajih di kalangan ulama tetapkan sebagai pendapat yang salah
ushul fiqih60 adalah tidak wajibnya konsisten (fasad), dan dia tidak perlu membatalkan
dalam mengikuti madzhab tertentu, dan bo- keputusannya. Karena dalam hal ini, qa-
leh berbeda dengan pendapat imam madzhab, dhi merupakan mujtahid kecuali jika ke-
juga boleh mengambil pendapat selain imam putusan itu dalam masalah pengambilan
madzhab. Hal ini disebabkan konsisten meng- harta atau putusan didasarkan pada hawa
amalkan madzhab tertentu bukanlah suatu nafsu dan kepentingan (Jami' al-Fushulain
kewajiban sebagaimana yang sudah kami te- wa Ta'liliha).
rangkan.

Lihat Fawatih ar-Rahamut Syarh Musallam ats:Tsubutkarya lbnu Abdisysyakur jilid 2,hlm.402; Musallam ats-Tsubut lilid 2, hlm.
355; Syarh al-Mahalli'ala Jam'al-Jawamij jilid 2,hlm.328; al-lhkam fi Ushul al-Ahkam karya al-Amidi, iilid 3, hlm. 174; at-Taqrir
wat-Tahbir iilid 3, hlm. 344; Syarh al-lsnawi, jilid 3, hlm. 266; al-Madkhal ila Madzhab al-lmam Ahmad, hlm. 193; lrsyad al-Fuhul,
hlm. 340; Fatawa asy-Syaikh'Ulaisy, jilid 1, hlm. 60.
Madzhab Syafi'i mengatakan bahwa pendapat yang ashah di kalangan ulama Syafi'iyah yang hidup pada masa belakangan
(muta'akhkhirun) seperti pendapat Syekh lbnu Hajar dan lainnya, adalah boleh melakukan perpindahan dari satu madzhab ke
madzhab yang lain, asalkan pendapat-pendapat madzhab tersebut terpelihara meskipun dengan maksud mencari kemudahan,
dan baik dia berpindah madzhab selamanya atau hanya dalam satu kasus saia. Meskipun perpindahan (intiqat) itu menyebabkan
fatwa, putusan hukuman, atau amalan yang dilakukan itu, berbeda dengan madzhab yang dianu! selagi perpindahan tersebut
tidak menyebabkan timbulnya talfiq (percampuran antara berbagai pendapat madzhab dalam satu masalah yang tidak ada satu
madzhab pun yang membolehkan atau yang berpendapat demikian) (al-Fawa'id al-Makkiyyah fi Ma Yahtajuhu Thalabah asy-
Syafi'iyyah min al-Masa'il wa adh-Dhawabith wal Qawa'id al-Kulliyyah karya Sayyid Alawi bin Ahmad as-Saqqaf, hlm. 51, cetakan
al-Bab al-Halabi).
Pongantar llmu Flglh FIqLH ISIJq,M )ILID 1

4. Boleh mengamalkan dan berfatwa dengan tangan dengan pendapat yang shahih
menggunakan pendapat yang dhaif ketika adalah pendapat yang salah (fasid). Dan
dalam kondis darurat (al-Mi'rai'an Fakhr juga, boleh memberi fatwa dengan meng-
al-A'immah). gunakan pendapat dhaif seperti ini de-
5. Boleh mengamalkan pendapat yang dhaif ngan maksud untuk memberi petunjuk
untuk dirinya sendiri, dan juga boleh (al-Fawa'id al-Makkiyyah fi Ma Yahtaiuhu
menggunakan pendapat yang dhaif ketika Thalabah asy -Syaf| tyyah, hlm. 5 1).
memberi fatwa iika memang mufti ter-
sebut berada dalam keadaan darurat C. APAKAH WruIB BERTANYA KEPADA
(perkataan ad-Dasuqi al-Maliki)' ORANG YANG LEBIH UTAMA DAN
6. Dilarang memilih pendapat dhaif apabila LEBIH RNIH ILMUNYA, ATAU CUKUP
pilihan tersebut didorong oleh keinginan BERTANYA KEPADA UI.AMA SIAPA
hawa nafsu, kepentingan, atau untuk SruA YANG MUDAH?
memperoleh kekayaan dunia.61 Pertanyaan yang masyhur di kalangan pa-
7. Sikap seorang muqallid untuk tidak me- ra pakar ushul fiqih dalam masalah ini adalah,
ngamalkan pendapat yang masyhur dan 'Apakah boleh bertaklid kepada ulama yang
beralih kepada pendapat syadz yang me- tingkat keutamaannya kurang karena ada ula-
ngandung r ukhshah (kemudahan). Namun, ma yang lebih utama?"
sikap yang tidak didasari keinginan untuk Ada dua pendapat dalam masalah ini.62
mencari kemudahan-kemudahan adalah L. Sebagian ulama (yaitu satu riwayat dalam
dibenarkan oleh ulama yang tidak me- madzhab Imam Ahmad, Ibnu Suraij asy-
wajibkan taklid kepada pendapat yang Syafi'i, al-Qaffal asy-Syafi'i, Abu Ishaq
lebih ra7ih. Ini adalah pendapat sebagian al-lsfirayini [yang mendapat julukan aI-
besar pakar ushul fiqih. Dan muqollid bo- ustadzf, Abul Hasan ath-Thabari [yang
leh bertaklid kepada pendapat muitahid mendapat iulukan al-Kiya), pendapat yang
siapa saja yang dia kehendaki. Dan berita dipilih oleh Imam al-Ghazali, dan iuga
yang menyatakan bahwa ada ijma bagi pendapat yang masyhur dalam madzhab
pelarangan taklid seperti ini, adalah tidak Syi'ah) menyatakan bahwa meminta fat-
benar (Fatnwa Syekh 'Ulaigt, jilid 1, hlm. wa (al-istifta63) kepada ulama yang lebih
61). utama dalam ilmu, kewara'an, dan peri-
L Seseorang boleh mengamalkan pendapat Iaku agamanya, adalah wajib. Bagi orang
yang dhaif untuk dirinya sendiri, kecuali yang bertanya waiib mengambil pendapat
jika pendapat dhaif itu bertentangan de- yang lebih raTih kemudian mengikutinya,
ngan pendapat yang shahih (ash-shahih), dan dia cukup berpegang kepada pen-
karena biasanya pendapat yang berten- dapat yang masyhur.

Syekh al-Ustadz Muhammad Mustafa al-Mara ghi, at-tjtihad fil Islom, hlm. 36-39; Ibnu Abidin dalam Hasyiyah Rasm al-Mufti'
61 iilid L,

hlm.69.
62
Lihat at-Taqrir wat:fohbin iilid 3, hlm. 345 dan halaman setelahnya; Fawatih ar-Rahamut, jilid 2, hlm. 403l, Musallam ats-Tsubut,
jilid 2,hlm. 354; asy-syairazi, al-Luma'fi |lshul al-Fiqh, hlm. 68; al-Amidi, al-lhkom, iilid 3, hlm 173; al-Madkhal ila Madzhab al'
Imam Ahmad, hlm. 194; Fatawa asy-Syaikh'Illaisy,jilid 1, hlm. 61,7t; Hasyiyah lbnu Abidin, jilid 1, hlm' 45; Ibnu Atabi' Risalah fi
Ushut at-Fiqh, hlm. 32; at-Mustashfa, iilid 2, hlm LZS; lrryad ol-Fuhul, hlm. 239.
At-tstifta'adalah bertanya tentang pendapat seorang mujtahid dalam masalah hukum tertentu dengan maksud untuk diamalkan,
baik orang yang ditanya itu adalah mujtahid itu sendiri ataupun orang yang menukilkan pedapat mujtahid tersebut meskipun
antara orang teisebut dengan mujtahid ada orang rang menFdi perantara (Ahnad d-Husaini , *Uf?,l:.I;!ryr_ff!:tlil
lH;r,.1U)
:r,:...-.:+*::::t::::;$..;:=i.. 1=$n'y==-g.1:!$.-:g.:.-,':SBr-==::l.i€,.::*:3.;,
--

FrqlH IsrAM f il"rD I Irengantar llmu Flglh

Imam al-Ghazali dalam al-Mustashfa ulama yang lain, ataupun lebih tinggi.
berkata, "Menurut pendapat saya, adalah Dengan kata lain, orang tersebut boleh
Iebih utama untuk dikatakan bahwa orang bertaklid kepada ulama yang tingkatan
yang meminta fatwa, wajib mengikuti ula- ilmunya lebih rendah, meskipun ada ulama
ma yang Iebih utama. Barangsiapa berke- yang tingkatan ilmunya lebih tinggi. Da-
yakinan bahwa Imam asy-Syafi'i adalah sarnya adalah keumuman firman Allah
ulama yang Iebih pandai dan biasanya SWI "...maka tanyakanlah kepada orang
pendapat madzhabnya adalah benar, yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui."
maka orang tersebut tidak boleh meng- (al-Anbiyaa': 7) dan juga atas dasar ijma
ambil pendapat lain dengan maksud sahabat, di mana di antara para sahabat
mengikuti selera saja (ta sy a hh i)." ada mujtahid yang utama, ada juga muj-
Dalil mereka adalah, orang kebanyak- tahid yang lebih rendah tingkatannya, dan
an melihat bahwa pendapat-pendapat fuga ada yang awam, Dan tidak ada infor-
imam mujtahid laksana dalil-dalil yang masi dari salah satu mereka, yang me-
mengindikasikan pertentangan antara sa- wajibkan orang awam di kalangan mereka
tu dengan lainnya. Oleh sebab itu, orang untuk berijtihad memilih mujtahid-muj-
yang bertanya (mustafti) wajib melakukan
tahid tertentu yang ada di antara mereka.
tarjih, dan tarjih yang dapat dilakukan
Kalau seandainya memilih mujtahid
oleh mereka adalah dengan mempertim-
siapa pun adalah suatu larangan, maka
bangkan keutamaan dan kemampuan ilmu
para sahabat tidak akan mungkin berse-
yang dimiliki oleh para mujtahid. Hal ini
pakat mendiamkan praktik tersebut pada
karena mujtahid yang lebih berilmu
masa mereka. Dalam kitab al-Ihkam,
adalah lebih kuat bagi orang tersebut.
Adapun cara untuk mengetahui mana
Imam al-Amidi menerangkan ijma ini,6s
"Sesungguhnya di antara sahabat ada
ulama yang lebih berilmu adalah dengan
cara pengujian dan pengalaman, atau ka- mujtahid yang utama dan juga ada muj-
rena memang mujtahid itu masyhur ke- tahid yang lebih rendah tingkatannya.
ilmuannya, atau melalui kabar dan juga Khalifah yang empat adalah sahabat yang
banyaknya orang yang merujuk kepada paling mengetahui cara berijtihad bila di-
mujtahid tersebut. banding dengan yang lain. Oleh sebab itu,
2. Al-Qadhi Abu Bakr ibnul Arabi dan ke- Rasulullah saw. bersabda,
banyakan ahli fiqih serta ushul fiqih6a
mengatakan bahwa orang yang akan ber- 4y'yiJt ,;, *,;4,
t,-
tanya mengenai hukum dibolehkan me-
milih ulama siapa saia yang dia kehendaki,
.-a.
t4:t ,
t#' '
q., tfu ur^r,ul
baik tingkat keilmuan ulama yang akan
ditanya itu sama dengan tingkat keilmuan 9tlu,
Ibnu Abidin dalam Hasyiyah (dikutip dari kitab at-Tahrir dan syarahnya) mengatakan, "Madzhab Hanafi, Maliki, sebagian besar
Hambali dan iuga Syafi'i iuga berpendapat seperti ini." Fatwa terakhir lbnu Hajar juga menyatakan, "Pendapat yang paling shahih
di kalangan madzhab Syafi'i adalah seorangmuqallid boleh memilih ulama siapa saia yang dikehendaki, meskipun ulama tersebut
tingkatannya lebih rendah (al-mafdhul) dan meskipun dia meyakini kerendahan tingkatan ulama yang ditaklidi tersebut. Namun
dalam keadaan demikian, orang tersebut tidak boleh berkeyakinan atau berprasangka kuat, bahwa muitahid tersebut adalah be-
nar; melainkan orang tersebut hendaklah berkeyakinan bahwa pendapat imam yang diikuti itu berkemungkinan untuk benar."
(Hasyiyah lbnu Abidin, iilid 1. hlm.45)
Al-lhkamfi Ushul al-Ahkam, iilid 3, hlm. t73 dan setelahnya
FIqLH ISIAM JILID 1

'Hendaklah kalian memegang teguh menggunakan pendapat pertama (yang tidak


sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin membolehkan) adalah lebih baik."66
setelahku, gigitlah sunnah-sunnah itu de- Maka ielaslah batrwa pendapatyang kedua
ngan gigi geraham (peganglah dengan adalah pendapat yang lebih rajihberdasarkan
kuat)! ijma sahabat dalam hal bolehnya memilih ber-
bagai pendapat ulama dan bertanya kepada
Rasulullah saw. juga bersabda, ulama yang dikehendaki.6T

,) : .:i-
*;it w i6i
io'
cJ.r i .1.->.-,4 q
D. PENDAPAT PAKAR USHUL FIQIH
\JJ '91 DALAM MASATAH MEMILIH PENDAPAT
YANG PALING MUDAH (TATABBU'AR.
V; 5'td tt',;lt:.ly*iU RUKHASN DAN DALAM MASALAH
'Orang yang paling ahli dalom masalah TALFIQ ANTARA MADZHAB
qadha di antara kalian adalah Ali, dan Kita telah menerangkan bahwa seseorang
orang yang poling ahli dalam masalah fa- tidak wajib konsisten mengikuti suatu madz-
raidh (ilmu waris) di antara kalian adalah hab tertentu. Dengan demikian, maka me-
Zaid, dan yang paling mengetahui tentang milih pendapat yang paling mudah (tatabbu'
masalah halal dan horam di antara kalian ar-rukhash) dan melakukan ta$q di antara
adalah Mu'adz bin Jabal! madzhab adalah perkara yang dibolehkan.

Di antara sahabat juga ada orang yang 1. TATABBU'AR.RUKHASH


awam sehingga mereka harus mengikuti para Yang dimaksud dengan tatabbu' ar-ru-
mujtahid di kalangan mereka dan mengamal- khash atau ikhtiyar al-aisar adalah ketika se-
kan pendapat mereka. Dengan demikian maka
seorang mengambil pendapat yang dirasa
tidak ada informasi yang bersumber dari para paling ringan dan paling mudah, dari setiap
sahabat dan juga ulama salaf yang mewajib- madzhab dalam suatu masalah tertentu.
kan orang awam untuk berijtihad memilih se- Dalam menanggapi masalah ini, para pa-
orang mujtahid tertentu, dan mereka juga kar ushul fiqih terbagi kepada delapan pen-
tidak mengingkari sebagian sahabat yang dapat.58 Saya akan menerangkan secara global,
mengikuti atau meminta fatwa kepada mui- kemudian akan saya terangkan pendapat mana
tahid yang tingkatannya tidak tinggi (al-maf- yang paling kuat.
dhul) padahal ada mujtahid yang tingkat ke- a. Sebagian besar ulama madzhab Syafi'i
ilmuannya lebih tinggi (al-afdhal). Kalau se- mengatakan bahwa setiap orang boleh
andainya hal yang demikian adalah tidak boleh
memilih pendapat yang dikehendaki, ka-
maka tidak mungkin para sahabat bersepakat
rena ada ijma sahabat yang menetapkan
mendiamkan hal tersebut. Kalau seandainya bolehnya beramal dengan pendapat ulama
ijma' sahabat yang seperti ini tidak ada, maka yang mafdhul meskipun ada ulama yang

66 Imam ar-Razi iuga mengutarakan pendapat yang sama.


67 lbnu Badran al-Hambali dalam kitab at-Madkhal, hlm. 194 mengatakan, 'Yang benar adalah seorang muqallid tidak wajib meminta
fatwa kepada muitahid yang lebih utama, karena aturan yang seperti ini berarti menutup pintu taklid. Namun kita dapat mem-
batasi bahwa mujtahid yang utama tersebut adalah muitahid di negerinya saia. Dengan pembatasan ini, maka seorang muqallid
harus mencari muitahid yang paling utama di negerinya, karena muitahid yang utama dalam satu negeri adalah masyhur.
68 bsyad al-Fuhut, hlm. 340; Fatawa asy-syaikh 'UIai$/, iilid 1, hlm. 71 dan setelahnya.
--

FIqLH ISITC,M IITID 1 lbngantar llmu Flqlh

afdhal. Pendapat ini dishahihkan oleh asy- L. Ulama madzhab Hambali,6e ulama madz-
Syairazi, al-Khathib al-Baghdadi, Ibnush hab Maliki (menurut pendapat yang pa-
Shabbagh, al-Baqilani, dan juga al-Amidi. ling shahih di antara mereka),70 dan Imam
b. Madzhab Zahiri dan Hambali mengharus- al-GhazaliTl mengatakan bahwa mencari-
kan seseorang mengambil pendapat yang cari pendapat yang mudah dalam madz-
paling kuat dan keras. hab-madzhab fiqih adalah dilarang. Ka-
c. Mengambil pendapat yang ringan. rena, sikap seperti ini cenderung kepada
d. Mencari pendapat yang umum di kalang- mengikuti hawa nafsu, dan mengikuti
an para mujtahid, kemudian mengamal- hawa nafsu adalah dilarang oleh syara'.
kan pendapat tersebut. Allah SWT berfirman, "... Kemudian, jika
e. Mengambil pendapat ulama yang lebih kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
dulu sebagaimana dikatakan oleh Imam maka kembalikanlah kepada Allah (Al-
ar-Rauyani. Qur'an) dan Rasul (sunnahnya)...." (an-
f. Mengambil pendapat ulama yang meng- Nisaa': 59) Atas dasar ini, maka kita tidak
gunakan dasar-dasar periwayatan (ar- boleh mencari solusi bagi perbedaan-per-
riwayah) bukan dasar-dasar logika (ar- bedaan pendapat tersebut dengan cara
ra'yu) sebagaimana dikatakan oleh imam merujuk kepada hawa nafsu, melainkan
ar-Rafi'i. hendaklah mengembalikannya kepada
g. Orang tersebut wajib berijtihad dalam ketetapan syariah.
memilih pendapat-pendapat yang berten- Ibnu Abdil Barr berkata, "ljma ulama
tangan tersebut, sebagaimana yang di- mengatakan bahwa orang awam tidak
katakan oleh lbnus Sam'ani dan juga boleh mencari-cari pendapat yang mudah
Imam asy-Syathibi dalam al-Muwafaqat. (tatabbu' ar-rukhash)." Ulama madzhab
Pendapat ini dekat dengan pendapat al- Hambali juga mengatakan,T2 "Apabila dua
Ka'bi. orang mujtahid dinilai sama tingkatannya
h. fika permasalah itu berhubungan dengan oleh orang yang hendak menanyakan
hak Allah, maka hendaklah mengambil suatu masalah (mustaftf), dan jawaban
pendapat yang mudah. Namun jika per- yang diberikan oleh kedua mujtahid ter-
masalahan itu berhubungan dengan hak sebut berlainan, maka orang tersebut
sesama hamba, maka hendaknya meng- wajib mengambil pendapat yang berat.
ambil pendapat yang sulit, sebagaimana Dasarnya adalah hadits riwayat Imam
dikatakan oleh Ustadz Abu Manshur al- at-Tirmidzi yang bersumber dari Aisyah.
Maturidi. Dia menceritakan bahwa Rasulullah saw.
bersabda,
Namun dapat juga dikatakan, bahwa
dalam masalah ini ada tiga pendapat yang
masyhur yang akan kita iadikan objek kajian.
Ketiga pendapat tersebut adalah:
dbi;r,ir v1 i:;i ,;3;.;'Sc
69
Al-Madkhal ila Madzhab allmam Ahmad, hlm. t9S.
70 jilid
Fatawa ary-Syaikh'Ulaisy ma'a at-Tabshirah li lbni Farhun al-Maliki, 1, hlm. 58-60; al-Qarafi, al-lhkam fi Tamyiz al-Fatawa 'an
al-Ahkam, hlm.79.
7t
Al-Mustashfo,iilid 2, hlm. 125.
72
Al.Madkhal ila Madzhab al-lmam Ahmad, og.cil.
Pengantar llmu Ftqlh IsrAM IrLrD 1

"Orang yang teguh imannya aPabila sikap wara'. Adapun orang yang meren-
dihadapkan kepada dua pilihan, maka dia dahkan agamanya akan melakukan bid'ah.
akan memilih yang paling sukar (asyad' Adapun perkataan Imam al-Ghazali
dahuma)." Dalam riwayatlain "yang paling adalah,Ta "Ketika menghadapi satu masa-
benar (arsyadahuma)." lah hukum, orang awam (al-'ami'z5) tidak
boleh memilih-milih pendapat yang di-
Imam at-Tirmidzi berkata, "lni adalah rasa enak dari pendapat-pendapat madz-
hadits hasan gharib!' Hadits ini juga diri- hab yang ada, sehingga dia akan berlong-
wayatkan oleh Imam an-Nasa'i dan Ibnu gar diri
(dalam mengambil pendapat).
Majah. Melainkan, ia harus melakukan tariih se-
Dengan mempertimbangkan dua re- bagaimana seorang mufti melakukan far-
daksi dalam riwayat dalam hadits ter- lih bila menghadapi dua dalil yang berten-
sebut, maka dapat disimpulkan bahwa tangan, yaitu dengan mengikuti dugaan
yang benar adalah mengambil pendapat kuatnya ketika melakukan tariih. Orang
yang sukar (asyadd). Dan yang lebih baik awam tersebut juga harus melakukan hal
bagi mustafti adalah mempertimbangkan yang serupa."
dua pendapat yang bertentangan terse- 2. Imam al-Qarafi al-Maliki, sebagian besar
but, dan kembali menanyakan masalah ulama madzhab Syafi'i, pendapat yang
tersebut kepada ulama yang lain. rajih di kalangan ulama Hanafi-di anta-
Ulama madzhab Maliki juga menga- ranya adalah lbnul Hummam dan penga-
takan,73 "Pendapat yang paling shahih rang M usallam ats-Tsubut-7 6 mengatakan
adalah tidak boleh melakukan tatabbu' bahwa tatabbu' ar-rukhash adalah dibo-
ar-rukhash dalam berbagai madzhab, lehkan, karena memang tidak ada aturan
yaitu mengambil pendapat yang dianggap syara' yang melarangnya. Manusia hen-
paling mudah dalam suatu permasalah- daklah mencari jalan yang dirasa mudah
an. Ada juga dikatakan bahwa tatabbu' jika memang hal tersebut dibolehkan,
ar-rukhash tidaklah dilarang. Namun, ada dan hendaknya dia tidak mengambil jalan
juga sebagian ulama madzhab Maliki yang yang lain. Semua ini berdasarkan kepada
menegaskan bahwa orang yang melaku- sunnah Rasulullah saw.-baik sunnah
kan tatabbu' ar- rukhash dihukumi sebagai /i'li maupun qauli-yang menyatakan bo-
orang fasik. Adapun yang lebih baik ada- lehnya memilih pendapat yang mudah.
lah berhati-hati dengan cara keluar dari Sesungguhnya Rasulullah saw. apabila di-
perbedaan pendapat yang ada, yaitu de- hadapkan kepada dua pilihan saja, maka
ngan mengambil pendapat yang paling beliau akan memilih yang paling mudah
kuat dan paling sukar. Karena, orang yang selagi tidak menyebabkan dosa.77 Dalam
memuliakan agamanya akan mengambil Shahih al-Bukhari, Aisyah iuga meriwa-

73 Fatuwa asy-Syaikh'Utaisy, op.cit., dar. hlm. 76.


7+ N-Mustashfa,op.cit..
7s Al-Ami dalam istilah ulam ushul fiqih adalah semua orang yang tidak mempunyai kelayakan untuk melakukan iltihad, meskipun
dia ahli dalam satu bidang ilmu selain ilmu menyimpulkan hukum dari sumber-sember dalilnya.
76 Musallam ats:Tsubut, jilid 2, hlm. 356; Irryad alFuhut, hlm. 240; Syarh al-Mahalli 'ala Jam' al-Jawamii jilid 2,hlm.328; Syarh al'
/snawr, filid 3, hlm. 266; Rasm at-Mufti li Hasyiyah lbnu Abidin, iilid 1, hlm. 59 dan setelahnya; Al-Fawa'id ol-Makkiyah,hlm.52.
77 Hadits riwayat Imam al'Bukhari" Malil! dan atrrinnidzi'
--

FrqlH Isr.,A,M f ruD 1

yatkan bahwa Nabi suka terhadap perkara pamanya adalah apabila seseorang ber-
yang ringan bagi umatnya. taklid kepada Imam Malik yang menya-
Rasul saw. juga bersabda, "Aku diutus takan bahwa menyentuh wanita tanpa
dengan ajaran yang lurus dan toleran."78 syahwat adalah tidak membatalkan wu-
Beliau juga bersabda, " Sesungguhnya aga- dhu, dan pada waktu yang sama dia ber-
ma ini adalah mudah. Maka, janganlah taklid kepada Imam asy-Syafi'i yang tidak
seseorang mempersulit urusan agamanya. mewajibkan menggosok (ad-dalku) ang-
Kalau dia melakukan hal itu, maka dia gota wudhu, dan juga tidak mewajibkan
akan kalah."7e Beliau juga bersabda, "Se- mengusap seluruh kepala, maka shalat
sungguhnya Allah SWT telah menetapkan orang tersebut adalah tidak sah menurut
beberapa kewajiban, menetapkan sunnah, kedua imam tersebul Karena, wudhu yang
menetapkan batasan-batasan, menghalal- dilakukan tidak sah menurut masing-
kan perkara yang dulunya diharamkan, masing imam tersebut.
mengharamkan perkara yang dulunya di- Namun apabila kita perhatikan, syarat
halalkan, dan juga telah menetapkan atur- yang disebut Imam al-Qarafi; 'asalkan fa-
qn-aturqn agama. Dia telah menjadikan tabbu' ar-rukhash itu tidak menyebabkan
oturan itu mudah, toleran, dan luas. Dia seseorang melakukan perkara yang di-
tidak membuat aturan itu sempit."8o anggap batal oleh semua imam yang di-
Imam asy-Sya'bi berkata, "Apabila se- taklidi' adalah tidak didukung oleh dalil
seorang dihadapkan pada dua perkara, nash atau ijma, melainkan syarat itu ada-
kemudian dia memilih yang paling mudah lah syarat yang ditetapkan oleh ulama
di antara dua perkara tersebut, maka pi- yang hidup belakangan (muta'akhkhir),
lihan itu adalah yang paling disukai oleh sebagaimana yang ditetapkan oleh al-Ka-
Allah." mal Ibnul Humam dalam kitab at-Tahrir.
Imam al-Qarafi turut berkomentar me- Apabila seseorang boleh tidak sependapat
ngenai masalah ini, tatabbu' ar-Rukhash dengan seorang muitahid dalam semua
adalah dibolehkan dengan syarat ia tidak pendapatnya-sebagaimana yang sudah
menyebabkan kepada mengamalkan per- saya terangkan-maka tentunya lebih
kara yang batil menurut semua madzhab tepat untuk dikatakan, bahwa dia iuga
yang ditaklidi. Dengan kata lain, bertaklid boleh tidak sependapat dengan sebagian
kepada madzhab selain madzhab yang pendapat imam tersebut, sebagaimana
biasa dianut adalah dibolehkan, selagi yang dikatakan oleh pengarang Taisir
tidak menimbulkan talfiq,sr yang menye- at-Tahrir. Kemudian pengarang tersebut
babkan seseorang melakukan perkara berkata, "Tidak ada dalil dari nash dan
yang disepakati batalnya oleh imam ma- iuga ijma yang menunjukkan bahwa bo-
dzhab yang biasa dianutnya, dan iuga oleh lehnya tatabbu' ar-rukhash tersebut
imam madzhab yang baru dia ikuti. Um- apabila memang memenuhi beberapa

7a Hadits riwayat imam Ahmad dalam al-Musnad, al-Khathib al-Baghdadi, Imam ad-Dalimi dalam Musnad a!-Firdaus. Dalam riwayat
lmam al-Khathib disebutkan, "Barangsiapa tidak sesuai dengan sunnohku, maka ia bukon termasuk golonganku!'
79 Hadits riwayat Imam al-Bukhari dan an-Nasa'i.
80 Hadits riwayat Imam ath-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir dari Ibnu Abbas r.a..
81 Tatfiq adalah,melakukan satu praktik amalan yangtidakada seorang mujtahid pun yangberpendapat demikian, seperti yang akan
kita terangkan nanti.
FrQtH lsr..AM JILrD 1

syarat, sehingga seorang muqallid wajib semua permasalahan yang dihadapinya.


mengikuti seorang muitahid tertentu de- Banyak ulama yang mengatakan, "Barang-
ngan mempertimbangkan syarat-syarat siapa bertaklid kepada seorang alim, ma-
tersebut. Bagi orang yang mengaku ada ka dia telah melepaskan diri dari Allah,"
dalil yang mendukung pendapat ini, hen- "Perbedaan ulama adalah rahmat." Bah-
daklah mengemukakan dalil tersebut. kan sebagian ulama juga ada yang me-
Adapun informasi yang mengatakan ngatakan, "Kamu telah mempersulit dan
bahwa Imam Ibnu Abdil Barr menetapkan mempersempit perkara yang sebenarnya
bahwa tidak bolehnya orang awam me- luas dan longgar!" kepada orang yang
lakukan tatabbu' ar-rukhash adalah ber- konsisten mengamalkan pendapat masy-
dasarkan iima, maka keshahihan infor- hur dalam setiap tingkah lakunya.
masi tersebut tidak dapat diterima. Ka- 3. Pendapat Imam asy-Syathibi. Imam asy-
laupun informasi tersebut memang benarl Syathibi mempunyai pendapat yang sama
maka keputusan adanya ijma tersebut dengan pendapat Ibnus Sam'ani,82 yaitu
tidak dapat diterima. Karena, riwayat seorang muqallid wajib melakukan taryih
Imam Ahmad mengenai fasiknya orang di antara pendapat-pendapat madzhab,
yang melakukan tafabbu' ar-rukhash ada dengan cara mempertimbangkan tingkat
dua pendapat. Sehingga, al-Qadhi Abu keilmuan dan yang lainnya. Kemudian
Ya'la menerangkan bahwa riwayat yang dia memilih pendapat yang lebih kuat.
menegaskan kefasikan adalah bagi orang Hal ini karena pendapat-pendapat imam
yang tidak melakukan ta'wil dan tidak madzhab bagi seorang muqallid bagaikan
muqallid.lbnu Abi Amir al-Haji dalam at- dalil-dalil yang bertentangan di hadapan
Taqrir 'ala at-Tahrir berkata, "Sebagian seorang mujtahid. Apabila seorang muj-
ulama madzhab Hambali mengatakan, tahid wajib melakukan tarjih atau meng-
apabila (ntabbu' ar-rukhash) tersebut di- hentikan proses tarjih (at-tawaqquf)
dasari dengan dalil yang kuat atau orang karena. dalil dari kedua belah pihak
yang melakukan adalah orang awam, sama kuat, maka seorang muqallid juga
maka orang yang melakukannya tidak di- waiib melakukan hal yang serupa. Hal
hukumi fasik." Dalam kitab ar-Roudhah ini karena pada kenyataannya, syariah
karya Imam an-Nawawi juga disebutkan adalah kembali kepada satu pendapat
bahwa lbnu Abi Hurairah mengatakan saja. Seorang muqollid tidak dibenarkan
(orang tersebut) tidak fasik. memilih pendapat-pendapat tersebut (se-
Kesimpulannya adalah prinsip meng- suka hati tanpa didasari proses tarjih).
ambil pendapat yang mudah adalah se- Kalau dia melakukan hal tersebut, maka
suatu yang dianjurkan (mahbub). Agama dia mengikuti hawa nafsu dan kepen-
Allah adalah mudah, ia tidak dimaksud- tingannya. Padahal, Allah SWT melarang
kan untuk menyulitkan umatnya. Oleh seseorang mengikuti hawa nafsunya.
sebab itu, seorang muqallid hendaklah Allah SWT berfirman, "... Kemudion, jika
menggunakan tujuan tatabbu' ar-rukhash kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
ini dalam menghadapi beberapa perma- maka kembalikanlah kepada Allah (Al-
salahan saja, bukan dalam menyikapi Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu

8? N-btuwofaqat,iilid 4, hlm. t32-L55.


-
ISIAM 1

'IIID
beriman kepada Allah dan hari kemudian. prinsip'mencari-cari kemudahan dalam ber-
Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) bagai madzhab,' di antaranya adalah terlepas
dan lebih baik akibatnya." (an-Nisaa': 59) dari aturan agama. Karena, seseorang akan
meninggalkan prinsip mengedepankan argu-
Kemudian Imam asy-Syathibi menerang- men, dan berpegang kepada prinsip 'ada-
kan secara panjang lebar akibat buruk yang nya perbedaan pendapat (menunjukkan ke-
ditimbulkan dari prinsip mengambil pendapat bolehan).' Akibat buruk lainnya adalah, tim-
yang mudah. bulnya sikap mempermudah urusan agama
Pertama: menyebabkan sesat dalam ber- fdalam arti yang negatif), karena tidak ada
fatwa karena mengkhususkan kawan karib aturan yang pasti; orang yang belum menge-
dengan memberinya fatwa berdasarkan ta- tahui madzhab lain akan meninggalkan pen-
tabbu'ar-rukhash. Ini berarti mengikuti hawa dapat yang sudah diketahui, dan beralih
nafsu dan kepentingan. melakukan sesuatu yang baru diketahui; ru-
Kedua: menyebabkan munculnya klaim saknya undang-undang sryasah syar'iyyahg3
bahwa perbedaan pendapat dalam suatu per- karena standar keadilan akan ditinggalkan
kara merupakan dalil bagi bolehnya perkara oleh banyak orang kekacauan akan meraja-
tersebut. Hingga masyarakat menjadikan ada- lela begitu juga kezaliman, pelanggaran hak-
nya perbedaan pendapat di kalangan ulama hak, pengabaian aturan-aturan Allah {hudud),
dalam suatu masalah, sebagai pegangan untuk orang yang melakukan kerusakan merajalela.
menetapkan bahwa sesuatu masalah itu boleh Selain itu, sikap tersebut juga akan menyebab-
(jawaz/mubah). kan terjadinya talfiq di antara madzhab, yang
Ketiga: menyebabkan seseorang akan akan memunculkan satu pendapat yang akan
mencari-cari pendapat yang mudah di antara bertolak belakang dengan iima semua ulama
berbagai madzhab, dengan hanya berpegang dan akibat-akibat buruk lainnya yang sangat
kepada prinsip bolehnya berpindah dari satu banyak.
madzhab ke madzhab lain secara keseluruhan, Keempat: menyebabkan seseorang mele-
dan juga berpegang kepada prinsip kemudah- paskan diri dari hukum-hukum syarai bahkan
an yang ada dalam syariat Islam. Padahal, mengabaikannya secara keseluruhan. Karena,
prinsip kelurusan dan kelonggaran (al-ha- dia berpegang kepada prinsip mengambil
nifiyyah as-samhah) dalam syariat tersebut pendapat yang paling ringan dari dua penda-
dibatasi dengan syarat 'apabila memang ke- pat yang ada, bukannya mengambil pendapat
mudahan tersebut sesuai dan dibenarkan oleh yang paling berat. Padahal, semua tuntutan
dasar-dasar syariat,' sehingga tatabbu' ar-ruk- agama (at-takalif ad-diniyyoh) adalah sukar
hash dan proses memilih pendapat tersebut dan berat.
tidak didasari oleh dorongan nafsu yang me- Kelompok yang membolehkan tatabbu'
nyebabkan bertentangan dengan dasar-dasar ar-rukhash dalam beberapa masalah karena
syara'. darurat atau karena suatu keperluan, ber-
Kemudian Imam asy-Syathibi menyebut- argumen dengan kaidah syar'iyah, "Kondisi
kan beberapa akibat buruk menggunakan darurat menyebabkan bolehnya sesuatu yang

As-Siyasah ary-Syar'$ryah adalah cara-cara adil yang dapat mengeluarkan kebenaran dari lingkungan kezaliman, dan yang
dapat menghalangi berbagai macam kezaliman. Apabila as-Siyasah asy-Syar'iyyah ini ditinggalkan, maka hak-hak dan
aturan-aturan akan terabaikan dan orang-orang yang suka melakukan kerusakan akan meraialela. Termasuk as-Siyasah asy-
Syar'iyyah adalah segala aturan yang diteapkan untuf< mengatur manusia, dan menghukul.:..n8 yang melakukan kesallhan. It
-.i
I
'II
FIqLH ISI/q'M IILID 1

asalnya dilarang." Imam asy-Syathibi menolak ketahuinya dalil yang menuniukkan shahihnya
argumen mereka ini, karena bagaimanapun pendapat mujtahid yang ditaklidi.sa
sikap tatabbu' ar-rukhash ini sama dengan Atas dasar ini semua maka pendapat imam
sikap mengambil pendapat dengan dorongan asy-Syathibi tidak mengenai sasaran, karena
hawa nafsu dan kondisi darurat serta kon- beliau menekankan kepada pentingnya meng-
disi perlu yang diklaim tersebut tidak sam- amalkan ajaran dengan menggunakan dalil
pai kepada kondisi darurat dan kondisi perlu yang rajih dan menuntut konsisten dengan da-
yang telah ditetapkan oleh syara'. Selain itu, sar-dasar syara'. Dan ini semua adalah sesuatu
Imam asy-Syathibi juga menolak orang yang yang harus dilakukan dalam sikap taklid yang
berargumen dengan kaidah menjaga perbe- terpuji atau dalam mempraktikkan mengam-
daan pendapat (mura' atul-khilafl untuk mem- bil pendapat yang mudah di antara pendapat-
bolehkan mengambil pendapat yang ringan. pendapat madzhab.
Imam asy-Syatibi menegaskan bahwa kaidah
mura'otul khilaf ini tidak dapat menggabung- 2. TALFIQ
kan dua pendapat yang saling bertentangan, Yang dimaksud dengan talfiq adalah me-
dan juga tidak dapat menyebabkan dua pen- lakukan satu amalan yang tidak ada satu mui-
dapat itu dilaksanakan secara bersama-sama. tahid pun yang berpendapat demikian. Dengan
Menurut pendapat saya, sebab yang men- kata lain, apabila seseorang melakukan suatu
dorong imam asy-Syathibi melarang melaku- amalan dengan bertaklid kepada dua madz-
kan tatabbu' ar-rukhash dan talfiq adalah si- hab atau lebih, kemudian mengakibatkan ter-
kap beliau yang sangat menjaga sistem hukum bentuknya satu bentuk paket amalan yang
syari'at supaya tidak dilanggar oleh seseorang tidak ada seorang mujtahid pun-baik imam
hanya karena berpegang kepada prinsip "me- madzhab yang biasa ia ikuti maupun imam
mudahkan untuk manusia". Namun apabila madzhab yang baru dia ikuti-yang mengakui
kita perhatikan statemen-statemennya maka kebenaran bentuk paket amalan tersebut.
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa be- Bahkan, imam-imam tersebut menetapkan
liau terpengaruh dengan fanatisme madzhab bahwa bentuk amalan campuran itu adalah
dan khawatir berbeda dengan madzhab imam batal. Hal ini dapat terjadi apabila seorang
Malik meskipun beliau menggamalkan prinsip muqallid menggunakan dua pendapat secara
berpikir bebas. Selain itu beliau juga sangat bersamaan dalam melaksanakan satu masalah
menganjurkan taklid dan melarang ijtihad. tertentu.
Kami sependapat dengan imam asy-Sya- Atas dasar uraian di atas, maka dapat di-
thibi dalam sikap berhati-hati dalam menjaga simpulkan bahwa yang dinamakan dengan
sistem hukum syariat, namun perlu diper- talfiq adalah menggabungkan praktik taklid
hatikan bahwa medan taklid atau talfiq yang kepada dua imam atau lebih dalam meng-
dibenarkan, adalah sebatas perkara-perkara amalkan suatu perbuatan yang mempunyai
yang memang tidak bertentangan dengan beberapa rukun dan beberapa bagian, yang
aturan yang telah diturunkan Allah SW'T, atau antara satu bagian dengan lainnya saling ber-
dalam masalah yang tidak diketahui secara kaitan, dan setiap bagian tersebut mempunyai
pasti mana pendapat yang benar dan tidak di- hukum tersendiri secara khusus. Dan dalam

84 LihatA'tam al-Muwaqqi'i4 dalam pembahasan bentuk taqlid yang dipuii dan taklid yang dicela, jilid 2, hlm. 168; al-H waini, Tuhfah
ar-Royi as-Sadid, hlm. 39.
-
Isr.AM IrLrD 1

menetapkan hukum bagian-bagian tersebut, orang tersebut telah melakukan praktik talfiq,
para ulama berbeda pendapat. Namun, orang di mana praktik wudhu dan shalatnya tidak
yang talfiq bertaklid kepada seorang di antara sah karena kedua imam tersebut tidak ada
ulama tersebut dalam hukum satu bagian saja, yang mengakui keshahihan praktik wudhu
sedangkan dalam hukum bagian yang lain dia dan shalat seperti itu.
bertaklid kepada ulama yang lain. Sehingga, Contoh lainnya adalah apabila ada sese-
bentuk amalan yang dikeriakan itu merupakan orang yang menyewa suatu tempat selama
gabungan antara dua madzhab atau lebih. sembilan puluh tahun atau lebih, namun dia
Umpamanya adalah seseorang bertaklid belum pernah melihat tempat tersebut. Dalam
kepada madzhab Syafi'i dalam masalah cukup- masalah bolehnya menyewa dalam waktu
nya mengusap sebagian kepala saja ketika yang panjang, orang tersebut bertaklid kepada
wudhu, dan pada waktu yang sama dia juga Imam asy-Syafi'i dan Imam Ahmad, sedangkan
bertaklid kepada madzhab Hanafi atau Maliki dalam masalah bolehnya menyewa barang
dalam hal menyentuh wanita, tanpa ada syah- tanpa melihat barang tersebut terlebih dahulu,
wat dan tanpa ada niat untuk menimbulkan orang tersebut bertaklid kepada Imam Abu
syahwat. Kemudian orang tersebut melakukan Hanifah.ss
shalat. Maka, dapat dikatakan bahwa orang Masalah-masalah yang dibol ehkan talfiq
tersebut telah melakukan talfiq. Hal ini karena adalah sama dengan masalah-masalah yang
tidak ada salah satu pun dari imam-imam dibolehkan taklid, yaitu masalah-masalah ry-
madzhab yang diikuti tersebut mengakui tihadiyyah zhanniyyah [yang berdasarkan du-
sahnya bentuk wudhu yang dilakukan oleh gaan kuat). Adapun taklid dantalfiq dalam ke-
orang tersebut. Imam asy-Syafi'i menganggap putusan-keputusan aksiomatik dalam masalah
wudhu tersebut batal karena orang tersebut hukum agama-yaitu yang disepakati oleh
sudah bersentuhan dengan wanita. Sedangkan umat Islam bahwa orang yang menentang
Abu Hanifah juga menganggap wudhu itu ti- keputusan itu dihukumi kafir-adalah tidak
dak mencukupi karena orang tersebut tidak dibenarkan. Oleh sebab itu, amalan talfiqyang
mengusap seperempat bagian kepala, sedang- menyebabkan sesuatu yang haram-seperti
kan Imam Malik juga tidak mengakui sahnya minuman keras dan zina-dapat berubah
wudhu tersebut, karena orang tersebut tidak menjadi halal adalah tidak dibolehkan.
mengusap keseluruhan kepalanya atau tidak Sesungguhnya masalah tolfiq di antara
menggosok anggota wudhu dan sebagainya. pendapat ,madzhab ini dianggap tidak ada
Contoh lainnya adalah apabila seseorang oleh ulama muta'akhkhirin setelah abad ke-
bertaklid kepada Imam Malik yang menyata- sepuluh Hijriyah, dengan alasan bertaklid
kan bahwa tertawa terbahak-bahak dalam kepada madzhab selain madzhab yang biasa
shalat tidak membatalkan wudhu. Dalam wak- digunakan adalah boleh. Dan masalah ini tidak
tu yang sama, orang tersebut juga bertaklid pernah dibincangkan sebelum abad ketujuh
kepada Abu Hanifah dalam hal tidak batalnya Hijriyah.
wudhu seseorang, apabila ia menyentuh za- Bolehnya mengamalkan talfiq adalah ber-
karnya, kemudian orang tersebut shalat. Maka, dasarkan kepada hal-hal yang telah kita bahas

8s Syarh al-lsnawi 'a!a Minhaj al-Boidhawi, iilid 3, hlm. 266; Syaikh Muhammad Sa'id Albani, 'Umdah at-Tahqiq fi at-Taqlid wat-Tatfiq,
91.
PengAntar llmu Flqlh FIQTH ISIAM JILID

sebelum ini. Di antaranya adalah mengikuti Sebagian ulama ada yang mensyarakan
satu madzhab secara konsisten dalam semua harus menjaga perbedaan pendapat yang
masalah bukanlah suatu kewajiban. Oleh se- ada dalam madzhab (mura'atul-khilafl untuk
bab itu, orang yang tidak diwaiibkan meng- membolehkan talfiq. Namun, pendapat ini
ikuti satu madzhab berarti dia boleh melaku- menyulitkan baik dalam masalah ibadah
kan talfiq. Kalau seandainya bemadzhab ada- maupun dalam masalah muamalah. Sikap se-
lah wajib dan talfiq dilarang, maka akan me- perti ini tidak sejalan dengan prinsip kelong-
nyebabkan ibadah-ibadah yang dilakukan oleh garan, kemudahan syariat, dan juga kesesuai-
orang awam menjadi batal. Karena, kebanyak- annya dengan kemaslahatan manusia.
an orang awam tidak mempunyai madzhab, Ada juga yang mengklaim adanya ijma
kalaupun dia bermadzhab. Maka, madzhab- yang menetapkan tidak bolehnya tatfiq (seperti
nya dalam berbagai masalah adalah madz- yang diutarakan oleh lbnu Hajar dan sebagian
hab orang yang memberinya fatwa. Selain itu, ulama Hanafi). Namun, klaim ini memerlukan
dengan dibolehkannya talfiq, maka kita telah dalil, dan pada kenyataannya banyak ulama
membuka pintu kemudahan kepada khalayak yang berbeda pendapat dalam masalah fal-
ramai. fiq ini. Ini merupakan indikasi bahwa ijma
Bertaklid kepada seorang imam dalam tersebut tidaklah wujud.
satu permasalahan tidaklah menghalangi se- Imam asy-Syufsyawani memberi komen-
seorang untuk bertaklid kepada imam lain tar dalam masalah melakukan satu amalan
dalam permasalahan yang lain. Kita tidak dengan menggabungkan dua madzhab atau
boleh mengatakan bahwa seorang muqallid lebih. Dia berkata, "Sesungguhnya para pakar
mengamalkan satu bentuk amalan yang tidak ushul fiqih berbeda pendapat dalam masa-
diakui oleh dua imam mujtahid yang dianut- lah ini. Pendapat yang benar adalah yang
nya itu, melainkan kita semestinya mengang- membolehkannya." Ulama-ulama yang dapat
gap apa yang dilakukan oleh muqallid itu sama dipercaya juga menginformasikan adanya per-
seperti amalan orang yang meminta fatwa tentangan pendapat dalam masalah ini, seper-
(mustafii), yang dalam amalan tersebut ter- ti yang diutarakan oleh al-Amir al-Fadhil al-
dapat pendapat-pendapat berbagai mufti se- Baijuri. Demikianlah, menurut sebagian besar
cara tidak sengaja. Sehingga, prosesnya sama ulama, klaim ijma yang bersumber dari rang-
seperti proses berkumpulnya berbagai bahasa kaian ahad tidak wajib diamalkan. Mungkin
dalam lisan orang Arab. yang dimaksud ijma dalam masalah ini ada-
Seorang muqallid tidaklah mengikuti se- lah kesepakatan sebagian besar ulama, atau
mua imam dalam semua amalannya, melain- kesepakatan ulama dalam madzhab tertentu
kan ia mengikuti dua imam dalam satu masa- saja.
lah tertentu, bukan dalam masalah lain yang Berikut ini akan saya uraikan pendapat-
dia bertaklid kepada selain dua imam tersebut. pendapat ulama madzhab yang membolehkan
Adapun keseluruhan amal tidaklah wajib di- talfiq.86
pertimbangkan baik dalam iitihad maupun
dalam taklid.

86 Rasm al-Mufii,jilid 1, hlm. 6gi at-Tahrir wa Syarhuh,jilid 1, hlm. 350 dan setelahnya; al-lhkam fi Tomyiz al-Fatawa 'an al-Ahkam lil-
Qarafi,hlm.250 dan setelahnyal'Umdatut-Tahqiq fit-Taqlid wat-Talfiq lil-Bani, hlm. 106 dan setelahnya; Muktamar pertama Majma'
p Buhuts al-lslami, Makalah Syaikh as-Sanhuri, hlm.83 dan setelahnya dan Makalah Syaikh Abdurrahman al-Qalhud, hlm. 95

,!,

*i*
ft.
-7
IsLq,M f rLrD 1

1. Pendapat ulama Hanaflyah kat menyatakan bahwa talfiq tidak boleh. Na-
Al-Kamal ibnul Humam dan iuga murid- mun, banyak ulama yang tidak setuju dengan
nya Ibnu Amir al-Hajj dalam kitab at:Tahrir keputusan itu dan menyatakan bahwa talfiq
dan juga syarahnya berkata, "Sesungguhnya boleh dengan berdasarkan kepada dalil-dalil
seorang muqallid boleh bertaklid kepada siapa yang banyak dan shahih.
saja yang ia kehendaki. Apabila seorang awam
dalam setiap menghadapi permasalahan me- 2. Pendapat ulama Mallkiyah
ngambil pendapat mujtahid yang dianggap Pendapat yang paling shahih dan yang
ringan olehnya, maka hal yang demikian itu di-ra7ih-kan oleh ulama Maliki yang hidup be-
boleh dan saya tidak menemukan dalil yang lakangan (muta'akhkhirun) adalah pendapat
melarangnya baik dalil naqli maupun aqli. yang menetapkan bahwa talfiq adalah boleh.
Apabila ada seseorang yang mencari-cari pen- Ibnu Arafah al-Maliki dalam Hasyiyah'ala asy-
dapat yang dirasa ringan dari pendapat para Syarh al-Kabir karya ad-Dardir menyatakan
mujtahid yang memang mempunyai kelayakan bahwa pendapat yang shahih adalah pendapat
untuk berijtihad, maka saya tidak menemukan yang menetapkan bahwa talfiq adalah boleh.
dalil bahwa syara mencela sikap seperti ini. Imam al-Adawi juga memfatwakan bahwa
Bahkan, Rasulullah saw. suka terhadap hal talfiq boleh. Syekh ad-Dasuqi iuga me-raiih'
yang memudahkan umatnya." kan pendapat yang menyatakan bahwa talfiq
Dalam kitab Tanqfh al-Fatawa al-Hamidi- dibolehkan. Al-Amir al-Kabir juga menginfor-
yah karya Ibnu Abidin disebutkan bahwa hu- masikan dari guru-gurunya, bahwa pendapat
kum dapat ditetapkan dari gabungan berba- yang shahih adalah pendapat yang membo-
gai pendapat. Al-Qadhi ath-Thursusi (wafat lehkan talfiq, dan ini merupakan kelonggaran.
758 H) juga membolehkan yang demikian.
Mufti Romawi Abus Su'ud al-Amadi [wafat 3. Pendapat ulama Syafi'iYah
983 H) dalam Fatowa-nyaiuga membolehkan. Sebagian ulama Syafi'i melarang berbagai
Ibnu Nuiaim al-Mishri [wafat 970 H) dalam bentuk talfiq, sedangkan sebagian yang lain
kitab kecilnya, Fi Bai' al-Waqf bi Ghubnin hanya melarang kasus-kasus talfiq tertentu
Fakhisyin juga menegaskan bolehnya tuAiq. yang nanti akan diterangkan. Sedangkan se-
Dalam Fatawa al-Bazaziyah juga disebutkan bagian yang lain lagi, membolehkan tafiq
bolehnya talfiq. Amir Bada Syah (w. 972 H) asalkan dalam permasalahan yang dihadapi
juga berpendapat bahwa talfiq adalah boleh. tersebut terkumpul syarat-syarat yang dite-
Pada tahun 1307 H mufti Nablis, Munib Afandi tapkan oleh madzhab-madzhab yang ditaklidi.
al-Hasyimi, mengarang kitab kecil mengenai
masalah taqlid, di mana beliau mendukung 4. Pendapat ulama Hanabilah
praktik taqlid secara mutlak. Pakar fiqih yang Ath-Thursusi menceritakan bahwa para
hidup sezaman dengan mufti Nablis, Syekh qadhi madzhab Hambali melaksanakan hu-
Abdumahman al-Bahrawi mengatakan bahwa, kum-hukum yang merupakan produk talfiq.
"sesungguhnya pengarah risalah tersebut te-
Iah menerangkan perkara yang haq dengan Demikianlah pendapat-pendapat ulama
cara yang benar." yang membolehkan talfiq. Saya tidak menye-
Kesimpulannya adalah keputusan yang butkan pendapat ulama-ulama yang berse-
menyebar dan masyhur di kalangan masyara- berangan dengan ulama di atas, baik dalam
:,.
Isr-A.M IrLrD 1

masalah mengambil madzhab yang paling semua ulama, sebagai konsekuensi dari suatu
mudah atau dalam masalah totabbu' ar- amalan yang dilakukan dengan cara taklid.
rukhash, karena dalam pembahasan ini pen- Syarat ini selain pada masalah ibadah mah-
dapat ulama-ulama yang berseberangan ter- dhah. Adapun dalam masalah ibadah mahdhah,
sebut tidak tepat untuk disebut, dan juga kare- maka boleh melakukan talfiq meskipun me-
na pendapat-pendapat tersebut tidak didu- nyebabkan seseorang harus membatalkan
kung dengan dalil syara'yang kuat. praktik amalan berdasarkan taklid yang telah
dilakukan, atau membatalkan perkara yang
BENTUK.BENTUK TAIF'Q YANG D'LARANG disepakati oleh semua ulama. Hal itu sebagai
Pendapat yang mengatakan boleh melaku- konsekuensi dari suatu amalan yang dilakukan
kan talfiq bukanlah mutlak semua bentuk tal- dengan cara taklid, selagi praktik talfiq terse-
y'q, melainkan ia dibolehkan dalam batasan- but tidak menyebabkan seseorang keluar dari
batasan tertentu. Oleh sebab itu, ada juga bingkai tuntutan-tuntutan syarai atau menye-
praktik talfiq yang batal karena eksistensi tal- babkannya meniauh dari hikmah syara'karena
fiq itu. Umpamanya apabila praktik talfiq itu dia melakukan propaganda yang bertentangan
menyebabkan kepada penghalalan perkara- dengan aturan syariah atau mengabaikan tu-
perkara yang diharamkan seperti khamn zina, juan-tujuan syara'.
dan semacamnya. Selain itu, ada juga praktik Contoh yang pertama, yaitu talfiq yang
talfiq yang dilarang karena adanya perkara menyebabkan seseorang harus membatalkan
yang menyertainya bukan karena eksistensi praktik amalan berdasarkan taklid yang telah
talfiq itu sendiri. Talfiq semacam ini ada tiga dilakukan, adalah seperti yang diuraikan da-
bentuk.87 lam al-Fatawa abHindiyah: kalau seandainya
Pertama, mencari-cari pendapat yang seorang faqih berkata kepada istrinya, 'Anff
mudah (tatabbu' ar-rukhash) dengan sengaja. thaliqun al-Battah (Kamu adalah wanita yang
Umpamanya adalah mengambil pendapat yang ditalak sama sekali)," dan faqih tersebut ber-
paling ringan dalam setiap madzhab tidak pendapat bahwa talak yang diucapkannya itu
dalam keadaan darurat dan tanpa ada udzur. jatuh tiga. Kemudian dia dan istrinya melak-
Larangan ini untuk mencegah terjadinya maf- sanakan konsekuensi talak tiga tersebut dan
sadah (sadd li zarai' al-fasad) yang berupa sang faqih sudah berkeyakinan bahwa istrinya
pengabaian tuntutan-tuntutan syara'. adalah haram baginya. Namun, setelah itu sang
Kedua, praktik talfiq yang bertentangan faqih mempunyai pendapat baru yang mene-
dengan keputusan hakim (pemerintah). Hal tapkan bahwa ucapan talaknya tersebut hanya
ini karena maksud utama adanya ketetapan menyebabkan jatuhnya talak raj'i, maka dia
hakim [pemerintah) adalah untuk menghi- tidak boleh mengembalikan wanita tersebut
langkan pertentangan dan perbedaan penda- untuk menjadi istrinya, dengan berdasarkan
pat, dan supaya tidak ada kekacauan. pendapatnya yang baru tersebut.
Ketiga, talfiq yang menyebabkan sese- Begitu juga apabila sang faqih tersebut
orang harus membatalkan praktik amalan pada awalnya menganggap bahwa ucapannya
berdasarkan taklid yang telah dilakukan, atau itu menyebabkan jatuhnya talak raj'i dan dia
membatalkan perkara yang disepakati oleh berkeyakinan bahwa wanita itu masih ber-

87 'Ilmdatut-Tahqiq fit-Taqtid wat-Talfiq, hlm.L21; al-lhkam fi Tamyiz al-Fatawa'an al-Ahkam, hlm. 79; Fatawa Syaikh'Utaisy, jilid l,
hlrn68,71.
:
7

ISIAM IILID 1 Pengantar llmu Flqlh

status istrinya. Namun, kemudian dia mem- 2. Talfiq tersebut dilakukan dalam satu ka-
punyai pendapat baru yang menetapkan bah- sus permasalahan tertentu, bukan dalam
wa ucapannya tersebut menyebabkan iatuh kasus serupa yang berlainan. Umpamanya,
talak tiga, maka wanita tersebut tetap tidak seseorang melakukan shalat Zhuhur de-
diharamkan baginya. ngan mengusap seperempat bagian ke-
Apabila kita perhatikan, maka kita temu- pala saja karena bertaklid kepada imam
kan ada dua syarat bagi batalnya talfiq model Hanafi, maka wudhunya itu tidak menjadi
ini. batalapabila kemudian itu dia mempunyai
1. Praktik amalan yang telah dilakukan ma- keyakinan wajib mengusap seluruh ke-
sih mempunyai efek. Sehingga apabila dia pala, karena mengikuti pendapat madz-
melakukan pendapat baru, maka hal itu hab Maliki.BB
akan menimbulkan pencampuradukan
amalan GaAiil yang tidak diakui oleh Contoh yang kedua yaitu talfiq yang
imam-imam madzhab yang dianut. Con- menyebabkan batalnya perkara yang disepa-
tohnya adalah, apabila seseorang ber- kati oleh semua ulama, sebagai konsekuensi
taklid kepada madzhab asy-Syafi'i dalam dari suatu amalan yang dilakukan dengan cara
masalah mengusap sebagian kepala, dan taklid. Yakni, apabila ada seseorang bertaklid
kemudian dia bertaklid kepada Imam kepada Abu Hanifah dalam masalah akad ni-
Malik yang menyatakan bahwa anjing kah tanpa wali. Dengan taklidnya ini, maka
adalah suci, dan kedua pendapatnya itu akad nikah tersebut sah dan mempunyai kon-
dilakukan dalam satu shalat. Begitu iuga sekuensi sahnya talak yang dijatuhkan setelah
kalau seandainya seorang mufti yang tak- itu. Karena, semua ulama bersepakat bahwa
lid kepada madzhab Hanafi menetapkan, talak akan wujud apabila akad nikahnya sah.
bahwa talak ba'in yang dijatuhkan oleh Kalau seandainya orang tersebut telah men-
seseorang yang terpaksa kepada istrinya jatuhkan talak tiga kepada istrinya, namun
adalah sah. Kemudian orang tersebut kemudian dia ingin bertaklid kepada imam
menikah dengan saudara perempuan asy-Syafi'i dalam hal tidak jatuhnya talak yang
istrinya tersebut. Namun, kemudian ada diucapkan karena akad nikah yang dilakukan
seorang mufti Syafi'i yang memfatwakan
adalah tanpa wali, maka hal yang seperti itu
bahwa talak orang yang terpaksa tersebut
tidak boleh dilakukan. Karena, hal itu akan
tidaklah berpengaruh apa-apa.
menyebabkan batalnya perkara yang disepa-
Dengan demikian, maka orang terse-
kati oleh semua ulama (yaitu talak merupa-
but tidak boleh berjimak dengan istri kan konsekuensi dari sahnya akad nikah). Ini
pertamanya, karena dia bertaklid kepada
adalah keputusan yang logis supaya hubung-
madzhab Hanafi. Dan dia juga tidak boleh
an suami istri yang selama ini terjalin tidak
berjimak dengan istri keduanya, karena
dianggap sebagai hubungan yang haram, dan
dia bertaklid kepada madzhab Syafi'i.
supaya anaknya tidak dianggap sebagai anak
Oleh sebab itu, suatu amalan yang sudah
zina. Oleh sebab itu, talfiq tersebut tidak di-
dilaksanakan tidak boleh dibatalkan, se-
benarkan. Begitu juga dengan semua hal yang
bagaimana putusan qadhi yang sudah
menyebabkan mempermainkan ajaran agama,
ditetapkan juga tidak boleh dibatalkan.

88 Rasm at-Mufti fi Hasyiyah lbni Abidin,jilidl, hlm. 69 dan setelahnya.


FIQIH ISIAM,ILID 1

menyakiti manusia, atau membuat kerusakan nya, dan mereka harus adil. Selain itu, harus
di muka bumi ini. dipertimbangkan juga bahwa dalam menikah-
Di antara contoh bentuk talfiq yang di' kan anak tersebtrt memang ada kemaslahat-
larang karena bertentangan dengan ijma ada- an bagi sang anak, dan bagi pihak istri yang
lah apabila ada seseorang menikah dengan menikahkan adalah walinya yang adil dan di
wanita tanpa maha4 tanpa wali, dan tanpa depan dua saksi yang adil. Apabila ada satu
saksi, karena taklid dan menggabungkan se- syarat yang tidak terpenuhi, maka praktik
mua madzhab. Namun, semua madzhab itu nikah tahlil tersebut tidak sah karena ter-
tidak mengakui bentuk akad nikah yang se- masuk nikah/asid (rusak).
demikian itu. Hal ini iuga merupakan talfq
yang dilarang, karena ia bertentangan dengan HIIKUM TALFIICPO DALAM TUNTWAM
ijma dan tidak ada satu imam pun yang mem- TUNTIT|AN SYARA'

bolehkannya.se Cabang-cabang aturan syara' dapat dike-


Contoh bentuk talfiq yang dilarang lain- lompokkan kepada tiga bagianel:
nya adalah apabila seseorang menjatuhkan L. Aturan-aturan syara' yang dibangun di
talak tiga kepada istrinya, kemudian sang istri atas prinsip kemudahan dan kelonggar-
menikah dengan anak lelaki berumur sembi- ?r, sehingga pelaksanaannya berbeda-
lan tahun dengan maksud tahlil (supaya wa- beda disesuaikan dengan kondisi masing-
nita tersebut halal menikah dengan suaminya masing orang yang dituntut.
lagi setelah berpisah dengan suami muhal- 2. Aturan syara'yang dibangun di atas prin-
lil). Sang anak tersebut taklid kepada madz- sip kehati-hatian dan wara.
hab Syafi'i dalam masalah sahnya akad nikah 3. Aturan syara' yang ditetapkan dengan
yang seperti itu. Kemudian sang anak tersebut tujuan utama untuk kemaslahatan dan
telah melakukan hubungan suami istri dengan kebahagiaan hamba.
wanita tersebut, dan kemudian sang anak
bertaklid kepada madzhab Hambali dalam hal Bentuk pertama, merupakan jenis-jenis
menjatuhkan talak dan tidak perlu ada masa ibadah mahdhah. Dalam bentuk pertama ini
'iddah, lalu seketika itu juga suami pertama dibolehkan mempraktikkan talfiq. Karena,
wanita tersebut menikah lagi dengan wanita tujuan utama ibadah ini adalah melaksana-
tersebut. kan perintah Allah dan merendahkan diri di
Bentuk talfiq semacam ini dilarang, ka- hadapan-Nya, dengan tidak perlu mengam-
rena ia akan menyebabkan permasalahan bil sikap yang menyulitkan. Oleh sebab itu,
nikah ini dipermainkan. Oleh sebab itu, asy- hendaklah ibadah semacam ini tidak diprak-
Syaikh al-Ujhuri asy-Syafi'i berkata, "Bentuk tikkan secara berlebih-lebihan, karena berle-
nikah seperti ir\i pada zaman kita adalah di- bih-lebihan dalam hal ini akan menyebabkan
larang. Oleh sebab itu, mengamalkan masalah kerusakan.
ini adalah tidak sah dan tidak boleh. Madzhab Adapun mengamalkan ibadah yang ber-
Syafi'i mensyaratkan orang yang menikahkan hubungan dengan harta benda, maka wajib
anak kecil lelaki adalah ayahnya atau kakek- mengambil sikap tegas karena berhati-hati

8e Sayrh at-Tanqih lil-Qarafi, hlm.386.


e0 Sesungguhnya tatfiq dalam taklid terhadap madzhab-madzhab adalah memilih hukum-hukum yang ditetapkan oleh beberapa
madzhab fiqhiyyah dengan cara mentaklid madzhab-madzhab tersebut
'umdaut:laheiQiil-Bani,hlm.t27dan:{::t:lahn},a.
rrqlH Isr.n"M IIUD 1

supaya hak-hak fakir miskin tidak terabaikan. sipil (a/-mu'amalat al-muduniyyah), hukuman
OIeh sebab itu, dalam masalah ini tidak tepat hudud dan ta'zir, membayar sepersepuluh
apabila kita mengambil pendapat yang lemah pajak tanaman (a/- usyur), pajak tanah (a/-
atau melakul<an talfiq di antara semua madz- kharafl, membayar seperlima dari barang
hab sehingga menghasilkan produk hukum tambang yang ditemukan, aturan ahwal syakh-
yang memihak kepada kemaslahatan orang shtyyah, akad pernikahan, dan konsekuensi-
yang berkewajiban zal<at. Dan pada waktu yang konsekuensinya seperti aturan perpisahan
sama, mengabaikan hak fakir miskin. Dengan antara suami dan istri, yang semuanya harus
demikian, dalam masalah ini kita wajib mem- dibangun di atas prisip menciptakan kebaha-
beri fatwa dengan pendapat yang lebih hati- giaan di antara suami, istri, dan juga anak.
hati dan lebih memihak kepada kemaslahatan Semuanya itu dapat terjadi apabila hukum-
fakir miskin. hukum yang ditetapkan dalam masalah ke-
Bentuk kedua, adalah aturan-aturan sya- luarga ini menekankan pentingnya ikatan
ra'yang berupa larangan. Dalam hal ini, prin- pernikahan, dan mengutamakan terwujudnya
sip berhati-hati dan mengambil sakap wara' kehidupan yang harmonis, sebagaimana telah
hendaklah dipertimbangkan semampu mung- digariskan oleh Allah SWX "
kin,ez karena Allah SWT tidaklah melarang
sesuatu melainkan ada kemudharatan di da-
U-r"5,:,sfri,bt:;9'E61i; SyYi .

lamnya. Oleh sebab itu, dalam perkara-per- f,t/ , t

kara ini kita tidak boleh mengambil sikap to-


leran atau mempraktikkan talfiq, kecuali da- "...Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali.
lam keadaan darurat menurut syara'. Karena, (Setelahitu suami dapat) menahan dengan
keadaan darurat dapat menyebabkan boleh- baik atau melepaskan dengan baik...." (al-
nya sesuatu yang asalnya dilarang. Baqarah:229)
Atas dasar semua itu, maka kita tidak bo-
leh melakukantalfiq dalam masalah larangan- Oleh sebab itu, hukum-hukum fiqih yang
larangan yang berhubungan dengan hak-hak selaras dengan prinsip-prinsip di atas dapat
Allah fhak-hak sosial kemasyarakatan) demi diamalkan, meskipun menyebabkan adanya
terjaganya sistem dan aturan umum syariah talfiq, asalkan talfiq yang dibolehkan. Namun
dan terbinanya kemaslahatan dalam masya- apabila praktik talfiq yang digunakan men-
rakat. Begitu juga kita tidak boleh melakukan jadi pintu bagi orang-orang untuk memper-
p raktik ta lfi q dalam masalah larangan-la rang- mainkan permasalahan nikah dan talak, maka
an yang berhubungan dengan hak-haksesama, talfiq seperti ini termasuk talfiq yang tercela
hamba (hak privat seseorang), demi terlin- dan dilarang. Sikap seperti ini perlu diambil
dunginya hak-hak manusia dan supaya mereka untuk menegaskan, bahwa hukum asal al-
tidak terancam oleh marabahaya. abdhaq3 adalah haram dan untuk menjaga
Bagian ketiga adalah hukum-hukum mua- hak-hak wanita dan juga kehormatan sistem
malat yang meliputi pengaturan masyarakat nasab.

Dalil bahwa hukum-hukum tersebut dibangun di atas prinsip kehati-hatian adalah hadits Nabi saw.,"Tinggalkan opa yang meragu-
kanmu dan lakukanlah apa yang tidak meragukanmul' itgahadits,"Apabila keharaman dan kehalalon berkumpul, maka keharaman
akan mengalahkan kehalalan."
AI-Abdha' adalah bentuk iamak dari kata budh'un yang mempunyai arti 'alat kelamin perempuan' dan juga 'hubungan suami istri'
(jimak).
ISLAM lrllD 1

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa itu, dia dibolehkan mengamalkan pendapat
aturan muamalat, pengaturan harta benda, yang berbeda dengan pendapat yang diamal-
hukuman-hukuman yang ditetapkan oleh sya- kan dalam madzhabnya. Dengan kata lain, dia
ra', hukum qishash, dan sebagainya adalah boleh bertaklid kepada imam selain imam
aturan-aturan yang ditetapkan dengan tuiu- madzhab yang asalnya dia ikuti. Dan dia bo-
an untuk menciptakan kemaslahatan umum leh menggabungkan syarat-syarat yang ada
dan kemanfaatan di antara manusia. OIeh se- dalam madzhab-madzhab tersebut, sehingga
bab itu, pendapat-pendapat madzhab yang dia dapat menggabungkan dua amalan yang
wajib diambil adalah pendapat-pendapat bertentangan dari dua kasus amalan yang
yang lebih dapat menciptakan kemaslahatan berbeda, yang antara satu dengan lainnya ti-
dan kebahagiaan manusia, meskipun harus dak ada hubungannya. Dia juga tidak berhak
melalui praktik talfiq. Karena, usaha ini adalah menyalahkan amalan gabungan yang dilaku-
untuk mendukung terbinanya kemaslahatan kannya itu, hanya dengan alasan dia bertaklid
yang merupakan tujuan aturan-aturan sya- kepada imam yang lain. Karena, suatu amal-
ra'. Selain itu, perlu diperhatikan iuga bahwa an yang sudah dikerjakan tidak akan gugur
kemaslahatan manusia selalu berubah sesuai sebagaimana putusan hakim yang sudah di-
dengan perubahan masa, adat kebiasaan, dan tetapkan."
perkembangan peradaban dan pembangunan. Imam asy-syurnubalali juga mengatakan,
Standar kemaslahatan yang dibincangkan "Orang tersebut juga boleh bertaklid setelah
dalam pembahasan ini adalah semua perkara selesai melakukan suatu amalan. Contohnya
yang dapat menjamin terjaga dan terpeliha- adalah apabila ada orang yang telah selesai
ranya dasar-dasar universal yang beriumlah melakukan shalat, dan dia mempunyai duga-
lima, yaitu [1]. Terpeliharanya agama; t21. an kuat bahwa shalatnya sah berdasarkan
Terpeliharanya jiwa; [3] Terpeliharanya akal; madzhab yang dianutnya. Namun setelah se-
[4]. Terpeliharanya nasab; [5]. Terpelihara- lesai shalat, dia mengetahui bahwa shalatnya
nya harta benda. Melindungi kemaslahatan tersebut tidak cocok dengan aturan madzhab-
merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh nya, sehingga tidak sah menurut madzhab ter-
syara', sebagaimana ditegaskan oleh Al-Qur'an, sebut. Namun, bentuk shalat yang dilakukan
As-Sunnah, dan juga ljma, yaitu melindungi itu dianggap sah oleh madzhab lain. Maka,
al-mashlahah al-mursalah al-maqbulah (ke- orang tersebut boleh bertaklid kepada imam
maslahatan yang tidak disebutkan dalam madzhab yang lain tersebut, dan shalatnya
nash-nash agama, namun ia iuga tidak dinafi- pun sudah mencukupi. Dalam kitab al-Baz-
kan oleh nash-nash tersebut). zaziyah disebutkan bahwa ada riwayat yang
Setelah menerangkan beberapa cabang bersumber dari Abu Yusuf, bahwa dia melaku-
dari prinsip-prinsip madzhab, Imam asy- kan shalat fumat setelah mandi dari tempat
Syurnublali al-Hanafi dalam kitab al-Aqd al' mandi umum (hammam). Setelah selesai sha-
Farid menegaskan bahwa talfiq adalah boleh. lat, dia diberi tahu bahwa pada tempat mandi
Dia berkata, "Dari uraian yang telah lalu, maka
umum tersebut ada bangkai tikus, Maka dia
pun berkata, 'Kita mengikuti pendapat sauda-
kita dapat menyimpulkan bahwa seseorang
tidaklah diwajibkan mengikuti satu madz- ra-saudara kita di Madinah yang mengatakan
hab tertentu secara konsisten. Oleh sebab bahwa apabila ada air sebanyak dua kulah
--t
FIQIH ISI"AM JILID 1

(qullatain), maka ia tidak terpengaruh dengan dengan ucapan pihak perempuan saia. Se-
adanya najis."'ea mentara itu, dalam masalah talak ditetapkan
fadi, dapat disimpulkan bahwa standar bolehnya melangsungkan hubungan pernikah-
boleh dan tidaknya melakukan talfiq adalah an setelah ada rujuk dari pihak laki-laki yang
apabila talfiq tersebut menyebabkan roboh- telah menjatuhkan talak tiga dengan satu kali
nya pilar-pilar syariah dan rusaknya aturan perkataan. Karena, bentuk ucapan talak yang
syariah serta hikmahnya, maka ia termasuk demikian dianggap Talak Satu atau Talak Raj'i.
lfiq yang dilarang. Terlebih lagi kalau sampai
ta Ini adalah bentuk talfiq yang tidak dilarang,
mempraktikkan al-hiyal [mereka-reka bentuk karena terjadinya talfq tersebut (dalam prak-
amalan supaya terlepas dari tuntutan yang tiknya) tidak disengaja.
memberatkan) yang dilarang.es Dengan demikian, maka pendapat yang
Adapun praktik talfiq yang mengakibat- menetapkan bolehnya talfiq, secara umum
kan semakin kokohnya pilar-pilar syariah dan adalah pendapat yang dalilnya lebih kuat
semakin memantapkan aturan-aturan serta apabila dibanding dengan pendapat yang me-
hikmahnya, sehingga benar-benar dapat me- larang. Apalagi praktik talfiq tersebut dapat
wujudkan kebahagiaan manusia di dunia dan merealisasikan kemaslahatan individu dan
akhirat, seperti memudahkan urusan ibadah juga kemaslahatan bersama. Tofiq tersebut
dan memelihara kemaslahatan dalam urusan sama sekali tidak menyebabkan timbulnya
muamalah, maka ia termasuk jenis talfiq yang mafsadah yang biasanya ditimbulkan oleh
dibolehkan, bahkan dituntut untuk dilaku- praktik talfiq yang dilarang. Kalaulah kita
kan. menetapkan bahwa semua bentuk talfiq ada-
lah dilarang namun kita juga perlu mengingat
M EM I LIH PENDAPAT.PENDAPAT YANG MUDAH bahwa pilihan seorang hakim terhadap satu
DALAM PEM BUATAN UN DAN@UN DANG pendapat-yang kemudian ia menjadikan
tidak ada larangan
Secara hukum syar'i, pendapat itu sebagai undang-undang*dapat
bagi hakim atau pemerintah (waliyul-amrf) menyebabkan pendapat tersebut menjadi
untuk mengambil pendapat-pendapat madz- kuat. Meskipun, dalam dunia fiqih pendapat
hab yang paling mudah. Sebab, apa yang itu asalnya adalah pendapat yang dhaif, se-
dilakukan oleh hakim atau pemerintah ini bagaimana ditetapkan oleh ulama. Bahkan,
bukanlah termasuk bentuk talfiq yang di- mengikuti undang-undang tersebut adalah
larang, karena hukum-hukum yang dipilih dari wajib, selagi ia tidak diyakini secara
berbagai madzhab tersebut adalah hukum- sebagai bentuk kemaksiatan.
hukum bagi perkara-perkara yang berlainan, Usaha memilih hukum-hukum dari ber-
yang antara satu dengan yang lainnya tidak ada bagai madzhab untuk dijadikan undang-un-
hubungannya, sebagaimana yang telah kami dang telah dimulai sejak awal abad kedua
terangkan. fika dalam pelaksanaan hukum- puluh. Yaitu, ketika pemerintahan Utsmaniy-
hukum tersebut terjadi praktik talfiq, maka ia yah merasa perlu melonggarkan kebebasan
terjadi bukan karena disengaja. Sehingga tidak transaksi, syarat-syarat transaksi, dan tempat
mengapa, seperti pendapat yang mengata- transaksi. Karena, interaksi perdagangan dan
kan sahnya akad nikah tanpa wali dan cukup industri semakin meningkat, teknik perda-
e4 Rasm al-Mufti fi Hasyiyah lbni Abidin, jilid, L, hlm. 70.
es Lihat contoh-contohnya dalam A'lam al-Muwaqgiln, lilid 3, hlm. 255.
FIqLH ISI.A.M IILID 1

gangan dalam dan luar negeri semakin ber- jaza'i [janji untuk membayar kerugian
? kembang munculnya bentuk hak-hak baru finansial sebagai ganti keterlambatan me-
t seperti hak sastra, hak cipta, dan hak penemu- laksanakan kesepakatan) dibolehkan, ka-
i
1
an, perlunya transaksi asuransi (at-ta'min) rena mengikuti pendapat al-Qadhi Syuraih.
bagi barang-barang impo4 semakin luasnya 3. Menganggap akad adalah sempurna de-
medan transaksi perindustrian yang dilaku- ngan hanya terpenuhinya kesepakatan da-
kan oleh industri-industri besa[ dan juga lam unsur-unsur yang utama, meskipun
perlunya bentuk akad untuk mendatangkan unsur-unsur yang terperinci tidak disebut.
barang-barang dan perabot-perabot utama Dengan prinsip ini, maka ketidaktahuan
untuk memenuhi keperluan pemerintah, atas barang yang diakadi tidaklah mem-
pabri( laboratorium, dan juga madrasah. bahayakan akad. Akad dengan mengguna-
Atas pertimbangan di atas, maka kekua- kan harga pasaran atau harga yang akan
saan Utsmaniyah mengubah undang-undang stabil pada suatu hari, juga dibolehkan.e6
Mahkamah No. 64 tahun 1332 Hllgl4 M
dengan undang-undang baru, yang prinsip- Pada tahun 1336 H Pemerintahan Uts-
prinsip dasarnya diambil dari madzhab selain maniyyah mengeluarkan aturan-aturan hak
madzhab Hanafi, seperti madzhab Hambali keluarga yang dipraktikkan hingga sekarang.
dan madzhab Ibnu Syubrumah. Kedua madz- Aturan itu mengambil keputusan-keputusan
hab ini memperlonggar masalah kebebasan tiga madzhab selain madzhab Hanafi dan
penetapan syarat-syarat akad. Sehingga, ke- mengambil pendapat-pendapat dhaif yang
dua madzhab ini lebih dekat dengan prinsip ada dalam madzhab Hanafi. Pada tahun 1920,
Kekuasaan Kehendak Undang-undang [SuI- kemudian tahun 7929, kemudian tahun 1936,
than al-Iradah al-Qanunf), yang menegaskan Pemerintah Mesir mengeluarkan undang-un-
bahwa transaksi adalah aturan dua belah dang yang diambil dari keputusan-keputusan
pihak orang yang bertransaksi. Selain itu, ke- madzhab yang berbeda-beda. Hingga seka-
dua madzhab tersebut juga membolehkan rang, pemerintah Mesir menggunakan dalam
tiga prinsip yang dicantumkan dalam undang- undang-undang tersebut aturan-aturan ke-
undang baru tersebut. Tiga prinsip tersebut luarga yang ditetapkan oleh Pemerintahan
adalah: Utsmani. Penentuan undang-undang itu diha-
1. Memperluas perkara-perkara yang dapat diri oleh ulama-ulama besar dan pakar hukum
diakadi, supaya dapat mencakup semua syar'i dari berbagai madzhab. Dalam membuat
bentuk akad yang mentradisi dan bentuk- keputusan mereka mempertimbangkan pe-
bentuk akad yang muncul kemudian. rubahan zaman, perkembangan kehidupan so-
2. Membolehkan semua bentuk kesepakat- sial, perubahan kemaslahatan dan hajat, dan
an dan syarat, selagi tidak bertentangan perubahan situasi dan sistem.
dengan ketentuan umum, adab, undang- Contoh undang-undang yang dibuat de-
undang khusus, undang-undang harta ngan cara talfiq adalah undang-undang Wa-
yang tidak bergerak, undang-undang ah' siatWajibah No. 71 pasalT6-79 dalam undang-
wal syakhshiyyah, dan w.akaf. Dengan de- undang al-ahwal asy-syakhshiyyah Mesir yang
mikian, maka teori rusaknya akad dalam dikeluarkan pada tahun L946. Undang-un-
madzhab Hanafi tidak dipakai, dan syarat dang ini dibuat untuk menghadapi masalah
FIqLH ISTAM IITID 1

bagian waris anak-anak lelaki si mayit dalam dalam kedua masalah ini, maka jangka wak-
keadaan ayah si mayit masih hidup. Undang- tunya adalah tiga puluh tiga tahun. Aturan ini
undang Syria tahun 1953 juga mengikuti terdapat dalam undang-undang Mahkamah
undang-undang Mesir tersebut, meskipun ada Syariah Mesir tahun 1880. Begitu juga dengan
perbedaan antara keduanya. Undang-undang tidak diterimanya pengakuan pernikahan
Mesir tidak membedakan antara anak lelaki atau talah setelah meninggalnya salah satu
dan perempuan mayit. Sementara, undang- dari suami atau istri. Kecuali jika pengakuan
undang Siria hanya menetapkan anak lelaki tersebut didukung dengan surat-surat resmi
saja, adapun anak perempuan mayit dianggap yang dapat menghilangkan keraguan. Aturan
sebagai dzawil arham yang mendapat bagian ini terdapat pada Pasal 31 tahun 1897 dalam
warisan. Undang-undang ini diambil dari undang-undang Mesir.
berbagai pendapat fiqih, seperti pendapat
Ibnu Hazm az-Zahiri, pendapat para tabi'in, E. ATURAN.ATURAN SYARA' DALAM
salah satu riwayat dalam madzhab Hambali, MEMILIH PENDAPAT YANG PALING
madzhab Ibadhi, dan tidak membatasi diri MUDAH
pada satu pendapat fiqih tertentu.
Sepanjang pengamatan saya, saya belum
Contoh undang-undang yang dibuat de- menemukan ulama ushul fiqihyang membahas
ngan cara talfiq antara madzhab empat dan secara khusus masalah ini. Namun demikian,
lainnya, dengan mempertimbangkan kebutuh-
aturan-aturan syara' dalam masalah memilih
an manusia adalah: bolehnya memberi wasiat pendapat yang paling mudah, secara umum
kepada ahli waris tanpa bergantung kepada dapat dieksplor dari pembahasan-pembahas-
izin ahli waris yang lain. Keputusan ini ter- an ulama ushuf fiqih dan juga para fuqaha
dapat pada Pasal 37 dalam undang-undang yang telah menerangkan masalah talfiq, ta-
wasiat Mesir no. 77 tahun 1946. Keputusan tabbu' ar-rukhash, dan taklid.
ini diambil dari pendapat sebagian mufassi- Aturan-aturan ladh-dhawabith) tersebut
run, di antaranya adalah Abu Muslim al-Ash-
adalah:
fihani, dan juga sebagian fuqaha selain madz-
L. Praktik mengambil pendapat yang paling
hab empat, seperti sebagian imam Syi'ah
mudah harus dibatasi dalam masalah-
Zaidiyah, sebagian imam Syi'ah Imamiyyah
masalah ijtihadiyah yang masuk kategori
dan Isma'iliyyah.
masalah cabang (furu) yang istinbath-
Contoh lainnya adalah, penetapan diteri-
nya didasarkan kepada dalil-dalil zhanni.
manya kesaksian harus disertai dengan buk-
Dengan kata lain, medan garapannya ha-
ti-bukti yang kuat seperti tulisan, surat resmi,
rus dalam masalah-masalah amaliah yang
dll., supaya dapat menghilangkan keraguan hukumnya ditetapkan dengan cara zhonni,
karena perubahan zaman dan semakin lemah-
seperti produk-produk hukum dalam
nya semangat keberagamaan manusia. Begitu
masalah ibadah, muamalah, ahwal syakh-
juga dengan tidak diterimanya tuduhan/pe-
shiyyah, dan kriminal yang sumbernya
ngakuan setelah lewat lima belas tahun. Ke-
tidak berasal dari nash yang qath'i, ijma,
cuali dalam masalah wakaf dan warisan, jika
atau qiyas yang jelas.eT

Qiyas Jali adalah qiyas yang 'illat-nya diielaskan dalam nash, atau tidak dijelaskan oleh nosh tetapi dapat dipastikan bahwa antara
al-Ashl dan al-Far'memang tidak ada perbedaan seperti diqiyaskannya memukul orang tua dengan berkata ftuss dalam hal ke-
haraman keduanya.
FIqLH ISLq,M JILID 1

Sebagaimana telah kita jelaskan, masa- [1] Hukum-hukum syara' yang termasuk
lah-masalah ini merupakan masalah yang bagian cabang (furu'iyyah) dan termasuk
dibincangkan dalam pembahasan taklid masalah ijtihadiyah; [2] Sebab-sebab yang
dan talfiq. Adapun selain masalah ter- melatarbelakangi timbulnya hukum-hu-
sebut, maka kita tidak dibolehkan meng- kum syara' tersebut; [3] Perkara-perkara
ambil pendapat yang termudah, seperti yang menjadi syarat hukum-hukum syara'
dalam masalah aqidah, dasar-dasar ke- tersebut; [4] Perkara-perkara yang men-
imanan, dan juga dalam masalah akhlak, jadi penghalang lmawanil bagi hukum-
ma'rifatullah, mengenali sifat-sifat Allah, hukum syara' tersebut; t5] Cara-caraee
penetapan kewujudan Allah dan keesa- untuk menetapkan sebab, syarat, dan
an-Nya, dan juga mengenai bukti-bukti penghalang tersebut.
kenabian. Begitu juga dalam masalah yang Kalimat'hukum-hukum syara' (al-ah-
termasuk kategori aksioma dalam ajaran kam asy-syar'iyyah)'dalam uraian di atas,
agama, yaitu yang telah disepakati oleh mengecualikan hukum-hukum logis (a1-
semua umat Islam. Orang yang menentang- ahkam al-'aqliyyah) seperti matematika,
nya dihukumi kafir dalam semua bidang teknik, dll., dan juga megecualikan'hukum-
tuntutan syara': ibadah, muamalah, hu- hukum indra' (abahkam al-hissiyyah).
kuman, keharaman-keharaman, seperti Sedangkan kalimat'termasuk bagian
rukun Islam yang lima, keharaman riba, cabang' (al-furu'jtyah) mengecualikan per-
zina, kehalalan transaksi jual beli, per- kara-perkara yang termasuk ushuluddin
nikahan, utang piutang, dan sebagainya dan ushul fiqih. Adapun kalimat'termasuk
yang hukumnya ditetapkan secara qath'i masalah ijtihadiyah' mengecualikan ma-
melalui ijmal Oleh sebab itu, dalam ma- salah-masalah aksioma dalam agama.
salah ini tidak dibolehkan taklid, talfiq, Contoh sebab yang melatarbelakangi
ataupun mengambil pendapat yang paling timbulnya hukum syara' adalah merusak-
mudah, Dan oleh sebab itu iuga, talfiq kan suatu benda menjadi sebab bagi hu-
yang menyebabkan penghalalan perkara- kum wajibnya mengganti barang terse-
perkara yang haram seperti minuman but. Contoh perkara yang menjadi syarat
anggur yang memabukkan, zina dll. juga hukum syara' adalah keberadaan wali
tidak dibenarkan. Begitu iuga talfiq yang dan saksi merupakan syarat dalam akad
menyebabkan hancurnya hak-hak kema- nikah. Adapun contoh perkara yang men-
nusiaan atau menyebabkan manusia di- jadi penghalang bagi hukum syara' ada-
timpa pesakitan, marabahaya, dan ancam- lah keadaan gila atau ayan menjadi peng-
an, juga tidak dibolehkan. Sebab, Islam halang bagi ditetapkannya tuntutan syara'.
melarang menimbulkan bahaya baik un- Begitu juga utang menjadi penghalang
tuk diri sendiri maupun untuk orang lain. bagi wajibnya berzakat. Adapun contoh
Imam al-Qarafie8 berkata, "Berdasar- cara untuk menetapkan sebab, syarat, dan
kan penelitian, maka dapat disimpulkan penghalang adalah semua perkara yang
bahwa kriteria pendapat-pendapat madz- dijadikan petunjuk dalam proses mah-
hab yang kita dibolehkan taklid ada lima: kamah seperti bukti, ikrar dan sebagai-

98 N-lhkam fi Tamyiz al-Fatawa 'an al-Ahkam wa Tasharrufati al-Qadhi wa al-lmam, hlm.195 dan setelahnya.
99 Seperti dengan cara iqrar dan kesaksian.
FIqLH ISI."AM IILID 1

nya. Cara-cara ini dapat dikelompokkan ke kelahiran seorang anak, begitu juga dalam
dalam dua bagian: masalah bolehnya akad jual beli dengan
tu Cara yang disepakati oleh ulama, se- syarat ada manfaat bagi salah satu penjual
perti menghadirkan dua saksi dalam atau pembeli, penetapan talak karena pi.
kasus harta benda, menghadirkan hak lelaki menghilang mempersulit, atau
empat saksi dalam kasus perzinaan, membahayakan istrinya, dihitungnya man-
dan ikrar dalam semua kasus tersebut faat bangunan, menjamin pekerja dan bu-
jika memang dilakukan oleh orang ruh dan juga larangan memberi hadiah
yang patut untuk ikrar, dan ikrar kepada orang yang memberi utang.
tersebut memang dilakukan pada 2. Praktik mengambil pendapat yang paling
tempatnya. mudah tersebut tidak menyebabkan mun-
12) Cara yang diperselisihkan oleh ulama, culnya amalan yang bertentangan dengan
seperti menghadirkan satu saksi dan sumber-sumber syariah yang qath'i, dan
sumpah, kesaksian anak kecil dalam juga tidak bertentangan dengan dasar-da-
kasus pembunuhan dan luka dan juga sar serta prinsip-prinsip utama syariah.
ikrar yang ditarik kembali. Sebagai- Syarat ini diambil dari pendapat ulama-
mana kita boleh bertaklid kepada ulama Maliki-termasuk Imam asy-Sya-
ulama dalam masalah hukum, sebab- thibi-yang menegaskan bahwa ketetapan
sebabnya, syarat-syaratnya, dan juga pemerintah atau keputusan hakim dalam
penghalangnya, maka kita juga boleh empat kasus-yang akan diterangkan nan-
bertaklid kepada mereka dalam ti-harus ditolak. Hal ini menunjukkan
masalah cara menetapkan sebab, bahwa praktik mengambil pendapat yang
syarat, dan penghalang tersebut. paling mudah tidak boleh sampai menye-
babkannya bertentangan dengan perkara-
Dengan demikian, maka praktik me- perkara yang telah disebut di atas. Empat
milih pendapat yang paling mudah ini kasus yang disebut oleh para ulama Maliki
dibatasi hanya pada masalah-masalah fu- adalah:101
ru'iyah saja yang hukumnya ditetapkan [1] Apabila seorang qadhi menetapkan
melalui dalil zhanni oleh para mujtahid. hukum yang bertentangan dengan Al-
Hal ini seperti dalam masalah wajibnya Qur'an, As-Sunnah, atau ijma, maka
shalat Witi4 niat dalam wudhu, utang dia sendiri harus membatalkan ke-
menjadi penghalang bagi wajibnya zakat, tetapannya tersebut, dan qadhi yang
bolehnya jual beli mu'athah,7oo diterima- berkuasa setelahnya juga harus mem-
nya kesaksian anak kecil dalam kasus batalkan ketetapan tersebut. Selain
pembunuhan dan luka, cukupnya satu itu, ketetapan tersebut harus dikate-
saksi disertai dengan sumpah, kesaksian gorikan sebagai pendapat yang syadz.
wanita dalam masalah-masalah yang ber- [2] Apabila seorang qadhi menetapkan
hubungan dengan kewanitaan seperti da- hukum dengan menggunakan zhan
lam masalah kecacatan alat kelamin dan dan terkaan belaka bukan berdasar-

100 Y"ng dimaksud dengan al-Mu'athah


adalahjual beli r.anpa ijab dan qabul, seperti umpamanya seseorang menyerahkan uang dan
mengambil barang tanpa ada perkataan apa pun dari kedua belah pihak atau dari salah satunya.
n in al - F iqh W ah hlm. 294,
Al -,Qawa

i..!1,#;!,)i;:kiil t*i,,::i,l:tlwii i.
FIqLH IST.A.M JITID 1

kan pengetahuan dan ijtihad, maka Begitu juga keputusan-keputusan seperti


dia dan iuga qadhi yang berkuasa ini juga tidak diakui, meskipun dikeluar-
setelahnya harus membatalkan kete- kan oleh hakim atau pemerintah. Bertaklid
tapan tersebut. kepada seorang mufti yang mengeluar-
[3] Apabila seorang qadhi menetapkan kan keputusan seperti ini juga tidak sah,
hukum berdasarkan iitihad, namun bahkan mengikuti keputusan seperti ini
setelah itu dia mengetahui bahwa hukumnya haram,103 Adapun alasan bahwa
ketetapannya itu salah, maka qadhi hukum yang bertentangan dengan ijma
yang berkuasa setelahnya harus mem- harus dibatalkan adalah karena ketetapan
batalkan ketetapan tersebut. Namun, ijma adalah ketetapan yang terjaga dari
ada perselisihan pendapat dalam hal kesalahan. Menetapkan suatu hukum ha-
apakah qadhi tersebut harus mem- ruslah dengan kebenaran, dan menentang
batalkan ketetapannya sendiri atau keputusan ijma merupakan suatu keba-
tidak. tilan yang sangat nyata.
[4] Apabila seorang qadhi bermaksud Adapun alasan bahwa hukum yang
menetapkan hukum berdasarkan bertentangan dengan kaidah-kaidah [sya-
satu madzhab, namun dia lupa dan ra'), qiyas jaft, dan nash harus dibatalkan
akhirnya menetapkan hukum dengan adalah karena hukum mengikuti perkara-
madzhab yang lainnya, maka dia harus perkara tersebut adalah wajib, dan me-
membatalkan ketetapannya tersebut. nentangnya adalah haram. Oleh sebab itu,
Adapun orang lain tidak diwajibkan hukum yang ditetapkan dengan ijtihad
membatalkan keputusannya tersebut. yang salah sehingga bertentangan dengan
perkara-perkara tersebut tidak diakui
Bagian yang paling penting dalam ka- oleh syara'. Allah SWT berfirman, "... Ke-
jian kita kali ini adalah bagian yang per- mudian, jika kamu berbeda pendapat ten'
tama. Imam al-Qarafiloz menyebutkan em- tang sesuatu, maka kembalikanlah kepada
pat bentuk keputusan hukum yang harus Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya)...!'
dibatalkan, yaitu keputusan yang berten- (an-Nisaa':59)
tangan dengan ijma; keputusan yang ber- Contoh ketetapan hukum yang ber-
tentangan dengan kaidah-kaidah (syara'); tentangan dengan nash adalah keputusan
keputusan yang bertentangan dengan qadhi yang membatalkan wakaf benda-
qiyas jali; keputusan yang bertentangan benda bergerak. Keputusan ini harus di-
dengan nash. Kemudian Imam al-Qarafi batalkan, karena ia bertentangan dengan
memberikan contoh bagi setiap bagian nash-nash hadits tentang sahnya wakaf
tersebut dan juga menerangkan sebab- benda bergerak, di antaranya adalah hadits
sebab mengapa keputusan tersebut harus yang menyatakan bahwa Rasulullah saw.
dibatalkan. Setelah itu, Imam al-Qarafi menetapkan bahwa Khalid ibnul Walid
berkata, "Keputusan-keputusan seperti telah mewakafkan baiu-baiu'besi dan alat-
ini tidak diakui oleh syara' karena lemah.

702 At-lhkam Tamyiz al-Fatawa 'an al-Ahkom, hlm. 128; Tabshiratut Hukkam, iilid 1, hlm. 70, 73.
1i
103 I."- lzzuddin bin Abdussalam (w. 660) membolehkan talfiq dengan syarat perkara yang ditaklidi tidak termasuk perkara yang
-]
FrqlH IsrAM JrrrD 1

alat perangnya di jalan Allah.1oa Contoh istri dalam beberapa kondisi. Keputusan
lainnya adalah keputusan hakim yang ini bertentangan dengan ijma yang me-
menetapkan bolehnya wasiat kepada ahli netapkan bahwa memberi bagian yang adil
waris. Karena, keputusan ini bertentang- kepada istri-istri adalah wajib. Begitu juga
an dengan hadits mutawatir yang menye- dengan hukuman zina yang diputuskan
butkan bahwa, "Wasiat tidak boleh diberi- berdasarkan dengan qarinah. Keputusan
kan kepada ahli waris!'fuga, seperti fatwa ini bertentangan dengan ijma dan juga
pembolehan riba yang sedikit atau bunga nash Al-Qur'an yang jelas.
bank dalam kadar 7o/o,karena keputusan Contoh ketetapan hukum yang berten-
ini bertentangan dengan ayat-ayat Al- tangan dengan kaidah-kaidah syara'-se-
Qur'an yang menunjukkan secara jelas perti yang dicontohkan oleh Imam al-
mengenai keharaman riba. Yaitu ayat, "... Qarafi-adalah masalah as-Suraijiyyah
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli [masalah yang dinisbatkan kepada Ah-
dan mengharamkan riba.,." (al-Baqarah: mad bin Suraij asy-Syafi'i [w. 306])-yaitu
275) Contoh lainnya adalah menyama- apabila seorang suami berkata kepada
kan bagian anak laki-laki dan anak perem- istrinya, "fika saya menjatuhkan talak
puan dalam pembagian waris, karena kepadamu, maka sebelum itu kamu adalah
keputusan ini jelas-jelas bertentangan wanita yang ditalak tiga kali." Menurut
dengan nash AI-Qur'an, "...(S/eitu) bagian ibnu Suraij, lafaz tersebut tidak menye-
seorang anak laki-laki sama dengan bagi- babkan jatuhnya talak.
an dua orang anak perempuan...!' (an-Ni- Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim juga
saa': 11) sependapat dengan Ibnu Suraij.los Alasan
Contoh ketetapan hukum yang berten- mereka adalah karena lafaz talak yang
tangan dengan ijma adalah ketetapan diucapkan oleh suami tersebut tidak
yang melarang kakek mendapat bagian mengenai sasaran. fika seorang hakim
warisan jika saudara-saudara si mayit menetapkan bahwa talak tersebut jatuh,
masih hidup. Ketetapan ini bertentangan maka ketetapan itu harus dibatalkan-
dengan ijma sahabat yang menetapkan, menurut madzhab Maliki-karena ber-
bahwa kakek mendapat bagian warisan, tentangan dengan kaidah syara'. Di antara
meskipun mereka berbeda pendapat kaidah syara' ada yang menetapkan bahwd
dalam hal apakah dia mewarisi semua suatu syarat harus ada kaitannya dengan
harta si mayit dan menghalangi saudara- sesuatu yang disyarati, jika antara kedua-
saudara si mayit mendapat warisan, atau nya tidak ada ikatan yang menghubung-
dia mendapat bagian warisan. Begitu kan, maka syarat tersebut tidak sah.106 Be-
juga dengan saudara-saudara si mayit gitu juga dengan wasiat kepada ahli waris,
juga turut mendapat warisan. Contoh ia juga bertentangan dengan kaidah 'men-
lainnya adalah keputusan tidak wajibnya cegah kemafsadatan harus didahulukan
memberi bagian yang adil kepada istri-

104
Nailul Authan jilid 6, hlm. 25.
105
A'lam al-Muwaqqi'in, jilid 3, hlm. 263.
106
Contoh praktik yang menyalahi kaidah syara' menurut madzhab Syafi'i adalah jual beli muhth ah atau muradhah. Menurut mereka,
iual beli seperti ini bertentangan dengan prinsip utama syara', yaitu kerelaan yang disyaratkan dalam lual beli dan perdagangan
harus diucapkan dengan lisan melalui y'ab dan qabul.

,#
Pengantar llmu Flqlh FIQIH ISTAM JITID 1

daripada membangun kemaslahatan' dan karena darurat. Hal ini sudah dipraktik-
juga bertentangan dengan'hukum harus kan di negara-negara Islam.
mengikuti kemaslahatan yang raiihi dan 3. Praktik memilih pendapat yang paling
dalam masalah ini kemaslahatan yang ra- mudah ini hendaknya tidak menyebabkan
iih adalah kekalnya ikatan persaudaraan terjadinya talfiq y ang dilarang.
yang didasari semangat saling mencintai, Kami sudah menerangkan bentuk-
saling menolong, dan ikatan silaturahim. bentuk talfiq yang dilarang, baik karena
Contoh ketetapan hukum yang berten- eksistensinya dilarang seperti mengha-
tangan dengan qiyas jali adalah menerima lalkan perkara yang haram seumpama
kesaksian orang Nasrani, Keputusan ini khamr, zina, dan sebagainya, ataupun
harus dibatalkan karena seorang fasik karena ada perkara lain yang menyertai
tidak dapat diterima kesaksiannya, se- dan dilarang. Bentuk yang kedua ini ter-
dangkan orang kafir adalah sangat fasik bagi kepada tiga bentuk:
dan tidak layak menempati peran-peran Sengaja mencari-cari pendapat yang
[1]
strategis dalam syara'. Kesimpulan ini di- mudah (tatabbu' ar-rukhash), bukan
peroleh melalui prosedur qiyas, sehingga karena kondisi darurat atau ada ka-
keputusan di atas harus dibatalkan. Se- rena ada uzur;
lain itu, Allah SWT juga berfirman, "... [2] Praktik talfiq yang bertentangan de-
dan persaksikanlah dengan dua orang ngan keputusan hakim (pemerintah).
saksi yang adil di antara kamu...." (ath- pl falfiq yang menyebabkan seseorang
Thalaaq: 2) Ini adalah pendapat madzhab harus membatalkan praktik amalan
yang empat selain madzhab Hambali berdasarkan taklid yang telah dilaku-
yang membolehkan kesaksian Ahli Kitab kan, atau membatalkan perkara Yang
dalam masalah wasiat semasa dalam per- disepakati oleh semua ulama sebagai
jalanan, jika m'emang tidak ada selain konsekuensi dari suatu amalan yang
mereka. Keputusan madzhab Hambali ini dilakukan dengan cara taklid. Syarat
berdasarkan kepada firman Allah SWT, ".., ini selain pada masalah ibadah mah-
atau dua orang yang berlainan (agama) dhah.
dengan kemu...." (al-Maa'idah: 106)
Tetapi saya berpendapat bahwa se- Oleh sebab itu, seseorang tidak boleh
bab-sebab psikologis, sosial, fanatisme, mengambil pendapat yang paling mu-
dan juga kondisi-kondisi tertentu yang dah jika menyebabkannya menjauh dari
ada pada masa dulu di antara umat Islam tanggung jawab melaksanakan tuntutan-
dan penganut agama lain adalah faktor- tuntutan syara', atau menyebabkan per-
faktor yang menyebabkan ulama mene- masalahan agama dan pernikahan diper-
tapkan ditolaknya kesaksian selain umat mainkan, menyebabkan timbulnya mu-
Islam. Adapun sekarang, di mana umat dharat pada diri manusia, menimbulkan
Islam dan yang lainnya hidup dalam satu kerusakan di muka bumi, atau mengan-
masyarakat dan saling berkomunikasi cam kemaslahatan sosial.
antara satu dengan lainnya, maka tidak- Karenanya, tidak boleh melakukan
lah mengapa menerima kesaksian mereka talfiq atau mengambil pendapat yang pa-
I
l

Isr"A.M IrrrD 1 Pongfitar llmu Flqlh

ling mudah, supaya terlepas dari tuntutan tapkan melalui ijtihad. Keputusan ini
membayar zakat dengan cara melakukan diambil supaya pemasukan dana bagi ne-
hilah;lo7 umpamanya sebelum sampai satu gara semakin banyak, untuk memenuhi
tahun orang yang mempunyai harta satu biaya pengelolaan dan pembiayaan kebu-
nisab meminjamkan hartanya tersebut tuhan umum.
kepada orang lain (sehingga hartanya ti- Dalam memilih pendapat yang paling
dak sampai satu nisab), kemudian di lain mudah juga wajib mempertimbangkan
waktu dia meminta hartanya tersebut se- tujuan-tujuan utama syariah (maqashid
hingga dia tidak wajib membayar zal<at. asy-syari'ah), konsisten dengan aturan
Atau dengan cara orang yang seharusnya dan hikmah tasyri'-nya, melindungi ke-
membayar zakat melakukan transaksi jual maslahatan manusia secara umum dalam
beli atau hibah tapi formalitas saja, untuk masalah muamalat, hukuman, harta ben-
kemudian hartanya itu diminta kembali. da, dan hubungan pernikahan, bukannya
Ini semua merupakan tipu muslihat hanya mempertimbangkan kemaslahatan
yang diharamkan dan tidak menyebabkan khusus sebagian pihak saja. Dalam me-
gugurnya kewajiban membayar zakat,108 milih pendapat yang paling mudah, juga
karena kalau kewajiban zakat digugurkan wajib mempertimbangkan kemaslahatan
dengan alasan ini, maka kemaslahatan yang lebih utama. Dan ketika dalam ke-
fakir miskin akan teramcam dan hak-hak adaan darurat, hendaknya mempertim-
fakir miskin akan terhalang. Begitu juga bangkan supaya tidak terjadi kerusakan
tidak boleh mengeluarkan fatwa dalam yang besar di dunia. Selain itu, aturan-
masalah zakat dengan menggunakan aturan syara'juga harus dijadikan standar
pendapat yang paling mudah. Sikap ini dalam merealisasikan maslahat dan juga
diambil untuk membela hak-hak fakir dalam menghindari mafsadah.
miskin. Keputusan fatwa seharusnya Yang dimaksud dengan maqashid asy-
menggunakan pendapat yang dapat me- syari'ah adalah melindungi agama [aqidah
realisasikan kemaslahatan, umpamanya dan ibadah); melindungi iiwa; melindungi
adalah mengeluarkan fatwa dengan ber- akal; melindungi keturunan; melindungi
pegang kepada madzhab Malih Syafi'i, harta benda.
dan jumhur ulama yang menetapkan harta Dalam melihat maqashid asy-syari'ah
anak kecil dan orang gila wajib dikeluar- ini juga harus dipertimbangkan tingkat-
kan zakatnya, tanah kharajiyyah (tanah an-tingakatannya, yaitu tingkatan primer
yang berhasil dikuasai umat Islam dengan (dharuriyyat); tingkatan sekunder (hajiy-
cara perang) wajib dikeluarkan zakatnya yat); dan tingkatan komplementer (tdhsi-
dan juga pajak kharaj, sehingga tanah ntyyat).
tersebut wajib dibayar kharaj dan'usyur- Yang dimaksud dengan tingkatan pri-
nya, karena 'usyur merupakan kewajiban mer (dharunltyat) adalah segala sesuatu
agama bagi setiap umat Islam, sedangkan yang memang diperlukan bagi kehidup-
kharaj merupakan kewajiban yang dite- an manusia baik kehidupan keagamaan

107 Ibnul
Qayyim berkata, "seorang mufti tidak boleh mencari-cari hilah yang diharamkan dan yang dimakruhkan." (A'tam at-Muwaq-
qi'in, jilid, 4, hlm. 222)
108
A'la- al-Muwaqqi'in,jilid 3, hlm.257, 320.
IsrAM lrlrD 1

maupun kehidupan keduniaan. Apabila benaran itu menuruti keinginan mereko,


sesuatu tersebut tidak terpenuhi, maka pasti binasalah langit dan bumi, dan semua
kehidupan di dunia ini akan cacat, ke- yang ada di dalamnya...J' (al-Mu'minuun:
nikmatan akan hilang, dan hukuman di 7t)
akhirat akan diterima. Dengan kata lain, ia Allah SWT juga berfirman, "... Kemu-
adalah segala sesuatu yang sudah menjadi dian, jika kamu berbeda pendapat tentang
keharusan bagi manusia untuk melindungi sesuotu, maka kembalikanlah kepada Allah
perkara utama yang lima di atas. (AI-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya)...." (an-
Yang dimaksud. dengan tingkatan se- Nisaa': 59), sehingga mengembalikan per-
kunder (hajtyyat) adalah segala sesuatu tentangan pendapat kepada hawa nafsu
yang diperlukan oleh manusia untuk adalah tidak boleh. Selain itu, banyak
menghilangkan kesukaran. Apabila sesua- juga ayat-ayat yang semakna dengan ayat
tu tersebut tidak terpenuhi, maka manu- di atas, di antaranya adalah, "Maka jika
sia akan merasa kesulitan dan sempit, mereka tidak menjawab (tantanganmu),
namun tidak sampai menyebabkan hidup- maka ketahuilah bahwa mereka hanyalah
nya cacat. Tanpa sesuatu yang termasuk mengikuti keinginan mereka. Dan siapa-
tingkatan sekunder ini, maka perkara kah yang lebih sesat daripada orang yong
utama yang lima di atas akan terwujud mengikuti keinginannyq tonpa mendapat
namun disertai dengan kesulitan dan ke- petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh,
sempitan. Allah tidak memberi petunjuk kepada
Adapun yang dimaksud dengan ting- orang-orang yang zalimJ' (al-Qashshash:
katan komplemen ter (tahsinfua f) adalah 50),
kemaslahatan-kemaslahatan yang dimak- "Dan hendaklah engkau memutuskan
sudkan sebagai pelengkap, seperti supaya perkara di antara mereka menurut apa
ibadah menjadi semakin baik dan akhlak yang diturunkan Allah, dan janganlah eng'
semakin sempurna dengan bersuci dan kau mengikuti keinginan mereka...." (al-
menutup aurat. Tahsiniyot ini laksana pa- Maa'idah:49);
gar yang menjaga kewujudan perkara-
"Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau
perkara lima utama yang disebut di atas.
Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi,
4. Ketika mengambil pendapat yang paling
maka berilah keputusan (perkara) di an'
mudah, hendaklah memang dalam ke-
tara manusia dengan adil dan ianganlah
adaan darurat atau dalam kondisi perlu
engkau mengikuti hawa nafsu, karena
(hajat).
akan menyesatkan engkau dari ialan Al-
OIeh sebab itu, mengambil pendapat
lah...!' (Shaad: 26)
yang paling mudah ini hendaklah tidak
dilakukan untuk mempermainkan ajaran Atas dasar ini, maka para ulama me-
agama, mengikuti hawa nafsu, mencari wajibkan seorang mufti untuk tidak meng-
kesenangan, atau memenuhi kepentingan ikuti hawa nafsu manusia,loe melainkan
pribadi. Hal ini karena syara' melarang hendaklah dia mempertimbangkan ke-
sikap mengikuti hawa nafsu, sebagaimana maslahatan dan juga dalil yang raiih. Se-
firman Allah S\AIT, "Dan seandainya ke- bagaimana telah saya terangkan, yang
70e
A:lamqt-Muwaqqi'it1iilid1,hhrr,47;ol-lrluwafaqa|Jilid4,hlm. l32dansetelahnya;al-l'tisharyiitid2,hlm. 176.

'" o * .iffi -. * ^ ,ry!r. .,.* . ,tr* ,* *" ,, -di ;,#- ;r'or- , s...:
-]
FlqlH ISLAM ,rLrD 1 -"*\.1. penElntar llmu Flqlh
110 /
dimaksud dengan al-mashlahah al-mu'ta- Hal ini menunjukkan bahwa menge-
barah adalah kemaslahatan yang kompe- depankan kemaslahatan pribadi dalam
rehensif. Allah SWT berfirman kepada mengambil pendapat yang paling mudah
utusan-Nya, "Kemudian Kami jadikan eng- adalah suatu sikap yang tidak dibenarkan
kau (Muhammad) mengikuti syariat (per- secara fiqih dan juga secara syara', me-
aturan) dari agama itu, maka ikutilah lainkan yang dikedepankan haruslah ke-
(syariat itu) dan janganlah engkau ikuti maslahatan umum atau kemaslahatan
keinginan orang-orang yang tidak menge- yang komprehensif.
tahui. Sungguh, mereka tidok akan dapat Apabila mengikuti hawa nafsu adalah
menghindarkan engkau sedikit pun dari haram, maka praktik mengambil pendapat
(azab) Allah...l' (al-faatsiyah: 18-19) yang paling mudah harus dibatasi apabila
Imam al-Qarafi dalam kitab al-lhkam memang dalam keadaan darurat atau ha-
dan Syaikh Ulaisy dalam fatwanyallo me- jat. Hal ini karena ada kaidah fiqih yang
nyatakan bahwa mengikuti hawa nafsu menyatakan "Keadaan darurat menye-
dalam menetapkan hukum dan fatwa ada- babkan perkara yang dilarang menjadi
lah haram secara ijma. mubah" dan juga "Kondisi perlu [hajat)
menempati posisi keadaan darurat, baik
Ibnul Qayyim berkata, "Seorang mufti
hajat tersebut adalah hajat umum atau-
tidak dibenarkan mencari-cari pendapat
pun khusus."
yang mudah untuk orang yang dia ada
Yang dimaksud dengan darurat di
keperluan kepadanya. fika mufti itu me-
sini adalah segala sesuatu yang apabila
lakukan hal tersebut, maka dia dihukumi
tidak dipenuhi, maka akan menimbulkan
fasik dan haram meminta fatwa kepada-
bahaya. Sedangkan yang dimaksud hajat
nya.t" Sebagaimana telah saya terangkan,
adalah segala sesuatu yang apabila tidak
keadaan seperti inilah yang mendorong
dipenuhi, maka hal itu akan menyebabkan
Imam asy-Syathibi melarang sikap men-
kesulitan dan kesukaran. Yang dimaksud
cari-cari pendapat yang mudah (titabbu'
dengan hajat umum adalah hajat yang
ar-rukhash). Imam asy-Syathibi berkata,
memang diperlukan oleh semua masya-
"Ditinggalkannya prinsip mengutamakan
rakat. Sedangkan hajat khusus adalah,
tarjih dalam mengikuti salah satu dari hajat yang diperlukan oleh kelompok ma-
dua dalil atau dua pendapat, menyebab-
syarakat tertentu saja, seperti masyarakat
kan kebanyakan fuqaha yang dalam taraf
kota atau kampung tertentu. Hajat khusus
taklid memberi fatwa kepada kawannya ini bukan berarti hajat individu.113
atau karibnya, dengan fatwa-fatwa yang Saya tidak sependapat dengan Imam
tidak pernah difatwakan oleh mufti selain asy-Syathibi yang menyatakan bahwa me-
dia, karena mengikuti keinginan nafsu dan ngamalkan sesuatu dalam keadaan daru-
syahwat, atau karena dia memerlukan se- rat atau hajat berarti mengikuti hawa
suatu dari kawan atau karib tersebut.lr2 nafsu,lla karena keadaan darurat dan ha-

1r0 Fath al-Ati al-Malik fi Fatwa 'ala madzhab MaliL iilid 1, hlm. 68; at'lhkam, hlm. 79
771 A'hm al-Muwaqqi'in, jilid 4,h1m.222.
1rz At-Muwa\aqat, 4, hlm. 135.
iilid
rr3 Al-Madkhol al-Fiqhi, hlm.6o3.
lra Al Muwa\oqaG, iilid 4, hlm, 1a5. i ,,
FIqLH ISTAM JILID 1

jat akan selalu berubah sesuai dengan kim jika mempunyai kemampuan iiti-
perkembangan masa. Oleh sebab itu, dalam had tidak boleh menetapkan hukum atau
menentukan kondisi darurat dan hajat memberi fatwa, kecuali dengan pendapat
perlu mengikuti aturan-aturan yang telah yang paling rajih baginya. Namun jika
ditetapkan,yaitu kondisi tersebut memang dia masih dalam taraf muqalli4 maka dia
benar-benar terjadi bukan kondisi yang boleh memberi fatwa dan menetapkan
diprediksikan. Kondisi tersebut memang hukum dengan menggunakan pendapat
diyakini terjadi atau diduga kuat terjadi, yang masyhur dalam madzhabnya, meski-
kondisi tersebut memang mendesah pun menurutnya pendapat tersebut tidak
dll..11s kuat. Hal ini dilakukan karena bertaklid
5. Praktik mengambil pendapat yang paling kepada keputusan imam-yang ditaklidi-
mudah ini hendaknya dibatasi dengan yang menetapkan bahwa pendapat ter-
prinsip tarjih. Dengan kata lain, hendaknya sebut adalah pendapat yang rajih, sama
tujuan utama pertama seseorang adalah seperti ketika seseorang mengikuti suatu
. fatwa." Dia juga menegaskan, 'Adapun
mengamalkan pendapat yang paling kuat
atau paling rajih berdasarkan kekuatan menetapkan hukum atau memberi fatwa
dalilnya. Hal ini karena praktik memilih dengan pendapat yang lemah (marjuh),
pendapat yang paling mudah merupa- maka hal itu termasuk sikap yang tidak
kan satu bentuk ijtihad, dan seorang muj- sesuai dengan ijma."116
tahid harus mengikuti dalil kuat yang Namun Syekh Ulaisy menggugat klaim
mengantarnya kepada kebenaran dengan adanya ijma dalam masalah tersebut de-
berpedoman pada dugaan yang kuat. ngan berkata, "Mungkin yang dimaksud
Atas dasar ini, maka para pakar ushul ij ma-kalau memang ada-dalam masalah

fiqih mewajibkan seorang mufti atau muj- ini adalah ijma dalam kasus seorang qadhi
tahid untuk mengikuti suatu pendapat ka- atau mufti yang taklid dengan pendapat
rena berdasarkan.dalilnya. Oleh sebab itu, gradz karena mengikuti hawa nafsunya.
dia tidak boleh memilih pendapat di an- |ika dia sedang marah kepada seseorang
tara madzhab yang dalilnya paling dhail atau menghadapi orangyangtidak dikenal,
melainkan dia harus memilih pendapat maka dia akan menetapkan hukum yang
yang dalilnya paling kuat. Keputusan ini berat kepadanya dengan mengambil pen-
didasari bahwa para sahabat bersepakat dapat yang masyhur. Namun jika dia me-
dalam ijtihad mereka, akan wajibnya ber- nyenangi seseorang atau dia ada perlu
amal dengan menggunakan salah satu dengan orang tersebut dan orang tersebut
dari dua dugaan kuat yang paling kuat, adaldh kawan atau karibnya, atau dia malu
bukannya yang paling lemah. Selain itu, kepada seseorang karena orang tersebut
akal logis juga mewajibkan seseorang un- adalah orang terhormat atau anak orang
tuk mengamalkan pendapat yang paling kaya, maka dia akan memberi fatwa ke-
kuat, dan pada dasarnya syara'serasi de- pada orang-orang tersebut dan menetap-
ngan akal. kan hukum dengan menggunakan pen-
Imam al-Qarafi berkata, "seorang ha- dapat syadz yang ringan.117

115
Lihat Wahbah az-Zthail| Nazhariyyoh adh-Dharurah, hlm. 66 dan setelahnya.
116 hlm.64,68.
At-thkamfi Tamyiz al-Fatawa'an al-Ahkam,hlm.79,80;Tabshirah al-Huklam,iilidL,hlm.66; Fatawa Syail,tt'Ulaisy,iilid 1,
tL7
Fath alAli al-Mol,& jilid 1, hlm. 62. i
I

FIqLH ISI."AM IITID 1

Ketika membincangkan masalah me- muqallid apabila mempunyai kemampu-


milih berbagai pendapat, Syekh Ulaisy an untuk melakukan tariih, dan dia meng-
dalam kitab Fatawa-nya berkata, "Penda- hadapi dua pendapat yang satu raTih dan
pat yang benar adalah apabila seorang yang satunya lagi mariuh, maka orang ter-
muqallidtersebut mempunyai kemampu- sebut wajib meneliti dan melakukan tar-
an untuk menimbang-nimbang cara tar- jih. Namun jika yang dihadapi adalah dua
jih pendapat dan mengetahui cara menen- pendapat yang sama kuatnya [tidak ada
tukan pendapat yang harus didahulukan yang rajih menurutnya), maka dia boleh
dan pendapat yang bena[ maka dalam menetapkan hukum dengan mengguna-
menghadapi dua pendapat atau lebih- kan salah satu dari dua pendapat tersebut,
jika memang untuk kasus seorang saja, dia atau melakul<an tariih dengan memper-
tidak boleh mengamalkan atau memberi timbangkan imam yang lebih pandai, atau
fatwa atau menetapkan hukum, kecuali pendukung yang lebih banyak atau yang
dengan menggunakan pendapat yang ra- lebih berat dan keras.12o
yih menurutnya,lls Apa yang telah diuraikan tersebut mene-
Imam al-Qarafi mengatakan bahwa rangkan pendapat-pendapat ulama dalam hal
seorang mujtahid dilarang menetapkan wajibnya menggunakan pendapat yang raiih
hukum dan memberi fatwa, kecuali de- dalam menetapkan fatwa, memutuskan hu-
ngan menggunakan pendapat'yangmenu- kum, dan dalam amalan, kecuali jika memang
rutnya rajih. Seorang muqallid boleh ada alasan lain yang dibenarkan oleh syara"
memberi fatwa dengan menggunakan pen- Oleh sebab itu, menggunakan pendapat yang
dapat yang masyhur dalam madzhab yang marjuh (dhaif atau syadz) 121 adalah diboleh-
ditaklidi, meskipun menurutnya pendapat kan jika dalam kondisi darurat atau hajat, atau
tersebut syadz dan lemah (mariuh). Ke- jika dapat memenuhi kemaslahatan umum
mudian Syekh Ulaisylle mengomentari dengan menggunakan pendapat itu. Begitu
pendapat Imam al-Qarafi ini dengan ber- juga, seorang hakim boleh berpegang kepada
kata, "Dalam uraian tersebut tidak ada pendapat marjuh tersebut bila dalam keadaan
dalil yang menunjukkan bahwa seseorang kondisi di atas, sebagaimana yang telah kami
boleh mengamalkan pendapat yang tidak terangkan.
rajih. Karena, keputusan bolehnya meng- Tidak ada ijma yang menetapkan la-
amalkan pendapat yang mariuh menurut rangan menggunakan pendapat mariuh, ka-
seseorang namun raTfh menurut imam rena pada kenyataannya terdapat bukti yang
madzhabnya. Atau sebaliknya, hal itu menunjukkan bahwa ulama berbeda pan-
tidaklah menyebabkan munculnya ke- dangan dalam hal pendapat-pendapat mana
putusan bahwa mengamalkan pendapat yang boleh diambil oleh seorang muqallid.
yangmarjuh menurut kedua pihak adalah Ada yang mengatakan bahwa pendapat yang
boleh." diamalkan haruslah pendapat imam yang pa-
Kesimpulan dari pendapat Imam al- ling luas ilmunya. Ada iuga yang berpendapat
Qarafi dan Syaikh Ulaisy adalah seorang bahwa harus mengikuti pendapat kebanyak-
118
Fatawa Syaikh'Ulaisy, iilid 1, hlm. 65.
719
tbid..
L20
Al-lhkam, hlm. 80; Fatawa'Ulaisy, jilid 1, hlm. 65,69,79.
L27
Syadaafulah
FrqLH Isr.iq.M f rLrD I

an ulama. Ada juga yang berpandangan boleh bidang agama dan dunia dapat dihindari, maka
mengikuti pendapat siapa saja dari ulama orang seperti ini diharapkan termasuk orang
yang dikehendaki, meskipun ulama tersebut yang selamat dengan niat yang membatasinya
bukanlah yang paling pandai, dan meskipun tersebut."123
pendapat tersebut bukan pendapat kebanyak- Syekh Ulaisy berkata, 'Adapun bertaklid
an ulama, melainkan pendapat tersebut kepada pendapat yang ringan tanpa maksud
adalah pendapat sebagian kecil ulama, atau sengaja mencari-carinya, tetapi karena kondisi
perbandingan antara ulama yang mempunyai perlu, dalam keadaan tertentu dan juga karena
pendapat tersebut dengan ulama yang tidak takut terjadi fitnah atau yang semacamnya,
berpendapat demikian sama, atau ulama yang maka taklid semacam itu adalah boleh.12a
berpendapat tersebut pengetahuan ilmunya Inilah menurut saya aturan main dalam
lebih rendah apabila dibanding dengan yang mengambil pendapatyang paling mudah. Apa-
lain. Pendapat terakhir ini berarti setuju de- bila kita mengikuti aturan ini dengan konsis-
ngan pendapat syadz. ten dan disiplin, maka kita akan mengamalkan
Sebagian ahli tafsir ada yang menerang- prinsip modergt dan pertengahan (al-l'tidal
kan rahasia firman Allah SWT kepada Nabi wat-Tawassuth) yang merupakan fondasi sya-
Dawud, "Dan ianganloh mengikuti hawa naf' riah Islam. Ini adalah sesuai dengan metode
su"122 setelah Allah memerintahkan Nabi Da- yang dilakukan oleh Khalifah Abu fa'far al-
wud untuk menetapkan hukum dengan kebe- Manshur ketika bertemu dengan Imam Malik
naran. Tafsiran tersebut adalah, 'Ayat tersebut pada musim haji. Khalifah berkata kepada
mengisyaratkan bahwa yang boleh diikuti Imam Malik "sekarang ini orang alim yang
bukan hanya hukum yang benar (al-haq) saia. masih hidup tinggal saya dan kamu. Saya sibuk
[Maksud mengikuti hawa nafsu dalam ayat dengan urusan politik. Dan saya harap kamu
tersebut adalah) jika yang mendorong sese- menyusun kitab dalam masalah sunnah dan
orang menetapkan hukum dengan pendapat fiqih yang menghindari kemudahan-kemudah-
yang tidak benar itu adalah hawa nafsunya, an pendapat lbnu Abbas, kerasnya pendapat
sehingga yang dituhankan oleh orang tersebut Ibnu Umar dan syadz-nya pendapat Ibnu
adalah hawa nafsunya, bukan Allah SWT. Mas'ud!" Imam Malik berkata, "Kemudian Abu
Bahkan jika pendapat yang benar itu tidak fa'far memberi tahu cara penulisan seperti
sesuai dengan nafsunya, maka dia juga akan itu." Maksudnya adalah memberi tahu cara
meninggalkannya dan mengikuti selain Allah yang tengah-tengah.
SWT. Adapun orang yang bertaklid kepada Aturan-aturan di atas dapat diringkas
pendapat yang syadz dengan alasan bahwa menjadi dua saia:
pendapat syadz ini menurut si empunya dan Pertama, pendapat yang diambil adalah
orang yang bertaklid kepadanya adalah pen- dalam masalah-masalah ijtihadiyah yang tidak
dapat yang bena4, dan orang tersebut memilih ada dalil rajih-nya.
pendapat yang syadz ini bukan hanya karena Kedua, dilakukan karena dalam kondisi
dorongan hawa nafsu, melainkan karena do- darurat, kondisi hajat atau karena kemasla-
rongan hajat dan supaya kemudharatan dalam hatan atau udzur.

722
Surah Shaad: 26.
tz3 Fatawa Syaikh'Ulaisy, jilidl, hlm. 62.
124
tbid..
!

FIqLH ISI,A,M IILID 1

Ibnu Hajar dan ulama-ulama madzhab pendapat yang menentangnya juga dalam
Syafi'i yang lainl2s menetapkan beberapa sya- masalah tersebut. Syarat ini perlu diteliti
rat dalam taklid. Syarat-syarat ini sangat tepat ulang, karena menyebabkan dilarangnya
apabila ditetapkan untuk mengatur masalah praktik taklid setelah mengerjakan satu
yang kita bincangkan ini, yaitu masalah meng- amalan. Yang lebih tepat adalah dihukumi
ambil pendapat yang paling mudah. Syarat- boleh sebagaimana pendapat ulama
syarat taklid ada enam: Syafi'iyah.
a. Pendapat-pendapat madzhab yang ditak- f. Tidak mencampur antara dua pendapat
lidi harus terpelihara, supaya dapat di- imam yang menyebabkan munculnya satu
yakini bahwa masalah yang ditaklidi paket pendapat baru yang tidak diakui
tersebut memang berasal dari madzhab keabsahannya oleh dua imam tersebut.
tersebut. Umpamanya adalah bertaklid kepada
b. Muqallid harus menjaga (mengamalkan) Imam asy-Syafi'i dalam masalah cukupnya
syarat-syarat yang ditetapkan oleh imam mengusap sebagian kepala ketika wudhu,
madzhabnya dalam masalah yang diikuti dan pada masa yang sama bertaklid ke-
tersebut. pada Imam Malik dalam masalah sucinya
anjing kemudian orang tersebut melaku-
c. Taklid tersebut tidak menyebabkan ke-'
putusan qadhi terabaikan, selagi keputus-
kan shalat. Imam al-Bulqini berkata,
"Penggabungan beberapa pendapat yang
an qadhi tersebut tidak bertentangan de-
dapat menyebabkan rusaknya taklid ada-
ngan nash Al-Qirr'an, sunnah, ijma, atau
jali. lah jika penggabungan itu pada satu ma-
qiyas
salah tertentu, seperti taklid kepada dua
d. Tidak mengikuti pendapat yang mudah,
imam dalam amalan bersuci dari hadats.
yaitu dengan cara mengambil pendapat
Namun apabila terjadinya penggabungan
yang paling mudah dari setiap madzhab
itu dalam dua amalanyangberbeda seperti
dengan maksud menghindari tuntutan-
amalan bersuci dari hadats dan amalan
tuntutan. Ibnu Hajar berkata, "Orang
bersuci dari kotoran, maka penggabungan
yang melakukan seperti ini sangat tepat
itu tidaklah merusakkan taklid."
untuk dihukumi fasiq." Imam ar-Ramli
berkata, "Yang tepat orang seperti ini
Sebagian ulama madzhab Syafi'i ada yang
tidak dihukumi fasiq, meskipun tetap
berdosa." Menurut ulama madzhab Syafi'i
menambahkan satu syarat lagi, yaitu wajib-
belakangan (al-Muta'akhkhirun), syarat nya seorang muqallid meyakini keutamaan
ini bukanlah syarat bagi sahnya taklid, imamnya atau persamaannya dengan imam
melainkan ia adalah syarat untuk mengelak
yang lain. Tetapi, pendapat yang masyhur
dari perbuatan dosa, seperti larangan sebagaimana yang didukung oleh Imam an-
melakukan shalat di tanah g ha sab.
Nawawi dan ar-Rafi'i adalah bolehnya bertak-
Tidak mengamalkan satu pendapat dalam
lid kepada ulama yang tingkat keutamaannya
lebih rendah, meskipun ada ulama yang ting-
satu masalah kemudian mengamalkan

12s Lihat Sayyid Alawi bin Ahmad as-saqqal al-Fawa'id al-Makkiyyah Ma Yahtajuhu Thalabah asy-Syaf iyah min al-Masa'il wadh-
fi
Dhawabith wql.Qawa'ifl al"KulliSnro}, dalam ,So b'atu Kutubin hlm.51.
, 'k- , ,.:::tii::!i!i:i.,,
FIqLH ISI"A.M IILID 1

kat keutamaannya lebih tinggi. Ibnu Abidin Pada masa sekarang, aktivitas ijtihad sa-
dalam kitab Radd al-Mukhtar berkata, "Dalam ngat mungkin dilakukan dan tidak ada kesu-
kitab at-Tahrir dan syarahnya disebutkan, litan dalam melakukannya, dengan syarat kita
boleh bertaklid kepada ulama yang tingkat dapat mengesampingkan khayalan-khayalan
keutamaannya lebih rendah meskipun ada serta suara-suara warisan lama yang meng-
ulama yang tingkat keutamaannya lebih tinggi. ganggu pikiran dan hati, dan juga sangkaan
Pendapat ini juga didukung oleh ulama-ulama keliru bahwa kita tidak mungkin sampai ke-
madzhab Hanafi, Maliki, Hambali, dan Syafi'i. pada tingkatan yang telah dicapai oleh ulama-

Ada juga ulama yang menambah satu ulama terdahulu. Sehingga, seakan-akan ak-
syarat lagi, sehingga menjadi delapan syarat. tivitas ijtihad ini mustahil dilakukan. Apakah
Syarat tersebut adalah imam madzhab yang ada sesuatu yang mustahil setelah manusia
diikuti harus masih hidup ketika praktik tak- sampai ke angkasa dan diciptanya peralatan
dan teknologi modern yang mengagumkan?
lid dilakukan. Namun syarat ini ditolak oleh
ulama, karena Imam an-Nawawi dan ar-Rafi'i Tidaklah sulit untuk memenuhi syarat-
sepakat membolehkan bertaklid kepada orang syarat ijtihad setelah berbagai disiplin ilmu
yang sudah mati. Mereka berdua berkata, "lni telah dikumpulkan dalam tulisan, dan karya-
adalah pendapat yang shahih." karya tulis dalam berbagai bidang banyak di-
Dari uraian di atas dapat disimpulkan tulis, serta banyak usaha yang telah dilakukan
bahwa dua syarat pertama harus dipenuhi untuk membersihkannya dari unsur-unsur
serapan negatif yang berada di dalamnya.
dalam mempraktikkan taklid dan mengambil
pendapat yang paling mudah. Adapun syarat Ulama yang hidup pada setiap masa se-
yang ketujuh dan kedelapan tidak perlu. Saya lalu melakukan ijtihad. Mereka me-ra7ih-kan
juga sepakat dengan syarat yang ketiga, dan antara satu pendapat fuqaha-fuqaha sebe-
ia saya jadikan pegangan dalam kaiian saya. lumnya dengan pendapat yang lainnya, hingga
Saya juga melarang praktik talfiq apabila ia madzhab-madzhab yang ada ini teratur dan
termasuk talfi q y ang dilarang, s ehingga syarat hukum-hukumnya tertata raPi.
yang kelima tidak diperlukan. Saya mengambil Dalam kitab Syarh Mukhtashar lbnu Haiib
pendapat yang bertentangan dengan syarat bab "al-Qadha'i' Ibnu Abdussalam-salah se-
keempat jika memang ada keperluan (al' orang tokoh madzhab Maliki-berkata, "Ting-
hajat). katan mujtahid adalah tingkatan yang dapat
diusahakan. Ia adalah syarat dalam memberi-
kan fatwa dan dalam menetapkan hukuman
(ol-qadha). Aktivitas ijtihad akan terus ber-
Menurut saya proyek penyusunan un- langsung hingga masa terputusnya ilmu-se-
dang-undang sipil, perdagangan, dan juga hu- perti yang diberitakan oleh Rasulullah saw..
kuman kriminal hendaknya diambil dari sum- Dan pada masa sekarang, masa terputusnya
ber-sumber fiqih Islam semuanya (yaitu fiqih ilmu tersebut belum terjadi. Apabila ijtihad
sahabat, tabi'in, fiqih madzhab empat, dan ini tidak dilakukan, maka berarti umat Islam
madzhab para mujtahid yang lain serta fiqih- bersepakat dalam kesalahan, dan ini adalah
fiqih ulama kontemporer). batill'
-
FlqlH Isr.JA.M JrLrD 1

Imam as-Suyuthi mengomentari ungkap- Syekh al-Maraghi dalam kajiannya ten-


an di atas, "Perhatikanlah, bagaimana Ibnu tang al-ljtihad fil /s/am berkata, "Meskipun
Abdissalam menegaskan bahwa tingkatan ijti- saya menghormati ulama yang berpendapat
had bukanlah tingkatan yang tidak dapat di- bahwa ijtihad adalah mustahil, namun saya
capai, dan tingkatan itu berlangsung hingga berbeda pendapat dengan mereka. Dan saya
zamannya. Dia juga menegaskan bahwa tidak katakan bahwa banyak ulama-ulama yang ada
adanya tingkatan ijtihad berarti umat Islam di ma'had-ma'had (sekolah) agama di Mesir
bersepakat dalam kebatilan. Hal ini adalah se- yang telah memenuhi syarat-syarat ijtihad
suatu yang mustahil''125 dan mereka haram bertaklid."

*,,(6l.#Fli,

Ar-Radd 'alaa Man Akhlada fil Ardhi, hlm. 24.


i
FIqLH ISI"AM IILID 1

BAB KETUJUH
HASIL IJTIHAD YANG BENAR

Para pakar ushul fiqih bersepakat bahwa seperti masalah kewajiban shalat lima waktu,
orang yang melakukan penelitian dalam ma- zakat, haii, puasa Ramadhan, haramnya per-
salah-masalah logika murni127 dan masalah- zinaan, pembunuhan, mencuri, minum arah
masalah ushuliyah,128 wajib mencari satu dan perkara-perkara lain yang diketahui se-
kebenaran, karena dalam masalah-masalah cara pasti sebagai aiaran agama.
tersebut kebenaran hanyalah satu bukannya Tidak semua muitahid sampai kepada
banyak. Orang yang benar dalam masalah- kebenaran dalam masalah-masalah di atas.
masalah tersebut juga satu. Kalau tidak de- Namun kebenaran hanyalah satu, yaitu yang
mikian, maka akan terjadi pertentangan yang diketahui bersama oleh umum. Orang yang
saling menafikan. Barangsiapa memperoleh sesuai dengan kebenaran, maka dia orangyang
kebenaran, maka dia mencapai kesuksesan. benar. Sedangkan orang yang berbeda dengan
Tetapi bagi orang yang melakukan kesalahan, kebenaran, maka dia salah dan berdosa.
maka dia telah melakukan dosa. DoSa banyak Masalah fiqh$ryah zhanniyyah (hukum-
jenisnya; kesalahan yang berhubungan dengan hukum fiqih yang tidak mempunyai dalil yang
masalah keimanan kepada Allah dan Rasul- qath'i) adalah masalah-masalah yang meniadi
Nya menyebabkan kekafiran atau bid'ah yang objek ijtihad. Orang yang berijtihad dalam
fasik. Sebab, orang yang melakukan kesalahan masalah ini tidak akan berdosa. Namun, para
tersebut berpaling dari kebenaran seperti pakar ushul fiqih berbeda pendapat dalam
pendapat yang menafikan melihat Allah di masalah ini, apakah semua mujtahid dihukumi
akhirat nanti, dan pendapat yang menetapkan benar atau mujtahid yang benar hanya satu.
bahwa Al-Qur'an adalah makhluk.l2e Penyebab terjadinya perbedaan pendapat
Masalah-masalah aksioma dalam ajaran ini adalah, karena ada pertanyaan apakahAllah
agama disamakan dengan masalah di atas, telah menetapkan satu hukum tertentu bagi

727
Masalah logika murni (al-Qadhaya al-Aqliyyah) adalah masalah yang dapat ditemukan oleh orang yang berpikir dengan modal
logika, sebelum datang ketetapan syara'seperti ketetapan bahwa Tuhan pencipta itu ada, sifat-sifat-Nya, diutusnya para rasul,
mukjizat, baru munculnya alam, dll..
t28
Contoh masalah ushulisyah adalah ketetapan bahwa iima, qiyas, dan khabor ahad adalah huliah, karena dalilnya kuat dan orang
yang tidak mengakuinya dianggap sebagai orang yang salah dan berdosa.
At-Mustashfa, jilid 2, hlm. IOS; al-lhkam lil-Amidi, jilid 3, hlm. L46; Syarh al-Muhalla 'ala Jam' al-Jawamf, jilid 2, hlm. 3L8; Syarh
129

al-Adhud'ala Mukhtashar lbn al-Hajib, iilid 2, hlm.293; Musallam ats-kubut, iilid 2, hlm. 328; Kasyf al-Asrar jilid 4,h1m.1137; at-
{alwilr, i$d ?, Nm. }L8 ; a I 1M1S;w q. iilrd [, hrm. ?fi#_
l:yra glnnul ,hffizz8,
--

FIQIH ISI."A,M IILID 1 Pengantar llmu Flqlh

setiap masalah sebelum mujtahid melakukan Selain itu, para fuqaha dan mutakallimun
aktivitas ijtihadnya, atau masalah tersebut ti- juga berbeda pendapat. Sebagian mereka
dak mempunyai hukum tertentu, melainkan mengatakan bahwa hukum yang ditetapkan
hukum sesuatu tersebut adalah hukum yang Allah tersebut tidak mempunyai petunjuk
berhasil ditemui oleh seorang mujtahid dalam (dalil) dan tanda yang dapat mengantar se-
aktivitas ijtihadnya. seorang menemui ketetapan hukum terse-
Imam al-Asy'ari, al-Ghazali, dan al-Qadhi but. Hukum laksana benda yang terkubur dan
al-Baqilani berkata, "Tidak ada hukum Allah didapatkan secara tidak sengaja oleh orang
sebelum ijtihadnya seorang mujtahid. Hukum yang mencarinya. Ini adalah pendapat yang
Allah adalah hukum yang berhasil ditemui tidak logis. Bagaimana mungkin Allah menun-
oleh seorang mujtahid melalui aktivitas ijti- tut hamba-hamba-Nya melaksanakan hukum
hadnya. Sehingga, hukum berdasarkan dugaan yang tidak ada petunjuknya?
kuat (zhann), dan hukum yang diduga kuat Sedangkan sebagian besar ulama menga-
oleh seorang mujtahid itulah hukum Allah. takan bahwa Allah SWT telah membuat pe-
Sehingga, setiap mujtahid adalah bena4 kare- tunjuk fdalil yangtarafnyazhanni) bagi hukum
na dia telah melaksanakan apa yang menjadi yang ditetapkan-Nya. Seorang mujtahid tidak
tanggung jawabnya. dituntut untuk selalu sampai kepada dalil
fumhur ulama dan juga madzhab Syi'ah tersebut, karena memang dalil tersebut samar.
mengatakan bahwa Allah menetapkan satu Barangsiapa tidak dapat sampai kepada da-
hukum tertentu bagi setiap permasalahan lil tersebut, maka dia dimaafkan dan tetap
sebelum ada aktivitas ijtihad. Barangsiapa se- mendapat pahala. Ini adalah pendapat yang
suai dengan ketetapan Allah tersebut, maka shahih berdasarkan sabda Rasulullah saw.,
dia adalah orang yang benar. Adapun yang ti- "Apabila seorang hakim menetapkan hukuman
dak sesuai dengan ketetapan Allah, maka dia
dan berijtihod kemudian ijtihadnya itu betul,
salah. Orang yang benar hanya satu, dan dia
maka dia mendapatkan dua pahala. Apabilo dia
mendapat dua pahala, sedangkan selainnya
menetapkan hukuman dan berijtihad namun
adalah salah dan mendapatkan satu pahala.130
salah, maka dia mendopatkan satu pahala!'

.' Sr3re,b,',

Al-Luma'lisy-Syairazi,hlm.Tl; al-Mustashfa, iilid 2, hlm. 1.06 dan setelahnya; al-lhkam lil-Amidi, jilid 3, hlm. 138 dan setelahnya;
Syarh al-lsnawi, jilid 3, hlm. 257; Sayrh al-Muhalla'alaa Jam' al-Jawami', jilid 2, hlm. 318; Syorh al-Adhud 'ala Mukhtashar al-Mun-
taha, lllid 2, hlm.293:, at-Taqrir wat-Tahbin jilid.3, hlm. 306; Fawatih ar-Rahamut Syarh Musallam ats-Tsubut, jilid 2, hlm. 37 6 dan
setelahnya; Kasyf al-Asrar, jilid 4, hlm. ll38; at-Talwih 'ala at-Taudhih, jilid 2, hlm. !L8; Irsyad al-Fuhul hlm. 230; al-Milal wan-Nu-
hal lisy-Syahrastanr, jilid 2, hlm. 203.
FIqLH ISI.A.M JILID 1

BAB KEDELAPAN
CARA BERIJTIHAD

Apabila terjadi masalah baru atau apabila da nash tersebut dan menghukumi masalah
ada orang yang ingin mengambil pendapat yang dikajinya itu berdasarkan petunjuk nash
yangrajih dari pendapat-pendapat para imam, tersebut. Apabila tidak ditemukan dalam
maka seorang alim yang akan beriitihad hen- Kitabullah, maka hendaklah dia mencari dalam
daklah mengumpulkan semua kemampuan di- As-Sunnah, apabila ada khabar; atau sunnah
siplin ilmu yang berhubungan dengan perma- 'amaliyyah atau taqririyah, maka hendaknya
salahan yang akan dikaji seperti ilmu bahasa, dia mengambilnya sebagai dalil. Kemudian
ayat-ayat Al-Qur'an, hadits-hadits Nabi, pen- memperhatikan ijma' ulama, qiyas,131 kemudi-
dapat-pendapat ulama salaf dan menggunakan an menggunakan logika yang sesuai dengan
metode qiyas. Dengan kata lain, seorang alim semangat pensyariatan hukum Islam.132
tersebut hendaknya memenuhi syarat-syarat Demikianlah cara melakukan ijtihad, ada-
ijtihad dalam masalah tersebut. Kemudian kalanya merujuk kepada makna lahiriah nash,
mengkaji dan meneliti masalah tersebut tanpa apabila memang nash tersebut sesuai dengan
membawa-bawa fanatisme satu madzhab ter- realitas masalah yang dikaji. Dan adakalanya
tentu. Secara ringkas prosedur ijtihad dapat juga merujuk kepada sisi logika dari nash yai-
diuraikan sebagai berikut. tu qiyas, atau menimbang realitas masalah de-
Pertama-tama hendaklah melihat nash- ngan menggunakan kaidah-kaidah umum yang
nash Kitabullah, apabila dia menemukan nash digali dari dalil-dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah
yang jelas mengenai masalah yang dikajinya, yang beragam seperti istihsan, maslahah mur-
maka hendaklah dia berpegang teguh kepa- salah,'urf, sadd adz- dzari' ah, dll.. 133

,'s.alF&r.,

131
Asy-Syafi'i, ar-Risalah, hlm. 508; al-Milal wan Nlhal iilid 2, hlm. 198; al-Ghazali, al-Mankhul, hlm. 466.
t32
Alam al-Muwaqqi'in, jilid 1, hlm. 66; Irsyad al-Fuhul, hlm.227 .
133
As-Sayis, Tarikh al-Fiqh ol-ls/amt hlm. 31
--l

FIqLH ISI."AM JILID 1

BAB KESEMBILAN
MEMBATALKAN IJTIHAD, BERUBAHNYA
IJTIHAD SERTA PERUBAHAN HUKUM
KARENA PERUBAHAN ZAMAN

A. PERUBAHAN IJTIHAD (TAGHAYYUR AL. B. MEMBATALKAN IJTIHAD (NAQDHUL


ttTtHAD) unHAq
Seorang mujtahid boleh mengubah ijti- Apabila seorang mujtahid mengeluarkan
hadnya dengan cara menarik kembali pendapat fatwa dalam satu kasus, atau seorang qadhi
yang pernah dikeluarkan. Hal ini karena basis memutuskan sengketa di antara dua orang,
utama ijtihad adalah dalil, apabila seorang kemudian mujtahid dan qadhi tersebut ber-
mujtahid menemukan dalil baru maka dia wa- ubah pikiran dan mereka mempunyai penda-
jib mengambil dan menggunakannya karena pat baru yang berbeda dengan pendapat yang
dalam dalil baru tersebut terdapat petunjuk pertama, maka pendapat manakah yang harus
yang lebih utama untuk diambil daripada da- diambil; pendapat yang baru atau pendapat
lil yang sebelumnya dan juga karena dalil baru yang lama, apakah hasil iitihad yang lama da-
tersebut lebih dekat dengan kebenaranl3a. pat dibatalkan? Sebelum menjawab pertanya-
Dalam surat Umar r.a. yang dikirim kepa- an ini, perlu ditegaskan terlebih dulu bahwa
da Abu Musa al-Asy'ari (Qadhi yang bertugas anta ra men gubah i j tihad (ta g h ayy ur aI - ii ti h a d)
di Kufah) disebutkan, "Keputusan yang telah dengan membatalkan ijtihad (naqdh al-iiti-
engkau ambil hari ini janganlah menghalangi- had) ada perbedaan, Taghayyur al-ijtihadber'
mu untuk kembali kepada kebenaran, karena hubungan dengan masalah teoretis untuk me-
wujud kebenaran adalah sudah lama. Kembali netapkan dasar bagi mengubah ijtihad yang
kepada kebenaran adalah lebih baik dibanding lama. Adapun naqdh al-ijtihad adalah berhu-
berterusan dalam kebatilan." bungan dengan masalah praktis kehidupan,
FlqlH Isr-A,M )rLrD 1

fatwa, dan menangani sengketa yang terjadi di sarkan kepada dalil zhanni, maka tidak perlu
antara manusia. dibatalkan. Karena, apabila dibatalkan akan
Para pakar ushul fiqih membedakan menyebabkan hukum menjadi semrawut, ti-
pengamalan naqdh al-iitihad yang dilakukan dak stabil, dan hilangnya kepercayaan kepada
oleh mujtahid dengan yang dilakukan oleh hakim. Ini tentunya bertentangan dengan
hakim.13s prinsip kemaslahatan yang merupakan alasan
Apabila seorang mujtahid mempunyai utama mengapa seorang hakim harus diang-
satu pendapat tertentu, kemudian dugaan kat. Yaitu, untuk menangani sengketa dalam
kuatnya berubah, maka dia wajib mengubah masyarakat. Kalau seandainya keputusan ha-
ijtihadnya tersebut. Contohnya adalah apabila kim boleh dibatalkan, maka kaidah-kaidah
ada seorang muitahid berpendapat bahwa hukum tidak akan stabil, dan persengketaan
khulu' menyebabkan nikah meniadi /askh. Ke- akan terus terjadi meskipun setelah dijatuh-
mudian dia menikah dengan seorang wanita kannya keputusan. Hal ini tentunya menye-
yang dulu pernah dia khulu'tiga kali. Lalu dia babkan timbulnya percekcokan yang berke-
mempunyai pendapat baru yang mengatakan lanjutan dan merajalelanya permusuhan serta
bahwa khulu' mempunyai konsekuensi sama kerusakan, Dan ini sudah barang tentu ber-
dengan talah maka dia wajib berpisah dari tentangan dengan hikmah dari pengangkatan
istrinya dan dia tidak boleh bersamanya kare- seorang hakim, sebagaimana diterangkan oleh
na mengamalkan hasil iitihadnya yang kedua. Imam al-Qarafi.136
Hal ini karena dia sudah tahu bahwa ijtihad Teladan utama dalam masalah ini adalah
pertamanya adalah salah dan yang kedua ada- Umar r.a.. Ketika dia menetapkan dua hukum-
lah yang benar. an dalam masalah waris, dia berkata, "Kepu-
Berbeda dengan hakim. Apabila ada se- tusan yang itu adalah berdasarkan keputusan
orang hakim atau qadhi menghukumi satu yang sudah saya tetapkan. Dan keputusan ini
kasus tertentu dengan menggunakan ijtihad, sesuai dengan keputusan yang sedang saya
kemudian ijtihadnya tersebut berubah ketika tetapkan." Selain itu, para fuqaha telah me-
menangani kasus yang sama, maka keputusan- netapkan kaidah dalam masalah furu'iyyah,
nya yang pertama itu perlu dilihat terlebih yaitu "ijtihad tidak dapat dibatalkan dengan
dulu; jika memang bertentangan dengan dalil ijtihadJ'
yang jelas dari nash Al-Qur'an atau As-Sunnah
atau ijma atau qiyas jali, maka ulama sepakat C. PERUBAHAN HUKUM KARENA
mengatakan keputusannya yang pertama itu PERUBAHAN ZAMAN
wajib dibatalkan, baik oleh hakim itu sendiri Tidak ada yang mengingkari bahwa sua-
ataupun oleh mujtahid yang lain. Karena, ke- tu hukum kadang berubah karena perubahan
putusannya jelas-jelas bertentangan dengan zaman. Perubahan hukum ini bisa terjadi di-
dalil. sebabkan berubahnya adat kebiasaan, beru-
Namun apabila keputusannya itu dalam bahnya kemaslahatan manusia, atau karena
masalah ijtihadiyah atau masalah yang dida- kondisi darurat, atau karena adanya dekaden-

r3s At-Mustashfa,jilid 2, hlm. 120; al-Amidi, a t-lhkam, jilid.3, hlm. 158; Musallam ats-Tsubut, jilid 2, hlm. 345; Fawatih ar-Rahomut, iilid
2, hlm. 395; at:Taqrir wat-Tahbin iilid 3, hlm 335; Sayarh al-Muhalla 'ala Jam' al-Jawami', iilid,2, hlm. 320; al-Madkhal ila Madzhab
Ahmad, hlm. L90i I rsyad al- Fuhul, hlm. 232.

#jj i.}lfl'ts
I
I

FIqLH ISI"{M IILID 1

si moral dan melemahnya rasa keberagamaan kan kebenaran, merealisasikan kemaslahatan,


dalam masyarakat, atau karena perkembangan dan menghindari mafsadah [kerusakan).
zaman dan munculnya sistem-sistem baru. Adapun selain hukum-hukum tersebut,
Oleh sebab itu, hukum wajib diubah supaya yaitu hukum-hukum dasar yang ditetapkan
kemaslahatan dapat terealisasikan, mafsadah untuk tujuan legislasi atau dasar-dasar yang
dapat dihindari, dan kebaikan serta kebenaran digunakan untuk menetapkan peraturan
dapat ditegakkan. Atas dasar ini, maka prinsip umum, maka ia termasuk hukum-hukum yang
perubahan hukum adalah lebih dekat dengan tetap dan tidak boleh berubah, seperti dasar-
teori al-mashlahah al-mursalah ketimbang dasar aqidah, ibadah, akhlah dasar-dasar
dengan teori al-'urf. berinteraksi seperti menghormati kemuliaan
Perlu ditegaskan di sini bahwa hukum manusia, prinsip saling rela dalam transaksi,
yang dapat diubah adalah hukum-hukum yang keharusan memenuhi janji, mengganti keru-
dihasilkan berdasarkan qiyas atau al-mashla- sakan, menciptakan suasana aman dan ke-
hah al-mursalah dan itu pun terbatas dalam stabilan, menekan tingkat kriminalitas, men-
masalah-masalah muamalah, undang-undang, jaga hak-hak kemanusiaan, prinsip tanggung
hukum administratif, hukuman to'zir, dan hu- jawab pribadi, dan menghormati prinsip ke-
kum-hukum yang bertujuan untuk menegak- adilan dan syura.

- tffin',
Pen8lanta? llmu Flqlh Isr.AM IrrrD 1

BAB KESEPULUH
RANCANGAN PEMBAHASAN

Buku ini akan dibagi kepada enam harta temuan, perlombaan (as-sabq), barang
bagian: hilang, dan a sy sy uf ' ah.
-

Bagian I Bagian V
Ibadah dan perkara yang berkaitan de- Perkara yang berkaitan dengan negara
ngannya seperti nazar, sumpah, berkorban, [fiqih umum), yaitu hudud, kriminal, jihad,
dan sembelihan (hubungan manusia dengan perjanjian, kehakiman, cara menetapkan hu-
Allah SWT) kuman, hukum-hukum mengenai imamah
BagianII [khalifah) atau sistem pemerintahan yang bi-
asanya dinamakan al-Ahkam as-Sulthaniyyah.
Teori-teori fiqih yang penting.
Bagian VI
Bagian III
Urusan kekeluarga an (al-Ahwal asy-Syakh-
Muamalat, kontrak-kontrak, dan perkara
shiyyah) merangkumi perkawinan, perceraian,
yang berkaitan dengannya (hubungan sesama
dan perkara yang berkaitan dengan kedua-
manusia).
duanya, harta warisan, wasiat, dan wakaf.
Bagian IV
Kepemilikan dan perkara yang berkaitan Pembahasan mengenai kelayakan dan ke-
dengannya termasuk hukum-hukum menge- walian dalam masalah perkawinan, akan di-
nai tanah, ihya' al-mawat, hak irtifaq, kontrak- Iakukan dalam pembahasan teori-teori fiqih.
kontrak investasi tanah, hukum mengenai Tetapi ia kadang diulang dalam perbincangan
barang tambang dan minyak, cara pembagian tentang al-ahwal asy-syakhshryyah, kontrak
ghanimah fqismah), harta rampasan perang, jual beli, dan lain-lain.

" i\iflKt&,"
-.I

FrqLH IsrLM lrrrD I I

BAB KESEBELAS
DAI]TAIT UKURAN.IJKURAN"

A. UNIT UKURAN PANJANG Satu mil ialah 4000 hasta atau 1848 m
atau L/2 sa'ah atau 1000 ba'.
O Satu al-qashbah ialah 6 hasta atau 3696
meter.138 Ukuran mil laut sekarang ialah 1848,32
m.
Satu al-jarib ialah 100 qashbah atau
3600 hasta hasyimi atau qadam persegi Satu/arsakh ialah tiga milatau 5544 meter
atari yard persegi atau 1366,0416 meter atau 12000 khathwah (langkah), kurang
persegi. lebih L,l / 2 sa'ah [perj alanan).
Satu qadam ialah 30,4 cm. Satu yard Satu barid Arab ialah empat/arsakh atau
sekarang ialah 91,43 cm. Satu hasta ha- 22176 meter atau 22,176 km atau lebih
syimi adalah 32 ishbi' atau qirath. Satu kurang enam sa'ah fiam).'no
ishba'ialah 1,925 cm. farak qashar bagi orang musafir ialah
a Satu hasta Mesirl3e ialah 46,2 cm. 88,704 km. Menurut ulama Hanafi lebih
a Satu hasta yang dimaksudkan dalam kurang 86 km. Dan sebagian ulama me-
kajian fiqih ialah hasta hasymi,yaitu6L,2 netapkan 83 km.
cm. Satufidan Mesir ialah 4200, 6/5m persegi
a Satu al-ba'ialah empat hasta.
atau 333, L/3 qashbah persegi,
a Satu marhalah ialah L2 jam (sa'ah).
a Satufaddan lama ialah 5929 m persegi.
a Satu dawnam ialah1000 m persegi.
a Satu qafiz (dalam ukuran panjang) ialah
L/10 jarib atau 136,6 m.
Safighalwah ialah 400 hasta atau 184,8 m.

737
Lihat Dr. Dhiya'uddin ar-Rais, a l-Kharaj fi ad-Daulah al-lslamiyyah,hlm.26L,3S3; Subhi Shalih, an-Nuzhum al-lslamiyyah,hlm.409,
429; Ibnu Rif'ah al-Anshari, Al-ldhah wat-Tibyan fi Ma'rifati al-Mul<yal wal Mizan.
Al-Qashbah sekarang adalah 23,75 meter persegi. Madzhab Hanafi, Syafi'1, dan yang lain kadang berbeda pendapat dalam menen-
tukan ukuran dengan ukuran gram karena ada perbedaan dalam penghitungan al-wasg dan marhaloh.
Para penulis menamakannya dengan berbagai nama seperti dzira'(hasta) kecil, hasta umum, hasta qiyas, hasta tangan, hasta manu-
sia, atau hasta yang betul.
ulanra affisz6! sehipgga km,
rl
FIqLH ISI.AM JITID 1

B. UNIT UKURAN TAKARAN o rithl.


Satu al-Mana ialah dua
a Satu sha' syar'i atau sha' Baghdad ialah
o Al-Farq ialah bejana yang dibuat dari
empat mud atau 5,L / 3 rithl. Beratnya ada- tembaga yang dapat menampungL6 rithl,
lah sama dengan 685,7 dirham atau 2,75 berarti dia sama dengan 10 kilogram atau
liter atau 2175 gram. Ini adalah menurut enam qrsth. Satu qisth ialah lf 2 sha'.

pendapat Syafi'i, ahli-ahli fiqh Hijaz, dan AI-Mudyu [timbangan negeri Syam dan
dua orang sahabat Abu Hanifah, dengan Mesir) ukuran ini bukanlah mud.la sama
pertimbangan satu mud ialah L/3 rithl dengan 22,5 sha'.
Iraq. Menurut Abu Hanifah dan ahli fiqih a Satu jarib ialah 48 sha'atau 192 mud.
Iraq, satu sha'ialah delapan rithf dengan a Satu al-Wasq ialah 60 sha'. Lima awsuq
perhitungan bahwa satu mud ialah dua ialah nisab zakat, iaitu 300 sha' atau
rithl. Oleh sebab itu, beratnya adalah sama 653 kilogram menurut pendapat jumhur
dengan 3800 gram. Menurut Imam an- ulama selain madzhab Hanafi berdasar-
Nawawi, "Pendapat yang ashah ialah satu kan perkiraan bahwa satu sho'ialah2L75
sha'sama dengan 685,5/7 dirham. Satu gram atau 7200 mud atau empat irdab dan
rirhl adalah L28,4/7 dirham. Yang diakui duakailah [ukuran kailah sekarangatau 50
adalah sha' nabawi jika memang ada atau kailah Mesir). Satu kaylah ialah?4 mud. Satu
seukuran dengannya. fika tidak ada, maka irdab Mesir sekarang ialah 96 qadh atau
orang yang wajib mengeluarkan zakat 2BB mud atau 198 liter atau 156 kilogram
fitrah hendaknya mengeluarkan seukur- atau L92 rithl atau 72 sha'. Satu kaylah
an yang sekiranya dia yakin bahwa yang Mesir adalah sama dengan enam sha'atau
dikeluarkan itu tidak kurang dari satu 32 rith.
sha'. Satu sho'menurut timbangan Mesir Safi lrdab Mesir atau saht irdab Arab ialah
adalah duaqadah. 24 sha'atau 64 mana atau l2B rithl atau
Satu mud ialah 1, L/3 rithl atau 675 gram enam waibah atau 66liter.
atau 0,688liter. Satu al-Waibah ialah 24 mud atau enam
Satu rithl syara' atau rithl Baghdad adalah sha', iaitu satu kaylah Mesir sekarang.
L28, 4/7 dirham. Ada dikatakan bahwa Sat:.t al-Kurr [timbangan Arab yang ter-
satu rithl ialah 130 dirham. Rithl Baghddd besar) ialah 720 sha'atau 60 qafiz atau
ialah 408 gram. Rithl Mesir ialah 144 L0 irdab atau 3840 rithl lraq atau 1560
dirham, yakni kurang lebih 450 gram. kilogram.
Satu dirham Iraqi ialah 3,17 gram. Satu
dirham Mesir sekarang ialah 3,12 gram. c. UNIT UKURAN TIMBANGAN DAN UANG
Satu dirham Arab adalah2,975 gram, o Satu dinar ialah sama dengan satu mitsqal
Satu qafa ialah L2 sha' atau delapan emas atau 4,25 gram emasral atauT2biji
makkuk, Satu makkuk ialah L,LfZ sha'. sya'ir (gandum) yang sederhana. Satu biji
Satu qafiz menyamai juga 33 liter atau 128
sya'ir yang sederhana ialah 0,059 gram
rithl Baghdad. Ia juga sama dengan tiga emas.
kiljah. Satu kifah ialah setengah sha'.

Ukuran yang ditetapkan oleh Bank Isla$.r Faisal di Sudan ialah 4 ,45?,Wam
:{'1*, iirffii. t,.*;*1,; #, r,iffiif:r ,;;; .r,* '!*ffu,,,,",.*j iirruu,
,,,,ffi.,
IsrAM )rLrD 1

Satu mitsqal atau dinar ialah 20 qirath. o Satu qinthar syara' ialah 1200 uqiyah atau
Mitsqal asing ('ajam) ialah 4,80 gram dan 8.400 dinarla3 atau 80.000 dirham. Satu
mitsqal Iraq ialah lima gram.1az uqiyah ialah tujuh mitsqal,yang menyamai
Satu qirath ialah 0,2L25 gram perah jika 119 gram perak.
kita menghitung bahwa mitsqal terbagi o Satu qintharmenuruttimbangansekarang
kepada 20 qirath, ukuran ini adalah ukur- ialah 100 rithl Syam. Satu rithl Syam ialah
an yang ingin ditambah oleh Mu'awiyah 2,564 kilogram. Nisab buah anggur dan
kepada negeri Mesir, atau 0,2475 gram buah tamar (lima awsuq,) ialah 2,5 qinthar
perak jika kita mengira mitsqal terbagi zabib (kismis) atau 553 kilogram atau 50
kepada 22 qirath. kaylah Mesir,
Satu dirham Arab ialah 7 /10 mitsqal [dinar)
atau 2,975 gram atau enam daniq atau 50, E. PERHATIAN
2/5 biii sya'ir yang sederhana. 10 dirham Ukuran yang kami gunakan di sini ialah
ialah tuiuh mitsqal emas atau L40 qirath
berdasarkan kepada pendapat yang ashah,
dan satu uqiyah emas ialah 40 dirham.
iaitu satu dinar sama dengan (4,25 gram), satu
Satu daniq ialah dua qirath atau B, 2/5biji
dirham sama dengan(2,975 gram). Nisab perak
sya'ir yang sederhana atau 1/6 dirham dalamzakatadalah [595 gram) dan nisab emas
atau 0,495 gram perak.
adalah [85 gram). Satu sha'menurut madzhab
Satu ath-Thasuj ialah duabiji ataul/Z qirath Syafi'i adalah (2,176 gram). fadi, lima awsuq
atau0,L237 gram. Qirath ialah dua thasuj. ialah 300 sha' x 2L76 gram = 652,8 kilogram,
Satu habbah (biji) ialah 0,618 gram perak yaitu kurang lebih 653 kilogram.
atau 0,06 gram atau dua/a/s. Kami iuga menggunakan kesimpulan
a Satu nuwah ialah lima dirham. ukuran menurut yang masyhur, kecuali dalam
a Satu/a/s ialah 0,03 gram perak. kasus untuk menghitung madzhab yang lain.

,',.{!ffi},*

142 Berdasarkan hitungan ini, maka nisab zakat emas 20 mitsqal adalah sama dengan 96 gram
iika menggunakan mitsqal'aiami dan 100
gram iika menggunakan mitsqal traqi. Emas harus diiadikan asas ukuran, dan kadar nisab zakat mestilah mengikut harga emas atau
perak dalam mata uang modern sekarang.
143
Msnurut LrSon s/-i4rab dan pepgertian Arqb,._qfnfar ialah dinan
. ;t:r,:i!iiiit , ,',.i:1,.
illii!::::i:, ",,0,Mt0,,
FIqLH ISI,!A,M )ILID 1

BAB KED UA B ELAS


NIAT DAN PENDORONG DALAM
IBADAH, AKAD, EASKH DANJUGA
NIAT MENINGGALKAN PERKARA YANG
DILARANG OLEH AGAMA (AT-TURUIo

Pada bab ini kita akan membahas niat SIGNIFIKANSI PEMBAHASAN DAN
yang dibenarkan oleh agama (al-qashdu atau RANCANGANNYA
al-iradah) dan juga niat yang tidak dibenar- Syariah Islam adalah istimewa, karena
kan oleh agama (al-ba'its as-sayyi'). Perkara- bersifat komperehensif meliputi semua urus-
perkara yang dibahas meliputi hukum, cara an keagamaan dan keduniaan, sistem yang
niat dalam bidang ibadah (seperti bersuci, mengatur kehidupan rohani dan juga kehi-
puasa, zakat, haji dll.), muamalah [seperti dupan sipil. Selain itu, syariat Islam juga
akad jual beli, akad nikah, hibah, kafalah, hi- mengatur hak yang terbagi menjadi dua, yaitu
walah, dll.), faskh (seperti talak untuk meng- hak yang terlaksana dengan didukung oleh
akhiri ikatan pernikahan) dan mengenai institusi kehakiman (haq qadha'rJ dan hak
niat at-turuk (perkara-perkara yang dituntut yang terlaksana tanpa didukung oleh institusi
oleh agama untuk ditinggalkan seperti me- kehakiman (haq diy anf).
ninggalkan kemakruhan dan keharaman, Yang dimaksud dengan haq diyani adalah
menghilangkan najis, mengembalikan benda hak-hak yang tidak termasuk dalam wilayah
yang di-ghashab [diapakai tanpa izin], pe- kehakiman. Dalam hak-hak ini, seseorang
minjaman, memberikan hadiah, dan hal-hal bertanggung jawab secara langsung kepada
lain yang tidak memerlukan niat), niat dalam Allah SWT.
perkara-perkara mubah dan adat kebiasaan Adapun yang dimaksud dengan haq qa-
seperti makan, minum, berjimah dan hal- dha'i adalah hak-hak yang masuk dalam
hal lain yang serupa, yang apabila seseorang wilayah kehakiman. Orang yang mengaku
berniat dalam hal tersebut, maka dia akan mempunyai hak tersebut dapat melakukan
mendapatkan pahala ibadah, dan niat terse- proses penetapan hak di depan hakim/qadhi.
but tidak berat untuk dilakukan bahkan dapat Pembagian ini mempunyai konsekunsi
diterima secara natural oleh jiwa, insting, dan lain, yaitu hukum-hukum yang termasuk
juga doronganpribadi. haq diygl"ti harus
FIqLH ISI.A.M JILID 1

dengan berdasarkan niat dan harus sesuai beragama dan rasa diawasi oleh Tuhan dalam
dengan realitas dan kenyataan hukum yang segala urusan baik yang dirahasiakan atau
sebenarnya. Sedangkan hukum-hukum yang tidak, semakin berkurang. Dan juga, pertim-
termasuk kategori haq qadhat, maka harus bangan unsur takwa dalam menuntut hak dan
diputuskan berdasarkan sisi lahiriahnya, tidak melepaskannya semakin hilang. Ini semua
perlu meneliti niat dan tidak harus sesuai de- menyebabkan hilangnya perhatian kepada
ngan kenyataan. Contohnya adalah apabila ada masalah niat. Sehingga, fenomena yang ber-
seseorang tidak sengaja mengucapkan kata kembang di masyarakat ini mendorong kita
talak kepada istrinya, dan dia tidak bermaksud untuk mengingatkan kembali kepada hukum
menjatuhkan talak, maka seorang qadhi akan dan nilai-nilai Islam. Karena, Islam mempunyai
menetapkan bahwa talak tersebut memang sistem yang ideal, kekal, dan dapat mencipta-
terjadi karena melihat sisi lahiriah kejadian kan kemaslahatan bagi manusia. Dengan me-
dan tidak mungkin mengetahui kenyataan nerapkan sistem Islam, maka perilaku yang
yang sebenarnya. Namun dari sisi haq diyani, menyimpang dan kesalahan-kesalahan juga
maka seorang mufti akan menetapkan bahwa dapat diatasi. Sistem Islam adalah standar
talak tersebut tidak terjadi dan ketetapan ini utama dalam penilaian yang dilakukan oleh
boleh dipakai oleh seseorang dalam hubungan kebanyakan nurani manusia, dan juga.dasar
dia dengan Allah S\MT. utama penilaian Allah SWT di akhirat nanti.
Hak kegamaan (haq diyan{) bergantung Di antara faktor terpenting dalam hukum
kepada niat dan niat menjadi asas amal ke- Islam yang wajib dilakukan oleh orang mu-
agamaan.laa Hak ini adalah hak yang kekal, kallaf adalah niat yang benar. Niat yang benar
abadi, dan tidak akan berubah. Niat inilah ini merupakan alat untuk menilai sebuah
yang menjadi dasar ditetapkannya pahala amal. fika niatnya bena[ maka amalnya juga
dan hukuman dari Allah SWT. Islam adalah benar. Begitu juga sebaliknya, apabila niatnya
agama, dan agama merupakan inti dari Islam. rusak, maka amalnya juga rusak. Amalan
Beragama akan diakui apabila diniatkan ha- yang dilakukan oleh orang-orang beriman
nya kepada Allah SWT. tidak akan diakui oleh syara' dan juga tidak
Undang-undang positif tidak melihat akan diberi pahala jika tidak disertai dengan
sisi niat dan sisi batin, bahwa ia tidak mem- niat. Hadits, "Sesungguhnya amal perbuatan
pertimbangkan konsep halal dan haram me- adalah bergantung kepada niatnya, dan setiap
nurut konsep agama. Yang diperhatikan ada- seseorang akan mendapatkan (sesuatu) sesuai
lah sisi luaq, yaitu dengan mengamati realitas dengan niatnyai' yang diriwayatkan oleh sa-
kehidupan melalui interaksi yang biasa ter- habat UmaX, merupakan salah satu hadits
jadi, dan mengaturnya dengan berpandukan utama dalam ajaran Islam. Ia juga salah satu
kepada sistem yang berlaku di masyarakat dasar-dasar agama dan banyak hukum-hukum
dan negara. yang ditetapkan dalam ajaran agama yang
Dengan diterapkannya undang-undang berbasis pada hadits ini. Selain itu, hadits ini
positif di dunia Islam, maka rasa keagamaan dianggap sebagai separuh agama. Imam Abu
umat Islam menjadi melemah, dominasi rasa Dawud berkata, "Sesungguhnya hadits ini

laa Al-Baihaqi dan ath{habrani meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat Anas bin Malih " Niat seorang mukmin lebih baik daripada
amalnya."'fetapi hadits ini dhaif, sebagaimana diterangkan oleh as-suyuthi dalam al-Jami'ash-Shaghiir Imam al-Munawi berkata,
"Hadits ini rnempun),aipanyak ialur sana!,y,pe d-+{ kedhaifannyal'
I Isr.-A.M JrLID 1

adalah separuh ajaran Islam. Karena, adakala- 'sesungguhnya Allah Mahasuci (thayyib) dan
nya agama itu berbentuk lahiriah yaitu amal tidak menerima kecuali sesuatu yang suci
perbuatan, dan adakalanya juga berbentuk (thoyyib)l dan juga hadits 'Di antara tanda
batiniah yaitu niat." baiknya keislaman seseorang adalah dia me-
Hadits ini juga dianggap sebagai seper- ninggalkan perkara yang tidak memberinya
tiga ilmu. Imam asy-Syafi'i dan Imam Ahmad kemanfaatan.' Kemudian dia berkata, 'Setiap
menegaskan bahwa di dalam hadits innamal satu hadits dari empat hadits ini merupakan
a'moqlu bin-niyaat terdapat sepertiga ilmu' seperempat ilmu."'1as
Imam al-Baihaqi dan juga yang lain berkata, Atas dasar ini semua, maka pembahasan
"Penyebabnya adalah pekerjaan manusia ada- niat menjadi prioritas dalam agama. Dia juga
kalanya dengan hati, lisan, dan juga dengan menjadi dasar ilmu yang penting bagi setiap
anggota badan. Niat adalah salah satu [pe- manusia. Karena dalam pembahasan niat ter-
kerjaan) yang dilakukan oleh salah satu dari dapat pembahasan aturan, keterangan, dan
tiga hal tersebut." Imam asy-Syafi'i berkata, juga peringatan. Menerangkan aturan niat
"Dalam hadits ini terkandung tuiuh puluh bab akan memudahkan orang yang beribadah
pembahasan fiqihJ'Oleh sebab itu, para ulama untuk mengetahui cara yang paling shahih
menganggap sunnah memulai sebuah kitab dan selamat dalam mengerjakan ibadahnya.
dengan pembahasan niat ini, dengan maksud Dengan mengetahui niat, maka seseorang
untuk mengingatkan para penuntut ilmu su- dapat mengetahui cara membedakan antara
paya membetulkan niatnya. Sehingga, dalam pet'kara yang halal dan haram. Begitu juga, dia
menuntut ilmu, melakukan kebajikan baik akan mengetahui perkara yang menyebabkan
untuk dirinya, umatnya dan juga negaranya, dosa dan perkara yang menghasilkan pahala'
adalah hanya karena Allah SWT. Oleh sebab Dia juga akan tahu batasan minimal dalam
itu juga, para ulama menetapkan bahwa kai- menuntut ilmu. Karena, suatu ibadah tidak
dah al-umur bi maqashidiha (segala sesuatu akan sah jika tidak dengan niat, dan hukum
adalah bergantung kepada tujuannya) meru- setiap perbuatan seperti akad atau faskh iuga
pakan sepertiga ilmu. tergantung kepada bentuk niat; jika niatnya
Sekelompok ulama mengatakan bahwa dibenarkan oleh agama, maka perbuatan ter-
hadits innamal a'mqalu bin'niyaat adalah se- sebutboleh dan shahih. Namun apabila niatnya
perempat ajaran Islam. Abu Dawud berkata, tidak dibenarkan oleh agama, maka perbuatan
"Saya perhatikan hadits-hadits Musnad, dan tersebut rusak dan batal.
saya dapati bahwa jumlahnya adalah empat Apakah yang dipertimbangkan dalam me-
ribu hadits. Kemudian saya perhatikan lagi, lakukan akad; tujuan, dan sisi batiniahnya
dan saya temukan bahwa perbincangan em- atau lafal yang diucapkan dan sisi lahiriahnya?
pat ribu hadits tersebut berkisar di antara Apakah tujuan yang jelek menyebabkan akan
empat hadits, yaitu hadits riwayat Nu'man bin menjadi batal atau tidak? Untuk menjawab
Basyir;'Perkara halal adalah jelas dan perkara pertanyaan ini, kita perlu membahas masalah
yang haram juga jelas;' hadits Umarl 'Sesung- dzara'i'.
guhnya segala perbuatan adalah tergantung Pembahasan niat ini akan mencakup be-
kepada niatnya;' hadits riwayat Abu Hurairah, berapa pembahasan Yaitu:

1as As-Suyuth i, o I - Asybah w an-N azha' ir, hlm. B


FIQIH ISLAM IILID 1
I
I

7. Hakikat niat atau definisi niat. perkara-perkara mubah. Hanya Allah-lah Dzat
2. Hukum niat [kewajiban niat), dalil-dalil Yang memberi pertolongan kepada jalan yang
yang mewajibkannya, dan kaidah-kaidah lurus.
syara' yang berhubungan dengannya.
3. Tempat niat. A. HAKIKAT NIAT ATAU DEFINISI NIAT
4. Waktu niat.
tj.
Kata [a;Jl)
dalam bahasa Arab berarti
5. Cara niat. mengingini s6suatu dan bertekad hati untuk
6. Ragu dalam niat, berubah niat, meng- mendapatkannya.la6 Al-Azhari mengatakan bah-
gabungkan dua ibadah dengan satu niat. wa kalimat [trr!r;) artinya adalah 'semoga
7. Tujuan niat dan faktor-faktornya. Allah menjagamu.' Orang Arab juga sering
B. Syarat-syarat niat. berkata (l\r lri) dengan maksud'semoga Allah
9. Niat dalam ibadah. menemanimu dalam perjalanan dan menjaga-
10. Niat dalam akad. mu.' Dengan kata Iain [aiJt) berarti kehendak
11. Niat dalam/askh. atau [.l-;ji), yaitu yakinnya hati untuk mela-
L2, Niat dalam perbuatan yang dituntut oleh kukan sesuatu dan kuatnya kehendak untuk
agama untuk ditinggalkan (at-turuk). melakukannya tanpa ada keraguan. Sehingga
13. Niat dalam perkara-perkara mubah dan (tD aan menginginkan sesuatu t..,1r,.iir i;r111 ,ar-
adat kebiasaan. lah sinonim. Kedua kata tersebtt-sama-sama
1,4. Niat dalam perkara-perkara yang lain. digunakan untuk menunjukkan pekerjaan yang
sedang terjadi maupun yang akan terjadi.
Para ahli hadits dan pakar fiqih telah Sebagian pakar bahasa membedakan arti
banyak melakukan pembahasan masalah niat. antara tata 1.!r1 dengan kata [lFl). Kata
Namun, pembahasan tersebut terpisah-pisah 1a!11 aigunakan untuk menunjukkan keingin-
dalam berbagai bab dan permasalahan. Saya an yang berhubungan dengan perbuatan yang
tidak menemukan kitab lengkap yang mem- sedang dilakukan, sedangkan t<ata 1pFl) ai-
bahas masalah hukum dan bentuk niat selain gunakan untuk menunjukkan keinginan yang
kitab Nihayatul Ahkamfi Bayani Ma li an-Niyoh berhubungan dengan perbuatan yang akan
min Ahkam karya Ahmad Bik al-Husaini, yang dilakukan. Tetapi, pembedaan makna ini di-
dicetak pada tahun 1320 H/L903 M oleh per- tentang oleh para ulama, karena dalam ki-
cetakan al-Amiriyyah, Mesir. Namun, buku tab-kitab yang.membahas bahasa (kutub al-
ini hanya membahas masalah niat perspektif tughah) kata 1o!t) seringkali hanya diartikan
madzhab Syafi'i saja dan hanya membahas niat dengan (fFl)
dalam beberapa bab ibadah saja. Adapun menurut istilah syara' 1a!t) aaa-
Oleh sebab itu, saya merasa terdorong lah tekad hati untuk melakukan amalari fardhu
untuk menulis permasalahan seputar niat de- atau yang lain. Niat juga dapat diartikan de-
ngan rancangan bab yang telah saya uraikan ngan keinginan yang berhubungan dengan pe-
di atas, supaya para pembaca mengetahui kerjaan yang sedang atau akan dilakukan. Atas
teori niat ini secara lebih menyeluruh, baik dasar ini, maka setiap perbuatan yang dilaku-
dalam masalah ibadah, muamalah, ahwal asy- kan oleh orang yang berakal, dalam keadaan
syakhshiyyah, at-turuk, dan juga niat dalam sadar dan atas inisiatif sendiri, pasti disertai

146 An-N"rvrr,rli,at-Majmu', jllid 1, hlm 360 dan seterusnya; lbnu Nuiaim, al-Arybohwan-Nazha'ir,Damaskus: Darul Fikr, hlm.24,
FtqLH ISl,{.M JITID I

dengan niat baik perbuatan tersebut berke- lainkan ia berhubungan dengan hukum natu-
naan dengan ibadah maupun adat kebiasaan. ral (al-hukm al-wadh rl, yaitu hukum-hukum
Perbuatan yang dilakukan oleh orang mukal- yang berupa sebab, syarat, penghalang, atau
Ial tersebut merupakan objek yang menjadi hukum shahih, fasid.,'azimah, atau rukhshah.
sasaran hukum-hukum syara' seperti waiib, Sehingga, merusak harta orang lain menjadi
haram, nadbf sunnah, makruh, dan mubah. sebab wajibnya mengganti kerusakan terse-
Adapun perbuatan yang tidak disertai but, baik yang melakukan kerusakan itu anak
dengan niat, maka dianggap perbuatan orang kecil maupun orang dewasa, orang berakal
yang lalai, tidak diakui, dan tidak ada sangkut maupun orang gila.
pautnya dengan hukum syara'. Apabila satu Apabila kita perhatikan lagi, maka kita
perbuatan dilakukan oleh orang yang tidak dapati bahwa makna niat dalam puasa adalah
berakal dan tidak dalam keadaan sadar seper- keinginan secara umum (al-iradah al-kulli-
ti dilakukan oleh orang gila, orang yang lupa, Wah), dan hal ini merupakan makna niat se-
orang yang tidak sengaja, atau orang yang di- cara umum. Sehingga, niat puasa dari malam
paksa, maka perbuatan tersebut tidak diakui hari tetap dianggap sah, dan niat puasa tidak
dan tidak ada kaitannya dengan hukum-hu- disyaratkan harus berbarengan dengan awal
kum syara' yang telah disebut di atas. Kare- memulai puasa, yaitu sewaktu menyingsing-
na, perbuatan tersebut tidak disertai dengan nya fajar. Sehingga kalau seandainya ada orang
niat, dan perbuatan tersebut tidak diakui oleh yang niat pada malam hari kemudian makan
syara' dan tidak ada kaitannya dengan tun- lalu puasa, maka sah puasanya. Adapun se-
tutan fthalab) atau tawaran untuk memilih lain puasa, yaitu ibadah-ibadah yang menun-
(takhyir). tut niat, harus dibarengkan dengan awal per-
Apabila perbuatan tersebut termasuk buatan supaya sah, Maka dalam melakukan
adat kebiasaan seperti makan, minum, berdiri, niat tersebut, seseorang harus melakukannya
duduk, berbaring berjalan, tidur; dan sebagai- dengan nyata (tahqtqan), yaitu memunculkan
nya yang dilakukan oleh orang berakal, dalam keinginan berbarengan dengan awal perbuat-
keadaan sadar dan tanpa niat, maka perbuat- an. Inilah yang dimaksud dengan niat sebagai
an tersebut dihukumi boleh, jika tidak diba- rukun ibadah seperti wudhu, mandi wajib, ta-
rengi dengan perbuatan yang dilarang atau yamum, shalat, puasa, zakat, dan haji, sebagai-
yang diwajibkan. Dan juga, perbuatan tersebut mana pendapat ulama-ulama madzhab Syafi'i.
diakui/dinilai oleh syara'. Begitu juga dengan niat-niat akad dan
Mungkin ada yang bertanya mengapa faskh yang berbentuk ungkapan majaz (kina-
wudhunya orang yang lupa menjadi batal; yah), niat dalam akad seperti itu harus nyata
orang gila atau anak kecil diwajibkan meng- (tahqiq), yaitu munculnya niat harus ber-
ganti benda-benda yang dia rusak, dan meng- barengan dengan lafal akad yang berbentuk
apa orang yang tidak sengaja melakukan pem- kinayah, atau berbarengan dengan penulisan
bunuhan, memotong anggota badan orang atau berbarengan dengan isyarat orang bisu
lain, menghilangkan fungsi pendengaran dan yang dapat dipahami oleh orang yang menge-
penglihatan, menampar atau menyebabkan tahuinya. Begitu iuga dalam masalah penge-
bergesernya sendi tulang diwajibkan mem- cualian (al-istitsna) dalam ikrar dan talah
bayar denda (diyat)? Ketiga kasus ini tidak syarat (ta'liq) talak dengan menggunakan ka-
ada hubungannya dengan hukum syara', me- limah "insya Allah," maka niatnya harus ber-
FIQIH ISt"A.M )ILID 1

bentuk niat yang nyata-nyata (tahqiq) mun- oleh Al-Qur'an tetapi tidak menggunakan kata
cul di hati sebelum selesai mengucapkan kata il'Jt), metainkan menggunakan kata-kata lain
1

yang dikecualikan. yang mempunyai makna hampir sama.


Kesimpulan dalam pembahasan hakikat Ulama yang membedakan antara kata an-
niat adalah sebagaimana yang dikatakan oleh niyah, al-iradah, abqashdu dan lain-lain lagi
Ibnu Rajab al-Hambali. Ketahuilah, sesung- bermaksud mengkhususkan kata an-niyah un-
guhnya niat menurut arti bahasa adalah satu tuk menunjukkan makna yang pertama yang
bentuk dari keinginan. Meskipun ada yang biasa dipakai oleh ulama fiqih. Namun, ada juga
membedakan antara kata iradah, qashd, niyah, ulama yang mengatakan bahwa an-niyah ada-
dan'azom, namun bukan di sini tempat untuk lah khusus untuk yang dilakukan oleh orang
membahasnya. Menurut ulama niat mempu- yang berniat sedangkan kata al-iradah lebih
nyai dua makna. Pertama, untuk membeda- umum dan tidak dikhususkan untuk apa yang
kan antara satu ibadah dengan ibadah yang dilakukan oleh orang yang berniat saja. Con-
lain, seperti untuk membedakan shalat Zhu- tohnya adalah "manusia ingin (yuriduJ Allah
hur dengan shalat Ashaf, untuk membedakan mengampuni dosanyai' untuk mengungkapkan
antara puasa Ramadhan dengan puasa yang kalimat ini tidak digunakan kata an-niyah.
lain, atau untuk membedakan antara ibadah Sebagaimana sudah saya terangkan bahwa
dengan adat kebiasaan seperti untuk mem- kata an-niyah dalam sabda Rasul dan ucapan-
bedakan antara mandi wajib dengan mandi ucapan ulama salaf menunjukkan kepada arti
untuk menyegarkan atau membersihkan ba- yang kedua. Sehingga, ia juga mempunyai arti
dan. Makna niat seperti ini adalah yang paling al-iradah. Oleh sebab itu, dalam Al-Qur'an kata
banyak dijumpai dalam kitab-kitab fiqih. al -iradah sering digunakan.
Kedua, untuk membedakan tujuan me-
lakukan suatu amalan, apakah tujuannya
B. HUKUM NIAT (KEWAJTBAN NIAT),
adalah karena Allah saja atau karena Allah
DALIL-DALIL YANG MEWAJIBKANNYA
dan juga lain-Nya. Ini adalah maksud niat
DAN KAIDAH.KAIDAH SYARA' YANG
yang dibincangkan oleh para al-Arifun (ahli
BERHUBUNGAN DENGANNYA
ma'rifat) dalam kitab yang membahas masalah
Hukum niat menurut jumhur fuqahalaT
ikhlas. Makna ini juga yang banyak dijumpai
(selain madzhab Hanafi) adalah wajib apa-
dalam ucapan ulama-ulama salaf. Imam Abu
Bakar bin Abid Dunya mengarang sebuah bila perbuatan yang dilakukan itu tidak sah
jika tanpa niat seperti wudhu, mandi fselain
kitab dengan judul Kitab al-lkhlaash wan-
Niyah, dan yang dimaksud dengan an-Niyah
memandikan mayat), tayamum, berbagai
macam shalat, zakat, puasa, haji, umrah dan
dalam kitab tersebut adalah niat dengan mak-
sebagainya.
na yang kedua ini. Makna kedua ini juga yang
berulangkali dimaksudkan oleh Rasulullah Namun apabila sahnya perbuatan yang
saw. dalam sabda-sabdanya. Kadang-kadang dilakukan itu tidak tergantung dengan niat,
beliau menggunakan kata ({Jt) , (;;ljYt) dan maka hukum berniat adalah sunnah, seperti
kadang menggunakan kata yang sdmakna. ketika mengembalikan barang yang di-gashab
Makna yang kedua ini juga banyak disebut [dimanfaatkan tanpa izin oleh yang memili-

Ad-Dardir, asy-Syarhul Kabir,iilid 1, hlm.93 dan setelahnya; an-Nawawi, al-Majmu', jilid 1, hlm 361 dan seterusnya; Mughnil
Muhtaj, iilid 1.. hlm 47 dan setelahnya; al-MuhadzdzaD, iilid 1, hlm 14 dan setelahnya; al-Mughni, iilid 1, hlm 110 dan setelahnya;
Kasysyaful Qinai jilid 1, hlm 94-107; al-Husaini,.Ahkamun Niyah,hlm.l0,76,78 dan setelahnya.
-t

Pengantal llmu Flqlh FtqLH Isr-AM frrrD 1

kinya), ketika melakukan perbuatan yang mu- Dalil lainnya adalah hadits yang disepaka-
bah semisal makan minum, dan juga ketika ti keshahihannya oleh Imam al-Bukhari, Imam
meninggalkan perbuatan-perbuatan yang di- Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa'i,
Iarang (at-turuk) seperti meninggalkan p erkara Ibnu Majah, Imam Ahmad yang bersumber
yang diharamkan dan perkara yang makruh. dari sahabat Umar ibnul Khaththab r.a. dia
Karena apabila niat dilakukan, maka hal itu berkata, "Saya pernah mendengar rasulullah
akan menyia-nyiakan waktu dan terhalang saw bersabda,'
untuk melakukan perbuatan yang lebih ber-
manfaat.
Ulama madzhab Hanafila8 berpendapat, ,s j u urt ,F *ti it;lr *l
-tisq
bahwa niat adalah disunnahkan ketika berwu-
dhu, mandi dan perbuatan-perbuatan lain
yang menjadi pembuka lwasilah) untuk sha-
il;*r;,; *^ ;'li';*
uG i;,
lat, supaya mendapatkan pahala. Namun, niat )i
t-{*;:qu.;'a,UG ,,,t ,^)-r, it
adalah syarat sah shalat sebagaimana yang
ditetapkan juga oleh madzhab Maliki dan 4\ -16 6 ,-)ti'fu t*;*.;i/t
Hambali. 'sesungguhnya (sahnya) amal-amal per-
Penjelasan lebih lanjut mengenai masa- buatan adalah hanya be.rgantung kepado niat-
lah ini akan diterangkan pada bab "Niat dalam nya, dan sesungguhnya setiap seseorang hanya
Ibadah." Hal ini sebagaimana diketahui bahwa akan mendapatkan apa yang diniatinya. Ba-
ulama telah bersepakat untuk menetapkan rangsiapa hijrahnya adalah karena Allah SWT
bahwa niat untuk shalat adalah wajib, supaya dan Rasul-Nya, maka hijrahnya dicatat Allah
antara ibadah dengan adat kebiasaan dapat SWT dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hiirah-
dibedakan, dan supaya keikhlasan dapat di- nya karena untuk mendapotkan dunia atau
realisasikan dalam shalat. Karena, shalat ada- (menikahi) wanita, moka hiirahnya adalah
Iah ibadah dan maksud ibadah adalah meng- (dicatat) sesuai dengan tuiuan hiirahnya ter-
ikhlaskan amal dengan menggunkan semua sebltL"
daya upaya orang yang ibadah (al-'abid) hanya
untukAllah SWT. Imam an-Nawawi mengatakan bahwa ini
Dalil wajibnya niat banyak sekali, di anta- adalah hadits yang agung dan merupakan sa-
ranya adalah firman Allah SWT, lah satu hadits utama yang meniadi sumber
"Padahal mereka hanya diperintah me' ajaran-ajaran Islam. Bahkan, hadits ini adalah
nyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya hadits yang paling agung dari hadits-hadits
semata-mata karena (menialankan) agama, tersebut yang jumlahnya adalah empat puluh
dan juga agar melaksanakan shalat dan me- dua hadits.
nunaikan zakat; dan yang demikian itulah Yang dimaksud dengan amal-amal per-
qgama yang lurus (benar)." (al'Bayyinah: 5) buatan (al-a'ma[)dalam hadits tersebut adalah
amal ketaatan dan amalan syara'bukan amal/
Imam al-Mawardi mengatakan bahwa kata perbuatan mubah. Hadits di atas menunjukkan
al-ikhlaash biasa digunakan oleh orang Arab bahwa niat adalah syarat ibadah. Karena, kata
untuk menunjukkan arti an'niyah. innama di awal hadits menunjukkan kata 'ha-

1aB Ad-Durrul Mukhtar, jilid 1, hlm 98 dan setelahnya; ol-Bada'i',iilid,1 hlm. 17; Tabylnul Haqa'iq, iilid 1, hlm.99.
Y
i
FIqLH IST"AM JILID 1 Pengantar llmu Flqih

nya' yang berarti mengukuhkan kedudukan amalan adalah bergantung kepada niat. Se-
kata yang disebut setelahnya (yaitu an-niyah) hingga, niat adalah syarat bagi sempurnanya
dan menafikan yang lainnya. Yang dimaksud amalan supaya mendapatkan pahala.
al-a'mal di sini bukanlah bentuk sisi luar amal Ungkapan "innqma likullimri'in ma nawa
tersebut. Karena, bentuk sisi luar tersebut fdan sesungguhnya setiap seseorang hanya
tetap wujud meskipun tanpa niat. Maksud akan mendapatkan apa yang diniatinya)" me-
hadits tersebut adalah hukum suatu amal nunjukkan dua perkara.
tidak akan ada tanpa adanya niat. Dengan Pertama, Imam al-Khaththabi mengata-
kata lain, amal-amal syar'i tidak akan diakui kan bahwa ungkapan ini memberikan makna
tanpa ada niat seperti amalan wudhu, mandi, yang berbeda dari ungkapan yang pertama
tayamum, shalat, zakat, puasa, haji, i'tikaf, dan (innamal a'malu bin-niyaat), yaitu makna ke-
ibadah-ibadah lainnya. Adapun membuang harusan menentukan suatu bentuk amalan
najis, maka tidak memerlukan niat. Karena, dia tertentu (ta'yin an-niyah) ketika berniat. Imam
termasuk pekerjaan meninggalkan, dan amal- an-Nawawi mengatakan bahwa menentukan
an meninggalkan (at-tarku,/ tidak memerlukan suatu bentuk ibadah tertentu ketika berniat
niat. (ta'yin al-'ibodah al-manwiyyah) merupakan
Pada ungkapan innamal a'malu binniyaat
" syarat bagi sahnya ibadah tersebut. Kalau se-
(Sesungguhnya amal-amal perbuatan adalah seorang melakukan shalat qadha, maka dia
hanya bergantung kepada niatnya) dalam ha- tidak cukup berniat melakukan shalat yang
dits di atas, terdapat kata yang disembunyi- terlewat, melainkan dia harus menentukan
kan. Namun, ulama berbeda pendapat dalam apakah shalat tersebut Zhuhun Asharl atau
menentukan kata tersebut. fumhur ulama se- yang lainnya. Kalau seandainya ungkapan yang
lain madzhab Hanafi-yaitu ulama-ulama kedua ini (innama likullimri'in ma nawa) tidak
yang mensyaratkan niat-mengatakan bahwa ada dalam hadits, maka niattanpata'yin sudah
kata tersebut adalah kata yang menunjukkan cukup, sebagaimana yang ditunjukkan oleh
arti sah. Sehingga, maksud ungkapan di atas ungkapan yang pertama dalam hadits.
adalah sahnya amalan adalah bergantung ke- Kedua, ungkapan ini juga menunjukkan
pada niat. Sehingga, niat adalah syarat sah. bahwa penggantian dalam masalah ibadah dan
Oleh sebab itu, amalan-amalan yang masuk mewakilkan dalam masalah niat adalah tidak
kategori pengantar/perantara (wasilah) se- boleh. Namun, ada beberapa ibadah yang di-
perti wudhu, mandi dll. tidak akan sah tanpa kecualikan, yaitu dalam masalah membagikan
adanya niat. Begitu juga dengan amalan-amalan zakat kepada orang yang berhak dan dalam
yang masuk kategori tujuan (maqashid) seperti masalah penyembelihan hewan korban. Dalam
shalat, puasa, haji, dll.. kedua ibadah ini boleh melakukan perwakil-
Sementara itu, ulama madzhab Hanafi- an baik dalam niat, penyembelihan, maupun
yang tidak mensyaratkan niat dalam amalan- pembagian, meskipun orang yang mewakilkan
amalan kategori wasilah-mengatakan bahwa mampu melakukan niat sendiri. Begitu juga
kata yang disembunyikan tersebut adalah kata boleh mewakilkan pembayaran utang.lae
yang menunjukkan arti sempurna. Sehingga, Sebab munculnya hadits ini ini adalah
arti ungkapan di atas adalah sempurnanya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam

14e An-N"*"*i,al-Majmu',jilid1,hlm361
danseGrusnya; Syarhal.Arba'inan-Nawawltyah,hlm.5-7;lbnuDaqiqal-Aid,hlm. 13-14.

li:t
fl *tt fiif
PonemarrhuFrqrh .. di:; FIQIH ISLAM JILID 1

\;';''
ath-Thabrani dalam al-Mu'iamul Kabir dengan maksiatan, kemudian dia tidak melaku-
sanad tsiqah hingga Ibnu Mas'ud r.a. yang kannya atau tidak mengucapkannya, maka
menceritakan bahwa ada lelaki yang mela- dia tidak berdosa."1s0 Hal ini berdasarkan
mar perempuan yang bernama Ummu Qais. sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan
Namun, perempuan tersebut tidak mau me- oleh imam hadits yang enam dari Abu
nikah dengan Ielaki itu, kecuali kalau lelaki Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah saw.
itu mau berhijrah. Maka, lelaki tersebut ke- bersabda,
mudian berhijrah dan akhirnya dia menikahi
perempuan tersebut. Kami pun menjuluki.le-
laki tersebut dengan Muhaiir Ummi Qais. :d'; b #,!.)i* Ja ar ,it toi

:'F tl:8 ?t
-
Kesimpulannya adalah, hadits ini menun- t-6rjl
jukkan beberapa perkara.
" Sesungguhnya Allah SWT mengampuni
a. Suatu amalan tidak diakui oleh syara'se-
umatku dari apa saja yang terbetik dalam
hingga ada hubungan dengan masalah
hatinya, selagi belum terucap atau belum
dosa dan pahala, kecuali apabila disertai
terlaksanai'
dengan niat.
b. Menentukan (ta'yin) amalan yang diniati d. Keikhlasan dalam beribadah dan dalam
secara tepat dan menjelaskan perbeda- melakukan amalan-amalan syara' adalah
annya dengan amalan-amalan yang lain, asas bagi mendapatkan pahala di akhirat,
merupakan syarat dalam niat. Oleh sebab kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia.
itu, tidaklah cukup niat melakukan shalat Dalilnya adalah sebagaimana yang dite-
secara umum, melainkan harus ada pe- gaskan oleh Imam az-Zaila'i bahwa orang
nentuan shalat Zhuhur; Ashaf, atau Shu- yang melakukan shalat membutuhkan
buh misalnya. Ini adalah kesepakatan se- niat yang ikhlas.
mua ulama. e. Semua amal yang bermanfaat, atau pe-
c. Barangsiapa berniat melakukan amal sa- kerjaan yang mubah, atau meninggalkan
leh, kemudian ada sesuatu yang mengha- sesuatu yang dilarang apabila disertai
langinya untuk merealisasikan niatnya dengan niat yang baik dan dimaksudkan
itu seperti sakit atau mati, maka dia te- untuk melaksanakan perintah Allah, di-
tap mendapatkan pahala. Karena, orang anggap ibadah dan akan mendapatkan
yang mempunyai kehendak untuk me- pahala dari Allah.
lakukan kebajikan kemudian dia tidak f. Apabila tujuan ketika mengerjakan se-
bisa melakukannya diberi pahala satu suatu adalah untuk disenangi orang, su-
kebajikan. Dan barangsiapa berkehendak paya terkenal atau untuk mendapatkan
melakukan kejelekan namun dia tidak kemanfaatan duniawi sebagaimana yang
jadi melakukannya, maka dosa tersebut dilakukan oleh Muhajir Ummi Qais, maka
tidak dicatat. Imam as-Suyuthi berkata, orang yang melakukannya tidak akan
"Barangsiapa bertekad melakukan ke- mendapat pahala di akhirat.

As-Suyuthi, ol-A sybah wa n - N azha'ir, hlm. 29'


-
ISIAM JrLrD l

PENDAPAT MADZHAB HANAFI DAIAM kukan puasa wajib yang lain atau berniat
MASALAH TA'YIN AL-MANW! (MENENTUKAN melakukan puasa sunnah. Dan apabila
SECARA JETAS AMALAN YANG DtNtATl) orang yang puasa tersebut dalam safar
Madzhab Hanafiisl membagi masalah ta1 (perjalanan), maka apabila dia berniat
yin al-manwi secara lebih terperinci, yaitu se- melakukan puasa wajib selain Ramadhan.
bagai berikut. Maka, puasanya dihukumi sesuai dengan
a. Apabila amalan yang diniati itu termasuk apa yang diniati, sehingga tidak dianggap
amalah ibadah dan waktunya luas, cukup sebagai puasa Ramadhan. Apabila orang
untuk melakukan ibadah tersebut dan tersebut niat puasa sunnah, maka ada dua
juga ibadah lain, maka ta'yin tersebut riwayat dan yang shahih adalah puasanya
wajib dilakukan seperti dalam shalat de- dihukumi puasa Ramadhan.
ngan cara menyebutkan shalat Zhuhur. c. Apabila waktu ibadah tersebut diperseli-
Dan apabila ditambah dengan kata hari ini sihkan, seperti waktu haji yang di satu sisi
(al-yaum) sehingga menjadi zuhrul yaum hampir sama dengan ibadah yang waktu-
(zhuhur hari ini) hukumnya adalah sah. nya sempit, karena dalam satu tahun haji
Batasan ta'yin yang dibenarkan adalah hanya sah sekali saja, dan pada sisi lain ia
sekiranya seseorang ditanya shalat apa- seperti ibadah yang waktunya luas apa-
kah yang dikerjakan. Maka, dia dapat bila memerhatikan bahwa amalan-amalan
menjawabnya tanpa berpikir panjang. Ke- haji adalah lebih singkat apabila diban-
wajiban ta'yin dalam shalat ini tidaklah ding dengan waktu yang disediakan, maka
gugur akibat waktunya sudah sempit. ibadah seperti ini sah dilakukan hanya
b. Apabila waktu ibadah adalah bersamaan dengan niat yang mutlak karena memper-
dengan ibadah yang dilakukan, sehingga timbangkan sisi waktunya yang sempit.
tidak mungkin melakukan ibadah yang Namun apabila orang yang melakukan
sama dalam waktu yang sama seperti berniat melakukan sunnah, maka hajinya
puasa di hari Ramadhan-dengan kata dihukumi sesuai dengan niatnya, karena
lain ibadah yang waktunya sempit-ma- mempertimbangkan sisi waktunya yang
ka ta'yin tidaklah menjadi syarat, jika me- luas.
mang orang yang puasa tersebut sehat
dan dalam keadaan mukim. Sehingga, dia KAIDAH.KAIDAH UMUM SYARA' YANC
sah hanya dengan niat puasa secara mut- BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH NIAT
lak atau niat puasa sunnah (jika memang Para ulama meneliti hadits Umar "innamal
puasanya sunnah). Karena, membatasi a'maalu bin-niyaat'dan membuat tiga kaidah
(tayin) sesuatu yang sudah terbatas yang bersumber dari hadits ini. Para mujtahid
(mu'ayyan) dianggap perbuatan main- dan imam madzhab menggunakan tiga kaidah
main. Apabila orang yang puasa tersebut ini untuk membangun dasar-dasar madzhab
sakit, maka ada dua riwayat. Yang shahih mereka, dan juga untuk menyimpulkan [rstin-
adalah yang menetapkan bahwa puasa bath) hukum-hukum fiqih furu'iyyah.1sz Tiga
orang tersebut dianggap sebagai puasa kaidah tersebut adalah sebagai berikut.
Ramadhan, meskipun dia berniat mela-

Ibnu an-Nuiaim, al-Asybah wan Nazho'ir, Damasykus: Darul Fikf hlm. 25.

TM#:
Pengantar llmu Flqlh FIQIH ISLAM IILID 1

7. (:9t !r +ri y); Sebagaimana yang telah saya terangkan,


menurut jumhur ulama niat adalah wajib
z. (t;y6)irli) aan
baik dalam ibadah yang termasuk kategori
3. G,_;(rl[it, G.dL yd_,rat *p.Iii1 pengantar (wasilah) maupun kategori tujuan
(maqashid). Namun bagi ulama Hanafi, niat
Katdah peftama:(?q! ll.qt-i 17 rtaak adalah syarat kesempurnaan bagi ibadah-
Ada Ganjaran kecuali dengAn Adanya Niat ibadah yang termasuk kategori pengantar
Sebagaimana telah diterangkan, niat ada- (wasilah) seperti wudhu dan mandi. Adapun
lah syarat dalam ibadah. Hal ini berdasarkan untuk ibadah yang termasuk kategori tujuan
ijma, ayat Al-Qur'an yang artinya, (moqashid) seperti shalat, zakat, puasa, dan
haji, maka niat dianggap sebagai syarat sah.
:;fiii1411<8g4n'i;-JYtfr (' Maksud dari kaidah di atas adalah, semua
amalan syara'tidak akan mendapatkan pahala
jika tanpa ada niat. Ibnu Nujaim al-Mishrilsa
ffi't?'!)qd1f1t\31J1):5n#i berkata "Balasan ada dua macam: pertama
"Padahal mereka hanya diperintah me-
nyembah Allah, dengan ikhlas (mukhlishin) me' adalah balasan di akhirat yang berupa pahala
naati-Nya semata-mata karena (menialankan) dan siksa, dan kedua adalah balasan di dunia
agqma, dan juga agar melaksanakan shalatdan
yang berupa kesehatan dan kerusakan. Yang
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah dimaksud ganjaran (ats-tsawab) dalam kaidah
agama yang lurus (benor)." (al-Bayyinah: 5) di atas adalah ganjaran akhirat. Karena, ulama
bersepakat bahwa tidak akan ada pahala dan
Ibnu Nujaim al-Hanafi berkata, "Pendapat siksa jika tidak ada niat. Dengan demikian,
yang pertama adalah lebih tepat, karena mak- maka bentuk ganjaran dunia tidak termasuk
na ibadah dalam ayat tersebut adalah tauhid yang dimaksudkan dalam kaidah tersebut. Ka-
karena adanya qarinah (petunjuk) bersam- rena, arti pertama sudah memenuhi tuntutan
bungnya ('athafl shalat dan zakat. Niat tidak kata dalam kaidah tersebut, sehingga tidak
disyaratkan dalam wudhu, mandi, membasuh memerlukan arti yang lain.
khuf, menghilangkan najis dari baju, badan,
tempat, dan bejana. Adapun dalam tayamum, Kaidah kedua: $yu..jilil
segata
sesuatu adalah berdasarkan kepada
niat tetap disyaratkan dengan alasan yang maksudnya
akan diterangkan nanti. Hal ini karena maksud
Maksud dari kaidah ini adalah, sesungguh-
niat adalah berkeinginan (ol-qashdu). Ada-
nya ketetapan hukum-hukum syara'bagi amal
pun memandikan mayat, maka para ulama
perbuatan manusia baik yang berupa ucapan
mengatakan bahwa niat tidak disyaratkan bagi
atau tindakan adalah mengikuti maksud dan
sahnya menshalati mayat tersebut dan bagi
tujuan orang yang melakukan tindakan ter-
kesuciannya, melainkan ia hanya syarat bagi
sebut, bukannya sisi lahiriah amal perbuatan
menggugurkan kewajiban dan tanggungan
tersebut.
orang mukalaf.ls3

152 Drlr. kaiian fiqih terdapat lima kaidah fiqih yang di dalamnya mencakup berbagai permasalahan fiqhiyyah. Kelima kaidah terse-
but adalah, l7l Al-Umur bi Maqashidiha; l2l adh-Dharar Yuzal; 13) al-Adah Muhakkamah; 14) al-Yaqin lo Yazulu bi asy-Syakk; 15)
a I - M a sya qqa h Taj li b at-Ta i s i r.
153 Ibnu an-Nujaim, at-Asybah wan-Nazha'ir, Damaskus: Darul Fikr, hlm. 14.
rsa rbid..

r.
'q',,
'',: ;! 'rli;': ,i"ll:.i
"j#''
, ri.,
!,. t!l:':!':
,|;,\|
i

, ,
-r
I
FIqLH ISTAM JILID I
I

i
Sumber utama kaidah ini adalah hadits Qadhi Khan yang bermadzhab Hanafi
yang telah diterangkan sebelum ini, yaitu ha- dalam kitab Fatawa-nya1s6 berkata, jika niat
dits, "innamal a'maalu bin niyaaf' dan juga orang yang menjual perasan anggur kepada
hadits-hadits lain yang serupa yang diurai- orang yang biasa membuat arak adalah ber-
kan oleh Imam as-Suyuthi dalam kitabnya.lss dagang, maka hal itu tidak haram. Namun jika
Contoh kasus-kasus yang didasarkan kepada dia berniat supaya perasan anggur tersebut
kaidah ini adalah sebagai berikut. dibuat arak, maka hal itu haram.1s7 Begitu juga
Hukuman membunuh berbeda-beda se- dengan niat menanam kurma.
suai dengan tujuan dan niat orang yang me- Hukum sikap seseorang menjauhi sauda-
lakukan tindakan kriminal tersebut. Apabila ranya selama lebih dari tiga hari juga didasar-
orang yang membunuh tersebut sengaja, ma- kan kepada niat. )ika dia memang berniat
ka dia dihukum qishash. Namun apabila dia mendiamkan saudaranya tersebut, maka ha-
melakukannya dengan tidak sengaja, maka ramlah hukumnya. Namun jika tidak ada niat
dia wajib membayar diyat. Amalan shalat se- mendiamkan, maka hal itu tidak haram.
seorang akan diterima dan diberi pahala apa- Hukum meninggalkan perhiasan dan we-
bila didasari dengan keikhlasan. Namun jika wangian (ihdod) yang dilakukan oleh perem-
dilakukan karena riyal maka shalat tersebut puan selain istri si mayit selama lebih dari tiga
tidak diterima. hari, juga didasarkan kepada. fika maksudnya
Barangsiapa mengambil barang temuan adalah karena si mayit, maka hukumnya ha-
dengan maksud untuk memilikinya, maka dia ram. fika maksudnya tidak seperti itu, maka
dihukumi sebagai orang yang ghashab, ber- hukumnya boleh.
dosa, dan juga wajib mengganti kerusakan- fika orang yang shalat membaca satu ayat
kerusakan yang berlaku. Namun jika ia meng- Al-Qur'an dengan niat menjawab pembicara-
ambil barang tersebut dengan maksud untuk an orang lain, maka batallah shalatnya. Begitu
menjaganya, maka dia boleh membawanya juga apabila orang yang shalat diberi kabar
dan dia dianggap seperti orang yang dititipi gembir kemudian dia berkata, " olhamdulillahi'
barang. Sehingga, dia tidak perlu mengganti dengan maksud mengucapkan rasa syukur;
rugi kerusakan yang terjadi, kecuali jika ke- maka shalatnya batal. Atau apabila orang yang
rusakan tersebut akibat kelalaiannya dalam shalat tersebut diberi kabar yang menyedih-
menjaga, kan, kemudian dia berkata, "Lao Haula wa laa
Apabila ada lelaki berkata kepada istrinya, Quwwata illaa billaah," dengan maksud mem-
"Pergilah ke rumah keluargamu!" dan dia ber- baca hauqalah, atau dia diberi tahu ada sese-
maksud menjatuhkan talak, maka terjadilah orang yang meninggal kemudian dia berkata,
apa yang dia maksud. Namun apabila dia tidak " lnnaa lillaahi wa innaa ilahi raaji'uun" dengan

mempunyai maksud untuk menjatuhkan talak, maksud mengucapkan istirja', maka batallah
maka talak itu pun tidak jatuh. shalatnya.

1ss As-suyuth i, al-Asybah wan Nazha'ir,hlm.7


.

156 lbnu an-Nu jaim, at-Asybah wan-N azha'ir,Damaskus: Darul Fikr, hlm. 22.
1s7 Mrdrhrb Syafi'iyyah mengatakan menjual kurma dan anggur kepada orang yang biasa membuat khamr (nabidz) dari dua bahan
tersebut adalah haram, lika memang yang menjual mengetahui hal tersebut atau mempunyai dugaan kuat. Contoh lainnya adalah
menjual senjata kepada pemberontak dan perampok, karena memang ada larangan dalam masalah ini. Tetapi, larangan terebut
tidak menyebabkan akad jual beli tersebut menjadi batal (Mughnil Muhtaj, iilid 2, hlm. 37-38J.

"d.,,
Pengantar llmu Flqlh FIQIH ISI.AM JILID

Apabila seseorang bersujud di hadapan ikra[ sewa, wasiat, talak,khul',rujuk, ilai zihar,
sultan dan dia berniat memberi hormat ke- Ii'an, sumpah, qazaf, dan asuransi (al'aimaan),
padanya, bukan dengan maksud menyembah, bila lafal akad yang digunakan berbentuk ung-
maka dia tidak dihukumi kafir. Karena, para kapan kinayah/maiaz dan orang yang meng-
malaikat diperintah Allah untuk bersujud ke- ucapkan bermaksud akad yang sebenarnya,
pada Adam. Saudara-saudara Yusuf juga ber- maka akad tersebut terjadi. Namun jika dia
sujud kepada Nabi Yusuf. berniat mengungkapkan arti sebenarnya dari
Orang yang makan hingga kenyang dan ungkapan majaztersebut, maka akadnya tidak
niatnya adalah supaya kuat puasa atau supaya terjadi.lss
tetamu mau makan dengan senang hati, hu-
kumnya adalah sunnah. Kaldah Ketlgla:(,4r'lJr-, yr;! t1'it 1i';j;i
Apabila ada seorang kafir harbi meniadi' ,,,r'"t'i lrjrr., I
yaig Dtakut datam Akad
kan seorang Muslim sebagai tameng untuk adalah Maksud dan Substanslnya, bukan
berlindung, kemudian ada seorang Muslim lain Lafal dan Bentuk Luarnya
yang mengarahkan panah ke arah mereka, jika Kaidah ini lebih khusus apabila dibanding
dia bermaksud membunuh yang Muslim maka dengan kaidah sebelumnya, karena kaidah ini
haram. Namun jika dia bermaksud membunuh berhubungan dengan jenis-jenis akad yang
yang kafir; maka tidak haram. khusus. Adapun kaidah yang kedua berhu-
fika seseorang menjadikan kitab sebagai bungan dengan semua bentuk tasharruf (akad
bantal tidur dan dia bermaksud meniaga kitab dan pengelolaan harta benda).
tersebut, maka tidak dimakruhkan. Namun Maksud dari kaidah ini adalah bentuk la-
jika tidak ada maksud untuk menjaganya, fal akad akan menyebabkan berubahnya satu
maka makruh. Apabila seseorang menanam bentuk akad ke bentuk yang lain, jika me-
pohon di pekarangan masjid dengan maksud mang hal itu dikehendaki oleh dua pihak yang
supaya teduh, maka tidak makruh. Namun jika melakukan akad. Oleh sebab itu, akad hibah
dia bermaksud untuk mendapatkan keman- yang disertai dengan syarat wajib mengganti
faatan yang lain, maka makruh. fika penulisan (syarth 'iwadh), akan berubah menjadi akad
Asma Allah dalam logam dirham dimaksud- jual beli. Umpamanya seseorang berkata,
kan supaya menjadi tanda, maka tidak mak- "Saya menghibahkan barang ini kepadamu,
ruh. Namun jika maksudnya adalah untuk dengan syarat kamu memberi saya barang se-
meremehkan, maka hal itu makruh. jumlah sekian." Hal ini karena substansi dari
fika seseorang duduk di atas peti yang di akad ini adalah jual beli. Maka, hukum yang
dalamnya ada mushaf AI-Qur'an dengan mak- berlaku juga hukum jual beli.
sud menjaganya, maka hal itu tidak dimak- Akad kafalah (menanggung utang orang
ruhkan. Namun apabila tidak ada maksud yang Iain) dengan syarat orangyang memberi utang
seperti itu, maka dimakruhkan. tidak boleh menuntut kepada orang yang su-
Dalam akad jual beli, hibah, wakal utang, dah ditanggung utangnya, maka ia menjadi
jaminan, pembebasan utang, pemindahan akadhiwalah.
utang, pembatalan akad, perwakilan, pem- Akad pemindahan utang (hiwalah) dengan
berian kekuasaan kepada pihak lain untuk syarat orang yang memberlutang mempunyai
mengambil keputusan (tafwidh al-qadha), hak untuk meminta piutangnya kepada orang

Ibnu Nuiaim, al-Asybahwan-Nazha'ir,hlm.22- 23; as-Suyuthi,al-Asybahwan-Nazha'ir, hlm,9-10'


I
lsrAM rrrrD 1

yang memindahkan utang, dan juga kepada dengan sahnya akad. Faktor eksternal tidak
orang yang dipindahkan utang kepadanya, akan merusak akad, meskipun niat dan tujuan
maka akad ini menjadi akad kafalah. dalam akad mempunyai tanda dan indikasi
Akad pinjaman dengan syarat ada ganti, yang jelas.
maka menjadi akad sewa. Keterangan ini menunjukkan bahwa ma-
Menurut madzhab Hanafi, sebagian besar dzhab Syafi'i dan Hanafi tidak menggunakan
hukum-hukum dalam akad jual beli al-wafa' konsep saddudz dzari'ah dalam masalah jual
[yaitu orang yang sedang dalam keadaan bu- beli al-ajal dan jual beli al-'iinah. Umpamanya
tuh menjual bangunan miliknya untuk men- adalah seseorang menjual barang dengan har-
dapatkan uang, dengan syarat apabila orang ga sepuluh dirham yang akan dibayar dalam
tersebut sudah mampu mengembalikan se- jangka masa sebulan, kemudian orang terse-
jumlah uang yang didapat kepada orang yang but (yang menjual) membelinya dengan harga
membeli, maka bangunannya tersebut akan lima dirham sebelum habis satu bulan. Dalam
kembali menjadi miliknya) adalah mengam- menanggapi masalah ini, asy-Syafi'i melihat
bil dari akad gadai (ar-rahn). Karena, memang sisi bentuk jual belinya dan menghukuminya
akad gadailah yang dimaksudkan oleh kedua berdasarkan sisi lahiriahnya. Sehingga, me-
belah pihak. reka menganggap akad tersebut sah. Sedang-
Namun, kaidah ini dipakai oleh madzhab kan Abu Hanifah-meskipun dia tidak meng-
Hanafi dan Syafi'i1se jika memang "maksud" gunakan konsep saddudz dzari'ah-meng-
tersebut tampak dalam akad secara nyata. anggap bahwa akad yang kedua adalah tidak
Apabila dalam akad tidak ada sesuatu yang sah. Hal itu dengan alasan, harga pada akad
menunjukkan niat atau maksud tersebut se- pertama belum selesai dibayar; maka akad jual
cara nyata, maka kaidah yang digunakan beli yang pertama belum sempurna. Sehingga,
adalah "Yang diakui dalam masalah yang akad yang kedua mengikuti hukum yang ada
berhubungan dengan Allah adalah substansi- pada akad pertama.
nya, sedangkan yang diakui dalam masalah Sedangkan Imam Malik dan Imam Ahmad
yang berhubungan dengan sesama hamba menggunakan konsep saddudz dzari'qh da-
adalah sebuian dan lafal." lam menanggapi bentuk jual beli semacam ini.
Dengan kata lain dalam masalah akad, Karena, jual beli seperti ini biasa digunakan
yang menjadi dasar pertama adalah lafal bu- oleh orang untuk mendapatkan keuntungan
kan niat dan maksud. Hal ini karena niat dan dengan cara menjual barang, yang harga asal-
keinginan yang tidak dibenarkan oleh agama nya lima dirham dengan harga sepuluh dirham
tersembunyi dalam hati, dan hukumnya di- apabila dibeli kredit, dengan cara menampak-
serahkan kepada Allah, dan orang yang me- kan akad jual beli yang kelihatannya sah.
lakukannya akan disiksa selagi niatnya itu Ibnul Qayyim berkata, "Hukum-hukum syara'
memang termasuk dosa. Atas dasar ini juga, ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap
maka hukum-hukum akad harus ditetapkan sisi Iaihiriah (lafal yang diungkapkan), sesuai
berdasarkan ungkapan akad dan perkara- dengan kebiasaan orang dalam memahami
perkara yang menyertainya. Rusaknya akad lafal yang diungkapkan tersebut dan selagi
didasarkan kepada ungkapan akad, begitu juga tidak ada tanda-tanda bahwa orang tersebut

rse Hasyiyah al-Hamawi'ala al-Asybah wan-Nazha'ir li lbni Nujaim, jilid,1. hlm. 12 dan setelahnya; Mughnil Muhtaj Syarh al-Minhaj,iilid
2. hlm 37-38; dan as-Suyurhi, al-Asybahwan-Nazha'ir,hlm. 148-149.
Pengantar llmu Flqlh IsrAM IrLrD 1

mempunyai maksud lain yang berbeda dengan melafalkan dengan lisan namun tidak ber-
maksud ucapannya tersebut. Adapun niat dan niat dalam hati, maka tidak mencukupi.
maksud akan dipertimbangkan dan dinilai da- Dan jika dia berniat dalam hati, namun tidak
lam kasus-kasus yang praktik dan realitasnya melafalkannya dengan lisan, maka niatnya
berbeda dengan lafal atau sighat yang diung- itu cukup. Imam al-Baidhawi berkata, "Niat
kapkan."160 adalah perasaan hati yang terdorong oleh
Pendapat inilah yang menurut saya paling sesuatu yang ia anggap cocok baik sesuatu
benar; supaya pintu mereka-reka bentuk akad itu, berbentuk datangnya suatu manfaat atau
dalam masalah riba tertutup. Sehingga, niat tertolaknya suatu kerusakan, baik pada wak-
yang jelek atau maksud yang tidak dibenarkan tu sekarang maupun yang akan datang. Niat
oleh syara' merupakan sebab yang jelas bagi menurut syara' dikhususkan untuk menun-
penetapan tidak sahnya suatu akad jual beli. juk kepada keinginan yang mengarah kepada
perbuatan untuk mendapatkan rida Allah
SWT, dan untuk melaksanakan hukum-hu-
C. TEMPAT NIAT
kum-NyaJ'
Semua ulama bersepakat bahwa tempat Pembicaraan mengenai tempat niat
niat adalah hati. Niat dengan hanya melafal- menghasilkan dua poin kesimpulan, yaitu se-
kannya di lisan saja belum dianggap cukup. bagai berikut.
Melafalkan niat bukanlah suatu syarat, na- t. Niat tidak cukup hanya dengan menggu-
mun ia disunnahkan oleh jumhur ulama selain nakan lisan tanpa ada keinginan di hati,
madzhab Maliki, dengan maksud untuk mem- karena Allah SWT berfirman, "Padahal
bantu hati dalam menghadirkan niat. Dengan mereka hanya diperintah menyembah
kata lain, supaya ucapan lisan dapat membantu
Allah, dengan ikhlas (mukhlishin) menaati-
ingatnya hati. Bagi madzhab Maliki, yang ter- Nya semota-mata karena (menialankan)
baik adalah meninggalkan melafalkan niat,161 egemq, dan juga agar melaksanakan sha-
karena tidak ada dalil yang bersumber dari lat dan menunaikan zakat; dan yang demi-
Rasulullah saw. dan sahabatnya bahwa mereka kian itulah agama yang lurus (benar)."
melafalkan niat. Begitu juga, tidak ada infor- (al-Bayyinah: 5) Tempat ikhlas bukanlah
masi yang mengatakan bahwa imam madzhab
di mulut, melainkan di hati, yaitu dengan
empat berpendapat demikian.
cara berniat bahwa amalnya adalah ha-
Sebab mengapa niat dalam semua ibadah nya untuk Allah SWT saja. Dan juga, hal
harus di hati adalah, karena niat merupakan ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.,
bentuk pengungkapan keikhlasan, dan ke- "sesunggungnya (sahnya) amal'amal per'
ikhlasan hanya ada dalam hati, atau karena buatan adqlah hanya bergantung kepada
hakikat niat adalah keinginan. Oleh sebab itu, niatnya, dan sesungguhnya setiap sese-
apabila ada orang yang berniat dengan hati orang hanya akan mendapatkan apa yang
dan juga melafalkan dengan lisan, maka- diniatinya."
menurut jumhur-dia telah melakukan niat Poin ini dapat dikembangkan menjadi
dengan cara yang sempurna. Apabila dia dua poin lagi, yaitu:

160 Al-qarafi, al-Furuq,lilid 2. hlm. 32; A'lamul Muwaqqi'in, jilidZ,hlm.777-129; jilid 4, hlm. 400 dan setelahnya.
161 lbru Nujaim, al-Asybah wan-Nazha'ir, hlm. 46-51.; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 57; ad-Dardif, asy-Syarh al'Kabir wa Syarh ad-
Dasuqi, iilid 1, hlm. 233; as-Suyuthi, al-Asybah wan-Nazha'ir, hlm. 26-30; KasysyafulQinaj jilid 1, hlm. 365; Ahkamun Niyah,hlm.
10,78,82,97 danL27.
-
FrqLH Isr.,A,M IrLrD 1 PenElantar Ilmu Flqlh

Apabila ada perbedaan antara ucapan nafi162 mengatakan bahwa kasus-ka-


lisan dengan suara hati, maka yang sus seperti di atas tetap menyebabkan
diakui adalah suara hati. Kalau sese- ditetapkannya kafarat. Sebab, yang
orang niat berwudhu dengan hatinya, dimaksud dengan yamin al-laghwi-
sedangkan lisannya mengatakan men- yang tidak dihukumi dan tidak ada
cari kesegaran, maka wudhu orang kafaratnya-adalah sumpah yang
tersebut sah. Tapi apabila yang ber- menceritakan tentang kejadian yang
laku adalah sebaliknya, maka tidak telah lewat atau kejadian yang sedang
sah. Begitu juga apabila seseorang terjadi, dan hati orang yang meng-
niat shalat Zhuhur dalam hati, namun ucapkan itu menduga kuat bahwa
lisannya mengatakan shalat Ashar, ucapannya itu sesuai dengan realitas.
atau hatinya berniat haji namun lisan- Namun, ternyata ucapannya itu tidak
nya menyebut umrah atau sebalik- sesuai dengan realitas yang sebenar-
nya, maka yang dianggap sah adalah nya terjadi.163 Umpamanya ada sese-
apa yang disuarakan oleh hatinya. orang yang berkata, "Wallaahi [demi
Dalam kitab fiqih madzhab Hanafi Allah), saya tidak pernah masuk ru-
(al-Qunyah wal- M uj tabal disebutkan,
mah ini." Dia mempunyai dugaan
"Barangsiapa tidak mampu meng-
kuat bahwa memang dia tidak pernah
hadirkan niat dalam hatinya atau dia
masuk rumah tersebut, tapi ternyata
selalu ragu dalam niat yang dilaku-
keliru. Atau ada orang melihat seekor
kan dengan hati, maka cukup bagi-
burung dari jauh, dia menduga bahwa
nya melafalkan niat tersebut dengan
burung itu adalah burung gagak, ke-
lisan, karena'Allah tidak membebani
mudian dia bersumpah dan ternyata
seseorang melainkan sesuai dengan ke-
burung yang ditunjuk tersebut adalah
sang g up anny a."' (al-Baqarah: 2 86)
burung merpati. Sementara menurut
b. fika seseorang secara tidak sengaja
jumhur ulama, yang dimaksud dengan
menguchpkan sumpah "billaahil' ma-
yamin al-laghwi adalah sumpah yang
ka menurut jumhur ulama selain ma-
diucapkan oleh orang yang bersum-
dzhab Hanafi, sumpahnya tersebut
pah, baik sumpah itu atas sesuatu
tidak terjadi dan dianggap sumpah yang telah terjadi, sedang terjadi,
main-main (stamin allaghwi), dan ti-
ataupun yang akan terjadi. Namun,
dak ada sangkut pautnya dengan ka-
sumpah tersebut tidak dimaksudkan
farat (denda) apabila dia melanggar
sebagai sumpah. Umpamanya adalah
sumpahnya. Begitu juga apabila se-
ada orang yang berkata tanpa maksud
seorang mempunyai maksud untuk
bersumpah, "Tidak, wallahii' "Betul,
bersumpah atas sesuatu, namun lisan-
wollahil' "Ya, dia tadi membaca Al-
nya keliru mengucapkan sumpah atas
Qur'ani' dan kemudian dari lisannya
sesuatu yang lain, maka sumpahnya
terlepas ucapan sumpah, namun tidak
juga tidak sah. Ulama madzhab Ha-
dimaksudkan sebagai sumpah.

762
Ibnu Nujaim, ol-Asyba h wan- N azha' ir, hlm.7 .
163
i iilld 3, hlm. 3-4.
Al - Bo da'i
i riiii,ti, ,:t:ir ,::.
:F
I'
i' FIqLH ISTAM 1

I 'ILID
)
)r
Kesimpulannya adalah ulama madz- dalam kitab al-lbanah berkata, "Hu-
hab Hanafi tidak mengakui keber- kum yang asal adalah setiap orang
adaan yamin al-laghwi terhadap per- yang mengatakan sesuatu dengan
kara yang akan terjadi. Sumpah yang terang adalah diterima. Namun apa-
dilakukan untuk sesuatu apa pun yang bila dia mempunyai niat lain, maka
akan terjadi, akan tetap dihukumi se- diterima juga dan dipasrahkan ke-
bagai sumpah yang sebenarnya, dan pada Allah dan hukumannya tidak
orang yang mengucapkannya wajib dilaksanakan." Contohnya adalah apa-
membayar kafarat jika dia melanggar bila lelaki berkata kepada istrinya,
sumpahnya, baik sumpah tersebut "Kamu saya talak," kemudian sang
diucapkan dengan sengaja maupun suami berkata, "Yang saya maksud
tidak. Menurut ulama madzhab Ha- adalah melepaskan kamu dari ikatan
nafi, yamin al-laghwi hanya berlaku tali/rantai," namun tidak ada indikasi
bagi sumpah atas sesuatu yang su- apa yang dimaksudkannya itu benar
dah terjadi ataupun yang sedang [seperti istrinya tidak dalam keada-
terjadi saja. Yaitu, ketika orang yang an terikat), maka alasannya itu tidak
bersumpah menduga kuat bahwa apa diterima. Tapi apabila ada indikator,
yang dikatakannya itu sesuai dengan umpamanya istrinya memang dalam
realitas, namun ternyata tidak. keadaan terikat kemudian dia me-
Keterangan di atas adalah berkena- lepaskan tali tersebut dan mengata-
an dengan sumpah dengan asma Allah kan maksudnya tadi, maka ucapannya
(billaahi). Adapun dalam masalah itu diterima (dan tidak terjadi talak).
talah memerdekakan budak dan ila' 2. Dalam semua bentuk ibadah, melafalkan
maka tetap dianggap sebagai haq niat dengan lisan bukanlah termasuk
qadha'i bukan haq diyani. Dengan syarat niat. OIeh sebab itu, apa yang
kata lain, dalam masalah-masalah diutarakan oleh lisan tidak dianggap.
ini, sisi batiniah tidak dianggap dan Kesimpulan ini menimbulkan beberapa
urusannya dipasrahkan antara dia konsekuensi, yaitu sebagai berikut.
dengan Allah SWT. Karena, dalam Apabila ada orang yang menghidup-
masalah ini terdapat hak orang lain kan tanah yang mati (ihya'al-mowat)
sesama hamba. dengan niat akan membangun masjid
c. Apabila seseorang mengartikan talak di atasnya, maka tanah tersebut
dan al-'itq [makna syar'inya adalah menjadi tanah masjid dengan niat-
'memerdekakan budak') dengan se- nya tersebut. Untuk menetapkannya,
lain makna syar'i, seperti lafal talak tidak perlu dengan melafalkan niat itu
diartikan'terlepasnya ikatan rantai dengan lisan.
atau tali' atau 'menggabungkan se- b. Barangsiapa bersumpah tidak akan
suatu dengan yang lain,' maka lafaz memberi salam kepada si fulan, ke-
talak dan al-'itq-nya tidak diterima mudian orang tersebut memberi
dan dipasrahkan kepada Allah SWT. salam kepada satu kelompok yang
Yang diakui adalah apa yang dimak- di dalamnya ada si fulan, namun da-
sudkannya tersebut. Imam al-Faurani lam hatinya orang tersebut berniat
-
FIQIH ISI.AM JILID 1 Pongantar llmu Flqlh

mengecualikan si fulan dari salamnya atau tidak jadi mengucapkannya, maka orang
tersebut, maka dia tidak melanggar tersebut tidak berdosa. Karena, Rasulullah
I
sumpahnya. Berbeda dengan orang saw. bersabda, ri

yang bersumpah tidak akan masuk l

rumah si fulan, kemudian dia


memasuki rumah tersebut dengan
,1 ,iii t+ .;,^; c; 4\,:')t;"'.lr ,it
l

niat memasuki rumah selain si fulan,


karena memang ada banyak orang
*.,9 "d',iJ *..f i!'t\:r fJ'i
di rumah tersebut, maka dia telah "Sesungguhnya Allah SWT tidak akan
melanggar sumpahnya menurut pen- menghukum bisikan-bisikan jiwa umatku, se-
dapat yang ashah di kalangan ulama lagi mereka belum mengucapkan atau belum
madzhab Syafi'i. Menurut ulama merealisasikannya." (diriwayatkan oleh imam
Hanafi, orang tersebut dianggap me- hadits yang enam dari Abu Hurairah r.a.)
langgar sumpah jika si fulan memang
berada di dalam rumah. fika si fulan Imam as-Subki dan yang lain membagi
tidak berada dalam rumah, maka dia bisikan maksiat dalam jiwa kepada lima
tidak dianggap melanggar sumpah. tingkatan.
Tingkatan pertama, (al-Hajis) apa yang
Namun perlu diketahui, ada beberapa muncul seketika dalam hati. Ulama berijma
perkara yang dikecualikan dari kesimpulan bahwa bentuk yang seperti ini tidak dihukumi.
kedua ini, yaitu sebagai berikut. Karena, munculnya bisikan tersebut bukan
Masalah nadzar, talak, memerdekakan atas inisiatif diri seseorang, melainkan datang
budak, dan wakaf. Apabila seseorang telah dengan sendirinya, dan orang tersebut tidak
berniat dalam hati mengenai masalah-masalah mampu menahan dan mengendalikannya.
tersebut, namun dia tidak melafalkan niatnya Tingkatan kedua, (al-Khathir) apa yang
dengan lisan, maka nadzar, waqaf, talak, dan terlintas dalam hati dan manusia mampu
memerdekakan budak tersebut tidak terjadi, menghalaunya, bentuk seperti ini juga tidak
hingga orang tersebut melafalkannya dengan dihukumi.
lisan.
Tingkatan ketiga, (Hadits an-Nafsi) ke-
Perkara lain yang dikecualikan juga ada-
raguan yang ada dalam hati; hingga muncul
lah apabila ada lelaki berkata kepada istri-
sikap menimbang-nimbang, apakah perbuatan
nya,"Kemu saya talak," kemudian sang lelaki
ini perlu dilakukan atau tidak. Bentuk seperti
berkata, "Yang saya maksud adalah jika Allah
ini juga bukan merupakan dosa berdasarkan
mengendaki (insya Allah)." Maka, ucapannya
nash hadits yang disebut di atas. Apabila
tersebut tidak diterima. Imam ar-Rafi'i ber-
tingkatan yang ini saja tidak dihukumi, maka
kata, "Pendapat yang masyhur adalah yang
dua tingkatan sebelumnya lebih berhak untuk
mengatakan bahwa orang tersebut tidak di-
tidak dihukumi,
tetapkan hukum atasnya." Contoh lainnya
Tingkatan keempat, (al-Hamm) memper-
adalah bisikan hati selagi belum diucapkan i1

dan diamalkan, maka ia juga tidak dihukumi.


kuat keinginan untuk melakukan sesuatu.
Dalam hadits disebutkan bahwa barangsiapa
Atau orang yang bertekad untuk melakukan
memperkuat keinginan untuk melakukan ke-
maksiat, namun tidak jadi melakukannya
L

,
lr,
W
F,,
ISIic.M IITID 1

bajikan, maka ia akan diganjar satu kebajikan. Ada juga yang mengatakan bahwa waktunya
Namun siapa yang memperkuat keinginanya adalah ketika melakukan amalan bersuci yang
untuk melakukan kejelekan, maka tidak di- pertama kali. Madzhab Syafi'i berpendapat
catat sebagai amal kejelekan,l6a melainkan bahwa membarengkan niat dengan basuhan
akan ditunggu jika perbuatan jelek itu akhir- pertama kali pada bagian wajah adalah wajib,
nya ditinggalkan karena Allah. Maka, orang- supaya niat tersebut berbarengan dengan
tersebut mendapatkan satu kebaikan. Dan amalan fardhu yang pertama sebagaimana
apabila dia melakukan perbuatan jelek ter- dalam shalat. Namun, disunnahkan melaku-
sebut, maka dicatat satu kejelekan. Sehingga, kan niat sebelum membasuh kedua telapak
pendapat yangashah adalah yang mengatakan tangan, supaya niatnya tersebut dapat men-
bahwa yang dihukumi dosa adalah apabila cakup seluruh amalan sunnah dan fardhu
perbuatan jelek itu jadi dilakukan, sedangkan wudhu. Sehingga, kesemua amalan tersebut
al-hamm tidak dihukumi. akan mendapat pahala, sebagaimana yang
Tingkotan kelima, (al-'azmu) kuatnya ke- dikatakan oleh madzhab Hanafi.
inginan dan tekad untuk melakukan sesuatu. Boleh mendahulukan niat sebelum me-
Ulama yang telah melakukan penelitian men- mulai bersuci dalam jarak waktu yang pendek.
dalam menyatakan bahwa tingkatan ini ter- Apabila jarak waktunya lama, maka tidak
kena hukum. memadai. Disunnahkan menghadirkan niat
dalam hati selama melakukan wudhu hingga
D. WAKTU NIAT akhir amalan wudhu selesai, supaya semua
Secara umum waktu niat adalah di awal
amalannya dibarengi dengan niat. Namun
melakukan ibadah, kecuali dalam beberapa apabila dia hanya konsisten dengan konse-
kasus yang akan saya terangkan.l6s
kuensi niat saja, artinya semasa wudhu dia ti-
dak ada niat untuk keluar dari wudhu, maka
Niat wudhu adalah ketika membasuh
hal itu sudah mencukupi,.
muka. Madzhab Hanafi berpendapat bahwa
niat wudhu disunnahkan dilakukan ketika me- Madzhab Hambali mengatakan bahwa
lakukan amalan sunnah yang pertama, yaitu waktu niat wudhu adalah ketika pertama kali
ketika membasuh telapak tangan hingga per- melakukan amalan wajib, yaitu ketika mem-
gelangan tangan, supaya pahala kesunnahan- baca basmalah.
kesunnahan sebelum membasuh muka dapat Menurut madzhab Syafi'i dan Hambali,
diperoleh. Waktunya adalah sebelum mela- orang yang berwudhu dibolehkan melakukan
kukan istinja' supaya semua perbuatannya tafriq (memisah-misahkan) niat pada semua
menjadi amalan untuk mendekatkan diri ke- anggota wudhu. Yaitu, dengan cara berniat
pada Allah SWT. menghilangkan hadats dari anggota wudhu
Madzhab Maliki mengatakan, bahwa yang sedang dibasuh atau diusap. Hal ini di-
waktu berniat adalah ketika membasuh muka. sebabkan memisah-misah amalan wudhu di-

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas, "Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan
keburukan, kemudian menerangkannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan, namun tidak jadi melaksanakannya, maka Allah
akan mecatat kebaikan untuknya. Apabila dia berniat melakukan kebaikan dan kemudian mengamalkannya, maka Allah akan men-
catat sepuluh kebaikan untuknya hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan hingga berlipat ganda. Apabila seseorang berniat melakukan
kejelekan, namun ia tidak jadi melakukannya, maka Allah akan mencatat kebaikan kepadanya. Namun jika dia berniat melakukan
kebaikan lalu melaksanakannya, maka Allah akan mencatat satu kejelekan untuknya."
Ibnu Nufaim, aI-Asybahwan-Nazha'ir,hlm.43 dan setelahnya; as-Suyuthi,al-Asybah wan-Nazha'ir; al-Htsaini,Ahkamun Niyah,hlm.
t0,74,78,L22 - L25.
-
FIqLH ISTAM IILID 1 Pengnntar llmu Flqlh

bolehkan, sehingga memisah-misah niat ma- adalah syarat. Madzhab Hanafi mengatakan
sing-masing amalan tersebut juga boleh. bahwa waktu niat tayamamum adalah ketika
Pendapat yang mu'tamad menurut madz- menempelkan debu ke telapak tangan. Se-
hab Malik-yang berbeda dengan pendapat dangkan madzhab Syafi'i mewajibkan diba-
Ibnu Rusyd-adalah tidak cukup melakukan rengkannya niat dengan perpindahan debu
tafriq niat pada masing-masing anggota wu- ketika akan diusapkan ke wajah, karena itu-
dhu. Yaitu, dengan melakukan niat khusus lah rukun tayamum yang pertama. Wajib juga
untuk masing-masing anggota wudhu ketika melanggengkan niat hingga sampai mengusap
membasuh atau mengusapnya, jika tanpa bagian dari wajah. Madzhab Maliki dan Ham-
ada maksud untuk menyempurnakan wudhu. bali menganggap cukup apabila niat dilakukan
Namun jika dia melakukan tafriq niat ketika ketika mengusap wajah.
membasuh atau mengusap masing-masing Niat shalat adalah ketika takbiratul ih-
anggota-anggota wudhu dengan maksud un- ram. Madzhab Hanafi166 mensyaratkan bersam-
tuk menyempurnakan wudhunya, dan itu di- bungnya niat dengan shalat, sehingga tidak
lakukan dengan cepat, maka niat wudhunya boleh ada pemisah yang lain antara niat dan
mencukupi. takbiratul ihram. Yang dimaksud dengan pe-
Bagi madzhab Hanafi, mandi adalah sama misah yang lain adalah perbuatan yang tidak
dengan wudhu dalam masalah kesunnahan- pantas dilakukan ketika shalat seperti makan,
kesunnahannya. Karena, memulai dengan niat minum, dll.. Madzhab Maliki167 mewajibkan
ketika mandi wajib bagi mereka hanyalah ke- menghadirkan niat (di hati) ketika takbiratul
sunnahan. hal ini dimaksudkan supaya semua ihram, atau sebelumnya dalam jangka waktu
yang dilakukan oleh orang yang mandi terse- yang tidak lama.
but dapat dianggap sebagai amalan untuk Madzhab Syafi'i168 mensyaratkan niat ha-
mendekatkan diri kepada Allah SWT seperti rus berbarengan dengan pekerjaan shalat.
alasan dalam wudhu. fumhur ulama mewajib- Apabila niatnya terlambat, maka dinamakan
kan niat ketika mandi wajib, sama seperti 'ezom. Madzhab Hambalil6e mengatakan bah-
wudhu dengan dalil hadits "innamal a'moalu wa yang afdhal adalah membarengkan niat
bin-niyaot." Niat tersebut dilakukan ketika dengan takbiratul ihram. Apabila niatnya Iebih
mulai membasuh bagian pertama dari ang- dulu daripada takbiratul ihram, namun jarak
gota badan, yaitu dengan cara menghadirkan waktunya tidak lama dan waktu melaksana-
niat mandi wajib atau menghilangkan jinabah kan shalat fardhu sudah masuk, serta orang
atau menghilangkan hadats besar atau berniat tersebut tidak membatalkan niatnya, dan juga
supaya boleh melakukan hal-hal yang dilarang masih dalam keadaan Islam, tidak murtad,
sebelum mandi wajib. maka shalatnya sah. Karena, didahulukannya
Madzhab empat sepakat bahwa niat niat atas takbiratul ihram dalam jangka waktu
tayamum adalah wajib. Namun menurut yang pendek tidak menghilangkan maksud,
pendapat yang mu'tamad dan rajih dalam bahwa shalat tersebut telah diniati, dan juga
madzhab Hanafi dan Hambali niat tayamum tidak menyebabkan orang tersebut dianggap

766 jilid
Az-Zaila'i,Tabyinul Haqa'iq, 1, hlm 99
767 jilid 1, hlm. 305.
Asy-Syarh ash-Shaghir wa Hasyiyah ash-Shawi,
168 jilid 1, hlm. 305.
Hasyiyah al-Bajuri,
769
Kasysyaful Qina', iilid 1, hlm. 367; Ghayatul Muntaha, jilid 1, hlm,54, 115.
Pengantar llmu Flqlh FrqLH Isr."A,M frlrD 1

tidak berniat. fuga, karena niat adalah syarat sudah dimulai sejak awal takbiratul ihram)
shalat maka boleh didulukan seperti syarat- tidak boleh. Yang dimaksud oleh Imam asy-
syarat yang lain. Begitu juga tuntutan untuk Syafi'i dengan ucapannya, "tidak sebelumnya"
membarengkan niat dengan takbiratul ihram adalah niat yang dilakukan sebelum takbiratul
adalah menyulitkan. Allah SWT berfirman, ihram, kemudian orang yang berniat tersebut
memutuskan niatnya itu sebelum takbiratul
& ihram. Perkataan Imam asy-Syafi'i "dan tidak
(vA)....
W,D q:z$rcfu|#tf) setelahnya" bukan berarti niat yang berlang-
sung terus hingga takbiratul ihram selesai
"...den Dia tidakmenjadikan kesukaran un-
adalah tidak boleh. Melainkan,yang dimaksud
tukmu dalam agama...." (al-Haii: 78)
adalah apabila ada orang yang memulai niat
setelah selesai takbiratul ihram, maka itu ti-
Selain itu, awal shalat adalah termasuk dak boleh. Namun apabila dia niat sebelum
bagian dari shalat. Maka, menempatkan niat takbiratul ihram, kemudian niat tersebut ber-
pada awal shalat adalah sudah cukup.
langsung terus hingga akhir takbiratul ihram,
Kesimpulannya adalah, niat wajib berba- maka niat yang seperti ini adalah boleh, dan
rengan dengan takbiratul ihram, dan madz- berarti orang tersebut melaksanakan niat
hab Syafi'i selain mewajibkan barengnya niat tersebut melebihi dari apa yang diwajibkan.
dengan takbiratul ihram, mereka juga me- Hal yang seperti itu tidaklah membahayakan
wajibkan niat tersebut harus berlangsung se- sahnya niat.
panjang melakukan takbiratul ihram. Karena
Madzhab Hanafi mengatakan bahwa niat
takbiratul ihram adalahamalan pertama dalam menjadi imam harus dilakukan ketika ada
shalat, maka wajib dibarengkan dengannya orang yang mengikutinya (menjadi makmum),
sama seperti ibadah haji dan lainnya. Adapun bukan sebelumnya. Niat berjamaah juga se-
madzhab-madzhab lain membolehkan niat baiknya dilakukan di awal amalan shalat-
dilakukan sebelum takbir dengan jarak waktu nya makmum. Dalam kitab Fathul Qadir bab
yang sebentar, Apabila niat tersebut dilakukan "Sahnya Mengikuti Imam" disebutkan bahwa
terlambat atau mandahului takbiratul ihram yang lebih baik adalah niat mengikuti imam
dalam jarak waktu yang lama, maka shalatnya (niat menjadi makmum) ketika imam sudah
batal. memulai shalat.
Imam asy-Syafi'i berkata, 'Apabila sese- Adapun ibadah-ibadah yang waktu niat-
orang melakukan takbiratul ihram-baik se- nya tidak diharuskan di awal melaksanakan
bagai imam ataupun sendirian-maka dia ibadah tersebut adalah sebagai berikut.
harus niat sewaktu takbiratul ihram, tidak
sebelumnya (la qablah) juga tidak setelahnya A. PUASA
(wa la ba'dah)." Ulama-ulama madzhab Syafi'i
Boleh mendahulukan niat sebelum awal
memberi komentar perkataan imam asy-Syafi'i
waktu melakukan puasa, karena untuk me-
di atas, "lmam asy-Syafi'i tidak bermaksud ngetahui secara tepat masuk awalnya waktu
bahwa niat yang mendahului takbiratul ihram
puasa adalah sulit. Apabila ada orang yang
fyang berlangsung terus hingga selesai tak- niat puasa berbarengan dengan waktu fajar
biratul ihram) dan [niat) yang (selesainya) ter-
maka tidak sah, menurut pendapat yang ashah
lambat setelah takbiratul ihram (tapi niatnya
dalam madzhab Syafi'i. Madzhab Hanafi mem-
-
FrQIH ls[,q,M JrrrD 1

perinci pembahasan ini; apabila puasanya dzikir yang lain. Sehingga, dapat disimpul-
adalah puasa Ramadhan tunai (ada'), maka kan bahwa jumhur ulama mengatakan bahwa
boleh mendahulukan niat dimulai dari ter- ihram cukup hanya dengan niat saja. Namun
benamnya matahari, atau membarengkan niat menurut madzhab Hanafi, ihram tidak cukup
dengan terbitnya fajar (dan ini adalah waktu hanya dengan niat saja, melainkan niat terse-
yang asli), atau mengakhirkan niat hingga se- but harus dibarengkan dengan ucapan atau
belum tengah hari menurut hitungan syara'. perbuatan yang khusus dilakukan sewaktu
Ini semua untuk mempermudah orang yang ihram. Pendapat yang ashah dalam madzhab
melakukan puasa. Apabila puasanya bukan Syafi'i adalah waktu niat bagi orang yang
puasa tunai (ado') seperti puasa qadha, nadzar, berhaji tamattu' adalah selagi dia belum sele-
atau kafarat, maka boleh niatnya didulukan sai dari melakukan umrah.
mulai dari terbenamnya matahari hingga ter-
bitnya fajar. Boleh jua membarengkan niat C. AKAT DAN ZAI<AT FITRAH
dengan terbitnya fajar; karena itulah waktu Dalam kedua ibadah ini, niat boleh men-
yang asli untuk puasa. Apabila puasanya sun- dahului aktivitas pembagian zakat kepada
nah, maka waktu niatnya sama dengan waktu fakir miskin. Hukum ini adalah hasil qiyas
niat puasa Ramadhan tunai. dengan puasa. Niat tersebut cukup apabila di-
lakukan ketika memisahkan bagian yang akan
B. HAJI dizakatkan dari harta benda yang di milikinya,
Niat dalam haji adalah mendahului pelak- atau ketika menyerahkannya kepada wakil
sanaan manasik haji, yaitu dilakukan ketika atau setelahnya namun sebelum dibagikan
berihram. Maksud ihram adalah niat dan kepada orang yang berhak menerimanya. Ini
membaca talbiyah atau yang menggantikan- semua adalah untuk memudahkan orang yang
nya, seperti ketika menggiring hewan yang mengeluarkan zakat, meskipun hukum asalnya
akan disembelih sebagai al-hadyu menurut adalah niat zakat harus dilakukan bersamaan
madzhab Hanafi. Madzhab Maliki mengatakan ketika membagikan zakat tersebut. Apakah
bahwa ihram adalah dengan cara melakukan boleh niat dilakukan setelah zakat itu diberi-
niat yang dilakukan bersamaan dengan ucap- kan kepada yang berhak? Madzhab Hanafi me-
an atau perbuatan yang berhubungan dengan ngatakan apabila seseorang memberikan za-
haji, seperti ucapan talbiyah dan menuju per- kat tanpa niat, kemudian setelah itu dia baru
jalanan. Tetapi menurut pendapat yang lebih niat, maka niatnya itu sah apabila harta zakat
rajih, ihram adalah dengan melakukan niat itu masih berada di tangan fakir miskin, apa-
saja. Madzhab Syafi'i dan Hambali mengata- bila sudah tidak di tangan lagi maka tidak sah.
kan bahwa ihram cukup hanya dengan niat Niat pembayaran kafarat juga sama de-
saja. Apabila ada orang yang hanya berniat ngan niat pembayaran zakat, boleh mendahu-
dan tidak mengucapkan talbiyoh, maka sudah lukan niat sebelum pelaksanaan pembagian
cukup. Namun apabila dia mengucapkan tal- kafarat kepada orang-orang yang berhak.
biyah saja tanpa niat, maka ihramnya belum
cukup. D. NIAT MENIAMA'( DUA SHALAT
Niat tidak disyaratkan berbarengan de- Niat menjamak tersebut adalah dilaku-
ngan pembacaan talbiyah, karena talbiyah kan ketika waktu shalat yang pertama apa-
adalah salah satu bentuk dzikir dan dia bila shalat yang kedua adalah shalat yang
tidaklah wajib dalam haji sebagaimana dzikir- digabungkan ke shalat yang pertama. Apabila
FrqlH IsLAM fll-rD I

shalat yang pertama dijadikan ibadah pertama (tafriq on-niyoh), yaitu berniat setiap kali
yang dilakukan, maka boleh mengakhirkan niat melakukan rukun-rukunnya.
melewati waktu yang awal. Karena, pendapat Adapun dalam wudhu boleh melakukan
yangazhar menetapkan bahwa niat di tengah- tafriq on-niyah menurut pendapat yang ashah
tengah waktu itu adalah boleh. dalam madzhab Syafi'i sebagaimana yang
telah saya terangkan. Yang lebih sempurna
E, NIAT MENYEMBELIH HEWAN QURBAN dalam melakukan haji adalah melakukan niat
Boleh mendahulukan niat atas pelaksa- dalam masing-masing thawaf, sa'i, dan wukuf
naan penyembelihan. Menurut pendapat yang di Arafah. Tetapi apabila thawafnya adalah
ashah dalam madzhab Syafi'i, membarengkan thawaf nadzar atau thawaf sunnah, maka di-
niat dengan waktu penyembelihan tidaklah syaratkan niat. Karena, thawaf tersebut tidak
wajib, Dan menurut pendapat yang ashah, ikut dalam satu paket ibadah apa pun, Oleh
boleh juga melakukan niat ketika menyerah- sebab itu, dapat dikatakan bahwa thawaf
kan hewan qurban kepada pihak wakil. adalah ibadah yang wajib niat apabila tha-
wafnya itu sunnah. Tetapi kalau thawafnya itu
F. NIAT MENCECUALIKAN SESiUATU DALAM fardhu, maka tidak diwajibkan niat.
SUMPAH Madzhab Hambali mengatakan bahwa
Niat tersebut wajib dilakukan sebelum yang wajib dalam niat adalah mengkontinyu-
selesainya sumpah dan pengecualian tersebut kan makna niat, bukan mengkontinyukan ha-
juga wajib diniati. kikat niat, dengan cara menjauhi keinginan
untuk memutus niat. Kalau umpama sese-
TIDAK DISYARATKANNYA MENGHADIRKAN orang lalai dengan niatnya (di tengah-tengah
NIAT SEGARA BERTERUSAN HINGGA waktu shalat), maka hal itu tidak memenga-
SELESAINYA IBADAH. ruhi sahnya shalat yang dilakukan.
Madzhab Hanafi mengatakan bahwa orang
Niat tidak disyaratkan langgeng hingga
yang berhaji apabila melakukan thawaf de-
akhir ibadah, karena hal itu menyulitkan. Be-
gitu juga, tidak wajib niat ibadah bagi setiap ngan niat thawaf sunnah pada Hari Qurban,
maka ia menjadi thawaf fardhu. Apabila dia
bagian-bagian ibadah tersebut, melainkan cu-
melakukan thawaf setelah selesai nafan dan
kup niat melakukan amalan-amalan ibadah
dia niat melakukan thawaf sunnah, maka dia
itu secara keseluruhan. OIeh sebab itu, niat
sudah dianggap melakukan thawaf osh-shadr
dalam ibadah yang mempunyai banyak amal
(thawaf al-wada'). Apabila ada orang thawaf
perbuatan (al-af'al) cukup dilakukan di awal
dengan maksud mencari orang yang berutang
ibadah saja, tidak perlu berniat ketika me-
kepadanya, maka thawafnya tidak cukup.
lakukan perbuatan-perbuatan yang ada dalam
Namun apabila ada orang yang melakukan
ibadah tersebut seperti wudhu dan shalat.
Begitu juga haji, sehingga tidak perlu menyen-
wuquf di Arafah dengan maksud mencari
orang yang berutang kepadanya, maka wukuf-
dirikan niat untuk thawal sa'i, dan wukuf,
nya sah. Karena, thawaf adalah ibadah yang
Dalam shalat tidak boleh membagi-bagi niat
idependen, sedangkan wukuf tidak.170

170 lbnu an-Nujaim, al-Asybah wan-Nazha'ir, hlm.45-46 dan setelahnya; as-Suyuthi, al-Asyboh wan-Nazha'ir, hlm. 23; al-Husaini,
Ahkamun Niyah,hlm. L24-lZ6; al-Mughni, iilid 1, hlm. 467,
FrqlH IsrAM f rrrD 1 Pongantal llmu Flqlh

E. CARA NIAT nama shalat tersebut secara tepat supaya dia


Ibadah memerlukan niat untuk melak- dapat dibedakan dari shalat-shalat fardhu
yang lain. Dalam niat shalat fardhu juga harus
sanakannya yang dapat membedakannya dari
amalan yang lain, baik amalan lain itu berupa
disebut kefardhuannya, supaya dia dapat di-
ibadah yang satu bentuk dengannya atau satu
bedakan dari shalat-shalat sunnah. Sebagian
jenis atau bukan ibadah (adat kebiasaan). Hal fuqaha mengatakan bahwa penyebutan ke-
ini karena maksud dari niat dalam ibadah fardhuan dalam niat shalat fardhu tidak
adalah untuk membedakannya dari adat ke-
disyaratkan, cukup dengan menyebutkan
nama shalat tersebut secara tepat. Karena,
biasaan, atau untuk membedakan antara satu
memang nama shalat yang disebut itu adalah
tingkatan ibadah dengan yang lainnya.
shalat fardhu.
Contohnya adalah, amalan wudhu akan
Melakukan shalat sunnah rawotib dan
menjadi ibadah jika memang orang yang me-
shalat sunnah mu'akkadah fbukan shalat sun-
lakukan bermaksud menjadikannya sebagai
nah mutlak) juga harus dengan niat yaitu niat
penyambung bagi pelaksanaan ibadah seperti
melakukannya dan menentukan secara pasti
shalat, thawal dll. yang memang pelaksana-
jenisnya seperti shalat sunnah yang mengikuti
annya harus dengan wudhu. Amalan wudhu
shalat fardhu Zhuhur, atau shalat Idul Fitri,
tanpa niat ibadah akan menjadi amalan adat
atau shalat Kusuf, dll.. Shalat sunnah mutlak
kebiasasan seperti membersihkan anggota
cukup hanya dengan niat melakukannya, su-
badan, mencari kesejukan, dll.. Apabila dalam
paya dia berbeda dengan shalat-shalat yang
melakukan wudhu seseorang berniat supaya
lain. Karena, memang shalat sunnah mutlak
dengan wudhunya itu dia boleh melakukan
ini tidak ada ketentuan waktu dan sebabnya.
shalat, atau berniat fardhu mandi, maka sah-
Memberi harta kepada orang lain tanpa
lah wudhu orang tersebut.
harga atau kembalian adalah bentuk amalan
Amalan shalat-meskipun ia tidak me-
yang masih umum. Ia dapat dikatakan zakat,
nyerupai jenis amalan adat kebiasaan, me-
sedekah sunnah, hadiah, atau hibah. Oleh se-
lainkan ia adalah ibadah yang murni (mah-
bab itu, selain harus menyatakan niat mem-
dhah)-namun shalat ada banyak jenisnya.
beri, juga harus ditambahi dengan penentu-
Shalat dapat dikelompokkan ke dalam dua
an (ta'yin) menggunakan sifat syar'i seperti
jenis; shalat fardhu dan shalat sunnah. Shalat
zakat-misalnya-supaya ia dapat dibedakan
fardhu dapat dikelompokkan ke dalam dua
dari perbuatan-perbuatan memberi harta
bentuk; fardhu 'ain dan fardhu kifayah. Con-
selain zakat. Dalam niat zakat tidak perlu me-
toh shalat fardhu 'ain adalah shalat wajib lima
negaskan kefardhuannya, karena lafal zakat
waktu, sedangkan contoh shalat fardhu kifa-
dalam istilah syara' digunakan untuk amalan
yah adalah salah jenazah.
wajib.
Sementara itu, shalat sunnah dapat di-
Menahan diri tidak makan, minum, dan
kelompokkan kepada dua macam; shalat sun-
semacamnya, adakalanya dilakukan karena
nah yang mengikuti shalat fardhu-seperti puasa, dan adakalanya untuk menjaga diri dan
shalat Witir, shalat Id, shalat gerhana mata- pengobatan. Oleh sebab itu, niat menahan diri
hari, shalat gerhana rembulan, shalat Istisqa' (al-imsak) dalam puasa harus disertai dengan
shalat tarawih-dan shalat sunnah mutlak. penyebutan kata shiyam/shauln supaya dia
Shalat fardhu wajib dilakukan dengan niat, dapat dibedakan dari perbuatan-perbuatan
yaitu niat melakukannya dengan menyebut lain yang hampir serupa.
PenEantar llmu Flqlh FIQIH ISI.,A,M JILID 1
151

Selain itu, puasa juga ada yang fardhu dan A. NIAT WUDHU
ada juga yang sunnah sama seperti shalat. Oleh Cara niat wudhu adalah dengan berniat
sebab itu, selain menyatakan niat puasa, orang menghilangkan hadats, atau berniat untuk
yang melakukan puasa juga harus menyatakan melakukan shalat, atau niat wudhu, atau niat
secara jelas jenis puasanya seperti puasa Ra- melaksanakan perintah AIlah, atau niat supaya
madhan, puasa qadha, puasa kafarat sumpah, boleh melakukan perkara-perkara yang me-
kafarat zihar; kafarat pembunuhan, kafarat lakukannya memang harus dengan wudhu
jimak di tengah hari Ramadhan, atau puasa seperti shalat, thawal dan memegang mushaf,
fidyah karena memakai wewangian ketika haji, atau niat menghilangkan janabah, atau niat
dll.. Ketika niat puasa-puasa yang disebutkan fardhu mandi, atau niat mandi wajib. Semua-
tersebut, seseorang tidak perlu menyatakan nya itu dilakukan sewaktu membasuh bagian
kefardhuannya. Karena, puasa-puasa yang di- pertama dari badan seperti bagian kepala atau
sebut memang puasa fardhu dan tidak akan yang lain.
serupa dengan puasa-puasa Iain yang sunnah. Apabila wudhunya dibantu oleh orang
Pergi menuju Tanah Haram adakalanya lain, maka niat yang diakui adalah niat yang
untuk berihram, dan adakalanya juga untuk dilakukan oleh orang yang berwudhu, bukan
melakukan kegiatan dagang atau kebiasaan- orang yang membantunya berwudhu. Karena,
kebiasaan lain. Oleh sebab itu, ketika niat orang yang wudhulah yang dituntut oleh per-
ihram seseorang harus menyatakan dengan intah syaral Adapun orang yang hadatsnya
jelas bahwa dia memang hendak berihram un- berterusan seperti wanita yang mengalami
tuk haji-kalau memang dalam bulan-bulan istihadhah, atau orang yang selalu keluar
haji-atau untuk umrah, dan boleh juga orang kencing dan semacamnya, maka niatnya ada-
itu niat ihram secara mutlak kemudian boleh lah niat supaya boleh melakukan shalat, bu-
memilih di antara haji atau umrah-kalau kan niat untuk menghilangkan hadats. Karena,
memang berada dalam musim haji. Kalau di hadatsnya tidak mungkin hilang.172
luar musim haji, maka niat ihramnya itu akan
menjadi ihram umrah. Menyatakan kefardhu- B. NIAT TAYAMUM
an juga tidak disyaratkan kalau memang se- Menurut madzhab Hanafi, orang yang ber-
belum ini orang tersebut belum pernah haji tayamum boleh berniat dengan salah satu dari
atau umrah.171 tiga niat berikut ini; [1] niat bersuci dari hadats;
Dalil bagi disyaratkannya menyatakan de- [2] niat supaya boleh melakukan shalat; [3]
ngan jelas jenis ibadah yang akan dilakukan niat melaksanakan ibadah tertentu yang tidak
(ta'yin) adalah hadits "innamal a'maalu bin- sah jika tanpa bersuci seperti shalat, sujud tila-
niyaatl'sebagaimana yang sudah kami terang- wah, atau shalat janazah. Madzhab Hanafi juga
kan. tidak mensyaratkan menyatakan kefardhuan
Pada uraian berikut ini, akan saya tampil- ketika niat tayamum. Karena, menurut mereka
kan beberapa contoh cara niat dalam ibadah, tayamum adalah ibadah pengantar (wasilah).

171Ahmad al-Husiani, Nihayatut Ahkam fi Bayani Ma fi an-Niyah minat Ahkam, hlm. 10 dan setelahnya.
172 Al-Bodr'i:jilid1, hlm. 77; ad-Durrul Mukhtan
iilid 1, hlm. 98 dan setelahnya dan 140 dan setelahnya; al-Majmu', jilid 1, hlm. 361
dan setelahnya; Mughnil Muhtaj, jilid 7,hlm.47 dan72; Bidoyatul Mujtahid, jilid 1, hlm 7 dan setelahnya dan 42 dan setelahnya;
asy-Syorhush Shaghin iilid 1, hlm 114 dan setelahnya, L66 dan setelahnya; Kasysyaful Qinai iilid 1, hlm. 94 dan setelahnya,lT3 dan
setelahnya; ol-Mughnri, jilid 1, hlm. 142, 2L8 dan setelahnya.
FIQIH ISI.AM IITID 1

Niat tayamum menurut madzhab Maliki ibadah lain yang tidak boleh dilakukan ke-
adalah niat supaya boleh melakukan shalat; cuali setelah mandi terlebih dulu. Kalau orang
atau niat supaya boleh melakukan ibadah yang tersebut niat supaya boleh melakukan ibadah
tidak boleh dilakukan apabila ada hadats; atau yang sebenarnya boleh dilakukan tanpa mandi
niat fardhu tayamum. Semuanya itu dilakukan terlebih dahulu seperti niat mandi untuk shalat
ketika mengusap wajah. Kalau seandainya se- Id, maka mandinya tidak sah. Niat mandi wajib
seorang niat menghilangkan hadats saja, maka juga harus dilakukan berbarengan dengan
tayamumnya tidak sah. Karena, tayamum ti- perbuatan fardhu yang pertama, yaitu ketika
dak dapat menghilangkan hadats, Ini menurut membasuh anggota badan pertama kali, baik
pendapat yang masyhur di kalangan madzhab yang dibasuh bagian atas badan maupun ba-
Maliki. Kalau dia niat fardhu tayamum, maka gian bawah. Karena, dalam mandi tidak di-
hal itu sudah mencukupi. wajibkan tartib.lTa Madzhab Hanafi juga tidak
Madzhab Syafi'i mengatakan bahwa niat mensyaratkan harus menyatakan kefardhuan
tayamum harus dengan cara niat supaya bo- dalam niat mandi atau wudhu, karena niat
Ieh melakukan shalat atau ibadah yang se- dalam mandi dan wudhu menurut mereka
macamnya. Menurut pendapat yang ashah, bukanlah syarat, melainkan sunnah untuk
niat tayamum dengan menyatakan niat fardhu mendapatkan pahala.
tayamum; atau fardhu thaharah; atau bersuci
dari hadats atau jinabah adalah tidak men- D. NIAT SHALAT
cukupi, karena tayamum tidak dapat meng- Madzhab Hanafi mengatakan apabila
hilangkan hadats. orang yang melakukan shalat itu sendirian,
Niat tayamum menurut madzhab Hambali maka ia harus menentukan dengan jelas jenis
adalah dengan cara niat supaya boleh melaku- shalat fardhu atau wajib yang dilakukan.
kan ibadah yang hanya boleh dilakukan jika Namun jika dia melakukan shalat sunnah,
ada tayamum seperti shalat, tawal meme- maka cukup dengan niat shalat saja.
gang mushaf, sama seperti pendapat madzhab
Apabila ia menjadi imam, maka
wajib
Syafi'i.173
melakukan tayin sebagaimana yang telah di-
terangkan. Apabila imam dan makmumnya
C. NIAT MANDI
lelaki, maka imamnya tidak disyaratkan niat
Niat bagi orang yang mandi wajib adalah mengimami lelaki. Makmum sah mengikuti
ketika membasuh pertama kali bagian tubuh imam, meskipun imamnya tidak berniat meng-
dengan menyatakan [dalam hati) niat fard- imami mereka. Apabila imamnya lelaki dan
hu mandi; atau niat menghilangkan jinabah makmumnya perempuan, maka imamnya di-
atau hadats besar; atau niat supaya boleh
syaratkan niat mengimami wanita, supaya
melakukan ibadah yang yang tidak boleh di-
niat makmum wanita dalam mengikuti imam
lakukan kecuali setelah mandi, seperti niat
tersebut menjadi sah.
supaya boleh melakukan shalat, thawaf, atau

173
Fathul Qadin jilid 1, hlm. 86,89; al-Bada'i; jilid 1, hlm. 25-52; Tabyinul Haqa'iq, jilid 1, hlm. 38; asy-Syarhul Kab,t; iilid 1, hlm 154;
al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 37; al-Muhadzdzab, jilid 1, hlm. 32; Mughnil Muhtaj, iilid 1., hlm. 94,; al-Mughni, jilid 1, hlm. 251;
Kasysyaful Qinaj jilid 1, hlm. 199.
Fathul Qadin iilid 1, hlm.38 dan setelahnya; al-Lubab Syarh al-Kitab, jilid 1, hlm. 2O; asy-Syarhush Shaghin iil 1, hlm. 166 dan sete-
lahnya; Bidayatul Mujtahid,iilid, L, hlm. 42 dan setelahnya; Mughnil Muhtaj, iilid 1, hlm. 72 dan setelahnya; al-Mughni, jilid 1, hlm.
218 dan setelahnya;Kasysyaful Qina', iilid,1, hlm. 173 dan setelahnya.
FrQIH lsr"A.M f rrrD 1

Adapun seorang makmum, maka dia juga shalat-shalat tersebut imam menjadi syarat
wajib melakukan ta'yin sebagaimana yang bagi sahnya shalat.176
telah diterangkan. Dia juga perlu menambahi Madzhab Syafi'i177 menetapkan bahwa
niat mengikuti imam. Umpamanya adalah apabila shalat yang dilakukan adalah shalat
dengan niat melaksanakan kefardhuan waktu fardhu-meskipun fardhu kifayah seperti
dan mengikuti imam dalam melakukannya, shalat jenazah*atau shalat qadha, atau
atau niat melakukan shalat yang dilakukan shalat i'adah atau shalat nadzar, maka yang
oleh imam, atau niat mengikuti imam dalam diwajibkan dalam niat shalat-shalat tersebut
shalatnya. ada tiga.
Madzhab Maliki mengatakan menentukan Pertoma, niat kefardhuan shalat, yaitu
dengan jelas (tayin), merupakan keharusan dengan berniat dan bermaksud melakukan
dalam shalat-shalat fardhu, shalat sunnah shalat fardhu, supaya ia dapat dibedakan dari
yang lima [yaitu witir; Id, kusul khusuf dan shalat sunnah dan i'adah. Adapun redaksi
istisqa')17s dan shalat sunnah fajar. Adapun ungkapan bagi niat kefardhuan umpamanya
shalat-shalat sunnah yang lain seperti shalat "
adalah Ga
! .iit,ri|*yt q', ii) sayamelak-
dhuha, rawatib, dan tahajud, maka cukup niat sanakan shalat zhuhur yang merupakan kefa;-
shalat sunnah secara mutlak. Sehingga apabila dhuan waktu karena Allah SWT. Kata 1,:;i1)
dilakukan sebelum tergelincirnya matahari, juga boleh diganti dengan asal kata (1LJ,)
maka shalatnya menjadi shalat dhuha, akan dan [;rr$i). Kedua, menyatakan kehendak (al-
menjadi shalat ratib zhuhur kalau dilakukan qashdu), yaitu kehendak melaksanakan suatu
sebelum melaksanakan shalat zhuhur atau perbuatan dengan cara menyatakan kehendak
sesudahnya, akan menjadi shalat tahiyyatul melaksanakan shalat, supaya ia dapat dibeda-
masjid jika dilakukan ketika masuk masjid, kan dari jenis perbuatan-perbuatan yang lain.
akan menjadi shalat tahajjud apabila dilaku- Ketiga, menyatakan dengan jelas jenis shalat
kan pada malam hari, dan akan menjadi shalat fardhu yang dilakukan, umpamanya shalat
asy-syaf' [shalat sunnah isya) apabila dilaku- shubuh atau zhuhur atau yang lain, yaitu de-
kan sebelum shalat witir. fuga, tidak disyarat- ngan cara menyatakan keinginan melakukan
kan niat melakukan secara ada' (tunai) atau shalat fardhu zhuhur umpamanya.
qadha'(utang shalat yang terlewat) dan juga Niat tersebut harus dilakukan berbareng-
tidak disyaratkan menentukan bilangan rakaat
an dengan semua bagian takbiratul ihram,
shalat. Melakukan shalat qadha dengan niat meskipun secara global tidak secara terperin
shalat ada'adalah sah begitu juga sebaliknya.
ci. Umpamanya adalah dengan menggambar-
Wajib menyatakan niat secara sendirian atau kan (istihdhar.) rukun-rukun shalat dalam hati,
sebagai imam, namun tidak wajib menyatakan
hingga eksistensi shalat, sifat-sifat shalat yang
niat sebagai imam kecuali dalam shalat jumat wajib dinyatakan seperti zhuhuc fardhu dll.
dan shalat jamak taqdim, disebabkan hujan benar-benar hadir dalam hati, kemudian me-
atau disebabkan perasaan takut. Karena, dalam
munculkan keinginan untuk melaksanakan

175
1, hlm. 127 dan setelahnya; ad-Durrul Mukhtar iilid 1, hlm.406; Tabyinul Haqa'ig, jilid 1, hlm.99; Fathul Qadiniilid
Al-Bada'i',jilid
1,hlm. 185; Ibnu Nujaim, al-Asybah wan-Nazha'ir, hlm. 32 dan setelahnya.
176
Asy-Syarh al-Kabir wa Hasyiyah ad-Dasuqi, jilid 1, hlm. 233, 520; Bidayah al-Mujtahdi, iilid 1, hlm. tl6; al-Qawanin al-Fiqhiyyah,
hlm.57
t77
Al-Majmu', iilid 3, hlm. 243-ZS2; Mughnlal-Muhtal, jilid 1, hlm. 148, 150, 252 dan253; Hasytyah al-Bajuri, jilid,1, hlm. 149.
-t
.,t.i:-
Pengantar ttmu Rqth
--.{'u-_ 154-\.
J

yang digambarkan itu sewaktu memulai tak- dari shalat ashar; dan niat kefardhuan supaya
biratul ihram dan berterusan hingga akhir dapat dibedakan dari shalat-shalat sunnah.
takbiratul ihram. Namun, proses berbarengan Menyatakan jumlah rakaat bukanlah I
antara niat dan takbiratul ihrom ini cukup suatu syarat. Begitu juga dengan menyatakan I
dengan menggunakan standar,kebiasaan. dengan jelas hari pelaksanaan shalat, jenis f
Yaitu selagi orang tersebut dianggap sebagai shalat ada' atau qadha', mengaitkannya kepada
orang yang menyadari shalat yang sedang Allah SWT178 menyebut rukun-rukun shalat,
dilakukannya, bukan orang yang lalai akan dan juga menyatakan menghadap qiblat, Se-
shalat yang dilakukannya. Imam an-Nawawi mua ini tidak disyaratkan dalam niat shalat,
mengatakan bahwa ini adalah pendapat yang melainkan hanya kesunnahan saja. Sehingga,
dipilih. tidak wajib mengaitkan amalan shalat kepa-
Cara ini menurut madzhab Syafi'i di- da Allah, karena ibadah adalah bentuk amalan
istilahkan dengan al-istihdhar wal muqaranah yang dilakukan hanya untuk Allah, Namun, t

al-'urfiyyain [menggambarkan shalat dalam menyatakan hal tersebut adalah disunnahkan


hati dan membarengkan niat dengan takbira- supaya arti keikhlasan benar-benar tereali-
tul ihram menurut standar kebiasaan). Cara- sasikan.
nya adalah sebelum melakukan takbiratul
Sunnah juga niat menghadap qiblat, me-
ihram menggambarkan semua perbuatan sha-
nyatakan jumlah rakaat, supaya terhindar
lat, baik yang ucapan maupun tindakan dari
dari perbedaan-perbedaan pendapat. Kalau
awal hingga akhir meskipun secara global-
seandainya dalam niat seseorang keliru dalam
ini menurut pendapat yang mu'tamad-dan
menyebut jumlah rakaat, umpamanya niat
membarengkan penggambaran hati yang sing-
shalat zhuhur dengan menyatakan tiga atau
kat tersebut dengan tokbiratul ihram.
lima rakaat, maka shalatnya tidak sah. Niat
Kesimpulannya adalah, apabila shalat
yang dilakukan itu adalah salah satu dari sha-
ada' dan qadha'juga disunnahkan supaya
lat wajib yang lima, maka wajib menyatakan antara keduanya dapat dibedakan. Namun,
pendapat yang ashah di kalangan ulama
tiga niat; melakukan shalat, kefardhuan, dan
menentukan dengan jelas jenisnya (ta'yin). madzhab Syafi'i menyatakan bahwa shalat
Umpamanya dengan menyatakan, ada' sah dilakukan dengan niat shalat qadha'.
tt
Begitu juga sebaliknya, jika memang ada
. d&t ci 3*l il 1t) "saya niat meta-
sebab atau udzur, seperti tidak tahu waktu
t<utan shalaifardhu zhuhur"
karena mendung yang gelap atau semacam-
. (ytt :* qi ,t;i a;., "Saya niat me- nya, kalau seandainya seseorang menyangka
laksanakan fardhu shalat ashar" bahwa waktu shalat sudah terlewat, sehingga
': ...i ,.,, dia melakukan shalat tersebut secara qadha',
. (+1)t;* ,_;"'j;tri .>"t)) "Saya niat me-
ta-t sanaftan faiahu shalat ashar."
dan ternyata waktunya belum terlewat, atau
dia menyangka bahwa waktunya belum ter-
Menyatakan niat shalat dilakukan supaya lewat, sehingga dia melakukan shalatnya de- i

ibadah dapat dibedakan dari adat kebiasaan;


menyatakan zhuhur supaya dapat dibedakan terlewat, maka shalatnya tetap sah. :

178 Ini saya terangkan, dan juga pendapat madzhab Hambali (lbnu
1rg, pendpaat madzhab Hanafi dan Maliki sebagaimana yang telah
Nujaim, at-Asybah wan-Nazha'ir, hlm. 32, 35; Kasysyafut Qinai lilid 1, hlm. 365 dan setelahnya; Ghayatul Muntaha, iilid 1, hlm.
116.).
Pongantal llmu Flqlh FIq!H ISIAM IILID 1

Madzhab Maliki menetapkan bahwa da- jamaah. Semuanya ini dilakukan supaya keluar
lam keadaan apa pun, shalat ada'boleh di- dari dosa. Begitu juga dengan madzhab Ma-
laksanakan dengan menggunakan niat sha- liki, mereka menetapkan bahwa niat menjadi
lat qadha'. Begitu juga sebaliknya. Menurut imam tidak wajib kecuali dalam shalat jumat,
madzhab Hambali, shalat ado'boleh dilaksa- jamak, khauf, dan istikhlaf. Karena, imam mer-
nakan dengan menggunakan niat shalat qa- upakan syarat dalam shalat-shalat tersebut.
dha'. Begitu juga sebaliknya jika memang Sedangkan Ibnu Rusyd, menambahi dengan
dia salah sangka dalam menetapkan waktu. shalat jenazah.
Madzhab Hanafi menetapkan bahwa shalat Orang yang menjadi makmum disyarat-
atau haji secara ada' boleh dilaksanakan kan niat menjadi makmum, yaitu dengan cara
dengan menggunakan niat shalat atau haji se- menyatakan niat mengikuti, menjadi mak-
cara qadha', begitu juga sebaliknya. mum, atau berjamaah dengan imam yang ha-
Apabila shalat yang dilakukan adalah sha- dir atau dengan orang yang ada di mihrab. Niat
lat sunnah yang mempunyai waktu tertentu ini dilakukan berbarengan dengan takbiratul
seperti shalat sunnah rawatib, atau shalat ihram dan harus dilakukan. Karena, mengikuti
sunnah yang mempunyai sebab seperti sha- adalah satu aktivitas amal, sehingga memer-
Iat sunnah istisqa', maka dalam niat diwajib- lukan niat, karena yang akan diperoleh oleh
kan dua perkara: berkehendak melakukannya seseorang adalah tergantung niatnya. Tidak
dan menyatakan dengan jelas jenis shalatnya cukup apabila hanya menyatakan niat meng-
seperti shalat sunnah zhuhur; Idul Fitri, atau ikuti secara mutlak, tanpa dikaitkan dengan
Idul Adhha. Adapun niat kesunnahan tidaklah imam. Apabila seseorang mengikuti imam
disyaratkan. tapi tidak dengan niat atau dengan keraguan,
Adapun shalatsunnah mutlak [yaitu shalat maka batallah shalatnya jika memang dia lama
sunnah yang tidak mempunyai waktu terten- dalam menunggu imam.
tu dan tidak mempunyai sebab seperti shalat Madzhab HambalilTe mengatakan bahwa,
sunnah tahiyyah al-masjid atau shalat sunnah apabila shalat yang dilakukan adalah shalat
wudhu), maka cukup dengan niat melakukan fardhu, maka disyaratkan dua perkara: me-
shalat saja. nyatakan dengan jelas jenis shalat yang di-
Imam tidak disyaratkan niat menjadi lakukan (ta'yin), apakah shalat zhuhur atau
imam, melainkan hanya disunnahkan saja su- asha[ atau yang lain; dan berkehendak untuk
paya mendapatkan keutamaan jamaah. Apa- melaksanakannya. Tidak disyaratkan menya-
bila ia tidak niat menjadi imam, maka ia tidak takan niat kefardhuan umpEmanya dengan
mendapatkan keutamaan jamaah. Karena, menyatakan, (la'S')l:t "saya shalat
S;i
seseorang akan mendapatkan sesuatu sesuai zhuhur secara fardhu."
dengan apa yang diniatkannya. Adapun shalat yang sudah terlewat, apa-
Dalam madzhab Syafi'i, niatmenjadi imam bila orang yang melakukan tersebut menyata-
adalah syarat dalam empat shalat: [1] shalat kan dengan jelas bahwa yang dilakukan ada-
jumat; [2] shalat jamak taqdim karena hujan; Iah shalat zhuhur hari ini [misalnya), maka dia
[3] shalat i'adah yang dilakukan pada waktu- tidak perlu menyatakan niat qadha' atau adai
nya secara berjamaah; [4] shalat nadzar ber- shalat qadha'dengan menggunakan niat ada'

77e Al-Mughnliilid 1, hlm. 464-46g,iilidZ,hlm.23Lt Karysyafut Qinaj iilid 1, hlm. 364-370.

ii;trF:'
FIQIH ISI.AM 1 Pengantar llmu Flqlh
I
I

'ILID I

zztzd
atau sebaliknya adalah sah apabila memang
sewaktu melakukannya dia salah sangka da- .rJt; .1 a;-Jt
lam menentukan waktunya. "Saya niat melakukan puasa pada hari esok
Apabila shalatnya adalah shalat sunnah, untuk melaksanakan kewajiban Ramadhan I
maka diwajibkan menyatakan dengan jelas pada tahun ini karena Allah SWT."
(ta'yin) jenis shalatnya, jika memang shalat I
tersebut mempunyai ciri-ciri tertentu atau Menurut pendapat yang mu'tamad da-
waktu-waktu tertentu seperti shalat kusuf, lam madzhab Syafi'i, menetapkan kefardhuan
shalat istisqai tarawih, witin shalat sunnah ra- dalam niat puasa Ramadhan bukan merupa-
watib. Apabila shalat sunnah tersebut mutlak, kan kewajiban.
maka tidak perlu menyatakan dengan jelas
Madzhab Hambalils3 mengatakan bahwa
jenis shalatnya, seperti shalat malam. Maka,
barangsiapa yang dalam hatinya tebersit ke-
cukuplah menyetakan niat shalat, karena me-
inginan bahwa besok dia akan berpuasa, maka
mang tidak ada ciri-ciri tertentu dalam sha-
itu sudah dianggap niat. Menentukan jenis
lat tersebut. Kesimpulannya dalam malasah
puasa secara jelas (ta'yin) dalam niat adalah
ini madzhab Hambali sama dengan madzhab
wajib, yaitu dengan berkeyakinan bahwa dia
Syafi'i.
besok akan melakukan puasa Ramadhan,
puasa qadha] puasa nadzar,atau puasa kafarat.
E. NIAT PUASA
Madzhab Hambali juga menetapkan bahwa
Madzhab Hanafi18o berpendapat bahwa
menyatakan kefardhuan tidak wajib.
untuk puasa Ramadhan dan yang semacam-
nya seperti puasa nadzar yang waktunya Kesimpulannya adalah, jumhur ulama se-
telah ditentukan, seseorang boleh berniat lain madzhab Hanafi sepakat bahwa niat wa-
puasa secara mutlak, atau berniat puasa sun- jib dilakukan di malam hari (tabyifJ. fumhur
nah, atau berniat wajib yang lain. Mereka juga ulama selain madzhab Syafi'i juga sepakat
tidak mewajibkan meletakan niat puasa pada bahwa makan dan minum dengan niat ber-
malam hari (tabyit), sebagaimana yang telah puasa, atau melakukan sahur sudah diang-
saya terangkan, dan bersahur menurut mereka gap niat, kecuali jika ketika makan dan mi-
juga sudah dianggap sebagai niat. num orang tersebut memang berniat untuk
Adapun menurut madzhab Maliki,181 niat tidak puasa. Menurut madzhab Syafi'i, makan
puasa harus dijelaskan secara terperinci jenis- sahur tidak dianggap sebagai niat dalam pua-
nya (ta'yin) dan juga harus dilakukan di malam sa apa pun, kecuali jika ketika bersahur dalam

hari (tabyit). Sedangkan kesempurnaan niat hati orang tersebut terbetik keinginan untuk
puasa Ramadhan, menurut madzhab Syafi'i182 puasa dan dia berniat untuk puasa. Umpa-
adalah dengan menyatakan, manya adalah, dia memang berniat puasa ke-
tika makan sahur atau ketika fajar mulai mun-

:y owt qi ,t;i i; i /o z t o./.


