Anda di halaman 1dari 719

I

ll$t
ffi
l

Itfilffil ,,-',r', '.;a-,'rro,i lffil

llfl|ffi] sYARAH lffil

lffiiffil
nuucrut*'
tffit
MARAM
llfllffil
ll$lffil s lffil
lffil

llfl
It
Abdulloh bin Abdurrohmon Al Bossom

SYA KA II
BUIUGIIUIM )

-liiilrY

g
Penerbit Buku lslam Rahmatan
BUTuGHUImA
-lsvmlx

DAFTAR ISI

PENGANTAR PENERBTI .-......-. ------------- v


PENDAHULUAN .... Vii
Istilah-Istilah Khusus di lGtab ---------------- x
PENDAHULUAN AL FIAFZH IBNU HA.trAR DAIAM
KITABI.IYA, BULUGHUL MARAM --------xiii
BAB .-..-.-
SYLTF AH -----..---------- 1
Pendahuluan ----------- 1
Hikmah Pernbertalnran Al<ad Syd'ah --------2
Objek-objek sgnrf'ah -.-.--..j......... ------ 3
Sy.rfah dan tetangga ----------------------- 9
Syrf'ah harus segera diselesaikan ------------------- 16
BAB TENTANG QIRADH ATAU MUDHARABA}I ..............2I
Pendahuluan ----------21
Tiga transaksi png berkah ------------24
Bolehnya perspratan dalam qiradh -----------------27
Keputusan l-embaga Fihh Sehubungan dengan Saham
Mudhanbahdan Saham Invesfiasi -----------31
Keputusan Lzmbaga Fikih Islami Sehubungan MasaLah
Membatasi Keuntungan Pemilik Modal dalam Syirkah
Mudhanbah (Perusahaan Keria Sama)--.-. --------------37
Keputusan lrrnbaga Fildh Istami Sehubungan Masalah
Tanggung Jawab Pengelola lMdhaari\ dan Pihak
Manllemen ahs Kemgian yang Teriadi --- 38
BAB TENTANG MUSAAQAAH ..--...-.----40
Rasulullah melakukan musaqaah di Khaibar -.-.-.---------..--.41
Menyanra tanah dengan emas dan pemk.-..----. .--------..------- 46
Rasulullah melarang muzaan'ah dan menganju rl<n mu'artemh --- ------ - 50

BAB TENTANG AKAD SEWA ..............59


-{ svanax BULUGHuI Mmerrr #
Pendahuluan .-.......59
Upah bekam .............61
Tiga tipelogi rnanusia png dimusuhi Allah SWT ......... -.-...66
Upah 1;ang terbaik .......70

BAB TENTANG MENGELOLA TANAH MATI ......83


Pendahuluan ...--.-..83
Hak kepemilikan lahan mati untuk orang lrang menghidupkannya........85
Hak pelarangan atas suatu lahan adalah milik Allah dan Rasul-Nlra..... 93
Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang 1ain......................-- 98
Hak penggali sumur ..102
Rasulullah memberikan jatah tanah ............... 107
Tiga hal lang merupakan hak umum ....--..----.772
BAB TENTANG WAKAF ......116
Pendahuluan ..-.... 116
Hukum Wakaf .......116
Fadhilah Wakaf -.....L17
Wakaf adalah ibadah yang pahalanSa terus mengalir ...'... 119
Orang yang pertama kali melakukan wakaf ...127
BAB TENTANG HIBAH, AL 'UMRA DAN AR-RUQBA .....133
Pendahuluan .......133
anak..........
Memberi secara adil kepada setiap ............... 135
Haramnya menarik kembalipemberian .......--. 140
............
Rasulullah menerima hadiah dan mernbalasnlra ...143
Tentang 'umra danruqba......... ....746
disedekahkan ...749
Tidak boleh membeli barang yang sudah
Menerima dan mernbalas hadiah ................... 151
Hadiah dapat menghapus dendam ................152
BAB TENTANG LUQATHAH ........... ..159
Pendahuluan ..-....159
Rasulullah SAW tidak memakan sedekah ...... 161
Prosedur yang harus dilakukan saat menernukan barang temuan....... 163
temuan
Wajibnya mengumumkan barang .......769
diharamkan
Barang temuan yang ...................777
BAB TENTANG ILMU WARIS .............180
Pendahuluan .......180
Pembagian waris harus sesuai dengan jatah yang ditentukan ............. 183
Svenen BUTUGHUI mmlm#
-l
Orang-orang yang tidak bisa merrdapatkan waris -------...... 193
Rasulullah menetapkan bagian ahli waris .--...-797
Paman adalah ahli waris bagi orang grang tidak punlra ahli waris-....-..200
Bayi yang baru lahir berhak mer:dapat waris..-----..- ---------.206
Pembunuh pemberi waris tidak mendapat waris --------- .....208
Simpanan anak dan omng tua ""'212
Hubungan pembebasan budak dan rnsab.....---.-..----.-- .-----214
Sahabat png paling pandai ilmu waris -.----....278
BAB TENTANG WASI,AT.. ...222
Pendahuluan """'222
Bersedekah atas narrn orang !,ang telah meninggal dunia--.---........---.231
Tidak ada wasiat untuk aNi waris ---..--.- "'.""'235
Allah menerima washt sedekah -'238
TTTIPAN
BAB TENTANG ......246
Pendahuluan """'246
Penerima titipan tidak terkena iaminan --------.-247

C\s=ll-\f
PEMBAHASAN TENTANG NIIGH

Rasulullah SAW mernotirrasi umatnlp untuk menikah -...'.256


Anjuran menikahi wanita yang b€rpotensi melahirkan baryrak anak
dan penlnyang """""263
Kepufusan Deuran Ulama berkaitan dengan Pembahsan
Kelahiran 268
Keputusan Lembaga Fihh Islami (Maima' At Fiqh Al Islami)
Beikaitan dengan Pembabsan Ifulahiran -------------27O
Keputusan Lembaga Fildh Islami Sehubungan derrgan
Pembuahan Buatan dan Bayi Tabung ----27t
Aniuran Rasululhh datam mernihh wanita 1ang ingin dinikahi .............277
Doa untuk kedua mernpelai -.-.-....283
Khutbah nikah......... -------""""""286
Hukum melihat wanita 1ang ingin dipinang ""297
Tidak boleh merninang wanih gnng sudah dipinang .'-"""299
Mahar dalam pemikahan ..""""" 301
-{
svanan ButucHut mARAm +
Mengumumkan pemikahan .........308
Syamt-qnrat sah nikah ...............312
Pentingnga meminta pendapat wanita yang akan dinikahi................... 319
Nikah Syrghar ...........325
Tidak boleh mernaksa wanita menikah dangan pria yang tidak
disukainya ...........328
Hukum dua wali lnng menikahkan satu wanita ................331
Menikah tanpa Zin dari wali ........333
Tidak boleh menikahi bibi dari istri ............ ....335
l-arangan menikah dan dinikahi bagi orang yang sedang ihram.......... 339
Syarat nikah harus dipenuhi ........342
Nikah mut'ah ...........346
Nikah muhalil ...........352
Pemikahan pezina .....356
Suami yang menthalak tiga istrinya ................359
KAFA'AH........
BAB TENTANG ..........364
Pendahuluan .......364
Pentingnlra kesetaraan. ................368
BAB TENTANG KHIYAR ......376
Pendahuluan .-.....376
Bar'nah ketika dibebaskan dari perbudakan.......... ...........377
Hukum menikahi dua wanita bersaudara .......380
Tidak boleh berisM l€bih dari ernpat .............385
Stafus pernikahan orang kafir yang masuk Islam ......... ....387
Ketetapan Lembaga Fikh Islam tentang Hukum Pemikahan
Orang Kafir dengan Perempuan Muslimah dan Pemikahan
Muslim dengan Perempuan Kafir ..........395
BAB TENTANG AIB DAI.AM PEBNII(AHAN ......398
Pendahuluan .....-.398
Adanla cacat dahm mernbolehkan adanya khiyar...........399
BAB TET{TANG PERGAUIAN DENGAN ISTBI ..406
Pendahuluan .......406
Hukum menyetubuhi istri pada dubumya .......408
Etika saat kembali dari perjalanan jauh........ ..417
Haramnya membuka rahasia persetubuhan ...419
Perkataan orang Yahudi tentang hubungan intim ......... ....428
Doa tentang berhubungan intim ...431
-{ svanax ButucHur riAram #
Ketika istri menolak berhubungan intim dengan suami.........--.......---..433
Para wanita yang dilaknat Rasulullah SAW ......... ......--...-.437
Bolehn5a berhubungan intim dengan istri lpng rnasih menlrusr.ti --.------ 439
Tentang 'azal .-.....-- --Ml
Keputusan Lembaga Fikih tentang Perubahan L^atrltaki
Menjadi Perempuan atau Sebaliknyra -----453
Mandi junub -.....--.-- 454

Mahar berupa pembebasan .--------M2


Standar mahar Rasulullah kepada pam istrinp
----------.--..W
Keputusan Majelis Ulama Besar dalam Masalah Trtggint a
Nilai Mas Kawin -----467
Pemikahan Ali denganFatimah ---474
Wajibnya mahar dalam pemikahan --------.-------476
Mahar yang paling baik........... ----4Ji5
Tentang mut'ah (hadiah) ----.-.----..- 489
BAB TENTANG WAUMATUL 'URSY.... ............492
Mengadakan pesta pemikahan walau dengan seekor kambirg -----.---- 493
Memenuhi undangan walimah -----496
Hakikat makanan uralhnah ----.----- 498
Kepufusan Doq* Ulama Besar Me,rrgenai kifaku Mubazir

Rasulullah pun mengadakan walimah ------------ 504


Ketika ada dua undangan dalam u,aktu lang sama ---------- 507
Etika saat makan dan minum ------- 509
BAB TENTANG PEMBAGI,AN .............518
Rasulullah melakukan penrbagian secara adil.-...------- ---.---5f8
Toleransi di antara para istri Rasulullah ---------Stl
Rasulullah mengunlungi para isbinp ---------...- 530
Hari di mana Rasulullah urafat .....-... ----.--.----..53i:!
Ketika Rasululhh akan bepergian filh ---------- 536
Jangan mencambuk ishi ............ -- 538

BAB TENTANG KHULU' ............ -------545


Manfaatnya -.-----545
Kisah seorang istri png melakukan khulu' --.- 548
TFI.ALAK.
BAB TENTANG ....555
Pendahuluan -------555
syanar BUt ucHut mAmm #
-l
Hikmah Diberlakukannya Thalak .-........555
Thalak dibenci Allah SWT ...........552
Mencerai istri yang sdang haid........... ..........561
Tentang thalak ti9a............ ..........568
Tiga perkara yang bercanda dan seriusnya dianggap serius................580
Alhhmernaalkan hal grangterbesitdihati......... ...............583
Bersumpah tidak menyetubuhi istri ................ S82
Ketika istri berlindung dari suami ...................591
Thalak !,anSI sah ........ S93
Tiga golongan lrang tidak terkena hukum ......601
RUJUK...........
BAB TENTANG ..........605
Pendahuluan .......605
Hukum saksi dalam tha1ak......... ..606
BAB TENTANG II.A' ............609
Rasulullah pemah melakukan ila' ............ ......610
Batas rnaksimal ila' ...611
BAB TENTANG ZHIHAR ......619
Efek zhihar ...........620
Kafarat zhihar ..----..-..62s

Ketika istri berselingkuh ..............628


Efek dari sumpah li'an.......... ......633
Rasulullah mernutuskan suafu perkara...-........... ..............63G
Tentang uranita png berbaur dengan lal+lah non mahram ................@4
Efek mengakui arnk kaurunannya -................645
Ketika anak yang hhh berb€da rupa dengan orarg tuaqa......-.........648
'IDDAH
BAB TENTANG ......651
Pendahuluan ......651
Iddah istri yang ditirggaluafat oleh suami. -.--652
Istri srart dithalak tiga ........... ......659
laranganunfukuranitagnngb€rkabung............. ..............GGl
Yang diperbolehkan r.rntuk wanita yang dithalak ...............669
Wajibnya membersihkan rahim......... .............684
Ishi png kehilangan suami .-......-.692
Dilarang berduaan jika bukan mahramnp .....690
Tentang tawanan wanita ...-...-......694
Status nasab anak .......... .............699
svman BUTuGHUL r,lARAii +
-{

,71jsY'r,
?ENDAHULUAN

Cbh puii @iAlhh. Kami mernuji-Ir[p, merninta pertolongan-Nya,


\)merninta anpxr dan merninta p€tur$fi l€eadd{ya, kami berlindung
dari kejahatan diri kami dan keburukan perbuatan kami. Barangsiapa
mendapatkan hidayah Allah, maka tidak ada lagi yang dapat menlp.satkanrgra
dan barangsiapa yang disesatkan oleht{p, maka tidak ada yang dapat
mernbainlnp€tt nul&
Aku bersaksi bahuatitakadatuhan sdainAlhh, tidakada seliltu bagi-
tlya dan alnr b€rsil<$ bahua Muhammad SAW adahh hamba dan Rasul-f'Iya.
sehniutursp kami tdah mengernukakan pada mukadimah pertarna dari
beberapa mr.rkadirnah qprah ini menggrd penidasan tentang ulyrrsi "Bulughul
Manm', kedudukannp yang tinggi dan manfaatnya yang besar, serta
keistimeuraanngp tersendiri llarg baffia dari kart/a-lorya lain png seienis-
suatu hal yang mendorong para ulama memperhatikan, menerima,
memanfaatkan, dan mernithryn dari kartpl6rlla lairunln di tenrpat-ternpat
pengajian, pesanben, dan unissitas, sdrtrgga ia meniadfi tumpran dalam ihnu
peng€tahrran, pengambilan hphrm, dan pernanhatan suafu karya. CetakanrqA
sangat bantpk dan telah beredar di marn-marn, sebagaimana dikatakan
'sumber ah taurar, banlnk s€loli perninat4p."

Sebagaimana aku kernulekan pada mukadimah tersebut mengenai


hubunganku dengan kitab ini. Kedekatanku merupakan kasih sayang masa lalu,
hubungan yang erat serta hubungan yang indah SBng menunM ketepatan ianii
dariku pada masa lalu, mernbanfu para pembaca dan melaksanakan hak
*
menjelaskan kandungann5Ta dan menyingkap tabir serta menampakkan sisi
kebaikannya.

Aku berbicara pada diriku sendiri --setelah mengkaji sumber-sumber


rujukan yang tersedia- bahwa aku dapat mempersembahkan sebuah syarah
bagi para penunfut ilmu grang sesuai dengan intelektual dari cita rasa mereka,
membentuk metodologi serta menyesuaikan dengan materi hadits yang
mereka dapatkan. L-alu di sini aku tambahkan dua hal,

Pqbm4 sestafu png aku rasalGn dari penerinraan mereka kepada syamh
ini sebagai rujukan yang dinamakan dengan 'TaisirAl Allam"dan dipilihnya
sebagai pengajaran materi hadits di banyak pengajian keilmuan dan halaqah-
halaqah di masjid-masjid serta dengan banyraknya orcmg yang kagum dengan
metode pergodifikasian, urutan, susunan, dan babnya.

Kdm, q,aratrq/arah prg banlBk beredar di pasaran itu (Bufughul Mamm)


tidak terafur dan tertib, serta metode penulisanya juga berteda dengan metode
yang ada di pesantren dan unir.rersitas.
' Aku segera menulis qpmh ini gang alm tnrapkan sesuai dengan wakhrngra,
cocok untuk para pembacanya, cukup dalam bab-babnya, serta dapat
melaksanakan fuiuan mqel<a.

Hukum-hukum yang adadahmkitab terbagi menjadi dua:


Pertama, Apa grang alnr hrlis dari gudang hafalanku, sebagai hasil belajar
masa lalu yang telah menyatu dengan diriku sehingga menjadi bagian dari
persiapan penulisan q/arah ini.

Kdua, kami kemukakan dari rujukan-rujukan tersebut, baik teksnya


maupun ringkasanngra, Spng tidak kduar dari kandungannya. Aku tidak pemah
membuang suafu ungkapan kecuali lang menuru&u telah keluar dari objek
pernbahasan atau berupa pernbatrcan berdasadran kesirnpulan-kesimpuhn 5ang
terpilih.
Setelahnya, syarah ini telah dihiasi dengan beberapa hal yang
menambah keelokannya dan menyenangkan saat membacanya, yang dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Aku pisahkan tempat-tempat pembahasan secara khusus dan aku susun
agar para penunfut ilmu dapat mengambil manfaat dan memahami
ffiffi":"::::ffi
penafsiran kosakata yang asing, penjelasan hukum, dan perincian
pertedaan pendapat dalam masalah-masalah fikih. Masingmasing tema
memiliki bagian khusus.

2. Aku tidak memenangkan salah seorang imam madzhab. Aku juga tidak
bersikap fanatik kepada mereka. Aku haqa mengarahkan tlruanlil kepada
apa yang diunggulkan oleh dalildari pendapat-pendapat para ulama yang
ada.

3. Aku menambahkan segala hal yang sesuai, pitu berupa


keputusan-
keputusan hukum yang keluar dari sidang-sidang masalah fikih, yaitu
lembaga fikih Islam milik organisasi konferensi Islam 5nng berpusat
Makkah serta Deuan ulama-ulama besar di keraiaan Arab Saudi serta
lernbaga riset Ishm di Kairo.

@ hdo.un fldh tcr:seh.t da ela bagfut:


Pabnta, adakalanp masalah-masalah k{asik yang telah dikaii oleh para
de\ ran ularna. Nihi leputusan tersebtrt diantararap dengan mengkaiinln
dari salah safu hrnb4a atar sernn lem@a serh merrberikan
keseluruhan kepada urnat Islam dari seiumlah uhrna 1nng kompeten.

Kdua, masalah-masalah konternporer png ditunfut oleh era modern,


laludika;i oleh salah satu lernbagayangbasar kernudiin lrehrar pendapat
hukum dari kelompok ularna 1Bng menerapkan nash-nash hukum 1nng
dapat menjelaskan keagt ngan hukum qBriat, kekomprehensifanryra
serta kdqBltanrSB padasethptempat dan rErs t.

4. Aku senantiasa mengilnrti proses riset ilmiah png tdah


dicapai oleh
ilmu pengetahuan dewasa ini, dimana ilmu alam telah berkernbang
dan memiliki relevansi dengan teks-teks bulughul maftrm ini dan
permasalahannya untuk menampakkan -sesuai keilmuan dan
kemampuanku- mukjizat ilmiah png terkandung dalam teks tersebut
sesuai dengan realitas ilmiatr. Hal ifu merupakan realisasi firman Allah,
"I{ami akan mempalihatkan ke@a mqel<a tanda-tanh kekuawn)
Kami di sqenap ufuk dan Na din mqel<a sendai sehhga ieladah
bagi mueka bahwa Al Qur'an itu adalah Benar"(Qs. Fushshilat [4U:
uDan
53) dan firman-Nya, sesunggahnya kamu akan mengetahui
ffi^;::':::;"
I38l: 88) Dengan penampakkan keselarasan antara teks-teks Al Qur'an
dengan beberapa realitas yang dapat diketahui di alam semesta ini,
menunjukkan bahwa seluruhnya datang dari Allah SWT yang Maha
Bijaksana dan Mengetahui. Dengan demikian orang-orang yang
beriman akan tambah keimanannya dan sebagai bukti di hadapan
para penentangnya.

5. S!,amh ini sekalipun 5ang aku inginkan adalah adanya pendekatan kepada
para penuntut ilmu pemula, tetapi di sini aku menjelaskannSa secara luas
sekali. Aku menuliskan segah aspek hdits, dari sisi rir,va5at dan diqaturSa.
Aku berbicara mengenai peringkat hadits dari sisi diterima dan ditolaknya
hadits. Hal itu di dalam hadits-hadits yang bukan berada di dalam shahih
Bukhai-Muslim atau salah satunya kemudian aku jelaskan kosakata
hadits, ungkapan 5rang asing baik dari sisi bahasa nahwu, sharaf, secara
terminologidan definisi i}niah kernudian aku lahkan proses pengambilan
hukum dan etikanya se@ra luas. Aku memiliki perhatian png tinggi
pada //af hukum dan rahasia-mhasianSa untuk menampakkan Islam 5nng
indah, sekaligus dengan hukum-hukumryra dihadapan para pernbaca
apalagi orangorang yang senranga! agar hubungan merdra dengan agarna
semakin bertambah lalu mereka mengambiln5a dengan puas dan penuh
keyrakinan.

6. Sebagai kesempumaan manfaat syarah ini aku lampirkan juga pada


setiap hadits -pada umumnln- hal-hal yang serupa hukumnya dan
termasuk hukum tambahan 5rang dapat dipahami dari hadits atau dari
suatu bab. Oleh karena itu aku menjadikan judul 1nng berbeda ketika aku
katakan faidah atau beberapa faidah.

lstiloh-lstiloh Khusus di Kitob


0 Apabila aku katakan "syaikh", maka maksudku adalah syaikh Islam
"hnu AMul Hadi
-Ahmad Ibnu Taimiyah- dan apabila aku katakan
berkata", maka ia berasal dari karyaryn Al Mulrarnr

0 Apabila aku katakan di dalam kitab .4/ Tall<hish, maka yang aku maksud
adalah l<+ab At-Talkhish N Habirkarya Al Hafizh hnu Hajar.
-{ svlnau BUtuGHUt Mlmm #
0 Apabila aku katakan 'Ash-Shan'ani berkata" maka ia berasal dari
l<ttab Subulus-fuhm.

0 Apabila aku katakan 'Asy-Syaukani berkata' maka yang aku maksud


adalah "NailN Authar, dan bila aku katakan "Shadiqun Hasan berkata"
yaitu dari Ar-Raudhah An-Nadi5nh.

0 Apabila aku katakan "Al Albani berkata", maka ia da,'i Irua 'Al Ghalil
dan sedikit dari Hasyiah ala Misykahdan yang aku maksud dengan Ar-
Raudh adalah Ar-Raudh Al Murabba'dan yang aku maksud dengan
Hasyiah Ar-Raudh adalahkarya Syaikh Abdurrahman bin Qasim.

0 Ada penjelasan satu lafazh secara berulang-ulang lebih dari satu kali dari
sebuah hadits, maksudnya adalah memberi kejelasan kepada pembaca
dengan mengulangi penjelasannya sehingga berpindah pada tempatnya
sernula.

Aku merasa bangga sekali dengan kebangkitan Islam yang penuh


keberkahan. Kecenderungan keagamaan yang besar ini menjadi milik pemuda
dan pemudi. Aku memohon kepada Allah agar memberikan keberkahan,
menguatkan, dan memperkokohnya serta menjaganya dari k€burukan, tipu daya,
kejahatan, dan rencana musuh-musuh.

Aku membdrikan nasihat kepada saudara-saudaraku dan anak-anakku


agar memperhatikan kebulatan kata serta menyafukan barisan dan kekuatan.
Hal itu tidak akan terjadi kecuali dengan melupakan pertedaan masalah-
masalahijtihad.
IGjian para uhma br.rkanlah surnber perrnusuhan dan k€b€ncian, melainkan
kajian yang bermanfaat dan menuju kebenaran. Apabila mereka sampai pada
kesepakatan di antara mereka, maka itulah yang kita harapkan dan apabila
tidak, maka masing-masing mereka menyampaikan ijtihadnya dengan tanpa
permusuhan, kebencian, memisahkan diri, dan memufuskan hubungan.

Para ulamayang agung telah mendahului mereka dalam perdebatan atau


perbdaan pendapat. Kaiian dan diskusi mereka terhadap masalah-rrnsalah ftkih
tidak pemah mengantarkan pada permusuhan dan kebencian, akan tetapi
rnaslng-masing bekerla sesuai dengan skillnSa. Bamngsiapa memandang bahwa
dirlr:ya benar, maka hati-hatilah terhadap anak-anak kita yang mulia yang kelak
menimbulkan perpecahan dan perbdaan pendapat. Itulah sebab perpecahan
svamr BUtucHUt MARAti #
-{
dan kehilangan tenaga. Alhh SWT berftrman, " Dan jangankh lannu bqbnbh'
bantahan, 5ang menyebabl<an kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu"
(Qs. Al Anfaal [8]'46) serta"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama)Allah dan janganlah bercerai berai." (Qs. Aali'lmraan [3]: 103)

Mudah-mudahan Allah SWT member{<ahi pekerjaan mereka dan menuhrp


kesalahan ucapan mereka, dan semoga upaya mereka berhasildan mereka
dijadikan sebagai orang yang memberikan petunjuk.

Segala puji bagi Allah Tuhan sernesta alam. Shalar,rat serta salam semoga
dilimpahkan kepada utusan yang paling mulia, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, dan para sahabat beliau.

Pertgrdg

xil
-l
svanan Bu[ucHU[ mARAm +

91jt:,r
PENDAHUTUAN At HAFIZH IBNU HAJAR
DATAM KITABNY A, BULUGHUL MARAM

(eSala puji bagi Allah atas karunia nikmat-Nya yang bersifat


\rr lahitiah dan batiniah, baik png dahulu atau png sekararg. Shalarat
beserta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi dan Rasul-Nla, Muhammad
SAW, keluarga dan sahabatnya gang telah membela agamanln. Semoga juga
dilimpahkan kepada para pengikubrya yang telah mewarisi ilmu mereka dan
"pn ulama adalah pewaris pm nabi.' NlahSWT mernuliakan m€reka s€bagai
ahli waris dan warisan ifu sendiri.

Ini adalah ringkasan 5nng mencalnrp dasar-dasar dalil hadits unhrk hukum
syariah yang sudah aku pisahkan dengan baik, agar oftrrg yang menghafalnya
menjadi mendalam dan dapat membanfu pencari ilmu pernula dan tidak
mengecewakan para seniom5a. Aku menlelaskan para ularna png mentakhrij
hadits setelah menyebutkan hadits dengan tujuan memberi rnsihat kepada
umat. l-alu yang aku maksud dengan "fuiuh" adahh: Ahmad, Ehrktnri, Mtslim,
Abu Daud, Ibnu Majah, At-Tirmidzi, dan An-Nasa'i.
Sementara d€ngan "enam" adahh sdain Ahmad, dan'[ma" arlalah sdain
Bukhari dan Muslim. Terkadang aku katakan empat dan Ahmad dan
empat berarti selain tiga ulama dari yang pertama. Ungkapan'tiga', adalah
selain tiga yang pertama dan selain png terakhir dari tujuh orang di atas.
Ungkapan Mutaffaq 'Alaih adalah Bukhari-Muslim. Terkadang tidak aku
kemukakan selain Bukhari Muslim dan selain dari pada itu sudah jelas. Aku
namakan karyaku ini dengan: "Bulughul Mamm mn AdilatilAhkan-"
Aku memohon kepada Allah agar tidak menjadikan apapng telah kami
ketahui sebagai musibah dan mudah-mudahan memberikan kami amal yang
diridhai oleh Allah.
{svauttButuGHUtMAnamF

:- Uti
(BAB SYUF'AH)

Pendohuluon
Asy-Sytfahdibaca dengan huruf sjzn b er- dhammahdan /a'mati.

Secara bahasa , asysgr,f artinp pasangan, hwan kata dari sendirian- Ketika
Anda menggabung yang satu dengan yang lain maka Anda telah
karena
memasangkannya. Dari kata dasar ni (asyqnf), l<aa asyswfahbsasal,
swfatilmerrggaburrgkanbaghnrekan,/mitrakepernilikannn5a
kedalam bagiannp yang sudah dimiliki sebelumnla'
Kata asysyuf'ahdapat diungkapkan untuk dua makna, pertama artinya
memilfti atau berusaha memiliki dan kdua artinya bagian yang
(hendak)

dimiliki.
Makna pertama di atas merupakan definisinya secara syar'i. Makna
inilah yang dimaksud dalam pembahasan di sini, yaitu Pemberian hak
kepada mitra (pemilikan atas suatu tanah) untuk mengambil bagian mitranya
yang lain dari pihak ketiga yang telah memilikinya, dengan kompensasi
harta (uang).

sedangkan dalam pengertian makna kedua, ia adalah nama yang


(yang
diberikan untuk bagian (lahan) yang telah dimiliki oleh pihak ketiga
menjadi objek akad syufahl yang akan dimiliki (dengan al{€ld syuf'ah\ oleh
mitra lama.
ffi;:,-:.--ffiffi
dan ljma', serta diakui oleh Qiyas.

Dasar Sunnah-nya adalah hadits-hadits yang akan dijelaskan dalam bab ini
serta hadits-hadits lainnyra. AlMuwaffaq (lbnu Quddamah) mengatakan, secara
ijma', alrad sWfah daWtdiberlakukan untuk apa saja yang dapat ditukar dengan
harta(tnng).

Hikmoh Pemberlokukon Akod Syuf'oh


Kepemilikan bersama atas suatu lahan tanah dapat menimbulkan
persengketaan dan perntasalalpn png cukup besar. Untuk ih,r, pernberlakukan
sytfah arryatrelevan s@ara Qiyas (analogi).
Pengambilan alih hak pemilikan mitralslr,nili lama dari tangan pembeli
(baru) sangat menguntungkan mitra syaafi'lmitra atas lahan yang diberi hak
mengambil pemilikan atas bagian lahan mitra lama dari pembeli baru)- Hal itu
juga dapat menghindakan mitra rymfr'dari kemgian grang mungkin muncul- Di
samping itu, akd ini sama sekali tidak merugikan penjual (mitra lama)dan
pembeli. Kedua orang ini, masing-masing tetap memperoleh haknya tanpa
dikurangi. Dengan demikian akad syufbhamat sesuai dengan hukum ashldan
qiyas (ogika).

Ibnul Qayyim berkata, "Akad ini termasuk salah satu benfuk keindahan
undang.undang Islam dan keadilannya serta keberpihakkann5a k@a
mashlnt
manusia. Dari sini dapat diketahui bahwa segala bentuk rekayasa unfuk
menggugurkan hak syufah adalah bertentangan dengan maksud-maksud di
atas (tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh syariat). Seluruh undang-undang
Islam berisi kebaikan dan keberkahan. Untuk itu ia tidak memerintahkan manusia
kecuali menyempumakan hal-hal yang bermanfaat baginya atau memilih apa
yang lebih bermanfaat (jika harus memilih, penj). Syariat juga tidak melarang
kecuali hal-hal yang benar-benar merugikan dirinya atau hal-hal yang nilai
kerugiannlra @i manusia lebih besar. Maha Suci Allah sebagai pernbuat undang
undangterbaik."
{ svlrar sutucrutmArem #

),'J'r', &) ilv -r*Z?nt o<r- i' 1" / i.e ;i -vvr


l;-oi, '*ttiv,&n )"',)t q*rr*'ry\t jt,
.:,srrrl)'t itrr ,^5L ";;i .(*" >o'a',ut',r'-*')
'1i
,f.lt
,;-i'2i ,re'ri .y ,;;^l;ilq,#.!rtr: €':
-e -" ; ;'Cr'ti -,.F Y,:.,as,;.':-'# l,EL
*?
e*r,*''*\,;*,;, A .Lra.l*y.q;
:rt: €t ,1 ,'rg jt;,U[t

,tr
772. Dari Jabir bin AMullah RA, dia berkata: Rasulullah SAW pernah
memutuskan (suafu perkara)dengan cal2 sytf'ahunfuk apa saja yang betum
dibagi (ditentukan). Jika batas-batas telah ditentukan dan jalan-jalan (pemisah)
telah dibuat maka tidak ada lagi al<ad sytfah." (HR. Muttafag 'Akihl. Redaksi
di atas adalah redalsi Al Bukhari.

Dalam riwayat Muslim, dijelaskan, "Akad ryufah (dapt dilakukan, peni)


untuk setiap kepemilil<an berama pda lahan (tanah) atau rumah atau pgar
pemisah. Tidak laWk 4akm rdaksi lain 'tidak halal'- meniual (bagian
kepemilikan) hinga menawarl<annp fterlebih dahulu) kepda mitmnia."

Dalam riwayat Ath-Thahawi, "Rasulullah sAW memutuskan dengan akad


sytf'ahunllJr.apa saia."
Para perawi hadits-hadits di atas adalah oril1g-otang yang tsiqah-r

Peringkat Hadits
Riwayat Ath-Thahawi, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Hafizh

t 1608) dan tuh'Thahawi (+1126)


Bukhari (2257),Muslim ( -
nole*
juga menambahkan, nilai riwayatnya tidak bermasalah (/aa baa'sa biha).lajuga
dikuatkan oleh beberapa hadits lain, diantaranya hadits Ibnu Abbas yang
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, meskipun dinilai cacat karena mursal.

Kosakata Hadits
Qdhaa Kata ini mempunyai dua makna:

1. Makna kamus, pitu membuatnya patuh (il"aaml, menekan liibaal,


mengabisi Vanagn atau menen tul<an l@diil.
2. Makna syar'i, Saitu menyelesaikan persengketaan dan perbedaan
dengan carrcaftt tertentu Spng penyelesaiannSn tersebut diputuskan
oleh kekuasaan tertinggi lwilaWh 'amfiurlll.

Bi,4sysytfah: dengan huruf slzrr berharakat dhannah dan huruf fa'yarg


mati. Sebagian pakar batrasa mengatakan bahwa orang Srang mengharakatkan
huruf /a'telah melakukan kesalahan.
Selanjutnya mereka berbeda pendapat mengenai asal usul l*ata syufah
dalam beberapa pendapat. Di sini l<ata syuf'ah berasal dari kata syaf yang
artinya pasangan, karena pemegang hak syufahmenggabungkan bagian milik
mitra lamanya yang telah dijual ke dalam kepemilikannya. Kata s5af'sadin
merupakan lawan kata dari l<ata al fard(sendirian).
Ibnu Hazm berkata, "llata syufahadalah istilah syar'i yang artinya tidak
pemah dikenal masyarakat Arab sebelum Rasulullah SAW."

Waqa'at: Berasal dari kata waga'a al fiaqq, yaqa'u wuqu'an, yang


artinya ditetapkan (tsabatal. Sementara arti kata vaqa'at al huduud ialah
ditentukan.

Al I luduud: Bentuk jamak dari kata hadd. Arlinya di sini adalah sesuatu
dapat mernb€dakan kepernilikan antara yang satu dan png lain.

Shurifat At-Thuruq' l{ata shurifal dibaca dengan huruf srlad berharakat


dhammah dan ra'berharakat kasrah, baik dengan tasydiid atau tanp tas@iid-
Ia merupakan bentuk kata kerja lampau pasif. Artinya ketika saluran air dan
jalan telah dibangun diantara lahan-lahan tanah (yang pemiliknSn berbeda, penj).
ffix":;:H;ffi
Bentuk jamaknya n&aa'dan, rubuu'.

l:laa'ith'Berasal dari faatha, jafiuuthu fiauthanyang artinya menjaga dan


melindungi. Ia berarti pagar Uidaal, karena ia melindungi apa yang berada di
dalamnga. Di sini maksudnp adalah ladang pohon kurma yang dilindungi oleh
pagar pembatas. Bentuk jamaknp, hawaa'ith.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. S5ariat Islam ada untuk men5atakan gang hak dan menempkan k€dihn
serta menghindarkan keurul€n. Untuk merealisasikan nilai-nihi agung
tersebut, maka dibtnt sistem Snng lurus dan hukum-hukum 1nng adil.

2. Kepemilikan bersarna atas suatu lahan sering menimbulkan banyak


kemgian di antara dua atau para pernilikrya. Jika lalnn-lahan tersebut
dibagi-bagikan kepada penrilikqa akan membuatnya meniadi bagian-
bagfm kecil lang malah tidak bisa dimanfaatkan dan dapat mengurangi
harganp. Karena ins, sytfahdiberlakukan untuk menghindari hal-hal
buruk dalam kepemilikan bersama dengan cara yang termudah dan
paling adil.

3. Hadits ini mempakan dasar hukum dalam pemberlakuan hak syufah-


Ia menjadi sandaran ijma' ulama.

4. Awal hadits mengisyaratkan bahwa hak sytfahdapat berlaku untuk


jenis objek apa saja (yang dimiliki bersama). Termasuk aset bergerak.
Sementara di akhir hadits menunjukkan bahwa ia hanya berlaku untuk
lahan tanah hsa tilak berg€rak, pan) bnband&xda yang berkaitan
dengannln, seperti pohon dan bangunan di atas tanah yang menjadi
objek sytfah.
5. Sytfahberlakuuntuk lahan yang dimiliki bersamayangbelum dibagi-
bagiatau ditentukan . Iadiberlahrkan unhrk menghindari

kernungkinan adanya kenrgian lrang dapat menimpa mlta(sgriil)yang


mengajukan haksytfah.

6. Jika batas kepemilikan sudah ditentukan maka tidak ada lagi hak
::
yang diakibatkan atas kepemilikan bersama sudah tidak ada lagi.
Hukum berjalan sesuai dengan ada atau tidak adanya 'il/a/.

7 . Dengan begitu dapat diketahui bahwa herk sytfahtidak diberikan atas


dasar bertetangga selama di sana tidak ada fasilitas yang dimiliki
bersama. Jika fasilitas tersebut ada maka hak sytfahdapatdiberikan
atas dasar bertetangga. Perbedaan pendapat mengenai ini akan
dijelaskan ranti, insymllah.

8. Hadits ini dapat menjadi dalilbahwa syuf'ahlnrtyaberlaku pada lahan


tanah yang dapat dibagi-bagi, tidak pada lahan Snng tidak mungkin
dibagFbagi. Pendapat ini didasarkan pada redaksi hadtts " Dahm 4&
hal Sang dapt dibgi-bagi," karena sesuatu yang tidak dapat dibagi-
bagi tidak ada png perlu dipisahkan. Perbedaan pendapat mengenai
ini akan dibahas nanti,

9. Adapun sehubungan dengan riwayat Ath-Thahawi bahwa "Syttfah


berlaku untuk ap saiei', riwayat ini masih dibatasi dengan riwayat-
riwayat lain yang membatasi pemberian sytfah khusus untuk lahan
5nng sudah dimiliki bersama dalam waktu Snng cukup lama dan rentan
menimbulkan masalah.

10. Hak sytf'ahdiberikan untuk menghilangkan segala yang buruk akibat


kepemilikan bersama. Untuk itu ia dikhususkan pada lahan tanah,
mengingat oblek ini dapat dimiliki bersama dalam waktu yang cukup
lama. Sedangkan selain lahan tanah, maka kemungkinan buruk akibat
kepemilikannya secara bersama-sama relatif sedikit dan dapat dihindari
dengan baryak cara, seperti pernbagian yang tidak mernerlukan banlak
kesulitan atau dengan cara dijualdan lain-lainnya.

11. Hak syufah merupakan hak wajib bagi mita yang mengajukannya.
Tidak boleh ada reka5asa untuk menggugurkan haknya tersebut. Siapa
yang menggugurkannya dengan cara-cara menipu maka ia telah
mengania5n dirinya sendiri dengan cara melakukan kemaksiatan dan
menganiaya mitra yang memiliki hal syufahl<arena menghalanginya
memperoleh sesuatu yang dibanarkan oleh Alhh SWT. Ia juga dinilai
ffi:::::,:,ffiffi
untuk para hamba-Nya dengan cara menghancurkan batas-batas
tersebut, meskipun dengan rekayasa kecil sekalipun-

Ibnul Qayyim berkata, "Rekayasa untuk menggugurkan hak syuf'ah


dan membatalkan hak seorang muslim adalah hamm-"

Syaikhul lslam berkata, "Tidak boleh melakukan rekayasa untuk


menggugurkanhal syuf'ah setelah hak itu ditetapkan-" Masalah ini
telah disepakati oleh para ulama. Hanp saia mereka berbeda pendapat

sehubungan rekayasa menggugurkan hak sytfah sebelum hak itu


ditetapkan (eksis). ContohnSa seperti pemilik hanlp meniual sebagian
(syiqshl saja dari lahan yang meniadi milikn5a- Pendapat yang niih
(unggul) men5atakan ba[rwa rekayasa tnrfuk menggugurkan hak seoranrg
muslim dan batuk-bentuk tansaksi hin untuk keperhnn rekagnsa grang
diharamkan adalah batal (tidak sah).

12. Hadits ini menerangkan tentang pentingnp beretika baik dalam


kepemilikan bersama. Yaitu ketika sebagian pemilik lahan (bersama)
hendak menjrnl @iann5a maka terl€bih dahulub menawar{<an ke@a
mitranyq yang lain. Jika mitranya tertarik maka ia lebih berhak
membelinya daripada orang lain ftukan mitra)- Hal ini dilakukan atas
dasar kedekatan dan persahabatan sesama pemilik lahan bersama.
Juga untuk menghindari tetek bengek al<ad sytfahantara keduanya
(bila itu terjadi, penj).

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Para ulama sekapat bahwa hak syufah dapat diberlakukan untuk objek
lahan yang dapat dibagi dengan cara ijbaar,yaitu lahan luas yang bagian-bagian
para pemiliknya belum atau tidak ditentukan, di mana pembagiannya tidak
mengakibatkan kerugian atau pembayaran uang pengganti dari salah satur mitra
ke mitra lainnya. Objek kategori ini dapat diberlakukan syufah berdasarkan
ijma'ulama.
Selanjuturya mereka berbeda pendapat jika oblek yang dimiliki bersama itu
adalah sebuah rumah, kamar mandi umum dan kedai yang tidak luas
{ sYlmx BUtuGHUt Mlnar,r #
(pernbagiannya akan mengakibatkan kerusakan dan ketrarusan mernberikan ganti
uang atas pemilik yang ingin melepaskan kepemilikannya, penj), sehingga tidak
dapat dibagi secara paksa.

Pendapat Ahmad yang masyhur adalah syuf'ahtldak berlaku untuk objek


semacarn ini. Dasamya adalah hadits riwayat Abu Ubaid dalam Al Gharibbahwa
Nabi SAW pemah bersabda,

_.ac.
.a-t
r r.
\j ,i-i'li
,.
rJa up'-^;*"1
l."

" Tidak ada qntfah untuk lahan antara runah-rumah, iahn dan gong."

riwaptpng lain) menyatakan


SementaraAbu Hanifah dan Ahmad (dalam
adanya hak syuf'ah untuk tempat-tempat sempit tersebut, meskipun
pembagiannya tidak dapat dilakukan dengan cara paksa. Pendapat ini diikuti
oleh Ibnu Aqil, lbnulJauzi, Ibnu Taimiyah dan guru kami, AMurrahman As-
Sa'di karena keumuman pemyataan hadits-hadits yang berkaitan dengan
pemberian hak qntf'ah. Juga dikarenakan adanya riwayat At-Tirmidzi dan An-
Nasa'i, baik yang maushulmaupun yang mursaldari Ibnu Abbas RA, bahwa
Nabi SAwbersaMa,

ii'Y,r.U$-?t
" seorang qariik bntu) dalah slnfii'(pemilik hak syfah) dalam ap aia;'
Lagi pula syufahdiberikan untuk menghilangkan hal-hal buruk akibat
kepemilikan bersama. Sedangkan hal-hal seperti yang disebutkan di atas
mempunyai kemungkinan buruk Sang lebih besar dibandingkan lahan luas.

Keputusan Majlis Ulama


No. 44 tanggal 3/4/L396H.
Hasil keputusan sidangnya sebagai berikut:

Hak syufahdapat ditetapkan untuk objek yang tidak dapat dibagi, seperti
rumah dan k€dai kcil dalil{alil spfahyangbersifat
serta sejenisnya berdasartan
umum dan dikarenakan kesesuainnya dengan alasan pengambilan hukum
ffi:il-",":rHffi
yang lain sehubungan bagian yang dijual. Di samping itu, nash-nash syariat
tentang pemberlakul<an syuf'ahjuga mencakupnya.

sedangkan tempat-tempat yang disebut dalam hadits riwayat Abu ubaid,


dengan asumsi ia shahih, maka yang dimaksud dengan ftna'(lahan antara
rumah-rumahl, manqabah (gang sempit antara dua rumah) dan thariiq $alarr
umum) dalam hadits itu adalah png tidak ada perniliknya sehingga bisa
dilakukan syuf'ahatasnya. Ketiga-tiganya hanga menrpakan fasilitas bersama
yang dimanfaatkan oleh setiap rumah sebagairnana kebiasaan penduduknya.

p i' J';'r.1tiy '.tti -.; hr qr- Iy i i'*'t -vvr


'-t;;^42
, . t. a t
,;6r ifr', -1.,f:Ju)t6i ,t'ttt'16- ,Pjf it
L'+,Jt?
773. Dan Anas bin Malik RA, dia berkata' Rasululhh sAW bersaMa,
" Tetangga suatu rumah t&ih bertnk atas rumah rtu " (HR- An-Nasa'i) dan
dinilai slahih olehlbnu Hibban. Namun ia mempu4ni kecrcatan.z

Peringkat Hadits
Hadits ini ma'luul(cacatl. Yang benar hadits ini dirnrqntkan dari Samurah
bin Jundub. Al Albani mengatakan -yang ringkasnya-- bahwa hadits ini
diriwaSatkan dengan dm sanad,

1. Al Hasan AlBashri dari samurah bin Jundub, SBng diriwayatkan oleh


Abu Daud (3517), At-Tirmidzi (1368), AlBailraqi, Ahmad dan lain-
lainngn. Sanad ni shahih.

2. Isa bin Yunus dari sa'id dari Qatadah dari Anas secara marfu'.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Adh-DhilE' secara mua'alaq,

2
An-Nasa' i dalam kitab Al l(ubra, juga dalam Ar-Tuhfah (4/69) dari jalur Qatadah dari
Al Hasan dari Samurah.
SYARAHBUIUGHULmAnAm+
At-Tirmirjzi berkata, "Yang shahih menurutpara pakar adalah riwayat
sanad Al Hasan dari Samurah. Kami tidak mengenal riwayat Qatadah
dari Anas kecuali dari riwayat lsa bin Yunus."

Ad-Daruquthni mengatakan, "Sanad yang dari Al Hasan dari Samurah


adalah yang benar."

it j-; i, J'r, Jf 'id -.t i'r €r- gt, e..i oi -vvt


.U 4j ,!rt.,$, L';i .c=*;!;i';a5 ,*i &
77 4. DartAbrr Rafi' RA, dia berkata: Rasulullah SAW b€rsaMa, " Tdanga
lebih berhak sebab kdel<atannya." (HR. Bukhari). Ada kisah tersendiri
sehubungan hadits ini.3

Kosakata Hadits
Shaqabihi dengan huruf slpddan galberharakat fathah. Dalam .4n-
Nihayah dijelaskan, ash-shaqab artinya kedekatan atau kerekatan, yaitu
rumah yang berada di dekatrya. Sementara ash-shaaqib artinya yang dekat.
Kadang-kadang juga ditulis saqab (dengan huruf sm). Ibnu Duraid berkata,
"Keduanya (baik dengan shad dan atau dengan szr) adalah fashiih." Kalimat
taqaarabat abyaatuhum artinya abyaatuhum mutasaaqibah (rumah-
rumah mereka saling Mekatan).
Dalam buku
"/ami' N Ushul dijelaskan, "Mengucapkannya dengan
menggunakan huruf shadlebih sering. Keduanlra menrpakan bentuk mashdar
dari asbaqat ad&ar dan shqa bthaa."

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hak seorang tetangga atas tetangganya yang lain amat besar. Dalam
hadits shahihdijetaskan bahura Nabi SAW pemah bersaMa,

I Bukhari (22581.

l0
-lsvenaxBUruGHumAnm#
i'r-*'fi'.b & ,uu *";'j-; Jt)u
" Tidak hentihentinya Jibril AS- berpesan kepdaku mengenai
tetangga sehingga aku menyangka bhtn ia akan membainjn hak
pevnrimn."

2. Di antara hak-hak tetangga adalah ketika ia akan meniual lahannln


maka sebaiknya ia menawarkannya terlebih dahulu kepada tetangga
terdekatnya. Jika tetangganya ini tertarik membelinya maka ia
lebih berhak mernbelinp daripada omng hin. Karena hubungan
bertetangga png baru bisa iadi menimbulkan masalah yrang tidak
dapat diatasi kecuali dengan mernbeli rurnahnt a. Bisa Xdi jusa otang
lain yang membelinp tidak suka berdekatan dengan tetar€ga larna
yang lain, sebagaimana kata pepatah "Tetangga sebelum rumah
(sendiri)". Dengan memberi kesempatan tetangga terdekat mernMi
rumahnya maka ban!/ak hal png.tidak diinginkan dapat dihindari.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Abu Hanifah,berpendapat bahwa tetanga memiliki hak sytfah secara
mutlak, baik lahan yang dijual tersebut sebelumnya memang dirniliki bersama
maupun tidak.

sementara mayoritas ulama, di antaraqn tiga tokoh madzfuab (sdain Abu


Hanifah) berpendapat tidak ada hak syufah untuk tetangga dan mitra
kepemilikan yang objeknya telah ditentukan/dibagi-bagi (atas dasar
kepemilikannp). DasamSa hadits riula1pt Bukhari dan Muslim,

"& )u's'psti';i 1-2.LJr -1;', riy;

*Jika ditatulran dan iabn-ialan (pnisah)


batas-batastelah t&h dibuat
maka tidak ada lAi akad sYtfah-"

Hadits-hadits lain Snng berkaitan dengan rnasalah ini arnat banyak dan
shahih. Juga dikarenakan syufah ditetapkan oleh syariat lslam untuk
menghindari hal-hal yang memgikan, sementara pada kasus tetangga

lt
pemberlakul<an syt f ah.
;ffi;ffi
Sedangkan dua hadits terakhir tidak dapat menandingi hadits-hadits
lain yang bertentangan dengan kedua hadits tersebut, baik dari segi jumlah
maupun dari segi kekuatannya. Bisa jadi yang dimaksud dalam dua hadits
terakhir di atas adalah tetangga 5nng memiliki fasilitas bersama-sama dengan
tetangga lainnya, seperti fasilitas saluran air, sumur milik bersama dan lain-
lainnp.
Demikian perbedaan pendapat ulama sehubungan masalah hak sgfah-
Pendapat yang rajihadalah pendapat Snng memberikan hak sWfah kepada
tetangga, sebagaimana akan dijelaskan lebih laniut dalam waktu dekat,
tsyalan.

^JLi,
to-? -.r-" it J;:ri6 'i6 -ii irr .*r- /-g? -vvo
b\ ,*v ,ri,.'F- ,:)e *.';;i'rt;5 ,*,
,stS'.:t:
'..,;;i itr, .l,-;rt &/
Lw.^se
,, ,1;r\rr
775. Dari Jabir RA, dia berkata' Rasulullah SAW bersaMa, "Sonng
tetangga lebih berhak untuk mekkukan syuf'ah atas tetangganya fuang lain).
Dia tetap ditunggu (dibqi kesernptan) meskipun dia tidak ada. (Demikian itu)
jika jalan 5ang (disunalan oleh)kduanya menyatu;'(HR. Ahmad dan empat
imam hadits lainnya). Para perawinya tsfiah.a

Peringkat Hadits
Hadits di atas diriw4ratkan oleh Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ad-Darimi
dari jalur AMul Malik bin Abu Sulaiman dari Atha' dari Jabir dari Nabi SAW.

Ahmad (31303),Abu Daud (3518), AtlTirmidzi (1369), An'Nasa'i dalam Al Kubra


a

Qn29\ dan lbnuMaiah (2494).

t2
'*:*ffi
Abdul Malik. At-Tirmidzi mengatakan, hadits ini hasan gahnib. Dia berkata,
"Kami tidak menemukan seorangpun 5ang meriwayatkan hadits ini selain AMul
Malik dari Atha' dari labir. Abdul Malik seorang yang bnah.Diriwayatkan
oleh Ibnu Al Mubarak bahwa Tsauri menilai AMul Malik bin Abu Sulaiman
sebagai alat ukur keilmuan."

Ahmad berkata, 'Hadits ini hadits munkar)' Sementara Asy-Syafi'i


berpendapat, dikhauratirkan hadits ini tidak mabfuuzh-

Imam Bukhari sendiri cendemng mengatakannya sebagai hadits munkar


karena bertentangan d€ngan hadttsJabhsehubungan dengan redaksi " (Dqnikian
itu) jika firlan jang (diguDl<an oldt) l<dung man5atu -"
Menurut saln (Al Bassam), "AdanSn tambahan rdaksi di atas -yang
mernbuat para para tokoh menilair4p sebagai hadits munl<ar- tidakberarti ia
adalah hadits munl<ar. S€bab tambahan redaks: tersebut merupakan qayytd
(batasan) yang slahihdan dapat diterima..Hadits ini mernberi qayyidbgidua
pendapat png dil€ndLmg oleh hadits-hadils sytfahyang&: Patama, bahwa
hak sytfah dapat berlaku bagi tetargsa secarar mutlak. Kdua, bahwa hak
syufahtfukberlal$ bagi tetangga sara mutlak. I-alu hadits ini datang mernberi
batasan png dapat menggabungkan kedua pendapat di atas. Dengan begitu
tidak ada l<emunlcar-andalam hadits ini- Wallahua'km."

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini memberikan hak syuf'ah kepada tetangga- Hal itu
dikarenakan hak seorang tetangga atas tetangga Srang lain amatlah
besar. Di antara hak-hak tersebut adalah hak penawamn terlebih
dahulu kepada teiangga d€l<attln saat menflnl nrmatr atau @orangan.
lni dapat mengrrrangi kemungkinan timbuln9a kerugian (non materil)
akibat adarSTa tetangga baru.

2. Dari hukum !,ang biiak di atas, dapat dipahami bahwa Islam amat
memperhatikan masalah hak dan b€rusaha menghindari munculnya
fitnah atau Sang bisa teriadi di antara dua tetangga.
Caranya dengan menutup kemungkinan hal-hal yang mengakibatkan

l3
ffi*::,.:'
3.
drra bidang tarnh oleh satu orang.

Di samping memperhatikan etika dan hak-hak di atas, Allah SWT


*
berfirrnan Sanbahhh Allah dan Bnganlah kamu mempersekutukan'
Nya dangan sesuatupun. Dan berbuat baiHah kepda dua omng
ibu-bpk, karib-kerabt, anak-anak 5atim, orang-orang miskin,
tdanga Sang dekat dan tetanga iang Buh, tanwt seiautat, ibnu sbil
dan hatnb filatamu. Sesunguhnya Allah tidak manyl<ai orang'
orzrrrg 3ary *rnbng &n membngp-bnggpl+an alr4" (Qs. An-
Nisaa' l4l' 36)
A!/at ini mcnidaskan adanya sepuluh hak yang ttarus diiaga. Dimulai
dengan hal( Allah SWT.

4. Pernberbn }rrk sWfahbagi taargga berlaku hingga ia datang (iika


sebelumnp tidak ada). lGrena menjualnya kepada selain tetangga
akan menshilangkan banlrak hal 1png mengr.tntr.trgkan tetangga itu, di
samping menimbulkan kertrgian baginya. Jika si peniualbdum bertemu
dengan tetangganla rnaka dhniur{on menr.rnggur4B ftirtak menjualrryn
lahannS;a) hingga bertemu. Menjual lahan tanpa sepengetahuan
mrlaranrya $gnill menrpakan ahsan pembernm hak syu fah kdarVa
saatdia muncr.rl.

5. Jika kedua orang tetangga memiliki suatu fasilitas lahan secara


bersamasama" sepertiialan, saluran air, halarnan depan rumah (ffmal
atau fasilitas-fasilitas lain 5nng dimiliki bersama maka hal ini semakin
mernperlnnt karuajiban trrnggu dan memperkuat kehanrsan pernberian
hak sytfahkepada tetangga. Untuk lebih jelas, perbedaan pendapat
mengenai hal ini akan dilelaskan lebih lanjut nanti, inqaallah.

6. Sehubr:rgan dengan saMa Nabi SAW, " Meskipun dia tidak ada(wa in
l<aana gha'ibrll," Ath-Thibi dalam Syarh Al Misykah mengatakan
bahwa dahm riwalat At-Tirmi&i, Abu Daud, Ibnu Majah, Ad-Darimi,
penytrsrn buku Jani'N ushr.,/ terdapat htruf wawu. Sementara dalam
naskah Mashabih As-Sunnah tidak terdapat wawt. Yang pertama
(!,aitu dengan wawu, penj) lebih beralasan lawhll1

l1
ffi,, l;",'*,"",:
Para ulama berbeda pendapat mengenai hak syuf'ah atas fasilitas lahan
yang dimanfaatkan bersama oleh dua orang tetangga, seperti jalan, saluran air,
halaman depan rumah dan lain{ainn5n.

Tiga tokoh madzhab berpendapat bahwa hak syufahtidak berlaku untuk


tetangga 5ang memiliki fasilitas lahan bersama seperti disebutkan di atas. Sebab
ketika batas tahan sudah ditentukan dan jalan air sudah dibuat maka tidak ada
lagi hak syufah,meskipun itu dimanfaatkan bersarna-sarna. Dalil mereka adahh
riwayat dalam &n shahihBukhari dan Muslim,

.-.*, x e p:, i?;lytljr t;r;


";i; teh
"Jilea btas-btastelah dilqtul<an (wqabt) dart iatan iahn (pmisah)
dibuat (shwi{at)maka tilakda lagi akd syufah."

Allrnam mengatakan, "Riwayat yang menpdi dalil mereka ini merupakan


rivrayat paling slahkdahmhal hak spfah." Sernentara itu, Abu Hanifah dan
Ahmad (dalam salah satu riwayatnya yang lain)berpendapat hak sytfahtetap
diberikan berkaitan dengan fasilitas latnn bersama di atas. Ibnu Taimiyybh,
Ibnul Qayyim dan guruk kami, Spikh Abdurrahman As-Sa'di memilih
pendapat ini.

Pendapat ini menggabungkan semua dalildalil berkaitan yang ada.


Riu,alat

"Jika btas-batas telah ditqtulart dan iatan-klan (W-m*an) tulah dibuat


maka tidak ada lagi al<ad stufati'

Hanya menjelaskan penafian }rtk syufahketika masing-masing tetangga


mengetahui batas-batas kepernilikanryn. Sedangkan riwayat,

,:ti t:i",b o6 riyq.Gik'0, ,Ur'*:i {:A. t;i


"t;t
t5
sYAnAHBuLUGHutMAIAm#
" Sonng tetanga lebih berhak untuk melakul<an syttfah atas tetangganya
(lnng lain). Dia tetap ditunggu (diberi kesempatan) meskipun dia tidak
ada. (Demikbn itu) jika j,alan png (digunakan oleh) kduanya menyatu;'

Memberikan hak syuf'ah atas dasar bertetanggaan ketika terdapat


kepemilikan bersama pada jalan dan menafikannya ketika jalan tersebut telah
diberi batas (yang menandakan atau memisahkan kepemilikan). Dengan b€itu,
secara manthug (tekstual), kedua hadits di atas sejalan dan sesuai.

Ibnu Taimiyyah berkata, "Pendapat ini merupakan pendapat yang paling


reWt (al a'&l).Yaitu jika tetangga tersebut mirtmlstaiihkepemilikan bersama
maka ia mempunyaihak syufah. Sebaliknya jika bukan mitra maka ia tidak
memiliki hak sytfah."

Keputusan Majlis Ulama Sehubungan dengan Hak Sryf'ah


untuk Tetangga
Sidang Majlis Ulama telah mengeluarkan keputusan no.44 pada tanggal
L3/4/1396 H , yang isinya sebagai berikut:
Setelah memperhatikan kajian Lembaga Riset llmiah yang diajukan
sehubungan masalah itu dan setelah melakukan dialog dan fukar pandangan
dari para anggota serta alasan-alasan masing maka Lembaga secara mayoritas
memutuskan bahwa hak Syufahberlaku untuk lahan yang tidak mungkin dibagi
(kecuali dengan merusak fungsinya), seperti rumah dan kedai yang kecil serta
sejenisnya. Halini dibedakukan untuk manghindari munculnya kerugian bagi
miba akibat penjtnlan bagftm mibanyra gang lain kepada pihak ketiga. D samping
itu nash-nashsyar'i berkaitan dengan sytfah iugamemang mencakupnya."

*31r; * 4t; -t;;L\t *r-'* /t,yi-vvt


h'
'* '.1i) :>t;', ,'rt'lriL,; ,.t iti, .(1ry' W ki!9
'ju
''-'13 i!:'^,,Y'1'( ti1;1

l6
ffiffi,-",ffi:::,ffi
seperti melepas tali ikatan." (HR. Ibnu Majah dan Alhzzarl
menambahkan redaksi, " Tidak ada syufah bagi mitra yang
Al hzzar
mempunyai hak syuf'ah yang tidak hadir (gha'ib)."

Peringkat Hadits
Dalam At-Tizlkhishdilelaskan, hadits inidiriwayatkan oleh hnu Majah dan
AlBazar dari lbnu Umar dan sanadngn amat lemah ldha'ifiiddarlt.
Al Bazzar mengatakan, "Hadits ini diriwaptkan oleh Muhammad bin
Abdurrahman bin As-sulaimani dimana hadits-hadits munkar yang
diriungatkannya cukup banpk. lbnu Adi menilairyn dan jttga gurunya sebagai
perawi dln'if." Ibnu Hibban berkata, "Hadits ini tidak ada asalnla sama sekali
lb ashla lahuu)" Abu Zur'ah ber*ata, "Hadits ini m.nkar." Al Bailraqi berkata,
"Hadits ini tidak slnhih."

Kosakata Hadits
HalliAl 'Iq;r,lkata al lnlldqgandengsn huruf ha 'berharakat fathah
I<a
dan hmbertasydfid artinya lal^/an kata dari nrengikat. Sent€ntam a/ 'haldaqan
'ar?, berharakat kasrah dan qaalrberharakat fathah &lahtali yang digunakan
969 mudah dl€eas. lvtaksudrya
trntuk mengikat unta. B,iaanrya berupa stonpn tdi
di sini bahwa lak rytfahhanya berlaku iika dlakulon segsta (tanpa menunda-
nmda).

Hd-Hal Penting daii Hadits


l. Hadits ini secara zhahir menuniukkan bahwa syuf'ah hanya
berlaku iika dilakukan dengan s€€ra s€telah mengetahui (informasi
penjmlan). Jika pernegang hak syufahtidak menuntutqn ses€{pra
mungkin setelah mengetatrui informasi itu maka ia tidak lagi berhak
melakukan stufah-

Para ahli hukum kami mengatakan bahwa syuf'ah dilakukan


sesegera mungkin setelah mengetahui informasi penjualan. Jika
dia tidak mununtutnya setelah mengetahui tanpa alasan syar'i

77
SYARAH EULUGHUt lilnalrr F
maka hak syuf'al>nya gugur.

2. Adapun hadits,

..-irJ *i
*
Tifuk ila syuf'ah bagi mitra yang mempunyai hak sytfah yang tidak
hdir(gha'ib)."
Maka hadits rtu dhail Ia tidak dapat menandingi hadits shahih
sebdtrmnp, Vdtu,

.qG ik ol;,A, P2-


ti- at

" Db tdap ditunggu (diberi kesempatan) mesHpun db tidak ada."


Yang diriu/ayatkan oleh empat imam hadits dan para perauringra tsi@h.

Al Wazir berkata, "Mereka sepakat bahwa jika syali'i (pemegang hak


sytfahl tidak ada, maka ia tetap memiliki haknya jika ia menuntut di
kemudian hari. Karena hak syuf'ah merupakan hak yang bersifat
pemilikkan harta yang ketika penyebabnya ada maka ia dapat
mernilikinya, sebagaimana hak waris."

3. AMurrahman As-Sa'di berkata, "Yang benar adalah bahwa hak


syufah, sebagaimarn hak-hak lainnya merupakan hak-hak 5ang tidak
dapat digugurkan kecuali dengan bukti adanya kerelaan atas
kegugurannya. Hal ini dikarenakan syariat memberikan hak tersebut
trntuk menghindari spfii' dankemungkinan mengalami kemgian. Untuk
itu hak gang telah ditetapkan oleh $priat tttak dapat digugurlen kecuali
adangra indikator berupa kata atau sikap yang menunjukkan bahwa ia
rela haknSia digugurkan. Orang yang mempunyai hak syuf'ah perlu
dib€ri uraktu (u,aktu tunggu) untuk mengambil keputusan."

Mengenai dua riwayat hadits

lry Jr3 i;j,ht


-Sytf'ah itu seputi melepas tali ikatan," dan

IE
svarax BUt ucHurrtianam #
-{ t ct
.\3\',-4.al;?Jt
" Syuf'ah haryn untuk orang yang sqen mengambilnya-"

Maka tidak ada satu pun hukum yang dapat ditarik dari kedua
hadits ini. Juga tidak ada huiiah dalam dua hadits tersebut untuk
menggugurkan hukum yang telah ditetapkan oleh Sgnriat-

4. Ibnu Taimiyyah berkata, "Tindakan apa saja lnng direkayasa untuk


menggugurkanhak syuf'ahadalah tindakan png salah. Karena hak
ini diberlahrkan untuk mencegah kemungkinan adanya kerugian. Jika
tindakan r*4rasa tersebut dizinkan maka ifu artinlB sama dengan
membatalkan tuiuan sgariat itu sendiri-"

Ibnul Qayyrm b€rkata, "Di antam bentuk rek4nsa menggugurkan hak


syufah adalah mitm (sSmriilll yang akan melepas bagian tanahnya
menghibahkan bagian tanahnya tersebut (transaksi dilakukan serara
hibah, bukan lual beli). Kemudian penerima bagian tanah itu
menghibahkan uang kepada mitra itu. Rekayasa seperti ini tidak
menggugurkanlnk s5rufahbagi mit.a kepemilikan yang lain. Transal<si
tersebut dinihi sebagai fansaksi jual beli meskipun tidak terucap secam
lisan demikian. Banyak lagi bentuk rekayasa-rekayasa yang lain. Yang
menjadi poin penilaian adalah maqaashidltiuan) atau al 'ibrah bi al
(grang menjadi pertimbangan adalah tuiuan dan bukan

bentuk tansaksi)."

5. Empat tokoh madzhab berpendapat jika pemegang hak syufah


menggugurkan sendiri haknya sebelum transaksiiualbeli antara mitra
pemitik lahan (bersama) dan pihak ketiga maka hak sytf'al>nyatetap
tidak gugur. Karena penspguran hak sebelum hak itu dimiliki adalah
tidak sah.
Sementara itu hnul Qayyrm berkata, "Pengguguranhak syufahsebelum
transaksi jual beli berlangsung merupakan pengsluguran hak dimana pemilik
hak tersebut sudah rela atas kehitangan haknya. Jika dia meng2inkan transaksi
berlangsung atau jika dia berkata, 'Aku tidak punya masalah dengan penjualan

l9
ffiffix,H:ilffi
sudah menjadi tuntutan syariat dan tidak ada alasan lain yang menentangnya."
Inilah pendapat yang benar yang (kebenarannya) dapat dipastikan. Dalam
Hasyiyah Al Muqni'dilelaskan, bahwa pendapat (lbnul Qayyim) ini adalah
pendapat yang benar dan tidak diragukan lagi kebenarannya.

20
{ svlnar BU[uGHUr r,rARAt +

s-Ari.rUJr;\t
(BAB rr*ri*c erRAD, oroi MUDHARABAH)

Pendohuluon
Qiradh -dengan huruf galberharakat kasrah dan huruf ra'berharakat
fatlnh tanptas!,did- baasal dari kata qrdh vargartirya memutr-s/memotong.
Sementara l<ata Mudhanbah bentuk mufaa'alah- berasal dari kata
-ikut
adh4harb fi al ardhbertalan di bumi untuk menghasilkan rang)-
Demikian pengertian kedua kata tersebut dari sudut bahasa-

Sedangkan pengertian kdua kata tersebut secara syar'i adalah sama'


Qiradh: Pemberian dana oleh seseorang kepada orang lain unfuk diolah
dengan cara berniaga, di mana kannfungan yang diperoleh dibagi diantara
keduanya dengan s5nrat-qBrat yang telah ditentukan oleh mereka-

Mudharabah, Akad kerjasama antara dua orang di mana lnng satu


memberikan sejumlah uang s€dargkan !,ang lain memberikan iasa tenaga unh.rk
mengolah uang tersebut. Keuntungan lpng dihasilkan dari usaha ini dibagi dua
berdasarkan syarat yang telah mereka tentukan.

Jika terjadi kerugian rnaka pernilik modal menrgi dari modalnya sedangkan
pengolahnya akan merugi dari sisi tenaga atau jasa yang dikeluarkan.

Dengan demikian kita dapat ketahui bahwa pengertian l<ata Qimdhdan


Mudhambhadalah srta.

21
svanen BurucHurmaran l#
-l
Qiradh atau Mudharabalr diberlakukan berdasarkan Al Qur'an, Sunnah,
Ijma' ulama, QiSas dan lstish-hab Ashl N lbaahah(pada asalnya hukum segala
bentuk muamalah adalah mubah, penj).

1 . Al Qur'an' Allah SWT berfirman, " . .. Dan sesunguhnya


dai onng orang yang berserikat itu sebagian merel<a berbuat zhalim
kepada sebagian yang lain, kecuali orang orang yang beiman dan
mengerjakan amal yang saleh; dan amat sdikitlah mereka zz." (Qs.
Shaad [38]' 24)

2. Sunnah, di antaranya adalah:

a. Riu,Elrat Ahmad (l53SO) dan Abu Daud dari Ruuaifa'bin Tsabit


Al Anshari, dia berkata,
';J;11.

*
"Dahulu di masl Rasulullah SAW, salah *t, aan't*u Aa
mengambil onta kurus (nkilhwn) tqwryp funtuk diiual, dimana,
penj) dia memperoleh setengah dai keuntungtnng dan kami
setengahryn lagi."

b. Riwa]/at Ad-Danauthni (3/63) 1ang sanadrya dinilai kuat oleh Al


Hafizh lbnu Haiar, "Bahwa Hakim bin Hizam menslnratkan
kepada orang Snng diberiqla modal (naal) secara qidh 4at
tidak mengelolanln untuk iual beli heuran, tidak membawarya
mengarungi lautan, tidak mernbatranp furun ke lernbah sungai.
Jika kamu melakukan salah satu dari hal-hal itu maka kamu
bertanggungiar,vab atas hartaku tersebut (iil<a teriadi hal-hal3nng
tidak diinginlon, pen)."

Dalam At-Tilkhish,lbnu Hajar mengatakan, "Banlak riwalpt dari para


sahabat berkaitan dengan akar kata Mudhanbh, di antaranya dari
sahabat Ali bin Abu Thalib, Ibnu Mas'ud, hnu Abbas dan Hakim bin
Hizam. Semoga Allah meridhai mereka semua."

22
n#
#sYAtAxlutrcHuml.
Ibnu AI Mundzir berkata, "Para ulama sepakat batma secara umum,
akad atau transaksi Mud hanbahdibol€hkan."

Ash-Shan'ani berkata, " Qndh terrnasuk akad Fng biasa teriadi di


masa Jahiliyyah yang kemudian diakui satr oleh lslam. Ia termasuk
akad yang amat dibutuhkan (untuk memp€nnudah kehidupan
manusia) dan tidak ada alasan untuk mdarangnya. ai1ps slahihfiga
menyetujuin3n. Apalagi di zaman sdorangdi nrana terldi kelebitnn
likulditas (ban1nk jumlah modal) di tangan onng:oraryl yang tidak
mernpunlpi wakfu yang orkup trnhrk nrengdda dan tnenginvestasikan
sendiri dananlE."

Mudlnnbhadalatt salah satu b€ntuk keriranradi nranasatah satu


pihak
-disebut shahib al nwl
(@lF mernberikan seiumlah
modal, sedangkan pihak lainnp mernberikan sqlaap tenaga dan
pikirannya -disebut Mudharib atau Aanil--

Seorang Mudharib atau 'Aamil adalah p€rn€{Fng amanat lafinirll


dalam s€gala usahanya mengelola dana p€rnilik modal. Apa 1nng
dikatakanryB baat timbul persengk€taan) sdxfmtgan dergan mernMi,
menjtnl dan mengelola adahh ditsima (tanpa dfperlulwr saks$, kecuali
dalam kasus persengketaan berldtan dengan pengernbalian modal
kepada pemiliknya atau ahli warisnya. Untuk kasus t€lakhir ini maka
mudharib atau 'amil harus mendatangkan saksi atas apa lnng
dikatakann5a. Mengingat ia iuga mernpu4lai lcp€ntingan dengan
keberadaan modal di tangan4n.

Kerusakan atau kerugian pada modal Fng dis€babkan bukan oletr


pelanggaran (ta'addil dan bukan oleh kctdedoran lbfiiitlll dalam
mengelola tidak menjadi tanggungiawab mdMnb alau 'aamil-
Sebalikn5n jika kerugian pada modal dlscbat*an deh ketdedomn atau
pelanggaran mal<a mudharibatau iaanzilhanrs Uertanggungrawab/
m€nfminnlra.

Maksud pelanggaran fta'ei) di sini adalah k€n$an karena melakukan


syrnax Butucxut Manan #
-{
sesuatu yang dilarang. Sedangkan yrang dimaksud dengan keteledoran
Qafnfthldi sini adalah meningalkan sesuatu yang seharusn5a dilakukan
dalam hrgas-tugas kerjasama.

Untukbhyab€lanja dan per-rgeluaran gang mendukung usaha keriasama


diambil sesuai dengan tradisi yang berlaku iika tidak disyaratkan
sebelumnln dalam sebuah kesepakatan.

Keuntungan selalu meniadi penjaga atau jaminan


-selama-lamanya-
saat terjadi kerugian pada modal selama akad keriasama belum
berakhir. Selama akad MudhanDai berlangsung, status mudhaaib
atau 'aamil &lah pernegang amanat ('annin dalam satu sisi) dan
unkil(pemilik modal pada sisi lain).
Akil Mudhanbh adalah al<il ja'iz (toleran), bukan al<ad laazim
(mengikat). Untuk itu, kapan saja salah satu pihak menginginkan
akad dihentikan maka akad tersebut dapat dihentikan (faskllt. Pad.a
saat itu, mudhaarib atau 'aamil harus menyerahkan modal dalam
bentuk mata r-rang (tunai).

Akad Mudhambalr adalah salah satu akad yang diberkahi oleh


Allah. Dalam s€buah hadits qudsi AlhhSWT berfirman,

.+aGLf 'dn6,f-?r srjrf


"Aku adalah pihak ketiga dari dua pihak yang berkeriasama
selann slah aturya tidak bq*hianat."
Untuk itu, diperlukan kejujuran, saran kebaikan dan keikhlasan agar
keberkahan benar-benar menyelimuti usaha kerjasama tersebut.
Wallahu al muuaff*y

^+h, .-& 'uerti -uh'u');- ,;, i Cg;.i -vvv


?, uej ,Lru!r, ,fi j\6t ,zir';l",j4=, Lli :Jv'Jr

* )Ll.rLC'r.t
it3' . (p.i',4u *".
:;,;ffiffi
di dalamnya terdapt keberkahaff, (pertama) iual beli dengan memberi
tenggang waktu pembayaran, (kedua) muqaaradhah (mudharabah) dan
(ketiga) mencampur birr (gandum) dengan asy-sya'iir (gandum murah)
untuk keperluan runnh tanga, bukan untuk dijml." (HR- Ibnu Maiah) dengan
sanad dha'if.6

Peringkat Hadits
l-lalrbedat+ 'Fladits di atas diriwaptkan
Hadits ini d/ra iil Fengarang lbnu
oleh tbnu Maiah dengan sand dha'it Hal itu dikarenakan di dalam sanadnya
terdapat Shalih bin Shuhaib, Abdurrahrnan bin Daud, I'ladhr bin @sim, lnng
menurut Al Bushairi, Al uqaili dan As-srndi dinilai s€bagai ora$omr{t tak
dik€nal."

Ibnu Hazm berkata, 'setiap bab dalam fikih mernpurryai dasar Al Qur'an
dan Sunnah, kecuali Mh-Yang t€ralfiirdbeht ini kami tiriak menemukan
dasamp di dalam Al Qur'an dan Smnah."
Yang memastikan batru,a Qidhsudah b€rlal(tl di nrasa Nabi SAW dan
diakui oleh beliau adalah dalil ljrna' yang menlntakannya sebagai akad
jaa'izPoleh).

Kosakata Hadits
Al Muqaandhah kata ini b€rasal dari kata daar qardh, yang secara
semantik mengikuti bab dlnnba Artin5a mernisahkan sesuatu (modal) yang
diberikan kepada omng lain untukdikelola, dimanakeuntungan dibagi antara
mereka berdua sesuai dengan slprat lpng mereka buat-

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini menjelaskan adaqB keberkahan dalam tiga hal-

Pertama, menjr.ral barang dengan pernbayaran hrnda, baik mehlui


transaksi salam (merresan barang dengan menrberikan modal di

5
Keberkahan adalah peningkatan kebaikan dalam arti luas, peni-
6lbnuMajah (2289\.

25
SYATAH BUIUGHUI TTA'O* #
muka) maupun melalui angsuran. Keberkahan dalam dalam transaksi
seperti dikarenakan adanya pernudahan dan bantuan kepada pembeli
atas pembayaran tanpa menekannya. Penjual menerima uang
pembayaran dikit demi sedikit. Bisa jadi penjual memberikan harga
lebih tingi daripada harga sekarang sebagai kompensasi atas waktu
pembayaran yang diberikan kepada pembeli. Cara terakhir ini juga
tetap memperoleh keberkahan.

Kedua, Muqaandharl, atau disebut juga dengan Mudharabah.


Keberkahan dalam transaksi ini disebabkan oleh memberi peluang
kepada penganSpran untuk menghasilkan tmng d€ngan modal otang
lain. Di mana pemilik modalmenyerahkan uangnlra, sedangkan dia
mengerahkan kemampuan tenaga dan pikirannp. Keuntungan yang
diperoleh dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan. Dengan begitu,
masing:masing mernperoleh karntungan. Biasanya, fenomena seperti
ini terjadi akibat pernilik modal tidak mampu mengelola uangn!/a
sementara pihak hin l'amilt rnampu dan menguasai cara pengelolaan
uang. Di samping itu, biasanya pengelola adalah pengangguran.
Dengan b€gitu ada keberkahan bagi kedua pihak.

Ketiga, mencampur al burr dengan asy-sya'iir rmfuk makanan di


rumah. Keberkahan di sini terletak pda unsur kaersediaan. @iasanga)
asjrs5a ial&tt murah. Mencampurngra dengan al bun mu$adikannya
ekonomis mengingat harga al buur yang lebih mahal. Ini juga
merupakan bentuk kesederhanaan makanan, yang berlatuan dengan
pemborosan dan kehidupan yang selalu enak. Di samping itu juga
ada nilai ikut merasakan kesulitan omng miskin dari sisi makanan.
Sesungguhn5ra Allah berada di belakang semua keinginan.

2. Menurut kebanyakan ulama ushul fikih, malhuum Mad(memahami


berdasarkan angka yang disebutkan dalam hadits) tidak
dipertimbangkan. Sebab keberkahan dapat ditemukan dahm banyak
hal, tidak terbatas hanya dalam tiga halyang disebut dalam hadits.

26
-JsvrnrrDUtuGHumAum#
j LH rk '6 -& hr -*r- 1r t;<; ;,"j -vvx
\') a:', u €. Jy *, l"Ji ,\b)ui VU itLLi riy 1o";r
.:.c.c,r".'-,

"t
'r Jl".:,;'ry ,;+ e i.'Ji't', ,f. €.*
,:ri; f
.Lr;.le y,:r# 1'tst irj.,.(J; Lt.'e i
yri'*'*'F;-
'J'.r'.r'*':
i *1'* i
:fr,f 'vA, Jui €+
"..:,t
ttt
.( .-t:
e:i e.1,;ti *:9.)6 ekft>1L *
.4

778.Dari Hakim bin Hizam RA: Bahura dia menspratkan kepada ormg
5ang diberinya modal secarcr qtudh agar tidak mengelolanya untuk jual beli
hewan, tidak membawanya mengarungi lautan, tidak membauranla furun ke
lembah sungai. Jika kamu melakukan salah satu dari hal-hal itu maka kamu
bertanggungjawab atas hartaku tersebutT fika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan). (FIR. Ad-Darr-rquthni) dan para perawinln dalah orang-orang lrang
tstqah.