2 e.2 LiJ .)
\J
cul, dia tidak mau makan supaya tidak batal
puasa.

180
Muroqi al-Falah, hlm. 106 dan setelahnya; Ibnu Nujaim, al-Asybahwan-Nazha'in hlm.33.
181
Al-Qawanin al-Fiqhiyah, hlm. 117; Bidayatul Mujtal'id, tilid 1, hlm. 283.
782
Mughnil Muhtaj, iilid 1, hlm.425.
183
Kasy sy afu I Qin a i jilid 2, hlm. 267 .
IsrAM JrrrD I

F, NIAT I'TIKAF Ketika niat tidak disyaratkan menyatakan


Yang dimaksud dengan i'tikaf adalah kefardhuan zakat, karena zakat sudah pasti
berdiam diri di masjid yang dilakukan oleh fardhu. Contoh niat yang lain adalah, "ini
orang-orang tertentu dengan niat, sebagai- adalah kewajiban sedekah hartaku' atau "ini
mana yang didefinisikan oleh ulama madzhab adalah sedekah hartaku yang wajib" atau "ini
Syafi'i. Ulama sepakat bahwa untuk beri'tikaf adalah sedekah yang fardhu" atau "ini adalah
disyaratkan niat. I'tikaf tanpa niat tidak sah, fardhu sedekah." Menurut madzhab Maliki,
berdasarkan hadits yang telah lalu "innamal niat yang dilakukan oleh imam fpemerintah)
a'maalu bin-niyaat' dan juga karena i'tikaf atau wakilnya adalah cukup sebagai pengganti
adalah ibadah murni (ibadah mahdhah). Se- niat orang yang berkewajiban zakat. Madzhab
hingga, ia tidak sah jika tanpa niat seperti Hambali mengatakan bahwa niat sudah cukup
puasa, shalat, dan ibadah-ibadah yang lain. hanya dengan berkeyakinan bahwa harta ter-
Madzhab Syafi'i menambahkan, jika i'tikaf ebut adalah zakatnya, atau zakat yang wajib
yang dilakukan adalah fardhu, maka orang dikeluarkan apabila yang wajib zakat adalah
yang melakukan harus menyatakan kefardhu- anak kecil atau orang gila. Tempat niat adalah
annya ketika niat, supaya ia dapat dibedakan di hati, karena tempat semua keyakinan ada-
dari i'tikaf-i'tikaf sunnah. Madzhab Hanafi lah di hati.18s
dan Maliki mensyaratkan seseorang harus
dalam keadaan puasa bagi sahnya i'tikaf.18a H. N'AT HAJI DAN UMRAH
Karena, ada hadits yang diriwayatkan oleh Niat dalam haji dan umrah adalah sesua-
ad-Daruquthni dan al-Baihaqi dari Aisyah, tu yang wajib. Niatnya adalah ihram, yaitu
"l'tikaf tidak sah tanpa puasa." Tetapi, hadits niat haji atau umrah atau keduanya. Misalnya
ini dhaif. Bagi madzhab Syafi'i dan Ham- adalah dengan menyatakan, "Saya niat haji
bali, puasa tidak menjadi syarat bagi sah- [atau umrah) dan saya berihram dengan haji
nya i'tikaf, kecuali jika memang orang ter- [atau umrah) tersebut karena Allah SWT]'
sebut bernadzar. Niat i'tikaf adalah dengan Apabila dia melakukan haji atau umrah
menyatakan, untuk orang lain, maka hendaklah ia menya-
takan, "Saya niat haji (atau umrah) untuk si
fulan, dan saya berihram untuk haji [atau
y.U3G -x^il)tt* e-t*),..lt qi umrah) tersebut karena Allah SWT/' kemudi-
"Saya niat i'tikaf dalam masjid ini selagi an melantunkan talbiyah setelah selesai me-
saya berada di dalamnya." Iaksanakan dua rakaat shalat sunnah ihram.
Menurut jumhur ulama, ihram sudah diang-
G. NIATAKAT gap cukup hanya dengan niat saja. Namun
Para ahli fiqih bersepakat bahwa niat menurut madzhab Hanafi, ihram belum cukup
merupakan syarat sah bagi pelaksanaan za- hanya dengan niat saja, melainkan ia harus
kat. Caranya adalah orang yang membayar dibarengkan dengan ucapan atau perbuatan
zakat menyatakan "ini adalah zakat hartaku." yang khusus dilakukan dalam ihram, seperti

t84
Fathul Qadin jilid 2, hlm. 106 dan setelahnya; ar-Raddul Mukhtar iilid2,hlm.177 dan setelahnya; asy-Syarhush Shaghir wa Hasyiyah
ash-Shawi, iilid 1, hlm 725 dan setelahnya; al-Muhazhzhab, iilid 1, hlm l9O-192; Mughnil Muhtaj, jilid 1, hlm 453 dan setelahnya;
Kasysyaful Qinai iilid 2, hlm.406 dan setelahnya; al-Mughni,iilid 2, hlm. 638 dan setelahnya.
Fathul Qadir jilid 1, hlm. 493i al-Bada'ii iilid 2, hlm. 40; al-Majmu', iilid2, hlm. 40 dan setelahnya; asy-Syarhush Shaghir jilid
185
1, hlm.
666,670; al-Mughni, jilid 2, hlm. 638 dan setelahnya.
FIqLH ISI.AM IILID 1

dibarengkan dengan talbiyah atau dibareng- motong hewan qurban. Karena, pemotongan
kan dengan melepas pakaian yang tidak boleh hewan merupakan jenis ibadah tersendiri
dikenakan sewaktu ihram. Menurut madzhab untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,
Hanafi, mengucapkan niat dengan lisan adalah dan niat tersebut cukup dengan hati. Dalam hal
disunnahkan, misalnya orang yang melakukan ini tidak disyaratkan melafalkan niat dengan
haji ifrad mengatakan, lisan, karena niat adalah pekerjaan hati, dan
ucapan lisan hanya sebagai petunjuk atas niat

',
t) {u, A,i'# ?t yi At#1 yang diutarakan oleh hati.187

"Ya Allah, sungguh aku ingin melaksana-


F. RAGU DALAM NIAT, BERUBAH N!AT,
kan hajr. Maka, berilah aku kemudahan dalam MENGGABUNGKAN DUA IBADAH
menjalankannya, dan terimalah hajiku terse- DENGAN SATU NIAT
but."
A. RAGU DALAM NIAT
Madzhab Syafi'i dan Hambalilss memberi
Sementara itu, orang yang melakukan
banyak perhatian kepada masalah niat dan
umrah mengucapkan,
juga masalah ragu dalam niat ibadah. Mereka
menetapkan bahwa ragu dalam asal niat atau
* m; U i'r:*i';At *ri Sygt:i dalam syarat niat dapat membatalkan ibadah.
'\a Apabila seorang yang sedang shalat ragu apa-
Allah,runrrun aku ingin -"frf.rrnr-
kah dia shalat zhuhur atau shalat asar maka
kan umrah. Maka, berilah aku kemudahan da-
dia tidak diakui melakukan kedua-dua shalat
lam menjalankannya, dan terimalah umrahku
tersebut sebagaimana ditegaskan oleh Imam
tersebut."
asy-Syafi'i dalam kitab al-Umm.
Adapun orang yang melakukan haji qiran, Apabila orang yang bersuci (thaharah)
hendaklah membaca, ragu mengenai niatnya, dan keraguan itu mun-
cul di tengah-tengah pelaksanaan thaharah,
maka dia wajib mengulangi niatnya lagi, ka-
A C',:* ?ti i';3 n:1 A\ ;'-ri rena kejadian seperti ini termasuk ibadah yang

"Ya Allah, sungguh aku ingin melaksana-


*#i diragui syaratnya, dan keraguan itu terjadi ke-
tika ibadah berlangsung sehingga thaharah-nya
tidak sah sebagaimana dalam shalat. Namun
kan haji dan umrah. Maka, berilah aku kemu- apabila keraguan atas niat itu muncul ketika
dahan dalam menjalankannya, dan terimalah amalan thaharah selesai, maka tidak mengapa.
haji dan umrahku tersebut."186 Begitu juga dalam ibadah-ibadah yang lain.
Madzhab Syafi'i menegaskan bahwa niat
I. N'AT QURBAN adalah syarat bagi semua jenis shalat. Apabila
Menurut madzhab Syafi'i dan Hambali, seseorang ragu apakah sudah melakukan niat
niat tersebut harus dilakukan sewaktu me- atau belum, maka shalatnya batal. Batalnya
186 Al-gawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 131; al-Bada'iijilid 2, hlm. 161 dan setelahnya; asy-Syarhush Shaghirjilid 2, hlm. 16,25; Mughnil
Muhtaj, jilid L,hlm.476 dan setelahnya; al-Majmui jilid7,hlm.226; al-Mughni, jilid 3, hlm. 281 dan setelahnya.
787 Al-Bodo'i,jilid 5, hlm. 7'1.; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 1.87; Mughnil Muhtaj,jilid 4, hlm. 289i Kasysyafut
Qinai illid 3, hlm. 6.
1BB
Al-Husaini,AhkamunNiyah,hlm.48-51,66;MughnilMuhtaj,iilidL,hlm.4T,l4Bdansetelahnya,2S2dansetelahnya; al-Mughni,
jilid 1, hlm. 142, 467; Ghayatul Muntaha jilid 1, hlm, 116; Kasysaful Qina', jilid, 1, hlm. 369

,iil,
'+fi
l":'
IsrAM JrLrD 1

shalat adalah jika keraguannya itu berlang- pada asal niatnya, kemudian melakukan shalat
sung melebihi masa pelaksanaan satu rukun. dalam keadaan ragu, maka batallah shalatnya.
Sehingga apabila keraguannya itu berlangsung Ragu pada syarat niat adalah sama dengan
melebihi satu ruku', satu sujud, atau ketika ragu pada asal niat. Kalau seandainya ada
bengun dari sujud atau ruku', maka batallah orang terlewat tidak melakukan dua shalat
shalatnya. dan dia mengetahui jenis dua shalat tersebut,
Maksudnya adalah shalat tersebut menjadi kemudian dia melakukan salah satu dari dua
batal apabila keraguannya itu berlangsung shalat tersebut Cengan niat, kemudian ragu;
lama, sama dengan ukuran lamanya pelaksa- shalatyang manakah yang dia niati, namun dia
naan satu rukun perbuatan (fi'li) dalam shalat. masih terus melakukan shalat, maka tidaklah
Apabila keraguan itu hanya sebentar dan sah shalatnya tersebut hingga dia yakin atau
tidak sampai mencapai lamanya satu rukun, mempunyai dugaan yang kuat akan shalat
maka shalatnya tidak batal, sebagaimana yang diniati tersebut.
yang ditetapkan oleh pendapat yang masyhur. Madzhab Hambali juga menetapkan bah-
Kecuali apabila keraguan tersebut adalah wa jika muncul keraguan di tengah-tengah
dalam hal niat qashar yang dilakukan oleh shalaU apakah dia sudah niat atau belum,
orang yang dalam keadaan musafir namun atau dia ragu apakah sudah takbiratul ihram
kemudian dia melakukan niat tersebut dalam atau belum, maka dia wajib memulai dari
waktu yang belum lama [dari awal shalatnya), awal lagi. Hal ini sebagaimana yang dikatakan
maka dia wajib menyempurnakan shalat oleh madzhab Syafi'i, karena hukum yang asal
tersebut. Karena, hal itu hanya terjadi dalam adalah tidak wujudnya sesuatu yang diragui
waktu yang singkat, dan shalatnya dianggap tersebut. Kalau seandainya orang tersebut
sah meskipun niat qashar-nya terlambat. ingat bahwa dia sudah berniat, atau dia ingat
Namun apabila niat qasharnya itu dilakukan sudah melakukan takbiratul ihram, maka dia
dan sudah berlangsung satu pekerjaan dari boleh melanjutkan shalatnya, karena memang
shalat, maka tidak boleh menyempurnakan tidak ada perkara yang membatalkan shalat-
shalatnya, dan inilah hukum yang asal. nya tersebut. Apabila seseorang melaksana-
Adapun amalan yang memang tidak di- kan shalat dalam keadaan ragu-ragu, maka
syaratkan niat, apabila muncul keraguan di shalatnya batal, sebagaimana yang dikatakan
tengah-tengah melakukannya, maka tidaklah oleh madzhab Syafi'i.
berpengaruh apa pun. Menghadirkan niat se-
cara terus-menerus selama menjalankan sha- B. MENGUBAH NIAT
lat tidaklah disyaratkan. Kalau seandainya ada Para ahli fiqih bersepakat bahwa orang
orang shalat Zhuhuc dan pada rakaat kedua yang melakukan shalat dan berniat melaksa-
dia menyangka bahwa dia sedang melakukan nakan salah satu shalat fardhu, kemudian di
shalat Ashar; namun pada rakaat ketiga dia tengah shalat dia mengubah niatnya meniadi
ingat, maka sah shalat Zhuhurnya. Munculnya niat melaksanakan shalat fardhu yang lain,
dugaan bahwa dia melakukan shalat Ashar ti- maka batallah dua shalat yang diniati tersebut.
daklah memengaruhi apapun. Karena niatyang Karena, dia telah memutus keberlangsungan
memang asalnya tidak wajib, maka melakukan niat yang pertama, dan dia tidak melakukan
kesalahan dalam niat tersebut adalah tidak niat yang kedua pada waktu ihram. Apabila se-
mengapa. Kalau seandainya seseorang ragu seorang mengubah niat shalatnya dari shalat
FIqLH ISI"A,M JITID 1 Pongatrtar llmu Flqlh

fardhu menjadi shalat sunnah, maka menurut semua, atau yang satu fardhu dan yang satu-
pendapat yang paling rajih dalam madzhab nya lagi sunnah.
Syafi'i, adalah shalat tersebut menjadi shalat Apabila dua ibadah maqashid tersebut
sunnah. Karena, niat shalat fardhu sudah men- fardhu semua, apabila dua ibadah tersebut
cakup niat shalat sunnah. Dalilnya adalah apa- berupa shalat, maka tidak sah semuanya. Um-
bila seseorang niat ihram fardhu, kemudian dia pamanya adalah kalau seseorang berniat me-
tahu bahwa musim haji belum datang, maka lakukan shalat fardhu Zhuhur dan Ashat maka
ihramnya menjadi ihram sunnah, dan ihram kedua shalat tersebut tidak sah. Kalau sean-
yang fardhu tidak jadi. Selain itu, memang ti- dainya seseorang niat puasa qadha dan puasa
dak ada perkara yang membatalkan ibadah kafarat, maka yang sah adalah puasa qadha.
sunnah tersebut. Kalau seseorang niat zakat dan kafarat zihac
maka yang sah adalah salah satunya dan orang
Kesimpulannya adalah shalat menjadi
batal apabila sengaja membatalkan niatnya tersebut dipersilakan untuk memilih salah
atau muncul keraguan pada niat, atau dia ber-
satunya yang dianggap sah. Kalau seseorang
keinginan kuat untuk membatalkan niatnya niat melakukan zakat dan kafarat yamin, maka
yang sah adalah zakat. Apabila seseorang niat
atau berniat ingin keluar dari shalat, atau mem-
batalkan niatnya dan menggugurkan amalan shalat fardhu dan shalat jenazah, maka niat
yang sah adalah niat shalat fardhu.
shalat yang sudah dilakukan, atau ragu apakah
Dengan demikian, maka jelas apabila se-
sudah niat atau belum, atau berpindah dari
seorang menggabungkan niat dua fardhu, niat
satu shalat ke shalat lain.18e
yang sah adalah niat yang untuk fardhu yang
C. MENGGABUNGKAN DUA IBADAH DENGAN
lebih kuat, jika memang salah satunya ada
SATU NIAT yang lebih utama. Puasa qadha adalah lebih
Madzhab Hanafileo menerangkan bahwa utama daripada puasa kafarat. Namun apabila
ibadah yang digabungkan adakalanya masuk
tingkatan kedua ibadah fardhu itu sama, dan
kategori ibadah pengantar (wasa'il) atau iba- kedua ibadah tersebut adalah puasa, maka
orang tersebut disuruh memilih salah satunya.
dah utama (maqashid). Apabila ibadah terse-
Umpamanya seperti puasa kafarat zihar dan
but masuk kategori wasa'il, maka kedua-dua
kafarat yamin, begitu juga zakat dan kafarat
ibadah yang digabungkan dengan satu niat
zihar. Namun apabila yang digabungkan ada-
tersebut sah. Umapamanya adalah seseorang
lah zakat dan kafarat yamin maka zakat Iebih
mandi junub pada hari |umat dengan niat
utama. Adapun dalam shalat, maka shalatyang
mandi sunnah fumat dan niat menghilangkan
jinabah, maka jinabahnya akan hilang dan lebih utama adalah yang dianggap sah, oleh
sebab itu shalat fardhu harus diutamakan atas
juga akan mendapatkan pahala sunnah man-
shalat jenazah.
di lumat. Contoh lainnya adalah apabila se-
Apabila dua niat ibadah yang digabung
seorang berniat melakukan mandi Jumat dan
tersebut yang satu adalah fardhu dan yang
mandi'ld, maka kedua-duanya sah.
satu lagi adalah sunnah, seperti seseorang
Dua ibadah kategori maqashid yang di-
menggabungkan niat shalat Zhuhur dengan
gabungkan adakalanya fardhu semua, sunnah
shalat sunnah, maka yang sah adalah niat sa-

78e Kasysyatul Qinai iilid 1, hlm. 370; al'Mughni, iilid 1, hlm. 468; Fathul Qadir iilid 1, hlm. 285.
1e0 lbnu Nujaim, al-Asyb ah wan-Nazha'ithlm. 39 dan setelahnya.
FIQIH ISTAM JILID 1

lah fardhu. Adapun yang sunnah tidak sah. Ini Imam as-Suyuthilel menyatakan bahwa
adalah menurut pendapat Abu Yusuf. Adapun barangsiapa niat melakukan satu kesunnah-
Muhammad mengatakan bahwa kedua niat an digabung dengan kesunnahan lain, maka
shalat tersebut tidak sah. Apabila seseorang kedua-duanya tidak diakui. Tapi kalau dia
niat melaksanakan zakat dan niat sedekah niat puasa hari Arafah dan hari Senin (umpa-
sunnah, maka menurut Abu Yusuf yang sah manya), maka sah niatnya. Apabila seseorang
adalah niat zakat. Sedangkan menurut Mu- niat dua kesunnahan dan salah satunya dari
hammad, yang sah adalah sedekah sunnah. keduanya tidak dapat masuk dalam yang lain
Apabila seseorang niat melakukan shalat sun- seperti shalat sunnah Dhuha dan shalat sun-
nah dan shalat jenazah, maka yang sah adalah nah Fajar; maka kedua-duanya tidak ada yang
niat shalat sunnah. sah apabila memang dicampur. Namun apa-
Apabila dua niat ibadah yang digabung bila salah satunya dapat masuk ke yang lain
adalah sama-sama sunnah, seperti niat shalat seperti niat shalat sunnah tahiyyatul masjid
sunnah fajar dan tahiyyatul masjid, maka sah dan niat shalat sunnah ratibah zhuhur fmisal-
dua-duanya. nya), maka kedua duanya sah. Karena, shalat
Adapun dalam ibadah haji, apabila se- tahiyyatul masjid otomatis terjadi dengan me-
seorang menggabungkan niat ihram nadzar lakukan shalat sunnah ratibah zhuhur. Ibnu
dan ihram sunnah, maka ihramnya yang di- Hajar dan al-lraqi mengatakan bahwa meng-
akui adalah ihram sunnah. Apabila seseorang gabungkan niat puasa fardhu dengan puasa
menggabungkan niat ihram fardhu dengan sunnah Arafah, Asyura (hari kesepuluh bulan
niat ihram sunnah, maka yang diakui adalah Muharram), Tasu'a (hari kesembilan bulan
niat ihram sunnah. Ini menurut pendapat Abu Muharram), enam hari bulan Syawwal, tiga
Yusuf dan menurut pendapat Muhammad hari pada setiap bulan (ayyamul bidh), atau
yang ashah. Apabila seseorang melakukan puasa hari Senin dan Kamis adalah sah dan
niat ihram untuk dua haji berbarengan, atau mendapat kedua-duanya.
yang satu lebih awal dan yang lainnya lebih Umpamanya lelaki berkata kepada istri-
belakangan, maka menurut Abu Hanifah dan nya, "Kamu haram untuk saya" dengan niat
Abu Yusuf, keduanya diakui. Adapun menurut menjatuhkan talak dan zihar; atau dia berkata
Muhammad, yang diakui adalah yang niatnya kepada dua istrinya, "Kamu berdua haram
dilakukan berbarengan. Sedangkan yang tidak untukku," dengan niat untuk salah satunya
bareng, maka niat yang diakui adalah niat adalah talak dan untuk yang satunya lagi ada-
yang pertama saja. Iah zihan maka menurut madzhab Hanafi yang
Apabila seseorang niat melakukan ibadah, diakui adalah yang paling berat, yaitu talak.
kemudian di tengah-tengah ibadah dia niat Karena, satu kata tidak mungkin menerima
berpindah kepada ibadah lain dengan cara dua maksud. Sedangkan menurut pendapat
bertakbir dan maksud niat berpindah kepa- yang ashah di kalangan ulama Syafi'iyah ada-
da ibadah yang lain, maka ia dianggap keluar lah orang tersebut disuruh memilih salah
dari ibadah yang pertama, sama seperti apa- satu. Mana yang dipilih, maka itulah yang di-
bila dia memperbarui niat yang pertama dan tetapkan.le2
bertakbir.

1,91,
Al -Asybah wan- N a zha' ir,
hlm. 20.
192
Ibnu Nujaim, al-Asybah wan-Nazha'inhlm. 42; ash-ShuyutYl', al-Asybah wan-ltlozha'ir,hlm 2L.
rIQIH ISI."AM IILID 1

Pembahasan terperinci mengenai maksud lainnya dapat dibedakan. Wudhu, mandi, sha-
niat dalam madzhab Syafi'i akan diterangkan lat, dan puasa ada yang hukumnya fardhu, sun-
pada pembahasan berikut ini nah, dan ada juga yang wajib karena nadzar.
Tayamum juga kadang dilakukan karena ha-
G. TUJUAN NIAT DAN FAKTOR.FAKTORNYA dats atau jinabah, padahal bentuk amalannya
adalah sama, yaitu mengusap wajah dan kedua
Ibnun Nujaim dan Imam as-Suyuthile3 me-
tangan saja.
nerangkan pembahasan tujuan niat dengan
pembahasan yang sangat lengkap. Tujuan
Ada beberapa poin yang berhubungan
dengan pembahasan ini, yaitu:
utama niat adalah untuk membedakan antara
ibadah dengan adat, dan juga untuk mem-
a. Amalan yang tidak termasuk adat ke-
biasaan dan juga tidak mungkin serupa
bedakan antara tingkatan-tingkatan ibadah.
dengan yang lain. Dalam amalan seperti
Umpamanya adalah amalan wudhu dan
mandi yang mempunyai beberapa kemung- ini, niat yang disyaratkan hanyalah me-
kinan apabila dilakukan, yaitu untuk mem- nyatakan kehendak untuk melakukan
(qashdul fi'l) tidak lebih dari itu, seperti
bersihkan badan, mendapat kesegaran, atau
iman kepada Allah S\MI, ma'rifah, takut,
ibadah.
dan mengharap kepada Allah atau mem-
Maksud menahan diri dari makan dan
minum atau yang seumpamanya, kadang baca Al-Qur'an dan berdzikir karena
amalan-amalan tersebut mempunyai ciri-
untuk menjaga kesehatan, untuk pengobatan,
ciri yang istimewa, yang menyebabkannya
atau karena memang tidak ingin makan dan
minum. Maksud duduk di masjid adakalanya tidak serupa dengan amalan yang Iain.
untuk istirahat atau yang lain. Memberikan Apabila seseorang berkeinginan untuk
harta kepada orang lain adakalanya karena beriman atau membaca Al-Qur'an, maka
dia akan diberi pahala dan dihukumi taat,
didorong keinginan-keinginan duniawi, dan
adakalanya didorong keinginan untuk men-
meskipun dalam melakukannya tanpa
ada niat untuk mendekatkan diri kepada
dekatkan diri kepada Allah SWT seperti za-
kat, sedekah, atau kafarat. Maksud menyem- Allah. Adapun amalan yang tidak mem-
belih kadang hanya untuk memenuhi keper-
punyai karekter seperti di atas, maka
luan makanan, sehingga hukumnya adalah tidak cukup hanya sekadar menyatakan
mubah atau sunnah, dan adakalanya untuk
keinginan melakukan amalan tersebut,
qurban sehingga menjadi amalan ibadah. Atau melainkan harus ada niat tambahan, yaitu
penyembelihan itu dilakukan untuk acara niat mendekatkan diri kepada Allah SWT
ritual menyambut kedatangan seorang pem- ketika-umpamanya-memasuki masjid,
supaya ia mendapatkan pahala.
besa[ maka hukumnya haram. Oleh sebab itu,
niat disyariatkan oleh agama supaya amalan b. Amalan yang ada kemungkinan serupa
ibadah dapat dibedakan dari yang lain. dengan amalan lain, maka harus dijelaskan

Hukum amalan yang dilakukan untuk dengan terang jenis amalan tersebut
mendekatkan diri kepada Allah adakalanya (ta'yin). Dalilnya adalah sabda Rasulullah
fardhu, sunnah, atau wajib. Oleh sebab itu, niat saw, "Sesu ngguhnya setiap orang hanya
ditetapkan supaya antara satu dengan yang akan mendapatkan apa yang diniati saja,"

1e3 Ibn, Nuiaim, al-Asybah wan-Nazha'ir, hlm. 24 dan setelahnya; ash-shuyuthi, a l-Asybah wan-Nqzha'ir, hlm. 10-21.

*T
PonElantar llmu Flqlh FrqlH ISLAM f lLlD 1

Hadits ini secara jelas menegaskan ke- ibadah shalat. Dengan ta'yinini,maka mak-
harusan ta'yin dalam niat. Oleh sebab itu, sud niat-yaitu supaya ada perbedaan
dalam melaksanakan shalat fardhu, sese- dengan yangIain-dapat tercapai, sehing-
orang harus melakukan ta'yin, karena ga perlu menyatakan dengan jelas ten-
perbuatan dan bentuk shalat Zhuhur tang kefardhuan ibadah supaya dia dapat
dan Ashar adalah sama, dan yang mem- dibedakan dari ibadah yang sunnah.
bedakannya adalah ta'yin (dengan cara Pendapat y ang ashah juga menetapkan
menerangkan secara jelas jenis shalat bahwa kewajiban menyatakan dengan je-
yang dilakukan tersebut sewaktu niat). las (ta'yin) bahwa ibadah yang dilakukan
Shalat-shalat sunnah selain sunnah mut- adalah ibadah shalat mempunyai maksud
lak, seperti shalat sunnah rawatib iuga supaya ia dapat dibedakan dari ibadah
harus dijelaskan secara jelas jenisnya lain seperti puasa atau yang lain. Pendapat
(ta'yin), yaitu dengan cara menisbatkan yang ashah juga menetapkan bahwa me-
kepada shalat Zhuhur umpamanya baik nyatakan kefardhuan dalam mandi me-
itu ba'diyah atau qabliyah. rupakan syarat. Adapun dalam wudhu
Kemudian Imam as-Suyuthi menerang- tidak dianggap sebagai syarat, karena akti-
kan tiga kaidah, yaitu: vitas mandi kadang merupakan aktivitas
Sesuatu yang tidak disyaratkan untuk kebiasaan, sedangkan aktivitas wudhu
dinyatakan baik secara globalmau- adalah pasti ibadah. Pendapatyang ashoh
pun terperinci, maka salah dalam me- juga menetapkan bahwa apabila dalam
nyatakannya/menentukannya (ta'yin) niat zakat orang yang melakukannya
adalah tidak mengapa, sePerti me- menggunakan kata sedekah, maka menya-
nyatakan tempat shalat dan masanya. takan kefardhuan adalah syarat. Namun
Sesuatu yang disyaratkan untuk di- apabila dia menggunakan kata zakat, ma-
nyatakan (ta'yin), apabila salah me- ka tidak perlu menyatakan kefardhuan.
nyatakannya dapat menyebabkan ru- Karena, sedekah ada yang fardhu dan
saknya niat, seperti kesalahan menya- ada juga yang sunnah, sehingga tidak
takan puasa pada ibadah shalat atau cukup hanya menyebut sedekah saja' Se-
salah menyatakan shalat Zhuhur pada dangkan amalan zaliat dapat dipastikan
pelaksanaan shalat Ashar kefardhuannya, karena zakat memang
a Sesuatu yang disyaratkan untuk di- nama atau istilah yang digunakan untuk
nyatakan secara global namun tidak amalan fardhu yang berhubungan dengan
wajib menyatakannya secara terpe- harta, sehingga tidak perlu diperjelas lagi
rinci, apabila dinyatakan secara terpe- dengan menyatakan kefardhuan. Adapun
rinci dan salah, maka menyebabkan haji dan umrah, maka ulama sepakat bah-
rusaknya niat. UmpamanYa adalah wa menyatakan kefardhuan dengan jelas
masalah jumlah rakaat, kalau seum- adalah syarat.
pama ada orang yang niat shalat Kesimpulannya adalah ibadah Yang
Zhuhur dengan lima atau tiga rakaat, niatnya harus dengan menyatakan kefar-
maka niatnya tidak sah. dhuan ada empat macam: [1]. Ibadah haji,
c. Disyaratkan menyatakan dengan jelas umrah zakat (dengan menggunakan kata
(ta'yin) tentang kefardhuan dan tentang zakat ketika niat) dan shalat berjamaah,
FIqlH ISI,AM Pengantar llmu Flqlh

tidak disyaratkan menyatakan kefardhu- Aturan menggabungkan niat dua ibadah


an.l2l.lbadah shalat, shalat fumat, mandi, akan diterangkan dalam pembahasan berikut
dan zakat (dengan menggunakan kata ini.
sedekah ketika niat), disyaratkan menya- Pertama, niat ibadah digabung dengan
takan kefardhuan. Ini menurut pendapat niat yang bukan ibadah, maka niatnya men-
yang ashah. [3]. Ibadah wudhu dan pua- jadi batal. Umpamanya adalah menyembelih
sa, tidak disyaratkan menyatakan kefar- hewan qurban dengan niat karena Allah dan
dhuan menurut pendapat yang ashah juga karena yang lain. Niat seperti ini menye-
[4]. Tayamum, tidak cukup dengan niat babkan hasil sembelihannya menjadi haram.
fardhu, bahkan dapat menyebabkan niat Contoh lain adalah, apabila seseorang me-
tersebut tidak sah-menurut pendapat Iakukan takbiratul ihram berulangkali dan
yang shahih, sehingga apabila ada orang setiap takbiratul ihram dia niat memulai sha-
niat fardhu tayamum maka tidak cukup. latnya, maka shalatnya batal karena niat yang
d. Dalam shalat dan termasuk shalat fumat pertama menjadi terputus.
tidak disyaratkan menyatakan niat qadha' Tapi, ada juga yang tidak menyebabkan
atau ada'-menurut pendapat yang ashah. batalnya niat. Umpamanya adalah ketika
Menurut pendapat yang rajih, dalam berwudhu atau mandi wajib seseorang juga
puasa harus dinyatakan niat qadha'. Se- berniat mencari kesegaran, maka menurut
dangkan dalam haji dan umrah tidak pendapat yang ashah adalah sah niatnya.
disyaratkan menyatakan niat qadha' atau Karena, kesegaran akan tetap diperoleh baik
ada', karena apabila seseorang melaku- dikehendaki atau tidah sehingga kalau me-
kan haji atau umrah ada' dengan niat qa- mang dikehendaki, maka ia tidak dianggap
dha'tidak apa-apa dan akan menjadi haji menduakan niat ibadah dengan niat yang
atau umrah qadha'. Kalau orang tersebut lain. Dan juga tidak dianggap meninggalkan
memang mempunyai tanggungan haji- keikhlasan, melainkan niat tersebut adalah
yaitu haji waktu kecil yang dia batalkan- untuk ibadah yang memang kesejukan itu
kemudian dia menginjak dewasa dan menyertai amalan ibadah tersebut.
melakukan haji dengan niat qadha', maka Kedua, niat ibadah fardhu digabung de-
hajinya menjadi haji ada'. ngan niat ibadah lain yang sunnah. Ada banyak
e. Keikhlasan merupakan faktor yang da- kemungkinan dalam kasus ini.
pat membedakan antara satu ibadah de- a. Tidak menyebabkan batalnya niat dan ke-
ngan ibadah yang lain. Oleh sebab itu, dua-duanya dapat diperoleh. Umpamanya
menggantikan atau mewakilkan niat ke- adalah seseorang melakukan takbiratul
pada orang lain adalah tidak sah. Kecuali, ihram dan dia niat melakukan shalat far-
dalam ibadah yang memang boleh diganti dhu dan juga niat shalat tahiyyatul masjid,
atau diwakilkan seperti membagikan har- maka niatnya sah dan dia mendapatkan
ta zakat, menyembelilh hewan qurban, keduanya. Contoh lain adalah niat mandi
puasa menggantikan maut, dan haji. jinabah dengan mandi fumat secara ber-
Melakukan niat sendiri ini diwajibkan, samaan, maka kedua-duanya sah. Orang
karena maksud utamanya adalah untuk yang mengucapkan salam di akhir shalat
menguji kesungguhan niat ibadah yang dengan niat keluar dari shalat dan juga
tersembunyi dalam hati, sehingga harus niat memberi salam kepada orang-orang
dilakukan sendiri oleh orang mukallaf. yang hadic maka kedua-dua niatnya ter-

,$
,l'
T

Pengantar llmu Flqlh FIQIH ISTAM JILID 1

sebut sah. Kalau seseorang melakukan haji atau antara niat mandi dan niat wudhu, maka
fardhu dan menggabungkannya dengan kedua-duanya sah, menurut pendapat yang
umrah sunnah atau sebaliknya, maka ke- ashah.
dua-duanya sah. Kalau seseorang ketika Keempat, niat perkara sunnah digabung
f puasa hari Arafah niat melakukan puasa dengan perkara sunnah yang lain, maka kedua-
I qadhai nadzar, atau kafarat, maka niatnya duanya tidak sah. Karena dua perkara sun-
I sah dan dia mendapatkan semuanya. nah, apabila salah satunya tidak dapat masuk
b. Mendapatkan yang fardhu saja. Umpama- dalam yang lainnya, maka dua-duanya tidak
nya adalah seseorang niat haji fardhu dan sah ketika digabungkan. Umpamanya adalah
haji sunnah, maka yang sah adalah niat antara sunnah dhuha dan sunnah fajar yang
haji fardhu. Karena apabila dia berniat dilakukan secara qadhai Namun apabila salah
dengan niat haji sunnah, maka hajinya satunya dapat masuk ke dalam yang lainnya,
akan menjadi haji fardhu, Kalau seseorang seperti antara sunnah tahiyyatul masjid dan
melakukan shalat yang sudah terlewat sunnah zhuhul maka kedua-duanya sah.
pada malam Ramadhan, dan dalam waktu Namun ada beberapa kasus yang dike-
bersamaan dia niat shalat Tarawih, maka cualikan, yaitu apabila seseorang niat mandi
yang sah adalah niat shalat yang terlewat
fumat dan mandi 'ld, maka kedua-duanya
bukannya Tarawih. sah. Begitu juga apabila seseorang melakukan
c. Mendapatkan yang sunnah saja. Umpa- khotbah dengan niat khotbah 'ld dan khotbah
manya adalah seseorang mengeluarkan kusuf secara bersamaan, maka kedua-duanya
uang sebanyak lima dirham, dia niat me- sah. Sama seperti apabila seseorang niat puasa
ngeluarkan zakat dan juga niat menge- hari Arafah dan niat puasa Senin, maka kedua-
luarkan sedekah sunnah, maka zakatnya duanya juga sah.
tidak sah, dan yang sah adalah sedekah Kelima, niat perkara yang bukan ibadah
sunnahnya. Kalau seandainya orang me-
digabung dengan perkara yang lain dan dua
lakukan khotbah dengan.niat khotbah
perkara tersebut mempunyai konsekuensi
fumat dan khotbah Kusuf, maka niat hukum yang berbeda. Umpamanya adalah le-
khotbah f umatnya tidak sah. Karena, dalam
laki berkata kepada istrinya, "Kamu adalah
amalan seperti ini ada unsur menduakan
haram untukku" dengan niat talak dan zhihar,
perkara fardhu dengan perkara sunnah.
maka menurut pendapat yang ashah orang
d. Menyebabkan batal semuanya. Umpama-
tersebut disuruh memilih antara dua hal ter-
nya adalah imam sedang dalam keadaan
sebut, mana yang dia pilih maka itulah yang
ruku' dan makmum masbuq (makmum berlaku.
yang terlambat) melakukan takbir sekali
Kesimpulannya adalah niat mempunyai
dengan niat takbiratul ihram dan takbir
beberapa faktor pembentuk, yaitu [1], Kehen-
turun menuju posisi rukul maka shalatnya
dak [al-qashdu); l2). Kefardhuan bagi ibadah
tidak sah. Kalau ada orang niat shalat
shalat fardhu yang lima, mandi, zakat yang di-
fardhu dan shalat sunnah ratibah, maka
lafalkan dengan kata sedekah; [3].Menyatakan
semuanya tidak sah.
dengan jelas jenis yang diniati (ta'yin), iika
Ketiga, niat perkara fardhu digabung memang yang diniati tersebut mempunyai
dengan perkara fardhu yang lain. Apabila itu kesamaan dengan amalan-amalan lain; [4].
dilakukan antara niat haji dan niat umrah Keikhlasary oleh sebab itu tidak boleh me-
Isr."A,M IruD 1 Pengantar llmu Flqlh

wakilkan niat kecuali dalam amalan-amalan nya adalah janji-janji lahiriah mereka. Namun
yang boleh diganti atau diwakilkan. menurut madzhab Syafi'i, kafarat orang kafir
Hukum asal dalam masalah niat adalah selain dalam bentuk ibadah [puasa) seperti
tidak boleh menggabungkan dua amalan iba- memerdekakan budak dan memberi makan
dah dengan satu niat, kecuali beberapa ibadah fakir miskin adalah sah. Dan supaya sah, me-
yang dikecualikan. reka disyaratkan berniat, karena yang ditekan-
kan di sini adalah sisi denda dan hukumannya.
Sehingga, niat adalah untuk membedakan dari
H. SYARAT.SYARAT NIAT
kegiatan untuk maksud yang lain bukan untuk
Niat dalam semua bentuk ibadah mem- mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pem-
punyai beberapa syarat, namun niat dalam
bayaran kafarat ini hampir sama dengan pem-
masing-masing ibadah juga mempunyai sya-
bayaran utang. Mandi setelah berhenti dari
rat-syarat tersendiri. Syarat niat dalam semua
haid yang dilakukan oleh wanita Ahli Kitab
bentuk ibadah adalah sebagai berikut.lea yang menjadi istri seorang Muslim adalah sah.
Ketetapan ini diputuskan supaya sang suami
A. ISLAM
dibolehkan menggauli istrinya tersebut tan-
Niat yang dapat menghasilkan pahala dan pa ada perbedaan pendapat, karena darurat.
dapat menyebabkan sahnya suatu amalan Menurut madzhab Syafi'i supaya mandinya itu
adalah niatyang dilakukan oleh orang Muslim. sah, maka wanita itu disyaratkan niat terlebih
Ibadah yang dilakukan oleh orang kafir tidak dulu.
sah. Oleh sebab itu, tayamum dan wudhu yang
Adapun orang yang murtad, maka mandi
dilakukan oleh orang kafir dianggap tidak atau amalan lainnya yang dilakukan tidak
berarti sebagaimana ditegaskan oleh jumhur sah. Namun apabila orang murtad tersebut
ulama, Namun menurut madzhab Hanafi, wu- mengeluarkan zakat sewaktu dalam keadaan
dhu dan mandinya orang kafir adalah sah, murtad, maka hal itu sah dan cukup.
karena niat-menurut mereka-hanya disya-
ratkan sewaktu tayamum tidak pada waktu B. TAMYIZ
wudhu. Apabila setelah melakukan wudhu dan
Ulama bersepakat bahwa, ibadah yang di-
mandi orang kafir itu masuk Islam, maka dia
lakukan oleh anak kecil yang belum mumayyiz
boleh malakukan shalat dengan wudhu dan
(belum dapat membedakan yang baik dan
mandi yang dilakukan sebelum masuk Islam
yang buruk) dan orang gila adalah tidak sah.
tersebut. Menurut madzhab Hanafi kafarat
Namun menurut madzhab Syafi'i, seorang
yang dilakukan oleh orang kafir tidak sah,
wali yang mewudhukan anaknya untuk ke-
begitu juga dengan sumpah yang diucapkan-
perluan thawaf-yaitu ketika dia melakukan
nya. Karena, Allah SWT berfirman,
ihram untukanaknya-adalah sah. Begitu juga
"... Sesungguhnya mereka qdalqh orang-
apabila seorang suami memandikan istrinya
orang yang tidak dapat dipegang janjinya...!'
yang gila setelah berhentinya darah haid
(at-Taubah: 12) dan Allah juga berfirman,
adalah sah, apabila suami tersebut berniat. Hal
"Dan jika mereka melanggar sumpah setelah
ini adalah menurut pendapat yangashah.
ada perjanjian...!' (at-Taubah: 12) maksud-

1e4 lbnu Nujaim, al-Asybahwan-Nazha'ir,hlm.52-55; as-Suyuthi, al-Asybahwan-Nazha'inhlm.31-38; Ghayatul Muntaha,lilid 1, hlm.


1 15 dan setelahnya.

', ",.

W:,* lw:
FIqLH IS[-A.M IILID 1

Oleh sebab itu, perbuatan anak kecil dan Imam as-Suyuthi menjelaskan apabila ada
orang gila yang dilakukan dengan sengaja orang mengucapkan kata talak dengan meng-
adalah dianggap tidak sengaja. Madzhab Ha- gunakan bahasa yang tidak dimengerti, kemu-
nafi menambahkan baik anak kecil tersebut dian orang tersebut berkata, "Saya menghendaki
sudah mumayyiz atau belum. Sedangkan maknanya dalam bahasa Arabi' maka menurut
madzhab Syafi'i, menetapkan bahwa kesenga- pendapat yang ashah, ucapan talaknya ter-
jaan orang gila dan anak kecil yang belum sebut tidak berlaku.
mu mayyizdianggap ketidaksengaj aan. Namun
apabila yang melakukan adalah anak kecil D. TIDAK MELAKUKAN PERKARA YANC
yang sudah mumayyiz, maka tetap dianggap DAPAT MERUSAK NIAT ATAU MERUSAK
PERKARA YANG DINIATI.
sebagai kesengajaan.
Wudhu orang yang mabuk menjadi batal Oleh sebab itu, orang yang berniat harus
karena mabuknya tersebut. Begitu juga sha- memegang teguh konsekuensi niat tersebut.
latnya menjadi batal, karena orang tersebut Atas dasar ini juga, maka ibadah seperti shalat,
berada dalam kondisi tidak dapat membeda- puasa, haji, dan tayamum, akan menjadi batal
kan yang baik dan yang buruk. Adapun madz- apabila ketika melakukan ibadah tersebut
hab Syafi'i menegaskan bahwa orang yang orang yang melakukannya murtad-semoga
mabuk tidak dihukumi sebagai orang yang Allah melindungi kita dari kemurtadan. Be-
berhadats. Sehingga, shalat dan amalannya gitu juga status sebagai sahabat Nabi men-
yang lain tidak batal, kecuali jika dia sampai jadi batal, apabila orang tersebut murtad dan
mabuk berat dan keluar bau dari mulutnya. mati dalam kedaan murtad. Namun apabila
orang tersebut kembali lagi kepada Islam dan
C. MENGETAHUI PERKARA YANG DINIATI Nabi masih hidup, maka status sahabat terse-
Barangsiapa tidak mengetahui kewajiban but dapat disematkan kembali. Tetapi apabila
melaksanakan shalat lima waktu, maka niat- Nabi sudah meninggal ketika orang tersebut
nya tidak sah. Begitu juga orang yang hanya kembali kepada Islam, maka ada perbedaan
mengetahui bahwa yang wajib hanyalah be- pendapat dalam masalah statusnya sebagai
sahabat. Imam as-suyuthi menyebutkan bah-
berapa shalat saja dari shalat lima waktu'
Namun syarat ini tidak berlaku dalam ibadah wa wudhu dan mandi tidak menjadi batal
haji, karena haji berbeda dengan shalat. Dalam
karena murtad. Karena, amalan-amalan dalam
haji tidak disyaratkan menyatakan dengan wudhu dan mandi tidaklah saling berhubung-
jelas perkara yang diniati (ta'yin), melainkan an. Namun, amalan yang dilakukan ketika da-
lam keadaan murtad tidak diberi pahala.
ihram akan sah hanya dengan niat yang mut-
lak. Ali r.a. melakukan ihram (dengan niat) Kemurtadan menyebabkan hapusnya amal,
"melakukan ihram yang dilakukan oleh Nabi pahala, dan juga keimanan yang terlewat, baik
Muhammadi' dan Nabi membenarkan tin- orang tersebut nantinya masuk Islam kembali
dakan Ali tersebut. Apabila sebelum melaku- atau tidak.
kan amalan seseorang menyatakan dengan Di antara perkara yang menyebabkan ru-
jelas (ta'yin) bahwa amalannya adalah amalan saknya niat adalah niat untuk memutuskan
haji atau umrah, maka amalannya itu sah. atau membatalkan. Apabila ada orarrg yang
Namun apabila ta'yin itu dilakukan setelah berniat hendak membatalkan imannya, maka
memulai amalan, maka ia menjadi amalan seketika itu juga dia menjadi murtad. Kalau
umrah. seseorang berniat membatalkan shalat namun
FIQIH ISIAM JITID 1 Peng.ntar llmu Flqlh

dilakukan setelah selesai shalat, maka shalat- dia membatalkan niatnya sebelum faja4 maka
nya tidak batal, begitu juga ibadah-ibadah yang niat itu tidak aktif lagi.
lain. Namun apabila niat membatalkan shalat Apabila seorang musafir memutuskan un-
itu dilakukan di tengah-tengah mengerjakan tuk tinggal dan menjadi orang mukim, maka
shalat, maka batallah shalatnya. Karena, sha- dia ditetapkan sebagai mukim dan status
lat hampir sama dengan iman. Namun Ibnu safarnya menjadi batal dengan lima syarat; [1].
Nujaim al-Mishri mengatakan bahwa shalat- Benar-benar tidak melakukan safar lagi. Kalau
nya orang tersebut tidak batal kecuali jika seandainya seseorang niat bermukim namun
orang tersebut mengucapkan takbir; dan niat dia tetap melakukan perjalanan, maka niatnya
melakukan pekerjaan yang lain, maka tak- tidak sah; [2] Tempat mukimnya memang layak
bir tersebut sebagai pemutus pekerjaan yang untuk bermukim. Kalau seandainya seseorang
pertama, dan putusnya bukan hanya sekadar niat bermukim di tengah laut atau di pulau
dengan niat. [yang tidak mungkin ditempati), maka niatnya
Apabila ada orang ketika di tengah-te- tidak sah; [3] Niatnya tersebut atas inisiatif
ngah melakukan thaharah niat membatal- sendiri. Oleh sebab itu, niat bermukim yang
kan thaharah, maka amalan thaharah yang dilakukan oleh orang yang ikut-ikutan tidak
sebelumnya tidak batal. Tetapi, dia wajib sah; [4] Mukimnya dalam masa setengah bu-
memperbarui niat untuk melakukan amal- lan. Apabila seseorang niat bermukim dalam
an thaharah yang tersisa. Apabila seseorang jangka waktu kurang dari setengah bulan,
niat membatalkan puasa atau i'tikaf, maka maka dia masih boleh mengqashar shalat; [5]
puasa dan i'tikafnya tidak batal. Hal ini karena Masa setengah bulan itu dilalui di satu tempat.
shalat merupakan ibadah khusus yang ber- Apabila seseorang niat mukim setengah bulan
beda dengan ibadah-ibadah yang lain, karena namun masanya dibagi di dua tempat, seperti
ia sangat menekankan ikatan dan doa kepada di Mina dan Mekah, maka dia tidak dihukumi
Allah SWT. Apabila setelah fajar seseorang sebagai orang yang mukim.les
mulai melakukan puasa fardhu, kemudian Perkara yang hampir sama dengan mem-
dia niat membatalkan puasanya tersebut dan batalkan niat, adalah mengubah niat, yaitu
berubah melakukan puasa sunnah, maka pua- niat pindah dari satu bentuk shalat ke shalat
sanya tidak batal. Karena, puasa sunnah dan yang lain. Menurut madzhab Hanafi, perubah-
puasa wajib begitu juga sedekah sunnah dan an tersebut tidak akan terjadi kecuali dengan
sedekah wajib, adalah satu jenis. Apabila ada melakukan takbir bukan hanya dengan niat
seseorang memulai shalat dengan niat fardhu, melakukan perubahan saja, dan takbir itu ha-
kemudian dia mengubah niatnya menjadi niat ruslah yang kedua bukan yang pertama. Um-
shalat sunnah, maka shalatnya berubah men- pamanya adalah seseorang melakukan shalat
jadi shalat sunnah. Apabila seseorang niat Ashar setelah melakukan iftitahshalaf Zhuhur;
dalam hati akan melakukan perkara-perkara sehingga shalat Zhuhurnya batal, disyaratkan
yang membatalkan shalat, maka shalatnya ti- juga niat tersebut tidak dilafalkan dengan
dak batal. Apabila seseorang niat akan makan lisan. Apabila dia melafalkan dengan lisan,
atau berjimak sewaktu puasa, maka niatnya maka yang pertama menjadi batal.
itu tidak memengaruhi sahnya puasa. Apabila Menurut Imam al-Mawardi, "Shalat men-
seseorang niatpuasa di malam hari, kemudian jadi batal apabila seseorang melakukan per-
7es Ad-Durrul Mukhtar wa Raddul Mukhtan tllid^L,h1m.737.
Pengantar llmu Flqlh FIQIH ISIAM IILID 1

pindahan niat dari satu fardhu ke fardhu juga batal. Karena, kalimat tersebut makna
yang lain, atau dari satu sunnah ratibah ke asalnya menunjukkan kepada arti menggan-
sunnah ratibah yang lain, seperti berpindah tungkan niat kepada sesuatu. Kalau ada orang
dari shalat Witir ke shalat sunnah fajac atau berniat, "Besok saya puasa, insya Allahl' maka
dari shalat sunnah ke shalat fardhu, atau dari niatnya tidak sah. Ibnu Nujaim berpendapat
fardhu ke sunnah, kecuali jika memang ada bahwa apabila kalimat insya Allah tersebut
udzur. Umpamanya adalah seseorang mela- dikaitkan dengan niat puasa dan shalat, maka
kukan takbiratul ihram untuk shalat fardhu tidak batal. Namun jika dikaitkan dengan
secara sendirian kemudian ada jamaah, lalu ucapan seperti talak dan membebaskan bu-
orang tersebut memutuskan untuk meng- dak, maka batallah niatnya.
akhiri shalatnya pada rakaat kedua dengan Namun ada beberapa kasus yang dite-
salam, maka shalat yang dilakukan itu sah dan rangkan oleh Imam as-Suyuthi, di mana niat
dianggap'sebagai shalat sunnah. Ini adalah tidak batal meskipun ada keraguan dalam niat
menurut pendaPat Yang ashah. atau niat tersebut digantungkan kepada yang
Di antara perkara yang menyebabkan lain. Di antara contoh ragu-ragu adalah apabila
rusaknya niat adalah adalah ragu-ragu dan seseorang ragu apakah air yang akan diguna-
kan itu air mutlak atau air bunga mawal maka
tidak pasti terhadap niat yang asal. Apabila
orang tersebut tidak perlu berijtihad, melain-
seseorang niat puasa di hari syak [malam
kan dia boleh terus berwudhu dengan air ter-
tanggal tiga puluh Sya'ban),-sehingga apabila
sebut. Munculnya keraguan ketika niat diam-
memang hari itu masih dalam bulan Sya'ban,
puni karena darurat. Contoh lainnya adalah
maka dia tidak dianggap puasa. Dan apabila
apabila seseorang menyadari bahwa dia mem-
sudah masuk bulan Ramadhan, maka dia di-
punyai tanggungan puasa wajib, namun dia
anggap puasa-, maka niat puasanya tersebut
tidak tahu pasti apakah puasa tersebut puasa
tidak sah. Beda apabila keraguan itu teriadi Ramadhan atau puasa nadzar atau puasa ka-
pada malam tanggal tiga puluh Ramadhan,
farat, maka dia boleh terus berniat puasa wa-
karena diikutkan dengan yang asal. Apabila jib dan niat tersebut sudah cukup untuknya'
seseorang ragu apakah dia jadi membatalkan Tidak adanya kepastian niat dalam kasus ini
shalat atau tidak, atau dia menggantungkan dimaafkan karena darurat.
batalnya shalat dengan sesuatu, maka batallah
Adapun contoh menggantungkan (to'liq)
shalatnya. Apabila seseorang ragu apakah dia
niat yang tidak menyebabkan batalnya niat
tadi niat qashar atau tidak, atau ragu apakah
adalah, apabila seseorang ragu apakah imam-
dia akan melaksanakan shalat secara sem-
nya mengqashar shalat atau tidak, kemudian
purna atau tidak (qashar), maka orang terse-
dia berkata, 'Apabila dia mengqashar shalat,
but tidak boleh mengqashar shalat, melainkan
maka saya ikut mengqashar. Apabila tidah
harus melaksanakannya dengan sempurna.
maka saya juga tidak mengqashar shalati' dan
Contoh lainnya adalah mengikuti niat de-
ternyata sang imam mengqashar shalat, maka
ngan kalimat insya Allah. Imam as-Suyuthi
orang tersebut harus mengqashar.
mengatakan bahwa apabila orang yang me-
Apabila ada orang yang hendak ihram
nyatakan itu bermaksud menggantungkan
berkata, 'Apabila Zaid sudah berihram, ma-
niatnya, maka batallah niat tersebut. Namun
jika maksudnya adalah mencari keberkahan, ka saya pun berihram." Dan ternyata, Zaid
benar-benar sudah berihram, maka jadilah
maka tidak batal. Apabila dia tidak bermaksud
ihram orang tersebut. Namun apabila Zaid
apa pun dengan pernyataan itu, maka niatnya
lili:il
ir;!iii
'idd
,r.il
FIQIH ISI.JA,M IITID 1 I
I

ternyata belum berihram, maka ihram orang madzhab Syafi'i. Dikatakan juga bahwa shalat
tersebut tidak jadi. Apabila orang tersebut fumat tersebut tidak sah.
menggantungkan niat ihramnya dengan ke- Di antara perkara yang menyebabkan
jadian yang akan datang, umpamanya dia ber- rusaknya niat adalah tidak adanya kemampu-
kata, "fika nanti Zaid berihram, atau jika awal an untuk melaksanakan sesuatu yang diniati,
bulan datang, maka saya berihrami'maka niat- baik ketidakmampuan itu berdasarkan per-
nya tidak sah. timbangan akal, syarai atau adat kebiasaan.
Contoh lain adalah apabila ada orang yang Contoh yang pertama adalah apabila ada
mempunyai tanggungan shalat fardhu namun orang mengambil air wudhu dengan niat un-
dia ragu apakah sudah melaksanakannya tuk melakukan shalat dan pada waktu ber-
atau belum, kemudian dalam niatnya dia me- samaan niat untuk tidak melaksanakan shalat,
nyatakan, "Saya akan shalat mengganti shalat maka niatnya tidak sah karena ada perten-
yang menjadi tanggungan saya jika memang tangan [kontradiksi) dalam niatnya.
belum saya kerjakan. Namun bila sudah saya Contoh yang kedua adalah orang yang niat
kerjakan, maka shalat saya ini menjadi shalat berwudhu untuk melakukan shalat di tempat
sunnah," dan ternyata shalat tersebut sudah yang najis, maka tidak sah niatnya.
ditunaikan, maka niatnya tersebut tetap sah. Contoh yang ketiga adalah apabila ada
Apabila ada orang niat puasa pada malam orang yang berwudhu dengan niat untuk sha-
tanggal tiga puluh Sya'ban sembari berkata, lat'ld, padahal dia masih berada di awal tahun
"Kalau memang besok sudah masuk bulan hijriyah, atau ada orang niat thawaf padahal
Ramadhan, maka saya puasa wajib. Tetapi dia masih ada di Syam. Menurut pendapat
kalau belum masuk bulan Ramadhan, maka yang ashah niatnya sah, tapi dikatakan juga
puasa saya adalah puasa sunnahi' maka niat- bahwa niatnya tidak sah.
nya tersebut sah dan sudah cukup. Apabila ada Yang diterangkan ini adalah syarat-syarat
orang niat mengeluarkan zakat atas hartanya umum dalam berbagai ibadah. Syarat-syarat
yang tidak ada di tempat dengan berkata, tersebut juga digariskan oleh para ahli fiqih
"Saya keluarkan zakat atas hartaku yang tidak untuk ibadah thaharah. Mereka mengatakan
ada di tangan, jika ia memang masih ada. Na- bahwa dalam niat wudhu disyaratkan Islam,
mun jika harta tersebut memang hilang, maka tamyiz, mengetahui apa yang diniati, dan ti-
zakat tersebut adalah untuk harta benda yang dak melakukan perkara yang membatalkan
ada pada diriku saja," dan ternyata hartanya niat, yaitu dengan memegang teguh konse-
tersebut masih ada, maka niatnya tersebut kuensi niat tersebut, sehingga dia tidak boleh
sudah cukup. Atau bila hartanya memang memindahkan niat wudhunya kepada amalan
benar-benar hilang, maka niatnya cukup un- yang lain. Niat tersebut juga disyaratkan ti-
tuk zakat harta yang ada di tangannya saja. dak digantungkan dengan sesuatu yang lain.
Apabila ada orang melakukan shalatfumat Kalau seseorang mengatakan "insye Allahi'
di akhir waktu dan dia berkata, "fika waktu dan dia bermaksud menggantungkan niat
shalat fumat masih, maka shalat yang aku atau dia memutlakkan kalimat tersebut, maka
lakukan adalah shalat fumat. Namun apabila niatnya tidak sah. Namun jika dia bermaksud
waktunya sudah habis, maka shalat tersebut mendapatkan berkah, maka sah niatnya.
adalah shalat ZhuhuC' dan ternyata waktu- Selain madzhab Hanafi mensyaratkan
nya masih, maka shalat fumatnya sah. Ini masuknya waktu shalat bagi niat wudhu yang
merupakan pendapat salah satu wal dalam dilakukan oleh orang yang keluar hadats se-
T-

Pengbntar llmu Flqlh FIqLH ISTAM

nrV)uar' gpkr4t-"tc
/ c /0 ,t / ol / /t
cara berterusan, seperti orang yang keluar
kencing terus atau wanita yang sedang me-
ngalami istihadhah, hal ini karena thaharah "Barangsiapa tidak niat puasa pada ma'
mereka adalah thaharah dalam keadaan udzur lam hari sebelum munculnya faiar maka tidak
dan darurat. Sehingga, perlu dibatasi dengan (sah/ se mp urna) p uasany a.'ae7
waktu sama seperti tayamum.le6
Syarat-syarat umum di atas juga ditetap-
fumhur ulama juga menetapkan bahwa
kan oleh fuqaha untuk niat ibadah shalat. Se- ta'yin niat dalam puasa fardhu adalah syarat,
lain itu, mdreka juga menambahkan beberapa sedangkan madzhab Hanafi tidak mengang-
syarat, yaitu membarengkan niat dengan tak- gapnya sebagai syarat. Yang dimaksud ta'yin
biratul ihram; madzhab Hanafi mensyaratkan tersebut adalah bertekad puasa esok hari di
niat harus bersambung dengan amalan bulan Ramadhan, bertekad puasa esok hari
shalat, tidak boleh ada pembatas asing di sebagai qadha', atau sebagai kafarat atau se-
antara keduanya. Sedangkan madzhab Syafi'i bagai nadzar. fumhur iuga mensyaratkan
menetapkan bahwa niat harus berbarengan niat tersebut harus pasti. Sehingga apabila
dengan amalan shalat. Madzhab Maliki dan pada malam syak seseorang berniat, 'Apabila
Hambali juga menetapkan bahwa niat harus besok memang Ramadhan, maka saya akan
berbarengan dengan takbiratul ihram. Tetapi puasa fardhu. Apabila belum masuk Rama-
menurut mereka, mendahulukan niat atas dhan, maka saya puasa sunnah," maka niatnya
takbiratul ihram dalam jangka masa yang tersebut tidak sah. Hal ini disebabkan tidak
singkat adalah boleh. Para fuqaha sepakat ada kepastian puasa yang mana yang akan
bahwa menentukan jenis shalat fardhu yang dilaksanakan, karena orang tersebut tidak
dilakukan-seperti shalat Zhuhur atau Ashar- memastikan bahwa puasanya adalah puasa
adalah termasuk syarat. Karena, shalat fardhu Ramadhan. Namun menurut madzhab Hanafi,
banyak jumlahnya dan salah satu di antara- memastikan niat dalam puasa yang waktunya
nya tidak boleh dilakukan dengan niat shalat telah ditentukan bukanlah termasuk syarat,
fardhu yang lain. sehingga apabila ada orang yang melakukan
Niat keluar dari shalat ketika mengucap- niat dengan niat di atas, maka sah niatnya.
kan salam tidak diwajibkan, namun menurut
Ahli fiqih sepakat bahwa niat kefardhuan
madzhab Syafi'i dan Maliki niat tersebut di-
puasa bukanlah syarat dalam niat puasa. Hal
sunnahkan.
ini berbeda dengan apa yang ditetapkan dalam
Syarat-syarat umum di atas juga ditetap-
shalat, karena puasa Ramadhan yang dilaku-
kan fuqaha untuk niat puasa. Mereka juga kan oleh orang yang baligh sudah pasti fardhu.
menambahi beberapa syarat lain, yaitu me- Berbeda dengan shalat, sebab shalat i'adoh
lakukan niat pada malam hari, menurut pen-
adalah sunnah. Ulama juga sepakat bahwa
dapat jumhur selain madzhab Hanafi. Menurut
menyatakan sunnah, ada' atau mengaitkan
madzhab Hanafi, melakukan niat puasa di dengan Allah SWT dalam niat puasa bukan-
malam hari adalah keutamaan. Dalil masalah
lah suatu syarat. Karena, maksud tersebut su-
ini adalah sabda Rasulullah saw., dah dipenuhi dengan hanya menyatakan niat

1e6 Mughnit Muhtaj,


iilid,l,hlm. 47; at-Mughni,jilid 1, hlm. 142.
1e7 H"ditr ini diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dengan sanad yang rawi'rawinya *iqoh.
Isr-A.M IrtlD 1
I
I
I
I
I

puasa, sehingga tidak perlu menyatakan ke- naan pemberian harta tersebut kepada fakir i
{
sunnahannya. miskin. Yaitu, ketika memisahkan kadar harta 1

Jumhur ulama juga mensyaratkan peng- yang wajib dizakati atau ketika memberikan
.l

;i
il

ulangan niat sesuai dengan jumlah hari. Se- harta zakat tersebut kepada wakil, atau se- 1

I
hingga pada setiap hari bulan Ramadhan, telahnya namun sebelum pembagian zakat
l
seseorang harus niat puasa secara sendiri- kepada fakir miskin. Niat juga boleh dilakukan
sendiri. Karena, ibadah puasa dalam satu hari pada rentang masa antara waktu memisahkan
i

tidak ada sangkut pautnya dengan ibadah kadar harta yang wajib dizakati dan waktu I
I
puasa pada hari berikutnya. Namun, madzhab pembagian zakat, meskipun niatnya tersebut I
I
Maliki mengatakan bahwa niat sekali di awal tidak berbarengan dengan waktu pembagian I
puasa sudah cukup untuk puasa selama bu- atau waktu pemisahan.
lan Ramadhan. Sehingga, boleh puasa sebulan Niat juga boleh dipasrahkan kepada wakil
penuh dengan niat sekali saja. jika memang wakil tersebut kapabel [Mus-
Dalam masalah zakat, para ulama juga lim dan mukallaf). Untuk membagikan zakat
menetapkan syarat-syarat umum di atas. Na- tersebut kepada yang berhah seseorang juga
mun, mereka berbeda pendapat dalam ma- boleh mewakilkannya kepada anak kecil atau
salah keharusan barengnya pelaksanaan niat orang kafir; asalkan orang-orang yang akan
dengan waktu memberikan zakat. Madzhab diberi zakat tersebut sudah ditentukan secara
Hanafi menetapkan bahwa membayar zakat jelas. Wali wajib melakukan niat ketika melak-
tidak boleh tanpa niat dan niat tersebut harus sanakan zakatnya anak kecil, orang gila, atau
dinyatakan sewaktu membayarkannya (ada') orang yang bodoh (safih).|ika dia tidak ber-
kepada fakir miskin, meskipun secara hukmi niat, maka dia wajib menggantinya. Apabila
saja. Yaitu, umpamanya ada orang sewaktu seseorang menyampaikan zakat kepada imam
memberikan zakat kepada fakir miskin tidak (pemerintah) tanpa niat, maka niatnya imam
niat. Namun setelah itu, dia niat dan harta belum mencukupi. Hal ini menurut pendapat
zakat itu masih ada di tangan fakir miskin, yang azhar. Apabila seseorang yang wajib za-
maka sah niatnya. Begitu juga apabila niat- kat (tidak mau membayar zakat) dan dipaksa
nya itu diucapkan ketika memberikan kepada untuk membayar zakat, maka niatnya adalah
wakilnya dan sang wakil ketika memberikan ketika harta zakat itu diambil. Apabila orang
kepada fakir miskin tidak niat, atau niat itu itu tidak menyatakan niat, maka orang yang
dinyatakan ketika memisahkan kadar harta mengambilnya waj ib niat.
yang wajib dizakati. Bagi madzhab Hambali, pelaksanaan niat
Madzhab Maliki mensyaratkan niat di- boleh mendahului pelaksanaan zakat jika ren-
lakukan sewaktu memberikan (daf'u) zakat tang waktu tidak panjan& sama seperti iba-
tersebut kepada fakir miskin, dan niat tersebut dah-ibadah yang lain. Apabila seseorang mem-
juga sudah cukup apabila dilakukan sewaktu berikan zakatnya kepada wakil dan niat hanya
memisahkan kadar harta yang wajib dizakati. dilakukan oleh orang yang wajib zakat-wakil-
Niat yang dilakukan oleh imam [pemerintah) nya tidak menyatakan niat-maka niat zakat-
atau perwakilannya juga sudah cukup sebagai nya sah, jika memang jarak antara pelaksana-
pengganti niat orang yang wajib zakat. an niat dengan pembagian zakat tidak lama.
Madzhab Syafi'i, Hanafi, dan Maliki mem- fika jarak antara niat dan pembagian zakat
bolehkan terjadinya niat mendahului pelaksa- adalah lama, maka niatnya tidak sah. Kecuali,
-Tr
I

Pengantar llmu Flqlh FIqLH ISIAM JILID 1

jika orang yang wajib zakat itu menyatakan dengan niat. Tetapi menurut madzhab Maliki,
niat ketika memberikannya kepada wakil dan orang yang melakukan seperti itu wajib mem-
wakil juga niat ketika memberikannya kepada bayar dam,karena dia meninggalkan talbiyah
orang-orang yang berhak. Tetapi jika harta dan tidak melepaskan pakaian yang berjahit
zakat itu diambil oleh imam dengan cara pak- ketika niat. Sewaktu ihram, lelaki disyaratkan
sa, maka sudah dianggap cukup, meskipun menanggalkan pakaian yang berjahit, tidak
tanpa niat. Karena, adanya udzur untuk me- memakai wewangian, dan perkara-perkara
lakukan niat dapat menggugurkan kewajiban lain yang dilarang sewaktu ihram. Adapun
niat, sama seperti udzurnya anak kecil dan ihramnya wanita adalah dengan cara mem-
orang gila. buka wajahnya. Syarat yang lain adalah ihram
Menurut jumhur ulama-selain madzhab harus dilakukan dari miqat Setiap negeri
Hanafi, orang yang secara sukarela menyede- mempunyai miqat tertentu yang telah diketa-
kahkan seluruh hartanya, belum dianggap se- hui oleh banyak orang.
bagai membayar zakat. Karena, orang terse- Jumhur fuqaha menyatakan bahwa meng-
but tidak menyatakan niat fardhu, sehingga gabungkan haji kepada ibadah umrah atau
disamakan dengan sedekah sebagian harta- sebaliknya adalah boleh, dengan syarat peng-
nya. Kasus ini disamakan dengan kasus orang gabungan itu dilakukan sebelum melakukan
yang shalat seratus rakaat, namun dia tidak thawaf umrah. Adapun menurut madzhab
niat shalat fardhu. Menurut madzhab Hanafi, Hanafi, syaratnya adalah sebelum melakukan
apa yang dilakukan oleh orang tersebut sudah empat putaran dalam thawaf umrah. Namun
dianggap menggugurkan kewajiban, dengan menurut madzhab Hanafi, menggabungkan
syarat dia tidak niat nadzar atau niat-niat wajib umrah kepada ibadah haji tidak boleh.
lainnya. Alasannya adalah dalam harta terse- Menurut madzhab Hambali, membatalkan
but ada yang wajib dizakati, sehingga tidak haji dan mengubahnya menjadi ibadah umrah
perlu dipertegas lagi. Oleh sebab itu, apabila adalah boleh. Pendapat madzhab Hambali
ada orang fakir berutang kepada orang yang ini berbeda dengan pendapat jumhur yang
wajib zakat, kemudian orang yang wajib za- melarang praktik ini.
kat itu membebaskan utangnya, maka pembe-
Madzhab Syafi'i dan Hambali mensyarat-
basan itu dianggap sebagai pembayaranzakat,
kan niat sewaktu menyembelih hewan qur-
baik dia niat atau tidak.
ban, karena qurban adalah sarana bagi orang
Syarat-syarat umum di atas juga ditetap-
yang melakukannya untuk mendekatkan diri
kan oleh ulama sebagai syarat dalam haji dan
kepada Allah SWT. Niat tersebut cukup di-
umrah. Selain itu, ihram haji harus dilaksana-
nyatakan dalam hati. Adapun mengucapkan-
kan pada waktu-waktu tertentu yang telah
nya dengan lisan tidak menjadi syarat, karena
ditetapkan, yaitu tiga bulan: Syawal, Dzul-
niat adalah amalan hati dan mengucapkannya
qa'dah, dan Dzulhijjah. Adapun umrah, boleh
dengan lisan hanya untuk membantu niat saja.
dilaksanakan sepanjang tahun. Menurut ma-
Imam al-Kasani dalam al-Bada'i' mengatakan
dzhab Hanafi, ihram harus dilakukan ber-
bahwa pelaksanaan qurban harus dengan
samaan dengan amalan-amalan haji, baik itu
niat, dan menurut madzhab Hanafi niat sudah
ucapan maupun perbuatan, seperti talbiyah
cukup apabila dilakukan ketika membeli he-
atau melepas baju yang berjahit. Namun, jum-
wan qurban tersebut, sebagaimana yang akan
hur ulama tidak mewajibkan hal itu. Menurut
kami terangkan nanti.
jumhuc ihram sudah diakui meskipun hanya
FIQIH ISLAM IILID 1

l. NIAT DALAM IBADAH: SYARAT ATAU salah apakah niat itu ruku atau syarat dalam
RUKUN? ibadah.
Sebelum ini kita telah membahas masa- Ibnu Nujaimle8 berkata, "Menurut madz-
lah syarat-syarat niat, tempat, cara, waktu hab kami, niat adalah syarat dalam semua
niat, dan sebagainya. Sehingga, dalam masa- bentuk ibadah. Ini merupakan kesepakatan
lah niat sewaktu ibadah kita hanya akan mem- semua ulama madzhab Hanafi. Dia bukan ru-
bahas apakah niat termasuk rukun atau syarat kun. Perbedaan hanya muncul dalam masa-
dalam ibadah. Sebagaimana diketahui, syarat lah takbiratul ihram, namun pendapat yang
dan rukun adalah sama-sama fardhu, tetapi mu'tamad adalah takbiratul ihram merupakan
keduanya mempunyai perbedaan. Syarat ada- syarat sama seperti niat. Namun dikatakan
lah faktor eksternal dari perkara yang disya- juga takbiratul ihram adalah rukun. Madzhab
rati, seperti bersuci merupakan syarat sah Hambali dan Maliki juga mengatakan bahwa
shalat dan dia merupakan faktor eksternal dari niat adalah syarat dalam ibadah, ia bukan
perbuatan shalat. Sedangkan rukun-menu- rukun meskipun berada di dalam ibadah."lee
rut istilah dalam
madzhab Hanafi-adalah Imam as-Suyuthizoo mengatakan bahwa
sesuatu yang diperlukan oleh kewujudan ulama pengikut madzhab Syafi'i berbeda
suatu perkara. Sehingga, ia merupakan bagian pendapat apakah niat termasuk rukun atau
sesuatu dan merupakan unsur internal yang syarat ibadah. Sebagian besar dari mereka
membangun sesuatu tersebut. Sedangkan arti memilih bahwa niat adalah rukun, karena
rukun menurut jumhur ulama adalah, perka- niat berada di dalam amalan ibadah, dan
ra yang menjadi penopang utama kewujudan itu merupakan karakteristik rukun. Sedang-
sesuatu, baik dia merupakan bagian internal kan syarat, adalah perkara yang mendahului
dari sesuatu tersebut maupun dia merupa- amalan ibadah dan harus terus-menerus ber-
kan unsur utama bagi sesuatu itu. Ruku' dan sambung dengan ibadah.
sujud merupakan rukun dalam shalat, karena Pada pembahasan berikut akan saya te-
kedua perbuatan tersebut merupakan bagian rangkan hukum niat dalam setiap ibadah.
dari saslat, Shighat ijab dan qabul merupakan
syarat akad menurut istilah madzhab Hanafi. 7. BERSUC'
Selain shighat ijab dan qabul, dua orang yang
Para ahli fiqih berbeda pendapat dalam
melakukan akad, benda yang diakadi dan harga
hal apakah niat wudhu menjadi syarat atau
juga dianggap sebagai rukun akad menurut
bukan. Madzhab Hanafi2ol menyatakan bahwa
istilah jumhur ulama.
orang yang wudhu disunnahkan memulai
Namun sebelum membahas secara ter- wudhunya dengan niat supaya mendapatkan
perinci masalah hukum niat dalam ibadah, pahala, waktu pelaksanaannya adalah sebe-
saya akan uraikan dulu pembahasan yang di- lum rstinia', sehingga semua amal perbuat-
lakukan oleh Imam as-Suyuthi dan Ibnu Nu- annya dapat dikategorikan sebagai ibadah
jaim, karena kedua imam ini merupakan wakil
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
representatif bagi dua kelompok dalam ma-

198
Al-Asybah wan-Nazha'ir , hlm. 55.
199
Al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 57; Ghayatul Muntaha jilid 1, hlm. 115.
200
Perinciannya akan diuraikan pada pembahasan niat pada tempat yang dituntut
201
AbBada'i',1ilid 1, hlm. 17; ad-Durrul Mukhtar iilid 1, hlm. 98 dan setelahnya.

:f,.$ffi{s{
-r-

FIqLH ISIAM JITID 1

Caranya adalah dengan niat menghilang- c. Qiyas terhadap jenis-jenis thahorah yang
kan hadats, niat untuk melakukan shalat, niat lain dan ibadah-ibadah yang lain. Wudhu
wudhu, atau niat melaksanakan perintah. adalah bersuci dengan menggunakan air,
Tempat niat adalah hati. Apabila seseorang maka dia tidak disyaratkan berniat sama
mengucapkan niatnya dengan lisan dengan seperti menghilangkan najis dengan air.
tujuan supaya amalan hati dan lisan berjalan Niat juga bukan termasuk syarat dalam
bersama-sama, maka hal tersebut disunnah- shalat sama seperti menutup aurat. Wa-
kan. nita dzimmi istri seorang Muslim yang
Konsekuensi pendapat yang tidak me- haidnya berhenti juga tidak diwajibkan
nganggap niat sebagai fardhu ini adalah sah- mandi.
nya wudhu orang yang ingin mendapat kese- d. Wudhu adalah amalan pengantar (wasi-
garan, atau orang yang masuk ke dalam kolam lah) sebelum shalat. Wudhu bukanlah
untuk berenang, untuk membersihkan badan, amalan yang menjadi tujuan utama. Niat
atau untuk menyelamatkan orang yang teng- hanya dituntut dalam amalan-amalan yang
gelam, dan sebagainya. termasuk kategori tujuan utama (maqa-
Dalil-dalil mereka adalah sebagai berikut' shidJ bukan yang masuk kategori wasilah.
a. Tidak adanya nash dalam Al-Qur'an yang
menyatakan bahwa niat adalah fardhu' fumhur ulama selain madzhab Hanafi2o2
Ayat wudhu hanya memerintahkan mem- mengatakan bahwa niat merupakan amalan
basuh anggota badan yang tiga dan me- fardhu dalam wudhu, supaya amalan-amal-
ngusap kepala. Penetapan niat sebagai an wudhu benar-benar menjadi amalan iba-
syarat wudhu dengan menggunakan ha- dah untuk mendekatkan diri kepada Allah
dits ahad berarti menambah aturan yang SWT. Shalat tidak boleh dilaksanakan dengan
ditetapkan nash Al-Qur'an. Dan bagi madz- amalan wudhu yang tidak dimaksudkan untuk
hab Hanafi, menambah merupakan salah ibadah, sehingga amalan itu menjadi laksana
satu bentuk naskh (menghapus ketetapan perbuatan makan, minum, tidur; dan sebagai-
hukum yang sebelumnya), dan naskh tidak nya. Dalil yang mereka pakai adalah sebagai
boleh dilakukan dengan menggunakan berikut.
hadits ahad. a. Sunnah, yaitu sabda Rasulullah saw yang
b. Tidak adanya nas sunnah yang menyata- diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Mus-
kan bahwa niat adalah fardhu. Nabi juga lim,Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa'i, dan
tidak mengajarkan hal tersebut kepada Ibnu Majah yang bersumber dari sahabat
orang Arab, padahal mereka adalah Umar r.a., " Innamal a'maalu bin'niyaat wa
orang-orang yang bodoh. Difardhukannya innamaa likullimri'in maa nawaa." Mak-
niat dalam tayamum, adalah karena ia sudnya adalah amal-amal yang diakui oleh
menggunakan debu, dan debu sebenarnya syara' adalah amal-amal yang mengguna-
tidak dapat menghilangkan hadats. Debu kan niat. Wudhu adalah suatu amalan dan
hanya sebagai pengganti air. ia tidak akan diakui oleh syara' jika tanpa
niat.

202 An-N"*rr"i, at-Majmui jilid 1, hlm. 361 dan setelahnya; Bidayatul Mujtahid, jilid 1, hlm. 7; asy-syarhul Kabir, iilid 1, hlm. 93 dan
setelahnya; Mughnit Muhtaj,iilid 1, hlm.47 dan setelahnya; al-Mughni,iilid 1, hlm. 110 dan setelahnya; Kasysyaful Qinaj
jilid 1, hlm'
94-1.01..
-
FIQIH ISLAM IILID 1
/-:":\tto P€ngantar tlmu Fiqlh
\:i1 t;J
\{,.-'l
I
Untuk merealisasikan ikhlas dalam iba- but adalah hadits masyhur. Perawi yang me- i
dah. Allah SWT berfirman, "Padahal me- riwayatkan dari Umar ada lebih dari dua ratus ti

I
reka hanya diperintah menyembah Allah, orang dan kebanyakannya adalah tokoh-tokoh ,i
:f
dengan ikhlas menaati-Nya semotq-mata utama, di antaranya adalah Imam Malik, ats-
il
karena (menjalankan) agama...J' (al-Bay- Tsauri, al-Auza'i, Ibnul Mubarak, al-Laits bin )

yinah: 5) Wudhu adalah ibadah yang di- Sa'd, Hammad bin Zaid, Syu'bah, Ibnu Uyai-
perintah oleh syara'. Ia tidak akan diakui nah, dll.. Selain itu, mengalirnya air ke anggota
apabila dijalankan tanpa keikhlasan niat tubuh tanpa disertai niat, atau disertai niat
hanya kepada Allah SWT. Ikhlas adalah mendapat kesegaran, bukan dianggap sebagai
perbuatan hati, yaitu niat. amalan wudhu. Ia dapat dianggap sebagai
c. Qiyas. Niat disyaratkan dalam amalan wu- wudhu jika sesuai dengan tuntutan-tuntutan
dhu, sama seperti dalam amalan shalat syariah, dan segala amal perbuatan bergan-
dan juga sama dengan tayammum yang tung kepada tujuan atau niatnya, sebagaimana
dikerjakan dengan maksud supaya boleh yang telah disepakati oleh ulama.
malaksanakan shalat.
d. Wudhu adalah pengantar (wasilah) kepa- 1. Tayamum
da tujuan utama, yaitu shalat, sehingga Ulama bersepakat bahwa niat adalah wa-
ia mempunyai hukum yang sama dengan jib dalam tayamum. Menurut madzhab Ma-
tujuan utama tersebut. Dalilnya adalah liki dan Syafi'i, niat dikategorikan sebagai
firman Allah SWT, "Apabila kamu hendak fardhu. Adapun menurut pendapat madzhab
melaksanakan shalat, maka basuhlah wa- Hanafi dan Hambali2o3 yang mu'tamad, niat
jahmu...." (al-Maa'idah: 6) Ini menunjuk- merupakan syarat. Dalil mereka bahwa niat
kan bahwa wudhu diperintahkan ketika dalam tayamum termasuk syarat adalah ha-
hendak melaksanakan shalat dan untuk dits "innamal a'maalu bin-niyoat." Madzhab
ibadah shalat. OIeh sebab itu, sewaktu Maliki juga berargumentasi bahwa debu da- .

membasuh anggota wudhu mestinya di- pat menyebabkan kotornya anggota badan. i
niatkan untuk melaksanakan shalat, dan Oleh sebab itu, dia tidak dapat menyucikan
I
hal itu akan terjadi hanya dengan niat. jika tanpa niat. Dengan kata lain, debu bukan- I
i
Setelah membandingkan dua dalil yang lah suci secara hakiki. Ia dihukumi suci karena ,i
rl

digunakan dua kelompok yang berbeda pen- ada hajat, dan hajat hanya diketahui dengan
dapat di atas, maka menurut saya pendapat niat. Berbeda dengan wudhu yang merupakan
yang tepat adalah pendapat yang mengatakan amalan bersuci yang hakiki, maka tidak di-
bahwa niat dalam wudhu termasuk fardhu. perlukan menyatakan hajat ketika berwudhu
Karena, banyak hadits ahad yang menetapkan sehingga tidak perlu niat.
hukum yang tidak ada dalam Al-Qur'an, bah-
kan hadits yang diriwayatkan Umar-meski- 2. Mandi
pun jalur sanad bagian awal termasuk jenis Perbedaan pendapat yang ada dalam
gharib, tapi jalur sanad bagian akhir termasuk mandi sama dengan perbedaan pendapat
jenis sanad masyhur-, sehingga hadits terse- yang ada dalam wudhu. fumhur ulama-se-

Al-Bada'i' , iilid 1, hlm. 45,52; Fathul Qadin iilid 1, hlm. 86, 89; ad-Dardir, asy-Syarhul Kablr iilid 1, hlm. 154; al-Qawanin al-Fiqhiy-
yah, hlm.37; Bidayatul Mujtahid, jilid 1. hlm.64 dan setelahnya; Mughnil Muhtaj, iilid t,hlm.97; al-Muhadzdzab, jilid 1, hlm. 32;
al-Mughni, jilid 1, hlm 25t; Kasysyaful Qinai jilid 1, hlm. 199 dan setelahnya,

'ii,
,tts.

#'
Pengantar llmu Fiqih FrqlH lsrAM

lain madzhab Hanafi-menetapkan kewajib- madzhab Syafi'i dan sebagian madzhab Ma-
an niat ketika mandi sama seperti ketika wu- lik, niat merupakan salah satu rukun shalat.
dhu, dengan dasar hadits "innemel a'maalu Karena, niat wajib dilakukan pada sebagian
bin-niyaat." Madzhab Hanafi berpendapat dari amalan shalat saja, yaitu di awal shalat,
bahwa memulai mandi dengan niat adalah bukan pada seluruh amalan shalat. Sehingga,
sunnah, supaya mandinya benar-benar men- dia merupakan salah satu rukun shalat sama
jadi sarana untuk mendekatkan diri kepada seperti takbir dan ruku'.2os
Allah, sehingga mendapatkan pahala, sama Apakah seorang imam wajib niat sebagai
seperti dalam wudhu.zoa Madzhab Hambali imam? Sebagian ulama berpendapat bahwa
juga mensyaratkan niat dalam memandikan niat seperti itu tidak wajib. Pendapat ini
mayit, orang yang memandikan wajib berniat menjadikan hadits yang menceritakan bahwa
memandikan mayit. Dasarnya adalah hadits Ibnu Abbas berdiri di samping Rasulullah saw.
" innamel e'maqlu bin-niyaat."
setelah beliau memulai shalat sebagai dalil.
Sebagian ulama yang lain mewajibkan
3. Shalat niat menjadi imam, karena seorang imam ber-
Menurut kesepakatan ulama, niat wajib tanggung jawab menanggung sebagian amal-
dilakukan sewaktu melaksanakan shalat, su- an-amalan shalat makmumnya.206
paya ia menjadi beda dengan adat kebiasaan
fumhur ulama berpendapat bahwa niat
dan juga supaya muncul keikhlasan hanya
menjadi imam bukan merupakan syarat, tetapi
kepada Allah ketika melaksanakan shalat. Sha-
disunnahkan melakukannya supaya mendapat
lat adalah ibadah, dan ibadah adalah ikhlas
keutamaan jamaah. Apabila seorang imam
mengamalkan suatu pekerjaan secara me-
tidak berniat menjadi imam, maka ia tidak
nyeluruh hanya karena Allah SWT. Allah SWT
mendapatkan keutamaan jamaah. Karena,
berfirman, "Padahal mereka hanya diperintah
seseorang akan mendapatkan pahala amal
menyembah Allqh, dengan ikhlas menaati-Nya
sesuai dengan apa yang diniatinya. Madzhab
semata-mqta karena (menjalankan) agama...."
Syafi'i dan Maliki mengecualikan shalat-shalat
(al-Bayyinah:5)
yang sahnya hanya dilakukan dengan cara
Imam al-Mawardi mengatakan bahwa berjamaah seperti shalat fumat, shalat jamak
orang Arab biasa mengatakan ikhlas dengan
karena hujan, shalat khauf, dan istikhlaf, maka
menggunakan kata niat. Hadits "innamal
imamnya harus niat sebagai imam.
a'maalu bin-niyaat' juga menunjukkan kepada
Madzhab Hanafi mengecualikan orang
wajibnya niat, sehingga shalat tanpa niat
yang menjadi imam bagi makmum perem-
adalah tidak sah. Menurut madzhab Hanafi
puan, imam tersebut disyaratkan niat men-
dan Maliki, niat merupakan salah satu syarat
jadi imam supaya ikutnya makmum wanita
sah shalat, begitu juga menurut pendapat
kepadanya dalam shalat dapat dianggap sah.
yang rajih dalam madzhab Maliki. Menurut

Ad-Durrul Mukhtan jilid 1, hlm. 140 dan setelahnya; ad-Dardic asy-Syarhush Shaghic iilid 1, hlm. 166 dan setelahnya; Mughnil
Muhtaj, )ilid 7,h\m.72 dan setelahnya; Kasysyaful Qina', jilid I, hlm. 173 dan setelahnya; al-Majmui iilid 1, hlm. 370.
Tabyinul Haqa'iq, jilid 1, hlm. 99; Asybah wan-Nazha'ir Ii lbni Nujaim, hlm. 14; asy-Syarhul Kabir wa Hasyiyah ad-Dasuqt, jilid 1, hlm.
233,521; asy-Syarhush Shaghin iilid 1, hlm. 305; al-Majmu', jilid 1, hlm. 148 dan setelahnya; al-Asybah wan-Nazha'ir lis-Suyuthi,
hlm. 11, 38; Mughnil Muhtaj, jilid 1, hlm. 148; Hasyiyah al-Bajuri, jilid 1, hlm. 149; al-Mughni,lilid 1, hlm. 464 dan setelahnya; 6ha-
yatul Muntaha, jilid 1, hlm. 115; Kasysyaful Qinai jilid 1, hlm. 364 dan setelahnya.
Al-Asybah wan-Nazha'ir li lbni Nujaim, hlm. 1.5; al-Qawanin al-Fiqhiyyoh, hlm. 57, 68 dan setelahnya; Mughnil Muhtaj, jilid 2, hlm.
252-258; Kasysyaful Qina', jilid 1, hlm. 565 dan setelahnya.
!
FIQIH ISTAM JILID 1
l

I
Madzhab Hambali mengatakan bahwa Adapun niat makmum untuk mengikuti
niat menjadi imam adalah syarat dalam shalat imam adalah syarat, sebagaimana telah dise-
jamaah secara mutlak. Oleh sebab itu, seorang pakati oleh semua madzhab. Oleh sebab itu,
imam harus niat sebagai imam dan makmum seorang makmum yang tidak niat mengikuti
juga harus niat sebagai makmum. Apabila imam, tidak sah ikutnya dengan imam. Cara-
niat itu tidak dilakukan, maka batallah shalat- nya adalah sewaktu takbiratul ihram makmum
nya. Namun apabila ada orang yang ber-tak- menyatakan niat mengikuti imam atau niat
biratul ihram secara sendirian lalu datang berjamaah, atau niat menjadi makmum. Apa-
orang lain dan melakukan shalat bersamanya, bila dia meninggalkan niat tersebut atau ragu
kemudian orang tersebut niat sebagai imam, dan dia mengikuti gerakan imam, maka shalat-
maka sahlah niatnya jika shalatnya tersebut nya makmum tersebut batal. Makmum juga
adalah shalat sunnah. Dalilnya adalah hadits tidak perlu menyebut nama imamnya sewak-
dari Ibnu Abbas yang berkata, "Saya berma- tu niat. Apabila dia menyebut nama imam
lam di rumah bibiku, Maimunah. Kemudian dan keliru, maka batallah shalatnya menurut
Rasulullah saw bangun tengah malam untuk madzhab Syafi'i. Namun, menentukan orang
melakukan shalat malam. Beliau menuju ke tertentu untuk dijadikan imam adalah wajib.
tempat air untuk berwudhu dan kemudian Umpamanya adalah ada orang niat mengikuti
melakukan shalat. Ketika saya melihat Rasu- shalatnya salah satu orang yang ada di depan-
lullah melakukan hal itu, saya pun bangun. nya dan dia tidak menentukan yang mana dari
Lalu saya mengambil wudhu di tempat air dan dua orang tersebut, maka tidak sah. Shalatnya
kemudian berdiri di sisi kiri Rasul. Namun, menjadi sah apabila dia menentukan dengan
Rasul kemudian menarik tanganku dan me- jelas orang yang mana yang ia jadikan imam.
narikku ke sisi kanannya."2o7 Karena, menentukan imam secara pasti adalah
Adapun dalam shalat fardhu, apabila ada syarat. Bermakmum kepada orang lebih dari
orang yang melakukan shalat-umpamanya satu juga tidak boleh. Apabila seseorang niat
imam masjid-dan dia menunggu kedatang- bermakmum kepada dua orang maka tidak
an orang lain, lalu dia melakukan takbiratul sah, karena dia tidak mungkin mengikuti ke-
ihram dulu baru kemudian ada orang yang dua-duanya secara bersamaan.
datang dan shalat bersamanya, maka menu- Menurut madzhab Syafi'I, syarat niat
rut madzhab Hambali yang demikian itu bo- mengikuti imam (al-iqtida') adalah dilakukan
leh. Alasannya adalah karena Nabi pernah bersama dengan takbiratul ihram. Menurut
takbiratul ihram sendiri, kemudian fabir dan madzhab Hanafi, niat tersebut boleh menda-
fabarah datang. Lalu keduanya melakukantak- hului takbiratul ihram, dengan syarat di an-
biratul ihram dan shalat bersama Rasul. Rasul
tara niat dan takbiratul ihram tersebut tidak
tidak mengingkari apa yang mereka lakukan.
ada hal asing yang menghalangi. Namun me-
Zahir hadits itu menunjukkan bahwa shalat
nurut madzhab Hanafi dan juga madzhab
yang dilakukan adalah shalat fardhu, karena
Hambali, yang utama adalah melakukan niat
mereka sedang dalam perjalanan. Selain da-
tersebut bersamaan dengan melakukan fak-
lam kondisi-kondisi tersebut, maka tidak sah
biratul ihram, supaya terhindar dari perbeda-
menjadi makmum kepada orang yang tidak
an pendapat dalam masalah ini, dan keluar
niat menjadi imam.

207 Mutta1aq'alaih.
FIqLH ISLAM )IIID 1

dari dilema perbedaan (al- khuruj mi n a I khil af) rut madzhab Syafi'i dalam qaul yang ozhhar,
adalah disunnahkan. niat jamak tersebut boleh dilakukan ketika
Madzhab Maliki mensyaratkan niat ter- di tengah-tengah melaksanakan shalat yang
sebut dilakukan berbarengan dengan takbira- pertama, meskipun sewaktu salam. Dua madz-
tul ihram, atau sebelumnya dalam jarak waktu hab ini juga mengatakan bahwa jamak ta'khir
yang dekat, sama seperti niat shalat yang su- dianggap sah jika ada niat jamak atau niat
dah diterangkan. ta'khir (mengakhirkan shalat) yang dilakukan
Menurut pendapat yang masyhu[ adzan sebelum waktu shalat pertama habis. Meski-
tidak memerlukan niat. Namun, ada yang pun, niat itu dilakukan di akhir waktu sekadar
mengatakan bahwa ia memerlukan niat. satu rakaaq yaitu dalam waktu kalau sekira-
Menurut madzhab Hanafi dan Hambali, nya orang tersebut melakukan shalat terse-
niat menyampaikan khotbah adalah syarat but dalam waktu itu, maka tetap dianggap
bagi khotbah ]umat. Dalilnya adalah hadits melakukan shalat adai lni menurut madzhab
"innomal a'maalu bin-niyaat!' Kalau seumpa- Syafi'i, Adapun menurut madzhab Hambali,
manya khatib menyampaikan khotbah tanpa niat tersebut harus dilakukan sebelum sampai
niat, maka-menurut mereka-tidak diakui waktu yang sempit sehingga tidak cukup un-
oleh syara'. Madzhab Maliki dan Syafi'i tidak tuk melakukan shalat yang pertama. Apabila
mensyaratkan niat dalam khotbah fumat, me- niat dilakukan dalam waktu sempit tersebut,
lainkan mereka mensyaratkan tidak adanya maka jamaknya tidak sah. Karena, mengak-
niat yang menyimpang dari khotbah seperti hirkan shalat hingga kadar waktu yang sempit
umpamanya khatib mengucapkan hamdalah, sehingga tidak cukup untuk melakukan shalat
namun bukan untuk khotbah, tapi untuk tersebut adalah haram dan berdosa.20e
mendoakan orang yang bersin. Maka, ham-
dalahnya itu belum cukup bagi sahnya khot- 4. Puasa
bah.208 ]umhur ulama selain madzhab Syafi'i
Madzhab Syafi'i mensyaratkan niat ketika berpendapat bahwa niat puasa adalah syarat.
melakukan sujud tilawah dan sujud syukur; Alasannya adalah puasa Ramadhan dan puasa-
dan niat teresbut harus dilakukan ketika tak- puasa lainnya merupakan ibadah. Ibadah
biratul ihram. Namun apabila sujud tilawah adalah nama satu pekerjaan yang dilakukan
tersebut dilakukan dalam shalat, maka niat- oleh seseorang atas inisiatifnya sendiri [kti-
nya cukup dalam hati tidak perlu diucapkan yar) dan ikhlas karena memenuhi perintah
dengan lisan, sama dengan ketika hendak Allah. Ikhtiyar danikhlas tidak akan wujud tan-
melakukan sujud sahwi. pa niat. Oleh sebab itu, melaksanakan puasa
Madzhab Syafi'i dan Hambali mengatakan tanpa niat adalah tidak sah, karena dengan
bahwa jamak taqdim dapat dianggap sah niat maka ibadah dapat dibedakan dari adat.
jika ada niat jamak sewaktu melakukan tak- Adapun madzhab Syafi'i berpendapat bah-
biratul ihram shalat yang pertama. Dalilnya wa niat puasa merupakan rukun sama seper-
adalah "innamal a'maalu bin-niyaati' menu- timenahan diri dari perkara-perkara yang

Ad-DurntlMukhtaniilid, l,hlm.T5T-760;Muraqial-Falah,hlm.87; KasysyafulQinaiiilidZ,hlm.34-37;al-Asybahwan-Nazha'irli


Ibni Nujaim, hlm. 15.
Al-Majmu',iilid4,hlm.253-269; Mughnil Muhtaj,jilidl, hlm. 277-275; ttusysyaful Qina',iilid2, hlm.3-8; al-Mughni,iilid2,hlm.273-
FIQIH TSIAM Pengantar llmu Flqlh

membatalkan puasa. Dalilnya adalah "innamol 6. Zakat


e' maalu bin- niyaat!' 210 Para ahli fiqih sepakat bahwa niat adalah
Menurut pendapat yang ashah dalam syarat dalam membayar zakat. Dasarnya ada-
madzhab Syafi'i niat ada'[melakukan secara lah "innamal a'maalu bin-niyaati' aktivitas
tunai) dan qadha'(melakukan ibadah sebagai membayar adalah suatu pekerjaan dan ia ter-
pengganti ibadah yang terlewat) dalam sha- masuk ibadah sama seperti shalat sehingga
lat, haji, zakat, kafarat, dan shalat jenazah memerlukan niat, supaya dapat dibedakan
bukanlah termasuk syarat. Adapun niat ada' antara zakat yang wajib dengan sedekah yang
dalam shalat f umat adalah karena shalat f umat sunnah.212
tidak dapat di-qadha'. Menyatakan niat qadha'
dalam puasa qadha' juga harus dilakukan. Ini 7. Hall dan Umrah
merupakan pendapat yang rajih dalam ma- Menurut madzhab Hanafi, niat ihram haji
dzhab Syafi'i dan merupakan kesepakatan merupakan syarat sah bagi haji baik hajinya
semua madzhab. fardhu ataupun sunnah. Begitu juga dalam
ihram umrah. Dan umrah menurut mereka
5. !'tikaf adalah sunnah. Adapun umrah yang dinadzar-
I'tikaf menurut madzhab Syafi'i adalah kan, maka hukumnya adalah fardhu. Apabila
berdiam diri di dalam Masjid yang dilakukan ada orang nadzar melakukan haji wajib, maka
oleh orang tertentu dengan niat. Menurut dia hanya diwajibkan melakukan haji wajib
kesepakatan ulama, niat merupakan syarat tersebut, sama seperti masalah menyembelih
bagi sahnya i'tikaf, baik itu i'tikaf wajib, qurban.
sunnah, atau nafl. Oleh sebab itu, i'tikaf tidak Adapun jumhur ahli fiqih mengatakan
sah jika tanpa niat. Dalilnya adalah hadits bahwa ihram-niat memulai melakukan ma-
"innamal a'maelu bin-niyaati'dan juga karena nasik-adalah rukun dalam amalan haji dan
i'tikaf adalah ibadah murni (mahdhah), umrah. Sehingga, haji dan umrah tidak sah jika
sehingga tidak akan sah tanpa niat sama tanpa niat dan ihram juga tidak sah tanpa niat.
seperti puasa, shalat dan ibadah-ibadah yang Dalilnya adalah "innamol a'maalu bin-niyaat."
lain. Madzhab Syafi'i menambahkan, apabila Selain daripada itu, haji dan umrah adalah
i'tikaf tersebut fardhu karena nadzaL maka ibadah yang murni (mahdhah), sehingga ia
orang yang melakukannya harus menyatakan tidak sah jika tanpa niat sama seperti puasa
kefardhuannya, supaya i'tikaf tersebut dapat dan shalat.213 Tempat niat adalah hati. Ihram
dibedakan dari jenis ketaatan yang lain.211 adalah niat dalam hati. Menurut kebanyakan

21,0
Ad-Durrul Mukhtar: iilid 2, hlm. 116 dan setelahnya; Muraqi al-Falah, hlm. 105; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 113; al-Asybah wan-
Nazha'ir li lbni Nujaim,hlm.16,35; Al-Asbahwan-Nazha'ir lis-Suyuthi,hlm.16; Mughnil Muhtai, itlid l,hlm.423,432; ol-Muhadzhab,
jilid 1, hlm. L77; al-Mughni, iilid 3, hlm. 137 dan setelahnya; Kosysyaful Qina', jilid 2, hlm. 359.
277
Fathul Qadin iilid 2, hlm. 106 dan setelahnya; ad-Dutul Mukhtan iilid 2, hlm. 777 dan setelahnya; al-Asybah wan-Nazha'ir li lbni
Nujaim, hlm. 17; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 125; asy-Syarhush Shaghin jilid 1, hlm. 725 dan setelahnya; al-Muhadzdzab, )ilid l,
hlm. 190 dan setelahnya; Mughnil Muhtaj, jilid 1, hlm. 453 dan setelahnya; al-Mughni, jilid 3, hlm. 184 dan setelahnya; Kasysyaful
Qina',iilid 2, hlm.406 dan setelahnya.
272
Al-Asybah wan-Nazha'ir li lbni Nujaim, hlm. 16; al-Bada'ii lilid 2, hlm. 40l, asy-Syarhush Shaghia lilid 1, hlm. 666 dan setelahnya;
al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 99; al-Majmuiiilid 6, hlm. 182 dan setelahnya; al-Mughni, iilid 2, hlm.638 dan setelahnya.
273
Al-Asybah wan-Nazha'ir li lbni Nujaim, hlm. 16; al-Bada'ii iilid 2, hlm. 161; Fathul Qadin jilid 2, hlm. 134 dan setelahnya; asy-
Syarhush Shaghir jilid 2, hlm. 16,25; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 131.; Mughnil Muhtaj,jilid 1, hlm. 476 dan setelahnya; al-Majmui
)ilid 7, hlm.226 dan setelahnya; Ghayatul Muntaha iilid 1, 365; al-Mughni, Jilid 3, hlm. 288'28t.
Pongantar llmu Flqlh FIQIH ISI,AM JILID 1

T
,t

kepada niat orang yang bersumpah (halif). Se-


ulama, melafalkan niat dengan lisan merupa-
kan keutamaan, karena ada riwayat dari sa- dangkan ulama yang lain, mengatakan bahwa
habat Anas dalam Shahih Muslim yang me- hal itu bergantung kepada niat orang yang
nyatakan bahwa Anas mendengar Rasulullah menuntut sumpah (mustahlif).21s
saw berkata, Madzhab Maliki mengatakan bahwa sum-
pah bergantung kepada niat orang yang me-
nuntut sumpah (mustohlif), dan niat orang
0J*9) (:_
DJ
,
*r locl yang bersumpah (halif) tidak diterima dan
tidak diakui. Karena, orang yang menentang/
"Kani datang untukhaji dan umreh"
menuduh seakan-akan menerima sumpah itu
sebagai pengganti haknya. Selain itu, Rasu-
Menurut jumhur ihram sudah terjadi lullah saw juga bersabda, "Sumpah adalah
hanya dengan niat saja. Namun menurut bergantung kepada niat mustahlif!' Dalam
madzhab Hanafi, ihram tidak cukup hanya riwayat lain disebutkan, "Sumpahmu bergan-
dengan niat saja, melainkan ia harus ber- tung kepada apq yang dibenarkan oleh rival-
samaan dengan ucapan atau pekerjaan haji muil2t6
seperti talbiyah atau melepaskan diri dari Menurut madzhab Hanafi, sumpah ber-
pakaian yang berjahit.
gantung kepada niat mustahlif. Kecttali jika
sumpah tersebut dalam masalah tala( pem-
8. Sumpah
bebasan budah atau yang semacamnya, maka
Sumpah dengan nama Allah tidak me- yang diakui adalah niat orang yang bersumpah
merlukan niat. Oleh sebab itu, sumpah yang (halif).ltu pun jika dia tidak melakukan niat
dilakukan dengan sengaja, tidak sengaja, lalai, yang bertentangan dengan apa yang zhahin
atau dipaksa, akan tetap menjadi sumpah yang baik halif tersebut dalam posisi yang men-
membawa konsekuensi-konsekuensi terten- zalimi atau yang dizalimi. Begitu juga ketika
tu. Begitu juga apabila seseorang melanggar sumpah dengan nama Allah, dan posisi orang
sumpahnya dengan melakukan sesuatu yang yang bersumpah (halif) adalah orang yang
dia bertekad untuk tidak melakukannya.2'n dizalimi, maka niat yang diakui adalah niatha-
Adapun dalam kasus sumpah yang di- lif. Yang dimaksud dengan posisi orang yang
minta oleh pihak lain (umpamanya dalam menzalimi adalah ketika seseorang melakukan
satu persengketaan), maka ulama bersepakat sumpah mempunyai maksud untuk memba-
bahwa sumpah dalam masalah pengakuan dan talkan hak orang lain.
tuduhan adalah bergantung kepada niat orang Madzhab Hambali dan juga satu riwayat
yang menuntut sumpah (mustahlif) bukannya dalam madzhab Hanafi mengatakan bahwa
orang yang bersumpah (halif). Namun, para orang yang bersumpah, kemudian dia menak-
ulama berbeda pendapat dalam hal niat sum- wil ucapan sumpahnya (maksudnya adalah
pah untuk berjanji dan semacamnya. Sebagian memberikan makna kepada sumpahnya de-
ulama mengatakan bahwa hal itu bergantung ngan makna yang berbeda dengan makna

214 Al-Asybah wan-Nazha'ir Ii lbni Nujaim, hlm. 19, 20.


z7s Bidayatul Mujtahid,jilid 1, hlm. 403; al-Bada'i' ,jilid 3, hlm. 2O; al-Asybah Ii lbni Nujaim, hlm. 20, 57; Mughnil MuhtaT iilid 4, hlm.
321; al-Mughni, jilid 8, hlm. 727 ,7 63; asy-Syarhul Kabir ma'a ad-Dasuqi, iilid 2, hlm. L39; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 162.
216 H"ditr ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Riwayat kedua diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu
Dawud, at:Tirmidzi, Ibnu Majah (Jami' al-Usltul, jilid 12, hlm. 307).
FIQIH IST"A.M JITID 1

zhahir) dan orang tersebut dalam posisi di- maka dia tidak dianggap melanggar sumpah.
zalimi, maka dia boleh melakukan takwil Begitu juga apabila si fulan bersumpah tidak
tersebut. Namun apabila dia berada dalam akan menjual barang kepada seorang tertentu
posisi menzalimi, maka takwilnya tidak ber- dengan harga sepuluh dirham, namun ke-
guna. Ibnu Nujaim mengatakan bahwa fatwa mudian dia menjualnya dengan harga sebelas
yang digunakan dalam madzhab Hanafi atau sembilan dirham, maka dia juga tidak
adalah apabila orang yang bersumpah (halif) dianggap melanggar sumpah, meskipun dia
berada dalam posisi dizalimi, maka niatnplah punya maksud akan menjualnya dengan harga
yang diakui. Namun apabila dia dalam posisi yang lebih tinggi dari sepuluh dirham.
menzalimi, maka niatnya tidak diakui. Namun, Imam Maliki dalam pendapat masyhur-
dengan syarat sumpah tersebut menggunakan nya mengatakan bahwa niat halif-lah yang
Asma Allah SWT. Dan apabila sumpah tersebut diakui dalam sumpah yang tidak mempunyai
dalam masalah talak atau pembebasan budah konsekuensi hukuman mahkamah bagi halifls
maka niat orang yang bersumpah tidak diakui Begitu juga dengan nadzar, jika memang
secara keseluruhan. sumpah tersebut tidak'dalam masalah tuduh-
Pendapat yang ditetapkan dalam madzhab an/pengakuan. Apabila dalam masalah tuduh-
Syafi'i adalah sumpah bergantung kepada niat an dan pengakuan, maka niat yang diakui
orang yang bersumpah. adalah niat mustahlrl Apabila tidak ada niat,
Para ahli fiqih juga berbeda pendapat da- maka perlu dipertimbangkan situasi dan
lam masalah perkara yang disumpahi (al-mah- kondisi. Dan apabila situasi dan kondisi tidak
luf 'alaih), apakah ia ditentukan berdasarkan menunjukkan apa pun, maka perlu melihat
niat, adat kebiasaan, atau arti lafal yang di- makna lafal yang diucapkan, Dengan kata lain,
ucapkan.217 apabila tidak ada niat, maka perlu dilihat adat
Madzhab Hanafi mengatakan bahwa al- kebiasaan. fika hal itu tidak memberikan hasil
mahluf 'alaih ditentukan oleh adat kebiasa- apa pun, maka perlu melihat arti lafal yang
an, bukan oleh maksud dan niat yang meng- diucapkan dari segi bahasa.
ucapkan. Hal ini karena arah tujuan orang Adapun sumpah yang mempunyai kon-
yang melakukan sumpah dapat diketahui me- sekuensi hukuman mahkamah bagi halif dan
lalui pemahaman menurut adat kebiasaan. termasuk dalam bidang istifta', maka aturan
Ini adalah keputusan secara umum dalam yang ditetapkan seperti di atas juga harus
madzhab Hanafi. Namun, ada al-mahluf 'alaih diterapkan dengan tertib. Namun apabila
yang ditentukan berdasarkan lafal yang di- sumpah itu mempunyai konsekuensi hukum-
utarakan. Contohnya adalah apabila si fulan an mahkamah bagi halif, maka yang perlu
sedang marah kepada seseorang dan dia dipertimbangkan hanyalah segi bahasa saja.
bersumpah tidak akan membeli barang dari Kecuali jika situasi dan kondisi yang ada men-
orang tersebut dengan harga satu dirham, dukung niat yang diklaim oleh halrl maka
namun kemudian dia membeli bat'ang dari situasi dan kondisi itu perlu dipertimbangkan.
orang tersebut dengan harga seratus dirham,

277
At-AsybahlilbniNujaim,hlm.5T; al-Asybahlis-Suyuthi,hlm.40; Rasa'illbnuAbidin,jilidl,hlm.292;BidayatulMujtahi4jilidl,hlm.
398 dan setelahnya; al-l'tisham lisy-Syathibi, jilid 2, hlm. 141; Mughnil Muhtaj, iilid 4, hlm. 335; al-Mughni, iilid 8, hlm. 763.
278
Maksudnya adalah halrltidak akan dihukumi dalam mahkamah, melainkan urusannya dipasrahkan kepada dirinya dan Allah. Sum-
pah ini adalah yang berkaitan dengan diri sendiri atau dengan Allah, bukan yang bersangkutan dengan orang lain. Sumpah yang
bersangkutan dengan orang lain dapatdiintervensi oleh mahkamah'
Flq[H IsrAM lrrrD 1

Madzhab Syafi'i mengatakan bahwa pe- S U M PAH DI M AH KAM AH/ PENGADI LAN
nentuan maksud sumpah adalah berdasarkan Sebelum ini saya sudah menerangkan
lafal yang digunakan, sehingga harus mengikuti bahwa niatyang diakui dalam sumpah di peng-
arti bahasa yang sebenarnya. Kecuali, iika ha' adilan adalah niat Hakim/Qadhi yang menun-
1rlmempunyai niat lain dan dia melaksanakan tut sumpah. Dalilnya adalah sabda Rasulullah
niatnya itu. Umpamanya adalah seseorang saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
bersumpah tidak akan makan kepala, namun dari Abu Hurairah, "Sumpah adalah berdasar-
kemudian dia makan kepala ikan paus. Bagi kan kepada niat orang yang meminta sumpah
pihakyang mempertimbangkan adat [madzhab (mustahlif)." Mustahlif dalam hadits ini diarti-
Hanafi), maka pendapat orang tersebut tidak kan dengan hakim, karena dialah yang mem-
dianggap sebagai melanggar sumpah. Namun punyai kekuasaan untuk meminta orang ber-
bagi kelompok yang mempertimbangkan segi sumpah. Kalau seandainya niat yang diakui
bahasa [madzhab Syafi'i), mereka mengata- adalah niat halif, maka manfaat sumpah akan
kan bahwa orang tersebut telah melanggar hilang dan banyak hak manusia yang dilanggar.
sumpahnya. Orang yang bersumpah tidak akan Karena, setiap orang akan bersumpah sesuka
makan daging, tapi kemudian makan lemah hati sesuai dengan maksud dan kehendaknya.
dihukumi melanggar sumpah oleh madzhab Ketika Qadhi meminta orang untuk ber-
Syafi'i, dan tidak dianggap melanggar sumpah sumpah, namun orang tersebut menutup-
oleh selain madzhab Syafi'i. nutupi sumpahnya dengan menerangkan se-
Madzhab Hambali mengatakan bahwa cara berbelit-belit dan menghendaki sumpah-
sumpah dikembalikan kepada niat orang nya dengan maksud yang berbeda dari arti
yang melakukan sumpah (halif). Apabila dia zhahirnya, atau dia melakukan takwil (mem-
mempunyai niat yang memang masih dapat punyai keyakinan yang berbeda dengan mak-
ditampung oleh maksud lafal yang diucapkan, sud Qadhi), atau halif membuat pengecualian-
maka niatnya itu diterima, baik niatnya itu se- pengecualian, umpamanya setelah bersumpah
laras dengan makna zhahir lafal atau tidak. dia mengucapkan insya Allah, atau dia mem-
Dalilnya adalah sabda Rasulullah saw., "inna- buat syarat yang tidak didengar oleh Qadhi,
mal a'maalu bin-niyaat wa innamaa likullimri'in umpamanya dia mengucap dengan pelan "jika
maa nawaa," Apabila orang yang mengucapkan saya masuk rumahi' maka semuanya tersebut
sumpah tidak mempunyai niat, maka dikem- tidak menjadi penghalang untuk merietap-
balikan kepada penyebab atau perkara yang kan bahwa halr/ tersebut telah berdosa kare-
menggerakkan munculnya sumpah tersebut. na melakukan sumpah palsu. Iika kita tidak
Apabila ada orang yang bersumpah tidak akan menghukuminya berdosa, maka tujuan utama
tidur dengan istrinya dalam rumah tertentu, dan dari sumpah (yaitu supaya ada rasa takut da-
penyebabnya adalah dia tidak suka terhadap lam diri orang yang bersumpah) akan hilang.
rumah tersebut karena dia takut bahaya dalam Madzhab Syafi'i dan Hambalizle menetap-
rumah itu, maka sumpahnya hanya berlaku kan bahwa niat yang diakui dalam sumpah
pada rumah tersebut. Namun jika penyebab- adalah niat mustahlf dengan dua syarat.
nya adalah karena dia memang benci kepada a. fika Qadhi tidak meminta orang tersebut
istrinya, maka dia tidak boleh tidur dengan melakukan sumpah dalam masalah talak
istrinya tersebut di rumah mana pun. atau pembebasan budak.
21e Mughnil Muhtaj, Kasysyaful Qina j jilid 6, hlm. 242.
lrlid 4, hlm. 47 5 ;
-
FIQIH ISI,AM IILID 1

b. fika Qadhi tersebut memang tidak berlaku lam meninggalkan rukun, karena ragu
zalim ketika meminta orang melakukan dalam masalah rukun sangat banyak, beda
sumpah. dengan ragu dalam masalah syarat. Apa-
bila sewaktu matahari mau tenggelam
MENCGUNAKAN MAKNA KIASAN DALAM (akhir hari), orang yang puasa ragu apa-
BERSUMPAH kah dia sudah niat atau belum, maka ke-
Orang yang bersumpah-selain sumpah raguannya itu tidak memengaruhi apa
yang di dalam mahkamah-yaitu sumpah pun.
yang dilakukan atas inisiatifnya sendiri atau c. Niat dalam sumpah dapat mengkhusus-
diminta orang lain, dan orang lain tersebut ti- kan makna lafal yang umum. Namun, ia
dak dalam posisi dituntut haknya oleh orang tidak dapat mengumumkan makna lafal
yang bersumpah, boleh melakukan sumpah yang khusus. Contoh yang pertama adalah
dengan menggunakan makna kiasan. Yaitu, orang yang berkata, "Wallaahl, saya tidak
dengan menyatakan bahwa maksud sumpah- akan berkata kepada seseorang," dan yang
nya bukanlah maksud yang biasa dipahami dia maksud dengan seseorang adalah
melalui lafal yang diucapkan, atau dia ber- Zaid. Contoh yang kedua adalah si fulan
maksud memberi makna selain makna zhahir memberi air kepada orang lain, kemudian
atas sumpah yang diucapkan. Dalilnya adalah orang lain itu bersumpah, "Wallaahi, saya
hadits Nabi, "inna mal a'maalu bin-niyaat " Qa- tidak akan minum air itu apabila haus."
dhi Iyadh menyatakan ulama berijma bahwa Sumpahnya itu hanya berlaku pada me-
orang yang bersumpah (halif) dapat diakui minum ketika haus. Sehingga apabila dia
niatnya dan diterima ucapannya, apabila dia minum pada selain kondisi itu, maka ti-
mengucapkan sumpah itu bukan karena di- dak dianggap berdosa. Karena, niat akan
minta, dan sumpahnya itu tidak berhubungan berpengaruh jika memang lafal yang di-
dengan penetapan dan pembatalan hak. ucapkan itu dapat menampung niatnya
Atas dasar ini, maka Imam as-Suyuthi22o tersebut dengan pendekatan yang benar.
menguraikan tiga kaidah, yaitu:
a. Arti lafal yang diucapkan adalah bergan- Ibnu Nujaim2z1 mengatakan bahwa meng-
tung kepada niat orang yang mengucap- khususkan makna kata yang umum dapat
kannya, kecuali dalam satu kasus, yaitu diterima dalam masalah yang masuk kategori
sumpah di hadapan Qadhi. Niat yang di- diyani bukan masalah qadha'i. Namun menu-
akui dalam sumpah di hadapan Qadhi rut imam al-Khashshaf, dalam masalah qadha'i
adalah niat Qadhi bukan niat orang yang pun hal tersebut dapat diterima. Kalau ada
bersumpah. orang berkata, "Semua wanita yang saya ni-
b. Niat berlaku dalam masalah syarat, yaitu kahi, saya talak," kemudian dia berkata, "Yaitu
dalam kasus orang telah melakukan shalat wanita yang berasal dari kota Ai' maka tidak
kemudian ragu; apakah yang ditinggalkan sah menurut zhohir madzhab Hanafi. Namun
tadi itu shalat atau bersuci (thaharah), menurut al-Khashshaf, pengkhususan itu da-
maka orang tersebut wajib mengulangi- pat diterima. Apabila seseorang berada di ha-
nya. Berbeda apabila seseorang ragu da- dapan orang zalim, maka pendapat al-Khash-

220
Al-Asybah wa n- N azha'in hlm. 40.
227
Al-Asybah wan-N azha' in hlm. 18, 56.
FIqLH ISI"AM,IIID 1

shaf ini boleh dipakai. Sehingga apabila ada ketika dia diniati untuk qurban sebelum-
orang zalim meminta seseorang bersumpah, nya. Menurut pendapat yang mu'tamad dan
maka orang tersebut boleh mengkhususkan masyhur dalam madzhab Maliki, wajibnya
makna yang umum dalam sumpahnya. Sam- penyembelihan qurban adalah hanya karena
pai sekarang saya tidak berpendapat akan penyembelihan. Penyembelihan qurban tidak
bolehnya mengumumkan makna lafal yang menjadi wajib karena nadzar.223
khusus.
2. Berburu
1. Qurban Berburu adalah mengambil sesuatu yang
Penyembelihan qurban tidak akan sah mubah yang belum dimiliki oleh siapa pun.
tanpa niat. Karena, penyembelihan adakalanya Hal ini dapat terjadi dengan cara menguasai
untuk menikmati dagingnya dan ada juga yang hewan tersebut secara nyata atau dengan
didorong keinginan untuk mendekatkan diri menguasainya secara hukmi, yaitu dengan
kepada Allah. Suatu pekerjaan tidak dianggap cara mengambil langkah yang dapat mele-
sebagai ibadah untuk mendekatkan diri ke- mahkan burung, hewan, atau ikan. Sehingga,
pada Allah, kecuali dengan niat. Karena, Rasu- ia tidak lari. Umpamanya adalah memben-
lullah saw. bersabda, tangkan jaring untuk mendapatkan ikan atau
melepaskan hewan-hewan terlatih seperti
4

6_iv:itJJ!.6Li:9r, icvr L:'j! anjing, singa, dll..


Orang yang ingin menguasai hewan secara
"Sesungguhnyo segala amal perbuotan hukmi disyaratkan melakukan niat memiliki
bergantung kepada niatnya. Dan setiap urusan hewan buruannya tersebut. Ini sesuai dengan
akan dibalas sesuat dengan niat," kaidah, "Segala sesuatu bergantung kepada
tujuannya." Barangsiapa memasang jaring pe-
Imam al-Kasani mengatakan bahwa yang rangkap dengan niat memanaskannya supaya
dimaksud qurban adalah amalan ibadah yang kering, kemudian ada burung yang tersang-
dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada kut, maka burung tersebut boleh dimiliki oleh
Allah, sehingga penyembelihan qurban harus siapa pun yang pertama kali mengambilnya.
dengan niat. Karena, niatnya memang tidak tertuju ke-
Madzhab Syafi'i dan Hambali mengatakan pada memburu burung. Namun apabila niat-
bahwa niat dilakukan ketika menyembelih he- nya ketika membentangkan jaring perangkap
wan qurban. Karena, aktivitas menyembelih adalah untuk berburu, maka burung yang ter-
merupakan aktivitas untuk mendekatkan diri sangkut adalah milik orang yang mempunyai
kepada Allah. Niat cukup dilakukan dengan perangkap tersebut. |ika ada orang lain yang
hati. Ia tidak disyaratkan diucapkan dengan mengambilnya, maka dihukumi ghashab. Apa-
lisan. Karena, niat adalah pekerjaan hati dan bila ada burung menetas di halaman seseorang,
ucapan lisan merupakan indikator niat ter- maka orang yang mendapatinya pertama kali
sebut.222 akan menjadi pemiliknya. Kecuali, jika pemilik
Menurut Maliki, seekor hewan menjadi halaman itu memang menyediakan halaman-
hewan qurban ketika dia disembelih atau nya untuk penetasan burung.

z2 2
Al-Bada'ii jilid 5, hlm. 71.; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 1B7; Mughnil Muhtaj, jilid 4, hlm. 289; Kasysyaful Qinai jilid 3, hlm. 6.
22 3
Al-Qawan in al - Flqhlyyala hlm.L$7, L89.
,.,:
T
I

FIQIH ISI,AM JILID 1


I

Apabila ada burung masuk ke dalam aspek objektivitas yang nyata seperti undang-
rumah, kemudian pemilik rumah menutup undang Jerman. Sedangkan sebab atau pendo-
pintu supaya dapat menangkap burung itu, rong yang antara satu orang dengan yang lain
maka burung itu menjadi miliknya. Namun berbeda-beda, dianggap sebagai unsur inter-
jika dia menutup pintunya tidak sengaja, maka nal yang dapat menyebabkan kekacauan dan
dia tidak dianggap memiliki burung tersebut. mengancam stabilitas muamalah.
Begitu juga apabila ada hewan buruan jatuh Bagi mereka, sebab atau pendorong tidak
ke dalam tanah galian, maka ia akan meniadi mempunyai efek apa pun terhadap akad. Ke-
milik orang yang memburu jika memang gali- cuali, jika sebab atau pendorong tersebut
an tanah itu dimaksudkan untuk memburu. memang dinyatakan dengan jelas dalam per-
Apabila tidak ada maksud seperti itu, maka nyataan (shighat) akad, atau sebab dan pen-
hewan buruan itu menjadi miliki siapa saja dorong tersebut tercakup oleh sisi lahiriah
yang mendapatinya.z2a akad. Contohnya adalah menyewa orang un-
tuk menyanyi, meratapi kematian, atau untuk
3. Membaca Al-Qur'an melakukan perbuatan-perbuatan yang me-
Dengan niat dan tujuan tertentu, maka Al- lenakan seseorang dari ingat kepada Allah
Qur'an bisa dianggap sebagai bukan Al-Qur'an. (malahi). Apabila sebab atau pendorong ter-
Sehingga, orang yang junub dan wanita yang sebut tidak dinyatakan dengan jelas dalam
haid boleh membaca bagian-bagian dzikir shighat akad, umpamanya adalah sisi lahiriah
dalam Al-Qur'an dengan niat membaca dzikir akad tidak menampung sebab atau pendorong
dan boleh membaca bagian-bagian doa dalam yang tidak dibenarkan oleh syara', maka akad-
Al-Qur'an dengan niat membaca doa.22s nya adalah sah. Karena, akad tersebut telah
memenuhi rukun-rukun utamanya, yaitu iiab,
qabul, perkara yang diakadi memang perkara-
J. NIAT DATAM AKAD ATAU MUAMALAH
perkara yang dibolehkan secara hukum (ahliy-
Ada dua kecenderungan di kalangan ula-
yatul mahall li hukmil'aqdi). Selain itu, setelah
ma dalam menanggapi teori sebab (nazhariy-
akad belum tentu ada maksiat. Oleh karena itu,
yatus sabab); pertama kecenderungan yang
sebab dan pendorong tidak dianggap sebagai
menekankan sisi objektivitas atau sisi lahiri-
faktor yang dapat membatalkan akad. Dengan
ah. kedua,kecenderungan yang memerhatikan
kata lain, secara lahir akad tersebut sah. Ka-
sisi niat, dorongan, atau keinginan batin,225
rena, akad tersebut telah memenuhi rukun
Pandangan pertama didukung oleh madz-
dan syarat yang dituntut oleh syara'. Sehingga,
hab Hanafi dan Syafi'i.227 Mereka menekan- tidak perlu meneliti niat atau tujuan yang di-
kan sisi lahiriah dalam akad, bukannya sisi larang syara' yang ada di balik akad tersebut'
batiniah. Dengan kata lain, untuk menjaga Tetapi, akad seperti ini makruh atau haram
prinsip stabilitas muamalah, mereka tidak sebab niatnya tidak dibenarkan oleh syara'.
menggunakan teori sebab atau sisi pendorong.
Atas dasar ini, maka madzhab Hanafi dan
Karena, fiqih mereka lebih cenderung kepada
Syafi'i menganggap bahwa akad-akad yang

224 Al-Bodo'i:
lilid 6, hlm. 193 dan setelahnya.
22s Al-Asybah wan-Nazha'ir li lbni Nuiaim, hlm. 20.
226 Ket"rangan lebih terperinci akan diuraikan nanti.
227 PendapatdalammadzhabHanafidapatdilihatdalamMukhtasharath:Thahawi,hlm.280;TakmilahFathal-QadiniilidS,hlm. 127;
abBada'ii jilid 4, hlm. 189; Tabyinul Haqa'iq, iilid 2, hlm. 125 dan setelahnya.

! ., ffi1m, .: .".:r;iffi1.q !
Isr.-AM IrLrD 1

akan diterangkan di bawah ini adalah sah. Contoh lainnya adalah menjual alat ber-
Namun, hukumnya makruh tahrim-menurut judi, atau membangun bangunan untuk
madzhab Syafi'i hukumnya haram-karena tempat maksiat atau tempat berjudi, men-
ada larangan dalam sunnah Nabi. Akad-akad jual kayu yang akan dibuat untuk alat
tersebut adalah: musik, menyewakan alat transportasi un-
Bai' al-'lnah [fual beli secara formalitas tuk mengangkat minuman keras, dll..
yang dijadikan sarana untuk praktik riba). d. Nikah muhallil, yaitu orang yang menikahi
Contohnya adalah menjual barang dengan wanita yang telah ditalak tiga kali (talak
cara kredit dengan harga seratus dirham ba'in), dengan maksud supaya wanita
dalam jangka masa tertentu, kemudian tersebut nantinya halal dinikahi oleh sua-
orang yang menjual tersebut membeli minya yang pertama. Dengan cara, orang
barang itu lagi secara tunai dengan harga tersebut melakukan hubungan badan de-
seratus sepuluh dirham sebelum habis ngan wanita tersebut dalam satu malam
masa tempo. Kelebihan harga tersebut misalnya, kemudian orang tersebut men-
dianggap riba. Namun, madzhab Hanafi jatuhkan talak kepada wanita itu, supaya
menganggap bahwa akad ini adalah akad suami yang pertama boleh melakukan
yang rusak, jika tidak ada pihak ketiga akad nikah baru dengan wanita tersebut.
yang menengahi antara pemilik asal ba- Akad nikah muhallil ini secara lahir sah
rang dengan pembeli. Alasannya adalah berdasarkan firman Allah SWT, "Kemudi-
penjualan pertama belum sempurna, ka- an jika dia menceraikannya (setelah talak
rena harganya belum lunas. Dan juga, ka- yang kedua), mako perempuan itu tidak
rena penjualan kedua dianggap sebagai halal lagi baginya sebelum dia menikah de-
menjual barang sebelum menjadi hakyang ngan suamiyang lain...!' (al-Baqarah: 230)
sempurna. Peniualan seperti ini tidak sah. Maksudnya adalah dalam akad nikah itu
b. Menjual anggur kepada orang yang mem- maksud dan niat yang sedemikian tidak
buat arak. Maksudnya adalah menjual dinyatakan, melainkan niat dan maksud
anggur kepada orang yang diketahui bah- tersebut dinyatakan secara rahasia pada
wa dia akan membuatnya menjadi arak, waktu selain masa akad nikah.
atau diduga kuat bahwa orang tersebut Kesimpulannya adalah kelompok ini ti-
akan membuat arak. Apabila penjual ragu
dak mengakui sebab atau pendorong [dibalik
(syak) atau mengira (wahm) bahwa si akad) kecuali jika maksud dan sebab terse-
pembeli akan menjadikannya arak, maka
but ada dalam shighat akad. f ika maksud dan
penj ualan tersebut makruh.
sebab itu tidak tercakup dalam shighat akad,
Menjual senjata di waktu ada kekacauan maka tidak dianggap.
dalam negeri. Maksudnya adalah menjual Kecenderungan kedua adalah kecende-
senjata kepada orang-orang yang meme-
rungan yang didukung oleh madzhab Maliki,
rangi umat Islam, atau kepada perampok. Hambali, Zahiri dan Syi'ah.228 Mereka mem-

Pendapat madzhab Malikiyah dapat dilihat dalam Bidayatul-Mujtahid, iilid2,hlm. 140; Mawahib al-Jalil fil-Hithab, iilid,4, hlm. 404,
263; al-Muwafaqat, iilid 2, hlm. 261; al-Furuq, jilid 3, hlm. 266; Pendapat madzhab Hambali dapat di lihat dalam al-Mughni, jilid,
3, hlm. t7 4,222; A'lam al-Muwaqqi'in, jilid 3, hlm. t06, L07, l2l, 731, 748; Ghayatul Muntaha, jilid 2, hlm. 18; Pendapat madzhab
Zahiri dapat dilihat dalam al-Muhalla, iilid 9, hlm. 36; Pendapat madzhab Syi'ah Ja'fariyyah dapat dilihat dalam al-Mukhtashar an-
Nafi'fi Fiqh al-lmamiyyah, hlm. 140; Pendapat madzhab Zaidiyyah dapat dilihat dalam al-Muntazi'al-MukhtalJilid 3, hlm. 19 dan
FIqLH ISIAM JILID 1 Pengantar llmu Flqlh

pertimbangkan maksud, niat, atau pendorong kan papan yang akan ditulis kata-kata ratap-
dalam akad, sehingga mereka akan memba- an, atau menjual kain sutra yang akan dipakai
talkan aktivitas yang didorong oleh maksud oleh lelaki, adalah batal.23o
yang tidak dibenarkan oleh syaral Hal itu Menjual anggur kepada pembuat arak dan
dengan syarat pihak lain mengetahui maksud menjual senjata kepada musuh berarti mem-
yang tidak dibenarkan oleh syara' tersebut. bantu orang lain melakukan dosa. Oleh sebab
Atau, ada kemungkinan pihak lain mengeta- itu, akadnya tidak sah. Selain itu, akad-akad
hui maksud tersebut dengan memerhatikan tersebut merupakan akad untuk bermaksiat
situasi dan qarinah yang dapat menunjukkan kepada Allah. Maka, akad-akad itu tidak sah.
kepada maksud yang kotor itu. Umpamanya Adapun alasan tidak sahnya akad nikah mu-
adalah seorang musuh memberi hadiah ke- hallil adalah, karena ia bertentangan dengan
pada pimpinan perang, atau memberi hadiah tujuan-tujuan mulia pernikahan, yaitu akad
kepada hakim atau pegawai. Pemberian terse- nikah yang kekal, membangun rumah tang-
but adalah dimaksudkan sebagai risywah dan ga yang permanen, melahirkan keturunan,
i
menjadi hak negara. Atau, seorang istri yang serta menikmati suasana tenang dan sejah- I
I
I

memberikan maharnya kepada suaminya su- tera. Sedangkan tujuan akad nikah muhallil I

),
I

paya suaminya tetap menjadikannya sebagai ini hanyalah supaya istri yang sudah ditalak I

istri. fika setelah itu sang suami menalaknya, tiga dapat kembali kepada suami pertamanya.
maka sang istri boleh meminta mahar yang Itu pun dilakukan dalam waktu yang singkat
telah diberikan ke suaminya tersebut.22e dan penuh kebingungan. Ini adalah rekayasa
Kelompok ini mengamalkan teori sebab (hilah) supaya tidak ada pengharaman lagi,
atau teori keinginan batin, sebagaimana yang dan hal itu merupakan tujuan yang tidak di-
diamalkan dalam hukum negara-negara Latin. benarkan oleh syara'.
Maksud keputusan ini adalah untuk melin- Bai' al-'Inah atat bai' al-Aial dianggap ba-
dungi dimensi moral, akhlak, dan agama. Se- tal karena orang yang melakukan menjadikan
hingga jika pendorong akad adalah dibenar- akad jual beli ini sebagai rekayasa (hilah)
kan agama, maka akadnya shahih. Namun jika untuk menghalalkan riba. Tujuan utamanya
pendorong akad tersebut tidak dibenarkan bukanlah jual beli, melainkan akad ini adalah
oleh agama, maka akadnya batal dan haram. sarana untuk melakukan akad haram yang
Karena kalau dibolehkan, hal itu berarti me- tidak dibenarkan oleh syara'. OIeh sebab itu,
nolong orang untuk melakukan dosa dan akad tersebut dilarang untuk menutup jalan
maksiat. menuju keharaman (saddudz dzari'ah).
Atas dasar ini, maka madzhab Maliki, Kesimpulannya adalah kelompok kedua
Hambali, dan yang setuju dengan mereka ini mempertimbangkan maksud dan niat.
menetapkan bahwa hukum akad-akad yang Meskipun, keduanya tidak disebut dalam
telah diterangkan di atas adalah batal. Madz- akad, dengan syarat maksud dan niat tersebut
hab Maliki juga menetapkan bahwa menjual diketahui oleh pihak yang satunya. Atau di
tanah yang akan didirikan gereja, menjual saat situasi dan kondisi dapat menunjukkan
kayu yang akan dibuat salib, membeli hamba maksud dan niat tersebut, hal ini karena niat
sahaya untuk dijadikan penyanyi, menyewa- merupakan ruh dan inti perbuatan. Oleh se-

229
Al-Qawa'id libni Rajab, hlm. 322
230
Mawahib al-lalil lil-Hithab, jilid 4, hIm.254.

,+
lNii 'ri{W
s{,,1"
FIqLH ISIAM JILID 1

bab itu, dapat dikatakan bahwa kelompok ini dengan bercanda, maka pemberian itu sah. Te-
menggunakan teori sebab. Yaitu, teori yang tapi, madzhab Hanafi23z mengatakan bahwa,
mensyaratkan sebab yang ada dibalik akad 'Apabila akad jual beli dilakukan dengan kata
harus sebab yang dibenarkan oleh syara'. Apa- yang menunjukkan masa yang akan datang
bila sebab tersebut tidak dibenarkan oleh (mudhari) dan kata tersebut tidak didahului
syara', maka akadnya tidak sah. dengan 'saufa' (artinya 'akan') atau huruf sfn
Ada satu permasalahan, ketika suatu akad [juga menunjukkan 'akan'), maka akad terse-
tidak dibarengi dengan niat atau pendorong but memerlukan niat. fika orang yang meng-
yang jelek yang tidak dibenarkan oleh sya- utarakan itu berniat menyerahkan barang itu
ra', apakah sah akad tersebut apabila meng- secara tunai, maka jadilah akad menjual ter-
gunakan niat yang dapat mengubah sifat sebut. Apabila tidak ada niat yang seperti itu,
akad? maka akadnya juga tidak jadi. Berbeda apabila
yang digunakan adalah kata yang menunjuk-
Madzhab Maliki dan Hanafi menegaskan
kan waktu lampau (al-madhi), maka akad jual
bahwa niat mempunyai efek terhadap shighot
akad. Mereka pun berpendapat bahwa nikah
beli tersebut tidak perlu bergantung kepada
niat.
akan dihukumi sah jika akadnya mengguna-
kan lafal apa pun yang menunjukkan kepada Adapun jika menggunakan kata kerja mu-
pemindahan kepemilikan barang secara seke- dhari'yang menunjukkan masa yang jauh di
tika. Umpamanya adalah tazwij (menikahkan), hadapan, maka ia disamakan dengan meng-
nikah (menikah), tamlik [memindahkan ke- gunakan kata perintah. Sehingga, akad jual beli
pemilikan), 7a?u [menjadikan), hibah (mem- yang menggunakan kata tersebut tidak sah
berikan), 'athiyah (memberikan), dan shada- meskipun dengan niat. Akad jual beli dengan
qah (menyedekahkan) dengan syarat, niat, cara main-main adalah tidak sah, karena ini
atau qarinah yang ada menunjukkan bahwa menunj ukkan tidak adanya kerelaan.
maksud lafal yang dipakai adalah mengarah Adapun sahnya ikrar, akad perwakilan,
kepada pernikahan (az-zawaj). Selain itu, di- akad penitipan, akad pinjam meminjam,
syaratkan juga para saksi memahami maksud qadzaf, dan penetapan hukum mencuri, maka
akad tersebut. Hal ini karena akad pernikahan tidak perlu digantungkan kepada niat.
adalah sama dengan akad-akad yang lain, yang Penetapan hukum qishash perlu digan-
memerlukan kerelaan di antara kedua belah tungkan kepada maksud pembunuhan yang
pihak yang melakukan akad. Oleh sebab itu, dilakukan oleh orang yang membunuh. Te-
akad tersebut sah dilakukan dengan semua tapi, madzhab Hanafi mengatakan bahwa
lafal yang menunjukkan kerelaan kedua belah dikarenakan maksud atau pendorong dalam
pihak dan juga dapat mewakili keinginan ke- diri seseorang adalalah perkara yang ter-
dua belah pihak.231 sembunyi. Maka, diperlukan alat untuk me-
Adapun akad jual beli, pembatalan akad ngetahuinya. fika orang yang membunuh
(al-iqalah), akad sewa, dan hibah tidak bergan- itu memotong-motong tubuh orang yang
tung kepada niat. Kalau seandainya ada orang dibunuh, maka pembunuhan itu ditetapkan
yang memberikan barang kepada orang lain pembunuhan sengaja sehingga orang tersebut

237
Fathul Qadir, filid 2, hlm, 346; ad-Durrul Mukhtqr wa Raddul Muhtan lilid 2, hlm. 368 dan setelahnya; ad-Dardi6 asy-Syarhul Kabir,
jilid
2, hlm, 220 dan setelahnya; Bidayatul Mujtal'i4 iilid 2, hlm. 168; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 195.
AbAsybahwan-Nazha'tr li lbni Nujaim, hlm. 18,20.
Pengantal llmu Flqlh
FIqLH ISLAM JILID 1

wajib di-qishash. Namun iika orang yang juk eksternal yang berupa situasi dan kon-
membunuh itu tidak memotong-motong tu- disi tidak dapat dijadikan dasar. Apabila sang
buh orang yang dibunuh, tetapi termasuk suami mengatakan bahwa dia tidak bermak-
pembunuhan biasa, maka pembunuhan itu sud menjatuhkan talah maka tidak terjadi
dikategorikan sebagai pembunuhan yang me- talak. Namun bila orang tersebut menolak ke-
nyerupai sengaja (syibhu 'amd) sehingga tidak tika diminta sumpah bahwa dia memang tidak
wajib dikenakan qrshash. Ini adalah menurut menjatuhkan talak, maka diputuskan bahwa
pendapat madzhab Hanafi. dia bermaksud menjatuhkan talak.
Madzhab Syafi'i menegaskan bahwa apa-
bila talak itu menggunakan kalimat sindiran
K. NIAT DALAM FASKH
maka niatnya harus berbarengan dengan pe-
Apabila iqalah [membatalkan akad) dan
ngucapan kata-kata itu. Apabila niatnya hanya
talak dilakukan dengan menggunakan kalimat
berbarengan dengan bagian awal kalimat saja,
yang jelas (sharih), maka ia tidak memerlu-
kemudian sebelum kalimat itu berakhir niat-
kan niat.233 Sehingga apabila ada orang yang nya sudah hilang maka tidak dianggap sebagai
menjatuhkan talak kepada istrinya [dengan talak.
kalimat yang jelas) karena lalai atau tidak Apabila suami berkata [dengan bahasa
sengaja, maka talaknya tetap jatuh' Bahkan,
Arab) kepada istrinya qnti thalaq atau anti
ulama madzhab Hanafi mengatakan talakyang
ath-thalaq (keduanya menggunakan bentuk
menggunakan kata-kata yang mushahafah (sa-
mashdar thalaq) atau anti thaliq thalaqan,
lah ucap) tetap berlaku. Tetapi, harus ada ke-
maka-menurut madzhab Hanafi, Hamba-
nyataan niat secara lafal.
li, dan Maliki-jatuhlah talak satu [talak
Adapun talak dengan menggunakan kata raj'i) iika memang tidak disertai niat talak
sindiran (kinayah, yaitu kata yang menunjuk- tiga. fika dia berniat menjatuhkan talak tiga,
kan arti talak dan lainnya, dan kata tersebut maka jatuhlah talak tiga' Karena menurut
tidak biasa digunakan orang untuk menjatuh- madzhab Hanafi, Maliki, dan Hambali, kata
kan talak. Umpamanya adalah seorang suami tersebut merupakan kata yang )elas (sharih)
berkata kepada istrinya, "lkutlah kepada ke- dan bentuk mashdar dapat diartikan sedikit
luargamu, pergilah, keluarlah, uruslah sendiri
[satu) dan banyak (tiga), dan orang yang me-
dirimu, kamu sendiri, kamu bebas, dll.), maka lakukannya juga mempunyai niat yang me-
keputusan mahkamah kata tersebut tidak mang dapat ditampung oleh kata tersebut.
menjadi talak. Kecuali, hal itu didasari oleh Madzhab Hanafi menambahkan, bahwa talak
niat atau ada kondisi yang menunjukkan dengan menggunakan bentuk mashdar dengan
bahwa kata itu memang dimaksudkan untuk niat menjatuhkan talak dua adalah tidak sah,
menjatuhkan talak. Umpamanya adalah kata kecuali jika yang ditalak itu adalah hamba
itu diucapkan ketika keadaan marah atau se- sahaya.
dang membincangkan talak. Ini adalah me- Mewakilkan pengucapan (tafwidh) talak,
nurut madzhab Hanafi dan Hambali. khulu', ila', dan zhihar yang dilakukan dengan
Menurut madzhab Maliki dan SYafi'i, menggunakan kata yang jelas fsharihJ tidak
kata tersebut tidak menunjukkan arti talak, perlu bergantung kepada niat. Apabila meng-
kecuali jika memang ada niat. Adapun petun- gunakan kata sindiran, maka diperlukan niat,
IsrAM rrllD 1

Adapun rujuk (membangun kembali ikatan Apabila ini yang terjadi, maka orang ter-
pernikahan) adalah sama dengan akad nikah. sebut mendapat pahala. Apabila tidak ada
Karena, rujuk adalah mengharapkan kekalnya proses semacam ini, maka orang yang me-
pernikahan. Rujuk yang menggunakan kata ninggalkannya tidak mendapat pahala. Oleh
yang jelas tidak perlu bergantung kepada niat. sebab itu, orang yang meninggalkan perzina-
Sedangkan yang menggunakan kata sindiran, an tidak mendapat pahala ketika dia sedang
memerlukan niat. melakukan shalat. Orang yang tidak mampu
Menurut pendapat yang ashah dalam berzina dan meninggalkan perzinaan juga
madzhab Syafi'i, talak yang menggunakan ben- tidak mendapat pahala, Orang yang buta dan
tukmashdar: (anti thalaq atau anti ath-thalaq) dia tidak mau melihat benda-benda haram
bukan termasuk talak sharih, melainkan ma- juga tidak mendapat pahala.
suk kategori sindiran, karena bentuk mashdar Ada juga beberapa perbuatan yang berada
dapat digunakan untuk menunjukkan banyak di antara dua kutub; amal pelaksanaan fal-
arti.23a fi'l) dan meninggalkan (at-tarku,). Namun hal
Atas dasar ini, maka madzhab Syafi'i ju- ini ditetapkan sebagai perbuatan yang masuk
ga menetapkan bahwa qadzaf [menuduh ber- kategori at-tarku, sehingga kebanyakan ulama
zina) dengan menggunakan kata sindiran da- menetapkan bahwa perbuatan tersebut tidak
pat dihukumi had jika memang dia bermaksud memerlukan niat. Dengan pertimbangan, ia
menuduh (qadzaf). Hal ini disamakan dengan sama dengan perbuatan at-tarku yang murni.
penggunakan kata sindiran dalam talak, Se- Umpamanya adalah menghilangkan najis,
hingga, kata sindiran yang disertai dengan niat mengembalikan barang yang di-ghasab, atau
dalam qadzaf dapat menyebabkan ditetapkan- barang pinjaman dan menyampaikan hadiah.
nya had dan dianggap seperti qadzaf dengan Sahnya perbuatan-perbuatan ini tidak me-
kata yang jelas (sharih). merlukan niat, namun penetapan pahala bagi
perbuatan-perbuatan tersebut memerlukan
L. NIAT DALAM PERBUATAN YANG niat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
DITUNTUT OLEH AGAMA UNTUK Menurut pendapat yang ashah di kalang-
DlTr NGGALKAN ( AT-TURUK) an kebanyakan ulama-selain madzhab Ham-

Umpamanya adalah meninggalkan riya


bali-memandikan mayit tidak memerlukan
niat, sama seperti perbuatan-perbuatan yang
atau perkara-perkara yang dilarang agama.
masuk kategori at-tarku. Karena, maksud me-
Sebagaimana yang ditetapkan oleh syara',
mandikan mayit adalah membersihkan badan
meninggalkan perkara-perkara yang dilarang
sama seperti menghilangkan najis. Menurut
oleh agama tidak memerlukan niat. Namun
pendapat yang ashah, keluar dari shalat juga
apabila dimaksudkan untuk mendapat paha-
la, maka perlu niat jika memang dalam pelak-
tidak disyaratkan niat, karena niat hanya
pantas pada perbuatan yang masuk kategori
sanaannya ada proses menahan diri. Yaitu,
pelaksanaan (al-'amal) bukan meninggalkan
apabila nafsu mengajak melakukan perbuatan
(at-tarku).
dosa, dan orang tersebut mampu melaku-
kannya, namun dia menahan diri karena takut Di antara perbuatan-perbuatan yang di-
kepada Allah SWT. samakan dengan perbuatan at-tarku adalah
memberi makan hewan piaraan. Apabila da-
ISLAM IITID 1 Pengantar llmu Flqih

lam melakukan perbuatan itu dia berniat ibadah. Umpamanya adalah makan dan minum
melaksanakan perintah Allah, maka dia men- dengan niat supaya kuat melakukan ketaat-
dapat pahala. Namun jika dalam melakukan an, melakukan hubungan badan dengan istri
perbuatan itu dia hanya berniat menjaga harta dengan niat untuk menjaga kemuliaan dirinya
bendanya, maka dia tidak mendapat pahala, dan juga kehormatan istrinya atau niat supaya
sebagaimana yang diterangkan oleh Imam mendapat keturunan yang taat kepada Allah.
al-Qarafi. Namun, ada beberapa hewan yang Begitu juga dengan meninggalkan zina dan
dikecualikan dari hukum ini. Yaitu, kuda mi- khamc dengan niat meninggalkan larangan
lik orang yang berjihad di jalan Allah. fika dia syaral
menambatkan kuda itu dengan niatfi sabililah, Oleh sebab itu, semua perbuatan yang
dan kuda itu minum, maka orang yang punya bisa menjadi ibadah perlu diniati ibadah su-
akan mendapatkan pahala meskipun dia ti- paya ia menjadi ibadah dan berpahala. Inilah
dak berniat memberinya minum. Begitu juga yang dimaksud oleh hadits "innamal a'maqlu
dengan istri, menutup pintu, dan mematikan bin-niyaat."
lampu ketika hendak tidur. fika orang yang Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam
melakukannya niat melaksanakan perintah ar-Ramli, orang yang melakukan perbuatan
Allah, maka dia akan mendapatkan pahala. mubah dan adat kebiasaan hendaklah me-
Tetapi jika dia mempunyai niat lain, maka ia nyatakan dan menghadirkan niatnya itu su-
tidak mendapat pahala.23s paya dia mendapatkan pahala ibadah. Dan
untuk melakukan itu tidaklah susah. Bahkan,
M. NIAT DALAM PERKARA-PERKARA akan terasa nikmat dan disenangi oleh jiwa.
MUBAH DAN ADAT KEBIASAAN Mahasuci Allah atas anugerahnya yang agung.
Dan betapa luasnya rahmat dan anugerah-
Perkara-perkara mubah dan adat kebiasa-
Nya. Allah menghalalkan perkara-perkara
an yang dilakukan oleh manusia dalam setiap
baik yang disenangi oleh jiwa, dan kemudian
hari bisa mempunyai karakter yang berbeda-
Dia memberi pahala apabila perkara itu di-
beda sesuai dengan niat dan tujuannya. fika
niati dengan niat yang baik, sebagaimana Dia
perbuatan-perbuatan tersebut didorong oleh
juga memberi pahala kepada orang yang me-
ketakwaan atau taat kepada perintah Allah,
laksanakan ibadah yang memang dituntut-
maka hal itu dianggap sebagai ibadah. Namun
Nya. Segala puji hanyalah milik Allah, tidak
jika tidak didorong oleh niat yang sedemikian,
ada tuhan selain-Nya, dan tidak ada kebaikan
maka ia tidak dianggap sebagai ibadah dan
melainkan kebaikan- Nya.
tidak berpahala. Atas dasar ini, maka perbuat-
OIeh sebab itu, pada waktu pagi dan pe-
an-perbuatan mubah seperti makan, minum,
tang setiap orang disunnahkan untuk mem-
tidur, mencari rezeki, berhubungan badan
baca doa di bawah ini, supaya semua amalan
dengan istri, begitu juga perbuatan-perbuat-
mubah dan perbuatan meninggalkan maksiat
an yang berbentuk meninggalkan {at-tarku)
mendapat pahala. Doa tersebut adalah,
seperti meninggalkan zina, meninggalkan
khamr, semuanya ini tidak memerlukan niat.
Perbuatan-perbuatan ini juga tidak akan
menjadi ibadah, kecuali jika diniati sebagai
Pt :f q :i- r(;lt ti e'^jfi c'A1
z3s tbid., hlm. 2l.; al-Asybah wan-Nazha'ir lis-Suyuthi,hlm. !l; Syarh al-Arba'in an-Nawawiyyah, hlm. 7-8 dan Ghayatul Muntaha, iilid l,
hlm. 115.
lsr-A.M lrLrD 1

4.
f
NIKAH
i';,;t1'r!i\,r9'-rt F b Nikah merupakan amalan yang dekat de-

l*t*
.$-
A# ngan amalan ibadah. Bahkan, menikah lebih
utama daripada mengalokasikan semua waktu
"Ya Allah, semua perbuatan yoig oku tr*u- hanya untuk ibadah saja. Menurut pendapat
kan di siang hari-(di malam hari)-yang ter- yang shahih dalam madzhab Hanafi, dalam
masuk amal kebaikan, maka itu odalah untuk kondisi normal hukum nikah adalah sunnah
memenuhi perintah-Mu. Dan semua kemak- mu'akkadah. Sehingga untuk membuahkan
siatan yang aku tinggalkan, adalah untuk me- pahala, ia memerlukan niat. Niatnya adalah
ning g a lkan I a ran g a n - I a rang a n - M u." untuk menjaga kemuliaan diri, menjaga ke-
hormatan istrinya, dan untuk mendapatkan
N. NIAT DALAM PERKARA.PERKARA YANG keturunan. Masalah rujuk dan talak adalah
LAIN sama dengan masalah nikah, karena kedua-
duanya sama mempunyai maksud untuk mem-
Ada amalan-amalan lain yang belum saya
bangun kekalnya hubungan keluarga. Sehingga
singgung. Berikut ini saya akan membahas
apabila orang yang melakukannya menggu-
masalah niat dalam amalan-amalan tersebut
nakan kata yang jelas, maka ia tidak memer-
secara global.236
lukan niat. Namun jika dia menggunakan kata
7. IIHAD sindiran (kiasan/kfnayah), maka ia memerlu-
fihad merupakan ibadah yang paling kan niat.
agung. Oleh sebab itu, ia perlu disertai de-
ngan niat yang ikhlas, supaya benar-benar f 5, MENE|APKAN HUKUMAN (AL.QADHA')
sabilillah. Al-Qadha' juga termasuk ibadah, sehingga
dia memerlukan niat apabila ingin mendapat-
2, WASIAT kan pahala.
Wasiat sama dengan membebaskan bu-
dak. Apabila orang yang melakukan wasiat 6. HUDUD, TA',ZtR, DAN KEnETAPAN-
mempunyai niat untuk mendekatkan diri KETETAPAN HA'<IM DAN PEMERINTAH

kepada Allah, maka dia akan mendapatkan Supaya mendapatkan pahala, maka perlu
pahala. fika tidak, maka perbuatannya tetap adanya niat dalam hal-hal tersebut.
dianggap sah.
7. GANT' RUGI
3. WAKAF Membayar ganti rugi tidak memerlukan
Asal wakaf bukanlah ibadah, karena niat. Orang yang merusak milik orang lain-
orang kafir boleh melakukan wakaf. Apabila baik sengaja atau tidak-wajib membayar
seorang Muslim melakukan wakaf dengan ganti rugi. Apakah sesuatu yang diniati dan
niat mendekatkan diri kepada Allah, maka dia belum dikerjakan dapat menyebabkan wajib-
mendapat pahala. Apabila tidak ada niat ter- nya membayar ganti rugi? Madzhab Hanafi
sebut, maka dia tidak mendapatkan pahala. mengatakan bahwa orang yang berihram jika

236
Ghrl,atul Muntaha, iilid,l, hlm. 115.
FIqLH ISI."A.M 1

'IIID
memakai baju fberjahit) kemudian dia me- Namun apabila yang menyembelih itu meng-
lepaskannya, dan sewaktu melepaskannya dia ganti harga hewan tersebut, maka qurban itu
berniat akan memakainya lagi, maka denda- belum mencukupi.
nya tidak serta-merta menjadi ganda (hanya Apakah hewan yang sudah diniati untuk
dengan niat itu), Namun jika dia berniat tidak qurban harus disembelih sebagai qurban?
akan memakainya lagi, tetapi dia memakai Madzhab Hanafi menegaskan apabila ada
baju itu lagi, maka hukumannya menjadi gan- orang miskin membeli hewan dengan maksud
da. Begitu juga orang yang dititipi baju kemu- untuk qurban, maka dia harus melaksanakan-
dian memakai baju titipan tersebut, dan ke- nya. Dia tidak boleh menjualnya. Namun apa-
mudian melepasnya lagi dan dia berniat akan bila orang yang membeli itu kaya, maka niat-
memakainya lagi, maka dia tetap dibebani nya tidak mesti dilaksanakan. Namun, Ibnu
tanggungan ganti rugi apabila ada kerusakan. Nujaim dalam al-Asybah menegaskan bahwa
niat qurban itu harus dilaksanakan secara
8. KAFARAT mutlak. Adapun pendapat yang shahih me-
nurut selain Ibnu Nujaim, niat tersebut tidak
Supaya kafarat menjadi sah, maka diper-
mesti dilaksanakan dan boleh disembelih di
lukan niat, baik kafarat itu berbentuk pem-
selain hari-hari qurban dan kemudian me-
bebasan budah puasa, atau memberi makan
nyedekahkannya.
fakir miskin.
Madzhab Syafi'i dan satu pendapat dalam
madzhab Maliki menegaskan bahwa keharus-
9, MENYEMBELIH QURBAN
an melaksanakan qurban bergantung kepada
Menyembelih hewan qurban juga memer-
ucapan orang yang membelinya. Apabila dia
lukan niat. Tetapi menurut pendapat madz- mengatakan, "ini adalah hewan qurban" atau
hab Hanafi, niat tersebut dinyatakan ketika "aku jadikan hewan ini sebagai hewan qurbdn,"
membeli, bukannya ketika menyembelih. Apa- maka dia wajib melaksanakan perkataannya
bila ada orang yang sewaktu membeli hewan itu. Karena dengan perkataan itu, maka dia
berniat untuk menjadikannya sebagai hewan sudah tidak mempunyai hak kepemilikan atas
qurban, kemudian ada orang lain yang me- hewan tersebut. Menurut madzhab Maliki,
nyembelih hewan tersebut tanpa sepengeta- keharusan melaksanakan qurban disebabkan
huan dan tanpa izin orang pertama, maka jika niat sebelumnya atau aktivitas penyembelih-
orang yang menyembelih itu berniat sebagai an, Hal ini bertentangan dengan pendapatyang
wakil dari orang yang memiliki, dia tidak masuk kategori al-Madzhab. Adapun menurut
menanggung ganti rugi. Namun jika orang pendapat yang mu'tamad dan masyhur dalam
kedua tersebut menyembelih untuk dirinya madzhab, keharusan melaksanakan qurban
sendiri, maka apabila orang kedua tersebut hanya disebabkan aktivitas penyembelihan.
tidak mengganti harga hewan itu kepada Dan penyembelihan qurban tidak menjadi
pemilik pertama, maka qurban mencukupi. wajib karenanadzar.

,u.q- --r,o'
Pangantar llmu Flqlh ,.,a -:- FIQIH ISI."AM JILID I
195

PENUTUP

Demikianlah pembahasan niat, kepenting- niat untuk jihad, mencintai sesama mukmin,
annya, dan juga hukum-hukumnya. Ia adalah dan dilaksanakan dengan hati yang bersih,
pekerjaan hati yang mengarahkan seorang maka orang tersebut akan mendapatkan pa-
Muslim kepada kebaikan atau kejelekan. Ia juga hala. Namun jika amalnya didorong oleh riyai
standar bagi penilaian amalan-amalan syara' supaya terkenal atau prestise, maka ia akan
seperti ibadah, muamalah. Dengan niat, maka menghasilkan siksa.
bisa ditetapkan mana amalan yang shahih dan Barangsiapa niatnya baih maka ia akan
mana amalan yang tidak sah dan tidak diakui. mendapatkan kemuliaan, kejayaan, dan ke-
Dengan niat, maka amal seseorang dapat baikan di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa
membuahkan pahala atau siksa di akhirat' niatnya jelek, maka dia akan mendapatkan
Jika dalam melakukan amalan seseorang ber-
kerugian dan kehinaan di dunia dan akhirat.

*:']#h: ,
l

k
k
T

t
BAGIAN

BADAH
I

H
h
Baglan 1: lBADAll FIQIH ISLAM I
199 'ILID

PENDAHULUAN

Perkara-perkara agama terdiri atas masa- Shalat, zakat, puasa, haji, berkata bena4
lah aqidah, akhlak, ibadah, muamalah, dan menunaikan amanah, berbuat baik kepada ibu
hukuman. Semua ini dinamakan al-Fiqhul bapak, menjalin ikatan silaturrahmi, menunai-
Akbar. Oleh karena kajian kita berkaitan kan janji, menyuruh kepada kebaikan, me-
dengan hukum-hukum syara' yang berbentuk larang kemungkaran, jihad memerangi orang
amali, maka kita tidak akan membincangkan kafir dan munafih berbuat baik kepada tetang-
perkara-perkara aqidah dan akhlak. ga, anak yatim, orang miskin, orang yang da-
Ibadah terbagi kepada lima bagian yaitu lam perjalanan, bersikap baik kepada hewan,
shalat, zakat, puasa, haji, dan jihad. Namun berdoa, berdzikir; membaca Al-Qur'an dan se-
dalam tulisan ini, kita tidak akan menerang- macamnya, semua ini adalah ibadah.
kan masalah jihad dalam bab ibadah. Tetapi, Demikian juga dengan perasaan cinta ke-
ia akan dibahas dalam bab hukum yang ber- pada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah,
kaitan dengan pemerintahan. bertobat kepada Allah, ikhlas kepada Allah,
Muamalah terbagi kepada lima bagian sabar atas hukuman Allah, mensyukuri nikmat
yaitu penukaran harta, munakahat, mukha- Allah, ridha dengan qadha Allah, tawakal ke-
shamqt (pertikaian), amanah, dan warisan. pada Allah, mengharap rahmat Allah, takut
Hukuman jinayah terbagi kepada Iima kepada siksaan Allah dan lainnya, juga di-
namakan ibadah.
bagian yaitu qishash, hukuman had bagi pen-
curian, zina. tuduhanzina, dan murtad.237
Hal ini disebabkan ibadah merupakan
tujuan yang disukai dan diridhai oleh Allah.
Ibadah ialah istilah yang digunakan untuk
Dan semua makhluk diciptakan untuk ber-
mencakup segala perkara yang disukai dan di-
ibadah, sebagaimana diterangkan dalam fir-
ridhai oleh Allah, baik ia berbentuk perkata-
man Allah SWT,
an, perbuatan batin, atau perbuatan zahir.2:rti
Sehingga, agama Allah (dinullah) dapat diarti-
kan sebagai beribadah kepada-Nya, menaati-
Nya, dan tunduk kepada-Nya.
ffie.2341-{lt6lti$ii;vi

237 Roddul Mukhtar,lilid I, hlm. 73 dan ditambah lagi dengan hodd (hukumanl minum arak dan mabuk
238 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, ol-'lJbudiyyah,hlm.2.

, r .-. 'li ,rl


r$--"g ,'- ' 1i,, lEi
FIQIH ISLAM JILID 1

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia


melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(adz-Dzaariyaat: 56)
Oleh sebab itulah, para ahli fiqih biasanya
mendahulukan pembahasan mengenai ibadah
daripada pembahasan yang lain, karena
l
memang kedudukan ibadah teramat penting.
Para rasul diutus untuk mengajak manusia Alasannya adalah bahwa manusia tidak di-
supaya beribadah kepada Allah, seperti yang ciptakan kecuali untuk beribadah. Para ahli
dikatakan oleh Nabi Nuh kepada kaumnya, fiqih juga mendahulukan pembahasan shalat
"Beribadahlah kamu semua kepada Allah SWT. daripada kewajiban-kewajiban yang lain. Ka-
Tidak ada bagimu tuhan selain Dia!" Nabi rena, shalat merupakan amalan yang paling
Hud, Nabi Shalih, Nabi Syu'aib, dan lain-lain disukai oleh Allah SWT setelah iman, ditambah
juga mengatakan hal yang sama kepada kaum lagi ia adalah tiang agama.23e
mereka.
Oleh karena semua makhluk adalah
hamba Allah SWT-baik makhluk yang baik
RANCANGAN PEMBAHASAN IBADAH
maupun yang jahat, mukmin ataupun kafir,
ahli neraka ataupun ahli surga-maka ibadah Pembahasan ibadah-selain jihad-akan
yang benar bagi mereka adalah ibadah kepada mencakup beberapa perkara berikut: bersuci,
Allah SWT Yang Esa dan Kuasa. Allah SWT shalat, jenazah, puasa, i'tikafi zakat, haji, sum-
pah dan nadzar, makanan dan minuman, hewan
berfirman,
buruan dan sembelihan, qurban, aqiqah, dan
"Sungguh, (agama tauhid) inilah agamo khitan.
kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhan- Pembahasan ini akan dibagi kepada sem-
mu, maka sembohlah Aku" (al-Anbiyaa':.92) bilan bab yaitu:
. Bab Satu: Bersuci atau Pendahuluan sha-
Allah SWT juga berfirman, lat

"Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu


. Bab Dua: Shalat dan Hukum yang Ber-
hubungan dengan Jenazah
yang telah menciptokan kamu dan orang-orang
yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa." (al-
. Bab Tiga: Puasa dan I'tikaf
a Bab Empat: Zakat dan f enis-Jenisnya
Baqarah: 21)
a Bab Lima: Haji dan Umrah
a Bab Enam: Sumpah, Nadzar, dan Kafarat
Dan juga firman-Nya
a Bab Tujuh: Hal-Hal yang Dilarang dan
yang Dibolehkan atau Masalah Makanan
y'!4-11.;;\ttA5E-V3 dan Minuman

"Aku tidqk menciptakan jin dan manusia


a Bab Delapan: Qurban, Aqiqah, dan Khitan
a Bab Sembilan: Hewan Buruan dan Sembe-
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(adz-Dzaariyaat: 56) lihan

Sabda Nabi Muhammad saw.," Sholat odalah tiang agama. Siapa yang mendirikan shalat, berarti dia mendirikan agama. Siapa yang
meruntuhkannya, berarti dia meruntuhkan agoma." (HR al-Baihaqi dari lbnu Umar) Hadits ini dhaif tetapi lafal, " Shalat adalah
tiang agamal' adalah hadits hasan.
'I
B"g|an 1: IBADAH FIQIH ISLAM IILID

BAB PERTAMA
THAHARAH
(Wasilah atau Mukodimah Shalqt)

Pembahasan mengenai thaharah (ber- termasuk pengertian, hukum, cara, dan faedah
suci) mengandung tujuh bagian. bersiwak. Pembahasan ketiga mengenai me-
nyapu dua khuf.Ini meliputi pengertian, dasar
A. Konsep Thaharah pensyariatan, cara, syarat, waktu menyapu,
Perkara yang dibincangkan dalam bab perkara yang membatalkannya, menyapu
ini meliputi pengertian, kepentingan, jenis- serban, menyapu sarung kaki, dan menyapu
jenis benda yang menyucikan, jenis-jenis pembalut fiabirah).
air, hukum mengenai sisa dan telaga air, dan
jenis-jenis benda yang suci. E. Mandi
Dalam pasal ini, pembahasannya meliputi
B. Naiis kelebihan air mandi, perkara-perkara yang
Pembahasan dalam pasal ini meliputi je- menyebabkan mandi, perkara-perkara far-
nis najis, kadar najis yang dimaafkan, cara dhu, sunnah dan makruh, serta perkara yang
menyucikan najis, dan hukum air basuhan. diharamkan bagi orang yang berjunub, mandi-
mandi sunnah dan hukum yang berhubungan
C. lstinja' dengan konsekuensi mandi seperti memasuki
Pembahasannya meliputi pengertiannya, masjid dan bilik air.
hukum, cara, dan adab membuang air.
F. Tayamum
D. Wudhu dan Ferkara yan$ Berkaitan Dalam pasal ini, akan dibahas masalah
ini dibagi kepada tiga pembahasan.
Pasal definisi, dasar pensyariatan, sifat, sebab, far-
Pembahasan pertama, fardhu, syarat, dan dhu, cara, syarat, sunnah, makruh, perkara-
sunnah wudhu, di samping perkara yang perkara yang membatalkan tayamum, dan
membatalkan wudhu serta wudhu orang yang hukum orang yang tidak mempunyai dua
uzur. Pembahasan kedua mengenai bersiwak bahan penyuci (air dan debu).
FIQIH ISLAM JILID I Baglan 1: IBADAH

G. Haid, Nifas, dan lstihadhah "Suci adalah sebagian dari iman.'241


ini mengandung empat pembahasan.
Pasal
Pembahasan pertama mengenai definisi haid Dalam pasal ini, akan dibahas beberapa
dan masanya. Pembahasan kedua menge- perkara berikut ini.
nai definisi nifas dan masanya. Pembahasan o Pertama: Pengertian dan kepentingan tha-
ketiga mengenai hukum haid dan nifas, serta harah.
perkara yang diharamkan bagi orang yang haid . Kedua: Syarat wajib thaharah.
dan nifas. Pembahasan keempat mengenai . Ketiga: Jenis-jenis benda yang dapat me-
istihadhah dan hukumnya. nyucikan.
. Keempat: fenis-jenis air.
A. KONSEP THAHARAH . Kelima: Hukum tentang sisa dan telaga.
Para ahli fiqih mendahulukan pembahas-
. Keenam : Jenis jenis barang yang suci.
an thaharah sebelum pembahasan shalat.
Alasannya adalah thahorah merupakan kunci 7. PENCERTIAN DAN PENTINGNYA
THAHARAH
dan syarat sahnya shalat. Syarat mestilah
didahulukan dari masyruth [perkara yang Thaharah menurut arti bahasa adalah
memerlukan syarat). Nabi Muhammad saw. bersih dan suci dari kotoran atau najis hr'ssi
bersabda, fyang dapat terlihat) seperti kencing atau
lainnya, dan najis mo'nawi lyang tidak ke-
lihatan zatnya) seperti aib dan maksiat.
';lt ;yJr (-)& Adapun menurut istilah syara', thahrah
ialah bersih dari najis baik najis haqiqi, yai-
f-f:3r qt;X1 tu khabats (kotoran) atau najis hukmi, yaitu
"Kunci shalat ialah suci (thuhur); yang hadats.2a2

menyebabkan haram melakukan perkara-per- Khabats ialah sesuatu yang kotor men-
kara yang dihalalkan sebelum shalat,adalah urut syara'. Adapun hadats ialah sifat syara'
takbiratul ihram; dan yang menghalalkon me- yang melekat pada anggota tubuh dan ia dapat
lakukan perkara yong diharamkan sewaktu menghilangkan th a h a rah [kesucian).
shalat ialah salam.'2ao Imam an-Nawawi mendefinisikan tha-
harah sebagai kegiatan mengangkat hadats
Rasul juga bersabda, atau menghilangkan najis atau yang serupa de-
ngan kedua kegiatan itu, dari segi bentuk atau
.rt.;.jyr maknanya.2a3 Tambahan di akhir definisi yang

Hadits shahih dan hasan yang dipetik oleh Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan lbnu Majah dari Ali bin Abu Thalib (Noshbur Rayah,lllid,l,
hlm.307).
241
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim. Terdapat perselisihan dalam makna thaharah tersebut. Adayang menyatakan bahwa
pahala bersuci itu adalah separuh dari pahala beriman. lman yang dimaksudkan di sini ialah "shalat." Allah SWT telah berfirman,
"Dan Allah tidok akan menghilangkan iman kamu;'Oleh karena bersuci (thaharah) itu adalah syarat penyempurna shalat, maka ia
menjadi bagian dari shalat. Secara zahirnya pengertian bersuci dalam hadits ini membawa arti suci dari sudut mahawl (dalaman).
Ini karena seorang Muslim itu dianggap sempurna imannya jika hatinya suci dari sifat-sifat mazmumah seperti sombong, hasad,
dan dengki. Imannya dianggap lemah iika tidak bersih jiwanya dan tidak ikhlas hatinya.
242
AI-Lubab Syarhul Kitab, jilid l, hlm. 70; ad-Durrul Mukhtor,lilid I, hlm. 79.
24:\
Al-Majmu',lilid I, hlm. 124; Mughnil Muhtaj, Jilid l, hlm. 16.
Isr.-AM IrrrD 1

dibuat oleh ulama Madzhab Hanafi bertujuan Pentlngnya Thaharah


supaya hukum-hukum berikut dapat tercakup, Thaharah amat penting dalam Islam baik
yaitu tayamum, mandi sunnah, memperbarui thaharah haqiqi,yaitu suci pakaian, badan, dan
wudhu, membasuh yang kedua dan ketiga da- tempat shalat dari najis; ataupun thaharah
lam hadats dan naiis, mengusap telinga, berku- hukmi, yaitu suci anggota wudhu dari hadats,
mux, dan kesunnahan thaharah, thaharah wa- dan suci seluruh anggota zahir dari ianabah
nita mustahadhah, dan orang yang mengidap (junub); sebab ia menjadi syarat yang tetap
kencing berterusan. bagi sahnya shalat yang dilakukan sebanyak
Definisi yang dibuat oleh ulama Madzhab Iima kali dalam sehari. Oleh karena shalat
Maliki dan Hambalizaa adalah sama dengan adalah untuk menghadap Allah SWT, maka
definisi ulama Madzhab Hanafi. Mereka me- menunaikannya dalam keadaan suci adalah
ngatakan bahwa thaharah adalah menghilang- untuk mengagungkan kebesaran Allah SWT.
kan apa yang menghalangi shalat, yaitu hadats Meskipun hadats dan ianabah bukanlah najis
atau najis dengan menggunakan air ataupun yang dapat dilihat, tetapi ia tetap merupakan
menghilangkan hukumnya dengan tanah. najis ma'nawi yang menyebabkan tempat
yang terkena olehnya menjadi kotor. Oleh se-
lenls Thaharah bab itu, apabila ia ada, maka ia menyebabkan
Dari definisi di atas, maka thah arah da- cacatnya kehormatan dan iuga berlawanan
pat dibagai menjadi dua ienis, yaitu thaharah dengan prinsip kebersihan. Untuk menyuci-
hadats (menyucikan hadats) dan thaharah kannya, maka perlu mandi. ladi, thaharah da-
khabats [menyucikan kotoran). pat menyucikan rohani dan jasmani sekaligus.
Menyucikan hadats adalah khusus pada
Islam sangat memerhatikan supaya pe-
badan. Adapun menyucikan kotoran adalah
nganutnya senantiasa bersih dalam dua sisi;
merangkumi badan, pakaian, dan tempat. Me-
maddi (lahiriah) dan ma'nawf (rohani).zas Hal
nyucikan hadats terbagi kepada tiga macam,
ini membuktikan bahwa Islam sangat memen-
yaitu hadats besar dengan cara mandi, me-
tingkan kebersihan, dan juga membuktikan
nyucikan hadats kecil dengan cara wudhu,
bahwa Islam adalah contoh tertinggi bagi ke-
dan ketiga adalah bersuci sebagai ganti kedua
indahan, penjagaan kesehatan, dan pembina-
jenis cara bersuci di atas, apabila memang
an tubuh dalam bentukyang paling sempurna,
tidak dapat dilakukan karena ada udzu4 yaitu
juga meniaga lingkungan dan masyarakat su-
tayamum. Menyucikan kotoran (khabats) iuga
paya tidak meniadi lemah dan berpenyakit.
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu mem-
Karena, membasuh anggota lahir yang terbuka
basuh, mengusap, dan memercikkan.
dan bisa terkena debu, tanah dan kuman-
Oleh sebab rtu, thaharah mencakup wu-
kuman setiap hari serta membasuh badan dan
dhu, mandi, menghilangkan najis, tayamum,
mandi setiap kali berjunub, akan menyebab-
dan perkara-perkara yang berkaitan dengan-
kan badan menjadi bersih dari kotoran.
nya.

24+
Asy-Syarhush Shaghir,lilid 1, hlm. 25; asy'syarhul Kabrr, Jilid I, hlm. 30; al-Mughni.Jilid l. hlm. 6.
245
Thaharah lahiriah tidak berfaedah jika tidak disertai dengan thaharah batiniah. Yaitu ikhlas kepada Allah, tidak menipu, tidak
berkhianat, tidak dengki, dan tidak menggantungkan hati kepada selain Allah'
FIQIH ISLAM IILID 1 Baglan 1: IBADAH

Menurut kedokteran, cara yang paling 2. SYARAT.SYARAT WAIIB THAHARAH


baik untuk mengobati penyakit berjangkit Apabila badan, pakaian, ataupun suatu
dan penyakit-penyakit lain ialah dengan cara tempat terkena najis, maka ia wajib dibersih-
menjaga kebersihan. Menjaga kebersihan kan berdasarkan firman Allah SWT,
adalah suatu Iangkah untuk mengantisipasi
diri dari terkena penyakit. Sesungguhnya "Dan bersihkanlah pakoianmu." (al-Mud-
antisipasi lebih baik daripada mengobati. datstsir:4)
Allah SWT memuji orang yang suka ber-
suci (mutathahhirin) berdasarkan firman-Nya, Begitu juga firman Allah SWT,

"... Sungguh, Allah menyukai orang yang "... Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-
tobat dan menyukai orang yang menyucikan orong yong tawaf, orqng yang itikaf, orqng yang
d i r i. " (al-Baqar ahz 222) ruku' dan orang yang sujudl." (al-Baqarah:
t2s)
Allah SWT memuji ahli Masjid Quba'
dengan firman-Nya, fika pakaian dan tempat wajib dibersih-
kan, maka membersihkan badan adalah lebih
Di dalamnya ada orang-orang yang
"... utama. Karena, ia lebih diutamakan bagi orang
ingin membersihkan diri. Allah menyukai yang hendak shalat.
orang-orang yang bersih." (at-Taubah: 108) Siapa yang wajib melakukan shalat, maka
ia wajib melakukan thaharah. Kewajiban ini
Seorang Muslim hendaklah menjadi contoh bergantung kepada sepuluh syarat, yaitu:za7
bagi orang lain dalam soal kebersihan dan
kesucian, baik dari segi Iahir maupun batin. 1. lslam
Rasulullah saw. bersabda kepada sekelompok Ada pendapat yang mengatakan bahwa
sahabatnya, syarat pertama ialah sampainya dakwah Islam
kepada orang yang bersangkutan. Berdasarkan
pendapat ini, maka thaharah tidak wajib bagi
EGt'+G &,';1L *'or,,6 &l orang kafir. Namun berdasarkan pendapat

€.L* #G GF e &g'*i, yang kedua, orang kafir juga wajib melaku-


kan thaharah. Perbedaan pendapat ini terjadi

;l.3lltj ;;ar i; y'ar if ,6r akibat dari perbedaan pendapat mengenai


prinsip ushul, yaitu apakah orang kafir dipe-
'Apabila kamu datang * ,"^Oor roud'rro- rintahkan melakukan hukum-hukum cabang
saudara kamu, hendaklah kamu perindah atau syariah atau tidak. Jumhur ulama mengata.kan
perbaiki kendaraan dan pakaian kamu, sehing- bahwa orang kafir diperintahkan melakukan
ga kamu menjadi perhatian di antora manusia. hukum-hukum cabang ibadah. Ini artinya me-
Karena, Allah tidak suka perbuatan keji dan reka akan dihukum di akhirat dengan hukum-
juga keadaan yang tidak teratur.'2a6 an tambahan selain hukuman meninggalkan
keimanan kepada Allah.
246
Hadits ini diriwayatkan oleh lmam Ahmad dalam musnadnya. iuga diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, al-Hakim dan al-Baihaqi
dan Sahal bin al-Hanzaliyah. Ini adalah Hadits sahih.
247
lbnu f azi al-Maliki, al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 19 dan seterusnya.
Baglan 1: IBADAH FIQIH ISLAM )ILID 1

OIeh sebab itu, mereka akan menghadapi tahun, hendaklah mereka disuruh melakukan
dua hukuman, yaitu hukuman karena tidak thaharah. Apabila umur mereka mencapai 10
beriman dan juga hukuman karena meninggal- tahun, hendaklah mereka dipukul jika tidak
kan hukum-hukum cabang agama. Madzhab mau ber-thaharah. Apabila seorang anak
Hanafi mengatakan bahwa orang kafir tidak sedang mendirikan shalat kemudian dia men-
diperintahkan melakukan hukum-hukum ca- jadi baligh dalam waktu shalat yang masih
bang syariat. Oleh sebab itu, di akhirat nanti tersisa atau dalam masa shalat itu, maka
mereka hanya dikenakan satu hukuman, yaitu menurut ulama Madzhab Maliki dia harus
hukuman karena meninggalkan keimanan. mengulangi thaharah dan shalatnya. Tetapi
fadi, perbedaan pendapat ini adalah mengenai menurut Imam Syafi'i, anak tersebut tidak
hukuman di akhirat. Namun, kedua belah pi- diwajibkan thaharah.
hak sependapat untuk mengatakan bahwa 4. Berhentlnya Darah Haid dan NIfas
pertikaian pendapat mereka tidak menim- 5. Masuknya Waktu
bulkan pengaruh apa pun mengenai hukum- 6. Tidak Tidur
hukum di dunia. Oleh sebab itu, orang kafir 7. Tidak Lupa
selagi mereka kafir; mereka tidak sah menun- 8. Tidak Dipaksa
aikan ibadah. fika mereka masuk Islam, maka Menurut ijma ulama, orang yang tertidur,
mereka tidak dituntut melakukan qadha. Ber- orang yang terlupa, dan orang yang dipaksa,
dasarkan ketetapan ini, maka tidak sah shalat harus mengqadha shalat yang terlewat.
yang dilakukan oleh orang yang kafir. Hal ini
disepakati oleh seluruh ulama (ijma). 9. Ada Air atau D,ebu yang Suci
fika seorang murtad kembali menganut Apabila kedua benda ini tidak ada, maka
Islam, maka dia tidak perlu mengqadha shalat- seseorang itu harus mendirikan shalat dan
shalat yang ditinggalkannya semasa murtad. mengqadhanya setelah mendapati air atau
Ini adalah menurut pendapat jumhur. Tetapi debu. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
menurut ulama Syafi'i, ia wajib melakukan ia tidak perlu mengqadha, dan ada pula pen-
qadha. dapat yang mengatakan bahwa ia tidak perlu
shalat, tetapi wajib mengqadhanya. Perkara
2. Berakal ini akan dibincangkan secara terperinci dalam
Thaharah tidak diwajibkan bagi orang gila pembahasan mengenai tayamum.
dan orang yang pingsan, kecuali jika mereka
sudah siuman ketika waktu (shalat) masih 10. Mampu Melakukan Thaharah Sesuai
ada. Adapun orangyang mabuk, tetap diwajib- Kemampuan
kanberthaharoh.

3. Baligh
Tanda baligh ada lima, yaitu mimpi,
Thaharah adalah wajib menurut syara'.
tumbuh bulu, datang haid, mengandung, dan
Kewajibannya ditetapkan menurut dalil qath'i
mencapai umur 15 tahun. Ada pendapat yang
yang telah disepakati ulama. Perkara yang di-
mengatakan 17 tahun. Abu Hanifah menga-
wajibkan adalah wudhu, mandi junub, mandi
takan umur baligh adalah 18 tahun. Oleh
karena menyucikan diri dari haid, dan mandi
sebab itu, anak-anak tidak wajib thaharah.
nifas dengan air. Jika air tidak ada atau apabila
Apabila anak-anak itu telah sampai umurtujuh
FIQIH ISTAM JITID 1

tidak dapat menggunakan ai4 hendaklah di- AUT.ALAT BERSUC' MENURW MADZHAB
ganti dengan tayamum dan diwajibkan juga HANAFP4g
menghilangkan najis. 1. Alr Mutlak Meskipun Air Musta'mal
fiqih sepakat mengatakan boleh
Para ahli Dengan menggunakan ain maka akan di-
bersuci dengan menggunakan air yang me- hasilkan dua thaharah, yaitu thaharoh haqiqi
nyucikan atau air yang mutlak, yaitu air yang dan hukmi (hadats dan janobahJ. Contohnya
disebut sebagai "air" saja tanpa disertai dengan ialah menggunakan air hujan, air laut, air
sifat apa pun seperti air musta'mal (yang telah sumu4 air dari mata ai4 dan air yang tertam-
digunakan) atau disertai sandaran apa pun pung di bagian lembah. Allah SWT menama-
seperti air mawar. Allah SWT berfirman, kan jenis air ini sebagai air yang menyucikan
(thahur), sebagaimana disebut dalam firman-
ffiigriJ,Xrva\CujV Nya,

"...dan Kami turunkan dari langit air yang "...dan Kami turunkan dari langit air yang
sangat bersih." (al-Furqaan: 48) sangat bersih." (al-Furqaan: 48)

Demikian juga firman Allah SWT, Rasulullah saw juga bersabda,

Allah menurunkan air (hujan) dan


"...dan
langit kepodamu untuk menyucikan kamu
dengan (hujan) ittt...." (al-Anfaal: 11)
9: e at Y'tYry'qv;rlr i1

{}i ";b)
Para ahli fiqih juga sepakat untuk me- 'Air yang suci tidak dapar' ,,rrirrUo,
ngatakan boleh bersuci dengan cara meng- oleh apa pun, kecuali ia berubah warna, rasa,
usap dengan kertas atau dengan batu dalam ataupun baunya.'2ae
kasus istinja'.lni artinya boleh menggunakan
kertas atau batu untuk menghilangkan najis Kalimah ath-thahur artinya suci pada di-
kencing dan berak, dengan syarat air kencing rinya dan dia dapat menyucikan untuk yang
atau tahi itu tidak mengotori daerah sekitar lain.
tempat keluarnya. Para ahli fiqih juga sepakat
mengatakan bahwa bersuci dengan debu di- 2. Benda GairyangSucl
anggap sebagai suci dari segi hukumnya saja Cairan yang suci ialah cairan yang meng-
(taharah hukmiyyah). Mereka juga sepakat alir apabila diperah. Ia dapat menghilang-
mengatakan bahwa arak akan menjadi suci kan najis. Ulama Hanafi dan juga para ulama
dengan cara tertentu, sehingga ia berubah yang lain sepakat mengatakan bahwa cairan
menjadi cuka.
_---
yang suci tidak dapat menghilangkan
Namun, para ahli fiqih berbeda pendapat hukmi fyaitu hadats-hadats yang dapat hilang
mengenai alat-alat bersuci lainnya. Berikut ini dengan wudhu dan mandi). Sebab, hadats
adalah pendapat-pendapat mereka. hukmi hanya dapat dihilangkan dengan air. Hal

Al-Bada'i', Iilid I, hlm. 83-87; Fathul Qadir. f ilid I, hlm. 133 - 136,ad-Durrul Mukhtar. Jilid I, hlm. 284 - 303;Tabyinul Haqo'iq. filid L
hlm. 69 dan seterusnya; al-Lubab Syarhul Kitab,lilid I, hlm. 24 dan hlm. 3O; Muraqi al-Falah,hlm.26 - 27.
249
Hadits dengan lafaz seperti ini adalah dianggap sebagai hadits gharib. Ibnu Maiah meriwayatkan dari Abu Umamah, "Sesungguh-
nya air adalah suci kecuali yang berubah bau, rasa, dan warnanya." (Nashbur Rayah lilid l, hlm. 94) Hadits ini dhaif.
FIqLH ISTAM IITID 1

ini ditetapkan oleh nash Al-Qur'an. Penggu- Muhammad al-Hasan, Zufal dan ulama
naan air untuk menghilangkan hadats hukmi selain ulama Hanafi tidak membenarkan peng-
merupakan kemudahan bagi manusia. gunaan cairan untuk menghilangkan naiis.2s1
-Hr-iniTEebabkan sifat air yang menyuci-
?enggunaan cairan Yang suci dapat
kan ditetapkan oleh syarai dan syara'hanya
mengakui bersuci dengan air dan tidak dengan
menurut Abu Hanifah dan Abu Yusuf. selainnya. Oleh sebab itu, bahan-bahan yang
, _badanl
Pendapat ini adalah pendapat yang difatwa- lain tidak boleh disamakan dengannya'
kan. Contoh-contoh cairan yang suci ialah air Boleh bersuci dengan air yang bercampur
mawa4 air bunga, cuka, air tumbuh-tumbuh- dengan sedikit bahan yang suci yang mengubah
an, air buah-buahan, air kacang yang jika di- salah satu sifat air itu,zs2 seperti air keruh dan
rebus dia mencair dan apabila didinginkan ia air yang bercampur dengan sabun, bercampur
akan menjadi beku,zso dan air dari bahan apa dengan bahan penyuci lain atau kunyit, selagi
pun yang jika diperah akan mengeluarkan air; air itu masih halus dan mengalir' Karena mes-
termasuk juga keringat yang dapat member- kipun sudah bercampur aic benda itu masih
sihkan jari. )ika puting susu seorang ibu men- dinamakan air. Ini disebabkan adanya kesu-
jadi najis karena muntahan anaknya, maka ia litan untuk mengawasi bahan-bahan seperti
menjadi suci atau bersih dengan cara anaknya tanah, daun, dan pohon supaya tidak bercam-
itu menghisap susunya tiga kali hisap. Mulut pur dengan air. f ika air itu menjadi padat, yaitu
seorang peminum arak menjadi bersih apabila apabila campuran tanah lebih banyak dari-
bertukar dengan air liur. pada air atau jika ia bercampur dengan sabun,
Apabila bahan itu tidak mengalir seper- dan sabun atau bahan pencuci itu lebih banyak
ti madu, minyak sapi, lemak, minyah susu, ataupun jika bercampur dengan kunyit dan ia
walaupun susu yang dimasamkan, sup dan berubah menjadi pewarna kain, maka tidak
sebagainya, maka semua bahan ini tidak dapat boleh bersuci dengannya.
digunakan untuk bersuci. Sebab, bahan-bahan
ini tidak dapat menghilangkan najis. Karena, 3. Menggosok (a&Dalkl
menghilangkan najis hanya dapat dilakukan Menggosok ialah mengusap bagian yang
dengan cara mengeluarkan bagian-bagian terkena najis dengan tanah secara kuat,
yang najis bersama-sama dengan bahan yang hingga bekas atau zat naiis itu hilang. Sama
menghilangkannya sedikit demi sedikit. Hal dengan ad-dalk ialah al-hat, yaitu mengeruk
ini hanya dapat dilakukan oleh bahan yang dengan kayu atau tangan. Mengosok dapat
mengalir apabila diperah. Cairan sepefti ini menghilangkan najis yang beriirim yang me-
sama seperti air yang dapat menghilangkan ngenai sandal baik najis itu kering ataupun
bagian-bagian najis, sebab cairan yang meng- basah. Maksud beriirim ialah sesuatu yang
alir bersifat halus dan dapat meresap ke da- masih dapat dilihat sesudah kering seperti
lam bagian-bagian najis. Ia juga dapat meng- tahi, darah, mani, air kencing, dan arak yang
hilangkannya, kemudian naiis itu dapat dike- terkena tanah. Perlu diperhatikan juga, naiis
luarkan dengan cara perlahan. berjirim adalah mencakup naiis yang basah

250
fika air berubah tanpa direbus, maka boleh berwudhu dengannya.
2s1 Al-gawanin al-Fiqhiyyah,hlm.35: Bidayatul Mujtahid,lilid I, hlm. 80; al-Mughni,ltlid I, hlm. 11.; Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm. 17.
2s2 Tetapi menurut pendapat yang shahih,
;ik" i, mengubah dua atau tiga sifat air tersebut, maka tidak boleh berwudhu dengannya.
boleh berwudhu dengannya meskipun bahan iul rnengubah seluruh sifat air terselut
-
FIQIH ISI.AM IITID 1

pendapat
juga. Pendapat ini dianggap sebagai bahwa ia boleh digosokkan jika najis itu sedi- L
,1

yang ashah dan terpilih, serta difatwakan. kit. Tetapi jika banyak, maka harus dibasuh.2ss I
N

I
Alasan dibolehkannya najis yang terkena {
sandal itu digosok ialah karena kejadian ini 4. Mengusap yang Dapat Menghilangkan I
sering terjadi ('umum al-balwa) dan juga Bekas Naiis l
terdapat Hadits Nabi Muhammad saw., Cara ini dapat membersihkan benda-ben-
dalalslicinsepertimatapedang'cermin'kaca'
'Apabila salah seorang kamu datang ke
*-"-"n yang dilumuri minyak' kuku' tulang'
masiid, hendaklahdi barik sandarnya trorl,, *
permukaan barang dari perak' dan lain-lain'
dapatmelihat apakah ada kotoran at;;i,iri.
u:l""a semua barang itu tidak akan diserap
Jika dia mendapati ada kotora", h;;,;o;loo nalis' Najis yang terdapat di permukaan
diia
diusap (digosok) dengan tanah kemudiatn -'-- 3leh
barang-barang ini dapat dihilangkan dengan
barubolehsholotdengansandalisu.,our'---"
cara mengusapnya. Diriwayatkan bahwa para f
sahabat Rasulullah saw membunuh orang ka-
Apabila najis itu bukan najis yang berjirim'
I

fir dengan pedang mereka. Kemudian mereka t


maka wajib dibasuh dengan air sebanyak:tg: l
mengusap pedangnya dan merakukan sharat
kali' walaupun setelah ia kering' setiap kali I
I
a"rg""n pedang itu. Berdasarkan hal ini, maka L
basuhan, hendaklah dibiarkan dulu
.hingg, .rtJplah mengusap tempat yang dibekam
air tetesannya berhenti' dan hingga najis yang
aengan tiga potong kain yang bersih yang di-
masih basah itu hilang dari khuf. Tetapi, tidak
brrJhkun.
disyaratkan keringnya khulterlebih dahulu.
ulama madzhab rvr{r<i__uqrpg!4grg!
._Kebanyakan ulama mengatakan bahwa ,,
sandal akan menjadi suci dengan cara rneng
sosokkannva ke tanah
P-'-""-""'-:'- -------,---- ---,-- itu
iika naiis --- kerins.
^vr1116' dengan cara mengusap naiis yang ada pada
Namun,iatidakakanmenjadisucijikanajisitu,
basah' karena Aisyah menggosok-gorok.Tlli -ra
ebabkaniusaknya barang itu
yang sudah kering dari pakaian Rasulullah ,"p"rtipedangsandal, dankhuf2s6
saw.. fika mani itu basah, beliau membasuh kain
tersebut'2s.4-lmam asy-Syafi'i dan Mullapmad
5. Mengeringkan dengan cahaya Matahari
ibnul Hasan mensatakan bahwa sandal yang atau Udara dan Bekas Nafls itu Menjadl
Hitang
Cara ini dapat digunakan untuk member-
sama
Karena, najis meresap ke dalam sandal sihkan tanah dan semua benda yang melekat
seperti meresapnya ke dalam pakaian dan pada tanah seperti pohon, rumput, dan batu
badan' Ulama Madzhab Hambali mengatakan yang menghampar yang akan digunakan un-

253
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, al-Hakim, dan Ibnu Hibban dari Abu Sa'id al-Khudri. Mereka berselisih pendapat
apakah hadits ini moushul atau mursol Abu Hatim meraiihkan dalam Kitab al-'llatbahwa hadits ini adalah hadits maushul (Nailul
Auth ar lilid I, hlm. 44).
254
Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dan al-Bazzar dalam musnadnya, dari Aisyah. Hadits ini tidak disandarkan kepada Aisyah ke- 1

I
cuali oleh Abdullah ibnuz Zubair. Perawi-perawi lain meriwayatkannya secara mursal. Rasulullah bersabda kepada Aisyah tentang .t
mani," Basuhlah iika ia basah, dan koreklah jika io kering!' Namun, hadits ini adalah hadits gharib dan tidak diketahui (sumbernya). ,i
(Nashbur Rayah, Jilid I, hlm. 209). 't
255
Nailul Authar,Jilid l, hlm. 44; al-Qawanin ai-Fiqhiyyah,hlm.24; Kasysyaful Qino',Jilid, t, hlm. 21.8; al-Mughni,lilid il, hlm. 83.
256
Al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 34 - 35.
Baglan 1: IBADAH IsrAM )rrrD 1

tuk shalat, bukan untuk bertayamum. Tetapi,


hal ini berbeda dengan hamparan permadani, ProsesPengeringl@
tikar; pakaian, tubuh, dan setiap benda yang -atau uaari). finah yang terkena najis harus
dapat dipindah. Benda-benda yang dapat di- dibasuh dengan air. Oleh sebab itu, jika tanah,
pindah jika terkena najis harus dibasuh untuk kolam, sumu[ tempat tampungan air dan lain-
membersihkannya. lain terkena najis (mutanajjis), maka ia dapat
Tanah yang terkena naiis dapat menjadi disucikan dengan cara memperbanyak curah-
bersih atau suci dengan cara dikeringkan (di an ai4 baik dengan air hujan ataupun lainnya.
bawah terik matahari atau udara). Hal ini ber- Sehingga, hilanglah zat najis itu, seperti yang
dasarkan kepada kaidah yang artinya, "Bersih- diterangkan dalam hadits mengenai seorang
nya tanah ialah dengan cara mengeringkan- Arab badui yang kencing di dalam masjid Nabi
nya:'zs7 fuga, hal ini berdasarkan hadits riwayat Muhammad saw.. Lalu Rasul menyuruh supaya
Ibnu Umar; disiramkan air ke atasnya.2se

'Aku sering tidur di masjid Rasulullah saw.


ketika aku masih muda dan belum berumah
6. Pakaian Panlang yang Dapakai
Menyentuh Tanah yang Naiis dan
tangga. Aku sering melihat anjing kencing dan Kemudian Menyentuh Tanah yang Suci
berkeliaran dalam masjid. Tetapi, tidak ada secara Berulang Kall
siapa pun yang memercikkan air padanya."2s8 Kejadian ini dapat menyucikan pakaian
Sebab, dibedakannya antara shalat dan itu, sebab tanah dapat saling membersihkan
tayamum dalam kasus di atas adalah yang di- antara satu dengan yang lainnya. Hal ini ber-
tuntut bagi sahnya shalat adalah suci (thaha- dasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ummu
rahJ. Sedangkan yang dituntut untuk sahnya Salamah, "Saya adalah perempuan yang sering
tayamum adalah, sifat menyucikan (thahu- memanjangkan pakaian. Saya sering berjalan
ruyyah). Tanah yang terkena najis apabila ke- di tempat yang kotor." Lalu Rasulullah saw,
ring karena pancaran matahari hanya meng- berkata kepadanya, "la dapatdibersihkan oleh
hasilkan sifat thaharah fsuci) bukan sifat (tan ah) yang b erikutny a !' 260
thahuriyyah (menyucikan). Sesuatu yang suci Ulama madzhab Maliki dan Hambali se-
.

tidak mesti menyucikan. Sedangkan yang men- pekaldengan ulama madzhab Hanafi tentans
jadi syarat dalam tayamum ialah, tanah yang
menyucikan (thahuriyyah at-turob) sama se- nya bersih jika kain itu menventuh najis vang
perti syarat air yang menyucikan (thahuriyyah
al-ma') dalam wudhu. membatasi apabila najis itu sedikit. ]ika najis
Ulama selain madzhab Hanafi mengata- itu banyak, maka kain itu harus dibasuh.261

2s7 Hrdit. ini tidak ada asalnya sebagai hadits morfuiUlama madzhab Hanafi menggunakan Hadits ini. Ia diriwayatkan dari Abu
Ja'far
Muhammad al-Baqir,z sna al-Mathalib karya al-Bairuti, hlm. 112.
zs8 Riwayat Abu Dawud, Ma'alim as-Sunan oleh al-Khaththabi, Jilid l, hlm. 117 dan seterusnya.
2s9 Diriwayatkan oleh al-famaah dari Abu Hurairah kecuali Muslim yaitu, "seorang Arab badui berdiri lalu kencing dalam masjid. Lan-
tas orang-orang berdiri dan hendak memukulnya, tetapi dihalangi oleh Nabi Muhammad saw dengan sabdanya,'Biarkan dia dan
curahkan setimba air ke atas air kencingnya. Sesungguhnya komu diutus untuk memberi kemudahan, bukan untuk memberi kesusah-
an;" (Nailul Authar, Jilid I, hlm.41 dan seterusnya)
260 Diriwayat oleh Abu Dawud.
261 Khaththabi,Ma'alimas-Sunan, I, hlm. l.1B; al-Qawanin al-Fiqhiyah,hlm.35; Ihsysyaful Qinai lilid I, hlm. 218.
filid
-]
IsrAM rrrrD 1

7. Mengeruk (al-Farku) jika ia kering. Dan saya membasuhnya, jika ia #:tri


&

Cara ini dapat membersihkan air mani basah."263 Oleh sebab itu, mengeruk (al-farku) *
,d

manusia yang mengenai pakaian kemudian dan menggosok fad-dalku) dapat dikatakan {
4
kering. fika bekasnya masih ada setelah dike- sebagai hal yang sama.26a
4
Ulama Maliki sepakat dengan ulama I
ruh maka ia tetap bersih sama seperti bekas
yang masih ada selepas dibasuh. Syaratnya Hanafi me
ialah kepala kemaluan yang dilalui oleh air dan Hambali meneatakan bahwa mani ma-
mani tersebut adalah suci. Umpamanya ke- nusia adalah suci berdasarkan hadtls-Jang
lamin itu sebelumnya disucikan (dibasuh)
dengan aix, bukan disucikan secara istinjo' @as mengatakan, "Usap-
dengan kertas atau batu. Sebab, batu dan se- lah dengan idzkhirah (sejenis rumput yang
macamnya tidak dapat menghilangkan ken- berbau) atau dengan sepotong kain, karena ia
cing yang menyebar di atas kepala kemaluan adalah sama seperti ingus dan ludah."26s
itu. fika air kencing tidak menyebar dan mani Sebab terjadinya perbedaan pendapat ini
tidak melewati di atas kepala kemaluan, maka ada dua. Pertoma, hadits riwayat Aisyah tidak
mani yang terkena pakaian dan sudah kering sama. Satu riwayat dikatakan bahwa ia mem-
itu dapat dibersihkan dengan cara menge- basuhnya, tetapi pada hadits lain yang diri-
ruknya. Karena, mani itu tidak dianggap na- wayatkan bahwa dia mengeruknya. Kedua,ka'
jis sebab melewati air kencing yang ada pada rena di satu sisi mani menyerupai hadats yang
bagian dalam kemaluan. keluar dari badan, dan di sisi lain ia menyeru-
Hukum ini berlaku bagi air mani lelaki pai unsur-unsur lebihan yang suci seperti susu
dan juga air mani perempuan. lika air mani itu dan Iain-lain.
masih basah atau air mani itu ialah air mani Saya lebih condong kepada pendapat yang
binatang ataupun air mani manusia, namun mengatakan bahwa air mani adalah suci, ka-
keluarnya adalah dari kemaluan yang ken- rena pendapat ini memberi kemudahan ke-
cingnya dibersihkan dengan kertas, batu atau pada banyak orang. Pakaian yang terkena air
seumpamanya, maka air mani itu tidak men- mani patut dibasuh bukan karena naiis, te-
jadi suci dengan cara mengeruknya. la harus tapi karena kotor berdasarkan hadits Aisyah
dibasuh. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah yang pertama, yang mengatakan bahwa cukup
yang menceritakan bahwa dia membasuh kain dengan mengeruk air mani. Meskipun dalil ini
Rasulullah saw. yang terkena mani.262 sesuai untuk menjadi hujjah kepada ulama
Dalam Hadits riwayat Imam ad-Daru- Hanafi, bahwa najis dapat dihilangkan dengan
quthni dari Aisyah juga disebutkan, "Saya bahan selain air.266

mengeruk mani dari pakaian Rasulullah saw.

262
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Ibnul fauzi mengatakan, hadits ini tidak boleh dijadikan huiiah. Sebab, Siti Aisyah mem-
basuhnya atas dasar kotorl bukan karena najis (NashburRayah,lilid I, hlm. 209 - 210).
263
Telah ditakhrij sebelum ini. Seperti yang kita ketahui bahwa hadits yang menyuruh supaya mani yang basah dibasuh dan mani
yang kering supaya dikore[ merupakan hadits yang ghorib. Al-Baihaqi mengatakan dua hadits itu tidak bertentangan (Nashbur
Rayah, Ibid.).
Al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 34; Bidayatul Mujtahid,lilid I, hlm. 79; Mughnil Muhtai, Jilid I, hlm. 80i Kasysyaful Qina', Jilid I, hlm.
224.
265
Diriwayatkan oleh Sa'id bin Manshur dan ad-Daruquthni secara marfu'.
266
Al-Majmu',lilid ll, hlm. 560; Bidayotul Mujtahrfl lilid I, hlm. 79,,lVailul Author,Jilid I, blm. 55.
Bagan 1: IBADAH Isr-A.M JrLrD 1

8. Mengusap (anNadful air ke atasnya, sehingga banjir dan kemudian


Kapas dapat membersihkan najis apabila dialirkan. fika barang itu adalah barang yang
diusapkan. Bekas najis akan hilang jika najis dimasak seperti daging gandum, dan ayam,
itu sedikit. maka ia menjadi suci dengan cara memba-
suhnya dalam keadaan mentah. Tetapi, ia ti-
9. Menylngffirkan (at-Taqwlfl dak dapat menjadi suci jika ia terkena najis
Menyingkirkan maksudnya adalah me- kemudian dimasak dengan api bersama-sama
nyingkirkan bagian yang terkena najis dari dengan najis itu. Sebab, najis sudah meresap
bagian yang tidak terkena najis. Cara ini da- ke dalam bagian barang itu. Berdasarkan ke-
pat membersihkan minyak beku yang terkena tetapan ini, maka jika kepala binatang direbus
najis, seperti minyak samin dan yang sema- bersama daging dan usus besar sebelum di-
camnya. Hal ini berdasarkan hadits Maimu- basuh dan dibersihkan, maka ia tidak akan
nah, istri Rasulullah saw. yang mengatakan, suci. fika ayam direbus untuk memudahkan
bahwa seekor tikus telah jatuh ke dalam mi- mencabuti bulunya sebelum perutnya dibedah
nyak samin lalu mati. Kemudian Rasulullah [dan dikeluarkan najisnya), maka ia tidak
saw. ditanya tentang hal itu. Beliau menjawab,
akan suci sama sekali.
"Buanglah tikus itu dan juga minyak samin Ulama Madzhab Maliki dan Hambali se-
-
yang ada di sekelilingnya. Adapun sisanya bo- _ pslaapataenean utama M
leh dimakan.il267 Hal ini disepakati oleh semua dagingyangdirebus bersama dengan najis tidak
--
ulama. |ika minyak samin itu beku, maka najis akan suci. Ulama Mad
itu dibuang dan juga minyak yang ada di de- lagi bahlvq=lglgl yang direbus dengan najis,
katnya. luah iaitulyg"g di-rtrk
d"rg", .
Jika najis itu jatuh ke dalam cairan se-
g:le1ilqr ia
jatuh
tidak dapat disucikan. Tetapi jika najis itu
perti minyak dan minyak samin yang mencai4
maka menurut Tumhur ulama ia adalah na- ke dalam daging yang sedang direbus sesudah
jis.268 Menurut ulama Hanafi, cairan itu boleh daging itu masah maka menurut ulama Madz-
menjadi suci dengan cara menuangkan air ke hab Maliki ia dapat disucikan. Yaitu, dengan
atasnya sebanyak tiga kali, ataupun dengan cara membasuh air kuah yang menempel pada
daging tersebut. Itu pun dengan syarat najis itu
cara meratakannya ke dalam bejana yang
berlubang. Kemudian dituangkan air ke atas- tidak lama berada di dalamnya.
U_Lama maaznaU Syan'i m
nya. Minyak itu akan naik ke permukaan, dan
hendaklah minyak itu diambil atau dengan wa barang-br."ng yrng .".b"ku y"n* .alis
cara membuka lubang bejana itu, supaya air m fika
dapat mengalir keluar. Memahat (mencong- @ najis ataupun jika gan-
kel) adalah sama seperti menyingkirkan. dum diresapi najis ataupun pisau direndam
Bahan-bahan yang beku atau keras, dapat ke dalam air bernajis, maka semuanya boleh
disucikan dengan cara ini. Kecuali jika najis itu disucikan dengan cara menuangkan atau
meresap ke dalam bagian-bagian bahan itu. mengguyur air ke atasnya. Kecuali, batu bata
yang diadon dengan bahan najis yang beku,
fika barang yang keras itu ialah bejana, maka
maka ia tidak bisa suci.
ia dapat disucikan dengan cara menuangkan
267 Riwayat al-Bukhari, Ahmad, dan an-Nasa'i menambahkan, "Pada minyak samin yang beku !' (subulus Salam, filid III, hlm. 8)
268 Al-qawanin at-Fiqhiyyala hlm,35; aLMughni,lilldl, hlm.37; a{y.sya rhul Kabir,lilld l, hlm. 59.
FIqLH ISIAM IITID 1

10. MembaEF Benda yang Terkena Naiis dengan pendapat Abu Yusuf. Karena sesuatu
Benda yang terkena najis dapat dibagi najis apabila berubah sifatnya, maka dia tidak
dengan cara memisahkan bagian yang terkena menjadi naiis lagi. Karena, najis ialah nama
najis dari bagian yang bersih atau suci. Atau, bagi sesuatu zat yang bersifat tertentu. OIeh
dengan cara memisahkan barang-barang mitsli sebab itu, ia akan hilang dengan hilangnya
seperti gandum apabila terkena najis dan sifat itu. fadi, hukumnya sama seperti arak
membagi-bagikannya kepada para pembeli. yang berubah menjadi cuka. Hukum arak ini
disepakati oleh semua madzhab.
fika keledai yang menggiling padi atau
gandum, kencing di atas padi atau gandum Arak dan iusa temnatnva meniadi suci
tersebut, kemudian gandum itu dibagi ataupun apabila ia herubah meniadi cuka, baik peru-
dibasuh sebagiannya ataupun sebagiannya bahlL itu teriadi sendiri ataupun karena
diberikan kepada seseorang atau dimakan
ataupun dijual, maka sisanya menjadi suci. J<e tempat yang bercahava atau sebaliknya, r
Barang yang terkena najis kemudian di- menurut ulama selain Madzhab Hanafi.26e
i
berikan kepada orang yang berpendapat bah- g ]
I
wa barang itu tidak najis, ia dianggap suci. disebabkan oleh sifat mabuk yang sangat !

Cara menyingkirkan najis, memberi dan mem- kuat telah hilang, sehingga ia tidak mening-
r
bagi-bagikan pada hakikatnya tidak diang- galkan najis._M_enrrrt rlama madzh , i

gap sebagai cara menyucikan, tetapi diterima arak 4reniadi suci iika berubah meniadi cuka. I

sebagai cara menyucikan atas dasar untuk Tetapi menurut ulama madzhab Syafi'i dan
memberi kemudahan kepada manusia. Hambali, arak tidak menjadi suci jika proses
menjadi cuka itu melalui pemrosesan seperti
11. lstihalah memasukkan bawang atau roti panas. Ka-
rena, bahan yang dimasukkan ke dalam arak
Istihalah ialah perubahan atau bertukar-
nya sendiri benda yang najis atau perubahan
itu meniadi mutanajjis ketika ia terkena arak.
Dan selain bahan itu, semuanya najis. Oleh
melalui sesuatu. Contohnya, darah kijang ber-
sebab itu, sesuatu yang najis tidak akan men-
tukar menjadi minyak kasturi, arak berubah
jadi suci disebabkan berubah sifatnya atau
menjadi cuka dengan sendirinya atau melalui
sebab api. Oleh sebab itu, abu tahi yang najis
sesuatu; seperti bangkai berubah menjadi ga-
yang dibakar tetaplah najis, sabun yang dibuat
ram atau anjing yang terjatuh ke dalam tempat
dari minyak yang najis tetap najis, asap dan
garam, tahi binatang yang menjadi abu karena
abu yang naiis tetap najis. Demikian juga uap
terbakar; minyak yang terkena najis kemudian
dari air najis yang terkena sesuatu tetap najis.
dijadikan sabun; seperti tanah pembuangan Tanah yang bercampur dengan tahi keledai
sampah apabila kering dan hilang bekas- atau bighal dan binatang-binatang yang tidak
nya, dan seperti najis yang ditanam di dalam boleh dimakan dagingnya adalah najis, meski-
tanah dan bekasnya sudah hilang karena masa pun dibakar.
yang lama. Ini berdasarkan kepada pendapat
fika seekor anjing jatuh ke dalam tempat l
Imam Muhammad al-Hasan yang berlawanan pembuatan garam,lalu ia menjadi garam atau 1

1
1

i
Al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 34; Bidayatul Mujtahid, Jilid I, hlm.461; osy-Syarhush Shaghir,lllid,l, hlm.46; asy-Syarhul Kabir,Jilid I
\
I, hlm. 57; al-Muntaqa'ala al-Muwaththa', filid lll, hlm. 153 dan hlm. seterusnya; Mughnil Muhtaj, Jilid I, hlm. 8L:. al-Mughni,Jilid
VIII, hlm. 3li; Kasysyoful Qina',lLlid I, h]m.214 dan hlm. seterusnya; al-Muhadzdzab,lilid I, hlm.48.
ISIAM IITID I

jatuh ke dalam tempat membuat sabun lalu kecuali kulit manusia dan kulit babi, serta
ia menjadi sabun, maka ia tetap najis. Tetapi kulit binatang kecil yang tidak dapat disamak
seperti kulit tikus dan ular yang kecil. Hukum
an ulama Maliki, mereka mengecualikan abu ini berdasarkan hadits,
dan asap najis. Mereka me _
,de6h r*i- I.,i ,drlah menurut pendapatyang .t" ''t ''!-rrir
'Ptae
mu'tamad.
Dalam kasus arak menjadi cuka namun
) , ';ii
"Semuq kulit yang disamak, maka ia men-
akibat memindahkannya dari satu tempat ke jadi suci.'271
tempat lain, maka ulama Madzhab Hambali
mensyaratkan bahwa pemindahan itu bukan Diriwayatkan bahwa Nabi saw. melewati
"----
diniatkan untuk menjadikannya cuka. Iika halaman sebuah rumah ketika Perang Tabuk.
indahannya Lalu beliau meminta air dari tuan rumah ter-
ia tidak bisa suci. Karena menurut hukum, sebut. Rasul berkata, "Apakoh kamu mem-
ffiagai cuka adalah haram. punyai air?" Perempuan di rumah itu men-
Oleh sebab itu, ia tidak menyebabkan mun- jawab, "Kami tidak mempunyainya, wahai
culnya thaharah (suci). Rasulullah. Kecuali air dalam karung kulit
.Uadzhab Srcrfi'iz7o mengatakan bahwa ti- binatang yang mati." Lalu Rasulullah saw. ber-
dak ada barans naiis vans danat meniadi suci tanya, "Apakah kamu tidak menyamaknya?"
disebabkan oleh perubahan sifatnya kecuali fawab perempuan itu, "Ya fsaya menyamak-
jgsJerE- nya)." Rasulullah saw. berkata, "Sesungguhnya
(a) Arak dan juga tempatnya apabila berubah samakan itu teloh menyucikanfiya.'2tz Ditam-
menjadi cuka dengan sendirinya. bah lagi menyamak dapat menghilangkan hal-
(b) Kulit, selain kulit anjing dan babi, yang halyang menyebabkan bangkai itu najis, yaitu
najis karena bangkai, kemudian menjadi kelembaban dan darah yang mengalir. Jadi,
suci lahir dan batinnya setelah disamak. samakan adalah sama dengan membasuh se-
(c) Sesuatu yang berubah menjadi binatang; umpama pakaian yang terkena najis.
seperti bangkai apabila menjadi ulat, ka- Madzhab Hanafi mengatakan bahwa sa-
rena terjadi kehidupan baru. m'
,
12. Menyamak dan mqng-
Samak digunakan untuk membersihkan hilangkan bau busuk. Samak tetap dianggap
kulit yang terkena najis ataupun kulit bangkai. sebagai penyuci, meskipun dengan mengguna-
Samak dapat menyucikan semua jenis kulit kan samak hukmi saja (dibaghah hukmiyyah)

270 i
Al-Hodhromiyah,hlm.23.
271 Diriwayatkan oleh an-Nasa'i, at-Tirmidzi, dan Ibnu Maiah dari Ibnu Abbas. Dan
iuga diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dari lbnu
Umar. Ia adalah hadits hasan. Imam Muslim meriwayatkan, "Jika kulit disamak maka ia menjadi suci." (Nashbur Ralah, f ilid I, hlm.
115 dan seterusnya). Perkataan ihab berarti kulit sebelum disamah adapun setelah disamak dinamakan adim.
272 Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa'i dari Salmah ibnul Muhabbaq.
fuga diriwayatkan oleh lbnu Hibban dalam Shahih-nya
dan Ahmad dalam Musnad-nyadan iuga oleh atrTirmidzi. Mereka semua mengatakan bahwa hadits ini adalah lemah, karena terda-
pat perawi yang bernama al-laun bin Qatadah (Nashbur Rayah, Jilid l, hlm. 117). Ibnu Abbas meriwayatkan, "Seekor kambing telah
disedekahkan kepada budak Maimunah. Kemudian kambing itu mati. Rasulullah kemudian melewati bangkai itu. Lalu Rasulullah
bersabda,'Mengapa kamu tidak ambil kulitnya, samak, dan gunakan? Para sahabat berkata, 'la telah meniadi bangkai, wahai Rasul.'
Kemudian Rasul bersabda,'Yang diharamkan ialah memakannya."' (HRal-Jama'ah kecuali lbnu Maiah)
IsrAM JrrrD 1

'I
seperti dengan cara melumuri tanah atau atau dengan cara melumuri tanah, membeku-
menjemurnya. Sebab, maksudnya sudah ter- kannya, dan mengasinkannya. Karena, semua-
penuhi. nya ini tidak dapat membuang kotoran yang
Setiap kulit yang dapat suci dengan cara ada pada kulit, meskipun kulit itu kering dan
samak juga dapat suci dengan cara menyem- harum baunya. Bukti yang menunjukkan bah-
b eIih nya. nllll_pel$
at ya n g qry :E!qgd,__
ap
wa kotoran itu tidak hilang ialah jika kulit itu
JvI_e

kulit anjing dan kulit gajah dapat menjadi suci direndam atau terjatuh ke dalam aic maka bau
dengan disamak. Adapun kulit manusia dan busuknya akan kembali lagi.
kulit babi tidak bisa disamak. Kulit manusia _ Menurut ulama Madzhab Syafi'i, kulit an-
dikecualikan, karena ia dimuliakan oleh Allah. iing dan babi serta kulit binatang yang lahir
Kulit babi juga dikecualikan, karena ia adalah dari gabungan keduanya atau dari salall sa-
najis 'ain. Binatang-binatang yang kecil yang tunya yang kawin dengan binatang yang suci,
tidak dapat disamak dihukumi sama dengan tlA"k I

hukum keduanya. Apa yang terdapat di atas Mereka juga berpendapat bahwa barang-ba-
kulit bangkai, baik itu bulu atau lainnya adalah rang yang ada di atas kulit bangkai seperti
suci. Begitu juga dengan kulit ular adalah suci. bulu dan seumpamanya tidak dapat disucikan
dengan cara menyamak. Namun iika ia hanya
--U-lama Syafi'i menganggap bahwa samak.
dapat menyucikan.2T3 la dapat menyucikan sedikit, maka ia dimaafkan karena susah un-
semua kulit yang najis kareha menjadi bang- tuk menghilangkannya.
kai; yaitu menyucikan dari segi lahirnya. Ada- Ulama madzhab Maliki dan ulama madz-
pun menurut pendapat yang masyhur; ia juga
dapat menyucikan dari segi batinnya, meski- hur274 di kalangan mereka-mengatakan
pun binatang itu bukanlah binatang yang bo- bahwa kulit y
+-
leh dimakan dagingnya. Hal ini berdasarkan clengan cara menyqmak berdasarkan haditq-
dua buah hadits yang telah lalu dan juga hadits sebelum Ra-
@sebulan I
Ibnu Abbas. Namun, disyaratkan, penyamakan sulullah saw wafat, beliau mengirim surat :

itu harus dilakukan dengan sesuatu yang dapat kepada kami supaya jangan mengambil fae-
membuang kotoran dari kulit. Yaitu, lendir dan dah dari bangkai, baik kulit ataupun urat be-
kelembaban yang melekat pada kulit yang jika sarnya."z7s Hadits ini menasakh hadits-hadits
dibiarkan akan merusak kulit. Bahan yang di- lain yang muncul sebelumnya. Karena, had-
gunakan ialah sesuatu yang kesat (yang dapat its ini muncul di akhir umur Rasulullah saw..
mengasarkan lidah jika terkena lidah seperti Hadits ini menuniukkan bahwa penggunaan
daun akasia lqarazf,'alsh, kulit delima, dan kulit bangkai sebelum itu hanyalah suatu
tawas fasy-shubb)), baik bahan yang diguna- rukhshah. Seorang ulama madzhab Maliki,
kan itu suci ataupun najis seperti tahi burung. yaitu ad-Dardir mengatakan, "Hadits Rasu-
Tidak sah menyamak dengan cahaya matahari, lullah saw. hendaknya diartikan dengan suci

273 Mughnil Muhtaj,lilid l, hlm.82; al-Muhadzdzab,


Jilid l, hlm.48.
274 Asy-Syarhush Shaghir,Jilid I, hlm. 51; Bidayatul Mujtahid, Jilid I, hlm. 76; Ghayatul Muntatro, Jilid I, hlm. 14; al-Mughni, fil I, hlm. 66
dan hlm. seterusnya.
27s Ri*"y"t al-Khamsah (Ahmad dan Ashabus Sunan ol-Arba'ah). Ia diriwayatkan juga oleh asy-Syafi'i, al-Baihaqi, dan lbntr Hibban.
Ad-Daruquthni meriwayatkan, "Rasulullah saw. mengutus surat kepada fuhainah yang isinya,'Aku telah memberi rukhshah kepada
kamu untuk menggunakan kulit bangkai. Setibanya suratku ini, maka janganlah menggunakan apa-apa dari bangkai, baik kulit atau
dagingnya!" lNailul Authar,lilid,I, hlm. 64J
FIQIH Isr"A.M rrrrD I

menurut bahasa (thaharah al-lughawiyyah) takan bahwa mengambil faedah dari bangkai
bukan suci menurut syaral Ini adalah menurut adalah boleh. Hal ini berdasarkan sabda Nabi
pendapat yang masyhur dalam madzhab. Oleh Muhammad saw. yang lalu, "Mengapa kamu ti-
sebab itu, tidak boleh melakukan shalat di atas dak mengambil kulitnya dan kamu menyamak-
kulit bangkai yang disamak." nyo?"
Berdasarkan pendapat yang masyhur di Ditambah lagi para sahabat ketika berha-
kalangan ulama madzhab Maliki vang menga- sil membuka negeri Persia, mereka mengam-
takan bahwa kulit yang d bil pelana, senjata, dan binatang sembelihan
maka selepas disamak, kulit itu hanya boleh orang Persia, sedangkan sembelihan mereka
.digunak?_ itu dihukumi sebagai bangkai. Pemanfaatan
u ka,n
_yg
ng_basab._ Co n to h nya a d al ah sep e rti kulit bangkai itu juga termasuk pemanfaatan
--b
1tsa ntqya-@i
_ql en ggu n - yang tidak membahayakan. fadi, kedudukan-
an yang tgg nya sama dengan binatang buruan anjing dan
nakan untuk duduk selain duduk di dalam menunggang keledai atau bighal. Bulu-baik
!qr1j. Kulit yang disamak tidak boleh di- yang halus maupun yang kasar-yang ada
gunakan untuk sesuatu yang basah seperti pada bangkai adalah suci menurut ulama
untuk menyimpan minyak samin, madu, se- madzhab Hambali.
mua jenis minyak, air yang bukan mutlak se- Menurut pendapat penulis, pendapat
perti air mawan roti yang basah, dan keju. yang rajih ialah pendapat ulama Hanafi dan
f ika barang-barang yang basah itu diletakkan Syafi'i, bahwa samak adalah satu cara penyu-
di kulit tersebut, maka ia menjadi najis ketika cian. Sebab, hadits Ibnu Ukaim dipertikaikan.
diletakkan. Al-Hazimi dalam bukunya, an-Nasikhwal Man-
Ulama madzhab Maliki mengecualikan sukh wo Toriq al-lnshaf fihi mengatakan bah-
kulit babi. Mereka tidak membolehkan meng- wa hadits Ibnu Ukaim merupakan dalil yang
gunakan kulit ini sama sekali, baik ia disa- menunjukkan terjadinya nasakh, jika memang
mak ataupun tidak, dan baik digunakan untuk hadits itu benar. Tetapi hadits itu riwayatnya
perkara kering atau basah. Demikian juga, dipertikaikan, dan ia tidak dapat menandingi
mereka mengecualikan kulit manusia karena keshahihan hadits Maimunah. Berpegang ke-
kehormatan dan kemuliaannya. Madzhab Ma- pada hadits Ibnu Abbas adalah lebih utama,
liki berpendapat bahwa bulu binatang dan karena ada sebab-sebab yang merajihkan-
yang seumpamanya tidak menjadi najis karena nya. Hadits Ibnu Ukaim seharusnya dibatasi
binatang tersebut mati. artinya menjadi larangan menggunakan kulit
Di kalangan ulama mad-hab Hambali ter- bangkai itu dikhususkan ketika kulit itu belum
dapat dua riwayat mengenai boleh atau tidak- disamak. Karena, ketika kulit belum disamak
nya menggunakan kulit najis yang disamak. ia dinamakan ihab dan ketika sudah disamak
Pendapat pertama mengatakan boleh. Hal ini ia dinamakan jild. Perbedaan ini memang di-
ffikaimyanglaludan kenali di kalangan ahli bahasa. Lagipula de-
--juga berdasarkan hadits al-Bukhari dalam ngan cara membatasi makna hadits kepada
Ta pengertian yang demikian, kita dapat menggu-
dah Sendapat kedua nakan kedua hukum tersebut dan inilah cara
flang merupakan pendapat yang rajih menga- untuk menghilangkan pertentangan.zT 6

276 Nailut Authar, lilid l, hlm. 65.


ISLAM IILID 1

Perlu diperhatikan juga, bahwa berubah-


nya arak menjadi cuka ataupun proses penya-
makan termasuk dalam istihaloh (perubahan)
untuk menyucikan kulit binatang sembelihan
mereka hanyalah dengan cara meyamaknya,
tidak ada cara lain selain itu.
Bagan 1: IBADAH

l
atau berubahnyazat suatu benda. Setiap benda yang tidak ada darah yang
mengalir di dalamnya tidak dianggap najis
13. Sembelihan Menurut Syara' karena kematian. Contohnya ialah rambut, bulu
Cara ini dapat menyucikan binatang yang yang dipotong, tanduk, kuku, dan tulang se-
disembelih. Sembelihan yang diakui oleh sya- lama tidak ada lemaknya. Menurut pendapat
ra' ialah sembelihan binatang yang dilakukan yang shahih, 'asab adalah najis. Botol minyak
oleh seorang Muslim atau seorang Ahli Kitab misik adalah suci sama seperti misik.
[Yahudi atau Nasrani), walaupun binatang Binatang yang boleh dimakan dagingnya
yang disembelih itu tidak boleh dimakan akan menjadi suci seluruh bagiannya dengan
dagingnya. Menurut pendapat yang di sembelihan, kecuali darahnya yang mengalir.
'-
kan di kalangan ulama madzhab Hanafi, sem- Hal ini disepakati oleh seluruh ahli fiqih.
belihan dapat menyucikan kulit binatang yeng Ulama madzhab l\,!q]iki'??8 mengatakan iika .

tidak boleh di-rk@ __bipteley4ng tidak boleh dimakan dagi n gnya


ikan daei Karena, sepertibinatang buas atau lainnya,
_9lglqbelth
semua binatang yang suci dengan samak akan qqt<g 4Aging_, kulit, dan lemaknya menjadi suci,
suci kulitnya dengan sembelihan, berdasar- _kecq4li manusia
dan babi yang iika disemhe-
kan sabda Rasulullah saw., "Samak kulit ialah , lih pun tctan tidak suci. Alasannya adalah,
sembelihan."277 manusia merupakan makhluk terhormat dan
Hadits ini menyamakan sembelihan de- mulia. Adapun babi adalah hewan yang najis
ngan samak. Oleh karena kulit menjadi suci 'ain. Tetapi, Imam ash-Shawi dan ad-Dardir
dengan samak, maka ia juga menjadi suci mengatakan bahwa menurut nendana! Eng_
-
dengan sembelihan. Sebab, sembelihan ber- maq&ur-dlkelangan ulama m4lZbab-Idaliki
fungsi sama seperti samak, yaitu dapat meng- sembelihan tidak dap-_el rngnyucikanlinqtg4gr -
-
hilangkan darah yang mengalir dan lendir- jrnatang yang dagingnF haram dimalAl
lendir yang najis. Oleh sebab itu, sembelihan seperti bighal, kuda perang (khaill, aniing, dan
dapat menyucikan kulit sama seperti samak, babi. Namun binatang buar dan burung buas
kecuali kulit manusia dan babi. Adapun sem-
belihan yang dilakukan oleh seorang Majusi, cara m b elihn'
maka ia tidak dianggap sembelihan yang di- Ulama Syafi'i dan Hambali mengatakan2Te
akui oleh syara'. Sebab, mereka bukanlah orang bahwa sembelihan tidak memberikan penga-
yang mempunyai kelayakan untuk menyem- ruh apa pun kepada binatang yang tidak bo-
belih. Oleh sebab itu, sembelihan yang dilaku- leh dimakan dagingnya. Karena, pengaruh
kan oleh mereka tetap tidak dapat menyucikan sembelihan terhadap dibolehkannya daging
kulit binatang sembelihan. OIeh sebab itu, cara adalah perkara asal. Sedangkan kulit, hanyalah

An-Nasa'i meriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi Muhammad saw. pernah ditanya tentang kulit bangkai lalu beliau menjawab,
"la dapat suci dengan cara menyembelihnya." Ad-Daruquthni meriwayatkan dari Aisyah dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau
bersabda, "semua kulit suci dengan samakan." Ad-Daruquthni mengatakan bahwa semua sanadnya dapat dipercaya(Nailul Authar,
f ilid I, hlm. 36), Hadits ini
juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, ath-Thabrani, dan al-Baihaqi.
Bidayatul Mujtahid, Jilid l,hlm.427; al-Qawanin al-Fiqhiyah, hlm. 181; Hasyiah ash-Shawi'ala Syarh ash-Shaghir,lilid I, hlm. 45.
279
Mughnil Muhtaj, f il l, hlm. 58; al-Mughni,lilid I, hlm. 7l; Ghayatul Muntoha,lilid I, hlm. 14.
FrqlH IsrAM JrLrD 1

menurut kepada daging. Maka jika sembelihan najis. Namun ulama madzhab Maliki, menurut
tidak dapat menyucikan daging, ia juga tidak pendapat yang masyhur, mengecualikan abu
dapat menyucikan yang lainnya. Kedudukan- najis, asapnya, dan benda najis yang dijadikan
nya sama seperti sembelihan orang Majusi kayu api. Mereka mengatakan bahwa semua
atau sembelihan yang tidak diakui oleh syara'. itu adalah suci karena telah terbakar dengan
Sembelihan tidak dapat disamakan dengan sa- api.
mah karena samak dapat menghilangkan ko-
toran dan kelembaban, dan juga menjaga kulit 15. AnNaz'ah (menguras)
supaya senantiasa baik. Sedangkan sembelih- An-Naz'ah artinya menimba semua air
an tidak dapat melakukan hal yang demikian. telaga yang terkena najis atau membuang
Inilah pendapatyang saya kira kuat, menqiyas- ukuran yang wajib dibuang. Cara ini akan
kan sembelihan dengan samakan dalam per- menyucikan telaga tersebut.
kara-perkara ibadah (ta'abbudiyyah) adalah Dengan kata lain, nez'ah ialah membuang
suatu perkara yang tidak dapat diterima. beberapa timba air yang wajib dibuang atau-
pun membuang seluruh air sesudah apa yang
14. Menyuci dengan Cara Membakar terjatuh ke dalam telaga itu-baik manusia
Dalam beberapa kasus, api dapat menjadi maupun binatang-dikeluarkan. Jika yang wa-
alat penyuci, yaitu jika ia mampu mengubah jib dibuang adalah semua air telaga, maka
najis atau menghilangkan bekasnya dengan jika dapat semua mata air atau jalan masuk
pembakaran itu, seperti tahi yang berubah air harus ditutup, kemudian barulah air yang
menjadi abu ketika membakar batu bata, atau najis yang terdapat dalam telaga itu dibuang.
seperti tempat berdarah pada kepala kambing Jika lubang masuknya air atau mata air tidak
yang terbakar. Sama dengan pembakaran dapat ditutup karena air sangat banyak, maka
ialah pendidihan dengan menggunakan api hendaklah air yang dibuang sesuai kadar be-
seperti minyak atau daging yang dididihkan rikut.28o
sebanyak tiga kali. Ibnu Abidin mengatakan (a) fika yang jatuh ke dalam telaga itu ialah
janganlah kamu kira bahwa setiap benda na- binatang, maka perlu dilihat. Apabila
jis yang terkena api menjadi suci, karena ada binatang yang jatuh itu ialah binatang
kabar yang sampai kepada saya bahwa seba- jenis najis 'ain seperti babi, maka semua
gian orang menyangka demikian. Yang dapat air wajib dibuang. Menurut pendapat
menjadi suci ialah najis yang berubah apabila yang ashah di kalangan ulama madzhab
terbakar (dengan api) atau hilang bekas najis- Hanafi, anjing tidaklah termasuk binatang
nya dengan pembakaran itu. Dari sini, maka najis 'ain. Apabila binatang yang jatuh ke
pembakaran najis dengan menggunakan'api dalam telaga air itu bukan binatang yang
dapat menyebabkannya suci. termasuk najis 'ain, maka perlu dilihat.
Menurut pendapat ulama Hanafi, api tidak Jika ia manusia, maka ia tidak menyebab-
dapat menjadi alat penyuci. Masalah ini telah kan telaga itu najis. fika yang jatuh ialah
kita jelaskan dalam pembahasan mengenai binatang yang tidak boleh dimakan da-
istihalah [perubahan najis). Oleh sebab itu, abu gingnya seperti binatangbuas atau burung
najis (najis yang dibakar) dan asapnya adalah buas (siba' ath-thair), maka menurut

Tuhfatul Fuqahai Jilid I, hlm. 10 dan hlm. seterusnya. Cetakan Darul Fikr, Damaskus. Pengarang dan Ustadz Muntasir al-Kattani
telah mentahqiq dan mentakhrii hadits-hadits yang terdapatdi dalarnnya.
ISTAM IILID 1 Brgan 1: IBADAH

pendapat yang ashah, ia menyebabkan air banyak tiga kali. Ini merupakan cara penyuci-
itu najis. fika yang jatuh adalah keledai an kulah ataupun bejana apabila terkena na-
atau bighal, maka menurut pendapat jis. Sebab, ia dapat menghilangkan bekas na-
yang ashah ia menyebabkan air tersebut jis, yaitu dengan keluarnya air dari arah yang
menjadi air yang diragui (kesuciannya). lain. Dengan cara ini juga, maka diyakini ti-
[b) Iika yang jatuh ke dalam telaga adalah dak akan ada lagi najis yang tertinggal dalam
binatang yang halal dimakan dagingnya, kulah tersebut. Berdasarkan keputusan ini,
maka ia menyebabkan air itu najis apabila maka jika air dalam bejana atau dalam suatu
binatang itu mati. Oleh sebab itu, hendak- saluran terkena najis, maka ia dapat menjadi
lah semua airnya dibuang jika memang suci dengan cara mencurahkan air dari satu
binatang itu telah kembung atau hancur. arah sehingga ia mengalir keluar ke arah yang
|ika binatang itu tidak kembung atau tidak satunya lagi.
hancu4 maka menurut zhahir ar-riwayat
ia dapat dikelompokkan ke dalam tiga 17. Membalikkan Tanah (al-Hafrul
kategori yaitu: Maksud al-hafru adalah dengan cara
(i) Apabila yang jatuh ialah bangkai tikus membalikkan tanah: bagian yang atas dike-
atau semacamnya, maka hendaklah bawahkan. Cara ini dapat menyucikan tanah
air itu dibuang 20 atau 30 timba di- yang najis.
sesuaikan dengan besar kecilnya tim-
ba itu. 18. Membasuh Uiung Pakaian ataupun
Badan
[ii) Iika yang jatuh adalah bangkai ayam
atau semacamnya, maka hendaklah Cara ini dapat mengganti basuhan ke selu-
air yang dibuang adalah 40 atau 50 ruh pakaian atau badan, apabila orang terse-
timba. but lupa tempat yang terkena najis. Cara ini
boleh dilakukan meskipun ia tidak mencari
[iii) fika yang jatuh ialah manusia, maka
hendaklah semua air itu dibuang apa- tempat najis itu. Ini merupakan pendapat yang
bila orang yang jatuh itu diyakini ada terpilih di kalangan ulama madzhab Hanafi.
najisnya baik najis haqiqi atau huk-
mi, baik dia berniat mandi ataupun PENDAPAT MADZHAB LAIN TENTANG ALAT
wudhu ketika masuk telaga itu. Dalil PENYUC'

yang digunakan oleh mereka ialah Ketika kita membincangkan jenis alat pe-
perbuatan para sahabat Rasulullah nyuci dalam Madzhab Hanafi, kita juga dapat
saw.. Namun, sebenarnya tidak ada mengetahui pendapat madzhab lain. Di sini,
satu hadits yang shahih mengenai akan diterangkan pembahasan yang ringkas
masalah ini. mengenai pendapat madzhab itu.

16. Masuknya Air darl Satu Arah dan Keluar Madzhab Maliki
dari Arah yang Laan Sebanyak Tiga Kall Cara bersuci menurut madzhab Maliki
Hal ini bisa terjadi pada kulah yang kecil. berikut.e
adalah sebagai
Dengan cara ini, seakan-akan ia dibasuh se- 1. Membasuh dengan air yang menyucikan

28r Al-gawanin at-Fiqhiyyah,hlm. 34 - 35; o4t-Syarhush Shaghir,f ilid I, hlm. 64,78,82 dan hlm. seterusnya; Bidayatul Muitahid,lilidl,
hlm.82 dan hlm, seterusnya: osy-Syarhul Kabrr, lilid I, hlm. 56.
ISLAM IILID 1

(mutlak). Ini dilakukan untuk perkara iing, kucing ataupun lainnya jika terkena
yang tidak cukup hanya dengan percikan pakaian ataupun badan, maka ia tidak
atau usapan. Ketika membasuh, tidaklah dimaafkan sama sekali, dan hendaklah
cukup hanya dengan mengalirkan air dibasuh dengan air. Demikian juga jika tahi
ke atas najis. Zat najis dan juga bekas na- atau kencing binatang itu terkena tempat
jis itu harus dihilangkan terlebih dulu. lain selain khufdan sandal seperti terkena
Menghilangkan najis dengan cairan selain pakaian atau tubuh, maka ia tidaklah
air adalah tidak boleh. dimaafkan, tetapi hendaklah dibasuh.
2. Dengan cara mengusap dengan potongan 6. Dengan cara berjalan berulang kali. Cara
kain yang dibasahi. Ini dilakukan untuk ini dapat menyucikan kain atau pakaian
barang-barang yang akan rusak jika di- yang panjang yang terkena tanah yang ada
basuh, seperti pedang dan sandal. najisnya yang kering, lalu debu melekat
3. Dengan cara memercikkan air ke pakaian pada kain atau pakaian itu. Syaratnya ialah
atau tikar jika diragui najisnya. Percikan tujuan pakaian itu dipanjangkan untuk
itu boleh dilakukan tanpa niat sama se- menutup aurat, bukan untuk tujuan ber-
perti ketika membasuh. Yang dimaksud bangga-bangga (sombong). Ulama madz-
dengan cara ini ialah memercikkan de- hab Maliki berbeda pendapat mengenai
ngan tangan ataupun lainnya seperti de- najis yang basah: jika ia tidak memakai
ngan menggunakan mulut atau dengan khuf maka dapat suci dengan cara terse-
cara diletakkan di bawah air hujan. Per- but. Tetapi jika ia memakai khu[, maka
cikan itu cukup dilakukan sekali saja untuk tidak dimaafkan. Sama dengan kasus ini
najis tersebut, dan hendaknya dilakukan ialah berjalan di atas najis yang kering
dengan menggunakan air mutlak. Dalam namun dengan kaki yang basah. Dengan
kasus ini, jika suatu tempat diragui ter- cara ini, maka langkah yang berikutnya
kena najisnya, maka hanya wajib diper- dapat menyucikannya. Dalam kedua kasus
cikkan air ke atasnya dan tidak wajib ini (pakaian panjang dan kaki yang ba-
membasuhnya. Tetapi jika dibasuh, ia le- sah), orang tersebut dibolehkan melaku-
bih baik dan lebih menyakinkan. Tidaklah kan shalat dan dia tidak wajib membasuh-
cukup memerciki badan yang diragui nya.
terkena najis, melainkan badan itu wajib Najis yang berasal dari tanah hujan
dibasuh sama seperti kasus ketika dapat dimaafkan jika najisnya tidak mendomi-
dipastikan tempat yang terkena najis. nasi ataupun jika'ain (zat) najisnya tidak
4. Dengan cara menggunakan debu yang su- ada.
ci. Cara ini dapat menyucikan najis hukmi, 7. At-taqwir (memisahkan). Cara ini dapat
yaitu dalam kasus tayamum. membersihkan benda-benda yang beku
5. Ad-dalk (memijit/menggosok). Ini dilaku- [bukan cair). Contohnya ialah apabila ti-
kan pada khuf dan sandal yang terkena kus jatuh ke dalam minyak samin yang
tahi atau kencing binatang yang terdapat beku, maka tikus itu hendaknya dibuang
di jalan raya atau di tempat-tempat lain. dan juga minyak samin yang ada di sekitar
Cara ini dibenarkan karena menghindari tikus itu. Sahnun mengatakan kecuali jika
tahi di jalan raya adalah perkara susah. najis itu lama berada di dalamnya. fika
Namun bagi najis atau tahi manusia, an- tikus itu jatuh ke dalam minyak yang cair
FIqlH ISLAM IILID 1 Bagian 1: IBADAH
"-4'"-\ --
E'.
\=]'-l

lalu mati di dalamnya, maka hendaklah tidakmengetahuinya, atau dia mengetahui tapi
dibuang semuanya. Berdasarkan hal ini, lupa, maka shalatnya sah menurut madzhab
maka jika najis itu jatuh ke dalam cairan Maliki yang tidak mewajibkan menghilangkan
selain air, maka ia menajiskan cairan itu najis, kecuali jika orang tersebut ingat, mam-
baik cairan itu berubah sifatnya ataupun pu, dan bisa.
tidak.
An-nazh fmenguras). fika binatang yang Madzhab Syaf i
najis jatuh ke dalam telaga dan ia meng- Menurut Madzhab ini, ada empat jenis
ubah sifat air itu, maka semua air itu wajib penyuci yang dapat menyucikan benda cair
dibuang. fika najis itu tidak mengubahnya, dan beku.2B2
maka disunnahkan membuang seukuran
binatang dan kadar air. Artinya, dibuang (i) Air Mutlak
semua di samping dibuang juga menurut Air mutlak adalah air yang disebut sebagai
kadar binatang. air saja tanpa disertai dengan tambahan apa
9. Membasuh tempat yang terkena najis. Hal pun seperti air mawaL atau tidak disertai
ini dapat dilakukan jika diketahui tempat engan sifat apa pun seperti air memuncrat
yang terkena najis. Yang dibasuh boleh seperti air mani. Air mutlak ini terbagi kepada
tempat itu saja. Tetapi jika tidak diketahui beberapa kelompok:
tempatnya, maka hendaklah dibasuh se- 1. Air yang turun dari langit. Ia terbagi ke-
muanya. pada tiga hal:
10. lstihalah [be.rbrh). Cara ini dapr =
[a) Air Hujan.
(b) Air salju yang mencair (adz-dzaub).
[c) Air es (bard).
nusia. Kulit bangkai tidak depg!_d 2. Air yang bersumber dari bumi, ia terbagi
Menurut pendapat kepada empat hal:
yang mu'tamad, abu najis yang dibakar
[a) Air yang bersumber dari mata air.
dan asapnya adalah suci.
(b) Air sumur.
11, Sembelihan menuru
menyucikan binatang yang tidak bol&
[c) Air sungai.
- dimakan daginguLa, kecuali manusia dan
[d) Air laut.
- babi. Menurut pendapat ad-Dardi4 pen-
dapat yang masyhur mengatakan bahwa Air dapat digunakan untuk menghilang-
sembelihan tidak dapat menyucikan bi- kan najis, mengangkat hadats dan juga lainnya,
natang yang haram dimakan dagingnya, seperti untuk memperbarui wudhu.
seperti kuda perang [khail), bighal, kele- Kencing atau muntah anak-anak yang
dai, anjing, dan babi. belum memakan makanan selain susu, dan
umurnya belum mencapai dua tahun dapat
fika seseorang melakukan shalat, dan diperciki dengan air ini. Hal ini berdasarkan
setelah selesai shalat dia melihat ada najis di hadits yang shahih tentang masalah ini, "Air
pakaian atau badannya, dan sebelum itu dia kencing anak perempuan hendaknya dibasuh

282 qyekh Zakaria al-Anshari, Tuhfatuth Thutlab, hlm. 4; al-Majmu', ilid I, hlm. 188: al-Mughnil Muhtaj,lilid 1, hlm. 17 dan 84 dan
f

seterusnya

=i:.3.:=-=+rt
Isr."A,M JrLrD 1

dan air kencing anak lelaki hendaknya di- merusak kulit, yang kira-kira kulit itu setelah
perciki air.'283 disamak jika direndam atau dibasuh dengan
Ulama Syafi'i drn Hr-Urli * air, maka kulit itu tetap tidak busuk dan tidak
bedaan ini. Tetapi, ulama madzhab Maliki rusak. Samakboleh dilakukan dengan qaraz dan
tidak membedakan antara anak lelaki dan tawas. Kulit itu tetap menjadi suci, walaupun
perempuan. Mereka mengatakan bahwa per- alatyang digunakan untuk menyamak itu najis,
cikan air hanya dapat menyucikan pakaian seperti dengan menggunakan tahi burung.
yang diragui najisnya saia._Mg:ka s:lakat
dengan ulama madzhab Hanafi yang_men_gi- (iv) Takhallul (Menjadi Cuka)
takan wajib me@, karena Tokhallul artinya arak berubah menjadi
mereka mengqiyaskan hukum anak perem- cuka tanpa dimasukkan sesuatu bahan ke da-
puan dengan hukum anak lelaki.2saPenulis lebih lamnya. Dengan berubah menjadi cuka, maka
condong kepada pendapat ulama madzhab arak itu menjadi suci meskipun ia berubah
Syafi'i dan Hambali yang membedakan antara dengan cara dipindah dari tempat yang ter-
-keduanya. Hikmahnya ialah kencing anak kena cahaya matahari ke tempat yang teduh
lelaki keluar dengan tekanan yang kuat, se- ataupun sebaliknya. Jika arak itu menjadi cuka
hingga memancur atau karena anak lelaki disebabkan oleh kemasukan sesuatu bahan
sering digendong. Oleh karena ia sering ken- walaupun bahan itu tidak memberi pengaruh
cing dalam gendongan, maka susah dibasuh, kepadanya, ataupun karena kejatuhan najis ke
atau karena campuran kencing anak lelaki dalam arak tersebut, maka ia tetap najis (tidak
adalah panas. Oleh sebab itu, kencingnya suci) walaupun najis yang jatuh itu dibuang
halus. Hal ini berlainan dengan kencing anak sebelum ia menjadi cuka.
perempuan.
Bersuci yang dapat dihasilkan dari empat
alat penyuci empat ini ada empat macam yaitu
(ll) Tanah Menyucikan yang tldak
wudhu, mandi, tayamum, dan menghilangkan
Diglunakan untuk Kefardhuan dan tldak
najis. Suci yang terakhi6, yaitu menghilangkan
Bercampur dengAn Sesuatu yang l-ain
naj is mencakup ihalah (perubahan).
Tanah jenis ini dapat digunakan untuk
menyucikan, berdasarkan firman Allah SWT, Barang-barang yang mempunyai permu-
kaan licin dan terkena najis seperti pedang,
dan seumpamanya tidak menjadi suci dengan
cara mengusapnya, ia harus dibasuh. Demikian
"...meke bertayamumlah kamu dengan de- juga sandal, ia tidak dapat meniadi suci dengan
bu yang baik (suci)...." (an-Nisaa': 43) cara menggosok-qosokkannya dengan tanah
tanpa dibasuh. Air menjadi suci dengan cara
(iii) Samak ditambah meskipun tidak sampai dua kulah.
Samak ialah membuang unsur-unsur le- Bumi yang terkena najis juga menjadi suci
bihan yang melekat pada kulit dan yang dapat dengan cara menuanginya air yang banyak.

Riwayat Abu Dawud, an-Nasa'i, dan Ibnu Maiah dari Abu Samh. Juga, diriwayatkan oleh al-fama'ah dari Ummu Qais binti Mih-
san, bahwa Nabi Muhammad saw. memerciki air kencing anak-anak lelaki dengan air suci. Juga, diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dari Ummu Karz bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda," Kencing anak-anak lelaki adalah cukup diperciki dan kencing anak-anak
perempuan dibasuh." (Nailul Authar,lilid,l, hlm. 45)
Bidayaatl Mujtahl4 Jilid I, hlm. 82; Nailul Authan t{osysyaful Qina', f ilid I, hlm. 217 dan seterusnya, cetakan Mekah.
ISLAM JILID 1 Baglan 1: IBADAH

Madzhab Hambali 28s Naiis juga tidak dapat disucikan dengan


Secara umum pendapat Madzhab Hambali api. Oleh sebab itu, abu dari tahi yang najis,
sa sabun yang dibuat dari minyak yang najis,
-I-ecuali dalam masalah samak. Mereka meng- asap dan debu najis, semuanya adalah najis.
bahwa samak tidak dapat menyucikan.
- -!l-- -- Uap apa pun yang keluar dari air yang na-
-anggap
!--

Yans daoat disunakan untuk menvucikan baei lis yang terkena benda licin atau benda lain
mereka ialah aic tanah, istinja' dengan-batu- adalah najis. Tanah yang bercampur dengan
dan arak bertukar ryg4lac!;quka- tahi keledai atau bighal ataupun binatang lain
-=-ffi-eE yaft,-..-terkena naj is dapat disucikan yang tidak boleh dimakan dagingnya adalah
dengan menuanginya air yang banyak. Maksud- naiis, walaupun ia sudah terbakar seperti batu
nya adalah dengan mencurahkan air kepada bata. Demikian juga jika anjing jatuh ke dalam
najis, sehingga najis itu tenggelam dalam air. tempat pembuatan garam lalu menjadi garam
Cara ini tidak memerlukan bilangan, asalkan atau jatuh ke dalam tempat membuat sabun,
najis itu hilang'ain-nya dan tidak ada bekas- lalu ia menjadi sabun, maka ia tetap najis.287
nya lagi baik warna ataupun bau, jika memang Satu pengecualian dari prinsip umum
kedua-duanya atau salah satunya itu dapat bahwa istihalah tidak menyucikan, adalah
dihilangkan. kasus istihalahnya penciptaan manusia, arak
Tanah yang terkena najis tidak menjadi berubah menjadi cuka dengan sendirinya atau
suci dengan dipanaskan di bawah cahaya ma- dengan cara dipindahkan dari satu tempat ke
tahari ataupun dengan tiupan angin. Demikian tempat lain tanpa ada tuiuan untuk menjadi-
juga tidak menjadi suci dengan sebab kering, kan cuka. Perbuatan yang dimaksudkan untuk
sebab Nabi Muhammad saw. menyuruh supa- mengubah arak menjadi cuka adalah haram.
ya kencing Arab badui yang membuang ken- fika ia menjadi cuka dengan melalui pemin-
cing dalam masjid dibasuh. fika sucinya cukup dahan yang disertai tujuan menjadikan cuka,
hanya dengan cahaya matahari, angin, atau- maka ia tidak menjadi suci berdasarkan hadits
pun apabila kering, maka Rasulullah saw. tidak Muslim dari Anas,
akan menyuruh membasuhnya. "Rasulullah saw. pemah ditanya tentang
Najis tidak menjadi suci dengan cara isti- boleh atau tidak arak dijadikan cuka. Rasul
halah. Seandainya baja yang terkena najis di- menjawab,'Tidak boleh."'
bakar; lalu menjadi abu ataupun anjing jatuh Botol arak adalah sama seperti arak. Ia
ke dalam tempat pembuatan garam, kemudian menjadi suci apabila arak itu suci.
t
ia menjadi garam, maka ia tetap najis. Sebab, Minyak yang terkena najis tidak dapat
Nabi Muhammad saw. melarang memakan menjadi bersih dengan cara membasuhnya,
binatang yang memakan najis dan melarang karena tidak dapat dipastikan apakah air itu
meminum susunya2s6 karena binatang itu dapat sampai ke seluruh bagiannya atau tidak.
memakan barang najis. Apabila ia menjadi Demikian juga bagian dalam biji-bijian yang
suci dengan cara istihalah, sudah barang tentu diresapi najis tidak dapat disucikan. Demiki-
Rasulullah saw. tidak melarangnya. an iuga tepung yang sudah diuli yang terkena

28s Kasysyalul Qina',lilidl,hlm.22,2L3 - 218; al-Mughni,lilid,l, hlm. 35 - 39, Jilid ll, hlm' 98.
286 Riwayat lmam Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi dari lbnu Umar. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib.
287 lbru Taimiyah dalam fatwanya mengatakan bahawa nalis yang berubah (istihatah) dengan cara hilang 'ain dan kotorannya, maka
ia menjadi suci.
FIq[H ISI.A,M JITID 1

c yang terkena najis


najis tidak dapat disucikan, karena ia tidak ! akan
dapat dibasuh. Daging yang diresapi naiis iuga menjadi suci dengan cara
tidak dapat disucikan. Demikian juga bejana dengan tanah, ia waji . Demikian ju
yang diresapi najis serta pisau yang direndam uI
dengan air yang najis juga tidak dapat disuci- -_ kalen asuh.
kan. ' Cara membasuhnya sama seperti membasuh
Minyak samin yang beku dan yang se- pakaian dan tubuh. Namun najis yang sedikit
macamnya menjadi suci jika dibuang najisnya yang terdapat di telapak khuf dan sandal
dan juga bagian yang mengelilingi najis itu. sesudah digosok-gosokkan dengan tanah
Adapun cairan, maka ia tidak dapat menjadi adalah dimaafkan. Hal ini berdasarkan hadits
suci apabila najis itu terus berada di dalam- Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad saw.
nya, seperti tikus mati di dalamnya. Apabila bersabda,
tikus itu keluar dalam keadaan hidup, maka ia
"Jika dua khufnya memijak najis, maka
tetap suci.
p e nsuc iny a a dalah gqnsfi.'488
Benda yang kejatuhan najis kemudian
diyakini hilangnya, maka perlu dibasuh. fika
Tanah yang najis tidak dapat menjadi
tempat yang terkena najis pada badan atau
suci dengan cara memanaskannya dengan
pakaian ataupun tempat kecil seperti rumah
pancaran cahaya matahari, angin, ataupun
dan najis itu tidak diketahui di mana, maka
mengeringkannya. Hal ini berdasarkan hadits
tempat itu harus dibasuh. Zhan (dugaan kuat)
Rasulullah saw.,
saja tidak mencukupi, karena ada kesamaran
di antara bagian yang suci (thahir) dengan "Curahkanlah seember air untuk kencing-
yang najis. Oleh sebab itu, semua tempat itu nya."
wajib dijauhi hingga diyakini sucinya dengan
cara membasuhnya. Sebab, najis itu diyakini Kesimpulannya ialah, ulama Syafi'i dan
keberadaannya. Oleh sebab itu, ia tidak hilang ulama Hambali lebih melihat kepada cara
kecuali dengan kesucian yang meyakinkan. menyucikan yang lebih sempurna menurut
Namun apabila ketidakpastian tempat 5yara'.3depl! ulama Hanafi lebih longgar
yang terkena najis itu adalah pada tempat Ulama Maliki dalam
@
yang besar seperti padang pasir yang luas dan sebagian keadaan berpendapat sama seperti
rumah yang besar, maka tidaklah mengapa. ulama Hanafi. Namun, kenyataan yang ada
Ini adalah untuk menghindari kesulitan dan dan juga dengan alasan keperluan, serta adat
kesusahan. orang banyak, maka pendapat Madzhab
Kencing dan muntah anak lelaki yang Hanafi dalam masalah ini lebih tepat. Atas
belum memakan makanan dengan keinginan dasar ini, maka menurut jumhur tanah tidak
sendiri cukup diperciki dengan air, walaupun dapat disucikan dengan cara memanaskannya
air kencing itu najis sama seperti air kencing di bawah terik matahari atau dengan tiupan
orang dewasa. Namun, air kencing anak pe- angin. Adapun Madzhab Hanafi memboleh-
rempuan atau khunsa harus dibasuh. kannya.

Riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Muhammad bin 'Ajlan, dia adalah seorang yang dapat dipercaya. Hadig Ummu Salamah
yang telah lalu adalah sahih, yaitu hadits yang menceritakan bahwa berjalan di atas jalan yang kering adalah dapat menyucikan,
tetapi hadits ini tidak membatasi kadar na.iisnya apakah banyak atau sedikit,
. : ,. .

,s$
FIQIH ISTAM JILID 1

Untuk membersihkan kursi sofa adalah


dengan cara membasuh tempat yang terke-
tiga sifatnya (warna, rasa dan bau) tidak ber-
ubah, atau berubah namun penyebabnya tidak
l
na najis dengan menggunakan air._Msnu{Uf- sampai menghilangkan sifat menyucikan yang
MadzhabHanafid@ terdapat padanya, seperti disebabkan oleh
sihkan sandal yang terkena naji tanah yang suci, garam, atau tumbuhan air.
kun densan menssosok-sosokkannva densan Dan juga, air itu belum musta'mal yaitu belum
digunakan untuk bersuci seperti air hujan, air
wayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah, yang mengalir di antara dua bukit, mata ai4 air
bahwa Rasulullah saw bersabd4 telaga, air sungai, air laut, air salju, dan lain-
lain, baik air tawar atau asin. Termasuk juga

I :,t)r.iti .s1!r e. F-6i .p, t;y


air beku (es), air yang menjadi garam atau air
yang menjadi uap, karena semuanya itu ada-
,, ,rl lah air yang sebenarnya.
o-ssP
Namun, ulama Hanafi mengatakan bahwa
"Jika sandalmu mengenoi kotoran, maka
air asin dapat menyucikan sebelum ia menjadi
tanah adalah alat untuk membersihkannye."
garam. Tetapi setelah menjadi garam dan ke-
mudian mencair lagi, maka ia suci lagi, tetapi
Adapun untuk membersihkan pisau, kaca,
tidak dapat menyucikan. Oleh sebab itu, tidak
pedang, cermin, dan benda-benda yang licin
boleh mengangkat hadats dengan air itu, tetapi
lainnya adalah dengan cara mengusapnya
dapat digunakan untuk menghilangkan najis.
hingga bekas najis itu hilang. Ini berdasarkan
amalan para sahabat yang mengusap pedang Air mutlak ini suci dan dapat menyucikan
mereka dari darah. menurut ijma ulama, dan ia dapat digunakan
untuk menghilangkan najis, dan dapat juga
Baju dan pakaian tidak dihukumi najis
digunakan untuk berwudhu dan mandi (sun-
selagi 'ain najis itu tidak diketahui. Apabila
nah atau wajib), berdasarkan firman Allah
pada malam hari seseorang atau bajunya
SWI,
kejatuhan air, maka ia dihukumi suci kecuali
jika muncul dugaan kuat bahwa yang jatuh itu "...den Kami turunkan dari langit air yang
adalah najis. sangat bersih." (al-Furqaan: 48)

4. IEN'&IEN'S A'R ".,den Allah menurunkan air (hujan) dan


Air terbagi kepada tiga jenis: air yang langit kepodamu untuk menyucikan kamu de-
menyucikan; air suci, tetapi tidak menyucikan; ngan (hujan) itu...." (al-Anfaal: 11)
air mutanajjis [air yang terkena najis).
Dan juga sabda Nabi saw. mengenai alr
a. Alr Mutlak laut,
Air tersebut ialah air yang suci dan dapat
ic
menyucikan benda lain, yaitu setiap air yang
);i)
t.lz

jatuh dari langit atau yang bersumber dari


q ,Fl o z

4'1
bumi, yang keadaan asalnya tetap, satu dari
Baglan 1: IBADAH ISTAM IILID 1

"Yeittt air yang menyucikan dan halal di pinggir pantai dan mengubah air sebab
bangkainya.'28e baunya, ataupun bercampur dengan sebagian
bahan galian seperti garam dan belerang,
Dan juga sabda Rasul saw.,' dan juga benda yang tidak dapat dihindarkan
seperti jerami dan daun kayu.
"Sesungguhnya air itu menyucikan. Ia tidak
Penjelasan para ahli fiqih secara terperin-
mejadi najis kecualiyang berubah bau, rasa dan ci adalah sebagai berikut.
zeo
warnonya."
L. Menurut ulama Hanafi,2el boleh bersuci
dengan air yang bercampur dengan se-
Untuk membahas air yang dapat diguna- suatu yang beku dan suci jika tidak ter-
kan untuk bersuci, perlu diketahui dua per- jadi perubahan akibat proses memasak.
kara berikut. Sehingga, berubahlah salah satu sifatnya
atau kesemua sifatnya, seperti air meng-
(i) Peruhhan yang tidak Memberi alir yang bercampur dengan tanah dan
Pengaruh kepada Slfat Menyucikan
daun tetapi sifat lembutnya air masih
yang!Dimiliki oleh Air itu
ada. Tetapi jika air itu sudah berubah si-
Para ahli fiqih sepakat mengatakan bah-
fat, yaitu jika jumlah tanah sudah mele-
wa semua perkara yang bercampur dengan
bihi air; maka tidak boleh bersuci dengan-
air dan menyebabkan perubahan sifat ail
nya. Hal ini seperti air yang bercampur
dan biasanya tidak dapat dipisahkan dari air
dengan susu, zo'faron, sabun atau garam,
itu, maka tidak menghilangkan sifat suci dan
selagi masih kekal sifat lembutnya dan
menyucikan yang dimiliki oleh air tersebut.
sifat mengalirnya, karena ia masih disebut
Oleh sebab itu, air tersebut tetap diang-
dengan aic dan karena bercampur dengan
gap suci dan menyucikan meskipun ia terge-
benda-benda tersebut tidak dapat dihin-
nang lama, kemudian terjadi perubahan pada
dari. Tetapi jika sifat air sudah bertukar
keseluruhan air ataupun sebagiannya saja.
dan dipanggil dengan nama lain seperti
Karena, perubahan itu tidak dapat dihindari.
air sabun pekat atau air za'faran berwar-
Begitu juga jika perubahan itu disebabkan
na, maka ia tidak boleh lagi digunakan
bercampur dengan tanah yang suci, lumut
untuk bersuci.
yang tumbuh di permukaan aic dan sesuatu
yang sudah ada pada tempat genangan air atau
2. Menurut pendapat ulama Maliki;2ez air
masih dianggap suci dan menyucikan
tempat alirannya. Begitu juga jika bercampur
meskipun ia tergenang lama, mengalir di
dengan sesuatu yang dapat dipisahkan seperti
atas sesuatu benda, menghasilkan sesuatu
ranting kayu, minyak, ataupun bau-bauan dan
seperti berlumut, ulat, dan ikan hidup,
kayu gaharu. Begitu juga bangkai yang dibuang
bercampur dengan sesuatu yang biasanya

Diriwayatkan oleh tuiuh sahabat yaitu Abu Hurairah, Jabir bin Abdillah. Ali bin Abi Thalib, Anas bin Malik, Abdullah bin Amr
al-Farisi, dan Abu Bakar ash-Shiddiq. Hadits Abu Hurairah diriwayatkan oleh Imam Hadits yang empat. Meskipun ada kecacatan
dalam riwayatnya, namun ia didukung oleh riwayat-riwayat lainnya (Nashbur Rayah Jilid I, hlm.95).
Ri*ayat Ibnu Majah dari Abu Umamah, sanad hadits ini adalah dhaif (Nashbur Rayah,lilid I, hlm. 94), tetapi at-Tirmidzi mengang-
gap hadits ini hasan. Ia mempunyai sanad yang shahih seperti yang disebut oleh Ibnul Qaththan. Imam Ahmad mengatakan hadits
ini shahih.
297
Fathul Qadir.lllid I, hlm. 48: al-Lubab Syarhul Kitab. Jilid I, hlm. 26; Muraqi al'Falah, hlm. 3.
292
Asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. 3O-36; al-Qawanin al-Fiqhiyyoh. hlm. 30; Bidayatul -Mujuhid, filid I, hlm. 22i asy-Syarhul Kabir,
lilid I. hlm.35 - 39.
FIqLH ISI.A,M JILID 1

tidak dapat dipisahkan, atau bercampur perubahan yang disebabkan oleh tempat
dengan sesuatu yang dapat dipisahkan. keberadaan air.
Dan menurut pendapat yang masyhur di Air tetap dianggap suci dan menyuci-
dalam madzhab ini, air tetap dianggap kan juga jika berubah karena bercampur
suci dan menyucikan, meskipun terjadi dengan sesuatu yang diragui jenisnya;
perubahan karena bercampur dengan apakah ia dari jenis yang menghilangkan
tanah yang dibuang ke dalamnya. Begitu sifat suci dan menyucikan seperti madu
juga jika bercampur dengan garam yang dan darah atau dari jenis yang tidak
dibuang ke dalamnya dan bahan seum- menghilangkan sifat itu seperti belerang
pamanya seperti tembaga, belerang, dan yang tergenang lama. Maka, air yang
besi, sekalipun dibuang ke dalamnya de- demikian boleh digunakan untuk bersuci.
ngan sengaja. Begitu juga bahan untuk Begitu juga jika ragu apakah air berubah
menyamak seperti ta4 atau bercampur atau tidak sebab ada air liur, umpamanya
dengan sesuatu yang susah dihindarkan air dimasukkan ke dalam mulut, lalu tim-
seperti jerami atau daun yang gugur ke bul keraguan apakah air itu berubah de-
dalam telaga dan kolam karena ditiup ngan air Iiur atau tidak, maka air itu boleh
angin. fika kulit perut disamak untuk di- digunakan untuk bersuci.
buat tempat air seperti qirbah (tempat air Tidak boleh bersuci dengan meng-
yang dibuat dari kulit) dan timba, maka gunakan air yang berubah salah satu sifat-
air itu boleh digunakan meskipun terjadi nya yang disebabkan bercampur dengan
perubahan. Karena, bekas bahan penya- jenis air lain tetapi ia suci, seperti susu,
mak itu suci seperti lilin kayu qaraz (kayu minyak, dan madu, maka apabila ada air
samak), ta4 dan tawas. Air tetap dianggap yang bercampur dengannya atau mele-
suci dan menyucikan jika bercampur kat padanya, seperti bunga kenanga yang
dengan sesuatu yang dapat dipisahkan da- jatuh ke permukaan airl lemak yang me-
rinya, karena air berubah menurut benda Iekat pada ain dan berubah salah satu
yang berada di sebelahnya. Di antara ben- sifat air [warna, rasa atau bau), maka air
da yang bercampur dan dapat dipisahkan itu tidak boleh digunakan untuk bersuci.
ialah bangkai yang dibuang di luar air; dan Air tersebut tetap suci, tetapi tidak dapat
bau air itu berubah karena bangkai itu. menyucikan benda lain.
Air tetap dianggap suci dan menyuci-
kan jika terjadi sedikit perubahan yang Kesimpulannya adalah, jika air bercampur
disebabkan oleh alat penciduk seperti dengan sesuatu yang suci, dan tidak meng-
tali atau timba, atau karena pengaruh ubah warna, rasa, atau baunya, maka ia tetap
kayu wangi yang dilumurkan pada suatu dianggap sebagai air mutlak yang boleh di-
wadah. Tetapi, bukannya yang digunakan gunakan untuk bersuci. Tetapijika berubah
untuk menyamak atau yang dibuang ke
dalam air lalu mengendap di dasar air
dan kemudian air berubah karenanya. adalah air suci, tetapi tidak
Halinidobolehkan,karenaorangArab<GdapatulamaHanafiiaadaIah
banyak menggunakan tar untuk alat pen--- suci rlan menyucikan
ciduk. Maka, perubahan itu sama seperti atau sifat air itu berkurang.
Baglan 1: FIQLH ISI.AM JILID 1

Ulama Maliki menghukumi bahwa semua wangi, kapur barus yang keras, atau debu
bagian tanah seperti belerang, besi, dan tem- meskipun debu itu sudah musta'mal yang di-'
baga, tidak dapat menghilangkan sifat me- buang ke dalam air-ini menurut pendapat
nyucikan pada airi jika air itu berubah salah yang azhhar-karena perubahan air yang di-
satu sifatnya, sekalipun bahan-bahan itu di- sebabkan benda-benda di atas-selain debu-
buang dengan sengaja ke dalam air. hanya pada baunya saja. Sedangkan perubah-
Menurut pendapat ulama Syafi'i;2e3 air te- an air akibat debu, hanya bercampur [dan ke-
tap dianggap suci dan menyucikan jika meng- mudian mengendap) saja. Keadaan ini tidak
lami sedikit perubahan yang disebabkan oleh menghalanginya untuk disebut air.
benda yang suci. Perubahan itu tidak meme- Pendapat ulama Hambali2ea sama dengan
ngaruhi nama air itu sebagai air mutlak, pendapat ulama Syafi'i, yaitu air tetap diang-
meskipun banyak atau sedikitnya perubahan gap suci dan menyucikan, meskipun ia beru-
diragui. Karena, biasanya air tidak dapat ter- bah karena tergenang lama (yaitu air yang
hindar dari percampuran dan perubahan se- berubah rasa, warna, dan baunya karena lama
perti ini. Begitu iuga jika perubahan air itu tergenang di tempatnya),"s atau berubah ka-
disebabkan ia lama tergenang, meskipun per- rena benda yang sudah ada di tempat ia terge-
ubahan yang teriadi banyak, atau perubahan- nang atau tempat mengalirnya, atau berubah
nya disebabkan oleh tanah atau lumpu[ atau karena bercampur dengan sesuatu yang da-
disebabkan oleh benda yang sudah ada di pat dipisahkan, atau disebabkan bau bangkai
tempat tergenangnya atau tempat berlalunya yang ada di sebelahnya. Karena, semua itu su-
air seperti belerang, sebatian arsenium atau lit untuk dielakkan, atau perubahan itu kare-
kalsium. Karena, air memang tidak mungkin na air garam yaitu air yang dituang ke tanah
terhindar dari benda-benda itu. Begitu iuga bergaram lalu ia menjadi garam, karena pe-
jika perubahannya disebabkan oleh garam rubahan itu terjadi karena bercampur dengan
laut. Tetapi, air tidak dianggap menyucikan sesuatu yang asalnya adalah air juga, sama
Iagi perubahannya disebabkan oleh garam seperti salju yang mencair.
bukit apabila garam itu pada asalnya tidak be- Kesimpulannya, air yang berubah yang
rada di tempat tergenangnya air atau tempat boleh digunakan untuk wudhu terbagi kepada
mengalirnya air. Bersuci dengan garam yang empat ienis.
mencair adalah boleh, karena memang asal- (a) Air yang namanya dihubungkan dengan
nya adalah air. Ia sama dengan salju apabila tempat asalnya, seperti air sungai, air te-
mencair. laga dan seumpamanya.
Air tetap dianggap suci dan menyucikan (b) Air yang bercampur dengan sesuatu
jika berubah karena bercampur dengan daun yang tidak dapat dihindari seperti lumut
yang berguguran dan bertaburan, karena air dan tumbuhan air; begitu juga daun yang
tidak dapat terhindar darinya. Begitu juga jika berguguran ke dalam air atau ditiup angin
ia berubah karena bercampur dengan sesua- dan jatuh ke dalamnya, atau benda-benda
tu yang suci dan dapat dipisahkan seperti yang dihanyutkan oleh banjir seperti
ranting kayu, minyak meskipun itu minyak ranting kayu, jerami dan seumpamanya,

?93
Mughnil Muhtaj,lilid l, hlm. t9; al-MuhadzdzaD, Jilid I, hlm. 5.
294
Kasysyaful Qinaj Jilid I, hlm. 25 dan seterusnya; al-Mughni,Jilid I, hlm. 13.
295
Ini karena Nabi Muhammad saw. berwudhu dengan air yangsudah lama disimpan dan berubah warnanya.
.lt;.

#
r ."I
-!1.1:
FIQIH ISTAM IITID 1 Bagan 1: IBADAH

dan sesuatu yang sudah berada di tem- Ulama sepakat mengatakan bahwa ber-
pat bergenangnya air atau tempat meng- wudhu dengan air yang bercampur dengan
alirnya air seperti belerang, zafat dan sesuatu yang suci yang tidak menyebabkan
seumpamanya yang dapat mengubah air terjadinya perubahan adalah boleh. OIeh se-
apabila air melewati benda-benda itu. bab itu, jika ada sedikit kacang, kacang putih,
(c) Air yang bercampur dengan sesuatu yang bunga, za'faron, atau lainnya jatuh ke dalam
mempunyai kedua sifat air yaitu suci dan air, dan tidak muncul rasa, warna, dan bau
menyucikan, seperti debu yang menye- benda-benda itu secara kuat, maka berwudhu
babkan berubahnya air. Maka, perubahan dengan air itu adalah dibolehkan karena,
ini tidak menghilangkan sifat menyucikan "Nabi Muhammad saw. dan istrinya mandi
yang dimiliki oleh air. Karena, sifat debu menggunakan bejana besar yang ada bekas
sama dengan sifat air. Tetapi jika air itu tepung di dalamnya."
pekat akibat bercampur dengan debu se-
hingga tidak dapat digunakan oleh badan, (ii) Air yang Suci dan Menyucikan, tetapi
maka air itu tidak boleh digunakan untuk Makruh Tanz ih Menggunakannya,
bersuci, karena ia adalah lumpur bukan
Menurut Pendapat Ulama Hanafi
Terdapat air yang suci dan menyucikan,
air. Dan tidak ada bedanya antara tanah
yang sengaja dicampurkan dengan air atau
tetapi makruh tanzih menggunakannya apa-
yang tidak sengaja dicampurkan. Begitu bila ada air lain menurut pendapat yang paling
juga apabila bercampur dengan garam ashah di kalangan ulama Hanafi,2e6 yaitu air

lautan atau garam air atau logam, karena sedikit yang diminum oleh binatang seperti
kucing rumah-bukan kucing liar [kucing hu-
semua bahan ini tidak dapat dielakkan
dari bercampur dengan air seperti juga tan) karena air sisa (su'r)ze1 kucing liar adalah
za'faran dan lain-lain. najis-atau ayam yang dilepas dan memakan
benda-benda koto[ burung yang makan de-
(d) Air yang bercampur dengan benda yang
ngan cara menyambar dan mencabut makanan
dapat dipisahkan seperti minyak dan je-
dengan kukunya, ular dan tikus, karena semua
nis-jenis minyak lainnya, tar, zafat, dan
binatang tersebut tidak terhindar dari benda
lilin, bahan-bahan keras yang suci seperti
ranting kayu, kapur barus, dan'anbar, jika
najis. Hukum tersebut adalah berdasarkan
istihsan, untuk memudahkan manusia. Karena,
memang benda-benda ini tidak rusak dan
memang manusia dikelilingi oleh kucing, dan
tidak hancur di dalam air. Karena, peru-
karena sulit menghindar dari burung-burung
bahan seperti ini disebabkan oleh per-
Iiar tadi. Nabi Muhammad saw. telah menetap-
campuran yang dapat dipisahkan, sama
kan bahwa sisa minuman kucing adalah suci
seperti air yang ditiup oleh angin dan
dengan sabdanya,
mengenai benda yang ada di sebelahnya.
Tidak ada perselisihan pendapat menge- "Sesungguhnya ia
(kucing) qdalah suci,
nai masalah ini. kucing adalah yang berkelioran di sekeliling
kamu.'aeq

2e6 Muraqi al-Falah,hlm. 3.


297 diminum oleh hewan.
As-Su'r ialah sisa air di dalam wadah selepas ia
2eB Diriwayatkan oleh Imam Hadits yang lima, dari Kibsyah binti Kalb bin Malik. Ad-Darimi mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan
shahih. Ia juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan dianggap shahih oleh Imam al-Bukhari, al-Uqaili, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban,
al-Hakim, dan ad-Daruquthni {Nailul Authar, Jilid I, hlm. 35).
FIqLH ISTAM JILID 1

fuga, hadits riwaYat AisYah, beliau mandi iunub, dan beliau membasuh ke-
"Rasul mengulurkan wadah kepada ku- palanya dengan daun khitmf [daun dari seje-
cing untuk tempat minum. Kemudian beliau nis tumbuhan di air asin yang ditumbuk untuk
berwudhu dengan sisa air yang diminum ku- membasuh kepala). Beliau menganjurkan su-
cing itu."2ee paya jenazah seorang yang mati semasa ihram
Namun jika tidak ada air lain selain air karena ditendang unta, dimandikan dengan
itu, maka tidaklah makruh. Adapun menurut air dan daun bidara. Beliau juga mengarahkan
pendapat ulama Syafi'i, mulut kucing dan sisa Qais bin Ashim supaya mandi dengan air dan
minumannya adalah suci. daun bidara ketika dia memeluk Islam'301
Air yang didominasi oleh benda cair yang
b. Air yang Suci, tetapi tidak Menyucikan tidak besifat adalah seperti air musta'mal dan
Menurut ulama Hanafi, air ini daPat air mawar yang sudah hilang baunya. Hal ini
menghilangkan najis dari pakaian dan badan, terjadi apabila benda cair itu lebih banyak
tetapi tidak dapat menyucikan [mengangkat) dari air suci tadi, seperti apabila dua kati air
hadats. Oleh sebab itu, tidak sah berwudhu musta'mal bercampur dengan satu kati air
dan mandi hadats dengan air ini. Air ini ter- mutlak, atau sebab dua sifat dari tiga sifat yang
bagi kepada tiga jenis. dimiliki oleh benda cair itu muncul, seperti
cuka yang mempunyai warna, rasa dan bau.
(i). Atr yanE bercampur dengAn bnda yang Maka apabila dua sifat dari tiga sifat tersebut
suci yang menyebabkan berubahnYa muncul, hal itu menyebabkan tidak berwu-
salah satu slfat air (rasa, bau, dan dhu dengan air itu tidak sah. Tetapi jika yang
warna) dan iuga mengfiilangfl<an slffi muncul hanyalah satu sifat saja, maka tidak
menyuclkan yang! dtmllikt oleh air. dianggap sebagai hilang sifat menyucikannya,
Menurut ulama Hanafi, hal ini teriadi karena ia hanya sedikit. Begitu juga apabila
apabila benda yang menghilangkan sifat me- yang muncul hanyalah salah satu dari dua sifat
nyucikan itu lebih dominan daripada ait; yang dimiliki benda cair itu, seperti susu yang
baik benda-benda itu beku ataupun cair.300 mempunyai warna dan rasa, tetapi tidak ada
Air yang didominasi oleh benda beku dapat baunya.
terjadi apabila benda itu menghilangkan Menurut pendapat ulama Hanafi, air yang
sifat air yang lembut dan cai4 atau menghi- diragui mempunyai sifat menyucikan, seper-
langkan sifat asal air [lembut, cai4 menghi- ti air yang diminum keledai atau bighal di-
langkan rasa haus, dan menyuburkan tum- hukumi sebagai air yang suci' Tetapi apabila
buhan) umpamanya, dengan sebab direbus keraguan itu dalam hal apakah boleh menyu-
dengan benda-benda seperti kacang putih cikan fmengangkat) hadats dengan meng-
atau adas, asalkan tidak adanya niat untuk gunakan air itu atau tidak, maka seseorang
membersihkan diri fatau benda) seperti apa- yang tidak mendapatkan air lain hendaklah
bila bercampur dengan sabun atau garam. berwudhu dengan air tersebut dan kemudian
Karena, Nabi Muhammad saw. mandi dengan bertayamum. Karena, terdapat pertentangan
air yang mengandung bekas tepung sewaktu dalil antara yang membolehkan dan meng-
2ee Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni, Ibid'.
30o Muraqi al-Falah, hlm. 3 - 4; Fathul Qad,r, Jilid I, hlm.48.
3or Nashbur Rayah, f ilid l, hlm. L04; Nailut Authan lilid I, hlm. 239. Hadits pertama diriwayatkan oleh an-Nasa i, lbnu Majah, dan al-
Atsram. Hadits kedua diriwayatkan olehAhmad dari Ais5rah,::.
Isr.AM IrrrD 1

haramkan atau karena para sahabat berbeda


pendapat mengenai kenajisan dan kesucian-
tersebut tidak dapat digunakan untuk meng-
angkat hadats dan menghilangkan najis, ialah
l
nya.3o' semua benda suci yang bercampur dengan
Menurut pendapat ulama Maliki,303 benda air yang tidak diperlukan oleh air itu, jika me-
yang dapat menghilangkan sifat menyucikan mang benda itu menyebabkan berubahnya sa-
yang dimiliki oleh air; sehingga menyebabkan lah satu sifat air [warna, bau, dan rasa) dengan
air tidak dapat menghilangkan hadats dan perubahan yang banyak dan juga menyebab-
menghilangkan najis, ialah semua benda suci kan berubahnya nama air itu, dan benda yang
yang bercampur dengan air yang biasanya ia mengubah itu bukan debu atau garam laut,
terpisah dari air dan ia mampu mengubah sa- meskipun sengaja dimasukkan ke dalam air.
lah satu sifat air (warna, bau dan rasa). fuga, Benda-benda tersebut adalah seperti za'faren,
benda itu bukan sebagian dari debu, bukan air pohon, mani, garam bukit, buah kurma,
pula benda untuk menyamak tempat ai4 serta tepung dan lumut yang dibuang ke dalam air;
tidak sulit untuk mengelakkan air dari benda- dan iuga linen atau akar liquorice yang diren-
benda itu. Contohnya adalah sabun, air mawa4
dam di dalam air; dan tar yang bukan untuk
za'foran, susu, madu, kismis yang direndam di
menyamak. Begitu juga air yang bercampur
dalam ai[ lemon, tahi binatang ternak, arang,
dengan daun bidara atau sabun. Oleh sebab
rumput, daun atau jerami yang jatuh ke dalam
itu, tidak sah berwudhu dengan air tersebut
telaga yang mudah ditutup, tar yang meresap
sebagaimana air daging dan air kacang.
ke dalam air tapi yang bukan untuk menya-
Perubahan fisikal ataupun perubahan
mak wadah, lumut yang direbus, dan ikan yang
andaian saja pada kasus di atas sama-sama
mati.
menyebabkan berubahnya hukum air, f ika suatu
Semua benda tersebut jika menyebabkan
cairan yang mempunyai sifat sama dengan air
berubahnya salah satu sifat airl maka air itu jatuh ke dalam air; seperti air mawar yang
masih suci, tetapi tidak menyucikan. Begitu sudah hilang bau, dan tidak terjadi perubahan.
juga air yang berubah banyak karena alat pen-
Namun jika diandaikan bahwa air mawar itu
ciduk atau karena wadah, jika kedua benda itu mempunyai sifat asal yang pertengahan yang
tidak terbuat dari tanah seperti wadah yang berbeda dari sifat air; seperti diandaikan ada
terbuat dari kulit atau kayu, tali dari linen warna seperti warna air anggur dan ada rasa
atau sabut. Tetapi jika air itu hanya mengala- seperti rasa delima dan ada bau seperti bau
mi perubahan sedikit saja atau berubahnya olladhan3os dan dengan andaian tersebut, ma-
karena tar yang digunakan untuk menyamak, ka menyebabkan berubahnya air dan air itu
maka air tersebut tidak hilang sifat menyu- hilang sifat menyucikannya.
cikan yang dimilikinya. Menurut pendapat ulama Hambali,306 di
Menurut pendapat ulama Syafi'i,3oa benda antara benda-benda yang dapat menghilang-
yang dapat menghilangkan sifat menyucikan kan sifat menyucikan yang ada pada air ialah
yang dimiliki air; sehingga menyebabkan air sesuatu yang dihasilkan melalui proses, se-

302 Fothul qrdir dan al-Hidayah, f ilid 1, hlm. 78.


303 Asy-syarhul Kabir,lilid I, hlm. 37 dan seterusnya; asy-Syarhush-Shaghir,Jilid,l, hlm. 31; al-Qawanin al-Fiqhiyyah,hlm. 30 dan se-
terusnya; Bidoyatul Mujtohi4 Jilid I, hlm. 26.
304 Mughnit Muhtaj,lilid,l, hlm. 1.8; al-Muhadzdzab, ilid
f I, hlm. 5.
30s Selenis bahan yang digunakan untuk membuat minyak wangi
dan ubat.
306 At-Mughni,
Jil t, hlm. 14 dan seterusnya; Kasysyaf al-Qina', jilid t, hlm. 30.

: .:.

=
Isr.AM IILID 1

perti air mawa[ air bunga dan air semangka, Menurut pendapat ulama Hanafi,3o8 air
apabila jumlah bahan-bahan itu Iebih banyak musta'mal ialah aiiflang telah digunakan un-
dari air. Contoh lainnya adalah benda suci yang tuk mengangkat hadats (wudhu dan mandi)
dapat mengubah air menjadi pewarna atau atau untuk mendapatkan pahala seperti wu-
cuka; sesuatu yang suci yang dapat mengubah dhu yang dilakukan oleh orang yang sudah
salah satu sifat air dengan perubahan yang berwudhu untuk mendapatkan pahala atau
banya( seperti melalui masakan umpaman- untuk shalat jenazah, masuk ke dalam masjid,
ya air kacang dan kacang besar; atau tidak memegang mushaf Al-Qur'an dan membaca-
melalui masakan seperti za'faran, garam, atau nya. Dan air menjadi musta'mal apabila ter-
karena ada orang yang membuang benda itu pisah dari badan. Yang menjadi musta'mal
ke dalam air dengan sengaja seperti Iumut ialah air yang menyentuh badan saja bukan
atau daun kayu dan seumpamanya. Dalam ke- semua air yang digunakan.-l)49lUll[9$:
adaan tersebut, air itu tidak dinamakan lagi pat mereka, air musta'mal adalah suci, tetapi
sebagai air mutlak. Maka, tidak boleh berwu- tidak dapat untuk menyucikan hadats dan ti-
dhu dengannya. daoat untuk membersihkan naiis. Yaitu,
-d^k
apabila mandi atau berwudhu dengan meng-
(li). Alr musta'mal yang *dikit gunakan air itu maka hadatsnya tidak akan
Yang dimaksud dengan air musta'malyang hilang. Tetapi menurut pendapat yang raiih
sedikit adalah air yang ukurannya kurang dari dan mu'tamad, air tersebut dapat digunakan
dua kulah. Menurut ukuran timbangan, 2 ku- untuk menghilangkan najis dari pakaian dan
lah adalah sama dengan [kurang lebih) 500 badan.
kati Baghdad,3o7 atau 446 3l? kati Mesit, atau Menurut pendapat ulama Maliki,3oe air
81 kati Syam. 1 kati Syam sama dengan?r /rkg. musta' moialah air yang telah digunakan untuk
fadi, dua kulah sama dengan 195, LL2kg. mengangkat hadats fwudhu atau mandi) atau
'
Adapun menurut ukuran banyak 2 kulah menghilangkan najis, baik mandi wajib seperti
adalah sama dengan 10 tin (ada pendapat untuk memandikan jenazah atau bukan wajib
mengatakan 15 tin atau2701iterJ. Dan apabila seperti wudhu yang dilakukan oleh orangyang
diukur dengan ruangan bersegi empat adalah sudah wudhu, mandi sunnah lumat, mandi
L1/n hasta bagi masing- masing panjang, lebar untuk dua hari raya, siraman kedua atau ke-
dan dalam, berdasarkan hasta yang sederha- tiga ketika mengambil wudhu, jika memang
na. penggunaan itu tidak menyebabkan perubah-
Adapun untuk ukuran tempat yang bun- an air yang dipakai.
dar seperti kolam/telaga adalah, 2 hasta untuk Air yang dianggap musto'mal ketika digu-
ukuran dalamnya dan L hasta untuk ukuran nakan untuk mengangkat hadats ialah air yang
lebarnya. Menurut pendapat ulama Hambali, menetes jatuh dari anggota badan,310 yang
ukurannya ialah 2 t/, hasta untuk dalam dan 1 melekat pada badan, yang terpisah sedikit dari
hasta untuk lebar. badan, atau air fdalam satu tempat) yang di-

307
Rrthl (kati) Baghdad ialah 128 a/, dirham dan kati Mesir beratnya 144 dirham. Berat satu dirham ialah 3,17 gram.
Al-Bada'i',Jilidl, hlm. 69 dan seterusnya; ad-Du mtl Mukhta rwa Raddul Mukhtar,f ilid I, hlm. lB2 - 186; Fathul Qadir lilid I, hlm. 58,
308 51.
309
Asy-Syarhush Shaghir,Jilid I, hlm. 37 - 40; asy-Syarhul Kabir ma'a ad-Dasuqi, lilid I, hlm.41 - 43; al-Qawanin ol-Fiqhiyyah, hlm. 31;
Bidayatul Mujtahrd, lilid I, hlm. 26 dan seterusnya.
ia tidak me-
Dalam hal ini air berbeda dengan tanah. Oleh sebab itu, tanah tayammum tidak makruh digunakan sekali lagi, karena
310

lekat pada anggota tubuh.

!= :- '::::i..: l. .-!l

.".Fi+;"=
* Y-.':-., 1,-:E-:= S
ISLAM 1 Baglan 1: IBADAH
'ILID
masuki oleh anggota badan. Tetapi jika air itu sebagai ganti menyapu khuf (sejenis sarung
diciduk dengan tangan dan anggota badan itu kaki yang dibuat dari kulit), air yang sudah
dibasuh di luar tempat air tersebut, maka air digunakan untuk mandi perempuan kafir dari
itu tidak menjadi musta'mal. haid dan nifas supaya halal digauli oleh suami-
M.n nya yang Islam atau tuannya [tuan hamba)
musta'mal adalah suci dan menyucika an yang Islam, air yang telah digunakan untuk
menurut pendapat yang rajih, menggunakan memandikan jenazah dan air yang telah digu-
air musta'mal untuk menghilangkan najis, atau nakan untuk mandi perempuan gila dari haid
membasuh wadah dan seumpamanya adalah dan nifas supaya halal digauli oleh suaminya
tidak makruh. Tetapi apabila digunakan untuk yang Islam dan tuannya [tuan hamba) yang
mengangkat hadats atau mandi sunnah apa- Islam. Air-air tersebut tidak menjadi musta'-
bila ada air lain adalah makruh, jika memang mal kecuali apabila terpisah dari anggota ba-
air musto'mal itu sedikit. Alasan ia dihukumi dan.
makruh adalah karena kurang bisa diterima Air musfa'mal yang suci boleh digunakan
oleh perasaan. untuk menghilangkan najis dengan tiga sya-
Menurut pendapat ulama Syafi'i,3ll air rat.
mustumili;Df,h air sedikit yang telah diguna- (a) Menurut pendapat yang paling ashah,
kan untuk mengangkat hadats yang fardhu hendaklah air itu mengalir di atas tempat
seperti siraman pertama ketika mengangkat najis apabila air itu sedikit, supaya ia tidak
hadats. Dan menurut pendapat yang paling menjadi najis sebagaimana jika air itu
Lshah dalam qaul iodid, _ye!€_aigglglal_ tidak dialirkan. Karena, air akan menjadi
najis apabila terkena najis.
-11
ti siraman yang kedua dan ketiga adalah suci (b) Air yang terpisah dari tempat najis itu
--dan
menyucikan. hendaklah tidak berubah salah satu sifat-
- Yang dimaksud dengan mengangkat ha- nya, dan tempat itu menjadi suci.
dats yang fardhu-meskipun formalitas-ialah Hendaklah berat air itu tidak bertambah
[c)
seperti air wudhu anak-anak, karena sahnya setelah air diserap oleh kain dan setelah
shalat yang dilakukan memang memerlukan kotoran itu bercampur dengan air. f ika air
wudhu. berubah atau bertambah timbangannya,
Di antara air yang termasuk air musta'mal atau tempat yang terkena najis itu tidak
ialah air sedikit yang diciduk dengan tangan suci, yaitu masih ada warna najis dan bau-
tanpa niat menciduk ketika hendak mem- nya, atau rasanya saja, dan sebenarnya
basuh kedua belah tangan. Dengan kata lain, tidak susah menghilangkannya, maka itu
memindah air dari suatu wadah untuk mem- menunjukkan masih ada zat najisnya.
basuh kedua belah tangan di luar wadah itu.
Tetapi jika ada niat untuk menciduk dengan Hukum air musfa'ma/menurut qaul iadid
kedua belah tangan itu, maka air itu masih :dalah suci, tetapi tidak menyucikan, maka
dianggap suci dan menyucikan. tidak ioleh berwudhu atau mandi untuk
Di antara air musta'mal juga ialah air yang mengangkat ha4a'!s dengan menggunakan
telah digunakan untuk membasuh kepala se- - air itu, dan arr itu juga tidak da
bagai ganti menyapunya atau membasuh kaki - fiiufaEfighilangkan najis. Kesimpulan ini
377 Mughnil Muhtaj,lilidt, hlm. 20,85; al-Muhadzdzab,
Jilid I, hlm. 5,8.
BaE[an 1: IBADAH FIQIH ISIAM JILID 1

didasarkan bahwa ulama salal menggunakan Di antara contoh air musta'mal ialah air
air tersebut dan tidak menghindar dari per- sedikit yang dimasuki oleh tangan atau digu-
cikan air itu, dan di dalam Shahih al-Bukhari nakan untuk membasuh tangan orang bangun
dan Muslim diriwayatkan, tidur malam, dan orang tersebut adalah Mus-
"Nabi Muhammad saw telah menziarahi lim, berakal, dan baligh, dan masuknya tangan
fabir yang sedang sakit menjelang matinya, ke dalam air itu sebelum tangan dibasuh tiga
lalu beliau mengambil wudhu dan memer- kali.
cikkan air wudhunya ke arah JabirJ' Di antara contohnya Iagi ialah air yang
Dan meskipun kekurangan air; para saha- dimasuki oleh semua bagian tangan hingga
bat tidak mengumpulkan air musta'mal untuk ke siku seorang Muslim, berakal, dan baligh
digunakan lagi. Sebaliknya mereka bertaya- (bukan anak-anak, orang gila dan kafir). fika
mum, dan mereka juga tidak mengumpulkan- yang dimasukkan ke dalam air bukanlah
ya untuk diminum karena air tersebut men- tangan, seperti muka dan kaki, maka air itu
jijikkan. tidak menja di musta'mal.
Air musta'mal yang sedikit yang bercam- Air tidak menjadi musta'mal kecuali apa-
pur dengan air mutlak adalah dimaafkan. Oleh bila terpisah dari tempat yang dilaluinya. Air
sebab itu, jika air musta'mal dikumpulkan musta'mal sedikit yang bercampur dengan air
hingga sampai dua kulah, maka sifatnya yang lain adalah dimaafkan, karena Nabi Muham-
menyucikan akan kembali lagi, ini adalah mad saw. dan para sahabatnya berwudhu di
menurut pendapat yang paling ashah. dalam mangkuk dan mandi di dalam ember
besar. Nabi Muhammad saw. mandi di dalam
. Menurut pendapat ulama Hambali,31z air
musta'mal ialah air yang telah digunakan un- satu bejana bersama Aisyah, dan tangan me-
tuk mengangkat hadats besar (junub) atau reka bergiliran menciduk air. Masing-masing
hadats kecil [wudhu), atau-menurut penda- dari mereka berkata, "Sisakan untukku." Dalam
pat al-madzdzhab-air siraman yang ketu- kondisi seperti itu, percikan tetesan air mandi
juh313 ketika untuk menghilangkan najig dan ke dalam bejana tidak dapat dielakkan. Tetapi
air itu tidak berubah salah satu sifatnya [war-
jika percikan yang jatuh ke dalam bejana air
na, rasa, dan bau). itu banyak dan menyebabkannya rusak, maka
Di antara contoh air musta'mal ialah air tidak boleh bersuci dengan menggunakan air
yang telah digunakan untuk memandikan je- itu. Ini menurut riwayat yang rajih. Dan pen-
nazah, karena memandikan jenazah adalah dapat tersebut sama dengan pendapat ula-
ibadah bukan karena hadats. Air juga menjadi
ma Syafi'i sebagaimana yang telah kita telah
jelaskan.
musta'mal apabila seseorang yang junub atau
yang berwudhu berniat mengangkat hadats Terdapat dua riwayat mengenai hukum
di dalam air yang sedikit. Tetapi jika ia tidak air musta'mal karena digunakan untuk bersuci
niat mengangkat hadats atau hanya niat men- yang sunnah, seperti memperbaharui wudhu,
ciduk air atau niat menghilangkan debu atau untuk siraman yang kedua dan ketiga di dalam
mendinginkan badan, maka air tersebut masih wudhu, untuk mandi sunnah fumat, dan mandi
mempunyai sifat menyucikan. dua hari raya.

312 KasyryaSulQina',Jilidl,hlm.31 -37;al-Mughni,lilidl,hlm. L5,18-22,124.


313 Air basuhan yang keempat dalam wudhu adalah suci dan basuhan yang kedelapan dalam selepas naiis itu hilang adalah suci me-
nurut ulama Hambali.
-.1
I
ISIAM IILID 1

Pertama, hukumnya sama seperti air kulah, maka semuanya menjadi suci dan me-
musta'mal yang disebabkan untuk mengang- nyucikan.
kat hadats, karena semua itu adalah bersuci
yang disyariatkan. Kedua, hukumnya menyuci- (iii) Atr tumbubtumbuhan balk bunga atau
kan. Maka bersuci dengan air tersebut adalah futah, seryfti air mawar, air semangka,
dan *umpamanya adalah suci, tetaPi
boleh, dan hukumnya sama seperti meng-
tldak menyucikan.
gunakan air untuk mendinginkan badan. Ini
adalah pendapat yangrajih, dan tidak terdapat
c. Air yang Najis
perselisihan pendapat ulama bahwa air yang
Air yang najis ialah air yang terkena ben-
digunakan untuk mendinginkan badan dan
da najis yang tidak dimaafkan oleh syara' se-
membersihkan badan itu masih suci dan me-
perti tahi yang sedikit, dan air tersebut tidak
nyucikan dan tidak makruh menggunakannya.
mengalir dan juga sedikit.
Air sedikit tidak menjadi musta'mal jika
Menurut pendapat ulama Hanafi,3ls ukur-
diciduk tangan orang yang mengambil wudhu
an sedikit ialah ukuran yang kurang dari 10 x
untuk membasuh kedua tangannya. Karena,
10 hasta biasa, bentuk empat persegi panjang.
orang yang menciduk itu tidak bertujuan se-
Maka, air itu menjadi najis meskipun tidak
lain menciduknya saja. Dia tidak bertujuan
tampak bekas najis di dalamnya.
membasuh tangannya di dalam air itu. fuga,
karena Nabi Muhammad saw., menurut riwa- Menurut pendapat yan g ashah, j ika tempat
yat Sa'id dari Utsman, pernah menciduk air itu berukuran 10 x 10 hasta berbentuk kolam
dari satu wadah dengan tangannya, empat persegi panjang, atau berukuran tiga
"Kemudian menciduk dengan tangan ka- puluh enam berbentuk bulat dan tidak tampak
nannya. Lalu membuangnya ke lengan kanan- dasarnya apabila air diciduk darinya, maka air
nya, dan beliau membasuhnya hingga ke siku tidak najis kecuali apabila sifat najis itu tam-
sebanyak tiga kali." pak di dalamnya.
Hukum air musta'mal ialah tidak dapat Air yang mengalir menjadi najis apabila
mengangkat hadats dan tidak dapat meng- ada bekas najis padanya. Yang dimaksud bekas
hilangkan najis sebagaimana pendapat ulama najis ialah rasa najis, warnanya, atau baunya.
Syafi'i. Oleh sebab itu, air mutanajiis (air yang
Ada dua pendapat mengenai air musto'mal menjadi najis) terbagi menjadi dua jenis. Per-
yang dikumpulkan hingga sampai dua kulah, tame, air sedikit yang mempunyai sifat me-
Pertama, ia masih tetap seperti asalnya nyucikan, dan kejatuhan najis meskipun salah
[masih musta'ma[). Keduo, ia menyucikan, satu sifatnya tidak berubah. Kedua, air yang
berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw., mempunyai sifat menyucikan, dan kejatuhan
naiis serta berubah salah satu sifatnya [warna,
'Apabila air mencapai dua kulah, maka ia
bau dan rasa).
tidak akqn najis.'4l+
Para ulama sependapat bahwa air jenis
Apabila air musta'mal bercampur dengan kedua adalah najis, yaitu yang berubah salah
air yang tidak musta'mal dan menjadi dua satu sifatnya. Ulama Syafi'i dan Hambali se-

314 Diriwayatkan oleh kumpulan lima periwayat, asy-Syafi'i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Hakim, ad-Daruquthni, dan al-Baihaqi
dari Abdullah bin Umar. Al-Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih menurut syarat keduanya (Nailul Authar,lilid I, hlm. 30).
37s Muraqi al-Falah,hlm. 4,
FIQIH IST"AM JILID 1

pendapat dengan ulama Hanafi yang menga- seperti setitih dan air tidak mengalami peru-
takan bahwa air jenis pertama adalah najis. bahan, maka menggunakan air itu untuk me-
Namun, ulama Syafi'i mengecualikan najis ngangkat hadats atau untuk menghilangkan
yang dimaafkan seperti bangkai binatang yang najis adalah makruh. Namun jika digunakan
tidak mengalir darahnya seperti lalat dan le- untuk bersuci yang sunnah dan yang musta-
bah apabila terjatuh atau ditiup angin, dan hab, maka hukumnya adalah tawoqquf [tidak
jatuh ke dalam air tersebut. ada putusan). Dan kalau digunakan untuk
adat/kebiasaan, maka tidak makruh.
Menurut riwayat yang raiih di kalangan
ulama Maliki, air jenis pertama adalah me- Kadar air sedikit menurut pendapat ula-
nyucikan. Yaitu, air sedikit yang kejatuhan ma Syafi'i dan Hambali ialah dua kulah318 jenis
najis, tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. kulah Hajar fnama tempat) yang ukurannya
Tetapi, menggunakannya adalah makruh un- sama dengan lima qirbah (satu qirbah sama
tuk menghormati pendapat yang berbeda da- dengan 100 kati Baghdad, maka dua kulah
rinya.316 Menurut kebanyakan pendapat ahli sama dengan 500 kati Baghdad).

fiqih, air mutanajjis tidak bermanfaat dan ti- Apabila air mencapai dua kulah, lalu ada
dak boleh digunakan untuk bersuci ataupun najis yang jatuh ke dalamnya, baik najis itu
Iainnya, kecuali untuk minuman binatang beku atau cait; dan tidak ada perubahan rasa,
atau menyiram tanaman, atau ketika dalam warna atau bau ai4 maka air itu dianggap suci
keadaan darurat seperti dahaga sehingga ia dan menyucikan, berdasarkan sabda Nabi
terpaksa meminumnya. Muhammad saw,

"Apabila air mencapai dua kulah, maka ia


llkuran banyak ataupun *diklt air
tidak membawa (yahmil) naiis."
Para ahli fiqih berbeda pendapat menge-
nai ukuran banyak ataupun sedikitnya air' Menurut Imam al-Hakim, hadits ini shahih
Menurut pendapat Abu Hanifah, air yang ba-
menurut syarat Imam al-Bukhari dan Muslim'
nyak ialah apabila air itu dikocak pada salah
Imam Abu Dawud meriwayatkan dengan re-
satu bagiannya, maka bagian lainnya tidak
daksi lain dan juga perawi Iain dengan sanad
bergerak.317 Air yang sedikit ialah yang kurang
yang shahih,
dari ukuran 10 x 10 hasta biasa, bentuk per-
segi panjang, sebagaimana yang diterangkan "sesungguhnya ia tidak meniadi naiis (laa
di atas. yanjus)."
Madzhab Maliki tidak menetapkan kadar
banyak air. Mereka hanya menetapkan bahwa Yang dimaksudkan dengan "tidak mem-
air yang sedikit adalah makruh, yaitu sekadar bawa najis" ialah menolak najis dan juga tidak
satu ukuran yang cukup untuk wudhu atau menerimanya.
mandi, atau kurang dari ukuran itu' fika air fika salah satu sifat air yang banyak (dua
yang sedikit itu kemasukan najis yang sedikit kulah) berubah, meskipun berubah sedikit

316 Asy-Syarhrl Kabir ma'a ad-Dasuqi, Jilid I, hlm. 37,43; asy-Syarhush Shaghir, )ilid I, hlm. 31, 35 dan seterusnya; al-Qawanin al'
Fiqhiyyah,hlm.30; Bidayatul Muitahr4 lilid I, hlm.23; al-Muhadzdzab, lilid t, hlm. 5-8; Mughnil Muhtai,lilid I, hlm. 21 dan seterus-
nya; al-Mughni,Jilid l, hlm. 22 - 27; Ghayatut Muntaha,lllid I, hlm. 9 dan seterusnya; Kasysyaful Qina', Jilid I, hlm. 37 ,39 42' 44 dan
-

seterusnya.
317 Fathut Qadir, Jilid I, hlm. 55.
378 qu\rh dari segi bahasa artinya adalah 'tempayan"
IsrAM lrlrD 1

saja, maka ia menjadi najis menurut ijma ulama 5. HUKUM MENGENAI S'SA M'NUMAN DAN
yang menganggap hadits mengenai air dua TELAGA
kulah adalah hadits khusus, dan begitu juga a. Hukum Air Sisa Minuman
hadits riwayat at-Tirmidzi dan lbnu Hibban, Menurut istilah syara', air sisa minuman
ialah air sisa yang terdapat di dalam wadah
'Air tidak dinajiskon oleh sesuatu.'ale
atau kolam selepas diminum oleh peminum-
nya. Kemudian kata slsa juga digunakan untuk
Menurut lbnul Mundzir; ijma ahli ilmu semua makanan.
mengatakan bahwa air yang sedikit dan ba-
Para ulama sependapat bahwa air sisa
nyak, apabila terkena najis, lalu berubah rasa,
minuman manusia dan binatang ternak adalah
warna, atau bau air itu, maka ia menjadi najis.
suci. Tetapi, mereka berbeda pendapat me-
Dan Abu Umamah al-Bahili telah meriwayat-
ngenai air sisa minuman selain manusia dan
kan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda,
binatang ternak.

-:&(^lluYl ,"ryv;rir
/o
,11 Madzhab Hanafi
Menurut pendapat ulama Hanafi,3z2 hukum
dli "ei air sisa minuman yang bercampur dengan air
"Air itu menyucikan. Sesuatu'irkoU'^"no- Iiur peminumnya berbeda disesuaikan dengan
suci atau najisnya daging peminumnya. Air sisa
jiskannya kecuali apabila mengubah beu, rose,
minuman manusia dan binatang yang halal
don warnonya."
dimakan dagingnya adalah suci, dan air sisa
minuman anjing adalah najis. Terdapat juga
Hadits ini ialah hadits yang diriwayatkan
air sisa minuman yang makruh atau diragui
oleh Ibnu Majah, tetapi lemah.3zo
hukumnya. Maka menurut pendapat ulama
Saya me-ra7ih-kan pendapat ulama Syafi'i
Hanafi, air sisa minuman terbagi kepada
dan Hambali yang menerima Hadits mengenai
empat yaitu suci, makruh, diragui, dan najis.
air dua kulah yang shahih, meskipun ulama
Keterangannya adalah sebagai berikut.
Hanafi mengatakan bahwa hadits itu mudh-
tarib dan berlawanan dengan riwayat-riwayat
1. Air sisa minuman peminum yang suci
adalah menyucikan dan tidak makruh,
Iainnya. Karena, dalam satu riwayat disebut-
kan apabila mencukupi tiga kulah, dan di da-
yaitu air sisa minuman manusia atau
binatang yang halal dimakan dagingnya
lam riwayat lain disebutkan satu kulah dan
seperti unta, lembu, kambing, dan-menu-
ukuran kulah itu tidak diketahui. Tetapi, ulama
Syafi'iyah telah menjawab semua keberatan
rut pendapat yang paling ashah-juga
itu.321
kuda dan yang semacamnya, selama
binatang tersebut tidak memakan barang

31e Lihat Nas/r bur Rayah,filid I, hlm. 95. Ibnu Hibban mengatakan bahwa hadits ini mengkhususkan hadits dua qultah, keduanya [ha-
dits ini dan hadits yang akan datangJ mengkhususkan bahwa air yang berubah disebabkan oleh najis adalah nalis hukumnya, baik
air itu banyak atau sedikit, demikianlah pendapat iima ulama.
320 Nashbur Rayah,lilid.l, hlm. 94.
327 subulus satam,Jilidl, hlm. 19.
322 Ad-DurrulMukhtarwaRaddulMukhtar,lilidl,hlm.205dan2gT;FathutQadir,jilidl,hlm.T4danseterusnya;TabyinulHaqa'iq,lilid
l, hlm. 31.
'1.

#:
fn
h,rr i;
m, 5"€*
I...ftrit
lsrAM rrrrD 1
BaEFan 1: IBADAH

najis dan tidak sedang mengunyah makan- "Dahulukan yang sebelah kanQn."
an-jika memang termasuk binatang me-
mamah biak-karena air liur tersebut ada- 2. Air sisa minuman Peminum Yang suci,
lah keluar dari daging yang suci. Maka, air tetapi makruh tanzih apabila mengutama-
yang bercampur dengannya juga suci' kan air itu apabila ada air lain, yaitu
Hukum ini tidak ada perbedaan anta- air sisa minuman kucing, ayam yang di-
Iepas,32s unta dan lembu yang memakan
ra anak-anak dan dewasa, Muslim atau
kafir; junub atau haid. Kecuali orang kafir najis (yang tidak diketahui keadaannya),
yang meminum arak, maka mulutnya najis burung sawah atau burung Yang me-
apabila ia langsung meminum air setelah nyambar seperti elang dan gagak, dan
meminum arak. Tetapi jika ia tidak lang- binatang yang terdapat di rumah seperti
sung meminum ai4 melainkan ada jeda ular dan tikus, selagi najis pada mulut-
waktu untuk membasahi mulutnya dengan nya tidak tampak. Karena, hewan itu bia-
air liurnya kemudian baru meminum ail sa berkeliaran di rumah dan juga karena
maka air itu tidak menjadi najis.323 darurat, tidak dapat dielakkan' Juga, ka-
rena Nabi Muhammad saw memberikan
Dalil yang menunjukkan bahwa air sisa
tempat minuman kepada kucing lalu ku-
minuman manusia dihukumi suci adalah
cing itu meminumnya, dan kemudian be-
hadits riwayat Abu Hurairah yang berkata,
liau berwudhu dengan air itu.326
"Wahai Rasulullah, engkau menemuiku
ketika aku sedang junub, maka aku tidak
3. Air sisa minuman binatang yang suci,
tetapi diragui apakah air itu menyucikan
mau menjumpaimu." Lalu Rasul bersabda,
atau tidak, yaitu air sisa minuman bighal
"subhanallah, sesungguhnya orang muk-
dan keledai kampung. Air seperti ini bo-
min tidak najis."3za
leh untuk berwudhu atau mandi. Namun
Dan juga riwaYat Imam Muslim dari setelah itu, hendaklah bertayamum atau
Aisyah yang berkata, "SaYa minum se- bertayamum dulu baru kemudian ber-
waktu haid. Lalu saya memberi minum itu wudhu atau mandi dengan air itu. Hal ini
kepada Rasulullah saw.. Kemudian beliau dilakukan sebagai langkah berhati-hati
meletakkan mulutnya pada tempat mulut untuk satu shalat. Keraguan ini muncul
saya." sebab terdapat pertentangan antara dalil-
Dan iuga riwaYat Imam al-Bukhari dalil yang menghalalkan dan mengharam-
bahwa Rasulullah saw. minum susu, di kan daging binatang tersebut, dan juga
sebelah kanan beliau ada orang Arab, di adanya perbedaan pendapat di kalangan
sebelah kiri beliau ada Abu Bakac lalu para sahabat dalam hal najis atau sucinya
Rasul memberikan air minum itu kepada binatang-binatang tersebut. Atau, karena
orang Arab sembari bersabda, masalah ini tidak menjadi masalah daru-

ada lagi bekas naiisnya, atau


Contohnya iika anggota orang kafir terkena najis, kemudian disapu dengan mulutnya hingga tidak
anak kecil muntah di atas tetek ibunya lalu dihisapnya hingga hilang maka sucilah tempat itu'
mengulurkan tangannya dengan
324
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Nabi Muhammad saw. bertemu Hudzaifah dan baginda
"Saya sedang junub" lawab
maksud hendak bersalaman dengannya. Lalu Hudzaifah menggenggam tangannya sambil berkata,
baginda, "Orang mukmin tidak najii'
325 yaitu ayam yang dilepas dan bercampur dengan nalis. Adapun ayam yang dikurung dan diberi makan dalam kandang tidaklah
makruh menggunakan air bekas minumnya karena ia hanya memakan bi.iian'
l, hlm. 133)'
326
Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dengan dua jalur hingga menuiu'Aisyah r.a. (Nashbur Rayah, lilid

'-*l&i.'- ;+
Sisi-:
FIQIH ISIAM IILID 1 Baglan 1: IBADAH

rat atau bailwa (tidak dapat dihindari) Menurut satu riwayat yang lain,
yang menggugurkan hukum najis. Hal
"Sesungguhnya ia najis, hendaklah
ini karena binatang-binatang tersebut
periuk itu dibalik (sekalipun) ketika
biasanya ditambat di dalam rumah dan
d ag ing ny a su d ah m e n didih,'azq
ia meminum air di dalam tempat-tempat
yang digunakan oleh manusia. Hewan itu
juga bergaul dengan manusia, bahkan di- Perbedaan pendapat di kalangan para
sahabat mengenai suci dan najisnya ke-
tunggangi. Namun menurut pendapat al-
ledai adalah berdasarkan pendapat Ibnu
madzhab di kalangan ulama Hanafi, air
Umar yang mengatakan bahwa keledai
liur bighal dan keledai adalah suci. Yang
adalah najis. Tetapi, Ibnu Abbas mengata-
diragukan ialah hukum air sisa minuman-
kan bahwa keledai adalah suci.
nya itu apakah ia menyucikan atau tidak.
Sebenarnya, hadits riwayat Anas ada-
Adapun dalil yang bertentangan me-
lah yang riwayat yang ashah, dan daging
ngenai halal atau haram dagingnya, ada
keledai adalah haram dimakan tanpa ada
dua hadits yaitu:
permasalahan lagi. Dan apabila ada per-
(a) Hadits Abjar bin Ghalib, yang berkata,
tentangan di antara haram dan halal, maka
"Wahai Rasulullah! Kami mengalami
lebih baik diutamakan pendapat yang
musim kemarau, dan saya tidak mem-
mengharamkan, baik dengan cara mem-
punyai apa pun untuk memberi ma-
pertimbangkan pertentangan di antara
kan keluarga kecuali lemak keledai, kedua hadits tersebut atau kedua ijtihad
sedangkan engkau telah mengharam-
sahabat tersebut.
kan keledai kampung?" Lalu Rasul Dan yang paling shahih mengenai ala-
menjawab, "Berilah keluargamu ma-
san munculnya keraguan hukum ini ada-
kan lemak keledaimu."32?
lah adanya keraguan mengenai dikatego-
[b) Hadits Anas bahwa lelaki telah me- rikannya kasus ini sebagai kasus darurat
nemui Rasulullah saw. dan berkata, atau tidak. Karena, keledai biasanya di-
"Wahai Rasulullah! Saya telah mema- tambat di dalam bagian rumah dan hala-
kan daging keledai." Rasul tidak men- man, dan ia tidak mencapai taraf darurat
jawab. Lelaki itu datang menemuinya seperti taraf daruratnya kucing dan tikus.
lagi, dan berkata, "Saya telah mema- Karena, kedua-duanya dapat masuk ke
kan daging keledai." Rasul juga tidak tempat sempit, sedangkan keledai tidak
menjawab. Lelaki itu kemudian datang dapat berbuat demikian. Maka, air sisa
untuk ketiga kalinya, dan berkata, minumannya diragui apakah menyucikan
"Saya telah memakan daging keledai atau tidak; dari satu segi ia adalah najis
sampai habis." Lalu Rasul menyuruh karena najisnya air liuc dan dari satu segi
seseorang memberi tahu kepada ba- ia adalah suci karena terdapat sedikit da-
nyak orang, " Sesungguhnya Allah SWT rurat dan adanya keraguan mengenai air
dan Rasul-Nya melarang kalian me- sisa minumannya. fadi yang menyebabkan
makan daging keledai kampung!' timbulnya keraguan adalah hal-hal ter-
FIQIH ISIAM IILID 1

sebut bukannya masalah pengharaman Madzhab Maliki 330


dagingnya, dan bukan karena terdapat per- L. Air sisa minuman manusia. Apabila orang
bedaan pendapat di kalangan sahabat ten- itu adalah Muslim dan dia tidak minum
tang sisa minumannya. arak, maka air sisa minumannya adalah
4. Air sisa minuman binatang yang najis suci dan menyucikan menurut ijma ula-
mughallazhah (berat). Air ini tidak boleh ma. Apabila orang itu adalah kafir atau
digunakan sama sekali kecuali dalam ke- orang yang meminum arak maka apabila
adaan darurat, sama seperti hukum me- di mulutnya ada benda najis, maka air sisa
makan bangkai. Yang termasuk air ini minumannya adalah sama seperti airyang
ialah air sisa minuman anjing, babi, atau bercampur najis. Apabila pada mulutnya
binatang buas seperti singa, harimau, se- tidak ada naiis, maka air sisa minuman-
rigala, kera, dan musang. nya adalah suci dan menyucikan, ini ada-
Najisnya anjing adalah berdasarkan lah menurut pendapat jumhur.
sabda Nabi Muhammad saw, Tetapi menurut pendaPat ulama
Maliki, menggunakan air sisa minuman
'Apabila anjing meminum di dalam peminum arak baik dia seorang Muslim
waah air komu, maka hendaklah (wadah atau kafir yang diragui mulutnya adalah
itu) dibasuh tujuh kali.'aze makruh, sebagaimana juga air yang di-
masuki oleh tangan orang tersebut juga
Apabila tempat air itu dianggap najis, makruh, karena ia sama seperti air yang
maka airnya tentulah lebih berhak untuk dimasuki benda najis, tetapi tidak menye-
dikatakan najis. Hal ini juga menunjuk- babkan perubahan.
kan bahwa anjing itu najis. 2. Air sisa minuman binatang yang mema-
Babi dihukumi najis karena ia adalah kan najis, seperti kucing dan tikus. Apabila
najis 'ain berdasarkan firman Allah S\MX, pada mulutnya ditemui ada najis, maka
air sisanya adalah sama seperti air yang
bercampur dengan najis. Tetapi jika mu-
lutnya didapati bersih, maka air sisanya
"...kareno semua itu kotor (naiis)...."
dihukumi suci, dan jika tidak diketahui,
(al-An'aam:145) maka ia dimaafkan. Karena, ia termasuk
perkara yang sulit untuk dihindari, tetapi
Najisnya binatang-binatang buas ialah makruh menggunakannya. Adapun me-
karena dagingnya najis dan air liurnya ngenai najisnya benda yang dihindari itu
yang bercampur dengan air adalah keluar terdapat dua pendapat,331 pendapat yang
dari dagingnya, maka ia menyebabkan air rajih adalah yang mengatakan bahwa ia
itu najis. suci.

Riwayat Imam Ahmad dan aqy-syaikhan (muttafaq'alaih) dari Abu Hurairah. Lafal hadits yang diriwayatkan oleh lmam Ahmad dan
Muslim adalah, "Bersihkan belana kamu apabila dijilat anjing dengan membasuhnya tuiuh kali, yang pertama (campurlah) dengan
tanahJ' fNailul A uthar, Jilid I, hlm. 36).
Al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 31; Bidayatul Mujtahid,Jilidl,hlm.2T - 30; asy-Syarhush Shaghin filid I, hlm. 43; asy-Syarhul Kabir,
]ilid I, hlm. 43 - 44.
331
Diriwayatkan oleh Qurrah dari lbnu Sirin dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah saw. bersabda,'Bersihkanlah beiana yang
diiilat oleh kucing dengan membasuhnya sekali atau dua kali."'Qurrah adalah perawi yang tsiqah fdipercayai) di kalangan ahli
hadits. Malik meriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah saw. bersabda tentang kucing, "la tidak naiis, ia hanya binatang
yang berkeliaran di sekeliling kamu !
rltl;;,,;'iii*+*r'. ."--*, : ;:i.-.
--

Ftq[H IsrAM JrLID 1 Baglan 1: IBADAH

t
3, Air sisa minuman binatang dan burung gunakan berwudhu, maka wudhunya di-
yang makan dengan cara menyambar anggap sah. ,i

fburung buas) adalah suci, tetapi meng- 4. Air sisa minuman binatang seperti kuda,
;
gunakan air sisa minuman binatang yang bighal, keledai, binatang-binatang liar yang t
,I
tidak terpelihara dari najis seperti burung halal dimakan dagingnya dan juga yang
adalah makruh. haram dimakan dagingnya adalah suci.
4. Air sisa minuman anjing dan babi adalah Itulah riwayat yang rajih di kalangan ula-
suci.Membersih@ ma Hambali, berdasarkan Hadits riwayat
anjing seba Jabin
1"-"tr--rtr. Adrpun membasuh mang- "Nabi Muhammad saw. telah ditanya,
kuk yang diminum oleh babi sebanyak Apakah kita boleh berwudhu dengan air
tujuh kali ada dua pendapat. sisa keledai?' Rasul menjawab, 'Ye, dan
juga air siso semua binatang fiqqs'n333 I
i)

Madzhab Syafi'l dan Hambali332 Dan karena binatang-binatang terse-


I

1. Air sisa minuman manusia adalah suci, but boleh dimanfaatkan bukan hanya se-
baik Muslim atau kafir. Hukum ini disepa- masa darurat, maka ia suci seperti biri-
I

kati oleh semua ulama, sebagaimana yang biri, dan juga karena Nabi Muhammad t
telah diterangkan di atas berdasarkan saw dan sahabatnya menunggang bighal
sabda Nabi Muhammad saw,
dan keledai. Apabila ia najis, niscaya Nabi
Muhammad saw. akan menjelaskannya,
"Orang mukmin tidak menajiskan." dan orang yang memeliharanya tidak
2. Air sisa minuman binatang yang halal di- dapat mengelak dari binatang tersebut,
makan dagingnya adalah suci. Menurut maka ia sama seperti kucing. Yang dimak-
Ibnul Mundzi4 "Ulama telah berijma bah- sudkan dengan ungkapan, "ia adalah na-
wa air sisa minuman binatang yang halal
jis" dalam hadits Nabi Muhammad saw.
dimakan dagingnya, boleh diminum dan mengenai keledai dalam peperangan
juga boleh digunakan untuk berwudhu." Khaibar ialah haram dimakan.
5. Air sisa minuman anjing dan babi dan
3. Air sisa minuman kucing, tikus, musang,
yang lahir dari keduanya atau salah satu
dan binatang merayap seperti ular dan
darinya adalah najis. Ini berdasarkan
cicak adalah suci. Air sisa minumnya bo-
hadits Nabi Muhammad saw. mengenai
leh diminum dan juga boleh digunakan
anjing,
untuk berwudhu. Dan menurut pendapat
kebanyakan ulama, sahabat, dan tabi'in, 'Apabila anjing meniilat mangkuk,
air sisanya itu tidak makruh, kecuali Abu maka basuhlah ia tujuh kali dan yang
Hanifah yang mengatakan bahwa ber- pertama dicampur dengan debu.'434
wudhu dengan air sisa minuman kucing
Babi sama seperti dengan anjing, karena
adalah makruh, sebagaimana yang telah
ia lebih buruk dari anjing. Hukum anak dari
dijelaskan di atas. Tetapi jika air itu di-
kedua binatang tersebut juga sama dengan
l
332 Al-Mai^u; ilid l, hlm, 227; al-Mughni,
f Jilid l, hlm. 46- 5l; Mughnil Muhtaj,lllid.l, hlm. 83; Kasysyaful Qina', Jilid l, hlm.221. I
333 Riwayat asy-Syafi'i dalam Musnad-nya. I
334 Riwayat lmam Muslim. Imam at-Tirmidzi I
iuga meriwayatkan, "Yang pertama atau yang akhir dengan air debu." Dan dalam riwayat
Abu Dawud, "Yang ketujuh dengan air debu."
Bagan 1: IBADAH FIQTH ISI.AM JII-ID 1

hukum induknya, karena ia mengikuti induk- mencapai ukuran dua kulah atau lebih tidak
nya dalam hal kenajisannya. menjadi najis, apabila terkena najis yang beku
Pendapat Madzhab ini lebih raiih. Ada' atau cair selagi tidak ada perubahan. Tetapi
pun pendapat ulama Maliki yang mengatakan jika terjadi perubahan, maka ia menjadi najis.
bahwa menyucikan mangkuk yang dijilat oleh Berdasarkan hukum itu, maka ulama
anjing adalah ibadah, tidak dapat dipahami, Syafi'i berkata, apabila hendak menyucikan
karena hukum asal adalah menetapkan wa- air yang naiis hendaklah dilihat dulu. Jika
jibnya membasuh najis. Hal ini berdasarkan najisnya itu disebabkan perubahan dan air
kepada semua jenis basuhan. fika perintah itu Iebih dari dua kulah, maka ia menjadi suci
membasuh itu ibadah, niscaya Nabi Muham- apabila perubahan itu hilang dengan sendi-
mad saw. tidak akan memerintahkan supaya rinya, atau dengan cara menambah air yang
mencurahkan air [membasuh), dan tidak akan lain, atau dengan mengambil sebagiannya'
dikhususkan membasuh mangkuk yang dijilat Karena, najis yang timbul akibat berubahnya
saja. Karena, lafal itu umum kepada semua air itu sudah hilang. Menurut pendapat ulama
bagian mangkuk. Hambali, kolam yang menampung banyak air
tidak menjadi najis karena kemasukan sesuatu
b. Hukum Telaga yang najis selagi tidak ada perubahan fwarna,
Pembahasan mengenai telaga yang ter- bau, dan rasa). Jika najis itu menyebabkan
kena najis adalah menyerupai pembahasan terjadi perubahan air; seperti air kencing
mengenai air yang bercampur dengan benda manusia atau tahinya yang cair; maka hendak-
najis, dan menurut pendapat iumhur ulama lah air itu dibuang, dan mereka tidak mene-
tidak ada perbedaan di antara dua perkara itu. tapkan kadar tertentu air yang dibuang.
Tetapi, ulama Hanafi membedakan di antara Diriwayatkan dari Ali r.a. dengan sanad
kedua-duanya di dalam beberapa kondisi. yang shahih bahwa dia ditanya mengenai
Menurut pendapat ulama Maliki,33s apa- anak-anakyang kencing di dalam telaga. Imam
bila binatang yang najis jatuh ke dalam tela- Ali memerintahkan supaya membuang air itu.
ga dan menyebabkan airnya berubah, maka Begitu juga riwayat yang bersumber dari al-
airnya wajib dibuang semua. fika airnya ti- Hasan al-Bashri.lmam Ahmad ditanya menge-
dak berubah, maka disunnahkan membuang nai telaga yang dikencingi oleh orang, beliau
sekadar binatang yang jatuh dan air yang berkata, "Hendaklah airnya dibuang sehingga
terkena olehnya. hilang najisnya." Aku bertanya, "Berapa kadar-
Menurut pendapat ulama Syafi'i dan nya?" Dia berkata, "Mereka tidak menetapkan
Hambali,336 air yang tergenang dan yang me- kadarnya." Maksudnya, dibuang semua air
ngalir sama saja dari segi perbedaan sedikit telaga sebagaimana pendapat ulama Maliki.
dan banyaknya. Air yang kurang dari dua ku- Ulama Hanafi337 sependapat dengan jum-
lah menjadi najis apabila terkena najis yang hul bahwa air yang banyak (yaitu sebanyak 10
berpengaruh (mu'atstsirahJ meskipun tidak x 10 hasta)338 tidak menjadi najis kecuali apa-
ada perubahan. Air yang banyak, yaitu yang bila ditemukan bekas najis pada air tersebut.

33s At-qawanin at-Fiqhiyyah, hlm. 35.


336 Al-Mai^u',lilid I, hlm, t78 - 184; Mughnil Muhtaj, f ilid I, hlm. 21 - 24; al'Mughni, f ilid I, hlm. 39 - 41'
337 Tabyinul Haqa'iq,ltlid I, hlm. 28 - 30; ad-Durrul Mukhtar wa Raddul Mukhtar, Jilid l, hlm. 194 dan seterusnya; Fathul Qadin lilid l,
hlm. 68 dan seterusnya; Muraqi al-Falah, hlm. 5 dan seterusnya; al-Lubab Syarhul Kitab,lilid l, hlm. 30 - 33.
338 yaitu ukuran air yang banyak sekadar panjangnya lepuluh hasta dan lebarnya sepuluh hasta.
'1
l
I

FIqLH ISI."A,M IILID 1 I

t
Adapun air yang sedikit, maka ia menjadi najis jatuh ke dalam benda cair atau masuk ke
meskipun tidak ada perubahan pada sifatnya. air yang sedikit kemudian ia keluar dalam
Mereka juga menetapkan kadar tertentu bagi keadaan hidup, maka benda cair dan air itu
air telaga yang harus dibuang berdasarkan adalah suci.
istihsan, yaitu sebagai berikut.
(ii). Manusia atau Blnatang Mati dl dalam
(t). lika Manusla atau Binatang yang tatuh Telagla
Re dalam Telaga ltu Masih Hidup [a) Menurut pendapat ulama Hanafi,
Telaga tidak menjadi najis karena ada jika seseorang mati di dalam telaga,
manusia atau binatang yang halal dimakan maka air telaga itu menjadi najis.
dagingnya jatuh ke dalamnya, apabila ia keluar Hal ini berdasarkan keputusan fatwa
dari air itu dalam keadaan hidup dan tidak Ibnu Abbas dan Ibnuz Zubair kepada
terdapat najis apa pun pada badannya. Tetapi para sahabat supaya membuang air
jika terdapat najis pada badannya, maka air telaga Zamzam setelah ada orang
telaga itu menjadi najis karena terkena najis hitam mati di dalamnya.3ao Pendapat
itu. tersebut berbeda dengan pendapat
Telaga menjadi najis apabila ada babi ulama madzhab-madzhab lain3al yang
jatuh ke dalamnya atau air liur anjing ma- mengatakan bahwa air telaga yang
suk ke dalamnya. Air liur binatang-binatang kemasukan orang mati adalah suci,
lainnya yang tidak boleh dimakan dagingnya sekalipun orang yang mati itu adalah
seperti air liur bighal, keledai, burung yang kafir. Hal ini berdasarkan sabda Nabi
makan dengan cara menyambar dan binatang Muhammad saw.,
liar yang jatuh ke dalam ai4 maka hukum air
"Orang mukmin tidak najis.'aaz
tersebut disesuaikan menurut hukum bina-
tang itu dari segi suci, makruh, atau najisnya;
[b) fika binatang darat seperti biri-biri,
maka wajib membuang air bila yang masuk anjing, ayam, kucing, dan tikus mati
termasuk hewan yang najis atau yang dira- di dalam telaga, maka air telaga itu
gui hukumnya, dan sunnah membuang airnya menjadi naiis.
jika hewan itu makruh. Adapun kadar yang (c) Air telaga tidak menjadi najis karena
dibuang adalah sebanyak beberapa timba, se- kejatuhan binatang yang tidak me-
bagaimana yang akan diterangkan nanti. Yang ngalir darahnya dan mati di dalamnya
termasuk binatang yang najis ialah binatang seperti lalat, lipas, kumbang, kepin-
buas seperti singa dan srigala, dan binatang ding dan kalajengking, atau karena
yang makruh ialah burungyang makan dengan
terkena binatang air yang mati di
cara menyambar seperti burung elang, dan dalamnya seperti ikan, katah buaya,
yang diragui ialah seperti bighal dan keledai.
udang, aniing laut, dan babi laut.
Menurut pendapat ulama Hambali,33e
Hal ini berdasarkan sabda Nabi
apabila tikus atau kucing dan seumpamanya Muhammad saw,

33e Al-Mughni,Jilid I, hlm.52.


340 Nashbur Rayah, ilid I, hlm. 129.
f
3at At-Mughni,f ilid I, hlm.46.
3a2 Riwayatal-Jama'ahkecualial-Bukharidanat-Tirmidzi,dariHuzaifahibnulYamandenganungkapan,"Oranglslamtidaknajis."Dan
monurut tbnu Abbas, "Orang Islam tidak najis baiksemasa hidu4r atau mati'(IVailu/ Iilid I, hlm. 20, 56)
ISI,AM IILID I

"Apabila ada lalat iatuh ke dalam Hal ini berdasarkan riwayat Ibnu Mas'ud
minumanmu, maka tengg elamkanlah, f.2.,
kemudian buanglah. Karena, sebelah "Saya memberi dua buah batu dan satu
sayapnya ada penyakit dan sebelah' tahi [kuda, bighal, atau keledai). Lalu beliau
nyq yang satu ada obat" mengambil batu dan membuang tahi, dan
berkata, 'la adalah fiajis."'3++

Imam al-Bukhari, dan riwayatAbu Dawud


juga meriwayatkan, Telaga tidak menjadi najis karena ke-
jatuhan tahi merpati dan burung yang halal
" Karena ia menyelamatkannya deng an dagingnya, selain ayam, angsa, dan itik. Hal
say o p ny a y ang m eng andung ob at.'Ba3 ini berdasarkan isfihsan dan juga karena Ibnu
Mas'ud r.a. mengusap tahi merpati dengan
Dan juga sabda Rasulullah, jarinya.
"Wahai Salman, semua makanan dan Menurut pendapat yang paling ashah, te-
minuman yang keiatuhan binatang yang laga tidak menjadi najis karena tahi burung
tidak berdarah dan mati di dalamnya, yang tidak halal dagingnya, seperti burung
maka air itu holal dimakan dan diminum yang makan dengan cara menyambar; karena
dan juga boleh berwudhu dengannya."
sulit untuk mengelakkan telaga dari tahi bu-
rung semacam itu.
(tll) Benda NaJls latuh ke dalam Alr Menurut pendapat ulama Syafi'i, tahi se-
(a) Telaga kecil menjadi najis karena mua binatang adalah najis karena ia memang
kejatuhan najis, meskipun najis itu najis.
sedikit seperti setitik darah, setitik Menurut pendapat ulama Maliki dan Ham-
arah kencing, atau tahi. Dan hendak- bali,3as tahi dan kencing binatang yang halal
lah semua air telaga itu dibuang se- dagingnya adalah suci dan tahi serta kencing
mua setelah najisnya dibuang dan binatang yang haram dagingnya adalah najis.
hendaknya juga menyucikan telaga,
penciduk, tali, timba, dan tangan Kadar Alr yang Wallb Dlbuang
orang yang menciduk air. 1. Semua air telaga atau sebanyak 200 tim-
ba wajib dibuang iika memang tidak dapat
[b) Telaga tidak menjadi najis kejatuhan
tahi unta, kambing, kuda, bighal, ke- dibuang semuanya. Hal ini apabila telaga
ledai, dan lembu, kecuali jika tahi itu itu kejatuhan orang yang mati, atau bina-
kelihatan banyak atau jika timba yang tang besar yang mati seperti bighal, ke-
digunakan untuk menciduk air penuh ledai, aniing, atau biri-biri, atau apabila
dengan tahi itu. Adapun batasan sedi- binatang itu bengkak di dalam telaga, baik
kit adalah yang menurut Pandangan binatang itu kecil atau besa4, atau ada ti-
orang sedikit. kus yang lari dari kucing atau yang sedang
terluka kemudian jatuh ke dalam telaga,

3a3 Riwayat Imam Ahmad, al-Bukhari. Abu Dawud, dan Ibnu Majah (Nailul Authan filid I, hlm. 55).
3aa RiwayatAhmad, al-Bukhari, at-Tirmidzi, dan an-Nasa'i dari lbnu Mas'ud (Nailulluthanlilid I, hlm.98)'
3as Al-qawanin al-Fiqhi1ryatt,hlm. 33.
Frq[H IsrAM f rrrD 1 Baglan 1: IBADAH

meskipun ia keluar dari telaga dalam ke- air telaga itu dibuang sebanyak dua puluh tim-
adaan masih hidup, atau ada kucing yang ba. Riwayat dari Abu Sa'id al-Khudri, mence-
lari dari anjing atau sedang luka kemu- ritakan bahwa dia berkata jika ayam mati di
dian jatuh ke dalam telaga. Karena, dalam dalam telaga, maka hendaklah air telaga itu
keadaan seperti itu biasanya tikus dan dibuang sebanyak 40 timba.3a7
kucing akan kencing, dan kencing serta
darah [akibat luka) adalah najis yang cair. Ukuran Timba
2. Air telaga sebanyak antara 40 timba Ukuran timba yang diakui dalam masalah
hingga 60 timba hendaklah dibuang, jika ini adalah timba yang khusus untuk telaga.
kejatuhan binatang yang ukurannya se- fika telaga itu tidak mempunyai timba khusus,
derhana seperti merpati, ayam dan kucing maka ukurannya ialah yang dapat memuatkan
hutan. Menurut pendapat azhhar seperti ukuran segantang (sha'), yaitu kurang lebih
yang disebutkan dalam kitab al-Jami'ush 2'/, kg atau 2,75 liter. |ika ukuran timba itu
Shaghir ialah sebanyak 40 atau 50 tim- tidak seperti ukuran yang disebut, umpamanya
ba. Dan jika yang jatuh adalah dua ekor ia lebih kecil atau lebih besar, maka hendaklah
binatang tersebut, maka hendaklah yang dihitung. Oleh sebab itu jika kadar air yang
dibuang adalah semua air telaga itu. Yang wajib dibuang itu dapat diangkat dengan satu
wajib 40 timba dan yang sunnah adalah timba yang besar, maka ia sudah memadai
50 timba. menurut pendapat yang zahir dalam Madzhab
3. Hendaklah air telaga sebanyak 20 timba Hanafi, karena dengan satu timba itu maksud
atau 30 timba-menurut ukuran besar sudah tercapai.
kecilnya timba3a6-dibuang, apabila keja- Adalah dianggap cukup jika yang dibuang
tuhan binatang kecil seperti burung tikus, adalah air sepenuh timba. Begitu juga diang-
dan cicak yang mati di dalamnya. Yang gap cukup bila yang dibuang adalah semua
wajib adalah 20 timba, dan yang sunnah air yang ada dalam telaga, meskipun ia tidak
adalah 30 timba yaitu jika binatang yang sampai ukuran yang wajib dibuang.
jatuh itu besar dan telaga juga besari maka Adalah cukup menyucikan telaga dengan
yang sunnah 10 timba (dari jumlah 30 cara membuka lubang keluar atau mengeduk
timba). fika binatang yang jatuh itu kecil lubang keluar supaya sebagian air keluar. fika
dan telaga juga kecil, maka yang sunnah terdapat binatang mati di dalam air, maka
ialah kurang dari 10 timba. fika salah satu ia dihukumi telah mati sehari semalam jika
(binatang atau telaga) kecil dan satu lagi memang binatang itu belum bengkak, dan ia
besal maka yang sunnah ialah lima tim- dihukumi sudah mati tiga hari tiga malam jika
ba, dan yang lima lagi hukumnya di bawah binatang itu sudah bengkak. Oleh sebab itu,
sunnah. shalat yang dilakukan dalam masa itu wajib
diulangi jika memang dia telah berwudhu de-
Diriwayatkan dari Anas bahwa dia ber- ngan air telaga itu untuk mengangkat hadats,
kata, jika tikus mati di dalam telaga dan di- dan hendaklah pakaian dan benda-benda lain
buang pada waktu itu juga, maka hendaklah yang terkena air telaga itu disucikan lagi.

346
Keterangan ini adalah yang terdapat di dalam kitab al-Hidoyah, dan yang berada di dalam kitab karangan al-Qaduri. Semuanya
mengikut ukuran besar kecil binatang.
Lihat kedua-dua hadits di dalamNashbur Rayafi filid I, hlm. 128.
Bapan 1: IAADAH FIQIH ISIAM JILID 1

6.IENIS BARANG.BARANC YANG SUCI


Semua benda yang ada di alam ini ada-
ffi i,\-$ufi{ii
kalanya benda padat, hewan, atau unsur yang "Dan sungguh, Kami telah memuliakan
lebihan (fadhlaat). Hukum asal dari sesuatu anak cucu Adam...." (al-Israa': 70,)
adalah suci selagi tidak ada bukti syara'yang
menetapkan bahwa ia najis. Pendapat para Penghormatan terhadap anak Adam me-
fuqaha hampir sama mengenai hukum suci nuntut untuk menganggap mereka suci mes-
berbagai benda. Mereka sependapat bahwa kipun mereka sudah menjadi mayat, dan juga
semua jamad fbenda padat, yaitu semua ja- berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw.,
sad yang tidak bernyawa namun tidak terpi-
sah dari benda hidup)3a8 adalah suci, kecuali
"Sesungguhnya Muslim-yaitu menurut
hukum biasa-adalah tidak najis."
yang memabukkan. Oleh sebab itu, semua ba-
gian bumi yang beku dan cai4 dan iuga yang
terlahir darinya adalah suci. Di antara contoh Adapun firman Allah SWT,
benda yang jamad ialah logam seperti emas, "...Sesungguhnya orong-orang musyrik itu
perak, besi, dan seumpamanya, dan semua
najis (kotor jiwa)...." (at-Taubah: 2B)
tumbuhan sekalipun yang beracun atau yang
melalaikan seperti ganja dan pohon poppy.
Maksudnya adalah aqidah mereka itulah
Adapun contoh benda cair ialah air; minyah
naiis, atau hendaknya menjauhi mereka se-
madu, tebu, air bunga, dan cuka. Mereka se-
perti menjauh dari najis, dengan kata lain
pendapat bahwa benda yang kering adalah
maksudnya bukanlah najis badan.
suci. Mereka juga berpendapat bahwa wadah
Namun dalam beberapa masalah, para
mlsk adalah suci sama seperti sucinya mrsk
ulama berbeda pendapat. Penjelasannya ada-
[minyak kesturi dari rusa jantan), begitu juga
lah sebagai berikut.
dengan zabad [minyak kesturi dari musang
jebat) dan anbar [minyak wangi yang diambil
Madzhab Hanaff3ae
dari binatang laut) adalah suci. Bulu binatang
Menurut pendapat ulama Hanafi, semua
yang halal dimakair adalah suci, dan arak yang
bagian anggota tubuh binatang yang di dalam-
berubah menjadi cuka juga suci.
nya tidak ada darah mengalir; baik dalam ke-
Mereka juga sependapat bahwa semua
adaan hidup atau mati, baik binatang itu halal
binatang yang disembelih menurut syara' ada-
dimakan atau tidak, sekalipun anjing-asalkan
lah suci. Bangkai ikan dan belalang juga suci.
juga mayat manusia meskipun kafir; bukan babi-adalah suci, seperti bulu yang
.Beg*itu
tetapi pendapat ulama Hanafi mengatakan
- dipotong infihah yang keras,3so paruh, kuku,
dan-menurut pendapat masyhur-urat putih,
bahwa mavat oranq kafir adalah naiis. Alasan
tanduk, kuku kaki, tulang yang tidak berlemak,
pendapat yang mengatakan suci ialah firman
karena lemak bangkai adalah najis. Oleh se-
Allah SWT

Yang terpisah dari benda hidup seperti telu5, minyak samin, madu lebah, tidak dianggap sebagai benda beku (iamad) karena ia
terpisah dari benda hidup, dan ia adalah suci.
349
Muraqi al-Falah, hlm. 26, 28; ad-Durrul Mukhtanlilid I, hlm. 154, 188 - 193, 295.323: al'Bada'i',lilid I, hlm' 61 - 65.
350
Infihah ialahbahan yang diambil dari usus anak lembu yang masih menyusu yang digunakan untuk membuat keiu. Ulama sepakat
mengatakan bahwa infihah yang keras adalah s rci. Infihah yang cair dan susu yang terdapat di dalam susu bangkai binatang adalah
suci menurut pendapatAbu Hanifah, tetapi menurutAbu Yusufdan al-Hasan asy-Syaibani adalah naiis. Pendapatyangazhharialah
pendapat mereka herdua sebagaimana yang dinyatakan oleh.Ibnu Abidin.

r'.jX. -tj!
-
FrqlH Isr."A.M JrrrD 1 Baglan 1: IBADAH

bab itu jika lemaknya'sudah hilang daritulang, _Ehi brlrlg vang halal dimakan daging-_-
maka hilanglah najisnya. Adapun tulang saja nryfgq !9ryI_dirdaqsepq$i_q1glpgll gm- _

adalah suci. Ini semua berdasarkan riwayat aan seumpama _--


ad-Daruqutni yang menceritakan, -prit,
kebanya
"Rasulullah saw. mengharamkan daging - merpafr di dalam Masjidil Haram dan masjid--
bangkai binatang, tetapi kulit dan bulunya ti- masjld iami', sedangkan m
dak diharamkan." - --6-ahwa rnerTrti 3i-dglgpq-lgglg:
*ma3im-tefs_e_but'"1<l!_be.g!
Termasuk juga rambut manusia yang be- Iika dian
--me-ibTa
&_
lum tercabut, tulang dan giginya menurut tiaak akan bersikap demikian karena
pendapat al-madzhab. Tetapi, rambut yang rrpiy,
tercabutadalah najis.
--

Air mata yang keluar dari benda yang


hidup, keringatnya, air liurnya, dan ingusnya
adalah sama seperti air sisa minuman dari
segi suci dan najisnya. Menurut pendapat a/-
nA;5'tog56'q$$:,#W?j
madzhab, air liur bighal dan keledai adalah @;*3t
suci. Adapun air liur burung yang makan se- "...bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-
cara menyambar dan binatang rumah seperti orang yang tawaf, orang yang itikaf, orang
tikus, ula4 kalajengking, kucing, dan seumpa- yang ruku'dan orang yang sujudl" (al-Baqa-
manya adalah makruh. Air sisa minuman babi, rah: 125)
anjing, dan semua binatang buas adalah najis.
Air liur manusia adalah suci sebagaima-
na air sisa minumannya, kecuali ketika dia "Seekor merpati berak dan mengenainya, lalu_ -
meminum arak karena mulutnya ,"t"tr rnunfr- .
di najis. Dan mulutnya itu akan menjadi suci ==-TE$tLl luga riwayat dari Ibnu Mas'ud tentang
apabila dibersihkan atau sebab meminum ri.
padawaktuitujuga,ataudengancaramenelan-H3"*i1,jugatahiburungyangharamdi-
air ludahnya sebanyak tiga kali. makan seperti elang, gagah dan seumpama-
Air yang membasahi kemaluan perem- Dy?, adalah suci menurut pendapat Abu
puan (ruthubah al-farj), adalah suci menurut Hanifah dan Abu Yusufkarena darurat. Sebab,
pendapat Imam Hanafi, tetapi pendapat ini burung-burung tersebut berak di udara dan
berlawanan dengan pendapat kedua sahabat- sulit dielakkan dari terkena pakaian dan juga
nya [Abu Yusuf dan Hasan asy-Syaibani). Air bejana-bejana.
tersebut adalah air yang berwarna putih yang
Menurut Abu Hanifah dan Muhammad al-
keluar membasahi bayi sewaktu ia lahir dari
Hasan asy-Syaibani, darah ikan adalah suci,
ibunya, atau air yang membasahi anak unta
karena umat Islam telah berijma bahwa me-
sewaktu ia lahir dari ibunya. Telur juga suci,
makan ikan bersama darahnya adalah boleh.
ia tidak menyebabkan pakaian dan air men-
Kalau darah ikan itu najis, niscaya tidak di-
jadi najis, tetapi wudhu dengan menggunakan
bolehkan memakannya. Dan juga karena ia
air tersebut adalah makruh. Bangkai binatang
sebenarnya bukanlah darah, tetapi air yang
darat yang tidak mengalir darahnya seperti
berwarna darah. Karena, binatang berdarah
lalat, semut, kalajengking, dan kutu anjing
tidak dapat hidup di dalam air.
adalah suci.
Baglan 1: IBAoAH FIQIH ISIAM IILID 1

Darah yang melekat di dalam urat dan Ludah kental yang keluar dari dada-
daging selepas disembelih adalah suci, karena meskipun sekental tahi-adalah suci, dan be-
ia tidak mengalir. Oleh sebab itu, halal dima- gitu juga yang keluar dari otak manusia atau
kan bersama daging. bukan manusia.
Air kuning yang lengket yang keluar dari
fika kain kering yang suci dilipat di dalam
kain yang najis serta lembab yang tidak akan
perut dan menyerupai pewarnakuning za'fa-
mengalir airnya jika diperah, maka kain yang
ran adalah suci, karena menurut pendapat
mereka perut adalah suci. Maka, semua yang
bersih serta kering itu tidak menjadi najis.
keluar dari perut adalah suci selagi tidak
Begitu juga kain yang lembab jika dihampar
berubah dan rusak seperti muntah yang sudah
di atas tanah kering yang najis, lalu tanah berubah.
itu lembab, tetapi tidak bekas najis itu tidak
Menurut pendapat yang oshah, mayat
kelihatan pada kain tersebut, maka kain itu
meskipun mayat orang kafir adalah suci, dan
tidak menjadi najis. Kain yang ditiup oleh bangkai binatang darat yang tidak berdarah
angin yang membawa najis, juga tidak menjadi seperti kalajengking, belalang, dan kutu an-
najis kecuali jika muncul bekas najis pada kain jing. Berbeda dengan bangkai kutu kepala, ci-
tersebut. cak yang tidak berdaging dan berdarah, maka
ia adalah najis. Tetapi, belalang tidak boleh
Madzhab Maliki dimakan kecuali dengan cara disembelih ter-
Menurut pendapat ulama Maliki,3sl se- lebih dulu atau dengan cara yang seumpama-
mua benda yang hidup termasuk anjing dan nya. Ulat buah dan ulat keju susu dan garam
babi adalah suci, sekalipun ia memakan benda boleh dimakan sekalipun tidak disembelih.
najis. Begitu juga keringatnya, air matanya, Dua ekor kutu atau tiga ekor adalah dimaaf-
ingusnya, air Iiurnya yang keluar selain dari kan karena ada faktor kesulitan.
perut,3s2 telurnya, kecuali telur rusak dan yang - Bangkai binatang laut seperti ikan dan
keluar setelah ia mati. Yang dimaksud dengan lain-lainnya adalah suci, sekalipun dapat ting-
telur rusak ialah telur yang berubah menjadi
r:
busuk atau biru atau berdarah, maka ia men- -Tt5kipun mempunyai rupa seperti babi dan
jadi najis. Berbeda dengan telur yang cair atau manusla.
pecah di dalam perut yang bercampur antara ^SemuaUinatan@
putih telur dengan kuning telur; tetapi tidak
busuk, maka ia suci. Semua benda yang keluar
dari binatang selepas ia mati tanpa disem- tidak
belih menurut syara' seperti telurl tahi, air menurut pendapat
mata atau air liurnya, adalah najis jika ia dari
bangkai yang najis. diteta n oleh ad-Dardir dan
Begitu juga anjing dan babi, ia tidak dapat

3sr Asy-Syarhul Kabir,lilid I, hlm. 48 dan seterusnya: asy-Syarhush Shaghin lilid I, hlm. 43 dan seterusnya; Bidayatul MuitahidJilidl,
hlm.74.
3s2 Ai. liur yrng keluar dari perut adalah nalis. Tandanya ialah iika ia berwarna kuning dan berbau busuk.
3s3 Yrng makruh dimakan seperti singa, binatang buas, dan kucing, jika disembelih untuk dimakan dagingnya maka kulitnya suci
mengikut dagingnya. Jika disembelih dengan tuluan untuk mengambil kulitnya, maka kulitnya suci tetapi tidak boleh dimakan
dagingnya. Karena, ia adalah bangkai berdasarkan pembagian hukum sembelihan dan itulah pendapat yang terkuat (asy-Syarhul
Kabinlilid l, hlm.49).
r
I
FIqLH ISI-A.M JILID 1
i
I

menjadi suci jika disembelih. Maka, binatang dimakan-yang sudah disembelih, adalah suci.
yqng najis dianggap bangkai meskipun disem- Begitu juga air muntahan yang keluar akibat
belih. kekenyangan. Muntah juga suci, selagi ia tidak
berubah dari keadaan makanan asalnya, um-
belaA{_dg4 bg!1. Begitu juga bulu yang lem- pamanya muncul bau masam atau lain-lain.
but. Benda-benda beku (al-j amad) kecuali yang Tetapi jika berubah, maka ia menjadi najis.
memabukkan adalah suci sebagaimana yang Minyak mlsk dan juga tempat keluarnya
telah diterangkan di atas, berkenaan dengan adalah suci. Arak yang berubah menjadi cuka
benda-benda yang disepakati kesuciannya atau menjadi keras dengan sebab sesuatu atau
oleh para ulama. Adapun benda yang mema- dengan sendirinya adalah suci, dan juga tem-
bukkan, maka ia dianggap najis baik arak atau patnya dan sesuatu yang ada ke dalamnya.
perahan anggur dan kurma, atau seumpama- Tanaman yang disiram dengan benda najis
nya. Adapun bahan yang menyebabkan lalai adalah suci, tetapi hendaklah bagian luarnya
(fly) seperti candu, madat, dan ganja adalah yang terkena najis dibasuh.
suci karena ia dari benda beku. Namun, haram Abu najis seperti tahi yang najis dan kayu
menggunakannya karena dapat menghilang- api yang terkena najis menjadi suci dengan
kan pikiran, tetapi tidak haram berobat dengan dibakar; begitu juga asap benda najis adalah
menggunakannya di luar bagian tubuh. suci menurut pendapat yang mu'tamad.
Susu manusia meskipun dari orang kafir Darah yang tidak mengalir dari binatang
dan susu binatang yang tidak haram dimakan sembelihan, yaitu yang melekat pada urat
sekalipun makruh seperti kucing dan binatang atau di dalam hati binatang, atau yang me-
buas, adalah suci. Susu binatang yang haram nempel pada daging adalah suci. Karena, ia
dimakan seperti kuda, bighal, dan keledai sebagian dari sembelihan. Dan semua bina-
adalah najis. Kotoran (fadhlaat) binatang yang tang yang disembelih dan anggota badannya
halal dimakan seperti tahi, air kencing ayam, adalah suci. Tetapi, darah yang melekat pada
merpati, dan semua burung adalah suci se- bagian sembelihan, yaitu sisa darah yang
lagi bahan najis itu tidak (sengaja) digunakan mengalir adalah najis. Begitu juga darah yang
untuk makanan dan minum. Tetapi jika ia di- terdapat di dalam perut binatang sembelihan
gunakan untuk makanan dan minum, maka . selepas disobek perutnya adalah najis, karena
kotoran itu adalah najis. ia mengalir dari bagian sembelihan, maka ia
termasuk darah yang mengalir.
leh dimakan. Maka, kotorannya juga suci jika
E-tidat< memakan benda najis, sekalipun ma- Madzhab Syafi'l
sih diragui. Karena apabila ia memakan benda Menurut pendapat ulama Syafi'i,3sa semua
najis, hukumnya adalah sama dengan hukum binatang adalah suci kecuali anjing, babi, dan
ayam. Berlainan dengan merpati, kotorannya keturunan dari keduanya, dan semua benda
tidak dianggap najis kecuali apabila diyakini ia beku (al-jaamid) adalah suci kecuali yang
memakan benda najis. memabukkan.
Air empedu binatang yang tidak haram Al-'alqah [segumpal darah beku) danmud-
dimakan-baik boleh dimakan atau makruh ghah (segumpal daging), air yang membasahi

3sa Mughnit Muhtaj,lilid al-Bajuri Jilid I, hlm. t05, t08; Syarh al-Hodhramiyyah, hlm.22; ol-Muhadz-
I, hlm. 80 dan seterusnya ; Syarh
dzab,lilid l, hlm. 11; al-Majmu',lrlid I, hlm. 575.
Isr."A,M IrLrD I

kemaluan perempuan (air putih di antara hidup. Tetapi bulu yang diambil selepas mati,
warna seperti madzi dengan keringat) yang maka ia adalah najis. Begitu juga bulu yang di-
keluar dari hewan yang suci, sekalipun yang cabut dari binatang yang tidak boleh dimakan
tidak halal dimakan baik itu manusia atau bi- adalah najis seperti bangkainya. Asap najis
natang, adalah suci. yang sedikit dan bulu najis yang sedikit selain
Di antara yang dianggap suci adalah susu bulu anjing dan babi adalah dimaafkan. Begitu
binatang yang halal dimakan, meskipun ke- juga bulu binatang tunggangan yang banyak
luar dari binatang jantan kecil dan sudah mati. karena memang sulit untuk menghindar da-
Begitu juga infihah-nya"t jika diambil setelah rinya. Dimaafkan juga sedikit uap najis yang
disembelih, dan tidak memakan selain susu keluar dari api bahan najis. Adapun uap yang
meskipun najis. Yang termasuk suci juga ada- keluar dari najis jamban dan angin yang keluar
lah air yang tepercik dari semua binatang dari pantat adalah suci.
yang suci seperti keringat, air liur; tahi, dan Buah, pohon, dan tanaman yang tumbuh
ludah, kecuali yang diyakini keluar dari perut, dari bahan najis atau yang disiram dengan air
air kudis, telur binatang yang suci-sekalipun najis adalah suci, tetapi hendaklah dibersih-
binatang sudah menjadi bangkai dan sekali- kan bagian luarnya.
pun keluar dari binatang yang haram dimakan,
dengan syarat telur itu dalam keadaan keras, Madzhab Hambali
meskipun telur itu sudah berdarah-dan telur Menurut pendapat ulama Hambali,3s5 di
ulat sutra juga suci. antara benda-benda yang suci ialah darah urat
-B""gk"i
birrtr"g binatang yang halal dimakan setelah dikeluar-
l9lqeButsan kan dengan sembelihan, dan juga darah yang
tak, dan ular adalah najis. *Ba{rgkai belalang terdapat pada daging. Karena, ia tidak dapat
il;;;,. Begitu juga darah ikan dan ken-
yang tidak mempunvai darah mengalir seperti .ingnya, karena kalau ia dianggap najis, maka
lalat, semut dan kutu anjing, adalah naiis. supaya ia boleh dimakan harus ada perintah
@tempatkeluarnyayangmenyembelihnyadahulu[dankenyataannya
terpisah sewaktu hidup atau sesudah disem- tidak ada). Alasan lainnya adalah ikan akan
belih rusanya adalah suci, begitu iuga misk hancur dengan ai4 dan luga ia adalah seperti
musang asalkan bukan diambil dari bulu mu- hati.
sang darat. luga anbar (wangian yang diambil
Darah orang yang mati syahid meskipun
dari tumbuhan atau tahi binatang laut) adalah
banyak, jika memang darah itu tidak terpisah
suci sekalipun ditelan oleh ikan selama ia ti-
dari orang itu adalah suci.
dak hancur.
Darah kepinding kutu kepala, kutu anjing,
Di antara benda yang disepakati kesuci-
lalat, dan seumpamanya yang tidak mempu-
annya oleh ulama sebagaimana yang telah di-
nyai darah mengalir adalah suci.
terangkan, adalah bulu-bulu binatang yang
halal dimakan, sekalipun diambil dalam ke- Hati dan limpa binatang yang halal di-
adaan busuk selepas disembelih atau semasa makan adalah suci berdasarkan hadits,

Inlihah ialah suatu bahan yang diambil dari usus anak lembu yang masih menyusu yang digunakan untuk membuat kelu, maka ia
suci karena ia bahan untuk membuat keju.
l{asysyaful Qinaj Iilid I, hlm. 2L9 - 220; Ghayaai Munwho, Iilid I, hlm. 14.
-I
FIQIH ISLAM JILID 1

"Dihalalkan bogi kita dua bangkai dan dua Termasuk benda suci adalah rambut
derah." dan semacamnya yang berasal dari hewan
yang dagingnya boleh dimakan, baik ketika
Ulat sutra dan yang keluar dari perutnya hewan itu dalam keadaan hidup ataupun
juga suci. Minyak misk dan tempat keluarnya mati. Ataupun rambut hewan yang tidak bo-
adalah suci.'Anbar 3s7 juga suci berdasarkan leh dimakan dagingnya jika ukurannya seperti
riwayat Imam al-Bukhari dari Ibnu Abbas, kucing atau lebih kecil, asalkan ia tidak lahir
"'Anbar adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh dari hewan yang najis. Tetapi, pangkal rambut
laut," ia adalah sejenis wewangian. dan bulu adalah najis.
Air yang mengalir dari mulut semasa tidur;
dan uap yang keluar dari dalam perut adalah
suci, karena ia tidak bersifat dan tidak dapat B. NAJIS
dihindari. ini akan bincangkan lima
Dalam bagian
Ludah meskipun berwarna biru adalah pembahasan.
suci, baik keluar dari kepala, dada, atau pe-
rut. Karena menurut riwayat Imam Muslim, 7. IENI$IENIS N,[,IS SECARA UMUM DAN
Nabi Muhammad saw memberi isyarat supaya HUKUM MEMBERSIHKANNYA
mengusap ludah yang melekat pada pakaian Perkataan an-najaasah adalah lawan kata
ketika shalat. dari perkataan ath-thahqarqh, dan perkataan
Air kencing binatang yang halal dimakan an-najas juga kebalikan kata ath-thahir. Kata
dagingnya adalah suci. Adapun al-'alaqah (se- al-anjaas merupakan bentuk jamak dari kata
gumpal darah beku) manusia atau binatang najis, yaitu nama bagi benda yang kotor me-
yang suci adalah najis, karena ia adalah darah nurut pandangan syaral Najis ada dua jenis,
yang keluar dari kemaluan. Begitu juga telur najis hukmi dan najis haqiqr. Kotoran [al-
rusak atau telur yang berdarah adalah najis, khubuts) khusus bagi najis haqiqi, sedangkan
karena ia adalah tahap akhir dari al-'alaqah. hadats adalah sebutan khusus bagi najis.
Darah, keringat, air liur; dan tahi binatang hu kmi. Kata a n - n ajas, j i ka h u ru f i im - nya d ibaca
yang halal dimakan dagingnya atau yang dari dengan fathah, maka ia menjadi isim. Tetapi
binatang lainnya jika seperti kucing, tikus, jika dibaca dengan kasrah (an-najis), maka ia
atau lebih kecil dari itu adalah suci, dengan menjadi kata sifat.
syarat bukan anak dari binatang najis. Najis terbagi kepada dua jenis, yaitu na-
binatang laut meskipun tidak di- jis haqiqi dan najis hukmi. Dari segi bahasa,
_Bangkai
namai ikan adalah suci. Kecuali buava, katak, naiis haqiqi ialah benda-benda yang kotor
dan_g!41maka ia adalah najis, sama seperti seperti darah, air kencing, dan tahi. Menurut
pendapat qlama Syafi'i. syara', ia adalah segala kotoran yang meng-
halangi sahnya shalat. Najis hukmi ialah na-
jis yang terdapat pada beberapa bagian ang-
gota badan yang menghalangi sahnya shalat.
Najis ini mencakup hadats kecil yang dapat

357 Anbo, ialah sejenis bahan yang keras, tidak ada rasa dan tidak ada bau kecuali
iika disapu atau dibakar, ia juga dikatakan tahi
binatang laut.

.:i..=::::":::J :1.
i. .=_= =:: :€r=::=s:i!:
=j, =.,::.: ::€:-

,*: -*,
FIQIH ISTAM JITID 1

dihilangkan dengan wudhu dan hadats besar tersebut hanyalah sunnah. Berdasarkan kedua
(janabah) yang dapat dihilangkan dengan pendapat tersebut, maka mengulangi shalat
mandi. Najis haqfqi terbagi kepada beberapa bagi orang yang terlupa, orang yang tidak me-
j e nis, yaitu m u g h a I I a z hah
fbe rat), m u kh affafa h ngetahui keberadaan najis, dan orang yang
[ringan), najis yang keras, najis yang cair; najis tidak mampu menghilangkannya adalah sun-
yang dapat dilihat, dan najis yang tidak dapat nah. Pembahasan ini mengandung dua cabang
dilihat. permasalahan.
Hukum menghilangkan najis yang tidak
dimaafkan dari pakaian, badan, dan juga tem- a. Naiis yang Dlsepakati dan yang
pat shalat bagi orang yang hendak mengerja- Dipertikalkan oleh Ulama
kan shalat adalah wajib. Ini menurut pendapat 7. Najis yang Di*pakati oleh Ulama
jumhur fuqaha kecuali ulama Madzhab Maliki, Madzhab
Para fuqaha telah bersepakat mengenai
karena Allah SWT berfirman,
najisnya perkara-perkara berikut: 3se
(a) Babi
Babi adalah najis meskipun disembelih
secara syaral karena ia dihukumi sebagai na-
"Dan bersihkanlah pakaianmu." (al-Mud- jis 'ain (najis pada dirinya) melalui nash Al-
datstsir:4) Qur'an. Maka, daging dan juga semua bagian
badannya seperti bulu, tulang, dan kulit di-
Ada dua pendapat yang masyhur dalam hukumi najis meskipun kulitnya disamak.
Madzhab Imam Malik3s8 berkenaan dengan (b) Darah
masalah ini, yaitu waiib dan sunnah. fika Darah manusia selain darah orang yang
orang yang berkenaan dalam keadaan sadal mati syahid, dan darah binatang selain bina-
mampu dan dapat menghilangkan najis itu, tang laut, yang mengalir keluar dari tubuhnya
maka pendapat yang mu'tamad dan masy- baik semasa hidupnya ataupun sesudah mati-
hur mengatakan bahwa hukumnya sunnah. nya, jika memang ia mengalir banyak, maka
Namun menurut pendapat lain, hukumnya darah tersebut dihukumi najis. Oleh sebab itu,
adalah wajib. Oleh sebab itu, siapa yang darah orangyang mati syahid selama darahnya
menunaikan shalat dalam keadaan terkena masih berada di badannya tidaklah termasuk
najis dengan sengaja, sedangkan dia mampu najis. Begitu juga darah ikan, jantung, limpa,
menghilangkannya, maka dia wajib mengu- dan hati dan semua darah yang berada dalam
langi shalatnya, karena shalatnya itu tidak saraf binatang sesudah ia disembelih selama
sah. Tetapi kalau berdasarkan pendapat yang ia tidak mengalir, juga tidak termasuk ke
masyhur dari Madzhab Maliki, yang menya- dalam hukum najis. Begitu juga darah kutu
takan hukum menghilangkan najis hanya dan kepinding, meskipun banyak menurut
sunnah saja, sekiranya dia sadar dan mampu pendapat Madzhab Hanafi.
menghilangkannya. Maka, mengulangi shalat

3sB Asy-Syarh at-Kabin ilid I, hlm. 65; asy-Syarh ash-Shaghir,lilid I, hlm. 64 dan hlm. seterusnya; Fath at-Ati al-Malrlc Jilid I, hlm. 11 1.
f
3se Fath at-QadirJilid I, hlm. 135 dan hlm. seterusnya', al-Lubab Syarh al-Kitab,lilid l, hlm. 55 dan hlm. seterusnya; Muraqi al-Falah,
hlm. 25 dan seterusnya; al-Qawanin al-Fiqhiyah, hlm. 34; Bidayah al-Mujtahid, f ilid I, hlm. 73 dan hlm. seterusnya; asy-Syarh ash-
Shaghia Iilid I, hlm.49 dan hlm. seterusnya; Mughni al-Muhtaj,Jilidl,hlm. TT dan hlm. seterusnya; al-Muhadzdzab, ]ilid I, hlm.46
dan hlm. seterusnya; Kasysyof al-Qinaililid I, hlm. 213 dan hlm. seterusnya; al-Mughnr, Jilid I, hlm.52 dan hlm. selanjutnya,

*'.'$ -'*+"
IsrAM rrlrD I Bagtran 1: IBADAH

Darah yang mengalir adalah najis, meski- ketika masuk ke dalam makanan. Tetapi tidak
pun ia keluar dari binatang seperti ikan, lalat, dimaafkan, jika masuk ke dalam air dalam
dan kutu anjing. Ini adalah menurut ulama bejana. Selain itu, apa saja yang keluar dari
Madzhab Maliki dan Syafi'i. dubur binatang hukumnya adalah najis.
Berdasarkan perbedaan pendapat ini, (d) Arak
maka memakan ikan yang diasinkan (fasikh) Arak adalah najis menurut pendapat ke-
yang disusun secara bertindih-tindih dalam banyakan fuqaha berdasarkan firman Allah
keadaan darah masing-masing ikan itu masih SWT,
mengalir dari seekor kepada yang lainnya, "Bahwo sesungguhnya arak dan iudi dan
adalah tidak boleh menurut pendapat ulama
pemujaan berhala dan mengundi nasib dengan
Madzhab Syafi'i, dan juga menurut pendapat
batang-batang anak panah adalah kotor (keii)
yang terkuat di kalangan ulama Madzhab
dari perbuatqn setqn." (al-Maa'idah: 90)
Maliki. Kecuali, ikan-ikan yang berada di la-
pisan atas saja ataupun ikan yang diduga be-
Namun, terdapat sebagian ahli hadits
rada di bagian atas atau yang ada di tempat
yang mengatakan bahwa ia adalah bersih'
lainnya.
Arak menurut pendapat jumhur ulama dan
Menurut ulama Madzhab Hanafi dan
pendapat yangmu'tamad dari kalangan ulama
Ibnul Arabi dari Madzhab Maliki, semua ikan
madzhab Hanafi adalah mencakup semua
itu boleh dimakan. Karena menurut pendapat
cairan yang memabukkan.
mereka, apa yang keluar dari badan ikan itu
bukanlah darah, melainkan ia adalah benda (e) Nanah
basah. Oleh sebab itu, ia dihukumi bersih.360 Nanah ialah sejenis darah yang rusak, yang
tidak bercampur dengan darah biasa yang
(c) Air Kencing, Muntah36l dan Tahi
Manusia tidak rusak. Ia adalah najis, karena pada asal-
'
nya ia adalah darah yang berubah. Begitu juga
Semuanya dihukumi najis kecuali air
ash-Shadid, yaitu sejenis cairan yang bercam-
kencing anak-anak lelaki yang masih menyu-
su. Karena menurut pendapat ulama Madzhab
pur dengan darah. Kedua-duanya dihukumi
najis jika kadarnya banyak dan dimaafkan jika
Syafi'i dan Hambali, cara membersihkannya
hanya sedikit.
adalah cukup dengan memercikkan air ke
atasnya saja. Air kencing binatang yang tidak (O Air Madzi dan Wadi
dimakan dagingnya, tahi, dan juga muntah Madzi ialah cairan berwarna putih yang
binatang juga dihukumi najis. Kecuali tahi keluar tanpa memuncrat pada saat memun-
burung, air kencing tikus, dan kelelawar me- caknya nafsu seseorang, ataupun ketika ia
nurut pendapat ulama Madzhab Hanafi. Ka- teringat aktivitas persetubuhan. Ia dihukumi
rena, air kencing tikus amat sulit untuk dielak- najis karena terdapat perintah membasuh
kan, sementara kelelawar juga sering kencing dzakar dan perintah berwudhu dalam hadits
di udara [semasa ia terbang). Oleh sebab itu, riwayat Ali r.a., "Saya adalah lelaki yang kuat
kedua-duanya digolongkan ke dalam najis keluar air madzi. Saya malu untuk bertanya
yang dimaafkan jika terkena pakaian ataupun kepada Rasulullah saw. Lalu saya menyuruh

360 Asy-syarhul Kabir oleh ad-Dardir dan Hasyiah ad-Dasuqi, Jilid, L, hlm. 57.
361 Muntah menurut pendapat ulama madzhab Hanafi dihukumi sebagai najis berat jika ia memenuhi mulut seseorang dan ia tidak
dapat mengendalikannya.
Baglan 1: IBADAH IstAM IIUD 1

al-Miqdad ibnul Aswad bertanya kepada be- (h) Daging dan Susu Binatang yang tidak
liau. Dia pun bertanya dan Rasul meniawab, Boleh Dimakan
'Diwajibkan berwudhu."' Sedangkan dalam ri- Daging binatang yang tidak boleh dima-
wayat Imam Muslim disebutkan, "Hendaklah kan dan juga susunya dihukumi najis, karena
membasuh dzakarnya dan hendaklah ber- susu itu berasal dari dagingnya. Oleh sebab itu,
wudhu."362 ia mengikut hukum dagingnya.
Wadi ialah air putih pekat yang keluar (i) Bagian Anggota yang Terpisah
setelah air kencing ataupun ketika menang- Yang dimaksud adalah bagian anggota
gung sesuatu yang berat. Ia juga dihukumi yang terpisah ataupun yang terputus dari ba-
najis karena ia keluar bersama-sama air ken- dan binatang semasa masih hidup, seperti
cing ataupun sesudahnya. Oleh sebab itu, ia tangan dan ekor atau punggungnya, kecuali
dihukumi sama seperti air kencing.363
bulu dan seumpamanya. Ini berdasarkan sab-
Pasir ataupun batu yang keluar setelah air
da Nabi Muhammad saw.,
kencing. Apabila menurut keterangan dokter
yang adil bahwa ia berasal dari air kencing, "Bagian mana pun dari badan binatang
maka dihukumi najis. fika tidak, maka dihu- yang terputus atau terpotong ketika ia masih
kumi sesuatu yang mutanajjis [terkena najis) hidup, maka ia dianggap sebogai bangkai.'B6s
yang dapat dibersihkan dengan cara mem-
basuhnya.36a 2. Najis yang Diperselisihkan oleh Ulama
Para fuqaha berselisih pendapat menge-
(g) Daging Bangkai Binatang Daratyang
Berdarah Mengalir nai hukum najis dalam beberapa perkara.

Yang dimaksud dengan binatang terse- (a) Aniing


but adalah segala jenis binatang darat baik Menurut pendapat yang ashah dari ka-
yang boleh dimakan dagingnya ataupun yang
tidak seperti anjing, kambing, kucing, burung- kanlah najis 'oin karena ia berguna untuk
-
burung kecil, dan seumpamanya. Kulit bang- _pgn,agaan dan buruan,
kai yang belum disamak juga disamakan hu- mane i2 adalah naiis 'ain karena huruf h4'
kumnya. Ini adalah menurut pendapat ulama
Madzhab Hanafi. Ulama selain mereka me- dituiukan kepadanya [hahi), karena keduduk-
ngatakan bahwa semua bagian bangkai selain annya yang lebih dekat dengan huruf ha'itu.
mayat manusia seperti tulang, bulu, dan lain- Mulut, air liuc dan tahi anjing saja yang di-
lainnya dihukum najis, karena setiap bagian hukumi najis. Namun semua bagian badan-
itu merupakan bagian yang hidup (sebelum ia nya yang lain tidak dapat diqiyaskan dengan
menjadi bangkai). mulutnya. Oleh sebab itu, tempat yang dijilat

362
Hadits riwayat asy-Syaikhan dari Ali. Adapun lafalnya dalam riwayat Ahmad dan Abu Dawud, "la membasuh dzakar dan iuga kedua
buah dzakarnya, kemudian berwudhu." [Nailul Authar,lilid l, hlm. 51)
363
Perlu diingat bahwa benda yang keluar dari badan Nabi Muhammad saw. seperti darah, nanah, muntah, tahi, air kencing madzi,
dan wadi adalah suci/bersih karena Barakah (perempuan berketurunan Habsyi) telah meminum air kencing beliau. Lalu beliau
bersabda, "Api neroka tidak akan menjilat perutmu." Hadits ini disahkan oleh ad-Daruquthni, dan lagi Abu Tibah juga telah me-
minum darah Nabi Muhammad saw. yang diambil dari beliau sesudah ia membekam darah Rasulullah. Lalu beliau bersabda,
"0rang yang darahnya bercampur dengan darahku, mako dirinyo tidak akan disentuh oleh api neraka!'
364
Mughnil Muhtoj, filid I, hlm. 79.
365
Hadits riwayat al-Hakim dan dia menghukumi shahih berdasarkan syarat asy-Syaikhan. Diriwayatkan juga oleh Abu Dawud dan at-
Tirmidzi, dia mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang baik, dari Abu Waqid al-Laitsi r.a. fSubulus Salam, Iilid I, hlm, 28).
FrqlH Isr-A.M f rLrD 1

anjing mestilah dibasuh sebanyak tuiuh kali,365 najisnya mulut anjing telah ditetapkan ber-
karena Nabi Muhammad saw. bersabda, dasarkan nash hadits yang telah lalu.
Meskipun mulut adalah anggota badan
;W €yi :1 e id' e;'it yang terbaik pada diri binatang itu karena ia
sering membuka mulut dan mengeluarkan
(il lidahnya, tetapi ia tetap dihukumi najis. Oleh
"Apabila seekor anjing meminum dari be- sebab itu, bagian badannya yang lain juga
jana salah orang dari kamu, maka basuhlah dihukumi najis.
bejana itu sebanyak tujuh kali." Dalam hadits lain tentang najis yang di-
riwayatkan oleh ad-Daruquthni dan al-Hakim
Menurut riwayat Imam Ahmad dan Mus- bahwa Nabi Muhammad saw diundang ke
lim, redaksinya adalah seperti berikut. rumah suatu kaum. Beliau memenuhi undang-
"Bejana salah seorang dari kamu yang
an itu. Kemudian beliau diundang juga ke
rumah yang lain, lalu beliau tidak mau me-
dijilat anjing menjadi bersih jika dibasuh se-
menuhi undangan itu. Oleh sebab itu, beliau
banyak tujuh kali, dan basuhan yang pertama
ditanya tentang tindakannya itu dan beliau
adalah deng an tanah.'867
menjawab, "Dalam rumah si fulan terdapat
seekor anjing." Lalu beliau diberi tahu bahwa
Ulama madzhab Maliki358 berkata bahwa,
di dalam rumah si fulan juga terdapat seekor
semua anjing-baik yang boleh digunakan
kucing. Beliau menjawab, "Sesungguhnya ku-
untuk penjaga dan buruan ataupun yang ti-
cing tidaklah najis!'Atas dasar ini, maka dapat
dak boleh, hanya jilatannya saja yang wajib
dipahami bahwa anjing itu adalah najis.
dibasuh sebanyak tuiuh kali secara ta'abbudi.
Ini adalah menurut pendapat yang masyhirr (b) Bangkai BinatangAir dan Binatang
yang tidak Berdarah Mengalir
dari kalangan mereka. Sehingga, tidak wajib
membasuh tujuh kali apabila anjing itu hanya Semua ulama madzhab bersepakat bahwa

memasukkan kakinya ataupun memasukkan bangkai binatang air seperti ikan dan bina-
Iidahnya ke dalam sesuatu bejana ai4 tapi tang laut yang lain adalah bersih, karena Nabi
tanpa menggerakkannya ataupun tanpa ter- Muhammad saw. bersabda,
jatuh air liurnya.
Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali36e A-Ai :ot1ii 0;4, 6 ::-i
- berkata bahwa aniinq, babi, dan keturunan
yang lahir dari keduanva, termasuk kotoran
"t'jlt, , t

Jt;&)t) *Stt:
t'o

sg lah hin. Oleh sebab


"Dihalalkan untuk kita dua Pli, tu7gkoi
itu, apa saja yang disentuh oleh binatang itu
dan dua jenis darah; ikan dan belolang, hati
hendaklah dibasuh sebanyak tujuh kali, salah
dan limpa.'47o
satunya adalah dengan debu. Karena, hukum

36 Fathul Qadir, Jilid l, hlm. 64; Raddut Mukhtar oleh lbnu Abidin, Jilid I, hlm. 192, 300; al-Bada'i',Jilid l, hlm. 63'
367 H"ditr ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan as-syaikhan dari Abu Hurairah (Nailul Authar,lilid I, hlm. 36; Subulus Salam, Jilid I,
hlm.22).
368 Asy-Syarhut Kabir,lilid I, hlm.83; asy-Syarhush Shaghir,lilid l, hlm.43.
36e Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm.78; Kasysyaful
Qina', Jilid I, hlm. 208; al'Mughni,Jilid l, hlm. 52.
370 H"ditr riwayat Ahmad, Ibnu Majah, dan ad-Daruquthni dari Ibnu Umar terdapat kelemahan di dalam sanadnya (subulus Salam,
]ilid I, hlm. 25; Nailul Authar,lilid VIII, hlm. 150).
BaE[an 1: IBADAH FIqLH ISLAM JITID 1

Berkaitan dengan laut, Rasul juga ber- tidak mengalir adalah suci menurut penda-
sabda, pat ulama madzhab Hanafi. Begitulah juga
menurut pendapat ulama madzhab Maliki3Ta
mengenai hukum bangkai binatang laut dan
A ,Pt;jc )rii":t ,^ juga bangkai binatang yang tidak mengalir
darahnya, semuanya adalah bersih.
"Airnye, (yaitu oi, tortl menyucikan dan
bangkainya holal.'a71 Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali3Ts
mengatakan bahwa bangkai ikan, belalang,
dan seumpamanya yang dari jenis binatang
Para fuqaha berselisih pendapat menge-
nai bangkai binatang yang darahnya tidak Iaut adalah suci. Tetapi, bangkai binatang
yang darahnya tidak mengalir seperti lalat,
mengalir. Perbincangan mereka adalah seba-
kepinding, kumbang, kalajengking, lipas, dan
gai berikut.
semacamnya dihukumi najis menurut pen-
Ulama madzhab Hanafi37z menyatakan
dapat ulama madzhab Syafi'i. Ia dihukumi
bahwa kematian seekor binatang yang hidup
bersih oleh ulama madzhab Hambali. Bang-
di dalam air, maka ia tidak menyebabkan
kai binatang laut yang hidup di darat seperti
air itu menjadi najis seperti ikan, katah dan
katak, buaya, dan ular adalah najis menurut
ketam yang mati dalam air. Tetapi, daging
pendapat ulama madzhab Syafi'i dan Hambali.
bangkai binatang yang berdarah mengalir
Walaupun begitu, ulama madzhab Syafi'i
dan juga kulitnya-sebelum disamak-adalah
berkata bahwa bangkai ulat seperti bangkai
najis. Binatang apa saja yang darahnya tidak
ulat cuka ataupun ulat buah apel dihukumi
mengalir, jika terjatuh ke dalam air, maka
najis. Tetapi, ia tidak menyebabkan cuka dan
ia tidak menyebabkan air itu menjadi najis
buah apel itu menjadi najis, karena amat su-
seperti kepinding, lalat, kala jengking, dan
yang seumpamanya. Karena, terdapat hadits
kar untuk mengelakkan dari ulat tersebut.
Malahan ulat itu boleh dimakan bersama cuka
yang berkaitan dengan masalah lalat,
ataupun bersama buah apel tersebut, sebab
Jika terjatuh seekor lalat ke dalam mi- memisahkan di antara keduanya adalah sulit.
numan salah orang dari kamu, maka hendaklah Ulama madzhab Hambali menyatakan bah-
ia menenggelamkannya, kemudian membuang - wa binatang yang darahnya tidak mengalir.
nya. Karena, sesungguhnya pada salah satu Apabila ia dilahirkan dari benda-benda yang
sayapnya terdapat penyakit, dan pada sayap- bersih, maka ia dihukum bersih baik hidup
nya yang satu lagi terdapat penawor.'473 ataupun mati. Tetapi jika ia dilahirkan dari
benda-benda yang najis seperti ulat kebun
Oleh sebab itu, jelas bahwa bangkai bina- dan juga lipas, maka ia dihukumi najis baik
tang air dan bangkai binatang yang darahnya hidup ataupun mati. Karena kelahirannya ber-

371,
Hadits riwayat,4shabus Sunan al-Arba'oh dan lbnu Abi Syaibah, dan lafal hadits ini adalah riwayat lbnu Abi Syaibah. Ia dishahihkan
ofeh Ibnu Khuzaimah dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairah (Subulus Salam,1,: L4).
372
Fathul Qadir,lilid l, hlm. 57; al-Bada'i',lilid I, hlm. 62 dan hlm. setentsnya(Muraqi al-Falah, hlm. 25J.
373
Hadits riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah. Asy-Syafi'i berkata, "Sebab terjadi demikian adalah karena Nabi Muhammad saw.
tidak menyuruh supaya menenggelamkan sesuatu yang menyebabkan tempat dia mati itu menladi naiis. Karena, tindakan demi-
kian dianggap sebagai sengaja merusaknya. Abu Dawud juga telah memasukkan satu penambahan melalui satu sanad yang baik,
'Dan sesungguhnya ia berlindung dengan menggunakan sayapnya yang mempunyai racun."' (Nashbur Rayah,lilid I, hlm. 115)
374
Bidayatul Mujtahrd, Jilid I, hlm. 74; asy-Syarhush Shaghir,lilid I, hlm. 44, 45,49; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 34.
375
Mughnil Muhtaj, Jilid t, hlm. 78; al-Muhadzdzab, filid I, hlm.47; al-Mughni,lilid I, hlm.42 - 44; Kasysyaful Qina',lilidlhlm."22?.
FIQIH ISI.AM JITID Bagfan 1: IBADAH

asal dari benda najis, maka ia juga dihukumi Bagian-bagian tersebut adalah seperti
najis seperti anak anjing dan juga babi yang tanduh tulang dan gigi, termasuk juga gading
dihukumi najis karena dilahirkan dari induk gajah, semua jenis kuku seperti kuku kuda,
yang najis. kuku kaki unta dan kuku kaki lembu, dan
Kesimpulannya, bangkai binatang air termasuk juga semua jenis bulu dan rambut,
dan juga bangkai binatang lainnya yang tidak urat putih dan juga al-infihah3Tu yang keras;
mempunyai darah adalah bersih menurut semua ini dihukumi bersih menurut pendapat
pendapat fuqaha, kecuali ulama madzhab ulama madzhab Hanafi.377 Karena, semua ben-
Syafi'i saja yang mengatakan bahwa binatang da tersebut bukanlah bangkai sebab bangkai
yang darahnya tidak mengalir adalah najis, binatang menurut pengertian syara' ialah
berdasarkan firman Allah SWT, nama bagi binatang yang telah keluar nyawa-

"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai nya tidak disebabkan oleh perbuatan manusia
ataupun disebabkan oleh perbuatan manusia
...." (al-Maa'idah: 3)
yang tidak sesuai dengan kehendak syara'.
Sedangkan benda-benda tersebut tidak mem-
Pengertian bangkai menurut ulama
punyai nyawa, maka oleh sebab itu ia tidak
madzhab Syafi'i ialah binatang yang hilang
nyawanya tanpa sembelihan yang sah me- dihukum sebagai bangkai. Lagipula kalau di-
nurut syara' seperti sembelihan orang Ma- perhatikan najis bangkai-bangkai tersebut
jusi, orang yang sedang berihram, sembelihan adalah karena adanya darah yang mengalir
dengan menggunakan tulang, dan begitu juga dan bahan-bahan lembab yang dihukumi najis.
binatang yang tidak halal dimakan jika disem- Padahal, darah dan bahan lembab itu tidak
belih. Demikian juga pendapat ulama madz- terdapat pada benda-benda tersebut.
hab Maliki. Mereka mengatakan bahwa semua Berdasarkan ini, maka bagian anggota
binatang yang disembelih di lehernya ataupun binatang tersebut yang terpotong atau terpu-
disembelih pada pangkal lehernya atau de- tus pada masa hidupnya dihukumi bersih.
ngan cara melukainya, maka hukumnya adalah Menurut Abu Hanifah, al-infihah yang
bersih, asalkan binatang-binatang tersebut cair dan juga susu adalah bersih berdasarkan
adalah binatang yang tidak haram dimakan. firman Allah SWT,
Namun binatang yang tidak boleh dimakan
seperti keledai, bighal, dan kuda, menurut "Dan sungguh, pada hewan ternak itu
pendapat mereka, sembelihannya adalah tidak benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
memberi dampak apa pun terhadap diri bina- Kami memberimu minum dari apa yang ada
tang tersebut. Begitu juga dengan anjing dan dalam perutnya (berupa) susu murni antora
babi, sembelihan tidak memberi dampak apa kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi
pun, oleh sebab itu bangkai binatang tersebut orong yang meminumnya." (an-Nahl: 66)
dihukumi najis.
(c) Bagian-Bagian Bangkai yang Keras Abu Yusuf dan Muhammad ibnul Hasan asy-
yang tidak Mengandungi Darah Syaibani berkata-pendapat mereka adalah

376
Infihah adalah suatu benda yang keluar dari perut anak kambing yang berumur setahun, lalu diperas dan dimasukkan ke dalam
susu dan ia mengembang seperti keju. Ia dikenali dengan nama al-Majinah dalam bahasa pasaran.
377
Al-Bada'i',lilid I, hlm. 63.

. arr.-i.
".*i i i-:-, .
FIQIH TSLAM JITID 1

pendapat yang ozhhar-bahwa kedua benda (d) Kulit Bangkai


itu dihukumi najis karena susu itu meskipun Ulqna madzhab Maliki dan Hambali-
bersih, tetapi disebabkan ia berdekatan de- dalam pendapat vang terkuat di kalangan
ngan najis, maka ia menjadi najis.
-.--
mereka-37e me
Jumhur ulama selain ulama madzhab adalah najis, baik sesudah disamak ataupun
Hanafi378 berkata semua bagian badan bangkai karena ia adalah bagian dari
adalah najis, termasuk al-lnfihah dan juga susu
=eEaumnya,
bangkai. Oleh sebab itu, ia menjadi haram
kecuali-menurut pendapat ulama madzhab berdasarkan firman Allah SWT,
Syafi'i-jika keduanya diambil dari anak
yang sedang menyusu. Karena, setiap bagian
bangkai adalah tempat keberadaan nyawa.
...i$t#.-*?
Namun, ulama madzhab Hambali mengatakan "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai
bahwa bulu bangkai adalah bersih, karena ...." (al-Maa'idah: 3)
terdapat hadits riwayat ad-Daruquthni dari
Nabi Muhammad saw., Ia tidak akan berubah menjadi bersih
"Minyak misik'dari bangkai yang sudah meskipun disamah sama seperti daging yang
disamak adalah tidak mengapa, begitu juga tidak akan bersih meskipun disamak. Pen-
dengan bulu-bulunya apabila ia sudah di- dapat mereka didukung oleh beberapa hadits,
bosuh." di antaranya adalah,

"Janganloh kamu manfaotkan bagian


Tetapi, hadits ini adalah lemah. Ulama
bangkai mana pun.'aso
madzhab Maliki mengecualikan juga bulu.
Mereka mengatakan bahwa hukumnya ada-
Di antara dalil lainnya adalah surat Rasul
lah bersih, karena ia tidak dihukumi sebagai
kepada fuhainah,
bangkai. Keadaannya tidak sama dengan
tulang di mana tulang adalah najis. Sebagian "Aku telah memudahkan (membolehkan)
ulama madzhab Maliki memutuskan bahwa penggunaan kulit-kulit bangkai bagi kamu.
gading gajah adalah makruh tanzih. Begitu Tetapi opabila suratku ini sudah sampoi, ja-
juga dengan batang bulu bagi makhluk yang nganlah kamu gunakan bagian bangkai mana
masih hidup ataupun yang sudah mati. Ke- pun, meskipun itu kulit yang disamak ataupun
simpulannya adalah, para fuqaha selain ulama urat putih.'481
madzhab Syafi'i mengatakan bahwa semua
jenis bulu bangkai adalah suci.

378 Asy-Syarhush Shaghir, f ilid I, hlm. 44, 49 dan hlm. seterusnya; asy-Syarhul Kabrr, Jilid I. hlm. 55; Mughnit Muhnj,Jilid I, hlm. 78; al-
Mughni, filid I, hlm. 52,72,74,79.
37e Asy-Syarhush Shaghir,Jilid,l, hlm. 51; al-Mughni,l:66; Bidayatut Mujtahid,f ilid I, hlm. 76.
380 H"ditr riwayat Abu Bakr asy-Syafi'i, melalui sanadnya dari Abuz Zubair dari
labi4, sanadnya adalah baik.
381 Hrditr riwayat Ahmad dan Abu Dawud dari Abdullah bin Ukaim. Imam Ahmad berkata, sanadnya adalah baik, tetapi apabila
dikaji didapati bahwa hadits ini adalah dhaifkarena sanadnya terputus dan tidak ielas matannya. Karena, kadang-kadang ia mem-
punyai arti yang umum, dan kadang-kadang berbentuk mengkhususkan, yaitu dengan disebutnya "sebulan ataupun dua bulan."
At-Tirmidzi berkata pada akhir hadits, Ahmad tidak menerima hadits ini karena sanadnya yang tidak jelas. Sebagian ulama men-
coba menyelaraskan antara hadits ini dengan hadits-hadits lain yang shahih berkaitan dengan pembersihan dengan menggunakan
samak, bahwa hadits ini berkaitan dengan kulit-kulit yang belum disamak karena perkataat"al-ihab" adalah nama khas bagi kulit
FIqLH ISI."A,M II[ID 1

Dalam riwayat lain, disebutkan, "Telah benda yang lembab dan juga najis dari kulit
tiba surat Rasulullah saw. kepadakami sebulan yang disamak. Selain itu, pendapat ini juga
ataupun dua bulan sebelum beliau wafat." didukung oleh sebuah hadits lain riwayat
Mereka menganggap bahwa hadits ini Imam al-Bukhari dan Muslim dari lbnu Abbas,
menasakh hadits-hadits lain sebelumnya. Ka- "Seorang hamba sahaya perempuan Mai-
rena, hadits ini disabdakan oleh Rasulullah munah diberi sedekah seekor kambing, lalu
saw. pada akhir umurnya. kambing itu mati. Setelah itu Rasulullah saw.
Sementara itu, ulama madzhab Maliki melewatinya dan beliau bersabda,
memahami hadits,

"Kulit apabilo disamak ia akan menjadi t;y,su


* 6yuc $;u. i:j,:r v^
bersih."
wti;
Dengan bersih menurut arti bahasa saja 'Mengapa kamu tidak mengambil kulitnya,
bukan bersih menurut syara'. Demikian juga meny am aknya, da n m engg un aka nny a?' M ereka
hukumnya jika binatang yang tidak boleh di- menjawab, 'Ia telah menjadi bangkai.' Rasul
makan dagingnya disembelih, maka kulitnya menjawab,'Sesungguhnya yang diharamkan
adalah najis baik disamak ataupun tidak. adalah memakannya."'
Ulama madzhab Hanafi dan Syafi'i382 ber-
kata bahwa semua kulit yang najis karena Dalam hadits yang lain Rasul bersabda,
menjadi bangkai atau karena sebab lainnya-
seperti karena binatang tersebut termasuk b?t) it:st;1g
binatang yang tidak boleh dimakan daging-
nya-maka kulitnya dapat menjadi bersih "la
dapat dibersihkan dengan air dan daUn
apabila disamak. Hal ini berdasarkan sabda pohon qarez."
Nabi Muhammad saw.,
Imam an-Nawawi berkata dalam Syarh
"Kulit apa pun yang disamalg maka ia Muslim: Penyamakan (kulit bangkai binatang)
menjadi bersih.'t3g3 adalah boleh dengan apa saja yang dapat me-
ngeringkan segala kotorannya, menghilangkan
Hadits ini diriwayatkan iuga oleh Imam baunya yang busuk, dan dapat menjaganya
Muslim dengan redaksi, dari menjadi kerusakan seperti dengan meng-
gunakan syats (sejenis tanah), daun qaraz,
"lika suatu kulit itu disamak, maka ia akan
kulit buah delima, ataupun bahan obat-obatan
menjadi bersih."
yang bersih. Penyamakan tidak dianggap de-
ngan cara memanaskan kulit di bawah terik
Inilah pendapat yangrajih, karena hadits
matahari, kecuali menurut pendapat ulama
tersebut adalah shahih dan karena samakan
madzhab Hanafi saja. Begitu juga penyamakan
memang dapat menghilangkan segala benda-
tidak dianggap dengan cara menggunakan ta-
382 At-Bodo'i',1ilid I, hlm. 85; Mughnil Muhtaj,Jilid l, hlm.82.
383 Hrditr ini diriwayatkan oleh dua orang sahaba! yaitu lbnu Abbas dan tbnu Umar, dari perawi pertama yang meriwayatkan adalah
an-Nasa'i, at-Tirmidzi, dan lbnu Maiah. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan fbaik) dan shahih. Perawi kedua yang
meriwayatkan adalah ad-Daruquthni, dia mengatakan bahwa sanadnya adalah baik (Nashbur Rayah. Jilid I, hlm. 115 dan halaman
seterusnya).
rrqlH lsr."AM f rLrD 1

nah, abu, dan juga garam menurut pendapat yang belum memakan makanan apa pun
yangashah. kepada Rasulullah saw.. Lalu Ummu Qais
Dengan demikian, ulama madzhab Hanafi meletakkan anaknya itu di atas pangkuan
membolehkan proses penyamakan hakiki Rasul, dan anak itu kemudian kencing di atas-

[yang sebenarnya) dengan menggunakan ba- nya. Rasul kemudian meminta air dan me-
han-bahan kimia. Mereka juga membolehkan mercikkan air tersebut tanpa membasuhnya.
penyamakan hukmi seperti menggunakan ta- Dalam riwayat at-Tirmidzi-yang mengakui
nah dengan memanaskannya di bawah terik bahwa hadits itu adalah hasan-disebutkan,
matahari. Karena, cara tersebut dapat me-
"Air kencing anak perempuan dibasuh dan
ngeringkan kulit yang disamah di samping
air kencing anak lelaki diperciki (air).'aqs
juga dapat menghilangkan kotoran dan mem-
bersihkannya, seperti yang telah dijelaskan
Perbedaan antara keduanya adalah kare-
dulu.
na anak-anak lelaki sering digendong, maka
(e) Air KencingAnak-anak Lelaki yang hukum air kencingnya diringankan. Di sam-
Belum Memakan Makanan Apa pun ping itu air kencing anak lelaki lebih lembut
Kecuali Susu
daripada air kencing anak perempuan yang
Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali3sa
menyebabkan ia tidak melekat di tempat
memutuskan bahwa apa saja yang terkena
kencingnya. Air kencing anak khunsa adalah
najis air kencing ataupun muntah anak lelaki
sama hukumnya dengan air kencing anak
yang belum memakan makanan apa pun
perempuan.
(yaitu sebelum umurnya mencapai dua tahun)
Ini adalah pendapat yangrajih karena ha-
selain susu saja fini tidak termasuk bahan
ditsnya shahih. Oleh sebab itu, ia diutamakan
yang disuap ke mulutnya ketika acara tahnik
daripada hadits yang umum, yang menyuruh
di saat dia baru dilahirkan seperti buah tamar)
semua jenis air kencing dibasuh.
maka untuk membersihkannya adalah dengan
Ulama madzhab Hanafi dan Maliki386 me-
cara memercikkan air ke tempat tersebut.
negaskan bahwa air kencing ataupun muntah
Tetapi, tempat yang terkena air kencing
anak lelaki dan juga perempuan adalah najis
anak-anak perempuan atau anak-anak khunsa
dan semuanya wajib dibasuh. Hal ini berda-
harus dibasuh dengan mengalirkan air ke tem-
pat tersebut. Ini berdasarkan kepada pada
ar.i beberapa
buah hadits yang menyuruh agar semua jenis
hukum asal mengenai air kencing yang najis.
air kencing dibasuh. Di antaranya adalah se-
Air kencing anak lelaki dikecualikan karena
buah hadits,
ia sering digendong. Alasan ini diambil dari
hadits riwayat asy-Syaikhan dari Ummu Qais "Basuhlah air kencing, korena kebanyakan
binti Mihsan yang membawa anak lelakinya adzab kubur itu datang darinya.'a87

384 Mughnil Muhtaj,lllid I, hlm. 84; I{arysyaful


Qina", Jilid l, hlm' 217 atMuhadzdzab, Jilid I, hlm' 49.
38s R
luk k"dua hadits tersebut dalam kitab Nashbur Rayah, filid I, hlm. 126 - 127.
386 Bidayatut Mujtahid,lilidl,hlm.77,82; ary-Syarhush Shaghir, filid I, him. 73: Muraqi al-Falah. hlm. 25; al-Lubab Syarhul Kitab,lilid
I, hlm. 55; Fathul Qadir, filid 1, hlm. l4O: ad'Dutul Mukhtor,lilid I, hlm. 293.
387 H.ditr ini diriwayatkan oleh tiga orang sahabat yaitu Anas, Abu Hurairah, dan lbnu Abbas. Hadits riwayat Anas diriwayatkan
oleh ad-Daruquthni. Ia adalah hadits mursal. Hadits riwayat Abu Hurairah, diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dan al-Hakim di
dalam kitab al-Mustadrak. Al-Hakim berkata, ia adalah hadits shahih menurut asy-Syaikhan, dan saya tidak mendapati kecacatan
padanya. Namun, mereka berdua tidak meriwayatkannya. Adapun hadits riwayat Ibnu Abbas diriwayatkan oleh ath-Thabrani, ad-
Daruquthni, al-Baihaqi, dan al-Hakim (ffashburRayalr. f ilid I, hlm' 128).

ilffi
1-'r+
FIQIH ISI."AM IILID 1

Namun, ulama madzhab Maliki berkata, makruh. Demikianlah kedudukan air kencing
"Air kencing ataupun tahi anak kecil yang semua binatang lain, hukumnya adalah meng-
terkena pakaian ataupun badan orang yang ikut hukum dagingnya. Oleh sebab itu, air
menyusuinya adalah dimaafkan, baik yang kencing binatang yang dagingnya haram di-
menyusui itu ibunya sendiri ataupun bukan. makan adalah naiis, dan air kencing binatang
Dengan syarat, apabila dia memang berusaha yang dagingnya boleh dimakan adalah bersih.
menghindarkan diri dari najis tersebut ketika Sedangkan air kencing binatang yang makruh
najis itu keluar. |ika dia tidak ada usaha dimakan dagingnya adalah makruh.
untuk itu, maka tidak dimaafkan. Namun, dia Dalil yang menunjukkan bersihnya air
disunnahkan membasuhnya jika memang kencing dan kotoran itu ialah tindakan Rasu-
kotorannya terlihat." lullah saw. yang membenarkan sekumpulan
(f) Air Kencing dan Kotoran Binatang kaum Urainah meminum air kencing dan susu
yang Boleh Dimakan Dagingnya unta.38e fuga, berdasarkan bolehnya seorang
Ada dua kecenderungan di kalangan ahli Muslim menunaikan shalat di dalam kandang
fiqih mengenai masalah ini. Salah satunya kambing. Hal ini menunjukkan bahwa tahi
mengatakan bahwa ia bersih, dan yang satu dan air kencing binatang tersebut adalah
lagi mengatakan bahwa ia adalah najis. Ke- bersih dan suci.3eo
cenderungan pertama didukung oleh ulama Ulama madzhab Syafi'i dan Hanafi3el ber-
madzhab Maliki dan Hambali dan yang kedua kata balrwa air kencing. muntah. dan juqa
didukung oleh ulama madzhab Hanafi dan tahi binatang ataupun manusia adalah najis,
Syafi'i. karena terdapat perintah dari Nabi Muham-
madzhab Maliki dan Hambali3ss mad saw. supaya air dicurahkan ke atas air
-Ulama
nba bi- kencing orang Arab badui yang kencing dalam

unta, lembu, kambing, ayam, merpati dan haaG yang berkaitan dengan dua buah kubuc
semua ienis burung adalah bersih. Namun,
"Adapun salah seorang dari keduanya ialah
ulama madzhab Maliki mengecualikan bina-
karena ia tidak membasuh air kencingnyq.'o"
tang yang biasa makan atau minum benda-
benda najis, maka tahi binatang itu adalah
Begitu juga sabda Rasul dalam hadits yang
najis. Binatang yang dagingnya makruh di-
lalu,
makan, maka air kencing serta tahinya juga

388
Asy-Syorhush Shaghir,Jilid I, hlm.47; Bidayatul Mujtahid, lilid l,hlm.77 dan hlm. seterusnya; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm.33 dan
halaman seterusnya; Kasysyaful Qinaj Iilid I, him. 220.
389
Hadits riwayat asy-Syaikhan dan Ahmad dari Anas bin Malik: Seiumlah orang dari suku Ukl ataupun Urainah telah datang ke
Madinah. Mereka merasa tidak suka tinggal di Madinah. Lalu, Rasulullah saw. menyuruh mereka meminum air kencing unta jantan
dan beliau menyuruh mereka keluar (ke tempat untal dan meminum air kencing dan susunya (Nailul Authar,lilid I, hlm. 48).
Ibnu Taimiyah berkata di akhir hadits yang lalu, "'Telah tsaDit dari Rasul bahwa beliau bersabda,'Shalatlah di dalam kandang
kambing!" Diriwayatkan oleh lmam Ahmad dan at-Tirmidzi dan dia menghukuminya shahih, bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Shalatlah di dalam kandang kambing dan janganlah kamu shalat di dalam kandang unta!' Ada yang mengatakan bahwa hikmah
pelarangan tersebut adalah berdasarkan kepada perasaan iiiik terhadap apa yang ada di dalam kandang unta, dan kemungkinan ia
terasa iijik ketika sedang shalat dan hal ini dapat menyebabkan terputusnya shalat (Nailul Authar,Jilid ll, hlm. 137).
391
Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm. 79: al -MuhadzdzaD, Jilid I, hlm.46; Fathul Qadirlilid l, hlm. L42 dan hlm. seterusnya; Muraqi al-Falah,
hlm. 25 dan hlm. seterusnya; ad-Durrul Mukhror, Jilid l,him.295 - 297.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan asy-Syaikhan dari Anas bin Malik (Nailul Authar,lilid I, hlm. 43; Nashbur Rayah.Jilid
I, him.212).
Hadits riwayatal-Bukhari dan Muslim dari lbnu Abbas {Nashbur Rayah, filid I, hlm. 314).
FIQLH ISIAM JITID 1

"Basuhlah air kencing." Menurut pendapat Abu Yusuf dan Muham-


mad ibnul Hasan asy-Syaibani, ia adalah najis
Dalam sebuah hadits yang lain diriwayat- ringan. Oleh sebab itu, shalat dengan pakaian
kan bahwa beliau pernah diberi dua kerikil yang terkena najis ini tetap sah, kecuali jika
dan tahi kering untuk digunakan dalam ber- kadarnya sangat banyak. Masalah ini adalah
istinja',lalu beliau mengambil dua kerikil saja masalah ijtihadiyah, dan lagi ia merupakan
dan menolak tahi yang kering. Rasulullah kondisi darurat karena ia sering terdapat di
saw. bersabda, jalan raya.
Pendapat Abu Yusuf dan Muhammad
adalah yang terkuat, karena keadaan 'umum
JJrt,j al-balwa (kesulitan umum yang amat sukar
"lni adalah riks. (riks adalah naiis)." untuk dielakkan) yang banyak di jalan raya.
Kadar banyak adalah sekadar yang dikatakan
Adapun mengenai muntah, meskipun ia banyak dan berlebihan oleh banyak ,orang.
tidak berubah, namun ia tetap merupakan Umpanya adalah bagian yang terkena najis
sesuatu yang keluar dari usus. Oleh sebab ialah seperempat bagian pakaian.
itu, ia tetap najis, karena ia dianggap sebagai Berdasarkan penjelasan ini, maka air ken-
bagian dari sisa-sisa makanan yang sudah cing binatang apa saja yang dagingnya boleh
berubah yang sama keadaannya dengan air dimakan, tahi anjing, tahi, dan air liur binatang
kencing. Begitu juga ludah yang naik dari usus, buas seperti harimau, beruang, dan juga tahi
kecuali jika ia turun dari kepala ataupun dari ayam, itih dan angsa adalah najis berat me-
bagian dalam leher dan dada, maka ia adalah nurut kesepakatan seluruh ulama. Dimaaf-
bersih. kan apabila banyaknya hanya sekadar luasnya
. Mengenai perintah Rasulullah saw. dalam satu koin dirham.
Hadits al-'lJrnayain adalah untuk berobat, dan Air kencing kuda, air kencing binatang
berobat dengan menggunakan bahan naiis yang dagingnya boleh dimakan dan tahi bu-
adalah dibolehkan ketika tidak ada bahan rung yang tidak boleh dimakan seperti elang,
yang bersih yang dapat menggantikannya. adalah termasuk kumpulan naiis mukhaffafah
Ulama madzhab Hanafi ketika membuat menurut pendapat yangashah. Karena, semua
uraian masalah ini, berpendapat bahwa air itu dianggap sebagai satu kesulitan umum
kencing binatang yang boleh dimakan daging- yang tidak dapat dielakkan. Ia dimaafkan jika
nya adalah najis mukhaffafah (najis ringan). kadarnya kurang dari seperempat pakaian
Oleh sebab itu, bagi orang yang seperempat ataupun badan. Maksudnya adalah kadar ang-
pakaiannya terkena najis, maka dia boleh gota yang terkena najis itu kadarnya tidak
menunaikan shalat. Ini adalah pendapat Abu sampai seperempat anggota itu seperti ang-
Hanifah dan Abu Yusuf. gota tangan dan kaki. Tetapi jika kadar yang
Adapun tahi kuda dan juga tahi lembu terkena itu mencapai seperempat bagian
adalah najis menurut pendapat Abu Hanifah, (pakaian ataupun anggota badan) atau lebih,
sama seperti tahi binatang yang dagingnya maka kadar itu sudah dianggap sebagai kadar
tidak boleh dimakan. Karena, Nabi Muham- yang banyak dan berlebihan.
mad saw. telah membuang tahi kering dan Adapun tahi burung yang dagingnya bo-
bersabda, "Ini adalah rijs ataupun riks [naiis)." leh dimakan yang berak di udara seperti bu-
FIQIH ISLAM IILID 1

rung merpati, maka ia adalah bersih menurut Maliki ia adalah najis. Ulama madzhab Ham-
pendapat ulama Madzhab Hanafi karena ke- bali juga berpendapat apabila mani itu dari
jadian itu adalah lumrah ('umum al-Balwa); binatangyang boleh dimakan, maka hukumnya
artinya burung-burung itu sering memenuhi adalah bersih. Menurut pendapat yang ashah
jalan raya dan warung-warung. Iman Muham- di kalangan ulama madzhab Syafi'i, air mani
mad menganggap air kencing binatang yang binatang selain anjing dan babi dan gabungan
boleh dimakan hukumnya adalah bersih, se- dari salah satunya adalah bersih.
perti kuda. Dia berkata, "Tahi binatang (yang
dagingnya boleh dimakan) tidak menghalang
-
hab Hanafi dan Maliki'3e6 berpendapat bahwa
sahnya shalat seseorang meskipun kadarnya air mani itu adalah najis_cbn bekasnya wajib
banyak," Kata-kata ini diucapkan ketika beliau dibasuh. Namun, mereka mengatakan wajib
memasuki kota ar-Ray bersama Khalifah dan EUrrut t utika mani itu masih basah. Apabila
melihat sendiri bagaimana kesulitan yang di- ia sudah kering di atas pakaian, maka cukup
hadapi banyak orang berkenaan dengan tahi- dikeruk saja.
tahi binatang itu yang memenuhi jalan-raya Ulama madzhab Maliki secara mutlak
dan juga warung-warung. Atas dasar ini, mengatakan bahwa air mani itu najis walau-
maka para ulama menjadikan tanah Bukhara pun ia dari binatang yang boleh dimakan.
sebagai asal qiyas bagi jalan-jalan lainnya.3ea
Karena, ia menjijikkan, kotorl dan mudah
Pendapat ini adalah sama dengan pendapat
berubah menjadi busuk. Lagipula asalnya
Imam Malik dan Ahmad.
adalah dari darah. Dan juga dengan alasan
Ulama madzhab Syafi'i3es berkata, "Tahi bahwa kemaafan yang diberikan kepada yang
burung meskipun banyak adalah dimaafkan asal tidak harus diberikan kepada yang ca-
karena amat sulit untuk menghindarkan diri bang. Sehingga meskipun kadar darah yang
darinya." Menurut saya pendapat yang sesuai sedikit-yaitu yang tidak sampai ukuran satu
untuk kita amalkan adalah pendapat yang koin dirham-adalah dimaafkan. Namun, air
termudah dalam perkara-perkara semacam mani yang sedikit tidak dapat dimaafkan ka-
ini, selama kadar najis itu memang tidak rena tidak semua yang ditetapkan kepada
banyak. perkara asal harus ditetapkan juga kepada
(g) Air Mani perkara-perkara cabangnya. Dalil mereka
Air mani ialah air yang keluar ketika ke- ialah hadits riwayat Aisyah,
nikmatan jimak memuncak. Apabila air mani "Saya pernah menggosok-gosok [menge-
tersebut adalah mani manusia, maka terdapat ruk) air mani yang melekat pada pakaian
dua pendapat mengenai hukum najis atau Rasulullah saw. ketika ia sudah kering, dan
bersihnya. Tetapi jika ia mani binatang, maka saya membasuhnya ketika ia masih basah
menurut pendapat ulama madzhab Hanafi dan atau lembab."3e7

3ea Roddul Mukhtar,lilid l, hlm. 295 dan hlm. seterusnya; al-Lubab Syarhut Kitab,lilid I, hlm.56.
3es Mughnit Muhtoj,Iilid I, hlm. 188.
3e6 Ad-Drrrul Mukhtan
filid l, hlm. 287 danhlm. seterusnya; at-Lubab Syarhut Kitab,lilid I, hlm. 55; Muraqi al-Folah, hlm. 26; Bidayatul
Mujtahid,Jilid I, hlm. 79; asy-Syarhush Shaghir,Jilid I, hlm. 54; asy-Syarhul Kabia filid 1, hlm. 56.
397 H"ditr riwayat ad-Daruquthni dalam kitab Sunan-nya dan riwayat al-Bazzar dalam kitab musnadnya, dia berkata, "Tidak diketahui
orang lain selain Abdullah ibnuz Zubair yang meriwayatkannya dari Aisyah." Adapun hadits,"Basuhlah ia jika ia masih lembab dan
gosoklah io jika sudah kering" adalah sebuah hadits gharib dan tidak dikenali (Nashbur Rayah, fil. I, hlm. 209). Hadits ini keselu-
ruhannya tidak ielas, karena dalam sebagian matannya disebut perkataan basuh, dan dalam sebagian matan yang lain disebut
gosok. Dalam matannyayang lain disebut, "Maka, terus shalatlah dengannya,"
Baglan 1: IBADAH ISLTA.M IIIID 1

Diriwayatkan juga oleh al-Bukhari dan basuh, mengusap, ataupun mengeruknya. Saya
Muslim dari Aisyah, sepakat dengan pendapat yang mengatakan
"Bahwa dia pernah membasuh air mani bahwa air mani adalah bersih, agar kita tidak
yang terdapat pada pakaian Rasulullah saw., terpaksa mengatakan bahwa asal usul manu-
'sesudah itu, Rasul keluar menunaikan shalat, sia itu naiis, di samping pendapat ini juga
dan saya masih dapat melihat bekas basah air akan memberi kemudahan kepada manu-
pada pakaiannya itu."' sia. Namun begitu, menghilangkan bekasnya
adalah sunnah karena mematuhi sunnah Nabi
Lagipula, air mani itu seakan-akan-ha- Muhammad saw.
dats yang keluar dari badan. Ini menunjukkan Namun, bersihnya air mani itu, apabila
bahwa air mani tersebut adalah najis.
memang tidak didahului dengan keluarnya air
Menurut pendapat yang azhhar dari ka- madzi yang biasanya keluar ketika memun-
langan ulama madzhab Syafi'i dan iuga pen- caknya nafsu. Dan hendaklah sebelum keluar-
@ bahwa air mani ada- nya mani kemaluan tersebut dibasuh dengan
air (iika keluar kencing). Tetapi jika bekas air
ataupun mengeiuknya ii 4g!g! ,it mg4l kencing masih ada pada kemaluan karena air
lelaki. Ini adalah berdasarkan kepada hadits kencing itu dikeringkan dengan kertas seperti
riwiyatAisyah, bahwa dia pernah menggosok- yang sering berlaku di kalangan kebanyakan
gosok air mani yang terdapat pada pakaian orang sekarang ini, maka air mani akan men-
Rasulullah saw.. Kemudian Rasul menunai- jadi mutanaiTfs karena bercampur dengan air
kan shalat dengan pakaian itu.3ee Dalam ri- kencing yang telah dikeringkan itu, Oleh sebab
wayat yang lain, disebutkan, "Saya pernah itu, hendaklah seseorang mengkhususkan pa-
menggosok-gosok air mani pada pakaian kaian tertentu untuk berjimak supaya dapat
Rasul ketika beliau sedang shalat dengan terhindar dari perbedaan pendapat,
pakaian itu,aoo
(h) Air yang Keluar karena Luka (Sakit)
Ibnu Abbas berkata, "Usaplah ia dari ba-
Ulama madzhab Hanafi dan Malikiao3
dan atau pakaian kamu dengan rumput atau-
menganggap benda-benda berikut adalah na-
pun potongan kain, karena ia seperti tempat
jis, yaitu al-qaih (yaitu nanah yang kental yang
iahitan dan air ludahr'4ol
keluar dari bisul), ash-shadiid (yaitu air jernih
Air mani adalah berbeda dengan air ken-
yang berasal dari nanah yang bercampur de-
cing dan air madzi, karena ia merupakan
ngan darah), dan air kudis [nanah putih), yaitu
unsur awal kewujudan manusia. Imam asy-
air yang mengalir keluar dari luka seperti
Syaukani menjelaskan tentang najisnya air
karena terkena api, penyakit kurap, kudis,
mani ini, "sebenarnya air mani itu adalah najis
ataupun penyakit-penyakit lainnya Namun,
yang dapat dibersihkan dengan salah satu cara
al-qaih dan ash-sh adiid yang sedikit adalah
yang telah ditetapkani'4oz yaitu dengan mem-
dimaafkan sama seperti darah yang sedikit.
398
Mughnit Muhtaj, Jilid I, hlm. 79-80; Kasysyaful Qina',Jilidl,hlm.224; al-Muhadzdzab, lilid I, hlm. 47.
399
Hadits riwayat al-lama'ah, lafalnya, "saya pernah menggosok-gosok air mani dari pakaian Rasulullah saw. Kemudian beliau pergi
menunaikan shalat dengan memakai pakaian itu!' (Noilul Authar, Iilid I, hlm. 53)
400
Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban di dalam kedua kitab shahih mereka'
401
Hadits riwayat Sa'id, dan diriwayatkan iuga oleh ad-Daruquthni secara morJui
402
Nailul Authar,Jilid I, hlm. 55.
403
Al-Bada'/,lilid l, hlm. 60; ad-Durrul Mukhtor, lilid l,hlm.294; asy-Syarhul Kabir, Iilid I, hlm 56 dan hlm. seterusnya; asy-Syarhush
Shaghir,lilld I, hlm. 55; al'Qawanin al-Flglri.ryaft, hlm. 33.
i::li::.,.: +;i!EJ:.,:i-.:!:.lr:.-,ii-.;FSi:....j.i:.::---:::r:-:.:,:i::-==-..
FIQIH ISIAM JILID 1

Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali4o4 se- (i) Mayat Manusia danAiryang Mengalir
pendapat dengan ulama lain tentang najisnya dari Mulut Orang yang Tidur
al-qaih dan ash-shadiid. Namun, ulama madz- Kita hanya mengetahui dua pendapat saja
hab Hambali memutuskan bahwa darah yang mengenai hukum mayat manusia.a0ll\4gng1q!__
sedikit dan apa saja yang bersumber darinya, pendapat ulama madzhab Hanafi, mayat ma-
seperti al-qaih, ash-shadiid, dan air kudis, ada-
' nusia adalah najis berdasarkan-flatrga ssftagian-
lah dimaafkan jika ia tidak jatuh ke dalam sahabat. Di antara mereka adalah Ibnu Abbas
cairan dan makanan. Karena, biasanya orang ?an lUnriZubair yang menyamakan hukum-
sering mengalami hal itu. Lagipula, amat sulit nya seperti bangkai-bangkai lainnya.
untuk mengelakkan diri dari hal ini, sama Menurut pendapat jumhur ulama, ia ada-
seperti masalah bekas yang masih tersisa dari lah suci karena sabda Nabi Muhammad saw.,
istijmar (istinja' dengan menggunakan batu).
"Sesungguhnya orang Islom tidak akan
Adapun cairan dan makanan yang terkena
menjadi najis."
najis-najis tersebut, maka ia tidak dimaafkan.
Kadar sedikit yang dimaafkan ialah kadar
Sebagaimana yang ditegaskan oleh ulama
yang tidak membatalkan wudhu, yaitu kadar
madzhab Syafi'i dan Hambali,a06 air yang me-
yang tidak dirasakan jijik oleh seseorang. .41-
ngalir keluar dari mulut orang yang sedang
qaih dan yang seumpamanya lebih utama tidur semasa tidurnya adalah bersih. Namun,
dimaafkan jika dibanding dengan darah. Najis
ulama madzhab Syafi'i dan Maliki berkata,
yang dimaafkan yang keluar dari binatang jika ia keluar langsung dari usus seseorang se-
yang bersih ataupun manusia, hendaklah jenis
perti ia keluar dalam keadaan berbau busuk
yang memang tidak dapat dihindari. Namun
dan berwarna kuning, maka ia dihukumi na-
apabila masih ada jalan untuk menghindar jis sama seperti hukum air ludah yang keluar
darinya, maka ia tidak diberi kemaafan.
dari usus. Tetapi jika ia keluar dari tempat lain
Menurut pendapat yang terkuat dari selain usus ataupun diragui apakah ia keluar
kalangan ulama Madzhab Syafi'i, benda-benda dari usus ataupun tidah maka ia dihukumi
berikut adalah bersih: darah jerawat bintik- bersih.
bintik kecil, nyamuk, tahi lalat, air kudis, Ulama madzhab MalikiaoT menganggap
kurap air, luka bakar ataupun tempat yang bahwa al-qalas, yaitu air yang didorong keluar
melembung [bengkak) yang mengeluarkan oleh usus seseorang jika usus sudah penuh,
bau ataupun yang tidak mengeluarkan bau adalah suci, apabila memang ia belum me-
fmenurut pendapat yang kuat) dan juga bekas nyamai salah satu dari sifat-sifat tahi.
bekaman baik kecil ataupun besar. Darah
orang lain yang sedikit, yaitu darah manusia b. Jenis Naiis yang Haqiqi
yang telah terpisah dari badannya kemudian 7. PemMgf,an Najis Menurut Ulama Hanafl
kembali mengenainya lagi, adalah dimaafkan Pembagian najis menurut pendapat ulama
menurut pendapat yang azhhar. madzhab Hanafi, yaitu sebagai berikut.

404
Kasysyaful Qina', Iilid I, hlm. 219; Mughnil Muhtaj,lilid.l, hlm.79, 193 - I94; alMuhadzdzab,|ilid I, hlm.47.
405
Fathul Qadir,lilid I, hlm. 72; asy-Syarhush Shaghir, Jilid l, hlm. 44; Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm.44 dan78; Kasysyaful Qina',lilidl,
hlm.222; al-Muhadzdzab, f ilid I, hlm.47.
+06
Mughnil Muhwj, filid I, hlm. 79; Kasyryaful Qrna', lilid I, hlm.220.
407
Asy-Syorhush Shaghia lrlid I, hlm. 48.

l: :r.l!." :
:{ *ia:!+- -,'

,,.Y:i
B.glan 1: IBADAH FIqLH ISIAM JITID 1

a) Naiis Mugh allazhah dan Mukhaffafahais pendapat Abu Hanifah. Adapun Abu Yusuf
Najis mughallazhah [berat) ialah najis dan Muhammad bin Hasan asy-Syaibani ber-
yang hukumnya ditetapkan melalui dalil kata, semuanya adalah naiis mukhaffafah, dan
qath'i, [yaitu dalil yang jelas dari Al-Qur'an pendapat mereka berdua adalah pendapat
dan Sunnah al-Mutawatirah) seperti darah yang azhhar. Karena, keadaan seperti itu telah
yang mengalir; tahi, air kencing binatang yang menjadi kesulitan umum ('umum al-balwa) di
dagingnya tidak boleh dimakan, meskipun jalan raya yang sukar dihindari. Sementara itu
binatang itu masih kecil dan belum memakan Muhammad akhirnya, menganggapnya bersih,
makanan apa pun, arak,aoe tahi burung yang dan dia berkata, "Tidak menjadi halangan
tidak berak di udara seperti ayam, itik dan meskipun ia jijik ketika dipandangJ' Pada za-
angsa, daging bangkai dan kulitnya, tahi anjing man kita ini, jalan raya sering dipenuhi dengan
tahi binatang buas dan air liurnya, muntah najis, maka najis itu dihukumi sebagai najis
yang memenuhi mulut, dan apa saja yang mukhaffafah.
membatalkan wudhu yang keluar dari badan
Najis mukhaffafah dimaafkan dalam-
manusia seperti tahi, air mani, air madzi, dan
shalat jika kadar yang mengenai pakaian itu
juga darah yang mengalir.
sekadar seperempat saja, ataupun sekadar
Najis-najis tersebut dimaafkan dalam
seperempat anggota seperti apabila terkena
shalat jika kadarnya hanya sebesar ukuran
najis pada tangan dan kaki jika yang terkena
koin dirham ataupun kurang dari kadar itu
itu adalah anggota badan. Kadar ini diper-
(yaitu ukuran satu dirham besar untuk ka-
timbangkan untuk kemudahan banyak orang,
dar timbangan, dan untuk kadar ukuran luas
terutama bagi orang awam yang tidak mem-
maka ia adalah sekadar lebar telapak tangan
punyai pendapat yang dipegangi.
menurut pendapat yang shahih). Karena, ka-
dar sedikit menyebabkannya sulit untuk di- b) Naiis yang Padat dan Naiis yang Cair
hindari. Kadar minimal dirham ini diukur Najis yang padat ialah seperti bangkai dan
sebesar ukuran tempat istinja'. Tetapi jika na- tahi. Adapun najis yang cair ialah seperti air
jis-najis tersebut melebihi kadar satu dirham, kencing, darah yang mengalir, dan air madzi.
maka tidak boleh shalat dengan jumlah najis c) Naiis yang Dapat Dilihat dan Naiis yang
tersebut. tidak Dapat Dilihat'lo
Najis mukhaffafah [ringan) adalah najis Najis yang dapat dilihat ialah najis yang
yang hukumnya ditetapkan melalui dalil yang dapat dilihat dengan mata ketika ia sudah ke-
tidak qath'i, seperti air kencing binatang yang ring, seperti tahi dan darah. Untuk member-
tidak boleh dimakan dagingnya seperti kuda sihkan najis yang dapat dilihat ini, dapat
dan seperti tahi unggas yang tidak boleh di- dilakukan dengan cara menghilangkan dan
makan dagingnya. Adapun tahi unta, kambing
membersihkan benda najis itu, meskipun
dengan sekali basuhan saja. Ini menurut pen-
tahi kuda, bighal, himar dan tahi lembu, se-
dapat yang shahih karena najis tersebut telah
muanya adalah naiis mughallazhah menurut

408
Al-'lnayah bi Hamisy Fath at-Qadir lilid I, hlm. t40 - 144; ad-Durrul Mukhtar, Jilid l, hlm. 293 - 297; al-Lubab, f ilid I, hlm. 55.
409
Adapun minuman selain arak, maka menurut zahir riwayat, hukumnya adalah najis berat. Tetapi jika berdasarkan kias pendapat
Abu Yusufdan Muhammad ibnul Hasan asy-syaibani, maka ia dianggap sebagai naiis ringan. Terjadinya hal ini adalah disebabkan
terdapat pertentangan pendapat mengenainya di kalangan para ilama(Raddul Mukhtar,Jilid I, hlm. 295).
410
Fathut Qadir,Jilid I, hlm L45; ad-Durrut Mukhtar,llid,l, hlm. 303 - 307:. al-Lubab, filid I, hlm. 57; Muragi al-Falah,hlm.26.
l

, -:ll*,
FIqLH ISIA.M JITID 1 Baglan 1: IBADAH

mengambil tempat dan ada bendanya. Oleh gian anggota yang terpisah dari binatang yang
sebab itu, untuk menghilangkannya adalah masih hidup semasa hidupnya, kecuali bulu
dengan cara menghilangkan benda tersebut. dan apa saja yang seumpamanya, susu babi,
Najis yang tidak dapat dilihat ialah najis bahan cair yang memabukkan, air kencing
yang tidak dapat dilihat oleh mata ketika dia binatang yang dilarang memakannya, tahinya,
sesudah kering, seperti air kencing dan se- air mani, darah, dan juga nanah yang banyak.
umpamanya. Dengan kata lain, ia adalah najis Adapun najis-najis yang diperselisihkan
yangzatnya tidak dapat dilihat oleh pandang- hukum najisnya dalam madzhab Maliki ada
an mata. Untuk membersihkannya, hendaklah delapan belas, yaitu air kencing anak-anak
najis itu dibasuh hingga muncul dugaan kuat yang belum memakan makanan ap apun, air
(zhan) pada diri pembasuh, bahwa tempat kencing binatang yang makruh dimakan, kulit
yang dibasuhnya itu sudah bersih. Kadar yang bangkai binatang yang sudah disamah kulit
dapat menimbulkan zhan adalah tiga kali ba- binatang yang disembelih dari jenis binatang
suhan, karena mengulangi basuhan itu perlu yang haram dimakan dagingnya, tulangnya,
untuk menghilangkan najis. fika tidak dapat debu bangkainya, gading gajah, darah ikan
dipastikan mengenai hilangnya najis tersebut, paus, [darah) lalat, kadar yang sedikit dari
maka untuk menentukan hilangnya najis itu darah haid, kadar yang sedikit dari darah yang
hendaklah disandarkan kepada munculnya bercampur dengan nanah, air liur anjing, susu
sangkaan kuat, sama seperti ijtihad ketika binatang yang tidak boleh dimakan dagingnya
menentukan arah qiblat. Setiap kali membasuh selain babi, susu yang bercampur najis, ke-
hendaklah basuhan itu diperah. Ini menurut ringat yang bercampur najis, bulu babi, dan
pendapat yang zahir, karena dengan cara ini juga arak yang sudah berubah menjadi cuka.
maka najis itu akan dikeluarkan. Konsekuensi dari pembagian-pembagian
ini akan jelas kelihatan dalam pembahasan
2. lenls Nafis Menurut Pendapat Ulama mengenai cara membersihkannya dan menge-
Selaln Ulama Madzhab Hanaff
nai ukuran najis yang dimaafkan.
Pembagian yang ada di kalangan ulama
Hanafiyah juga terkenal di kalangan ulama 2. UKURAN N,,,'S YANG DIMAAF'$N
selain ulama madzhab Hanafi. Ulama madzhab
Terdapat beberapa ketentuan yang dibuat
Maliki menambah satu pembagian lain, yaitu oleh fuqaha mengenai najis-najis yang dimaaf-
najis yang disepakati najisnya dalam madzhab
kan. Dan menurut saya tidaklah salah kalau
dan satu lagi ialah najis yang dipertikaikan kita berpegang dengan ketetapan-ketetapan
najisnya dalam madzhab.all fuqaha tersebut. Di antara yang penting adalah
Najis-naiis yang disetuiui hukum najisnya sebagai berikut.
ada delapan belas, yaitu air kencing manusia
dewasa, tahinya, air madzi, air wadi, daging a. Menurut Madzhab Hanaffalz
bangkai, anjing dan babi dan tulang keduanya, Ulama madzhab Hanafi telah menentu-
kulit babi, kulit bangkai [binatang selain kan najis yang dimaafkan berdasarkan kepada
anjing dan babi) yang belum lagi disamak, ba- jenis najis itu sendiri, baik dari jenis najis mu-

4rr ALqawanin at-Fiqhiyyah,hlm. 34.


arz Fathut qadir, Iilid I, hlm. 140- 146; ad-Durrul Mukhtar wa Hasyiah lbn Abidin, Jilid l, hlm. 295 - 309 Muraqi al-Falah, hlm. 25 dan
hlm. seterusnya.
Bagan 1: IBADAH IIqIH ISI"AM JILID 1

ghallazhah ataupun dari jenis mukhaffafah. Dimaafkan juga percikan air mandi mayat
Mereka mengatakan bahwa naiis mughalla- yang sukar untuk dihindari ataupun yang tidak
zhah ataupun mukhaffafah yang dimaafkan dapat dihindari sama sekali ketika memandi-
adalah iika kadarnya sedikit. Mereka menen- kannya. Hal ini dimaafkan karena adanya ke-
tukan kadar naiis mughallazhah yang sedikit adaan 'umum al-balwa. Begitu juga tanah jalan
adalah yang kurang dari satu dirham (3,17 raya yang keras juga dimaafkan, kecuali jika
gm), yaitu yang beratnya sama dengan 20 qi- diketahui hin naiisnya, maka tidak dimaafkan.
rat (untuk najis yang kering). Adapun untuk Dimaafkan juga darah yang masih berada
najis yang cair kadar [yang dimaafkan) adalah dalam urat saraf binatang yang disembelih,
kadar yang tidak sampai segenggam telapak karena terdapat kesulitan untuk menghindar
tangan. Menurut pendapat yang masyhur da- darinya. Dimaafkan juga darah iantung, limpa,
lam madzhab Hanafi, menunaikan shalat de- dan hati, karena ia merupakan darah yang
ngan membawa najis yang sedikit meskipun ia tidak mengalir. Dimaafkan juga darah yang
dimaafkan adalah haram. tidak membatalkan wudhu menurut pendapat
Najis mukhaffafah yang terkena pakaian yang ashah, dan dimaafkan juga darah kepin-
dianggap sedikit jika ia tidak sampai kepada ding, nyamuk, atau kutu meskipun iumlahnya
ukuran seperempat pakaian tersebut. Dan banyak. Dimaafkan juga darah ikan menurut
apabila yang terkena adalah badan, maka pendapat yang ashah. Begitu iuga dimaafkan
ukurannya ialah jika ia tidak sampai kadar se- air liur keledai dan himax, tetapi menurut
perempat anggota tubuh-seperti tangan dan pendapat al-madzhab ia adalah bersih, dan di-
kaki-yang terkena najis tersebut. maafkan darah orang yang mati syahid untuk
dirinya meskipun darah itu mengalir.
Begitu juga air kencing ataupun tahi ku-
Uap najis dimaafkan, begitu juga dengan
cing dan tikus yang sedikit adalah dimaafkan,
baik ia mengenai makanan ataupun pada pa- debu dan airnya karena darurat, supaya roti
yang dibuat di seluruh negara tidak dihukumi
kaian karena darurat. Dan dimaafkan iuga
najis. Dimaafkan juga anginyangbertiup ke arah
percikan air basuhan yang tidak jelas tempat
yang mana yang terkena najis pada sesuatu najis, kemudian angin itu mengenai pakaian,
wadah. Dimaafkan iuga percikan air kencing
kecuali jika jelas kelihatan bekas najisnya
pada pakaian.
yang kecil seukuran kepala jarum karena
darurat, meskipun percikannya mengenai Dimaafkan juga tahi unta dan kambing
keseluruhan pakaian dan badan, Tetapi iika apabila ia jatuh ke dalam telaga ataupun wa-
percikan itu masuk ke dalam air yang sedikit, dah, selama kadarnya tidak banyak sehingga
maka ia menyebabkan najis menurutpendapat menjijikkan ataupun ia hancur sehingga me-
yangashah. nyebabkan airnya berubah warna. Kadar yang
sedikit ialah kadar yang dipandang sedikit
Darah yang mengenai tubuh tukang sem-
oleh orang yang melihat, dan kadar yang
belih ataupun pakaiannya adalah sama hukum-
banyak ialah kadar yang dirasa jijik oleh orang
nya dengan air kencing yang sedikit. Begitu
yang melihatnya.
juga dengan bekas najis yang dibawa oleh lalat
Adapun tahi burung yang boleh dimakan
yang berasal dari benda najis. Demikian juga
yang berak di udara, maka hukumnya bersih.
dengan tahi himar, keledai, lembu, dan gajah
Apabila ia tidak berak di udara, maka hukum-
dalam keadaan darurat dan'umum al-balwa.
nya adalah najis mukhaffafah.
FIQIH ISIAM JITID 1 8aglan 1: IBADAH

Kita dapat menyimpulkan bahwa sebab- setiap hari dan meskipun hanya sekali saja
sebab kemaafan itu adalah karena darurat, dalam sehari.
'umum al-balwa, ataupun sulit untuk meng- Bawasir yang basah414 iika terkena badan
hindarkan diri dari najis tersebut. ataupun pakaian pada setiap hari, meskipun
hanya sekali [juga dimaafkan). Tetapi yang
b. Menurut Madzhab Maliki413 terkena tangan ataupun kain, maka ia tidak
Menurut ulama madzhab Maliki, kadar dimaafkan. Sehingga dia harus membasuhnya,
darah binatang darat yang sedikit adalah di- kecuali jika bawasir itu sering keluar masuk
maafkan. Ash-shadid dan al-qaih yang sedikit umpamanya melebihi dua kali dalam sehari.
juga dimaafkary yaitu jika ukurannya sekadar
Iika tidak maka dia wajib membasuh tangan-
satu dirham al-bighali. Artinya sekadar suatu nya, karena membasuh tangan bukanlah per-
bulatan hitam yang terdapat pada kaki depan buatan yang sulit sebagaimana sulitnya mem-
binatang bighal ataupun kurang dari kadar basuh pakaian dan badan.
itu. Ketetapan ini tetap berlaku meskipun Dimaafkan juga air kencing ataupun tahi
darah atau yang semacamnya itu keluar dari anak kecil yang terkena pakaian ibu yang me-
tubuh orang itu sendiri ataupun dari orang nyusuinya ataupun badannya, meskipun anak
Iain, dan baik darah atau yang semacamnya itu bukan anaknya sendiri. Dengan syarat,
itu keluar dari manusia ataupun binatang, apabila dia berusaha menghindarkan diri ke-
meskipun dari babi. Begitu juga sama saja tika najis itu sedang keluar. Namun jika dia
baik tempat yang terkena darah itu pakaian tidak berhati-hati, maka tidak dimaafkan.
ataupun badan ataupun tempat lainnya. Begitu juga hukumnya bagi tukang sem-
Najis apa pun yang susah dihindari ketika belih, tukang membersihkan kandang dan
shalat dan ketika memasuki masjid adalah di- kamar mandi, dan dokter yang merawat luka.
maafkan. Tetapi yang masuk ke dalam makan- Adapun ibu yang menyusui anak sendiri atau
an dan minuman tidaklah dimaafkan. Oleh anak orang lain disunnahkan menyediakan
sebab itu, jika sesuatu najis itu terjatuh ke da- sehelai pakaian khusus untuk shalat.
lam makanan ataupun minuman, maka ia akan Dimaafkan juga air kencing ataupun tahi
menyebabkan najis, sehingga makanan dan kuda, bighal, dan keledai yang terkena pakaian
minuman itu tidak boleh dimakan dan dimi- orang yang sedang shalat, terkena badannya,
num. ataupun terkena tempat shalatnya, apabila dia
Najis-najis yang dimaafkan karena susah adalah orang yang bekerja memelihara bina-
untuk dihindari adalah hadats yang berterus- tang-binatang itu, ataupun bekerja memberi
an, yaitu hadats yang terjadi dengan sendiri- makan ataupun menambatnya dan sebagai-
nya tanpa dikehendaki oleh orang yang ber- nya, karena sulit untuk menghindarkan diri
kenaan seperti air kencing, air madzi, air dari najis-najis itu.
mani, dan tahi yang mengalir keluar dari lu- Bekas najis yang dibawa lalat ataupun
bang dubur dengan sendirinya. Najis-najis ini nyamuk yang jatuh ke dalam najis baik tahi,
dimaafkan, dan tidak wajib dibasuh karena air kencin& ataupun darah, yang melekat
darurat, apabila keadaan itu memang terjadi pada kakinya ataupun mulutnya, kemudian

ar3 Al-gawaninal-Fiqhiyyah,hlm.33;asy-SyarhutKabir,Jilidl,hlm.56,58,7L-Bl,ll2;asy-syarhushshaghir,lilid,l,hlm.Tl-79.
414 Bawasir ialah sesuatu yang tumbuh di bagian dalam tempat keluarnya najis yang menyebabkan keluar cairan lernbab yang najis.
Bag[an 1: IBADAH ISTAM )ILID 1

ia terbang dan hinggap pada pakaian ataupun Dimaafkan juga tanah yang terkena air
badan. Maka, najis-najis yang dibawanya itu hujan dan juga airnya yang bercampur de-
dimaafkan karena sulit menghindarkan diri ngan najis jika terkena pakaian ataupun kaki,
darinya. selama ia masih berada di jalan meskipun
Bekas cacar tato yang sukar dihilangkan setelah hujan berhenti. Demikian itu memang
juga dimaafkan karena darurat.als Dimaafkan kadar najis itu tidak melebihi kadar tanah
juga bekas tempat bekam jika diusap dengan atau air itu secara meyakinkan ataupun atas
kain dan yang semacamnya: pemaafan ini dasar zhan, dan selama najis itu belum dicam-
hingga tempat bekaman itu meniadi baih pur oleh seseorang dengan benda lainnya, dan
kemudian barulah dibasuh. Ini disebabkan juga selama orang tersebut tidak melakukan
terdapat kesulitan untuk membasuhnya se- tindakan apa pun yang menyebabkan ter-
belum lukanya sembuh. Oleh sebab itu, apa- jadinya percampuran itu. Tetapi jika terjadi
bila ia sudah sembuh hendaklah dibasuh. Dan satu saja dari keadaan tersebut, maka najis itu
membasuhnya adalah wajib, ada pula yang tidak dimaafkan lagi dan wajib dibasuh, sama
mengatakan sunnah. seperti keadaannya apabila jalan itu kering
Bekas bisul sejak ia mulai mengalir juga karena tidak terdapat lagi kesulitan.
dimaafkan, jika memang bisul itu banyak, Bekas istijmar dengan menggunakan batu
baik ia mengalir dengan sendirinya ataupun ataupun kertas bagi lelaki adalah dimaafkan,
dengan sebab dipencet. Karena jika banyak jika memang najisnya itu tidak melebihi ka-
alirannya akan sulit untuk diatasi [darurat) dar yang biasa. Tetapi jika najisnya itu ke-
sama seperti kudis dan kurap. lika bisul itu luar dan banyak mengotori bagian sekitar
hanya sebiji saja, maka airnya yang mengalir tempat keluarnya melebihi kebiasaan yang
dengan sendirinya ataupun keluar dengan normal, maka hendaklah kadar yang lebih
sebab dipencet adalah dimaafkan. Tetapi apa- itu dibasuh dan kadar yang biasa dimaafkan.
bila ia dipencet tanpa ada keperluan, maka ia Adapun perempuan hendaklah menggunakan
tidak dimaafkan kecuali iika kadarnya tidak air ketika ber-istinja' untuk membersihkan air
melebihi kadar satu dirham. kencingnya sendiri seperti yang akan dijelas-
Dimaafkan juga darah kutu anjing apabila kan dengan lebih lanjut dalam perbincangan
kurang dari kadar satu dirham, bukan kadar tentang istinja' nanti.
yang melebihinya. Tahi kutu anjing meskipun
banyak juga dimaafkan. Begitu juga dimaafkan c. Menurut Madzhab Syafl'l 416
bangkai kutu manusia yang sedikit, yaitu ka- Ulama madzhab Syafi'i berpendapat bah-
dar tiga ekor ataupun kurang dari itu. wa tidak ada najis yang dimaafkan kecuali
Dimaafkan juga air yang keluar dari mu- najis-najis berikut.
lut orang yang sedang tidur jika ia keluar dari Najis yang tidak dapat dilihat oleh mata
ususnya dan berwarna kuning, busuh dan normal seperti darah yang sedikit dan per-
keadaannya berterusan seperti sepanjang cikan air kencing yang sedikit.
masa. Tetapi jika ia tidak berterusan, maka ia Dimaafkan juga-baik banyak atau sedi-
dihukumi najis. kit-darah jerawat atau bintik-bintik darah
a1s Asy-syaikh Ulaisy, Fath al-Ati at-Malik,Jilid l, hlm. 112.
476 Al-Moi^u',lilid I, hlm. 265, 292 dan hlm. seterusnya; Mughnil Muhtaj,lilidl, hlm. 81, l9l - l94i Syarh al-Bajuri,lilidl,hlm. 104, 107;
Hasyiah asy-Syarqawi'ala Thuhfatith Thullab, filid I, hlm. 133 dan hlm. seterusnya; Syarh al-Hadhramiyyah oleh lbnu Hair, hlm. 50
dan hlm. seterusnya.

;+'.
FIqLH ISI.AM JILID 1

kepinding, darah bisul, darah kudis atau ku- Dimaafkan juga bekas najis di tempat is-
rap, dan nanah. Begitu iuga darah kutu babi, tijmar yang menggunakan batu untuk orang
kutu manusia, nyamuh lalat, kepinding, dan yang bersangkutan saja, bukan untuk orang
binatang semacamnya yang darahnya tidak lain. Meskipun, tempat itu berkeringat dan
mengali4,a17 tempat bekam dan hisapan darah, lembab, selagi bekas najis itu tidak berpindah
najis lalat, air kencing kelalawar; kencing ke tempat lain.
yang terus-menerus, darah istihadhah, air luka Dimaafkan iuga najis yang biasanya sukar
atau kudis atau lainnya yang berbau dan juga dihindari seperti tanah jalan raya yang me-
yang tidak berbau menurut pendapat yang mang diyakini kenajisannya sewaktu musim
azhhar, semuanya dimaafkan karena sulit dingin, bukannya pada musim panas. Pemaaf-
untuk menghindarkan diri darinya. an itu jika najis itu mengenai bagian bawah
Tetapi jika yang dipencet adalah jerawat, pakaian seseorang atau kakinya, bukan Iengan
bintik-bintik, ataupun bisul, ataupun yang di- baju atau tangannya. Dengan syarat, najis itu
bunuh itu adalah kutu ataupun ada kain yang tidak jelas keberadaannya dan orang yang
dibentang dan terdapat najis yang dimaafkan berkenaan telah berusaha menghindarkan diri
pada kain itu, maka kadar yang dimaafkan najis itu. Umpamanya dia tidak membiarkan
adalah kadar yang sedikit saia. Karena, amat ujung bajunya terurai ke bawah. Disyaratkan
sulit untuk menghindarkan diri darinya. juga najis itu mengenainya semasa dia se-
Adapun kulit kutu anjing dan seumpama- dang berjalan ataupun menunggang, bukan-
nya adalah tidak dimaafkan. Menurut pen- nya ketika dia terjatuh ke tanah. Oleh sebab
dapat yang azhha4 darah ajnabiaLg yang se- itu, penentuan kadar sedikit yang dimaafkan
dikit adalah dimaafkan selain darah anjing adalah berdasarkan keadaan orang berkenaan,
dan babi. Termasuk darah ajnabi adalah Yaitu apabila ia tidak dianggap sebagai orang
darah yang telah berpisah dari badan sese- yang terjatuh ke sesuatu yang najis ataupun
orang kemudian kembali mengenainya lagi. jatuh dan mukanya terkena najis, ataupun
Sebab, kemaafan adalah prinsip syara' yang dengan kadar sedikit yang masih melekat,
mengedepankan kemudahan. Adapun darah sehingga najis itu tidak dimaafkan.
anjing dan seumpamanya tidak dimaafkan, fika tanah itu tidak diyakini kenajisan-
meskipun kadarnya sedikit karena hukumnya nya, tetapi hanya ada sangkaan kuat saja se-
yang berat. Untuk menentukan kadar sedikit perti yang terjadi pada kebanyakan jalan raya,
dan banyak adalah berdasarkan adat. maka kedudukan tanah itu dan yang seum-
Adalah jelas bahwa asas kemaafan yang pamanya adalah sama seperti pakaian tukang-
diberikan kepada darah-darah tersebut adalah tukang pembuat arak, pakaian anak-anak
selagi ia tidak bercampur dengan benda lain. penyembelih, atau penjual daging dan juga
fika ia bercampur dengan benda lain, meski- pakaian orang kafir yang memercayai bahwa
pun benda lain itu adalah darah yang berasal agamanya menuntut penggunaan najis. Maka,
dari darahnya sendiri yang keluar dari bagian menurut pendapat yang ashah ia adalah suci
anggotanya yang lain, maka tidak dapat di- berdasarkan kepada asal wuiudnya. Tetapi
maafkan. jika tidak ada dugaan mengenai kenajisannya,

417 Seperti lalat, semut, kalajengking, dan cicak, bukannya seperti ulat katak, dan tikus.
418 Yritu darah yang terpisah dari diri manusia kemudian kembali mengenainya lagi. Tetapi jika diambil darah asing (bukan darah
sendiri) lalu dilumurkan ke badannya ataupun pakaiannya, maka darah itu tidak dimaafkan. Karena, tindakan seperti itu dianggap
sebagai melampaui batas, sebab perbuatan melumuri najis ke badan dihukumi haram.
: '==:=-: - , :,.:i-a-:..::::: - :
=:
FIqLH ISI"A,M JITID 1

maka ia dihukum bersih sama seperti air pan- kan dari bulu anjing, babi, anak dari kedua-
curan atap rumah yang disangka ada najis duanya, ataupun dari salah satu binatang
tetapi ia masih tetap dihukumi bersih. itu yang kawin dengan binatang lain. fika
Dimaafkan juga bangkai ulat buah-buah- bulu-bulu itu dari kedua-duanya, meskipun
an, ulat cuka, dan keju yang terbentuk dari sedikit, maka tidak dimaafkan. Adapun bulu
bahan-bahan tersebut dalam bahan tersebut, yang banyak dari binatang yang ditunggangi
selagi ulat tersebut tidak dikeluarkan kemu- adalah dimaafkan, karena sulit untuk meng-
dian ia dimasukkan lagi ke dalamnya sesudah hindarinya.
mati, dan selama ia tidak menyebabkan bahan- Di antara perkara yang dimaafkan juga
bahan itu berubah. Dimaafkan iuga al-lnfihah ialah bekas tato,ale tahi ikan yang terdapat di
yang digunakan untuk keiu, alkohol yang di- dalam air jika ia tidak menyebabkan air ber-
gunakan di dalam obat-obatan dan berbagai ubah, darah yang masih terdapat pada daging
jenis pewangi, asap naiis (yang dibakar), ataupun tulang air liur yang keluar dari usus
uap air najis yang iatuh atau menetes karena orang sakit yang sedang tidur, tanah dan ko-
api, roti yang dipanaskan di dalam abu najis, toran yang mengenai penggembala ataupun
meskipun sebagiannya melekat pada roti itu. pemandu binatang yang kuat tarikannya, tahi
fuga, dimaafkan pakaian yang dibentang di binatang berkaki empat dan air kencingnya
atas dinding yang dibangun dari abu naiis ketika digunakan untuk menghancurkan biii-
karena sulit untuk menghindarinya. Dimaafkan bijian, tahi tikus yang terjatuh ke dalam kulah
juga bangkai yang tidak mempunyai darah air jika kadarnya sedikit dan tidak menye-
mengalir yang jatuh dengan sendirinya ke babkan berubahnya air itu, tahi binatang
benda cair seperti lalat, semut, dan tawon, yang diperah susunya dan najis yang terdapat
selagi ia tidak menyebabkan benda cair itu pada ujung susunya apabila iatuh ke dalam
berubah. susu ketika dilakukan pemerahan, bekas ta-
Dimaafkan juga tahi bugung yang terda- hi binatang berkaki empat yang bercampur
pat di atas tanah lapang ataupun di atas tanah dengan tanah, najis yang terkena madu le-
iika memang sulit untuk dihindari. Kemaafan bah dan najisnya mulut anak-anak ketika
ini jika memang tidak sengaja terkena naiis itu memberi susuan kepadanya ataupun ketika
ketika berjalan di atasnya. Kecuali, jika ter- menciumnya.
paksa seperti jalan itu meniadi tempat laluan
yang harus dilewati, dan di kanan kirinya tidak d. Menurut Madzhab Hamball42o
ada jalan. Menurut madzhab Hambali, kadar najis
Dimaafkan juga bulu najis yang sedikit yang sedikit meskipun ia tidak dapat dilihat
seperti sehelai ataupun dua helai, asalkan bu- oleh mata seperti najis yang melekat pada
ar9 AI-Wosy^ ialah menusuk-nusuk kulit hingga keluar darah kemudian di atasnya diusapkan suatu bahan, seumpama nila
supaya tempat itu berwarna biru ataupun berwarna hilau akibat dari tusukan iarum itu. Perbuatan ini dihukumi haram,
kaiena terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dalam dua kitab shahih, "Alloh mengutuk perempuan yang menjadi tu-
kang menyambung rambut dan perempuan yang meminta disambung rambutnya, perempuan yang meniadi tukang tato dan
perempuan yang meminta ditato kulitnya, perempuan yang menjadi tukang asah gigi dan perempuan yang meminta giginya
diasah, dan perempuan yang menjadi tukang cabut rambut di dahi dan perempuan yang meminta agar dicabut rambut di dahi-
nya." Menghilangkan bekas tato adalah waiib iika tidak ditakuti berlaku bahaya pada diri orang yang melakukannya. Tetapi
ia bertobat. Ke-
iika ditakuti timbul bahaya maka ia tidak waiib, dan tidak ada dosa apa pun bagi orang berkenaan sesudah
tetapan ini jika perbuatan yang dilakukan pada dirinya itu adalah dengan kerelaannya sesudah ia mencapai umur baligh.
madzhab Hanafi berkata, "Tem-
Jika tidak, maka tidak ada kewaliban menghapus (Mughnil Muhtai, lilid I, hlm. 191). Ulama
pat rusukan itu dianggap bersih jika ia dibasul\ karena susah untuk dihapus bekasnyal' (Raddul Mukhtar, filid I, hlm. 305J.
,itid I, hlp. 30, Iilid II, hlm. 78 ' 79; KaqqafuI Qrrls1 Jilid I, hlrn 218 - ??1-
Isr"AM JrLrD 1

kaki lalat dan yang seumpamanya adalah Dimaafkan juga kadar yang sedikit dari
tidak dimaafkan. Karena, firman Allah SWT asap najis, abunya, dan juga uapnya selama
dalam surah al-Muddatstsi4 menyebutkan, sifat kenajisannya tidak jelas kelihatan pada
"Dan bersihkanlah pakaianmu." Dan juga ber- benda yang bersih. Alasannya, karena sulit
dasarkan perkataan Ibnu Umar, "Kami disuruh mengatasinya.
membasuh najis sebanyak tujuh kali" dan juga Dimaafkan juga air sedikit yang mutanaj-
dalil lainnya. yis karena bercampur dengan air najis yang
Namun, madzhab ini memaafkan jumlah dimaafkan karena kadarnya yang sedikit.
yang sedikit dari darah, nanah, ash-shadid, Dimaafkan juga nafis yang masuk ke da-
dan air luka, selagi ia tidak mengenai bahan lam mata seseorang dan jika matanya dibasuh
cair atau makanan, karena sulit menghindar maka akan membahayakannya.
dari benda-benda najis itu. Hukum ini adalah Dimaafkan juga bekas darah atau sema-
jika ia berasal dari makhluk hidup yang suci camnya seperti nanah yang banyak jatuh ke
,#
L

semasa hidupnya, baik itu manusia atau bi- atas suatu benda, kemudian diusap. Karena,
,tl

natang yang dagingnya boleh dimakan se- kadar yang tersisa sesudah ia diusap adalah rl
perti unta dan lembu, ataupun tidak boleh di- sedikit.
makan dagingnya seperti kucing, selagi tidak Di antara benda-benda yang dianggap oleh I
keluar dari kemaluan depan (qubul) ataupun ulama madzhab Hambali sebagai suci ialah
kemaluan belakang [dubrff). Oleh sebab itu, darah yang masih ada dalam urat-urat daging
jika najis itu keluar dari binatang yang di- binatang yang boleh dimakan dagingnya. Ka-
hukumi najis seperti anjing dan babi, keledai rena, darah-darah itu tidak mungkin dihindari,
dan bighal, ataupun ia keluar dari salah satu darah ikan, darah orang yang mati syahid yang
saluran [kemaluan depan ataupun belakang) masih berada di badannya meskipun jumlah-
termasuk juga darah haid, nifas, dan istiha- nya banyak, darah kepinding kutu, nyamuk,
dhah, maka najis-najis itu tidak dimaafkan. lalat, dan binatang lainnya yang darahnya
Bekas istijmafzL juga dimaafkan sesudah tidak mengalir, hati dan limpa binatang yang
tempat yang terkena najis itu bersih dan bi- boleh dimakan dagingnya karena ada sebuah
langan yang dikehendaki dalam istrTmarsudah hadits, dihalalkan bagi kami dua jenis bangkai
terpenuhi. Dimaafkan juga tanah di jalan raya dan dua jenis darah, ulat sutra dan tahinya,
yang dipastikan kenajisannya karena sukar misk yaitu pusar binatang rvsa,'enbar kare-
untuk menghindarkan diri darinya. na ada perkataan Ibnu Abbas dalam kitab al-
Dimaafkan juga air kencing yang sedikit Bukhari, "'Anbar adalah sesuatu yang telah di-
bagi pengidap penyakit kencing terus-me- buang oleh laut," air yang mengalir dari mulut
nerus yang sudah berusaha untuk menjaganya orang yang sedang tidur ketika tidur seperti
dengan sempurna. Karena, kondisi seperti itu yang telah dijelaskan sebelum ini, uap yang
memang sukar untuk mengatasinya. keluar dari satu rongga atau lubang [badan),

42t
Ada tiga kondisi di mana tempat yang terkena naiis-nalis berat dimaafkan, Pertama, tempat istinja, yaitu tempat istinja yang meng-
gunakan batu sesudah ia bersih dan sesudah sempurna bilangan yang dikehendaki di dalam istinia adalah dimaafkan, tanpa ada
khilafpendapat di kalangan ulama'yang kami ketahui. Kedua,bagian bawah/tapak khufdan sandal. fika ia terkena najis lalu ia
digosok-gosokkan dengan tanah sehingga benda naiisnya hilang, ada tiga riwayat mengenai hukumnya. Salah satunya menga-
takan cukup dengan digosok-gosokkan dengan tanah dan boleh dipakai dalam shalat. Ini adalah pendapat yang terkuat menurut
penjelasan Ibnu Qudamah. Ketiga, iika seseorang itu membalut tulangnya yang patah dengan tulang yang dihukumi najis, maka
ia tidak wajib membukanya iika ditakuti timbul bahaya, dan shalatnya dihukumi sah (al-Mughni, Jilid II, hlm. 83 dan halaman se-
terusnya).
BaElan 1: IBADAH FIqLH ISIAM JILID 1

karena bentuknya tidak jelas di samping sulit Kita juga mengetahui bahwa pendapat
menghindarinya, ludah meskipun ia berwarna yangrajih di kalangan ulama madzhab Hanafi
biru, baik ia keluar dari kepala fseorang), mengatakan, bahwa najis haqiqi dapat diber-
ataupun dari dada, ataupun dari usus karena sihkan dengan berbagai macam cairan selain
terdapat sebuah hadits riwayat Muslim dari air biasa seperti air mawa[ cuka, air buah-
Abu Hurairah secara marfit', "Apabila seorang buahan, dan juga air tanaman. Najis haqiqi
di antara kamu mengeluarkan ludahnya ma- juga dapat dibersihkan dengan berbagai ma-
ka ludahkanlah di sebelah kirinya ataupun di cam bahan pembersih lainnya, yang menurut
bawah kakinya. fika dia tidak dapat melaku- pendapat ulama madzhab Hanafi jumlahnya
kannya, maka meludahlah seperti ini, lalu mencapai 21: sebagiannya disepakati oleh
beliau meludahkannya ke pakaiannya. Kemu- ulama yang lain dan sebagian lagi diperse-
dian beliau menggosok-gosokkannya dengan lisihkan.
pakaiannya." Adapun cara membersihkan najis dengan
Kalau ludah itu najis, tentulah Rasul tidak air ataupun syarat-syaratnya adalah sebagai
menyuruh menggosokkannya ke pakaian. berikut.a23
Apalagi hal itu dilakukan Rasul ketika beliau
hendak menunaikan shalat. a. Dari Segl Bllangan
Demikian juga air kencing ikan boleh di- Ulama madzhab Hanafi mensyaratkan ka-
makan atau yang seumpamanya, semuanya dar bilangan tertentu untuk membersihkan
dihukumi bersih. najis yang tidak dapat dilihat oleh mata
normal, yaitu sebanyak tiga kali basuhan. Oleh
3. CARA MENYUCIKAN N,//IS HAQIQI sebab itu, mereka berkata, "fika najis itu dari
DENGAN AIR jenis yang tidak dapat dilihat oleh mata nor-
Tempat-tempat yang dapat dibersihkan mal seperti air kencing bekas air liur anjing
dari najis haqiqi ada tiga, yaitu badan, pakaian, dan lain-lain, maka cara membersihkannya
dan tempat shalat. ialah dengan membasuhnya hingga ia menjadi
Dalam pembahasan mengenai bahan- bersih mengikuti keyakinan pembasuhnya. Ia
bahan yang bisa digunakan untuk menyucikan tidak akan menjadi bersih kecuali dengan tiga
najis, kita mengetahui bahwa air yang bersih kali basuhan." Mereka menetapkan bilangan
merupakan bahan asal yang dapat digunakan tiga kali ini-meskipun dalam masalah najis
untuk membersihkan najis. Hal ini berdasar- anjing-karena keyakinan tentang bersihnya
kan sabda Rasulullah saw. kepada Asma binti suatu tempat akan muncul pada diri seseorang
Abu Bakar mengenai cara membersihkan pa- dengan bilangan itu. Lalu, ia dijadikannya
kaiannya yang terkena darah haid, "Hendak- sebagai suatu indikasi untuk membuktikan
lah kamu menggosok-gosokkannya kemudian bersihnya tempat yang terkena najis. Langkah
basuhlah ia dengan air.Da22 ini diambil untuk memudahkan (taisir).

422 Hrdit ini telah disetuiui kesahihannya oleh Ahmad dan asy-syaikhan (Nailut Authar.Jilid I, hlm. 38J.
a23 Lihrt pendapat ulama madzhab Hanafi dalam al-Bada'i',
filid I, hlm. 897 - 89 ad-Durntl Mukhtar, filid I, hlm. 303 - 3L0; Fathul
Qadir,Jil I, hlm. 145; al-Lubab, Jilid I, hlm. 57: Muraqi alFalah, hlm.26 dan seterusnya; lihat pendapat ulama madzhab Maliki
dalam Bidayatul Mujtahid,lilid.l, hlm 83; ary-Syarhush Shaghia f ilid I, hlm.8l - 82; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 35; lihat pendapat
ulama madzhab Syafi'i dalam al-Majmu',lilid I, hlm. 188; Mughnil Muhtaj,lilid l, hlm. 83 - 85; al-Muhadzdzab,Jilid I, hlm. 48 dan
hlm. selanjutnya dan lihatpendapat ulama madzhab Hambali dalamal-Mughnililid 1, hlm.52 - Sa; Karyryaful Qrna', Jilid l, hlm.208
- 213.
f I

FIqLH ISTAM JILID 1 Baglan 1: IBADAH I

Dalilnya adalah dua buah hadits, "Wadah menghilangkan bekas darahnya, "Cukuploh
I
yang dijilat anjing hendaklah dibasuh se- bagi kamu menggunakan air dan keberadaan
banyak tiga kali."a24 Hadits kedua, 'Apabila b ekasny a tidaklah b erp eng aruh op o - ap a.'426

seseorang di antara kamu bangun dari tidur- Menghilangkan bekas najis itu dianggap
nya, hendaklah dia membasuh tangannya se- susah iika ia memang memerlukan bahan
banyak tiga kali sebelum dia memasukkannya pembersih yang lain selain air bersih seperti
ke dalam bejana."azs sabun ataupun air panas. Oleh sebab itu, kain
Dalam kedua hadits ini, Rasulullah saw. yang dicelup dengan bahan najis akan men-
telah menyuruh agar dilakukan basuhan se- jadi bersih apabila air yang digunakan untuk
banyak tiga kali, meskipun pada najis yang membasuhnya meniadi bersih, meskipun be-
tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Adapun kas celupan naiis itu masih tetap ada pada kain
perintah Rasul berkenaan dengan membasuh itu.
jilatan anjing sebanyak tujuh kali itu adalah Menurut pendapat yang ashah, tidaklah
pada masa permulaan Islam saja, yang bertu- mengapa bekas minyak yang terkena najis
juan untuk menghapus adat kebiasaan orang asalkan najis yang dibersihkan dengan basuh-
pada masa itu yang terlalu gemar memeli- an itu hilang. Minyak yang terkena najis akan
menjadi bersih apabila air dicurahkan ke atas-
hara anjing. Kondisinya sama seperti perintah
nya sebanyak tiga kali.
memecahkan botol arak dan larangan memi-
Susu, madu lebah, anggur ataupun kurma
numnya ketika arak itu mulai diharamkan.
serta minyah dapat dibersihkan dari najis de-
Sekiranya najis itu termasuk jenis yang
ngan cara memanaskannya di atas api hingga
dapat dilihat dengan mata kasat seperti darah
mendidih sebanyak tiga kali. Kemudian di-
dan seumpamanya, maka pembersihannya
tuangkan air ke atasnya, dipanaskan hingga
ialah dengan menghilangkan benda najis itu,
mendidih dan hingga minyaknya terapung.
meskipun dengan hanya sekali basuhan-me-
Cara ini dilakukan sebanyak tiga kali.
nurut pendapat yang shahih-kecuali jika Daging yang dimasak dengan arak dapat
bekasnya masih ada, seperti warna ataupun
dibersihkan dengan cara memasaknya hingga
baunya. Apa saja yang tidak dapat dihilangkan
mendidih dan dibiarkan hingga sejuk seba-
baik warna atau baunya, maka tidaklah me- nyak tiga kali. Oleh sebab itu, ayam yang di-
ngapa. Menurut pendapat yang rajih, naiis masak sebelum dikeluarkan isi perutnya dapat
itu hendaklah dibasuh hingga air basuhan itu dibersihkan bagian luar dan dalamnya dengan
menjadi jernih atau bersih. Hal ini berdasar- cara membasuhnya, kemudian diulangi seba-
kan sabda Rasulullah saw. kepada perempuan nyak tiga kali, menurut pendapat yang telah
yang sedang mengalami haid yang tidak dapat difatwakan. Apabila seekor ayam dimasukkan

Hadits riwayat Abu Hurairah disampaikan melalui dua lalur sanad. Pertama melalui ad-Daruquthni, dia mempunyai dua riwayat.
Riwayatnya yang pertama terdapat seorang perawi motruk, dan riwayat yang kedua, sanadnya shahih. lalur kedua melalui riwayat
Ibnu Adi di dalam al-Kamil dan iuga riwayat Ibnul Jauzi. Hadits ini adalah hadits yang tidak shahih (Nashbur Rayah, Jilid l, hlm. 130
dan hlm. seterusnya).
Hadits riwayat Malik, asy-Syafi'i, dan juga Ahmad dalam Musnad-nya dan diriwayatkan juga oleh enam pengumpul kiab hadits
yang terkenal dari Abu Hurairah, dan ia adalah hadits shahih lagi hasan.
426
Hadits riwayat Imam Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud, dan al-Baihaqi dari Abu Hurairah. Teks sepenuhnya adalah sebagai berikut,
"Khaulah binti Yassar berkata,'Ya Rasulullah, saya hanya memiliki sehelai pakaian saja dan saya memakainya sewaktu saya haid.'
Baginda menjawab,'Apabila kamu suci, maka basuhlah tempatyang terkena darah! Ia bertanya kepada Rasul lagi,'Ya Rasulullah,
iika bekasnya tidak hilang?' Rasul menjawab,'Cukuplah kamu menggunakan air dan kewujudan bekasnya tidak menyebabkan apa-
l" Hadits ini sanadnya lemah $Voilul ',lilid Ir hkn.
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISI-A.M JILID 1

ke dalam air panas untuk memudahkan kerja liun air kencing, dan semua bagian yang ba-
mencabuti bulunya, maka ia dapat dibersih- sah, dan juga bagian-bagian keringapabila ber-
kan dengan dibasuh sebanyak tiga kali. sentuh dengan sesuatu yang basah) dari badan
Gandum yang dimasak dengan arak tidak anjing, babi, anak campuran antara kedua-
mungkin dibersihkan sama sekali. Ini adalah duanya, ataupun yang lahir dari salah satu di
menurut pendapat yang telah difatwakan. antara keduanya yang kawin dengan binatang
Tetapi jika ia menjadi mengembang karena lain yang suci, hendaklah (tempat atau bagian
air kencing, maka hendaklah ia direndam dan yang terkena naiis itu) dibasuh sebanyak tu-
dikeringkan, kemudian diulangi sebanyak tiga juh kali, Salah satunya adalah dengan air yang
kali. fika tepung roti itu dicampur dengan dicampur dengan debu yang bersih meskipun
arak, maka untuk menyucikannya adalah debu pasir. Karena, Nabi Muhammad saw.
dengan cara mencurahkan cuka ke atasnya bersabda,
hingga hilang bekas araknya, barulah ia men-
jadi bersih.
ot',, lL :fi' $."-t {,, r:ti i(lr
(-'
'd
\.,1 ',
Ulama madzhab Maliki berpendapat bah- ,t ,i.
wa untuk membersihkan najis tidaklah cukup
hanya dengan mengalirkan air saja. Najis dan ilu?,i
luka bekasnya haruslah dihilangkan terlebih "wada h r,,n *t,;' :"#:^
dahulu hingga air yang berpisah dari tempat dibasuh sebanyak tujuh kali, dan hendaklah
yang dibersihkan itu menjadi bersih dan rasa basuhan pertamanya ataupun terakhirnya de-
najis itu hilang sama sekali. Begitu juga de- ngan menggunakan (air bercampur dengan)
ngan warna dan baunya juga harus hilang, jika sgnqfi,"a27
memang mudah untuk menghilangkan kedua-
duanya. Tidaklah mengapa jika masih terdapat Dalam Hadits riwayat Abdullah ibnul
warna ataupun bau yang memang sukar di- Mughaffal, Rasulullah saw. bersabda,
hilangkan seperti pakaian yang dicelup dengan
za'faran yang terkena najis ataupun nila yang c oz

terkena najis dan yang seperti dua hal itu.


.o/
t*'
U
-tao
aJ--t-J9
..t.

€fi '\C
,-i<j'
,t
d, t;t
Untuk membasuh najis tidak disyaratkan
kadar bilangan basuhan tertentu, karena yang 7t.)r,s\1J oti
dipahami dari perintah menghilangkan naiis "Apabila seekor anjing menjilat sesuatu
ialah menghilangkan zatnya. Adapun bilangan wadah, maka hendaklah kamu membasuhnya
tujuh kali yang disyaratkan untuk membasuh sebanyak tujuh kali. Bilasan yang kedelapan ka-
bekas jilatan anjing adalah bertujuan ibadah, linya dengan (air yang bercampur) sqnqfi.'azg
bukannya karena najis itu.
Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali ber- Babi diqiyaskan dengan anjing karena ia
pendapat bahwa apa saia yang menjadi muta- lebih buruk keadaannya dari anjing dan lebih
nalrs karena bersentuhan dengan sedikit (air jahat tabiatnya. Disebabkan ada nash syara'

427 Hadits riwayat Imam Hadits yang enam dalam kitab-kitab mereka dari Abu Hurairah. Menurut lafal Imam Muslim dan Abu Dawud
adalah sebagai berikut, "Bersihnya suatu wadah kepunyaan salah seorang di antara kamu apabila dijilat anjing adalah dengan cara
membasuhnya sebanyak tuiuh kali." Ia diriwayatkan iuga oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa'dengan lafal,'Apabila diminum."
Selain dalam al-Muwaththa' Malik diriwayatkan dengan lafal, 'Apabila diiilat." (Nashbur Rayah,lilid I, hlm. 132)
a28
H"ditr .iwayat Muslim {N ashbur Rayh. Jilid I. hlm. 133}.
,; : ,' ,.i+-€Sinrir r ;:-:::r.:rii:.: j
-',;i;!:':tEi::
FIqLH ISI."A,M 1
t'
I

'ILID
t
mengenai pengharaman anjing dan pengha- Dan juga, karena ada sebuah hadits yang me-
raman memilikinya, maka hukum mengenai nerangkan, "Apabila aku menyuruh kamu me-
babi ditetapkan dengan cara at-tanbih (mem- lakukan sesuettt, maka lakukanlah sekuat ke-
peringatkan). Nash syara' tidak secara jelas mampuanmu!'aze
menyebutkan hukum babi ini karena orang Adapun najis selain najis anjing dan babi,
Arab belum terbiasa dengan masalah babi ini. maka menurut pendapat ulama madzhab
Pada basuhan yang pertama lebih utama Hambali ia dapat dibersihkan dengan tujuh
dicampur dengan tanah karena ada Hadits kali basuhan tanpa menggunakan debu. Hal ini
yang berkaitan dengannya. Lagi pula air yang berdasarkan perkataan Ibnu Uman "Kami te-
digunakan untuk basuhan-basuhan berikut- lah diperintahkan membasuh najis sebanyak
nya akan dapat membersihkan tanah itu, tujuh kali."
dan tanah itu haruslah diratakan ke semua Perkataan itu merupakan perintah Nabi
tempat yang terkena najis, yaitu dengan cara saw.. Dalam perintah membersihkan najis
meratakan tanah itu bersama-sama dengan air anjing, Rasul juga memerintahkan tujuh kali
ke semua bagian tempat yang terkena najis. basuhan. Maka, najis-najis lain juga disama-
Menurut pendapat yangazhhar di kalang- kan dengan najis anjing tersebut. Sesuatu hu-
an ulama madzhab Syafi'i adalah tanah me- kum tidaklah khusus bagi sebab yang menye-
rupakan satu-satunya bahan yang harus babkan timbunya nash itu. Ini terbukti ketika
digunakan. Oleh sebab itu, tidaklah cukup hukum membersihkan badan dan pakaian
menggunakan bahan lainnya seperti garam dari najis disamakan dengan hukum mem-
dan sabun. bersihkan dari najis anjing. Tempat istinja'
Adapun menurut ulama madzhab Ham- juga hendaklah dibasuh sebanyak tujuh kali,
bali, serbuk garam, sabun, dan juga nukhalah sama seperti tempat lain yang terkena najis.
[sejenisbahan pembasuh) serta bahan-bahan Tetapi jika tempat yang dibasuh tidak bisa
lain yang seumpamanya yang dapat meng- bersih dengan tujuh kali basuhan maka boleh
hilangkan kotoran dapat dijadikan sebagai dibasuh lagi hingga tempat itu menjadi bersih.
pengganti debu, meskipun waktu itu debu Dan jika warna najis yang dibasuh masih ada,
mudah didapat. Karena, penekanan penggu- maka tidaklah mengapa. Begitu juga apabila
naan debu hanyalah karena untuk memberi yang masih ada adalah baunya ataupun kedua-
perhatian kepada suatu bahan yang mem- duanya yang memang tidak dapat dihilangkan.
punyai daya pembersih yang tinggi. fika tanah Hal ini berdasarkan hadits riwayat Khaulah
(yang dicampur) dapat merusak tempat yang binti Yassar, "Cukuplah kamu menggunakan
dibasuh, maka cukuplah dengan mencampur air, dan bekasnya tidaklah membahayakan
tanah dengan kadar paling minimal ke dalam kamu."
salah satu basuhan di antara beberapa kali Tetapi jika masih terdapat rasa najis, maka
basuhan yang dilakukan. Tujuannya adalah ia dianggap belum bersih karena kewujudan
untuk menghindari dari kerusakan yang rasa membuktikan bahwa najis itu masih ada.
mungkin terjadi pada bahan yang dibasuh. Ditambah lagi rasa najis mudah dihilangkan.

Hadits riwayat Ahmad, Muslim, an-Nasa'i, dan lbnu Majah dari Abu Hurairah, "Contohilah apo yang aku tinggalkan kepada kamu.
Sesungguhnya orang yang sebelum kamu menjadi binasa karena banyak pertanyaan mereka dan juga penentangan mereka terhadap
nabinabi (yang diutus kepada) mereka. Oleh karena itu, apabila aku menyuruh kamu melakukan sesuatu, maka lakukanlah sesuai
W;nS kamu mampu Dan apabila alu melarangmu dqri sesuafiL mlka tineeylkanlah ia!'Hadits ini shahih.
Baglan 1: IBADAH FIqLH TSI."AM IILID 1

Adapun pendapat ulama madzhab Syafi'i Karena, air tidak dapat dikeluarkan dalam
tentang najis selain najis anjing dan babi, kadar yang banyak kecuali dengan cara meme-
adalah apabila najis itu termasuk jenis yang rahnya. Oleh sebab itu, pembasuhan tersebut
dapat dideteksi dengan salah satu pancaindra, tidak akan sempurna tanpa pemerahan itu.
maka wajib menghilangkan zat, rasa, warna, fika tempat yang terkena najis itu bukan
dan juga baunya. Wajib juga menggunakan dari jenis yang dapat menyerap air seperti
bahan semisal sabun jika hal-hal itu tidak da- wadah-wadah yang terbuat dari tanah liat atau
pat dihapuskan kecuali dengan menggunakan logam, ataupun dari jenis yang dapat mene-
bahan itu. rima resapan najis tapi sedikit seperti badan,
Tidaklah mengapa apabila warna ataupun khuf, dan sepatu, maka cara membersihkannya
bau yang sukar untuk dihapuskan masih ialah dengan cara menghilangkan zat najis itu.
tetap ada. Ini adalah pendapat yang disetujui fika tempat yang terkena najis itu bukan
oleh semua fuqaha. Namun apabila yang termasuk jenis benda yang dapat diperah se-
wujud adalah kedua-duanya, ataupun yang perti tikar, sajadah, permadani, dan kayu, ma-
wujud adalah rasanya saja, maka keadaan itu ka cara membersihkannya adalah dengan cara
dianggap belum suci. Dalam membersihkan merendamnya ke dalam air. Cara ini diulangi
najis yang dapat dilihat tidak disyaratkan sebanyak tiga kali, serta setelah setiap kali
bilangan basuhan tertentu. rendaman hendaknya dikeringkan. Dengan
fika najis itu termasuk jenis yang tidak cara ini, maka benda itu akan menjadi bersih.
dapat dilihat, yaitu najis yang diyakini ke- Ini adalah pendapat yangrajih dari Abu Yusuf.
beradaannya, namun tidak dapat diketahui Adapun Muhammad berpendapat bahwa
rasanya, warnanya, dan juga baunya, maka benda-benda itu tidak akan menjadi bersih
untuk menghilangkannya cukuplah dengan sama sekali.
mengalirkan air ke atasnya sekali saja, seperti Cara membersihkan bumi yang lembut
najis air kencing yang telah kering yang tidak ialah dengan cara mencurahkan air ke atasnya
ada bekasnya lagi. Maksud dari perkataan sehingga ia meresap ke bagian bawah tanah
mengalirkan ialah sampainya air ke tempat itu. Dengan cara itu, maka naiis tersebut akan
yang terkena najis dalam keadaan mengalir, hilang. Dalam masalah ini, tidak disyaratkan
tidak hanya sekadar memercikkannya. bilangan basuhan tertentu. Namun untuk me-
netapkan bersihnya, hendaklah didasarkan
b. Memerah Sesuatu yang Dapat Diperah kepada ijtihad dan keyakinan. Penyerapan air
dan yang Telah Menyerap Banyak Naiis ataupun pengendapannya ke bagian bawah
Ulama madzhab Hanafi berpendapat tanah disamakan dengan proses pemerahan
jika tempat yang terkena najis itu termasuk di atas. Apabila diqiyaskan dengan zhahir ar-
jenis benda yang meresap banyak najis. fika riwayal maka cara membersihkannya adalah
ia dapat diperah seperti pakaian, maka cara dengan cara mencurahkan air ke atasnya
membersihkannya adalah dengan membasuh sebanyaktiga kali. Dan pada setiap kali curahan
serta memerahnya hingga hilang zat najis itu. hendaklah dibiarkan ia mengendap ke bawah.
Cara ini dipakai sekiranya najis itu dari jenis fika tempat yang terkena najis tersebut
najis yang dapat dilihat. fika ia termasuk ienis dari jenis bahan yang keras dan terdapat suatu
najis hukmr, maka cara membersihkannya lubang atau saluran besar di bagian bawah-
adalah dengan cara membasuhnya tiga kali nya, maka untuk membersihkannya dari na-
serJa rnemerahnya pada setiap l<ali basuhan. .
jis hendaklah dengan cara mencurahkan air
:. *,i
FIqLH ISI.A,M JILID 1 Bagan 1: IBADAH
I I

I
,
ke atasnya sebanyak tiga kali, dan kemudian Tetapi jika basuhan itu dilakukan dalam tiga
air itu dikeluarkan melalui lubang tersebut. wadah, maka setiap wadah hanya perlu ditu-
Tetapi jika ia tidak mempunyai lubang keluar kar airnya sekali saja.
aiL maka tidak perlu dibasuh. Karena, basuhan Cara yang baik sebagaimana yang telah
itu tidak akan memengaruhi apa pun. Namun, dijelaskan oleh Ibnu Abidina3o mengenai cara
menurut pendapat ulama madzhab Syafi'i, pembersihan najis yang dapat dilihat ialah
najis tersebut dapat dibersihkan dengan men- dengan cara menghilangkan zat najisnya, mes-
curahkan air yang banyak ke atasnya, seperti kipun hanya dengan sekali basuhan dan mes-
yang kita akan bahas nanti. kipun dilakukan dalam satu wadah, dan tidak
Selain madzhab Hanafi tidak mensyarat- disyaratkan diulang tiga kali basuhan dan pe-
kan pemerahan pada sesuatu yang dapat di- rahan. Adapun najis yang tidak dapat dilihat,
perah, karena dengan cara membasahi sebagi- maka cara yang baik untuk membersihkannya
an dari tempat itu sudah dapat menyebabkan adalah hingga munculnya keyakinan mengenai
benda itu menjadi bersih. Perselisihan pen- bersihnya, tanpa mengaitkannya dengan bi-
dapat ini disebabkan oleh hukum air basuhan langan basuhan tertentu. Ini menurut apa yang
tersebut, apakah ia bersih atau najis. Sekira- telah difatwakan. Namun menurut pendapat
nya ia dihukumi bersih, maka tidak waiib lagi yang lemah, pembersihan ini disyaratkan tiga
diperah. Jika sebaliknya, maka wajib diperah. kali basuhan.
Tetapi, disunnahkan supaya diperah untuk Adapun yang telah menjadi fatwa di ka-
mengelakkan pertentangan pendapat. Adapun langan ulama madzhab Hanafi adalah hampir
benda-benda yang tidak dapat diperah, maka sama dengan pendapat ulama madzhab Maliki
tidak disyaratkan hal yang demikian. yang mengatakan wajib dihilangkan zat najis
yang akan dibersihkan.
c. Mencurahkan ataupun Menuangkan Alr Ulama madzhab Syafi'i-menurut penda-
ke Atas Nalls (dan Membasuh Wadah) pat yang ashah-mengatakan bahwa untuk
Ulama madzhab Hanafi berpendapat bah- membersihkan najis itu disyaratkan mengalir-
wa tidak disyaratkan mencurahkan air atau- kan air saja tanpa memerah. Yaitu, disyarat-
pun menuangkannya ke tempat yang terkena kan mengalirkan air ke atas tempat yang ter-
najis. Oleh sebab itu, pakaian yang terkena kena najis, jika air itu sedikit agar air itu tidak
najis ataupun badan yang terkena najis dapat menjadi najis. Jika sebaliknya, maka air akan
dibersihkan di dalam wadah-wadah dengan menfadi najis hanya karena najis terjatuh
cara mengganti airnya sebanyak tiga kali, dan ke dalamnya. Oleh sebab itu, jika pakaian di-
basuhan itu hendaklah diperah setiap kali masukkan ke dalam suatu bejana basuhan dan
air ditukar. Wadah itu hendaklah dibasuh se- di dalamnya terdapat darah yang dimaafkan,
banyak tiga kali sesudah basuhan pertama lalu dicurahkan air ke dalam bejana itu, maka
yang digunakan untuk membasuh pakaian air itu akan menjadi najis karena bercampur
pada badan yang terkena najis, dan hendak- dengan darah itu.
lah wadah itu dibasuh dua kali setelah basuh- Seseorangwajib melebihkan air berkumur
an yang kedua. Hendaklah wadah itu dibasuh ketika dia membasuh mulutnyayang terkena
sekali setelah basuhan yang ketiga. Ini jika najis, dan ia haram menelan makanan sebelum
basuhan itu dilakukan dalam satu wadah saja. membersihkan mulutnya

Raddul Muffitaa jilid I, hlm. 308.


Ba8lan 1: IBADAH FrqLH Isr-A.M IrLrD 1

Oleh sebab itu, ulama madzhab Hanafi ke atasnya, hingga najis itu tenggelam. Hal
bersepakat dengan para ulama madzhab ini berdasarkan hadits riwayat Abu Hurairah,
lain mengenai benda yang terkena najis, jika "Orang Arab kampdng berdiri lalu kencing di
dibasuh dalam air yang mengalir ataupun dalam masiid. Kemudian orang-orang berdiri
dibasuh dalam air yang banyak yang sama hu- hendak memukulnya, lantas Rasulullah saw.
kumnya dengan air yang mengalir, dituangkan bersabda,
banyak air ke atasnya, ataupun air dialirkan
ke atasnya, maka ia akan meniadi bersih tanpa
disyaratkan pemerahan, pengeringan, ataupun
i,(.;t ,i,Y
,/ o* {; ,btA)i'r;;:,
. t., .tt | ./c- ,i. :' ",, .,, ,,)
pengulangan menenggelamkannya ke dalam
air. Karena, mengalirkan air di tempat yang
'J *t
L).J
l .:r-J
J It e-* a'3 .*ru:u
terkena najis sudah dianggap sama dengan 'Biorkanlah dia, dan curahkan setimba
mengulangi pembasuhan dan juga pemerah- air ke atas air kencingnya. Sesungguhnya ka-
an.431 mu telah diutuskan sebagai orang yang me-
nyenangkan, dan bukan menyusahken."'a3s
Membrslhkan Tanah yangTe*ena Ndls
dengan Alr yanS Banyak Ulama madzhab Syafi'i telah mengurai-
Ulama madzhab Hanafi berpendapat'32 kan dengan terperinci tentang cara mem-
jika tanah yang terkena najis itu keras dan bersihkan air yang terkena naiis dengan cara
curam, maka hendaklah digali satu lubang menambahkan jumlah air yang banyak.a3'
di bawahnya, kemudian dicurahkan air tiga a. fika najis itu menyebabkan terjadinya
kali ke atasnya dan dibiarkan ia turun mele- perubahan dan jumlah air itu melebihi
wati lubang itu. Hal ini berdasarkan kepada dua kulah, maka ia dihukumi bersih jika
hadits riwayat ad-Daruquthni dari Anas ten- perubahan yang terjadi hilang dengan
tang kisah orang Arab kampung yang kencing sendirinya, dengan menambahkan air lain
di dalam masjid, "Hendaknya kamu menggali kepadanya, ataupun dengan membuang
satu lubang di tempatnya, kemudian curah- sebagiannya. Karena, naiis yang ada di-
kan air ke atasnya."433 Tanah yang seperti itu sebabkan perubahan dan perubahan itu
tidak dapat dibersihkan dengan hanya mem- telah hilang.
perbanyak jumlah air. b. fika najis itu jatuh di air yang tidak ada
Ulama madzhab selain ulama Hanafi ber- dua kulah, maka ia akan menjadi bersih
kata,a3a tanah yang terkena najis dapat diber- dengan cara ditambah air lain kepadariya,
sihkan dengan cara mencurahkan banyak air sehingga kadarnya mencapai dua kulah
ke atasnya, yaitu kadar yang dapat memban- baik air itu diperbanyak dengan air yang
jirinya ataupun dengan cara menuangkan air bersih ataupun air mutanajjrs, dan baik

a3r tbid..
432 At-Bodo'r,Jilid 1, hlm. 89.
433 T"t"pi hadits ini merupakan Hadits mo'lul yang hanya diriwayatkan oleh Abdul
Jabbar saia tanpa sahabat-sahabat lbnu Uyainah
yang merupakan penghafal-penghafal hadits (Nailul Authar,Jilid 1, hlm.42).
434 Asy-Syarhush Shaghir,
filid I, hlm. 82; at-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 7; al-Majmu', filid I, hlm. 188 dan hlm. seterusnya; Kasysyaful
Qina', 2L3; al-Mughni, lilid 11, hlm. 94.
435 Hrditr riwayat al-Jamahh kecuali Muslim. Ahmad dan asy-syaikhan telah meriwayatkan hadis lain dengan arti yang sama, salah
satu lafalnya adalah, "Jangan dipotong." (Nailul Authar,lilid I, hlm. 4l - 43)
436
,AbWuhadzdzob, Jilid I, hlm.6.7; ', lilid l, hlm. 183 -,.195.
-T
I
FIqLH ISI.AM )ILID 1

kadar air yang ditambah itu banyak atau orang. Ulama madzhab Syafi'i menganggap air
sedikit. Ia akan menjadi bersih dengan kolam mandi dan air kolam biasa sama seperti
memperbanyak kadar air itu, meskipun hukum air yang mengalir, jika airnya mengalir
ia tidak mencapai kadar dua kulah. Sama turun dari bagian atas dan banyak orang yang
seperti bumi atau tanah yang terkena mengambil air dengan tangan mereka. Oleh
najis apabila dituangi air hingga tanah sebab itu, jika nampan atau tangan yang ter-
itu tenggelam dengan air, karena air itu kena najis dimasukkan ke dalam air tersebut,
menutupi najis tersebut.a3T maka air itu tidak akan menjadi mutanajjis.
fika ada najis yang tidak dapat dilihat be-
Tetapi air yang menjadi bersih dengan kasnya baik rasa, warna, atau baunya terjatuh
penambahan air lain yang tidak sampai kadar ke dalam air itu, maka air itu dihukumi suci
dua kulah, dihukumi bersih pada dirinya lagi menyucikan, boleh digunakan untuk ber-
sendiri, tetapi air itu tidak dapat membersih- wudhu dan untuk menghilangkan najis. Ka-
kan benda yang lain. Karena, air yang telah rena, najis jika berada dalam keadaan cair
digunakan untuk membersihkan najis tidak tidak akan meresap bersama-sama aliran air.
boleh digunakan lagi untuk bersuci. Namun fika najis itu berupa seekor binatang yang
jika kadar air itu melebihi dua kulah, dan najis telah mati, maka jika air itu mengalir ke arah
yang jatuh ke dalamnya adalah keras. Maka, binatang itu, ataupun ke arah sebagian besar
menurut pendapat al-madzhab boleh bersuci badannya, ataupun ke arah separuh badan-
dengannya karena najis itu tidak dianggap nya, maka air itu tidak boleh digunakan.
keberadaannya. Dan jika ia mengalir ke bagian yang paling
fika kadar air itu hanya dua kulah, dan di kecil dari anggota binatang itu, sedangkan
dalamnya terdapat najis yang masih kelihatan kadar air yang banyak mengalir pada tempat
wujudnya (tidak hancur atdu meresap), maka yang bersih, dan air itu masih mempunyai
terdapat dua pendapat mengenai masalah ini, kekuatannya, maka ia boleh digunakan apa-
menurut pendapat yan g ashah, bersuci dengan bila ia memang tidak ada najisnya.
air tersebut adalah boleh. Namun jika najis Ulama Iraq menetapkan hukum khusus
sudah meresap ke dalam air, maka menurut berkenanaan dengan al-ghadiira3e dan kolam
pendapat yang shahih bersuci dengannya besar yang airnya tidak mengalir, yaitu tem-
adalah boleh. pat yang airnya tidak bergerak pada salah
satu sisinya ketika ia dikocak pada satu sisi
Bersuci dengan Air yang Mengallr yang lain. Yaitu apabila ada najis jatuh di salah
Ulama madzhab Hanafia3E mengatakan satu sisinya-menurut zhahir ar-riwayat dan
bahwa hukum air yang mengalir berlainan ini merupakan pendapat yang ashah-maka
dengan hukum air yang tidak mengalir. Yang jika seseorang mendasarkan keputusannya
dimaksud dengan air yang mengalir ialah air berdasarkan kepada dugaan dan juga ijtihad-
yang biasanya dianggap mengalir oleh banyak nya bahwa najis itu tidak akan sampai ke sisi

437 An-N"*"*i berkata apa yang dituduhkdn oleh sebahagian ulama madzhab Hanafi yang mengatakan bahwa madzhab Syafi'i ber-
pendapat sekiranya kadar air dua kulah itu kurang satu kuz lalu dicampur (ditambahi) dengan air kencing (sehingga meniadi dua
kulah) maka ia akan meniadi suci, adalah dakwaan yang tidak betul dan merupakan pembohongan. Tidak ada siapa pun di antara
ulama madzhab Syafi'i yang mengatakan demikian (al-Majmu',lilid,l, hlm. 190).
438
Ad-Durrul Mukhtar Jilid I, hlm. 173 - l8O; al-Lubab, Jilid I, hlm. 27; Fathul Qadir, filid I, hlm. 53 - 56.
439
Ialah suatu wadah seperti manglukyang dalam yang dapat digunakan untuk mengambil air.
Baglan 1: IBADAH FIQTH TSTAM IILID 1

yang satunya lagi, maka air yang terdapat najis dari setiap sudut-baik di bawah, kanan
di sisi yang lain yang tidak terkena najis dan kiri-juga naiis. Kedua keterangan ini
dapat digunakan untuk berwudhu dan untuk adalah sama.
menghilangkan najis. Karena, pada lahirnya fika air itu mengalir dan di dalamnya
najis itu tidak sampai ke penjuru yang satu terdapat najis yang ikut mengalir bersamanya
lagi. Adapun hukum yang difatwakan adalah seperti bangkai, dan aliran air itu berubah
boleh bersuci dengan air yang terdapat di [karena najis tersebut), maka air yang berada
semua penjuru kolam itu. pada bagian sebelumnya adalah bersih karena
Ulama selain madzhab Hanafiaao menga- najis tidak akan sampai kepadanya. Keadaan
takan bahwa air yang mengalir sama hukum- ini seperti air yang dicurahkan kepada najis
nya dengan air yang tidak mengalir. f ika kadar dari kendi. Begitu juga bagian yang berada
air itu banyak dan tidak kemasukan oleh najis, pada setelahnya dihukumi bersih, karena
yaitu tidak berubah salah satu sifatnya baik najis itu juga tidak sampai kepadanya. Adapun
rasa, warna dan bau, maka ia dihukumi ber- bagian air yang mengelilinginya baik di atas,
sih. Sebaliknya, jika kadarnya sedikit, maka bawah, kanan, dan juga kirinya, jika memang
keseluruhannya akan menjadi mutanajjis kadarnya mencapai dua kulah dan tidak ter-
meskipun hanya bersentuh dengan najis. jadi perubahan apa pun dengan sebab najis
Menurut pendapat ulama madzhab Mali- itu, maka ia dihukumi bersih. Tetapi jika
ki, tidak ada batas khusus bagi kadar banyak- kadarnya tidak sampai dua kulah, maka ia
nya sesuatu air. Adapun pendapat ulama menjadi mutanajjis, keadaannya sama seperti
madzhab Syafi'i dan Hambali air yang banyak air yang tidak mengalir.
itu ialah air yang kadarnya mencapai dua Perlu diperhatikan juga bagian-bagian
kulah [kurang lebih 500 kati Baghdad), dan dari setiap satu aliran itu dari satu bagian ke
pengertian air yang mengalir ialah apabila bagian yang lain, yaitu air yang meninggi dan
memang terjadi aliran air, yaitu seperti yang menurun di antara dua tebing sungai ketika
didefinisikan oleh ulama madzhab Syafi'i, air ia berombak. Air di bagian yang mengalir me-
yang naik ke atas ketika ia berombak, baik ia rupakan air yang tidak padu. Oleh karena itu,
benar-benar terjadi ataupun sekadar dikira jika ada najis yang terjatuh ke dalamnya dan
saja, jika alirannya besar, maka ia tidak akan bergerak mengikuti pergerakan aliran air, ma-
menjadi mutanajjis. Kecuali, jika terjadi pe- ka bagian aliran air yang terkena najis tersebut
rubahan pada air tersebut, dan air itu di- dihukumi najis. Tetapi, air yang mengalir
anggap terpisah dari air yang di depannya setelahnya dihukumi sebagai air basuhan
dan juga air yang di belakangnya. najis. fika najis itu seekor anjing, maka wajib-
Menurut ulama madzhab Hambali air lah dibasuh sebanyak tujuh kali, salah satu-
yang terkena najis, maka air yang ada di de- nya dibasuh dengan air debu yang bersih.
katnya juga najis. Begitu juga yang ada di bela- Untuk mengetahui air yang mengalir itu
kangnya, di depannya, serta yang ada di dua dua kulah, adalah dengan cara mengukurnya
tebing sungai yang menyebelahinya, atau de- sepanjang satu seperempathasta baik paniang
ngan kata lain air yang berada di sekeliling lebar, dan dalamnya.

Bidayatul Mujtahid, filid I, hlm. 23; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 30; asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. 30 dan hlm. seterusnya;
Mughnil Muhtaj, Jilid I, hlm.24 dan hlm. seterusnya; al-Muhadzdzab, Jilid 1, hlm.7; Kasysyaful Qina',Jilid I, hlm.40 dan hlm.
seterusnya; al-Mughni,lilid I, hlm. 31 dan hlm. seterusnya.
FrqLH lsrr{,M f ILID 1

fika di depan air ada tempat tinggi yang Oleh sebab itu, jika seseorang itu berhadats,
menahannya dari mengalir, maka hukumnya maka air itu akan menjadi air musta'mal tan-
adalah sama seperti air yang tidak mengalir. pa khilaf. Karena terdapat dua sebab, yaitu
Kesimpulannya adalah apabila ada naiis terangkatnya hadats dan mengeriakan ibadah.
mengenai air, maka air itu dihukumi sebagai Tetapi iika seseorang itu belum berhadats,
air mutanajjrs Ini menurut ijma ulama. Apabila maka menurut pendapat ulama madzhab
ada air mengenai najis, maka air itu juga Hanafi selain Zufar, ia juga akan menjadi mus-
menjadi mutanajjis.aar ta'mal, karena terdapat sebab melakukan iba-
dah. Karena, wudhu dianggap sebagai suatu
4. HUKUM GHIISALAH cahaya di atas satu cahaya yang lain, Menurut
air yang telah digunakan
Ghusaloh ialah pendapat Zufar, ia tidak akan menjadi air
untuk mengangkat hadats atau menghilang- musta'mal karena tidak terdapat sebab
kan kotoran: naiis, baik naiis hukmi ataupun yang mengangkat hadats. Tetapi jika wudhu
naiis haqiql. Menurut pendapatiumhur selain ataupun mandi itu semata-mata bertujuan
ulama madzhab Hanafi, hukum ghusalah untuk mendinginkan badan dan orang ter-
adalah bersih jika tempat yang dibasuh itu sebut belum berhadats, maka ia tidak akan
bersih. menjadi air musta'mal.
Adapun menurut para fuqaha, maka ada Ghusalah najis haqiqi ialah air basuhan
tiga uraian terperinci sebagai berikut. najis yang berubah keadaannya apabila ber-
Ulama madzhab Hanafiaa2 berpendapat pisah dari tempat basuhan, yaitu berubah
bahwa ghusalah (air basuhan najis) terbagi rasa, warna, atau baunya. Atau .air basuhan
kepada dua jenis: ghusalah naiis haqiqi dan najis apabila tempat basuhan itu belum ber-
ghusalah najis hukmi yaitu hadats. Ghusalah sih, umpamanya air itu berpisah dari tempat
najis hukmi ialah air musta'mal, dan menurut basuhan sesudah basuhan tiga kali berturut-
zhahir ar-riwayat ia dihukumi bersih, tetapi turut yang digunakan untuk membasuh najis
tidak menyucikan. Artinya, ia tidak boleh di- yang tidak dapat dilihat wujudnya. Karena,
gunakan untuk berwudhu. Akan tetapi me- semua najis itu berpindah kepada air itu, dan
nurut pendapat yangrajih, ia boleh digunakan tidak ada bagian air yang bersih dari najis.
untuk menghilangkan najis haqiqi. Tidak boleh menggunakan ghusalah ke'
Air musta'mal ialah air yang telah terpisah cuali untuk air minum, membersihkan tanah
dari badan dan berkumpul di suatu tempat. yang basah, memberi minum binatang, dan
Namun apabila air itu masih berada pada seumpamanya. Tetapi iika air itu telah berubah
anggota yang menggunakannya, maka ia tidak rasa, warna, ataupun bau, maka perubahan
dinamakan sebagai musta'mal. Suatu air hanya ini menunjukkan bahwa najis tersebut men-
akan menjadi musto'mal apabila digunakan dominasi air itu. Dalam hal ini ia sama dengan
untuk mengangkat hadats ataupun sebab niat hukum air kencing. fika belum berubah, ma-
untuk mengerjakan ibadah mendekatkan diri ka boleh digunakan. Karena apabila air tidak
kepada Allah SWT seperti shalat biasa, shalat berubah, maka hal ini menunjukkan bahwa
najis itu belum mendominasi kebersihan air.
ienazah, memasuki masj id, menyentuh mushaf
Al-Qur'an, membaca Al-Qur'an, dan lain-lain. Hukum menggunakan sesuatu yang bukan

+47
Ad-Durul Mukhtar, Jilid I, hlm. 300 dan halaman selaniutnya.
442
AlBada'i',lrlid I, hlrn. 66 - 69; Raddul Muktrfsr, filid I, hlm. 300.
IsrAM IrLrD 1

termasuk najis 'ain pada keseluruhan bagian- dihukumi bersih. Dan jika tidak, maka ia juga
nya adalah boleh. dihukumi tidak bersih.
Ulama madzhab Malikiaa3 berpendapat jika Ulama madzhab Hambaliaas dan ulama
ghusalah itu berubah rasa, warna, bau, maka mazhab Syafi'i berpendapat bahwa air yang
ia dihukum mutanajjis jika tempat [yang di- digunakan untuk membersihkan najis, apa-
basuh) masih ada najis. Tetapi jika tempat bila ia berpisah dari tempat basuhan dalam
(yang dibasuh itu) bersih, maka ghusalah itu keadaan berubah karena najis itu ataupun ia
dihukumi bersih. Tidak boleh menggunakan berpisah sebelum tempat yang dibasuh itu
air mutanajjls dalam semua urusan. menjadi bersih, maka air itu ataupun ghusalah
Menurut pendapat yangazhhar di kalang- itu menjadi mutanajjis. Karena, ia telah ber-
an ulama madzhab Syafi'i,aaa ghusalah yang ubah karena najis itu. Kondisi ini sama se-
sedikit dihukumi bersih apabila berpisah dari perti apabila ada air sedikit bersentuhan
tempat yang dibasuh dalam keadaan tidak dengan tempat yang terkena najis dan ia tidak
berubah. Dan tempat yang dibasuh itu juga mampu membersihkannya, maka ia dihukumi
telah menjadi bersih, karena air yang masih mutanajjis, sama seperti apabila air itu yang
ada di tempat yang dibasuh adalah sebagian didatangi najis.
yang tertinggal. Tetapi jika ghusalah yang Namun apabila air itu berpisah dalam
berpisah dari tempat yang dibasuh itu ter- keadaan tidak berubah dari basuhan yang
kena najis, maka sudah tentu tempat yang telah membersihkan tempat berkenaan, maka
telah dibasuh itu turut terkena najis. Adapun jika tempat yang hendak dibasuh itu adalah
ghusalah yang banyak, maka ia dihukumi tanah, ia dihukumi suci. Karena, tanah yang
bersih selagi ia tidak berubah meskipun telah dikencingi oleh orang Arab pada masa
tempat yang dibasuh belum bersih. Artinya, Rasul dapat dibersihkan dengan curahan se-
ghusalah yang sedikityang sudah terpisah dari timba air ke atasnya berdasarkan kepada
tempat yang dibasuh dihukumi bersih, tetapi perintah Nabi Muhammad saw..
tidak menyucikan apabila tidak berubah fika tempat itu bukan tanah, maka ter-
rasa, warna, ataupun baunya, di samping tidak dapat dua pendapat mengenai masalah ini.
bertambah beratnya sesudah dikira kadar Menurut pendapat yang ashah, ia dihukumi
air yang diserap oleh baju dan kadar kotoran bersih.
yang keluar dari kain itu, dan juga tempat
yang dibasuh sudah menjadi bersih. Namun
C. ISTINJA'
sekiranya ia berubah, bertambah beratnya,
belum bersih tempat yang dibasuh, maka ia
7. PENGERT'AN'ST'NTA' DAN
PERBEDAANNYA DENGAN ISTIBRA' SERTA
dihukumi mutanajjis sama seperti hukum ISTIIMAR
tempat yang dibasuh. Dengan ini, maka jelas
Perkataan istinja' menurut bahasa ada-
bahwa hukum ghusalah adalah sama seperti
lah perbuatan yang dilakukan untuk meng-
hukum tempat yang dibasuh secara mutlak.
hilangkan najis, yaitu tahi. Adapun menurut
Oleh sebab itu, apabila tempat yang dibasuh
istilah syara' istinja' adalah perbuatan yang
itu dihukumi bersih, maka ghusalah juga dilakukan untuk menghilangkan najis dengan

aa3 Asy-Syorhush Shaghir,Jilid I, hlm. 82; al-Qawanin at-Fiqhlryah,hlm. 35.


aaa Mughnil Muhtaj,lilid,I, hlm. 85; Syarh al-Hadhramgryah,hlm. 23dan hlm. selanjutnya.
aas Al-Mughni,Jilid l, hlm..sS,
filid 11, hlm.98.
FrqLH IsrAM )rLrD 1

menggunakan benda seperti air atau batu. yang biasanya digunakan untuk duduk dengan
ladi, istinja' berarti'menggunakan batu atau menggunakan batu ataupun dengan jari ketika
air. ber - istinj a' dengan air.aa6

Istinja'dapat diartikan juga sebagai tin- Semua cara ini adalah untuk membersih-
dakan menghilangkan najis yang kotor meski- kan najis, dan seseorang tidak boleh meng-
pun najis tersebut jarang keluar seperti da- ambil wudhu melainkan sesudah dia yakin
rah, air madzi, dan air wadi. Pembersihan itu bahwa sisa air kencingnya sudah tidak ada
juga bukan dilakukan begitu saja, melainkan lagi.
dilakukan ketika ada keperluan saja, yaitu de-
ngan menggunakan air ataupun batu. 2 HUKUM tSTtNlA" 1STuMAR, DAN ISTIBRA',
Istinja' juga dapat diartikan perbuatan Menurut ulama madzhab Hanafi,aaT istinia'
membersihkan najis yang keluar dari qu- adalah sunnah mu'akkad bagi lelaki dan pe-
bul ataupun dubur. Oleh sebab itu, ia bukan- rempuan dalam kondisi normal, selagi najis itu
lah untuk menghilangkan najis akibat angin tidak melampaui tempat keluarnya. Karena,
(kentut), karena bangun tidur, atau karena Nabi Muhammad saw. melakukan cara itu dan
berbekam. Benda yang digunakan untuk juga karena beliau bersabda,
istinjo' ataupun istithabah adalah air atau-
pun bahan lain yang dapat digunakan untuk c 2/
o- r1i .z o2cr
,pu
C./ / , Oq
menghilangkan najis. U' FI -tii J* -r,e*:tt U,e j
Adapun istijmar adalah membersihkan
najis dengan menggunakan batu dan yang se- cr )\' \
macamnya. Perkataan istijmar berasal dari yang beristijmar hendaklah dilaku-
"Siapa
kata al-jamarat yangberarti'bebatuan.' kan dengan bilangan yang ganiil. Siapa yang
Sedangkan istibra' adalah membersihkan melakukannyo, maka adalah lebih baik. Dan
dari sesuatu yang keluar baik dari kemaluan siapa yang tidak melakukannya, moka tidaklah
depan ataupun belakang. Sehingga, i4 yakin berdoso.'aag
bahwa sisa-sisa yang keluar itu sudah hilang.
Ia dapat diartikan juga sebagai membersihkan fika najis itu melampaui saluran keluar-
tempat keluar najis dari sisa-sisa percikan air nya meskipun sebesar uang koin dirham,
kencing. maka wajib membersihkannya dengan air.
Istinzah adalah menjauhkan diri dari ko- fika limpahan itu sampai melebihi kadar
toran, dan ia mempunyai arti yang sama de- koin dirham, maka wajib dibasuh dengan air
nganistibra'. ataupun benda cair lainnya.
Istinqa' adalah membersihkan, yaitu de- fumhur ulama selain ulama madzhab
ngan cara menekan bagian belakang tubuh Hanafiaae berkata, bahwa ber-istinia' ataupun

Ad-Durrul Mukhtar wa Raddul Mukhtar,lilid,l, hlm. 310, 319; Muraqi al-Falah, hlm. 7; Kasysyaful Qina', Iilid I, hlm. 62; asy-Syarhush
Shaghir,lilid I, hlm.87,93,96, 100; Mughnil Muhtaj, filid I, hlm.42 dan seterusnya.
447
Fathul Qadir, Jilid I, hlm. !48; Tabyinul Haqa'iq, Jilid I, hlm. 76; al-Lubab, Jilid I, hlm. 57; ad'Durrul Mukhtar Jilid I, hlm. 310, 313;
Muraqi al-Falah, hlm. 7.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Maiah, Ahmad, al-Baihaqi, dan lbnu Hibban dari Abu Hurairah (Nashbur Rayah, Jilid I, hlm.
2t7).
Ary-Syarhush Shaghir,lilid 1,h\m94,96, al-Qawanin al-Fiqhfuah,hlm.37; asy-Syarhul Kabir, Jilid I, hlm. 109 dan seterusnya; Mugh-
nit Muhtaj,lilid I, hlm. 43,46; al-Muhadzdzab, filid I, hlm. 28; al-Mughni.lil l, hlm. 149 dan seterusnya; Rasyslaful Qina', Jilid I, hlm.
Baglan 1: IBADAH FIQTH ISLAM JITID 1

ber-istijmar atas sesuatu yang keluar dari angin dari duburnya.lni disetujui oleh seluruh
dua kemaluan seperti air kencing, air madzi, ulama berdasarkan sabda Rasulullah saw.,
ataupun tahi adalah wajib. Hal ini berdasar-
yang beristinja' karena kenfut, ma-
"Siopa
kan firman Allah SWT,
ka dia bukanlah termasuk golongan kami."4s7
"Dan segala kotoran hendaklah engkau
jauhi." (al-Muddatstsir: 5) Ketika menafsiri surah al-Maa'idah ayat
6,Zaid bin Aslam berkata,
Perintah dalam ayat ini adalah umum me-
liputi setiap tempat, baik pada pakaian atau- 'Apabila kamu hendak melaksanakan
pun badan. Lagipula, ber-istinja' dengan air shalat (padahal kamu berhadats kecil), maka
merupakan cara yang mendasar dalam meng- (berwudhulah) yaitu basuhlah wajohmu...."
hilangkan najis. fuga, berdasarkan sabda Ra- (al-Maa'idah:6)
sulullah saw.,
Ayat ini hanya menyuruh membasuh
.1 a -t,t-1
ii'*;dir J;Ut Jl ,,5r-l .J; t;1 muka. Ini membuktikan bahwa selain muka

*ur e,i k ?*x- j;;1


'o.
I o)
tidaklah wajib. Lagipula, istinja' disyariatkan
dengan tujuan membersihkan najis, padahal
ketika kentut tidak ada najis. Menurut pen-
"Jika salah seorang di antara kamu hen- dapat azhar dari kalangan ulama madzhab
dak pergi ke tempat buang air besar, hen-
Syafi'i, rsfinTa' tidak disyariatkan karena
daklah membawa tiga batu. Karene, sesung-
keluar ulat dan juga tahi keras yang tidak
guhnya batu itu sudah cukup untuk mem-
mengotori bagian dubur; karena tidak terda-
bersihkannya."aso
pat najis. Namun menurut pendapat ulama
madzhab Syafi'i dan Hambali, dalam keadaan
fuga, berdasarkan sabda Rasul, seperti itu istinja' tetap disunnahkan. Me-
"Hendaknya seseorang di antara kamu nurut ulama madzhab Hanafi dan Maliki,
tidak beristinjo' dengan bilangan batu yang istinja'diwajibkan jika memang ulat dan tahi
kurang dari tiga." (HR Muslim) yang keras itu keluar selepas membuang air
besar dan sebelum beristinja'.
Dalam lafaz lain, Imam Muslim menya- Istibra'boleh dilakukan baik dengan ber-
takan, "Sesungguhnya kami dilarang ber- jalan, berdehem, ataupun memiringkan ba-
istinja'dengan bilangan yang kurang dari tiga dan ke sebelah kiri ataupun dengan cara lain-
batu." nya, seperti mengangkat dan menghentakkan
Kesemuanya ini adalah perintah, dan se- kakinya. Yang dimaksud dengan istibra'adalah
tiap perintah menunjukkan kewajiban. membersihkan bagian zakar yang menjadi
Istinjo'tidak diwajibkan kepada siapa saja tempat keluar air kencing, dengan cara me-
yang bangun dari tidur ataupun yang keluar ngurut batang zakarnya dengan tangan kiri,

Riwayat Abu Dawud, diriwayatkan iuga oleh asy-Syafi'i dan al-Baihaqi, "Hendaklah kamu ber-istinla'dengan tiga batu." Diriwayat-
kan oleh Ahmad, an-Nasa'i, Abu Dawud, ad-Daruquthni dan dia berkata bahwa isnad hadits ini hasan shahih dari Aisyah,"Jika salah
seorang di antara kamu pergi ke tempatbuang air besar, maka pergilah dengan membawo tiga batu. Karena, sesungguhnya batu itu
cukup untuk membersihkannyai' (Nashbur Rayah, filid I, hlm. 2L4; Nailul Authaa Jilid I, hlm.90)
451
Riwayat ath-Thabrani dalam aI- Mu'jamush Shaghir.
ISLIA.M IITID 1

dimulai dari bibir duburnya hingga ke kepala tertinggal pada saluran air kencing, sehingga
zakar sebanyak tiga kali, agar tidak ada lagi dikhawatirkan akan keluar. Ada orang yang
sisa basah air kencing di tempat itu. Boleh cukup dengan sekali urutan saja dan ada juga
juga dilakukan dengan meletakkan jari ten- yang memerlukan berulang-ulang urutan. Ada
gah tangan kirinya di bawah zakarnya dan orang yang perlu berdehem dan ada orang
ibu jarinya di bagian atas zakarnya, kemudian yang tidak perlu melakukan apa-apa.
mengurutnya turun ke arah kepala zakarl dan Menyumbat lubang kencing zakar dengan
disunnahkan juga menariknya dengan per- sesuatu seperti kapas adalah makruh. Makruh
lahan sebanyak tiga kali agar keluar sisa air juga duduk berlama-lama dalam WC, karena
kencingnya, jika ada. dapat menyebabkan sakit limpa atau hati.
Menurut ulama madzhab Maliki, Hambali, Dalil yang menunjukan bahwa istibra'
dan juga Syafi'I, istibra'itu dilakukan dengan dituntut adalah hadits riwayat Ibnu Abbas,
cara menarik dan mengurut zakar dengan bahwa Nabi Muhammad saw. melintasi bagian
perlahan-lahan sebanyak tiga kali. Yaitu, de- yang dekat dengan dua buah kubur, lalu beliau
ngan meletakkan jari telunjuk tangan kirinya bersabda,
di bawah pangkal zakarnya, sedangkan ibu
jarinya di atas zakar, kemudian mengurutnya
dengan perlahan-lahan hingga keluarlah sisa
v;Li ei J-.; (p,) ou.A ct oqU vit
o* ;.'tt t:i') )?t e 'r:;'t otE*
,l
air kencing yang masih ada. Ketika menarik
dan mengurut zakar, disunnahkan dengan
cara perlahan, sehingga yakin bahwa tempat a^*)U.,r#
itu sudah bersih dari air kencing. fanganlah
seseorang mengikut perasaan ragu-ragu "Kedua-dua orang yang berada dalam
(wahm), karena sikap itu dapat menyebabkan kubur ini sedang diazab, tetapi bukan diazab
timbulnya penyakit waswas yang merusak korena melakukan dosa besar. Salah seorang
keberagamaan.asz di antara keduanya (diazab karena) apabila
Imam Ahmad meriwayatkan sebuah ha- kencing tidak melakukan istibra' dan yang
dits, lainnya karena sering mengadu domba."4s3

"Apabilo seseorang di antara kamu ken- Adapun dalil bagi ulama yang mengata-
cing, maka hendaklah ia menarik zakarnya kan bahwa istibra'adalah sunnah bukannya
sebanyak tiga kali." waiib adalah sabda Rasulullah saw.,

Adapun cara istibra'bagi perempuan ada- o / t


J;l u t*7
,c ,--1, . ' ,e./
lah dengan menekan bagian ari-ari kemalu- ^u ,At +ti Jli
annya dengan ujung jari tangan kirinya. "r"rrrAon dari air Xrnring, korrno orob
Pada umumnya, istibro' itu mempunyai kubur pada umumnya disebabkan darinyo."
cara yang berlainan menurut keadaan masing-
masing. Tujuannya adalah agar seseorang itu Yang dimaksud dengan berhentinya air
yakin bahwa tidak ada lagi air kencing yang kencing adalah ketika ia tidak akan keluar

a52 Ol"h sebab itu orang yang bijak berkata, waswas disebabkan rusaknya akal atau ragu dalam masalah agama
FIqLH ISI,A,M IILID 1

lagi. Adapun maksud hadits di atas adalah


berkenaan dengan orang yang tidak melaku-
kan istibra', padahal biasanya kalau dia tidak
@ i'ru"6<r;.43rr*
"... Di dalamnya ada orang-orong yang
istibra' maka air kencingnya akan keluar lagi. ing in membersihkan diri...." (at-Taubah: 108)

3. ALAT-A|AT, SIFAT, DAN CARA BER-tSTlNlA',


Rasulullah saw. bersabda,
Istinja' hendaklah dilakukan dengan meng-
gunakan air, batu, atau yang semacamnya, 6
. '/ol
o,/ot' ct
'rt"*
-\.

,rr gxJe c/l J, ell dl ,L"r!f


'zf
yaitu benda-benda yang keras, suci, dan U-

;)d,! t;'; uti i:r+ t-; ,fil


mampu menghilangkan kotoran, dan juga
barang tersebut bukanlah barang yang ber-
. ;, .::.
harga fterhormat) menurut syara'. Di antara
alat yang bisa dugunakan untuk ber-istinja'
adalah kertas, potongan kain, kayu, dan kulit
i ie teu,q*:
o. o., c

z".LtAl
t
,f LP)
1.1..
kayu. Dengan menggunakan alat-alat ini, maka
0
,K;rli :Jr;
tuiuan istinja' akan tercapai sama seperti "Wahai kaum Anshar! Sesungguhnya Allah
ketika menggunakan batu. SWT telah memuji kalian berkaitan dengan
Cara yang paling baik adalah dengan masalah bersuci. Apakah [jenis-jenis) bersuci
menggunakan bahan yang keras dan juga yong telah kamu lakukanT'Mereka menjawab,
air sekaligus. Yaitu, dengan mendahulukan "Kami berwudhu untuk shalat, mandi karena
menggunakan kertas dan yang semacamnya, jinabah, dan ber-rstinja' dengan air." Rasul
kemudian diikuti dengan menggunakan air, berkata, " Pahalanya adalah untuk kalian, maka
karena benda najis itu akan hilang dengan hendaklah kalian mengamalkannya."ass
kertas ataupun batu, dan bekasnya akan hi-
lang dengan menggunakan air.asa Syarat ber-istinja' dengan batu ataupun
Menggunakan air saia adalah lebih baik kertas dan yang seumpamanya adalah sebagai
daripada menggunakan batu saja atau yang berikut.as6
seumpamanya. Karena, air mampu menghi- L. Hendaklah najis yang keluar itu belum
langkan zat najis dan juga bekasnya. Berbeda kering. )ika ia sudah kering, maka wajib
dengan batu, benda kertas, dan yang seumpa- menggunakan air ketika membersihkan-
manya. nya.
Diriwayatkan dari sahabatAnas bin Malik, 2. fangan sampai najis itu berpindah tempat
bahwa ketika ayat ke-108 surah at:Taubah dari tempat keluarnya dan melekat pada
turun, yaitu, tempat yang lain itu. Dan jangan sampai

Al-Lubab.Jilid I, hlm. 57 dan sesudahnya; Muraqi al-Falah, hlm. 7; al-Qawanin alFiqhiyuyh. hlm. 36 - 37 , asy-Syarhush Shaghir,lilid
I, hlm.92, L00, Mughnil Muhtaj,lilid 1, hlm. 13: al-Mughni, |ilid I, hlm. 151 dan seterusnya; Kasysyaful Qina', Jilid l, hlm. 72,75; al-
Muhadzdab, f ilid I, hlm. 27 dan seterusnya.
Riwayat lbnu Majah, al-Hakim, dan al-Baihaqi dan sanadnya hasan. Hadits ini didukung oleh kata-kata Ibnu Abbas, 'Ayat berikut ini
diturunkan kepada pendudlk,'Di dalamnya ada orang yang ingin membersihkan diri, dan Allah mengasihi orang yang menyucikan
dirinya!" Nabi Muhammad saw. bertanya kepada mereka tentang cara bersuci lalu mereka menjawab, "Kami menggunakan batu
dan disusuli dengan air." (N ashbur Rayah |ilid I, hlm. 218 dan seterusnya)
Mughnil Muhtaj. )ilid I. hlm. 44 dan seterusnya; al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 28; Kasysyaful Qina'filid I, hlm. 72 dan seterusnya; al-
Mughn|lilid I, hlm. 152, 159 dan seterusnya; ad-Durrul Mukhtar,Jilid I, hlm. 311 dan seterusnya; asy-Syarhush Shaghir, Jilid l, hlm.
97 ,100; Bidayatul Mujtahid,lilid I, hlm. 83; alQawanin al-Fiqhiyyah,hlm.36; al-Lubab,lilid I, hlm. 58; Fathul Qadir,lilid I, hlm. 148;
Tabyinul Haqa'ig, Jilid I, hlm 77.
FIqLH FIqLH ISI.AM )ILID 1

dimu najis itu melewati tempat keluarnya. kebanyakan orang, tetapi tidak sampai
zakat fika ia melewati dan berada ditempat lewati bagian pantatnya (yaitu pantat sel
sisa lain, maka untuk membersihkannya wa- dalam yang terlindung ketika seseoran
juga jib menggunakan air. Ini merupakan ke- berdiri), dan juga tidak melewati bagiar
gah sepakatan ulama. pala zakarnya (yaitu bagian ujung dari te
ibu j: 3. fanganlah najis itu
bercampur dengan khitan atau kadar tempat tersebut ap
menl benda lain yang basah, baik benda itu na- memang zakarnya terpotongJ.
disur jis ataupun suci. fika ia bercampur dengan Menurut pendapat ulama madzhab
lahar benda lain yang kering, maka tidaklah liki, seseorang tidak boleh ber-istijmar de
kenci mengapa. menggunakan batu untuk membersihka
I 4. Hendaklah najis yang keluar itu melewati mani, air madzi, dan darah haid, melai
dan j saluran yang biasa. Oleh sebab itu, peng- ia wajib menggunakan air untuk menghi
cara gunaan batu atau seumpamanya tidak kan air mani, darah haid, dan darah nifas
perla cukup apabila najis yang keluar itu tidak juga darah istihadhah jika memang istiha
ngan melewati saluran biasa, seperti keluar tersebut tidak datang setiap hari, mesl
di b: melewati jalur bekam, ataupun melewati hanya sekali. fika ia datang setiap hari, t
jarin' satu lubang yang terbuka di bawah usus ia dimaafkan sama seperti lelaki atau
deng meskipun saluran yang asal tersumbat rempuan yang senantiasa keluar air ker
air k secara kebetulan. fuga, tidak memadai fika keadaannya demikian, maka tidak r
dan ber-istinja'dengan kertas dan yang se- menghilangkannya.
cara umpamanya untuk menyucikan air ken- Begitu juga menurut pendapat u
itu s cing seorang khunsa musykil, meskipun madzhab Maliki, untuk menghilangkal
sese( yang keluar itu melewati salah satu dari kencing perempuan, baik perawan ata
{wah dua kemaluannya. Karena, kemungkinan janda, maka harus menggunakan air. Ka
timb ia adalah kemaluan yang lebih. Begitu juga ia sering melewati tempat keluarnya hing
kebe kertas tidak memadai untuk menyucikan bagian anggota yang biasanya digunakar
I air kencing yang keluar dari zakar yang tuk duduk.
dits, tertutup kulup apabila air kencingnya
telah mengenai kulit kulupnya. Apakah Tigp Buah Merupakan Syarat bi
lstlnja'dengan Batu?
crng, Ulama madzhab Hanafi dan Maliki
Menurut pendapat ulama selain ulama
sebat kata, "Sunnah menggunakan tiga batu, t
madzhab Maliki, menggunakan kertas dan
yang seumpamanya untuk mengusap darah tidaklah wajib. Dan apabila menggunaka
I rang dari tiga, maka sudah cukup, jika bil;
haid ataupun nifas adalah mencukupi. Begitu
lah c
juga-menurut pendapat yang azhar di ka- itu memang sudah dapat membersihkan
anny Maksud bersih di sini adalah hilangny
langan ulama madzhab Syafi'i dan di kalangan
I
ulama madzhab Hambali dan Hanafi-sudah najis dan juga basahnya najis, hingga
cara yang telah digunakan itu tidak terdapat I
cukup apabila seseorang menggunakan batu
masi najis apapun lagi kecuali dalam kadar
untuk mengusap apa saja yang keluarnya
yakir paling minimal. Oleh sebab itu, apa yang'
jarang seperti darah, wadi, dan juga madzi.
Ataupun, untuk membersihkan najis yang menurut pendapat ulama madzhab It
"ra sudah berceceran tidak seperti kebiasaan dan sunnah menurut pendapat ulama n
453 R
Isr-A.M l[rD 1

hab Hanafi adalah bersihnya tempat istinja',


bukannya jumlah batu yang digunakan. Ini
';,*'slt t
o- tl'. ,' o'

berdasarkan hadits Rasulullah saw. yang lalu, "Apabila salah seorang di antara kamu ber-
istijmar, maka beristijmarlah dengan bilangan
yang beristijmar, maka hendaklah
"Siapa yang ganjil."
ia mengganjilkan bilangannya. Siapa yang me-
lakukan demikian, maka ituloh adalah baik, Hukum wajib yang ditunjukkan oleh ha-
dan siapa yang tidak melakukannyo, maka dits ini telah dihapus oleh hadits lain riwayat
tidaklah berdosa." Abu Dawud,

3;1 j;
Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali ber- -1 o.. o- t1'. ., c'or
pendapat bahwa yang diwajibkan adalah eU; ,P d J-* ),e{dl
bersihnya tempat istinja'dan juga sempurna-
C; )"1 d)
O //

nya tiga buah batu, ataupun dengan tiga kali


usapan meskipun hanya dengan menggunakan "Barangsiapa beristijmar, hendaklah iq
tiga sudut dari sebiji batu. fika tempat istinja' mengganjilkan bilangannya. Siapa yang me-
belum juga bersih dengan menggunakan tiga lakukan (demikian), maka itulah yang baik,
buah batu, maka wajib dibersihkan dengan dan siapa yang tidak (melakukan demikian),
batu yang keempat dan seterusnya, hingga maka tidaklah berdosq."
tidak bekas najisnya hilang kecuali yang me-
mang hanya bisa dihilangkan dengan meng- Adapun bilangan basuhan ketika ber-
gunakan air ataupun batu yang kecil. Karena, istinja' dengan air; maka menurut pendapat
itulah (suci) yang menjadi tujuan istinja'. yang ashah, adalah mengikut kepada perasa-
Dalil mereka adalah beberapa hadits yang an hingga hati merasa puas dan yakin bahwa
telah lalu. Di antaranya adalah, tempat itu sudah bersih, ataupun dengan
munculnya dugaan kuat bahwa tempat itu
"Hendaklah kamu beristinja' dengan meng-
sudah bersih. Inilah pendapat yangashah dari
gunakan tiga buah betu."
Imam Ahmad. Abu Dawud berkata, "lmam
Ahmad ditanya tentang sejauh mana batasan
fuga, hadits riwayat Muslim dari Salman,
ber-istinja' dengan air." Lalu dia menjawab,
"Rasulullah saw. melarang kami beristinja' "[Hingga) bersih."
dengan bilangan botu yang kurang dari tiga Tidak ada riwayat dari Nabi Muhammad
biji." saw. berkenaan dengan masalah ini yang me-
netapkan jumlah tertentu [ketika istinjo) dan
Dalam redaksi lain disebutkan, "dengan Rasul juga tidak menyuruh menggunakan
tiga sudut dari sebuah betu." jumlah tertentu. Ada iuga riwayat yang ber-
Apabila seseorang menggunakan lebih sumber dari Imam Ahmad bahwa dia ber-
dari tiga buah batu, maka dia mengganjilkan pendapat, bilangannya adalah tujuh kqli
bilangannya. Karena, berdasarkan riwayat basuhan.asT Oleh sebab itu, yang diwajibkan
asy-Syaikhan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi dalam istinja'adalah adanya zhan (dugaan
Muhammad saw. bersabda, kuat) bahwa najis tersebut telah hilang. Dan

4s7 Muraqi al-Falah, hlm.8; at-Mughni,lilid


! hlm. 161 dan seterusnya; Mughnit Muhtaj,Jilid l, hlm.46.
FIqLH ISI."A,M TILID 1 Baglan 1: IBADAH

tidaklah mengapa menguji bau najis dengan keadaan tergantung karena-jika buah zakar
tangan, karena kewujudan bau najis itu me- tidak tergantung-dikhawatirkan ia akan ter-
nunjukkan bahwa najis itu masih ada di tem- kena kotoran. Dan apabila zakar itu turun
pat yang berkenaan. Oleh karena itu jika me- (rapat), maka ketika menggunakan batu yang
mang masih ada bau, maka tangan tersebut ketiga hendaknya menggerakannya seperti
dihukumi terkena najis. ketika menggerakkan batu yang kedua, yaitu
dari arah belakang ke depan.
Cara Ber-lstinja' Adapun perempuan hendaklah memulai-
Hendaklah seseorang menuangkan air ke nya dari arah depan ke arah belakang supaya
atas tangan kirinya sebelum dia menyentuh kelamin depannya tidak terkena najisase
najis, kemudian dia membasuh qubulnya, yai- Ulama madzhab Syafi'i45o berpendapat
tu saluran air kencing, dan membasuh seluruh bahwa meratakan setiap satu batu ke semua
zakarnya apabila keluar air madzi. Kemudian bagian tempat [keluar najis) adalah sunnah,
barulah membasuh dubur diikuti dengan yaitu memulakan dengan batu yang pertama
mencurahkan air, dan menggosok dengan ta- dari bagian depan sebelah kanan dubur; ke-
ngan kiri. Hendaklah dia membungkukkan mudian mendorongnya dengan perlahan me-
badan sedikit kemudian menggosoknya (du- ngelilingi dubur hingga kembali ke tempat
bur) dengan cermat sehingga tempat itu semula. Begitu juga dengan batu yang kedua,
menjadi bersih. Ber-istinja' dengan menggu- tetapi hendaklah memulakannya dari bagian
nakan tangan kanan tidak dianjurkan. Be- depan sebelah kiri. Sementara, batu ketiga di-
gitu juga menyentuh zakar dengan tangan gunakan untuk membersihkan kedua belah
kanan.ass sisinya dan juga bagian keluarnya najis yang
Seseorang yang sedang berpuasa hendak- dinamai musrabah.
lah tidak memasukkan jarinya ke dalam du-
burl karena tindakan itu dapat membatalkan 4. HALJIAL YANC DISUNNAHKAN KETKA
puasa. TSTINIA'461
Hal-hal yang disunnahkan ketika istinja'
Cara Ber-Istltmar adalah:
Hendaklah batu pertama digunakan un- a. Ketika ber-istinjo' hendaklah dengan
tuk mengusap, dimula dari bagian depan ke menggunakan batu ataupun kertas yang
arah bagian belakang, dan batu kedua diguna- lembut: tidak kasar seperti batu bata dan
kan untuk bagian belakang ke arah bagian tidak pula licin seperti batu akik. Karena,
depan. Kemudian batu yang ketiga digunakan tujuannya adalah supaya dapat digunakan
untuk mengusap seperti ketika menggunakan untuk membersihkan najis. Bahan selain
batu yang pertama, yaitu dari arah depan ke batu yang dapat digunakan adalah setiap
arah belakang, jika memang buah zakar dalam bahan yang bersih yang dapat menghi-

asB
Al-qawanin al-Fiqhiyyah,hlm. 36; Tabyinut Haqa'iq, Jilid l, hlm. 78.
45e Muraqi al-Faloh, hlm. 8.
a60 Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm.45; al-Muhadzdzab, ilid I, hlm. 27.
f
46r Muraqi al-Falah, hlm. 7; ad-Durr al-Mukhtar,Jilid,l, hlm. 311 - 315; Fath al-Qadir,lllid I, hlm. 150; Tabyin al-Haqa'iq, jilid l, hlm. 78;
al-Lubab,Jilid,l, hlm. 58; asy-Syarh ash-Shaghir,lilid I, hlm.96, 100 dan seterusnya; Bidayah al-Mujtahid,Jilid I, hlm. B0; al-Qawanin
al-Fiqhiyah,hlm.37; Mughni al-Muhtaj,lilid I, hlm.43,46; al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 28; al-Mughni,lilid I, hlm. 154 - 158; Kasyqtaf
al-Qina',lilidl, hlm. 75 dan 77.
).,
J'rJ
t":.
[+J
mr"t
FrqlH lsrAM ]lLlD 1

langkan najis dan tidak membahayakan' apabila menggunakan tanah dan arang
Ia juga bukan termasuk benda yang ber- yang keras, maka boleh. Begitu juga tidak
harga dan bukan pula benda yang bernilai. boleh dengan menggunakan bahan yang
Oleh sebab itu, janganlah ber-isfirya'de- bernilai, karena ia bernilai dari segi zatnya
ngan sesuatu yang kotor seperti arang, seperti emas, perak, dan batu permata,
sesuatu yang berbahaya seperti kaca, se- ataupun karena ia adalah hak milik orang
suatu yang benilai seperti sutra, dan lain- lain, seperti dinding rumah orang lain,
lain yang ada nilai dan harganya. Karena, meskipun dinding itu telah diwakafkan.
tindakan itu termasuk tindakan merusak Ulama madzhab Maliki mengatakan
harta benda. Begitu juga, ianganlah ber- bahwa makruh ber-istinia' dengan tulang
istinja' dengan menggunakan bahan yang dan tahi binatang yang bersih, begitu juga
bernilai baik dari segi rasa, kemuliaannya, dengan menggunakan dinding miliknya
ataupun karena ia milik orang lain' sendiri.
Oleh sebab itu, menurut ulama madz' Kesimpulannya adalah, syarat bagi
hab Hanafi, ber-istinia' dengan meng- pembolehan ber-rsfrTmar dengan meng-
gunakan barang cair selain air seperti air gunakan batu dan yang seumpamanya ada

mawar dan cuka adalah boleh. Adapun lima perkara, yaitu menggunakan bahan
jumhur ulama selain ulama madzhab Ha- yang keras, bersih, dapat menghilangkan
nafi mensyaratkan istinia' itu dilakukan najis, tidak menyakitkan, dan tidak berupa
bahan yang mulia seperti makanan, bahan
dengan menggunakan bahan keras yang
kering, maka ber-tstinia' dengan meng- terhormat, ataupun karena ia adalah milik
gunakan cairan tidak boleh. orang lain. fika syarat-syarat tersebut ti-
dak sempurna, maka tidak boleh meng-
Mereka bersePakat bahwa istinia'
gunakannya sebagai bahan istinia'. Dan
hendaklah dengan menggunakan bahan
sudah dianggap memadai jika dia dapat
suci yang mampu menghilangkan (najis).
menyucikan tempat najis itu, dan mema-
Oleh sebab itu, tidak boleh (ataupun
dai juga bersuci dengan tangan tanpa
makruh tahrim menurut ulama madzhab
menggunakan tiga biji anak batu dan se-
Hanafi) ber-istinia' dengan najis seperti
umpamanya (tapi tangannya dihukumi
dengan menggunakan tahi unta, tahi terkena najis).
kambing, atau lain-lain. fuga tidak boleh
Ulama madzhab Hanafi tidak mensya-
menggunakan tulang, makanan, ataupun
ratkan bahan yang digunakan untuk ber-
roti yang menjadi bahan makanan ma- istinja' itu berupa sesuatu yang keras'
nusia ataupun binatang. Karena, ia diang-
Ulama madzhab Maliki dan Hanafi ber-
gap sebagai satu tindakan merusak dan kata, "fika seseorang ber-istiimar dengan
menghina. Begitu juga tidak boleh meng- sesuatu yang tidak dibolehkan adalah
gunakan sesuatu yang tidak dapat meng- memadai, tetapi makruh."
hilangkan najis seperti kaca, bulu, tebu Ber-istinia' dengan menggunakan tahi
yang licin, atau batu bata' fuga, tidak bo- binatang dan tulang dilarang sama sekali.
leh dengan menggunakan bahan Yang Imam Muslim dan Ahmad meriwayatkan
bercerai-berai seperti tanah ataupun ta- dari Ibnu Mas'ud, bahwa Rasulullah saw.
nah liat dan arang yang lembut. Berbeda bersabda,

'1. t;,
FIQIH ISI"AM ,ILID 1 Bagan 1: IBADAH

6.t-Lit;b qy t4
Dan kalaupun benar, maka ia diandaikan
gJ.H x sebagai larangan terhadap arang yang
"Janganlah kamu beristinja' dengan sudah hancur."
tahi binatang dan juga tulang, karena 2. Menggunakan tiga batu ataupun kertas
kedua-duanya adalah makanan bagi sau- dan yang seumpamanya adalah sunnah
dara-soudara kamu dari kalangan jin.'a62 menurut pendapat ulama madzhab Hanafi
dan Maliki, dan wajib menurut pendapat
Imam ad-Daruqutni telah meriwayat- ulama madzhab Syafi'i dan juga Hambali.
kan bahwa, "Nabi Muhammad saw. me- Oleh sebab itu, mereka berkata bahwa ada
larang kami ber-istinja' dengan meng- dua perkara yang diwajibkan ketika ber-
gunakan tahi binatang dan juga tulang, istinja'dengan batu. Salah satunya adalah
karena kedua-duanya merupakan bahan memenuhi bilangan tiga kali usapan, mes-
yang tidak menyucikan."a63 kipun hanya dengan menggunakan sudut-
Imam Abu Dawud juga meriwayatkan sudut pada bagian batu yang satu. Hen-
dari Ibnu Mas'ud, bahwa Rasul bersabda daklah bilangan usapannya diganjilkan,
kepada Ruwaifa'bin Tsabit (Abu Bakrah), yaitu apabila bilangannya sudah tiga
"Beritahukan kepada orang-orqng, kali, maka boleh sampai bilangan tujuh
siapa yang beristinja' dengan mengguna- kali jika tempat yang di-istinTa' itu be-
kan tahi ataupun tulang, moka ia terlepas lum suci dan bersih. Disunnahkan juga
dari agama Muhammad sew..'464 menggunakan setiap batu ataupun yang
seumpamanya itu untuk membersihkan
Larangan ini adalah umum mencakup semua bagian tempat keluarnya najis.
bahan yang suci baik dari tulang ataupun Dalil mereka adalah berdasarkan dua
tahi. Apabila menggunakan makanan buah hadits, hadits pertama,
jin dilarang, maka sudah barang tentu
"Apabilo salah seorang di antara ka-
menggunakan makanan manusia lebih
mu pergi ke tempat membuang najis, hen-
dilarang lagi. Tetapi, ulama madzhab
daklah ia membawa tiga buah batu karena
Syafi'i membolehkan melakukan istinja'
itu sudah mencukupi."
dengan menggunakan bahan makanan
yang khusus untuk binatang seperti Hadits kedua,
rumput. fumhur ulama mengatakan yang
"Siapo yong beristijmar, hendaklah ia
demikian itu tidak boleh.
meng g anj ilkan bil a ng an usep anny e. "a6s
Imam an-Nawawi berkata, "Larangan
ber-istinja' dengan arang adalah dhaif. 3. |anganlah ber-istinja' dengan mengguna-

462
Nashbur Rayah, f ilid I, hlm. 219; Nailul Authar, lilid l, hlm. 97.
463
lsnadnya shahih (Nailu//uthar,lilid I, hlm. 96).
464
Riwayat Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud dari Jabi4 "Nabi Muhammad saw. melarang ber-rstinla'dengan tulang atau tahi binatang
kering." Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dari lbnu Mas'ud bahwa Rasulullah saw. pergi berhajat dan menyuruh lbnu Mas'ud
membawakan tiga batu, lalu Ibnu Mas'ud membawa dua batu dan satu tahi binatang kering. Nabi membuang tahi binatang itu dan
bersabda, "la adalah najis, bawakan kepadaku batu." Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah kisah yang serupa, yaitu beliau
bersabda, " Bawakan kepadaku batu untuk mengusap (dalom beristinja'), jangan bowakan tulang dan tahi binatang yang kering."
(Nashbur Rayah, f ilid I, hlm. 2L6,2L9; Nailul Authar.lilid I, hlm. 96 - 97)
Hadits pertama diriwayatkan oleh Imam Ahmad, an-Nasa'i, Abu Dawud, ad-Daruquthni dan dia berkata, "Hadits ini isnadnya hasan
shahih," juga diriwayatkan oleh Ibnu Maiah dari Aisyah. Hadits kedua diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan lbnu Maiah dari
Abu Hurairah (Nailul Authar, f ilid l, hIm.90,95).

.: +3
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISI.A.M )ILID 1

kan tangan kanan, kecuali dalam keadaan ia tidak dapat berlindung kecuali dengan
uzur. Karena, Rasul saw. bersabda, menghimpun sekumpulan pasir, maka
hen d aklah ia memb elakang iny a."

titi y:;;i ,,,*r)' i"i i';'!t Hendaklah dilakukan di suatu tempat

* J;syjy,#.ll.*:' lt;l yang jauh dari keramaian seperti di bagian


padang pasir dan seumpamanya, Yang
116d;A mana bagian itu tidak didengar bunyinya
dan tidak tercium baunya.
"Apabila salah seorang di antara kamu
kencing, maka ianganlah ia menyentuh
5. Orang yang ber-rstinja' dengan air hendak-
lah menggosok tangannya dengan tanah,
zakarnya dengan tangan kanannya. Dan
kemudian membasuhnya selepas ber-
apabiia ia memasuki kamor mandi, maka
istinja' baik menggosoknya itu dengan
janganlah ia mengusap (naiisnya) dengan
tanah ataupun sabun, garam halus dan
tangan kanannya. Apabila ia minum, maka
yang seumpamanya.
janganlah ia minum dengan sekali nopas
saje.'466 6. Mengeringkan bagian dubur sebelum ber-
diri jika dia sedang berpuasa, agar tem-
Dengan demikian, maka ber-istinia' pat duduk (bagian dubur itu) itu tidak
dengan tangan kiri adalah sunnah. menghisap air yang ada.
4. Bersembunyi dan tidak membuka aurat 7. Lelaki hendaklah memulai istinia' pada
di hadapan pandangan orang lain adalah kemaluan depan terlebih dahulu agar ta-
wajib ketika ber-isfinia' dan juga ketika ngannya tidak menjadi kotor apabila dia
membuang air. Sebab, membuka aurat memulai istinja' pada kemaluan belakang
adalah haram dan dapat menyebabkan
[dubur). Adapun bagi perempuan, diberi
fasiq. Maka, janganlah sampai dilakukan pilihan untuk memulakan istinia'-nya pa-
untuk tujuan menegakkan sunnah. Hen- da salah satu di antara kedua kemaluan-
daklah tempat keluar naiis-yang ada di nya. Menurut pendapat ulama madzhab
balik pakaian-itu diusap dengan batu Syafi'i dan Hambali, seseorang disunnah-
atau yang semacamnya. Namun jika kan mencurahkan air ke kemaluannya
tempat keluar najis itu dibiarkan tanpa dan iuga kain yang dipakainya agar hilang
diusap, maka shalat orang tersebut sah. perasaan waswas pada dirinya.
Karena, apa yang masih terdapat pada
tempat keluar itu tidaklah dianggap. Dalil 5. ADAB MEMBUANG A'R
yang menunjukkan wajib berlindung Orang yang membuang air disunnahkan
adalah beberapa buah hadits yang di- melakukan perkara-perkara berikut.a6T
riwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan l. Tidak membawa sesuatu yang bertuliskan
Ibnu Majah, di antaranya adalah, asma Allah SWT, juga nama-nama Yang
"Siapa yang pergi ke tempat menunai' dimuliakan seperti nama malaikat, Al-
'Aziz, Al-Karim, Muhammad, dan Ahmad.
kan hojat, hendoklah ia berlindung. Jika
466 Riwayat Imam Hadits yang enam dari Abu Qatadah (Nashbur Rayah, lilid I, hlm. 220).
467 Ad-Durrul Mukhtar,lilid t, hlm. 316 - 318; asy-syarhush Shaghir, Jilid l, hlm. a7 - 94; Mughnil Muhtai,lilid I, hlm. 39 - 43; al-Mu'
hadzdzab,lllid I, hlm.25; al-Mughni,Jilidl, hlm- 162 ' 168l, I@svsvaful Qina', lilid I; hlm. 62 - 75. ..,.+:
l: . ,+:, :,.:i : ,:lj.:.:=..: i .....:i:.,:,-. ,,: .: :., :t=*:!* ;:-:ll;:;
:; .-..<::."1:=.: l::=::. a:=ii==: :-.
:- -,:..::::.:U::-.=::l :::==: : -... .::::::=i:S:n:r. -:
f relH IsLq.M f rLrD 1

r,J
"ri
Hal ini berdasarkan hadits riwayat Anas Hal ini perlu dilakukan karena meng-
i
r.a., bahwa Nabi Muhammad saw. apa- ikuti sebuah haditsyangdiriwayatkan oleh i
1

bila memasuki kamar mandi, beliau me- asy-Syaikhan dalam bab "as-Sunnah," l

lepas cincinnyaa6s yang terdapat tulisan


"Untuk melindungi aurat manusia
Muhammad Rasulullah. Namun jika sese-
orang membawa masuk benda seperti itu
dari mata-mata jin adalah apabila salah
seorang di antara kamu memasuki kamar
ke dalam kamar mandi dengan maksud
untuk menjaganya dari terjatuh, maka mandi, maka hendaklah dia membaca,
'Bismilloh,' karena kamor mandi itu me-
tidaklah dilarang.
nunggui seseorang dengan penyakit. Moka
2. Hendaklah memakai sandal, menutup ke-
apabila dia datang ke kamar mandi, hen-
pala, membawa batu, ataupun menyiap-
daklah ia membaca doa,
kan bahan lainnya untuk menghilangkan
najis seperti air atau yang semacamnya.
3. Hendaklah melangkah dengan kaki kiri
terlebih dahulu ketika memasuki kamar
ut4t)*=Jr ; :t'u ir;i
Dan ketika keluar hendaklah membaca
mandi. Dan apabila melangkah keluar;
doa,
hendaknya memulai dengan kaki kanan.
Karena apa saja yang dilakukan untuk c/ ..
'1o dz -.oi \ t e,
'
tujuan kemuliaan, hendaklah dimulai de-
ngan anggota kanan. Tetapi jika untuk hal-
csiYr
t +t, sl' I -ui.Jt ,Lvt'F

hal yang menjijikkan, hendaklah dimulai


dengan menggunakan anggota kiri. Ini
€lGt
Amalan ini disunnahkan, karena untuk
disebabkan karena anggota kanan cocok
mengikuti sunnah Rasulullah saw.. Hadits
untuk sesuatu yang dimuliakan dan ang-
ini juga diriwayatkan oleh an-Nasa'i.
gota kiri tepat untuk sesuatu yang kotor.
Oleh sebab itu, apabila keluar atau masuk 4. Hendaklah dia bertumpu di atas kakinya
masjid dan rumah, maka yang hendaknya yang kiri ketika duduk, karena cara ini
dilakukan adalah sebaliknya ketika ma- dapat memudahkan keluarnya najis. fuga,
suk atau keluar kamar mandi. karena terdapat sebuah hadits riwayat
Ketika seseorang hendak masuk ka- ath-Thabrani dari Suraqah bin Malik yang
mar mandi, hendaknya ia membaca doa, menyebutkan,
"Kami disuruh oleh Rasulullah saw.

$' i+i;t Ar*r' ,1'


e
to
bertumpu di atas kaki kiri dan menegak-
kan kaki yang kanan."

.5t4lJ Begitu juga, hendaklah seseorang me-


"Dengan menyebut asma Allah. Yo renggangkan jarak di antara dua kakinya,
Allah, aku berlindung kepadamu dari setan tidak bercakap-cakap kecuali karena da-
lelaki dan setan perempuan." rurat, dan jangan berlama-lama melebihi

Riwayat Ibnu Maiah, Abu Dawud, dan dia mengatakan bahwa hadits ini munkal diriwayatkan oleh an-Nasa'i, at-Tirmidzi dan dia
menganggap shahlh fNailul Authar,lilid I, hlm. 73).
FIQIH ISLAM JITID 1

kadar yang diperlukan karena perbuatan "Apabila seseorqng itu kencing, hen-
itu akan menyebabkan timbulnya penya- daklah ia berlindung (menjaga) diri dari
kit bawasir ataupun jantung berdarah dan air kencingnya."
seumpamanya.
5. Janganlah kencing melawan arah tiupan
Dia juga disunnahkan untuk tidak angin, agar najis itu tidak kembali kepada-
mengangkat pakaiannya, kecuali jika pa- nya. f angan pula kencing ke dalam air yang
kaian itu menyentuh tanah. Karena, cara tidak mengalir atau air yang mengali4,
seperti itu lebih menjamin bagi tertutup tetapi sedikit, ataupun yang mengalir itu
auratnya. Ini juga berdasarkan sebuah banyak menurut pendapat ulama madz-
hadits riwayat Abu Dawud dari Nabi hab Hanafi. Karena, ada larangan dalam
Muhammad saw.,
sebuah hadits riwayat al-Bukhari dan
'Apabila Rasulullah ingin membuang Muslim.aTo
air; beliau tidak mengangkat pakaiannya
fanganlah juga kencing di tanah-tanah
kecuali apabila ia menyentuh tanah."
pekuburan untuk menghormatinya. Be-
gitu juga jangan kencing di jalan-jalan dan
Bagi orang yang membuang air kecil,
tempat orang berkumpul untuk bercakap-
disunnahkan duduk supaya air kencing-
cakap, karena Nabi Muhammad saw. ber-
nya tidak memercik kembali ke arahnya.
sabda,
Kencing sambil berdiri adalah makruh
kecuali jika ada uzur. Ibnu Mas'ud berkata, 2
g /2 'o
/ o ,A
"Dianggap sebagai tindakan yang kurang ,-rt'rJt rFI )t;t abujr
e#t t-ral
sopan jika kamu kencing sambil berdiri." 4

Aisyah berkata, "Siapa yang menceritakan


kepadamu bahwa Rasulullah saw. ken-
P" e..Pt*ft
"Takutilah tiga tempot yang dikutuk;
cing sambil berdiri, maka janganlah kamu
membuang air besor di tempat laluan air,
memercayainya. Sebenarnya, beliau tidak
di tengah-tengah jalan raya, dan di bawah
pernah kencing kecuali sambil duduk.D46e
bayang-bayang atau tempat orang berte-
Diriwayatkan dari sekumpulan para duh."471.
sahabat: Uma[ Ali, dan lainnya, tentang
hukum rukhshah kencing sambil berdiri. Kencing ke dalam tanah yang merekah
Seseorang juga disunnahkan kencing ataupun lubang juga dilarang, karena Nabi
di tempat yang tanahnya lembut, agar Muhammad saw. melarang seseorang
percikan air kencingnya itu tidak me- kencing ke dalam lubang yang menjadi
ngenai badannya. Diriwayatkan dari Abu tempat tinggal binatang.aT2
Musa oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud,

469 At-Tirmidzi berkata inilah hadits yang paling shahih mengenai buang air kecil. Diriwayatkan oleh kumpulan lima Imam kecuali Abu
Dawud (Nai/ul / utha n lilid I, hlm. 88).
470 Nash haditsnya, "Jangan kencing di dalam air yang tenang, kemudian mandi di situ."
a71 Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad yang
iayyid dari Mu'adz. Diriwayatkan iuga oleh Imam Muslim, Ahmad, dan Abu
Dawud dari Abu Hurairah, "Takutlah kepada yang dilaknati!'Para sahabat bertanya, "Siapakah yang dilaknati, wahai Rasulullah?"
Rasul menjawab, "Mereka yang membuang air besar di tengah jalan atau di bowah pohon tempat orang berteduh!' Dalam hal ini,
membuang air kecil diqiyaskan dengan membuang air besar.
472 RiwayatAbu Dawud dari AMutlah bin Sariis
[NailulAuthar,lilid I, hlm. B4).
: rirr ; ":-i-;-.. .
1,-i 'igBE.' ":={ E\.
.
i
FIQLH ISTAM

fanganlah kencing di bawah pohon Hal ini jika memang tidak ada saluran
yang sedang berbuah, agar buahnya tidak yang membolehkan air kencing dan air
terjatuh ke atas air kencing itu. Kencing ke lainnya keluar dari tempat itu.
dalam air yang sedikit, menurut pendapat 6. Menurut pendapat ulama madzhab Ha-
ulama madzhab Hanafi, adalah haram. nafi, menghadap kiblat ataupun membe-
Kencing ke dalam air yang banyak adalah lakanginya dengan kemaluan ketika mem-
makruh tahrim. Kencing ke dalam air yang buang air meskipun dilakukan di dalam
mengalir adalah makruh tanzih, karena bangunan, adalah makruh tahrim, karena
air itu akan menjadi mutanajjrs. Ulama Nabi Muhammad saw. bersabda,
madzhab Syafi'i berkata, tidak boleh ken-
cing di bawah pohon meskipun ketika ia
belum berbuah. Karena, dikhawatirkan
\i'iet t;;* x ault gi ri1
buahnya akan menjadi kotor ketika jatuh ti"; )i ti" 6:6:)1*
yang dapat menyebabkan orang me-
'apabila ka^, kqmar' man-
rasa jijik untuk mengambilnya. Tetapi ^i^rru'ki
di, moka janganlah kamu menghadap ke
mereka tidak mengharamkannya, karena
arah kiblat atau mernbelakanginya ketika
kotoran yang mungkin terjadi tidaklah
membuang air kecil atau besar. Tetapi,
meyakinkan. Ulama madzhab Hambali
hendaklah kamu menghadap ke arah timur
membolehkan kencing sewaktu pohon
ataupun barat.'a1s
tidak berbuah, karena yang disukai Nabi
Muhammad saw. untuk berlindung ketika
beliau menunaikan hajatnya adalah rum-
fumhur ulama selain ulama madzhab
Hanafi berpendapat bahwa tindakan yang
pun pohon tamar.a73
demikian itu tidak makruh jika terjadi di
Ber-istinja'dengan air di tempat me-
tempat yang memang disediakan untuk
nunaikan hajat adalah makruh. Hendak-
membuang air. Karena, terdapat sebuah
Iah orang itu berpindah ke tempat lain hadits riwayat fabi4,
supaya percikannya tidak akan menge- "Nabi Muhammad saw. melarang kami
nainya, yang sudah barang tentu akan
menghadap ke arah kiblat ketika mem-
menyebabkan najis. Kencing di tempat
buang air kecil, tetapi saya melihatnya
mandi juga makruh karena sabda Nabi
menghadap ke arahnya setahun sebelum
Muhammad saw.,
beliau vvafa1"a76
"Janganlah kamu kencing di tempat
mondi kemudian mengambil wudhu di da- Apa yang dilihat oleh fabir itu dipa-
lamnya. Sesungguhnya perasaan waswas hami bahwa Nabi Muhammad saw. me-
secora umumnya odalah disebabkan dari lakukannya di dalam bangunan ataupun
hol ini."474 ketika beliau berlindung dengan sesuatu.

473 Riwayat Ahmad, Muslim, dan Ibnu Malah.


a7a Riwayat Abu Dawud dan lbnu Maiah dari Abdullah bin Mughaffal.
a7s Ri*ryat Ahmad dan asy-syaikhan dalam shahih mereka dari Abu Ayyub (Nailul Authar,Jilid I, hlm. 80).
476 Riwayat at-Tirmidzi dan dia menghukuminya sebagai hadits hasan. Dia berkata bahwa hadits ini hasan gharib. Diriwayatkan
iuga
oleh ol-Jama'ah dari lbnu Umar {Nailul Authar,lilid I, hlm. 80-81).
Baglan 1: IBADAH ISLAM IILID 1

Menghadap kiblat dan juga membe- dakan seperti itu adalah tidak wajar di-
lakanginya di dalam suatu bangunan yang lakukan. Haram juga kencing di kuburan
bukan disediakan untuk membuang air karena untuk menghormatinya. Dan mak-
adalah haram. Begitu juga di padang pa- ruh kencing di bagian pekuburan karena
si6, tanpa suatu pelindung yang tinggi, untuk menghormatinya.
sekurang-kurangnya dua pertiga hasta Apabila dia bersin pada saat mem-
ataupun lebih, serta pelindung itu tidak buang air kecil atau besaL hendaklah dia
jauh darinya melebihi tiga hasta. Kondisi mengucapkan al-Hamdulilloh di dalam
ini sama dengan kondisi ketika menye- hatinya. Kemudian sesudah beristinia'
tubuhi istri di bagian lapang tanpa pelin- dan setelah keluar dari tempat istinia'
dung. Sebaliknya, jika ia dilakukan bukan hendaklah membaca doa,
di tempat lapang seperti di dalam rumah
ataupun di tempat lapang yang berlin-
dung, maka tidak haram.
(f;ry) ,:4tew'*'41
o o1 o n ' '

Makruh juga menghadap ke arah mata-


hari dan bulan dalam keadaan telanjang.
9i*l4l A
"Ya Allah, sucikanlah hatiku dari ke'
Karena, kedua-duanya mengandung ca-
haya Allah S\4/I, dan juga kedua-duanya munafikan, dan jagalah fariiku dari per-
dianggap sebagai tanda kebesaran-Nya. buatan y ang menj ijikkan."
Oleh sebab itu, jika seseorang berlindung \ t
,' t:t' "1 '
oz

dari keduanya dengan sesuatu ataupun c, ) , Jlt


V.-'v. "'i'
q ca,iJ ,'jl5i 6jJt ,1 -r-i'iJt
(membuang air) di dalam bangunan yang t". dz oi-
-
disediakan, maka tidaklah mengapa. Be- olil i Cr\s
gitu juga makruh menghadaP ke arah "segala puji bagi Atlah iang telah
tiupan angin, agar ia tidak terkena percik- mencicipkan kepadaku satu kenikmatan
an air kencingnya sendiri, yang akan me- don menetapkan kemanfaatan pada diriku,
nyebabkan badannya kotor oleh najis dan mengeluarkon hal yang menyokitkan
tersebut. dari diriku."
7. Disunnahkan tidak melihat ke arah langit
atau melihat kelaminnya. Sunnah juga ti-
dak memain-mainkan kelamin dengan ta-
D. WUDHU DAN PERKARAYANG
BERKAITAN DENGANNYA
ngan, dan juga sunnah tidak menoleh ke
kanan dan ke kiri. Tidak bersuci pada saat
7. WUDHU

itu juga disunnahkan, karena semuanya Dalam pasal ini akan dijelaskan tentang
ini adalah tindakan yang tidak layak da- definisi wudhu, rukun, syarat, sunnah, adab,
lam keadaan yang demikian. fangan pula perkara yang dimakruhkan dalam wudhu,
dia duduk berlama-lama, karena yang de- perkara yang membatalkan wudhu, dan cara
mikian itu akan menyebabkan penyakit berwudhu bagi orang yang udzur, serta hal-
bawasir. Hendaklah dia melepaskan pa- hal yang dilarang bagi orang yang tidak mem-
kaiannya sedikit demi sedikit sebelum dia punyai wudhu.
bangun. Kita telah membicarakan bersuci dari
Haram kencing di dalam masjid mes- kotoran (najis) pada pasal sebelumnya. Se-
kipun ke dalam suatu wadah, karena tin- benarnya bersuci dari kotoran merupakan
FIq!H ISTAM IITID 1 Baglan 1: TBADAH

thoharah haqiqiyyah (bersuci yang sebenar- buatan-perbuatan tertentu yang dimulai


nya). Adapun bersuci dari hadats adalah dengan niat khusus.aTE Perbuatan tersebut
bagian dari thaharah hukmiyyah (bersuci adalah membasuh muka, membasuh kedua
dari segi hukum). Thahorah hukmiyyah ter- tangan, mengusap kepala [rambut kepala),
bagi menjadi tiga bagian yaitu wudhu, mandi, dan membasuh kedua kaki. Definisi wudhu
dan tayamum. Di sini, kita akan mulai dengan yang lebih jelas adalah menggunakan air
membicarakan masalah wudhu. Ia didahulu- yang suci pada empat anggota badan (yaitu
kan karena perkara yang mewajibkan wudhu seperti yang telah disebutkan di atas) dengan
ialah hadats kecil, sedangkan perkara yang cara-cara tertentu yang telah ditentukan oleh
mewajibkan mandi ialah hadats besar. Ada- syara'.a7e Hukum asal wudhu [yang diniatkan

pun tayamum merupakan pengganti wudhu untuk digunakan melaksanakan shalat) adalah
dan mandi dalam keadaan-keadaan tertentu. fardhu, karena ia merupakan syarat sah shalat.
Sebelum ini, kita telah mendefinisikan tho- Hal ini berdasarkan firman Allah SWT,
harah hukmiyyah sebagai sifat syara' yang di-
"Wahai orang-orong yang beriman! Apa-
atributkan pada anggota badan, dan dia dapat
bila kamu hendak melaksanakan shalat, maka
menimbulkan keadaan suci (thoharah). Se-
basuhloh wajahmu dan tanganmu sampai ke
mentara thaharah hoqiqiyyah adalah tindakan
siku, dan sapulah kepadamu dan (basuh) kedua
menghilangkan kotoran, yaitu barang-barang
kakimu sampai ke kedua mata kaki...." (al-
yang ditetapkan oleh syara'sebagai kotor.
Maa'idah: 6)

a. Definisi dan HukurrHukum Wudhu


Dan sabda Nabi Muhammad saw.,
(Jenls atau Cara)
Menurut bahasa, kata wudhu-dengan
membaca dhammah pada huruf wawu (wu-
dhu')-adalah nama untuk suatu perbuatan
,;; L';i ti1 V;i i>; ?nt Ji t
yang memanfaatkan air dan digunakan untuk G.;
fmembersihkan) anggota-anggota badan ter- "Allah tidak akan menerima shalat sese-
tentu. Definisi wudhu inilah yang dimaksud orang di antara kamu yang telah berhadats
pada pasal ini. Ia diambil dari kata berbahasa hing g a dia berwudhu."4Bo
arab al-wadho'eh, al-hasan, dan an-nazhafah.
fika dikatakan wadha'a ar-rajul dalam ung- Dan juga berdasarkan atas konsensus
kapan Arab, maka ia berarti "lelaki itu telah ulama (ijma') yang mengatakan wajib.
bersih/baik/suci." Menurut ulama, wudhu diwajibkan di
fika kata wudhu dibaca dengan fathah Madinah seperti yang dinyatakan oleh para
pada huruf wowu (wadhu'), maka ia berarti air muhaqqiq fulama peneliti). Hikmah dari mem-
yang digunakan untuk berwudhu. bersihkan anggota-anggota badan tersebut
Wudhu menurut istilah syara'adalah ke- adalah karena anggota-anggota tersebut se-
giatan kebersihan yang khusus,aTT atau per- ring terkena kotoran dan debu.

477 Muraqi al-Falah, hlm.


*' u,ii,ti i,nt j, irirJ,, i,-. rr.
9

47e Ka"y"yaful Qina',lilid I, hlm.91.


a8o Ri*ryrt rry-syaikhan.