Sementara itu imam Malik dalam Al Muwathffia'meriwayatkan dari Al


Ala' bin AMurrahman bin Ya'qub dari aSahnSa dari kakeknla bahwa kakekn5n
bekerja dengan trang Utsnnn dengan lesepakatan karnhrtgan di antara mereka.
(Riurayat tni nauguf namwt shahil).8

Peringkat Hadits
hnu Hajar berkata, "Hadits di atas diriwayatkan oleh M-Danrquthni. Para
perawi hadits ini adalah para p€rauri png tsPah."

Dalam At-Talkhish, dia mengatakan, "Hdits di atas (iuga) diriwayatkan


oleh Al Baihaqi dengan sand kr.rat dan sesuai dengan lsiteria dua tokoh

7
Ad-Dartquthni (3/63)
3
Malik (2/688).

27
sYanlx Burucxuri,rAmm l#
-l
hadits, yaitu Bukhari dan Muslim. Hadits ini termasuk hadits mauquf yang
shahih."

Sedangkan untuk hadits Utsman RA, para perawi hadits ini adalah para
perawi hadits imam Muslim, kecualiYa'qub AIMadani.

Mengenai Ya'qub ini, Ibnu Hajar menilainya sebagai perawi yang dapat
diterima (mqbul).

Kosakata Hadits
Kabid. Dengan huruf /raalterharakat fathah dan 6aa'berharakat kasrah,
adalah bagian tubuh sebelah kanan perut pada heuran, dibaunh sekat rongga
badan.

Rathbah Sesuatu lang sqlar. Maksudnya di sini adatah, ianganhh uang


modal tersebut digunakan untuk b€riualbdi heuran, karena rentan terhadap
kernatian.

Bathn Masiil: Dengan huruf baa'berharal<at fathahbn tln'yang rnati.


Maksudnya di sini adalah lernbah sungai atau jalur perairan, karena rentan
terhadap kemungkinan hanpt.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini menrpakan dalil pelaksanaan kerlasama Mudhanbah.la
menunjukkan bahwa Al Mudhanbarl termasuk salah satu transaksi
yang diizinkan karena selaras dengan kaidah-kaidah muamalah islami.

2. Ia juga menunjukkan bahwa diizinkannya pembuatan syarat dan


ketenhnn gnng mengunfungkan salah satu pihak atau mengunfungkan
transaksi itu sendiri.

3. Hadits ini menuniukkan bahwa syarat-s5arat Sarg telah disepakati oleh


kedua pihak adalah berlaku dan mengikat. Jika syarat-syarat itu tidak
mengikat lalu untuk apa ia dibtnt? Sebab tidak ada fadahrya mernbuat
syarat dan ketenhran yang tidak mengikat.

4. Hanya saja sernua syarat dan ketentuan yang dibuat tidak boleh
bertentangan dengan Al Qur' an dan Sunnah. Jika syarat dan ketentuan

2E
ffi*J:"::ffi
5.
sendirinla, meskipun jumlahnya sangat bangak.

Hadits ini juga menunjukkan bahwa, pada asalrya dalam suafu transaksi
dibuat tanpa syarat apapun. Untuk itu, jika syarat ada maka syarat itu
harus dilelaskan. Jika salah satu pihak menuduh bahwa ada syarat-
syarat tertenfu di awaltransaksi maka ia harus mendatangkan saksi
(tidak cukup dengan dalw,aannya saja, penj)-

6. Di antara q,rarat yrang diakui dan mengikat adalah qprat pemilik modal
yang menyatakan agar pihak pengelola tidak menginvestasikan
modalnya pada usaha-usaha yang rentan mengalami kerugian atau
pada usaha-usaha yang membutuhkan anggaran lebih besar.
Contohnya seperti syarat tidak berinvestasi dengan jual beli hewan,
atau tidak membawanya ke tempattempat yang berbahaya seperti
mengarungi lautan atau jalur-jalur yang biasa teriadi pemmpokan, atau
pemiliki modal mensyaratkan agar pengelola memperhatikan lebih
serius keadaan keuangan yang diberikan serta melindungi lebih dari
sekedar perlindungan standar, sehingga tidak mernbawaryra ke tengah-
tengah lembah sungai. Larangan seperti ini pemah berlaku karena
kekhawatiran terhadap kernungkinan hanyut-

7 . Di antara syarat lBng diakui dan mengikat adalah syrarat menghindari


hal-hal tertentu yang mengkhawatirkan saat mengelola modal.
Contohnya pernilik modalberkata, "Jika kamu mdakukan pelansgaran
(dengan melakukan hal-halyang dilarang) atau jika kamu melakukan
keteledoran dengan cara melanggar perFniiiin spratyang dibuat maka
kamu (pengelola) harus bertanggunjawab atas modal tersebut fika
terjadi hal-hal Fng merugikan, peni)."
Pengelola ynng melakukan kesalahan pelanggaran pada dasamya
bertanggungjawab atas modal, baik hal itu disyaratakan atau tidak.
Namun penyebutannya dalam qrarat akan memperkuat perjanjian
kerjasama serta dapat menjadi alat penekan bagi pengelola agar tidak
bertindak sembrono atau melanggar.

8. Penetapan syarat baik dari pihak pemilik modal maupun pengelola


-{ svanan sutucxutmlran #
lmudhaaribl adalah boleh dan mengikat, selama syarat itu tidak
bertentangan dengan hukum Allah yang mengakibatkan kerjasama
tersebut hanya melahirkan kezhaliman, penipuan, tidak transparan,
beresiko dan sejenisnya. Sebaliknya jika terdapat syarat semacam itu
maka syarat tersebut batal dan tidak berlahu. Wallahua'lam.

Faidah
Pertama, kerjasama ini dinamakan kerjasama Mudhambh (berasal dari
kata mengais rezeki di atas bumi). Allah berfirman, ".. dan onng-orang yang
berjalan &adhribuuna) di muka bumimqcari sdagian karunb Allah .." (Qs. Al
Muzammil [73], 20)rrnksudn5a mereka png mencari rezeki dengan cara beker]l
dan bemiaga. Biasanya, dalam kerjasama seperti ini, pengelola akan pergi
jauh membawa modal untuk dikelola dan digunakan untuk mernbeli barang.

Kdua, transaksi ini termasuk transaksi-transaksi yang diperbolehkan oleh


syariat Islam berdasarkan Sunnah dan ijma' ulama. Hikmah dari apa yang
dihasilkan oleh transaksi ini juga menuntut bahwa transaksi ini diperbolehkan.
Mengingat transaksi ini amat diperlukan untuk kepentingan perdagangan dan
investasi modal.

Ketiga, keuntungan dibagi di antara kedua pihak berdasarkan kesepakatan


keduanya. Perbedaan nisbah (prosentase) keuntungan bisa dilakukan karena
faktor waktu, kriteria kerja dan lain{ain. Jika mereka mengatakan kalimat
"keuntungan di antara kita", maka itu artinya keuntungan dibagi dua secam
sarE.
Keempat, dalam kasus terjadi persengketaan antara pemilik modal dan
pengelola dalam hal nisbah keunfungan tertenfu milik siapa, maka pendapat
yang masyhur dari imam Asy-S5iafi'l dan Ahmad adalah bahwa bagian tersebut
merupakan milik pengelola, baik bagian nisbah tersebut kecil atau besar. Hal
itu karena ia adalah pemegang hak pengelolaan, sedangkan pengelolaan bisa
jadi ringan dan bisa juga berat. Di samping itu pengelolaan juga berbeda-beia
terganfung profesionalisme pengelola.

Kelimadalam kasus kerjasama mengalami kerugian, maka kenrgian materi


dihitung dari modal1ang diMankan atas pernilik modal. Sedangkan pengelola
ffiffi;*",".:F
Sebaliknya jika kerjasama tersebut menghasilkan keuntungan maka modal
sepenuhnya tetap menjadi milik pemilik modal, sedangkan keunfungan dibagi
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya.

Keenam, Ibnul Qayyim berkata, " Mudhaaib (pengelola modal) adalah


pemegang amanat (' amiirl disatu sisi, wakil di sisi lain dan juga mita kerjasama.
Ia disebut pemegang amanat ketika ia menerima mo&l dari perniliknya. Disebut
sebagai wakil karena ia merupakan kepanjangan tangan dari pemilki modal
dalam mengelolanlB. Sedangkan ia disebut sebagai mitra mengingat ia berhak
atas keuntungan yang dihasilkan jika ada."

Keputusan Lembaga Fikih Sehubungan dengan Saham


Mudhanbh dan Saham Investasi
Keputusan No. 30

Dengan Menyebut Nama Allah yang maha Pengasih dan Maha Penya5ang

segala puji bagi Allah swT. shalawat dan salam untuk tokoh kita,
Muhammad, penutup para nabi, serta untuk keluarga dan para sahabatnya.
Sidang Lembaga Fikih Islam yang dilaksarakan putaran keernpat di Jeddah,
saudi Arabia pada tanggal 18-23 Jumadil Awwal 7408/6-ll Februari 1988.

Setelah memperhatikan kajian-kajian sebelumnya sehubungan saham


mudharabah dan saham investasi yang merupakan hasil dari pertemuan
Lernbagabekerlasama derrgan Instihrt Kaiian dan Pelatihan Bank Pembangunan
Islam pada tanggal 6 - 9 Muharram 1408 (30 Agustus - 2 September L9871
sebagai pelaksanaan atas kepufusan no 10 yang dibuat pada putaran ketiga
Lembaga ini, di mana di dalamnya diikuti oleh sejumlah anggota Lembaga,
para ahli, para pengkaji dan lain-lainnya dari pusat-pusat kajian keilmuan dan
ekonomi. Hal ini mengingat pentingnya permasalahan di atas dan untuk
menyempurnakannya bagi peranan efektif dalam meningkatkan kemampuan
pernbangurnn sumberpendanaan dengan cara menggabungkan modal dan keria.

Dan setelah memaparkan sepuluh pesan yang dicapai oleh pertemuan


tersebut dan mendialogkannlra dalam kerangka pembhasan-pembahasan yang

3l
m+
-{svlrexlutuctlumAr
diajukan dalam pertemuan tersebut dan pertemuan lainnya, maka Lembaga
memutuskan sebagai berikut:

1. Dari segi bentuk gnng dapat diterima oleh syariat lslam untuk saham
mudharabah
a. Saham mudharabah adalah salah safu komponen investasi
yang berfungsi membagi modal yang dikelola dengan cara
menerbitkan saham-saham (obligasi) penyertaan modal dengan
asas unit-unit 5ang sama nilainya, terdaftar/lercaak dengan nama
pemiliknSa dalam kapasitas mereka sebagai pernilik bagiam modal
sesui dengan prosentase pernilikan rrnsing-rnasing.
1tang dikelola
Disarankan saham ini diberi alat atau komponen penyertaan
modal ini disebut dengan saham al muqandah lshukuuk al
muqaadhahl.
b. Bentuk yang diterirna s@ata qar'i secara umum hanrs memenuhi
kriteria-kriteria tlerikut:

Pqtana,saham merupakan cermin pemilikan atas baghn (tanpa


ditentukan yang rnarn)atas proyek yang menerbitkan saham untuk
keperluan pembangunan atau pendanaan. Kepemilikan ini
berlangsung setenrsnya selama proyek tersebut ada, dari awal
hinggalakhir. Untuk itu, pemegang saham mempunyai hak pada
saham yang dimilikinya untuk melakukan jual beli, hibah,
p€nggadaim, waris dan lain-lainnya dengan tetap mergingat bahwa
saham tersebut merupakan bukti kepemilikan modal.

Kdua, transaksi atas saham dilakukan atas dasar bahwa syarat-


syarat dibatasi pada apa yang ada dalam "edaran penerbitan
saham". Dan bahwa ljaab diungkapkan dengan istilah pendaftaran
liktitaad dan qabuulnya diistilahkan dengan "persetujuan pihak
penertit".
Edaran penerbitan saham harus berisi semua keterangan yang
diperlukan secarcr syar'i sebagaimana dalam akad Mudhanbh
seperti informasi modal, pembagian keunfungan, syarat-syarat

32
-'l svaren BurucltutrAr n+
peroletnn saham dengan catatan seluruh perq/amtan harus sesuai
dengan hukum Syara'.

Ketiga,saham-saham tersebut harus dapat dipindahtangankan


setelah masa pendaftaran (registrasi) selesai. Dalam arti hal itu
diizinkan bagi penegang saham saat saham-sahamnya telah
dikeluarkan,/diterbitkan sambil memperhatikan haFhal berikut:
(1). Jika modal yang terkumpul setelah registrasi dan sebelum
proyek dilaksanakan di nrana modal masih dalam benh.rk rnata
tnng maka perpindahantangan t<ceernifnan saham dartikan
sebagai perfukaran rnata uang dengan rnata mng- Untuk itu
berlaku hukum snarl(iual mata mrg dengan mata uang/
valuta asing).

(2). Jika modaltelah menjadi utang rnaka perpindahan tangan


atas saham disesuaikan dengan hukumiual bell utang-

(3). Jika modal telah berubah dan bercampur dalam bentuk mata
uang, utang dan rnaterial sertalra rnaka perpindatnn tangan
atas saham dapat dilakukan dan dinilai dengan harga yang
'disepakati. Demikian jika modal didominasi oleh barang
dan jasa. Sedangkan jika dominan modal terdiri dari mata
uangdan utang rrnka perpindahantanganatas saham harus
disesuaikan dengan hukum s!/ara' yang diielaskan dalam
lampiran keterangan png akan dibrnt dan dipaparkan dalam
pertemuan mendatang. Dalam selnua kondisi di atas, setiap
perpindahan tangan kepemilikan salnm harus dicatat dalam
daftar yang ada pihak penerbit salnm.

Keempt, orang yang memperoleh hasil dari adanya registrasi


saham dan melaksanakan proyek adalah mudhaarib atau
pengelola dana mudhambalr. Sedanglen oftng yang memiliki
hanya sekadar trang Sang digunakan untuk mernbdi satam disebut
sebagai pemilik modal. Di samping itu, mudharib (pengelola)
adalah mitra,/pemilik bersama sehubungan dengan keuntungan
yang terealisasi sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah
-{
svanax BUtucHu[nARan +
dit€ntukan dalam "edamn penerbitan satam". Dan kepernilikannp
terhadap proyek didasarkan pada asas ini. Kapasitas pengelola
dam(mudhari\saat menerima dana registrasi saham dan asset
proyek lainnya adalah sebagai pemqlang amanat. Untuk itu, dia
tidak bertanggungiawab kecuali atas sebab'sebab penjaminan
qnr'i.
c. Sambil mempe*ntikan syarat-syarat perpindahan tangan atas
lrcpernitl€n saham di atas, perpindahan l@e€rnilil€n saham dapat
dilakukan di pasar modal jika pasar tersebut telah mernenuhi
batasan-batasan qnr'i. Dahm ntasalah ini, lnrga dil€ntukan oleh
hukum penawaran dan permintaan serta minat pembeli.
Perpindahan dapat juga dilakukan olett pihak ketiga dalam masa
yang ditentukan dengan cara mengiklankanqB atau melakukan
penau/arm ke publik lpng sanggup mernbeliqn di dalam masa
tersebut. Sebaiknya penentuan harga dibicarakan dengan para
ahlinya berdasarkan kondisi pasar dan bagian keuangan proyek.
Pernbelian saham boleh juga dilakukan oleh pihak penerbit saham
itu sendiri dari dananya sendiri (bukan dana proyek, penj) dengan
cara lang telah disinggung sebelumnSra.

d. Dalam "edaran penerbitan saham" atau saham itu sendiri tidak


boleh terdapat klausul perjanjian yang menyatakan bahwa
pengelola bertanggungjawab atas modal atau bertanggungiatuab
atas kamtungan Sang dipotong atau png dikaitkan dengan modal.
Jika terdapat klausul seperti ifu, baik tersurat atau tersirat maka
syarat tersebut batal dan pengelola tetap berhak atas ketuntungan
mudhanhhyang sejenisnva (nbh mudhaanbh al mitsL.

e. Surat edaran penerbitan saham, begitu juga sahamngra, tidak


boleh mengandung klausulyang meu,rajibkan saham harus dijual
kembali, meskipun secara dikondisikan atau ditenhrkan oleh waktu
di masa mendatang. Ia hanya boleh mengandung ianii menjual
kembali. Dalam kondisi terakhir disebut maka harga ditentukan
oleh para ahli4n dan kesepakatan kedua belah pihak.

34
-{ svlun BUtuGHut rulAnarrr F
f- Sumt edaran penerbitan saham, begifu juga sahamnya, tidak
boleh mengandung klausul yang membuka kemungkinan
penghapusan keunfungan atas bagi hasil- Jika klausulselna@In
ini ada maka transaksi batal. Karena itu:
(1). Tidak boleh disyaratkan adanya sejumlah uang tertentu b4i
para p€rnegang saham atau pengelola proyek dalam edarart
penerbitan saham dan dalam saham itu serdiri-

(2). Bahwa bagi hasil untuk kedua belah pihak diambil dari
kamtungan dalam peng€rtian qBr'i, 1aitu apa Fng l€bih dari
modal x/rarn ghalhh. Besamya keuntrmgan dapat diketatrui
dengan cara tandhitulh (penWsunan) atau dengan menilai
Itqwiinl proyek dengan nilai uang- Sdaniutqp apa yarrg
lebih dari nilai modal sat tandhiftlh dan 4wiim disebut
dengan keuntungan yang akan dibagi-bagikan kepada para
pemegang saham dan pengelola sesuai kesepakatan
sebelumnp.
(3). Laporan keuntungan dan kemgian harus dipersiapkan dan
diumumkan di baurah konsultasi para pernegang saham-
g. Keuntungan menjadi hak masing-masing begifu ia ada, rEunun
hanya dapat dimiliki melalui proses tandhiidhdan taqwiim-Darr
benar$enar menidi mililr4n 5ang sa[r saat dibagikan- Sehuhrngan
dengan proyek yang menghasilkan kekayaan tambahan/
sampingan, maka kekapan ini dapat dibagi+4ilon- Pemberian
yang dilakukan sebelum proses tandhillh dan tqwiim dangap
sebagai pembaSBran yrang tidak tercatat-

h. Tidak ada larangan syar'i bila dalam edaran penerbitan terdapat


klausul yang menjelaskan adarnTa alokasi nisbah tertentu dari
keuntungan dalam setiap kali pembagian keunfungan- Alokasi
dapat diambil dad bagian ka-rnhrngan para pernegang saham saat
tandhiidh rutin, dari bagian iinad (incomdi mereka atau dari
kanntungan (gtnilahl yangdidistribr:sikan tanpa tercatat- Alokasi
ini menldi dana cadangan Lhus$ unhrk mengatasi k€ngim modal'
SYARAH BULUGHUI MARAM l+
i. Tidak ada lamngan qpr'i jika dalam surat €damn penerbitan saham
atau dalam saham itu sendiri terdapat klausulmengenai adanya
janji pihak ketrga 5ang terpisah 5ang mernberikan jaminan finansial
dalam jumlah tertentu secara sukarela tanpa kompensasi bila
terjadi kerugian pada proyek tertentu. Hanya saja kesanggupan
pihak ketiga ini harus dibuat terpisah dari transaksi mudharabh.
Artinya kesanggupannya menutup kerugian proyek (bila terjadi)
tidak menjadi syarat al<ad mudharabh. Oleh karena itu, para
pemegang salnm atau pa-rgelola proyektidak boleh mernbatalkan
mudhanbah atau tidak ingin memenuhi keunjibannlra hanya
karena pihak ketiga di atas tidak ingin mernenuhi ianjinya dengan
alasan kesanggupan pihak ketiga merupakan bahan
pertimbangan keberadaan alod mrdhanbh.

png bersisi pesan-pesan yang


Sidang m€rnaparkan ernpat benfuk lain
disampaikan oleh Lembaga. Pesan ini dikemukakan dalam rangka
mengembangkan dan menginvestasikan aset wakaf tanpa merusak
syarat keabadiannya. Pesan-pesan itu adalah:

a. Mendirikan perusahaan kerjasama antara pihak pengurus wakaf


dengan pemilik modal, dengan tujuan memfungsikan asetwakaf.

Menyerahkan (untuk dikelola) aset wakaf sebagai modal tetap


kepada pihak yang ingin mengelolanya dengan biayanya sendiri,
dengan kompensasi bagian dari hasilaset tersebut.

Pengembangan wakaf dengan cara kerjasana btishnaa'(kontrak


penjualan antara penjual akhir dan pernasok,ed)dengan lembaga-
lembaga keuangan islami dengan kompensasi hasil dari aset
wakaf.

Menyeu.rakan lahan wakaf dengan kompensasi bayaran berupa


bangunan di atas lahan wakaf tersebut atau dan ditambah sedikit
uang.

Para anggota sidang sepakat memberi pesan dalam pertemuan selanjutrya


mengenai pentingnya penelitian lebih mendalam tentang bentuk-bentuk

36
ffi*"-ff::::ffi
pertemuan akan direncanakan kebali unh:k
dari pengembangan wakaf dengan segala benfuknya di atas.
hasilkajian

Keputusan Lembaga Fikih Islami Sehubungan Masalah


Membatasi Keuntungan Pemilik Modal Dalam Syirkah
Mudharabah (Perusahaan Kerja Sama)-
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam untuk nabi yang tidak
ada lagi nabi setelahnya, tokoh dan nabi karni, Muhammad, serta untuk
keluarga dan para sahabatnya.

Lembaga Fikih Islami yang berada di bawah Organisasi Konfrensi


Islam, dalam pertemuannya yang ke-14 di Makkah, sejak hari Sabtu, tanggal
20 Sya'ban l4l5 (zlJanuari 1995), telah memperhatikan nrasalah tersebut
dan memutuskan bahwa dalam mudharabah, tidak boleh mudhaarib
(pengelola dana/modal) menentukan keuntungan untuk p€rnilik modal dalam
jumlah tertentu dari modal 5nng disertakannya. Karena hal ini bertentangan
dengan hakikat akad mudhanbah lfu sendiri dan menjadikannlra selrllcam
utang dengan kompensasi bunga. lagipula bisa iadi melebihi
nilai yang sudah ditentukan atau bisa jadi keunfungan kurang dari nilai 1Bng
sudah ditentukan untuk pemilik modal (dalam kondisi ini pengelola akan
mengalami kerugian).

Perbedaan esensi antara mudhanbhdan utang dengan t@rrq2€nsasi bunsa


yang dipraktekkan oleh bank-bank ribawi adalah status modal atau dana di
tangan pengelola adalah amanah, dimana pengdola tidak menjamin iika
terjadi kerugian, kecuali jika kerugian itu dikarernkan oleh kesalahan dan
keteledorannya. Dalam mudhanbah keuntungan dibagi berdasarkan nisbah
(prosentase)5png disepakati antara kedua belah pihak. Para tokoh ulama telah
sepakat bahwa salah satu syarat sah akad mudhanfuh adalah kamtungan
berupabagianlnrg umum (tidakditenhrkan)antarapernilikmodal danpa'rgeloh,
bukan nilai ^ffradunfuk salah satu dari mereka - Wallahw'lam.

Shalaurat dan salam untuk tokoh kami, Muhammad, serta unfuk kelmrga
dan para sahabatrp. Dan Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan sernesta alam.

37
ffiH.'":'J::ffi
Tanggung Jawab Pengelola lMudhaaribl dan Pihak
Manajemen atas Kerugian yang Terjadi
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam untuk nabi yang tidak ada
lagi nabi seteiahnya, tokoh dan nabi kami, Muhammad, serta untuk keluarga
dan para sahabatnya.

Lembaga Fikih Islam yang berada di bawah Organisasi Konfrensi Islam


(OKI), dalam pertemuannya yang ke-14 di Makkah, sejak hari Sabtu. tanggal
20 Sya'ban 7475 (27 Januari 1995), telah memperhatikan masalah tersebut,
mengeluarkan keputusan berikut:

Kerugian yang yang berefek pada modal merupakan tanggungan


pemilik modal. Pihak pengelola tidak bertanggung jar,vab atas kerugian tersebut
kecuali atas pelanggaran atau keteledorannya. Hal ini dikarenakan modal
adalah milik pemiliknya. Status pengelola hanya pemegang amanah selama
modal itu berada di tangannya. Pengelola jugg adalah wakil pernilik modal dalam
pembelanjaan modaltersebut. Kedua status ini, yaitu pemegang amanah dan
wakil, tidak bertanggung jawab kecuali karena pelanggarannya atau
keteledorannga.

Sedangl€n Vang bertanggung jawab atas apa yang timbul kaitanngra dengan
bank dan lembaga karangan adalah pihak kantor rnanajernen, karern dh adalah
wakil para pemilik modal,/saham di perusahaan, lang berperan sebagai lqal
pasonality. Kondisi-kondisi grang mernbtrat pihak marnjemen bertanggungiawab
atas kerugian yang timbul adalah sama dengan kondisi-kondisi yang membuat
pengelola bertanggung jawab atas kerugian tersebut sebagai natuml person.
Dengan demikian kantor manajemen bertanggungJaurab di depan para pemilik
modal atas segala yang timbul, seperti kerugian akibat pelanggaran, atau
keteledorannya, atau keteledoran para pegawainya. Tanggung jawab kantor
manajemen diambildari modal atau dana pemilik saham,/modal. Kemudian jika
kerugian akibat kesalatnn pegawainla maka kantor manajemen dapat menuntut
Uangkan jika kemgian akibat pelanggaran atau keteledoran disebabkan
darinSa.
oleh pihak kantor manajemen sendiri maka para pemilik saham berhak
menunhrh5ia..
#ffi::;.-:ffi
dan para sahabatnya. Dan Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam-

3?
{ svanan BUtucHUt liARAn

jr13L\i
(BAB TENTANG MUSAAAAAH)

Pendohuluon
Mua4ah berasal dari kata daras as-saqy (penyiraman). Ini adalah
pemberian narna dari suatu kerja yang diambil dari salah satu proses kerja
tersebut- Kepentingan tanaman terhadap siraman air amat tinggi, mengingat
keberadaan air di lingkungan jazirah arab amat langka. Dahulu mereka tidak
menyiram tanaman mereka kecuali hanya dengan memercikinla. Ifu sebabnya
transaksi ini disebut dengan Muaqah.
Dalil legalitas transaksi Muwqaahini diperoleh dari sunnah dan qiyas.

Dari sunnah diketahui bahwa Rasulullah pemah melakukan transaksi ini,


begitupula para Khalifah setelahnya terhadap penduduk Khaibar dengan
ffianjian hmil keriasama, berupa buah-buahan dibagi dua.
Dari sisi QUas, transaksi ini sesuai dengan prinsip keadilan dan merupakan
solusi terbaik. Kedua belah pihak menanggung bersama keuntungan dan
kerugian yang dialami. Hal ini berbeda dengan transaksi buruh (serrra tenaga
buruh), dimana pemilik kebun hanya menyerahkan upah kepada buruh yang
sama sekali tidak merasakan hasil kerjanya memelihara dan mengelola kebun.
Kalaupun memperoleh, itu hanya sebatas kebaikan hati pemiliknya.

Transaksi Mu*aqaah merupakan transaksi kerjasama yang dibangun di


atas prinsip keadilan di antara kdua pihak. Pernilik lahan atau kebun tidak
ffi#:,ffi
mudhaanb(pengelola). Sementara pemwat kebun seperti pengelola modal gang
mengolah uang yang diberikan oleh pemiliki modal. Kedua transaksi ini
( mudharabah dan musaaqaah) merupakan transaksi,/perjanjian kerjasama
dimana keuntungan dan kemgian ditanggung bersalna.

Dengan demikian, transaksi muaaqaahlebih mernberikan solusi lebih baik


daripada transaksi sewa tenaga kerja (buruh) serta lebih mendekati qiyas dan
rasa keadilan. Ini tidak sebagaimarn yang dinyatakan oleh sebaglm orang bahwa
transaksi musaaqaah tidak sesuai dengan qiyas. Mereka mengim bahwa
musaaqaah mempakan salah satu transaksi iiaanh (seun buruh) png di
dalamnya harus terdapat syarat batasan kerja dan upah. Pendapat ini han5a
khagnlan (w;ahnn mereka.

Musaaqaah -sebagimana Muzaara'ah- adalah salah satu cara


memperoleh re-zeli png paling halaldan paling t;nii,k (afdhal) bagi mereka
yang ingin mernperoleh anugerah dari Allah SWT. Banpk keterangan dari
Sunnah yang menjelaskan kebaikannya. Diantaranya adalah riwayat Bukhari
(6}l2ldan Muslim (f 553) d;ri Anas RAbahwa Nabi SAW, bersaMa,

if .;r :"i\'^) J{V ,G'iLr';-"ri ,L"-f ,F


, F
,. o
c
.:i* i rk vt <'i 'si ,'*
"Tidaklah sanng muslim pn tnng menarnlntarwran atau mqtanam
tumbuh-fumbuhan lalu dimalcan oleh orang lain, atau burung, atau hqrmt
temak kquali hal itu maupl<an ibilah baSUB bqmam}"

^)Lh' ,J- :t J-, tt> -UJ&\t *.,- * ,tt;r -vvr z t


.^1L'#.e\':i; uq,C'rX-Y ka'p &G*j
o7, t'a. oz ci .io ..o t )c 2.. i - ,A.

'4t1411 t&'ri ;cArf|'oi';Si;y,1


.+ry e.:

4l
5
N I
c,
c
*
\i
v
k'
g,
[:
NJ
F.J
\c)
cr_.
$=
-i
tJ
(t)'
rt: f;r
@ trr
4',
q,

7
tif,\, ,G'
ti\ t^
,tt
t.
c }$.
-s
I v
-E
"fi. \": c
E
r>
E.' 1: o
4

F' Cr:
C
b" -$
i-
' g_.'
L;, :, \*1l'$
c-'
c_' 6-. =
-o

\: r.f
-hr r
c.t

It i""
ir"
I, t-.
E
ffi,J:'ffi
setengah (nish|. Bentuk lamakn1a, asythur dan syuthuur.

di sini adahh btrah kurrna, karernberkaitan dengan


Min TStannr:Maks.*r5a
pepohonan di tanah Khaibar.

Fa Qarruu: Artinp tinggal atau menetap. Dalam N Muhith dilelaskan,


qarnra al 'amil 'alaa analihiartinya mernbiarkan bLtruh tinggaldalam kerianya.
Ailah um : l<ata ajlaabaad dari kata das ar fizla (kdtnr karena ketakutan)-
Ya'tamiluuJw: l'bnmh artnVamenggrl*an sr:afu pekerlnn yang berkaitan
dengan dirinya sendiri. Malsudn5n di sini adalah mereka (penduduk Khaibar)
benrsaha mengolah tanah tersebut dan merawatnla.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Transaksi musaqaah dan muzaara'alr diperbolehkan dengan
prosentase ketrntungan (untuk pihak pengelola tanah) png sudah
ditentukan dari keseluruhan hasiltanaman atau buah-buahan yang
tidakditatukan.
2. Ath-Thibi Mata, "Aku tidak menemukan seoftmg pakar pun yang
melarang transaksi muaaqah secara muflak kecuali imam Abu
Hanihh."
3. Dalil legalitas transaksi musaaqaah adalah riwayat yang sudah
mencapai taral mutawafrl' atau hampir mencapai mutawatir bahwa
Rasulullah SAW melakukan transaksi Muqahdengan penduduk
Khaibar sehuh.rrgan dengan pepohonan l$rma di sarn dengan syarat
tertenfu.

4. Sementarabansaksi mumn'ah-menurut kamF jugadip€rbolettl{an


jika disertakan bersama dengan tansaksi muaaqah berdasarkan
hadits Khaibar- Sementara jika transaks/ald muzaara'ah dibuat
terpisah dari alod mueacqh maka tidak dipertolehkan. Hal ini
didasarkan pada hadits Rafi'bin Khadii bahwa Nabi SAW melarang
muzaam'ah. Imam Abu Hanifah melarangnlp secara muflak (baik
disatukan dengan musaagah sekaligus atau terpisah)- Sementara
svanex BUtucHUt tlARAtli #
-{
mayoritas sahabat dan Tabi'in berpendapat akad tnuzaara'ah
diperbolehkan secara mutlak berdasarkan zhahir hadits. Pendapat
terakhir ini merupakan pendapat mayoritas ahli hadits.

5. Berdasarkan zhahir hadits, tidak diperlukan syarat benih harus dari


pemilik lahan,/kebun dalam akad muzaara'ah. Mengenai hal ini,
pendapat Ibnul Qayyim akan dilelaskan nanti. Pendapat ini adalah
pemdapat yang shahih, berbeda dengan pendapat yang sudah masyhur
di kalangan madzhab kami (Hanabilah)yang mensyaratkan benih harus
dari pihak pemilik lahan/kebun.

6. Jika bagian keuntungan untuk buruh,/pekerja sudah ditentukan, maka


tidak lagi perlu harus menyebutkan bagian keuntungan untuk pernilik
lahan zkebun karern tidak ada hasil pan€n kcrJali unhrk mereka berdua
saja.

7. Akad muaqah dan muaan'ah dapt digabungkan menjadi satu


unfuk satu ladang/kebun. Caranya, pekerF merawat pepohonan png
ada derrgan mernperoleh bagian hasil panen (buah-buatran), dan dalam
wakfu yang sarna dia berfugas menanam dengan mernperoleh bagian
hasil panen (berupa hasil tanamannya).

8. Diperbolehkan bekerjasama dengan orang-orang kafir seperti


pertanian, perdagangan, kontak kerla an dan indushi serta
berbagai muamalah lainnya.

9. Zrahir hadits tidak diryaratkan adanya pembatasan masa


transaksi, baik untuk musaqaahdan muzaam'ah.

10. Meskipun begitu, mayoritas ulama mengatakan bahwa musaaqaah


dan muaara 'ah harus dibatasi dalam jangka waktu tertenfu. Hal ini
didasarkan dengan tal$ril kalimat "selama kami menginginkannya"
dalam hadits yang dipahami sebagai pembatasan masa kerjasama.
Menurut mereka, kalimat tersebut artinya kami memberikan
kesernpatan kepada kalian (penduduk Khaibar) untuk tinggal di Khaibar
selama kami inginkan, dan kami dapat mengeltnrkan kalian (dari sana)
kapan saja kami inginkan.

11
ffiffi;,"".,:ffi
ini tidak sah kecuali dengan pembatasan dalam iangka waktu tertentu.

12. Ibnul Qayyrm berkata, "Dalam kisah Khaibar terdapat dalil bahwa
muzaan'ahadahh sah dengan pembayaranberupa sebagian dari hasil
panen tanaman itu. Rasulullah SAW mempekerjakan penduduk
Khaibar berdasarkan al<ad muzaara'ah. Hal ifu terus berlangsung
hingga beliau \rafat dan sann sekali tidak dihapus. Kernudian perjanjian
tersebut dilanjutkan oleh Khulafaurrasyirlin. Perjanjian ini sama sekali
bukan mempakan akad atau perjanjian seura buruh lmu'aaiarahl,
tetapi akad kerjasama lmusyaarakahl. Akad ini sama dengan akad
mudhanbh. Jika ada lang mempertoletrkan mudhanbah namun
mengharamkan muzan'ah maka dia telah membedakan dua hal

lnng sama. Rasulullah SAW menyerat*an tanah kepada penduduk


Khaibar untuk diolah dengan biaya pengolahan dari mereka sendiri
dan beliau tidak menyerahkan benih. Hal ini membuktikan bahwa
petunjuk beliau SAW (sehubungan masalah ini) adalah tidak ada
persyaratan benih harus dari pemilik lahan/kebun. Benih dapat saja
berasal dari pengolah,/pekeria. Cara ini sesuai dengan qiyas- Lahan
tanah identik dengan modal dalam akad mudharabah. Sedangkan
benih berkaitan dengan perawatan atau pengolahan tanah- Benih
dapat saja tidak hidup dan untuk itu pemilik lahan tidak
bertanggungiawab. Jika benih identik dengan modal dalam akad
mudharabah, tentu ada persyaratan benih (biaya benih) harus
dikembalikan kepada pernilik lahan/kebun (pada saat pembagian
keuntungan). Yang terakhir disebut ini tentu malah merusak akad a/
muzaara'ah. Dengan begifu menjadi jelas pandangan yang selaras
dengan qips di atas ihrlah 5rang seusai dengan apa yang dilakukan
oleh Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin setelahnya.

13. Abu Hanifah danTa'far berpendapat bahwa akad muzaara'ah dan


musaaqaahmempakan dua akad atau dua perjanjian yang tidak sah
secara mutlak. Sedangkan kebaryakan ahli hukum Islam menyatakan
bahwa kedua akad tersebut boleh, baik keduanya dilakukan dalam
satu akad sekaligus atau dibuat dalam akad yang saling terpisah.
svanen BULuGHuL MAnAM #
-{
14. An-Nawawi berkata, "Pendapat (terakhir) ini sesuai dengan zhahir
hadits dan dipilih berdasarkan hadits Khaibar. Kami tidak dapat
menerima dakwaan bahwa akad muzaara'ahyangberlaku di Khaibar
karena ikut dalam al<ad musaaqaah. Sebaliknya akad muzaara'ah
di Khaibar dilakukan secara terpisah dari akad musaaqaah. L-agi pula,
apa yang menjadi poin dalam musaaqaah juga terdapat dalam
muzaara'ah. Di samping kesesuainnya dengan qiyas terhadap
mudhamfuh. Jika akad mudharabah diperbolehkan maka itu pada
dasam5a adalah muzara'ahifu sendiri. Alasan lainnya adalah seluruh
muslimin di berbagai wilayah dan masa tetap melakukan akad
muzam'ah. Adapun hadits-hadits yang berkaitan dengan pelarangan
mukhabnh (isitihh lain untuk muzaan'alltmaka yang dimaksud
dengan hadits-hadits tersebut adalah ketika salah satu pihak
menetapkan keuntungan diambil dari satu bidang tanah tertenfu dari
seluruh tanah Spng diolah."

15. Hadits di atas juga memberi petunjuk bahwa keberadaan orang-


orang kafir di wilayah muslim diizinkan selama diperlukan. Jika tidak
ada lagi alasan bagi keberadaan mereka, atau tidak ada dari
kepentingan keria mereka maka mereka dapat diusir dari wilayah
muslim tersebut. Karena mereka dapat berpengaruh secara akidah
dan akhlak.

?"r'n*rr-gy i. et, *i'fy,ju ,i ;'"^iLL'es -vx.


rL{ 6\,:;iit y ,ia ,-^17r, f ,1!i ,tT r -*
zaAr\-
,;* =;iu,
F'r-*h !,1 {h * t t:2y.ri rrlr
'; ':;, ,t;'ori1 ,g'sltVi*i, ,;rr';, )t3ir,7ti(,uir
'r'iu*.ri; y! itf
ua.w-;rrri uts ,ts'i;;r,tt-
16
-J svanex ButucHut MAnalr #
[J 16 *j ,1il. ]t \t ,lop; ittl;i; eG ,'^i
ir3, .1*

'r""r\')f f ,*tr\ :*tnyo;A, €-*i


780. Dari Hanzhalah bin Qais, dia berkata, "Aku bertanya kepada Rafi'
bin Khadij mengenai sewa tanah dibayar dengan emas atau perak." Dia (Rafi')
menjawab, "ndak ada masalah dengan hal itu. (Masalahnya) dahulu di masa
Rasulullah SAW orang-orang menyewakan tanahn5ra dengan mensyaratkan
(untuk mereka) hasil panen dari tanah di tepi sungai atau saluran air, hasil panen
dari tanah grang berada di hulu dan hilir sungai serta yang berada di sekitar parit
saluran air buatan, serta hasil panen tertentu. (Kadang-kadang) bagian pihak
ini tidak menghasilkan apa-apa, sementara bagian pihak lain berhasil(panen
dengan baik). (Atau sebaliknSn, kadangkadang)bagbn pihak ini menghasilkan,
sementam bagian pihak lain tidak berhasil (panen dengan baik). (Pada masa itu)
tidak ada perryreuraan tanah kecuali d€ngan cara seperti itu. Unhrk ifu, Rasulullah
SAW melarargnla. Adapun jika penyeu/aan dibagar dengan sesuatu lnng sudatr
ditentukan dan terjamin (dibayar) maka tidak ada masalah." (FIR. Muslim)

Dalam hadis ini terdapat penjelasan lebih lanjut terhadap keterangan yang
masih mujmallumum)grang terdapat dalam riwapt Bukhari dan Muslim bempa
larangan menyowakan tarnh/lahan (untuk ditanam|.ro

Kosakata Hadits
Khadiij Seperti dilelaskan dalam Al Mughnil<arangan Al Fattani, kata ini
dibaca dengan huruf lfia'berharakat fathah dart mang-kasrohhuruf daal.

Kina' Al Ardlr.llata Hraa' terdiri dari huruf kalrberharakat kasrah, ra'


berharakat fathah lalu alif dan diakhir dengan hamzah. Dalam Al Mishbah
dijelaskan bahwa al kina'dsngan hamzah mamduudahartinya upah (uirafi).
Al Kiraa'adalah bentuk mashdardail<ata kana.
Innamaa l<aana..., Merupakan alasan dip€rbolehlonnp akad penyev/aan
lahan (unhrkditarnrni)dan ahsan bagi p€larangan penyaman tanah prgdibalar

IoMuslim (1547).

17
#',"-.":"'"-[+
Al Maadziyaanaaf: -dengan huruf dzaldibaca kasrah-. Iyadh mengutip
adanya sebagian orang yang membaca dzalnyadengan harakat fathah. Kata
ini adalah bentuk jamak dari kata maadziyah. Artinya, tanaman yang tumbuh di
tepi sungai dan saluran-saluran air. Ia bukan berasaldari bahasa Arab, tetapi
berasal dari bahasa Sawadiyyah.

Aqfual Al Jadaawil: l{ata @b;alterdfidari huruf hamzah berharakat ktlnh,


qaaf dan baa'. Artinya bagian hulu dan hilir aliran air dan saluran air kecil
buatan.

Zailan 'Anhu: Melarang keras.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini menjelaskan bahwa akad penyeu.raan tanah yang sah
diperbolehkan. Sedangkan lrang tilak sah lifunh faasidahl ndak
diizinkan. Akad sewa tanah yang tidak sah liiaanh fasidalltyaitu
akad sewa tanah yang berlaku di masa Jahiliyph dimana pemilik
lahan/tanah menenfukan seuia diambil dad hasil tanaman
dari bagian-bagian lahan tertentu, seperti hasilyang diperoleh dari
lahan yang dekat dengan hulu dan hilir saluran air serta hasilyang
diperoleh dari lahan sekitar saluran air buatan. Ini adalah akad sev.ra

lahan yang tidak sah Vaasifuhl karena ia mengandung ketidak-jelasan,


penipuan dan resiko. Sebab bisa jadi lahan yang telah ditentukannya
tidak menghasilkan apa-apa di saat panen, sementara bagian lahan
Iain menghasilkan. Atau sebaliknp.

2. Kategori seu.a lahan yang baru disebutkan ini termasuk kategori akad
ser,ua yang tidak sah yang dipenuhi dengan banyak unsur ketidak-jelasan
dan penipuan serta resiko yang sifatnya diharamkan. Kategori sewa
seperti inilah yang dilarang keras oleh Rasulullah SAW, sedangkan
kategori yang pertama disebut, yaitu di mana pembayaran atas sewa
lahan berupa sejumlah nilai yang ditentukan maka hukumnya sah.

3. Bahwa alat bayar ser,va lahan dapat berupa ernas, perak atau mata

48
ffi;":*ffi::ffi
panen lahan tersebut (dengan kadaryang sudah ditenh*an, baiklalnrt
itu
-nantinya- menghasilkan atau tidak, pen)-

4. Hadits ini menerangkan larangan dimasukkannya klausul atau syarat


dalam akad Snng merusak akad ifu sendiri- Contohny'a sep€rti qBrat
pembayaran sewa diambildari hasil panen tertentu, atau dari hmil
panen dari lahan-lahan tertenfu, seperti yang 6emda di lattan dekat
sungai dan sejenisnya. AlGd seperti ini merupakan akad muan'ah
Snng tidak sah (faasidan karena adanp unsur ketidak-idasan dan
resiko (di luar perhitunsan).

5. Segala bentuk akad yang mengandung terbukanya penipuan,


ketidak-jelasan dan resiko (di lmr perhitungan Snng merugikan
salah satu pihak) adalah diharamkan dan batal- Karena itu
merupakan bagian dari p€dudian atau taruhan- AlGd sedernekian
adalah bentuk kezhaliman bagi salah satu pihak yang hanya
menyebabkan permusuhan. g/ariat Islam datang dengan m€ngusung
prinsip keadilan dan kesetaraan di antara rnantrsia. Sebagaintanarqa
ia berfujuan menciptakan rzrsal saling cinta dan se{rang yang hrlus di
antara sdsama.

6. Mayoritas ulama mengizinkan alat pefirbalraran seua latran (unfuk


bercocok tanam) dapat bempa etrlas, perak, bamng atau nrakanan
sejenis tanaman yang akan ditanami. Derniktrn pendapat tlga tokoh
ma&hab selain imam Malik. Seaang*an imam rnafik berperdapat
makanan tidak mengirnkan alat pernbalpran berupa makanan
secart mutlak, baik seienis atau tidak s€t€nb- Bdiau mendasari
pendapatqn dengan hadits,

*.6-;<n
" Tihk mqyewl<amg (lalnn)dagan nabrwr-"

1?
svanax BUtucHUtMARAM #
-{
ja":tJ;,rLi> -.;\t *j- lrAt / ?.v ;,,-1 -vxt
.U"i';l i;r, .q;-;rflu 1l,a'rr )t * C'*} & ?"t

781. DariTsabit O,n ,n** *O, On*u Rasulullah ,O* ,nn,urunn


I
muzaam'ahdan menganjurkan mu'aajarah. (HR. Muslim)t

Kosakata Hadits
N Mu'alarah Menyana latnn unhrk ditanami benih dan diraurat. Penyanra
menyerahkan bia3n sa.rua benrpa mata uang, bukan sebagian hasil panennya.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Al Muzan'rradalah menyerahkan lahan kepada ormg lang rnau
mengolahnln derlgan ba5raran berupa bagian tertentu dari hasil
panennlra, baik bagian ihr untuk pemilik latran atau p€ngelola/pekeria.

2. Hadits ini melarang muzan'ah. larangan irJentik dengan haram dan


batalnpakad.
3. Hadits ini memperbolehkan p€nye\raan lahan dengan pembayaran
(ujnfitsanra gang sudah ditentukan. Zhahir hadits menuniukkan bahwa
penrbayaran seua dapat berupa apa saja. Termasuk juga ia dapat
berupa sesntu 1ang s€ialis dengan tananran prg akan dibnami nanti.
Pembapran yang terakhir disebut ini diperbolehkan oleh imam Abu
Hanifah, Aqr$nfi'i dan Ahrnad.

4. Hadits di atas melarang muzaara'ah yang tidak sh lhasidah) yarq


banyak mengandung unzur penipuan, kaidak-lelasan dan kezhaliman
terhadap salah satu pihak. Halini sebagaimana juga dijelaskan oleh
hadits Rafi' bin Khadij: Bahwa pada masa Jahiliyyah awal Islam,

oA. t ,t
,yt)l ,tJ1: 'ii'd )t3L.,stiti;ujr & ,tS-rtr-

rrMuslim (1549).

50
svlnax BUIuGHUI mAnar,r #
-l
!)*,r-r; Y! itf ,16.O5" dl cl-u ,.L-l; rl-r.a ;11I4^i

-e -r)
lez . ,

"Mereka maryeu/akan tanahnya dengan mens5aratkan (unhrk mereka)


hasil panen dari tanah di tepi sungai atau saluran air, hasil panen dari
tanah yang bemda di hulu dan hilir strngai serta yang berada di sekitar
parit salumn air buatan, serta hasil pan€n tertentu. (Kadang-kadang)
bagian pihak ini tidak menghasilkan apa-apa, sernentara bagian pihak
lain berhasil (panen dengan baik). (Atau sebaliknya, ledang:kadang)
bagian pihak ini menghasilkan, senterttara bagian pihak lain tidak
berhasil (panen dengan baik). (hda nrasa itu) tidak ada penyewaan
tanah lccr.rali dengan cara seperti itu. Untuk itu, Rasulullah SAW
mdarargrqp."

5. Sedangkan mumn'ah 37ang benar tirtak dilarang, sebagimana


diidaskan oleh hadits Rafi'. Tepmrya pada kalirnat,

.).jt x ;t'P;ittei; eG

"Jil<a dangan sesrafu Srug s&h


ditqtulcan dan psti dibayar
(mdhmun ) n aka tidak da nanlalt-"

6. nrumn'ahpng diizinkan dan


Kalirnat ini menladi perrbeda antara
muzaara'ah yang dilarang. Demikian iam '(hasil pemahaman
berdaa*an lcornpronri beberapa daltl 1nng saling bertentangan) ]rang
sesuai di antara hadits-hadits lrang saling bertentangan secara
zhahir. Wallahu'lam.

Perbedaan Pendapat di l&hngan Ulama


Para ulama berbeda pendapat m€q1crni hukum muzum'ah.

Tiga tokoh madzhab melarangnya. Dasa hukum mereka adalah hadits-


hadits Rafi' bin Khadii, diantaranp:

5l
--.1
svenex BULUGHUT Mlnrurr l#
1 ;:, ,1.-:'r *r l' Jb i, {;) y p'r.tt: k
h'J^,. it J';, yt*-: ,6.e 6 r\{ ;i 6r J";',
l.
"f
- a .

e;i l_.re
"Dahulu, di masa Rasulullah kami melakukan akad mukhaabarah
(istilah larn muaara'ah, pqrjl.Lalu beliau SAW melarang sesuatu
(maksudnya mukhaabnh ) yang (sebenamya ia) bermanfaat untuk
kita. (Namun) kepatuhan kepada Rasulullah SAW lebih bermanfat
(dari pada sesuatu itu)."

2. Hadits l-lanzlnlah bin @is. R€daksi haditsnp sudah dii€laskan dalam


babscbdumqa.
3. Riur€yat B*hari (2343) dan Muslim (1547) dali hnu Unrar RA: I(arni
tidak melihat masalah dengan muzaan'ah hingga akhimp kami
mendengar informasi Rafi' bin Khadij glang mengatakan bahwa
Rasulul lah SAW melarargnya. "

4. Riwayat Al Bukhari lz3y';O) dan Muslim (1566) dari sahabat Jabir RA


bahwa Rasulullah SAW bersaMa,

.iai tlLA \i W;* t3i d Us d


"Siap yang mempunyai nnu, -u*u tanamilah atau suruhlah
atdarurymawrunnb5a."

Hadits-hadits di atas merupakan hujjah mereka yang berpendapat


muzaan'ah tidak boleh dan menilainya sebagai akad yang diharamkan dan
batal. Mereka juga memiliki dalil lain, yaitu mereka menilai muzaan'ah(pada
dasamya) adalah akad sewa menyewa (ijarah). Sementara dalam ijanh
pembayaran harus berupa nilai yang sudah ditentukan, sementara dalam
muzaara'ahkomp,arsasi atas lahan yang digunakan tidak jelas dan tidak atau
belum ada. Itu sebabnla muzaan'ahharam dan tidak sah.

Imam Ahmad dan para pengikutnya berpendapat akad muzara'arboleh.

52
ffi;.i-";
Rasulullah SAW, sebagian Tabi'in dan tokoh-tokoh ahli hadits dari kalangan
mutaqaddimin dan muta'akhkhirin, sebagian para ahli fikih luga
membolehkannya-

Di antara mereka yang membolehkan akad muaara2# adalah Ali bin


Abu Thalib, Sa'd bin Malik, AMullah bin Mas'ud, Umar bin Abdul Aziz, N
Qasim bin Muhammad, Urwah bin Az-Zubair, Sa'id bin Al Musayynb, Thawus,
Az-Zuhn,Abdurrahman bin Abu Ya'la, Ibnu Sirin, Abu Yusuf, Muhammad bin
Al Hasan, Ishaq bin Rahawaih, Ibnu Abu Syaibah, Ats-Tsauri, Al Bukhari, Abu
Daud, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Al Mundzir, Ibnu Suraij, Al Khaththabi dan
Azh- Zhahiriyrch.

An-Nawawi mengatakan, ini adalah yang niih dan dipilih.


Umat muslim sepanjang masa di berbagai wilayah mempraktekkan
muzaara'ah.

Dalil pendapat yang membolehkan abad mtnan'ah.


1. Hukum asal meqlatakan batrwa setiap akad mtnmalah pada dasaqa
diizinkan, Tidak ada akad png dilarang kcuali yrang dilarang secara

syar'i karena faktor ketidak-jelasan, penipuan, dan penganiayaan


terhadap salah satu pihak yang melakukan akad. Sedangkan akad-
akad yang jelas selamat dari itu semua maka Syariat tetap
memperbolehkannya dan tidak melamngnT sedikitpun.

2. Mtnmalah NSi SAW kepadaorangorangYahudi Khaibar se!*Miau


menguasai mereka hingga belhu urafat. Lalu diakui dan dilanjutkan
oleh Abu Bakar RA dan terus berlangsung hingga awal masa
kekhalifahan Umar RA, saat kernudian Umar RA mengusir mereka
keluar dari Khaibar. Dan ifu ssnua dilakukan sepengetahuan para
sahabat. Ini merupakan dalil bahura muzan'ah adalah akad yang
sah yang hukum keabsahannya tidak dihapus (di-naskhl.

Di antara hadits-hadits yang menunjukkan diperbolehkannya


akad muzara'al, adalah riwapt Al BuLtrari dan Muslim dari lbnu
Urnar:

53
-'l
svanax BUtuGHUt Mamn #

e';.v *^4';;'#i bG *'t*r i' S;'";r,ti


'Jv':
a. lljsi;Gui*A€'i ,Lr'ri f , i
Jz t a l' o '-.
.r^" f"bl .r.>
"Nabi SAW memperkerjakan penduduk Khaibar dengan bayaran
berupa separuh dari hasil panen buah-buahan atau tanaman yang
diperoleh. Belbu SAW bersaMa,'Kami menemptkan l<alkn di tanah
Khaibr dengan sSant seperti ifu selama kami menginginkannya.'
Demikian akhimya mereka menetap di sana hingga saat Umar RA
mengusirrya."

3. Sehubungan dengan hadits Rafi' bin Khadij Fng di,gunakan oletr pihak
yang melarang m.rzaara'ah, mereka (yang memperbolehkanya)
menjawab bahwa hadits Rafi' tersebut rancu (mudhthan\ dari sisi
sanad. Sebab dalam salah satu riwayat dijelaskan bahwa Rafi'
menerimarya dari paman-pamannya. Dalam rivvayat lain dikatakan dia
menerimanya dari Rafi' bin Zhuhair. Riwayat ketiga menjelaskan dia
mendapatkannya dari mendengamya langsung.

Di samping itu, hadits Rafi'bin Khadij juga mudhtharib dari sisi redaksi
(matanl. Sebab dalam safu riwayat dia mengatakan "pelarangan se\r.ra lahan/
tanah". Dalam riwayat lain dia mengatakan, "Rasulullah SAW melarang al ju'l
(sesuatu yang diberikan kepada orang yang bekerja sebagai kompensasi atas
kerjanya. Istilah lainnya adalah Ju'aalah, penj)". Sementara riwayat ketiga
menjelaskan bahwa dia merrgatakan , " dari sepertiga, seperanpt dan makanan
yangsudah ditatukan."

Dengan kerancuan (idhthiraabl dari sisi sanad dan matan membuabrya


bemilai "diragukan". Bahkan imam Ahmad mengatakan, hadits Rafi'amat
beragam. Beberapa orang sahabat menolaknya. Abdullah bin Umar baru
mengetahui adanya hadits Rafi' tersebut di masa Muawiyah. Bagaimana
mungkin hukum sema@m ini baru tidak diketahui oleh shababat, padahal
mereka mempraktekkannya.

51
dijelaskan sesaat lagi.
-rffi
Dengan asumsi hadits Rafi' bin Khadij adalah hadits shahih, para ulama
yang memperbolehkan muzaara'arl mempunyai beberapa jawaban yang
memuaskan (muqni'ali.

Di antara jawaban mereka yang terbaik adalah alian'(Wnalamndengan


asas kombinasi antara hadits-hadits yang saling bertentangan) antara hadits-
hadits Rafi' bin l$adij dan hadits-hadits Khaibar. Caranya, pelaralxFn al<d al
muzaara'ahdalam hadits-hadits Rafl' ditempatkan untuk lr,asns al mumn'ah
yang rusak (al faasidallt karena di dalamnlra terdapat faktor kernungkinan
terjadinya penipuan (ghanl dan kaidak-pastian atau ketidak-ieJasan (a/
hhaalah, sehingga mengakibatkannla serupa dengan periudian dan untungl
untungan png diharamkan.

Pengalihan pemahaman seperti ini adalah sangat beralasan. Bahkan hal


ini juga yang secara eksplisit diungkapkan.oleh sebagian riwayat Rafi'-

Al-l--aits bin Sa'ad bqtata, "Akd (mumm'ahyang dihrang deh RasLrfullah

SAW adalah akad yang jika seorang yang mempunyai pemahaman baik atas
halal dan haram meruginya akan menyimpulkan bahwa al€d (tpng dilarang itu)
adalah akad itu memang tidak boleh, karena mengandung resiko (Sang di luar
perhitungan logis)."

Ibnu Al Mundzir berkata, "Dalam beberapa hadits lang diriwayatkan oteh


Rafi' menunjukkan alasan-alasan (al 'ilal)bahwa pelarangan Rasululah SAW
terhadap al<ad muzaaral# dikarenakan alasan-alasan tersebut."
Al Khaththabi berkata, "Rafi' telah memberitahu kepada Anda bahwa
(al<ad muzaara'ahl van1dilarang adalah akad muaara'ahyangtidak ielas (a/
majhuul), bukan yang jelas (al ma'luuml. Pelarang itu dikarenakan kebiasaan
mereka yang menerapkan syarat-syarat tidak sesuai dengan Syariat (fusilall
dan menentukan bagian-bagian dari lahanlahan tertentu seperti yang berada
di sekitar saluran air dan lahan{ahan dekat hulu atau hilir hanf unhrk pernilik
lahan. Padahal tidak tertutup kemungkinan lahan tersebut menghasilkan
sementara lahan lainya tidak menghasilkan apa-apa (rusak)- Jika begitu,

55
SYARAH BUTUGHUTMARAM

pengelola tidak mendapatkan bagian apapun sebagai kompensasi atas


pengelolaannya selama itu. lnilah faktor ghararlpenipuan)dan resiko (di luar
perhitungan logis)."

Muaara'ah adalah akad kerjasama. Untuk itu tidak boleh bagian yang
akan diperoleh oleh salah satu mitra bersifat tidak jelas atau misterius.

Syaikhul Islam, Ibnu tagmiyyah berkata, "Maksudnya adalah bahwa Nabi


SAW melarang kerjasama berupa penyewaan lahan dalam pengertiannya
yang umum, yaitu ketika pemilik lahan mensyaratkan bagiannya diambil dari
hasilpanen atas lahan{ahan yang sudah ditentukan. Demikian sebagaimana
5rang dilelaskan oleh Al-Laits bin Sa'ad. Dia menerangkan bahu,a 1nng dilarang
oleh Nabi SAW ialah ak:d mumra'ah yang jika dinilai oleh orang lang
mempun5rai pengetahuan tentang halal dan haram akan menyimpulkannya
bahwa alod itu haram."

Ibnul Qayyim berkata, "Orang lrang mengamati hadits Rafi'bin Khadii,


mengumpulkan semua sanadnya lthuruqahu), membandingkannya,
menempatkan riwaSat png masih mujmallgangmasih bermakna luas) sesuai
dengan riwalnt yang lebih terperinci (mufassil serta menempatkan rir,uayat
gnng masih muthlaq sejalan dengan rivrasat yang telah dibatasi (muqayyadt
maka dia akan menyadari bahwa akad muzaara'ah yang dilarang oleh
Rasulullah SAW adalah akad yang jelas faasid (rusa,ztidak sah). Yaitu akad
muzaan'ahgrang zhalim dan kejam. Ifu sebabnya Raft' mengatakan,

:y'.;?( C5 1*'r4t :y slf e',":rl!i qf k


:yLX'*
'Dahulu kami menyarakan lahan dengan q,rarat (hasil panen) hhan ini untuk
kami, sdangkan (hasilpanen)lahan itu untuk mereka (pengelola lahan,
penj). Kadangkadang 5nng ini menghasilkan sedangkan yang itu tidak.'

Dalam salah safu riwayatnla,

a_*''y\,;r-i');'y osfti o1t ots

56
BUtuGHUt MARAm +

rij :!w ,g'.1)t};Q'rys7:rat )Grt ,orli-;t)t ,Sc


,r; i! ir1 ,A:.,r* lt,r;; 3,&-: ti *-j ,rta ;"i',
tc,
- l.-'{
*, ?*; ,*-';3.:Jl*
t. , t !o.
* t( >a r
-SYARAH
.Dahulu di masa Rasulullah sAW orang-orang menyewakan tanahnp
dengan menqlaratkan (unhrk mereka) hasil panen dari tanah di tepi sungai
atau saluran air, hasil panen dari tanah y6ng b€rada di hulu dan hilir sungai
serta lang berada di sekitar parit saluran air buatan, s€rta hasil pan6l
tertentu. (Xaaan$Uaang) bagian pihak ini tidak menghasilkan apa'apa,
sernentara lain b€rhasit(panen dcnsan baik). (Atar s€balfila5p,
@ian ilftak
kadangkadang) bagian pihak ini menghasilkan, sema.ttara bagiam pittak
hin titak berhasil (pancn dengan baiH. (hda nrasa itu) tltak ada perryeuraan
tanah kecuali dengan cara seperti itu. untuk itu, Rasulullah sAW
melarangpya. Adaprn iika penyauaan dibaBr dengan sesuatu }Iang $dah
ditentukan dan terjamin (dib4/ar) rnaka tidak ada masalah''

Keterangan riwayat tadi mm.rpakan keterangan png palgrg jdas di antara

riungat-ritragrat Rafi'. Riw4rafriwa5at lain Fng nrasih bersilat muinnl muthlq


alau mukhtasharhanrs dipahami dalam riwalpt yang lebih menjetaskan di atas
juga redaksi dan hulnrmqn disepakati oleh uhrna. Dernikian hnu'lbimiyph
}xang
mer$elaskan."

Dalam syarh Al Misykah, Ath-Thibi berkata, "Hadits-hadits yang


melarang mumm'ah, secata zhahir saling bertentangan. Kesimpulan png
bisa dibmt berdcarkan prinsip kompromi di antara hadits-hadits tersebutadalatr
bahwa Rafi' bin Khadij mendengar hadits-hadits pelarangan mumra'ah
bermacam-macaln. lalu dia berusata menyusunnya dalam safu alur cerita
(silk vnahidt ltu sebabnya kadang-kadang dia mengatakan, "Aku mendengar
"Paman-parrnnku
Rasulullah sAW.' Dalam kesempatan lain, dia mengatakan,
bercerita kepadaku". Dan dalam kesempatan lain, dia mengatakan,
'Kedua
pamanku memberitahuku". Datam beberapa hadits dilelaskan bahwa
alasan pelarangan tersebut adalah adanya beberapa syarat yang men-rsak
(faasidahl. sebagian hadits lagi rnenielaskan bahwa alasan pelarangan
-{ svanax ButucHut MAnAm +
adalah mereka saling bersengketa sehubungan penya raan lahan. Sementara
sebagian hadits lain menerangkan alasan pelarangan adalah karena Rasulullah
tidak ingin mereka sibuk dengan masalah pertanian sehingga meninggalkan
un:san jihad

Dalam kerangka seperti ini, kata al idhthinab (kerancuan riwayat


Rafi) harus dipatnmi. Bukan al idhthiraabdalam pengertian terminologi disiplin
hadits. Al idhthiraab yang terakhir disebut ini merupakan salah satu bentuk
kelemahan hadits. Nyaris tidak mungkin Al Bukhari dan Muslim
meriwayatkan hadits (dengan kelernahan) sernacam ini.

58
svanax ButuGHUt MARAM +
--{

tq)1;\t
//
(BAB TENIANG AKAD SEWA)

Pendohuluon
ljaanh, dengan hamzah berharakat kasrah adalah bentuk mashdardari
l<ata'ajan, menurut pendapat png masyhur. Sebagian ahli mengatakannya
berasaldari kata 'aajan,berasal dari kata 'airpqartinya kompensasi, upah
atau ganti (it/dn.ltu sebabnya pahala dis€but'air,karern Allah SWT. mernberi
balasan atas keta4tan hambanya atau sanksi kepada mereka 5ang melakukan
maksiat.

Secara bahasa, iianh arlinya balasan.


Sdangkan sRara syar'i artinln akad atas sr-ratu nnnfaat yang mubah dan
diketahui png diambil dikit derni sedikit-

AV;rd iianhterdiri dari dua kategori:


1. f{<ad ijarahdalam tempo masa yang ditentukan dari suatu barang
tertentu yang sudah diketahui atau dari stratu barang yang hanya
dijelaskan kriterianya (belum dike[ahui) yang masih berada dalam
tanggungan pernilikryn. (Kategori bisa disebut dengan sanra barang,
H\)
2. Akad ijanh atas kerja png sudah diketahui dengan kompensasi
Snng sudah ditenfukan.
(Kateggri ini disebut seua tenaga, sanra buruh,
sewa pekeria atau l<arYavran, Pen)

59
svenan BurucHur iiARArri
-{
Kedua kategori ini sah berdasarkan AlQur'an, sunnah, ijma' dan qiyas.

O Allah SWT. berfirman, "... kemudian jika mereka menSntsul<an (anak-


anak)mu untukmu, maka berikanlah kepda mad<a uplnJa..." (Os.
Ath-Thalaaq [65]' 5)

O Dalam kisah Hijrah dilelaskan bahwa beliau SAW menyewa seorang


lehki dari Bani Ad-Dil (sebagai penunjuk jalan, penj).

O Ibnu Al Mundzir berkata, "setiap ulama png kami catat pendapatnln


sepakat bahwa alted ijanh diperbolehkan."
O Dari sudut qilns, bahwa jasa atau manfaat suatu barang amat
dibututrkan. Sama halnp dengan kebutuhan atas bamng itu sendiri.
Untuk itu akad ini termasuk rul<hslahWrryhukumnla sesuai dengan
qrlEs.

Transaksi sewa tenaga atau sewa barang dapat dilakukan dengan kata
ijarah, Htaa'dan kata-kata lain Snng semakna.
Syaikh Taqiyyudin berkata, "Setelah melakukan veriftkasi (tahqin, kedua
pihak 5iang mengadakan perjaniian ser,va
-jika keduanya telah mengerti.- dapat
mernbuat perpnjierrnya dengan kalimat apa saja 5ang naksudnya dapat dipatami
oleh keduanya. Hal ini berlaku untuk setnua al<ad/pertajian. Syariat tidak
menenfukan batasan l€lirnat al<ad s@rtr pasti. Ia hanya menyebutkannla s€carr
muthk."
Syaikh AMurraharnan As-Sa'di mengatakan bahwa akad dapat dibagi
dalam tiga tranlsaksi.

1. Alod-alod l-aznnhbersifat mengikat), terdiri dari dualenis:


a. Akad Snng langsung mengikat. Untuk itu tidak ada lagi opsi
pembatalan lkhipt.Contohnya seperti wakaf, nikah dan
s€i6rbr!8.
b. Akad mengikat namun masih ada opsi pembatalan di tempat
(kh@ar rrailli dan opsi pembatalan berqprat (khiyar syartll;
Contohnln seperti akd/perjanjian jual beli, sewa menyer.ua
lifnnlll, akad snrln (darnai) dan sQenisrnTa.

60
ffiffi.::::Tffi
dapat membatalkan akad itu kapan saja. contohnya seperti akad
perwakilan, akad i u' aalah dan akad-akad kerjasam a (syirkah)'

3. Akad yang Laazim (mengikat) bagi satu pihak dan Jaa'iz (tidak
mengikat)bagi pihak lain. untuk kategori ini, batasannya adalah akad
di mana salah satu pihak mempunyai hak atas pihak lain. Contohnya
seperti orang yang menggadaikan lar-raahinl, orang yang
bertanggungjawab (dalam halyang berkaitan dengan l'atta, pen) atas
nama orang ltu (dhdhaannrldan orang lBng bertanggungiawab atas
keberadaan orang lanlal l<aafil. Akad kategori ini mengikat mereka
namtrn tidak mengikat (ira i4 bagi orangprg menerirna barang gadabn
lal murtahirl), bagi orang png ditanggung secara keuangan
(a/

madhmuun 'anhd dan orang yang ditanggung keber-adaann!/a (a/


makfuul lahd. Wallahua'lam.

nrjr- t s-,L5:Jv -t4ritt oit- {Q q.t ;,rj -vxt


'l J+3k'j, 'i';i'^;t ql'' ,-)*t r;1 *?" it"
'€)d;iu''''<F'
782. Dari hnu Abbas RA, dia berkata: Rasulullah SAW berbekam dan
memberikan upah kepada orang lrang mem&kalnnlB. Jika upah b€kam haram
tentu beliau tidak akan memberinya upah. (HR' Bukhari)'t2

Kosakata Hadits
AThaa. kata kerja yang memiliki dua maful (objek) Dalam hadits di
atas maf'ulpertamanya adatah kalimat "orang yang membekamnya".
Sedangkan maf'ulmyayang kedua adalah kata "upah"'

At Hijaamahrberasal dari kata al haim,yang artinya menyedot. Sementara

'2 Bukhari (2103).

6l
'"'-t-J:Hffi
ahli fikih, al hijaamah adalah mengeluarkan darah dari tengkuk dengan
menyedotnya setelah sebelumnya menyayat kulitnya. Sebagian ahli lain
mengatakan, ia tidak terbatas pada bagian tengkuk saja, tetapi bisa dilakukan
pada bagian tubuh Snng lain.

J;'jG 'iu -.; ic" ,;-t -v xr


ir q;- f:
V;,;:' (*3*;ir 'S):{':f i'
o ,
t ,c , , , ,

783. Dari Rafi' bin Khadij RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersaMa,
"Ap yang diperoleh dai pekujaan tukang be*an adalah buruk." (HR.
Muslim)r3

Kosakata Hadits
Kasb Al Hajjaam l\ata l<asb berasal dari kasaba yang artinya mencari
uang. Dengan begitu kasb al hajjaam artinya uang yang diperoleh dari hasil
kerla membekam.

Khabiits' Berasal dari kata khabutsa yang artinya lawan kata dari baik.
Derrgan begitu al Habiitsartinya rezeki lang buruk. Bentuk jarnakqn l<hibats
dan khubatsd. Kata khabiitsdaptdiartikan haram atau sesuatu yang mubah
namun rendah. Makna terakhir ini yang dimaksud dalam hadits.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Kedua hadits di atas menjadi dalil legalitas akad ser,ra melrryanta lal
iarahl dan bahwa al ijanhtermasuk akad 1ang sah yang bermanfaat.
Dalil keabsahannya ditetapkan oleh Al Qur' an, sunnah, rjma' dan qiyas.

Ibnu Al Mundzir berkata, "Para ulama yang kami catat sepakat


bahwa al<ad ijarah diperbolehkan. Ia juga diperbolehkan karena

13
Muslim (1567).

62
ffi:*":;:^*ffi
komoditas sama nilainya dengan kebutuhan terhadap komoditas
itu sendiri."

2. Hadits no.782 menerangkan bahwa upah hasil keria bekam adalah


boleh atau mubah dimanfaatkan, tidak diharamkan. sebab jika upah
itu diharamkan tentu Rasulullah SAW tidak akan memberikannya
kepada si pembekam atas kerjanya membekam beliau SAW'

3. Hadits no. 783 menunjukkan bahwa upah hasil keria belam adalah
bunrk.

4. Tetapi kata "buruk" dapat diartikan:

a. ndak enak (pada makanan), seperti dalam firrnan Allah swT.


*... Dan
fiznganlah l<amu mqnilih lprg tklak
qnk lalu l<amu
meiberi naflcah darinya, padahal kanu sqdiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
terhadapn5a...." (Os- Al Baqarah lzlt268.l
b. Pekerjaan yang rendah atau hina. Pengertian ini png dimaksud
dalam hadits. Itu sebabnya dalam s€buah hadits shahih dijelaskan
bahwa Rasulullah sAW memerintahkan pembekam memberi
makan onta dan budakqa (dengan upah hasil bekamnya, pa'rj)'

5. l<ata al Ktabiitsdalam hadits tidak dimaksdkan sebasi sesuatu lang


haram, tetapi sesuafu png hina atau rendah. Dalam H Al Ma'd,
Ibnul Qawim mengatakan -yang kesimpulannyra: Benar bahwa Mbi
sAW menyatakan upah dari hasil keria membekam adalah rendah
atau hina. Beliau memerintahkan sahabat (Vang bekeria sebagai
pembekam) agar memberi makan onta dan budqknya dengan
upahnya tersebut. Juga benar bahwa Rasulullah sAW sendiri
bertekam dan memberikan upah k@aoranglEng m€rnbd€rnnlE.
Pemberian ini tidak bertentangan dengan saMa Miau sendiri bahura,

*gr!-Jr'8
"Upah tukangbekam adalah hina'.

63
SYARAH BUTUGHU[ r,lAnafrf #
Sebab beliau tidak mengatakan, memberikan upah kepada tukang
bekam adalah hina. Meskipun upah tersebut dinilai hina, namun itu
tidak berarti beliau mengharamkan upah itu. Rasulullah SAW pemah
menilai ba',,vang merah dan bawang putih sebagai sesuatu ynng khabiits,
namun beliau tidak mengharamkan memakannya. Pemberian upah
oleh beliau tidak dapat juga diartikan bahwa upah tersebut layak
dimakan. Beliau SAW pernah bersaMa,

.fru qVgA,.L'H'-^+ir ,y';t ,y\ jy


"Aku hisa aja) manberikan suatu pembeian kepda ses@rang
yang (kemudian) keluar membawanya, (padahal) ia sedang
mengepitnya di bau/ah ketiaknya sebgai api."

Rasulullah mernberikan sebagian harta zakat dan hasil /ar'ftarta yang


dikumpulkan dari orang-orang kafirtanpa melalui pepemngan , pan)
kepada para Mu'alaf (baru memeluk Islam), meskipun mereka adalah
orang-orang kagra yang tidak memerlukan pemberian tersebut. Hal ini
dilakukan oleh beliau SAW agar mereka menunaikan kewajiban Islam
dan ketaatan kepada Allah secepatrnya.

Hal ini menjadi salah satu dasar yang cukup dikenal dalam syariat,
yaitu bahwa suatu hukum suatu akad atau pembefian bisaiadi mubah,
sunnah atau wajib bagi salah satu pihak, namun makruh atau haram
bagi pihak lain. Dengan kata lain, bisa jadi suatu pemberian menjadi
wajib bagi yang menyerahkannya dan haram bagi yang menerima
pemberian ifu. Secara umum, maksud kata 'Upah hasil kerja bekam
buruk" adalah semakna dengan "Memakan bawang merah dan putih
adalah buruk (A'hatbitd . Bedanya yang ini buruk (tidak enak)baunya,
sedangkan yang satu lagi buruk (hina) upahnya.

6. Ibnul Qayyim berkata, "Para ahli fikih berbeda pendapat mengenai


pekerlaan/profesi apa yang paling baik dalam tiga pendapat, yaitu
berdagang, bercocok-tanam atau usaha sendiri. Pendapat yang njih,
hasil pekerjaan yang paling halal adalah apa yang diperoleh dari harta

64
.
*.'Hffi
informasi yang disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya."

Hadits di atas memberi petunjuk bahwa berbekam merupakan salah


7

satu terapi/pengobatan yang bermanfaat untuk mengatasi beberapa


p€nyakit.

8. Hadits juga memberi petuniukbahwadiperbolet .rkannyaberobatdengan


obat yang mubah dan bermanfaat. Ini tidak bertentangan dengan
tawakkal kepada Allah SWT-

9. Berdasarkan hadits di atas diketahui bahwa adanya perbedaan untuk


setiap profesi atau pekerjaan dilihat dari sisi nilai luhur dan rendah.
Selayaknya setiap manusia berusaha mernperoleh hal-hal yang luhur.

10. Dalam hadits riwayat Ahmad dan para penyusun kitab srnan lainnya
yang para perawinya tsiqah dijelaskan bahraa Nabi sAw berkata
kepada pembekam, "Benlah mak?n ontamu (dengan upah kerja
membekam)." Hadits ini memberi petunjukbahua jika si pembekam
adalah orang yang tidak memerlukan uang upah kerianya maka ia
sebaiknya menghindari pemanfaatan upahnya untuk hal-hal yang
tidak berkaitan dengan pribadinp, keperluannya dan keluarganya. Ia
dapat menghindarinya dengan cara mernbelanjakan upahnya untuk
kepentingan hewannya atau aktivitas/proyek yang berfaidah yang
tidak bersifat keagamaan. Ini tidak berarti bahwa upah itu makruh
secara syrar'i, tetapi lebih dikarenakan usaha diri memperoleh dari
kerja-kerja lnng tuhur serta menjauhi hal-hal yang rendah atau hina.
Ibnu Taimiyyah berkata, "segala sesuatu yang sifatnya syubhat
sebaikn5n disalurkan unhrk hal-hal gang bermanfaat png paling jauh

dari kepentingan pemiliknya. Demikian seterusnla hingga yang pal-


ing dekat dengan kepentingannya. Yang dinnksud paling dekat adalah
yang masuk ke dalam perutnya, (selanjutnya) pakaian (atau apa saja
yang bersifat zhahir), (selanjutnya) kemudian makanan hewan.
sebagimana dijelaskan dalam hadits: Nabi sAW memerintahkan si
pembekam agar memberi makan onta dan budaknya dengan upah
hasil kerjanya membekam."
{ svanax ButucHutt aram #
,1t
t
* it J';-,iv,iG -& ir ,ds-
t
'.c.
Zl-p Sl
I / o -.

3e i -YfrL
,F:"f
t.^.ta
, -
_*::a-.L+rt V- ff
- - ." . . t, a . t ':'
Ul a,)u
:
in, Ju>,& j&
f*-i'.rl}t ,y;'t ,'{*'F'u t'; LL. b.,'t ,:r-u dd .bi
oi. t.
o.. t t,, ).a 7 . sl
.d--, ollS .(c,.>l Lrr ls * lo.o
Crv
17

784. Dari Abu Hurairah RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
" Allah SWT berfirman,da tiga orang dimana Aku akan manjadi lautan (5nng
mengalahkan) mereJ<a di lhri Kiannt, (pqtann) l&ki Wtg mqnberi kanmmn
atau janji) dengan many&ut tnma-Ku kemudbn dia manhtgoll<anrya (tidak
memenuhi janjinya), kdua) lelaki yang manjual onng tnng merdela hul<an
budak) lalu mqnal<an mngrya (hasil Wiwlan itu), (lcetigd l&ki targ mqry/ew,
buruh,/pel<eria, lalu setelah buruh/pel<qja itu mangerjakan fi<erfinnn5a dia
ti&k mernbqi uphrya." (HR. Muslim)ra

Kosakata Hadits
Tbalaatsh Maksudnln tiga orang. Penyebutan tiga di sini tidak berarti
pernbatasan. Karena Alhh SWT. Akan menjadi lar,van bagi shpa 5ang mdah.rkan
kezhaliman. Penyebutan hanya tiga orang Snng disebut dalam hadits bertujuan
penekanan saia.

Khashm uh um : llata al klnshm adalah masMar dari l<ata lhashann, yang


artinya mengalahkan dahm pers€lisihan . l<ab al klrashmdapat diungkap untuk
dua atau banyak orang, batk mudzakl<aratau mu'annats.

A'thaa Bii: Mafulrryadibuang, 3nitu kata "al 'ahdd'(perjanjian)dan "a/


amaan" (rasa arnan). Maksudryq lelaki yang mernberi perianjian atau rtrsa artan
(kepada orang kafn) dengian menyebtrt Nama-Ku dan bersumpah dengan Nama-
Ku.

Ghadan : l-aunn kata dari memenuhi (ianji). Maks.rdrya m€,rusak p€rianjian


dan berkhianat.

ra
Muslim tidak meriwayatkannya, tetapi Bukhari (2227).

66
#;"-*;::,ffi
membiarkan suatu hal. Atghadrdengan arti merusak perjaniian diambildari
makna asaltersebut.
l:lurrantl-awan dari kata "budak". Bentuk mu'annatsnya hurrah,lawan
kata dari ammah(budak perempuan). Kata hurrpada asalnya diungkapkan
untuk orang yang bebas dari sifat perbudakan. Pada asalnya dikaitkan dengan
manusia, namun kadang-kadang dikaitkan juga kepada selain manusia dalam
bentuk metafora (maiaaii -
Fa Akala Tsamanahu, artingra, lalu memakan uang hasil peniualannya.
"makan" rnerupakan tujuan
Khusus menyebut kata "memakan" di sini karena
paling utama.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini menemngkan bahvra tiga pekerjaan yang disebut adalah
hamm serta menerangkan bahwa ketrganya amat sangat diharamkan
oleh Allah SWT. ltu terbukti dimana Allah langsung akan menjadi
musuh mereka yang akan mengalahkannya di Hari Kiamat- Hal ini
tentu tidak lain dikarenakan tingkat keharamannya yang tinggi dan
begitu buruknya pekeriaan yang mereka lakukan. Mereka itu adalah'

a. orang liang b€rsumpah atas nama Allah swT, berianji atas Nama
Nya,membuatperjanjiankeamananderrganmenyebutnama
Allah, kemudian berkhianat atas janjinya dan amanatnya'

Para ulama sepakat mengenai keharaman mengingkari ianji dan


menilainya sebagai salah satu dosa terbesar. Allah swT telah
..Hai
memerintahkan agar memenuhi janji dalam firman-Nya,
omngonng tnng fuiman' paruhilah perBniian-Wrianiian itu " ""
(Qs. Al Maa'idah [5]: 1)

SebagaimanaDiajugamelarangpengkhianatanterhadap
perjanjian.DiaSWT-berfirman,"(ktapi)karenamereka
melangar janjinya, Kami kutuk m%el<a, dan IGmi jadil<an hati
merel<a kems membatu. ..." (Qs'Al Maa'idah [5]' 13)

67
--l
svanax BuLUGHUT lrAnAil +
Rasulullah SAW bersabda kepada para panglima perangnya,
n2a,
3 -.. s 3 -
a-.) gd J,-.J ol IJJ:ttti g.a)l bt o.et- lStj
t o t t ,,

'oi'Ey ,!l;
&}+\;<j ,tJ:, )" ^;lr', ,i,
:, i: frl.*'ti i ;t ei,.<;,1 r|ix
*Jika
kalian telah berhasil mengepung penghuni benteng, lalu
mereka menginginkanmu membuat prlindungan Allah atau
perlindungan Nabi-Ng untuk merel<a mal<a j,anganlah kamu
melakukanryn. Tetapi buatlah u untuk mereka.
%utguhnja, lalian nmmpt manaruhi plidwgan/Hinhn
yang kalian buat lebih ringan daripda kalian memenuhi
palhdmgan/pupnjbn atas nann Allah."
Orang yang menjual manusia merdeka lalu memakan uang hasil
penjualannya. Menjadikan manusia lnng merdeka sebagai budak
tanpa alasan syar'i merupakan keharaman dan kemudian
menjualnln (sebagaimana menjual barang serta memakan hasil
penjualannga) menjadikannya keharaman yang berlipat.

'Mernakan" dalam hadits diungkapkan mengingat umumnln


pekeriaan mencari uang dilakukan agar dapat nnkan. Malsud
sebenamla adalah semua benfuk pemanfaatan uang tersebut.

Orang yang menyewa pekerja, lalu ketika pekerja ifu telah


menunaikan tugasnya, dia tidak membayar upahngra. Rasulullah
SAWbersabda,

.t;:.tf J] i.).i;<ti,fi
" Baikanlah pekqla uph4a sebelum kaingabrya mangaing."

SaMa4n ini menrpakan penetanan $liperbola/ mubaalaghaht


pentingnp memenuhi hakpekerjadan upah atas jerih pagrahn5a.
Dalam Musnad Ahmad, riwayat Abu Hurairah, diterangkan

66
::ffi*":manan#
i+i
9-, :&t J'' U f\ ;\ F-
-f+
,o',;rir':r..'nl

F t;t';;i j';*f luj' ""Sr:t v 'i6 t.,r,;ir


' ,:. .
iii
.41-9

" IJnatku diampni (funlp) d akht ffim bulan hdlwl"


I-alu ditaryakan lcpada bdhu, 'Apaka[r kzena malam iu adahh
*&la n, t@ikaura)
malam l-ailahrl Qadar?" Bdiar mcrfaur$,
oftng Wng bd<qF t&h dfugr upfurya sddah ia sd6ai
margqiakar, f,a'mnya-"
2. Hadits di ata menielaskan batil,a peflrbElE-anrpdr diHrukm saehh
pekerraan Ermputxl, karena itulatt u,aktu h6qhal(an db ab upatr'

3. Hadits ini merupalon dalil legalitas a}ffl al ii{ahdan meneranglon


bahwa ia merupalran salah satu akad }trang sah dan kmanfaat-

4. Hadits ini mempakan dalil keberadaan siksa akhirat, Hari Kiurnt


yang memang telah menladi doktrin tilak drragukan hgi dalarn
agama Islam lma'lwtn min ddiin bi dhdlwnt-dl'

5. Hadits ini juga meniadi dalit legalitas bagi gencatan seniata atau
tidak saling menyerang dengan orang lcafir serta memberikan
mereka ttrsa anr.rn untr.rk kepentingan Ishn dan muslimin-

6. Hadits ini menerargkan bahwa tidak ada l|ak bagi oEng-orang


png zhalim atas orang-olargpng merdeka'
7 . Kata "tiga orang' dalam hadits tidak b€mrti har[E tiga orang ihr saF
yang menjadi lauanAlhh SWTdi hari Khmat- Junlah tersebuttidak
dapat dipatnmi t€rbalik (/aa nnlhuwn lahl. It{asih ada s€lah merdra
yang akan menjdi musuh Alhh swT, vaitu para pdaloa dosa besar-

8. Kata "lelaki" dalam hadits juga tidak memberikan maksud apa-apa-


Hal itu diungkapakn sebagai ungkapan ulnutn- untuk itu, ancanran
tersebut berlaku untuk lelaki dan unnita yang mul<alhf

69
-{
syanax BUtuGHUr. rriAnAli #
9. Dalam hadits ini terdapat petunjukbahwaseomng pekerja, karyawan
atau buruh berhak menerima gaji atau upahnya setelah ia
menyelesaikan fugasnya atau dan dalam masa tertentu.

*h, & i,J';', ii lALi'r oe,- orV


tu a ,,

,. J.t 8J -VAo
.'q r$t L?i.(l, *Y f;i y';';'li t, ;el .l!) :Jti fL:
- aa t

785. Dari lbnu Abbas RA: Bahua Rasulullah SAW bersaMa , " Pekerjan
Sang Fling fuhak kalian arnbil uphnja dalah (nqgapr) Kitab Allah (Al
Qt-r' an)." (HR. Bul&ari).rs

Kosakata Hadits
Ajran:Artinya kompensasi pekerf! atas keriarrp. Dis€butiqa dengan
al Hma'. Termasuk dalam rnakna ini adahh kalirnat yang diucapkan di saat
*,,4ajaral<allah,
bertakziah, s€tnoga Allah mernberimu pahala-l\p.

Hal-Hal Perrting dari Hadits


l. Hadits ini menunjukkan boleh meminta upah atas mengajar Al
Qur'an. Apalagiiila hguan pengaiil (merninta upah ihr) adalah untuk
kebaikan. Contohqn seperti meminta upah derni keberlangsungan
pendidikannp atau seienisnya yaryl di dalamrya terdapat unsur taat
kepadaAllah SWT serta penyebaran ilmu Snng bermanhat.
2. Ibnu Taimiyph berlata, "Fara ulama sepakat mernbedakan istilah
menyewa orang unfuk kegiatan ibdah dan pernberian rqel<ikeeada
pelaku ibadah. Pernberian rqekiuntuk ormg-orang png berperang
di jalan
Alhh, para hakim, mu' adzdzin dan imam shalat dipertolehkan
tanpa ada perbedaan pendapat. Sedangkan menye\ rEl oftmg untuk
aktivitas-aktivitas tersebut tidak boleh menurut mayoritas ulama."

'5 Bukhari (5738).

70
ffi';;::";;,--ffi
pembayaran pelaksanaan haji (haji badal), menjadi imam, adzan,
mengajarkan Al Qur'an dari baitul maal, perjanjian iu'aalah atau
memintanYa tanPa sYarat.

4. Asy-Syaikh (lbnu Taimiyyah) berkata,'Apa yang diperoleh dan baitul


maalbukan merupakan kompensasi atau upah,/gaii tetapi pemberian
halitu dalah apayangdiperoleh
atas alasan ketaatan. Identikdengan
dari hasilwakaf untuk kepentingan kebaikan, hasildari segala yang
diwasiatkan dan apa yang diperoleh dari nadzar. Pemberian yang
bersumber dari semua ini tidak dinilai sebagai upah atau gaji"'

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Abu Hanifah dan Ahmad berpendapat tidak boleh merninta U.yaran/upah/
gaji atas pengajaran Al Qur'an dan pekerjaan apa saja yang hangn boleh
dilakukan oleh orang Islam, seperti profesi hakim, imam shaht dan adzan'
Mereka berdalit dengan hadits Ubadah bin Ash-Shamit lang mengatakan,
Aku mengajarkan Al Qur'an kepada sebagian ahli ash-shuffah-r6 [-alu salah
seorang di antara mereka menghadiahkan busur panah kepadaku' Ketika
aku

menceritakan masalah hadiah tersebut kepada Nabi SAW, beliau bersaMa,

.qii6
)6 qr:'; t:'k-11 !'.'ry
" Jil<a kamu senang busur pnah api dil<alunglan fumu nnl<a tqimalah

hadiah itu."

sementara mayoritas ulama, di antaranya Asy-Syafi'i dan Malik


mempertolehkan meminta bayaran zupah atas pengajaran Al Qur' an' menjdi
(pendekatan
imam, mua&in dan pekerjaan-pekerjaan lain yangbersifat ibadah
diri kepada Allah SWT.)
Mereka berdalildengan hadits dalam bab ini, hadits riwayat Bukhari dari

yang
16
Mereka adalah orang-orang fakir dari kelompok Muhajirin dan orang-orang
pada salah satu bagian
tirJak mempunyai tempat tinggal. Mereka tinggal di ruang beratap
masjid Nabawi. Penj.

71
-{svamrBUtucHUtMamn#
Abu Sa'id tentang rqqlah(pengobatan dengan ayat AlQur'an atau doa)dan
dengan hadits lnng diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Nabi SAW
menikahkan seorang lelaki dengan wanita dengan mahar lelaki tersebut
mengajarkan Al Qur'an yang dihapalnya.

Pendapat ini juga merupakan salah satu riwayat Ahmad dan juga penpadat
yang difatwakan oleh para ulama muta'akhkhirin dari kalangan Hanafiyyah.
Ibnu TaimiySah juga memperbolehkannya karena tuntutan keadaan Uil haajahl.
Guru kami, AMurrahman As-Sa'di mengikuti pendapat ini.

Sedangkan hadits Ubadah bin Ash-Sahmit tidak dapat menandingi tiga


hadits riuayat Bukhari dan Muslim yang telah disebutkan dan hadits-hadits
lainnya. Di samping itu para ulama menilai cacat hadits Ubadah. Mereka
mengatakan dalam sanadnya terdapat Al Mughirah bin Zyad, yang oleh
pen!,usun lclldxn) At-Tqribdinilai sebagai orang yang banyak w:ahnt$*dustal.
Bahkan irnam Ahmad menohk hadits pngdiriwayatkanngra.

\t -U ;nr J* Jts :Jti -t q.,- * *t ,y: -vt't


iir?s
..*tr'r.t irj., .6;'i;- oi .p ,i;l;<!i t*L\ ,*i
'r., ^lL

ui:- ;;;
7.. 7.. \,.
'rL -'^L at , :,.:,
;: * +q e)
9
#tt
-. vt!,.
* ej
."J'G-brgt O)P, y lrei
7 tfi - Darilbnu Umar RA, dia b€rkata, Rasulullah SAW bersaM a, " B*ilah
pekeria uphng,a sdelun kaitgabrya mang*ing." (HR. hnu Majah)r7

Masih dalam masalah lrang sama, terdapat riwayat lain dari Abu Hurairah
png diriwalptkan oleh Abu Ya'la dan Al Baihaqil8, serta dari sahabat Jabir
9ang diriuraptkan oleh Ath-Thabrani.re Semua hadits ni dha'if.

r?IbrruMajah
Q+*3).
rc
Al Baihaqi (6ll?.1, dan Abu Ya'la (66821-
'e Ath-Thab,rani &lam Ash-$rqgdr (34).

72
ffiSYARAHBUI'UGHUtMAnarurF
Hadits lni hasan.la diriwayatkan oleh lbnu Majah dari sahabat lbnu Umar.
Di dalam sanadnya terdapat Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari ayahnya
dari kakeknya. Ath-Thahawi berkata, "Hadits AMurrahman para
-menurut
ahli hadits- amat sangat lemah."
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari.sahabat Jabir, namun
di datam sanadnya terdapat syarqi bin Qaththami, seorang perawi dha'if.
Di samping itu, hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Ya'la, Ibnu Adi dan Al
Baihaqi dari Abu Hurairah. Dalam buku Bulugh N Manm dijelaskan bahwa
seluruh sanad hadits-hadits tersebut dha'if.

Syaikh AI Albani berusaha memaparkan sanad-sanad seluruh hadits


tersebut dan membahasn!,a, sampai pada kesimpulan dengan berkata, "Menurut
saya, sanad hadits dari jalur Abu Hurairah shahih. Jika kemudian ditambah
dengan hadits mursal Atha' bin Yasar dan sebagian hadits maushullainnya
yang tidak terlalu dha'if, maka tidak ada keraguan apapun bagi pam pengamat
disiplin hadits mengenai ke-shahiban hadits tersebut." Sebagaimana juga
diutarakan oleh Al Mundziri dalam At-Targhib, "Secara umum, matan hadits ini

-meskipun
ghaib-, menghasilkan kekuatan dengan banyaknya sanad/jalur
Qhariiql." Itu sebabnya Al Manawi berkata, "Secara umum, semua sanadnya
tidak ada yang lepas dari kelemahan atau matuuk Namun kumpulan semuanya
(m ajm u u I menjadikannya h as n."

Kosakata Hadits
Qabla An Yaji{fa 'Atquhu: futinya sebelum keringatrya mengering. Kalimat
ini tidak diartikan apa adanya. Maksud kalimat ini adalah anjuran keras agar
mempercepat pembayaran upah/gaji yang menjadi kompensasi atas kerja dan
jerih payah mereka.

'Arag : berasal dari kata' ariqa, mengikuti bentuk' alima - Artinya kelenjar
khusus Snng keluar dari pori-pori kulit.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Kewajiban membayar upah,/gaji pekerja setelah tugas yang

73
-{ svanlx Eut uGHULIIARAM +
diwalibkannya selesai,

2. PembalBran dilakukan segera, karena dia bekerja tidak lain karena


kebutuhannyra terhadap uang. Dia amat membutuhkan penerimaan
upahnya png merupakan kompensasi atas keria dan jerih payahnya.

Memperlambat pemberian upah adalah bentuk penundaan yang


paling berat dan termasuk keztnliman yang paling zhalim-

3. Dp€rbolehkan m€nggunakan galB bahasa hiperbola dengan tujuan


menganjurkan orang melakukan kebaikan atau meninggalkan
kehrnrkan. Gap bahasa sern rcam ihr ban!,ak digunakan dalam nash.

4. Tidak membayar upah pekeria,/buruh adalah penyebab murka Allah


SWT dimana Dia akan mejadi musuh bagi orang yang
mernpelerfi*annya dan tirlak mernbayar upahnya setelah pekerja itu
m€r@esaikanhrgasngn.

Hal ini termasuk bagian dari pernenuhan janji, untuk itu Allah SWT
berfirnnn, "Hai onng-onng Sang beiman, penuhilah perianiian-
W*rnjian itu...." (Os. Al Maa'idah [5], 1).

D sampirg ifu, jr.rga mempakan arnanat yang oleh Allah diperintahkan


untuk disampaikan kepada yang berhak. Dia SWT berfirman,
" *sunguhntn Nlah mqnqinbhl<an kalian menyampil<an amanat

kefu Spng bqhak manerirnnta,..." (Os. An-Nisaa' [4]: 58)


6. Allah SWT memerintahkan agarsetiap oftrtxg melaksanakan apa yang
menjadi kewajibannya serta melamng memakan harta orang lain
derrgan cara lnng salah. Dia SWT amat menekan hal ini, khususnya
kepada kaum lemah seperti perempuan, anak yatim, fakir miskin.
Dalam masalah ini, pekerla atau buruh termasuk dalam kategori fakir,
s€dandan pemilik uarg atau tuanrnTa adalah orang kaya- Itu sebabnya
Allah SWT merrganjurkan agar kewajibanya dilaksanakan- Dalam
sebuah hadits qudsi sebelumnya di;elaskan bahwa Allah SWT
berfirrnan, "Ah tiga onng di natn Aku al<an meniadi musuhnya di
Kbnat..." Dlaniutkan dengan saMa Nabi SAW agar membayar
I-Iari
upaVgaii buruh atau karyauran atau pekerja sebelum keringat

71
-l
svanan BUtuGHu[ MAnarrr l#
mengering. Ini semua merupakan bukti keberpihakan Allah SWT
kepada orang-orang lemah agar mereka dapat menerima hak-hak
mereka sepenuh dari orang-orang yang "kuat".

.(, a. I
jl -ce El .e.;- t,s
.[rl .jl-; cr v-'
,'.
,c| .,-
t..oltiz.f,1 ,.7
.(otr-l aJ ,r.-U tr.at
'9'i)"l&
1'.,- i .i:
'@ -tt eP rY
787 . Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, bahwa Nabi SAW bersabda, " Siapa
yang mqlyewa (mempekerial<an) seonng pekeria (karyawan) nnka tenfukanlah
untukrya nilai uphnya." ftIR. AMurrazzaq)Dalam sanadnya terdapat inqitha'
(terputusnya satu perawi atau lebih dalam sanadn5a). Namun dalam riwayat Al
Baihaqi dari jalur Abu Hanifah maushul.4

Peringkat Hadits
Hadits ini lemah (dha'if). Dalam At-Talkhis dijelaskan, "Hadits ini
diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari Abu Hurairah. Al Baihaqi juga
meriwayatkannya dari melalui jalur lbrahim An-Nakha'i dari Abu Sa'id secara
munqathi'. Hadits ini juga ada pada Ahmad dan Abu Daud dalam kategori
hadits-hadits murcaldengan sanad berteda. Juga ada pada An-Nasa'i namun
Iidak marfui (Selesai)

Abu Zur'ah berkata, "(mengenai bab ini, penj)yang shahih adalah hadits
yang mauquf.

Meskipun hadits int dha'if, pam ulama menyepakati bahwa harus ada syarat
penjelasan nilai bayaran/gajilupah yang diterima oleh seorangpekerla/buruh,/
karyawan.

20
AMurrazzaq (8t235) dan Al Baihaqi (61 120)

75
SYARAH EULUGHUL MARAM i#
#
Falyusammi Berasaldari kata dasar tasmiyah. Maksudnya di sini adalah
menentukan nilai pembayaran seorang pekerja agar tidak terjadi percekcokan
atau sengketa kemudian akibat ketidak-jelasan nilai upah atau gaii. Dalam
sebagian naskah buku Subul As-fulam terdapat redaksi "Maka beikanlah
uphnSn sffim sempuma (falyutimma uimtahu/ Maksudnya diperintahkan
memberikan upahnp secam penuh, tanpa pengurangan'

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini adalah dalil pensyaratan penyebutan nilai upah atau gaji.
Ketidak-jelasan mengenai hal ini akan menyebabkan timbulnya
persengketaan Snng ditentang oleh Islam'

2. D samping nilai upah atau gaji harus disebutkan, batasan tugas dan
kerll seorang pekeria juga harus disebutkan sebab ia merupakan salah
satu ganti. Untuk itu wajib diketahui secara pasti'
(a/
3. Para ahli Fikih kami (Hanabilah) mengatakan bahwa akad ser,va
ijanh dapat sah iika memenuhi tiga kriteria syarat:
a. Menerrtulan rnanfaat atau |lsa Sang ingin disewa, seperti menyana
rumahdan PeJ4anan.

b- Menentukan nihi upah atau nilai se"r'ra'

c. Manfaat yang disewakan adalah mubah. untuk itu tidak sah


m€nlreu,akan se$rahl, atau memperkerjakan orang unh-rk manfaat
atau pelalran yang dinilai hamm, seperti menyanyi, menyewakan
gedungunfukdijadikangerejaatauuntuklokasijualbeliarak.

4. Kesimpulannya, alGd sqra(al iizmfitadalah akad perjanjian atas suatu


manfaat (atau pelayanan). Sama dengan jualbeli, hanya saja dalam
akad jual bdi, akad dilaktrkan atas substansi barang dan manfaat barang
sekaligus. Itr.r sebabnp syarat yang ditetapkan untuk akad al iiarah
sama dengan syarat yang ditetapkan unfuk akad jualbeli. Di antara
sep€rti kerelaan kedtn belah pihak pembuat akad; kedua pihak harus
orang l,ang mempunyai kualilikasi dalam melakukan transaski,

75
-j svannN BUtucHUt MAnnm l#
pemanfaatan barang bersifat mubah, barang yang disanuakan betul-
betul dapat memenuhi manfaat yang akan disenr.rakan, barang yang
disewakan milik orang yang menyewakan, barang dapat diserah
terimakan (kapan saja kepada penyewa), penyebutan nilai seura,
substansi syarat itu bukan syarat yang tidak sah atau bertentangan
dengan akad serr.ra, dan syarat-syarat lain yang dituturkan oleh para
pakar hukum lslam mengenai jual beli.

5. Syaikh Muhammad bin lbmhim Alu AsySyailfi berkata, "Menya,vakan


lahan dalam kurun masa yang tidak ditentukan, yang biasanya di Hilaz
disebut dengan istilah Al l.!ikr, atau di Nejed disebut dengan istilah
Ash-Shubrah, dinilai sebagai akad jualbeli, bukan akad sev,ra. Untuk
itu, objek transaksi akan menjadi milik pembeli, baik lahan maupun
bangunan di atasnya. Pembeli mempunyai hak sepenuhnya atas lahan
dan bangunan tersebut."

Keputusan Lembaga Fikih Islam Sehubungan dengan Akad


Sewa yang Berakhir dengan Kepemilikan.
Keputusan No. 11

Sidang Lembaga Fikih Islam Intemasionaldi bawah OKI yang ke-12 di


Riyadh, Saudi Arabia, sejak tanggal 25 JumadilAkhir 1421 -I Rajab 1421
(23 -28 September 2000).

Setelah mengamati dengan cermat kajian-kajian yang diajukan ke Lembaga


sehubungan dengan akad "Sewa yang berakhir kepemilikan" serta "sukuk
penyewaan" dan setelah mendengar pendapat-pendapat yang berkaitan dari
para peserta anggoata Lembaga, serta para ahli dan beberapa ulama, maka
Lembaga memufuskan sebagai berikut:

1. Batasan bentuk akad yang diperbolehkan dan yang dilarang adalah


sebagai berikut:

a. Batasan akad yang dilarang yaitu terjadi dua akad/perianjian yang


berbeda dalam waktu yang sama atau barang yang sama.

b. Batasan akad yang diperbolehkan yaitu:

77
-J sYamx Burucxur rranml #
(1). Ada dua akad atau perianjian yang terpisah yang masing-
rnasing b€rdiri serrdiri dalam hal urakfu pernbuatan perjanjian.
Yaitu akad jual beli dilakukan setelah akad sewa selesai dan
sah(ibnantatau mernberi janii pengalihan hak milik kepada
penlre4r ra di akhir ternpo rrls:l s€ura.

(2). Alrad b€narSanr ada, bukan hanya dilrdikan alat atau


ser,rn
cara untuk menutupi jml beli (terselubung).

Iilrggungiau,ab ata barang png dseuaakan adalah tanggurgiawab


pernilik, bukan periyeu/a. Unfuk ifu, pemilik atau orang yang
menyeuakannya akan menanggung hal-hal yang teriadi pada
barang jika hal-hal itu bukan dis€babkab oleh pelanggaran atau
keteledoran penyewa. Dan unfuk itu, penyewa tidak dapat
dikenakan apa-apa ketika barang tidak lagi bisa dimanfaatkan.

d_ Jika al€d mengandung rnasalah laminan atau asuransi barang


yang dise\ /akan, rnaka asuransi ifu harus asuransi kerjasama
lb'awdislami, bukan asurarrsi komersial dan akan ditanggung
oleh p€rnilik, bul€n penlreula.

Akad 'sewa yang berakhir dengan kepemilikan" harus


menerapkan hukum{umum seua sepanjang kurun masa sewa
dan hukum-hukum irnl bdi s€tdah pernindahan hak milik barang
dari pemilik kepada p€nlgrla.

f- Birya perauatan barang !,arg titak bersifut konsumtif ditanggung


oleh pemiliVorang lBng menyetuakan, bukan penyeu/a dalam
kurun rElsa ser /a.

2. Diantara bentuk akad png dilarang,

a- Alod seura berakhir dengan pemindahan hak milik kepada


perrye$a sebagai kompensasi atau b4nran seun png diserahkan
keeada pemilik selarna kurun masa tertenfu, tanpa adanya
pa\desaian dan pengesahan alod baru. Dimana akad sewa
benrbah spontan di akhir nrasa seura menjidi akad iual bdi (tanpa
ald/prljiltfrilt baru).

7t
-{
svanrH ButuGHUt MAnam l#
b. Membuat akad sewa suatu barang ke seseomng dengan nilai sewa
yang sudah ditentukan dalam kurun waktu yang sudah ditentukan,
dalam waktu yang sama membuat akad jualbeli setelah semua
uang sewa yang telah disepakati dalam kurun waktu tertentu
dibayar penuh atau dalam waktu yang sama membuat akad jual
beli atas barang yang terjadi di masa mendatang.

Akad sewa disertai dengan akad jual beli dlengan opsi bersyarat
lnng menguntungkan pemilik di mana pembalnran atas harga
jual dibayar dalam dalam tempo yang cukup lama yang sudah
ditentukan, yaitu hingga akhir masa sala.

Demikian isi fatwa dan keputusan yang dikeluarkan oleh beberapa


pihak, di antaranya para tokoh ulama Saudi Arabia.

3. Diantara bentuk akad yang dipertolehkan'

Akad sewa yang memberikan kesempatan kepada penyewa untuk


memanfaatkan apa yang diseuranya sebagai kompensasi atas
sejumlah uang yang nilainya sudah ditentukan untuk jangka waktu
tertentu. Kemudian disertai dengan akad hibah barang yang
disewa yang digantungkan hingga pembayaran uang sewa
tertutup. Akad hibah ini harus dilakukan dalam akad atau
perjanjian tersendiri atau berupa janji hibah setelah menutup
uang sewa. Hal ifu sesmi dengan kepr:hrsan Lembaga
mengenai hibah no. 3/1/13 dalam pertemuan kaiga.

Akad serua (al ijarahl dimana pemilik memberi opsi (khiyaatl


kepada penye\rra (sepanjang kurun masa sau.ra) bahwa setelah
menufup semua pembayaran uang se\ /a, penyarra dapat membeli
barang yang disanrakan dengan harga pasar setelah masa setJra
habis. Hal ini sesuai dengan keputusan Lembaga no.5/6/M
dalam pertemuannya gnng kelima.

c. Akad seura yang memberikan kesempatan kepada penSrewa unfuk


memanfaatkan apa yang diseu.ranSn sebagai kompensasi atas
sejumlah uangyang nilainya sudah ditentukan unfukiangka u/aktu

79
-{ svamr ButucHutlimam #
tertentu. Kemudian disertai dengan janji menjual barang yang
diseua paryam setelah menufup sernua uang seura dengan harga
yang disepakati oleh kedua behh pihak.

d. Alrad sewa lal ijann yarg mernberikan kesempatan kepada


p€nye\ ra unfuk memanfaatkan apa lnng disanranya sebagai
kompensasi atas seiumhh uarg grang nilainya sudah ditenfukan
unhrkFngka unktu tertentu. hn p€rnilik m€mbikan opsi kepada
peqpra rn€rnilih bardg lung disel,anln kapan sair dagan
r.nrtr.rk

qpratsetdah pernhratan akadiual bdi baru dengan harga sesuai


trarga pasar (hal ini sesuai dengan keptrhsan Lernbaga no.5/6/
44)atau pada u,aktu 1nng diseakati.
4. Ada beberapa b€ntuk alod sewa Fng b€ralfiir dengan kepemilikan
lang hukumnlra nrasih diperseltsihkan dan memerlukan kajian lebih
laniut yang akan disampaikan dahm pertemuan mendatang, insya
Alhh.
SrlnrkTatir
L€rnbaga pernbatnsan sehubugan sukuk ta'jir
karena mernerlukan kajian dan sfudi yang lebih mendalam untuk dapat
disampaikan dalam perternuan mendatarg-

Maha $ci dan Maha Luhur Allah.

Keputusan l-embaga Fikih Islam Sehubungan dengan Badal


N Khulwt (PembaSTaran U..rg dengan Tujuan Pelepasan
Hak atas Barang yang Disewa) Ketika Penyewa
Mengundurkan Diri
Kepuhrsan No. 31

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha


Perryre5Bng. S€ala pr.rji untuk AIhh SWT, shalau,at dan salam untuk tokoh
kita, Muhamnnd, penufup para nabi, ke.hnrga beliau serta para sahabatnya.

Lernbaga Fikih Islam dalam pertemu4n yang keernpat di Jeddah,


Saudi Araba pada tanggal l&23 Junadil Akhir 1408/G12 F€bruari 1988

EO
#:"-,"J**ffi
sehubungan dengan badal al khuluw. Untuk itu, Lembaga memutuskan sebagai
berikut:

1. Bentuk kesepakatan badalal khuluwterdiridari empat kategori, yaitu

a. Kesepakatan terjadi antara pemilik dan penyewa di awal akad


se\ /4.

b. Kesepakatan terjadi antara penyewa dan pernilik di tengah-tengah


kurun masa se\ /a atau setelah masa sev.ra habis.

c. Kesepakatan terjadi antara penyewa dan penyewa baru di tengah-


tengah kurun masa sewa atau setelah masa set{/a habis.

d. Kesepakatan terjadi antara penyewa baru dan antara masing-


masing pemilik dan penyo.r.ra lama sebelum atau setelah masa
sanra habis.

2. Jika pemilik dan penyanua sepakat bahwa penyeu/a harus membayar


kepada pemilik sejumlah uang total Uump sum)yang lebih dari uang
sevua periodik (yang dalam sebagian negara disebut dengan al khuluul

maka tidak ada larangan syar'i menyerahkan sejumlah uang tersebut


dengan catatan pembayaran itu harus dianggap sebagai sebagian dari
biaya sewa untuk masa yang telah disepakati. Dalam l<asus faskh
(pembatalan akad sewa yang sudah berjalan) berlaku hukum-
hukum pada uang tersebut.

3. Jika telah terjadi kesepakatan antara pemilik dan penyewa di tengah


kurun masa se'il/a dimana pemilik harus membayar sejumlah uang
kepada penyeura sebagai kompensasi pelepasan hak penyer,va atas
barang yang telah diser,vanya untuk masa selanjutnya, maka badal al
khuluw seperti ini sah secara syar'i, karena uang tersebut sebagai
kompensasi atas pelepasan hak penyevra secara sukarela dari hak
manfaat atas barang yang disev,anya yang telah dibeli sebelumnya
dari pemiliknya.

Sementara jika masa sewa sudah habis dan akad tersebut tidak
diperbarui lagi, baik secara tersurat maupun secara tersirat (dengan

8l
J svanax BUtucHUt Mrnmr i#
kalimat yang bermaksud itu), maka badalal khulur.rztidak halal. Karena
pada saat itu, pemilik lebih berhak atas miliknya setelah hak penyala
habis.

4. Jika kesepakatan teriadi antara p€nyeura pertama (lama)dan penyewa


kedua(baru)ditengah mesa se\ /Et (yangbelum habis)bahwa penyev/a
lama mengundurkan dtui dari haknp terhadap barang yang disa.uanya
selama sisa waktu seuJa yang masih ada dengan syarat penyewa baru
menyerahkan sejumlah uarg(bdal al khuluvti secara lotal(lump suml
yang nihiryra lebih besar dari uang sewa periodik mal<a badal al khuluw
tersebut halal secara syar'i dengan tetap memperhatikan konsekuensi
akad ser,va yang sudah tetap antara pemilik dengan penyewa lama
dan sambil memperhatikan undang-undang yang mengikat yang
sesuai dengan hukum syara'.

Hanya saja untuk kasus setra dalam asas yang panjang (berbeda dengan
nashakadsewa) sesurai dengan funfutan sebagian undang-undang, tidak boleh
perrya,va larna (apa 5ang telah afeuran1ra) kembali kepada penyala
baru dan jnga tidak boleh menerilrlr fudal al khulurztanpa persetujuan pemilik.

Jika kesepakatan telah terjadi antam penyewa lama dan penyewa baru
setelah masa seura (penyewa lama) habis maka penyewa lama tidak boleh
menerima Mal al khulur.tzmengingat hak penya*a lama atas manfaat barang
yang diseuranlra sudah tidak ada lagi.

t2
-J svanrx BUtuGHut MAnmn l#

'>Y;l'6)'*ti
///
(BAB TENIANG MENGEIOIA TANAH MATI)

Pendohuluon
Kata arl mawaat dengan huruf mim dan wawu berhamkat fathah, *ma
dengan bentuk l<ata ahaab, artinya sesuatu yang tidak mempunlni ruh (mati)
tanah tidak bertuan. Mengelola tanah semacam ini disamakan dengan
menghidupkannya dan membiarkannya disamakan dengan mauf (kematian)
mengingat tanah mati (tidak terkelola) tidak menghasilkan manfaat apapun.

Secara termnilogi al mawaatadalah tanah yang terlepas dari kekhususan


dan kepemilikan orang mabhum. Contoh tanah khusus adalah seperti tanah
yang digunakan untuk jalan, saluran air, taman dan segala yang berhubungan
dengan kepentingan tanah yang sudah dimiliki (yang berada di sekitar tanah
khusus tersebut).

Sedangkan arti kata mabhumadalahmuslim atau orang kufit 5n ,S merniliki


tanah secara legal, baik dengan cara membeli atau cara lainnya.

Berdasarkan keterangan diatas, tanah khusus (al mukhtashshahl dan tanah


milik tidak dapat dimiliki dengan cara menghidupkan lahan mati atau kosong.

Asy-Syaikh Abudrrahman bin As-Sa'di berkata, "Para ahli fikih telah


memberi batasan untuk tanah yang dapat dimiliki dengan cara menghidupkan
lahan mati atau kosong. Mereka mengatakan, tanah yang bisa dimiliki dengan
cara menghidupkan lahan mati atau kosong adalah tanah yang bebas dari
ffi##::::*
Dengan b€itu, termasuk dari al mawaat(tanah mati,/tidak terkelola)adalah

tanah yang tidak bertuan yang tidak mernpunlpi peruntukan khusus sehubungan
dengan tarnh milik Snng sudah ada (sebelumn5n), juga bukan merupakan tanah
yang dimiliki,/dimanfaatkan bersama oleh orang banyak, seperti lokasi
pernmbangan (umum).

Tanah grang sudah menjadi milik suatu pihak dan tanah yang berkaitan
dengan fasilitas milil< mabhum(5rang sudah ada sebelumnya) tidak dapat dimiliki
dengan cara menghidupkan lahan mati atau kosong. Meskipun kajian atas tanah
menyatakan bahwa tanah tersebut mati (dalam arti tidak menghasilkan apa-
apa dan tidak bisa ditanami, pen).

Terrnasuk tanah yang tidak dimiliki dengan cara menghidupkan lahan mati
atau kosong adalah tanah untuk kepentingan kepemilikan di sekitarnya.
Contohnga seperti tanah yang mempunyai hubungan dengan kepentingan
bangunan dan negara yang diperlukan oleh masyarakat sebagai perairan'
perkuburan, lokasi pencarian kayu bakar dan lain-lainnlra.

Termasukluga tanah yang tidak dimiliki dengan cara menghidupkan lahan


mati atau kosong adalah tanah milik bersama dan ruang publik.

Dalam N lqna',dijelaskan, "Tanah yang tidak dapat dimiliki dengan cara


menghidupkan lahan mati atau kosong adalah tanah dekat bangunan dan unfuk
keperrtingannga. Seperti ialan, jahn kecil di antara dua rumah, ruang pertemuan
watTla, saluran air, perkuburan, lokasi pembuangan sampah, lokasi gembala,
lokasi pencarian kayu bakar, kandang kuda lokasilapangan tempat shalat Id
atau sejenisnya. Semua tempaLtempat ini tidak dapat dirniliki dengan alasan
menghidupkan lahan mati atau kosong."
Pemilikan tanah dengan cara menghidupkan lahan mati atau kosong
didasarkan pada Al Qur'an dan Sunnah.

o Dasar sunnah-nya dapat dilihat pada hadits-hadits berikut nanti.

o Dasar Ijma" sebagaimana dikernukakan oleh Al wazirbin Hubairah


bahwa para ulama sepakat atas dipertolehkannya menghidupkan
lahan rnati atau kosong. sebagairnana juga dijelaskan oleh hnu AMil
svanax BUtuGHUL MAnam l#
-l
Barr bahwa para ulama telah ijma' (sepakat)bahwa tanah yang telah
ada pemiliknya tidak dapat dimiliki dengan cara menghidupkan lahan
mati atau kosong.

Dalam SSnrh N lqna' diielaskan, "Menghidupkan lahan mati atau kosong


dapat dilakukan dengan membatasi tanah tersebut dengan pagar penghalang,
yaitu dengan materi bangunan yang biasanya digunakan oleh masyarakat
seternpat unhrk mernbangun, seperti batu bata merah, rotan, bambu dan hinnya,
baik tanah tersebut nantinya dia inginkan untuk bangunan, bercocok-tanam,
kandang ha,van, ternpat kayr atau lainn5a. Sekedar mernbtrat atap atau mernbtnt
pintu masuk di atas tanah tersebut tidak dianggap sebagai cam menghidupkan
lahan mati atau kosong."

Namun menurut Ahmad, "Bahwa menghidupkan lahan mati atau kosong


dapat dilakukan dengan cara apa saja yang dinilai oleh tradisi masSnrakat sebagai
menghidupkan atau mengeloh tanah tak bertuan. Pendapat ini didasarkan pada
hadits "Siap yang menghidupkan (mengelola) tanah mati maka tanah itu
untulmya."zt

Pendapat Ahmad ini diikuti,/dipilih oleh lbnu Aqildan Al Muwaffaq serta


ulama lainnya. Alasannya hadits tadi hanya menjelaskan bahwa tanah tersebut
menjadi miliknya tanpa menerangkan bagaimana caranln. Unfuk ifu, cara
menghidupkan lahan mati atau kosong harus merujuk kepada tradisi setempat.
Wallahua'lam.

.^
n-fi .lt* 1, i( -qt?nt qr- i^5.G'*?j-i;r -vr,r
1.,
- o)P
t 'Jtt
,t;\ .:t:-I w'r\ '-* ;.1 :JG ;-'t
,(W)tJ;i'rit
.Ur$t t',, .^.>v € ; " &i -^*?nt oz,
*Siap
788. Dari Urwah dari Aisyah RA Bahwa fr"U, SaW bersaMa,

I'HR. Abu Daud, haditsno.3074.

85
-J svamx lutucrutmARAt +
5ang nqgdola('amam) tanahSang tidakdimiliki oleh siapptn maka dia lebih
bqlnkabs tanah itu."

Urwah menambahkan bahwa hal itu juga yang diputuskan di masa


pernerintatnn Urnar RA. (HR. gukharif

Kosatrata Hdits
Man 'Anam Ardhan kata 'amara dapat dibaca dengan mimbertaydid
atau tanpa @dtoi. Malsud dari kata 'annndisini adalah mengdolanla dengan
cara png berhku di masprakat setempat. Termmuk di antara kategori tanah
mati adalah tanah tidak diolaVgersang lal buul.

Fa Hun Ahry: Artinp dia adalah pemilik hak atas tanah itu dan juga
merninantp-

+h'* 4,*-;hr q,- lti* *j-y^l


l*t.i1[lr itj., .$'e'-^* rb'.,('ei y> :Ju &:,
,leult
,le ,E ,il:;*
'' €+rr.iu,:t ,3: ,*|) q::,
ilu:
J'r<lr'qr:;tr,:* ;.1, ii il1t,-*r;; : [sc

78g.Dal5Sa'irt bin Zaid RA dari Nabi SAW, beliau bersaMa," Sbp yang
mag& bmh tklak furtuan nnla tamh itu (menjadi) miliknSa." (HR. Tiga
irnam hadits) dan dinilai hasan oleh At-Tirmidzi. Dia b€rkata, "Hadits ini
diriuq/atkan sscara mural-" Kenyataannya memang demikian seperti yang
dikatalan At-Tirmidzi.

Mengenai siapa sahabat yang menginformasikan hadits ini kepada


Sa'id masih diperselisihkan. Sebagian mengatakan sahabat itu adalah

2z
Bukhari (2335).

E6
ffi:"J:,":",""-ffi
Umar. Pendapat yang miih(Unggul)adalah yang pertama.z3

Peringkat Hadits
Hadits ini diriwayatkan ole Abu Daud, An-Nasa'i dan At-Tirmidzi dari AM
AlWahhab Ats-Tsaqafi dari Ayub dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari
Sa'id bin TaiddariNabi SAW, beliau bersabda,

* l" f'4.it,l''4i'&A'rit"\ d
"siapa yang mengelola tanah tidak bertuan maka tanah itu (meniadi)
miliknya. Tidak ada hak bagi tetes keringat pelaku zhalim-"

At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan gharib." Hadits dengan maksud


senada diriwayatkan oleh Aisyah RA, Samurah bin Jundub RA dan Ubadah bin
Ash-shamit. Al Hafizh hnu Hajar dalam Fathul krimengatakan, "Dalam semua
sanad hadits-hadits tersebut terdapat masalah, meskipun begitu seluruhnya
saling memperkuat."

Kosakata Hadits
Man,Huruf s5mrth.l{alaahyaaadalahfi'lsyartbnya.Jawaabnyakalimat
h hiya lahu.Menghidupkan lahan mati atau kosong adalah menanaminya atau
membangunnya atau seienisnya. Membiarkan tanah tidak diolah disamakan
dengan mematikannSa.

Mayyitah: asalnya maiwitah. Di sini ya'dan wawubetkumpul dimana


yang pertama mati. Untuk itu wawtrnya diganti dengan 5a', lalu ya' ini
digabungka n dengan yaei yang ada menjadi mayyitah (dsngan tm' bertasydid).
Ia tidak dibaca ringan (tanpa tasydid) karena jika begitu ta' ta'niits (yang
diperlukan) harus dibuang.

Al Ardh Al Mayyitah: Adalah tanah png belum dihuni,/dikelola lbrn tu mal,

2r Abu Daud (30?4) dan At-Tirmidzi (1378). Sedangkan An'Nasa'i tidak


meriwayatkannya.
svanax BUtucHu[mArAm +
-{
dimana cara merrghuninya atau cara mengelola dengan menghidupkan lahan
mati atau kosong-

Hal-Hal Penting dari flua Hadits


l. Kedua hadits di atas menunjukkan legalitas menghidupkan lahan mati
atau lrmong dan menerargkan bahwa menghidupkan latran rrnti atau
kosong mempkan salah safu sebab kepemilikan atas tanah itu.

2. Seseorang yang telah menghidupkan lahan kosong memiliki tanah


tersebut karena saMa Rasululhh SAUI, "Maka tamh itu (mqiadil
mifury-"
3. Scara drahto hadits di atas menuniukkan bahwa pengelola,/penghuni
tanah itu memilikiryra, baik dia mukallaf atau bukan, baik muslim
rnaupr.nr bukan muslim (iilo dia kafir &immi).

4. Menghidupkan lahan rnati atau kosong dapat dilakukan tanpa izin


irrnm (kepala negara). Dalam l{asyf Al Qina'dijelaskan bahwa tidak
disyaratkan i/rn kepala negara. Dernikian mayoritas ulama.

5. Tanah yang akan dihuni,/dikelola harus berupa tanah mati (tidak


berhnn). Yaihl hlkan tanah yang tidak dimiliki otang na'shum, bukan
tanah Fng sudah diiatatfian (rk Bha#r. Kedua tarnh png baru disebut
ini tklak dapat dimiliki dengan cara menghidupkan lahan mati atau
kosong. Begitu jtrga lahan fasilitas atau pendukung dari tanah yang
sudah dihuni dan lahan Srang dipakai untuk kepentingan daerah
(buldaari, seperti jalan biasa, jalan raya, ruang publik, taman,
perkuburan, saluran air dan lain-lain.

Syaiktr Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh mengatakan, tidak


airagukan lagi bahwa oleh pemimpin negara (terhadap
u,argpn!,a) atas pengelolaan suatu tanah $ang tidak berfuan) berarti
tarnhtersehntdah mernp.rqBi demi keper-rtingan umum.
Untuk itu, menghidupkan lahan nnti atau kosong tanah semacam ini
tidak sah (tidak legal s@ara qnr'i).
6. Luas tanah yang dapat dikelola/dihuni berdasarkan prinsip

8E
-{ svanax ButucHutMAnarrr l#
menghidupkan lahan matiatau kosong tidak ditentukan. Siapa yang
mengelola tanah mati (tidak bertuan)maka db memilikinSra, meskipun
amat luas.

Syaikh Muhammad bin lbrahim berkata, "Luas tanah yang dikelola,/


dihuni berdasarkan menghidupkan lahan mati atau kosong tidak
png diberikan
dibatasi. Berbeda dengan sistem gthazizq dimana lahan
disesuaikan dengan kebuhfian pagdola/venghuninp (al muqtha')."
Masalah ini akan dilelaskan dalam waktu dekat, insyaallah.

7. Menghidupkan lahan mati atau kosong, sebagaimana dijelaskan oleh


Ahmad, dapat dilakukan dengan cara yang oleh mas5nrakat setempat
dinilai sebagai mengelola,/menghuni.

Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh berkata, "Masalah


menghidupkan tanah mati serupa dengan masalah al Urzlmelindrtryi
aset), 5ang penilaiannya ditentukan oleh tradisi. Berrhrk konlaitrya amat
beragam. Di antaranya:

O Omngyang membangun pagarpenghalang, seperti mengelilingi


tanah itu dengan pembatas tradisional seperti bangunan bata
merah, bafu, fumbuhan berbuku dan beruas, bambu dan lainnya
maka orang itu dinilai telah menghidupkan lahan kosong dan
berhak atas kepemilikan tanah itu. Tinggi pagar penghalang
sehingga dapat dinilai sebagai menghidupkan lahan mati atau
kosong adalah 1,5 meter. Tinggi pagar di bawah itu tidak dinilai
sebagai menghidupkan lahan mati atau kosong, tetapi dinamakan
pembatasan."

O Dalam Sgrh Al Kablidilelaskan, "Membatasi tanah tidakbertuan


dengan tumpukan tanah, batu atau mengelililnginya dengan pagar
rendah tidak dapat menjadikan pelakunya sebagai pemilik tanah
itu. Meskipun begitu ia tetap menjadi orang yang paling berhak
atas tanah tersebut."

2a Pemberian sebagian tanah negara oleh pemerintah kepada seseorang dan


l<enr:unanr4aPenj.
::ffi
sebagai menghidupkan lahan mati atau kosong- Ia iuga berhak
atas tanah sekitamya yang digunakan untuk menggembala serta
fasilitas-fasilitas wajar yang berkaitan dengan keberadaan sumur
tersebut. Hal ini iika tanah sekitar sumur itu adahh kategori tanah
nlati (tidak bertuan). Jika sumur itu berada di wila4Bh yang sudah
berperrghuni, maka masyarakat seternpat dapat mernanfaatkan
fasilitas-fasilitas yang berkaitan sesuai tradisi setempat-

O Orang lnng mengalirkan air menuju suatu tanah mati (tidak


berhran), maka orarg itu dinihi tdah menghidupkan hhan kosong.

O Orang yang menyimpan air di suatu tanah mati (tidak bertuan)


sehingga tanah tersebut tertutup air $ika tidak ditanami) maka
usalranla menyimpan air di atas tarnh ihr (untuk ditarnmi nantinga)
sudah dinilai sebagai menghidupkan lahan mati atau kosong-

O Jika ia pergi ke suatu lahan mati yang penuh bebatuan dan


pepohonan. Kemudian ia membersihkan batu-batu itu serta
mernotong pohon-potronqB. Setelah ifu meratakan lahan itu dan
mernbuat saluran air agar latnn tersebut dapat dialiri air maka
trsatnryaih: sudah dinihisebagai menghidupkan latnn mati atau
kcong.
Kesimpulanryra, apa saja usaha atas tanah mati yang oleh tradisi
seternpat sudah dinilai s€bagai mengelola maka itu sudah dapatdisebut
menghifupkan lahan nnti atau ltosong. Unfuk ifu, rnasahh Uagainnana
proses merrghidupkan hhan rnati atau kosong dapat berbedadi setiap
ternpat dan arrnt tergantung dengan tradisi tempat itu.

8. qpikh Mutnrnmad bin lbrahim Ah q/aikh mengatakan, Adapun tanah


rnnrh(bidha) yang tidak memiliki tanda-tanda pernah dikelola atau
dihuni sebelumnlB, maka tanah ini tirlak dapat dirniHd begitu saF dengan
sekedar mengatakan itu ada tarnhqn ftrasil menghidupkan lahan mati
atau kosong, pq).Meskipun di tangannya terdapat bukti hukum.
Tanah ifu tetap dalam status awalnya, yaitu tanah nati(mawaal.

?0
ffi-,;#"::::*ffi
syar'i maka ia berhak memiliki lahan atau fasilitas pendukungnya
seperti jalan, ruang terbuka, saluran air dan lain-lain.

10. Jika tanah yang telah dihidupkan untuk bercocok tanam atau tempat
tinggal tersebut -dari semua sisi- dikelilingi oleh lahan milik orang
lain maka ia tidak mempunyai lahan atau fasilitas pendukung. Omng-
orarg png berada di situ -termasukdia- hanyi dapat memanfaatkan
tanah miliknya saja sesuai dengan tradisi setempat.

11. Dalam Nlqna' dijelaskan, tanah mati yang berada dekat dengan
bangunan dan fasilitas berkaitan tidak dapat dimiliki dengan cara
menghidupkan latnn mati atau kosong. contohnya seperti jalan, lahan
antara dua rumah, ruang pertemuan, saluran air, lokasi pembuang
sampah, lokasi pembuang pasir, lahan gembala, tempat mencari kayu
bakar, latnn sekitar sumur, kandang kuda, pekuburan, tempat singgah
para musafir, lapangan yang digunakan unh-rk shalat Id dan lain-lainnya.
Dengan demikian, setiap lahan yang merupakan fasilitas dari lahan
yang sudah dimiliki tidak dapat dimiliki kembali dengan cara
menghidupkan lahan mati atau kosong.

Syail''h Muhammad bin Ibrahim mengatakan bahwa tanah yang


aliran aimya melandai menuju tanah yang sudah dimiliki maka;alan
air tersebut mengikuti hukum tanah milik itu berdasarkan prinsip
peruntukan likhtishaash). Itu sebabnya, tanah di mana lokasi aliran
air itu ada tidak dapat dikelola,/dimiliki berdasarkan prinsip
menghidupkan lahan mati atau kosong- Begitu juga tidak boleh
memberikan tanah itu dengan prinsip iqthaei kepada selain pemilik
tanah tadi kecuali atas izinnYa.

12. Sekedar meletakkan tanda atau tiang atau menara ltahaiiul tidak
dianggap sebagai menghidupkan lahan mati atau kosong. Hal itu hanla
memberika n hak ikht ishaash bagi pemasangnya sehingga tidak ada
seorang pun selain dia yang berhak menghidupkan lahan kosong atas
Iahan itu. Di antara contoh tahaiiuradalah:

O Membangun pagar pembatas namun tidak bersifat sebagai


-J svanax BUruGHUt rrrArm #
penghalang (manii) atau membangun pagar pembatas hanya
pada sisi tert€nfu, tidak seluruh sisinya.

O Mengelilingi tanah mati dengan sejenis jala, parit , penghalang


dari tanah atau sejenisnya.

O Menggali sumur namun tidak sampai mengeluarkan air.

13. Beberapa contoh di atas adalah contoh tafiajjur Ini tidak memberi
hak milik kepada pernbuatnya, tetapi hanya hak ikhtishaash dan
prioritas kepadanya. Sehingga orang lain yang menginginkan
menghidupkan lahan mati atau kosong tersebut tidak dapat
melakukannSra saat tanah itu berada dalam hak ikhtishaasl>nya. Jika
ada orang lain 5nng tertarik mengelola tanah itu maka pemerintah
memberi kesempatan wakfu kepada pemilik hak ikhtishaash untuk
mengelolanya (ihtna). Jika dalam jeda waktu itu ia tidak melakukan
apa-apa maka hal ikhtishaash -nya dicabut dan diberikan kepada
orang )rang tertarik mengelolarya (ihyal.
14. Berkaitan dengan keberadaan saluran air, tokoh dal$ah salafiyyah
setelah ayahnln, yaitu Syaikh AMurrahman bin Muhammad, mufti
Saudi Ambia mengatakan bahwa saluran air dipisahkan dalam dua
kategori,

a. Salumn air png dibuat oleh pemilik tanah. Yaitu saluran air yang
mereka bangun untuk keperluan irigasi. Status saluran air seperti
ini meniadi min<nya dengan prinsip menghidupkan lahan mati atau
kosong. S€bab usahanya membuat saluran dan mengamhkannla
ke suafu tempat mempakan ifi5na'.

b. Saluran air yang tidak dibuat oleh pemilik tanah. Sebaliknya


pemiliknSa memang menemukann5a tanah tersebut sudah dalam
keadaan hndai dari gunung secara alami ke latnn yang dimilikinSn
(scara ihtm). Untuk saluran air seperti ini, jika para pemilik
tanah tidak memerlukannya, contohnya dengan menjadikan
tanahnya untuk tempat tinggal maka -secara zhahir- hak
ikhtishaash mereka atas saluran air ini hilang. Lahan di mana
syanax BULUGHUT l Anarrrr F
-{
saluran air tersebut berada dianggap sebagai lahan mati (ardh al
mawaai selama tidak ditemukan alasan lain bagi mereka untuk
memiliki hak ikhtishaasi atasnya, seperti sudah diberi tanda
(tabajjuldan menggali sumur (yang aimya belum keluar). Fatwa
ini diperkuat dengan fatwa mufti Saudi Arabia sebelumnya,
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh.

'glr '*L'-).'Jat
\5. !.r. - oi -,:iz
"
\t'.nr-
-'
\i_ .r* ;.t t',
Y' : -vl.
:' . . '
r\,f vy ,ju ' "
*tf ^i' e"4, ii';;i -.; hr 'q'r-
.'qrA,^l', .<lrry !.
790. Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Ash-Sha'b bin Jatstsamah Al Laitsi
mengabarkan kepadanya bahwa Nabi SAW bersaMa, " Tidak ada zona khusus
(h imaa) kecuali untuk N lah dan Rasul-Nya. "(HR. Bukhari)-5

Kosakata Hadits
l-aa Himaa Al fuimaa dengan huruf rla'berharakat kasrah dan lam
berharakat fathah, tanpa tanwin merupakan ism maqshuur.la berasal dari
l<ata himaayah yang artinya pencegahan. Ia termasuk isim bukan mashdar.
Dibentuk dengan l<ut wazn /i Tnamun menggunakan makna maf ul. Demikian
definisi dari sisi bahasa.

Sedangkan definisinya secara terminologi adalah lahan matiAidak bertuan


yang dilindungi oleh pemimpin (negara)sebagai lokasi gembala di mana orang
lain tidak diizinkan menggembala di lahan tersebut.

Itta lillah wa li Rasuulihi Artinya tidak ada lahan yang dikhususkan untuk
seseorang di mana hanya dia yang berhak menggembala di lahan tersebut
sementara orang lain dilarang.

25Bukhari (2370).

,3
ffi:#'GHut*rARAMi#
1. l<ultf-hinaadalah lawan kata dari "boleh" lmubaab). Pengertian kata
itu adalah pemimpin melarang menggembala pada lahan yang telah
ditenhrkannya. Hanyaonta hasil zakatdan onta milil< bitul maalyang
diizinkan d(prnbala di lahan itu.

2. Hadits di atas menerangkan bahwa lahan yang telah ditentukan oleh


Rasulullah SAW tetap dalam statr.rsnya, tidak boleh b€rubah, dibatalkan,
dikurangi. Baik lahan tersebut diperlukan untuk keperluan lain atau
tilak. s€bab lahan tersebut dijadikan sebagai lahan melalui nash.
Sedangkan iitihad tidak dapat membatalkan keputusan nasi.

3. Adapun Khalifah setelah beliau SAW dan para pemimpin negera


lainnnp, mereka semua dapat menetapkan suafu lahan mali(mawaatl
sebagai zorp khususunhrk lokasi penggembalaan hatan masyarakat
muslim sdama hal itu tidak menyulitkan mas5nrakat muslim yang lain.
I-lal ini difasa*an pda rtu a!/at hnu Umar RA, dia mengatakan, "Jika
bukan karena b€ban yang aku tanggung untuk keperluan di ialan
Alhh, nnka aku tidak akan menetapkan suatu lahan (al ardlllsedikit
demi sedikit menjadi zona khusus. Utsman RA sendiri telah
menetapkan sebagian lahan untuk zona khusus tanpa ada protes
dari para sahabat lain. Fenomena ini adalah indikasi ijma'-

4. Para kepala suku di masa JahiliySnh dulu, menetapkan lahan subur


s€bagai zona khususunfuk keperluan kuda, onta dan hev;an temak
lainnya milik mereka. l-ahan ifu spesial untuk mereka, tidak untuk
warga sukunp Snng lain. Praktek ini kemudian dihapus oleh Nabi
SAW dengan sabdan5ra,

rir!,\\q )
" T*lak * ann khusus kanli untuk Alhh dan Rasul-lYya;'
Bdhu SAW iuga menarnbahkan,

.:6b,t, ,:a, e,?rt qirs);6r


9t
a,:::::::::m,
api-"

Seluruh lahan zona khusus, baik yang ditetapkan oleh Allah SWT,
Nabi SAW dan para pemimpin dipergunakan untuk kemaslahatan
publik, bukan hanya khusus untuk keperluan pribadi pemimpin itu.

5. Selain pemimpin negara tidak berhak menentukan suatu lahan mati


sebagai zona khusus. Hal ini dikarenakan pemimpin adalah wakil
rakyat yang bertugas dan bekerja untuk kepentingan rakyat secara
umum. Berbeda dengan selain pemimpin- Untuk itu Rasulullah SAW
bersaMa, " Semua orang berhak secara sama atas tiga hal, yaifu air;
rumputdan api."
6. Syaikh Muhammad lbrahim berkata, "Hukum syara' menetapkan
bahwa semua zona khusus adalah tidak sah kecuali zona khusus
yang sudah ditentukan oleh Rasulullah SAW. Dasamya adalah sabda
beliau SAW " Tidak ada zona kh.usus kqulai untuk Allah dan Rasul-
N3n." Tidakada perbedaan pendapat di kalangan pam ahli mengenai
halini.
7. Berikut ini sedikit mengenai zona khusus An-Naqi' yang pemah
ditetapkan oleh Rasulullah SAW. Kami ringkas di sini berdasarkan
keputusan Pengadilan Kasasi dan hasilkajian Prof- Ali bin Tsabit Al
Umri, salah satu putra daerah Kota Suci Madinah.
An-Naqi'-dengan huruf nun berharakat fathah, gal berharakat
kasrah, kemudian ya' dan'air- adalah kata benda umum (genenc)
yang diungkapkan untuk setiap tempat genangan air. Itu sebabnya
mengapa zona khusus yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW tersebut
dinamakan dengan nama An-Naqi'.

Lokasi An-Naqi', batas barat adalah gunung Quds "Uqais", lebamya


sekitar 15 km. Sedangkan batas timur adalah Harnh rfilikBani Amru,
salah satu kabilah Harb. Sebelumnya dimiliki oleh Kabilah Sulaim.
Panjang batas timur ini sekitar 12 km.

Batas Utara adalah selatlmadhiid An-Naqi' yang panjang sekitar 6


{ svanan BUtucHUt rianerrl #
km. Sedangkan batas selatan adalah gua buah gunung hitam. Yang
satu dinamakan dengan 'Abuud, yang lainnya diberi nama Baraam.
Paniang batas ini sekitar 8 km.

Jarak antara kota Madinah dengan An-Naqi' ini sekitar 75 km. la


ternrasuk bagian provinsi Wadi Al Far'.

B€rikut in nashaashhadits yarg berkaitan dengan An-Naqi':

a. Fladits rnrqpt Ahmad dari lbnu Urnar bahwa Nah SAW bersaMa,

.j-rl-:.j, -1]i,J -;-


-(An-Naqi? adalah f.ra"-fta" O.r"
himaauntuk X"potrun
muslimin."

b. Haditst riwayat Al Bukhari, dijelaskan bahwa lbnu Syihab Az-


Zutui mengatakan,

.*;it.; i-i*h, * d, ritfi.


'Telah sampai keeada kami bahwa Nabi SAW menetapkan An-
Naqi' s€bagai zona khusus."

Az-Zrbatu bin Bakkar dari Abu Al Marawih, bahwa Nabi SAW


p6nah singgah di An-Naqi'dan basabda,

,:t.b €q)J"lu,*i i €;?.


y\, ;;';r;;
* ,#,i|ui "*---,i?\i
"Timpt menggembala kuda yang amat baik. (Tbmpat ini)
ditetapkan sebagai zona khusus untuk kuda-kuda itu, dan
lnd*kuda itu untuk berjkad di jalan Allah." Dengan
begitu Rasulullah menetapkannya sebagai zona khusus dan
mernperkerjakanku di situ.

d- Dalam Tankh N Mdirnh lorya Abi Slabbah dengan sanad


hingga ke lbnu Umar yang menjelaskan nbahwa Nabi SAW

96
SYARAH BUtuGHUt MAnartr i#
menentukan An-naqii'sebagai zona khusus untuk tempat
pengembalaan kuda-kuda.

e. Dalam Asy Syarh dijelaskan, "Lahan yang telah


Al Kabir
ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai zona khusus tidak boleh
dibatalkan oleh siapapun, termasuk juga tidak boleh merubah
fungsinya meskipun kondisi mendesaknya. Karena keputusan
Nabi SAW adalah nash sedangkan nash tidak dapat dibatalkan
oleh hasil ijtihad."

Sementara dalam Syarh Allqna'dijelaskan, "Hanya Nabi SAW


yang berhak menetapkan status suatu lahan menjadi zona
khusus, karena beliau SAW bersabda, " Tidak ada zona khusus
keculai untuk Allah dan Rasul'Nya." (HR. Abu Daud)- Abu 'Ubaid
meriwayatkan bahwa Nabi SAW telah menetapkan An-Naqi'
sebagai zona khusus untuk kuda-kuda muslim-"

Dalam tafsim5n, hnu Katsir -saat mengumikan maksud ayal" Dan


tidaklah layak, bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin apabila Nlah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barangsiap mendurhakai Allah
dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
rynta]'(Qs.Ahzaab [33], 36F mengatakan, ayat ini berlaku umum'
untuk semua masalah mereka. Intinya bahwa ketika Allah SWT
dan rasul-Nya SAW telah memutuskan suatu perkara maka tidak
ada seorangpun lrang boleh menentangnya, tidak ada opsi, protes
atau pendapat lain.

f. Dalam kasus Wadi An-Naqi' (yang sempat masuk ke mahkamah)


yang ditangani oleh hakim provinsi Wadi Al Far', Syaikh
Muhammad bin Ahmad Ar-Radhi -setelah mengkaji
permasalahannya dari pelbagai sisi, merujuk ke segala sumber
dan meminta pendapat para ahli dari wilayah setempat-
memutuskan bahwa lahan tersebut (An-Naqi') tetap dalam
statusnya sebagai zona khusus Nabi untuk yang dimanfaatkan
svaran ButucHutnaum #
-{
untuk keperrtingan publik, sesuai dengan yang berlaku di masa
Rd.rlullah SAW lrteprtusan ini kernudhn diperlruat ol€h kepuhrsan
pengadilan losasi Wihlah Barat. Keputusan Hakim Wadi Al Far'
tersetrrt bernomor 7, tanggal D/ | / 1406-

fu *, l;;i6 'iti -qaln, u1.,- /? ;, *t -vl\


.^
-Ltr';.t, i,*i j,ir .1.,rra lj ,'-i l> |*'t fn'
79f . Dari lbnu Abbas RA, dh Mata, Rasulullah SAW bersaMa , " mak
bl& nwnblaflean&n nqtbb bhrya lsdwat btas." (HR. Ahrnad dan
IbnuMalah).r
Fladits Fng sana diriuqp&an oleh kedrnn1a dad Abu Sa'id RA Sernentam
hadits ini irrga ada dahm Al Muwaththa'dengan status mursl.z7

Peringkat Hadits
Stats hadits hi adalah hasan. Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu
Majah, Ibnu Abi qpibah, Ath-Thabrani dan Ad-Daruquthni dari Ibnu Abbas.
Sumber asalrypdari lkrinmh dari lbu Abbas. Hadits ini juga diriwayatkan oleh
Ahmad dan lbnu Maj:rtt dari Abu Sa'id Al Khudri.
N
Muwathflza', hadits ini diriwayatkan secara mursal.
Sernerrtara dalam
Ahmad, Ibnu MaphdanAl Bailraqi juga meriwalatkannya lagi dari Ubadah bin
Ash-Shamit s€Gira munqthi .

Hadits ini didukung oleh hadits-hadits lain riwapt Abu Hurairah, Jabir,
Aisyah, Tsa'labah Al Qamzhi dan Abu Lxbabah.
Sanad hadits ini arnat bemgam. Seluruhqp tidak cacat kecuali faktor washl
dan ,nsalnya- Mmr.m keragaman sarndqp mernbuatrya kuat.

Inram ArFNaua ri --dahm Al Atb'in- menihinya sebagai hadits hasan.

ro
4tunad (l/l3l) dan lbnu Majah Q34l).
2?Malik
Qn4r-

98
ffiil;:""-J"ffi
Al Ala'i berkata, "Hadlts ini didukung oleh banyak riwayat, yang secara
total menempatkannya dalam slatus shahih alau hasanyang dapat digunakan
sebagai hujiah."

Kosakata Hadits
Laa Dharam, berasaldari kata dharra, tawan kata nafa'a. Dharra sendiri
artinya mengakibatkan bahaya/kerugian bagi diri sendiri. I{ala adh-dharr
adalah bentuk mashdarnya, sedangkan kata adhdhurr-dengan huruf dhaad
berharakat dhammah- adalah nama untuk pekerjaan yang merugikan atau
membahayakan. Maksud kata ini, seseorang tidak boleh membahayakan
atau merugikan sesamanYa.

Laa Dhiraara..Kata ini mengikuti bentuk fi'aal.Maksudnya adalah bahwa


sesuatu yang merugikan atau membahayakan tidak boleh dibalas dengan cara
yang lebih merugikan atau membahayakan Dengan begitu, laa dhanraadalah
larangan melakukan tindakan merugikan, sedangkan Laa dhiraara adalah
larangan membalasnya dengan melewati batas.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini merupakan salah satu kaidah penting yang di dalamnya
terdapat banyak cabang masalah.

2. Maksud kata laa dharara ialah melarang tindakan yang merugikan


orang secara mutlak, baik kerugian atau bahaya yang ditimbulkannya
bersifat pribadi atau umum. Kata inijuga bermaksud, menghindari
segala sesuafu yang membahayakan atau merugikan dengan segala
carayang mungkin. Di samping juga mengandung maksud mengatasi
kerugian atau bahaya yang telah terjadi dengan cara yang
memunghnkan.

3. Eksekusi atas tindakan pidana kepada pelaku kejahatan tidak


bertentangan dengan lGidah ini, meskipun untuk itu mereka dirugikan.
Karena itu eksekusi ihl malah mempakan wujud keadihn, menimbulkan
efek;era sehingga dapat menghindarkan 5nng lain dan dapat mencegah
--{
svenax BULucHut MARArvl #
kerugian atau bahaya yang lebih besar.

4. Maksd kab- laa dhinanialah fktek merqgikan atau membahayakan


1ang l€bih besar yang dilalnrkan sebagai p€rnbalasan terhadap kerugian
atau bahalp lnng pertarna. Merugikan atau membahayakan orang
dengan cara yrang lebih dari k€ntgian atau bahaya png dilakukan oleh
omng itu, meskipun merupakan b€ntuk pembalasan, tidak boleh. la
haqla dapat dilakukan dalam kondisi dharuunh. Yang disyariatkan
dalam Islam adalah berusaha menghindari sesuatu yang merugikan
atau menrbahayakn tanpa menimbulkan kenrgian atau bahaya sama
sekali. Jika tidak mungkin nnka diusahakan dicegah sekedamya.

Siapa yang menrsak harta orang lain maka orang yang hartanya
dirusak tidak boleh membahsnya dengan cara merusak harta orang
yang merusak ifu. Karena hal itu hanya akan menimbulkan kerugian
yang l€bih besar. Yang terbaik adalah, perusak mengganti barang
yang dirusaknya. Berbeda masalahnya jika dalam tindak pidana
kdrahatan atas n3raura atau tubuh, di mana dalam hal itu berlaku
qislnsh. Karena tindak keiahatan tersebut hanya dapat diredakan
dengan cara menghukumnya dengan apa png dilakukann5ra.

5. Hadits ini mewajibkan agar seseorang menghindari segala yang


merugikan atau membahayakan dirinya dengan pelbagai cara
!/ang mungkin sesuai dengan sistem hukum syari'ah. Caranya
dengan melakukan yang terendah, lnifu menghindari sesuatu yang
merrrbahapkan diriqn tanpa menimbulkan bahaya atau kerugian
yang hin. Jika tidak bisa, maka dapat dilakukan dengan cara yang
hanlp menimbullan kerughn sesdikit mungkin.
6. qprht Islam diturunkan untuk mernelihara lima hal mendasar, yaitu
mernelihara esksistensi agern \ nlrawa, akal, keturunan dan harga
diri-'zEsegala hal yang menyebabkan rusaknya tujuan-fujuan tersebut
dinilai sebagai sesuafu yang membahayakan atau sesuafu yang
dan uajib dicegatr semampunya. Unfuk memperkuat

6 Rnulis ti&k nrcmasukkan pemeliharaan harta. Penj.

ro0
-j
svanrr ButuGHUt. Mannm i#
tujuan-tujuan tersebut maka kerugian yang besar boleh dihindari dengan
cara melakukan sesuatu yang merugikan atau membahayakan yang
lebih kecil. Untuk itu, qishash diberlakukan, orang murtad dibunuh
untuk menjaga eksistensi agama, had zina darr qadzafdiberlakukan
untuk memelihara eksistensi harga diri, hukuman meminum minuman
keras diberlakukan untuk memelihara eksistensi akal, dan hukuman
potong tangan diberlakukan untuk menjaga eksistensi harta benda.

i' Jp r'JG,'Jtt -*\t nr- q3J- /;'r:r li: -vqr


'J: ;^'r, .6 *<* -e'r( ,* tb| LG:i ,t> ,*j ^* itt
-b ot. c. ,. ,i o. . .t.
.;;;ta.Jl 4.1 a>,>,-e; c:31>

792. DanSamurah bin Jundub RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersaMa,
" Siap yang mengelilingi (membuat) pgar di atas suatu lahan maka lahan itu
miliknSn." fiR. Abu Daud) dan dinilai shahih oleh lbnu AlJarud.a

Peringkat Hadits
Hadits ini shahih. Dalam At-Talkhish dijelaskan, "Ahmad dan Abu Daud
meriwayatkan hadits ini dari Samurah, sedangkan Ath-Thabrani dan Al Baihaqi
meriwayatkannya dari Al Hasan dari Samurah."

Abd bin Humaid juga meriwayatkannya dari jalur Sulaiman Al Yasykuri dari
Jabir. namun hnu Hajar tidak mengomentarinya dalam At-Talkhish. Sedangkan
imam As-Suyuthi -dalam Al Jami'Ash-Shagir- menilainya sebagai hadits
shahih.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini menjelaskan salah satu cara menghidupkan lahan mati atau
kosong, yaifu dengan cara membangun pagar di atas lahan mati yang

2e
Abu Daud (3077) dan Ibnu AlJarud (1015).

r0t
-J
svlnan Bu[uGHUrrriAnArri +
mengdilinginyadan dapat mencegah halan melompat masuk. Siapa
gang membuat pagar semacam ini di atas lahan mati maka ia dinilai
tdah mengelola lahan itu (ihya).
2. Siapa yang telah mengelola lahan mati (telah menghidupkan lahan
kosong) maka ia memiliki lahan itu s@ara legal(syar'i) berdasarkan
sabda lNabi" Maka lahan itu milikryp-"

3. Para ahli fikih berkata, "Siapa yang membuat pembatas/pagar


yang sesuai dengan tradisi setempat, seperti dengan bata
merah, bafu, fumbuhan berbuku dan beruas, bambu dan lainnya maka
ia dinilai telah menghidupkan lahan kosong. Baik lahan itu untuk
ditinggali atau tidak."
AthThibi dalam StHh Al Misyl<ah menjehskan, "SaMa beliau SAW,
'Mengelilingi' artinya membangun p4lar pemisah yang mengelilingi,/
mengrrrung hhan ters€but." Batasan png digunakan di pengadilan di
Saudi Arabia adalah pagar setinggi (minimal) 1,5 M agar dapat
dikatakan sebagai menghidupkan lahan mati atau kosong. Karena
harya setinggi itu yang dapat dinilai sebagai pagar penghalang.
Penngaran gang lebih rendah dari itu disebut sebagai tahaiiur(sekdar
pernberfm tanda), bukan dinilai s€bagai menghidupkan lahan mati atau
kcong.
4. Pernagamn lahan mati dengan pagar penghalang dinilai sebagai
menghiduplan hlnn nrati atau kosong, meskipun pembtnt pagar tidak
bemiat mernbangun di lokasi ifu. Sekedar memagari saja sudah cukup
dinilai s€bagai menghidupkan lahan mati atau kosong dan berhak
nrernililfrrya.

*ht;r-;,tf -a ?,r ui.,- ,ie i i' f ;i -vw


'o-;r l;r, .(, J.GL'I Grri ::r,i1i i r* F
, i> :Jt '*t
*>rilr.Lv
l02
ffiffiffi"H:1ffi
yang menggali sumur maka dia berhak memiliki (seluas) 40 hasta untuk
kandang hewan temaknya." (HR. Ibnu Majah dengan sanad dha'in.n

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits dha'if. Dalam At-Talkhishdijelaskan, "hnu Majah
meriwayatkan hadits ini. Dalam sanadnya terdapat Ismailbin Muslim, seorang
perawi yang dha'if. Ath-Thabrani juga meriwayatkannya dari jalur Asy'ats dari
Al Hasan, namun dinilai dha'if oleh Al Jauzi dan Abd Al Hadi. Namun Az-
Zaila'i menilainya sebagai hadits yang kuat. Al Bushari -dalam Az-Zawa'id-
mengatakan, bahwa permasalahan hadits ini pada Ismailbin Muslim AlHakami.
Para ahli berbeda pendapat mengenai ke- tsiqal>an dirinya."

Dalam masalah ini ada riwayat lain dari Ahmad dari Abu Hurairah (2/
4941,.

Kosakata Hadits
Dziraa': Dibaca dengan huruf dzalberharakat kasrah. Artinya adalah
bagian hasta manusia, yaitu dari ujung jari tengah hingga ujung siku. Umumnya
yang digunakan adalah hasta standar Hasyimi, dimana t hasta = 32 jan =
64 cm.
'Athanan: Berasal dari kata kerla'athana, yang artinya segar kenyang
meminum lalu menderum. Kata' athan dengan huruf 'ain dart frla' berharakat
fathah adalah bentuk jamak ma'aathin, yang artinya tempat-tempat onta
menderum atau kandang kambing sekitar lokasi air.

Maasyigtihii: Hewan temak di sini artinya onta, kambing dan sapi. Namun
kata maasyiyahbiasanya lebih banyak digunakan untuk arti kambing.

Hal-Hal Penting dari Hadits


Ada tiga hukum bertaitan dengan penggalian sumur:

1. Kapan penggalian sumur dinilai sebagai menghidupkan lahan mati

ro
lbnu Maiah (2486)

r03
-J svlur lutucxurnanara #
atau kosong yang indikasiqp adalah pemilikan lahan mati dengan
cara penggalian.

2. Kriteria sumur berdasarkan fuiuan penggalian.

3. Hukum latnn s€kitar surnrn (Aan@ berbeda sesui dengan perbedaan


hiuandi prcrinz.
Ketika seseorrrg menggali sumur (di atas lahan mati) sampai
mengduarkan air maka h dinihi tdah menghidupkan lahan mati
atau kosong. S€balillq,a jika ai4a belum atau tidak keluar maka
p€ngsalian itu tidak dinihi s€bagai menghidupkan lalnn mati atau
kosong, narnun abiiurlWnberian tarda) yang hanya memberi
atas tanah ifu, bukan pemilikan. Jika kemudian hari
terdapat oramglnng mernanfaatkan tanah itu maka pemerintah
mernberikan bataswaldu alfiir kepada orarTl p€rtarna unhrk mulai
mengolahnya. Jika itu dilakukannya maka ia dinilai telah
merrghidupkan latnn rrnti atau kosong dan memiliki tanah itu.
S€balitmta jika dalam tenggang \raktu yang diberikan dia tidak
mernuhi mengdalrrya maka pa'nerintah akan mengambilnya dan
k€eada ormg yang tngin memanfaatkannya,/
mengolah t€rsebut-

Jika h menggali srnnrsampai aimla keltrar, rnaka hrjtrannga tidak


lepas dari t(p kernungkirnn:

l. Ia ingin menrilikinp untuk keperluan tanamannya atau


keperluan pengairan pribadi. Untuk ini dia dinilai
menghidupkan lahan mati atau kosong dan berhak
rn€rnillildr{p.

2- Ia menggali unfuk keperluan orang banyak, termasuk


diriqla. Unhrk ini, sernua orang berhak atas air sumur ifu
s6ara sanri!, tilak ada 3nng lebih berkuasa. Penggali sendiri
ternrasuk salah sahr dl antara pemiliknp. Hal ini dikarenakan
dia mensgalinlp hkan khusus untuk dia dan juga bukan
khusus unfuk orang tertenfu.

rot
-{
svanax BUruGHur i Anmrr i#
3. Ia menggali bukan untuk memilikinya, namun agar ia berada
dekat dengan lokasi air selama ia tinggal di situ. Untuk ini,
jika ia kemudian meninggalkan tempat tersebut maka orang
lain dapat mernanfaatkannya. Ia (penggali) tidak memilikinya,
ia hanya mempunyai hak selama berada di situ. Ketika dia
pergi maka sumur itu dinilai sebagai barang tinggalan untuk
kepentingan umum. Jika kemudian hari ia (penggali)datang
kembali, maka haknya atas sumur itu juga kembali kepadanya.