:sj

.=€*.-l
ISIAM JILID 1

Kadang-kadang wudhu mempunyai hu- "Allah tidak menerima shalat sese-


kum lain, yaitu sunnah, wajib (menurut pen- orang tanpa berwudhu. Begitu juga Dia
dapat ulama madzhab Hanafi)481 ataupun (Allah) tidak menerima sedekah yang
haram. Oleh sebab itu, para fuqaha membagi dihasilkan dari harta khianat (ghulul).'a8s
wudhu menjadi beberapa bagian, dan mereka
j uga menyebutkan sifat-sifatnya.
2. Wudhu difardhukan karena ingin meme-
gang Al-Qur'an, walaupun hanya sepotong
Ulama madzhab Hanafiasz berpendapat
ayat yang ditulis di atas kertas atau di atas
bahwa hukum wudhu terbagi meniadi lima
dinding ataupun dicap di atas uang. Hal ini
bagian, yaitu sebagai berikut.
karena firman Allah,

Pertama: Fardhu
1. Wudhu difardhukan bagi orang yang ber- ffi"arffse$$r,5
hadats apabila ia ingin melaksanakan sha-
"Tidak ada yang menyentuhnya se-
lat, baik shalat itu adalah shalat fardhu
lain hambo-hamba yang disucikan." (al'
ataupun shalat sunnah, dan baik shalat
Waaqi'ah:79)
itu dilakukan secara sempurna ataupun
tidak seperti shalat jenazah dan sujud Dan sabda Rasulullah saw.,
tilawah.as3 Hukum ini berdasarkan ayat
yang telah di sebutkan di atas, yaitu fir-
man Allah SWT, ZG otot.;lt
ja.t
Qur' an tidak b o I eh di sentuh ke cu a li
"Al -
"Wahai orang-orang yang beriman!
oleh orang yang suci dari hadats.'486
Apabila kamu hendak melaksanakan sha'
lat, maka basuhlah wajahmu dan tangan- Kedua: Waltb
mu sampai ke siku, dan sapulah kepadamu Wudhu diwajibkan karena ingin menger-
dan (basuh) kedua kakimu sampai ke ke- jakan thawaf; mengelilingi Ka'bah. fumhur
dua mata kaki...." (al-Maa'idah: 6) ulama selain madzhab Hanafi mengatakan
bahwa ia adalah fardhu. Rasulullah saw ber-
Dan juga, berdasarkan hadits Rasulullah
sabda,
saw.,
Oz o. . o1 o t. o
- c'lt
"Allah tidak menerima shalat salah AJ L-l -r; iur 0l u ;)t.a (-+Ll -'r$si
seorang kamu jika ia berhadats, hingga ia
mengambil wttdhu." 484
h'tt,frtt+
,.

481 Fardhu dalam madzhab Hanafi ialah hukum yang ditetapkan dengan dalil qath'i. Adapun wajib adalah hukum yang ditetapkan
dengan dalil zhanni (dugaan kuat).
482
Muraqi al-Falah, hlm. 13 dan seterusnya.
483
Ada beberapa ayat Al-Qur'an yang dinamakan dengan ayat saiadah. Menurut ulama Syafi'i dan Hambali, iumlahnya ada 14 ayat.
Apabila ayat ini dibaca oleh orang Mukmin, maka hendaklah dia sujud dengan niat dan dalam keadaan suci serta menghadap
kiblat. Sujud tilawah ini hukumnya adalah wajib menurut ulama Hanafi. Adapun menurut iumhur hukumnya adalah sunnah.
484
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Mustim, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairah (Subulus Salam, filid l, hlm.40)'
485
Diriwayatkan oleh al-Jama'ah kecuali al-Bukhari dari lbnu Umar. Kata ghulul artinya khianat, dan maksudnya di sini adalah men-
curi harta rampasan sebelum dibagi (Arailul.4uthar,lilid I, hlm. 204).
486
Diriwayad<an oleh al-Atsram, ad-Daruquthni, al-Hakim, al-Baihaqi, ath-Thabrani, dan Malik dalam al-Muwaththo' secara mursal.
Hadits ini adalah db. if, tetapi Ibnu Hajaq berkaa hhwa lni bica.diErima durJrcr, Iilld I, hl rn. 2O4),
FIqLH ISI.AM JITID 1

"Thawaf di Baitullah itu merupakan sha- Memperbarui wudhu disunnahkan


lal hanya saja Allah membolehkan percakapan jika seseorang telah melakukan satu sha-
di dalamnya. Oleh sebab itu, barangsiapa ber- Iat dengan menggunakan wudhu yang
cakap di dalam tawaf, maka hendaklah dia sebelumnya, baik shalat tersebut shalat
hanya meng ucapkan perkora yang baik.'aBl fardhu ataupun shalat sunnah. Hal ini
karena setiap satu kali wudhu digambar-
Ulama madzhab Hanafi berpendapat kan bagaikan satu cahaya yang akan
bahwa thawaf bukan merupakan shalat yang menambah terang cahaya yang lain. fika
sebenarnya, maka sah dan tidaknya bukan orang memperbarui wudhu, namun dia
bergantung pada bersuci. Oleh sebab itu, jika tidak mengerjakan perbuatan apa pun
seseorang tidak berwudhu kemudian melaku- yang disyariatkan, maka memperbarui
kan thawal maka dia diwajibkan membayar wudhu tersebut merupakan israfaeo
dam, jika thawaf itu wajib. Namun jika thawaf Kesunnahan memperbarui wudhu
itu termasuk fardhu, dan orang yang melaku- ini adalah berdasarkan sabda Nabi
kan sedang dalam keadaanTanabah, maka dia Muhammad saw. yang mengatakan,
diwajibkan membayar unta (badanah). Dan
jika thawaf itu sunnah, maka dia diwajibkan olrj,"i*';4 *e in.'o.
V-y rl
bersedekah.
"Barangsiopa berwudhu sedangkan
Ketigla: Sunnah dia masih dalam keadaan suci (belum
Wudhu disunnahkan dalam banyak ke- berhadats), maka akan ditetapkan un-
ae
adaan, di antaranya adalah dalam keadaan- tu kny a s ep uluh ke b aikan.'
1

keadaan seperti berikut.ass


1. Berwudhu setiap kali hendak shalat. Hal Begitu juga seseorang disunnahkan
ini karena sabda Nabi saw., untuk selalu berada dalam keadaan ber-
wudhu, karena terdapat sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
",) '.o o tlo,1,' ^ "l i. n li :1 '
,f' o'Y &';'-! ;:i * -*i ':( ll"l
al-Hakim, Ahmad, dan al-Baihaqi dari

it- ,r*3,.ni ,f '{ ji:ni:*


L^ Tsauban r.a.,

"Beristiqamahlah dan jangan ingkar!


"Jika tidak karena dikhawatirkqn Keta huil a h ba hw a sesung g uhny a p e rbu ata n
aku menyusahkan umotku, tentulah aku kamu yang paling baik adalah shalat, dan
menyuruh mereka berwudhu pada setiap orang yang selalu memelihara wudhunya
hendak melaksanqkan shalal dan setiap adalah orang Mukmin."
wudhu juga hendaklah disertai dengan 2. Menyentuh buku-buku agama seperti
bersiwak.'age buku tafsir, hadits, aqidah, fiqih, dan lain-

487 Diriwayatkan oleh lbnu Hibban, al-Hakim, dan at-Tirmidzi dari Ibnu Abba s (Nashbur Rayah,
Jilid lll, hlm. 57).
a88 Mughnil Muhtaj,lilidt, hlm. 63.
a8e Riwayat Ahmad dengan isnad yang shahih dari Abu Hurairah (Naitul Authar,lilid I, hlm. 210).
aeo lbnu Abidiu Raddul Mukhraa
Jilid I, hlm. 111.
ae1 Riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibn Maiah dari Ihnu Umar; tetapi hadits ini dhaif.
FIQIH ISIAM IILID 1

nya. Tetapi jika di dalam buku tersebut 4. Sebelum melakukan mandi junub, juga
ayat Al-Qur'an lebih banyak dari tafsirnya, disunnahkan berwudhu dan sunnah juga
maka haram hukumnya menyentuh tanpa bagi orang yang berada dalam keadaan
berwudhu. janabah (berhadats besar) ketika dia ingin
3. Sunnah berwudhu ketika hendak tidur makan, minum, tidur, dan mengulangi
dan setelah bangun tidur, dan disunnah- bersetubuh [jimak). Karena, terdapat
kan bersegera melakukan wudhu selepas sunnah Nabi mengenai hal itu. Aisyah
bangun tidur. Hal ini karena sabda Nabi berkata, "Nabi Muhammad saw. berwudhu
Muhammad saw., apabila ingin makan atau tidur, yaitu jika
beliau berada dalam keadaan ya nabqh."ae3
':At !i-*':O';t* 4t6\ Aisyah berkata lagi, "SesungguhnYa
Rasulullah saw. apabila berada dalam

#i,'Jir #!, ,!t: ""'#t


keadaan janabah, beliau membasuh ke-
? maluan dan berwudhu seperti wudhu
o.1
o c, , rn',.
gr'rt wtt ,;xllt:* *-1,:r ;,1,
:rri: , l rir' untuk shalat apabila beliau ingin tidur."aea
Abu Sa'id al-Khudri juga berkata, "Apabila
qP -Aii**yeri eii,UL salah seorang di antara kamu telah
bersetubuh (berjimak) dengan istrinya,
' -\ a4ol*s;,t:'t;r; \ u), kemudian dia ingin mengulangi, maka
hendaklah berwudhu terlebih dahulu."aes
d41 qit,*, a';i.jjr el.\,( 5. Sunnah berwudhu sesudah marah, karena
'^r^rru'i
'Apabila *^i, hendak wudhu dapat meredakan kemarahan.
tempat tidun maka hendaklah berwudhu Imam Ahmad telah meriwayatkan di
seperti wudhu untuk mengeriakan shalat. dalam kitab Musnad, "lika salah satu di
Kemudian tidurloh dengan memiringkan antara kamu marah, maka hendaklah ia
badan ke sebelah kanan. Lalu bacalah doa, berwudhu."
'Ya Alloh, aku berserah diri kepada'Mu, aku 6. Sunnah berwudhu untuk membaca Al-
memalingkan mukoku ke arah-Mu, aku Qur'an, mengkaji, dan meriwayatkan ha-
serahkan urusanku kepoda-Mu, dan aku dits serta membaca buku-buku agama,
berlindung dengan-Mu. Tidak ada tempat Karena, hal ini menunjukkan tingginya
berlindung dan tempat meminta kecuali perhatian terhadap hal-hal tersebut. Imam
pada-Mu. Aku beriman dengan kitab-Mu Malik berwudhu dan bersuci dulu ketika
yang telah Engkau turunkan, dan beriman akan meriwayatkan hadits dari Rasulullah
dengan Nabi-Mu yang telah Engkau saw.. Hal ini dilakukan untuk memulia-
USUg."492 kannya.

Riwayat Imam Ahmad, al-Bukhari, dan at-Tirmidzi dari al-Barra'bin Azib. Hadits ini menyuruh membasuh tangan setelah bangun
tidur, setelah itu baru mengambil wudhu. labir meriwayatkan hadits ini secara marfu'bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda,
"Apabila seseorang di antara kamu bangun dari tidur dan hendak berwudhu, maka ianganlah ia memasukkan tangannya ke dalam
tempat air yang akan digunakan untuk wudhu, sebelum ia membasuh tangannnya terlebih dulu. Karena, ia tidok tahu di mana
tangannya diletakkan dan di atas apa tangannya diletakkan!' (Nashbur Rayah, lilid l, hlm. 2)
+93
Riwayat Imam Ahmad dan Muslim dan ada luga yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i yang maknanya hampir sama.
494
Riwayat al-fama'ah.
495
Riwayat al-f ama'ah kecuali al-Bukhari.
FIqIH ISIAM JILID 1 Baglan 1: IBADAH

7. Berwudhu disunnahkan apabila hendak (benteng) bagi kamu semua. Maka, yang
adzan dan iqamah, berkhotbah meskipun demikian itu adalah benteng kamu seka-
khotbah nikah, berziarah ke kubur Nabi lian."4e6
Muhammad saw., mengerjakan wuquf di 9. Sunnah berwudhu setelah tertawa ter-
Arafah, dan melakukan sa'i di antara bu- bahak-bahak di luar shalat, karena per-
kit Shafa dengan Marwa. Ini dilakukan buatan tersebut dianggap sebagai hadats.
karena tempat-tempat tersebut berada 10. Sunnah berwudhu sesudah memandikan
dalam bagian ibadah. dan menghantarkan mayat ke kubur. Hal
8. Sunnah berwudhu setelah melakukan ke- ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad
salahan seperti mengumpat, berbohong, saw.,
menghasud, atau perbuatan-perbuatan
yang sejenisnya. Hal ini karena perbuat-
an-perbuatan yang baik dapat mengha-
puskan dosa yang ditimbulkan dari per-
'v'r+i
in 'c'

buatan-perbuatan yang buruk. Nabi saw. "Barangsiapa memandikan mayat


bersabda, maka hendaklah ia memandikan dirinya.
Dan barangsiapa menghantarkan mayal
maka hendaklah ia berwudh.t."4e7
ttlilr : a' ,J"G J; ;AIi Yi
i;, u- t
/o
tSs t.,r-'rit : t;;
11. Sunnah berwudhu dengan maksud untuk
menghindar dari perbedaan pendapat di
kalangan ulama dalam suatu kasus. Um-
,-rrs;t di :yit Lq rt' . dJll
pamanya apabila seseorang menyentuh
a.tfut'rJ.u;ti-r*r:ir Jt uii'
', ,',,'i t'..
if , perempuan atau menyentuh kemaluannya
dengan telapak tangan, atau sesudah dia
bu.)r makan daging unta, maka ia disunnahkan
FJ$ ,Lu.)r FJr, ;y-e.lr -rli berwudhu. Karena, sebagian ulama ber-
'Mauka'h kamu jika a*r't nlrt*on pendapat bahwa wudhu adalah wajib
kepada sesuatu yang bisa menghapuskan sebab hal-hal tersebut. Hal ini dilakukan
doso-dosamu, yang bisa mengongkat dera- supaya ibadahnya menjadi sah menurut
jatmu?" Mereka menjawab, "Mau, wahai seluruh ulama dan supaya terhindar tang-
Rasulullahl' Rasul bersabda, "Menyem- gung jawab keagamaannya.
purnakan (melakukan) wudhu setelah me-
lakukan perkara-perkara yang dibenci, Keempat: Makruh
memperbanyak langkah untuk menuju Mengulang wudhu sebelum melaksana-
ke masjid, menunggu masa shalat setelah kan shalat adalah dimakruhkan. Yakni, ber-
mengerjakan shalat sebelumnya, maka wudhu di atas wudhu yang masih ada, meski-
perbuatanyang demikian itu adalah ribath pun dia telah berpindah tempat.ae8 Hukum

Riwayat MaliI Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa'i dan Ibnu Maiah-dengan arti yang hampir sama-dari Abu Hurairah. Diriwayatkan
juga oleh Ibnu Majah dan lbnu Hibban dalam .Shahih-nya dari Abu Sa'id al-Khudri (at:Targhib wat-Tarhib,lilid I, hlm. 158).
497
Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah. Hadits ini adalah hadits hasan.
494
Pendapat ini adalah yang telah diteliti oleh lbnu Abidin (Raddul Mukhtar, Jilid I, hlm. 111) walaupun dalam Muraqi al-Falah ia
mengatakan bahwa mengulang wudhu adalah sunnah lika tempat wudhunya itu berlainan.

",tW,;u'
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISIAM IILID 1

tersebut kekal selama dia belum melaksana- Wudhu yang sunnah adalah wudhu bagi
kan shalat atau melaksanakan perbuatan yang orang yang iunub (berhadats besar) ketika ia
semisalnya. ingin tidur.
Wudhu yang mustahab adalah wudhu
Kellma: Haram yang dilakukan setiap hendak mengerjakan
Berwudhu dengan air rampasan (ghasab) shalat bagi perempuan yang sedang istiha-
dari seseorang adalah haram, begitu juga dhah dan orang yang terkena penyakit beser
berwudhu dengan air milik anak yatim. Ulama (suka kencing). Namun, ulama selain madzhab
madzhab Hambali berkata bahwa tidak sah Maliki mewajibkan wudhu untuk kedua kon-
berwudhu dengan air yang dirampas (ghasab) disi tersebut. Termasuk wudhu yangmustahab
dan semisalnya, karena terdapat hadits yang adalah wudhu untuk mengeriakan perbuatan
menyatakan, yang dapat mendekatkan diri kepada Allah,
seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, ber-
g.
)s sp
"yi &
.t..,,1o'
J4 \;; l*
' '
U
doa, dan membaca buku agama. Dianjurkan
juga berwudhu karena ingin belajar; ingin ber-
"Borangsiapa melakukan perbuatai yorg jumpa dengan pemimpin, dan apabila ingin
tidak sesuai dengan perintah kami, maka ia berhadapan dan bertemu orang banyak.
ditolak."4ee Wudhu yang mubah adalah wudhu untuk
membersihkan diri dan untuk mendinginkan
Ulama madzhab Maliki mengatakansoo badan yang panas.
bahwa wudhu terbagi meniadi lima: wajib, Wudhu yang makruh adalah wudhu yang
mustahab, sunnah, mubah, dan makruh. Wu-
diperbarui, sedangkan ia belum melakukan
dhu yang waiib adalah wudhu yang dilaku- ibadah apa pun dengan wudhu yang pertama.
kan untuk melaksanakan shalat fardhu, shalat
Ulama madzhab Syafi'i dan Hambalisol
sunnah (tathawwu), untuk mengerjakan su-
memiliki pendapat yang sama dengan ulama
jud karena membaca ayat-ayat Saidah dalam
madzhab Hanafi dan Maliki, mengenai per-
Al-Qur'an, untuk mengerjakan shalat jenazah,
kara-perkara yang telah disebutkan. Orang-
menyentuh Al-Qur'an, dan untuk mengerjakan
orang yang berada dalam kondisi di atas ada-
thawaf. Menurut pendapat mereka, tidak sah
lah dianjurkan untuk berwudhu; di antaranya
bagi seseorang yang melaksanakan shalat,
adalah ketika hendak membaca Al-Qur'an atau
kecuali dengan wudhu yang wajib.
hadits, mempelajari ilmu agama, memasuki,
Barangsiapa berwudhu untuk mengerja-
duduk atau menyeberangi masjid, berdzikic
kan salah satu perkara-perkara tersebut di adzan, ingin tidur; menghilangkan rasa ragu
atas, maka dia dapat mengerjakan seluruh terhadap hadats kecil, ketika marah,so2 ke-
perkara-perkara itu dengan menggunakan
tika mengucapkan yang diharamkan seperti
satu kali wudhu.
mengumpat dan sejenisnya, ketika hendak

499 Riwayat Imam Muslim dari Aisyah. Lafal al-Bukhari dan Muslim ialah, "siapa yang membuat perkara baru (bid'ah) dalam urusan
kami ini, maka ia ditolak!'
soo Al-qawanin al-Fiqhiyyah,hlm. 20.
s07 Mughnit Muhtaj,lilidl, hlm.49; Kasysyafut Qina', Jilid I, hlm.98 dan seterusnya.
502 Ka.ena marah itu bersumber dari setan dan setan berasal dari api. Adapun air mempun}rai fungsi untuk memadamkan api, se-
bagaimana yang disebutkan dalam hadits.
FrqLH Isr"A,M f rUD 1

mengerjakan beberapa amalan haji seperti


wuquf, melontar jumrah, dan berziarah ke
Bagfan

fumhur fuqaha selain ulama madzhab


Hanafi telah menambahkan fardhu wudhu
1: IBADAH
I
I
I

kubur Nabi Muhammad saw.. Berwudhu juga tersebut dengan berdasarkan dalil-dalil dari
disunnahkan pada waktu hendak makan dan As-Sunnah. Yang mereka sepakati adalah far-
setiap akan melakukan shalat. Hal ini karena dhu niat wudhu. Ulama madzhab Maliki dan I
terdapat sebuah hadits Rasulullah saw. yang Hambali mewajibkan muwalah (berturut- I

diriwayatkan oleh Abu Hurairah, turut) di antara rukun-rukun wudhu. Hal I


ini juga sama dengan yang diungkapkan oleh
/o a. a ti. oi' ^: ulama madzhab Syafi'i dan Hambali. Selain
*e
:ylrr r*rl ;;i & ert Jl lrJ
/ O,
itu, ulama madzhab Maliki mewajibkan meng-
gosok anggota wudhu ketika meratakan air. I

,";,y Oleh sebab itu, rukun wudhu dibedakan


menjadi empat, menurut pendapat ulama
"Jika tidak menyusahkan umatku, tentulah I

aku memerintah mereka untuk berwudhu pada madzhab Hanafi, yaitu yang disebut dalam I
I
i
setiap akan menunaikan shalat.'ao3 ayat tersebut di atas. Dan ia terbagi menjadi I

tujuh menurut pendapat ulama madzhab i

i
Menurut pendapat ulama madzhab Syafi'i, Maliki, yaitu dengan menambahkan niat,
wudhu juga disunnahkan setelah melakukan menggosok anggota badan, dan muwalah I
i
bekam, hidung berdarah, sewaktu mengantuk, fberturut-turut). Dan menurut pendapat ula- I

setelah tidur dalam keadaan pantatnya rapat, ma madzhab Syafi'i, ia menjadi enam dengan
i
I

sesudah tertawa terbahak-bahak ketika akan menambahkan niat dan tartib.


l

shalat, setelah makan sesuatu yang dimasak Menurut pendapat ulama madzhab l

dengan api, memakan daging unta, ketika da- Hambali dan Syiah Imamiyah, rukun wudhu i

lam keadaan ragu-ragu mengenai hadatsnya, ada tujuh yaitu dengan menambahkan niat, l

karena berziarah ke kubur, mengantar dan tartib, dan muwalah fberturut-turut).


menyentuh mayat. Dengan demikian, jelaslah bahwa rukun
Ij
wudhu terbagi menfadi dua bagian. Yaitu, I
i

b. RukunRukun Wudhu rukun-rukun yang disepakati oleh semua


Al-Qur'an telah menyebut empat rukun ulama dan rukun-rukun yang tidak mendapat
kesepakatan dari mereka.
ffardhu) wudhu, yaitu membasuh muka,
membasuh kedua tangan, mengusap kepala,
dan membasuhkeduakaki. Hal inisebagaimana 7) Rukun yang dl*pakati oleh semua
ulama
dalam firman Allah,
Ia terdiri atas empat rukun yang semua-
"Wahai orang-orong yang berimon! Apa- nya disebutkan dalam Al-Qur'an, yaitu sebagai
bila komu hendok melaksanakan shalat, maka berikut.
basuhlah wajahmu don tanganmu sampai ke 1. Membasuh muka, sebagaimana
siku, dan sapulah kepadamu dan (basuh) kedua disebutlran dalam firman Allah SWT,
kakimu sampai ke kedua mato kaki...." (al-
Maa'idah:6) ffi "F^'X6;6.
503 Riwayat Ahmad dengan isnad yang shahih.

*E
BaEiian 1: IBADAH FrqlH IsrAM JrrlD I

"...mqkq basuhlah wajahmu...." (al- rambut yang dalam bahasa Arab disebut de-
Maa'idah: 6) ngan al-ghamam. Adapun dua bagian kosong
yang berada di samping dahi bagian atas (an-
yaitu membasuh semua bagian luar muka noz'atain),s06 tidaklah termasuk bagian muka.
dengan sekali basuhan saja.soa Rukun ini juga An-naz'atain dianggap sebagai bagian dari ke-
berdasarkan kepada ijma para ulama.s0s pala karena kedua-duanya masuk ke dalam
Maksud membasuh adalah meratakan air kepala.
pada satu anggota tubuh hingga air tersebut Batas lebar muka adalah bagian di antara
menetes. Menurut pendapat yang ashah, dua anak telinga. Menurut pendapat yang
sekurang-kurangnya tetesan air tersebut ada- rajih dari ulama madzhab Hanafi dan Syafi'i,
lah dua tetes dan dianggap tidak mencukupi bagian kosong yang terdapat di antara ujung
apabila hanya sekadar meratakan air tanpa pipi dan telinga termasuk ke dalam anggota
menetes. Selain itu, yang dimaksud dengan muka. Akan tetapi, ulama madzhab Maliki dan
membasuh di sini adalah menyempurnakan Hambali berpendapat bahwa ia termasuk ke
perbuatan tersebut, baik dilakukan oleh dalam anggota kepala. Termasuk bagian wajah
orang yang berwudhu sendiri ataupun dengan menurut pendapat ulama madzhab Hambali,
pertolongan orang lain. Yang dihitung sebagai seperti yang terdapat dalam kitab al-Mughni,
fardhu wudhu adalah satu kali basuh saja. adalah bagian yang disebut dengan at-tahdzif
Adapun mengulangi membasuh sebanyak tiga yaitu bagian tepi dahi yang ditumbuhi ram-
kali merupakan hal yang disunnahkan, bukan but-rambut yang tipis yang terletak di antara
hal yang fardhu. ujung pipi dan dahi.soT lni disebabkan tempat
Muka adalah anggota bagian depan pada tersebut berada di bagian muka. Akan tetapi,
wajah seseorang. Ukuran panjangnya adalah an-Nawawi mengatakan bahwa menurut yang
antara tempat tumbuhnya rambut kepala- telah diakui jumhur ulama madzhab Syafi'I,
dalam keadaan normal-hingga ke bagian maudhi' at-tahdzif (tempat tumbuh bulu)
akhir dagu, atau dengan kata lain antara adalah bagian dari kepala karena rambutnya
permulaan ruang dahi hingga ke bagian ba- berhubungan dengan rambut kepala. Penulis
wah dagu. Adapun yang dimaksud dagu ada- kitab Kasysyaful Qina'dari madzhab Hambali
lah tempat tumbuhnya jenggot yang terletak mengatakan bahwa maudhi' ot-tahdzif (tem-
di atas dua tulang rahang bagian bawah. Se- pat tumbuh bulu) tidak termasuk ke dalam
dangkan dua tulang rahang adalah dua tulang anggota muka, melainkan ia termasuk ke da-
yang menjadi tempat tumbuhnya gigi bagian lam anggota kepala.
bawah. Di antara bagian yang termasuk muka Ruang kosong yang terdapat di atas dua
adalah bagian dahi seseorang yang ditumbuhi telinga yang bersambung dengan dua ujung

504
Riwayat al-Jama'ah kecuali lmam Muslim dari lbnu Abbas r.a., dia berkata, "Rasulullah saw. berwudhu dengan membasuh sekali-
sekali." fNailul^4uthar,Jllid I, hlm. 172)
505
Ad-Durrul Mukhtar, filid I, hlm.88; Fathul Qadir,lilid I, hlm.8 dan seterusnya;al-Bada'ii filid I, hlm.3 dan seterusnya;Tabyinul
Haqa'iq, f ilid I, hlm. 2; asy-Syarhush Shaghir,Jilid I, hlm. 104 dan seterusnya; asy-Syarhul Kabir,lilid I, hlm.85; Mughnil Muhtaj,lllid
I, hlm. 50 dan seterusnya; al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 16; Kasysyaful Qina', lilid I, hlm. 92, 106; al-Mughni Jilid I, hlm. t74 - 120;
Bidayatul Mujtahid,lilid I, hlm. 10; ol-Qawanin al-Fiqhiyyah,hlm L0.
Orang Arab memuii dahi yang luas dan mencela dahi yang sempit atau dahi yang berbulu, karena kononnya orang yang seperti itu
adalah orang bodoh, penakut, dan bakhil.
507
Anak rambut yang tumbuh di dahi dibuang oleh wanita Arab supaya walahnya kelihatan luas, sebab itulah ia dinamakan tempat
tahdzif, a*inya tempat rambut dibuang.
FrqLH Isrrq.M JIUD I

pipi adalah termasuk anggota kepala, karena tulang yang lurus dengan telinga dan terletak
kedua-duanya masuk dalam bulatan kepala. di antara pelipis dan pipi), bulu pipi, bulu
Meskipun demikian, hendaklah sebagian kecil rewes [yaitu bulu yang tumbuh di bawah bibir
dari kepala dimasukkan ke dalam anggota mulut bagian bawah), bagian luar dan dalam
muka untuk menyempurnakan hukum wajib jenggot fyaitu bulu yang hanya tumbuh di
membasuh muka. Karena, hukum wajib dagu, tempat pertemuan dua tulang rahang)
membasuh muka tidak akan sempurna kecuali baik ia tumbuh dengan tipis ataupun tebal.soe
dengan membasuh sebagian kepala tersebut. Ini karena terdapat sebuah hadits riwayat
Ulama madzhab Hambali berpendapat bah- Muslim yang menceritakan bahwa Rasul
wa sunnah hukumnya membasuh maudhi'al' bersabda kepada seorang laki-laki yang tidak
mafshal, yaitu bagian yang terletak di antara membasuh kuku kakinya. Beliau bersabda,
janggut dengan telinga. Karena, ia termasuk
ke dalam anggota yang sering dilupakan orang. !iy3,ry; et:
Ulama madzhab Syafi'i juga mengatakan bah-
" Kembalilah dan sempurnokan wudhu kamu"'
wa sunnah hukumnya membasuh maudhi' ash-
shal'i, yaitu bagian kepala yang botak, maudhi'
at-tahdzifi yaitu dua sisi dahi yang ditumbuhi Jika jenggot seseorang tebal hingga ku-
litnya tidak tampak maka yang wajib di-
rambut tipis dan dua ruang kosong yang ter-
basuh hanya bagian luar saja, dan sunnah
letak di atas dua telinga ketika membasuh
hukumnya menyela-nyelai bagian dalam jeng-
muka. Hal ini dilakukan untuk menghindari
got tersebut. Ketetapan sunnah ini karena
perbedaan pendapat tentang hukum wajib
sukar untuk menyampaikan air ke kulit pada
membasuh bagian-bagian tersebut.
bagian tersebut. Dalilnya adalah berdasarkan
Wajib membasuh sebagian kecil bagian
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-
kepala, leher, bagian bawah tulang rahang,
Bukhari yang menggambarkan bahwa Nabi
dan dua telinga. Begitu juga wajib melebihkan
saw. sedang berwudhu, kemudian beliau
sedikit ketika membasuh kedua tangan dan
mengambil seciduk air untuk membasuh mu-
kedua kaki. Hal ini berdasarkan hukum wajib
janggut beliau tebal. Hal ini
ka.510 Padahal,
yang ditetapkan untuk membasuh kedua ang-
menunjukkan bahwa seciduk air biasanya
gota tersebut. Karena suatu kewajiban yang
tidaklah mencukupi untuk membasuh hingga
tidak dapat sempurna kecuali dengan sesuatu
sampai ke bagian dalam fienggot).
yang lain, maka sesuatu yang lain tersebut
menjadi wajib.
Adapun jenggot yang panjang hingga
Termasuk juga bagian anggota muka melebihi paras muka, maka ia waiib dibasuh
menurut pendapat yang mu'tamad di kalang-
adalah dua bibir,508 bagian hidung yang luna[
an ulama madzhab Syafi'i dan Hambali. Hal ini
bagian depan hidung, dan yang semcamnya.
karena ia adalah bulu yang tumbuh di bagian
Tidak wajib membasuh bagian dalam dua bibir
anggota fardhu. Oleh sebab itu, secara lahir ia
dan dua mata.
Waiib membasuh bulu kening, bulu mata, termasuk ke dalam nama anggota tersebut.
Dan ia tidak dapat disamakan dengan rambut
ujung pipi (yaitu bulu yang tumbuh di atas

508
Yaitu, bibir yang kelihatan ketika keduanya ditutup secara biasa.
509 yang berhadapan dengannya.
)anggut yang lebat ialah yang menutupi kulit muka apabila dilihat oleh orang
510 Authar,lilid I, hlm. 147).
Riwayat al-Bukhari, dari lbnu Abbas (Nailul

.:i;1i1.i:#::.:.;:r:=:.1=,...'i;$$::.::+i.li,ifu1ijir'tn-
FIqLH ISI.A,M JILID 1

kepala. Adapun rambut yang keluar dari ba- Ulama madzhab Hambali mewajibkan ju-
tas kepala, tidak termasuk ke dalam kepala. ga membaca Bismillah ketika berwudhu. Hal
Selain itu, karena terdapat sebuah hadits yang ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw.,
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Amru
bin Absah,
P 4;.r3 \j iJ ;-d v ,:r i>\; t
"Kemudion apabila dia membasuh muka
seperti yang diperintahkan Allah, maka keluar- qu at it f ,X-

lah dosa muka dari ujung jenggotnyq bersama "Tidaklah sah shalatnyo orong yong ,iao*
dengan tetesan air." berwudhu, dan tidak sah wudhu orang yang
tidak menyebut nama Allah (membaca bis-
Ulama madzhab Hanafi dan Maliki tidak millah).'611
mewajibkan membasuh jenggot yang panjang,
karena ia dihitung sebagai bulu yang keluar
dari bagian anggota fardhu dan ia juga bukan 2. Membasuh kedua tangan hingga ke
siku dengan sekali basuh. Rukun ini
dari bagian muka.
berdasarkan firman Allah SWT,
Ulama madzhab Hambali menambahkan,
mulut dan hidung adalah bagian dari anggota ".,mako basuhlah wajahmu dan tanganmu
muka. Pendapat ini juga menegaskan bahwa sampai ke siku...." (al-Maa'idah: 6)
berkumur dan membersihkan hidung dalam
wudhu merupakan hal yang wajib berdasar- Dan juga berdasarkan kepada ijma ula-
kan hadits yang diriwayatkan Abu Dawud ma.s12 Perkataan al-maraafiq pada ayat di atas
dan perawi yang lain. Maksud hadits tersebut artinya adalah, "Tempat bertemunya dua tu-
adalah, 'Apabila kamu berwudhu, maka hen- lang lengan, yaitu lengan atas dan bawah."
daklah kamu berkumur." Menurut pendapat jumhur ulama ter-
Hadits lain yang diriwayatkan at-Tirmi- masuk juga imam madzhab empat, wajib me-
dzi dari Salamah bin Qais juga menyatakan, masukkan dua siku pada waktu membasuh
'Apabila kamu berwudhu, maka hendaklah kedua tangan karena huruf jarr (ilaa) yang
kamu membersihkan hidung." digunakan dalam ayat tersebut menunjukkan
|uga, terdapat hadits lain yang diriwayat- arti "hingga sempurnanya sesuatu tersebut"
kan oleh Abu Hurairah yang dapat diterima lintiha' al-ghayah), sehingga di sini kata ilaa
oleh semua ulama, tersebut berarti "bersama (ma'a)." Hal ini
sama seperti firman Allah SWI,
'4.? rt1
ii €.,W i:*i V; ti;,
"Apabila salah satu di antara kamu sedang
berwudhu, maka hendaklah ia memasukkan air
ffi *-j:tf$"?"'fi
"...Dia akan menambahkan kekuatan di
ke dalam hidung kemudian menghempaskan-
atas kekuatanmu...." (Huud: 52)
nya keluar."
511
Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Maiah dari Abu Hurairah. Imam Ahmad dan lbnu Majah iuga meriwayatkan hadits dari Sa'id
bin Zaid dan Abu Sa'id.
51,2
Rujukan yang sama, al-Bada'ij hlm. 4; Fathul Qadir, hlm. L0; Tabyinul Haqa'iq, hlm. 3; ad-Durrul Mukhtar. hlm. 90 dan seterusnya;
asy-Syarhush Shaghir, hlm. 107 dan seterusnya; asy-Syarhul Kabia hlm. 87 dan seterusnya; Bidayatul Mujtahid, lilid I, hlm. L0; aI-
Qawanin al-Fiqhiyyah,hlm.tO: Mughnil Muhtaj,hlm,52; al-Muhadzdzab, hlm. 16 dan seterusnya; al-Mughni,hlm. 122 dan seterus-
nya; Ka sy sy afu I Q i n a', hlm. 1 08 da n seteru s nya.
FrqLH lsrAM f rrrD 1 Baglan 1: IBADAH

Dan juga pada ayat, Namun jika kotoran itu sedikit, maka ia di-
maafkan. Menurut pendapat ulama madzhab
"...dan janganlah kamu makan hartq me-
Hanafi, kotoran tersebut dimaafkan, baik ia
reka bersama hartamu...." (an-Nisaa': 2)
sedikit ataupun banyak. Sikap ini dimaksud-
kan untuk menghindarkan diri dari kesukaran.
Hal ini disebabkan karena yang dimak- Namun, madzhab ini bersepakat atas wajibnya
sud dengan kata tangan pada asalnya adalah menghilangkan kotoran yang menghalangi air
mencakup seluruh tangan dan lengan. Tetapi kepada bagian kuku dan bagian lainnya, ko-
jika ia dibatasi dengan siku (marafiq), maka hal
toran tersebut adalah seperti minyak dan lilin.
ini menyebabkan anggota yang lain menjadi
Menurut pendapat ulama madzhab Maliki,
gugur. Sunnah Nabi saw. telah menjelaskan
menyisipi celah-celah jari tangan dan juga kaki
arti dari ayat mujmal tersebut. Imam Muslim
adalah wajib.
meriwayat dari Abu Hurairah tentang cara
wudhu Rasulullah saw., Wajib membasuh jari yang lebih yang
"Bahwa Nabi Muhammad saw. telah ber- tumbuh pada anggota fardhu bersama-sama
dengan jari biasa. Hal ini karena ia tumbuh
wudhu, kemudian beliau membasuh muka.
pada tempat jari. Begitu juga menurut pen-
Maka, sempurnalah wudhunya. Setelah itu,
beliau membasuh tangan kanan hingga ke dapat ulama madzhab Hambali dan Maliki,
bagian atas tangan [siku), kemudian Rasul wajib membasuh kulit yang tumbuh yang
membasuh tangan kiri hingga ke bagian atas bergantung, bukan pada anggota yang fardhu
tangan [siku)."s13 tetapi menjulur pada anggota fardhu. Ulama
madzhab Syafi'i mengatakan bahwa jika ku-
Ad-Daruquthni telah meriwayatkan dari lit tangan bagian atas tergantung maka tidak
Utsman r.a. yang berkata, "Mari saya tunjuk- wajib membasuh sedikit pun dari kulit terse-
kan kepada kamu bagaimana Rasulullah but, baik kedudukannya sejajar dengan tangan
berwudhu." Kemudian dia membasuh muka ataupun tidak. Hal ini karena yang dimaksud
dan kedua tangannya hingga pangkal tangan dengan tangan tidak mencakup anggota ter-
(siku). sebut. Selain itu, kedudukan kulit tersebut ti-
dak berada di bagian anggota fardhu.
Ad-Daruquthni juga meriwayatkan dari
fabir yang berkata, "fika Nabi Muhammad fika terdapat sebagian anggota tangan
saw. berwudhu, maka beliau mengalirkan air yang wajib dibasuh terpotong, maka menu-
ke atas dua sikunya."sla rut kesepakatan ulama wajib membasuh ba-
gian yang tersisa (masih ada). Karena, perkara
Wajib membasuh celah jari dan bagian
yang mudah dilaksanakan tidak gugur hukum
yang tertutup di bawah kuku yang panjang
yang menutupi ujung jari. Begitu juga menu- wajibnya disebabkan adanya perkara yang
susah. Selain itu, Nabi Muhammad saw. juga
rut pendapat ulama madzhab Hanafi, wajib
bersabda,
menghilangkan semua kotoran kuku yang
menghalang air sampai kepada bagian terse-
but, jika memang kotoran yang ada itu banyak.
;;kt r Lt;:u
it,;*;1 tiy
sr3 Nailul Author; Jilid I, hlm. 152
sta rbid..
BaElan 1: IBADAH FIQIH ISI.AM JILID 1

"Apabila aku menyuruh kamu melakukan Kepala adalah anggota badan yang men-
sesuetu, maka laksanakanlah seberapa daya jadi tempat tumbuhnya rambut. Ia bermula
yang kamu mempu." dari bagian atas dahi hingga lubang tengkuk di
bagian belakang. Termasuk ke dalam penger-
Adapun orang yang tangannya terpotong tian kepala adalah dua pelipis yang tumbuh di
pada bagian siku, maka dia wajib membasuh atas tulang yang timbul di bagian muka. Para
ujung tulang lengan bagian atas, karena bagian fuqaha berselisih pendapat tentang kadar
ini termasuk ke dalam anggota siku. mengusap kepala yang dapat mencukupi un-
tuk wudhu.sls
fika bagian tangan yang terpotong di atas
siku, maka sunnah membasuh tangan yang Menurut pendapat yang masyhur dan
tersisa yang masih ada, sehingga dengan mu'tamad di kalangan ulama madzhab Hanafi,
membasuh anggota tersebut tidak ada anggota wajib mengusap seperempat kepala dengan
yang tertinggal dalam melaksanakan wudhu. satu kali usap. Yaitu, sekadar luas ubun-ubun
Menurut pendapat jumhur ulama, meng- yang ada di bagian atas dua telinga-bukan-
gerakkan cincin yang ketat adalah wajib. Te- nya pada ujung dandanan rambut-meskipun
tapi menurut ulama madzhab Maliki, meng- usapan itu dari air hujan atau basah sisa man-
gerakkan cincin yang mubah dipakai baik bagi di, asalkan bukan diambil dari anggota tubuh
laki-laki ataupun perempuan adalah tidak Iain.
wajib, meskipun cincin tersebut ketat dan Dalil mereka adalah, mengusap kepala
air tidak dapat masuk ke bawahnya. Ia tidak wajib dilaksanakan mengikuti kebiasaan 'url
dianggap sebagai penghalang sampainya air Oleh sebab itu, mengusap anggota wudhu
pada anggota berkenaan. adalah sekadar apa yang sudah dinamakan
sebagai mengusap secara 'urf, Hal ini dise-
babkan huruf ba'(pada kalimat biru'uusikum)
3. Mengusap kepala
mengandungi pengertian ilshaq (terkena).
Mengusap kepala adalah rukun ketiga
Maka, arti ayat tersebut adalah seperti beri-
ibadah wudhu. Ia berdasarkan firman Allah
kut, "Hendaklah kamu mengusapkan tangan
SWT,
dengan merapatkannya kepada kepala kamu."
"Dan usaploh kepala kamu." (al-Maa'idah: Menurut kaidah yang terdapat di kalangan
6) ulama madzhab Hanafi, jika huruf ba'dikait-
kan dengan bagian anggota yang diusap, maka
Imam Muslim telah meriwayatkan sebuah ia mempunyai arti semua alat yang digunakan
hadits, "Sesungguhnya Nabi Muhammad saw. untuk mengusap harus mengenainya. fika
telah mengusap ubun-ubun dan serbannya." huruf ba'dikaitkan dengan alat yang diguna-
Mengusap adalah satu tindakan meng- kan untuk mengusap, maka perbuatan meng-
gerakkan tangan yang basah di atas suatu usap itu harus mencakup semua bagian ang-
anggota badan. gota yang diusap. Atas dasar ini, maka kadar
kepala yang perlu diusap hanya seluas tangan

srs Tabyinul Haqa'iq,Jilidl, hlm. 3; al-Bada'i',lllid I, hlm.4; Fathut Qadir.lilid I, hlm. 10 dan seterusnya; ad-Durrul Mukhtor, Jilid I, hlm.
92; Bidayatul Mujtahid, Jilid I, hlm. l1-; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 21; asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. 108 dan seterusnya,
asy-Syarhul Kabir, Jil I, hlm. 88; al-MuhadzdzaD, filid l, hlm. 17; Mughnil Muhtaj, filid I, hlm. 53; al-Mughni, Jilid I, hlm. 125 dan se-
terusnya; I{asysyaful Qina'lilid I, hlm. 109 dan seterusnya.
FIqLH ISLAM JILID 1

saia. Karena luas tangin yang menyentuh ke- khusus bagi laki-laki. Sedangkan bagi wanita,
pala tidak lebih dari seperempat bagian ke- cukup dengan mengusap bagian depan kepala
pala, maka itulah yang dimaksud oleh ayat saja, karena Aisyah hanya mengusap bagian
tersebut. depan kepalanya.
Hal ini telah dijelaskin oleh sebuah hadits Menurut pendapat ulama madzhab
yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim Hambali, wajib mengusap kedua cuping te-
dari al-Mughirah bin Syu'bah, bahwa Nabi linga bagian luar dan dalam. Karena, kedua
Muhammad saw. ketika berwudhu mengusap anggota tersebut termasuk bagian kepala. Hal
ubun-ubun, serban, dan kedua khuf-nya. Hadits ini berdasarkan kepada sebuah hadits yang
lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari diriwayatkan oleh lbnu Majah, "Dua telinga
Anas juga menjelaskan, "Saya telah melihat adalah sebagian dari kepala."s17
Rasulullah saw. berwudhu, yaitu pada waktu Menurut pendapat mereka, sekali usap
beliau memakai serban Qhatariyyah [serban saja mencukupi. Tidak disunnahkan meng-
yang dibuat di Qatar). Beliau memasukkan ulangi mengusap kepala dan telinga. At-
tangan ke bawah serbannya dan mengusap Tirmidzi dan Abu Dawud mengatakan bahwa
bagian depan kepala tanpa menanggalkan pendapat ini adalah pendapat yang dijadikan
serban tersebut."sl6Tindakan Rasulullah saw. pegangan oleh mayoritas ahli ilmu. Karena,
tersebut dianggap sebagai penjelasan terha- mayoritas orang yang menjelaskan sifat
dap ayat yangmujmal karena ubun-ubun atau wudhu Rasulullah saw. menyebutkan bahwa
bagian depan kepala merupakan seperempat Rasul hanya mengusap kepala satu kali saja.
kepala saja. Ia merupakan satu bagian dari Dalam riwayat itu, mereka juga menyebutkan
empat bagian kepala yang ada. Kemungkinan bahwa pada wudhu Rasulullah saw. (ketika
pendapat ini adalah pendapat yangrajih. membasuh bagian) yang lain, beliau memba-
Ulama Maliki dan salah satu riwayat yang suh sebanyak tiga kali. Namun ketika mereka
rajih di kalangan ulama Hambali berpendapat berkata, "Beliau mengusap kepalanya," mereka
bahwa wajib mengusap semua bagian kepala. tdak menyebutkan berapa kali beliau meng-
Seseorang tidak wajib mengurai dandanan usap sebagaimana yang disebutkan pada per-
rambutnya dan juga tidak wajib mengusap buatan yang lain.
rambut yang keluar dari batas kepala, dan Dalil mereka ialah huruf ba'mengandungi
mengusap rambut tersebut sebagai pengganti makna ilshaq (mengenai), yaitu mengenakan
dari mengusap kepala adalah tidak mencu- perbuatan pada tempat yang dikenai. Oleh
kupi. Namun, mengusap rambut yang tidak sebab itu, seolah-olah Allah menyatakan,
keluar dari tempat fardhu adalah mencukupi. "Kenakan usapan itu ke kepala kamu, yaitu
fika seseorang tidak memiliki rambut, maka usaplah dengan air."
dia hendaklah mengusap kulit kepala, karena Dalil lain adalah karena Rasulullah saw.
hanya itu yang ada pada kepalanya. mengusap pada semua bagian kepala ketika
Menurut pendapat yang zhahir dari ka- beliau berwudhu. Abdullah bin Zaid meri-
langan ulama madzhab Hambali, kewajiban wayatkan bahwa Rasulullah saw. telah meng-
mengusap seluruh bagian kepala hanyalah usap kepalanya dengan kedua tangannya.

s76 Nailul Authar Nashbur Rayah,Jilid.I, hlm. 1 - 2.


Jilid I, hlm. 157, 167;
517 Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Nabi Muhammad saw. mengusap kepalanya, kedua telinga sebelah luar dan luga dalamnya." (HR at-
Tirmidzi dan dia menghukuminya sebagai hadits shahih) (Nailul.Authal,lllid I, hlm. 162).
;:t;;:r._i,

.tl
Isr."A,M )rrrD I

Yaitu, mengusap ke depan dan ke belakang juga mengusap serban bagian atas. Oleh sebab
dengan memulakan pada bagian depan kepala, itu, mengusap sebagian kepala saia adalah
kemudian beliau menurunkannya hingga ke mencukupi, karena apa yang diperintahkan
bagian tengkuk. Setelah itu Rasul kembali adalah perbuatan mengusap saja, dan hal ini
memulai dari tempat beliau memulai meng- telah terlaksana dengan mengusap sebagian-
usap.s18 Ini menunjukkan perlunya mengusap nya. Huruf ba' jika dikaitkan kepada sesuatu
ke semua bagian kepala. Dan menurut kese- yang banyak (muta'addid), seperti yang ter-
pakatan ulama, melakukan hal itu adalah dapat dalam ayat tersebut, maka ia berarti
sunnah, seperti yang diterangkan oleh an- sebagian. Oleh sebab itu, mengusap sebagian
Nawawi. kecil kepala sudah dianggap cukup sama se-
Ulama madzhab Syafi'i menyatakan bah- perti mengusap bagian yang banyak dari
wa wajib mengusap sebagian kepala saja, kepala.
meskipun hanya menyentuh sehelai rambut Sebenarnya, maksud ayat tersebut adalah
yang ada pada batas kepala, yaitu yang tidak mutlak dan artinya tidak lebih dari menun-
keluar dari kepala jika ditarik ke bawah. jukkan perbuatan mengusap kepala, baik de-
Pendapat yang ashah di kalangan ulama ngan cara mengusap semua bagian kepala
madzhab Syafi'i menyatakan bahwa mem- ataupun sebagiannya saja, baik kadar meng-
basuh kepala hukumnya mubah. Karena, per- usapnya sedikit ataupun banyak. Selama per-
buatan itu sudah memenuhi perbuatan meng- buatan itu bisa dianggap sebagai perbuatan
usap. Meletakkan tangan di atas kepala mes- mengusap, maka ia dianggap mengusap. Akan
kipun tanpa menariknya juga mubah. Karena tetapi jika ia hanya mengusap sehelai atau tiga
dengan tindakan tersebut, maksud yang di- helai rambut saja, maka perbuatan tersebut
inginkan telah berhasil, yaitu membasahi ke- tidak dapat disebut sebagai perbuatan meng-
pala. usap.sle

Pendapat yang ashah di kalangan ulama


madzhab Hambali menyatakan bahwa mem- 4. Membasuh kedua kaki hingga kedua
basuh kepala tanpa menggerakkan tangan di mata kaki. Hal ini berdasarkan firman
atasnya tidaklah mencukupi. Tetapi jika ke-
Allah SWT,
pala dibasuh, setelah itu tangan digerakkan di "...dan (basuh) kedua kakimus2i sampai ke
atasnya, maka ia telah mencukupi meskipun kedua mata kaki...." (al-Maa'idah: 6)
hukumnya makruh.
Ulama Syafi'i mendasarkan pendapatnya Ia juga berdasarkan kepada ijma ulama dan
kepada sebuah hadits yang diriwayatkan juga berdasarkan hadits yang diriwayatkan
oleh al-Mughirah yang diriwayatkan oleh asy- oleh Amru bin Absah dan diceritakan oleh
Syaikhan. Hadits tersebut menyatakan bahwa Imam Ahmad,
Rasulullah saw. mengusap ubun-ubunnya dan

s1B Riwayat al-Jama'ah, diriwayatkan juga oleh Imam Abu Dawud dan lmam Ahmad dari ar-Rubayi'binti Mu'awwidz. Hadits ini hasan.
ar-Rubayi'berkata, bahwa Rasulullah saw. berwudhu di sampingnya. Beliau mengusap kepalanya, dan beliau mengusap seluruh
bagian kepalanya di mulai dari atas kepala, yaitu ke setiap bagian tumbuhnya rambut. Tetapi, beliau tidak menggerakkan rambut
dari bentuk asalaya. (Nailul Authar,Jilid I, hlm. 154, 156J
s1e Syekh Mahmud Syaltut dan Syekh Muhammad Ali Sais (Muqaranah al-Madzahib
fil-Fiqh, hlm. 11).
s20 Menurutqlra'atyangtuiuh,perkataan"Arjutakum" dibacadengan nasab(fathah).Adapunqira'atyanglainmembacanyadengan
jar (kasmh) ikut kepada kata wuTuh (muka).
FIqLH ISLAM

"Kemudian Rasul mengusap kepalanya nya. Tidaklah cukup hanya dengan mengusap
seperti yang diperintahkan Allah. Setelah itu kedua-duanya saja. Hal ini karena Rasulullah
beliau membasuh kedua kakinya hingga kedua saw. bersabda,
mata kaki seperti yang diperintahkan Allah."
Ia juga berdasarkan kepada hadits lain a. o1 , o.o.
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan ad- d.r vLip)AJ
-,,u1
"F:
Daruquthni, dari Utsman yang berkata setelah "Celakaloh bagi tumit-tumit kaki yang
dia membasuh kedua kakinya, "Beginilah yang akan dimokan api neraka.'623
saya lihat ketika Rasulullah saw. berwudhu."
Terdapat beberapa hadits lain yang men- Rasul melarang mengusap kedua kaki.
jadi dalil bagi masalah ini, seperti Hadits yang Rasulullah saw. juga selalu membasuh dua
diriwayatkan oleh Abdullah bin Zaid dan kakinya. Selain itu, tidak terdapat riwayat
hadits Abu Hurairah. yang shahih yang menunjukkan bahwa Rasul
Dua mata kaki adalah dua tulangyang timbul mengusap kedua kakinya. Rasul menyuruh
di kedua belah kaki, yaitu pada sendi kaki. membasuh kedua kaki seperti yang telah
Menurut jumhur fuqaha, wajib memba- ditetapkan dalam hadits yang diriwayatkan
suh dua mata kaki atau kadar keduanya yang labir, yang dicatat oleh ad-Daruquthni dengan
masih ada, jika memang keduanya terpotong lafal,
bersama dua kaki. Yaitu, diwajibkan memba- "Kami disuruh Rasulullah saw. apabila
suh dengan satu kali basuh saja, sama seperti kami berwudhu untuk mengerjakan shalat
wajibnya membasuh dua siku ketika memba- supaya membasuh kedua kaki kami."
suh dua tangan. Ini karena ujung suatu anggota
Hal yang sama juga terdapat dalam hadits
wudhu adalah termasuk ke dalam hukum ang-
yang diriwayatkan Amru bin Absah, Abu
gota yang berkenaan. Bagian anggota wudhu
Hurairah, Abdullah bin Zaid, dan Utsman yang
yang disebut setelah huruf ila merupakan ba-
telah lalu, yang menceritakan tentang wudhu
gian yang masuk dalam hukum anggota yang
Rasulullah saw.. Hadits tersebut adalah,
sebelumnya.s2l Dalil lainnya adalah hadits
"Kemudian Rasul membasuh kedua kakinya."
yang diriwayatkan Abu Hurairah,
"Kemudian beliau membasuh kaki kanan- fuga, terdapat hadits yang menceritakan
bahwa setelah berwudhu-yang di dalamnya
nya hingga ke batas betis, setelah itu mem-
beliau membasuh kedua kaki-Rasulullah
basuh kaki kirinya hingga ke batas betis." Ke-
menyatakan,
mudian dia berkata, "Begitulah saya melihat
Rasulullah saw benvudhu''s22 "Barangsiapa melebihi otou mengurangi
Menurut pendapat jumhur, wajib mem- batas ini, moka ia telah melakukan kesalahan
basuh kedua kaki dengan kedua mata kaki- dan kezaliman.'624'

s21 Al-Bodo'i:
filid I, hlm. 5; osy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. 109; Mughnit Muhtaj,Jilid,l, hlm.53; al-Mughni, filid I, hlm. 132 dan
seterusnya.
s22 Riwayat Muslim (Nai/ul Authar,lllid I, hlm. 152).
523 Riwayat Imam Ahmad dan asy-syaikhan dari Abdullah bin Umar: dia berkata, "Kami tertinggal di belakang dalam suatu perlalanan
bersama Rasulullah. Kemudian kami dapat mengejarnya dan waktu ashar pun masuk. Lalu kami mengambil wudhu dan mengusap
kaki kami. Rasul kemudian berseru dengan kuat, "Celakalah bagi tumit-tumit kaki yang akan dimakan api neraka!' Rasul meng-
ucapkan kalimat ini sebanyak dua atau tiga kali (Nailul Authar.lilid l, hlm. 167).
s24 Diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasa'i, Ibnu Maiah, dan Ibnu Khuzaimah dari jalur yang shahih dan
iuga dianggap shahih oleh
Ibnu Khuzaimah (Nailul Authar lilid I, hlm. 146, lS2,168, L73).
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISIAM JILID

Tidak diragukan lagi bahwa terdapat ke- arjulakum dengan kasrah (menjadi arjulikum).
kurangan dalam mengusap jika dibandingkan Mereka juga mendasarkan kepada riwayat
dengan membasuh. Rasul juga bersabda ke- yang bersumber dari Ali, Ibnu Abbas, dan Anas.
pada seorang Arab badui, "Berwudhulah kamu Akan tetapi, telah ditetapkan dalam beberapa
sebag aimana yang diperintahkan oleh Allah."szs riwayat bahwa mereka telah menarik kembali
Kemudian Rasul menerangkan kepada- pendapat tersebut. Asy-Syaukani mengatakan
nya tentang cara berwudhu. Dalam penjelas- bahwa orangyang mewajibkan mengusap kaki
an itu, beliau menyebut membasuh dua kaki. adalah pengikut madzhab Syiah al-lmamiyyah.
Selain itu, terdapat ijma para sahabat ten- Akan tetapi, mereka tidak menunjukkan dalil-
tang wajibnya membasuh dua kaki ketika dalil yang terang. Padahal, mereka telah me-
berwudhu. Keterangan yang menyebutkan nentang maksud yang terdapat dalam al-Kitab
bahwa kata arjulakum dibaca dengan arjuli- dan sunnah yang mutawatin baik sunnah
kum [membaca kasrah lam) merupakan ba- yang bersifat perkataan maupun sunnah yang
caan yang ganjil, yang bertentangan dengan dalam bentuk perbuatan. Mereka berpendapat
maksud zhahir ayat dan tidak dapat dijadi- bahwa membaca /am dengan fathah pada kata
kan alasan kepada apa yang diperselisihkan arj ul akum disebabkan kata terseb ut di-' oth af-
di kalangan ulama. Diikutkannya kata arjula- kan kepada kata aidiyakum.
kum kepada kata ru'usikum disebabkan kare- Alasan membasuh dan mengusap kedua
na kedudukannya yang berdekatan. Adapun kaki adalah berdasarkan kepada dua bacaan
membaca lafal tersebut dengan bacaan lam tersebut, yaitu bacaan lam yang dibaca fathah
yang di-fathah merupakan'athaf kepada kata dan lam yang dibaca kasrah pada perkataan
aidiyakum. arj ul aku m/ a rj ulikum.s2e Alasannya adalah se-
Kemudian perintah Nabi Muhammad saw. bagaimana yang diterangkan oleh az-Zamakh-
agar menyela-nyelai celah-celah jari tangan syari, untuk menghindarkan dari pemborosan
dan kaki menunjukkan hukum wajibnya penggunaan air. Ini disebabkan penggunaan
membasuh kedua kaki tersebut.s26 air pada waktu membasuh kemungkinan be-
Golongan Syiah Imam iyyahszT mewajibkan sar akan terjadi pemborosan.
mengusap kedua kaki, karena berdasarkan Kesimpulannya, rukun-rukun wudhu yang
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud telah disepakati semua ulama adalah ada em-
dari Aus bin Abi Aus ats-Tsaqafi yang me- pat yaitu membasuh muka, kedua tangan,
ngatakan bahwa dia melihat Nabi Muhammad kedua kaki dengan satu kali basuhan saja, dan
saw. sampai di terusan air yang terdapat pada juga mengusap kepala dengan satu kali usap-
suatu kaum di Thaif. Lalu beliau berwudhu an. Adapun melakukannya, baik membasuh
dengan mengusap dua sandal dan dua kaki- ataupun mengusap sebanyak tiga kali, adalah
nya.t" Mereka membaca huruf /am pada kata sunnah seperti yang akan dijelaskan nanti.

Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan ad-Daruquthni dari Anas bin Malik dan diriwayatkan juga oleh Ahmad dan Muslim dari
Umar ibnul Khaththab (Nailul Authar,Jilid I, hlm. 170,175).
Riwayat Ahmad, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw. bersabda ,"Apabla kamu berwudhu, hendaklah
menyela-nyela celah-celah jari kaki dan tangan." (Nailul Authar, Jilid I, hlm. 153)
527
Al-Mukhtasar an-Nafi'fi Fiqhil lmamiytah, hlm. 30.
528
Hadits ini adalah hadits ma'lul,l<arena sebagian rawinya tidak diketahui kedudukannya. Kalau seandainya hadits ini shahih, maka
ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa ia telah di-mansukh. Kata Husyaim, "Hukum ini berlaku pada permulaan lslam."
(Nailul Authq filid I, hlm. 159)
529
Noilul Authar, lbid..
ISIAM IILID 1 BaElan 1: IMDAH

2) Rukun Wudhu yangl Dlpercelisihkan Para fuqaha berselisih pendapat dalam


Para fuqaha berselisih pendapat menge- mensyaratkan niat sewaktu bersuci
nai hukum wajibnya niat, tartib, muwalah Ulama madzhab Hanafis3o mengatakan
bahwa orang yang ingin berwudhu disunnah-
fberturut-turut) dan menggosok anggota
wudhu. Ulama selain madzhab Hanafi menga- kan memulainya dengan niat. Tujuannya ada-
takan bahwa niat adalah fardhu (rukun). lah supaya mendapatkan pahala. Waktu niat
Ulama madzhab Maliki, Hambali, dan Syiah adalah sebelum ber-istinja'agar semua per-
Imamiyah mengatakan bahwa muwalah ada- buatannya menjadi ibadah. Cara niat adalah
lah wajib. Ulama madzhab Syafi'i, Hambali, dengan berniat menghilangkan hadats, ber-
dan Syiah Imamiyah mengatakan tartib adalah niat untuk mengerjakan shalat, berniat untuk
wajib dan termasuk rukun wudhu. Hanya berwudhu, atau mematuhi perintah syara'.
ulama madzhab Maliki saja yang mengatakan Tempat niat adalah di dalam hati. fika dia
bahwa menggosok anggota wudhu adalah mengucapkan niatnya dengan tujuan untuk
wajib. Kita akan membicarakan perselisihan menggabungkan perbuatan hati dengan lisan,
perkara-perkara tersebut secara lebih detail. maka cara seperti ini sangat dianjurkan. Ini
menurut pendapat yang masyhur dalam
madzhab Hanafi.
a) Niat
Konsekuensi dari pendapat yang menga-
Niat menurut arti bahasa adalah keingin-
takan bahwa niat bukanlah satu rukun, maka
an dalam hati yang tidak berkaitan dengan
seseorang yang berwudhu untuk mendingin-
lidah. Menurut istilah syara', ia adalah niat
kan badan di dalam air adalah sah. Dan sah juga
yang dilakukan oleh orang yang bersuci un-
wudhu seseorang yang menyelam di dalam air
tuk menunaikan suatu kefardhuan atau niat
untuk tujuan berenang, membersihkan badan,
untuk menghilangkan hadats, atau niat untuk
atau untuk menyelamatkan orang yang lemas
membolehkan melakukan apa saja yang di-
dan sejenisnya. Mereka telah berhujjah dengan
wajibkan bersuci ketika melakukannya. Con-
dalil-dali berikut.
tohnya adalah, "Saya berniat untuk melakukan
fardhu wudhui' atau apabila ada orang yang
(a) Tidak ada nash Al-Qur'an yang menjelas-
berhadats seperti perempuan yang menga-
kan tentang niat ini, karena ayat yang
berkaitan dengan wudhu hanya menyuruh
lami rsfihadhah, orang yang selalu keluar air
membasuh tiga anggota badan dan me-
kencing (berpenyakit beser) ataupun selalu
kentut, kemudian dia berniat, "Saya berniat ngusap kepala saja. Pendapat yang me-
untuk melakukan perbuatan yang memboleh- ngatakan niat disyaratkan untuk sahnya
kan shalat, thawal ataupun menyentuh mu- wudhu dengan berdasarkan kepada hadits
shaf." Ataupun orang yang bersuci dengan ahad adalah pendapat yang melebihi ke-
niat, "Saya berniat untuk menghilangkan ha- hendak nash Al-Qur'an. Sedangkan me-
dats," yaitu niat menghilangkan penghalang nurut mereka, menambah ajaran yang
amal perbuatan yang memerlukan thaharah. melebihi nash Al-Qur'an adalah termasuk
Ulama madzhab Hanafi mendefinisikan niat kategori nasakh,sedangkan ayatAl-Qur'an
dari segi istilah dengan keinginan hati untuk tidak boleh dinasakh dengan hadits ohad.
melakukan suatu perbuatan.

Ad-Durntl Mukhtar, filid I, hlm. 98 - 100; al-Lubab, filid I, hlm. 16', Muraqi al-Falah, hlm. 12; al-Bada'i', filid I, hlm. 17; Muqaranah
al-Madzahib fil Fiqh, hlm. 1,4.
FIqLH ISTAM IILID 1

(b) Tidak ada nash dalam sunnah Rasulullah ti) Sunnah Rasulullah saw., beliau bersabda,
saw. mengenai masalah ini. Beliau tidak
"Sesungguhnya setiap perbuatan itu
pernah mengajarkan niat kepada seorang
berdasarkan kepada niatnya, dan setiap
badui, meskipun orang tersebut tidak
orang berhak mendapatkan apa yang telah
mengetahuinya. Niat diwajibkan dalam
diniatkannya." s32
tayamum, karena ia menggunakan debu
dan pada hakikatnya debu tidak dapat Hadits tersebut menunjukkan bahwa se-
menghilangkan hadats. Menggunakan de- mua pekerjaan yang diakui oleh syara'
bu hanya sebagai pengganti air saja. adalah perbuatan yang didasarkan pada
(c) Diqiyaskan kepada semua ienis thaharah niat. Wudhu merupakan suatu perbuatan,
dan juga lainnya; bahwa wudhu adalah maka ia tidak dianggap sah oleh syara'
satu perbuatan untuk bersuci yang kecuali ia dilakukan dengan niat.
menggunakan air. OIeh sebab itu, niat
tidak disyaratkan. Hal ini sama dengan tii) Untuk memastikan keikhlasan dalam
beribadah. Hal ini berdasarkan firman
menghilangkan najis. Begitu juga tidak
Allah SWT,
diwajibkan niat dalam syarat-syarat
shalat yang lain, seperti syarat menutup
aurat. Niat juga tidak diwajibkan dalam ....C1t[+ni,itt'i;;.*16fr 6
mandinya wanita Ahli Kitab ketika dia ber- "Padahal mereko hanya diperintah
henti dari haid supaya dirinya halal digauli
menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-
oleh suaminya yang Muslim.
Nya semata-mata karena (menjalankan)
(d) Wudhu hanya satu wasilah (jalan) untuk eg ame,.,. " (al-Bayyinah: 5)
melaksanakan shalat. Ia bukan sesuatu
yang diperintah secara sendiri. Dan niat
Wudhu merupakan ibadah yang diperin-
adalah syarat yang dituntut pada benda
tahkan oleh syara'. Ia tidak akan terlak-
asal, bukan pada jalan.
sana kecuali dengan niat yang ikhlas
kepada Allah, sedangkan ikhlas adalah
fumhur fuqaha, selain ulama madzhab amalan hati, yaitu niat.
Hanafi berpendapat bahwa niat adalah far-
dhu [rukun) dalam wudhu, supaya keberha-
[iii) Qryas; niat disyaratkan dalam berwudhu
sebagaimana ia disyaratkan dalam shalat
silan (sahnya) dalam ibadah terpenuhi, dan' juga dalam tayammum, yang dilaku-
atau supaya maksud mendekatkan diri ke-
kan supaya boleh melakukan shalat.
pada Allah terpenuhi.s3l Karena itu, shalat
tidak dianggap sah jika wudhunya diniatkan [iv) Wudhu merupakan jalan [wasilah) kepada
sesuatu yang dituju. Oleh sebab itu, ia
untuk mengerjakan perbuatan lain selain
memiliki hukum yang sama dengan apa
ibadah, seperti berwudhu dengan niat ingin
yang dituju itu. Hal ini berdasarkan fir-
makan, minum, tidur, dan sejenisnya. Mereka
man Allah S\,VT,
berhujjah dengan dalil berikut.

531
An-Nawawi, al-Majmu', filid I, hlm. 361 dan seterusnya; al-Muhadzdzab, filid I, hlm. 14 dan seterusnya; Bidayatul Mujtahid,Jilidl,
hlm.7 dan seterusnya; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm.21; asy-Syarhush Shaghir, filid I, hlm. 114 dan seterusnya; asy-Syarhul Kabir,
Jilid l, hlm.93 dan seterusnya; Mughnil Muhtaj,Jilid I, hlm.47 dan seterusnya; al-Mughni,lilid I, hlm. 110 dan seterusnya; Kosysyaful
Qina',lilid,l, hlm.94 - 101.
Muttafaq'alaih,dirLwayatkan oleh al-jama'ah dari Umar ibnul Khaththab r.a, {Natlul Authar,Jilid I, hlm. 131).
FIqLH ISIAM IILID 1 Baglan 1: IBADAH

'Apabila kamu hendak melaksanakan


shalat, maka basuhlah wojahmu...." (al-
Maa'idah:6)
Ayat ini menunjukkan bahwa wudhu
adalah perbuatan yang diperintahkan
ketika seseorang hendak melaksanakan
shalat, atau ketika hendak melakukan
antara sebagian ibadah dengan sebagian
yang lain seperti ibadah shalat yang se-
bagian fardhu dan ada juga yang sunnah.
[d) Syarat; syarat niat adalah orang yang
berniat hendaklah beragama Islam, mu-
mayyiz [berakal), serta mengerti apa yang
diniatkan, tidak melakukan perkara yang
bertentangan dengan niat seperti dengan
l
ibadah yang dituntut syara'. Ia dilakukan
dengan cara membasuh beberapa anggota
melakukan aktivitas yang lain. Oleh
sebab itu, tidak boleh mengalihkan per-
untuk tujuan melakukan shalat. Inilah
hatian kepada perkara lain dan ianganlah
yang dinamakan niat.
niat tersebut dikaitkan dengan sesuatu.
Pendapat yang benar ialah pendapat fika dikaitkan dengan mengucapkan insya
yang mengatakan bahwa niat adalah fardhu Allah, yang artinya, "fika dikehendaki
(rukun). Karena, banyak hadits ahad yang Allah," dengan maksud sebagai ta'liq atau
telah menetapkan hukum-hukum yang tidak dia mengglobalkan artinya, maka niat ter-
terdapat dalam Al-Qur'an. Alasan lain adalah, sebut tidak sah. Tetapi jika dia menyebut
karena perbuatan menyiramkan air ke anggota kata insya, llah tersebut untuk menda-
badan tanpa niat atau dengan niat untuk patkan berkah, maka niatnya sah.
mendinginkan badan tidak dapat dianggap Ulama selain dari madzhab Hanafi
sebagai membasuh untuk berwudhu, sehingga mensyaratkan masuk waktu shalat bagi
seseorang boleh melakukan tanggung jawab orang yang selalu berhadats, seperti orang
syara'atau dapat melaksanakan perkara yang yang mengidap penyakit beser [sering
diperintakan oleh syara'.s33 kencing) dan perempuan yang istihadhah.
Ini karena thaharah fbersuci) bagi orang-
Perkara-perkara yang berkaitan dengan niat orang tersebut adalah termasuk uzur dan
Dari penjelasan di atas, dapatlah disimpul- darurat. Oleh sebab itu, dia terikat dengan
kan bahwa terdapat beberapa perkara yang waktu seperti halnya tayamum.
berkaitan dengan niat, yaitu:s3a (e) Tempat; tempat niat adalah di dalam ha-
(a) Hakika! hakikat niat dari segi bahasa ti. Hal ini karena niat merupakan qashdu
adalah qashdu [keinginan). Adapun dari [keinginan), sedang tempat qashdu ada-
segi syara' adalah keinginan melakukan lah hati. Oleh sebab itu, barangsiapa ya-
sesuatu yang disertai dengan perbuatan. kin [akan munculnya qasdu itu) dalam
(b) Hukum; hukum niat menurut jumhur hatinya, maka hal itu dianggap telah men-
ulama adalah wajib, akan tetapi menurut cukupi sebagai niat, meskipun dia tidak
ulama madzhab Hanafi ia adalah sunnah. melafalkannya. Namun jika (qashdu itu)
(c) Tujuan; tuiuan niat adalah untuk mem- tidak terlintas di dalam hati, maka per-
bedakan antara ibadah dengan adat, atau buatan yang telah dikerjakan itu tidak
membedakan peringkat ibadah. Yaitu mem- mencukupi. Menurut ulama madzhab
bedakan tingkatan ibadah, membedakan Maliki, niat lebih baik tidak dilafalkan.

533
Muqaranah al-Fiqh fil Madzahib, hlm. 17.
534
Mughnil Muhtaj,Jilid I, hlm. 47 dan ibid.; al-Mughnr, filid I, hlm. 142.
:l: "' .'r';liii.:,' ! ' ]:lr:ll'i :'
Baglan 1: IBADAH lsrAM frLrD 1

Adapun ulama madzhab Syafi'i dan juga maka niatnya tersebut sah dan mencukupi.
Hambali mengatakan bahwa sunnah me- Akan tetapi jika dia berniat secara mutlak
lafalkan niat, kecuali menurut pendapat untuk tujuan bersuci yang merangkumi
yang rajih dari kalangan ulama madzhab hadats dan membersihkan kotoran/najis,
Hambali, bahwa melafalkan niat dengan maka niat yang demikian itu tidak sah dan
perlahan-lahan adalah sunnah. Sedangkan juga tidak mencukupi, karena tidak ada
melafalkan niat dengan suara yang keras perbedaan di antara ibadah dan adat. Per-
dan berulang-ulang, adalah makruh. bedaan itu tidak akan terlaksana kecuali
dengan niat. Apalagi, kadang-kadang ber-
t0 Sifat niat; hendaklah seseorang berniat
thaharah itu untuk tujuan supaya boleh suci itu dilakukan untuk menghilangkan
melakukan suatu ibadah yang tidak di- hadats dan kadang-kadang untuk mem-
bolehkan kecuali dengan thaharah seper- bersihkan najis. f adi, ia tidak akan menjadi
ti shalat, thawal dan menyentuh mu- sah dengan niat yang mutlak dan umum.
shaf. Dan hendaklah dia berniat untuk Jika seseorang berwudhu dengan niat
menghilangkan hadats kecil, yaitu suatu untuk melakukan sesuatu yang disunnah-
halangan yang berada pada anggota-ang- kan berwudhu seperti dia berniat wudhu
gota tertentu. fadi, sifat niat adalah de- untuk membaca Al-Qur'an, berdzikin me-
ngan berniat untuk menghilangkan ha- ngumandangkan adzan, tidu[ duduk di
dats atau bersuci dari hadats. fika berniat dalam masjid, mempelaiari suatu ilmu,
dengan salah satunya, maka ia mencukupi, menziarahi orang alim dan lainnya, maka
karena dia telah berniat dengan apa yang hadats orang tersebut dapat hilang. Dan
menjadi tujuan wudhunya, yaitu meng- menurut pendapat ulama madzhab Ham-
hilangkan hadats. bali, dia boleh melaksanakan seberapa
fika dia niat bersuci untuk mengerja- banyak shalat, karena dia telah berniat
kan sesuatu yang tidak memerlukan fha- untuk melakukan sesuatu yang memer-
harah seperti untuk mendinginkan badan, lukan keshahihan thaharah.
untuk makan, beriual beli, menikah, dan Menurut ulama madzhab Maliki, niat
sebagainya dan dia tidak berniat untuk seperti itu tidak mencukupi untuk melak-
bersuci seperti yang dikehendaki oleh sanakan shalat, jika memang dalam wu-
syara', maka hadatsnya tidak hilang. Hal dhu tersebut tidak ada niat untuk meng-
ini karena dia tidak berniat untuk bersuci hilangkan hadats. Hal ini karena apa yang
dan juga tidak berniat untuk apa melaku- diniatkan [untuk membaca Al-Qur'an dll.)
kan sesuatu yang termasuk niat bersuci. adalah sah dilakukan, meskipun masih
Oleh sebab itu, dia tidak mendapatkan dalam keadaan berhadats.
apa-apa seperti halnya orang yang tidak Begitu juga menurut pendapat yang
berniat. ashah dari kalangan ulama madzhab
Syafi'i, ia tidak mencukupi karena perka-
fika dia niat berwudhu untuk me-
ngerjakan shalat dan untuk melakukan ra-perkara itu boleh dikerjakan meskipun
perbuatan yang lain seperti untuk men- orang tersebut dalam keadaan berhadats,
dinginkan badan, membersihkan badan, sedangkan niatnya tidak menyebutkan
untuk mengaja4 atau menghilangkan najis, maksud untuk menghilangkan hadats.
FIQLH ISI.,C.M )ItID 1

Tidak ada perselisihan pendapat di belum seseorang itu ber-utinia', agar de'
antara ulama bahwa apabila seseorang ngan itu semua perbuatannya menjadi
berwudhu untuk shalat sunnah atau un- ibadah. Ulama madzhab Hambali iuga
tuk melakukan apa saja yang memerlu- mengatakan bahwa waktu niat adalah
kan thaharah seperti menyentuh mushaf ketika melakukan perkara wajib yang
atau thawaf, maka wudhu tersebut boleh pertama, yaitu ketika membaca bismillah
digunakan untuk shalat fardhu. Karena, ia pada waktu berwudhu. Ulama madzhab
telah menghilangkan hadatsnya.s3s Maliki berkata bahwa tempat niat adalah
fika dia ragu-ragu dengan niatnya ketika membasuh muka. Menurut pen-
ketika sedang bersuci, maka ia wajib me- dapat yang lemah, dikatakan bahwa tem-
ngulangi kembali. Karena, wudhu yang pat niat adalah di permulaan thaharah.
dilakukan itu menjadi ibadah yang syarat-
nya diragui. Oleh sebab itu, thaharahnya Ulama madzhab Syafi'i berpendapat ba-
tidak sah, begitu juga dengan shalatnya. wa waktu niat adalah ketika mulai membasuh
Tetapi apabila keraguan dalam berniat muka. Menurut mereka, niat wajib disertakan
muncul setelah selesai bersuci, maka ke- dengan basuhan pertama pada anggota muka.
raguan ini tidaklah berpengaruh. Hal ini Ini dilakukan agar niat dapat berlangsung
sama dengan ibadah-ibadah yang lain. bersama fardhu yang pertama. Begitu juga
Apabila seseorang diwudhukan oleh halnya niat dalam shalat. Disunnahkan berniat
orang lain, maka niat yang dianggap ada- sebelum membasuh dua tangan, supaya niat
lah niat orang yang berwudhu, bukan niat dapat meliputi semua kesunnahan dalam tha-
orang yang mewudhukan. Karena, orang harah dan juga fardhunya. Sehingga, orang
yang berwudhu adalah yang dikehendaki, yang melakukan akan diberi pahala atas ke-
maka wudhu yang diakui adalah apa yang dua-duanya. Boleh mendahulukan niat wu-
dia niatkan. Berlainan dengan orang yang dhu dari permulaan thaharah dalam kadar
mewudhukan, karena dia perantara yang masa yang sedikit. Akan tetapi jika jarak
tidak ada tuntutan untuk berwudhu, waktunya panjang, maka hal tersebut tidak-
dan sejatinya wudhu itu memang bukan lah mencukupi.
untuknya. Disunnahkan terus mengingat niat hing-
Orang berhadats secara berterusan ga amalan terakhir dalam thaharah. Hal ini
seperti perempuan yang sedang meng- supaya semua perbuatan yang dikerjakan
alami istihadhah, orang yang mengidap disertai dengan niat. Jika seseorang terus
penyakit beser (sering kencing) dan se- mengekalkan niat, maka ia dapat mencukupi.
jenisnya, hendaklah berniat supaya boleh Maksudnya adalah, jangan sampai ada ke-
melakukan shalat, bukan niat untuk hendak untuk memutuskan niat.
menghilangkan hadats. Ini karena hadats- Tidaklah memengaruhi apa-apa jika di
nya tidak mungkin dapat dihilangkan. tengah-tengah mengerjakan wudhu niatnya
[g) Waktu niaU ulama madzhab Hanafi me- terlepas dari ingatan. Karena, apa saja yang
ngatakan bahwa waktu niat adalah se- disyaratkan tidak akan batal dengan mun-
FrqLH Isr-A.M f ruD 1

culnya ingatan yang hilang. Masalah ini sama tersebut terbagi menjadi dua pendapat, se-
seperti niat dalam shalat dan puasa. Keadaan bagaimana yang telah diterangkan di atas.
ini berbeda dengan munculnya penolakan
terhadap wudhu dalam hati. Maksudnya ada- b) Tartib
lah ada usaha untuk membatalkan wudhu Yang dimaksud dengan tartib adalah
ketika sedang melaksanakannya, seperti se- membasuh anggota-anggota wudhu satu demi
seorang berkata dalam hati, "Saya memba- satu secara urut, seperti yang terdapat dalam
talkan wudhu saya," maka dengan segera nash Al-Qur'an. Dengan kata lain, pertama
wudhunya batal. kali hendaklah membasuh muka, kemudian
Menurut pendapat ulama madzhab Sya- kedua tangan, kemudian mengusap kepala,
fi'i dan Hambali, sah bagi orang yang berwu- setelah itu membasuh kedua kaki. Para fuqaha
dhu memisahkan niat pada setiap anggota berselisih pendapat wajibnya melakukan tar-
wudhunya. Yaitu, dengan berniat menghi- tib ini.s36 Ulama madzhab Hanafi dan Maliki
langkan hadats pada setiap anggota wudhu. mengatakan bahwa ia adalah sunnah mu'ak-
Hal ini karena melakukan amalan wudhu ka4 bukan termasuk fardhu. Oleh sebab itu,
secara terpisah-pisah adalah boleh. Maka, dianjurkan untuk memulainya dengan seperti
memisahkan niatnya pada semua perbuatan apa yang telah disebut oleh Allah dalam su-
wudhu juga boleh. rah al-Maa'idah, ayat 6. Nash Al-Qur'an yang
Pendapat yang mu'tamad dari kalangan menyebut tentang rukun-rukun wudhu se-
ulama madzhab Maliki yang bertentangan muanya di-'athaf-kan dengan huruf penghu-
dengan pendapat yang azhar menurut Ibnu
bung wawu [dan) yang hanya menunjukkan
Rusyd adalah tidak sah seseorang itu memi-
arti menggabungkan. Ia tidak menunjukkan
makna tartib. fika memang tindakan tartib
sahkan niatnya pada setiap anggota wudhu,
jika dia tidak ada hasrat untuk menyempur- diinginkan syara', tentulah ia di-'athaf-kan
dengan huruf fa' atau tsumma [kemudian).
nakannya. Dengan demikian, jika dia me-
Adapun huruf/o'yang ada dalam firman Allah
misahkan niat pada setiap anggota wudhu
(faghsiluu) hanya menunjukkan arti penyu-
dengan keinginan untuk menyempurnakan
sulan keseluruhan anggota secara umum.
wudhunya dengan segera, maka perbuatan
Imam Ali, Ibnu Abbas, dan lbnu Mas'ud
tersebut dapat mencukupi. Dengan pendapat
meriwayatkan hadits-hadits yang menuniuk-
ini, maka terdapat persamaan antara penda-
kan bahwa tartib tidaklah wajib. Imam Ali r.a.
pat ulama madzhab Maliki, Syafi'i, dan juga
berkata, "Saya tidak peduli dengan anggota
Hambali.
mana yang telah saya mulakan." Ibnu Abbas
Sebagai kesimpulan, seluruh ulama ber- r.a. berkata, "Tidak mengapa memulai wudhu
sepakat mengenai wajibnya niat dalam ta- dengan membasuh kedua kaki sebelum mem-
yamum. Dan mereka berselisih pendapat ten- basuh kedua tangan." Ibnu Mas'ud r.a. juga
tang wajibnya niat pada waktu bersuci dari menyatakan bahwa tidak mengapa jika kamu
hadats besar dan hadats kecil. Perselisihan memulai dengan membasuh kedua kaki se-

Ad-Durrul Mukhtar,lllid I, hlm. 1L3; Muraqi al-Falah, hlm. 12; Fathul Qadir,Jilid I, hlm. 23; al-Bada'i',lilid I, hlm. 17 dan hlm. seter-
usnya; asy-Syarhush Shaghir,lilid I, hlm. L3O; asy-Syarhul Kabir,lilid I, hlm. 102; Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm. 54; al-Muhadzdzab,
Jilid l, hlm. 19; at-Mughni, filid I, hlm. 136 - 138; I{asyryaful Qina',lllid I, hlm. 116; Bidayatul Mujtahid, Jilid I, hlm. 16; al'Qawanin
ol-Fiqhi1ryah,hlm.22; al-Majmu',lilid l, hlm.480 - 486.
FIqIH ISI.AM IILID 1 Baglan 1: IBADAH

belum kamu membasuh kedua tangan ketika tidak mengikuti tartib itu dibetulkan dengan
berwudhu.s3T membasuh semua anggota sebanyak empat
Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali me- kali putaran. Karena dengan cara demikian,
ngatakan bahwa tartib adalah fardhu dalam ia akan berhasil pada setiap membasuh sa-
wudhu dan tidak waiib dalam mandi. Hal ini tu anggota yang dihitung satu basuhan. Oleh
berdasarkan perbuatan Nabi Muhammad saw. sebab itu, dalam putaran pertama yang ber-
yang menjelaskan tentang cara berwudhu hasil adalah membasuh muka, putaran kedua
yang diperintahkan.s3s Dan juga, berdasarkan adalah [rukun) membasuh kedua tangan,
putaran ketiga adalah (rukun) mengusap ke-
atas sabda baginda saw. dalam menjalankan
pala, dan putaran keempat adalah (rukun)
haji,
membasuh kedua kaki.

?nri; rL, tsiiu fika dia membasuh semua anggota seka-


". ligus, maka wudhunya tidak sah. Begitu juga
"Mulakon seperti yang telah dimulakon hukumnya jika dia dibantu empat orang yang
oleh Allah.'a3e membasuh secara bersamaan karena tartib
adalah wajib, sehingga membaliknya dianggap
Apa yang dimaksudkan adalah arti yang tidak tartib.
terkandung dalam keumuman lafal ayat itu. Jika seorang yang sedang berhadats kecil
Hal ini karena adanya satu qarinah ftanda) mandi dengan niat menghilangkan hadats
dalam ayat wudhu, yang menunjukkan bahwa atau sejenisnya, maka menurut pendapat
tartib adalah perkara yang diinginkan. Allah yang ashah di kalangan ulama madzhab Syaf i
tidak akan menyebutkan secara terpisah ter- (jika memang dapat diandaikan terjadi tartib
hadap anggota-anggota yang sama dan tidak seperti dengan cara menyelam) adalah sah
akan mendahulukan anggota-anggota yang sa- wudhunya, meskipun dia tidak berendam di
ma, kecuali karena ada faedah tertentu. Faedah air. Hal ini karena tindakan yang demikian
tersebut adalah tartib, karena ayat tersebut dianggap mencukupi untuk menghilangkan
bertujuan menjelaskan cara wudhu yang di- hadats yang lebih besar, maka sudah tentu
wajibkan. Sebagai bukti, ia tidak menyebutkan
dia mampu menghilangkan hadats yang lebih
secara langsung terhadap perkara-perkara
kecil. Selain itu, tartib juga dapat dilakukan
yang sunnah. Ia juga diqiyaskan kepada tartib
dalam beberapa detik saja.
yang wajib dalam rukun-rukun shalat.
Menurut pendapat ulama madzhab Ham-
f ika seandainya ada orang yang berwudhu
bali, tindakan ini tidak mencukupi, kecuali jika
dengan membalik urutan tartib yang dituntut
dia berada dalam air dalam masa yang cukup
syara', yaitu memulai dengan membasuh ke-
untuk melakukan tartib. Oleh sebab itu, dia
dua kaki dan mengakhiri dengan membasuh
hendaklah mengeluarkan mukanya, kemudian
muka, maka amalan wudhunya tidak ada
yang sah kecuali membasuh muka saja. Dia kedua tangan, kemudian mengusap kepala,
hendaklah menyempurnakan rukun yang se- setelah itu keluar dari air. Perbuatan tersebut
telahnya menurut urutan yang diinginkan dapat dilakukan dalam air yang tidak mengalir
oleh syara'. Ada kemungkinan wudhu yang ataupun yang mengalir.

537
Dua atsar yang pertama diriwayatkan oleh ad-Daruquthni. Atsar yang ketiga tidak diketahui dari mana asalnya.
538
Hadits riwayat Muslim dan juga lainnya dari Abu Hurairah (Nailul Authar,lilid l, hlm. 152).
539
Hadits riwayat an-Nasa'i melewati sanad yang shahih lMuqaranah al-Madzahib,hlm,2\ - 23).
F|QIH IsrAM f lUD 1
BaElan 1: IBADAH

Tartib termasuk perbuatan fardhu yang c) Berturut-turut (Dluwalah)


diperintahkan syara'. Tartib tidak diwajibkan Maksudnya adalah amalan-amalan wudhu
bagi dua anggota kanan dan kiri, yaitu pada hendaknya dilakukan secara terus-menerus,
kedua tangan dan kedua kaki, namun perbuat- tidak ada ruang dan masa yang bisa dianggap
an tersebut disunnahkan' Hal ini disebabkan sebagai pemisah dia antara satu perbuatan
penyebutan kedua tangan dan kaki dalam dengan perbuatan yang lain menurut 'uf
Al-Qur'an adalah sama, sehingga para fuqaha ataupun diartikan sebagai perbuatan mem-
menganggap kedua tangan adalah sebagai basuh anggota wudhu yang dilakukan secara
satu anggota, begitu fuga kedua kaki. Tartib berturut-turut sebelum basuhan anggota se-
juga tidak wajib pada anggota yang tunggal' belumnya kering. Keadaan ini juga bergan-
tung kepada normalnya suasana, masa, tem-
Inilah yang dimaksudkan dalam riwayat Imam
pat, dan cuaca. Para fuqaha berselisih pendapat
Ahmad, yang menyatakan bahwa Imam Ali dan
tentang hukum wajibnya muwalah ini.sal
Ibnu Mas'ud membasuh anggota kiri sebelum
Ulama madzhab Hanafi dan Syafi'i ber-
anggota kanan, karena kedua anggota terse-
pendapat bahwa berturut-turut (muwalah)
but disebutkan satu dalam Al-Qur'an.
adalah amalan sunnah, bukan waiib' Oleh
Menurut penilaian penulis, pendapat
sebab itu, jika seseorang menjarakkan masa
orang yang berpegang dengan tartib adalah
dalam membasuh anggota-anggota wudhu
pendapat yang lebih utama, karena Nabi
dengan kadar masa yang tidak lama, maka ia
Muhammad saw. telah mencontohkan secara
tidaklah memengaruhi apa-apa, karena hal
berurutan baik dalam ucapan ataupun per- yang demikian itu adalah sulit untuk dielak-
buatan. Para sahabat iuga meneruskan per-
kan. Jika seseorang menjarakkan dengan ka-
buatan tersebut, hingga mereka tidak menge-
dar masa yang lama hingga air wudhu men-
tahui selain tartib dalam amalan wudhu' jadi kering dalam kondisi yang normal, juga
Mereka tidak pernah berwudhu melainkan dianggap mencukupi. Karena, wudhu adalah
dengan cara yang teratur. Umat Islam juga suatu ibadah yang tidak akan batal dengan
meneruskan amalan tartib sepanjang masa' jarak waktu, baik jaraknya pendek ataupun
Tentang kedudukan huruf wawu, yang diang- lama, kondisinya sama seperti zakat dan haji'
gap bahwa dia tidak menunjukkan arti tartib, Mereka mempertahankan pendapat mereka
ini merupakan pendapat yang betul dan dapat dengan huj jah-huj jah berikut.
diterima. Tetapi, pengertian tersebut adalah
[a) Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad
ketika tidak terdapatqarinah (tanda) yang me- saw. pernah berwudhu di dalam sebuah
nunjukkan bahwa tartib itu dikehendaki' Pa- pasar. Beliau membasuh muka dan kedua
dahal, qarinah yang menunjukkan bahwa tar- tangannya, serta mengusap kepala. Setelah
tib itu diinginkan sangatlah banyak. Amalan itu, beliau diminta untuk melaksanakan
tersebut adalah amalan Nabi Muhammad saw' shalat jenazah, kemudian beliau datang ke
dan para sahabatnya yang dilakukan secara masjid sambil mengusap dua khufnya dan
berterusan dari generasi ke generasi'sao melaksanakan shalat jenazah tersebut.saz

s40 Muqoronoh ol-Madzahib, hlm. 2l-23


s+r ,,6'orrrulMujtahid,lilidl,hlm.\l;al-Qawaninal-Fiqhiytah,hlm.2l',al-Maimuililidl,hlm.4Eg-493;ad-DumtlMukhtar,lilidl,hlm'113;
ary-syarhush shagtrir, Jilid I, hlm. Ltt; asy-Syarhul runir,litiat, hlm. 90; Mughnit
Muhtai,filid I, hlm. 61; rasysyaful Qina" ]ilid I, hlm' 117; al
Mughnr, Jilid l, hlm . !38', aL Muhadz d z ab, lilid I, hlm' 1 9'
sa, tni"rda*r hadits yang shahih, dan diriwayatkan oleh lmam Malik dari Nafi', bahwa lbnu Umar telah
berwudhu di dalam pasar (ol-
M oj mu', ltlid l, hlm. 493).
Isr.AM IrLrD 1

Imam Syafi'i berkata, "Di antara kedua (dJ Wudhu diqiyaskan kepada shalat, yaitu
[tindakan Nabi tersebut) terdapat jarak ibadah yang bisa rusak karena hadats.
waktu yang lama." OIeh sebab itu, tindakan berturut-turut
[b) Menurut riwayat yang shahih dari Ibnu (muwalah) disyaratkan di dalamnya se-
Umar, bahwa beliau pernah mengamalkan perti juga dalam shalat.
pemisahan jarak waktu tertentu tanpa di-
ingkari oleh siapa pun.
Menurut penilaian penulis, pendapat yang
Adapun ulama madzhab Maliki dan mengatakan bahwa bertu rut-tu rut (m uw alah)
Hambali, mengatakan bahwa berturut-turut harus dilakukan kecuali dalam keadaan udzur
(muwalah) merupakan fardhu [rukun) dalam merupakan pendapat yang sesuai dengan si-
wudhu, namun ia bukan rukun dalam mandi. kap bersungguh-sungguh yang diperintahkan
Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut. syara' dalam menunaikan ibadah, tanpa me-
[a) Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw. nunjukkan sikap bermain-main. fuga, sesuai
melihat seorang laki-laki yang sedang dengan prinsip menjaga kesatuan ibadah,
mengerjakan shalat. Di kedua kakinya ter- juga telah ditunjukkan oleh sunnah fi'liyyah.
dapat satu tempat yang lebarnya satu dir- Dengan cara ini, maka ia akan membantu kon-
ham yang tidak terkena air. Maka, Rasul sentrasi kepada niat dan konsentrasi dalam
menyuruh dia untuk mengulangi wudhu melaksanakan perintah syara' yang menghen-
dan shalatnya.sa3 fika tindakan berturut- daki amalan secara berturut-turut, tanpa di-
turut (muwalah) tidak wajib, niscaya ia pisah dengan perbuatan yang dapat meng-
cukup dengan membasuh bagian tersebut hilangkan konsentrasi terhadap ibadahnya.
saja.
(b) Diriwayatkan dari Umar r.a. bahwa se- d) Menggosok Secara Perlahan dengan
orang laki-laki telah berwudhu dan dia Tangan
tidak membasuh kuku kaki. Hal ini terlihat Menggosok ialah menggerakkan tangan di
oleh baginda Rasulullah saw. dan beliau atas anggota badan, setelah air dicurahkan di
berkata, "Kembali dan sempurnakanlah atas anggota tersebut sebelum air itu kering.
wudhumul'Kemudian laki-laki itu pun ber- Yang dimaksud dengan tangan adalah telapak
wudhu lagi dan kemudian melaksanakan tangan. Oleh sebab itu, tidaklah cukup jika
shalat.saa menggosok kaki dengan kaki yang satunya.
(c) Baginda Rasulullah saw. selalu memeli- Para fuqaha berselisih pendapat tentang hu-
hara perbuatan berturut-turut (muwalah) kum wajib menggosok ini.sas
dalam semua amalan wudhunya. Beliau fumhur ulama selain ulama madzhab Ma-
tidak pernah berwudhu kecuali dilakukan liki mengatakan bahwa perbuatan menggosok
dengan berturut-turut, dan beliau me- adalah sunnah. Ia tidaklah wajib, karena ayat
nyuruh orang yang meninggalkan muwa- AI-Qur'an yang berkaitan dengan wudhu tidak
loh agar mengulangi wudhunya. menyuruh melakukannya. Hadits juga tidak

543
Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan al-Baihaqi dari Khalid bin Ma'dan dari sebagian para sahabat Nabi Muhammad saw. Tetapi, an-
Nawawi mengatakan bahwa sanadnya dhaif. Namun, Imam Ahmad mengatakan bahwa sanadnya baik
Hadits riwayat Imam Ahmad dan Muslim (lihat kedua riwayat ini dalam Narlul Authar,Jilid I, hlm. 174 dan halaman selaniutnya), tetapi
an-Nawawi berkata, ia tidak menuniukkan kepada muwalah.
Fathul Qadir,lilidl,lim.9;ad-Dumtl Muk*tur,lilidl,blm.ll4;Mumqi al-Falah,lfin"12; asy-Syarhush Shoghir,lilid I, hlm. 110 dan hlm. seterus-
nya; asy-Syarhul l(aDdr, Jilid I, hlm.90; Nailul Authar, Jilid I, hlrn 220,245.
Baglan 1: IBADAH FIQIH ISI.AM JILID 1

menetapkan hal itu. Ia iuga tidak disebut da- lakukan perbuatan menggosok, karena
lam sifat wudhu Nabi Muhammad saw.. Apa membersihkan sesuatu tidak akan berha-
yang ditetapkan mengenai cara mandi Ra- sil dengan hanya sekadar mengucurkan
sul saw. adalah semata-mata mengucurkan air ke atasnya.
air bersama-sama dengan mengurai pangkal (c) Qiyas, mereka mengqiyaskan perbuatan
rambut.sa6 bersuci dari hadats kecil dengan perbuat-
Ulama madzhab Maliki mengatakan bahwa an membersihkan najis yang tidak mung-
perbuatan menggosok anggota pada waktu kin berlaku, kecuali dengan menggosok
berwudhu adalah dilakukan dengan meng- dan mengoreknya. Begitu juga mereka
gunakan telapak tangan, tidak dengan meng- mengqiyaskan dengan mandi junub yang
gunakan bagian belakang tangan. Adapun disebut dalam firman Allah,
perbuatan menggosok anggota ketika mandi,
apabila dilakukan dengan kaki, maka ia sudah
mencukupi. Menggosok anggota ketika wudhu :5frEu(L"lKt'.r:
adalah dengan cara mengusapkan satu ang- "...lika kamu junub maka mandilah...."
gota kepada anggota yang lain dengan cara (al-Maa'idah:6)
yang sederhana. Hal ini sunnah dilakukan
dengan cara perlahan-lahan dengan sekali go- Kata faththahharuu merupakan ung-
sokan saja. Makruh melakukan dengan kuat kapan yang mengandung arti mubala-
dan berulang-ulang, karena sikap demikian ghah, yang menunjukkan arti lebih dalam
mengandung unsur berlebihan dalam agama bersuci dan ia akan terlaksana dengan
yang dapat membawa timbulnya rasa waswas.
cara menggosok. Sifat lebih tersebut akan
Namun menurut pendapat yang masyhur;
terjadi dengan perbuatan menggosok.
menggosok adalah wajib meskipun air telah Menurut pendapat saya, perbuatan meng-
sampai ke kulit. Mereka berhujjah dengan gosok merupakan suatu cara untuk mem-
dalil-dalil berikut. bersihkan dan menyempurnakan keber-
(a) Membasuh yang diperintahkan dalam ayat sihan anggota luar. Oleh sebab itu, untuk
wudhu tidak akan terlaksana maksudnya melaksanakan tujuan ini cukuplah dengan
kecuali dengan menggosok. Oleh sebab mengatakan bahwa melakukan perbuatan
itu, sekadar sentuhan air ke anggota badan menggosok adalah sunnah. Ia tidak wajib
tidak dapat dianggap sebagai perbuatan karena hadits yang menceritakan basuhan
membasuh, kecuali jika disertakan dengan yang dilakukan Nabi Muhammad saw.
mengusap sesuatu ke atas anggota. Mak- tidak menunjukkan bahwa Rasul mela-
sudnya adalah menggosok. kukan gosokan ini. Begitu juga tidak
[b) Hadits yang bermaksud, "Basahkanlah terdapat dalam buku-buku bahasa yang
rambut dan bersihkan kulit."s47 Hadits ini menunjukkan bahwa perbuatan menggo-
dianggap sebagai sebuah hadits yang sok merupakan dalam pengertian mem-
shahih yang menunjukkan waiibnya me- basuh. Oleh sebab itu, apa yang wajib

Maimunah menyebut cara mandi dengan menggunakan kata al-ghuslu, sementara itu Aisyah menggunakan perkataan ifudhah. Na-
mun, kedua kata ini mempunyai arti yang sama. Oleh sebab ittt,al-ghuslu (membasuh) tidak memasukkan kegiatan menggosok (Nai/ul
Authar,lilid I, hlm. 244 dan hlm. seterusnya).
Nailul Authar,lilid l, hlm. 220.

+r**.
FIQIH ISIAM

adalah apa saja perbuatan yang sesuai t. Berakal; orang yang gila tidak wajib dan
dengan maksud membasuh menurut ba- tidak sah wudhunya, yaitu pada waktu gila
hasa, sebagaimana yang diperintahkan. ataupun pada waktu penyakit ayannya
kambuh. Wudhu juga tidak diwajibkan
Hukum Orang yang Lupa Salah Satu Rukun bagi orang yang tidur dan yang terlupa.
Wudhu Wudhu tidak sah apabila dilakukan oleh
Ibnu Juzi al-Malikisas mengatakan bahwa kedua orang tersebut. Pendapat ini adalah
barangsiapa lupa terhadap satu rukun wudhu, menurut jumhur ulama selain madzhab
maka jika dia teringat sesudah kering air wu- Hanafi, karena tidak terdapat niat pada
dhunya, hendaklah dia melakukan rukun yang orang yang sedang tidur atau terlupa.
terlupa secara khusus. fika dia teringat sebe- 2. Baligh; wudhu tidak diwajibkan kepada
lum kering air wudhunya, maka hendaklah anak-anak dan tidak sah kecuali dari se-
dia memulai wudhunya lagi dari awal. Ath- orang yang mumayyiz. Mumayyiz juga
Thulaithali mengatakan bahwa hendaklah merupakan syarat bagi sahnya wudhu.
ia mengulangi apa yang ia lupa dan amalan 3. Islam; Islam adalah syarat wajib menu-
yang setelahnya, dia tidak diharuskan memu-
rut ulama madzhab Hanafi. Hal ini ber-
lai wudhu'nya dari awal. Ini adalah pendapat dasarkan pendapat yang masyhur di ka-
yang ashah.
langan mereka, yang mengatakan bahwa
orang kafir tidak diperintahkan menunai-
c. Syarat-Syarat Wudhu
kan ibadah dan hukum-hukum syariah
Perkara-perkara yang menyebabkan se- yang lain. Oleh sebab itu, orang kafir tidak
seorang wajib berwudhu adalah terjadinya ha-
diwajibkan berwudhu, karena orang kafir
dats, masuk waktu shalat, mengerjakan shalat,
tidak diperintah untuk melaksanakan hu-
dan hal-hal yang semacamnya. Pendapat yang
kum-hukum syariah. Akan tetapi, jumhur
ashah dari kalangan ulama madzhab Syafi'i
ulama menyatakan bahwa Islam merupa-
mengatakan bahwa yang mewajibkan wudhu
kan syarat sah. Hal ini berdasarkan ke-
adalah kedua perkara tersebut, yaitu hadats
tetapan mereka bahwa orang kafir dipe-
dan menunaikan shalat atau hal sejenisnya.
rintahkan melaksanakan hukum-hukum
Adapun syarat-syarat wudhu terbagi men-
syariah. Oleh sebab itu, tidak sah orang
jadi dua jenis, yaitu syarat wajib dan syarat
kafir yang melakukan hukum-hukum ter-
sah.s4e
sebut, karena di antara syarat sah melak-
Syarat-syarat wajib adalah semua perkara
sanakannya adalah Islam.sso Syarat ini
yang apabila dapat terkumpul semua, maka juga menjadi syarat dalam semua ibadah
seseorang diwajibkan untuk bersuci. Adapun
seperti bersuci, shalat, zakat, puasa, dan
syarat-syarat sah adalah perkara yang men- juga haji.
jadikan sahnya amalan bersuci.
4. Mampu menggunakan air yang suci dan
7) Syarat-Syarat Wajib mencukupi; wudhu tidak diwajibkan ke-
Seseorang wajib berwudhu apabila ter- pada orang yang tidak mampu mengguna-
dapat delapan syarat berikut ini. kan air yang suci. Ia juga tidak diwajibkan

548
Al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 23.
549
Al-Bada'i', Jilid I, hlm. 15; ad-Durrul Mukhtar wa Raddul Mukhtar,Jilidl,hlm.B0; Muraqi al-Fatah,hlm. L0; asy-Syarhush Shaghir,lilid t,
hlm. 1.31, 134; asy-Syarhul Kabia Jilid I, hlm.84 dan hlm. seterusnya; Mughnil Muhtaj,lilidl,hlm.4T;I{asysyafu,lQrna', Jilid L hlm. 95.
550
Lihat buku kami al-Wasith fi Ushulil Fiqh,hlm. 153 dan hlm. seterusnya. Cetakan pertama.
Baglan 1: IBADAH FIQIH ISIAM,ITID 1

kepada orang yang tidak memiliki air 2) Syarat-iyarat Sah


dan debu. Orang yang memPunYai ai4 Menurut ulama madzhab Hanafi, wudhu
tetapi tidak mencukuPi bagi semua dapat dianggap sah dengan adanya tiga syarat.
anggota meskipun hanya untuk sekali Adapun menurut jumhur ulama, wudhu dapat
penggunaan fmaka ia tidak diwajibkan)' dianggap sah dengan empat syarat.
Tidak diwajibkan juga atas orang yang t. Meratakan air yang suci ke atas kulit, yaitu
apabila menggunakan air dapat memberi meratakan air ke seluruh anggota yang
mudharat kepadanya. Yang dimaksud wajib dibasuh, hingga tidak ada bagian
dengan orang yang mampu adalah orang yang tertinggal. Perbuatan ini bertujuan
yang mempunyai air yang penggunaan- untuk meratakan air pada seluruh bagian
nya tidak memudharatkan dirinya. Ini kulit. Oleh sebab itu, jika terdapat bagian
merupakan pendapat di kalangan ulama sebesar jarum yang tidak terkena air, ma-
madzhab Hanafi dan Maliki. Akan tetapi, ka wudhunya tidak sah.
pendapat yang azhar di kalangan ulama Berdasarkan syarat ini, maka wajib
madzhab Syafi'i dan Hambali mengatakan menggerakkan cincin yang ketat menurut
bahwa wajib menggunakan air yang ti- jumhur ulama selain ulama madzhab
dak mencukupi tersebut, kemudian ia Maliki. Ulama madzhab Maliki berpenda-
melakukan tayamum. pat bahwa tidak wajib menggerakkan
5. Hadats; orang yang sedang dalam ke- cincin yang boleh dipakai, baik oleh laki-
adaan memiliki wudhu tidak diwajibkan laki ataupun perempuan, walaupun cincin
mengulangi wudhu, yaitu berwudhu atas tersebut ketat dan tidak dapat dimasuki
wudhu yang belum batal. air. Keadaan ini tidak dianggap sebagai
6 dan 7. Suci dari haid dan nifas, yaitu ketika penghalang, berbeda dengan cincin yang
seorang wanita berhenti dari keduanya tidak dibenarkan oleh syara', seperti emas
menurut pandangan syara'. Oleh sebab itu, bagi laki-laki ataupun memakai cincin
wudhu tidak diwajibkan atas perempuan dengan jumlah yang melebihi batas. Oleh
yang sedang haid dan nifas. sebab itu, wajib menanggalkan cincin ter-
B. Waktu yang sempit; Hal ini karena per- sebut jika air tidak bisa memasuki bagian
kara-perkara syara' ditujukan kepada se- bawah cincin. Namun jika air bisa masuk
orang mukallaf dalam waktu yang sempit hanya dengan menggerakkannya saja
[yaitu pada akhir waktu) dan dalam wak- [maka ia dibolehkan), karena ia dianggap
tu yang panjang [yaitu pada permulaan seperti menggosok dengan kain.
waktu), maka wudhu tidak diwajibkan ke- Menurut kesepakatan Para fuqaha,
tika waktu yang panjang. Akan tetapi, ia wudhu tidak sah dengan menggunakan
diwajibkan ketika waktu semPit. benda cair selain air; seperti cuka, ius, su-
su, dan sejenisnya. Begitu juga tidak sah
Syarat-syarat ini dapat diringkas dengan berwudhu dengan air mutanaiils fair yang
"kemampuan seorang mukallaf dalam melak- terkena najis), karena shalat tidak sah
sanakan bersuci dengan menggunakan air." kecuali dengan air suci, ataupun tidak sah
satu shalat itu kecuali dengan keadaan
suci.
- I
I

i
FrqlH IsrAM f rLrD 1 Baglan 1: IBADAH I
I
I
I
I
j
2. Menghilangkan apa saja yang mengha- Hanafi, ia adalah syarat wajib. Akan tetapi, l

langi air sampai ke anggota wudhu. De- syarat mumayyiz merupakan syarat sah wu- i

ngan kata lain, tidak terdapat suatu peng- dhu dan syarat sah bagi ibadah yang lain me-
halang yang menghalangi air sampai ke nurut kesepakatan seluruh ulama.
kulit seperti lemak, minya[ dan termasuk Ulama madzhab Syafi'i mengatakan bah-
juga kotoran mata, dawat cina yang liat wa syaratwudhu dan mandi ada tiga belas yaitu
dan cat kuku bagi perempuan. Namun, beragama Islam, muma54/iz, suci dari haid dan
minyak biasa dan sejenisnya tidaklah nifas, bersih dari apa saia yang menghalangi
menghalangi air sampai ke kulit. air sampai ke kulit, mengetahui hukum far-
3. Tidak terdapat perkara-perkara yang me- dhu, tidak menganggap salah satu rukun se-
nafikan wudhu atau berhentinya perkara- bagai sunnah, menggunakan air yang suci,
perkara yang membatalkan wudhu. Mak- menghilangkan najis 'oin yang tedapat pada
sudnya adalah berhentinya semua hal badan dan pakaian orang yang berwudhu, pa-
yang dapat menyebabkan batalnya wudhu da anggota wudhu tidak terdapat bahan yang
sebelum wudhu itu dimulai-selain bagi dapat mengubah air, tidak menggantungkan
orang yang uzur seperti berhentinya da- niat, mengucurkan air ke atas anggota wudhu,
rah haid, nifas, air kencing, dan semacam- masuk waktu bagi orang yang hadatsnya ber-
nya. Begitu juga disyaratkan berhentinya terusan, dan berturut-turut (muwalah).
hadats ketika sedang melakukan wudhu.
Karena apabila seseorang keluar air ken- d. SunnahSunnah Wudhu
cing ketika sedang wudhu, maka wudhu- Ulama madzhab Hanafi membedakan an-
nya batal dan menyebabkan wudhu tidak tara perkara sunnah dan mandub. Mereka
sah. mengatakan bahwa sunnah adalah sesuatu
Sebagai kesimpulan, wudhu yang di- yang sangat dianjurkan, yaitu amalan yang di-
lakukan ketika hadats berlangsung atau Iaksanakan oleh Nabi Muhammad saw. secara
ketika perkara yang membatalkan wudhu berterusan yang hanya kadang-kadang diting-
wujud adalah tidak sah bagi orang yang galkan oleh beliau tanpa uzur. Hukumnya ada-
tidak uzur. lah diberi pahala apabila dilakukan dan dicela
4. Masuk waktu untuk tayamum menurut apabila ditinggalkan.
pendapat jumhur ulama selain ulama ma- Adapun mondub dan mustahab adalah
dzhab Hanafi. Menurut pendapat ulama amalan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad
madzhab Syafi'i, ia juga disyaratkan bagi saw. secara tidak berterusan. Di sini ia dikenal
orang yang memiliki hadats yang berke- sebagai adab-adab wudhu. Hukumnya diberi-
terusan seperti orang yang mengidap pe- kan pahala apabila dilaksanakan dan tidak
nyakit beser (selalu kencing) disebabkan dicela apabila ditinggalkan.
bersuci dalam keadaan demikian diang- Sunnah-sunnah wudhu yang paling pen-
gap bersuci karena uzur dan darurat. Oleh ting di kalangan ulama madzhab Hanafi ada 1B
sebab itu, ia terikat dengan waktu. perkara. Adapun di kalangan ulama madzhab
Maliki ada delapan perkara dan di kalangan
Beragama Islam merupakan syarat sah ulama madzhab Syafi'i terdapat lebih kurang
ibadah menurut pendapat ulama selain ulama 30 perkara. Perbedaan ini terjadi karena me-
madzhab Hanafi. Menurut ulama madzhab reka tidak membedakan antara amalan sunnah

€=".-
FIQIH ISIAM 1

'ILID
dengan amalan mandub. Di kalangan ulama manakah ia meletakkan tangannya pada
madzhab Hambali, jumlah yang dianjurkan waktu tidur.'$sz
untuk dilakukan ketika wudhu lebih kurang
20 perkara.ssl Dalam hadits yang lain disebutkan, "Se-
1. Niat adalah sunnah menurut pendapat hingga dia membasuhnya sebanyak tiga
ulama madzhab Hanafi. Waktunya adalah kali."
sebelum melakukan istinja'. Caranya ada- Akan tetapi menurut pendapat yang
lah dengan berniat untuk menghilangkan rajih, ia cukup dilakukan sekali saja, se-
hadats, mendirikan shalat, berniat untuk bagaimana amalan lain pada wudhu. Me-
berwudhu, atau mematuhi perintah. Tem- lakukan sebanyak tiga kali adalah sunnah.
pat niat adalah dalam hati. Para ulama Ulama madzhab Hambali mengatakan
terkemuka mengatakan bahwa membaca bahwa membasuh sebanyak tiga kali ada-
lafal niat adalah disunnahkan. Mereka lah sunnah bagi orang yang bangun tidur
juga berkata bahwa niat adalah fardhu selain tidur malam.
di kalangan jumhur ulama selain ulama 3. Membaca bismillah pada permulaan wu-
madzhab Hanafi, seperti yang telah dije- dhu, yaitu ketika membasuh kedua tangan
laskan dalam penjelasan tentang fardhu hingga sampai kepada dua pergelangan.
atau rukun-rukun wudhu di atas. Bacaan yang diriwayatkan dari Rasul se-
2. Membasuh kedua tangan hingga ke per- perti yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani
gelangan sebanyak tiga kali sebelum me- dari Abu Hurairah dengan sanad yang
masukkan kedua tangan ke dalam tempat hosan adalah,
air; baik setelah seorang itu bangun
\roc\
dari tidur ataupun tidak tidur. Hal ini
;!, ,* .1 t:"Att g*At iut f*l
karena kedua tangan merupakan alat
untuk berwudhu. Terdapat sabda Nabi
Muhammad saw., t)u: )'
"Dengan menyebut namo Allah Yang
Mahaagung dan segala puji bagiNya atas
i:r;.;;^; -j b i:*i a;g,rtiyi nikmat agama Islam."

Menurut pendapat lain, bacaan yang af-


dhal adalah,
l), o i,,- ,.; 0/
o-l-r !.aJU u-l €t*
"Apabila salah satu di antara kamu
bangun dari tidur, moko hendaklah ia
,tt,i)tl' *
"Dengan menyebut nama Allah Yong
mencuci tangannya sebelum ia memasuk- Mqha Pengasih lagi Maha Penyayang."
kan ke dalam tempat air. Kareno, tidak
Hal ini berdasarkan hadits,
ada orang di antara kamu yang tahu di

551
Al-Bada'i', hlm. 18 - 23; Fathul Qadir,hlm. 13 - 23; ad-Durrul Mukhtar, filid I, hlm. 101 - tl4; Muraqi al-Falah, hlm. 13; asy-Syarhush
S/raghrr, hlm. 117 - l2L; asy-Syarhul Kabir,lilidl, hlm.96 - t04; Bidayatul Mujnhid,lilidl,hlm.S-12; al-Qawanin al'Fiqhiyyah,hlm.22;
al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. L5-79; Kasysyaful Qina',Jilid I, hlm. 1.18 ' t22; al-Mughnt, Jilid I, hlm.96 - 143.
Hadits riwayat al-A'immah as-Sittsh dalam kitab-kitab mereka dari Abu Hurairah {Nashbur Rayah, filid I, hlm.2).
FIq!H ISTAM JILID 1

lt. i{,
tt Allah adalah berada di hati seorang
,3!r nr
)(q: ,y Mukmin, baik bismillah dibaca ataupun
l,'oi tidakr'ss6 Takwil tersebut berdasarkan
dnl g")t kepada hadits marfu'dari Ibnu Uma1,ss'
"Setiap perkara yang penting yong "Barangsiapa berwudhu dengan me-
nyebut nama Allah, maka semua badan-
tidak dimulai dengan membaca bismillah,
nya akan menjadi suci. Dan barangsiapa
maka i a ter p tttlt s.'as3
berwudhu tanpa menyebut nama Allah,
Ulama madzhab Maliki menganggap maka hanya anggota wudhunya saja yang
bahwa membaca bismillah merupakan menjadi sucir'ss8
salah satu kelebihan berwudhu. Ulama Alasan lain adalah karena terdapat
madzhab Hambali juga mewajibkan riwayat an-Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah
membacanya ketika berwudhu. Dalilnya dengan sanad yang jayyid dari Anas
ialah sabda Rasul saw., r.a., "Berwudhulah dengan nama Allah."
Bacaan bismillah yang paling sempurna
"Tidaklah sah shalat seseorang yong
adalah dengan cara menyebutnya secara
tidak berwudhu, dan tidaklah sah wudhu Iengkap, setelah itu memuji Allah dengan
seseorang yang tidak menyebut nqmq mengucapkan,
Allah.'6sa

.i,.r.-il ^a;.t
Ulama madzhab Hambali berhujjah
dengan hadits-hadits ini untuk memper-
t)r:)' ,v l".3Ai
tahankan pendapat mereka yang menga- t"r-* ir].Jt );;. ,sir
takan, wajib membaca bismillah ketika Adapun alasan tidak diwajibkannya
mulai berwudhu. Akan tetapi, jumhur membaca bismillah adalah karena ayat
ulama menakwilkan maksud hadits ter- wudhu yang menjelaskan perkara-per-
sebut, bahwa ia menafikan kesempurna- kara wajib tidak menyebutnya.
an wudhu dan tidak menafikan sahnya 4. Berkumur dan membersihkan hidung;
berwudhu. Kedudukannya sama dengan berkumur adalah memasukkan air ke da-
hadits yang menyatakan bahwa tidak lam mulut sambil mengocok-ngocoknya,
sah shalat bagi tetangga masjid, kecuali setelah itu mengeluarkannya kembali.
di masjid.sss Dan juga hadits, "Mengingat Atau dengan kata lain, mengenakan air

553
Hadits ini disebut oleh Abdul Qadir ar-Rahawi dalam kitab al-Arba'in dari Abu Hurairah. Namun, ia hadits yang lemah.
554
Hadits riwayat Abu Dawud, Ibnu Malah, dan al-Hakim, dia berkata, "Hadits ini sanadnya shahih dari Abu Hurairah." (Nashbur Rayah,
filid I, hlm.3)
Hadits riwayat ad-Daruquthni dari f abir dan Abu Hurairah. Ia adalah hadits yang lemah (a/-,fami'ushShaghir,Nai/ulAutlrar,Jilid I, hlm.
136).
556
Hadits riwayat ad-Daruquthni. Ia adalah hadits yang lemah (Nashbur Rayah, filid IV hlm. L83; Nailul Author, Jilid I, hlm. 136J.
557
Ibnu Sayyid an-Nas telah menielaskan dalam kitab Syarh at:Tirmidzi bahwa hadits dalam sebagian riwayat dengan menggunakan
lafal, "Bukanlah wudhu yang sempurna." Ar-Rafi'i juga menggunakannya sebagai dalil. Ibnu Hajar berkata, "Saya tidak pernah
mendapatinya demikian." (Noilul Authar,lilid I, hlm. 136)
Hadits riwayat ad-Daruquthni dan al-Baihaqi. Di dalamnya ada perawi yang matruk dan ia dianggap sebagai hadits maudhu'. Hadits
ini diriwayatkan iuga oleh ad-Daruquthni dan al-Baihaqi dari Abu Hurairah. Dalam sanadnya terdapat dua perawi yang lemah. Ia juga
diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dan al-Baihaqi lagi dan dalam sanadnya terdapat perawiyangmatruk (Nailul Authar,lilid I, hlm.
13s).

tilJ:.i.*$:
,tI-iE
FIqLH TsIAM IILID 1

ke seluruh bagian mulut. Membersihkan berkumur dan ber-lstintsor. Setelah itu,


hidung adalah memasukkan air dan meng- dia membasuh muka sebanyak tiga kali,
hisapnya ke dalam hidung. kemudian membasuh kedua tangannya
Kedua perbuatan tersebut diikuti de- hingga sampai pada kedua siku sebanyak
ngan kesunnahan istintsar, yaitu menge- tiga kali. Kemudian mengusap kepala dan
luarkan air dengan angin dari lubang membasuh kedua kaki hingga sampai
hidung dengan cara meletakkan dua pada kedua mata kaki sebanyak tiga kali.
jari, yaitu jari teluniuk dan ibu jari pada Setelah itu dia berkata, "Saya telah me-
hidung, seperti yang dilakukan ketika lihat Rasulullah saw. berwudhu seperti
mengeluarkan ingus. Semua perbuatan wudhu saya tadi." Kemudian dia berkata,
tersebut adalah sunnah mu'akkod me- "Barangsiapa berwudhu seperti wudhu
nurut pendapat jumhur ulama selain saya ini, kemudian setelah itu dia melak-
ulama madzhab Hambali. Hal ini karena sanakan shalat sebanyak dua rakaat de-
terdapat sebuah hadits riwayat Muslim, ngan sungguh-sungguh, maka Allah akan
"Orang yang memulai wudhunya, kemu- mengampunkan segala dosa yang telah
dian ia berkumur, memasukkan air ke hi- lgrrva1."sse

dung dan mengeluarkannya {beristintsar), Baginda Rasul bersabda sebagaimana


maka akan dikikis segala kesalahan dan yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
kotoran dalam mulut dan dalam rongga Muslim, dan Ashabus Sunan al-Arbo'ah
hidungnya bersama-sama dengan air dari Aisyah, "Terdapat sepuluh perkara
wudhunya itu. yang dianggap sebagai perkara fitrah!'
Adapun hadits, "Berkumurlah dan ma- Kemudian beliau menyebutkan di antara-
sukkanlah air ke dalam hidung," merupa- nya adalah madhmadhah fberkumur) dan
kan hadits yang dhaif. Alasan istintsar istinsyaq. Fitrah berarti sunnah karena
tidak diwajibkan, karena ayat yang men- mulut dan hidung merupakan dua ang-
jelaskan hukum-hukum berwudhu tidak gota batin. Oleh sebab itu, tidak diwajib-
menyebutkannya. kan membasuh kedua anggota tersebut
seperti bagian dalam janggut dan dua
Gara Rasulullah saw. Berkumur dan mata. Alasan lain adalah karena wajah
Bet- isti nsyaq ketika Berwudhu merupakan anggota yang digunakan un-
Berkumur dan ber-istinsyoq disunnah- tuk muwajahah [bertatap muka), sedang-
kan sebanyak tiga kali, karena terdapat kan hidung dan mulut bukan termasuk
sebuah hadits muttafaq 'alaih dari Uts- bagian untuk muwajahah.
man bin Affan r.a. yang menyatakan bah- Para fuqaha telah bersepakat menge-
wa dia meminta satu ciduk aic kemudian nai sunnahnya melakukan madhmadhah
dia menuangkannya ke atas kedua tela- [berkumur) dan istintsar secara berlebih-
pak tangannya sebanyak tiga kali, setelah an/keras bagi orang yang tidak berpuasa.
itu membasuh kedua-duanya. Kemudian Hal ini karena terdapat sabda Rasul saw.
dia memasukkan tangan kanan ke dalam dalam sebuah riwayat yang sanadnya
tempat air itu, dan dilanjutkan dengan disahkan oleh Ibnul Qaththan, "Apabila

Nailul Authar, Jilid l, hlm. 139; hadits ini didukung oleh sebuah hadits lemah riwayat ad-Daruquthni dari lbnu Abbas secara marfu'
dengan lafal, "Madhmadhoh dan tstins/aq itu sunnah."

,=i'B::

=i'
FtqlH ISI.AM IILID 1 Baglan 1: IBADAH

kamu berwudhu, hendaklah berlebihan dan dilakukan dengan berlebihan pada


ketika bermadhmadhah (berkumur) dan keduanya, yaitu dengan cara ghargharah
beristinsyaq selama kamu tidak berpuosa." dan menghisap air hingga sampai ke ba-
Sebuah hadits yang lain riwayat Laqith tang hidung bagi orang yang tidak ber-
bin Sabrah menyebutkan, " Sempurnakan- puasa. Orang yang berpuasa tidak boleh
lah wudhu, gosoklah celah-celah jari, dan melakukan hal tersebut karena dikhawa-
lebihkan istinsyaq kecuali jika kamu ber- tirkan dapat membatalkan puasanya.s62
pnase,"s6o Ulama madzhab Maliki juga menga-
Tidak disunnahkan berlebihan dalam takan bahwa sunnah melakukan madh-
ber-istinsyaq bagi orang yang berpuasa, madhah (berkumur) dan lstinsyaq dengan
malah ia dihukumi makruh, karena di- tiga kali gayungan air bagi tiap satunya.
khawatirkan dapat membatalkan puasa. Melakukan secara berlebihan dapat mem-
batalkan puasa.
Perbuatan berlebihan dalam ber-
madhmadhah (berkumur) adalah dengan
Ulama madzhab Syafi'i mengatakan
bahwa menurut pendapat yang ashah, tar-
memasukkan air hingga sampai ke akhir
langit-langit (ujung tenggorokan), dua sisi
tib pada kedua perbuatan tersebut (ber-
kumur dan rstinsyaq) merupakan sesuatu
gigi dan anak lidah. Sunnah memasukkan
yang perlu, bukan sekadar perbuatan yang
jari tangan kiri ke bagian-bagian tersebut.
dianjurkan saia. Hal ini berbeda dengan
Berlebihan dalam ber-insfinsyaq adalah
mendahulukan tangan kanan atas tangan
dengan memasukkan air dan menghisap
kiri.
napas hingga ke dalam hidung. Meng-
Menurut pendapat yang azhhar seper-
gerakkan air ke sana kemari dalam mulut
kemudian mengeluarkannya adalah sun-
ti yang dikatakan oleh an-Nawawi dalam
kitab al- M inhaj, madhmadh ah (berkumur)
nah.
dan rstinsyaq yang dilakukan secara seren-
Istintsar disunnahkan karena terdapat
tak adalah diutamakan daripada melaku-
perintah dalam sebuah hadits yang diri-
kan keduanya secara sendiri-sendiri. Cara-
wayatkan lbnu Abbas dari Nabi Muham-
nya adalah tiap satu dari tiga gayungan air
mad saw., "Beristintsarlah sebanyak duq
hendaklah digunakan untuk madhmadhah
kali atau tiga kali dengan cara berlebih-
terlebih dahulu, kemudian digunakan juga
an'567
untuk ber-rstinqyaq. Yaitu, menggabung-
Menurut ulama madzhab Hanafi, kan keduanya dengan segayung air di
madhmadhah fberkumur) dan istinsyaq tangan merupakan perbuatan yang lebih
adalah sunnah mu'akkad. Ia mengandung afdhal daripada memisahkannya. Hal ini
lima sunnah yang lain yaitu tartib, meng- karena terdapat beberapa hadits yang
ulang sebanyak tiga kali, memperbarui air,
shahih yang menjelaskan tentang hal
keduanya dilakukan dengan tangan kanan ini.s63

Hadits ini telah dihukumi shahih oleh at{irmidzi dan perawi lainnya. Ia diriwayatkan juga oleh Imam Hadits yang lima (al-Khamsah)
(Nailul Authar,lilid l, hlm. 1a5).
561
Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, al-Hakim, Ibnul Jarud, dan dihukumi shahih oleh lbnul Qaththan. Hadits ini iuga
disinggung oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitab al-Talkhish tanpa menyatakan bahwa ia lemah, begitu juga dengan pendapat al-
Mundziri (Nailul Authar,Jilid l, hlm. 146).
562
Ad-Durrul Mukhtor lilid l, hlm. 108.
563
Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm. 58.
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISIAM JILID 1

Menurut pendapat yang masyhur di Sebenarnya, zhahir hadits ini menun-


kalangan ulama madzhab Hambali, madh' jukkan hukum wajib dalam melakukan
madhah fberkumur) dan isfinsyaq adalah madhmadhah dan istinsyaq. Sebagian dari
wajib dalam wudhu dan mandi. Karena, ulama madzhab Syafi'i dan ulama yang
membasuh muka dalam kedua jenis tha- lain telah mengakui kelemahan dalil orang
horah tersebut adalah wajib. Dan mulut yang berpendapat tidak wajib melakukan
serta hidung merupakan termasuk ang- madhmadhah, istintsar, dan istinsyaq. Al-
gota muka. Terdapat sebuah hadits yang Hafizh lbnu Hajar berkata dalam kitab
diriwayatkan Aisyah yang bermaksud, Fathul Bari, "lbnul Mundzir menyebut
"Melakukan madhmadhah [berkumur) bahwa asy-Syafi'i tidak pernah berhujjah
dan rstinsyaq adalah bagian dari wudhu mengenai hukum tidak wajib ber-isfin-
yang pasti."s64 syaq walaupun terdapat perintah yang
Rasulullah saw tidak pernah mening- shahih untuk melakukannya. Yang jelas,
galkan kedua tindakan tersebut. Hal ini dia tidak mengetahui adanya perselisih-
sebagaimana yang disebutkan dalam se- an pendapat tentang orang yang tidak
tiap hadits yang menjelaskan tentang mengerjakan perkara tersebut, tidak wa-
wudhu Rasul. Yaitu, hadits yang diriwa- jib mengulanginya. Ini adalah dalil fiqih,
yatkan oleh Utsman yang telah disebut di masalah ini tidak diterima dari sahabat
atas, dan juga hadits yang diriwayatkan dan tabi'in mana pun kecuali hanya dari
oleh Imam Ali yang menyatakan bahwa, Atha'.s67
"fika Rasul berwudhu, beliau ber'madh' 5. Bersiwah hukum sunnahnya bersiwak
madhah, ber-istinsyo{, dan ber-tstinfsar disepakati oleh seluruh ulama kecuali
dengan tangan kirinya. Beliau melakukan ulama madzhab Maliki, yang menganggap
hal itu sebanyak tiga kaliJ' Setelah itu bersiwak adalah salah satu perbuatan
beliau bersabda, "Inilah cara bersuci Nabi yang baik. Saya akan membicarakan hal
Allah saw..'66s ini secara khusus pada pasal tertentu.
Hadits lain yang diriwayatkan Abu 6. Menyela-nyelai jenggot, jari tangan, dan
Hurairah menyatakan bahwa bahwa Nabi jari kaki, sunnah hukumnya menyela
Muhammad saw. bersabda, jenggot yang tebal dengan seciduk air. Ia
"Apabila salah satu di antara kamu dilakukan dari bagian bawah jenggot.s68
berwudhu, maka hendoklah ia memasuk- Begitu juga sunnah hukumnya menyela
kan air ke dalam hidung, kemudian hen- jari tangan dan jari kaki menurut kese-
daklah dia beristintsar." pakatan seluruh fuqaha. Hal ini karena
terdapat sebuah Hadits yang diriwayat-
Beliau juga telah menyuruh orang yang
kan Ibnu Majah dan at-Tirmidzi, dan dia
berwudhu untuk melakukan madhma'
menganggapnya sebagai Hadits shahih,
dhah (berkumur) dan istinsyaq.s66

564
Hadits riwayat Abu Bakar dalam kitab asy-Syafi dengan sanadnya. Diriwayatkan iuga oleh ad-Daruquthni dalam kitab Sunan-nya.
565
Diriwayatkan oleh Ahmad dan an-Nasa'i dari Ali r.a. (Nailul Authar, Jilid I, hlm. 143)'
566
Hadits pertama m unnfaq'alaih.Hadits kedua diriwayatkan oleh ad-Daruquthni (/Vailul Authar,lilid l, hlm. 143).
567
Nailul Authar,lilid l, hlm. 141.
568
Adapun ianggut yang tipis dan iuga ianggut milik orang bikan lelaki yang tebal yang masih berada dalam paras muka, maka waiib
menyampaikan air ke bagian luar dan dalam serta ke pangkalnya dengan cara menyela-nyelainya ataupun dengan cara yang lain.
Mughnil Muhuj, filid I. hlm. 60.
FIQIH ISI.AM IITID 1

bahwa Rasul telah menyela jenggotnya. basuh sebanyak tiga kali. Akan tetapi,
Selain itu, terdapat Hadits lain yang diri' ulama madzhab Maliki menganggap hal
wayatkan Abu Dawud yang menyatakan tersebut sebagai perbuatan yang baik.
bahwa jika Rasul hendak berwudhu, Hal ini disebabkan karena perbuatan ini
maka beliau mengambil seciduk air; lalu terdapat dalam sunnah Rasulullah saw.
mengarahkannya ke bawah dagu dan seperti dalam hadits yang diriwayatkan
beliau menyela jenggotnya. Setelah itu, Amru bin Syu'aib yang menielaskan bah-
beliau bersabda, "Beginilah Tuhanku me- wa Rasul membasuh dua telapak tangan,
ny uru h a ku m el a kuke n ny Q.'s
6e muka, dan kedua lengannya sebanyak tiga
Dan juga, disebabkan ada sebuah ha- kali.s73Ia tidak diwajibkan, karena Rasu-
dits yang telah diriwayatkan oleh Laqith lullah saw. pada satu waktu berwudhu
bin Sabrah tentang istinsyaq, "Sempur- dengan sekali basuh saja. Lalu beliau
nakanlah wudhu, sela-selailah celah-celqh bersabda, "lnilah amalan yang diterima
jari dan berlebihanlah dolam istinsyaq oleh Allah!'
kecuali jika kamu berpuasa!'s7o Hadits ri- Pada waktu yang lain, Rasul berwu-
wayat lbnu Abbas menYatakan bahwa dhu dengan membasuh sebanyak dua kali.
Rasulullah saw bersabda, Setelah itu beliau bersabda, 'Allah akan
menggandakan pahalanya sebanyak dua

t;:i c,,wi ; i';t L\*; '1t


kali."
Pada waktu yang lain juga, Rasul ber-

r I'li- .' wudhu dengan membasuh sebanyak tiga


#)) kali. Setelah itu beliau bersabda, "lniloh
"Apabila kamu berwudhu, maka se- wudhuku dan iuga wudhu para Nabi se'
lailah jari kedua tangan dan iuga iari belumku!'s7a
kedua kokimu.'67r Pendapat para ulama dan maYoritas
sahabat menyatakan bahwa tidak disun-
Begitu juga yang terdapat dalam ha- nahkan mengulangi mengusap kepala' Hal
dits riwayat al-Mustaurid bin Syaddad, ini karena terdapat sebuah hadits yang
"Saya melihat Rasulullah saw. jika beliau
diriwayatkan Abdullah yang menjelaskan
berwudhu, beliau menyela jari kedua kaki tentang wudhu Rasulullah saw.. Hadits
dengan jari kelingking:'szz tersebut adalah, "Beliau mengusap kepala
7. Membasuh sebanyak tiga kali, para fuqaha dengan satu kali usap saja."s7s Sebuah
bersepakat tentang hukum sunnah mem- hadits lain yang diriwayatkan dari Ali r'a'

s6e Lih"t dua Hadits rersebut dalam Nail ol-Authar, filid I, hlm. 148, Hadits Ibn Abbas di dalam kitab al-Bukhari, bab sifat wudhu'
Rasulullah saw., tidak waiib menyampaikan air ke bagian dalam ianggut yang tebal. Nail al-Authar, Jilid I, hlm. 147. Lihat iuga
Haditshadits yang berkaitan menyela-nyelai janggut dalam kitab Nashb ar-Rayah lilid I. hlm. 23.
s70 Hrdit.i-ryatlmamHaditsyanglima(al-Khamsah)dandihukumisahiholehatrTirmidzi.Nailal-Authar.Jilidl,hlm'145.
s71 Haditr riwayat Ahmad, Ibn Maiah dan at-Tirmidzi. Nail al-Authar. f ilid I. hlm. 153.
s72 H"dits riwayatal-Khamsah kecuali Ahmad fruiukan yang lalu): Lihat hadits-hadits mengenai menyela-nyelai iari-iari dalam Nashbur
Rayah.lilid l. hlm.27.
s73 Hrdits riwayat Abu Dawud,
an-Nasa'i, dan lbnu Malah. Pada bagian akhirnya disebut, "Demikianlah wudhu. Siapa yang menambah
atau menguranginya, maka dia telah melakukan kesalahan dan zalim, atau zalim dan melakukan kesalahan." [Nashbur Rayah,lilid
I, hlm. 29J
57a Hadits riwayat ad-Daruquthni dari Zaid bin Tsabit dan Abu Hurairah, tetapi dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang lemah,
ibid..
s7s Muttafaq'alaih.
FTQIH ISLAM IITID 1

menyatakan bahwa Rasul berwudhu dan Ali, Ibnu Umar; Abu Hurairah, Abdullah
mengusap kepala dengan satu kali usap bin Abi Aufa, ar-Rubayii dan Ubay bin
saja, kemudian dia berkata, "lni adalah Ka'ab. Mereka semua meriwayatkan bah-
wudhu Nabi Muhammad saw.. Barang- wa Rasulullah saw. telah berwudhu de-
siapa ingin mengetahui cara Rasulullah ngan mengulang (perbuatan wudhunya)
saw bersuci, maka lihatlah kepada cara sebanyak tiga kali.
ini." At-Tirmidzi berkata hadits ini adalah Akan tetapi, jumhur ulama menolak
hadits hasan shahih. pendapat ulama madzhab Syafi'i dengan
Ini merupakan penjelasan yang dise- mengatakan bahwa tidak terdapat pen-
but oleh Abdullah bin Abi Aufa, Ibnu jelasan yang terang dalam hadits yang
Abbas, Salamah ibnul Akwa' dan ar-Ru- menjadi hujjah mereka. Dengan ini, maka
bayi'. Mereka semua berkata, "Rasul me- jelaslah bahwa pendapat jumhur menjadi
nyapu kepala dengan satu kali usap saja." bukti yang lebih kuat dari sunnah yang
Kisah mereka tentang perbuatan wudhu shahih.
Nabi Muhammad saw. ini merupakan B. Mengusap seluruh kepala; sunnah hu-
satu kenyataan tentang perbuatan yang kumnya mengusap seluruh kepala menu-
berterusan. Suatu perbuatan tidak akan rut pendapat ulama madzhab Syafi'i dan
dianjurkan secara berterusan, kecuali ia Hanafi. Hal ini berdasarkan atas hadits
menunjukkan lebih baik dan sempurna. yang telah diriwayatkan oleh asy-Syaikhan
Disebabkan ia mengusap dalam ber- [al-Bukhari dan Muslim). Sunnah dengan
suci, maka tidak disunnahkan melaksa- sekali usap saja menurut pendapat ulama
nakannya secara berulang-ulang. Hal ini madzhab Hanafi, dan dengan tiga kali
sama ketika mengusap dalam tayamum, usap menurut pendapat ulama madzhab
mengusap di atas balutan, dan semua jenis Syafi'i. Di samping itu, pendapat ini meru-
usapan yang lain. pakan solusi atas pertentangan dengan
Ulama madzhab Syafi'i mengatakan pendapat orang yang mewajibkannya.
bahwa sunnah mengulang usapan seba- Karena seperti yang telah saya jelaskan
nyak tiga kali. Hal ini karena terdapat terdahulu, merrgusap seluruh kepala
sebuah hadits yang diriwayatkan dari adalah wajib mengikuti kalangan ulama
Anas, "Mengulang sebanyak tiga kali adalah madzhab Maliki dan Hambali.
perbuatan yang lebih afdhall' Melaksanakan kesunnahan sewaktu
Hadits lain riwayat Syaqiq bin Sala- mengusap kepala, maksudnya adalah me-
mah menurut catatan Abu Dawud, dia letakkan kedua tangan pada bagian depan
berkata, "Saya melihat Utsman bin Affan kepala dengan mempertemukan kedua
membasuh dua lengannya sebanyak tiga jari telunjuk, serta meletakkan kedua ibu
kali dan mengusap kepala sebanyak tiga jari di atas dua ujung pipit (ati-afi). Ke-
kali, kemudian dia berkata, 'Saya melihat mudian kedua jari tersebut digerakkan ke
Rasulullah saw melakukan hal yang se- arah tengkuh setelah itu dikembalikan ke
perti ini."'Telah diriwayatkan hadits yang tempat semula fika dia memiliki rambut
sama seperti tersebut di atas oleh beberapa yang mudah terbalik.sT6 Akan tetapi iika
sahabat Rasulullah saw. seperti Utsman, rambutnya tidak mudah terbalik karena

s76 Begitulahriwayatal-famaahdariAbdullahbinZaid(NailutAuthar,Jilidl,hlm. 154).


ISIAM JILID 1 Baglan 1: IBADAH

pendek atau karena tiada rambut, maka mudian dia berkata, "Beginilah yang saya
tidak perlu mengembalikan kedua tangan lihat Rasulullah saw. melakukannya."
karena tidak ada manfaatnya. Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali
Ulama madzhab Maliki berpendapat membolehkan mengusap sebagian kepala
bahwa sunnah hukumnya mengembali- saja, dan selebihnya disempurnakan de-
kan usapan kepala ke arah depan kepala, ngan mengusap serban jika ia sulit untuk
setelah diusapkan ke arah belakang yang membuka serban tersebut. Hal ini karena
merupakan usapan wajib. Hal ini disun- Nabi Muhammad saw. mengusap ubun-
nahkan, meskipun dia tidak mempunyai ubun di atas serban beliau, dan juga me-
rambut. Yaitu, dengan cara meratakan ngusap ke atas kedua khuf-nya.s7g
usapan satu kali lagi jika masih terdapat 9. Mengusap kedua telinga pada bagian luar
rasa basah pada tangan hasil dari usapan dan bagian dalam dengan air yang baru.
yang wajib. Adapun jika tidak ada, yaitu Menurut pendapatjumhur ulama', sunnah
jika tangannya sudah kering, maka hukum hukumnya mengusap kedua telinga pada
sunnah tersebut menjadi gugur. bagian luar dan dalam dengan air yang
Dalil pendapat ulama madzhab Hanafi baru. Ini karena Nabi Muhammad saw.
adalah hadits riwayat Amru bin Syu'aib sewaktu berwudhu, mengusap kepala dan
dan hadits dari Utsman yang telah di- kedua telinga bagian luar dan dalam, Ra-
sebutkan. Dalam kedua hadits tersebut, sul juga memasukkan kedua iari telunjuk
terdapat lafal yang berbunyi, "Kemudian pada kedua cuping telinga serta beliau
Rasul mengusap kepalanyai' tanpa me- menggunakan air yang baru untuk kedua
nyebut jumlah usapannya. Begitulah ha- perbuatan tersebut.
dits yang diriwayatkan Abu Habbah yang Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid,
menjelaskan tentang cara wudhu AIi yang bahwa dia telah melihat Rasulullah saw
disebut di dalamnya, "Dan beliau meng- berwudhu. Lalu Rasul mengambil air lain
usap kepala dengan sekali usap."s77 Dalil untuk kedua telinga, yaitu mengambil
bagi pendapat ulama madzhab Syafi'i air selain air yang telah digunakan un-
adalah hadits yang diriwayatkan oleh tuk mengusap kepala.sTe Begitu juga Ibnu
Utsman yang telah disebutkan. Ia berda- Umar. fika dia berwudhu, dia mengambil
sarkan riwayat Abu Dawud dengan sanad air dengan kedua jari untuk kedua te-
yang hasan bahwa dia telah berwudhu, linganya.sso
lalu dia mengusap kepala sebanyak tiga Ulama madzhab Hambali mengatakan
kali. Setelah itu dia berkata, "Saya melihat bahwa wajib mengusap dua telinga, ka-
Rasulullah saw. berwudhu dengan cara rena kedua-duanya masuk dalam anggo-
seperti itu." Begitu juga hadits Ali menu- ta kepala. Terdapat sebuah hadits yang
rut catatan al-Baihaqi, dia berwudhu lalu menyebutkan, "Dua telinga adalah sebagi-
mengusap kepala sebanyak tiga kali. Ke- an dari kepala."s81 Selain itu, Nabi telah
s77 Hrdis .ir"y"t at-Tirmidzi dan beliau telah menetapkan keshahihannya (ruiukan yang lalu, hlm. 158).
578 Hadis riwayat Muslim dan at-Tirmidzi. Dia menghukumi hadits ini shahih dari al-Mughirah bin Syu'bah (rujukan yang sama, hlm.
164).
579
Hadits riwayat al-Hakim dan al-Baihaqi; dan al-Baihaqi berkata, sanadnya adalah shahih (Nashbur Rayah, Jilid I, hlm. 22).
580
Hadits riwayat Imam Malik dalam kitab al-Muwaththa'(ruiukan yang sama).
581
Hadits riwayat Ibnu Majah melalui beberapa sanad. Tetapi, di dalamnya ada seorang perawi ying diperselisihkan (Nailul Authar,
filid I, hlrn 160).
lr
i,,
. ..r.., -.
..-ir'ri !j -'
&u,
i*;,. ..*#- .#:"5i..%*-.,,,,*i.,.,3#-.,...€-:**,.s.,l*&.*-ffi
FIQIH IST"AM IILID 1

mengusap kedua telinga bersama-sama memakai sepatu, menyisir rambut, dan


kepala beliau, seperti yang ditetapkan da- ketika bersuci. Begitu juga dalam semua
lam beberapa hadits.582 Pada pandangan urusannya."sBa
penulis, pendapat yang raiih adalah pen- Ini adalah bukti yang menunjukkan
dapat yang mengatakan bahwa sunnah pensyariatan atau hukum sunnah ketika
mengusap kedua telinga karena hadits memakai sepatu, menyisir rambut, dan
yang menyatakan bahwa kedua telinga bersuci. Oleh sebab itu, seseorang dianjur-
termasuk sebagian dari kepala tidak ada. kan memulakan membasuh tangan kanan
Dan iika hadits tersebut ada, maka ia ada- sebelum membasuh tangan kiri, mencu-
lah sebuah hadits yang lemah, sehingga rahkan air pada bagian kanan badan se-
Ibnush Shalah berkata, "Kelemahannya belum mengucurkan air pada bagian kiri
adalah banyak, sehingga tidak dapat di- badan ketika mandi. Hal ini karena me-
tutup dengan banyaknya jumlah sanad- mulakan dengan anggota kanan adalah
nya." Asy-Syaukani berkata, "Hadits yang sunnah dalam semua perkara.
lain tidak dapat digunakan sebagai dalil. Amalan ini didukung oleh sebuah ha-
Apa yang diyakini adalah hukum sunnah. dits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
Ia tidak akan menjadi wajib kecuali jika bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda,
terdapat dalil yang dapat menetapkan-
nya. fika tidak terdapat dalil, maka ia me- "Apobila kau memakoi Pakaian dan
rupakan rekaan terhadap hukum Allah, berwudhu, maka mulqilah dengan anggota
sedangkan Dia tidak pernah berkata be- kanonmu.'aqs

Bitu."ssE
Mengusap kedua telinga disunnahkan Ulama madzhab Hanafi dan Syafi'i juga
sebanyak tiga kali. Hal ini menurut pen- menambah kesunnahan yang lain pada
dapat ulama madzhab Syafi'i. Adapun sunnah ini, yaitu memulakan dengan ujung
menurut pendapat jumhur ulama, ia di- jari dan bagian depan kepala' Begitu juga
sunnahkan satu kali. ulama madzhab Syafi'i menambah satu
10. Memulakan dengan anggota yang sebelah sunnah lagi, yaitu memulakan dengan
kanan ketika membasuh kedua tangan bagian atas muka. Ulama madzhab Maliki
dan juga kedua kaki. Ulama madzhab mengatakan, sunnah memulakan Pada
Maliki menganggap hal ini sebagai per- bagian depan setiap anggota, baik mem-
buatan yang baik saia. Dalil yang menun- basuh ataupun mengusaP, Yaitu Pada
jukkan hal tersebut sebagai perbuatan muka, kedua tangan, kepala, dan kedua
sunnah adalah hadits riwayat Aisyah, kaki.
"Rasulullah saw. sangat gemar untuk 11. Tartib, berturut-turut, dan menggosok
memulai dengan anggota kanan ketika anggota bagi mereka yang berpendapat

yang diriwayatkan oleh


Di antaranya adalah hadits lbnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud; hadits Ibnu Abbas
at-Tirmidzi, an-Nasa'1, dan hadits ar-Rubayi' binti Mu'awwidz yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan atTirmidzi. Mereka berdua
berkata bahwa hadits ini adalah hadits yang baik Lihat Nailul Authar, Jilid I, hlm. 160 - 162.
583
NailulAuthar,lilid I, hlm. 161.
Muttafaq.atarh dan hadits ini dihukumi sebagai hadits shahih oleh lbnu Hibban dan lbnu Mindah (NailulAuthar,lilid l, hlm.
584 170).
585
Riwa'at Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Maiah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan al-Baihaqi. Ibnu Daqiq al-Aid berkata, "Hadits ini
adalah hadits shahih." (/VailulAutftor, Jilid I, hlm. 170)
IsrAM lrLrD I Baglan 1: IBADAH

tidak difardhukan. Hal ini seperti yang memudahkan doa diterima. Ulama madz-
telah kita jelaskan dalam pembicaraan hab Hambali dan Syafi'i menganggap
tentang rukun wudhu, sebagai perbuatan yang disunnahkan.
Sebabnya adalah, karena mereka tidak
e. Adab dan Fadhilah Wudhu membedakan antara sunnah dan adab.
Ulama madzhab Hanafi menyebut perka- 2. Duduk di suatu tempat yang tinggi dengan
ra-perkara tersebut sebagai adab berwudhu. tujuan mengelakkan air bekas basuhan
Ia merupakan perbuatan yang pernah diamal- memercik kembali. Ulama madzhab Ma-
kan oleh Nabi Muhammad saw sebanyak satu liki mengatakan bahwa sunnah meng-
atau dua kali, dan Rasul tidak selalu meng- ambil wudhu di tempat yang benar-be-
amalkannya. Hukumnya adalah mendapatkan nar bersih. Karena, ia merupakan suatu
pahala bagi orang yang melakukan, dan tidak bagian dari amalan bersuci. Oleh sebab
dicela karena tidak mengerjakan. Adab wudhu itu, makruh berwudhu dalam toilet atau
tersebut menurut pandangan ulama Hanafi dalam kamar mandi, meskipun masih
terdiri atas empat belas adab. baru dan belum digunakan.ss6 Begitu juga
Ulama madzhab Maliki menyebutnya se- makruh berwudhu di tempat-tempat lain
bagai fadhilah berwudhu, yaitu sifat dan per- yang ada najisnya.
buatan yang dianjurkan. Menurut pandangan 3. Tidak berbicara dengan orang lain, kecuali
mereka, jumlahnya mencapai sepuluh perkara. dalam keadaan darurat. Karena, keadaan
Perbedaan antara fadhilah dengan sunnah ini dapat melalaikan orang dari meng-
adalah, sunnah artinya segala sesuatu yang ingat doa yangma'tsur.
diperintahkan oleh syara' dengan sungguh- 4. Tidak minta bantuan kepada orang lain
sungguh dan memiliki nilai yang tinggi. Ada- kecuali karena ada uzutl seper-ti minta
pun mandub atau perkara yang dianjurkan bantuan untuk menyiramkan air ke ang-
adalah, segala sesuatu yang diperintahkan gota wudhu ataupun untuk tujuan lain.s87
oleh syara' untuk kita laksanakan mengikuti Hal ini karena tindakan-tindakan seperti
satu tuntutan yang tidak berat dan perintah- itu kebanyakannya dilakukan sendiri
nya juga ringan. Setiap orang yang melak- oleh Rasulullah saw.s88 Selain itu, ia di-
sanakan salah satu di antara dua perkara anggap sebagai kesombongan diri. Hal
tersebut akan mendapatkan pahala, dan jika seperti itu tidak sesuai bagi seorang yang
ditinggalkan tidak terkena pembalasan [sik- hendak beribadah, sedangkan pahala di-
sa). Di antara adab-adab wudhu yang terpen- berikan sesuai dengan kadar kepayahan
ting adalah seperti berikut. yang dilakukan dan hal ini juga berten-
tangan dengan sesuatu yang Iebih diuta-
t. Menghadap qiblat, karena ia adalah arah
makan. Menurut pendapat yang lemah, ia
yang paling mulia. Perbuatan menghadap
adalah makruh. Akan tetapi jika meminta
qiblat merupakan satu keadaan untuk

Karena kamar mandi merupakan tempat tinggal setan, meskipun belum digunakan. Perasaan waswas biasa muncul dalam kamar
mandi, meskipun sebenarnya tidak ada naiis dari percikan air. Singkatnya, berwudhu di tempat yang naiis adalah makruh, supaya
tidak ada percikan najis yang mengenai orang yang sedang berwudhu.
587
Minta tolong orang lain untuk mengambilkan air adalah tidak mengapa, tetapi lebih baik tindakan itu tidak dilakukan. Meminta tolong
membasuh anggota wudhu adalah makruh (Mughnil Muhtaj, f ilid l, hlm. 61J.
5BB
Diriwayatkan oleh Ibnu Maiah dari hadits Ibnu Abbas, dia berkata, "Nabi Muhammad saw. tidak mewakitkan kepada siapa pun untuk
bersuci. Beliau luga tidak mewakilkan kepada siapa pun untuk memberi sedekah. Beliau melakukan perbuatan itu oleh dan untuk
dirinya sendiri." Hadits ini dhaif.
Bagan 1: IBADAH Frq[H ISIAM ftuD

pertolongan tersebut disebabkan karena 6. Melakukan madhmadhah fberkumur) dan


uzur seperti sakit, maka tidaklah menga- istinsyaq dengan menggunakan tangan
pa. kanan, karena kemuliaan perbuatan ter-
Nabi Muhammad saw. telah membe- sebut dan membuang ingus dengan tangan
narkan hal tersebut berdasarkan hadits kiri karena kedudukannya yang hina.
yang diriwayatkan al-Mughirah bin Syu'- 7. Berwudhu sebelum masuk waktu shalat
bah, bahwa dia pernah bersama Rasulullah untuk segera melakukan ketaatan bagi
saw. dalam suatu perjalanan. Rasul pergi orang yang tidak ada uzur. Orang yang
buang air dan Mughirah menuangkan air uzur dan orang yang bertayamum tidak
untuk Rasul ketika Rasul berwudhu. Lalu disunnahkan bersegera melakukan tha-
Rasul membasuh muka dan dua tangan, harah, menurut pendapat ulama madzhab
mengusap kepala, dan dua khuf-nya!'sBe Hanafi. Menurut pendapat jumhur; wajib
Shafwan bin Asal berkata, "Saya telah mengakhirkan bersuci hingga masuk
menuangkan air kepada Nabi saw. untuk waktu.
berwudhu, baik dalam masa bepergian B. Memasukkan jari kelingking yang basah
ataupun bermukim."seo Kedua hadits ter- ke dalam lubang telinga sebagai amalan
sebut menunjukkan bahwa boleh men- yang berlebihan (mubalaghah/untuk
dapatkan pertolongan dari orang lain. hati-hati) dalam membersihkan.
Kedua hadits tersebut menjadi pegangan 9. Mengusap leher dengan dua tangan, ti-
ulama madzhab Hambali, hingga mereka dak termasuk tenggorokan. Ini menurut
mengatakan boleh (meminta pertolongan). pendapat ulama madzhab Hanafi.se2-
5. Menggerakkan cincin yang longgar supa- Karena, terdapat sebuah hadits yang di-
ya basuhan itu semakin meyakinkan [se- riwayatkan dari Laits, dari Thalhah bin
bagai langkah mubalaghah). Diriwayat- Musyarrif, dari bapaknya, dari kakeknya,
kan dari Abu Rafi', bahwa Rasulullah saw' bahwa dia pernah melihat Rasulullah
sering menggerakkan cincinnya apabila saw. mengusap kepala hingga sampai ke
beliau berwudhu.sel Begitu juga sunnah al-Qadhal [bagian menonjol di atas pung-
menggerakkan cincin yang ketat, jika di- gung di bawah leher belakang) dan sete-
pastikan air dapat sampai ke bawah cin- rusnya hingga ke bagian depan leher.se3
cin tersebut. fika tidak dapat dipastikan, fumhur fuqaha mengatakan bahwa
maka wajib hukumnya menggerakkan tidak sunnah mengusap leher. Malah ia
cincin tersebut. Kita telah menjelaskan adalah makruh, karena amalan tersebut
hal ini pada bagian sebelum ini. Menurut dianggap sebagai amalan yang berlebihan
ulama madzhab Maliki, tidak wajib dalam masalah agama.
menggerakkan cincin yang ketat yang 10. Melanjutkan sampai ke ghurrah dan tah-
boleh dipakai oleh seseorang.
iil: melanjutkan sampai ke ghurrah ada-
589
Muttafaq'alaih (Nailul Authar,lilid I, hlm. 175).
590
Riwayat Ibnu Maiah dan juga diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Tarikh al'Kabir. Ibnu Haiar mengatakan bahwa dalam
sanadnya ada perawi yang dhaif (Nailul Authar, f ilid l, hlm. 175).
591
Diriwayatkan oleh Ibnu Maiah dan ad-Daruquthni. Hadits ini dhaif {Nailul Authar,Jilid I, hlm. 153).
592
Inilah pendapat yangrajih lagi shahih dan dianggap oleh pengarang Muraqi al-Fatah dan al-Bahrur -Ra'iq sebagai sunnah-sunnah
wudhu. Lihat a d-Durrul Mukhtar; Jilid I, hlm. 115.
Riwayat Imam Ahmad. Hadits lni da'if (Nailul Author, Jilid I, hlm' 163).
FIqLH ISTAM IILID 1

lah dengan membasuh bagian luar muka basuhan anggota-anggota wudhu selain
yang wajib dibasuh dari semua sudutnya. bagian yang difardhukan, malahan ia di-
Tujuannya adalah untuk membasuh leher makruhkan karena ia dianggap sebagai
bersama dengan bagian depan kepala. amalan yang berlebihan dalam masalah
Adapun melanjutkan sampai ke tahjil agama. Akan tetapi, disunnahkan untuk
adalah dengan membasuh bagian yang mengekalkan thaharah dan juga memper-
lebih dari kadar yang wajib, pada waktu baruinya. Tindakan demikian dinamakan
membasuh kedua tangan dan kedua kaki juga sebagai "melanjutkan ghurrahi' se-
dari semua sudutnya. Tujuannya adalah perti yang telah ditunjukkan oleh hadits
untuk meratakan basuhan pada anggota yang telah disebutkan.
lengan dan pada kedua betis, Mereka menegaskan bahwa perbuatan
Amalan ini disunnahkan menurut melanjutkan tersebut berarti berterusan
pendapat jumhur ulama, karena terdapat dan ghurrah pula berarti wudhu. Ring-
sebuah hadits dalam ash-Shahihain yang kasnya, melanjutkan sampai ke ghurrah
artinya, "Sesungguhnya umatku akan di- mempunyai dua makna, yaitu melebihi
panggil pada Hari Akhir nanti dalam ke- tempat membasuh dan mengekalkan (se-
adaan bersih muka, kedua tangan, dan lalu menjaga) wudhu. Perbuatan yang
kedua kakinya, karena pengaruh wudhu- pertama dimakruhkan, sementara makna
nya. Oleh sebab itu, barangsiapa di qntara yang kedua adalah dianjurkan. Ini adalah
kamu mampu melanjutkan hingga ke menurut pendapat mereka.
g hurrahnya, maka lakukanl a h." 11. Tidak mengeringkan air wudhu dengan
Dan hadits riwayat Muslim, usapan tangan atau handuk atau dengan
yang lain. Ini menurut pendapat ulama

L.t i yqt i'; );rat $t $i madzhab Hanafi dan Hambali. Pendapat

';iwt itkt ,i,*lr


:)
ini juga merupakan pendapat yang ashah
di kalangan ulama madzhab Syafi'i. Tuju-
l-Y.-J
annya adalah untuk mengekalkan bekas
ti c'.
d::.->ri j ibadah. Dalam satu riwayat diceritakan
bahwa ketika Rasul saw. selesai mandi
yang bersih muka,
"Kamtt adalah orang junub kemudian Maimunah memberinya
kedua tangan, dan kedua kaki pada hari sapu tangan, namun Rasul menolaksambil
kiamat karena wudhu yang sempurna. bersabda berkaitan air (mandi tersebut),
Maka barangsiapa di antara kamu yang " Beginilahi' sambil dikibaskannya.t"
mampu melanjutkan membasuh ghurrah
Ulama madzhab Maliki mengatakan
dan tahj ilny a (maka lakukanlah).'6ea
bahwa mengelap air dengan sapu tangan
Ulama madzhab Maliki berpendapat adalah dibolehkan, karena terdapat hadits
bahwa tidak disunnahkan melanjutkan yang diriwayatkan Qais bin Sa'ad, dia
sampai ke ghurrah, yaitu melebihi dari berkata,

594
Nailul Authar,Jilid I, hlm. 152.
595
Diriwayatkan oleh asy-Syaikhan. Ulama Syaf i mengatakan bahwa ini tidak bisa dijadikan dalil bagi sunnahnya memercikkan air ke
anggota wudhu, karena mungkin perbuatan Rasul itu menunjukkan bahwa perkara itu hukumnya hanyalah boleh saia (Mughnil
Muhnj, Jilid l,hlm. 61).
Eagan 1: IBADAH FIqLH ISIAM IITID 1

"Kami telah diziarahi oleh Rasulullah L4. Meletakkan wadah yang terbuka seperti
saw di rumah kami. Lalu Sa'ad menyuruh wadah air di sebelah kanan orang yang
seseorang agar memberikan kepada Ra- bersuci, karena posisi seperti itu meru-
sulullah. Lalu diberikanlah air itu kepada pakan posisi yang lebih mudah untuk
Rasul, dan kemudian beliaumandi. Ke- mencapai wadah tersebut.
mudian diberikan kepada Rasul sehelai 15. Membaca dua kalimat syahadat serta ber-
kain selimut yang dicelup dengan za'- doa setelah berwudhu. Ulama madzhab
faran atau waras, lalu Rasul berselimut Hambali berpendapat bahwa hal tersebut
dengannya."se6 sama seperti yang dilakukan setelah
Menurut pendapat ulama madzhab mandi.
Hambali, boleh bagi orang yang bersuci Bacaan itu adalah,
untuk mengeringkan anggotanya,seT tetapi o .a , oi t-oi
membiarkannya merupakan perbuatan rl.I ;r-1 ?rr
s
) ol Y! .J! r-6.11
yang lebih afdhal. Ini adalah pendapat
yangrajih. gt t;'.,'r;r; \'r;J i'i '#,it {:
12. Tidak mengibaskan air lyang ada pada
anggota wudhu). Pendapat ini menurut
pendapat yang ashah di kalangan ulama
i;!A\,1 :#ti *:t 4t,1 :#t
. oi t.oi
madzhab Syafi'i dan juga Hambali. Se- ..1 t ) Ol r+.:l gr;,;j *t:r a;al
bagian ulama madzhab Hambali menga-
takan bahwa tindakan itu adalah makruh. i:;1t *rf't :rjbi;f vf
Adapun menurut ulama madzhab Syafi'i, "Aku bersaisi bahwa tioi, nno, yorg
ia bertentangan dengan amalan yang le- patut disembah melainkan Allah, Tuhan
bih diutamakan. Hal ini karena terdapat Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hu- bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
rairah, 'Apabila kamu berwudhu, maka hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, iadikanlah
janganlah kamu kibaskan air wudhu yang
aku dari kalangan orang yang bertobal
terdapat pada tanganmu. Karena, ia me- dan jadikanlah aku dari kalangan orang
rupakan kipas setan."ses yang suci. Mahasuci Engkau, dan segala
Tetapi menurut pendapat yang azhhar puji hanya bagi Engkau. Aku bersaksi bah-
di kalangan ulama madzhab Hambali, ia wa tiada tuhan melainkan Engkou. Aku
tidak makruh. Pendapat ini merupakan memohon ampun kepada Engkau dan aku
pendapat yang sesuai dengan pendapat bertobat kepada Engkau."
tiga imam madzhab yang lain.
13. Menghemat penggunaan air pada semua Sunnah membaca shalawat dan salam
anggota wudhu. Hal ini karena pembo- kepada Nabi Muhammad saw. setelah
rosan dalam menggunakan air adalah berwudhu, yaitu mengucapkan kata yang
makruh. bermaksud,

596
Diriwayatkan oleh Ahmad, lbnu Majah, Abu Dawud, dan an-Nasa'i (/vailulAuthaa lilid I, hlm. 175J.
597
lni karena ada riwayat Ibnu Maiah dan ath-Thabrani dalam al- Mu'iamush Shaghir dari Salman, dia berkata, "Nabi Muhammad saw.
berwudhu, kemudian beliau mengusap mukanya dengan jubah yang dipakainya."
Riwayat al-Mu'amari dan lain'lain melalui al'Buhturi hin Ubaid yang dianggap motru k .
FIqLH ISLAM IILID 1

4/1
u/t
,vJ\l q
az,
J^>.,. e*',y#1 "Mohasuci Engkau ya Allah, dan se-
gala puji hanya bagi Engkau. Aku bersaksi
"Ya Alloh, berilah shalawat dan sa- bahwa tiada tuhan melainkan Engkau. Aku
lam-Mu kepada Nabi Muhammad saw. dan memohon ampunan Engkau dan aku ber-
keluarga beliau." tobat kepada Engkau."

Dia menambah lagi,


fuga, disunnahkan mengucapkan dua
kalimat syahadat berdasarkan hadits
riwayat Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu
Majah dari Umar secara morfu',
d o9;,:tt e.t;t u ;i;ir ,:{irr
t n''t1o

;,. XLAI
iieva;fiq oi t. t t
€Lu "Ya Allah,jadikanlah aku dari *rtrng-
on orong yang bertobat dan jadikanlah
.1 '
.J1 V ;i t-oi
J'i-ri JA ;: i* jr aku dari kalangan orang yong bersuci."
t1
otid*FY oJ>3
l' c.
Hadits ini juga
diriwayatkan oleh
Ahmad dan Abu Dawud.
ai.t:-lt ,Ual qt;ifr
4ot
/ t-z
4-r.t t An-Nasa'i dan al-Hakim telah meriwa-
,.' .."7 o t.ro. yatkan dari Abu Sa'id al-Khudri, "Siapa
ct-, t-gl J,/ Jr+ yang berwudhu dan membaca,

"Tidakada seor(tng punai rntoio kamu


yang berwudhu, lalu ia menyempurnakan-
^1
) if $1 a"^"-,,'t'nat rtG:;
nya, kemudian ia membecq'Aku bersaksi
bahwa tiada tuhan yong patut disembah ,*t *r|t l;r;*i;i vf
seloin Allah dan aku bersaksi bqhwa Nabi
Muhammad saw. adalah utusan Alloh,'
niscaya ,t rn dituti, lbr.rrnnya itu) di
atas kertas, kemudian akan dicap dengan
melainkan niscaya akan terbuka pintu-
pintu surga yang berjumlah delapan yang (cincin) dan ia tidak akan hancur hingga
ke hari Akhirat."
dopat ia masuki dari mana saja ia mau."
Maksudnya, ia tidak akan terhapus.
At-Tirmidzi dalam riwayatnya telah As-Samiri berkata, "dengan membaca aI-
menambahkan, Qadr sebanyak tiga kali."
Adapun doa ketika membasuh setiap

;ir v oi 't*ti at;;.', ,+t rtt;i anggota wudhu, pada dasarnya tidak ter-
dapat dalam kitab-kitab hadits. Hal ini

dlt! *r'i. o'*i;i vr


seperti yang dikatakan oleh an-Nawawi.
Akan tetapi, ulama madzhab Hanafisee dan

599 Bacaan ketika membasuh tangan, "Ya Allah, peliharalah tanganku dari segala maksiat." Ketika berkumur membaca, "Ya Allah,
tolonglah aku membaca Al-Qur'an, mengingati-Mu, bersyukun dan beribadah kepada-Mu." Ketika memasukkan air ke hidung berkata,
"Dengan nama Allah, ya Allah embuskanlah bau surga kepada diriku, dan jauhkanlah diriku dari bau neraka." Ketika membasuh
muka, hendaklah berkata, "Ya Allah, putihkanlah waiahku pada hari waiah-waiah kelihatan putih dan hitam." Ketika membasuh
tangan kanan hendaklah berkat4 "Ya Allah, berilah kitab di tangan kananku dan hisablah daku dengan mudah." Ketika menbasuh
tangan kiri, hendaklah berkata, "Ya Allah, janganlah beri kitab di tangan kiriku atau di sebelah belakangku." Ketika mengusap
Baglan 1: IBADAH FIQIH ISLAM JITID 1

Maliki600 mengatakan bahwa doa tersebut gorokan), duduk di tempat yang tinggi,
disunnahkan, sedangkan sebagian yang menghadap kiblat, tidak meminta per-
lain dari ulama madzhab Syafi'i menga- tolongan orang lain, tidak berbicara de-
takan bahwa doa tersebut adalah mubah. ngan percakapan biasa, mengumpulkan
antara niat di hati dengan ucapan di
Kesimpulan Kesunnahan dan Adab Wudhu lidah, berdoa dengan doa yang me'tsur,
Menurut BerhElai Madzhab membaca bismillah pada setiap anggota,
1. Madzhab Hanafi6ol memasukkan jari kelingking ke dalam
[a) Perkara yang disunnahkan dalam wudhu dua lubang telinga, menggerakkan cincin
berjumlah tujuh belas, yaitu membasuh yang longgar, ber-madhmadhah fberku-
kedua tangan hingga ke pergelangan, mur) serta ber-istinsyaq dengan tangan
membaca bismillah, bersiwak pada per- kanan dan membuang air dengan tangan
mulaan wudhu, ber-madhmadhah (ber- kiri, berwudhu sebelum masukwaktu bagi
kumur) sebanyak tiga kali meskipun de- yang tidak uzun membaca dua kalimat
ngan seciduk air; ber-rstinsyaq dengan syahadat setelah berwudhu, minum sisa
tiga ciduk air, melebihkan (mubalaghah) air wudhu sambil berdiri dan membaca,
dalam menjalankan madhmadhah dan
istinsyaq bagi yang tidak berpuasa, me-
nyela jenggot yang tebal dengan se- t r#ti 4tlt q;1;.t #)i
ciduk air dan dilakukan dari bagian
bawah, menyela jari-jari, melakukan tiga
aliAt
'aaat"t
kali basuhan, mengusap seluruh kepala Di antara adab berwudhu
dengan sekali usap, mengusap dua telinga membaca surah al-Qadr60z serta shalat dua
meskipun dengan air yang digunakan rakaat di luar waktu yang dimakruhkan.603
membasuh kepala, menggosok anggota Salah satu adab berwudhu juga adalah
yang dibasuh, berturut-turut, niat, tartib menggosok kedua khul kedua mata kaki,
seperti yang disebut oleh Allah dalam kedua urat belakang mata kaki, dan kedua
Kitab-Nya, dan memulai dari anggota lekuk telapak kaki.
sebelah kanan, ujung jari, dan bagian
depan kepala. 2. Madzhab Maliki6oa
[b) Adab wudhu berjumlah lima belas, yaitu [a) Perkara yang disunnahkan dalam wudhu
mengusap leher [bukan termasuk teng- berjumlah delapan, yaitu membasuh dua

kepala hendaklah berkata, "Ya Allah, haramkanlah rambut dan kulitku dari api neraka." Ketika mengusap dua telinga hendaklah ber-
kata, "Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan orang yang mendengar percakapan dan mengikuti yang terbaik darinya." Ketika
membasuh kaki hendaklah berkata, "Ya Allah, tetapkanlah kakiku di sirafh pada hari kebanyakan kaki tergelincir." Sebagian ulama
Syafi'i membolehkan doa-doa ini.
Mereka mengatakan bahwa bercakap-cakap ketika berwudhu selain dzikir kepada Allah adalah makruh. Diriwayatkan bahwa
Nabi Muhammad saw. berdoa ketika berwudhu, "Ya Allah ampunilah dosaku, luaskanlah rumahku, berkatilah rezekiku, anugerahi-
lah kepuasan pada diriku dengan rezeki itu, dan iangan sampai aku tergoda dengan harta yang terlepas dariku." Hadits ini riwayat
at-Tirmidzi dari Abu Hurairah (asy-Syarhush Shaghir, lilid l, hlm. 127).
601
M u raq i al-Falah, hlm. 10- 1 3; a d D u rru I M u kh tan Jilid l, hlm. 9 5 - 122.
-

602
Ada hadits yang menceritakan masalah ini, tetapi Ibnu Haiar mengatakan bahwa tidak ada keterangan yang dapat dipertanggung-
lawabkan dari Nabi Muhammad saw. baik perkataan atau perbuatan.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, dan iuga yang lain-lain, "Setiap orang yang berwudhu dengan sem-
purna dan shalat dua rakaat dengan hati dan tujuan yang fokus kepada shalat itu, maka wajiblah dia mendapat surga."
Asy-Syarhush Shaglrra lilid I, hlrn.LLT - L24; asy-Syarhul Kabia filid I, hlm. 96-106.
FIQIH ISIAM JILID 1

tangan hingga ke pergelangan tangan se- telahnya. Hal tersebut dilakukan jika jarak
banyak satu kali sebelum memasukkan waktunya tidak lama. fika jarak waktunya
tangan ke dalam tempat air, ber-madh- Iama, maka semua rukun dianggap batal
madhah (berkumur) dan ber-istinsyaq karena tidak ada muwalah [berturut-
dengan tiga ciduk air bagi setiap satunya, turut).
dan melebihkan (mubalaghah) dalam [b) Fadhilah [keutamaan) wudhu berjumlah
melaksanakan kedua perkara tersebut sepuluh. Fadhilah adalah beberapa sifat
bagi orang yang tidak berpuasa. Ketiga dan perbuatan yang diberikan pahala jika
jenis kesunnahan ini diwajibkan dengan dilakukan dan tidak dikenakan siksa ka-
adanya niat, yaitu berniat melakukan rena meninggalkannya. Di antaranya ada-
sunnah wudhu atau ketika membasuh Iah berwudhu pada tempat yang benar-
dua tangan dengan berniat melaksanakan benar suci, menghadap kiblat, membaca
wudhu. Di antara kesunnahan wudhu juga bismillah, yaitu membacanya ketika mem-
adalah istintsan yaitu mengembuskan air basuh kedua tangan hingga ke pergelang-
dari hidung, mengusap dua telinga, pada an tangan, berhemat dalam menggunakan
bagian luar dan dalam dengan satu kali air waktu berwudhu,60s mendahulukan ta-
usap, membagi air bagi kedua-duanya, ngan atau kaki yang kanan daripada yang
mengembalikan usapan kepala ke depan kiri, meletakkan wadah air yang terbuka
jika tangan masih basah dari air usapan seperti gayung dan yang lain di sebelah
kepala yang wajib, mentartibkan semua tangan kanan, memulakan membasuh
rukun wudhu yang berjumlah empat de- atau mengusap pada bagian depan, mem-
ngan mendahulukan membasuh muka basuh kedua dan ketiga kali dalam per-
dari membasuh kedua tangan dan me- buatan-perbuatan sunnah dan rukun
nyapu kepala, membasuh kedua kaki. Hal sehingga sampai pada kaki, melakukan
ini karena jika mendahulukan satu rukun kesunnahan dengan tartib dan bersama
dari tempat yang asal, maka wajib meng- rukun-rukunnya, serta bersiwak meski-
ulang sekali saja tanpa mengulang rukun- pun dengan jari.
rukun yang lain yang terdapat setelahnya.
Menurut pendapat yang mu'tamad 3. Madzhab Syafi'i606
yang menyatakan tidak perlu melaksana- Perkara yang disunnahkan dalam berwu-
kan kesunnahan, maka sunnah cukup di- dhu menurut pendapat madzhab Syafi'i ber-
ulang tanpa kesunnahan lain setelahnya, jumlah lebih kurang tiga puluh perkara, yaitu
baik waktunya sudah lama ataupun be- bersiwak secara melintang dengan menggu-
lum. Akan tetapi barangsiapa meninggal- nakan barang yang kesat selain jari menurut
kan salah satu fardhu wudhu ataupun pendapat yang ashah bagi orang yang tidak
fardhu mandi selain niat atau meninggal- berpuasa. Bagi orang yang berpuasa, dia tidak
kan satu bagian yang tidak terkena ai5, disunnahkan melakukan hal tersebut setelah
maka waiib baginya untuk melaksanakan matahari tergelinci4 membaca bismilloh yang
dan mengulangi rukun-rukun yang se- disertai dengan niat pada permulaan mem-
605
Tidak ada batasan tertentu untuk mengurangi penggunaan ail karena anggota wudhu berbeda ukurannya antara seseorang
dengan yang lain.
505 I, hlm. 139
Mughnil Muhtaj, Jilid I, hlm. 55-62;al-Hadhramiltyah,lim.ll-13 dan kitab-kitab lain separti Bujarimi al-Khathib, filid
yang menyatakan bahwa sunnah wudhu adalah sepuluh.
Baglan 1: IBADAH lsrAM IrLID 1

basuh kedua telapak tangan,607 menyebut lafal udzur dan tidak mengeringkan air wudhunya
niat berbarengan dengan niatnya, membasuh menurut pendapat yang ashah, menggerakkan
kedua telapak tangan, Tetapi jika seseorang cincin,60e memulakan pada bagian atas muka
tidak yakin akan kesucian kedua telapak [ketika membasuh mukaJ, memulakan pada
tangan tersebut, maka makruh memasukkan jari-jari terlebih dahulu ketika membasuh
kedua-duanya ke dalam benda cair ataupun tangan dan kaki,510 menggosok anggota (yang
air yang sedikit sebelum membasuh kedua- dibasuh), mengusap dua lubang hidung,611
duanya sebanyak tiga kali; ber-madhmadhah; menghadap kiblat, meletakkan wadah air yang
ber-istinsyaq, melakukan yang afdhal bagi akan dimasuki tangan di sebelah kanan jika
kedua-duanya (yaitu madhmadhah dan istin- ruangnya masih luas. fika wadah air tersebut
syaq) menurut pendapat yang azhhar seperti digunakan dengan cara mencurahkan, maka
yang ditegaskan oleh an-Nawawi yang ber- wadah air hendaklah diletakkan di sebelah
tentangan dengan pendapat ar-Rafi'i, yaitu kiri, dan hendaklah air wudhu tidak kurang
menggabungkan kedua-duanya dengan tiga dari satu mud (675 gram).
ciduk air dimulai dengan madhmadhah meng- Tidak berbicara selama berwudhu kecuali
gunakan seciduk air diikuti dengan istinsyaq ada keperluan, tidak mengucurkan air ke arah
menggunakan air yang tersisa, melebihkan muka dengan kuat, tidak mengusap leher; dan
(mubalaghah) dalam kedua-duanya bagi orang setelah itu hendaklah membaca,
yang tidak berpuasa, mengulangi sebanyak
tiga kali pada setiap basuhan, usap, menyela,
menggosok, dan bersiwah60s mengusap selu- iAAt q;#ti*:tirt C,#t.lalt
ruh kepala atau sebagiannya serta menyem- Dan setelah itu disunnahkan membaca,
purnakan usapan di atas serban, kemudian
mengusap bagian luar dan dalam telinga serta
kedua lubang telinga dengan menggunakan rH, Jl)rYJ eVr,y'#1
air yang baru. Menyela jenggot yang tebal dan
jari dua tangan dengan cara menyelisihkan S"t"t"n nu O,runnahkan juga membaca
surah al-Qadr dan melakukan shalat dua
jari-jarinya (tasybik), menyela jari dua kaki
rakaat.
dengan jari kelingking tangan yang kiri dan
dimulakan dari bawah telapak kaki kanan
hingga sampai ke kelingking kaki kiri, mu- 4. Madzhab Hambali6l2
walah, memulakan dari arah kanan (baik da- Perkara yang disunnahkan dalam berwu-
lam membasuh atau menyapu), melanjutkan dhu menurut madzhab Hambali berjumlah
basuhan sampai ke ghutah dan tahiif tidak lebih kurang dua puluh perkara, yaitu meng-
mengibaskan fair wudhunya), tidak minta per- hadap kiblat, bersiwak ketika ber-madh-
tolongan untuk menuangkan air kecuali karena madhah, membasuh dua telapak tangan se-

607
Kalau bismillah terlewat pada awal wudhu meskipun disengaia, maka hendaklah orang tersebut membaca "Bismillah fi awwalihi
wo akhirihi," sama seperti ketika tertinggal membaca bismillah ketika makan dan minum.
608
fika muncul keraguan, maka hendaklah ditambah hingga muncul keyakinan. Penambahan ini wajib apabila perkara
yang diragui
adalah waiib dan sunnah apabila perkara yang diragui adalah sunnah, tetapi makruh menambah lebih dari tiga kali.
609 dengan cara menggerakkan cincin itu, maka ia waiib melakukannya.
f ika air tidak sampai ke bawah cincin kecuali
610
Kalau ada orang lain yang menolong mencurahkan air itu, maka hendaklah dimulai dari siku dan mata kaki.
Mengusap itu hendaklah dengan cara menggunakan dua jari teluniuk
611

672
Kasysyaful Qina', Jilid I, hlm. L78-lZ2; al-Mughnr., Jilid I, hlm. 1,18, L39'14?
FIQLH ISIAM IILID Baglan 1: IBADAH

banyak tiga kali bagi selain orang yang bangun dijelaskan sebelum ini menurut ulama madz-
dari tidur malam, dan wajib bagi orang yang hab Syafi'i) setelah selesai berwudhu dengan
bangun dari tidur malam, memulakan dengan mengangkat pandangan mata ke arah langit,5l3
madhmadhoh sebelum membasuh muka ke- begitu juga sunnah berdoa setelah mandi.
mudian ber-istinsyaq melebihkan (mubola-
ghah) pada kedua-duanya bagi orang yang f. Perkara yang Dimakruhkan Sewaktu
tidak berpuasa, dan mubalaghoh pada ang- Berwudhu
gota-anggota yang lain bagi orang yang ber- Menurut ulama madzhab Hanafi, hukum
puasa dan lainnya, melakukan rsfintsar dengan makruh terbagi menjadi dua jenis, yaitu mak-
tangan kiri, menyela jari kedua tangan dan ruh tahrim dan makruh tonzih. Makruh rah-
juga kaki, menyela jenggot yang tebal dari rim adalah hukum makruh yang lebih dekat
muka, memulakan dengan anggota kanan kepada hukum haram. Meninggalkan makruh
meskipun pada dua telapak tangan bagi orang jenis ini adalah wajib. Menurut mereka, jika
yang bangun dari tidur malam dan pada dua disebut makruh, maka yang dimaksudkan
telinga, mengusap kedua telinga sesudah adalah makruh tahrim. Adapun makruh tan-
mengusap kepala dengan air yang baru, me- zih adalah suatu perbuatan yang lebih utama
lebihkan membasuh pada anggota yang ru- ditinggalkan. Ini artinya makruh yang berla-
kun atau fardhu, membasuh kedua dan ketiga wanan dengan keutamaan.
kali, mendahulukan niat ketika mengamalkan Oleh sebab itu, jika mereka menyebutkan
semua amalan sunnah, melanggengkan niat suatu hukum dengan makruh, maka wajiblah
hingga akhir wudhu, membasuh bagian dalam dilihat kepada dalilnya. fika hukum makruh
bulu-bulu tebal yang terdapat di muka selain itu mengandung perintah secara zhanni, maka
jenggot, melebihkan penggunaan air ketika ia adalah makruh tahrim kecuali jika terdapat
membasuh muka karena terdapat berbagai suatu dalil yang mengubah kepada hukum
keriput kulit, bulu, bagian yang dalam dan sunnah. fika dalil itu tidak menunjukkan hu-
yang terlihat agar semuanya dapat terkena ain kum yang diperintah, malah ia menunjukkan
mengambil wudhu dengan sendiri tanpa per- supaya ditinggalkan tetapi dalam bentuk yang
tolongan orang lain. tidak kuat, maka ia adalah makruh tanzih.
Boleh bagi orang yang bersuci menge- fumhur ulama selain ulama madzhab
ringkan air pada anggota-anggotanya, tetapi Hanafi tidak membedakan antara kedua
membiarkannya [kering sendiri) adalah lebih jenis makruh tersebut. Hukum makruh pada
afdhal, meletakkan wadah air yang besar di pendapat mereka ialah makruh tanzih. Orang
sebelah kanan agar mudah dia memasukkan yang berwudhu6la dimakruhkan melakukan
tangan ke dalamnya, tidak mengibaskan air suatu perbuatan yang bertentangan dengan
yang ada pada anggotanya, tetapi ia tidak adab yang disunnahkan,6ls yang terpenting
makruh jika dilakukan menurut pendapat ialah sebagai berikut.
yang sesuai dengan qaul azhar dari kalangan 7. Menggunakan air dengan kadar yang me-
tiga madzhab yang lain, dan doa (seperti yang lebihi keperluan syara' atau melebihi

613
Hadits doa ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud seperti yang telah disebutkan dulu. Dalam riwayat yang lain di-
sebutkan, "Rasul berwudhu dengan sempurna kemudian memandang ke langit."
6t4 Ad-Durntl Mukhtar,
Jilid l,hlm.121-123; Muraqi al-Falah, hlm. 13; asy-Syarhush Shaghir,lilidl,hlm.126-729; asy-Syarhul Kabir, Jilid I,
hlm. 126; al-Hadhramiyyah. hlm. 14; Kaq)syaful Qina', jilid I, hlm. ll8-120.
Ulama Syafi'i mengatakan yang dimakruhkan hanyalah meninggalkan sunnah mu'akkadah saia
Ba8lan 1: IBADAH FrQIH ISr,A,M ]rLrD 1

kadar yang mencukupi. Hukum ini dite- maksudkan adalah makruh tanzih." lika
tapkan jika air tersebut merupakan air digunakan air secara berlebihan untuk
yang boleh digunakan oleh orang yang tujuan menambah bersih atau untuk me-
berwudhu itu atau dimiliki olehnya. fika yakinkan hati dan tujuan yang dibenarkan
air tersebut adalah air yang diwakafkan lainnya, maka ia tidak dianggap makruh.
untuk wudhu seperti air yang disediakan Begitu juga dihukumi makruh tanzih jika
di masjid-masjid, maka menggunakannya terlalu sedikit [bakhil) menggunakan air;
secara boros adalah haram. sehingga tindakan membasuh menjadi
Dalil yang menunjukkan hukum mak- seperti mengusap, yaitu apabila air yang
ruh adalah hadits yang diriwayatkan Ibnu menetes dari anggota yang dibasuh tidak
Majah dan yang lain dari Abdullah bin jelas. Hal ini karena terdapat hadits yang
Amru ibnul Ash bahwa Rasulullah saw menuntut kita supaya menyempurnakan
melihat Sa'ad yang sedang berwudhu lalu wudhu. Perbuatan bakhil menggunakan
Rasul menegur, "Mengapo kamu berbuat air merupakan perbuatan yang berten-
boros begini?' Sa'ad bertanya, 'Adakah tangan dengan hadits.
terdapat pemborosan dalam berwudhu?" 2. Menyiramkan air dengan kuat ke muka
Rasul menjawab, "Ya, meskipun kamu ber- dan anggota lain, hukum makruh di
ada di tepi sungai yang airnya mengalir." Di sini adalah makruh tanzih karena ia me-
antara perbuatan yang dianggap sebagai nyebabkan air yang telah digunakan me-
boros adalah mengulangi basuhan lebih mercik ke atas pakaian. Oleh sebab itu,
dari tiga kali, dan mengusap khulmelebihi tidak melakukan hal yang demikian me-
satu kali. Menurut jumhur ulama selain rupakan tindakan yang lebih utama. Ia
ulama madzhab Syafi'i, hal itu disebabkan juga menyalahi adab dalam berwudhu.
karena terdapat hadits yang diriwayatkan Oleh sebab itu, larangan di sini merupa-
oleh Amru bin Syu'aib yang telah lalu, kan larangan mengenai adab.
"Barangsiapa melebihi kadar ini atau me-
3. Berbicara dengan bahasa manusia biasa,
nguranginya, maka dia tidak melakukan
hukum makruh di sini adalah makruh
dengan baih melebihi batas, dan berlaku
tanzih karena pembicaraan itu dapat
zalim!'616
menghalangi dari berdoa. Menurut ulama
Yang dimaksudkan makruh di sini ada-
madzhab Syafi'i, perbuatan ini dianggap
lah makruh tanzih meskipun di kalangan
sebagai perbuatan yang bertentangan
ulama madzhab Hanafi. Kecuali jika di-
dengan keutamaan.
yakini bahwa apa yang melebihi kadar tiga
4. Meminta pertolongan kepada orang lain
kali basuhan tersebut termasuk dalam
tanpa udzu4 perbuatan ini adalah makruh
amalan wudhu, maka hukum makruh de-
karena terdapat hadits yang diriwayatkan
ngan kondisi seperti ini dianggap sebagai
Ibnu Abbas, "Sesungguhnya Nabi Muham-
hukum makruh tahrim oleh mereka.
mad saw tidak pernah bergantung kepada
Ibnu Abidin telah menyebut, 'Apabila
siapa pun dalam bersuci."617 Walaupun kita
disebut hukum makruh, maka yang di-
616 Hadis ini diririwayatkan oleh an-Nasa'i. Maksud kesalahan di sini ialah kesalahan meninggalkan As-Sunnah.
617 Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan ad-Daruquthni. Hadits ini adalah dhaif (Na ilul Authar,f ilid l, hlm. 176). Contoh
yang lain ialah hadis
yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda kepada Umar yang hendak menuangkan air ke tangan beliau, 'Aku tidak
meminta pertolongan kepada siapa pun dalam berwudhu." Imam an-Nawawi berkata dalam al-Muhadzdzabbahwa hadits ini
tidak benar dan tidak ada asal usulnya.
FIq!H ISIAM ]ILID 1 Baglan 1: IBADAH

telah mengetahui bahwa terdapat hadits nyusahkan. Ulama madzhab Syafi'i juga
yang menjelaskan bahwa boleh meminta berkata, tidak disunnahkan mengusap
bantuan orang lain dalam berwudhu, leher karena tidak terdapat nash yang te-
akan tetapi kebolehan tersebut hanya di- tap mengenai hal itu. An-Nawawi berkata
khususkan bagi orang yang udzur. Selain perbuatan tersebut adalah bid'ah. Begitu
itu, kaidah darurat dapat membolehkan juga, ulama Maliki berpendapat bahwa ia
berbagai larangan. adalah bid'ah yang dimakruhkan.6le
5. Berwudhu di tempat yang najis adalah 7. Tindakan yang berlebihan (mubalaghah)
makruh. Hal ini supaya ia tidak terkena dalam melakukan madhmadhoh [berku-
najis. Ulama Hanafi menambahkan, mak- mur) dan istinsyaq oleh orang yang ber-
ruh juga berwudhu menggunakan air puasa. Perbuatan ini dimakruhkan karena
lebihan yang pernah digunakan oleh wa- dikhawatirkan akan membatalkan puasa.
nita. Ataupun, berwudhu dalam masjid 8. Tidak meninggalkan salah satu sunnah
kecuali jika dilakukan dalam wadah atau dari beberapa sunnah wudhu yang telah
dalam tempat yang memang disediakan dijelaskan sebelum ini, berdasarkan pen-
untuknya. Ini semua disebabkan karena dapat berbagai madzhab. Ulama madzhab
ia dikhawatirkan akan membasahi masjid. Hambali umpamanya mengatakan bah-
Ulama madzhab Hambali mengatakan6ls wa makruh bagi setiap orang melakukan
bahwa makruh mengucurkan air wudhu istintsar, membersihkan hidung dan ko-
dan air mandi ke dalam masjid atau ke torannya, membuka sepatu, dan meng-
tempat yang diinjak oleh banyak orang, ambil sesuatu dari tangan orang lain dan
seperti ke jalan raya. Ini adalah untuk sejenisnya dengan tangan kanan, sedang-
menjaga kesucian air wudhu, karena ia kan dia mampu menggunakan tangan
memiliki kehormatan. Selain itu, ia ada- kiri.62o
lah kesan dari suatu ibadah. Boleh ber- 9. Madzhab Hambali62l mengatakan bahwa
wudhu dan mandi dalam masjid jika ia boleh berwudhu dengan air yang tersisa
tidak menyusahkan siapa pun dan tidak yang pernah digunakan oleh perempuan
mengotori masjid. Hal ini karena air yang secara bersamaan dengan seorang laki-
berpisah dari anggota wudhu itu memi- laki. Tetapi jika ia digunakan secara ter-
liki hukum suci. pisah, maka air tersebut makruh diguna-
6. Mengusap leher dengan air menurut kan. Ini disebabkan karena terdapat
pendapat jumhur ulama selain ulama dalil yang menunjukkan bahwa Nabi
madzhab Hanafi. Hal ini karena menurut Muhammad saw melarang orang laki-laki
pendapat mereka, perbuatan tersebut berwudhu dengan air sisa yang pernah
dianggap sebagai perbuatan yang melam- digunakan perempuan.622 Selain itu, ter-
paui batas dalam beribadah dan juga me- dapat sekelompok sahabat yang tidak
6rs Kasysyalut Qina',Jilidl, hlm.20; al-Mughni,Jilidl, hlm. 143.
61e Mughnil Muhta,
Jilid l, hlm. 6 0; asy-syarhush Shaglrir, f ilid I, hlm. 128.
620 Kasysyasul
Qina',lilid I, hlm. 118.
62r Al-Mughni, al-Muhadzdzob, filid l, hlm. 31.
I, hlm. 214 dan seterusnya;
Jilid
522 Diriwayatkan oleh Imam Hadits yang Lima dari al-Hakam bin Amr al-Ghifari, tetapi Ibnu Malah dan an-Nasa'i berkata, "Wudhu pe-
rempuan." Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan. Imam an-Nawawi mengatakan bahwa parahuf-
fazh telah sepakat bahwa hadits ini adalah dhaif. Ibnu Haiar mengomentari bahwa an-Nawawi saja yang berkata demikian, padahal
hadits tersebut mempunyai syolrrd dalam riwayat Abu Dawud dan an-Nasa'l {Nailul Authar,filid l, hlm. 25J,
FIQIH ISIAM IILID 1

suka dengan perbuatan yang demikian itu. 10. Air yang panas dan air yang terjemur
Oleh sebab itu, mereka berkata, 'Apabila matahari (musyammas). Ulama madzhab
perempuan meninggalkan air yang tersisa, Syafi'i mengatakan bahwa makruh tanzih
maka ianganlah kamu berwudhu dengan bersuci dengan mengunakan air yang
air tersebut." terlalu panas, air yang terlalu sejuk, dan
Mayoritas ulama mengatakan boleh aft musyammos yang berada di bagian
berwudhu dengan air tersebut, baik di- yang panas, seperti air yang berada di
gunakan oleh laki-laki atau oleh perem- bagian tropis. Air yang berada di dalam
puan. Hal ini karena terdapat sebuah wadah yang mudah berkarat (seperti
hadits yang diriwayatkan oleh Muslim da- wadah yang terbuat dari besi dan temba-
lam kitab Shahih-nya dan juga terdapat ga) makruh digunakan untuk badan, teta-
riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas, pi tidak makruh untuk pakaian. Dari segi
"Sesungguhnya Nabi Muhammad saw.
kesehatan, ia memiliki hukum makruh
pernah mandi dengan air yang tersisa dari karena ia dapat menimbulkan penyakit
wudhu Maimunah.623 Maimunah berkata, kusta, Ia tidak diharamkan karena penya-
'Saya telah mandi dengan air dari satu
kit ini jarang berlaku disebabkan peng-
wadah (jafnah62a), Ialu saya tinggalkan gunaannya. Hukum makruh itu akan hi-
sisanya kemudian datang Nabi Muham-
lang apabila air kembali dingin.
mad saw. dan menggunakan air tersebut
untuk mandi. Saya memberi tahu kepada
g. Perkara yang Membatalkan Wudhu
beliau bahwa saya telah mandi dengan
Mayoritas perkara yang membatalkan
air tersebut. Kemudian Rasul menjawab,
wudhu disepakati oleh banyak ulama. Hanya
'Sesungguhnya air tidak menanggung ja-
sebagian kecil saja yang diperselisihkan oleh
nabah itpa pqn."'t"
mereka. Menurut pendapat ulama madzhab
Apalagi, ia adalah air yang suci dan
Hanafi, jumlah perkara yang membatalkan
boleh digunakan oleh laki-laki. Keduduk-
annya adalah sama dengan sisa air wudhu ada dua belas. Ulama madzhab Maliki
juga membaginya menjadi tiga jenis. Semen-
yang digunakan oleh orang laki-laki, ini
adalah pendapat yang ashah. Oleh sebab tara, ulama madzhab Syafi'i mengatakan
itu, larangan menggunakan air tersebut bahwa terdapat lima perkara dalam masalah
ditafsirkan sebagai hukum makruh tanzih ini. Adapun ulama madzhab Hambali mem-
dengan berdasarkan kepada hadits-hadits baginya menjadi delapan jenis. Perkara ter-
yang membolehkan. sebut adalah seperti berikut.626

623
Walaupun ia berada dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, namun ada golongan yang menganggapnya cacat (iVailul Authar.Jilid,
l. hlm.26).
624
Jafnah artinyawadah seperti mangkuk besar.
625
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi, dia berkata bahwa hadits ini adalah shahih dengan lafaz,
"Wahai Rasulullah, saya berjunub." Lalu beliau bersabda, "Air tidak berjunub (berhadas besar)." (Noilul Authar,lilid I. hlm. 26). Di-
riwayatkan oleh Imam Ahmad dan lbnu Maiah dari Maimunah, bahwa Rasulullah saw. berwudhu dengan sisa air mandi janabahnya
(Maimunah).
Fathul Qadir, filid l, hlm. 24-37: Tabyinul Haqa'iq, filid I, hlm. 7-lZi al-Bada'i', Jilid I, hlm. 24-33; ad-Durrul Mukhtar. filid I. hlm.
124-1,38; al-Lubab, filid I, hlm. 17-20; Muraqi al-Falah, hlm.14 dan setemsnya; asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. 135 - 1.48a asy-
Syarhul Kabir,lilid I, hlm. ttl-1L6; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 24 dan seterusnya; al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 22 - 25; Hasyiah
al-Bajuri lilidl,hlm. 69-7 4; al-Majmu',Jilid I, hlm. 3-64; Kasysyaful Qina'Jilid I. hlm 138-148; Bidayatul Mujtahrd Jilid I, hlm. 33-39;
al-Mughni, lilid, I. him. 168-196.
FIQIH ISI.AM JILID Baglan 1: IBADAH

1. Segala sesuatu yang keluar dari salah Selain itu, perkara luar biasa Yang
satu kemaluan, baik berupa perkara bia- keluar itu juga keluar dari kemaluan se-
sa seperti air kencing, tinja, angin, air hingga kedudukannya sama seperti air
madzi dan air wadi,627 serta air mani. madzi. Apalagi, ia sering keluar bersama
Atau, perkara yang keluar itu merupakan sesuatu yang basah yang melekat pa-
perkara yang tidak biasa seperti ulat, danya, maka dengan itu wudhu akan
batu kerikil, darah, baik yang keluar itu batal. Nabi Muhammad saw. menyuruh
banyak ataupun sedikit. Hal ini karena perempuan yang sedang mengalami rsti
terdapat firman Allah yang menyatakan, hadhah untuk berwudhu setiap kali hen-
dak melakukan shalat. Hal ini karena
a:6,a*"Frfr{Gi. darahnya selalu keluar.63o
Para ulama madzhab Hanafi dalam
"...qtolt sehabis buang Qir...." (an-
pendapat mereka yang ashah mengecua-
Nisaa':43)
likan angin yang keluar dari qubul. la
Kata ghaa-ith adalah kinayah kepada tidak dianggap sebagai perkara yang
terjadinya hadats, baik yang keluar membatalkan wudhu, karena ia hanYa
itu berupa air kencing atau tahi. Nabi berupa embusan, bukan angin. Jika benar
Muhammad saw. bersabda, yang keluar itu angin, maka ia tidak najis.
Para ulama lain selain ulama Hanafi tidak
"Allah tidak akan menerima shalat sa-
mengecualikan angin yang keluar dari
lah soorang dari kamu jika dia berhadats
qubul ini dari perkara yang membatal-
sehingga dia berwudhu." Lalu Abu Hu-
rairah ditanya oleh seorang laki-laki dari
kan wudhu. Hal ini berdasarkan hadits
Hadhramaut, 'Apakah hadats itu, wahai yang telah disebutkan di atas. Hadits
Abu Hurairah?" Dia menjawab, "Keluarnya tersebut meliputi angin yang keluar
angin ataupun tahir'628 dari qubul juga. Pendapat yang benar
Rasulullah saw. bersabda juga, adalah pendapat yang dinyatakan oleh
Ibnu Qudamah dalam kitab al-Mughni.
,o
Pendapat tersebut menyatakan, "Kami
e:
*tt
c

til ,7t*.4 !l ;i3't tidak mengetahui adanya angin ini dan


"Tidak akan diwaiibkan berwudhu kami tidak mengetahui ia wujud pada diri
kecuali karena keluar bunyi ataupun seseorang."
bqu,'6ze

627
Wadi ialah air berwarna putih dan keruh, yang keluar mengiringi kencing. Adapun madzi ialah air yang putih jernih, keluar ketika
ada rasa nafsu.
628
Muttafaq'alaih dari hadits Abu Hurairah (Nailul Authar,lilid I, hlm. 185).
629
Riwayat at-Tirmidzi dan lbnu Malah dari Abu Hurairah. Imam an-Nawawi mengatakan bahwa hadits ini shahih. Tetapi, Imam as-
Suyuthi memberikan tanda dhaif. Hadits ini diriwayatkan oleh lmam Muslim dengan lafal lain, "Apabila seorang kamu merasa ada
seiuatu dalam perutnya, Ialu ia ragu, apakah ada sesuatu yang keluar darinya (atau tidak), maka janganlah ia keluar dari masiid
hingga ia mendengar bunyi atau ada baunyo!' (Nailul Authar,lilid I, hlm. 188).
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan ad-Daruquthni dengan sanad yangtsiqah, dari Urwah, dari Fathimah binti Abi Hubaisy, dia
berkata bahwa ia sedang mengal ami istihadhah kemudian dia menanyakan hukummya kepada Nabi Muhammad saw.. Lalu beliau
saw bersabda, " Darah haid berwarna hitom. Jika ia keluar hendaklah kamu jangan shalat. Tetapi kalou darahyang keluar lain, mako
hendaklah kamu berwudhu dan shalat, karena ia adalah darah penyakit!'Kemudian Rasul menyuruhnya berwudhu. Darahnya itu
keluar secara tidak menentu. Oleh sebab itu, semua yang sama dengannya diqiyaskan dengan darah itu, baik yang keluar itu bersih
anpa dibarengi dengan darah, ataupun najis seperti air kencing atau yang semacamnya.

.+t
BaEtran 1: IBADAH Istrc,M IrLID 1

Ulama madzhab Maliki mengecuali- an waktu shalat. f ika ia keluar pada waktu
kan perkara yang tidak biasa yang keluar sebelum shalat, maka ia akan membatal-
melalui saluran biasa pada waktu sehat kan. Beser [as-salas) adalah sesuatu yang
seperti darah, nanah, batu kerikil, ulat, mengalir keluar dengan sendirinya karena
angin, tahi yang keluar melalui qubul, kondisi yang tidak sehat, baik ia berupa
air kencing melalui dubur, dan air mani air kencing, angin, tahi, ataupun madzi.
yang keluar tanpa kelezatan yang normal, Darah istihadhah merupakan salah satu
contohnya seperti orang yang menggaruk jenis as-salas. Hukum ini tidak berlaku
karena kurap atau digoncang oleh bina- bagi perempuan yang sedang mengalami
tang tunggangannya, kemudian keluar istihadhah. Ia berlaku bagi orang yang
air mani. Dengan demikian, perkara-per- tidak tetap kondisi sa/as-nya dan ia tidak
kara tersebut tidak menjadikan batal wa- dapat mengobatinya. Oleh sebab itu, jika
laupun batu kerikil atau ulat yang keluar kondisinya tetap seperti kebiasaan yang
itu terdapat bersama kencing atau tahi. berlaku pada akhir waktu atau pada awal
Berbeda jika yang keluar itu berupa waktu, maka wajib baginya melaksana-
perkara selain batu dan ulat. Oleh sebab kan shalat pada waktu tersebut. Namun
itu, jika yang keluar itu darah dan nanah jika dia mampu mengobati, maka ia ber-
bersama kencing atau tahi, maka wudhu kewajiban mengobatinya.
akan menjadi batal.631 Begitu juga wudhu Ulama madzhab Syafi'i mengecualikan
tidak menjadi batal apabila keluar sesuatu air mani seseorang. Menurut mereka ia
melalui sebuah lubang buatan, kecuali tidak membatalkan wudhu, karena ia me-
jika lubang tersebut berada di bawah usus wajibkan salah satu dari dua perkara yang
dan kedua saluran yang biasa tertutup. lebih besar; yaitu mandi.
Oleh sebab itu, kencing, tahi ataupun Akan tetapi, mereka berpendapat bah-
angin yang keluar dari sebuah lubang yang wa wudhu akan batal dengan disebabkan
berada di atas usus tidak membatalkan keluarnya sesuatu dari lubang yang ter-
wudhu, baik kedua saluran yang biasa buka di bawah usus. Hal ini terjadi jika
atau salah satunya tertutup atau tidak saluran biasa tersumbat dan lubang ter-
tertutup. Adapun yang keluar melalui sebut telah menjadi seperti saluran biasa,
lubang di bawah usus, ia membatalkan yaitu sama seperti yang dikatakan oleh
wudhu dengan syarat kedua saluran yang ulama madzhab Maliki. Tetapi jika salur-
biasa tertutup. Hal ini karena ia dianggap an biasa tidak tersumbat, maka menurut
seperti perkara yang keluar melalui ke- pendapat yang ashah wudhu tidak akan
dua saluran tersebut. batal, baik lubang yang terbuka itu berada
Menurut pendapat mereka, wudhu ti- di bawah usus ataupun di atasnya.
dak akan batal dengan keluarnya sesuatu Ulama madzhab Hambali juga menge-
bagi orang yang beser (orang yang memi- cualikan orang yang senantiasa berhadats,
liki penyakit sering kencing atau buang baik yang keluar itu sedikit atau banyak,
air besar) yang berlaku pada seseorang da- yang keluar itu luar biasa atau biasa, kare-
lam kadar waktu shalat atau kebanyak- na terdapat kesulitan untuk mengatasi-

63 1 Menurut pendapat yang masyhur dari lhnu Rusyd ia tidaklah membatalkan wudhu.
FIqLH TSI.AM JILID 1

nya, Bagi orang yang tidak menghadapi nafi) ia mengalir ke tempat yang wajib
penyakit hadats yang berterusan, maka disucikan, yaitu sisi luar badan. Artinya,
wudhunya akan batal dengan sesuatu apa anggota yang wajib disucikan semuanya
pun yang keluar darinya, baik ia berupa meskipun sunnah, hal itu seperti darah
kencing atau tahi, baik ia sedikit atau ba- yang mengalir keluar melalui hidung.
nyak, melalui saluran yang terbuka baik Maksud mengalir di sini adalah apabila
saluran tersebut di bawah usus ataupun di darah melimpah dari tempat keluarnya
atasnya, dan baik kedua kemaluan asalnya kemudian mengalir ke bawah. Oleh sebab
terbuka ataupun tertutup. Hal ini karena itu, tidak diwajibkan berwudhu jika darah
keumuman dari maksud ayat dan hadits yang keluar itu hanya sekadar setetes
yang telah disebutkan. atau dua tetes saja. Tidak diwaiibkan ber-
Ulama madzhab Hambali menambah- wudhu, sebab terdapat bekas darah yang
kan, iika seseorang yang berwudhu me- diakibatkan oleh menggigit sesuatu atau
masukkan kapas ataupun pemoles celak dihasilkan dari bersiwak. Begitu iuga wu-
mata ke dalam qubul atau dubur, kemu- dhu tidak diwajibkan, dengan sebab darah
dian kapas atau pemoles celak mata itu yang keluar dari suatu tempat yang tidak
keluar meskipun tidak basah, maka wu- harus disucikan, seperti darah yang ke-
dhu orang tersebut batal. Begitu juga jika luar dari tempat luka di dalam mata atau
dia meneteskan minyak ataupun cairan telinga, buah dada atau pusan kemudian
lain ke dalam lubang air kencing kemudian ia mengalir ke bagian Yang lain'
ia keluar, maka wudhunya meniadi batal. Ulama madzhab Hambali mensyarat-
2. Bersalin tanpa keluar darah. Pendapat kan, hendaklah sesuatu yang keluar itu
yang rajih di kalangan madzhab Hanafi dalam kadar yang banyak. Maksud kadar
adalah pendapat ash-shahibain (yaitu Abu yang banyak adalah apabila kondisinya
Yusuf dan Muhammad Hassan asy'Syai- menjadi buruk menurut diri seseorang.
bani) yang mengatakan bahwa tidak di- Maksudnya, kondisi badan seseorang di-
tetapkan hukum bernifas bagi perempuan perhitungkan, baik ia kurus ataupun ge-
tersebut. Hal ini karena nifas berkaitan muk. Oleh sebab itu, jika darah keluar
dengan darah, sedangkan darah tidak dari badan seorang yang kurus misalnya,
wujud pada perempuan tersebut' Dia ha- dan ia dianggap banyak berdasarkan
nya diwafibkan berwudhu karena lembab atas badannya, maka wudhunya menjadi
yang berlaku pada farjinya. Abu Hanifah batal. Jika tidak dianggap banya[ maka
berkata, "Dia wajib mandi sebagai langkah wudhunya tidak batal. Hal ini karena Ibnu
berhati-hati (ihtiyath), karena pada ke- Abbas pernah berkata, "Perkara yang bu-
biasaannya dia tidak terhindar dari ke- ruk itu adalah apa yang dirasakan buruk
luarnya darah yang sedikit." mengikut pertimbangan hatimu." Hujjah
bagi ulama madzhab Hanafi adalah sabda
3. Sesuatu yang keluar tidak melalui dua
Rasulullah saw,
kemaluan yang biasa seperti darah, nanah,
dan nanah yang bercampur dengan darah, t lr'i
bisa membatalkan wudhu dengan syarat Jsti {F,v et49l
l'
(menurut pendapat ulama madzhab Ha-
FIqLH TSLq,M 1

'ILID
"Wudhu hendaklah dilakukan bagi Kadar yang sedikit dari darah tidak
setiap darah yang mengalir.'632 membatalkan wudhu, karena berdasarkan
mafhum kata-kata Ibnu Abbas tentang
Rasul saw. juga bersabda, darah, "fika ia buruk (kadarnya banyak),
hendaklah dia mengulangi (wudhunya)."
c c-
oi Ibnu Umar pernah memiiit jerawat di
era* . . c-,.

*q ,-t9') 1l ;t3 u mukanya, lalu keluar darah dan dia terus

*et ue;
4/
o , ./'z menunaikan shalat tanpa mengulangi
rt\+ Pv ab\; wudhunya. Ibnu Abi Aufa pula telah
"Barangsiapa muntah atau keluar da- memiiit bisulnya, dan begitulah yang di-
rah dori hidungnya sewaktu shalatnya, lakukan oleh orang lain selain mereka
maka hendaklah iq berhenti, lalu berwu- berdua.63s
dhu dan menyempurnakan shalatnya itu Ulama madzhab Maliki dan Syafi'i
jika ia masih belum berbicara.'633 memutuskan bahwa wudhu tidak akan
batal dengan keluarnya darah dan seje-
Sabda Rasul saw. yang lain,
nisnya. Mereka berhujjah dengan hadits

€\' dA te't
. o .g yang diriwayatkan Anas,
6

rrjr i ,y'bar "Rasulullah saw. telah melakukan be-


, lz kam, lalu Rasul menunaikan shalat tanpa
)tJL; 1,.> r-l;5g r,tl \Lirt berwudhu terlebih dahulu. Yang Rasul
"Tidak diwajibkan berwudhu karena lakukan hanya sekadar membasuh tempat
bekam saia."636
setetes atau dua tetes darah, kecuali jika
keadaan darah itu mengalir.'634 Hadits riwayat Abbad bin Bisyr juga
mengatakan bahwa dia telah terkena
Dalil ulama madzhab Hambali adalah panah ketika sedang shalat,637 lalu dia
hadits yang diriwayatkan oleh Fatimah meneruskan shalatnya. Sudah tentu dia
binti Abi Hubaisy yang telah disebutkan tidak menyampaikan kondisi tersebut
menurut catatan at-Tirmidzi, "la merupa- kepada Nabi Muhammad saw., dan tidak
kan pendarahan. Oleh sebab itu, hendak- diceritakan bahwa Nabi Muhammad saw.
lah kamu berwudhu untuk setiap shalat." telah mengatakan shalatnya itu batal.
Selain itu, karena darah adalah najis 4. Muntah. Perbedaan pendapat mengenai
yang keluhr dari badan, maka dari itu ia hal ini adalah seperti yang berlaku pada
diberi hukum seperti sesuatu yang keluar masalah darah dan sejenisnya, yang keluar
dari dua kemaluan. melewati jalan lain selain dua kemaluan.

Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dari Tamim ad-Dari, tetapi perawinya ada yang tidak dikenali, dan iuga diriwayatkan oleh lbnu
Adi dalam kitab al-lhmil daiZaid bin Tsabit, Gtapi ada perawinya yang tidak dapat dipercayai (Nashbur Rayah, lilid I, hlm. 37).
Diriwayatkan oleh lbnu Maiah dari hadits Aisyah. Hadits ini adalah shahih juga diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dari Abu Sa'id
al-Khudri, teapi hadits ini dhaif (Nashbur Rayah filid l, hlm. 38; Nailul Authar, Jilid I, hlm. 187).
634
Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dari Abu Hurairah secara marfu'. Ibnu Halar mengatakan bahwa isnadnya sangat dhaif (Nailul Au'
rlrar, Jilid l, hlm. 189; Nashbur Rayah, filid I, hlm.44).
535
Nailul Authar, Jilid I, hlm. 189.
636
Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dan al-Baihaqi. Hadits ini adalah dhaif [iVailul^4uthar,Jilid,l, hlm. 189J.
537
Disebutkan oleh al-Bukhari, Abu Dawud, dan Ibnu Khuzaimatu
FrqlH Isr."A,M JruD 1 Baglan 1: IBADAH

Perbedaan tersebut terbagi menjadi dua Ia bukanlah muntah. fika ia berulang


pendapat: Iagi, maka ia menjadi muntah.

[a) Pendapat ulama madzhab Hanafi Mereka juga berhujjah dengan ha-
dan Hambali. Ia dapat membatalkan dits yang diriwayatkan oleh Abu
wudhu jika yang keluar itu seukuran Darda'bahwa Nabi Muhammad saw.
kadar satu mulut penuh. Pendapat muntah, tetapi beliau terus berwu-
ini menurut pendapat yang ashah. dhu. Kemudian saya bertemu dengan
Yaitu, kadar apabila mulut tidak da- Tsauban di dalam masjid Damsyik.
pat ditutup melainkan dengan cara Saya menceritakan perkara itu kepa-
memaksanya. Ulama madzhab Ham- danya, dia mengatakan, "Benar, saya
bali mengatakan apabila muntah yang mengucurkan air wudhu ke-
yang keluar terlalu banyak menurut padanya."63e
perasaan seseorang, maka ia dianggap Sebagai kesimpulan, sesungguhnya
buruk (fahusy). menurut pendapat mereka muntah
Muntah, baik berupa makanan, ai4 dapat membatalkan wudhu dengan
'alaqah fdarah beku yang keluar dari tiga syarat, yaitu ia keluar dari usus,
usus) atau mirrah (cairan empedu kadarnya memenuhi mulut atau Iebih
yang berwarna kuning) dapat mem- banyak dan ia keluar serentak atau
batalkan wudhu. Wudhu tidak batal sekaligus.
dengan keluarnya dahak, baik ia ke- (b) Bagi ulama madzhab Maliki dan
luar dari usus, dada, atau kepala, Syafi'i, wudhu tidak batal disebabkan
sama seperti ingus dan ludah (yang oleh muntah. Hal ini karena Nabi
tidak membatalkan wudhu) karena ia Muhammad saw. pernah muntah
merupakan sesuatu yang bersih yang dan Rasul tidak mengambil air wu-
keluar dari tubuh. Wudhu juga tidak dhu setelahnya.uoo Dalam hadits yang
batal dengan disebabkan menguap, diriwayatkan oleh Tsauban dinyata-
yaitu angin yang keluar dari mulut kan,
seseorang.
Dalil mereka adalah hadits riwayat 'Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah
Aisyah, "Siapa yang muntah, keluar saw., adakah wajib berwudhu kare-
darah hidung, qals [air gumoh), atau' na muntah?' Rasul menjawab, Jika
pun air madzi, hendaklah dia berhenti ia wajib, tentulah kam.u akan mene-
shalat, kemudian berwudhu, setelah mukannya di dalam kitab Allah:"
itu meneruskan shalatnya. Dalam
kondisi seperti ini, hendaklah jangan Selain itu, karena ia tidak keluar melalui
berbicara."63B kemaluan yang biasa, maka oleh sebab
Qals adalah sesuatu yang keluar itu, ia tidak membatalkan thahorah se-
dari kerongkongan seseorang, baik seorang. Kedudukannya sama seperti
ia memenuhi mulut ataupun tidak. hukum air Iudah saja. Mereka menjawab
638 Riwayat lbnu Majah dan ad-Daruquthni (Naitul Authar,lilid I, hlm. 187).
63e Di.i*ayrtk n oleh Imam Ahmad dan at-Tirmidzi. Imam at{irmidzi berkata, "Hadits ini adalah yang palingashah!' (Nailul Authar,lilidl,
hlm. 186).
6ao Riw"y"tad-Daruquthni.
1: IBADAH FIQTH ISIAM JILID 1
BaElan

tentang maksud Hadits Abu Darda', de- '6';i1


ngan mengatakan bahwa yang dimaksud it i:t ,^tt itE s iAi
dengan kata wudhu dalam hadits tersebut "Mata adqlah Prngo*rt dubur. Oleh
adalah membasuh kedua tangan. karena itu, barangsiapa tidur, maka dia
Yang jelas bagi saya adalah segala se- wajib berwudhu."64t
suatu yang keluar tidak melalui dua sa-
Hadits riwayat Mu'awiYah,
luran kemaluan dapat membatalkan wu-
dhu, jika jumlahnya banyak seperti yang "Mota adalah pengawal dubur. Jika
dikatakan oleh ulama madzhab Hambali. dua mata telah tidur, maka terlepaslah
Hukum ini diqiyaskan kepada najis yang kawalannya.'6az
keluar melalui dua saluran kemaluan.
Hal ini karena hadits-hadits yang telah Kedua hadits ini menunjukkan bahwa
disebutkan mengandungi perselisihan tidur dapat menimbulkan sangkaan seba-
dalam hal keshahihannya. Oleh sebab itu, gai membatalkan wudhu' Akan tetapi, ia
ia tidak terhindar dari dianggap sebagai sendiri bukanlah sesuatu yang memba-
hadits-hadits dhaif. talkan wudhu.
5. Hilang akal, baik hilang akal dengan sebab Para ulama berselisih pendapat ten-
heroin atau bahan-bahan pemabuk yang tang posisi tidur yang dapat membatalkan
lain, atau disebabkan pingsan, gila, atau wudhu. An-Nawawi menyebutkan dalam
penyakit ayan, atau dengan sebab tidur. kitab Syarh Muslim ffilid 1: 73). Saya

Sebab-sebab tersebut dan juga sebab- memilih dua contoh yang hampir sama
sebab lain setelahnya seperti menyentuh dan tidak terdapat pertentangan, kecuali
perempuan yang menimbulkan syahwat, dalam menentukan kadar tidur yang di-
menyentuh qubul dan dubur [dapat mem- anggap sebagai pertanda keluarnya angin.
batalkan wudhu). Pada kebiasaannya, Kedua posisi tersebut adalah seperti
sebab-sebab itu akan diikuti dengan ke- berikut.
luarnya sesuatu dari salah satu saluran (a) Pendapat ulama madzhab Hanafi
kemaluannya. Oleh sebab itu, perkara- dan Syafi'i; Tidur Yang membatalkan
perkara tersebut dapat membatalkan wudhu adalah tidur Yang tidak me-
wudhu. Selain itu, orang yang hilang akal rapatkan pantat ke temPat duduk
tidak mengetahui keadaan dirinya. Tidur atau lantai, tidur dalam posisi miring,
juga mematikan rasa seseorang. Gila, bersandar atau tengkurap, karena po-
pingsan, dan keadaan yang seumpamanya sisi miring dan sejenisnya itu dapat
memiliki pengaruh yang lebih besar dari menyebabkan semua sendi lunglai.
tidur. Oleh sebab itu, jika seseorang tidur
dalam posisi Pantat Yang merapat
Hujjah yang mengatakan tidur Yang
ke tempat duduk sePerti tanah dan
nyenyak membatalkan wudhu adalah
punggung binatang, maka ia tidak
sabda Rasul saw. yang diriwayatkan oleh
membatalkan wudhu.
Ali,

641 Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Maiah {Nailul Authar,Jilid l, hlm' 1921
e2 Riwayat lmam Ahmad dan ad'Daruquthni, i&id.'

ffi
FIq!H ISIAM IILID 1

,Sekiranya ia bersandar pada sesuatu, Dalam riwayat yang lain disebut-


dan jika sandaran itu dibuang, maka kan,
dia akan terjatuh dan pantatnya tidak
"Tidak diwajibkan wudhu bagi
rapat ke tempat duduknya. Maka da-
orang yang tidur dalam keadaan duduk
lam l,readaan, ini wudhunya menjadi
Tetapi, wudhu diwajibkan bagi orang
batal menurut pendapat ulama madz-
yang tidur dalam keadaon miring.
hab Hanafi. Karena, dengan posisi
Karena, orang yang tidur dalam ke-
tidur menyandar semua anggota
adaan miring semua sendinya menjadi
menjadi lunglai. Akan tetapi menurut
lunglai.'6aa
ulama madzhab Syafi'i, wudhu tidak
akan batal jika pantat merapat ke Dalam riwayat al-Baihaqi, Rasul
tempat duduknya. Karena pada posisi bersabda,
seperti ini, ia akan terselamat dari
"Wudhu tidak diwajibkan bagi
keluarnya sesuatu. Oleh sebab itu,
hukum dalam kedua madzhab ini orang yang tidur dalam keadaan du-
adalah satu. duk berdiri, atau sujud, sehingga ia
Menurut ulama madzhab Hanafi, berubah posisi menjadi miring."
wudhu tidak akan batal dengan sebab Di antaranya iuga terdapat hadits
tidur dalam posisi berdiri, ruku', su- riwayat Anas,
jud dalam shalat, dan lainnya. Hal ini
karena kemampuan ia untuk mena- 1"4 W )t );' ,)t;;i 'oG
han masih ada. fika tidak ada, maka
ia akan jatuh. Dengan sebab itu, lung-
lainya anggota tidak sepenuhnya ber-
? er;3
'o^X
e;t\t l^*jr
laku. rP';i \'t r):;-
Mereka berhujjah dengan berda-
"Para sahabat Rasulullah saw.
sarkan kepada beberapa hadits, di
pernah menunggu woktu untuk sha-
antaranya adalah hadits riwayat Ibnu
lat Isya, lalu mereka tertidur sambil
Abbas,
duduk. Kemudian mereka bangun te-

rf
,, t t ) -
e_ft lJ+t-
'
lU .f J;A rus menunaikan shalat tanpa berwu-
dhu.'s4s

Jit '^;L)t'11 ';V '# Hadits ini menunjukkan bahwa tidur

LA seketika (sekejap) tidak membatalkan


wudhu.
"Tidak diwojibkan wudhu Lagi
Di antaranya juga adalah hadits
orang yang tidur dalam posrsi sujud,
yang diriwayatkan Amru bin Syu'aib
sehingga ia berubah kepada keadaan
dari bapaknya dari kakeknya, bahwa
miring. Karena apabila ia miring, ma-
Nabi Muhammad saw. bersabda,
ka lunglailah seg ala sendinya.'6a3

643 Riwayat Imam Ahmad. Hadits ini dhaif ( Nailul Authar,lllid l, hlm. 193).
6aa Riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan ad-Daruquthni. Hadits ini dhail iDid..
6as Riwayat Imam asy-Syaf i, Abu Dawud, Musliqr, dan at:Iirmidzl Hadits ini shahih, ibid..
FIqLH ISIAM IILID 1

"Barangsiapa tidur sambil duduk, meskipun pendek waktunya, ia memba-


maka ia tidak diwajibkan berwudhu. talkan wudhu. Akan tetapi, tidur yang
Dan barangsiapa tidur dengan miring, tidak nyenyak meskipun waktunya lama
maka io diwajibkan berwudhu.'6+6 tidak membatalkan wudhu. Maksud tidur
yang nyenyak adalah apabila orang yang
Imam Malik telah meriwayatkan tidur tersebut tidak mendengar suara
dari Ibnu Umar, bahwa dia pernah apa pun, tidak merasa apabila ada benda
tertidur sambil berdiri, kemudian yang terjatuh dari tangannya, atau apabila
mengerjakan shalat tanpa mengambil mengalir air liurnya dan lain-lain lagi yang
wudhu terlebih dahulu. sejenisnya. fika dia masih merasa perka-
Abu Dawud dan at-Tirmidzi telah ra-perkara tersebut, maka tidurnya tidak
meriwayatkan dari Ibnu Abbas bah- nyenyak. Hujjah mereka adalah hadits
wa dia pernah melihat Nabi Muham- riwayat Anas,
mad saw. tertidur sambil sujud hing-
"Para sahabat Rasulullah saw. pernah
ga Rasul mendengkur. Kemudian Ra-
menunggu waktu untuk shalat Isya. Lalu
sul bangun dan menunaikan shalat.
mereka tertidur sehingga terkulai kepala
Lalu dia bertanya, "Ya Rasulullah,
mereka. Kemudian (apabila mereka ba-
sesungguhnya engkau telah tidur."
ngun) mereka terus melqkukan shalat tan-
Rasul bersabda,
pa berwudhu lagi."
"Sesungguhnya wudhu tidak di-
wajibkan kecuali bagi orang yang tidur Hadits riwayat Ibnu Abbas, dia berkata,
dalam keadaan miring saja. Karena 'Aku telah bermalam di rumah ibu sau-
apabila tidur dengan miring, maka se- daraku Maimunah,lalu Rasul bangun dari
mua sendi menjadi lunglai.'6a7 tidurnya dan aku juga turut bangun di
sebelah rusuk kiri Rasul. Setelah itu, Rasul
Al-Kamal ibnul Humam telah menga- memegang tanganku dan menempatkan
takan bahwa jika Anda perhatikan aku di sebelah rusuk kanan Rasul. Apabila
pada hadits-hadits tersebut di atas, aku terlelap, Rasul memegang cuping te-
maka tidak ada hadits yang melebihi lingaku." Menurut Ibnu Abbas, Rasul te-
tingkatan hasan.6ag lah melakukan shalat sebanyak sebelas
(b) Bagi ulama madzhab Maliki dan rakaat.6ae

Hambali, tidur yang sebentar atau- Dalam kedua hadits ini, terdapat bukti
pun ringan tidak membatalkan wu- yang jelas bahwa tidur yang tidak nyenyak

dhu. Adapun tidur nyenyak dapat tidak membatalkan wudhu.


membatalkan wudhu. Menurut ulama madzhab Hambali,
semua posisi tidur dapat membatalkan
Ungkapan ulama madzhab Maliki da- wudhu, kecuali tidur yang sedikit meng-
pat diartikan bahwa tidur yang nyenyak ikuti hitungan 'urf, baik ia dilakukan
Diriwayatkan oleh lbnu Adi fNashbur Rayah,]ilid I, hlm. 45). Diriwayatkan juga oleh al-Baihaqi. Hadits yang serupa iuga diriwa-
yatkan dari Hudzaifah al-Yamani.
647
Nashbur Rayah, filid I, hlm.44.
648
Fathul Qadir,lilid I, hlm.33.
&9 Riwayat
Imam Muslim (flatlulAuthar,lilid l, hlm. 192).
FIq!H ISTAM

sambil duduk atau sambil berdiri. Hal ini 6. Menyentuh perempuan. Menurut penda-
karena berdasarkan hadits yang diriwayat- pat ulama madzhab Hanafi, wudhu diang-
kan oleh Anas dan Ibnu Abbas yang telah gap batal akibat bersentuhan dengan pe-
disebutkan. Sebenarnya, tidak ada batas rempuan sewaktu berjimak. Sementara,
bagi tidur yang sedikit. Penentuan batas ulama madzhab Maliki dan Hambali me-
tersebut dikembalikan pada adat. Oleh ngatakan bahwa wudhu akan batal dengan
sebab itu, jika orang yang tidur dalam ke- sebab bersentuhan kulit antara laki-laki
adaan rapat pantatnya ataupun dengan dan perempuan di saat ada rasa nikmat
cara lain kemudian terjatuh, maka hal itu atau timbul gairah nafsu. Menurut ulama
dapat membatalkan wudhunya. madzhab Syafi'i, wudhu kedua belah pi-
Sekiranya dia tidur dan merasa ragu hak laki-laki dan perempuan akan batal
dengan tidurnya, apakah tidurnya banyak dengan hanya terjadinya sentuhan kulit,
atau sedikit, maka hendaklah dia meng- meskipun tidak timbul nafsu.
anggap dirinya masih suci. Karena, terda- Penjelasan terperinci mengenai pen-
pat keyakinan tentang kesucian dirinya dapat madzhab tersebut di atas adalah
dan keraguan hanya terdapat pada batal- seperti berikut.
nya saja. Seandainya dia bermimpi dalam (a) Ulama madzhab Hanafi berpendapat
tidurnya, maka tentulah tidurnya itu nye- bahwa wudhu menjadi batal dengan
nyak. Tidur yang sedikit dari seorang persetubuhan, yaitu bertemunya dua
yang sedang ruku', sujud, bersandar; ber- kemaluan flaki-laki dan perempuan)
tongkat, dan mengangkat kedua lututnya tanpa alas pakaian yang menghalang
adalah seperti seorang yang tidur dengan kehangatan. Atau dengan kata lain
posisi miring. Semua itu dapat membatal- ketika seorang laki-laki menyentuh
kan wudhu. perempuan dengan penuh syahwat,
Tidur yang tidak menyebabkan hilang- hingga kemaluannya tegang tanpa
nya ingatan tidak membatalkan wudhu. ada penghalang di antara mereka, dan
Hal ini karena tidur itu adalah bentuk dia tidak melihat sesuatu yang basah
kekalahan pada ingatan akal dan yang [yang keluar dari kemaluannya).
menjadi pembatal adalah hilangnya akal. [b) Ulama madzhab Maliki berpendapat
Sekiranya akal itu masih ada dan keupa- bahwa wudhu bisa batal dengan
yaannya tidak hilang, seperti ia masih sentuhan yang terjadi antara orang
mendengar apa yang diucapkan di sisinya yang berwudhu dengan orang lain
serta dapat memahami, maka wudhunya yang pada adatnya menimbulkan
tidak batal. nikmat pada diri orang yang menyen-
Sebagai kesimpulan, tidur dalam ke- tuh, baik itu laki-laki ataupun pe-
adaan miring yang tidak merapatkan pan- rempuan. Walaupun orang yangdi-
tatnya, baik di dalam shalat atau lainnya sentuh itu belum baligh, baik sen-
dapat membatalkan wudhu tanpa adanya tuhan itu berlaku dengan istrinya,
perbedaan pendapat di kalangan fuqaha. dengan perempuan lain, atau dengan
Hilang akal dengan sebab apa pun seperti mahramnya. Sentuhan pada kuku dan
gila ataupun mabuk dapat membatalkan rambut, ataupun sentuhan yang ber-
wudhu. Ia diqiyaskan dengan tidur. Inilah alaskan seperti kain, baik kain yang
pendapat yang benar. dijadikan alas itu tipis yang dapat
Baglan 1: IBADAH FIQTH ISTAM IILID

menyebabkan orang yang menyentuh batal dengan menyentuh seorang anak


merasakan kelembutan badan atau perempuan yang belum menimbul-
kain itu tebal, juga dianggap sebagai kan syahwat, atau menyentuh bina-
sentuhan juga. Hukum sentuhan ini tang atau laki-laki yang berjenggot.
berlaku juga antara laki-laki dengan Karena, pada adatnya tidak akan tim-
laki-laki ataupun perempuan dengan bul perasaan bernafsu apabila jeng-
perempuan. gotnya sempurna (seorang yang tua).
Sentuhan dengan nafsu dapat mem- (c) Ulama madzhab Hambali berkata
batalkan wudhu. Begitu juga kecupan bahwa menurut pendapat yang ma-
mulut, ia dapat membatalkan wudhu syhur di kalangan mereka, wudhu
meskipun tanpa nafsu. Karena, ia akan menjadi batal dengan menyen-
merupakan tempat membangkitkan tuh kulit perempuan dengan nafsu
nafsu. Kecupan yang dilakukan pada dan tanpa alas/penghalang, dengan
bagian badan selain mulut juga dapat syarat jika memang kebiasaan orang
membatalkan wudhu orang yang yang disentuh itu dapat menimbul-
mengecup dan orang yang dikecup. kan syahwat-asalkan dia bukan anak-
Keadaan ini berlaku jika kedua orang anak-dan meskipun orang yang di-
tersebut sudah baligh, atau salah satu sentuh itu sudah mati, tua, mahram-
di antara mereka baligh. Begitu juga nya, atau anak-anak perempuan yang
dengan mengecup orang yang me- menimbulkan syahwat, yaitu anak pe-
miliki daya tarik dan merasa nikmat rempuan yang berumur tujuh tahun
dengan kecupan itu, walaupun hal ini ke atas. Hukum ini berlaku tanpa ada
terjadi dengan cara paksaan ataupun perbedaan di antara perempuan yang
dalam keadaan lalai. Sentuhan yang disentuh, baik dia itu ainabi [orang
dapat membatalkan wudhu itu di lain), mahram, perempuan tua, atau
dasarkan tiga syarat. anak-anak.
tD Hendaklah orang yang menyen- Wudhu tidak batal dengan menyen-
tuh itu orang yang sudah baligh. tuh rambut, kuku, dan gigi. Begitu
(ii) Orang yang disentuh pada kebia- juga dengan menyentuh anggota
saan normal adalah orang yang yang terpotong, karena ia tidak ada
menimbulkan syahwat; dan nilainya lagi. Begitu juga dengan me-
(ii) Hendaklah yang menyentuh itu nyentuh waria walaupun dengan ber-
berniat untuk memuaskan nafsu nafsu, Menyentuh khuntsa musykil,
ataupun dia mendapati ada naf- sentuhan antara laki-laki dengan laki-
su [meskipun tanpa berniat). laki, perempuan dengan perempuan,
walaupun dengan bersyahwat fjuga
Wudhu tidak menjadi batal karena tidak membatalkan wudhu). Sung-
memuaskan nafsu dengan cara pan- guhpun wudhu ini tidak batal, namun
dangan mata atau hanya dengan kha- ia sunnah untuk diperbarui.
yalan meskipun penis orang itu te- Kesimpulannya, ketiga madzhab ini
gang, asalkan ia tidak mengeluarkan (yaitu jumhur) berpendapat bahwa
air madzi. Begitu juga, wudhu tidak wudhu tidak batal yang disebabkan
Isr.rq,M rItID 1

adanya sentuhan di antara laki-laki antara maksud ayat di atas de-


dengan perempuan. Mereka berhuijah ngan hadits-hadits yang akan di-
dengan dalil-dalil berikut. nyatakan nanti yang diriwayat-
(i) Firman Allah, kan oleh Aisyah dan para perawi
yang lain.

;\4\pt' (ii) Hadits riwayat Aisyah bahwa Na-


bi Muhammad saw. pernah me-
"-.atau kamu telah menyen- ngecup salah seorang istrinya,
tuh perempuan.... " (an-Nisaa': 43) kemudian Rasul terus menunai-
kan shalat tanpa berwudhu.5so
Hakikat sentuhan yang asal
[iii) Hadits riwayat Aisyah juga, me-
adalah sentuhan antara dua ku- nyebutkan,
lit. Ulama madzhab Hanafi ber- "Ketika Rasulullah hendak menu-
pegang dengan pendapat Ibnu
naikan shalat, saya pernah duduk
Abbas. Seorang ahli tafsir me-
di hadapannya seperti jenazah,
ngatakan, yang dimaksud dengan
hingga apabila hendak witir
sentuhan adalah jimak. Mereka
Rasul menyentuh saya dengan
juga berpegang dengan pendapat
kakinya."6s1
Ibnus Sikkit yang mengatakan
Dalam riwayat ini, terdapat buk-
bahwa perkataan sentuhan apa-
ti yang menunjukkan bahwa me-
bila digandengkan dengan pe-
nyentuh perempuan tidak mem-
rempuan, maka ia artinya jimak.
batalkan wudhu dan juga Rasul
Orang Arab menyebutkan, "Saya
menyentuh 'Aisyah tersebut tan-
menyentuh perempuan," maksud-
pa alas apa pun.
nya adalah, "Saya telah melaku-
(iv) Hadits riwayat Aisyah juga yang
kan jimak dengannya." Oleh se-
menyatakan,
bab itu, pengertian ayat tersebut
"Pada suatu malam, saya men-
seharusnya diartikan dengan mak-
na majazi, yaitu maksudnya (sen-
dapati Rasulullah saw. tidak
ada di atas kasur. Lalu saya men-
tuhan) adalah jimak, karena ter-
carinya dan saya memegang te-
dapat bukti yang menunjukkan
hal itu, yaitu hadits yang diriwa-
Iapak kakinya dengan tangan
saya pada waktu beliau berada
yatkan oleh 'Aisyah yang akan
dalam masjid. Kedua kakinya
dinyatakan nanti.
itu diberdirikan [dalam keadaan
Ulama madzhab Maliki dan
sujud) dan beliau membaca,
Hambali yang mensyaratkan sen-
I

ryq!w/, tF q,
l' o
tuhan yang dapat membatalkan
wudhu adalah sentuhan yang
bernafsu telah menggabungkan
+lA1 a;i; i+*,'
Riwayat Abu Dawud, an-Nasa'i, Ahmad, dan at-Tirmidzi. Hadits ini mursal dianggap dhaif oleh al-Bukhari. Ibnu Hazm mengatakan
bahwa hadits ini tidak betul sama sekali (Nailulluthar, Jilid I, hlm. 195).
651
Riwayat an-Nasa'i. Ibnu Hajar mengatakan bahwa isnadnya shahih (Nailul Authar, lilid l, hlm. 196).
Baglan 1: IBADAH TIQJH ISLAM IILID I
359
dinikahi dengan sebab keturunan,
G ,1; \iG 6,e>l penyusuan, atau pernikahan, Oleh
sebab itu, wudhu tidak batal dengan
J--ij _r,tr c-;;t
menyentuh seorang anak laki-laki
'Ya Allah, oku berlindung de- atau perempuan yang masih kecil dan
ngan keridhaan-Mu dari kemur- yang biasanya tidak menimbulkan
kaan-Mu. Aku berlindung dengan syahwat pada salah seorang dari me-
ampunan-Mu dari siksa'Mu, dan reka, bagi orang yang mempunyai
aku berlindung dengan-Mu dari tabiat normal, Oleh sebab itu, umur
ketid akmampuanku dq I a m mem u- anak-anak yang dapat menimbulkan
ji-Mu sebagoimana Engkau me- syahwat tidaklah terikat dengan tujuh
6s2
muji Diri-Mu.'D tahun ataupun lebih, karena keadaan
anak-anak laki-laki dan perempuan
Hadits ini menunjukkan bahwa itu berbeda-beda. Wudhu tersebut
sentuhan itu tidak menyebabkan ba-
tidak batal karena tidak adanya hal
talnya wudhu. yang menimbulkan nafsu.
[d) Ulama madzhab Syafi'i mengatakan Wudhu juga tidak batal disebabkan
bahwa wudhu tetap batal disebabkan bersentuhan dengan mahram, baik
adanya sentuhan antara seorang laki- itu mahram karena keturunan, pe-
laki dengan perempuan ainabi yang nyusuan, dan pernikahan [mushaha-
bukan mahram, walaupun dia telah rah) seperti ibu mertua.
mati.
Alasan sentuhan bisa membatal-
Bersentuhan tanpa alas/penghalang
kan wudhu adalah karena ia dapat
dapat membatalkan wudhu orang menimbulkan perasaan nikmat yang
yang menyentuh dan juga wudhu dapat menggerakkan nafsu. Hal se-
orang yang disentuh, walaupun salah perti ini tidak patut terjadi pada diri
seorang dari mereka adalah orang tua
orang yang dalam keadaan suci.
yang pikun atau orang tua yang lemah
Dalil mereka adalah arti yang se-
dan meskipun tanpa niat. Namun, benarnya dari segi bahasa bagi kata
wudhu tidak batal dengan menyentuh
mulqmasah seperti yang terdapat da-
rambut, gigi, dan kuku. Wudhu iuga
lam firman Allah SWT,
tidak akan batal jika menyentuhnya
dengan menggunakan alas, "...atou kamu telah menyentuh pe-
Maksud antara laki-laki dan perem- rempuan...." (an-Nisaa': 43)
puan adalah laki-laki dan perempuan
yang telah sampai peringkat Yang Hal ini jelas menunjukkan penger-
menimbulkan syahwat menurut 'urf lian mulamasah adalah sentuhan se-
di kalangan orang yang mempunyai mata-mata, bukan jimak.
tabiat normal. Yang dimaksud dengan Adapun hadits riwayat Aisyah yang
mahram adalah orang yang haram berkaitan dengan kecupan mulut

6s2 Ri*"yrt Muslim, at-Tirmidzi, dan al-Baihaqi. At-Tirmidzi menganggap hadits ini shahih, ibid., dan lihat hadits ini dalam Nashbur
Rayah, lilid l, hlm. 70-75.
r F,.
rr'=
!l:
FIQIH ISTAM JILID 1

adalah sebuah hadits yang dhaif dan "la adalah sepotong daging pada
mursal. Hadits Iain yang diriwayat- (tubuh) kamu.'6s3
kan oleh Aisyah menceritakan per-
Diriwayatkan dari Umar, Ali,
buatannya yang menyentuh kaki
Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Zaid bin
Rasul [juga dhaifJ.
Tsabit, Imran bin Husain, Hudzaifah
Oleh sebab itu, sentuhan itu dian-
ibnul Yaman, Abu Darda', dan Abu
daikan terjadi dengan alas/pengha-
Hurairah r.il., mereka menetapkan
lang, atau hukum itu hanya khusus
bahwa menyentuh penis itu tidak
bagi Nabi Muhammad saw. saja. Na-
menyebabkan hadats hingga Ali per-
mun begitu, pengandaian hal ini di-
nah berkata, 'Aku tidak peduli jika
anggap sebagai pengandaian yang di-
aku menyentuhnya atau dia menyen-
paksakan dan bertentangan dengan
tuh tepi hidungku."
zhahir nash.
(b) Ulama madzhab Maliki mengatakan
Bagi saya, sentuhan yang terjadi
bahwa wudhu menjadi batal dengan
dengan cara tiba-tiba atau yang tidak
sebab menyentuh penis (dzakar).
disertai nafsu, maka ia tidak mem-
Namun, menyentuh dubur tidaklah
batalkan wudhu. Akan tetapi, sentuh-
menyebabkan batalnya wudhu. Me-
an yang dilakukan dalam keadaan nurut pandangan mereka, menyentuh
bernafsu akan membatalkan wudhu. penis yang masih bersambung de-
Pada pertimbangan penulis, inilah ngan pemiliknya saja yang memba-
pendapat y ang paling raj i h.
talkan wudhu, adapun penis yang
7, Menyentuh kemaluan, yaitu qubul atau sudah terputus tidak membatalkan.
dubur. Menurut pendapat ulama madz- Sentuhan itu terjadi baik menimbul-
hab Hanafi, wudhu tidak akan batal ka- kan kenikmatan atau tidak, sengaja
rena menyentuh kemaluan. Akan tetapi menyentuh atau karena terlupa, jika
menurut jumhur ulama, wudhu menjadi memang tanpa ada alas/penghalang
batal karena menyentuh kemaluan. Pen- apa pun. Sentuhan itu dianggap jika
jelasan pendapat tersebut adalah sebagai dilakukan dengan batin telapak ta-
berikut. ngan atau dengan bagian tepinya,
[a) Ulama madzhab Hanafi mengatakan batin jari atau bagian tepinya. Namun
wudhu tidak batal dengan menyen- apabila menyentuhnya itu dengan
tuh farji atau penis. Pendapat ini ber- menggunakan bagian punggung te-
dasarkan hadits riwayat Thalq bin Ali, lapak tangan, maka hal itu tidak me-
"Seorang laki-laki telah menyentuh nyebabkan batal wudhu. fuga menye-
penisnya, apakah ia wajib berwudhu?" babkan batalnya wudhu, jika sese-
Rasul bersabda, orang memegang kelaminnya dengan
jari yang melebihi jumlah yang lima,
t,o $. o
jika memang jari itu mempunyai rasa
LW a'-l g
-,
t^i;t
dan mampu bergerak seperti jari-jari
yang lain.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud, atrTirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, dan ad-Daruquthni secara marfu'. Diriwayatkan juga oleh
Ibnu Hibban dalam Shohih-nya. Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah yang paling baik dalam bab ini (Nasftbur
Rayah,lilid,l, hlm. 60 dan halaman seterusnya; NoilulAuthaafilid I, hlm. 198J.
Baglan 1: IBAOAH FlqlH Isr.AM JrLrD 1

Hukum batalnya wudhu akibat me- maluan itu kepunyaan sendiri atau
nyentuh penis ini terjadi jika orang milik orang lain, milik orang kecil
yang melakukannya sudah baligh. De- atau besa4 milik orang yang masih
ngan kata lain jika yang menyentuh hidup ataupun yang sudah mati.
penis adalah anak-anak, maka per- Mengqiyaskan dubur dengan penis
buatannya itu tidak membatalkan adalah menurut qaul al-jadid Imam
wudhunya. Maksud sentuhan yang Syafi'i. Hukum ini berlaku dengan
dilakukan oleh seorang yang baligh syarat sentuhan itu dilakukan dengan
adalah sentuhan dengan batin tela- batin telapak tangan (yaitu batin
pak tangan atau jari-jarinya. telapak tangan dan juga batin jari-
Wudhu tidak menjadi batal sebab jarinya). Oleh sebab itu, wudhu tidak
menyentuh lubang (halaqah) dubur batal apabila sentuhan itu dilakukan
atau dua buah pelir (yang berada di dengan bagian punggung tangan, tepi
bawah batang penis), seorang wanita ujung jari, dan bagian-bagian tepi ja-
yang menyentuh vaginanya (farjinya) ri. Artinya, yang membatalkan adalah
juga tidak batal wudhunya, walaupun bagian yang terlindung ketika batin
dia memasukkan satu jari atauPun sebuah telapak tangan dirapatkan
lebih ke dalam vaginanya. Wudhu kepada batin telapak tangan yang
juga tidak menjadi batal akibat me- satunya. Dalam masalah ini, ulama
nyentuh penis anak-anak ataupun madzhab Syafi'i sependapat dengan
orang dewasa yang lain. ulama madzhab Maliki, karena bagian
Dalil mereka adalah sebuah hadits, belakang/punggung telapak tangan
bukanlah alat untuk menyentuh se-
"Barangsiapa menyentuh penis' suatu, sehingga sentuhan dengan
nya, maka janganlah dia shalatkecuali punggung telapak tangan disamakan
sesudah dia berwudhu.'6s4 dengan sentuhan yang dilakukan
menggunakan paha.
Hadits yang lain,
Ulama madzhab Hambali tidak
"Barangsiapa memegang Penis- membedakan antara batin telapak ta-
nya dengan tangannya tanpa beralas, ngan dengan bagian punggungnya.
mako wajib bagi dia untuk berwu' Hal ini berdasarkan hadits yang ber-
dhu.'6ss kaitan dengan hukum menyentuh
yang telah disebutkan,
(c) Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali
berpendapat, wudhu menjadi batal ' t 1 .o1 .
'-i[
dengan menyentuh kemaluan anak e+jcl
/ Ol o. li
ol--. 3.1-i
r'
"i'"..,1:!-,,
(J 1;1

Adam (baik itu penis, dubur, atauPun ..,-,'-


qubul fforji] perempuan), baik ke- l"b j4e o':d w+;t

Diriwayatkan oleh lmam Hadits yang lima dan dianggap shahih oleh at-Tirmidzi. Diriwayatkan juga oleh Imam Maliki, Syafi'i, Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Hakim, dan Ibnul Jarud. Imam al-Bukhari mengatakan bahwa hadits ini adalah paling shahih dalam bab
ini (Nailul Authar, Jilid I, hlm. 197; Nashbur Rayoh f ilid l, hlm. 54 dan halaman seterusnya).
Diriwayatkan oleh lmam Ahmad dan lbnu Hibban di dalam Shahih-nya (Nailul Authar, Jilid I, hlm. 199). Diriwayatkan iuga oleh asy-
Syafi'i dalam lafal, 'Apabila seseorang menyentuh zakarnya, maka waiiblah ia mengambil wudhuJ' (Nashbur Royah, Jilid I, hlm. 54 dan
halaman seterusnya)

.=*= -. J! l-.
FrQlH ISIAM f rLlD 1 Bagan 1: IBADAH
302
"Apobila salah satu di antara ka- Wudhu perempuan juga menjadi
mu menyentuh kemaluannya (farjihi) batal jika dia menyentuh qubulnya.
dengan tangan dan tidak terdapat Hal ini berdasarkan keumuman mak-
alas di antora kedua-duonya, mako sud hadits riwayat Basrah dan Ummu
hendaklah ia berwudhu." Habibah, "Siapa yang menyentuh ke-
maluannya (farjahu), maka wajiblah
Bagian punggung tangannya adalah
dia berwudhu."
termasuk anggota tangan dan dapat
Juga, berdasarkan hadits yang
membatalkan wudhu, yaitu jika me-
diriwayatkan oleh Amru bin Syu'aib,
nyentuh tanpa penghalang. Dalil yang
dari bapaknya, dari kakeknya,
digunakan ulama madzhab Syafi'i dan
Hambali adalah dua hadits yang telah
disebutkan terdahulu, yaitu hadits ,,,i' i:--:-i;:',;
L.:'J ct-?i-.N *i oz ,'-,-:i
f J*J ta-
riwayat Busrah binti Shafwan dan
i1.-?;,.,: o',,-i,
Ummu Habibah, V'p ia;.>-,"i ot;l
"Barangsiapa menyentuh penis- "Letaki ,oin ^rrri*ro ur^r,r-
nya (dzakarahu), maka hendaklah dia annya (farjahu), mako wajiblah ia
berwudhu." berwudhu dan perempuan yang me-
nyentuh kemaluannya (farjaha), maka
Dalam lafalyang lain Rasul bersabda,
wajiblah ia berwudhu.'bs6
"Barangsiapa menyentuh vagina-
Menurut penulis, pendapat yang
nya (farjahu), hendaklah dia berwu-
rajih adalah pendapat jumhur selain
dhu."
ulama madzhab Hanafi, karena hadits
yang diriwayatkan Thalq bin Ali ada-
fuga, hadits riwayat Abu Hurairah,
lah hadits dhaif atau telah di-mansukh.
"Apabila salqh satu di antara ko- Ia dianggap lemah oleh asy-Syafi'i, Abu
mu menyentuh penisnya (dzakarahu) Hatim, Abu Zur'ah, ad-Daruquthni, al-
tanpo alas, maka wajiblah io ber- Baihaqi, dan Ibnul fauzi. Ia dianggap
wudhu." sebagai hadits yang di-mansukh oleh
Ibnu Hibban, ath-Thabrani, Ibnul Arabi,
Dalam lafal yang lain,
al-Hazimi, dan yang lainnya.
"Apabila salah satu di antara kamu
B' Tertawa tinggi (terbahak-bahak fqahqa-
menyentuhvaginanya (forjihi)...."
hah]) ketika shalat. Menurut pendapat
Arti kata farjun mencakup dua ke- ulama madzhab Hanafi, tertawa dalam
maluan, yaitu kemaluan depan [qu- shalat dapat membatalkan wudhu jika
bu[) dan kemaluan belakang (dubur). orang yang shalat itu seorang yang su-
Dikarenakan dubur merupakan salah dah baligh, baik tertawanya itu dilakukan
satu di antara dua kemaluan tersebut, dengan sengaja ataupun terlupa. Hal ini
maka ia sama seperti penis. adalah sebagai peringatan dan balasan

Riwayat Ahmad dan al-Baihaqi (Nashbur Rayah, Jilid l, hlm. 58J.


IsrAM lrLlD I

bagi orang yang shalat, karena perbuat- ketika terjadi dalam shalat. Menurut
annya itu bertentangan dengan keadaan mereka, kedudukan tertawa seperti ini
dirinya yang sedang bermunajat kepada sama dengan bersin dan batuk. Mereka
Allah SWT. Oleh sebab itu, tidak menjadi menolak hadits-hadits yang telah di-
batal shalat anak-anak yang tertawa ter- sebutkan, karena semua hadits tersebut
bahak-bahah karena dia belum mencapai adalah hadits mursal. Dan juga, karena
umur yang patut diberi peringatan (be- ia bertentangan dengan kaidah yang
lummukallafl. menyatakan bahwa sesuatu yang mem-
Tertawa dengan suara Yang tinggi batalkan thaharah di dalam shalat, ia tidak
(qahqahah) adalah tertawa yang dapat membatalkan thaharah di luar shalat.6s8
didengar oleh orang-orang yang ada di Penulis memilih PendaPat jumhur,
sampingnya. Adapun tertawa biasa (adh' karena hadits yang menjadi hujjah bagi
Dhahku) adalah tertawa Yang hanYa ulama madzhab Hanafi tidak dapat di-
dapat didengar oleh dirinya sendiri dan pegangi kekuatannYa.
tidak dapat didengar oleh orang-orang 9. Makan daging unta. Wudhu akan menjadi
yang ada disekitarnya. Tertawa yang batal dengan memakan daging unta. Ini
pertama dapat membatalkan shalat dan adalah menurut pendapat ulama madz-
wudhu, sementara tertawa yang kedua hab Hambali saja. Memakan daging unta
hanya membatalkan shalat saja. Adapun dalam keadaan apa pun daPat memba-
senyuman (at-tabassumJ adalah tertawa talkan wudhu, baik daging tersebut
yang tidak bersuara dan tidak memper- mentah atau telah dimasak, baik orang
lihatkan giginya, maka ia tidak menye- itu mengetahui atau tidak mengetahui.
babkan batalnya wudhu ataupun shalat. Hal ini berdasarkan pada hadits riwayat
Pendapat mereka ini berdasarkan atas al-Barra' bin Azib. Dia berkata bahwa
sebuah hadits, Rasulullah saw. telah ditanya tentang
hukum makan daging unta. Rasul men-
"sesungguhnya barang siapa di antara
jawab, "Kamu hendaklah berwudhu ka-
kamu tertawa terbahak-bahak, hendaklah
rena memakannya!' Rasul ditanya lagi
ia mengulangi shalat dan wudhunya.'657
tentang hukum makan daging kambing'
Rasul meniawab, "Tidak perlu berwudhu
Menurut pendapat iumhur ulama se-
karena memakannya"5se gtri6 bin Hudair
lain ulama madzhab Hanafi, wudhu tidak
telah meriwayat sebuah hadits,
batal disebabkan tertawa yang keras.
Karena, perbuatan ini tidak mewaiibkan t o .z
seseorang berwudhu apabila terjadi di
4.1:*r Y,
+)' fF
o
,r ts?i
,l

luar shalat. Maka, sudah barang tentu ia


juga tidak mewaiibkan untuk berwudhu
/'r*,
657
Dalam masalah ini ada hadits musnad dan hadits mursal: Hadits musnad ialah yang diriwayatkan oleh Abu Musa
al-Asy'ari yang ada
pada ath-Thabrani; dan riwayat Abu Hurairah yang ada pada ad-Daruquthni; Ibnu Umar pada lbnu Adi; Anas, labir' Imran ibnul Hushain
ian Abul Malik pada ad-Daruquthni, tetapi semuahadits itu dhaif. Adapun hadits mursal ada empat, yaitu mursal Abu Aliyah, mursal
Ma bad al-lahni, mursal lbrahim anNakha'i, dan mursal al-H asan (Nashbur Rayah, Jilid l, hlm.
47-54)'
658
Bidoyotul Mujtahi4 Jilid l, hlm.39.
hadits yang
659
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud, lmam Muslim dan Ahmad juga meriwayatkan dari fabir bin Samurah
FIqlH ISLAM IILID

"Berwudhulah karena makan daging para Khulafaur Rasyidin. Bahkan, ulama


unta dan kamu tidak diminta untuk ber- madzhab Hambali sendiri berpegang ke-
wudhu kqrena makan daging kambing.'66o pada hadits yang menjadi hujjah jumhur,
sehingga mereka mengatakan bahwa ti-
Ulama madzhab Hambali mengulas dak batal wudhu seseorang disebabkan
pengertian hadits di atas dengan kata- makan sesuatu yang dibakar api.
kata mereka, "Sesungguhnya hukum wa- 10. Memandikan mayat. Mayoritas ulama
jib berwudhu karena makan daging unta madzhab Hambali berpendapat bahwa
(jazur) merupakan ibadah yang tidak wudhu menjadi batal disebabkan sese-
dapat dipikirkan sebabnya. Oleh sebab orang memandikan mayat secara keselu-
itu, hukum tersebut tidak dapat ditetap- ruhan662 atau memandikan sebagiannya
kan pada perkara lain. Dengan demikian, saja, baik mayat yang dimandikan itu
wudhu tidak akan diwajibkan disebab- kecil ataupun besal laki-laki ataupun pe-
kan minum susu unta, mengunyah da- rempuan, Muslim ataupun kafir. Hal ini
gingnya [kemudian mengeluarkannya), karena terdapat riwayat dari Ibnu Umarl
makan hati, limpa, paru, kulit, perut, dan Ibnu Abbas, dan Abu Hurairah. Telah di-
sejenisnya." riwayatkan juga oleh Ibnu Umar dan Ibnu
Jumhur ulama selain ulama madzhab Abbas, bahwa mereka berdua menyuruh
Hambali mengatakan bahwa wudhu tidak orang yang memandikan mayat supaya
batal dengan sebab makan daging unta berwudhu. Abu Hurairah berkata, "Seku-
(jazur) berdasarkan sebuah hadits yang rang-kurangnya dia hendaklah berwu-
diriwayatkan Jabir. Dia berkata, dhu, karena biasanya tangan mereka ti-
"Di antara dua perkara fkeputusan) dak terselamat dari menyentuh kemaluan
yang terakhir dari pada Rasulullah saw. mayat."
adalah tidak wajib berwudhu karena Mayoritas fuqaha berkata tidak ada
makan sesuatu yang dibakar api."66r tuntutan untuk berwudhu, karena me-
Apa lagi karena daging unta adalah mandikan mayat tidak terdapat nash
bahan makanan seperti bahan-bahan syara' yang menjelaskan hal tersebut.
makanan yang lain. Begitu juga tidak ada sesuatu nash yang
Pendapat yang terkuat
menurut pengertiannya sama dengan masalah ini.
pandangan saya adalah pendapat jum- Apalagi ia hanya sekadar memandikan
hur. Karena, seluruh fuqaha bersepakat seorang manusia, maka ia seperti me-
bahwa setelah masa awal-awal Islam, mandikan orang yang masih hidup.
hukum wajib berwudhu disebabkan ma- Sungguh sangat menarik catatan Ibnu
kan sesuatu yang dibakar api adalah Rusyd tentang tiga sebab terakhir yang
digugurkan. Iuga, berdasarkan adanya membatalkan wudhu. Dia berkata, "Abu
informasi yang kuat yang menyatakan Hanifah telah bersikap ganjil apabila dia
bahwa ketetapan tersebut diamalkan oleh mewajibkan wudhu disebabkan tertawa

Riwayat Imam Ahmad dan ia menghukuminya sebagai hadits shahih. Hadits ini sama dengan hadits riwayat Ibnu Malah dari
Abdullah bin Amr dari Nabi Muhammad saw. (Noilul Authar, f ilid I, hlm. 200).
661
Riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan lbnu Majah.
662
Wudhu tidak batal karena membawa mayat menurut pendapat mereka. Hal ini berbeda dengan apa yang ditulis dalam sebagian
kitab.
Baglan 1: IBnDAH FIQIH ISIAM JILID I

fterbahak) dalam shalat dengan berda- diyakininya. Yaitu, dia masih dalam ke-
sarkan hadits mursal yang diriwayatkan adaan suci dalam contoh yang pertama,
Abul Aliah. Segolongan ulama juga telah dan dalam keadaan berhadats dalam
bersikap ganjil apabila mereka mewajib- contoh kedua. Hal ini karena terdapat
kan wudhu disebabkan memandikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
mayat berdasarkan sebuah hadits dhail Abdullah bin Zaid. Dia berkata,
"Barangsiapa memandikan mayat, maka
hendaklah dia berwudu." Begitu juga de-
ngan segolongan orang yang terdiri atas ,ffi,sit ,ytt&[;,r J;., Jl6*
atol,
ahli hadits seperti Imam Ahmad, Ishaq,
dan golongan yang lain yang berpen-
! t -i i.'At
-(> -r*i' ii alt'.
/ c.
dapat bahwa wudhu diwajibkan hanya . , o / c a ,' o . . . oz 6/ . c,
L..u r-E- St V-t' C-" e -tf-
karena makan daging unta (iazur), de-
ngan berdasarkan kepada sebuah hadits "S"o.rng laki-laki telah mengadu ke-
yang berkaitan dengannya dari Nabi pada Nabi Muhammad saw. bahwa dia
Muhammad saw..663 merasa ada atau menemukan sesuatu
11. Ragu dengan adanya wudhu. Menurut [pada dirinya) ketika shalat. Lalu Rasul
satu pendapat yang masyhur dalam bersabda,
madzhab Maliki menyatakan bahwa, ba- 'Janganlah kqmu berhenti shalat ke-
rangsiapa merasa yakin bahwa dirinya cuali jika kamu mendengar bunyi atau
suci (yaitu dia yakin bahwa dia telah menghirup bau."664
berwudhu) kemudian dia ragu tentang
terjadinya hadats, maka dia wajib ber- Terlebih Iagi jika muncul keraguan
wudhu. Begitu juga jika dia merasa yakin pada diri seseorang, maka wujudlah dua
tentang berlakunya hadats dan ragu bah- keadaan yang bertentangan. Hal ini me-
wa dirinya masih suci, maka dia wajib nyebabkan kedua keadaan tersebut gugur
berwudhu. Hal ini karena beban sese- (tidak terpakai). Kedudukannya adalah se-
orang itu sangat besar dan dia tidak akan perti dua keterangan yang bertentangan,
terlepas dari beban tersebut, kecuali de- maka kedua-duanya digugurkan, kemu-
ngan perasaan yakin. dian dirujuk kepada apa yang diyakini.
fumhur ulama selain ulama madzhab Berdasarkan pada ketetapan ini, maka para
Maliki mengatakan bahwa wudhu tidak fuqaha memutuskan satu kaidah, yaitu,
akan menjadi batal dengan adanya pera- "Yakin tidak dapat dihapuskan dengan
saan ragu. Oleh sebab itu, barangsiapa keraguan."
merasa yakin dirinya telah suci dan ke- 12. Perkara yang mewajibkan mandi. Menu-
mudian muncul keraguan akan terjadinya rut ulama madzhab Hambal.i, wudhu akan
hadats, atau seseorang yakin berlakunya menjadi batal dengan setiap perkara yang
hadats dan dia ragu kesuciannya, maka mewajibkan mandi kecuali mati. Karena,
hukum yang ditetapkan pada orang ter- mati hanya mewajibkan mandi saja, ia
sebut hendaklah berdasarkan apa yang tidak mewajibkan wudhu. Di antara per-

at-Tirmidzi. Imam Muslim meriwayatkan hadits marfu'dari Abu


Hurairah, tetapi tidak menyebut "Dia sedang shalat."

-, ll ill : !.." I l

"#', ...i

- =. :-., j . -+.:-,-i,,.,::
.].1]''*.]:l€
ISI.A.M IILID 1
-<i,l=-\-
366 ,'
*\_-f-
B'glran 1: IBADAH

kara-perkara yang mewajibkan mandi caci, dan sejenisnya. Namun, ia disunnahkan


adalah apabila bertemu dua kemaluan berwudhu karena melakukan itu. Wudhu juga
[berjimak), keluar air mani, dan apabila tidak batal disebabkan memotong rambut,
orang kafir masuk Islam, baik dia berasal kuku, dan sebagainya.
dari kafir asli atau murtad. Apabila orang
yang murtad kembali menganut Islam, Kesimpulan Pendapat para Madzhab
maka dia diwajibkan mandi. Apabila Berkaitan dengan Perkara yang
dia diwajibkan mandi, maka diwajibkan Membatalkan Wudhu
juga untuk berwudhu. Wudhu menjadi 1. Madzhab Hanafi
batal dengan sebab murtad, karena ia Terdapat dua belas perkara yang mem-
dapat menghapuskan amalan seseorang, batalkan wudhu.
di antaranya adalah wudhu dan mandi. [a) Segala sesuatu yang keluar melalui dua
Pendapat ini sesuai dengan pendapat kemaluan kecuali angin yang keluar dari
ulama madzhab Maliki. Akan tetapi, ula- qubul, menurut pendapat yang ashah.
ma madzhab Hanafi dan Syafi'i berpen- (b) Melahirkan anak yang tanpa disertai da-
dapat bahwa wudhu tidak menjadi batal rah.
dengan sebab murtad. (c) Najis yang mengalir keluar namun ia
tidak melewati dua kemaluan seperti da-
Konsekuensi dari Perkara yang rah, nanah, muntah makanan, air, 'aloq
Membatalkan Wudhu (yaitu darah beku yang bersumber dari
Perkara-perkara yang membatalkan wu- perut) apabila ukurannya sampai me-
dhu, juga membatalkan orang yang mengusap menuhi mulut.
dua khufnya atau yang semacamnya. Namun, [d) Air empedu (mirrah) apabila ia keluar
ada perkara-perkara khusus yang hanya mem- dan memenuhi mulut. Maksud memenuhi
batalkan amalan tertentu saja, seperti batalnya mulut adalah ketika mulut tidak dapat
thaharah yang dilakukan dengan mengusap ditutup, kecuali dengan cara memaksa-
dua khuf dan dua jaurab [sejenis kaus kaki), nya. Ini adalah menurut pendapat yang
disebabkan karena habis masa mengusapnya ashah. Muntah yang keluarnya tidak ba-
dan disebabkan ia telah ditanggalkan. Begitu reng namun disebabkan oleh satu sebab,
juga seperti batalnya thaharah perempuan maka jumlah ukurannya dapat digabunguut
yang istihadhah atat yang serupa dengannya, (jika jumlah ukurannya memenuhi mulut,
seperti orang yang beser forang yang kena maka membatalkan wudhu).
penyakit sering kencing) disebabkan habis [e) Wudhu juga batal apabila darah keluar
waktu shalat, dan juga batalnya thaharah melebihi atau sama banyak dengan air
orang yang tayamum disebabkan terdapat air Iudah.
dan sejenisnya yang akan dibicarakan secara
t0 Tidur dalam posisi miring, bertongkat,
khusus nanti. atau bersandar pada sesuatu yang jika
Wudhu tidak menjadi batal disebabkan sesuatu tersebut dibuang maka dia akan
mengucapkan perkataan yang haram seperti terjatuh (yaitu tidur yang tidak merapat-
berbohong, mengumpat, menuduh zina, men- kan pantatnya pada tempat duduk).

66s lnilah pendapat Muhammad, yaitu pendapat yang asiah.


Baglan 1: IBADAH IsrAM f rLrD I

(g) Terangkatnya bagian anggota yang di- (a) Berbagai jenis hadats. Hadats yang keluar
gunakan untuk duduk seseorang yang melalui dua kemaluan ada delapan yaitu
sedang tidur dari tempat dia tidur sebe- air kencing, tahi, angin baik ia keluar de-
lum dia terjaga, meskipun dia tidak sam- ngan bunyi atau tanpa bunyi, air wadi
pai jatuh. (yaitu air yang pekat berwarna putih
yang keluar setelah air kencing keluar),
[h) Pingsan; (i) Gila; [j) Mabuk;
(k) Tertawa dengan suara yang tinggi (ter- air madzi (yaitu air yang berwarna putih
bahak) bagi orang yang sudah baligh dan jernih yang keluar ketika seseorang ber-
dilakukan dalam keadaan sadar ketika syahwat), air hadi (yaitu air yang keluar
melaksanakan shalat yang mempunvai melalui vagina perempuan ketika ia me-
ruku'dan suiud, meskipun dia melakukan lahirkan anak), darah istihadhah dan se-
itu dengan sengaja untuk keluar dari sha- jenisnya seperti beser air kencing jika
latnya; dan keluarnya tidak menentu (yaitu apabila
Tersentuhnya vagina (fari) dengan penis keluarnya tidak sampai setengah dari
0) waktu shalat ataupun lebih, oleh sebab itu
(dzakar) yang menegang tanpa alas fii-
jika keluarnya sampai setengah dari wak-
', mak).
tu shalat ataupun lebih, maka wudhunya
Adapun sepuluh perkara Yang tidak tidak batal), dan air mani laki-laki yang
membatalkan wudhu adalah: keluar dari vagina perempuan setelah dia
[a) Darah yang tidak mengalir dari tem- mandi.
patnya. Wudhu tidak batal disebabkan keluar-
(b) Terpotongnya daging tanpa ada darah nya sesuatu yang luar biasa seperti darah,
yang mengalir. nanah, batu kerikil, dan ulat. Begitu juga,
(c) Keluarnya ulat dari tempat luka, telinga, wudhu tidak batal dengan sebab keluar-
dan juga hidung. nya sesuatu yang tidak melalui saluran
td) Menyentuh penis. biasa seperti keluarnya angin atau tahi
(e) Menyentuh perempuan. melalui qubul, atau keluarnya air kencing
tf) Muntah yang tidak memenuhi mulut. menerusi dubur. Wudhu juga tidak batal
(e) Muntah dahak meskipun banYak. dengan sebab keluarnya air mani tanpa
(h) Seseorang yang tidur dalam keadaan mi- perasaan nikmat, yaitu tiada kenikmatan
ring yang memungkinkan dia berpindah sama sekali atau yang tidak menimbul-
dari tempat duduknya. kan rasa kenikmatan yang luar biasa
(i) Tidur dalam keadaan rapat pantatnya, akibat menggaruk kurap atau sebab ba-
walaupun dia bersandar pada sesuatu dan dannya diguncangkan oleh binatang tung-
jika sesuatu itu dibuang, maka dia akan gangan lalu keluar air maninya' Akan
terjatuh; dan tetapi jika ia keluar dengan penuh rasa
kenikmatan, seperti akibat jimak, sen-
tj) Tidurnya orang yang sedang shalat mes-
kipun ketika ruku'atau sujud. tuhan, atau khayalan, maka ia diwajibkan
mandi.
Wudhu tidak batal karena air kencing,
2. Madzhab lvlaliki
tahi, atau angin yang keluar melalui satu
Perkara yang membatalkan wudhu ada
lubang yang terdapat di atas usus, baik
tiga:

.HE;yiaft
FIQIH ISI,AM IITID 1

kedua saluran kemaluan yang asli itu ter- 3. Madzhab Syafi'i


sumbat atau salah satunya tersumbat Terdapat empat perkara yang membatal-
ataupun tidak. Sesuatu yang keluar me- kan wudhu:
lalui lubang yang terdapat di bawah usus [a) Segala sesuatu yang keluar melalui salah
dapat membatalkan wudhu jika kedua satu dari dua kemaluan, kecuali air mani
saluran kemaluan yang asli tersebut ter- [yaitu maninya orang yang berwudhu
sumbat. Wudhu juga batal jika sesuatu itu sendiri) karena keluarnya mani me-
yang keluar melalui saluran kemaluan wajibkan mandi.
yang biasa, terhenti, dan kemudian orang (b) Hilang akal dengan sebab gila, pingsan,
tersebut kencing atau berak melalui mu- atau tidur, kecuali tidur dalam keadaan
lutnya. bagian badannya yang digunakan untuk
[b) Sebab-sebab lain; terdapat tiga sebab duduk (pantat) rapat pada tempat duduk-
yang membatalkan wudhu: nya, seperti rapat pada tanah (lantai) atau
rapat dengan punggung binatang yang
ti) Hilang akal.
dikendarai, walaupun dia juga bersandar
[ii) Sentuhan yang disertai perasaan nik-
mat antara seorang laki-laki yang su-
kepada sesuatu yang jika sandaran itu
dibuang maka dia akan jatuh.
dah baligh dengan perempuan yang
dapat menimbulkan syahwat, dan [c) Bersentuhnya kulit laki-laki dan perem-
puan walaupun perempuan yang disentuh
[iii) Sentuhan orang yang telah baligh
pada penis yang masih berada di itu sudah mati, baik disengaja ataupun
tidak. Wudhu orang yang menyentuh dan
badannya dengan telapak tangan, de-
orang yang disentuh tetap batal. Akan
ngan bagian tepi telapak tangan atau
tetapi, wudhu tidak akan batal dengan
dengan jari tangan tanpa ada alas,
menyentuh seorang anak-anak laki-laki
walaupun alas itu tipis kecuali jika
atau anak-anak perempuan yang kedua-
alas itu terlalu tipis, maka ia dianggap
duanya masih kecil dan tidak menimbul-
seperti tidak ada. Hilang akal sama
kan syahwat. Wudhu juga tidak batal
dengan sebab gila, pingsan, mabuk,
dengan sebab menyentuh rambut, gigi,
atau tidur yang nyenyak biarpun
dan kuku. Begitu juga tidak batal me-
dalam masa yang singkat, Kecupan
nyentuh mahram, baik mahram itu de-
bibir juga dapat membatalkan wudhu
ngan sebab keturunan, penyusuan, atau
walaupun dilakukan tanpa ada pe-
pernikahan [yaitu perempuan-perempuan
rasaan syahwat.
yang menjadi mahram selama-lamanya
[c) Murtad dan ragu-ragu dalam masalah akibat pernikahan), bukan perempuan
apakah dia suci, setelah dia yakin terjadi- yang menjadi mahram sementara seperti
nya hadats dan juga ragu-ragu dalam kakak atau adik ipar, karena mereka da-
masalah apakah ada hadats setelah dia pat menyebabkan batalnya wudhu; dan
yakin terjadinya suci, juga dapat mem-
[d) Menyentuh kemaluan bagian depan anak
batalkan wudhu. Wudhu tersebut men- Adam dhn lubang (halaqah) dubur dengan
jadi batal bukan karena hadats dan juga batin telapak tangan. Akan tetapi, wudhu
bukan karena sebab-sebab di atas.
B'gan 1: IBADAH Isr"AM )rLrD 1

orang yang disentuh tidak ikut menjadi (c) Hilang akal dengan sebab gila dan sejenis-
batal. Wudhu menjadi batal dengan se- nya, atau tahap kewarasannya terhenti
bab menyentuh kemaluan mayat dan disebabkan pingsan dan mabuk, baik
anak-anak laki-laki yang kecil, menyentuh mabuk sedikit atau banyak, iuga sebab
tempat asal kemaluan yang semuanya tidur kecuali tidur yang sedikit menurut
terpotong, dan menyentuh penis yang ter- 'urf, baik seorang yang tidur itu dalam
potong. Wudhu tidak akan menjadi batal keadaan duduk ataupun berdiri. Wudhu
dengan menyentuh vagina binatang, be- menjadi batal apabila seseorang tidur-
gitu juga jika disentuh dengan ujung jari. walaupun sebentar-bagi orang yang se-
dang ruku', sujud, bersandar, tengkurap,
dan menungging, keadaannya sama seper-
4. Madzhab Hambali
ti orang yang tidur dalam posisi miring.
Terdapat delapan perkara yang memba-
(d) Menyentuh penis, qubul, atau dubur anak
talkan wudhu:
Adam, baik pada dirinya sendiri atau
[a) Segala sesuatu yang keluar melalui dua pada orang lain, walaupun sentuhan itu
kemaluan kecuali bagi orang yang ha-
tanpa syahwat. Asalkan sentuhan itu di-
datsnya berterusan. Bagi orang yang di-
lakukan dengan menggunakan batin tela-
sebut terakhir, wudhunya tidak menjadi
pak tangan, bagian belakangnya, atau bagi-
batal. Wudhu juga akan batal disebabkan
an tepinya, kecuali jika menyentuh dengan
angin yang keluar melalui vagina atau
kuku. Dan asalkan ia dilakukan tanpa
penis atau disebabkan kapas, celak, mi-
alas/penghalang, meskipun ia dilakukan
nya[ suntikan yang dimasukkan ke da-
dengan jari yang lebih (yang tumbuh pa-
lamnya. Ia juga batal dengan sebab ke-
da tangan seseorang). Akan tetapi, wudhu
luarnya ujung tali perut atau kepala ulat
orang yang terkena sentuhan tidaklah
atau disebabkan keluarnya air mani laki-
batal. Wudhu tidak batal karena menyen-
laki atau perempuan yang dimasukkan
tuh penis yang terpotong. Begitu juga wu-
ke dalam vagina.
dhu tidak batal dengan menyentuh zakar
(b) Keluarnya berbagai najis dari bagian ba-
yang dipotong, dan tidak batal juga karena
dan yang lain. fika najis yang keluar ter-
menyentuh kulit yang dipotong karena
sebut adalah tahi atau air kencing, maka
ia tidak dianggap sebagai kemaluan,
ia tetap membatalkan wudhu walaupun
Sentuhan perempuan pada dua bibir ke-
kadarnya sedikit. Baik najis tersebut ke-
maluannya (syafraiha) tidak membatalkan
luar melalui bagian bawah usus atau ba-
wudhunya, karena yang disebut vagina
gian atasnya, baik kedua kemaluan yang
adalah saluran tempat keluarnya hadats.
asli tersumbat ataupun keduanya dalam
Karenanya, kedua bibir vagina tidaklah
keadaan terbuka. Jika najis yang keluar
termasuk kedalam vagina, dan
itu bukan tahi dan air kencing seperti
(e) Bersentuhannya kulit laki-laki dengan
muntah, darah, nanah, dan ulat di tempat
kulit perempuan dalam keadaan bersyah-
luka, maka ia tidak membatalkan wudhu
wat tanpa penghalang apa pun' Wudhu
kecuali jika jumlahnya banyak' Yaitu,
tidak batal jika bersentuhan dengan anak-
kadar yang dirasakan jijik oleh seseorang,
anak perempuan atau laki-laki yang belum
masing-masing disesuaikan dengan ke-
sampai umur tujuh tahun. Hal ini berlaku
adaan dan kondisi.