Fenomena ini merupakan fenomena masyarakat badui yang


tinggal selalu berpindah-pindah dan hanya tinggal di suatu
tempat untuk sementara waktu. Mereka selalu pergi ke lokasi
penggembalaan (mar'aal dalam setiap musim dalam setiap
tahunnya.

c. l-ahan sekitar sumur (hariiml

Seseorang yang menggali sumur (di atas lahan mati) sampai


mengeluarkan airnya tidak terlepas dari tiga kemungkinan'

1. Sumur yang digali telah dikelilingi (dari semua sisinya)dengan


.tanah milik omng lain. Untuk sumur kategori ini tidak memiliki
lahan sekitar atau fiaiimjuga fasilitas lain. Setiap orang dapat
memanfaatkan air sumur tersebut yang sesuai dengan tradisi
setempat yang berlaku.

2. Penggali sumur bermaksud menggalinya untuk keperluan


minum herryan temaknya atau sejenisnya. Dalam hal ini,lika
ihr merrnng sumur lama Snng kernudian dipefuarui maka lahan
sekitar (hariiml yang menjadi haknya adalah jarak 50 dziraa'
dari sumur ke seluruh sisi lahan. Jika sumur itu baru maka
lahan sekitar (hariiml yang menjadi haknya adalah jarak25
dzinii dari sumur ke seluruh sisi lahan. Mftn' 5rang dimaksud
di sini adalah dziraa' tangan (hasta). Hak atas haiim unluk
sumur lama lebih luas karena biasanya sumur lama
mengeluarkan air lebih deras sehingga lahan yang diperlukan
lebih luas. Hal itu sesuai dengan riwayat Abu 'Ubaid tentang

r05
-{
svenan ButucHut i/tAnarrt #
harta yang diperolehnya dari Sa'id bin Al Musayyab yang
mengatakan,

.G\:'ir* s,uir v:l-ir ff €il:


"Dalam Sunnah, trrtuk sumur lel,nalalqalifi bariinmWsdlvas
50 hasta."
Sebagian Ulama menetapkannya sepanjang 40 hasta
sebagaimana yarg diterangkan dalam hadits di atas. Haiim
ini nantinya digunakan untuk kandang unta, saluran air sumur
dan fasilitas pendukung lainnp.

Sementara itu, Al Qadhi dan ulama lain mengatakan bahwa


ukuran di atas bukan nilai pasti. Lrns hariimpda hakikatnya
ditentukan sesuai dergan jarak yang dibutuhkan agar air
dapat naik ke atas. Pendapat ini adalah pendapat yang
baik.

3. Jika sumur ifu dibuat untuk keperluan pertanian, maka


seperti dilelaskan dalam Sunan Ad-Daruquthni riwayat
Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersaMa,

.LL,i* 7:1t *:
-(Hariim) mata air (sumw) ,rruO
,O"o"rri, pertanian
adalah 600 hasta."

Pendapat ini dikemukakan oleh kebanyakan ulama.

Pendapat lain mengatakan, sesuai kebufuhan. Pendapat inilah


ynng didukung oleh Al Qadhi, Al Muwaffaq dan lain-lainnya.

Mufti Saudi Arabia, Slpikh Muhammad bin hrahim Alu


E/aikh mengatakan bahwa penggali yang menggali sumur
bukan untuk keperlun minum, seperti orang png mengolah
tanah mati untuk keperlun pertanian maka dia berhak atas
hariim sesuai dengan luas pertaniannya. Sebab, dia

106
--{ svenax BUtuGHUt MAnruur l#
bermaksud untuk menanaminya. Untuk itu, sekitamya tidak
dimiliki oleh seorangun karena ia terlebih dahulu datang
mengolahnya. Untuk itu ia diberi hak atas lahan -yang
disesuaikan dengan tradisi setempat- untuk menanaminya.
Hal ini berbeda dengan orang yang menggali untuk mernbuat
sumur bor dan untuk keperluan hetuan.

Menurut saya, pendapat mufti ini amat tepat.


aaaaa

a - -n 7, tl t lo. .
P.r'lt .,i; -'^L *r d.t- *t f Jt:
,. a "dL ;,'j
-v t' t
.^
.er'p,
, . O. t
t zt z c li t.. ct: tll .
,4;t-,)tj - .l
c>'2r!'-Ji
-ll . c:.1: t't',
cl q,
c,/c-,
ta\l'^1&il-'!
rr.
&': iG ar
t

;e- U)
bahwa Nabi sAW rn".nb"rinyu tanah di
";'i')
Tg4.DariAlqamah bin wa'ilRA
Hadramaut. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi) dan dinilai shahih oleh Ibnu
Hibban.31

Peringkat Hadits
Hadits ini dinilai shahih olehAt-Tirmidzi dan Ibnu Hibban.

Dalam At-Talkhishdiielaskan, "Hadits di atas diriwayatkan oleh Ahmad,


Abu Daud dan At-Tirmidzi yang juga menilainya shahih. Ia juga diriwayatkan
oleh Al Baihaqi, Ath-Thabrani dan Ibnu Hibban yang menilainya juga sebagai
hadits shahih."

Kosakata Hadits
Aqtha'ahu: Pemberian hak milik atas tanah untuk seseorang. /gfha'bisa
jadi sebuah pemberian hak milik dan bisa juga bukan merupakan pemberian
hak milik atas tanah, tetapi hanya pemberian hak guna.

I' Abu Daud (3058) dan At-Tirmidzi (1381)

r07
ffi;*r"";""ilffi
Umumnp tanah yang diMkan oleh pemimpin negara dengan
layak untuk ihr.
cara k4thazi adalah tanah yang tidak mempunyai peruntukan dan bukan
milik seseorarg yang nn shuum(hak-haknla dilindungi).

Bi Hadhrnnut: Susunan dua kata ini disebut tarkib mazji. la adalah

wilalph di sdatan jazirah Arab png ibu kotanya dikenal dengan Al Makla.

*} * It r\ -t4nit n;'* i, ;7: -vt.


^!rh,
,)ui ,ll'r-, ;:, ; ,?o ? -r'.1, g;G ,*};;'il' Ci
.'-.rlb *2'1 ,1>1> "i i'r, -rL'rrr'{. c3 ';Fi
795. Dari lbnu Umar RA: Bahwa Nabi sAW memberi Az-Zubair
tanah sepaniarg lari kudaryra. lalu dia pun membuat kudanya berlari hingga
berherrti. Sdaniubxlp dia melempar pecut kgdanya. Kemudian Rasulullah SAW
bersabda, - Berikan kepadanya (Az-Zubair) hingga sampai pada lokasi
patn5aftaUh." till.Abu Daud) rnmun dalam hadits ini terdapat kelemahan.3z

Peringkat Hadits
Asal hadits nishahih. Di dalam At-Talkhish dilelaskan, "Hadits ini
diritlaliafl<an oleh Ahmad dan Abu Daud dari sahabat hnu Umar- Dalam hadits
ini terdapat pemrti yang lernah (dha'i|bernama Al Umari. Namun hadits ini
mempunyai dasr (ashl) dalam kitab hadits Shahih yang diriwayatkan dari
Asma'binti Abu Bakar."

Kosakata Hadits
Aqtla'a Az-Zubair lqtln' artinpmenetapkan (menjatahkan) suatu lahan
untuk orang hin. Kata ini b€rasal dari kata da*r al qatli . Iqtln'yangditetapkan
deh pernlrrpln negara terdiri dari duai€nis, yaitu lqtln' hfuhn frtla' Tanliik.

'2AbuDaud
(n74.

r08
ffi*,-,;:,-JF '
Hudhr farasihi: Kata " hudhi' -dengan huruf ha berharakat dhammah
dm dhaadmati- artinya lari. Maksudnya di sini sesuai jarak la,ri kudanyra' Fada
dasamp kata ini merupakan mashdarnamun dimaksudkan di sini sebagai ism'
Artinya Iokasi lari kudanya. Kata " hudhi' di-i'raab nashab dengan cara
membuang mudhaafnya. Maksudnya, sejauh kudanya berlari (sekali lari).

As-fuuth:Dengan huruf sin berharakat fathah adalahalat yang digunakan


untuk memukul yang terbuat dari kulit, baik yang disambung tersusun maupun
yang tidak disambung. Bentuk jamaknya, aswaathdan siyaath'

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Pemberian atau penjatahan lahan yang ditetapkan oleh pemimpin
negara adalah pemberian sesuatu dari harta Allah kepada orang yang
dianggapnlB laPk untuk itu-

2. Kedua hadits di atas menunjukkan bahwa pemimpin negara dapat


memutuskan pemberian tanah mati kepada orang yang dapat
mengolahnya.

3. Penjatahan lahan merupakan pemberian hak(taswiighlyang diambil


dari harta Allah yang manfaatnya kembali kepada umat muslim.
Mengingat pemimpin negara adalah wakilumat muslim makaiadiberi
hak melakul<an iqthaa'. Untuk itu penetapan peniatahan lahan tidak
dapat diberikan kepada orang lain atau wakil pemimpin, sebab
penjatahan merujuk kepada pandangan pemimpin dalam halyang di
dalamnp terdaPat maslahat umum.
4. Kedua hadits di atas menceritakan penjatahan lahan yang ditetapkan
oleh Nabi SAW kepada Wa'il bin Huir atas tanatr di Hdramaut. Hal
ini dilakukanbeliau sAW karena daerah itu mempakan daerahwa'il.
Ia dinilai fiurmpu mengolah dan mernanfaatkan tanah tersebut. Ltras
tanah Snng diberikan oleh Nabi SAW kepadaqp socara peniailahan
lahan ini ialah seiauh kudanp Mari.

5. Hadits ini menunjukkan bahwa penjatahan atas lahan hanp untuk

t0?
svlutt BUrucHUt rlARAut #
-{
satu orang diperbolehkan, jika pemimpin melihat adanya maslahah,
seperti orang yang diberi mampu merawat dan mengolahnya.

6. Hadits ini juga memberi petuniuk bahwa seseorang -meskipun dia


adalah faadhil (seseorang yang dikenal mempunyai keutamaan)-
dinilai tidak hina hanya karena keinginannya terhadap harta dengan
cara-cara yang legal. Di antamnya masalah ini- adalah
-dalam
pemberian dari pemimpin negara.

NabiSAW memberikan tanah k€pada Az-Zuban seluas lrudaryadapat


berlari ditambah dengan luas seiauh dia melempar pecutnla-

Faidah
l. Para ahli fikih membagiperbenan/penjatahan laheln (iqthaaTdalam
tiga kategori:

O Penjatahan lahan dengan cam memberi hak milik atas apa yang
diberinya (lqtha' fanfiilt.
O lqthaa' Istighlaal (hak guna lahan) yaitu pemimpin negara
atau wakilnya memberikan tanah kepada seseorang karena
pertimbangan kemaslahatan tertenfu . Ketika kernaslahatan yang
diharapkan ifu sudah tidak ada lagi rnaka pemimpin menariknya
kembali.

O lqtha' hkaq yaitu fasilitas ruang untuk para penjual di jalan-


Flan 5nng cukup luas, lapangan te6uka atau tempat-tempat lain.
Mengenai lqtha' Tamliik, Madzhab Ahmad menyatakan bahwa
penerima lahan atas dasar penjatahan lahan tidak otomatis merniliki
lahan tersebut. Ia tidak lebih seperti al mutafiaiiir(pemberi tanda di
atas lahan mati). Jika kemudian ia mengolahnya,/memanfaatkannya
maka ia berhak memilikinya. Dalam kondisi seperti ini maka lahan
tersebut tidak dapat ditarik kembali karena ia telah memilikinya
berdasarkan pengelolaan. Jika ia tidak mengolah atau memanfaatkan
lahan yang diberikan kepadanyra berdasarkan penjatahan lahan lalu
terdapat orcmg lain yang menginginkan lahan itu untuk dimanfaatl<an/

ll0
I sYARAH BULuGHUt MAnervr F
diolah maka pemimpin r,egara akan memberinya jangka waktu kepada
penerima penjatahan lahan untuk mengolahnya. Bila dalam jangka
waktu tersebut dia tetap membiarkannya begitu saja, maka pernimpin
negara akan menariknYa kembali-

Namun dalam At Inshaf dijelaskan, "Bahwa penerima lahan


berdasarkan penjatahan/pemberian dengan sendirinya telah memiliki
lahan itu. Karena itu, ia dapat menjualdan manrariskannya kepada
ahli warisnya."

Pendapat terakhir ini adalah pendapat yang benar. Pendapat inilah


yang difatwakan oleh lembaga peradilan di Saudi Arabia-

Dalam Al lqna' wa Syarhuhu dilelaskan, "Jika lahan itu diolah,/


dimanfaatkan oleh orang lain (bukan penerima iqthaal pada kurun
waktu tunggu atau sebelum itu maka orang lain itu tidak mempunyai
hak memiliknya. Karena hak penerima iqthaa'telah ada lebih dahulu.
Untuk itu ia lebih patutdidahulukan. Hal ini didasa*an pada pengertian
terbalik hadits Nabi sAW,

i'*e i:^.1 r; *i;


"1r2'-,i
'Siapa yang mengolah lahan mati bukan hak seorang muslim
makakhan itu untuknya'."
Seorang pemimpin negara tidak selayaknya memberikan lahan secara
penjatahan/pemberian lebih luas dari kemampuannlra mengolah atau
memanfaatkan lahan tersebut. Karena hal ifu hanya akan mempersulit
muslim yang lain, mengingat dasamya- lahan ifu merupakan
-pada
milik /hak bersama. Umar RA pemah menarik kembali lahan (lembah)
yang diberikan oleh Nabi SAW kepada Bilalbin Al Harits saat dia
tidak mampu mengolahnya.

Syaikh Muhammad bin Ibrahim berkata, "seseorang tidak boleh


menerima lahan atas dasar penjatahan dari pemerintah lebih luas dari
kemampuannya untuk mengolahnya. Karena hal itu hanya akan
mempersulit muslim yang lain mengingat dasam5a- lahan itu
-pada

lil
UtMARAii

Dalam fuam Al lqrui dan buku lainnya dijelaskan, "Seomng pemimpin


tidak boleh memberikan lahan yang berdekatan dengan lahan yang
telah dihuni,/dimiliki oleh orang lain yang masih merupakan fasilitas
bagi lahan itu. Karena lahan itu dihukumi sebagai lahan yang telah
dimiliki oleh penghuni,/pemilik tersebut."

Lembaga peradilan Saudi Arabia mengatakan, penjatahan lahan


mati tidak boleh menyenfuh lahan milik orang lain, fasilitas negara
dan apa sajapng dibutuhkannya.

2. Syaikhul Islam berkata, "Aku tidak menemukan seorang ulama pun,


baik dari kalangan madzhab empat atau lainnnya yang mengatakan
bahwa menyanrakan tanah grang diperoleh dari cara penjatahan
pemerintah dilarang. Hingga kemudian sebagian ulama di zaman kita
yang mengeluarkan pendapat baru yang melarang menyewakan
tarahyang diperoleh dari cara penjatahan dari pemerintah."

4t e L"s?:JE -'4s-ht *r- !t;*:t 4 ,f r;;-2 -vrr


;,.,rj €;k;r;.61 ,i';.'4 ,*;y\,it"
z t z - , t- ^- . 7 4
^
s ',

Lr;;.te 1: ,lr'rtlr"iifi't3i i$, .g$r1 ,,tl)$,y(jr


796. Dari sorang sahabat RA" dia berkatar Alru pernah berpemng bersalnel
Rasulullah SAW, lalu aku mendengar beliau bersaMa, " Semua orang berhak
s&am sna abs tig hal; ah; rumput dan api." (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Para perawinya adalah tsiqah.

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits shahih.la diriwalatkan oleh Abu Daud dengan
sanad yarg shahih.

Sedangkan hadits yang sama lnng menggunakan l<ata" an-naaC' adalah

112
ffi#r:*'"'-"::;ffi
pen).Hadits dengan redaksi seperti itu (menggunakan kata "an naai') hanya
diriwayatkan oleh Yazid bin Harun yang ada pada Abu Ubaid. Hal itu berbeda
dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin AlJa'd dan Isa bin Yunus yang
ada pada Abu Daud, Tsaur Asy-Syami yang ada pada Ahmad dan Al Baihaqi,
yang semuanya itu berasaldari Hariz bin Utsman dari Abu Khaddasy dari seorang
sahabat Nabi sAW. Di mana dalam hadits-hadits mereka ini menggunakan
kala" al muslimuun', bukan " an-naai' . Sementara

Ke-shahiban hadits di atas didukung oleh riwayat Abu hurairah bahwa


Nabi SAW bersabda, " Ada tiga gng tidak dapt dilamng, air, rumput dan api."
(l-lR. Ibnu Majah)dengan snad shahihsebagaimana dikatakan oleh hnu Hajar
dan penufis,Az-hwa' id.

Kosakata Hadits
Fii kalaatsin: Karena ada tiga materi yang disebut dalam hadits maka
mereka adalah jamak. untuk itu ketiga kata itu dihukumi sebagai mu'annats.

At Kala': Dengan huruf kaldan lam berharakat fathah serta hamzah di


akhirnya- artinya rumput, baik yang masih hijau maupun yang sudah kering.
Bentuk jamaknya, aHaei. Ash-Shaghani berkata, "Sedangkan kata hasyiisy
diungkapkan khusus untuk rumput yang kering."

Al Maa| Asalnya adalah maah (dengan huruf .ha'di akhimya). lalu hei ini
diganti dengan hamzah karena hamzah dinilai lebih kuat menerima harakat.
Hamzah ini berasal dari /ra'terbukti ketika rla'muncul saat kata ala' dijamakkan
menjadi miyaah atau amwaah serta pada saat di' tashgiirmenjadi muqaih-

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Pengkhususan oleh seseorang atas salah satu dari trga yang disebut-
Ketiganya menjadi milik semua orang, karena ketiganya merupakan
kebutuhan pokok yang diberikan kepada siapa saja yang ingin
memanfaatkannya secara umum. Untuk itu tidak boleh ada hak
pengkhususan gang dapat menghalangi omng yang mernbuhfikannln.

2. Ini merupakan bukti keadilan hukum Islam. Segala kebutuhan yang

lr3
+ SYARAH BUTUGHUI rtlARAItl +
amat mendasar merupakan milik bersama untuk semua- Siapa yang
m€nguasainya maka dia berhak memilikinya dan memanfaatkannya.33
Ini juga merupakan prinsip ekonomi yang amat penting. Ketiga hal
itu adalah:

a. Rumput, baik yang kering maupun yang masih hijau yang


meniadi rnakanan temak seperti unta, kambing, sapi dan hewan
hinnlp. Allah SWT berfirman, "... dan menurunkan dari langit
air hujan- Maka Kami tumbuhkan dengan air huian itu berienis-
jenis dari fumbuh-fumbuhan yang bermacam-macam- Makanlah
dangqnblal{anlah hewan-hewan kalian...." (Qs. Thaahaa [20]:
5354)
Dalam Shahih Al Bukhariterdapat riwayat dari Ibnu Abbas RA
bahwa Nabi SAW bersaMa,
u,

liryg).-)
'Tidak ada zona khusus kecuali untuk Allah dan Rasul-Nya."
Para ahli ftkih mengatakan bahwa transaksi penjualan rumput
1nng tumbuh di tempatnya adalah tidak sah berdasarkan hadits
" Setnua orzng berhak smra sma atas tiga hal. .."

b. Air. Untuk itu tidak boleh menjualnya selama belum dikuasai oleh
yang mengambilnya(hau4 dalam sebuah kolam atau tempat air
lainqn. Demikian juga air hujan, air yang keluar dari mata air
atau air $rnur. Semua ini tidak dapat dimiliki dan tidak dapat
diperiualbelikan sebelum dikuasai oleh pengambilnya dengan cara
mernisahkanya dari tempat asalnSn. Allah SWT. berfirman, "Dan
Kami telah maniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-
tunbuhan) dan Kami furunbn huian dari langit, lalu Kami bei

33
Maksudnya selama ketiganya masih berada di tempatnya yang umum maka
semua orang berhak atasnya. Berbeda hal jika sudah dipisahkanr/dikuas ai (bquz/A)aozah) .

Pe,ri.

ll4
,t:r::::m,
menyimpannya." (Qs. Al Hijr 1751 22)

Dalam firman-Nya yang lain, " Apkah l<alian tidak melihat air gng
kalian minum? Apakah kalian yang menurunkannya dai awan
ataukah l{ami yang menurunkan2"(Qs. AlWaaqi'ah [56]' 6869)

Dalam shahih Muslimdiriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah


SAW melarang menjual kelebihan air.

c. Api. Ia termasuk milik umum yang tidak boleh diperjualbelikan


dan wajib diserahkan kepada orang yang membutuhkannla. Baik
bahan bakar untuk menyalakannya seperti kayu bakar maupun
bara apinya. Allah SWT berfirman, "Apakah kalian tidak
memperhatikan api yang kalian nyalal<an (dart gosokangosokan
kayu)? Apkah kalian yang menciptakan kayu itu atau Kamikah
yang menciptakannya?' (Qs. Al Waaqi'ah 156l' 7 l-7 2l

3. Ketiga hal merupakan manfaat publik yang wajib diserahkan saat ada
orang yang membutuhkannya. Tidak boleh ada seorangpun Sang dapat
menghalangi untuk memperolehnya. Karena ketiganya adalah hal-
hal yang. dimiliki bersama di antara makhluk ciptaan-Nya. Untuk itu
adalah haram mencegah seseorang lang mernbuhrtrkannSa. Tindakan
itu merupakan kerendahan akhlak yang tidak disukai oleh Islam
sebagai agama yang toleran.

ll5
svamx BUtucHUL ttAnar'r F
-l

7)teu
(BAB TENTANG WAKAF)

Pendohuluon
N Wqf adalah bentuk mashdar dari kata kerla wqafa yang artinya
menahan. Semerrtara kata keria au,qaafahuadalah luglah s5aadzdah (bahasa
yang janggaD.

Ibnu Faris berkata, "Huruf wawu, qafdan /a'menunjukkan arti tinggal,/


diam."

Menurut Sa1ra, "Dengan arti ini kata al wryf diperoleh, karena sesuatu
yang diwakafkan adalah sesuatu asetpng dim."
Definisi urakaf dalam terminologi fikih adalah penahanan pemilik atas
hartanya Spng dapat dimanfaatkan tanpa merubah substansinya dari segala
bentuk tasharruf(tindakan) atasnya dan mengalihkan manfaat harta itu untuk
salah satu ibadah pendekatan diri dengan niat mencari ridha Allah.

Hukum Ytlokof
Wakaf adalah sunah hukumnya berdasarkan hadits-hadits yang cukup
ban5ak. Di antaranya ialah hadits Abu Huraimh RA bahwa Nabi SAW bersabda,
t n2 ,l-- -7'o t--to 'ov
'7* 4\\
....4-)V A9J-Q lJ-r- Crill p:l ;rl riy

ll6
ffi"::::';:::::ffi
karena tiga hal; sdekah iarigah (waka| -.."

Para sahabat dan tabi'in sepakat mengenai legalitas wakaf dan sifatnya
yang mengikat (laazi ni.u

At-Tirmidzi berkata, "Kami tidak menemukan satu pun sahabat Nabi sAW.
dan pam ulama terdahulu (al mutaqaddimiinl yang m€nentang dipertolehkannyra
wakaf tanah."

Jabir berkata, "Tidak ada seorang pun sahabat Nabi SAW yang mempunyai
kekayaan kecuali ia berwakaf."

Dengan begitu diketahui bahwa para sahabat di masa awal Islam telah
sepakat sehubungan dengan eksistensi dan legalitas wakaf. Untuk itu, tidak
perlu berpaling kepada pendapat yang berbeda sebagaimana yang diceritakan
bahwa Syuraih menolak legalitas wakaf dan pendapat Abu Hanifah yang
mengatakan bahwa akad wakaf bukan akad laazim (mengikat). Untuk yang
terakhir ini, para murid Abu Hanifah sendiri menentangnya.

Fodhiloh Wokof
wakaf merupakan ibadah paling baik yang amat dianjurkan oleh Allah
SWT, mengingat ia adalah sdekah tanpa batas waktu yang substansinya tetap
eksis (taabitahl.

Fadhilahnya yang besar ini jika wakaf tersebut adalah wakaf syar'i
yang hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT, dimana seluruh manfaat
dari aset wakaf disalurkan hanya unfuk berbagai kebaikan seperti membangun
masjid, membantu kemajuan ilmu yang bermanfaat, dakwah, proyek-proyek
sosial, serta disalurkan kepada para kerabat, fakir miskin dan mereka yang
bekerja untuk kebaikan agar tetap taat kepada Allah SWT-

ra lvlaksud mengikat di sini, ketika akad wakaf telah sempurna dilaksanakan maka
tidak ada opsi bagi yang mewaka(kan untuk menarik kembali apa yang sudah
diwakafkannya. Peni.

117
--l svaur BUrucHU[
rtA*o, #
Adapun penahanan harta -atas namawakaf- yang diperunfukan untuk
anak-anak dan atrli warisnya agar mereka tidak dapat menjualr4B, rnaka kasus
seperti tkiak dihukumi sebagai u,akaf dari sisi keutarnaan dan pahala yang
dllapat- Mesl@m ia dihukumi s€bagai wakaf dari sisi lazrrmpmulll-tttbarlpk
ularna.

Seseorang yang mempunyai utang yang jumlahqra sangat besar lalu


mewakafkan lahannya agar tidak dijual dan d[unakan untuk memba5nr
utangnya atau seseorang yang mewakafkan hartanlra kepada sebagian anak-
anaknSa, tidak kepada sebagian yang lain atau seseorang lrang mewakafkan
hartanya lebih besar kepada sebagian anak-anaknya dan lebih kecil kepada
sebagian yang hin tanpa justifikasi syar'i, maka semua tindakan wakaf ini
tidak dapat dihukumi sebagai unkaf dari sisi keutamaan dan pahalanya-
Meskipun ifu semua dihukumi sebagai u,akaf dari sisi lazilftnya menurut
banyakuhma-
Tindakan seperti itu malah membuatnya melakukan keztnlinnn sebagai
ganti dari nriat baiknya. Karena bukan itu yang diinginkan oleh Allah dalam
perUertat<tnn uakaf.

S€gala hal yang dibuat tidak sesuai dengan tuntunan Allah maka hal itu
ditolak, tidak diterima

Wakaf adalah tindakan dengan tujuan berbuat baik kepada orang


yang diwakafkan, baik karena hubungan kekerabatan, kebutuhan orang
yang dib€ri ural€f atau karena kepentingan orurng yang meuakafkan kepada
mereka-

Wakaf adalah sedekah yang langgeng yang pahalaqn tems mengalir


kepada peu,alofnya setelah amalnp terputus sebab meninggal dunia.

Sesungahnp l{ami menghidupl<an omng-oc,ng


Allah S\ IT b€rfirman, "

mati fun l<ann manulislan ap tnng telah merel<a keiakan dan ieiak-ieiak
Sang mael<a tingalkan Dan sqala sesuatu l<ami dalam Kitab
Induk 5ang ntqta 4-auh MahfiEh)." (Qs. Yaasin [36]' 12)

ll8
-{ svanex BUtuGHUt MAnanr l#

^)L\, -* :t'J;', ti -'^z\t n)-;';-'; s -vlv


ca;tc i:r*:.r)L q Yf '* F ..ruyt eu t;5 lv {'s
t t. a t , c "_..i ' a

F Lfj, .() rL'.r- dy \ :'.ri,:. & "*',ri


797 . Dari Abu Hurairah RA, Bahwa Rasulullah SAW bersaMa, " Ketika
manusia meninggaldunia maka amalnya putus darinya kecuali karena tiga hal;
sdekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya."
(HR. Muslim)s

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Pengarang (lbnu Hajar) menyebutkan hadits ini di sini karena yang
dimaksud dengan sedekahiaiyahadalah wakaf'

2. Orang pertama yang berwakaf dalam sejarah Islam -sebagaimana


diinformasikan oleh Ibnu Abi Syaibah- adalah Umar RA, Ibnu Abi
Syaibah berkata, "Orang pertama yang berwakaf dalam sejarah
Islam adalah Umar RA." Mengenai hal ini akan dijelaskan lebih lanjut
pada waktunya, insyaallah.

3. Dunia diladikan oleh Allah sebagai tempat melakukan amal kebaikan


dan atau amalkeburukan yang akan dibawa oleh para hamba-Nya ke
alam lain, yaifu alam pembalasan. Merekayangberiman akan selamat,
sedangkan mereka yang melewati batas akan merugi.

4. Pahala amal orang yang meninggal dunia terputus kecuali karena tiga
hal yang disebut di atas yang merupakan jejak-jejak amal pertuatannya
selama hidup. Allah SWT berfirman, " Sesungguhnya Kami
menghidupkan omngonng mati dan Kami menulbl<an apa gng telah
mereka keriakan dan ieiak-ieiak yang mereka tinggalkan- Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab lnduk yang nyata (Lauh
Mahfuzh)." (Qs. Yaasrn 1361 721,

s5Muslim (1631).

ll9
svanax DurucHut rAARArti
-l
5. Ketiga hal itu adalah,

U&ah fuitnh,seperti mewakafkan lahan untuk dimanfaatkan,


heuran unfuk dinaiki, perkakas-perkakas yang dapat digunakan,
buku, mushaf, masjid atau asrama pelajar. Semua ini dan yang
sejenisnya pahalanya tetap mengalir kepada paruakaf selama
ssnua itu tetap ada. Inilah kehebatan wakaf yang bermanfaat
Spng digunakan unfuk merruujudkan dan meningkatkan kebaikan
dan mendukung usaha-usaha kebaikan seperti keilmuan, jihad,
ibadah dan lain sebagahp.

Dari sini kita dapat berargumen bahwa wakaf yang syar'i adalah
u/akaf untuk tujuan kebaikan kepada kerabat, fakir miskin dan
Lernbaga-Lembaga sosial hinnya yang memberikan manfaat.

Ilmu yang tetap bermanfaat setelah wafatnya seperti murid-


muridnya yang terus menyebarkan ilmunya, buku-buku hasil
karangannya atau yang diterbitkannya. Dalam hadits shahih
diielaskan,

f,,f r u'* t:(r''.L; +ilr .s"ri; tv


" Allahmqnberi hifuFn kepAa atu omng melaluimu adalah l&ih
bik bgimu daripda (matdaptl<an) onta beruama mmh (harta
Mrarya)."
c. Anak png shalih, baik arnk kandung maupun cucu, baik laki{aki
rrlurupun perempuan. Doa anak yang shalih serta pahala amal
kebaikan yang dihadiahkannya akan bermanfaat bagi kedua
oftrrg tuanya. Ketika dia beribadah kepada Allah, maka orang
tua atau kakeknya akan memperoleh manfaat atas amal
ibadahnya tersebut.

6. Ketiga hal itu dapat saja ada dari satu otang. Contohnya orang yang
berwakaf 1ang ilmu atau buku karangannya dimanfaatkan oleh orang
lain scrta memgxrqni ketunrnan Srang shalih dan menghadiahkan amal
kebaikanqn untukqn. Sunguh anurgerah A[ah SWT b€gitu lum.

r20
--] svanlx BUtucHur. MARAM
7. Ibnul Jauzi berkata, "Mereka yang menyadari bahwa dunia adalah
arena perlombaan untuk menghasilkan segala kebaikan dan menyadari
bahwa setiap kali martabatnya secara amaldan keilmuan naik maka
bertambah pula martbatnya di akhirat, akan berlomba dengan waktu
dan tidak akan menyia-nyiakan waktunya sesaatpun serta tidak akan
meninggalkan kebaikan yang mampu dilakukannya. Siapa yang diberi
kekuatan oleh Allah untuk melakukan hal itu'maka raihlah ilmu di
masa hidupnya dan bersabarlah atas setiap cobaan dan kekurangan
hingga dia dapat mewujudkan apa yang dinginkannya."

ht*)-'*;at1 ils lnz\, n'r-'e l, ;j -Y7x


:Jur ,ta"i i:r*- *', ^Y i' ,r; C, ;G ,:#r.'e')f -'^b
'#i'rL
.-. .2 . t-. t
't
)6 rt1 +i'to.. ;qw'ri
..c.
4i J r.nr'J;, u.

'o:ra,jf .e it;;', ,ti>i t+ aL ir ;J* ,L s.is


,; ',;\) ,or;-ti l1Lit( Y '{t -'e it a-t'-O ./t- P4 t.,

#r; ,lr E
et,i6')r ei,;.;d, ei,:,'.ilt ,f.Ar;5:#:t
,:rF-rU'YU'ii Q) ; ,'b tu. \ ,;tJdt: ,Pt
;j'aisrr,^5L';i1 ()u J'#,?,e-L'&:t
.

'4, i. .

,ij'j- ti ,Lq- ,rir:"'u. J:re, ,lqt4


y
./r/
'

:-b'€'t
tt. f t '.ct
.0)*t O.er-

798. Dari Ibnu Umar RA, dia berkata: Umar RA memperoleh tanah di
Khaibar. Dia mendatangi Nabi SAW untuk bermusyawarah mengenai tanah itu.
Dia berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah memperoleh tanah di Khaibar.
Sebelumnya aku tidak pemah sama sekali mendapatkan harta yang lebih

121
--l
svanax BUIuGHUL rJrARAn #
berharga yang ada padaku dari pada tanah ini." Kemudian Rasulullah SAW
bersabda kepadanya, "Jika engkau mau, engkau
dapt mewakalkan tanah itu
dan menyedekahkannya." Ibnu Umar melanjutkan: Lalu Umar RA
menyedekahkannyra dengan syarat tanah itu tidak boleh dijual, tidak boleh
diwariskan, tidak boleh dihibahkan, (hasil) tanah itu disedekahkan kepada
orang-orcmg fakir, para kerabat, para budak, disalurkan di jalan Allah SWT,
musafir, para tamu. Tidak bermasalah atas orang yang mengurusnya untuk
memakan ftrasll)nya dengan cara nm'ruuf$angbaik)atau memberi makan teman
tanpa bertujuan menjadikannya sebagai harta(nya). (HR. Muttaf4 Alaih).

Dalam rir.uayat Al Bukhari terdapat redaksi, "Umar RA menyedekahkan


tanah itu (dengan syarat) tidak dijual dan tidak dihibahkan, tetapi buahnya
diinfakkan."s

Kosakata Hadits
Ardlnn bi Khaibar. Nama lahan yrang diperoleh Umar RA tersebut adalah
Tsamgh, dengan huruf /sa berharakat fathah, mim rprgrrnti dan diakhiri dergan
huruf ghain.

Yasb'miruhuUmar RA mengafr* Rasulullah bermus5arah mengenai tanah


itu.

Anfasu 'hilii:Makudnya "Harta terbaik dan paling mengagumkan yang


ada padaku."

Al Qurfu: Kerabat seseorcmg. Maksudngra mencakup saudara sebapak


dan saudara seibu. Kerabat di sini artinya kerabat pewakaf.

Ar-Riqaab: Mereka adalah para budak yang melakukan transaksi


mul<aatablfT dengan tuann5a yang tidak mempunyai harta untuk membayar
kitaababnya(untuk pembebasan dirinp dari pertudakan).
Fi Sabiil Lillaah, Mereka adalah para pasukan; dan apa saja yang

s Bukhari
Q764,2772) danMuslim (1632).
37
Akad flvkaatabah adalah akad antara budak dengan ruannya di mana budaknya
akan membayar sejumlah uang secara angsur sebagai kompensasi atas kebebasannya.
Kiraabah artinya anpuran. Penj.

122
SYARAH BUtuGHur' MARAM l#
#
tbnu As-&biil: Musafir yang kehabisan bekal di luar daerahnyra. Sablsendiri
artinya jalan. Mereka dinamakan sebagai ibn as-sabill karena mereka selalu
berada di jalan.

Adhdhayf Orangyang singgahditempat omng lain, baikdiundang maupun


tidak. Kata adhdhayfdapat diungkpakan untuk tunggal dan jamak sebab pada
asalnya ia adalah mashdar. Namun kadang-kadang ia dijamakkan menjadi
adhyaafdan dhuyuuf.
Laa Junaaha, Maksudnya tidak berdosa jika orang yang mengurus tanah
itu memakan sebagian hasilnya dengan cara yang ma'ruufbenarl.

Ghaira Mutamawwil: Kedudukkannya secara i'raab menjadi taaldari kata


man. Maksudnya, pengurus tanah itu dapat memakan atau memberi makan
hasilnya tanpa menjadikan harta wakaf itu sebagai miliknya. Ia hanya berhak
menginfakkan hasilnya tanpa melewati batas kewajaran.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Umar RA memperoleh tanah di Khaibar yang menurutnya
merupakan hartanya yang paling mahal yang seluruh harta yang ada
padanya. [-alu dia mendatangi Nabi SAW untuk bermusyawarah
sehubungan dengan cara menyedekahkannya. Rasulullah SAW
memberinya petunjuk agar menahan aset tanah itu dari segala benfuk
tashanuf(aklivitas pemindahan hak milik, penj) dan menyedekahkan
hasilbumi tanah tersebut. Umar pun menaatinya. Dengan begitu ia
adalah orang pertama dalam sejarah Islam yang berwakaf.

2. Hadits ini menjelaskan bahwa wakaf adalah menahan aset(raqabahl


wakaf dari segala transaksi pemindahan milik atau dari segala yang
menjadi penyebab pemindahan milik dan penyerahan hasilaset.

3. Kalimat "dengan syarat tidak dijual" menjelaskan hukum pengelolaan


aset wakaf. Kalimat ini menjelaskan bahwa pengelolaan aset wakaf
tidak dilakukan melalui cara pemindahan milik, seperti jualbeli dan
hibah. Aset wakaf harus tetap dalam kondisinya hanya saja dikelola

123
sYanln BulucnuttiAnam #
-l
sesuai slrarat syar'i yang ditenfukan oleh wakaf.

4. Wakaf hanya bisa berlaku untuk barang-barang yang bisa


dimanfaatkan dan dalam waktu yang sama substansi barang-
barang tidak berubah. Sedangkan untuk barang-barang yang
habis derrgan dimanfaatkan disebut sebagai sedekah, bukan wakaf.

5. Kalinnt "(Hasil) tanah itu disedekahkan kepada omng-orang fakir"


mernberi petunjuk penlnluran hasil u/akaf, yaifu seperti kebaikan
umum maupun khusus seperti kembat, fakir miskin, para pelajar,
orcmg-orang grang beriihad dan lain sebagainla.

6. Kalimat "Tidak bermasalah atas orang yang mengurusnya ..."


menunjukkan eksistensi pengelola (naazhii yang melaksanakan
syarat-sgrarat yang telah ditentukan oleh peuakaf, pengelolaan aset
dan perry;alurannya kepada gang b€rhak.

7. Kalimat 'Untuk memakan (hasil)n1p dengan cara ma'ruuf lyang


baik)" menjelaskan bahwa pengelola (naazhil dapat mengambil
nafkah hidupnya dari hasil aset wakaf dengan cam yang dibenarkan
sebagai kompensasi keterikatan dirinya terhadap pengelolaan
dan pengawasannya terhadap as€t u/akaf-

8. Hadits ini memberi petunjuk bahwa peurakaf dapat menenfukan


syarat-qprat png dinilai adil dan boleh secara S,yara'. Syarat-syarat
ini harus dilaksanakan, sebab iika tidak maka pengkondisian
tersebut menjadi tidak ada artiqp.
9. Hadits ini memberi isyarat keutamaan atau fadhiilah berwakaf
sebagai sedekah yang pahalanya terus mengalir (jaariyah) dan
sebagai pertuatan baik peunkaf yang tiada henti.

10. Hdits ini memberi is5nrat bahr,r;a sasuatu yang diu,akafkan selagnknya
adalah harta yang terbaik dan amat berharga dengan tujuan
pahala dari Allah SWI, sebagaimana firman-Nya, " l{alian
sehli-kali tidak sampi kepda k&jil<an (5mng sempuma), sebelum
l<alian mqtafkahkan sebagian harta 5ang kalian sukai. Dan apa saja
5ang l<alian nafkahkan, naka sesunguhn5m Allah mengetahuinya."

124
-l svanax BUtuGHUt MAnarrr l#
(Qs. Aali'lmraan 131 92)
" Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dai hasil usaha kalian yang baik-baik dan sebagian dai apa
yang Kami keluarkan dari bumi untuk kalian. Dan ianganlah kalian
memilih yang buruk-buruk lalu kalian nafkahkan daripadanya,
padahal kalian sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha
Kaya lagi Maha Tbrpuji." (Qs. AlBaqarah l2l267)
11. Hadits ini menunjukkan kewajiban memberi nasihat lika diminta dan
memberi solusi yang terbaik.

12. Hadits ini menerangkan keutamaan meminta saran ulama dan


orang yang dinilai memiliki pandangan. Seseorang selayaknya
mengindahkan pandangan orang lain dalam hal-halpenting. Allah
SWT. telah berfirman, "... dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu...."(Qs. Aali'lmraan [3]: 159)dan Dia jugaberfirman,
" ... sdang urusan mereka (dipufuskan) dengan mus5munnh di antara
merek4..." (Qs. Asy Syuuraa (421:381
Biasanya, musyawarah menghasilkan petunjuk dan kesuksesan
dalam setiap masalah.

13. Hadits di atas menerangkan bahwa syarat-syarat yang ditetapkan oleh


peurakaf wajib bersifat adil dan sah secara syar'i. Dalam hadits Shahk
N Bukhari dan Shahih Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah SAW
bersabda,

iu orS'0, 1y( i :t 7Y €,,; V;, . a z

./JIJ
. ./a
-b *l .r
,:"
.ef
,
" Siapa yang membuat syarat yang tidak sesuai dengan Kitab Allah
maka syarat ifu batal, meskipun serafus syarat."

Syarat-syarat yang zhalim seperti syarat-syarat yang bertujuan


menghalangi atau memihak sebagian ahli waris tanpa justifikasi

125
ffi:*::.-;,:+
14. Wajib bagi para ulama, hakim dan pencatat dan pihak hin Fng
berkepentingan dengan p€n(Flrusan dokumen uakaf dan unslat agar
m€nuntun mereka sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah Nabi SAW
serta menghindarkan para pewakaf dan pemberi wasiat dari
kezhaliman dan kelaliman. Allah SWT berfirman, "(Al<an tetapf
brugsiap khawatir taffip orug gng beruasbt itu, ffilat bat
s&&h atau berbtmt dm, lalu b mqdamail<an antam mqd<a, nnla
t*lalclah ada dos bging. Sesungah4a Allah Maha Pagamwn
hgi Maha Penya5nng." (Qs. Al Baqatah l2l: l82l
15. Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa siapa png mernbuat syarat
berkaitan wakaf, hibah, jual beli, pemikahan, akad seura, nadzar dan
lairrlainrya yang bertentangan dengan apa png tdah diuaiibkan oleh
Allah SWT. kepada para hambaNya, dimana qnrat yang dibmbtya
mengandung perintah atas ses.ntu Spng dilarang oleh Allah SWT,
larangan terhadap apa yang diperintahkan oleh-Nya, penghalalan
sesuatu grang diharamkan atau penghararnan sesuatu yang dihahlkan
nnka syarat tersebut batal berdasarkan kesepakatan para ularna, baik
dahm urakaf atau lainnya.
Diantara pihak penerima saluran hasil aset wakaf ialah:

A Orang omng fakir, terrnasukorang:orang miskin. Merekaadalah


orang-orang yang tidak mempunyai kecukupan naflGh hidup
selama setahun.

Aqrslraikh mengatakan, jika berwakaf untuk orang:orang fakir


maka kerabat-kerabat pe\ rakaf yang fakir lebih b€rhak daripada
orang-orang fakir yang bukan saudaranyn dalam kasus tingkat
kebufuhan mereka sernua sama.

O Para kerabat, yaitu saudara safu nasab atau saudara hasil


p€*a\ rinan. Yang paling b€rhak adalah saudara png palirg dekat.
Dernikian seterusnla. Dengan qBrat mereka sama dahm tinggkat
kebutuhannya. Jika kebufuhan saudara jauh l€bih besar maka ia

126
ffi:""-:"*,";,;"
O Para budak. Tepatnya untuk membantunya merdeka dan atau
menebustawanan.

O Sabilillah. Maksudnya di sini adalah fasilitas-fasilitas yang


bermanfaat bagi muslimin, sepeti fasilitas dakwah, jihad, tanpat
pengungsian, masjid dan lain sebagainya.

O Tamu. Maksudnya unhrk men5nmbuttamu. Kanrajiban menlambtrt


tamu berlaku untuk satu hari satu malam- Sedangkan sunahnya
selama tiga hari tiga malam.

16. Syaikh Abdurrahman As-Sa'di mengatakan bahwa persyaratan


"kerabat" dalam uakaf menunjul<kan bahwa benvakap kepada sebagian
ahli waris, tidak kepada sebagian yang lain adalah haram dan tidak
sah.

17. Syaikh lbqiyyudin berkata, "Para ulama sepakat bahwa tidak boleh
menyemhkan harta kecuali untuk'suatu manfaat yrang kembali kepada
kepentingan agama atau dunia. Harta wakaf tidak memberikan
manfaat dunia kepada pemilik asalnya. Untuk itu, harta uakaf tidak
memberikan manfaat keagamaan kecuali dilakukan atas dasar taat
kepada Allah SWT."

18. AsSr-S5nil,h berkata, "syarat para ulama sepakat bahwa syarat-syarat


unkaf terbagi menpdi dua kategori, slprat sah dan sSarat faasidlrusakl-
Pembagian ini juga berlaku untuk akad-akad lain- Jika di antara para
ahli fikih ada yang mengatakan bahwa syarat pewakaf sama seperti
nash s5lara', maka maksud dari ungkapan ini adalah dahm hal pehmiuk
qnrat peu,al{af harus dikaialGn
atas apayang diirEinkan, bukanberarti
(sebagaimana nash Syara'). Itupun tetap dalam prinsip 'Redaksi
orang 5rang melakukan sumpah, orang yang berwasiat atau setiap
pelaku akad harus dipahami sesuai dengan kebiasaanya dalam
menSampaikan kata-kata dan bahasa 5nng digunakann!,a-' Baik batnsa
yang digunakannya sesuai dengan kaidah bahasa Arab fasih maupun
tidak, baik yang digunakan bahasa arab atau bukan serta baik sesuai

127
-{
svanax ButuGHUt MAnmr F
dengan bahasa hukunr syara' maupun tidak. Sebab yang menjadi
maksud suatu kata (redaksi) adalah bagaimana ia memberikan
pemahaman pada apa yang diinginkan oleh orang yang
mengucapkannya. Dengan begitu, untuk mengetahui keinginan
pewakaf kita merujuk kepada bahasa dan tradisinya."

19. Ibnul Qayyrm mengatakan, Kalimat "Syarat pewakaf sama seperti


nash syara"' sebaiknya dipahami dengan cara men-takhshiish 'aam
dengan khaasl-rnya, men-taqyiid yang masih muthlak dengan
muqayyadnya, mengakui malhuunrnya sebagaimana mengakui
nnnthwqrxsa. Jika mernahami bahwa ungkapan ifu b€rarti "Kewajiban
mempraktekkan slarat yang dibuat oleh pewakaf" maka tidak ada
satu pun ulama yang berpendapat s4erti itu. Jika hasil keputusan
hakim bertentangan dengan hukum Allah SWT dan Rasulullah SAW
maka nasD (syarat yang ditentukan) peurakaf adalah lebih baik.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Irram Abu Hanifah berpendangan bahwa asetwakaf boleh diperjualbelikan
dan ditarik kembali oleh pewakaf kecuali jika hakim memutuskan seperti itu
atau kecuali jika per,vakaf sendiri mengganfungkan parakafannya dengan
kematiannya. Contohnya pewakaf berkata, 'Jika aku meninggal dunia maka
aku wakafkan rumah ini kepada si Fulan." Dalam 2 kasus terakhir disebut ini,
maka akad u,akaf menjadi laazim(mengl,atdan tidak bisa ditarik kembali).

Sementarapam murid-muridn5a menentang perrdapat Abu Hanifah di atas.


Abu Yusuf mengatakan, "Jika hadits Umar didengar oleh Abu Hanifah maka
dia akan menarik kembali pendapatnya yang memperbolehkan penjualan aset
wakaf." Perdapat png difatu,akan mdzhab Hanafi adalah pendapat Abu Yusuf.

AI Qurthubi berkata, "Penarikan kembali aset wakaf oleh pewakaf


bertentangan dengan ijma'. Unfuk ihr tidak perlu dihiraukan."

Imam Malik dan Asy-Syafi'i berpendapat bahwa akad wakaf adalah


akad laazim. unfuk itu mereka melarang penjualan aset wakaf seketika (akad
selesai dibuat). Pendapat ini didasarkan pada keumuman hadits " Hanya saja
ia tidakdaptdiiual-"

128
--{ svanan BuLUGHUL MAnal,r l#
Sementara irrnm Ahmad mengemukakan pendapat modemt, "Yaitu, bahwa
aset wakaf tidak boleh diperjualbelikan atau diganti, kecuali jika tidak
memberikan menafaat lagi. Dalam kondisi ini ia dapat diperjualbelikan dan
digantidengan yang lain." Ahmad berargumen dengan tindakan Umar RA saat
mendengar bahwa Baitul Mal yang berada di Kufah rusak. Umar berkata kepada
Sa'ad bin Abi Waqqash, gubemur Kufah, "Pindahkan masjid yang ada di
Tamarin (Kufah)lalu buatlah Baitul Maldi kiblat masjid itu."

Hal itu terjadi di tengah para sahabat dan tidak ada di antara mereka yang
mengingkarinya. Dengan begifu keputusan Umar seperti ijma'.

Ahmad juga mengqiyaskannya dengan kasus dimana hadyu (hewan


kurban haji yang dibawa oleh jamaah haji dari daerahnya) kelelahan akibat
perjalanan jauh sehingga dikhawatirkan mati sebelum mencapai tempat
penyembelihan. Hdyt imboleh disembelih seketika. Tempat dirnana seharusnya
hadyu tersebut disembelih tidak lagi dihiraukan karena membawanya ke
sana sama artinya dengan kehilangan manfaat hadyuifu sama sekali,

Ibnu Aqil berkata, 'Wakaf adalah akad abadi (mu'abbad. Jika hal itu
tidak mungkin dilakukan dengan cara men-takhshislrnya maka tujuan dari
wakaf itu sendiri tetap harus dipertahankan. Tujuan ifu adalah memberikan
manfaat tanpa batas waktu (abadi)dengan aset lain dengan cara menggantinya.
Kebekuan sikap kita dengan membiarkan aset itu tetap ada namun rusak
atau tidak dapat lagi dimanfaatkan berarti sama dengan menyia-nyiakannya."

Ibnu Taimiyyah berkata, "Dalam kondisi darurat, aset wakaf wajib diganti
dengan yang sejenisnya. Sementara dalam kondisi normal ia boleh digantikan
dengan yang lebih baik mengingat adanya manfaat yang lebih."

Syaikh AMurrahaman As-Sa'di berkata, "Jika aset \ /akaf berkurang atau


manfaatn5ra berkumng sementara ditemukan lainnya yang lebih barnanfaat maka
dalam hal hi terdapat dua riwayat dari Ahmad. Berdasarkan pendapat madzhab,
penggantian ihr tidak boleh. Sedangkan riwayat Ahmad yang lain mengatakan,
boleh. Yang terakhir yang menjadi pilihan Ibnu Taimiyyah."

Menurut Saya, "Pendapat ini yang digunakan dl Saudi Arabia, namun


setelah mendapat keputusan dari hakim syar'i dan Pengadilan Kasasi."
+++a'.

129
-J
svanax Bu!.ucltut rriARAli F
j:-:, l";-r'*S:J',i -'&\t *r- r-;';'"-..i *i -v11
iJ.r,,iG :* : ..--f' .. -:,ilt *'#'*j ie ht
= ^)r',i;,..(i, ,l.i q;tLti bt\i u.pl
*Rasulullah
799- Dari Abu Hurairah RA, dia Mata, SAW mengutus Umar
(untukmernurgu$ zakdt... " selanjuhryradalam redaksi hadits ini terdapat kalimat,
"sedangkan Khalid telah mewakafkan baju besinya dan alat-alat perangnya di
jalanAllah."s

Kosakata Hadits
Ihtabs. Menahannya untuk mencari ridha Allah SWT dengan cara
meunkafkannla unfuk dirrnnfaatkan.
Adta'ahu,Benfuk jamak dari kata dar',yaitubaju dari rantai yang saling
dikaitlon, dipakai unhrk melirdungi tubuh dari senjata.
A'tafuhu' b€ntuk iarnak dari kata 'ataad, yang artinya alat-alat perang,
baik seniata atau lainngra.

Hd-Hal Penting dari Hadits


1. Banlullah sAW manguhrs Unrar RA unhrk tugas menarik zakat. Ketil{a
ia datang kepada Khalid bin Al Walid dan Ibnu Jamil, keduanya
menolak. Umar RA melaporkan masalah itu kepada Rasulullah SAW
Beliaubersabda,

,G; )r cir E ei;rZii'crr\i u^$t 1- ':y ei


(;t as (t.tt._,;iir 'd ; * S; ;i (?t ,ol,
.Ir ie'u
"Adapun Khalid, dia telah mewakalkan baiu besi dan alat-alat

$Bukhad
1t168) danMuslim (983).

r30
a:;::;::;m.
2.
('udzr). la dulu orang fakir kemudian Allah SWT membuatnya kaya."

Pensyariatan pengiriman petugas penarikan zakat dari mereka yang


berhak membayamya.

3. Dipertolehkan melaporkan omng yang enggan menunaikan ka,rnjiban


kepada orang yang mampu menekannya agar menunaikannya.
Tindakan ini tidak termasuk ghibah.

4. Buruknya tingkah laku orang mengingkari nikmat yang Allah SWT


berikan, buruk secara kemanusiaan dan buruk secara syara'. Karena
ia mengingkari sesuatu yang seharusnya disy-rkuri.

5. Harta yang diwakafkan untuk tujuan kebaikan, seperti masjid, asralna


pelajar dan sekolah bukan merupakan objek zakat, karena tidak ada
pemiliknya yang khusus.

6. Sedangkan untuk harta yang diwakafl<an kepada orang-orang tertenfu


tetap dikenai zakat jika bagian masing-masing mencapai nishab.

7 . Diizinkan mewakafkan aset bergerak. Untuk ifu, diperbolehkan wakaf


lahan dan heu,an. Sebab kata a'taaadditalsirkan sebagai kuda.

8. Pahala wakaf demi kebaikan amat besar.

9. t<ata" Sabilillah" berdasarkan pandangan syara' artinya jihad di jalan


Allah SWT, seperti perang melawan orang-orang kafir. Kata itu tidak
berarti setnua fasilitas yang dimanfaatkan oleh muslimin, seperti yang
dikira oleh sebagian orang.

10. Fadhilah wakaf untuk keperluan jihad di jalan Allah SWT- Ini
merupakan salah satu sisi kebaikan yang bermanfaat.

11. Tujuan dari jihad adalah penyebaran dakwah dan mengangkat


nama Allah SWT. Hal itu, sebagaimana dapat dilakukan dengan
berperang fisik, dapat juga dengan cara mengajak orang lain untuk
menyakini Allah SWT.

12. Kata " fi sabiilillah" merupakan bukti bahwa wakaf tidak diberlakukan
kecuali untuk pendekatan diri kepada Allah SWT dimana pewakaf

r3t
--{
svrnlx BUIuGHUL MARAM #
berharap memperoleh pahala. Karena wakaf merupakan sedekah
dan maksud dari sedekah adalah pahala.

hnd Qayyim berkata, "Wakaf untuk panorama/pemandangan adalah


batal. Karena wakaf merupakan harta yang hilang yang hanya
disalurkan untuk kepentingan muslimin. Wakaf merupakan ibadah
pendekatan diri kepada Allah. Untuk itu, tidak boleh wakaf untuk
kuburan yang dipasangi lampu dan diagung-agungkan dan diladikan
s€bagai tempat berdoa bukan kepada Allah SWT. Dalam hal ini tidak
ada safu pun ulama yang berbeda pendapat."

132
svenax BuruGHUr MAnam l#
-f

;i;v6Ab,it\;\i
(BAB TENTANG HtBAH, o,.'r,i*l oo* AR-RU.BA)

Pendohuluon
At hibahdengan huruf rla'berharakat kasrah dan 6a'tanpa tasydid, berasal
dari kata dasar wahb(dengan huruf 6a'dapat berharal<at fathahatau mati).

Datam terminlogi syara" Alhibahadalah pengalihan hak milik dari orang


yang diperkenankan melakukan transaksi kepada orang lain berupa harta yang
sudah diketahui atau belum diketahui namun dapat disemhkan, tidak wajib dan
tanpa kompensasi.

An-Nawawi berkata, "Hibah, hadiah, sedekah sunah adalah benfuk-bentuk


kebaikan yang maknanya saling berdekatan. semuanya sama dalam hal
pengalihan milik (kepada orang lain)tanpa kompensasi."

Al 'lJmmdengan huruf 'arnberharakat dhammah,adalah salah satu bentuk


hibah yang berasal dari kata al 'umur. Karena yang merupakan pemberian
selama penerima masih hidup.

Ar-Ruqba,dengan ra'berharakat dhamrnah,diambil dari l<ata mutaaqabh


(mengawasi,/mengamati). Dalam An-Nihawhdijelaskan, contoh akad ar-ruqba
adalah seseorang berkata kepada orang lain, 'Aku hibahkan rumah ini
kepadamu. Jika kamu meninggal dunia sebelumku maka aku akan menariknya
kembali. Jika aku meninggal dunia sebelummu maka rumah itu untukmu."
Dengan begitu masing-masing menunggu kernatian yang lain.

r33
kernatian si penerirna.
:-:J:ffi
Hibah --dipandangdari sudut lain, pa'rj- terbagi dalam beberapa kategori
berikut:

l. Hibah mutlak, yaitu hibah yang didasari rasa saling mengasihi


(buddud).
2. Sedekah, yaitu hibah dengan tujuan mendapatkan pahala dari Allah
SWT.

3. 'AthSph(pemberian), yaitu hibah saat dalam kondisi sakit yang kritis.


Dalam hal ini berlaku hukum wasiat.

4. Hibah utang, Snitu pembebasan utang.

5. Hibah balasan, yaitu hibah dengan tujuan memperoleh balasan dari


penerima atau mengharapkan kompensasi duniawi. Dalam hal ini
berlaku hukum jual beli.

Jika dis€ht kata hibah saja (tanpa ernbel-embel) makayang dimaksud adalah
hibah kategori pertama.

Hibah mempunyai faidah yang amat banyak. Di antaranya berbuat baik


kepada sesama, meningkatkan rasa sayang, khususnya kepada kerabat,
tetangga atau kepada orang yang memusuhi. Hibah dapat merealisasikan
kemaslahatan dan manfaat yang cukup banyak. Ia juga termasuk salah satu
bentuk ibadah yang efeknya dapat menyebar dan menghasilkan banyak
keuntungan-

Nabi SAW ketika mengatakan,

.r,j* f:'r6
" hling membqi hadiah lah l<alian maka l<alian akan saling mencintai."

Tujuanqla agar kita melakukan apa saja yang mendatangkan kebaikan.


Wallah Al Muwaffiq.

r34
svanan BULUGHuL MAnmr i#
-{

. ,
rdr .'^,*'t
z itz 6 , \

,y ,iw frii J; iAX r. J?i>


't-,s't
& At
t1-'. i-tL L
n' J- ^
At
^t
J';)
,

. (4r-*J

^lL i;X .1itbr'!v,i:,t G.i ?i,5,iii


";i
t!;i ,'Jo i ,o* ,i ;- ra.:,6y
'i6 d" ;"1 qt');"€)
-
,-
z t "n o'o

.1.r;1 X :Jt, ,,,11 :Ju forr-, ';t ,l


: .
o'.

OJ l;-*
---.

800. Dari Nu'man dari Basyir RA, bahwa ayahnya (Basyir) datang
kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Aku telah memberikan anakku ini
seorang budak muda milikku." Rasulullah SAW lalu bertanya, " Apakah kamu
memberikan setiap anakmu seperti ini?' Basyir menjawab, "Tidak." Kemudian
Rasulullah SAW bersabda , " Tarik kembali pembeianmu!."

Dalam redaksi lain, "Lalu ayahku pergi menemui Rasulullah SAW untuk
meminta kesaksian beliau atas sedekah yang diberikan kepadaku." Rasulullah
SAW bertanya , "Apakah kamu berbuat hal ini juga kepada setiap anakmu?'
Ayahku menjawab, "Tidak." Beliau SAW bersabda, " Bertakwalah kepada
Allah SWT dan berbuat adillah di antara anak-anakmu." Lalu ayahku
menarik kembali sedekah itu. (HR. Muttafaq 'Alaih)

Dalam riwayat Muslim yang lain, " Mintalah kesaksian kepada orang
selainku." Kemudian beliau SAW bersabda, " Tidakkah membuatmu
senang jika mereka (anak-anakmu) menerima kebaikan yang sama darimu?'
Ayahku menjawab, "Tentu." Beliau lalu bersabda, "Kalau begitu, kenapa

r35
#sYAIAHlutucmutmAum#
Kosakata Hadits
NahaltuArtinln, aku mernberinla sesuafu tanpa kompensasi dengan hati
tulus. lGta berdanlp, rzh{sestratu 1png dh€rikan}. MaksudqB di sini,
yang dikhtrsuskan oleh seorang ayah ke@a salah satu anaknya.

Ghubnnn: &dak kecil (yrang rnasih muda).

A Kulla Waladika Nahaltahu: Hamzah berfungsi sebagai kata tanya


(mencari inforrnasi) l<ab" kulki' drbaca naslnbmenajrCi maful(&iekl dari kata
kerta (f il VanS dibuang, yaitu berupa Uata" nahaltei'. Sebagian pakar bahasa
mengatakan, yarg paling baik, kab. kulla'dibaca " kdU' (dibaca nfa' sebagat
mubffi).
Hal-Hal Penting dari Hadits
1. Baqnr bin Sa'ad Al Anshari Al Khazraii datang bersama anaknya, An-
Nu'rnan, kepada Rasulullah SAW untuk memperlihatkan nahwa dia
telah mernberi anaknlp seorang budak muda. [-alu Rasulullah SAW
bertanln, "Apl<ah lamu manfurikan setiap amkmu samng budak
mtda ryti Sang l<amu bail<an kefu anak ini?' Basyn menjaurab,
'Tidak" Rasululhh SAW bersaMa 'Elqtakwakh kepda Allah SWT
dan ffi@t dillah terhahp amk-anakmu." [-alu ayahku menarik
kerrrbali pernberian ifu .

2. Kewajiban bertindak adil kepada setiap anak dan keharaman


membedakan png safu dari yang hinnya atau mengkhususkan yang
safu daripada Fng lainnlra.
3. Perrgkhususan dan pembedaan ini merupakan kezhaliman, Unfuk ifu,
tidak boleh ada kesaksian dalam hal seperti ini, baik menjadi saksi
atau mernberikan kesaksian (blnmmukn dan adaa'anl.

4. Para ulann berpendapat, tirdakan seperti ifu wajib diingkari. Karena

3e
Bukhari (2586l dan Muslim (16231.

t36
ffir-.r"r";::lffi
yang dilakukan oleh Basyir kepada anaknya.

5. Larangan ini berlaku jika tidak terdapat pembenar secara syar'i- Jika
adapembenar (ustifikasi)syar'i maka membedakan pemberian di antam
anak-anak tidak apa-apa. Contohnya salah satu di antara mereka
adalah fakir miskin, sementara yang lain kaya; satu di antara mereka
mengalami musibah sehingga tidak mampu bekerja, atau sibukbelajar
sementara yang lain sibuk dengan urusan duniawi- Dalam kondisi-
kondisi seperti ini, maka pembedaan pemberian diizinkan.

Abu Bakar RA memberikan pecahan emas seban5ak dua puluh waq


secara khusus kepada Aisyah RA. Abdurrahman bin Auf pemah
memberikan suatu pemberian secara khusus kepada anaknya, Ummi
Kultsum. Hal itu dilakukan mereka di bawah sepengetahuan para
sahabat yang lain dan mereka tidak mengingkarinya. Tidak adanya
penolakan dari para sahabat terhadap tindakan Abu Bakar dan
Abdurrahman dapat diartikan sebagai ijma'- Mereka tidak
membedakan pemberian di antara anak-anaknya kecuali atas
pertimbangan-pertimbangan terterrfu . Jika pernbedaan hanya didasari
ego maka tentu pembedaan itu tidak diperkenankan.

Syaikh Hamd bin Nashir bin Mu'ammar berkata, 'Jika pembedaan


(pemberian) kepada anak didasari suatu alasan seperti fakir atau jompo
maka mengenai hal ini terdapat perbedaan pendapat. AlMuwaffaq
lebih memilih pendapat yang mengatakan boleh. Dia berargumen
dengan kasus Abu Bakar dan Aisyah RA, dia memperkuat pendapat
ini dalam Allnshaf."

6. Syaikhul Islam berkata, "Wajib bertindak adil di antara anak-


anaknya sesuai dengan bagian waris mereka. Demikian pendapat
Ahmad. Jika membedakan salah satunya karena adanya pembenar
untuk itu seperti kebutuhan, jompo, sibuk belajar, atau tidak
memberikan kepada anaknya karena kefasikannya atau ke-
bid'ah-annya maka Ahmad -berdasarkan riwayat darinya- cenderung
membolehkannya. Ahmad berpendapat, tidak apa-apa jika pembedaan

137
:ffiffi
dirtasarkan pada ego rnaka Ahmad mernakruhkannya. Dalam Al lnshaf
dijelaskan bahwa pendapat ini sangat kuat. Itulah pendapat yang
dipilih oletr para ulama Salaf."
7. Stratu hukum lrang dipufuskan tidak sesuai dengan syara' maka
mernutrskan hukum itu haram dan kepufusannya tidak sah lghair
naarud.Rasulullah sAW tidak menerima keputusan yang dibuat oleh
B6!,ir. Batrkan sebaiknya belhu malah men€umln.
8. qEilfiul Islam bertata: Hadits di atas dan pendapat-pendapat sahabat
menetapkan tentang kewaiiban bertindak adil. Selaniutnya ada tiga
hal 5nng perludijelaskan di sini:

Pqbna,sesuafu yang amat mereka bufuhkan, seperti nafkah, baik


di uraltu s€hat, sakit atau lainnya. Keadilan dalam hal ini direalisasikan
dcngan rn€rnb€ri sdhp arnk seslai dengan apa png mereka butuhkan.

Tidak ada pe6edaan antarayang kebutuhannya sedikit atau banyak.

Kdua, sesuafu lrang sama-sama mereka butuhkan' Contohnya


pernUerian unfuk perkawinan- Unfuk yang stu, secara me5nkinkan,
tltak diizinkan adanla pernbedaan.
Kdig,sahh satu di antara mereka dalam kondisi membutuhkan di
lLErbatas nqrnal. Seperti rnernerhrkan tnng untuk pernb4Taran utang
akibat utarg unh.rk kepqtEn nafkah isbi dan lain-lain. Dalam kasus
ini, pernbedaan pernberian nrasih perlu dipertimbangkan w
lfiihi
nazhaf,. Fdesai dari Al lkhtQpnl.
9- Zhahh hadits menuniukkan bahwa larangan tersebut
berlaku baik gntuk anak lakFlaki maupun anak perernpuan. Demikian
yang menfrdi pendapat mayoritas ulama. Namun pendapat masyhur
madztab Ahmad adalah mernbagi mereka berdasarkan pembagian
waris, yaifu hki-laki mendapat dua kali bagian perempuan. Pendapat
ini meniadi pitrtnn Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, S!/aikh Muhammad
bin lbrahimmAlu AsyS5nik*r dan S5nikh Abdul AdzbinBaz.

10. qraikh AMurmhman As-Sa'di berkata, "seorang anak laki-laki,

r3E
ffi;"H:,,"-ffi
tinggi. Ia selalu bekerja melayani orang tuanya. Di samping itu ia dapat
membuat al<ad iiaarah(sa.ua jasa) dengan ayahnya, sehingga ia dapat
menjadi buruh,/karyawan ayahnya sendiri-"

Sgraikh Muhammad bin hrahim berkata, "Jika anaknya bekerja dengan


ayahnya sebagai buruh, sehingga kemudian ayahnya memberinya upah
kerja maka aku tidak melihatnya sebagai masalah. Ini tidak termasuk
pembedaan, tetapi akad sewa (tenaga)."

Al Muwaffaq dan Syaikh Taqiyyudin serta lainnya berkata, "Tidak wajib


menyamakan pemberian kepada kerabat (bukan anak). Sebagaimana
tidak wajib memberi mereka berdasarkan pembagian waris. Karena
pada asalnya, setiap orang bebas melakukan transaksi apapun sesuai
dengan yang diinginkannya. Adalah tidak sah menyamakan kerabat
dengan anak."

Al Haritsi berkata, "Demikian pendapat ulama-ulama dahulu (a/


mutaqaddimiinl. Sedangkan pendapat yang masyhur di kalangan
madzhab Ahmad adalah wajib memberikan kerabatberdasarkan kadar
bagian waris dengan dasar qiyas atau penyamaan antara kasus
pemberian dalam kondisi hidup dan kondisi mati." Pendapat pertama
lebih rajih.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Para ulama sepakat mengenai penting sikap adildan sama kepada anak-
anak dalam soal hibah.

Tetapi kemudian mereka berbeda pendapat dalam hukum bertindak adil


dan sama di atas.

Ahmad, Al Bukhari, Ishaq, Ats-Tsauri dan sekelompok ulama berpendapat


bahwa bertindak sama (dalam soal hibah) adalah wajib. Mereka menilai
pembedaan pemberian atau pengkhsusan adalah haram.

Sementara mayoritas ulama mengatakan bahwa penyamaan pemberian


hanyalah sunah, bukan wajib. Mereka berargumen panjang lebar dengan dalil-

139
ffiARAHBUtuGHUI',tiARAm
Yang benar dan tidak ada keraguan lagi adalah bahwa bertindak
adil/sarrn (dahm soal hibah kepada anak) adalah wajib. Hal ini didasarkan
kepada ztnhir hadits. D samping itu, dengan bertindak adil akan tercipta
banlpk kernaslatntan dan dapat menghindarkan ses@rang dari hal-hal yang
titakdlinginl€n.
Kernudian mereka juga berbeda perdapat dalam hal mengkhususkan
pemberian kepada sebagian anak-anakngn tanpa ada pembenar syar'i-
Kernudian a[p]rr!E meninggal dunb sebelum dia menarik kembali apa yang
dlberikanqp kepada sebagian anak-anak tersebut atau sebelum menarik
kenrbali kdebitran pernberian pada scbagian ank-anakrya-

Apakah pernbertm t€rs€but bglaku terus selama-lamanya, sementara


dosanga tehp dipikul oleh orang tuarrya? Atau apakah ahli waris yang lain
dapat rnenaritqB kernbali dan sdanlrtrry dibagi sama?

Ivfupria
ularra -di antarar4B madzhab ernpat- berpendapat dengan Srang
p€rtarna. S€danglon riwalnt dari Alunad mengatakan bahwa pernberian ifu
belum tetap (bdum sah), sehingga para atrli rraris png lain dapat menariknya
kernbali- Perdapat ini dipilih oleh lbnu Aqil, Al Abkari, Syaikh Taqiyyudin,
penyusun b.rlrn) N k'iq,q/aikh AMulhhbin Muhammad bin AMul Wahhab.
Ini juga merupakan Uru,ahbinAz-Zubair dan Ishaq.

yht *';1, J$ ,iG -c4:?\, nr- {& It q, -^.\


^J; * ,* €.t;-f;g:<e y eid', ,*i
',
- ,.
,t'_.)p- q! ,:'.i,;lt $;es A,l.s:A.?,'4}.,
- '<y e- q';- 1st's
hilbnuAbbasRA" dab€d(ffi, RGulullahSAW bersaMa, " Orang
8O1-
gang mamrik kqnbli hibhnSn bqailan ani@ yang muntah kemudian

Iao
:::;.ilffi
Dalam riwayat Al Bukhari yang lain, " Tidak kita berwatak
seperti hewan yang paling hina dalam kondisi yang paling hina, orang
yang menarik kembali hibahnya, bagaikan aniing yang menaik/meniilat
kembali muntahnya."a

Kosakata Hadits
At 'Aa'i,il orang yang menarik kembali hibahnya yang sudah diberikannya
kepada orang lain.

Qai'ihi: Muntahan. Sesuaiyang terkeluar dari perut. Penyamaan inikarena


kedua-duanya sama buruk.

Laisa Lanaa Matnl As-Sau ! Tidak selayaknya kita berwatak seperti hewan
yang paling hina dalam kondisi yang paling hina.

Laisa: Kata kerja lampau, iaamid (tidak dapat di-tashriif ), naaqish


(maknanya tidak sempuma kecuali dengan menyebut khabar-nya), dan befungsi
menafikan. la me-rafa \kan isim-ny a dan me- nashabl<art khabar-nya. Isimnya
di sini adalah kata matsal as-sau', sedangkan khabamya adalah bergantung
pada jaar dan mairuur'nya, yaitu lanaa.
aaaaa

,1,4;i-,')t'^;3*t ,l^;'r\t:, ili iV, .<;-t:


# r+ -rJrir 11

.€at, rL u.0
802. Dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas RA dari Nabi SAW' beliau bersabda,
" Tidak halal bagi seseorang muslim yang memberikan suatu pemberian

€ Bukhari (2622,2589) dan Muslim (1622).

l4r
{ svlnau BUrucHUtrvlARAlt #
kemudian maarilmya kqnbli, kannli omng tw dahm ap gng telah dibqil{an
ke@a anaknga." tIR.Ahmad dan empat imam hadits lainnya). Dinilai shahih
oleh At-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim.ar

Peringkat Hadits
Hadits ini slphih. Dalam At-Talkhishdijelaskan, "Hadits ini diriwalptkan
oleh Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Maiah, hnu Hibban, Al Hakim dari Thawus
dari lbnu Abbas- Imam Syafi'i luga meriwa5ratkan dari Thawus secara mutsl.
Dia berkata, 'kalau saia hadits irrt mutbshiltenhr kami akan berpendapat sesuai
dengannya'."

Al Haftzh b€rkata, "Fladits'n'n drshahilrl+anoleh ALTirmidzi, Ibnu Hibban,


Al Hakim. Penilaian shahih inidisetului oletr Adz-Dzahabi.

Hat-HaI Penting dari Hadits


1. Merarik kernbali hibah atau sedekah adahh haram. Tindakan seperti
itu ternasuk tindakan hina dan tercda. Ia menunjukkan bahwa hati si
pemberi rnasih tidak rela dengan apa yang dikeluarkannya. Ia tidak
menrberirya dengan hati png tulus.

2. Mengamakan tindakan menarik kembali hibah dengan sesuafu yang


amathinabermaksud agar manusia menghindari sikap sernacam ifu.
3. Islam mengajak manusia menghiasi dirinlp dengan al$lak mulia serta
memperingatkannya agar menghindari pertuatan-perbuatan Snng
rendah. Inilah ajaran agama lnng luhur dan sempuma.

4. Dalam hal foii, malnritas ularna kasus dirnana p€nadran


kembali atas hibah dilakukan oleh orang tua kepada anaknp. Untuk
kastrs ini, or?uxg tua diizinkan menarik kembali apa yang pemah
diberikannf kepada anaknya berdasar{<an hadits no. 801. Ini tidak
termasuk kerendahan budi pekerti, sebab harta orang dan harta anak
adalah satu atau sama saja. Dalam kasus ini, Hibah han5ra

arAhmad (3539), At-Timidzi (2132), AnNasa'i (6267),Ibnu


QnT, Abu Daud
Majah (23?7r,Ibnu Hitfran (5 10 I ) dan Al Hakim (2146).

112
-{
svenax sutucHut ManaM i#
perpindahan harta dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

5. Para ahli fikih menetapkan empat syarat dimana jika keempat syarat
ini terpenuhi maka orang tua dapat menarik kembali hibahnya dari
anaknya:

a. Pemberian itu masih tetap berada dibawah pemilikan anaknya.

b. Pemberian ifu masih dalam kelola anaknya.

c. Pemberian itu tidak berkembang (perkembangan yang melekat)di


tangan anaknya, seperti hewan pemberian yang semakin gemuk
atau hamil. Jika ada tambahan seperti ini, maka tambahan
tersebut menjadi milik anaknya. Untuk itu, orang tua tidak dapat
menarik nilai kelebihan tersebut.

d. Orang hra belum menggugurkan hak penarikan kembali atau si


anak tidak diputuskan sebagai muflis(orangyang pailit) oleh negara
atau si anak tdah diputuskan (oleh pengadilan) sebagai orang yang
tidak boleh "bertindak" (mafriuur 'alaihl. Dalarn tiga kasus ini,
orang tua tidak dapat menarik kembali pemberiannla. Al Haritsi
merrgahkan, inilah pendapat yang benar, tanpa ada beda pendapat.
Pernyataan gang sama dikemukakannya oleh Al Muwaffaq.

i, * ir )-r'.:tt1 :UE -W\t *r- ^s.G'*j -x.r


.o7. s . t. /a .o o
.L;*Jt i6, .(W'.-j":,ai_-raJt P-
' '
*j ^l;
803. Dari Aisyah RA, dia berkata: Rasulullah SAW selalu menerima hadiah
dan membalas pemberian hadiahnya. (HR. Bukhari)42

- t6- L
:Ju - \;iL h,'onr- t& ,tl ft-lt.t
{;}..Ft,.+:) ,.
,Y
'Jr-;
t','>' ;J* , Q; f.CG ,^t\1 'l-,j & nr ,rl2 nr
^t\

a2
Bukhari (2585).

r43
syan^ax BurucHur l,lARffi +
-l
ir., .6-; iJv r-*; ilr" itr; ,i :Ju :'*.t:Jui ,it(;
' a ) c tz 7 - . t . c 1
.JF 6ti a->.z,-,a; cJ^>l

804. Dari lbnu Abbas RA, dia berkata: seomng lelaki memberi hadiah
unta kepada Rasulullah SAW, lalu Rasufullah SAW membalasnlp (dengan sntu
pemberian). Beliau bertangra, "Apakah l<amu ridha" Lelaki ifu menjaurab,
"Tidak.' sAW menambah pemberian balasannya dan bertanln,
I--alu beliau
"Apakah l<amu ridha?'Lelaki itu meniarwab lagi, "Tidak-" [-alu beliau SAW
mernmbahqla dan bertanya , " Apl<ah l<amu illn/ Ldaki ih.r meniawab, 'Ya."
(HR. Ahmad) Dinilai shahiholehlbnu Hibban.a3

Peringkat Hadits (804)


Hadits ini shahih. Dalam At-Talkhish dilelaskan, "Bahwa hadits ini
diriuayatkan oleh Ahmad dan lbnu Hibban dari Ibnu Abbas. Al Hakim jrga
meriwayatkanqn dan menilainya sebagai hadits shahih. Al Hakim b€rkata,
'Hadits ini sesrrai dengan syarat Muslim'. Al Haitsami mengatakan, 'perawi
hadits Ahrnad di atas adalah perarri hadits shahih'-"
Sementara Al Albani dalam hqva'Al Ghalilmenilaiqa shahih.

Kosakata Hdits (804)


Yutsiibu: dari kata "atsafu" yang artinya mernberikan sesuatu keeada
orang. Dalam Al Muhith dijelaskan bahwa tsumabadalah balasan atas suatu
tindakan, baik tindakan itu baik mauptn turuk. Kata ini lebih UaqBk dlgunakan
*balasan png dimaksud di sini, Nabi sAW
untuk arti di akhirat". seaanskan
mernbalas atas hadiah yang dib€rilon kepada beliau dengan pernberian
s€i€nB atau lebih baik.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Hibahtadtui dari dua kategori:

rr 6[gpd Qng\dan lbnu Hitfian (l 146).

t4
--:jffiffi
Sang dib€rikan secara sukarela, bertuluan mernupuk kasih salarg,
baik kepada orang yang kelasnya berada di bauahnp, setara
atau bahkan lebih tingi. Kategori ini adalah kategori hibah yang
s&namta.
b. Hibah yang bertr.riuan memperoleh balasan/kompensasi. Untuk
kategori ini berlaku hukum jualbeli. Dalam kategori ini, umumnya
pemberi mernberikan pemberiannya dengan tujuan agar ia dapat
mernperoleh kompensasi yang lebih banpk. Terkait dengan sikap
seperti ini, Allah SWT berfirman, " dan janganlah l<amu mqnbqi
(dengan maksud) memperoleh (balasn) yang lebih brSak."
(Qs. Al Mudatstsir l74Y 5l

2. Nabi SAW mernbalas pernberiatr hadi*r unhrlaSp dengan sesuatu 5ang


lebih baik dan lebih ban!,ak dari apa yang diterimanya- Diriwalatkan
oleh lbnu Abi Slnibah dari Aisyah RA.

e ;'; tt t1-[, i-]:- ok '{--r y h' ._1; Ct;:i


"Bahwa Nabi SAW selalu membalas (hadiah yang diterimanya)dengan
sesuahr yang lebih baik."

Sikap seperti ini tidak lepas dari watak dan tabiatnya yang mulia-

3. Diizinkan menerima hadiah, karena dengan menerima kita dapat


membuat senang orang png mernberinya dan memahami rasa
cintanya. Menolak hadiah artinya sama dengan menyakitinya, di
samping akan menimbulkan dugaan png tidak-tidak.
4. Diizinkan membalas suafu pemberian dengan pernberian lain yang
sesuai dengan kondisi. Rasulullah SAW bersaMa,

:iKi3V"e\y';
" Siapa yang membuat suafu kebaikan kepada kalian, maka balaslah
dia (dengan k&aikan juqa);'

r45
balasan atau kompensasi maka yang terbaik adalah menyikapinya
dengan mernberinln lagi sesuatu yang mernbuatnya ridha. Karena
dia tidak memberikan hadiah kecuali untuk memperoleh yang lebih
baik. Umumqla, pemberi hadiah adalah ormg lnng membutuhkan
sesuatu leperluan, sedangkan penerima hadiah -biasanya- adalah
orarg llarg nrampu menrcnuhinln-
6. Redaksi hadits s€cara lengkap adalah,

:,f \i,:qrAi'ri,l-7{ Yl ..1*f ,'ri :' ::';'A


"Aku banriqarba*eingiran untuk tithk mqqima (ap-ap)
kedidari qary Anby, orugAnslaratau l@fi-"
Mereka prg disehn baru sap adala[r orang-orar{l kota- Hati mereka
I€bih b€rsih dibandingfon dang-orang badui Arabpng dipengaruhi
perSpkit serakah- Ungkapan beliau ini menrpakan petunjuk agar
b€rsiht qtm'dt $rrr,rr,/tuapa adanya). Saayakr[E pernberi hadiah
menerima apa yarg didapatrSn scara ikhlas- Tidak selapknSra ia
menidilon naaiannya scbagai usaha menganrbil harta orang lain
secari! zhalim.

.^
4-19 4ltl e lt S';:., i6 'i6 -iL i,' q'- rE *i -A.o
.6'*r,f "/i\{*,
.&',r;1
'ir; .c ;;: riJ€Jrii'# P\,
#) t

'(4 )'€;i'? 6*t'5Y.1's ;


*'Y
'€';6y
h' .F kt Jr., c3;i C)
G'$.rr ,ju
"-;3r
riD ,y e't
$
,.i:*e $eG ,,!-J,s*2 Ga ,'J3a';:i

I /E6
-J svanax rutucHur. rriAum #
(VGJ\
'rf ,i', ': q'ri? a|*\i,tF'; v;,-ir1rr;lrt'> nY1
i..1 .ti ,'o,. . ,l
.(&:J )4e Ltr-li ,ael

805. Dari Jabir RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Al 'Umra
adalah milik omng yang dibai." FIR. MutAfq'Abiln.

Dalam riwayat Muslim yang lain, "Tahanlah harta l<albn dan ianganlah
kalian merusaknya. Sesunguhn5a siap yang memberi 'umn mal<a 'umn ifu
milik orang yang dibeinya, baik ia hidup maupun mati dan milik anak
tcaurururyp.
Sementara dalam redaksi lain, Sesungguhnya irmrzrpng diberikan oletr
Rasulullah SAW adahh (kdika) beliau bersabda, " 'Umn itu wtukmu dan untuk
anak kefurunanmu." Adapun jika beliau bersaMa, " 'Umn itu untuhnu selann
l<amu masih htulup." Maka iakernbalikepada pemiliknp."

Dalam riwa5at Abu Daud dan An-Nasa'i,"Jangan lalian ma nbai ruqb


danjangwlah l<alian mqbqi futnn. Siap Wg dibqi ruqfu dan sbp 5ang
diberi 'umn nnka pa nbabn itu untuknm dan ahli uarbnla."4

Peringkat Hadits
Mengomentari riurayat Abu Daud dan An-Nasa'i, Ibnu AMul Hadi
$g1}ata dalam Al Mulnrrar,'Elahura para perauri rnrr4/at tersebut 'dalah
orangorang yang ts*ph." lbnu A+Daqiq mengatakan bahwa riurd!/at ihr
shahihsestni qnrat Brhhai dan Mtrslim.

Kosakata Hadits
Al' Umn: Danganhumf 'arn berharakat dlnmmh en mizr rnati menurut
pendapat yang masytrur. S€badan membacanya dengan huruf 'alnberharakat
dan mim dhammah.la adahh ism maqshuurlpng berasal danl<ata'umr-

aa
Bukhari (2625),Muslim (1625\,Abu Daud (3556) dan An-Nasa'i $n7r.

147
ffi:ffi.::::;ffi
muraaqabah (saling mengawasi,/menanti)-

Hayyan wa mayyitan: Maksudnya, baik saat ia hidup atau setelah mati.


Ketika ia mati maka pemberian itu menjadi milik ahli warisqn dan tidak bisa
ditarik kembali oleh si pemberi.
'Aqibihi: Adalah anak, cucu dan seterusnya. Kata ini memiliki beberapa
makna lain.

Ajaazahaa : Memberikan suatu pemberian-

Maa 'lsytaa: mda mashadariyyah. Artinyra selama kamu hidup-

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Al 'Umraterdiri dari tiga jenis:

a. Abadi. Contohnya pemberiberleta, "liriuntrlnrmdar kaunmannnt


(setelah kamu meninggal dunia)."

b. Mutlak. Contohnya pemberi berkata, 'lni untukmu selama


hidupmu atau selama hidupku.-

c. Bers5nrat. Contohnya, perfrberi menryata{{?np€lnb€d;anntnal€rt


ditarik kembali jika salah satu pihak (baik p6nb€d atau penerima)
meninggaldunia.

Unfuk dua jenis yang pertama, nrayoritas ularna bcrpendapat bahu,a


hibah semacarn ini adalah sah. SelaniutrSn hibalr tersebut menfrdi
milik penerinra dan,ahli warisnla betdah pcncrirna rneninggal dunia)
selama-lamanyra

Sedangkan untuk 'umni€xis ketiga, sekdompok menihirqn


ry
sebagai hibah yang sah. Di antara mereka adalalt Az-arhri, Malik,
Abu Tseiur, Dauddan salah satu rht alBtAhmad: Fandapat ini menldi
pendapat pilihan Taqlyyudin dm murilrrnrit Ahmad hfutrlp" Dasanf
adalah hadits.

.:*'r? S'o't:.t-.jJrr

ItlS
buat)."
":::xm
Sementara pendapatyang masyhur dari Ahmad adahh bahwaqBrat
tersebut batal dan hibahqp menjadi lazim mu'abw(t€rikat dan tidak
dapat ditarik kembali).

Syaikh Abdullah bin Muhammad mangatakan bahwa dalam masalah


al 'umn dur ar'nqb terdapat perbedaan pendapat 5rang cukup
masyhur. Hadits-haditsqp saling bertentangan- Pendapat yang karni
pilih adalah jika diqnratkan harus kembali hgi rnaka pernberian iht
harus kernbali kepada pernberi atau penrilik sebdumnya-

F
';* *'.);) 'JE -.; irr €-r-'# *t -4.1
€ ,/';
i,1;; ,ji; ,fi'^*t;'it'dfr ,Lt)';taii ,ar
e*tjr Grr+ ktbLi'Jb ,ii:i v ,:ol; * *i +; ht
. i. .. 'iul oi. t'.at
.S gtz
805. Dari Umar RA, dia berkata..Aku mernberikan kuda untuk kepertnn
p€rang fi abilillah,lalu penggurnnp menyia-nyiakannSp- Aku mendr-rga dia
menjualnln dengan harga murah. Maka aku bertaqn tentang hal itu kepada
Rasulullah SAW, Beliau bersabda, 'Jangan l<amu membelinla, meskiptn dia
menbui harya kfumu ha4a stu dirham." (HR- Muttafo 'Hain-#

Kosakata Hadits
Hanalfu Naa FarasinAku mernberikan kuda sebagai kendaraan k€eada
orang-omng yang b€riihad png tllak merniliki kendaraan. Aku beri hak psnitlGn
kuda itu kepadanya. Untuk itu dia dapat menjualnya-

a5
Bukhari (2622) danMuslim (1620).

l{9
SYANAH IULUGHUI, ITINATT #
Fi sbiil lillah.'Pihak pasukan perang atau jihad.

Faa Adhaa'ahu Ahaafiibuhu: Maksudnya, tidak merawatnya, tidak


memberinya makan hingga kuda itu menjadi kurus dan nyaris mati.

Laa Tabta hu.'Jangan kamu membelinya.


ln A'thaal<ahu bi Dirhamin'Meskipun dia memberi harga kepadamu
Wa
hanya satu dirham. Adalah kalimat hiperbola sehubungan dengan harganya
yangamat mumh.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Umar RA mernberi seekor kuda kepada sahh safu pasukan untuk
digunakannya dalam bedihad. Tetapi kemudian ormg itu tidak
merauratryn dengan baik sehingga lada ifu tampak lnrnrs. Mengetahui
ifu, Umar bert€kad membelinya dergan harga murah mengingat
kondisinga png sudah lernah. Ketika dia mensemulekan rencananya
ini ke@a Nabi SAW. Beliau meniawab, "Jangan l<amu membelinya
meskipun db mqnfuimu lwgp lnnW atu dirharn."

2. Tidak sela5raknp bagi orang Sang telah berhibah atau bersedekah


masih menriliki p€rasaan terikat dengan apa yang diberikannya. Ini
merupakan salah safu cara pembersihan diri yang terpuji.

3. Orang yang berhati fulus dalam amalnya tidak akan menunggu


balasan apapun dari penerima. Ia melakukan amalnya secara ikhlas
karena Allah SWT. "sesungguhnya Kami memberi makanan
kalian hantp unh* menghanpl<an kerklhan Nlah, kami tidak
menghandaki blasn dari l<alian &n tidak pula (ucapn) terima
l<asih." (Qs. Al Insaan 1761 9l

4. Secara zhahir hadits ini melarang pembelian kembali sedekah yang


tdah diberilon, sebagairnarn yang dikemukakan oleh sebagian ulama.
Sementara ulama lainnya mengatakan pembelian hibah yang
sudah dberikan adalah makruh bnz'ih.

Sementara m€narik kernbali pemberian sdekah atau hibah adalah


haram sebagaimarE diidaskan oleh dua hadits sebelumnya.

150
I svanax ButuGHuL MARAm +
5. Sedangkan hibah balasan (hibah ats-tsawaab), seperti telah
dilelaskan sebelumnya, termasuk kategori jual beli. Untuk itu, jika
pemberi hibah tidak menerima dengan kompensasi (pemberian
balasan yang diberikan oleh penerima hibahnya) maka ia dapat
menarik kembali pemberiannya.

6. Islam, baik hukum dan etikanya, berusaha mengangkat jiwa manusia


menuju puncak keutamaan. Hidup dalam suisana hati yrang luhur
danmulia.

*t * ir' .l-.
It f -i:; ii'r qr- ,;:r'oj *i
-A.v
,-s-'J!, ,'.r-Ji,.?1i,; irj., .(;Lu r;1tii; :ju
e'oldr
*)LY,
807. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersaMa, '&ling
memberi hadiahlah lalian maka kalian akan aling mancintai." (HR. BuLtnri)
dalam bab aladab al mufnddan Abu Ya'la dengan sanad hasn.M

Peringkat Hadits
Hadits ini hadits hasn.la dirir,rayatkan oleh Bukhari dalam bb al adab
al mufnddan juga diriwayatkan oleh Abu Ya'la d€ngan sanad hasn.
Hadits ini memiliki bukti riwayat lain dari Anas yang ada pada Ibnu
Mandah. Namun dalam sanadnya terdapat Bakr bin Bal'*ar yang dinilai dha'if.
Meskipun begitu, hnu Al Qaththan mengatakan bahura hadits-hadits yang
diriwayatkan oleh Bakr bukan hadits-hdits munkar.

AlHafizh dalam At-Tblkhishberkata, "Bahua peringkat hadits iil hasan."

Hadits ini didukung juga oleh beberapa sjahll riwayat lain, lraitu dari
AMullah bin Amr, AMullah bin Umar dan Aiq,rah.

s Bukhari dalamaladtb (594) dan Abu Ya'la (6148).

r5t
!
SYARAH BULUGHUI MARAIi ffi
Kosakata Hadits
O Tbhaadau kata kerja perintah ('ami, mengikuti bab mufaa'alah, yang
maknanya musyaarakah antara dua orang.

O Al hadiyyah.'suatu pemberian atas dasar kasih sayang. Dalam A/


Mshbah dilelaskan, Ahdaitu ar'mjula kadzaa bil ail artinya aku
mengirimkan uang seribu kepada lelaki itu karena memuliakannya.
l<ata lndiyghdibaca dengan tasydid,bukan tanpa tasydid. Pam ulama
mengatakan bahwa al hadiyyah adalah pemberian yang didasari
oleh kasih syang atau dengan niat memuliakan penerimanya.

.^l\t
+; hr & iu' ,b;-;t *i -A.A
J';:.,i6 'i6 -i:;
,
hr
.r,*r6.u 'S:jt i\, .1z.aJrJJ ^:-Ar i[ .,riiq,; ) ,&j
808. Dari Anas RA, dia b€rlota, Basuhrllah SAW bersaMa ," &ling manfuri
hdiahlah l<alian, sesungguhnya hadiah dapt menghilangkan msa dendam-"
(HR.AI Bazzar dengan sanad dha'il1tt

Peringkat Hadits
Hadits ini dha'if sebab dalam sanadnya terdapat Bakar bin Bakkar- Ia
ternasuk perawi dha'if. Harya saja hadits-hadits yang diriwa5atkan bukan hadits
munkar. Hadits ini juga dinilai dha'if sebagaimana dalam Maima'Az hva'id
dengan riwayat dari A'idz bin Syuraih.

Kosakata Hadits
N HdiyJnh Dengan huruf 3za'Masydid. Artin5n peberian dengan tujuan
mernuliakan atau menghormati si penerima.

Tasullu: Artiqn mengeluarkannya dengan lembut. Maksudnya di sini


adalah menghilangkan rasa dendam dengan halus dan tanpa terasa.

{7
Al Bazzar (1937).

152
-J svanar ButucHul rtlAram #
As-Sakhiimah: ism mashdar. Bentuk jamaknSn, sakha'im. Arti asalnya
adalah kehitaman. Namun maksudnya di sini adalah rasa dendam dan benci.
Kaitan keduanya, kemungkinan dalam hal memberi efek di wajah.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits no. 807 menerangkan bahwa hibah dapat menciptakan kasih
sayang di antara sesama. Sebab jiwa manusia secara alami suka
dengan orang yang berbuat baik kepadanga.

2. Untuktujuan itu, hadiah diqpriatkan dalam Islam. Agama Islam adalah


agama kasih sayang. Allah SWT berfirm?D, "... dan ingatlah akan
ni'matAllah kephmu ketil<a l<amu hhulu (masalahiltlnh) bqmusuh
musuhan, makaNlah memperatul<an lzatimu, lalu meniadilah kamu
l<arena ni' mat Allah omng:omllg Sang bauudam,..." (Os. Aali'lmraan
[3], 103)
3. Pemberi hibah sebaiknya memperhatikan kondisi penerimanya
sehingga hadiahnya dapat benar-benar efektif. Jika penerima adalah
fakir miskin, tenfunya hadiahnya adalah sesuatu yang bermanfaat dan
mernbanfu biaya hidup serta nafkah lainrrlra.

Sedangkan jika hadiah diberikan kepada oremg kaya, maka hadiah


yang sesuai adalah sesuafu yang berharga, seperti parfum atau
sejenisnya. Intinya, setiap orang diberi hadiah sesuai dengan
kondisinSa.

4. Hadits no. 808 menerangkan bahwa hibah dapat menghilangkan rasa


dengki dan permusuhan. Di samplng ifu dapat menimbulkan rasa
gembira dan kasih syang dalam hati penerimanya. Faidah ini sudah
cukup karena fujuan Islam pada prinsipnga adalah menciptakan
kebaikan dan mencegah keburukan. Allah SWT berfirman,
"sesungguhnya orang-onng mukmin adalah bersaudara karena ifu
damaikanlah antara kdua saudaramu dan bertakwalah kepada
Allah supya kalian mendapt nhmaL" (Qs. Al Hujuraat [49]' 10)

5. Anjuran menghilangkan rasa dendam dan permusuhan di antara


sesama, khususnya teman dekat dan kerabat. Ini merupakan akhlak

r53
ffi;."*:::'ffi:ffi
yang beriiwa besar dan berhati mulia. Allah swT berfirman, " sifat
sifat yang baik itu tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang
yang abar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-onng yang
mempunyai keberuntungan yang besar-" (Qs- Fushshilat [41: 35)'
Wallahu Al Muwaffiq-

ht
-u a, J'rr i6 'ju -& irr qr;';'; nj *'t -4. 1

'ry'r.')s,Vrr;s,i;e ?;X v t.,'J'Jri*.t-1 ,pi f


^14e.(:,:,
809. Dari Abu Hurairatr RA, dia berkata, Rasulullah SAW b€rsabda, " Walni
pra wanita muslimah. Janganlah sonng tetangga maendahl<an tetangang
jmng lain, meskipun hanjm (sebesar) kuku lambing." tilR. Muttahq 'Alaihl48.

Kosakata Hadits
l^aa TbfiqirannaArtin5n, jangan menganggap remeh'

Fircin:Daganhuruf 6'berharakat kasmh, ra'rnati dan srn, diakhiri dengan


nrzl. Kuku unta sama halnSa dengan kuku kuda atau telapak kaki bagi manusia'
IGdanglradang kata kuku dipinlam untuk herpan kambing-

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Anjuran dan moti'.rasi agar melakukan kebaikan. Ini menjadi salah safu
akhlak muslim dan muslimah. Mereka selayaknya bersikap dengan
sikap seperti ini.

2. Keutamaan hadiah mengingat efek positif dalam jiwa penerimanya


seperti hilangnya rasa dendam dan permusuhan serta timbulnya
kasih sayang.

s Bukhari (256) dan Muslim (1030).

r54
--l svanex ButucHut MAnalr #
3. Fenerirna tltak boleh mergarggap ringan pernberhn 5ang ditairnannla
meshpun sedikit. Yang menjadi inti adalah .f"Lqa. Tidak p€duli sedikit
atau banyak, hadiah dapat menimbulkan rasa kasih.

4. Stratu kebaikan jika dilakukan dengan niat mendapatkan ridha Allah


SWT maka hasilnya di sini Allah SWT amat besar. Allah SWT
berffrrnan, " Elanngsiap 5ang mangajal<an kebil<an (meskipun, pnj)
sebqat dzarrah, niscaya dia akan melihat halasn)nya." (Qs. Al
Talzalahl99lrTl

5. Jika sedekah ihr untuk ormg fakir maka ia amat bermanfaat baginya,
meshpun sedikit dan pahalanSn semakin besar dengan disertai niat
yang tulus. Allah SWT berfirman, "(Onng-onng munafik) yaitu
onrgsdrgl Wrg M o,argpnng mtlmin gang manfui del<ah
dqgan sul<arela dan (mqcela) onng-onng gng tidak mernperoleh
(untuk disdel<ahl<an) selain sekdar kesanggupnnSn, maka onng-
oag mnDfik iat ma4hina mqda Allah al<an manbhs ptghinan
mqda itu, hn untuk merel<a aab Sang pdih." (Qs. At-Taubah [9]:
791

Rasulullah SAW bersaMa,

i;4*;a' fA
" Takutlah terhadap api neraka, meskipun (bersedekah) dengan
*:pruhhnta."
6. Hadib ini menerangkan hak dan tanggung jawab tetangga terhadap
tetanggaq,apng lain. Jika ia muslim maka ia memiliki dua hak, pitu
hak bertetangga dan hak Islam. Jika ia saudara maka ia memiliki tiga
hak, yaitu dtn hak di atas dan hal sebagai kerabat. Jika orang kafir
maka ia menrpuqni satu hak, yaitu hak bertetangga. Allah SWT.
berffrrnan, " funbhlah H kh en janganlah l<alian manpasel<utul<an-
I$a dagan sesuatupun. Dan berbuat baiHah kepada dua omng ibu-
bp, l<arib-kenbt, anak'anak yatim, onng-orang miskin, tetangga
5ang del<at dan tetangga 5mng jauh, teman seiawat, ibnu sabil dan

r55
-{
svamx BUtucHUt MAnA i +
hamb sahayamu. Sesunguhrya Allah t*lak mengl<ai omng'orang
5nng sombong dan manbangga-banggpkan din," (Qs. An-Nisaa' [4]:
36)

7 . Hadits ini memberi isyarat diizinkannya mufulaglnhdalam berbicara


(penggunaan gaya bahasa hiperbola) iika sesuai dengan kondisi-
Maksudnya adalah menggerakkan orang agar berbuat baik kepada
tetangganya dan agar penerirna hadiah tidak menganggap remeh
hadiah yang diberikan kepadanSn, meskiptrn s€dikit.

8. Seorang isbi diizinkan taslarruflrnengduarl€n uangAanng) dengan


nilai kecil, dalam pandangan umurn. S€psti rdi" s€dikit makanan atau
minurnan dan sQenisnlra kecrnli iika snminp mdarangnlra atau isbi
tahu bahun srnmingn tidak akan mernberirrya (l€rena pdit). Jika
demikian, maka bbi tidak boleh @ aplapa
kcuali atas izin snminp.

.l'i :,-L'* ,|3 .;r: !,i:i')b';;;Jt, s:.iLr,


810. Dari lbnu Unrar RA, dari l{abi SAW, b€fial bcrs*da 'fu yng
maghidtla n smtu hiMt naka tta bih Mt* ata hH, iltl darna hfuh
itu belun diblas.'(HR.Al Hakim dan dh menilair6n s€b4ai hadEts shahillt
Sernentara Varg nnhfuzhdari lbnu Umar dari Urnar RA (artinlp per*ataan
Umar, bukan perlataan l{abi SAW penip

Peringlot Hadits
Hadits in shahih nnuquffuUnrar RA- Dahrn At-Takhbh,lbnu Haiar

oAlHakim (21521.

t56
-Jsvanen BUrucHUrMA*or #
berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh Umar secara marfu'. Padahal tidak
demikian. Hadits ini dinilai shahiholehAl Hakim dan Ibnu Hazm."

Hadits senada diriwayatkan secara mauqufolehMalik dalam Al Muwaththa'


(2/7541dengan sanad shahih. Redaksinya, " Siapa yang membeikan suatu
hibah karena hubungan silaturrahim atau atas dasr sdekah maka ia tidak
boleh menarik kembali (hibanya). Siapa yang memberikan suatu hibah
dengan harapan memperoleh balasan maka ia berhak atas hibahnya itu,
ia dapat menariknya kembali jil<a ia tidak menyetujui (balasan) hibahnya."

Kosakata Hadits
Man Wahaba Hibatan: Hibahadalahsuafu pemberian tanpa kompensasi.
'Ain fi'lkatahibah adalah huruf illat,yaitu huruf ttfrrwu. Ketika wawudibuang
diganti dengan huruf rla', menjadi hibah. Definisinya secara syar'i adalah
pemberian hak milik suafu barang tanpa kompensasi.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnlra, bahwa hibah terdiri dari
dua kategori:

a. Hibah dengan fujuan memperoleh balasan ukhrawi dan dengan


tujuan menumbuhkan rasa kasih. Kategorf ini dijelaskan dalam
hadits " Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan
saling mencinfar." Kategori ini rnerupakan kategori hibah yang
sebenamya. Sesuafu yang dihibahkan dengan fujuan seperti ini
bersifat mengikat setelah diterima oleh penerimanya. Untuk itu
tidak dapat ditarik kembali oleh pemberinya.

b. Hadiah dengan fujuan memperoleh balasan duniawi. Pemberi


hadiah dengan tujuan ini yang dimaksud dalam lil Qur'an, "Dan
janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh
(blaan) Sang bk bantak." (G. Al Mudatstsir [74]: 6) Maksudngra,
ia tidak memberikan suatu pemberian kecuali mengharapkan
kompensasi yang lebih besar dari apa yang diberikannya.

2. Jika seseorang memberikan hibah dengan tujuan mendapatkan

157
-{ svanax ButucHUL Mmam l#
balasan atau kompensasi dari penerima maka dalam hibah semacam
ini berlaku hukum jualbeli. Jika ia dibalas dengan sesuatu yang tidak
disukainp maka ia dapat menarik kembali hibahnya. Ini berbeda
dengan hibah kategori pertama yang bersifat mutlak, dimana
pemberi tidak dapat menarik kembali hibahnya.

3. Hibah yang dijelaskan dalam hadits ini termasuk hibah yang


diperkenankan oleh Syari'at untuk ditarik kembali jika tidak
memperoleh kompensasi. Ia termasuk kategori kedua, yaitu hibah
dengan harapan memperoleh kompensasi duniawi. Wallahua'lam.

r58
-{ svarax BUrucHUr r,lAnam #

zzl
,i};I}L\i
(BAB TENTANG LUQATHAHsO)

Pendohutuon
Bantpk dialek 1Bng dlgunakan untrfi mengrrngkapkan l<aa hrytlnh-
YanS paling nraq;hur adalah dibaca dengan huruf /amberharakat dtnmnh
qaf dibara fatlnh atstu t)Elli.

Al Khalil berkata, 'Huruf qafrrya mati. Jika qaldibaca fathahnaka


Snng dimaksud adalah orang lnng menemukan lwathah(lryiilf. Dernil<im
secara qiyas. Hanla saja para ahli bahasa dan hadits membaca qafn,rm
dengan harakat ktlph. Hinggaboleh dikatakan selain itu tidakbol€h."

Secara qBra' , h-qathah adalah harta Snng hilang dan ia ternrasuk bararg
yang dinginkan oleh orangomrg s€cara umun.

HrrlmmnSa, bagi yang merasa diriqB arnanah, mampu mengurnr.nnlwnrlB


dan sanggup mencari penriliknya rnaka Snng terbaik bagi orang itu adalah
mengambilnp. Sebab dengan mengambilnya, dia telah berusaha mdindungi
harta orang lain dari kesia-siaan dan tidak membiarkannla diambil oleh orang
Snng tidak mampu bertanggungiawab melindunginya atau tidak sanslup
mencari pernililmt a.

nLu4athahartinya barang-barang atau harta hilangyang ditemukan tanpapemiliknya.


Istilah ini berlaku untuk bukan hewan. Sedangkan untuk hewan dinamakan &ngan
d}r.allah.

t5?
SYARAHButucHULMaRaMF
Bagi mereka yang mengetahui dirinya cenderung tidak memegang amanah
dan tidak mampu mengumumkannya serta tidak mampu mencari pemiliknya
maka mereka dilarang mengambilnya. Sebab dengan mengambilnya dia telah
mendekatkan dirinya dengan sesuatu yang diharamkan serta menghalangi
pemiliknya untuk menemukannya.

Mengambil barang temuan (atau barang hilang) sangat sempa dengan


wilaayah (menguasai). Jika ia mampu melakukannya dan menunaikan hak
Allah atas barang itu maka ia diberi pahala. Sebaliknya jika dia melakukan
tugasnya terhadap barang milik orang lain yang diternukan dan diambilnya maka
ia telah menawarkan dirinya agar jatuh dalam hal yang dilarang.

Klasifikasi luqathah

Lugathah dapat diklasifikasikan dalam empat kategori:


1. Barang 5ang hilang yang tidak diminati oleh orcmg-onrng secara umum.
Contohnya sepotong roti, pecut dan uang yrang jumlahnya amat kecil.
Untuk barang temuan semacam ini dapat dimiliki tanpa harus
mengumumkannya kepada khalayak. Jika pemiliknya ditemukan
sebelum ia memanfaatkannya atau membelanjakannya atau
mengkonsumsinya maka penemu harus memberikannya kepada
perniliknya.

2. Hawan kabur atau herpan yang hilang (adh4havlnall) yang mampu


melindungi dirinya dari hewan-hewan buas kecil, baik karena
kekuatanryra, seperti unta, karena larinyapng kencang, seperti hjang,
maupun karena mampu terbang, maka harta semacam ini tidak boleh
(haram)diambil.

3. Barang-barang temuan (barang-barang hilang) di Tanah Haram.


Kategori ini tidak boleh diambil kecuali bagi orang yang ingin
mengumumkannya kepada khalayak ramai selama setahun. Dasamya
adalah hadits,

*\\w.L J"
t !;t'
Y-l

" Barang hilang (di tanah Haram) tidak halal kecuali bagi orang yang

160
,emrr#
Demikian pendapat AsySyafi'i dan salah satu riurayat dari Ahmad-
Sedangkan tiga madzhab lainnya mengatakan barang hilang yang
ditemukan dalam kategori ini sama hukumnya dengan yang lain.

4. Kategori selain tiga di atas, pifu barangbarang hilang lang diternukan,


baik itu berupa ha.r,ran, uang maupun barang. Kategori halal diambil
dan harus diumumkan kepada khalayak. Untuk kategori ini berlaku
hukum-hukum hqathah seperti akan dijelaskan nanti, insyallah.

-J-"rnP h'
t.lr

* et'i:Ju -.; iur .bt-


., tS; -A\
\

Gk'\';il, q rk'ii'rai ;,r'i>l:u *F, e:r


4L'6111

811. Dari Anas RA, dia berkata, Rasulullah SAW pernah ***rfun
sebutir kurma di lalan. Beliau SAW bersaMa, I{alau " aia bukan l<arena takut
(kemungkinan kurma) itu bagian dari zakat (sedekah) tentu aku akan
memakannya. " (HR. Muttafq'A laili.sr

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini memberi p€tuniuk bahwa barang hilang yang ditemukan
berupa harta yang dinilai amat sedikit boleh dimiliki dengan cukup
mengambilnya. Ia tidak wajib diumumkan ke"ada khaleqpk meskipun
perniliknla tidak dik€bhui. Jika pemilikya diketahui, sernentam barang
atau harta itu masih ada maka ia wajib dikernbalikan kepadanya-
SebaliknSn jika barang atau harta itu sudah tidak ada bgi maka tidak
wajib mengernbalikan penggantinya.

2. Kerendahan hati Nabi SAW dalam statusnSa sebagai manusia yang


mulia dan ketinggian derajatnya, ia tidak merursa sombong untuk

5r
Bukhari (2,131) dan Muslim (1071).

l6l
SYARAH BUIUGHut MARAM l+
mengambil sesuatu yang tidak berharga dan memakannya. Sebab itu
adalah bagian dari nikmat yang Allah SWT berikan

3. 7.akat tidak boleh diterima oleh Nabi SAW dan keluarganya dari
Bani Hasyim. Hal ini sebagai diterangkan dalam hadits shahihiwayat
Muslim bahwa Nabi SAW bersabda,

CLji e C\
a. a '
a. t .. c/
.-.16r
,Y # ) ai-r}Jr 'd!

*
Sesungphnya at<at (sdekah) tidak la5nk bgi kelaurya Muhammad.
Sesungguhnya zal@t adalah kotoran (harta) manusia-"

4. Sifat wara'(menjaga diri dari syubhat) Nabi SAW- Kurma yang


ditemukannya di ;alan sebenamya boleh dimakan oleh beliau,
mengingat kurma tersebut adalah kategori barang temuan yang
tidak "bemilai" dan tidak terbukti sebagai kurma zakat- Namun sifat
uara'nyamenghalanginya dari mengkonsumsi sesuatu yang syrbhat,
meskipun amat sedikit. Sebagian ulama ber*ata ,Sifat uan'tergambar
dalam saManya,

"Di antara ciri kebaikan Islam seseorang adalah pengabiannSm


terhadap ap Sang tidak benrti untukn5a."

Hadits ini umum mencakup hal berbicara, memandang, berkumpul,


berjalan dan aktivitas-aktivitas lain, baik gang bersifat batiniah maupun
lahiriah. Untaian hikmah dalam hadits di atas sudah cukup
menerangkan apa ilu warai Al Khath-thabi mengatakan, segala
sesuatu yang kamu ragukan maka menjauhinya adalah wara'.

Hadits lain,

'ri;.\ G Jt'!).;.6L;
*
Tinggalkan hal yang meragukanmu menuju hal yang tidak
ma-ag)kanmu."

162
ffi-":,-::"-i:,ffi
Syaikhul Islam berkata, "Wara'adalah meninggalkan suatu hal
yang dikhawatirkan dapat merugikan di akhirat nanti'"

5. Berdasarkan hadits ini, wara'hanya berlaku jika disertai kekhawatiran


adanya syubhat. Tanpa itu tidak dapat disebut warz,'. Tetapi disebut
was-was.

Dalam Al lhyaa' dijelaskan, "Siqat wara'orang-orang shalih adalah


meninggalkan sesuatu yrang berindikasi haram, dengan sgrarat indikasi
itu beralasan. Jika indikasiqB tidak beralasan maka disebut silat wan'
orang lnng was-was-"

"'ciii,
J\p:"t; ,iu -& irr q'- ly i $ *3 -^t';t
\ Y

c\'e'r\ rf\>;$il ,^uit'* 'fLt ;&t * \t P


'it2r,ju .e 'lei,l,lfru-wi; 'ou ,Z Q'r; ,cikr',
'o)-

u; ,iu eri,)i '&lt,j6 ,:rt "ri:ti<t.'ri'Lu 4 i,SC r#'


7 t, - . '-' o

;, i*-!t yk3,irlt',l,uilt:i ":Y y,ta t U


.\te e* .(63 6r"a[
Stz.DariZaid bin Khalid RA, dia berkata: seorang laki-lak datang kepada
Rasulullah SAW dan bertanya tentang barang temuan fluqathah). Rasulullah
sAW bersabda, "Kenalilah (dengan baik) penutupnSn dan tali pengikabya.
Kemudian umumkan selama setahun. Jika pemiliknya datang maka dia lebih
berhak. Sebaliknya jila tidak, maka bnng itu mer{adi urusanmu (milikmu)."
Lelaki itu bertanlA lagi, "Bagaimana dengan l{ambing temuan (kambing tersesat
png ditemukanP" Beliau menBwab, " Ia dapt merladi milikmu atau
atau unfuk sri1ah." Lelaki itu bertanya kembali, "Bagaimana dengan unta ternuan
(unta tersesat png ditemukan, penj)?" Beliau SAW menjawab,"Ap un$2nmu

r63
ffi:::;;.::
tempat air (jika haus) dan memakan (daun) pohon sampai pemiliknya
menemul<ann5a." (HR. Mut ta faq Alaih).sz

Kosakata Hadits
I'nf. dengan hamzah berharakat kasrah, berasal dari kata dasar ma'rifah
(mengenal).

'Ifaashahaa, Dengan huruf 'arhberharakat kasrah, /a 'berharakat fathah,


lalu a//dan shad, artinyapenutupnya. Sebagian ulama mengatakan , al 'ifaash
terbuat dari kulit digunakan sebagai tutup botol flalu diikat. Ia sendiri tidak
masuk ke dalam mulut botol, penj). sedangkan yang masuk ke dalam mulut
botol disebut dengan ash-shimam.
Wikaa'ahaa: Dengan hurul wawu berharakat kasrah dan dibaca mad
Berasal dari kata aulcaituyargartinya aku mengikat-
*Yang
Ibnu At Manzhur berkata, dapat disimpulkan dari pendapat para
ahli bahasa adalah bahwa kata 'ifaash dan kata wikaa 'mempunlni makna
yang sama jika diucapkan s€cara mutlak. Makna yang sama ifu artinl6, sesuatu
yang digunakan untuk mengikat bejana atau beiana itu sendiri-

'Arrifhaa: Dengan ra'


bertasydid, perintah mengumumkan barang
temuannya. Caranya dengan mengumumkannya di lokasi di mana barang ifu
ditemukan, di pasar, jalan, pinfu-pintu masjid dengan berkata, "Siapa yang
kehilangan barang hubungi sarla lhl Wthfubhu'indili."
Fa in Jaa'a Shaahibuhaa: Jawab dari kalimat syarat ini dibuang.
Lengkapngn, jika pemiliknln datang maka berikanlah barang itu kepadanya.

Fa Sya'nula: Dapat di-i'laab rafa' sebagai mubbda' ataudFi'raab nashab


sebagai maf'ul hn fi'l yargdibuang.
siqa'uhaa:Dengan huruf srhberharakat kasrah dan galberharakat fathah
dan dibaca mad. Maksudngra perutnya, l6ng digambarkan sebagai tempat air.

I [idzaa'uhaa' tapak kakinya, yang digambarkan dalam hadits

52
Bukhari (91) danMuslim (1722).

164
svenan BUTuGHUT MARAM
-l
sebagai sepatunya.

Maai Kalimat ini dapat menjadi penjelas dari kata sebelumnya,


Taridu Al
dengan begitu ia tidak mempunyai kedudukan dari segi i'raabnya. Atau ia
dapat juga di-,r'raab rafa' sebagai khabar dari mubtada' yang dibuang,
dengan begitu maksudnya, ia dapat mendatangi lokasi air (sendiri).

Fa Dhaallah Al lbil' Menjadi mubtada'dari khabar yang dibuang.


Lengkapnya, apa hukum unta tersesat yang ditemukan?

Maa Laka wa Maa Lahaat Maksudnya, apa urusanmu mengambilnya?


Padahal unta itu dapat melindungi dirinya sendiri dari hal-hal yang
membahagrakannp.

Ma'ahaa Siqaa'uhaa: Statusnya sebagai haal lmerunjukkan keadadan).


Sehingga malsudnla menjadi, apa urusanmu mengambilryn, padahal (wal haal)
dia dapat melakukan sendiri hal-halyang diperlukan agar tetap hidup.

Hiya Laka au Li Akhiika au Li Adz-Dzi'6: kata au di sini berfungsi sdagai


pembagian zpa'rgkategorian ltaqsiinl. Maksudnya, kambing yang kamu temukan
itu bisa menjadi milikmu jika kamu ambildan umumkan serta tidak ditemukan
pemiliknya. Atau kambing itu tetap menjadi milik pemiliknya jika ditemukan
olehnya, atau menjadi mangsa srigala jika kamu atau selainmu tidak
mengambilnya dan pemiliknya tidak menemukannya.

Rabb uhaa' Perruliknya. l{ata ar-mbbdiungkapakn unhrk Allah SWT. kecuali


jika kata itudi-mudhaafkan dengan kata lain secara muqayyad.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Rasulullah SAW menerangkan kepada orang yang bertanya bahwa
barang Uuqathahl/hwan(dhaallahl temuan terdiri dari dua kategori:

Pertama, yang dapat diambildan disimpan untuk disemhkan kepada


pemiliknya saat dia datang atau unhrk dimilikinya jika pemiliknSa tidak
d$umpar. Kategori ini biasarSa adalah barang-barang, uang dan ha,rnn
yang tidak dapat melindungi dirinya dari serangan hewan buas kecil.

Kedua, halan yang dapat melindungi dirinya dari serangan heuran


buas kecil. Seperti Unta temuan juga berdasarkan qiyas
-termasuk

165
sYAnAHlutucxutmA*t#
adalah sapF karena hldor kelnratannya dapat melindungi diriqn dari
serangan trermn hrre kail, bunrrg karena dapat t€rbang menghindar,
atau kiiang karena hrirya yang kencarg maka hewan-halan sejenis
ini tidak boleh darnbil, tetapi dibiarkan sap.

Disunnahkan mengarnbil barang ternuan dan memyimpannln agar


dapat dikernbalikan keeada perniliknya dernikian pendapat yang
paling niiz,@o. onng 1Bng Fkin bahwa diriqa dapat memegang
arnanat dan rnilnpu m€ngurnurnl€nrya-

Penerru atan pengambil banngtenruan harus mengenali dengan baik


pernbunghs atau penuhrpnya, pengikatnya, jenisnya dan iumlahnya
agiar dapat df,gunalon sebagai pernMa dari banngtarang lain. Hal
ini diperirkar r.rrtuk rn€ng$ oraql lErB mctgaku s*agai pernititmta.
Hal itu ternrank cara menyimpan dan menSnmpaikan barang itu
keeada penriElrrlp sara s€rnpunra-

Orang lEng m€ngarnbikttu tranrs men$murnl€nnya sdarna setahun


di ternpat-tempat pr$lilq seperti di pint&pinfu rrnsjid, pasar-pasar,
balai pertemuan, sekolah dan lokasi terdekat dengan lokasi
diternukanrryabarang- Karena ini adahh ternpat yang pasti menjadi
tuiun perrltlrya saat mencari bararynlp lpng hilang. Atau bisa juga,
pengambilnya menyampaikannya kepada pihak-pihak yang
ffinggutrqtrnlab, seperti kepolisian. Pada masa kini, medla lrEtssa,
sep€rti l(olan, tde\rsi dan radb dapat dimanfaatkan jika barang
temuan ihr arnat penting.

Jika satu tahn b€rlalu dan pernililryabelum dijumpai rnaka pengambil


dapat merrili[rirrya scarEr paksa (qahrti).Ia dapat mernanfaatkannya
atau mcrnbebnlakanr4p d€ng@ tdmd jika pernililmya datang dia harus
mengg:rntiqB- .fika bararg itu kategori /rr&f0(omoditi yang ditimbang
atau ditakar) makaia harus mengernbalikan dengan kadaryang satna.
Sebalilmya iika ia ternasuk kategori mubgawwam, maka ia dapat
menjualnngra atau membiarkannp tetap seperti itu. Pilihan ini
didasarkan pada rnarn png tabaik bagi barang itu sendiri. Bukan
pil'ihan berdaarkan keirglnanlego pengambilnla. Pengambil barang

t66
*:ffi::"J;ffi
bertindak demi kebaikan barang itu sendiri, bukan kenralatatan dirinya.

6. Jika pemiliknya datang, meskipun setelah urakfu berlalu amat lama.


[-alu dia menjelaskan karakteristik barangn]E ]ang hihng d€ngan b€nar
maka barang itu dapat langsung diserahkan kepadanya meskipun ia
tidak bersumpah atau tidak mendatangkan saksi png menyatakan
kebenamn pengakuannya. Dasamya adalah keimunran hadits ".rrr7€
paniliknja aatu hari datang maka bqil<anbh k&ntp."
Saksi berfurgsi sebagai penjelas kepemilikan. Peni{asannya tentang
karakteristik barang png hilang secart b€nar sldah orlmp sebagai
p€nidas. Lrntuk itu tidak diperlukan saksi sdarna d sana tiiak terdapat
ora {l lEllg mengakui baraqg itu.
*Jika
Dalam Mryhni Dzarli N lllralmdiietes;l<au,;t, ada dua orang lnng
mengalo nr€rnilildnln dan ltedn rrerroar4fan *ene*rtrqp dengan
benar rnal{a bamng itu dibagi dua di antara merdra. Jika png satu
lraqp menerangkan lorakteristilmya, tanpa saksi sedangkan yang hin
mengdiltottn dsrgrr merr$arrua s*d mdea barilg ihr &crikan kepda
!E r9 Ptr1/a saksi."
Dalam Al Muntaln diielaskan, 'Jil€ kedua dapat menerangkan
karakteristik barang rnaka dirrndi. Barang dberatrkan lceada ot?rng
lnlrg undiannln kehnr dstgm ditarnbah srnpah ba[ura da m€mang
bettrl perniHqB."
7. Unta temr.ran dan henrnr'hamn seienis, yaihr lrcilran lpql mampu
melindr-rngi dirirUn sendiri dari serargan tteuranhrc l€dl tidak bdeh
dhmbil. Karena h dapat hidup dengnt anugclah kentantpudtqp yang
diberikan oleh Alhh SWT. Jilca seorang penernu mergarnbilryra rnaka
ia bertanggungiaurab iika t€tiadi hd-hal 3lang rnerugilen pada her,raan
itu, baik kerugian itu timbullorena kesalahannyaataubukan karena
kesalahannya. Karena kontrolnp atas heuran itu adalah sebuh
pelanggaran sebagaimana kelnrasan (kontrol) s€seorang atas benda
png dicurinp. Rasulultah SAW bersabd4 " Ap uta unu fuiganng?
P*uhja dan tapknya bennnya- la &pt ma*bngi tempt air
167
svenlu BUtuGHUtT ARAM +
-{
(jika haus) dan memakan (daun) pohon sampai pemiliknya

8. Untuk kambing temuan maka yang dilakukan adalah apa yang terbaik
untuk kambing itu. Seperti dimakan dengan menilai harganya terlebih
dahulu atau dijualdan uangnya disimpan atau membiarkannya apa
adaq;a selama masa pengumuman (satu tahun). Jika pemiliknya datang
dan kambing itu masih ada maka ia mengembalikannya, atau
mengembalikan uangnya jika kambing itu telah dijual. Jika pemiliknya
tidak dijumpai maka ia dapat memilikinya secara pemilikan paksa
(tanliik qahri), sebagaimana dalam pemilikan harta waris.

Syaikh Muhammad bin hrahim AluSyaiLh mengatakan bahwa hevuan


temuan dan barang temuan jika dijual oleh pemimpin setempat atas
pertimbangan maslahah dan uang hasil penjualannya disimpan, lalu
ketika pemiliknya datang maka pemilik itu hanya dapat memperoleh
uangnya. Karena seorang pemimpin atau wakilnya bertugas
mengurusnya sebagai harta yang hilang (tidak diketahui pemiliknya).

9. Kalimat "Kenalilah (dengan baik) bejananjn dan tali pengikahya;'


adalah isyarat mengenai kewajiban menyimpan dan merawat
barang temuan, sebagaimana layaknya sebuah amanat.

10. Mengingat barang temuan yang diambil selama periode pengumuman


kepada khalayak adalah amanat, bukan milik pengambilnya kecuali
setelah satu tahun tersebut berlalu, jika terjadi kerusakan pada bamng
ifu, tanpa unsur keteledoran dan bukan karena pelanggaran maka
pengambilnya tidak bertanggunjawab atas kerusakan itu. Sedangkan
jika kerusakan terjadi setelah periode pengumuman maka ia wajib
bertanggungjawab, baik karena unsur keteledorannya atau
pelanggarannya maupun bukan karena kedua unsur ini. Sebab pada
masa itu, barang tersebut telah menajdi miliknya. Untuk itu,
kerusakannya adalah kerusakan hartanya sendiri. Hanya saja
kepemilikan ini akan hilang saat pemiliknya dijumpai.

11. " Umumkan selama setahun". Secara zhahir kalimat ini menyatakan
bahwa pengumuman tidak lagi diwajibkan setelah setahun. Demikian

168
-{svmlrBU[ucHULl
amm#
ijma'ularna-

12. I%m ahli fikih berperrdapatbahr,ra pengumuman pada minggu pertama


(sei* diternukan) dilahrkan setiap hari. S€bab pada masa ini, pencarian
oleh perniliknya lebih intens. Setelah seminggu berlalu, pengumuman
dilakukan berdasarkan kebiasaan.

Fara ulama sepakat, bahwa pengumuman tidak boleh dengan cara


menjdaskan karalrterbamng. Sebab cara seperti itu tidak menufup
kernungkinan adanlp bukan pernilik 1nng mengakuinya.
*Mryoritas
13. Al Wadr berkata, ularna berpendapat bahun pengambil
Uararg rnaryfunfi brang terlran 1nng diarnhhaia da dasar sukarda.
Untuk itu ia tilak bol€h menarik keuntungan apapun kepada
pentHrqB-"

14. Jika perrcrnu mersrnbil barang ternuan dengon tekad mernilikinfra


rrpa nren$mrrilstnlp m*a b tda[t nrddo*an lrchararnan. Tidak
halal bagirrya rncngambil brang tersehrt dergan ni* s€pqti itu. Jika
ia tetap mengambilnya dengan niat seperti itu maka ia
bertanggunq*ild ab lerrsalonnfra dan titak dapat memilikir4n
meskipn s€tdah itu h nrcngunurnlonnlp. Apa 1lang dllakukannp
adalah mcngar*il hd( aarg htor datgan wa 3Bng tidak dibenarkan.
h tirlakbedanlB daryarn glwhb(cang ldtg menggrnbil hak oang
hfoi saa scnsn-nrena).

:t l'-:.,i6 'i6 -iL lr 4-',sit Iy i $ fi-^rr


^i:r.(q;l6,ia
i'ia s'ti i'),*; *\t *
813. Dari Zaid bin Khalid Al Juhaniy RA, dia ber*ata, n"t"rL-
fif"f,
SAW bersaMa, "SbF Wg nqganbil lpvan temuan (hewan tqsest
yang ditemukan) maka ia iauh dari kebenaran selama ia tidak

l6?
SYARAH lUl.UGHul mArAm +
mqgnmumhruW." GfR. Muslim)s

Kosakata Hadits
,4atm Dlmllahtlrab atm artiqp sarna dengan 1ang ada dahm firrnan
Allah SWT, " Qnsatlah) kdile pantuda-petntila itu mqruni t@pt bqliilttts
(aw;a) ke hlam gn ..." (Qs. Al Khafi [18], 10)

Sedanglon anm (dqganhamzah dibaca nndl arttutn, mengahmgfran


uDan
gnng itu ke yang ini. Allah SWT berfirrnan, btkala mqda rrruuk ke
(tqrgt) YNt Y,sn matfuw (anm) s&nry @.rrynlrt le tqtWhtlp- -" -

(Qs. Yusuuf ll2l:691


DlaallahAl Aztnri dan uhrna hinr$n mcngaftakan balnra isitiblr dlmlhh
hanp berlaku untuk h€u,an. S€dangkan untuk banng dilstilahkan d€ngart
fuqathah, bul€n dlwllah.
Fa Hun DhalLYang dimaksrd di sini adalah tidak nrerrperoleh p€fr4n k
(tersesat), iauh dari kebenaran.

Hal-Hal Penting dari Hdits


l. Fladits ini menerangkan bahuaa tidak boleh mengarrfiil rrrta ternuan-
Sebab rrrta ini manpu menczrd sendiiri apapng apealcarrya 4ar h
dapat tetap hklup, sampai pernililqp dapat menernukanngp-

2. Orang1nrg mengarntih6plalu lsnrdimr.rrta ihr nrdielauril'tmdra


ia wajib bertanggungiauab. Baik kematian atau kecacatan itu
dikarenakan unsur kesengalnnnya atau kesernebronmnr4p &r
bulen karena itu sernua- IGrena dalam losus ini, kdsrasanrya aa
heuran tasebut identik dengan kelnrasaan gt a6hib (orang 3Bng
mengambil hak orang lain sara sernenamena) atas hah cang lain
lBngffiirrlE.
3. Orang png mengambil unta temuan digarnbarlon s€bagai draail
Merrbiilkan
(tersesat) karena ia telah bertindak tanpa kebenaran.
unta itu di tempahya lebih memudahkan bagi p€rniliknlp unhrk

53Muslim
$n\.
170
ffi;::-#:ffiffi
ia tersesat. Jika seseorang yang menemukannya mengambilnya, itu
artinya dia telah menyembunyikannya dari perniliknSra-

4. Ia dinilai tersesat (dhaalLl<arena ia telah melakukan maksiat dengan


bertindak sewenangrruenang atas harta orang lain derrgan cara zhalim
Kesesatan adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa peftmiuk-

5. Orang yang bertindak sewenang-wenang atas hak orang lain dinilai


tersesat. Seseorang tidak boleh memakan harta orang lain kecuali
dengan keikhlasannya. Saat melakukan haii urada' Rasulullah SAW
b€rsaMa,
.t t
'€-';- 4rF ,?lF 1.-\Jr
.. t ).- o ,at.

E,iv&,;ii €,c: rJ!

-rJ.a
l'' '€yeu-'jFiGr;i
"sesunguhnSa danh-harta (nSnw-rypva) ltabn, ln gP dii kalbn,
harta-harta l<alian dalah lnnn (dimufrabn)atu ldftn- %4ahnm
kemuliaan lni l<alian ini, bulan kalian ini dan brnl, kalirn ini-"

6. Bahwa lpdits ini menunjukkan pengumunEn SBng harus dilakukan


oleh pengambil hewan temuan tidak dibatasi selama setahun,
sebagaimana png ditemngkan dalam hadits scbeh.unrlp, adalah tid,ak
tepat menempatkan kernutlakan di sini dengan mucry@qng ada di

hadits lain, mengingat hukum kedua hadib berb€da- Dahm hadits


sebelumnSra, hqathah yang disebutkan temrasuk kategori lryathah
yrang boleh diarnbil. S€dangkan dalam hadib rL rtrytlnbtW(tepa$a
dtwltatH\tdharam diambil. t nhrk ihr, se$ai datgan keterangan hadits
di sini, pengambil dlnallah tetap han-rs mengumumkan penemuannya
selama-lamaqa hingga perniHmlB datang/rn€ngetahti. IGrena heuan
(unta)temuan tetap tidak dapat dimiliki oleh pgtgambilr[E meskiptrn
setelah safu tahun melakukan p€ngumurnan- Untuk ifu, mencari
pemiliknya wajib selama-lamanya- Karena pengambilnya telah
melakukan kesalahan dengan menganrbikrln- sebaai hukurnannya ia
harus mengumumt<anrya selarna-larnanlE-

l7l
SYARAH BULUGHUL Iutemm #

i; ) Ji
i''a;L-), :iu -&\, nr- :\
fV ;pi -xt t q
,JL-ti'6:rt'^44i "d *; J> :*': * 1t J)
'*f '* d:rie 'tp ;.*:.y, ,;& v [-i ,r,rs ),,Wy
.ty -,*ir\(t ,\-;i i;', .1i, 'r.; i a\,1, ju i'tf: ,w
' 7 to, ot,1, to, ':.., tc. ).7 z z t' or,'.
.iU-;al; c>-1;hJl ,JlS c'a^'-;-> Jl oa,---+o1c4il'pl
814. Dari Iyadh bin Himar RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
" Siapa Snng menemul<an banng temuan (luqathah) maka bersakilah untuknya

dua onngaki gryadil.l-alu kqnlilah (dengw bil<)bwgkusdan ptgil<ahg-


Kemudian janganlah dia diam (tidak mengumumkannya) dan ianganlah dia
sembunyikan (memindahl<annya ke tempt lain agar tidak diketahui). Jika
datang maka ia l&ih berhak atas banng itu. Jika tidak datang
maka barang itu adalah harta Allah SWT lnng diberikan kepda skp saia
yang Dia kehendaki)' (HR. Ahmad dan empat imam hadits lain kecuali At-
Tirmidzi) Dinilai shahih oleh lbnu Khuzaimah, Ibnu Al Jarud dan lbnu
H lcuan.s

Peringkat Hadits
Hadits ni shahih.la diriwaptkan oleh Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i,
Ibnu Majah dan dinilai shahiholeh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Al Jarud dan lbnu
Hibban. Dalam At-Tblkhish dijelaskan, "Bahwa hadits ini diriwayatkan
dengan beragam sanad." Ibnu AMul Hadi mengatakan bahwa para perawi
hadits ini adalah pat?l penwi shahih.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Diizinkan mengambil luqathah (barang temuan) dengan dua syarat
yang telah lalu, yaitu amanah dalam menyimpannya dan

5a
Ahmad gn6\,Abu Daud ( 1 709), An-Nasa' i dalam Al Kubra (3 l4l8), Ibnu Majah
(2505), Ibnu Al J arud (67 1 ) dan Ibnu Hibban ( I 1 69).

172
svarer lurucHul riAtA[
-{
kemampuan fa'zflmerrgumumkannla).

2. Disyariatkan mengangkat dua orang saksi adil sehubungan apa yar{l


ditemui dan diambilnya. Sebagian ulama berpendapat bahura
pengangkatan dua orang saksi adalah u/aiib. Di antara mere}a adahh
madzhab Hanafiyyah. Sementara ulama lain berpendapat bahua hal
itu harya disurnhkan. Yang terakhir ini menrpdran perdaeat rrElprib
ulama, termasuk tiga madzhab selain Hanaft4fih-

3. Hikmah dari pengangkatan dua orang saksi ini adalah perlindunsan


terhadap barang dari kemungkinan ahli waris pengambil
mengingkarinlp sebagai barang temuan atar kernurgldnan lupa atil
kernungkinan lupa tertradap karaktert*ikqB- Alotatlp bilarg tdak
dapat disemtrkan se$ai kqtdsi pada saatnrengan$ihrya-
4. Hikmah lain agar lrarakteristik bamng dapat dikenali d d€ngan baik
5. Tidak halal bagi yang mengambilqn, @ @ak
mengumumkann!,a) atau menSprnh.rryikan sabh sar lordcea*ilr4p
agar pemiliknya tidak berhasil memperoleh barangnlra- Begitu
tidak halal baginp memindahkannlp ke ternpat lain agar tidak
dapat difemukan. Jika ia melalnrkan itu m*a ia tdah mdalnrtwt
kezhaliman.

6. Haramnya periyembunyian kamkter banng dalah Uu}ti Uafn^a apa


yang dikatakan oleh penganrbil menlad[ perrting. Jika
ia berkata barang tdah n sak dan dihEng mdraapaFng dIdErlE
Begihliqa s€huhmgan dengan kafu dan ldsrangan
ini dinilai b€nar.
pada barang. Hal ini dikar€nakan statusrrlB tatrada banng tu adabh
sebagai pem€garyt amanat. Dalam qprilt' apalnrr1; dillaftdon oleh
pemegang amanat berkaitan dengan amanat png diernbannlp
adalah mqb u ul l&tqrnal dengan ditambatr sumpahqp-

7. Wajib mengembalikan barang temuan lletrlra p€mifilsryIa datang-


Baik kedatangannya sebelum satu tahun sefrrk ditemukan dan
diambilnya barang maupun sesudah itu- Hadits di atas
menerangkannya secara 'aam. Ditambah dengan riura3Tat At-
Tirmidzi dan Abu Daud dengan redaksi

r7:l
SYARAH BUIUGHULl ARAll +

r;ik tt WVU j,u .tyr,t;'rG df 'ty,7 A';


.G'rG q?Gie sr; l7k ; t;;*',

" Umumkanlah selama setahun, jika setelah kamu mengumumkan


(pemilikn5n datang) maka serahkanlah kepdanya. Jika tidak datang
maka kenalilah penutup dan ikatannya serta jumlahnya kemudian
makanlah, Jika pemiliknya datang maka serahkanlah kepadanya."

Hadits ini mengindikasikan bahwa kepemilikan barang tetap di


tangan pernilikn5ra yang asli meskipun setelah satu tahun berlalu .

Jika satu tahun telah berlalu dari waktu mengambil dan pengumuman
sudah dilakukan sementara pemiliknya belum juga dijumpai maka
barang temuan itu adalah rezel<i dari Allah yang diberikan kepada
pengambilnya. Ia dapat memilikinya dengan tamliik qahni(pernilikan
terpaksa) dimulai sejak satu tahun setelah mengambilryra.

9. Perintah mengangkat dua orang saksi dan mengenal dengan baik


karakteristik barang, keharaman menyembunyikannya adalah
bukti kewajiban merawat dan melindungi barang temuan itu
sampai pemiliknya menemuinga. Pesan-pesan disampaikan demi
kepentingan pemiliknya. Syariat Islam berpihak kepada 5nng lemah
lagi benar.

10. Jika orang yang mencarinya datang dan menjelaskan karakteristik


barang secara benar maka barang ifu langsung diserahkan ke@anya
tanpa memerlukan saksi atau sumpah. Demikian perintah Rasulullah
SAW Keterangannyn mengenai kamkteristik barang secara bernr sama
artinya dengan saksi dan sumpah. Hal ini didasarkan kepada hadits
riwayat Muslim dali Taid bin Khalid Al Juhani bahwa Nabi SAW
bersaMa,

4LLG sits.., ,6:3 ,\2W J?t+Qie '4i


itt
174
-] svemn BUII]cHUL i,lAnem #
" Jika pemilkrya datang lalu menjelaskan penutupnya, jumlahnya dan
pengikatnya maka serahkanlah barang itu kepadanya."(tanpa
menyinggung perlunya saksi dan sumpah, penj)

Para ulama empat madzhab sepakat bahwa barang temuan tersebut


tidak dapat diserahkan kepada orang yang mengakuinya sebagai
miliknya kecuali setelah ia menerangkan karakteristik barang itu. Hal
ini mengingat ia adalah amanah di tangan penlambilnya, yang tidak
boleh diserahkan kepada orang lain kecuali setelah dipastikan
sebagai pemilikn5a.

'aaaaa

ta- 1- 9 a7. ' .', c ,c 7, c, ...

4,o1> -4p
d,!l ,_f S- .rJl dt-3 -j. f )l * f : -A\ o

v 1:r:, . (ca' -F c,# *j ;a ?",

815. Dari AMurrahman bin Utsman At-Taimiy RA, Bahwa Nabi SAW
melarang (mengambil) barang hilang milik orang yang sedang berhaji.
(HR. Muslim)s

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Dilarang mengambilbarang hilang milik orang yang sedang berhaji
Uuqathah al haai). Ada pendapat yang mengatakan bahwa masalah
ini telah menjadi kesepakatan para ulama atau ijma' berdasarkan
zhahir hadits di atas.

2. Mengambil luqathah al haijtidak hanya diharamkan di tanah Haram


saja. Tetapi meliputi semua lokasi haji yang berada di tanah Halal,
seperti fuafah, miqat dan jalan-jalan yang digunakannya.

3. Hikmah di balik pelarangan ini adalah dalam rangka memberikan


pelayanan terbaik kepada mereka yang hendak menuju ke Baihrllah.
D samping memberikesernpatakan keadaan mereka unhrk menelusuri

ssMuslim (1724\.

t75
SYAIAH BUl.UGHUtmArAt +
dengan mudah barangrtya Fng t€rtingsal atau hilang- Meskipun begitu,
ia dapat diserahkan untuk disimpan kepada pihak-pihak yang
bertanggungi.lu,ab sep€rti pihak kearnanan haji sehingga pemiliknya
dapat memiukkesarn derngan mudah.

4. Barang milik iamaah haji dapat dibedakan dari barang bukan


milik iarnaah haii dengan beberapa indikator. Di antaranya seperti
waktu penemuan, lokasi seperti berada di lokasi pelemparan
jumrah, lokasi tttat^,af dan lokasi sa'i. Jtrga seperti lokasi di mana
jamaah haji sering berlnrmpul di u,aktu itu. Meskipun ini hanya
indikator, tetapi hukum slpra' iika tidak mungkin didasarkan
kepada suatu kq,rakinan rnaka iia cukup didasarkan atas suatu
eAann(lndllcaorloa)-

Perbedaan pendapat di l(ahngan Lrlama


Perbedaan pendapat ini berkaitan d€ngan banng hihngAarang temuan
grang berada di Mal*ah atau sekitamp yarg tklak meniadi lokasi ternpat
berkumpulfrrnaah haii-
Apal€h bq! orang lpng titak rnarnpu nrengurnurnkanq/a sdarnalarnaqn
boleh mernrngutrya atan nrengantbiilqp?

Mayoritas ularna berpendapat h boleh mengambilnya sebagaimana


dalam kasus barang ternuan di lokasi lain (h1kan tanah Haram). Di antara
mereka yang berpendapat seperti ini adalah ulama tiga madzhab, Abu
Hanifah, Malik dan Ahmad menurut pendapat yang masyhur dalam
maaznaUrya.

Pendapat ini juga dirirrcrtpilran sebagai pstdapat Ibnu Urnar, Ibnu Abbas,
Aislrah dan lbnu Al Musaryab.

Mereka berargumentasi dengan keumuman hadits-hadits yang


memperbolehkan mengambil barang ternuan Uuqathahl
i berpendapat tidak boleh mengambilnya
Sementara Imam Aslrsyaf
dengan tujuan untuk diumumkan dan setelah itu fika tidak ditemukan
pemiliknya, penj) untuk dimiliki. Ia hanp boleh mengambil dengan tujuan

176
ffi."::,#Jffi
Pendapat ini juga merupakan pendaat Ahmad dalam salah satu
riwayabnyayang kemudian menjadi pendapat pilihan ulama kalangan Hanabilah
yang lain seperti Al Haritsi, Ibnu Taimiyyah, pengarang buku N Fa'iqdanlatn'
lainnya.

Mereka berargumentasi dengan riwayat dalam Shahih N Bukhai dan


Shahih Muslimbahwa Nabi SAW bersabda,"Tidak halal(mengambiL bannT
hilang,/barang temuan tanah Haram kecuali bagi mereka yang ingin
(almunsYid)." , ,.,

Abu Qatadah dalam bukunya, Al Amwaal, mengatakan lahr,ra al musyid


artinya al mu'arrif(omng yang mengumumkann5n kepada publik)'
Mereka menilai hal ini sebagai salah satu kekhususan kota Makkah
karena faktor kemuliaan. Pendapat ini adalah pendapat yang nih'

N handulillah, pembatasan luas tanah Haram telah selesai dibuat pada


tahun L42l H. Segala fasilitas pendukung disiapkan oleh pemerintah Saudi
Arabia, seperti pemberi tanda-tanda yang mudah dilihat di semua penjurV
seluruh arah. Hal itu dilakukan untuk membedakan antara tanah Halal
dan tanah Haram dimana pembedaan ini mempunlai efek-efek hukum. Allah
SWT telah mernberi anugerah kepadaku untuk meniadi salah satu dari tim
pernbatasan tersebut. Inqnallah, aku akan ikut serta sebagai supervisi dahm
pelaksanaan pemberian tanda-tandanya di samping'para ahli teknik
lainnya. Wallahu N Muonfftq-

j;.Jti ,i6 -& i,r ,-;-;,E;'u, irr^ir ;,,.er -^\ 1

'r?,t:t,Lc:,q 76'ri1,;l il ,,rL,, +'X, e |'


:r3r;';)'r,;; .<r*', *-tf vr ,s6. )ci'^iAr v; .outri
816. Dari Al Miqdam bin Ma'dikarib Ra, dia berkata, Rasulullah
SAW bersaua, "lngatlah, tidak halal hewan buas yang memiliki taing,

t77
I
SYARAH EULUGHULTiARAil ffi
keldai jinak hul<an keldai hutarlliar) dan luqathah harta mu'aahd (ka{ir
dzimmi) kquali dk t*lak mernalul<an4n (lqt." HR. Abu Daud)$

Peringkat Hadits
Hadits ini layak digunakan sebagai dalilnamun ghanb. Diriwayatkan oleh
Abu Daud tanpa menilainya shahih atau tidak. Sedangkan Al Mundziri
mengatakan bahwa Ad-Daruquthni telah menuturkannya secara ringkas dan
mengisyaratkannya sebagai hadits gharib.

Kosakata Hadits
Dzu Naabin An-naab adalah gigi. Ia berfungsi sama dengan kuku tajam
pada burung p€rnal{Fa. Bentukiarraknya, aniaabdan nuytub.

As-Sifu': Dengan stn berharakat kasrah. As-sabu'adalah hanan yang


mernpunpi(glg0taringlEngd[urakan untr.&menundr.rl*an m€ncari marTIsaIIE,
baik manusia maufun halran hin. Contohnya singa dan rncalr.

N Himar Al Ahli:Dangan ia'berharakat kasrah dan menambah kata


ahlidibelakang. Ia adalah hanran iinak dan penurut.
Mu'aahad: Orang 1nng kafir yang dibebaskan menganut agamanya
(dalam wilryah Islam, peni) dengan syarat membapr itzyah dan mematuhi
hukum Islam.

An Yasbghnga :Artinlra tidak mernert rkannSla. Cmtoftn!,a seperti l(arerta

barang prE diternukanterseh.fr adahh barangbernihi rendahpng tidak lagi


di$kai.

Hat-Hd Pentirqg dni rtadfiB


1. Hadits ini rnenerar6fan baltua luqathahbqrqharta kafr mu'aa@
bptfdlmrshm. tGr,uajibur melnuli*an harb
sarna hukurrr4n do1gar:.
kafir mu'aald e$ladengan ka,r,ajiban mernuliakan harta muslim.
Unfuk ifu, seorang muslim tidak boleh bertindak sewenang-w€nang
terhadap harta mereka dan menganggapnya sebagai harta halal atas

to
ALiu Daud (3804).

178
isvlnaxButucnu[mAn m+
dasar kekufurannya. Seorang l<afir mu'aahad memiliki hak 'ahd
(perjanjian) dan dzimnah(iamirnn).

2. Hukum ini menunjukkan keadilan undang-undang islam- Mereka


mempun5lai hakyang sama dengan hak muslim selama mereka patuh
kepada undangundang.

Luqathahl<aIir mu'ahad dapat diketahui dengan keberdaanya di


wilayah 5ang berpenduduk kafir ahl adzdzimmah atau mayoritas
berpenduduk kafir ahl adz4zimnah. Karena kesamaan hukum ini,
maka barang temuan atau barang hilang mereka wajib diumumkan
sebagai fuqathah muslim. Jika penriliknp datang rnaka bamng itu
diserahkan kepadanya sebagainana fuqtlnh muslim diseratrkan
kepada pernililmgra iilo diketatrui.
4. Kalimat "kqwli nana*,icanqa (Wif dabhdalilbahwa
dia ttuhk
h,qathahyang tidak lagi diinginkan oleh oargorang s@ara umum,
seperti pecut treuan, serpotong roti, sebr.rtir lormra, rnng dalarn rumlah
grang amat kecil dan apa saia png tirtak dihiraukan oleh pernilikngn
karena tidak lagi diinginkan, tidak waiib diumumkan- Barang:barang
sernacar.n ini dapat dimilih langsurg b€gitu darnbil-

5. Telah diielaslon sebelumnrp battu/a luqatlah yang nihinla s€dikit,


dimana orrng-orang tidak tertarik memilikingra, iika pemilikrya
diketahui rnaka waiib dtrcrahkan keeadarya. Jika p€rnililm!/a tidak
diketahui dan pengambilnya tidak mengumumkannya kecuali
setelah membelanjakannya lintaagl maka ia tidak perlu
nrenggantinya (,ika pernilil$t!/a datang s€tdah itu, penfl.

Masalah kehanman memakan heu,an bertaring dan ld€dai iinak


akan dibicarakan &
kitaabal ath'imil(makanan dan minunran).
Inslmllah.

177
svrnar lurucHurmarar #
-{

,drJ;\t
(BAB TENTANG ltMU WARIS)

Pendqhuluon
N Faraa'idhadalah b€ntuk iarnak dari kata fariidhah dalam arti sesuatu
5rang ditetapkan lodamya lnnfruudhatlt karena arti kata al fardh adalah
".-- @ian
ketentuan kadar (at taqdtol. Nama ini tampaknp beride dari a5nt
gnng tekh ditetapkan (nishabn mafruudtnnl' (Qs' An-Nisaa'l4l'71'

Nabi SAW sendiri menamakannya dengan al fara'idhsebagaimana dapat


diperhatikan dalam saManla,

.,-p(At ft;
" B&iartah ilmu Fara'klh-"
Definisi Al Fata'idhSecara q/ara' adahh ilmu lBng menrbahas pembagian
harta waris di antara orangforar{l yang krhak memperoletrq;a'
Dalil pembagian harta waris untuk para ahli wads adalah

o Firman Allah swT, 'Allah mensyari'atkan bagi kalian tmtan3


(pembsftrn wris untuk) amk-anak l<alian. Yaitu: @ian somng arnl
lelaki sama dangan bryian drc orang anak wrempwn; dan iika anal
ifu semuanya Warlwan t&ih furi dua, nnl<a bgi maela dw pati.gi
dari harta yang ditingalkan; iika anak perempuan itu seomng saia

180
a::^.'::;:;",:m
bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang
ditinggall<an, iil<a yang meningal itu mempunyai anak; iil<a orang
yang meningal tidak mempunyai anak dan b diwaisi oleh ibu-
bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang
meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya
mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas)
sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar
utangnya. (Tentang) orang tua kalian dan anak-anak kalian, kalian
tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat hanyak)
manfa'atnya bagi kalian. lni adalah ketetapan dari Allah.
Sesunguhnya Alkh Maha Mengetahui lagi Maha Biiaksana.(11)
Dan bagi l<alian (suami-suami) seperdua dari harta 5nng ditinggalkan
oleh istri-istri kalian, iika merel<a tidak mempunyai anak. Jika istri-istri
kalian ifu mempunyai anak, maka kalian mendapt seperempt dari
harta yang ditingalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka
buat atau (dan) sesudah dibayar utangnim. Pan istri memperoleh
seperempt harta yang kalian tingall<an iika kalian tidak manpunyai
anak. Jika kalian mempunyai anak, maka pra istri memperoleh
seperdelapn dai harta yang kalian tinggalkan sesudah dipenuhi
wasiat 5ang l<alian buat atau (dan) sesudah dibgr utangrutug l<alian.
Jika sesorang mati, baik lakilaki maupun perempuan yang tidak
maningall<an agh dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempun5ai
sonng audan laki-laki (seibu aia) atau sorug audan paempunt
(seibu saja), maka bgi masing-masing dari kdua ianis saudan itu
seperenam harta. Tetapi jika saudan-sudan seibu itu lebih dan
s@ftrng, maka merel<a bersekufu dalam gng sepertiga ifu, sesu&h
dipanuhi urasiat 5ang dibuat olehn5n atau sesudah dibagnr utangnSa
dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah
menetapkan jnng demikian itu sebagai) syari'at yang bqtar-benar
dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
(12)" (Qs.An-Nisaa' [4]: 1 l-12).

r8r

I
::J:
setelah ini.

O tjma' ulama atas hukum-hukum waris secara umum'


ketamakan
Mengingat harta serta pembagiann5n merupakan sumber
antara yang
manusia dan mengingat pev,arisan biasanSn berlaku di
kecildanSangbesarsertayanglemahdanyangkuatmakaAllah
jelas dan
SWT tangsung mengatur masalah pembagiannya secara
terperinci.Sehinggatidakadakesempatanbagidoronganhawanafsu
danpandanganmanusiauntukberperan.AllahSWTmembaginya
yang diketahui.
berdasarkan prinsip keadilan, maslahat dan manfaat
Np. Untuk itu Allah SWT menyinggung dalam ftrman-Nya' "' kalian
"

tidakmengetahuisiapdiantammerel<aSangl&ihdekat(bnyak)
manfa'atnya bgi kalian..."(os. An-Nisaa' t4l: ll). Demikianlah
pembagian yang adil, jelas dan terperinci sesuai dengan maslahat
umum dan irdivirJu.

oQiyas'Penjelasanmengenaisisiqiyasakanmembuatkitakeluardari
tema kita dan membuahya menladi panitrng'

llmu 4/ Faraa',idh adalah ilmu SBng amat bermanfaat. untuk


itu
orang-
Rasulullah sAW -dalam beberapa hadits- menganiurkan
hadits
oftmg agar mempelajari dan mengaiarkannln' Di antaranya'
Ibnu Mas'ud yang diriwa5ratkan secara marfu"

.,r6t t'i'j crt()r t$rj


" Belaiarhh al fara'tulh dan aiiart<anlah kepda
lslam secara
l<ala al faraa'*lhkdangkadang dapat berarti hukum-hukum
urnum.
mereka
llmu initelah dibukukan oleh para utarna dalam karangen-karangan
prosa. Mereka
yang cukup banl,ak, baik berbentuk nazhm (puisi/saiil) atau
berbicara panFng lebar mengenai hukum-hukumnya'
cukup
untuk memahami ilmu a/ fara'idh scbenam5ra sudah dianggap
dan hadits lbnu Abbas
dengan memahami tiga ayat dalam surah An-Nisaa'

rt2
-l
svanar tutuGHUL tiAnarur #
yang akan datang. Nash-nash Al Qur'an dan hadits ini telah meliputi semua
hukum-hukum pembagian waris, khususnya hal-halyang paling pokok. Tidak
ada masalah lain dil luar itu kecuali masalah-masalah yang amat jarang terjadi.

Kami akan turunkan beberapa pendahuluan dalam bab ini setelah


membahas hadits lbnu Abbas agar lebih memberikan faedah kepada buku ini.
raaaaa

J'-) J';:., Jf jU -Ci? i" oe.,- r& ,tt;r;


'
-,r r v
, t.
[---> r

817. Dari lbnu Abbas RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"&mpikan al fana'idh (bgian waris) kepada ahlinya (yang berhak). Jika
ada yang tersisa maka ia untuk lelaki terdekat." (HR. Muttafq 'Alaihl.s7

Kosakata Hadits
Nhiquu De4gan hamzah berharakat fathah dan ia'berharakat kasrah,
artinya sampaikanlah.

Bi Ahlihaa: Maksudnya, berikanlah bagian-bagian orang-orang yang


mendapat ketetapan fara'idh kepada mereka.

Aulaa: Maksudnya adalah al agrablyang terdekat).

Dakar' dalam Fathul Eaa dijelaskan, demikian rdaksinp di


Rajulun
seluruh riwayat yang ada. Penyebutan llaita "dzakaf' setelah V,ata "rajul'
menimbulkan kebingungan lisykat.
Al Baqari -dalam Hasyiyah 'alaa Ar RahbAyal> mengatakan bahwa
penyebutan l<ata " dzakaf' setelah l<ata " rajul' dilakukan unfuk menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan l<ata rajuladalah dakar. Karena l<ata njulpada
asalnya adalah setiap jantan (lelaki) yang baligh dari keturunan Adam. Namun

57
Bukhari (6732) dan Muslim (1615).

r83
sYARAH BUtucHUt MARIII #
bukan makna ini yang diinginkan di sini. Dengan begitu l<ata dakarmempunyai
makna yang lebih umum daripada kala mjul. Penjelaskan kata niuldengan
harta
dzakarmengingatkan kita bahwa yang menjadi sebab keberhakan atas
waris adalah kejantanan (berkelamin laki-laki)'

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini merupakan jaami'(yang mengumpulkan) sebagian besar
hukum-hukum waris yang telah diperincikan oleh Allah swT secara
sempuma,dimanadalamayat-Nya,Diatelahmemberikanhak
masing-masing kepada yang berhak'

2. Allah memerintahkan agar bagian-bagian waris tersebut diberikan


kepadaahlinya(yangsudahmempunyaibagian-bagiantetap).Mereka
harus didahulukan daripada mereka yang memperoleh dalam
kapasitasnya sebagai 'ashabah. Jika masih tersisa baru kemudian
dibagi kepada lelaki yang terdekat hubungann5n dengan mayit. Mereka
adalah 'ashabahdari keturunan laki-laki, orang in (al ushuu2lal<\-
laki'keturunanorangtualaki-lakidanwalaa.(orangyang
membebaskan budak mendapatkan waris dari budak yang
dimerdekakannYa).