F€Le&.q,,W.,@,*
=
FIqLH ISI,AM JILID 1 BagIan 1: IBADAH

jika sentuhan tersebut dalam keadaan syahwat tidaklah membatalkan wudhu


tanpa syahwat. Wudhu akan menjadi batal mereka.
dengan sebab sentuhan yang dilakukan [f) Memandikan seluruh badan mayat atau
dalam keadaan bersyahwat meskipun sebagiannya walaupun mayat itu berbaju.
orang yang disentuh adalah mayat orang Mentayamumi mayat tidak membatalkan
tua, mahram, dan anak-anak perempuan wudhu jika ia tidak dapat dimandikan.
yang berumur tujuh tahun ke atas. Hal ini Orang yang memandikan mayat adalah
karena firman Allah, orang yang membolak-balikkan mayat

@ x$Fii\ serta memandikannya, walaupun dilaku-


kan dengan sekali perbuatan. Orang yang
"'nteu kamu telah menyentuh pe- mengucurkan air ke atas mayat tidak ter-
rempu an...." (an-Nisaa': 43) masuk orang yang memandikan mayat

Akan tetapi, wudhu orang yang disentuh


[g) Makan daging unta (jazur), baik daging
itu mentah ataupun tidak; dan
tidak menjadi batal walaupun dirinya
(h) Perkara-perkara yang mewaiibkan mandi
dalam keadaan bersyahwat. Wudhu juga
seperti bertemunya dua kemaluan, [yaitu
tidak batal dengan sebab penis yang
berjimak), berpindahnya air mani, orang
tegang, yang disebabkan oleh khayalan
kafir yang masuk agama Islam, baik ia
dan melihat sesuatu secara berulang. Ia
seorang kafir asli atau murtad.
juga tidak batal dengan sebab menyentuh
rambut, kuku, dan gigi. Hal ini karena
h. Wudhu Orang yang Uzul
anggota-anggota tersebut menetapi hu-
Wudhu akan menjadi batal dengan sebab
kum sebagai anggota yang sudah terpi-
keluarnya sesuatu melalui salah satu dari dua
sah. Ia juga tidak batal dengan sebab
kemaluan. Hal ini berlaku jika ia keluar pada
menyentuh anggota yang telah terputus
dari badan seseorang. Hal ini karena kondisi seseorang itu normal/sehat. Akan
tetapi jika ia keluar pada waktu seseorang
anggota tersebut sudah hilang kehor-
matannya. Ia juga tidak batal karena
itu dalam kondisi sakit, maka dia dianggap
berada dalam keadaan uzur.
menyentuh laki-laki yang cantik seperti
perempuan, sekalipun dengan perasaan Menurut ulama madzhab Hanafi, orang
syahwat. Hal ini karena ayat yang ber- yang uzur didefinisikan sebagai orang yang
kaitan tidak menyebutkannya dan ia bu- mengidap penyakit beser (sering kencing) dan
kannya merupakan tempat melepaskan dia tidak ma{npu menahannya, orang yang
nafsu syahwat menurut pandangan syara'. mengidap penyakit perut kembung atau pe-
Tidak batal juga disebabkan menyentuh nyakit tidak dapat menahan kentut, penyakit
khuntsa murykil baik disentuh oleh laki- hidung berdarah yang berterusan (mimisan),
laki atau perempuan, walaupun dengan keluar darah dari luka atau sedang mengalami
syahwat. Sentuhan laki-laki dengan laki- istihadhah.665 Begitu juga apabila yang keluar
laki dan perempuan dengan perempuan, itu karena suatu penyakit lain seperti darah,
walaupun sentuhan itu dengan nafsu nanah, air racun, dan sebagainya, meskipun

666 Yaitu darah penyakit yang keluar dari ujung rahim, sedangkan darah haid adalah yang keluar dari pangkal rahi m. Istihadhah datangnya
tidak menentu {ad-Durrul Mul<htar,Jilid I, hlm 2 62-263).
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISIAM )ILID 1

ia terjadi pada telinga, buah dada perempuan, fardhu, bukan berwudhu untuk setiap me-
atau pusar.667 ngerjakan shalat fardhu atau sunnah' Karena,
Rasulullah saw. bersabda,
Hukumhukum yang b*aitan deng;an 4t t 4
/ q -.'
F $r) wp *;jjjl
e
wudhu dan shalat orangl Yang uzur, ;>G
memertukan penielasan dari berbaf,lai
pendapat madzhab. "P"rripuon yang beristihodhah hendak-
1. Madzhab Hanafi568 lah berwudhu ketika setiap masuk waktu sha-
Pada peringkat awal, definisi orang uzur lqs.'66e
adalah orang yang kondisi uzurnya mencakupi
semua waktu shalat fardhu' Ia tidak mempu- Selain itu, semua hukum orang yang uzur
nyai waktu untuk berwudhu dan menger- diqiyaskan dengan perempuan yang beristi-
jakan shalat sepanjang waktu shalatnya. Hal hadhah. Dia boleh menunaikan sebanyak apa
ini karena dia selalu berada dalam keadaan pun shalat fardhu dan shalat sunnah dengan
berhadats dalam waktu tersebut, seperti air wudhu tersebut. Wudhunya akan terus kekal
kencingnya selalu menetes dari awal waktu selama dia masih berada dalam dua syarat,
zhuhur hingga waktu ashar. Jika dia berada yaitu dia berwudhu karena uzur dan pada
dalam keadaan seperti ini, maka kewujud- diriya tidak berlaku hadats yang lain, seperti
annya mencukupi untuk dijadikan alasan. fika kentut atau keluar darah di tempat yang lain.
memang uzur itu berlaku satu kali dalam Wudhu orang yang uzur akan batal hanya
masa yang singkat, seperti dia melihat darah karena habis waktu shalat fardhu' Oleh sebab
satu kali dalam waktu ashar setelah dia uzur itu, jika dia berwudhu sesudah matahari ter-
sepanjang waktu zhuhur; ia tidak dianggap bit untuk shalat hari raya, kemudian masuk
sebagai orang yang dimaafkan kecuali jika waktu shalat Zhuhur; maka wudhunya tidak
waktu shalatnya telah terlewat. Ini berarti akan batal karena masuk waktu Zhuhur. Be-
syarat yang tetap bagi uzur pada peringkat gitu juga habisnya waktu shalat hari raya
awal adalah mencakupi semua waktu shalat. juga tidak membatalkan wudhunya' Karena,
Syarat berterusan adalah dengan wujudnya waktu shalat hari raya bukanlah waktu shalat
hadats itu pada setiap waktu setelah itu wa- fardhu. Akan tetapi, ia merupakan waktu
laupun sekali, karena dengan keadaan terse- yang terbiar (waqt muhmal) dan memiliki ta-
but dapat diketahui tentang kewujudan uzur raf seperti shalat Dhuha. Ini berarti, wudhu
tersebut. Syarat terhenti uzur adalah dengan orang yang uzur dianggap sah dalam keadaan
ketiadaan uzur pada semua waktu shalat, tersebut, sebelum masuk waktu Zhuhur.
seperti uzur tersebut sudah terhenti pada se- Wudhunya akan menjadi batal apabila wak-
panjang waktu ashar. tunya telah habis dan bukan karena masuknya
Hukum orang yang uzur, hendaklah dia waktu shalat.670 Oleh sebab itu, apabila waktu
berwudhu ketika setiap masuk waktu shalat sudah habis, maka wudhu orang yang uzur

667 Ad-Durntl Mukhtar, Jilid l, htm. 280 dan seterusnya'


668 tbid.,filidt,hlm. 139,281,283;FathulQadir,Jilidl,hlm. 124-!28;Muraqial-Fatah,hlm.25;TabyinulHaqa'iq,Jilidl,hlm.64.
669 Di.iwayatkanolehSibtibnulfauzidariAbuHanifah,tetapiaz-Zaila'imengatakanbahwahaditsiniadalahgharib(NashburRayah,lilid,
1, hlm.204).
Ulama Hanafi
670
Abu Hanifah dan Muhammad mengatakan wudhu orang yang uzur menjadi batal dengan berakhirnya waktu shalal
dengan terlewatrya waktu. Abu Yusufberpendapat wu-
sepakat untuk mengatakan bahwa wudhu wanita mustahadhah meniadi batal
dhu menjadi batal ketika masuk waktu dan lctika h36;s \^raktLl Zufar berpendapat wudhu moniadi bal4 kltika
*"=ql! or"
ry:uk
FIQIH ISLAM IILID 1

akan batal, dan hendaklah dia berwudhu lagi atau madzi. Darah istihadhah juga termasuk
untuk mengerjakan shalat [fardhu) yang lain. dalam as-salas jika ia tidak dapat dikenal pasti
Hal ini menurut pendapat tiga ulama besar waktu berhentinya dan tidak dapat diobati.
dari madzhab Hanafi [yaitu Abu Hanifah, Abu Akan tetapi jika ia dapat dikenal pasti waktu
Yusul dan Muhamad bin Hasan asy-Syaibani). berhentinya, seperti terdapat kebiasaan ber-
Zufar berkata, "Hendaklah dia berwudhu lagi henti pada akhir waktu, maka wajib bagi
ketika masuk waktu." dia untuk memperlambat shalatnya hingga
|ika dia berwudhu sebelum terbit mata- ke akhir waktu. Begitu juga jika ia berhenti
hari, maka wudhunya akan batal karena wak- pada awal waktu, maka wajib bagi dia untuk
tu shalat fardhu sudah habis. Wudhunya juga mempercepat shalatnya. Jika dia mampu
akan batal jika dia berwudhu setelah shalat menjaga atau mengendalikannya, maka dia
Zhuhur dan waktu ashar sudah masuk. Hal wajib melakukan hal tersebut, dan dia akan
ini karena pada masa itu waktu shalat Zhuhur diampuni dosanya selama ia mampu menjaga
sudah habis. dan mengendalikan.
Orang yang uzur hendaklah meringankan Kondisi as-sa/as berlaku tidak disebabkan
uzurnya sekadar yang dia mampu, seperti karena masa bujang yang lama, akan tetapi
memakai alas bagi perempuan yang beristi- ia disebabkan karena perasaan yang tidak se-
hadhah serta melakukan shalat dengan duduk imbang, karena kedinginan, dan rasa sakit.
jika gerakannya dapat menyebabkan darah Menurut pendapat ulama madzhab Maliki,
keluar. Sunnah bagi orang laki-laki menyum- wudhu tidak batal jika air kencing dan madzi
bat lubang saluran kencing jika diwaswaskan keluar dalam keadaan as-sa/as yang berterus-
oleh setan dan ia wajib melakukannya jika air an. Hukum ini dapat ditetapkan jika as-salas
kencing tidak dapat terhenti kecuali dengan itu berlangsung dalam kadar separuh waktu
cara itu. shalat, dalam kebanyakan waktu shalat,
Orang yang uzur tidak wajib membasuh atau dalam semua waktu shalat. Akan tetapi,
pakaian yang terkena najis yang melebihi ka- sunnah berwudhu jika ia tidak menghabis-
dar sebesar satu logam dirham, jika memang kan semua waktu shalat.
dia yakin bahwa dengan membasuhnya maka Wudhu orang yang mengidap as-salas
dia akan menjadi mutanajjis karena meng- akan batal karena kencing yang biasa atau
alirnya air sebelum dia selesai mengerjakan keluar air madzi karena nafsu syahwat yang
shalat. Oleh sebab itu, jika dia berkeyakinan biasa, seperti berlaku ketika dia melihat atau
bahwa pakaiannya tidak akan menjadi mu- berpikir [berkhayal). Keadaan demikian dapat
tanajjis sebelum dia selesai mengerjakan diketahui karena air kencingnya menjadi ba-
shalat, maka dia wajib membasuhnya. Inilah nyak dan keluarnya air madzi juga dalam
pendapat yang terpilih untuk difatwakan keadaan bernafsu.
dalam madzhab ini.
Wudhu orang yang mengidap as-sa/as
fuga akan batal jika keadaan itu terjadi pada
2. Madzhab Maliki671 dirinya sendiri dalam jangka masa yang pendek.
As-Salas adalah sesuatu yang mengalir fika wudhu orang yang mengidap as-
dengan sendirinya karena kondisi yang tidak salas tidak batal, maka dia dapat melakukan
normal, baik ia berupa air kencing, angin, tahi, shalat apa pun hingga didapati sebab-sebab

67 t Asy-SyarhushSftqgfth lilid I, hlm, 1 39 dan seteru snya; osy-Syarhul KaDrr, Jilid I, hlrn 1 16 dan seterusnya ; al-Qawanin al-Fiqhgyah,h\m 41.
ISI.AM JILID 1

lain yang membatalkan wudhu. Akan tetapi, dengan masuknya waktu shalat seperti hukum
sunnah bagi orang yang mengidap as-salas dan bertayamum. Jika dia berwudhu sebelum
istihadah untuk berwudhu pada setiap hen- masuk waktu shalat, kemudian sesuatu yang
dak melaksanakan shalat, tetapi hal tersebut dapat membatalkan wudhunya keluar, maka
bukanlah wajib bagi mereka. thaharah-nya batal,
Boleh bagi perempuan yang ber-istiha-
3. Madzhab Hambali6T2 dhah mengabungkan fjamak) dua shalat faf-
Wudhu orang yang mengidap penyakit dhu dengan satu wudhu. Hal ini karena Nabi
hadats yang berterusan sebab as-salos, air Muhammad saw pernah menyuruh Hamnah
madzi, keluar darah, kentut yang tidak dapat binti fahsyi untuk menggabungkan dua shalat
dikawal dan sejenisnya, tidaklah batal. Keada- fardhunya dengan satu kali mandi.67s Selain
an mereka sama seperti perempuan yang itu, Rasul juga pernah menyuruh Sahlah binti
beristihadhoh, jika kondisi hadats itu berte- Suhail dengan perintah yang sama, karena
rusan hingga menghabiskan sebagian waktu wudhunya dianggap masih kekal hingga ke
shalat yang membolehkan seseorang itu akhir waktu. Hal ini seperti orang yang ber-
bersuci. f ika hadatsnya terhenti dalam waktu tayamum, malah keadaannya lebih utama lagi.
yang dapat digunakan untuk berwudhu dan Jika perkara yang menjadi uzur hilang, seperti
shalat, maka dia wajib melaksanakan shalat. berhentinya darah istihodhoh dalam jangka
Akan tetapi dia wajib berwudhu lagi jika waktu yang dapat digunakan untuk berwudhu
setiap kali akan shalat keluar sesuatu yang dan menunaikan shalat, maka thaharah'nya
menjadi sebab kepada hadats yang berterusan. batal. Oleh sebab itu, dia wajib memulakan
Hal ini dilakukan setelah membasuh tempat thaharah-nya karena hadats yang ada sudah
berkenaan, mengikat, dan menjaganya dari berhenti menyebabkan dia ditetapkan hukum
kembali terjadi. Wudhunya tidak sah kecuali seperti orang yang berada dalam keadaan ha-
setelah masuk waktu shalat. Hal ini karena dats yang tidak berterusan.
berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw. Cara orang yang uzur melakukan persiap-
kepada Fatimah binti Abi Hubaisy,
an berwudhu adalah sebagai berikut. Perem-
"Berwudhulah untuk setiap shalat, (dan puan yang ber-istihadhah hendaklah mem-
janganlah kamu berwudhu) sehingga masuk basuh vaginanya (farji) kemudian menutup
waktunya.'673 dengan kapas atau sesuatu yang sejenis [pem-
balut wanita) untuk menjaga darah supaya
Dalam lafallain, Rasul saw, bersabda,
tidak keluar. Orang yang mengidap as-sa/as
atau banyak air madzi yang keluar hendaklah
"Berwudhulah poda setiap waktu untuk mengikat ujung [kepalal penis dengan secuil
setiop shalat'674 kain dan menjaga semampunya.
Begitu juga orang yang sering terkentut
Apalagi karena dia suci dalam keadaan atau keluar darah, hendaklah dia mengikat
uzur dan darurat. Oleh sebab itu, dia terikat tempat keluarnya. Jika tempat itu tidak dapat

672 Kasysyafulqino',Jilidl,hlm. 138,247danseterursnya;al-Mughnr,lilid1,hlm.340-342'


673 fuwayat Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dia menghukuminya shahih dan luga lbnu Maiah (Nailul Author, Jilid I, hlm. 275).
674 Irnrrn at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan shahih.
67s Di"ngg"p shahih oleh at-Tirmidzi.
IsrAM IrLrD 1

diikat seperti terdapat luka yang tidak bisa rena keadaan darurat. Oleh sebab itu, tidak sah
diikat atau karena terkena bawasir atau lu- jika dilakukan sebelum waktu shalat masuk,
bang dubur pecah, maka dia boleh shalat da- kedudukan adalah sama seperti tayamum.
lam keadaan tersebut. Hal ini seperti yang Kemudian dia wajib melakukan shalat
diriwayatkan dari Umar r.a.. Yaitu ketika dia secara bersegera untuk memendekkan masa
ditikam, dia menunaikan shalat dalam keada- hadats. fika ia mengakhirkan shalat karena
an terluka yang mengeluarkan darah. ada kepentingan diri atau karena kepenting-
Orang yang uzur hendaklah berniat [ke- an yang berkaitan dengan shalat seperti me-
tika wudhu) untuk membolehkan melaksa- nutup aurat, adzan dan iqamah, menunggu
nakan shalat, tidak mencukupi jika dia berniat jamaah, berijtihad mencari arah qiblat, ber-
dengan niat untuk menghilangkan hadats ka- jalan ke masjid dan mendapat halangan, ma-
rena ia memiliki hadats yang berterusan. ka wudhunya tidak rusak (tidak batal). Hal
ini karena perkara tersebut tidak dihitung
sebagai sesuatu yang telah memperlambat
4. Madzhab Syafi'iu'u
shalat. Akan tetapi jika tidah seperti dia
Orang yang mengidap penyakit as-salas
memperlambat shalat bukan karena sesuatu
yang berterusan seperti air kencing, madzi,
yang berkaitan dengan kepentingan shalat,
najis atau angin, serta perempuan yang ter-
seperti karena makan, minum, menjahit, dan
kena istihadhah hendaklah membersihkan
berbicara, maka menurut pendapat yang
kemaluan kemudian menutupnya (dengan
ashah, kelewatan tersebut membahayakan
cara memasukkan sesuatu ke dalamnya). Akan
wudhunya dan ia menjadi batal. Oleh sebab
tetapi iika dia sedang berpuasa atau tindakan
itu, dia wajib mengulangi wudhu dan juga
tersebut menyakitkan perempuan yang ber-
mengulangi untuk menjaga salas-nya kare-
istihddah dan menyebabkan dia merasakan
na hadats dan najis yang berulang-ulang se-
pedih karena tekanan darah, maka pada saat
dangkan dia mampu menghindarkannya.
itu dia tidak wajib menyumbat atau mengikat.
Wajib bersuci dan memperbarui pengikat
Cara perempuan yang ber-istihadhah menutup
vagina menurut pendapat yang shahih. Wajib
serta mengikat kemaluannya adalah dengan
juga berwudhu untuk setiap shalat fardhu dan
menempelkan sesuatu pada vagina secara ra-
juga shalat yang dinadzarkan. Kedudukannya
pi. Yaitu, dengan menggunakan sehelai kain
sama seperti orang yang bertayamum karena
yang memiliki dua ujung yang bercabang, salah
hadatsnya masih ada. Dia dapat menunaikan
satu ujung tersebut ditarik ke depan dan ujung
shalat sunnah saja sebanyak apa pun yang dia
yang satu lagi ditarik ke belakang. Kedua-dua-
kehendaki. Hukum shalat jenazah adalah
nya kemudian diikat dengan kain yang lain di
sama seperti shalat sunnah. Hal ini karena
pinggang seperti posisi ikat pinggang celana.
terdapat sabda Nabi Muhammad saw. yang
Setelah itu, dia berwudhu atau bertaya-
diriwayatkan Fatimah binti Abi Hubaisy,
mum dengan segera, yaitu wajib berurutan
antara mengikat vagina dengan amalan ber- "Berwudhulah bagi setiap shalaL"
wudhu. Ia dilakukan setiap waktu shalat telah
masuk. Hal ini karena dia ditetapkan sebagai fika perkara yang menjadi uzur tersebut
orang yang dihukumi dalam keadaan suci ka- hilang dalam waktu yang dapat digunakan se-

67 6 Maghoil Murrfal, Iilid I, hlm. 11 1 dan seterusnya ; al-Hadhramfiryah, hlm. 28.


Baglan 1: IBADAH IsrAM JrLrD I

seorang untuk berwudhu dan melaksanakan fumhur ulama selain ulama madzhab
shalat, seperti darahnya terhenti, maka dia Maliki bersepakat tentang waiibnya memper-
wajib berwudhu dan membersihkan darah barui wudhu bagi orang yang uzur. Hanya
yang terdapat pada vagina. ulama madzhab Maliki saja yang berkata,
Sedangkan orang yang terkena as-sa/as memperbarui wudhu adalah sunnah. Berwu-
air mani, maka dia wajib mandi untuk setiap dhu iuga dilakukan setelah waktu shalat ma-
shalat fardhu. fika hadats itu berhenti pada suk menurut pendapat ulama madzhab Syafi'i
waktu shalat dimulai, maka wajib baginya dan Hambali, selain (waktu) shalat Zhuhur
untuk melakukan shalat tanpa mengulangi menurut pendapat ulama madzhab Hanafi.
mandi. Menurut ulama madzhab Hanafi, shalat Zhu-
Orang yang terkena as-sa/as tidak boleh
hur boleh didahulukan waktunya karena ia
didahului oleh waktu yang kosong.
menggantungkan kantong hingga menyebab-
kan air kencing itu dapat menetes ke da-
lamnya.
i. Perkara yang Dlharamkan Sebab Hadats
Kecil
Orang yang uzur hendaklah berniat [se- Terdapat tiga perkara yang diharamkan
waktu berwudhu) dengan niat untuk mem- bagi orang yang tidak berwudhu yaitu shalat
bolehkan shalat, bukan berniat dengan niat dan sejenisnya, thawal dan memegang mushaf.
untuk menghilangkan hadats. Hal ini karena
Penjelasan pendapat dalam berbagai
hadats yang berterusan tidak dapat dihilang-
madzhab adalah sebagai berikut.677
kan oleh wudhunya. Namun, dia dibolehkan
beribadah, seperti pendapat yang dikatakan
1. Shalat dan sejenisnya. Shalat diharamkan
bagi orang yang berhadats, baik ia berupa
ulama madzhab Hambali.
shalat fardhu ataupun shalat sunnah,
Dengan ini, maka jelaslah bahwa ulama dan juga amalan lain yang seperti shalat
madzhab Syafi'i dan Hambali memiliki pen- contohnya adalah sujud tilawah, sujud
dapat yang sama tentang berbagai hukum yang syukur, khotbah f umat dan shalat jenazah.
berkaitan dengan wudhu orang yang uzur. Hal ini karena sabda Rasul saw.,
Adapun ulama madzhab Hambali dan madz-
hab Hanafi berpendapat, bahwa boleh melak- 'Allah tidak akan menerima shalat sa-
sanakan shalat fardhu yang lebih dari satu lah satu di antara kamu jika dia berhadats,
dalam satu waktu dengan satu wudhu. Apa kecuali setelah dia berwudhu.il 678
yang wajib pada pendapat mereka adalah satu
Rasul juga bersabda,
wudhu pada setiap waktu shalat. Akan tetapi,
ulama madzhab Syafi'i tidak membolehkan "Tidaklah sah shalat orang yang tidak
shalat yang melebihi satu fardhu, karena apa berwudhu.'67e
yang wajib di kalangan mereka adalah mem-
perbarui wudhu untuk setiap melaksanakan 2. Thawaf di Baitullah, baik berupa tawaf
shalat fardhu. fardhu ataupun tawaf sunnah. Hal ini

Al-Bada'i', Jilid I, hlm. 33 dan seterusnya; ad-Durrul Mukhtar,lllid I. hlm. 160, 165; asy-Syarhush Shaghir, Jilid l, hlm. 149 dan se-
terusnya; al-Majmu',Jilidll.hlm.7L-79; al-Muhadzdzab,lilid l, hlm. 125; al-Hadhramlryah,hlm.16; Hasyiah al-BajuriJilidl, hlm. 121 dan
seterusnya; al-Mughni,lilidl,hlm.l42,147; Kasysyaful Qrna'Jilid I. hlm. 152-157.
678
Riwayat asy-Syaikhan, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairah.
679
tuwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan lbnu Majah dari Abu Hurairah (lVailul Author,ltlid I, hlm. 134).
FIQIH ISTAM Bagfan 1: IBADAH

karena thawaf memiliki hukum seperti Sabda Rasulullah saw.,


shalat. Rasulullah saw. bersabda,
"Tidak menyentuh Al-Qur'an kecuali
"Thawaf di Baitullah adalah shalat. orang yqng bersuci.'68r
Akan tetapi, Allah telah membolehkan ber-
bicqra di dalamnya. Oleh sebab itu, jangan- Apalagi, memuliakan Al-Qur'an adalah
lah seorang itu berbicqra melainkan de- wajib. Tidak dapat dikatakan memuliakan Al-
ngan pembicaraan yang bqik.'680 Qur'an jika ia berada di tangan orang yang
berhadats. Ulama bersepakat tentang kebo-
Akan tetapi, ulama madzhab Hanafi telah
lehan orang yang tidak berwudhu untuk
menjadikan thaharah fbersuci) sebagai membaca Al-Qur'an, atau melihat tanpa me-
perkara yang wajib, bukan sebagai syarat
nyentuhnya. Hal itu sama seperti mereka
sah ibadah thawaf. Menurut mereka, tha-
yang membolehkan anak-anak menyentuh Al-
waf dianggap sah meskipun dilakukan
Qur'an dengan tujuan untuk belajar. Karena,
oleh orang yang berhadats, namun tetap
anak-anak adalah orang yang tidak mukallaf.
dihukumi makruh tahrim. Alasannya ada-
Ulama Syafi'i dan Maliki mengharamkan me-
lah, karena thawaf adalah amalan yang
nyentuh AI-Qur'an pada waktu hadats kecil,
serupa dengan shalat menurut nash ha-
walaupun ia ada penghalang atau mengguna-
dits yang lalu, dan dimaklumi bahwa kan lidi. Akan tetapi, ulama madzhab Hanafi
thawaf bukanlah shalat yang sebenarnya.
dan Hambali membolehkan menyentuh Al-
Dengan petimbangan kedudukan thawaf
Qur'an jika menggunakan penghalang atau
sebagai amalan tersendiri, maka ia boleh
Iidi yang bersih. Berikut ini adalah berbagai
dikerjakan tanpa bersuci. Dan dengan per-
pendapat fuqaha.
timbangan bahwa thawaf ada kesamaan
Ulama madzhab Hanafi mengatakan bah-
dengan shalat, maka makruh hukumnya
wa haram menyentuh semua bagian mushaf
melakukan thawaf tanpa bersuci.
atau sebagiannya. Yaitu, menyentuh sesuatu
3. Menyentuh semua bagian mushaf atau se-
yang ada tulisan ayat Al-Qur'an walaupun
bagiannya, meskipun sepotong ayat. Yang
ia berupa satu ayat yang berada dalam uang
diharamkan adalah menyentuh sepotong
logam atau pada dinding. Begitu juga haram
ayatnya walaupun menyentuhnya bukan
menyentuh kulit mushaf yang masih ber-
dengan anggota wudhu. Hal ini karena
sambung dengan Al-Qur'an, karena ia adalah
firman Allah,
sebagian darinya. OIeh sebab itu, menyentuh-
"Tidak ada yang menyentuhnya se- nya berarti menyentuh Al-Qur'an itu sendiri.
lain hamba-hamba yang disucikan." (al- Tidak haram menyentuh kulit Al-Qur'an yang
Waaqi'ah:79) berpisah darinya, seperti sarung dan kotak-

Riwayat ath-Thabrani, Abu Nu'aim dalam al-Hilyah, al-Hakim dan al-Baihaqi dalam as-Sunan dari lbnu Abbas. Hadits ini adalah
hasan. Diriwayatkan iuga oleh Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan ad-Daruquthni dari Ibnu Abbas, ia dianggap shahih oleh
Ibnus Sakan. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban juga meriwayatkan secara marfu' dan mauquf dengan lafal, "sesungguhnya thawaf di
keliling Baitullah itu adalah doa. Oleh sebab itu, iika kamu thawaf, maka kurangilah bercakap-cakap;' (Nailul Authar,Jilid.l, hlm. 207J
681
Hadits Amr bin Hazm yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa'i. Ad-Daruquthni, ath-Thabrani, dan al-Baihaqi iuga meriwa-
yatkan dari Ibnu Umar. Hadits ini juga diriwayatkan melalui Utsman ibnul Ash oleh ath-Thabrani dan ats{sauban. Tetapi, Hadis dari
ats{sauban ini sangat dhaif. Hadits yang lain juga semuanya dhaif. Imam Malik juga meriwayatkannya secara mursal dari Amr bin
Hazm {Nailul Autftaa Jilid I, hlm. 2 05; Nashbur Rayah, f ilid I, hlm 196).
FrqLH lsr"AM JrLrD 1

nya. Boleh menyentuhnya seperti dengan lidi kertas yang di dalamnya terdapat tulisan
atau pena atau menyentuh kulit yang terpisah ilmu-ilmu agama seperti fiqih dan sebagai-
dengannya. Makruh menyentuhnya dengan nya. Mushaf hendaklah dikubur dalam tanah
lengan baju, karena lengan baju bersambung seperti mengubur jenazah orang Islam jika ia
dengan orang yang memakainya. Penghalang tidak dibaca lagi. Adapun kitab-kitab agama,
adalah semacam kharitah menurut pendapat boleh dikubur ataupun dibuang ke dalam air
yang ashah. Maksud kharitah adalah suatu yang mengalir ataupun dibakar. Mengubur
tempat yang terbuat dari kulit ataupun lain- kitab-kitab agama adalah perbuatan yang lebih
nya yang dapat dimasuki sesuatu di dalamnya. baik. Boleh menghapuskan sebagian tulisan
Orang yang bukan Islam tidak boleh me- meskipun berupa ayat Al-Qur'an dengan air
nyentuh mushaf. Akan tetapi ia boleh mem- liur. Boleh juga membawa bermacam-macam
pelajarinya, mempelajari ilmu fiqih, dan juga jenis rajah yang mengandungi ayat-ayat Al-
sejenisnya. Seorang anak-anak dibolehkan Qur'an dan masuk ke tempat melakukan hajat
menyentuh Al-Qur'an atau menyentuh satu dan juga boleh menyentuhnya, walaupun bagi
halaman darinya untuk tujuan mempelajari orang yang junub jika ia diletakkan di dalam
serta menghafal mushaf tersebut. Tidak haram pembalut yang terpisah dari tulisan itu, se-
menulis satu ayat di atas kertas. Karena, yang perti pembungkus yang terbuat dari lilin dan
dilarang adalah menyentuh ayat yang ditulis sejenisnya.
dengan tangan. Adapun pena, ia merupakan Ulama madzhab Maliki mengatakan, orang
perantara yang terpisah seperti kain yang yang berhadats kecil dilarang menyentuh se-
terpisah yang digunakan untuk menyentuh mua mushaf ataupun sebagiannya, meskipun
Al-Qur'an. Hal ini karena fatwa menyatakan dia melakukan untuk menyalinnya, ataupun
kebolehan menyentuh kulit mushaf yang ter- membawanya dengan cara digantung [dengan
pisah atau kantongnya. tali) atau diletakkan di dalam kain. Begitu
Tidak dimakruhkan menyentuh kitab- juga jika mushaf tersebut berada di atas ban-
kitab tafsir jika tafsirnya lebih banyak, dan tal atau kursi, meskipun sentuhan tersebut
makruh hukumya menyentuh jika ayat-ayat menggunakan penghalang atau dengan meng-
Al-Qur'an lebih banyak ataupun sama banyak gunakan lidi, atau membawanya bersama ba-
dengannya. rang-barang yang lain yang tidak dimaksud-
Tidak ada larangan untuk menyentuh ber- kan membawa Al-Qur'an. Akan tetapi, jika
bagai kitab agama seperti kitab fiqih, hadits, dia bermaksud membawa barang-barang lain
dan tauhid tanpa berwudhu. Akan tetapi, di- yang di dalamnya ada mushaf dan ia sebagai
sunnahkan untuk tidak melakukannya. Begitu barang tambahan seperti membawa kotak
juga tiada larangan untuk menyentuh kitab- dan sebagainya, maka ia boleh membawanya.
kitab samawi yang lain. Akan tetapi, makruh Hal ini memberi arti bahwa jika dia hanya
membaca kitab Taurat, Injil, dan Zabur, karena bermaksud membawa mushaf saja atau ber-
semua kitab tersebut pada asalnya adalah ka- maksud membawa mushaf bersama barang-
lam Allah, sedangkan perubahan yang terda- barang yang lain, maka haram membawanya.
pat di dalamnya tidaklah jelas. Akan tetapi jika dia bermaksud hanya mem-
Makruh meletakkan mushaf di bawah ke- bawa barang-barang lain saja, maka boleh
pala seseorang, kecuali dengan maksud men- membawanya.
jaganya Makruh membungkus sesuatu dengan
FrqLH IsrAM JrLrD I

Boleh menyentuh dan membawa mushaf Boleh membawa tangkal (yaitu yang di-
bagi seorang guru dan pelajar yang sudah ba- ikat pada tangan seorang anak-anak), uang,
ligh, meskipun dia berada dalam keadaan haid dan juga kain yang bersulam dengan ayat-ayat
atau nifas. Karena, kedua-duanya tidak dapat Al-Qur'an seperti kelambu Ka'bah. Karena, se-
menghentikan haid dan nifas itu. Akan tetapi, mua itu tidak dimaksudkan sebagai Al-Qur'an.
orang yang iunub tidak boleh melakukannya Seseorang yang berhadats boleh menu-
karena dia dapat menghapuskan junubnya itu lis ayat-ayat AI-Qur'an tanpa menyentuhnya.
mandi atau tayamum. Haram meletakkan sesuatu di atas mushaf
Begitu juga boleh bagi seorang Muslim seperti roti dan garam, karena perbuatan ter-
menyentuh dan membawa mushaf di dalam sebut dianggap sebagai perbuatan keji serta
wadah yang tertutup dan terpelihara, meski- menghina Al-Qur'an. Haram mengecilkan mu-
pun dia seorang yang junub atau dalam masa shaf serta surahnya, karena ini bisa menye-
haid, dan meskipun wadah yang dibawanya itu babkan disangka kurang walaupun perbuatan
ada sebuah mushaf yang lengkap. Boleh me- itu bertujuan untuk memuliakannya.
nyentuh tafsic membawanya, serta membaca Ulama madzhab Hambali mengatakan,
tafsir bagi orang yang berhadats meskipun dia haram menyentuh mushaf walaupun pada
dalam keadaan iunub. Karena yang dimaksud sepotong ayat dengan mengunakan anggota
dengan tafsir adalah makna Al-Qur'an, bukan badan manapun. Boleh menyentuhnya dengan
membacanya (Al-Qur'an). Ulama madzhab penghalang atau dengan lidi yang bersih. Begitu
Syafi'i mengatakan, haram hukumnya mem- juga boleh membawanya dengan memegang
bawa mushaf, menyentuh kertas serta bagian tali yang mengikat ataupun wadahnya, sekali-
tepi, kulitnya yang bersambung dengannya pun mushaf itu sendiri yang dimaksudkan.
(bukan yang terpisah), sarung, tali pengikatnya, Boleh juga menulis Al-Qur'an dengan tidak
kotaknya, dan ayat yang ditulis di papan tulis menyentuhnya, walaupun dilakukan oleh orang
untuk pelajar, meskipun ia disentuh dengan kafir dzimmi dan boleh membawanya di dalam
kain atau dengan penghalang/penghubung bungkusan yang bersih dan yang menutupi.
yang lain. Boleh membawa Al-Qur'an bersama
Wali seorang anak-anak tidak boleh mem-
barang-barang yang tidak diniatkan untuk biarkan mereka menyentuh mushafatau papan
membawanya (secara khusus) dan membawa tulis yang terdapat ayat Al-Qur'an, meskipun
tafsir yang melebihi kadar Al-Qur'an. Akan untuk tujuan menghafal atau mempelajarinya,
tetapi, jika kadar kedua-duanya sama atau ka- jika anak-anak tersebut berhadats. Maksud-
dar ayat-ayat Al-Qur'an itu lebih banyak dari nya, haram menyentuh Al-Qur'an menurut
tafsirannya, maka tidak diperbolehkan mem- pendapat mereka kecuali apabila seseorang
bawanya. Boleh membawa kitab-kitab lain itu, termasuk juga anak-anak, berada dalam
selain kitab tafsir yang mengandungi ayat-ayat keadaan suci.
Al-Qur'an. Boleh menyentuh kitab-kitab tafsiri fiqih,
Boleh membuka halamannya dengan dan lain-lain, walaupun di dalamnya terdapat
menggunakan lidi, dan tidak dilarang bagi ayat-ayat Al-Qur'an. Hal ini berdasarkan ke-
anak-anak yang mumayyiz membawa serta pada tindakan Nabi saw yang menulis sepu-
menyentuh Al-Qur'an untuk tujuan belajar. cuk surat kepada Kaisar yang mengandungi
FIqLH ISI.AM IITID 1

ayat Al-Qur'an.682 Menurut salah satu dari dua "Janganlah membawa Al-Qur'an ke negara
pendapat yang rajih, boleh hukumnya me- musuh, karena dikhawatirkan akan disentuh
nyentuh uang perak dan pakaian yang ditulis oleh tang an- tqng an mereka.'683
dengan ayat-ayat Al-Qur'an, karena ia tidak
dinamakan Al-Qur'an. Apalagi sulit untuk Kesimpulannya, telah menjadi iima di ka-
menghindarkan diri dari menyentuhnya. fadi, langan ulama kecuali Dawud az-Zahiri, bahwa
ia adalah umpama papan tulis yang digunakan seorang yang berhadats dengan hadats besar
anak-anak menurut salah satu pendapat, tidak boleh menyentuh mushaf. Adapun orang
fika seseorang yang berhadats perlu me- yang berhadats kecil, tidak terdapat dalil yang
nyentuh mushaf ketika tidak ada ai4 maka melarangnya dari menyentuh Al-Qur'an. Akan
hendaklah dia bertayamum dan sesudah itu ia tetapi, mayoritas fuqaha mengatakan tidak
boleh menyentuhnya. Seorang kafir (dzimmi boleh. Ibnu Abbas dan golongan Syiah Zai-
atau lainnya) dilarang menyentuh Al-Qur'an, diyyah membolehkan orang yang berhadats
membaca, serta memilikinya. Seorang Muslim kecil menyentuh mushaf.6sa Pada lahirnya,
juga dilarang menyerahkan Al-Qur'an kepada maksud ayat"laa yamassuhu illaa al-muthah-
orang kafir untuk dimiliki. Haram menjual haruun" adalah Lauh Mahfuzh dan perkataan
mushaf, walaupun kepada seorang Muslim. al-Muthahharuun maksudnya adalah para
Haram juga menjadikannya sebagai bantal, malaikat. fika maksud artinya tidak menun-
bahan penimbang, tempat bersandar atau jukkan arti yang jelas, maka ia termasuk ka-
bertongkat. Begitu iuga jika bersandar atau tegori satu andaian, sebagaimana arti kata
bertongkat pada kitab-kitab ilmu yang me- thohir [orang yang suci) dalam hadits, "Tidak
ngandungi ayat-ayat Al-Qur'an. fika ia tidak boleh memegang mushaf kecuali 'thahir'i'
mengandungi ayat-ayat Al-Qur'an, maka ber- dapat diartikan sebagai orang yang beriman,
sandar padanya adalah makruh. Begitu juga orang yang suci dari hadats besar dan iuga
menimbang dan bertongkat dengannya, ke- kecil, serta dapat juga diartikan siapa saia
cuali jika dikhawatirkan ia akan dicuri. Akan yang tidak terdapat najis pada dirinya.
tetapi, tidaklah mengapa jika ia berbantalkan fumhur ulama selain madzhab Maliki
dengannya karena ada keperluan. membolehkan orang yang berhadats menulis
Tidak boleh membawa mushaf memasuki mushaf atau sebagian ayatnya, meskipun
bagian kafir harbi, karena terdapat satu riwa- dia tidak bermaksud untuk kegiatan belaiar
yat dari lbnu Umar yang menyebut bahwa dan mengajar; dengan syarat penulis yang
Rasul saw. telah bersabda, berhadats itu tidak membawanya atau meme-
gangnya ketika menulis. fika dia melakukan
hal itu, maka hal itu dihukumi haram.
:t1';* ,Ar g<tr j1 or;Jr rri6 Y Ulama madzhab Maliki-menurut penda-
o r. o, tlu pat yang mu'tamod di kalangan mereka-ber-
^-c-r-Ll 4Jti pendapat bahwa orang yang berhadats haram

642
Muttafaq'alaih dari hadits Ibnu Abbas.
683
Adapun Imam Muslim meriwayatkan dengan lafal, "langanlah kamu pergi dengan membawa Al-Qur'an, karena aku khawatir ia
diambil oleh musuh." Tetapi, ini mungkin untuk zaman permulaan Islam. Pada zaman sekarang ini, Al-Qur'an telah banyak dicetak dan
disebarkan ke seluruh dunia
Nailul Authar, Jilid I, hlm. 205-207.
trQlH IstAM f ltrD l /-l--\-.
ggo
Bat[an 1: TBADAH
< --\__/- -...

menulis Al-Qur'an atau sebagiannya, hukum- b. Hukum Bersiwak


nya sama dengan hukum membawa dan Bersiwak termasuk perkara yang disun-
memegangnya. nahkan dalam agama, karena ia merupakan
Jumhur ulama-selain madzhab Hambali usaha membersihkan mulut dan orang yang
bahwa anak-anak dibolehkan melakukannya akan mendapat keridhaan
-mengatakan
menulis Al-Qur'an dan memegangnya, dengan Allah. Nabi Muhammad saw. bersabda,
maksud untuk kegiatan belajar mengajar. Hal
ini karena kondisi tersebut dianggap sebagai n . zc n .z - t ,

darurat atau hajat, dan juga untuk menghin- ?,.D;Vi -il e';L, Jl-J,Jl
"rt!

darkan diri dari kesukaran. "Brrri*ok oaaon


Ulama Maliki juga membolehkan wanita ^r^Urrrfn*o, ^rrr,
dan memp eroleh keridhaan Allah.'68s
yang sedang haid dan nifas untuk membaca
Al-Qur'an, membawanya, dan memegangnya Hadits ini menunjukkan bahwa bersiwak
ketika mereka sedang dalam pembelajaran. merupakan perkara yang dibenarkan oleh
Alasannya adalah karena darurat. Ulama syara'tanpa ditentukan waktu atau keadaan
Maliki juga membolehkan wanita tersebut yang khusus. Ia disunnahkan pada setiap
membaca Al-Qur'an di luar kegiatan belajar waktu dan merupakan sunnah yangmu'akkad,
mengajar, jika memang yang dibaca adalah walau dalam keadaan apa pun dan ia tidak
sedikit seperti ayat Kursi, surah al-lkhlaash, pernah menjadi perkara yang wajib. Hal ini
al-Mu'awwidzatain, dan juga ayat-ayat ruqyah berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw.,
yang digunakan untuk pengobatan dengan
niat memohon kesembuhan kepada Allah "Jika tidak karena (khowatir) memberat-
(i stisyfaa') dengan perantara Al-Qur'an. kan umatku, maka niscaya aku perintah me-
reka untuk bersiwak poda setiap hendak me-
2. BERSIWAK laksanakan shalat."
Pembahasan ini akan membicarakan de-
finisi bersiwak, hukum, cara-cara dan juga Imam Ahmad meriwayatkan dengan per-
faedah-faedah bersiwak. kataan yang bermaksud, "Niscaya aku me-
merintahkan mereka untuk bersiwak dalam
a. Definisi Bersiwak setiap hendak wudhu.'686
Kata siwak dari segi bahasa digunakan Imam Bukhari mempunyai riwayat mu'al-
untuk perbuatan menggosok gigi dan juga Iaq dengan perkataan yang tegas. Riwayat dia
untuk alat yang digunakannya. Dari segi sya- yang seperti itu adalah betul, ia bermaksud,
ra', ia berarti menggunakan ranting atau yang "Niscaya aku akan perintah mereka bersiwak
lain seperti pasta gigi dan sabun untuk meng- dalam setiap berwudhu."
gosok gigi dan bagian sekelilingnya, dengan Sebagian fuqaha mengatakan bahwa para
tujuan menghilangkan kuning gigi dan ulama telah satu pendapat, bahwa bersiwak
sejenisnya. adalah sunnah mu'akkad, karena syara'sangat

685
Riwayat lmam Ahmad dan an-Nasa'i dari Aisyah. Imam al-Bukhari meriwayatkan hadits ini secara mu'allaq, dan lbnu Hibban
meriwayatkannya secara maushul (bersambung) (Nailul Authar,iilid I, hlm.102).
686
Riwayat al-jama'ah, diriwayatkan juga oleh Jabir dan Zaid bin Khalid. Ibnu Mindah mengatakan bahwa ahli hadits sepakat mengenai
keshahihannya. Diriwayatkan j' rga oleh Imam Malik dan Imam Syaf i wara marfu' libld, Jilid I, hlrL 104).
Bagan 1: IBADAH FIqIH ISTAM JITID 1

menganjurkannya. Rasulullah saw. juga meng- supaya bersiwak pada setiap hendak melaku-
amalkannya secara berterusan, serta meng- kan shalat."
anjurkan dan mendorong umatnya untuk Bersiwak juga sunnah dilakukan pada
melakukannya. waktu berwudhu, yaitu setelah membasuh
kedua tangan dan sebelum berkumur; juga
Hukum Bersiwak Menurut Para Fuqaha pada waktu bau mulut atau gigi berubah di-
Ulama Hanafi mengatakan bahwa ber- sebabkan karena tidur; makan, lapar; tidak
siwak adalah sunnah pada setiap hendak berbicara dalam waktu yang lama, ataupun
berwudhu, yaitu sewaktu berkumur. Ulama karena banyak berbicara. Hal ini berdasar-
Maliki juga mengatakan, ia adalah termasuk kan hadits Huzaifah yang bermaksud, 'Apa-
di antara perkara yang diutamakan dalam bila Rasulullah saw. bangun malam, beliau
berwudhu dan dilakukan sebelum berkumur. menggosok mulutnya dengan siwak."688
Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Keadaan lain yang dapat mengubah bau
saw., mulut bisa diqiyaskan dengan tidur ini.

,y c lt4u. e';'u' gi * 'r;i \i Sebagaimana bersiwak ini sangat perlu


jika hendak mendirikan shalat atau disebab-
kan karena bau mulut yang berubah ataupun
,t*i disebabkan karena gigi yang berubah menjadi
"Jika tidak karena (khawatir) kuning, maka ia juga sangat perlu jika sese-
^r^Lrrot-
kan umatku, mako niscaya aku perintahkan orang itu hendak membaca Al-Qur'an, berbi-
cara tentang agama, mempelajari ilmu syarai
mereka supaya bersiwak pada setiap hendak
berwudhu.'687
berdzikir menyebut nama Allah, bangun tidur;
memasuki rumah, ketika dan pada waktu
Namun jika dia terlupa untuk bersiwak menghadapi kematian,6s' pada waktu sahun
pada waktu berkumur ketika berwudhu, maka setelah makan, setelah witir; dan bagi mereka
yang berpuasa [untuk melakukannya) sebelum
disunnahkan baginya untuk melakukan pada
waktu hendak mulai shalat. Amalan bersiwak waktu zhuhur.6e0 Ulama Syafi'i menambahkan,
yang mengikut ulama Syafi'i dan Hambali ini sebelum dan sesudah bersiwak disunnahkan
adalah sunnah bagi setiap hendak melakukan mencungkil celah-celah gigi untuk menge-
shalat. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurai- Iuarkan sisa-sisa makanan.
rah yang diriwayatkan oleh Jamaah dan telah Alasan bagi pendapat tersebut adalah ha-
disebutkan sebelum ini, ia bermaksud, "fika dits yang diriwayatkan oleh jamaah selain al-
tidak karena [khawatir) memberatkan umat- Bukhari dan at-Tirmidzi, dari Aisyah r.a. dia
ku, maka niscaya aku perintahkan mereka berkata, 'Apabila Nabi Muhammad saw. me-

Diriwayatkan oleh al-Bukhari secara mu'allaq, juga diriwayatkan oleh an-Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah di dalam Shohih-nya. Ia diang-
gap shahih oleh al-Hakim dari Abu Hurairah. Diriwayatkan luga oleh ath-Thabrani dalam al-, usofh dari Ali bin Abi Thalib dengan isnad
yang hasan.
688
Diriwayatkan oleh al-lama'ah kecuali at-Tirmidzi dari Hudzaifah. Lahl dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim adalah, 'Apabila Nabi
Muhammad saw. bangun dari tidut beliau mencuci mulutnya dengan bersiwak' (Nailul Authar,lilid I, hlm. 105J
689
Bersiwak dapat memudahkan keluarnya roh. Diriwayatkan bahwa bersiwak itu menyembuhkan segala penyakit kecuali maut. (asy-
Syarhush Shaghri Jilid I, hlm. 126)
690
FathulQadir,Jilid I,hlm. 15danseterusnya;al-Lubob,filidl,hlm. 14;asy-SyarhushShaghir,lilid|hlm.t24-126;al-Majmu',filidl,him.
329-342; asy-Syarhul Kabir,lilidl, hlm. 102 dan seterusnya; Mughnil Muhta.1, Jilid l, hlm. 55 dan seterusnya; al-Muhdzdzab, Jilid I, hlm.
l3t a l - Mug hni, lilid I, hlm. 95 - 97 ; Ka sysyafu I Qino', Iilid I, hlm. 78-B 1.
FIqLH ISIAM JILID 1 Baglan 1: IBADAH

masuki rumah, maka Rasul memulakannya Ulama Maliki dan Hanafi berpendapat
dengan bersiwak." secara mutlah orang yang berpuasa tidaklah
Ibnu Majah juga meriwayatkan dari Abu makruh untuk bersiwak. Hal ini berdasarkan
Umamah, 'Aku tetap akan bersiwak sehingga keumuman hadits sebelum ini yang meng-
kadang aku merasa bimbang akan mencede- anjurkan bersiwak. Ia juga berdasarkan sabda
rakan dua gigi depanku." Nabi Muhammad saw.,
Dari Aisyah, ia juga menyebut bahwa Ra-
"Di antara sifat orang berpuasa yang baik
sulullah saw. setiap bangun dari tidurnya baik
adalah bersiwak.'6e2
malam atau siang, beliau tetap bersiwak se-
belum berwudhu.6el
Rabi'ah bin Amir mengatakan, "Aku tidak
Selain itu, tidu[ makan, dan sebagainya
dapat menghitung berapa kali aku melihat
merupakan penyebab yang dapat mengubah
Rasulullah bersiwak pada waktu Rasul sedang
bau mulut, sementara bersiwak disyariatkan
berpuasa."6e3
untuk menghilangkan bau yang tidak sedap
tersebut serta meniadikannya harum. Menurut asy-syaukani, sebenarnya amal-
Mengikut ulama Syafi'i dan Hambali, an bersiwak dianjurkan bagi mereka yang
makruh bersiwak bagi orang yang sedang berpuasa sejak dari awal pagi hingga ke sore
berpuasa setelah matahari tergelincir; atau- hari, dan inilah pendapat yang dipegang oleh
pun dalam masa setelah masuk waktu zhuhur
jumhur ulama.
hingga terbenam matahari. Hal ini berdasar-
kan sabda Nabi Muhammad saw. dalam Shahih
c. Cara bersiwak dan Alatnya
Bukhari dan Muslim, Seseorang boleh bersiwak dengan tangan
kanannya dengan memulai dari sebelah kanan
"Bou mulut orang yang berpuasa adalah yang meliputi gigi sebelah luar dan dalam.
lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak Ia digosok secara melintang dari gigi depan,
misik." hingga ke gigi geraham. Setelah itu, ke bagian
tengah dan ke sebelah kiri, kemudian digosok
Kebaikan bau mulut yang disebut dalam juga secara membujur ke bagian lidah. Cara ini
hadits ini memberi maksud ia perlu dikekal- berdasarkan hadits Aisyah,
kan dan makruh dihilangkan. Hukum makruh "Nabi Muhammad saw. sangat suka me-
ini berakhir setelah masuk waktu maghrib. mulakan sesuatu dari sebelah kanan, baik
Karena, pada waktu itu dia tidak lagi dihitung pada waktu memakai sepatu atau menyisir
sebagai orang yang berpuasa. Penentuan masa rambut, dalam bersuci dan dalam segala
setelah matahari tergelincir oleh Nabi Mu- perbuatann!a."oe+
hammad saw. disebabkan karena perubahan Ia juga berdasarkan hadits yang menye-
bau mulut akan berlaku dengan jelas setelah butkan, "Apabila kamu bersiwak, maka laku-
waktu tersebut. kanlah secara melintang." 6es

6e1 Ri-ryat lmam Ahmad dan Abu Dawud.


6ez Riwayat lbnu Malah dari Aisyah.
693 Riwayat Ahmad dan at-Tirmidzi, ia berkata hadits ini hasan. Diriwayatkan iuga oleh Imam Hadits yang enam dan lbnu Khuzaimah.
Al-Bukhari meriwayatkannya secara mu'allaq {Nailul Authar,lilid l, hlm. 107).
6ea Muna1aq'alaih.
6es Riwayat Abu Dawud dalam al-Marasit.
FIQIH ISIAM IITID 1

Bersiwak juga boleh dilakukan pada gigi menggosok menggunakan jari telunjuk dan
secard membujur. Akan tetapi, cara ini diang- ibu jari dapat dianggap sebagai bersiwak. Al-
gap makruh karena ia mungkin menyebabkan Baihaqi dan lain-lain telah meriwayatkan satu
gusi berdarah serta dapat merusak gigi. hadits dari Anas yang disandarkan kepada
Selain itu, lidah juga sunnah untuk digo- Nabi Muhammad saw. yang berisi, "Mencukupi
sok secara membujur; sebagaimana yang di- untuk bersiwak dengan menggunakan jari!'6e7
nyatakan oleh Ibnu Daqiq al-ld berdasarkan Ath-Thabrani meriwayatkan dari Aisyah
hadits yang terdapat di dalam Sunan Abu r.a.. Dia berkata,
Dawud.6e6
Ulama Hambali berpendapat, bersiwak
hendaklah dimulakan dengan menggosok ge-
eax-,i? ..,,,i:",yli ,it ,s;'rr:- ai
raham sebelah kanan. Bersiwak juga dapat
dihasilkan dengan menggunakan batang yang l-":- :)u ti7Z. ,-b5),& ,p :j6
lembut seperti dari kayu kurma dan sebagai-
nya, yang dapat membersihkan mulut serta
A"t' ai );#i
_'- 9-
,

tidak menyebabkan bahaya dan hancur di 'Aku telah bertanya kepada Rasulullah,
dalamnya. Contohnya seperti kayu arak dan
'Wahai Rasulullah, apakah orang laki-laki
sikat, yang lebih baik adalah menggunakan yang tidak memiliki gigi juga perlu bersi-
kayu arak (kayu siwak) diikuti dengan kayu wak?' fawab beliau, 'Ya!' Aku bertanya lagi,
'Bagaimana dia dapat melakukan?'fawab be-
kurma. Setelah itu, kayu-kayu yang mempu-
nyai bau harum dan diikuti dengan kayu liau,'Hendaklah dia memasukkan jarinya ke
d a lam m ulut d an meng g osokny a."' 6eB
kering yang dilembutkan dengan air; kemu-
dian kayu ud. Menggunakan siwak orang lain
tidaklah makruh jika dia memberi izin. fika Menurut pendapat yang lebih ashah di
tidak, maka hukumnya adalah haram. Abu kalangan ulama Syafi'i dan ulama Hambali,
Dawud meriwayatkan dari Aisyah r.a. dia ber- bersiwak dengan menggunakan jari tidak
kata, "Rasulullah bersiwak dan di sampingnya dapat berhasil. Begitu juga dengan mengguna-
ada dua orang laki-laki, salah satunya lebih tua kan kain menurut pendapat ulama Hambali.
daripada yang lain. Lalu wahyu diturunkan Menurut ulama Syafi'i bersiwak dapat di-
kepada Rasul yang berkaitan dengan kelebih- hasilkan jika menggunakan benda yang keras.
an bersiwak, supaya diberikan siwak itu ke- Menggunakan jari tidak dinamakan dengan
pada yang lebih tua di antara mereka berdua." bersiwak, serta tidak dianjurkan oleh syara'.
Menurut pendapat ulama Hanafi dan Ma- Ia tidak mampu membersihkan seperti yang
liki, bersiwak dapat dilakukan dengan meng- dihasilkan jika menggunakan kayu siwak.
gunakan jari. Hal ini boleh dilakukan jika tidak Setelah kayu siwak digunakan, maka ia
ada alat siwak yang lain. Ali r.a. menyatakan, hendaklah dicuci dengan air untuk meng-

696
Dari Abu Burdah dari ayahnya, dia berkata, "Kami menjumpai Rasulullah saw. dan aku juga lihat beliau sedang bersiwak member-
sihkan lidahnya." [Abu Dawud, as-Sunan, filid I, hlm. 12; Ibnu Daqiq al-ld,al-Ilmam,hlm16)
697
Para ahli hadits berselisih pendapat mengenai hadits ini. Ibnu Adi dan ad-Daruquthni iuga meriwayatkan hadits ini fNarlu I Authar,lilid
l, hlm. 106; lVashbur Rayah, filid I, hlm. 10).
694
Dalam isnadnya ada perawi yang dhaif (Majma'uz Zawa'id,lilidll,hlm. 100). Diriwayatkan oleh Ahmad dari Ali, bahwa Nabi Muhammad
saw. meminta satu kendi air lalu beliau membasuh muka dan telapak tangannya serta berkumur tiga kali. Kemudian beliau
memasukkan sebagian jari ke dalam mulutnya. lni merujukkan boleh bersiwak dengan jari {Nailul Authar,lil I hlm. 106).
ISI,AM IILID 1 Bagan 1: IBADAH

hilangkan apa yang ada padanya. Aisyah r.a. Sebagian ulama Syafi'i berkata, pada
mengatakan, "Setelah Nabi Muhammad saw. waktu bersiwak hendaklah berniat untuk me-
bersiwak, maka Rasul memberikan siwaknya laksanakan sunnah Nabi Muhammad saw,.
kepadaku untuk dibersihkan. Lalu aku mulai Tidak makruh bersiwak di dalam masjid,
membersihkannya. Setelah itu aku bersiwak karena tidak ada dalil khusus yang menun-
dengannya, kemudian aku mencucinya lagi, jukkan ia makruh.
Ialu aku serahkan kepada Rasul."6ee
Ukuran panjang kayu siwak hendaklah
Semestinya bersiwak tidak dilakukan de-
tidak melebihi satu jengkal. fika lebih, maka
ngan menggunakan kayu delima, kayu raihan,
hukumnya makruh. Dalam riwayat al-Baihaqi
alas dan batang kayu yang berbau, karena
terdapat hadits dari fabir; dia berkata, "Posisi
ia dapat menimbulkan bahaya pada daging siwak Rasulullah saw. adalah seperti posisi
mulut. Selain itu, ia tidak dapat menghasilkan
pena pada telinga tukang tulisl'
kebersihan yang diperlukan. Syara'juga tidak
menginginkan perkara-perkara tersebut. Nabi
Muhammad saw. bersabda,
d. Faedah Bersiwak
Para ulama menyebut bahwa di antara
faedah bersiwak adalah ia dapat membersih-
t:itV
16')' \ t
jt;;-')t
:t t;t;i l kan mulut, mendapat keridhaan Allah, me-
mutihkan gigi, mewangikan mulut, mengu-
'ti,'-o .,2n-'
ll-t-+jl i; ctST kuhkan gusi, melambatkan uban, memper-
"Janganlah kqmu bersiwak menggunakan cantik rupa, meningkatkan kecerdasan, me-
lipatgandakan pahala, memudahkan tercabut-
batang kayu raihan dan juga batang koyu de-
lima, karena keduonya dapat membawa bibit nya roh, dapat menyebut kalimah syahadat
pada waktu kematian,7o2 dan sebagainya yang
penyakit kusta.'aoo
telah disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar
yang berjumlah sebanyak tiga puluh sembilan
Batang gandum dan juga batang hulaf
faedah.To3
serta sebagainya yang dapat menyebabkan
bahaya dan melukai tidak patut digunakan Pada masa sekarang, para dokter juga
untuk bersiwak, karena kedua-duanya bisa menasihatkan supaya menggunakan siwak
membawa kepada penyakit kusta. Bersiwak untuk tujuan mengelakkan kerusakan serta
dan mencukil gigi juga tidak patut dilakukan kuning gigi, bengkak mulut dan gusi, meng-
dengan menggunakan sesuatu yang tidak di- elakkan dari kerusakan yang melibatkan sa-
kenali, agar ia tidak menyebabkan bahaya. raf, mata, dan pernapasan. Bahkan, bersiwak
Apabila kamu bersiwak, maka hendaklah juga dapat menghalang dari terjadinya lemah
menyebut, "Ya Allah, bersihkan jiwaku dan ingatan dan lambat berpikir serta akhlak yang
hapuskan dosaku."701 buruk.

6ee Riwayat Abu Dawud (Sunan Abu Dawud, ilid I, hlm. 13).
f
700 Riwayat Muhammad ibnul Husain al-Azdi al-Hafiz dengan isnadnya dari Qalisah bin Zu'aib.
701 S"b"6"n ulama menganjurkan ketika permulaan bersiwak hendaknya membaca, 'Ya Allah putihkanlah gigiku, kuatkanlah gusiku,
tetapkanlah leherku, dan berkatilah diriku, wahai Yang Maha Pengasih." lmam an-Nawawi mengatakan bahwa doa ini tidak mengapa
dibaca, walaupun tidak ada asal usulnya. Karena, ia merupakan doa yang baik (Mughnil Muhtaj,lllid l, hlm. 56).
702 Mughnil Muhtal
Jilid I, hlm.57.
703 Ad-Dardi4, Hasyiah ash-Shawi'ala asy-Syarh ash-shaghir,lilid' 1, hlm. 125.
B'gan 1: IBADAH FIQLH ISI.AM JILID 1

e. AmalanAmalan Baik yang Berkaitan alat kelamin laki-laki hingga semua bagian
dengan Bersiwak itu menjadi terlihat. Sementara, bagi wanita
Terdapat banyak hadits yang menjelaskan adalah dengan memotong sedikit bagian kulit
amalan-amalan Nabi yang berupa tata tertib yang terdapat di bagian atas vagina. Berkhi-
dan amalan keagamaan yang berkaitan dengan tan bagi laki-laki dalam bahasa Arab disebut
kebersihan anggota tubuh manusia seperti dengan i'dzar dan bagi wanita disebut dengan
rambut, kuku, dan sebagainya. Ia lebih baik khafdh.
disebut dan dikemukakan seperti yang ter- Berkhitan ini sunnah dilakukan pada hari
dapat dalam hadits dan kemudian diterangkan ketujuh setelah kelahiran. Menurut pendapat
menurut cara fuqaha. yang lebih azhar hendaklah ia dihitung dari
Terdapat dua hadits yang paling penting hari lahir. Ulama Hanafi dan Maliki menga-
di antara beberapa hadits mengenai hal ini. takan, bahwa berkhitan adalah sunnah bagi
Hadits pertama menyebutkan lima perkara laki-laki dan satu kemuliaan bagi wanita ber-
yang dianggap sebagai fitrah, hadits kedua dasarkan hadits yang bermaksud, "Berkhi-
juga menyebutkan sepuluh perkara. tan merupakan sunnah bagi laki-laki dan
merupakan amalan mulia bagi wanita."70s
f. Lima Pe*ara Fitrah Ulama Syafi'i berpendapat bahwa berkhi-
Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, "Lima tan adalah wajib bagi kaum laki-laki dan wa-
perkara yang dianggap sebagai fitrah adalah nita. Sementara ulama Hambali berpendapat,
mencukur bulu kemaluan, berkhitan, memo- ia wajib bagi laki-laki dan satu amalan baik
tong kumis, mencabut bulu ketiak, dan me- bagi wanita. Pendapat ini berdasarkan sabda
motong kuku.'704 Nabi Muhammad saw kepada seorang laki-
laki yang telah memeluk Islam,
MenghllanEl<an bul u kemal uan
"Buanglah syiar kekufuran dorimu dan
Ulama bersepakat untuk mengatakan bah-
wa ia merupakan satu amalan sunnah. Ia dapat berkhitanlah.'q06
disempurnakan dengan cara mencukun men-
cabut, ataupun menggunakan bahan kimia. Juga, berdasarkan hadits Abu Hurairah,
Imam an-Nawawi mengatakan cara yang pa- "Barangsiapa menjadi orang Islam, maka
Iing baik adalah dengan mencukurnya. Yang h en d akl oh i a b erkhi tan.'4
07

dimaksud dengan bulu kemaluan adalah bulu


yang tumbuh di sekeliling kemaluan laki-laki
Dalam hadits Abu Hurairah yang lain di-
maupun wanita.
sebutkan,

Berkhitan "Nabi lbrahim Khalil Ar-Rahman berkhitan


Maksudnya adalah, memotong seluruh setelah berumur B0 tahun, dan dia berkhitan
kulit yang menutupi bagian hashafah bagi dengan menggunakan alat tukang kayu..'qog
704
Diriwayatkan oleh al-fama'ah (Nailul Authar,Jilid I, hlm. 108 dan seterusnyal.
705
Riwayat Imam Ahmad dan al-Baihaqi dari Haijai bin Artha'ah yang dianggap mudallis. Al-Baihaqi mengatakan bahwa hadits ini
adalah dhaifdan rerputus isnadnya(Nailul Authan lilid I, hlm. 113). Diriwayatkan juga oleh al-Khallal dengan isnadnya dari Syaddad
bin Aus.
706
Riwayat Abu Dawud dari Utsaim, tetapi hadits ini dipersoalkan.
707
Ibnu Hajar menyebutnya dalam at-Talkhish dan tidak menganggapnya dhaif. Kemudian dia menyusulinya dengan perkataan Ibnul
Mundzir yang menyebutkan bahwa tidak ada riwayat tentang khitan dan iuga tidak ada sunnah yang dapat diikuti.
Muaofaq'alaih (Noilul Authar,lilid I, htm. 111).
Isr.AM rrlrD 1

Selain itu, berkhitan merupakan salah Menurut ulama madzhab Hanafi, anjuran
satu syiar umat Islam. Oleh sebab itu, ia wajib ini merupakan anjuran agar menghilangkan
seperti halnya syiar Islam yang lain. kumis secara keseluruhan. Hal ini berdasar-
Alasan lain menunjukkan bahwa ia tidak kan zahir hadits yang telah dinyatakan di atas,
wajib bagi wanita. Akan tetapi, ia merupakan yaitu, "Hendaklah kamu membuang kumis
amalan yang baik menurut pendapat ulama dengan bersungguh-sungguh."
Hambali. Hal ini berdasarkan hadits, "Ber- Menurut pendapat ulama madzhab Ham-
khitan adalah sunnah bagi laki-laki dan me- bali, seseorang diberi pilihan, baik memen-
rupokan amalan baik bagi kaum wanita." Dan dekkan kumis ataupun memotong kumis se-
juga, hadits, "Hendaklah kamu membuang cara keseluruhan. Bagaimanapun, memotong
sedikit dan jangan melebihi kadar."7oe Hadits kumis secara keseluruhan merupakan amalan
Ummu Atiyyah juga menyebutkan, "Apabila yang lebih baik berdasarkan nash.
kamu mengkhitan wanita, hendaklah engkau
buang sedikit saja." Memelihara lenggot
Ia bermaksud: membiarkan jenggot dan
Memotong kumls tidak melakukan perbuatan yang dapat me-
Ulama bersepakat bahwa amalan me- ngubahnya. Ulama madzhab Maliki dan ma-
mendekkan kumis termasuk dalam amalan dzhab Hambali mengharamkan mencukur
jenggot. Bagaimanapun, tidak makruh mem-
sunnah. Orang yang memendekkan kumisnya
diberi pilihan, baik dilakukannya sendiri buang jenggot sekadar yang lebih dari geng-
ataupun dilakukan oleh orang lain. Karena, gaman atau yang lebih panjang dari batas
kedua-duanya boleh mencapai tujuan. Ini leher. Hal ini berdasarkan amalan lbnu Umar
r.a.,7rr
berbeda dengan mencabut bulu ketiak dan
mencukur bulu kemaluan. Menurut ulama madzhab Hanafi, mencu-
kur jenggot merupakan perbuatan makruh
Ulama madzhab Syafi'i dan madzhab
tahrim. Ulama madzhab Syafi'i juga meng-
Maliki mengatakan, yang dimaksud dengan
anggap makruh terhadap perbuatan tersebut.
memotong kumis adalah membuang sebagian
Imam an-Nawawi dalam kitab Syarh Muslim
kumis hingga menampakkan tepi bibir mulut.
telah menyebut sepuluh perkara yang makruh
Ini merupakan makna yang terkandung dalam
dilakukan pada jenggot, di antaranya adalah
hadits, "Potonglah kumis dan biarkan jeng-
mencuku[ kecuali jika ia tumbuh pada wanita,
got, dan hendaklah kamu jangan menyerupai
maka ia sunnah dicukur.
orang Majusi."7lo Terdapat hadits lain yang
menyebutkan, "Hendaklah kamu pendekkan
Mencabut bulu ketiak
kumis."
Ia juga merupakan amalan sunnah meng-
ikut kesepakatan para ulama.

Diriwayatkan dari f abir bin Zaid secara mauqul bahwa Nabi Muhammad saw. berkata kepada tukang khitanperemptan,"Potonglah
biji iru sedikit saja dan jangan keseluruhannya."
770
Riwayat Imam Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah, makna yang sama juga terdapat dalam riwayat Ahmad dan asy-Syaikhan dari
Ibnu Umar, Rasul saw. bersabda, "Bedakan diri kamu dengan kaum Musyrikin, lebatkan janggut dan tipiskan kumis." Diriwayatkan
juga oleh Imam Ahmad, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi. lmam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits yang sahth ialah dari Zaid bin
Arqam yang berbunyi, "Siapa yang tidak memelihara janggutnya, maka ia bukan dori komi." (Nailul Authar,lilid I, hlm. 114 dan
seterusnya)
Ketika lbnu Umar menunaikan haji atau umrah ia memegang janggutnya, kemudian bagian yang melebihi dari genggamannya
dipotong, ibid..
Baglan 1: IBADAH FIQLH IsrAM f ruD 1

Memotong kuku Imam an-Nawawi berkata tentang per-


Ulama juga bersepakat untuk menyatakan kara yang kesepuluh, mungkin ia adalah ber-
bahwa ia merupakan suatu amalan sunnah. khitan. Inilah pendapat yang lebih sesuai.
Dalam melakukan semua perkara yang Semua perkara yang dinyatakan dalam ha-
disebutkan di atas, hendaknya dimulai dari dits tersebut telah dijelaskan dalam penjelas-
sebelah kanan. Hal ini berdasarkan hadits an hadits sebelum ini, dan juga pada waktu
yang menielaskan tentang hal itu yang pernah membicarakan perkara-perkara yang disun-
disebutkan sebelum ini. Hadits tersebut me- nahkan ketika berwudhu. Membasuh sendi-
nyebut bahwa Rasulullah saw. sangat kagum sendi juga merupakan satu amalan sunnah
dan gemar memulakan perbuatan baik dari yang tersendiri yang tidak diwajibkan. Para
sebelah kanan. Amalan itu contohnya mema- ulama mengatakan kedudukan yang sama juga
kai sepatu, menyisir rambut, dan dalam semua ditentukan bagi tempat-tempat lain yang se-
perbuatan beliau. lalu mengumpulkan kotoran, seperti di celah-
celah cuping teliga dan di dalam telinga. Ia
8. Sepuluh Perkara Fltrah hendaklah dihilangkan dengan mengusap dan
DariAisyahr.a., dia berkata, "Sesungguhnya sebagainya.
Nabi Muhammad saw. bersabda, Tentang menggunakan ain yang dimaksud
adalah istinja'. Dalam satu riwayat, ia disebut
o co
,tl'o al-intidah dengan maksud mengucurkan se-
a;irr
ai"tJl
,,'-e
,.
;u;b ,P tryt
riJl ce
7)at ,4.'*
-F dikit air pada kemaluan setelah berwudhu,
.o1 c
t / t
' untuk mengelakkan waswas.
,u-b!t ,pt cLJU duj:-,)li !t'r.nt)
o c t h. Pendapat Fuqaha tentangSepuluh
utlJr ,h l4)l -bsi et?t ,p)
, ao ,6.

Perkara Fltrah
Berdasarkan apa yang terdapat dalam
(.f )it rarr*y,- 4 rJ,i='t dua hadits yang telah disebutkan serta hadits-

3fr ii vf i';;[;lr J*;t Uil ie


hadits yang lain, maka para fuqaha mempu-
nyai pendapat seperti berikut.713

^*:;1t 7. Memakai wangl-wanglan, celak, dan


'Terdapat sepuluh perkara yang dihitung memotong kuku.
sebagai fitrah (sunnah): memotong kumis, Memakai wangi-wangian pada badan dan
memelihara jenggot, bersiwak, memosukkan rambut merupakan amalan sunnah, namun ia
air ke hidung, memotong kuku, membasuh dilakukan secara berselang. Memakai celak
sendLsendi, mencabut bulu ketiah mencukur secara ganjil juga sunnah. Ia dilakukan ber-
bulu kemaluan, beristinja' (kota perawi, yaitu turut-turut pada setiap waktu sebelum tidur.
Mush'ab bin Syaibah): aku lupa yang kesepuluh Maksud ganjil adalah dengan memakai se-
kecuali yang aku ingat adalah berkufftur)."orz banyak tiga kali di mata kanan dan tiga kali

712
Riwayat Ahmad, Muslim, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi dari Aisyah dan diriwayatkan juga oleh Abu Dawud dari Ammar. Hadits ini
dianggap shahih oleh Ibnus Sakan. Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadits ini cacat dan al-Hakim meriwayatkannya dari lbnu Abbas
secara mauquf (Na ilul Authar, lil I, hlm. 1 10).
7t3 Al-Mughni,lllidl, hlm. B5-94; Iftsysyaful
Qina',Jilid I, hlm. 82-91; al-Hadhramiyyah,hlm.9; al-Fatawa al-Hindfuah,lilid V hlm.367-
370.
FIQIH ISI,AM JITID Baglan 1: IBADAH

di mata kiri. Memotong kuku juga hendaklah 2. Memakai alas kaki dan memanjang$an
dimulakan menurut pendapat ulama Syafi'i, pakaian
yaitu dimulai dari kelingking sebelah kanan Berjalan memakai satu alas kaki tanpa
kemudian diteruskan sampai ibu jari. Setelah uzur adalah makruh, karena terdapat larang-
itu, diikuti dengan kelingking sebelah kiri an yang sah tentang hal itu. Selain itu, juga
hingga ke ibu jarinya. Setelah memotong ku- untuk menjaga keseimbangan jalan seseorang.
ku, disunnahkan membasuh ujung jari untuk Begitu juga makruh memakai alas kaki sambil
menyempurnakan kebersihan. Rambut dan berdiri, karena terdapat larangan yang sah
kuku sebaiknya dikubur dalam tanah. Namun berbuat demikian, di samping dikhawatirkan
jika dibuang, ia tidaklah menjadi kesalahan. menyebabkan seseorang terjatuh.
Memotong kuku dengan gigi adalah makruh, Ujung serban, baju, dan kain makruh di-
karena ia dapat menyebabkan penyakit kusta. biarkan panjang melebihi mata kaki tanpa
Dalil mengenai perkara-perkara yang te- tujuan bermegahan. |ika ia dilakukan dengan
lah disebutkan secara tartib adalah seperti maksud bermegahan, maka hukumnya adalah
berikut. haram.
[a) Hadits, Tidak makruh memakai serban yang
"Sesungguhnya Nabi Muhammad saw. ujungnya dibiarkan berjuntai, begitu juga
telah melarang menyisir rambut kecuali sebaliknya. Wanita juga tidak dimakruhkan
dengan cara berselang hari."714 memanjangkan kain atau bajunya sekadar
(b) Ibnu Abbas juga meriwayatkan dari Nabi satu hasta di atas bumi.
Muhammad saw.,

"Sesungguhnya Nabi Muhammad saw. 3. Berkhitan


memakai celak batu setiap malam sebelum Menurut ulama madzhab Hanafi dan Ma-
tidur, dan beliau memakai pada setiap mata- liki, berkhitan merupakan amalan sunnah.
nya dengan tiga kali colekan."71s Ulama madzhab Syafi'i berpendapat, berkhi-
tan adalah amalan yang wajib. Ulama madzhab
Memotong kuku adalah termasuk perkara
sunnah fitrah, seperti yang terdapat dalam dua Hambali juga mengatakan bahwa ia wajib
hadits yang telah disebutkan. Dibolehkan bagi bagi laki-laki dan satu amalan kebaikan bagi
wanita untuk memakai wangi-wangian ketika wanita, sebagaimana yang telah dijelaskan
pada waktu menerangkan hadits yang sebe-
di dalam rumah. Akan tetapi, mereka dilarang
memakainya ketika di tempat lain, karena ia lum ini.
dapat menimbulkan fitnah dan kemungkaran. Menurut pendapat ulama madzhab Ham-
Ulama madzhab Hanafi berpendapat, memo- bali, ia wajib dilaksanakan bagi laki-laki atau-
tong kuku adalah sunnah, kecuali dilakukan pun wanita pada waktu baligh, selama ia tidak
di bagian kafir harbi karena di sana tidak khawatir terhadap keselamatan dirinya. Hal
disunnahkan berbuat demikian. ini berdasarkan pada kenyataan Ibnu Abbas,

714
Diriwayatkan oleh lmam Hadits yang lima kecuali lbnu Majah dan dianggap shahih oleh at-Tirmidzi dari Abdullah ibnul Mughaffal
{Nailul Author,lilid I, hlm. 123J. Diriwayatkan.iuga oleh Imam Ahmad dari Abu Ayyub secara marfu',"Empat perkara yang termasuk
sunnah para rasul adolah memakai celak, memakai wangi-wangian, bersiwak, dan nikah." Diriwayatkan dari Anas bahwa Rasu-
lullah saw. bersabda,"Dunio yang disukakan kepadaku adaloh istri,bau wewangian dan tenangnya hatiku ketika aku berada di dalam
shalot" Diriwayatkan oleh an-Nasa'i, Ahmad, dan Ibnu Abi Syaibah. Hadits ini dhaifdan yang diriwayatkan secara mursa/ lebih betul
(Nailul Authar,lilid I, hlm. 127).
71,5
RiwayatAhmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Maiah,

_: :=. -;:
FrqlH IsrAM f rLrD 1

yaitu mereka tidak mengkhitankan seorang Semua perkara yang telah disebutkan
laki-laki kecuali setelah dia baligh.716 hendaklah dilakukan pada setiap minggu, ka-
Melakukan khitan pada waktu seseorang rena Nabi Muhammad saw memotong kuku
masih kecil adalah lebih baik daripada setelah pada setiap hari fumat.718 Oleh sebab itu, yang
sampai umur mumayiz. Hal ini karena dia le- lebih baik hendaklah seseorang itu memotong
bih cepat sembuh. Melakukan khitan pada kuku, kumis, dan mandi membersihkan tu-
anak sebelum berumur tujuh hari adalah buhnya satu kali dalam seminggu.
makruh. Makruh membiarkan kuku tanpa dipotong
Seseorang boleh melakukan khitan sendiri atau tidak mencukur rambut, bulu kemaluan,
jika ia mampu dan pandai menyempurnakan- serta tidak mencabut bulu ketiak lebih dari
nya. Karena menurut riwayat, Nabi Ibrahim empat puluh hari. Mencukur rambut setiap
a.s. melakukan khitan sendiri pada dirinya. hari fumat adalah disunnahkan. Bagaimana-
pun, makruh mencukur sebagian kepala dan
4. Rambut atau bulu badan membiarkan bagian yang lain tanpa dicukur
Sunnah hukumnya menyisir rambut seca- akan tetapi dipotong sekadar tiga jari. Pen-
ra berselang hari, seperti halnya memakai dapat yang dinukil dari Abu Hanifah juga
minyak wangi. Ia dapat juga dilakukan pada menyatakan, perbuatan mencukur bagian be-
setiap hari jika perlu. Hal ini berdasarkan lakang tengkuk adalah makruh, melainkan
hadits riwayat Abu Qatadah yang dinukil oleh dengan tujuan untuk berbekam. Begitu juga
an-Nasa'i. fenggot juga memiliki hukum yang makruh mencukur rambut atau bulu, serta
sama dengan rambut dalam masalah ini. memotong kuku pada waktu sedang dalarn
keadaan junub.
Memendekkan kumis, membiarkan jeng-
Panduan yang diberikan Rasulullah saw.
got, dan mencabut bulu ketiak adalah sunnah.
berkaitan masalah mencukur kepala adalah
Karena, semua perbuatan tersebut merupakan
sama, baik ia mencukur seluruh rambut ke-
beberapa perkara fitrah menurut hadits yang
pala atau tidak mencukur seluruhnya. Tidak
telah disebutkan. Semua perkara tersebut dan
boleh mencukur sebagian dan meninggalkan
juga memotong kuku serta mencukur bulu
sebagian yang lain. fika tidak dicukun ia sun-
kemaluan, hendaklah dilakukan pada hari
nah dibasuh dan dirapkan dengan bermula
lumat. Terdapat pendapat yang mengatakan
dari sebelah kanan. Hal ini berdasarkan hadits
bahwa ia perlu dilakukan pada hari Kamis.
yang menyebutkan, "Barangsiapa mempunyai
Pendapat lain mengatakan, ia dapat dipilih di
rambut, maka hendaklah dia menjaganya."Tle
antara dua hari tersebut. Rambut, kuku, dan
Ibnu Abdil Barr mengatakan, para ulama
darah juga hendaklah dikubur dalam tanah,
di semua kota besar Islam sependapat tentang
karena terdapat hadits Nabi Muhammad saw
hukum boleh bagi orang laki-laki yang men-
berkaitan dengan hal ini.717

715 Riwayatal-Bukhari.
717 Riwayat al-Khallal dengan sanadnya yang bersumber dari Mitslah binti Misyrah al-Asy'ariyah, ia berkata, "Aku melihat bapakku
memotong kuku dan menanamnya. Ia fbapakku) berkata, 'Aku melihat Nabi Muhammad saw. berbuat demikian."'Ibnu Jurail juga
meriwayatkan bahwa Nabi suka mengubur darahnya. Ibnu Umar mengubur kuku dan rambutnya; Kasysyaful Qina', Jilid 1, hlm. 84 dan
seterusnya; al-ltlughni. filid l, hlm. 88. Ad-Dailami meriwayatkan dalam Musnad al-Fridaus dari Ali sebuah hadits dhail "Memotong
kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu ketamin adalah pada hari Kamis. Mandi, memakai wewangian, dan memakai
pakaian yang bagus adalah pada hari fumat."
718 Riwayat al-Baghawi dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr ibnul Ash
{Kasysyaful Qina',lbid).
719RiwayatAbuDawuddansanadrryahasan(NailutAuthar,|ilidI,hlm.123)'
FIQIH ISIAM IILID 1

cukur kepala mereka, walaupun bukan untuk perbuatan memukul pipi dan menyobek baju
tujuan beribadah ataupun karena suatu ke- ketika terkena musibah.
perluan.
Perbuatan mencabut uban adalah makruh. 5. furhias
Hal ini berdasarkan hadits yang maksudnya, Becermin merupakan perbuatan yang di-
"Rasulullah saw. melarang mencabut uban bolehkan. Ketika seseorang becermin, hendak-
dengan menegaskan, bahwa ia adalah cahaya lah ia berdoa,
Islam."72o
Perbuatan mencabut jenggot supaya keli-
c,,,
?r)
.-1 ,
# u"iri
hatan ganteng juga dimakruhkan. Begitu juga
o.
mencukur sebagian kepala, karena terdapat
larangan berbuat demikian. Begitu juga de-
)at oG
"Ya Allah, sebagaimana Engkau mencan-
#)
ngan perbuatan mencukur bagian belakang
tikkan rupa parasku, maka cantikkanlah juga
tengkuk tanpa mencukur kepala. Hal ini jika
akhlak dan tingkah lakuku, dan lindungilah
dilakukan tanpa tujuan untuk berbekam atau
wajahku ini dari api neraka.'423
sebagainya, karena ia merupakan amalan
orang Majusi. Uban sepatutnya diinai dengan
Berdasarkan nash, menindik telinga anak
warna kuning ataupun merah untuk mengikut
laki-laki adalah makruh. Akan tetapi tidak
sunnah.7zl Menghitamkan uban adalah mak-
makruh bagi anak perempuan, karena anak
ruh atau haram, kecuali dalam keadaan perang
perempuan perlu berhias sedangkan laki-laki
dengan tujuan menakut-nakuti orang kafir.
tidak perlu berbuat demikian.
Wanita yang bersuami boleh menginai Perbuatan mencabut bulu-bulu yang tum-
kedua tangan dan kakinya, sekiranya hal itu
buh di muka, mengikir gigi supaya jarang dan
disukai oleh suaminya.
tampak cantik, membuat tato di tubuh dan
Perempuan dimakruhkan mencukur atau menyambung rambut, merupakan perbuatan
memendekkan rambut tanpa sebab uzur apa haram. Ia berdasarkan pada sabda Nabi
pun. Ikrimah menyatakan, Nabi Muhammad Muhammad saw.,
saw. melarang wanita dari mencukur rambut-
nya."' 'Allah melaknat mereka yang membuat ta-
fika terdapat alasan uzu[ maka mereka to dan orang lain yang membuatkan untuknya,
tidak makruh mencukur rambutnya. Contoh- melaknat orqng yang mencabut bulu muka dan
nya seperti jika kepalanya berkudis atau ka- yang meminta bulu mukanya untuk dicabut,
rena alasan lain. Mencukur kepala karena di- orang yang menjarangkan giginya supaya ke-
timpa bencana adalah haram. Hal ini seperti lihatan cantik, dan yang mengubah ciptaan
Allah."724

720 Riwayat al-Khaltal dari Amr bin Syu'aib dari bapaknya, dari kakeknya. Hadits ini
iuga diriwayatkan dari Thariq bin Habib, "Siapa
yang tumbuh sehelai uban ketika Islam, ia akan menjadi cahaya pada Hari Akhir!' (al-Mughni,Jilid I, hlm. 91)
721 Riwayat Imam Ahmad dan lain-lain (al-Mughni,lilidl, hlm.91 dan seterusnya).
722 Riwayat al-Khallal dengan isnadnya dari Qatadah dari lkrimah.
723 Khabar Abu Hurairah, diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Mardawaih.
724 Di.i*ry"tL.n oleh al-Jama'ah dari Ibnu Mas'ud dan Ibnu Uman Hadits ini shahih (NaitutzAufhar, Jilid VI. hlm. 190). Imam ath.:Thabari
mengatakan bahwa seorang wanita tidak boleh mengubah rupa yang telah dianugerahkan Allah, baik dengan cara menambah atau
menguranginya dengan tujuan kecantikan baik unhrk suami atau orang lain. contohnya adalah mencabut bulu kening(TVhfatul Ahwadzi.
Jilid I, hlm.67).
Baglan 1: IBADAH lsrAM f rLrD 1

Mereka juga meriwayatkan hadits dari Para ulama madzhab Syafi'i dan Hambali
Ibnu Umar yang berisi,"Allah melaknat orang telah menjelaskan tentang hal menyambung
yang tukang menyambung rambut wanita dan rambut. Mereka mengatakan, jika perempuan
orang yang menyuruh agar rambutnya disam' menyambung rambutnya dengan mengguna-
bung, serta yang membuot tato dan yang me- kan rambut orang lain, ulama telah bersepa-
minta dibuatkan tato di tubuhnya!' kat bahwa hal tersebut hukumnya haram, baik
Ath-Thabari mengatakan, perempuan ti- rambut yang digunakan untuk menyambung
dak boleh mengubah bentuk kejadian yang itu dari rambut laki-laki ataupun rambut pe-
telah diciptakan Allah bagi dirinya, baik de- rempuan, dan baik rambut itu milik keluarga
ngan menambah atau mengurangi untuk tu- dekat yang merupakan mahramnya atau sua-
juan kecantikan, baik untuk suami ataupun minya, ataupun milik orang lain. Hal ini karena
untuk tujuan yang lain. Contohnya seperti dalil yang melarang hal itu adalah dalil yang
mereka yang bertaut bulu keningnya kemu- umum. Selain itu, rambut dan seluruh bagian
dian mencabut yang di tengahnya. tubuh manusia adalah haram digunakan untuk
Apa yang dinyatakan dalam hadits ini menjaga kehormatannya. Rambut, kuku, dan
melibatkan orang yang melakukan perbuatan semua bagian badan manusia perlu dikubur
tersebut dan yang meminta supaya dibuat dalam tanah.
demikian. Laknat yang dikenakan terhadap fika menyambung itu dilakukan tanpa
suatu perbuatan memberi arti, bahwa per- menggunakan rambut manusia seperti meng-
buatan tersebut diharamkan. Karena, orang gunakan bulu yang najis, yaitu bulu bangkai
yang melakukan sesuatu yang boleh tidak se- dan bulu binatang yang tidak halal untuk di-
patutnya dilaknat. Dengan berdasarkan hadits makan apabila terpisah pada waktu ia hidup,
ini, maka perempuan tidak boleh menyambung maka hukumnya juga haram. Karena, ia me-
rambutnya dengan rambut orang lain. Namun, nanggung najis dalam shalat dan di luar shalat
menyambung rambut dengan sesuatu yang dengan sengaja. Dalam dua keadaan ini, hu-
lain, tidaklah merupakan kesalahan iika ia kum berlaku sama antara laki-laki dan wanita
hanya sekadar untuk menutup kepala. Hal yang telah bersuami atau belum.
ini karena ia dilakukan untuk kepentingan
fika yang digunakan untuk menyambung
yang tidak dapat dielakkan. Begitu juga ti-
adalah bulu yang suci dan bukan dari manusia,
dak haram walaupun dia menyambung lebih
dia tidak memiliki suami, maka hukumnya
dari yang diperlukan, sekiranya perbuatan tetap haram. fika dia mempunyai suami, maka
itu mempunyai kepentingan, seperti untuk menurut pendapat yang oshah dia boleh me-
mempercantik diri bagi suami serta tidak
lakukannya dengan izin dari suaminya. fika
membawa kemudharatan. Imam Malik ber-
suaminya tidak mengizinkan, maka hukumnya
pendapat, menyambung rambut dengan ben-
tetap haram.
da apa pun, baik disambung dengan rambut,
Hukum mencabut bulu-bulu adalah ha-
dengan bulu, ataupun dengan kain, merupakan
ram secara mutlah kecuali iika perempuan
perbuatan yang dilarang. Hal ini berdasarkan
yang ditumbuhi jenggot atau kumis, maka
hadits fabir yang menyatakan, bahwa Nabi
mencabut bulu tersebut tidaklah haram. Bah-
Muhammad saw. melarang wanita dari me-
kan, ia sunnah membuangnya. Hal tersebut
nyambung rambutnya dengan sesuatu.Tzs

72s Noilut Aut)rar.


Jilid L hlm. 191.
FIqLH ISTAM IILID 1

'.5',, .irl '*) _Stl) !rt;-, !)1)


\ tc
seperti yang dinyatakan oleh Imam an-Nawawi -

dan ulama yang lain.


:J!ut
- t, \-
, .
Hukum haram yang disebutkan dalam
6f ^t;
j: lrt ;t ;\t,
hadits ini, jika ia dilakukan untuk tujuan ke-
cantikan, bukan disebabkan karena penyakit.
""f
"lkatkan m'ulut tempat air minrmor, se-
fika dilakukan karena untuk mengatasi sebuah butlah name Allah, dan tutuplah tempat ma-
penyakit, maka hukumnya tidak haram. Yang kanmu dan sebutkan nama Allah walaupun
diharamkan hanyalah mencabut bulu dari mu- engkau hanya mampu meletakkan ranting di
ka. Namun, menurut nash, kaum wanita boleh atesnye.'q27
mencukur muka dan melicinkannya. Mereka
juga boleh mempercantik rambut dengan me- Hikmah dan tujuan meletakkan ranting
warnai merah ataupun dengan cara lain untuk di atas wadah (tempat) adalah agar membia-
hiasan bagi suaminya. Mereka juga boleh sakan diri dengan amalan tersebut dan tidak
membiarkan rambut yang terdapat di sudut melupakannya. Mungkin juga anjuran itu
dahi memanjang. Sebaliknya, seorang laki-laki bertujuan untuk menjauhkan dari segala he-
makruh hukumnya melicinkan mukanya. wan yang merayap, disebabkan ada ikatan
Berdasarkan hal ini, maka haram hukum- ataupun dengan melalui di atasnya. Sunnah
nya mencabut gigi yang lebih ataupun mem- menyebut nama Allah di samping mengikat
buang jari atau anggota yang lebih. Karena, bekas minuman apabila petang. Hal ini ber-
ia dianggap sebagai usaha mengubah ciptaan dasarkan hadits yang telah disebutkan.
Allah. Al-Qadi Iyad mengatakan, jika anggota
yang lebih ini dapat menyebabkan penderita- 7. Tidur
an dan kemudharatan, maka tidak mengapa Pada waktu tidur disunnahkan menutup
ia dibuang. Ath-Thabari juga mengecualikan pintu, memadamkan lampu, dan juga mema-
segala sesuatu yang dapat menyebabkan ke- damkan bara api. Selain itu, disunnahkan
mudharatan, seperti gigi yang lebih atau yang menyebut nama Allah ketika melakukan per-
panjang dan dapat menghalang kemudahan buatan tersebut. Hal ini berdasarkan hadits
makan ataupun jari yang lebih dan yang me- tersebut di atas. Pada waktu ingin tidur;
nyakitkan, baik ia wujud pada laki-laki atau- hendaklah dia memeriksa dan mengibaskan
pun perempuan.726 hamparannya. Cara tidur yang disunnahkan
Bekerja untuk mencari rezeki dengan adalah dengan meletakkan tangan kanan di
menjadi tukang sikat adalah makruh. Hal ter- bawah pipi kanan, dan menghadapkan muka
sebut seperti halnya menjadi penjaga toilet. ke arah kiblat serta tidur di atas rusuk kanan.
Perempuan haram menyerupai laki-laki, be- Dia hendaklah bertobat kepada Allah sambil
gitu juga sebaliknya. membaca doa,

"Deng an menyebut nama-Mu, aku meletak-


6. Menutup wadah (tempat air)
Sunnah hukumnya menutup wadah mes- kan rusukku dan dengan-Mu juga aku dapat
kipun dengan ranting pohon. Hal ini berda- mengangkatnya (bangkit). Jika takdir Engkau
sarkan hadits, okan menahan diriku (mematikan aku), maka

726 Tuhlodrt Ahwadzi, lilidt. hlm. 68.


727 Muttasaq'alaih
FIqLH ISTAM JILID 1

ampunilah aku. Dan jika Engkou akan mele- "Rasul melarang bersendirian dan seorong
paskannya, maka peliharalah ia sebagaimana yang bermalam secara bersendirian.'q3l
Engkau memelihara hamba-Mu yang saleh."
Sebagaimana juga, makruh bepergian
Disunnahkan juga membaca surah as- seorang diri, karena terdapat hadits yang
Sajdah dan al-Mulk. Imam Ahmad, at-Tirmidzi, menyebut, "Bersendiriqn adalah omolan per-
dan al-Khalil meriwayatkan dari fabir bahwa buatan setan"732
Nabi saw. melakukan perkara tersebut, yak- Tidur atau duduk di antara bayangan
ni berdoa dan membaca. Disunnahkan juga pancaran cahaya matahari juga dimakruhkan,
membaca bagian akhir dari surah al-Baqarah, karena terdapat larangan dari Nabi saw..733
ayat Kursi, al-Mu'awwidzatain, serta surah Dalam hadits dinyatakan bahwa tempat se-
al-lkhlaash. Pada waktu terbangun dari tidur perti ini merupakan tempat duduk setan.
juga, hendaklah memandang ke langit dan Makruh menyeberangi laut pada waktu
membaca akhir dari surah Ali'lmran. bergelombang, karena ia membahayakan.
Tidur di atas sutuh yang tidak beratap Disunnahkan beristirahat ketika pada
dan berpagar adalah makruh, karena terdapat waktu tengah hari walaupun tanpa tidun baik
larangan dari Nabi Muhammad saw.728 dan di musim panas ataupun di musim dingin.
juga dikhawatirkan dia terguling dan ter- Orang yang mati hendaklah dibacakan
jatuh. Tidur tengkurap dan tidur telentangT2e
surah Yasin di sisinya. Hal ini berdasarkan ha-
juga makruh, jika terdapat kebimbangan akan
dits Abu Dawud dan yang lain. Sedangkan di
membuka aurat. Tidur setelah shalat Ashar sisi orang yang sedang sakit, juga hendaklah
juga makruh hukumnya, karena terdapat dibaca surah al-Faatihah, al-lkhlaash, dan al-
hadits yang berbunyi, "Barangsiapa tidur se- Mu'awwidzatain serta diembuskan ke kedua
telah shalat Ashar kemudian terencat akalnya, tangan kemudian diusapkan. Hal tersebut
maka janganlah dia mencela kecuali pada diri- seperti yang terdapat dalam Shahih Bukhari
nya sendiri."73o
dan Muslim. Surah al-Kahfi juga hendaklah
Begitu juga makruh tidur setelah shubuh, dibaca pada hari dan'nalam fumat.
karena waktu tersebut adalah waktu rezeki Dalam penjelasan lentang keharaman dan
dibagikan, sebagaimana yang telah tetap da- kebolehan nanti akan dikemukakan perbin-
lam hadits. Begitu juga makruh tidur di ba- cangan yang lebih luas, berkaitan dengan
wah matahari dengan membuka pakaian se- keadaan manusia dan adat istiadat mereka
lain hanya menutup aurat, ataupun tidur di dalam berpakaian, menggunakan wadah atau
kalangan orang lain yang terjaga. Karena, ia
bejana, berpandangan, bersentuhan, permain-
bertentangan dengan adab kesopanan. Tidur an, serta yang berkaitan dengan makan dan
seorang diri juga makruh, karena terdapat minum.
hadits yang menyebut,

728 Riwayat at-Tirmidzi dari


fabir.
729 Or^ngy^ng biiak dalam kitab at-Adabul Kubra mengatakan bahwa tidur telentang adalah membahayakan pandangan mata dan air
mani, tetapi jika istirahat dengan telentang (dengan tidak memeiamkan maka) maka tidak mengapa.
730 Riwayat Abu Ya'la al-Mushili dari Aisyah, tetapi hadits ini dhaif.
731 Riwayat Ahmad dari Ibnu Umar seca ra marfu' (Hadits Hasan).
732 Riwayat al-Hakim dari Abu Hurairah. "sendirian adalah satu setan, berdua adalah dua setan, dan bertiga baru dinamakan satu rom-
bongan." Hadits ini shahih.
733 Riwayat Imam Ahmad.
IsrAM lrrrD 1

3. MENGIISiAPKHUF keempat madzhab fiqih, ia dibolehkan baik


Pembahasan ini akan mencakup definisi, pada waktu musafir ataupun tidah bagi lelaki
dasar pensyariatannya, cara melaksanakan, ataupun perempuan.T3s Keringanan ini adalah
tempatnya, syarat-syarat, jangka waktu dan satu kemudahan untuk kaum Muslimin, ter-
hal-hal yang membatalkannya. Termasuk da- utama pada musim dingin, dalam perialanan,
lam pembahasan ini adalah masalah meng- dan bagi mereka yang sentiasa dalam tugas
usap di atas serban, mengusap di atas kaos seperti tentara, polisi, penuntut ilmu, dan
kaki [stocking) dan di atas kain perban atau sebagainya.
balutan. Dalil yang membolehkan mengusap khuf
adalah hadits Nabi saw. yang terdapat dalam
a. Deflnlsl Mengusap Khuf dan Dasar kumpulan hadits, diantaranya adalah:
Mensyarlatkan
Mengusap khulmerupakan pengganti un-
L. Hadits Ali bin Abi Talib yang menyebut,

tuk membasuh kedua kaki dalam berwudhu. "Kalaulah agama itu semata-mata de-
Dari segi bahasa, khuf berarti'menggerakkan ngan pikiran, maka tentulah bagian bawah
tangan di atas sesuatu.' Sedangkan dari segi khuf itu lebih sesuai untuk diusap dari-
syara', khuf berarti menyentuh khuf yangter- pada bagian atasnya. Sesungguhnya aku
tentu dan di tempat tertentu, dengan tangan telah melihat Rasulullah saw. mengusap
yang dibasahi dengan air dan dilakukan pada bagian atas khufnya."
waktu yang tertentu. Adapun khul dari segi Dia juga menyatakan bahwa Rasulullah
syara' bermakna 'pakaian kulit atau sejenis- saw. telah menetapkan tiga hari tiga ma-
nya yang menutupi dua mata kaki ke atas.' lam bagi mereka yang musafir, serta sehari
Bagian tertentu yang perlu diusap adalah semalam bagi mereka yang bermukim.736
bagian luar kedua khuf saja, bukan bagian 2. Hadits al-Mughirah bin Syu'bah, dia ber-
dalamnya. Lama waktunya adalah sehari se-
kata,
malam bagi yang bermukim dan tiga hari tiga
'Aku bersama Rasulullah saw.,737 lalu
malam bagi mereka yang musafir.T3a Ulama
Rasul ingin mengambil wudhu. Aku ter-
madzhab Maliki tidak memberikan batasan
tunduk untuk membuka kedua khuf Rasul,
waktu untuk mengusap khuf ini seperti yang
akan diterangkan nanti. Begitu juga dengan tetapi Rasul bersabda,
pendapat golongan Imamiyah, mereka tidak
menentukan batas waktu mengusap sehari
ataupun tiga hari.
it"uek* i.f wt
'Biarkan ia, karena aku memasukkan
Kedudukan Mengusap fffuf kedua kakiku dalam keadaan sucr,' lalu
Mengusap khuldisyariatkan sebagai satu Rasul mengusap di atas keduanla."Tzs
rukhshah fkeringanan). Menurut pandangan 3. Hadits Shafwan bin Assal,

73a Ad-Dumtt Mukhtar,hlidt, hlm. 240 dan seterusnya.


73s Bidayatut Mujtahid,lilidl, hlm. 17; al-Qawanin at-Fiqhiyyah,hlm.3S; Muraqi al-Falah,hlm.2t.
736 Hrdit pertama diriwayatkan oleh Abu Dawud dan ad-Daruquthni dengan isnad yang Hasan. Ibnu Haiar mengatakan bahwa hadits
ini adalah shahih. Hadits kedua diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, at{irmidzi, dan lbnu Majah fSubulusSalom, Jilid I, hlm.
58-60; Nailul Authar,Jilid I, hlm. 184).
737 Mrk rdny, adalah bersama dalam bepergian seperti yang diterangkan oleh al-Bukhari. Menurut Imam Malik dan Abu Dawud, musafir
ketika peperangan Tabuk.
738 Muttosoq'alaih(subutusSalom,filidl,hlm,sT;NaitulAuthaafilidl,hlm. 180).
FIqLH ISI.AM IITID 1

mutawatir. Sebagian ahli hadits telah me-


ri1
)Y' ,b \-# ii - ;;tt -t';i
,;Jr {r ngumpulkan sahabat yang meriwayatkan-
nya dan terdapat lebih dari delapan puluh
ui; r11 ulw ,ii t; t;.,lt['i F orang sahabat, termasuk sepuluh orang sa-

; ,4iU o", ,*i t:y ilu u;, habat yang telah dijamin masuk surga oleh
Rasulullah saw.. Imam Ahmad iuga mengata-
kan di antaranya terdapat empat puluh hadits
i.G ,t vf u#H \) J;. "tt asG
,/ yang diriwayatkan oleh sahabat secara marfu'.
,z ,
"Kemi diperintahkan oleh Nabi Mu' Al-Hasan juga mengatakan, "Terdapat tujuh
hommad saw. supaya mengusap kedua puluh sahabat Rasulullah saw. yang telah men-
khuf. Apabila kami memakainya dalam ceritakan kepadaku, bahwa Rasulullah saw'
keodaan suci, untuk tempo tiga hari se- telah mengusap kedua khuf'nya."7a1 Hukum
waktu kami musafir dan sehari semalam boleh mengusap khuf ini adalah menjadi pe-
pada woktu kami mukim. Kami tidak per- gangan Amirul Mu'minin Ali r.a., Sa'ad bin
lu membuka dengan sebab membuang Abi Waqqash, Bilal, Hudzaifah, Buraidah,
air besar ataupun buang air kecil, hanyo Khuzaimah bin Tsabit, Salman, farir al-Bajili,
kami perlu membuka disebabkan karena dan lain-lain.
junub.'q3e Golongan Syiah Imamiyah dan Zaidiyah
serta kaum Khawarij menolak hukum boleh
4. Hadits farir, beliau telah buang air kecil yang ditetapkan pada mengusap khuf.7az De-
lalu berwudhu dan mengusap keduakhuf- ngan kata yang lebih tepat, golongan Ima-
nya. Beliau ditegur, "Mengapa engkau miyah tidak membolehkan mengusap khul
lakukan demikian?" Dia menjawab, "Ya, ini dengan kehendaknya sendiri. Akan tetapi,
aku telah melihat Rasulullah saw. setelah mereka membenarkan dalam keadaan daru-
membuang air kecil, mengambil wudhu rat dan dalam keadaan takut serta memper-
dan mengusap kedua khuf'nya."7ao tahankan diri. Sedangkan golongan Khawarij
tetap tidak membenarkannya, walaupun da-
Sebagaimana diketahui, |abir telah me- lam keadaan darurat.
meluk Islam setelah turunnya surah al'Maa- Mereka mengemukakan dalil-dalil berikut
'idah yang di dalamnya terdapat ayat tentang untuk pendapat mereka. Semua dalil yang di-
wudhu. kemukakan itu tidak terlepas dari perdebat-
Dalam kitab Syarh Muslim,lmam an-Na- an, bahkan merupakan dalil yang sangat le-
wawi telah menyatakan masalah mengusap mah. Beberapa dalil tersebut adalah:
khuf ini yang diriwayatkan oleh sahabat yang [a) Ia telah di-nasakh dengan ayat wudhu
sangat banyak. Segolongan penghafal ha- dalam surah al-Maa'idah yang tidak me-
dits (al-hafizh) telah menegaskan bahwa nyebut sedikit pun tentang mengusap
mengusap khuf ini telah disyariatkan secara khuf. Allah SWT hanya menyebutkan,
739 Riwayat Ahmad, Ibnu Khuzaimatr, an-Nasa'i, at-Tirmidzi, dan dihukumi shahih oleh at{irmidzi serta lbnu Khuzaimah. Diriwayatkan
juga oleh asy-Syafi'i, Ibnu Maiah, Ibnu Hibban, ad-Daruquthni, dan al-Baihaqi. Al-Bukhari mengatakan bahwa hadits ini hasan (Nailul
.4uthar, Jilid I, hlm. 181; SuDuIus Salam, Jilid I, hlm. 59).
7ao Mutn1aq'alaih.
741 Diriwayatkan oleh lbnu Abi Syaibah.
7a2 NoilulAot)rar,Jilidl,hlm. 176-178;ath-Tusi,kitabal-KhilaffilFiqh,lilidl,hlm.50-61;MuhammadbinYusufat-Tafaiytsy,Syamilal-
A$lwatFaf ,lilidl l{m. 211; Suiutus.sa{gq,.lilid L hlm. 57 da!=$$erutnlnl
IsrAM JlrrD I

"Basuhlah kaki kamu hingga mato kaki." Tentang kenyataan Ali yang diriwa-
Ayat ini telah menetapkan bahwa kedua yatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, maka ia
belah kaki hendaklah dibasuh dengan air. adalah munqathi'. Begitu juga yang di-
Ali r.a. berkata, "Ayat Al-Qur'an le- riwayatkan dari Ibnu Abbas. Apalagi ri-
bih mengatasi dari mengusap khuf." Se- wayat ini terdapat pertentangan dengan
dangkan Ibnu Abbas, juga mengatakan kenyataan yang ditetapkan dari mereka,
bahwa Nabi saw. tidak mengusap khul maka hal tersebut menunjukkan pendiri-
setelah turunnya surah al-Maa'idah. an mereka yang membolehkan mengusap

Kenyataan ini ditolah karena ulama khuf. Kedua hadits mereka ini berten-
tangan dengan hadits yang lebih shahih,
telah bersepakat mengatakan bahwa wu-
yaitu hadits riwayat farir al-Bajali.
dhu telah ditetapkan sebelum turunnya
surah al-Maa'idah. Oleh sebab itu, sekira- (b) Semua hadits yang menyebut tentang
nya hukum mengusap khuf ini juga di- mengusap khuf telah di-nasakh dengan
syariatkan sebelum diturunkannya ayat ayat dalam surah al-Maa'idah yang men-
tersebut, maka kedatangan ayat yang me- jelaskan tentang wudhu.
nyatakan tentang wajib membasuh kaki Ayat tersebut adalah umum dan mut-
ataupun wajib mengusapnya (menurut lak meliputi semua keadaan baik itu pada
pendapat golongan Imamiyah) tanpa me- waktu memakai khuf ataupun tidak. De-
nyebut sedikit pun tentang mengusap ngan demikian, menjadikan semua hadits
khuf, bukanlah me-nasakh hukum me- yang berkaitan dengan mengusap khuf
ngusap khuf. fika hukum mengusap itu sebagai pen-takhshrsh ataupun pen-
khuf ini tidak ditetapkan sebelum ayat taqyid kepada umum atau mutlak yang
berkenaan diturunkan, maka tentunya ada pada ayat tersebut. Dengan demikian,
tidak berlaku nasakh sama sekali. Selain maka nasakh tidak berlaku pada perkara
itu, perawi hadits yang telah disebutkan ini. Semua hadits yang berkaitan dengan
baru memeluk Islam setelah turunnya mengusap khuf adalah mutawatir, seba-
ayat dalam surah al-Maa'idah, dan dia te- gaimana yang telah dijelaskan. Dengan
lah melihat Rasulullah saw. mengusap demikian, ia sah untuk berperan sebagai
khuf-nya. Dalam masalah nasakh ini, di- pen-takhshlsh menurut pendapat semua
syaratkan yang menjadi nasikh hendaklah ulama. Dengan kata lain, firman Allah ada-
sesuatu dalil yang datang kemudian. lah mutlak dikaitkan oleh hadits meng-
Dapat dikesimpulan bahwa ayat wu- usap khuf ataupun ayat itu, lalu dikhu-
dhu'telah diturunkan dalam masa pepe- suskan oleh hadits-hadits yang berkaitan.
rangan al-Muraysi. Sedangkan amalan (c) Dalam hadits-hadits yang berkaitan de-
mengusap khuf yangdilakukan oleh Rasu- ngan wudhu, juga tidak pernah disebut
lullah saw., berlaku pada waktu peperang- tentang mengusap khul Semua hanya
an Tabuk.7a3 Bagaimanakah sesuatu yang menyebut tentang membasuh kaki saja,
lebih dahulu dapat me-nasakh sesuatu dan setelah membasuh kaki ditambah ju-
yang datang kemudian? ga dengan kenyataan bahwa "Allah tidak

Peperangan al-Muraisi atau ghazwah Bani Musthaliq terladi pada tahun enam Hijrah, sedangkan peperangan Tabuk terjadi pada
tahun sembilan Hijrah.
Baglan 1: IBADAH FIQIH ISI.AM JILID 1

akan menerima shalat tanpanya." Rasul mengusap khuf telah ditetapkan oleh hadits
saw. juga telah bersabda, dan juga Kitab. Ini adalah satu pendekatan
terbaik melalui cara bacaan tersebut.
"Neraka Wail (hanya diperuntukkan)
bagi tumit-tumit (yang tidak terkena air b. Cara Mengusap Khuf dan Tempatnya
wudhu)."
Ia dimulai dengan jari kaki diusap dengan
jari tangan, setelah itu menuju bagian betis.
Secara keseluruhan, apa yang dapat di-
pahami dari hadits-hadits tersebut adalah pe-
Mengikut ulama madzhab Hanafi,Taa kadar
yang wajib diusap adalah kira-kira tiga jari
tunjuk supaya membasuh kedua kaki tanpa
dari jari-jari tangan yang paling kecil, mulai
suatu ketentuan yang menolak kebolehan
dari bagian depan atas pada setiap kaki, se-
cara lain. Seandainya hadits tersebut hanya
banyak sekali usapan dengan memperkirakan
menunjukkan tentang membasuh saia, sudah
apa yang digunakan untuk mengusap. Dengan
tentu ia dikhususkan oleh hadits-hadits me-
demikian, tidak sah seandainya mengusap di
ngusap khuf yang mutow atir. Tentang ungkap-
telapak kaki atau di tumit, di kiri kanannya,
an, 'Allah tidak menerima shalat tanpanya,"
ataupun di betis. Usapan itu tidak disunnah-
ia tidak ditetapkan secara ketetapan yang
kan untuk diulang dan diusap di sebelah ba-
dapat diterima. Tentang hadits, "Neraka (ha-
wah. Hal ini karena cara mengusap perlu di-
nya diperuntukkan) bagi tumit-tumit (yang
ikuti seperti yang dinyatakan oleh syara'.
tidak terkena air wudhu)" itu pula merupakan
ancaman terhadap mereka yang hanya me-
Menurut pendapat ulama madzhab Ma-
liki,745 wajib mengusap seluruh bagian atas
ngusap kedua kakinya tanpa membasuhnya.
Ia tidak berkaitan dengan mengusap kedua khuf. Adapun bagian bawahnya disunnahkan
khuf, Hadits tersebut tidak meliputi mengu- untuk diusap.
sap khuf, karena orang yang mengusap khul Menurut ulama madzhab Syafi'i pula,7a6
tidak membasuh atau mengusap ke seluruh cukup dengan tindakan yang dinamakan se-
kakinya, bukan hanya tidak membasuh tumit bagai mengusap. Ia seperti mengusap kepala
saja. Selain itu, semua hadits yang berkaitan yang dilakukan di tempat yang fardhu, yaitu
mengusap khuf adalah hadits yang mengkhu- bagian atas khuf bukan di bawah, tepi atau-
suskan ancaman bagi mereka yang mengusap pun belakang tumit. Karena, mengusap telah
khuf. dinyatakan secara mutlak dan tidak sah untuk
Di samping itu, boleh juga disebut bahwa menetapkan suatu kadar tertentu. Oleh sebab
telah ditetapkan membaca kasrah pada per- itu, ia cukup dengan kadar yang boleh dina-
kataan "Arjulikum" dalam surah al-Maa'idah, makan sebagai usapan. Contohnya mengusap
yaitu secara diatafkan kepada sesuatu yang dengan tangan atau sepontong kayu, dan se-
bagainya. Yakni, cukup dengan tindakan yang
diusap [kepala). Dengan adanya bacaan itu,
maka ia dipakai juga untuk masalah mengu-
paling minimal yang dapat disebut sebagai
usapan. Di samping itu, mengusap bagian atas
sap khuf sebagaimana yang telah dijelaskan
dan bawah serta bagian belakang tumit secara
oleh hadits. Dengan sebab itu, dapat dikatakan

744 Muraqi al-Fatah,hlm22; al-Bada'i|lilidl,hlm.12; al-Lubab, lilid I, htm. 43; Fathul Qadir,lilid I, hlm. 103; ad-Durrul Mukhfal Jilid I, hlm.
246,251,260.
7as Al-qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 39; asy-syarhush Shoghia f ilid I, hlm. 159.
746 Mughnil MuhtaT,
lilid I, hlm.67; al-Muhailzdzab,lilid I, hlm' 22.
.:.*:. "1..i ,'r ..
-,r- :i,
I
@.{€' :
-.
..-**:,X*rr;,ii
-ffi-.,,-*ti
ISLAM lrrrD 1

membuiur adalah disunnahkan, seperti halnya dinamakan mengusap, karena syara' telah
pendapat ulama madzhab Maliki. menyebutnya secara mutlak. Oleh sebab itu, ia
Ulama madzhab Hambali berpendapatTaT dapat dilakukan dalam setiap keadaannya. Ini
mencukupi mengusap khuf ini dengan meng- adalah pendapat yang paling utama, seperti
usap sebagian besar bagian depan sebelah atas halnya pendapat dia yang berkaitan dengan
khuf secara membujur. Tidak disunnahkan mengusap kepala dalam berwudhu.
mengusap bagian bawah dan juga bagian be- Yang menjadi dasar dari perbedaan pen-
lakang tumitnya, yaitu seperti pendapat ula- dapat dalam masalah mengusap bagian bawah
ma madzhab Hanafi. khuf ini adalah, karena terdapat pertentang-
Alasan mereka adalah, sesungguhnya an antara dua atsar.Tae Pertama, hadits al-Mu-
kata al-mash [mengusap) disebut dalam ben- ghirah bin Syu'bah yang isinya, "Rasulullah
tuk yang mutlak, dan telah ditafsirkan oleh saw mengusap di bagian atas dan di bagian
Nabi Muhammad saw. melalui perbuatan be- bawah khul Rasul."7so [1531 ini telah menjadi
liau. Oleh sebab itu, wajib dirujuk kepada pe- pegangan ulama madzhab Maliki dan Syafi'i.
nafsirannya. Dalam Hadits al-Mughirah bin Kedua, hadits Ali yang telah disebut sebelum
Syu'bah seperti yang diriwayatkan oleh al- ini, di mana dia menyatakan, "Kalaulah agama
Khallal dengan sanadnya, dia mengatakan, itu dapat dipahami hanya dengan akal pikiran,
"Kemudian Rasul berwudhu dan meng- maka tentulah bagian bawah telapak khuf itu
usap kedua khuf-nya. Rasul meletakkan tangan lebih pantas diusap daripada bagian atasnya.
kanannya di atas khuf sebelah kanan dan ta- Aku telah melihat Rasulullah saw. telah me-
ngan kirinya di atas khulsebelah kirinya. Lalu ngusap bagian atas khufnya." Hadits ini telah
Rasul mengusap bagian atasnya dengan sekali menjadi pegangan ulama madzhab Hanafi dan
usapan, sehingga seolah-olah aku dapat me- Hambali.
Iihat kesan jari Rasul di atas kedua khulRasul Golongan pertama menggabungkan anta-
itu." ra kedua hadits tersebut dengan menafsirkan
Kesimpulannya, menurut ulama madzhab bahwa hadits al-Mughirah menunjukkan hu-
Maliki, kadar yang wajib diusap adalah selu- kum sunnah, sedangkan hadits Ali menunjuk-
ruh bagian atas khuf, seperti anggota wudhu kan hukum wajib. Golongan kedua mengambil
yang lain. Menurut ulama madzhab Hanafi, pendekatan men-tarjih, mereka men-taryih ha-
yang wajib diusap adalah sekadar tiga jari dits Ali daripada hadits al-Mughirah, karena ia
tangan, sama seperti mengusap kepala dalam mempunyai sanad yang lebih kuat. Mengusap
berwudhu. Ulama madzhab Hambali berpen- khuf juga dibolehkan secara menyalahi qiyas.
dapat perlu mengusap sebagian besar bagian Oleh sebab itu, ia perlu dibatasi seperti apa
atas khuf berdasarkan hadits Mughirah yang yang telah dinyatakan oleh syara'.
artinya,'Aku melihat Rasulullah saw mengusap Menurut penulis, pendekatan golongan
bagian atas khufbeliau."Tas Menurut pendapat yang kedua ini lebih sesuai, walaupun dalam
ulama madzhab Syafi'i, ia dapat terlaksana masalah ini lbnu Rusyd telah menyatakan
dengan tindakan paling minimal yang dapat bahwa pendapat yang paling tepat dalam ma-

7 +7 At-M ug h n i, lilid l, hlm. 298; Kasyryaful Qrna', Jilid I, hlm. 1 30, 1 33.
748 Riwayat Abu Dawud dan Ahmad.
7ae Bidayatul Mujtahid,lilid I, hlm. 18.
7s0 Riwayat Imam Hadits yang lima kecuali an-Nasa'i. Diriwayatkan
iuga oleh ad-Daruquthni, al-Baihaqi, dan lbnu farud, tetapi ada
'r?Iot dan dhaif (IVa ilul Authar,lilid.L hlm. 185).
Isr-AM lrrrD 1

salah ini adalah pendapat Imam Malik. Se- ia diletakkan di bawah tumitnya. Kemudian
cara keseluruhan, menurut pendapat ulama kedua tangan tersebut digerakkan ke ujung
madzhab Hanafi dan Maliki, usapan perlulah kaki. Dengan kata lain, mereka berpendapat,
dilakukan di bagian luar dan bagian ataskhuf. khufhendaklah diusap di bagian atas dan ba-
Bagian dalam dan bawah khuf tidak perlu di- wah. Namun, tidaklah disunnahkan meng-
usap. Ulama madzhab Maliki dan Syafi'i ber- usap secara menyeluruh. Mengulangi usapan
pendapat bahwa usapan dibuat di bagian atas dan membasuh adalah makruh, karena ia
khuf di samping sunnah mengusap di sebelah akan merusak khuf. fika ia dilakukan juga,
bawahnya. maka hal tersebut dianggap mencukupi'

Hal-Hal yang Sunnah dalam Mengusap lfiuf c. Syarat-Syarat MengusaP Khuf


Dari apa yang telah dijelaskan, ternyata Terdapat tiga syarat yang disepakati dan
para fuqaha mempunyai dua pendapat ber- beberapa syarat yang tidak disepakati di ka-
kaitan dengan perkara sunnah dalam meng- langan para fuqahaTsz bagi membolehkan me-
usap khuf ini. Ulama madzhab Hanafi dan ngusap khuf. Sebagaimana dimaklumi, semua
Hambali berpendapat usapan hendaklah di- syarat yang disebut ini adalah syarat meng-
lakukan secara membujur dengan jari, dimulai usap bagi tufuan berwudhu. Adapun untuk
dari sebelah jari kaki terus menuju ke betis. tujuan junub, maka mengusap khul tidak di-
Hal ini berdasarkan hadits al-Mughirah r.a' perbolehkan. Dengan kata lain, mengusap
yang artinya, "Nabi Muhammad saw mengu- khuf tidakboleh bagi mereka yang diwajibkan
sap di bagian atas kedua khry' Rasul. Beliau mandi. Hal ini berdasarkan hadits Shafwan
meletakkan tangan kanannya di atas khuf se' bin Assal yang telah disebutkan sebelum ini.
belah kanan, dan tangan kirinya di atas khuf Nabi Muhammad saw. telah menganjurkan
sebelah kirinya. Kemudian beliau mengusap kami supaya mengusap khuf apabila kami
ke atas dengan sekali usaPan."7s1 memakainya dalam keadaan suci, tiga hari
fika usapan itu dimulai dari sebelah be- pada waktu dalam musafir dan sehari se-
tisnya, kemudian menuju ke arah jari kaki, malam pada waktu kami mukim. Kami tidak
maka cara ini dianggap mencukupi. Sunnah perlu membukanya disebabkan membuang
juga mengusap kaki kanan dengan tangan ka- air besar atau kecil, ataupun tidur. Kami tidak
nan, dan kaki kiri dengan tangan kiri, seperti membukanya kecuali disebabkan junub.
yang dinyatakan dalam hadits al-Mughirah di
atas. Sya rat-Sya rat ya nE Dl se Pa kat t

Ulama madzhab Maliki dan Syafi'i ber- Para fuqaha telah bersepakat mensyarat-
pendapat, cara mengusap yang disunnahkan kan tiga perkara untuk mengusap khuf bagi
adalah dengan meletakkan telapak tangan maksud wudhu:
kanan di atas ujung jari kaki sebelah kanan. l. Memakai kedua-duanya pada wakhr suci
Sementara, tangan kiri menurut ulama madz- Hal ini berdasarkan hadits al-Mughirah.
hab Maliki diletakkan di bagian bawah jari Dia berkata, "Aku bersama Nabi Muhammad
kaki. Adapun menurut ulama madzhab Syafi'i, saw. dalam satu perjalanan,lalu aku tertunduk

7s1 Riwayat al-Baihaqi dalam Sunannya dan Ibnu Abi Syaibah (Nashbur Rayah, Jilid l, hlm. 180).
7s2 Ad-Durrul Mukhtan filid l, hlm. 241-245; al-Bada'i', Jilid I, hlm. 9 dan seterusnya; Muraqi al-Falah,b1m.22; asy-Syarhush Shaghir'Jilid
I, hlm. 21; al-
l, htm. 15,1-156; al-Qawanin al-Fiqhwah hlm. 38; Mughnil Muhwj,lilid I, hlm. 65 dan seterusnya; al-Muhadzdzab, Iilid
Mughnllilid I, hlm.282,293,294,296; Ihrysyaful Qina',lilid I, hlm.t24'133 Bidayatul Muitahid,lilid I, hlm. 19-21.
_=-

FIQIH ISTAM Bagan 1: IBADAH


'ILID

untuk mencabut khul Rasul. Maka, Rasul ber- air atau sebagainya, lalu berhadats, maka
sabda, 'Biarkan, karena aku telah memakai- dalam kasus ini dia boleh mengusap khuf
nya podo kedua kakiku dalam keadaan bersih.' nya.
Lalu beliau pun mengusap kedua-duanya."7s3 [c) Hendaklah kesucian tersebut secara sem-
Jumhur ulama mensyaratkan juga bahwa purna, yaitu dia memakainya setelah sele-
kebersihan kaki tersebut adalah yang dihasil- sai semua wudhu atau mandi yang tidak
kan dengan menggunakan air. Ulama madzhab membatalkan wudhunya. fika wudhunya
Syafi'i mensyaratkan kebersihan itu dengan batal sebelum membasuh kaki misalnya,
aic baik itu wudhu, mandi, ataupun dengan maka dia tidak boleh lagi mengusap khuf,
tayamum yang bukan disebabkan oleh ke- karena kaki tersebut telah masuk ke tem-
tiadaan air. patnya pada waktu ia sedang berhadats.
Ulama madzhab Maliki menganggap sya- Maka, kedudukannya seperti jika dia me-
rat ini termasuk dalam lima syarat bagi orang makai pada waktu tidak langsung meng-
yang mengusap khuf. Lima syarat tersebut ambilwudhu.
adalah: Menurut ulama madzhab Maliki dan
(a) Hendaklah memakai khuf dalam keada- Syafi'i, hendaklah dia dalam keadaan su-
an suci. Jika dia memakainya pada waktu ci sepenuhnya sewaktu memakai khuf.
berhadats, maka tidak dia sah mengusap Dengan kata lain, haruslah memakai khul
khuf. Ulama golongan Syi'ah Imamiyah dalam keadaan suci secara keseluruhan.
membolehkan memakai khuf baik pada Sementara ulama madzhab Hanafi, me-
waktu suci atau tidak, masukkan suci yang lengkap itu sewaktu
(b) Hendaklah keadaan suci itu dihasilkan berlaku hadats setelah memakai khuf-nya.
dari aic bukan dengan debu. Ini adalah Mereka tidak mensyaratkan keadaan suci
syarat dari jumhur ulama selain ulama secara sempurna pada waktu memakai
madzhab Syafi'i. fika dia bertayamum ke- khuf. Mereka berpendapat bahwa yang
mudian memakai khuf, maka menurut perlu hanyalah menyempurnakan keada-
jumhur dia tidak boleh mengusap khul an suci saja. Perbedaan ini akan jelas dalam
karena dia memakai pada waktu suci yang permasalahan, jika seseorang yang ber-
tidak sempurna. Ia dianggap suci dalam hadats itu membasuh kedua kaki sewaktu
keadaan darurat saja dan yang batal dari berwudhu, dan setelah itu terus memakai
asalnya. Selain itu, tayamum sendiri tidak khuf-nya. Kemudian dia baru menyem-
menyucikan hadats. Oleh sebab itu, dia purnakan wudhunya dengan mencuci
memakainya pada waktu dia dalam ke- anggota yang lain sebelum berhadats,
adaan berhadats. Ulama madzhab Syafi'i Dalam hal ini, jika dia berhadats lagi se-
berpendapat, jika tayamum dilakukan de- telah itu, maka menurut ulama madzhab
ngan sebab tidak ada ait; maka dia tidak Hanafi dia berhak untuk mengusap khuf
boleh mengusap khuf setelah mendapat- nya, karena telah ada syaratnya. Yaitu,
kan air. Dia hanya wajib membuka khuf- memakai khuf dalam keadaan suci yang
nya dan mengambil wudhu secara sem- sempurna pada waktu berhadats setelah
purna. Sebaliknya, jika dia bertayamum memakai khuf. Menurut ulama madzhab
karena sakit dan tidak bisa menggunakan Syafi'i dan Hambali, orang tersebut tidak
7s3 Muttalaq'alaih.
FIqlH ISLAM IILID 1

boleh mengusap khuf.Karena pada waktu perti mengusap khuf, bertayamum, memakan
memakai khuf, dia tidak dalam keadaan bangkai, kesemua itu boleh dilakukan pada
suci yang sempurna. Bagi mereka, tartib waktu musafir dan setiap keringanan (rukh'
adalah menjadi syarat wudhu. Oleh se- shah) yang ditentukan pada waktu musafir
bab itu, mendahulukan membasuh kaki saja, seperti qashar shqlat, berbuka puasa,
dari anggota yang lain berarti ia tidak di- maka ia boleh bagi mereka yang tidak me-
basuhnya. lakukan perjalanan dengan tujuan maksiat'
[d) Hendaklah orang yang mengusap itu Jika perjalanan dilakukan dengan tujuan
tidak memakai khuf hanya untuk tujuan maksiat, maka kemudahan tersebut tidak
bermegah-megah, seperti memakai khuf boleh untuknya.Tsa
dengan tujuan menjaga inai yang dipakai
di kedua kaki, karena semata-mata hen- 2. Hendaklah khut tersebut bersih sefta
dak tidur, karena dia seorang hakim, ha- menutup semua baglan kaki yang harus
di basuh kettka be nvudhu
nya karena bertujuan mengusapnya saja,
Anggota yang harus ditutupi adalah kaki
ataupun karena mengelakkan dari kutu,
dan kedua mata kaki dari semua sudut, kecuali
dan sebagainya. Dalam semua keadaan
dari sebelah atas. Mengusap khuf tidak boleh
tersebut, mengusap khuf tid'ak diboleh-
sekiranya khul tersebut tidak menutupi dua
kan. Akan tetapi jika ia dipakai karena
mata kaki serta keseluruhan kaki. Begitu juga
untuk menghindari panas, dingin, becek,
tidak sah mengusap khuf iika ia najis, seperti
ataupun takut disengat kalajengking dan
khuf yang dibuat dari kulit bangkai yang tidak
sebagainya, maka barulah dia boleh me-
disamak, menurut pendapat ulama madzhab
ngusapnya.
Hanafi dan Syafi'i. Bahkan, yang telah disamak
[e) Janganlah memakai khuf menimbulkan
sekalipun mengikut pendapat ulama madzhab
maksiat. Contohnya seperti mereka yang
Maliki dan Hambali. Hal ini karena bagi me-
sedang dalam ihram haji atau umrah,
reka menyamak tidak akan menjadikan kulit
yang tidak terpaksa memakainya. Dalam
bangkai tersebut menjadi suci. Menggunakan
keadaan ini, dia tidak boleh mengusap
perkara yang najis adalah terlarang.
khuf. lika dia memakai dengan keadaan
terpaksa ataupun oleh wanita, maka meng-
usap khuf adalah boleh. Pendapat yang
3, Khul tersefutt boleh diglunakan untuk
menefuskan perlalanan menu rut
kuat di kalangan ulama madzhab Maliki, kebiasaan
Hambali, dan Syafi'i, orang yang musafir Ulama berbeda pendapat dalam mene-
yang maksiat boleh mengusap khuf. Con- tapkan ukuran tersebut. Ulama madzhab Ha-
tohnya, seperti mereka yang durhaka ke- nafi berpendapat, hendaklah khul tersebut
pada kedua orang tua atau perompak. mampu digunakan untuk perjalanan biasa se-
jauh satu /a rsakhTss atau lebih. Oleh sebab itu,
Kaidah yang dipegang di kalangan ulama tidak boleh mengusap khuf yang dibuat dari
madzhab Maliki adalah, setiap kelonggaran kaca, kayu, besi, ataupun yang terlalu tipis
yang diberikan pada waktu tidak musafir se- dan terkoyak bila digunakan untuk berialan.

75+
755 Satu mil ialah 1848 meter. Oleh sebab itu adalah 5,544 meter.
-t
FrqlH Isr.AM JrrrD 1 Baglan 1: IBADAH

Mereka juga mensyaratkan khul tersebut ha- pendapat tentang sebatas manakah ukur-
rus melekat di kaki tanpa diikat. an minimal robek yang boleh dimaafkan.
Ulama madzhab Maliki menjelaskan ke- Ulama madzhab Syafi'i dalam qaul
mungkinan khul tersebut digunakan untuk jadid dan juga ulama madzhab Hambali
berjalan seperti biasa. Untuk itu, tidak boleh tidak membenarkan mengusap khuf yang
mengusap khufyangluas, yang mana kaki pada robek, walaupun hanya sedikit, Hal ini di-
seluruh waktu atau kebanyakan waktu tidak sebabkan dengan adanya robek tersebut,
dapat berada tetap di dalamnya, tetapi senan- maka khuf tidak lagi melindungi dan
tiasa menggelongsor pada waktu berjalan. menutupi keseluruhan kaki, walaupun lu-
Apa yang ditetapkan di kalangan keba- bang robek itu dari tempat jahitan. Kare-
nyakan ulama madzhab Syafi'i adalah khuf na, bagian yang tebuka memiliki hukum
tersebut dapat digunakan untuk berjalan bo- wajib dicuci dan bagian yang tertutup pu-
lak-balik untuk melakukan keperluan mereka, la hukumnya adalah diusap. Oleh karena
dalam masa sehari semalam untuk orang menggabungkan kedua hukum tersebut
yang bermukim dan bagi orang yang musafir tidak boleh, maka diutamakan hukum
dalam masa tiga hari tiga malam, yaitu masa membasuh. Dengan kata lain, anggota yang
bermusafir yang pendek, karena setelah itu tampak hukumnya harus dibasuh dan
semuanya wajib membuka khuf. yang anggota yang tertutup harus diba-
Sehubungan dengan masalah ini, ulama suh. Hingga apabila berkumpul dua bagian
madzhab Hambali mempunyai pendapat yang ini, maka diutamakan hukum membasuh
tersendiri. Mereka berpendapat, yang pasti, seperti jika terbuka salah satu kakinya.
khultersebut dapat digunakan untuk berjalan Ulama madzhab Maliki dan Hanafi
menurut kebiasaan, sekalipun ia tidak biasa secara istihsan dan untuk tujuan meng-
digunakan. Mereka berpendapat boleh me- hindari kesukaran, membolehkan meng-
ngusap khuf yang dibuat dari kulit, bulu yang usap khuf yang terdapat robek sedikit,
dianyam dan ditenun, kayu, kaca, besi, dan se- karena kebiasaannya khuf selalu terdapat
bagainya. Karena, semua itu merupakan khuf robek sedikit. Oleh sebab itu, perlu diberi
yang menutupi dan boleh digunakan untuk kebenaran untuk mengelakkan kesukar-
berjalan. Selain itu, karena ia menyerupai an tersebut. Adapun robek yang besar;
kulit, dengan syarat semuanya tidak longgar maka ia tetap menghalang dari keboleh-
sehingga memperlihatkan bagian yang wajib an mengusap. Menurut ulama madzhab
dibasuh. Syarat ini menyerupai pendapat Maliki, robek besar ini adalah yang tidak
ulama madzhab Hanafi dan Maliki. boleh dipakai lagi untuk meneruskan per-
jalanan. Yaitu, robek yang kira-kira satu
Syarat-syarat yang tidak disepakati fuqaha pertiga kaki, baik itu ia terbuka ataupun
Terdapat beberapa syarat yang tidak di- bertaut di antara satu dengan lain, seper-
sepakati dan ditetapkan dalam beberapa ma- ti teriris ataq terputus jahitannya, sedang-
dzhab, di antaranya adalah: kan kedudukan kulit masih bertaut rapat.
1. Hendaklah khuf itu sempurna dan tidak fika robek tersebut kurang dari satu
ada yang robek. Syarat ini merupakan ke- pertiga kaki, maka ia juga dihitung tidak
san dari syarat ketiga yang diterima oleh boleh, seandainya terbuka hingga tampak
semua madzhab. Hanya mereka berbeda kaki. fika ia bertaut rapat, maka tidak
FIQLH ISIAM JILID 1

mengapa. Hanya koyak yang sangat kecil ngusap adalah merujuk kepada penger-
saja yang dapat dimaafkan, yaitu yang tian tersebut.
tidak menyebabkan air sampai ke kulit Mengusap kaos kaki (Stocking)
kaki dari tangan yang basah pada waktu Ulama madzhab Hanafi dalam penda-
mengusap. pat yang rajih dari merekaTs6 memboleh-
Menurut ulama madzhab Hanafi, robek kan mengusap kedua stocking yang kuat,
yang termasuk besar adalah yang sebesar yaitu kira-kira jika dipakai, ia mampu
tiga jari kaki yang terkecil. digunakan untuk berjalan sejauh satu far-
2. Hendaklah khuf dibuat dari kulit. Ini sakh ataupun lebih. Stocking ini pula tetap
adalah syarat menurut ulama madzhab lekat pada betis orang yang memakai
Maliki. Bagi mereka, mengusap khuf tidak dengan sendirinya. Ia juga haruslah tebal,
boleh jika khuf yang dipakai dibuat dari sehingga tidak dapat dilihat apa yang
kain, sebagaimana tidak sah mengusap terdapat di baliknya.
kaos kaki (stocking) yaitu yang dibuat Ulama madzhab Hambali juga mem-
dari kapas atau bulu, kecuali jika dilapisi bolehkan mengusap stocking yang tebal,
dengan kulit.lika tidak dilapisi kulit, maka serta tidak jatuh apabila orang yang me-
mengusap di atasnya tidaklah sah. Begitu makai berjalan. Ia dibolehkan dengan dua
juga ulama madzhab Syafi'i, mereka ber- syarat:
pendapat tidak sah mengusap di atas
[a) Hendaklah ia tebal sehingga kaki di
sulaman tenun yang tidak dapat meng- sebaliknya tidak tampak walaupun
halangi air sampai ke kulit kaki, apabila ' sedikit.
dicurahkan air di atasnya melalui tempat
[b) Ia dapat digunakan untuk melakukan
jahitan apabila dicurahkan air ke atasnya,
perjalanan.
karena ia tidak tebal.
Ulama madzhab Maliki juga mensya- Wajib mengusap di atas keduastocking
ratkan, hendaklah khuf itu dijahit. Me- sekadar yang wajib.
ngusap tidak dibolehkan jika khuf itu di- Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali
lem. Hal ini ditetapkan untuk membatasi membolehkan mengusap khuf atau se-
hukum rukhshoh yang didasarkan pada patu yang terbelah sampai ke kaki, yang
pernyataan yang ada dalam nash. mempunyai bagian betis dan diikat de-
|umhur ulama selain madzhab Maliki ngan tali, di mana tidak tampak sedikit
membolehkan usapan ke atas khuf yang pun tempat yang wajib dicuci apabila ia
dibuat dari kulit, anyaman bulu, atau berjalan menggunakannya.
sebagainya. Ulama madzhab Syafi'i dan 3. Hendaklah khuf itu selapis. Ini merupa-
Hanafi mensyaratkan agar khul tersebut kan syarat yang ditetapkan oleh kalangan
hendaklah yang dapat menahan air sam- ulama madzhab Maliki.TsT Oleh sebab itu,
pai ke jasad, karena kebiasaan khufber- jika seseorang memakai jurmuq (lapisan
keadaan demikian. Dengan demikian, nash luar khufl, maka mereka mempunyai dua
syara' yang menunjukkan kebolehan me- pendapat berkaitan dengan kebolehan

7s6 At-Bodo'i',
Jilid I, hlm. l0; ad-Durrul Mukhtar dan Hasyiah lbn'Abidin,lilidl, hlm.348.
7s7 Al-qawanin at-Fiqhtyyah hlm.39; asy-Sya rhut Kabir,lilid t, hlm. L45; asy-Syarhusir Shoglria
filid l, hlm, L57 dan se$udahnya.
FIQIH ISLAM,ITID 1

mengusap untuk lapisan yang luar. Pen- fika kedua-duanya robek, maka tidak
dapat yang rajih adalah dalam keadaan boleh mengusapnya. Mengusap khuf di
ini dia boleh mengusap khuf yang luar. bagian dalam saja juga hukumnya boleh,
fika dia membuka pada waktu masih be- yaitu dengan memasukkan tangan ke ba-
lum berhadats, maka dia wajib segera wah khuf yang di luar dan mengusapnya.
mengusap lapisan khuf bagian dalam. Karena, kedua-duanya merupakan tempat
Ulama madzhab Hanafi dan Hambali yang boleh diusap. Oleh sebab itu, ia boleh
berpendapat,Tss mencukupi mengusap di diusap sekiranya khuf itu bagus.
atas jurmuq sebagaimana pendapat ulama Menurut pendapat yang azhar di ka-
madzhab Maliki. Ini berdasarkan kenya- langan ulama madzhab Syafi'i,761tidak cu-
taan Bilal yang artinya, "Aku melihat Nabi kup hanya dengan mengusap lapisan khul
Muhammad saw. mengusap khuf bagian yang luar saja (apabila memakai dua lapis
luar (al- Muq) i' se luga, berdasarkan sabda
7
khuf yangkeduanya sesuai untuk diusap).
Nabi Muhammad saw., Karena, kelonggaran (rukhshah) yang
diberikan oleh syara' adalah untuk khul
"Hendaklah kamu mengusap di atas
biasa.Hal ini dilakukan karena keperluan
serban dan khuf bagien luar.'a6o
yang meliputi semua orang, sedangkan
Supaya usapan yang dibuat di atas memakai khuf atas (jurmuq) bukanlah
khuf luar ini sah, ulama madzhab Hanafi merupakan keperluan yang menyeluruh.
menetapkan tiga syarat. Mereka berpendapat, boleh mengusap
kedua lapis khufyang di luar dan di da-
[a) Hendaklah lapisan luar ini dibuat da-
Iam.
ri kulit. fika ia bukan kulit, maka sah
usapan tersebut jika air yang diusap- 4. Memakai khuf yang boleh. Ini adalah sya-
kan sampai ke khuf di bawahnya. rat menurut ulama madzhab Maliki dan
Hambali. Dengan itu, tidak sah mengusap
[b) Hendaklah bagian luar itu dapat di-
gunakan untuk berjalan secara per- khuf yang dirampas. Begitu iuga khuf yang
haram digunakan seperti yang dibuat dari
seorangan. |ika ia tidak dapat, maka
mengusap di atasnya tidak sah, ke- sutra fbagi lelaki), walaupun dalam ke-
cuali usapan itu sampaike khuf yang adaan darurat menurut ulama madzhab
di bawahnya. Hambali. Contohnya, seperti mereka yang
berada di negara bersalju dan takut mem-
[c) Hendaklah khuf atas dipakai dalam
bahayakan jari-jarinya jika membuka khuf
keadaan suci seperti juga memakai
yang dirampas, atau khuf yang dibuat dari
khuf yangbagian dalam.
sutra yang dipakainya. Maka tidak boleh
Ulama madzhab Hambali memboleh-
untuk mengusap khul tersebut, karena
pemakaiannya dicegah dari asal. Keadaan
kan mengusap khuf yang di luar sebelum
berhadats, walaupun salah satunya robek.
darurat yang dihadapinya adalah suatu

758
Ad-Durrul Mukhtaa Jilid I, hlm. 2 47; Fathul Qadir,Jilid I, hlm. 7O8; Kasysyaful Qinai Jilid I, hlm. L24,131 dan seterusnya; al-Mughni,Jilidl,
hIm.284.
759
Riwayat Ahmad dan Abu Dawud.
760
Riwayat Sa'id bin Manshur dalam sunannya dari Bilal.
76t Mughnil Muhtaj,
Jilid I, hlm.66.
Baglan 1: lBADAll FIQIH Isl,A.M JILID 1

perkara yang sangat jarang berlaku. dicurahkan air ke atasnya. Karena kalau
OIeh sebab itu, tidak ditentukan hukum demikian, ia tidak tembus air. Berdasar-
untuknya. kan hal ini, maka sah mengusap khuf yang
Ulama madzhab Hambali juga berpen- dibuat dari kain nilon tebal serta bahan
dapat orang yang sedang berihram haji lain yang sejenisnya. Karena, tujuannya
atau umrah tidak boleh mengusap khuf adalah untuk menghalang dari diresapi
walaupun dengan keperluan. Pendapat air.
yang ashah di kalangan ulama madzhab 6. Masih ada sisa dari bagian telapak kaki
Syafi'i juga menyatakan, semua syarat ini sekadar tiga jari tangan yang terkecil. Ini
tidak diperlukan. Seseorang itu dapat me- adalah syarat yang ditetapkan oleh ulama
ngusap walaupun khuf yang dipakainya madzhab Hanafi, dalam kasus apabila se-
digunakan tanpa seizin pemiliknya atau seorang itu telah terpotong sebagian kaki-
dibuat dari sutra tebal fanti air), ataupun nya, supaya masih ada bagian yang diusap
yang dibuat dari perak ataupun emas un- sekadar yang fardhu. Seandainya sese-
tuk lelaki dan lainnya. Kedudukan hukum- orang itu terpotong kakinya di atas mata
nya adalah seperti masalah bertayamum kaki, maka gugurlah kewajiban memba-
dengan debu yang digunakan tanpa seizin suh kaki dan tidak perlu lagi dia meng-
pemiliknya. Seseorang yang berihram usap khufnya. Dia hanya perlu mengusap
untuk ibadah haji atau umrah sambil me- khuluntuk kaki yang satu lagi. Seandainya
makai khuf terkecuali karena orang yang masih ada bagian telapak kaki yang ter-
berihram dilarang dari memakainya se- sisa, tetapi tidak sampai sekadar tiga
bagai pakaian semata-mata. Larangan dari jari, ia tidak boleh diusap. Karena, bagian
memakai pakaian yang dirampas bukan- itu fardhu dibasuh. Berdasarkan hal ini,
lah karena memakainya, akan tetapi kare- seseorang yang tidak mempunyai bagian
na merampas dengan menggunakan hak punggung kaki, tidak boleh mengusap
orang lain. khuf, walaupun bagian tumitnya masih
5. Hendaklah khuf itu tidak menampakkan ada. Karena, ia bukan merupakan tempat
kaki baik itu disebabkan oleh sinar atau- untuk diusap bahkan ia wajib dibasuh.
pun terlalu tipis. Syarat ini adalah menu- Menurut pendapat fuqaha yang lain,
rut pendapat ulama madzhab Hambali. mengusap khuf sah dilakukan ke atas khul
Dengan demikian, tidak sah mengusap yang dipakai menutupi setiap bagian kaki
khuf yang dibuat dari kaca, karena ia ti- yang masih ada, yang pada asalnya wajib
dak menutup anggota tubuh yang wajib dibasuh. |ika daerah yang wajib dibasuh
dibasuh. Begitu juga, tidak sah mengusap telah tiada dan hanya tinggal satu kaki
khuf yangmenampakkan kulit disebabkan saja, maka dia hanya perlu mengusap khuf
terlalu tipis. untuk kaki yang ada. Tidak boleh sama
Menurut pendapat ulama madzhab sekali seseorang mengusap sebelah kaki
Maliki seperti yang telah disebutkan, se- atau sebagian yang ada, dan membasuh
baiknya khuf dibuat dari kulit. Menurut kaki yang sebelah lagi supaya tidak ber-
ulama madzhab Hanafi dan Syafi'i, ia ha- satu antara perkara gantian dengan yang
rus dapat menghalang air sampai ke kaki, asal pada satu tempat.
selain melalui tempat jahitannya kalaulah
FIQIH ISI.]A.M IILID 1

Rlng;kasan Syarat$yarat dalam Berbaglai [a) Hendaklah khulitu terbuat dari kulit.
Madzhab Tidak sah mengusap khuf yang ter-
1. Madzhab Hanafi menetapkan tujuh sya- buat dari bahan lain.
rat untuk membolehkan mengusap khuf, [b) Hendaklah ia suci, untuk menghinda-
yaitu: ri kulit bangkai, walaupun disamak.
(a) Hendaklah ia dipakai setelah mem- [c) Hendaklah khuf itu dijahit, bukan di-
basuh kedua kaki, walaupun sebelum lekatkan dengan lem.
sempurna wudhunya. fika dia telah [d) Hendaklah ia mempunyai bagian be-
dapat menyempurnakan wudhunya tis yang melindungi bagian yang wajib
sebelum berlaku hal-hal yang mem- dibasuh pada waktu berwudhu. Yaitu,
batalkan, maka dia dibolehkan me- ia haruslah melindungi kedua mata
ngusap khul kaki. fika khuf itu tidak melindungi-
[b) Hendaklah khuf tersebut menutup nya, maka ia tidak sah untuk diusap,
kedua mata kaki. dan
(c) Khuf itu dapat digunakan untuk me- (e) Menurut kebiasaannya, ia dapat digu-
neruskan perjalanan. nakan untuk berjalan, terhindar dari
[d) Kedua-duanya hendaklah tidak ter- longgar dan terbuka ketika berjalan.
dapat robek yang sebesar tiga jari
kaki atau lebih.
3. Ulama madzhab Syafi'i menetapkan dua
syarat untuk membolehkan khuldiusap:
(e) Ia tetap melekat di kaki tanpa harus
diikat. [a) Ia hendaklah dipakai setelah dalam
keadaan suci secara sempurna dari
(f) Kedua-duanya mampu menghalang
hadats besar dan hadats kecil.
air dari sampai ke anggota kaki, dan
(g) fika kaki terpotong, hendaklah masih [b) Hendaklah khuf itu bersih dan kuat
serta dapat digunakan untuk mene-
ada sebagian dari bagian punggung
ruskan perjalanan dalam melaksana-
kaki, sekurang-kurangnya sekadar tiga
kan kebutuhan.762 Di samping itu, ia
jari menurut ukuran jari tangan yang
juga menutupi semua bagian yang
paling kecil.
wajib dibasuh pada waktu berwudhu
2. Madzhab Maliki. Untuk membolehkan dari semua sudut, kecuali dari atas.
mengusap khuf, ulama madzhab Maliki Yaitu, semua kaki dan kedua mata
menetapkan sebelas syarat. Enam syarat kaki.763 Ia juga harus dapat menahan
khusus untuk khuf yang diusap, dan lima meresapnya air, kecuali melalui tem-
syarat untuk .orang yang melakukannya. pat jahitan dan tempat yang pecah.
Syarat untuk orang yang mengusap, telah Menurut pendapat yang shahih, boleh
kita kemukakan pada permulaan perbin- juga mengusap khuf yang terbelah
cangan mengenai syarat yang disepakati. dari kaki, tetapi diikat dengan tali.
Tentang syarat-syarat untuk khuf yang Sehingga, ia tidak memperlihatkan
diusap pula adalah seperti berikut: satu pun bagian yang fardhu dibasuh
ketika berjalan.

762
Yaitu kebutuhan sewaktu memakainya, tiga hari tiga malam bagl musafir dan sehari semalam bagi yang bermukim.
763
Kalar baglan belakang kaki dapal kelihatal dari atas,.yaitq tidrk mengapa.
Yl*X,Sq+t,
IsrAM ]rrrD 1

4. Ulama madzhab Hambali pula mensya- sah mengusap khuf yang terkoyak
ratkan tujuh perkara bagi membolehkan atau sebagainya yang memperlihat-
mengusap khuf,yaitu: kan sebagian kaki, walaupun dari
[a) Kedua khuf tersebut dipakai setelah tempat jahitan. Karena dalam keada-
berada dalam keadaan suci secara an ini, ia tidak lagi melindungi tempat
sempurna yang menggunakan air. yang wajib dibasuh. Namun seandai-
(b) Khuf tersebut dapat dipakai di kaki nya tempat yang robek itu tercantum
dengan sendiri ataupun dengan per- karena dipakai, maka ia sah diusap.
antaraan sandal. Tidak sah mengusap Karena, syarat harus menutup bagian
khuf yanghanya dapat dipakai apabila yang wajib dibasuh telah terpenuhi;
diikat. Bagaimanapun, sah mengusap dan
khuf yang teguh dengan sendiri, te- (g) Khuf itujangan terlalu longgar hingga
tapi sebagiannya terbuka lalu diikat memperlihatkan tempat yang wajib
dengan tali seperti yang mempunyai dibasuh.
bagian betis, sebagiannya disilangkan
dan diikat. Ia melindungi semua tem- d. Jangka Waktu untuk Mengusap ffltuf
pat yang fardhu. Para fuqaha mempunyai dua pendapat
(c) Kebolehan memakainya. Tidak sah berkaitan dengan jangka waktu mengusap
mengusap ke atas khufyangdirampas khuf yang diperbolehkan. Ulama madzhab
dan yang dibuat dari sutra, walaupun Maliki tidak menetapkan jangka waktu, ada-
dalam keadaan terdesak (darurat). pun jumhur pula menentukannya. Ulama
(d) Dapat digunakan untuk berjalan me- madzhab MalikiT6a berpendapat, kebolehan
ngikut 'urf, walaupun ia tidak biasa mengusap khuf ini adalah tanpa batas waktu
digunakan. Dengan demikian, sah tertentu, kecuali setelah dia membukanya
mengusap khuf yang dibuat dari ku- ataupun junub. Dalam keadaan junub, dia di-
lit, anyaman bulu, kayu, kaca, besi, wajibkan membukanya untuk mandi. Setelah
dan sebagainya, karena ia tetap me- dibuka, maka batallah hak untuk mengusap
rupakan khufyang menutup dan da- dan wajiblah membasuh kaki. Seandainya se-
pat digunakan untuk berjalan. seorang wajib mandi, maka dia tidak boleh
(e) Bahannya itu sendiri haruslah suci. lagi mengusap, karena mengusap khuf hanya
Tidak sah mengusap khuf yang najis, boleh dalam berwudhu. Walaupun khuf tidak
walaupun dalam keadaan darurat. wajib dibuka dalam jangka waktu tertentu,
Dalam keadaan terpaksa pula, ia hen- namun mereka tetap berpendapat sunnah
daklah bertayamum untuk kedua membuka khulsekali dalam setiap seminggu
kakinya, karena keduanya harus di- yaitu pada hari ia dipakai.
basuh. Dalam pendapat ini, mereka berpegang
(t) Khuf tersebut tidak memperlihatkan pada dalil-dalil berikut.
kaki dengan sebab kejernihan warna- t. Hadits Ubay bin Ammarah. Dia berkata,
nya seperti kaca, karena ia tidak lagi "Aku telah bertanya, 'Ya Rasulullah,
melindungi bagian yang wajib. Tidak bolehkah aku mengusap khuP' fawab

764 Asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. 154; asy-Syarhul-Kabinlilid. I, hlm. 142; Bidayah al-Mujtahid, lilid I, hlm. 20; al-Qawanin al'
-
FIQIH ISIAM IITID 1 Bagan 1: IBADAH

Rasul, 'Ya!' Aku bertanya selama sehari- sehubungan dengan jangka waktu mengusap
kah? fawab Rasul, 'lla.'Aku bertanya dua khuf-nya. Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali
hari? fawab Rasul, 'Ya, dua hari.' Aku ka- pula menetapkan jangka waktu untuk orang
takan, 'tiga hari?' |awab Rasul, 'Seberapa yang musafir karena tujuan maksiat seperti
yang engkau maut"76s jangka waktu orang yang bermukim.
2. Kenyataan dari sekumpulan sahabatyang Dalil yang dipegang oleh jumhur dalam
menyebut tentang mengusap khuf tanpa masalah ini adalah hadits yang ditetapkan dan
menetapkan waktu tertentu. Di antara menerangkan kebolehan mengusap khuf. Di
mereka adalah Umar, Anas bin Malik, antaranya adalah:
sebagaimana yang dicatatkan oleh ad-
7. Hadits Ali yang telah disebutkan sebelum
Daruquthni.
ini,
3. Ia merupakan satu bentuk usapan dalam
bersuci. Ia hendaklah tidak terikat dengan "Bagi orang musafir tiga hari dan tiga
waktu, seperti mengusap kepala dan me- malam don bagiyang bermukim sehari dan
ngusap di atas pembalut. Ini dikarenakan satu molam.'q67
jangka waktu tidak memberikan kesan
membatalkan keadaan suci. Karena, per- 2. Hadits riwayat Khuzaimah bin Tsabit,
kara yang membatalkan adalah berlaku-
"Bagi orang musafir tiga hari dan tiga
nya hadats baik itu kencing, berak, dan
malam, dan bagi yang bermukim sehari
sebagainya. Qiyas ini walaupun berten-
dan satu malem.'q68
tangan dengan hadits yang menunjukkan
adanya waktu tertentu untuk mengusap, 3. Hadits Shafiaran bin Assal, dia berkata,
tetapi dipakai karena didukung dengan
hadits Ibnu Ammarah. "Nqbi telqh memerintahkan kami su-
paya mengusap di atas kedua khuf kami
apabila kami memakainya dalam keadaan
Kalangan jumhur juga berpendapat jang-
bersih atau suci, selama tiga hari opabila
ka waktu masa mengusap khuf selama satu
kami musafir dan sehari semalom jikq kami
hari satu malam bagi mereka yang bermukim,
bermukim. Kami tidak perlu membukanya
dan tiga hari tiga malam bagi mereka dalam
dengan sebab berak, kencing, atau tidur.
perjalanan atau musafir.766 Ulama madzhab
Kami hanya harus membukanya apabilo
Hanafi pula berpendapat mereka yang me-
berjunub.'a6e
Iakukan musafir dengan tujuan maksiat ada-
lah sama hukumnya dengan mereka yang lain, 4. Hadits Auf bin Malik al-Asyja'i,

Riwayat Abu Dawud. Dia mengatakan bahwa ahli hadits berselisih pendapat mengenai isnadnya. Oleh sebab itu ia tidaklah kuat, be-
gitu ,uga pendapat al-Bukhari. lmam Ahmad mengatakan bahwa perawinya tidak dikenali. Diriwayatkan juga oleh ad-Daruquthni,
menurutnya isnad hadits ini tidak kuat. Di dalamnya ada tiga orang yang tidak dikenali, dikeluarkan iuga oleh Ibnu Majah. Kata Ibnu
Abdil Barr, isnadnya tidak kuat. Al-fauzqani juga mengatakan bahwa hadits itu adalah maudhu'(Nailul Authar,lilid, I, hlm. 182). Asy-
Syaukani mengatakan bahwa sebenarnya mengusap khufboleh dilakukan selama tiga hari bagi musafi5, dan sehari semalam bagi yang
bermukim.
Fathul Qadir, Jilid l, hlm. 102, lO7; Tabyinul Haqa'iq, Jilid I, hlm. 48; al-Bada'i', filid I, hlm. 8; Mughnil Muhtaj, lilid I, hlm. 64; aI-
Muhadzdzab,Jilidl,hlm.20; Kasysyaful Qina',lilid I, hlm. 128 dan seterusnya; al-Mughni, Jilid I, hlm. 282-291dan sesudahnya.
767
Riwayat Ahmad, Muslim, an-Nasa'1, dan Ibnu Majah.
768
Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan at-Turmudzi, dia menshahihkan hadits ini.
Ahmad dan lbn
FIQIH ISIAM JITID 1

"Sesungguhnya Rosulullah saw. me- babkan oleh berak, kencing, dan tidur." Ini
nyuruh supayo mengusap khuf pada waktu memberi pengertian bahwa khul tersebut
peperangan Tabuk selamq tiga hari dan harus dibuka setelah tiga hari yang telah di-
tiga malam dan sehari semalam bagi yang lalui setelah membuang air besar. Khuf adalah
bermukim.'a7o menghalang dari hadats itu sampai ke bagian
kaki. OIeh karena itu, ia perlu dihitung mulai
Pendapat yang menetapkan jangka waktu dari waktu ia berhalangan atau waktu hadats
ini adalah hadits dari Umar, Ali, Ibnu Mas'ud, itu tidak sampai ke bagian kaki.
Ibnu Abbas, Abu Zaid, Syuraih, Atha', ath- Berdasarkan ini, maka siapa yang ber-
Thawri, dan Ishaq. wudhu pada waktu terbit faja4, kemudian dia
Pendapat yang betul adalah yang me- memakai khuf-nya dan setelah terbit matahari
netapkan batas waktu untuk mengusap khul baru berhadats, kemudian setelah tergelincir
karena hadits Ibnu Ammarah tidak shahih. matahari barulah dia berwudhu dan meng-
Selain itu, ia dapat dimungkinkan telah di- usap khuf-ny4 maka jika dia seorang yang
nasakh dengan hadits-hadits yang shahih ini, bermukim, dia boleh mengusap hingga waktu
karena kedudukannya datang kemudian. Ha- yang sama dengan waktu dia menghilang-
dits Awf berlaku pada waktu Perang Tabuk. kan hadats itu pada hari berikutnya. Yaitu,
Jarak di antara peristiwa perang ini dengan setelah tergelincir matahari hari kedua. |ika
wafatnya Rasulullah saw. adalah lebih me- dia musafir; maka dia boleh mengusap hingga
mungkinkan. Adapun qiyas yang dikemuka- tergelincir matahari pada hari keempat.
kan oleh ulama madzhab Maliki, maka qiyas Apabila seorang itu mengusap khuf-nya
itu batal dengan masalah tayamum. pada waktu bermukim, kemudian dia musafir
ataupun sebaliknya, yaitu mengusap khuf
Kapankah awal iangka waktu mengusap dalam musafir kemudian dia bermukim, maka
khuf?
menurut pendapat ulama madzhab Syafi'i
Menurut pendapat jumhur; jangka waktu
dan Hambali, jangka waktunya dihitung ta-
yang ditetapkan bagi mengusap khuf ini ber-
mat seperti orang yang bermukim, Karena,
mula dari berlaku hadats setelah memakai
diberikan keutamaan dalam keadaan terse-
khuf,hingga waktu yang sama pada hari kedua
but yang merupakan asal. Dalam dua keadaan
untuk yang bermukim dan pada hari keempat
yang telah disebut tadi, dia hanya boleh me-
bagi mereka yang musafir. Karena, waktu yang
ngusap selama sehari semalam saja. Menurut
dibolehkan untuk mengusap adalah bermula
pendapat ulama Hanafi, seandainya seseorang
dengan berlakunya hadats. Dengan demikian,
itu mengusap khuf pada waktu bermukim,
maka jangka waktu yang dihitung adalah dari
tetapi sebelum sampai sehari semalam, dia
ketika itu. Hal ini diqiyaskan dengan shalat
telah mulai musafir, maka dia berhak meng-
yang waktunya dihitung mulai dari sejak ia
usap sebagai seorang musafi4 yaitu tiga hari
boleh dikerjakan. Selain itu, hadits Shafwan
tiga malam. Karena, dia telah menjadi seorang
bin Assal yang disebutkan dahulu yang me-
yang merantau. Orang merantau [musafir)
nyebut, "Kami dianjurkan supaya tidak mem-
berhak mengusap untuk waktu tiga hari tiga
buka khuf kami selama tiga hari tiga malam,
malam. fika seorang yang musafir berhenti
kecuali disebabkan junub. Tetapi tidak dise-
770 Riwayat Imam Ahmad. Dia mengatakan bahwa inilah hadits yang paling baik dalam masalah mengusap khul karena ia teriadi
dalam peperangan Tabuk, yaitu peperangan terakhir Nabi Muhammad saw..
ISIAM IILID 1

dan bermukim di suatu tempat, maka seandai- bagi dia mengambil wudhu dan mengusap
nya dia memenuhi jangka waktu bermukim, lagi jika jangka waktu untuk mengusap
dia wajiblah membuka khuf-nya, karena ke- masih ada. fika jangka waktunya telah ha-
longgaran untuk orang musafir tidak diberi- bis, maka dia hendaklah berwudhu dan
kan lagi tanpanya. f ika dia tidak menghabiskan membasuh kedua kakinya.
jangka waktu, maka dia bolehlah meneruskan 2. |unub atau sejenisnya. fika seorang yang
dengan keadaan orang musafir. mengusap khuljunub atau terjadi sesuatu
Sekiranya dia ragu-ragu adakah dia mu- yang mewajibkan mandi seperti haid, da-
lai mengusap pada waktu dalam musafir lam waktu untuk mengusap, maka batal
atau dalam waktu bermukim, maka menurut kebolehan mengusap, dan dengan itu dia
pendapat ulama madzhab HambaliTTl hendak- wajib membasuh kedua kakinya. fika dia
lah ia merujuk kepada yang pasti, yaitu me- masih mau mengusapnya, maka dia hen-
ngusap sebagai seorang bermukim. Karena, daklah memakainya kembali. Ini dapat
tidak boleh seseorang itu mengusap dalam dipahami dari hadits Shaftnran bin Assal
keadaan ragu. yang telah disebutkan sebelum ini, bahwa
Ulama madzhab Syafi'i berpendapat,TTz "Rasulullah saw. memerintahkan kami jika
seorang yang ragu tentang jangka waktunya kami dalam musafit agar tidak membuka
masih ada atau sebaliknya, ia tidak boleh khuf kami selama tiga hari tiga malam,
mengusap, baik jangka waktunya telah ber- melainkan disebabkan junub." Hal-hal lain
akhir ataupun belum. Begitu juga orang mu- yang sama kedudukannya adalah seperti
safir yang ragu apakah dia mengusap pada haid, nifas, melahirkan, dapat diqiyaskan
waktu musafir atau bermukim, karena meng- dengan junub tersebut,
usap khufini adalah suatu kelonggaran (rukh- 3. Membuka salah satu dari kedua khul
shah) yang diberikan dengan beberapa syarat, ataupun kedua-duanya. Walaupun ia ter-
termasuk waktu. OIeh sebab itu, apabila dia jadi disebabkan sebagian besar dari kaki
ragu, maka hendaklah kembali kepada hukum telah terbuka ke bagian betis khul maka
asal, yaitu wajib membasuh. tindakan membuka itu membatalkannya,
karena tempat yang diusap telah terpi-
e. PerkaraPerkara yang Membatalkan sah dari kedudukannya. Untuk sebagian
Mengusap Khul besar adalah sama hukum dengan ke-
Mengusap khuf batal dengan perkara- seluruhan. Dalam keadaan ini, jumhur
perkara berikut.773 selain ulama madzhab Hambali berpen-
L. Semua perkara yang membatalkan wudhu dapat wajib membasuh kedua kaki. Ka-
dapat membatalkan mengusap khuf, ka- rena, kesucian kedua kaki dibatalkan,
rena ia adalah sebagian dari wudhu. Selain sebab menurut hukum asal kedua kaki
itu, ia adalah pengganti wudhu. Oleh sebab adalah wajib dibasuh, mengusap hanya
itu, ia batal dengan perkara yang mem- merupakan pengganti. Karena itu apabila
batalkan asalnya. Dengan hal itu, wajib hilang hukum pengganti, maka hendaklah

777 Al-Mughni,Jilid l, hlm.292.


772 Mughnil Muhtaj,lilidt, hlm. 67.
773 Fathul
Qadinlilid.I, hlm. 105 dan seterusnya; al-Bada'i',filid I, hlm. 12 dan seterusnya; ad-Dumtl Mukhtan filid I, hlm. 254-256;
Muraqi al-Falah,hlm.22; asy-Syarhush Shaghir, filid I, hlm. 156; asy-Syarhul lhbir,Jilidl,hlm.l45"L47; Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm. 68;
al-Muhadzdzqb, Jilidl,Nlm.22; al-Mughn[lilidl,hlm.?BL Karysyqful Qinq', Iitid I, hlrn 136 dan seterusnya.
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISI."AM JILID 1

kembali kepada asalnya, seperti dalam menghindari berkumpulnya mengusap


hukum tayamum setelah mendapat air. dan membasuh, karena mengusap sebelah
Tidak mencukupi kalau hanya membasuh kaki dan membasuh sebelah yang lain
sebelah kaki yang terlepas khuf saia, adalah tidak boleh.
tetapi wajib membasuh kedua belah kaki. 6. Habis jangka waktu masa, yaitu apabila
Karena, mengumpulkan di antara mem- berakhir sehari semalam untuk yang ber-
basuh dengan mengusap adalah tidak mukim dan tiga hari tiga malam bagi yang
boleh. musafir. Hal ini adalah karena hadits-
Dalam kasus membuka khuf bagian hadits yang berkaitan dengan mengu-
luar (jurmuq), ulama madzhab Maliki ber- sap khuf dari Ali, Khuzaimah, dan Shaf-
pendapat hendaklah segera mengusap wan menetapkan jangka waktu masa
kedua khuf yang di dalam, sebagaimana demikian.
yang ditetapkan dalam syarat muwalah
Dalam keadaan ini dan tiga keadaan se-
seperti yang telah diterangkan.
belumnya, menurut pendapat ulama madzhab
4. Terbuka sebagian dari kaki karena ter-
Hanafi, Maliki, dan Syafi'i yang rajih bahwa
singkap atau terbukanya tali pengikat dan
berdasarkan usapannya telah membersih-
sebagainya. Ulama madzhab Syafi'i dan
kan kaki, maka dia hanya perlu membasuh
Hambali berpendapat bahwa sebab-sebab
kedua kakinya saja, tanpa harus mengulangi
tersebut membatalkan wudhu. Menurut
keseluruhan wudhu. Karena, dia dihitung
ulama madzhab Hanafi, wudhu batal apa-
masih berwudhu. Kejadian tersebut hanya
bila terbuka sekadar tiga jari kaki. Me-
melibatkan khuf saja ataupun membatalkan
nurut ulama Maliki, wudhu menjadi batal
kesucian kedua kakinya saja. Sebab, pada asal-
apabila khuf-nya terkoyak atau terbuka
nya kedua kaki boleh dibasuh, dan mengusap
jahitannya sebesar sepertiga dari bagian
khul merupakan penggantinya. Maka apabila
kaki, baik itu khuf-nya terbuka langsung
hukum pengganti batal, boleh kembali kepada
ataupun bertaut, ataupun kurang dari
hukum asalnya, sama seperti dalam masalah
ukuran tersebut apabila terbuka dan ter-
tayamum setelah mendapatkan air.
lihat kaki. Sebaliknya, tidak batal jika ia
Ulama madzhab Hanafi memberi penge-
bertaut dan melekat di antara satu sama
cualian untuk keadaan darurat, yaitu takut
lain. Seandainya tempat yang terbuka itu
kehilangan kaki disebabkan dingin. Dalam ke-
terlalu kecil, yang mana basah air yang
adaan ini, khuftidak perlu dibuka, tetapi bo-
ada di tangan pada waktu mengusap tidak
leh terus diusap sehingga keadaan tersebut
dapat sampai ke kaki yang berada di se-
berakhir. Pengecualian ini diberikan tanpa ba-
baliknya, maka tidak menjadi apa-apa.
tas waktu, hanya saja mengusap khuf dalam
5. Apabila sebagian besar dari salah satu ka- keadaan ini diperbolehkan dengan meratakan
ki yang di dalam khuf dibasahi air, meski- usapan ke seluruh khuf, sebagaimana meng-
pun khuf itu bagus. Menurut pendapat usap di atas perban atau balutan.
yang shahih di kalangan ulama madzhab
Menurut pendapat ulama madzhab Ham-
Hanafi, keadaan ini membatalkan usapan,
bali, setelah jangka waktu masa mengusap
sama seperti jika semua kaki menjadi berakhir ataupun khul dibuka, maka wajib
basah. Oleh sebab itu, wajib membuka bersuci [mengambil wudhu) semula. Karena,
khuf dan membasuh kedua kaki untuk wudhu adalah suatu ibadah yang
FrqlH IsrAM JrilD 1 Bagan 1: IBADAH

batal dengan sebab hadats. Ia menetapi hu- memakai serban dan setelah itu dia berhadats,
kum batal secara keseluruhannya apabila maka dia boleh mengusap ke atas serbannya.
terjadi pembatalan pada sebagian darinya, se- Ini berdasarkan kenyataan Amru bin Umayyah
perti halnya shalat. Dengan kata lain, hadats ad-Damiri yang maksudnya, 'Aku melihat
tidaklah boleh dibagi-bagi. Oleh sebab itu, Rasulullah saw. mengusap di atas kain serban-
apabila jangka waktu masanya berakhir atau nya dan juga di atas khuf-n!a."726
apabila khuldibuka, maka hadats kembali lagi Al-Mughirah bin Syu'bah menyatakan,
kepada anggota yang diusap khuluntuk peng- "Rasulullah saw. berwudhu dan Rasul meng-
ganti dari membasuhnya, maka hadats itu usap di atas kedua khuf-nya dan serbannya:'777
akan melebar ke anggota-anggota wudhu yang Bilal menyebutkan bahwa, "Rasulullah
lain. Dengan demikian, wajiblah mengambil saw telah mengusap ke atas dua khufnya dan
wudhu lagi, walaupun dalam jarak waktu yang j uga penutup kepalanya."778
sebentar.
Hukum boleh mengusap serban ini adalah
pendapatyang dipegang oleh Abu Bakat Umar;
Kesimpulan
Anas, Abu Umamah. Al-Khallal meriwayatkan
Perkara-perkara yang membatalkan usa-
bahwa Umar telah berkata, "Barangsiapa tidak
pan menurut ulama madzhab Hanafi ada em-
pernah menyucikan dirinya dengan mengusap
pat perkara, yaitu semua perkara yang mem-
ke atas serban, maka Allah tidak menyucikan-
batalkan wudhu, terbukanya khul walaupun
nya'"
dengan hanya terkeluar sebagian besar kaki
Yang harus dan wajib adalah mengusap
ke bagian betis khuf. Sebagian besar dari salah
sebagian besar dari serban, karena ia sebagai
satu kaki yang di dalam khufdibasahi aic dan
penganti seperti khuf.Yang harus diusap ada-
berakhirnya jangka waktu masa yang ditentu-
kan dengan syarat. fika tidak, dikhawatirkan lah bagian sekelilingnya bukan di tengah-
tengahnya, karena ia seperti telapak khuf. Ba-
akan menyebabkan kehilangan kaki akibat
gian yang biasanya dibuka tidak perlu diusap
kedinginan. Karena, dalam hal ini seseorang
boleh mengusap hingga keadaan itu tidak ada. bersamanya, karena serban ini adalah peng-
ganti pada kepala. Oleh sebab itu, kebutuhan
t. Mengusap di atas Serban telah beralih kepadanya dan hukum tersebut
Ulama madzhab Hanafi berpendapat,TTa telah berbungan dengannya. Mengusap peci
mengusapkan air atau debu di atas serban, tidaklah diperbolehkan. Adapun mengusap
peci, penutup muka, dan sarung tangan ada- serban adalah sah dengan beberapa syarat:
lah tidak sah, karena hukum mengusap khul L. Hendaklah ia berupa serban yang mubah
ditetapkan secara menyalahi qlyas. Oleh se- dan tidak haram, seperti serban yang
bab itu, ia tidak dapat disamakan dengan yang dirampas ataupun yang dibuat dari sutra.
lain. 2. Hendaklah ia dipakai secara dililitkan di
Ulama madzhab Hambali berpendapat,TTs bawah dagu sekali atau dua kali lilitan
lelaki yang mengambil wudhu kemudian dia saja, baik ia mempunyai ekor atau tidak.

774
Mumqial-Falah,hlm.23;Fathul Qadir,lilid I, hlm. 109; al-Lubab, Jilid I, hlm.45 dan seterusnya.
Kasysyaful Qina', Jilid I, hlm. 126, 134 dan seterusnya; al-Mughnr, Jilid I, him. 300-304.
776
Riwayat Ahmad, al-Bukhari, dan Ibnu Malah.
777
Riwayat Muslim, at-Tirmidzi dan dianggapnya shahih.
778
Riwayat al-fama'ah kecuali al-Bukhari dan Abu Dawtrd fNcilu//uthar, Jilid I, hlm. 154J,
Baglan 1: IBADAH FIQIH ISLAM IITID 1

Karena, itulah cara serban Arab dipakai. berdasarkan hadits Anas yang telah disebut-
Ia sulit dibuang serta akan memberikan kan sebelum ini, 'Aku melihat Rasulullah saw
perlindungan yang lebih. Kain serban juga berwudhu di mana Rasul memakai serban
mungkin mempunyai ekor, yaitu ujungnya buatan Qatar. Rasul memasukkan tangannya
yang dibiarkan menjulur ke bawah. ke bawah serban, lalu mengusap bagian de-
Membiarkan ujung serban terurai adalah pan kepalanya tanpa menguraikan serbannya
amalan Nabi Muhammad saw..Ibnu Umar itu."78o
menyatakan bahwa Rasul memakaikan Selain itu, Allah telah mewajibkan meng-
Abdurrahman dengan serban hitam dan usap di atas kepala, sedang hadits-hadits yang
Rasul membiarkan ujung serban itu labuh berkaitan dengan mengusap serban masih
ke belakangnya kira-kira empat jari. Kain dapat dibuat andaian. Oleh sebab itu, tidak
serban yang dipakai secara berselimut boleh menukarkan hukum yang memang
tidak boleh diusap, karena ia bukan me- jelas-jelas yakin kepada yang masih menerima
rupakan bentuk serban yang dipakai di andaian. Mengusap serban bukanlah meng-
kalangan orang Islam. Di samping mudah usap di atas kepala.
untuk membukanya, ia juga seperti topi. Asy-Syaukani berpendap?t,781 terdapat ha-
3. Hendaklah serban itu dipakai oleh lelaki, dits yang jelas yang menyebut tentang meng-
bukan oleh seorang wanita. Seorang wa- usap kepala saja, yaitu menyebut mengusap
nita dilarang untuk menyerupai lelaki, serban saja dan juga yang menyebut tentang
karena wanita tidak boleh mengusap ser- usapan kedua sekali. Hadits-hadits tersebut
ban, meskipun dia memakainya karena merupakan hadits shahih dan sah. Dengan
terlalu dingin ataupun sebagainya. demikian, membatasi kebolehan kepada se-
4. Hendaklah serban tersebut menutupi ba- bagian yang disebut oleh hadits tanpa alasan
gian anggota yang biasanya tidak dibuka, adalah tidak adil.
seperti bagian depan kepala, dua telinga,
dan bagian pinggir kepala. g. Mengusap Kaos Kakl (Stockingl
Para fuqaha bersepakat tentang keboleh-
Ulama madzhab Maliki berpendapat,TTe an mengusap stockingTs2 jika ia dilapiskan
boleh mengusap serban yang dikhawatirkan pada kulit ataupun sepatu. Namun, mereka
akan menyebabkan kemudharatan jika mem- berselisih pendapat mengenai stocking biasa
buangnya, di samping tidak mampu untuk menjadi dua pendapat. Pendapat pertama
mengusap kopiah atau sebagainya, yang di- yang dipelopori oleh sebagian ulama, terma-
baluti dengan serban. fika dia mampu mengu- suk Imam Abu Hanifah, ulama madzhab Maliki
sap sedikit kepala, maka hendaklah berbuat dan ulama Syafi'i, menyatakan tidak boleh.
demikian dan menyempurnakan usapan di Pendapat kedua disertai oleh ulama
atas serbannya. madzhab Hambali dan dua sahabat Abu Hani-
Ulama madzhab Syafi'i berpendapat, ti- fah, yaitu Muhammad ibnul Hasan dan Abu
dak boleh hanya mengusap serban saja. Hal ini Yusul yang mana pendapat mereka berdua

77e Asy-Syarhul Kabir Jilid I, hlm. 163; asy-Syarhush Shaghir,Jilid,l, hlm. 203 dan sesudahnya.
780 RiwayatAbu Dawud, Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanadnya ada masalah (Nailul Authar,lilid I, hlm. 157).
78r Nailul Arthar, Iilid I, hlm. 166.
782 B^ikdibuat dari bulu, kapas, atau sutra.
FIqLH ISLAM )ILID 1 Baglan 1: IBADAH

meniadi fatwa dalam madzhab Hanafi. Mereka pada betis dengan sendiri di samping tidak
berpendapat hukumnya adalah boleh. Beri- terlihat bagian yang dibalutinya.
kut dijelaskan pendapat-pendapat bagi setiap Ulama madzhab Maliki seperti juga ulama
madzhab.783 madzhab Hanafi mensyaratkan supaya kedua
Imam Abu Hanifah berpendapat, tidak bo- stocking itu dilapisi dengan kulit pada bagian
leh mengusap di atas kedua stocking, kecuali atas dan bawah, sehingga dapat digunakan
jika ia dilapisi dengan kulit ataupun sepatu, untuk berjalan seperti biasa. Dengan demiki-
karena stocking tidak boleh disamakan dengan an, ia menjadi seperti khuf,lni adalah andaian
khuf karena ia tidak boleh digunakan untuk yang mungkin dikehendaki dalam hadits-
melakukan perjalanan, kecuali jika dengan hadits yang menunjukkan boleh mengusap
bersepatu. Pengertian inilah yang mungkin kedua stocking.
dimaksudkan oleh hadits yang membolehkan Ulama madzhab Syafi'i berpendaPat,
mengusap stocking. mengusap stocking adalah boleh dengan dua
Namun, Imam Abu Hanifah dikatakan syarat, yaitu:
telah menarik kembali pendapatnya ini dan 1. Hendaklah ia dianyam secara rapat dan
setuju dengan pendapat kedua sahabatnya tidak jarang, sehingga dapat digunakan
pada akhir hayatnya. Pada waktu dia sakit, untuk berjalan dengannya.
dikatakan bahwa dia mengusap ke atas dua 2. Hendaklah ia dipakai dengan sepatu.
stocking-nya, sambil mengatakan kepada me-
reka yang berziarah, 'Aku lakukan apa yang
fika tidak ada salah satu dari dua syarat
dahulunya aku larang kepada banyak orang." tersebut, maka ia tidak boleh mengusap stock-
Ini telah dijadikan dalil bahwa Imam Abu ing,karena ia tidak boleh digunakan lagi un-
Hanifah telah mengubah pendiriannya. Kedua tuk berjalan. Kedudukannya adalah seperti
orang sahabatnya berpendapat, mengusap kain buruk. AI-Baihaqi dalam mengutip hadits
ke atas stocking adalah boleh kalau keduanya al-Mughirah mengatakan bahwa Nabi Muham-
tebal hingga kulit tidak tampak. Pendapat ini mad saw. mengusap ke atas dua stocking dan
menjadi fatwa dalam madzhab Hanafi. Dalil sepatunya, dan mengatakan hadits ini adalah
mereka berdasarkan amalan Nabi Muhammad lemah. Para ahli hadits juga mengatakan ke-
saw. yang telah mengusap di atas kedua stock'
dua hadits Abu Musa dan Bilal sebagai lemah
ing-nya.7Ba Selain itu, jika ia tebal maka ia dapat
(dhaif).
digunakan untuk berjalan, seperti stocking
Ulama madzhab Hambali juga membo-
bulu yang wujud sekarang. Dengan demikian,
lehkan mengusap stocking dengan dua syarat
jelaslah bahwa pendapat yang menjadi fatwa
yang telah disebutkan dalam masalah meng-
di kalangan ulama madzhab Hanafi adalah
usap khuf, yaitu:
boleh mengusap stocking yang kuat yang dapat
digunakan untuk berjalan sejauh satu farsakh
L. Hendaklah ia kuat dan tidak terlihat kaki
sedikit pun,
ataupun lebih. Selain itu, mestilah ia melekat

Ad-Durrul Mukhtan lilid I, hlm. 248 dan seterusnya; Fathul Qadir, f ilid I, hlm. 108 dan seterusnya; al-Bada'i',Jilidl,hlm, L0; Mumqi al-
Fatah,hlm.2L; Bidayatul Mujtahid, Jilid I, hlm. 19;asy-Syarhush Shaglrdr,lilid l, hlm. 153;asy-SyarhulKablr, Jilid I, hlm.l4t; Mughnil Muhtai'
filid I, hlm.66; al-Majmu',lilidl,hlm.539 dan seterusnya;al-Muhadzdzab,lilidl,hlm.2l;al'Mughni Jilid I, hlm' 295; Kasysyaful Qina',lilid
l,hlm.124,130.
Diriwayatkan oleh lmam Hadits yang empat dari al-Mughirah bin Syu'bah. Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan
shahih. fug4 diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan ath-Thabrani dari Abu Musa. Diriwayatkan juga oleh ath-Tabrani dari Bilal, kedua
hadits yang terakhir ini adalah dhaif (Nashbur Rayaft, ,ilid I, hlm, 184 dan seterusnyaJ.
Istrq.M IrtID 1

2. Hendaklah ia dapat digunakan untuk te- h. Mengusap Balutan atau Perban


rus berjalan dan ia melekat di kaki dengan Perbincangan ini akan mencakup tentang
sendiri. definsi, dasar mensyariatkan, kebolehan
mengusap perban atau balutan, hukumnya,
Pendapat ini didasarkan pada pendapat
sembilan orang sahabat yang membolehkan syarat dibolehkan, kadar yang dibutuhkan
mengusap stocking. Mereka adalah Ali, Ammar; untuk diusap, bolehkah mengumpulkan antara
Ibnu Mas'ud, Anas bin Uman al-Barra', Bilal, mengusap perban dengan tayamum, apakah
Ibnu Abi Ala, dan Sahl bin Sa'ad. Pendapat ini shalat orang yang menggunakan perban perlu
juga menjadi pegangan kumpulan tabi'in yang diulang setelah dilepas, perkara-perkara yang
masyhur seperti Atha', al-Hasan al-Bashri, membatalkan mengusap perban, dan pada
Sa'id ibnul Musayyab, Ibnu ]ubair; an-Nakha'i, akhir pembahasan akan disebutkan perbeda-,
dan ats-Tsauri. an yang terdapat antara mengusap balutan
Mengusap stocking juga disampaikan da- dengan mengusap khul
lam hadits tabi'in, yaitu hadits al-Mughirah Apa yang dimaksud dengan balutan ada-
yang artinya, "Rasulullah saw telah berwudhu. lah bilah-bilah kayu atau bambu yang dilu-
Rasul telah mengusap ke atas kedua stocking ruskan dan diikat pada bagian anggota yang
dan sepatunya."TEs patah atau terbuka untuk menguatkannya.TsT
Hadits Bilal yang artinya, 'Aku melihat Keadaan yang hampir sama dengan keduduk-
Rasulullah saw. mengusap ke atas dua khuf an ini adalah membalut tempat patah dengan
bagian Iuar dan juga serbannya!r86 semen, Hal-hal berikut memiliki kedudukan
Pendapat yang lebih rajih adalah pendapat
hukum yang sama dengan keadaan ini. Ia me-
ulama madzhab Hambali yang bersandarkan liputi balutan luka walaupun di kepala atau
pada amalan sahabat dan tabi'in, serta karena tempat pembuangan darah,788 balutan kudis,
terdapat amalan yang telah tetap dari Rasu- balutan luka yang disebabkan operasi, dan
lullah berdasarkan hadits riwayat al-Mughirah. sebagainya. Ibnu fuzi al-Maliki mengatakan,
Pendapat ini juga adalah pendapat yang men- maksud jaba'ir adalah sesuatu yang diikat
jadi fatwa di kalangan ulama madzhab Hanafi. pada tempat luka, kudis, dan tempat mem-
buang darah.78e
Mengusap kedua stocking ini boleh dila-
kukan hingga keduanya dibuka dalam jangka
Dasar pensyarlatan mengusap pefuan
waktu sehari semalam bagi mereka yang ber-
Mengusap perban dan balutan merupakan
mukim, dan tiga hari tiga malam bagi mereka
perkara mubah di sisi syara'. Hal ini berdasar-
yang musafir. Bagi ulama madzhab Hambali,
kan hadits dan akal. Dari segi hadits, terdapat
usapan tersebut wajib dibuat ke atas kedua
beberapa hadits di antaranya:
stocking dan juga tali sepatu menurut keten-
tuan yang wajib.
L. Hadits Ali bin Abi Talib. Dia berkata,

Diriwayatkan oleh Imam Hadits yang lima dan dianggap shahih oleh at-Tirmidzi. Hadits ini juga diriwayatkan dari Abu Musa al-
Asy'ari, namun ia tidak bersambung dan tidak kuat (Nailul Authaa f ilid I, hlm. 179). Di sini kita dapati az-Zaila'i menyebutkan bahwa
an-Nasa'i sebagai salah seorang perawi hadits al-Mughirah, tetapi Ibnu Taimiyah dalam Muntaqa al-Akhbar mengecualikan an-
Nasa'i.
746
Riwayat Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan ath-Thabrani.
747
h taj, Jilid l, hlm. 94; a I Mug hni, Jilid I, hlm. 27 7 .
M ug hni I M u -

748
Maksudnya ialah luka bekas berbekam, yaitu membuang darah untuk tuluan kesehaan.
789
Al-Qawanin al-Fiqhiyyah hlm. 39.
FIQIH ISLAM

"Salah satu dari lenganku telah Pa- Adakah hukum mengusap iablrah (balutan)
tah. Lalu aku bertanya tentang hukum- wajib atau sunnah?
nya kepada Rasulullah saw.. Rasul me- Menurut madzhab Abu Hanifah dan pen-
nyuruhku supaya mengusap di atas per- dapat yang shah dari dua sahabatnya,Te3 bah-
bannya."Teo wa mengusap perban adalah wajib, namun
2. Hadits Jabir tentang seorang sahabat bukan fardhu. Pendapat inilah yang menjadi
yang luka di kepala, lalu dia mandi hingga fatwa dalam madzhab Hanafi. Hanya Abu
membawa maut. Setelah itu Nabi saw. Hanifah berpendapat, seandainya usapan juga
bersabda, menyebabkan kemudharatan, maka hukum
mengusap itu dapat gugur. Karena kalaulah
kewajiban membasuh dapat dilepaskan de-
i\'4"t'& rl ^** trE t;t ngan sebab uzu4 niscaya kewajiban mengusap
ini lebih utama untuk digugurkan. Dalil yang
,,o1 , ,.c, r!.::,
ot ',.
k=Ie 3*r I 4r D-F d menunjukkan wajib adalah perkara fardhu
tidak dapat ditetapkan, kecuali dengan dalil
:f j.(' yang qath'i. Sedangkan hadits AIi yang telah
dinyatakan merupakan hadits Ahad. Ia tidak
"sesungguhnya dapot mencukuPi ka'
dapat menentukan hukum fardhu. Dengan
lau ia hanya mengambil taYamum dan demikian, nyatalah bahwa Imam Abu Hanifah
membalut lukonya dengan perca kain, dan
sependapat dengan kedua sahabatnya ten-
setelah itu ia mengusap di atasnyo dan
tang hukum wajib. Dengan arti lain, ia boleh
mandi ke seluruh tubuhnya.'aer
ditinggalkan. Bagi Imam Abu Hanifah, orang
yang tidak mengusap menanggung dosa, se-
Dalil dari akal adalah, mengusap perban
dang hukum shalatnya adalah sah dan dia
dan balutan diperlukan, karena membuang
harus mengulangi lagi. Beliau memaksudkan
balutan merupakan satu kesulitan dan ber-
wajib, pada tingkat wajib yang rendah. Sedang
bahaya. AI-Marghinani dalam kitab ql-Hidayah
kedua sahabatnya mengatakan, shalat yang
mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi
dilakukan tanpa mengusap adalah tidak sah.
dalam masalah balutan, jauh lebih berat jika
Mereka memaksudkan waiib, pada tingkat
dibandingkan dengan kesukaran dalam men-
wajib tertinggi.
cabut khuf. Oleh sebab itu, ia lebih utama un-
Menurut jumhur, yaitu ulama madzhab
tuk boleh diusap.Te2
Maliki, Syafi'i, dan Hambali,Tea mengusap ba-

7e0 Riwayat Ibnu Maiah, ad-Daruquthni, dan al-Baihaqi dengan sanad yang sangat lemah [Nashbur Rayah, Jilid I, hlm. 186 dan
seterusnya; Subulus Salam,lilid I, hlm.99).
791
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang dhaif. Imam al-Baihaqi mengatakan bahwa hadits ini adalah yang paling shahih
dalam bab ini, walaupun sanadnya diperselisihkan (Nashbur Rayah,Jtlid, t, hlm. 187; Subulus Sa/am, Jilid I, hlm.99). Imam asy-
Syaukani dalam Nailul Authar,lilid l, hlm. 285, mengatakan bahwa hadits f abir banyak ialurnya, dan masing-masing saling me-
nguatkan.0leh sebab itu, ia dapat dibuat dalil dan ia dikuatkan lagi oleh hadits Ali. Tetapi, hadits fabir menuniukkan pengga-
bungan antara mengusap, membasuh, dan tayamum.
792
Fathul Qadir, Jilid I, hlm. 109.
At-Baila'i', filid I, hlm. 13 dan seterusnya; Raddul Mukhtar, f ilid I, hlm. 257, inilah yang lebih tepat, berbeda dengan yang disebut
793

dalam al-Bada'i'yang mengatakan bahwa mengusap adalah sunnah menurut Abu Hanifah, bukannya waiib. Tetapi menurut pen-
dapat Muhammad dan Abu Yusuf, mengusap adalah wajib.
Asy-Syarhush Shaghir,ltlidl,hlm.202; asy-Syarhul Kabit Jilid I, hlm. 163; Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm.94 dan seterusnya; Bujairami
at-Khathib, Jilid I, hlm. 262-265; al-Mughni,Jilid I, hlm. 286; Kasysyaful Qina', Jilid I, hlm. 127 ,135, dan seterusnya; al-Qawanin al-
Fiqhiyyoh, hlm. 39 ; al-Muhadzdaab, lilid l, hlm. 37.
,rll
.,!+'.x+
'rl: i#.4,
ISIAM IILID 1

lutan dengan air adalah wajib atau difardhu- hadats kecil, ataupun pada bagian tubuh
kan. Hal ini agar menggunakan air sebatas ke- jika berhadats besar.
mampuannya. Ini adalah diqiyaskan kepada 2. Tidak mampu membasuh atau mengusap
hukum mengusap kedua khuf, karena kedua- tempat itu sendiri disebabkan kemudha-
nya dilakukan dalam keadaan darurat, bahkan ratan. fika mengusap tempat tersebut
mengusap perban ini lebih besar daruratnya. boleh dilakukan dan tidak membawa mu-
Ia juga berdasarkan petunjuk yang terdapat dharat, maka tidak boleh mengusap per-
dalam hadits Ali yang menyebut bahwa hen- ban. Akan tetapi, hendaklah mengusap
daklah engkau mengusap perban. Walaupun tempat luka itu sendiri jika tidak mem-
hadits ini lemah, akan tetapi ia merupakan bawa kepada kemudharatan. Dalam hal
satu petunjuk dan petuniuk tersebut menun- ini, mengusap balutan tidak cukup. Ulama
jukkan wajib. madzhab Maliki berpendapat, jika se-
Para ulama bersepakat bahwa tidak bo- orang yang mengidap penyakit mata atau
leh mengusap perban sebelah kaki serta me- dahi dan tidak dapat mengusap mata dan
ngusap khul untuk kaki yang sebelah lagi dahinya karena takut membahayakan,
yang sehat. Hal yang boleh hanyalah mengga- maka hendaklah dia meletakkan kain ke
bungkan antara membasuh serta mengusap atas mata atau dahinya, dan mengusap
balutan. di atasnya. Ulama madzhab Hanafi ber-
pendapat, mengusap juga tidak perlu di-
Syarat-syarat untuk mengusap pefuan lakukan, seperti halnya membasuh jika
Untuk membolehkan mengusap perban, ia menyebabkan timbulnya bahaya. |ika
ditetapkan syarat-syarat berikut:7es tidak, maka ia tidak boleh ditinggalkan.
1. Perban dan balutan tidak boleh dibuang, Menurut pendapat ulama madzhab
atau seandainya dibuang dan dicuci di- Syafi'i, tempat sakit tidak perlu diusap
khawatirkan akan menimbulkan rasa dengan air; hanya perlu membasuh ang-
sakit, bertambah sakit, ataupun memper- gota yang sehat dan bertayamum untuk
lambat kesembuhan. Hukumnya sama anggota yang sakit dan mengusap ke atas
dengan masalah dalam tayamum. Ulama perban jika ada.
madzhab Maliki berpendapat, jika dikha- 3. Hendaklah balutan itu tidak melebihi ba-
watirkan menyebabkan kematian ataupun gian yang perlu. fika perban tersebut lebih
menyebabkan kemudharatan yang parah, dari bagian yang diperlukan, maka wajib
maka hukum mengusap perban menjadi dibuang untuk membasuh bagian anggota
wajib. Contohnya, menyebabkan hilang yang tidak sakit yang tidak membahaya-
fungsi suatu anggota badan, menjadi tuli, kan dengan sebab dibasuh. Karena, ia
buta, atau sebagainya. Seandainya dikha- merupakan satu bentuk pembersihan
watirkan rasa sakit itu bertambah atau yang didasarkan atas darurat. Oleh sebab
lambat sembuh tanpa menyebabkan ke- itu, ia harus dibatasi kepada ukuran da-
cacatan seperti kekaburan atau bernanah, rurat saja. fika dikhawatirkan membuka
maka hukumnya adalah boleh. balutan tersebut akan menyebabkan ke-
Hal ini berlaku jika luka tersebut ber- mudharatan atau kematian, maka hen-
ada pada anggota wudhu sewaktu ber- daklah dia bertayamum untukbagian yang

les Al-Boda'i: lrlid I, hlnr. 13; ad -Dumtt Mukhua Jilid I, hlm, 258, Ibid..
Isr."A.M )rLrD 1

melebihi dari kadar yang perlu tersebut, perban ini disebabkan adanya uzu[ se-
serta mengusap bagian tepat pada bagian dang dalam kasus ini uzur tersebut tidak
yang perlu dan membasuh bagian yang wujud. Pendapat ini juga dibenarkan oleh
lain. ulama madzhab Maliki. Dengan demikian,
Dengan demikian, ia menggabungkan jelas bahwa ulama Hanafi dan Maliki ti-
tiga perbuatan secara bersamaan yaitu dak membedakan antara perban yang
membasuh, mengusap perban, dan berta- meliputi tempat sakit saja ataupun yang
yamum. Dia tidak perlu mengusap tempat lebih dari bagian tempat sakit karena ia
sakit dengan aic sekalipun dia tidak bim- diperlukan.
bang menimbulkan mudharat. Karena, 4. Perban tersebut hendaklah dipasang da-
yang wajib adalah membasuh. Namun, lam keadaan orang tersebut bersuci de-
sunnah jika dia mengusap. Meletakkan ngan air. fika tidak, maka shalatnya wajib
kain ke atas tempat sakit dengan tujuan diulang. Ini adalah syarat yang ditetapkan
untuk mengusap juga tidak wajib, karena oleh ulama madzhab Syafi'i dan Hambali.
mengusap adalah satu kelonggaran. Oleh Alasan mereka, karena mengusap jabirah
sebab itu, ia tidak sesuai dengan hukum adalah lebih utama dari mengusap khul
wajib mengusap. karena ia berdasarkan keadaan darurat.
Mengusap khuf disyaratkan ia dipakai da-
Ini adalah syarat-syarat yang dinyata-
lam keadaan suci [berwudhu atau mandi).
kan oleh ulama madzhab Syafi'i dan
Shalat tidak perlu diulang sekiranya per-
Hambali. Ulama madzhab Syafi'i juga
mewajibkan bertayamum secara mutlak, ban atau balutan itu sekadar perlu dan
seperti yang akan dijelaskan nanti. ia dipakai sewaktu dalam keadaan suci,
dan [pada waktu berwudhu) membasuh
Ulama madzhab Hanafi berpendapat
bagian yang sehat, serta bertayamum un-
berdasarkan kenyataan al-Hasan bin Ziad,
tuk bagian tempat luka serta mengusap
"Seandainya membuka balutan luka dan
di atas balutan. |ika perban dan balutan
membasuh bagian sekitar tempat luka itu
itu diikat sewaktu dalam keadaan tidak
dapat menimbulkan kesan buruk terha-
suci, maka balutan itu harus dibuka un-
dap luka berkenaan, maka mengusap
tuk membasuh anggota yang berada di
pembalut yang melebihi bagian luka ter-
bawahnya, jika dia tidak bimbang menye-
sebut juga dibolehkan." Mengusap balut-
babkan kemudharatan. fika bimbang tin-
an tersebut adalah pengganti membasuh
dakan membuka tersebut menyebabkan
bagian yang terdapat di bawahnya. Ke-
maut atau bahaya, maka bertayamum da-
dudukan hukumnya sama dengan meng-
pat untuk dijadikan pengganti anggota
usap ke atas bagian yang betul-betul ber-
yang dibalut itu. fika balutan itu meliputi
ada di atas luka itu sendiri.
semua bagian tayamum (muka dan dua
fika membuang balutan dan mem- tangan), maka ulama madzhab Hambali
basuh bagian sekitar itu tidak memberi berpendapat, kewajiban bertayamum itu
efek buruk kepada luka tersebut, maka gugur. Ulama madzhab Syafi'i berpen-
tidak boleh mengusap kecuali ke atas dapat dia perlu shalat lagi, karena kedu-
luka itu sendiri. Mengusap perban adalah dukannya sama dengan mereka yang tidak
tidak boleh, karena kebolehan mengusap mempunyai kedua alat untuk bersuci.
FrqlH Isr"A,M IIUD 1

Ulama madzhab Hanafi dan Maliki tiga jari. Alasannya adalah mengusap kepala
tidak mensyaratkan supaya perban itu ditetapkan syara' melalui Al-Qur'an dengan
dipakai pada waktu suci. Oleh sebab itu, menggunakan huruf ba' yang memberi arti
baik ia dipakai sewaktu dalam keadaan sebagian. Adapun mengusap khuf, jika diang-
suci ataupun dalam keadaan berhadats, gap tetap hukumnya dengan Al-Qur'an melalui
dia tetap boleh mengusapnya dan tidak bacaan kasrah pada kalim ah " Arjulikumi' maka
perlu mengulangi shalatnya apabila di- hukumnya sama dengan hukum mengusap
lakukan dengan sah. Hal ini untuk me- kepala, karena ia di-'athaf-kan kepadanya. f ika
ngelakkan kesukaran. Pendapat ini ada- hukumnya tetap dengan berdasarkan hadits,
lah termasuk pendapat yang paling mu- maka semua hadits mewajibkan mengusap
nasabah, karena biasanya memakai per- sebagian. Adapun mengusap balutan, hanya
ban ini terjadi secara tiba-tiba. Oleh sebab ditetapkan melalui hadits Ali. Hadits ini tidak
itu, mensyaratkan keadaan suci sewaktu menyatakan tentang mengusap sebagian. Na-
memakainya dianggap menjadi satu ke- mun, bagian kecilnya dihitung gugur untuk
sulitan dan kesusahan. menghindari kesulitan dan mengusap sebagi-
5. Perban itu hendaklah tidak mengguna- an besar itu dapat mengambil tempatnya.
kan bahan yang dirampas, seandainya ia Menurut pendapat jumhu4 yaitu ulama ma-
seorang laki-laki hendaklah bukan dari dzhab Maliki, Syafi'i, dan Hambali,TeT wajib
bahan sutra yang diharamkan. Perban mengusap seluruh perban dengan air; sedapat
juga bukan bahan najis seperti kulit mungkin hendaklah ia dilakukan dengan
bangkai atau perca kain yang najis. Dalam menggunakan air. Oleh karena mengusap
keadaan ini, mengusap perban tidak sah perban hanya sebagai pengganti membasuh
dan shalatnya juga tidak sah. Syarat ini bagian yang diperban, yang mana ketika
adalah syarat yang ditetapkan menurut membasuh anggota tersebut harus dicuci
ulama madzhab Hambali. secara menyeluruh, begitu juga pada waktu
mengusapnya. Mengusap perban secara ke-
Kadar yang! harus dlusap seluruhan tidaklah membawa kemudharatan,
Menurut pendapat yang menjadi fatwa tidak seperti mengusap khuf. Karena, khuf
di kalangan ulama madzhab Hanafi,Te6 cukup mungkin akan pecah atau rusak jika diusap
mengusap sebagian besar balutan dengan seluruhnya.
satu kali usap. Ulama bersepakat mengatakan, Ulama madzhab Maliki dan Hanafi juga
ia tidak perlu diratakan dan diulang serta ti- menjelaskan, pada asalnya hal yang wajib
dak perlu diniatkan seperti dalam mengusap adalah membasuh ataupun mengusap tempat
khuf, mengusap kepala, dan mengusap serban. luka itu sendiri seandainya dapat dilakukan
Perbedaan antara mengusap balutan dengan tanpa ada kemudharatan. fika tidak dapat di-
mengusap khuf dan mengusap kepala adalah, usap ke atasnya, maka hendaklah diusap di
dalam mengusap kepala dan mengusap khuf atas balutan luka (yaitu tempelan yang me-
tidak disyaratkan supaya mengusap sebagian ngandung obat dan dilekatkan di atas tempat
besax, hanya cukup apabila mengusap sekadar luka atau sebagainya, juga yang diletakkan

7e6 Ad-Durrul Mukhtarlilid.l, hlm. 260; Fothul


Qadir,lilid I, hlm. 129; al-Bada'i',filid I, hlm. 12.
7e7 Asy-Syarhul Kabin lilid.l,hlm. !63; ary-Syarhush Sftqgftir, Jilid I, hlm. 203; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm.39; at-Muhaddzab,lilid l,hlm.37;
MughnilMuhuj,lilidl,trlnr.94danseterus[ya; Bujairamial-KhdthiD,Jilidl,hkn.262;I{asysyafulQlna',filidl,hlrn 128, 135,
lsrAM f rrrD 1

di atas mata yang sakit). Seandainya tidak kuat dari kalangan ulama madzhab Syafi'i, ia
dapat mengusap balutan atau perban dan ti- tidak wajib Iagi mengusap.
dak dapat juga mengubahnya, maka hendak- Ulama madzhab Syafi'i juga berpendapat,
lah mengusap pengikat yang ada di atasnya, jika dia sembuh pada waktu berwudhu, maka
walaupun banyak. Mengusap pengikat tidak tayamumnya menjadi batal dengan sendiri-
cukup jika dia mampu mengusap di atas nya. Karena penyebab yang membolehkan
lapisan yang di bawahnya. bertayamum telah terhapus dan dia wajib
fangka waktu masa untuk mengusap per- membasuh tempat uzur berkenaan, baik ka-
ban juga tidaklah dibatasi, bahkan dia dapat rena berjunub ataupun berhadats kecil, dan
melakukannya sampai sembuh. Karena, tidak ia tidak perlu bersuci lagi dari awal. Keadaan
ada suatu dalil yang menunjukkan penentuan suci tidak menjadi batal secara keseluruhan
waktu. Pembalut itu juga tidak perlu dicabut disebabkan batalnya sebagiannya. Menurut
ketika junub, dan hal ini berbeda dari khuf. mereka, orang yang berhadats haruslah mem-
Mengusap perban berdasarkan kepada darurat basuh anggota yang di luar tempat uzur itu,
menurut kewujudannya. Menurut jumhu4 ia untuk melaksanakan tertib, seperti jika dia ti-
masih wujud sehingga dapat dibuang perban dak menyadari atau terlupa satu tumpuk. Ini
tersebut, atau sampai luka tersebut sembuh, berbeda dari orang yang berjunub, karena dia
dan menurut ulama madzhab Hanafi sampai tidak perlu membasuh anggota yang setelah-
sembuh keseluruhannya. nya. Karena dalam melakukan mandi wajib,
Orang yang junub dan sejenisnya dapat semua fuqaha bersepakat ia tidak memerlu-
mengusap pada kapan-kapan saja. Bagi yang kan tartib.
berhadats menurut pendapat ulama madzhab
Syafi'i dan Hambali haruslah melakukannya l. Perlukah Menggabungkan antara
pada waktu membasuh bagian anggota yang Mengusap Perban atau Balutan dan
Tayamum?
sakit, agar terlaksana tartib yang menjadi
syarat menurut pendapat mereka. Dia juga Ulama madzhab Hanafi dan Maliki ber-
pendapat,Tee bahwa mencukupi dengan me-
boleh melakukan tayamum dahulu sebelum
mengusap dan membasuh tempat tersebut ngusap perban saja. Karena, ia adalah peng-
dan cara ini lebih utama. ganti membasuh anggota di bawahnya. Tidak
Pembalut yang menutup anggota itu wa-
perlu lagi melakukan tayamum, karena meng-
jib diusap walaupun terdapat darah. Karena gabungkan antara dua cara bersuci tidak di-
perlukan.
dalam keadaan ini, ia dimaafkan dari meng-
gunakan air untuk bersuci.Tes Mengusapnya Ulama madzhab Syafi'i8oo pula dalam pen-
merupakan pengganti dari bagian anggota dapat yang umum mengatakan bahwa perlu
yang sehat. Oleh sebab itu, kalau balutan itu menggabungkan di antara mengusap perban
tidak melindungi bagian anggota yang sehat dan bertayamum. Dengan demikian, seseorang

ataupun melindungi sedikit, tetapi dibasuh itu harus membasuh anggotanya yang sehat,
dengan ail maka menurut pendapat yang mengusap perban dan wajib juga bertayamum.

798
B uj a i ra mi a I - Khathi b, I bid..
799
Ad-Durrul Mukhtar, Jil I, hlm. 258; asy-Syarhul Kablr, lilid I, hlm. 163; asy'Syarhush Shaghir,lilid I, hlm. 202.
800
Mughnil Muhtaj, f ilid I, hlm.94; Bujairami al-Khathrb,lilid I, hlm.262; dan seterusnya; Hasyiahal-Bajun,Jilid l, hlm.101;al-Muhadzdzab,
lilid l, hlm,37.
Baglan 1: IBADAH FIQLH ISLAM JITID 1

Pendapat mereka ini berdasarkan hadits dan ketiga untuk dua kaki. Sedangkan bagian
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan ad- kepala, cukuplah dengan sebagiannya. fika
Daruquthni dengan sanadnya yang dipercayai kecederaan meliputi seluruh kepala hingga
dari Iabir; berkaitan dengan seorang sahabat tidak dapat diusap, maka dia perlu melaku-
yang luka di kepala, dia telah bermimpi lalu kan empat kali tayamum. fika kecederaannya
dia mandi, Air mandinya itu telah meresap ke menyeluruh pada anggota wudhunya, maka
dalam lukanya hingga menyebabkan kemati- dia harus bertayamum sekali saja. Karena,
an. Berkaitan dengan kisah sahabat tersebut, dalam keadaan ini tartib sudah tidak perlu
Nabi Muhammad saw. telah bersabda, lagi disebabkan hukum wajib membasuh telah
gugur.
"Sesungguhnya cukup jika dia bertayamum
Ulama madzhab Hambali mempunyai
saja, kemudian ia mengikat kepalanya dengan
pendapat pertengahan.sol Mereka mengatakan,
kain,lalu mengusap di atasnya dan mandi bagi
mengusap perban saia tanpa bertayamum su-
seluruh anggota yang lain."
dah cukup, seandainya perban tersebut tidak
melebihi kadar yang diperlukan, karena dia
Tayamum dilakukan untuk mengganti- telah mengusap tempat yang dibenarkan.
kan perbuatan membasuh anggota yang sakit, Oleh sebab itu, dia tidak perlu bertayamum
sedangkan mengusap balutan yang menutup lagi, sama seperti mengusap khuf, bahkan
juga merupakan sebagai pengganti kepada lebih utama. Karena, orang yang menghadapi
membasuh anggota sehat di sekeliling tempat keadaan darurat lebih utama diberikan ke-
cedera. Karena, biasanya balutan akan meng- ringanan,so2
ambil ruang yang melebihi dari tempat yang Seseorang itu dapat mengusap dan juga
sakit itu sendiri. fika balutan itu hanya meli- bertayamum jika perbannya melebihi tempat
puti tempat yang sakit saja ataupun mengam-
berkenaan, dan dikhawatirkan akan menim-
bil ruang yang lebih, tetapi ruang yang lebih bulkan kemudharatan jika membuangnya.
itu dibasuh, maka tayamum tidak lagi wajib. Tayamum merupakan pengganti bagian yang
|ika tubuhnya mempunyai banyak perban, di luar keperluan. Dengan demikian, ia meng-
kemudian dia junub dan hendak bersuci, gabungkan antara membasuh, mengusap, dan
maka dia cukup bertayamum sekali untuk bertayamum. Seandainya tempat luka tidak
semuanya. Dalam keadaan berhadats kecil, dibalut, maka haruslah dibasuh bagian ang-
maka menurut pendapat yang ashah, ia harus gota yang tidak cedera dan bertayamum untuk
mengulangi tayamum sesuai jumlah anggota yang cedera. Pendapat ini, menurut penulis
wudhu yang sakit dan berbalut tersebut, dan adalah lebih sesuai. Barangkali tayamum ju-
dapat mengusap pada setiap perban yang ga perlu dilakukan lebih dari sekali seperti
mencakupi anggotanya. Berdasarkan hal ini, pendapat ulama madzhab Syafi'i.
seandainya dia mempunyai luka atau kece-
deraan di keempat anggota wudhu. Akan te-
i. Perlukah Mengulang Shalat setelah
tapi kecederaan itu tidak menyeluruh, maka Sembuh?
dia dapat bertayamum sebanyak tiga kali: per- Mereka yang tidak mensyaratkan balutan
tama untuk muka, kedua untuk dua tangan, dipakai sewaktu dalam keadaan suci, yaitu

801
Kasysyaful Qina', Jilid I, hlm. 135 dan seterusnya; al-Mughni, Jilid I, hlm, 279 dan seterusnya,
ao2
,Il:: ..,- ,i.,iti+r ,tat,,_ ,.;.;1!ii:}.r,, .;s#,.. ,Illl,lf,r,
FIqLH ISTAM 1 BaEIan 1: IBADAH

'ILID
ulama madzhab Hanafi dan Maliki8o3 tidak k. Perkar+Perkara yang Membatalkan
mewajibkan shalat semula setelah sembuh Mengusap Perban
dari luka atau cedera. Pendapat mereka lebih Mengusap perban akan meniadi batal de-
tepat, karena para ulama sependapat menga- ngan dua keadaan:8ot
takan harus melakukan shalat dengan meng- L. Apabila perban itu dibuang ataupun ter-
usap perban. Apabila shalat boleh, maka ia buka. Ulama madzhab Hanafi berpenda-
tidak perlu diulang. pat bahwa mengusap perban dianggap
Bagi golongan yang mensyaratkan per- batal apabila ia terbuka ketika cederanya
ban dipakai dalam keadaan suci, yaitu ulama telah sembuh, karena perkara yang men-
madzhab Syafi'i dan Hambali,soa mereka me- jadi uzur telah hilang. fika pada waktu
wajibkan supaya mengulangi shalat yang telah itu dia sedang shalat, dia wajib memulai
dikerjakan karena ketiadaan syarat tersebut. lagi shalatnya setelah mengambil wu-
Menurut ulama madzhab Syafi'i, shalat dhu yang sempurna, karena dia telah
harus diulang dalam tiga keadaan berikut:80s mampu melaksanakan kewajiban yang
L. Seandainya perban tersebut pada anggota asal sebelum selesai melakukan dengan
tayamum [muka dan tangan) baik dipakai penggantiannya.
sewaktu dalam keadaan suci ataupun Sebaliknya, kalau ia terbuka sebelum
berhadats. sembuh, maka hukum untuk mengusap
2. Apabila perban dipakai pada waktu tidak tidak batal, karena perkara yang menjadi
suci atau berhadats, baik ia pada anggota uzur masih wujud. Kedudukan mengusap
tayamum ataupun anggota lain. perban adalah seperti membasuh anggota
3. Apabila perban dipasang lebih dari ruang di bagian bawahnya selagi keuzuran ma-
yang perlu atau lebih dari tujuan untuk sih wujud. Dengan kata lain, yang mem-
menyembuhkan, baik ia dipakai pada batalkan hukum mengusap perban hanya
waktu suci ataupun berhadats. terjadi dengan sebab luka telah sembuh.
Dalam tempo kecederaannya, dia harus
Menurut pendapat mereka, shalat tidak menukar perban dengan yang lain dan
perlu diulang dalam dua keadaan berikut: tidak wajib mengusap lagi di atasnya.
1. Apabila perban tersebut dibuat selain Akan tetapi, yang afdhal hendaklah di-
pada anggota tayamum dan tidak menu- usap semula.
tupi bagian yang tidak sakit walau se- Seandainya seseorang menderita itu
dikitpun, meskipun ia dipakai pada waktu sakit mata dan dianjurkan oleh dokter
berhadats. Islam yang pakar supaya jangan mem-
2. Apabila perban tersebut pada selain ang- basuh matanya, ataupun kukunya pecah
gota tayamun, dan dipakai sewaktu suci atau menderita suatu penyakit lalu diberi-
walaupun ia melebihi kadar yang perlu. kan obat ke atasnya, maka dia tidak harus

8o3 Al-qawanin al-Fiqhiyyah,hlm. 39; ad-Durrul Mukhtar,lilid l, hlm. 285.


804 Buiairami at-Khathib,Jilid I, hlm. 265; Kasysyaful
Qina', f ilid I, hlm. 131.
80s Buiairami al-Khathib,Jilid I, hlm. 265; Hasyiah at-Bajuri,lilid I, hlm. 100; Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm. 107; al-Muhadzdzab,lilidl,
hlm.37.
806 At-Bodo'i',Jilid I, hlm. 14; Fathul
Qodir,Jilid I, hlm. 110; al-Lubab 1:46; Muraqiat-Falah,hlm.23;al-Qawaninal-Fiqhiyyah,hlm.
39; aqt-Syarhush Shaghir,lilid I, hlm. 205: asy-Syarhul ltubir, Jilid I, hlm. 166; Bujairami ol-Khathib,lilidl,hlm262; Kasysyaful Qina',lilid'
I, hlm. 136-137.
Baglan 1: IBADAH FIqIH IST"A,M IILID 1

mengusap karena darurat. Bahkan jika ka keadaan sucinya menjadi batal. fika
mengusap dapat menyebabkan kemudha- belum sembuh, maka dia boleh memakai
ratan, maka dia tidak perlu melakukannya perban tersebut di tempatnya dan hanya
karena perkara darurat dilaksanakan me- perlu mengusapnya lagi.
nurut kadarnya. Ulama madzhab Hambali berpenda-
Ulama madzhab Maliki berpendapat, pat, perban yang terbuka memiliki hukum
mengusap perban dapat menjadi batal yang sama dengan kecederaan yang di-
dengan membuka balutan tersebut atau- perban itu sembuh, walaupun luka atau
pun terbuka sendiri, baik ia terjadi de- kecederaan itu sebenarnya belum sembuh.
ngan tujuan untuk berobat ataupun untuk Keadaannya yang telah sembuh adalah
tujuan lain. fika luka telah sembuh, maka seperti seorang yang telah membuka
hendaklah membasuh tempat berkenaan khuf-nya usapannya, kesuciannya, dan
dengan segera. fika masih belum sembuh shalatnya semuanya menjadi batal dan
dan menukar perban atau balutan bagi perlu diulang lagi. Hal ini karena meng-
meneruskan pengobatan, maka bolehlah usapnya merupakan pengganti dari mem-
mengusap lagi. )ika pada waktu sedang basuh bagian yang dilindunginya. Hanya
shalat perban terjatuh atau terbuka, maka dalam kasus bersuci dari hadats besa[
shalat tersebut menjadi batal. Perban ter- cukuplah membasuh bagian yang dilin-
sebut perlu dipakai lagi dengan segera dungi oleh perban apabila ia terbuka. Da-
dan mengulangi mengusap, jika tidak ber- lam berwudhu, jika perban tersebut ter-
selang lama. Kemudian mulai lagi shalat buka setelah luka sembuh, maka ia perlu
karena kesucian tempat tersebut telah berwudhu saja. fika ia terbuka, tetapi
menjadi batal apabila ia terbuka. lukanya masih belum sembuh, maka ia
Orang yang berwudhu harus meng- perlu berwudhu dan bertayamum lagi.
usap kepalanya apabila penutup atau Dengan demikian, jelaslah bahwa ium-
pembalut kepala yang telah diusap di hur ulama selain ulama madzhab Hanafi
atasnya terjatuh, baik penutup tersebut menetapkan bahwa mengusap perban
berupa balutan, ikatan kepala, ataupun atau balutan menjadi batal apabila ia di-
serban, kemudian dia shalat kembali. Dia buka ataupun terbuka sendiri.
hendaklah meneruskan shalatnya jika 2. Berhadats. Para ulama bersepakat bah-
hal itu terjadi tanpa disadari, walaupun wa mengusap perban juga menjadi batal
berselang lama. fika tidak, maka dia perlu apabila berhadats. Hanya menurut pen-
bersuci kembali ataupun mengambil wu- dapat ulama madzhab Syafi'i, seandainya
dhu kembali. seorang yang mengusap perban itu ber-
Ulama madzhab Syafi'i berpendapat, hadats,8o7 maka ia harus mengulangi lagi
jika perban atau balutan terbuka pada tiga hal. Yaitu, membasuh bagian anggota
waktu sedang shalat, maka shalatnya yang sehat, mengusap perbannya, dan
dianggap batal, baik ia telah sembuh dari bertayamum. fika ia tidak berhadats dan
lukanya ataupun belum. Kedudukannya ingin mengerjakan shalat fardhu yang lain,
seperti khuf yang terbuka. Begitu juga maka ia perlu bertayamum saja tanpa ha-
apabila kecederaannya telah sembuh, ma- rus mengulangi membasuh dan mengusap

Hasy iah ql-Bajuri, liid l, hlm. 101.


FIQIH ISLAM IILID I

perban. Karena menurut pendapat me- maka tidak sah mengusap perban. Dalam
reka, tayamum merupakan perkara yang mengusap kedua khuf, kebolehannya te-
perlu diulangi untuk setiap kali shalat tap wujud walaupun seseorang itu boleh
fardhu.EoB membasuh kedua kakinya.
5. Mengusap perban boleh walaupun ter-
l. Perbedaan Pentlng antara Mengusap dapat pada anggota yang lain dari kaki.
Khuf dan Mengusap Perban atau Sedangkan mengusap khuf hanya terba-
Balutan tas untuk kedua kaki saja. Perbedaan-
Ulama madzhab Hanafi menyebutkan perbedaan lain, dapat diketahui melalui
perbedaan antara kedua jenis usapan ini tabi'i dan syarat-syarat untuk kedua jenis
sebanyak dua puluh tujuh perkara. Ibnu Abi- usapan ini.
din menambah lagi sebanyak sepuluh per-
bedaan. Di antara yang terpenting adalah se-
Ulama madzhab Hambali menyebut lima
bagai berikut.soe perbedaan antara dua jenis usapan ini. Mereka
l. Mengusap perban, tidak terbatas pada sependapat dengan ulama madzhab Hanafi
sejumlah hari tertentu. Akan tetapi, ia dalam perbedaan pertama, kedua, dan keempat.
terbatas sampai sembuhnya luka yang di- Sementara dua perbedaan lagi, yaitu pertama:
alami. Sedangkan hukum mengusap dua boleh mengusap di atas perban pada waktu
khuf ditetapkan tempo masanya dengan bersuci dari hadats besar; karena membuang
hari, yaitu sehari semalam bagi mereka perban dalam bersuci ini juga dapat menim-
yang bermukim dan tiga hari tiga malam bulkan kemudharatan. Keadaan ini tidak bo-
bagi yang musafir. leh dalam mengusap khuf. Kedua: mereka
2. Memakai perban tidak disyaratkan dalam berpendapat dalam mengusap perban har-
keadaan suci, Orang yang berhadats juga uslah diratakan air ke semua perban, karena
boleh mengusap perban, akan tetapi me- berbuat yang demikian tidak menyebabkan
makai khuf disyaratkan haruslah sewaktu kemudharatan apa pun, Ini berbeda dari
dalam keadaan suci. Orang yang memakai mengusap khuf, karena perbuatan demikian
khul sewaktu berhadats tidak boleh me- pada dua khuf akan menyebab ia rusak.810
ngusapnya.
3. Apabila perban terbuka sebelum luka
E. MANDI
sembuh, ia tidak akan membatalkan ke-
Bagian ini akan membahas ciri-ciri mandi,
bolehan mengusap. Sebaliknya jika kedua
khuf atau salah satunya terbuka, maka yang menyebabkan wajib mandi, fardhu-far-
batallah kebolehan mengusapnya. dhu mandi, kesunnahan mandi, kemakruhan
dan hal yang diharamkan bagi orang yang
4. Mengusap perban hanya boleh apabila
berjunub, mandi-mandi sunnah, juga masalah
mengusap tempat luka atau cedera dapat
hukum yang berhubungan dengan masjid dan
menyebabkan mudharat. |ika mengusap
tempat mandi umum.
luka itu tidak menimbulkan mudharat,

Bujairami al-Khathib, |ilid I, hlm.265. Menurut ulama Hanafi, wudhu menjadi batal apabila darah keluar dari tempat luka dan
mengalir keluar dari tempat keluarnya, yaitu bila ikatan pembalut itu basah (Raddul Mukhtar,lilid I, hlm. 129).
AI-Bada'i', filid I, hlm. L4 dan seterusnya; Fathul Qadir dan Hasyiah al-'lnayah, Jilid I, hlm. 109 dan seterusnya; ad-Durrul Mukhtar
dan Hasyiah lbn Abidin,lilid I, hlm.259-260.
810
Al-Mughni, lilid l, hIm. 278.
i;

r
Bag|an 1: IBADAH FIQTH ISIAM IILID I

7. CtBt-ctRl MANDT Dengan mandi, maka pengaruh tersebut dapat


Lafal al-ghusl atau'al-ghaslu dalam Islam hilang.
menunjukkan arti perbuatan mandi itu sen- Dengan mandi, hal ini juga berarti kita
diri, ataupun air yang digunakan untuk mandi. memenuhi perintah syara'. Nabi Muhammad
Dari segi bahasa, ia berarti mengalirkan air ke saw. bersabda,
atas sesuatu secara mutlak. Kalimah al'ghislu
juga digunakan untuk menyebutkan bahan
yang digunakan untuk membersihkan sesuatu
.1t.*)' p" )#'
seperti sabun, sampo, dan sebagainya. "Bersuci adalah sebagian dari keimanan."
Menurut istilah syarai arti mandi [a/-
ghaslu) adalah meratakan air ke seluruh tubuh Maksud bersuci di sini adalah wudhu dan
dengan cara tertentu. 811 juga mandi.
Ulama Syafi'i mendefinisikannya dengan
mengalirkan air ke seluruh badan dengan Rukunnya
niat.812 Meratakan air suci ke seluruh bagian tu-
Ulama Maliki mendefinisikan al-ghaslu buh sesuai dengan kemampuan dan tidak
dengan menyampaikan air serta menggosok- sampai menimbulkan kesukaran.
kannya ke seluruh badan dengan niat supaya
boleh melakukan shalat.813 Sebabnya
Sebabnya adalah apabila seseorang mau
Dalll Pensyarlatannya melakukan sesuatu yang tidak boleh dilaku-
Firman Allah SWT, kan karena dia sedang dalam keadaan junub
ataupun karena ingin melakukan perkara
yang wajib.81a
,..:t HfsVL"{{L-r:
".., Jika kamu junub maka mandilah...." (al' Hukumnya
Maa'idah:6) Dengan mandi tersebut, maka semua
hal yang sebelum mandi dilarang akan men-
Ayat ini memerintahkan agar kita me- jadi halal, di samping juga akan mendapat
nyucikan seluruh tubuh, kecuali bagian yang pahala karena dia melakukannya dengan tu-
air tidak dapat sampai kepadanya seperti juan ibadah kepada Allah SWT. Ketika mandi,
bagian dalam mata. Hal ini disebabkan mem- seseorang boleh membuka seluruh tubuhnya
basuh bagian dalam mata adalah menyakitkan jika dia memang mandi sendirian di dalam
serta membahayakan. tempat yang tertutup, atau dia hanya bersama
Hikmah dan tujuan mandi ini ialah untuk orang yang dibolehkan memandang auratnya.
kebersihan, mengembalikan kesegaran dan Namun, menutup aurat ketika mandi adalah
keaktifan badan. Sebab, bersetubuh telah lebih afdhal. Hal ini berdasarkan sabda Nabi
memberi pengaruh kepada seluruh badan. Muhammad saw kepada Bahz bin Hakim,

877 Kasysyaful Qina',Jilid 1, hlm. 158.


872 Mughnit Muhtaj,
lilidl, hlm. 58.
8r3 Hasyiah ash-Shawi 'ala asy-Syarh ash-shaglrir, filid 1, hlm. 160.
s14 Muraqi abFalalr, hlrn 15.
FIQIH ISTAM JITID 1

;sl c ,i a;, b \Levii v*t


dengan seorang yang hidup, yang telah mati,
ataupun binatang. Ulama Hanafi tidak me-

:Jurev;ri lG :r; q,.i:Js tu nyebutkan wajib mandi bagi orang yang me-
nyetubuhi orang mati, binatang, ataupun
anak-anak perempuan yang tidak menimbul-
,l\t;g.x-ii'6iXi kan birahi.
"Hendaklah engkau jaga auratmu, kecuali Mani adalah air kental yang keluar me-
kepada istri dan hamba sahaya milikmu." Ke- muncrat ketika syahwat menegang. Adapun
mudian dia bertanya, "Bagaimana jika sese- mani wanita bentuknya cair dan berwarna
orang dari kami sedang sendirian?" Rasulullah kekuningan. Keluar air madzi atau air wadi
saw. menjawab, "Allah lebih patut disegani tidak menyebabkan wajib mandi. Air mazi
daripoda manusia."B7s ialah air yang putih dan agak jernih dan keluar
ketika seorang itu bermesra dengan istrinya.
2. PERKARA.PERKARA YANC MENYEBABKAN Sementara air wadi ialah air kencing yang
WAIIB MAND' kental yang keluar pada permulaan kencing.
Perkara yang menyebabkan wajib mandi Sebagaimana yang dijelaskan oleh ulama
dinamakan hadats besar, sedangkan perkara Syafi'i, air mani dapat dikenali melalui cara
yang menyebabkan wajib seseorang meng- keluarnya yang memuncrat beberapa kali
ambil air wudhu dinamakan hadats kecil. Ba- ataupun dengan adanya rasa nikmat atau le-
gi ulama Hanafi, perkara yang menyebabkan zat ketika ia keluarl diikuti dengan kondisi
wajib seorang mukallaf mandi, baik dia zakar menjadi lembek dan hilang keinginan
lelaki ataupun wanita ada tujuh perkara. Ula- syahwat. Mani juga kadang keluar tidak de-
ma Maliki mengatakan ada empat perkara. ngan cara memuncrat karena ia sedikit. Ia juga
Menurut ulama Syafi'i perkara tersebut ada mungkin keluar dengan warna darah. Ia juga
Iima, sedangkan menurut ulama Hambali ada dapat dikenali melalui baunya; sewaktu basah
enam perkara. Keterangannya adalah sebagai ia berbau seperti bau tepung gandum yang
berikut.816 dalam adonan dan ketika kering ia berbau
seperti putih telur. fika seseorang keluar mani
a. Keluar Manl tanpa memuncrat dan terasa nikmat seperti
Yaitu, apabila air mani keluar dari kema- ia keluar sisa mani setelah mandi, maka
luan Ielaki ataupun wanita, disertai rasa nik- mandinya waj ib diulang.
mat-menurut kebiasaan-dan keluarnya me- Kesimpulannya adalah keluar mani-mes-
muncrat, meskipun keluarnya sewaktu tidur kipun akibat membawa benda berat ataupun
ataupun sewaktu terjaga. Air mani itu keluar terjatuh dari tempat tinggi, ataupun semata-
biasanya disebabkan memandang atau ber- mata mendapatinya di pakaian, semua ini
pikir [hal yang menimbulkan syahwat), se- menyebabkan wajib mandi, menurut ulama
bab bersetubuh, atau melakukan hubungan Syafi'i, baik ia keluar dengan keinginan atau-

815
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan imam-imam hadits penyusun kitab Sunan yang Empat, al-Hakim, al-Baihaqi dari Bahz bin Hakim,
dari ayahnya dari kakeknya.
816
Fathul Qadinlilid I, hlm. 41-44: ad-Durrul Mukhtar, Jilid I, hlm. 148-156: Muraqi al-Falah,hlm.16; al-Lubab,lilidl,hlm.22; asy-Syarhush
Shaghir, Jilid l, hlm. 160-166; asy-Syarhul Kabr Jilid I, hlm. 126-130; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 25-30; Bidayatul -Mujtahid, Jilidl,
hlm.44 dan halaman berikutnya;al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm.29 dan halaman seterusnya;Mughnil Muhtaj,lilidl,hlm.68-7Ol' al-Mughni,
Jilid l, hlm 199-2lL:, Kasysyaful Qinoj lilid I, hlm. L58-167.
Baglan 1: IBADAH Frq[H Isr."A,M f rlrD 1

pun tidah dan baik keluar melalui saluran 'idah ialah mereka yang keluar mani disertai
biasa ataupun saluran lain seperti pecah ba- dengan syahwat.
gian sulbinya lalu keluar mani. Namun jika Ulama Hanafi sepakat mengatakan bahwa
mani yang keluar melalui saluran yang tidak hukum waiib mandi hanya bagi mani yang
biasa itu disebabkan sakit, maka ia tidak me- keluar melalui kepala zakar dengan disertai
nyebabkan wajib mandi. syahwat. Dari sini timbul perselisihan pen-
Ulama Hambali berpendapat apabila ma- dapat di kalangan mereka tentang apakah
ni keluar namun tidak disertai rasa nikmat keinginan tersebut disyaratkan berbarengan
atau tidak disertai syahwat-seperti disebab- dengan keluarnya mani atau tidak. Menurut
kan sakit, terlalu dingin, cedera punggung- pendapatAbu Hanifah dan Muhammad, hal itu
dan keluarnya dari seseorang yang tidak tidak disyaratkan. Abu Yusuf berpendapat ia
dalam keadaan tidur; keluar dari orang gila, disyaratkan.
orang pingsan, ataupun orang mabuk, maka ia Hasil perbedaan pendapat mereka ini juga
tidak menyebabkan waiib mandi. Atas dasar berimbas dalam masalah apabila seseorang
ini, maka mani tersebut dianggap sebagai na- bermimpi dan merasakan kenikmatan, tetapi
jis yang wajib dibasuh semua tempat yang maninya baru keluar setelah dia mengambil
terkena olehnya. wudhu dan shalat. Dalam kasus ini, menu-
Begitu juga orang yang mengidap penya- rut pendapat Abu Hanifah dan Muhammad
kit keluar mani berterusan iuga tidak wajib orang tersebut harus mandi, tetapi tidak perlu
mandi. Dia hanya wajib mengambil wudhu mengulangi shalatnya. Menurut pendapat Abu
saja. Seseorang yang mendapati ada mani di Yusuf pula, dia tidak perlu mandi. )ika sese-
kainnya, maka dia wajib mandi. Seseorang orang mandi setelah bersetubuh, dan sebelum
yang bermimpi, tetapi air mani tidak keluaf, dia tidur; kencing atau berjalan, maninya ke-
maka ulama sepakat mengatakan bahwa dia luar tanpa syahwat, maka menurut pendapat
tidak perlu mandi. mereka berdua, orang tersebut harus mandi'
Ulama Hanafi mengatakan sebagai lang- Tetapi menurut pendapat Abu Yusul ia tidak
kah berhati-hati, maka perkara-perkara beri- perlu mandi. Pendapat mereka berdua di-
kut dianggap menyebabkan waiib mandi, yaitu anggap lebih tepat, karena maksud berjunub
sekiranya seseorang telah sadar dari mabuk adalah memenuhi keinginan syahwat' Oleh
atau pingsan, dan dia mendapati kainnya ba- karena itu, apabila terjadi keluar mani, meski-
sah oleh air yang diduga mani. Begitu juga pun terpisah telah dianggap memenuhi pe-
apabila seseorang mendapati maninya keluar ngertian junub.
setelah dia mandi. Untuk menyebabkan wajib Ulama Maliki sependapat dengan ulama
mandi, ulama Hanafi mensyaratkan mani Hanafi dan Hambali, bahwa mani yang me-
tersebut hendaklah keluar secara memun- nyebabkan wajib mandi ialah yang keluar di-
crat dan disertai keinginan, baik bagi lelaki sertai dengan rasa nikmat-menurut adat'
ataupun wanita, ketika tidur ataupun ketika fika ia keluar tidak disertai kenikmatan, se-
terjaga. Atas dasar ini, maka sekiranya mani perti keluar sendiri disebabkan sakit, dipukul,
tersebut keluar disebabkan memikul beban penyakit keluar mani berterusan ataupun
berat ataupun karena terjatuh dari tempat disengat kalajengking, maka ia tidak menye-
tinggi, maka mandi tidak wajib. Hal ini dise- babkan wajib mandi. Dia hanya perlu ber-
babkan maksud junub dalam surah al-Maa- wudhu saja. Begitu juga jika mani keluar di-
FIq!H ISTAM IILID 1

sertai kenikmatan, tetapi tidak seperti biasa saw. tentang hal itu. Beliau berkata, 'Keluar
[adat), seperti orang yang menggosok gatal madzi wajib berwudhu dan keluar mani wajib
atau kurap di zakarnya, digoyang oleh bina- mandi.'D817
tang yang ditungganginya ataupun masuk ke Dalam hadits Ahmad juga disebutkan,
dalam air panas, maka dia tidak wajib mandi,
tetapi hanya wajib berwudhu saja. Dalam ma-
salah yang berkaitan dengan air panas dan
p'ty il-;j' 3, '#u t t
,uti
it]Jt t;1
,'
menggosok gatal yang bukan terdapat pada o z / ,

N urf ;<
,..

zakar, dia tidak wajib mandi, meskipun ter-


dapat rasa nikmat yang bertertrsan dan me-
"efr
air (mani) keluar memuncral maka
"Jika
nyebabkan keluar mani, Karena, air panas hendaklah engkau mandi junub dan jika tidak,
tidak berkaitan langsung dengan keinginan maka engkau tidak perlu mondi."
jimak. Adapun masalah digoyang oleh bina-
tang dan juga menggaruk gatal pada zakar, Hadits dari Ummu Salamah juga menya-
sekiranya dia merasa nikmat secara berterus- takan,
an hingga keluar mani, maka dia diwajibkan
Ummu Salamah telah bertanya kepada
mandi. Karena, kedudukannya hampir sama
Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah, sesung-
dengan keinginan jimak. Seseorang yang ter-
guhnya Allah SWT tidak malu dari sesuatu
sadar dari tidurnya dan mendapati pakaian-
yang benar. Apakah perempuan itu wajib
nya ataupun tubuhnya basah oleh air dan dia
mandi apabila ia mimpi bersetubuh?" Beliau
meragukan apakah air itu mani atau madzi,
menjawab,
maka dia wajib mandi. Karena, adanya kera-
guan tersebut menyebabkan ia meniadi wajib.
Para ulama sepakat bahwa perempuan yang
terkena mani di kemaluannya selagi ia tidak
Vt:lrtit;,"
"Ya, sekiranya ia mendapati keluar air
menyebabkannya mengandung, maka ia tidak
wajib mandi. Mereka juga berpendapat basah (mani)!' Ummu Salamah pun kembali ber-
yang ada pada kelamin wanita dianggap bersih tanya, "Apakah perempuan juga keluar mani?"
dan membasuhnya adalah disunnahkan. Rasulullah saw. menjawab,
Dalil yang menunjukkan bahwa keluar
mani itu menyebabkan wajib mandi adalah 6$,i-i*f € tl^:"
az/
,4J
berdasarkan hadits Ali bin Abi Talib,
Beruntunglah kamu, bagaimana seorang
"

i J* ** Ct dU',t",, >,lt s anaknya dapat menyerupai ibunya (kalau bu-


kan akibat peng aruh mani ibunya) ?'e18

;*ir dt e,r,i*jt q^:)t Keluar madzi dan keluar wadi tidaklah


"Aku adalah lelaki yang sering keluar menyebabkan wajib mandi. Ia hanya menye-
madzi. Lalu aku bertanya kepada Rasulullah babkan wajib wudhu, serta membasuh ke-

8t7
Hadits riwayat Imam Ahmad, Ibnu Majah, at-Tirmidzi dan dia mengakui sebagai shahih. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud
dan an-Nasa'i. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan secara ringkas dari Imam Ali (Nailul Authar, jilid I, hlm. 218).
818
Haditsmuttafaq 'alath. Ungkapan "Apabilakamu mendapati air'' artinya mendapati ada mani setelah bangun dari tidur (Nailul Authar,
hlm.219J,
FrqlH lsr."AM IILID

maluan berdasarkan sabda Nabi Muhammad Ulama Maliki dan Hanafi mensyaratkan
saw., hendaklah perbuatan bersetubuh itu dilaku-
kan oleh orang mukallaf (akil dan balig). fika
t t to c/ o /, t
ia dilakukan oleh orang yang belum mukal-
,*-)t *s €b-,W,F 2l Iaf, maka mandi tidak wajib. Namun, ulama
"setiap lelaki yang keluar madzi waiib Maliki-dalam pendapat yang mu'tamad di
berwudhu.'81e kalangan mereka-mengatakan bahwa anak
Ielaki yang telah sampai peringkat remaja
b.Bertemu Alat Kelamln,82o Mesklpun ataupun anak perempuan yang disetubuhi
tldak Keluar Mani oleh orang yang balig disunnahkan untuk
Maksudnya adalah berjunub, yaitu dengan mandi. Ulama Hanafi berpendapat, remaja le-
memasukkan kepala zakar atau kemaluan laki hendaklah dilarang mengerjakan shalat
lelaki atau kadarnya-bagi yang zakarnya sebelum dia mandi wajib. Anak-anak yang
terpotong-ke dalam kemaluan wanita yang telah mencapai umur 10 tahun hendaklah di-
dapat disetubuhi baik qubul atau dubur; lelaki latih dengan menyuruhnya melakukan amalan
ataupun perempuan, secara suka rela ataupun mandi ini.
dipaksa, dalam keadaan tidur ataupun terjaga' Ulama sepakat bahwa mandi junub adalah
Menurut pendapat ulama Syafi'i dan wajib karena persetubuhan dan mereka tidak
Hambali, mandi tetap wajib meskipun perkara mensyaratkan keluar mani, karena hadits
tersebut terjadi pada anak-anak yang belum Aisyah yang menyatakan, "Sesungguhnya air
balig. Kewajiban ini tidak disyaratkan harus (mandi) adalah disebabkan air (keluar mani)i'
taklif. Oleh sebab itu, anak-anak dan orang telah dimansukh menurut ijma ulama. Hanya
gila juga dianggap berjunub dengan mema- ulama Hanafi saja yang membuat pengecua-
sukkan zakarnya ke dalam kelamin wanita, lian, yaitu ketika seseorang menyetubuhi
dan keduanya wajib mandi apabila mereka orang mati, binatang, dan anak-anak kecilyang
sampai ke tahap sempurna (al-kamaol). Anak- belum menimbulkan syahwat-jika memang
anak mumayyizyang mandi, maka mandinya tidak merusak selaput daranya, maka dia di-
dianggap sah. Anak-anak tersebut hendaklah wajibkan mandi jika memang keluar mani.
disuruh melakukan mandi wajib tersebut, se- Oleh karena itu, sekiranya tidak keluar mani
bagaimana dia disuruh mengerjakan wudhu. dan anak-anak kecil yang disetubuhi itu pula
Ulama Hambali juga mewajibkan mandi ke- tidak rusak selaput daranya, maka dia tidak
pada anak lelaki yang berumur 10 tahun atau wajib mandi dan mengambil wudhu. Dia hanya
kanak perempuan yang berumur sembilan disuruh membasuh zakarnya saja, karena
tahun, apabila mereka melakukan persetu- perbuatan ini tidak dikehendaki menurut kon-
buhan. Yaitu, apabila mereka akan melakukan disi yang normal.821
perkara yang memerlukan mandi seperti jumhur ulama berpendapat bahwa mandi
membaca Al-Qur'an dan yang memerlukan tetap waiib karena melakukan persetubuhan
wudhu seperti shalat dan thawaf. dengan mayat dan binatang. Karena, ia tetap

819 H"dit ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad dari Abdullah bin Sa'ad al-Anshari. lmam lshaq dan ath-Thahawi iuga mentakhrii
hadits yang sama dari Imam Ali (Nashbur Rayah, filid l, hlm.93)
820 Mrk ud tempat khitan ialah tempat yang dipotong pada zakar dan farji. Bertemunya dua khitan maksudnya adalah bersetubuh.
82r Hasyiah tbn Abidin.lllid 1, hlm. 154.
FIqLH ISLAM JILID 1

dianggap memasukkan zakarke dalam kelamin persetubuhan itu dilakukan terhadap kelamin
wanita, sama seperti yang dilakukan terhadap wanita yang tidak mampu, ataupun yang bu-
manusia ketika dia masih hidup. Menyetubuhi kan kelamin wanita seperti menjepitkannya
perempuan yang telah mati termasuk dalam di celah paha, perut, ataupun di celah bibir
keumuman hadits-hadits yang menyebabkan kelamin wanita, ataupun hanya dengan ber-
wajib mandi seperti yang akan disebutkan. temu dua khitan tanpa memasukkan zakar
Persetubuhan yang dilakukan dengan ke dalam kelamin wanita, dan begitu juga ber-
pembatas ataupun tidah menurut pendapat setubuh di antara dua wanita tanpa menge-
ulama Maliki dan Syafi'i, semuanya menye- luarkan mani, maka tidak wajib mandi.
babkan wajib mandi. Ulama Maliki berpen- Dalil yang menunjukkan wajib mandi
dapat bahwa kewajiban mandi tersebut apa- dengan sebab bersetubuh ini ialah firman
bila memang balutan yang meliliti zakar itu Allah SWT,
tipis. f ika ia tebal, maka mandinya tidak wajib.
Ulama Syafi'i tidak membedakan antara ba- "... Jika kamu junub maka mandilah,..."
lutan itu tipis atau tebal, orang tersebut tetap (al-Maa'idah:6)
wajib mandi.
Ulama Hanafi dan Hambali berpendapat, Begitu juga berdasarkan hadits-hadits
orang yang berjimak dengan pembatas/pem- yang banyak, di antaranya ialah hadits,
balut adalah tidak wajib mandi, sekiranya
tidak keluar mani seperti dengan membalut
zakarnya dengan kain ataupun menyarungi- ii i \t i$t *. ) i :(Yr */tt tiy
nya dengan kondom. Ulama Syafi'i dan Ham- "Apabila bertemu dua khitan, maka wajib-
bali mensyaratkan persetubuhan itu dilaku- lah mandi, meskipun tidak keluar mani.'422
kan terhadap kelamin wanita yang asli. Ada-
pun memasukkan zakar ke kelamin wanita
Hadits lain,
yang tidak asli tanpa keluar mani, tidaklah
menyebabkan wajib mandi. Hal ini sama de- e./ ,.,,, .o1 ' ,
,!.
ngan lelaki yang memasukkan zakarnya ke -r.;j6{;frcrV' Wn_;.tr. lrl
E

qubul seorang khunsa, karena khunsa tidak '


, .c
diyakini mempunyai kelamin wanita yang FiJl ,*;,,
sebenarnya. Begitu juga sebaliknya, seorang "Apobila (zakar) seseorqng berada di an-
khunsa yang memasukkan zakarnya ke qubul tara empat segi (kelamin wanita) kemudian
atau dubur seorang lain tanpa keluar mani, melakukan kerja (jimak), maka dia wajib
karena tidak terdapat perbuatan memasuk- mandi.'423
kan hasyafah yang sebenarnya dengan yakin.
Ulama Maliki dan yang lain mensyarat-
Imam Ahmad dan Muslim menambahkan
kan, hendaklah perbuatan memasukkan zakar
dengan kalimat, "Walaupun tidak keluar ma-
itu terjadi pada kelamin wanita yang memang
ni." Hal ini juga terdapat pada hadits,
mampu disetubuhi. Oleh sebab itu, sekiranya

822 Diriwayatkan oleh Imam Muslim


dan Ibnu Majah dari Aisyah dan Abdullah bin Amr. lni adalah hadits shahih.
823 Hrdit muttafaq'alaih d,ari Abu
Hurairah (Nailul Authar, filid l, hlm. 219). Maksud empat cabang ialah ada yang mengaakan dua
tangan dan dua kaki. Ada yang mengatakan dua kaki dan dua pahanya

.,i'l!+rl',fl, i#"ril
l
I
I

FIqLH ISI.AM JILID 1

'04'3V' n *riy
artinya membenamkan atau memasukkan
A d\lii hasyafah ke dalam kelamin wanita. Hal ini di-
J karenakan makna khitan ialah tempat terjadi-
-l*Jl ,;ita
to -. o..

nya khitan pada lelaki dan perempuan. Tem-


"Apabila ia duduk di antara empat segi pat khitan bagi wanita adalah di atas tempat
(kelamin wanita) kemudian kedua kelamin itu keluar kencing, sedangkan kedudukan tempat
bersentuhan, maka waiiblah ia mandi iunub.'824 kencing adalah di atas tempat masuknya
zakar.
Imam at-Tirmizi memakai ungkaPan, Ulama Hambali dan juga yang lain men-
"Apabila tempat khitan melewati tempat khi- jelaskan bahwa wanita yang mati kemudian
tan, maka wajiblah mandi." disetubuhi hendaklah dimandikan lagi.
Hadits Ubai bin Ka'ab juga menyebutkan
bahwa fatwa terdahulu yang berdasarkan, c dan d. Hald dan Nlfas
"air (mandi) adalah dengan sebab air (keluor' Ulama sepakat bahwa kedua hal ini juga
nya air mani)i'merupakan rukhshah yang di- menjadi sebab wajibnya mandi. Hukum man-
berikan oleh Rasulullah saw. pada permulaan di sebab berhenti haid adalah berdasarkan
Islam. Kemudian setelah itu beliau telah me- firman Allah SWT,
merintahkan kami agar mandi.82s
"... Kereno itu iauhilah istri pada waktu
Imam at-Tirmidzi juga meriwayatkan bah-
hai d.... " (al-Baqarahz 222)
wa aturan mandi hanya apabila keluar mani
merupakan rukhshah di awal Islam, setelah
itu aturan ini dilarang. fuga, berdasarkan sabda Nabi Muhammad
saw. yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari
Atas dasar ini, maka hadits Rafi' bin
Khadij yang disebutkan oleh Imam Ahmad
dan Muslim, bahwa Nabi Muhammad saw.
bersabda kepada Fatimah binti Abu Hubaysh,
dan yang menerangkan bahwa "oir (mandi)
adalah dengan sebab air (keluar mani)" telah
dimansukh. Hal ini berbeda dengan pendapat
kaum Anshar yang mengatakan bahwa mandi
tidak diwajibkan dengan persetubuhan yang
tidak mengeluarkan mani. Karena, hadits- "Apabila mulai datang haid, hendaklah
hadits yang telah dikemukakan menunjuk- kamu meninggalkan shalat. Apabila ia telah
kan secara jelas, bahwa wajib mandi dengan berhenti, maka hendaklah kamu mandi dan
bertemunya dua khitan, baik keluar mani mengerjakan shalat"
ataupun tidak. Ijma' dalam masalah ini juga
terjadi di kalangan sahabat. Bertemunya khi- Sementara itu, nifas adalah darah haid
tan ini bukanlah hanya bermaksud kedua- yang terkumpul. Berhentinya darah haid dan
nya bertemu atau bersentuhan saja, tetapi nifas merupakan syarat wajib serta syarat
juga berarti saling melewati (at-taiaawuz). sahnya mandi. Hal ini berdasarkan firman
Ungkapan ini adalah ungkapan maiaz yang Allah SWT dalam Al-Qur'an,

82a Riwayat Ahmad, Muslim, dan at-Tirmidzi-dia mengakui shahih-dari Aisyah r.a. (ibrd., lilid l,hlm.22l).
82s Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud (ibid.). Adapun hadits Rafi' Khadij yang menyebut "air itu dari air" yang diriwayat-
kan oleh Ahmad, maka terdapat seorang perawi yang tidak dikenali. Pada zahirnya, hadits tersebut adalah lemah (Nailul Authar,Jilid'1,
hlnu 222), :; ,1,:i;r,,
t:.l
"
l:ii!,!.:,
--

FIQIH ISI.AM 1

'ILID
Apabila mereka telah suci, campurilah
"... dalam bentuk gumpalan darah atau daging,
m ereko.... " (al-Baqarahz 222) karena keadaan itu tidak dianggap sebagai
melahirkan. Anak yang lahir adalah suci dan
Artinya, adalah apabila wanita-wanita dengan adanya darah pada tubuhnya dia wajib
itu telah mandi. Suami dilarang menyetubuhi dibersihkan sama, seperti sesuatu yang ter-
istrinya sebelum istrinya mandi. Ini adalah kena najis.
dalil yang menunjukkan bahwa mandi adalah Keluar darah istihadhah juga tidak me-
wajib bagi wanita yang telah selesai haid. nyebabkan wajib mandi. Ia hanya disunnahkan
Adapun kelahiran bayi dalam keadaan mandi apabila darah itu berhenti.'
kering (tidak ada darah yang keluar), menurut
pendapat yang mu'tamad di kalangan ulama e. Muslim yang MatiSelaln Matl Syahid
Maliki, pendapat yang terpilih dalam Madzhab Ulama sepakat bahwa orang Islam diwa-
Hanafi dan pendapat yang ashah di kalangan jibkan secara kifayah dan secara ta'abbudi,
ulama Syafi'i, hal itu tetap menyebabkan untuk memandikan jenazah seorang Muslim
wajib mandi, karena adanya kelahiran bayi. yang meninggal dunia selain Muslim yang mati
Meskipun-menurut ulama Syafi'i-yang ke- syahid dan yang mati dalam keadaan tidak
luar itu adalah hanya segumpal darah atau menanggun g j anabah. Hukum ini berdasarkan
daging, karena pada hakikatnya ia adalah ma- sabda Nabi Muhammad saw. tentang seorang
ni yang telah terbentuk. Selain itu, biasanya sahabat yang meninggal dunia karena terjatuh
proses kelahiran selalu disertai keluarnya dari tunggangannya,
cairan. Oleh sebab itu, hukumnya disamakan.
tt:i. o , tr o
Kedudukannya sama seperti jika seorang o.oi
oj*bt
wanita tidur kemudian keluar sesuatu (cairan
Ji,; €;-rEJ )bi cl.,.
dari kelaminnya). Perempuan juga dianggap "Hendaklah'*r*, aio a"rgri
^oiorion
batal puasanya dengan sebab ini. Berbeda jika air bidara dan kafankan dia dalam dua helai
yang keluar dari kelamin wanita itu hanya kain kafan.'826
satu tangan atau kaki, atau anggota lainnya,
maka ia tidak menyebabkan wajib mandi dan Hadits ini menjadi dalil tentang wajibnya
juga tidak membatalkan puasa. Dia hanya di- memandikan jenazah. Nabi Muhammad saw.
beri pilihan untuk mau mandi ataupun meng- sendiri telah dimandikan. Begitu juga Abu
ambil wudhu. Bakar, dan kemudian menjadi amalan yang
Menurut pendapat yang lebih rajih dari terus diamalkan oleh umat Islam.
kalangan ulama Hambali adalah kelahiran
yang terjadi tanpa diiringi dengan keluarnya f. Orang Kaflr yang Masuk lslam
darah tidaklah menyebabkan kewajiban man- Ulama Maliki dan Hambali mewajibkan
di. Karena, tidak ada nash atau kesimpulan mandi kepada orang kafir yang memeluk Islam.
yang dapat dipahami dari nash tentang ma- Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad
salah ini. Oleh karena itu, puasa wanita terse- saw. yang diriwayatkan oleh Qais bin Ashim
but tidak batal dan dia juga tidak diharam- yang mengatakan bahwa dia telah memeluk
kan untuk disetubuhi sebelum mandi. Mandi Islam, lalu Rasulullah saw. memerintahkan-
juga tidak diwajibkan disebabkan keguguran nya supaya mandi dengan air dan bidara.827
826 H"dit, ,, ttafaq'ataih dari lbnu Abbas (subulus Salam,Jilid 1, hlm. 92).
827 Diriwayatkan oleh Imam yang Lima penyusun kitab Sunan kecuali lbnu Maiah,
iuga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Ibnu
Khuzaimah dan diakui shahih oleh Ibnus Sakan (Nailul Authar, jilid I, hlm. 22aJ.
FIqLH ISI."A.M IILID 1

Ulama Hanafi dan ulama Syafi'i berpen- dari mabuh pingsan, haid, atau nifas. Mereka
dapat bahwa mereka hanya disunnahkan menambahkan satu lagi wajib secara kifayah,
mandi apabila mereka tidak berjunub. fika yaitu memandikan mayat.
mereka hanya mengambil wudhu, maka sudah Adapun menurut ulama Maliki ada em-
cukup. Alasan mereka ialah Nabi Muhammad pat sebab, yaitu keluar mani, memasukkan
saw. tidak menyuruh setiap orang yang ha sy afah,haid, dan nifas.
memeluk Islam supaya mandi. fika perbuat- Ulama Syafi'i menetapkan lima sebab
an tersebut wajib, tentulah Nabi Muhammad yaitu mati, haid, nifas, bersalin tanpa keluar
saw. tidak hanya menyuruh setengah orang darah-menurut pendapat yang ashah-ber-
dan yang lainnya tidak. Hal ini menunjukkan junub dengan memasukkan hasyafah atau
bahwa perintah Nabi Muhammad saw. yang kadarnya, dan keluar mani secara biasa atau
disebutkan dalam hadits di atas hanya seba- dengan cara yang tidak biasa.
gai perintah sunnah saja. Ulama Hanafi, kemudian menyebut sepu-
Orang kafir hanya diwajibkan mandi luh perkara yang tidak menyebabkan wa-
ketika memeluk Islam, jika mereka dalam jib mandi, di antaranya ialah keluar madzi,
keadaan berjunub. Hal ini karena adanya da- keluar wadi, bermimpi tanpa keluar mani,
lil-dalil yang menunjukkan bahwa orang yang melahirkan tanpa diiringi darah-menurut
dalam keadaan junub wajib mandi, seperti pendapat Abu Hanifah, tetapi pendapat
firman Allah SWT, yang paling ashah menurut keterangan lbnu
Abidin, ia tetap wajib mandi sebagai langkah
",..lika kamu junub maka mandilah...." (al' hati-hati, memasukkan zakar yang berbalut
Maa'idah:6) yang dapat menghalangi dari timbulnya ke-
nikmatan-menurut pendapat yang paling
Perintah dalam ayat ini tidak membeda- ashah, menyuntik atau memasukkan jari dan
kan antara orang yang kafir dengan orang sebagainya ke kelamin wanita, melakukan
Muslim. hubungan kelamin dengan binatang atau de-
ngan mayat tanpa keluar mani, menyetubuhi
Keslmpulan gadis yang tidak sampai menyebabkan hi-
Terdapat enam perkara yang menyebab- langnya selaput dara juga tidak sampai keluar
kan wajib mandi. Hal ini menurut pendapat mani.
ulama Hambali. Menurut ulama Hanafi ada Perlu diperhatikan juga, bahwa apabila
tujuh sebab, yaitu keluar mani ke bagian luar ada dua perkara yang menyebabkan wajib
tubuh dengan disertai syahwat, masuknya ha- mandi berkumpul, umpamanya antara haid
syafqh atau bagiannya-bagi zakar yang ter- dan junub, bersetubuh dan keluar mani, maka
potong-ke dalam salah satu dari kemaluan mandi sekali saja sudah cukup.
manusia yang hidup, keluar mani yang dise- Jumhur ulama juga berpendapat bahwa
babkan melakukan hubungan badan dengan niat mandi dapat menggantikan niat wudhu,
orang mati ataupun binatang, mendapati air karena wudhu dianggap masuk di dalam man-
jernih setelah tidur jika memang zakarnya di, tetapi tidak sebaliknya. Menurut pendapat
tidak tegang sebelum tidur, dan apabila men- ulama Hambali, untuk mendapatkan wudhu,
dapati cairan yang disangka mani setelah sadar seseorang harus niat wudhu secara khusus.
FIqLH ISI,"A.M JILID 1 Sagtan 1: IBADAH

3. PERKARA FARDHU DALAM MANDI ke tangan kirinya. Lalu beliau membasuh ke-
Kefardhuan mandi ditetapkan oleh Al- maluannya dan diikuti dengan berwudhu.828
Qur'an, yaitu dalam firman Allah SWT, Kemudian beliau memasukkan jari jarinya ke
bagian pangkal rambutnya. Setelah itu beliau
"... Jika kamu junub maka mandiloh...," (al- menuangkan air ke atas kepalanya sebanyak
Maa'idah:6) tiga tuangan.s2e Setelah itu, beliau meratakan
air ke seluruh tubuhnya dan akhirnya beliau
Dan juga firman-Nya, membasuh kedua belah kakinla."aao

"Janganlah kamu mendekati shalat, ketika Para ulama mewajibkan seseorang mela-
kamu dalam keadaan mabuk, sampai komu kukan perkara-perkara berikut ini ketika dia
sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan mandi wajib.831
pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam
keadaan junub kecuali sekadar melewati jalan 7. Meratakan Air ke Seluruh Tuhth
saja, sebelum kamu mandi (mandi junub),.." Maksud seluruh tubuh adalah mencakup
(an-Nisaa':43) semua bagian rambut atau bulu dan kulit. Ini
adalah syarat yang disepakati oleh fuqaha.
Gara Mandl Rasulullah saw. Oleh karena itu, meratakan air ke seluruh
Cara mandi yang sempurna dapat diketa- bagian kulit dan juga bulu-bulu adalah wajib.
hui dengan memerhatikan panduan As-Sun- Sehingga kalau ada yang tertinggal meskipun
nah. Di antaranya adalah yang diriwayatkan satu bagian kecil saja yang tidak terkena air,
oleh Aisyah r.a., maka ia wajib dibasuh lagi. Dengan demikian,
seseorang wajib memerhatikan bagian-bagian
kulit yang tersembunyi di bagian tubuh yang ce-
kung dan berlipat seperti pusar, bawah ketiak
dan semua lubang yang ada di tubuh dengan
cara menuangkan air ke atasnya. Hukum ini
berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw. yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah,

I
Fi':';3t t juu i:G r; F *X "ot

.it, -p ? usi,* ;lt *


"Apabila Rasulullah saw. mandi junub,
'li\ o

maka beliau memulainya dengan membasuh "Di bawah setiap helai rambut atau bulu
kedua tangannya kemudian menuangkan air ada janabah. Oleh karena itu, hendakloh kamu

828 Ul"-, sepakat mengenai sunnah berwudhu sebelum mandi karena mengikuti amalan Rasulullah saw., di samping ia dapat men-
dorong untuk mandi dan lebih sopan(al-Mughnr, Jilid I, hlm.219).
829 P"nurng"n di sini dilakukan dengan menggunakan air yang diambil dengan telapak tangan.
830 Hrditr muttafaq 'alaih (subulus Salam,
|ilid I, hlm. B9). Hadits yang sama diriwayatkan iuga dari Aisyah dan Maimunah.
837 Fothulgodir,filidl,hlm.3Edanhalamanseterusnya;ad-DurrulMukhtanfilidl,hlm. l4O-143;Muraqiat-Fatah,hlmLT;at-Lubab,lilidl,
hlm.20; asy-Syarhul Kabtr, Jilid I, hlm. 133-135; Bidayatul Mujtahi4 ]ilid |,hlm.42 dan halaman berikutnya; al-Qawanin al-Fiqhiyyah,
hlm.26i Mughnil Muhtaj,lilidl,hlm.T2 dan setemsnya; al-Mughni,lilidl,hlm.2l9-229; al-Muhadzdzab, f ilid I, hlm. 31 dan seterusnya;
Kosysyafu l Qina', lilid I, hlm. L7 2-L77.

il
FIqLH ISLAM JILID 1

membasuh semuo rambut atau bulu, dan ber' Ulama Hanafi berpendapat bahwa mem-
sih ka nl a h ku Ii tm u.' 832 basuh bagian yang di bawah kulup zakar yang
tidak sukar untuk dibuang adalah wajib, se-
Ulama Hanafi berpendapat bahwa mem- perti juga wajib membuka pintalan rambut
basuh seluruh badan yang memang dapat di- lelaki dan membasuh bagian pangkal rambut-
basuh tanpa mengalami kesukaran adalah wa- nya secara mutlak.
jib seperti bagian telinga, pusa[ kumis, bulu Demikian juga pendapat ulama Maliki,
kening, bagian dalam jenggot dan rambut ke- orang yang rambutnya bersanggul tidak perlu
pala, dan bagian luar kemaluan wanita. Mem- dibongkar sanggulnya, jika memang sanggul-
basuh bagian yang sukar adalah tidak wajib, nya itu tidak terlalu rapi atau tidak terlalu
seperti bagian dalam mata dan bagian dalam banyak [tebal) sehingga dapat menghalang air
kulup zakar, tetapi .disunnahkan. Hal ini me- sampai ke bagian kulit kepalanya ataupun ke
nurut pendapat yang ashah di kalangan ulama dalam rambutnya.
Hanafi. Dalil yang digunakan oleh ulama Hanafi
dan Maliki dalam masalah ini ialah, hadits
Ummu Salamah,
a. Membongkar Sanggul
"Wahai Rasulullah, saya adalah perempu-
Apakah ketika mandi wajib, seseorang
perlu membongkar rambutnya yang disanggul
an yang sangat ketat [sanggul) rambutnya.
Apakah saya perlu mengurainya karena mau
atau tidak? Para ulama mempunyai berbagai
pendapat yang hampir sama dalam masalah
mandi junub atau mandi haid?" Rasulullah
saw. menjawab, "Tidak perlu, adaloh cukup
ini. Ulama Hanafi mengatakan cukup dengan
jiko kamu menunangkan (air) ke atas kepalamu
hanya membasuh pangkal sanggul atau ram-
s eb a ny ak tig a kali."B33
but wanita yang dipintal. Langkah ini adalah
untuk menghindari kesukaran. Bagi rambut
Ulama Syafi'i berpendapat, jika air tidak
yang terurai, maka wajib dibasuh keseluruh-
dapat sampai ke bagian dalam rambut kecuali
annya. |ika bagian pangkal rambut tidak ter-
dengan mengurainya, maka ia wajib diurai.
kena air karena pintalan sanggul itu terlalu
Namun ada kemaafan iika air tidak sampai ke
rapat atau rambutnya terlalu banyak, ataupun
dalam bagian rambut yang ikal. Membasuh
sanggul tersebut terlalu rapi, maka menurut
pendapat yang ashah rambut tersebut wajib bulu yang tumbuh di dalam mata dan hidung
juga tidak wajib, meskipun ia wajib dibasuh
diurai terlebih dulu.
jika terkena najis. Membasuh kuku dan bagi-
Namun sekiranya membasuh kepala dapat
an cuping telinga yang luar adalah wajib. Be-
menyebabkan kemudharatan, maka tidak per-
gitu juga bagian dalam kulup bagi yang tidak
lu membasuhnya. Dan ada pendapat juga yang
berkhitan. Hal ini berdasarkan hadits Abu
mengatakan bahwa seseorang itu hanya perlu
Hurairah yang telah disebutkan sebelum ini,
menyapu saja. Dan wanita tersebut tidak bo-
yang menetapkan wajibnya air sampai ke se-
leh menghalangi suaminya untuk bersetubuh
tiap bagian rambut dan kulit. Tentang hadits
dengannya.
Ummu Salamah, mereka mengaitkan dengan

832 Diriwayatkan oteh Abu Dawud dan at-Tirmidzi. Mereka mengatakan bahwa hadits ini adalah dhaif (Subulus Salam,lilid I, hlm' 921'
833 Diriwayatkan oleh Imam Muslim, tetapi dengan lafal"menyanggul rambut di kepalaku" sebagai ganti perkataan "rambut di kepa-
laku" (SubulusSolam,Jilidl,hlm.gl)' ,:
FIqLH ISI,A,M 1

'IIID
keadaan di mana air dapat sampai ke bagian Kesimpulannya adalah, empat madzhab
dalam sanggul tanpa perlu mengurainya dan sependapat bahwa mengurai sanggul rambut
membongkarnya. tidaklah wajib, sekiranya air mandi dapat
Imam Ahmad membedakan di antara haid sampai ke dasar rambut. Hal ini berdasarkan
dan junub. fika mandi wajib itu disebabkan hadits Ummu Salamah yang telah disebutkan
haid dan nifas, maka sanggulnya perlu diurai. tadi.
Namun kalau mandinya sebab junub, maka Apabila ada satu bagian badan yang ter-
tidak perlu mengurai rambutnya, seandainya lewat tidak terkena ai4 maka cukuplah mem-
air mandinya dapat sampai ke pangkal rambut basuh bagian itu saja. Menurut pendapat yang
jika tidak diurai. Ini adalah yang dapat dipa- shahih di kalangan ulama Hambali, adalah cu-
hami dari hadits Ummu Salamah. Dalil yang kup jika bagian yang tidak terkena air itu ter-
menunjukkan perlu mengurai sanggul sebab basahi oleh air yang membasahi rambut pada
mandi haid ialah hadits yang diriwayatkan basuhan kedua atau ketiga, dan air itu kemu-
oleh Aisyah, bahwa Nabi Muhammad saw. dian mengalir ke bagian tersebut. Karena, ba-
telah bersabda kepadanya ketika dia haid, suhan yang menggunakan basahnya air [yang
ada di rambut) tersebut adalah sama dengan

;n^*tt lrui l;C ai basuhan yang menggunakan air yang baru, di


samping juga terdapat hadits yang berkaitan
"Hendaklah air bidara
"|nuo, nuToio,
dengan masalah ini.
dan menyisir.'834 Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi
Muhammad saw. melihat satu bagian di atas
Menyisir hanya disebut untuk rambut tubuh seorang sahabat yang tidak terkena ail
yang terurai. lalu beliau menyuruhnya supaya mengambil
Dalam riwayat Imam al-Bukhari disebut- air yang ada di rambutnya dan mengusapkan-
kan, nya ke tempat berkenaan.

b.
;a^*ti*i';$t
"Hendaklah engkau uraikan (rambut) ke-
Membasuh Kulit Kepala
Membasuh kulit kepala adalah wajib,
baik dia mempunyai rambut yang tebal atau-
palamu dan sisirlah."
pun tipis. Begitu juga membasuh bagian yang
berada di bawah rambut atau bulu lainnya,
Namun, Ibnu Qudamah berpendapat bah-
seperti kulit dagu yang berjenggut dan lain-
wa menguraikan rambut untuk mereka yang
lain. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwa-
mandi karena haid adalah disunnahkan. Ini
yatkan oleh Asma',
adalah pendapat yang shahih dan ia merupa-
"Dia telah bertanya kepada Rasulullah
kan pendapat kebanyakan fuqaha, karena ber-
saw. tentang mandi junub, maka Rasulullah
sandar pada sebagian hadits Ummu Salamah,
menjawab,
"Apakah saya perlu membongkar sanggul
karena mandi haid?" Maka Nabi menjawab,
"Tidak!"
,1 -r;;,;lt j*;; ttr; 1; ,;tt-l L:t1
834
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari.
FIQIH ISLAM IITID 1

.tr-. o ., ,: , ,!r, llr: "Di bawah setiap helai rambut ada jana-
^^-i t+,\i * ;+ ?,!, -)#r iI, boh."

;t::t i;i ; w:i, c,:* * e Di samping itu, rambut tersebut memang


'Hendaklah komu air
mengambil
dan tumbuh di tempat yang seharusnya dibasuh.
membersihkan dengan sebaik-baiknya. Kemu- Oleh karena itu, harus dibasuh sama seperti
dian kamu hendakah menuangkan air ke atas bulu kening dan bulu mata.
kepalanya, lalu menggosoknya hingga sampai Ulama Hanafi dan Maliki berpendapat
ke pangkal rambutnya, Kemudian ia hendak- ia tidak wajib dibasuh berdasarkan hadits
lah menuangkan air ke etosnya."a3s Ummu Salamah yang menyatakan tidak per-
lu menguraikan rambut yang disanggul, wa-
Diriwayatkan dari Ali r.a. bahwa Nabi laupun Ummu Salamah telah menjelaskan
Muhammad saw. bersabda, kepada Nabi bahwa ikatan rambutnya sangat
rapat. Jika ia wajib dibasuh, tentunya Rasul
,;t:rttd; p lG it; e; !'ja 'u' meminta supaya dia menguraikan sanggulan
rambutnya supaya air mandinya mengenai
r1t lJti
s-t ,t ut .., Al #i semua rambutnya.

"Siapo yang'meninggatkan tr^pot meski- Ulama Hambali mempunyai dua pendapat


punhanya seukuran sehelai rambutsaja hingga seperti dua pendapat yang telah disebutkan
tidak terkena air ketika mandi junub, maka tadi. Adapun yang paling rajih adalah yang
Allah SWT akan menyiksanya dengan ukuran berpendapat bahwa membasuh rambut ter-
tertentu dari api nereka." sebut wajib seperti pendapat ulama Syafi'i. Ke-
tika menuangkan air ke atas kepala, hendaklah
Imam Ali berkata, "Oleh karena itu, maka dia menggosoknya supaya air dapat sampai ke
aku mengulangi membasuh rambutku." Da- kulit. Namun, dia tidak perlu memasukkan jari
lam riwayat Abu Dawud terdapat tambahan ke bagian bawah rambut untuk menggosok
kalimat, "Oleh karena itu, maka dia memen- kulit.
dekkan rambutnya.'835 Selain itu, menyampai- Mereka juga berpendapat, adalah wajib
kan air ke kulit di bawah helai rambut atau menyela-nyelai celah-celah jari kaki dan ta-
bulu tidaklah menyebabkan kemudharatan ngan. Adapun ketika berwudhu, menyela-
dan tidak juga menyusahkan. OIeh karena itu, nyelai jari kaki adalah sunnah, sementara
ia wajib dibasuh sama seperti bagian kulit menyela-nyelai jari tangan adalah wajib.
yang lain. Termasuk juga di antara perkara yang fardhu
menurut pendapat ulama Maliki ialah
c. MembasuhRambutyangTerurai menyela-nyelai celah-celah rambut atau lain-
Menurut ulama Syafi'i, membasuh rambut nya, jika ia tebal. Maksud menyela-nyelai di
yang terurai adalah wajib berdasarkan hadits sini ialah dengan menggenggamnya.
Abu Hurairah yang disebutkan sebelum ini,

835
Diriwayatkan oleh Muslim.
836
Diriwayatkan oleh Abu Dawuddan Ahmad (ffcflul/utftar,lilid L hlm. 247J.
,l .r.'

l.t
FIq!H ISIAM
'IIID
2. Berkumur dan Memasukkan Alr ke adalah hati, dan hendaklah dilakukan serentak
Htdung! dengan melakukan perkara fardhu yang paling
Ulama Hanafi dan Hambali mewajibkan awal dilakukan, yaitu ketika membasuh untuk
berkumur dan memasukkan air ke dalam hi- pertama kali bagian tubuh yang mana pun,
dung ketika mandi wajib, karena berdasarkan baik dari bagian atas atau di sebelah bawah,
firman Allah SWT, karena dalam mandi tidak perlu tertib.
Jumhur ulama selain ulama Hanafi me-
"... Jika kamu junub maka mandilah...." (al-
wajibkan niat mandi seperti juga niat wudhu.
Maa'idah:6)
Hal ini berdasarkan hadits,

fuga hadits, "Segala amalan adalah bergantung ke-


pada niat."
"Kemudian hendaklah kamu meratakan
tubuhmu dengan air."
Menurut ulama Hanafi, memulai dengan
Kedua nash yang disebut itu menuntut
niat hanyalah sunnah supaya perbuatannya
menjadi ibadah dan mendapat pahala seperti
supaya kita membersihkan dengan menggu-
berwudhu.
nakan air ke seluruh badan.837
Adapun hukum membaca bismillah, jum-
Ulama Maliki dan Syafi'i berpendapat
perbuatan ini adalah sunnah ketika mandi hur berpendapat ia adalah sunnah. Semen-
wajib. Kedudukannya sama seperti ketika tara ulama Hambali mengatakan ia adalah
berwudhu. Hal ini berdasarkan hadits yang fardhu sama seperti dalam wudhu. Namun,
menyebut tentang sepuluh perkara fitrah, mereka mengatakan bahwa hukum membaca
di mana Nabi Muhammad saw. menyebut di bismillah dalam mandi adalah lebih ringan
antara sepuluh perkara tersebut adalah ber- bila dibanding untuk wudhu, karena hadits
kumur dan memasukkan air ke hidung.838 mengenai bismillah hanya menyebut wudhu.
Adapun yang lain tidak disebut dengan jelas.
3. Berniat Ketika Memulal Membasuh
Bag;lan Tubuh 4. Menggosok, Muwaalaat, dan Teillb
Maksudnya adalah niat menunaikan ke- Para fuqaha sepakat bahwa tertib bukan
fardhuan mandi, ataupun mengangkat junub, merupakan kewajiban dalam mandi. Oleh ka-
mengangkat hadats besa4 ataupun supaya rena itu, ia boleh dimulai dari bagian tubuh
boleh melakukan perkara yang terlarang jika yang mana pun baik bagian tubuh sebelah atas
tanpa mandi, umpamanya niat supaya boleh ataupun bawah.
melakukan shalat atau thawaf yang memang Ulama Maliki berpendapat bahwa meng-
harus dilakukan dalam keadaan suci dengan gosok adalah wajib, meskipun dengan meng-
cara mandi terlebih dahulu. Namun jika ia gunakan sobekan kain. Begitu juga dengan
niat dengan menyebut suatu amal yang tidak muwaalaat sekiranya ia ingat dan mampu,
perlu kepada mandi wajib, seperti mandi sun- seperti halnya dalam wudhu. Maksud meng-
nah Hari Raya, maka tidak sah. Tempat niat gosok di sini adalah menjalankan anggota

Hadis yang digunakan oleh ulama' Hanafi sebagai dalil untuk berkumur dan menghirup air ke dalam hidung, "Sesungguhnya ke-
duanya fardhu di dalam mandi junub dan sunnah dalam berwudhu," adalah hadits yang gharib (Nashbur Rayah, filid I, hlm.7B).
838 Diriwayatkan ri
oleh al-lama'ah selain al-Bukha fNashbur Rayah, Jilid I, hlr4" 75).
'i,::':!:;i
FIQIH ISI"A,M JILID 1

badan-baik tangan atau kaki-ke keseluruh- sukar dibuka, membasuh pusa4 memba-
an bagian anggota badan. Dengan demikian, suh lubang-lubang, membasuh bagian da-
adalah cukup jika ia menggosok kaki dengan lam sanggul rambut wanita jika air dapat
menggunakan kaki yang satunya. Menggosok sampai ke pangkalnya, membasuh kulit di
juga dianggap cukup dengan menggunakan bawah jenggot, membasuh kulit di bawah
bagian punggung telapak tangan, lengan, bagi- kumis, membasuh kening, dan membasuh
an dalam lengan. Bahkan menurut pendapat bagian kelamin wanita yang kelihatan.
yang rojih, ia juga cukup dengan mengguna- Tetapi, pendapat yang lebih ashah me'
kan kain, walaupun dia mampu menggosok nyatakan bahwa membasuh bagian dalam
dengan tangan. Yaitu, dengan cara meme- kulup hanya sunnah saja, bukannya wajib.
gang kedua ujung kain dengan tangan dan 2. Madzhab Maliki: Terdapat lima perkara
menggosok-gosokkan bagian tengah kain ke yang difardhukan dalam mandi, yaitu:
seluruh tubuh, ataupun dengan mengguna- [a) Niat mandi fardhu atau niat meng-
kan tali atau yang semacamnya. Menggosok angkat hadats, atau niat supaya boleh
juga dianggap cukup meskipun setelah air di- melakukan perkara yang terlarang
curahkan ke tubuh dan setelah air itu terpisah tanpa mandi, dan niatnya itu hendak-
dari tubuh, selagi ia belum kering. Iika tidak Iah dilakukan berbarengan dengan
mampu untuk menggosok, maka kewaiiban basuhannya yang pertama, yaitu de-
itu gugur dan dia cukup meratakan air ke se- ngan cara niat di dalam hati untuk
luruh tubuhnya. Begitu juga dengan fardhu menunaikan kefardhuan mandi, atau
yang lain, karena Allah SWT tidak mewajib- niat untuk mengangkat hadats besar;
kan sesuatu kecuali yang memang mampu di- atau menghilangkan janabah atau
lakukan. niat supaya boleh melaksanakan
Muwaalaat adalah fardhu sama seperti perkara yang terlarang tanpa man-
dalam berwudhu. Oleh karena itu, apabila di, ataupun niat supaya boleh me-
seseorang membuat jarak yang lama dan laksanakan shalat.
sengaja ketika mandi, maka mandinya batal. (b) Muwaalaat, apabila dia ingat dan
fika jaraknya tidak lama, maka dia boleh mampu melakukannya, sama seperti
meneruskan mandinya dengan niat. dalam wudhu.
Ulama lain-selain ulama Madzhab Ma- [c) Meratakan air ke seluruh bagian tu-
liki-tidak mewajibkan menggosok dan mu- buh.
waalaat, karena ayat yang mewaiibkan ber- [d) Menggosok tubuh meskipun setelah
suci, yaitu "fath-thohharuu" dan juga hadits- air dituangkan dan meskipun dengan
hadits yang berkaitan tidak menyebut kewa- potongan kain.
jiban dua hal tersebut. [e) Menyela-nyelai rambut, jari dua kaki,
dan jari dua tangan.