3. Sisi ',ashabah ada lima, yaitu hubungan ubuwwah lkebapakan),


bunuwwah (hubungan anak lelaki), [Jkhuwwah (hubungan saudara
lakilaki), al a'maam (hubungan paman laki-laki) dan a/ walaa'
(pembebasan budak).
jika
Jika dua orang dari hubung art'ashabahini atau lebih berkumpul;
mereka dari safu sisi maka 5rang paling dekat dengan mayit didahulukan.
Jika kedekatannya sama maka didahulukan yang paling kuat
hubungannya. Hal ini tidak terwujud kecuali pada anak-anak orang
in (furuu'al ushuul),seperti saudara kakak beradik (mayrt), paman-
paman (mayt)dan anak-anak paman (mayt)'

Inilah yang dimaksud dengan saMa beliau vliw, " Jil<a ada 5ang tersia
maka ia untuk lelaki terdekat" Maksudnya paling dekat arahnya
(quwonh)'
Ukahlatau posisinya (manzi lahl atau kelnrata nnp

t84
ffi;"-"::,:"'H:ffi
kadar tetap harus didahulukan
-sejak awal- daripada mereka yang
tidak mempu4ai bagian tetap ( 'ashabtl). Jika harta waris sudah habis
terbagikan maka bagian 'ashabah gugur dalam semua masatah
faraa'idh, meskipun dalam l<asvs al muqarnlcah.
5. SaMa beliau ini mernberi keterangan bahwa jika orang yang berhak
mendapat bagian gang sudah ditetapkan begitu banyak dan saling
menuntut ltazubnai maka png satu tidak dapat menghalangi png
lain, sebaliknya masalahnya akan di-'auldan bagian masing-masing
menjadi berkurang sesuai dengan bulnya.

6. Jika tidak ditemukan ahli waris 'ashabh maka bagian yang tersisa
dikernbalikan (di-ndd kepada ahli waris yang sudah mendapat bagian
tetap sesuai dengan kadar Sang diperoleh oleh mereka, kecuali kedua
orang suami istri. Kedua orang ini tidak di-radd sebagaimana
akan dijelaskan nanti pada tempatn5a.

7 . Hikmah dari aturan 'ashabah hanya berlaku untuk taki-laki, tidak


perempmn dan jatah laki-laki melebihi latah per€rnpuan adalah karena
laki-laki menanggung beban nafkah, mahar, diyat dalam 'aaqilah
(keluargi penanggung diyat) dan kesulitan lainnya. Sedangkan
perempuan, nafkahnya sudah dicukupi dan banyak dimaalkan dari
kauajiban-kauajiban materi. Demikian keadilan Allah swr antara dua
jenis makhluk-Nya. Wallah ua'lam.

Kesimpulan
Kami akan memulainya sesuai dengan pembahasan lrang dimulai oleh
Allah SWT, yaitu bermula dengan pembagian unris orang-oftrng yang bagian-
bagiannya sudah ditaapkan atau sudah rr,sti ldzawi al furuudhl. Setelah itu
kami akan menjelaskan orang-orang ('ashabal)yang mengambil sisa kelompok
pertama ldzawi al furuudl).

Bagian-bagian yangtelah ditentukan oleh Allah swr adalah seb4ai berikut:

1. 1,/2 {setengah)

2. l/4(seperempat)

r85
SYARAH ButucHut MARATi #
3. L/8t*PqdelaPan)
"4.' 2/3(dua
' Pertiga)

5. 1,/3 (sepertiga)

6. L/6(sePerqaml
Masing-masing bagian diberikan kepada orang-orang yang sudah
ditenhrkan:

1. 1/2 (setengah)

a. Bagian ini unfuk safu anak perempuan, dan juga untuk satu
anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan)'
meskipunturuntemurun.(sampaikepadaketurunan.di
bawahnya). Dasamya dalah firman Allah Sr'liff, "Jika anak
perempuan ifu sarang aB, maka ia memperoleh setangah
hartzi' (Os. Al Nisaa' [4]: 1 1).
b. Anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan) adalah
(seperti) anak perempuan. Hak mandapat waris ini diperkuat
dengan adanya kesepakatan ulama, dengan syarat tidak ada
satuPun anak lain menYertain5ra-

c. Setengah juga menjadi bagian suami, dengan syarat istri tidak


mempunyaianaklaki-lakiatuperempuan.Dasamyaadalah
*
firman Allah swT, Dan bagi katian (suami-suamf seperdua
dari harta yang ditinggalkan oleh istrtistri kalian, iika merel<a
tidak mempunyai anak" (Qs- An-Nisaa' l4l:l2l'
d. Setengah adalah bagian saudara perempuan sekandung, jika
ia tidak ada maka saudara perempuan seayah disertai tidak
adanya keturunan yang menerima waris, tidak ada orang tua
dari pihak laki-laki, dan disertai keadaan sendirian bdgi masing-
masing dari keduanya (saudara perempuan sekandung dan
saudara perempuan seayah), sendirian dari saudara laki-laki
atau saudara perempuan dalam kekuatannya. Dasamya adalah
firman Allah SWT, "Jika seorang meninggal dunia, dan ia
tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara pbrempuan,

186
{ svmer 3ulucnu[riArAn +
maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari
harta gng ditingall<anng." (Qs. An-Nisaa' [4]: 176). Ketentuan
ini berlaku bagi anak sekandung atau seaph.

2. f/4 €eperempat)
a. Seperempat menjadi bagian suami jika ada keturunan yang
menerima waris. Dasam5n firman Allah SWT, "Jika istri-istrimu
ifu mempunyai anak, maka l<amu mendapt seperempt dari
hara yang ditingall<anny;a." (Qs. An-Nisaa' 14]r. l2l
b. Seperempat adalah bagian satu istri atau lebih, jika suami
tidak mempunyai keturunan yang menerima waris. Dasamya
adalah firman Allah SWT, "Para istri memperoleh sepaempt
harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak;' (Qs. An-Nisaa' 14] l2l.
3. 1/8 (Seperdelapan)
Adalah bagian untuk satu istri btau lebih, jika suami mempunyai
keturunan yang menerima waris. Dasamya adalah ftrman Allah SWT,
"Jika kalian mempunyai anak, maka para istri memperoleh
dari harta jmng kalkn tingalkan." (Qs. An-Nisaa' [4]:
t4.
4. 2/3lDtapertiga)
a. Adalah bagian untuk dua anak perempuan dan dua anak
perempuan dari anak laki-laki, meskipun furun temurun bila
mereka tidak dijadil<an 'ashabah. Dalil (yang menunjukkan)
bahwa mereka mendapat bagian dua pertiga adalah hadits
ynng menceritakan istri Sa'ad bin Ar-Rabi', pada saat dia datang
kepada Nabi SAW dan berkata, "lni adalah dua putri
Sa'ad,
alnh mereka syahid terbunuh (waktu) bersama engkau di perang
Uhud. Sesungguhnya paman kedua putri ini mengambil harta
mereka, ia tidak meninggalkan sedikitpun harta Sa'ad untuk
keduanya, padahal mereka tidak bisa menikah kecuali dengan
adanya harta. Beliau bersabda, 'Allah SWT akan memberi

187
-{svarmlurucHurnAmnk
keputusan datam masalah itu", dan turunlah ayat tentang waris.
Kemudian Nabi sAW memanggil parEn kedua putri itu, beliau
bersaMa,

.i';)'€ c':,:o!'qi *?r,#, y'C' *i


"Baikan k@a dua putri &'ad dua prtiga (bgian), hn beril<an
kepda ibu mael<a sepadelapn, sianP untuk l<ami'' (HR' Abu
Daud, hadits dinilai shahih oleh At-Tirmidzi)-

Dua anak perempuan mendapat bagian duapertiga, juga dengan


metode qiyas, dianalogikan kepada dua saudara perempuan yang
*Mereka meminta fatwa
ditetapkan dalam firman Allah swT,
kepdamu (tentang kalalah)- Katakanlah: " tetapi jika saudara
perempuan itu dua orang, maka bagi kduanya dua pertiga dari
harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal'" (Qs' An-Nisaa'
L76l. Dua anak perempuan dan dua anak perempuan dari
l4l
anak laki{aki adalah lebih layak mendapat bagian dua pertiga
daripada dua saudara perempuan- Adapun tiga anak perempuan
dan tiga anak peremptnn dari anak laki-laki, juga mendapat bag'tan
dtrapertiga dengan ketenfuan firman Alhh SWT, " Daniika anak
itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua
pqtiga dari harta yang ditinggalkan " (Os' An-Nisaa' [4]: 11)
b. Duapertiga adalah bagian dua atau lebih saudara perempuan
sekandung, dan bila keduanya tidak ada, bagian itu untuk dua
atau lebih saudara perempuan sekandung. Dasamga adalah firman
Allah SWT, " Tbtapi jil<a saudan perempuan itu dua orang, maka
yang
@i kduanSa dua putiga dari hartaSangditingalkan oleh

maninggal)' (Qs. An-Nisaa' [4]: 176). Hal itu diperkuat dengan


kesepakatan ulama. Yang dimaksud dua adalah dua saudara
perempuan sekandung dan dua saudara perempuan seayah'
saudara perempuan Snng lebih dari dua dianalogikan kepada dua
saudara peremPuan itu.

IEE
'YATAH
rurucHumAmm il--
ffi
a. Adalah bagian ibu, jika tidak ada keturunan yang mewaris orang
yang meninggaldan tidak ada sekelompok saudara. Dalilsyarat
yang pertama adalah firman Allah SWT' "Jika orang yang
maingaltidakma npngi amkdan bdivnrisi oleh ibu-ayahng
(saja), maka ibunin mendapt sepertigei'(Qs. An-Nisaa' [4]: 11)'

Dalil syarat yang kedua adalah firman Allah SWT, "Jika yang
meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya
mendapt sepaenam." (as.An-Nisaa' [4]: 11).
b. Sepertiga [uga) mer'rjadi bagian beberapa saudara seibu, mulai
dua dan seterusnya, laki-laki dan perempuan di antara mereka
adalah sama, karena firman Allah SWT, "Jika seseorang mati,
baik lak-laki fiE upun perempuan yang tidak meninggalkan agh
dan tidak maningall<an anak, tetapi memptngi sanng audara
laki-laU (seibu nfie) atau saratg audam perempuan (seibu sia),
mal<a @i nasingtashg &n kduaiatis au&n ifu seperanam
harta. Tetapi iil<a sudam-sudara seibu itu lebih dari s@rang,
nnl<a mqd<a Matu hlam gry septigartu " (Qs. An-Nisaa'
141:'121. Para ulama sepakat bahwa saudara laki-laki dan
perempuan (@ ayat tersebu$ adahh saudara seibu. hnu Mas'ud
dan Sa'ad bin AbiWrypsh mernbrca " Ti*api manpu4ai wru79
nudan laki-laki atau sanng audam perempuan seibu ap" .
6. 1/6(Seperenam)

a. Adalah bagian ibu, jika ada anak-anak Ynng menerima waris, atau
jika sekelompok saudara laki-laki atau perempuan (dari orang
yang meninggal)ada. Dasamya adalah firman Allah SWT, "Dan
unfuk dua onng ibu-aiah, bgi masing:masingn5p sepramm &ri
tnra iang ditingall<an, iil<a Wg m@ingdl itu mantpunPi amk;
jika onngSang maningal tidak mempunSni anak dan b diularisi
oleh ibu-ayahnlm (nia), maka ibunya mendapt sepertiga; iika
yang meningal ifu mempunyai bebenp audam, mal<a ibunya
mandaptsepuenam." (G. An-Nisaa' [4]: ll).

189
svlun tulucnuttAram #
-l
b. Seperenam (iuga meniadi)bagim satu atau beberapa nenek meski
terus ke atas dari jalur ibu, begitu pula nenek yang melalui jalur
ayah yang menerima waris, Terdapat beberapa atsar yang
menerangkan bahwa mereka berhak mendapat waris. Syarat
mereka dapat mewaris adalah tidak adanp ibu. Mereka berbagi
sama bila setingkat. Para nenek yang lebih dekat (dengan yang
meninggal) dapat menghalangi 5nng lebihiauh.

c. Seperenam adalah bagian safu saudara seibu, laki-laki maupun


perempuan. Dasamln adalah firman Allah SWT, "Jika seseorang
mati, baik lakiJaki maupun perempuan yang tidak meninggalkan
ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang
audara lakilaki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan
(seibu saja), maka bagi masing-masing dai kdua ienis saudara
itu seperenam harta." (Qs. An-Nisaa' [4], 12). Telah disebutkan
pada keterangan yang lalu tentang bacaan AMullah bin Mas'ud
dan Sa'ad bin Abi Waqqash, hal itu menjadi kesepakatan para
ularna-

d. Seperenam adalah bagian safu atau lebih anak perernpuan dari


anak laki-laki yang disertai satu anak kandung, karena ada hadits
riwayat lbnu Mas'ud. Ia pernah ditanya mengenai (ahli waris)
seorang anak perempLlan dan seorang arnk perempuan dari anak
Iaki-laki, lalu ia menjawab: "Fada keduanya sa5ra putuskan seperti
kepufusan Rasulullah SAW, yaitu bagi seorang anak perempuan
setengah dan bagi anak perernpuan dari anak laki-laki seperenam
sebagai penyempumaan bagian duapertiga, yang tersisa unfuk
satu saudara perempuan." (HR. Al Bukhari).

Begitu pula hukum anak perempuan dari anak laki{akinya (cucu


p€rernpuan dari jalur lakilaki) bersarna anak perempuan dari anak
laki-laki dan seterusnya.

e. Seperenam adalah bagian safu atau lebih saudara perempuan


disertai safu saudara perempuan sekandung. Sernua ketentuan
ini dengan adanya kesepakatan para ulama.

lr0
:::-il"::il'ffi tllalada, jika ada keturunan yang mewaris.
Demikian enam bagian pasti 5arg disebutkan di dahm Al Qur'an, dan
mereka yang telah disebutkan adalah orang-orang yang berhak
mendapatkannSa serta cara mendapatkannlB.

Jika ada sisa setelah harta dibagi kepada orarg-omng yang mendapatkan
waris dengan bagian pasti, maka ahli waris 'ashabhal<an mengambil sisa itu,
sebagai firman Allah SWT, " Jil<a omng 3ang meningal tidak mernptnSai an*
hn b diwarisi oldt ibu-aghng (sfiz), nnl<a ibun5a mandapt sepertiga." lQs.
An-Nisaa' I4l, 1l), maksudnya sisa harta untuk aphnrTa dengan cara 'aslnbh,
dan karena saMa Nabi SAW dalam hadits berkenaan:

{t,f', itV 1. a,q", e'A, t4i


"fumpil<anlah bagian-bagian psti yang telah ditqttukan ke@a oft,ng
5ag bahak, sianSa untuk laki'laki Wng pling latnk."
Dan juga saMa beliau SAW dalam masalah waris saudara lakFlaki Sa'ad
bin Ar-Rabi' " Harta yang tersis unfuk lamu."

Pembagian cara'asiabah mempunpi beberapa ialur, sebaghn di antarangaa


lebih dekat dari yang lain. Orang-orang yang mendapat waris dengan cara
'ashabah, mendapat warisan mayit menurut kedekatan mereka dengan mayt.
Jalur-jalur 'ashabh adalah' jalur anak, lalu jalur ayah, jalur saudara dan anak-
anak laki-laki mereka, lalu para paman dan anak-anak laki-laki mereka,
kemudian r.rala 'pitu orang Snng memerdekal€n budak hn 'ashabh-'aslnbab
nya yang paling dekat dan seterusnya seperti nasab. Jadi, yang paling dekat
jalumya didahulukan, seperti anak laki-laki, ia didahulukan atas ayah.

Jika mereka ada pada satu jalur, maka didahulukan yang paling dekat
kedudukannln dengan mayt, seperti anak laki-laki, ia didahulukan atas anak
laki-laki dari anak laki-laki (cucu). Jika mereka ada pada satu lalur dan kedudukan
mereka degan mayit sama, maka didahulukan png lebih kuat diantara mereka,

-yaitu 1lang sekanduny mengalahkan saudara-saudara seayah dan anak-anak


lelaki mereka atau para paman dan anak-anak lelaki mereka.

l9l
SYAIAHlutucHutmAmm#
Sebagian ahli waris dapat menghalangi yang lain secara fiirmaan
(menghalangi sama sekali) dan secara nuqshaan (menghalangi untuk dapat
lebih).

Menghalangi dengan cara nuqshaan, masuk pada seluruh ahli waris.


Menghalangi dengan cara hirmaan tidak dapat masuk pada suami dan istri,
ayah dan ibu, serta anak, karena hubungan mereka (dengan yang meninggal)
tanpa pemntara Aph dapat menggugurkan kakek, kakek dapat menggugurkan
kakek yang lebih tingi darinyra.

Ibu dapat menggugurkan nenek. Setiap nenek dapat menggugurkan


nenekyang diatasnya.

Anak laki-laki dapat menggugurkan anak laki-laki dari anak laki-laki (cucu),
dan setiap anak laki-laki dari anak laki-laki yang lebih tinggi dapat menggugurkan
anak-anak laki-laki yang ada di bawahnya.

Saudara laki-laki sekandung dapat gugur dengan adanya anak laki-laki dan
adanya anak laki-laki dari anak laki-laki meski turun ke keturunan sebawahnya,
dapat gugur (pula)dengan adanya ayah, adanSn kakek meskipun naik ke nasab
di atasnya, berdasarkan pendapat yarg shahih. Saudam laki-laki seayah, dapat
gugur dengan adanya orang yang menggugurkan saudara laki-laki sekandung,
dan (dapat gugur pula) dengan adanya saudara laki-laki sekandung-

O Anak-anak laki-laki dari saudara laki-laki dapat gugur dengan adanya


ayah, dan adanya setiap kakek dari jalur ayah, (dapat gugur pula)
dengan adanya saudara laki-laki. Paman dapat gugur dengan adanya
saudam lald-laki dan anak-anak laki{akirya. Saudara seibu dapat gugw
dengan adanya keturunan secara mutlak (dari jalur laki-laki maupun
peremptnn), dan dapat gugur dengan adanya a5nh dan seatasnya dari
jalur laki-laki. Anak perempuan dari anak laki-laki dapat gugur dengan
adanp dua atau lebih anak perempuan kandung. Dan setiap anak
perempuan dari anak laki-laki sebawahnla gugur dengan adanyra dua
atau lebih anak perempuan yang ada pada nasab di atasnya, selama
anak-anak perempuan dari anak laki-laki sebawahnln (cucu) itu tidak
disertai ada anak dari anak lakiJaki 5ang menjadikan mereka 'ashabh,
lrang menlramai atau lebih rendah (nasabnya).

t?2
-JsvenaxBUl.uGHutl Anlr F
O Saudara perempuan seayah dapat gugur dengan adanSn dua atau lebih
saudara perempuan sekandung, selama saudara perempuan seayah
itu tidak disertai saudara laki-laki yang menjadikannya 'ashabah.

lnilah kesimpulan yang kami ketengahkan untuk menjelaskan hukum-


hukum waris, dengan menyesuaikan penjabaran hadits yang merangkum
(beberapa hal).

Para ulama membicarakan masalah waris dalam buku-buku fikih


secara panjang lebar. Mereka menpsun banyak karangan tersendiri tentang
bab ini.

a a,.'( ..to.l
;i -t:# '"r,r- i-3 ''a,,Li
.lo.-
*\'* -.oat
^, ,. J ?j -A \ A
!.fr .11t*:.ir';rK, \ 2,;.(Jt f' :lr o ;- \ :Jti'& )
^)L
818. Dari Usamah Otn RA diriwa-yatkar,, Uut,* NuUi SeW UersaMa,
^O
" Omng muslim tidak dapt mewarisi orang kafir dan orang kafir tidak dapt

meuarisi onng muslim." lHR. Muttafq'Alaih)ss

I' i;:" ,'JG :Ju -Lin?nt ozr-:f i i'f ;;3 -a,r r


v1 ,a;1trri';r.};i .(e lri ,>rty- t> {*, * ht j2
^1.,
':,ie. a]f ejr- ';fr, ,sil') at]f -t .t*jt L?:t',s;^-'.j,
.s'
819. Dari Abdullah bin Amru RA, dia berkata, Rasulullah SAWbersaMa,
" Dua onng pemeluk agama (gng befida) tidak dapt saling mewaris."
lHR.
Ahmad dan empat imam hadits kecuali At-Tirmidzi)se Juga diriwayatkan oleh

5s
Bukhari (6764) dan Muslim (1614).
5e
Ahmad (21178), Abu Daud (2911), An-Nasa'i dalam Al Kubra (4/82),lbnu Majah
(2?3t).

193
SYARAH BU IUGH Ut I,IANATN #
Al Hakim dengan redal$i Usamah.6 Sementara An-Nasa' i meriwayatkan hadits
Usamah dengan redal$i ini.6r

Peringkat Hadits (819)


Sanad hadits ini jayyid. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-
Nasa'i, Ibnu Majah dan lainnya. Sumbemya ada dalam dua kitab Shahk(Al
Bukhari dan Muslim)dari hadits Usamah bin Zaid secalra marfir':

.;:;jr agt \i ,;rltt ;r:-l.ir Li- o


" dapt mewarisi orang muslim dan onng muslim tidak
Omng kafir tidak
dapt waris orang kafif'. Hadits itu mempunyai beberapa pendukung,
diantaranln:

1. Hadits Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya secara


marfu', dengan redaksi: "Dua onng pqteluk agama tang beftda
tidak dapt aling mewais.", diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Al
Jamd, Ad-Danrquthni dan Ahmad dari;alur Amru png sanadnya
hasan.

2. Hadits Jabir yang diriwayratkan oletr Ad-Danrquthni secara mauquf-la


berkata, hadits itulah yang ada padanya (mahfuuzhl. Syarik
meriwa5ntkannya dari Al Asy'ats dari Al Hasan dari Jabir dengan
redaksi png sarE s@ara marfu'. As-Sa'ati dalam Al Fath Ar-Rabbani
berkata, " anadn5n jayyid' .

Kosakata Hadits
Al l{aaftr' Kuh meirrurut bahasa berarti tutup dan ingkar, orang yang
mengingkari nikmat Allah SWT berarti ia telah mengkufurinya. Secara syara',
kufr adalah u@pan, keyakinan atau perbuatan yang dengannya seseorang
dianggap kafir dan keluar dari Islam.

Mllatain: Adalah bentuk tatsn$nh dari kata millah -dengan huruf mm

oAlHakim Qn$\.
6r
An-Nasa' i dalam Al Kulra (4182).

l?4
ffiilffi:J,ffi
agama lmillahl Yahudi dan agama lmillah Nmrani.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Pendapat yang slahihdi antara beberapa pendapat pakar ilmu adalah
bahwa antara muslim dan kafir tidak ada saling mewarisi, meskipun
melalui wala'. lni yrang menjadi prjakan maybritas ulama, dengan
mengambil dalil berupa hadits yang ada di bab ini. Pendapat ini adalah
pendapat madztnbtiga lnramdan perdapat lnnm Atrmd dalam salah
satu riwayatnp. Halitu disebabkan, lslam lebih kuat ikatannya. Bila
ikatan suci antar kerabat dalam nasab ini rusak, maka hubungan dan
kaerkaitan hilang, lalu rusaklah kekuatan ikatan kekerabatan, sehingga
menghalangi untuk saling mararis. Adapun pendapat yang masyhur
dari Imam Ahmad adalah bahwa kafir tidak menghalangi saling
meuraris melalui wala'.

2. Zhahir hadits (819) menunjukkan bahwa dua orang beragama kafir


yang berbeda tidak dapat saling mewaris. Seandainya satu dari dua
orang kerabat adalah Yahudi dan seorang kerabat lainnya Nasrani,
maka tidak ada saling mewaris antara keduanya karena perbedaan
agama antara keduanya. Penjelasan perbedaan ini secara mendalam
akan dijelaskan nanti, insyallah.

3. Kedua hadits menetapkan adanya saling meuraris antara kerabat,


sdarna tidak dihalangi oleh salah satu dari beberapa penshahns u/aris.

4. Kekufuran adalah salah satu penghalang menerima unris.

5. Perbedaan kekufuran juga merupakan salah satu penghalang unris


dahm kasus di antara mereka sendiri.
6. Akidah lslam lebih kuat daripada ikatan nasab, pernikahan hn wah'.
Jika akidah hilang, puhrslah ikaan kekerabatan, hlu menghalangi saling
meuraris di antara mereka.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Para ulama berbeda pendapat mengenai memberikan waris kepada

Itg
SYATAH IUtUGHUt rllnArrr #
orarlg-orang yang bbeda agatna, seperti Yahudi, Nasrani, Majusi, Budha dan
lainnya. Perbedaan didasarkan pada masalah apakah kufritt: satu agama atau
bermacam-arncam agama?

Uhma madzhab Harafi dan qafi'i dan satu riwa5at ularna nndzlrab Hambali
berpendapat bahwa kufr adalah satu agama. Berdasarkan pendapat ini,
orang-orang kafir dapat saling mevraaris di antara mereka, walaupun agama
(kekufuran) mereka berbeda. Dasarrrya adahh firnnn Alhh Sllff , " A&pun omng'
onng tnng kafir s&gian mercJ<a meniadi pelindwg bgi @ian yang lain."
(Qs. AlAnfaal [8]: 73). Ayat itu berlaku umum, dan karena memberikan waris
kepada kerabat ada dalam Kitab Allah SWT dan berlaku umum, maka tetaplah
pada karmutnannla.

Sementara ulama madzhab Maliki berpendapat bahwa kufrledindari tga


agarn, yaitu Yahudi, Nasrani, dan selain keduan5n yang dianggap sebagai satu
agama (karena mereka tergabung dalam satu fakta bahwa mereka tidak
mempunyai kitab). Berdasa*an pendapat ini, seorangberagama Yahudi tidak
menerima waris dari orang beragama Nasrani dan tidak pula sebaliknya. Satu
dari keduanya tidak menerima waris dari seorang penyemb.ah berhala. Jadi
ketentuan agama (di sini)ialah ada dan tidaknya hilab. Mereka mengambildalil
dengansaMa NabiSAW:

pP 1r"i '>rr;-:l
" Dua orang3ang baagana furbeda tihk saling -"*r,r,." .

Ini adalah pendapat yang mjih berdasarkan hadits ini, yang mengatur
ketentuan dalam hal saling mewaris antara dua orang png berbeda agama,
dan karena tidak ada saling mengasihi antara satu agama dengan agama lain
dan tidak ada kesesuaian dalam agama. Karernnya sebagian mereka tidak
dapat menerima waris 5ang lain seperti kaum muslimin dan orang:orang kafir.
Adapun keumuman nash-nash yang berkaitan dergan waris hrnduk pada
beberapa ketentuan lain. Jadi, nash-nash itu tidaktetap pada keumumannya.
Di antaranyra diberi ketentuan sesuai perselisihan tentang hadits ini dan [uga)
oleh metodeqiyas.

tt6
-lsYmmturucHumArmr#
, !, | . . tc. t. . . o. zt
l.
:i-.--Jrj g*! .i;;-r .

?:€ -t
\.
At
-

{f :5u U, {t -Af
.

'fut;' :yr',:,r:.tr,:! *r&';, *';t, ,;-t>


.',s ;,6iJi, J :, .(?Y
e rri,#t'ri^*
820. Dari lbnu Mas'r.d RA mengenai soorang anak perenrpuan dan cucu
perempuan dari anak laki-laki, bahwa "Nabi SAW memutuskan: tngi anak
perempuan setengah (harta) dan bagi ctrcu p€rempuan dari anak laki-laki
s@erenam s€bagai p€nlrernprmaan bagian duap€rtiga. l-larta 9tang tersisa untuk
saudara peretnpuan." (HR. Bukhari).62

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Seorang anak perempuan mendapat bagian setengah selama
berjumlah satu dan dia tidak menjadi 'ashabah oleh karena ada satu
atau lebih saudara hki-lakinya.

2. Seorang anak perenrpuan dari anak laki-lak (cucu), mendapat bagian


seperenam bila bersama dengan anak pererrpran ma$t, sebagi
penyempumaan bagian duapertiga, bila h tidak meniadi 'ashahh
karena ada satu atau lebih saudara taki-takingra. Seperenam adalah
bagian untuk anak-anak perempuan dari anak laki-laki png bersama
dengan satu anak perempuan mayit, walaupun jumlah mereka lebih
dari sah.r.

3. Harta yang tersisa setelah bagian untuk satu anak perenrpuan dan
bebaapa anak perenrpnn dari anak laki-laki, adahh untuk satu saudara
p€rempnn, baik sekandung atau seaph saia, dengan crtra 'aslnbh.
4. Saudara-saudara perempuan, ketika bersarna dengan anak-anak
perempuan adalah mendapat waris 'asiahh. Para ulama Faraidh
meryebutlen bahtua, saudarasaudara perernpuan itu merdapat uaaris
'aslnbh dengan danya orang torin l'ulmbh bi al Slnil; karena
'ashabh bi an-mfsl asiln&ahderyarr.sendiriqd haryn ada dari pntnk

62
Bukhari (67%).

t?7
svanen BUrucHUr MARAM
-{
laki-laki kecuali perempuan yang memerdekakan. Ar-Rahbi berkata,
"Tidak ada 'ashabahpada kalangan perempuan secara keseluruhan,
kecuali perempuan yang memerdekakan budak-"
a,;*aa

1',Y;if,;>:'Jv -iL\t n.,- ,f / ttrt;r -,rr


r

eii q. J.t; ,i,r 4.t i.t r\;J6 *i *\'t ;;"o:t


,-)-, t 5 ,?1 "u"L ,J ,Jw ia; jt ai ,J;'t u ilu,
'^;3*, ,:,;;rilrr'r3i i,r1, .1li;ii ulJ;rril ,Jw ,1'a;
C ;t,E': *:G1 ',*'rf Ft ,r)r !:i: C ii,!rt;.'-i,
i'#-
821. Dari Imran bin Hushain RA, ia bet.kata' Seomng hki-laki datang kepada

Nabi SAW dan bertanya, "sesungguhngn anak (cucu) laki-laki dari anak laki-laki
saya meninggal, berapa bagian dari harta warisnya unfuk saya?", lalu beliau
sAW menjawab, "I{amu mendapt seperenarn." sewaktu laki-laki itu akan
meningalkan tempat, beliau memanggilnya lalu bersaMa, "Kamu mendapt
seperenam lagi." sewaktu laki-laki itu akan meningalkan tempat, beliau
memanggilnya lalu bersa$a, " Sesungguhnya yang seperenam lagi ifu adalah
rueki.- ftIR. Ahmad dan empat imam hadits) Dinilai shahiholehAt-Tirmidzi.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Hasan Al Bashri dari Imran. Ada yang
mengatakan bahwa Al Hasan tidak pemah mendengar dari Imran'a

Peringkat Hadits
Hadits ini hasan.la diriwayatkan oleh Ahmad dan empat imam hadits dan
dinyatakan shahiholehAt-Tirmidzi. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Hasan
Al Bashri dari 'lmran bin Hushain. Namun terdapat perbdaan pendapat

6 Ahmad (4/428), Abu Daud (2896), Ar-Tirmidzi (2@9) , Al Nasa'l dalam Al lfubra (4/
73) dan Ibnu Maiah tidak meriwayatkannya.

t98
-l svanex BUtuGHut MAnem H
mengenai apakah Al Hasan mendengar hadits ini. Penulis Bulugh N Amani
berkata, 'At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih."

Kosakata Hadits
Thu'mah: Dengan /r5a'berharakal dhammah dan 'ain mati -bentuk
jamaknya thu'am- artinya rezeki. Penulis An-Mhayah mengatakan bahwa
maksudnya yang seperenam lagi adalah rezeki(tambahan atas haknya).

hr ;;'".,lt i\ -l-et \tnr- y.i *;:i-;. .-rl '9t


l)'vJ
_AY Y

2,2 . i t.. ,l
).rl> +-.tl ol-2; .(;l l4;;:
... t
';5;'f iY jlt;.1A.S** i ^JL .t

.,s-te a.t if;'t llrtAt ut';;3,2t ,teU3,t


82z.Darihnu Buraidah dari alnhnya RA: Bahura Nabi SAW memberikan
bagian seperenam untuk nenek, bila di bawahnya tidak ada ibu. (l-{R. Abu Daud
dan An-Nasa'i) Dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Al Jarud dan
dinilai kuat oleh lbnu'Adiy.n

Peringkat Hadits
Hadits ini hadits hasan. Abu Daud meriwayatkannyia melalui Ubaidillah Abi
Al Munib Al 'Atki. Al Hafizh berkata, "Ubaidullah adalah orang yang sangat
jujur, namun sering berbtnt kesalahan. Sementam hnu As-Sakan menilai hadits
ini shahih;'

Hal-Hal Penting dari Hadits


1 . Hadits nomor (821) menuniukkan bahwa kakek ynng dibawahnla tidak
ada ayah (si mayit) mendapat seperenam dengan bagian pasti, dan
mendapat sisa harta dengan 'ashabah. Hal itu karena anak laki-laki
dari anak laki{akinya meninggalkan kakek dan dua anak perempuan.

e Abu Daud (2895),An-Nasa'i dalam Al Kubra (4173), Ibnu Al Jarud (960) dan Ibnu
'Adiy (411637).

l9?
{svmartutucxutmAum#
Dra anak perernpnn mendapat &ap6tiga datgan b4ian prti, lokek
mendapat seperenamdcngan bagian pasti, dan sisaqndklapat lok€k
dengan'asla0ah, lnitu seperenam.
2. Sedangkan hadits kedtn, dl dalamnln terdapat keterangan bahwa
nenek mendapat baghn seperenam, fuiganqprat tidakda ibuyang
menghahnginya.

3. Kaedah uaris: para ahli waris png sama arah dan tingkatnya, satrEt
(pula) dalam hal waris. Berdasarkan hal itu, bila ada beberapa nenek
yang menjadi ahli waris berkumpuldalam satu tingkat, maka mereka
memperoleh bagian sama, yaitu seperenarn (dibagi rata).

4. Sebagaimana kaidah waris: bahr,rn yang paling dekat di antara ahli


waris dapat menggugurkan ahli waris yang lebih iauh. Nenek yang
dekat (nasabnya dengan rnayl$ dapat menggugurkan nenek 1nng lebih
iauh (nasabnya), dari arah marnpun, merurut pendapat yangnjih.

lt J';, Jti :'Jv -'&?nt ui.,-;fry1ry, $j -lwr


-tr.tzl,
i-3i L?i .11 or\ y ; ott't JtiJI) ,*j.,E .i,r ,J"
.iru.--.!r',;^L2's rlril,'),'dri:l'* r rlq;.r,')r,s a r-{.:\t s
' z r t.
.Jt=- ifl:
823. Dari Al Miqdam bin Ma'dikarib RA, ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda, " hman (dari pihak iM dakh alili wri, orutg tnng tidak punya
alrli waris." (HR. Ahmad dan ernpat imam hadits selain At-Tirmldzi). Hadits ini
dinilai lratan oleh Abu Zur'ah fu-Razi dan dinihi shahih oletr Al Hakim dan
Ibnu Hibban.6

u5
Ahmad (1/l3ll,Abu Daud (2899), An-Nasa'i dalam al Kubra (,1/76), lbnu Maiah
(2738), lbnu Hitrban (1225) dan Al Hakim {41314').

200
svm*r lutucxut iiAtAl/t +
-l
Peringkat Hadits
Hadits ini shahih.la mempunyai dua sanad. Pertama, riwapt Ahmad,
Sa'id bin Manshur, Abu Daud, lbnu Majah, tbnu Hibban, AIHakim dan hinnya.
Semuanya dari Budail bin Maisarah dari Ali bin Abi Thalhah dengan sanad
hasan. Kdua, riwayat Abu Daud, Al Baihaqi dari Shalih bin Yahya bin Al
Mirldam dari ayahnya dari kakekn5n dengan sanad dha'if. Menurut s4p, 'Abu
Zur'ah telah menilai hadits ini sebagai hadits hann." Al Hakim dan lbnu
Hibban menilainya shahih . Al Albani berkata, "Hadits ini shahih tanpa
diragukan lagi karena adanya beberapa riwayat pendukung."

Jt '#'3 :Jt3 -'4-- ht n, F


, i alrl €i $j -xt t
{': & i' * !, J;, tf -A ?rr uer-;:'j r)i
l
.1t) :Ju

iri, .(:i/', v; L/'rj,ij,; ,'rj j; v; Jii-r':


'.a tc
.ilf ri.l w3
tz 7 z z ! . or.
c$t.)l
t.a.z
n*..>
ztz , . -r-t:\lr J->l
j r.:jtt O,l 6r '.^ll.
t.tt

824. Dari Abu Umamah bin Sahl RA, ia berkata: Umar menulis surat
kepada Abu Ubaidah RA, bahwa Rasulullah SAW bersaMa, " Allah SWT dan
fusul-Nn adahh npub (pelindung) bgi onng yang ttulak ma npunpi maub
dan pman (dari pihak ibu) dalah ahli vnris orang yang t*lak mmtpunyai ahli
waris." (HR. Ahmad dan empat imam hadits selain Abu Daud) At-Tirmidzi
menilainp sebagai hadits haan, sementara lbnu Hibban menilainya shahih.6

Peringkat Hadits
Hadits ini hasn. At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini adalah hadits hasn.la
termasuk hadits pendukung hadits sebelumnya.". Dalam AbTalkhish, AlHafizh
berkata, "Al bzzar mengatakan bahwa sanad terbaik dalam masalah ini,

6Ahmad (1t28),At-Tirmidzi (2103),An-Nasa'idalamalKubra (,1/76), IbnuMajah


(2737) dan ltrnu Hiban (1227).

20r
ffi,:H:;:Hffi
pendukung. lbnu Hibban menilai hadits ini sebagai hadits shahih.'

Kosalrata hadits
Maulaa: Maksudnya Allah SWT dan Rasut-Np adalah ahli waris bagi
orang yang tidak mempun5ai atrli waris. Maksud Allah SWT dan Rasulnya
mendapat harta waris adalah harta (yang ditinqgalkan oleh mayit) tersebut
dimasukkan ke baitul nnl(kas negara) ummat Islam.

HaFHal Penting dari Hadits


l. Ahli waris terbagi dalam tiga kategori, yaitu ahli waris yang mendapat
bagian pasti, ahli waris yang mandapat 'aslnbahdan dawu al aftam
(kerabat yang tidak termasuk dalam dua kategori pertama). Dengan
asumsi dzawu al a&aamtermasuk ahli waris, sebagaimana dinSratakan
oleh sebagian ulama.

2. Dzawu alarfiaam tidak mendapat harta waris kecuali tidak ada ahli
waris yang mendapat bagian pasti dan 'ashabah, sebagaimana
dijelaskan dalam dua hadits ini
Paman (dari pihak ibu) adalah ahli
"

waris bagi mayit gang tidak ma npungi ahli v.ard' - Bila tidak terdapat
ahli waris yang mendapat bagian pasti dan 'ashabah, mal<a dzawu al
afiaam, seperti paman (dari pihak ibu), kakek dari jalur ibu dan
seienisnyra, dapat menerima waris mayit.

3. Adapun saMa Nabi: "//hi


SWT dan Rasul-Ng dalah maulaa bagi
orangyang tidak mernpunyai maulad', nnkagrangdimaksud di sisni
adalah bitulmaal. Menurut ularna madzhab Maliki, secara mutlak
bitul mal adalah ahli waris bagi mayit yang tidak mempuyai ahli
waris. Menurut ulama madzhab q/afi'i, (hal itu)iika memang terdapat
institusi bitul malyang ditanganl seorang pemimpin negara yang
adil. Menurut ularna madzhab Hanafi dan Hambali, bitul maalhanya
memelihara, bukan meneriman5n sebagai peuaaris. Karena perbedaan
pendapat mengenai apakah bitul maldapat menjadi pauaris atau
' '' tidak, maka timbul perbedaan pendapat sehubungan apakah dawu

N2
svanan BUruGHut riARff l +
-{
al arhaam dapat menjadi pewaris atau tidak. Berikut pendapat
ulama mengenai dawu al arhaam,

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Ulama berbeda pendapat dalam hal memberikan waris kepada dzawu al
arhaambilatidak ada ahli waris lain yang mendapat bagian pasti selain suami
atau istri dan (juga) tidak ada ahli waris 'ashahh. Ulamamadzhab Hanafi dan
Hambali berpendapat bahwa mereka (dawu al arhaam) dapat menerima
waris. Ulama rrndzhab Maliki dan Slxafi'i berpendapat mereka tidak diberi unris.
Pendapat yang mjihdalahmereka diberi uads. DasamSra adalah firman Allah
SWT, " Onng:onng yarg manpmSai hubugan itu s&agiannla lebih bqlnk
tahadap sesaman5a (dari@a wng kqabt) di dalam kitab Allah SI,IU" (Qs.
Al Anfaal [8]: 75), artinp l€bih berhak mendapat waris dalam undang-undang
Allah SWT. Dan (iqga)didasarkan pada dua hadits dalam bab ini, yaitu hadits
"Panan (dari pilpk ibu) &lah ahli uaris mayit Sang tidak mempunSni ahli
qnris." Paman (dari pihak ibu) diiadikan ahli waris disaat tidak ada aNi waris
yang mendapat bagian pasti atau 'ashabah- Paman (dari pihak ibu) termasuk
dawu al a&ann, lalu dzawt al attan yarqlainnya disamakan dengan paman
(dari pihak ibu).

Ibnul Qayyim berkata, "Ketentuan memberikan waris kepada dzawu al


arfiaam berlaku karena beberapa alasan yang berbeda. Tidak terdapat
keterangan yang menentang alasan-alasan ihr di dalam hadits-hadits meniadi
dalil. Mayoritas ulama menetapkan pernberian unris kepada dzawu al arham,
dan itu menjadi pendapat kebanyakan para sahabat. Orang yang paling
be6ahagia adalah yang mernilih pendapat demikian".
Selanjutya para ularna 1png Uerpenaapat daw al afraanadalah peutarls-
berbeda pendapat dalam cara menrberikan unris kepada mereka. Pendapat
yang rajihalilh, mereka menerimawaris dengan mernakai kedudukan seperti
orcmg ynng menjadi perantara mereka. Ini pendapat mayoritas.

Syaikh Taqiyyudin berkata, "Keterangan lnng dikutip dari para sahabat,


tabi'in dan mayoritas ulama, diantaranya Imam Ahmad, adalah menempatkan
setiap oftrng yang termasuk dawu al afraam di tempat orang yang menjadi
ffi-";;*^x"-ffi
tidak diperh itungkan. "

Penulis Al Muntaha dan Syarh -nya berkata, "Mereka (dzawu al arhaaml


mendapat waris dengan cara menempati kedudukan orang yang menjadi
perantaranya. Masing-ma sing dzawu al arfiaam merrempati kedudukan orang
yang meniadi pemntarangra dengan satu atau beberapa tingkat, sehingga sampai
kepada ahli waris, baru ia dapat menerima warisnya. Kemudian bagian setiap
ahli waris, baik dengan bagian pasti atau 'ashabah, diterapkan untrsk dawu al
arfiaam yang diperantarai. Jika sekelompok dzawu al afiaam berperantara
kepada seomng ahli waris, dengan bagian pasti atau 'ashabah, dan kedudukan
mereka terhadap ahli waris ifu sama persis, seperti anak-anak dari ahli waris
itu dan beberapa saudara laki-lakiyang terpisah, yang tidak ada perantara (lagi)
antara mereka dengan ahli waris ifu, maka bagian ahli waris itu untuk mereka.
Namun dalam danau al attamlak-laki dan perernptran mendapat bagian sama,
karena mereka mendapat waris berdasarkan hubungan rahim. Untuk ifu, laki-
laki dan perempuan sarna, seperti halnlp saudara seibu. Jika kedudukan mereka
terhadap otang (ahli waris) yang menjadi perantaranya betMa, maka ahli waris
yang menjadi perantara itu dianggap seperti yang meninggal. Bagiannya
dibagi diantara orang-orang (dawu al arfiaaml yang diperantarainya, sesuai
kedudukan mereka terhadapnya. Contohnyra seperti tiga bibi (dari pihak ibu)
yang terpisah dan tiga bibi (dari pihak a1lah) yang terpisah. Sepertiga png
menjadi bagian ibu diberikan diantara para bibi (dari pihak ibu) dan dua
pertrga yang menjadi bagian ayah secara 'ashabah, diberikan diantara para
bibi (dari pihak ayah).
Jika sekelompok dzaw al aframberperantara kepada sekelompok ahli
waris grang mendapat bagian pasti atau 'ashabah, maka anggaplah ahli waris
yrang menladi perantara nnsih hidup dan bagikan harta diantara mereka. B€rikan
bagian masing-masing ahli waris, baik dengan bagian pasti atau 'ashabah,
kepada dzawu al arhaam yang diperantarainya, karena mereka adalah para
ahli warisnya. Jika ada sebagian yang menggugurkan yang lain, maka lakukan
juga hal itu. Dzaw al arfiaamyartg jauh dari ahli waris dapat gugur oleh adanya
orang yang lebih dekat, seperti anak perempuan dari anak perempuan (cucu)
dan anak perempuan dari anak perempuan dari anak perempuannya anak
-{svlrenruurcrurrArln#
per€rnpuan (cucu), maka harta r,varis unfuk yarg pertarrn (anak perempuan
dari anak perernpuan).

Contoh lagi seperti bibi (dari pihak ibu) dan ibu dari aSphqB ibu, maka
harta (warisan) diberikan kepada bibi (dari pihak ibu), karena ia berternu
derrgan ibu dengan tingkat pertama, berbeda dengan ibu dari agrahnp ibu.

Arah-arah dawu al afiaandat!;a: arah ayah, arah ibu dan arah anak
laki-lalii, karena ujung yang tertinggi adalah ayrah dan ibu dan karena mayit
mr.urcul dari mereka berdura. Uiung tererdahrrya adahh anak, karena permulaan
tnnla berperantara kepada satu diantara
anak munculdarinyra. Setiap kerabat
mereka. Al Muuraffaq berkata dalam Al Mughni, ' Mereka (daw al arhaanl
ada sebelas golcngan.

a. Anak (cucu) dari anak-anak perempuan, baik sekandung maupun


anak perernpauan dari anak perempuan.

b. Arnk-anak laki-laki (kepornkan)dari saudara perempuan sekandung


atau seayrah saja-

c- Anak-anak perempuan (keponakan) dari saudara perempuan


sekardung atau sealBh saia-

d. Anak-anak perernpuan paman (dari pihak aph) sekandung atau


seaph saF bepupu).
e. Anak (keporakan) dari saudara seibu, laki-laki atau perempuan.

f. Paman (dari pihak ayah) seibu, baik paman dari orang yang
meninggal, parnan dari ayah orang yang meninggal atau paman
dari kakek orang 1Bng marirggal.

g. Beberapabibi (dari pihak a1ah)dari orang yang meninggal, atau bibi


dari aph orang yarg meninggal atau bibi dari kakek orirng yang
meninggal.

h. Parnan dan bibi (dari pihak ibu), baik laki-laki atau perempuan.

i. Alrah dari ibu meskipxrn naik ke nasab diatasq;a.

j- Setiap nenek yang melalui ayah diantara dua ibu.

k. Orang yrang melalui safu dari golongangolongan itu, seperti bibinlp


sYAlAH3UluGHUtmArAm+
bibi (dari pihakayah), bibinyabibi (dari pihak ibu), bibinya paman (dari
pihak ayah) seibu, saudara laki-lakinya, seperti aph dari aphnSa ibu,
pamannya (dari pihak ayah), pamannya (dari pihak ibu) dan
seumpamanln, mereka diberi waris dengan menempati kedudukan
ahli waris gang menjadi perantaranrTa."

Inshafmengatakan, "lnilah madzhab Ahmad $ang dianut) dan


Penulis Al
pam muridnya berpegang padanya".

i,:u'*: y\, e';, r, -;L?n, o1r- ire Vi-AYo


.tg ,.r ';;L*j ,rl5rr'-l ;rj., .(o"j j'r.st '1pr r;1)
" *Bila
825. DariJabir RA, dari Nabi SAW, betiau SAW bersaMa, anak
gng bru dilahirl<an manngb kaaq nnlca b ma*pt uads" (l-lR. Abu Daud)
Dinilai slahiholeh lbnu Hibban.67

Peringkat Hadits
Hadits ini shahih. la dinilai shahih oleh Al Hakim dan Adz-Dzahabi
menyetujuinya. Hadits ini mendapat dukungan dari hadits Abu Hurairah. Ibnu
Abdil Hadi berkata dalam Al Muharrar "Sanad hadits iniiayyid'. Abu Daud
telah meriwayatkannga, dan Al Baihaqi meriwalntkanryn dari Abu Daud. Hadits
ini dinilai shahiholeh hnu Hibban. Para perawinln adalah orang-orang yang
tsiqah. Hanya saja di dalamya terdapat lbnu Ishak, ia seorang penipu. Ia
meriwayatkann5a dengan cara mu'an'an. Hadits ini mernpunSai beberapa sanad
lain dari Abu Hurairah dan beberapa pendukung lain yang menambah
kekuatannya. Riuayat pendukung pertama adalah riwayat dari Ibnu Abbas,
sanadnp dln'if.
Riwayat pendukung ialah dari Makhul, ia berkata, "Rasulullah SAW

6?
At-Tirmi&i (1032),lbnu Majah (2750),lbnu Hibban (1223) dan Abu Daud tidak
meriwayatkannya.
-lsvaraxruucHutmArem#
bersabda, ..." la menyebutkan hadits ini secara muraldengan sanad mwal
shahih.

Kosakata hadits
Istahalla Al Mauluud, istahalla ash-shabiyartinp ia mengeraskan suara
tangisnya dan berteriak saat lahir.

Waritsa Dengan wawu berharakat fathah dan rii'berharakat kasmh.


Berasal dari kata al irts yang menurut bahasa artinya "sisa". Jadi a/ vaarits
artinya orang yang tersisa. Menurut syara', al ats adr.lah hak yang diberikan
kepada yang berhak setelah sebelumnya pemilik hak itu meninggal dunia
karena kekerabatan diantara kduanya atau sejenisnln.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Ketika bayi lahir maka bayi itu mendapat waris dengan dua syarat:

a. Ia dipastikan berada dalam rahim ibunya saat orang yang


mernberinya waris meninggal, walaupun rnasih berberfil< nuthfah
(sperrna).

b. Kandungan itu terlahir dalam keadaan hidup stabil (hayaah


mustqirmhl.
Kehidupan stabilyang diisyamtkan oleh hadits ini adalah adanya salah
satu tanda-tanda kehidupan. Di antaranya menangis dengan suara
keras, men!rusu, bemafas panjang, bergerak lama, atau bersin atau
apa saja yang menladi indikator kehidupan. Demikian adalah madzhab
tiga Imam, Abu Hanifah, Asy-Syafi'i dan Ahmad. N istihlal yang
disebutkan di dalam hadits, yaitu kerasnya suara tangis saat lahir dan
atau apa saja 5nng menunjukkan ketridupan stabil.

2. Bila dua syarat di atas tidak ada, seperti tidak dapat dipastikan
keberadaannya dalam rahim saat pemberi waris meninggal atau
dipastikan berada dalam rahim tetapi mati sebelum lahir, atau lahir
dengan kehidupan yang tidak stabil (hayyah ghair mustaqirrahl,
hanya dengan nafas lemah, gemetar dan lain{ain, maka ia tidak
mendapat waris karena ia dikategorikan mati.

207
ffix:T-::ffi
meninggalkan ahli waris yang sedang hamil, maka bila ahli waris rela
harta peninggalan tetap tidak dibagi-bagi sampai kandungan itu lahir.
Hal ini lebih baik agar pembagiannya dilakukan satu kali sap. Namun
jika mereka menuntut pembagian dan bayi dalam kandungan masih
diperselisihkan jenis kelaminnya, laki-laki atau perernpuan, maka yang
lebih banyak dari waris dua laki-laki atau dua perempuan dihentikan
(pembagiannya) sebagai antisipasi kelahiran dua bayi (kembar) yang
biasa terjadi. Sedangkan selebihn5n seperti tiga bayt atau lebih jarang
terjadi. Oleh karena kemungkinan terakhir ini tidak perlu
dipertimbangkan."

4. Bila rnnti akhimp kandungan lahir dan mendapat waris, sebagaimana


penjelasan yang lalu, maka ia akan mendapat haknya yang dihentikan
itu, dan sisanya fika ada) dibagi kembali kepada yang berhak lainnya.
aaaaa

Ji -& i,r qr-


T { c
:*'* .a
+i cf
. ,
/ tt'ji.rj"'-,rrr
.G'€: elrr?)ti !.w-;1>,*i ^Yb n'
i0) i> :t ir:
hr ,F
Ct
l';:t
oi. ct lt .l
G'r;,,prr,!;rar J-9 '..'l olSt: ,lulartrlr, ,!G.6t
' -)'
4
,
J
tt t 1.
'PrP
826. Dari Amru bin S!/u'aib, dari ayahnp, dari kakeknya RA, dia berliata:
Rasulullah SAW bersaMa," Omng yangmembunuh (pembai wrisnya) tidak
mendaptlan sdikitpun (hak) vnris;' (HR. An-Nasa'i dan Ad-Daruquthni).
Ibnu AMi Al Bar menilainyra sebagai hadits yang kuat, sedangkan An-Nasa'i
menilain5n sebagai hadits ma'lul. Yang benar sanad hadits ini hanya berakhir
(nnuqu|Wda Umar.c

6 An-Nasa' i dalam Al Kubra (67 37) dan Ad-Daruquthni (4 l%\.


-{svamxrutucHutitAum#
Peringkat Hadits
Hadits ni shahih.la diriwayatkan oleh Ibnu Adiy, A*Danrquthni dan (iuga)
Al Baihaqi dari jalur Isrna'il bin Iyasy dari lbnu Juraij dari Amru bin Syu'aib dari
ayahnya, dari kakeknya yang berkata: Rasulullah SAW bersaMa, " Orang yang
membunuh (pemberi tidak mendaptlan sdikitpun (hak) waris.".
Isma'il bin lyasy adalah perawi Spng lemah, akan tetapi tidak sendiri dalam
meriwayatkan hadits ini. Abu Daud dan Al Baihaqi meriwayatkannya dari
Muhammad bin Rasyid, ia berkata, "Sa5ra diceritakan (hadits ini) oleh Sulaiman
bin Musa dari Amru bin Syu'aib." Hadits ini sendiri slphih li ghairih karena
didukung oleh beberapa riwayat lain sehingga mernbuatnya menjadi kuat.
Diantaranya riwayat Umar, riwalat Abu Hurairah dan riwayat Ibnu Abbas,
sebagaimana dikatakan oleh Al Albani.

Ibnu AMil Hadi berkata, "Hadits ini dinilai kuat oleh lbnu AMil Bar."
An-Nasa'i menyebutkan safu 'flatpng memp€ngaruhinya, yaitu sanadnla
yang terputus, seperti dikatakan juga oleh lbnu Hajar d.lam At-Talkhish.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Pernbunuhan Sang dilakukan oleh ahliwaris tertradap pa'nberi r"uarisnSa
adalah ialah satu penghalang mendapat waris, sebagaimana
keterangan yang lalu. Jika pernbunuhan ifu sengaja, maka ia termasuk
dalam kaidah 'Siapa yang
mempercryt sesuafu sebelum masanla
tiba maka ia dihukum dengan hukuman tidak memperolehnya".
Sedangkan untuk kasus pembunuhan tidak sengaja maka dalilyang
digunakan adalah sadd adz-dzaraa'i ' (menuju jalan yang dapat
menghantarkan pada kerusakan).

2. Hukuman ini ditetapkan untuk menjaga dan melindungi (kehormatan)


damh agarkeserakahan tidak menjadi sebab pertumpahan
darah. Hadits bab ini diperkuat oleh hadits riura!/at Imam Malik dalam
al Muwaththai Imam Ahmad dalam Musnad, dan Ibnu Majah dari
Imran dari Nabi SAW. Beliau bersaMa,

.bl-o,,-lrt.;J
"J
SYAIAH IUI,UGHUI MATAM +
" Pembunuh (ontg Wng mernberinSa wris) tihk matdaptonris."
Dalam ntasalah ini terdapat banSnk hadits-hadits yang mengarah pada
pengertian ini.

3. ndak da keragrran mengenai terhalangnp pernbunuh dari mendapat


warisan pewarisnya. Hukum ini memberikan hikmah yang luhur.
Ketamakan pada harta kadang-kadang melupakan sisi kasih sayang
dan cinta. Ketamakan mernbuat ahli waris berpikir dan merasa orang
gnng memberinSa waris hidup begitu lama, sehingga mendorongnya
bertindak tidak norrnal 3aifu mernbunuhqn dengan harapan mendapat
kekayaan. Syari'at Islam yang bijak berusaha menutup kemungkinan
ini dan mengunci pintunya. Nabi SAW bersabda, " Pembunuh (omng
gng manfuirya wris) tidak ma&pt uraris ap-ap." Terhalangnya
pelaku penrbunuhnya memperoleh harta petryarisrya adalah hukuman
atas keberaniannya mehkukan perbtntan keji, menghilangkan nlrawa
onmg tidak bersalah dan memutus tali persaudaraan.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Para tokoh madzhab berbeda pendapat mengenai cara pembunuhanyang
dapat menghalangi perolehan waris. AsySgafi'i berpendapat bahwa pernbunuh
tidak mendapat waris dari orang yang dibunutuqn dengan alasan apapun,
termasuk pembunuhan yang hak, seperti qishash,menjafuhkan hukuman mati
terhadap tardakr,ra gpng sekaligus pe\ /arisnla, menjadi saksi png memberatkan
terdakwa png juga palarisnln, membunuh karena gila, bermaksud mendidik
anakn5ra namun mengakibatkan kematiannyra, melakukan pernbedahan dengan
tujuan mengobati tetapi kemudian mengakibatkan kematian pasien yang
sekaligus pev.rarisnya. Semua bentuk pembunuhan ini -menurut Asy-Syafi'i-
menghalangi perolehan waris bagi pelakunya. Dasamya adalah keumuman
saMa beliau SAW, " Pembunuh (onng Sang metnbain5a uaris) tidak mazdapt
utaris ap-ap.".
Sementara imam Malik berpendapat bahwa pembunuhan terdiri dari dua
kategori:

a. Sengaja memusuhi (zhalim), pelaku pembunuhan jenis ini tidak

2to
J svamr BurucHulrriAnam #
mendapat waris secara mutlak.

b. Membunuh karena kekeliruan (khatha). Kategori ini pelakunya masih


memperoleh harta waris, namun ia tidak mendapat waris dari harta
ditnt (derda pernbunuhan gang dilakukannla) sebab perolehannya atas
harta waris tidak harus dilakukan secepatrya, sedangkan denda dipt
wajib iabayar. Tentutidakada faedah (suatu hukuman)bila ia mendapat
waris dari sesuatu yang wajib ia bayar atau keluarkan.

Abu Hanifah berpendapat bahwa pembunuhan yang dapat menghalangi


penerimaan waris adalah pembunuhan yang mengakibatkan qishaash atau
kaffarat, yaitu pembunuhan sengaja, semi sengaja (syibh 'amd) atau keliru.
Befuedadengan yang teriidi pada galian sumw, akibat meletakkan
batu di jalan, si pembunuh adalah anak kecilatau orang gila, atau membunuh
karena ia adalah eksekutor qishaash. Contoh-contoh pembunuhan yang baru
disebut ini tidak menghalangi pelakunya mendapatkan waris sebab tidak
mengakibatkan hukuman qishaash dan fiyga) kaffaarah terhadap pelakunya.
Keduanya {qishaash dan fiuga) kaffaarah) adalah dasar dalam mengenali
pembunuhan yang menghalangi perolehan waris menurut ulama madzhab
Hanafi.

Sementara Ahmad berpendapat bahwa pembunuhan yang menghalangi


perolehan harta warisan adalah pembunuhan tanpa hak, yaifu pembunuhan
yang diancam hukuman qishaash, membayar diyat atau kaffaanh, seperti
pembunuhan sengaja, semi sengaja, akibat kekeliruan, dan pembunuhan
hukumnya disarrnkan dengan pembunuhan kekelinran, pembunuhan oleh arnk
kecil, orang gila atau orang yang tidur. Adapun pembunuhan yang tidak
diancam dengan sanksi-sanksi di atas tidak menjadi alasan pengahalang
perolehan harta waris, seperti membunuh sebab qishashatau had atau membela
diri, pembunuhan yang dilalukan oleh orang yang adil terhadap orang yang
lalim. Pembunuhan-pembunuhan seperti ini tidak menghalangi perolehan
waris. Hal itu dikarenakan halangan memperoleh harta waris sebab
pembunuhan tergantung pada adanya tanggung jawab (dhamaanl atau tidak.
Jika pembunuhan tidak menjadi tanggung jawab bagi pembunuhnya maka
pembunuhan seperti ini tidak menghalangi perolehan waris. Demikian

211
ffi,:i,"*:#,:
Pendapat ini adalah pendapat yang paling mjih diantarapendapat-pendapat
di atas karena berjalan sesuai dengan dalildalil yang ada dan juga karena
pendapat ini berada di tengah antara pendapat ulama madzhab Maliki dan
ulama madzhab Spfi'i. Wallahua'latn.

it'J'rr'+ :'Ju -'*Lh, oer- *dJr i'# ;,rj -xtv


, ^.. -aa-i-,,
rr ;,,'ntSt ,i tSt');i 6> ,J';- *j ^lL iu' ,r;
;ti"iyi';;;{,,Lt1 it r'e.6\ ;17;'; r;. (irt
^ t.?, c.
.rJt -t s
827. Dari 'Umar bin Al Khaththab RA, ia berkata, saya mendengar
Rasulullah SAW bersaMa , " Harta yang disimpn orang fua atau anak, adalah
untuk pra ahli umris 'ashabah yang ada." (HR. Abu Daud, An-Nasa'i dan
Ibnu Majah). Dinilai shahih oleh lbnu Al Madini dan Ibnu AMil Barr.6e

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits hasn.la diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i
dan lbnu Majah. Ibnu Al Madini dan hnu 'AMilBarr menilain5ra sebagai hadits
shahih.lbnul Qayyim berkata, Ibnu AMil Barr berkata, "Hdits ini adalah
hadits hmn shahih, namun ghariA'-

Kosakata hadits
Ahraa Al waalid:kata afirazadibaca dengan hamzah berharakat fathah
dan ia 'mati, diakhiri dengan huruf za'. Afiraa al maal artin5n memperoreh
harta, menjaga dan menyimpannya sampai u/akfu ia dibufuhkan.

6e
Abu Daud (2917),An-Nasa'i dalam Al Kubra (4/25) dan Ibnu Majah (2?32).

212
ffi:#,GHUIMARAM
1 . Hadits ini dengan redaksinya yang paniang ada dalam Sunan Abu Daud-
Kisahnya, Ri'ab bin Hudzaifah menikahi seorang perempuan.
Perempuan ini kemudian melahirkan tiga anak laki-laki. Ketika
perempuan itu meninggal dunia, ketiga anak laki-lakinya mewarisi
rumahnya @baa'ahaa) hn wala'budak-budak gang dimerdekakannya.
Amru bin Al Ash termasuk ahli wais 'ashabaharnk laki-lakinya itu.
Ia mengeluarkan mereka ke negeri Syam, lalu mereka meninggaldan
meninggal (pula) seorang budak kemerdekaan ibunya, dengan
meninggalkan harta. Saudara laki-laki sang ibu memperkarakan Amru
bin Al Ash kepada Umar bin Al Khaththab, lalu Umar berkata,
Rasulullah SAW bersaMa,

.,Jg y 4*;J ,4i tsr;r'ri i;t')';i 6


"Harta 5nng disimpn anak atau orang tua, dakh unfuk ahli uaris
'ashabah Sang ada." .

Iapun menulis surat yang di dalamnya ada kesaksian Abdurrahman


bin Auf, Zaid bin Tsabit dan seorang laki-laki-

2. Hadits ini menunjukkan bahwa wala'iht tidak dapat diwarisi, akan


tetapi dengan adanga wak'sesqmng dapat mempa'oleh waris- Harta
yang dikumpulkan oleh seorang budak yang dimerdekakan, maka
setelah ia meningaldunia, harta itu menjadi waris bagi para ahli waris
'ashabahtuannya yang mendapat 'ashabah dengan sendirinya, bila
tidak ada kerabat dalam nasab budak itu- Karena hubungan r'rala'
adalah (ibarat) seperti hubungan dalam nasab- Wala'diserupakan
dengan nasab, sedang nasab menjadi alasan perolehan waris; maka
demikian pula dengan wala'berdasarkan kesepakatan para ulama.

213
svanax BurucHur riARAri F
-l
a' jF'r'Ju ilu ;nz ?nr'o1r- |* J I' f ;r; -,rr,r
\j ,]r-jy .Jl,'^--,k "^a lvjg :*3 *\t i,
sri *;A, i * r'C6';:-/ 4€u,iri., -1i-,'j.
t t1 to,tt 7 z''.!tt
1.'..c
-.,.1,. d'el;
.\rfiJl rJ\> 4t o*2 t'-*-'i-

828. Dari Abdullah bin Umar RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
" (hubungan) Wala' itu seperti hubungan nasab. la tidak boleh diiual dan

dihibahkan." (HR. Al Hakim melatui sanad Asy-syafi'i dari Muhammad bin Al


Hasan, dari AbuYusufl. Hadits ini dinilai shahiholehlbnu Hibban. sedangkan
AlBaihaqi menilainya sebagai hadits ma'lul.

Peringkat Hadits
Hadits ini shahih.la diriwayatkan oleh lbnu Hibban dalam Shahih'nya.la
jugadiriwayratkan olehAlHakim dan AsySyafi'i dari Muhammad bin Al Hasan,
dari Abu Yusuf.

Dalam At-Talkhish. Ibnu Hajar berkata, 'Abu Nu'aim mengumpulkan


sanad-sanad (periwayatan) hadits tentang larangan menjual wala' dan
larangan menghibahkannya dalam Musnad Abdullah bin Dinar. Ia
meriwayatkan hadits itu dari sekitar lima puluh atau lebih sahabat. Hadits ini
juga diriwa5ratkan oleh Ath-Thabrani dalam Al Kabirdari hadits AMullah bin
Abi Aufa. Dmana sanadnln secara zhahir adalah shahih'"
As-Suyuthi menilainya sebagai hadits shahih dalam Al Jami', Ash'
Shqhir. Demikian juga dengan Al Albani dalam Al lrwa''

Kosakata Hadits
At Wala': dengan wawu berharakat fathah secara bahasa berarti
"kekuasaan". Maksudnya di sini adalah kemerdekaan (dari perbudakan)hasil
dari pembebasan oleh PemiliknYa.

Lubmatun ka luhmah An-Nasab. dengan /amberharakat dhammah, ha'

211
ffi*:,"ffiffi
kaitan dan hubungan nasab.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Al wahl dengan fathah dan mad, adalah wala'kenqrdekaan yang
menjadi penentu ke'ashabl>an. Penyebabnya adalah pembebasan
yang diberikan oleh orang yarg mernerdekakannya, baik kernerdekaan
itu langsung atau bersyarat, baik pembebasan tersebut dilakukan
sebagai kewajiban atau kesunnahan. Termasuk pembebasan melalui
transaksi kitaabh (pembebasan diri dengan membayamya secara
cicil), sebagaimana dijelaskan dalam hadits tentang Barirah. Saat itu
beliau SAW bersaMa,

.:dLi ;t.i,t';r Cy.

" Wale' itu hanSa milik onng lang memerdekakan." (HR. Al Bukhari
danMuslim)

2. Jdi, u/ala'itv (ibara$ potongan daging dan hubungan yang seperti


hubungan nasab, dengan kelanggengan dan pengaruh-pa'rgaruhnya.
Tidak boleh dihibahkan dan diwariskan, wala' hanya jalan mendapat
waris. Seorang budak pada saat meniadi budak,seperti tidak ada;
karena ia tidak dapat memiliki, tidak dapat menggunakan (harta).
Ketika ia dimerdekakan, tuannga membuat ia meniadi ada dengan
s€mpuna; karena ia menpdi dapat merniliki dan menglunakan (harta).
Budak merniliki hak-haknSn setelah (tadinya)ia Snng dimiliki.

Bila nrayit png pemah dimerdekakan tidak menrprryai ahli wais dari
Fng mendapat baghn pasti rnaupun Sang mendapat
ialur nasab, baik
secara 'ashabah, maka pewarisnya adalah orang yang
memerdekakannln iika ada. Jika tidak ada, maka ahli waris'ashabh
dari orang Snng telah memerdekakannla, lrang mendapat 'ashabh
dengan serdirinya maupun bsama orang lain. Bila peunrisan sebab
wala' berpindah kepada ahli waris 'ashabah dari orang yang
memerdekakan sesudahnln, maka wala' itu untuk 3nng lebih dekat

2t5
sYAtAH SUIUGHU1 r,larail F
dan setenrsnya dari kalangan yang laki-laki ahli waris 'ashabh, bukan
yang perempuan, karata tidak ada perernpuan !,ang mendapat waris
'ashabh dengan sendirinSa kecuali perempuan yang mernerdekakan
atau perempuan yang memerdekakan laki-laki lang memerdekakan.

4. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa palarisan sebab


wala'adajika budak yang dimerdekakan itu tidak mempunyai ahli
waris 'asfrabahdarijalur nasab dan ahli waris yang mandapat bagian
pasti tidak menghabiskan seluruh harta. Ketika itulah orang yang
memerdekakan dapat waris seluruh harta dengan cata 'ashabah. Jil<a

budak yang dirnerdekakan mernpr:n5ai ahli waris yang mendapat bagian


pasti saja, sementara ahli waris 'ashabah dari jalur nasab tidak ada,
maka orang yang memerdekakan mendapat harta yang disisakan ahli
waris yang mendapat bagian pasti fika ada sisa). Jika tidak menyisakan
harta sedikitpun, haknya gugur seperti ahli waris 'ashabah lainnya.

5. Mayoritas ulama berpandangan bahwa vala'mel-.rpdi sebab perolehan


waris hanya dari satu sisi, 5aitu sisi orang lnng memerdekakan, karena
dialah yang melakukan pemberian kepada orang yang
dimerdekakannya. Itu sebabnya palarisan hanya khusus untuknya.
Syaikhul Islam berkata, "Budak yang dimerdekakan mendapat waris
ketika tidak ada ahli waris". Guru kami, Abdurrahman As-Sa'di
yang
-rahimahullah- berpendapat sama, karena ada hadits
diriwayatkan oleh lima imam hadits kecuali An-Nasa'i, dan hadits itu
dinilai hasanoleh At-Tirmidzi dari lbnu Abbas, bahwa seorang laki-
laki meninggaldunia pada masa Nabi SAW, ia tidak mempunyai ahli
waris kecuali seorang budak yang telah dimerdekakan, lalu beliau
memberikan warisannya kepada budak itu, dan karena keumuman
saMa Nabi SAW,

.Jrd?r^;i.t'St
"ftTubungan) Wala' itu sepati hubungan dahm naab."
Karena beliau menyerupakan wala'dutgan nasab, n:rrl<a wala'al<an
mengambilhukum nasab.

216
ffi:H#;::::ffi
orang yang dim€ldekakan tidak mempunyai ahli waris 'asllrl6ahdezgan
sendirinp dari jalur nasab, dan mereka grang mendapat bagian pasti

tidak menghablskan sduruh harta uaaris. Jika orang 5ang dim€rdekakan


itu mernpunyai ahli wafts 'ashabh dertgansendirinya dari plur nasab,
maka ia didahulukan dari pada 'ashabah wala', atau ia hanya
mempuryni ahli waris png mendapat bagian pasti saja dan bagian-
bagian pasti ihx menghabiskan harta yang ditinggalkan, maka bagian
per,uaris 'asfuh nala'gtrgur (tidak dapat apaapa), seperti 'aslrabah
hinnla.
7 . Yang masyhur dari madzhab Imam Ahrirad, kufur bukan penghalang
untuk mendapat $rrt'ts uak'. Kar€na trz,la'brerslrfrlltetap meski disertai
perbedaan agarna tanpa adanp bantahan di kalangan ulama. Wala'
adalah salah satu bagian dari perbudakan. Riwalnt lain dari Imam
Ahmad merryratakan bahwa perbedaan agama adalah penghalang
unfuk saling meuraris secara wala'. NMr$/affaq berkata, "Pendapat
ini merupakan pendapat malpritas ularna". Dasaqp aalah kanmuman
hadits yang ada dalam dua kitab Shahih,tierupa saMa Nabi SAW,

.p::Jr 7d, :r.j,;rttt SA L, o


"anng Muslim tklak hpt mewarisi onng katir dan onng l<aftr tidak
dapt mew;arisi ontg muslim.
Ketika perbedaan agama menjadi penghalang (u,aris)dalam nasab,
padahal nasab lebih kuatdaripdawala'. Untukitu pededaan agama
menjadi penghalang wafis urak'adalah lebih layak.

8. Syaikh Taqiyyudin berkata, "Orang zindiq munafiq mendapat waris


dan dapatdiwarisi karenaNabiSAW tidak mengambil sedikitpun dari
harta peninggalan orang munafiq dan (uga) tidak menjadikannya
sebagai /a1'." Dengan begitu maka diketahui bahwa yang menjadi
pokok dalam peurarisan adalah fibah. Meskipun begitu sebutan Islam
tetap berlaku dalam hal yang bersifat lahir berdasarkan kesepakatan
ulama.

217
SYATAHlurucHutmAumk
l.
.1t J';ri6 'i6 -a-
loz i
attl
{:- r';f
. .7c.
l- t a,,
r)U Ot g,J -AI
,^;r\ii'',};i L'ti . (-.,ti J\7*?l ):&;,5??" &
'.Flr,€t-;Jf) jl-> llf: ,tL')t'^i|.bi -'r.
c>21>
t
g.l 6r.
.

''c.,it
829 . DanAbu Qilabah, dari Anas ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersaMa,
,,onng yang pling pndai faraa'idh di antan kalian adalah Zaid bin Tbabit,"
(HR. Ahmad dan empat imam hadits selain Abu Daud). Dinilai shahih oleh
At-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim. Juga dinilai sebagai hadits ma'lul
70
karerra ke m u rr;,lartnya.

Peringkat Hadits
Hadits ini dinihi sluhDoleh At-Tirmi&i, Ibnu Hibban dan Al Hakim. Dalam
At-Tatkhish,lbnu Hajar berkata, "Ahmad, At-Tirmilzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah,
Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayratkan4a dari Abu Qilabah dari Anas." [-alu
Ibnu Haiar merryebutkan haditsnya.

Hadits ini dinlai shahiholehAt-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim.

Namun hadits ini juga telah dinilai ma'luull<arerta mursl. Abu Qilabah
mendengar dari Anas adalah benar, tehpi ada 5nng mengatakan, "la tidak
mendengar hadits ini dari Anas." Ad-Danrquthni, Al Baihaqi dan Al Khathib
mgrgungulkan pendapat yang mengatalon bahwa y6ng n4rdrul dalahhadits,

.etl;jit'.;;:e in\i:: qit


"Setiap umat mempunyai orang yang terpercaya dan orang yang
tapaaSa dalam ummat ini adalah Abu 'Ubidah bin Al Jarnh-"
Adaptrn hadits-hadits lainnSa adalah hadits mutsl. t-ladits ini diriwalatkan

70
Ahmad (31181) , At-Tirmidzi (3?90), AnNasa' i dalam Fadha'it al Shalrabah ( 155)
'
Ibnu Hitrban (7131) dan Ibnu Majah (154).

218
-{ svanan BUtucHUt MAurrr #
dalam beberapa sanad yang masing-masing tidak bebas dari komentar (kritik).
Namun keragaman sanad membuat hadits-hadits itu saling menguatkan.

Kosakata Hadits
Abu Qilaabh Dengan galberharakat kasrah- adalah Ibnu Zaid Al Jirmi
Al Bashri, seorang tabi'i, terpercaya. Dia adalah otang yang paling ban5nk
menerima (riulayat) dari Anas bin Malik RA.

Afndhukum hkl:llata 'afmdhu adalah bentuk afal afdhiil (superlatif).


Artinya bahwa Zaid bin Tzabit AlAnshari adalah orang png paling pandai
di antara para sahabat lainnln dalam ilmu faraa'idh.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Usia Zaid bin Tsabit bin AdtrDhahak Al Arshari Al Khaaaji An-Naffi
-ketika Nabi SAW datang ke Madinah- dalah sebdas tatnrn. Perang
pertarna 1ang ia ikuti berdasartan pendapat yang njiihadabhpqans
Khandaq. Ia wafat tahun 45 (empat puluh lima) Hiirah. Dia termasuk
salah satu penulis wahyu, penghafal Al Qur'an dan para penimba
ilmu. Nabi SAW mernberikan bendera Banu An-Najlr kepadanya
saat perhng Tabuk. Nabi SAW pernah bersaMa, "Sesutgguhnya ia
adalah oftrng yang pling bnyak magharyl Al Qtr 'an.". Umar
mengangkatnya sebagai pengganti khalifah di Madinah seban5nk tiga
pernah
kali. Utsman fiuga) sebagai pargganti khalifah.
Banyak kalangan sahabat dan tabi'in yangmengambil (b€lard) riwayrat
hadits darinya. Dia juga yang menlnlin mushaf @a masa Abu Bakar
dan Utsman RA Saat dia meninggal dunia, Abu Hurairah
"Tinta umat ini telah meninggal dunia. Sernoga Allah SWT. menjadikan
hnu Abbm sebagai penggantirya." Sedangkan lbnu Urnar berkomentar,
'Pada hari ini orang pandai kota Madinah telah meninggal dunia."

2. D dalam Al Musnad,At-Tirmidzi danhnu Maiah terdapat keterangan


bahwa Nabi SAW bersaMa, " Dan Sang pling pn&i ihnu Fana'idh
diantara kaltan adalah hid bin Tsabit-" Dengan kesalsian Nabi ini
serta keistimewaan ilmun5n, Imam Sgrafi'i sering meruiuk kepadanya

2l?
H##:Hffi
3.
ijtihadnYa-

Hadits ini hanya sebagian hadits 5Ang cukup panling


yang diriwa5ntkap

oleh At-Tirmidzi, An-Nasa'i, dan lbnu Majah dengan redaksi:


Rasulullah SAW bersaMa,

,'/Ll' f-l f. i:,j;?r, k ; .i:r. 1i 7''1


,i ;';l ;1r -,t-(l eT;?t,it;} i+ r$:*rt
,o-,t:.&,;i', ,'i *i* 'P?t
{i,tr':jilt,
.Ctitt'; ;:'*- I i\i :* ai t,7i
*
Yang pling Pentmyang di antan umatku adalah Abu kka4 yang
palingtqasdalamagamaAltahswTdiantammerel<adalahUmati
yang malu di antara mereka adalah Utsman' yang paling baik
pling
pal-
bacaan Al Qur'an di antata mereka adatah Ubay bin Ka'b, lmng
ingpndaitentanghalaldanhanmdiantaramerekaadalahMu,adz
adalah
bin Jaful, wng Paling pndai ilmu fana. idh di antan mereka
hud bin Tsabit dan onng tuperaSm di antam merel<a adalah Abu
'Ubklah bin Al Jarnlf'.
hadits itu
Penyusun bvku Bulugh Al Manamtidak menyebutkan dari
"
kectnli ada kaitanqa dengan bab ini, }nitu kalimat Yang
pling pndai
ini
ilmu fama'idh di antan merel<a ialah Zaid bin kabif'Kalimat
menjadisaksibahwaZaidbinTsabitadalahorangyangmlingpandai
di antara orang-orang yang pandai tentang ilmu waris. Itu sebabnya
Zaidbin Tsabit menjadi petunjuk dan rujukan'
4. Hadits ini dinilai cacat'karena ke-mursalannya- Abu Qilabah
_meskipunmendengarlangsungbeberapahaditsdariAnasRA._
namun ia tidak mendengar langsung hadits ini dari Anas RA. Dengan
begitu hadits ini mursal(malsudnp munqathi'\. Tetapi Ibnu Hajar
dalam At-Talkhish mengatakan bahwa hadits ini dinilai shahih

220
*ffiffi.;:ffi
sama diriwayatkan dengan sanad lain oleh At-Tirmidzi dari Anas RA,
yang oleh lbnu Al Mawwaq dan ulama lain mengunggulkan maushul.
Namun Ad-Daruquthni, Al Baihaqi dan Al Khathib mengunggulkan
yarrg maushuladalah hadits yang dalam sanadnya menyebut nama
Abu Ubaidah, sedangkan yang lainnya adalah mursal-

5. Perbedaan pendapat ulama sehubungan masalah Al Faraa'idh


amat sedikit. Yang sedikit yang menjadi perbedaan pendapat ini
memang tidak dijelaskan oleh AlQur'an. Sedangkan pokok-pokok
permasalahan Al Faraa'idh yang penting telah disepakati oleh para
ulama. Hal itu dikarenakan Allah SWT telah mengatumya langsung
dalamAl Qur'an. Mengingat masalah ini adalah masalah pembagian
harta yang menjidi kecenderungan hati rnanusia- D samping ifu harta
waris biasanya dibagi di antara mereka yang kuat dan lemah. Hal itu
menimbulkan kekhawatiran munculnya ketidak-adilan dalam
penrbaghnnla

221
I

+
i

svenax lurucHurllArA[
-l

S-Jt'*ti
(BAB TENTANG WASIAT)

Pendohuluon
Al washaa3mdalah bentuk jamak dari kata washiyph, seperti kata
t<ara
Al HadaaSndengan hadiyyah. Arti asal l<ata uashiy5ah adalah meneruskan,/
melanjutkan, sebab orang yang berwasiat menyambungkan apa yang menjadi
milikngn di masa hidupnya dengan sesuafu setelah kematiannya.

Bentuk kata keria bisa berupa wash-shadan aushaa.

Secara bahasa, mshiyyah artinya perintah. Sebagaimana firman Allah


SWT, "Dan lbnhim tehh memqintahl<an (uash-sha) uaryn itu kepda
anak-anala5a, danikian puh Ya 'qub-.--" (Os. Al Baqanh l2l: l32l
Secara qpra' , vashlgahadalah suatu janji tertentu trntuk mengelola harta
atau bersedekah setelah kematian.

Washiyghdisyafiatl<anberdasarkan'

O Al Qur'an, yaitu firman Allah SWT, " Diwaiibl<an atas kalian, apbila
seorang di antara kalian kedatangan (tanda-tanda) maut, iika ia
meningalkan harta yang banimk, bqwasiat unfuk ibu-bbpk dan
l<arib kerabbtya smn ma'ntf, (ki adalah) atas orang-
oft,ngtang bertakwa." (Qs.Al Baqarah [2]: 1'80)
O Sunnah Nabi SAW, akan dijelaskan oleh hadits-hadits dalam bab ini.

222
svenau BUtuGHur MARATTA
-l
O ljma'ulama berbagai penjuru dunia sepanjang masa
Wasiat merupakan salah satu kelndahan Islam, karena pernilik harta diberi
kesempatan memberikan sebagian hartaqn 5nng manfaat kembali kepadanya
setelah kematiannlB. Di samping juga merupakan bukti kasih sayang Allah
SWT kepada para hamba-N3B.
*Hai anak Adam,
Dalam salah satu hadits qudsi dinyatakan, Aku telah
manjadikan sebryian hartamu untuk (kebikan)mu ketika Aku mencabut
ntawarnu agarAku hpt menycileanmu &n mqnbersihlcanmu."
Lima hukum Islam dapat berlaku pada wasiat:

l. Wasiat wajib, lraitu b€runsiat kepada orang png mengutanginlp


tanpa saksi.

2. Wasiat haram, yaitu berwasiat kepada ahli waris melebihi dari


sepertiga dari seluruh hartanp atau berwasiat sesuatu kepada ahli
waris, selama kedua kasus tersebut tidak mendapat izin dari ahli unris
Sranghin.
3. Wasiat sunah, yaitu wasiat sepertiga harta oleh orang yang
meninggalkan harta sangat banyak.

4. Wasiat makruh, yaitu orang fakir yang berwasiat sementara ahli


warisnyra amat mernbutuhkan.

5. Wasbt mubah, 1Bitu unsiat orang hkir png atrli warisnya sudah mampu
atau sudah kap.

-)Lht -u ir'J'yr'oi -r:iZh, -",r-'* i.t ts -xr,


.:---=.1 (q f;- ii-tiy- r";'d,# ts-,,|]* L;:Ju *j
, , i.

rk'^f*'t', Vf j$
:r.
^\L'JrZ (i.-r-
.

830. Dari hnu Umar ne, Uuh*u nu.utUUf, SeW bn rubdu, " Ai*un nuk
seorang muslim 5nng memiliki sesuafu (harta) yang ingin divwsiatkannya
(/

Mutafq'Alaihl."
::::;::ffi
Kosakata Hadits
Maa Haqqu Imri',in: Maadisini adalah Maa Naafigh, yang artinya
/arsa

(bukan). Ytata fiaqumenjadi mubtada'.sementara khabar-nyaadalah kalimat


setelah illaa.

M us lim' Menjadi s i fa t per tama untuk l<ata im ri' i n (s an ng)'


Lahuu Syai'unMenjadi s/atkedua untuk kata imri'in. Sedangkan kalimat
qruiidu an ytshaameniadi sifat untuk kata syai'un'
Laihain :Menfidi siht ketga untuk kab- imri'in- l<ab lailabinmenladi
Yabiitu
(taukiil),
mafull<ata labiitu. t\ata lailatain (dua malam) merupakan penguat
bukan pembatasan (tahdiid. Hal ini dapat ditoleransi dengan maksud
mufulryhah (hiPerbola).

Washiygh Washiy5atuhuu; Adalah iumlah baaliytDh (kalirnat keadaan)


yang disarnbung dengan hrxuf tnuruhn dlnmiin

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Rasulullah sAw menganjurkan umatnya agar merealisasikan niat

bail$rya sceeat mungkin, salah sattrrln dengan cara b€!.ur6ht s€bdum


kesernpatan itu hilang (sebab kernatianrSn, pen). untuk itu, beliau
sAW memberi pehrniuk bahwa tidak la}/ak bagi mereka Snng ingin
beruasiat memperlambat realisasi4n hirEga u,aktu png cukup lama.
Sebaliknp ia sebaiknlp segera menulis wasiatnF. Kalau pun ia ingin
menundanya maka diberi tolemnsi safu atau dua rnalam- Seseorang
tidak akan pernah tahu apa yang akan teriadi pada kedupannya
selanfutrya.

2. Semangat lbnu Umar dan orang-orang sepertinya yang selalu


memperhatikan wasiatrp setiap malam. Imam qEfi'i mengatakan,
malsud hadits ialah, seorang muslim tidak b€rhati-hati kecuali iika

?' Bukhari (2738) danMrslim (1627).

an1
-{ svamx BULUGHUII Anen #
ia menuliskan wasiat lnng diinginkannya terfulis di sisinya.
3. Pensyariatan wasiat, sebagaimana telah disepakati oleh para ulama.
Di mana dasar ijma'n1a adalah Al Qur'an dan Sunnah.

4. Wasiat terdiri dari dua kategori

a. WasiatSunah

b. WasiatWajib
Wasiat Sunah yaitu wasiat yang bersifat sukarela dan untuk
kepentingan p€ndekatan dhi kepada Allah SWT.

Sedangkan Wasiat Waiib adalah wasiat png berkaitan dengan


tanggungjaurab omng lnng berwasiat, dimana wasiat ini tidak
mernerlukan saksi untuk mernbuktikan keberadaannfa (wash$. lGr€na
suatu kewajiban yang tidakdapat sempurna kecuali dengan sesuafu
grang lain maka sesuatu yarg lain ini dalah wajib. lbnu Daqiq Al ld
menuturkan bahua hadits iniditempatkan untuk kategori wasiat waiib.

5. Berdasarkan kalimat " mqqtcanalan mew;asiatkannyei', mayoritas


ulama berpendapat bahwa rarasiat dengan sebagian harta sebagai
sedekah.untuk mencari ridha Allah SWT adalah disunahkan, bukan
diu/ajiblon.

hnu 'AM Al Barr mengatakan bahwa para ulama sepakat, wasiat ifu
tidak urajib. Jika mayit tilak b€ru,asiat maka harb urar'rs dibagi-bagikan
kepada ahli warisnya. Sedangkan wasiat membayar utang,
mengembalikan amanat dan titipan adalah urasiat wajib seperti yrang
tehh dijelaskan sebdumrAp-
6. Anjuran mereatlsasikan niil baik secepatnlp s€bagai b€ntuk kepatuhan
kepada Allah dan Basululhh SAW. Juga sebagai modal persiapan
menghadapi kernatian.

7 . Wasiat berupa tulisan yarg dikenal selama ini sudah dianggap cukup
sebagai bukti wasiat. Karena hadits ini tidak menyebutkan perlunya
saksi. Suatu tulisan jika sudah dikenali sebagai wasiat maka ia adalah
saksi itu sendiri dan dokumen legal.

2125
ffi-"-J-:ffi
Muslim meriwayatkan darinya bahwa dia berkata, "Aku tidak tidur
satu malam pun kecuali wasiatku tertulis di sampingku."
g. hnu Daqiq mengatakan bahwa izin penundaan penulisanwasiat hingga
dua atau tiga malam ditetapkan unfuk menghindari kesulitan tertentu.

10. Disunahkan mencatat hal-hal yang dikhawatirkan lupa atau


terlerr.ratkan.

11. Pentingnya mencatat, yang juga menjadi cara menyimpan ilmu dan
mengikat perjanjian. Allah SWT berfirman, "Nun, demi Qalam dan
ap yang mereka tulis." (Qs. Al Qalam [58]'l)
L2. Menyimpan wasiat setelah ditulis agar tetap berada pada peu.rasiat
dan tidak mengabaikannYa.

13. Syaikhul Islam berkata, "wasiat dinilai sah dan dapat dilaksanakan
berdasarkan bukti tertulis yang sudah dikenal. Atau berdasarkan
pengakuan dalam catatannya. Demikian madzhab Ahmad. Jika mayit
menulis suafu kalajiban atas dirinya unfuk orang lain dalam buku
catatannga atau sQenisn5a sementara mayit ihr merniliki sdrretaris png
selalu menulis apa yang menjadi ka,vajibannya maka masalahnya
dikembalikan kepada catatan dengan tulisan mayit itu sendiri, tulisan
wakilnya. Pengakuan wakilnp dalam hal yang berkaitan dengan
tugasnya sebagai wakil dapat diterima."

14. Syaikh Muhammad bin Ibrahim dalam masalah Al Qasaamah


mengatakan, "Jika ada orang bertanya, bagaimana ia (wakil)dapat
bersumpah untuk sesuatu yang tidak dilihat dan tidak menjadi saksi
untuk itu? Jawabnya, Ini adalah bukti atau dalilbahwa seseorang dapat
bersumpah jika ia menduga kuat bahwa memang seperti itu
kenyrataannya."

salah safu contoh kasus adalah jika seseorang menemukan catatan


ayahnya bahwa ayahnya berutang kepada seseorcmg maka anaknya
dapat bersumpah bahwa kenyatannya mernang seperti itu berdasarkan
dugaan yang kuat (meskipun si anak tidak menSraksikan ayahnya

226
svenlx BuruGHUr MARAM
-l
menulis pesannla ifu, penj)

15. Syaikhul Islam berkata, "Diizinkan bersaksi atas suatu catatan tulisan,
contohnya saya bersaksi bahwa itu adalah tulisan si Fulan, jika ia betul-
betulyakin ifu memang tulisannya, meskipun ia tidak hidup sezaman
dengan Fulan tersebut. Orang-orang dapat melakukan kesaksian yang
mereka sendiri tidak ragu lagi bahwa itu adalah tulisan Fulan. Untuk
itu, orang yang sudah dikenali bentuk tulisanngra maka isi pesannya
dapat dilaksanakan.

r-.*
'i-ii) :iri -it ilr qr-
fG, ,rj i * *', -^r\
'#-'i:'iui,i:ti J.'-G. 1\,ti'tt .3u
, ,1 r;f t:t J?''
'6:t-itti,L 'ri .y rju 9,8"'6:"iui :L-Lii .Y :ju t;1.; alz

'oi'u';*,;r:;,'.)t; tttrtt tt
.,i'rk'it',!il,;* g-Ult, .c-klt :Jti fclr
z l4z ,,

.*o7, t'a-t . -a. ,.. .-z c lz .z

;.b.(.ful dJiif4 aJb


f^Jr;
831. Dari Sa'ad bin Abi Waqqash RA, dia berkata: Aku bertanya, "Ya
Rasulullah SAW aku adalah orang gang mernpunlni harta. Ahli warisku hanya
seorang anak perernpuan. Bolehkah aku bersedekah dengan dua pertiga
hartaku?" Beliau menjawab, "Tidak." Aku berkata, ?pakah aku boleh
bersedekah dengan setengahqn?" Beliau menjawab, "Tidak." Aku berkata,
"Bolehkan aku bersedakah dengan sepertiganSa?" Belia menjar,vab , " Sepatiga.
Dan sepertiga itu bangk. Sesunguhrya lamu maningalkan ahli qarismu
dalam keadaan kag lebih bik &ripda maninggall<an merel<a FF lalu
menga nis kepda onnganz,ng." (HR. Muttafaq 'Alaihl.n

72
Bukhari (1295) dan Muslim (1628).

227
SYARAH BULUGHuI MARAII

#
Asy-Syathr: Dengan huruf syiin berharakat fathahdan /r5a'mati diakhiri
dengan raa'. Kata ini memiliki banyak makna. Namun yang dimaksud di sini
adalah setengah.
Ats-kuluts Wash iyyah, Ats-tsuluts hatsiir: l{ata ats'tsuluts yang pertama
boleh dii'rab rafa' sebagai mubtada'atau faa'il. Lengkapnya, sepertiga sudah
cukup bagimu (berwasiat). Boleh juga di-i 'rab nashab dengan cam ighraa'atau
menjadi maf'ul. Lengkapnya berikanlah sepertiga. Sedangkan kata ats-tsuluts
yang kedua menjadi mubtada', khabar-nyakata katsiir.

Katsiirt Kebanyakan riwayat menggunakan huruf tsa'. Demikian yang


mahfuuzh. Namun dalam redaksi riwayat Bukhari tertulis, katsiir atau kabiir.
Ini adalah bentuk keraguan dari perawi.
Innakat innahuruf nashab yang berfungsi me-nashab-kan isim- Kaafnya
adalah isimnya (innd.

AntHuruf "an' dengan hamzah. Huruf "an" dan kata sesudahnya dital$,/il
menjadi mashdardengan mahall i'rab rafa' menjadi mubtada'. Khabar-nya
adalah l<ata khair. Seluruh jumlah menjadi khabar inna. Sebagian riwayat
menggunakan kata " in" syarthiylah,bukan 'ar". Jika demikian mal<aiawab
nya dibuang berupa l<ata fa huwa khair.

Imam An-Nawawi mengatakan kedua rir,t;apt (lh dan ari shahih.l'rab


seperti ini diperkuat oleh Tokoh Nahwu, Ibnu Malik, guru imam An-Nawawi.
Tadzara: Dalam Al Mshbah dan lainnya dijelaskan bahwa l<ata tadzara
adalah kata yang berbentuk madhi dan mashdar-nyatidak difungsikan sama
sel<ali (amaafafi. Jika ingin mengungkapkan madhi'nya maka digunakan kata

taraka.
'Aallah,Deogan huruf 'atrberharakat fathah,adalah jamak dari kata'aa )d
yang artin5ra orang-orang fakir. Sedangkan l<ata 'ailahberarti kefakiran. Allah
SWT berfirman, "... Dan jika kalian khawatir meniadi faka, maka Allah nanti
akan memberikan kekayaan kepada kalian dari karuniaNya, iika Dia
menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Biiaksana."
(Qs. At-Taubah l9l 281
--{ svanax BUtuGHut MAnem #
Yatakaffafuuna An-Naa* Diambil dari kata kaff, yaifu tangan. Maksudnya
meminta-minta dengan tangan-tangan mereka kepada omng-orang.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Sa'ad bin Abi Waqqash sakit di Makkah (pada tahun terbukanya kota
Makkah). Ketika Rasulullah SAW datang menjenguknya, dia
menjelaskan bahwa dirinya memiliki harta'yang cukup banyak
sementara ahli uarisn5a hanya seorang anak perempuan. Dia bertanya
kepada Nabi SAW apakah ia dapat menydekahkan seluruh hartanya,
sebagaimana diriwayatkan oleh An-Nasa'i. Nabi SAW menjawab,
" Tidak." Ketika Sa'ad bertanya, "Bagaimana jika dua pertiganla."
Belia menjawab , " Ti&k." Sa'ad bertangra bagairnana jika setengahqa.
Beliau SAW juga menjawab, " Tidak." Ketika Sa'ad bertanya,
"Bagaimana jika sepertiganya, Nabi SAW mengizinkanya bersedekah
sep€rtiga dari hartan5n. Bdiau SAW bersaMa , " Sepatiga itu bntnk."
Kemudian Nabi SAW menerangkan bahwa meninggalkan ahli raaris
dalam keadaan kaya lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam
keadaan fakir miskin, meminta-minta kepada orang lain dan hidup
mengganhrngkan diri pada mereka.

2. Sa'ad bin Abi Waqqash Al aursyi Az-Zutui termasuk salah satu sahabat
yang masuk Islam lebih dalu. Ia juga termasuk rombongan hilrah
pertama. Ia ikut berperang bersama Rasulullah SAW dalam semua
peperangannya. Di antamnya perang Badar. Dia mengalami musibah
di perang Uhud hinnga Rasulullah SAW bersaMa, " Ayah dan lbuku
menebusmu." Ia termasuk salah safu dari sepuluh orang yang diberi
kabar gembira akan masuk surga dan salah safu dari dewan Syura di
masa pemilihan pemimpin pasca Umar RA, dia pemah menjadi
panglima perang saat menyerang orang-orang Persia. Dan berjasa
membuka wilayah Al Qadisiyah dan wilayah-wilayah lain. Saat terjadi
fittah kubn,beliau menghindari dari perseteruan sehubungan dengan
kematian Utsman RA. Ia hidup hingga tahun 54 H, meninggalkan
lima anak laki-laki dan dan seorang anak perempuan. Semoga Allah
menyayangi dan meridhainla.
(mu'akkad)ji{<a
:,",r;::ffi
y*g sakit adalah saudara dekat, teman dekat, tetangga
dan sejenisnYa.

4. Orang yang sakit boleh memberitahukan rasa sakit yang dideritanya,


bukan karena jengkel, keca*a atau mengeluh. Sebaiknln penjelasan
tersebut mernpunyai faedah. Contohnya seperti menjelaskan rasa sakit
yang dialaminya kepada dokter agar dokter dapat menganalisanya
dengan baik dan berguna bagi pengobatannya.

5. Dranjud€n b€rmusyaurarah dengan Ularnaatau merninta htwa mereka


dalam masalah-masalah yang dihadapi.

6. Diperbolehkan mengumpulkan harta dengan cara-cara yang


dibenarkan.

7 - Disurnhkan berv',asiat dengan qprat tidak melebihi sepertiga hartanya,


meskipun ia memiliki harta yrang begitu banyak.

8. Yang terbaik adalah berwasiat kurang dari sepertiga demi menjaga


atau memperhatikan hak-hak ahli waris-

9. Membiarkan harta untuk para ahli warisnya lebih baik daripada


menyedekahkannya untuk orang-orang yang tidak mempunyai
hubungan kekerabatan, mengingat hubungan ahli waris lebih berhak
dijaga daripada dibandingkan dengan hubungan kepada orang lain.

10. Memberi nafkah kepada istri dan anak-anak adalah ibadah yang
mempunyai pahala besar, jika disertai niat baik-

Ibnu Abi Daqiq mengatakan bahwa pahala memberi nafkah amat


tergantung dengan niat mencari ridha Allah SWT. Halini amat sulit
karena sering tidak sejalan dengan karakter umum manusia dan naluri
mereka. Mau tidak nnu (/a buddQ,bagi kebanyakan orang, pemberian
nafkah dikotori dengan niat-niat lain selain ridha Allah SWT.

Lalu dia menerangkan, kevuajiban keuangan jika ditunaikan dengan


niat menyelesaikan kewajiban dan mencari ridha Allah SWT maka
hal itu termasuk bentuk ketaatan kepada Allah, kebebasan (dari
tanggungan) dan ibadah.

230
--{ svlnlx BUtuGHUt MAnarrr #
11. Hadits ini mengecam pekerjaan meminta-minta atau mengemis uang
kepada orang dan menampakkan kebutuhan. Secara tidak langsung
hadits ini menganjurkan agar setiap orang berusaha melakukan sesuatu
yang dapat menghindarin5a dari meminta-minta atau tamak terhadap
apa yang dimiliki orang lain.

72. Hadits ini menilai baik mengumpulkan harta dengan cara yang halal
agar dapat menutupi kebufuhannya tanpa memerlukan orang lain. Di
antara cara terbaik mengumpulkan harta adalah hidup hemat.

13. Ahli -yang masih hidu5


r.uaris mernpunyai hak atas harta saudaranya

yang mewariskannya. Untuk itu, saudaranya tidak boleh boros


membelanjakan harta yang dimiliknya dengan tujuan agar ahli
warisnya tidak mendapatkannya.

14. Anjuran bersilaturrahmi dan berbuat baik kepada saudara atau kerabat,
khususn5n ahli waris. Berbuat baik kepada saudara yang paling dekat
lebih diutamakan daripada berbuat baik dengan saudara jauh.

15. Keutamaan membelanjakan harta unfuk fujuan-fujuan kebaikan atau


sosial. Perbuatan ini akan memberinya pahala jika disertai dengan
niat baik. Memberi nafkah keluarga menghasilkan pahala 1nng banyak
jika diniati mencari ridha Allah SWT. Sesuatu yang mubah dapat
menjadi ibadah,/ketaatan kepada Allah SWT jika dilakukan dengan
niat mencari ridha-I.{,7a .

,)-; 4, J >A;Lry -W ?"t *ir- z;rG ;.,'j -xrt


?'t

,uo';-i'n, ,6i- :ljir ,ri'otl:t ,S;', ,Juo ,*i y t;-

4# :JE 9W i:ti'4,?i rit;i |*i16'.ik'j &fi


#'yari,^!i:;E
832. Dari Aisyah RA, seorang lelaki mendatangi Nabi SAW dan berkata,

23r
ffi,--J:il::::ffi
sempa berwasiat. Aku menduga jika dia (sempat) berbicara tentu dia akan
bersedekah. Apakah dia mendapatkan pahala jika aku bersedekah atas
phala)." (HR. Muttafaq 'Alaih)'
namanya?", beliau menjawab, " Ya, (ia dapt
Redaksi di atas ada pada Muslim.73

Kosakata Hadits
Rajulan,Mal<sr.rdngra di sini adalah sa'ad bin ubadah AlAnshari Al Khazraji
RA, tokoh kabilah t$azraj. Ibunya yang disebeut dalam hadits bemama Amrah
binti Mas'ud Al Anshari, seorang wanita keturunan Bani An-Najjar-
Uftuliat, Artinya, meninggal dunia s@ata mendadak.
Nafsuha' Dalam An-Nihayahdiielaskan arti kalimat ini adalah meninggal
dunia secara mendadak.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Bersedekah atas nama mayit diperbolehkan dan pahalanya sampai
kepadanya. Hal ini tidak bertentangan dengan ayat" Dan bhvaanya
seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahal<annya." (Os. An-Najm [53]: 39) Karena ketika orang lain
memberin5a rnaka pemberian itu mempakan hasil usahan5a.

2. Disunahkan bersedekah atas nama mayit meskipun ia tidak berpesan


agar ahli waris melakukan itu. I(hususn5a jika diyakini si mayit sempat
berbicara tentu dia akan berwasiat menyedekahkan hartanya.

3. Keutamaan berbuat baik kepada orang fua. Di antaranya dengan cam


mendoakan mereka setelah mereka meninggal dunia atau bersedekah
atas nama mereka serta menghadiahkan pahala untuk mereka'

4. Selayaknya orang yang hendak mewasiatkan harta segera


melakukannya agar wasiat langsung dilakukan olehnya sehingga dia
dapat memperoleh seluruh pahalanya- Juga agar dia dapat

?3
Bukhari (1388) danMuslim (1004).

232
ffi-il::::ffiffi
5.
!,ang dia inginkan.

Ahli waris atau siapa saja yang berwenang segera melaksanakan wasiat
mayit agar si mayit segera memperoleh pahalanya. Khususnya yang
paling penting adalah yang berkaitan dengan kewajiban si mayit, baik
haji, zakat, kaffant, nadzar atau utangnya kepada orang lain.

6. Bersegera melakukan ibadah dan perbuatan baik selama hidup.


Dunia adalah tempat berlomba menghasilkan fadhilah dan pahala.
Semakin tinggi fadhilah seseorang semakin tinggi pula martabatnya
di Akhirat.

Perbedaan Pendapat Di Kalangan Uliama


Para ulama sepakat bahr,ra berdoa, memohonkan ampun unfuk mayit dan
ibadah-ibadah lang brkaitan dengan harta atas nama mayit, seperti sedekah,
haji dan umrah, pahala semua ini dapat sampal kepada mayit.

Untuk berdoa dan mernohonkan arnpun, dalilnla adalah firnnn Allah SWT,
"Dan omng:omng 5ang dabng sesu&h mqel<a Muhajirin dan Anshar), merel<a
berdoat " Ya Tuhan kami, bui ampunlah l<ami dan sudam-audara kami yang
telah beiman lebih dahulu dari kami, dan jangankh hgkau membiarkan
kdengkian dalam hati kami terhadap o,z,ng-oftrng gang beriman; Ya Tuhan
l<ami, sesunguhn5a hgl<au Maha Patgntun lagi Maha Pan5n5nng'." (Qs. Al
Hasyr [59]: 10)
Untuk sedekah, dalilnSa adalah hadits di atas ynng kita bahas.

Untuk haji, dalilnSra adalah hadits riwayat Al Bukhari bahwa seorang


wanita dari Juhainah bertanyra, "Ya Rasulullah SAW ibuku telah bemadzar
haji, (namun) dia belum melaksanakannya hingga dia meninggal dunia.
Apakah aku dapat berhaji untuknya?" Rasulullah SAW menjawab,

.:6)ur'r;i';y,l,,r rja;f ,W F'fr


" Ya. Berhajikh untukn5n.hyarlah (utang) Allah. Sesunguhnya utang
Allah lebih bahak dibtmr;'
;:,:-"-,ffi
Beberapa di antaranya telah dikemukakan oleh lbnul Qayyim dalam
bukunya, Ar-Ruh.
mayit
Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah berkata, "Para ulama sepakat bahwa
dan dengan
dapat mengambil manfaat (pahala)dari doa pam rna!'hluk kepadan}n
kebaikan yang pemah dike4akannya. Masalah ini adalah masalah yang telah
sunnah
diketahui dalam agama dengan sendirinyra. Dalilnya adalah Al Qur'an,
dan ljma'. Siapa yang menentang masalah ini maka ia adalah ahli
bid'ah'

Hal ini tidakbertentangan dengan ayat " Dan bhwa*n3a sanng manusia
ap (Os' An-Najm [53]'39)
tida memperoleh selain Sang tetah diuatntann5a-"

Adapun saMa Rasulullah SAW,

.'^k e\ilr ljr ou tiY.

Ketika anak Adam maninggal dunia maka amalnya terputus"""


*

Karena apa yang diperolehnya adalah hasil amalnya'

Lebih jelasnya, orang yang melakukan ibadah tersebut memperoleh


pahala atas usaha ibadahnya lalu si mayit dikasihi (oleh Allah swD sebab
usaha ibadah orang hidup itu dan ditambahkan kebaikanqn'

selanjutrya para ulama berbeda pendapat sehubungan menghadiahkan


pahala ibadah fisik kepada mayit. seperti pahala shalat, puasa dan mernbaca
Al Qur'an.
yang
Abu Hanifah dan Ahmad berpendapat pahala ibadah-ibadah tersebut
dilakukan untuk mayit sampai kepada mayit itu
sementara Malik dan Asy-syafi'i berpendapat tidak sampai. Keduanya
hanya membatasi unhrk ibadah maliylah\wta), doa dan permohonan ampun-

Di antara dalil Abu Hanifah dan Ahmad adalah:

1. Doa dan permohonan ampun termasuk kategori ibadah badaniyyah


(fisik). untuk itu, selain keduanya adalah sama dalam hal ini
(bahniytan.

234
ffiffi;:ffiffi
Bukhari dan Muslim dilelaskan bahwa Nabi SAW bersaMa,
.
tl..
.4: e .?V
to. - t z
qY
oi,.
a)e i ov ;.'
" meningal dunia (dalam keilaan) mempun5ni kattaiiban
Siapa 5nng
pLasa, mala ualin5a berpuasa unfulmtn."

3. Dalam riwagat Bukhari dilelaskan bahwa seorang wanita datang ke@a


Nabi SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah SAW, ibuku meninggal
dunia sementara dia mempunyai tanggungan puasa nadzar."
Rasulullah SAW bersabda kepadanya," Puanlah atas nama ibumu."

Sementara dalil yang digunakan oleh Malik dan Asy-Syafi'i adalah firman
Allah swT, " Dan bhwasanya seorang rrE nusia tiada memperoleh selain ap
yang telah diusahakannia." (Qs.An-Najm [53]: 39)

Namun argumentasi dengan ayat ini dapatdibantah bahwa seseorang tidak


memperoleh apayang diusahakannya tid:ik menafikan bahwa selain dia dapat
memberikan hadiah kepadanya sehingga kebaikannp semakin bertambah.
sehubungan dengan hal ini, Ibnul Qayyim telah menjawab dalildalil
mereka dalam bukunya, Ar-Ruh.

ir 'J'r, '+ ;Ju -& ?nr n1r- bq,' -.j,itrl Gi "r,,'1 - xrr
tJ ,3';* qtk eLlru ir L;' ,i]r;*t ^Y'\,t .b
|rGi'i3') i;, ',1;lt z,;r\ti't3i ;,'r; .<::t).+,
-.-'-

'* t;btrt"t-st
t.t
v.
- l, tn)
;t:ri ,r'l1t-l;t utj ,ur
'-o.t to
u) l:;j ,l;t,')t,
16'o

? i:,tLf.) €)jt,r-*';ti'Ot),:it q.tt)3 ,r"& it ?-y


833. Dari Abu Umamah Al Bahili RA, dia berkata: Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, "sesungguhn5q Allah SWT telah memberikan
.::;."#ffi
hasan
wais.- (HR. Ahmad dan ernpat imam hadits kecuali An-Nasa'i). Dinilai
dan lbnu
oleh An-Nasa'i, At-Tirmida dan dinilai kuat oleh Ibnu Khuzaimah
Al Jarud.7a
mana
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dari lbnu Abbas- Di
di akhir riwayatnya terdapat kalimat, " Kecuali iika para ahli waris
manghandakinya.' Sanad hadits Ad-Daruquthni ini hasan'1s

Peringkat Hadits
Hadits ini shahih.la diriwayatkan oletr banlpk kalangan sahabat' Di
umar,
antaranya Abu umamah, Amru bin Kharijifi, Ibnu Abbas, Anas,Ibnu
Jabir, Ali, AMullah bin Amru, Al Barra'bin Azib dan Zaid bin Arqam.

Al Albani ber.kata, "Kesimpulannya hadits ini shahih- Tidak ada ker:aguan


mengenainya. Ia dari riwa/at syarahilbin Muslim Al Khaulani
yarg mengatakan;

Aku mendengar Abu Umamah Al Bahili berkata, Aku mendengar Rasulullah


sAW bersab da, 'sesungguhn5a Atlah swT telah memberil<an -kepda orang
5nng berhak- hakn5n. Maka tidak ada vasiat
kepda ahli wais''"

At-Tirmi&i berkata, "Hadits ini hasan shah ih'"


As-Suyuthi dan ulama lainn5n dari kalangan muta'akhkhiriinmenilai hadits
ini sebagai salah satu hadits mutawatir, yaitu dengan cara penggabungan
beberaparir,uaptSang ada, meskipun sebagian di antaranya lernah dan sebaghn
yang lain hasn li dzatih.l-agi pula tidak disyaratkan ke-mutauntir-an suatu
hadits harus bersih dari kqdha'ifan. Penitaian suatu hadits sebagai hadits
mutawatir dikarenakan ba4nknya riwayat, bukan penilaian atas setiap safu-
safunya.

Adapun kalimat tambahan, " Kecualiiil<a pm ahli waris manghendakinStd'


diriwayatkan oleh Atha' Al Kharasani dari IbnuAbbas. Atha' Al Kharasani ini
tidak sempat bertemu dengan lbnu Abbas. Demikian png dijelaskan oleh Al

TaAhmad (5267),AbuDaud (3565),At-Tirmidzi (2120),IbnuMaiah (2713) danlbnu


Al]arud (949).
75
Ad-Danrquthni (4198).
-l
svanrr BUtucHUtmAmu #
Baihaqi. Dalam sanad lainnya terdapat sanad dari Atha' Al Kharasani dari
Ikrimah dari lbnu Abbas. Namun Atha' Al Kharasani bukan seorang perawi
yang kuat. Untuk itu, Al Hafizh Ibnu Hajar menilai hadits dengan tambahan
di atas sebagai hadits mursal. Sedangkan Ibnu Al Qaththan menilainya
sebagai hadits hasanyang marfu'dan maushul.

Al Albani mengatakan, selayaknya tambahan tersebut ditolak jika


dipandang dengan kaidah-kaidah ilmu hadits.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Berwasiat kepada kerabat (aqaand adalah wajib. Itu terjadi sebelum
turun ayat Waris. Ketika ayat Waris furun ker,vajiban ifu dibatalkan
kecuali atas persetujuan para ahli waris. Kesimpulan ini didasarkan
pada sebagian riwayat hadits,
t. . . c a,
.ir),ir*-'ti )1 ,c,rr1 *ty
*
Tidak ada wasiat unfuk seorang ahli waris kecuali atas izin pra ahli
uaris (yang lain)."

L^agi pula harta waris merupakan hak mereka, jika mereka ridha dan
menyefujui wasiat untuk salah satu di antara mereka, maka tentu tidak
ada yang menjadi penghalang.

2. Hadits ini merupakan bukti lEalitas uiasiat dalam hukum Islam selama
tetap didasari dengan keadilan dan arahan syariat. Hadits ini
membuktikan bahwa wasiat pada asalnya memang sah dan
diperbolehkan.

3. Allah memberikan kesempatan kepada muslim untuk menginfakkan


sepertiga hartanya setelah ia meninggal dunia unfuk dikelola dengan
tujuan kebajikan. Namun ia tetap harus menyisakan kepada ahli
warisnya dan orang lain yang lebih utama dikasihi seperti kerabat-
kerabatnya, baik kerabat atas atau bawah (ashl wa al far).

4. Jika ia berwasiat, maka sebaiknya wasiat itu untuk orang-orang yang


tidak menerima harta waris darinya, khsusunya pam kerabatnya !,ang
svanau BUtucHUL MARAM fr
-{
tidak menerima harta warisn5a, fakir miskin, omng lang mengabadikan
dirinya untuk ilmu, orang yang berjihad dan lain-lain yang bersifat
kebaikan atau sosial. Untuk orang yang berwasiat untuk kepentingan
sebagian atau seluruh ahli warisnya maka ia telah melanggar batas-
batas Allah SWT. Ia telah menzhalimi dirinya dan orang lain. wasiat
seperti ini tidak boleh sebab Rasulullah sAW bersabda bahwa tidak
ada wasiat untuk ahli waris.

5. Pembedaan terhadap para ahliwaris atau memberi sebagian sesuafu


yang tidak diberikan kepada yang lain, atau menghalangi sebagian
ahli waris memperoleh harta warisnya dengan rekayasa adalah
tindakan-tindakan yang melanggar batas-batas yang telah ditentukan
oleh Allah swT. Baik rekayasa tersebut dalam b€ntuk akad hibah,
jual beli fktif lshuunltatau pengakuan palsu-

6. Besar nilai wasiat sebanyak sepeitiga yang diberikan unfuk orang


lain (bukan ahli waris) atau instihrsFinstihrsi sosial seperti rrnsjirJ, dbath,
madrasah dan untuk perkembangan dal$,ah. Jika nilai wasiat lebih
dari sepertiga total harta maka tidak diperbolehkan kecuali atau
persetujuan para ahli waris yang baligh dan raasyid. Jika mereka
mengizinkannya rnaka boleh. Jika mereka tidak mergizinkannya maka
itu adalah hak mereka. Inilah yang dimaksud dengan saua beliau
SAW, "Kquali iilca pn ahli wris merytetuiuin5a-" (iika tambahan
riwalat ni slnhill).

?'t ,i*d,i;:'Jtt -'*?nr q'- ,F i )(,t3 -^rt


,';lUi ,.3;ur:i,.e;i *'#'632i
ir tY ,:*t *
..--+i.{.:-j,y'rU\'*i L??:,!$ rt:;t .(Ec
t, ^:t:,
t';i ,;|Lb Vt', ,r;:.i ,;: -:tiri\,, iL('16 ,,t!'.,'.tlt

.*,\r, ,(,,,jJ. tihx. ,5i


23E
ffiffi:.::::ffi
"sesungguhnya Allah swr
sepatiga harta l<alian saat
(memperbolehl<an) sdekah atas kalian dengan
kalian wakt, (sebgai) tamblnn kebilcan-kebikan
l<alian." (HR. Ad-Daruquthni)76

Hadits senada juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Al hzzar dari Abu Ad-
Darda'.77 Begitu juga Ibnu Majah dari Abu Hurairah.T8 SeluruhnSn adalah hadits
dha'if, hanya saja masing-masing saling mernperkuat. Wallahua'lam.

Peringkat Hadits
Hadits ini termasuk kategori hadits haan li ghatih. Diriwa5ntkan oleh
Ahmad dan Al baar danAbu Ad-Darda' dan lbnu Maiah dari Abu Hurairah.
seluruhngra dha'it hanlp saja yang satu saling menguatkan yang lain. Hadits ini
diriwa}atkan dalam beberapa sanad, karena ia ada yang diriurayatkan oleh Abu
Hurairah, Abu Ad-Darda', Mu'adz bin Jabal dan Abu Bakar Ash-Shiddiq serta
Khalid bin Ubaid As-Sulami.

Mengomentari semua sanad ini, Al Albani mengatakan bahwa seluruhnya


sangat dha'if hartya *ja kedha'#an sanad (thafiql Abu Ad-Darda', sanad
Mu'adz bin Jabal dan sanad Khalid bin ubaid lebih sedikit. untuk itu, hadits ini
dengan ketiga sanadnya tersebut naik menuju peringkat hasan li ghairih.
sementara sanad-sarnd lainnya yang tidak l€bih kuat tidak membahayakann5a
sebagai da.lil. Wallahua'lam.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Allah SWT amat sayang kepada para hamba-Nya, khususnya mereka
yang beriman kepada-Nya. Dia mempermudah jalan-jalan kebaikan
unfuk mereka. Jalan-jalan kebaikan ifu adalah segala sesuatu yang
menambahkan kebaikan mereka, seperti adanya hari-hari Sang diberi
keberkahan tersendiri, malam hari dan saat-saat yang penuh fadhilah,
tempat-tempat yang suci serta &ikirdzikir grang komprehensif.

76
Ad-Daruquthni (4/150).
??Ahmad
$lry+q danAlBazzar (1382).
7E
IbnuMajah (2809).

239
*#""..-:-::ffi
dengan sepertiga harta setelah kematian mereka agar kebaikan-
kebaikan mereka bertambah-

2. Sedekah yang sempuma dan perbuatan baik yang hakiki adalah


kebaikan yang dikeluarkan oleh seseorang di masa hidupnya, di saat
sehat dan kuat serta di saat ia sendiri menyukai apa yang
dikeluarkannya. Hal itu sebagaimana firman Allah swT, " Dan mereka
memberikan makanan yang disukainya kepda orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan " (Qs. Al Insaan [76]' 8)' Juga
sebagaimana hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dari Abu Hurairah,

,'pit,;*t|#'* Uii l:t*s'of it2st S;l


,7';t,jt c-i$ &# ot ,;At,['si
:)-;).{i $Y

.j)tiJ ots lii'),r-ri o>til')tk


"Hel<ah Wg pling ubma adalah karnu basdel<ah sernanbn l<amu
sendiri adalah oftng yang pelit (menginginkanrya) dan sehat, takut
fakir dan berangan-angan tetap hidup- Jangan kamu tunda sampi
(ruh) di tqggorolcan. I{amu berkab, untuk si Fulan ini, untuk si Fulan
ini, pdahal si fulan sudah mempuryain5a."

3. Namun AllahswT dengan anugerahnya dan pengetahuannya tentang


kesukaan para hamba-Nya terhadap harta memberi kesempatan
kepada mereka untuk bersedekah seperti dari hartanya di saat
kematiann5ra agar kebaikan mereka bertambah-

4. Diizinkan berwasiat sepertiga dari total harta kepada orang lain (bukan
ahli waris).

5. Haram berwasiat melebih sepertiga harta kecuali atas persetujuan


ahli waris yang baligh yarg nasyid.

6. Masa penerimaan dan keterikatan wasiat adalah setelah kematian


pemberi wasiat. Karena pada saat ifu adalah saat ketetapan hak

240
svenln BUIuGHUL r,rARAM
--l
orang yang diberi wasiat.

7. Sepertiga harta yang diwasiatkan dihitung setelah biaya persiapan


pengubumn dan pembayaran seluruh utang, baik utang dengan orang
atau utang dengan Allah SWT.

8. Wasiat mempunyai kefadhilahan dan pahala yang besar. Allah SWT.


tidak mensyariatkan suatu halkecuali karena pahalanya yang besar.
Wasiat memberikan pahala yang besar sebab ia termasuk pertuatan
baik dan sedekah jariah. Allah SWT berfirman, " Sesungguhnya
Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan ap
3ang telah mueka kaiakan dan bel<as-bekas Sang merel<a
Dan sqala sesuatu Kami kumpulkan dalatn Kitab Induk yang n5ata
(Lauh Mahfuzh)." (Qs. Yaasin [35]: 12)

Perbedaan Pendapat Di Kalangan Ulama


Para ulama berbeda pendapat tentang sah tidaknya berwasiat untuk ahli
waris, jika ahli waris yang lain meyetujuinya.

Mayoritas ulama berpendapat bahwa berwasiat kepada ahli waris dengan


persetujuan ahli waris lain adalah sah. Dalam hal ini mereka menggunakan
*
dalil berupa tambahan riwayat kecuali iika pra ahli waris menghendakinyi'
yangsanadnya hasan.

Syaikh Taqiyyudin berkata, "Berwasiat untuk ahli waris tidak sah tanpa
persetujuan ahli waris yang lain."

Dalam Ar-Raudh dilelaskan, 'Tidak boleh berwasiat apapun kepada


sebagan ahli wads kecuali atas persefujtnn ahli waris yang lain setelah kematian
mayrt. Dasamyra adalah saMa Rasulullah SAW,

.)').YiY
'Tidak ada wasiat untuk ahli waris'."

Jika ahli waris lain menyefujuinya maka wasiat tersebut sah sebagai
kelanjutan atas pesan mayit.

Syaikh AMullah bin Muhammad berkata, "Fara ulama sepakat bahwa tidak

241
ffi-",*:-"t***:
dengan syarat mereka adalah masyid (dewasa). Dalam hal ini, ulama
menggantungkan keabsahan wasiat untuk ahli waris dengan persefujuan pihak
ahli waris yang lain, mengingat mereka berhak atas harta yang diwasiatkan-
Jika mereka menyefujinya maka wasiat tersebut dapat dilaksanakan."

Sementara kalangan Azh-Zhahiriy5nh berpendapat bahwa ahli warls tidak


boleh menerima wasiat (harta), baik ahli waris yang lain menyetujui wasiat itu
maupun tidak. Menurut Azh-Zhahiriylph, persetujuan ahli waris png lain tidak
mernberi efek terhadap sah atau tidakqn unsiat tersebut.
Mengomentari tambahan riwayal, " Kecuali iika para ahli waris
manghand*i4ni', S3pikh Al Albani mengatakan, sdzElaknya tarnbahan ini
ditolak berdasarkan kaidah-kaidah hadits.
Sedangkan hadits "Tihk da wasbt untuk ahli uads" dipastikan oleh
Aqrsyafi'i sebagai redaksi yang mubw:atirdan diterima oleh sernga ulama.

Bukhari s€ndtoi mernhnt iudul " Tllak & urcbt untuk alrli v@rf meskipnr
hadits ini tidak sesrni dengan s1nratryn.

syaikhul Islam mengatakan hadits ini disepakati satr oletr para ulama.
Al Malt berkata, "Berdasarkan apa lnng dit€rirna lmahfuuzlil dari para
ulama, mereka tidak berMa pendapat bahwa Nabi SAW bersaMa di tahun
pembebasan kota Makkah, 'Tidak ada wasiat untuk ahli uaris'-"

Al Hafizh belltata, 'Para ulama sepakat berpendapat berdasa*an isi hadits


lnl.

Pendapat yang dikernukakan oleh nrryoritas ulama di atas adalah pendapat


yang rajih. Karena ahli waris yang lain mempunyai hak atas harta yang
diwasiatkan. Ketika mereka menyetujuinya maka berarti mereka rela
melepaskan hakqa.

Faidah
1. N Muushii(orang yang betwasiat) selama masih hidup mempunyai
hak mengelola harta yang telah diwasiatkannp, baik menukar atau
mengubahnya. Dia dapat juga menambah atau menguranginya
{ svrnan BU[uGHut MARAM #
(wasiatnya) selama dalam batas sepertiga.

2. Wasiat yang telah dibuat akan bataljika teriadi salah satu dari lima hal
berikut:

a. Al muushii menarik kembali wasiatnya, baik dengan ucapan


maupun dengan tindakan yang menunjukkan bahwa ia menarik
kembali, Yang terakhir ini contohnya menjual bamng yang telah
diwasiatkan.

b. N muushaa lah (orang yang diberi wasiat) meninggal dunia


sebelum al muushii.

c. Al muushaa /arl membunuh a/ muushii. Baik pembunuhan itu


dilakukan secara bmd (sengala) atau khata' (tidak sengaja).
Dasamya adalah kaidah fikih 1nng mengatakan, "Siapa yang
mempercepat sesuatu sebelum masnya tiba maka ia dihukum
dengan hukuman tidak memperolehnya". Kaedah untuk kasus
pembunuhan sengaja. Sedangkan trnhrk kastrs pembunuhan tidak
sengaja maka dalil yang digunakan adalah sadd adz4zaraa'i'
(menutup jalan 5nng mengakibatkan kemsakan).

d. N Muushaa lah-setelah kematian al muushii- menolak wasiat


yang dib€rikan kepadanya.

Barang atau asetyang diwasiatkan rusak.

3. Yang terbaik, wasiat diberikan kepada kerabat terdekat yang bukan


ahli waris maylt. Mereka adalah onrng yang paling layak dilayani
dengan baik. Dasamya adalah riwayat dahm Musnd Ahmaddari Anas
RA, Anas berkata, Abu Thalhah mendatangi Nabi SAW dan berkata,
"Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya Allah SWT telah berfirman,
" Kalian sama sekali tidak sampai kepda kebaikan (yang sempurna),
sebelum kalian menafkahkan sebagian harta 5nng kalian sukai. Dan
apa saja yang kalian nafkahkan, maka sesungguhnya Allah
mmgetahuinjm." (Qs. Aali 'lmraan [3]:92),. Hartaku yang paling aku
sukai adalah (harta, penj)Fng ada di Bairaha' . (Flarta) itu (aku iadikan)
sdekah untuk Allah SWT, di mana aku berharap kebaikannya dan
yang diberikan oleh Allah swT kepadamu (Nabi sAW)." Mendengar
itu Rasulullah sAW bersabda, " Bakh bakh.Te ltu harta yang
mqilatangl+an katnfungan. ltu lnrta @ng mazdatangl<an katnfuryan.
Aku alan membail<ann?a ke@a pm kmbt (Tlnllnh)-" Kernudian

Thalhah membagi-bagikannya kepada para kerabatnya dan anak


keturunan parnannya (dari arah aSnhnya)-

Keutamaan berwasiat kepada kerabat juga didukung oletr riuayat


Bukhari dan Muslim dari Zainab RA, isffi lbnu Mas'ud, bahwa Nabi
SAWbersaMa,

.',sr2)t |1r, ,i.t;st |i :;;t;.i Q


" tJntuknja (Zainab) da drc phah. Pahala kd<mbtan dan Pahala

sdd<ah."
4. $Biltr AMurrahrnan As-Sa'di mengatakan bahua uasiat mernpuryrai
lirnahukum:
a. Wajib, bagi orang yang mempunyai tanggung jatmb (harta)
terhadap ormg lain, tanPa saksi-

b. Haram, l/aitu beru,asiat kepada ahli u/aris iika melebihi sepertiga


atau berwasiat sesuatu kepada ahli u/aris tanpa persetujuan
ahli waris png lain.

c. Sunnah, bagi mereka yang meninggalkan harta begitu banlnk,


dengan jumlah nilai wasiat sepertiga atau kurang yang
didedikasikan untuk sesuatu Sang bermanfaat-

d. Makruh, jika wasiat dilakukan oleh orang fakir sementara ahli


warisnya mernbuhrtrkannlB.

e. Mubah, jika dilakukan oleh orang fakir sementara ahli warisnya


kata.

?e
Ungkapan puiian atas rasa suka, peni.

2al
sYAnAH BULUGHUIMATATI +

Syaikh Abudullah Abathin, Syaikh Ahmad Nashir bin Mu'ammar,


Syaikh Hasan bin Husain dan Syaikh Abdu Aziz bin Hasan mengatakan
bahwa wasiat seseorang untuk ibu, ayah, saudara perempuannya dan ahli
waris lainnya untuk melaksanakan haji atau menyembelih kurban saat mereka
-hidup tidak dilarang.
Karena hal itu termasuk kategori berbuat baik dengan
cara mernberikan hak pemilikan sebagian harta (untuk haji atau kurban) kepada
mereka (al muusha /afi). Untuk itu mereka dapat mengelola harta tersebut
seperti layaknya pemilik, baik dikelola dengan cara berdagang $ualbeli) atau
hinnya.

215
--{ sYanax ButucHut rulo*o, #

i;)qu
(BAB TENTANG TIIIPAN)

Pendohuluon
Kata al mengikuti bentuk fa'iilah. la bemsal dari kata h*r vd'
udiiiai
yang artiq,ra meninggalkan (mengingat barang titipan adalah barang yang
ditinggalkan keeada penerirna titipan).
Ia bisa juga berasal dari bentuk mashdar iida', yang artinya mewakilkan
penyimpanan.

Secara syarer', vdii'ahadalah peruakilan oleh penitip kepada seseoEmg


png menyimpan tnrtar4p tanpa kompensasi.
Akad ini didasari oleh Al Qtrr ' an, Sunnah dan ljma'.

O Al Qur'an, 'Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian


meryampil<an amanat kepada Snng berhak menerimanya, dan
(mqtqintahl<an lalian) apbila manebpl<an hukum di antan mantsia
supp lalian mmetapl<an datgan adil- Sesunguhng Allah mernbqi
pengaiann yang sebaik'baiknya kepdamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihal-" (Qs- An-Nisaa' [4], 58)

O Sunnah, hadits dalam bab ini, yang akan dijelaskan nanti.

O Secara sepakat, ulama memperbolehkan akad wadii'ah.

Menerima titipan termasuk salah satu ibadah pendekatan diri kepada


ffi;,-"::-:-#ffi
baik. Dalam hadits dijelaskan,
selama
" See.fiiguhnSn Allah SWT manolong hambnyn,
hambnjn ifu menolong audanryn."
Menerima titipan juga termasuk salah satu bentuk menolong (kebaikan)
orang lain. Allah SWT. berfirmdn, "-.. Dan tolong.manolonglah lcalian dalam
(mengujal<an) kebaihn.. ."(as. Al Maa ' idah [5]: 2)

Pam ulama sepakat bahwa akad al udii'ah adalah al<d jaa'iz, bukan
lazim(bukan mengikat). Untuk itu, iika pemilik datang meminta milikngn grang
dititpkan maka penerima titipan harus menyerahkannya. Sebaliknya jika
penerirnatitipan mengernbalikanbarangtititpannya maka pernilikngaiuga harus
menerimanya.

Menerima titipan dianjurkan atau disunahkan bagi mereka yang meynkini


dirinya dapat memegang amanat dengan baikserta rnampu meniaganya.
Al Wazir berkata, "Para ulama sepakat bahwa wadii'ah (sesuatu yang
dititipkan)adalah suafu amanat mumi, dimana penyimpannya tidak bertanggung
jawab atas kerusakannln, kecuali jika kerusakan ifu disebabkan pelanggaran
oleh penerima titipan atau kaeledoramnya. Jika seseorang menitipkan sesuafu
dan mensyaratkan penerima harus bertansJung iavrab atas kerusakannya
maka syarat itu batal dengan sendirinya. Driwayatkan bahwa masalah ini
sudah menladi ijrna'."

.rc.
\.. . ,. .- .1o. czt c o. c.2
--9
-fr" al O,b; cJ> ;e p.l f r-,fj, o, )p cf: -lf o
t
.P{ -,?

.'ulb i:r3yt ,Lr1 u.t L'fi


835. Dari Amru bin $7u'alb dari ayrahnya *t *** RA dari Nabi SAW
Beliau bersaMa, " Siap Sang dititipi suafu titipan maka ia tidak tekena
jaminan." (HR. hnu Maiah dengan sanad dha'il)-@

slbnuMaiah (2101).

247
**;ilffi
bab pembagian harta fai' (tarta rampasan perang tanpa perlawanan) dan
(harta rampasan perang dengan ada perlawanan)akan dilelaskan
setelah bab jihad. lnsyaallah.

Peringkat Hadits
Hadits ini termasuk kategori hadits hasan li ghainh. Diriwayatkan oleh
Ibnu Majah dengan sanad Ayub bin suwaid dari AlMutsanna bin Ash-shabah
dari Amru bin Syu'aib dari ayah dari kakeknya. Kakeknya berkata; Rasulullah
SAW bersabda, (lalu beliau menyebutkan haditsnya). Sanad hadits ini dha'if.
Adz-Dzahabi menuturkannyah)am Adh-Dhu'afa'. Da berkata, "Hadits ini dinilai
dha'if oleh Ibnu Ma'in. An-Nasa' i menilainya sebagai hadits matruuk. Hadits
senada diriwayatkan dalam tiga sanad lain yang semuanya dha'if - Han5a saja
keseluruhannla membuahrga dapat diterima dan naik menjadi peringkat haan
li ghairih."
Istilah png be*aitan
1. Al Mu.di',lnitu pernilik titipan.

2. Al Mulfu',pihr orang png m€rn€gang titipan untuk disimpan tanpa


kompensasi (penerlrna).

3. N Wdii'ah, trarta 1tang dititipkan keeada al mutfu'.

Hal-Hal Pentirrg dari Hadits


1. Al l,lMii'ahmenrpakan amanat. Unfuk mu.fu'tidak menjamin
t|a.t, al
jika timbul kenrsakan kecuali karena pelanggaran lta'addiltoleh al
m u tila' atau ketdedoranrya lbfn iilll.

2. Ta'addii adalah melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan.


Sedangkan tafriith adalah meninggalkan sesuatu yang seharusn5n
dilakukan. Siapa saja yang melakukan ta'addii atau fafzifi atas suafu
amanat rnaka il tranrs bertanggungfilu,ab (iika timbul kerusakan), sebab
dia telah melakukan pelanggaran. Sebaliknya jika kerusakan teriadi
bukan karena ta'addiiatau tafriithmal<a ia tidak bertanggung jawab,
karena status pemegang amanat adalah amiin.
ffi;:".::::",#ffi
adalah mumi suafu amanat yang tidak diiamin kecuali karena ta'addii
atau tafriit. Mereka juga sepakat bahwa jika penitip mensyaratkan
adanya jaminan atas titipannya maka syarat itu bataldan penerima
titipan tidak bertanggungiavuab karern adanyra qprat tersebut. Bahkan
kesepakatan ini diriwayatkan sebagai iima'."

Dalam Sjarh Al lqna'dijelaskan, "Jika pernilik menryaratkan al muuda'


bertanggungjawab atas kerusakan !/ang timbul maka qarat itu tidak
sah dan titipan tersebut tidak terjamin. Karena syarat tersebut
bertentangan dengan funfutan al<ad udii'ah ifu sendiri, ifu sebabn5n
al m u tda' tidak bertanggungpwab."

4. Dalam Syarh Al lqna'jugadijelaskan status penerima titipan adalah


terpecaya lamiinl. Jika teriadi perselisihan apakah titipan sudah
dikembalikan atau belum maka yang diterima adalah pernyataan a/
muuda' lputerima titipan) dengan ditambah sumpahnya, karena tidak
ada kannhrngan yang diperoleh olehnla saat menerima titipan tersebut.
Pemyataannya juga diterima jika ia dituduh melakukan kecurangan
atau keteledomn, karena hukum asalnya adalah bahwa segala tuduhan
itu tidak'ada dan karena Allah SWT telah memerintahkan agar
menyampaikan amanat kepada yang berhak. Jika pemyataan a/
muuda'tidak diterima maka perintah menyampaikan amanat
kepada yang berhak menjadi tidak ada artinya. Allah SWT berfirman,
" Sesungguhryn Allah mqnerintahkan kalian menyampil<an amanat
kepadayang bqhak menerimarya..." (Qs. An-Nisaa' [4]: 58).

Ibnu Hubairah mengatakan, para ulama sepakat bahwa yang diterima


adalah pemyataan al muuda'dalam kasus perselisihan sehubungan
dengan kerusakan titipan dan kasus pengembalian disertai dengan
sumpahngra.

5. Harta titipan harus disimpan pada tempatnln yang secara kebiasaan


dinilai layak menjadi penyimpanan untuk jenis barang titipan
tersebut. Ketika Allah SWT memerintahkan mengembalikan amanat
kepada penerimanya maka itu artinya Allah SWT memerintahkan
svaran BuLuGHut r,rARAr,t #
-l
menyimpannya. Allah SWT berfirman, " Sesungguhnya Allah
memerintahkan kalian menyampil<an amanat kepda yang berhak
mqqirrantm,..." (Os. An-Nisaa' [4]: 58)

Faidah
1. Ibnu Al Mun&ir berkata, "Para ulama grang kami ketahui menSatakan
sepakat bahwa al mw&'l<dika menyimpannp pada tempaSp Snng
layak kemudian menjelaskan bahwa titipan itu hilang maka yang
diterima adalah pemyataann5ra disertai dengan sumpah."

2. Al Wazir berkata, "Para ulama sepakat bahwa gnng diterima adalah


pemyataan al muuda'dalam kasus perselisihan titipan rusak atau
pengembalian disertai dengan sumpahngra."

3. Pernlataan al mutfu'dinq'xnadahrn losus t€liadi persdisihan adan!,a


pengkhianatan atas titipan atau leteledoran (dalam penyimpanan).
Hal itu dikarenakan statusnya yarg amiin. Hukum asal menptakan
bahwa al muuda'pada asalnya bebas dari segah tanggungftunb.
Demikian jawaban llang sama atas setiap kasus png berhubungan
dengan anranat.

4. Al Wazir berkata, "Para ulama sepakat bahwa kapan saja pemilik


meminta titipannya maka a/ muuda'wajib menyerahkannya jika
memungkinkan. Jika dia tidak menyerahkanrya setelah pemiliknya
meminta maka ia bertanggungjawab atas kerusakan yang timbul.
Sebaliknya jika pemilik memintanya pada waktu dimana al muuda'
tidak mungkin m€n!/aahkann!,a nnka al muuda' tittak diilrggap sebagai
muta'addii lorang 5ang melakukan pelanggaran)."

250
syauH ButucHut mAnar,r #
-l

?-EaJl..-
(-'

PEi,IBAHASAN TENTANG
NIKAH

251
-{ svlnan BUtucHU[mA.ot #

PENDAHULUAN

An-Nikaah secara bahasa/etimologi berarti mengumpulkan atau


menggabungkan.

Makna hakiki l<ata an-nilaah adalah bersetubuh. Namun secara naiaz


sering diungkapakn dengan arti akad perkawinan. Penyebutan ini termasuk
penyebutan al musbbab (hubungan intim) narnun yang dimalsud adalah as-
nbb(aJ<adpemikahan).
Dalil legalisasi pemikahan adalah Al Qur'an, Sunnah dan ljma'-

O Al Qtrr ' an, yaitu firman Allah SWT, " .. - maka nikahilah vanita-wanita
(kin) Wng l<amu saargi . .."(Qs. An-Nisaa ' [4]' 3) dan firman-firman-
NyaSpnglain.

O Sdangkan dalil Sunnah teramat baqnk. Baik Sunnah qauliynh,


ft'li1r4ahn:rruprn bqriinygh.Di antaraqn hadits dalam bab ini-

O Para ulama secara ijma' mengratakan pernberlakukan nilGh. Allah SWf


dan Rasulullah SAW sangat mendorongnln, mengingat manfaabnya
yang besar dan dapat mencegah dari perbuatan lnng memsak- Allah
SWT berfirman , " Dan nil<ahl<anhh oftngonng yng sandirian helum
berisbi atau belum bersuami, peni) di antara kalian, -.-" (Qs. An-Nuur
I24l:321rJcrn" ... mal<aiangankh kalbn (pan tnli) matghaknqi mqel<a
menil<ah lagi dengan bakal suamin5a..." (Qs- Al Baqarah l2l 232)'-

Rasulullah SAW bersaMa,


,
'q ,-r+
t
\ff a'P*rdt
.11 4t ,.

252
'::;;,:xm"
b u l<a n tqrnas uk (umt)k u."

Dan beliau SAW jugabersaMa,

Iqi?'; i\i t:c jy ,\kr#*


"Menikahlah l<alian mala l<alAn akan bertambh bangk. Sesungguhnya
aku banga dangan l<albn di antam umatumat 3nng lain di Hai Kiamat."

Menikah mengandung manfaat grang baryak. D mana manfaat itu kembali


kepada pasangan suami isti, anak-anak, masSarakat dan agama. Di antaranSa
adalah:

o Menjaga kernaluan.
(3. Membatasi pandangan kepada ternan dekat laki-laki atau perempuan.
(a) Memperbaryak jumlah umat Islam sehingga peyernbahAllah semakin
ban]/ak.

{a} Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW dan merealisasikan kebanggaanqa


(a> Memelihara hubungan nasab sebagai akibat dari saling kenal dan
mengr4,rangi sertakeriasama. Thnpa pernikahan tentu keturunan akan
hilang dan kehidupan menjadi sebuah bencana, tidak ada ahli waris,
tidak ada orang tua dan tidak ada keturunan yang sah.

o Kasih salang antara srrami istri. Setiap rnanusia hartrs merniliki teman
hidup untuk berbagi rasa, suka dan duka.
o Terdapat rahasia rabbani dimana dalam pemikahan terdapat kasih
sayang png bukan seperti kasih sayang dua orang teman sebagai
akibat hubungan png cukup lama. Untuk itu Allah SWT menyinggung
dalam Al Qur'an, " Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
Dia menciptal<an unfuk kalian istri'isti dariienis kalian sendii, supt/a
kalian cenderung dan merzszt tenteram kepdanya, dan diiadil<an-Nya
di antan kalian rasa kasih dan sayang. Sesunguhnya pada yang
dernikian itu fu7ar-funrtahpttand*bn& fui l<aum gng bqfrkir."
(Qs. tu-Ruum [30]:21).
ffi;-:,:'i.',:,;ffi
akan menjadikan masyarakat lebih baik. Suami bekerja susah payah
untuk menghasilkan nafkah keluarga. Sementara isbi mengatur rumah
dan mendidik anak-anak. Dari sini dapat diketahui bahwa di rumahnya,
wanita mempunyai tanggungjawab yang amat besar ltang tidak kalah
beratnya dengan tanggungjawab suami- Jika istri dapat
melaksanakannya dengan baik maka ia telah berbuat banyak untuk
masyarakatnya. Mereka yang berusaha mengeluarkan wanita dari
rumahnya agar dapat setara bekerja dengan laki-laki telah keliru
mernandang mashhat agama dan durnia. Bahkan mereka menyesatkan.

Faidah pemikahan amat banlak untuk dijelaskan, karena ia adalah sistem


ilahi png diterapkan untuk merealisasikan kemaslahatan dunia dan akhirat-

Dalam pernikahan terdapat batasan-batasan png harus dipatuhi dan


dijalankan oleh kedua belah pihak agar kebahagiaan dapat terealisasi- Batasan-
batasan tersebut adalah bagaimana agar masing-masing melakukan tanggung
jawabnya satu sama lain.

Suami harus mernberi nafkah dan fasilitas lainn5a seperti pakaian dan ternpat
tinggal yang laSnk (ma'ruuf).la juga harus baik hati dan bergaul dengan keluarga
atas dasar kasih, kelembutan dan keramahan.

Sementara istri melayani suami, mengatur rumah dan belanja. Mendidik


anak-anaknya dengan baik serta menjaga harta suami. Ia harus menghadapi
suaminya dengan kelembutan dan keramahan-

Jika masing-masing melaksanakan kewajibannya kepada yang lain


kehidupan mereka akan bahagia. Rumah mereka akan dihiasi dengan
kesenangan dan anak-anak akan tumbuh dalam lingkungan seperti ini.

Faidah pemikahan png kami jelaskan di sini adalah pemikahanyang islami


yang menjamin terciptanya kebaikan masyarakat serta kebahagiaan di dunia
dan akhirat.

Faidah
sliaikh AMurrahman As-sa'di berkata, "Alrad pemikahan berbeda dengan

251
:'i,'#"^nAm+
1. Di dalamnya terdapat manfaat dan fadhilah yang tirJak terdapat dalam
akad-akad lain.

2. Tidak ada akad yang jumhhnln dibatasi. Sedanglcn dalam pemikahan


hanya dibatasi dengan empat orang istri.

3. Akad pemikahan harus berbentuk ucapan (qaulQyahl mengingat


resikonya yang besar. Berbeda dengan alGd-akad lain yang cukup
dengan apa saja 5rang dapat menunjukkan terpdiqa akad tersebut.

4. Pengangkatan saksi pemikahan merupakan qBrat sah. Sedangkan


dalam akad lain pengangkatan saksi tidak diwajibkan, hanya
dbunnahkan.

5. Seorang uranita Sang ingin meniloh harus dinikahkan oleh r,rlalinp.


Sementara dalam aled-akad lain seorang uranita dapat langsung
mdalnrkanrnTa s€ndid.

6. Dalarn akad pemikahan diwajibkan rnahar sebagai kompensasi.


Sedangkan beberapa akad lain dapat dilakukan tanpa harus ada
kompensasi.

7. Dalam alod-al€d pemindahan hak milik, tidak boleh kompansasi


diberikan kepada selain yang menyerahkan barang. Sementara dalam
pemikahan, sebagian kompensasi (bacar malrar) dapat diberikan
kepada a5ah menrpelai wanita.

8. Seorang ayah tidak diidnkan menjul harta anaknya yang belum


deurasa di bauah harga seienisnya. Seaangkan dalam aled perniletan,
ayah diizinkan menikahkan anak perempuann!,a png masih kecil
dengan mahar di bawah nilai perempuan seienisnp.

9. Dalam pemikahan tidak terdapat khiymr mailis dan khiyaar syarth.


Ini berbeda dengan akad jualbeli.

10. Akad-akad yang dilakukan atas suatu iasa hanlra diizinkan dalam
rentang waktu tertentu. Berbeda dengan menikah yang tidak
diperbolehkan dibatasi dalam rentang unktu tertentu.

255
::ffi,ffi,ffi
sudah dan harus ditentukan. Sementara pemberian maskawin
(kompensasi) 5nng ditempo tidak wajib diqaratkan hingga batas waktu
tertentu. Jika tidak disyaratkan maka iatuh temponya adalah saat
keduangn bercerai atau salah satunya meninggal dunb.

12. Semua akad yang faasidtidakperlu membatalkan keseluruhan akad


itu sendiri. Penyebab faasid dianggap tidak ada. sementara dalam
pemikahan yang faasidmaka hubungan pemikahan dibatalkan atau
kedua belah pihak diceraikan.

ll J-:l U, i6 :Jv -'c;e\,'*'r- ;r.*.1 i' "? * -Ar1


ai-tt'.3!L,b, '., f 7At'#1 t->{pi *\t ib
^)i;r:- f ui,g';.rt,';r;rt, fijpi ;t;, v': *
y',fi .<ie )Ity,ibu..
835. Dari Auullah bin Mo'ud RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersaMa
kepada kami, " Wahai l<aum muda. Siap di antan kalhn iang mempuniai
biaSm pmikahan mata menikahtah. sesungguhnSa panil<alnn lebih bisa
manjaga pn&ngw, l&ih mqnelihan kamhnn. sbp 5ang t*lak maniliki4a
(tidak mampu) nakahedakhh ia berpwa. Sesnsguhntn pn'a maupl<an
paian' bginja-" HR. Muttafaq'Alai\ -ar

Kosakata Hadits
Ma sgr:*)<elompkorang png dikumpulkan dalam satu kiteria. s€perti
sekelompok pemuda atau orang fua. Kata ini merupakan bentuk jamak tanpa
bentuk tunggalnya. Ia dapat dijamakkan lagi meniadi, ma'aaqir-

AsySyabab:Jamd< dari kata syaab. Bentuk jamakqn ynng lain adalah

E'Bukhari (1905) danMuslim (14@).

256
ffi;J"."-";ilffi
6a i/(syaabb) sang dijarnaHGn mengikuti b€ntuk fu 'laan (sWbfurlkecuali kata
ini. Kata gaabdiungkapkan untuk orang dengan rentang r-sia sEak baligh hingga
usia empat puluh tahun. Arahan menikah diungkapkan secam khsus untuk
kelompok syabaab(pemuda) karena dorongan seksual yang cukup kuat pada
seusia mereka. Bebrbeda dengan halnya dengan mereka yang berusia lanjut."

Man Istathaa'a: Al Qurthubi mengatakan, maksud


;-u-pr" listitha'ahl
di sinl adalah mampu menyediakan apa 5ang diperlukan untuk strafu pernikalnn,
bukan kemampuan berhubungan badan.

N Baa'ah Ada empat dialek sehubungan kata ini. Yang masyhur adalah
dengan dibaca mdddan adanln taa'ta'niits. Secara batnsa, al baa'ah&rarti
jima' atau berhubungan badan, namun yang dirnal$ud di sini adalah rnahar dan
nalkah. Dengan begitu artinlB scara lenglop, sbpa di antara kalian SBrg rnampu
menyediakan sebab-sebab jima' dan biayanSa maka menikahlah.

Fa Innahu: Kata ganti di sini kernbali ke kata "tazawwg" (menikah),


sebagaimana ditunlukkan oleh kata fal gtazaww;aj.

Aghadhdhu: Berasal dari kata ghadhdha yang artinya menghindari


pandangan matadari melihat apa lnng tidak halal dilihat. Maksudnp di sini,
pemikahan dapat menurunkan kanginan memandang yang tidak halal.

Ahshan' Berasal dari kata hashuna yang artinya menghalangi atau


melindungi. Maksudnp di sini pemikahan dapat melindungi kemaluan (dari
perbuatan tnram).

Fa Alahi bi,4sh-Shaum.'s€bagian mengatakan i 'rabkalimat adalah nnhan


nashab dengan tarkiib igraa'. Sebagian lagi mengatakan bahura 6a'dalam
l<ata bi ash-shaumadalah 6a 'tambahan. Dengan begitu kalirnat ini bermakna
klabar.
Al Wijaa1 Berasal dari kata uajabyang artinp memukul dengan pisau
pada bagian mana saja. Sementara al wija'artinya menghancurkan dua bili
testis. Sebagian lagi mengartikan menghancurkan umbrgra, sedangkan kedua
biji testis tetap dalam kondisinya. Gunanln untuk menghilangkan dorongan
seksual. Demikian juga dangan berpuasa -yang dlgambarkan oleh Rasulullah

257
,::-; ffi
diharapkan berpuasa dapat menjadi tameng atau pelindung bagi seseorang
dari jatuh ke dalam keburukan nafsu seksual.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Menjauhkan diri dari segala png tidak baik adalah wajib- Sebaliknya
adalah haram. Halyang tidak baik yang dimaksud di sini diakibatkan
oleh dorongan nafsu seksualdan rendahnya keimanan- Dorongan ini
pada mereka gang masih muda lebih kuat daripada mereka gang sudah
b€rusia lanjut. Untuk itu, Rasulullah SAW mernberi petunjuk bagaimana
seharusnya menjaga diri dari keburukan semacam itu- Bagi mereka
yang memiliki biaya dan nafkah maka ia harus menikah. Sedangkan
mereka png tidak mempunSai biaya dan tidak nutrnpl memberi nafkah
istri maka berpuasa. Berpuasa -di samping menghasilkan pahala-
juga dapat menjaganya dari pertuatan nnksiat karena berpuasa dapat
menekan dorongan seksualakibat menguremgi makan dan minum.
Dengan begitu puasa dapat menjadi penghancur dorongan seksual.

2. SyaiLhul Islam berkata, l'Kemampuan menikah yrang dimaksud dalam


hadits adalah kemampuan dalam hal biaya dan nafkah, bukan
kernampuan dalam berhubungan badan. Aniuran meniloh dalam hadits
ielas dihrukan untuk orang lang mampu melakukan hubr.rrgan badan.
Hal ini terbukti dengan kalimat, " Skp yang ttukk mernilikirya (tilak
mampu,) maka hendaklah ia berpuasa- Sesungguhnya Puasa
maupkan paini bging."
3. Anjuran ini ditujukan kepada mereka yang masih muda mengingat
dorongan berhubungan badan pada mereka begifu kuat.

4. Alasan bahwa menikah lebih bisa menjaga pandangan dan lebih


memelihara kemaluan. Merupakan dalil bahwa memejamkan mata
dari melihat sesuahr yang tidak boleh dilihat dan menjaga kemaluan
adalah wajib. Hal ini disepakati oleh para ulama secara ijma'. Allah
SWT berfirman, "Katal<anlah kepda omng laki'laki 5mng beriman:
"HendaHah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
-{ svenan BUtuGHUt Manar.r #
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
Allah Maha Mengetahui aF 5mng mereka perbuaf'."
(Qs. An-Nuur [24]: 30) dan " Dan orang-orang yang menjaga
"(Qs.Al Mu'minuun [23], 5)

5. Syaikhul Islam berkata, 'Apakah mereka yang tidak memiliki bialp


disunahkan ben-rtang (untuk menikah)? Terdapat perbedaan pendapat
dalam madzhab Ahmad dan lainn5n dalam menjawab pertanyaan ini.
Allah SWT. berfirman, 'Dan omng-onng Sang tihk mampu menil<ah
hendaklah menjaga kesucian (diri)nya hingga Nlah memberil<an
ke@a mqd<a dangen l<arunia-Ng. ...'(Qs. An-Nuur
l24l:33)."
6. Slrailfi AMurrahrnan As-Sa'di berkata, "Menikah adalah salah satu
karunia Allah SWT unfuk para hambaNya. Ia merupakan saratril
mencapai kemasalahatan yang tidak dapat dihitung. Sebagai
konsekuensinya, banlak hukum dan hak serta kewajiban, baik
internal maupun eksternal5nng diterapkan. Ia merupakan perilaku
para nabi gang dhrhrs."

7. Ustadz Thabarah berkata, "Pemikahan dalam Islam berbeda dengan


pernikahan dalam konvensional yang kosong dari sisi
keagamaan. Islam mernandang pemikahan sebagai permasalahan
agama. MaksudnlB, hukunr-hukumnyra diambil langsung dari teks-teks
keagarnaan. Bukan rnaksdrrya harus dihadiri oleh tokoh-tokoh agarna
dan diisi dengan upacarlupacara rdQi. Ia adalah suatu akad perianifm
antara sorang ldaki dan uranita mdalui ii$ qabul dan diperlnnt dengan
kehadiran dua orang saksi serta pera!/aan sehinggaberbeda dengan

^ra.
8. Seorang pemberi nasihatatau muballQh sela5nknya mernberikan pesan
yang bermanfaat kepada para pendengamya yang sesuai dengan
kebufuhan mereka saat itu.

9. Kasih sayang Allah SWT dan kepedulian-Nya untuk menjauhkan


manusia dari pertuatan buruk. Ketika Dia melanggar sesuafu maka ia
memberikan altematil lain Snng halal Sang dapat menggantikannya.
svenen BUtuGHUt rianmr i#
-l
10. Perintah meninggalkan hal yang buruk semampu mungkin dengan cara-
cara yang memungkinkan. Beliau menganjurkan pemikahan kepada
umatnya. Namun bagi mereka yang tidak mampu beliau memberikan
petunjuk lain.

11. Hadits ini juga memberi petunjuk mengenai kouuajiban mahar dan
nafkah atas suami untuk istrinya dan anak-anaknya.

12. Kewajiban meninggalkan segala sesuatu yang berbahaya dan


berusaha menutup jalan dari mana ia datang. Kerusakan dikhawati*an
terjadi pada mereka yang masih berusia muda mengingat dorongan-
dorongan emosi mereka yang begitu kuat. Untuk itu, Nabi SAW amat
memperhatikan sisi ini.

Setiap orang yang ingin mernpeftaiki keadaan harus menjauhi resiko


bahaya dimana ia sendiri khawatir jatuh ke dalamnya.

13. Perintah menikah bagi mereka yang mampu ini adalah sunnah menurut
mayoritas ulama. Dasamya adalah Iirman Allah SWI, "Dan iila kafan
takut tidak akan dapt berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan
latim (bilamana l<alan menikahinya), maka nilahilah vranita-qanita
empt. Kemudianiika kalian
(lain)3rang l<alian senangi: dua, tiga atau
takut tidak akan dapt berlaku adil, mal<a (nil<ahilah) sorang saia,
atau budak-budak yang kalian miliki. Yang demikian itu adalah
lebih dekatkepda tidak berbuatania5a;'(Qs. An-Nisaa' [4]: 3)Jilra
menikah wajib tentu Allah SWT tidak mernberikan pilihan antara
menikah dan memiliki budak.

Di antara ulama yang marajibkan pernikahan adalah Daud Azh-Zhahiri


dan Ahmad dalam salah satu riwayatnya. Alasan mereka karena ada
perintah unfuk menikah.

^zG e'";toi-.;\, *r- * i lt*i -^rv


^
drl

'?-frts Quji, j*( o<> tJtri '*;'tt'l' 1; *t


t t|.
-{ svanen BurucHurrliARAm +
4i:-:: .G,'* e f 'r:r';t,;ar v'iif:,'-El:
837. Dari Anas bin Malik RA' Bahwa Nabi SAW memuji Allah dan
bersabda, " Tetapi sesungguhnya aku melakukan shalat dan tidur, aku
berpuasa dan berbuka dan aku menikahi para utanita. Siapa yang tidak
men5rukai sunnahku mal<a ia bul<an termasuk urnatku-" (HR. Muttafq 'Naihl

Kosakata Hadits
Lakinnii Pembetulan atas keterangan sebelumya yang dibuang oleh
penpsusn Bulughul Marundengan maksud meringkas-
Fa Man Raghitn: Berpaling dari suatu hal. Maksudnya di sini adalah
siapa yang meninggalkan caraku dan mengambil cara lain ia bukan termasuk
(umat)ku. Dalam hal Rasulullah SAW menyinggung mereka yang
menggunakan cara kependetaan yang dibuat-buatnya sendiri untuk
memperketat cara hidup(dengan cart tidak menileh).