Kesimpulan 3. Madzhab Syafi'i menetapkan bahwa per-


1. Madzhab Hanafi: Perkara yang difardhu- kara yang wajib hanya tiga saja, yaitu niat
kan dalam mandi adalah sebelas perkara, menghilangkan najis jika memang ada.
yaitu membasuh mulut, membasuh hi- Menuangkan air ke seluruh kulit tubuh
dung, membasuh badan sekali, membasuh yang kelihatan dan juga ke bagian rambut
bagian yang ada di bawah kulup yang tidak dan bulu, sehingga air sampai ke kulit
Isu,M rrlrD 1

yang ada di bawahnya. Adapun selain itu, tidak wajib ketika membasuh anggota wudhu
hukumnya adalah sunnah. semasa mandi, karena mandi dapat member-
4. Madzhab Hambali menetapkan bahwa sihkan kedua ienis hadats sekaligus. Kedua-
perkara yang diwajibkan dalam mandi nya adalah ibadah yang dapat digabungkan
ialah menghilangkan najis atau perkara antara satu dengan yang lainnya, sehingga
yang dapat menghalangi air sampai ke hukum hadats kecil dianggap gugu[ hukum-
kulit, niat, membaca bismillah, meratakan nya sama seperti apabila haji digabungkan
air ke seluruh tubuh hingga ke dalam dengan umrah. Menggosok juga tidak wajib
mulut dan hidung. Oleh sebab itu, wajib apabila diyakini atau ada dugaan kuat bahwa
berkumur dan memasukkan air ke hidung air dapat sampai ke seluruh badan, walaupun
ketika mandi, sama seperti dalam wudhu. tanpa digosok.
Wajib juga membasuh semua bagian
rambut atau bulu, baik luar atau dalam, 4. PERKARA.PERKARA SUNNAH DALAM
dan baik pada lelaki ataupun wanita, MANDI
juga baik rambut tersebut yang dilepas Sebelum ini telah dijelaskan bagaimana
ataupun tidak. |uga, wajib menguraikan cara mandi Nabi Muhammad saw.. Keterang-
rambut yang disanggul atau yang diikat an itu merupakan dalil yang menggambarkan
ketika mandi haid atau nifas. Tetapi jika bentuk mandi yang sempurna, yang meliputi
mandi tersebut karena janabah, rambut segala perkara wajib dan sunnah dalam man-
itu tidak perlu diuraikan sekiranya air di, yaitu mandi yang mengandung sepuluh
yang dituangkan ke atasnya dapat sampai perkara sebagaimana yang dipahami oleh
ke pangkal rambut. ulama Hambali,s3e yaitu:
Niat, membaca bismillah, membasuh ta-
Orang yang tidak berkhitan wajib mem- ngan sebanyak tiga kali, membasuh sesuatu
basuh bagian dalam kulup jika memang yang koto4 berwudhu, menuangkan air ke
dapat dibuka. Wajib juga membasuh bagian atas kepala sebanyak tiga kali supaya pangkal
yang di bawah cincin atau semacamnya, de- rambut basah, menuangkan air secara rata
ngan cara menggerak-gerakkannya agar air ke seluruh tubuh, memulai dari tubuh bagian
dapat sampai ke bagian bawahnya. Wajib juga sebelah kanan, menggosok-gosok badan de-
membasuh bagian luar kelamin wanita, yaitu ngan tangan, berpindah sedikit dari tempat
bagian yang kelihatan ketika dia duduk un- mandinya, lalu membasuh kedua telapak kaki
tuk membuang air; karena bagian itu adalah dan sunnah juga menyela celah-celah pangkal
dihukumi sebagai bagian yang zahir. Namun, rambut atau janggut dengan menggunakan
ia tidak wajib membasuh bagian dalamnya. air sebelum menuangkan air ke atasnya.
Begitu juga tidak wajib membasuh bagian da- Perkara-perkara sunnah ketika mandi dan
lam mata, bahkan perbuatan tersebut tidak perkara-perkara yang dapat menyebabkan
disunnahkan meskipun perbuatan itu tidak mandi menjadi sempurna menurut madzhab
membahayakan. Tertib dan muwaalaat juga yang berbeda-beda adalah sebagai berikut.Ba0
839
Al-Mughni, Jilid I, hlm. 2L7 ,lihat cara mandi yang sempurna menurut ulama Maliki; asy-Syarh ul Kabir,Jilid,l, hlm. 137; al-Qawanin
al-Fiqhlryah,hlm.26.
840
Fathul Qadir, Jilid I, hlm. 39 dan halaman seterusnya; ad-Durrul Mukhtar filid I, hlm. 140 dan halaman berikuvrya; Mumqi at-Fatah,
hlm. t7; al'Lubab, Jilid I, hlm. 21; asy-Syarhul -Kabrr, Iilid I, hlm. 135-137; asy-Syarhush Shaghir,lilidt,hlm. tTl; at-Qawanin at-Fiqhiyyah,
hlm.26; al'Muhadzdzab, filid I, hlm. 2l; Mughnil Muhtaj,lllid I, hlm.73 dan halaman berikutnya; al-Mughni,lilidt,hlm.2lT; Kasysyaful
Qrno', lilid I, hlm. t72-176.
Baglan 1: IBADAH lsr."A.M IrLID 1

L. Memulakan dengan membasuh kedua air benar-benar sampai ke tempat-tem-


tangan, kemaluan, dan membuang najis pat tersebut. Bagian yang perlu mendapat
jika memang ada pada tubuh, di samping perhatian adalah bagian dalam telinga, se-
juga niat ketika membasuh dua kemaluan hingga seseorang hendaknya mengambil
[qubul dan dubur) seperti yang dijelas- air lalu menuangkannya ke dalam telinga
kan oleh ulama Syafi'i. Niatnya adalah, dengan hati-hati, agar air tersebut dapat
"Aku niat mengangkat janabah dari kedua sampai ke setiap penjuru telinga dan se-
tempat ini dan yang di antara keduanya." tiap lipatannya. Dia juga hendaklah me-
2. Berwudhu seperti wudhu untuk shalat. merhatikan bagian bawah leher, bawah
Menurut pendapat ulama Hanafi, apabila ketiah dan juga lipatan-lipatan pusar.
orang yang mandi itu berdiri di tempat 4. Kemudian hendaklah orang tersebut me-
genangan air seperti berdiri dalam ember nuangkan air ke atas kepala dan meng-
atau semacamnya, maka sebaiknya dia gosok-gosokkannya, serta hendaklah dia
mengakhirkan membasuh telapak kaki menunangkan air ke seluruh bagian tu-
hingga dia selesai mandi, kemudian baru- buh sebanyak tiga kali dengan memulai
lah dia keluar dari ember tersebut lalu pada bagian tubuh sebelah kanan dan
membasuh kedua belah telapak kakinya. diikuti dengan bagian sebelah kiri. Hal ini
Sebaliknya, jika dia berdiri di atas tempat berdasarkan hadits Rasulullah saw. yang
yang tidak ada air tergenang seperti di telah disebutkan sebelum ini,
atas batu atau dia memdkai sandal, maka
dia hendaklah mendahulukan membasuh
kedua telapak kaki. Dengan mengambil '.)* €r$t;;:;wos
wudhu, maka kewajiban berkumur dan "Rasulullah saw. suka memulakan
memasukkan air ke hidung yang dianggap sebelah kanan dalam semua amalan ber-
wajib menurut pendapat ulama Hanafi sucinya,"
dan Hambali dapat terlaksana.
Menurut ulama Maliki, kedua lubang Sementara itu, menyela-nyelai rambut
telinga juga harus dibasuh. Tetapi jangan- dan memerhatikan bagian pangkal ram-
lah berlebihan, karena hal itu bisa mem- but adalah berdasarkan hadits,
bahayakan pendengaran. Bagian luar te-
"Di bawah setiap helai rambut atau
linga dianggap sebagai bagian tubuh lahir
bulu terdapat j anabah."
yang wajib dibasuh menurut pendapat
ulama Maliki. Menggosok-gosok tubuh dengan kedua
3. Menurut ulama Syafi'i, setelah itu dia hen- belah telapak tangan juga disunnahkan,
daklah meneliti setiap lipatan pada tubuh- karena dapat menyebabkan lebih bersih,
nya, yaitu dengan cara mengambil air de- di samping dapat meyakinkan air sampai
ngan tangan kemudian mengusapkannya ke seluruh bagian tubuh yang perlu di-
ke bagian tubuh yang berlipat seperti basahi. Dengan melakukan hal ini, maka
ke kedua telinga, lipatan perut, dan da- dia dapat terhindar dari perbedaan pen-
lam pusar. Karena melakukan hal yang dapat dengan ulama Maliki yang menga-
demikian akan lebih meyakinkan bahwa takan menggosok adalah wajib.
FrqLH IsrAM IrrlD 1

Adalah cukup jika ada dugaan kuat di Membasuh dengan tertib, yaitu memulai
hati, bahwa air telah sampai ke seluruh dengan membasuh kepala kemudian mem-
bagian kulit yang wajib dibasuh. Karena basuh bahu sebelah kanan diikuti bahu sebe-
kalau sampainya air itu harus berdasarkan lah kiri adalah sunnah. Semua ulama sepakat
keyakinan yang kuat maka hal itu akan bahwa tartib tidaklah wajib, karena tubuh
menimbulkan kesukaran dan kesusahan. manusia ketika mandi dianggap sebagai satu
bagian. Kondisinya berbeda dalam wudhu.
Ulama Hanafi berpendapat, jika seorang Oleh sebab itu, apabila didapati ada bagian
itu menyelam di dalam air yang sedang me- tubuh yang tidak terkena air atau ada tempat
ngalir ataupun yang semacamnya, kemudian balutan yang tidak terkena air, maka yang
dia berhenti untuk beberapa waktu, maka perlu dibasuh adalah tempat yang tertinggal
dia dianggap telah melaksanakan tuntutan itu saja, dia tidak perlu membasuh lagi bagian
sunnah. yang lain.
Ulama Maliki berpendapat, mandi junub Adapun masalah membongkar sanggul,
dengan niat untuk mengangkat hadats besar ulama Maliki berpendapat ia tidak wajib selagi
saja, sudah dapat mencakup bagi terlaksana- ikatan sanggul itu tidak terlalu kuat. Menurut
nya wudhu meskipun dia tidak niat wudhu, pendapat ulama Maliki, ia tidak perlu dibong-
dengan syarat tidak terjadi sesuatu yang kar ketika mandi junub, namun ketika mandi
membatalkan wudhu seperti menyentuh ke- haid dan nifas, ia wajib dibongkar. Menurut
maluan atau sebagainya. Demikian juga pen- ulama Hanafi, wanita tidak wajib meresapkan
dapat ulama Syafi'i yang menjadi fatwa dalam airke pangkal rambut. Tetapi bagi kaum lelaki,
madzhab, yang mengatakan bahwa mandi melakukan hal itu adalah wajib dalam segala
yang dilakukan sudah mencakup wudhu, baik keadaan. Ulama Syafi'i berpendapat, sekira-
niat wudhu dinyatakan ataupun tidak. nya sanggul tersebut menyebabkan air tidak
Menurut pendapat ulama Hambali, mandi sampai ke dalamnya, maka ia wajib dibuka
sebagaimana yang telah diterangkan sebelum
wajib adalah sudah mencakup wudhu, namun
ini. Pada dasarnya, walaupun air dapat sampai
dengan syarat setelah dia berkumur dan me-
ke dalam rambut, sanggul tetap sunnah untuk
masukkan air ke hidung, serta dia meniatkan
dibongkar. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah,
untuk mandi dan wudhu secara bersamaan.
Dan tindakan ini merupakan tindakan me- "Nabi Muhammad saw. telah bersabda ke-
ninggalkan cara yang lebih afdhal dan lebih padanya ketika dia sedang haid, uraikanloh
baik. rambutmu dan mandiloh engkau.'aal
Ulama selain ulama Maliki berpendapat,
muwaalaat dalam mandi adalah sunnah, Ulama Hambali berpendapat untuk orang
yaitu muwoalaat di antara membasuh setiap kafir yang baru memeluk Islam, disunnahkan
anggota dan setiap bagian tubuh, karena yang mencampurkan daun bidara ke dalam air yang
dilakukan oleh Rasulullah saw. adalah seperti digunakan untuk mandi. Hal ini berdasarkan
itu. Menurut ulama Maliki, muwaalaat ini hadits Qays bin Ashim yang disebut sebelum
adalah fardhu. ini,

8a1 Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan isnad yang shahih (Nailul Authar. I, hlm. 249).
Jilid

r..d"ol,.:fl
FIqIH ISLAM JILID 1

"Dia memeluk lslam, lalu Rasulullah saw. Dia bertanya kepada Rasulullah saw.
menyuruhnya supoya mandi dengan air dan tentang mandi haid. Maka Rasul bersabda,
bidara.'aaz " H e ndaklah kamu m eng g unakan air d an b i d ara,

dan hendaklah bersuci (mandi)."gas


Selain itu, disunnahkan juga mencukur
rambut dan juga bulu-bulunya. Atas dasar ini, Menurut ulama Syafi'i dan Hambali, pe-
maka disunnahkan [bagi kaum lelaki) mencu- rempuan yang tidak dalam keadaan berihram
kur kepala, mencukur rambut yang tumbuh di ataupun'iddah846 disunnahkan menggunakan
sekitar kelamin dan yang ada di ketiaknya. Hal minyak kesturi atau harum-haruman yang
ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw. lain setelah bersuci dari haid atau nifas. Yaitu,
kepada lelaki yang baru memeluk Islam, dengan cara meletakkan minyak wangi ter-
sebut di atas kapas atau yang semacamnya,
';i ,!b J)t kemudian memasukkannya ke dalam kela-
minnya setelah mandi, untuk menghilangkan
"Hendaklah kamu membuang semua ram- bau darah haid atau nifas. Hal ini berdasar-
but dan bulu ketika kafir dan hendaklah kamu kan hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-
berkhitan.'8a3 Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a.,
'Ada perempuan datang menemui Rasu-
Apabila ada seorang kafir memeluk Is- lullah saw dan bertanya tentang mandi wajib
lam, maka dia wajib berkhitan, dengan syarat karena haid. Beliau menjawab, 'Hendaklah
ia mukallaf dan tidak dikhawatirkan akan kamu ambil sepotong (kain atau kapas) yang
membahayakan dirinya. berkesturi dan hendaklah kamu bersuci de-
Ulama Hambali juga berpendapat, peng- ngannya! Perempuan itu bertanya lagi, 'Ba-
gunaan daun bidara juga disunnahkan untuk gaimana caranya saya bersuci dengannya?'
wanita yang mandi karena haid dan nifas. Hal Nabi pun menyebut subhanallah dan sem-
ini berdasarkan hadits Aisyah yang telah di- bunyi di balik bajunya sembari bersabda,
sebutkan dulu di mana Nabi Muhammad saw 'Engkau sucikanlah dengannya! Lalu Aisyah
berkata kepadanya, pun menarik perempuan tersebut dan mene-
rangkan kepadanya, bahwa maksudnya ialah
!ru: !;6 si W; e? o* dengan meletakkannya di tempat keluar da-
rah."
,:;e-*ti Bahkan, dianggap makruh jika tidak ber-
"Apabila engkau haid, maka nrniaoruon buat demikian.
engkau gunakan air dan daun bidara dan Tidak disunnahkan memperbaharui man-
hendaklah engkau menyisir rambut.saa di, karena memang tidak terdapat otsar yang
diriwayatkan berkenaan dengan masalah ter-
Asma' juga meriwayatkan hadits, sebut, di samping ia juga menyukarkan. Ber-

842
Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi serta diakui sebagai shahih.
843
Diriwayatkan oleh Abu Dawud.
844
Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
845
Diriwayatkan oleh Muslim.
846
Adapun perempuan yang berihram, maka dia haram memakai segalajenis pengharum. Adapun perempuan yangber-rhdad (berkabung
karena kematian suami) diharamkan memakainya dalam masaiddah,
FIq!H ISIAM JITID 1 Baglan 1: IBADAH

beda dengan wudhu yang disunnahkan mem- "...mekq basuhlah wajahmu...." (al-
perbaharuinya, apabila ia telah digunakan un- Maa'idah:6)
tuk mengerjakan shalat.
Mengusap bukanlah membasuh. Oleh ka-
Kadar Air yang Dlgunakan untuk Mandi dan rena itu, jika ada seseorang mengusap selu-
Benvudhu ruh anggotanya dengan air ataupun es batu
Menurut pendapat ulama Syafi'i dan ke anggota tubuhnya, maka ia tidak dianggap
Hambali, air yang digunakan untuk wudhu bersuci. Karena, yang ia lakukan hanya me-
hendaklah jangan kurang dari satu mud, yai- ngusap bukan membasuh, kecuali jika es batu
tu seukuran satu pertiga kati Baghdad, atau itu menjadi cair dan mengalir di atas anggota
sama dengan 675 gram. Air mandi juga hen- tubuhnya. Kalau seperti ini, barulah dianggap
daklah jangan sampai kurang dari satu sha' bersuci. fika air yang digunakan ketika wudhu
atau empat mud,yaitu yang menyamai dengan lebih dari satu mud dan yang digunakan untuk
2L75 gram. Hal ini berdasarkan hadits Muslim mandi lebih dari satu shal maka hukumnya
dari Sufainah, adalah boleh. Hal ini berdasarkan perkataan
Aisyah,'Aku mandi bersama Rasulullah saw
"Nabi Muhammad saw. mandi dengan
dalam satu tempat air yang terbuat dari tem-
menggunakan satu sha' air dan berwudhu de-
baga yang dinamakan al-faraq!'8as Tempat air
ngan satu mttd eir.'aa7
yang dinamakan al-faraq ini dapat menam-
pung air sebanyak 16 kati Iraq.
Tidak ada batasan minimal yang ditentu-
Ulama Hanafi dan Maliki berpendapat
kan bagi air yang digunakan untuk berwudhu
bahwa tidak ada batasan tertentu bagi air yang
atau mandi. fika air yang digunakan kurang
digunakan untuk bersuci baik untuk mandi
dari yang telah disebutkan, tetapi ia dapat
ataupun wudhu, karena kondisi manusia ber-
digunakan dengan sempurna, maka tetap di-
beda-beda. Setiap orang yang mandi hendak-
anggap mencukupi. Abu Dawud dan an-Nasa'i
nya menggunakan air secukupnya, dia tidak
meriwayatkan hadits, "Nabi Muhammad saw.
boleh terlampau banyak menggunakan air dan
berwudhu dalam tempat yang mengandungi
tidak juga terlampau sedikit.
air lebih kurang dua pertiga mud!'
Selain itu, yang diperintahkan oleh Allah
AdabAdab Mandl
SWT adalah melakukan mandi dan perintah
Ulama Hanafi dan Maliki membedakan
tersebut telah dilaksanakan, maka tidak bo-
antara perkara sunnah mandi dengan perkara
leh dianggap makruh. Maksud meratakan air
yang menjadi adab dan fadhilah mandi.
ketika mandi dan wudhu ialah menuangkan
Ulama Maliki berpendapat,sae perkara
air ke seluruh anggota badannya, sehingga
yang disunnahkan dalam mandi ada lima per-
air tersebut mengalir di atasnya, tidak hanya
kara, yaitu membasuh kedua tangan sebelum
sekadar mengusapkan air ke atasnya saja.
memasukkannya ke dalam tempat aic berku-
Ini karena dalam firman-Nya, Allah SWT me-
mu4 memasukkan air ke hidung, menyapu
merintahkan,

Ia iuga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, lbnu Majah dan at-Tirmidzi serta diakui sebagai shahih. Banyak lagi hadits-hadits lain yang
sama malmanya (Nailul Authar,lilid I, hlm. 250 dan halaman berikutnya).
848
H adits mu ttafaq' a I a i h (N a i I u I Autha r lilid, I, hlm. 2 5 1).
a49
Al-Qowanin al-Fiqh$ah,hlm.26; asy-Syarhush Shaghir,lllid I, hlm. 170 dan halaman berikutnya.
Isr-A.M IrLrD I

bagian dalam telinga, dan mengusap pangkal 5. PERKARA.PERKARA YANC DIMAKRUHKAN


rambut dengan jari-jari. Adapun menggosok DAIAM MANDI
rambut tanpa memasukkan jari ke dalamnya Ulama Hanafi berpendapat,ssl segala yang
adalah salah satu dari fardhu mandi-menu- makruh ketika berwudhu dianggap makruh
rut mereka sebagaimana yang telah diterang- ketika mandi. Perkara makruh tersebut ada
kan. enam perkara: menggunakan air dengan bo-
Ulama Hanafi dan Hambali mewajibkan ros, terlalu sedikit menggunakan aix, memukul
berkumur dan memasukkan air ke hidung, se- air ke arah muka, bercakap-cakap, meminta
mentara ulama Syafi'i mewajibkan menyela- tolong orang lain tanpa ada uzur dan makruh
nyelai rambut kepala. juga berdoa. Adapun dalam wudhu, berdoa
Adapun fadhilah mandi ada lima, yaitu dengan doa yang ma'tsur ketika membasuh
membaca bismillah, menuangkan air ke atas setiap anggota adalah disunnahkan, sebagai-
kepala sebanyak tiga kali, mendahulukan wu- mana yang telah diterangkan.
dhu, memulai dengan menghilangkan perkara Ulama Maliki berpendapafs2 perkara yang
yang menyakitkan sebelum berwudhu, me- dimakruhkan ketika mandi ada lima perkara,
mulai dari sebelah atas dengan mpndahulu- yaitu mengunakan air terlalu banyak, me-
kan bagian tubuh sebelah kanan. lakukannya dengan secara sungsang, meng-
Ulama Hanafi berpendapatsso ketika man- ulangi membasuh tubuh setelah air diratakan
di terdapat dua belas perkara yang disunnah- ke seluruh tubuh, mandi di tempat terbuka,
kan, yaitu memulakan dengan Bismillah, niat, dan mengucapkan perkataan selain dzikir.
membasuh kedua tangan hingga ke perge-
Ulama Syafi'i berpendapat8s3 makruh ber-
langan tangan, membasuh najis secara ter-
lebih-lebihan dalam menggunakan air ketika
pisah jika memang ada, membasuh kemaluan,
mandi, mandi dan wudhu di air yang tidak
berwudhu seperti wudhu untuk shalat, mem-
mengalir; melakukan lebih dari tiga kali, tidak
basuh tiga kali dan menyapu kepala, tetapi
berkumur dan memasukkan air ke hidung.
mengakhirkan membasuh kaki jika dia berdiri
Bagi yang berjunub dan bagi wanita yang
di tempat air yang menggenang, menuangkan
air ke seluruh badan sebanyak tiga kali, me- berhenti dari haid dimakruhkan makan, mi-
mulai dengan menuangkan air ke atas kepala, num, bersetubuh sebelum membasuh kelamin
kemudian membasuh bahu sebelah kanan di- dan berwudhu.
ikuti dengan bahu kiri dan menggosok-gosok Ulama Hambali berpendapatssa adalah
seluruh badan. makruh menggunakan air yang terlalu ba-
Adab mandi ialah sama seperti adab ber- nyak, walaupun dia mandi di tepi sungai yang
wudhu, namun sepatutnya tidak menghadap mengali4 berdasarkan hadits Ibnu Umax,
ke arah kiblat karena biasanya mandi dilaku- "Nabi Muhammad saw. melewati Sa'ad
kan dalam keadaan terbuka aurat. ketika dia sedang mengambil wudhu. Maka,

85o Muraqi al-Falah,hlm. 17.


8s7 tbid., hlm. 18.
gsz
Al-qawanin al-Fiqhiyyah,hlm. 26.
8s3 At-Hodhramiyyah, hlm. 21 dan halaman berikutnya.
85+ I<a**q[ulQlnajJilidl,hlm. lTgdanhalamanberikutrrya;ol-Mr4flhni,Jiltdl,trlm.229.

*@qffi,- ffiffif@Ml-#
FIq!H ISLAM,ITID 1 BaElan 1: IBADAH

Nabi Muhammad saw. bersabda, 'Mengapa annya dan berwudhu seperti wudhu untuk
engkau begitu boros (menggunakan air)7 Sa'ad 5fux1x1."8s6

bertanya, Apakah ketika wudhu juga ada hu-


kum boros?' Beliau menjawab, 'Ya! Walaupun Hukum sunnah berwudhu ketika mau
engkau di tepi sungai yang mengolir!"gss makan dan minum bagi yang berjunub adalah
berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh
Bagi mereka yang telah wudhu sebelum Aisyah,
mandi makruh mengulangi wudhu setelah "Nabi Muhammad saw. telah memberikan
mandi. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah, kelonggaran [rukhshah) bagi orang yang ber-
"Rasulullah saw. tidak berwudhu setelah junub sekiranya ia mau makan atau minum,
mandi." maka ia hendaklah berwudhu seperti wudhu
untuk 5tt4141"8s7
Kecuali, apabila wudhu tersebut batal di-
Bagi mereka yang mau mengulangi per-
sebabkan menyentuh kemaluan atau sebab
setubuhan, juga disunnahkan berwudhu ber-
yang lain, seperti menyentuh perempuan di-
dasarkan hadits Abu Sa'id bahwa Nabi Mu-
sertai keinginan [syahwat) ataupun keluar
hammad saw. bersabda,
sesuatu dari kelaminnya, maka hal itu me-
nyebabkan ia wajib mengulangi wudhunya 2" -o.
apabila mau shalat ataupun yang semacam-
nya.
v'r*i i:*i a "t
"Apabilo seorang dari kamu bersetubuh
Kemakruhan tidak berwudhu bagi me-
dengan istrinya kemudian ia mau mengulangi
reka yang berjunub dan juga wanita yang
lagi, maka hendaklah ia berwudhu seperti
telah habis haid atau nifasnya, adalah apabila
wudhu untuk shalat.'8s8
mereka mau tidur saja. Oleh sebab itu, apabila
mereka tidak berwudhu dulu kemudian mau
Al-Hakim menambahkan dalam riwayat-
makan, minum, atau mengulangi persetubuh-
nya, "Karena ia akan menambah keaktifan un-
an, maka tidak dimakruhkan. Namun, mereka
tuk mengulanginya."
tetap disunnahkan untuk berwudhu, dengan
Namun, mandi untuk tujuan mengulangi
dalil hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar
persetubuhan adalah lebih afdhal daripada
bahwa Umar bertanya kepada Rasulullah saw.,
hanya berwudhu, karena ia akan memberi
"Wahai Rasulullah, apakah di antara kami
semangat yang lebih.
boleh tidur sedangkan ia dalam keadaan ju-
Menurut pendapat ulama Hambali, orang
nub?" Rasulullah menjawab, "Ya! Apabila ia
yang berjunub atau yang sedang dalam ke-
telah berwudhu, moka bolehloh ia tidur."
adaan haid atau nifas tidak dimakruhkan
memotong rambut atau kukunya. Begitu juga
fuga riwayat dari Aisyah, mereka tidak dimakruhkan memakai pewar-
"Apabila Rasulullah saw. mau tidur ketika
na rambut (yang dibolehkan syara') sebelum
beliau junub, maka beliau membasuh kemalu- mandi wajib. Hal ini adalah berdasarkan nash.
8s5 Diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
8s6 Hrditr muttafaq'alaih.
857 Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan isnad yang shahih.
8s8 DiriwayatkanolehMuslim, lbnuKhuzaimatr,danal-HakimfSubulusSslarn,Jilidl,hlm,Sg).
FIqLH ISI,A"M IITID 1

Al-Ghazali menyatakan dalam kitabnya, dinyatakan oleh Rasulullah saw. dalam


I hya"U lumiddin, " Orang yang sedang berjunub hadits,
tidak sepatutnya memotong kuku, bercuku4
, :. to t . , il c t o
it'At vl
o
atau membuang bulu kelamin, juga menge- ;)l., q;Jt{
luarkan darah ataupun memisahkan sesuatu
t_#V
W t5!i
,o
.
dari tubuhnya. Karena, pada hari Akhirat nan-
ti semua bagian tubuhnya akan dikembali- i)\<r
"Sesungguhnya thawaf di Baitullah
kan kepadanya. Dengan demikian, ia akan
itu adalah shalaL Oleh karena itu, apabila
kembali dalam keadaan berjunub. Ada yang
kqmu thawaf, hendaklah kamu sedikit
menyatakan bahwa setiap helai rambut akan
bercakap.'861
dituntut disebabkan keadaan junubnya."sse
3. Menyentuh mushaf Al-Qur'an, karena fir-
6. PER'$RA YANG HARAM BACI man Allah SWT,
ORANG YANG BERTUNUB DAN YANC
SEMACAMNYA "Tidak ada yang menyentuhnya se-
Orang yang junub, haid, dan nifas diha- lain hamba-hamba yang disucikan." (al-
ramkan melakukan perkara yang diharamkan Waaqi'ah:79)
bagi orang yang berhadats kecil, termasuk
shalat, thawaf, menyentuh Al-Qur'an atau se- Maksudnya adalah bagi mereka yang telah
bagiannya. Orang yang junub juga diharamkan bersuci.
membaca Al-Qur'an dan memasuki masjid. Hal ini juga berdasarkan sabda Nabi
Hukum secara terperinci adalah sebagaimana Muhammad saw.,
berikut.s5o
1. Shalat, begitu juga sujud tilawah diha-
ramkan bagi orang yang sedang junub V6oLot$t frt
"Tidak boleh menyentuh Al-Qur'an,
dan yang semacamnya secara ijma. Hal
melainkan orang yang telah bersuci.'862
ini berdasarkan firman Allah SWT,
Tiga perkara yang disebut di atas ada-
"... Jika kamu junub maka mandilah...."
lah haram bagi orang yang berhadats
(al-Maa'idah:6)
besar dan juga yang berhadats kecil.
2. Thawaf mengelilingi Ka'bah, meskipun Adapun bagi orang yang junub dan
thawaf sunnah, karena kedudukan thawaf yang semacamnya [yaitu yang berhadats
adalah sama seperti shalat, sebagaimana besar), perkara yang haram bagi mereka

859
Mughnil Muhtaj,Jilid I, hlm.75.
860
Ad-Durrul Mukhtar, Jilid I, hlm. 158-161; asy-Syarhul Kabtr, Jilid I, hlm. 138 dan halaman berikutnya, t72-174; asy-Syarhush Shaghir,
filid I, hlm. 776-215; al-Qawanin al-Fiqh[ryah, hlm. 29 dan seterusnya; Bidayatul Mujtahid,lilid I, hlm. 46 dan halaman berikutnya;
al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 30; Mughnil Muhtaj, filid l, hlm. 71 dan halaman berikutnya; Kasysyaful Qina',lilid I, hlm. 168-170; Fathul
Qadir,lilid I, hlm. 114-116.
861
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan ad-Daruquthni dari Ibnu Abbas. Ia adalah hadits shahih
(Nailul Authar,lilid I, hlm. 207).
862
Diriwayatkan oleh an-Nasa'i, Abu Dawud dalam kumpulan hadits mursal dari Amr bin Hazm. Dalam sanadnya, ia adalah perawi yang
marnrk. Ath-Thabrani dan al-Baihaqi iuga meriwayatkannya dari lbnu Umar. Namun, dalam sanadnya terdapat juga orang yang
diperselisihkan (mukhtalaffih). Hadits ini iuga diriwayatkan oleh al-Hakim dan dia mengakuinya sebagai hadits yang shahih sanadnya
dari Hakim bin Hizam. Ath-Thabarani meriwayatkannya dari Utsman binAbil Ash. Ali bin Abdul Aziz juga meriwayatkannya dari ats-
hlm. 196-199).
Is[,q.M rItID I

ditambah dengan perkara-perkara beri- "...Sesungguhnya kami milik Allah dan


kut ini. kepada-Nyalah kami kembali...." (al-Baqa-
4. Membaca Al-Qur'an dengan lidahnya, rah:156)
walaupun hanya untuk satu huruf dan
meskipun tidak sampai satu ayat-me- Begitu juga tidak haram apabila Al-
nurut pendapat yang terpilih di kalangan Qur'an itu terbaca tanpa disadari dan
ulama Hanafi dan Syafi'i-dengan syarat tanpa maksud untuk membacanya. |ika dia
ia melakukannya itu dengan maksud membaca dengan maksud membaca Al-
membaca Al-Qur'an. Kalau dia melaku- Qur'an saia, ataupun membaca Al-Qur'an
kannya dengan tujuan berdoa, memuji sebagai dzikir; maka hukumnya adalah
Allah dan memulakan sesuatu, ataupun haram.
dengan tujuan mengajar; ber-isti'adzah Membaca Bismillah dan Alhamdulillah,
dan berdzikin maka hukumnya tidak Fatihah, ayat al-Kursi dan juga al-lkhlash
haram, Contohnya adalah seorang mem- dengan niat dzikir ketika berhadats besar
ini ketika menaiki ken-
baca ayat berikut tidak diharamkan. Maksud dzikir di sini
daraan, adalah niat untuk mengingat Allah SWT.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwa-
yatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah,
uuLfu\ n6fr'c iJt'ot1$ . . . "Nabi Muhammad saw. senantiasa
&)z Zt mengingat Allah SWT pada setiap waktu."
qp+l,
"..,Mahasuci (Allah) yang telah menun- Di antara perkara yang diharamkan
dukkan semua ini bagi kami, padahal kami karena junub adalah membaca Al-Qur'an
sebelumnya tidak mampu menguasainya," dengan cara melantunkannya bagi orang
(az-Zukhruft 13) yang boleh bertutur dan dengan secara
isyarat bagi mereka yang bisu, walaupun
fuga, seperti contoh apabila dia turun yang dibaca itu hanya sebagian ayat saja
dari kendaraan dengan mengucapkan, seperti satu huruf. Karena, ia akan me-
rendahkan kehormatan Al-Qur'an. Dalil
pengharamannya adalah hadits Ibnu
6t;15r,45q Umar yang diriwayatkan Imam at-Tirmi-
"...Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada dzi dan Abu Dawud,
temp at yang di rkahi.... " (al-Mu'minuun:

4 w d.at \) Ati;
be

2e) Y

. rolo
Kemudian juga, seperti orang yang ditim- tltPt
pa bencana kemudian berkata,
"seorang yang junub dan haid'tidak
boleh memboca apa pun dari Al-Qur'qn.'aez
ffi Z;.sAiVi+$.. Hal ini juga berdasarkan hadits Ali r.a.,

Dinyatakan oleh Imam an-Nawawidalam al-Majmu'dan ia menyatakan bahwa ini adalah hadits yang lemah, tetapi t€rdapat hadits-
haditslainyangmendukungnya ,
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISI-A.M IILID 1

"Rasulullah saw. mengajar kami Al-Qur'an Pendapat yang mu'tamad di kalangan


dalam semua keadaan, selagi beliau tidak ulama Maliki adalah wanita yang sedang
berjunub."86a haid dan nifas ketika darahnya sedang
keluar tidak diharamkan membaca Al-
Ulama Hambali membolehkan orang Qur'an yang hanya sedikit, baik dalam
junub membaca sebagian ayat Al-Qur'an, waktu yang bersamaan dia dalam keada-
meskipun diulang-ulang. meskipun di- an junub ataupun tidak. Keadaannya ber-
ulang-ulang. Karena, sebagian ayat tidak beda apabila darahnya sudah berhenti
mempunyai sifat i'jaz selagi bagian ayat dan dia belum mandi. Dalam keadaan
itu tidak panjang. Mereka juga sependa- darah berhenti, dia tidak boleh membaca
pat dengan ulama Hanafi yang memboleh- Al-Qur'an sama sekali hingga dia mandi.
kan mengeja Al-Qur'an, karena ia tidak Dalil yang digunakan oleh mereka ialah
dianggap sebagai membaca Al-Qur'an. al-istihsan karena masa haid agak lama.
Membaca secara perlahan (sirr) yang Ulama sepakat bahwa orang yang
tidak dianggap sah jika dilakukan ketika junub, haid, dan nifas tidak haram me-
shalat, juga dibolehkan. Begitu iuga, mandang Al-Qur'an, karena junub tidak
boleh melihat Al-Qur'an tanpa membaca- melibatkan penglihatan.
nya dengan keras, melainkan ia mem- 5. Beri'tikaf di dalam masjid. Para ulama
bacanya dengan diam (membaca di dalam sepakat mengenai masalah ini. Memasuki
hati), karena yang seperti ini juga tidak masjid dihukumi haram secara mutlak
dianggap sebagai membaca. oleh ulama Hanafi dan Maliki, meskipun
Ulama Maliki menetapkan bahwa ba- hanya untuk melintas. Hal ini berdasar-
caan sedikit yang dibolehkan bagi orang kan hadits yang diriwayatkan oleh Abu
yang junub, adalah membaca ayat de Dawud dan lain-lain dari Aisyah r.a.,
ngan tujuan mendapatkan perlindungan, "Rasulullah saw. datang dan (pintuJ
seperti membaca ayat al-Kursi, al-lkhlash rumah-rumah para sahabat menghadap
dan al-Mu'awwidzatain, ataupun yang di- (bersambung) ke dalam masjid. Maka,
baca dengan maksud mengobati orang Nabi Muhammad saw. bersabda,
yang sakit, ataupun yang dibaca dengan
maksud untuk mengemukakan dalil dan
argumen terhadap suatu hukum seperti t d.y :i":rt f o#t :!:ry:
l,
mengucapkan, t, zc
,--.* \) rtuJ,Jl ;-1
"utA
. . iU;ti;'6!/iir'S"r' ...
'Hendaklah kamu ubah rumah-rumah-
mu dari mengarah ke dalam masjid, kare-
"... Padahal Allah telah menghalalkan na aku tidak menghalalkan masjid bagi
jual beli dan mengharamkan riba...." (al- mereka yang haid dan junub."a6s
Baqarah:275)

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Dia menganggapnya sebagai hadits shahih. Hadits ini iuga diriwayatkan oleh penyusun Sunan Arba'ah
yang lain (Subulus Salam, Jilid I, hlm.88).
Diriwayatkan oleh lbnu Maiah, tetapi dalam sanadnya ada perawi yang diperselisihkan. Al-Bukhari meriwayatkannla dalam kiabnya
o t-Ta rikh al- Ka bir dan menyatakan, semua mcngatakan hadits lni
";fu. -- " ", **t&w
FIq!H ISTAM IILID 1

Hal ini juga berdasarkan hadits Ummu Diriwayatkan juga dari Zaid bin Aslam,
Salamah, "Para sahabat Rasulullah saw. melintas di
"Rasulullah saw. masuk ke masjid dalam masjid, sedangkan mereka berjunub."
dan berseru dengan suara yang lantang, Dibolehkannya wanita melintas di dalam
bahwa masjid tidak halal bagi orang yang masjid ketika haid dan nifas adalah, dengan
haid dan junub."866 syarat tidak ada darah yang menetes (ke lan-
tai). Iika khawatir kalau-kalau darah menetes
Adapun maksud orang yang melintasyang di dalam masjid, maka haram dan dia tidak
disebut dalam sebuah ayat adalah, orang yang dibenarkan melintasinya, sama seperti Ia-
dalam perjalanan musafir. Musafir dikecuali- rangan berada di dalamnya.
kan dari larangan mengerjakan shalat tanpa
mandi. Di samping itu, nash ayat telah men- 7. MANDI.MANDI SUNNAH
jelaskan bahwa dia perlu bertayamum. Hukum mandi adakalanya wajib seperti
Ulama Syafi'i dan Hambali mengatakan mandi karena haid, nifas, dan junub, juga
keharaman bagi orang junub atau yang se- mandi karena memeluk Islam-ini menurut
macamnya,867 adalah berhenti di dalam masjid pendapat ulama Maliki dan Hambali. Adapula
ataupun mondar-mandir di dalamnya tanpa mandi yang hukumnya sunnah ataupun di-
ada uzur. Namun, mereka boleh menyebe- anj urkan [m u sta h a b),seperti yang diterangkan
rangi masjid walaupun tanpa keperluan, ber- oleh ulama Hanafi dan Maliki.
dasarkan firman Allah SWT Mandi-mandi sunnah adalah sebagai be-
rikut.868
"Janganlah kamu mendekati shalat, ketika
kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu
1. Mandl untuk menunaikan shalat Jumat.
sadqr apa yang kamu ucapkan, dan jangan
pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) da-
Hal ini berdasarkan beberapa hadits,

lam keadaan junub kecuali sekadar melewati


di antaranya ialah hadits Abu Sa'id yang di-
riwayatkan secara morfu', "Mandi fumat
j alan saj a.... " (an-Nisa a' : 43)
adalah wajib bagi setiap mereka yang telah
baligh."e0e Kata wajib dalam hadits ini dipakai
Maksudnya adalah menggunakan masjid
untuk menunjukkan perintah sunnah yang
sebagai tempat laluan saja. Sa'id bin Manshur
mu'akkad. Kesimpulan ini berdasarkan hadits-
juga meriwayatkan dari labiC "Di antara kami
hadits yang lain. Di antaranya ialah hadits
ada yang melintas dalam masjid, sedangkan
Samurah,
ia sedang junub."

866
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan Ibnu Maiah. Al-Baihaqi menghukuminya sebagai shahih.
867
Ulama Syafi'i berpendapat, hukum haram ini adalah bagi orang Islam yang beriunub selain Nabi Muhammad saw. karena bagi beliau
tidaklah haram. Adapun orang kafi[ maka menurut pendapat yang oshah, mereka boleh berada di dalam masjid karena mereka tidak
beri'tiqad haram berbuat demikian. Tetapi orang kafir, walaupun tidak lunub, maka tidak boleh memasuki masjid kecuali
untuk suatu tuiuan yang penting seperti memeluk Islam, mendengar bacaan Al-Qur'an dengan syarat diberi izin oleh orang Islam,
ataupun dengan tuiuan untuk mendapatkan penyelesaian suatu pengaduan dan qadi/hakim berada di dalam masjid. Mereka tidakboleh
masuk ke masiid dengan tujuan untuk makan atau minum di dalamnya (Mughnil Muhtaj,lilid,l, hlm. 7t).
Fath al-Qadir,lilid I, hlm. 44 dan halaman berikutnya; ad-Durr al-Mukhtar, Jilid l, hlm. 156 - 158; al-Lubab, filid I, hlm. 23; Muraqi al-
Falah,hlm. L8; ol-Qawanin al-Fiqhiyah, hlm. 25 dan seterusnya; asy-Syarh osh-Shaghir,lilid I, hlm. 503 dan halaman berikutnya;
Kasysyaf al-@na',Jilid l, hlm. 171- L73;asy-Syarh ash-Shqghh lilid I, hlm.503 dan halaman-halaman berikutnya.
Diriwayatkan oleh tujuh ahli Hadits (lmam Ahmad dan enam penyusun (utub Sittah)
FIq!H ISIAM JILID 1

mendapat pahala sunnah. Namun, mereka


;it n *:r)W a;iAt i";;; U tetap sepakat bahwa mandi setelah shalat
,.o1 t to.
|umat tidak lagi dianggap sunnah.
J-,l }:JU Siapa yang mandi junub atau semacam-
"Barangsiapa berwudhu pada hari Jumal nya-seperti mandi karena haid-dan diba-
maka itu adalah tindakan utama. Dan barang- rengi dengan mandi fumat atau mandi sun-
siapa mandi, maka hal itu lebih afdhal.'870 nah Hari Raya, maka dia mendapatkan kedua-
duanya, apabila memang dia mengawalinya
fuga, hadits Aisyah r.a., dengan niat mandi junub kemudian diikuti
"Nabi Muhammad saw. mandi disebabkan dengan niat mandi Jumat. Pendapat ini adalah
empat perkara: karena junub, pada hari fumat kesepakatan semua madzhab. Kedudukannya
karena berbekam, dan karena memandikan sama seperti pendapat ulama Syafi'i dalam
mayat."871 masalah orang yang berniat shalat fardhu
berbarengan dengan shalat sunnah Tahiyyatul
Mandi disunnahkan bagi mereka yang Masjid dan juga sama dengan masalah yang
menghadiri shalat fumat pada hari tersebut. telah disepakati bersama, yaitu mandi sekali
Kesunnahan mandi tersebut mulai dari mun- untuk junub dan haid.
culnya fajar hingga tergelincirnya matahari. Mandi fumat merupakan mandi sunnah
Menurut ulama Maliki, mandi fumat disyarat- yang paling dituntut oleh syara'. Ini berdasar-
kan bersambung dengan kepergiannya ke kan hadits-hadits yang telah disebutkan tadi.
masjid. Hal ini berdasarkan hadits yang di- Meskipun demikian, ia tidak sunnah untuk
riwayatkan oleh al-Jama'ah dari Ibnu Umarl kaum wanita.
"Siapa di antara kalian yang menunaikan
shalat I umat, hen d aklah m andi. " 2. Mandl untuk shalat dua Harl Raya
Rasulullah saw. pernah mandi untuk tu-
Inilah mandi yang sunnah menurut ulama juan tersebut.872 Tetapi, Imam asy-Syaukani
Maliki. Menurut pendapat yang shahih di ka- mengatakan bahwa hadits yang dijadikan dalil
Iangan ulama Hanafi, mandi tersebut disun- bahwa mandi Hari Raya adalah disunnahkan
nahkan karena adanya shalat fumat. Adapun tidak dapat dijadikan alasan. Sebab, dalam
menurut ulama yang lain, kesunnahan mandi masalah ini tidak ada satu dalil pun yang bo-
karena adanya hari fumat itu sendiri. Perbe- leh digunakan sebagai hujjah untuk menetap-
daan pendapat ini dapat dilihat dengan jelas kan hukum syara'.
dalam masalah seseorang yang telah mandi Selain itu, shalat Hari Raya juga disya-
pada hari fumat, kemudian dia berhadats lalu riatkan supaya dikerjakan dengan berjamaah.
dia berwudhu dan mengerjakan shalat |umat. Oleh karena itu, ia hampir sama dengan shalat
Bagi dua pendapat terawal, orang ini tidak fumat.

DiriwayatJ<an oleh al-Jama'ah dengan isnad yang jayid dari Abu Hurairah dengan lafaz: "Wajib mandi bagi seorang sekali dalam tuiuh
hari yaitu mandi dengan membasuh kepala dan badan."
877
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan diakui sahih oleh lbn Khuzaimah. Ia iuga diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Baihaqi tetapi terdapat
perawi yang diperselisihkan dalam sanadnya. (Lihat Hadits-Hadits berkenaan dengan masalah ini, dalam Subul as-Salam, Iilid I, hlm.
86 dan halaman berikubrya; Nail al-Authar,JilidLhlm.23l - 236.
Diriwayatkan dari al-Fakih bin Sa'd-seorang sahabat-bahwa Nabi Muhammad saw. mandi pada hari fumat, Hari Arafah, Hari
Raya Puasa, dan Hari Nahar. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad dalam al-Musnad.la luga diriwayatkan oleh Ibnu
Majah, tetapi tanpa menyebut lumat. Hadits ini adalah dhaif (lVailul Authar,lilid, I hlm. 236J,
FIqIH ISLAM

Mandi ini dilakukan pada Hari Raya bagi Mandi untuk wuquf di Arafah juga disun-
orang yang mukim (tidak musafir), jika dia nahkan, karena ia ada dalam sunnah.876
hendak mengerjakan shalat pada Hari Raya, Mandi untuk bermalam di Muzdalifah,
meskipun dia shalat sendirian, jika memang melontar |umrah, Thawaf Rukun, dan Thawaf
shalat sendirian itu sah umpamanya dilakukan Wada' juga disunnahkan, sebab semua perka-
setelah shalat yang dikerjakan oleh bilangan ra ini merupakan ibadah yang dilaksanakan
jamaah yang dibenarkan. Mandi sunnah ini bersama kumpulan manusia. Kondisi ini akan
tidak mencukupi apabila dilakukan sebelum menyebabkan seorang itu berkeringat dan
muncul fajar. bisa jadi tidak menyenangkan orang lain. Oleh
karena itu, disunnahkan mandi agar bau yang
3. Mandl untuk ihram hajl dan umrah tidak enak tersebut hilang dan supaya dia
Untuk melakukan wuquf di Arafah setelah menjadi bersih.
matahari tergelinci4 untuk memasuki Mekah,
Ulama Maliki mengatakan bahwa mandi
untuk bermalam di Muzdalifah, juga untuk untuk melakukan thawaf, sa'i, wuquf di Arafah
melakukan Thawaf Rukun atau Thawaf Wada'.
dan di Muzdalifah adalah mustahab. Semen-
Mandi untuk berihram adalah disunnah- tara untuk berihram dan memasuki Mekah
kan. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwa-
adalah sunnah. Ulama Hanafi berpendapat
yatkan oleh Zaid bin Tsabit, "Bahwa Rasulullah
mandi untukberihram dan berwuquf diArafah
saw. menanggalkan pakaian (biasa) untuk
adalah sunnah, sementara untuk berwuquf
berihram dan beliau mandi."873
di Muzdalifah dan memasuki Mekah adalah
Pada zahirnya, mandi untuk ihram ini di-
man.dub.
sunnahkan, meskipun dilakukan oleh wanita
yang masih haid dan nifas. Hal ini berdasarkan
4. Mandl untuk mengerlakan shalat sunnah
perintah Rasulullah saw. kepada Asma' binti gerhana bulan dan gerhana matahall,
Umais supaya dia berbuat demikian ketika shalat sunnah meminta hujan (istisqaa')
dia melahirkan Muhammad bin Abu Bakr.BTa juga disunnahkan, karena ia merupakan iba-
Kesunnahan mandi untuk memasuki kota
dah yang dilakukan dalam kumpulan manu-
Mekah meskipun masih dalam keadaan haid sia. OIeh sebab itu, ia menyerupai shalat
juga berdasarkan apa yang dilakukan oleh Ra-
fumat dan shalat Hari Raya. Ulama Hanafi
sulullah saw..B7s Pada zahirnya, kesunnahan
berpendapat ia hanya mandub saja.
ini tetap berlaku meskipun dia sudah berada
di kawasan Tanah Haram, seperti mereka 5. Mandi karena memandikan mayat, balk
yang tinggal di Mina apabila mau masuk ke mayat Muslim atau kaflr.
Mekah. Mandi juga disunnahkan apabila mau
Yang mensunnahkan adalah ulama Maliki,
memasuki Madinah, sebagai rasa hormat
Syafi'i, dan Hambali berdasarkan sabda Nabi
dan memuliakan, dan juga karena akan me-
Muhammad saw.,
ngunj ungi Rasulullah saw..

873 Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan diakuinya sebagai shahih ( Nailul Authar,Jilid I, hlm. 239).
874 Di.it"ryrtkan oleh Muslim dari hadits Aisyah. Hadits ini diriwayatkan
iuga oleh Ibnu Majah dan Abu Dawud [Noilulluthor, Jilid I,
hlm.240).
87s Haditt mrtrosoq'alaih (Nailul Authar,
Jilid I, hlm. 240).
876 Diriwayatkan oleh Malik dari Nafi'dari Ibnu Umar. Asy-Syafi'i juga meriwayatkannya dari Ali dan Ibnu Majah
iuga meriwayatkannya
sebagai hadits marfu',

ffiM;
FIQLH TSIAM JILID 1

menjadi satu keharusan, tetapi disunnahkan


;E U) V,pu menurut pendapat empat madzhab.
"Siapa yang memandikan mayat, hendak-
lah ia mandi. Dan siapayang memikulnya, hen' 6. Mandiwanita yang mengalaml istihadhah
daklah berwudhu.'a1l Menurut pendapat ulama Syafi'i dan
Hambali, mandi disunnahkan bagi wanita yang
Perintah dalam hadits ini diartikan ke- mustahadhah setiap kali ia mau melaksana-
sunnahan, karena ada hadits lain yang me- kan shalat. Ulama Maliki juga mengatakan
nyebutkan, bahwa orang yang mati di kalang- bahwa hukumnya adalah mustohab. Ulama
an kamu adalah mati dalam keadaan suci. Oleh Hanafi mengatakan ia disunnahkan apabila
sebab itu, cukuplah bagi kamu apabila mem- darahnya terhenti.
basuh saja tangan kamu.878 Dalil kesunnahan mandi bagi mereka yang
Hal ini juga berdasarkan hadits, "Kami istihadhah ialah hadits yang menyebutkan,
memandikan mayat, di antara kami ada yang "Bahwa Ummu Habibah mengalami istihad-
mandi dan ada yang tidak mandi."87e hah, lalu dia bertanya kepada Nabi Muham-
Ulama Hanafi mengatakan bahwa mandi mad saw. mengenai hal itu. Lalu beliau me-
karena memandikan mayat tidak wajib kare- merintahkannya supaya mandi. Lalu Ummu
na terdapat hadits, "Kamu tidak wajib mandi Habibah mandi setiap kali mau mengerjakan
dengan sebab memandikan mayat."880 shalat."882
Ibnu Atha' juga mengatakan, "fanganlah Dalam riwayat yang tidak shahih juga
kamu menganggap mayat dari golongan kamu disebutkan,
sebagai najis, karena orang mukmin tidak na- "Beliau memerintahkannya supaya mandi
jis baik dia hidup ataupun matii'881
setiap kali shalat."
Mereka mengatakan mandi adalah disun-
nahkan supaya keluar dari khilaf di antara Aisyah juga meriwayatkan bahwa Zainab
ulama yang menyatakan wajib. binti fahsy mengalami istihadhah lalu Rasu-
Namun, Imam asy-Syaukani menerangkan lullah saw. bersabda kepadanya, "Hendaklah
bahwa pendapat yang mengatakan mandi itu engkau mandi setiap kali shalat."883
hukumnya dianjurkan adalah pendapat yang
Dia boleh mandi sekali saja untuk dua
tepat, karena ia menggabungkan semua dalil
shalat yang boleh dijamak, seperti shalat
yang ada dengan cara yang paling baik. Oleh
Zhuhur dan Ashac Maghrib, dan Isya. Hal ini
sebab itu, jelas bahwa tuntutan supaya mandi
berdasarkan hadits Aisyah,
disebabkan memandikan mayat adalah tidak

Diriwayatkan oleh al-Khamsah (lmam yang Lima). Abu Dawud menyatakan bahwa hadits ini telah dimansukh. Al-Bukhari dan al-
Baihaqi juga merajihkannya sebagai hadits mauquf (.lVailulz4uthar,Jilid l, hlm. 237).
878
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan diakui baik oleh Ibnu Haiar.
879
Ditakhrijkan oleh al-Khathib dari lbnu Umar. Ibnu Hajar mengakui isnadnya shahih.
880
Diriwayatkan secara marfu'oleh ad-Daruquthni dan al-Hakim, dari hadits Ibnu Abbas. Al-Baihaqi iuga mengesahkannya sebagai
hadits mauquf,la mengatakan bahwa riwayat hadits ini secara marfu' tidak betul.
lsnad hadits ini adalah shahih dan ia kadang-kadang diriwayatkan secara marfu'. la diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dan al-Hakim.
Terdapat iuga hadits ini yang diriwayatkan secara marfu' dari hadits lbnu Abbas dengan lafal, "fanganlah kamu menaliskan orang yang
mati di kalangan kamu," yakni iangan kamu mengatakan bahwa ia naiis {Nailul Authar,lilid I, hlm. 238).
882
Hadis muttafaq'alaih.
883
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lbnu Maiah. Sebaglan ialur,sanadnya diakui baik oleh alM.undziri (Nsilul Authar'lilid I, hlm. 24U,
FrelH IsLq.M JrrrD I

"Bahwa Sahlah binti Suhail bin Amru me- cana tersebut. Begitu juga ketika menghadapi
ngalami istihadhah, lalu dia datang menemui kegelapan dan angin ribut yang kuat, karena
Rasulullah saw dan menanyakan hal tersebut. Allah SWT telah membinasakan kaum yang
Lalu beliau menyuruhnya mandi setiap kali zalim seperti kaum Ad dengan bencana itu.
mau shalat. Ketika perbuatan tersebut mu- Orang yang bertobat dari dosa juga di-
lai terasa berat dan sukar dilakukan, beliau sunnahkan mandi. Begitu juga mereka yang
memerintahkannya supaya ia menggabung- kembali dari perjalanan jauh, mereka yang
kan di antara Zhuhur dan Ashar, Maghrib dan terkena najis tetapi tidak diketahui tempat-
Isya, dengan satu kali mandi, sementara untuk Dy?, maka hendaklah membasuh seluruh
shalat Shubuh dengan sekali mandii'884 tubuh dan pakaiannya sebagai langkah hati-
hati.
7. Mandl karena pullh dan sadar darl glla,
plngsan atau mabuk 8. DUA MASALAH YANG BERHUBUNAAN
Hukum mandi bagi mereka adalah sun- DENGAN MANDI

nahr Ibnul Mundzir berkata, "Telah jelas a. Hukum yang Berkaltan dengan Maslld
bahwa Nabi Muhammad saw. mandi karena Masjid adalah tempat yang paling mulia
pingsan."88s di atas muka bumi. Masjid yang paling uta-
ma ada tiga buah, yaitu Masjidil Haram,
8. Mandl lugA sunnah dllakukan setelah Masjid Nabawi, dan Masjid al-Aqsha. Menu-
berbekam, pada malam Nlshfn Sya'ban rut pendapat jumhur, di antara tiga masjid
dan luga pada malam lallatul Qadar tersebut yang paling utama adalah Masjidil
seklranya dla dapat menemulnya. Haram di Mekah. Imam Malik mengatakan
Ulama Hanafi mengatakan mandi disun- bahwa yang paling utama adalah Masjid
nahkan sebab berbekam sebagai langkah Nabawi, sebagaimana dia juga lebih meng-
menghindar dari khilaf dengan mereka yang utamakan Madinah dibanding dengan Mekah.
mewajibkannya. Hal ini berbeda dari pendapat jumhur ulama.
Mandi pada malam Nishfu Sya'ban adalah Adapun ulama Hanafi, mereka mengatakan
untuk menghidupkan malam tersebut serta bahwa masjid tempat guru mengajarkan ilmu
memuliakannya. Karena, pada malam itulah adalah yang paling afdhal dan masjid kampung
rezeki dibagi dan ajal ditentukan. Sementara, seseorang adalah lebih utama dari masjid
mandi pada malam Lailatul Qadar jika me- fami' (masjid untuk shalat fumat yang di luar
mang dia menemuinya adalah untuk meng- kampung),
hayatinya. Al-lmam an-Nawawi yang meninggal pada
Mandi juga sunnah dilakukan ketika tahun 676 H menyebut 33 hukum yang ber-
menghadapi ancaman bencana untuk men- kaitan dengan masjid, yaitu:886
cari perlindungan kepada Allah SWT dan ke- L. Orang yang junub, haid, atau nifas, haram
murahan-Nya, agar Dia menghindarkan ben- memasuki masjid. Ulama Syafi'i dan

Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud. Ibnu Hajar menjelaskan bahwa lbnu lshaq keliru (waham) mengenai masalah ini (Noilul
lilid, I, hlm. 242).
Au th ar,
885
Riwayat muttafag 'alaih dari Aisyah (Nailul Authar, Jilid I, hlm. 243).
886
AI-Majmu', Jilid II, hlm. 187-196; Jilid VI, hlm. 33; Lihatl'lam al-Masajid bi r'^hkam alMasajid, oleh az-Zarkasyi, khususnya pada hala-
man 301-407 di mana dia telah menyebutkan sebanyak 137 hukum yang berkaitan dengan masiid; al-Qawanin al-Fiqhfryafuhlm.
49tal-MWhni,Iilid 11, hlm.243; o d-Durrul ltukhtar,lil\ilm.6L4-619; Kasysyaful Qinal Jilid IL hlnr.424 - 436.
?"d"n
I.IBA?AH /--- --
or, -. FrqlH
4sb

Hambali membolehkan mereka melewati berada di dalamnya, kecuali sekadar un-


masjid apabila tidak dikhawatirkan darah tuk minum saja.
menetes. Dan hukumnya tidaklah mak- 3. Orang yang berhadats kecil boleh duduk
ruh, baik dilakukan dengan ada tujuan di dalam masjid, baik untuk tujuan ke-
ataupun tidak. Namun yang lebih baik agamaan seperti beriktikaf, mendengar
adalah mereka tidak melintas ke dalam bacaan Al-Qur'an atau belajar ilmu yang
masjid kecuali karena ada keperluan lain, ataupun tanpa tujuan apa pun, dan
yang mendesak, supaya dapat terelak hukumnya tidak makruh. Ini adalah ijma
dari perbedaan pendapat dengan ulama di kalangan umat Islam.
Hanafi dan Maliki, seperti yang telah di- 4. Menurut pendapat ulama Syafi'i, tidur
jelaskan berkaitan dengan perkara yang di dalam masjid adalah boleh dan tidak
diharamkan kepada orang yang junub dan makruh, karena perbuatan ini pernah di-
sebagainya. lakukan oleh Ibnu Umar sebagaimana
Menurut pendapat ulama Hanafi, yang diriwayatkan dalam Shahih al-Bukha-
menggunakan masjid sebagai laluan tan- ri dan Muslim. Para sahabat dari kalangan
pa sebab dan uzur adalah mqkruh tahrim. Ahli ShuffahEET juga tidur di dalam masjid,
Ulama Maliki berpendapat,melewati mas- begitu juga rombongan Arniyyun. Perbuat-
jid dengan frekuensi yang sering adalah an ini juga dilakukan oleh AIi Shaftaran bin
makruh, apabila memang masjid tersebut Umaiyah dan lain-lain.
dibangun lebih dulu dibanding jalan. fika Ulama Maliki berpendapat bahwa per-
keadaan sebaliknya, maka hukumnya ti- buatan itu tidak apa-apa jika dilakukan
daklah makruh. oleh orang yang sedang merantau, tetapi
2. fika seorang bermimpi (ihtilam) di dalam tidak patut dilakukan oleh orangyang ber-
masjid, maka dia wajib keluar kecuali iika mukim,
dia tidak mampu melakukannya disebab- Ulama Hanafi berpendapat tidur di
kan masjid terkunci atau sebagainya, atau- dalam masjid adalah makruh, kecuali bagi
pun jika dia bimbang akan keselamatan orang yang beri'tikaf dan juga bagi pe-
jiwa atau hartanya. Oleh karena itu, jika rantau.
dia tidak bisa keluar atau bimbang akan Imam Ahmad dan Ishaq juga berpen-
keselamatan dirinya, maka dia boleh terus dapat: jika seseorang itu sedang dalam
berada di dalam masjid karena darurat. safar atau semacamnya, jika dia tidur di
Bertayamum dengan debu yang ada dalam masjid maka tidak mengapa, Te-
dalam masjid adalah haram. Namun jika tapi, dia tidak boleh menggunakan masjid
dia melakukannya juga, maka tayamumnya sebagai tempat bermalam atau tempat
sah. fika dia junub di luar masjid dan air tidur secara terus-menerus.
berada di dalam masjid, maka dia tidak Ulama Maliki berpendapat,sss orang
boleh masuk dan mandi di dalamnya, kafir dilarang memasuki masjid meskipun
karena ketika itu dia sedang berjunub. dengan izin dari orang Islam, kecuali untuk
Iika dia masuk masjid untuk menda- keperluan pembangunan. Misalnya, ka-
patkan air minum, maka dia tidak boleh

BB7
Ahli Shuffah ialah sekumpulan kaum Muhaiirin yang fakir dan tinggal di Masiid Rasulullah saw..
8BB
Hasyiah ash-Shawi'ala asy-Syarh ash-Shaghin Jilid I, hlm. 178.
FIQIH ISLAM JITID 1

rena upahnya lebih murah atau kerjanya orang yang dalam perjalanan atau sedang
yang jelas lebih baik. Abu Hanifah mem- merantau dibolehkan makan di dalam
bolehkan orang kafir memasuki semua masjid, selama ia tidak menyebabkan ko-
masjid. tornya masjid. Begitu juga, ulama Hambali
Menurut ulama Syafi'i, orang kafir bo- membolehkan makan di masjid dengan
leh memasuki semua masjid selain Mas- syarat tidak mengotorinya.
jidil Haram dan kawasan Tanah Haram. 7. Makruh bagi orang yang memakan ba-
Ia juga boleh bermalam di dalam masjid, wang putih, bawang besa[ daun seledri,
meskipun menurut pendapat yang ashah atau sebagainya yang mempunyai bau
ia dihukum sebagai orang yang junub. tidak sedap dan baunya itu masih tercium
Semua kebolehan ini disyaratkan dengan ketika dibawa masuk ke dalam masjid dan
adanya izin dari orang Islam. tidak ada keperluan yang darurat. Hal ini
5. Berwudhu di dalam masjid adalah boleh, berdasarkan hadits lbnu Umar bahwa
apabila air wudhu itu tidak menyebabkan Nabi Muhammad saw bersabda,
sakit. Yang terbaik adalah apabila air
wudhu tersebut berada di tempat wudhu.
Ibnul Mundzir menyatakan bahwa semua
*-ij, JI
,/

::q
o

ulama yang ilmunya dapat dipertanggung- o ' o"c"

jawabkan, membolehkan berwudhu di


uY
"' LJ'*
dalam masjid. Kecuali jika tindakan itu "Siapa yang memakan pohon ini (ba-

menyebabkan masjid menjadi basah dan wang putih), maka jangan sekaltkali ia
menyusahkan banyak orang, maka dalam mendekati masj id kita.'aBe
keadaan seperti ini hukumnya adalah
fuga, hadits sahabat Anas,
makruh.

x tett r$r
Imam Malik dan Abu Hanifah menga-
takan bahwa hukum hal di atas adalah oii b ,fl
tn
U
makruh, untuk menjaga kebersihan mas- O/t,,
t.//
jid. Ulama Hanafi mengecualikan tempat l:,tj '..J-a.)
(J- '
yang memang disiapkan untuk berwudhu. "Siapa yang memakan pohon ini,
Apabila seperti itu, maka hukumnya tidak hendaklah jangan mendekati masjid dan
makruh. jangan shalat bersama kami."8eo
6. Tidaklah mengapa makan dan minum dan
Dan juga, hadits sahabat fabir,
meletakkan hidangan di dalam masjid dan
membasuh tangan di dalamnya. Ulama ,
Hanafi mengatakan bahwa memakan ma- vg
kanan yang tidak mempunyai bau yang
tidak enak di dalam masjid hukumnya
makruh tqnzih. Ulama Maliki berpendapat,

88e Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.


Dalam riwayat Muslim, disebut d enganlafaz"masjid-masjid kita!'
8e0 Riwayat al-Bukhari dan Muslim.
Bagan 1: IBADAH Frq[H lsrAM IluD 1

"Siopa yang memakan bawang putih Demikian juga memperbaiki bangunan-


atau bawang besar, hendaklah ia menjauhi nya dengan bahan najis, juga membuang
kami atau menjauhi masjid kamisel darah di dalam masjid.
Ulama Syafi'i berpendapat haram
Ulama Hanafi berpendapat bahwa la- membawa masuk sesuatu yang najis ke
rangan tersebut menunjukkan hukum dalam masjid. Orang yang terdapat najis
makruh tqhrim. Adapun ulama Maliki ber- ataupun yang ada luka di tubuhnya, haram
pendapat bahwa hadits itu menunjukkan memasuki masjid apabila dia bimbang
hukum haram. akan menyebabkan mengotori masjid.
B. Membuang ludah di dalam masjid adalah Sebaliknya jika dia yakin tidak akan me-
makruh. Hal ini berdasarkan hadits Nabi nyebabkan najisnya masjid, maka tidak
Muhammad saw. yang terdapat di dalam haram. Membangun dan menyiapkan
Shahih al-Bukhari dan Muslim dari saha- masjid dengan bahan najis adalah tidak
batAnas r.a., bahwa Nabi Muhammad saw. boleh. Menurut ulama Hanafi, perbuatan
bersabda, tersebut dianggap makruh tahrim. Mema-
sang lampu di masjid dengan mengguna-
o /
l-{r6i $- o
-t
"^:L,
- kan minyak yang najis hukumnya juga
-r-**J.Jt t 3t4t haram.

w; Pengharaman semua perkara yang


telah disebutkan ini berdasarkan hadits
dalam masjid adalah satu
"MeLudah di
sahabat Anas yang diriwayatkan oleh
kesalahan, dan kaforatnya ialah menim-
Imam Muslim,
bunnya,"

9. Kencing, berbekam, dan membuang da- ti i*e r 9'rrt:y3t


rah di dalam masjid dan tidak pada suatu 7 c / zc z

Uli
\ O
wadah (inaa') adalah haram. Iika berbe- irt f-tJ C L.3l ,:uJt V, Jrlt
, ,
kam dan membuang darah itu diletakkan ,o
di dalam satu wadah, maka hukumnya ilI;Jt
adalah makruh, tidak haram.
" Sesungguhnyamasjid-masjid ini ada-
Ulama Hanafi berpendapat adalah
lah tidak layak untuk kencing dan perkara
makruh tahrim melakukan kencing, be-
kotor ini. Masjid odalah khusus untuk
rak, dan jimak di dalam masjid. Hal ini
mengingat Allah SWT dan membaca Al-
disebabkan tempat yang ditetapkan se-
Qur'an."
bagai masjid dihukumi sebagai masjid
hingga ke langit. Begitu juga makruh 10. Makruh menanam pohon di dalam mas-
membawa masuk sesuatu yang najis ke jid. Begitu juga menggali sumur. Imam
dalam masjid. Oleh karena itu, tidak bo- boleh mencabut pohon yang ditanam di
leh menyalakan lampu di dalam masjid dalamnya. Ulama Hanafi berpendapat
dengan menggunakan minyak yang najis. bahwa menanam pohon di dalam masjid
8e1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Satu hadits lain yang mempunyai maksud yang sama diriwayatkan oleh Muslim dari
Umar ibnul Khaththab. Demikianlah hukumnya, tidaklah haram seseorang kentut di dalam masiid, tetapi sebaiknya dielakkan. Hal
ini berdasarkan hadits Jabir yang telah diriwayatkan sebelum ini,"Siapayang memakan bawang, bawang putih, maka jangonlah dia
mendekatimagid kamll{arena, para malaikattidakaenangderryanbauyangtidakenakdisbimanusia!' (Nailul Authar,lilid II. hlm. 154).
FrqlH Isr-A.M lrlrp l * -J---\*- Baglan 1: IBAOAH
rr zlcE, ,,-
'-';*. * .1F'
adalah makruh, kecuali jika ada sesuatu Ulama Hanafi dan Maliki berpendapat,
kepentingan. makruh melakukan jual beli di dalam
11. Bertengka4 membuat bising, mencari ba- masjid. Menurut pendapat ulama Ham-
rang hilang, berjual beli dan melakukan bali, ia adalah haram. Dan jika dilaku-
akad sewa-menyewa dan jenis akad yang kan juga, ia merupakan jual beli yang
lain di dalam masjid adalah makruh. Hal batil atau tidak sah. Menurut pendapat
ini berdasarkan hadits Abu Hurairah yang ulama Hanafi dan Hambali, berdzikir
diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam dengan kuat di dalam masjid apabila ia
Ahmad, dan Ibnu Majah, mengganggu orang yang sedang shalat,
hukumnya adalah makruh, kecuali bagi
oz62tto.r,r..zc/
) ilW
.r-.*J.Jt9. J:I )t*', ; y mereka yang belajar fiqih. Begitu juga
--" menurut pendapat mereka, makruh ber-

i \ut"oV il' llr 6!; Y Ji cakap-cakap sesuatu yang tidak diboleh-


kan. fika percakapan itu termasuk per-
t4..# kara yang dibolehkan, maka ia tidak
makruh jika memang tidak mengganggu
"Siapa yong mendengar setroiang
orang yang sedang shalat. Ulama Maliki
mencari barang yong hilang di dalam
mengatakan, bahwa meninggikan suara
masjid, hendaklah ia berkata, 'Allah SWT
tidak akan mengembalikannya kepodo eng-
di dalam masjid adalah makruh dalam
semua keadaan, meskipun dengan tujuan
kau, karena masjid tidak dibangun untuk
berdzikir dan belajar ilmu.
hal ini."'
Namun menurut pendapat ulama Sya-
Dalam riwayat at-Tirmidzi juga di- fi'i, memberi sesuatu kepada pengemis
katakan, di masjid adalah tidak mengapa. Hal ini
berdasarkan hadits,
o / t,
c
t ,,o, 11 , z ., otol, ,:,
J>**Jl ) I l,
\P L
rl r-.r e'.r -Lrl
L':-
l:l
\"t , : "Apakah di kalangan kamu ada orang
yang memberi makan kepada seorqng
miskin pada hari ini?" Abu Bakar menja-
wab, "Saya masuk ke masjid, dan tiba-tiba
aku bertemu dengan orang yang sedang
'Apabila komu melihat orang menjual meminta atau mengemis. Saya mendapati
atau membeli di dalam masjid, hendak- di tangan Abdul Rahman ada sepotong
lah kamu katakan, Allah SWT tidak akan roti lalu aku ambil dan aku berikan ke-
menguntungkan perniagaan kamu.' Apa- padanyal'8e3
bila kamu melihat orang yang mencari
sesuatu yang hilang di dalam masjid, hen- Ulama Syafi'i berpendapat bahwa me-
daklah kamu katakan, Allah SWT tidak minta-minta dan mengemis di masjid
akan me mula ng kan ny a ke p a damu.'' 8e2 adalah makruh. Begitu juga pendapat

At-Tirmidzi mengatakan, "lni adalah hadits hasan." Abu Dawud, at{irmidzi, an-Nasa'i telah meriwayatkan dari Amru bin Syu'aib
dari ayahnya, dari kakeknya, sebuah hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah saw melarang lual beli, mendendangkan syair,
mendendangkan nyanyian yang menyesatkan. Hadits ini iuga diakui sebagai hadits /rasan oleh at-Tirmidzi.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan r'snad yang baik dari Abdurrahman bin Abu Bakr ash-Shiddiq r.a..

:w;
Frq[H lsr-A,M JrrrD I

ulama Maliki dan Hambali. Namun, mem- situ, lalu menjahit satu pakaian dan tidak
beri sedekah dibolehkan. Ulama Hanafi ada niat untuk menjadikannya sebagai
berpendapat, mengemis di masjid adalah tempat untuk melakukan kerja, maka
haram dan memberi sedekah kepada pe- tindakan itu tidaklah mengapa.
ngemis adalah makruh. 14. Tidur telentang di dalam masjid adalah
12. Membawa masuk binatang, orang gila, dibolehkan. Begitu juga duduk dengan
atau anak-anak yang belum mumayyiz ke meletakkan satu kaki ke atas kaki yang
dalam masjid adalah makruh. Karena, ia lain dan menyilangkan jari-iari dan se-
mungkin menyebabkan kotornya masjid, bagainya. Karena, ada keterangan di dalam
Ia tidak dihukumi haram, karena sebagai- Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim,
mana yang terdapat dalam kitab Shahih bahwa Rasulullah saw. juga pernah ber-
al-Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah buat demikian.
saw. mengajak Umamah binti Zainab r.a. 15. Dianjurkan untuk mengadakan halaqah
dan membawanya berthawaf di atas unta- pengajian ilmu di dalam masjid, dan ju-
nya. Dan ini tidaklah menafikan hukum ga memberikan nasihat dan kata-kata
makruh. Karena meskipun ia dilakukan yang baik, dan sebagainya. Banyak hadits
oleh Rasulullah saw, namun maksud Rasul shahih yang menerangkan masalah ini.
melakukannya adalah untuk menunjuk- Membincangkan sesuatu di dalam masjid
kan kebolehannya. Tindakan ini adalah adalah boleh, Begitu juga membincang-
lebih afdhal bagi Rasulullah saw., karena kan urusan-urusan duniawi dan perkara-
menjelaskan hukum itu adalah waiib. perkara lain, juga dibolehkan. Hal ini ber-
Ini juga merupakan hukum yang dasarkan hadits fabir bin Samrah r.a.,
diakui oleh kalangan ulama Hambali, "Rasulullah saw tidak bangkit dari
namun mereka membenarkan orang gila shalatnya ketika beliau shalat Shubuh
atau anak-anak dibawa ke dalam masjid hingga muncul matahari. Apabila mata-
dengan adanya tujuan tertentu, seperti hari muncul, beliau pun bangun." Menurut
mengajarinya menulis dan sebagainya, Iabir; mereka [sahabat) bercakap-cakap
Ulama Hanafi dan Maliki melarang mem- tentang perkara-perkara semasa jahiliyah,
bawa anak-anak atau orang gila ke dalam mereka tertawa dan tersenyum'8e4
masjid, dan perbuatan itu dianggap mak- L6. Tidaklah mengapa melagukan syair di da-
ruh. Perempuan dibenarkan shalat di lam masjid, apabila syair tersebut berupa
masjid jika aman dari fitnah. Tetapi bagi pujian kepada Nabi atau Islam, ataupun
para gadis yang muda belia, adalah di- ia berupa kata-kata hikmah ataupun yang
makruhkan keluar ke masjid. berkaitan dengan budi pekerti yang baik,
13. Masjid juga makruh digunakan sebagai zuhud, dan sebagainya yang termasuk
tempat menjalankan suatu kerja seperti perkara-perkara yang baik. Hal ini ber-
menjahit dan sebagainya. Hal ini ber- dasarkan hadits Sa'id ibnul Musayyab,
dasarkan hadits yang telah disebutkan "Satu ketika Umar ibnul Khaththab
dalam masalah kesembilan sebelum ini. melewati Hassan bin Tsabit ketika ia
Adapun orang yang berkerja menyalin sedang melantunkan syair. Dia lalu me-
ilmu dan secara kebetulan dia duduk di merhatikan Hassan sambil berkata, 'Ber-

Diriwayatkan oleh Muslim,


FIQIH ISLAM IILID 1 Bagan 1: IBADAH

nasyidlah engkau di dalam masjid, karena t,


! ,r, )
) 1 , o

ia dilakukan oleh orang yang lebih baik toil)t, ,-F jt 4*P-


darimu.' Dia kemudian menoleh kepada Telah aitrlto rg *o n *e p aa onu p a h al a
"

Abu Hurairah dan berkata, 'Demi Allah umatku hingga sebiji pasir atau tanohyang
S\MI, aku minta kepastianmu. Bukankah dikeluarkan oleh seorang dari masjid."
Rasulullah saw pemah menyebut, 'Sahu-
tiloh aku, ya Tuhanku. Tolonglah dia de- 18. Di antara perkara bid'ah yang tidak baik
ngan Ruhul-Qudus?' Maka, Abu Hurairah yang biasa diamalkan ialah menghidup-
menjawab, 'Ya!'""t kan banyak qindil flampu) pada malam-
Adapun syair yang mengandung per- malam tertentu, seperti malam Nishfu
kara keji, seperti menyumpah atau meng- Sya'ban dan lain-lain. Karena, ia menya-
hina Islam ataupun menggambarkan arak, mai perbuatan kaum Majusi yang meng-
menyebut wanita atau memuji orang yang hormati api dan juga ia memubadzirkan
zalim, bermegah-megah dengan sesuatu harta.
yang dilarang atau sebagainya, maka ia t9. Menurut sunnah, siapa yang masuk mas-
adalah haram berdasarkan hadits Anas jid dengan membawa senjata tajam se-
yang telah disebutkan dalam masalah ke- perti tombak, panah, dan sebagainya, ma-
sembilan dulu. fuga, berdasarkan hadits, ka dia hendaklah memegang bagian ujung-
"Nabi Muhammad saw. melarang men- nya (yang tajam). Hal ini berdasarkan
dendangkan syair di dalam masiid.'8e6 hadits fabir r.a., bahwa ada lelaki masuk
ke masjid dengan membawa anak panah.
Hukum tafshil ini juga merupakan hukum Maka, Nabi Muhammad saw. bersabda
yang ditetapkan oleh pendapat di dalam kepadanya,
madzhab yang lain.
17. Menyapu dan membersihkan masjid, ser-
ta menghilangkan ludah, ingus, dan seba-
gainya adalah sunnah. Hal ini berdasar-
"Hendaklah engkau memegang ujung
kan apa yang diterangkan dalam Shahih
fiatanya,"eez
al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas
r.a., bahwa Nabi saw. melihat ludah yang 20. Menurut sunnah juga, seseorang yang
ada di dalam masjid,lalu beliau menyapu baru kembali dari perjalanan (safar),
dengan tangannya. hendaklah memasuki masjid terlebih
Imam Abu Dawud juga meriwayatkan dahulu dan melakukan shalat dua rakaat,
dari Anas, bahwa Nabi Muhammad saw. sebagaimana yang terdapat di dalam ha-
bersabda, dits Ka'ab bin Malik r.a.. Ia berkata,
, , o / t
"Apabila Rasulullah saw. pulang da-
o 4t , ,t
ri;jr ,;; *. n|'
.rl )_rl \P1
, )9 .U-.a .9 ri perialanan, beliau memulakan de-

895
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
896
Hadits ini merupakan hadits hasan yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i dengan lsnad yang baik dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya,
dari kakeknya.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, sebagaimana mereka iuga telah meriwayatkan hadits yang lain yang sama maknanya
dari Abu Musa r.a..
FrqlH lsr.AM f rilD 1

ngan memasuki masiid dan shalat dua yang menggunakan kubur para nabi me'
rakaat."seB reka s eb a g ai ma sj id."Bee

2t. Orang yang berada di dalam masjid kare- Adapun menggali kubur di dalam
na menunggu shalat atau pengajian amal masjid, adalah perbuatan haram yang
ketaatan lain yang dibolehkan, hendaknya amat berat.
berniat i'tikaf. Karena, niat yang seperti Menurut pendapat ulama Syafi'i, Ha-
itu adalah sah, meskipun hanya sebentar nafi, dan Hambali, menulis di atas dinding
saja. dan atap masjid adalah makruh. Ulama
22. Bukanlah suatu kesalahan apabila masjid Maliki dan Hambali juga berpendapat,
ditutup pada waktu-waktu yang bukan makruh juga menulis di arah kiblat, supa-
waktu shalat, dengan tujuan untuk men- ya tidak mengganggu konsentrasi orang
jaga peralatan yang ada di dalamnya. Na- yang sedang shalat. Adapun menulis di
mun apabila masjid tersebut terus dibiar- bagian lain, adalah tidak makruh. Tulisan
kan terbuka dan tidak ada kekhawatiran yang ada mungkin dapat mengganggu
akan terjadinya sesuatu yang tidak baik orang yang shalat dan mungkin akan me-
atau sesuatu yang menyebabkan ternodai- nyebabkan dia asyik membaca tulisan
nya kehormatan masjid, dan juga dengan tersebut sehingga lalai dari shalatnya. Be-
pertimbangan bahwa tindakan tersebut gitu juga makruh menghiasi masjid dan
akan memberikan kemudahan kepada apa saja yang dapat melalaikan orang dari
orang banyak, maka menurut sunnah shalatnya.
hendaklah masjid tersebut dibuka. Hal 26. Dinding masjid, baik dari dalam ataupun
ini sebagaimana masjid Rasulullah saw. luar adalah mempunyai hukum yang sa-
yang tidak pernah ditutup, baik ketika ma dengan masjid, dari segi wajib dijaga
beliau masih hidup ataupun setelahnya. dan dihormati. Begitu juga atapnya, su-
23. Orang yang sudah memasuki masjid, mur yang ada di dalamnya, dan juga ha-
makruh baginya duduk di dalamnya se- lamannya. Imam Syafi'i dan pengikutnya
belum menunaikan shalat dua rakaat telah menyatakan sah melakukan i'tikaf
[Tahiyyatul Masjid). di halaman masjid dan juga di atapnya,
24. Qadhi sepatutnya tidak menggunakan serta sah shalat makmum di situ menuruti
masjid sebagai tempat untuk menetapkan imam yang shalat di dalam masiid. Be-
hukum, kecuali jika terjadi kasus secara gitu juga dalam madzhab lain, semuanya
kebetulan lalu dia harus menyelesaikan- menganggap atap masjid sama keduduk-
nya di situ. annya dengan masjid.
25. Makruh membangun masjid di atas ku- 27. Menurut sunnah juga, seorang yang mau
bur, berdasarkan hadits shahih, memasuki masjid, hendaklah terlebih
dahulu memeriksa kedua sandalnya dan
menghilangkan kotoran yang terdapat
r*t-; ;",qi, * t
:;iJt i rgt?rr ;i6 padanya sebelum masuk ke masjid. Ini
"Allah SWT memerangi kaum Yahudi berdasarkan hadits,

898
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
899
Diriwayatkan oleh a!-Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud, dari Abu Hurairah'
FrqlH Isr"A,M IrrrD 1

o z t ^ o/ o . o at
JV W &.-*lJt ,Jl i:*i iG ts1 A*',
.-'J'9. '-rt'Jl ')
9t,r/
zrJJl c c." -r o)
L- J 9,.J
:.

'^;-Ai jI
.s5l t'r"i
Y €""i: Dan ketika keluar masjid, disunnahkan
membaca bacaan itu juga kecuali bagian

ry.,F' -$i qGi.C..e6*,


"Apabila kamu datang ke masjid, maka
hendaklah kamu melihatnya. Apabila ke- Dan ketika memasuki masjid, hen-
dua sandalnya ada kotoran atou sesuatu, daklah mendahulukan langkah kanan dan
maka hendaklah ia menghilangkannya ketika keluar hendaklah mendahulukan
terlebih dahulu, kemudian barulah kamu kaki kiri.
shalot deng an memakai kedua-duanya."soo 30. Tidak boleh mengambil bagian apa pun
dari masjid baik itu batu, kerikil, tanah, dan
28. Keluar dari masjid setelah mendengar
sebagainya, berdasarkan hadits merfti,
adzan adalah makruh, sehingga dia shalat
terlebih dulu, kecuali jika ada uzur. Hal ini
berdasarkan hadits asy-Sya'tsa',
"Kami sedang duduk bersama Abu
,4 G'i, qlt b"6 i*;t "ot

Hurairah r.a. di dalam masjid. Lalu petugas ,t;if


adzan mengumandangkan adzan. Lalu
" Kerikil mosjid akan membuat bantqh-
ada lelaki berdiri dan berjalan keluar da-
an kepada mereka yang membawanya ke-
ri masjid. Abu Hurairah pun memerha-
luar dari masjid."eos
tikannya hingga orang itu keluar dari
masjid. Abu Hurairah lalu berkata, 'Orang 31. Membangun masjid, menjaga, dan mem-
ini sebenarnya durhaka kepada Abul bersihkannya, serta memperbaiki apa-
Qasim."'"t apa yang rusak adalah disunnahkan. Hal
29. Ketika masuk ke masjid, disunnahkan ini berdasarkan hadits,
membaca,
,'o
4L,
ta
ht ,-* tr---*, jG !, 1 a
:.,ix, iftyr, fft l;)ili "?te
4J

;rr
* .*')t
"l;
:&'t tc
,c

(.*,-riJr

jid
"Siapayang membangun sebuah mas-
karena Allah SWT maka Allah SWT
uy,
d/t
J-e.-r.-.
"';
iti *, ;:"Alj a ka n memb ang unkan b ang unan y ang s ama

) -e-91
uiJ
c
'$i .J;', rH JT J.i dengan masjid itu untuknya di surga."eo+

900 Hadits /rasan yang diriwayatkan


oleh Abu Dawud dengan isnad yang shahih.
901 Diriwayatkan oleh Muslim.
902 Driki.-dzikir ini sebagiannya
terdapat dalam Shahih Muslim dan kebanyakannya terdapat dalam Sunan Abi Dawud dan an-Nasa'i.
fika semua dzikir ini sangat paniang, hendaklah dibatasi sampai kepada yang terdapat dalam Shalrih Muslim saia. Rasulullah saw.
bersabda, "lika seseorang di antara kalian memasuki masjid, hendaktah ia membaca, 'Ya Attah! Bukakantah kepadaku pintu rahmat-
Mu,' dan apabila keluar hendaklah membaca,'Ya Allah! Aku memohon limpahan karunia-Mu."'
903 Diriwayatkan oleh Abu Dawud
dengan isnad yang shahih dari Abu Hurairah.
eoa Diri*ayatkanolehal-Bukhari,Muslim,danAhmaddariUtsmanbinAffanr-a,
{NailulAuthar,filidl,hlm. 147}.
FIqLH ISIAM )ILID 1

Ulama Hambali berpendapat bahwa


membangun masjid di kota atau kampung € J"r3st ,;,A ,;; i;ttt t; t
atau kawasan penghubung antara bebe-
rapa tempat adalah wajib. Hukumnya :t:-:)l
"Hari Akhir tidak akan terjadi, melain-
adalah fardhu kifayah. Memakmurkan
masjid dan menjaga bangunannya adalah kan setelah manusia berbangga-bangga
dengan masjid."eoT
disunnahkan (mustahab) dan masjid juga
sunnah dipelihara dan dijaga dari kotor-
fuga, sabda Rasul,
an, ludah, potongan kuku, rambut, atau
"Aku tidak diperintahkan untuk meme'
bulu badan yang dicukur ataupun dicabut,
gahkan bangunan masjid."-lbnu Abbas
serta sunnah juga dijaga dari perkara
berkata, "Kau akan memegahkan masjid
yang menimbulkan bau yang busuk se-
tersebut-seperti yang dilakukan oleh
perti bawang merah, bawang putih, dan
kaum Yahudi dan Nasrani!'eoB
sebagainya.
Hadits ini menunjukkan bahwa me-
Membangun masjid di tempat yang
ngukir dan menghias masjid merupakan
asalnya gereja atau biara adalah diboleh-
bid'ah. Hukum makruh ini adalah yang
kan. Begitu juga membangunnya di atas
ditetapkan oleh kalangan ulama Maliki
bekas perkuburan yang telah hilang be-
dan Hambali. Adapun ulama Hanafi mem-
kasnya, sekiranya memang tanah yang
didapati tersebut adalah sesuai untuk bolehkan membuat ukiran di masjid de-
masjid. Hal ini berdasarkan hadits Utsman
ngan menggunakan harta yang halal, ke-
bin Abul Ash r.a., cuali bagian mihrabnya yang dihukumi
"Rasulullah saw. telah memerintah- makruh, karena ia akan melenakan orang
yang sedang shalat.
nya supaya membangun masjid untuk
penduduk Tha'if di tempat yang dulunya Ada juga riwayat yang menerangkan
menjadi tempat taghut [ibadah sesat) tentang kebenaran melakukan hal itu,
mereka"eos yang bersumber dari Imam Abu Hanifah
dan juga riwayat dari Abu Talib al-
Iuga, berdasarkan hadits Anas, "Masjid Makki, bahwa menghias mihrab tidaklah
Nabi Muhammad saw. dibangun di atas makruh.
pekuburan kaum musyrikin yang dibong-
32. Terdapat banyak hadits yang menerang-
kar"e06
kan tentang keutamaan masjid. Di anta-
Mengecat masjid dengan warna merah
ranya adalah,
dan kuning adalah makruh. Begitu juga

:\t Ui
mengukir dan menghiasinya, supaya ia
u-x*tA ;xt Jl
tidak melalaikan orang yang sedang sha-
lat. Selain itu, ia juga berdasarkan sabda
"z"ft t 1. / lc

Nabi Muhammad saw., Wtil iut t1 :>r,Jt

eos Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad yang baik Ia juga diriwayatkan oleh lbnu Maiah (Nailul Authar,Jilid ll, hlm. 145)'
906 Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
e07 Di.iwayatkan oleh tmam lima kecuali at-Tirmidzi, dari Anas (Naitul Authar,lilid Il, hlm. 151).
e08 DiriwayatkanolehAtuDawuddarilbnuAbbas(NattulAttrhaf,lilidll,hlm, 150)'
FrQIH ISrAM I[rD I

"Tempat yang paling disukai Allah (c) Memasuki Tempat Mandl


SWT adalah masjid-Nya dan tempat yang Kaum lelaki boleh memasuki ruang man-
paling dibenci Allah SWT ialah posor."gog di panas dan mereka wajib menghindari me-
33. Shalat Hari Raya atau shalat lainnya yang mandang hal-hal yang haram dilihat, serta
didirikan selain di masjid, maka tidak ha- wajib menjaga aurat mereka supaya tidak
ram bagi orang yang berjunub dan yang terbuka di hadapan orang yang tidak boleh
sedang haid ikut berada di sana. Hal ini memandangnya, Begitu juga pada waktu se-
menurut pendapat yang difatwakan da- lain waktu mandi, karena Ibnu Abbas diri-
lam Madzhab Syafi'i. wayatkan pernah masuk ruangan mandi yang
terdapat di fuhfah. Rasulullah saw. juga diri-
b. Hukum Tempat Mandl Panas Umum wayatkan pernah memasukinya. Begitu juga
Ulama Syafi'i dan Hambali menjelaskan diriwayatkan, bahwa Khalid ibnul Walid per-
beberapa hukum berkaitan dengan tempat nah memasukinya.
mandi dan adab-adab ketika memasukinya.
Sekiranya seseorang itu khawatir tidak
Hukum-hukum tersebut yailu"eto
akan terlepas dari melihat aurat atau orang
(a) Tempat Mandl yanglTetualk akan melihat auratnya, maka masuk ke tem-
Tempat mandi yang terbaik adalah tem- pat tersebut adalah makruh. Karena, dia tidak
patnya yang tinggi, airnya nyaman, tidak ter- dapat terelak dari melakukan perkara yang
lalu panas, ruangannya sederhana, dan ba- dilarang, disebabkan membuka aurat dan
ngunannya tahan lama. memandang aurat adalah haram berdasarkan
hadits Bahz bin Hakim yang telah disebut-
(b) Memhngun Tempat Mandldan yang kan sebelum ini, pada permulaan bab mandi,
Semacamnya
"|agalah auratmu kecuali terhadap istrimu
Hukum membangun, menjual, dan mem-
dan hamba sahaya yang menjadi milikmu"ell
beli tempat mandi adalah makruh menurut
Nabi Muhammad saw juga bersabda,
pendapat Imam Ahmad. Hal ini karena ia
menyangkut masalah pembukaan aurat serta
memandangnya, juga menyangkut masalah
masuknya wanita ke dalamnya. Dia berpen-
;1ii;t \i b")t ;t-* Jt ,y?t i,\ {
-i, .i, -. ",
dapat orang yang membangun tempat mandi 6tPt o))9
untuk wanita tergolong di kalangan orang
"Lelaki tidak boleh memandang aurat le-
yang tidak 'adil. Sebagian ulama' mengkhu-
suskan hukum makruh ini jika dilakukan di
laki lain. Perempuan juga tidak boleh melihat
negeri-negeri yang tidak berhawa dingin. aurat perempuan lain."
Ulama Hambali berpendapat, pekerjaan 'arj,
yang berhubungan dengan tempat mandi dan tr*'l
juga mencukur rambut adalah makruh.

909 Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah. Imam Ahmad dan al-Hakim juga
meriwayatkannya dari Jubair bin Muth'im.
ero Mughnit Muhtaj,Jilidl, hlm. 76; al-Mughni,Jilid,l, hlm. 230 - 233; Kasysyaful
Qina',lilidl, hlm. 181 - !83; at-Fatawa al-Hindiyah,Jilid
V hlm. 373 dan halaman berikutnya.
e11 Dirir"ayatkan oleh Imam yang
lima (Nar/ul Autkar$idll, hlm. 62).

,,. ;*r-'1;41,11'," ' *W; i+i,;W;:UriM .ll,;*id#'i.ll,ia,.M#trffi


FIqLH ISI-A,M IITID 1

"Jangan kamu berjalan dengan bertelan- "Sesungguhnya apabila lelaki memasuki


iang."orz ruang mandi dengan bertelanjang, maka kedua
mal oikatny a akan melakn atiny a.'qr6
l/g/ ,o /o/
or,-e lfuilt
Bagi kaum wanita, dimakruhkan mema-
"Pqhe itu adalah qvvq7."e13
suki ruang mandi umum apabila tidak mem-
punyai sebab seperti haid, nifas, sakit atau
Memasuki tempat mandi panas umum
dia perlu mandi, namun dia sebenarnya bisa
tanpa bersarung [penutup aurat) adalah ha-
melakukannya di rumahnya sendiri, Hal ini
ram. Hal ini berdasarkan sabda Nabi.
berdasarkan hadits,

gi ,;i q l\t d\i yt,o.i os o ,.Sj; )l


o.
fii * ,s t6.q iL$ ;ilt o, G
4 /'

i,i UC ,ys,H 11 ;r:^ir ,F";"x j'i I' u.)W.11


,*i
t) )n \P,';:i ovl ,ir rlt rpri ;rq "Wanita-wanita yang melepaskan pakaian-
nya di luar rumahnya, maka ia telah merusak
it:-i' hubungan di antaranya dengan Allah SWT,"eL7

"Siapa di kalangan koum lelaki dari umat-


ku yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Nabi Muhammad saw. juga bersabda,
Akhir, maka ia tidak akan memasuki tempat
/r,o'.
mandi panas tanpa bersarung. Wanita-wanita
yang beriman kepada Allah SWT dan Hari U cyr-,a,j r-jr Al €); ie
Akhir, maka ia tidak akan memasuki tempat
mandi itu.'414
,l'-"St qL;i:" )' ,>utLi.)t t4 J,1:- ,Gr?
oi
)\ ^,h,-; lf ;qt *rr..r: ,)t:\u, vf
,* ytrt5ir J;3 Jr*)r ,* d; ;ti
"Adalah haram bagi lelaki memasuki "Negeri-negeri asing akan dibuka untuk
tempot mandi panas umum kecuali dengan kalian, dan kalian akan mendapati di sana
bersen)ng.'o7s rumah-rumah yang dinamakan dengan ruang
mandi air panas (sauna). Maka, janganlah lelaki
lr..r A (-rG
iut F, tiy $yt'oi memasukinya kecuali dengan memakai sarung,

912 Kedua-duanya diriwayatkan oleh Muslim. Abu Dawud dan Ibnu Maiah
iuga meriwayatkannya dari Ali dengan lafaz, "Janganlah
kamu membuka kedua pahamu dan janganlah memandang ke arah paha orang yang hidup anupun orang mati!' {Nailul Authar,Jilidll,
hlm.62)
e13 Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Ahmad dari Ibnu Abbas (Nailul Authar,Jrlid ll, hlm.63).
914 Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Hurairah.
915 Diriwayatkan oleh an-Nasa'i dan al-Hakim dari labir.
916 Dinaqalkan oleh al-Qurtubi dalam tafsirnya sewaktu menjelaskan firman Allah, " Mereka adalah makhlukyang mulia (di sisi Altah),
Iagi ditugaskan menulis (amal-amal kamu). Mereka mengetahui apa yang mereka lakukan!'
e17 Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan dia mengakuinya selagal hadits /rasan, dari Aisyah r.a..
FIqIH ISIAM JILID 1

dan hendaklah wanita dilarang memasukinya Memakai sarung ketika mandi adalah di-
kecuali yang sakit dan rufasierg sunnahkan, meskipun seseorang itu mandi
sendirian dalam tempat tertutup, berdasar-
Selain itu, kedudukan wanita sebenarnya kan hadits yang telah disebutkan, yaitu Allah
perlu lebih terlindung dan tertutup, di SWT adalah lebih patut disegani daripada
samping keluarnya atau berkumpulnya wa- manusia.
nita di tempat yang demikian dapat menim- Tidak boleh seseorang itu berenang di
bulkan fitnah.ele dalam air tanpa memakai pakaian, karena air
Wanita tidak haram mandi dalam ruang itu sendiri tidak melindungi auratnya. Orang
mandi air panas (sauna) yang ada di rumahnya, yang berada dalam air dengan bertelanjang
karena auratnya yang haram dilihat tidak akan terlihat auratnya.
terbuka di hadapan pandangan orang lain.
(e) Berwudhu dengAn Air Tempat Mandi
(d) Mandi BertelanJang Adalah boleh menggunakan air tempat
Tidak boleh mandi bertelanjang di hadap- mandi untuk berwudhu, karena ia adalah
an banyak orang. Karena, membuka aurat bersih dan suci. Kedudukannya sama seperti
kepada banyak orang adalah haram, sebagai- air yang mengalir apabila ia dimasukkan dan
mana yang telah diterangkan sebelum ini. dikeluarkan dari kolam. Dengan arti lain,
Rasulullah saw. bersabda, ada air yang senantiasa disalurkan masuk ke
dalam kolam tersebut. Air yang dimasukkan
akan mendorong air yang ada di dalam kolam
'?3ti ;(et
1 b v,y, y't't'01 dan menggantikan tempatnya.

'fr,1i i'*i Stit r;r; (t) Berdztkir dalam Blllk Mandt


'Atlah SWT o^it pr^olu dan amat me- Tidaklah mengapa bagi orang yang me-
nutupi. Dia suka kepada sifat pemalu dan ter- nutup aurat untuk berdzikir dan menyebut
tutup, Oleh karena itu, apabila kamu mandi, nama Allah dalam bilik mandi. Karena, me-
o2o
h e n d a kl ah te r tu tu p.' nyebut nama Allah adalah perkara yang baik
di tempat mana pun, selagi tidak ada dalil
jika dia sedang bersendirian,
Sebaliknya, yang melarangnya. Diriwayatkan bahwa Abu
maka dia boleh mandi dengan telanjang, Hurairah memasuki kamar mandi panas
karena Nabi Musa juga mandi dengan telan- dan dia menyebut laa ilaaha illallaah dan
jang.n" Begitu juga Nabi Ayub a.s. mandi de- diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw.
ngan telanjang.t" senantiasa menyebut Allah pada setiap waktu.
fika dia memakai atau menutup dengan Adapun membaca Al-Qur'an di dalam bi-
kain, maka tidaklah mengapa. Karena, Nabi lik mandi, Imam Malik dan an-Nakha'i ber-
Muhammad saw. pernah mandi dengan ber- pendapat tidak makruh, sama seperti ber-
lindungkan dengan kain. dzikir. Tetapi, Imam Ahmad berpendapat ia

918
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lain-lain dari Ibnu Umar.
979
Sebagian ulama Syafi'i berpendapat, kedudukan khuntsa adalah sama hukumnya dengan kaum wanita.
920
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ya'la bin Umayyah.
927
Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
9ZZ
Sebagaimanayang dinyatakan oleh Ibn Qudamah, pengarang ki,tab al-Mughni.

j.!,
i:r I
"ru
!!,{
]
-.I-
Baglan 1: IBADAH FIqIH ISIAM,IIID 1

adalah makruh, meskipun suaranya diperla- menjadi kesempatan bagi setan. Ketika keluar,
hankan. Karena, bilik mandi adalah tempat hendaklah beristighfar kepada Allah SWT dan
terbukanya aurat. Dalam bilik inilah perkara mengerjakan shalat dua rakaat, karena ada
yang tidak baik dilakukan yang di tempat ulama yang mengatakan, "Hari mandi di kolam
lain tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, mandi ini adalah hari dosa."
Al-Qur'an sepatutnya dipelihara darinya, Be- Ulama Syafi'i berpendapat, adalah mak-
gitu juga memberi salam di dalam bilik man- ruh memasuki ruang mandi air panas [sauna)
di adalah makruh. Sebagian ulama Hambali ketika mendekati terbenamnya matahari, di
membolehkannya, karena ia termasuk dalam antara shalat Maghrib dan Isya. Karena, waktu
perkara yang dibolehkan. ini adalah waktu setan berkeliaran. Ulama
Hambali juga berpendapat, semua itu tdak
G) AdabAdab Mandl dianggap makruh karena tidak terdapat apa
Orang yang mandi hendaklah tidak meng- pun Iarangan khusus yang berhubungan de-
gunakan airl kecuali menurut kadar keperlu- ngannya. Tidaklah mengapa apabila mandi,
annya. Dan janganlah berlama-lama dalam dia digosok oleh orang lain, kecuali bagian
tempat mandi kecuali sekadar keperluan saja. aurat atau tempat-tempat yang mungkin me-
Mandi hendaklah dilakukan dengan tuju- nimbulkan syahwat.
an untuk membersihkan diri, bukan untuk Orang yang berpuasa dimakruhkan man-
tujuan kemewahan dan bersenang-senang. di panas, karena mandi tersebut dapat me-
Apabila ada bayaran, hendaklah bayaran itu lemahkan tubuh dan merupakan sikap ber-
ditunaikan dulu masuk ke kamar mandi. lebih-lebihan yang tidak sesuai dengan puasa.
Ketika memasukinya hendaklah membaca Bisa juga, airnya masuk ke dalam perut dan
bismillah diikuti dengan bacaan a'udzubillah membatalkan puasanya.
sama seperti ketika memasuki kamar mandi. Ketika keluar dari tempat mandi, hendak-
Ketika masuk hendaklah mendahulukan Iah seseorang itu membasuh kainnya dengan
kaki kiri dan ketika keluar hendaklah men- air dingin. Meminum air dingin ketika keluar
dahulukan kaki kanan. juga tidak mengapa, karena ia baik dari se-
Panasnya air kolam mandi ini hendaklah gi kesehatan. Begitu juga tidak mengapa
mengingatkannya tentang panasnya api ne- mengatakan kepada orang lain 'afaka Allah
raka fahanam. Apabila mendapati ada orang yang artinya, "Semoga Allah SWT memberi
yang bertelanjang, maka jangan memasuki- kesehatan kepadamu." Begitu juga tidak di-
nya. larang berjabatan tangan.
Sebelum berkeringat di bilik pertama,
maka janganlah bersegera memasuki ruang E TAYAMUM
mandi air panas [sauna). Cara ini baik dari Dalam bagian ini, akan diterangkan de-
segi kesehatan. finisi tayamum, dasar pensyariatan, sifatnya,
fika bisa, hendaklah jangan banyak ber- sebab-sebab, fardhu, cara, syarat, kesunnahan,
cakap dan hendaklah mencari dan memilih kemakruhan, hal-hal yang membatalkan, dan
waktu ketika kosong dan sunyi [tidak ada hukum orang yang tidak menemukan air dan
orang). fangan banyak menoleh, karena ia debu.
FrqlH Isr,A.M JIUD 1

7. DEFtNtSt TAYAMUM, DASAR Bani al-Musthaliq (peperangan al-Muraisi'),


PENSYARIATAN, DAN SIFATNYA yaitu pada tahun keenam Hijrah, ketika Say-
DeflnlslTayamum yidatina Aisyah kehilangan kalungnya. Lalu
Tayamum menurut arti bahasa adalah a/- Rasulullah saw. memerintah para sahabat
qashd (niat) seperti dalam firman Allah SWT, untuk mencarinya. Kemudian masuklah waktu
shalat, tetapi mereka tidak mempunyai air

ffi ..';'3#^4L5Al#15
"... Janganlah kamu memilih yang buruk
untuk berwudhu. Oleh karena itu, turunlah
ayat tayamum dan juga ayat yang menyuci-
kan Aisyah dari tuduhan dusta, yaitu yang
untuk kamu keluarken...." (al-Baqarafu 267)
terdapat dalam surah an-Nuur. Lantas, Usaid
bin Hudhair mengatakan, 'Allah SWT me-
Adapun dari segi istilah, para ahli fiqih
rahmati engkau, wahai Aisyah. Sesuatu yang
memberi definisi tayamum dengan beberapa
turun mengenai dirimu dan engkau mem-
ungkapan yang hampir sama.
bencinya, tetapi dengan itu Allah memberi
Ulama Hanafie23 mendefinisikan tayamum
kelapangan kepada orang Islam."
dengan mengusap muka dan dua tangan de-
Tayamum adalah bentuk hukum rukhshah
ngan debu yang suci. Al-qashd menjadi syarat
(keringanan). Tetapi, para ulama Hambali
dalam tayamum. Sebab ia adalah niat, yaitu
mengatakan ia adalah hukum 'azimah (hukum
qashd menggunakan debu yang suci dengan
asal). Dalil-dalil pensyariatannya adalah Al-
sifat yang tertentu untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT [ibadah). Qur'an, As-Sunnah, dan ijma'. Yang bersum-
ber dari Al-Qur'an adalah firman Allah SWT
Ulama Maliki'e24 mendefinisikan tayamum
sebagai satu bentuk cara bersuci dengan "...Dan jika kamu sakit atau dalam per-
menggunakan debu yang suci dan digunakan jalanan atau kembali dari tempat buang air
untuk mengusap muka dan dua tangan dengan (kakus) atau menyentuh perempuan, maka
niat. jika kamu tidak memperoleh ain maka berta-
Ulama Syafi'iezs mendefinisikan tayamum yamumlah dengan debu yang baik (suci); usap-
sebagai mengusapkan debu ke wajah dan ke- Iah wajahmu dan tanganmu dengan (debu)
dua tangan sebagai ganti wudhu, mandi, atau itlt...." (al-Maa'idah: 6)
salah satu anggota dari keduanya dengan
syarat-syarat yang tertentu.
Ayat ini menyatakan bahwa tayamum
Ulama Hambalie26 mendefinisikan taya-
adalah fardhu sebagai ganti membasuh dengan
mum sebagai mengusap muka dan kedua
air.
tangan dengan debu yang suci dengan cara
Yang bersumber dari As-Sunnah adalah
yang tertentu.
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
Dasar Pensyarlatannya
Tayamum adalah salah satu ciri umat a ,i ,.r,o!. o lJ -t :o

Islam. Ia disyariatkan pada waktu peperangan


)P W.J) ;.-I VS -a)'!t 6 c^L;

ez3 Muraqi al-Fatah,hlm. L9; Fothul Qadia Jilid I, hlm.84, al-Lubab, Jilid l, hlm. 35, al-Bada'i', ilid I, hlm. 45; Hasyiah lbn Abidin,lilidl,
f

hIm.211.
eza Hotyioh *h-Shawi'ata asy-Syarh ash-Shaghir,lilid I, hlm. 179.
ezs Mughnit Muhtaj,lilid I, hlm. 87.
e26 Kasysyalul
Qina',lilid I, hlm. 183.
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISIAM IILID 1

"Seluruh tonoh dijadikan tempat shalat bertayamumlah dengan debu yang baik (suci)
untuk kita dan debunya adalah alat pe- ...." (al-Maa'idah: 6)
nyuci.'e27

adalah kembali kepada orang yang ber-


fuga, hadits, hadats kecil dan orang yang berhadats besar;
bagi ulama yang berpendapat bahwa maksud

16 q * A ltj rt::tt )* or)i sentuhan (al-mulamasah) adalah persetubuh-


an [jimak). Adapun ulama yang menyatakan
o t o.
d/J>..J- J.aJ bahwa sentuhan adalah sentuhan kulit, dalam
firman Allah SWT "Atau kamu sentuh perem-
"Tanah menjadi alat penyuci seorang puen" (al-Maa'idah: 6) maka dhamir-nya di-
Muslim, meskipun hingga untuk sepuluh kali rujuk kepada orang yang berhadats kecil saja.
haji selagi dia tidak mendapatkan air atau Adapun asas hukum tayamum bagi orang
berhadats.'428 yang berjunub adalah ditetapkan dengan sun-
nah.
Adapun yang bersumber dari ijma adalah,
Contohnya adalah hadits Imran ibnul
seluruh umat Islam telah bersepakat mem- Hushain yang mengatakan kami sedang ber-
bolehkan tayamum ini.
sama-sama dengan Rasulullah saw dalam sa-
tu perjalanan, lalu beliau shalat dengan orang
Slfat Tayamum atau Apakah Kesuciannya
banyak. Beliau mendapati ada seorang yang
Menyamai dengan Wudhu?
keluar tidak ikut jamaah, lalu beliau bertanya
Mayoritas ahli fiqiheze mengatakan bahwa
kepadanya, "Mengapa engkau tidak shalat?"
tayamum dapat menggantikan wudhu, mandi
Dia menjawab,'Aku dalam keadaan iunub dan
junub, mandi haid, dan nifas. Namun, para
tidak ada air untuk mandi." Rasulullah berkata,
ulama selain Hanafi, tidak membolehkan istri
"Cukuplah engkau menggunakan debu.'D3o
yang haid disetubuhi oleh suaminya hingga
dia berhenti haidnya dan mandi terlebih da- Hadits ini menunjukkan kewajiban taya-
hulu. mum ketika hendak mendirikan shalat apa-
bila tidak ada aic baik orang tersebut sedang
Seseorang yang berhadats, junub, haid,
dalam keadaan junub ataupun hadats lainnya.
nifas, dan perempuan yang melahirkan anak
dalam keadaan kering dibolehkan bertayamum Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir juga
untuk shalat dan ibadah-ibadah lain. Sebab, sama dengan hadits di atas. Dia mengatakan,
dhamir (kata ganti) dalam firman Allah SWT, "Pada suatu hari kami keluar berjalan [mu-
safir), kemudian salah seorang di antara kami
",jika kamu tidak memperoleh ain maka luka dan kepalanya dibungkus. Dia kemudian

927
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan maknanya sama dengan dua hadits dari Abu Umamah dan dari Amr bin Syu'aib, dari bapaknya,
dari kakeknya (Nailul Authar,Jilid I, hlm. 258).
928
Diriwayatkan dari hadits Abu Dzar yang ada dalam kitab Sunan Abu Dawud, an-Nasa'I, dan at-Tirmidzi. fuga, dari hadits Abu
Hurairah yang terdapat dalam al-Bazzar dan ath-Thabrani. Ath-Thabrani berkata, hadits yang pertama ini hasan shahih (Nashbur
Rayah,lilid I, hlm. 148).
Bidayatul Mujtaftrd, Jilid l, hlm.61 dan seterusnya; al-Qawanin al-Fiqhiyyah,hlm.3E;al-Bada'i',Jilid I, hlm.55; Mughnil Muhtaj,lilid.\hlm.
87; al-Mughni, Jilid I, hlm. 237,257,273; Kasysyaful Qina',lilid l, hlm. 194; al-Muhadzdzab, filid I, hlm. 32; Fathul Qodir,Iilid I, hlm.87:
Ghayatul Muntaha,lilid I, hlm.53.
Munafaq'alaih (Naiful Authar, Iilid I, hlm. 256).
FIQIH ISTAM IILID 1

bermimpi (junub) lalu dia bertanya kepada Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.'
kawan-kawannya, apakah dia boleh tayamum. (an-Nisaa':29)
Kawan-kawannya menjawab,'Kami tidak me-
ngetahui ada kelonggaran yang demikian. Kau lalu saya bertayamum dan saya shalat.''
masih bisa menggunakan air.' Maka, dia pun Rasulullah saw. tersenyum dan tidak menga-
mandi lalu mati. takan apa-apa.e33
Setelah kami datang kepada Rasulullah Hal ini menunjukkan bahwa tayamum
saw. kami memberitahukan hal itu kepada dibolehkan ketika udara sangat dingin, dan
beliau. Lalu Rasulullah berkata,'Karena me- tidak perlu mengulangi shalat lagi. Ini adalah
reka membunuhnya, mqka Allah membunuh pendapat Imam Malik dan Abu Hanifah.
mereka, Mengapa mereka tidak bertanya jika
mereka tidak mengetahui? Sesungguhnya obat lbadah yang Boleh Dllakukan dengan
keb o d oha n a d a I ah b ertany a."' Mengunakan Tayamum
Adalah memadai baginya bertayamum Setiap amalan ketaatan yang perlu kepa-
dan membalut atau mengikat lukanya, ke- da kesucian (thaharah) seperti shalat fardhu,
mudian mengusap atasnya dan membasuh shalat sunnah, menyentuh mushaf, membaca
seluruh tubuhnya.e3l Hadits ini menunjukkan Al-Qur'an, sujud tilawah, sujud syukuq dan
hukum bolehnya tayamum karena khawatir duduk beri'tikaf dalam masjid adalah boleh
adanya kemudharatan. bersuci dengan cara tayamum. Hal ini ber-
fuga, hadits Amr ibnul Ash. Dia berkata,
dasarkan hadits-hadits di atas, juga karena
"Ketika aku berada dalam peperangan Dzatus amalan yang dibolehkan ber-thaharah dengan
Salaasil,e32 aku mimpi [berjunub) sedangkan air. Maka, ia juga dibolehkan ber-thaharah
waktu itu udara sangat dingin. Aku meng- dengan tayamum.
hindar dari perbuatan yang bisa membinasa-
kanku, lalu aku bertayamum dan mengimami HadatsHadats yang Boleh Dltayamuml
shalat Shubuh bersama kawan-kawanku. Ke- Tayamum dibolehkan untuk mengangkat
tika kami sampai di hadapan Rasulullah saw., hadats kecil, junub, haid, dan nifas. Hal ini
kawan-kawanku mengadukan hal itu kepada berdasarkan hadits yang menceritakan bahwa
beliau. Lalu Rasulullah saw. bersabda,'Wahai satu kaum telah datang menemui Rasulullah
Amr, apakah kamu mengimami shalat kawan- saw. dan berkata, "Kami adalah satu kaum
kawanmu sedangkan kamu dalam keadaan yang tinggal di tempat yang berpasir. Kadang-
junubT Aku menjawab, 'Saya teringat firman kadang sebulan atau dua bulan kami tidak
Allah, mendapati air. Di antara kami ada yang ber-
junub, ada yang haid, dan ada yang nifas." Lalu
Rasulullah saw. bersabda kepada mereka,
(furt{ 5. . .
@ E*j &, i,3it';,f$*i;'
'.,Dan janganlah kamu membunuh dirimu. q)\t,

e31 RiwayatAbuDawud,ad-Daruquthni,danlbnuMajah. IadihukumishahiholehlbnusSakan(NailulAuthor,Jilidl,hlm.25T).


932 Nama tempat di belakang Wadi al-Qura. Peperangan ini terjadi pada tahun delapan Hijrah.
933 Riwayat lmam Ahmad, Abu Dawud, ad-Daruquthni, Ibn Hibban dan al-Hakim. Diriwaytakan juga oleh al-Bukhari. Nail al-Authar,
Jilid I, hlm. 258.
"Hendaklah kamu menggunakan debu.'834 dan juga shalat sunnah yang banyak, selagi
dia tidak mendapati air atau selagi dia tidak
fuga, berdasarkan firman Allah SWT da- berhadats. fika dia bertayamum untuk shalat
lam surah al-Maa'idah ayat ke-6. sunnah, maka dia boleh menggunakannya
untuk mendirikan shalat sunnah dan fardhu.
Kedudukan fayamum *baglal Penggantl Jumhur ulama selain Hanafie3T mengata-
Menurut ulama Hanafi,e3s tayamum ada- kan, tayamum adalah pengganti dalam keada-
lah pengganti mutlak (badol muthlaq) bukan an darurat (badal dharuri). Oleh karena itu,
pengganti darurat fba dal dharuri). fadi, dengan shalatnya dihukumi boleh, walaupun dalam
tayamum yang digunakan untuk shalat tunai keadaan berhadats karena kondisi darurat.
(adaa'), maka hadats akan terangkat, sehingga Kedudukannya sama seperti wanita musta-
dia menemukan air. Hal ini berdasarkan ke- hadhah apabila bersuci. Hal ini berdasarkan
pada hadits yang telah lalu, yaitu, "Tayamum kepada hadits Abu Dzar yang terdapat dalam
adalah wudhu seorang Muslim, meskipun un- Sunan at-Tirmidzi,
tuk 10 kali haji selagi dia tidak mendapati air
atau tidak berhadats."
:;;ti rrij* i:,t;;ar
z o
OJ gJ*Jz. r5u
Dalam hadits ini, tayamum dinamakan
wudhu, sedangkan fungsi wudhu adalah "Jika kamu mendapati air, hendaklah kamu

untuk menghilangkan hadats. Rasulullah saw. membasahi kulitmu. Karena, hal itu memberi
bersabda, kebaikan kepadamu."

(r*rlJ,--*,rA\lt g+t fika memang tayamum boleh mengang-


kat hadats, sudah barang tentu air tidak di-
"Dijadikan bumi bagiku tempat sujud dan perlukan lagi apabila didapati. fika orang yang
alat yang menyucikan.'e36 bertayamum itu melihat ai4 maka hadats itu
kembali wujud lagi. Hal ini menunjukkan
Kalimat ath-tahuur (yang disebut dalam bahwa hadats sebenarnya tidak terangkat,
hadits ini) adalah nama bagi sesuatu yang cuma dibolehkan menunaikan shalat meski-
menyucikan (penyuci). Hal ini menunjukkan pun ada hadats. Pembolehan ini karena da-
bahwa hadats bisa terhapus dengan cara rurat, sama seperti wanita mustahadhah.
tayamum. Cuma, penghapusannya terbatas Pendapat ini mempunyai konsekuensi
jika tidak ada air saja. Apabila air ada, maka hukum yang berbeda dengan hukum-hukum
hadats itu kembali dianggap wujud. yang disebutkan di atas. Namun ulama
Atas pertimbangan ini, maka tayamum Hambali-berbeda dengan pendapat ulama
boleh dilakukan sebelum masuk waktu shalat, Maliki dan Syafi'i-membolehkan satu taya-
dan seseorang boleh menggunakan satu ta- mum digunakan untuk beberapa shalat fardhu
yamum untuk mengerjakan shalat fardhu dan shalat qadha yang menjadi tanggungan.

e3a Riwayat Imam Ahmad, al-Baihaqi, dan Ishaq bin Rahawaih dari Abu Hurairah, tetapi hadits ini dhaif (Nashb ur Rayah,Jilid I, hlm.
1s6).
e3s At-Bodo'f
,1ilid I, hlm. 54 dan seterusnya; ad-Dufful Mukhtar,lilid,l,hlm.223.
e36 Rir,r,ryrt, sy-Syaikhan dan an-Nasa'i dari
Jabir bin Abdullah.
e37 Asy-SyarhutKabir,lllidl,hlm.l54;MughnilMuhtaj,lilidl,hlm.gT; Bujairimiat-Khathib,lilidl,hlm.253;KasysyafulQina',Iilidl,hlm.
199.

-u#d
Isr"AM JrrrD 1

Pe nd apat-Pendapat M adz ha b dal am atau satu shalat sunnah yang mempunyai


M asal alrM asal ah yang M e ni ad i waktu seperti sunnah Rawatib sebelum masuk
Konsekuensi dari Kedudukan Tayamum waktunya.
sebagai Pengganti
Dalil bagi shalat fardhu adalah firman
a. Waktu Tayamum Allah SWT,
Ulama madzhab Hanafie38 mengatakan
bahwa tayamum adalah bersuci yang mutlak 'Apabila kqmu hendak melaksanakan sha-
(taharah mutlaqah). Oleh sebab itu, mereka \et...." (al-Maa'idah: 6)
membolehkan tayamum sebelum masuk wak-
tu shalat. Satu tayamum boleh digunakan Maksud dari "berdiri untuk shalat'r adalah
untuk lebih daripada satu shalat fardhu dan jika sudah masuk waktu. fuga, berdasarkan
boleh digunakan untuk beberapa shalat sun- hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-
nah. Hal ini disebabkan tayamum menjadi Bukhari, "Siapa saja dari umatku yang me-
pengganti secara mutlak ketika tidak ada air. nemui (waktu) shalat, maka sholatlah!' Juga,
Ia dapat mengangkat hadats sehingga orang hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
itu mendapat air. Ia bukanlah pengganti da- "Di manapun aku menemui (waktu) shalat,
rurat yang boleh dilakukan, namun kewujud- maka aku akan bertayamum dan shalat." lni
an hadats tetap ada, seperti yang dikatakan adalah dalil bahwa tayamum dilakukan ke-
oleh jumhur. Oleh karena itu menurut jum- tika menemui shalat, artinya ketika telah ma-
hur, tayamum tidak boleh dilakukan sebelum suk waktu shalat.
masuk waktu shalat dan tayamum tidak boleh Adapun dalil bagi shalat sunnah adalah
digunakan untuk Iebih daripada satu shalat hadits Abu Umamah yang diriwayatkan secara
fardhu. Dalil ulama Hanafi adalah menentu- marfu' yang menyebutkan bahwa Rasulullah
kan waktu pelaksanakan ibadah harus dengan saw bersabda,
menggunakan dalil sam'i, padahal dalil samf
dalam masalah ini tidak ada. t, t
6r -;l)r ,t*:i
'-

Oleh karena itu, tayamum diqiyaskan


l"J--,.- ' :ll; A.
-v-
;Y-eJt el b ,yt lr"ti u-ili (t*i
t
dengan wudhu, di mana wudhu boleh diker- l,

jakan sebelum masuk waktu.


Ulama Maliki, Syafi'i, dan Hambali ber-
pendapat,e3e tayamum tidak sah kecuali sesu-
o1_2Pry)ryry
,t )r' 7'o . l! o. t/o '

dah masuknya waktu ibadah-yang dia akan "Seluruh bumi ini dijadikan bagiku dan
melaksanakannya dengan tayamum-baik itu umatku sebagai tempat sujud dan menyucikan.
ibadah wajib ataupun sunnah. Oleh karena itu, Oleh karena itu, jika salah seorqng dari
tidak boleh bertayamum untuk melakukan umatku mendapati waktu shalat telah tiba,
satu shalat fardhu sebelum masuk waktunya. maka di sisinya oda tempat sujud dan ada
Demikian juga tidak boleh tayamum untuk penyucinya.'4ao
melakukan satu shalat sunnah yang tertentu,

938
Al-Boda'i',lilidl,hlm.54; ad-DurrulMukhtar,danHasyiahlbnAbidin,lilid|hlm.223.
939
Bidayatul Mujtahid, f ilid I, hlm. 65; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 37; Mughnil Muhtaj, Jilid I, hlm. l0S al-Muhadzdzab, filid l, hlm. 34;
Kasysyaful Qina',Jilid I, hlm. 184.
Riwayat Imam Ahmad, diriwayatkan .juga oleh al-Bukhari dan Muslim dari Jabir dengan lafal: 'l{ku diberi lima perkara yang tidak
diberikan kepada nabi-nabi sebelumku, yaitu aku ditakuti oleh musuh seiauh sebulan perjalanan, diiadikan untukku tanah sebagai
Baglan 1: IBADAH ISIAM JILID 1

Adapun wudhu boleh dikerjakan sebelum Bolehkah Tayamum Dilewatkan Sehingga


masuk waktu, disebabkan ia dapat mengang- ke Akhir Waktu?
kat hadats sedangkan tayamum tidak, sebab Para imam Madzhab Empatea2 bersepakat
tayamum hanyalah cara bersuci darurat. Oleh mengatakan bahwa cara yang afdhal adalah
sebab itu, ia tidak boleh dilakukan sebelum melewatkan tayamum hingga ke akhir waktu,
masuk waktu. Kondisinya sama seperti wanita jika ada harapan akan keberadaan air. Jika
mu stah a dh a h y ang bersuci. tidak ada harapan, maka disunnahkan ber-
tayamum di awal waktu. Ini menurut jumhur
Tayamum sah digunakan untuk menger-
jakan shalat sunnah thawaf pada waktu kapan selain ulama Hambali. Adapun Imam Ahmad,
ia mengatakan bahwa melewatkannya adalah
pun. Karena, melakukan thawaf pada waktu
lebih utama dalam semua keadaan.
kapan pun memang dibolehkan. Sah juga ta-
Pendapat yang ashah di kalangan ulama
yamum untuk mengerjakan shalat yang ter-
Hanafi mengatakan, bahwa melewatkan taya-
lewat yang baru disadari dan hendak diker-
jakan. Hal ini karena shalat qadha'boleh di-
mum hingga akhir waktu mustahab: yaitu
kira-kira tidak terjadi kemakruhan adalah di-
lakukan pada waktu kapan pun. Tayamum sah
sunnahkan. Sebab, faedah melewatkan waktu
dilakukan untuk mengerjakan shalat sunnah
adalah supaya seseorang melakukan thaharah
gerhana, asalkan ia tidak terjadi dalam waktu
yang lebih sempurna. Sekiranya dijanjikan
yang dilarang shalat.eal Tayamum untuk sha-
bahwa dia akan memperoleh ain maka ia
lat minta hujan (istisqa') juga sah jika jamaah
wajib melewatkan waktu, walaupun dia kha-
sudah berkumpul. Tayamum untuk shalat je-
watir akan terjadi qadha'. Menurut Abu Ha-
nazah juga sah jika mayat sudah dimandikan.
nifah juga, wajib melewatkan waktu apabila
Tayamum untuk shalat Hari Raya juga ada orang telanjang yang dijanjikan akan
sah apabila sudah masuk waktunya. Sah juga dipinjami pakaian, atau akan diberi pinjaman
tayamum untuk melakukan shalat nadzar pa- timba untuk mendapatkan airl selagi dia tidak
da waktu kapan pun. Sah juga tayamum untuk khawatir akan terjadi qadha'.
shalat sunnah jika shalat itu sudah dibolehkan Para ulama Syafi'i menggantungkan "ke-
seperti shalat Tahiyyatul Masjid, karena itu utamaan menunggu waktu" jika memang ya-
adalah waktunya. kin akan adanya air di akhir waktu. fika ragu
Berkenaan dengan sunnah-sunnah mut- [syak) atau hanya ada sangkaan (zhan) bahwa
lak, maka tayamum boleh dilakukan untuk air mungkin akan ada di akhir waktu, maka
mengerjakan shalat-shalat itu pada waktu menurut pendapat yang zhahir lebih baik
yang disukai, kecuali pada waktu yang di- mendahulukan tayamum. Karena, keutamaan
larang. Karena, waktu Iarangan itu bukanlah mendahulukan adalah perkara yang jelas,
waktu untuknya. sedang keutamaan berwudhu tidaklah jelas.
Ulama Maliki menjelaskan hal ini dengan
mengatakan: orang yang yakin tidak akan

masjid dan ia bersih, oleh sebab itu siapa saia dari umatku yang berialan, lalu masuk waktu shalat, ia hendaldah langsung shalat, aku
juga dihalalkan mengambll ghanlmah (rampasan perang) sedangkan ia tidak halal bagi seorang pun sebelumku, aku iuga bisa
meminta syafa'at, para nabi sebelumku diutus untuk kaumnya saja, tetapi aku diutus untuk seluruh manusia."
941
Makruh shalat sunnah dalam lima waktu, yaitu setelah shalat Shubuh, ketika matahari terbit, ketika matahari di tengah-tengah langit,
setelah shalat Asar dan ketika matahari terbenam.
942
Ad-Durrul Mukhtar dan Raddul Mukhtar, Jilid I, hlm. 229; al-Bada'ii Jilid I, hlm. 45: asy-Syarhush Shaghir,lilid I, hlm. 189 dan se-
terusnya; Mughnit Muhtaj,lilid I, hlm.89; at-MughnLJilid l, hlm. 243.
FrelH lsr.,{M lrLrD 1 -4 Baglan 1: IBADAH
\i.
i
47 4 .;],*
mendapat ain maka dia disunnahkan menye- tersebut. Jadi, seseorang yang bertayamum
gerakan tayamum di awal waktu. Tetapi jika boleh mengerjakan shalat yang tunai, boleh
dia tidak yakin, baik dia ragu atau ada duga- menjamak antara dua shalat, boleh meng-
an yang tidak kuat bahwa akan ada air; maka qadha' beberapa shalat yang tertinggal, dan
disunnahkan bertayamum di pertengahan boleh mengerjakan beberapa shalat sunnah
waktu. Adapun orang yang mempunyai ha- yang dikehendakinya hingga masuk waktunya
rapan, yaitu orang yang dugaannya kuat akan shalat yang lain.
mendapatkan ai6 maka dia disunnahkan ber- Menurut ulama Maliki dan Syafi'i,e4s satu
tayamum pada akhir waktu. tayamum tidak boleh digunakan untuk me-
nunaikan dua fardhu. Oleh karena itu, menu-
b. Perkara yang Boleh Dilakukan dengan rut mereka seseorang yang bertayamum ti-
Satu Tayamum dak boleh menggunakan satu tayamum untuk
Menurut ulama Hanafi,ea3 orang yang ber- menunaikan lebih daripada satu fardhu, tidak
tayamum dengan satu tayamum boleh menger- boleh juga menggabungkan di antara bebe-
jakan beberapa shalat fardhu dan beberapa rapa sunnah, tidak boleh melaksanakan satu
shalat sunnah sesukanya. Ini disebabkan ta- shalat fardhu dan satu shalat sunnah sekaligus,
yamum adalah cara bersuci ketika tidak ada jika memang dia melakukan shalat fardhu
air, maka ia berfungsi sebagaimana fungsi dulu. Hal ini menurut pendapat ulama mad-
air selagi syaratnya ada. Dia boleh melaku- zhab Maliki. Adapun pendapat ulama madz-
kan dua shalat fardhu atau lebih dengan satu hab Syafi'i, seseorang yang sudah bertayamum
tayamum, dan dia juga boleh shalat sunnah boleh menunaikan beberapa shalat sunnah
seberapa banyak yang dikehendakinya.
sebelum ataupun selepas mengerjakan shalat
fardhu. Karena, shalat sunnah itu tidak ada
Menurut ulama Hambali,eaa tayamum ada-
batasnya.
lah terikat dengan waktu. Hal ini berdasarkan
Dalil mereka adalah hadits yang diriwa-
kata-kata Ali r.a., "Tayamum adalah untuk
yatkan oleh al-Baihaqi dengan sanad yang
setiap kali shalat" dan juga kata-kata Ibnu
shahih dari Ibnu Umar yang mengatakan, "Dia
Umar r.a., "Tayamum adalah untuk setiap kali
bertayamum untuk setiap shalat, meskipun
shalat." Lagipula, tayamum adalah cara ber-
dia tidak berhadats," Lagipula, tayamum
suci yang darurat (thaharah dharurah). Oleh
adalah cara bersuci yang darurat (thaharah
karena itu, ia terikat dengan waktu, sama se-
dharurah). Oleh karena itu, tayamum harus
perti cara bersucinya wanita mus tahadhah.
diulang setiap kali melaksanakan shalat far-
Begitu juga dengan thawaf fardhu, ia adalah
dhu, meskipun itu dua shalat fardhu yang
sama seperti shalat fardhu.
dijamak dalam satu waktu seperti Zhuhur
Berdasarkan pertimbangan ini, maka jika dengan Ashar, dan juga meskipun tayamum
seseorang sudah bertayamum, dia boleh me- itu dilakukan oleh orang sakit yang susah
ngerjakan shalat tunai (ada') dan boleh juga mengulang.
mengerjakan shalat qadha' dengan tayamum Menurut ulama Maliki, satu tayamum bo-
itu, jika dia memang menanggung kewajiban leh digunakan untuk menunaikan satu sha-
943
Fath al-Qadi4 Jilid I, hlm.95.
944
41 - Mug hni, lilid, I, hlm. 262 - 264.
945 - 787; asy-Syorh ol-Kabin Jilid I, hlm. 75L; al-Muhadzdzab,lilid
Asy-Syarh ash-Shaghir, Jilid I, hlm. 186 I, hlm.36; Mughni al-Muhtaj,
filid I, hlm. t03; al-Qawanin al-Fiqhiyah, hlm. 38.
FIQIH ISI.,A,M JILID 1

lat fardhu dan satu shalat fardhu jenazah. seseorang bertayamum untuk mengerjakan
Pendapat yang ashah menurut ulama Syafi'i kesunnahan, maka dia boleh menunaikan ke-
juga sama. Hal ini disebabkan shalat jenazah sunnahan dan fardhu. Abu Hanifah dan Abu
adalah fardhu kifayah. Kedudukannya sama Yusuf juga membolehkan seorang yang ber-
seperti shalat yang boleh ditinggalkan secara tayamum menjadi imam bagi makmum yang
keseluruhan. berwudhu, jika memang tidak ada air. Sebab,
Tayamum untuk shalat boleh digunakan tayamum di saat tidak ada air adalah dianggap
untuk memegang mushaf dan untuk membaca suci yang mutlak. Oleh karena itu, shalat mak-
Al-Qur'an jika dia berhadats besar. mum yang mengikuti imam yang bertayamum
Menurut pendapat yang zhahir di kalang- adalah sah. Tetapi jika ada airl maka mereka
an ulama Syafi'i, kedudukan shalat nadzar tidak boleh melakukan hal itu. Sebab, tayamum
adalah sama seperti shalat fardhu. Oleh ka- hanya menggantikan air ketika air tidak ada.
rena itu, hendaklah diperbarui tayammum Menurut ulama Maliki,eaT seseorang tidak
ketika hendak melaksanakan shalat tersebut. boleh shalat fardhu dengan tayamum yang
Satu tayamum tidak boleh digunakan untuk diniatkan untuk yang lain. Jika dia berniat
menunaikan satu fardhu yang digabungkan untuk menunaikan shalat fardhu, maka dia
dengan fardhu yang lain, baik shalat fardhu
boleh menunaikan satu shalat fardhu dan
itu berbentuk tunai (adaa') atau qadha'.
beberapa shalat sunnah, dengan syarat dia
Thawaf fardhu dan khotbah |umat, me-
mendahulukan shalat fardhu baru kemudian
nurut ulama Syafi'i adalah sama seperti shalat
shalat sunnah. Dia juga tidak boleh meng-
fardhu. Oleh karena itu, satu tayamum tidak
gunakannya untuk menunaikan fardhu yang
boleh digunakan untuk melakukan dua tha-
telah lewat [shalat qadha'). fika dia berniat
waf fardhu, juga tidak boleh untuk melakukan
dengan tayamum itu hanya untuk shalat se-
satu thawaf fardhu dan satu shalat fardhu.
cara mutlak, maka dia hanya boleh menggu-
fuga, tidak boleh digunakan untuk satu shalat
nakannya untuk shalat sunnah saja, dan tidak
fumat dan khotbahnya, walaupun khotbah
adalah fardhu kifayah. Tetapi, ia dihubungkan boleh ia gunakan untuk menunaikan shalat
dengan fardhu'ain, yaitu ia dikatakan sebagai fardhu. Sebab, shalat fardhu memerlukan
pengganti dua rakaat. satu niat khusus. Siapa yang meniatkan taya-
Ulama Maliki berpendapat satu tayamum mumnya untuk shalat sunnah, maka dia tidak
boleh digunakan untuk menghimpun antara boleh melakukan shalat fardhu dengan taya-
satu shalat fardhu dan satu thawafyang bukan mum itu. Ketika dia niat tayamum supaya dia
wajib, serta dua rakaat shalat sunnah thawaf. boleh melakukan shalat atau supaya dia bo-
Oleh karena itu, pendapat mereka adalah sa- leh melakukan amalan yang asalnya dilarang
ma seperti pendapat ulama Syafi'i. karena kewujudan hadats, maka dia harus
berniat untuk mengangkat hadats besan baik
c. Bolehkah Tayamum yangAsalnya itu junub ataupun lainnya. Namun jika dia
untuk Mengeriakan Kesunnahan ragu, seperti terlupa atau tidak percaya bahwa
Digunakan untuk Shalat Fardu? dia sedang berhadats besar; maka dia tidak
Ulama Hanafi yang menganggap tayamum boleh berniat demikian, dan hendaklah dia
adalah "pengganti 11q1lx["e45 mengatakan, jika mengulanginya.

946
Al-Bada'iililid I, hlm.55 dan seterusnya
947
Hasyiah ash-Shawi'ala asy"Syarh ash-Shaghir,liid I, hlm. 193; asy-Syarhul Kabir, Jilid I, hlm. 154.
FIQIH ISTAM JILID 1 Bagan 1: IBADAH

Apabila seseorang bertayamum dengan. tidak boleh dijadikan sebagai pengikut (tabi').
maksud supaya dia boleh melakukan shalat Iuga diqiyaskan dengan kasus jika sese-
atau supaya dia boleh melakukan amalan- orang berniat shalat (secara mutlak) ketika
amalan yang asalnya dilarang karena ada ha- talbiratul ihram, maka shalatnya itu menjadi
dats, maka dia disunnahkan berniat (meng- shalat sunnah.
hilangkan) hadats kecil. Namun jika dia ber-
niat fardhu tayamum, maka dia tidak disun- 2. SEBAESEBABTAYAMUM
nahkan lagi berniat untuk menghilangkan Sebab-sebab tayamum atau uzur yang
hadats kecil ataupun hadats besar. Sebab, niat membolehkan bertayamum adalah seperti
fardhu sudah cukup sebagai pengganti kedua berikut.eae
hadats kecil dan besar. Jika dia bertayamum
dengan niat untuk membaca Al-Qur'an atau 1. Tidak Adanya Air yang Mencukupi untuk
niat untuk masuk menghadap sultan dan se- Wudhu ataupun Mandi
bagainya, maka dia tidak boleh melakukan Ketiadaan itu adakalanya memang nyata
shalat dengan tayamumnya itu. seperti tidak adanya air sama sekali ataupun
Menurut ulama Syafi'i dan Hambali,ea8 ada air; tetapi tidak mencukupi. Dan ada-
jika seseorang berniat tayamum untuk shalat kalanya juga ketiadaan tersebut hanya huk-
fardhu dan sunnah, maka dia boleh melakukan man seperti takut mendapatkan ait; karena
shalat fardhu dan sunnah dengan tayamum jalan ke tempat air tidak aman, atau air ber-
tersebut. Jika dia berniat untuk shalat fardhu, ada di tempat jauh yang jaraknya kira-kira
maka dia boleh mengerjakan fardhu lain yang 1.848 meter atau 4.000 hasta/langkah, atau
semacamnya dan juga shalat sunnah lainnya, lebih dari itu (ini menurut ulama para Hanafi),
sebab shalat sunnah adalah lebih ringan. Oleh ataupun air itu berada sejauh dua mil [ini
karena itu, maka niat fardhu adalah sudah menurut ulama Maliki), ataupun seseorang
mencakupinya. Lagipula, kefardhuan adalah perlu kepada harga air itu ataupun ada air;
lebih tinggi, sehingga bolehlah melakukan tetapi ia dijual dengan harga yang lebih dari
sesuatu selain fardhu yang mengikutinya. |ika harga pasaran biasa. Kebolehan bertayamum
dia berniat dengan tayamum itu untuk shalat ketika tidak ada air ini disebutkan dalam
sunnah ataupun hanya mengatakan niat untuk firman Allah SWT,
shalat secara mutlak, seperti niat supaya boleh
malakukan shalat, dan tidak dijelaskan untuk ffi . .Lt t't*,7r #,X;v3j 5...
shalat fardhu atau sunnah, maka dia tidak "...sedangkan kamu tidak mendapat air,
boleh menjalankan shalat dengan tayamum maka bertayamumlah kamu dengan debu yang
itu kecuali shalat sunnah saja. Dia juga tidak baik (suci).... " (an-Nisa a' : 43)
boleh shalat fardhu, sebab fardhu adalah po-
kok, sementara sunnah adalah cabang. fadi, Ulama Syafi'i membuat ulasan terperinci
yang berstatus sebagai yang diikuti (matbu')
berkenaan dibolehkannya bertayamum ketika

ea8 Mughnil Muhtaj,


Jilid I, hlm.98; Kasysyaful Qinai Jilid l, hlm. 21. dan seterusnya; Buiairami al-Khathib, Jilid I, hlm. 253.
eae At-Bodo'i',Jilidl,hlm.46-49;TabyinulHaqa'iq,Jilidl,hlm.36;al-Lubab,fill,hlm.36;FathulQadirlilidl,hlm.83-86',Muraqial-
Falah,hlm.19; ad-Dutul Mukhtanlllidl,hlm.214-226; asy-Syarhush Shaghir Jilid I, hlm. 179-183,199; Bidayatul Mujtahid Jilid
I, hlm.63 dan seterusnya; al-Qawanin ol-Fiqhiyyah, hlm. 37; asy-Syarhul Kabir, f ilid 1, hlm. 149 dan seterusnya; Mughnil Muhtaj,Jllid
I, hlm. 87 - 95 al-Muhadzdzab, Jilid,l, hlm. 34 dan seterusnya; al-Mughni, f ilid I, hlm. 234,239,257,258,261,265: Kasysyafal Qina',
lilid l, hlrn 184 - 194.
ISLAM,ILID 1

tidak ada air dan sejauh manakah air tersebut kannya, kemudian ia baru bertayamum. Hal ini
perlu dicari. Mereka mengatakan, berdasarkan hadits riwayat Abu Hurairah,
[a) fika dia yakin air tidak ada di sekeliling-
;J;,kt 6 *.t;b
nya, maka dia boleh bertayamum tanpa
perlu mencarinya. i\6:;i
"Jika qku menyuruhmu melakukan se-
tiy

(b) Jika dia mempunyai sangkaan kuat (zhan)


ataupun syak (ragu) tentang adanya aix, suqtu, hendaklah kamu lakukannya sekuat
hendaklah ia mencari baik di rumahnya kemampuanmu."
ataupun di tempat kawan-kawannya,
sekadar jarak di mana pekikan suara Hukum Membll Alr
minta tolong dapat didenga4 kadarnya Seseorang yang tidak mempunyai air,
adalah 400 hasta atau 184,8 meter. fika wajib membelinya dengan harga pasaran
dia tidak juga mendapati ai4, hendaklah biasa, jika memang dia tidak memerlukan
dia bertayamum. Ulama Hanafi juga ber- uang tersebut untuk membayar utang yang
pegang pada pendapat ini. Oleh karena bernilai lebih daripada hartanya itu, ataupun
itu, mereka mewajibkan mencari air se- jika dia tidak memerlukannya untuk urus-
jauh 400 langkah jika memang menyang- an perjalanannya [musafir) atau untuk per-
ka (zhan) ada air dan keselamatan jiwanya belanjaan makanan [nafkah) seseorang yang
terjamin. wajib ia bayar, atau untuk keperluan binatang
(cJ fika dia yakin akan adanya air; maka yang muhtaram (tidak boleh dibunuh).

hendaklah ia mencarinya di kawasan


yang dekat dengannya, yaitu sejauh 6.000 Hlbah
langkah. Kalau dia dihadiahi air atau diberi pin-
jaman timba, maka menurut ulama dan juga
Menurut ulama Maliki, jika dia yakin atau pendapat paling ashah menurut ulama Syafi'i,
mempunyai sangkaan kuat (zhan) akan ke- adalah dia wajib menerimanya. Tetapi jika dia
beradaan aix, maka hendaklah dia mencari di dihadiahi uang untuk membeli air, maka dia
kawasan yang kurang dari dua mil. Menurut tidak wajib menerimanya, meskipun pemberi-
ulama Hambali, hendaklah dia mencari di an itu dari ayah kepada anaknya, karena ke-
kawasan yang dekat dengannya. mungkinan akan ada pengungkitan.
Menurut ulama Syafi'i, seseorang tidak
Teilupa Alr
perlu mencari air baik di kawasan yang dekat
dengannya atau di kawasan di mana pekikan fika dalam perjalanan seseorang terlupa
bahwa dia membawa air lalu dia bertayamum
suara minta tolong dapat terdenga4, kecuali
jika ada jaminan bahwa diri dan hartanya dan kemudian melakukan shalat, lalu selepas
selamat. Begitu juga jika dia memang tidak itu dia teringat bahwa dia mempunyai air
terpisah dari rombongan. Menurut pendapat sedang waktu masih ada, maka menurut pen-
yang azhar di kalangan ulama Syafi'i dan dapat yang azhar di kalangan ulama Syafi'i,
Hambali (tetapi pendapat ini berbeda dengan Abu Yusuf, dan Maliki, hendaklah dia meng-
pendapat para ulama lain), jika orang tersebut qadha' shalatnya tersebut. Sebab dalam ka-
mendapati sedikit air dan tidak mencukupi sus ini, dia mempunyai ai4, namun dia tidak
untuk berwudhu, maka dia wajib mengguna- mempunyai perhatian kepadanya. Oleh karena
FIQJH ISLAM JITID 1

itu, dia mestilah mengqadha'shalatnya, sama meskipun perjalanannya itu adalah perjalanan
seperti kasus jika dia terlupa menutup aurat, maksiat, maka dia boleh bertayamum. Sebab,
umpamanya dalam perjalanannya itu dia tayamum adalah disyariatkan secara mutlak,
membawa kain tetapi terlupa.eso baik dalam keadaan musafir ataupun tidak,
Tetapi menurut pendapat Abu Hanifah dan dan baik musafir itu merupakan musafir yang
Muhammad Hasan asy-Syaibani, orang terse- dibenarkan oleh agama ataupun yang dilarang
but tidak perlu mengqadha' shalatnya. Sebab oleh agama. Lagipula, dalam keadaan seperti
pada kenyataannya, waktu itu orang tersebut ini orang tersebut memang tidak mempunyai
memang tidak ada kemampuan karena dia air. Iuga, karena sabda Rasulullah saw. adalah
tidak mengetahui. fadi, dalam kasus seperti umum,
ini dia dianggap tidak mempunyai air. Karena

+xr )*
maksud dari keberadaan air adalah adanya
kemampuan untuk menggunakannya, sedang- f."lott, r+,t 4t'o\
t1..., tn
kan kemampuan tersebut tidak akan wujud
kecuali dengan adanya pengetahuan.esl
il J;a, 4-,449
,l'.
,rir G')tiV t p,rJJt
Jika dia teringat ada air di tengah-tengah
mengerjakan shalat, maka dia hendaklah
F, et i'V
menghentikan shalatnya itu dan mengulangi- "sesungguhnya debu yang ,rri oaoUn
nya lagi. Ini adalah ijma ulama. Begitu juga menjadi alat bersuci bagi seorang Muslim,
ulama sependapat, bahwa jika dia mempunyai biarpun ia tidak mendapati air selama sepuluh
sangkaan kuat (zhon) bahwa airnya habis tahun. Jika dia mendapati ain maka hendaklah
lalu dia bertayamum dan shalat, maka dia dia membasuhkan air tersebut ke atas tubuh-
hendaklah mengulanginya. Orang yang tidak nya karena itu adalah lebih baik.'qsz
mempunyai air tidak dimakruhkan melaku-
kan hubungan badan dengan istrinya, meski- Tetapi menurut ulama Syafi'i, orang mu-
pun dia tidak takut menghadapi kesusahan. kim yang bertayammum karena ketiadaan air
Sebab hukum asal sesuatu adalah boleh, kecu- kemudian melakukan shalat, hendaklah dia
ali memang ada dalil yang melarang. mengqadha' shalatnya tersebut. Sebaliknya,
seorang musafir tidak perlu melakukan qadha',
2. Tidak Ada Kemampuan untuk kecuali orang yang safarnya adalah untuk tu-
Menggunakan Air juan maksiat, maka dia perlu mengqadha'
Menurut ulama Madzhab Maliki, Ham- shalatnya tersebut. Hal ini adalah menurut
bali, dan lain-lain, orang yang tidak bisa pendapat paling ashah. Karena, sebenarnya
menggunakan air seperti orang yang dipaksa dia tidak berhak mendapatkan rukhshah.es3
[tidak boleh menggunakan air), orang yang Menurut pandangan madzhab yang lain
dipenjara, orang yang diikat dekat dengan air dan pendapat yang lebih raTih dalam Madzhab
dan orang yang takut binatang buas ataupun Hambali, orang tersebut tidak perlu meng-
takut kecurian, baik dia sedang berada dalam ulangi shalatnya, sebab dia telah melakukan
perjalanan ataupun sedang bermukim, dan apa yang diperintahkan agama, maka dia su-

eso Mughnil Muhtaj,


Jilid I, hlm.91.
es7 Fathul Qadir d.an Hasyiah al-'lnayah, f il l, hlm. 97r ad-Durrul Mukhtar Jilid I, hlm. 330.
952 Riwayat at-Tirmidzi, dari Abu Dzax, dia mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.
es3 Mughnil Muhtaj,
Jilid I, hlm. 106.
FIQLH ISIAM JILID

dah terlepas dari tanggung jawab. Lagipula, bergerak serta tidak ada orang yang mem-
dia sudah melakukan shalat dengan tayamum bantunya menuangkan air wudhu, maka ka-
menurut cara yang disyariatkan. Sehingga, susnya ini disamakan dengan kasus orangyang
kasus orang yang sakit adalah sama dengan tidak mempunyai air. Dia boleh bertayamum
kasus orang yang sedang dalam perjalanan jika dia kahwatir waktu shalat akan habis.
[musafir).esa Namun dalam masalah meng-
ulang shalat, ulama Hanafi mengecualikan 4. Ada Air, Tapi la Diperlukan untuk
orang yang dipaksa supaya jangan berwudhu. Sekarang ataupun untuk Masa yang
Maka, dia boleh bertayamum namun kemu- akan Datang
dian dia hendaklah mengulangi shalatnya. Seseorang boleh bertayamum jika dia
yakin atau mempunyai sangkaan kuat (zhan),
3. Sakit atau Lambat Sembuh bahwa pada masa yang akan datang dia sangat
memerlukan air tersebut. Dan sekiranya dia
fika seseorang mengkhawatirkan jiwa-
nya atau khawatir rusaknya anggota badan tidak mendapatkan air, maka hal itu akan
jika dia menggunakan air; karena memang dia menyebabkan kebinasaan atau kesengsaraan
sedang sakit atau demam ataupun lainnya, manusia ataupun hewan yang muhtaram,
sehingga dia bimbang jikalau dia mengguna- disebabkan kehausan, meskipun hewan ter-
kan air; maka sakitnya akan bertambah parah sebut adalah anjing buruan atau anjing pe-
atau semakin lambat sembuh, dan dia menge- ngawal. Tetapi, kafir harbi tidak termasuk.
tahui hal itu berdasarkan pengalaman, maka Begitu juga dengan orang murtad, anjing yang
dia dibolehkan bertayamum. Demikian juga tidak mendapat izin syara' (dalam madzhab
jika keadaan itu diketahui melalui nasihat Hambali adalah anjing hitam). Keputusan ini
dokter yang paka4 meskipun dokter itu bukan adalah untuk menjaga nyawa dari kematian.
Muslim. Ini adalah pendapat ulama Maliki dan Di antara jenis keperluan air yang diang-
Syafi'i. gap juga, adalah keperluan kepada air untuk
Akan tetapi menurut ulama Hanafi dan adonan tepung atau untuk memasak yang
Hambali, seseorang tersebut boleh bertaya- sangat diperlukan, atau untuk menghilangkan
mum jika memang yang menginformasikan- najis yang tidak dimaafkan syara' dengan
nya adalah dokter yang Muslim. Ulama Syafi'i, syarat*-menurut ulama Syafi'i-najis itu ber-
dalam pendapat yang azhar, dan ulama Ham- ada pada tubuh. fika najis itu berada pada
bali, membuat penambahan syarat yaitu ada- pakaian, hendaklah dia berwudhu dengan air
nya kekhawatiran terjadi kecacatan pada yang dia miliki dan hendaklah dia melakukan
anggota yang lahir. Karena, kecacatan seperti shalat secara telanjang, jika dia tidak mem-
itu mencacatkan dan kemudharatannya ber- punyai pakaian lain. Dalam kasus ini, dia tidak
kelanjutan. Maksud anggota yang lahir adalah perlu mengulang shalatnya.
anggota yang biasanya terbuka ketika sese- Ulama madzhab Syafi'i dan Hambaliess
orang melakukan pekerjaan, seperti dua belah berpendapat jika terdapat najis di atas badan
tangan dan muka. Ulama Hambali berpen- seseorang dan dia tidak mampu membasuh-
dapat, siapa yang sakit dan tidak mampu nya karena tidak ada air ataupun karena

954
Al-Mughni, Jilid l, hlm.235: Kasysyaful Qina',Jilid I. hlm. 195; asy-Syarhush Shaghir, filid I, hlm. 190; asy-Syarhul Kabir, Jilid I. hlm.
148; Muraqi al-Falah, hlm. 19.
955
Mughnit Muhtaj, lilid I, hlm. 106 at-Mughni,filid 1. hlm. 273 dan seterusnya.
FIqLH ISIAM IILID 1 Baglan 1: IBADAH

takut ada bahaya jika dia menggunakannya, barang yang dicarinya seperti orang yang se-
maka dia hendaklah bertayamum kemudian dang mencari orang yang melarikan diri, maka
menjalankan shalat. Dalam kasus seperti ini- semua orang tersebut hukumnya adalah sama
menurut ulama Syafi'i-dia wajib mengqadha seperti orang yang tidak memiliki ai4 karena
shalatnya tersebut. Sementara itu, menurut keadaan yang demikian dianggap sebagai ke-
ulama Hambali dia tidak perlu mengqadha adaan darurat.
shalatnya itu. Bagi seorang musafir yang ta-
kut kehausan, lantas dia bertayamum dan 6. lkllm yang Sangat DlnEiin atau Alr
melaksanakan shalat dengan tayamum itu, MenladiSangat Dingin
maka dia tidak perlu mengulangi shalatnya. Iklim yang sangat dingin menyebabkan
Ini merupakan ijma ulama. seseorang dibolehkan bertayamum, jika me-
mang penggunaan air dapat membahayakan
5. Khawatlr Hartanya Rusak Jlka Dia dan pada waktu yang sama tidak ada alat
Mencari Air pemanas air.
Menurut ulama Maliki, seseorang yang Tetapi, para ulama madzhab Hanafi mem-
mampu menggunakan air baik semasa mu- batasi dibolehkannya tayamum karena hawa
safir ataupun bermukim, namun jika dia men- dingin ini, hanya kepada orang yang khawatir
cari air tersebut-baik air itu dipastikan ada mati jika menggunakan ain menyebabkan
ataupun diduga kuat ada-dia kawatir harta- rusaknya fungsi sebagian anggota badan, atau
nya yang berharga akan rusak-baik harta itu menimbulkan penyakit. Mereka juga mem-
milik sendiri ataupun milik orang lain-maka batasi dibolehkannya tayamum hanya sebagai
dia boleh bertayamum. Tetapi jika dia ragu ganti mandi junub saja. Dengan syarat, apa-
akan kewujudan air; hendaklah dia bertaya- bila memang orang tersebut dalam keadaan
mum, meskipun harta yang bernilai itu sedikit tidak musafir (hadar) dan orang tersebut ti-
saja. dak mempunyai uang untuk membayar sewa
Maksud harta di sini adalah harta yang kamar mandi panas dan tidak mempunyai
nilainya lebih daripada keperluan untuk mem- alat pemanas air. Adapun bagi orang yang
beli air. Harta yang bernilai adalah harta yang berhadats kecil, dia tidak boleh bertayamum
kadar harganya melebihi harga yang sewajar- dengan alasan dingin. Ini adalah pendapat
nya untuk membeli air. Menurut ulama se- yang shahih dalam Madzhab Hanafi.
lain Madzhab Maliki, takut terhadap ancaman Ulama madzhab Maliki juga membatasi
musuh baik musuh itu manusia ataupun pembolehan tayamum karena hawa dingin,
lainnya, atau takut akan api (kebakaran) atau- hanya dalam keadaan iklim dingin yang me-
pun takut akan pencuri, semuanya itu mem- mang dapat menyebabkan kematian.
bolehkan seseorang bertayamum dan dia Adapun ulama madzhab Syafi'i dan Ham-
tidak perlu mencari aic baik kekhawatirannya bali membolehkan tayamum karena dingin,
itu untuk dirinya sendiri, hartanya, ataupun apabila orang tersebut memang tidak mem-
untuk barang titipan. Apabila ada perempuan punyai alat untuk memanaskan ait; atau apa-
yang takut kepada lelaki jahat di tempat aiq, bila memanaskan anggota badan pada masa
atau ada orang berutang yang muflis [tidak itu tidak dapat mengatasi masalah dingin, dan
punya harta sama sekali) dan dia takut ditahan, dia juga khawatir terjadinya kerusakan fung-
ataupun ada orang yang takut kehilangan si anggota badan apabila menggunakan ai6,
Baglan 1: IBADAH IsrAM lrlrD 1

ataupun dia akan mengalami kecacatan pada dengan cara membasahi pakaian kemudian
anggota lahir; ataupun-menurut ulama Ham- memerasnya, maka dia harus melakukannya.
bali-akan mengalami kecacatan pada seluruh Sebab, dengan itu dia mampu mendapatkan
anggota badannya karena menggunakan air. ai4, dengan syarat harga pakaian (kain yang
Menurut ulama madzhab Syafi'i, orang digunakan untuk mengambil air) itu tidak
yang shalat dengan menggunaan tayamum menjadi susut hingga lebih murah daripada
karena sakit, hendaklah mengqadha' shalat- harga air yang diambil dari tempatnya. fika
nya. Demikian juga apabila dia melakukan harga kain itu menyusut hingga jauh lebih
tayamum karena hawa dingin. Ini adalah me- rendah daripada harga airl maka dia tidak
nurut pendapat yang azhar. Tetapi, menu- wajib melakukan hal yang demikian. Kedu-
rut ulama madzhab Maliki dan Hanafi, orang dukannya sama seperti hukum dia membeli
tersebut tidak perlu mengqadha' shalatnya. air itu. fika dia diberi utang air atau diberi
Adapun menurut madzhab Hambali, ada dua utang harga ait; maka dia wajib menerimanya
riwayat. Riwayat pertama mengatakan tidak dengan syarat dia mampu membayarnya. Se-
wajib mengqadha' shalat, dan pendapat ke- bab, kemungkinan terjadinya pengungkitan
dua menyatakan bahwa orang tersebut wajib dalam kasus ini adalah kecil. Tetapi, dia
mengqadha' shalat. tidak wajib meminjam harga air karena ada
kemungkin an minnah (pengungkitan).
7. Tldak Ada Alat untuk Mengambil Air, f ika ada orang memberi (hibah) harga air

Seperti tidak Ada Timba ataupun Tali kepadanya, maka dia tidak wajib menerima-
Orang yang sebenarnya mampu meng- nya karena ada kemungkinan timbul minnah
gunakan air boleh melakukan tayamum, jika (pengungkitan). |ika ada orang yang meng-
tidak ada orang yang dapat membantunya hibahkan air kepadanya, maka dia wajib me-
untuk mendapatkan ain ataupun dia tidak nerimanya karena kemungkinan terjadinya
mempunyai alat untuk memperoleh air; se- pengungkitan (minnah) adalah kecil serta
perti tidak adanya tali ataupun tidak ada tim- biasanya pemberian itu dianggap tidak ber-
ba, sedangkan dia khawatir waktu shalat akan nilai. Dia juga tidak wajib membeli air dengan
terlewat. Dalam keadaan seperti ini, orang cara utang, walaupun dia mampu membayar-
tersebut dianggap seperti orang yang tidak nya apabila pulang ke negerinya. Sebab, utang
mempunyai air. yang berada dalam tanggungannya menye-
Ulama madzhab Hambali menambahkan, babkan dia mengalami mudharat. Lagipula
orang tersebut wajib mencari alat untuk hartanya mungkin rusak sebelum dia dapat
memperoleh air terlebih dahulu, meskipun membayar utangnya.
dengan cara meminjam. Alasan mereka ada-
lah 'Apabila ada kewajiban, namun ia tidak 8. Khawatlr Terlewat Waktu shalat
sempurna melainkan dengan adanya sesuatu, Ulama madzhab Syafi'ies6 tidak membo-
maka sesuatu tersebut hukumnya juga wa- lehkan tayamum dengan alasan khawatir ter-
jibJ' Orang tersebut harus menerima uluran lewat waktu shalat. Karena, tayamum dalam
bantuan pinjaman itu, karena pengungkitan keadaan seperti itu berarti tayamum dalam
(minnah) dalam kasus ini adalah kecil. fika kondisi ada air. Namun mereka mengecuali-
orang tersebut mampu mengambil air telaga kan kasus orang yang musafir, sebab orang
es6 Mughnil Muhtaj,ltlidl, hlm. 88; al-Hadhmmiyah. hlm.24.
FIQLH ISLAM JITID 1 Bagan 1: IBADAH

musafir tidak wajib mencari air. Musafir kedua waktu itu terlewat, maka tidak ada
tersebut boleh bertayamum jika dia takut gantinya. fuga, karena terdapat riwayat
terlewat waktu shalat, takut akan keselamatan dari Ibnu Abbas r.a.. Dia berkata,
dirinya atau keselamatan hartanya, ataupun "fika kamu mendapati shalat jenazah
takut ketinggalan rombongan. sedangkan kamu khawatir shalat itu
Demikian juga ulama madzhab Hambali, terlewat, maka hendaklah kamu shalat
mereka tidak membolehkan tayamum dengan dengan bertayamum."
alasan khawatir terlewat waktu shalat, baik
tayamum itu untuk shalat jenazah, untuk Diceritakan bahwa pernah ada satu
shalat Hari Raya, atau untuk shalat fardhu. jenazah didatangkan kepada Ibnu Umat
Namun, ada pengecualian bagi musafir yang sedangkan dia belum berwudhu. Maka,
mengetahui keberadaan air di suatu tempat dia pun bertayamum dan kemudian men-
yang tidak jauh, tetapi dia khawatir jika dia shalati jenazah itu. fika orang yang tidak
mengambilnya maka waktu shalat akan ter- mendapati air boleh bertayamum untuk
lewat. Oleh karena itu, hendaklah orang ter- shalat jenazah atau untuk mengerjakan
sebut bertayamum, kemudian shalat dan dia sujud tilawah, maka dia juga boleh me-
tidak perlu mengulang shalatnya. Sebab, dia nunaikan shalat yang lain dengan ber-
memang tidak mampu menggunakan air pada tayamum.ese
waktunya. fadi, kasusnya sama seperti orang (b) Boleh juga bertayamum dengan alasan
yang tidak mempunyai air.e57 tidak ada air; jika memang orang tersebut
Ulama madzhab Hanafi tidak memboleh- khawatir terlewat shalat khusuf [gerhana
kan bertayamum dengan alasan takut ter- matahari) dan shalat-shalat sunnah yang
lewat waktu shalat, kecuali dalam keadaan mengiringi shalat fardhu, meskipun shalat
berikut ini.es8 sunnah shubuh. Dengan syarat, apabila
[a) Boleh bertayamum jika dia khawatir dia wudhu, maka dia akan terlewat waktu
terlewat shalat jenazah, meskipun dia shalat.
sedang junub. Ataupun orang tersebut Namun, tidak sah bertayamum untuk
khawatir terlewat shalat Hari Raya, se- melakukan shalat |umat dan shalat wajib
hingga dia tidak dapat berjamaah dengan yang lain termasuk shalat Witir; dengan
imam, atau khawatir matahari sudah alasan khawatir terlewat waktu shalat.
tergelincir jika dia berwudhu, baik dia Hal ini disebabkan shalat fumat ada gan-
adalah seorang imam ataupun bukan. Ini tinya, yaitu shalat Zhuhur sedangkan
adalah menurut pendapat yang ashah. shalat yang lain boleh diqadha'.
Sebab, dibolehkannya tayamum dalam Menurut pendapat yang mu'tamade60
kondisi tersebut adalah karena apabila di kalangan Madzhab Maliki, orang yang

es7 Kasysya|ul Qinai lilidl, hlm. 206.


es9 Ad-Durrrl Mukhtar, ilid I, hlm. 223-227; Muraqi al-Falah, hlm. 19 dan seterusnya; al-Bada'i', f ilid I, hlm. 15; Fathut Qadir. Jilid l,
f

hlm.96.
959 Menurut ulama Hanafi, boleh bertayamum kalau tidak ada air, walaupun tidak boleh shalat dengan tayamum itu. Yaitu, apabila
digunakan untuk melakukan amalan yang tidak disyaratkan bersuci, seperti hendak membaca Al-Qur'an selain orang yang iunub baik
dengan cara hafalan atau melihat mushal mengajar Al-Qur'an, masuk masjid, keluar masjid, mengubur mayat, ziarah kubuf, azan dan
iqamah, menienguk orang sakit, mengucapkan salam, dan membalasnya. Pendapat yang dipilih adalah bolehnya bertayamum bagi orang
musafir-bukan mukim-untuk melakukan sujud tilawah meskipun ada air.
e60 Asy-Syarhush Shaghir,lilid t, hlm. X82-184; asy-Syarhul Kabrr, filid I, hlm. 150 dan seterusnya.
Bagfan 1: IBADAH lsr-AM rrLrD 1

tidak mendapatkan air boleh bertayamum kedua ini diqiyaskan dengan alasan
jika dia khawatir waktu shalat terlepas. yang pertama; yaitu alasan ketiadaan
Kebolehan ini demi menjaga supaya sha- air yang hukumnya telah ditentukan
lat dilaksanakan pada waktunya. fika dia dalam ayat tentang tayamum.
mempunyai sangkaan kuat (zhan) bahwa
jika dia berwudhu atau mandi, dia akan Para ahli fiqih berpendapat bahwa taya-
mendapat satu rakaat dalam waktu shalat, mum dibolehkan untuk dua orang, yaitu untuk
maka dia tidak boleh bertayamum. orang sakit dan juga untuk orang musafir, jika
Pendapat yang azhhar yang berten- memang tidak ada air.
tangan dengan pendapat yang masyhur
mengatakan, bahwa tayamum untuk sha- Apakah shalat yang Telah Ditunalkan
lat fumat dan shalat jenazah bagi orang dengan Tayamum Wafib Dtulangt?
yang tidak mendapatkan air dan dia da- Para ahli fiqih berpendapat bahwa orang
lam keadaan bermukim lagi sehat (tidak yang bertayamum karena tidak ada air; ke-
uzur), adalah dibolehkan. Dia boleh me- mudian dia shalat dan setelah itu dia mene-
laksanakan shalat tersebut dengan taya- mukan ai4 sedangkan waktu shalat sudah
mum, dan dia tidak perlu mengulang habis, maka dia tidak perlu mengulangi sha-
shalatnya lagi. latnya. Tetapi jika dia mendapati air ketika
Tayamum untuk tujuan menunaikan waktu shalat masih berjalan, ataupun dia ber-
amalan sunnah, shalat sunnah, menyen- tayamum oleh sebab-sebab yang lain (selain
tuh Al-Qur'an, dan mengerjakan thawaf ketiadaan air), maka dalam hal ini terdapat
yang tidak wajib juga dibolehkan bagi perbedaan pendapat.e6l
orang yang tidak mendapatkan air. Menurut ulama madzhab Hanafi, Maliki,
Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan dan Hambali, orang yang shalat dengan ta-
bahwa sebab yang membolehkan taya- yamum kemudian mendapati air ketika masih
mum ada dua hal. dalam waktu shalat, tidak perlu mengulangi
shalatnya. Demikian juga dia tidak perlu
tD Tidak adanya Air
Hal ini mencakup keadaan di mana mengqadha' shalat yang telah dikerjakannya
seseorang sangat memerlukan air dengan menggunakan tayamum, atas sebab
Iainnya. Namun, para ulama madzhab Maliki
[selain untuk wudhu), meskipun ke-
perluannya itu adalah untuk masa mengatakan bahwa siapa yang diperintah ber-
yang akan datang. fuga, mencakup tayamum, hendaklah dia mengulangi shalat
keadaan seseorang yang takut terjadi dalam waktunya, jika dia mengabaikan dalam
kerusakan pada harta bendanya, atau mencari air.
takut waktu shalat akan terlewat jika Ulama Hanafi membuat mengecualikan
dia menggunakan air. orang yang terkurung kemudian melakukan
shalat dengan tayammum, hendaklah dia
[ii) Tidak Sanggup Menggunakan Air
mengulang shalatnya jika dia memang orang
Hal ini juga mencakup kondisi-kon-
yang bermukim [bukan musafir). Tetapi jika
disi lain yang lebih luas. Alasan yang

Al-Mughni, filid I, hlm.243,265.268;Kasysyaful Qina',lilid I, hlm.93-195,206; asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. L9OiMuraqi al-
Falah,hlm.19;al-Ghazali, al-Wajiz, filidl,hlm.23;MughnilMuhtaj,lilidl,hlm. 101, 106danseterusnya;al-MuhadzdzaD,Jilidl,
hlm.36; al-Majmu',lllid ll, hlm.342 - 352.
FIQTH ISI."AM )ILID 1 Bagan 1: IBADAH

dia dalam keadaan musafic maka dia tidak shalat, maka tayamum dan sucinya batal. Dia
perlu mengulanginya. Inilah pendapat yang harus mengulangi shalatnya, karena Rasu-
paling mudah diikuti. lullah saw. bersabda,
Dalil mereka adalah hadits yang diriwa-
oo'-
yatkan oleh Abu Dawud dari sahabatAbu Sa'id i, 'i' ,. it iii .llt -
bahwa dua lelaki pergi bermusafic lalu tiba-
lah waktu shalat. Keduanya tidak mempunyai
rcit)f //ctrr////o.o//
t

JJJ.- o-,-\i cLJl .r.t* ) lry y


ain lalu mereka bertayamum dan menjalan-
kan shalat. Setelah itu, mereka menemukan "Debu adalah wudhu bagi seorang Muslim,
air; sedangkan waktu shalat masih ada. Salah meskipun dia tidak mendapat air selama sepu-
seorang dari mereka berwudhu dan meng- luh tahun. Namun jika engkau mendapotkan
ulangi shalatnya, tetapi seorang lagi tidak. air, hendoklah engkau basahi kulitmu dengan
Kemudian mereka berdua datang menghadap air itu.'a6z
Rasulullah saw. dan menceritakan hal terse-
but. Lalu, Rasulullah saw mengatakan kepada Dari hadits ini kita dapat paham bahwa
yang tidak mengulangi shalatnya, "Perbuatan- keadaan suci [bagi orang yang tayamum)
mu menepati sunnah dan shalatmu diberi menjadi tidak ada jika ada air. Sesuai dengan
pahala!' Baginda berkata kepada yang meng- makna lafal hadits tersebut, kulit wajib di-
ulangi shalatnya, "Kamu mendapatkan pahala basahi dengan air jika memang ada air. Lagi-
dua kali." pula, dia memang mampu menggunakan air.
Ibnu Umar bertayamum dan kemudian Oleh sebab itu, batallah tayamum orang ter-
shalat Ashar; meskipun dia sudah melihat sebut, sama seperti orang yang membatalkan
perumahan di kota Madinah. Kemudian dia shalatnya. Alasan lainnya adalah, tayamum
masuk ke kota Madinah sedangkan matahari itu adalah cara bersuci darurat, sehingga ia
masih tinggi. Meskipun demikian, dia tidak akan menjadi batal apabila keadaan darurat
mengulangi shalatnya. itu hilang; sama seperti keadaan perempuan
Lagipula, orang yang bertayamum telah mu stah a dh a h yang terhenti darahnya.
melakukan apa yang diperintahkan. Dia me- Tetapi jika orang tersebut tidak mem-
nunaikan kewajibannya sebagaimana yang punyai air lalu dia bertayamum dan kemudian
diperintahkan. Maka, dia tidak wajib meng- shalat, maka dia tidak perlu mengulangi sha-
ulanginya. Selain itu, tidak adanya air adalah latnya. Sebab, shalatnya itu dilakukan dengan
udzur yang biasa. fika seseorang bertayamum tayamum yang sah. fika seseorang takut ke-
dalam keadaan udzur (lalu dia shalat dengan hausan lalu dia menyimpan air dan kemudian
tayamumnya), maka apa yang dilakukannya dia bertayamum untuk shalat, maka dia tidak
itu telah menggugurkan fardhu shalat, sama perlu mengulangi shalatnya,
seperti orang sakit. Sesuatu yang telah gugur Menurut ulama madzhab Syafi'i, jika se-
sudah tidak menjadi tanggungannya lagi. seorang bertayamum karena ketiadaan air
Menurut pendapat yang masyhur dalam kemudian dia melihat ai4, maka:
madzhab Hambali, orang yang bertayamum t. fika air itu dilihat sebelum dia memulai
kemudian mendapatkan air ketika sedang shalat, maka batallah tayamumnya, sebab

Riwayat Abu Dawud, al-Hakim, an-Nasa'i dari Abu Dzar. Hadits ini dihukumi shahih oleh at-Tirmidzi. Dia berkata bahwa hadits ini
FIQLH ISI.AM JITID 1

dia belum memulainya. Hal ini juga ber- lah salah satu dari dua pendapat masyhur
dasarkan hadits Abu Dzar yang telah lalu. yang bersumber dari Imam asy-Syafi'i.
2. fika dia melihat air ketika sedang shalat,
maka jika dia adalah seorang yang bukan fika safar orang tersebut adalah safar
musafir (bermukim), maka tayamum dan maksiat, maka menurut pendapat yang ashah
shalatnya menjadi batal. Sebab, ia harus dia wajib mengulangi shalatnya, sama seperti
mengulangi shalatnya karena adanya air. orang yang mukim. Hal ini disebabkan, gugur-
Menurut pendapat yang ashah, apabila nya kewajiban [fardhu) dengan tayamum
dia menghentikan shalatnya untuk ber- adalah suatu rukhshah (keringanan) yang
wudhu adalah lebih afdal. Tetapi jika berkaitan dengan safar. Sedangkan dalam
orang tersebut dalam keadaan musafir, kasus ini, safar orang tersebut adalah untuk
maka menurut pendapat al-madzhab, ta- maksiat. Maka, sudah barang tentu rukhshah
yamumnya tidak batal. Sebab, dia baru tidak ada hubungannya dengan kasus ter-
mendapati perkara yang asal setelah dia sebut.
mulai melakukan amalan. Oleh karena itu, fika seseorang bertayamum karena sakit
dia tidak perlu kembali kepada perkara kemudian dia melakukan shalat dan sesudah
yang asal itu. selesai shalat dia melihat airl maka dia tidak
f ika seorang musafir melihat air ketika wajib mengulangi shalatnya dalam waktu yang
dia sedang shalat, kemudian dia berniat sama. Sebab, sakit adalah termasuk udzur
mukim, maka tayamum dan shalatnya yang umum, dan kasusnya sama seperti kasus
menjadi batal. Hal ini disebabkan dia ketiadaan air dalam perjalanan (musafir).
menggabungkan hukum musafir dengan fika seseorang bertayamum karena mu-
hukum tidak musafir (hadhar) dalam satu sim dingin lalu dia shalat dan sesudah itu
shalat. Dalam kasus seperti ini, dia harus hawa dingin hilang, maka jika dia bermukim
mengutamakan hukum tidak musafir, (hadar), dia wajib mengulangi shalatnya. Se-
sehingga dia dianggap orang mukim yang bab, kasus hawa dingin ini hanya dianggap
bertayamum, kemudian shalat dan lalu di sebagai udzur yang jarang terjadi. Tetapi jika
tengah shalatnya dia melihat air. dia sedang safaL maka ada dua pendapat.
3. fika orang tersebut melihat air sesudah Pendapat yang paling rajih adalah wajib
shalat, dan dia bukan musafir (hadhar), mengulang. Sebab, hawa dingin yang dikha-
maka dia hendaklah mengulangi shalat- watirkan dapat membinasakan orang terse-
nya. Sebab, ketiadaan air bagi non-mu- but, dan tidak adanya cara lain yang dapat
safir adalah udzur yang jarang berlaku. menolaknya adalah dianggap sebagai udzur
Oleh karena itu, udzur tersebut tidak tersendiri. Maka, kedudukannya sama seperti
menggugurkan kewajiban mengulangi orang yang tidak mendapati air sewaktu ber-
shalat. Kasus ini sama seperti kasus jika mukim.
seseorang melakukan shalat dengan Adapun masalah qadha' shalat yang te-
menggunakan pakaian yang terkena najis lah ditunaikan dengan tayamum, maka ada
dan dia lupa. Tetapi jika dia dalam keada- beberapa pendapat. Menurut ulama madz-
an musafiL maka dia tidak diharuskan hab Syafi'i, orang yang mukim kemudian ber-
mengulanginya, baik safarnya itu lama tayamum karena tidak ada air hendaklah dia
ataupun sebentar saja. Pendapat ini ada- mengqadha' shalatnya. Tetapi jika dia seorang
-t
FIQIH ISI,"AM JILID 1 Baglan 1: IBADAH

musafiL maka dia tidak perlu mengqadha'nya, ialah dia wajib mengqadha'. Hal inidisebabkan
kecuali musafir yang bermaksiat seperti se- pendapat ulama madzhab Syafi'i ini ketat.
orang hamba sahaya yang lari dari tuannya, Maka, tidaklah mengapa mengambil pendapat
atau istri yang lari meninggalkan suaminya madzhab Hanafi dan ulama yang sependapat
(nasyizah). Orang yang melakukan safar mak- dengan mereka.
siat, menurut pendapat yang ashah, hendaklah
mengqadha' shalatnya, karena dia bukanlah 3, RUKUMRUKUNTAYAMUM
orang yang berhak mendapat rukhshah. Tayamum mempunyai beberapa rukun
Menurut pendapat yang azhar, seorang atau disebut juga fardhu. Maksud rukun di
musafir yang bertayamum karena alasan hawa sini adalah sesuatu yang menjadi asas bagi
dingin atau karena sakit dan seluruh anggota kewujudan suatu perkara, atau dia merupa-
wudhunya tidak boleh terkena ai4 atau salah kan bagian terpenting dari perkara tersebut.
satu anggota wudhunya tidak boleh terkena Ini adalah istilah jumhur selain ulama Hanafi.
air; sedangkan dia tidak mempunyai penutup Adapun ulama Hanafi, mereka membatasi arti
(pembalut), atau ada penutup seperti balutan rukun sebagai sesuatu yang keberadaannya
tapi berada di tempat tayamum (muka dan bergantung kepada kewujudannya sendiri
dua tangan), ataupun penutup itu dipasang dan ia menjadi bagian darinya (hakikatnya).
ketika dalam keadaan dia berhadats meski- Berdasarkan hal ini, maka mereka mengata-
pun bukan pada anggota tayamum, maka kan bahwa tayamum mempunyai dua rukun
orang yang mengalami semua kasus ini hen- saja, yaitu dua tepukan [pukulan): satu tepukan
daklah mengqadha' shalatnya. untuk mengusap muka dan satu tepukan lagi
Sebagai kesimpulan, shalat yang dikerja- untuk mengusap dua tangan hingga ke siku.
kan karena udzur yang tetap seperti shalat Sedangkan iumhur ulama mengatakan, bahwa
perempuan yang mustahadhah, shalat orang tayamum mempunyai empat atau lima rukun
sakit sambil duduk dan shalat orang musafir menurut perbedaan pendapat berikut ini.e63
adalah tidak perlu diqadhal Tetapi, shalat
yang dikerjakan karena udzur yang tidak 1. Niat Ketlka Mengusap Muka
berterusan dan tidak ada gantinya, seperti Niat adalah fardhu menurut kesepakatan
orang yang tidak mempunyai air dan debu, seluruh madzhab fiqih yang empat, termasuk
atau orang yang diikat sehingga shalat dengan al-Qaduri dan pengarang kitab al-Hidayah
cara isyarat, hendaklah mereka mengqadha' pengikut madzhab Hanafi, Sebagian ulama
shalatnya. fika seseorang itu shalat dalam madzhab Hanafi dan Hambali menjadikannya
keadaan udzur yang tidak berterusan, se- sebagai syarat. Pendapat ini juga merupakan
dangkan dia mempunyai pengganti (wudhu) pendapat utama dalam madzhab Hambali dan
seperti orang mukim atau musafir bertaya- Hanafi.
mum karena hawa dingin, maka masalah apa- Menurut ulama madzhab Maliki, maksud
kah dia wajib mengqadha' shalat atau tidak, niat di sini adalah dengan cara berniat supaya
ada dua pendapat. Pendapat yangpaling rojih boleh melakukan shalat atau boleh melaku-

e63 At-Bodo'i:Jilid I, hlm.45,


52; Fathul Qadia Jilid I, hlm.86 ,89; ad-Durrul MukhtanJilidl,hlm.2t2; al-Lubab, Jilid I, hlm.37; Tabyinul
Haqa'iq, Jilid I, hlm. 38 dan halaman seterusnya; Muraqi al-Falah, hlm. 19-20; asy-Syarhul Kabir Jilid I, hlm. 154 dan halaman se-
terusnya; asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. 192-198; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, halaman 37 dan seterusnyai Bidayatul Mujtahid,
filid I, hlm. 64-66 dan halaman seterusnya; Mughnil Muhtaj, Jilid I, hlm. 97-99; al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 32 dan halaman se-
terusnya; al-Mughni,lilfud,l, hlm.251-254; Kaslslaful Iilid I, hlm.L99-202.
!.inal

*iffi
'lt'""{,
'ii li
Baglan 1: IBADAH IsLAM lrLrD

kan hal-hal yang dilarang karena ada hadats, itu berbentuk mutlak, maka dia boleh meng-
atau dengan cara [niat) fardhu tayamum, gunakan tayamum itu untuk melakukan shalat
ketika mengusap muka. Jika seseorang berniat fardhu apa pun yang dia kehendaki. fika dia
mengangkat hadats saja, maka tayamumnya menentukan fardhu, maka dia boleh melaku-
batal. Hal ini disebabkan tayamum tidak dapat kan shalat baik shalat fardhu ataupun sunnah,
mengangkat hadats menurut pendapat yang baik masih dalam waktunya atau tidak. Tetapi
masyhur dari kalangan madzhab Malik. jika dia berniat tayamum untuk shalat sun-
)ika dia niat fardhu tayamum, maka niat- nah saja, maka dia tidak boleh menggunakan-
nya itu sah. Dia juga tidak perlu menentukan nya untuk mengerjakan shalat fardhu. Sama
hadats besar (jika ada) ataupun kecil. seperti jika dia berniat supaya boleh melaku-
Jika seseorang berniat supaya boleh me- kan shalat saja, maka dia tidak boleh meng-
Iakukan shalat atau supaya boleh melakukan gunakannya untuk shalat fardhu. Artinya, sama
hal-hal yang dilarang karena ada hadats, maka seperti pendapat ulama madzhab Maliki.
dia harus menentukan hadats besar jika dia Menurut madzhab Syafi'i, niat wajib di-
memang berhadats besar. Dia juga disunnah- barengi dengan memindahkan debu ke muka.
kan untuk menyebutkan hadats kecil seperti Sebab, hal itu adalah rukun yang pertama.
yang telah disebutkan di atas. Menurut pendapat yang shahih, niat haruslah
Menentukan shalat fardhu atau sunnah berterusan hingga mengusap sebagian muka.
atau kedua-duanya adalah sunnah dilakukan Menurut ulama madzhab Hambali,
oleh orang yang bertayamum. fika dalam orang yang bertayamum hendaklah berniat
tayamumnya tidak ditentukan jenis shalat, supaya boleh melakukan hal-hal yang tidak
maka dia tidak boleh melakukan shalat far- boleh dilakukan kecuali dengan tayamum
dhu dengan niat tayamum untuk sunnah. fika seperti shalat, thawal dan menyentuh Al-
dalam tayamumnya dia berniat untuk shalat Qur'an. Sehingga, pendapat madzhab ini sama
saja fmutlak), maka dia tidak boleh meng- seperti pendapat ulama madzhab Syafi'i. Me-
gunakannya untuk shalat fardhu, karena shalat reka mengatakan tayamum tidak sah apa-
fardhu memerlukan niat yang khusus. bila dengan niat mengangkat hadats. Sebab,
Menurut ulama Syafi'i, orang yang ber- tayamum tidak dapat menghilangkan hadats
tayamum harus berniat supaya boleh melaku- menurut pendapat mereka, sama seperti
kan shalat atau seumpamanya. Menurut pen- pendapat ulama Maliki dan Syafi'i. Hal ini
dapat yang ashah, tidaklah cukup niat fardhu berdasarkan hadits riwayat Abu Dzar yaitu,
tayamum, fardhu thaharah, suci dari hadats, "Jika kamu dapati ain maka basahilah kulitmu
suci dari junub, atau niat mengangkat hadats. (dengan air tersebut), karena itu adalah lebih
Sebab, tayamum tidak dapat menghilangkan baik bagimu.'q6a
hadats, menurut pendapat ulama Syafi'i. Lagi- Mereka berpendapat bahwa dalam niat
pula, tayamum dapat dilakukan ketika dalam tayamum untuk mengerjakan shalat, thawal
keadaan darurat. Oleh karena itu, ia tidak dan menyentuh Al-Qur'an, seseorang wajib
boleh dijadikan tujuan utama. menentukan hal-hal tersebut sebagai hal yang
Menurut pendapat yang ashah di kalang- tidak boleh dikerjakan apabila ada hadats ke-
an ulama Syafi'i, membuat ketentuan (ta'yin) cil, hadats besar; atau najis di badan. Karena
ketika niat tayamum tidak diperlukan. fika niat sebenarnya tayamum tidak dapat mengangkat

e6a Dianggap shahih oleh at-Tirmidzi.


FIQIH ISI,AM JILID 1

hadats. Tayamum hanya dapat membolehkan maka tayamumnya juga tidak dapat diguna-
shalat. Oleh karena itu, ta'yin niat harus di- kan untuk shalat.e66 Ataupun niatnya adalah
lakukan untuk menguatkan sisi kekurangan untuk melakukan ibadah, tetapi ibadah ter-
yang ada dalam tayamum. sebut sudah sah meskipun tanpa bersuci [tha-
harah), seperti tayamum dari hadats kecil
Cara Menentukan (Ta'yin) Niat untuk tujuan membaca Al-Qur'an atau untuk
Cara menentukan (ta'yin) niat adalah memberi salam atau menjawabnya.
dengan berniat supaya boleh melaksanakan Namun jika orang itu junub kemudian
shalat Zhuhur-umpamanya-dengan adanya bertayamum untuk membaca Al-Qur'an, ma-
halangan junub jika dia memang berjunub, ka tayamumnya itu sah digunakan untuk
dengan adanya hadats jika dia memang ber- mengerjakan semua jenis shalat.
hadats, dengan adanya junub dan hadats jika Mereka juga tidak mensyaratkan kewa-
dia memang berjunub dan berhadats, atau jiban menentukan hadats atau junub, oleh
lain-lain yang seumpamanya. sebab itu tayamum dengan niat yang mutlak
fika seseorang berniat tayamum karena adalah sah. fuga, tayamum dianggap sah jika
junub, maka niatnya tidak mencakup hadats niatnya adalah untuk mengangkat hadats.
kecil. Karena, keduanya merupakan dua jenis Sebab, tayamum berfungsi untuk mengangkat
thaharah yang berlainan. Oleh karena itu, niat hadats sama seperti wudhu [ini adalah me-
untuk salah satunya tidak bisa dianggap niat nurut madzhab Hanafi).
untuk thaharah yang satunya lagi. Menurut Menurut mereka, syarat sah niat adalah
ulama Hanafi, supaya niat tayamum sah se- Islam, mumoyiz, dan mengetahui apa yang
hingga shalat yang dilakukan juga sah, maka diniatkan. Tujuannya adalah supaya orang
orang yang bertayamum disyaratkan berniat yang niat mengetahui apa yang diniatkan.
dengan salah satu dari tiga perkara yaitu niat Madzhab Hanafi tampaknya lebih utama se-
menyucikan diri dari hadats, niat supaya bab ia lebih mudah dan lebih leluasa.
boleh melakukan shalat, atau niat melakukan Syarat niat adalah berdasarkan hadits
suatu ibadah yang tidak sah jika tanpa tha- yang telah lalu, yaitu hadits,
harah seperti shalat, sujud tilawah, atau shalat
jenazah. "Sesungguhnya sahnya amalan-amalan
ika seseorang berniat tayamum saja tan-
f
adalah dengan niat dan sesungguhnya qmalan
pa menyebut niat supaya boleh melakukan setiap orang adalah mengikut apa yang dt
shalat atau mengangkat hadats yang ada niatkan."
pada dirinya, maka tayamumnya tersebut
tidak boleh digunakan untuk shalat. Demikian Para ulama madzhab Hanafi berargumen
juga jika niat tayamumnya adalah untuk se- bahwa debu sebenarnya mengotori [badan).
lain ibadah yang pokok seperti niat untuk Oleh karena itu, ia tidak dapat menyucikan
masuk masjid dan memegang mushal maka kecuali dengan adanya niat. Artinya debu
tayamumnya juga tidak boleh digunakan un- sebenarnya bukanlah suci, tetapi ia dijadikan
tuk shalat,e6s atau niatnya adalah untuk me- alat penyuci ketika ada keperluan [hajat) dan
lakukan ibadah seperti adzan atau iqamah, keperluan tersebut hanya dapat diketahui

965
Sebab ibadah ialah dengan beri'tikaf dan tilawah di dalam masjid.
966
Karena maksud kedua-duanya ialah untuk mengumumkan masu}nya waktu.
Baglan 1: IBADAH FIq!H ISI"AM JILID 1

dengan niat. Hal ini berbeda dengan wudhu, "Satu tepukan untuk muka dan kedua ta-
karena ia adalah cara bersuci yang pokok. ngan.'q6B
Oleh sebab itu, (dalam wudhu) tidak perlu
ditetapkan syarat untuk bersuci. Artinya, tidak Ulama madzhab Maliki dan Hambali me-
perlu disyaratkan niat. ngatakan, mengusap kedua tangan cukup
hingga ke pergelangan tangan saja. Adapun
2. Mengusap Muka dan KeduaTangan mengusap dari dua pergelangan tangan hing-
serta Meratakannyae6T ga ke siku, hukumnya adalah sunnah. Mereka
Masalah ini adalah berdasarkan firman berdalil kepada firman Allah SWT,
Allah SWT,
"Dqn kedua-dua tangan mereka." (al-
"..,usaplah wajahmu dan tangonmu dengan Maa'idah:6)
(debu) itu...." (al-Maa'idah: 6)
Menurut mereka, apabila sesuatu hukum
Yang perlu dilakukan ketika mengusap disebutkan secara mutlak-pada ayat ini dua
dua tangan-menurut pendapat Hanafi dan tangan disebut secara mutlak-maka ia tidak
Syafi'i-adalah mengusap secara menyeluruh termasuk hasta, sama seperti hukuman po-
kedua tangan hingga ke siku sama seperti tong tangan pencuri [yaitu dipotong sebatas
dalam wudhu. Dalilnya adalah berdasarkan pergelangan tangan saja). fuga, karena ter-
ayat di atas. Hal ini karena tayamum adalah dapat hadits riwayat Ammar bin Yasir bahwa
sebagai ganti wudhu. Dan perlu diperhatikan Nabi Muhammad saw. menyuruhnya bertaya-
kata tangan disebut secara mutlak di dalam mum dengan mengusap muka dan kedua te-
ayat tayamum, sedang dalam wudhu dibatasi lapak tangan,e6e "Aku berjunub, tetapi aku ti-
(muqayyad) dengan firman Allah SWT, dak mencurahkan air (mandi), melainkan aku
berguling-guling di atas tanah dan (kemudian)
"...hingga ke siku..." (al-Maa'idah: 6)
aku shalat. Perbuatanku itu kemudian aku
ceritakan kepada Nabi Muhammad saw..
Oleh karena itu, hukum tayamum disama-
Lalu beliau berkata, 'Sebenarnya kau cukup
kan dengan hukum wudhu dan diqiyaskan
melakukan yang berikut ini.' Lalu Nabi saw.
dengannya. Hal ini juga berdasarkan hadits
menepukkan kedua tangannya ke atas tanah
riwayat Ammar, di mana Nabi Muhammad
kemudian mengembusnya. Sesudah itu, be-
saw. bersabda tentang tayamum,
liau mengusap muka dan kedua telapak
tangannya."eTo

i,4; iqii;* Perkara yang difardhukan dalam taya-


mum menurut ulama Hanafi dan Syafi'i ada-

Golongan ulama Maliki menjadikan hal ini sebagai dua fardhu. Pertama, tepukan pertama, artinya meletakkan dua telapak tangan
ke atas tanah (debu) dan kedua, menyapu muka dan dua tangan hingga ke siku. Menurut ulama Syafi'i dan Hambali, menyapu
seluruh muka adalah fardhu dan menyapu dua tangan adalah satu fardhu yang lain.
Riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud. Adapun hadits lbnu Umar tentang yang aslinya, "Tayammum itu ada dua pukulan... satu
pukulan untuk muka dan satu pukulan untuk dua tangan hingga ke siku" merupakan hadits yang lemah.
969
Riwayat at-Tirmizi dan dia menghukuminya sebagai sahih. Nailul Authar,Jilid l, hlm. 263.
970
Muttafaq'alaih dan dalam satu lafal lain Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya cukup bagi kamu menepuk duo telapak tangan
kamu ke atas tanah kemudian meniup keduanya dan mengusapkan keduanya ke muka kamu dan tangan hingga ke pergelangan
tangan." Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni. Nailul Authar,lilid I, hlm. ?64.
lah dua tepukan, yaitu satu tepukan untuk Perkara yang diwajibkan dalam tayamum
muka dan satu tepukan untuk kedua tangan. menurut ulama Syafi'i adalah tepukan tanah
Menurut ulama Maliki dan Hambali, yang di- yang kedua. Adapun tepukan yang pertama
fardhukan sewaktu tayamum adalah tepukan hanyalah sunnah. Hukum wajib mencabut cin-
yang pertama. Artinya, ketika meletakkan cin adalah ketika mengusap ftangan) bukan
kedua telapak tangan ke atas tanah. Tepukan ketika mengambil debu tersebut.
yang kedua hanya sunnah, seperti yang akan Ulama madzhab Maliki dan Hanafi juga
diterangkan nanti. mewajibkan menepuk jari dengan telapak ta-
Sebab terjadinya perbedaan pendapat ini ngan atau dengan anak jari, supaya usapan itu
adalah karena ayat mengenai tayamum ini menjadi lebih sempurna.
adalah bersifat mujmal. Hadits-hadits yang Ulama madzhab Syafi'i dan Hambali me-
menerangkan tayamum juga saling berten- ngatakan, menepuk anak jari sesudah meng-
tangan antara satu dengan yang lain, dan usap tangan adalah sunnah, sebagai sikap ber-
pengqiyasan tayamum kepada wudhu tidak hati-hati saja.
disepakati oleh ulama. Dalam hadits riwayat Tidak wajib mengusapkan debu ke tem-
Ammar disebutkan bahwa satu tepukan se- pat tumbuhnya rambut yang tipis. Oleh karena
kaligus adalah untuk muka dan kedua telapak itu, tidak perlu mengusapkan debu ke bawah
tangan. Sedangkan ada juga hadits-hadits lain jenggot meskipun jenggot itu tipis; karena
yang mengatakan dua pukulan. Lalu, jumhur perbuatan seperti ini menyusahkan. Hal ini
ulama mencoba mentarjih hadits-hadits ini berbeda dengan wudhu. Dalam tayamum juga
dengan cara mengqiyaskan tayamum kepada tidak ada madhmadhah atau istinsyaq, supaya
wudhu. Salah satu dari hadits-hadits itu ada- debu tidak masuk ke dalam mulut dan hidung.
lah hadits lbnu Umar, Malah perbuatan seperti itu adalah makruh,
sebab akan mengotori.
"Toyamum itu ada dua tepukan, satu te-
pukan untuk muka dan satu tepukan untuk
3. Tertib adalah Fardhu Menurut Ulama
kedua tengen.'o7r Syafi'i dan Hambali Selain dalam Hadats
Besar
Abu Dawud meriwayatkan bahwa, Artinya, tertib dalam mengusap dua ang-
"Nabi Muhammad saw.. bertayamum de-
gota tayamum, sebab ide dasar tayamum
adalah pengganti bersuci (thaharah) dengan
ngan dua kali menepuk tanah, satunya diusap-
air. Dalam wudhu, tertib adalah kefardhuan.
kan ke muka dan satu lagi diusapkan ke kedua
Oleh sebab itu, tertib juga menjadi fardhu
tangannya.'o72
dalam tayamum sebab ia menggantikan fungsi
wudhu. Namun, tayamum untuk hadats besar
Para ahli fiqih sepakat bahwa cincin di
atau najis di badan, tidak diharuskan tertib.
jari wajib dicabut ketika bertayamum. Hal ini
Menurut ulama Hanafi dan Maliki, yang
berbeda dengan wudhu, sebab debu bersifat
dianjurkan untuk tertib dalam bertayamum
melekat dan tidak dapat menyerap ke bawah
adalah ketika mengusap kedua anggota taya-
cincin seperti air.
mum (yaitu muka dan kedua belah tangan).
971 Diriwayatkan oleh al-Hakim, ad-Daruquthni, dan al-Baihaqi. Tetapi, sanadnya dhaifdan ia mauqufkepada lbnu Umar.
972 D^l^ sanadnya terdapat seorang perawi yang menurut ahli hadits tidak kuat. Oleh sebab itu, sanadnya lemah (Nashbur Royah,
filid I, hlm. 150-1s4).
riir.
r-
BagXan 1: IBADAH IsrAM ]rLrD 1

Namun hukumnya adalah sunnah, bukan wajib. di atas muka bumi dari bagian bumi mana
Karena, fardhu yang utama adalah mengusap. pun, seperti debu yang merupakan bahan
Adapun menyampaikan debu hanyalah me- yang paling baik daripada bahan yang lain
rupakan wasilah untuk mengusap saja. jika memang ad,a, seperti pasi4 batu, kerikil,
dan batu kapureTa yang belum dibakar. Namun
4. Al-Muwaalaaf (Kontinu,/Tidak Terputus) apabila batu kapur itu sudah terbakar atau
Menurut ulama Hambali dan Maliki, mu- dimasak, maka ia tidak boleh digunakan un-
waalaat merupakan fardhu dalam tayamum. tuk tayamum, walaupun dia dipindahkan dari
Adapun ulama Hambali mengharuskan mu- tempatnya. Umpamanya antara batu kapur
waalaat hanya kepada tayamum selain untuk dengan tanah diberi penghalang.
hadats besa[ sama seperti tertib. Tayamum juga boleh dengan mengguna-
Muwaalaat adalah berturut-turut ketika kan bahan (tanah) galian selagi ia masih
mengusap bagian-bagian tayamum, yaitu de- berada di tempatnya dan tidak dipindah dari
ngan cara tidak memberi sela jarak waktu tempatnya, dengan syarat ia bukanlah emas,
tertentu ketika mengusap di antara anggota perak, atau mutiara. Adapun bertayamum
tayamum tersebut. Aturan ini sama dengan dengan bahan galian yang terdiri atas shubb,
wudhu. farak waktu itu adalah sekiranya ang- garam, besi, timah, tembaga, dan celak, jika
gota itu dibasuh dengan ail maka ia menjadi sudah berpindah dari tempatnya dan sudah
kering dalam masa tersebut. menjadi harta yang dimiliki oleh manusia
Ulama Maliki mengharuskan ada kesinam- adalah tidak boleh. Emas dan perak juga tidak
bungan (kontinuitas) antara tayamum dengan boleh digunakan untuk tayamum, walaupun
shalat [atau lainnya) yang dikerjakan dengan ia berada di tempat asalnya. fuga, tidak boleh
tayamum tersebut. Menurut ulama Syafi'i dan bertayamum dengan menggunakan batu-batu
Hanafi, muwaalaat dalam tayamum adalah permata seperti yaqut, zabarjad, dan mutiara,
sama seperti dalam wudhu, yaitu sunnah. walaupun masih berada di tempat asalnya.
Mereka juga mengatakan bahwa muwaalaat Menurut satu pendapat, tidak boleh bertaya-
antara tayamum dengan shalat disunnahkan. mum dengan kayu atau rumput, walaupun
Ini adalah sebagai langkah untuk mengelak tidak ada bahan selain keduanya. Sebab, ke-
dari perbedaan pendapat dengan orang yang duanya bukanlah benda-benda yang ada di
mewajibkannya, yaitu ulama Maliki, seperti permukaan bumi [sha'id) atau benda yang
yang telah disebutkan di atas menyerupainya. Tetapi menurut pendapat
yang mu'tamad, bertayamum dengan meng-
5. Debu yangSuci gunakan kedua benda tersebut boleh apabila
Debu yang suci merupakan salah satu memang bahan-bahan Iain selain keduanya
kefardhuan dalam tayamum. Hal ini menurut tidak ada.
pendapat ulama Maliki. Adapun menurut Bertayamum dengan salju beku yang
pendapat ulama yang lain, ia adalah syarat terdapat di atas bumi ataupun di laut (ialid)
tayamum. Tanah yang suci menurut ulama adalah boleh, sebab ia menyerupai batu. Oleh
MalikieT3 adalah tanah yang tampak (zahir) karena itu, ia disamakan dengan bagian bumi.

973 Kabir,filid hlm. 155 dan


Asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm 195 dan halaman seterusnya; a/-Qawanin al-Flqhfuah,hlm.38;ary-Syarhul I,

halaman seterusnya.
974
(batu batal ialah seienis tanah yang dibakar dengan api dan dapat digunakan untuk pembangunan jembatan, masiid, dan
/lrlss
rumah yang besar.
IsrAM flrrD 1 r'=-/F:\.-r. Bagian 1: TBADAH

\rr,Lzl

Pendapat ulama madzhab Hanafi adalah hamparan, kemudian terangkatlah debu yang
seperti pendapat ulama Maliki. Menurut Abu ada di atasnya.
Hanifah dan Muhammad,eTs dibolehkan ber- Menurut ulama Syafi'i dan Hambali,eTT
tayamum dengan menggunakan benda apa tidak boleh bertayamum kecuali dengan ta-
pun asal masih termasuk bagian dari bumi, nah suci yang mempunyai debu yang dapat
termasuk tanah [disetujui oleh semua ulama), melekat di tangan. Adapun debu yang ter-
debu, pasi4 batu, kapu4 batu kapur; celak, dan bakar tidak dibolehkan. Seandainya tanah
zariiikh meskipun tidak ada debunya. Hal ini tersebut licin atau basah dan tidak berdebu,
disebabkan sha'id adalah salah satu nama maka tanah jenis itu tidak mencukupi untuk
bagi muka bumi. Oleh sebab itu, artinya tidak bertayamum. Ulama Syafi'i menambahkan,
boleh dibatasi hanya kepada tanah saja. Ia bertayamum dengan pasir yang berdebu juga
sebenarnya mencakup seluruh bagian bumi. dibolehkan. Tetapi, ulama Hambali tidak
fuga, karena terdapat hadits riwayat Abu Hu- membolehkannya. Mereka juga tidak mem-
rairah bahwa ada beberapa orang dari suku bolehkan tayamum dengan batu yang dihan-
Badui yang datang kepada Rasulullah saw curkan dan yang semacamnya. Namun, satu
Ialu berkata, "Kami tinggal di tempat padang riwayat dari Imam Ahmad mengatakan bahwa
pasir selama tiga atau empat bulan. Ada di an- bertayamum dengan pasir adalah sah.
tara kami yang berjunub, kedatangan nifas dan Kedua madzhab Syafi'i dan Hambali tidak
haid, sedangkan kami tidak mempunyai air." membolehkan bertayamum dengan bahan
Lalu Rasulullah saw bersabda, "Kalian semua petroleum, sulfur; bahan bakar; kapu4, dan
hendaklah menggunakan tanahl' Kemudian yang semacamnya. Karena, semuanya itu tidak
beliau menepuk bumi, satu tepukan diusap- dinamakan debu. fuga, tidak boleh bertaya-
kan ke muka dan satu tepukan lagi diusapkan mum dengan debu yang bercampur dengan
ke kedua tangannya hingga ke siku.e76 Imam tepung dan semacamnya seperti za'faran dan
al-Bukhari berkata, "Shalat atas sabkhah dan kapu4, sebab ia menghalangi sampainya debu
tayamum dengannya adalah dibolehkan. Sab- ke anggota badan, Demikian juga tidak boleh
khah adalah tanah yang bergaram dan nazaz bertayamum dengan menggunakan kapur
[tanah yang masam)." yang dimasak, karena ia bukanlah debu. fuga
Menurut ulama Maliki dan Hanafi, ta- tidak boleh menggunakan sobkhoh [tanah
yamum dengan menggunakan batu atau ba- masam atau bergaram) dan bahan-bahan se-
tu besar yang tidak berdebu adalah boleh. macamnya yang tidak berdebu. Tayamum juga
Demikian juga, bertayamum dengan tanah tidak boleh dengan tanah liat, sebab ia tidak
basah yang debunya tidak melekat di tangan berdebu. Demikian juga tidak boleh dengan
juga boleh. Boleh juga tayamum dengan tanah yang najis, sama seperti wudhu. Hukum
menggunakan debu, seperti dengan cara me- ini telah disepakati oleh seluruh ulama karena
nepukkan tangan ke atas kain atau suatu berdasarkan firman Allah SWT

Fathul Qadir, filid I, hlm. 88; al-Bada'i', Jilid I, hlm. 53 dan halaman seterusnya; al-Lubab, Jilid 1, hlm. 37. Abu Yusuf berkata, tidak boleh
bertayamum kecuali dengan tanah dan pasir yang khusus; sebab Ibnu Abbas menafsirkan ash-Sftatd ath-Thayyib dengan 'tanah yang dapat
ditanami.'Abu Yusufmenambahkan dengan pasi4, dengan dalil hadits yang telah kami sebutkan bagi kedua pihak.
Riwayat Ahmad, al-Baihaqi, Ishaq bin Rahawaih, Abu Ya'la al-Mushili, dan ath-Thabrani. Tetapi, hadits ini adalah hadits dhaif
(Nashbur Rayah, Jilid I, hlm. 156).
977
AI-Muhodzdzab, Jilid I,hlm.32; Mughnil Muhtaj,lilidl, hlm. 96 dan halaman setemsnya; al-Mughni, filid 1, hlm. 247-249; Ihsysyaful Qina',
Jilid l, hlm. 197 dan halaman seterusnya; Bujirmi al-Khathrb, Jilid l, hlm. 252; Ghayotul Muntaha,lilid I, hlm. 61.

,
!,,r*t,
BaElan 1: IBADAH FIQIH ISIAM,IIID 1

"...mekq bertayamumlah dengan debu yang ada salju yang tidak dapat dicairkan, hendak-
baik (suci)...." (al-Maa'idah: 6) lah orang yang bertayamum menggunakannya
untuk mengusap anggota yang wajib dibasuh-
Menurut ulama Syafi'i, tayamum juga ti- nya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhamad
dak boleh dengan menggunakan debu yang saw.,
telah digunakan untuk mengusap anggota
tubuh atau menggunakan debu hasil rampas- ,tot'- o , ,,,
an (ghasab) dan yang semacamnya, seperti f:r&:-,I U L. ,lU ,,;U)f gJ,;i
r
. ti1.
menggunakan tanah masjid (menurut ulama "Jika aku menyuruh kamu melakukan se-
Hambali).
suatu hendaklah kamu lakukan sesuai dengan
fika telapak tangan seseorang menepuk kemampuanmu."
pakaian, hamparan, hamparan bulu lalu de-
bu melekat pada tangannya, kemudian dia Kemudian hendaklah dia mengulangi
bertayamum dengannya, maka sah tayamum
shalat yang telah dilakukannya, sekiranya
yang dilakukan tersebut. Imam Ahmad cen-
memang salju itu tidak mencair membasahi
derung kepada pendapat yang membolehkan
anggota badan. Sebab, shalat yang dilakukan
membawa debu untuk tayamum sebagai
adalah dalam keadaan ada air dan dia tidak
langkah berhati-hati untuk melakukan iba-
berada dalam kondisi suci (thaharah) yang
dah. Dalil mereka adalah firman Allah SWT,
sempurna. Kasus ini sama seperti shalat
"...usaplah wajahmu dan tang anmu dengan orang yang tidak bertayamum, sedangkan di
(debu) itu...." (al-Maa'idah: 6) sisinya ada tanah kering yang dia tidak dapat
mengubahnya menjadi debu, karena tidak
Ayat ini menyatakan bahwa anggota- ada alat untuk menghancurkannya.
anggota itu hendaklah diusap dengan debu. fika salju itu meleleh dan membasahi
Oleh karena itu, sesuatu yang tidak mem- anggota badan, maka dia tidak perlu meng-
punyai debu seperti batu, maka tidak boleh ulangi shalatnya, karena "basuhan" yang di-
digunakan untuk bertayamum. Dan lagi, taya- perintahkan sudah ada meskipun tidak men-
mum adalah suatu bentuk cara bersuci (tha- cukupi.
harah). Oleh karena itu, yang dipakai untuk Di samping itu, ulama Syafi'i berpenda-
bersuci harusnya adalah alat yang suci. fuga, pat bahwa memindahkan debu ke anggota
karena terdapat hadits Rasulullah saw., yang harus diusap ketika bertayamum ada-
lah rukun pertama dari lima rukun taya-
mum.eTe |ika debu yang dipindahkan itu asal-
3r-L,)t')t A,# nya berada pada satu anggota badan, lalu
"Tanah dijadikan bagiku sebagai alat debu itu dipindahkan ke anggota tayamum,
penyuci.'e7s maka menurut pendapat yang ashah adalah
mencukupi. Sebab, maksud dari "pemindah-
Ulama Hambali mengatakan bahwa jika an" telah wujud pada proses tersebut. |ika

978
Diriwayatkan oleh lmam asy-Syafi'i dan lmam Ahmad dari Ali r.a.. lni adalah hadits hasan. Ibnu Abbas berkata, asft-Sha'rd ialah tanah
yang bersih lagi suci.
Rukun-rukun lain ialah niat supaya boleh melakulran shalat, mengusap dua tangan hingga ke siku dan tertib antara muka dan dua
ISI-AM IILID I

debu tersebut awalnya berada di atas anggota Adapun hadits Ammar r.a. yang menunjukkan
tayamum, Ialu ia menggerakkannya dari satu bahwa mengusap kedua telapak tangan saja
sisi ke sisi lain, maka yang demikian itu tidak sudah cukup, maka boleh ditafsirkan sebagai
mencukupi dan tidak sah. Saya berpendapat mengusap kedua telapak tangan hingga ke
bahwa pendapat ulama Syafi'i dan Hambali ini siku. Hal ini berdasarkan hadits Abu Umamah
adalah pendapat yang lebih kuat, karena Allah dan Ibnu Umar.
SWT berfirman, Pendapat ini lebih baik untuk diikuti, se-
bab tayamum adalah pengganti wudhu. Ma-
"...moko bertayamumlah dengan debu yang
ka, anggotanya adalah anggota wudhu, yaitu
baik (suci)...." (al-Maa'idah: 6)
anggota yang telah ditentukan sebagai yang
wajib diusap ketika tayamum.
4. CARABERTAYAMUM
Berkenaan dengan cara bertayamum, ada Pendapat Ulama Maliki dan Hambaliesz
dua pendapat dari kalangan fuqaha. Mereka mengatakan bahwa yang diwa-
jibkan adalah satu tepukan ke tanah saja,
Pendapat Ulama Hanafi dan Syafi'ie80 untuk kemudian diusapkan ke muka dengan
Mereka berpendapat bahwa tayamum bagian dalam jari tangannya, kemudian ke-
dilakukan dengan dua kali tepukan telapak dua tangan diusap dengan menggunakan
tangan pada debu. Satu tepukan untuk me- telapak tangan. Hal ini berdasarkan hadits
ngusap muka dan satu tepukan lagi untuk riwayat Ammar bahwa Nabi Muhammad saw.
mengusap kedua tangan hingga ke siku. Hal bersabda mengenai tayamum, "Satu tepukan
ini berdasarkan hadits yang telah lalu, yaitu untuk muka dan dua tangan '483 Ditambah lagi
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah arti kata al-Yad [tangan) tidaklah termasuk
dan Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi Muhammad lengan. Dalilnya adalah hukum potong tangan
saw. bersabda, (al-Yad) dalam kasus mencuri.

i/ \V ';#l
Untuk mengambil sikap sempurna dan
supaya terhindar dari perbedaan pendapat
JI
IJ' ir{J.L'*t oc.
dengan orang yang mengatakan wajib me-
/< c
O-! 6 t/
nyapu lengan, maka madzhab ini mengatakan
JPPI bahwa tayamum boleh dengan dua kali me-
"Tayemum adalah dengan dua kali tepukan nepuk ke debu, di mana tepukan yang kedua
ke debu. Satu tepukan untuk mengusap muka itu disapukan ke atas tangan hingga ke siku.
dan satu tepukan untuk mengusap kedua Cara mengusapnya adalah dengan meng-
tangan hingga ke siku,'egr usapkan tangan kiri ke atas tangan kanan,
dimulai dari atas telapak tangan hingga ke
Hal ini karena tangan adalah temasuk pergelangan tangan. Kemudian mengusapkan
anggota tayamum. Oleh sebab itu, ia mesti tangan kanan ke atas tangan kiri dengan cara
diusap keseluruhannya, sama seperti muka. yang sama. Jika dibuat dengan cara yang lain,
e8o At-Brdo'i',Iilid I, hlm.46; Tabyinul Haqa'iq,lilidl, hlm. 38; al-Muhadzdzab, f ilid I, hlm. 32.
eB1 Diriwayatkan
iuga oleh al-Hakim dan ad-Daruqutni dari Jabir; iuga al-Bazzar dari Aisyah. Tetapi, riwayat-riwayat ini dikatakan
lemah (Nashbur Rayah,lilid l, hlm. 150 dan halaman seterusnya.
e8z Asy-Syarhrth Shaghir,lilid I, hlm. L94, 198; al-Qawamin al-Fiqhiyyah, hlm. 38; al-Mughni, Jilid l. hlm. 244. 254; Kasysyaful Qina', 200,
205.
eB3 Riwayat Imam Ahmad dan imam-imam hadits yang enam dengan sanad yang shahih (lVaslr&ur Royah,
Jilid I, hlm. 154).
FIqLH ISI.AM IITID 1

yaitu dengan cara mengusap keseluruhan, akan terlewat waktu shalat; dia takut mati
maka itu juga dianggap sah. kedinginan jika menggunakan air; takut sakit
Para fuqaha sepakat mengatakan jika se- atau bertambah sakitnya ataupun lambat
seorang bertayamum dengan tepukan ke debu sembuh jika ia menggunakan air; dia dalam
yang melebihi dua kali, maka tayamumnya keadaan sakit dan tidak ada orang yang me-
tetap sah. Karena, cara itu masih termasuk nolongnya untuk mendapatkan air; ataupun
menyampaikan debu ke tempat fardhu. Cara luka atau kudis berada di sebagian besar tu-
menyampaikan debu tersebut bermacam-ma- buh badan orang yang berjunub, atau berada
cam. Oleh sebab itu, apabila sampainya debu di sebagian besar anggota wudhu bagi orang
itu sempurna, maka cara itu sah sama seperti yang berhadats kecil.
wudhu. Perlu diperhatikan bahwa keadaan-ke-
adaan yang disebutkan di sini adalah sebab-
5. SYARAT.SYARAT TAYAMUM sebab tayamum yang dapat dijadikan syarat
Ulama madzhab Hanafi menetapkan de- menurut pendapat ulama Maliki dengan ke-
lapan syarat bagi sahnya tayamum. Adapun tentuan dia melakukannya setelah masuk
ulama madzhab Syafi'i menetapkan sepuluh waktu dan setelah mencari air, Adapun me-
syarat, Sedangkan, ulama Maliki dan Hambali nurut ulama Hambali, syarat tayamum adalah
hanya menetapkan dua syarat. Syarat-syarat dua, yaitu masuknya waktu (kewajiban) amal-
ini kadang bercampur dengan fardhu-fardhu an yang hendak ditayamumi dan; kedua ada-
tayamum yang telah disebutkan dan kadang lah tidak sanggup menggunakan air.
juga menjadi sebab-sebab tayamum. Dari yang disebutkan di atas, maka sya-
Ulama madzhab Maliki menafsirkan syarat rat-syarat tayamum adalah seperti berikut.
dengan sebab, lalu mereka menerangkannya
secara keseluruhan.e8a Untuk sah tayamum, 1. Debu yangSuci
mereka menetapkan dua syarat, yaitu tidak Tidak sah tayamum dengan benda selain
adanya air atau tidak sanggup menggunakan debu [sha'fd al-Ardh). Kata sha'id menurut
air. ulama Syafi'i artinya adalah turab (debu/
Secara terperinci dapat diterangkan se- tanah) dan menurut ulama Hanafi dan Maliki
bagaimana berikut: [1] tidak ada air ketika adalah semua benda yang masih termasuk
dalam perjalanan [musafir); 12] sakit dan jenis bumi.
sedang bermukim [tidak musafir). Begitu juga Demikian juga, tayamum tidak sah jika
apabila seseorang mendapati air, tetapi air dengan menggunakan tanah (sha'id) yang ter-
itu tidak cukup untuk bersuci; tidak ada alat kena najis, karena Allah SWT berfirman,
yang dapat digunakan untuk mendapatkan
air seperti tidak ada timba atau tidak ada "...maka bertayamumlah dengon debu
tali, atau dia khawatir haus terhadap dirinya yang baik (suci)...." (al-Maa'idah: 6)
sendiri, orang lain ataupun binatang; dia ta-
kut pencuri atau binatang buas ketika dia Syarat ini adalah syarat sah tayamum
mencari air; dia mendapati air, tetapi harga menurut jumhur. Adapun menurut ulama
air sangat mahal; jika dia keluar mencari air madzhab Maliki, semua ini dinamakan fardhu
atau menggunakannya maka dia khawatir seperti yang telah dijelaskan sebelum ini da-

N- Qowanin al - F i qhiyy ab htm. 37.


FIqLH ISTAM 1 Baglan 1: IBADAH

'ILID
lam pembahasan mengenai fardhu tayamum. an yang hendak bertayamum, maka dia tidak
Sementara itu, ulama Hambali menambahkan perlu mencari air jika dia tidak mempunyai
bahwa tanah yang digunakan untuk tayamum sangkaan kuat bahwa ada air yang dekat de-
hendaklah tanah yang mubah. Oleh karena nganmya. Karena, biasanya memang tidak ada
itu, jika tayamum menggunakan tanah yang air di area padang pasir.
ghasab ataupun tanah kuburan yang sering fika dia mempuyai sangkaan kuat akan
digali ataupun tanah masjid, maka tayamum adanya ai4 maka dia tidak boleh bertayamum
itu tidak boleh. hingga dia sendiri mencari air itu atau dia
menyuruh orang lain, dalam jarak yang jauh-
2. Tayamum Dilakukan Setelah Masuk nya sama dengan jarak lepasnya anak panah
Waktu dari busurnya, yaitu jarak yang tidak sampai
Maksudnya adalah setelah masuknya satu mil.e85 Dia hendaklah mencari ke semua
waktu amalan/ibadah yang akan ditayamu- penjuru dalam kawasan itu. Untuk mencari air
mi. Menurut jumhur ini termasuk syarat, se- tersebut, dia tidak diharuskan berjalan men-
dangkan menurut ulama Hanafi ia tidaklah carinya. Dia boleh hanya melihat atau memer-
menjadi syarat, seperti yang telah kita jelas- hatikan ke arah empat sudut. Cara ini adalah
kan dalam pembahasan tentang sifat taya- untuk menghindar dari terpisah dengan ka-
mum. wannya. fuga, untuk menghindari kesusahan
karena Allah SWT berfirman,
3. Mencari Air
"...Allah tidak ingin menyulitkan kamu, te-
Seluruh ulama madzhab empat sepakat
mengatakan bahwa mencari air adalah syarat
tapi Dia hendak membersihkan kamu...." (al-
tayamum selagi dia tidak yakin ketiadaan air
Maa'idah:6)
tersebut. Sebab, seseorang tidak dinamakan
sebagai orang yang tidak mempunyai air, ke- Mencari ke tempat yang jaraknya tidak
cuali setelah dia berusaha mencari air dan sampai satu mil adalah dibolehkan. Imam
tidak mendapatinya. Tetapi, para fuqaha ber- al-Kasani berkata, di antara pendapat yang
beda pendapat dalam hal kadar jarak yang paling dekat dengan kebenaran adalah pen-
harus ditempuh bagi pencarian air itu. Kita dapat yang mengatakan jaraknya adalah
telah menyebut sekilas mengenai hal ini da- satu mil. Karena, tayamum disyariatkan un-
lam pembahasan sebab-sebab tayamum. Di tuk menghilangkan kesusahan. Kemudian
sini kita akan menerangkan secara terperinci. dia menambahkan, menurut pendapat yang
Madzhab HanafieEs mengatakan bahwa ashah, orang itu hendaklah mencari dalam
seseorang yang bermukim [bukan musafir) kawasan yang tidak membahayakan dirinya
hendaklah mencari air sebelum masuk wak- dan tidak membahayakan kawan-kawan yang
tu tayamum, baik dia mempunyai sangkaan menunggunya.
tentang adanya air yang tempatnya dekat fika dia tidak serius dalam mencari aic la-
dengannya atau tidak. Adapun musafir atau lu dia melakukan shalat sedangkan dia belum
orang yang berada di luar kawasan pemukim- mencarinya, maka menurut Abu Hanifah dan

985
ad-Dumtl Mukhtar,Jllidl,hlm.22T dan halaman
Al-Bada'i',Jilid I, hlm. 46 dan halaman seterusnya; Fathul Qadir,Jilid I, hlm. 84,98;
seterusnya; al- Lubab, lilid, I, hlm. 36.
986
Jarak yang dicapai oleh anak panah ialah kira-kira 400 hasta atau 184, 8 meter. Satu mil artinya menurut bahasa adalah selauh mata
memandang, Ukurannya adalah sama dengap empat rib.u langkah atau sepertigaforsakh atau 1848 meten
B,g|an 1: IBADAH FIqIH ISTAM JILID 1

Muhammad Hassan asy-Syaibani, orang ter- yang jaraknya kurang dari dua mil. Dia juga
sebut wajib mengulangi shalatnya. mestinya meminta air kepada kawan-kawan-
fika kawan-kawannya mempunyai air, nya, jika dia yakin atau mempunyai sangkaan
hendaklah dia meminta dulu sebelum dia ber- kuat, ragu, atau hanya waham bahwa kawan-
tayamum, karena biasanya mereka tidak akan kawannya tersebut akan memberinya air. fika
melarangnya. |ika kawannya tidak membagi dia tidak meminta air kepada kawan-kawan-
air tersebut, hendaklah dia bertayamum, ka- nya, lalu dia bertayamum kemudian setelah
rena sudah jelas ada udzur. Tetapi jika dia itu ada air ataupun tidak, maka dia hendaklah
bertayamum sebelum dia menanyakan kepada mengulangi shalatnya, baik waktunya masih
kawan-kawannya, maka apa yang dilakukan- ada ataupun sudah terlewat, jika memang dia
nya itu sah menurut Abu Hanifah. Sebab, dia yakin atau mempunyai sangkaan kuat bahwa
tidak diwajibkan meminta milik orang lain. kawan-kawannya akan memberinya air terse-
Kedua sahabat Abu Hanifah mengatakan bah- but. Tetapi jika dia ragu atau waham bahwa
wa tayamum itu tidak sah, karena biasanya kawan-kawannya akan memberi, maka dia
air akan dibagikan dengan gratis. fika kawan- hendaklah mengulangi shalat jika masih ber-
nya tidak mau memberinya air kecuali dengan ada dalam waktunya saja.
harga yang patut, dan dia memang mempu- Dia wajib membeli air dengan harga bia-
nyai harta (uang dan semacamnya) untuk sa, jika memang dia tidak perlu kepada uang
membeli, maka tayamumnya tidak sah. Sebab, fharga) tersebut, baik pembayarannya dengan
pada kenyataannya dia mampu membayar cara tunai ataupun utang. Tetapi jika harga air
harga [air) tersebut. Namun jika harga air itu itu melebihi harga biasa, meskipun lebihnya
dijual lebih mahal, maka orang tersebut tidak hanya satu dirham, maka menurut pendapat
diwaj ibkan menanggung kerugian.esT yang rajih dia tidak diharuskan membelinya.
fika seseorang tidak mempunyai sangka- Madzhab Syafi'ie8e berpendapat, jika se-
an kuat bahwa ada air yang tempatnya dekat orang musafir atau orang yang bermukim
dengannya, maka dia tidak wajib mencarinya. yakin bahwa air tidak ada di sekelilingnya,
Namun jika dia mempunyai harapan adanya maka dia hendaklah bertayamum tanpa per-
air; maka ia disunnahkan mencarinya. lu mencarinya terlebih dahulu. |ika dia tahu
fika air berada di suatu tempat yang ja- akan adanya air; hendaklah ia mencari dengan
raknya adalah satu mil atau lebih, maka dia cara bertanya kepada rombongannya, memin-
hendaklah bertayamum. ta kawannya, atau melihat sekelilingnya, jika
Menurut madzhab Malikiess jika memang memang ia berada di tempat yang datar. Dan
kenyataannya tidak ada air; maka seseorang jika dia perlu berjalan, hendaklah dia berjalan
tidak perlu mencarinya. fika dia mengetahui pada keempat arah mata angin sejauh jarak di
ada air; menyangka, atau meragui keberadaan mana dia dapat melihat ketika dia berada di
air pada suatu tempat, maka setiap kali dia tanah datar, tempat pertama kali dia berdiri.
hendak shalat dia wajib mencari air terse- Hal ini jika memang dia tidak khawatir akan
but, sekiranya memang tidak menyusahkan- adanya bahaya yang akan menimpa dirinya,
nya. Dia hendaklah mencarinya dalam area hartanya, atau terpisah dari kawan-kawannya.

Abu Hanifah berkata bahwa jika air itu tidak dijual kepadanya, kecuali dengan harga dua kali lipat, maka itu dianggap mahal. Ada yang
mengatakan bahwa mahal ialah harga yang diluar perhitungan pakar harga.
988
Asy-Syarhul Kabrr, Jilid I, hlm. 153,
989
Mughnil Muhtaj,Jilid I, hlm. 87-90.
ISTAM JITID 1 Bagan 1: IBADAH

Berjalan mencari air itu hendaklah dilakukan jauh jarak yang dikira dekat oleh rombongan.
sejauh pekikan suara meminta tolong, yaitu Dia hendaklah bertanya kepada kawan-kawa-
kira-kira sejauh jarak sampainya anak panah nnya yang mempunyai pengalaman tentang
yang lepas dari busurnya. Namun jika dia tidak tempat-tempat air. Dia juga hendaklah bertanya
mendapati ait
hendaklah dia bertayamum. kepada mereka, berkenaan dengan siapa yang
Dan apabila dia berada di tempatnya [mukim), menjual air atau mau memberi air kepadanya.
maka menurut pendapatyang ashah, dia wajib f ika dia melihat suatu area yang hijau, ataupun

mencari air. melihat sesuatu yang menunjukkan ada air di


Jika dia yakin ada air pada suatu tempat, situ, hendaklah dia mencari ke tempat terse-
hendaklah dia mencarinya dalam area yang but. fika didekatnya ada tanah yang tinggi atau
dekat, yaitu sejauh 6.000 langkah. benda yang tegak, hendaklah dia mendatangi
Dia wajib membeli air jika air itu dijual (menaiki) tempat itu dan mencari air dari situ,
dengan harga yang pantas, dengan syarat dia demi menghilangkan keraguannya.
mampu membelinya dengan harga tersebut. fika dia berjalan, hendaklah dia mencari
Harga yang pantas menurut pendapat yang air di arah hadapannya saja. Karena, mencari
ashah adalah harga yang biasa disepakati oleh ke arah lain akan menyusahkannya. fika ada
semua orang di tempat tersebut dan pada orang yang dipercayai (orang yang adil lagi
waktu itu. fika harga air lebih daripada itu, kuat ingatannya) memberikan informasi tem-
maka dia tidak wajib membelinya, meskipun pat air kepadanya, maka dia wajib pergi ke
harganya lebih sedikit. Tetapi jika air itu dijual tempat itu, apabila tempat itu memang dekat
dengan harga utang yang lebih mahal dari dengannya menurut perkiraan adat.
harga kontan, namun harga itu memang sesuai fika dia bertayamum dan melakukan sha-
dengan utang, dan dia seorangyang kaya, maka lat, setelah berusaha sekuattenaga mencari air,
dia wajib membelinya. Karena, harga itu tidak dan dia tidak menjumpai ai4 maka tayamum
dianggap sebagai harga yang keluar dari harga dan shalatnya sah. Dia juga tidak perlu meng-
yang pantas. Disunnahkan (nadb) bagi orang ulang shalatnya, karena dia telah melakukan
tersebut membeli air itu, jika air itu dijual shalat dengan tayamum yang sah.
dengan harga yang lebih daripada harga biasa Ulama madzhab Hambali menyebut satu
apabila memang dia mampu membelinya. lagi syarat sahnya tayamum, yaitu tidak sang-
Seseorang tidak wajib mencari air hingga gup menggunakan air. Sebab, orang yang sehat
ke satu area yang jauh (hadd al-bu'd), yaitu dapat menggunakan air dengan cara yang ti-
jarak yang lebih dari 6.000 langkah kaki, dan dak membahayakan dirinya. Allah SWT berfir-
dalam keadaan seperti itu dia dibolehkan man,
bertayamum.
Madzhab Hambalieeo berpendapat hukum
mencari air bagi setiap waktu shalat sesudah
xv+# Fe5,;;;iK"or'
, )i"3
([r), ....1g-r-r9
masuknya waktu adalah wajib. Dia hendak- WJ
lah mencari di tempat kediamannya dan juga "... Adapun jika kamu sakit atau sedang
di kawasan yang dekat dengannya. Hitungan dalam perjalanan... sedangkan kamu tidak men-
dekat ini adalah menurut adat. Dia hendaklah dapat air, maka bertayamumlah kamu...." (an-
mencari ke arah empat penjuru mata air se- Nisaa':43)
eeo Kasysyrpl gtna', Jilid I, trlm. 192 dan halaman seterusnya; 6h ayatut Muntaha, Jilid I, hlm. 54.
FIqLH ISI."A,M IILID 1

Tetapi, perlu diingat bahwa sebab yang atau untuk sujud tilawah. Dia tidak boleh
ini adalah salah satu sebab tayamum yang melakukan shalat dengan tayamum yang di-
telah diterangkan sebelum ini. niatkan untuk masuk masjid atau untuk me-
Sebagian ulama madzhab Hambali me- nyentuh AI-Qur'an, meskipun dia seorang
ngatakan, bahwa syarat tayamum ada sem- yang berjunub. Karena, masuk masjid atau
bilan yaitu niat, Islam, berakal, tamyiz, istinja' menyentuh Al-Qur'an bukan termasuk'ibadah
atau istijmar, membuang najis yang tampak maqshudah. Dia juga tidak boleh melakukan
pada badan, masuk waktu shalat, meskipun shalat dengan tayamum yang diniatkan untuk
shalat itu adalah shalat nadzar yang dikaitkan membaca Al-Qur'an, sedangkan ia berhadats
dengan waktu tertentu dan tidak sanggup kecil. Adapun orang yang berjunub kemudian
menggunakan air, meskipun disebabkan ter- dia bertayamum untuk membaca Al-Qur'an,
kurung ataupun lainnya. maka dia boleh menggunakan tayamumnya
itu untuk shalat. Karena, membaca Al-Qur'an
Syarat-syarat Tayamum Menurut dibolehkan bagi orang yang berhadats, te-
Madzhab Hanaff tapi tidak dibolehkan bagi orang yang ber-
Ulama Hanafi mensyaratkan delapan per- junub. Dia juga tidak boleh melakukan shalat
kara untuk sahnya tayamum. Sebagiannya dengan tayamum yang diniatkan untuk
adalah masuk kategori sebab-sebab tayamum, menziarahi kubur, adzan, iqamah, memberi
dan sebagian lagi masuk kategori fardhu ta- salam, menjawab salam, atau untuk masuk
yamum [menurut ulama lain), dan sebagian Islam. Sebab perkara tersebut sah dikerjakan,
yang lain masuk dalam cara tayamum. Secara meskipun tanpa thaharah.
ringkas, syarat-syarat itu adalah sebagai be-
rikut.eel 2. Adanya udzur yang membolehkan
tayamum
1. Niat Orang yang berada ditempat yang jauh
Yaitu, tekad hati untuk melakukan [taya- sejauh satu mil dari tempat air termasuk
mum). Adapun waktunya adalah ketika ta- dalam syarat ini, meskipun dia berada da-
ngan menepuk debu yang akan digunakan lam kawasan pemukiman. Syarat ini juga me-
untuk tayamum. Mereka mensyaratkan tiga masukkan orang yang sakig orang yang ber-
hal bagi sahnya niat yaitu Islam, tamyiz, dan ada di hawa dingin dan takut rusak atau sakit
mengetahui apa yang dia niatkan. anggota badannya, orang yang takut musuh
Supaya tayamum sah untuk mengerjakan atau takut haus, orang yang memerlukan air
shalat, maka dia harus berniat dengan salah untuk mengadon tepung bukan untuk me-
satu dari tiga cara yaitu niat untuk bersuci; masak yang tidak perlu, orang yang tidak
niat supaya boleh malaksanakan shalat [isti- mempunyai alat untuk mengambil air, orang
bahah ash-Shalah); atau niat untuk melaku- yang takut terlewat shalat jenazah, orang
kan ibadah yang dimaksudkan l'ibadah maq- yang takut terlewat shalat Hari Raya jika dia
shudah)eez yang tidak sah jika tanpa thaharah. sibuk dengan wudhu.
Tayamum dengan niat untuk shalat boleh di- Namun, takut terlewat shalat fumat tidak-
gunakan untuk shalat apa pun, shalat ienazah, lah dianggap sebagai satu udzur, Demikian

ee1 Al-Bada'i:lilidl,hlm.52danhalamanseterusnya;ad-DurutMukhtar,Jilidl,hlm.213,228;Muraqial-Falah,hlm. lgdanseterusnya.


992 Maqshudalr, ialah sesuatu yang tidak dihukumi waiib, dan sesuatu itu merupakan bagian dari 6$uatu yairg lein
FrqlH Isr..A.M IrilD 1

juga takut terlewat waktu shalat tidak diang- B. Menghilangkan perkara-perkara yang
gap udzur yang membolehkan tayamum. dapat menghalangi usapan seperti
lilin atau lemak.
Syarat ini bertujuan agar usapan debu
3. Tayamum hendaklah dilakukan
dengan benda-benda yang termasuk itu dapat mengenai kulit. Sementara, benda-
tanah yang suci seperti debu, batu, benda tersebut dapat menghalang usapan ke
pasir,fairuz (permata), dan akik. atas tubuh.
Tayamum tidak sah dengan menggunakan
kayu, perak, ernas, tembaga, atau besi. Kai- Syarat-syarat Tayamum Menu rut Madz hab
dahnya adalah sesuatu yang dapat meleleh Syafl'i
dengan cara dibakar tidak boleh digunakan Madzhab Syafi'i menetapkan sepuluh
untuk bertayamum. Selain benda yang seperti syarat, yaitu:ee3
itu, boleh digunakan untuk berta)ramum, ka- 1. Hendaklah menggunakan debu walau
rena Allah SWT berfirman, apa pun bentuknya, seperti tanah liat, ta-
nah baja, atau lainnya asalkan berdebu.
"...moka bertayamumlah dengan debu Tayamum juga boleh dilakukan dengan
yang baik (suci)...." (al-Maa'idah: 6) menggunakan tanah yang dibuat obat
seperti armani jika memang dihaluskan,
Sha'id artinya apa saja yang ada di atas termasuk juga debu pasir baik kasar atau
permukaan bumi baik itu debu ataupun halus. Tetapi, tidak boleh dengan tanah
lainnya. yang telah dibakar yang namanya masih
ada, tetapi debunya sudah hilang.
4. Meratakan tempat dengan usapan. 2. Hendaklah tanah tersebut suci, karena
Allah SWT berfirman,
5. Mengusap dengan seluruh telapak
tangan atau dengan tiga iari. "...debu yang baik (suci)...." (al-
fika mengusap dilakukan dengan dua jari Maa'idah: 6)
saja, maka tidak boleh, meskipun diulang-
ulang dan diusap secara rata. Hal ini berbeda Ibnu Abbas berkata bahwa maksud
dengan mengusap kepala ketika berwudhu. ayat ini adalah debu yang suci.
3. Hendaknya debu itu bukan debu yang
6. Hendaklah dilakukan dengan cara dua sudah digunakan, yaitu debu yang masih
kali tepukan ke tanah dengan telapak melekat pada anggota tayamum atau
tangan, biarpun di tempat yang sama. yang jatuh setelah diusapkan pada ang-
fika badannya terkena debu, kemudian gota tubuh ketika tayamum. Debu yang
debu itu diusapkan dengan niat tayamum, demikian hukumnya sama dengan hukum
maka hal itu dibolehkan. air musta'mal. Ini menurut pendapat yang
7. Tidakada halangan yang menafikan ashah.
tayamum seperti haid, nifas, atau 4. Hendaknya debu itu tidak bercampur de-
hadats, sebagaimana yang disyaratkan ngan tepung atau yang semacamnya; se-
dalam wudhu. perti bercampur dengan minyak za'faran,

Al-Muhadzdaab, lilid I, hlm. 32-34; Mughnil Muhtaj, filid I, hlm. 96-99t al-Hadhramiyah, hlm.26.
B'gan 1: IBADAH IsLA,M JrrrD 1

kapu4 atau lainnya. Karena, ia dapat meng- jenazah jika memang jenazah itu telah
halangi sampainya tanah ke anggota ta- dimandikan. Boleh tayamum untuk sha-
yamum. lat minta hujan (istisqa) setelah jamaah
5. Hendaklah dilakukan dengan maksud berkumpul. Dan untuk shalat yang ter-
bertayamum. fika ada angin yang mem- lewat, tayamum boleh dilakukan apabila
bawa debu itu ke anggota tayamum, lalu sadar dan teringat.
diusap-usapkan pada anggota tayamum 10. Hendaklah tayamum dilakukan setiap kali
tersebut dan diniatkan, maka tayamum itu melakukan fardhu 'ain, karena tayamum
tidak sah. Karena, tidak ada tujuan [niat) adalah thaharah dharurah fcara bersuci
memindahkan tanah itu. Tetapi, debu itu darurat). Oleh karena itu, hendaklah ia
datang dengan sendirinya. Tetapi jika dia ditimbang mengikut kadarnya.
ditayamumkan oleh orang lain dengan
izinnya, maka tayamumnya sah. 6. PERI<ARA SUNNAH DAN MAKRUH DALAM
6. Hendaklah dia mengusap muka dan kedua TAYAMUM
tangannya itu dengan dua kali tepukan ke Ada beberapa perkara yang disunnahkan
debu, meskipun dia hanya dapat mene- dalam tayammum.eea Menurut ulama Hanafi
puk dengan kain atau yang semacamnya. ada tujuh, dan menurut ulama yang lain ada
7. Hendaklah dia terlebih dahulu menghi- tiga atau empat.
langkan najis. fika dia bertayamum se-
belum membuang najis, maka menurut SunnahSunnah Tayamum Menurut
pendapat yang mu'tamad, tayamumnya Madzhab Hanafl
tidak sah. Sebab, tayamum dilakukan su- 7. Membaca bismillah ketika memulai taya-
paya boleh melakukan ibadah (ibahah) mum, sama seperti sewaktu berwudhu.
dan ibadah tidak akan terjadi jika ada Yaitu, dengan membaca bismillah saja,
halangan. Kasusnya sama seperti ber- atau yang lebih baik adalah dengan mem-
tayamum sebelum waktunya. baca bi smill ahirr ahm anirrahim.
B. Hendaklah berijtihad mengenai arah kib- -
2 4. Menepuk tanah dengan bagian dalam
lat sebelum bertayamum. fika seseorang telapak tangan, kemudian menengadah-
bertayamum sebelum ijtihad arah qiblat, kan tangan ke atas dan selepas itu dite-
maka menurut pendapat yang kuat, ta- lungkupkan lagi. Kemudian jari-jemari
yamumnya tidaklah sah. digerak-gerakkan supaya nantinya tidak
9. Tayamum hendaklah dikerjakan setelah terlalu mengotori muka dengan debu. Ini
masuk waktu. Sebab, ia adalah bentuk adalah pendapat yang di-naqal-kan dari
bersuci darurat, dan kondisi darurat tidak Abu Hanifah.
akan terwujud sebelum waktunya datang. 5. Merenggangkan jari jari supaya debu bisa
Namun dalam kasus untuk shalat sunnah sampai ke celah-celahnya.
mutlak, tayamum boleh dikerjakan pada 6 dan T .Tertib dan muwaalaot, yaitumengusap
waktu kapan saja, kecuali pada waktu bagian yang kemudian sesudah mengusap
makruh. Boleh bertayamum untuk shalat bagian yang pertama. Dan jarak antara

Ad-Durrul Mukhtar,Iilid l, hlm.21.3; Muraqi al-Falah, hlm. 20; asy-Syarhush Shaghinlilid I, hlm. 198; asy-Syarhul Kabir Jilid I, hlm.
157 dan halaman seterusnya; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 38; Bujairmi al-Khathib, Jilid l, hlm. 256; al-Muhadzdzab,Jilidl,hlm.
33; Mughnil Muhtaj, lilid I, hlm. 99; Kasysyaful Qino', Jilid l, hlm. 204.

t
Isr."AM f rrrD 1 Bagan 1: IBADAH

dua usapan itu adalah sekadar jika dia dengan cara ujung jari bagian dalam di-
membasuhkan air pada anggota pertama, letakkan di jari tangan kiri bagian dalam,
maka ia belum kering ketika melakukan kemudian dijalankan dari mulai atas te-
usapan yang kedua. Hal ini seperti yang Iapak tangan kanan hingga ke siku. Ke-
dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.. mudian dari bagian sebelah atas siku di-
usap sampai ke pergelangan tangan. Begitu
Kesunnahan Tayamum Menurut pula ketika mengusap tangan kiri sama
Madzhab Mallki seperti yang dilakukan kepada tangan
1. Tertib, yaitu dengan cara mengusap muka kanan. Kemudian wajib menyilangkan
dahulu kemudian baru kedua tangan. fi- jari-jarinya seperti yang telah dijelaskan
ka dilakukan sebaliknya, maka ia wajib dalam bagian fardhu tayamum.
mengulangi usapan kedua tangannya sa-
ja, jika memang jarak waktunya dekat Kesunnahan Tayamum Menurut
dan dia belum melakukan shalat dengan Madzhab Syaf i
tayamumnya yang terbalik itu. Jika tidak Membaca bismillah dengan sempurna di
demikian, maka tayamumnya tidak sah. awal tayamum sama seperti sewaktu wudhu
Adapun muwaalaat, adalah termasuk far- dan mandi. Memulai dengan mengusap bagian
dhu menurut mereka. atas muka, mendahulukan mengusap tangan
2 dan 3. Tepukan kedua untuk mengusap dua kanan sebelum tangan kiri, merenggangkan
tangan dan mengusap hingga dua siku. jari dalam tepukan yang pertama, dan me-
4. Memindahkan debu yang terdapat pada nepuk jari-jari selepas mengusap kedua ta-
tepukan telapak tangan ke anggota yang ngan sebagai langkah mengurangkan debu
diusap. Tidak boleh mengusap sesuatu supaya tidak mengotori anggota. Hal ini juga
apa pun sebelum mengusap muka dan berdasarkan hadits Ammar yang lalu.
dua tangan. fika dia mengusap yang lain Muwaalaat, sama seperti ketika berwu-
dulu, maka hukumnya adalah makruh, dhu. Sebab, keduanya adalah sama-sama ber-
tetapi sah. fuga tidak mengapa apabila suci dari hadats. Begitu juga disunnahakan
tepukan telapak tangan ke debu dengan muwaalaat di antara tayamum dan shalat.
cara perlahan sebelum mengusapkannya Langkah ini diambil untuk mengelak dari
ke anggota tayamum. perselisihan dengan ulama madzhab Maliki
yang mengatakan ia wajib.
Ulama Maliki menambahkan beberapa Sunnah juga menggosokkan tangan ke-
keutamaan dan kesunnahan lain untuk taya- pada anggota tayamum seperti menggosok
mum, yaitu: ketika berwudhu, dan hendaknya tidak me-
[a) Tasmiyyah, yaitu membaca bismillahir- ngangkat tangan dari anggota tayamum se-
rahmanirrahim menurut pendapat yang belum sapuannya sempurna. Langkah ini
azhhar, atau cukup hanya dengan mem- diambil untuk mengelak dari perselisihan
baca bismillah menurut satu pendapat pendapat dengan ulama yang mewajibkan.
yang lain. Di antara kesunnahan tayamum juga
[b) Diam [tidak bercakap). adalah mengusap bagian lengan (dari ujung
[c) Menghadap ke arah kiblat. siku ke atas) sama seperti tahjil ketika wudhu,
[d) dan [e) Memulai dengan tangan kanan dan hendaknya tidak mengulang usapannya,
Bagaan 1: TBADAH FIq!H ISIAM JITID 1

sebab yang dituntut oleh agama adalah me- Mengenai cara tayamum, mereka menga-
ngurangkan debu. |uga, disunnahkan meng- takanee6 hendaklah orang yang berkenaan
hadap kiblat dan membaca dua syahadat berniat supaya dibolehkan melakukan amal-
setelah tayamum sama seperti ketika wudhu. an/ibadah yang dilakukan dengan tayamum.
Mencabut cincin sewaktu melakukan te- Contohnya seperti supaya boleh melakukan
pukan pertama disunnahkan dan mencabut shalat fardhu karena hadats kecil atau hadats
cincin pada tepukan yang kedua ketika me- besarl dan sebagainya. Kemudian hendaklah
ngusap tangan hukumnya wajib. dia membaca bismillah. Namun, basmalah
gugur jika terlupa. Kemudian hendaklah dia
Sunnah mengerjakan shalat dua rakaat
sesudah tayamum, hal ini diqiyaskan dengan menepuk tanah atau debu dengan mem-
buka jari jari supaya tanah dapat sampai di
wudhu. Bersiwak sebelumnya juga disun-
celah-celahnya. Selain tanah, barang-barang
nahkan, yaitu di antara bacaan bismillah dan
yang ada debunya yang suci juga boleh di-
pemindahan tanah ke anggota tayamum, sa-
tepuk seperti pakaian, hamparan, tikar; dan
ma seperti sewaktu wudhu. Yaitu, bismillah di-
sebagainya. Tepukan itu adalah satu tepukan
baca di antara membasuh dua tangan dengan
saja dan dilakukan setelah cincin dilepas,
berkumur.
supaya tanah dapat sampai ke tempat di balik
Ulama madzhab Hambali mengatakan
cincin.
bahwa bismillah, tertib, d,an muwaalaat ada-
fika tanah [debu) itu tidak banyak, maka
Iah wajib dalam tayamum sama seperti dalam
makruh meniupnya supaya tidak kehabisan
wudhu. Mereka tidak menganggap hal-hal debu sehingga menyebabkan dia perlu mem-
tersebut sebagai kesunnahan tayamum. Ke-
buattepukan semula. Kemudian hendaklah dia
sunnahan dalam tayamum bagi mereka ha-
mengusap mukanya dengan bagian dalam jari-
nyalah melewatkannya hingga akhir waktu jarinya, dan mengusap kedua tangan dengan
pilihan (al-mukhtaar), jika memang dia meng-
bagian telapak tangannya. Hal ini berdasarkan
harapkan adanya air. Hal ini berdasarkan hadits Ammar yang telah lalu, di mana Nabi
kepada perkataan Sayyidina Ali r.a. tentang Muhammad saw. menerangkan tentang taya-
orang yang junub. "Mencari hingga akhir mum, "Satu tepukan untuk muka dan kedua
waktu, jika dia mendapatkan air. fika tidak, tapak tangan.'4e7
hendaklah dia bertayamum." fuga, dengan Dia boleh mengusap dengan dua tepukan
alasan bahwa mengakhirkan shalat hingga di mana salah satunya untuk muka dan satu-
setelah makan, sesudah membuang air supaya nya lagi untuk dua tangan hingga ke siku. Ini
tidak mengganggu khusyuk juga disunnahkan. adalah cara yang baik.
Mereka juga mengatakan melewatkan shalat
untuk memperoleh jamaah adalah disun- Perkara yang Dimakruhkan dalam Tayamum
nahkan. Maka, melewatkan tayamum supaya Dalam perbincangan mengenai kesunnah-
mendapatkan air adalah lebih utama. Mereka an tayamum, madzhab Hanafi menjelaskan
juga menganggap menepuk-nepukkan (meng- bahwa makruh meninggalkan salah satu dari
gerak-gerakkan) jari sebagai sunnah (bukan kesunnahan-kesunnahan tersebut, dan mak-
fardhu).ees ruh juga mengulangi usapan.

ees At-Mughni,jilid I, hlm. 243,254.


ee6 Kasysyalul I, hlm. 204 dan halaman seterusnya: al-Mughni,Jilid I. hlm.524.
Qina',lilid
ee7 Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang shahih.
Isr."A.M rrrrD 1 Bagan 1: IBADAH

Menurut pendapat ulama Maliki, makruh tidak ada air. Karena, sesuatu yang boleh
melakukan usapan lebih dari sekali. Demikian dilakukan karena udzur akan batal ketika
juga makruh melakukan banyak cakap selain udzur itu hilang.
dzikrullah. Makruh juga memanjangkan usap- 3. Melihat air atau sanggup menggunakan
an hingga melebihi dua siku yang biasa disebut air yang mencukupi, meskipun hanya se-
ghurrah dan tahjil. kali usapan-menurut madzhab Maliki
Menurut pendapat ulama Syafi'i, dimak- dan Hanafi-dan meskipun tidak men-
ruhkan memperbanyak debu, mengulangi cukupi-menurut madzhab Syafi'i dan
usapan, memperbarui tayamum, meskipun se- Hambali. Keadaan tersebut hendaklah
sudah mengerjakan shalat dan mengibaskan terjadi sebelum melakui<an shalat, bukan
debu yang ada pada tangan sesudah tayamum sewaktu shalat. Hal ini disepakati oleh
sempurna. semua ulama. Air tersebut juga hendak-
Menurut pendapat ulama Hambali, mak- lah lebih dari keperluannya, seperti un-
ruh mengulangi usapan, memasukkan tanah tuk menghilangkan haus, membuat adon-
ke dalam mulut dan hidung, menepuk tanah an tepung, dan membasuh najis. Sebab
Iebih dari dua kali, dan meniup tanah yang menurut ulama Hanafi dan Maliki, h€-
digunakan tayamum jika ia memang sedikit, menuhi keperluan dan juga air yang tidak
mencukupi menyebabkan kondisi sese-
7. PERKARA YANG MEMBATALKAN orang disamakan dengan kondisi tidak
TAYAMUMeeE ada air.
L. Setiap perkara yang membatalkan wudhu Ulama Hanafi berpendapat, jika se-
dan mandi adalah membatalkan taya- seorang melewati tempat air dalam ke-
mum, karena tayamum adalah pengganti adaan mengantuk, maka dia dihukumi
kedua-duanya. Perkara yang membatal- sama seperti orang yang terjaga, yaitu
kan hukum asal juga membatalkan peng- tayamumnya menjadi batal.
gantinya. f ika seseorang bertayamum
untuk junub kemudian dia berhadats, Melihat Air Sewaktu Shalat
maka dia menjadi orang yang berhadats fika seseorang melihat air ketika se-
bukan orang yang berjunub. Dia hen- dang shalat, maka tayamumnya batal
daklah berwudhu dan membuka khuf-nya menurut ulama Hanafi dan Hambali. Tha-
jika memang dia memakai khul Setelah harah itu batal karena telah hilang sebab-
itu, hendaklah dia mengusap kedua khuf nya. Ditambah lagi shalat asalnya adalah
itu selama dia tidak mendapatkan air. harus dengan wudhu. Dan apabila dia
2. Hilangnya udzur yang membolehkan ta- melihat air, maka artinya dia sanggup me-
yamum. Contohnya seperti perginya mu- lakukan shalat dengan yang asal (wudhu).
suh, sakit yang sudah sembuh, hilang Terdapat juga dalil dari nash seperti dalil
hawa dingin, ada alat untuk mendapat mengenai "pengulangan shalat."
air, dan dibebaskan dari kurungan yang
.
ee8 Ad-Durrul Mukhtar,lilidl,hlm.234-236; Muraqi al-Falalr, hlm. 21; al-Lubab,lilid l, hlm. 37 dan halaman seterusnya; Fathul Qadir,
Jilid I, hlm. 91 dan halaman seterusnya; al-Bada'ii Jilid I, hlm. 56; asy-Syarhush Shaghin lilid l, hlm. I99; asy-Syarhul Kabir. lilid,l,
hlm. 158; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 38; Bujirmi al-Khathib,lilid I, hlm. 258-261; Mughnil Muhtaj, Jilid I, hlm. l0l; al-Muhadz-
dzab,lilidl,hlm.36;al-Mughni,lilid I, hlm.268- 272;Kosysyaful Qinajlilid I, hlm.I90;Ghayatul Muntaha, f ilid I, hlm.63 dan halaman
seterusnya.
Baglan 1: IBADAH FIQIH ISIAM JILID 1

Menurut ulama madzhab Maliki taya- wajib mengulanginya. Tetapi jika dia da-
mumnya tidak batal dan menurut ulama lam keadaan safa4 di mana perjalanannya
madzhab Syafi'i, jika dia seorang musafir, tidak untuk tujuan maksiat, maka dia
maka tayamumnya tidak batal karena dia tidak perlu mengulanginya. Hal ini telah
dibenarkan shalat dengan tayamum. Allah dijelaskan pada pembahasan terdahulu.
SWT berfirman, 4. Habisnya Waktu. Menurut ulama Hambali,
tayamum menjadi batal jika waktunya

ffi#r;' $5i{; sudah terlewat. Ulama Hambali menam-


bahkan, jika waktu shalat telah terlewat
".,dan janganlah kamu merusakkan padahal orang tersebut sedang melaku-
segala omolmu." (Muhammad: 33) kan shalat, maka tayamumnya batal. Be-
gitu juga shalatnya, sebab thaharah ini
Amalannya sebelum melihat air ada-
berakhir dengan berakhirnya waktu, jadi
lah telah sempurna dan menurut kaidah,
shalatnya dianggap batal.
ia akan tetap. fuga, diqiyaskan dengan 5. Murtad. Ulama madzhab Syafi'i berpen-
melihat air setelah selesai shalat, sebab
dapat, tayamum menjadi batal apabila
melihat air bukanlah satu hadats. Oleh
orang yang melakukannya itu murtad. Hal
karena itu, ia tidak membatalkan shalat.
ini berbeda dengan wudhu karena wudhu
Langkah ini diambil untuk menjaga ke-
itu kuat, sedang penggantinya [tayamum)
hormatan shalat.
adalah lemah. Tetapi dalam kasus ini,
Menurut ulama Syafi'i, shalat orang
niat wudhu tersebut juga batal. Oleh
mukim akan batal jika dia melihat air
karena itu, niat itu harus diperbaharui.
ketika sedang shalat. Karena seperti yang
Apalagi tayamum dilakukan supaya boleh
telah dijelaskan dahulu, bahwa dia wajib
melakukan shalat, sedangkan shalat tidak
mengulangi shalatnya karena adanya air.
sah jika ada riddoh (murtad). f adi, murtad
Ulama Maliki mengecualikan keadaan
dapat membatalkan tayamum, meskipun
orang yang lupa akan adanya air. Siapa
secara gambaran saja seperti riddah yang
yang terlupa bahwa dia mempunyai
terjadi pada anak-anak.
ain lalu dia bertayamum dan sudah me-
Menurut ulama madzhab Hanafi dan
lakukan takbiratul ihram, kemudian dia
lain-lainnya, tayamum tidaklah batal di-
teringat, maka shalatnya batal jika wak-
sebabkan murtad. Oleh karena itu, jika dia
tunya masih lapang.
kembali memeluk Islam, maka dia boleh
menggunakannya untuk shalat. Karena,
Mendapatkan Air Setelah shalat
yang dihasilkan oleh tayamum adalah sifat
fika seseorang melihat air setelah suci sedangkan kekufuran tidak mengha-
waktu shalat habis, maka para fuqaha puskan suci. Hal ini sama seperti dalam
bersepakat bahwa dia tidak perlu lagi
wudhu. Apalagi, murtad membatalkan
mengulanginya, demi mengelakkan ke- pahala amalan, bukannya menghilangkan
susahan. fika dia melihat air ketika sedang
hadats.
shalat, maka menurut jumhur selain ula-
6. |arak waktu yang lama antara tayamum
ma Syafi'i, dia tidak perlu mengulanginya.
dan shalat. Menurut ulama Maliki, jarak
Adapun menurut ulama Syafi'i, jika orang
waktu itu dapat membatalkan tayamum,
tersebut dalam keadaan mukim, maka dia
karena mereka mensyaratkan muwaalaat
FIQIH ISTAM JITID 1

antara tayamum dengan shalat seperti kan perbuatan yang menyerupai perbuatan
yang telah disebutkan. shalat. Dia hendaklah ruku' dan sujud jika
memang ada tempat yang kering. Dia tidak
8. HUKUM ORANG YANC TIDAK MEMPUNYAI boleh membuat isyarat dengan cara berdiri.
DUA ALAT BERSUCT (AtR DAN DEBU) Dia juga tidak boleh membaca bacaan shalat
Seseorang yang tidak mempunyai dua dan juga tidak boleh berniat. Dia hendqklah
alat untuk bersuci, yaitu air dan tanah se- mengulangi shalat jika sudah mendapatkan
perti orang yang terkurung di tempat yang air ataupun tanah.
dua alat bersuci tersebut tidak ditemui, di Adapun orang yang terputus dua tangan
tempat najis yang tidak mungkin ditemukan dan dua kakinya, jika ada luka di mukanya,
tanah untuk menyucikan, seperti seseorang maka dia boleh shalat tanpa thaharah dan
melihat kondisi yang perlu menggunaan tidak perlu bertayamum. Menurut pendapat
air seperti (ada orang atau hewan yang) ke- yang paling ashah, orang tersebut tidak perlu
hausan, dia mendapati tanah yang basah mengulangi shalatnya.
dan dia tidak mempunyai alat seperti api Orang yang terperangkap (terpenjara),
untuk mengeringkannya, atau dia berada di jika melakukan shalat dengan tayamum hen-
atas kapal, tetapi tidak dapat mengambil air. daklah mengulangi shalatnya jika dia memang
Termasuk juga orang yang tidak sanggup orang mukim (bukan musafir). Hal ini karena
untuk menggunakan air dan juga tidak mam- dalam kasus ini seperti tidak ada darurat, se-
pu bertayamum karena sakit dan sebagainya, bab air dapat diperoleh di tempat tersendiri.
seperti orang luka yang kulitnya tidak boleh Berbeda dengan musafir yang biasanya tidak
disentuh dengan air wudhu. menemukan ait; maka dia tidak perlu meng-
Hukum orang yang tidak mempunyai ulangi shalatnya. Inilah pendapat madzhab
alat bersuci seperti ini ada dua pendapat. Syafi'i seperti yang telah dijelaskan dalam
Menurut jumhur; dia wajib mengerjakan pembahasan yang lalu, yaitu tentang "meng-
shalat dan wajib mengulangi shalatnya itu. ulangi shalat."
Hal ini menurut ulama madzhab Hanafi dan
Syafi'i. Adapun menurut ulama madzhab Madzhab Maliki
Hambali, orang tersebut tidak wajib meng- Menurut pendapat yang mu'tamad dalam
ulangi shalatnya. Menurut ulama Maliki, dalam madzhab ini, seseorang yang tidak mempu-
pendapat yang mu'tamad, shalatnya telah gu- nyai dua alat bersuci [air dan tanah) atau-
gur. Adapun secara terperinci, pendapat ini pun hilang kemampuan untuk menggunakan
adalah sebagai berikut.eee keduanya seperti orang yang dipaksa atau
yang diikat, maka shalatnya gugur baik yang
Madzhab Hanafi berbentuk tunai ataupun qadha. Oleh karena
Pendapat yang difatwakan dalam madz- itu, dia tidak perlu shalat tunai dan juga ti-
hab ini adalah pendapat Abu Yusuf dan dak perlu qadha'. Kedudukannya sama seperti
Muhammad al-Hasan, yaitu orang yang tidak perempuan yang sedang haid. Hal ini karena
mempunyai dua alat bersuci wajib melaku- air dan tanah adalah syarat wajib bagi pelak-

Ad-DurrulMukhtanJilidl,hlm.232;Muraqial-Falah,hlm.21.; osy-SyarhushShaghlafilidl,hlm.200danseterusnya;asy-SyarhulKabir,
Jilid I, hlm. 162; al-Majmu', f ilid II, hlm. 351 : al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 35; Mughnil Muhtaj,ltlid l, hlm. 105 dan seterusnya; Kasysyaful
Qina',lllid I, hlm. 95 dan seterusnya.
Bog|an 1: IBADAH FIQIH ISIAM IITID 1

sanaan shalat, sedangkan dalam kasus ini Madzhab Hambali


syarat itu tidak ada. Dan syarat wajib qadha' Orang yang tidak mempunyai dua alat
juga bergantung kepada kewajiban melaksana bersuci hendaklah melakukan shalat fardhu
secara tunai, sedang kewajiban melaksanakan saja. Shalat itu wajib dilakukan menurut ke-
secara tunai itu tidak diperintahkan. adaannya. Hal ini berdasarkan kepada sabda
Rasulullah saw.,
Madzhab Syafi'i
Menurut ulama Syafi'i, orang yang tidak "Apabilo aku menyuruh kamu melakukan
mempunyai air dan tanah hendaklah melaku- sesuatu, hendaklah kamu lakukan menurut
kan shalat fardhu saja. Menurut pendapat kemampuanmu."
dalam madzhab jadid, shalat itu hendaklah
dilakukan menurut keadaan, yaitu dengan niat Lemahnya syarat tidak bisa menjadi
dan bacaan saja untuk menghormati waktu. alasan untuk meninggalkan apa yang disyarat-
Dia tidak boleh melakukan shalat sunnah. kan (al-Masyruth). Keadaan orang seperti ini
Tetapi, shalat yang dilakukan itu hendaklah sama seperti orang yang tidak sanggup me-
diulang lagi apabila dia sudah mendapatkan nutup aurat dan tidak mampu menghadap
air atau tanah di tempat yang tidak ada air. kiblat. Artinya, pendapat mereka sama seperti
Karena, udzur ini jarang sekali terjadi. Oleh pendapat ulama Syafi'i.
karena itu, hukumnya tidak boleh berterusan. Mereka mengatakan bahwa shalat itu ti-
Apalagi, ketidakmampuan melakukan salah dak perlu diulang. Hal ini berdasarkan riwa-
satu syarat shalat fbersuci). bukan berarti yat Aisyah r.a., bahwa dia telah meminjam
menyebabkan boleh meninggalkan shalat se- kalung Asma, lalu dia menghilangkannya.
perti menutup aurat, menghilangkan najis, Rasulullah saw. kemudian mengutus bebe-
menghadap kiblat, berdiri dalam shalat, dan rapa orang untuk mencari kalung itu. Setelah
membaca. mereka menemui kalung itu, waktu shalat
Orang yang ada najis di badannya dan dia pun tiba, tetapi mereka tidak mempunyai air.
tidak bisa membasuhnya karena takut sakit Maka, mereka melakukan shalat tanpa wu-
dhu. Setelah itu, mereka memberi tahu Rasu-
[binasa), dan juga orang yang tertahan sehing-
ga tidak dapat melakukan shalat, sama hu- lullah saw., dan Allah SWT menurunkan ayat
kumnya dengan orang yang tidak mempunyai mengenai tayamum.1000 Rasulullah saw. tidak
air dan tanah. Mereka hanya wajib melakukan menyuruh mereka mengulangi shalatnya.
shalat fardhu saja. Namun, orang yang ber- Dan wudhu, adalah salah satu syarat shalat.
junub hanya boleh membaca al-Faatihah saja. Oleh karena itu, ia menjadi gugur ketika ada
ketidakmampuan; sama seperti syarat-syarat
Pendapat yang paling kuat menurut
shalat yang lain.
ulama Syafi'i adalah shalat dilakukan seper-
Seseorang yang shalat dalam keadaan
ti biasa dan hendaklah diulangi, jika sudah
tidak mempunyai dua alat bersuci tidak boleh
mendapatkan air. Karena, memang tidak ada
menambah lebih dari membaca bacaan atau
nash yang jelas yang menerangkan hukum
perbuatan yang mengesahkan shalat. Oleh
shalat orang yang seperti ini.
karena itu. dia hendaklah membaca al-Faati-
hah saja, bertasbih sekali saja, memendekkan

rooo
Muttalaq'ataih.
ISLAM I[rD 1

tuma'ninah, ruku', sujud, duduk antara dua darah istihadhah, ialah darah yang keluar ke-
sujud, tasyahud awal dan akhir sebatas yang tika seorang wanita itu dalam keadaan sakit,
menjadi syarat saja. Kemudian hendaklah dia dan ia bukanlah darah haid karena Rasulullah
mengucapkan salam. saw. bersabda, "lttt adaloh 'irq (turun darah)
Di samping itu, dia tidak boleh melakukan bukan haid.'40o1
shalat sunnah dan tidak boleh menjadi imam Sementara itu, darah nifas adalah darah
bagi makmum orang yang bersuci dengan air yang keluar bersama keluarnya bayi. Setiap
ataupun tanah. Karena, orang yang suci tidak darah yang keluar dari kemaluan perempuan,
boleh mengikut [berimam) kepada orang ada hukumnya. Dalam pasal ini, kita bagi
yang berhadats yang mengetahui hadatsnya. kepada empat pembahasan.
Namun, dia boleh menjadi imam kepada orang
yang sama sepertinya. 7. DEFINISI HAID DAN MASANYA
Selain dalam shalat, dia tidak boleh mem- a. Ilefinlsi Hald
baca Al-Qur'an jika dia orang yang berjunub, Kata haid menurut bahasa artinya adalah
haid, atau nifas. Shalat menjadi batal jika
fbanjir/mengalir). Oleh sebab itu, apabila ter-
dia berhadats atau terkena najis yang tidak jadi banjir pada suatu lembah, maka orang
dimaafkan dalam masa shalat, karena hadats Arab menyebutnya sebagai hoadha al-waadi.
dan najis itu tidak sesuai dengan amalan Menurut istilah syara', haid ialah darah
shalat. yang keluar dari ujung rahim perempuan ke-
Shalat orang tersebut tidak batal hanya
tika dia dalam keadaan sehat, bukan semasa
disebabkan waktu shalat telah lewat. Hal ini
melahirkan bayi atau semasa sakit, dan darah
berbeda dengan shalat orang yang bertayamum,
tersebut keluar dalam masa yang tertentu.
karena dalam keadaan seperti itu tayamum
Kebiasaannya, warna darah haid adalah hi-
menjadi batal, maka shalatnya juga batal.
tam, sangat panas, terasa sakit, dan berbau
Shalat jenazah dihukumi batal jika mayat-
busuk.
nya tidak dimandikan dan tidak ditayamum-
Hukum berkenaan haid ini terdapat da-
kan, karena memang tidak ada air dan tanah.
lam Al-Qur'an, yaitu dalam firman Allah SWT,
Kuburan tersebut boleh digali selagi mayat
belum hancur dengan tujuan untuk dimandi- "Dan mereka menanyakan kepadamu (Mu-
kan atau ditayamumkan. Karena, hal itu ada- hammad) tentang haid.,.." (al'Baqarah= 222)
lah mashlahah (kebaikan) sekiranya tidak ada
mafsadah (kerusakan). Tetapi jika khawatir Terdapat sebuah hadits dalam kitab Sha-
mayat itu akan hancur, maka tidak boleh di- hih al-Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan
gali. oleh Aisyah r.a., bahwa Rasulullah saw. ber-
sabda tentang haid,
G. HAID, NIFAS, DAN ISTIHADHAH
Darah yang keluar dari kemaluan wanita
i:\ ot;; ;; ?tt k io'' ti
ada tiga macam yaitu darah haid, darah isti-
hadhah, dan darah nifas. "lni adalah perkara yang telah ditetapkan
Darah haid ialah darah yang keluar ketika oleh Allah SWT kepada qnak-anak Adam yang
seorang wanita dalam keadaan sehat. Adapun perempttan."

1001
Riwayat al"Bukhari dan Muslim, Nash yang lengkap akan diterangkan nanti,
FrqLH IsrAM )tLrD 1

b. Waktunya antara 50 hingga 70 hendaklah ditanya, apa-


Haid mulai keluar ketika perempuan bila mereka mengatakan darah yang keluar
mulai masuk umur baligh, yaitu ketika lebih dari kelaminnya adalah darah haid atau
kurang sembilan tahun qamariyah1oo2 hingga mereka meraguinya, maka darah itu dihukumi
masa terputusnya haid yang disebut dengan sebagai darah haid. Begitu juga anak pe-
sin al-ya's [umur putus haid). fika perempuan rempuan murahiqah (yang berumur antara 7
mendapati darah [keluar dari kemaluannya) hingga 13 tahun), hendaklah ditanya juga.
sebelum umur sembilan tahun ataupun se- Menurut ulama madzhab Syafi'i, tidak ada
telah dari "umur putus haid," maka darah itu batasan akhir bagi "umur putus haid." Selama
bukanlah darah haid, tetapi darah penyakit dia hidup, maka selama itulah dia mungkin
atau turun darah. mengalami haid. Tetapi menurut kebiasaan,
Perempuan yang sudah mengalami haid, umur putus haid ialah pada usia 62 tahun.
maka dia menjadi baligh dan mukallaf. Oleh Ulama madzhab Hambali menetapkan
sebab itu, dia dituntut menjalankan seluruh "umur putus haid" adalah usia 52 tahun,
kewajiban syara' seperti shalat, puasa, haji, Mereka berpegang pada kata-kata Aisyah,
dan sebagainya. Adapun anak lelaki, ia men- "Apabila perempuan mencapai umur 50
jadi baligh apabila ia bermimpi dan keluar tahun, maka dia talah keluar dari batasan
mani, ataupun jika dia telah mencapai umur haid.'1004 Aisyah juga mengatakan, "Dia tidak
lima belas tahun. mengandung lagi setelah mencapai umur 50
Para ahli fiqih berbeda pendapat menge- 12[qn."1oos
nai penentuan "umur putus haid," karena tidak
ada nash yang jelas. Mereka hanya berpandu Apakah Perempuan yang MenElandungl Blsa
kepada kajian mengenai keadaan perem- Mengalaml Hald?
puan.1oo3 Dalam masalah ini, para ahli fiqih berbeda
Ulama Hanafi, menurut pendapat yang pendapat.
difatwakan atau pendapat yang terpilih [al- Ulama madzhab Maliki dan Syaf i-menu-
mukhtaar), mengatakan bahwa "umur putus rut pendapat madzhab fadid yang azhhar-1006
haid" ialah 55 tahun. fika setelah umur itu mengatakan bahwa perempuan yang mengan-
perempuan masih melihat darah yang kuat, dung kadang-kadang bisa didatangi haid, dan
hitam, atau merah pekat maka darah itu adakalanya didatangi darah hingga akhir
dianggap haid. fadi berdasarkan pendapat masa mengandung. Namun biasanya, orang
ini, maka pendapat madzhab yang zhahir yang mengandung tidak didatangi haid. Dalil
menganggap jika darah itu tidak hitam dan mereka ialah ayat yang disebut di atas yang
tidak merah peka! maka darah itu adalah bersifat mutlak dan juga hadits-hadits yang
darah istihadhah. menunjukkan bahwa haid itu merupakan ta-
Menurut ulama Maliki, "umur putus haid" biat wanita. Apalagi, haid adalah darah yang
ialah 70 tahun. Perempuan yang berumur biasanya keluar secara tiba-tiba. Oleh karena

1002
S"tu tahun Qamariyah ialah 354 7/5 ,l/6hari.
7003
Muraqial-Fatatr,hlm.23;Hasyiahash-Shawi,Jilidl,hlm.208;TuhfatuthThultab,hlm.33;al-Hadhramiyruh,hlm.27;al-Mughni,lilidl,
hlm. 363; ad-Durntl Mukhtar Jilid I, hlm.279 dan seterusnya.
looa
Disebutkan oleh Imam Ahmad.
100s
Riwayat Abu Ishaq asy-syalanji.
1006
Bidayatul Muitair'dJilid I, hlm .75; asy-syarhush Shaghir, Jilid Lhtm.?lLi Mughnit Muhtaj,lilid I, Nm. t1S.
Isr."A.M ]rilD 1

itu, orang hamil (mengandung) pun boleh adalah tanda ketiadaan haid, sebagaimana
kedatangan haid sama seperti orang yang hadits ini juga menjadikan suci sebagai tanda
tidak hamil. tiadanya haid. Lagipula, masa mengandung
Ulama madzhab Hanafi dan Hambali1007 merupakan masa di mana pada kebiasaannya
mengatakan bahwa perempuan yang mengan- wanita tidak didatangi haid. OIeh karena itu,
dung tidak akan didatangi haid, meskipun darah yang didapatinya semasa mengandung
darah itu keluar sebelum keluar sebagian bukanlah darah haid. Dalam kasus ini, kedu-
besar bayi yang lahir. Ini menurut madzhab dukannya sama seperti orang yang sudah
Hanafi. Dan menurut ulama madzhab Ham- "putus" dari haid.
bali, mereka mengatakan bahwa darah yang Berdasarkan pendapat ini, maka sese-
keluar pada dua atau tiga hari sebelum orang yang mengandung apabila keluar darah,
bersalin ialah darah nifas. maka dia tidak boleh meninggalkan shalat,
Dalil mereka adalah sabda Nabi Muham- karena ia adalah darah penyakit (fasad) bukan
mad saw, mengenai tawanan [wanita) Awtas, darah haid. Demikian juga dia tidak boleh
meninggalkan puasa, i'tikaf, thawal dan iba-
dah lainnya. Dia juga tidak boleh melarang
,F .1ti ;r,ti'e e S,; G;,t suaminya menyetubuhinya karena ia tidak
7:,. ,. : o. sedang haid. Wanita yang mengandung dan
z*> oei e melihat darah keluar dari kemaluannya, ma-
"Janganlah disetubuhi wanitn yang mengan- ka ia disunnahkan mandi apabila darah itu
dung sehingga dia melahirkan anakdan janganlah berhenti. Ini adalah Iangkah untuk menghin-
pulo disetubuhi wanita yang tidak mengandung dar dari perbedaan pendapat, utamanya ula-
sehingga dia telah datang hoid."1008 ma yang mengatakan wajib mandi.

fadi, hadits ini menyatakan bahwa ke- Warna Darah


luarnya darah haid merupakan tanda bersih- Sebagaimana disepakati oleh seluruh ahli
nya rahim. Hal ini menunjukkan bahwa haid Fiqih,1010darah haid yang keluar pada hari-
tidak akan dapat bersatu dengan kehamilan. hari biasa setiap bulan, ialah adakalanya hi-
Rasulullah saw. mengomentari Ibnu Umar, ke- tam, merah, kuning, atau keruh (pertengahan
tika dia menceraikan istrinya dalam keadaan antara hitam dengan putih). Darah yang ber-
haid, warna kuning dan keruh apabila keluarnya
setelah masa biasa keluar haid, maka ia tidak
dianggap sebagai haid. Berhentinya haid da-
)vG ti ry6,irrbX pat diketahui dengan adanya warna putih,
"Hendaklah dia mencerafkannya aon^ yaitu dengan cara perempuan berkenaan
keadaan suci atau hamil."looe memasukkan kain yang bersih atau kapas ke
dalam kemaluannya, untuk melihat apakah
fadi, hadits ini menjelaskan bahwa hamil masih ada sisa darah atau tidak.

7007
Ad-DurrulMukhtanfilidl,hlm.263;al-Mughni,Jilidl,hlm.361 danseterusnya;KasysyafulQinaililid,l,hlm.232.
1008
Riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Syuraik al-Qadhi.
1009
Riwayat al-Jama'ah, kecuali Imam al-Bukhari dari lbnu Umar (Noilul,4 uthan lilid IV hlm. 221).
1010
Fathut gadir ma'a Hasyiyah al-'tnayah lilid l,hlm. tL2; al-Lubab, Jilid I, hlm .47; asy-Syarhush S/ragtrrr, f ilid I ,hlm.207; Mughnil Muhtai,
tilid I, hlm. LL* Hasyiah al-Bajuri,lilLdl,hlrn,tl? Karysyaful Qinal lilid I hlm.2a6; al-Bada'i',liltd.l, hlm. 39,
i,td4
Baglan 1: IBADAH IsrAM IrrrD 1

Pendapat ulama Hanafi juga mengatakan, rempuan dibagi kapas (yang dimasukkan ke
bahwa warna darah haid ada enam yaitu dalam kemaluannya untuk menguji apakah
hitam, merah, kuning, keruh, kehijauan, dan masih ada darah atau tidak). fika terdapat
warna seperti tanah. Ini menurut pendapat warna kuning dan keruh, maka itu adalah
yang ashah. Sewaktu haid jika dilihat ada dari darah haid." Lalu Aisyah berkata lagi,
darah dengan warna-warna tersebut, maka "Tunggulah hingga engkau mendapati air
ia adalah darah haid sehingga ia mendapati putih,"rott maksudnya ialah hingga suci dari
warna putih; yang berarti darah haid sudah haid.
berhenti. Ini dapat diuji sendiri oleh perem- Bukti yang mengatakan bahwa warna
puan yaitu dengan cara memasukkan kapas kuning dan keruh setelah masa haid tidak di-
ke dalam kemaluannya, dan jika didapati anggap haid ialah kata-kata Ummu Athiyah,
berwarna putih, maka dia telah suci dari haid. "Kami tidak menganggap apa-apa terhadap
Kehijauan (khudhrah) adalah sejenis war- darah berwarna kuning dan keruh setelah suci
na keruh. Darah ini keluar pada wanita yang dari haid."1o12
makan makanan tertentu sehingga merusak
warna darahnya. Orang tua yang sudah pu- Masa Haid dan Suci
tus haid juga akan mendapati darah yang Darah tidak dianggap sebagai haid, ke-
berwarna kehijauan. cuali apabila mempunyai warna-warna yang
Ulama madzhab Syafi'i menyusun daftar telah disebutkan di atas. Darah haid tersebut
warna darah haid menurut kekuatannya. Me- hendaklah didahului oleh sekurang-kurang-
reka mengatakan bahwa warna darah haid nya masa suci yang paling minimal [yaitu lima
ada lima yaitu [yang terkuat) hitam, merah, belas hari menurut jumhur ahli fiqih). Dan ia
warna coklat (warna seperti tanah), kuning, hendaklah mencapai jumlah masa haid yang
darah keruh. Sifat darah haid ada empat, yang paling minimal. Namun, para ahli fiqih ber-
terkuat adalah kental dan busuk, kemudian beda pendapat mengenai masa ini.1013 Darah
busuh kemudian kental, kemudian tidak ken- yang keluar kurang dari masa minimal haid
tal, dan tidak busuk. atau lebih dari masa maksimalnya, dianggap
Dalil yang menunjukkan bahwa warna- darah mustahadhah.
warna ini dianggap sebagai haid jika keluar Ulama Hanafi berpendapat bahwa masa
pada masa datangnya haid ialah keumuman minimal haid ialah tiga hari tiga malam. fika
firman Allah SWT, darah keluar pada masa kurang dari itu, ma-
ka ia bukanlah darah haid tetapi darah istiha-
"Dqn mereka menanyakan kepadamu dhah.
(Muhammad) tentang haid...." (al-Baqarah:
Biasanya darah haid keluar selama lima
222)
hari, dan masa maksimalnya ialah sepuluh
hari dan sepuluh malam. fika darah keluar
Masalah ini juga terdapat dalam beberapa lebih dari masa itu, maka ia dianggap sebagai
hadits. Di antaranya adalah kata Aisyah, "Pe- darah istihadhah.

1011
Riwayat Imam Malik.
1012
Riwayat Abu Dawud, al-Bukhari (al-Bukhari tidak menyebut kata se/epas sucf dan .juga al-Hakim.
1013
Fothil qodia f ilid I, hlm. '1,L1,; ad-Durrut Mukhtar,Jilidl,hlm.262; al-Boda'il Jilid I, hlm .39., asy-Syarhush Shaghir,Jilid I, hlm. 208 dan
sesudahnya; Bidayatul Mujtahid, lilid I, hlm. 48 dan seterusnya; al-Qawanin al-Fiqh[ryah hlm. 39 dan seterusnya; Mughnit Muhtaj,
Jilid I, hlm. L09; Hasyiah al-Bajuri, Jilid.Lh\m.ll4; al-Mugftnr) jilid I, hlm. 308; Kasysyaful Qinal Jilid I, hlm. 233.
FIqLH ISLq.M JITID

Dalil mereka ialah hadits, (al-'adah). Dan untuk menentukan masa biasa
(al-'adah), cukup dengan mengamatinya ke-
dt
eLl a-bt
+"4 d
tika berlaku haid selagi ia tidak melebihi se-
tengah bulan.
Perempuan hamil, sesudah dua bulan
eLl
setelah mengandung masa haid yang paling
"Masq minimal haid bagi seorang gadis dan maksimal baginya ialah dua puluh hari. Dan
jando ialah tiga hari, dan masa maksimalnyo setelah enam bulan atau lebih, masa maksi-
adalah sepuluh hari.rola malnya adalah tiga puluh hari.
Adapun yang dimaksud dengan perem-
Darah yang keluar lebih dari masa itu puan yang bercampur-campur kondisinya
ialah darah istihadhah. Karena, penetapan ialah wanita yang mendapati haid selama se-
yang telah dibuat oleh syara' menyebabkan hari atau beberapa hari, dan mengalami suci
hitungan selain darinya tidak dapat dianggap satu hari atau beberapa hari, sehingga ia tidak
sama dengan apa yang telah ditetapkan syara'. mengalami masa suci secara sempurna. Dalam
kasus seperti ini, maka masa-masa datangnya
Ulama madzhab Maliki berpendapat
bahwa tidak ada batasan minimal haid, apabila
darah digabungkan dan dihitung sehingga
dinisbatkan kepada hukum-hukum ibadah. mencukupi kadar masa yang maksimal, yaitu
Haid sekurang-kurangnya ialah satu tetesan. Iima belas hari. Sedangkan masa-masa suci
yang ada di tengah-tengahnya tidak perlu di-
Darah itu dianggap sebagai haid dan hen-
daklah wanita tersebut mandi jika darah itu hitung. fika didapati darah keluar lebih dari
berhenti. Puasanya juga menjadi batal dan dia masa maksimal yaitu lima belas hari, maka
wajib mengqadha' puasa tersebut sebanyak itu adalah darah istihadhah.
Pada setiap hari di mana tidak ada darah
hari yang ditinggalkan dalam masa haid.
keluar, hendaklah dia mandi dengan anggapan
Adapun jika dihubungkan dengan masalah
'iddah dan pembuktian tidak hamil (istibraa), bahwa masa sucinya telah sempurna. Dan
pada setiap hari di mana dia melihat darah,
maka darah haid sekurang-kurangnya ialah
satu hari atau separuh hari.
maka itu adalah darah haid. Oleh karena itu,
dia harus menjauhkan diri dari hal-hal yang
Masa maksimal haid berbeda bagi tiap
dilarang sewaktu haid.
wanita. Umumnya ia dibagi kepada empat
Ulama Syafi'i dan Hambali berpendapat,
kategori, yaitu perempuan yang baru mulai
bahwa masa haid sekurang-kurangnya ialah
mengalami haid, perempuan yang sudah ter-
satu hari satu malam, yaitu dua puluh empat
biasa haid, perempuan hamil, dan perempuan
jam dan darah tersebut keluar terus-mene-
yang keadaannya bercampur. Perempuan yang
baru mengalami haid masa maksimalnya rus menurut kebiasaan. Yaitu kira-kira jika
diletakkan kapas, maka kapas tersebut akan
adalah lima belas hari. Darah yang lebih dari
kotor dengan darah. Kuatnya darah haid yang
masa itu dianggap darah penyakit. Perempuan
yang biasa didatangi haid, masa maksimalnya
keluar secara berterusan tidaklah menjadi
syarat. Berdasarkan pendapat ini, maka darah
ditambah tiga hari lagi melebihi masa biasa
1014
Diriwayatkan dari Abu Umamah oleh ath-Thabrani dan ad-Daruquthni dan dari Watsilah ibnul Asqa'yang ada pada Daruquthni,
juga dari hadits Mu'adz bin labal dalam kitab lbnu Adi, dari hadits Abu Sa'id al-Khudri dalam kitab lbnul fauzi, dari hadits Anas bin
Malik dalam kitab lbnu Adi, dari hadits Aisyah yang ada dalam kitab lbnul fauzi, tetapi semua hadits ini dha'if (Nashbur Rayah, Jilidl,
hlm.1e1).
Bagian 1: IBADAH FIQIH ISI,AM JITID 1

haid tersebut pada zahirnya keluar secara mengkaji keadaan sebagian wanita dalam ma-
terus-menerus, meskipun pada saat-saat ter- sa-masa tertentu) yang telah dilakukan oleh
tentu berhenti. Tetapi, pada kenyataannya da- Imam asy-Syafi'i dan orang lain pada zaman-
rah haid itu kewujudannya memang ada. nya. Tindakan ini dilakukan karena tidak ada
Ada atau tidaknya darah haid dapat di- panduan yang pasti mengenai hal ini, baik dari
ketahui dengan memasukkan kapas atau se- prespektif bahasa (al-lughawi) ataupun sya-
macamnya ke dalam kelamin perempuan dan ra'. Oleh karena itu, masalah ini dikembalikan
didapati ia berlumuran darah. fika seorang kepada kebiasaan [adat), yaitu dengan cara
wanita itu melihat darah kurang dari satu hari penelitian. fadi, dalam masalah ini dasar yang
satu malam, maka itu adalah darah istihadhah, dipegang ialah al-'urf dan adat sama seperti
bukan darah haid. kasus-kasus penetapan tentang penerimaan,
Adapun menurut kebiasaan (al-'adah) pemilikan, dan perpisahan antara dua pihak
adalah enam atau tujuh hari. Hal ini berdasar- yang bertransaksi dalam kasus transaksi.
kan hadits Rasulullah saw. kepada Himnah Mereka menguatkan dalil mereka dengan
binti Jahsh semasa beliau ditanya olehnya, kata-kata sahabat Ali r.a., "Masa haid seku-
rang-kurangnya ialah satu hari satu malam.
,l L&a
1.o. ,1 ,"i:"A:-' dlJl
i., i o,a-l
- 1l l,r-,
a/
fl, ,t e Adapun yang melebihi dari lima belas hari,
o , . i ,o adalah istihadhah."
r-,,oi ot ,
;i W,t:"i; ,l-.#: \-;)t Jv).jk;!
^r) Juga, kata-kata Atha', "Aku dapati ada wa-
',
oo t / t , r,", i o ,"r. , nita yang didatangi haid sehari dan ada yang
Jn eU: erli ^D U-pJ lbL lima belas hari."
"Engkau berada dalam keadaan haid menurut Adapun kaidah yang digunakan oleh
ilmu Allah SWT, selamo enom atau tujuh hari. madzhab Syafi'i sebagaimana diterangkan
Kemudian hendaklah kau mandi dan shalat oleh Imam an-Nawawi dalam ol-Minhaj ada-
selama dua puluh empat hari, serta malamnya lah, "Wanita yang sudah umur haid jika me-
otau dua puluh tiga malom, karena itu sudah lihat darah keluar dari kemaluannya, maka
cukup bagimu."lo'ts itu adalah darah haid, baik wanita itu sedang
mengalami haid untuk pertama kalinya atau
Adapun masa haid, paling banyak adalah sudah biasa mengalami haid. Namun jika
lima belas hari-lima belas malam. fika darah darah keluar kurang dari sehari semalam
itu keluar melebihi dari lima belas hari, maka atau melebihi dari masa haid Iebih lima belas
itu ialah darah istihadhah. hari), maka darah itu dianggap sebagai darah
Darah haid berbeda dengan darah isti- istihadhah, bukannya darah haid."
hadhah dari segi warna, kekentalan, dan bau-
nya yang busuk. Dalil pendapat ini adalah Masa Suci Minimal
berdasarkan penelitian fyaitu dengan meng- fumhur ulama selain ulama Hambali1016
ajukan pertanyaan kepada kaum wanita dan berpendapat bahwa masa suci paling mini-

1015
Sambungan hadits itu ialah, "... hendaknya kamu lakukan seperti itu setiap bulan, sebagaimana kebiasaan wanita didatangi haid.
Mereka hendaklah menentukan masa haid dan masa sucinya." Hadits riwayat Abu Dawud, an-Nasa'i, Ahmad, at-Tirmidzi dan dia
menghukuminya shahih. Al-Bukhari juga menganggapnya sebagai hadits hasan (Nailul Authar, filid I, hlm. 271].
1016
Fathul Qadinlllid.l, hlm. 121; Muraqi al-Falah,hlm.24; asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. 209; Bidayatul Mujtahid,lilid I, hlm.48;
Mughnil Muhtaj, Jilid I, hlm. 109; Hasyiah alBajuri,Jilid I, hlm. 116; al-Muhadzdzab, ]ilid l, hlm.39.
';i l,

t..j

;
FIQLH ISTAM JITID 1

mal-yang memisahkan antara dua haid- ci. Maksud masa suci ialah masa bersihnya
adalah lima belas hari. Karena, dalam se- seorang wanita dari darah haid dan nifas. Suci
tiap bulan pasti ada haid dan suci. fika masa itu ada dua tanda, yaitu darah menjadi kering
maksimal haid adalah lima belas hari, maka dan air putih lembut yang keluar pada akhir
masa minimal suci pun demikian, yaitu lima haid [a/-quss ah al-baidha).rots
belas hari. Tidak ada batasan masa maksimal
bagi haid, karena ia dapat berterusan selama Daruh Berhenti Mengalir (annaqa') di
setahun ataupun dua tahun. Kadang-kadang Tengalrtengah M asa Haid
seorang wanita tidak pernah didatangi haid Maksud dari an-naqa'adalah apabila se-
sama sekali dan kadang-kadang didatangi se- seorang wanita datang bulan (haid) kemu-
kali saja dalam masa setahun. dian untuk beberapa lama darah haidnya
Menurut ulama madzhab Hambali,1017 terputus, kemudian darah haidnya keluar lagi.
masa suci antara dua haid sekurang-kurang- Permasalahannya adalah, apakah masa an-
nya adalah tiga belas hari. Hal ini berdasar- neqe'di antara dua masa itu dianggap masa
kan riwayat Imam Ahmad dari sahabat Ali haid atau tidak.
r.a. bahwa seorang wanita yang telah dicerai Dalam masalah ini, ada dua pendapat
suaminya datang menemui sahabat Ali dan ulama. Pertama, pendapat ulama Hanafi dan
mengaku bahwa dia didatangi haid dalam Syafi'i dan kedua pendapat ulama Maliki dan
satu bulan sebanyak tiga kali. Lalu, Ali ber- Hambali.l02o
kata kepada Qadhi Syuraih, "Putuskan fatwa Kelompok pertama berpendapat bahwa
berkenaan dengan kasusnya." Maka, Qadhi masa darah berhenti mengalir (an-naqa) di
Syuraih pun berkata, "fika dia dapat men- tengah-tengah masa haid adalah dianggap
datangkan saksi dari kalangan keluarganya haid. fika didapati darah keluar satu hari
yang dapat dipercayai dari segi agama dan kemudian hari berikutnya bersih ftidak ke-
amanahnya, maka hendaklah wanita tersebut luar)-artinya jika diletakkan kapas ke dalam
membawa saksi. Tetapi jika tidak, maka kemaluan kapasnya tidak berlumuran darah-
dia adalah pendusta." Lalu Ali mengatakan dan pada hari berikutnya didapati darah ke-
kata qalun, yaitu bahasa Romawi yang arti-
luar lagi, dan begitu seterusnya dalam masa
nya 'bagus.' Kata sahabat Ali ini menunjukkan
haid menurut kebiasaan, maka keseluruhan
persetujuannya terhadap keputusan Qadhi
masa-masa tersebut dianggap sebagai masa
Syuraih. Inilah qaul shahabi (perkataan sa-
haid.
habat) yang masyhur dan ternyata tidak ada
Pendapat kedua memakai kaidah talfiq,
orang yang menentangnya. Adanya tiga haid
yaitu dengan mencampurkan masa keluar-
dalam satu bulan menjadi bukti bahwa tiga
nya darah dengan masa keluarnya darah dan
belas hari dapat diyakini sebagai masa suci
menganggap hari-hari suci (masa tidak keluar
yang sebenarnya.lols
Menurut kesepakatan seluruh ahli fiqih, darah) sebagai masa suci. Oleh karena itu, jika
tidak ada batasan maksimal untuk masa su- seorang wanita yang haid mendapati keluar

1077
Kasysyasul Qina',lllidl, hlm. 234.
1018
Hal ini berdasarkan bahwa masa minimal haid ialah sehari semalam dan haid wanita ini adalah masa yang paling singkat.
lote Bidayotul Mujtohid,
lilid.l, hlm. 52; al-Qawanin al-Fiqhiyyah,hlm. 41.
1020
Fothrl Qadir, lilid I, hlm. 112; ad-Durrul Mukhtar dan Hasyiah lbn Abidin, filid I, hlm. 267; at-Lubab, filid I, hlm, 49; Bidayatul
Mujtahid, jllid.l, hlm. 50; osy-Syarhush Shaghir,lilid,l,hlm.2t2; Mughnil Muhtaj, f ilid I, hlm. ll9; Hasyiah al-Bajuri, Jilid I, hlm. 114;
al-Muhadzdzab, Jilid l, hlm. 39; al-Mughni, Jilid I, hlm. 359 dan seterusnya; (asysyaful Qina',Jilid I, hlm. 246 dan seterusnya.
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISIAM )ILID 1

darah selama satu atau dua hari kemudian dia rus diikutkan dengan masa yang biasanya dia
suci satu atau dua hari, maka hari-hari ketika datang haid.
darah keluar digabungkan (dan dianggap se- Adapun masa suci-baik selama Iima be-
bagai masa haid), sedangkan hari-hari lain las hari, kurang ataupunlebih-yang terjadi di
yang tidak keluar darah dianggap masa suci. dalam rentang masa empat puluh hari semasa
Semua ulama sepakat bahwa masa suci-yang nifas, maka hal itu tidak dianggap sebagai
berlangsung lima belas hari atau lebih-yang pemisah menurut pendapat Abu Hanifah. Ini-
terjadi di antara dua masa keluarnya darah, lah pendapat yang difatwakan. Abu Hanifah
adalah dianggap masa yang memisahkan di menganggap bahwa darah yang keluar dua
antara dua masa keluarnya darah haid. Darah ujung nifas itu sama dengan darah yang keluar
yang keluar sebelum atau sesudah masa ber- secara berterusan.
henti itu dianggap sebagai darah haid, jika
memang ia mencapai masa minimal haid. 2. Madzhab Syafl'l
Adapun pendapat ulama madzhab secara Menurut pendapat yang mil'tamad, masa
terperinci, adalah sebagai berikut. bersih (masa terputus darah) di antara masa
masa keluarnya darah haid-baik keluarnya
7. Madzhab Hanafl darah haid itu sedikit ataupun banyak-di-
Ulama muta'akhkhirin dalam madzhab anggap sebagai masa haid. Dengan syarat, ia
ini mengeluarkan fatwa berdasarkan pen- [haidnya) tidak melebihi lima belas hari, dan
dapat Abu Yusuf. Ini adalah pendapat yang tidak kurang dari masa minimal haid, serta
lebih mudah, yaitu masa suci yang berlaku masa bersih (putus darah) itu merangkumi
di antara dua masa keluarnya darah tidak di- dua masa keluarnya darah haid.
anggap sebagai pemisah, melainkan ia diang- Hal ini dinamakan pendapat as-sahb (me-
gap sama seperti masa keluarnya darah yang narik), karena kita menarik hukum masa haid
berterusan. Dengan syarat, keluarnya darah kepada masa bersih (putus darah), sehingga
itu merangkumi dua pengujung masa suci kita jadikan semuanya sebagai masa haid.
tersebut. Oleh karena itu, boleh jadi haid ber-
Ada pendapat lain yang lemah, yang di-
mula dengan suci dan berakhir dengan suci
sebut sebagai pendapat al-laqth, yaitu masa
juga. Kalaulah seseorang yang baru pertama
bersih itu dianggap suci. Sebab jika darah
kali datang haid mendapati darah hanya dalam
yang keluar itu ialah darah haid, maka se-
satu hari, kemudian suci selama empat belas
waktu bersih (putus darah) juga dihukumi
hari, kemudian keluar darah lagi selama satu
suci. Disebut al-laqth [memungut), karena kita
hari, maka yang dikira haid ialah sepuluh hari
memungut waktu-waktu bersih itu dan meng-
yang pertama.
anggapnya sebagai waktu suci.
Kalau wanita yang sudah biasa haid atau
yang pernah haid mendapati darah yang Menurut pendapat yang mu'tomad, masa
kurang dari masa biasanya, yaitu keluar da- bersih (an-naqa') yang terjadi di tengah-
rah satu hari kemudian sepuluh hari suci, ke- tengah masa nifas, dihukumi sebagai masa
mudian keluar darah lagi selama satu hari, suci. Tetapi, masa nifas yang enam puluh hari
maka masa sepuluh hari tidak keluar darah tetap dihitung. Artinya, dari segi hitungan ia
dihukumi sebagai masa haid, jika memang itu dianggap masa nifas, tetapi dari segi hukum ia
masa biasanya dia haid. fika tidak, maka ha- tidak dianggap nifas.
Bagan 1: IBADAH
'-- .rl'*

Kesimpulannya adalah, masa bersih (ma- adalah, seorang wanita mendapati satu hari
sa terputus darah) yang terjadi di dalam masa keluar darah dan satu hari suci hingga delapan
haid dianggap sebagai haid. Tetapi bila ter- belas hari umpamanya. Maka, itu adalah darah
jadinya di dalam masa nifas, ia tidak dihukumi istihadhah.
sebagai nifas. Namun, masa bersih itu tetap Pendapat ulama Maliki adalah wanita
dihitung sebagai hari-hari nifas yang paling yang kali pertama baru mengalami haid dan
Iama, yaitu enam puluh hari. wanita yang sudah biasa haid, hendaklah
menggabungkan hari-hari keluar darah itu
3. Pendapat Madzhab Mallkl yang sebanyak setengah bulan, yaitu lima belas
Mu'tamad dan Pendapat Madzhab hari. Adapun wanita yang sudah biasa haid,
HamMli
dan pada kebiasaannya terjadi kurang dari
Madzhab ini menganut metode talfiq,
setengah bulan, hendaklah dia menggabung-
yaitu dengan cara menggabungkan hari-hari
kan hari-hari keluarnya darah itu sebanyak
keluarnya darah dengan hari-hari keluarnya
masa kebiasaannya dengan menambah tiga
darah yang lain. Sedangkan masa suci yang
hari pada masa kebiasaannya yang paling
terjadi di tengah-tengah masa haid, dianggap
lama, yaitu yang disebut hari-hari istizhar.
masa suci yang sebenarnya. Umpamanya
Dan darah yang turun setelah itu, dianggap
jika keluar darah dalam satu hari, kemudian
sebagai darah istihadhah bukan haid.
terputus satu hari atau lebih, tetapi masa
putus itu tidak sampai setengah bulan [yaitu
2. DEFINISI NIFAS DAN MASANYA
masa maksimal haid), maka hari keluarnya
darah tersebut digabung dan dijumlah dengan Deflnlsi Nifas
hari keluarnya darah yang lain, lalu dianggap Menurut ulama Hanafi dan Syafi'i,1021 nifas
sebagai masa haid. Sedangkan masa bersih adalah darah yang keluar setelah bersalin.
yang terjadi di antara hari-hari keluar darah, Adapun darah yang keluar bersama-sama
maka dihukumi suci. dengan bayi ketika lahir atau sebelumnya,
Bagi wanita yang mengalami kejadian adalah darah penyakit atau istihadhah. Wa-
seperti ini (muloffaqah), dia wajib mandi nita yang keluar darah bersama-sama dengan
setiap kali darahnya berhenti. Dia juga hen- keluarnya bayi, hendaklah berwudhu-jika
daklah melakukan shalat, puasa, dan boleh memang mampu-dan juga hendaklah me-
disetubuhi. Hal ini karena dia dalam keada- lakukan shalat. Ulama Hanafi menambahkan,
an suci yang hakiki. Namun, ulama madzhab wanita itu hendaknya bertayammum dan
Hambali mengatakan wanita tersebut makruh shalat secara isyarat dan dia tidak perlu
disetubuhi pada masa tersebut. melewatkan shalat.
Menurut ulama Hambali, keadaan seperti Ulama Syafi'i mengecualikan darah yang
ini berlangsung secara terus-menerus, hingga keluar sebelum masa kelahiran yang bersam-
dia melewati masa gabungan antara masa ung dengan darah haid sebelumnya. Hal ini
keluar darah dan masa bersih yang jumlahnya berdasarkan pendapat yang mengatakan bah-
sama dengan masa maksimal haid. Contohnya
wa orang yang mengandung [hamil) dapat

702r Fathul gadir,


Jilid I, hlm. 129; al-Bada'i',lilid I, hlm. 41- 43; ad-Durrul Mukhtar,lilid I, hlm. 275 dan seterusnya; al-Lubab,lilidl,hlm.
352; Muraqi al-Falah,hlm. 23; Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm. 119; Hasyiah al-Bajuri,lilid I, hlm. LL3; al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 45;
ol-Majmu',lilld l, htm. 529 dan seterusnya.
Baglan 1: IBADAH FIQLH ISI-AM 1

'ILID
mengalami haid. Ini adalah menurut penda- keluar sebelum kelahiran, menurut pendapat
pat mereka yang ashoh. Pendapat ulama yang paling rajih dihukumi sebagai darah
Maliki mengatakan, bahwa darah yang keluar haid. Oleh karena itu, ia tidak boleh dianggap
sebelum kelahiran adalah dihukumi sebagai sebagai bagian dari enam puluh hari masa
darah haid. nifas.
Menurut ulama Hambali,1022 nifas ialah
darah yang keluar sebab lahirnya bayi. Darah Masa Nlfas
yang keluar dua atau tiga hari sebelum ke- Nifas mempunyai masa minimal, masa
lahiran bayi yang menyertai tanda kelahiran, maksimal dan masa normal.l02s
dan darah yang keluar bersama-sama lahirnya
bayi, juga dianggap sebagai darah nifas, sama Masa Mlnlmum
seperti darah yang keluar setelah kelahiran. Menurut pendapat ulama Syafi'i, masa
Mereka menganggap darah yang disebab- nifas sekurang-kurangnya adalah satu detik
kan keluarnya sebagian besar badan bayi, atau sekali keluar. Menurut imam yang lain,
walaupun anak itu terputus-putus anggotanya tidak ada batasan minimal bagi masa nifas.
satu demi satu, sebagai darah nifas. Begitu Sebab, tidak ada dalil syara' yang menentu-
juga, meskipun terjadi keguguran yang bentuk kannya dengan ielas. Oleh karena itu, hen-
rangka manusianya sudah tampak jelas se- daknya dikembalikan kepada keadaan yang
perti ada jari atau kuku, dan begitu juga darah sebenarnya, yaitu kadang-kadang sedikit dan
yang keluar di antara dua anak kembar yang kadang-kadang banyak. Menurut zahirnya, ti-
lahir.1o23 dak ada perbedaan di antara kedua pendapat
Pendapat yang ashah di kalangan ulama ini. Kedua-duanya mempunyai maksud yang
Syafi'i mengatakan bahwa dalam kasus anak sama.
kembar, darah yang dianggap sebagai darah Kadang-kadang seorang perempuan me-
nifas adalah darah dari anak yang kedua sa- lahirkan anak tanpa keluar darah. Seperti
ja. Darah yang keluar setelah anak pertama diriwayatkan, bahwa ada perempuan telah
adalah darah haid, sekiranya ia bersambung melahirkan bayi pada zaman Rasulullah
dengan haid sebelumnya. Tetapi jika ia tidak saw. tanpa mengeluarkan nifas. Wanita yang
ada hubungan dengan darah haid sebelumnya, demikian dinamakan dengan Dzatul fufuf.
maka itu dihukumi sebagai darah istihadhah. Menurut madzhab Syafi'i, masa nifas ke-
fika seorang wanita setelah keguguran- biasaannya adalah empat puluh hari. Masa
dalam bentuk nuthfah atau 'alaqah-kemudi- nifas yang paling lama menurut ulama Maliki
an keluar darah, maka darah itu bukan nifas. dan Syafi'i ialah enam puluh hari. Dasar me-
Adapun ulama Maliki mengatakanl02a reka ialah penelitian. Menurut ulama Hanafi
bahwa nifas adalah darah yang keluar dari ke- dan Hambali, masa nifas yang paling lama
maluan wanita sewaktu melahirkan bayi atau- ialah enam puluh hari. Darah yang datang
pun setelahnya, walaupun darah itu keluar melebihi dari masa itu dihukumi istihadhah.
di antara lahirnya anak kembar. Darah yang Ini berdasarkan kata-kata Ummu Salamah,

1022
Kasytyafut Qina', lilid l, hlm. 226.
1023
Anak kembar ialah dua anak yang lahir dalam masa kurang dari enam bulan.
7024
Asy-Syarhush Shaghir,lilid.I, hlm. 216 dan seterusnya; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 40.
102s
Lihat ru;ukan yang telah disebutkan pada tiap-tiap madzhab."
*;,,,,, ;i* +.gl+*r.r,',.,-*,i#;a;., ,,.r#h,'i-,,r.,..*;*;*,,u$.W,;ir*dlffi
!i:1,i,,i.
FIqLH ISLAM IITID

"Pada zaman Rasulullah saw., perempuan 2. Dengan datangnya haid, maka wanita
berada dalam nifas selama empat puluh hari menjadi baligh dan bertanggung jawab
empat puluh malamr'1026 atas kewajiban-kewajiban syara'. Ini ber-
dasarkan sabda Rasulullah saw. yang di-
riwayatkan oleh Imam Ahmad,
3. HUKUM MENCENAI HAID DAN NIFAS
SERTA PERKARA YANG DIHARAMKAN "Sesungguhnya Allah SWT tidak me-
BAGI WANITA YANG SEDANG DALAM nerima shalat seseorang yang sudah haid,
KEADAAN HAID DAN NIFAS kecu ali d eng an tudung (khumar).'402e
Ada lima hukum berkenaan dengan ma-
salah haid, yaitu:1027 fadi, hadits ini menerangkan bahwa ke-
L. Wajib mandi apabila haid dan nifas telah wajiban memakai kerudung (menutupi
berhenti. Hal ini berdasarkan firman Allah aurat) adalah karena karena haid. Hal ini
SWT, menunjukkan bahwa taklif (tanggung ja-
wab syara') telah diberikan kepadanya.
"Dan mereko menanyakan kepadamu
3. Dengan selesainya 'iddah haid, maka se-
(Muhammad) tentang haid. Katakanlah,
orang wanita dihukumi bersih rahimnya.
'ltu adalah sesuatu yong kotor.' Karena itu,
Sebagaimana dimaklumi, (di antara) da-
jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan
sar ditetapkannya 'iddah adalah untuk
kamu dekati mereka sebelum mereka suci.
mengetahui kosongnya rahim dari bayi.
Apabila mereka teloh suci, campurilah
mereka sesuai dengan (ketentuan) yang 4. Menurut pandangan ulama Hanafi dan
diperintahkan Allah kepadamu,..." (al- Hambali, tiga quru'yang disebutkan oleh
Baqarah=222) Al-Qur'an maksudnya adalah haid.'lddah
perempuan yang diceraikan dalam ke-
fuga, berdasarkan sabda Rasulullah saw. adaan tidak hamil tidak akan tamat,
kepada Fatimah binti Abu Hubaisy, kecuali dengan selesainya masa haid
yang ketiga. Masa haid sewaktu talak
'Apabila haid datang, hendaklah kamu
terjadi, tidaklah dihitung. Menurut ulama
tinggalkan shalat. Apabila ia telah pergi,
madzhab Maliki dan Syafi'i, quru'artinya
maka basuhlah darahmu (mandi) dan sha-
'suci.' Oleh karena itu, 'iddah dihitung
latlah."
berdasarkan masa-masa suci dan 'iddah
Begitu juga, riwayat Imam al-Bukhari, berakhir dengan bermulanya haid yang
ketiga. Masa suci seorang wanita ketika
"Tetapi, tinggalkanlah shalot pada talak dijatuhkan, dihitung sebagai salah
hari-hari yang engkau didatangi haid. satu dari tiga kali suci, walaupun masa itu
Kemudian (setelah berhenti haid), mandi sangat singkat, sedetik saja misalnya.
dan shalatloh.'1o?8

1026
Riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad, atau Imam Lima kecuali an-Nasa'i. Ia juga diriwayatkan oleh ad-Daru-
quthni dan al-Hakim. Hadits ini shahih dan pendapat yang mengatakan ia dhaif adalah ditolak, sebagaimana perkataan an-Nawawi
(Nailul Authan Jilid I, hlm. 282J.
7027
Kasy"yaful Qina',lilidl, hlm. 228.
1028
Riwayat al -Jama'ah kecuali Ibnu Majah dari Aisyah r.a. (Nailul Authar, Jilid l, hlm. 568J.
1029
Riwayat Imam Ahmad dan lain-lain.
FIQIH ISTAM IILID 1

5. Menurut ulama madzhab Hambali, orang darah, dan bersetubuh setelah kering darah,
yang melakukan hubungan badan semasa tetapi sebelum mandi.
haid wajib membayar kafarat. Masalah Menurut ulama Syafi'i, ada delapan per-
ini akan dibahas dengan lebih terperinci kara yang diharamkan, sementara menurut
pada pembahasan perkara-perkara yang ulama Hambali ada lima belas.
diharamkan karena haid. Perincian tentang larangan-larangan da-
lam masa haid dan nifas serta dalilnya adalah
Perkara yang Dlhalamkan karena Haid sebagai berikut.lo3o
dan Nlfas
Segala hal yang diharamkan bagi orang 7. Bersucl: Mandl atau Wudhu
yang berjunub juga diharamkan kepada orang Menurut ulama Syafi'i dan Hambali, apa-
yang sedang dalam keadaan haid dan nifas. bila perempuan sedang haid, maka dia haram
Perkara yang diharamkan itu ada tujuh: melakukan thaharah untuk haid dan nifasnya.
(a) Seluruh jenis shalat. Karena, haid dan nifas adalah mewajibkan
(b) Sujud tilawah. thaharah. Sesuatu yang mewajibkan thaharah
(c) Menyentuh Al-Qur'an. menghalangi sahnya thaharah. Contohnya,
(d) Membaca Al-Qur'an. seperti keluar kencing. Artinya dengan berhen-
(e) Masuk masjid. tinya air kecing, maka thaharah menjadi sah
baginya. Tetapi dia boleh mandi karena junub,
tD I'tikaf.
ihram, memasuki Mekah, dan semacamnya,103l
[g) Thawaf.
bahkan disunnahkan.
Tetapi, menurut ulama Maliki-berdasar-
kan pendapat yang mu'tamad-wanita yang 2. Shalat
haid atau nifas boleh membaca Al-Qur'an Wanita yang sedang haid dan nifas di-
dengan hati. Kecuali, setelah darah haidnya haramkan melakukan shalat. Hal ini ber-
berhenti dan dia belum mandi, baik ketika dasarkan hadits Fatimah binti Abi Hubaisy
haid atau nifasnya dia junub ataupun tidak, yang telah lalu, yaitu, "Apabila engkau dida-
Ulama Hanafi mengatakan, ada delapan tangi haid, hendaklah engkau tinggalkan sha-
perkara yang diharamkan bagi wanita yang lat." Dan menurut ijma ulama, fardhu shalat
haid dan nifas, Adapun ulama Maliki, menga- itu gugur dan tidak perlu dilakukan qadha'.
takan ada dua belas perkara, yaitu tujuh per- Hal ini berdasarkan riwayat Aisyah r.a.,
kara yang telah disebutkan di atas dan lima "Semasa kami sedang haid, kami disuruh
lagi ialah puasa, talak, bersetubuh pada ke- oleh Rasulullah saw. supaya mengqadha' puasa
maluan sebelum kering darah, bersetubuh dan kami tidak disuruh supaya mengqadha'
pada tempat selain kemaluan sebelum kering shalat."1o32

1030
At-Bodo'i',Jilidl,hlm.44; ad-DurrulMukhtarwaRaddulMukhtar,lilidl,hlm. 158-162,268-274;FathulQadir,Jilidt,hlm. 1t4-lt9;
Tabyinul Haqa'iq, Jilid I, hlm. 56 dan halaman seterusnya; Muraqi al-Falah,hlm.24; asy-Syarhush Shaghir,lilid I, hlm. 215 dan hala-
man seterusnya; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 40; Bidayatul Mujtahid, filid I, hlm. 54 - 57,61; al-Muhdzdzob, Jilid I, hlm. 38-45;
Mughnil Muhtaj,lilid l, hlm. 109, L20; Tuhfatuth Thullab,23 dan halaman seterusnya; Bujairmi al-Khathib, filid 1, hlm. 3L2-323;
Hasyiah al-Bajuri,Jilid I, hlm. 117-119; al-Mughni, filid I, hlm. 306 dan halaman seterusnya, 332-338; Kasysyaful Qina', Jilid I, hlm.
226-233.
1031
Ulr., Hambali menyebut wudhu sebagai perkara kedua. Mereka iuga menyebutkan perbuatan shalat dan kewalibannya adalah
dua perkara.
1032
Riwayat aly'a ma'ah dari Mu'azah [Noitul Authar,lilid I, blnr- 280).
FIQIH ISTAM JILID 1

Ditambah lagi, mengqadha' shalat adalah . o1 o , c ,o

perkara yang menyusahkan, karena haid se- Y .ri ;1 itJ' J,,at u \*> ItL
g l,
nantiasa berulang dan masanya pun panjang, o t.o' o,
tidak seperti puasa. Wanita yang haid haram LS)+h; e dju
."'_?.'
) bj
mengqadha' shalat. Pendapat yang mu'tamad "Apabila kamu didatangi haid, lokukanlah
menurut Madzhab Syafi'i ialah makruh meng- apo yang dilakukan oleh orang yang mengerja-
qada' shalat. fika ia melakukannya, maka sha- kan haji. Tetapi, kamu tidak boleh thawaf di
Iat itu menjadi shalat sunnah mutlak yang Ka'bah kecuali setelah kamu bersuci.'4034
tidak diberi pahala.
Apalagi, thawaf memang memerlukan
3. Puasa
thaharah dan ia tidak sah apabila dilakukan
Wanita yang haid atau nifas haram ber-
oleh wanita yang sedang dalam keadaan haid.
puasa, dan dengan adanya haid tersebut maka
menghalangi sahnya puasa. Hal ini berdasar-
5. MemMca, Memegang, dan Membawa
kan hadits Aisyah yang telah lalu. Hadits ini Mushaf Al-Qur'an
menunjukkan bahwa pada zaman Rasulullah Kedudukan wanita haid dan nifas sama
saw. wanita-wanita yang haid dan nifas tidak seperti orang yang berjunub, seperti yang te-
berpuasa. Tetapi, mereka tetap wajib meng- lah disebutkan. Hal ini berdasarkan firman
qadha'nya. Oleh karena itu, wanita yang se-
Allah SWT,
dang haid dan nifas hendaklah mengqadha'
puasa mereka, tetapi tidak perlu mengqadha' "Tidak adoyang menyentuhnya selain ham-
shalat berdasarkan hadits yang sama. Lagipula, ba-hamba yang disucikan." (al-Waaqi'ah: 79)
puasa dilakukan setahun sekali dan ini tidak
menyusahkan untuk diqadha'. Oleh sebab itu, Juga, berdasarkan sabda Rasulullah saw.,
ia tidak gugur karena haid dan nifas. o o I
tc a . . ,
Terdapat hadits lain dari Abu Sa'id al-
Khudri bahwa Nabi Muhammad saw. menga-
oT;lr uW -At, Fati';ti
"srrrororg yang haid dan'orang yang
takan kepada wanita-wanita, "Bukankah saksi
berjunub janganlah membaca apa pun dari Al-
perempuan sama dengan separuh saksi lelaki?"
Qur'an,"toss
Mereka menjawab, "Ya." Rasulullah berkata,
"ltu karena kekurangan akalnya. Bukankah
Ulama Syafi'i membuat pengecualian apa-
apabila dia haid dia tidak shalat dan tidak
bila ada kekhawatiran Al-Qur'an akan teng-
berpuasaT" Mereka menjawab, "Ya." Rasulullah
gelam, terbakar, terkena najis, atau jatuh ke
berkata, "ltu qdalah karena kurangnya
tangan orang kafir. Dalam kasus seperti ini,
agomo.'4033
maka wanita yang sedang haid dan nifas [juga
yang berjunub) wajib membawa Al-Qur'an itu.
4. Thawaf
Demikian juga, para ulama berpendapat bah-
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.
kepada Aisyah r.a.,
wa mereka boleh juga membawa Al-Qur'an

1033
Riwayat al-Bukhari (Naitul Authar, Jilid I, hlm. 279 dan halaman seterusnya). Muslim meriwayatkannya dari hadits Ibnu Umar
dengan lafal, "Dia tidak shalat dan tidak iuga berbuka di bulan Ramadan. Hal ini menuniukkan kekurangan agamanya."
1o3a
Mrtto\aq olaih dari Aisyah.
103s
Diriwayatkan dari hadits lbnu Umar dalam at-Tirmidzi; Ibnu Majah, dan al-Baihaqi, dari hadits fabir dalam ad-Daruquthni. Ini
adalah hadits dhaif (Nosibur Rayah, lilid I, hlm. 195).

l',*, tft: :-

t1',Yli-
Baglan 1: IBADAH FrqlH IsrAM f ruD t

yang mengandungi tafsir yang diyakini lebih masa itu, dia tidak boleh membacanya sama
banyak tafsirnya. Menurut ulama Syafi'i, ber- sekali sehingga dia mandi. Sebab ketika itu,
dasarkan pendapat yang mu'tamad, tidak dia tidak ada udzur lagi.
boleh membawa Al-Qur'an jika dia bertujuan
membawanya bersama barang-barang. 6. Masuk, Duduk, dan l'tlkat dl dalam
Ulama Hanafi mengecualikan kasus me- Masfid Mesklpun dengan Wudhu
nyentuh sarung Al-Qur'an yang terpisah de- Larangan ini berdasarkan sabda Rasu-
ngannya. Makruh juga menyentuh dengan lullah saw.,
lengan baju, karena ia termasuk pakaian.
t
Diberikan rukhshah (keringanan) bagi para
pengkaji kitab syariah baik hadits, fiqih, =3
)
tt' -
v')" pa
,.
?
i*-:;ir J-i
'
Y

atau tafsir untuk membuka helaian kertas "Aku tidak menghalalkan bagi orang haid
dengan tangan karena darurat. Begitu juga atau junub memasuki masjid.'4036
makruh menyentuh ayat-ayat itu, karena ia
tetap mengandungi ayat-ayat Al-Qur'an. Di- Ulama Syafi'i dan Hambali membolehkan
sunnahkan untuk tidak membuka helaian wanita yang sedang haid atau nifas berlalu
Al-Qur'an kecuali dengan wudhu. Mereka di dalam masjid, jika ia yakin tidak akan
membolehkan membuka helaian Al-Qur'an mengotori masjid. Karena, hukum mengotori
dengan menggunakan pensil atau pena untuk masjid dengan najis atau kotoran lainnya
dibaca. Demikian juga, mereka membolehkan adalah haram. luga, karena terdapat riwayat
anak-anak membawa Al-Qur'an dan meng- Aisyah yang menyatakan bahwa Rasulullah
angkatnya dengan tujuan untuk belajar. saw. berkata kepadanya,
Orang yang berjunub, haid, atau nifas
tidak makruh melihat Al-Qur'an, Menulis Al- "Ambilkan aku sajadah (tikar) dari masjid.
Maka aku menjawab, 'Aku sekarang sedang
Qur'an dan nama Allah SWT di atas uang (uang
perak), di mihrab masjid, di dinding, dan di haid.'Lantas Nabi Muhammad saw. bersabda,
'Sesungguhnya haidmu tidak terletak di ta-
atas hamparan adalah makruh. Makruh juga
membaca Al-Qur'an di tempat mandi, bilik nganmu,"4037

air, dan di tempat buang sampah. Namun,


tidak dimakruhkan menulis satu ayat (al- fuga, berdasarkan riwayat dari Maimu-
Kursi misalnya) di atas lembaran kertas. De- nah r.a. yang berkata, "Salah seorang dari
ngan syarat, lembaran itu terpisah dengan kami membawa sajadah (tikar) ke masjid la-
penulis, kecuali jika dia menyentuhnya de- lu menghamparkannya, padahal dia sedang
ngan tangannya. haid.'1038 Di samping itu, ulama Hambali juga
Menurut pendapat yang mu'tamad di ka- membolehkan wanita yang sedang haid un-
langan ulama Maliki, orangyanghaid dan nifas tuk duduk di dalam masjid dengan berwudhu
serta junub atau tidak, tidak diharamkan terlebih dahulu sesudah darah kering.
membacaAl-Qur'an dalam hati, kecuali setelah
darah berhenti namun dia belum mandi. Pada

1036
Riwavat Abu Dawud.
1037
Riwayat Muslim.
1038
Riwayat an-Nasa'i.
FIqLH ISIAM JILID 1 BaEtran 1: IBADAH

7. Ber*tubuh Meskipun dengan Ulama Hanafi membolehkan ber-istimta'


Penghalang dengan istri yang sedang haid, atau yang se-
Larangan bersetubuh meskipun dengan macamnya pada bagian tubuh yang berada
penghalang sewaktu haid adalah pendapat di antara pusar dan lutut selain bersetubuh
yang disepakati oleh seluruh ulama. Adapun (berhubungan kelamin). Hal ini berdasarkan
istimta' pada bagian tubuh yang berada di sabda Nabi Muhammad saw.,
antara pusar dan lutut juga dilarang, menurut
jumhur ulama selain ulama Hambali. Larangan
ini berdasarkan firman Allah SWT, aq'tL:? ,F t;;t
"... Karena itu jauhilah istri pada waktu "Lakukanlah semua perkara kecuali nikah
haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum (persetubuhan).'no+o

m e re ka slt ci.... " (al-Baqarah= 222)


Mereka juga menghalalkan seorang suami
yang nafsunya kuat (syabaq) untuk bersetu-
fuga, berdasarkan sabda Rasulullah saw.
kepada Abdullah bin Sa'ad ketika dia ber- buh dengan istrinya yang sedang haid, dengan
tanya kepada beliau, "Apakah perkara yang syarat dia tidak dapat menahan syahwatnya
dihalalkan untukku ketika istriku dengan cara lain, selain berhubungan kelamin
sedang.
haid?" Rasulullah menjawab, "Yang dibolehkan dengan istrinya saja. Dan dia khawatir kalau
untukmu qdalah (apa yang berada) di atas buah zakarnya akan pecah jika dia tidak ber-
pakaian (izaar1."tots setubuh, sedangkan dia tidak mempunyai istri
lain selain istrinya yang sedang haid itu, dan
Selain itu, karena ber-istimta' di bawah
dia tidak mampu menyediakan mahar untuk
pusar dapat mendorong seseorang untuk ber-
kawin lagi dengan wanita yang merdeka, dan
setubuh, maka ia dihukumi haram. fuga, ka-
tidak juga mempunyai uang yang cukup untuk
rena terdapat hadits yang diriwayatkan oleh
mendapatkan hamba sahaya.
Imam al-Bukhari dan Muslim dari Nu'man
Menurut pendapat ulama Maliki dan
bin Basyir, "Siapa yang berkeliling di sekitar
Syafi'i, bersetubuh dan istimta' pada bagian
tempat larangan, maka dikhawatirkan dia
tubuh yang terdapat di antara pusar dan lu-
akan terjatuh ke dalamnya."
tut adalah haram. Keharaman itu berterusan
Yang dimaksud dengan izaar adalah pa-
sehingga wanita itu mandi untuk bersuci [se-
kaian yang menutupi bagian tengah dan bagi-
telah haidnya berhenti) dengan mengguna-
an bawah tubuh, yaitu bagian tubuh yang kan air bukan dengan tayamum. Kecuali jika
terdapat di antara pusar dan lutut. Adapun memang tidak ada air atau dia tidak sanggup
"bermain-main" di selain tempat itu adalah
menggunakan ain maka wanita itu boleh di-
dibolehkan. Oleh karena itu, boleh mencium,
setubuhi setelah bertayamum. Mereka berdalil
mendekap, menyentuh, dan lain-lain.
dengan firman Allah SVW,

103e
Riwayat Abu Dawud dari Hizam bin Hakim dari pamannya Abdullah bin Sa'ad (Nailul4uthar. Jilid l,hlm.277).Hadits yang serupa
luga diriwayatkan oleh Ikrimah dalam Abu Dawud, dari Aisyah dalam al-Bukhari dan Muslim. Nashnya ialah, "Salah seorang dari
kami didatangi haid kemudian Rasulullah saw. ingin menyentuh kulitnya. Baginda menyuruh supaya dia menutup pusarnya den-
gan pakaiannya kemudian menyentuhnya (yakni menyentuh kulit bukan bersetubuh)." (,lVa itul Authar,lilid I, hlm. 777 dan halaman
seterusnya)
1040
Diriwayatkan oleh al-Jama'ah kecuali al-Bukhari. Al-Bukhari meriwayatkan dalam tarikhnya dari Masruq bin Aida' dengan
mengatakan,'Aku bertanya kepada Aisyah r.a., Apakah yang boleh dilakukan oleh lelaki terhadap istrinya yang sedang haid?' Dia
menjawab,'Semua perkara kecuali kemaluan!" [Nailul Authaa Jilid I, hlm.276 dan halaman seterusnyaJ
Isr-A.M JrLrD 1

"...jauhilah istri pada waktu haid; dan ja- ihram, tetapi dia tidak mau melakukan shalat
ngan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. dan waktunya sudah terlewat, maka dia halal
Apabila mereka telah suci, campurilah mereka disetubuhi. Karena, shalat yang terluput itu
sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan menjadi utang dalam tanggungannya. Oleh
Allah kepadamu...." (al-Baqarahz 222) karena itu, dia dihukumi berada dalam ke-
adaan suci.
Dalam ayat ini, Allah menetapkan dua fika darah haid berhenti sebelum masa
syarat bagi halalnya persetubuhan, yaitu biasanya, namuntelah melewati tiga hari, maka
berhentinya darah haid dan mandi. Syarat suami tidak boleh mendekatinya hingga masa
yang pertama, yaitu berhentinya darah haid haid yang biasa sudah terlewat, meskipun wa-
diambil dari firman Allah SWI, nita itu sudah mandi. Hal ini disebabkan masa
berhentinya haid menurut mereka dianggap
"Sehingga suci [hattaa yathhurna]." (al-
sebagai masa haid. Lagipula, mengembalikan
Baqarah=222)
hukum kepada kebiasaan adalah perkara yang
biasa terjadi. Dan langkah berhati-hati yang
Adapun syarat yang kedua, yaitu mandi, patut diambil dalam keadaan seperti ini ada-
diambil dari firman Allah SWT, Iah menghindari persetubuhan.
"Apabila telah bersuci ffa idzaa tathahhar- fika darah haid terputus selama sepuluh
na]. (al-Ba qarah: 222)
" hari, yaitu masa maksimal haid menurut me-
reka, maka ia halal disetubuhi sebelum man-
Dengan demikian, dibolehkannya berse- di. Hal ini karena masa haid tidak lebih dari
sepuluh hari. Meskipun demikian, bersetubuh
tubuh itu bergantung kepada faktor mandi
tidaklah dianjurkan sebelum mandi. Karena,
[bersuci). Ini juga merupakan pendapat madz-
terdapat larangan dalam Al-Qur'an berdasar-
hab Hambali berkenaan haramnya bersetubuh
kan firman Allah SWT,
(jimak).
Ulama Hanafi juga mengatakan bahwa "Maka janganlah mendekati mereka hing-
apabila darah haid berhenti kurang dari se- ga dia mandi (yaththahharna)." (al-Baqarah:
puluh hari, maka tidak halal bersetubuh atau 222)
ber-istimta'dengannya hingga dia mandi atau
bertayamum menurut syarat-syaratnya. Mes-
fika dibaca dengan syaddah $taththah-
kipun tayamum itu tidak boleh digunakan harna), bacaan dengan syaddah ini menunjuk-
untuk shalat, menurut pendapat yang ashah, kan mubalaghah [berlebihan) dalam bersuci.
karena darah kadang-kadang keluar dan ka- Mubalaghah dalam bersuci hanya dapat di-
dang-kadang berhenti. Oleh karena itu, dia peroleh dengan mandi, bukan melalui kering-
haruslah mandi untuk membuktikan bahwa nya darah.
darah haid tersebut memang telah berhenti. Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan bah-
fika wanita itu tidak mandi padahal ada wa ulama Hanafi membolehkan melakukan
waktu shalat yang sempurna namun waktu hubungan badan dalam keadaan haid dan ni-
itu telah lewat, artinya dalam waktu itu se- fas sebelum mandi, dalam dua keadaan [yang
benarnya dia masih mempunyai waktu untuk akan diterangkan nanti). Pendapat ini ber-
shalat, memakai pakaian, dan bertakbiratul dasarkan firman Allah SWT,
FIqLH ISI..A,M IITID 1

"..jangan kamu dekati mereka (untuk ber- semacamnya tidak dikenakan kafarat, tetapi
setubuh) sebelum mereka suci...." (al-Baqarah: dia wajib beristigfar dan bertobat. Hal ini
222) berdasarkan kaidah al-Ashlu Bara'ah adz-
Dzimmah. Adapun hadits yang menerang-
Dengan bacaan takhfif fstath-hurnal [bu- kan tentang kafarat adalah hadits mudh-
kan dengan syaddah fyaththah-harna), ayat ini tarib. Alasan bersetubuh diharamkan pada
menjadikan keadaan suci sebagai batas akhir masa haid adalah karena jijik. Oleh karena
bagi hukum haram. Namun, disunnahkan su- itu, ia tidak hubungannya dengan kafarat,
paya tidak menyetubuhinya hingga dia mandi. sebagaimana melakukan hubungan pada du-
Ini berdasarkan bacaan tasydid untuk meng- bur.
ambil sikap menghindar dari perbedaan pen- Ulama Hambali-dalam salah satu riwa-
dapat. yat yang paling rajih dari dua riwayat yang
Kedua keadaan yang dimaksud di atas bersumber dari Imam Ahmad-mengatakan
adalah ketika waktu shalat yang sempurna bahwa orang yang menyetubuhi perempuan
telah berlalu, sedangkan wanita tersebut dalam keadaan haid atau nifas wajib dikena-
sudah berhenti haidnya dan masa haidnya kan kafarat. Begitu juga wanitanya, diwaiibkan
kurang dari sepuluh hari. Ketika waktu shalat membayar kafarat jika dia menaati (menuruti)
itu sudah berlalu, dia tidak menunaikan shalat. lelaki untuk menyetubuhinya dalam keadaan
Keadaan kedua adalah ketika darah haidnya haid.
berhenti setelah sepuluh hari, yang merupa- Hukum kafarat itu sama seperti kafarat
kan masa maksimal haid. bersetubuh dalam masa ihram. fika perem-
Kebiasaan yang berlaku bagi kaum wanita puan itu dipaksa, maka dia tidak wajib mem-
adalah berhentinya darah haid setelah enam bayar kafarat. Sebab dalam keadaan itu, dia
atau tujuh hari. Dalam keadaan ini, wanita tidak ada taklif. Kafarat tetap wajib, walaupun
tersebut tidak boleh disetubuhi hingga dia persetubuhan itu dilakukan oleh orang yang
mandi, dan selagi dia tidak menanggung shalat lupa, orang yang dipaksa, dan orang yang ti-
sebagaimana dalam kondisi yang pertama di dak mengetahui bahwa istrinya sedang haid
atas. atau tidak mengetahui tentang hukum haram-
Siapa yang darahnya berhenti lebih dari nya, ataupun tidak mengetahui kedua-duanya.
masa maksimal haid, maka halal baginya ber- Tetapi, kafarat tidak diwajibkan dalam ke-
setubuh. fika darah itu terhenti kurang dari adaan menyetubuhi wanita setelah berhenti-
masa haid, maka dia tidak boleh disetubuhi nya darah haid.
hingga berlalunya satu waktu shalat yang Banyaknya kafarat adalah satu atau se-
penuh. paruh dinaC boleh memilih salah satu. fika ia
mengeluarkan salah satunya, maka kafaratnya
Kafarat karena Menyetubuhl Wanlta Hald sudah sah. Hal ini berdasarkan riwayat dari
dan Semacamnya Ibnu Abbas dari Nabi Muhammad saw ten-
Ulama Maliki, Hanafi, dan Syafi'i-dalam tang orang yang menyetubuhi istrinya dalam
madzhab fadid-mengatakan bahwa orang keadaan haid. Yaitu, dia hendaklah bersedekah
yang menyetubuhi istri yang haid atau yang sebanyak satu atau setengah dinar.1oa1 Kafarat

10a1
Riwayat Imam Hadits yang Lima, Kata Hafizh Ibnu Hajac kritikan dan persoalan tentang isnad serta matan hadits ini sangat banyak
dibincangkan $,lailulAythar,lilid I, hlm, 278J, . ,

.;,, ,,, . : :, ,
", \t:,: ,
Baglan 1: IBADAH .,,/ '\... FrqlH IsrAM f rLtD 1

525 ,

menyetubuhi perempuan dalam keadaan beliau telah menceraikan istrinya dalam ke-
haid menjadi gugur apabila dia tidak mampu adaan haid. Umar memberitahukan hal itu
membayarnya, sama seperti hukum kafarat kepada Nabi Muhammad saw.,lalu Rasulullah
bersetubuh dalam bulan Ramadhan. saw. bersabda,
Menurut pendapat ulama madzhab Syafi'i,
g/

W,iV't;i
or. ,
orang yang menyetubuhi wanita semasa per-
mulaan datangnya darah haid disunnahkan
)-t; i1 r*tl
bersedekah sebanyak satu dinar. Dan bagi "Suruhlah dia supaya merujuknya dulu,
siapa yang bersetubuh ketika haid hampir kemudian menceraikannya dalam keadaan su-
berhenti, disunnahkan bersedekah sebanyak ci atau hamil.'aoa2
setengah dinar. Hal ini berdasarkan hadits ri-
wayat dari Ibnu Abbas yang telah lalu, yang Halal menceraikan wanita setelah berhen-
terdapat dalam at-Tirmidzi. Yaitu jika darah tihaid, sebelum dia mandi. Ada keterangan
itu berwarna merah, maka dikenakan satu yang menyebutkan bahwa apabila wanita
dinar dan jika berwarna kuning, dikenakan sudah berhenti darah haidnya, maka dia tidak
setengah dinar. dihalalkan melakukan kegiatan sebelum ia
Menyetubuhi perempuan yang sedang mandi kecuali puasa, talak, bersuci, dan shalat
haid bukan merupakan maksiat yang besar. fardhu jika perempuan itu memang tidak
Hal ini disebabkan perbuatan ini tidak masuk mempunyai salah satu dari dua alat suci: air
dalam definisi maksiat besar. dan tanah.
Pengharaman puasa bagi wanita tersebut
8. Talak
adalah disebabkan haid, bukan karena ha-
Haram menceraikan istri dalam keadaan
dats. Buktinya ialah orang yang berjunub
haid. Cerai atau talak yang dilakukan dalam
sah melakukan puasa, apalagi haid yang su-
keadaan haid dianggap bid'ah, karena menye-
dah berhenti. Talak pun demikian, karena
babkan 'iddah perempuan menjadi panjang. penyebab keharamannya telah hilang, yaitu
Ia haram karena bertentangan dengan firman
menambah panjang masa 'iddah. Adapun ber-
Allah SWT,
suci, karena ia memang diwajibkan. Begitu
"Wahai Nabi! Apabila kamu menceraikan juga dengan shalat fardhu.
istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan 'lddah belum bermula jika seseorang
mereka pada waktu mereka dapat (mengha- menceraikan istrinya dalam masa haid. Hal ini
dapi) 'iddahnya (yang wajar)...." (ath-Tha- berdasarkan firman Allah SWT,
laaq: 1)
"Dan para istri yang diceraikan (wajib)
Bila wanita haid ditalak, maka masa haid menahan diri mereka (menunggu) tiga koli
qu rtt' .... " (al-BaqarahzZZB)
yang tersisa tidak dihitung sebagai 'iddah. Hal
itu memberi mudharat terhadap wanita ka-
Adapun quru'yang hanya setengah tidak
rena panjangnya masa menunggu. Di samping
dianggap sebagai satu quru'.
itu, terdapat riwayat dari Ibnu Umar bahwa

1042
Riwayat al-lama'ah, kecuali al-Bukhari dari tbnu Umar (Noilu/Authaa Jilid tV, hlm. 221).
--

ISI,AM IILID 1

PERBEDAAN ANTARA HAID DAN TUNUB Ayat larangan seperti ini tidak ada dalam
Kita telah mengetahui bahwa apa yang kasus orang yang berjunub, malah yang ada
diharamkan bagi wanita yang haid dan yang ialah ayat yang membolehkan, yaitu firman
semacamnya lebih banyak dari apa yang Allah SWT,
diharamkan kepada orang yang junub. Tetapi
"... Maka sekorang campurilah mereka dan
ada beberapa perbedaan lain, yaitu:1043
carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu
Orang yang junub boleh menunaikan
(yaitu anak)...." (al-Baqarah: 187)
puasa, tetapi orang yang haid dan nifas tidak
boleh. Sebab, haid dan nifas lebih berat dari
Ayat ini menghalalkan pergaulan lmuba'
hadats. Ini juga merupakan arti (penafsiran)
syarah) untuk tujuan lahiriah.
dari, "Kurangnya agama wanita" berdasarkan
sabda Rasul saw.,
PERBEDAAN ANTARA HAID DAN NIFAS
Haid dan nifas berbeda dalam tiga hal,
,#t:ii't6F;b ;,,tcLr; yaitu:1oas
"Kattm wanita dalam separuh umumya L. Ber-'iddah adalah dihitung dengan masa
tidak berbuat apa-apa, tidak berpuasa dan haid menurut ulama Hanafi dan Hambali.
tidak sholat.'aoaa Sebab, habisnya 'iddah adalah dengan
quru', sedangkan nifas bukanlah quru'.
Orang yang junub wajib mengqadha' 2. Nifas tidak menjadi tanda baligh, karena
shalat dan puasa. Adapun wanita yang haid nifas dapat terjadi sebelum baligh. Yaitu,
dan seumpamanya tidak wajib mengqadha' apabila wanita mengandung, sebab anak
shalat, wajib mengqadha' puasa saja. Karena, akan terbentuk dari hasil hubungan an-
haid terjadi berulang-ulang pada setiap bulan. tara lelaki dan perempuan. Allah SWT
Oleh karena itu, mengqadha' shalat termasuk berfirman,
menyukarkan bagi wanita yang biasa datang "Dia diciptakan dari air (mani) yang
haid. Tetapi, mengqadha' puasa tidaklah terpancar, yang keluar dan antara tulang
susah, sebab kewajiban puasa hanya setahun punggung (sulbi) dan tulang dada." (ath'
sekali. Thaariq:6-7)
Haram mendekati perempuan dalam ke-
adaan haid dan nifas. Tetapi, tidakharam men- 3. Masa nifas tidak dihitung dalam masa
dekati perempuan yang junub. Karena, Allah ila'.1046 Allah SWT berfirman,

SWT berfirman, "Bagi orang yang meng-ila' istrinyo


Karena itu jauhilah istri pada waktu
harus menunggu empat bulan,,.." [al'
haid.... " (al-Baqarah:222) Baqarah=226)

7oa3
Al-Bodo'i',1ilid I, hlm.44.
1044
Riwayat Abdur Rahman bin Abi Hatim dalam Sunan-nya dari lbnu Umar secara marfu'denganlafal,"Perempuan adalah kurang
dari segi akal dan agamanya." Beliau kemudian ditanya, "Apakah yang dimaksud dengan kurang agamanya?" Rasul menjawab,
"setiap mereka menghabiskan separuh umurnya dengan tidak shalat" Al-Baihaqi berkata, "Aku tidak mendapati kata-kata ini
dalam suatu kitab hadits pun." Kata lbnu Mindah, "Ungkapan ini tidak dapat dibuktikan dari Nabi Muhammad saw.." (Kasysyaful
Qina', Jilid, I, hlm. 233)
10as
Kasysyaful Qino', lilid l, hlm. 229.
1046
flr'irlrhl"lakibersumpahdenganmenyebutasmaAllahuntuktidakmendekatiistrinyaselamaempatbulanataulebih,atauuntuk
mendekati istrinya dia membuat syarat yang sukar seperti pufiir naik haii, atau memberi makan orang miskin.
Baglan 1: IBADAH FIq!H ISI.AM 1

'ILID

Ini karena nifas bukanlah kebiasaan yang menurut ulama Hanafi dan Hambali, semua-
sering terjadi pada diri wanita, berbeda de- nya itu adalah darah istihadhah.loas
ngan haid.
Badan orang haid, keringat, dan juga sisa HukunrHukum Mustahadhah
makanannya adalah suci. Masakan, adonan Ada tiga perkara yang perlu dibahas,
tepung, dan sebagainya yang dibuatnya tidak- yaitu:
lah makruh. Begitu juga cairan yang diletakkan 7. Apakah petkaru yang dihanmkan bag
oleh tangannya ke dalam suatu wadah, wanita haid,luga diharamkan ba$i
tidaklah makruh. Para ulama telah berijma wanita mustahadah,
untuk mengatakan boleh makan secara biasa Istihadhah ialah hadats yang berterusan
bersama-sama dengan istri yang sedang sama seperti kencing, madzi, berak, dan
haid. Mereka tidak perlu diasingkan, sebab kentut yang berterusan. Hal ini disetujui
lafaz i'tizal dalam ayat yang disebutkan oleh seluruh ulama fiqih. Atau-menurut
pendapat ulama Hanafi dan Hambali-
di atas adalah bermaksud "bersetubuh."
Aisyah mengatakan, "Aku minum ketika seperti hidung yang senantiasa berdarah
aku sedang haid. Lalu aku memberikannya ataupun luka yang darahnya tidak ber-
kepada Nabi Muhammad saw. dan beliau henti. Oleh sebab itu, istihadhah ini tidak-
meletakkan mulutnya pada tempat mulutku. lah menghalangi apa-apa. Tidak seperti
Lalu beliau meminumnya. Aku makan daging
darah haid dan nifas yang menyebabkan
yang melekat di tulang ketika aku sedang terhalangnya melakukan shalat, puasa,
haid, kemudian aku berikan kepada Nabi walaupun shalat sunnah, thawal mem-
Muhammad saw.. Lalu beliau meletakkan baca Al-Qur'an, menyentuh Al-Qur'an,
mulutnya di tempat yang aku gigi1."to+7
masuk masjid, i'tikaf, dan bersetubuh
tanpa paksaan. Darah istihadhah tidak
menghalang amalan-amalan itu karena
4. DARAH ISTIHADHAH DAN HUKUMNYA
alasan dharurah,loae dan juga karena ter-
Definisi istihadhah adalah darah yang
dapat beberapa hadits yang menerangkan
mengalir bukan pada waktu biasa (selain haid
tentang itu. Di antaranya adalah:
dan nifas) disebabkan sakit di bagian pangkal
(a) Hadits yang diriwayatkan oleh
[dekat) rahim. Pendarahan itu disebut a/- Aisyah di mana beliau mengatakan
'aadzil.
bahwa Fatimah binti Abu Hubaisy
fadi, setiap darah yang keluar sebelum
berkata kepada Rasulullah saw., "Aku
masa haid [yaitu sembilan tahun) atau kurang
perempuan yang senantiasa didatangi
dari masa minimal haid,lebih dari masa mak-
darah istihadhah, aku tidak suci. Apa-
simal haid, lebih dari masa maksimal nifas,
kah aku harus meninggalkan shalat?"
lebih dari hari-hari kedatangan bulan yang
Rasulullah saw. menjawab, "ltu adalah
biasa dan melebihi masa maksimal haid, atau
'irq [pendarahan). Ia bukan haid. fika
darah yang datang dalam masa mengandung,

1047
Riwayat al-lama'ah,kectali al-Bukhari dan at-Tirmidzi (Nailut Authar,Jilid l, hlm. 281).
Toas
Ad-Durrul Mukhtanlilidl,hlm.262 dan seterusnya; Muraqi al-Falatr, hlm. 25: asy-Syarhush Shaghir,Jilidl,hlm.20T dan seterusnya;
al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm.41; Mughnil Muhtaj, filid I, hlm. t08; Kasysyaful Qina',lilid'1,h1m.226-236.
Loae
Ad-Durrul Mukhur,Iilidl,hlm.2TS; Muraqi ot-Falah,hlm.25; Fathul Qadir,Jilid I, hlm. L2l; asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. 210; al-
Qawanin al.Fiqhiyyahhlm.4L; Mughnil
.Muito.l, Jllid l, hlm. 111; al'Mughni,lilid l, hlm. 339i Kasyqyaful Qina',lrlirdl,hlm.235'237.
FIQIH ISIAM JITID 1 BaE an 1: IBADAH

datang haid, hendaklah engkau ting- falasan) sebagai adza (penyakit) berdasarkan
galkan shalat. Dan jika kadar masa firman-Nya,
kebiasaannya telah berlalu (tamat),
maka mandilah dan bersalatlah,"1050
(b) Rasulullah saw. menyuruh Hamnah
.'.;g.e,3r O:$r$*6U'i';5. ..
"... Katakanlah, 'ltu adalah sesuatu yang
binti fahsy supaya berpuasa dan sha-
lat dalam keadaan istihadhah.l0sl kotor.' Karena itu jauhilah istri pada woktu
h ai d.... " (al-Baqarah= 222)
Ic) Diriwayatkan oleh Abu Dawud, da-
ri lkrimah, dari Hamnah binti fahsy
bahwa ketika dia didatangi darah Tetapi jika darah istihadhah itu telah ber-
istihadhah, suaminya menyetubuhi- henti, maka para ulama Hambali mengatakan
nya. Ikrimah juga berkata Ummu bahwa wanita itu boleh disetubuhi tanpa
Habibah didatangi darah istihadhah perlu mandi terlebih dahulu. Sebab, dia tidak
dan suaminya menyetubuhinya. Ham- diwajibkan mandi, sama hukumnya dengan
nah ialah istri Thalhah, sedangkan kencing yang berterusan.
Ummu Habibah ialah istri Abdur-
rahman bin Auf.1os2
2. Cara Thaharah Wanlta Mustahadah
(Wudhu dan Mandl)
Inilah bukti yang menghalalkan bersetu- Ulama madzhab Malikilos3 berpendapat,
buh dengan perempuan yang didatangi darah bahwa wanita yang mustahadah disunnahkan
istihadhah. Pendapat ini juga diakui oleh para mengambil wudhu setiap kali hendak shalat,
fuqaha, termasuk Imam Ahmad dalam salah sebagaimana ia disunnahkan membasuh da-
satu riwayatnya. Dalam satu riwayat Iagi yang rah istihadhahnya setelah darah itu berhenti.
bersumber darinya, yang dapat dikatakan Adapun jumhur (ulama Hanafi, Syafi'i,
sebagai pendapat yang rajih menurut ulama dan Hambali)10sa berpendapa! bahwa wanita
Hambali, ialah tidak boleh menyetubuhi wa- yang mustahadah diwajibkan mengambil wu-
nita mustahadhah kecuali jika suaminya kha- dhu setiap kali hendak melakukan shalat se-
watir akan melakukan perkara terlarang. Hal telah ia membasuh kemaluannya, mengikat
ini berdasarkan riwayat al-Khallal dengan dan memasukkan kapas ke dalamnya. Kecuali
sanadnya dari Aisyah, bahwa Aisyah menga- jika penahanan darah itu [mengikat dan me-
takan, seorang istri yang mustahadhah tidak masukkan kapas]J menyakitkan, ataupun dia
boleh disetubuhi oleh suaminya, Lagipula, sedang berpuasa. Hal ini berdasarkan sabda
istihadhah adalah darah penyakit. Oleh kare- Nabi Muhammad saw. kepada Hamnah ketika
na itu, haram menyetubuhinya sama seperti dia mengadu kepada Rasul tentang banyak-
orang yang sedang haid. nya darah yang keluar. Rasul saw. bersabda,
Allah SWT dalam melarang bersetubuh
dengan orangyang sedang haid memberi'illah ;ir &{ ;:V A'; t or,Ji
10s0
Riwayat al-Bukhari, an-Nasa'i, dan Abu Dawud [NailulA uthar,lilid I, hlm. 268).
10s1
Riwayat Abu Dawud, Ahmad, at-Tirmidzi dan dia menghukuminya shahih (Naitul Authar,lLlid I, hlm. 271).
1052
Anak per"mpuan Jahsy ada tiga, yaitu Zainab Ummul Mu'minin, Hamnah, dan Ummu Habibah {subulus Salam, filid I, hlm. 103).
70s3
Al-qawanin al-Fiqh[ryah, hlm. 26, 41; Bidayanl Mujtahid,lilid I, hlm. 57 dan seterusnya.
10sa
Al-Lubob,Jilid I, hlm. SL; Muraqi al-Falaft, hlm. 25; Mughnil Muhtaj,lilidl, hlm. 111 dan setelahnya; al-MuhadzdzaD, Jilid I, hlm 45
dan setelahnya ; al- Mughni, lilid I,,hlm 340-!42.
^t
FrqlH ISLAM lrLtD I

"Ambillah kapas dan gunakanlah, iq akan Lagipula, thaharah yang dilakukan adalah
menghilangkan darah,'aoss thaharah karena udzur dan dalam keadaan
darurat, Oleh karena itu, ia terikat dengan
fika telah diikat secara rapi fseperti ikat waktu seperti halnya tayamum.
simpul) namun darah masih tetap keluar, te- Wanita mustahadah tidak diwajibkan ke-
tapi tidak sampai mengotori ikatan, maka cuali mandi sekali saja. Hal ini disepakati oleh
shalatnya tidak batal. Hal ini berdasarkan empat madzhab fiqih dan berdasarkan hadits
riwayat Aisyah r.a. bahwa Fatimah binti Abi yang telah lalu, juga hadits-hadits lain seperti
Hubaisy mengalami istihadhah lalu Nabi hadits Hamnah. Menurut ulama Syafi'i, Ham-
Muhammad saw. bersabda kepadanya, bali, Hanafi, dan Maliki, mandi bagi wanita
mustahadhah disunnahkan setiap kali hendak
d / ,o
shalat. Pendapat ini berdasarkan hadits yang
P;3;-*r i a-b?Jit:-i;fi:t oa:r
telah disebutkan dalam pembahasan mandi
*,At *iut'F'oL',;>t F sunnah, yaitu bahwa Nabi Muhammad saw.
menyuruh Ummu Habibah mandi, lalu dia
"Jauhilah shalat pada hari-hari haid mandi setiap kali akan shalat.losg
kamu, kemudian mandi dan berwudhulah Menurut pendapat ulama Hanafi, wanita
untuk setiap kali shalat. Setelah itu shalatlah, mustahadhah dan wanita lain semacamnya
walaupun darah masih menitik di atas tikar boleh shalat beberapa fardhu dan sunnah
(al-hashir).'aos6 dengan menggunakan satu kali wudhu. Wu-
dhunya batal dengan keluarnya waktu seperti
Dalil yang menunjukkan bahwa wanita yang telah dijelaskan dalam perbincangan
mustahadhah hendaklah mengambil wudhu tentang wudhunya orang udzur. Menurut ula-
setiap kali akan menunaikan shalat fardhu, ma Hambali, wanita itu boleh menggabungkan
adalah sabda Nabi Muhammad saw. tentang dua shalat dengan satu wudhu. Karena, Nabi
mustahadhah, Muhammad saw menyuruh Hamnah binti
fahsy menggabungkan dua shalat dengan
.r; c;t{ ,jt
\P
titGl ;ei i>,at 2t satu wudhu. Baginda juga menyuruh Sahlah
binti Suhail melakukan seperti itu. Apabila
ir*: r* ,y *'wi, J.A'l W waktu sudah keluar [terlewat), maka batallah
thaharah tersebut. Dari perbincangan ini, jelas
: , r-

"Tinggalkanlah shalat pada hari-hari haid.


f: bahwa kedua-dua madzhab Hanafi dan Ham-
bali mempunyai pendapat yang sama.
Ulama madzhab Syafi'i mengatakan bah-
Kemudian mandi dan berwudhulah setiap kali
wa wanitayang mustahadhah wajib berwudhu
shalat, lakukanlah puasa dan shalat.'a0s7

10ss
Riwayat Abu Dawud, Ahmad, at-Tirmidzi dan dihukumi shahih.
1056
Riwayat Imam Hadits yang Lima (Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa'I, dan Ibnu Majah) iuga riwayat lbnu Hibban. Imam
Muslim meriwayatkan dalam shahihnya tanpa menyebut, "Berwudhulah setiap kali shalat." (Nashbur Rayah f ilid I, hlm. 199 dan
seterusnya; Nailul Authar,Jilid I, hlm. 275)
1057
Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi. Dia mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan (Naitut Authar,lilid l, hlm. 274;
Nashbur Rayahlilid I. hlm. 202 dan seterusnya). Adapun hadits yang berbunyi, "Perempuan yang sedang istihadhah hendaklah ber-
wudhu setiap kali hendak melakukan shalat," yang diriwayatkan oleh Sibt ibnul Jauzi dari Abu Hanifah, dikatakan sebagai hadits
gharib oleh az-Zailai (Nashbur Rayah,lilid I, hlm. 204).
LosB
MuttaTaq'alaih.
FIqIH ISTAM JILID 1 Baglan 1: IBADAH

setiap kali hendak melakukan shalat fardhu, hammad saw. bersabda kepadanya,
meskipun karena nadzar. Hal ini seperti hal-
nya tayamum, karena ada hadats. Wanita itu os s$ -r';;3;i fV a*jJt i; ots ti1
juga boleh menggunakan wudhunya itu untuk
shalat jenazah dan beberapa shalat sunnah. ;lr itt l!!, ;y-ejr 'f A<;:$ e-t
Menurut pendapat yang ashah, wanita itu
1. ,t,-:,i .i.. o:/'/.
juga diwajibkan memperbaharui ikatannya of f oY *t €+P
setiap kali melakukan shalat fardhu. Ini di-
"Jika ia darah haid, maka ia dapat diketa-
qiyaskan dengan memperbaharui wudhu. Dia
hui dengan warno hitam, Jika terdapat warna
wajib menyegerakan shalat seketika setelah
selesai wudhu, kecuali karena melakukan ke-
itu, hendaklah kamu tinggalkan shalat. Jika
maslahatan seperti menutup aurat, adzan,
warna lain, hendaklah engkau mengambil
wudhu dan shalatlah, karena itu adalah 'irq
iqamah, menunggu kedatangan jamaah, ber-
(pendarahan)."toss
ijtihad menentukan arah kiblat, pergi ke mas-
jid, dan mencari penghalang. Semua ini telah b. PerbedaanBerdasarkanPengalaman
dijelaskan dalam pembahasan tentang wudhu atau Kebiasaan yang Sudah Berlaku
orang yang udzur. Cara ini berdasarkan hadits Aisyah dari
Fatimah binti Abu Hubaisy, yang diriwayatkan
3. Menetapkan Masa Hatd Wanlta yang oleh Imam al-Bukhari,
Mustahadhah "Tetapi tinggalkanlah shalat mengikut ka-
Karena darah wanita mustahadhah terus dar hari-hari yang (biasanya) engkau didatangi
mengalir akibat sakit, maka dia perlu penje- haid. Kemudian mandilah dan shalatlah."l060
lasan mengenai masa haid bulanan supaya dia
dapat melaksanakan hukum-hukum haid, dan
c. BerdasarkepadaKebiasaan
Kebanyakan Wanita
mengetahui bahwa hari-hari selain itu adalah
Biasanya haid berlangsung selama enam
istihadhah. Dalam hal ini, terdapat prinsip-
atau tujuh hari. Cara ini diikuti jika cara yang
prinsip utama yang dinyatakan oleh Sunnah.
pertama dan kedua di atas tidak dapat diikuti.
Di antaranya adalah:
Dalam hadits Hamnah binti fahsy disebutkan,
a. Membuat Perbedaan Menurut Sifat "sesungguhnya itu adalah termasuk rok-
Darah
dhah1061 (godaan) setan. Oleh karena itu, ang-
fika darah itu hitam, maka ia adalah da- gaplah masa haidmu adalah selama enam atau
rah haid. Jika tidak, maka ia adalah istihadhah. tujuh hari [Allah SWT Maha Mengetahui yang
Artinya jika perempuan itu dapat membeda- sebenarnya). Kemudian mandilah, sehingga
kan antara darah haid dan istihadhah, maka apabila engkau dapati bahwa engkau telah
dia hendaklah mengambil keputusan berda- suci dan engkau yakin bahwa darah berhenti,
sarkan perbedaan itu. Hal ini berdasarkan maka shalatlah 24 hari atau 23 hari. Maka,
hadits Urwah dari Fatimah binti Abu Hubaisy hendaklah engkau berpuasa, dan itu adalah
bahwa dia sedang istihadhah, lalu Nabi Mu- sah. Hendaklah engkau lakukan yang demiki-

10s9
Riwayat Abu Dawud, an-Nasa'i, Ibnu Hibban, al-Hakim dan dia menghukuminya shahih, ad-Daruquthni, dan al-Baihaqi (Nailul
Authar, lilid I, hlm. 270).
7060
Noilul Authar, Jilid I, hlm.268; Subulus Solam, Jilid l, hlm. 100.
1061
Karena setan mencari jalan untuk merusak urusan agama seseorang, bersuci dan iuga shalatnya, hingga dia lupa bahwa itu adalah
kebiasaannya.
Baglan 1: IBADAH FIqIH ISTAM IILID 1

an itu setiap bulan seperti wanita-wanita lain nya, maka hendaklah dia memerhatikan masa
yang mengalami haid, dan seperti wanita- kebiasaan yang dia ketahui dalam menentu-
wanita yang mengalami suci dalam waktu- kan haid dan suci. fadi, darah yang lebih dari
waktu haid dan suci mereka."1062 masa itu dianggap darah istihadhah. Oleh ka-
rena itu, jika dia meninggalkan shalat setelah
Masa Haid Wanlta Mustahadhah masa haid yang biasa itu berlalu, maka dia
Madzhab Hanafl 1063 wajib mengqadha' shalatnya. Namun apa-
Seorang wanita mustahadhah adakalanya bila kebiasaan masa sucinya berlangsung se-
pertama kali mengalaminya (mubtada'oh) yai- lama enam bulan atau lebih, maka-untuk
tu darah keluar berterusan seketika setelah menentukan berakhirnya masa'iddah-ia
baligh atau (darah) pada waktu nifas yang hendaknya merujuk kepada jangka enam
pertama kemudian berterusan. Adakalanya bulan kurang satu jam. Dan untuk menentu-
juga sudah biasa mengalaminya (mu'tadoh), kan hal yang lain fbukan 'iddah), maka hen-
yaitu wanita yang pernah datang darah dan daklah dia merujuk kepada kebiasaannya yang
kemudian suci. Dan adakalanya juga wanita pernah dialami, sebagaimana yang diterang-
yang mutahayyirah, yaitu wanita mu'tadah kan sebelum ini. Pendapat yang difatwakan
yang lupa hitungan kebiasaan datang bulan. adalah adat ditetapkan dengan berlakunya
kebiasaan itu, meskipun baru sekali saja.
1. Mubtadi'ah
Wanita mubtadi'ah hendaklah menentu- 3. Muhayyirah
kan haidnya selama sepuluh hari, sebab haid Bagi wanita muhayyiroh, yaitu yang lupa
tidak melebihi sepuluh hari. Sucinya ditetap- kebiasaan haidnya [tanggal dan bilangan hari-
kan selama dua puluh hari setiap bulan (se- nya), maka haid dan sucinya tidak ditetap-
puluh hari haid dan dua puluh hari istiha- kan. Namun, dia hendaklah senantiasa ber-
dhah). Ini dilakukan berdasarkan hadits yang hati-hati berkenaan dengan hukum-hukum
syara'.1,06a
telah lalu, yaitu hadits, "Wanita mustahadhah
meninggalkan shalat pada hari-hari haidnya." Adapun dalam masalah habis'iddah, maka
Demikian juga nifasnya dihitung sebanyak menurut pendapat yang ashah hendaklah di-
empat puluh hari, dan masa sucinya dari ni- hitung hingga enam bulan kurang satu jam,
fas itu dua puluh hari. Kemudian haidnya baru sebab masa suci di antara dua haid biasanya
dihitung setelah itu sebanyak sepuluh hari. adalah kurang dari masa hamil,106s oleh sebab
Demikianlah seterusnya hingga dia suci se- itu masa iddah dihitung enam bulan kurang
cara betul ataupun mati. satu jam. fika dia dicerai, maka'iddahnya ha-
bis setelah sembilan belas bulan kecuali tiga
2, Mu'tadah
jam, karena ada kemungkinan wanita itu di-
Wanita mu'tadah (yang biasa didatangi
ceraikan pada awal masa suci, di mana dia
haid) yang tidak lupa berapa lama masa haid-
perlu menunggu tiga kali haid yang jumlah ke-

1062
Riwayat Abu Dawud, at-Tirmizi dan dia menghukuminya debagai sa hih; Nait al-Authar, lilid l, hlm.27 t; Subul al-Salam, f ilid I, hlm.
702.
7063
Tobyi, al-Haqa'iq, f ilid l, hlm. 62: ad-Durr al-Mukhtar,lilidl,hlm.277; Fath al-Qadir,Jilid l, hlm. L22 - I24; al-Lubab,lilid I, hlm. 50;
al-BadaiiJilid l, hlm.41. dan seterusnya.
1064
Y"itu, selalu menghindarkan diri dari melakukan hal-hal yang dilarang ketika haid, seperti membaca Al-Qur'an, menyentuhnya,
masuk masjid dan sebagainya, tidak melakukan hubungan intim dengan suami, mandi setiap hendak melakukan shalat, hendaklah
menunaikan shalat fardhu dan witir saia dan membaca sekadar yang perlu dalam shalat.
FrqlH ISLAM IrLrD I Bagan 1: IBADAH
532
semuanya ialah satu bulan [sebab setiap haid [a) Wanita itu hendaklah dapat membedakan
ialah sepuluh hari), dan dia juga perlu kepada darah.
tiga kali suci di mana jumlah keseluruhannya (b) Darah itu berubah dari sifat darah haid
adalah delapan belas bulan kurang tiga jam. kepada sifat darah istihadhah.
[c) Hendaklah sebelum masa istihadhah ada
Madzhab Mallkl 1066 masa suci yang paling minimal [15 hari).
Mustahadhah adalah wanita yang darah-
nya keluar terus setelah masa haidnya sem- Madzhab Syalf i'nun
purna. Jika dia dapat membedakan darah ter- Darah yang keluat setelah lewat 15 hari
sebut dengan cara meneliti bau, warna, rasa dianggap darah mustahadhah. Wanita yang
sakitnya, atau lainnya-bukan dengan cara mengalami kasus ini ada tujuh macam:
membedakan banyak atau sedikitnya-maka
itu adalah darah haid.r067 Namun, dengan sya-
L. Al-Mubtadi'ah al-Mumayyizah
Yang dimaksud dengan al-mubtadi'ah
rat darah tersebut didahului oleh masa suci
adalah wanita yang pertama kali meng-
minimal, yaitu lima belas hari. Sebagaimana
alami haid. Sedangkan al-mumayyizah
diketahui bahwa darah haid adalah hitam dan
adalah wanita yang dapat membedakan
kental, Adapun darah istihadhah adalah me-
jenis darah, juga dapat membedakan da-
rah dan lembut. Darah yang warnanya sete-
rah yang kuat dan yang lemah, begitu juga
ngah kuning dan keruh adalah darah haid, se-
darah hitam dan darah merah.ro6e
perti yang telah kita jelaskan dahulu mengenai
warna-warna darah. Darah yang lemah ialah darah istiha-
Menurut pendapat yang ashah, wanita dhah dan darah yang kuat ialah darah
yang dapat membedakan jenis darah tidak bo- haid. Dengan syarat, darah yang kuat itu
leh menunggu waktu tiga hari melewati masa keluarnya tidak kurang dari masa minimal
kebiasaannya (adat haid) untuk tujuan men- haid (yaitu satu hari satu malam), juga
cari kepastian. Ini menurut pendapat yang hendaknya tidak melebihi masa maksimal
ashah, melainkan wanita itu hendaklah ber- (yaitu 15 hari). Sebab, haid tidak boleh
pedoman pada kebiasaannya, melebihi masa maksimum tersebut. Juga,
dengan syarat darah yang lemah itu tidak
lika wanita itu tidak dapat membedakan,
maka dia dianggap mustahadhah fdianggap kurang dari masa minimal suci [yaitu 15
dalam keadaan suci), meskipun keadaan ini hari) jika memang darah itu keluar terus-
berlangsung sepanjang hidupnya. Demikian menerus. Artinya, darah itu terus keluar
juga, wanita dianggap mustahadhah jika dia selama 15 hariataupun lebih.
dapat membedakan sebelum masa suci yang fika darah yang kuat keluarnya kurang
paling minimum berakhir. Sebab, perbedaan dari masa minimal haid, atau lebih dari
itu tidak dianggap dan tidak berfaedah baginya. masa maksimalnya, ataupun darah yang
Kesimpulannya adalah, wanita mustaha- lemah kurang dari masa minimal suci
dhah tidak dianggap sebagai haid kecuali de- ataupun dia tidak keluar secara terus-
ngan tiga syarat berikut. menerus-seperti satu hari keluar darah

1066
Asy-Syarhush Shaghir,f ilid I, hlrn. 213; asy-Syorhut Kabir,lilid l, hlm. 171; ol-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm.41.
1067
Dipertimbangkan untuk beribadah dan masa 'iddoh.
1068
Mughnil Muhtaj,lilid t, hlm. 1 13-118 ; Hasyioh al-Bojuri,f ilid I, hlm. 1 14 dan seterusnya.
1069
Telah diterangkan sebelum ini, yaitu warna darah hitam, merah, kuning, dan keruh.
FIQIH lSr.AM J[rD I

hitam dan satu hari darah merah-maka wanita itu biasa mengalami haid selama
wanita itu kehilangan syarat tamyiz lima hari dari awal bulan dan setelah
(mampu membedakan) dan hukum darah lima hari dia berada dalam keadaan suci,
tersebut dapat diketahui melalui bentuk kemudian dia mengalami istihadhah (da-
yang kedua. rah keluar terus), dan dia mendapati da-
2. Al-Mubtadi'ah Ghairul Mumayyizah lam masa 10 hari dari awal bulan warna
Yaitu wanita yang pertama kali meng- darah itu hitam dan sisanya berwarna
alami keluar darah merah, tetapi dia merah, maka haidnya ialah selama 10
mendapati darah-darah yang keluar itu hari, bukannya selama lima hari. Hal ini
sifatnya sama. Wanita dalam kategori ini berdasarkan hadits yang lalu, yaitu ha-
sama hukumnya dengan wanita di atas dits, "Darah haid diketahui melalui war-
yang dapat membedakan darah, tetapi ti- nanya yang hitam." Lagipula, kemampuan
dak mempunyai salah satu syarat yaitu membuat perbedaan (tamyiz) jenis darah
tamyiz (kemampuan membedakan). adalah lebih kuat bagi menentukan jenis
Hukum darahnya adalah haidnya di-
darah daripada berdasarkan kebiasaan
(adat). Sebab, tamyiz merupakan tanda
kira selama satu hari satu malam dan su-
pada darah, sedangkan kebiasaan (adat)
cinya selama dua puluh sembilan hari, jika
merupakan tanda tuannya.
memang wanita itu mengetahui waktu
mulainya keluar darah. Tetapi jika dia Kalau kebiasaan (adat) sesuai dengan
tidak mengetahui awal mula keluarnya perbedaan (tamyiz), umpamanya kebia-
darah, maka dia dianggap sebagai wanita saannya ialah lima hari dari awal bulan,
mutahayyirah yang hukumnya akan di- dan perbedaan (tamyiz) yang terjadi pun
terangkan nanti. demikian, maka hendaklah dia menggu-
nakan kedua-duanya.
3. Al-Mu'tadah al-Mumayyizah
fika di antara dua jenis darah itu di-
Al-Mu'tadah adalah wanita yang per-
selingi dengan masa suci minimal, um-
nah mengalami haid dan suci. Adapun a/-
pamanya setelah lima hari haid, dia me-
Mumayyizah ialah wanita yang mendapati
ngalami keluar darah yang lemah selama
darah yang keluar ada yang kuat dan ada
dua puluh hari, kemudian keluar darah
yang lemah, seperti yang telah dijelaskan.
yang kuat selama lima hari, kemudian
Menurut pendapat yang ashah, kebiasaan
keluar darah lemah lagi, maka kebiasaan
(adat) dapat ditetapkan dengan satu ke-
(adat) digunakan untuk menentukan haid
iadian, meskipun hanya sekali. yang bisa didasarkan kepada adat. Dan
Dalam keadaan seperti ini, hendaklah
perbedaan (tamyiz) juga digunakan untuk
wanita itu menetapkan hukum berdasar-
menentukan haid yang bisa ditentukan
kan perbedaan (tamyiz) darah. Dia tidak
dengan cara tamyiz.
boleh mendasarkan kepada adat kebia-
saan yang bertentangan dengan keputus-
4. Wanita yang biasa mengalami haid na-
mun tidak dapat membuat perbedaan
an yang didasarkan kepada perbedaan
(tamyiz) darah. Ini adalah pendapat yang [antara darah tersebut), tetapi dia dapat
mengingat kebiasaan (adat) lamanya haid
ashah, namun dengan syarat di antara da-
dan kapan biasanya dia haid. Wanita ini
rah yang kuat dan yang lemah itu tidak
adalah wanita yang pernah mengalami
n masa suci ryinimal.Kalau
FIqLH ISIAM JILID 1

haid dan suci, tetapi dia mendapati da- masa suci. |adi, dia wajib mandi setiap kali
rah-darah yang keluar hanya mempunyai hendak mengerjakan shalat fardhu dalam
satu sifat saja. Di samping itu, dia dapat waktunya. Sebab, ada kemungkinan da-
mengingat berapa lama biasanya dia haid rahnya berhenti pada waktu-waktu itu. Ini
dan dia dapat menentukan waktu biasa- jika memang dia tidak mengetahui waktu
nya dia haid. berhentinya darah haid.
Hukumnya adalah hendaknya wanita Jika dia mengetahuinya seperti dia
tersebut mendasarkan kepada kebiasaan mengetahui bahwa masa berhentinya
lama waktunya haid dan juga kapan bia- ialah ketika matahari tenggelam, maka dia
sanya dia haid. |ika dia mengalami haid tidak wajib mandi kecuali ketika matahari
selama lima hari dalam satu bulan, dan tenggelam.
bermula pada awal bulan kemudian dia Dia juga hendaklah berwudhu ketika
didatangi darah istihadhah, maka haidnya menunaikan fardhu-fardhu yang lain. Se-
ialah lima hari dari awal bulan dan sisa- bab, ada kemungkinan masa berhentinya
nya adalah suci. Hukum ini berdasarkan darah adalah ketika matahari tenggelam.
kepada kebiasaan (adat) meskipun kebia- Dia juga hendaklah berpuasa pada
saan itu tidak berulang. Sebab, adat [ke- bulan Ramadhan, dan setelah itu dia hen-
biasaan) dapat ditetapkan dengan satu daklah berpuasa sebulan penuh. Tapi, dia
kejadian saja, jika memang kebiasaan itu tetap menanggung [kewajiban) puasa dua
tidak saling bertentangan. Namun jika hari. Sebab, boleh jadi haidnya bermula
ia bertentangan, maka adat (kebiasaan) pada hari pertama bulan puasa, dan ke-
tidak bisa ditentukan hanya dengan sekali mungkinan juga dia didatangi haid yang
kejadian saja. maksimal (15 hari) sehingga menyebab-
5. Wanita yang biasa mengalami haid, tetapi kan puasanya rusak pada hari yang ke-16.
dia tidak dapat membuat perbedaan [an- Sebab, mungkin haidnya datang di perte-
tara darah tersebut) dan dia tidak ingat ngahan hari dan terputus di pertengahan
berapa lama dan kapan biasanya dia haid. hari.
Hukumnya sama seperti hukum orang fadi, dia dianggap suci dalam dua
yang sedang haid, yaitu dia haram ber- puluh delapan hari dalam dua bulan, yaitu
setubuh, haram membacaAl-Qur'an di luar
14 hari pada setiap bulan. Oleh karena
shalat dan haram menyentuh Al-Qur'an. Ini
itu, dia masih mempunyai kewajiban
puasa dua hari. Dikarenakan, masa mi-
sebagai langkah berhati-hati, sebab setiap
nimal suci adalah lima belas hari. Maka
masa yang dia alami ada kemungkinan
untuk mendapatkan dua hari puasa itu,
sebagai masa haid, Pada waktu yang sama,
hendaklah dia berpuasa pada hari ke 18:
dia juga dihukumi sama seperti orang
tiga hari pertama dan tiga hari terakhir.
yang suci dalam beberapa hukum. Yaitu,
seperti kewajiban mendirikan shalat far- 6. Wanita yang sudah biasa mengalami haid
dan dia tidak dapat membuat perbedaan,
dhu dan mendirikan shalat sunnah me-
nurut pendapat yang ashah, demikian juga tetapi dia dapat mengingat berapa lama
dalam masalah puasa. Ini juga sebagai biasanya dia haid, namun dia tidak ingat
langkah berhati-hati, sebab setiap waktu kapan biasanya dia haid. Seperti seorang
yang dia lalui ada kemungkinan sebagai wanita yang mengatakan bahwa haidnya
Frq[H IsrAM f[rD 1

biasanya adalah lima hari dalam rentang Hukum wanita seperti ini adalah masa
sepuluh hari di awal bulan, namun dia dalam satu hari satu malam dianggap
tidak mengetahui kapan haidnya itu ber- masa haid [secara yakin). Separuh bulan
mula. Tetapi, dia tahu secara yakin bah- yang terakhir adalah suci (secara yakin).
wa hari pertama adalah suci. Oleh sebab Adapun hari-hari di antara keduanya
itu, hari yang keenam dapat dipastikan adalah ada kemungkinan haid, suci, dan
secara yakin sebagai masa haid. Hari yang mungkin juga terputus-putus.
pertama dipastikan sebagai masa suci, fadi, bagi seorang wanita yang yakin
sama seperti hari dua puluh hari yang masa haid dan sucinya, maka hukumnya
akhir (tersisa dalam bulan itu). Adapun sudah jelas. Adapun orang yang berada
hari yang kedua hingga akhir hari kelima dalam masa serba mungkin, maka kedu-
ada kemungkinan sebagai masa haid se- dukannya sama seperti wanita yang lupa
cara terus-menerus dan mungkin juga suci (masa haid dan suciJ seperti hukum-hu-
secara terus-menerus. Hari ketujuh hing- kum wanita yang telah dinyatakan se-
. ga akhir hari kesepuluh kemungkinan belum ini.
adalah masa haid, mungkin juga masa suci
dan kemungkinan juga terputus-putus. Kesimpulannya adalah, bagi wanita-wanita
Bagi seseorang wanita yang yakin ma- yang mengalami tiga keadaan terakhir seperti
sa haid dan sucinya, maka ada hukumnya yang disinggung di atas, maka dia dinamakan
tersendiri. Adapun bagi wanita berada mutahayyirah, yaitu orang yang lupa tentang
dalam kondisi serba berkemungkinan, kebiasaan haidnya baik dari segi kadar (la-
maka hukumnya adalah sama seperti wa- manya berlangsung) maupun waktunya, atau
nita yang lupa tentang haid dan sucinya, dia lupa kadar; tetapi tidak lupa waktunya, atau
seperti wanita dalam kategori kelima di sebaliknya. Hukumnya yang masyhur adalah
atas. dia wajib berhati-hati (ihtiyat). Oleh karena
Seperti yang telah diketahui, wanita itu, dia diharamkan bersetubuh, menyentuh
tersebut tidak wajib mandi kecuali keti- Al-Qur'an, dan membaca Al-Qur'an selain ma-
ka ada kemungkinan darah berhenti. Ma- sa shalat. Tetapi, dia tetap wajib melakukan
sa kemungkinan berhentinya darah ini shalat fardhu. Demikian juga shalat sunnah,
dinamakan dengan "masa suci yang dira- menurut pendapat yang ashah. Dia hendaklah
gukan." Sedangkan masa yang tidak mung- mandi pada setiap kali hendak mengerjakan
kin darah berhenti dinamakan dengan shalat fardhu. Dia juga hendaklah berpuasa
"haid yang diragukan." Ramadhan, dan kemudian berpuasa sebulan
7. Wanita yang biasa mengalami haid dan dia penuh. Dengan demikian, dia memperoleh
tidak dapat membuat perbedaan. Namun, empat belas hari dalam setiap bulan tersebut.
dia dapat mengingat kapan biasanya dia Kemudian hendaklah dia berpuasa dari hari
haid, tetapi tidak dapat mengingat be- ke-18, yaitu hari bagian pertamanya dan tiga
rapa lama biasanya dia haid. Contohnya hari lagi bagian akhirnya. Dengan demikian,
adalah apabila ada seorang wanita yang dia telah memperoleh dua hari tersebut.
mengatakan bahwa haidnya bermula pada Wanita yang bukan al-Mutahayyirah hen-
awal bulan, tetapi dia tidak tahu berapa daklah berusaha membuat perbedaan jenis
hari dia berlangsung, darah, jika dia memang dapat membuat per-
FrqtH Isr.,A,M rrrrD -/*\-, BaE[an 1: TBADAH
536 ,.
\-l-
bedaan itu, baik dia adalah seorang yang yang bukan mustahadhah. Kemudian hen-
baru mengalami haid (mubtadi'ah) ataupun daklah dia mandi dan melakukan shalat
dia orang yang telah biasa didatangi haid sebagai langkah berhati-hati supaya dia
(mu'tadah). fika dia tidak dapat membuat dapat terbebas dari tanggungan. Tetapi,
perbedaan, tetapi dia dapat mengetahui ke- dia tetap haram disetubuhi dalam masa
biasaan haidnya baik dari segi waktu atau dan 15 hari jika dalam masa ini memang da-
lamanya, maka keputusannya dikembalikan rahnya masih terus keluar. fika darah
kepada kebiasaan itu. fika wanita itu adalah berhenti sebelum masa ini hendaklah
orang yang baru mengalami haid dan dia tidak dia mandi, yaitu mandi yang kedua. Pada
dapat membuat perbedaan ataupun kehilang- setelah itu, ia boleh bersetubuh.
an syarat membuat perbedaan, maka menu- Dalam masa tiga bulan pertama, hen-
rut pendapat yang azhar haidnya ialah satu daklah ketentuan ini dilakukan seperti
hari satu malam dan sucinya ialah dua puluh itu. Karena, kebiasaan (adat) tidak akan
sembilan hari. ditetapkan tanpa adanya pengulangan se-
banyak tiga kali. Ini menurut zahir madz-
Madzhab Hamball loTo hab atau kebanyakan riwayat dari Imam
Wanita mustahadhah adakalanya mubta- Ahmad.
di'ah, dan adakalanya mu'tadah, dan kedua- Pada bulan yang keempat, hendaknya
duanya adakalanya dapat membedakan (da- dia berpindah kepada pertimbangan ke-
rah haid dengan lainnya) dan adakalanya biasaan (ghalib) haid yang berlaku, yaitu
tidak dapat membedakan. fika dia termasuk enam atau tujuh hari menurut ijtihad dan
mubtadi'ah dan dapat membuat perbedaan, pendapatnya. Dia hendaklah mengikuti
maka dia harus mendasarkan keputusannya apa yang menjadi dugaan kuatnya, bahwa
kepada perbedaan itu. fika dia baru mengalami masa itu lebih menyamai dengan kebia-
haid, tetapi tidak dapat membuat perbedaan, saan adat atau kebiasaan wanita-wanita
maka haidnya ditetapkan selama satu hari lain, ataupun lebih menyerupai haid. Jika
satu malam. Setelah itu, dia hendaklah mandi. darahnya melebihi masa maksimal haid
Hari-hari selebihnya dalam bulan tersebut di- (15 hari), maka darah itu (dianggap) darah
anggap sebagai masa suci. Ketetapan demiki- mustahadhah, karena baginda Rasulullah
an adalah untuk tiga bulan yang pertama. saw. bersabda,
Pada bulan keempat, ia berpindah kepada ke-
"ltu adalah'irq (pendarahan) bukan
biasaan (ghalib) haid, yaitu enam atau tujuh
haid."
hari menurut ijtihadnya. Perincian pendapat
madzhab Hambali adalah seperti berikut. Lagi pula semua jenis darah' tidak
L. Mubtadi'ah yang tidak dapat membuat semestinya dianggap sebagai darah haid.
perbedaan. Dia hendaklah menetapkan 2. Mubtadi'ah yang dapat membuat perbe-
haidnya selama satu hari satu malam, daan. Contohnya adalah seperti wanita
karena masa itu adalah masa yang me- yang dapat membedakan darah hitam
yakinkan, sedangkan masa yang lebih dari yang pekat atau busuk dari darah merah
itu adalah diragukan, sama seperti wanita yang cair dan tidak busuk. fika ini dapat

1070
Karysyafu I Qinal lilid l,hlm.234-246; at-Mughni,lilid L hlm. 3LO-332 dan seterusnya.
Bagan 1: IBADAH FIQIH ISI,,q.M JILID 1

dilakukan, maka dia hendaklah menetap- empat hari bermula dari awal bulan, dan
kan jenis darah menurut perbedaan ini. dia mendapati darah hitam dalam masa
Darah dianggap sebagai darah haid jika empat hari juga, sedangkan darah pada
darah itu hitam atau pekat atau darah hari-hari setelah itu berwarna merah-
itu berbau busuh ini jika memang darah ataupun kebiasaan (adat) dan perbedaan
itu keluarnya tidak kurang dari masa (tamyiz) itu menghasilkan kesimpulan
minimal haid, (yaitu sehari semalam) yang berlainan. Contohnya adalah apabila
dan tidak melebihi masa maksimalnya, kebiasaannya haid adalah enam hari, te-
[yaitu 15 hari). Kesimpulan ini adalah tapi dia mendapati darah hitam hanya
berdasarkan Hadits riwayat 'Aisyah ten- dalam empat hari saja sedangkan hari-
tang cerita Fatimah binti Abu Hubaisy hari setelahnya, darahnya berwarna me-
yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i: rah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah
|ika memang darah haid. Maka ia di- saw.,
ketahui dengan warna hitam. Oleh kare- "Tinggalkonlah shalat selama hari-
na itu, janganlah shalat. fika darah itu hari haid komu, kemudian mandi dan
berwarna lain hendaklah dia berwudhu'
shalatlah."
danshalat karena itu adalah darah (biasa)
dan pendarahan. Lagipula adat (kebiasaan) adalah lebih
fika darah itu kurang dari satu hari satu kuat, sebab ia tidak membatalkan kesim-
malam, maka itu adalah darah istihadhah. pulan yang ditetapkan atasnya (dilalah-
fika keluarnya darah itu melebihi lima nya). Ini berbeda dengan warna. Apabila
belas hari, umpamanya dalam sepuluh warna itu melebihi masa maksimal haid,
hari darahnya berwarna hitam dan dalam maka kesimpulan yang ditetapkan ber-
masa tiga puluh hari darahnya berwarna dasarkan hal itu (dilalah-nya) menjadi
merah, maka haidnya ialah semasa darah batal.
itu berwarna hitam, adapun selainnya ada- 5. Mu'tadah yang dapat membuat perbeda-
lah darah istihadhah, sebab ia tidak sama an tetapi lupa kebiasaan masa haidnya.
dengan karakter darah haid. Kasusnya adalah sama dengan seorang
3. Mu'tadah, yang tidak dapat membuat wanita yang baru pertama kali mengalami
perbedaan. Dalam kasus seperti ini wanita haid (al-mubtadi'ah), yaitu dia hendaklah
tersebut hendaklah menggantungkan ke- mengikut at-tamyiz as-salih (perbedaan
putusannya kepada kebiasaan (adat) se- yang dapat dilakukan) karena darah itu
perti yang akan dijelaskan nanti. adalah darah haid. At-tamyiz as-salih
4. Mu'tadah yang dapat membuat perbe- adalah apabila darah itu keluar tidak ku-
daan. Misalnya seorang wanita menda- rang dari satu hari-satu malam dan tidak
pati setengah dari darahnya berwarna melebihi 15 hari. Hal ini berdasarkan ha-
hitam, pekat, atau busuk, maka hendak- dits Fatimah binti Abu Hubaisy, yaitu,
lah dia mendahulukan kebiasaan (adat- "fika darah itu darah haid karena dike-
nya) daripada perbedaan (tamyiz), baik tahui berwarna hitam, maka janganlah
perbedaan darah (tamyiz) dan kebiasa- kamu shalat. f ika ia berwarna selain hitam,
annya itu menghasilkan kesimpulan yang maka hendaklah kamu berwudhu karena
sama-seperti kebiasaan haidnya ialah itu adalah'ir4 (pendarahan)."
FIqlH ISI."A,M JILID 1

6. Al-Mutahayyirah: Yaitu wanita yang tidak waktu biasanya dia mengalami haid.
tahu masa haidnya karena dia tidak me- Contohnya adalah apabila ada wanita
ngetahui masa biasanya dia haid, dan dia mengetahui bahwa dia haid biasanya
juga tidak dapat membuat perbedaan jenis pada tanggal sepuluh tiap bulan, te-
darah. Kasus ini dapat dikelompokkan ke tapi dia tidak mengetahui berapa hari
dalam tiga keadaan seperti berikut. biasanya dia haid. Hukum wanita se-
[a) Wanita yang lupa kapan dan berapa perti ini adalah sama seperti hukum
lama biasanyad dia haid wanita yang dalam kasus pertama di
Dalam keadaan seperti ini, ditetap- atas, yaitu hendaknya dia mengem-
kan bahwa haidnya wanita itu dalam balikan keputusannya kepada ke-
setiap bulan adalah enam atau tujuh biasaan haid, yaitu enam atau tujuh
hari menurut ijtihadnya, yang di- hari, menurut salah satu dari riwayat
dasarkan kepada sangkaan kita bahwa yang ashah.
masa itu lebih mendekati kepada ke- (c) Wanita yang lupa waktu biasanya
biasaannya (adatnya) atau kebiasaan haid, tetapi ingat lamanya masa haid.
wanita wanita lain, atau berdasarkan Artinya dia tahu tentang jumlah hari
darah yang lebih menyerupai haid. biasanya dia mengalami haid, tetapi
Setelah masa itu selesai, hendaklah dia lupa kapan itu terjadi. Contohnya
dia mandi. Darah-darah yang keluar adalah apabila ada wanita yang me-
setelah itu dihukumi sebagai darah ngetahui jumlah hari haidnya dan dia
istihadhah.Dia juga hendaklah puasa, lupa kapan haidnya itu terjadi, apakah
shalat, dan thawaf. Ini adalah mengi- haidnya terjadi pada awal bulan, di
kut hadits Hamnah bin fahsh, pertengahan bulan, ataupun di akhir
bulan.
.,;eUl i,o, ,?
\P-c \' * )'lu'7
,
:, e o.,i
,n?
#
. Hukum wanita yang seperti ini ada-
lah hendaknya dia menetapkan haid-
nya pada setiap awal bulan sebab
Nabi Muhammad saw menetapkan
"Hendaklah kamu mengambil
"$tl*t*
masa haid selama enam atau tujuh
haid Hamnah pada awal bulan, dan
hendaklah ia melakukan shalat pada
hari (Allah SWT saja Yang Maha hari-hari setelah itu. Lagipula, darah
Mengetahui sebenarnya) kemudian haid adalah darah yang asal (al-ash[),
hendaklah kamu mandi." sedangkan darah istihadhah adalah
darah yang baru datang ('aaridhah).
(b) Wanita yang lupa lamanya masa haid Oleh karena itu, darah haid lebih di-
yang biasa dialami, tetapi dia ingat utamakan.

" Sfl6,+: "


FIQIH ISI,"A.M JITID 1

BAB KEDUA
SHALAT,,,,

Pembahasan mengenai shalat akan di- Bagian 7: Perkarayang Membatalkan Shalat


uraikan dalam sepuluh bagian. Bagian 8: Shalat-Shalat Sunnah dan Urutan
Bagian 7: Konsep Shalat Keutamaannya
Perbincangan dalam pasal ini meliputi Bagian 9: Jenis-Jenis Sujud (Sahw+ Tilawah,
definisi shalat, pensyariatan shalat, hikmah Syukur) dan Menqadha' Shalat yang Terle-
kewajiban shalat, rukun shalat, serta hukum wat
orang yang meninggalkan shalat. Bagian 70: Jenis-Jenis shalat
Bagian 2: Waktu Shalat Bagian ini dibagi ke dalam delapan pem-
Dalam pasal ini akan dibahas mengenai bahasan, yaitu:
kapankan shalat itu dianggap tunai (adaa). . Pertama: Shalatberjamaah dan hukumnya.
Bagian 3: Adzan dan lqamah
Di dalamnya terdapat juga pembahasan
tentang shalat masbuq, penggantian imam,
Bagian 4: SyaratShalat serta meneruskan shalatnya imam.
Dalam pasal ini, akan dibahas mengenai . Kedua: Shalat fumat dan khotbahnya.
syarat-syarat taklif atau syarat-syarat diwa- . Ketiga: Shalat musafir (iamak dan qashar)
jibkannya shalat, serta syarat-syarat sahnya
. Keempat: Shalat Hari Raya.
shalat orang yang sakit.
. Kelima: Shalat gerhana matahari dan ger-
Bagian 5: Rukun Shalat hana bulan.
Perbincangan dalam pasal ini meliputi . Keenam: Shalat minta hujan.
masalah wajibnya shalat menurut pendapat . Ketujuh: Shalat Khauf.
ulama Hanafi dan shalatnya orang sakit. . Kedelapan: Shalat jenazah, hukum-hukum
Bagian 6: Perkara-Perkara yang Disunnah- tentang jenazah, hukum orang yang mati
kan dalam Shalat serta Cara fuIengerjakan- syahid dan pembahasan tentang masalah
nya, Perkara yang Dimakruhkan dan Dzikir kubur.
Setelah Shalat
Dalam pasal ini juga akan dibahas masa-
SIFAT SHALAT NAB! MUHAMMAD SAW.
lah penutup aurat orang yang shalat, qunut,
dan witir. Berikut ini akan dibahas mengenai sifat
shalat Nabi Muhammad saw.. Penulis akan

107r
Thaharah (bersuci) merupakan wasilah sedangkan shalat ialah tuiuan. Oleh sebab itu, masalah mengenai bab shalat dibahas
setefeh pembahasan tentang bab thqharah [bersuci).
Frq[H Isr"A.M JrLrD 1

membahas masalah ini terlebih dahulu sebe- hingga keduanya menghampiri dua bahunya
lum memulai perbincangan tentang shalat. dalam keadaan tegak. Kemudian beliau mem-
Penulis akan menyampaikan sifat shalat Ra- baca takbir (;{lltr). Kemudian beliau mem-
sulullah saw. seperti yang telah diriwayatkan bungkuk turun ke bumi, lalu direnggangkan
oleh para ahli hadits yang dipercayai. Tujuan- dua tangannya dari dua rusuknya. Kemudian
nya adalah supaya mudah diingat dan menjadi beliau mengangkat kepalanya dan melipatkan
panduan serta teladan bagi kita. kaki kirinya,lalu beliau duduk di atasnya.1073
Imam al-Bukhari, Abu Dawud, dan at- Beliau kemudian membuka jari-jari kedua
Tirmizi telah meriwayatkan dari Muhammad belah kakinya ketika bersujud. Kemudian be-
bin Amr dari Atha'. Atha' berkata, 'Aku men- liau bersujud, lalu membaca takbir ('il
hi).
dengar Abu Humaid as-Sa'idi berbicara di ha- Kemudian beliau mengangkat dan melipatkan
dapan sepuluh orang sahabat Rasulullah saw., kaki kirinya lalu duduk di atasnya, sehingga
di antaranya adalah Abu Qatadah. Abu Humaid setiap tulang kembali ke tempatnya. Kemudian
berkata, Aku lebih tahu darimu tentang shalat pada rakaat yang lain beliau juga melakukan
Rasulullah saw..' Mereka menjawab,'Mengapa? hal yang serupa.
Demi Allah, sesungguhnya kau bukanlah orang Kemudian apabila beliau bangun dari
yang lebih dekat dengan Rasulullah saw. bila dua rakaat, beliau bertakbir dan mengangkat
dibanding dengan kami. Kau juga bukanlah kedua belah tangannya. Sehingga, keduanya
orang yang lebih lama bersahabat dengan menghampiri kedua bahunya, sebagaimana
Rasulullah saw. bila dibanding dengan kami.' ketika beliau bertakbir ketika iftitah shalat.
Abu Humaid menjawab,'Ya, betul,' Beliau melakukan hal-hal ini dalam rakaat-
Mereka kemudian berkata,'Beritahukan- rakaat berikutnya. Hingga apabila sampai ke-
lah (kepada kami tentang sifat shalat Rasul).' pada sujud yang diakhiri dengan salam, be-
Lalu dia berkata, Apabila Rasulullah saw liau mengarahkan kakinya ke belakang dan
mendirikan shalat, beliau mengangkat kedua duduk secara tawarukloTa di atas bagian kiri-
tangannya hingga menghampiri kedua bahu- nya.' Mereka berkata,' Betul.' Demikianlah sifat
nya. Kemudian beliau bertakbir dan semua shalat Rasulullah saw.."
anggota badan tetap di tempat secara betul, Dalam riwayat yang lain, dia berkata,
kemudian beliau membaca [bacaan Al-Qur'an) "Pada suatu hari aku berada di dalam majelis
bertakbir; mengangkat kedua belah tangannya yang dihadiri oleh para sahabat Rasulullah
hingga keduanya menghampiri kedua bahu- saw." Kemudian ada yang berkata, "Coba kamu
nya, kemudian beliau ruku' dan meletakkan semua menceritakan tentang shalat Rasulullah
kedua telapak tangannya di atas kedua lutut- saw.." Abu Humaid berkata [dia menyebut
nya. Kemudian beliau meluruskan ruku'nya, sebagian dari hadits di atas dan menambahi),
tidak membungkukkan kepala dan tidak juga 'Apabila Rasulullah saw. ruku', baginda me-
mendongak.1o72 Kemudianbeliau mengangkat letakkan kedua telapak tangannya di atas
kepalanya dengan mengucapk^n ('/.ltui). Xe- kedua lutut dan merenggangkan jari-jarinya.
mudian beliau mengangkat kedua tangannya Kemudian beliau membungkukkan punggung-

1072
Yaitu, tidak mengangkat kepalanya hingga lebih tinggi dari punggungnya.
1073
Ini dinamakan duduk istirahah.
7074
Tawarruk artinya duduk di atas pangkal paha.
Bag|an 1: IBADAH FrqtH IsrAM lrLrD I

nya dan tidak mendongakkan kepalanya, juga


tidak mencondongkan pipinya ke arah sebe-
Kemudian membaca tit
bil,kemudian sujud
hingga sendi-sendinya tetap, lalu bangkit lagi
Iahr,107s
untuk yang kedua kalinya dengan disertai tak-
Abu Humaid berkata, 'Apabila baginda bir. fika dia melakukan yang demikian, maka
duduk dalam rakaat yang kedua, beliau duduk sempurnalah shalatnya."
di atas perut kaki kirinya dan menegakkan
yang kanan. Dalam rakaat yang keempat juga,
A. DEFINISI SHALAT, PENSYARIATAN
beliau meletakkan paha kiri di atas tanah dan
SHALAT, HTKMAH KEWAJTBAN SHALAT,
mengeluarkan keduanya ke arah yang sama."
FARDHU.FARDHUNYA, DAN HUKUM
Dalam riwayatyang lain dia menyebutkan, ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT
'Apabila baginda bersujud, beliau meletakkan
7. DEFINISI SHALAT
kedua tangannya tanpa iftirasy,1076 dan juga
Shalat menurut arti bahasa adalah doa
tidak merapatkannya ke badan, dan ujung
atau doa meminta kebaikan. Allah SWT ber-
jarinya diarahkan ke kiblat."
firman,
Dalam satu riwayat lain Abu Humaid
mengatakan, "Kemudian baginda mengangkat
kepalanya [dari ruku'), lalu mengucapkan:
;rKl6xiL:UWV,
"...don berdoalah (wa shalli) untuk mere-
t.i;jr ,rJ d.i pl, ;; ;: h, g*) dan beliau ka. Sesungguhnya doamu (shalaataka) itu
mengangkat kedua [angafi nya."
(menumbuhkan) ketenterqman jiwa bagi me-
Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa'i reka...." (at-Taubah: 103)
meriwayatkan sebuah hadits dari Rifa'ah bin
Rafi' r.a., di mana Rasulullah saw. mengajar
Maksud dari kata ash-shalaah di sini
seorang Arab Badui mengenai cara shalat,
adalah berdoa. ,

ketika beliau melihat badui itu shalat dengan


Adapun menurut syara', shalat berarti se-
cepat dan tergesa-gesa. Menurut Nabi Mu-
mua perkataan dan perbuatan tertentu yang
hammad saw, "Sesungguhnya tidak sempur-
dimulai dengan takbir dan disudahi dengan
na shalat seorang manusia sehingga dia
salam.
mengambil air wudhu, melakukan wudhu
dengan bena4 kemudian dia bertakbit me-
2. PENSYARIATAN SHAIAT
muji Allah ('Azza wa falla), kemudian mem-
Kewajiban menjalankan shalat ditetapkan
baca ayat Al-Qur'an yang ia mampu, kemu-
oleh Al-Qur'an, sunnah, dan ijma. Allah SWT
dian membaca (';tt ki), Ialu ruku' dalam
berfirman,
keadaan sendi-sendinya tetap (lurus), kemu-
dian bangkit (dari ruku'), dan membaca "Padahal mereka hanya diperintah me-
(i;jr ,:) tL ;ltl:-* 4 i' fri) hingga dla nyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya
berdiri tegak [tetapl, dari membaca ( Fi'Ail. semata-mata karena (menjalankan) ogama,
Kemudian sujud hingga keadaan sendi-sendinya dan juga agar melaksanakan shalat dan me-
tetap, kemudian memb aca (';l
tui) aan meng- nunaikan zakat; dan yang demikian itulah
angkat kepalanya hingga duduk dengan tegak. agama yang lurus (benar)." (al-Bayyinah: 5)

107s
Y"itu tidak menampakkan pipinya dan tidak miring ke kiri atau ke kanan.
7076
ryirasy yang dilarang ialah menempelkan dua lengan di atas tanah ketika sujud dan tidak mengangkatnya.

',8
+ffi
FIq!H ISLAM ]ILID 1 Bagflan 1: IBADAH

",.Maka laksanakanlah shalat dan tunat kau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
kanlah zakat dan berpegangteguhlah kepada kau berpuasa pada bulan Ramadhan, dan
Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pe' hendaklah kau mengerjakan haji di Baitullah
lindung dan sebaik-baik penolong. " (al-Haii: 78) jika kau mampu melakukannya.uloTs

Banyak lagi ayat lain yang menunjukkan Berdasarkan ijma juga, umat Islam di-
kewajiban shalat, seperti ayat yang artinya, wajibkan melaksanakan shalat lima waktu se-
"sesungguhnya shalat itu menjadi kewajiban hari semalam.
yang telah ditetapkan waktunya bagi orang
Mukmin." 3. SEIARAH SHAUT,IENIS KEWNIBAN, DAN
Dalam sunnah juga banyak hadits-hadits FARDHUFARDHUNYA
yang mengatakan kewajiban shalat. Di anta- Ibadah shalat mulai diwajibkan (difar-
ranya adalah hadits riwayat Ibnu Umar dari dhukan) pada malam Isral yaitu lima tahun
Nabi Muhammad saw., sebelum Hijrah. Ini adalah menurut pendapat
yang masyhur di kalangan ahli sejarah. Pen-

,l ;jl v ii ;irP *5 .,r" i1-)' C dapat ini berdasarkan hadits riwayat sahabat
Anas r.a.. Dia menyatakan, "Shalat difardhukan
'oii
:Al, :A, {i\:, ,s;,
n; ;'rYJ ht kepada Nabi Muhammadsaw. pada malam Isra'
dengan 50 waktu, kemudian dikurangi hingga

irY':r.
(- j
/C

Y 4r >i ot-b?,- r'r*ieS)r


r.. . . menjadi lima waktu. Kemudian Nabi Muham-
:.' mad saw diseru,'Wahai Muhammad, sesung-

"lslqm ditegakkan di qtos lima perkara,


vit guhnya keputusan-Ku tidak berubah; sesung-
guhnya lima waktu ini bagimu sama pahalanya
dengan lima puluh waktu shalat."'107e
yaitu bersyahadat bahwa tidak ada tuhan
Sebagian ulama Hanafi mengatakan bahwa
melainkan Allah dan bahwa Nabi Muhammad
shalat difardhukan pada malam Isra' sebelum
saw. adalah Rasul Allah, mendirikan shalat,
hari Sabtu tanggal 17 Ramadhan satu setengah
mengeluarkan zakat, berpuasa pado bulan
tahun sebelum Hijrah. Namun, al-Hafiz Ibnu
Romadhan, dan menunaikan haji ke Baitullah
Hajar mengatakan shalat difardhukan pada
bag i yang mampu meng erjakannya.'l077
tanggal 27 Rajab, dan pendapat ini diikuti oleh
umat Islam di berbagai negara.
Ada juga hadits yang maknanya hampir
Hukum shalat adalah fardhu 'ain bagi se-
sama yang diriwayatkan oleh Umar ibnul
tiap mukallaf [orang yang sudah baligh dan
Khaththab,
berakal). Tetapi apabila seorang anak-anak
"lslam (keislamanmu) adalah (dengan) telah mencapai umur tujuh tahun, hendaklah
kau mengucap syahadat,yaitu bahwa tidak ada ia disuruh melakukan shalat. Apabila telah
tuhan yang berhak disembqh melainkan Allah mencapai umur 10 tahun, hendaklah ia dipu-
dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, kul dengan tangan-bukan dengan kayu-
1077
Muttafaq'alaih.
1078
Muttafaq'alaih.
107e
Diriwayatkan oleh lmam Ahmad, an-Nasa'I, dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi. Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim disebutkan
bahwa,"Allah mewajibkon kapada umotku poda malam lsra', supaya melakukan shalatlima puluhwaktu. Aku bolak-balikmenghadap
kepada-Nya untuk memohon keringanan, sehingga Dla menjadikan kewajtban shalat ltu limawsktu dalam sehari semalam."
FIQIH ISIAM JILID 1

apabila dia tidak mau mengerjakannya. Hal ini Abu Hanifah berkata, "Shalat witir adalah
berdasarkan sabda Rasulullah saw., wajib, karena Rasulullah saw. bersabda,
t 'Sesungguhnya Allah SWT telah menam-

d.r#L) ;<q", ) ;
o ,.

J i. nti,'y
o , ' c
' |
bqh terhadap kamu satu shalat, yaitu witir."a083

orlo. t ' z
gult
,'.",,
€@tp?{y ;Jt-#;
o

Ini menunjukkan bahwa shalat witir


adalah wajib. Nabi Muhammad saw. juga ber-
"suruhlah anakmu shalat semqsct umur
sabda,
mereka telah mencapai tujuh tahun dan pu-
kullah mereka setelah umurnya 70 tahun dan "Witir itu adalah kewajiban bagi setiap
il7080
p i s ahl ah temp a t ti dur m er eka. orang Islam.'4084

Shalat yang diwajibkan adalah lima waktu 4. HIKMAH I<EWAIIIBAN SHAIAT DAN
FARDHUFARDHUNYA
dalam sehari semalam. Orang Islam tidak
memperselisihkan kewajiban shalat ini. Tidak Shalat merupakan rukun Islam yang kedua

ada shalat lain yang diwajibkan kecuali karena


setelah mengucapkan dua kalimah syahadah.
nadzar. Hal ini berdasarkan hadits-hadits Ini berdasarkan hadits fabir yang artinya,
"Yang membedakan antara seseorang [yang
yang telah lalu dan juga berdasarkan hadits
al-A'rabi yang menyebutkan bahwa Rasul saw. beriman) dengan kekufuran adalah mening-
galkan 5fi21s1."108s
bersabda,
Shalat disyariatkan sebagai satu cara
"Lima kali shalat dalam sehari semalam." bagi umat manusia untuk mensyukuri nik-
Kemudian al-A'rabi itu bertanya, "Apakah sa- mat Allah SWT yang tidak terhingga kepada
ya mempunyai kewajiban shalat yang lain?" mereka. Shalat juga mempunyai faedah ke-
Rasulullah menjawab, "Tidak, kecuali sha- agamaan dan faedah pendidikan, yaitu-se-
lat sunnah (jika engkau senong melakukan- cara umum-untuk meningkatkan kualitas
nya).'oo" individu dan masyarakat.

fuga, berdasarkan sabda Rasulullah saw. Faedah Keagamaan


kepada Mu'adz ketika dia diutus oleh Rasul Di antara faedah keagamaan dari shalat
ke Yaman, "Beritahulah kepada mereka adalah membangun hubungan yang baik an-
bahwa Allah SWT telah memfardhukan ke- tara manusia dengan Tuhannya. Hal ini dise-
pada mereka shalat lima kali dalam sehari babkan, dengan shalat maka kelezatan muna-
semalam.'1082

1080
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Hakim, at-Tirmidzi, dan ad-Daruquthni dari Amru bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya
(Nailul Authar, Jilid I, hlm. 298).
1081
Muttafaq 'alaih. Di akhir hadits disebutkan, "Lelaki itu berkata, 'Demi Tuhan yang mengutus engkau dengan membawa kebenaran,
aku tidak akan menambah dan tidak akan menguranginya.' Lalu Rasulullah menjawab, 'Dia mendapat kebahagiaan iika dia benar."'
(Nailul Authar, f ilid l, hlm. 286).
1082
Mrtt"f"q'alaih dari lbnu Abbas. Pengutusan itu terjadi pada tahun ke-10 sebelum Nabi mengerjakan haii fsubulus Salam, filid II,
hlm. 120).
1083
Diriwayatkan oleh delapan orang sahabat yaitu Kharijah bin Hudzaifah, Amr ibnul Ash, Uqbah bin Amir, Ibnu Abbas, Abu Basrah
al-Ghifari, Amr bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya, Ibnu Umar, dan Abu Sa'id al-Khudri (Nashbur Rayoh, f ilid I, hlm. 109).
1084
Diriwayat oleh Abu Dawud, an-Nasa'i, Ibnu Malah, Ahmad, Ibnu Hibban, dan al-Hakim dari Abu Ayub (Nashbur Rayah. Jilid I, hlm.
172).
roBS
Ri*ry"t Imam Muslim.
FIQIH ISIAM IILID 1 Bagan 1: IBADAH

jat kepada Pencipta akan terasa, pengabdian akan ada kekotoran lagi (pada badannya)."
kepada Allah SWT dapat diekspresikan, be- Rasulullah berkata, "Maka, demikianlah juga
gitu juga dengan penyerahan segala urusan dengan shalat lima kali, dengannya Allah
kepada-Nya. Iuga dengan melakukan shalat, akan menghapuskan dosa-dosa orang yang
maka seseorang akan memperoleh keamanan, menjalankannya,'4086
kedamaian, dan keselamatan dari-Nya. Shalat
akan mengantarkan seseorang menuju ke- Dalam hadits lain yang diriwayatkan
suksesan, kemenangan, serta pengampunan sahabat Abu Hurairah, Rasulullah saw. ber-
dari segala kesalahan. Allah SWT berfirman, sabda,

"Sungguh beruntung orang-orang yong


beriman, (yaitu) orqng yang khusyuk dalam irw a;:At er;At, uil'lr -t)-.")i
shal atny a." (al-Mu'minuun: 1-2)

,,6t ;, p, jn4 tt
Juga, firman Allah SWT, "Shalat lima waktu dan shalat Jumat ke
shalat Jumat berikutnya menjadi kafarat (peng-
"Sungguh, manusia diciptakan bersifat
hapus) untuk dosa yang berlaku di antoranya,
suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusah-
selama tidak dilakukan dosa beser.'1087
an dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat
kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-
orang yang melaksanakan shalat." (al- Dan diriwayatkan juga oleh Abdullah bin
Ma'aarii:19-22) Amr secara marfu' bahwa Rasulullah saw.
bersabda,

Sabda Rasulullah saw., o , ,. .i ,, oO

iu lll ilJl
a
.:/-t
.>-r.?J9 {yJq 3t ,* r,!

Ss L J; €Gi
o/
\;:'1 y sirl .i , o).
,+q J;.*, )l €te ae)19
J" )i:1'&
\ rtr tii :.t; i e "F ,>ty 6* 7y.
'^L jji\a
t-
.>rjAt -V a;; JGi?
'.oa'o
r:,,yji l
, .''
"Apabila seorang hamba berdiri untuk
melakukan shalat, maka dosa-dosanya dida-
tangkan dan diletakkan di atas kepalanya
r:"tbAt,;" "jilt
ir* 11,
ataupun tengkuknya. Setiap kali dia ruku' atau
"Bagaimana prnaopot^u jika salah se- sujud, maka dosa-dosanya tersebut akan ber-
orang dari kamu mendapati di hadapan rumah- guguran.'noBB
nya ada sungai; dia mandi di sungai itu lima
kali dalam sehari, apakah ada kotoran lagi Artinya, tidak ada lagi dosa yang melekat
pada badannya?" Sahabat menjawab, "Tidak padanya [insya Allah).

1086
Diri*ayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at{irmidzi, an-Nasa'i dari hadits Abu Hurairah dan diriw-ayatkan oleh lbnu Malah dari
Ustman (at-Targhib wat-Tahrib, Jilid I, hlm. 23).
1087
Riwayat Muslim, at-Tirmidzi, dan perawi-perawi lain (sumber sama dengan yang sebelumnya).
1088
Riwayat lbnu Hibban di dalam kitab Shahihnya.
FrQIH lsr"A.M IruD 1

Faedah Shalat bagf lndividu Rasulullah saw. mengalami sesuatu yang me-
Di antara faedah shalat adalah untuk men- nyedihkan, beliau berkata, "Wahai Bilal, te-
dekatkan diri (taqarrub) kepada Allah. Allah nangkanlah kami dengan shalat."10e0
SWT berfirman, Shalat juga melatih seseorang supaya
berdisiplin dan mengikuti peraturan baik
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia peraturan kerja ataupun peraturan dalam
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." kehidupan ini. Karena, shalat harus ditunaikan
(adz-Dzaariyaat 56) dalam waktu-waktu yang telah ditentukan.
Dengan shalat, seseorang dapat mempelajari
Selain itu, shalat juga dapat memperkuat perasaan lemah lembut, ketenangan, dan juga
jiwa, meningkatkan semangat, berbangga de-
rendah hati. Dengan mendirikan shalat, hal itu
ngan Allah SWT tidak dengan lainnya, tidak juga membiasakan kepada hal-hal yang ber-
terikat dengan dunia dan fenomenanya, men- faedah. Karena, ia mengarahkan pikiran kita
jauhkan diri dari keinginan dan pengaruh kepada ayat-ayat Al-Qur'an, kepada keagung-
duniawi, serta menjauhkan diri dari keingin- an Allah SWT, dan kepada maksud hakiki dari
an nafsu untuk menguasai kehormatan, harta, shalat.
dan kekuasaan yang ada pada orang lain. Allah
Shalat juga dapat mendidik akhlak se-
SWT berfirman,
hingga dapat menumbuhkan sifat-sifat jujun
"Dan mohonlah pertolongan (kepada amanah, dan menjauhkan diri perbuatan keji
Allah) dengan sabar dan shalaL Dan (shalat) dan mungkar. Allah SWT berfirman,
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang "...dan laksanakanlah shalaL Sesungguh-
yang khusyuk " (al-Baqarah: 45)
nya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan mungkar...." (al:Ankabuut 45)
Shalat juga dapat merilekskan diri, me-
nenangkan jiwa, dan menjauhkan jiwa sese-
Faedah Soslal-Kemasyarakatan darl Shalat
orang dari kelalaian yang dapat membelok-
Dengan shalat, maka aqidah tauhid akan
kan seseorang dari risalah Islam yang agung
tertanam dalam jiwa sehingga anggota ma-
dalam kehidupan di dunia ini. Rasulullah saw.
syarakat yang rajin melaksanakan shalat, jiwa
bersabda,
mereka akan kuat. Shalat mendorong masya-
rakat supaya berpegang teguh kepada aqidah,
i";.*t4tt;4tq'nt q tPt-
"1, 'tr
Jl r.-.->
')
.
Dengan demikan, maka ia dapat memperkuat
rasa sosial, menyuburkan jalinan ikatan di

"Dunie kamu yang dicintakan kepadaku


:At€€ antara masyarakat, dan menumbuhkan per-
satuan masyarakat. Kesatuan pikiran dan
adalah istri dan bau-bauan. Dan kesejukan pan- masyarakat adalah sangat penting karena
danganku berada sewaktu aku melaksanakan masyarakat adalah sama seperti satu tubuh.
shalaL'aoge Sbkiranya ada salah satu anggotanya yang
sakit, maka anggota lain juga turut terganggu
Menurut riwayat Imam Ahmad, apabila sehingga tidak dapat tidur.

108e
Riwayat Imam Ahmad, an-Nasa'i, al-Hakim, dan al-Baihaqi dari Anas bin Malik Hadits ini adalah hadits hason.

:,,t+1i;41rt;,. :,
FIqLH ISIAM IILID 1

Faedah Shalat Beriamaah


Faedah shalat berjamaah banyak sekali.
Di antaranya adalah menunjukkan prinsip.ke-
samaan di antara manusia, mencerminkan e t1 ^14 4:! Y ';4-^ir 36
kekuatan barisan yang bersatu dalam satu
kesatuan; melatih supaya mementingkan
keperluan umum atau keperluan bersama, "Siapa saja yang menghadapkiblat kita,
#
mengikuti imam dalam perkara-perkara yang bershalat sama dengan shalat kita, dan me-
diridhai oleh Allah SWT, dan bersama-sama makan sembelihan kita, maka dia adalah orang
menuju ke arah tujuan yang satu dan murni, Islam yang mempunyai hakyang sama dengan
yaitu untuk mendapat keridhaan Allah SWT. orang Islam lainnya. Ia juga berkewajiban sa-
Shalat berjamaah juga dapat mengeratkan ma seperti kewajiban orang Islam lainnya.'4$ez
hubungan di antara orang Islam, membiasa-
kan mereka supaya bantu-membantu dalam 5. HUKUM 6AENE YANG MEMNAGALKAN
melakukan kebajikan dan ketakwaan. Ia juga SHALAT
dapat menimbulkan kesadaran kepada orang Umat Is.lam sepakat mengatakan bahwa
Islam supaya selalu memerhatikan keadaan shalat adalah kewajiban bagi setiap orang
dan kondisi orang Islam yang lain, menolong Islam yang baligh, berakal, dan dalam ke-
orang yang lemah, orang yang sakit, orang adaan suci. Artinya ketika dia tidak dalam ke-
yang terpenjara, orang yang teraniaya, orang adaan haid atau nifas, sedang gila, atau ketika
yang kehilangan keluarga dan anak-anaknya. pingsan. Shalat adalah ibadah badaniah yang
Masjid dianggap sebagai pusat kekuatan pelaksanaannya tidak dapat digantikan oleh
rakyat yang kokoh, kuat, rapi, dan saling orang lain. Oleh sebab itu, seseorang tidak
membantu di antara sesama. Dari masjid, boleh menggantikan shalat orang lain. Sama
lahirlah para pemimpin yang melaksanakan seperti puasa, seseorang juga tidak boleh
syara', meluruskan penyelewengan dan ke- menggantikan puasa orang lain.
salahan-kesalahan, yaitu dengan cara memberi Umat Islam juga sepakat bahwa siapa
nasihat yang baik, ucapan yang lembut, dan yang mengingkari kewajiban shalat, maka dia
kritikan yang membangun. Hal ini disebabkan menjadi kafir (murtad). Karena, kewajiban
hubungan antara seseorang mukmin dengan shalat telah ditetapkan dengan dalil qath'i
seseorang mukmin yang lain adalah sama, dari Al-Qur'an, As-Sunnah, dan ijma, seperti
seperti komponen-komponen bangunan yang yang telah dijelaskan di atas. Orang yang me-
saling menguatkan.loel ninggalkan shalat karena malas (takaasul)
Dengan menjalankan shalat, maka seorang dan tidak mengambil sikap peduli (tahaawun)
Muslim dapat dibedakan dari orang yang lain. terhadap shalat, maka dia dianggap fasik dan
Shalat merupakan media untuk memupuk maksiat. Kecuali, jika orang tersebut baru saja
kepercayaan dan menerima amanah. Ia meng- memeluk Islam (dan baru mengenal ajaran-
gerakkan semangat kasih sayang di antara ajaran Islam), ataupun dia hidup di lingkung-
manusia. Rasulullah saw. bersabda, an yang tidak bercampur dengan orang Islam

1091
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa'i, dari Abu Musa al-Asy'ari r.a..
10e2
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud, dan an-Nasa'i, dari Anas r.a. (Jami'ul Ushul lilid I, hlm. 158 dan halaman
IsrAM IruD 1

untuk beberapa waktu. Sehingga, tidak ada shalat dan orang yang tidak mengambil per-
orang yang memberitahunya tentang kewa- hatian tentang shalat, adalah seperti berikut.
jiban mengerjakan shalat. ^ Menurut pendapat yang difatwakan dalam
Orang yang meninggalkan shalat akan di- madzhab Hanafi,loea orang yang meninggalkan
hukum di dunia dan juga di akhirat. Hukuman
di akhirat telah disebutkan dalam Al-Qur'an, Iah dipenjara dan dipukul densan kuat hingga

"(Setelah melihat orang yang bersalah dan bertobat, ataupun mati di dalam pen-
itu, mereka berkata) Apa yang menyebabkan jara. Orang yang meninggalkan puasa pada
kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar? Mereka bulan Ramadhan juga dikenakan hukuman
menjawob, 'Dahulu kami tidak termasuk yang sama, tetapi tidak boleh dibunuh ke-
orang-orang yang melaksanakan shalat."' (al- cuali dia mengingkari kewaiibannya, ataupun
Muddatstsir= 42-43) menganggap enteng salah satu dari keduanya
(shalat dan puasa) seperti sengaja makan
Allah juga berfirman, (menunjukkan bahwa dia tidak puasa) tanpa
udzur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah
"Maka celakalah orangyang shalat, (yaitu)
saw,
orang-orang yang lalai terhadap shalatnya."
(al-Maa'uun: 4-5) c -/ . o1 t
)
o

)l .J!

qi; o)i
oi {*i; * v;t i;';*"t
Begitu juga dengan firman Allah SWT,
.'i;u J;'
"Kemudian datanglah seteloh mereka, 'l l' ;.it ?rr
pengganti yang mengabaikan shalat dan
mengikuti keinginannya, mako mereka kelak
Srt At
:1. !r.dt, ,;r, ,;rt). G.Ul

akan tersesat." (Maryam: 59) a;t-J,J)


"Tidak halal darah seorang t,tustii *ecuali
Rasulullah saw. bersabda, karen a s ala h s atu d a ri tig a hal : orang yang su d ah
menikah yang melakukan zina; membunuh
cia Jii t#i i>,2t
r J. o / - c/.
dll ar) u..
to
!'; ,y orang; dan orang yang meninggalkan agama-
nya sekaligus berpisah dari jamaah.'aoes
"'
,r))
o)
Kelompok ulama Hanafi menambahkan,
"Siapayang meninggalkan shalat dengan seseorang yang melakukan shalat dihukumi
sengaja, maka Allah dan RasubNya berlepas sebagai Muslim jika memenuhi empat syarat:
tanggung jawab untuk melindunginyo.'4oe3 hendaklah dia shalat pada waktunya; ber-
sama-sama dengan jamaah; membaca adzan
Menurut pandangan ahli fiqih, hukuman pada waktunya; melakukan sujud tilawah ke-
di dunia bagi orang yang malas melakukan tika mendengar bacaan ayat sajdah.

10e3
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dari Makhul. Ini adalah hadits mursal yangbaik (mursal jayyid).
loea Ad-Durrul Mukhtar,Jilid,l. hlm. 326; Muraqi al-Falah, hlm. 60.
10es
Muttafaq'alaih dari Ibnu Mas'ud r.a,.
FrqlH lsLq,M JrLrP 1 Baglan 1: IBADAH

c.-o
Menurut zahir ar-riwayah, orang kafir ti-
:-i aljt'^bY
dak boleh dihukqmi sebagai Muslim jika dia
berpuasa atau menunaikan haji atau mengelu-
oL
.'\-t')J
I
?.. r,1, ..: :. so' ), 2o ti . o',7 n
31 W )'y{
arkan zakat. ol1 +-w ct3 rl! J<r At J, 4J .r*b ;t+
Imam-imam lain mengal4ftxnroro bahwa
orang yang meninggalkan shalat tanpa udzu[
;*;a
walaupun hanya meninggalkan shalat sekali "Allah SWT mewajibkan shalat lima kali
saja, hendaklah dia diminta supaya bertobat kepada para hamba-Nya. Siapa yang melaku-
dalam masa tiga hari sama seperti orang yang kannya dan tidak mengabaikan hak-haknya
murtad.10e7 fika dia enggan bertobat, hendak- dengan maksud menganggap enteng, maka
lah dia dibunuh. Menurut ulama Maliki dan Allah SWT menjanjikan dia masuk ke dalam
surga. Dan siapa yang tidak melakukannya,
_ Syafi'i, pembunuhannya itu adalah atas dasar
maka Allah SWT tidak berjanji dengannya. Jika
- hukum had, bukan atas dasar hukuman kr'-
. fur [murtadJ. .Artinya, dia tidak dihukumi Dia mau, Dia menghukumnya. Dan jika Dia
kafir; tetapi dihukum seperti hukuman_bUrlud mau, Dia akan mengampuninya.'qoeB
yang lain seperti zina, qadhaf, mencu.l
. Setelah fuga, hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah r.a.,
kuburan orang Islam. Dalil mereka yang me- ,,""
ngatakln bahwa orang yang meninggalkan :t1l;r'; '"l.t ii gt \,rt;" t. Jll
shalat tidak dihukumkan kafi4, adalah firman
Allah SWT, dki r+h i,F rrpSr:-U,t\ ,ir
i*,,fu i :b i */t
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengom-
puni (dosa) karena mempersekutukan-Nya
Ju;!r
/ z .O / O O
(syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang
selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehen-
d.t,YY:'*sr
daki...." (an-Nisaa': 48)
"Sesungguhnya perkara pertamayang di
hisab (ditanya) kepada manusia pada Hari
Di samping firman Allah SWT tersebut, Akhir adalah shalat yang wajib. Jika dia me-
nyempurnakannya, maka tidak ditanya lagi.
terdapat juga beberapa hadits. Di antaranya
adalah hadits Ubadah ibnush Shamit, Jika tidok, maka dia ditanya lagi, 'Lihatlah,
apakah dia melakukan shalat sunnah.'Jika dia
melakukan shalat sunnah, maka disempurna-
;t: ,F:?t ,*2t" o*is :t'* ,F kanlah shalat wajibnya itu dengan sunnahnya.
Begitulah yang dilakukan terhadap semua
i:tr ;n\tiur*,-r amalan fardhu yang lain.'4oee

70e6
Al-qowanin al-Fiqhiyyah,hlm.42; Bidayatut Mujtanr4 Iilid I, hlm. 87; asy-Syarhush Shaghir,lilid,l, hlm. 238; Mughnil Muhtaj,Iilidl,
hlm.327 dan halaman setelahnya; al-Muhadzdzab, Jilid 1. hlm. 5t: Kasysyaful Qina', Jilid I, hlm. 263; al-Mughni, filid II, hlm.442.
1097
Menurut ulama Syafi'i dan jumhu4, meminta bertobat dalam kasus ini adalah sunnah. Adapun meminta supaya orang murtad ber-
tobat adalah wajib. Sebab, murtad dapat menyebabkan orang itu kekal di dalam neraka. Oleh sebab itu, ia waiib diselamatkan. Ini
tidak sama dengan meninggalkan shalat karena malas, karena ia tidak menyebabkan kafir.
10eB
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa'i, dan lbnu Majah [Naitut.4 uthar,lilidl, hlm. 294).
10ee
Diriwayatkan oleh tmam Hadits yang Lima. Ada iuga hadits-hadits lain dalam dua masalah ini (Nailut Authar ]ilid l, hlm. 295 dan
halaman seterusnya).
FIqLH IST"AM IITID 1

Oleh karena itu, orang yang meninggal- Hadits ini menunjukkan bahwa mening-
kan shalat tidak dianggap kafir. Karena, kufur galkan shalat membawa kepada kekufuran.
berhubungan dengan masalah i'tikad, sedang Contoh yang serupa juga dapat dilihat da-
i'tikad orang tersebut adalah betul. Tetapi jika lam hadits Buraidah,
meninggalkannya karena mengingkari kewa-
"Perjanjian antara kami dengan kamu ada-
jibannya, maka dia menjadi kafir. Para ulama
Iah shalat, Siapayang meninggalkannya, maka
mengulas hadits-hadits berikut yang dijadikan
s e sung g uhny a di a menj a di kafir. "uoz
hujjah oleh golongan Hambali sebagai dalil
bagi orang yang dihalalkan darahnya, atau
orang yang patut dikenakan hukuman seperti
Imam asy-Syaukani menganggap pen-

hukuman kafi4 yaitu dibunuh.


dapat ini sebagai pendapat yang rajih. Dia
mengatakan bahwa orang yang meninggalkan
!m
"Seseora
shalat adalah kafir dan halal dibunuh. Se-
bagian jenis kufur; ada yang menyebabkan
dihukum bunuh k@'Hal ini
menghalanginya mendapat keampunan dan
berdasarkan firman Allah SWT,
mendapat syafa'at.
"Apabila telah habis bulan-bulan haram, Saya lebih cenderung kepada pendapat
maka perangilah orang-orong musyrik di mana pertama, yaitu pendapat yang mengatakan
saja kamu temui, tangkaplah dan kepunglah bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak
mereka, dan awasilah di tempat pengintaion. menjadi kafir, Hal ini disebabkan terdapat
Jika mereka bertobat dan melaksanakan sha- banyak hadits qath'i yang menunjukkan bah-
Iat serta menunaikan zakaC maka berilah ke- wa seorang Muslim tidak akan kekal di dalam
bebasan kepada mereka (jangan diganggu, neraka setelah dia mengucapkan dua kalimat
fa khalluu sabiilahum). Sungguh, Allah Maha syahadat.
Pengampun, Maha Penyayang." (at-Taubah: 5)
Rasulullah saw. bersabda,

, t,ct A4
fadi, siapa yang meninggalkan shalat, ma-
ka dia tidak memenuhi syarat al-takhlwah
.
r.J
c
c) .'.. J.u
JL) Q F: At Yl .J1 ) Ju;r
(dibiarkan/dibebaskan), sehingga dia tetap \t, .. ,r, , ,r.. ir..r. ,
,$l (, )-e *l-.,.-
. J
r.-
r 4,r)Jr aJL
\J
Jul
dihukum bunuh. Oleh karena itu, orang yang
tidak melakukan shalat tidak boleh dibebas- "Siapa yang mengatakan, 'Tiada tuhan
kan. selain Allah,' dan dia mengufurkan perkara-
Hal ini juga berdasarkan sabda Rasulullah perkara yang disembah selain Allah, mqka
saw., harta dan darahnya diharamkan bagi orang
lslam yang lain (untuk menguasainya), dan
pahalanya terserah kepada Allah.'4103
,#t!)i 4tfu.tryt;
"Yang membedakan seseorang dengan ke- Rasulullah saw. juga bersabda,
kufuran adalah mening g alkan shalat.'4rol

1700
At-Mughni,Jilid II, hlm. 442 - 447.
1101
Di.i*ayatkan oleh al-fama'ah, kecuali al-Bukhari dan an-Nasa'i (Nailul Authar,lilid I, hlm. 291).
1102
Diriwayatkan oleh Imam Hadits yang Lima, juga lbnu Hibban dan al-Hakim. Ia dishahihkan oleh an-Nasa'i dan al-lraqi. Di samping
itu, ada juga hadits-hadits yang lain lagi (Nailul Authar, Jilid I, hlm. 293 dan seterusnya).
1103
Dit"khril oleh lmam Muslim dari at-Aayi*'i Fa. flami'4{ Ulut, filidl,'hlm
illiii'r
*{" '
IsrAM JrLrD 1

*.: e,, -: ;jr: v i6


,)'thr vt i ,6t ,y tfr Barangsiapa yang anggota tubuhnya ter-
kena darah karena habis operasi kedokteran,
'rr'-
JLI d/
c. z

)at q cP-) f C )"ry


,4t,
j::
I sczz o' c -/ : l'.
atau badannya terhubungkan dengan tempat
yang ada darahnya, atau bagian tubuhnya ditu-

e'n| f * e,'t3r vt ;jt v tup karena untuk mengobati bagian yang pa-
tah, maka hendaklah orang tersebut melaku-

* e.'ttr yt 4t iu u ,6r ,y
;'ri'o:; ';i:ii kan shalat dalam kondisi yang ada. Kemudian
setelah dia sembuh, hendaklah ia mengulangi

"Akqn keluar dari api neraka, yaitu siapa


f'c shalatnya (i'aadah).

saja yang mengatakan tiada tuhan selain Allah


B. WAKTU SHATAT
SWT, dan dalam hatinya ada kebajikan seberat WAKTU SHALAT MENURIT| SUNNAH
biji gandum. Kemudian keluar dari neraka siapa Dalam sunnah Nabi telah ditetapkan
yang mengatakan tiada tuhan selain Allah, dan waktu110s shalat dengan terperinci: awal waktu
dalam hatinya ada kebaikan seberatbiji tepung hingga akhir waktu. Sahabat f abir bin Abdullah
(lebih kecil dari yang sebelumnya), dan keluar meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw.
dari api neraka siapa saja yang mengatakan didatangi oleh Malaikat fibril a.s., lalu fibril
tiada tuhan selain Allah, dan dalam hatinyo berkata kepadanya, "Bangun dan shalatlah!"
terd ap a t keb aj ikan s eb erat qgs 1n.'1rca Lalu, beliau shalat Zhuhur ketika matahari
mulai condong ke barat. Kemudian Malaikat
Cara membunuh orang yang meninggal- fibril datang juga pada waktu Ashar dan ber-
kan shalat jika dia tidak mau bertobat menurut kata kepada beliau, "Bangun dan shalatlah."
jumhur-selain ulama Hanafi-adalah dengan Lalu, beliau bangun dan shalat Ashar, ketika
cara memancung batang lehernya. bayang-bayang sesuatu benda sama panjang
Kewajiban menjalankan shalat berlaku dengannya. Kemudian Malaikat fibril datang
sepanjang umur. Kewajiban shalat tidak akan Iagi pada waktu Maghrib lalu berkata kepada
gugur dalam kondisi apa pun, baik dalam ke- beliau, "Bangun dan shalatlah."
adaan mukim, safar; ataupun sakit. OIeh sebab Lalu beliau shalat Maghrib ketika matahari
itu, setiap Muslim diwajibkan shalat selagi dia terbenam. Kemudian Malaikat f ibril datang lagi
masih hidup dan tidak dalam keadaan pingsan pada waktu Isya dan berkata kepada beliau,
atau hilang kesadaran. "Bangun dan shalatlah." Lalu beliau shalat Isya
Islam telah menetapkan kemudahan-ke- ketika cahaya merah (syafaq di langit) hilang.
mudahan dalam menjalankan shalat, seperti Kemudian Malaikat fibril datang lagi ketika
dibolehkannya shalat khauf dan shalat bagi fajar dan berkata kepada beliau, "Bangun dan
orang sakit. Shalat dalam keadaan apa pun shalatlah." Lalu Rasul shalat ketika fajar mulai
hendaknya dilakukan sesuai dengan kemam- menyinsing.
puannya, baik dengan cara berdiri, duduh ti- Pada keesokan harinya, Malaikat fibril
dur miring, telentang, memberi isyarat dengan datang Iagi pada waktu Zhuhur dan berkata
kepala atau dengan mata, atau hanya sekadar kepada Rasul, "Bangun dan shalatlah." Lalu
melaksanakan rukun-rukunnya dengan hati. beliau shalat Zhuhur ketika bayang-bayang
110a
Ditrkh.il oleh Imam al-Bukhari dan Anas r.a.. Arti al-Burrahadalah sebiii gandum.
110s
Mqksud *rktu di sini ialah masa yang ditekpkan untuk ibadah oleh syara'.

F *,rwf,"l*
Ti & !,
Bagan 1: IBADAH ISLAM ]rUD 1

suatu benda sama panjang dengannya. Kemu- menyatakan tentang waktu shalat adalah ter-
dian Malaikat fibril datang pada waktu Ashar diri atas hadits-hadits yang shahih. Shalat wa-
dan berkata, "Bangun dan shalatlah." Lalu jib dilakukan pada masa-masa dari mulai awal
beliau shalat Ashar ketika panjang bayang- waktu [dan kewajiban ini adalah kewajiban
bayang sesuatu menjadi dua kali lipat dari yang dilonggarkan waktunya lwujub muwas-
benda asalnya. Kemudian Malaikat fibril da- sal) hingga akhir waktu. farak waktu tersebut
tang pada waktu Maghrib dan pada masa kira-kira dapat menampung perbuatan-per-
yang sama sebelumnya, kemudian datang lagi buatan shalat. Dan jika waktu itu hanla tersisa
pada waktu Isya, yaitu ketika separuh malam untuk melakukan perbuatan-perbuatan shalat,
[atau sepertiga malam). Lalu Rasul shalat maka ketika itu waktu menjadi sempit. Bagi
Isya, kemudian Malaikat |ibril datang lagi ke- daerah-daerah kutub dan yang semacamnya,
tika cahaya pagi sangat kuning dan berkata, penduduknya hendaklah menentukan waktu
"Bangun dan shalatlah," lalu Baginda shalat shalat berdasarkan negeri yang paling dekat
Shubuh. Setelah itu, fibril berkata, "Antara dengan mereka.
dua waktu inilah waktu shalat."1105 Hadits ini
menyatakan bahwa setiap shalat mempunyai Waktu Falar (Shubuh)
dua waktu, kecuali shalat Maghrib. Ia bermula dari naiknya fajar
shadiq
Di samping itu, terdapat sebuah hadits hingga naiknya matahari. Fajar shadiq adalah
lain tentang penentuan waktu shalat Maghrib. cahaya putih yang tampak terang yang berada
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir, bahwa sejajar dengan garis lintang ufuk. Ia berlainan
Nabi Muhammad saw. bersabda, dengan fajar kadzib yang naik bentuknya me-
manjang mengarah ke atas di tengah-tengah
"Umatku tetap berada dolam kebaikan langit seperti ekor srigala hitam.lloe Hukum-
atau tetap berada dalam keadaan fitrah selama hukum syara'banyak bergantung kepada fa-
mereka tidak melewatkan shalat Maghrib, jar shadiq, yaitu dalam menentukan permula-
hing g a bintang saling berkelindan.'1l07 an puasa, permulaan waktu Shubuh, dan ber-
akhirnya waktu Isya. Sebaliknya, hukum-hukum
Hadits ini
menunjukkan bahwa menye- syara'tidak bergantung kepada fajar kadzib.
gerakan shalat Maghrib adalah disunnahkan, Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.,
dan mengakhirkannya hingga bintang berke-
lindan adalah makruh. . lrc. ooi .,.oi tr',11
lr-1', \t- p- ;rtat Jl J r*l
Berdasarkan kepada hadits-hadits di atas, ir;llr ?
\J )^i)l
, .- ,/
,-fu5;).rJl q lF-
para ahli fiqih menjelaskan waktu setiap shalat t. t, c/
a.g ,z-9 .t ;Y-aJt a-;
seperti yang akan disebutkan.1108 Seluruh umat
t /a
Islam sepakat [ijma) bahwa hadits-hadits yang
lt+Jl
1106
Diriwayatkan oleh lmam Ahmad, an-Nasa'i, at{irmidzi, dan lainlain. Al-Bukhari berkata, "Hadits ini adalah hadits yang paling sah
mengenai waktu shalat." {Nailul Authar,Jilid I, hlm. 300)
1107
Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim di dalam al-Mustadrak (Nailul Authar, f ilid II, hlm. 3).
7708
Fathul Qadir,lilid I, hlm. 151-150; ad-Durrul Mukhtar,lilid I, hlm. 331-343; al-Lubab,lilid l, hlm. 59-62; al-Qawanin al-Fiqhiyyah,
hlm. 43 dan seterusnya; asy-Syarhush Shaghir,Jilid l, hlm. 219-238 i asy-Syarhul Kabrr Jilid l, hlm. 176-181; Mughnil Muhtaj,lilid I,
hlm.l2t-127: al-Muhadzdzab, ]ilid I, hlm. 5L-54; Bujairami al-Khathib, Jilid I, hlm. 345; al-Mughni, filid I, hlm. 370-395; Kasysyaful
Qina', Jilid I, hlm, 289-295.
rr09 Foiu kadzib disamakan dengan ekor srigala hitam, karena/a7ar kadzib adalah berwarna putih yang bercampur dengan hitam.
Sedangkan srigala hitam warnanya hitam dan sebelah dalam ekornya berwarna putih.
,i:il ri , .')ta

*l,.it1a,
;ffi'J.
nc
Frq[H ISIAM llt-rD 1

"Fajar itu ada dua, yaitu fajar yqng meng- Tergelincirnya matahari dapat diketahui
haramkan makan dan membolehkon shalat dengan cara melihat bayang-bayang orang
dan satu lagi ialoh fajar yang mengharamkan yang berdiri tegah atau suatu tiang tegak yang
shalat (yakni sholat Shubuh) dan memboleh- ditancapkan di tanah. fika bayangannya kurang
kon makan.'4llo (di sebelah barat), maka ia belum tergelincir
(qabla az-zawal). fika bayangannya terhenti
Hadits Abdullah bin Amru yang terdapat di tengah, tidak lebih dan tidak kurang, maka
dalam Shahih Muslim menyebutkan bahwa itu adalah waktu istiwa'. fika bayang-bayang
waktu shalat Shubuh bermula dari naiknya makin bertambah [ke timur), maka matahari
fajar dan berlangsung hingga matahari belum sudah tergelincir (ba'da az-zawa[).
naik. fika bayang-bayang suatu benda mulai
Waktu antara naiknya matahari hingga kelihatan fdi sebelah timur) benda ataupun
waktu Zhuhur dianggap sebagai waktu yang ti- matahari mulai condong ke arah barat, maka
dak ada hubungannya dengan kewajiban shalat waktu Zhuhur mulai masuk. Menurut jumhur
ulama, waktu shalat Zhuhur berakhir apabila
Waktu Zhuhur bayang-bayang suatu benda panjangnya sama
Waktu zhuhur bermula dari tergelincirnya dengan panjang bendanya.
matahari hingga bayang-bayang suatu benda Dalil jumhur adalah kisah Malaikat fibril
menjadi sama panjang dengannya. yang shalat bersama-sama dengan Nabi Mu-
Ini adalah pendapat dua orang sahabat hammad saw. pada hari berikutnya (kedua)
Abu Hanifah dan juga pendapat tiga imam yang ketika bayang-bayang suatu benda mulai sama
lain. Pendapat ini juga merupakan pendapat panjang dengannya. fadi, tidaklah diragukan
yang difatwakan dalam madzhab Hanafi. Me- lagi bahwa dalil ini lebih kuat. Dalil Abu Hani-
nurut zhahir riwayat dalam madzhab Abu fah juga berdasarkan sabda Nabi Muhammad
Hanifah, akhir waktu Zhuhur adalah apabila saw.,
bayang-bayang suatu benda menjadi dua kali
lipat panjangnya dari benda asalnya. Tetapi,
sebenarnya waktu ini adalah waktu Ashar:
menurut pendapat seluruh ulama. Oleh karena
6 *',4"F;YLY 4t.t':;i
"Dinginkanlah shalat Zhuhur, karena ke-
itu, hendaklah shalat dilakukan sebelum wak- adaan panas yang terik itu adalah dari bara
tu ini untuk berhati-hati, dan sikap seperti ini api neraka.'4llr
diutamakan dalam masalah ibadah.
Tergelincirnya matahari adalah apabila Masa yang sangat panas adalah pada
matahari mulai condong ke barat dari kedu- waktu tersebut, yaitu waktu di mana bayang-
dukannya di tengah-tengah langit. Kedudukan- bayang sesuatu benda sama panjang dengan-
nya di tengah-tengah langit dinamakan halah nya. Dalil yang dipegang oleh semua pihak
istiwa'. Apabila matahari berpindah dari timur tentang permulaan waktu Zhuhur adalah ber-
ke barat, maka berlakulah proses tergelincir dasarkan firman Allah SWT,
(zawal)ini.

1110
Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim. Mereka berdua mengatakan bahwa hadits ini adalah shahih (subulusSalam, Jilid
I, hlm. 115).
1111
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Abu Hurairah dengan lafal, "lika keadaan panas sangat kuat, maka tunggulah dingin (un-
tuk melakukan) shalat. Karena, hawa panas yang sangat terik adalah dari api neraka." (Nashhur Rayah, lilid l, hlm. 228)

3ffi
Brgl"n l= IBADAH _
*\\---l--

"Laksanakanlah shalat sejak matahari tcrge- kan pendapatnya kepada sabda Rasulullah saw.,
Iincir sampai gelapnya malam...." (al-Israa': 78)

Waktu Ashar ,F,#t +i.;"J-..;ri.jr i<); At


Mulainya adalah dari masa berakhirnya
waktu Zhuhur-yang ada perbedaan di antara
,t a.'r16rt iu g&t jr, j5 ,>;tt ti'4
dua pendapat sebagaimana keterangan yang
telah lalu-dan waktu Ashar berakhir dengan ry\\VA'rx.
"Demikianlah shalat orang munafik. Dia
tenggelamnya matahari.
Artinya, waktu Ashar bermula ketika ba- menunggu matahari sehingga apabila mata-
yang-bayang sesuatu benda bertambah dari hari berada di antara dua tanduk setan, maka
panjang asalnya, yaitu pertambahan yang pa- dia pun bangun mematuknya empat kali. Dia
ling minimal, menurut jumhur. Adapun me- tidak mengingat Allah kecuali sedikit.rrr3
nurut Abu Hanifah, ia bermula dari masa ber-
tambahnya bayangan dua kali lipat dari benda Dan juga sabda Rasulullah saw.,
asalnya. Menurut kesepakatan seluruh ulama,
"Waktu Ashar adalah selagi matahari tidak
waktu Ashar berakhir beberapa saat sebelum
menguning.'4114
matahari tenggelam. Hal ini berdasarkan
hadits,
Shalat Ashar adalah shalat pertengahan
[shalat al-wustha) menurut pendapat keba-
j-llrr 36'tl **; -at J":)t''i i; nyakan ulama. Hal ini berdasarkan hadits
yang diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi
*,4t:y:)i',i j4 &t a'r"i G Muhammad saw. membaca ayat Al-Qur'an,

'y;st !i"i r;t ,;At e'i 31 Ji "Peliharalah semuo shalat itu dan shalot
Wustha...." (al-Baqarah: 2 38)
yang mendapati satu rakaat shalat
"Siapa
Shubuh sebelum matahari terbit, maka dia
Shalat al-wustha adalah shalat Ashat.rrts
mendopati shalat Shubuh. Siapa yang menda-
Dari lbnu Mas'ud dan Sumrah, keduanya
pat satu rakaat shalat Asar sebelum matahari
berkata bahwa Nabi Muhammad saw. telah
terbenam, moka dia mendapati shalat Ashar.1112
bersabda,

Kebanyakan ahli fiqih mengatakan bahwa


shalat Ashar pada waktu matahari mulai me- /dl i\p ;P-,rl ;Y.rJl
nguning adalah makruh. Mereka menyandar- "shalot wustia adalah shalat Ashar.'1rr6

1112
DiriwayatkanolehlmamHaditsyangEnamdalamkitab-kitabmereka.LafaliniadalahlafallmamMuslim,darihaditsAbuHurairah
(op. cit.).
1113
Diriwayatk an oleh al-Jamahh, kecuali al-Bukhari dan lbnu Majah dari Anas r.a. (Nailul Authar,Jilid 1, hlm. 307). "Dua tanduk setan"
boleh dimaknai secara hakiki, dan boleh iuga dimaknai secara majazi: kekuasaan setan umpamanya.
1114
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abdullah bin Amr r.a.. Ada luga hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang
mempunyai makna yang serupa. Hadits ini dikuatkan oleh hadits riwayat Buraidah bahwa Nabi Muhammad saw. shalat Ashar
pada hari kedua, sedangkan matahari sedang putih bersih dan tidak bercampur dengan warna kuning.
111s
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan hadits ini adalah shahih.
1116
At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih. Asy-syaukani mencatat ada 16 pendapat tentang penjelasan shalat wustha."
{Nailul Authar, }ilid I, hlm. 311)
IsrAM JrLrD 1

Dinamakan wustha [tengah) karena ia ber- ya merah). Sedangkan berdasarkan kata-kata


ada di antara dua shalat malam dan dua shalat Ibnu Uma6 asy-Syafaq adalah al-Humrah (me-
siang. rah).1118 Pendapat yang difatwakan dalam
Pendapat yang masyhur menurut Imam madzhab Hanafi adalah pendapat Abu Yusuf
Malik mengatakan bahwa shalat Shubuh ada- dan Muhammad Hasan asy-Syaibani. Pendapat
lah shalat wustha. Hujjahnya adalah hadits inilah yang menjadi pendapat dalam madzhab
riwayat an-Nasa'i dari Ibnu Abbas, tersebut.
"Rasulullah saw. berjalan pada waktu Menurut Abu Hanifah, syafaq adalah
malam, kemudian beliau shalat Shubuh ke- warna putih yang terus kelihatan di atas ufuk,
siangan. Beliau terjaga apabila matahari su- dan biasanya ia ada setelah warna merah
dah naik atau separuh naik. Beliau tidak shalat keluar. Kemudian setelah itu muncul warna
hingga matahari tinggi, lalu beliau menjalan- hitam. Antara dua syafaqah ada jarak yang di-
kan shalat yaitu shalat wustha." hitung dengan tiga darajah. Satu darajah sama
dengan empat menit.
Pendapat yang pertama adalah lebih tepat, Dalil Abu Hanifah adalah sabda Rasulullah
karena terdapat banyak hadits shahih yang saw.,
menerangkan tentang hal ini.
l'i o - / c
l)l .-rJi:Jt'
o

Waktu Maghrlb 6r!t i-t -ii fli


Ia bermula dari terbenamnya matahari. "Akhirwaktu urgnriO oO'^oO rpoUin unq
Ini disepakati oleh seluruh ulama. Menurut menjadi hitam.'a|E
jumhur (ulama Hanafi, Hambali, dan qaul Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakar,
qodim madzhab Syafi'i) ia berlangsung hingga Aisyah, Mu'adz, dan Ibnu Abbas.
hilang waktu syafaq (muncul cahaya merah).
Mereka menggunakan dalil hadits, Pendapat yang masyhur menurut ulama
Maliki dan madzhab Syafi'i yang jadid, tetapi

lv 7*t *r)
bukan pendapat yang zahir yang diamalkan
6"At y- oleh pengikut-pengikut madzhab Syafi'i. Yai-
"Waktu maghrib adalah selama syafaq tu, waktu Maghrib selesai dalam kadar meng-
(cahaya merah) belum hilang.'ntz ambil wudhu, menutup aurat, adzan, iqamah,
dan lima rakaat. Artinya, waktu maghrib adalah
Syafaq menurut Abu Yusuf, Muhammad sempit, tidak panjang. Ini disebabkan Malaikat
Hasan asy-Syaibani, ulama madzhab Hambali fibril a.s. shalat dengan Nabi Muhammad saw.
dan ulama Syafi'i adalah syafaq ahmar (caha- dalam dua hari pada waktu yang sama, seperti

1117
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin Amru (subulus Salam, Jilid I, hlm. 106J.
1118
Di.i*"yrtkan oleh ad-Daruquthni dan dianggap hadits shahih oleh lbnu Khuzaimah. Perawi-perawi lain menganggap hadits
ini mauquf kepada lbnu Umar. Sambungan hadits ini ialah, "Apabila matahari terbenam, maka shalat wajib diialankan." Ibnu
Khuzaimah di dalam Shahihnya meriwayatkan dari Ibnu Umar secara marfu',"Waktu shalat Maghrib ialah hingga cahaya merah
hilang." (Subulus Soiam, f ilid I, hlm. L 14. An-Nawawi berkata, yang shahih ialah riwayat yang mengatakan bahwa hadits itu mauqul
kepada Ibnu Umar).
1119
Nash hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Abu Hurairah ialah, 'Akhir waktu maghrib ialah ketika ia hilang-di ufuk.
Hilangnya ialah dengan cara hilangnya warna putih yang mengiringi warna merah." Tetapi, hadits ini tidak sah sanadnya (Nashbur
Rayah, Jilid I, hlm. 230). Diriwayatkan dari lbnu Mas'ud bahwa dia berkata, 'Aku melihat Rasulullah shalat Maghrib ketika ufuk
berwarna hitam."
Baglan FIQIH ISIAM JITID

yang telah kita jelaskan dulu dalam hadits , tn'l ?f a t| o1 '


riwayat fabir. Kalaulah maghrib mempunyai
t)?31 ol * ar Jl )rI^1
waktu yang lain, sudah tentu Malaikat |ibril
menjelaskannya sama seperti dia menjelaskan
waktu shalat yang lain. Pendapat ini ditolak "Kalaulah trrri
dengan dalil bahwa fibril hanya menjelaskan ^"fioai' ^rnyrronrun
umatku, niscaya aku menyuruh mereka me'
waktu pilihan [al-mukhtaar) yang dinamakan lewatkan shalat Isya hingga kepada sepertiga
dengan waktu fadhilah. Adapun waktu yang malam atau separuh malam,'4120
boleh (jawaaz) masih menjadi perselisihan.
fuga, hadits riwayat Anas,
Waktu lsya
Menurut para madzhab, waktu isya ber- "Nabi Muhammad saw. melewatkan shalat
mula dari hilangnya syafaq ahmar (cahaya Isya hingga ke separuh malam, kemudian baru-
merah)-seperti yang difatwakan dalam ma- lah beliau shalat"'alzr
dzhab Hanafi-hingga munculnya fajar shadiq.
Maksudnya adalah beberapa saat sebelum fuga, hadits Ibnu Umar,
muncul fajar. Hal ini berdasarkan kata-kata a c /
- , i.,
Ibnu Umar yang dulu, yaitu "Syafaq merah, ,t-:'Jl i)\-c
#Ul .--d, Jl ,,>s1
apabila syafaq itu hilang, maka wajiblah shalat
[sya)." fuga, berdasarkan hadits Abu Qatadah "Waktu ,naat trya oarUn ,rporun
^o-
yang terdapat dalam Shahih Muslim, 1am.,4122

"Tidak ada kesalahan karena tertidun te'


Dan juga, hadits riwayat Aisyah,
tapi kesalahan adalah pada orang yang tidak
"Pada suatu malam Rasulullah saw. me-
shalathingga datang waktu shalatyang lain,"
lewatkan shalat hingga terlewat sebagian
besar malam dan orang yang berada di mas-
Hadits ini menyatakan bahwa waktu sha- jid sedang tertidur. Kemudian Rasulullah
lat adalah terbentang hingga masuk waktu saw. keluar melakukan shalat dan kemudian
shalat yang lain, kecuali waktu shalat Fajar.
Rasullah saw. bersab da,' Itulah w aktunya, iika
Hal ini disebabkan, shalat Fajar adalah khu-
tid ak m emb eratka n b ag i umatkt).' 7123
D

sus dan tidak termasuk di dalam keumuman


hadits tersebut. Semua ulama bersepakat
Walaupun hadits-hadits ini menerangkan
mengatakan demikian
bahwa panjangnya waktu pilihan (al-mukh-
Adapun waktu pilihan (al-waqtul mukh'
taar) bagi shalat Isya adalah hingga lewat
tar) untuk shalat Isya adalah sepertiga malam
separuh malam, tetapi ia diartikan sebagai
atau separuh malam. Ini berdasarkan bebe-
kebanyakan malam, bukan bermakna sebagi-
rapa hadits, di antaranya adalah hadits riwayat
an besar malam.
Abu Hurairah,

1120 Authar,lilidll,
Riwayat Imam Ahmad, Ibnu Maiah, dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah shahih (Nailul
hlm. 11).
1727
Mutto|oq'alaih (op. cit, hlm. 12).
1122
RiwayatAbu Dawud, Ahmad, Muslim, dan an-Nasa'i (Nailul Authan Jilid I, hlm' 306).
1123
Riwayat Muslim dan an-Nasali, lihat sunlber yang sama, Jilidrl, hlm. 12.
| ,.rl , i+;r :::.1,
FrqLH Isr-AM JrrrD I

Waktu yang awal untuk melakukan shalat hadits hasan yang diriwayatkan oleh sahabat
Witir adalah setelah melakukan shalat Isya, Anas,
dan akhir waktunya adalah selama fajar belum
naik.
Adapun awal waktu shalat Witir adalah
'at
f X-'"a ? a;t-J,
e'At o,,V U
selepas shalat Isya dan akhirnya adalah selagi oo
o/, z.
)D "L , o1,, .ii:
belum muncul fajar shadiq. l).'-.ir5 J' \s f+J r-f^-;'t gttar e Jtk
,
.,,: ..o1,
4..tJ oPJ
-,'1
AAu -o
.
aa">
,"
UG
7. WAKTU YANG AFDHAL ATAU WAKTU YANC
,
;Y
MUSTAHAB
"Siapa yang shalat Fajar dengan berjama-
Para ahli fiqih menjelaskan mengenai
ah, kemudian dia duduk berdzikir mengingati
waktu yang afdhal atau waktu mustahab bagi
Allah SWT hingga matahari naik, kemudian dia
setiap shalat. Ulama Hanafill2a mengatakan
shalat dua rakaal maka dia akan memperoleh
bahwa lelaki disunnahkan memanjangkan pahala yang sama seperti pahala satu haji
shalat Fajar hingga tampak cahaya putih, ber-
yang sempurna dan juga seperti pahala satu
dasarkan sabda Rasulullah saw.,
umrah."

;\) ;91 r* f.aut:)ili Adapun bagi wanita, adalah lebih diuta-


makan (afdhaD melakukan shalat pada waktu
angkanloh Toior, rr*ngguhryo *o*-
" Panj
fajar masih kelam (al-ghalas), karena pada
tu tersebut mempunyai pahala yang besar.'4|zs
waktu itu mereka lebih terlindungi dari pan-
dangan orang. Selain shalat Faja4 mereka
Kata al-isfar yang disebut dalam hadits
hendaklah menunggu hingga jamaah lelaki
di atas artinya adalah memanjangkan shalat selesai shalat berjamaah. Taghlis (shalat pa-
dengan maksud supaya mendapat sinaran ca-
da waktu fajar masih kelam) adalah lebih
haya. Yaitu, memulakan shalat setelah cahaya
baik bagi lelaki dan perempuan yang sedang
putih bersinar dengan cara membaca bacaan-
mengerjakan haji di Muzdalifah.
bacaan sunnah terlebih dahulu. Ini bermakna
Di negeri-negeri yang panas, ketika pen-
membaca ayat dengan tartil sebanyak 60 atau
duduknya hendak mendirikan shalat Zhuhur
40 ayat, kemudian jika berlaku hadats, hen-
pada musim panas, maka disunnahkan mele-
daklah diulangi dengan taharah. Ini juga di-
watkan shalat Zhuhur hingga waktunya tidak
sebabkan tujuan isfar adalah untuk memper-
panas menyengat (tabriid), supaya shalatnya
banyak jumlah jamaah.
dilakukan dalam keteduhan. Hal ini berdasar-
Shalat pada waktu ghalas (gelap) me-
kan sabda Rasulullah saw.,
nyebabkan jamaah sedikit. Memperbanyak
jumlah jamaah termasuk amalan yang lebih "Dinginkanlah deng an Zhuhur. Sesungguh-
baik. Bahkan, cara tersebut dapat memudah- nya keadaan panas yang menyengat adalah
kan tercapainya apa yang dimaksudkan oleh dari bara api neroka."

7r2a_
At-Lubob,Jilid I, hlm. 6L dan halaman seterusnya; Fathul Qadir dan'lnayah,lilidl, hlm. 156 dan halaman seterusnya.
1125
Diriwayatkan oleh tujuh orang sahabat yaitu Rafi'bin Khadij dalam Sunan yang Empat, Bilal, Anas, Qatadah bin Nu'man, Ibnu
Mas'ud, Abu Hurairah, dan Hawa al-Anshariyyah. Imam at-Tirmidzi berkata bahwa hadits ini hasan shahih {Nashbur Rayah,lilidX,
FrQIH lsr.,A,M f il"rD 1

Begitu juga disunnahkan menyegerakan nahan supaya shalat dilewatkan, disebut da-
shalat pada musim dingin, musim semi, dan lam hadits-hadits yang telah lalu, yaitu hadits,
musim gugur. Hal ini berdasarkan hadits ri-
"Sekiranya tidak menjadi susah atas
wayat Anas yang disebutkan dalam Shahih al-
umatku, niscaya aku akan menyuruh mereka
Bukhari,
melewatkan shalat Isya hingga sepertigo ma-
"Nabi Muhammad saw. ketika dalam ke-
lam atau separuh melom."
adaan musim dingin, beliau menyegerakan
shalat. Semasa musim panas, beliau menunggu
Orangyang selalu melakukan shalat malam
(waktu tidak panas) untuk 5[xlx1r'1126
dan percaya bahwa dia dapat bangun setelah
Shalat Ashar juga disunnahkan supaya
tidur malam, disunnahkan untuk melewatkan
dilewatkan, untuk memberi peluang yang
shalat Witir hingga ke akhir malam, supaya
luas bagi dilaksanakannya shalat sunnah, se-
shalat Witir menjadi shalat yang dilakukannya
lagi cahaya matahari belum menghilang yang
paling akhir pada malam itu. Sebaliknya, jika
menyebabkan kurang jelasnya pandangan.
Hal ini dilakukan pada musim dingin mau- dia tidak yakin bahwa dia dapat bangun dari
pun musim panas. Sebab dengan cara seperti tidur malam, maka hendaklah dia shalat Witir
ini, maka jumlah shalat sunnah yang mung- sebelum dia tidur. Hal ini berdasarkan sabda
kin dilakukan bisa semakin banyak. Hal ini Rasulullah saw.,
disebabkan shalat sunnah itu setelah shalat
Ashar adalah makruh.
Shalat Maghrib disunnahkan untuk me-
bj .i3i;;b ,,.rllt'r, iA\i it; a
nyegerakannya. Antara adzan dan iqamah
tidak boleh diselangi kecuali dengan jarak
$;'oV .i'tt';.* Pt tI i :,i'* ;
, -c1 $- .o ,
J,-atl.rUii e>t4i pt
waktu bacaan tiga ayat ataupun duduk yang
singkat. Hal ini disebabkan melewatkan shalat
Maghrib adalah makruh, karena ia menyeru- "Barangsiapa bimbang 6iaa* yaninl aapat
pai orang Yahudi. |uga, karena terdapat hadits bangun pada akhir malam, hendaklah dia sha-
Nabi Muhammad saw., lat Witir pada awalnya. Dan siapa yang yakin
dapatbangunpada akhir malam, hendaklah dia
"IJmatku tetap dalam keadaan baik (atau
shalat Witir pada akhir malam. Sesungguhnya
beliau berkata: Dalam keadaan fithrah), selagi
shalat malam adalah dipersaksikan, dan itu
mereka tidak melewatkan shalat Maghrib se-
adalah amalan yang utame.'4728
hingg a bintang bertaburan.'4lz7

Pendapat ulama Maliki,112e waktu yang


Melewatkan shalat Isya, disunnahkan
paling baik untuk semua shalat adalah pada
hingga sebelum datangnya sepertiga malam
awal waktu, baik itu shalat Zhuhur atau lain-
pertama. Hal ini selain waktu al-ghoim (ber'
nya, baik dilaksanakan secara individu atau
awan). Adapun dalam waktu berawan, disun-
beriamaah, dan dalam masa panas ataupun
nahkan untuk menyegerakan shalat. Kesun-

1126
N ashbur Rayah, Jilid l, hlm. 244.
1127
DiriwayatkanolehAbuDawuddalamkitabSunan-nya(NashburRayah,Jilidl,hlm.246).
1128
Diriwayatkan oleh lmam Muslim dari fabir bin Abdullah r.a. {Nashbur Rayah, Iilid I, hlm. 249).
r72e Asy-Syarhush Shaghir,
filid l, hlm. 227 dan halaman seterusnya; asy-Syarhul Kabirwad-Dasuqr, Iilid I, hlm. 179 dan halaman
seterusnya; al-Qawanin al-FiqhiWah, hlm, 43
FrqlH Isr.ic.M JrrrD 1

tidak, Hal ini berdasarkan sabda Nabi Mu- sunnahkan melewatkan shalat Zhuhur agar
-pertanyaan
hammad saw. ketika menjawab suasana menjadi agak sejuk.
orang yang bertanya kepada beliau, 'Apakah Demikian juga dalam kitab Mudawwanoh,
pekerjaan yang paling baik?" Beliau menjawab, ada pendapat dhaif yang mengatakan, adalah
"Shalat pada waktunyquzo atau shalat pada lebih afdhal melewatkan sedikit waktu shalat
awal waktunya." luga, berdasarkan hadits yang Isya di masjid. Tetapi menurut pendapat yang
diriwayatkan dari Ibnu Umar secara marfui rajih seperti yang ditahqiqkan oleh ad-Dasuqi,
secara mutlaknya shalat Isya berjamaah sun-

et'!l \ty)*j')"ri ci*)i


nah untuk disegerakan.
:i Kesimpulannya, bersegera melakukan
at* shalat pada awal waktu adalah lebih afdhal,
kecuali dalam keadaan menunggu para ja-
"Shalat pada awal waktu mendapotkan maah untuk shalat Zhuhur atau lainnya. Iuga,
keridhaan Allah SWT dan pada akhir woktu ketika dalam keadaan menunggu udara men-
mendapatmaaf dari Allah SWT.'4131 jadi sejuk pada shalat Zhuhur.
Menurut pendapat ulama Syafi'i,1132 disun-
Yang paling afdhal adalah menyegerakan nahkan untuk menyegerakan shalat pada awal
shalat Shubuh, Ashar; dan Maghrib. Tetapi waktu, termasuk shalat Isya, kecuali shalat
menurut pendapat yang masyhu4, adalah lebih Zhuhur, Karena, shalat Zhuhur ketika udara
afdhal mengemudiankan shalat Zhuhur hingga sangat panas disunnahkan menunggu hingga
bayang-bayang benda panjangnya seperempat suhu udara tidak panas lagi. Hal ini berdasar-
dari aslinya setelah tergelincirnya matahari, kan hadits-hadits yang telah disebutkan se-
baik pada musim panas atau musim dingin. belum ini dalam madzhab Maliki dan Hanafi.
Atau, mengakhirkannya hingga bayangan Menurut pendapat yang shahih, kesunnahan
orang lebih kurang satu hasta, yaitu apabila melewatkan shalat Zhuhur hingga tidak pa-
bayangan seseorang lebih kurang menjadi nas hanya dikhususkan di negara-negara yang
seperempat dari bayangan sempurnanya se- berhawa panas. Ia juga dikhususkan bagi para
telah tergelincirnya matahari. Melewatkan jamaah masjid atau guru dan murid madrasah
shalat ini disunnahkan hingga panjangnya yang datang ke masjid dari tempat jauh.
bayang-bayang menjadi seperempat asalnya, Makruh menamakan Maghrib sebagai Isya
adalah bagi orang yang ingin shalat berjamaah dan Isya sebagai Atamah, karena ada larang-
atau menunggu kedatangan jamaah supaya an berkenaan dengan perkara tersebut.1133
lebih banyak, untuk mendapatkan pahala yang Tidur sebelum shalat Isya adalah makruh. De-
lebih. Tetapi jika walrtu itu sangat panas, di- mikian juga bercerita-cerita setelah shalat Isya

1130
Riwayat al-Bukhari dan ad-Daruquthni serta perawi lain dari Ibnu Mas'ud. Al-Hakim berkata bahwa riwayatnya adalah menurut
syarat Imam al-Bukhari dan Muslim (asy-Syaikhan), dan lafalnya yang shahih ialah "shalat pada waktunya."
1131
Ri*ayat at-Tirmidzi. Asy-Syafi'i r.a. berkata "keridhaan Allah" untuk orang yang berbuat baik (muhsinin), dan "kemaafan Allah"
untuk orang yang tidak perhatian.
1132
Mughnil Muhtaj,Jilid,l, hlm. 125 dan halaman sererusnya; al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 53.
1133
Lrrrng"r, memanggil Maghrib dengan panggilan Isya disebutkan dalam hadits riwayat al-Bukhari, "Jangan kamu membiarkan
orang Arab Badui menamakan shalat Maghrib dengan nama Isya." Mengenai larangan memanggil shalat Isya dengan panggilan
Atamah, ialah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, "fangan kamu membiarkan orang Arab Badui menamakan shalat lsya
sebagai Atamah, yaitu mereka mengakhirkannya hingga gelap gulita." Hadits yang kedua ini diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa'i,
dan Ibnu Maiah (NarTuIluthar,lllid tl, hlm. 16).
Bagan 1: IBADAH FIqLH ISI-AM )ILID 1

kecuali mengenai perkara kebajikan. Hal ini Ashar dan Isya. Karena, ia adalah waktu yang
berdasarkan hadits riwayat |ama'ah dari Abu dibimbangi berlaku halangan seperti hu-
Barzah al-Aslami bahwa, jan, angin, dan dingin. Oleh karena itu, me-
"Nabi Muhammad saw. suka mengakhir- lewatkan shalat yang pertama (Zhuhur atau
kan shalat Isya yang mereka sebut Atamah, Maghrib) adalah lebih utama dengan tuiuan
beliau tidak suka tidur sebelumnya dan ber- menggabungkan(jam') antara dua shalat (Zhu-
bicara (bercerita) setelahnya." hur dengan Ashar/Maghrib dengan Isya) pada
waktu hujan. Adapun mempercepat shalat
Menurut pendapat ulama Hambali,1l3a yang kedua (Ashar atau Isya) adalah dengan
shalat pada awal waktu adalah lebih afdhal tujuan untuk mengelakkan kesusahan yang
kecuali pada waktu shalat Isya, Zhuhur dalam mungkin timbul karena halangan itu.
keadaan sangat panas, dan juga Maghrib dalam Menurut ulama Hambali, tidak disunnah-
keadaan berawan hitam. Adapun shalat Isya, kan menamakan Isya dengan nama Atamah.
hendaklah dilewatkan sampai waktu pilihan Apabila Ibnu Umar mendengar seseorang
(al-mukhtaar), yaitu hingga sepertiga malam menyebut Atamah, maka dia akan marah dan
pertamaatau separuh malam. Inilahyanglebih mengangkat suara dengan mengatakan bahwa
afdhal, selagi ia memang tidak menyusahkan itu adalah Isya.
para makmum atau sebagian dari mereka. Kesimpulannya, para ahli fiqih bersepakat
fika ia menyusahkan, maka hukumnya adalah mengatakan bahwa waktu yang afdhal untuk
makruh. Hal ini berdasarkan sabda Nabi melakukan shalat adalah pada awal waktu
Muhammad saw. yang telah lalu, shalat. Ulama Hanafi menyatakan isfar bagi
shalat Shubuh. Adapun jumhur ulama ber-
"Jika aku tidak menyusohkan umotku, nis- pendapat, bahwa shalat dalam keadaan masih
caya aku menyuruh mereka melewatkan shalat gelap (taghlrs) adalah lebih baik. Semua pihak
Isya hingga ke sepertiga atau separuh melqm." berpendapat adalah mustahab melewatkan
Zhuhur semasa waktu panas. Ulama Hanafi
Ditambah lagi baginda Rasulullah saw. juga berpendapat melewatkan shalat Ashar
menyuruh imam supaya meringankan (mem- adalah mustahab. Ulama Maliki juga menga-
percepat) shalat karena mempertimbangkan takan melewatkan shalat dengan harapan
kepada makmum. menemui shalat jamaah adalah mustahab.
Shalat Zhuhur juga disunnahkan tabriid Ulama Hambali mengatakan melewatkan
(menunggu waktu teduh) dalam semua mu- waktu shalat Isya, Zhuhur, dan Maghrib dengan
sim, khususnya pada musim panas. Adapun tujuan menjamak antara dua shalat sewaktu
shalat Isya sunnah untuk disegerakan. Hal muncul awan hitam dan dikhawatirkan hujan
ini berdasarkan hadits yang telah lalu yang adalah mustahab.
artinya, "sekiranya panas terik, hendaklah
menunggu teduh, sebab panas terik adalah 2. KAPANKAH SHALAT D'ANGGAP TUNAI
bara api neraka." (ADAA',)?
Ketika keadaan berawan hitam, disun- Sebagaimana diketahui bahwa jika shalat
nahkan melewatkan shalat Zhuhur dan Magh- dikerjakan dalam waktu yang memang dikhu-
rib, dan disunnahakan menyegerakan shalat suskan untuknya, maka shalat itu dianggap

7t3a
Al-lrlughni,lilid 1. hlm. 385. 3gB - 395; Itusysyarti Qinoililid I, hlm. 291-295.

ii.::!.r,r,n:jri r,ri!}i4l,iii;. ,.#ljif:;}li,r+ii},lf.i'!&Jni::i tlr:rir: r;*'!;:r:rriliiir ii:rf{Ei:idi r.


FIQIH IsI,,q.M JITID 1

tunai (adaal. Iika dilakukan untuk kali yang rakaat


"Siapa yang sempat mendapati satu
kedua juga dalam waktu yang sama disebab- (sajdah) dari shalat Ashar, sebelum matahari
kan adanya kecacatan yang tidak merusakkan terbenam, ataupun dari shalatShubuh sebelum
shalat, sewaktu melakukan shalat yang per- matahari naik, maka sesungguhnya dia telah
tama, maka dinamakan pengulangan (i' aadah). memperoleh (shalat Ashar dan Shubuh itu
|ika shalat itu dilakukan di luar waktunya, ma- dengan sempurna),'ar36
ka dinamakan qadhaa'. ladi, qadhaa' adalah
melakukan sesuatu kewajiban setelah waktu- Menurut riwayat al-Bukhari, terdapat
nya. ungkapan yang artinya, "maka sempurnalah
|ika seseorang shalat dan hanya sempat shalatnya."
melakukan sebagian dari shalat saja dalam Contoh lainnya adalah seperti orang
waktunya, apakah ia dianggap tunai (adaa)? yang musafir menjadi makmum orang ber-
Dalam perkara ini, ada dua pendapat fuqaha. mukim (shalat al-Muqim). Begitu juga seperti
Pendapat pertama adalah pendapat ulama shalat berjamaah. Selain hadits di atas, huj-
Hanafi yang merupakan pendapat yang rajih di jah lain adalah karena rakaat shalat yang ter-
kalangan ulama Hambali, manakala pendapat sisa adalah mengikuti apa yang berlaku dalam
kedua adalah pendapat ulama Maliki dan waktu awalnya.
Syafi'i. Pendapat kedua, yaitu pendapat golongan
Pendapat pertama, yaitu pendapat ulama Maliki dan pendapat yang ashah menurut
Hanafi dan Hambali-dalam salah satu riwa- ulama Syafi'i.1137 Mereka mengatakan bahwa
yat yang lebih rajih di antara dua riwayat seluruh shalat dianggap tunai (adaal jika ia
yang bersumber dari Imam Ahmad.1l3s sempat mendapat satu rakaat dengan dua su-
Mereka mengatakan bahwa semua shalat judnya dalam waktu yang sebenarnya. Tetapi
fardhu menjadi tunai (adaal iika sempat jika tidak sempat, seperti tidak sempat satu
bertakbiratul ihram dalam waktunya, baik rakaat pun dilakukan, maka dianggap qadhaa'.
dia terlambatnya shalat karena udzur seperti Hal ini berdasarkan hadits riwayat al-Bukhari
orang yang haid menjadi suci atau orang dan Muslim,
gila menjadi sembuh, ataupun terlambatnya
tanpa udzur. Hal ini berdasarkan hadits zl 4 / lc1C./ z 4 . ,/O . . lO. O .

riwayat Aisyah bahwa Nabi Muhammad saw. ;)\.4-!l :lr:i -r.a ;)\-a)l J, a'S ).:J;:i ;"
bersabda,
"Siapa yang me'ndaOo,
,oru rakaat shalat
(pada waktunya), maka dia mendapat shalat
tF 'oi
J$ At ,y i''x a'r"i y sqnqi,'a738

',lf ti"a t).'b \_.^At :.'.iJ


a 1..
i*irr
ut l_ u
l."Lilr Apa yang dapat dipahami dari hadits ini
adalah siapa yang tidak mendapat satu rakaat,
t6t"i )- maka dia tidak mendapat shalat tunai. Per-

773s
Ad-Durrul Mukhtar lilid,l,hlm.677; Kasysyafut Qinai Jilid I, hlm. 298; al-Mughni,f ilid I, hlm. 378.
1136
Riwayat Muslim, Ahmad, an-Nasa'i, dan lbnu Maiah. Tetapi, Muslim me nyebutsajadahyang dimaksud ialah rakaat.
7737
Asy-syarhush Shaghir,|ilid I, hlm. 231; al-Qawanin al-Fiqhgyah,hlm.46; Mughnit Muhtaj,lilid I, hlm. 136; a!-Muhadzdzab,lilidl,
hlm. 54; Nihqyatul Muhtaj, filid I, hlm. 280.
7738
NailulArthonJitid lll, hlm. X51.

ry,
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISI,,A.M 1

'ILID
bedaan antara dua perkara ini adalah satu maka dia boleh mengikutinya. Karena, itu ada-
rakaat mengandungi sebagian besar amalan lah pemberitahuan tentang perkara agama,
shalat, dan rakaat yang lain setelahnya ha- yaitu seorang mujtahid hendaknya berpegang
nyalah mengulangi amalan-amalan sebelum- dengan kabar yang dipercaya, seperti khabar
nya. Oleh karena itu, ia ikut dengan bagian Rasulullah saw.. Namun jika dia diberi tahu
awalnya. Pada zahirnya, pendapat ini lebih tentang masuknya waktu oleh orang yang
tepat, karena yang dimaksud dengan satu su- berijtihad juga dalam menentukannya, maka
jud adalah satu rakaat. Hal ini berdasarkan ha- dia tidak boleh mengikutinya. Karena, seorang
dits yang disebutkan oleh Muslim, dan hadits mujtahid tidak boleh mengikuti seorang
yang diriwayatkan oleh al-fama'ah, dengan mujtahid yang lain.
lafaz yang artinya, "Siapa yang mendapat fika dia ragu tentang masuknya waktu
satu rakaat dari shalat Shubuh" hingga akhir shalat dia tidak boleh shalat sehingga dia
hadits. yakin atau mempunyai dugaan yang kuat,
bahwa waktu telah masuk. Ketika sudah ada
3. IT|IHAD DAIAM MASAUH WAKTU dugaan kuat, maka dia boleh shalat. Begitu
Siapa yang tidak tahu waktu shalat karena juga mustahab jika dia melewatkan sedikit
awan, atau karena terkurung dalam rumah waktu shalatnya sebagai langkah berhati-hati
yang gelap,"t' juga tidak ada orang yang diper- sehingga sangkaannya dapat bertambah kuat,
caya yang dapat memberitahunya tentang kecuali apabila dia takut terlewat waktu.
masuknya waktu, selain itu juga tidak ada jam fika dia yakin bahwa shalatnya ditunaikan
bersamanya, maka dia hendaklah berijtihad sebelum masukwaktu, dan ketika menentukan
menurut dugaan yang kuat seperti mengira- masuknya waktu shalat dia berpandukan
ngira hal yang menunjukkan masuknya waktu kepada pemberitahuan seseorang adil yang
shalat, seperti wirid Al-Qur'an yang dibaca melihat langsung masuknya waktu dan yang
oleh orang-orang, mengaji, muthala'ah kitab, dapat diterima riwayatnya. Maka, menurut
shalat dan sebagainya, termasuk menjahit, pendapat yang zahir di kalangan ulama Syafi'i
suara ayam yang biasa berkokok (ketika dan pendapat kebanyakan ulama lain, hen-
masuk waktu shalat), dan kerja-kerja yang daklah dia mengqadha'shalat. Tetapi jika dia
menurut dugaannya dapat menjadi panduan tidak yakin bahwa shalat yang dilakukannya
untuk menentukan waktu. itu sebelum masuknya waktu, maka dia tidak
Hukum ijtihad tetap waiib jika belum wajib qadha', Dalil yang mengatakan wajib
qadha' adalah apa yang diriwayatkan dari
muncul keyakinan pada hati seseorang, baik
dengan cara melihat ataupun lainnya seperti
Ibnu Umar dan Abu Musa, bahwa mereka
mengulangi shalat Shubuh. Sebab, mereka
keluar untuk melihat fajar ataupun matahari.
shalat sebelum masuknya waktu. Selain itu,
Dan ijtihad hukumnya jawaz jika keyakinan
perintah shalat ditujukan kepada seorang
itu sudah muncul.
mukallaf ketika masuk waktu. |ika kewajiban
fika salah seorang yang dipercayai baik itu tidak dilaksanakan secara benar, maka ia
lelaki ataupun perempuan memberitahunya
tetap menjadi tanggungan seperti keadaan
secara jelas tentang masuknya waktu shalat,
asalnya.

rL3e
Mughnil Muhtaj,lilid.l,hlm. LZ7; al-Mughni,Jilid I, hlm. 386, 395; Bujairimi al-Khathib, filid l, hlm. 355 dan halaman seterusnya:
Nihayotul l4uhtoj; ,flid I, hlm. 282 dan halaman seterusn]la.
i;i.:li; rir:: ',ir,,;k.fie.,.
.l,o-lijffi1,i1 . ..*,.s{lHs-c:- - .-.-i-.1,.,-., -;#fu,s:o -rii-ti
FIqtH ISI"A,M JITID 1 BaElan 1: IBADAH

t.n t o1,
Melewatkan shalat 1 '1
(U-&l
tJ--23 itl.> J C

Melewatkan shalat sampai akhir waktu


hukumnya boleh, berdasarkan sabda Rasu- r' tl, 'jJt
lullah saw., Ysr,a
"Tiga waktu yang Rasulullah saw. mela-
"Shalat pada awal waktu akan mendapat
rang kami shalat dan mengebumikan orang
keridhaan Allah SWT dan pada akhir waktu yang meninggal, yaitu ketika matahari muncul
akan m en d a pat ke m a afan - Ny a. "
hingga ia naik,11a1 ketika matahari di tengah-
tengahlla2 hingga tergelincir;1143 dan ketika
fika kita tidak membolehkan shalat di- matahari hampir terbenam."llaa
lewatkan, maka keputusan ini akan menyu-
Pelarangan dalam ketiga waktu ini adalah
sahkan banyak orang. OIeh karena itu, mele-
khusus bagi dua hal, yaitu mengebumikan
watkan shalat dibolehkan. Namun demikian,
mayat dan shalat.
jika seseorang itu sengaja melewatkan shalat
Adapun dua waktu yang lain diterangkan
hingga keluar waktu, dan ketika terlewat wak-
dalam hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim
tu itu dia sedang mengerjakan shalat, maka dia
dari Abu Sa'id al-Khudri yang mengatakan
berdosa. Tetapi, shalat yang dilakukan adalah
bahwa beliau mendengar Rasulullah saw.
sah.1140
bersabda,

4. WAKTU MAKRUH MELAKSANAKAN


SHAIAT
Sunnah Nabi Muhammad saw. melarang
\i ,J**t'd,; e &t *. $'*'t
/O/
seseorang melakukan shalat dalam lima wak- u#Jl ?* e F)l r+ 6)\.,
tu. Tiga waktu disebut dalam sebuah hadits
"Tidak ada shalat setelah Shubuh hingga
dan dua lagi dalam dua hadits yang lain.
matahari naik, dan tidak ada shalat setelah
Tiga waktu yang dilarang itu disebut da-
Ashar hingga matahari terbenam."
lam hadits Muslim yang diriwayatkan dari
Uqbah bin Amir al-fuhani,
Adapun redaksi yang terdapat dalam ki-
ct . ! ,. tab Muslim adalah, "Tidak ada shalat setelah
ol u6 ffi iut J;t rrt.f .rG|l .r).i
a
'
shalat fajar." Hal yang dilarang dalam kedua
! t0 waktu ini hanyalah shalat saja.
rr 1 '
,)-br ,'t\->
!
:vG'; fu';i ii ,i :* di )adi, lima waktu tersebut adalah seperti
berikut.
t-,i t l,
r\e lJ4 1. Setelah shalat Shubuh hingga matahari

1ra0
fit Fiqh al-Hambali,f ilid I, hlm. 28.
Al-Muhadzdzab,lilid I. hlm. 53; at-Muharrar
1141
H"ditt A.r bin Abasah menjelaskan ukuran tingginya dengan lafaz, "Tinggi itu sekadar paniang sebatang lembing atau dua batang
lembing. Hadits ini riwayat Abu Dawud dan an-Nasa'i. Paniang lembing ialah 2,50 meter atau lebih kurang tuiuh hasta pada pan-
dangan mata kasar. Menurut golongan ulama Maliki ialah sepanjang dua belas jengkal."
1142
Diriwayatkan dari lbnu Abasah, "sehingga muncul bayangan yang panjangnya sama dengan lembing" dan maksud dengan qaa'im
azh-zhzhiirah ialah ketika matahari berada di tengah langit.
1143
Maksudnya bergerak sedikit dari tengah-tengah langit.
11aa
Lihat kedua hadits ini dalam Subulus Salam, Jilid I, hlm. UI dan halaman seterusnya.
Baglan 1: IBADAH FIq[H ISI"A,M JITID 1

naik kira-kira setinggi lembing menurut Adapun hukum yang dapat diambil dari
pandangan mata kasar. Iarangan tersebut adalah pengharaman shalat
2. Ketika matahari terbit hingga ia naik sunnah menurut ulama Hambali pada lima
setinggi lembing yaitu lebih kurang se- waktu itu tersebut, dan menurut ulama Maliki
pertiga jam setelah terbit. pada tiga waktu saja. Adapun dalam dua wak-
3. Waktu matahari di tengah-tengah la- tu yang lain, hukumnya adalah makruh tanzih.
ngit114s hingga matahari tergelincir (yaitu Menurut ulama Hanafi, kelima waktu
masuk waktu Zhuhur). itu adalah dianggap sebagai waktu makruh
4. Waktu matahari kekuningan hingga ia tahrim. Adapun menurut ulama Syafi'i ber-
terbenam. dasarkan pendapat yang mu'tamad, tiga wak-
5, Setelah shalat Ashar hingga matahari tu itu adalah makruh tahrim.11a6 Sedangkan
terbenam. menurut empat pendapat yang masyhur dalam
madzhab Syafi'i, dua waktu yang lain dianggap
Hikmah larangan menunaikan shalat da-
makruh tanzih.
lam waktu-waktu tersebut dan juga hikmah
diharamkannya shalat sunnah di dalamnya Hukum haram atau makruh tahrim1147
adalah, tiga waktu yang pertama dinyatakan menyebabkan shalat yang dilaksanakan tidak
alasannya oleh hadits Amru bin Abasah yang sah, dengan perincian pendapat yang akan
terdapat dalam kitab Shahih Muslim, Abu diterangkan nanti.
Dawud, dan an-Nasa'i. Yaitu ketika matahari Para fuqaha berbeda pendapat tentang
terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, jenis shalat yang dimakruhkan pada masa-
lalu orang kafir shalat menyembahnya. Ketika masa tersebut.
matahari di tengah-tengah, neraka fahanam
dinyalakan dan pintu-pintunya pun dibuka. 7. T|CA WAKTU MAKRUH (MATAHAR|
Ketika matahari hendak terbenam, ia terbe- TERBIT, MATAHARI TERBENAM,
DAN MATAHARI DI TENGA'+TENGAH
nam di antara dua tanduk setan, dan orang
kafir shalat menyembahnya. fadi, hikmah pe- usTtwAAl)
larangan adalah supaya tidak menyerupai Menurut pendapat ulama madzhab Hana-
fi,llas jenis shalat apa pun makruh dilakukan
orang kafir menyembah matahari dan juga
karena waktu matahari di tengah-tengah langit dalam waktu tersebut baik shalat fardhu, sun-
adalah waktu kemurkaan Allah SWT. nah, atau wajib, walaupun dengan maksud
Sementara, hikmah pelarangan shalat mengqadha'shalat wajib yang ada dalam tang-
sunnah setelah shalat Shubuh dan Ashar bu- gungan, ataupun shalat jenazah, melakukan
kanlah disebabkan sesuatu yang wujud dalam sujud tilawah, atau sujud sahwi, kecuali pada
waktu itu. Melainkan, pada waktu itu yang le- hari fumat menurut pendapat yang mu'tamad
bih baik adalah sibuk dengan kewajiban dari- yang disahkan dan shalat Ashar yang dilaku-
pada dengan hal-hal yang sunnah. kan secara tunai (adaa).

1145
Waktu istiwa'bukannya waktu zawal (tergelincir matahari), karena waktu zawal tidak dimakruhkan shalat.
1146
Muraqi al-Falah, hlm. 31; ad-Durcul Mukhtar, Jilid l, hlm. 243; asy-Syarhush Shaghir,Jilid l, hlm. 241; Mughnit MuhtaT, Jilid I, hlm.
t27; Hasyiah al-Bajuri,lilid I, hlm. 196; Kasysyaful Qina', Jilid l, hlm. 528; al-Mughni, Jilid II, hlm. 107 dan halaman seterusnya.
1147
Walaupun kedua-duanya haram dan makruh tahrim menyebabkan dosa, tetapi haram ialah hukum yang ditetapkan dengan dalil
qath'i yang tidak ada kemungkinan ta'wil lagi, baik berasal dari kitab, sunnah, irma, ataupun qiyas. Adapun makruh tahrim ialah
hukuman yang ditetapkan dengan dalil yang mengandung kemungkinan ta'wil.
l1ae Fathul qadir mo'a al:lnayah,
Jilid I, hlm. L61-!66;Muraqi al-Fatah,hlm, 31; ad-Durrul -Mukhtar,lilid,l, hlm. 343-3,19.
FIqLH Isr.AM f u-rD 1

Kemakruhan ini dapat membawa kepada Sah menunaikan shalat Ashar tunai, te-
tidak sahnya shalat fardhu dan shalat-shalat tapi makruh tahrim jika dilakukan pada masa
yang berkaitan dengannya yang berbentuk matahari sedang terbenam. Hal ini berdasar-
wajib seperti shalat Witir. Shalat sunnah yang kan hadits Abu Hurairah,
dilakukan pada waktu itu adalah sah, tetapi "Siapa yang mendapat satu rakaat dari
makruh tahrim. fika waktu makruh baru da- shalat Ashar, sebelum matahari terbenam,
tang seteleh shalat dimulakan, maka shalat maka dia telah memperolehi shalat Ashar pada
tersebut batal kecuali shalat jenazah yang waktunya."llae
ada pada waktu itu, sujud tilawah yang di- Sah melakukan sujud tilawah yang dibaca
baca ayatnya pada waktu itu, shalat Ashar dalam waktu yang dilarang, tetapi ia tetap
pada harinya, shalat sunnah dan nadzar yang makruh tanzih. Demikian juga menunaikan
terikat dengan waktu itu, mengqadha' shalat shalat nadzar atau shalat sunnah yang sedang
yang telah dikerjakan pada waktunya tetapi ia dikerjakan, karena semua shalat itu menjadi
membatalkan shalat qadha'itu; keenam shalat wajib pada waktu ini. Demikian juga sah shalat
ini adalah sah. Shalat yang pertama sah dan jenazah sekiranya jenazah itu dihadirkan pada
tidak makruh. Yang kedua adalah sah, tetapi waktu makruh. Hal ini berdasarkan hadits
makruh tanzih. Sementara shalat yang empat riwayat at-Tirmidzi,
berikutnya adalah sah, tetapi haram.
"Wahai AIi, jangan kamu lewatkan tiga
Dalil mereka adalah karena bentuk la-
perkara ini, yaitu shalat apabila ia tiba wak-
rangan shalat dalam waktu tersebut adalah
umum. Tidak sah melakukan qadha' pada tunya, jenazah apabila ia hadir, dan gadis
apabila ada orang yang sepadan baginya."
waktu itu, karena shalat qadha' adalah suatu
shalat waiib yang sifatnya sempurna, Maka, ia
tidak boleh ditunaikan dengan cara yang tidak Dalil yang digunakan Abu Yusuf untuk
sempurna. membolehkan shalat sunnah pada hari fumat
Tidak sah melaksanakan shalat Shubuh ketika matahari istiwa'adalah hadits riwayat
secara tunai sewaktu matahari terbit. Karena Abu Hurairah dalam Musnad Syafi'i, bahwa
kewajiban shalat Shubuh harus dilakukan Rasulullah saw. melarang shalat pada tengah
dalam waktu yang sempurna, maka ia batal hari sehingga matahari condong ke barat,
jika dilakukan dalam waktu yang salah ke- kecuali pada hari fumat.llso
cuali (yang dilakukan) orang awam. Mereka
tidak perlu dihalang melakukannya, sebab 2. Dua Waktu Larangan Shalat (Setelah
Shalat Shubuh dan Ashar)
mereka meninggalkannya. Menurut pandang-
Setelah shalat Shubuh dan shalat Ashac
an setengah ulama, menunaikan shalat yang
dibolehkan adalah lebih utama dari mening-
makruh melakukan shalat sunnah termasuk
galkannya. sunnah (qabliyah) Shubuh atau sunnah (qa-

1149
Al-;ama'ah meriwayatkan dengan lafal, "Siapa yang mendapat satu raka'at Shubuh sebelum matahari terbit, maka dia mendapat
Shubuh (dengan sempurna). Siapa yang mendapat satu rakaat Ashar sebelum matahari terbenam, maka dia mendapat Ashar
(dengan sempurna)." (Nailul Authar f ilid II, hlm. 21) Golongan ulama Hanafi membedakan antara shalat Ashar dan Shubuh, me-
skipun hadits ini menyamakan keduanya. fika berlaku perbedaan antara hadits ini dengan larangan shalat dalam ketiga waktu itu,
maka kita kembali kepada qiyas mengikuti kaidah mukhtalaf al-hadi*. Oleh sebab itu, kita men-tariih hadits ini dalam masalah
shalat Ashar dan melarang shalat Shubuh (Raddul Mukhtan Jilid I, hlm. 346). Sebenarnya bagi saya, perbedaan ini tidak dapat di-
terima, karena ia menyebabkan menerima sebagian hadits dan menolak sebagian yang lain.
11s0
T.t pi sanadny: adalah dhaif [SuDulus Salam, Jtlid I, hlm. 1 13).

tuffi
.-,,l;.J,ii.:.#i,,,.;4r"'l .,+
FIqLH ISLAM 1

'IIID
bliyah) Ashar yang tidak ditunaikan sebelum saw. yang terdapat dalam hadits yang telah
shalat fardhu. Begitu juga shalat sunnah ta- lalu.
hiyyat masjid, shalat nadzar, dua rakaat sun- Melakukan shalat sunnah pada dua wak-
nah thawaf, dua sujud sahwi, atau mengqadha tu yang disebut terakhir (setelah terbit mata-
shalat sunnah yang tidak sempurna. Melaku- hari dan setelah menunaikan shalat Ashar)
kan shalat-shalat ini dalam kedua waktu ter- hingga matahari naik setinggi lembing,11s2 dan
sebut adalah makruh tahrim. Namun, shalat- fsetelah shalat Ashar) hingga shalat Maghrib
shalat tersebut sah. adalah makruh tanzih, kecuali shalat jenazah
Mengqadha' shalat fardhu yang terlewat, dan sujud tilawah setelah shalat Shubuh se-
shalat Witir atau sujud tilawah dan shalat belum matahari terang. Adapun setelah shalat
jenazah tidak makruh dilakukan dalam kedua Ashar; sebelum matahari menjadi kekuningan,
waktu ini. Hal ini disebabkan, kemakruhan itu maka tidak makruh malahan hukumnya sun-
timbul karena seseorang sibuk dengan tang- nah. Dikecualikan juga dua rakaat shalat sun-
gungan kewajiban shalat fardhu yang belum nah (qabliyah) Shubuh, ia tidak makruh di-
ditunaikan. Sekiranya ia telah melaksanakan lakukan setelah matahari terbit. Karena, shalat
shalat fardhu itu, maka kemakruhan tersebut itu dianjurkan sebagaimana akan dijelaskan
hilang karena adanya kesibukan untuk me- nanti.
nunaikan fardhu yang lain atau kewajiban. Hu- Seseorang yang melakukan shalat sunnah,
kum tidak makruh melakukan qadha'setelah wajib menghentikan shalatnya jika dia ber-
mendirikan shalat Ashar ini, hanya berlaku takbiratul ihram dalam waktu yang diharam-
dalam masa sebelum berubahnya matahari kan melakukan shalat. Sunnah baginya untuk
[menjadi kuning). Tetapi apabila matahari menghentikan shalatnya jika dia bertakbiratul
sudah berubah, maka tidak boleh melakukan ihram dalam waktu yang makruh. Dia tidak
qadha', walaupun sebelum mengeriakan shalat perlu menqadhal
Ashar.
Pendapat Ulama Syafl'1 "st
Pendapat Ulama Mallkl ttst Menurut pendapat yang mu'tamad, me-
Shalat sunnah haram dilakukan dalam tiga Iakukan shalat pada ketiga waktu tersebut
waktu yang telah disebut, tetapi melakukan adalah makruh tahrimllsa dan melakukan
shalat fardhu tidak diharamkan. Dalam waktu shalat pada dua waktu yang lain hukumnya
itu juga, boleh mengqadha'shalat fardhu yang makruh tanzih. Shalat yang dilakukan dalam
telah terlewat. Shalat sunnah menurut mereka waktu-waktu tersebut tidak sah. Hal ini di-
meliputi shalat jenazah, shalat sunnah yang di- sebabkan apabila suatu larangan ditujukan
nadzarkan, shalat sunnah yang rusak ffasad) kepada ibadah itu sendiri ataupun sesuatu
dan sujud sahwi yang dilaksanakan kemudian. yang berkaitan dengan ibadah tersebut, maka
Karena, semua itu termasuk shalat sunnah. Ke- ia menyebabkan ibadah tersebut tidak sah
putusan ini berdasarkan larangan Rasulullah (fasad), baik larangan itu berbentuk pengha-

rLsT Asy-Syarhush
Shaghir,lilidl, hlm. 241 dan halaman seterusnya; al-Qawanin al-Fiqhiyyah,hlm.46; asy-Syarhul KabinJilidl, hlm. 186
dan halaman seterusnya.
11s2
Maksud lembing ialah lembing Arab yang paniangnya ialah dua belas iengkal orang sederhana.
77s3
Mughnil Muhtaj,lilid,l, hlm. 128 dan halaman seterusnya; Haryiah al-Bajuri,lilidl, hlm. 196 dan halaman seterusnya.
1154
Perbedaan di antara makruh tahrim dengan makruh tanzih ialah makruh tahrim menyebabkan dosa, sedangkan makruh tanzih
tidak menyebabkan demikian,
FIQIH ISI..A,M )ILID 1

raman atau makruh tanzih. Orang yang me- dalam waktu-waktu tersebut di Tanah Haram
lakukan shalat dalam waktu-waktu tersebut Mekah tidaklah makruh. Hal ini berdasarkan
dihukumi berdosa. Karena meskipun makruh hadits riwayat |ubair bin Muth'im yang me-
tanzih pada umumnya tidak menyebabkan ngatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
dosa, tetapi khusus dalam waktu tersebut
menyebabkan orang yang shalat itu berdosa.
Sebab, ia melakukan ibadah yang menyeru-
o

,c.j!l A+. i6 ci rr* \ ,:. €:. r"

O//
pai ibadah yang salah. Orang yang melakukan
shalat pada waktu yang dilarang hendaklah &:
dikenakan hukuman ta'zir. "Wahai Bani Abd Manaf, jangan kamu
Namun, ulama Syafi'i membuat beberapa melarang seseorang thawaf di rumah ini
pengecualian, yaitu: (Baitullah) dan shalat pado waktu kapan pun
L. Hari fumat yang dia sukai, malam atau siang.'a1s7
tidak makruh melakukan
Pada hari fumat,
shalat ketika matahari dalam keadaan istiwaa', Selain itu, shalat di Tanah Haram Me-
karena keadaan ini dikecualikan oleh hadits kah mempunyai tambahan kelebihan. Oleh
riwayat al-Baihaqi dari Abu Sa'id al-Khudri karena itu, shalat dalam keadaan apa pun ti-
dan Abu Hurairah, dak dimakruhkan. Tetapi, tidak melakukan
"Rasulullah saw melarang shalat pada shalat dalam waktu-waktu tersebut adalah
tengah hari (istiwaa) kecuali pada hari Iebih baik, untuk menghindar dari perbedaan
Iumat."l1ss pendapat.
3. Shalat Sunnah yang Mempunyai Sebab
Dan juga, berdasarkan hadits riwayat Abu diAwalnya
Dawud dari Qatadah dan lain-lainnya, Contohnya adalah shalat fardhu yang ter-
"Nabi Muhammad saw membenci shalat lewat, shalat gerhana matahari, tahiyat masjid,
pada tengah hari (istiwaa) kecuali hari f umat. sunnah wudhu, dan sujud syukur. Hal ini ka-
Baginda mengatakan,'Sesungguhnya neraka rena shalat yang terlewat, tahiyat masjid, dan
itu membara kecuali hari Iumat."'11s6 dua rakaat wudhu mempunyai sebab-sebab
mutaqaddim (terdahulu). Sedangkan shalat
Pendapat yang lebih ashah menurut me- gerhana matahari, shalat minta hujan, shalat
reka adalah sah shalat pada waktu tersebut, jenazah, dan dua rakaat Shubuh juga mem-
baik yang melakukan shalat hadir dalam sha- punyai sebab muqorin (yang berbarengan).
lat lumat ataupun tidak. Shalat fardhu atau shalat sunnah yang terlewat
2. Tanah Suci Mekah boleh diqadha'pada waktu kapan pun, seperti
Pendapat yang sah mengatakan, shalat yang telah ditentukan oleh hadits berikut.

11ss
Tetapi, hadits ini dhaif(SubulusSa/am, Jilid I, hlm. 113 dan halaman seterusnya).
11s6
Abu Dawud berkata, hadits ini adal ah mursal. Dalam hadits tersebut, terdapat perawi yang bernama Laits bin Abi Salim. Dia adalah
seorang perawi yang lemah. Namun, riwayatnya diperkuat dengan perbuatan sahabat Nabi Muhammad saw. di mana mereka
melakukan shalat di tengah hari pada hari fumat. Lagipula, Rasulullah saw. menganjurkan supaya pergi shalat Jumat awal pagi,
kemudian menganjurkan shalat ketika imam keluar, tanpa pengkhususan dan tanpa pengecualian (Subulus Salam, Jilid 1, hlm.
rt4).
1157
Diriwayatkan oleh Imam Hadits yang Lima dan ia hukumi sebagai hadits shahih oleh at-Tirmidzi dan lbnu Hibban. Diriwayatkan
oloh Imam asy-Syafi'i, Ahmad, ad-Daruquthni, Ihnu Khuzaimah, dan al-Hakim (op. cifi).
Baglan 1: IBADAH FIQIH ISLAM JILID 1

yang tertidur hingga terlewat me-


"Siapa waktu-waktu yang telah disebutkan, begitu
lokukan shalat atau orang yang terlupa sha- juga dengan shalat yang tidak ada sebabnya.
lat hendaklah dia shalat apabila dia meng-
ingatnya.'nlsB Pendapat Ulama Hambali 1160
Melakukan qadha' shalat-shalat fardhu
Dan juga, hadits riwayat Imam al-Bukhari yang terlewat atau yang terlupa boleh dilaku-
dan Muslim, kan dalam waktu-waktu larangan dan juga
"Nabi Muhammad saw. shalat dua rakaat waktu-waktu lainnya. Hal ini berdasarkan
setelah shalat Ashar. Kemudian beliau berkata, keumuman hadits yang telah disebutkan dulu,
'Dua rakaat tersebut adalah [yang semes- yaitu hadits,
tinya dilakukan) setelah shalat Zhuhur." z z cz )cz / 0 z c / / / c /
L^fi li! t-d.4J, k*; _ri ;)-e ; lU .r
Shalat gerhana matahari, tahiyyatul mas-
jid, dan shalat lain yang serupa adalah, karena tiaur aan ,rrrr*o, melakukan
"Siopo yo,ng

sebab yang muncul sebelumnya. Dalam Shahih shalat atau terlupa melakukan shalat, hen-
Bukhari dan Muslim disebutkan sebuah hadits daklah dia shalat seketika di saat dia meng-
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ingatnya."
Nabi Muhammad saw. bersabda kepada Bilal,
"Coba kamu ceritakan apakah pekerjaan yang fuga, berdasarkan hadits Abu Qatadah,
paling kamu harap (terbaik) dari pekerjaan-
"Tertidur tidak dianggap kelalaian me-
pekerjaan yang kamu lakukqn setelah kamu
ninggalkan shalat, tetapi kelqlaian mening-
masuk Islam. Sesungguhnya aku mendengar
galkan shalat adalah yang disebabkan dalam
bunyi sandelmuTlse di surga." Bilal menjawab,
keadaan sadar. Oleh karena itu, jika salah se-
'Aku tidak melakukan satu pekerjaan yang
orang kamu terlupa melakukan suqtu shalat
paling aku harapkan [pahalanya) selain aku
otau tertidur, hendaklah dia shalat ketika dia
tidak pernah bersuci baik di malam atau siang
mengingatnya.'4767
hari, kecuali aku melakukan shalat sunnah
setelahnya."
Adapun mengenai sujud syukur; disebut
fika matahari telah terbit sedangkan se-
seorang sedang melakukan shalat Shubuh,
dalam Shahih Bukhari dan Muslim tentang
hendaklah dia menyempurnakan shalat itu.
tobat yang dilakukan oleh Ka'ab bin Malih
Ini berbeda dengan pendapat ulama Hanafi.
bahwa Ka'ab melakukan sujud syukur setelah
Pendapat ini berdasarkan hadits,
shalat Shubuh sebelum matahari terbit.
Adapun shalat yang mempunyai sebab "Jika dia memperoleh satu rakaat shalat
muta'akhkhir [belakangan) seperti dua rakaat Shubuh sebelum matahari terbit, hendaklah dia
istikharah dan shalat sunnah ihram, maka m e ny e m p u rn a ka n s h a I a tny a. "

shalat tersebut tidak sah jika dilakukan dalam

11s8
Muttafaq'alaih.
11s9
DrTialah suara atau bunyi sandal ketika berjalan.
1160
Al-Mughni,Jilid II, hlm. 107-122; Kasysyafut Qina', lilid l, hlm. 528-531.
1161
Diriwayatkan oleh an-Nasa'|, dan at-Tirmidzi menganggapnya shahih. Abu Dawud iuga meriwayatkannya (NarTul Authar,lilidll,
Shalat nadzar boleh dikerjakan dalam dasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Yazid
waktu larangan, meskipun nadzarnya adalah ibnul Aswad yang mengatakan, 'Aku shalat
dalam waktu tersebut. Ini berbeda dengan Shubuh bersama-sama Nabi Muhammad saw..
pendapat ulama Hanafi. Alasan dibolehkan- Ketika Rasulullah saw. selesai shalat, didapati
nya mengqadha shalat pada waktu tersebut ada dua lelaki yang tidak shalat bersama-sama
karena ia adalah shalat wajib. Oleh karena itu, beliau. Kemudian Rasulullah saw. bertanya
ia menyerupai shalat fardhu yang terlewat dan kepada mereka berdua, Apa yang mengha-
juga shalat jenazah. langi kamu berdua dari shalat bersama kami?'
Shalat sunnah thawaf dua rakaat juga Mereka menjawab,'Kami telah shalat semasa
boleh dikerjakan pada waktu yang dilarang, dalam perjalanan kami.' Lalu Rasulullah saw.
berdasarkan hadits yang telah lalu, yang di- mengatakan,
pegang oleh golongan Syafi'i. Hadits tersebut
'Jangan lakukan demikian. Jika kamu ber-
adalah,
dua telah shalat dalam perjalanan kemudian
"Wahai Bani Abdul Manaf, janganlah kamu kamu datang ke masjid yang ada orang shalat,
menghalangi seseorang yang berthawaf di ru- maka shalatlah bersama-sama mereka, karena
mah ini dan bershalat pada waktu kapan pun itu sunnah bogi kernv."'ioz
juga yang disukainya, baik pada waktu malam
ataupun siang." Ini adalah nash mengenai shalat Shubuh.
Waktu selain Shubuh disamakan dengan waktu
Menurut pendapat jumhur fuqaha, shalat Shubuh. Haram melakukan shalat-shalat sun-
jenazah juga boleh dikerjakan dalam dua nah (tathawwu') dalam lima waktu tersebut
waktu (setelah Shubuh dan setelah Ashar). kecuali shalat-shalat yang dikecualikan seper-
Shalat jenazah tidak boleh dilakukan dalam ti yang telah disebutkan. Keharaman tersebut
tiga waktu yaitu ketika matahari terbit, ma- berlaku bagi kesunnahan yang mempunyai se-
tahari tenggelam, dan ketika matahari di te- bab seperti sujud tilawah, sujud syukun sun-
ngah-tengah (istiwaa). Kecuali jika ada kekha- nah rawatib (seperti sunnah qabliyah Shubuh)
watiran berkenaan dengan jenazah tersebut, jika dikerjakan sesudah shalat Shubuh, atau
maka boleh menshalati jenazah tersebut ka- setelah Ashar; dan seperti shalat sunnah ger-
rena darurat. Dalil pelarangan ini adalah ke- hana matahari, meminta hujan, tahiyatul mas-
nyataan Uqbah bin Amir yang telah lalu, yaitu, jid, dan shalat sunnah wudhu; ataupun tidak
"Tiga waktu yang Rasulullah saw. melarang mempunyai sebab seperti shalat istikharah.
kita melakukan shalat dalam waktu tersebut Karena, Iarangannya berbentuk umum.
dan juga melarang kita mengebumikan orang Keumuman larangan ini diutamakan dan
yang meninggal." dipertimbangkan dalam memahami hadits-
Shalat berjamaah boleh diulang pada hadits tentang tahiyyat dan lainnya karena
waktu larangan, dengan syarat ia berada dalam dalil-dalil yang umum ini berupa larangan se-
masjid atau dia masuk ke masjid lain yang ada dangkan dalil hadits tahiyyat adalah membo-
orang lain sedang shalat, baik orang yang ada Iehkan. Dalil pelarangan harus didahulukan
dalam masjid itu sedang melakukan shalat daripada dalil yang membolehkan. Adapun
berjamaah atau sendirian. Pendapat ini ber- shalat sesudah Ashat adalah termasuk ibadah

1162
Diri*ayatoleh oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi. Dia mengatakan bahwa hadits ini hosan shalri&.
IsrAM rrlrD 1

yang dikhususkan bagi Rasulullah saw.. Tetapi, 5, WAKTUWAKTU LAIN YANA


shalat sunnah tahiyyatul masjid boleh diker- D'MAKRUHKAN SHALAT
jakan pada hari fumat apabila seseorang ma- Ulama Hanafi dan Maliki menetapkan
suk masjid, ketika imam sedang berkhotbah. hukum makruh bagi shalat sunnah dalam
Hal ini berdasarkan hadits yang telah dise- waktu-waktu berikut.l'uo [Apa yang disebut di
butkan dahulu bahwa Nabi Muhammad saw. sini adalah makruh tahrim menurut madzhab
melarang shalat di waktu istiwaa'kecuali pada Hanafi).
hari fumat.
Menurut pendapat yang shahih, shalat 1. Setelah Terblt FaJar, Sebelum Shubuh
sunnah rawatib boleh diqadha' setelah shalat Menurut madzhab Hanafi, shalat sunnah
Ashar. Hal ini disebabkan Nabi Muhammad pada waktu tersebut adalah makruh tahrim,
saw. pernah melakukannya. Beliau pernah selain shalat sunnah qabliyah Shubuh. Adapun
mengqadha' shalat sunnah dua rakaat setelah sebagian ulama Syafi'i menghukuminya seba-
Zhuhur dan melakukannya setelah shalat gai makruh tanzih. Namun menurut pendapat
Ashar. Hal ini jelas disebutkan dalam hadits yang masyhur dalam madzhab, hukumnya ti-
riwayat Ummu Salamah. daklah makruh tanzih. Sedangkan pendapat
Menurut pendapat yang shahih, shalat yang shahih dalam ulama Hambali menyatakan
sunnah dua rakaat sebelum Ashar adalah bo- bahwa shalat sunnah dalam waktu tersebut
leh diqadha. Karena, Aisyah meriwayatkan adalah dibolehkan. Sebab, hadits-hadits sha-
bahwa, "Nabi Muhammad saw. menunaikan hih yang melarang tidak menyatakan dengan
shalat itu lalu aku bertanya, Apakah engkau jelas larangan shalat sebelum shalat Shubuh;
akan mengqadha'nya jika terlewat?' Beliau yang ada hanyalah hadits riwayat Ibnu Umar
bersabda,'Tidak.'il1763 Mengqadha' shalat sun- yang menerangkan masalah ini, namun hadits
nah Shubuh boleh dilakukan setelah shalat tersebut gharib. Berdasarkan hadits ini, maka
Shubuh. Namun, Imam Ahmad memilih untuk shalat Witir sebelum fajar dibolehkan.
mengqadha'nya pada waktu Dhuha, sebagai Menurut pendapat ulama Maliki, shalat
langkah untuk menghindar dari perbedaan sunnah setelah munculnya fajar sebelum sha-
pendapat. lat Shubuh adalah makruh tanzih. Namun, pa-
Menurut pendapat yang masyhur dalam da waktu itu dibolehkan mengqadha' shalat-
madzhab, shalat-shalat sunnah tidak boleh shalat fardhu yang terlewat, dua rakaat Fajar;
diqadha' pada waktu yang dilarang. Menurut Witir dan shalat wirid (yaitu shalat malam
pendapat ini, tidak ada perbedaan antara yang biasa dilakukan oleh seseorang secara
Mekah dengan tempat lain mengenai waktu tetap).
larangan ini. Ini disebabkan larangan itu ber- Dalil ulama madzhab Hanafi dan Maliki
bentuk umum. Demikian juga, tidak ada per- yang mengatakan makruh adalah hadits ri-
bedaan antara waktu istiwaa'pada hari f umat wayat Ibnu Umarl
dengan hari lain. fuga, tidak ada perbedaan di
antara musim dingin dengan musim panas.

1 163
Diriwayatkan oleh lbnu Naiiar dalam iuz kelima dari haditsnya.
r16a
Ad-Durrul Muktrtaa Jilid l, hlm. 349-351 ; Muraqi al-Falah, hlm. 31; Fathut Qadir,lilid I, hlm. 166., at-Qawanin al-Fiqhiyyah,hlm.46;
asy-Syarhul Kabrr, Jilid 1. hlm. 187; asy-Syarhush Shaghir,Jilid 1,hlm.242,51,1-12, 513; Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm. 129 dan 313;
al-Muhalla'alal Minhaj ma'a Qalyubi wa'Umairah,lilid.l,hlm.L]-g; al-Hadramiyyah,hlm.32 dan seterusnya; al-Mughni,jilid II, hlm.
1L6,129,135, 387; Kasysyaful Qina', rilid II, hlm.47, 63.
FIq!H ISIAM IITID 1 Bagan 1: IBADAH

'fr l.),; \
:\; [.t , }t\\ Pt Mughaffal bahwa Nabi Muhammad saw. shalat
dua rakaat sebelum shalat Maghrib. Anas
,o
berkata, "Pada zaman Rasulullah saw. kami
f*a\ shalat dua rakaat setelah matahari terbenam
"Tidak ada shalat setelah fajar kecuali
. dan sebelum shalat Maghrib."1158
shalat dua rakaat sebelum shalat shubuh.'416s Begitu juga, hadits dari Abdullah bin
Mughafal bahwa Rasulullah saw bersabda,
2. Masa Sebelum Shalat Magfrib
"Shalatlah dua rakaat sebelum maghrib."
Menurut ulama Hanafi dan Maliki, shalat
sunnah sebelum shalat Maghrib adalah mak- Kemudian beliau berkata, "Shalatlah dua ra-
ruh. Hal ini berdasarkan umumnya riwayat kaat sebelum Maghrib." Kemudian pada yang
yang menyuruh disegerakannya shalat Magh- ketiga kalinya, beliau berkata, "Bagi siapa saja
rib. Di antaranya adalah hadits riwayat Sala- yang mau melakukannya." Beliau mengatakan
mah ibnul Akwa'bahwa Rasulullah saw. shalat
yang terakhir ini karena khawatir jika shalat
Maghrib apabila matahari terbenam.1166 Dan itu dianggap sunnah.116e
hadits riwayat Uqbah bin Amin
Menurut Imam asy-Syaukani, sebenarnya
"Umatku tetap dalam keadaan baik atau hadits-hadits tentang shalat sunnah dua rakaat
dalam keadaan fitrah selama mereka tidak sebelum shalat Maghrib mengkhususkan dalil-
melewatkan shalat Maghrib hingga bintang dalil yang umum tentang kesunnahan me-
bertaburan,'4167 nyegerakan penunaian shalat fardhu Maghrib.

Melakukan shalat sunnah pada waktu itu 3. Sewaktu lmam Sedang Berkhotbah
dapat menyebabkan shalat Maghrib terlewat. Jumat
Oleh sebab itu, bersegera melakukan shalat Menurut ulama madzhab Hanafi dan Ma-
Maghrib adalah mustahab. liki, shalat sunnah ketika khatib keluar [me-
Menurut pendapat ulama Syafi'i yang nuju mimbar) adalah makruh, hingga shalat
masyhu4 shalat dua rakaat sebelum shalat fumat selesai dikerjakan. Ini berdasarkan ha-
Maghrib adalah sunnah, tetapi ia bukanlah dits riwayat Abu Hurairah,
sunnah mu'akkad. Pendapat ulama Hambali

ii t*a
juga mengatakan bahwa shalat dua rakaat oe o)

iuy'i U:i
, - - o - t )o -

sebelum shalat Maghrib adalah boleh, bukan


a;iAr c,$ 15!
sunnah. Dalil mereka adalah hadits yang di- ...,. ,,, , .' "',
keluarkan oleh lbnu Hibban dari Abdullah bin
s-ts -La, &tu"

116s
Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam kitab Mu'jam-nya. Tetapi, yang meriwayatkan hadits ini hanya Abdullah bin Kharasy. Maka,
ia adalah hadits gharib seperti yang dikatakan oleh at-Tirmidzi. Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dengan lafal,"Hendaklah kamu
yang hadir ini memberi tahu kepada orang yang tidak hadir, bahwa tidak ada shalat selepas fajar kecuali duo rakaat." Di dalamnya
terdapat orang yang diperselisihkan. Sementara, riwayat oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi berlafaz, "Tidak ada shalat selepas fajar
kecuali duo sujud." Tetapi, ini adalah hadits gharib (Nashbur Rayah, filid l, hlm. 255 dan halaman seterusnya).
1166
Riwayat al-fama'ah kecuali an-Nasa'i (Naitul Authar, Jilid Il, hlm. 2).
1167
Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim (lbid.,Jilid II, hlm. 3).
1168
Ri*ryrt Muslim dan Abu Dawud (lbid.,lilid 11, hlm. 6).
1169
Riwayat Ahmad, al-Bukhari, dan Abu Dawud. Dalam riwayat yang lain disebutkan "antara dua adzan shalat, kemudian yang ketiga
kalinya Rasul berkata,'Bagi siapayang mau saja!" Riwayat Jama'ah, Ibid., hlm,7.

Jffi,i:1
FrqlH Isr.AM ]rLrD 1

"Jika engkau berkata kepada jamaah pada sewaktu Rasulullah saw. sedang berkhotbah
hari Jumal 'diam' sedang imam berkhotbah, lalu Rasulullah saw. bersabda,
maka terlepaslah pahala shalat.'al7U
"Wahai Sulaik, bangun dan shalatlah dua
rakaat dan ringankan keduanya (melakukan
Ulama Hanafi menambahkan bahwa sha-
yang wajib soja),'4r71
lat sunnah setelah shalat fumat juga makruh,
hingga orang-orang mulai meninggalkan masjid.
4. Sebelum Shalat Hari Raya dan
Ulama Syafi'i dan Hambali juga menga- Setelahnya
takan makruh tanzih melakukan shalat sun-
Para ulama Hanafi, Maliki, dan Hambali
nah pada waktu itu, kecuali shalat tahiyyatul
mengatakan bahwa shalat sunnah sebelum
masjid, jika ia tidak khawatir terlewat takbi-
shalat hari raya dan setelahnya adalah mak-
ratul ihram. Dia wajib meringankan (mem-
ruh. Hal ini berdasarkan riwayat dari Abu
percepat) shalatnya itu dengan cara melaku-
Sai'd al-Khudri yang mengatakan bahwa,
kan yang wajib saja. fika dia tidak melakukan
"Nabi Muhammad saw. tidak shalat
shalat sunnah qabliyah fumat, maka dia hen-
apa pun sebelum shalat Hari Raya. Apabila
daklah meniatkannya bersama-sama dengan
beliau pulang ke rumahnya, beliau shalat dua
niat shalat sunnah tahiyyatul masjid, sebab
fakaat.',1,r72
dia tidak boleh melakukan shalat sunnah lebih
dari dua rakaat [sewaktu imam berkhotbah). Para ulama Hambali menambahkan, tidak
Menurut ulama Syafi'i [pada waktu itu) shalat mengapa melakukan shalat sunnah jika dia
selain dari sunnah tahiyyatul masjid adalah hendak keluar dari tempat shalat.
tidak sah. Dalil mereka adalah hadits shahih Namun menurut ulama Hanafi dan Ham-
yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Mus- bali, shalat tersebut makruh, dan kemakruhan
lim, yaitu, ini bagi imam dan juga makmum, baikdi masjid
atau di tempat shalat lainnya. Adapun menu-

,;; ry \iJ'*it €r;i S-;tit rut ulama Maliki, dimakruhkannya shalat


tersebut adalah ketika shalat 'ld dilakukan
g//o

F:,*
/ / tl t
di tempat shalat (tanah lapang dll.), tidak di
masjid. Menurut pendapat ulama Syafi'i, shalat
"Jika salah seorang dari kamu masuk mas- sunnah bagi imam sebelum shalat hari raya
jid, maka janganlah duduk hingga dia shalat dan sesudahnya adalah makruh. Sebab, dia me-
dua rakaat dulu." nyibukkan diri dengan perkara yang kurang
penting. Selain itu, apa yang dilakukannya
Hadits ini mengkhususkan hadits yang tidak sesuai dengan perbuatan Nabi Muham-
menerangkan larangan. fabir meriwayatkan mad saw. Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa
bahwa Sulaik al-Ghatfani datang ke masjid Nabi Muhammad saw. shalat dua rakaat pada

1170
Riwayat al-fama'ah kecuali Ibnu Maiah (subulus Salam, Jilid ll, hlm. 50).
1171
Diriwayatkan oleh Muslim. Menurut riwayat al-Bukhari, "Lelaki masuk ke masiid pada hari Jumat, ketika Nabi sedang berkhotbah.
Nabi bertanya, 'Apakah kamu sudah shalat? Orang itu meniawab,'Belum.' Nabi saw. bersabda,'Bangun dan shalatlah dua rakaat."'
(Subulus Salam, Jilid ll, hlm. 51J
1172
Diriwayatkan oleh Ibn Maiah dengan isnad yangbaik. Subu/ as-Sa lam,lil ll, hlm. 67. Diriwayatkan juga oleh al-Hakim dan Ahmad.
Juga, Imam at-Tirmidzi dari lbnu Umar.
FIQIH lsr."AM rrrrD 1 Baglan 1: IBADAH

Hari Raya dan beliau tidak shalat sebelumnya "Dua rakaat (sunnah) Shubuh adalah lebih
dan tidak pula setelahnya.1773 baik daripada dunia dan seluruh isinya.'\r7s
Selain imam, tidak dimakruhkan shalat
sunnah sebelum shalat hari raya, setelah ma- Aisyah berkata, "Tidak ada sesuatu pun
tahari naik tinggi. Hal ini disebabkan alasan shalat sunnah yang Baginda Rasulullah saw.
yang menyebabkan makruh, tidak ada. Begitu sangat memerhatikannya selain dua rakaat
juga melakukan shalat sunnah setelah shalat (sunnah) faial!'uzs
Hari Raya tidaklah dimakruhkan, seandainya Ath-Thahawi dan lain-lain meriwayatkan
memang dia tidak mendengar khotbah. fika dari Ibnu Mas'ud, bahwa dia masuk masjid,
dia mendengar khotbah, maka dia makruh dan shalat sedang dijalankan. Lalu dia shalat
melakukan yang demikian. dua rakaat sunnah Fajar di masjid menghadap
ke salah satu tiang.
5. Ketlka Shalat Fardhu Sedang Dllakukan Begitu juga, makruh hukumnya melaku-
Menurut pendapat ulama Hanafi, melaku- kan shalat sunnah apabila waktu shalat fardhu
kan shalat sunnah ketika shalat fardhu sedang sudah sempit. Karena dalam keadaan yang
dijalankan adalah makruh tahrim. Hal ini demikian, dikhawatirkan shalat fardhu terse-
berdasarkan hadits, but akan terlewat.
Menurut pendapat Imam Syafi'i dan jum-
"Apabila shalat fardhu sedang didirikan,
hu4ttzz makruh melakukan shalat sunnah se-
maka tidak boleh melakukan shalat kecuali
waktu shalat fardhu sedang dilakukan, baik
shalat fardhu.'tlz! shalat sunnah tersebut adalah shalat sunnah
rawatib seperti sunnah (yang mengiringi)
Kecuali shalat sunnah qabliyah Shubuh, Shubuh, Zhuhur; dan Ashac ataupun shalat
jika memang dia tidak khawatir terlewat ja- sunnah yang lain seperti shalat sunnah tahiy-
maah, walaupun hanya sempat tasyahhud sa- yatul masjid.
ja. fika khawatir terlewat jamaah, hendaklah
Imam an-Nawawi telah memberikan satu
ia meninggalkan shalat sunnah tersebut. fadi, judul pembahasan mengenai masalah ini, "Bab
shalat sunnah qabliyah Shubuh adalah boleh
makruh melakukan shalat sunnah setelah pe-
dilakukan, walaupun shalat fardhu sedang di-
tugas adzan memulai iqamah untuk shalat,
laksanakan. Hal ini disebabkan shalat sunnah
baik shalat itu adalah shalat sunnah Rawatib
qabliyah Shubuh ini sangat dituntut untuk
seperti shalat sunnah Shubuh, Zhuhux, atau
dilakukan, dan juga karena Nabi Muhammad yang lain, baik dia meyakini bahwa dia akan
saw. senantiasa melakukannya. Sabda Nabi mendapat satu rakaat bersama-sama imam
Muhammad saw.,
atau tidak."
Dalil jumhur yang mengatakan makruh
W (,i Fir cr i ;,st t:|Si melakukan shalat sunnah dalam waktu terse-
but adalah sabda Rasulullah saw.,

1173
Diriwayatkan oleh Imam Hadits yang Tujuh (Subulus Sa lam,lilid II, hlm. 66).
117a
Diriwayatkan oleh Muslim dan AshaDus Sunan yang empat dari Abu Hurairah. Hadits ini adalah shahih.
117s
Riwayat Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, dan an-Nasa'i dari Aisyah. Ini adalah hadits shahih (Nailul Authar,lilid III. hlm. 19).
1776
Muttafaq hloift (subulus Salam, filid II, hlm.4).
1177
An Nawawi ,Syorh Muslim,Iilid V hlm. 22t .lan halaman al-Msimu', Jilid_ Il. hlm. 27p, 550; a/
t, r,t"i*tfti'Bitr ,. ]qtr illr':;i!:,
FIQIH ISTAM IILID 1

'Apabila shalat didirikan, maka tidak boleh wat satu rakaat, maka hendaklah dia melaku-
dilakukan shalat kecuali shalat fardhu." kan shalat sunnah tersebut di luar masjid.

Dalam riwayat yang lain, disebutkan c. ADZAN DAN TQAMAH


bahwa Rasulullah saw. pernah melewati lelaki
1. Bagian ini akan membahas makna adzan,
yang sedang shalat, padahal iqamah shalat
disyariatkannya adzan dan fadhilahnya,
Shubuh sudah dikumandangkan. Lalu Rasu-
hikmah, syarat, cara, perkara-perkara sun-
lullah saw bersabda,
nah dan makruh ketika adzan, menjawab
"Hampir-hampir salah seorang kamu me- adzan dan perkara yang disunnahkan se-
lakukan sholat Shubuh empat rakaat." teleh adzan.
2. Di samping itu, bagian ini juga akan
Artinya, setelah iqamah untuk shalat membincangkan masalah sifat, cara-cara,
Shubuh dikumandangkan, maka seseorang serta hukum iqamah.
tidak boleh melakukan shalat kecuali shalat
fardhu.1178 Oleh karenaitu, apabila seseorang 7. ADAN
melakukan shalat sunnah dua rakaat setelah Arti adzan menurut bahasa (etimologi)
iqamah, kemudian dia shalat fardhu bersama adalah al-l'laam (memberi tahu). Arti ini dapat
jamaah, maka jadilah ia seperti yang dimak- dilihat dalam firman Allah SWT
sudkan dalam hadits, "Orang yang shalat
"Dan sotu maklumat (pemberitahuan/wa
Shubuh empat rakaati' karena ia melakukan
adzaanun) dari Alloh dan Rasul-Nya kepada
empat rakaat shalat setelah iqamah dikuman-
umat manusia...." (at-Taubah: 3)
dangkan.
Hikmah larangan shalat sunnah setelah "Dan serulah manusia untuk mengerjakan
iqamah adalah supaya seseorang itu sempat haji...." (al-H;iil27)
melakukan shalat fardhu bersama imam dari
awal, sehingga dia dapat memulai shalatnya Adapun arti adzan menurut istilah syara'
beriringan dengan imam. fika dia sibuk de- adalah gabungan perkataan tertentu yang
ngan shalat sunnah, maka dia akan terlewat digunakan untuk mengetahui waktu shalat
takbiratul ihram bersama-sama imam. Begitu fardhu,ll7e atau dapat juga diartikan sebagai
juga dia akan terlewat beberapa amalan shalat pemberitahuan tentang waktu shalat dengan
yang bisa menyempurnakan kefardhuan. Iba- laf az-laf az tertentu. 8o
11

dah fardhu lebih utama untuk dijaga supaya


dapat terlaksana dengan sempurna. Hikmah a. Makna, Pensyadatan, dan Fadhllah
lainnya adalah supaya keluar dari perbedaan Adzan
pendapat dalam masalah ini. Al-Qur'an, As-Sunnah, dan al-ljma' me-
Namun, Imam Malik mengatakan bahwa nyatakan bahwa adzan adalah disyariatkan
sekiranya orang itu tidak khawatir akan terle- dalam agama. Hal ini disebabkan adzan mem-

1178
H"dit inimenjadi dalil untuk menolak pendapat golongan ulama Hanafi yang membolehkan shalat dua rakaat Shubuh setelah
iqamah di masiid, iika dia belum shalat sunnah.
117e
Mughnil Muhtaj.lilid,t, hlm. 133.
r78a Naitul
Author, Jilid II, hlm. 31; ol-f,ub ab Syarhul Kttob, Jilid I, hlm, 62; Karysyaful Qtnal lilid I, hlm. 266".
ISLAM,IILID 1

punyai banyak keutamaan dan pahala yang riwayatkan, "Nabi Muhammad saw. pada ma-
besar. Dalil dari Al-Qur'an adalah firman lam Isra'telah dikenalkan dengan adzan dan
Allah SWT, beliau diperdengarkan adzan di atas langit
yang ketujuh. Kemudian fibril mendatanginya,
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk
dan beliau menjadi imam ahli langit. Di antara
(melaksanakon) shalat.... " (al-Maa'idah: 58)
mereka adalah Nabi Adam dan Nabi Nuh a.s..
Allah SWT menyempurnakan kemuliaannya
Banyak pula dalil yang bersumber dari
melebihi penduduk langit dan bumi."
hadits berkenaan dengan pensyariatan adzan
Tetapi, hadits ini adalah hadits gharib.
ini. Di antaranya adalah hadits riwayat Imam
Hadits yang shahih menyatakan bahwa adzan
al-Bukhari dan Muslim,
mulai dikumandangkan di Madinah, seperti
yang telah diriwayatkan oleh Imam Muslim
&s, i:*i 3\'t' i>'*st e r5r dari Ibnu Umar.1183 ladi, ru ya (mimpi tentang)
adzan terjadi pada tahun pertama Hijrah dan

"Apabila tiba waktu shalat, hendaklah sa-


i'3 direstui oleh Nabi Muhammad saw. sendiri.
Pahala mengumandangkan adzan adalah
lah seorang dari kalian mengumandangkan besar. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muham-
adzan danyang lebih tuq dari kalian hendaklah mad saw,
menjadi imam.'4787
il e Jilr ;,Art,r3r ; u urtrt ;V-,
Hadits Abdullah bin Zaid juga menunjuk-
kan tentang cara adzan yang diketahui melalui
^1;
t.-:*;:-.li yl ts[
mimpi yang terdapat dalam hadits yang pan-
"Kalaulah orang -orang mengetahui pahala
jang. Mimpi Abdullah itu juga diperkuat oleh
yang ada dalam adzan dan pahala yang terda-
Umar ibnul Khaththab. Dalam hadits tersebut,
pat dalam barisan pertama shalat, kemudian
Nabi Muhammad saw. bersabda,
merekq tidak ada jalan untuk mendapatkannya
0r- selain dengan cara membuat undian, niscaya
.lJii
)\, (.- h' M oy ; USi Wt merekq akan melakukan undian itu.'4784

,i*, G'* l'',;i f$ c"i, c ^y Rasulullah saw. juga bersabda,


"la adalah mimpi (ru'ya) yang benor, insya
Allah. Pergilah kepada Bilal dan ceritakan apa
yang telah engkau lihat (impikan). Sesungguh- :#t,eitt
o / I z oz
nyo suoronya lebih lontang daripada sua- t>),€ c-
rqmu.'4182

Sandaran adzan bukan saja ar-ru'ya, ia


i';{ y \t o

juga diperkuat dengan wahyu. Al-Bazzar me- L,Ql


1181
H"ditr riwayat Malik ibnul Huwairits (Nailul Authan Jilid II, hlm. 32).
1182
Hrditr riwayat Ahmad dan Abu Dawud (Nailul^4 uthar,lllid II, hlm. 35 dan setelahnya).
1183
Lihat lvash bur Rayah Jilid I, hlm. 260 dan setelahnya.
1184
H"ditr ini muttafaq 'aloih dari Abu Hurairah,
FrqlH Isr."A,M J[rD 1

"Jika kamu berada bersama-sama dengan nah), Ya Allah, berilah petunjuk kepada para
kambingmu atau sedang berada di kebunmu imam dan ampunilah tukang adzan.'4187
dan engkau beradzan untuk shalat, hendaklah
engkau mengeraskan suara untuk menyeru
Dalil yang menunjukkan bahwa muadz-
orong supqya melakukan shalat. Sebab, sua-
dzin lebih utama daripada imam adalah kare-
ra adzan seseorang yang didengar oleh jin
na amanah lebih tinggi daripada dhaman dan
atau manusia atau sesuatu apa pun, maka
ampunan juga lebih utama daripada petunjuk.
mereka akan menjadi saksi baginya pada Hari
Akhir.'418s
Perlu dicatat juga, bahwa Nabi Muhammad
saw. dan para khalifah tidak melakukan tugas

Dalam sebuah hadits yang lain juga di- adzan ini karena mereka tidak mempunyai
sebutkan, "Tukang adzan adalah orang yang banyak waktu.1188
paling panjang lehernya di Akhirat."1186 Menurut pendapat ulama Hanafi, iqamah
Menurut pendapat ulama madzhab Syafi'i dan menjadi imam adalah lebih utama dari-
pada adzan. Sebab, Nabi Muhammad saw. dan
dan Hambali yang shahih, adzan dan iqamah
adalah lebih utama daripada menjadi imam. para khalifahnya menjalankan tugas imam,
Hal ini disebabkan Allah SWT berfirman tetapi mereka tidak menjalankan tugas men-
jadi muadzdzin.
"Dan siopakah yang lebih baik perkataan-
nya daripada orangyong menyerukepada Allah b. Hukum Adzan
dan mengerjakan kebajikan...." (Fushshilat: Hukum adzan dan iqamah menurut jum-
33) hur118e [selain ulama madzhab Hambali), ter-
masuk al-Kharqi al-Hambali, adalah sunnah
Sayyidah Aisyah r.a. berkata, "Mereka yang muakkad bagi kaum lelaki yang hendak shalat
dimaksudkan oleh ayat ini adalah muadzdzin berjamaah di masjid. Kesunnahannya ini un-
ftukang adzan)." Hadits yang sebelumnya juga tuk semua shalat lima waktu dan juga shalat
menyatakan tentang kelebihan adzan. Begitu fumat. Namun untuk shalat yang lain seperti
juga dengan hadits berikut ini, shalat hari raya, shalat gerhana matahari, shalat
.a tarawih dan shalat jenazah,adzan dan iqamah
.:s!r -r:;i | i'j;lt
, . .'
- v *y i\;lrr:fviuyi tidak disunnahkan. Pada shalat-shalat sunnah
tersebut hendaklah diucapkan kalimat ash-
*}'+,'f(, shalaatu jaami'ah. Hal ini karena al-Bukhari
"lmam bertanggung jawab (dhamin), dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin
Muadzin adalah orqng yang dipercayai (ama- Amr bahwa beliau menceritakan,

118s
Hadits riwayat al-Bukhari, dari Abu Sa'id al-Khudri.
1186
H"dit riwayat Imam Muslim, Ahmad, dan lbnu Majah, dari Mu'awiyah (Nailut Authar,Jilid 11. hlm. 33). Hadits yang diriwayatkan
oleh lbnu Majah, dari lbnu Abbas adalah hadits marfu'.Matannya adalah, "Barangsiapa mengumandangkan adzan selama tujuh
tahun dengan penuh keikhlasan, maka dia dicatat terlepas dari api neraka."
1187
H"ditt.i-ayat lmam asy-Syafi'i, Ahmad, Abu Dawud. at-Tirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimah, dari Abu Hurairah
(op. cit). Hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dengan isnad shahih menyebutkan, "^Sesungguhnya sebaik-baik hamba Altah itu
adalah mereka yang menjaga matahari, bulan, bintang, dan bayang-bayang karena hendak mengingati Altah."
1788
Al-Mughni,filid I, hlm. 403; Kasysyaful Qina',lilidt,hlm.267; Mughnit Muhtaj,Jilid L hlm. 138.
778e
Fathut qadia Jilid I, hlm. L67,172,178; ad-Durrul Mukhtar,lllidl, hlm. 356; at-Bada'i',Jilidl, hlm. 146 dan setelahnya; at-Lubab,lilid
I, hlm. 62-63; asy-Syarhush Shaghir,lilid I, hlm. 133 dan setelahnya (al-Muhadzdzab, filid I, hlm. 55 Bidayatul Mujtahid Jilid I, hlm.
103; Nihaayatul Muhtnaj,lilidl. hlm. 300; al.Majmuu',Jilid III, hlm. 82 dan Jilid III, hlm. 131),
FIqIH ISTA,M IILID 1 Baglan 1: IBADAH

'Apabila gerhana matahari di zaman Ra- dua-duanya makruh bagi perempuan; karena
sulullah saw., maka diucapkanlah kalimat ash- sikap perempuan seharusnya adalah menjaga
shalaatu jaami'ah!' diri dan terembunyi dan mengangkat suara
mereka adalah haram.
Dikumandangkannya adzan dan iqamah
adalah untuk memberi tahu kepada banyak c. Adzan untuk Shalat yangTedewat dan
Shalat Sendlrlan
orang tentang masuknya waktu shalat fardhu
Pendapat yang mu'tamad dari madzhab
dan juga tentang dimulainya shalat tersebut,
Dalam shalat sunnah dan shalat nadzac tidak Syafi'i mengatakan bahwa hukum adzan dan
disunnahkan adzan dan iqamah. iqamah bagi orang yang shalat seorang diri,
Dalil yang digunakan oleh ulama yang baik shalat tunai (adaal atau qadha' adalah
mengatakan bahwa adzan dan iqamah sunnah sunnah, meskipun dia mendengar adzan di
adalah hadits yang telah disebutkan di atas, kampungnya atau dari masjid. Orang tersebut
yaitu hadits yang artinya, "Kalaulah orang- juga boleh mengeraskan suaranya ketika me-
orang mengetahui pahala yang terdapat pada ngumandangkan adzan, kecuali jika melak-
adzan dan pada barisan pertamo sholat (ber- sanakan shalatnya di masjid yang ada jamaah.
jamaah), niscaya mereka akan mengundi." Dalil Hal ini untuk menghindari sangkaan orang-
lainnya adalah bahwa Rasulullah saw. tidak orang bahwa shalat yang lain telah masuk
menyuruh orang badui untuk menguman- waktunya.
dangkan adzan dan iqamah. Padahal, beliau Adapun mengumandangkan adzan untuk
menyuruhnya untuk berwudhu, menghadap shalat yang terlewat juga disunnahkan menu-
kiblat, dan juga rukun-rukun shalat lainnya. rut madzhab Syafi'i qadim yang merupakan
Berdasarkan dalil itu, maka jika penduduk pendapat yang azhar seperti yang dijelas-
sebuah daerah sepakat untuk meninggal- kan oleh Imam an-Nawawi. Adzan tersebut
kan adzan, namun tetap ada seseorang yang perlu dikumandangkan karena ia mempunyai
mengumandangkannya, maka mereka semua banyak keutamaan seperti yang dinyatakan"
tidak berdosa. Adapun orang yang bersepakat oleh hadits-hadits yang telah disebutkan se-
meninggalkan adzan tidak perlu dipukul atau- belum ini, termasuk hadits yang diriwayat-
pun dipenjara.
kan oleh Imam al-Bukhari dari Abdullah bin
Para ulama madzhab Syafi'i dan Maliki Abdurrahman bin Abi Sa'sa'ah yang meriwa-
menambahkan bahwa kaum perempuan ha- yatkan bahwa,
nya disunnahkan iqamah saja, dan mereka 'Abu Sa'id al-Khudri berkata kepadanya,
tidak perlu adzan jika hendak melaksanakan
Aku lihat engkau suka kepada kambing dan
shalat, baik shalatnya dilaksanakan sendirian
juga kawasan kampung. fika engkau sedang
ataupun berjamaah. Aturan ini adalah untuk
bersama kambingmu atau sedang di kam-
mengindari timbulnya fitnah yang disebab-
pungmu, hendaklah kamu mengumandangkan
kan oleh suara perempuan sewaktu adzan.
adzan untuk shalat. Tinggikanlah suaramu
Menurut pendapat ulama Hanafi, adzan, dan
ketika menyeru kepada shalat, Sebab, suara
iqamah adalah makruh bagi kaum perempuan.
tukang adzan jika didengar oleh jin, manusia,
Hal ini karena ada riwayat dari sahabat Anas
dan Ibnu Umar yang mengatakan bahwa.ke- sesuatu yang lain, maka mereka akan
.t
Ist-A,M IrLrD 1

menjadi saksi bagi kamu pada Hari Akhir. Aku untuk memanggil orang, sedang mereka/ja-
mendengarnya dari Rasulullah saw..'11e0 maah [dalam kasus ini) sudah hadir.
Mengumandangkan adzan dan iqamah
f ika
seseorang menanggung beberapa
untuk setiap shalat fardhu adalah lebih uta-
shalat yang terlewat, atau dia hendak melaku-
ma. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Mas'ud
kan jamak taqdim atau jamak ta'khir; hendak-
yang terdapat dalam musnad Abu Ya'la yang
lah dia mengumandangkan adzan untuk shalat
menceritakan bahwa ketika Rasulullah saw.
yang pertama saja. Hal ini berdasarkan hadits
sedang sibuk berperang dengan orang musy-
yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Mus-
rikin dalam Peperangan al-Ahzab, sehingga ti-
lim dari fabir r.a., bahwa Nabi Muhammad saw.
dak sempat shalat Zhuhur; Ashat Maghrib, dan
menggabungkan [menjamak) antara shalat
Isya. Lalu Rasulullah saw. menyuruh supaya
Maghrib dan Isya di Muzdalifah, dengan satu
Bilal mengumandangkan adzan dan iqamah
adzan dan dua iqamah. Menurut pendapat
untuk setiap shalat.1le1,
madzhab Syafi'i, adzan untuk shalat fumat di-
Imam Malik berpendapat, dalam kasus
sunnahkan sekali saja, yaitu sewaktu imam
seperti di atas, hendaklah yang dikumandang-
berada di atas mimbar. Sebab, pada masa Nabi
kan iqamah saja, adapun adzan tidak perlu.
Muhammad saw. Bilal hanya mengumandang-
Hal ini berdasarkan hadits riwayat Abu Sa'id,
kan adzan sekali saja untuk shalat |umat.
Ini adalah pendapat madzhab Syafi'i me- "Kami telah tertahan pada Perang Khan-
ngenai shalat-shalat yang terlewat. Adapun daq sehingga tidak dapat mengerjakan shalat,
menurut pendapat ulama Hanafi, seseorang hingga sampailah waktu malam selepas Magh-
yang hendak melakukan shalat yang terlewat, rib. Kemudian Rasulullah saw memanggil Bi-
hendaklah mengumandangkan adzan dan iqa- Ial, Lalu baginda menyuruhnya. Dan Bilal pun
mah. Sebab, keadaannya tidak berbeda dengan beriqamah untuk shalat Zhuhur dan (mereka)
keadaan shalat tunai (adaa]. fika dia terlewat menunaikan shalat Zhuhur. Kemudian baginda
beberapa shalat, maka hendaknya dia mengu- menyuruhnya lagi, lalu Bilal beriqamah untuk
mandangkan adzan dan iqamah untuk shalat shalat Ashar dan [mereka) menunaikan shalat
yang pertama saja. Adapun shalat-shalat yang Ashar."

berikutnya dia boleh memilih: jika dia berke-


hendah dia boleh mengumandangkan adzan Dalil lainnya adalah, maksud dari diku-
dan iqamah untuk setiap satu shalat. mandangkannya adzan adalah untuk mem-
beri tahu tentang masuknya waktu shalat, dan
Pendapat ini adalah pendapat yang lebih
dalam kasus ini adzan tidak perlu lagi karena
utama, sebab kesunnahan adzanyang ditetap-
waktu shalat telah terlewat. Oleh sebab itu,
kan untuk shalat adaa', tentunya disunnahkan
golongan Maliki berkata, "Makruh menguman-
juga untuk shalat qadha'nya, sama seperti
dangkan adzan bagi orang yang terlewat waktu
kesunnahan-kesunnahan yang lain. fika mau,
shalat. Begitu juga adzan untuk shalat yang di-
orang tersebut juga boleh memendekkan
laksanakan dalam waktu darurat, yaitu shalat
dengan cara melakukan iqamah saja bagi
jamak (taqdim atau ta'khir), juga adzan untuk
shalat-shalat berikutnya. Karena, adzan adalah

11e0
H"ditr.i*ryrt Imam Ahmad, tmam asy-Syafi'i, Malik, al-Bukhari, an-Nasa'i, dan Ibnu Maiah (NailulAuthanlilidll, hlm.45),
LTet
Maima'uz Zawa'i4 Jilid ll, hlm. 4. Hadits riwayat Ahmad, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi. Dia berkata, "Tidak ada kecacatan dalam sanad-
nya, kecuali Abu Ubaidah tidak mendengarnya dari Abdullahbin.Mas'udl {Ncilul Authar,lllid,Il, hlm. 60)
FIQIH ISLAM,ILID 1 BaEIlan 1: IBADAH
578
shalat jenazah, shalat sunnah seperti hari raya itu, kedua-duanya adalah fardhu kifayah sama
dan sunnah gerhana matahari." seperti jihad. f ika sebagian orang telah melaku-
Ulama Maliki mengaitkan kesunnahan kannya, maka kewajiban itu gugur. Berdasar-
adzan di dalam setiap masjid (meskipun kan pertimbangan ini, maka jika penduduk
masjid-masjid tersebut saling bersambung), sebuah negeri tidak melakukan adzan dan
dengan jamaah yang menunggu [memerlukan) iqamah, mereka boleh diperangi.
kehadiran orang lain lagi, baik ketika dalam Makruh meninggalkan adzan dan iqamah
perjalanan ataupun tidak. Oleh sebab itu, bagi shalat lima waktu. Tetapi jika shalat telah
adzan tidak disunnahkan bagi seseorang yang dilakukan tanpa kedua-duanya, maka tidak
shalat sendirian ataupun bagi shalat jamaah perlu diulangi lagi. Untuk satu kawasan kota
yang tidak menunggu orang lain. Malah hukum cukup dikumandangkan satu adzan saja. Ada-
adzan bagi mereka adalah makruh jika me- pun bagi jamaah yang lain, mereka cukup me-
mang mereka bukan musafir. Bagi orang yang ngumandangkan iqamah saja.
shalat sendirian ataupun berjamaah yang ti-
Pendapat ini juga merupakan pendapat
dak menunggu orang lain, disunnahkan meng-
golongan ulama Hanafi dan Maliki, tetapi ia
umandangkan adzan kalau memang dia dalam
berlawanan dengan pendapat ulama Syafi'i
keadaan musafir; walaupun jarak perjalanan-
seperti yang telah kita jelaskan. Dalil mereka
nya tidak sampai jarak yang membolehkan
adalah bahwa Ibnu Mas'ud, Alqamah, dan al-
shalat diqashar; yaitu 89 kilometer.
Aswad telah menjalankan shalat tanpa adzan.
Kebanyakan ulama madzhab Hambalille2
Namun menurut pendapat Imam Suflran,
mengatakan bahwa adzan dan iqamah hukum-
iqamah yang dilakukan oleh seorang pendu-
nya fardhu kifayah untuk setiap shalat lima
duk kota sudah cukup untuk mereka semua.
waktu yang dilakukan secara tunai [odaaJ dan
Tetapi, golongan ulama Hanafi mengatakan
juga untuk shalat fumat, tetapi tidak untuk
bahwa siapa yang shalat di rumahnya yang
shalat-shalat yang lain. Hal ini berdasarkan
terletak di kawasan satu kota, hendaklah di-
hadits yang telah disebut sebelum ini, yaitu
mulai dengan mengumandangkan adzan dan
hadits yang artinya,'Apabila tiba waktu shalat,
iqamah, supaya shalat yang ditunaikannya
hendaklah salah seorang dari kamu mengu-
mandangkan adzan dan yang tertuq daripada
itu bentuknya seperti bentuk jamaah. fika
adzan dan iqamah ditinggalkan, maka tidaklah
kamu menjadi imam." Perintah ini menyatakan
mengapa. Hal ini berdasarkan perkataan Ibnu
bahwa yang diwajibkan mengumandangkan
Mas'ud, "Adzan penduduk kampung memadai
adzan adalah salah seorang dari mereka.
Begitu juga dengan hadits yang diriwayatkan untuk kita." Tetapi, riwayat ini adalah gharib
dari Abu Darda' secara marful seperti yang telah dikatakan oleh az-Zaila'i.
"Kumpulan tiga orang yang tidak melaku- Orang yang terlewat beberapa shalat
kan adzan dan tidak melakukan shalat (jama- fardhu ataupun menjamak dua shalat pada
ah), maka mereka akan dirasuki setan,"11e3 waktu shalat yang pertama (jamak taqdim)
disunnahkan melakukan adzan untuk shalat
Begitu pula adzan dan iqamah sebenar- yang pertama saja. Kemudian hendaklah dia
nya adalah syiar Islam yang nyata. Oleh sebab beriqamah untuk setiap shalat setelah shalat

r1e2
Kasysyaful Qina',Jilid,l, hlm. 26b dan.lilid l,hlm.278; al-Mughni,f ilid I, hlm. 417-422; Ghayatul Muntaha, f ilid 1, hlm.87.
11e3
Hrdit. riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa'i, ath-Thabrani, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Dia berkata sanadnya adalah
shahih (Noilul Au rhor, lilid ll, hlm. 31).
Bagan 1: IBADAH FIQIH ISLAM IILID 1

yang pertama. Pendapat ini sama dengan pen- Ielaki, tetapi tidak bagi kaum perempuan.
dapat ulama madzhab Syafi'i. Dalil mereka Menurut ulama Syafi'i dan Maliki, iqamah di-
adalah hadits Abu Sa'id yang telah disebutkan sunnahkan secara perlahan bagi wanita. Na-
dahulu, yaitu hadits yang artinya, "Jika engkau mun, ulama Hanafi menganggapnya sebagai
bersama-samo dengan kambingmu...." Dan juga makruh, dan ulama Hambali mengatakan bah-
hadits Abu Qatadah, yang menceritakan bah- wa iqamah bagi perempuan tidak disyariatkan.
wa mereka bersama-sama dengan Nabi Mu- Menurut jumhu4 adzan yang dilakukan oleh
hammad saw. lalu mereka tertidur sehingga seseorang adalah mencukupi bagi orang yang
matahari naik. Kemudian Nabi Muhammad ada dalam satu kawasan, sedangkan ulama
saw. mengatakan, "Wahoi Bilal, bangun dan Syafi'i menganggapnya tidak memadai.
adzanlah untuk shalat,'a1ea
Orang yang memasuki masjid dan men- d. Syarat-Syarat Adzan
dapati orang-orang telah selesai melaksana- Syarat-syarat adzan dan iqamah adalah
kan shalat, maka dia boleh mengumandang- sebagaimana berikut. 1es 1

kan adzan dan iqamah jika mau. Hal ini ber-


dasarkan riwayat al-Atsram dan Sa'id bin 7. Masuk Waktu
Manshur dari sahabat Anas yang artinya, "Dia Semua ahli fiqh sepakatbahwa adzan yang
masuk masjid dan mendapati orang-orang dilakukan sebelum masuk waktu shalat adalah
telah selesai shalat. Kemudian dia menyuruh tidak sah dan haram. fika sudah dilakukan,
lelaki mengumandangkan adzan dan iqamah. maka adzan tersebut hendaknya diulang lagi
Lalu dia melakukan shalat dengan mereka setelah masuk waktunya, karena adzan adalah
secara berjamaah." Begitu pula, dia juga boleh untuk memberi tahu tentang masuknya waktu
melakukan shalat tanpa adzan dan iqamah. shalat. fika ia dilakukan sebelum masuk wak-
Wanita tidak perlu adzan dan iqamah. Hal
tu, maka hal itu akan menyebabkan kekeliru-
ini berbeda dengan pendapat ulama Syafi'i an. Oleh sebab itu, adzan diharamkan sebelum
dan Maliki tentang iqamah. Dalil mereka ada-
masuk waktu shalat, karena ia akan menim-
lah hadits yang diriwayatkan oleh an-Najjad
bulkan kesamaran dan pembohongan tentang
dengan sanad dari Asma' binti Buraid yang
pemberitahuan masuknya waktu shalat. Ula-
mengatakan, "Wanita tidak diperintahkan untuk
ma Syafi'i juga mengatakan bahwa mengulangi
adzan dan iqamah."
adzan adalah haram. Tetapi, hal ini tidak ter-
Kesimpulannya, menurut jumhun tidak
masuk adzan-adzan yang dilakukan oleh para
disunnahkan adzan untuk shalat-shalat yang
tukang adzan yang bertugas di setiap masjid
telah terlewat waktunya. Ulama madzhab
yang berbeda-beda.
Maliki menghukumi makruh adzan yang se-
perti itu. Semua ulama sepakat untuk menga- Tetapi jumhur ulama, selain ulama Hanafi
takan bahwa adzan disunnahkan bagi kaum dan Abu Yusuf, membolehkan adzan untuk

1r94
Hadits mrttasaq'alaih.lmran ibnul Hushain juga meriwayatkan dengan lafaz, "Rasulullah saw. telah memerintahkan Bilal, lalu Bilal
mengumandangkan adzan. Maka, kami pun menunaikan shalat dua rakaat. Kemudian Rasulullah saw. memerintah Bilal untuk
iqamah, lalu Bilal pun mengumandagkan iqamah. Kami pun menunaikan shalat." Hadits ini juga muttafaq 'alaih.
7re5
Ad-Durrul Mukhtanlilidl, hlm. 362-365; al-Bada'i',Jilid I, hlm. 149-15L; Fathul Qadir,f ilid I, hlm. 170-L76dan setelahnya; Muraqi
al-Folah, hlm. 32; al-Lubab, Jilid I, hlm. 64; asy-Syarhush Shaghir,lilid I hlm. 251 dan setelahnya; al-Qawanin al-Fiqhiyyah, hlm. 47
dan setelahnya; Bidayatul Mujtahid Jilid I, hlm. 104 dan setelahnya; Mughnil Muhtaj, f ilid I, hlm. 137 -1391 al-Hadramiyyah, hlm. 34;
al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 55 dan f ilid I, hlm. 57; al-Mughni,Jilid,I, hlm. 409, 41t,413-415,424, dan setelahnya; Kasysyaful Qina',
filid I, hlm. 27L-279; Ghayatul Muntaha Jilid I, hlm. 87; asy-Syarhul Kabir ma'a ad-Dasuqi, Jilid I, hlm. 194 dan setelahnya. Lihat juga
Jilid I, hlm. I98;ql-Muhadzdzab,Jilid I hlm.57 dan setelahnya;TuhfatuthThullab, hlm.54; al-Majmuilllid.lll hlm. 135.
FIQIH ISLAM JITID 1

shalat Shubuh selepas lewatnya separuh ma- yang bukan Arab mengumandangkan adzan
lam, dan dihukumi sunnah apabila dikuman- untuk dirinya sendiri, dan dia tidak mengeta-
dangkan pada waktu sahur. Yaitu, seperenam hui bahasa Arab, maka menurut ulama Syafi'i
malam fbagian akhir), kemudian disunnahkan dia boleh melakukannya dengan bahasa lain.
mengulang adzan tersebut selepas datangnya Tetapi menurut ulama Hambali dan Hanafi, ia
fajar shadiq.11e5 tidak boleh sama sekali karena adzan itu di-
Pendapat ini berdasarkan hadits riwayat syariatkan dalam bentuk bahasa Arab, sama
al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amr; seperti Al-Qur'an.
"Bilal mengumandangkan adzan pada
waktu malam. Oleh sebab itu, makon dan mi- 3. Adzan dan lqamah harus Dapat
Didengar oleh *bagtan Jama'ah
numlah (bersahur) hingga komu mendengar
Memperdengarkan kepada sebagian ja-
adzan lbnu Ummi Maktum." Al-Bukhari ber-
maah adalah salah satu syarat adzan dan iqa-
kata, "Dia fibnu Ummi Maktum) adalah se-
mah. Begitu juga memperdengarkan untuk
orang buta dan dia tidak akan adzan hingga
dirinya sendiri jika dia memang shalat secara
diberi tahu kepadanya, bahwa waktu shubuh
sendirian.
telah masuk."

Tetapi bagi orang yang melakukan adzan


4. Teftib dan Muwaalah (Bersambung
tldak terputu*putus) dl Antara Lataz-
sebelum masuknya waktu shubuh, hendaknya Lafaz Adzan dan lqamah
melakukannya pada masa yang sama setiap Cara seperti ini adalah cara yang meng-
malam. Hal ini untuk menghindari kesalahan ikuti sunnah Rasulullah saw., seperti yang di-
dugaan banyak orang berkenaan dengan ma- riwayatkan oleh Imam Muslim dan lain-lain,
suknya waktu shubuh. Disyaratkan juga ke- Meninggalkan muwaalah ketika menguman-
pada muadzdzin yang tetap fpetugas tetap) dangkan kalimat-kalimat adzan adalah me-
untuk mengetahui waktu-waktu masuknya rusak maksud utama adzan itu sendiri, yaitu
shalat. Adapun selain petugas, tetap tidak di- memberi tahu kepada pihak lain. Oleh sebab
syaratkan demikian. Oleh sebab itu, siapa saja itu, adzan juga tidak sah jika dikumandang-
yang melakukan adzan, baik untuk dirinya kan tidak secara tertib. Demikian juga apabila
sendiri atau untuk jamaah (yang hanya dilaku- tanpa muwaalah, maka adzan tersebut juga ti-
kan sesekali saja) ataupun ia adalah seorang dak sah.
buta, adalah sah adzannya, meskipun dia me- Adzan yang dilakukan tanpa tertib dan
ngetahui masuknya waktu shalat tersebut dari tanpa muwaalah hendaklah diulang lagi. farak
informasi yang diberikan orang lain. waktu yang tidak terlalu lama, umpamanya
tertidur; atau marah atau diam sekejap atau
2. Hendaklah dengAn Bahasa Arab menyelingi dengan sedikit percakapan asing
Tidak sah mengumandangkan adzan un- dianggap tidak membatalkan muwaalah adzan.
tuk shalat berjamaah dengan menggunakan Menurut para fuqaha, adzan dianggap
bahasa selain bahasa Arab. fika seseorang
batal apablia orang yang adzan murtad. fika

1196
Membaca tasbih, tarhim, meninggikan suara doa dan amalan-amalan lain yang dilakukan sebelum faiar pada pagi fumat kecuali
adzan baik dilakukan di tempat adzan atau lainnya bukan termasuk amalan yang disunnahkan. Tidak ada seorang ulama pun yang
mengatakan bahwa amalan tersebut adalah mustahab, Bahkan, amalan itu tergolong dalam iumlah bid'ah yang tercela. Amalan
tersebut tidak pernah dilakukan pada zaman Nabi Muhammad saw. dan juga pada zaman sahabat, dan tidak ada juga dalil yang
menguatkannya {Kasysyaful Qina', Jilid I, hlm. 281; Ghayatul Muntaha Jilid I, blm.91).
lsrAM IrLrD 1

dia murtad setelah selesainya adzan, maka Yang pertama kali melakukan dua kali
adzannya itu tidak batal. adzan adalah Bani Umayyah. Adapun adzan
Semua ini adalah syarat-syarat menurut secara kumpulan tidaklah dimakruhkan se-
ulama Syafi'i dan Hambali. Adapun menurut perti yang telah diteliti oleh Ibnu Abidin.
pendapat ulama Hanafi dan Maliki, mengurut-
kan kalimat-kalimat adzan dan iqamah serta 6. Orang yang Menglumandangl<an Adzan
menjaga muwaalah antara kalimat-kalimat- Hendaklah Lelakl Musllm yang Benkal
nya adalah sunnah. Meskipun adzan dan iqa- Tidaksah adzanyang dilakukan oleh orang
mah dikumandangkan dengan tidak urut dan kafi6 orang gila, anak-anak yang belum mu-
tanpa muwaalah, ia tetap dianggap sah, teta- mayyiz,orang ayan, dan orang yang mabuk. Hal
pi makruh. Tindakan yang Iebih baik adalah ini disebabkan mereka bukanlah orang yang
hendaknya orang tersebut mengulangi lagi berkelayakan untuk menjalankan ibadah, yai-
adzan dan iqamahnya itu. tu tidak dituntut mempertanggungjawabkan
Sebagian ulama Hambali berpendapat kewajiban-kewajiban ibadah. Tidak sah juga
bahwa adzan menjadi batal, jika diselingi de- adzanyang dilakukan oleh perempuan, karena
ngan percakapan yang haram seperti memaki adzan adalah haram baginya dan adzan juga
dan sebagainya, meskipun hanya sedikit. Te- tidak disyariatkan untuk mereka. Begitu juga
tapi jika ia diselingi dengan percakapan yang perempuan tidak sah menjadi imam.kepada
dibolehkan oleh syara', maka ia tidak batal. lelaki. Suara mereka dapat menimbulkan fit-
nah. Adzan juga tidak sah jika dikumandang-
5. Adzan Mestllah Dllahukan kan oleh seorang khunsa, sebab tidak dike-
oleh Seorang SaJa tahui hakikatnya apakah dia lelaki ataupun
fika adzan itu dilakukan oleh seseorang, perempuan.
kemudian disambung oleh orang lain, maka Syarat ini adalah syarat menurut ulama
adzan tersebut tidak sah. Begitu juga jika di- Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Adapun madzhab
lakukan oleh dua orang secara bergantian, Hanafi juga mempunyai pendapat yang ham-
yaitu seorang membaca satu kalimat kemu- pir sama dengan mereka. Madzhab ini menga-
dian disambung oleh yang lain (secara ber- takan bahwa tukang adzan yang tidak meme-
balas-balasan), maka ia juga tidak sah. Sebab, nuhi syarat-syarat tersebut hukumnya makruh
adzan adalah termasuk ibadah badaniah. Oleh tahrim dan adzan tersebut disunnahkan untuk
sebab itu, ia tidak sah dilakukan oleh dua diulangi (oleh orang lain). Berdasarkan per-
orang secara bergiliran dengan cara seorang timbangan ini, maka ulama Hanafi berpenda-
menyambunglafaz orang yang lain. pat orang yang beradzan disunnahkan lelaki
Adzan yang dilakukan oleh sekumpulan yang berakal lagi bertakwa, dan mengetahui
orang secara serentak dan setiap orang me- sunnah Rasul serta waktu-waktu shalat. Me-
ngumandangkannya dengan sempurna, ma- nurut jumhur; selain ulama Maliki, muadzdzin
ka adzan seperti itu adalah sah. Ulama Maliki tidak disyaratkan baligh ataupun adil. Oleh
menambahkan, melakukan adzan secara be- sebab itu, adzan yang dilakukan oleh anak-
ramai-ramai dengan cara sambung-menyam- anak yang mumayyiz dan lelaki yang fasik
bung antara para muadzdzin adalah makruh. adalah sah. Meskipun demikian, orang yang
Begitu juga mengumandangkan adzan lebih melakukan adzan disunnahkan orang yang
dari satu untuk satu shalat. sudah baligh, adil, dan amanah. Karena, dia
lsLAM rlrrD 1

adalah orang yang dipercayai berkenaan de- tertentu tanpa tujuan adzan, maka adzannya
ngan masuknya waktu shalat dan puasa. fika tidak sah.
tidak mempunyai sifat-sifat ini, maka kemung- fumhur fuqaha tidak mensyaratkan ber-
kinan dia akan menipu banyak orang. suci (thahaarah) bagi para muadzdzin. Mereka
Ulama Hanafi berpendapat adzan yang juga tidak disyaratkan menghadap kiblat, ber-
dilakukan oleh orang fasik adalah makruh dan diri, dan tidak bercakap semasa adzan. Meski-
disunnahkan mengulangi adzan tersebut pun demikian, para ulama mengatakan bahwa
[oleh orang lain). perkara-perkara itu disunnahkan dan patut
Menurut ulama Maliki, orang yang ber- dilakukan. Seseorang yang sedang berhadats
adzan disyaratkan adil dan baligh. Oleh sebab makruh mengumandangkan adzan menurut
itu, adzan orang yang fasik dan anak-anak yang pandangan jumhu4, terlebih lagi mereka yang
mumayyiz tidak sah, kecuali iika dia menge- junub. Demikian juga dengan iqamah; orang
tahui masuknya waktu shalat itu dari orang yang sedang berhadats dan junub sangat mak-
yang sudah baligh. ruh mengumandangkannya. Menurut penda-
Syarat adil yang ditentukan oleh mereka pat ulama Hanafi, adzan yang dikumandang-
adalah berdasarkan hadits riwayat Ibnu kan oleh orangyang junub adalah makruh tah-
Abbas, rim. Menurut mereka dan juga ulama Hambali,
adzan yang dibaca oleh orang yang junub hen-
daklah diulang lagi. Menurut pendapat yang
€j'i&ir&Z {r:'iA,
"Hendaklah orong yang terbaik di antara
terkenal dalam madzhab Hanafi, orang yang
berhadats dan melakukan adzan tidak dihu-
kamu yang mengumandangkan adzan dan kumi makruh.
hendaklah yang terbaik bacaan Al-Qur'annya
Dalil yang menunjukkan bahwa bersuci
(thahaarah) adalah sunnah dalam adzan ada-
di kalangan kamu yang menjadi imam,'47e7
lah hadits,

Berkenaan dengan niat adzan, para ulama "Tidak boleh adzan kecuali orang yang
madzhab Hanafi tidak mensyaratkannya. Be- berwudhu,'aleg
gitu juga pendapat yang ashah dalam madz-
hab Syafi'i, Walaupun demikian, orang yang Mengumandangkan adzan sambil duduk
adzan disyaratkan tidak mempunyai tujuan hukumnya makruh. Begitu juga membelakangi
lain selain beradzan. Sekiranya tujuan azan kiblat dan bercakap-cakap.
yang dilakukan adalah untuk mengajar orang Menurut ulama madzhab Maliki, Hanafi,
lain tentang adzan, maka adzan tersebut tidak Syafi'i, dan Hambali, siapa yang menguman-
disah. dangkan adzan disunnahkan mengumandang-
Menurut ahli fiqih yang lain, niat terma- kan iqamah. Cara seperti ini adalah cara yang
suk syarat dalam adzan. Oleh sebab itu, jika mengikuti sunnah.rlee Namun jika iqamah diku-
seseorang melafazkan lafaz-lafaz adzan yang mandangkan oleh selain orang yang beradzan,

11e7
Hrdits riwayat Abu Dawud, Ibnu Maiah, dan ath-Thabrani di dalam Mu'jam-nya (Nashbur Rayoh,Jilid I, hlm. 279).
11e8
H"ditr riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah (Nashbur Rayah,Jilid I, hlm. 292). Hadits ini dhaif (Subu/us Salam, Jilid l, hlm. 129J.
1199
H"dit riwayat at-Tirmidzi dariZiyad ibnul Harits as-Suda'i, "'sesungguhnya saudara Suda'telah mengumandangkan adzan.
Barangsiapa telah mengumandangkan adzan, maka dialah yang mengumandangkan iqamah." Hadits ini adalah dhaif. Al-Atsram
meriwayatkan bahwa Abu Mahdhurah telah mengumandangkan adzaq maka dia jugalah yang mengumandangkan iqamah
(SuDuIus Salom, f ilid I, hlm. L29; al-Mughni,lilid I, hlm" 416).
FrqLH Isr."AM IrrrD 1

hukumnya boleh. Sebab, Bilal pernah membaca "Jika adzan shubuh, hendaklah kamu
adzan dan Abdullah bin Zaid (sahabat yang membaca: $t b F i>'ai dua kali."
melihat adzan sewaktu tidur [mimpi]) mem-
baca iqamah atas perintah Nabi Muhammad Para ulama berselisih pendapat mengenai
saw.1200 tarji', yaitu melafazkan dua kalimat syahadat
Berdasarkan syarat-syarat ini, maka dalam adzan dengan perlahan, kemudian me-
adzan dan iqamah menjadi batal jika orang fazkan lagi keduanya dengan suara yang keras.
yang mengumandangkannya murtad, mabuk, Golongan ulama Maliki dan Syafi'i mengakui
ayan, tidur yang panjang, gila, meninggalkan hal ini, tetapi ulama Hanafi dan Hambali me-
beberapa kalimat adzan dan iqamah, dan ber- ngingkarinya. Namun, ulama Hambali menga-
lakunya pemisahan yang lama, baik karena takan bahwa jika dilakukan tarji', adzannya
diselingi kata asing atau karena diam. Menurut tidaklah makruh.
pendapat yang terkuat dalam madzhab Syafi'i, Golongan ulama Hanafi dan Hambali, me-
jika seseorang yang mengumandangkan adzan nurut pendapat yangterpilih12oz menyatakan
itu murtad kemudian dalam waktu itu juga bahwa adzan mempunyai lima belas (15) ka-
dia kembali kepada Islam, maka dia boleh limat tanpa tarji', seperti yang disebut dalam
menyempurnakan adzan nya. hadits Abdullah bin Zaid120, yang telah lalu,
yaitu,
e. Gara Adzan Seperti yang disebut dalam kitab al-
Ahli-ahli fiqih sepakat bahwa lafaz adzan Bada'i' dan Muraqi al-Falah hendaklah huruf
adalah disebut dua kali (bagi tiap-tiap kalimat- ra' dalam kalimat takbir dimatikan, begitu
nya). Hal ini berdasarkan riwayat mutawatir juga huruf terakhir dari setiap kalimat-kali-
yang tidak ada tambahan atau pengurang- mat yang ada dalam adzan dan juga iqamah,
annya. Mereka iuga sepakat bahwa dalam sebagaimana pendapat ulama Maliki. Namun,
adzan Shubuh ada tambahan, yaitu, dalam kitab ad-Durrul Mukhtar disebutkan
hendaknya kalimat 'i dibaca fathah,12oa

/tE,ii.tei seperti yang dikatakan oleh ulama Syafi'i. Arti-


nya apabila dua kalimah takbir digabungkan
sebanyak, dua kali selepas menguman- dengan sekali nafas, maka ra'yang pertama
dangkan C)I.;JI .-& i. Ini berdasarkan hadits difathah dan ra'yang kedua disukun. Menurut
dari sahabat Bilal.1201 fuga, berdasarkan sabda setengah ulama Syafi'i, disunnahkan berhenti
baginda Rasulullah saw. yang ditujukan ke- setiap mengucapkan tiap-tiap kalimat adzan,
pada Abi Mahdzurah, sebagaimana yang karena ia diriwayatkan sedemikian.
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Ulama Maliki dan Syafi'ir2os berpendapat
Dawud, bahwa kalimat-kalimat adzan adalah masyhur.

1200
H"dis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud. Kata al-Hakim, hadits ini matannya adalah dhaif [Subulus.Sa/am, ]ilid I,
hlm. 129; Nailul Authar,lilid II, hlm. 57; al-Mughni;Jilid I, hlm. 415-416).
1201
Haditr riwayat ath-Thabrani dan lain-l ain (Nashbur Rayah, lilid I. hlm. 26a).
1202
At-Lubob Syuhul Kitab,filid I, hlm.62 dan setelahnya; at-Baila'i',lilid I, hlm. 147; Fathut Qadir, Jilid I, hlm. 167 dan setelahnya; ad-
Durrul Mukhtan f ilid 1, hlm. 358 dan setelahnya; al-Mughni, f ilid I, hlm. 404; Kasysyaful Qina',lilid,l,hlm.273.
1203
Ini hadits tentang adzannya malaikat yang turun dari langit. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam Sunan-nya
"d"lrh Rayah,
(Nashbur |ilid 1, hlm.259).
1204
Huruf ra' gang asalnya disukun) dibaca fathah sebagai ganti fathahnya huruf alif pada I afaz al-jalaalah yang terletak setelahnya.
Lzos
Asy-Syarhush Shaghir,Jilid I, hlm. 248-250; al-Qawanin al-Fiqhiyyah,hlm.4T; Mughnil -Muhtaj,filid I, hlm. 135 dan setelahnya; al-
FIqLH IsrAM IrLrD 1 -,-'*.-' - Bagan 1r IBADAH

Bilangannya termasuk tarji' adalah sembilan dangkan di tempat yang tinggi dan berdekatan
belas [19) kalimat. Hal ini berdasarkan dengan masjid. Hal ini berdasarkan sabda Ra-
adzan yang disunnahkan, yaitu adzan Abi sulullah saw. yang diriwayatkan oleh Abdullah
Mahdzurah"ot yang di dalamnya terdapat bin Zaid,
tarji' yaitu membaca dua kalimah syahadat
"Beritahulah kepada Bilal, kareno suara-
sebanyak dua kali.
nya lebih kuat daripada suaramu."
f. Makna Kalimah Adzan
Lafaz fl trt bermakna Allah Mahabesar Suara yang kuat dapat memastikan bahwa
bila dibanding segala sesuatu, atau lebih besar adzan tersebut didengaS, dapat melembutkan
dari apa yang dibandingkan dengan-Nya yang hati orang yang mendenga4 dan dapat men-
sebenarnya tidak layak untuk dibandingkan dorong orang untuk menjawab seruan itu
dengan keagungan-Nya, atau bermakna besar. [menunaikan shalat). Orang yang menyeru
' ,. bermakna aku mengetahui
Lafaz rai [orang yang melakukan adzan) hendaklah
[saya bersaksi). Lafaz i)-L)t J. :i artinya orang yang merdu suaranya. Ad-Darimi dan
bersegeralah mengerjakan shalat. Lafaz Tlai Ibnu Khuzaimah meriwayatkan bahwa,
artinya kemenangan dan keabadian, s6bab "Nabi Muhammad saw. menyuruh dua
orang yang melakukan shalat, insya Allah, puluh lelaki melakukan adzan. Baginda suka
akan masuk surga dan kekal di dalamnya. dengan suara Abu Mahdzurah, lalu Baginda
Seruan kepada "kejayaan" maknanya adalah mengajarnya adzan."
bersegeralah melakukan sebab-sebab yang
dapat mengantar kepada kejayaan. Adzan di- Apabila suara tinggi, maka pesan adzan
akhiri dengan lafaz ir !r ;jr V yang maksudnya itu akan lebih terdengar; dan dari segi pahala
mengagungkan Allah din inengesakannya, se- ia juga akan mendapat pahala yang lebih besaI
hingga awalan adzan dimulai dengan memuji seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat
Allah. Begitu juga akhir dari adzan.1207 Abu Sa'id, "Jika engkau berada bersama-sama
kambingmu...J' Juga, berdasarkan apa yang
g. Hal-Hal Sunnah yang Perlu Dllakukan diriwayatkan oleh imam hadits yang lima, ke-
Sewaktu Adzan
cuali at-Tirmidzi, dari Abu Hurairah bahwa
Ketika adzan, disunnahkan beberapa per- Nabi Muhammad saw. bersabda,
kara berikut.1208
7. Orang yang Adzan Hendaklah Orang
yang Suaanya Lantang dan Bagus
,.
4txt
. o,
.l
lld , tz
!.!.-b-,
o .
aj-o,a 4
n .
,i fr |ijtr, c
Orang yang adzan hendaklah meninggikan l,c
*r
\).-J
Lr r t-J2
. r '-c
JIJ
suaranya ketika adzan. Hendaknya dikuman- ll , /

1206
Hrditr riwayat al-Jama'ah, dari Abu Mahdzurah. Redaksinya adalah, "Baginda Rasul telah mengaiarkannya adzan sebanya 19 ka-
limat. Rasul menyebutkannya dengan rarbi'(mengulang empat kali) dua kalimah syahadah sebagaimana tarbi'takbir (Nashbur
Rayah,lilid I, hlm. 263; Nailul Authar,Jilid II, hlm. 43).
1207
Kasyryaful Qina', lilid. l, hlm. 27 3.
1208
At-Bodo'i',Jilid I, hlm. 149-152; ad-Durrul Mukhror, Jilid I, hlm. 359-361 ; Fathul Qadir,lilid I, hlm. 770-776; al-Lubab, Jilid I, hlm. 63;
Muraqi al-Falah, hlm. 32; asy-Syarhush Shaghir,lilid,l, hlm.252 dan setelahnya; asy-Syarhul Kabir Jilid I, hlm. 195-198; al-Qawanin
al-Fiqhiyyah, hlm.47 dan setelahnya; Mughnil Muhtaj, Jilid I, hlm. 138; al-Muhadzdzab,Jilid I, hlm. 57 dan |il I, hlm. 59; al-Mughni,
f ilid I, hlm. 4O7, 4L2, 415,422, 426. 429; Kasysyaful Qina', Jilid l, hlm. 270
- 282; al-Majmu; Jilid III, hlm. 105-117, L26, 129 dan
setelahnya; al- Ho dramilryah, hlm. 3 5.
Baglan 1: IBADAH _ 'F-.r
,aE -i FIQIH Ist"AM JTLID I
585
,,-/
"Orong yang adzan diampuni dosanya se- Adzan hendaknya dilakukan di tempat
jauh suaranya. Dan setiap benda yang kering yang dekat dengan masjid, karena ia adalah
dan yang bosah akan menjadi saksi baginya." seruan untuk shalat berjamaah, dan shalat
berjamaah adalah lebih baik dilakukan di mas-
Tetapi, jangan sampai seorang muadzdzin jid.tzto
sengaja mengangkat suaranya lebih daripada
kadar kemampuannya, supaya ia tidak mem- 2. Adzan Hendaknya Dlkumandang!<an
dengan Berdtrt dl Atas Bangunan
bahayakan dirinya sendiri dan supaya suara-
ataupun Menara, Supaya Suara Leblh
nya tidak terputus. Seseorang yang melakukan Dapat Dldengar
adzan untuk shalat sendirian disunnahkan Ibnul Mundzir berkata, "Semua guruku
mengangkat suaranya lebih daripada kadar sepakat mengatakan bahwa sunnahnya adzan
pendengarannya sendiri. Adzan untuk suatu
adalah dilakukan dengan cara berdiri." Dalam
jamaah hendaklah dengan cara mengangkat
hadits riwayat Abu Qatadah, Nabi Muhammad
suara lebih daripada yang dapat didengar oleh saw. berkata kepada Bilal,
satu orang daripada jamaah, Dan hendaknya, o n|. t
..i. o-
suara adzan direndahkan jika pada tempat d:tr -r I

tersebut telah selesai didirikan shalat berja-


"Hendaklah engkou berdiri dan kuman-
maah.
dangkanlah azan.tztl
Adzan perlu dilakukan di tempat yang
tinggi supaya ia lebih dapat didengar. Diri-
Para muadzdzin pada zaman Rasulullah
wayatkan oleh Abu Dawud dari Urwah ibnuz
saw. mengumandangkan adzan dengan cara
Zubair dari istrinya yang berasal dari Bani an-
berdiri. fika muadzdzin mengalami udzur se-
Najjar; ia mengatakan bahwa,
perti sakit, maka ia boleh mengumandangkan-
"Rumahku adalah rumah yang paling
nya dengan cara duduk. Mengumandangkan
tinggi yang ada di sekitar masjid. Bilal mengu-
iqamah juga disunnahkan dilakukan secara
mandangkan adzan Shubuh di atasnya. Dia
berdiri.
datang di waktu sahur [yaitu seperenam ba-
gian akhir malam). Dia duduk di atas rumah
dengan melihat fajar. Apabila dia melihat fajaq
3. Muadzdzin Hendaklah OranElyang
Merdeka, BallElr, Adll, Amanah, Saleh,
dia pun berdiri kemudian berdoa, 'Ya Allah dan Mengetahul Wakt*Waktu Shalat
SWT aku memohon pertolongan kepada Eng- Aturan ini berdasarkan kepada hadits
kau berkenaan dengan orang Quraisy supaya riwayat Ibnu Abbas yang telah disebut sebe-
mereka mau menegakkan agama-Mu.' Istri lum ini yang artinya, "Hendaklah orang yang
Urwah selanjutnya berkata, 'Kemudian dia terbaik di kalangan kalian yang menguman-
(Bilal) pun mengumandangka n adzan."' 12oe dangkan adzan dan hendaklah orangyangter-

12oe
N ashbur Rayah, lilid l, hlm. 292.
1210
lbnu Sa'd meriwayatkan dengan sanad yang sampai kepada Ummu Zaid bin Tsabit, "Di sekitar maslid itu, rumahku adalah paling
tinggi. Bilal adalah orang yang mengumandangkan adzan di saat adzan mulai disyariatkan, hingga Rasulullah saw. membina mas-
iidnya. Kemudian Bilal mengumandangkan adzan di atas masiid. Sesungguhnya telah ditinggikan satu bangunan di atas masjid
itu."
Orang pertama yang menaiki menara masjid untuk mengumandangkan adzan di Mesir adalah Syurahbil bin Amir al-Muradi.
Salamah membangun menara untuk tempat mengumandangkan adzan atas perintah Mu'awiyah. Sebelum itu, belum ada menara
yang seperti iru (Raddul Mukhtar, lllid 1, hlm. 360).
2 1 1 r ilid I, hlm. 292.
1
Hrdit. mu ttafaq'alaih. Lihat Nas h bu Rayah, f
FrqlH IsrAM JIUD I

baik bacaannya di antara kalian yang menjadi Menurut pendapat ulama Maliki, adzan
imam." fumhur ulama-selain ulama Mali- boleh dilakukan oleh orang buta jika dalam
ki-menganggap hal ini sebagai kesunnahan. penentuan waktu masuknya shalat dia meng-
Namun, ulama Maliki tetap mensyaratkan ikuti atau menunggu kabar dari orang yang
sifat'adalah (keadilan) bagi muadzdzin. Para dapat dipercaya,
ulama madzhab Syafi'i menetapkan bahwa
muadzdzin yang diharuskan mengetahui wak- 6. Hendaklah Muadzdzln Meletakkan Jarl-
tu shalat adalah muadzdzin yang bertugas larl Tanglannya dl Kedua Tellnganya
secara resmi. Perbuatan seperti ini dapat menyebabkan
tingginya suara. Riwayat dari Abu fuhaifah
4. Muadzdzin Hendaklah dalam Keadaan mengatakan, bahwa ketika Bilal membaca
Sucl darl Hadats adzan, dia meletakkan jari-iari tangannya di
Ketetapan ini berdasarkan hadits yang kedua telinganya.1213
telah lalu yang artinya,"Adzan hendaknya di- Sa'ad (salah seorang muadzdzin Rasu-
kumandangkan oleh orang yang berwudhu." lullah saw.) meriwayatkan bahwa Rasulullah
Dan juga, hadits riwayat lbnu Abbas, saw. menyuruh Bilal meletakkan jari-iari ta-
ngannya di kedua telinganya dan bersabda,
,tt y^;i 3\.'i )6
:fir,W or!!r ,it " Itu lebih menguatkan suaramu.'azra
o ,i .',
"Sesungguhnya adzan ada hubungannya
t* f) 7. Hendahlah Muadzdzln
Mengamandangkan Adzan dengan Cara
dengan shalaL Oleh sebab itu, janganlah sese- Berhentl Sekelap dl Antara Dua Kallmat
Adzan
orang mengumandangkan adzan kecuali ia
Dan hendaklah orang yang beriqamah
dalam keadaan suci.'4272
membacanya dengan cepat, yaitu dengan cara
menggabungkan di antara dua kalimat. Hal
5, Muadzdzln Hendaklah Orang yang
Dapat Mellhat karena Orang Buta tldak ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw.
Mengetahul Waktu, dan Mung!<in Dla kepada Bilal r.a.,
Akan Melakukan Tersalah
Meskipun demikian, adzan yang dilakukan
oleh orangbuta adalah sah. Karena,lbnu Ummi
)";u i-*i st: ;-i
"Jika engkau mengumandangkan adzan,
,-i1 t'1

Maktum pernah mengumandangkan adzan


hendaklah engkau membacanya secara mursal
untuk Nabi Muhammad saw.. Imam al-Bukhari
(lambat). Apabila kamu beriqamah, hendaklah
menjelaskan, Ibnu Umar menerangkan bahwa
kau membacanya secara hadar (cepat).'a2rs
Ibnu Ummi Maktum adalah orang yang buta
dan dia tidak akan mengumandangkan adzan
Maksud adzan adalah untuk memberi
kecuali sesudah diberi tahu [oleh sahabatlain),
"Waktu shubuh sudah masuh waktu shubuh tahu orang yang berada di tempat jauh,
berkenaan dengan masuknya waktu shalat.
sudah masuk."

r2r2 Subulus Sataam,lilid I, hlm. 129.


1213
H"ditr muttafaq'alaih.
FrqlH Isrrq,M JrLrD 1

Pemberitahuan itu akan lebih efektif jika di-


lakukan dengan cara memperlambat bacaan.
(cfi, * e - r#t :;)
dia memalingkan
,rv
mukanya ke arah kanan dan ke arah kiri tanpa
Adapun maksud iqamah adalah untuk memutar badannya."1217
memberi tahu orang yang sudah hadir (da- Menurut pendapat ulama Syafi'i, berjalan
lam jamaah) bahwa shalat akan dimulai. berputar di atas menara dan membelakangi
Maksud ini dapat dicapai dengan cara hadar qiblat ketika azan dibolehkan jika memang di-
(mempercepat bacaan).
perlukan. Madzhab Hambali mempunyai dua
riwayat yang bersumber dari Imam Ahmad.
8. Semasa Mengpmandang!<an Adzan dan
Riwayat yang pertama mengatakan seorang
lqamah Hendaklah Mengfiadap Ktilat
muadzdzin tidak boleh berputar. Ini berda-
Para muadzdzin pada masa Rasulullah
sarkan hadits yang telah lalu mengenai meng-
saw semuanya mengumandangkan adzan
dengan menghadap kiblat. Dalam perbuatan
hadap kiblat. Riwayat kedua mengatakan
adzan ini, terdapat unsur munajat. Oleh sebab
seorang muadzdzin boleh berputar sebab
maksud pemberitahuan tidak akan berhasil
itu itu, sangat patut apabila dilakukan dengan
jika memutar badan tidak dilakukan. Riwayat
menghadap ke kiblat.
yang kedua ini adalah lebih tepat.
Ketika muadzdzin mengumandangkan ka-
Di antara adzan dan iqamah disunnahkan
limat (6!ult ,b ; -clrj, ,P ;fldia disunnah-
ada jarak waktu. Yaitu, kira-kira selama orang-
kan meirghadapkan muka ke arah kanan pada
orang yang hendak shalat dapat hadic namun
kalimat yang pertama dan menghadapkan
dengan tetap mempertimbangkan waktu mus-
muka ke arah kiri pada kalimat yang kedua,
tahab. |arak antara adzan dan iqamah untuk
namun tanpa berubah telapak kakinya. Hal
ini disebabkan dalam adzan terdapat maksud shalat Maghrib adalah sekadar bacaan tiga
ayat yang pendek. Dalil kesunnahan ini adalah
panggilan. fadi, adzan tersebut perlu ditujukan
sabda Rasulullah saw. kepada Bilal,
kepada orang yang ada di sebelah kanan dan
sebelah kiri. Hal ini juga berdasarkan apa
yang diriwayatkan oleh Abu fuhaifah yang , 6 a;$li $tii ,; ,;;t, ii
berkata, 'Aku melihat Bilal mengumandang- ';
kan adzan, dan aku memerhatikan mulutnya
ke sana kemari, ke kanan dan ke kiri, ketika
€*,ye.:6Lit'LH
dia membaca 16>uir J; :r - t#t & ;) t"-
dangkan dua jaiinya diletakkan pada kedua
telinganya."1216 Dengan redaksi yang lain, "Wahai Bilal, buatlah jarak waktu antara
Abu fuhaifah menyebutkan, 'Aku mendatangi adzan dan iqamah, yaitu sekadar orang
Rasulullah saw. sewaktu beliau berada di yang makan dapat menyelesaikan makonnya
Qubbah Humra (atap merah) yang dibuat dari
tanpa tergesa-gesa, serta orang itu dapat
kulit. Lalu Bilal keluar dan mengumandang- menyelesaikan hajatnya, juga tanpa tergesa-
kan adzan. Apabila Bilal sampai pada kalimat gesa.'4218

1216
Aral matannya diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Hadits ini diriwayatkan juga oleh
Imam Ahmad dan at-Tirmidzi. Hadits ini menurut at-Tirmidzi adalah shahih (Subulus Salam,lilidl,hlm.l22; Nailul Authar,lilidll,
hlm.46.
1217
Hrditr riwayat Abu Dawud (lVashDu r Rayah, op. cit.).
1218
Hadits riwayat Imam Ahmad dengan sanad dari Ubaybin Ka'ab. Hadits ini iuga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari
Jabir, bahwa saw. bersabda kppada, Bl[ql, jarak di antara adXan dan iqamah kadar, ge[esainy4 makan
FIqLH ISI.i,M JILID 1

Hal ini juga berdasarkan apa yang dilihat Ulama Maliki dan Syafi'i (menurut pen-
oleh sahabat Abdullah bin Zaid dalam tidur- dapat yang asah), membolehkan mengambil
nya (mimpinya), di mana setelah adzan, dia upah dari adzan. Karena, adzan adalah suatu
duduk sekejap untuk menunggu jamaah, se- kerja yang jelas dan boleh diupah sama seperti
hingga tercapailah maksud seruan adzan. pekerjaan-pekerjaan lain. Ulama Hanafi yang
Pendapat yang ashah dari ulama Hanafi datang kemudian (muta'akhkhirin) serta para
menyatakan bahwa at-tatswiib disunnahkan ulama lain, sebagaimana yang akan disebut
setelah selesai adzan pada waktu shalat apa dalam pembahasan mengenai sewa-menyewa
pun. Maksud at-tatswiib adalah seperti me- nanti, memfatwakan boleh mengambil upah
ngatakan, "Dirikanlah shalat, dirikanlah sha- untuk kerja-kerja keagamaan. Sebab, bantuan
lat, wahai orang yang hendak shalat." Hal ini khusus dari Baitul Mal kepada para ahli ilmu
dimaksudkan supaya orang tidak tergesa- telah terputus.
gesa dalam menjalankan urusan-urusan ke- Para ulama madzhab Hambali mengata-
agamaan. kan, jika tidakada orangyang melakukan adzan
Menurut pendapat ulama Syafi'i, orang dan iqamah secara sukarela, maka orang yang
yang melakukan adzan pada malam yang mau melakukannya dapat diberi upah yang
sedang dilanda hujan atau angin ribut atau diambilkan dari harta al-Fai'yang disediakan
malam yang terlalu geJap.;unnah mengu- untuk pos kemaslahatan umum.
mandangkan tJtllt €t-b li) setelah selesai
adzan ataupufi si:tetitr mengumandangkan 7O. Muadzdzln tldak Boleh Leblh darl Dua
kalimat (6ujr * e - :At *C :;) Orang
lumhur ulama selain ulama Hanafi me-
9. Hendaklah Adzan Dllakukan dengan ngatakan, disunnahkan bagi satu jamaah sha-
lkhlas karena Allah SWT Iat mempunyai tidak lebih dari dua petugas
Orang yang mengumandangkan adzan dan adzan. Hal ini disebabkan Nabi Muhammad
iqamah hendaknya tidak meminta upah atas saw. mempunyai dua petugas adzan saja, yai-
adzan dan iqamah. Namun, ulama madzhab tu Bilal dan Ibnu Ummi Maktum.1220 Sebuah
Hanafi dan madzhab Hambali berpendapat masjid boleh mempunyai seorang petugas
bahwa mengambil upah untuk adzan dan iqa- adzan saja. Tetapi yang lebih baik adalah ada
mah tidak dibolehkan. Karena, perbuatan itu dua, berdasarkan hadits di atas. fika dirasa-
berarti mengambil upah untuk melakukan kan perlu juga, maka boleh ditambah hingga
ibadah. Adzan adalah perbuatan untuk men- empat orang. Sebab, Sayyidina Utsman mem-
dekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah ada- punyai empat orang petugas adzan. Menurut
lah kegiatan untuk diri sendiri. Oleh sebab itu, ulama Syafi'i dan Hambali, bahkan boleh lebih
imam dan lainnya tidak boleh diupah. Nabi dari empat orang, sesuai dengan yang diper-
Muhammad saw. berkata kepada Utsman bin lukan dan kemaslahatan.
Abil Ash,
|ika terdapat banyak petugas adzan, maka
"Tetapkanlah seorang petugas adzan yang tugas adzan disunnahkan dilakukan oleh se-
tidak meminta upah untuk adzennya.'azre orang demi seorang, seperti yang dilakukan

orang yang sedang makan, orang yang minum selesai menghabiskan minumannya, dan orang yang hendak membuang air selesai
menunaikan hajatnya."
1219
H"ditr riwayat Abu Dawud, Ibnu Maiah, dan at-Tirmidzi. Dia berkata, ini adalah hadits hasan.
1220
Hadit" shahih, riwayat at-Bukhari dan Muslim.
Baglan 1: IBADAH FIQIH ISLAM JITID

oleh Bilal dan Ibnu Ummi Maktum. Yaitu, salah shalat dengan orang-orang." Bilal kemudian
seorang dari mereka melakukan adzan un- memberi salam kepada Abu Bakar dan Umar;
tuk satu waktu shalat setelah adzan tersebut sebagaimana dia memberi salam kepada
dilakukan oleh yang petugas yang lain pada Baginda Rasulullah saw..
waktu shalat sebelumnya. Cara seperti ini
lebih efektif bagi fungsi adzan, yaitu memberi 73. Dlsunnahkan tldak *rdlrl Seblum
tahu waktu shalat kepada orang banyak. Selesai Adzan

Jika terdapat beberapa orang petugas Ketika adzan dikumandangkan, maka di-
adzan, maka setiap orang boleh melakukan sunnahkan supaya tidak ada seorang pun yang
adzan di atas menara, atau pada suatu sudut, berdiri sebelum petugas adzan menghabiskan
atau mereka mengumandangkan adzan se- adzannya. Hendaknya orang-orang bersabar
kaligus pada suatu tempat. hingga petugas adzan selesai adzan atau ham-
pir selesai; sebab orang yang bergerak (seakan
77, Dlsunnahkan Adzan pada Awal Waktu tidak memerhatikan) ketika mendengar adzan
Petugas adzan disunnahkan menguman- adalah menyerupai setan.
dangkan adzan pada awal waktu, supaya
orang-orang dapat mengetahui masuknya h. Perkara yan$ Dlmakruhkan Ketika
waktu shalat. Sehingga, mereka dapat mem- Adzan
buat persiapan untuk shalat. Jabir bin Samu- Ketika adzan dikumandangkan, ada bebe-
rah meriwayatkan bahwa Bilal tidak pernah rapa perkara yang dimakruhkan, yaitu:1223
terlewat waktu dalam mengumandangkan
adzan, tetapi kadang dia melewatkan iqamah 7. Menlnggalkan Perkar*Perkara yang
Dlsunnahkan Sewaktu Adzan
sedikit.1221 Dalam satu riwayat lain, dia me-
Para ulama Hanafi membuat beberapa
ngatakan bahwa Bilal melakukan adzan se-
bentar setelah matahari condong dan dia tidak
kategori kemakruhan berkenaan dengan me-
pernah lewat dari waktu itu. Kemudian dia ninggalkan perkara sunnah sewaktu adzan;
tidak langsung mengumandangkan iqamah orang yang mengumandangkan adzan dan
hingga Rasulullah saw keluar. Apabila Rasu-
iqamah namun dia sedang junub dihukumi
lullah saw. telah keluar; dia pun menguman- dengan makruh tahrim. Adzan tersebut hen-
dangkan iqamah sebentar setelah dia melihat daknya diulangi lagi. Begitu juga dengan iqa-
Rasulullah saw..1222 mah bagi orang yang berhadats. Menurut
pendapat yang difatwakan dalam madzhab;
72. Boleh Mengandang Pemimpln untuk adzan orang yang berhadats, orang gila, anak-
Shalat anak yang belum berakal, perempuan, khun-
Hal ini berdasarkan riwayat Aisyah r.a. tsa, orang fasik, orang mabuk, dan adzan yang
bahwa Bilal datang dah berkata, 'Assalamu dilakukan sambil duduk atau sambil berada
'alaikum wahai Rasulullah." Lalu Nabi Mu- di atas kendaraan, semuanya ini hukumnya
hammad saw. mengatakan, "Suruh Abu Bakar adalah makruh tahrim. Dalam masalah adzan

1221
Hrdis riwayat lbnu Majah.
t222
H"ditr riwayat Imam Ahmad di dalam al-Musnad.
L223
Fothil qodir, Jilid I, hlm. 176; od-Durrut Mukhtar, )ilid I, hlm. 354 dan setelahnya; Muraqi at-Falah,hlm.32', al-Qawanin al-Fiqhiyyah,
hlm. 48; asy-Syarhush Shaghir, f ilid I, hlm. 248; asy-Syarhul Kabir,lilid I. hlm. 194, 196, 198; Mughnil Muhtaj, Jilid l, hlm. 138; al-
Muhadzdzab,lilid I, hlm. 57 dan setelahnya; al-Mughni, f ilid I, hlm. 408,471, 414, 424, 428, 430; Kasysyaful Qina', lilid l, hlm. 276,
Jilid I, hlm. ?79,lilid I, hlm.281, dan lilid I, hlm.283.

1r{
FIQIH ISI"AM JII-ID 1 Bagan 1: IBADAH

sambil duduk, dikecualikan orang yang me- isyaratkan bahwa menjawab salam ketika ad-
lakukan adzan untukdirinya dan adzan di atas zan dan iqamah juga dibolehkan.
kendaraan juga dikecualikan bagi orang yang
sedang dalam perjalanan. 4. Makruh Melakukan Tatswib
Makruh melakukan tatswib fmengajak
2. Melagukan dan Memanjangkan Adzan orang untuk bershalat) selain pada waktu shu-
juga Makruh
buh, baik tatswib itu dilakukan masa adzan
Melagukan dan memanjangkan adzan hing- ataupun setelahnya. Hal ini berdasarkan hadits
ga mengubah kalimat-kalimat adzan, ataupun riwayat Bilal,
menambah dan menguranginya dihukumi
makruh. Namun, dianjurkan untuk mengin- "Rasulullah saw. menyuruhku bertatswib
dahkan suara tanpa melagukannya. Menurut pada waktu shubuh, tetapi beliau melarongku
pendapat yang rajih dari ulama Hambali, adzan b erta tsw ib s ew aktu i sy q. "tzzs

yang dilagukan hukumnya sah karena maksud


dari adzan tetap tercapai sama seperti orang Hal ini disebabkan tatswib pada waktu
yang tidak melagukannya. Begitu juga, makruh shubuh sangat sesuai karena manusia masih
melakukan kesalahan dalam masalah nahwu tidur. Oleh sebab itu, mereka perlu dibangun-
atau kesalahan i'rab sewaktu adzan. kan dari tidurnya untuk melaksanakan shalat.

3. Makruh Bertahn 5. Haram Keluar Masiid Selepas Adzan


Berjalan sewaktu adzan adalah makruh, Menurut ulama Hambali, keluar dari
karena ia dapat merusak maksud dari pem- masjid setelah adzan dikumandangkan adalah
beritahuan. Demikian juga makruh bercakap haram dan tidak boleh, kecuali kalau ada
sewaktu adzan, meskipun dengan tujuan udzur. Kesimpulan ini diambil dari amalan
untuk menjawab salam. Oleh sebab itu juga, para sahabat Nabi Muhammad saw.. Abusy
memberi salam kepada orang yang sedang Sya'tsa' berkata, "Kami sedang duduk ber-
adzan hukumnya makruh.lzza Tetapi, orang sama-sama dengan Abu Hurairah dalam mas-
yang adzan wajib menjawab salam tersebut jid, lalu seorang petugas adzan menguman-
setelah selesai adzan. Perkataan yang sedikit dangkan adzan. Tiba-tiba, lelaki berdiri dan
tidaklah membatalkan adzan, tetapi perkataan berjalan. Abu Hurairah memandangi orang
yang banyak dapat membatalkannya. Karena, tersebut yang keluar dari masjid, kemudian
ia memutuskan muwaalloh yang disyaratkan Abu Hurairah berkata,'Sesungguhnya orang
dalam adzan. Ini menurut jumhur ulama, ini melawan [tidak mengikuti perintah) Nabi
selain ulama Hanafi. Ulama Hambali meng- Muhammad saw.'Dr226

1224
Menurut ulama Maliki, makruh mengucapkan salam kepada orang yang sedang mengucapkan talbiyah sewaktu haji dan umrah,
orang yang sedang membuang air (qada' hajat), orang yang sedang berjimak, ahli bid'ah, orang yang sedang sibuk dengan perkara
yang melupakan dari mengingat kepada Allah (allahwu) danyang sedang bermaksiat, serta perempuan yang muda. Bahkan, mem-
berikan salam kepada ahli maksiat ketika dia dalam keadaan maksiat. Demikian juga memberi salam kepada perempuan muda
yang dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah, maka mengucapkan salam tersebut hukumnya haram. Namun, tidaklah makruh
mengucapkan salam kepada orang yang sedang shalat, orang yang sedang bersuci, orang yang sedang makan, dan orang yang
sedang membaca Al-Qur'an (Lihat asy-Syarhul Kabir,Jilid,l, hlm. 195).
122s
Hrdit riwayat Ibnu Majah.
1226
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan shahih.
:.11r
",j"iitljlt1
FIQIH ISI"A.M JILID 1

Utsman bin Affan meriwayatkan bahwa Dan juga, sabda Rasulullah saw.,
Rasulullah saw. bersabda,
"Janganlah adzanyang dilakukan oleh Bilal

i cf "!"
i *te,
,,i, t:io..
iriYr ^S t'tl ;
menghalangimu dari makan sahur. Karena, dia
beradzan pada waktu malam supqya orong-
orang yang tidur bangun dan orang-orang
qG3it1;}t *;" o it yn UX yang sudah bangun menjadi sodar."

"Siapa yang mendapati adzan di masjid, Menurut mereka, sebelum- iqamah, mak-
kemudian dia keluar tanpa hajat dan dia tidak ruh mengucapkan (f e k;ilt 1. nda-
bermaksud kembali lagi, maka dia adqlah pun berdehem sebelum iqamah, tidaklah me-
orang munafik.'a2z7 ngapa. Demikian juga mereka menganggap
makruh menyeru di pasar atau di tempat lain
Sekiranya seseorang keluar karena ada supaya orang-orang melaksanakan shalat,
udzurl maka dibolehkan. Hal ini berdasarkan sesudah adzan dikumandangkan. Misalnya
perbuatan Ibnu Umar yang keluar dari mas- dengan mengatakan i)LeJl atau a.U!l 212tt
jid dengan tujuan untuk tatswib. Ulama Syafi'i it f;--'r.;)di .

juga berpendapat, makruh keluar dari masjid Imam an-Nawawi mengatakan bahwa
selepas adzan tanpa menunaikan shalat ter- bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.
lebih dulu, kecuali karena ada udzur. sebelum iqamah adalah disunnahkan.

6. Makruh Meng;umandangkan Adzan i. Meniawab Seruan Adzan dan lqamah


Sebelum Fajar
Menurut pendapat yang rajih di kalang-
Ulama Hambali berpendapat, dalam bu-
an ulama Hanafi, wajib menjawab bagi orang
Ian Ramadan dimakruhkan mengumandang- yang mendengar adzan dan sunnah bagi yang
kan adzan sebelum faja4 supaya orang-orang
mendengar iqamah. Ulama yang lain menga-
tidak tertipu sehingga meninggalkan sahur. takan bahwa sunnah menjawab bagi orang
Meskipun demikian, bisa tidak dimakruhkan yang mendengar adzan ataupun iqamah de-
jika memang orang-orang mengetahui kebia-
ngan mengucapkan seperti yang diucapkan
saan adzan waktu malam sebelum shubuh,
oleh orang yang melakukan adzan dan iqamah
sebab Bilal melakukan demikian. Hal ini ber-
itu, yaitu dua kali selepas setiap jumlah ke-
dasarkan sabda Nabi Muhammad saw.,
cuali pada ;:l*st 1; i dan afr\ &;. Pada
'b
kedua kalimat ini hendaklaK dijawab dengan
,t. z tt,., /
(lt ,Yt;i;
Jii., ,;l
4

it\i t;.?t) u<i Y)U J! vl v) y"ng maknanya adalah


'; l'
ot
lz, cc to
"tiada daya untuk menghindari maksiat ke-
pada Allah SWT kecuali dengan bantuan Allah
e ;5..-. el 'rl
\J \ U.
SWT, dan tiada kekuatan untuk taat kepada-
"Ketika Bilal mengumandangkan q.dzan Nya kecuali dengan pertolongan dari-Nyai'
pada waktu malam, makq makan dan minum- seperti yang dikatakan oleh Ibnu Mas'ud.
lah sehingga lbnu Ummi Maktum menguman- Adapun dalam tatswib hendaklah dijawab
dangkan adzan." dengan (t".,i.i i;t ). Jawaban tersebut hen-

1227
Riwayat tbnu Majah.
rlqlH ISI.AM IILID 1 Baglan 1: IBADAH

daklah dengan ucapan lisan. Inilah pendapat saja, ditambah lagi apabila kita perhatikan
yang zahir menurut ulama Hanafi.1228 sabda Rasulullah saw. adalah, "Hendaklah kamu
Sebagian ulama Hanafi mengatakan bahwa membaca sepertiyang dibaca (JJe ) oleh orang
jawaban adzan hendaklah diucapkan ketika yang beradzan." Rasulullah saw. tidak berkata,
berjalan menuju ke tempat shalat. Pendapat ini "Seperti yang telah dia baca [Jti)i' Menurut
diperselisihkan karena bertentangan dengan pendapat penulis, tafsiran seperti ini adalah
anjuran shalat pada awal waktu di masjid. tafsiran yang dipaksakan dan salah. Pada za-
Golongan ulama Maliki menganggap cu- hirnya, arti dari hadits tersebut adalah seperti
kup jika pendengar hanya menjawab sampai yang dikatakan oleh sebagian ulama Maliki,
pengujung dua kalimat syahadat saja, meski- yaitu hendaklah menjawab adzan semuanya.
pun untuk shalat sunnah, Adalah makruh bagi Menurut ulama Hanafi, lafaz perintah (amar)
orang yangadzan membalas adzannya sendiri dalam hadits tersebut menunjukkan kepada
kewajiban, sedangkan pendapat ulama yang
[ini menurut pendapat yang rajih, lagi masy-
hur dan mu'tamad). Demikian juga dia tidak lain mengatakan sunnah, sama seperti perin-
perlu menjawab (gjlr ,y'jli>rail dan juga: tah supaya berdoa setelah shalat.
(-)j.: J;"a yang ariinya semoga kamu Imam Muslim meriwayatkan dari saha-
menjadi orang yang mempunyai banyak ke- bat Umar tentang kelebihan membaca meng-
baikan dan kebajikan. Kecuali semasa iqamah, ikuti apa yang dibaca oleh orang yang adzan.
maka dianjurkan sesudahnya mengucapkan Kalimat demi kalimat kecuali pada kalimat
(V\;\ '.nr C:lr;lt * :f - :#t ,* :; maka hendaknya dia
+:6f1.
membaca (.r,r..| Vl i; I, j; !).1230
Dalil yang mengatakan bahwa adzan wajib
dijawab adalah hadits yang diriwayatkan oleh
Ibnu Xhrizaimah meriwayatkan dari sa-
habat Anas r.a.. Di antara sunnah Rasulullah
Abu Sa'id bahwa Rasulullah saw. bersabda,
saw. adalah apabila orang yang adzan shubuh
membaca (c:!;,i;t ,* i) maka beliau membaca
Sijtr Jric et;i o\jtr Wttt \lt n F'i>,;s);"' juga
' Infam Abu Dawud meriwayatkan
"Apabila kamu mendengar seruqn adzan,
dari sebagian sahabat Nabi Muhammad saw.
hendaklah kamu membaca seperti yang dibaco
bahwa Bilal melakukan iqamah. Dan apabila
oleh orang yang beradzan.'4zze
dia membaca 1i>ul,tr *u_il maka Rasulullah
saw. pun menjawab (r-..-trlj t$t t#Uf ).""
Menurut pendapat ulama Maliki, apa Mengenai tatswib, terdapat juga khabar
yang dapat dipahami dari sabda Rasulullah seperti yang dikatakan oleh Ibnu ar-Rifah,
saw.,'Apabila kamu mendengar seruan adzan" tetapi tidak diketahui siapa yang mengata-
adalah walaupun hanya mendengar sebagian kannya.

7228
Al-Bodo'i',1ilid l, hlm. L55; Fathul Qadir, Jilid I, hlm. L73; ad-Dufful Mukhtar,Jilid,l,hlm.267 dan halaman seterusnya; asy-Syarhush
Shaghir,lilid I, hlm. 253; asy-Syarhul Kab,a Jilid I, hlm. 196; al-Qawanin al-Fiqhiyyah,hlm.48; al-Majmu', lilid Il, hlm. 124; Mughnil
Muhtaj,Jilid I, hlm.40 dan seterusnya; al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 58; Kasysyaful Qina', Jilid l. hlm. 284 dan seterusnya; al-Mughni,
Jilid I, hlm. 426-428.
1229
Mutto\rq hlaih. Diriwayatkan oleh banyak sahabat; termasuk Abu Hurairah, Amru ibnul Ash, anaknya, dan Ummu Habibah. Imam
Muslim dan Abu Dawud juga meriwayatkan dari Umar tentang bagaimana menjawab adzan (Nailul Authaa Jilid II, hlm 51. 53).
1230
.subulus.talom. filid I, hlm. 126.
1237
rbid.,hlm. 120.
1232
tbld,iilidl,hlm, l2T,AdajugahaditslainyangserupadandiriwayatkanolehAbuDawudnarrundhaif.

i:ii rl

f*
FIqLH ISTAM IILID 1

Bagi orang yang sedang membaca, meski- Al-Qur'an hendaklah menjawab. Sebab, masih
pun membaca Al-Qur'an, disunnahkan meng- ada waktu lain untuk membaca Al-Qur'an, dan
hentikan bacaannya supaya dia dapat meng- mengulangi bacaan Al-Qur'an akan mendapat
ucapkan seperti apa yang dibaca oleh muadzin pahala.
atau orang yang iqamah. Karena jika dia tidak Menurut ulama Hanafi, ketika mendengar
berbuat demikian, ia akan terlewat dari men- adzan disunnahkan berdiri. Yang lebih baik
dengarkan adzan dan iqamah. Sedangkan ke- lagi adalah bagi orang yang sedang berjalan,
giatan membaca dapat dilakukan kemudian. hendaklah berhenti supaya dapat menjawab
Tetapi jika dia mendengar adzan ketika me- di satu tempat saja.
Hendaklah orang yang mendengar adzan,
lakukan shalat, maka dia tidakboleh membaca
baik semuanya ataupun hanya sebagian, men-
seperti orang yang beradzan, supaya shalat-
jawab adzan tersebut. fika seseorang tidak
nya tidak dilalaikan oleh perkara lain. Telah
mendengarnya karena jauh atau karena tuli,
diriwayatkan bahwa, "Shalat adalah suatu ke-
maka dia tidak disunnahkan menjawab.
sibukan."
Adzan yang sudah selesai dikumandang-
Atas dasar itu semua, maka menurut ula-
kan, tetap perlu dijawab jika jarak waktunya
ma Hanafi, ketika adzan atau iqamah, sese-
belum lama. Tetapi jika jarak waktunya sudah
orang seharusnya tidak bercakap-cakap atau
lama, maka ia tidak disunnahkan untuk men-
melakukan kerja lain.
jawab lagi.1233
Menurut jumhur ulama, semua orang yang
fika adzan diulang lagi, hendaklah yang
mendengar adzan hendaklah menjawabnya,
dijawab yang pertama saja, baik adzan itu
meskipun dia seorang yang junub, haid, nifas, dilakukan di masjid ataupun di tempat lain.
sedang thawaf fardhu ataupun thawaf sunnah. Keterangan ini disebut oleh pengarang kitab
Bahkan, seseorang yang melakukan jimak ad-Durrul Mukhtar. Meskipun demikian, Ibnu
hendaknya menjawab selesai persetubuhan. Abidin mengatakan, 'Apa yang jelas bagi saya
Begitu juga sesudah buang air dan sesudah adalah jawaban adzan hendaklah dibuat untuk
shalat, selagi tidak ada jarak waktu pemisah semuanya (kedua adzan) dengan melafalkan-
yang lama dengan adzan. nya, karena memang ada sebab yang berulang
Menurut ulama Hanafi, orang yang seha- yaitu mendengar."
rusnya menjawab adzan adalah siapa saia Pendapat ini juga dipegang oleh sebagian
yang mendengar adzan, walaupun dia seorang ulama Syafi'i. An-Nawawi berkata dalam kitab-
yang sedang dalam keadaan junub. Tetapi bagi nya, al-Majmu', "lika seseorang mendengar
orang yang dalam keadaan haid, nifas, orang orang membaca adzanselepas adzanyang lain,
yang sedang mendengar khotbah, atau sedang maka menurut pendapat yang terpilih fadhilah
shalat jenazah, semasa bersetubuh, sedang menjawab adzan berlaku pada semua adzan
dalam bilik air; sedang makan, mengajar se- tersebut. Tetapi, adzan yang pertama itu lebih
suatu ilmu dan belaja4 tidak perlu menjawab dikehendaki untuk dijawab dan makruh tidak
adzan. Tetapi orang yang sedang membaca menjawabnya!'7zz+

1233
Raddul Mukhtar,lilidl, hlm. 368; Mughnil Muhtaj,|ilid I, hlm. 140.
r23a
Roddul lrlukhtar,lilldt hlm.369; Mughnil Muhtai,filid I, hlm. 140.
t:!:l

ir
-Pf'
FIQIH ISTAM IILID 1

Menurut golongan ulama Syafi'i apabila


seseorang masuk masjid, sewaktu petugas f.6t :#t, ;J;Ar;rLts\ &!i ,i li
adzan mengumandangkan adzan, maka dia
tidak boleh melakukan shalat sunnah tahiya- t1t-.1 zJ*))t) il*)\ (1L) c,T
tul masjid atau lainnya, dia hendaklah men-
"1.t: a
,.: . o

jawabnya sambil berdiri hingga adzan selesai. iG') c$ r>31J,-


Halini dimaksudkan supaya pahala menjawab
porggfto, yorg
"Ya Allah, Tuhan pemilik
adzan dan pahala tahiyatul masjid dapat di-
sempurna dan shalat yang berdiri tegak , beri-
peroleh semua.
kan kepada Muhammad kedudukqn yang tinggi
Menurut ulama Hanafi dan Hambali, apa-
dan keutamaan, Anugerahilah kedudukan yang
bila seseorang masuk ke dalam masjid ketika
terpuji sebagaimana yang Engkau janjikan."
petugas adzan sedang iqamah, hendaklah
dia duduk sehingga imam menuju ke tempat
shalatnya [mihrab).
Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muham-
mad saw.,

i. Kesunnahan yang Perlu Dilakukan


, t t ,o t t.
Selepas Adzan
i dA t)P oi4t &tit U J*,
Perkara yang disunnahkan sesudah adzan
dan iqamah, adalah seperti berikut.123s ht&efr W.b A "p .,*t.)*
i. o
- ,z
^ , ,a,
t

7. Bershalawat atas Nabi Muhammad saw.


Setelah adzan selesai, hendaklah bersha-
_a z ,/
Qg U")r ,rl
'o
o _.
;1r \* i, t o ,
.(?; e 4;
lawat atas Nabi Muhammad saw. Menurut \.' .- ",, r. ,o- i, -r,o,, . :1 ,.
ulama Syafi'i dan Hambali, petugas adzan dan 'yr; 'a'i:r:,i
e.Ji p';a1
pendengar disunnahkan membaca shalawat
apabila selesai adzan. Hal ini berdasarkan ha- ;3i,
dits yang akan disebut nanti. Shalawat atas
Nabi Muhammad saw. selepas adzan pertama
kali dilakukan pada masa pemerintahan Sa-
"Jika kamu mendengar seruon adzan, hen- ^;At';*
daklah kamu membaca menurut apa yang di-
lahudin al-Ayyubi (tahun 7BL H), pada wakru
bacanya. Kemudian bershalawqtlah atasku.
isya malam Senin, kemudian malam fumat,
Sebab, siapa yang bershalawat atasku dengan
dan sepuluh tahun kemudian shalawat ter-
satu shalawat, niscaya Allah akan bershalawat
sebut dibaca pada semua shalat kecuali waktu
atasnya (mengampuninya) dengan shalawat
maghrib. Kemudian shalawat tersebut dibaca
(ampunan) sepuluh kali. Kemudian mohonlah
dua kali dalam waktu maghrib. Menurut para
kepada Allah wasiloh bagiku, karena wasilah
fuqaha, hal ini termasuk bid'ah hasanah.
adalah suatu kedudukan di dalam surga yang
2. Berdoa dengdn Doa yang Ma'tsur tidak patut diperoleh kecuali oleh salqh se-
Setelah selesai adzan, hendaklah berdoa orang dari hamba Allah. Aku berharap akulah
dengan doa yang ma'tsur, yaitu,
yang mendapatkannya. Siapa yang memohon

r23s Fathul
Qadir,Jilidl,hlm.T4 dan halaman seterusnya; ad-Durrul Mukhtar. Jilid I, hlm. 362; Muraqil Falah,hlm.33., al-Qawanin al-
Fiqhiyyah, hlm. 48; Mughnil Muhtaj,lilid I, hlm. 1.41.; al-Muhodzdzab,Jilid,1, hlm. 58; al-Mughni, Jilid I, hlm. 427; Kasysyoful Qina',
jilid t hIm.286.
Baglan 1: IBADAH FIqIH ISIAM JILID 1

-tQii ,:a )('ti ry tZ";'&xi


wasilah untukku, maka dia berhak mendapat-
kan syafaat.'4236
o ' ', ) ' z)
A'FG $t.b i,*b;j
.i. t t.
eJ:t-c:
Sa'ad bin Abi Waqqash mengatakan dia
mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Ya Allah! Inilah waktu tibanya malammu
dan berlalulah siangmu, suqra orang yang ber-
a , oi t-oi.. o .
yl
"Jl
/
) ii iAI ii'rir
L
iA'-" i',,- -,\ts ; doa kepadamu, dan wqktu kehadiron orang-
orong yang shalat menghadapmu. Ampunilah
,l' ,'.. )to, .', n. r't
a_r:)or--o rr*>.-o itir{l e;l iG; tur
aku."

\;'' rY-Lt \: lfr)r,tt3., au t4b: t/


Nabi Muhammad saw. juga menyuruh
Ummu Salamah untuk mengucapkan doa
s"
'til)
4-J dfe tersebut.123e
Adapun setelah adzan Shubuh, hendaklah
"Barangsiapa membaca ketika mendeng ar berdoa,
seruan (adzan), Aku bersaksi bahwa tiada tu-
han melainkan Allah, tiada sekutu bagi-Nya
dan bohwa Muhammad adalah Rasul Allah.
,q )GD ,!;W ,nt rili)1
Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam Oz ,, , -oi-
)
t;t J-e9to .jJjLc: ,.>l3,cl 1
sebagai ogqme, dan Muhammad sebagai Rasul,'
m aka d ia mpun il ah d o s any a.'a237
3. Berdoa di antara Adzan dan lqamah
Sahabat fabir juga meriwayatkan bahwa Hendaklah berdoa ketika adzan telah se-
Rasulullah saw. bersabda, lesai, yaitu masa di antara adzan dan iqamah.
Hendaknya memohon kesejahteraan kepada
"Siapa saja setelah mendengar seruan
Allah SWT bagi kehidupan di dunia dan
adzan mengucapkan, t$t eri,'",11 ,; It di akhirat. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah
maka dia berhak meidapdt syaidatku pada saw,
Hari Akhir.'4238
"Doa antarq adzan don iqamah tidak akan
Adapun ketika selesai adzan Maghrib, ditolqk." Para sahabat bertanya,"Doa apa yang
hendaklah seseorang berdoa, seharusnya kami ucapkan, wahai Rasulullah?"

1236
Diriwayatkan oleh al-fama'ah kecuali Imam al-Bukhari dan lbnu Majah. Riwayat ini diriwayatkan dari lbnu Umar secara may'u1
Makna hadits ini (allaahumma) artinya,'Ya Allah;' (ad-da'woh at-tammah) ialah dakwah (seruan) tauhid, sebab seruan itu tidak
akan berubah atau bertukarl malah kekal hingga Hari Akhir. Atau dapat iuga diartikan dakwah (seruan) adzan dan iqamah. Disifati
(sempurna) karena ia sempurna, besar kedudukannya serta iauh dhri kecacatan. (Wash-shalatil qaa'imah) artinya shalat yang
akan didirikan. Wasilah ialah kedekatan diri [qurbJ kepada Allah. Ada iuga yang mengatakan bahwa arti wasilah adalah satu kedu-
dukan di dalam surga seperti yang diterangkan dalam Shahih Muslim. Al-Fadhilah artinya kedudukan (martabat) yang lebih dari
makhluk-makhluk lain seluruhnya.
Maqam Mahmud artinya syafaat yang besar di Hari Akhir, karena Nabi dipuii oleh orang-orang terdahulu dan orang-orang
terkemudian karena Allah berfirman, "Semoga Tuhanmu membangkitkan dan menempatkanmu pada Hari Akhir di tempat yang
terpuji." Hikmah memohon hal tersebut meskipun ia pasti berlaku karena Allah sudah berjanli, adalah untuk mengungkapkan
kemuliaan Nabi dan keagungannya. (Nailul Authar, Jilid ll, hlm. 54)
1237
Di.i-ryrtkan oleh Imam Muslim.
1238
Diriwayatkan oleh al-Jama'ah kecuali Imam Muslim (Naitut Authar, Jilid Il, hlm. 54 dan halaman setelahnyaJ.
r23e
Diriwayad<an oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi serta lihat alM uhadzdzab lilid l, hlm. 59.
FrqlH lsrAM frrrD 1 Baglan 1: IBADAH

Beliau menjawab, "Mohonlah ompunan dan rangan Ibnu Abi Syaibah yang mengatakan
kesejahteraan di dunia dan di akhirat kepada bahwa Abdullah bin Zaid al-Anshari menda-
Allah.il 1,240
tangi Nabi Muhammad saw.lalu berkata, "Wa-
hai Rasul, aku melihat dalam tidurku (mimpi),
Petugas adzan disunnahkan duduk pada lelaki yang memakai dua lapis baju berwarna
masa antara adzan dan iqamah, menunggu kehijauan berdiri, kemudian menuju ke sudut
datangnya jamaah, seperti yang telah kami dinding. Lalu dia mengumandangkan adzan
jelaskan dalam kesunnahan adzan. dua kali dua kali dan beriqamah dua kali dua
kali,Dt242

2. IQAMAH Imam at-Tirmidzi juga meriwayatkan dari


a. Bentuk atau Cara lqamah Abdullah bin Zaid,
Menurut jumhur ulama selain ulama "Adzan pada zaman Rasulullah saw.. di-
Hambali, mengumandangkan iqamah adalah ucapkan dengan hitungan genap baik itu adzan
sunnah mu'akkadah ketika akan menjalankan maupun ieam2[."t2+:
shalat fardhu yang dilaksanakan pada waktu-
nya, dan juga shalat fardhu yang dilaksanakan Diriwayatkan dari Abu Mahdzurah, bah-
tidak pada waktunya, baik shalat itu dijalan- wa dia berkata,
kan sendirian atau berjamaah. Kesunnahan "Rasulullah saw. telah mengajari aku
ini berlaku bagi kaum lelaki dan juga kaum adzan 19 kalimat dan iqamah 17 kalimat.lzaa
perempuan. Adapun ulama Hambali mengata-
kan, bahwa wanita tidak perlu menguman- Menurut pendapat ulama Maliki, iqamah
dangkan adzan dan iqamah. adalah 10 kalimat, yaitu dengan tambahan ka-
Ulama berbeda kepada tiga pendapat me- limat iy.Lttc-j;tiri satu kali. Ini berdasarkan
ngenai bentuk iqamah.12a1 Menurut ulama Ha- riwayat Anas yang mengatakan, "Bilal diperin-
nafi, kalimat-kalimat iqamah diucapkan dua tahkan supaya menggenapkan adzan dan
kali-dua kali beserta tarbi' [menyebut empat mengganjilkan iqamah."12as
kali) pada kalimat takbir sama seperti adzan. Menurut pendapat ulama Syafi'i dan
Tetapi, selepas membaca C:9uilt * i ditam- Hambali, lafaz iqamah tidak berulang, yaitu 11
bah kalimat iNl,lr 4G i dtia kali. oleh sebab kalimat. Kecuali lafaz iqamafr ixllriu.ri, ia
itu, kalimat iqamah menurut mereka adalah diulang sebanyak dua kali. Hal ini berdasar-
tujuh belas kalimat. Hal ini berdasarkan kete- kan riwayat Abdullah bin Umar,

1240
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh lmam Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah
hadits hasan. Hadits ini juga diriwayatkan oleh an-Nasa'i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Diya'di dalam al-Mukhtorah, dari
sahabat Anas bin Malik r.a. (Nailul Authar Jilid II, hlm. 55; Subulus Salam,lilid I, hlm. 130).
7247
At-Bada'i',lilid I, hlm. 148; ad-Durrut Mukhtar,litid I, hlm. 360; al-Lubab,lilidl, hlm. 63; Fathul Qadir,lilid l, hlm. 169; asy-Syarhush
Shaghir,Jilid I, hlm. 256; al-Qawanin al-Fiqhiyyah,hlm.4E; Bidayatul Mujtahid,Jilid l, hlm. 107; Mughnil Muhral, f ilid I, hlm. 133 dan
f ilid I, hlm. 136; al-Muhadzdzab,lilid I, hlm. 54, 57; al-Mughni, f ilid l, hlm 4O6; Kaiysyaful Qina',lllidl,hlm.267.
1242
Rilrlny, adalah riial yang shahih dan bersambun g(muttashit) sampai kepada sahabat. Semua sahabat adalah adil. Oleh sebab itu,
tidak diketahuinya nama sahabat tidaklah membahayakan keshahihahn hadits tersebut. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam
al-Baihaqi. Abu Dawud dan lainnya juga meriwayatkan hadits yang hampir sama (Nashbur Rayah, f ilid I, hlm. 266 - 267).
1243
Nashbur Rayah, lilid. l, hlm. 267.
1244
H"dits ini diriwayatkan oleh lima orang imam hadits. Imam at-Tirmidzi berkata: ini adalah hodits hasan shahih (Nailul Authar,lilid
II, hlm.43J.
12as
Hadits iri diriwayatkan oleh al-Jama'ah, dari Anas {Nsilul Authar,lilid ll, hlm. 40.
Baglan 1: IEADAH i>-., FrelH IsrAM llllD l
597
L*,7"-'
"Adzan pada zaman Rasulullah saw. perti yang telah kita jelaskan dalam pem-
adalah dua kali-dua kali dan iqamah satu kali- bahasan syarat-syarat adzan, Tetapi jika
satu kali. Namun, ada tambahrn i>*lr 6$i iqamah dilakukan oleh orang lain, maka
- iN:rr .jtji:,rrnu juga dibolehkan.
Tetapi, ulama Hanafi mengatakan,
Pada pandangan penulis, pendapat ter-
makruh bagi orang lain yang melakukan
akhir inilah pendapat yang paling shahih.
iqamah jika orang yang beradzan tersing-
Namun, boleh memilih antara pendapat ini
gung. Tetapi, tidak makruh jika orang
dengan pendapat ulama Hanafi. Adapun un-
y ang adzan tidak tersinggung.
tuk memahami hadits Anas, harus memper-
timbangkan batasan yang ada dalam hadits 3. Menurut ulama Hambali, sunnah dilaku-
Ibnu Umar. kan iqamah di tempat dikumandangkan-
nya adzan. Iqamah disyara'kan untuk
b. Hukum lqamah pemberitahuan. Oleh sebab itu, hendaklah
Hukum iqamah adalah seperti hukum dilaksanakan di tempat yang sama supaya
adzan. Namun, ada beberapa tambahan se- pemberitahuan itu lebih efektif lagi. Tetapi
bagai beriksl.rzaT jika adzan itu dikumandangkan di atas
l. Iqamah disunnahkan dibaca secara cepat, menara atau tempat yang jauh dari masjid,
namun huruf-hurufnya harus tetap jelas. maka tidak perlu iqamah dilakukan di
Caranya adalah dengan menggabungkan tempat itu, supaya tidak terlewat melak-
dua kalimat dengan satu napas dan ka- sanakan shalat.
limat akhir dengan satu suara. Hal ini Ulama Syafi'i berpendapat bahwa iqa-
berdasarkan hadits fabir yang telah di- mah sunnah dilakukan di tempatyang lain
sebutkan, dari tempatadzan, dan dengan suara yang
"Jika engkau adzon, hendaklah engkau Iebih rendah daripada suara adzan.
lambatkan. Dan apabila engkau iqamah, Iqamah tidak boleh dikumandangkan
hendaklah engkau cepatkan, Buatlah ja- hingga imam memberi izin. Karena, Bilal
rak antara adzan dan iqamah sekadar meminta izin terlebih dahulu kepada Na-
orang yang makan dapat menyelesaikan bi Muhammad saw.. Dalam Hadits Ziyad
makannya." ibnul Harits as-Sada'i, dia berkata, 'Aku
berkata kepada Nabi Muhammad saw aku
2. Menurut madzhab yang empat, yang af-
hendak melakukan iqamah, aku hendak
dhal adalah yang mengumandangkan iqa-
melakukan iqamah." Rasulullah saw. men-
mah hendaknya orang yang menguman-
jawab,
dangkan adzan. Hal ini berdasarkan pe-
tunjuk sunnah, yaitu siapa yang melaku- "Petugas adzan lebih berhak me-
kan adzan, maka dialah yang iqamah se- ngumandangkon iqamah, dan imam le-

1246
H"ditr riwayat Imam Ahmad, an-Nasa'i, Abu Dawud, Syafi i, Abu 'lwanah, ad-Daruquthni, Ibnu Khuzaimah, lbn Hibban dan al-
Hakim. lVoil al-Authan Jilid ll, hlm.43.
1247
Ad-DurrulMukhtar,lilidl,hlm.36l"danlilid !,h\m.377;FathulQadir,lilidl,hlm.l,T0;al-Bada'i',lilidl,hlm.l5l;BidoyatulMujtahid,
filid I, hlm. 145, asy-Syarhush Shaghir, Jilid I, hlm. 255 dan setelahnya; al-Muhadzdzab, f ilid l, hlm. 59; Mughnil MuhtoT, f ilid I, hlm.
136 serta filid I, hlm. 138 dan setelahnya; al-Mughni, Jilid I, hlm, 4I5 - 417 serta Jilid l, hlm. 458 dan setelahnya; Kasysyaful Qino'
Jilid L hlm.275 dansetelahnya. Lihat juga Jilid I, hlm. 279 dan f ilid l, hlm. 281.
FIq!H ISTAM IITID

bih berhok memberi izin untuk mengu- dia sempat mendapat fadhilah takbiratul
mandang kan iqamah.'azag ihram bersama dengan imam. fika dia
tidak sempat berbuat demikian, hendak-
4. berdiri
Orang yang akan shalat tidak boleh
lah dia bangun sebelum itu, kira-kira dia
ketika iqamah hingga imam berdiri atau
dapat mendapat fadhilah tersebut.
imam datang. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah saw.,
5. Sama seperti adzan, iqamah juga dalam
keadaan berdiri, suci, menghadap qiblat,
o' , t l'-" t' ' tidak berjalan semasa beriqamah, dan
o.o.i
3.t; -f tY-* )tc;)l-':Jt ':.#i' r>1
tidak bercakap-cakap. Begitu juga disya-
"Jika dikumandangkan iqamah untuk ratkan supaya tidak ada jarak waktu yang
shalal maka janganlah kamu berdiri panjang antara iqamah dengan shalat.
hi ng g a kamu m elih q7ft11.'n2ae fika berlaku jarak waktu yang panjang
atau terjadi sesuatu yang dianggap dapat
Berkenaan dengan masa kapankah memutuskan antara iqamah dan shalat
makmum patut berdiri untuk shalat, seperti makan, maka hendaknya iqamah
ulama Maliki mengatakan bahwa orang tersebut diulang. Imam disunnahkan ber-
yang akan shalat boleh berdiri, baik ke- takbiratul ihram sebentar setelah iqamah
tika iqamah dikumandangkan, pada awal- selesai. Antara iqamah dan shalat tidak
nya, ataupun selepasnya. Dalam hal ini, boleh dipisahkan, kecuali dengan perkara
tidak boleh dibuat ketentuan apa pun. sunnah seperti imam menyuruh mem-
Semuanya terserah kepada keinginan ma- betulkan shaf. Iqamah yang dilakukan oleh
sing-masing. Sebab, ada orang yang susah perempuan tidaklah cukup untuk jamaah
berdiri karena tubuhnya berat dan ada lelaki.
orang yang mudah berdiri. Menurut ulama Syafi'i, bagi siapa sa-
Ulama Hanafi berpendapat, orang yang
ja yang mempunyai kelayakan mengga-
hendak shalat hendaklah bangun ketika bungkan antara adzan, iqamah, dan imam,

diucapkan C:!uilt & i dan setelah imam maka ia disunnahkan untuk melakukan-
nya. Ulama Hanafi juga berpendapat de-
berdiri. Ulima Hambali berkata bahwa
mikian. Mereka mengatakan yang lebih
disunnahkan berdiri ketika il*St Uu i
baik adalah imam sendiri yang melakukan
karena diriwayatkan dari Anas bahwa dia
adzan, karena Nabi Muhammad saw.-
berdiri apabila petugas adzan menyebut
seperti yang disebutkan dalam kitab ad-
i.s*lt..-vi. Diya'-mengumandangkan adzan sendiri
Ulama Syafi'i berkata bahwa orang dalam perjalanannya. Beliau juga mengu-
yang shalat disunnahkan berdiri apabila mandangkan iqamah sendiri lalu shalat
iqamah telah selesai, jika memang imam Zhuhur.
berada bersama- sama orang yang shalat Iqamah tidak disunnahkan di tempat
di masjid,1zso dan juga jika memang dia yang tinggi. Meletakkan jari di telinga,
mampu berdiri dengan segera. Yaitu, selagi tarjil dan tartil juga tidak disunnahkan.

1248
H"ditr riwayat lbnu Adi. Lihat.subulus Solam f ilid I, hlm, 130.
1249
Muttafaq'alaih.
12s0
.SrDrlrr Solam, Jilid I, hlm. 131; al-Hadhramiyyah, lim.74; al-Majmu', |ilid III, hlm. Z3Z; at.Mughni, Jilid I, hlm. 4SB; ad-Durrul
Mukhtar, Jilid I, hIm.447.
FIQIH ISI"AM
'ILID
6. Apabila petugas adzan mengumandang- dan juga orang yang dirasuki iin atau
kan adzan dan riqamah, orang lain tidak setan. Rasukan setan atau jin dapat di-
disunnahkan untuk adzan atau iqamah. cegah dengan adzan. Karena apabila setan
Mereka cuma dikehendaki membaca sama mendengar adzan, dia akan lari.
seperti yang dibaca oleh petugas adzan,
Adzan ketika mayat dimasukkan ke dalam
sebab sunnah telah menetapkan demi-
liang kubur tidaklah disunnahkan. Ini menurut
kian.
pendapat yang mu'tamad di kalangan ulama
7. Imam disunnahkah memerintahkan mak-
madzhab Syafi'i.
mum untuk meluruskan shaf shalat de-
ngan cara melihat ke kanan dan ke kiri lalu
mengatakan, D. SYARATSHALAT
Sahnya shalat bergantung kepada kesem-
+, r) t'o
it'l t';.-j tt*t purnaan syarat dan rukunnya. Pengertian sya-
rat menurut bahasa [etimologi) adalah tanda.
"Luruskanlah barisan, semoga Allah
Sedangkan arti syarat menurut istilah syariat
merahmati kalian. Rasulullah saw. telah
Islam, adalah perkara yang menjadi sandaran
bersabda,
atas kewujudan sesuatu yang lain, dan perkara

,y -;At it; itV &r* 4; tersebut termasuk unsur eksternal dari haki-
kat sesuatu itu [tidak termasuk bagian dari
hakikat sesuatu tersebut).
$-2)t \ eu;
Pengertian rukun dari segi bahasa (eti-
'Luruskanlah shaf, korrro shaf yang mologi) adalah bagian yang terkuat dari sua-
lurus adalah sebagian dari kesempurnaan tu perkara. Adapun menurut istilah, rukun
gfiqlq7"azs7
berarti perkara yang menjadi sandaran bagi
kewujudan sesuatu yang lain, dan ia adalah
c. Adzan untuk Selain shalat bagian inti dari sesuatu tersebut yang tidak
Selain adzan untuk shalat, disunnahkan dapat dipisah-pisahkan.
juga mengumandangkan adzan dalam bebe- Setiap syarat dan rukun merupakan sifat
rapa hal berikut ini. kefardhuan (washful fardhiyyah), sehingga
1. Adzan di telinga kanan bayi yang baru la- kedua-duanya adalah fardhu. Oleh sebab itu,
hir, begitu juga sunnah dibacakan iqamah sebagian fuqaha menamakan judul pemba-
pada telinga kiri. Sebab, Nabi Muhammad hasan ini dengan fardhu-fardhu shalat.
saw. adzan di telinga Hasan ketika dilahir- Syarat shalat terbagi menjadi dua jenis,
kan oleh Fatimah.12s2 yaitu syarat wajib dan syarat sah atau syarat
2. Adzan sewaktu terjadi kebakaran, waktu pelaksanaan. Syarat wajib adalah perkara yang
perang, dan sewaktu ada orang yang hen- menyebabkan wajibnya melakukan shalat, se-
dak melakukan perjalanan jauh (musafir). perti mencapai umur baligh serta mempunyai
3. Adzan di telinga orang yang berdukacita, daya berpikir. Syarat sah adalah perkara yang
orang yang iatuh, orang yang marah, atau menyebabkan shalat meniadi sah, seperti
manusia yang menjadi liar perangainya bersuci.

r2sr Muttafaq'alaih.
12 s2..
Diriwayatkan oleh -Tirmidil dan dia herkatainihadits s
, rtl " -'... r.
FIQIH ISLAM I \-, 1:
600 l:
Baglan IBADAH
'ILID
7. SYARAT WATIB SHAIAT cayo Allah akan mengampuni dosa-dosa me-
Shalat diwajibkan kepada setiap umat reka yong telah lalu...."'(al-Anfaal: 38)
Islam yang sudah mencapai umur dewasa
(baligh) serta berakal. Dia juga tidak sedang Dan juga, berdasarkan sabda Nabi Mu-
berhalangan seperti sedang haid dan nifas. hammad saw.,
Syarat wajib shalat terdiri atas tiga perkara,
yakni sebagai berikut.l2s3 tioL,'
'1i,3 ! t tl
v
=: i*:y'
Syarat Pertama: lslam "(Dengan memeluk) Islom, (hal itu akan)
Shalat diwajibkan kepada setiap umat menghapuskon apa (dosa-dosa) yang sebelum-
Islam, baik lelaki ataupun perempuan, Menu- fi!q,"tZs't
rut pendapat jumhur, shalat tidak diwajibkan
kepada orang kafir dalam artian kewajiban Maksud hadits tersebut adalah terhapus
tuntutan (wujuub muthaalqbah) di dunia, ka- semua kesalahan yang telah dilakukan se-
rena shalat yang dilakukan oleh orang kafir masa mereka masih kafir. Adapun orang
adalah tidak sah. Tetapi dari sudut lain, orang yang murtad, ulama selain madzhab Hanafi
kafir tersebut akan dihukum di Akhirat karena berpendapat bahwa mereka wajib mengqa-
dia sebenarnya dapat melakukan shalat de- dha' shalat (yang tidak dilakukan ketika dia
ngan memeluk agama Islam. Dan menurut dalam keadaan murtad) apabila dia kembali
prinsip jumhur ulama, orang kafir tetap ter- lagi kepada lslam. Aturan ini adalah sebagai
ikat dengan hukum-hukum Islam meskipun hukuman kepadanya. Disebabkan, orang mur-
dia kafir. tad masih terikat dengan hukum Islam. Maka,
Menurut pendapat ulama Hanafi, orang kewajiban-kewajibannya tidak gugur begitu
kafir tidak wajib shalat. Pendapat ini berda- saja ketika ia menjadi murtad [yaitu dengan
sarkan kepada prinsip yang mereka pegangi, mengingkari Islam), sebagaimana kewajiban-
bahwa orang kafir tidak terikat dengan hukum- kewajiban finansialnya (seperti utang) juga
hukum Islam, baik hukum di dunia maupun tidak gugur begitu saja. Tetapi menurut pen-
hukum di Akhirat. dapat ulama Hanafi, orang murtad tidak di-
Namun, ulama bersepakat bahwa orang wajibkan mengqadha'shalat [ketika dia kem-
kafir yang memeluk Islam tidak diwajibkan bali lagi memeluk Islam) sama seperti orang
mengqadha' shalat yang telah lewat (sebelum kafir asli.
ia masuk Islam). Pendapat ini berdasarkan Adapun amal ibadah dan semua amal ke-
firman Allah SWT, bajikan yang dilakukan oleh orang kafir; tidak
akan memberikan faedah kepada mereka di
"Katakanlah kepada orang-orang yang Akhirat nanti, jika ketika mati dia berada da-
kafir itu (Abu Sufyan dan kawan-kawannyo), lam keadaan kafir. Hal ini berdasarkan firman
'Jika mereka berhenti (dari kekafirannyo), nis-
Allah SWT,

1253
Muraqi al-Falah, hlm. 28; ol-Qawanin al-Fiqhiyah, hlm. 44; osy-Syarh asy-Saghin f il 1, hlm. 231.233,260 - 265. osy-Syorh ol-Kabir,
filid I, hlm.20 l; Mughni al-Muhtaj, Jilid 1, hlm. 1.30 - 732: al-Muhodhdhab,lilid I, hlm. 53 dan setelahnya; al-Mughni, filid I, hlm.
395- 401dan f ilid I. hlm. 6L5; Kasysyaf ol-Qinalhlm.306 dan 364; al-Muhorrar Fi Fiqh al-Hambali, Jilid I. hlm. 29 - 33.
1254
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, ath-Thabrani, dan al-Baihaqi, dari sahabat Amru ibnul Ash. Imam Muslim dalam Shahih-
nya juga meriwayatkan hadits yang maknanya mirip dengan hadits Amru dengan redaksi,'Apakah engkau tidak mengetahui, bahwa
lslam itu menghancurkan apa yang sebelumnya? Sesungguhnya, hijrah menghancurkan apa yang sebelumnya. Dan sesungguhnya,
haji menghancurkan apa yang sebelumnya." (Nailul Authan lilid l, hlm.299)
Bagan 1: IBADAH FIQIH ISIAM JILID 1

""\, .....'

"Don Komi akan perlihatkan segala amal I mam an-Nawawi berkata, "Pendapat yang
yang mereka kerjakan,lalu Kami akan jadikon benar menurut para ulama yang sangat teliti,
amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan." bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa
(al-Furqaan:23) pendapat tersebut merupakan ijma' adalah
bahwa apabila orang kafir melakukan suatu
Di dunia, orang kafir yang bekerja dengan amalan yang baik seperti bersedekah atau si-
baik tetap akan mendapat faedah, yaitu men- laturahmi kemudian dia memeluk Islam dan
dapat rezeki yang banyak dan kehidupan yang mati dalam keadaan Islam, maka semua pa-
nyaman. Namun, jika memeluk Islam, dia akan hala akan ditulis untuknya."12s6
diberi pahala, tingkah lakunya yang baik dan
juga amalan kebajikan yang dilakukan semasa Syarat Kedua: Ballgh
dia kafir dulu tidak akan hilang atau terhapus. Anak-anak tidak difardhukan melakukan
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayat- shalat. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah
kan oleh Imam Muslim dan para perawi saw,
lain dari sahabat Hakim bin Hizam r.a., yang
menceritakan bahwa dia pernah bertanya ke-
pada Rasulullah saw., 'Apakah pendapatmu 7;A':#.;.J,',i,:n; &'e)
tentang kebaikan yang aku lakukan semasa
jahiliyah dulu, apakah aku akan mendapatkan
brg & r.atni';",F *,F
pahala yang baik?" Lalu baginda Rasul saw z 1' o z A / d l,

r= ,f tt'-fs
n

Menjawab, "Kamu memeluk lq]am dengan


membawa kebaikan yang telah kamu laku- "Tiga orang yang tidok dianggap bertang-
kan." gungjawab atas perbuatannya, yaitu orang gi-
Baginda Rasul saw. melanjutkan sabda- la hingga ia kembali wqres, orqng yang tidur
DYO, hingga ia tersador (bangun) dari tidurnya, dan
anak-anak hingga ia bermimpi (baligh)."12s7
"Apabila seorang hamba Allah SWT me-
meluk Islam dan menjadi Muslim yang baik,
Meskipun demikian, anak-anak-baik le-
maka Allah SWT akan memaofkan semua
laki maupun perempuan-hendaklah disuruh
keburukan yang telah dilakukan pada masa
supaya melakukan shalat apabila umurnya
dulunya, Adapun perbuatan yang dilakukan
sudah tujuh tahun. Yaitu, apabila telah me-
setelah lslam, maka akon dibalas sesuai dengan
masuki umur mumayyiz fdapat membedakan
kadar kesalahannyo (qishash): setiap kebaikan
yang baik dan yang buruk), supaya mereka
akan dibalas dengan 10 hingga 700 kali lipal
terbiasa melakukan shalat. Anak-anak yang
dan setiap kejahatan akqn akan dibalas sama
sudah berumur 10 tahun apabila meninggal-
besarnya dengan kejahatan tersebuC kecuali
kan shalat, maka walinya hendaklah memu-
j ika Allah SWT meng ampuninya.'azss
kulnya dengan tangan [pada bagian tubuh

1255
Hrditr riwayat al-Bukhari dan an-Nasa'i, dari sahabat Abu Sa'id al-Khudri.
12s6
Noilul Authar lilid t,hlm. 300.
12s7
Hadits riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim, dari sahabat Ali dan Umar r.a.. Hadits ini adalah shahih. Imam Ahmad,
Abu Dawud, al-Hakim, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah juga meriwayatkan hadits ini dari Sayyidah Aisyah, dengan redaksi, "Qalam (yang
mencatat pahala dan dosa) diangkat dari tiga golongan: dari orang yang tidur hingga teriaga, dari orang yang ditimpa musibah
sehingga dia terlepas darinya, dan dari anak-anak hingga dia besar. Lihat /Vairul Author, lilid I, hlm, 298 dan setelahnya.
Fre[H Isr."A.M ]rUD 1

yang tidak berbahaya, pada bagian pantat Allah SWT juga berfirman,
contohnya), bukan dengan kayu. Pukulan
"Wahai orqng-orang yang beriman! Pe-
tersebut tidak boleh melebihi tiga pukulan.
Tetapi jika tanpa dipukul anak tersebut sudah liharalah dirimu dan keluargamu dari api
patuh, maka tidak perlu dipukul. Ini adalah nerake...." (at-Tahriim: 6)

satu cara untuk memarahi anak-anak ber-


dasarkan sabda Rasulullah saw.,
Syarat Ketlgp: Berakal
Menurut pendapat jumhur selain ulama
Hambali, shalat tidak wajib bagi orang gila,
'J-,t-,
\,r r*, ;Ci {'t;y-eJr., ns;rlji tri hilang akal, dan yang serupa dengan kondisi
,,.,i or.,.o7, tersebut seperti orang yang pingsan. Kecuali,
ot.o., !n'., i, ot t 1,.
@ t_f f., ) -F cr-cr giJ W t'-r-etS jika dia kembali sadar dan masih ada waktu
shalat yang tersisa. Hal ini disebabkan berakal
, uit ,; adalah tanda mukallaf, sebagaimana hadits
yang telah disebut sebelum ini yang artinya,
"Suruhlah anak-anakmu shalat apobila
"Orang gila sehingga ia kembali waras."
mereka mencapai umur tujuh tahun, dan
Tetapi menurut pendapat ulama madzhab
pukullah mereka apabila mereka mencapai
Syafi'i, mereka disunnahkan mengqadha'
umur sepuluh tahun dan pisahkan tempattidur
shalat yang terlewat ketika mereka hilang
mereka.'42s4
akal [gila, pingsan, dan kondisi semacamnya),
Menurut pendapat ulama madzhab Hambali,
Yang dimaksud dengan pemisahan tem-
orang yang hilang pikiran karena sakit,
pat tidur adalah tidak berkumpul dalam satu pingsan, atau karena efek obat yang dibenar-
selimut sedangkan mereka dalam keadaan kan, diwajibkan mengqadha' shalat yang
telanjang. Namun jika mereka berada dalam terlewat karena kewajiban berpuasa bagi
selimut yang berbeda, maka tidak mengapa mereka juga tidak gugur. Maka, begitu juga
mereka tidur di atas satu ranjang. Hukum pe-
kewajiban shalat tidak gugur.
misahan tempat tidur bagi anak-anak yang
Perempuan yang datang haid dan nifas
berumur 10 tahun adalah sunnah.
tidak dituntut melakukan shalat dan tidak
Orang yang telah baligh diharamkan me- juga dikenakan qadha'shalat, sekalipun me-
rapatkan aurat tubuh di antara mereka dengan
reka sengaja memukul tubuhnya atau me-
tujuan mencari kenikmatan, dan makruh jika minum obat supaya datang haid atau sema-
tidak bertujuan untuk mencari kenikmatan camnya. Orang yang mabuk diwajibkan
seperti merapatkan dada. Perintah itu dituju- mengqadha' shalatnya yang terlewat, karena
kan kepada para wali/penjaga anak-anah dia telah melakukan kesalahan, yaitu mabuk.
bukan kepada anak-anak tersebut. Hal ini Orang yang tidur juga diwajibkan mengqadha'
berdasarkan firman Allah SWT,
shalat yang terlewat, dan dia wajib diberi tahu
"Dan perintahkanlah keluargamu melak- jika waktu shalat sudah hampir berakhir. Dalil
sanakan shalat dan sabar dalam mengerja- yang menunjukkan wajib qadha' shalat adalah
konnye," (Thaahaa: 132) hadits,

1258
Hrdit. riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim, dari sahabat Abdullah bin Amr. Hadits ini adalah hadits shahih (Nailul
Authaa lilid I, hlm. 298).
Bagflan 1: IBADAH lsr.JA.M IrrID 1

t;'fi s1r++v ti; ,i a>; ,f iu U berwukuf, karena itulah waktu memohon dan
berdoa kepada Allah SWT. Imam al-lsnawi
.'n o' . berkata, "Semua ini (adalah hukumnya sunnah
+, Yl 6;itj' y atau dianjurkan), berbeda jika ada orang yang
"Barangsiapa tidur dan terlewat melaku- sedang berwudhu dengan air yang najis, maka
kan shalat atau terlupa melakukan shalat, mengingatkannya hukumnya waj ib."
hendaklah ia melakukan shalat apabila ia ter-
ingat. Tidak ada hukuman baginya, kecuali 2. HILANG UDZUR DALAM WAKTU SHALAT
m eng qa dh a' sh alat TsyssSqT'azse Apabila sebab-sebab yang menghalangi
kewajiban shalat sudah tidak ada-seperti
Hadits ini adalah dalil wajibnya mengqa- anak-anak sudah menjadi baligh, orang gila
dha' shalat fardhu baik disengaja maupun ti- menjadi waras, perempuan telah suci dari haid
dak, meskipun waktunya telah terlewat lama. dan nifas, atau orang kafir memeluk Islam-
Imam an-Nawawi mengatakan dalam dan masih ada sisa waktu untuk shalat yang
kitab al-Majmu', "Disunnahkan membangun- hanya mencukupi untuk takbiratul ihram atau
kan orang yang tidur supaya menunaikan lebih, maka menqadha' shalat waktu tersebut
shalat, terutama jika waktu sudah hampir be- adalah wajib. Hal ini adalah pendapat ulama
rakhir. Dalam Sunan Abu Dawud, disebutkan madzhab Hambali dan Syafi'i yang azhhar. Di
bahwa, "Pada suatu hari, Nabi Muhammad samping itu, menurut pendapat jumhur selain
saw. keluar untuk menunaikan shalat. Setiap ulama madzhab Hanafi, shalat lain yang dapat
kali baginda menemui orang tidur; baginda dijamak dengan shalat yang udzur seseorang
membangunkannya." Begitu juga hukumnya hilang dalam waktunya, juga wajib diqadha'.
sunnah, membangunkan orang yang tidur di Menurut pendapat ulama madzhab Syafi'i
hadapan orang yang shalat, tidur di barisan dan Hambali, jika halangan tersebut hilang
(shatr) pertama, tidur di mihrab masjid, atau pada akhir waktu ashar sedangkan sisa waktu
tidur di atas atap yang tidak berdinding. Ka- hanya tinggal sekadar cukup untuk takbiratul
rena, terdapat larangan berkenaan dengan je- ihram, maka wajib juga mengqadha' shalat
nis tidur seperti tersebut, tidur dalam keadaan Zhuhur. Begitu juga jika hilang halangan pada
sebagian badannya di bawah cahaya matahari akhir waktu isya, maka wajib juga mengqadha'
dan sebagian lagi terlindung bayang-bayang shalat Maghrib. Karena kalaulah dalam masa
tidur setelah keluar fajar [masuk waktu shu- duzur (waqtul'udzur) waktu Zhuhur dianggap
buh) dan sebelum naik matahari, tidur sebe- sebagai satu waktu dengan ashar dan waktu
lum shalat Isya dan selepas ashar; tidur sen- maghrib sebagai satu waktu dengan isya, maka
dirian (di tempat yang sepi), perempuan tidur dalam masa darurat(waqtudh dharurah) lebih
wajar untuk dianggap sebagai satu waktu.
telentang dan mukanya menghadap ke langit,
atau lelaki yang tidur telungkup karena tidur Meskipun demikian, disyaratkan pula ma-
seperti itu dibenci oleh Allah SWT. sa hilangnya halangan itu cukup panjang,
Disunnahkan juga membangunkan orang
yaitu sekurang-kurangnya mencukupi untuk
yang tidur untuk menunaikan shalat malam bersuci dan untuk melakukan kedua shalat
dan untuk bersahur. Begitu juga membangun- [Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan
kan orang yang tidur di padang Arafah ketika Isya) dengan bilangan rakaat yang paling

12se
Hadits riwayat lmam Muslim, dari sahabat Abu Hgrairah r.a..
FIQIH ISLAM IILID 1

pendek dan yang sah, seperti dua rakaat shalat kan bagi waktu yang tertentu, maka apabila
qashar ketika musafirl sebelum halangan da- waktunya telah terlewat-karena udzur-
tang lagi. maka tidak diwajibkan lagi shalat yang telah
Menurut pendapat ulama madzhab Ma- lewat.
liki, jika udzur tersebut hilang sedangkan
waktu yang tersisa dari waktu shalat yang Datang Udzur dalam Waktu Shalat Setelah
kedua (Ashar atau Isya) dapat digunakan un- Lewat Masa yang Cukup untuk Melakukan
tuk melakukan lima rakaat shalat di luar masa Shalat
musafir [masa biasa) atau tiga rakaat dalam Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadi-
masa musafir; maka diwajibkan juga shalat nya kasus tersebut adalah tiba-tiba gila, ping-
yang pertama (Zhuhur atau Maghrib). Karena san, atau tiba-tiba datang haid dan nifas. Kasus

dalam masa udzur; kadar waktu bagi rakaat ini tidak terjadi dalam masalah menjadi kafir
pertama dari lima rakaat itu adalah untuk atau mencapai umur baligh.
shalat yang pertama fZhuhur atau Maghrib). )ika seorang dewasa (baligh) tiba-tiba gila
Oleh sebab itu, shalat yang pertama juga di- atau pingsan, ataupun perempuan datang haid
wajibkan karena waktunya mencukupi (un- atau nifas pada awal waktu shalat fardhu atau
tuk satu rakaat), sama seperti apabila dalam di tengah-tengah waktu dan sebenarnya ada
keadaan biasa (alwoqt ol-mukhtaor). Sebalik- waktu yang cukup untuk melakukan shalat (se-
nya, jika sisa waktu yang ada itu kurang dari belum kejadian itu), maka-menurut jumhur
kadar lima rakaat shalat di luar masa musafir selain ulama madzhab Hanafi-orang tersebut
atau kurang dari kadar tiga rakaat dalam masa wajib mengqadha' shalat tersebut, sekiranya
musafil maka tidak diwajibkan shalat yang telah berlalu masa yang mencukupi untuk
pertama (Zhuhur atau Maghrib). shalat fardhu dan bersuci.
Jika waktu yang tersisa hanya cukup un- Adapun shalat yang kedua [Ashar atau
tuk satu rakaat, maka yang wajib diqadha' ha- Isya)-yang dianggap satu waktu dengan sha-
nyalah shalat yang kedua (Ashar atau Magh- lat yang pertama (Zhuhur atau Maghrib)-ti-
rib). Adapun shalat yang pertama fZhuhur dak wajib diqadha'. Hal ini disebabkan waktu
atau Isya) tidak perlu diqadha'. Sebaliknya, jika shalat yang pertama tidak dapat digunakan
waktu yang tersisa tidak mencukupi untuk untuk shalat yang kedua. Kecuali, jika kedua-
menyelesaikan satu rakaat, maka kedua shalat duanya dilakukan secara jamak taqdim, teta-
tersebut gugur. pi tidak sebaliknya [yaitu waktu shalat yang
Menurut pendapat ulama madzhab Hanafi, kedua dapat digunakan untuk shalat yang
shalat yang wajib dilaksanakan hanyalah shalat pertama).
yang berada dalam waktu ketika udzur terse- Dalil pendapat jumhur yang mengatakan
but hilang. Hal ini disebabkan waktu shalat wajib mengqadha' shalat waktu ketika terjadi
yang pertama (Zhuhur atau Maghrib) telah udzur adalah karena awal waktu merupakan
berlalu. Karena orang tersebut dalam keadaan sebab bagi diwajibkannya shalat. Oleh sebab
udzur, maka tidak diwajibkan lagi. Begitu juga itu, apabila waktu shalat sudah masuk, maka
jika tidak ada waktu lagi untuk melakukan seorang mukallaf dituntut untuk melakukan
shalat yang kedua [Ashar atau Isya), maka ti- shalat bagi waktu tersebut, dengan diberi pi-
dak wajib juga melaksanakannya. lihan untuk melakukannya pada bagian mana
Menurut pandangan penulis, pendapat pun dari waktu tersebut. Dengan syarat, dia
inilah yang lebih tepat. Karena shalat diwaiib- adalah orang,y€ng $udah terkena taklif pada
,:i., ,,r:,:fui;:,t , , :i,tt;ir.,iiiii., . ,;i;rlili,,, il r:,i'.,] ,,tiii,+, ,

f",*j.Y
iilt
.L tJ
Ist,A,M JILID 1

awal waktu tersebut. Hal ini berdasarkan fir- mumayyiz-yaitu dapat membedakan antara
man Allah SWT sesuatu yang bersih dengan sesuatu yang
kotor; antara perkara yang baik dengan per-
"Laksanakanlah shalat sejak matahari ter-
kara yang buruk, atau antara perkara yang
g elincir...." (al-Israa':78)
menguntungkan dengan perkara yang me-
rugikan-dan berakal. Hal-hal ini juga men-
Tergelincirnya matahari dijadikan batas- jadi syarat wajib shalat. Oleh sebab itu, shalat
an sebagai tanda perintah syara'kepada orang yang dilakukan oleh anak-anak yang mu-
mukallaf. Pendapat ini juga didasarkan ke- mayyiz adalah sah, tetapi shalat tersebut tidak
pada penjelasan hadits tentang awal waktu diwajibkan kepadanya.
dan akhir waktu bagi setiap shalat. Rasulullah Di samping tiga hal tersebut itu, terdapat
saw. bersabda, "Waktu shalat odaloh antara pula sebelas syarat Iain yang disepakati semua
due ini," sebagaimana yang telah dijelaskan fuqaha. Yaitu masuknya waktu, suci dari ha-
sebelum pembahasan ini. Semua dalil tersebut dats kecil dan besan suci dari najis, menutup
menunjukkan bahwa waktu shalat itu luas aurat, menghadap ke arah kiblat, niat, tertib
(dari awal hingga akhir waktu). Oleh sebab itu, sewaktu menunaikan shalat, muwaalaat (ti-
apabila ada sesuatu perkara yang diwajibkan, dak terputus-putus dalam melaksanakan se-
maka ia akan terus diwajibkan dan tidak akan tiap bagian shalat), tidak berucap kecuali yang
gugur. Menurut penulis, inilah pendapat yang
berkaitan dengan bacaan-bacaan dalam shalat,
paling shahih.
tidak melakukan banyak gerakan yang tidak
Menurut pendapat ulama madzhab Ha- ada kaitan dengan pelaksanaan shalat, serta
nafi,1260 orang yang mengalami udzur tidak meninggalkan makan dan minum.1261
diwajibkan melakukan shalat yang seharus-
nya dilakukan pada waktu terjadi udzur terse- a. Syarat Peftama: Mengetahul Masuknya
but. Karena, yang menyebabkan wajibnya Waktu shalat
shalat adalah bagian waktu ketika seseorang Tidak sah shalat yang dilakukan tanpa
melakukan shalat. Apabila seseorang belum mengetahui waktunya secara yakin atau se-
melakukan shalat, maka ia wajib melakukan- cara zhann (dugaan) yang didasarkan atas
nya dalam bagian waktu yang tersisa dari ijtihad. Oleh sebab itu, siapa saja yang melaku-
waktu shalat itu. Oleh karena itu, jika waktu kan shalat sedangkan dia tidak mengetahui
terlewat karena terjadi udzur dalam waktu waktunya, maka shalatnya tidak sah meskipun
tersebut, maka tidak diwajibkan shalat pada dilakukan dalam waktunya. Karena, ibadah
waktu itu. shalat harus dilakukan dengan keyakinan dan
kepastian. Oleh sebab itu, apabila masuknya
3. SYARATSAHSHALAT waktu shalat diragukan, maka shalat yang
Syarat sah shalat adalah beragama Islam, dilakukan pada waktu itu tidak sah. Karena,

1260
Iri rn".rprkan khilaf
di antara dua pendapat. Perkara-perkara usul seperti ini hendaknya dirujuk kepada kitab-kitab utama, karena
pembahasan mengenai masalah waiib ini sangatlah luas.
1267
Muraaqi al-Falah, hlm. 33, 39 dan 53; Fathut Qadia Jilid I, hlm. 179-191; at-Bada'i',Jilid I, hlm. 114-146; Tabyiinut Haqao'iq,lilid l,
hlm.95-103; ad-Durrul Mukhtanlilidl,hlm.3T2-4L0; al-Lubab, Jilid 1, hlm. 64-68 dan lilid I, hlm. 86; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah,
hlm. 50-57; Bidayatul Mujtahtd, Iilid l, hlm. 105-114; asy-Syarhush Shaghir,Jilid I, hlm. 265-302; Mughnil Muhtaj, filid 1, hlm. 142-
150 dan Jilid I, hlm.lB4-I99;al-Muhadzdzab,lilid I, hlm.59-69; al-Hadhramiyyai, hlm.49-55; al-Mughni,lilid.1. hlm.431- 453, Jilid
1, hlm. 577-580 dan Jilid 2, hlm. 6; Kasysyaaful Qina', Jilid I, hlm.287 -37 4; al-Muharrar fi Fiqhil Hambali, f ilid 1, hlm. 29; Hasyiyah
al-Bajuri,lllid 1, hlm. 141-149
FIQIH ISI,AM JILID 1

keraguan berbeda dengan keyakinan yang 'Allah tidak menerima shalat yang dilaku-
pasti. Dalilnya adalah firman Allah SWT, kan oleh salah seorang kalian jika berada da-
lam keadaan hadats hingga iq berwudhu.'426{

U6t <."'$5\'& A(, ;t3\ 5\ ...


Bersuci dari hadats adalah syarat yang
&, ,4 2.. harus dipenuhi setiap melakukan shalat, baik
QsS B:F:"
shalat tersebut shalat fardhu ataupun sunnah,
itu adalah kewajiban
"... Sungguh, shalat
baik shalat yang lengkap ataupun tidak leng-
yang ditentukan waktunya atas orang-orong
kap seperti sujud tilawah [sujud pada tempat-
yang beriman. (an-Nisaa':103)
tempat tertentu dalam bacaan AI-Qur'an) dan
sujud syukur. Oleh sebab itu, jika ada orang
Maksudnya, shalat adalah suatu kewajib-
shalat tanpa bersuci, maka shalatnya tidak
an yang waktunya telah ditentukan. Kita telah
sah.
membincangkan masalah waktu shalat dan
Menurut pendapat yang disepakati oleh
ijtihad untuk menentukan waktu shalat pada
para ulama (ijma'), apabila ada orang yang
pembahasan sebelum ini.
sengaja berhadats sewaktu shalat, maka sha-
latnya batal. Tetapi menurut pendapat ulama
b. Syarat Kedua: Suci dari Hadats Kecil
dan Besar 1262 madzhab Hanafi, kejadian tersebut tidak
membatalkan shalat apabila terjadinya pada
Bersuci dari hadats kecil dan besar (junub,
akhir shalat.
haid, dan nifas) adalah dengan cara berwudhu,
mandi, atau tayammum. Hal ini berdasarkan Adapun pendapat ulama madzhab Syafi'i
firman Allah SWT, dan Hambali, jika berlaku hadats, maka shalat
seseorang menjadi batal dengan seketika. Hal
"Wohai orong-orqng yang beriman! Apa- ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.,
bila kamu hendak melaksanakan shalat, maka
basuhlah wajohmu dan tanganmu sampai ke dari kalian kentut ketika
"Jika seseorang
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua shalat, hendaklah ia berpaling (berhenti dari
kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu shalat) dan mengambil air wudhu dan hen-
junub maka mandilah...." (al-Maa'idah: 6) daknya mengulangi shalatnyo lagi."rzss

Rasulullah saw. juga bersabda, Tetapi menurut pendapat ulama madzhab


Hanafi, shalat tersebut tidak batal dengan se-
"Allah tidak menerima shalqt tanpa ber- ketika, kecuali jika orang tersebut berdiam diri
suci.,4263 selama sekadar satu rukun setelah terjadinya
hadats tersebut, dan ini dilakukannya dalam
Dalam riwayat lain disebutkan, keadaan sadan tanpa udzur apa pun, maka

1262
Al-Hodrtt arti bahasa adalah sesuatu yang teriadi . Al-Hadats menurut istilah syara' adalah: Hal yang menurut syara' dapat
^enurut
menyebabkan menghalangi seseorang melakukan beberapa ienis ibadah, apabila hal tersebut berada dalam anggota tubuh hingga
hadats tersebut hilang.
1263
Hrditr riwayat al-Jama'ah kecuali Imam al-Bukhari dari Ibnu Umar r.a..
1264
Hrditt riwayat al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi, dari Abu Hurairah r.a.. Hadits ini statusnya adalah shahih.
1265
H"dit. riwayat lima orang imam hadits dan dishahihkan oleh lbnu Hibban, dari Ali bin Talaq. Lihat Subulus Salam, filid I, hlm.
131.
Ba€llan 1: IBADAH FrQlH ISLAM frLrD I

shalatnya batal. Jika ada udzurl seperti keluar termasuk tempat berpijaknya kedua telapak
darah melalui hidung, ia boleh menyambung kaki, tangan dan lutut juga dahi. Ini menurut
lagi shalatnya selepas bersuci, dan boleh juga pendapat yang ashah di kalangan ulama ma-
memulai shalat dari awal jika dia memang dzhab Hanafi. Pendapat ini berdasarkan
menghendakinya. Dalam keadaan hidung ber- firman Allah SWT,
darah ini, hendaklah dia keluar dari shalat
" Dan bersihkanlah pakaianmu. " (al-Mud-
dengan cara menutupi hidungnya dengan
tangan.
datstsir:4)
Pendapat ulama madzhab Maliki sama
seperti pendapat ulama madzhab Hanafi, yaitu Ibnu Sirin menafsirkan ayat, "Yaitu basuh
dalam keadaan darah keluar melalui hidung, dengan air." Pendapat ini juga berdasarkan
shalat itu boleh disambung, tetapi dengan kepada dua hadits shahih yang sebelum ini
enam syarat. Dan juga, hendaknya dia keluar telah disebutkan,
dari shalat dengan memegang hidungnya dari "Apabila perempuan datang haid, maka
sebelah atas ujung hidungnya, bukan dari se- hendaknya ia meninggalkon shalat. Apabila
belah bawah pada bagian tulang hidung yang haidnya habis, hendaklah ia mandi dan shalat."
lembut supaya darah tidak mengendap pada
kedua-dua lubang hidungnya. Enam syarat
Dan juga, hadits tentang seorang Arab
tersebut adalah:
yang kencing di dalam masjid, "Siramkan se-
[a) Tidak berlumuran darah lebih dari ukur- timba air di atas air kencingnya itu."
an uang satu dirham. f ika lebih, hendaklah
Ayat Al-Qur'an di atas menunjukkan
memutuskan shalatnya.
bahwa pakaian haruslah bersih. Hadits yang
(b) Tidak melewati tempat yang paling dekat pertama menunjukkan badan juga harus ber-
untuk menyucikan darah. fika melebihi sih, dan hadits yang kedua menunjukkan tem-
tempat tersebut, maka batallah shalatnya.
pat shalat harus bersih.
[c) f arak tempat untuk bersuci tersebut dekat. Menurut pendapat yang masyhur di ka-
fika tempatnya terlalu jauh, maka batal langan ulama madzhab Maliki, suci dari najis
shalatnya.
adalah sunnah muakkad. Adapun ulama yang
(d) Tidak membelakangi kiblat tanpa udzur. menganggap suci itu sebagai syarat, seperti
|ika membelakangi kiblat tanpa sebab, asy-Syaikh Khalil dan para ulama yang men-
maka shalatnya batal.
syarahi kitabnya, mereka mengatakan bahwa
[e) Tidak memijak benda najis semasa ber- suci dari najis adalah wajib, apabila memang
gerak untuk bersuci. fika terpijak, maka orang tersebut ingat dan mampu menyucikan
batallah shalatnya. diri dari najis.
(fJ Tidak bercakap ketika bergerak untuk
bersuci. fika bercakap sekalipun terlupa, Kasu*Kasus yang Berkaitan dengan
maka shalatnya batal. Kebersihan Pakalan, Badan, dan Tempat
l. Kesucian Pakaian dan Badan
c. Syarat Ketig6: Suci dari Berbagai Najis
(a) Pakaianyang Terkena Najis
Syarat sah shalat adalah suci dari berbagai
fika baju orang yang shalat-umpamanya
najis yang tidak dimaafkan oleh syara', baik iba'ah (baju yang mengurai panjang)-terke-
najis tersebut terletak pada pakaian, badan, na najis yang berada di tempat shalat, ketika

ifr
Isr-AM IrUD 1 Baglan 1: IBADAH

orang tersebut sedang bersujud, maka menu- sebab itu, siapa yang shalat dengan pakaian
rut pendapat ulama madzhab Hanafi shalat yang terkena najis dan dia mengetahui najis
orang tersebut masih sah, Karena-menurut tersebut serta mampu menghilangkannya, ma-
mereka-yang membatalkan shalat adalah ka hendaklah ia mengulangi shalatnya. Namun
najis yang berada pada tempat berdiri atau jika seseorang tidak sanggup menghilangkan
pada tempat dahi ketika sujud, pada tempat najis atau lupa, maka hukum wajib menghi-
tangan, atau pada tempat lutut ketika sujud. langkan najis tersebut gugur. Oleh karena
Namun menurut pendapat ulama madz- itu, seseorang tidak dituntut mengulangi lagi
hab Syafi'i dan Hambali, shalat tersebut batal. shalatnya, apabila dia lupa melakukan pem-
Oleh karena itu, jika sebagian dari pakaian bersihan dari najis atau tidak mampu mem-
atau tubuh seorang yang melakukan shalat bersihkannya.L26T
terkena najis, maka shalatnya tidak sah. Kare- (c) Pakaian atau Tempatyang Terkena
na, pakaian dianggap sebagai bagian dari tu- Najis
buh orang yang shalat dan pakaiannya juga
fika seseorang tidak mempunyai pakaian
disamakan dengan anggota sujudnya.1266 selain pakaian yang terkena najis yang tidak
(b) TidakMengetahui Kalau Terkena Najis termasuk dimaafkan oleh syara' (al-mofu
fika ada orang yang melakukan shalat 'anha), serta ia tidak mampu menyucikan
dalam keadaan terkena najis yang tidak di- najis tersebut; ataupun ada air; tetapi tidak
maafkan dan orang tersebut tidak mengetahui ada orang yang membantu menyucikannya
kalau terkena najis, maka menurut ulama dari sedangkan dia sendiri tidak mampu melaku-
ketiga madzhab selain madzhab Maliki, shalat kannya; ataupun ada orang yang dapat me-
orang tersebut batal dan wajib diqadha. Ka- nyucikannya tetapi menuntut upah yang dia
rena, suci dari berbagai najis adalah tuntutan tidak mampu membayarnya, ataupun dia
syara' meskipun orang yang melakukan shalat mampu membayar upah, namun orang lain
tidak mengetahui terkena najis, atau ia tidak itu menuntut bayaran yang sangat tinggi dari
tahu kalau najis tersebut membatalkan shalat. kebiasaan; ataupun dia ditahan di tempat yang
Hal ini berdasarkan firman Allah SWT, najis dan dia memerlukan benda yang meng-
hampar untuk memisahkannya dari tempat
najis tersebut, maka menurut pendapat ulama
ffi#J;rc; madzhab Syafi'i, orang tersebut tidak boleh
"Dan bersihkanlah pakaianmu. " (al-Mud- menggunakan pakaian yang terkena najis
datstsir:4) tersebut untuk shalat. Karena, pakaiannya
tersebut termasuk pakaian yang terkena najis.
Menurut pendapat yang masyhur di ka- Adapun menurut pendapat ulama madzhab
langan ulama madzhab Maliki, suci dari ben- Hanafi, Maliki, dan Hambali, orang tersebut di-
da najis dan menghilangkannya adalah wajib bolehkan memakai pakaian yang terkena na-
apabila memang diketahui dan orang tersebut jis tersebut dan shalat dengan menggunakan
mampu menghilangkan najis tersebut. Oleh pakaian itu.

1266 hlm. 190; asy-Syarhul Kabir ti lbni Qudamah,Jilid hlm. 475.


R ddul Mukhtar,lilid 1. hlm. 374 dan 585; Mughnil Muhtaj, Jilid 1, 1,
1267
Fathul Qadiir,lilid.l.. hlm. 179; ad-Durrul Mukhtar,Jilid I, hlm. 373; Mughnit Muhtaj,Jilid I, hlm 188; asy-syarhush Shaghiir,lilidl,
hlm.64, 293; Kasysyaful Qina', Jilid I, hlm.22; al-Mughni,filid I, hlm. 109; al-Muhadzdzab, filid 1, hlm.59 dan setelahnya; al-Majmu',
lilid 111, hlm 163.
BaElan 1: lBADAll FIqLH ISLAM IILID 1

Sedangkan menurut ulama madzhab Dia juga tidak boleh shalat secara telanjang,
Maliki, hendaknya orang tersebut shalat dalam karena tuntutan supaya menutup aurat ada-
keadaan berdiri dan bertelanjang jika me- lah lebih kuat dari menyucikan najis. Maka,
mang ia tidak mendapatkan pakaian lain un- shalat dengan penutup yang najis adalah lebih
tuk menutup auratnya, karena menutup aurat diutamakan karena Nabi Muhammad saw.
dituntut ketika seseorang memang mampu bersabda, "Tutuplah pahemu." Perintah Rasul
melakukannya. ini bersifat umum, dan tuntutan supaya me-
Namun menurut pendapat yang dapat nutup aurat adalah syaratyang disepakati oleh
diikuti (mu'tamad), jika shalat dilakukan de- semua ulama. Adapun tuntutan supaya ber-
ngan menggunakan pakaian yang terkena suci dari najis, terdapat perselisihan pendapat
najis, atau dengan pakaian yang terbuat dari di kalangan ulama. Maka, perkara yang dise-
sutra, emas sekalipun berbentuk cincin, atau- pakati ulama mestinya lebih diutamakan.
pun shalat dalam keadaan telanjang, maka Menurut pendapat ulama madzhab Syafi'i,
hendaknya shalat tersebut diulangi lagi ke- shalat dalam keadaan telanjang-karena
tika sudah ada pakaian yang suci (memenuhi udzur-hendaklah dilakukan dengan berdiri
syarat). supaya rukun-rukunnya sempurna. Shalat
Menurut ulama madzhab Hambali dan tersebut tidak harus diulangi lagi, karena me-
Hanafi, jika seseorang tidak mempunyai pa- lakukan shalat secara telanjang sudah meng-
kaian sama sekali, maka hendaklah ia shalat gugurkan kewajiban shalat. Tetapi jika pada
dengan cara duduk dan dengan cara isyarat. tubuh orang yang melakukan shalat ada benda
Pendapat ini berdasarkan perbuatan Ibnu najis yang tidak dimaafkan oleh syara', dan ia
Umar. Al-Khalal meriwayatkan dengan sanad- tidak mempunyai air untuk menyucikannya,
nya dari Ibnu Umar mengenai satu kaum yang maka hendaknya ia shalat dengan keadaan
kendaraannya rusak [karena kecelakaan), apa adanya. Kemudian di lain waktu ia
sehingga mereka keluar dalam keadaan ber- mengulanginya lagi apabila sudah bisa bersuci.
telanjang. Ibnu Umar berkata, "Mereka mela- Hukum shalat orang tersebut seperti hukum
kukan shalat sambil duduk dan membuat shalatnya orang yang tidak menemukan air
isyarat dengan kepala mereka." dan debu untuk menghilangkan hadats. OIeh
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ibnu sebab itu, shalat dengan benda najis tidak
Abbas, dapat menggugurkan kewajiban.

"Orang yang melakukan shalat di dalam Ulama madzhab Hanafi1268 telah men-
kapal, dan orang yang melakukan shalat dalam jelaskan masalah ini secara terperinci. Se-
keadaan telanjang hendaklah melakukannya kiranya seperempat bagian atau lebih pakaian
dengan duduk." yang digunakan untuk shalat itu suci, hen-
daknya orang tersebui shalat dengan meng-
Adapun jika seseorang mempunyai (kain) gunakan pakaian itu. Ia tidak boleh shalat se-
penutup, namun terkena najis, maka ia hen- cara telanjang karena seperempat seumpama
daklah shalat dengan menggunakan penutup dengan semua bagian. Seperempat bagian
tersebut, dan tidak perlu mengulangi lagi. tersebut dapat menggantikan bagian lain un-

1268
Tabyiinul Haqaa"iq,lilid 1, hlm.98.
FIQIH ISIAM JILID 1 Bagan 1: IBADAH

tuk menutup aurat.126e Di samping itu, orang ya aurat tertutup, dan shalatnya dilakukan
tersebut juga dituntut untuk meminimalisasi dengan memberikan isyarat ketika ruku' dan
najis dari pakaiannya tersebut, sesuai dengan sujud. Cara seperti ini lebih diutamakan dari-
kadar kemampuan yang dapat ia lakukan. Ia pada shalat secara berdiri. Karena, shalat se-
juga harus berusaha mengenakan pakaian cara duduk tadi lebih menjamin tertutupnya
yang najisnya paling sedikit. aurat.
|ika bagian yang suci pada pakaian ter- (d) Tidak Mengetahui Tempat yang
sebut kurang dari seperempat, maka orang Terkena Naiis pada Pakaian
tersebut disunnahkan melakukan shalat de- fika ada pakaian yang terkena najis, tetapi
ngan menggunakan pakaian tersebut secara tidak diketahui bagian mana yang terkena
berdiri, ruku', dan sujudnya juga sempurna. najis, maka-menurut pendapat ulama madz-
Namun, ia juga dibolehkan melakukan shalat hab Hanafi-untuk menghilangkannya cukup
dan bertelanjang dengan cara memberikan dengan membasuh bagian-bagian pakaian
isyarat. Menurut pendapat Abu Hanifah dan tersebut tanpa harus meneliti dengan cermat
Abu Yusuf, shalat dengan pakaian yang semua bagian yang terkena najis.
bagiannya terkena najis lebih baik daripada Menurut pendapat ulama madzhab Syafi'i,
shalat dengan bertelanjang.l2To untuk menghilangkan najis tersebut, hendak-
seseorang musafir tidak mampu
fika lah dibasuh seluruh pakaian atau seluruh tu-
mendapatkan sesuatu untuk menghilangkan buh jika memang tidak diketahui tempat yang
atau mengurangkan najis pada pakaiannya, terkena najis secara pasti. Menurut pendapat
hendaklah dia melakukan shalat dengan pa- yang shahih, hendaklah dibasuh seluruh pa-
kaian yang terkena najis itu, atau melakukan kaian jika diragui terkena najis pada satu
shalat dengan telanjang. Setelah itu, dia tidak bagian saja, karena pakaian dan badan adalah
dituntut supaya mengulangi shalatnya Iagi. satu kesatuan. fika timbul keraguan antara
Menurut ketetapan di kalangan ulama dua helai pakaian yang manakah yang terkena
madzhab Hanafi, orang yang tidak mempunyai najis dan yang manakah yang suci, maka hen-
sesuatu untuk menghilangkan najis hendak- daklah orang tersebut berijtihad terlebih da-
lah melakukan shalat dengan pakaian yang hulu sebelum melakukan shalat.1271
najis itu. Setelah itu, dia tidak dituntut su- (e) Ujung Pakaianyang Terkena Najis
paya mengulangi shalatnya lagi. Begitu juga
]ika seseorang yang sedang shalat mema-
orang yang tidak mempunyai sesuatu untuk kai pakaian atau suatu benda lain dan ujung-
menutup auratnya, shalat secara telanjang nya terkena najis, umpamanya ujung serban
yang dilakukannya tidak dituntut lagi supaya
atau ujung lengan baju yang panjang terkena
diulangi.
najis, maka menurut pendapat ulama madzhab
Shalat dengan telanjang adalah dengan Syafi'i, shalatnya dianggap tidak sah-kasus
cara memanjangkan kaki ke arah kiblat supa- ini disamakan dengan kasus pakaian yang
1269
Syara' telah menetapkan dalam banyak kasus bahwa seperempat bagian dianggap serupa kedudukannya dengan keseluruhan
bagian. Di antara contohnya adalah bercukur bagi orang yang berihram cukup seperempat rambut kepalanya saja, menyapu seper-
empat bagian kepala ketika berwudhu, dan juga terbukanya aurat. Karena, permasalah ini termasuk dalam permasalahan kehati-
hatian ihtiyaath.
r270
Ad-Durrul Mukhtar,Jilid.l, hlm.283 dan seterusnya; al-Bada'i', Jilid l, hlm .111-7', asy-Syarhushshaghir,lilidl, hlm.283 dan setelahnya;
Mughnil Muhtaj, filid I, hlm. 186; Hashiyah al-Bajuri,lllidl,hlm. 144; al-Muhadzdzab,lilid I, hlm. 60-61; al-Mughnl, filid 1, hlm. 587,
592,594; Fathul Qadir, f ilid I, hlm L84; al-Lubab, f ilid 1, hlm. 66; Muraqi al-Falah, hlm. 38.
1277
Al-Muhodzdzab,lilid 1, hlm.61; Muqhnil Muhtaj,Jilid I, hlm. 189.
Badan 1: IBADAH ISLAM )rLrD 1

terkena najis-meskipun ujung serban atau Sebaliknya, jika sesuatu itu tidak bersambung
ujung lengan baju yang terkena najis itu dengan orang yang shalat seperti hamparan
tidak bergerak mengikuti gerakan orang yang yang ujungnya terkena najis, sedangkan tem-
shalat ketika berdiri, duduh ruku', dan su- pat berdiri dan tempat dahi ketika sujud da-
jud. Ketidaksahan shalat tersebut disebabkan lam keadaan suci, maka dia tidak menghalangi
terkena najis adalah menafikan penghormatan sahnya shalat.1272
terhadap shalat. Padahal, menghindar dari (f) Memegang Taliyang Terikatpada
najis ketika shalat adalah untuk menghormati Sesuatu Najis
shalat. Apabila seseorang yang sedang shalat
Keadaan di atas berbeda dengan kasus memegang tali yang terikat pada benda najis,
apabila ada seseorang sujud di atas sesuatu seperti tali pengikat anjing, tali pengikat bi-
(seperti kain hamparan) yang bersambung natang, atau perahu kecil yang terkena najis,
dengan benda najis, maka shalat itu dianggap maka menurut pendapat yang ashah di ka-
sah jika memang tempat sujud itu [yaitu kain langan ulama Syafi'i, shalat orang tersebut di-
hamparan) tidak bergerak dengan sebab per- anggap tidak sah. Menurut pendapat mereka
gerakannya dalam shalat. Karena, yang sesuai juga, anjing baik yang kecil atau yang besar
tuntutan syara'adalah sujud di atas sesuatu adalah najis zatnya ('ain). Orang yang mela-
yang tetap [tidak bergerak). Ini berdasarkan kukan shalat dalam keadaan demikian, di-
hadits tetapkan dahimu. anggap membawa benda najis yang apabila
Oleh sebab itu, jika dia sujud di atas sesua- dia bergerak, najis-najis tersebut juga akan
tu fseperti kain hamparan) yang bersambung bergerak bersamanya. Berbeda dengan kapal
dengan benda najis, yang tidak bergerak de- besar yang tidak bergerak jika ditarik atau-
ngan sebab pergerakannya dalam shalat, pun rumah, jika tali penambatnya bersam-
maka shalatnya sah. Berdasarkan kaidah ini bung dengan orang yang sedang shalat, maka
juga, apabila ada najis yang searah dengan shalatnya sah. Begitu juga apabila tali peng-
dada ketika ruku' atau sujud, hal ini tidak ikat (anjing, binatang, atau perahu kecil yang
menyebabkan batalnya shalat karena dada terkena najis) tersebut diletakkan di bawah
tersebut tidak menyentuh najis. Ini adalah telapak kakinya, maka shalatnya dianggap sah.
pendapat yang shahih. Ini adalah pendapat ulama madzhab Syafi'i.
Adapun menurut pendapat ulama madz- Menurut pendapat ulama madzhab Ha-
hab Hanafi, shalat itu dihukumi sah jika ujung nafi, shalat dalam keadaan memegang tali
pakaian yang terkena najis tersebut tidak pengikat anjing dianggap sah. Hal ini ber-
bergerak mengikuti pergerakan orang yang dasarkan pendapat yang rajih di kalangan
shalat. Sebaliknya, jika ujung pakaian itu mereka yang mengatakan bahwa anjing bu-
bergerak, maka shalat itu tidak sah karena kan najis 'ain, tetapi termasuk binatang yang
syarat sah shalat menurut pendapat mereka lahiriahnya suci seperti binatang-binatang
adalah sucinya pakaian dan apa yang bergerak lain-kecuali babi-yang dihukumi najis ha-
mengikuti gerakannya, dan juga apa saja yang nya apabila mati. Shalat orang tersebut sah
dibawanya, seperti yang akan dibahas nanti. selama anjing tersebut tidak mengeluarkan

7272
Ad-DurrulMukhtardanar-RaddulMukhtarfilidl,hlm.3T3;MughnitMuhtaTfilidl,hlm.lg0;at-Muhadzdzab,iilidl,hlm.3SiMuraqi
al-Folah,hlm.38.

r ,':#,,,,:
l'1iil,, r
FIQLH ISI"A.M JILID 1

cairan atau benda yang menghalangi sahnya shalat, maka shalat orang tersebut dianggap
shalat [seperti air IiuC air kencing, atau ko- sah. Karena, dalam keadaan seperti ini orang
toran).1273 yang shalat itu tidak dianggap membawa
(g) Membawa Telur yang Sudah Berubah benda najis.
Menjadi Darah Ulama madzhab Syafi'i sependapat de-
Menurut pendapat ulama madzhab Ha- ngan pendapat ulama madzhab Hanafi dan
nafi, boleh melakukan shalat dengan mem- para ulama lain, yaitu dalam hal tidak batal
bawa telur yang sudah rusak, yaitu telur yang shalat seseorang jika dia menggendong anak-
isi kuningnya telah berubah menjadi darah anak yang tidak terdapat najis padanya. Oleh
sebagaimana dalam kasus anjing. Mereka sebab itu, jika seseorang menggendong bina-
berpendapat bahwa darah tersebut berada tang yang suci ketika shalat. Maka shalatnya
di tempat asalnya, yaitu di dalam telur; dan juga dianggap sah, karena Nabi Muhammad
sesuatu yang berada di tempat asalnya tidak saw. pernah menggendong Amamah binti Abil
dihukum sebagai najis. Sebaliknya jika mem- Ash ketika baginda sedang shalat,127s dan juga
bawa botol yang berisi air kencing, maka tidak karena najis yang berada dalam tubuh bina-
sah shalat karena air kencing itu tidak berada tang sama seperti najis manusia yang masih
di tempat asalnya. berada dalam perut.1276
Menurut pendapat yang ashah di kalang- (i) Menyambung Tulang yang Patah
an ulama madzhab Syafi'i, tidak sah shalat dengan Benda Najis
dalam kasus telur tersebut. Begitu juga me- Ulama madzhab Syafi'i berpendapat bah-
nurut pendapat yang shahih di kalangan wa jika tulang seseorang yang patah disam-
mereka, tidak sah shalat dalam kasus botol bung dengan sesuatu yang najis [karena me-
yang berisi air kencing, karena ia membawa mang tidak ada benda lain yang suci), maka ia
benda yang najis.127a dimaafkan dan shalatnya dianggap sah karena
darurat.1277
(h) Iulenggendong Anak-anak yang Terkena
Najis Ketika Shalat
Menurut pendapat ulama madzhab Hanafi, 2. Kesucian Tempat shalat
jika anak-anak tersebut naik ke tubuh orang Tempat shalat disyaratkan harus suci.
yang shalat karena sengaja digendong orang Apabila tempat shalat tersebut tidak terkena
tersebut, bukan karena inisiatif anak-anak itu najis, maka shalatnya sah.
sendiri, maka orang tersebut dianggap mem- (a) Shalat di Atas Hamparan yang Ada
bawa benda najis, karenanya shalatnya batal. Najis di Atasnya
Mereka mensyaratkan sesuatu yang dibawa
fika shalat dilakukan di tempat yang ada
itu haruslah suci, kecuali jika benda najis itu najisnya, maka ulama sepakat bahwa shalat
berada di tempat asalnya seperti dalam kasus tersebut tidak sah. Karena, tempat tersebut
telur dan anjing. Sebaliknya, jika anak-anak itu terkena najis, dan meletakkan anggota tubuh
sendiri yang menggelantung pada orang yang pada benda yang terkena najis sama seperti

1273
Ad-Durrul Mukhtar dan ar-Raddul Mukhtar Jilid L, hlm. 37 4; Mughnil Muhtaj lilid I, hlm. 1.90; al-Muhadzdzab, jilid 1, hlm. 38; al-
Majmu',iilid 3, hlm. 155 dan setelahnya.
727a
Ar-Roddul Mukhtarlilid.1, hlm. 374; al-Muhadzdzab, iilid 1, hlm. 38; at-Majmu',jilid 3, hlm. 157.
127s
H"ditr ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim.
7276
Roddrl Mukhtar, op.cit.; Mughnit Muhtaaj,iitid.l,hlm. 190; al-Muhadzdzab,iilid 1, hlm. 62', Muraqi al-Falah, hlm. 38.
7277
Mughnil Muhtaj, jllid 1, hlm. 190.
Isr^A.M JrrrD I

membawa benda yang bernajis. Tetapi jika pat yang suci dan shalat di atas tempat yang
shalat dilakukan di tempat yang suci, maka suci tersebut. Ini adalah pendapat ulama
ulama sepakat mengatakan sah, meskipun madzhab Hanafi.
hamparan tempat shalat tersebut sempit. Adapun menurut pendapat ulama madz-
Ini adalah pendapat yang ashah di kalangan hab Syafi'i,t"o lika kawasan itu luas seperti
ulama madzhab Hanafi. Sahnya shalat di ham- padang pasir, maka seseorang boleh melaku-
paran yang sempit tersebut dikarenakan tem- kan shalat di tempat mana pun di kawasan
pat tersebut tidak terkena najis dan maknanya tersebut. Karena, tempat yang najis itu tidak
orang yang shalat tidak membawa benda yang diketahui secara pasti dan karena memang
terkena najis.1278 pada asalnya tempat tersebut adalah bersih
(b) Shalat di Tempat Bernajis Tapi Ada dan tidak ada kemampuan untuk membasuh
Penghalang semua kawasan tersebut.
fika di atas tanah yang ada najis diben- fika kawasannya sempit seperti rumah,
tangkan kain atau benda lain yang suci dan maka seseorang tidak boleh melakukan shalat
seseorang melakukan shalat di atasnya, ulama di dalamnya hingga semua tempat dibasuh
sependapat untuk mengatakan bahwa shalat terlebih dahulu sebagaimana dalam kasus se-
orang tersebut adalah sah. Karena, orang yang bagian pakaian yang diragui terkena najis. Ini
shalat tersebut tidak terkena benda yang najis disebabkan rumah atau seumpamanya yang
secara langsung dan ia juga tidak membawa sempit masih mampu dibasuh dan dibersih-
sesuatu yang terkena najis. Tetapi jika dia kan dari benda najis. Oleh karena itu, apabila
. menyentuh benda najis melalui lubang yang suatu tempat terkena najis dan ada kemam-
ada pada hamparan kain atau benda lain terse- puan untuk membasuh semua tempat tersebut
but, maka shalatnya batal.LzTe namun tidak diketahui bagian manakah dari
Ulama Hanafi juga mengatakan bahwa tempat tersebut yang terkena najis, maka tem-
shalat di atas permadani tebal yang permu- pat tersebut boleh dibasuh seluruhnya seperti
kaannya suci dan bagian bawahnya najis ada- pakaian yang sebagiannya terkena najis. fika
lah sah. Begitu juga sah shalat di atas kain yang najis itu terdapat pada salah satu dari dua
suci, tetapi lapisan dalamnya bernajis, karena buah rumah dan diragui rumah yang manakah
ia seperti dua helai kain yang salah satunya yang terkena najis, maka hendaklah diteliti
terletak di atas yang satu lagi. dulu sebagaimana dianjurkan untuk meneliti
(c) Najisyang Terdapatdi Dalam Rumah di antara dua pakaian yang salah satunya
otau di Padang Pasir terkena najis dan salah satunya lagi suci.

fika terdapat najis di dalam rumah atau di fika seseorang dikurung pada suatu tem-
atas padang pasir dan diketahui tempat najis pat yang penuh dengan najis seperti kandang
tersebut dangan pasti, maka orang yang akan di antara dua rumah yang menjadi tempat
melakukan shalat hendaknya mencari tempat tambatan binatang, maka dia tetap wajib me-
yang suci dari najis tersebut. lakukan shalat menurut pendapat jumhur
Namun jika letak najis itu tidak diketahui,
ulama. Pendapat ini berdasarkan sabda Ra-
maka hendaklah orang tersebut mencari tem-
sulullah saw.,

1278
Roddrl Muhktar, op.cit., i Mughnil Muhtaj, iilid 1, hlm. 190; at-Muhadzilzab,Jilid I, hlm. 62; Muraqi al-Falah, hlm. 38.
1279
Raddul Mukhtar, op.cil dan dan al-Muhadzdzab, op.cit.
r28o
Al-Muhadzdzob, Jilid 1. hlm. dZ; al.Majmu',lilid L hlm. 160 dan serelahnya.
.:. ; ,..,\ :",
Isr-A"M IrrrD 1

"Apabila aku memerintahkanmu supaya kekurangan. Adapun menurut istilah syara'


melakukan sesuatu, maka lakukanlah sesuai adalah sesuatu yang wajib disembunyikan dan
d eng an kemampuanmu.'n281' diharamkan melihatnya.
Pengertian pertama dari segi syara'ada-
Pendapat ini juga berdasarkan qiyas ke- lah pengertian yang berkaitan dengan ma-
pada orang sakit yang tidak mampu menyem- salah shalat. Menurut pendapat jumhur ula-
purnakan sebagian rukun shalat. ma, orang yang shalat disyaratkan menutup
Apabila orang yang dikurung di kandang auratnya, jika ia mampu melakukannya, seka-
tersebut melakukan shalat, hendaklah ia me- lipun shalatnya itu dilakukan sendirian di tem-
renggangkan diri dari benda-benda najis se- pat yang gelap.
waktu duduk dengan bertumpu kepada kedua Menurut pendapat ulama madzhab Ha-
tangan dan lututnya. Usaha ini harus dilaku- nafi, menutup aurat ketika berada di khala-
kan sekuat kemampuan. Dan sewaktu sujud, yak ramai wajib dilakukan. Begitu juga ketika
ia wajib melakukan isyarat atau membongkok sendirian, menurut pendapat yang shahih
supaya tidak menyentuh najis itu. Menurut dari madzhab itu. Oleh sebab itu, seseorang
pendapat yang shahih, ia tidak boleh melaku- tidak boleh melakukan shalat sendirian secara
kan sujud di atas tanah flantaiJ. Karena, shalat- telanjang, sekalipun di dalam rumah yang
nya sudah sah bila dilakukan dengan cara gelap gulita. Padahal, dia mempunyai pakaian
isyarat, dan tidak sah apabila terkena benda yang bersih.1282
najis. Ketika melakukan shalat, seseorang di-
Menurut pendapat fadid yang ashah, wajibkan menutup aurat. Begitu juga pada
orang yang ditahan tersebut wajib mengulangi waktu-waktu lainnya meskipun ketika sedang
lagi shalatnya pada tempat yang suci, semen- sendirian. Kecuali, jika ia perlu untuk telan-
tara pendapat qadim mengatakan bahwa jang seperti untuk mandi, buang air besa4 dan
mengulangi shalatnya itu hanya disunnahkan beristinja.
saja, karena ia meninggalkan perkara fardhu Dalil yang mewajibkan menutup aurat
karena ada udzur yang luar biasa dan udzur adalah firman Allah SWT,
tersebut termasuk udzur eksternal (bukan
"Pakailah pakaianmu yang bagus pada
disebabkan oleh dirinya sendiri). Oleh kare-
setiap (memasuki) masjid..," (al-A'raaf: 31)
na itu, fardhunya tidak gugu4 sebagaimana
juga jika ia terlupa melakukan sujud. Dan
yang dianggap sebagai melaksanakan fardhu Menurut Ibnu Abbas, 'Apa yang dike-
adalah shalat yang kedua, menurut pendapat hendaki pada ayat ini adalah pakaian ketika
yang paling ashah di kalangan ulama madzhab shalat." Dalil lainnya adalah sabda Rasulullah
saw.,
Syafi'i.
"Allah tidak menerima shalat perempuqn
d. Syarat Keempat: Menutup Aurat yang sudah datang haid (baligh) tonpa tudung
Definisi aurat dari segi bahasa adalah kepala.'4283

1281
H"ditr riwayat al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah r.a. dengan lafaz, "Apa yang aku larang untukmu hendaklah kamu men-
jauhinya, dan apa yang aku perinahkan untukmu hendaklah kamu melakukannya sesuai dengan kemampuanmu!'
1282
Roddrl Mukhtar,lilid.1, hlm. 375.
1283
H"ditr ini diriwayatkan oleh al-Hakim. Dia berkata hadits ini shahih menurut syarat Muslim. Hadits ini juga diriwayatkan oleh lima
orang imam hadits kecuali an-Nasa'i. Hadits ini iuga dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, dari Aisyah.
FIQIH ISLAM )ILID 1

Dalil lainnya juga adalah sabda baginda, dipakai oleh perempuan dan khilaful Awa bagi
lelaki.
'
:J a^*)t dJ
l-u't
, c ./
l5t ii;t ';tt it::,i ti Menurut pendapat ulama madzhab Syafi'i,
syarat penutup aurat adalah sesuatu yang ti-
1"o ,,o ?1 0lo, dak dapat menjelaskan warna kulit, sekalipun
JL iLrl) l-6J lJ,. \,1 Y at ot C'-a- penutup itu menggunakan air yang keruh atau
tanah. Tetapi, kemah yang sempit dan ruang
^rS, G) yang gelap tidak boleh dijadikan sebagai pe-
"Wahai Asma, perempuan apabila telah nutup aurat. Menurut pendapat mereka juga,
sampai umur haid (umur baligh), tidak boleh penutup aurat haruslah suci.
dilihat padanya kecuali ini dan ini." Baginda Menurut ulama madzhab Maliki, jika pe-
Rasul saw. menunjukkan muka dan kedua te- nutup itu masih bisa menjelaskan (zhahara)
lapak tangannya.rzs+ apa yang ada di bawahnya, maka ia dianggap
seperti tidak menutup aurat. Tetapi jika hanya
Menurut ijma'ulama, menutup aurat bagi menyifatkan (washafa) apa yang di bawahnya,
wanita hukumnya adalah wajib dalam semua maka dihukumi makruh.1z8s
keadaan, baik sewaktu shalat maupun tidak. (b) Maksud Menutup Aurat di Kalangan
Ulama
Syarat Penutup Aurat Ulama Syafi'i dan Hambali berpendapat
(a) Tebal dan tidak Transparan bahwa menutupi aurat hendaklah meliputi se-
Wajib menutup aurat dengan mengguna- mua bagian yang perlu ditutup, baik dengan
kan kain tebal, kulit, atau kertas yang dapat cara berpakaian atau yang serupa. Oleh sebab
menyembunyikan warna kulit dan juga tidak itu, menggunakan kemah yang sempit dan
menjelaskan sifatnya. fika kainnya tipis atau keadaan gelap sebagai penutup aurat belum
tenunannya jarang-jarang, sehingga dapat dianggap memadai.
menampakkan apa yang di bawahnya atau Menurut ulama Hanafi dan Maliki, meng-
dapat menggambarkan warna kulitnya hing- gunakan keadaan gelap sebagai penutup aurat
ga tampak kulit pemakai yang cerah atau ke- ketika dalam keadaan darurat sudah dianggap
merah-merahan, maka kain tersebut tidak memadai. Ini disebabkan-menurut pendapat
memenuhi syarat untuk digunakan shalat. mereka-yang diwajibkan adalah menutup
Shalatnya tidak sah, karena tujuan menutup aurat dari penglihatan orang lain, sekalipun
aurat tidak tercapai. bentuk penutup itu hanya hukmi fsekadar
Sebaliknya, sekiranya kain itu dapat me- sesuai dengan hukum) saja seperti tempat
nutupi warna kulit, tetapi dapat menggam- yang gelap. Menutup aurat bukanlah menutup
barkan bentuk dan ukuran tubuh, maka shalat bagian tubuh dari pandangan matanya sendiri,
dengan menggunakan pakaian itu hukumnya ini adalah pendapat yang difatwakan.
sah. Karena, yang seperti itu tidak dapat di- (c) Cara-Cara Menutup Aurat yang sesuai
elakkan sekalipun memakai kain yang tebal. dengan Tuntutan Syara'
Walau bagaimanapun, menurut pendapat ula- Di kalangan ulama Hanafi dan para fuqaha
ma madzhab Syafi'i, kain seperti itu makruh lain, yang dituntut adalah menutup sekeliling

1284
Hrditr riwayat Abu Dawud, dari Aisyah. Hadits ini adalah hadits mursal. Lihat Nashbur Rayahlilid 1,h\m.299.
r28s -qawanin
Al al - Fiqhistyah,hlm. 54.
FIqLH ISLAM )ILID 1

aurat. Maka, tidak wajib menutup di sebelah pakaian yang tidak boleh dipakai sama hal-
bawah atau bagian atas baju. OIeh sebab itu, nya memakai sutra bagi laki-laki, dan orang
shalat di atas kaca yang menampakkan semua tersebut juga berdosa seperti hukum shalat
yang terdapat di sebelah atasnya adalah sah. di atas tanah ghashab tanpa ada alasan yang
fika ada sesuatu yang hanya dapat me- dibenarkan oleh syara'.
nutup sebagian aurat saja, maka wajib meng- Menurut pendapat ulama Hambali, tidak
gunakannya untuk menutup aurat, sekalipun sah shalat dengan menggunakan benda yang
dengan tangan sebagaimana pendapat yang haram, seperti memakai pakaian yang dibuat
ashah di kalangan ulama Syafi'i. Karena, de- dari sutra, atau shalat di atas tanah ghashab
ngan cara itu tercapailah tujuan menutup au- sekalipun yang di-ghashab hanya faedahnya
rat. Sekiranya sesuatu itu mencukupi untuk atau sebagian darinya saja. Atau, shalat meng-
menutup dua kemaluan saja, maka ia wajib gunakan pakaian yang dibeli dengan uang
menggunakannya untuk menutup kedua ke- haram, dengan sebagian uang haram, atau-
maluannya itu. Jika penutup itu hanya cu- pun shalat dengan memakai cincin emas. Ini
kup untuk menutup salah satu dari kedua ke- semua jika ia mengetahui tentang keharaman
maluannya, maka yang harus ditutup dahulu memakai pakaian itu dan tidak dalam keadaan
adalah kemaluan bagian depan dulu, baru lupa.1286 Pendapat ini berdasarkan apa yang
kemudian kemaluan bagian belakang. Ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu
adalah menurut ulama madzhab Syafi'i. UmaL
Sebaliknya, menurut ulama Hanafi dan
Maliki, hendaklah diutamakan untuk menutup "Siapa yang membeli pakaian dengan
kemaluan belakang baru kemudian kemaluan harga sepuluh dirham, sedangkan sotu dirham
yang depan. Apabila kancing baju tidak dikan- darinya odalah uang haram, niscaya Allah
cingkan atau kain di tengah-tengah baju tidak SWT tidak menerima shalatnya selama pakai-
diikat dapat menyebabkan tampaknya aurat an itu dipakainya." Kemudian Ibnu Umar me-
ketika ruku'atau lainnya, maka mengancing- masukkan dua jarinya ke dalam dua Iubang
kan kancing atau mengikat kain tersebut hu- telinganya dan berkata, "Tulilah kedua telinga
kumnya wajib. ini jika Nabi Muhammad saw. tidak bersabda
demikian."1287

7) Shalat dengAn Menganakan Pakaian


yang Haram fuga, berdasarkan hadits riwayat Aisyah,
Menurut pendapat ulama Maliki dan Sya-
"Barangsiapq melakukqn suatu pekerja-
fi'i, shalat dengan menggunakan pakaian yang
an yang tidak kami perintahkan, maka ia di-
haram adalah sah, tetapi menggunakan pa-
tolak,'a288
kaian itu tetap haram.
Menurut pendapat ulama Hanafi, shalat
dengan menggunakan pakaian tersebut ada- Ini karena perbuatan berdiri, duduk, dan
Iah sah, tetapi menggunakan pakaian itu di- berada dalam pakaian yang haram, hukumnya
hukumi makruh tahrim. Sebab, menggunakan adalah haram dan juga dilarang. Maka, shalat

1286
Kasysyaful Qina',lilid 1, hlm. 313; al-Mughni,Jilid,1, hlm. 587 dan setelahnya.
1287
Nr.rn, pada sanad hadits ini terdapat dua lelaki, yaitu Hasyim dan Buqayyah. Al-Bukhari berkata, Hasyim itu tidak csiqaft
sedangkan Buqayyah adalah m udal I i s
1288
Haditr riwayat Imam Ahmad dan Imam Muslim, dari Aisyah, Hadits ini shahih.
Badan 1: IBADAH FIQIH ISIAM JILID 1

dengan memakai pakaian yang haram tidak Menurut pendapat ulama Hambali, ketika
dianggap sebagai ibadah, seperti hukum shalat seseorang dalam keadaan tidak ada penutup
ketika datang haid dan shalat dengan memakai aurat hendaklah ia melakukan shalat dengan
pakaian yang terkena najis. cara duduk dan melakukan isyarat. Hal ini
fika seseorang tidak mengetahui atau lu- berdasarkan perbuatan Ibnu Umar seperti
pa bahwa pakaian yang ia pakai adalah ter- yang telah dijelaskan sebelum ini dalam syarat
buat dari sutra atau pakaian hasil ghashab, ketiga.
atau dikurung di tempat hasil ghashab atau Menurut pendapat ulama Syafi'i dan Ha-
tempat bernajis, maka shalat dalam keadaan nafi, orang tersebut wajib melakukan shalat
tersebut dianggap sah, karena itu tidak ter- meskipun dengan cara melumuri tanah pada
masuk berdosa. Sebagaimana diketahui, ulama tubuhnya sebagai penutup aurat. Dan hen-
Maliki dan Hanafi membolehkan shalat dengan daknya, ia terus berada dalam keadaan demi-
menggunakan pakaian yang najis, seperti kian hingga selesai shalat, ataupun dengan
yang telah dijelaskan sebelum ini. cara melumuri badan dengan air yang keruh
sebagai penutup aurat.
Para ulama sependapat bahwa menutup
Menurut pendapat ulama Hanafi dan
aurat adalah wajib sekalipun dengan pakaian
Maliki, orang tersebut cukup menutupi aurat
yang dipinjam. Oleh sebab itu, jika seseorang
dengan kegelapan karena dalam keadaan da-
melakukan shalat secara telanjang sedang-
kan ada pakaian yang dapat dipinjam, atau
rurat. Sementara menurut pendapat yang
ashah di kalangan ulama Syafi'i, orang terse-
dia shalat secara telanjang sedangkan ada pa-
kaian yang dibuat dari sutra serta suci, maka
but hendaklah menutupi auratnya dengan
tangan. tsegitu juga menurut pendapat ulama
menurut pendapat jumhur; kecuali ulama
Hambali, karena dengan cara itu tercapailah
Hambali, shalat yang dilakukan tersebut hu-
tujuan menutup aurat sebagaimana yang telah
kumnya batal. fika seseorang dijanjikan akan
dijelaskan sebelum ini.
diberi pinjam pakaian, hendaklah ia menunggu
Dalam keadaan seperti di atas-menurut
selagi tidak menyebabkan terlepasnya waktu
pendapat ulama Syafi'i-hendaklah shalat
shalat. Ini adalah pendapat yang azhar di ka-
dilakukan dengan cara berdiri supaya rukun
langan ulama Hanafi. Dia juga wajib berusaha
shalat dapat sempurna. Dan menurut penda-
membeli pakaian dengan harga yang patutl28e
pat di kalangan mereka, shalat tersebut tidak
sebagaimana hukum yang ditetapkan dalam
wajib diulangi lagi sebagaimana yang telah
masalah pembelian air untuk berwudhu, se-
dijelaskan sebelum ini.
perti yang telah dibincangkan sebelum ini.
Sementara menurut pendapat ulama
Hanafi, hendaknya shalat tersebut dilakukan
TidakAda Penutup Aurat dengan cara duduk dan membuat isyarat
Menurut pendapat ulama Maliki, sese- ketika ruku' dan sujud. Hal ini sama dengan
orang yang tidak mempunyai penutup aurat pendapat ulama Hambali. Cara duduk seperti
hendaklah shalat dengan telanjang. Karena, itu lebih utama daripada shalat dengan berdiri
menutup aurat dituntut di saat memang ada dan membuat isyarat ketika ruku' dan sujud.
kemampuan memenuhinya. fika tidak mampu, Karena, menutup aurat lebih penting daripada
maka tuntutan tersebut gugur. menunaikan rukun.

rz8e
Ad-Durrul Mukirar,filid 1, hlm.283; al-Majmu',lilid 111, hlm. 193.
FIQIH ISI.AM IILID 1

Menurut pendapat ulama Hambali, siapa Shalat Berjamaah dalam Keadaan Telantang
yang berada di dalam air dan tanah (yaitu Orang yang tidak ada pakaian boleh me-
tempat yang berlumpur) sedangkan dia ti- lakukan shalat berjamaah. Oleh sebab itu,
dak mampu bersujud di tanah bumi, karena menurut pendapat ulama Syafi'i dan Ham-
kalau dia sujud ke tanah, niscaya dia akan bali, mereka boleh melakukan shalat baik
berlumuran dengan tanah dan basah, maka sendirian ataupun berjamaah. fika shalat se-
hendaklah ia melakukan shalat di atas tung- cara berjamaah, maka imamnya hendaklah
gangannya, dengan membuat isyarat ketika berdiri di tengah-tengah dalam barisan (shatr)
ruku'dan sujud.l2eo yang sama dan semua makmum berada dalam
satu barisan saja, supaya tidak tampak aurat
2) Terbuka Aurat secara Tlb*tlba sesama mereka. fika terpaksa mengadakan
fika aurat seseorang yang sedang shalat dua barisan (shaff), maka hendaklah shalat
terbuka secara tiba-tiba karena tiupan angin dengan memejamkan mata masing-masing.
umpamanya dan tidak sengaja, lalu ia menu- Jika perempuan-perempuan yang tidak
tup auratnya kembali seketika itu juga, maka ada pakaian berkumpul, maka mereka disun-
menurut ulama Syafi'i dan Hambali, shalat nahkan shalat secara berjamaah, dan imam-
tersebut tidak batal karena tidak termasuk nya berdiri di tengah-tengah barisan (shaff)
dalam larangan. Tetapi jika aurat itu terbuka karena mereka semua ini adalah aurat. Ini
kerena kesembronoan atau ia tidak segera semua disebabkan shalat berjamaah lebih di-
menutup kembali aurat tersebut, maka shalat- utamakan daripada shalat secara sendirian,
nya itu batal karena kecerobohannya. Hal ini sebagaimana yang tersebut dalam hadits.
disebabkan lamanya waktu terbukanya aurat Shalat tersebut juga hendaklah dilakukan
itu menimbulkan keburukan, sedangkan dia secara berdiri dengan menyempurnakan se-
mampu mengelakkan dari berlakunya hal itu, gala rukun-rukunnya. Ini menurut pendapat
Atas dasar itu, maka dia tidak dimaafkan.l2el ulama Syafi'i. Menurut pendapat ulama Ham-
Menurut pendapat ulama Maliki, jika yang bali, mereka hendaklah melakukannya secara
terbuka adalah aurat yang berat (mughalla- isyarat. Dan sujud pula, hendaklah lebih ren-
zhah) maka shalatnya batal dengan serta dah dari ruku'.
merta. Apakah shalat berjamaah lebih afdhal
Menurut pendapat ulama Hanafi, jika daripada shalat sendirian? Menurut pendapat
yang terbuka adalah seperempat anggota au- ulama Syafi'i, jika mereka semua buta atau
rat, maka shalatnya batal. fika memang, aurat berada di tempat yang gelap sehingga tidak
yang terbuka itu dibiarkan terbuka selama ka-
jelas pandangan sesama mereka, maka di-
dar melakukan satu rukun dan dengan syarat sunnahkan melakukan shalat secara ber-
jamaah menurut kesepakatan semua ulama,
terbukanya aurat itu tidak disebabkan oleh
perbuatannya sendiri. fika disebabkan oleh dan imamnya hendaklah berdiri di hadapan
perbuatannya sendiri, maka shalatnya batal mereka. Tetapi jika di antara mereka dapat
pada saat aurat terbuka.
saling melihat, maka shalat secara berjamaah
atau secara sendirian hukumnya adalah sama.
Hal ini menurut pendapat yang ashah.

72eo
Al-Mughni,f ilid I, hlm. 599.
r2e1
Mughnil Muhtaj,Jllidl, hlm. 188; al-Mughni,!11id,1, hlm. 580.

,o+lll'i
f IqLH lslr{.M JILID 1

fika ada salah seorang yang mempunyai pusar hingga bawah lutut. Menurut pen-
pakaian, maka ia disunnahkan meminjamkan dapat yang ashah, lutut termasuk bagian
kepada mereka. fika ia tidak mau meminjam- dari aurat. Pendapat ini berdasarkan ha-
kan, maka mereka tidak boleh merampas dits berikut,
f-qhashab) pakaian itu, karena shalat mereka
"Aurat lelaki adalah apa yang terdapat
tanpa menutup aurat sudah dianggap sah.
antara pusar dengan lututnya.
Sementara menurut pendapat ulama
Maliki dan Hanafi, hendaklah shalat tersebut Apa yang terdapat di bawah pusarnya
a
dilakukan secara sendirian dan menjauhkan hing g a m elew ati lututny a.'aze

diri di antara satu sama lain. |ika mereka ber-


ada di tempat gelap, maka hendaklah mereka Pendapat ini juga berdasarkan sebuah
melakukan shalatsecara berjamaah dan imam- hadits yang didhaifkan oleh ad-Daruqutni:
nya berdiri di hadapan.lze2 fika mereka tidak Lutut adalah sebagian dari aurat.12e5
dapat dipisah-pisahkan, maka hendaklah sha- tb) Aurat hamba perempuan sama dengan
latnya dilakukan secara berjamaah dengan aurat lelaki. Tetapi ditambah bagian pung-
berdiri di dalam satu barisan (shaff) saja. gung, perut, dan bagian sisi lambungnya.
Ruku' dan sujud juga hendaknya dilakukan Hal ini berdasarkan perkataan Umar
secara sempurna. Adapun imam hendaknya r.a, yang artinya, "Hulurkanlah kain tu-
berada di tengah-tengah mereka dan masing- dung kepala wahai hamba perempuan,
masing diwaj ibkan memejamkan mata. Apakah kamu menyerupai wanita-wanita
yang merdsft2.1"72e0 Disebabkan, hamba
3) Batas Aurat perempuan sering keluar rumah untuk
Semua imam madzhab mensyaratkan memenuhi keperluan tuannya dengan
menutup aurat supaya shalat seseorang men- memakai pakaian kerjanya. Maka, ia di-
jadi sah, sebagaimana yang telah dijelaskan anggap sebagai muhrim (orang yang
sebelum ini. Tetapi, para fuqaha berbeda diharam kawin) bagi orang lain untuk
pendapat dalam menetapkan batas aurat bagi mengelakkan kesulitan.
laki-laki, hamba perempuan, dan juga perem- (c) Perempuan [selain hamba sahaya) dan
puan biasa (bukan hamba). Pendapat mereka khunsa [orang yang tidak dapat dipastikan
secara terperinci adalah seperti berikut. kelaminnya), menurut pendapat yang
ashah di kalangan ulama Hanafi, aurat
Madzhab Hanafi 12e3 mereka adalah seluruh anggota tubuh
sehingga rambutnya yang terurai, kecuali
[a) Aurat lelaki adalah dimulai dari bawah

L2e2
Al-Moimu',f ilid lll, hlm. 191 dan setelahnya; al-Muhadzdzob, Jilid 1, hlm 66; al-Mughni,Jilid I, hlm. 596 dan filid I, hlm. 598; asy-
Syarhul Kabir ma'a ad-Dusuqi,Jilid l, hlm. 221.
r2e3
Ad-Durrul Mukhtar wa Raddul Mukhtar, Jilid I, hlm. 375-379; Tabyinul Haqa'iq ti az-Zaila'i,lilid I, hlm. 95-97.
12e4
Hukum ini diambil dari tiga buah hadits yaitu: (a) Hadits ad-Daruqutni, Ahmad, dan Abu Dawud, dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya,
dari kakeknya, "Sekiranya seseorang dari kamu kawin dengan seorang hamba perempuan, hamba lelaki atau pekerjanya, maka
ianganlah kamu melihat pada bagian bawah pusar dan bagian atas lutut. Sesungguhnya apa yang di bawah pusar hingga ke lutut
itu adalah aurat." Ini adalah hadits dhaif. (b) Hadits Hakim bin Abdullah bin Ja'far, "Apa yang ada di antara pusar hingga ke lutut
adalah aurat." Hadits ini adalah hadits maudhu'. (c) Hadits ad-Daruqutni dari Abu Ayyub, "Apa yang di atas kedua lutut itu adalah
aurat dan apa yang di bawah pusar itu iuga aurat." Hadits ini adalah hadits gharib (Nashbur Rayah, filid I, hlm. 296-297).
Lzes
N ashbur Rayah, Jilid l, hlm. 297 .
1296
Menurut az-Zaildi, hadits ini adalah gharib. Abdurrazzaq iuga meriwayatkan hadits yang maknanya sama dari Umar. Hadits ter-
sebut diriwayatkan oleh al-Baihaqi. Dia berkata bahwa, atsar dari Umar tersebut shahih (Nashbur Rayah, filid I, hlm. 300).
FIQIH ISLAM JILID 1 Baglan 1: IBADAH

muka, kedua telapak tangan, dan kedua dilihat padanya kecuali ini dan inr." Beliau
telapak kaki (pergelangan hingga ujung menunjuk ke arah muka dan kedua telapak
jari), baik bagian luar telapak kaki atau tangannya.l2ee
telapak tangan itu maupun bagian dalam-
nya. Ini menurut pendapatyang mu'tamad Begitu juga hadits yang diriwayatkan
karena darurat. oleh Aisyah yang telah disebutkan sebelum
ini, 'Allah SWT tidak menerima shalat perem-
Menurut pendapat yang rajih, suara bu-
puan yang sudah datang haid (baligh) tanpa
kanlah aurat.12e7 Menurut pendapat yang azh-
menggunakan tudung kepala."
har; sebelah luar tapak tangan adalah aurat.
Perempuan remaja dilarang memperli-
Tetapi menurut pendapat yang ashah, tapak
hatkan mukanya di kalangan lelaki. Larang-
tangan dan sebelah luarnya bukanlah aurat.
an ini bukan karena muka itu sebagai aurat,
Menurut pendapat yang mu'tamad, kedua
tetapi untuk mengelak timbulnya fitnah atau
telapak kaki [pergelangan hingga ujung jari)
nafsu syahwat. Tujuan larangan memperlihat-
bukan termasuk aurat semasa shalat. Tetapi
kan mukanya adalah karena dikhawatirkan
menurut pendapat yang shahih, keduanya
laki-laki akan melihat mukanya sehingga me-
adalah aurat, baik dilihat maupun disentuh
ngakibatkan timbulnya fitnah. Hal ini karena
sama-sama tidak dibolehkan. Hal ini berda-
memperlihatkan mukanya dapat menyebab-
sarkan firman Allah SWT,
kan laki-laki memandangnya dengan keingin-
"...dan janganlah menampakkan perhias- an syahwat.
annya (auratnya), kecuali yang (biasa) ter- Tidak boleh melihat muka perempuan
lihat...." (an-Nuur: 31) dan pemuda amrad [pemuda tampan yang be-
Ium tumbuh kumis dan janggut) dengan naf-
Tempat perhiasan yang zahir adalah mu- su syahwat, kecuali karena keperluan syar'i,
ka dan dua telapak tangan, sebagaimana per- seperti keperluan sebagai qadhi, saksi, atau
kataan Ibnu Abbas dan Ibnu Umar, dan juga pembuktian terhadapnya. Begitu juga dengan
sabda Rasulullah saw., orangyang ingin meminang perempuan, boleh
melihatnya sekalipun timbul nafsu syahwat.
it&t W';;t c-;; t;r; i., r; ii';1 Tetapi, hal ini harus didasari niat mengamal-
kan sunnah Nabi, bukan untuk memuaskan
"Perempuan aarnn aurat. Apabita ia ke-
nafsu. Begitu juga ketika untuk keperluan
luar, maka setan akan memandang kepada-
mengobati orang yang sakit, namun sekadar
nYA.'42e9
yang diperlukan saja.
Menurut pendapat yang mu'tamad di ka-
fuga, berdasarkan hadits riwayat Aisyah langan ulama Hanafi, membuka seperempat
yang telah disebut sebelum ini,
bagian anggota aurat [yang berat, fmughal-
"Wahai Asme, perempuan apabilo men-
lazhahf, yaitu kemaluan bagian depan dan
capai umur haid (umur baligh) tidak boleh
bagian belakang dan sekitarnya, ataupun au-
1297
S"o."ng wanita yang menyanyi, atau mengalunkan suaranya dengan lembut dianggap sebagai aurat, baik di dalam adzan atau
selainnya. Oleh sebab itu, tidak halal mendengarnya.
1298
Hrditr.ir"ayatat-Tirmidzi,dariAbdullahbinMas'ud. Iaberkata,haditshasanshahihgharib.Haditsiniiugadiriwayatkanolehlbnu
Hibban (Nashbur Rayah,lllid I, hlm. 298).
1299
Hadits ri*ayat Abu Dawud. Hadits ini adalah mursol.
FIQLH ISLAM 1

'ILID
rat ringan fmukhaffafahl, yaitu selain dua ke- berdasarkan hadits riwayat Anas,
maluan tadi)1300 dengan tidak sengaja selama
peperangan Khaiban Rasulullah
" Pada
kadar melakukan satu rukun shalat, menye-
saw. telah terkoyak koin pada pahanya, se-
babkan batalnya shalat. Hal ini disebabkan
hingga tampak bagiku putih pahanya.'n3oz
seperempat bagian sama hukumnya dengan
seluruh bagian, sebagaimana yang telah di-
[b) Aurat hamba perempuan adalah kedua
jelaskan sebelum ini. Oleh sebab itu, jika kemaluan dan pantatnya. Oleh karena
yang terbuka kurang dari seperempat, maka itu, jika terbuka sebagian darinya atau
tidak batal shalatnya. Atas dasar ini, maka terbuka paha seluruhnya atau sebagian
jika seseorang membuka seperempat dari saja, maka hendaklah shalatnya diulangi
perut, paha, rambut yang terurai dari kepala, dengan segera sebagaimana halnya de-
kemaluan belakang, zakar, kedua buah zakar ngan lelaki.
atau kemaluan bagian depan perempuan, ma-
Waktu mengulangi shalat Zhuhur dan
ka shalatnya batal jika berlangsung selama Ashar adalah semasa matahari kekuning-
kadar melakukan satu rukun shalat. Tetapi jika
kuningan. Adapun bagi shalat Maghrib dan
berlangsungnya tidak selama kadar tersebut, Isya, adalah pada seluruh malam dan bagi
maka hal itu tidak membatalkan shalatnya.
shalat Shubuh adalah sewaktu matahari
naik.
Madzhab Maliki 13oL [c) Aurat berat (mughallazhah) perempuan
Pendapat yang disepakati dalam madz- [bukan hamba sahaya) adalah seluruh
hab ini mewajibkan menutup aurat dari pan- badan kecuali dada, tepi kepala, kedua
dangan orang. Menurut pendapat yang shahih belah tangan, dan kedua belah kaki (dari
dari madzhab ini, ketika seseorang melaku- pangkal paha hingga ujung jari). Adapun
kan shalat, ia diwajibkan menutup beberapa bagian punggung yang searah dengan da-
perkara berikut. da, hukumnya sama dengan dada. fika
[a) Aurat laki-laki ketika shalat adalah aurat perempuan yang shalat terbuka aurat
berat (mughallazah) saja, yaitu kemaluan ringan (mukhoffafah)-ny a, yaitu dada atau
bagian depan: zakar berserta buah zakar sebagian darinya, atau bagian luar tela-
dan kemaluan belakang yang terletak pak kaki bukan bagian dalamnya, maka
antara kedua pantat. Oleh sebab itu, hendaklah ia mengulangi shalatnya pada
sekalipun yang terbuka adalah kedua masa yang dikehendaki, sebagaimana
pantatnya saja ataupun kelihatan rambut yang telah diterangkan sebelum ini. Yaitu,
kelamin, maka diwajibkan mengulangi bagi waktu Zhuhur dan Ashar sewaktu
shalat dengan segera. Menurut pendapat langit kekuning-kuningan dan bagi waktu
mereka, paha tidak termasuk bagian Maghrib dan Isya sepanjang malam. Ada-
aurat. Hanya zakar dan buah zakar saja pun bagi waktu Shubuh, adalah ketika
yang termasuk aurat bagian depan. Hal ini matahari naik.

1300
Tidrk rd, perbedaan di antara dua aurat tersebut. Melainkan, hukum haramnya adalah lebih berat bagi mereka yang melihat ke-
pada al-'aurat al-ghalizhah, yaitu kemaluan bagian depan dan belakang.
7307 hlm.285; Bidayatul MujtahidJilid hlm. l1,l; al-Qawanin at-Fiqhiyyah,hlm.53; asy-Syarhul Kabir,lilid
Asy-Syarhush Shaghiir,Jilid l, I,
l,hlm.2ll-217; Syarhur Risalaft, Jilid I, hlm. 98.
1302
Hrditr riwayat Imam Ahmad dan al-Bukhari (Nailul Authar, Jilid Il, hlm,64). Hadits ini diperkuat lagi oleh hadits lain yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Aisyah.
lili:ii
#,".if, ",
FIqIH ISTAM IILID 1 Baglan 1: IBADAH

Ini semua adalah dari segi hukum yang Aurat berat bagi hamba sahaya perem-
berhubungan dengan masalah shalat. Adapun puan adalah kedua pantat dan yang terdapat
hukum yang berhubungan dengan masalah di antaranya seperti lubang dubur, kemaluan
memandang dan juga shalat, maka diwajibkan bagian depan, dan yang ada di sekitarnya ter-
juga menutup aurat-aurat tersebut. masuk rambut kemaluan. Aurat ringan bagi-
Lelaki dan hamba perempuan di luar sha- nya adalah paha dan apa yang terdapat di atas
lat, tidak disyaratkan menutup auratnya. Aurat rambut kemaluan hingga pusar. Aurat berat
perempuan (selain hamba sahaya) di hadapan bagi perempuan (selain hamba sahaya) adalah
perempuan Islam atau kafir adalah antara seluruh tubuhnya kecuali kaki, tangan, dada,
pusar dengan lutut. dan punggung yang searah dengan dada. Au-
Seluruh tubuh perempuan fselain hamba rat ringan baginya adalah seluruh tubuhnya,
sahaya) wajib ditutup ketika berada di hadap- kecuali muka dan kedua belah telapak tangan-
an lelaki asing [bukan muhrim), kecuali bagian nya.
muka dan kedua belah telapak tangan. Karena, Oleh sebab itu, jika seseorang melakukan
kedua-duanya bukan termasuk aurat. Meski- shalat dalam keadaan terbuka aurat beratnya,
pun begitu, menutup muka dan telapak tangan sedangkan ia tahu dan mampu untuk menu-
tetap diwajibkan supaya tidak menimbulkan tupinya meskipun dengan cara membeli atau
fitnah. meminjam penutup aurat, maka menurut pen-
Lelaki tidak dibenarkan melihat bagian dapatyang raj ih, shalatnya batal dan hendaknya
dada atau yang lainnya dari perempuan muh- ia mengulanginya. Ini menurut pendapat yang
rim, sekalipun sebab menjadi muhrim itu masyhur di kalangan ulama Maliki.
karena pernikahan dan persusuan dan meski- Sebaliknya, seseorang yang melakukan
pun melihatnya itu tidak menimbulkan syah- shalat dalam keadaan terbuka aurat ringan-
wat. Mereka hanya dibolehkan melihat bagian nya, maka shalatnya tidak batal, sekalipun hu-
muka dan bagian-bagian luar (athraaf, yang kum membuka aurat ringan adalah makruh
meliputi, kepala, Ieher dan bagian punggung dan melihatnya diharamkan. Walaupun begitu,
telapak kaki). orang yang melakukan shalat dalam keadaan
Hukum tersebut berbeda dengan hukum terbuka aurat ringannya disunnahkan untuk
menurut ulama Syafi'i dan para ulama lain mengulangi shalatnya dalam waktu darurat
yang membolehkan melihat seluruh tubuh, [bagi Zhuhur dan Ashar adalah waktu langit
kecuali yang berada di antara pusar dan lutut. kekuning-kuningan, Maghrib dan Isya adalah
Pendapat ini dimaksudkan untuk kemudahan sepanjang malam, dan Shubuh sewaktu terbit
lfushah). matahari).
Dari uraian di atas, jelas bahwa aurat le- Melihat aurat ketika terbuka hukumnya
Iaki dan perempuan dalam shalat terdiri atas haram, sekalipun tidak menimbulkan syahwat.
aurat berat (mughallazhah) dan aurat ringan Tetapi melihatnya ketika tertutup, hukumnya
(mukhaffafah). Aurat berat bagi lelaki adalah boleh. Kecuali jika dengan cara mengintip da-
kemaluan bagian depan dan lubang dubur. ri sebelah atas penutupnya, maka hukumnya
Sedangkan aurat ringan mereka adalah ba- tidak boleh.
gian-bagian yang terdapat di antara pusar Aurat yang tidak boleh dipandang pada
dan lutut, selain kemaluan depan dan lubang diri lelaki adalah apa yang terdapat di antara
dubur. pusar dengan lutut. Aurat perempuan ketika
FIQIH ISIAM IIttD 1

berada di hadapan lelaki asing adalah selu-


ruh badannya, kecuali muka dan kedua be-
,G-;;i ,1i;s-'^;i i:*i e::tit
t
lah telapak tangannya. Dan ketika berada di 'o

hadapan muhrimnya, adalah seluruh tubuh-


x:-* t1 -."Vt ,Si- 'rLs
zc' ''"o
"'

nya kecuali muka, kepala, lehet, kedua be- "Don opo'bila salah seorang d*i kamu
lah tangan, dan kedua belah kaki. Tetapi jika mengawinkon hamba perempuannya de-
dikhawatirkan menimbulkan syahwat, maka ngan hamba lelakinya, maka janganloh
hukumnya haram membuka perkara-perkara hamba perempuan itu melihat auratnya."
tadi. Pengharaman itu bukan karena perka-
ra tersebut bagian dari aurat, tetapi karena Dan banyak juga hadits yang diriwa-
dikhawatirkan akan menimbulkan syahwat. yatkan tentang penutupan paha sebagai
Perempuan dengan perempuan lain atau de- aurat. Di antaranya adalah hadits,
ngan muhrimnya sama seperti lelaki dengan
"Janganlah kamu membuka pahamu
lelaki. Mereka boleh dilihat selain yang berada
dan janganlah kamu melihat paha orang
di antara pusar dengan lutut.
hidup dan orang mati.'43o4
Bagian yang boleh dilihat oleh perempuan
pada lelaki asing adalah sama dengan hu- Dan juga, sabda Rasulullah saw. kepada
kum lelaki dengan muhrim-muhrimnya, yaitu farhad al-Aslami,
muka, kepala, kedua belah tangan, dan kedua
"Tutuplah pahamu, sesungguhnya pa-
belah kaki.
ha itu qv7q7.'a3os

1303
Madzhab Syafi'i Menurut pendapat yang shahih di
(a) Aurat lelaki ketika shalat, thawaf, dan kalangan ulama Syafi'i, bahwa pusar dan
ketika berada di hadapan lelaki asing lutut tidak termasuk sebagai aurat. Hal
dan perempuan yang termasuk muhrim ini berdasarkan hadits riwayat Anas yang
adalah antara pusar dengan lututnya. Ini menceritakan bahwa Nabi Muhammad
berdasarkan riwayat al-Harits bin Abi saw. membuka pahanya sebagaimana
Usamah dari Abu Usamah, dari Abu Sa'id yang diterangkan dalam madzhab Maliki
al-Khudri r.a., sebelum ini. Tetapi, diwajibkan menutup
sebagian lutut supaya tertutup juga paha.
y: dL:.; i{ u ,rist;i} Begitu juga diwajibkan menutup sebagian
pusar supaya tertutup juga bagian di ba-
"Aurat orang mukmin adalah antara wah pusar. Karena apabila tidak sempur-
pusar deng an lututnya." na kewajiban kecuali dengan sesuatu
hal, maka sesuatu itu juga menjadi wajib
Dan juga, berdasarkan riwayat al-Baihaqi,
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh

1303
Mughni al-Muhtaj,Jilid I, hlm. 185; al-Muhadzdzab, Jilid I, hlm. 64; al-Majmu'.lilid III, hlm. 170 - 776.
130a
Hrdits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Maiah, al-Hakim , dan al-Bazzar. Di dalamnya terdapat 'illah (Nailul Authar, Jilid II,
hlm.62).
130s
H"dit riwayat Malik dalam al-Muwaththa'. Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi, dia berkata ini
hadits hascn, Haditf ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban (Nailul Authqr,lilid I, hlm" 63).
FIqLH ISI,A,M IITID

ulama Syafi'i, Hambali, dan Maliki dalam yang jelas menunjukkan bahwa paha
Usul al-Fiqh.1306 adalah sebagian dari aurat adalah
Adapun aurat lelaki ketika berada di wajib.13o7
hadapan perempuan asing (bukan muh-
rim) adalah seluruh tubuhnya, dan ketika [b) Aurat hamba sahaya perempuan sama
seperti aurat lelaki menurut pendapat
sendirian hanya dua kemaluannya saja.
yang ashah. Karena, kepala dan tangan
Argumentasi ulama Maliki yang ber-
hamba perempuan dan lelaki dianggap
sandar kepada hadits riwayat Anas dan
bukan aurat, dan karena kepala dan tangan
Aisyah yang membuktikan bahwa paha
adalah anggota yang sangat diperlukan
bukan sebagian dari aurat, ditolak dengan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
empat alasan:
sehingga sering dibuka.
(i) Hadits tersebut menceritakan per-
buatan, sedangkan ujung paha boleh
[c) Aurat perempuan (selain hamba) dan ju-
ga khunsa (orang yang tidak tentu ke-
dibuka khususnya ketika peperangan
laminnya atau yang mempunyai dua or-
dan permusuhan dan Ushul al-Fiqh
gan kelamin) adalah seluruh tubuhnya,
menetapkan bahwa perkataan lebih
kecuali muka dan kedua telapak tangan,
kuat hujjahnya dari perbuatan.
baik telapak tangan bagian belakang atau
[ii) Hadits yang diriwayatkan oleh Anas
bagian dalam yang meliputi ujung jari
dan Aisyah tidak dapat mengalah-
hingga ke pergelangan tangan. Hal ini
kan perkataan-perkataan ulama yang
berdasarkan firman Allah SWT,
shahih lagi telah menyebar.
[iii Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ".,dan janganlah menampokkan per-
dalam Shahih Muslim terdapat ke- hiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa)
raguan. Hadits itu menyatakan bah- terlihat...." [an-Nuur: 3 1)
wo, "Rasulullah saw berbaring di
rumahku sedangkan kedua paha Ibnu Abbas dan Aisyah r.a. berkata bah-
atau betisnya terbuka." Betis tidak di- wa yang dimaksud dengan yang zahir adalah
anggap sebagai aurat menurut ijma' muka dan kedua telapak tangan. Karena, Nabi
ulama. Maka, bagian yang terbuka itu Muhammad saw. melarang perempuan yang
diragui apakah betis ataupun paha berihram [baik untuk mengerjakan haji atau
yang terbuka. umrah) memakai sarung tangan dan penu-
(iv) Terbukanya paha yang menjadi isu tup muka.laoe fika muka dianggap sebagai au-
dalam peristiwa ini adalah khusus rat, mestinya tidak diharamkan menutupnya
bagi Nabi Muhammad saw. dan tidak semasa berihram. Muka dan kedua telapak
ada bukti yang menunjukkan bahwa tangan tidak dianggap aurat, karena sangat
perbuatan itu merupakan teladan dibutuhkan untuk keperluan jual beli, untuk
yang harus diikuti. Oleh sebab itu, keperluan mengambil dan memberi sesuatu,
berpegang pada perkataan-perkataan maka ia tidak dikira sebagai aurat.

7306
Syrrhal-lsnaawi,lilid,l,hlm.l2T;al-MadkhatilaMadzhabAhma4hlm.6l; Mukhtasharlbnal-Haajib,hlm38.
7307
Nailut AuthaarJilid II hlm. 64; al-Majmuu',Jtlid III, hlm. 176.
1308
H"ditt ini diriwayatkan dalam Sahih al-Bukhari, dari lbn Umar r.a., bahawa Nabi Muhammad saw. bersabda: "Perempuan yang
dalam ihram janganlah menutup muka dan meruakai.sarung 'tang. an."
; -r.-. ,i):^
Baglan 1: IBADAH FIqLH Isl,{M JILID 1

fika sebagian dari aurat seorang yang Begitu juga hadits riwayat Bahz bin Ha-
melakukan shalat terbuka, sedangkan orang kim dari ayahnya, dari kakeknya yang artinya,
tersebut mampu menutup aurat tersebut, 'Aku bertanya,'Wahai Rasulullah saw., kepada
maka shalatnya batal. Kecuali jika terbukanya siapakah aurat kami boleh dibuka dan kepada
aurat tersebut disebabkan oleh tiupan angin siapa dilarang?' Rasul menjawab,'Peliharalah
atau karena terlupa kemudian ditutup dengan aurotmu kecuali dari istrimu atau hamba
segera. Maka, ia tidak membatalkan shalat, sahaya milikmu.'Saya berkata, 'Kalau di antara
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelum orang banyak?' Rasul menjawab, 'Jika kamu
ini. Namun jika terbukanya aurat tersebut mampu mengelak dari dilihat oleh siapa pun,
bukan karena tiupan angin, atau bukan sebab maka jangan biarkan ouratmu dilihat.' Saya
binatang atau anak-anak yang belum mumay- bertanya lagi, 'fika kami sedang sendirian?'
yiz, maka shalatnya batal. Rasul menjawab, 'Kepada Allah Ta'ala mesti-
Lelaki tidak wajib menutup auratnya da- nya lebih utama untuk malu."43ro
ri pandangannya sendiri, tetapi hukum me- Hadits itu menunjukkan bahwa sese-
lihat auratnya sendiri adalah makruh. Aurat orang tidak boleh telanjang di tempat yang
perempuan (selain hamba sahaya) selain sepi. Pendapat ini juga didukung oleh hadits
pada waktu shalat, yaitu ketika di hadapan riwayat Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh at-
lelaki asing [bukan muhrim) adalah seluruh Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda,
badannya. Adapun auratnya semasa di hadap-
an perempuan kafir adalah seluruh badan-
nya, kecuali anggota yang perlu dibuka untuk \tFi v; ;* 3p qF; €()
keperluan kerja dan menunaikan hajat. Ada-
pun semasa di hadapan perempuan Islam dan
lelaki muhrim, auratnya adalah anggota badan
*i iyb)',4+t,y,6'*.
oto 11. or ,o.o,7
yang berada di antara pusar dengan lututnya. €lr-l g^;,.-r-u
Dalil yang digunakan seluruh ulama ten- "Janganlah kamu bertelanjang. Sesung-
tang kewajiban menutup aurat dan larangan guhnya bersama-soma kamu ada (malaikat)
terhadap lelaki dari melihat aurat lelaki lain, yang tidak berpisah dari kamu, kecuali ketika
dan larangan terhadap perempuan dari me- komu membuang air dan ketika seorang lelaki
lihat aurat perempuan lain adalah hadits ri- berhubungan badan dengan istrinya, Maka,
wayat Abu Sa'id al-Khudri, malulah kepada mereka (malaikat) dan hor-
matilah mereka,"
"Lelaki tidak boleh memandang aurat le-
laki lain dan perempuan tidak boleh meman-
Imam Bukhari mengatakan bahwa ber-
dang aurat perempuan yang lain, dan lelaki
telanjang ketika mandi hukumnya boleh. Hal
tidak boleh tidur bersama-sama lelaki lain
ini berdasarkan kisah Nabi Musa dan Nabi
dalam satu pakaian dan perempuan tidak boleh
Ayub.
tidur bersame-sama perempuan lain dalam
satu pakaian."l3oe

130e
Hadits riwayat Imam Muslim, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi.LihatNailulAutharlilidll, hlm. 61.
1310
Diriwayatkan oleh lima orang imam hadits kecuali al-N asa'i {Nailul Author Jilid II, hlm. 61),
FIqLH ISTAM JILID 1 BaE[an 1: IBADAH

Madzhab Hambali 1311 hadits ini, lebih diutamakan daripada de-


[a) Aurat lelaki adalah anggota tubuh yang ngan cara qiyas. Abu Dawud meriwayat-
berada di antara pusar dengan lututnya. kan dari Buraidah,
Hal ini berdasarkan hadits yang telah "Rasulullah saw. melarang seseorang
disebutkan sebelum ini yang dipakai oleh melakukan shalat di dalam kain selimut
ulama Hanafi dan Syafi'i sebagai dalil tanpa menutup bahunya (seperti selim-
mereka. Tetapi, pusar dan lutut sendiri pang)J'
bukan termasuk aurat. Ini berdasarkan
hadits riwayat Amr bin Syu'aib yang telah Tetapi, orang yang hanya mempunyai
disebutkan sebelum ini, sesuatu fkain umpamanya) yang hanya
dapat digunakan untuk menutup aurat
"Apa yang di bawah pusar sampai lu- atau bahunya saja, maka hendaklah dia
tut adalah aurat." mengutamakan untuk menutup auratnya,
dan shalatnya wajib dilakukan dengan
Dan juga, berdasar hadits Abu Ayyub
cara berdiri. Hal ini berdasarkan sabda
al-Anshari,
Rasulullah saw.,
"Di bawah pusar dan di atas kedua
"Jika kain itu luas, maka selisihkan
lutut adalah quvqs."73)'2
dan ikatkan kedua tepinya. Dan jika ia
Alasannya adalah lutut merupakan sempit, maka ikatkan kuat-kuat pada ping-
batas daerah yang bukan termasuk aurat gangnya.'431+
sebagaimana pusar. Aurat khunsa musykil
Lelaki hendaklah menutup auratnya
fseseorang yang mempunyai dua organ
kelamin) yang tidak jelas kelaki-lakian dari penglihatan orang lain. Bahkan, ia
ataupun perempuannya dihukumi seperti hendaknya melindungi auratnya dari
aurat lelaki. penglihatannya sendiri ketika sedang me-
Di samping itu, menurut yang zahir ngerjakan shalat. fika auratnya kelihatan
dari madzhab ini, agar shalat lelaki men- melalui saku bajunya yang terbuka luas
jadi sah, maka dia diwajibkan menutup apabila ruku'atau sujud, maka hendaklah
salah satu bahunya sekalipun dengan kain ia mengancingkan atau mengikatnya su-
yang tipis yang dapat menjelaskan warna paya ia tertutup. Hal ini karena perintah
kulitnya. Kewajiban menutup bahu adalah menutup aurat bersifat umum.
berdasarkan hadits, Begitu juga, diwajibkan menutup aurat
ketika dia sedang sendirian atau berada
"Janganlah seorang lelaki melakukan
di dalam gelap. Hal ini berdasarkan hadits
shalat di dalam satu kain yang tidak ada riwayat Bahz bin Hakim yang telah dise-
sesuatu apa pun di atas bahunya.'4313 but sebelum ini yang berbunyi, "Pelihara
Larangan tersebut menunjukkan peng- olehmu ourat kamu kecuali dari istrimu
haraman dan penetapan hukum dengan atau hamba milikmu...."

7311
At-Mughni,Jilid I, hlm. 577-582,601-606; Kasysyaful Qina', f ilid I, hlm. 306-315; Ghayatul Muntaha, Jilid I, hlm. 97-99.
1312
H"ditr riwayat Abu Bakar dengan isnadnya.
1313
Hrditr riwayat al-Bukhari, Muslim, Abu-Dawud, Ibnu Maiah, dan lain-lain dari Abu Hurairah.
l31a
H"ditr riwayat Abu Dawud.
Baglan 1: IBADAH Frq[H IsrAM JrLrD 1

Tidak diwajibkan menutup aurat de- buhnya kecuali muka. Menurut pendapat
ngan tikar; tanah, air keruh, atau lumpur yang rajih dari dua riwayat di kalangan
yang berada di dalam parit. Karena, men- ulama, kedua telapak tangan juga tidak
jadikan benda-benda itu sebagai penutup termasuk aurat. Ini berdasarkan firman
aurat tidak ada dalil yang kuat, dan me- Allah SWT,
ngambil lumpur di dalam parit juga me-
nyusahkan. fika ketika shalat terbuka
sebagian kecil aurat, maka shalatnya ti-
ffi tfr2frE1trtl#;'rr".;):t:
"...dan janganlah menampakkon per-
dak batal. Hal ini berdasarkan riwayat
hiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa)
Abu Dawud dari Amru bin Salmah yang
terlihat...." (an-Nuur: 3 1)
terbuka kain tutupnya ketika sujud karena
berlangsung hanya dalam waktu yang
Ibnu Abbas dan Aisyah r.a. berkata
singkat. fika yang terbuka adalah sebagian
bahwa yang dimaksud dengan yang za-
besar dari aurat, maka shalatnya batal. hir adalah muka dan kedua telapak ta-
Untuk menentukan besar kecilnya aurat ngan.131s Begitu juga perempuan tidak
yang terbuka adalah menurut kebiasaan.
boleh membuka selain muka dan kedua
fika terbukanya sebagian besar dari telapak tangannya sewaktu shalat. Ini
aurat karena tidak disengaja dan segera berdasarkan hadits-hadits yang telah di-
ditutup kembali tanpa melewati masa sebutkan sebelum ini yang dijadikan dalil
yang panjang, maka shalatnya tidak batal. oleh ulama madzhab Syafi'i.
Ini disebabkan pendeknya masa terbuka Dalil yang mewajibkan menutup kedua
disamakan dengan kecilnya ukuran aurat telapak kaki adalah hadits riwayat Ummu
yang terbuka. Tetapi jika terbukanya ber-
Salamah yang artinya, 'Aku bertanya,
langsung dalam masa yang panjang atau 'Wahai Rasulullah, adakah perempuan
sengaja dibuka, maka shalatnya batal se- shalat dengan memakai baju dan tudung
cara mutlak. kepala tanpa sarung?' Baginda menjawab,
(b) Aurat hamba perempuan sama seperti 'Ya, jika memang bajunya panjang, maka
aurat lelaki, yaitu apa yang ada antara tutuplah bagian punggung tapak kaki-
pusar dengan lutut menurut pendapat fl)la,"4zto
yang rajih. Hal ini berdasarkan hadits ri- Hadits tersebut menunjukkan wajib-
wayat Amr bin Syu'aib [hadits marfu'yang nya menutup kedua belah telapak kaki,
telah disebutkan sebelum ini yang artinya, karena ia termasuk bagian tubuh yang
"Dan apabila salah seorang dari kamu
tidak boleh dibuka semasa berihram baik
mengawinkan hamba perempuannya de- untuk haji atau umrah. Maka, ia juga tidak
ngan hamba lelakinya, maka janganlah boleh dibuka ketika shalat sebagaimana
hamba perempuan itu melihat auratnya.") halnya kedua betis.
[cJ Aurat perempuan yang sudah baligh [se- Perempuan sudah cukup mengguna-
lain hamba sahaya) adalah seluruh tu- kan pakaian yang dapat menutupi bagian

1315
Hrditr riwayat al-Baihaqi. Hadits ini dhaif. Riwayat Ibnu Mas'ud berbeda dengan riwayat Aisyah dan lbnu Abbas.
1316
Hrditr riwayat Abu Dawud. Dia berkata, jamaah Ahli Hadits memauqufkan hadits ini kepada Ummu Salamah. Sementara,
Abdurrahman bin Abdullah bin Dinar memarfu'kannya. At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Umar tentang tema
yang sama dan dia berkata ini hadits hason shahih.

'1iL ,,''a
a*,"'.ii1
FIQIH ISLAM )IIID 1

yang wajib saja. Hal ini berdasarkan ha- Penyebab perbedaan pendapat dalam
dits riwayat Ummu Salamah yang telah masalah ini adalah penafsiran ayat Al-Qur'an
disebutkan tadi. Tetapi ketika melakukan dalam surah an-Nuurl
shalat, mereka disunnahkan memakai
"...dan janganlah menampakkan perhias-
baju yang lebar dan panjang yang dapat
annya (auratnya), kecuali kepada suami me-
menutup kedua telapak kakinya dan juga
reka, ...atau para perempuan (sesama Islam)
tudung kepala yang dapat menutup kepala
mereka...," (an-Nuur: 3 1)
dan leher, serta menggunakan selendang
yang diselimutkan ke atas baju yang di-
pakai. Menurut pendapat ulama Hambali dan
para ulama lain, kata ganti hinna (mereka)
fika perempuan terbuka aurat, selain
muka dan kedua tapak tangan, baik se- mencakupi perempuan secara umum tanpa
membedakan antara Islam dengan kafir. Oleh
bagian kecil atau besarl rnaka hukumnya
sebab itu, perempuan Islam boleh memper-
adalah sama dengan hukum pada kasus
lelaki, seperti yang telah dibincangkan lihatkan perhiasan tubuhnya kepada perem-
sebelum ini. Aurat perempuan di hadapan
puan kafiq, sama dengan bolehnya ia mem-
perlihatkan kepada perempuan Islam lainnya.
lelaki yang termasuk muhrim adalah se-
luruh tubuhnya kecuali muka,leher; kedua Menurut pendapat jumhur; kata ganti
belah tangan, telapak kaki, dan betis. hinna di sini adalah khusus menunjuk perem-
puan Islam saja, yaitu khusus bagi persaha-
batan dan persaudaraan Islam. Oleh sebab itu,
Sebagaimana pendapat ulama Syafi'i,
perempuan Islam tidak boleh memperlihat-
ulama Hambali mengatakan bahwa seluruh
kan apa pun dari perhiasan tubuhnya kepada
tubuh perempuan termasuk muka dan kedua
perempuan kafir.1317
telapak tangannya, di luar shalat, adalah ter-
masuk aurat. Ini berdasarkan sabda Rasu-
lullah yang telah disebutkan sebelum ini yang
4) Bag;lan Aurat yang;Terpisah darl Badan
Menurut pendapat ulama mAdzhab Hanafi
artinya, "Perempuan adalah aurat."
Membuka aurat karena untuk keperluan
dan Syafi'i, melihat aurat lelaki baik dalam
bentuk yang masih sedaging dengan tubuh
berobat dibolehkan. Begitu juga ketika sedang
sendiri di bilik air; berkhitan, untuk menge- si empunya atau sudah terpisah dari tubuh
seperti rambut, Iengan, ataupun paha adalah
tahui pencapaian umur baligh, untuk menge-
haram hukumnya.
tahui keperawanan dan bukan perawan, serta
untuk mengetahui kecacatan. Menurut pendapat ulama madzhab Ham-
Aurat perempuan Muslim [selain hamba) bali, bagian aurat yang telah terpisah dari tu-
di hadapan perempuan kafir menurut penda- buh si empunya tidak diharamkan melihatnya.
pat ulama Hambali adalah sama seperti au- Karena, ia telah hilang kemuliaannya ketika
ratnya di hadapan lelaki muhrim, yaitu bagian sudah terpisah.
yang berada di antara pusar dengan lutut. Menurut pendapat ulama madzhab Ma-
Adapun menurut pendapat jumhu4 auratnya liki, boleh melihat bagian aurat yang sudah
adalah seluruh tubuh kecuali yang biasa ter- terpisah dari tubuh ketika pemiliknya masih
buka ketika melakukan pekerjaan rumah. hidup. Tetapi, diharamkan melihatnya apa-

7377
Tafsir 4yrat al-Ahkaam bil Azhar,lilid uI, hlm. 164.
Bagan 1: IBADAH FIQIH ISI-AM JILID 1

bila si empunya sudah mati. Hukum ini sama Menurut pendapat ulama Hanafi dan
seperti melihat bagian aurat yang masih se- Syafi'i, aurat perempuan ketika di hadapan
daging dengan tubuh si empunya. keluarganya yang muhrim atau di hadapan
perempuan Muslim adalah apa yang terdapat
5) Suara Perempuan di antara pusar dan lutut. Tetapi menurut
Menurut pendapat jumhu4, suara perem- pendapat ulama Maliki, auratnya adalah selu-
puan tidak dianggap sebagai aurat, karena ruh tubuh kecuali muka, kepala, batang leher;
para sahabat mendengar suara istri-istri kedua belah tangan dan kaki (dari pangkal
Nabi Muhammad saw. untuk mempelajari hu- paha sampai ke ujung jari kaki). Sementara
kum-hukum agama. Tetapi apabila suaranya pendapat ulama Hambali, aurat adalah selu-
berbentuk lagu dan irama sekalipun bacaan ruh tubuh kecuali muka, leher; kepala, kedua
Al-Qur'an, maka diharamkan karena dikha- tangan, telapak kaki [dari pergelangan hingga
watirkan akan menimbulkan fitnah. ke ujung jari kaki), dan betis.
Menurut ulama madzhab Hanafi, penda- Telapak kaki bukanlah aurat menurut
pat yang rajih adalah yang menyatakan bahwa ulama madzhab Hambali dan Hanafi.
suara perempuan bukanlah termasuk aurat.
Kesimpulan dari pembahasan di atas ada-
6) Batas Aurat Anak-anak
Mengenai batas aurat anak lelaki dan pe-
lah, para ulama sependapat untuk menga-
rempuan, para fuqaha berbeda pendapat. Ada
takan bahwa kedua kemaluan adalah aurat,
kelompok yang cenderung kepada sikap keras
dan pusar bukanlah aurat. Aurat lelaki adalah
seperti ulama Syafi'i, kelompok yang lunak
apa yang terdapat di antara pusar dengan lu-
seperti ulama Maliki, dan kumpulan yang
tut. Adapun aurat perempuan ketika shalat
moderat seperti ulama Hambali dan Hanafi.
adalah seluruh tubuh kecuali muka dan ke-
Menurut pendapat ulama Hanafi,1318 anak-
dua telapak tangan, dan-menurut pendapat
anak yang berumur empat tahun ke bawah
ulama Hanafi-juga selain kedua telapak kaki
dianggap belum beraurat. Oleh sebab itu, boleh
[dari pergelangan hingga ke ujung jari). Aurat
melihat dan menyentuh tubuh anak tersebut.
perempuan di luar shalat adalah seluruh tu-
Apabila umurnya sudah lebih empat tahun,
buh.
selagi belum menimbulkan keinginan nafsu
Di samping itu, ulama berbeda pendapat terhadapnya, maka auratnya adalah kemaluan
tentang keauratan lutut. Menurut pendapat depan dan kemaluan belakang. Kemudian
ulama Hanafi, lutut adalah aurat. Sementara auratnya semakin meningkat hingga ia men-
pendapat jumhur; lutut tidak termasuk seba-
capai umur sepuluh tahun, yaitu kemaluan
gai aurat. Tetapi, diwajibkan menutup seba-
belakang dan sekitarnya yang terdiri atas ke-
gian darinya dan juga pusar karena keduanya
dua pantat dan juga kemaluan depan serta
adalah bagian permulaan bagi auratyangwajib
sekitarnya. Setelah umurnya lebih dari sepu-
ditutup. Karena apabila hukum wajib tidak luh tahun, maka auratnya sama dengan aurat
dapat sempurna kecuali dengan memenuhi orang yang telah baligh baik ketika ia sedang
sesuatu, maka sesuatu itu juga menjadi wajib
mengerjakan shalat ataupun di luar shalat. Hal
hukumnya.
ini berlaku bagi lelaki dan juga perempuan.

1378
Ad-Durrul Mukhtar wa Raddul Mukhtar,lilidl,hlm. 378.
FIQIH ISIAM JITID 1

Ulama madzhab Malikil3le membedakan rempuan tersebut sudah dianggap mempu-


antara anak lelaki dengan anak perempuan: nyai aurat. Oleh sebab itu, lelaki tidak boleh
[a) Ketika shalat: Aurat anak lelaki yang ma- memandikannya. Anak perempuan yang su-
sih dalam masa disuruh shalat, yaitu dah bisa menimbulkan keinginan nafsu lelaki,
yang berumur tujuh tahun adalah kedua seperti anak perempuan yang berumur enam
kemaluan depan dan belakangnya, kedua tahun, maka auratnya sama seperti aurat pe-
pantatnya, daerah tempat tumbuh rambut rempuan yang sudah dewasa. Sehingga, lelaki
kemaluan, dan paha. Maka, disunnahkan tidak boleh melihat auratnya dan dia juga ti-
menutupi bagian-bagian tersebut seba- dak boleh memandikannya sekiranya anak
gaimana yang dituntut di kalangan orang perempuan itu mati.
yang sudah baligh. Menurut pendapat ulama Syafi'i,1320 aurat
Adapun aurat anak perempuan yang anak lelaki-meskipun belum mumaltyiz (be-
masih dalam umur disuruh shalat adalah lum dapat membedakan antara yang buruk
apa yang terdapat di antara pusar dengan dengan yang baik)-adalah sama seperti au-
lutut. Maka, disunnahkan menutupi semua rat lelaki yang sudah dewasa. Yaitu, apa yang
bagian badan tersebut sebagaimana yang terdapat di antara pusar dengan lutut. Au-
dituntut di kalangan orang yang sudah rat anak perempuan juga sama seperti aurat
baligh. perempuan yang sudah dewasa, baik ketika
[b) Ketika di luar shalat: Anak lelaki yang shalat ataupun di luar shalat.
berumur delapan tahun ke bawah diang- Menurut pendapat ulama Hambali,1321
gap belum mempunyai aurat lagi. Maka, anak yang belum mencapai umur tujuh tahun
perempuan boleh melihat ke seluruh tu- dianggap belum mempunyai aurat. Maka, bo-
buhnya dan memandikannya jika anak leh melihat seluruh tubuhnya dan juga boleh
itu mati. Anak lelaki yang telah mencapai menyentuhnya. Aurat anak lelaki yang telah
umur sembilan tahun hingga dua belas mencapai umur tujuh tahun hingga sepuluh
tahun juga boleh dilihat seluruh tubuhnya tahun adalah kedua kemaluannya saja, baik
oleh perempuan. Tetapi, ia tidak boleh sewaktu shalat ataupun di luar shalat. Aurat
memandikannya jika anak itu mati. Anak anak perempuan yang sudah mencapai umur
lelaki yang sudah mencapai umur tiga be- tujuh tahun hingga sepuluh tahun, ketika sha-
las tahun ke atas, auratnya sama seperti lat adalah apa yang terdapat di antara pusar
aurat lelaki yang sudah dewasa. dengan lutut. Adapun di luar waktu shalat,
auratnya adalah sama seperti aurat perem-
Anak perempuan yang berumur dua tahun puan yang sudah dewasa. Yaitu, apabila berada
delapan bulan dianggap belum mempunyai di hadapan lelaki muhrimnya, auratnya adalah
aurat. Anak perempuan yang sudah menca- apa yang terdapat di antara pusar dengan
pai umur tiga tahun hingga empat tahun juga lutut. Tetapi, disunnahkan supaya menutup
dianggap belum beraurat dari segi pandang- tubuh dan kepalanya seperti perempuan
an, maka lelaki boleh memandang tubuhnya. yang dewasa, sebagai langkah berhati-hati.
Tetapi dari segi aurat yang disentuh, anak pe- Apabila berada di hadapan lelaki asing (bukan

73re Asy-Syarhush
Shaghir,f ilid L hlm 287; asy-Syarhul Kabir ma'a ad-Dusuqi,f ilid I, hlm. 216.
1320
Mughnit Muhtaj,ltlid,l. hlm. 185.
7321
KasysyqfulQinq', Jilid 1. hlm. 308 dan setelahnya
FIqLH ISLAM IILID 1

muhrim), auratnya adalah seluruh tubuhnya dari binatang buas, dan juga apabila memang
kecuali muka, lehex, kepala, kedua belah ta- mampu dilakukan. Oleh sebab itu, tidak di-
ngan hingga siku, betis, dan telapak kaki (dari wajibkan menghadap kiblat ketika berada
pergelangan hingga ujung jari). Aurat anak- dalam ketakutan dan ketika tidak ada kemam-
anak lelaki yang sudah mencapai umur sepu- puan melakukannya, seperti diikat oleh mu-
luh tahun adalah sama seperti aurat lelaki suh ke arah selain kiblat dan sakit yang tidak
yang dewasa. memungkinkan untuk menghadap kiblat dan
Menurut pendapat penulis, pendapat ter- tidak ada siapa pun yang dapat menolong-
akhir ini dan juga pendapat ulama madzhab nya untuk menghadap kiblat. Dalam keadaan
Hanafi lebih utama, karena sesuai dengan ha- seperti itu, hendaklah orang tersebut shalat
dits yang menyuruh anak-anak yang berumur dengan menghadap ke arah mana yang di-
tujuh tahun supaya shalat, dan menganjurkan mampuinya, karena dia sedang dalam keadaan
untuk memukul anak-anak yang berumur uzur.
sepuluh tahun yang tidak mau melakukan Para fuqaha juga sependapat untuk me-
shalat. ngatakan bahwa seseorang yang dapat meli-
hat Ka'bah diwajibkan menghadap tepat ke
e. Syarat Kellma: Mengfiadap Kiblat bangunan Ka'bah tersebut dengan yakin. Be-
Para fuqaha sepakat untuk mengatakan gitu juga, wajib menghadap ke arah Ka'bah
bahwa menghadap kiblat adalah salah satu dengan tepat bagi penduduk kota Mekah atau
syarat sahnya shalat. Ini berdasarkan firman orang-orang yang tinggal di situ, sekalipun
Allah SWT, ada sesuatu yang menghalangi antara mereka
dengan Ka'bah seperti dinding. Pendapat ter-
"Dan dari mana pun engkau (Muhammad)
akhir ini adalah pendapat ulama Hambali.
keluan hadapkanlah wajahmu ke arah Mas-
Menurut pendapat jumhur (kecuali ulama
jidilharam, sesungguhnya itu benar-benar
madzhab Syafi'i), orang yang tidak dapat me-
ketentuan dari Tuhanmu. Allah tidak lengah
lihat Ka'bah juga diwajibkan menghadap ke
terhadap apa yang kamu kerjakan. Dan dari
arah Ka'bah.1322 Ini berdasarkan kepada sabda
mana pun engkau (Muhammad) keluar, maka
Rasulullah saw.,
hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Ha-
ram...." fal-Baqarah: 149-150)

Kondisi ini dikecualikan dalam dua ke-


*:/'i9f'JIY
adaan, yaitu ketika dalam ketakutan yang "Di ontoro timur dengan barat adalah
sangat dan ketika shalat sunnah di atas ken- kiblat,'4323

daraan bagi musafir.


Ulama Maliki dan Hahafi berpendapat Hadits tersebut menunjukkan bahwa
bahwa syarat menghadap kiblat hanya dite- semua bagian di antara timur dengan barat
tapkan ketika keadaan aman dari musuh dan adalah kiblat. Ini disebabkan kalau diwajibkan

1322
Ad-Durrul Mukhtar,Jilid I, hlm. 397-406; asy-Syarhush Shaghirlilid,l,hlm.2g2-296; aqtsyarhul Kabir, Jilid 1,h1m.222,228; al-Qa-
wanin al-Fiqhiyyaft, hlm. 55; Kasyryaful Qina'Jilid l, hlm. 35O,364; al-Mughni lilid I, hlm. 431-452; al-Lubab,Jllidl,hlm.6T; Muraqi
al-Falah hlm. 34; Tabyinul Haqa'iq filid 1, hlm. 100 dan setelahnya.
1323
Hadits riwayat Ibnu Malah dan at-Tirmidzi. Dia berkata hadits hasan shahih. Hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairah. Hadits ini
menerangl(an tentang kiblat penduduk Madinah dan Syam.
.,: li,, , L:lrii:i,. .:1..
ISLrc.M ]ILID 1

menghadap tepat ke Ka'bah, niscaya tidak tengah mukanya, niscaya akan mengenai Ka'-
sah shalat orang yang berada dalam barisan bah atau ruang udara di atasnya. Ka'bah berada
[shatr) yang paniang dan lurus. Dan tidak dari bumi ketujuh hingga ke Arsy. Oleh sebab
sah juga shalat sendirian yang dilakukan dua itu, boleh melakukan shalat di atas bukit yang
orang yang berjauhan tempat dan keduanya tinggi dan telaga yang dalam, sebagaimana juga
menghadap ke arah kiblat. Karena, dalam boleh melakukan shalat di atas atap Ka'bah
satu barisan yang panjang tidak mungkin dan di dalamnya. fika seandainya dinding
dapat menghadap tepat ke arah Ka'bah ke- Ka'bah roboh, niscaya sah juga shalat dengan
cuali sekadar ukuran searah Ka'bah saja. Pada menghadap ke arah tempat asal bangunan
pendapat saya, inilah pendapat yang terkuat. dinding Ka'bah tersebut.
Imam asy-Syafi'i berkata dalam kitab al- Menurut pendapat ulama Maliki, yang di-
Umm, "Orang yang berada di luar Mekah di- wajibkan adalah menghadap ke arah bangun-
wajibkan mengadap tepat ke Ka'bah, karena an Ka'bah. Oleh sebab itu, tidaklah cukup jika
perintah nash ada yang mewajibkan mengha- menghadap ke langit arah ruang udara di atas
dap kiblat. Artinya, diwajibkan menghadap Ka'bah.
tepat ke Ka'bah sebagaimana penduduk Me-
kah juga wajib menghadap tepat ke Ka'bah." fitlhad Mencarl Arah Klblat
Ini berdasarkan firman Allah SWT, Orang yang tidak mengetahui kiblat dan
ragu-ragu mengenai arahnya serta tidak ada

ffi "",fr{.At3;#Yt;j...
di
"... Dan
mana saja engkau berada,
siapa pun yang dapat dipercayai untuk mem-
beri tahu kepadanya tentang arah kiblat de-
ngan yakin dan jelas, maka ia diwajibkan me-
hadapkanlah wajahmu ke arah itu...." (al- lakukan penelitian dan ijtihad. Yaitu, berusaha
Baqarah:144) semampu daya upaya untuk mengetahui arah
kiblat dengan bukti yang meyakinkan. fikalau
Yang diwajibkan adalah menghadap ke ada orang yang dapat dipercayai untuk mem-
arah Ka'bah. Ini berarti diwajibkannya meng- beri tahu kepadanya tentang arah kiblat de-
hadap tepat ke Ka'bah sebagaimana juga orang ngan yakin, maka dia diwajibkan mengikuti
yang dapat melihat Ka'bah.1324 informasi yang diberikan oleh orang itu. Ka-
Apa yang dimaksudkan oleh para imam rena, informasi orang yang mengetahui arah
madzhab dengan menghadap ke arah Ka'bah kiblat lebih kuat dari ijtihad.
adalah menghadapkan tubuh dan pandangan Dalil yang menunjukkan wajibnya me-
seseorang yang shalat ke arah Ka'bah.132s lakukan penelitian arah kiblat adalah riwayat
Maksudnya, hendaklah sebagian dari muka- Amir bin Rabi'ah yang artinya, "Pada suatu
nya terus mengarah ke Ka'bah, atau ruang malam yang gelap gulita, kami bersama-sama
udara di atas Ka'bah, menurut pendapat Rasulullah saw.. Kami tidak tahu ke manakah
jumhur [kecuali ulama Maliki). Yaitu, jika di- arah kiblat. Lalu setiap orang dari kami me-
panjangkan garis lurus ke depan dari tengah- lakukan shalat mengikuti arah masing-masing.

132a
At-Maimu; filid III hlm. 194 dan Jilid lll hlm. 212; al-Muhadzdzab Jilid,l, hlm. 67; Hasyiyah al-Bajuri Jilid I, hlm. 147 dan setelah-
nya.
1325
Ulr-a Syafi'i berkata bahwa waiib menghadap kiblat secara nyata (haqiiqatanj ketika dalam keadaan berdiri dan duduk. Walib
menghadap secara hukum (hukman) saia ketika ruku'dan suiud. Dan kalau berbaring, maka wajib menghadapnya dengan dada
dan muka Kalau telentang, maka dengan muka dan kedua pipi.
(-\-* FrqlH Isr.AM ltltD I
633 .
i- - /*
Tatkala pagi, kami memberi tahu masalah itu fika kesalahan itu disadari sesudah shalat,
kepada Rasulullah saw.. Maka turunlah ayat maka orang tersebut tidak dituntut meng-
yang artinya'Maka ke mana saja kamu arahkan ulangi shalat yang sudah dilakukan. Karena,
diri (ke kiblat untuk menghadap Allah SWT), dia telah melakukan shalat menurut kemam-
di situlah arah yang diridhai Allah."4326 puannya. Tetapi, dia hendaklah menghadap
Siapa saja yang tidak mampu untuk men- ke arah kiblat yang diyakini betul dalam shalat
dapatkan informasi yang dapat dipercayai yang akan dilakukan setelah itu,
tentang kiblat, hendaklah berusaha mencari Imam Ali berkata, "Kiblat orang yang
arah kiblat berdasarkan bukti-bukti seperti sudah berusaha meneliti arahnya adalah apa
cahaya fajar; cahaya matahari pada waktu yang menjadi keyakinan niatnya." Oleh sebab
senja (syafaq), kedudukan matahari, kedudu- itu, siapa saja yang melakukan shalat tanpa
kan bintang kutub dan sinar bintang-bintang, berusaha meneliti dulu arah kiblat, maka
angin timur; barat, atau angin selatan, dan lain- shalatnya tidak sah sekalipun arah yang di-
lain lagi. Bukti yang paling lemah adalah angin ikutinya itu tepat mengarah kepada kiblat.
dan yang paling kuat adalah bintang kutub Karena, dia telah meninggalkan kewajiban
pada waktu malam. meneliti, kecuali jika dia mengetahui ketepat-
Bintang kutub adalah bintang biduk kecil an arah yang diikuti itu segera setelah selesai
yang terletak di antara bintang Farqadan (ursa shalat. Ulama madzhab Hanafi bersepakat
minor) dengan fady (capricorn). Kedudukan bahwa orang seperti itu tidak tidak perlu
bintang kutub ini berbeda-beda menurut mengulangi shalatnya.
iklimnya. Di Mesir ia terletak di sebelah be- Seseorang yang menjadi imam shalat da-
lakang telinga kiri orang shalat. Di Iraq ia ter- lam satu jamaah pada malam yang gelap gulita
letak di sebelah belakang telinga kanan orang dan dia telah meneliti arah kiblat, kemudian
shalat. Di kebanyakan kawasan di Yaman, ia menjalankan shalat dengan menghadap ke
terletak di hadapan sebelah kiri orang shalat arah yang diyakininya, sedangkan orang yang
dan di Syam, ia terletak di sebelah belakang di belakangnya (makmum) melakukan pe-
orang yang shalat. nelitian sendiri dan menghadap ke arah kiblat
yang diyakini oleh masing-masing (tetapi ha-
Kesalahan dalam lttlhad Mencarl Arah sil penelitiannya berbeda dengan arah yang
KlHat diyakini oleh imam) dan semua makmum
Menurut ulama madzhab Hanafi, apabila berada di belakang imam, maka siapa (dari
kesalahan dalam ijtihad mencari arah kiblat makmum) yang menyadari bahwa imamnya
disadari dengan yakin ketika sedang shalat, menghadap ke arah yang berlainan dari arah-
hendaklah orang tersebut berpaling ke arah nya, shalat orang tersebut batal. Namun bagi
kiblat yang sebenarnya, serta meneruskan orang yang tidak menyadari keadaan imam
shalat [menyempurnakannya). fika shalat se- tersebut, maka shalatnya dianggap sah dan
seorang dilakukan dengan setiap satu rakaat tidak dituntut untuk mengulangi shalat lagi.
menghadap ke arah satu kiblat yang berbeda- Karena, dia menghadap ke arah yang te-
beda, maka sah shalatnya. lah ditelitinya. Perbedaan antara makmum

1326
Hrditr riwayat at-Tirmidzi dan lbnu Majah. Akan tetapi, kata at-Tirmidzi hadits ini sanadnya kurang begitu kuat. Sanadnya adalah
dhaif. Terdapat iuga sebuah hadits lain yang iuga dhail dari fabir yang diriwayatkan oleh al-Hakim, al-Baihaqi, dan ad-Daruquthni
(lihar Nashbur Royah, lilid 1, hlm. 304).
FlelH ISLAM ,JrLrD I Bagan 1: IBADAH

dengan imam ketika menghadap kiblat ini, ke arah yang berlainan dari arah kiblat bagi
tidak menyebabkan rusaknya keshahihan shalat yang telah dilakukan pertama, maka
shalat yang dilakukan, sebagaimana hukum hendaklah dia melakukan shalat yang kedua
shalat di dalam Ka'bah. dengan menghadap ke arah Kiblat hasil ijtihad
Menurut pendapat ulama Maliki, jika terakhirnya. Dia tidak diwajibkan mengulangi
orang yang berijtihad itu sadar ketika sedang Iagi shalat yang pertama tadi, sebagaimana
shalat bahwa arah kiblatnya salah, baik sa- hakim apabila menjatuhkan hukuman menu-
dar secara yakin atau atas sangkaan kuat, rut ijtihad, kemudian ijtihadnya berubah, ma-
maka hendaklah dia berhenti dari shalat, jika ka ijtihad yang kedua tidak membatalkan hu-
memang dia arahnya menyimpang jauh dari kuman ijtihad yang pertama tadi.
arah kiblat yang sebenarnya. Umpamanya dia Hendaklah seseorang berijtihad pada se-
membelakangi atau menghadap ke sebelah tiap shalat fardhu. fika masih ragu-ragu, hen-
Timur ataupun ke Barat dari arah kiblat yang daklah melakukan shalat ke arah mana yang
sebenarnya. Kemudian dia hendaklah memu- dikehendaki dan diwajibkan qadha', karena
lai shalatnya lagi dengan iqamah. Dia tidak cu- itu perkara yang jarang berlaku.
kup hanya dengan memalingkan diri ke arah Menurut ulama Hambali, jika seseorang
Ka'bah yang sebenarnya. yakin bahwa dia salah, dan itu terjadi ketika
fika orang itu buta, ataupun arah yang sedang shalat, maka dia hendaknya berpa-
diikutinya menyimpang sedikit saja dari arah ling mengadap ke arah Ka'bah (kiblat yang
yang sebenarnya, maka ia tidak dituntut sebenarnya) dan meneruskan shalatnya, se-
mengulangi shalatnya. Tetapi jika dia sadar bagaimana pendapat ulama Hanafi. Karena
bahwa arah yang diikutinya menyimpang jauh apa yang sudah berlaku dianggap sebagai sah.
dari arah yang sebenarnya, atau dia lupa arah Dia boleh meneruskan shalatnya, sebagaimana
yang telah dihasilkan dari ijtihadnya, ataupun juga jika dia tidak tahu tentang kesalahannya
lupa arah yang telah diberi tahu kepadanya itu. Para makmum juga hendaklah berganti
oleh orang yang tahu, maka hendaklah dia arah sesegera mungkin mengikuti arah yang
mengulangi shalatnya itu dalam waktu shalat diikuti imam, jika kesalahan itu memang
itu juga. Ini menurut pendapat yang masyhur. mereka ketahui secara jelas.
Menurut ulama Syafi'i, jika munculnya f ika kesilapan ijtihadnya itu disadari

keyakinan kesalahan itu ketika sedang shalat sesudah shalat, yaitu dia yakin bahwa arah
atau sesudahnya, maka hendaklah orang yang diikuti itu berlainan dari arah Ka'bah
tersebut mengulangi shalatnya. Karena, ke- yang sebenarnya, maka tidak diwajibkan me-
salahannya sangat jelas pada perkara yang ngulangi lagi shalatnya. Hukum orang yang
seharusnya tidak boleh salah, sebagaimana bertaqlid [orang yang mengikuti pendapat
dalam perkara yang berkaitan dengan ke- mujtahid) yang melakukan shalat secara taq-
hakiman. Maka, apa yang yang sudah berlalu lid, sama seperti orang mujtahid. Pendapat ini
tidak dianggap lagi, sebagaimana hakim apa- sama dengan pendapat ulama Hanafi.
bila menjatuhkan hukuman kemudian di- Bagi orang yang ber-mustouthin [bukan
dapati ada nash (Al-Qur'an atau hadits) ber- musafir) yang melakukan shalat menghadap
tentangan dengan keputusannya. ke arah lain dari Ka'bah, baik dia melihat atau
Jika ijtihad seseorang bagi shalat yang ke- buta, kemudian dia sadar akan kesalahan arah
dua berubah, yaitu ijtihad itu menunjukkan yang diikutinya, maka ia wajib mengulangi
Baglan 1: IBADAH Isr.AM ]rLrD 1

shalat lagi. Karena, orang yang ber-mustauthin ataupun ke arah ruang udara di atas Ka'bah
(bukan musafir) tidak layak melakukan ijti- menurut pendapat ulama selain Maliki.
had. Orang seperti itu semestinya berupaya Menurut sebuah riwayat bahwa Rasu-
mengetahui kiblat berdasarkan mihrab (tem- lullah saw. masuk sekali saja ke dalam Ka'bah,
pat imam shalat), dan biasanya ada orang yaitu pada hari pembukaan kota Mekah
yang dapat memberitahunya tentang arah (Fathu Makkah) dan baginda Rasul melakukan
kiblat dengan yakin. Maka, ia tidak boleh ber- shalat di dalamnya. Diriwayatkan juga dari
ijtihad, sebagaimana orang yang berupaya Ibnu Umar bahwa dia bertanya kepada Bilal,
mendapati nash dalam semua hukum. "Adakah Nabi Muhammad saw. melakukan
Kesimpulannya, ulama Hanafi dan Ham- shalat di dalam Ka'bah?" fawab Bilal, "Ya!
bali menegaskan supaya shalat seseorang Baginda melakukan shalat dua rakaat di anta-
diteruskan hingga sempurna, apabila muncul- ra dua tiang yang terdapat di sebelah kiri pintu
nya kesadaran akan kesalahan arah kiblat masuk ke dalam Ka'bah. Kemudian Baginda
adalah sewaktu shalat. Dan seseorang tidak keluar dan melakukan shalat dua rakaat
diwajibkan mengulangi lagi shalatnya jika menghadap ke Ka'bah."1327 Tetapi, Imam al-
munculnya kesadaran akan salahnya arah Bukhari dan para perawi lain menceritakan
kiblat yang dia peroleh melalui ijtihad adalah bahwa Ibnu Abbas meriwayatkan sebuah
sesudah shalat. hadits lain,
Ulama Maliki dan Syafi'i menegaskan "Baginda saw. melakukan takbir dalam
supaya seseorang menghentikan shalatnya Ka'bah, tetapi tidak melakukan shalat."
jika ia sadar akan kesalahannya itu ketika
sedang melakukan shalat. Dan hendaklah Di antara kedua hadits tersebut terdapat
seseorang mengulangi shalatnya apabila ia pertentangan. Namun, hadits riwayat Ibnu
menyadari kesalahannya itu sesudah shalat. Umar lebih diutamakan dari hadits yang di-
Tetapi, ulama Maliki mewajibkan seseorang riwayatkan oleh Ibnu Abbas. Karena, hadits
untuk mengulangi shalatnya hanya di dalam Ibnu Umar adalah mutsbit [positif) sementara
al-waqt adh-dharuri. Sementara, ulama Syafi'i hadits Ibnu Abbas adalah naafi (negatifl. Me-
mewajibkan seseorang mengulangi shalatnya nurut apa yang ditetapkan oleh jumhur fuqaha
dalam semua keadaan, baik dalam waktu atau selain ulama Syafi'i, apabila ada pertentangan
selepas waktu. Karena, jelas shalatnya yang antara nash yang mufsbit (positif) dengan nash
pertama telah batal. yang naafi (negatif,l, maka yang diutamakan
adalah yang mutsbit [positifJ. Karena yang
Dua Pemhhasan tentang Syarat mutsbit (positifJ mengandung tambahan
Menghadap Ktblat ilmu1328 dan juga karena Ibnu Umar bersama-
1. Shalat dalam Bangunan Ka'bah sama Nabi Muhammad saw., sedangkan Ibnu
Sebagaimana dimaklumi, menurut syara', Abbas tidak bersama-sama beliau. Bila kita
shalat diwajibkan menghadap ke arah Ka'bah, perhatikan, riwayat Usamah memang me-

1327
Hrdit. riwayat Ahmad dan al-Bukhari: lmam al-Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan sebuah hadits dari lbnu Umar yang men'
jelaskan tentang orang-orang yang bersama-sama dengannya. Mereka ialah Usamah bin Zaid, Bilal, dan Utsman bin Thalhah (Nail'
ul Autharlilid II, hlm. 140).
1328
Musallam ats-Tsubut, Jilid 11, hlm. 162; al-Mustasyfa, Jilid 11, hlm. 129; at-Talwih'atat-Taudhih,lilid ll, hlm. 109; al'lhkam oleh
al-Amidi, filid Ill, hlm. 186.
FIQIH ISIAM JILID 1 Bagan 1: IBADAH

nafikan Nabi Muhammad saw. melakukan muakkad di dalam Ka'bah dengan menghadap
shalat, karena yang dilihatnya adalah Nabi ke arah mana saja dan juga di atas atap Ka'bah
Muhammad saw. sedang berdoa di satu sudut, dibolehkan. Shalat sunnah yang boleh dila-
sedangkan Usamah berada di satu sudut yang kukan itu termasuk sunnah rawatib seperti
lain, dan kejadian ini berlaku di dalam keada- empat rakaat sebelum shalat Zhuhut sunnah
an gelap karena pintu Ka'bah tertutup.132e Dhuha, sunnah asy-Syaf'fsunnah Isya). Boleh
Para fuqaha telah menegaskan bahwa juga melakukan shalat sunnah di dalam ka-
shalat di dalam Ka'bah adalah disyaratkan. wasan Hijr Ismail dengan menghadap kiblat.
Menurut ulama Hanafi,1330 shalat fardhu atau Tetapi menurut pendapat ulama Maliki, tidak
sunnat sunnah, meskipun dilakukan secara sah melakukan shalat fardhu di dalam Ka'bah.
berjamaah, baik di dalam Ka'bah atau di atas Adapun hukum melakukan shalat sunnah
atapnya sekalipun tidak ada pembatasnya muakkad seperti shalat sunnah, witiC shalat
adalah sah. Tetapi shalat di atas atap adalah dua hari raya, shalat sunnah fajar dua rakaat,
makruh, dianggap kurang sopan karena me- dan shalat sunnah thawaf dua rakaat di dalam
letakkan Ka'bah di bawahnya dan mening- Ka'bah adalah makruh.
galkan tuntutan supaya menghormatinya, ser-
Tidak boleh melakukan shalat fardhu di
ta dilarang oleh Nabi Muhammad saw..
dalam Ka'bah atau di dalam kawasan Hijr
fika shalat di dalam Ka'bah dilakukan se- Ismail. fika dilakukan juga, hendaklah diulangi
cara berjamaah (yaitu imam dan para mak- lagi dalam waktu darurat (woqt dharurf) yaitu
mum berkeliling menghadap ke arah dinding
untuk shalat Zhuhur dan Ashar adalah ketika
Ka'bah), dan ada makmum yang memosisikan
langit berwarna kekuning-kuningan. Adapun
punggungya di belakang punggung imam, ma-
untuk shalat Maghrib dan Isya adalah sepan-
ka shalatnya sah. Namun jika ada seseorang jang malam dan untuk shalat Shubuh ketika
yang memosisikan punggungnya di hadapan
matahari naik.
wajah imam, maka shalatnya tidak sah, karena
Shalat fardhu di atas Ka'bah dianggap ba-
dia berada di depan Imam.
tal, dan hendaklah orang yang melakukannya
fika imam shalat di Masjidil Haram, dan mengulangi shalatnya tersebut, karena meng-
para makmum yang shalat mengikuti imam
hadap ke arah bangunan Ka'bah adalah wa-
mengelilingi Ka'bah, maka makmum yang po-
jib. OIeh sebab itu, menghadap ke langit saja
sisinya lebih dekat dengan Ka'bah dibanding
tidaklah cukup.
imam, shalatnya dianggap sah jika dia me-
Kesimpulannya, menurut Imam ad-Dar-
mang tidak berada samping Imam [tidak se-
lajur dengan imam). Karena, posisi seseorang dir (yang mensyarahi kitab Khalit) penjelasan
dianggap berada di depan atau di belakang terperinci yang dibuat oleh al-Allamah Khalil
imam jika memang diA berada dalam satu lajur dan pendapat yang mengatakan dibolehkan-
dengan posisi imam. nya shalat di dalam Ka'bah adalah pendapat
yang lemah di kalangan ulama Maliki. Ibnu
Menurut asy-Syaikh Khalil dari madzhab
Maliki,1331 melakukan shalat sunnah bukan fuzi al-Maliki mengatakan bahwa shalat di

r32e Nailul Authar,


lilid 1 1, hlm. 141 dan setelahnya.
1330
Al-Boda'i', Jilid I, hlm. l1..5; Fathul Qadir, Jilid,l,hlm. 479 dan setelahnya ; Muraqi al-Falah, hlm. 70; al-Lubaab,Jilid I, hlm. 138 dan
setelahnya.
133r
Asy-Syarhushshaghir,lilidl,hlm.2gT;al-Qawaninal-Fiqhiyyah,hlm,49.
l
.\riiti:4b$
ISILM lrlrD

atas Ka'bah adalah makruh dan madzhab ini takhfiif dan musaamahah). Buktinya adalah
melarang shalat fardhu di dalam Ka'bah. shalat sunnah boleh dilakukan dengan cara
Menurut pendapat ulama Syafi'i,1332 shalat duduk atau menghadap ke arah selain kiblat
fardhu atau sunnah di dalam atau di atas atap ketika musafir di atas kendaraan,
Ka'bah dibolehkan, jika memang menghadap 2. Shalat Sunnah di Atas Kendaraan oleh
ke dinding atau tanahnya, yaitu dengan meng- Orang Musafir
hadap kepada sesuatu yang tetap seperti Ijma' ulama mengatakan bahwa sese-
bandul, pintu yang tertutup, atau tongkat yang orang musafir boleh melakukan shalat sunnah
dipaku atau dibina di atas Ka'bah. Ukurannya di atas kendaraannya dengan menghadap ke
kira-kira setinggi dua pertiga hasta ataupun arah yang ditujunya. Ini berdasarkan hadits
lebih dengan ukuran hasta manusia, meskipun yang diriwayatkan dari Amir bin Rabi'ah,
jaraknya berada sejauh tiga hasta atau lebih "Aku melihat Rasulullah saw. melakukan
darinya. shalat sunnah Dhuha di atas kendaraannya
Alasan sahnya shalat seseorang yang be- dengan cara memberi isyarat dengan kepala
rada di luar Ka'bah yang hanya menghadap ke dan menghadap ke arah yang dituju dalam per-
ruang udara di atas Ka'bah adalah karena dia jalanannya. Tetapi, baginda Rasul tidak mela-
dianggap menghadap ke arah Ka'bah, seperti kukan cara seperti itu bagi shalat fardhu."133a
orang yang shalat di kawasan yang lebih ting-
gi dari bangunan Ka'bah. Contohnya adalah Pendapat Fuqaha Mengenal Shalat Sunnah
shalat di atas bukit Abi Qubais. Berbeda jika dl Atas Kendaraan
orang tersebut shalat di dekat, di dalam, atau Menurut pendapat ulama Hanafi,133s kiblat
di atas Ka'bah, maka ia harus menghadap ke bagi orang yang uzur karena sakit atau karena
bangunan Ka'bah. menunggang binatang adalah arah yang ia
mampu menghadap kepadanya, sekalipun sha-
Ulama juga membolehkan
Hambali1333
latnya dilakukan secara berbaring. Dan hen-
shalat sunnah di dalam Ka'bah atau di atas
daknya shalatnya dilakukan secara isyarat.
atapnya. Tetapi, mereka berpendapat bahwa
Uzur tersebut banyak macamnya, di antaranya
shalat fardhu di dalam atau di atas Ka'bah
adalah karena bepergian, takut kepada musuh,
tidak sah. Pendapat mereka berdasarkan fir-
binatang buas, pencuri, atau lari dari musuh.
man Allah SWT,
Tetapi, shalat di atas binatang tunggangan di-
di mana saja kamu berada, maka
"...Dan syaratkan untuk menghentikan binatang ter-
hadapkanlah wajahmu ke arah itu...." (al- sebut dulu, jika memang itu mampu dilakukan.
Baqarah: 150) Kecuali, jika muncul kekhawatiran atau ba-
haya seperti akan ditinggalkan rombongan
Alasannya adalah oring yang shalat di dan terputus hubungan dengannya jika ia
dalam atau di atas Ka'bah tidak mengadap ke berhenti. Dalam keadaan seperti itu, maka ia
arah Ka'bah. Berbeda dengan shalat sunnah tidak wajib menghentikan tunggangannya, dan
yang dilakukan di atas asas keringanan (a1- ia juga tidak wajib menghadap ke arah kiblat

1332
At-Moi^u',Jilid III, hlm. 197; al-Hadramiyyah,hlm.52; al-Muhadzdzab, f ilid I, hlm. 67.
1333
Kasysya|ul Qina'Jilid 1, hlm.354; al-Mughnililid 11, hlm.73.
1334
H"ditr muttafaq alaih (Nailul Authar, jilid 11, hlm. 144).
r33s
Ad-Durrul Mukhtaar wa Raddul Mukhtar iilid I, hlm. 402, 65,1-658.
FrqlH IsrAM JrLrD 1 Bagan 1: IBADAH

meskipun itu pada awal mula shalat (iftitah) atau terkaman binatang buas jika dia turun
sewaktu takbiratul ihram. dari kendaraannya, maka dia dibolehkan me-
Shalat yang boleh dilakukan di atas tung- lakukan shalat sunnah di atas tunggangannya
gangan adalah shalat sunnah dan sunnah sekalipun shalat sunnah witir; baik shalatnya
muakkad selain sunnah fajar. Oleh sebab itu, itu menghadap kiblat atau menghadap arah
shalat fardhu dan semua jenis shalat yang perjalanan binatangnya, dan meskipun dilaku-
wajib seperti witir; shalat yang dinazarkan, kan di atas tempat duduk (mahmil dari mihaf-
dan shalat sunnah jenazah tidak boleh dilaku- fah,'33' haudaj atau seumpamanya) dengan
kan di atas tunggangan. Semuanya ini tidak cara bersila.
boleh dilakukan di atas binatang tunggangan Penunggang kendaraan hendaklah me-
tanpa uzu4 karena tidak ada kesulitan. lakukan shalat dengan cara isyarat. Ketika su-
Orang bermukim yang melakukan perja- jud hendaklah lebih rendah dari pada rukul
lanan ke luar kota sejauh jarak yang diboleh- dan dia tidak boleh bercakap dan memaling-
kan qashar (yaitu 89 kilometer) dengan me- kan muka. Tetapi, bumi yang dilalui oleh bi-
nunggang binatang, boleh melakukan shalat natang tunggangannya tidak disyaratkan suci.
sunnat di atas kendaraan. Berdasarkan hu- Syarat sahnya shalat sunnah dengan meng-
kum tersebut, maka bagi orang yang sedang hadap ke arah yang dituju dalam perjalanan
dalam perjalanan adalah lebih utama untuk adalah:
dibolehkan shalat di atas kendaraan. Hukum [a) Musafir dalam jarak jauh yang dibenar-
pertama (orang yang bermukim) adalah sama kan mengqashar shalat (yaitu 89 kilo-
dengan hukum kedua [orang yang bepergian). meter) dan perjalanan tersebut diboleh-
Shalat-shalat tersebut sudah sah jika di- kan oleh syara'. Tidak boleh shalat sunnah
lakukan dengan cara isyarat dan dengan ruku' bagi musafir yang melakukan perjalanan
serta sujud. Shalat tersebut dilakukan dengan maksiat.

menghadap ke arah yang dituju oleh bina- [b) Perjalanan tersebut dilakukan dengan
tang tunggangan karena darurat. fuga, tidak cara menunggang kendaraan, bukan de-
disyaratkan menghadap kiblat pada permu- ngan berjalan kaki atau duduk. Orang
laan shalat sebagaimana yang telah disebut- yang bermusafir dengan naik kapal laut
kan sebelum ini. Karena kalaulah dibolehkan hendaklah melakukan shalat dengan meng-
hadap kiblaq apabila kapal berbalik arah,
shalat tanpa menghadap kiblat, maka boleh
juga memulai shalat tanpa menghadap kiblat. maka dia juga hendaklah berbalik meng-
hadap kiblat.
Madzhab yang zhahir dan yang ashah ada-
[c) Binatang yang dijadikan tunggangan ada-
lah sah hukumnya shalat di atas pelana atau-
lah keledai, bighal, kuda atau unta, bukan-
pun tempat letak kaki yang ada banyak najis-
nya kapal atau berjalan kaki.
nya,
[d) Cara menunggangnya adalah seperti yang
Menurut pendapat ulama Maliki,1336 orang
biasa dilakukan, bukan dengan cara duduk
yang bepergian dengan menunggang binatang
terbalik atau duduk menyamping dengan
sedangkan dia khawatir akan keselamatannya
kedua belah kaki diletakkan di sebelah
dan juga keselamatan hartanya dari pencurian
sisi binatang tunggangan.

t336
Al-gawani, al-Fiqhiyyah,hlm. 55; asy-Syarhush ShaghiirJilidt, hlm.298-302.
1337
Mihrgoh adalah sejenis kendaraan untuk w€nita sep€rti ftaudo7 ,tqtapi ia tidak bertutup.
FIQIH ISTAM JITID 1

Shalat fardhu di atas binatang tidaklah sah nangguhkan shalatnya hingga ke akhir
sekalipun menghadap ke arah kiblat, kecuali waktu ikhtiyari.
dalam empat kondisi sebagai berikut: [d) Penunggang sedang sakit yang tidak
[a) Ketika sesorang bertempur dengan mu- mungkin baginya turun dari tunggangan.
suh yang kafir atau lainnya, dan peperang- Oleh sebab itu, hendaklah dia melakukan
an tersebut dibolehkan oleh syara', serta shalat fardhu dengan cara isyarat di atas
dia tidak mungkin turun dari tunggangan. tunggangannya dengan menghadap kiblat
Dalam keadaan demikian, hendaknya setelah tunggangannya itu diberhentikan,
orang tersebut melakukan shalat fardhu sebagaimana dia melakukannya di atas
di atas binatang tunggangannya, dengan daratan dengan cara isyarat.
cara memberi isyarat ke arah kiblat jika
memang dia mampu melakukannya, dan Menurut pendapat ulama Syafi'i,133e orang
dia tidak perlu mengulangi shalatnya itu. yang melakukan perjalanan (dan perjalanan-
(b) Ketika seseorang merasa takut atau kha- nya itu dibenarkan oleh syara'), baik dalam
watir terhadap binatang buas atau pen- jarak jauh ataupun dekat, boleh melakukan
curi, jika turun dari tunggangannya. Da- shalat sunnah di atas tunggangannya. Tetapi
lam keadaan demikian, hendaknya orang orang yang bersafar dengan tujuan maksiat,
tersebut melakukan shalat fardhu di atas tidak boleh melakukan shalat seperti di atas,
binatang tunggangannya dan-jika mam- Demikian juga orang yang pergi ke sana
pu-dengan cara memberikan isyarat ke kemari tanpa tuiuan (ha'im) atau orang yang
arah kiblat. Jika tidak mampu, dia boleh melakukan perjalanan dengan berjalan kaki,
menghadap ke arah lainnya. Apabila rasa juga tidak boleh melakukan shalat di atas
takutnya sudah hilang sesudah shalat, tunggangan. Oleh sebab itu, mereka haruslah
maka hendaklah dia segera mengulangi menyempurnakan segala syarat dan rukun
shalatnya tersebut dalam waktu shalat shalat, termasuk juga menghadap kiblat dan
itu. menyempurnakan ruku' serta sujud. Adapun
orang yang berjalan kaki, dia tidak boleh
[c) Penunggang berada di kawasan yang
becek dan air yang ada hanya sedikit, berjalan ketika shalat kecuali ketika qiam
sehingga dia tidak mungkin turun dari (berdiri) dan tasyahhud (duduk tahiyat).
tunggangannya atau khawatir iika turun, Orang yang melakukan shalat sunnah
pakaiannya akan koto[ atau khawatir hendaklah membuat isyarat bagi ruku' dan
akan keluar dari waktu shalat ikhtiyaari, sujudnya. Sujudnya hendaklah lebih rendah
atau waktu shalat darurat (al-waqt adh- daripada ruku'nya, dan disyaratkan supaya
dharur[).1338 Dalam keadaan seperi itu, memulai shalatnya dengan menghadap ke
hendaklah dia melakukan shalat fardhu arah kiblat, jika memang dia mampu me-
di atas binatang tunggangannya dengan lakukannya. Tidak sah shalat yang dilakukan
cara isyarat. fika dia tidak khawatir ter- oleh seseorang yang memegang tali penam-
lepas waktu, maka hendaklah dia me- bat binatang yang ada najisnya. fika binatang

1338
Waktu shalat menurut ulama Maliki, Hanafi, dan Syafi'i ada dua ienis: (aJ Waktt at-lkhtiar, yaitu waktu yang dikenali untuk setiap
shalat. (b) Waktu darurat, yaitu waktu yang setelah waktu al-lkhtiyar. Waktu ini adalah waktu yang dibolehkan meniamak dua
shalat (al-Qawanin ol'Fiqhiyyah, hlm. 43 dan setelahnya).
733e
Hasyiyah al-Bajuri Jilid l, hlm. 148 dan setelahnya; al-Muhadzdzab, lilid I, hlm. 69: al-Maimu', Jilid lll, hlm. 214 dan setelahnya;
Mughnil Plahtq.i f ilid I, hlm. 142 dan setelahnya.
FrqlH IsrAM ItLtD I t.-Zi'--\ Bagllan 1: IBADAH
640 t:
tunggangan terpijak najis yang basah ataupun (b) Nakhoda kapal tidak diwajibkan meng-
yang kering dan melekat padanya, maka sha- hadap ke arah kiblat, karena itu menyulit-
latnya juga batal. Penjelasan yang terperinci kannya.
adalah seperti berikut: Menurut pendapat ulama Hambali,13a1
[a) Jika penunggang berada di tempat duduk musafir yang menunggang binatang [bu-
di atas binatang tunggangannya (marqad) kan berjalan kaki) baik safarnya itu ber-
atau (haudafl, hendaklah dia menghadap jarak jauh ataupun dekat, apabila dia me-
ke arah kiblat sepanjang shalatnya itu, dan nuju ke suatu tujuan tertentu, maka dia
hendaklah dia menyempurnakan semua boleh melakukan shalat sunnah di atas
rukun atau sebagian darinya, yaitu ruku' tunggangannya. Ruku' serta sujudnya di-
dan sujud, karena perkara itu mudah di- lakukan dengan cara memberi isyarat.
lakukan olehnya. Tetapi jika perkara itu Sujudnya pun harus lebih rendah dari
menyulitkannya, maka yang diwajibkan bentuk ruku'. fabir berkata,
hanyalah menghadap ke arah kiblat ketika "Rasulullah saw. mengutusku untuk
takbiratul ihram. Itu pun jika tidak me- suatu keperluan. Lalu aku pun datang
nyulitkannya, yaitu jika binatang tersebut menghadapnya dan aku dapati baginda
berhenti sehingga dia mampu mengubah melakukan shalat di atas binatang tung-
arahnya, ataupun binatang itu berjalan gangannya dengan menghadap ke arah
dan dia memegang tali penambat bina- timur, dan sujudnya lebih rendah dari
tang sehingga dia mudah memandunya. bentuk ruku'nya."t:+z
Tetapi jika susah atau dia tidak dapat
memalingkan binatang itu, ataupun bi- Menghadap kiblat tetap diwajibkan
natang itu terikat dengan binatang lain apabila shalat sunnah dilakukan dalam
secara berderet, maka dia tidak diwajib- keadaan bermukim (bukan musafir), se-
kan menghadap ke arah kiblat karena su- perti penunggang yang berjalan-jalan di
lit dan akan mengganggu perjalanannya, sekitar kota atau kampungnya. Orang
dan dia tidak boleh membelokkan arah yang pergi ke sana kemari tanpa tujuan
perjalanannya kecuali ke arah kiblat. (ha'im), orang yang sesat (taa'ih) dan pe-
Dalil yang mensyaratkan menghadap lancong (sa'ih) tidak boleh melakukan
ke arah kiblat pada permulaan shalat shalat sunnah di atas tunggangannya, ka-
adalah hadits riwayat Anas r.a., rena dia tidak mempunyai tujuan yang
"Apabila Rasulullah saw. dalam perja- tertentu.
lanan dan baginda hendak melakukan Shalat boleh dilakukan di atas unta,
shalat sunnah di atas tunggangannya, keledai, dan tunggangan lainnya. Ibnu
beliau menghadap ke arah kiblat dan me- Umar berkata, 'Aku melihat Rasulullah
lakukan takbir, kemudian shalat dengan saw. melakukan shalat di atas keledai
menghadap ke arah yang dituju oleh bi- ketika beliau menuju ke Khaibar.D1343 Te-
natang tu nggangan ny a." L34o tapi jika binatang tersebut ada najisnya,

1340
Hadits riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud. Hadits yang serupa ini juga diriwayatkan oleh asy-syaikhan (al-Bukhari dan Muslim)
(Nailul Authar,Jilid 11, hlm. 172).
r3a1
Al-Mughni, Jilid I, hlm. 4g4-438,6O0; Kasysyafut Qina', jilid I, hlm. 350-353.
13a2
H"ditr riwayat Abu Dawud.
1343
Hadits riwayat Abu Dawud dan an-Nasa'i.
Bag[an 1: IBADAH FIQIH ISIiq,M JILID 1

maka kalau seseorang akan shalat di Nakhoda kapal juga tidak diwajibkan
atasnya, harus ada penyekat yang suci. menghadap ke arah kiblat meskipun sha-
Kiblat shalat adalah arah yang ditujunya lat yang dilaksanakannya adalah shalat
dan-jika mampu-dia tidak boleh ber- fardhu. Karena, dia bertanggung jawab
paling dari arah perjalanannya kecuali memandu kapal sekalipun dia mampu
berpaling menghadap ke arah kiblat. fika menghadap kiblat ketika mulai fiftitah)
seseorang berada di dalam perahu atau shalat.
kapal besar sehingga dia dapat meng- Berkaitan dengan kewajiban mengha-
hadap ke arah mana saja yang dikehen- dap arah kiblat bagi musafir yang me-
dakinya, dan dia dapat melakukan shalat nunggang binatang, terdapat dua riwayat
dengan menghadap ke arah kiblat, ruku', yang bersumber dari Imam Ahmad bin
dan juga sujud, maka hendaklah dia Hanbal:
menghadap ke arah kiblat dan sujud di Pertama, yaitu pendapat yang terkuat
atas tempat shalatnya-jika memang dia orang tersebut wajib menghadap kiblat
mampu melakukannya. fika dia hanya da- berdasarkan hadits dari Anas [yang te-
pat menghadap kiblat saja, tapi dia tidak Iah disebutkan sebelum ini dalam madz-
dapat ruku'dan sujud secara sempurna, hab Syafi'i). Berdasarkan riwayat ini, pe-
maka hendaklah dia menghadap kiblat nunggang hendaklah menghadap kiblat
dan ruku'serta sujud dilakukan dengan bersama-sama binatang tunggangannya
cara isyarat. ketika memulai [iftitah) shalat sunnah.
fika dia tidak mampu menghadap kib- Yaitu, dengan mengarahkan binatang
lat, maka kewajiban menghadap kiblat tunggangannya ke arah kiblat jika dia
itu gugur. Ini menurut pendapat jumhur memang mampu melakukannya dan jika
ulama, sebagaimana menghadap kiblat memang tidak menyulitkan. Atau, dengan
juga gugur bagi orang yang uzur seperti cara dirinya sendiri menghadap ke arah
semasa pertempuran dengan musuh, kiblat. Itu pun jika ia mampu dan dirasa
menyelamatkan diri dari banjir, api, bi- tidak menyulitkan.
natang buas dan seumpamanya. Meski- Kedua, orang tersebut tidak wajib
pun, keuzuran itu yang jarang berlaku, menghadap kiblat, dengan alasan meng-
seperti orang sakit yang tidak mampu hadap kiblat adalah bagian dari shalat,
menghadap kiblat, tempat duduk yang sehingga dia juga sama seperti bagian-
tidak dapat diarahkan ke arah kiblat, bagian lain dari shalat, dan juga karena
atau seperti diikat dan lain-lainnya. fika menghadap kiblat dalam kondisi demi-
seseorang tidak mampu menghadap kian dianggap menyulitan, maka gugurlah
kiblat sejak mulai melakukan shalat, se- kewajiban menghadap kiblat, Adapun
perti penunggang binatang namun bina- hadits yang diriwayatkan oleh Anas itu
tang tersebut tidak mau ikut arahan pe- hanya menunjukkan kelebihan (fadhilah)
mandunya (penunggangnya) atau dalam dan kesunnahan.
kafilah (deretan binatang yang diikat
antara satu dengan yang lain), maka dia Musafir boleh melakukan shalat sun-
tidak diwajibkan menghadap kiblat ke- nah di atas tunggangannya, sekalipun shalat
tika shalat. tersebut adalah shalat sunnah witir atau sun-
FrqlH lsrAM lrrrD 1

nah rawatib lain atau sujud tilawah. Musafir mampu menghadap ke arah Kiblat. Namun
yang berjalan kaki tidak boleh melakukan jika dia tidak sanggup, maka syarat itu gugur.
shalat ketika dalam keadaan berjalan. Ke- Seperti ketika memulai [iftitah) shalat sunnah
tika dia melakukan shalat sunnah, hendak- dia kesulitan menghadap kiblat (karena bina-
lah memulainya (iftitah) dengan menghadap tang tunggangannya sangat liar dan susah
kiblat. Ruku' dan sujudnya juga hendaklah untuk diarahkan), maka dia tidak diwaiibkan
dilakukan ke arah kiblat di atas tempat per- menghadap kiblat.
jalanannya. Karena, cara seperti ini mudah ia Menurut pendapat ulama Hanafi dan
lakukan. Adapun sisa shalat (setelah iftitah) Maliki, sah shalat jika binatang tunggangan itu
boleh menghadap arah mengikuti arah per- terkena najis. Tetapi menurut pendapat ulama
jalanannya. Syafi'i, tidak sah. Adapun ulama Hambali me-
Adapun shalat di atas tunggangan dikare- ngatakan bahwa shalat tersebut sah, dengan
nakan sakit, terdapat dua riwayat mengenai syarat ada pelapis yang menjadi penghalang.
masalah ini: Menurut mereka, syarat sah shalat adalah
sucinya tempat shalat seperti pelana, alat-alat
[a) Orang yang sakit tersebut boleh melaku-
kan shalat di atas tunggangan, karena untuk menarik kereta dan lain-lain, karena
masalah ini tidaklah menyulitkan. fikalau bi-
turun dari tunggangan sewaktu sakit le-
natang tunggangan itu sendiri najis (na7s aI-
bih sulit daripada turun sewaktu hujan.
Siapa saja yang shalat di atas tunggangan
hin) atau tempat duduk itu terkena najis, te-
tapi di atasnya terdapat lapisan [penghalang)
karena sakit atau karena hujan, tidak
yang suci seperti pelana dan seumpamanya,
boleh berpaling dari arah kiblat.
maka shalatnya sah. fika binatang tunggangan
(b) Tidak boleh. Alasannya adalah karena
Ibnu Umar (ketika hendak shalat) turun
itu memijak benda najis, menurut ulama
Hambali shalat tersebut tidak batal.
dari tunggangan semasa sakit. )uga, ka-
Tidak sah melakukan shalat fardhu di atas
rena orang sakit tersebut masih mampu
binatang tunggangan, kecuali jika shalat itu
melakukan shalat dan sujud. Sehingga,
dilakukan dengan sempurna lengkap dengan
dia tidak boleh meninggalkannya seba-
segala rukun dan syaratnya. Siapa saja yang
gaimana orang yang tidak sakit.
melakukan shalat di dalam kapal, hendaklah
menghadap kiblat-jika memang dia mampu.
Kesimpulannya adalah, para fuqaha se- Dan apabila kapal itu berpindah arah, hen-
pakat membolehkan orang yang dalam per- daklah orang yang shalat juga berpindah arah
jalanan melakukan shalat di atas tunggangan, supaya tetap menghadap ke arah kiblat.
dan shalatnya dilakukan dengan cara isyarat.
Tetapi, mereka berbeda pendapat berkenaan f. Syarat Keenam: Nlat
dengan musafir yang dekat. Ulama Syafi'i dan
Niat adalah salah satu syarat shalat me-
Hambali membolehkannya, sementara ulama nurut pendapat ulama Hanafi dan Hambali,
Maliki dan Hanafi tidak membolehkannya. begitu juga menurut pendapat yang raiih
Menurut pendapat ulama Maliki dan Ha- di kalangan ulama Maliki. Adapun menurut
nafi, menghadap kiblat dalam kondisi di atas pendapat ulama Syafi'i dan sebagian ulama
tidaklah disyaratkan. Tetapi, ulama Syafi'i dan Maliki, niat adalah salah satu dari fardhu sha-
Hambali mensyaratkannya pada permulaan lat atau rukunnya, karena ia diwajibkan pada
takbir untuk shalat jika memang orang itu salah satu dari shalat, yaitu pada awal
B'glan 1: IBADAH FIqLH ISIAM JILID 1

shalat bukan sepanjang waktu ketika sedang didapot oleh) setiap individu adalah menurut
mendirikan shalat. Oleh karena itu-menurut niatnya.'4344
mereka-niat adalah salah satu dari rukun
sebagaimana takbir dan ruku'. Oleh sebab itu itu, shalat yang dilakukan
Arti niat dari segi bahasa adalah kehen- tanpa niat adalah tidak sah.
dak. Adapun menurut syara', niat bermakna Niat yang sempurna adalah ketika sese-
azamftekad hati untuk melakukan ibadah orang yang melakukan shalat berusaha untuk
dengan tujuan tujuan untuk mendekatkan diri merasakan bahwa dirinya beriman dan tujuan
kepada Allah SWT. Sehingga, dia menjadikan melakukan shalat adalah untuk mendekatkan
Allah SWT sebagai tujuan perbuatannya, bu- diri kepada Allah. Dia juga harus meyakini
kan karena perkara lain, seperti untuk makh- bahwa niat itu wajib dan harus melaksanakan
lu[ ingin mendapat pujian dari manusia, atau niatnya pada hari itu juga, serta menentukan-
semacamnya. Inilah yang dinamakan dengan nya (ta'yiin) dan menetapkan bilangan rakaat-
keikhlasan. nya. Dia juga harus menetapkan posisinya,
Para ulama sepakat bahwa niat adalah apakah menjadi imam ataupun menjadi mak-
wajib dalam mengerjakan shalat. Niat dilaku- mum atau sendirian, kemudian niat takbiratul
kan untuk membedakan antara sesuatu yang ihram.
dimaksudkan untuk ibadah dan sesuatu yang Ulama sepakat bahwa yang wajib berte-
hanya adat [atau kebiasaan), dan ia juga di- rusan (istishab) selama menjalankan shalat
maksudkan untuk mencapai keikhlasan ke- adalah niat yang dalam bentuk hukmi bukan
pada Allah SWT dalam mengerjakannya. Sha- dalam bentuk hakikatnya. Dengan arti, bahwa
lat adalah ibadah dan ibadah harus berupa dia tidak boleh merencanakan untuk memu-
keikhlasan amalan yang sempurna hanya ka- tuskan niat. Jika di tengah-tengah shalat [se-
rena Allah SWT. Firman-Nya, telah takbiratul ihram) dia lupa niatnya itu,
maka shalatnya tetap dianggap sah.

ffi ,J\tr:4r*Av4-ifilu; Syarat Niat


"Padahal mereka hanya diperintah me- Syarat-syarat niat adalah:
nyembah AIIah, dengan ikhlas menaati-Nya 1. Beragama Islam;
semata-mata karenq (menjalankan) ogama...." 2. Mumayyiz; dan
(al-Bayyinah:5) 3. Tahu apa yang diniatkan.

Imam al-Mawardi berkata, "lkhlas dalam Niat Harus Berbarengan dengan Takbtr
percakapan orang Arab biasanya diartikan Ulama Hanafi,l3as mensyaratkan bahwa
dengan niat." Pendapat ini didukung oleh ha- niat shalat dan takbiratul ihram harus ber-
dits yang terkenal juga, yaitu sabda Rasulullah sambung (ittishaal), tidak boleh ada apa pun
saw., penyela lain di antara keduanya. Yang dimak-
"Sesungguhnya setiap perbuatan adalah sud dengan penyela tersebut adalah suatu
perbuatan yang tidak ada kaitannya dengan
dengan niat dan sesungguhnya (pahala yang

1344
H"ditr riwayat imam hadits yang enam di dalam kitab-kitab mereka, dari Umar ibnul Khaththab r.a. (Nashbur Rayah Jilid l, hlm.
301).
1345
t:
FIqLH ISI."A,M IILID 1

shalat seperti makan, minum, dan seumpa- Menurut pendapat ulama Hambali,13a6
manya. Tetapi jika diselingi oleh perbuatan adalah lebih utama (al-afdhal) jika niat shalat
yang ada kaitannya dengan shalat seperti dibarengkan dengan takbir. Hal ini supaya ti-
wudhu atau berjalan menuju ke masjid, maka dak bertentangan dengan pendapat ulama
hal itu tidak memutuskan hubungan antara yang mengatakan bahwa niat wajib dilakukan
niat dengan takbiratul ihram. Atas dasar ini, berbarengan dengan takbir. Namun jika se-
maka apabila seseorang berniat, kemudian seorang melakukan niat untuk menunaikan
mengambil wudhu atau berjalan menuju ke shalat fardhu pada waktu itu, atau niat shalat
masjid dan kemudian melakukan takbir tanpa sunnah rawatibnya, dan itu dilakukan setelah
niat lagi, maka sahlah niatnya karena tidak ada masuk waktu, dia juga tidak berniat untuk
penyela. Masalah ini disamakan dengan kasus membatalkannya serta masih dalam keadaan
seseorang yang berhadats di tengah-tengah Islam [tidak murtad), dan niatnya itu dilaku-
shalat. Maka, dia boleh meneruskan shalatnya kan sebentar sebelum takbiratul ihram, maka
sesudah memperbarui wudhunya. shalatnya sah. Karena sekalipun niat berlaku
Bagi mengelakkan dari perselisihan pen- lebih dahulu dari takbic namun shalat masih
dapat, maka seseorang disunnahkan berniat menjadi tujuan utama niatnya dan orang yang
di saat atau berbarengan dengan takbiratul shalat itu masih kekal dengan niatnya yang
ihram. Menurut pendapat yang shahih, tidak ikhlas. Karena, niat adalah termasuk syarat-
sah melewatkan niat dari takbiratul ihram. syarat shalat. Maka, boleh mendahulukannya
Begitu juga boleh mendahulukan niat sebagaimana syarat-syarat lainnya. Selain itu,
dalam mengerjakan'haji. Oleh sebab itu, jika tuntutan supaya niat dilakukan berbarengan
seseorang keluar dari rumah dengan berniat dengan takbiratul ihram akan menimbulkan
melakukan ibadah haji, lalu berihram tanpa kesulitan, maka tuntutan itu gugur berdasar-
niat lagi, maka hajinya sah. Begitu juga dalam kan fiiman Allah SWT,
kasus zakat, yaitu zakat seseorang sah apabila
niatnya terjadi ketika mengeluarkan zakat
tersebut.
@ qAY.4\eK)cJ46
"...dan Dia tidak menjadikan kesukaran
Berbeda dengan shalat, jika niat shalat untukmu dalam agama...." (al-Haii: 78)
terjadi selepas takbiratul ihram, maka sha-
latnya tidak sah. Tetapi dalam kasus puasa,
Alasan lainnya adalah persiapan untuk
seseorang boleh melewatkan niatnya me-
shalat (awalan shalat) adalah termasuk se-
lampaui awal waktu puasa. Karena, dia perlu
bagian dari shalat. Maka, niat shalat pada
mengetahui terlebih dahulu dengan yakin
waktu itu sudah cukup untuk dihubungkan
apakah waktu berpuasa sudah bermula atau
dengan aktivitas shalat, sebagaimana yang
belum. Berlainan dengan shalat yang mana berlaku pada perkara-perkara lain juga.
apabila melakukan takbir; maka sudah tentu
Ulama Maliki berpendapat,l3aT niat wajib
melakukan shalat, maka niatnya harus dilaku-
dilakukan sewaktu takbiratul ihram, ataupun
kan pada waktu itu juga.
sesaat sebelumnya.

7346
Karyryaful Qina'lilid 1, hlm. 367.
73a7
Asy-Syarhush Shaghiir, lilidl, hlm, 305.
Isr."AM JrLrD 1

Menurut ulama Syafi'i,1348 niat disyarat- [b) Penentuan (at-Ta yiin); dan
kan berbarengan dengan aktivitas shalat. [c) Kefardhuan (fardhiyah).
fika terjadinya niat terlambat dari perbuatan
shalat, maka ia dianggap sebagai keinginan Pendapat Paru Fuqaha Tentang Nlat
['azam) bukannya niat. fika seseorang ber- a. Pendapat Ulama Madzhab Hanafil3so
katA, " N aw a itu an U sh alliy a a zh - Zhuhra, All a hu Pembahasan tentang niat ini mencakup
Akban nawaitu (Aku berniat shalat Zhuhur, tiga perkara, yaitu penafsiran niat, cara ber-
Allahu Akbar, aku berniat.)" maka shalatnya niat, dan waktu berniat.
batal. Karena, perkataan "nawaitu (aku ber-
niat)" selepas takbir adalah perkataan yang Penalslran Nlat
tidak ada kaitannya dengan shalat. Perkataan Niat adalah kehendak. Oleh sebab itu, niat
tersebut terucap setelah shalat bermula, ma- shalat adalah kehendak melakukan shalat ka-
ka perkataan itu membatalkan shalat. rena Allah SWT. Kehendak adalah perbuatan
hati, maka tempat niat adalah di hati. Yaitu,
Menentukan (ta'yln) Apa yang Dlnlatkan dengan cara hatinya mengetahui apakah sha-
Fuqaha sependapat bahwa orang yang lat yang hendak dilakukan. Melafalkan atau
berniat hendaklah menentukan jenis shalat menyebutkan niat dengan lidah tidaklah di-
fardhu yang hendak dilakukan seperti Zhuhur syaratkan. Tetapi disunnahkan untuk meno-
atau Ashar. Karena, jenis shalat fardhu ada long hati, yaitu dengan niat di hati dan me-
banyak. Maka salah satu shalat fardhu tidak nyebut dengan lidah.
akan terlaksana, jika yang diniatkan adalah Menentukan (ta'yin) suatu shalat adalah
shalat fardhu yang lain. lebih baik dan lebih diutamakan. fika yang
hendak dilakukan adalah shalat fardhu, hen-
Tempat Nlat daklah shalat itu ditentukan, seperti fardhu
Ulama juga sepakat untuk mengatakan Zhuhur atau Ashar. Begitu juga dengan shalat
bahwa tempat niat adalah di hati. Menurut yang diwajibkan seperti shalat witir; sujud
pendapat jumhu4, kecuali ulama Maliki, me-
tilawah, nadzar, dan shalat dua hari raya. OIeh
lafalkan niat adalah sunnah. Ulama Maliki sebab itu, semuanya mestilah ditentukan.
mengatakan melafalkan niat hukumnya boleh, Begitu juga orang yang menqadha shalat ha-
tetapi lebih diutamakan tidak melafalkan niat rus menentukan hari atau waktu shalat yang
baik untuk shalat atau ibadah lainnya. telah lewat, tetapi niat mengqadha'nya tidak
Menurut pendapat yang ashah di kalang- diharuskan. Bagi shalat tunai fbukan qadha')
an ulama Syafi'i,13ae kefardhuan shalat harus menentukan hari, waktu dan bilangan rakaat-
diniatkan juga. Adapun mengaitkan ibadah nya tidak diharuskan.
shalat dengan Allah SWT tidak menjadi syarat Menurut pendapat yang shahih di kalang-
niat. Oleh sebab itu, menurut ulama Syafi'i, an ulama Hanafi, niat untuk semua shalat
syarat niat ada tiga:
sunnah, baik itu sunnah fajaq, tarawih, dan
[a) Kehendak hati (al-Qashd); lain-lain, cukup dengan cara umum (tanpa

1348
Hasyiyah at-Bajurililid I, hlm. 149.
73ae
Mughnil Muhtaj lilid I, hlm. 149.
73s0 406 dan setelahnya; Tabyinul Haqa'ig, f ilid l, hlm. 99 dan
Al-Bodo'i',filid I, hlm. 127 dan setelah nya; ad-Durrul Mukhtar,lilid I, hlrn.
Iilid 1, hlm.
FrqLH ISL{.M JrLrD 1

menentukan jenisnya). Tetapi, lebih baik ji- Perbedaan antara kedua kasus ini adalah
ka jenisnya ditentukan (tayin) juga sebagai jika orang shalatnya perempuan yang men-
menghormati sifat sunnah, baik itu sunnah jadi makmum lelaki yang tidak berniat men-
tarawih atau sunnah waktu. jadi imam perempuan tersebut dianggap
Niat shalat atau puasa jika dikaitkan de- sah, maka jika perempuan itu shalat sebaris
ngan insya Allah, tidaklah batal karena tempat dengannya akan menyebabkan batalnya sha-
niat adalah di hati. lat imam lelaki tersebut. Padahal, dia tidak
Menurut pendapat yang mu'tamad, iba- menghendakinya. Oleh sebab itu, laki-laki itu
dah yang mempunyai banyak jenis perbuatan disyaratkan niat menjadi imam bagi perem-
cukup diniati secara global, dan niat itu akan puan di belakangnya, supaya shalat lelaki
mencakup semua perbuatan yang ada di da- tersebut tidak rusak akibat perbuatan mak-
lamnya. mum perempuan yang tidak dikehendakinya.
fika seseorang mengikuti shalat berjama- Hal ini tidak berlaku bagi makmum lelaki. Ke-
ah sedangkan dia tidak tahu apakah shalat simpulannya, diwajibkannya niat mengimami
berjamaah itu shalat fardhu atau tarawih, jenis makmum di belakangnya hanya dalam
dan dia niat shalat fardhu, maka jika jamaah satu kasus saja, yaitu dalam kasus lelaki
itu ternyata melakukan shalat fardhu, sahlah menjadi imam perempuan.
shalatnya. Namun jika tidah maka shalatnya fika seseorang mengikuti imam (menjadi
menjadi shalat sunnah. makmum), maka hendaklah dia menentukan
(ta yin) shalatnya sebagaimana yang telah di-
Cara Bemlat jelaskan sebelum ini. Dan hendaklah dia me-
fika seseorang mengerjakan shalat sen- nambahi dalam niatnya sebagai orang yang
dirian, hendaklah ia menentukan jenis fardhu mengikuti imam (makmum). Contohnya ada-
atau wajibnya. Dan jika ia shalat sunnah, maka lah dengan meniatkan kefardhuan bagi waktu
cukup dengan niat shalat saja, sebagaimana shalat itu dan mengikuti imam, atau berniat
yang telah dijelaskan sebelum ini. mengikuti shalatnya imam.
Jika seseorang shalat sebagai imam,
hendaklah ia menyebutkannya ketika niat Waktu Bernlat
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelum Niat disunnahkan serentak dengan takbir,
ini. Lelaki yang menjadi imam kepada lelaki yaitu dengan cara membarengkan takbir de-
lain, tidak disyaratkan niat sebagai imam ngan niat. Menurut mereka (ulama Hanafi),
bagi jamaah laki-laki. Karena, para makmum niat shalat seseorang sah dilakukan sebelum
sudah dianggap sah mengikuti imam terse- takbir jika dia tidak melakukan pekerjaan-
but, meskipun imamnya tidak meniatkan bah- pekerjaan yang dapat memutuskan antara niat
wa merekalah (kaum lelaki) yang menjadi dengan takbir. Membarengkan niat dalam satu
makmumnya. Sebaliknya, lelaki yang menjadi masa dengan takbir bukanlah satu syarat.
imam bagi perempuan disyaratkan niat se-
bagai imam bagi mereka, supaya sah mereka Pendapat Ulama Madzhab Mallkll3sl
mengikutnya. Niat adalah menghendaki sesuatu, dan
tempatnya adalah di hati. Niat shalat adalah

rssr Asy-Syarhul l{abir ma'a ad-Dasuqi,filid I, hlm. 233 dan 520; asy-Syarhush Strogtrrr dan Haryiyohas-Sawr, Iilid I, hlm. 303-305; aI-
I ai
ql- Ftshw a h, hlm. 57 ; idp)ta
fi[dI.hlm1
BaSIan 1: IBADAH FIqLH ISIAM JITID 1

fardhu. Adapun menurut pendapat yang ra- dengan niat tunai atau sebaliknya tetap di-
jih ia adalah syarat. Contohnya adalah ke- anggap sah.
hendak hati untuk menunaikan shalat fardhu Menentukan jenis shalat adalah wajib ke-
Zhuhur. Menghendaki sesuatu adalah perkara cuali pada satu kasus saia, yaitu jika seseorang
luaran bagi zat sesuatu itu. Niat lebih utama masuk ke dalam masjid dan didapati imam
iika tidak dilafalkan kecuali bagi orang yang sedang shalat dan dia menyangka imam itu
waswas. Maka, ia disunnahkan melafalkan sedang melakukan shalat fumat. Lalu dia pun
niatnya supaya keraguannya hilang. Niat di- niat shalat |umat, tetapi kemudian ternyata
wajibkan berbarengan dengan takbiratul ih- imam itu melakukan shalat Zhuhun maka hu-
ram. fika niat mendahului takbir atau selepas kum shalat orang tersebut adalah sah. Tetapi
takbir dengan berlalu masa yang panjang, apabila yang teriadi sebaliknya, dia mengira
maka ulama sepakat untuk mengatakan bah- imam shalat Zhuhur tapi ternyata shalat
wa niat tersebut batal. Jika teriadi niat men- fumat, maka tidak sah.
dahului takbir dengan masa yang singkat, Shalat sendirian atau shalat mengikut
maka menurut sebagian pendapat, yaitu pen- imam fsebagai makmum) waiib diniatkan.
dapat yang terpilih (al-mukhtaar), niat itu sah Adapun niat sebagai imam tidaklah diwaiib-
sebagaimana pendapat ulama Hanafi. Menu- kan, kecuali dalam shalat |umat atau jamak
rut sebagian pendapat yang lain, niat tersebut taqdim karena hujan, karena takut (khaufl,
batal sebagaimana pendapat ulama Syafi'i. atau istikhlaf.l3s3 Karena di dalam shalat-shalat
Ketika niat hendaklah jenis fardhu, atau tersebut, imam dianggap sebagai syarat. Ibnu
ienis sunnah yang lima (witi4, hari raya, ger- Rusyd menambahkan lagi, yaitu diwajibkan
hana matahari, gerhana bulanl3sz atau shalat juga niat sebagai imam ketika shalat jenazah.
meminta hujan) atau sunnah fajar; ditentukan
fika imam tidak berniat sebagai imam ketika
(ta'yiin). Adapun untuk shalat-shalat sunnah shalat fumat, maka shalat imam dan makmum
yang lain seperti sunnah Dhuha, rawatib, dan batal. Jika imam tidak berniat sebagai imam
tahajud, yang hanya cukup dengan niat shalat ketika jamak taqdim karena hujan, maka sha-
sunnah saja, maka tidak perlu ditentukan (ta'- lat yang kedua (yaitu Ashar atau Isya) batal.
yiin). Shalat sunnah seperti itu akan meniadi
fika imam tidak berniat sebagai imam
shalat sunnah Dhuha jika dilakukan sebelum
dalam shalat khauf, maka shalat kumpulan
az-Zawal (tergelincirnya matahari dari garis
makmum pertama saja yang batal, tetapi sha-
tengah langit), sunnah rawatib jika dilakukan
lat imam dan kumpulan makmum kedua sah.
sebelum atau sesudah Zhuhuc sunnah tahi-
fika imam tidak berniat sebagai imam dalam
yatul masiid jika dilakukan ketika masuk ke
shalat istikhlaf, maka shalat imam sah, tetapi
masiid, sunnah tahajud jika dilakukan pada
shalat makmum liatal.
tengah malam, dan shalat sunnah Isya [asy-
Syaf) jil<a dilakukan sebelum witir. Pendapat Ulama Madzhab Syafl'1rts+
Niat tunai (adaa), qadha' atau bilangan Ulama madzhab Syafi'i menetapkan bah-
rakaat, tidaklah disyaratkan. Shalat qadha' wa niat haruslah berbarengan dengan per-
1352
Menrrut pendapat yang m u'tamad ia adalah mandub.
1353 lstikhtaf adalah imam atau makmum mendorong salah seorang yang melakukan shalat di belakang untuk meniadi imam
menggantikan imam yang asal. Karena, shalat imam yang asal batal disebabkan oleh hadats.
r3sa Hasyiyahal-Bajuri,lilid I, hlm. 149 dan setelahnya; Mughnil Muhaj Jilid I, hlm. 148 -150 dan Jilid l,hlm.252-253 dan setelahnya;
t hlnu 7S; ; Iitid [ll,hhn.
FrqLH IsrAM Itr.rD I Baglan 1: IBADAH

buatan (apa yang dikehendaki itu), dan tem- fika seseorang melakukan shalat sunnah
patnya adalah di hati. Disunnahkan melafalkan yang berkaitan depgan waktu seperti sunnah
niat terlebih dahulu beberapa saat sebelum rawatib, atau yang berkaitan dengan sebab
takbir. fika di dalam hati atau dengan lidah- tertentu seperti shalat meminta hujan, maka
nya seseorang berkata "insya Allahi'sesudah dia diwajibkan melakukan dua perkara: yaitu
niat dengan maksud untuk mendapat keber- niat menunaikannya (qashdu fi'lih) dan me-
katan, dan berkeyakinan bahwa berlakunya nentukannya (ta'yinih) seperti niat shalat sun-
perbuatan shalat tersebut adalah dengan nah Zhuhur atau Hari Raya Puasa atau Hari
kehendak Allah SWT maka ucapan itu tidak Raya Kurban. Adapun niat bahwa shalat yang
membatalkan niatnya. Tetapi jika tujuannya dilaksanakan adalah sunnah (nafliyyah) ada-
adalah menggantungkan perbuatan shalatnya lah tidak disyaratkan.
dengan kehendak Allah [yaitu jika diniatkan Adapun shalat sunnah yang tidak dikait-
bahwa shalat itu dilakukan jika dikehendaki kan dengan waktu atau sebab tertentu seperti
Allah SWT) atau disertai rasa ragu-ragu, maka tahiyatul masjid dan sunnah wudhu, maka cu-
niatnya tersebut tidak sah. kuplah dengan niat menunaikan shalat saja.
Berhubungan dengan niat shalat fardhu- Begitu juga niat karena AIIah SWT (ida-
meskipun fardhu kifayah seperti shalat jena- /ah) tidaklah diwajibkan, karena semua iba-
zah, mengulangi shalat atau nadza4 maka ada dah adalah karena Allah SWT semata-mata.
tiga hal yang diwajibkan, yaitu niat kefardhu- Tetapi, disunnahkan niat karena Allah SWT
an (meniatkan bahwa shalat itu adalah shalat supaya tercapai maksud keikhlasan.
fardhu), niat melaksanakan perbuatan (yaitu Disunnahkan juga niat menghadap ke
berniat bahwa perbuatan shalatnya itu adalah arah kiblat dan menyebutkan bilangan rakaat
untuk membedakan dari perbuatan lain), untuk mengelakkan perselisihan pendapat
dan menentukan jenis shalat fardhu tersebut dalam masalah ini. fika seseorang melakukan
seperti niat menunaikan shalat fardhu Zhu- kesalahan dalam niat bilangan rakaat seperti
hur.13ss niat shalat Zhuhur dengan tiga rakaat atau
Niat dan hal-hal yang berkaitan dengan- lima rakaat, maka shalat itu tidak sah. Begitu
nya hendaklah dilakukan serentak dengan tak- juga disunnahkan menyebutkan niat tunai
biratul ihram. Itulah yang dimaksud oleh ula- (adaa) atau qadha'.
ma madzhab Syafi'i dengan mendatangkan Menurut pendapat yang ashah, shalat tu-
(niat) dan menyertakan [niat dengan takbir) nai (adaa) dengan niat qadha' atau sebaliknya
sesuai dengan kebiasaan [al-istihdhar wal-mu- adalah sah ketika memang ada uzu4 seperti
qaaranah ol-'urfiyyainl. [lni bermaksud men- tidak tahu waktu, karena adanya awan men-
datangkan dalam ingatan segala perbuatan dung, atau seumpamanya. oleh sebab itu, jika
shalat yang terdiri atas perkataan, perbuatan seseorang menyangka waktu shalat sudah
pada awal dan akhirnya, sekalipun secara habis, lalu dia melakukan shalat qadhal namun
umum, sebelum melakukan takbir. Ini adalah kemudian dia mendapati bahwa waktu shalat
menurut pendapat yang mu'tamad, juga masih longgar; atau dia menyangka waktu
mengingat-ingat semua perkara tadi secara shalat masih ada lalu dia melakukan shalat
sepintas lalu ketika takbiratul ihram). dengan cara tunai (adaa), kemudian ternyata

1355
Seorang pakar bersyair; "Wahai yang bertanya tentang syarat niat, syaratnya adala h qashd, ta yin, danfardiyyah!'
B.gan 1: IBADAH FIqLH ISI.AM III-ID 1

waktu shalat sudah tamat, maka shalatnya mak taqdim karena hujan, shalat ulangan
tetap sah. dalam waktu (al-mu'aadah fil-waqtf) secara
Begitu juga shalat seperti di atas dihukumi berjamaah, dan shalat yang dinadzarkan un-
sah apabila seseorang melakukannya tanpa tuk melakukannya secara berjamaah supaya
ada uzuri jika memang ia menghendaki niat terlepas dari dosa.
itu dari segi bahasa saja. Karena, keduanya Makmum disyaratkan niat menjadi mak-
ladaa' dan qadhaaJ boleh digunakan untuk mum. Dia hendaknya niat mengikuti, niat
makna yang satunya, seperti perkataan, 'Aku menjadi makmum, atau niat berjamaah de-
menunaikan (qadhaitu) utang" dan'Aku mem- ngan imam yang ada pada waktu dia shalat
bayarnya (addaituhu)J' Arti dari keduanya atau dengan orang yang berada di dalam
adalah sama yaitu membaya utang. mihrab atau seumpamanya. Niat tersebut
Jika orang tersebut melakukan niat seba- hendaknya dilakukan bersamaan dengan tak-
gaimana di atas sedangkan tidak ada uzur biratul ihram. Karena, aktivitas mengikut [af-
dan ia tidak menghendaki arti dari segi baha- tab'iyyah) adalah perbuatan yang memerlu-
sanya, maka shalatnya tidak sah karena ada kan niat, sebab seseorang itu tidak mendapat
unsur mempermainkan. hasil dari perbuatannya kecuali dari apa yang
Menentukan waktu bukanlah termasuk diniatkan. Tidaklah cukup apabila makmum
syarat dalam niat shalat. Jika seseorang me- berniat mengikut (iqtidaa) secara umum
nentukan hari, tetapi salah, maka shalatnya tanpa dikaitkan dengan imam (yaitu meng-
tidak batal. Seseorang yang terlewat shalat ikut imam liqtidaa' al-imaaml). fika seorang
pada waktu yang telah lalu, seperti terlewat makmun mengikuti imam namun tanpa niat
shalat Zhuhur pada hari kemarin, maka dia atau ragu-ragu pada niatnya tersebut, maka
tidak disyaratkan niat shalat Zhuhur bagi hari shalatnya batal, meskipun dia telah lama me-
tersebut, cukuplah dia niat shalat Zhuhur saja. nunggu imam.
Menurut pendapat yang mu'tamad, menen-
tukan hari, bulan, atau tahun tidaklah disun- Pendapat Ulama Madzhab rlamhlf3s6
nahkan. Niat adalah keinginan hati untuk melaku-
Niat disyaratkan dalam semua shalat. fi- kan perbuatan ibadah dengan maksud untuk
ka timbul keraguan berkenaan dengan niat, mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat
seperti apakah sudah niat atau belum, maka apa pun yang tanpa disertai dengan niat ti-
shalatnya batal. dak sah. Niat diwajibkan di dalam hati dan
Imam tidak disyaratkan niat sebagai melafalkannya adalah sunnah.
imam, tetapi disunnahkan supaya mendapat Niat shalat fardhu disyaratkan dua hal,
keutamaan berjamaah. Jika dia tidak berniat yaitu menentukan (ta'yin) jenis shalat seperti
sebagai imam, maka dia tidak akan mendapat Zhuhur; Ashar; atau lainnya, dan berazam un-
keutamaan tersebut. Karena, seseorang tidak tuk melakukannya. Adapun niat kefardhuan
akan mendapatkan buah pekerjaannya ke- tidak disyaratkan,l3sT seperti mengucapkan,
cuali berdasarkan apa yang diniatkannya. 'Aku shalat Zhuhur secara fardhu."
Tetapi, niat sebagai imam disyaratkan dalam Adapun shalat qadha', jika hati orang
empat keadaan, yaitu shalat Jumat, shalat ja- yang melakukan telah menentukan bahwa

73s6 Al-MughniJilid I, hlm. 464-469 dan


Jilid Il, hlm.23l.; Kasyryaful Qina'Jilid l, hlm. 364-370.
1357
lbnu Qudamah berkata: pendapat yang shahih mengatakan bahwa ta'yin harus dilakukan. Shalat harus dilakukan sesuai dengan
yang diniatkan.
FlqlH IsrAM I[rD 1

shalatnya adalah Zhuhur untuk hari itu, maka hal takbiratul ihram, maka hendaklah orang
niat qadha' atau tunai [adaa] tidak perlu tersebut memulai Iagi shalatnya sebagaimana
lagi. Shalat qadha' dengan niat tunai (adaa) yang dikatakan oleh ulama Syafi'i: karena
atau sebaliknya dianggap sah jika ketika me- dalam masalah ini, yang asal adalah belum
mulainya diawali dengan dugaan dan ternyata niat. Namun, jika seseorang ingat sebelum
dugaannya meleset. menghentikan shalat bahwa dia telah niat atau
Orang yang melakukan shalat sunnah, telah melakukan takbir, maka shalatnya bo-
wajib menentukan (ta'yiin) shalatnya itu, jika leh diteruskan, karena tidak ada perkara yang
memang shalat sunnah tersebut ada termasuk membatalkan. Keadaan ini adalah apabila
shalat mu'ayyanah atau shalat sunnah yang dia belum melakukan perbuatan lain [dalam
ada hubungannya dengan waktu (mu'aqqatoh) shalat itu). Tetapi jika dia sudah melakukan
seperti shalat gerhana matahari, shalat minta perbuatan lain sedangkan dia dalam keraguan,
hujan (istisqaa), tarawih, witin dan sunnah maka shalatnya batal sebagaimana menurut
rawatib. pendapat ulama Syafi'i.
Adapun shalat sunnah selain yang terse-
but di atas seperti shalat malam, maka tidak Berubah Niat
wajib menentukan (ta'yiin) jenis shalatnya. fika seseorang takbir dengan niat salah
Oleh sebab itu, shalat tersebut sah meskipun satu shalat fardhu, kemudian mengubah niat
hanya dengan niat shalat saja, karena shalat kepada fardhu lain, maka kedua fardhu ter-
itu tidak ditentukan. Pendapat mereka [ulama sebut batal. Ini disebabkan niat fardhu yang
Hambali) ini sama dengan pendapat ulama pertama telah terputus dan fardhu kedua
Syafi'i. tidak diniatkan dalam takbiratul ihram. Pen-
Ulama Hambali juga berpendapat, jika se- dapat ini sama dengan pendapat ulama Syafi'i.
seorang memulai shalat dengan niat yang ra- fika niat shalat fardhu diubah menjadi
gu-ragu antara menyempurnakan atau meng- niat shalat sunnah, maka terdapat dua pen-
hentikan shalatnya, maka shalatnya dihukumi dapat, menurut ulama Syafi'i dan Hambali.
tidak sah, karena niat haruslah kehendak Pendapat yang terkuat dalam kedua madzhab
yang tegas. Oleh sebab itu, jika muncul kera- itu adalah shalat itu berubah menjadi sunnah,
guan, maka tidak dianggap sebagai ketegasan, karena niat fardhu sudah mengandungi niat
sebagaimana kesepakatan fuqaha. sunnah. Alasannya adalah jika melakukan
fika seseorang memulai shalat dengan niat takbiratul ihram dengan niat fardhu, kemu-
yang betul kemudian dia niat berhenti atau dian ternyata belum masuk waktu shalat, ma-
keluar dari shalat, maka menurut pendapat ka shalat itu menjadi shalat sunnah, dan shalat
jumhur batallah shalat tersebut. Karena, niat fardhunya dianggap tidak sah. Kenyataannya
adalah syarat bagi semua perbuatan shalat. dalam shalat tersebut tidak ada sesuatu yang
Adapun Abu Hanifah berpendapat bahwa sha- membatalkan shalat sunnah.
Iat tersebut tidak dianggap batal, karena se- Menyebut "karena Allah SWT" tidak disya-
tiap ibadah apabila permulaannya dianggap ratkan dalam semua amalan ibadah, seperti
sah, maka tidak akan batal dengan niat keluar berkata, "Aku shalat karena Allah SWT, ber-
darinya seperti ibadah haji. puasa karena Allah SWT," atau semacamnya,
karena semua ibadah adalah memang diniat-
Ragu-ragu terhadap Niat kan karena Allah SWT. Tetapi, menyebut
fika timbul keraguan semasa shala! apakah karena Allah SWT disunnahkan supaya ter-
sudah niat atau belum, atau ragu-ragu dalam hindar dari perselisihan pendapat dengan
Baglan 1: IBADAH FIqIH ISI.AM JILID 1

orang yang mewajibkannya. Bilangan rakaat percakapan itu untuk keperluan shalat seperti
dan juga menghadap kiblat tidak diwajibkan perkataan "Quml" [bangun) atau "Uq'ud"
sebagaimana pendapat ulama Syafi'i. (duduk), atau dengan satu huruf yang boleh
Niat hendaklah dilakukan sewaktu tak- dipahami seperti "qi" (jaga) dari perkataan
biratul ihram, baik serentak dengannya atau wiqayah (pengawasan), "'i" (perhatikan) dari
lebih dulu sedikit, sebagaimana yang dikata- perkataan al-wa'yu (perhatian), "y'" [sempur-
kan oleh ulama Maliki dan Hanafi. Tetapi, nakan) dari perkataan al-wafaa' [kesempur-
serentak dengan takbir lebih diutamakan naan), "syi" [ubahlah) dari perkataan aI-
sebagaimana yang telah disebutkan sebelum wosyyu (perubahan). Menurut pendapat yang
ini. Syarat sah shalat jamaah adalah niat se- ashah di kalangan ulama Syafi'i, shalat juga
bagai imam atau makmum. Maka, imam hen- akan batal apabila seseorang memanjangkan
daklah berniat sebagai imam dan makmum (madd) sebagian huruf melebihi kadarnya,
berniat sebagai makmum pada permulaan sekalipun tidak dipahami, seperti aa. Yang
shalat kecuali dalam dua kasus berikut: termasuk huruf madd adalah alif, wawu, dan
(a) Makmum masbuq. Maka, dia boleh meng- ya',karena bacaan panjang mengandung dua
ikuti makmum masbuq lain setelah imam huruf.
memberi salam dalam shalat selain shalat Pendapat ini berdasarkan hadits yang
fumat. diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Zaid
(b) Apabila orang bermukim menjadi mak- bin Arqam yang artinya, "Dulu kami bercakap
mum mengikut imam (yang musafir) yang dalam shalat, sehingga turunlah ayat, '...Dan
mengqasar shalat. Maka, orang mukim laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan
ini boleh mengikut orang mukim lainnya khusyuk.' [al-Baqarah: 238) Lalu kami pun
untuk menyempurnakan rakaat yang ter- diperintahkan supaya diam dan kami juga di-
sisa setelah rakaat qashar tersebut. larang bercakap."
Dan juga, riwayat dari Mu'awiyah ibnul
g dan h. Syarat Ketujuh dan Kedelapan:
Tertlb dalam Menunaikan Shalat dan Hakam as-Sulami yang berkata kepada orang
Muwaalaat (Tidak Terputus Hubungan) yang sedang bersin dalam shalat, (Yarhamu-
dalam Setlap Perbuatannya kallah [Semoga Allah SWT memberi rahmat
Sebenarnya kedua hal ini adalah syarat kepadamu]), lalu Nabi Muhammad saw. ber-
bagi rukun-rukun shalat sabda kepadanya,

i. Syarat Kesembilan: Meninggalkan


Percakapan yang tidak Berkaltan
tr q * U {r. Y ;Y*?,lr :y'ot
dengan shalat
Shalat adalah ibadah untuk Allah SWT
semata-mata. Makanya, tidak boleh bercakap- "Sesungguhnya shalat ini tidak layak di-
cakap sewaktu mengerjakan shalat. Jika se- barengkan dengan percakapan manusia di da-
seorang mengucapkan dua huruf yang dapat lamnya, melainkan shalat adolah tasbih dan
dipahami, maka shalatnya batal, sekalipun takbir dan juga bacaan Al-Qur'an."13s8

13sB an-Nasa'i, dan Abu Dawud. Dia berkata, "Tidak halal"-sebagai ganti dari "Tidak Sah"-
Hrditr riwayat Imam Ahmad, Muslim,
menyebutkan suatu perkataan yang di luar dari bacaan shalat. Menurutriwayat lmam Ahmad, "Sesungguhnya shalat adalah takbir,
tahmid, .1(Natllil ;$A"lL,.hlm,l$a.) . t,,
Isr."AM JrLrD 1

Perkara ini akan dibahas dengan lebih [b) Tidak shalat fardhu yang mana pun se-
terperinci lagi dalam pembahasan berikutnya bagai sunnah.
mengenai perkara-perkara yang dapat mem- (c) Ketika mengucapkan atau melakukan
batalkan shalat. perbuatan yang termasuk rukun, tidak di-
sertai perasaan ragu-ragu mengenai niat-
i. Syarat Kesepuluh: Menlnggalkan nya. Yaitu, apakah telah niat atau belum,
Pe6uatan yang Banyak yang tldak Ada apakah niatnya sudah sempurna atau
Kaitannya dengan Shalat
apakah sebagian dari niat atau sebagian
Perbuatan tersebut adalah perbuatan dari syarat niat sudah dilaksanakan atau
yang menyebabkan seseorang tidak dianggap belum.
seperti orang yang sedang shalat oleh orang (d) Tidak berniat untuk menghentikan sha-
yang melihatnya. Masalah ini akan dibincang- lat, atau ragu-ragu untuk menghentikan
kan lebih terperinci dalam pembahasan me- shalat. Dan apabila dia niat keluar dari
ngenai perkara yang membatalkan shalat. shalat, maka shalatnya batal, meskipun
niatnya adalah berpindah ke bentuk shalat
k. Syarat Kesebelas: Meninggatkan Makan yang lain, ataupun hanya ragu-ragu untuk
Mlnum menghentikan atau meneruskan shalat.
Penjelasan terperinci masalah ini akan Maka, shalatnya dianggap batal karena
dibahas dalam bab perkara-perkara yang menafikan ketegasan dalam niat.
membatalkan shalat. Ie) Tidak menggantungkan berhentinya sha-
Demikianlah syarat-syarat yang harus di- lat dengan sesuatu apa.pun, apabila ber-
penuhi dalam shalat menurut pendapat para hentinya shalat digantungkan dengan se-
ulama. Namun, ulama madzhab Syafi'i me- suatu, sekalipun ia tidak mungkin terjadi.
nambah lima syarat lagi, yaitu: Maka, shalatnya batal karena menggan-
[a) Mengetahui kefardhuan shalat. tungkan niat sama dengan menafikan ke-
tegasan niat.

,'ttffi1g *
FIqIH ISLAM,ILID 1

INDEKS

A al-Hamm L44
al-hukm al-qadhaa'i 32
'amal ahl al-Madinah 45 al-hukmu ad-diyaani 32
'amaliyyah 28,7L9,653 al-ikhlaash 133
Abu Hanifah 5, 79,27,39, 40, 4L, 44, 56, 63, 64, al-kharaj 32,98
81, 92, 96, 125, \40, L61, 26L, 265, 350, al-Khathir L44
364, 37 t, 37 2, 6t0, 650, 653 al-mahluf 'alaih L82
ada'58,474,653, al-Masyhur 66
odh-dharuurah 20 al-mu'amalat al-muduniyyah 98
adzan 302, 303, 3L7, 37 4, 462, 488, 4gg, 57 3, al-Mudawwanah 42, 43, 66
577-599 al-Mughni 48,71, 1.57 , 1.58, t87, 752, t32, 757 ,
afdhal 146, 422, 425, 442, 446, 451, 454, 459, 2L4,251,227,2L2,348,
47 3, 556, 558, 559, 597, 618, 644, 653 al-Muhadditsun 46
Ahli Sunnah 40, 50, 5t,79 al-Musnad 40,47,88, 451, 589, 653
air musta'mal 206, 231, 232, 282, 500 al- Muwaththa' 47, 44, 2L2, 27 5, 299, 334, 623, 653
ajnabi 270,357,359, al-Mu'awwidzatain 380, 393, 449,
al-'azmu 745 al-Umm 45, 46, t58, 632, 653
ol-'udzr 20 an-niyah L32, 133, 134, 149
al-'urf L7,L9,122,573 al-qaih 263,264,268
al-'usyur 32,98 al-qalas 264
ol-ahkaam ad-dauliyyah 3l ar-ra'yu 41,70,86
al-ahkaam ad-dustuuriyyah 3\ or-Risalah 46, 179,
al-ahkaam al-iqtishaadiyyah wal maaliyyah 3\ as-sabab 58,60,51
al-ahkaam al-jinaa' iyyah 3t as-salas 349,372
al-ahkaam al-muduniyyah 3t ash-shadid 272
al-ahkaam al-muraafa'aat 37 ash-shahih 83
al-Ahwal asy-Syakhshiyyah L23 asy syar' iyyah 28, 103,
-

al-anfaal 32 atsar 19, 61,9,653


al-Asadiyyah 43 at-turuk t27, 130, t33, lgt
al-ashah 64,68 ayat Kursi 380,393
al-ashliyyah 29,75
Al-Azhhar 68 B
al-far'iyyah 29
al-Fiqh 24, 27, 30, 37, 40, 49, 51-, 7'l-, 83, ll9, 624, ba' 124
653 Buthlan 6!
al-Fiqh al-Akbar 27,40 Bai'al-'lnah 187, 188
al-haajah 20,37 barid'J.24
al-Hajis L44 bighal 272, 229, 238, 265, 268, 27 2, 638, 653
FIQIH ISIAM IILID 1

D I
dam 173,300 i'adah 153,1,55,t71,
daniq L26 i'tiqad 72
dawnam L24 Ihya"Ulumiddin 447
dharuriyyat 108 ijma 40, 48, 80, 719,205, 55L
dinar 125, 126,524,525 ijtihad LB, 29, 36, 37, 47, 7 3, 7 5, 715, L1.8, 120,
dirham L25, L26, 739, 1.40, 165, L82, LB7, 23L, 12L, 238,266, 536, 567,
267 , 268, 322,372, 497 , 607 , 616, 654 ilmu kalam 29,40
diyani 33, L27, 128, 143, 784 Imam asy-Syafi'i 28, 4L-47 , 67 , 84, 129, 147 , 208,
diyat 32,131,138 485,577
Imam Malik 5, 79, 32, 41-46, 69, 740, 251, 262
F iqalah 189, 190
iqamah 580, 578, 579, 585, 587, 5BB
faddan 124
irdab 125,654
fals 726
faqih t7,39,45,95, isrof 300
fardhu 40, 58, 59, 62, 20t, 232, 299, 304, 314, Istibra' 283,285
31.5, 3L6, 322, 37 1, 37 3, 542
istihson 36,63,64
Farq 125 istinbaath 73,18,29
farsakh 124, 401, 403, 4L4, istihadhah 202, 349, 37 0, 432, 508, 5 1 3, 516, 527
fasad 62, 82, 95, 510, 565 istijmar 264, 284, 290, 499
fasid 83, 97,1,31 istinja' 283-2BS
faskh 62, l2l, L27, 129, L3O, 131, 190
Istinqa'284
fidan 724 istinsyaq 329, 331, 34L, 490
fidyah 32,1,51. istintsar 329,342,346
fiqih Islam 16,2L, 24, 30 Istinzah 284
fiqhiyyah zhanniyyah 7L7
fiqih Islam 72, 73, 77, 79, 115 I
fi sabilillah 193 jamad 245,248
furu' 72 janabah 15L, 203,251, 301, 347 , 432, 434, 437
jarrb 724,t25
G jizyah 35,52
ghalwah 724
K
ghanimah 32,L23,473
ghasab 714, 1.91, 303, 493, 496 kafarat 32, 62, 7 4, 142, L94, 200, 544
ghusalah 282,283 kafir harbi 52, 1.39, 379, 388, 479
kaylah 125
H kharaj 32,35,98, L08
Habbah 334 khiyar or-ru'yah 67
hadits mursal 47, 75, 259, 363, 365, 447. 547, khuf 232,394,504
615,654 khulu'121,1,90
Hadits an-Nafsi 144 khuntsa musykil 357, 37 0
haji 590, 600, 624, 627, 644, 650, 654 kiljah 125
hajiyyat 108, 109 kinayah 13t, L39, 190, 193, 348
halif 49, L81,LBZ,183, 184 Kurr '1,25
Hanabilah 13,L9,94, Kutubus Sittah 32
Hanafiyyah 1.3, 1.9, 20, 79
L
Haram 32, 50,58, 59, 344, 590
hasan gharib 87, 222, 296 lafazmurakkab 74
hasta 637,654 Lailatul Qadar 454
Hijriyah t7 , 40, 92
hudud 17, 34, 35, 37,90, 98, L23, 548

xl
|IIIDETFI FIqLH ISTAM JILID 1

M muttafaq'alaih 5l
muwajahah 329
madhi 189 muwalah 304,374
madhmadhah 329, 330, 490
madzhab 39 N
mafdhul 85
mafhum al-mukhalafah 42 najis'ain 25L
mafhum al-muwaoqah 42 najis haqiqi 202, 250, 251
mafsadah 95, 100, t9B, 722, 508 naqd L20
mahbub 89 nashir sunnah 45
mahdhah 150,157,180 nasikh 44,275,396
majazi 74,358 nishfu sya'ban 454,460
Makmum masbuq 65L nuwah 126
makruh tahrim 59, 60, 291,296
P
makruh tanzih 60
Malikiyyah t3, L9, 20, 79 puasa 27,30, 35, 59, 60, L32, L47, 756, t60, L77,
Mandub 59,326,327,336 179
mani' 61,58
mansukh 44,362,429 a
maqashid 134,137 , L60
qadam 1.24
marhalah 1.24
qadha' 62,63,115,180
marjuh 66,ttl
qafiz !24,L25
mashlahah mursalah 79
qarinah L37 ,78,320
maula 39
qashbah L24
miqat 173
mitsqal L25,126
qashdul fi'l 762
qoth'i 28,37,265
mu'tamad 592,599,609
mubah 303,309 Qaula al-Jadid 69
qaul jadid 45, 69, 232, 402
mubolaghah 323, 341, 342
qaulqadim 45
mud L25
qinthar L26
Mudawwanah Asyhab 42
qirath 124, t26
MudawwanahSahnun 42
qirbah 226,235
mudhari' 1.89
qiyas 36,55,63
Mudyu 125
Qiyas Jali 102
mufti 67, 87, 109, 110, 111
mughallazhah 618, 621, 622 R
mujmal 74,490
Mujtahid 39,54,55 rajah 377
Mujtahid Fatwa 55 rithl L25
Mujtahid Muqayyad 55 rukhshah 37, 83, 394, 407, 404, 4L0, 446, 527
mujtahid mustaqill 54
Mujtahid mutlak 40, 4L, 42, 45, 54 s
Mujtahid Tarjih 55 Sadd adz-Dzarai' 42
mukallaf 602 sadd adz-dzarai' 36
mukhaffafah 62L,622 sa'i 302,452
muqallid 65, 80, 84, 85, 94, tL4 sha' 125
mustafti 39,78,84,86 shalat Id 150, 152
mustahab 580,587 shalat khusuf 482
mustahlif 18L, 182, LB3 shalat Witir 104, 750, L69, 482, 556, 557, 564
Mustahadhah 527,530, 531, 532 Shihhah 51
musytarak 74 sirr 449
mutanajjis 209, 224, 234, 253 siyasah syar'iyyah 90
mutawatir 583 sujud sahwi !79, 563, 565
FIQIH ISI,"A,M IILID 1

sujud tilawah 606 thaharahal-lughawiyyah 2L5


sunnah 29, 32, 42, 58, 59, 603 thaharahhadats 203
sya'ir 58, L25 thoharahhaqiqiyyah 298
syadz L72 thaharahhukmiyyah 298
Syafi'iyyah L9,79 thaharahkhabats 203
Syi'ah 40,79,83,11,8 thawaf L49,299,300, 375, 37 6, 447, 452, 519,
Syi'ah Imamiyyah 50, 51 520
syuf'ah 35,L23
U
T
'urf 74,79
ta'abbudiyyah 277
ta'yin an-niyah 134 w
ta'zir 34
wajib 58,59
tofriq L45,149
waibah 125
tafriq an-niyah 1.49
wasilah 594,595
taghayyur al-ijtihad L20
Wasq 725
tahiyyatul masjid 461, 567, 569, 57 t
tahnik 259 Y
tahqiq 19,22,65
takbiratul ihram 51, 146, 598, 638, 640, 643, 651 yamin al-laghwi 742
talak 95, 96,98,727 ,128
talbiyah t48,757 Z
talfiq 20 Zafaran 45, 69, 225, 228, 247, 339, 500
tamlik 189 zahir ar-riwayat 47,64
taqiyyah 52 Zahiriyyah 40
tarjih 54, 55, 64, 65, 68, 75, 84, 89, 112 zakat 644
tatabbu'ar-rukhash 20 zakat fitrah 125, t48
tawaqquf 67,235 zawaj LB9
tayamum 757, 1,52, 17 6, 201, 209, 221, 427, 468 zhanniyyah 75,92
thaharah 152,158,784

" rrl'#ib -'

rl5lr:l
ij'4.4i11
:otu;!ilii,',,
"l t 'i' ,dl,iffi
Ff i-:

Anda mungkin juga menyukai