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini secara lengkap, sebagaimarn difuturkan oleh Bukhari
dalam Shahit>nya, Ada tiga orang datang ke rumah istri-istri Nabi
SAW untuk bertanp mengenai ibadah belhu SAW. Ketika mereka
diberitahu, mereka bertanya-tanya sendiri, di mana posisi mereka
dibanding dengan Nabi SAW. Sedanskan Rasulullah SAW telah
diampuni, baik dosanya di masa lalu rnauptrn di masa mendatang.
Salah satu dari mereka bertata, "Aku akan melakukan shalat malam
selama-lamanF." Yang safu lqi bed<ata,'Aku akan b€rpuasa setahun
penuh dan tidak akan berbuka." Sementara Sang ketiga berkata, "Aku
akan menjauhi uanita, dan alnr tidak meniletr sdarnalarnanp." Setelah
mendengar hal itu sernua, Rasulullah SAW bersaMa kepada mereka
bertiga,

€Gi, ,y.f*f j\:t, if, rft,k'& ;!,'if


tl " Pit'?*i ,5 "d
261
SYARAH BU I.UGHUI'tAARAii +
" Kalian yang mengatakan bqini bqini? Sungguh aku -demi Allah-
adatah orang pling takut kepada Allah swT di antara kalian, yang
pling bertakwa di antam kalian, namun aku bapaa dan bqbuka " '"

2. Syariat Islam didirikan di atas konsep toleransi atas kemampuan


manusia, kemudahan, sesuai dengan keinginan jiwa terhadap hal-hal
yang baik. Syariat Islam tidak menyukai keketatan hidup dan tidak
menghalangi jiwa manusia untuk menyukai apa yang diperbolehkan
oleh Allah SWT.

3. Bahwa kebaikan dan keberkahan hanya terdapat dengan cara


mengikuti Rasulullah SAW Inihh yang dirnaksud dengan keseimbangan.

4. Mewajibkan sesuatu yang mempersulit diri bukan bagian dari agama


Islam itu sendiri. sebaliknya itu adalah perilaku para pelaku bid'ah
yang menentang Sunnah Rasulullah SAW

5. Meninggalkan sanna sekali kenikmatan duniawi lang diizinkan adalah


keluar dari sunnah suci dan bukan mempakan langkah orang-orang
yangberiman.

6. Hadits ini menerangkan bahwa agann Ishm bukan qama nhbniygh


(kependetaan). Ia adalah agama yang datang untuk memperbaiki
kehidupan dunia dan akhirat. Ia adalah agama !/ang menempatkan
segala sesuatunya pada tempatnya. Ada hak Allah untuk disembah
dan ada hakbadan untuk menikmati kenikmatan-kenikmatan duniawi
yang diizinkan. Begitu juga jiwa pun5n hak untuk beristirahat.

7 . Sungsuh agung hilunahyang dibalik hukum Allah SWTyang berusaha


mengisi kebutuhan-kebutuhan naluri manusiawi dengan hal-hal yang
diperbolehkan. Ia tidak melarangnya menikmati apa yang sudah
menjadi watak jiwa manusia. Dengan mernberi kelonggaran dalam hal
ini malah semua masalah yang dihadapi manusia menjadi lebih baik.

8. As-Sunnah adalah caralthariiqah. orang Fng tidakmengrkai sunnah-


nya tidak kemudian dianggap keluar dari agama Islam. Hal ini untuk
mereka 5Ang meninggalkan Sunnah-n5a dengan didasa*an pada talnril
di mana pelakunya dapat dimaklumi,/dimaafkan.

262
svlnlx BUtuGHUr l,lAnarn #
-l
9. Tidak suka terhadap sesuatu artinya berpaling darinya. Yang dilarang
adalah meninggalkan Sunnah untuk bisa lebih serius beribadah dan
dengan keyakinan mengharamkan apayang Allah SWT halalkan.

10. Syaikhul Islam berkata, "Berpaling dari keluarga, istri dan anak adalah
perilaku yang tidak disukai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Itu bukan
cara beragama para nabi dan rasul. Allah SWT berfirman, 'Dan
Kami telah mengufus beberap Rasul sebelum kamu
dan Kami mernberikan kepda merel<a istri-istri dan kefurunan. ...'
(Qs. Ar-Ra'd [13]: 38)."

11 . AI Wazir berkata, "Para ulama sepakat bahwa orang yang tidak kuat
menghadapi dorongan seksmlnya dan khawatir dirinp melakukan
zina maka alasan menikah baginp menjadi lebih kuat. Dalam kondisi
seperti ini, menikah bagi4ra lebih baik daripada haji, shalat, puasa
dan perttntan Srnnah lainrya."

Syaiktr Thqiyyrdin berftata, "Menikah menjadi wajib bagi orang yang


khawatir dirinya melakukan perzinaan menurut para ahli fikih secara
umum. Jikaia rnampu memberikan mahar."
a**aa

lt,, J;r;:ts1 ,is -&?nr oyr- Iy i it*t-^r^


j /^c
,i';r,ri-ri, ,k ,frt,f #r,;;qJu ,1';U[-*]^*?', *
,;':":st'"SSt f;'ri
r ?,i
:&:t ig, (qst ?';- ;$\i'f
a. ctc

&;t<l jV
'7
.
'.'r:.
' t o,' ,'-r., :t. ,'.. t 's -tc )zat z
Jt--+ FIS cjLJl; c:1lr 3l J:, J^l-i d; cdl=.> j.l a,.>.>.-a1

838. Dari Anas bin Malik RA, dia Mata: Rasulullah SAW memerintahkan
kami agar menikah dan melarang kami mernbuiang (bbttul)sqarakeras. Beliau
SAW. bersabda, " Menikahlah kalian dengan wanita yang (berpotmsi) banyak

263
I sYAnAH ButucHutMARAm +
anak, yang penuh kasih sayang. Sesunggunya aku bnga diahadapan para
nabi sebab hanyaknya) jumlah kalian di hari Kiamar." (HR. Ahmad) dan dinilai
shahih olehlbnu Hibban.Ez Hadits ini didukung oleh riwa5at lain png ada pada
Abu Daud, An-Nasa'i dan lbnu Hibban dari Ma'qil bin Yasar RA-83

Peringkat Hadits
Hadits ini shahih.la diriwa5atkan oleh hnu Hibban, Ahmad, Ath-Thabrani,
sa'id bin Manshur, Al Baihaqi dari jalur Khalaf bin Khalifah dari Hafsh dari
Anas bin Malik. Dia berkata, bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kami
menikah dan melarang kami tidak menikah dengan la,rangan keras. Hadits ini
didukung oleh banyak riwayat lain. Dukungan ini membuatnya dinilai sebagai
hadits shahih. Dernikian 5ang dinlatakan oleh Al Albani. Sernentara Al Haitsami
menilainya sebagai hadits hasn.
Di antara hadits yang mendukungn!,a adalah hadits Ma'qil bin Yasar yang
dinilai shahiholeh AlHakim. Penilaian shahihini disetului oleh Adz-Zhahabi.
Juga hadits Ibnu Umar Sang ada pada Al l(hatib dalam l4tab Tarikh. Sanadn5n
batk (iayyid dan dinilai shahih olehAs-Suytrthi dalam Al Jami' Al l{abir-

Kosakata Hadits
At-Tabthl: Artinya yang asal adalah putus. Sernentara yang dimaksud di
sini adalah putus dari pernilohan atau tidak menikah dan putus dari apa saja
yang baik yang dip€rbolehkan oleh Allah SWT dengan maksud beribadah dan
taat.

N banpk anak. Jika


Waluud: Adalah wanita yang (berpotensi) merniliki
sebelumnya ia tidak menikah maka hal itu dapat diketahui dari kerabat
peranpuannya. Baik ibu, nenek, bibi dan saudara perempuannlra.
Mukaatsir: Bangga karena pengikutrla yang amat banlnk.

82
Ahmad (3/158) Ibnu Hibban (1228).
83
Abu Daud (2050), An-Nasa' i (6/65) dan lbnu Hibban (1229) .

261
ffil#'GHUt^'rARA't't
1. Syariat Islam memerintahkan umatnya agar menikah karena dalam
pemikahan terdapat banyak manfaat. Perintah berkonotasi wajib.
Hanya saja para ulama berpendapat, jika dirinln khauratir melakukan
zina maka menikah menjadi wajib sehingga dapat memelihara
kemaluan dan pandangan matanya. Sementara jika ia tidak khawatir

-dengan tidak menikah- dirinSra tidak akan iatuh ke dalam


pertuahn
zina maka menikah baginya adalah sunah. Bahkan itu adalah sunah
yang terbaik karena dengan menikah lebih banyak manfaat dan
kebaikan yang dapat diwujudkan.

2. Menjahui diri dari wanita dan pemikahan untuk tujuan ibadah adalah
dilarang. Smtu larangan berkonotasi haram. Apalagi dalam hal ini
larangannya amat keras. Karena menjauhi diri dari pemikahan
bertentangan dengan sunnah para rasul. Allah SWT berfirnan, " Dan
I<ami telah mangutus bdaap Flasul sebelum l<amu
dan Kami membertkan kepda merel<a isti-istri dan kefurunan. ..."
(Qs. Ar-Ra'd [13]' 38) Di samping itu, tidak menikah identik dengan
melawan kehendak Allah SWT, yaitu meramaikan alam(al l<aunl.

3. Agama Islam adalah agama tolemn dengan kebuhrhan naluri manusia


dan memberikan kemudahan unfukifu. Ifusebabnla Islam membenci
keketatan dalam cara hidup. Islam memerintahkan keseimbangan
agara manusia dapat melaksanakan apa yang menjadi funfutann5n
sebaik-baiknya. Tidak menikah adalah slariat Nasrani yang dilarang
dalam qnriat Nabi SAW. Lamngan ifu berfuimn agaranak keturunan
(muslim)semakin bertambah sehingga umat mtrslim menidi rnagroritas
dan jihad berdalnpah dapatterus berlangsung.

4. Allah SWT menegur orang-orang Nasrani yang berlebihan dalam


beragama. Dia berfirmdn, "... Dan mereka mengada-adakan
nhbaniygh p&hal lkmi tidak mewajibl<am5a ke@a merel<a teApi
(mael<a sandirilah gng merlgada-dal<anntn) untuk mqtari kaidlnan
Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan lnng
semestinya. Maka l{ani beril<an kryh omngorang yang beriman di
sYAnAH BULUGHut IAARAM +
antara mereka pahalanya dan banimk di antara mereka orang-orang
fasik.'(Qs. Al Hadiid (571:27) Mereka telah mengada-ada dalam hal
cara beribadah, padahal Allah SWT tidak memberlakukannya dan
apalagi memerintahkannya. Mereka melakukan itu hanp karena ingin
meningkatkan ibadah mereka. Mereka membebani diri mereka sendiri
dengan cara menghindari sesuafu Srang telah dihalalkan. Mereka tidak
minum, tidak mau makan dan tidak mau menikah.

5. Anjumn menikahi wanita yangberpotensi memiliki banyak anak agar


jumlah umat Islam semakin banyak, menjadi mayoritas dan mampu
menghadapi musush-musuh Allah SWT. Mereka diharapkan dapat
meramaikan bumi dengan segala kebaikan dan merealisasikan
kehendak Allah SWT.

6. Di antara manfaat banyak kefurunan adalah merealisasikan kebanggan


Rasulullah SAW atas umat-umat lain di hari Kiamat. Ini adalah
kebanggan yang agung. Allah SWT telah memberikan keberhasilan
kepada risalahnya dan menampakkan agama Islam di antara agama-
agarna lain. Sehingga umattya menjadi umat terbanpk, umat terbaik
dan pengikut terbaik. Alfah SWT berfirilr.rn, " l{aliandahh umat Sang
tetfuikgng dilahalan untuk nnnusia manSuruh kep& 5ang na' ruf,
bn marcqah &ri png munl<aa &n bqinnn keP* Allah- **innW
Ahli Kibb bainnn, tqtulah itu ldih bik bgi mael<a; di anbm mqel<a

ada yang beiman, dan k&angl<an mqeka adalah oftng-oftng 5/ang


fasik." (Qs. Aali 'lmraan [3]: 110h dan Allah SWT juga berfirman,
" Dan demikian (puk) I<ami telah manladilcan kalbn (umat Islam), umat

3ang ilil dan pilhan agar l<alian meniili alrsi abs (pkabn) rmnusia
dan agar Rasul (Muhammad) mertjadi al<si atas (pabuatan) l<alian- .--"
(Qs. Al Baqarah 12\ L43l

7. Agama Islam adalah agama kerja. Ia bukan agama yang mengajarkan


umatnya mengucil dari kancah kehidupan dengan syarat tidak
melakukan amal akhirat untuk kepentingan duniawi dan amaldunia
dilakukan dengan tujuan meningkatkan nama baik Islam dan
keagungannyra. Islam adalah agama dan negam- Ia tidak terbatas pada

266
{ svanln BurucHur trA*o, #
hal-hal ibadah saja. [.agi pula amal-amal dunia ri iika dilakukan dengan
niat islaah (perbaikan) dan mempunyai manfaat maka ia juga
merupakan ibadah.

8. Hadits ini dalil bahwa berlomba melakukan kebaikan tidak dianggap


sebagai riya' selama tujuannya adalah mencari ridha Allah SWT.

9. Hadits ini dalil agar mendahulukan diri sendiri dalam melakukan


kebaikan dan berlomba mengalahkan yrang lain. Allah SWT berfirnnn,
" Bqlomb-lomblah l<alAn untuk (ma*ptl<an) amptmn bri Tuhan
l<alian dan surya jang lwsrya seluas langit dan bumi, Sang disdfirlan
bagi omngonng 5ang baiman kepila Allah hn Rasul-nsul-$n.
ltulah karunia Allah, dibail<an-Ng kep* sbp Sang dikehqrdaki-
N3a. Dan Allah mempuryai karunia jang 6esa,:"(Qs- AI Fladiid l57l:
ztl
10. Hadits ini mendorong para ulama dan da'i agar b€rusaha menarik
orang sebanyak-banSnkqp untuk mengambil manfaat dari mereka,
baik keilmuan maupun dal<trah. Rasulullah SAW bersaMa, "Alkh
mqnbqi hidat/ah kefua atu orang m&luimu ilalah lebk baik
bagimu daripda mendaptl<an onta mqah (harta baharga)."

Pembatasan Kelahiran
Pada abad 18 M seorang ekonom berkebangsaan Inggris Thomas
Robert Malthus (1766 - 1834), muncul dengan idenya yang populer, !,aitu
pembatan kelahiran. Sebagai bentuk kekhawatiranqra tertradap peningkatan
jumlah penduduk dunia lnng melebihi jumlah kenaikan ketersediaan bahan
makarnn. Sehingga menimbulkan kelaparan. Keseimbangan iumlah penduduk
dunia yang selaras dengan perkiraan produlsi parylan mampu menghinda*an
manusia dari bencana-

Pandangan ini masih menjadi trend,bati<an menjadi prinsip ekonomi di


banlrakn€am.
Pandangan ini lalu masuk ke dalam dunia Islam dan muslimin. Mereka
berusaha agar umat Islam menekan jumlah penganutrln dan memperlemah
keberadaanya. Umat muslim menerima pandangan ini dengan rasa kagum

267
#:::J"**;ffi
yang datang dari yang Maha Bijaksana, Yang telah menciptakan makhluk dan
menjami rezekimereka. Allah SWT berfirman,

o " tihk ada suatu binatang melatapun di bumi mdainkan Allah-lah


Dan
gng manfui rael<in5a, hn Db mazgetahui tempt badiam binatang
itu dan tempt panyimpnannia. Sanuanya tqtulis dalam kitab png
nyata 0-auhMahfuuzh);' (Qs. Huud [1U: 6)

O "...Db mantMcahirya &n Db mqqtultan funp kdar nakanan-


makanan (panghuni)n5a dalam ernpt masa.---" (Os. Fushshilat [4U:
10)

O " Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut


kemiskinan. Ibmilah yang akan membei raeki kepda mereka dan
juga kepda kalian. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu
dosa 5mng besar"(Qs. Al Israa' [17]: 31)

O Dan nash-nash lain png cukupbanyak-


Khawatir oEmg-orang terpengaruh dengan pandangan sesat ini, Sidang
Lembaga Ulama mengeluarkan keputusan. Keputusan yang sama juga
dikeluarkan oleh Lembaga Fikih di Makkah 5nng berada di bawah Organisasi
Konfrensi Islam (OKI).

Kepufusan Dewan Ulama berkaitan dengan Pembatasan


Kelahiran
No. 24 Tanggal l4/4/1396H

Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan Salam untuk Nabi SAW yang
tidak ada nabi setelahnya, dan untuk keluarga serta para sahabatnya.

Dalam pertemuan ke-8 Dewan Ulama yang dilaksanakan pada paruh


pertama bulan Rabiul Awal tahun L396, Sidang telah membahas tema
pencegahan kehamilan dan keluarga berencana berdasarkan saran pertemuan
ke-7 yang diadakan pada pertengahan pertama bulan Rabiul Awal tahun 1395
H. Sidang telah mempelajari studi-studi berkaitan dari Lembaga tetap untuk
Riset dan Fatwa. Dan setelah melakukan tukar pikiran serta dialog, maka
-{ svanax BuruGHUt iilA*, #
Sidang memutuskan sebagai berikut:

O Mengingat Syariat Islam menganjurkan peny€baran keturunan dan


mempertanSnknya dan menilai kefurunan sebagai nikmat besar serta
anugerah lang agung yang diberikan Alhh SWT kepada para hamba-
Nya. Dalam hal ini, nash-nash syar'i yang meietaskan hal ini amat
banyak. Baik dari Al Qur'an maupun Sunnah 5ang telah dikernukakan
oleh Lembaga tetap untuk Riset dan Fatwa.

O Mengingat tentang pernbatasan kelahiran dan p€ncegahan


kehamilan berbenturan dengan fithrah mantrsia gang telah diciptakan
oleh Allah SWT dan berbenturan juga dergan qrariat islamigah
png telah diridhai oleh Allah sebagai landasan hukum untuk para
harnba-f{F.

O Mengingat para pq1$ung ide pernbatasan kdahiran dar p€ncegahan


kehamilan dalah kelompokyang berh.{uan unrat lslam
secara umurn, dan bangsa Arab khususnya sehingga mereka mampu
menjajah n€gara dan penduduknya. Di samping ifu, menerima
pandangan ini berarti menerima sejenis pandangan lrang sama lang
berlaku di masa Jahiliyyah dahulu, berburuk sar€l<a kepada Allah
SWT, memperlemah eksistensi Islam yang dibentuk dengan
memperbaqnk jumlah pengilnrbr!,a.

Karena alasan ifu semua maka Sidang mernufu3kan mdarang pernbatasan


kelahiran secara mutlak dan pencegahan kehamilan fka itu didasari dengan
kekhawatiran kelaparan, sebab sesungguhryra Pemberi rtzArd',Yarg Maha Kuat
adalah Allah SWI, "Tidak ada suatu binatang mekbpn di bumi melainkan
Alhh -lah 5ang mem fui reekinSa -"

Jika pencegahan ketnmilan dilakukan karern kondisi darurat (SanS hampir


dapat dipastikan teidi) seperti seoftmg wanita tidak dapat melahi*an secara
normal dan harus melah-rkan operasi untuk mengdnrkananalrnyaatau menunda
kelahiran demi kebaikan kedua orang tuanya, maka dalam kondisi seperti ini
ke@a
tidak dilarang mencegah kehamilan atau menundanya. FIal ini didasa*an
hadits-hadits shahih dan riwayat sekelompok sahabat RA, berupa izin
melakukan 'azldan didasarkan pada pendapat sebagian ulama lang secara

269
ffi::::";:::ffi
sebelum berusia empat puluh hari. Namun dalam kondisi darurat yang sudah
hampir dapat dipastikan, maka pencegahan kehamilan menjadi wajib.

Namun Syaikh Abdullah bin Ghadyan memilih tawaqquf labstainl dalam


kaitannya dengan pengecualian di atas.

SemogaAllah selalu memberikan shalawat dan salam kepada Muhammad,


keluarganya dan para sahabatn5a.

Deuran Ulama

Keputusan Lembaga Fikih Islami (Majma', Al Fiqh Al Islami)


Berkaitan dengan Pembatasan Kelahiran
segala puji bagi Allah swT. Shalawat dan salam untuk Nabi SAW yang
tidak ada nabi setelahnya, dan untuk keluarga serta para sahabatnya.
Lembaga Fikih Islami berpandangan sehubungan dengan masalah
pembatasan kelahiran atau yang disebut -secara menyesatkan- sebagai
keluarga berencana, setelah bertukar pikiran dan dialog, secara ijma'
menglatakan: _

O Margingat slEriat Islam merdorong umatr5a mernperbanyak keturunan

dan penyebarannya serta menilai ketururnn sebagai nil<mat agung lrang


diberikan oleh Allah swT kepada para hamba-N5ra. cukup banyak
nash-nash berkaitan dengan masalah ini, baik rnsh Al Qur'an maupun
nash sunnah Rasulullah sAW, yang semua menunjukkan bahwa
pandangan pembatasan kelahiran atau pencegahan kehamilan adalah
berbenturan dengan fittrah manusiaSnng diciptakan oleh Allah swT
dan bertentumn dengan s5nriah islamiysnh yang telah diridhai sebagai
landasan bagi para hamba-NYa-

O Mengingat pam penggerak ide pembatasan kelahiran dan pencegahan


kehamilan adalah kelompokyang bertujuan mernperdaya umat islam
secara umum, dan bangsa Amb khususnya sehingga mereka mampu
menjajah negara dan penduduknya- Di samping itu, menerima
pandangan ini berarti menerima sejenis pandangan yang sama yang
berlaku di masa Jahiliyyah dahulu, berburuk sangka kepada Allah
svenrr BUtuGHUt tiAram F
-{
SWT, memperlemah eksistensi Islam yang terbentuk dengan cara
memperbanyak jumlah pengikutnya.

Untuk itu, Lembaga Fikih Islami memutuskan secara ijma' bahwa


pernbatasan kelahiran mutlak tidak diperbolehkan. Pencegahan kehamilan juga
tidak dipertolehkan jika didasari kekhawatiran kelaparan (tidak dapat memberi
makan), karena Pemberi rezeki, Yang Maha Kuat adalah Allah SWT, "Tidak
ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Atlah-lah Sang mentberi
ruekinya;' Pencegahan kehamilan juga tidak diperbolehkan jika dikarenakan
oleh sebab-sebab yang tidak diakui oleh syara'.

Adapun melakukan sesuatu yang dapat mencegah kehamilan atau


menundanya dalam kondisi-kondisi terpaksa karena bahaya Sang sudah dapat
dipastikan, seperti wanita yang tidak bisa melahi*an secara normal dan
terpaksa melakukan pembedahan untuk mengeluarkan janinnya maka halifu
tidak dilarang oleh syara'. Demikian juga menunda kelahiran karena alasan-
alasan syrar'i atau kesehatan (berdasarkan pendapatdokter yang tstu7ahl. Bahkan
pencegahan kehamilan menjadi wajib jika terbukti kehamilan membahayakan
ibunya berdasarkan informasi para dokter muslim yartg tsiqah.

Adapun ajakan membatasi kelahiran atau pencegahan kehamilan secara


umum tidak diperbolehkan secara syara' karena alasan-alasan yang telah
dikemukakan di atas. Yang paling besar dosanya dalam hal ini adalah
metvajibkan mkyat unfuk ifu, sementara dalam waktu sama dana negam yang
besar dimanfaatkan unfuk kekuatan militer dalam rangka menguasai dan
menghancurkan orang lain, bukan untuk peningkatan ekonomi dan
pernbangunan.

Lembaga Fikih Islami

Keputusan Lembaga Fikih Islami Sehubungan dengan


Pembuahan Buatan dan Bayi Tabung
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan Salam untuk tokoh dan Nabi
kami, Muhammad SAW.

Sidang Lernbaga Fikih Islami telah mempertntikan kajian Fngdikernukakan


oleh anggotanya, Mushthafa Ahmad fu-Zarqa' sehubungan dengan

271
#;HffJ":Tffi
masalah yang paling nSata di dunia saat ini. sidang telah berhasil memperoleh
paparan sehubungan dengan kernajuan tel*nologiFngtelah dicapai dalambidang
yang
ini dalam melahirkan anak manusia dan mengatasi masalah kemandulan
beragam yang menghalangi kelahiran.

Dari kajian yans komprehensif t€rsebut, sidang mendapat penjelasan bahura


pernbuahan buatan dengan cara tidak normal,3aitu hubungan seks antara laki-
laki dan perempuan dapat dilakukan dengan salah satu dua teknik berikut:

1. Teknik pembr.rahan dalam, caranya dengan men5runtikkan sperma ke


tempat yang sesuai dalam fubuh wanita-

2. Teknik pernbuahan luar, }aifu menlEfukan sperrna dan ornrm dalam


satu tabung khusus dalam laboratorium medis. Kernudian o\ lm l,ang
telah dibuahi tersebut dimasukkan ke dalam rahim wanita.

Dalam kedua teknik di atas, otomatis aurat perempuan tersebut akan


terlihat oleh merekayang melakukan operasi-

Berdasarkan kajian tersebut, sidang juga mendapatkan penjelasan -yang


menimbulkan perdebatan- bahwa cara-cara pernbuahan buatan dengan kedua
tekniknya tersebut, baik dalam maupun luar, terdiri dari tujuh cara' Tergantung
dengan kondisinya. Dua cara di atas bedaku pada teknik pembuahan dalam,
sedangkan lima lagi berlaku pada teknik pembuahan buatan luar. Terlepas dari
masalah haram atau halal, kefuiuh cara tersebut adalah'

Pada Teknik Pembuahan Dalam


Cara pertama:

Sperma diambil dari seorang lelaki png sudah beristri dan disuntikkan ke
lubang vagirn istinyra atau ke rahimnSra sehingga sperma dapat berternu dengan
ovum yang dikeluarkan oleh indung telur istri secara alami. Kemudian terjadi
pembuahan dan melekat pada dinding rahim atas izin Allah SWI, sebagaimana
yang berlaku pada hubungan seks normal. Cara ini digunakan jika kemaluan
suami amat pendek atau adanya sesuafu yang menghalangi sampai sperma ke
lokasi yang sesuai dalam fubuh istrinya.

272
-l svanar BUtucHUt MAnem #
Cara kedua'

Sperma diambil dari seorang lelaki lalu disuntikkan ke ternpat gang sesuai
dalam tubuh seorang istri dari lelaki lain. Kemudian teriidi pembuahan dalam
dan melekat pada dinding rahim, sebagaimana dalam cara pertama. Cara ini
digunakan jika suami istri tadi mandul, sehingga sperma diambil dari lelaki lain.

Pada Teknik Pembuahan Luar


Cara ketiga:

Sperma diambildari suami dan owm dari istrinln. lalu diletakkan dalam
tabung khsusus dengan kondisi fisik yang sudah ditentukan. Hingga ketika
sperrna membuahi ovum maka pada waktu gang sesuai dipindahkan ke rahim
istri pemilik ovum agar menernpeldi dinding rahimnla, turnbuh dan berkembang
seperti layakn5n janin lain. Di akhir kehamilan, istui melahirkannya. Inilah yang
disebut dengan bayi tabung yang telah direalisasikan oleh kemajuan teknologi
kedokteran yang dipermudah oleh Allah SWT. Hingga saat ini sudah banyak
anak-anak, baik laki-lald rnarupun p€r€rnpuanlrangdilahirkan dengan caraseperti
ini. Cara ini diambil jika istri mandul akibat tersumbatnya saluran yang
mengantarkan sperma menuju indung telur dan rahim-

Cara keempat:

Pembuahan dilakukan dalam tabung khusus antara sperrna suami 5rang


telah beristri dan owm milik wanita lain, yang bukan istuinyra (disebut dengan
sukarelawan)kemudian setelah itu disuntikkan kedalam rahim isbinya.

Cara seperti ini dimanfaatkan jika indung telur ishi telah terangkat atau
tidak berfungsi namun rahimnya tetap bagus dan dapat di;adikan tempat
menempelbenih.

Cara kelima:
Pembuahan dilakukan di ltnr dalam tabung khtrsus antam sperrna seonu'lg
laki-laki dan ovum seorang wanita, bukan istri lelaki itu, keduanya disebut sebagai
sukarelawan. Kemudian ditanamkan pada rahim wanita lain yang sudah
bersuami. Cara seperti ini dilakukan jika wanita yrang sudah bersuami tadi
mandulsebab disfungsi indung telumya namun rahim tetap selamat. Sementara

273
Cara keenam:
:#:H:
Pembuahan dilakukan dalam tabung khusus antarabenih sepasang suami
istri, lalu ditanamkan di dalam rahim wanita lain yang secara sukarela menjadi
tempat penitipan janin atau bayi. Cara ini dilakukan jika istri tidak dapat hamil
karena suafu sebab pada rahimnya namun indung telumSn masih berfungsi dan
berproduksi dengan baik atau ia keberatan hamil atas alasan suka-suka. Unfuk
itu wanita lain bersedia menjadi sukarelawan meminjamkan rahimn5a.

Cara ketujuh:

Ia seperti cara keenam, hanln saja png meminiamkan rahimnya adalah


istrinya png lain. Da.rgan begifu madurya merradi stlkardauran bers€dh hamil
untuk benih istri4n lrang lain. Cara seperti ini tidak berlaku di negara-negara
asing lnng melarang poligami, tetapi di negara-negara llang mengizinkan
poligarni.

Demikian caprcat?! pernbuahan buatan grang telah direalisasikan oleh


teknologi untuk mengatasi problem kehamilan.

Sidang juga telah memperiratikan segala informasi media cetak dan


elektronik bahwa semua cara tersebut telah dilakukan di &opa dan Amerika
unhrk berbagai tujuan, baik tujtnn bisnis, tuiuan 5ang disebut sebagai
jenis manusia, tujuan mengajak wanita mau menjadi ibu di kalangan wanita
yang tidak bersuami atau png sudah berstrami ruunun tidak ingin hamil karena
keinginan mereka sendiri atau keinginan suami mereka. Hal ini mendorong
berdirinya sernacam lernbaga khr.sts yang merryimparr benih -unfuk s€gala hiuan-
yang siap dibuahi kapan saja di masa depan yang diambildari para lelaki, baik
yang sudah ditentukan maupun 5ang tidak, baik 1rang memberikan spermanlra
s@ara gratis maupun dengan kompensasi. Hingga dapat dikatakan, bahwa itu
benar-benar berlaku di sebagian negara yang mempunyai peradaban-

Pandangan Slar'i
Lembaga Fihh Islami, setehh mernperhatikan dokumen dan informasi 5ang
terkumpul dari tulisan dan terbitan sehubungan masalah terkait serta penerapan

274
svlnan BUtucHUt i,rAnall #
-l
kaidah syara' dan maqaashidnya untuk mengetahui hukum cara-cara di atas
dan segala konsekuensinya sampai pada kepufusan berikut:

1. Hukumurnum.

a. Terbukanya aurat wanita bagi mereka yang tidak halal melihabrp


tidak diperbolehkan dalam kondisi apapm katrali atas tujuan yang
dibenarkan oleh syara'.

b. Perlunya wanita mengobati penyakit yang dideritanya atau


karena kondisi yang tidak normal lang m€nggangu pada hrbuhqa
dinilal sebagai alasan yang dapat diterima oleh Syara' yang
mempertolehkan aurat terbuka bagi selain suaminya untuk fu;uan
pengobatan/terapi tersebut. Dalam kondisi ini, aurat dibuka
sebatas yang diperlukan, tidak lebih.

c. Setiap kali aurat diizinkan terbuka kepada omng 5rang seharusnya


tidak boleh melihatnya berdasarkan alasan syar'i maka dokter
atau perawat yang menanganinya harus seorang wanita muslim
jika ada, atau wanita non muslim jika ada, atau dokter lelaki mtrslim
yang tsiqahjika ada, atau dokter non muslim. Demikian prioritas
yang harus diperhatikan.

2. Hukum pembuahan buatan.

a. Keinginan istui Sang tidak bisa hamil dan suamirya untuk memiliki
anak dinilai sebagai tujuan yang sgrar'i yang memperbolehkan
keduanya melakukan pengobatan atau terapi dengan cara-cara
buatan yang dibenarkan.

b. Cara pertama, dimana sperma diambil dari suami yang telah


beristikemudian disuntikkan kedalam rahim istinlra sendiri adalah
cara yang boleh secara syara' dengan memperhatikan syarat-
syarat umum yang baru saja disebutkan di atas. Yaifu setelah
memastikan perlunya si istri terhadap operasi ini unfuk dapat
hamil.

c. Cara ketiga dimana benih diambildari seorang sepasang suami


istri untuk dibuahi di luar setelah itu dimasukkan dimasukkan ke
:-;:-#::#ffi dapat diterima dalam pandangan syar'i, namun tidak menutup
kemungkinan timbul keragu-raguan terhadap akibatnya serta
kernungkinan kerancuan. unhfi itu tidak selayaknga cara ini dipakai

kecuali dalam kondisi daurat yang amt mendesak dan setelah


memenuhi syarat-syarat umum di atas.

d. Cara ketujuh, dimana sperrna dan ovum diambildari pasangan


suami istri dan setelah proses pembuahan dalam tabung khusus
dimasukkan ke dalam rahim iski lain bagi stnmi itu sendiri, dimana
istri tain ini merelakan rahimnya sebagai tempat penitipan bakal
anak mereka (suami dan madungn) rnaka boleh secara syara' jika
dibutuhkan dengan memenuhi syarat-s5amt umum di atas-

e. Untuk ketiga cara tersebut, Lembaga Fikih menSntakan bahwa


nasab anak grang dilahirkan ikut kepada pernilik sperma dan
ovum. Termasuk dalam hal waris serta hak-hak lain yang
berkaitan dengan nasab. Sedangkan istri lain yang mengandung
dalam kasus cara ketujuh disamakan dengan ibu susuan bagi
anak yang dilahirkannya. Karena apa yang diperoleh oleh anak
ini -selama dalam kandungan- dari istrinya yang lain itu lebih
banyrak dari sekedar susu yang diperoleh oleh seorang bayi ketika
disusui oleh wanita lain, bukan ibunya.

f . Sedangkan empat cara lainnya dari teknik pembuahan dalam dan


luar yang telah dijelaskan sebelumnya adalah haram, tidak ada
alasan unfuk membolehkannya. Karena kedua berrih, sperma dan
ovum bukan berasal dari pasangan suami dan istrinya- Atau
karena sukarelawan yang bersedia hamil tersebut adalah wanita
lain jika dihubungkan dengan kedua pasangan suami istri itu.

Selanjutnya mengingat dalam teknik pembuahan buatan secara umum


terdapat kerancuan bahkan dalam cara-cara yang diperbolehkan sekalipun.
Kerancuan itu bempa terbukanya kemungkinan terjadi percampuran antara
sperna atau ovum yang sudah dibtrahi dalam tabung yang digunakan, apalagi
lika praktek pembuahan seperti ini banyak dilakukan dan menjadi umum di

276
-{
svlnqx ButucHut rriAum #
masyarakat maka Sidang Lembaga memberi nasihat kepada mereka yang kuat
berbegang teguh pada agama agartidak menggunakan cara-cam tersebut kecuali
dalam keadaan sangat darurat dan dilakukan secara amat sangat hati-hati dari
kemungkinan terjadi percampuran benih.

Lembaga melihat bahwa masalah ini adalah masalah yang sensitif secara
keagamaan dan berharap apa lang dipuhrskan di sini adalah benar. Allah SWT.

-Yang Maha Suci- Maha Mengetahui. Dia-lah penunjuklrlan yang lurus dan
yang menolong hambanya melakukan kebaikan.

*a*\,i,,
';J,u
,".zlo.
)l .-* -tc-c
A
ajll

839. Dari Abu Hurairah RA: Bahwa Nabi SAW bersabda, " Sanng uanita
dinilahi karena etnpt perl<an: (1) karena hartarya,(2) l<arena
(3) karqa kqantil<an4a, (4) karena agana n!D. I{arqta itu nikahilah (vnnita)
l<arana agamanja, nixaSa engl<au ffiahagia." (HR. Muttafaq lAbrfrdan tujuh
imam hinqlae).

Kosakata Hadits
Tunl<ahu Al Marbtu Mabni najhul, dibaca dhammah d€ngan b' mtillnri',
maksudnya berketrendak menikahi seorang wanita.

Tunl<ahu Nal<aha, makna asalnya adalah berkumpul dan bercampur. Tapi


ahli bahasaberselisih pendapat mengenai hal ini: sebagian mengatakan, "Nikah
adalah hakikat dalam akad, majaz dalam hubungan intim." Sebagian lain
berpendapat sebaliknya; dan sebagian yang lainnya mengatakan berpedapat
nikah merupakan hakikat dalam akad dan hubungan intim, demikian yang

Ea
Bukhari (5090), Muslim (1466),Abu Daud (2047),An-Nasa'i (6/68),lbnu Majah
( 1858) , Ahmad (21428) dan Atfirmidzi tidak meriwayatkan hadits ini.
ffi,.H.:,:;',;^-^"+
Dari ketiga pendapat di atas memerlukan sebuah qarinah(indikator) yang
bisa menunjukkan bahwa nikah bermakna hakikat dalam akad atau hakikat
dalam hubungan intim. Bila disebutkan si fulanah dinikahi, maksud kalimat ini
adalah akad, tetapi jika dikatakan si fulan menikahi istuinya, maksud dari kalimat
ini adalah hubungan intim.
ktab .4/ Msbah berkata, "Nikah adalah majaz dalam akad dan
Penulis
hubungan intim, karena pada dasarnya nikah bermakna berkumpul, dan
hakikat tidak lain adalah asal (hukum)."

Ulama berkata, "Dala,rn Al Qur'an tidak ada lafazh nikah bermakna


hubungan intim kecuali dalam firman-Nyn yang artinya, 'hingga dia lawin
dengan suami 5ang lairi ;'(Qs. Al Baearah 121:230).

Tunkahu N Mar'atu li Arba': fi'ilnyaberbentuk mabni maihul, al mar'ah


di sini sebagai ganti dari fa'ilyangdibaa nk'.
Li arba': Maksudnga menikahiwanita karena empat perkara.
Hasabiha Maknanya kemuliaan wanita, atau keluarga dan kerabatrya-
li Maliha. sebagai badal lpengganti) dari lafazh arba'(emrEf.|, yakni
Wa
dengan cara mengembalikan 'amil. Dalam riwayat Muslim, huruf /am yang
bermakna karena di sini disebut bemlang kali dalam keempat perkara tersebut.
Sedangkan dalam Shahk Bukhart tidakdemikian, sebab masing-masing dari
keempat perkara tersebut mempungni tujuan yang berteda$eda.

Fazkr bi Dati Ad-Din Maksudnya, jika keempat perkara tersebut terealisir


pada diri seorang wanita, hendaknya engkau memilihnya atas dasar agamanSn.
Makna az-afaradalah. pilihlah wanita yang beragama baik, niscaya engkau
bakat meraih kebahagiaan, dan menangkanlah atas orang lain untuk
mendapatkannya.

Tanbat Yadaka. Malsudnya tanganmuberpadu dengan debu dari kefakimn.


Sebenamya kalimat ini tidak umum diucapkan oleh kebanyakan manusia, dan
kalimat ini juga bukan dimaksudkan Nabi SAW sebagai doa.

Dalam Al Misbahdikatakan, "Ucapan Nabi SAW' taribat yadakei adalah

278
_'| svanan BUtuG H ut rr,tARAr,l

kalimat Arab yang diucapkan sebagai salah satu bentuk doa, tapi dalam hadits
ini bukan dimaksudkan sebagai doa, melainkan bertujtnn untuk menganjurkan."

Kalimat tersebut juga bisa dimaksudkan sebagai teguran atau pengingkamn


dan mengagungkan suatu perkara. Tapi kalimat yang dimaksud pada hadits di
atas adalah sebagai anjuran.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Nabi SAW mengabarkan bahwa hal-halgang mendorong seorang pria
memilih seoftilng wanita sebagai pendamping hidupnya adalah empat
perkara berikut ini:

a. Sebagian pria menyukai seorang wanita atas dasar keturunan.


Faktor ketunrnan merupakan hal yang baik bagi seorang pria dan
kehrrunanqn-

b. Sebagian pria menyukai seorang wanita atas dasar harta dan


kekayaannya. Dalam hal ini pandangan pria tersebut hanyalah
sebatas materi belaka.

c. Sebagian pria memilih seorang wanita hanya dilihat dari sudut


kecantikannya saja. Ia hanya mementingkan kecantikan zhahir
wanita, dan tidak melihat selain dari hal tersebut.

d. Sebagian pria memilih wanita sebagai istrinya melalui kacamata


agama dan ketakwaan. Faktor inilah yang menjadi tuluan
pemikahannya. Sifat yang terakhir ini adalah sifat Snng dianjurkan
Nabi SAW dalam hadits di atas dengan saMa " I{arqa itu nil<ahihh
(wanita) karena agatnanya, nisaya engl<au beftahagia." Kalimat
ini berfungsi sebagai anjuran dan supaya tidak diabaikan begitu
saja. Seorang pria yang berkesatriaan dan memiliki pandangan
perbaikan, menjadikan agama sebagai oblek ambisinya dalam
bertindak dan berperilaku, terutama dengan perkara yang
berkaitan dengan waktu yang lama dan tanggung jawab akan
perkara tersebut. Itulah sebabnya mengapa Nabi SAW memilih
kalimat " Karena ifu nikahilah (v,anita) l<arena agarrE nya, niscaya
engl<au berbhagia," dengan benfuk penegasan dan gamblang.
::-ffiffi
siapa orang yang akan meniadi pilihannya itu. Hal ini bertujuan untuk
mengambil pelajaran dari keutamaannya, keteladanannla, momlnya,
dan untuk menjauhi keburukannya dan keburukan keluarganya'

Allah SWT berfirman mengenai hikayat Musa AS yang artinya, " Mue
berl<ata kepda Khidhr 'Bolehkah Aku mengikutimu su4ya kamu
mangaBrlcan k@aku ilmu gng banardi antan ilmu-ilmu gng telah

diaja*an kepdamu?:" (Qs' Al lGhfi [18]' 66h dan firman-Nya lagi,


" Dan bersabarlah kanu bq'sama'sama dangan onng-onng tnng

menyeru Tuhannya di pagi dan senia hai dengan mengharap


keridhaan-Nga; dan finganlah kdua matamu bapling dari mqel<a
(l<arqa) mqghanpl<an pertiizan dunb ini-" (Qs' Al lGhfi [f $: 28)'

Dalam Ash-shahihain Abu Musa meriwaFtkan bahwa Nabi sAw


bersaMa,

):ts ,lilt .--vi ,Cilt -r-;r;rt Y At


c

..:I--i,
Lfi|ti tf, ,::X-:;-i-'Jl tl:Jl^ir ba ,-#t et;
z' c t ''1 t1l pc, ;4 4, L'#'Ji i\3 ,L
O;-2 ot ,, i-. w,
'Sir J
.l-^;J t;-, L'r-.3'oi ef) ,:,!;E
*
sesurigwhnga perumqnaan;*ra i* r^* a""*l-' vuns
jahat sepati paniml misk (minsak uangl dan pndai besi. Peniual
misk, adal<alarya anglau mengikutiieiakrya, atau membelinin, atau
tqkena bunja lang harum; sementara pndai besi, adakalanya
bajumu tqbkar atau te*qa bunya 3ang ti&k sdap'"

Nash-nash tadi menyrratkan maknayang jelm danberagam'

3. An-Nawawi berkata, "Makna hadits ini menyatakan bahwa laki-laki


pada umumnlra menwkai wanita karena empat perkara tersebut.
Karenanya, pilihlah wanita untuk dijadikan istri oleh kalian atas
dasar agarnangn."

2EO
-{ svaun rutucHutmAnare #
4. Ar-Rafi'i berkata di dalam Al Amani, "Nikah dianjurkan untuk
mendapatkan kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Salah satu faktor
terkuat dalam nikah adalah kecantikan wanita. Namun Nabi SAW
melamng umatrya menikahi wanita cantik. Dalam hal ini bukan berarti
melamng mernelihara kecantikan secam mutlak. Bukankah Nabi SAW
memerintatrkan (seorang pria) untuk melihat wanita yang dipinangnSra?
Larangan ini rrnksudn3B rnanakala hrjuan dari menikahi seorargr,vanita
hanya karena kecantikannlp saja."

5. Salah satu faktor yang pallng menonjol dalam menikahi wanita adalah
karena harta dan kekapan. Padahal harta dan kekayaan merupakan
sesuatu yang mudah datang dan pergi, dengan demikian ikatan
pernikahan tidak bisa diiamin dengan faktor ini, apalagi bila hartanya
temyata sedikit. B€rkaitan dengan hal ini ada sebuah ungkapan, "Dia
memuliakanmu ketika engkau kaya, dan dia meremehkanmu ketika
engkau jatuh mishn."

6. Tapi jika agama yang dijadikan sebagai faktor penentu sebuah


pemikahan, ia adalah tali yang kokoh, tidak mudah putus; akadnya
abadi dan efeknyamulh.

7 . Makna hadits yang diriuagratkan oleh Ibnu Majah, NBnzta4 dan Al


Al Baihaqi dari hadits Abdulhh bin Amru bin Ash menlntakan bahwa
Nabi SAW bersabda,

49.'r, ,i*-r-i 'ix |o*'l i3t rr*


4,,
i[li ,l
c
'.r) Lr; ic"; itl; o),,
An; .alJlJ a to t ./o-. a l.
;*4y,,.S.;t-2 c;$t-
o. I

$;i
"Janganlah l<alian menikahi wanita l<arena kecantikannya, karena
bisa jadi kqantikan bakal membuatnya hancur, dan janganlah
menikahinya karena harta, sebab bisa jadi hartanya akan
membuatnya menjadi penindas, tapi nikahilah wanita karena
agarrvntn. Sanng budak hitam yang kuping dan telinganja caat
5rang bmgama dalah ldk baik (untuk dinikahil."

281
ffiH*.,"-o:-ffi
Ifriqi. Tapi Syaikh Ahmad syakir berkata, 'sanad hadits tadi adalah
shahih,Al Ifriqi juga termasuk omng tepercaya. sungguh keliru orang
!,ang menganggap hadits tadri dha'if -'

Alhh SWT berfirman, " Dan ianganlah l<amu menikahi vuanita-wanita


muq/rik, sebelum merel<a beriman. Sesunguhryn wanita budak gng
mukmin l&ih bik dari wanita mugrik, v,alaupun dia menarik hatimu.
Daninsanhh l<amu manil<ahkan orug-onn! rusyrik (dqgan wanib-
uanita mukmin) s&dum mqel<a bqinan. *sunguhnp budak gng
mukmin t&ih bik hri onng muqlrik, vnlauptn db mqnrik lntimu-
mqd<a ke nmka, sdang Allah magapk ke suga &n
anpnan dagan izin-Nla.dan Alhh manmnglcan aSat-aiat-N3a
(wintah-Wrintah-Na) ke& nmntsb su4tm mqelca manganbil
Wlajann!(Qs. Al Baqanh l2l:221L
Pennharnan terbalik pada qpt ini berrnaksd menelangkan k€utantaan
wanita yarg beragarna dan bermoral-

8. Hadits di atas menunjukkan bahwa seseonng tidak sepantasqB


menjadikan manusia dengan segala perilaku mereka sebagai teladan
dan sandarannga. Datam hadits tersebut Nabi SAW mengingatkan
bahwa tiga kelompok manusia keliru dalam memilih pasangan hidup,
sementara han safu kelompok saja ynng dianggap benar dalam
menenfukan wanita pilihan.

9. Hadits di atas menunjukkan bahwa sepantasnya seorang insan


memandang segala urusannya demi masa yang akan datang, bukan
demi masa kini. Dengan demikian, seorang istri shalihah senantiasa
menjaga agamanya dalam dirinya, rumahnya, dan hartanya. Ia
merupakan figur seorang pendamping hidup 5pngbaik dan amanah.

10. Haditsdi atas tklak menshararnkanseorang priayang mernilih s@rang


wanita sebagai istrinya atas dasar keturunan, kecantikan, harta, dan
agama. Tapi faktor agama yang menjadi sifat terpenting bagi seorang
calon istri tidak boleh diacuhkan begitu saja, karena bakal menuai
konsekuensi negatif.

282
sYmar BUlucHUt mAnam #
-{
11. Nabi SAW memberitahukan perbuatan yang dilakukan kebanyakan
manusia yang hanya menginginkan keempat perkara tersebut dengan
mengakhirkan perkara agama. Dengan demikian, Beliau SAW
memerintahkan agar perkara agarna diiadikan perkara gang utama
dengan ucapannla, " Pilklah uanib gng bat fu4ann, nisca5a agl<au
akan befiahagia."

Alkisah, seorang laki-laki menemui Hasan Al Bashri lalu berkata, "Aku


mempunSrai seorang saudari yang amat kusayangi, dan banyak sekali
orang yang ingin meminangnya. Bagaimana menurut Anda, siapakah
yang mesti kupilih sebagai calon suami saudariku?" Hasan Al Bashri
menjawab, "Nikatrkanlah saudarimu itu dengan seorang pria yang takut
kepada Allah SWT. Sebab jika pria tersebut mencintai saudarimu, ia
akan memuliakannya; dan jika pria tersebut membenci saudarimu, ia
tidak menzhaliminSra."

12. Menyebutkan kalimat yang secara zhahimya adalah doa atau


menunjukkan celaan, di mana kalimat tersebut biasa diucapkan oleh
lisan orang Arab atau kebanyakan manusia, tidaklah berdosa
menyebutkannya manakala tllak bermaksud pada hakikatnya. Namun
menyebutkannya bertujuan sebagaimana orang-orang menyebutJ<an,
*
seperti mal<a l<atnu al<an betbahagia."

*tyht,k 4,ii :*ht *r- r;:* €j *r-Ar.


G.
LJ
,':))L lr|j,i iur lrq :JE t'); r;1 6Li1 G, q ors
,
I oz

,lls
, ,.
c4;,1,."r)l
t. .
a->eua
. -
lz

) ,i'r-l)l;
.a1../ ,.. | ,...
J^>l oltt .(*
o.
{J
) tse
't ! c-. '. o. I
. .)t-- 3.11 d,-'-;*
840. Dari Abu Hurairah RA: Bahwa kaika Nabi SAW memberikan sehmat
kepada pasangan yang menikah, beliau mengucapkan, " Semoga Allah
memberkahi pernikahanmu dan kefurunanmu serta mengumpulkan l<alkn
ffi;.*::T:ffiffi
Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban menganggap shahiltrl'

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits hasan. Menurut At-Tirmidzi hadits di atas
adalah hadits hasn shahih. Hadits tersebut diriwa5atkan oleh Ahmad, Ibnu
Abu syaibah, An-Nasa'i, Ibnu Majah, Ad-Darimi, dan AlAlBaihaqi; semua
perawinya orang tepercaya. Hadits ini diriwayatkan dari dua jalur:

Pqtanta,dari Hasan Al Bashri, dari Uqail bin Abu Thalib. Tapi riwayat ini
tidak menjdaskan aaanla perlr,raptan dengan cara mendengar hng$ng- Dengan
demikian hadits ini berstatus mutqati' ltaPutus);
Kdua,hadits ini diriwalEtkan oleh Imam Ahmad dari Uqail dengan jalur
lain. Dengan adanln dua ialur ini, maka hadits di atas menjadi kuat. Hadits
tersebut dinilai shahih olehAt-Tirmidzi, hnu Khuzaimah, hnu Hibban, dan Al
Hakim, dinitai mauqufolehAdz-Dzahabi dan lbnu Daqiq Al ld.

Kosakata Hadits
Raffab Inannn Ar-Rafa'fuimal!tr:E al muuafqah(menyetuiui) bn husnul
,asyrahserinteral<si dengan baik), yakni orang yang memperbaiki bajunya.

Adapun makna luasnya adalah mendoakan agar dilimpahkan taufik dan


pergaulan yang baik serta pemikahan yang membawa kebahagiaan'

fuanl<a, Bisa diucapkan dengan bml<allahu laka, fika, dan 'akila, artinya
semoga keberkahan dilimpahkan kepadamu. Berkah berarti kebaikan dan
tambahan, baik yang bisa dirasakan ataupun yang bersifat maknawi (tidak bisa
dirasakan oleh inderawi). Berkah juga bisa berwujud limpahan kebaikan Ilahi
dan keberlangsungannya pada sesuafu .

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Akad nikah adalah salah satu bentuk transaksi yang sangat penting.

s5Ahmad (2D81\,AbuDaud(2130),AtlTirmidzi(1091),At-Tirmidzidalami{malan
S€hari-hari" (259) dan Ibnu Maiah (1905).
*:-", ffiffi
dari orang-orang sekeliling. Karena akibat dari akad nikah tidak dapat
diketahui, adakalanya berbuah kebahagiaan dan atau benrjung @a
kehancuran.

2. Pada saat Nabi SAW mendoakan seseorang yang sedang


melangsungkan akad nikah, beliau berdoa dengan doa gang terdapat
pada hadits di atas. Isi dari doa tersebut semoga keberkahan Allah
ada pada akd terscbut dan Dia senantiasa mengumpulkan kedtnngra
dalam kebaikan.

3. Kata-kata kebaikan dalam hadits tersehrt berrnakna kebalragiun lnng


luas, seperti perlakuan yang baik, kemakmuran hidup, dan
mendapatkan keturunan yang shalih.

4. Bagi omnglnng menghadiriFrnuan akad nikah, dianiurkan m€ndoakan


mempelai dengan redaksi doa hadits ini. Doa ini lebih utama daripada
doa jahiliah grang mengatakan, " Ar-Rafa ' wa Al bnin (kebil<an dan
keturunan)." Doa yang terakhir adalah doa 3nng pendek dan tidak
baryak mengandung berkah. Karenanya dalam hal ini tidak cukup
menim perbuatan kebanlakan orang yang hanya mengatakan nnbruk
(selamat) misalngn, kepada mempelai. Yang utama dalam mendoakan
mempelai adalah sesuai dengan redaksi hadits di atas, sebab doa
tersebut mengandung makna kebaikan dan kebahagiaan yang
merdalam.

5. Seorang mempelai pria disunahkan membaca doa pada malam


pertamanya, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Daud, An-
Nasa' i, hnu Malah, dari Amru bin q1l'aib, dari ayrahn54 dari kakelmya
bahwa Nabi SAWbersaMa,

J i+t |pt ,Wa. bii; ,iirr '€Li iuf ,, c


z..la
r;1

.LAy' ,1 + . ,.
EIJI-,T
.
.^)3"d; vr) lg

285
sYAnffl BlnucHut IsAnAil +
"Jika salah seorang dari kalian memberitahukan kepada istrinya,
hendaklah ia memegang ubun-ubunnp lalu ucapkanlah,'Ya Allah!
Aku mqnohon keil<arnSn \strinW) dan k&ilcan SruS diciptakanng;
dan aku balindung kepada-Mu dai kejahatann5adan keiahatan inng
diciptalanryri."
6. Dianjurkan sesama muslim saling mendoakan, terutama pada saat
penjamuan atau keadaan krisis. Karena manfaat doa berfungsi sebagai
perantam yang kmt untuk meraih sesuafu yang diharapkan, tenfunla
manakala syarat-syarat doa telah dipenuhi terlebih dahulu'

7. Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i, dan lainnp meriwayatkan dari


hadits Amru bin $nr'aib, dari ayahnln, dari lcakeknp bahwa Nabi
SAWbersabda,

r .,:uif liiiri ,ffr'# js'a"i6Y


-t
39f
e,-*t)'r.,+ ,*1 l6:r,Jif €!r.(.;+,1 '-r,
"Jika kamu ingin manyetubuhi istrimu, maka lakul<anlah shalat dua
nl<aat lalu pqanghh kiplan5n saaSa berda, 'Ya Nkh, berkahilah
keluaryaku dan bql<ahilah mad<a dengan penntataku, serta beilah
aku rezd<i dari mqdta'."
aa'Fa

Jrt
t-
ri; ilu -& i,r ,r*t- )
. tc
_t* dl
.

* *i -^t\
o ).
o$l

tato -,iAt'*j
,i'r3.1 il,i.Jt il! ;:tt!.Jt ;
.,dJ
:. - . i., ' ,, o ' ).. I tr. tr.7a .. tt 4 ..
Yi';*.:'
)., ;nt ;U- n .tj*.,ali )t; y ,:Jt t:*: co,i):i; ca;2il1
^

or:,qrr.h, yt iyo A W?; d ,s,.c >a'pt>:';,, d V


,^;r\i, '';i i,r, .(oS tN Gi ,l;r:t ['r? fr3.1
.€A,t ,lqt')t'^*i
286
surucxulmArAm
-lsvlmr
841. Abdullah bin Mas'ud RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
mengajarkan kami taqnhud dalam hajat, yaitu, " Sesunguhrya pujian hanglah
milik Allah. Kami memuji-Nya, meminta pertolongan dan ampunan kepda-
N9a, dan l<ami Mindung ke@a-Nyn dari kelzlntan jim-jilua kami. furugsbp
diberikan hidayah oleh Allah SWf,, maka tidak ada s@nng pun yang bisa
men5tesatl<ann5a; dan bmngsiap disesatl<an oldz-N5a, maka tifuk ada s@rang
pun yang bisa memberinya petunjuk. Dan aku bersalbi bahura tiada Tuhan
selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus
utusan-N5a." Setelah membaca ini, dilanjutkan mernbaca tiga alrat [Al Qur'anD."
(HR. Ahmad dan Empat imam hadits; dinilai hann oleh At-Tirmidzi dan Al
Hakime).

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah shahih. Hadits ini dinamakan dengan hadits hajat.
Syu'bah bertanya kepada Abu Ishaq, "Kalimat tadi dibaca seuraktu khutbah
nikah atau selainnya?" Dijawab, "Pada setiap hajat." Dalam Syarh Alsinah ti N
Baghawi disebutkan, "Menurut lbnu Abbas kalimat tersebut bisa diucapkan
pada khutbah nikah dan lainnya."

At-Tirmidzi rnengatakan bahwa hadits di atas adalah hadits hasan.


Adapun png menilainya shahihdalah Abu Awanah, Ibnu Hibban, Al Hakim,
dan Ibnu l$1rrzaip6[.

Dalam At-Talkhishdikatakan, "Al Baihaqi meriwayatkan dari hadits Abu


Daud Ath-Thayalisi, dari Syu'bah bahwa Abu Ishaq memberitahukan kepada
kami bahwa ia mendengar Abu ubaidah bin AMullah membacakan hadits dari
ayahnya bahwa Rasulullah SAW telah mengajarkan kami khutbah hajat, yaitu,
'Al hamdu lillah atau inna Al hamda lillah'(segala puji bagi Allah, atau
sesungguhnya pujian milik Allah). Diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i,
At-Tirmidzi, Al Hakim, Abu Ubaidah tidak mendengar langsung dari ayahnya,
dalam hadits ini terdapat riwayat mauquf(terherti)}ang diriwayatkan oleh Abu
Daud dan An-Nasa'i dari bentuk ini. Tapi ada riwayat lain yang bukan berasal

e Ahmad (U392), Abu Daud (2118), At]irmidzi (1105), An-Nasa'i (3/104),lbnu


Maiah (1892) danAlHakim (21182).
dalam riwayat An-Nasa' i."
:::::::ilffi
Kosakata Hadits
Al Haftzb.Adalah sesuatu lang dibutuhkan dan diharapkan oleh seseomng,
bentuk jamaknya adalah hawa'ij.lbnu Katsir menambahkan dalam Al lrqad,
"... pada nikah atau lainn5a-"

lnna Al Hamda. Lafazh ini ada pada permulaan suatu kalam (kalimat)-

Al Hamdu Maksudnlra memuji dengan lisan atas keindahan yang bersifat


ikhtiyar. Alif tam Cfrtsini mencakup hal 5rang mendalam atau luas terhadap
puiian'

Hal ini dikarernkan seluruh Eliian han!,alah kepunlnan Allah SWT dan khusus
untuk-Nya. Dengan kata lain, alif tamtersebut memiliki dtra arti: (l) sebagai
isytuak Sanyakmengandung rnakna) dan (2) lpsir(pembatasan)'

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini adalah khutbah, disebut dengan khutbah hapt. Dianiurkan
mengucapkan khutbah tersebut pada setiap memulai hajat penting,
seperti akad nikah.
2. Yang dimaksud tiga apt Al Qur'an pada hadits di atas adalah sebagai

krerikrrt:

a. " Hai orutgoruggng fuilran, ffilsahh kepe Hbhdazgan


sebenar-benar takwa kepda-N5n-" (Qs. Aali 'lmraan [3]: 102)
" Hai sel<alian manusia, bqtalwakh ke& Tuhanmu gng telah

manciptal<an kamu dai sarangd-" (Qt. An-Nisaa' [4]: 1)


c. "Hai orang'orang Snng beriman, bertakvalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah
mqnpqbiki bgimu amalan-amalanmu dan mangtampuni bgimu
dosadosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nia,
mal<a sesunguhnSa ia telah mandaptkemenangan gng besar'"
(Qs. Al Ahzaab [33]' 70-71)-

3. Hadits ini mencakup penetapan sifat-sifat pujian bagi Allah swT.

28E
-{ svlnax rutucxuttilno* #
4. Mencakup permohonan pertolongan dari Allah SWT berupa
kemudahan hajat yang akan dipersembahkan oteh seseorang,
khususnya mengenai nikah dengan segala keperluannln.

5. Mencakup permohonan ampunan kepadaNp, permohonan agar aib


dan dosa ditufupi, serta mengakui kelemahan dan perbuatan sia-sia.

5. Mencakup permohonan perlindungan dari segala bentuk kejahatan


jiwa (amarah nafsu)yang mengarah pada melakukan pertuatan yang
dilarang dan meninggalkan perbuatan yang diwajibkan.

7. Mencakup pengakuan bahwa Allah SWT adalah Penguasa mutlak


terhadap hamba-Nya sehingga hidayah dan kesesatan hati berada di
tangan-Nya. Dalam hal ini Allah SWT berfirman yang artinya,
*Sesungguhnya
kamu tidak akan dapt memberi petunjuk kepda
orang5ang kamu kasihi, tetapiAllah membai ptuniuk kepda oftng
5nng dikehendaki-Nya." (Os. Al Qashash l28l: 56). Redaksi ayat ini
seperti sebuah alasan atas permohonan perlindungan dan
pemeliharaan dari Allah SWT.

8. Mencakup pengakuan dua kalimat syahadat yang menjadi kuncinya


Islam. Dua kalimat syahadat menrpakan pokok dan dasar Islam.
sesorangdikatal€n s€bagai muslim dengan mengucapkan drn kalimat
tersebut dengan p€ngucapan 5ang bersumber dari hatinya.

9. fur-Nar,vawi Mata, 'Ketahuilah bahwa khutbah ini hukumn}aa sunah,


sehingga sekalirun tilak ditrcapkan, nikah tetap dfilrggap sah menurut
kesepakatan ulama."

10. Menurut Daud Azh-Zhahiri, khutbah ini hukumqn wajib. Tapi ulama
tllak memperhifungkan peltedaan tersebut sebagai perbedaan yang
krusial sehinqga bisa memecah keberadaan ijrna'.

lmam Haramain berkata, "Ahli tahgiq(peneliti) berpendapat bahwa


ularna png mengirgkari qiyras (analogi) tidak dianggap sebagai ularna
umat dan s5ariah, sebab mereka menentang hukum qiyas dan selain
itu lrcbanlpkan hul$m ryariah bersumberdari iitihad (nastrnash ryariah
hanpseperseprluh)."
ffi.:#"",:Hffi
pendapat shahihdatam mazhabn5a mengatakan bahwa perbedaan
Daud diperhitungkan. lmam-imam pendahulu seperti Asy-Syafi'i,
Al Ghazali, Al Muhamili menuliskan pendapat madzhab Daud pada
karya mereka. lni berarti, andaikan pendapat Daud yang berbeda
itu tidak diperhitungkan, tentu tidak disebutkan dalam karya-
karya mereka. selesailah Thabaqat AlKubral<arya lbnu As-Subki."

11. Khutbah yang penting ini, yang mencakup pujian-pujian kepada Al-
lah SWT, memohon pertolongan-Nya, berlindung kepada-Nya dari
kejahatan-kejahatan, dan memba€ tlga ayat Al Qur'an tersebut,
sepantasnya diucapkan setiap insan pada saat memulai pekerjaan.
tni bertujuan supaya pekerjaan yang akan dilakukannya dilimpahkan
keberkahan dan memberikan pengaruh yang baik. Khutbah ini
hukumnya sunah mu'akadah, tapi seringkali diacuhkan oleh
kebanyakan orang. Karenanya barang siapa menghidupkannya
kembali, ia mendapatkan pahala dari mengucapkan khutbah
tersebut dan pahala orang yang mengikutinya tanpa malgurangi
pahala otang tersebut. '

12. Perbuatan manusia metalui sebab dan kehendaknya yang berkaitan


dengan kehendak Allah swT. Tapi di belakang sebab dan kehendak
ini terdapat Tuhan Maha Pengafur segala urusan manusia. Andaikan
sebab-sebab yang bersumber dari manusia dibarengi dengan
sebab-sebab dari Allah swT seperti memohon pertolongan-N54,
bertawakal, berserah dirt, instnallah keberkahan dan kesuksesan
suatu pekeriaan bakal dicaPai4n.

13. Sgnikhul Islam berkata, "Tiga rukun yang mencakup khutbahnya


Ibnu Mas'ud adalah: Al hamdu lillah, nasta'inuhu, dan
tas@fnuhu."
'Ucapan Snng lengkap
$Bik*r AMul Qadir dan Asf$ndzili berkata,
dan bermanfaat adalah: allwndulillah, astagfirulhh, hn la haula wa
la quwwata ilta bitlah. Namun ucapan Snng pertama lal lnnilulillall)
merupakan ucapan yang paling lengkap. t(hutbah ini dianiurkan
ffi
ilmu, sunah, fikih, dan memberikan nasihat. la tidak hanSn dipakai
dalam nikah saia, tapi khutbah untuk segala hajat. Bahwa melestarikan
sunah-sunah yang bersifat qauli (ucapan) dan amali (perbuatan) dalam
semua bentuk ibadah dan adat merupakan kesempurnaan jalur
3Ang lurus."

14. Ucapan Nabi "dari kejahatan jiwa-jiwa kami'; dinisbatkan kepada


jiwa-jiwa, bukan kepada Allah SWT sebagai Pengatur segala urusan.
Karena dalam hal ini, apa yang bersumber dari-Nya tidaklah
mengandung kejahatan sedikit pun.
aaaaa

*h' & n' J;, rti ,jd -& hr q;- lre ;,, -^ry
tr Jt W'h'.:lt 1tLL,t'::$ ,ilf;t !';;f '+, riyy :'rt-j
,i>ti;. je 'f!2 !*i l'r1.,.(&+ .ri-L<
1: ,;1, e i-r'i-
..taj' '^;3r3
"Gr'.)t
,.tj LC lt :: {4, * f.ir. o it t
.{ J-.*, &;J>
* :b '4
o z c '.,1
.C-t"-,
";.r3b Jr" Jtf
842. Dari Jabir RA, Bahwa Rasulullah sAW bersaMa , " Jika salah wmng
dari kalian meminang s@rang wanita, bilamana bisa melihat 'ap' yang
ia mqileahi uanita tqsebut, mal<a lakulcanlah." (HR.Ahmad
dan Abu Daud; seluruh perawiqa teperca5aa; Al Hakim menghukumi hadits ini
shahilfll.
Hadits ini mempunyai syahid png diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan

E?
Ahmad (31334),Abu Daud (2082) dan Al Hakim (21165').

2?l
svaran BUIuGHUTmARAm #
-{
An-Nasa'i dari Al Mughirahs; diriwayatkan pula oleh lbnu Majah dan lbnu
Hibban dari hadits Muhammad bin Maslamah$.

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits hasn. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Asy-
Syafi'i, Ahmad, Abu Daud, Ath-Thahawi, lbnu Abu Syaibah, Al Hakim, Al
Baihaqi, dari jalur Muhammad bin Ishaq, dari Daud bin Hasin, dari Waqid bin
Abudurrahrnan, dari jabir. Hadits ini dinilai shahiholehhnu Hibban, dan dinilai
hasanoleh At-Tirmidzi. Menurut AlBushairi, hadits ini sanadnya shahihdan
perawinya orang-orang tepercaya. Adapun hadits Muhammad bin Maslamah
dinilai shahih olehhnu Hibban, ia memiliki beberapa jalur lpng tidak luput dari
kritikan, tapi saling melengkapi.
Al Hakim berkata, "Hadits ini shahihmenurut syarat Muslim; dnilat mauquf
oleh Adz-Dzahabi; sanadnya dinilai hasan oleh Al Hafizh lbnu Hajar, ia
mengatakan bahwa perawinya omng-orang 5ang tepercaya."

Kosakata Hadits
Ma Yd'u Ih Nil<ahiha Seperti dijelaskan sebelumn5nbahwa sebab-sebab
seorang pria menikahi seorang wanita adalah atas dasar harta, keturunan,
kecantikan, atau agama. berkaitan dengan hadits tadi, seseorang lrang memilih
wanita pilihannya atas dasar kecantikan, hendaknya mengamati kecantikan
wanita itu dengan cara melihatn3n sendiri atau mer,rnkilkan orang lain untuk
mdihatrp.

Yh', J,b u$Li -a ?nt uyr- i;;€i *F:-^tr


.q\ '-:l;;u+\r 'iu.y ,j6 f6l 'olbfi ,iilr sif ,yl ,sC

843. Riwayat Muslim dari Abu Hurairah RA: Bahwa Nabi SAW bertanya

s Atfirmidzi ( 1087) dan AnNasa' i (3225).


ce
lb,nuMajah 1te64).

2?2
melilan5a?
-,::ffi
Ia menjaurab, "Belum." Rasululhh bersabda , " I{alau
dan lihatlah ia (calon istri)." n
@ifu, pqgihh

Kosakata Hadits
Taza uvnfu, Maksudnp lfiafaba(merninang)supaya sesni dengan perintah
untuk melihat (calon isbi).

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Kecantikan zhahir merupakan salah satu tuntutan pernikahan.
Meskipun hal yang utama adalah melihat sudut pandang agama dan
moral (wanita), tapi faktor kecantikan wanita juga tidak kalah
pentingnSa dan merupakan hal yang diidamkan oleh setiap pria. Malah
tidak sedikit kaum pria mengutamakan faktor kecantikan daripadi'
sifat-sifat lainnya. Dengan demikian, kecantikan merupakan halpng
dicari, sebab dengan begitu pria yang menikahinp bisa mernbentengi
diri dengan kecantikan istuinga. Tapi pada umumqa, kecantikan tubuh
dan moral tidak bisa dipisahkan. Riunynt lnng mengatakan wanita
dinikahi .karena kecantikannya, tidak menjadi penghalang untuk
memelihara kecantikan, tapi menjadi penghalang pemikahan yang
hanln berdasarkan kecantikan semata, tidak melihat faktor lainnya.
2. Jika faktor kecantikan wanita merupakan perkam yang dituntut dan
diharaplon dalam pernilohan, di sisi lain sorang prh nnlah mernbenci
unnita Snng lorok, atau ia malah lari dari wanita tersebut, maka
dianjurkan untuk melihat wanita pilihannSn nranakala ada kernginan
kuat unfuk menrhangnlla Denrikian hdqB dengan unnib tersebut, ia
dipersilakan melihat dan mendengar ucapan calon suaminya.

3. Dalam Nail Al Ma'aribdisebutkan, "Dbolehkan bagi pria yang hendak


menikah melihat anggota fubuh wanita yang biasa tampak, seperti
u/aiah, siku, leher, tangan, dan kaki, tenfunya manakala ia hendak

eoMuslim (1424).

293
ffi;-::#"ffi
tanpa khalwat (berduaduaan tanpa ada mahram)"'

Pendapat yang masyhur dari madzhab mengatakan bahwa melihat


calon isbi hukumngn muba6(boleh). Sedangkan madztab
jumhur ulama

(Abu Hanifah, Maliki, spfi'i dan satu riwapt Ahmad)berpendapat


mustahab ldianjurkan), karena melihat merupakan hal png sepele.

Al Wazir berkata, "Para ulama sepakat bahwa siapa saja yang hendak
menilrahi seorang wanita, maka hendaklah ia melihat anggota tubuhnlB
yang bukan termasuk aurat-" Menurut salah satu pendapat,
permasalahan ini hukumnya sunah sebagaimana dibenarkan dalam 4/
Inshaf. Tapi zhahimya hadits tadi mengatakan bahwa melihat calon
isbi hukumn5a mustahab ldianjurkan).

4. Para ulama berbeda pendapat mengenai anggota tubuh wanita yang


boleh dilihat oleh calon suaminya. Hadits di atas adalah mutlak, tidak
mengkhususkan anggota mana saja lnng boleh dilihat, png penting
bisa menunjukkan malsud dari mengetahui kecantikannya. Halini
sebagaimana ditunjukkan oleh pemahaman dan perbuatan para
sahabat Nabi SAW. AMurrazaq dan Sa'id bin Mansur meriwayatkan
bahwa Umar pemah membuka betis Ummu Kultsum bin Ali atas
percetujuanAli agar Umar melihat Ummu Kultsum.

5. Dalam Nail Al Ma',aribdisebutkan, "Mengenai hal melihat calon istri


tidak perlu mendapatkan izin darinla. Hal semacam ini ditunjukkan
oletr perbuatan Jabir 3nng diriunyatkan oleh Ahmad, AsySSnfi'i, dan
Al Hakim battura ia b€rkata, 'Ketika merrinang sorang tranrba satraln,
aku menyembunyikan diri hingga akhimSn aku melihat darinla 'apa'
SBng mendorongku menikahin3n. Dan setelah itu aku batar-benar
rnenilohirla."
6. Hikmah mengenai hal ini seperti terdapat dalarn Al Mud, dari Al
Mqghirah bin q^l'bah bahwa ia menrinang s€orang wanita lalu Nabi
SAW berlrata kepadanya,

.rSS. ;;\i';ti,s;i iri,(i;t'.)n,


2?1
a'x; x
fuikalhnMw."
Seorang pria Snng melihat calon istriryn dan merenung tentangnya
sebelum melangsungkan peminangan, lebih dekat pada kesesuaian
dan pereetujuan di antara calon kedua mempelai, sebab ia melakukan
hal ini dengan penuh keder,rnsaan

7. Sebagian dari ulama berkata, "Hukum hadits di atas berlaku untuk


wanita, ia boleh melihat calon pinangannp. Makna 5nng dimaksud ini
dipahami dari hadits tersebut, dikuatkan ltrga dengan pa.rgabulan t<hulu'
(permintaan cerai dari istri dengan memberikan kompensasi kepada
suami)istri Tsabit bin Qais lantaran rupa buruk suaminya."

lbnuAbu Khaisamah dan Ath-Thabrani meriwaptkan dari lbnuAbbas


bahwa Nabi SAW telah bersaMa, " Wahaiiamilah! Tidakkah engkau
mqnbqci Tsabit?'Ia menjauab, "DerniAlhh! Aku tklak mernbencinyra
sedikit pun selain rupa buruknya." Lalu Rasulullah SAW bertanya,
" Tidakl<ah angkau menginginlan kebunnya?' Ia menjawab, "Tidak."
Kernudian beliau memisahkan di antara keduan3n.

Dengan demildan, dalam hal ini raranita lebih utama untuk melihat (caron
suaminya), karena ia dibolehkan untuk melihat pria sekalipun tidak
ada suatu keperluan selama bukan unfuk syahwat. Sedangkan pria
tilak dip€rbol€hkan melihat wanita melainkan dengan suatu keperluan.
Alhasil, dalam masalah ini wanita lebih utama diperbolehkan merihat
calonsuaninSa.

8. Dalam masalah ini kaum muslim di antara pihak yang berserisih.


Sebaghn kelompok berada di garis eksbenr Sang tilak mengirdahlon
sunah yang sudah menjadi ijma' para ulama. Mereka melarang para
pria peminang melihat ptrhi-putri mereka. Padahal png seperti ini
bertentangan dengan s5rariat secara jelas.

Adapun sebagian kelompok lain bersikap liberal terhadap para


perninang. Mereka mernbiarkan calon pasangan suami istri berkhah,rat,
batrkan mengasirgl€n diri di suatu negeri
1nng}ilh dan sepi. Fahntan
s€rna@m ini hukumnga haram dan tidak dipe*enankan.

2"5
ffi:::-J:;;:lffi
perintah-perintah agama. Artin5n, tidak mengacuhkan Sunnah dan
tidak melakukan hal halyang diharamkan Allah SWT'

9. Pada sebagian lafazh hadits disebutkan,


t
.t1r'h
"Jil<a salah satu dart l<alian meminang, tidaklah doa bginya melihat
calon pimngannSm itu (wnita)." Dalam riwayatAhmad dan hnu Majah
disebutkan,

qf,W'oi;l: x ailr y 'f/r i C:fr' ;:i riY

"Jika Allah telah memantapkan dalam hati seorang prta untuk


meminang seorang wanita, maka boleh baginya melihat wanita
tqsdut."
nanmqn melihatwafi*r orang lBng bukan
Sernua ini adalah dalil atas
muhrim dan anggota tubuh Snng dibolehkan bagi pria png meminang
melihatnya. Mudah-mtidahan inilah termasuk sesuatu yang hak.
Makanya, qaulqaul (ucapan) lemah yang tidak bersandar pada hak
atau kebenaran tidaklah bermanfaat.

10. Bila kita tahu bahr,ra melihat wanita Snng bukan muhrim diharamkan
kecuali karena keperluan, P?E ahli fildh membagi masalah "melihat"
menladi delapan bagian trerikut ini:

Patama, tidak diperbolehkan seoftmg pria baligh melihat wanita


merdeka lBng baligh tanpa ada keperluan sekalipun rambutnya.

Kdua,sorang prh baligh dibolehkan mdihat mukawanitapng sudah


tidak bisa menampakkan kegairahan bagi kaum pria, seperti wanita
tua dan ielek.

Ketiga, seonng pria boleh melihat uraiah dan kedua telapak tangan
uranita asing untuk kesaksian atau berinteraksi denganqa.

Ka npt,seotang pria diboletrkan melihat wanita merdeka dan baligh

2?e
ffi
Kdinn, melihat mahramnla atau ptrbin5ra }lang berusia sembiran tahun,
atau pria yang melihatnya tidak memiliki syahwat, atau ia seorang
mumayiz dan memiliki s5ahwat. Diperbolehkan melihat sebatas wajah,
leher, tangan, kaki, kepala, dan bais.

Keenam, melihat wanita untuk mengobati. Hukumnya boteh, pada


bagian-bagian yang menjadi djek pengobatan.

Kefujuh, pria melihat wanita merdeka yarg munuyizdan bukan berusia


sembilan tahun; wanita melihat pria asing; melihatnya anak mumay2
png tidak mempunyai syahwat terhadap wanita; dan melihabrya pria
sekalipun tidak berjenggot dibolehkan pada setain antara pusar dan
lutut.

Kdelapn, dibolehkan suami melihat seluruh tubuh istrinya atau istri


melihat selunfi tubuh sr.raminp sekalipun dengan pandangan syahwat.
Dan dibolehkan juga melihat seluruh badan anak yang berum berusia
tujuhtahun.
Dftrammkan methat salah satu dari gang tehhdisebutkan di atas karena
syahwat'atau khawatir membangkitkannya. Datam har ini hukum
"menyentuh" sama halnya dengan melihat. Diharamkan pula
merasakan nikmat melalui suara orang 5ang bukan mahram meskipun
dengan orang tersebut sedang membaca. Dan diharamkan juga pria
berkhahmt dengan wanita atau sebalikngn.

ll. lbnu Al Qaththan AlMaliki berkata, "ulama sepakat mengharamkan


melihat pria yang tidak berjenggot atas dasar menikmati, dan
membolehkan melihahga manakala tanpa tuiuan unfuk menikmati."

12- Dlraramkan sorang wanita berhias atau berdandan untuk rnahramqB


selain suami dan tmnnya.

13- Jawaban Ahmad mengenai ciuman sesarna mahram adalah boleh


manakala tiba dari bepergian dan bebas dari fitnah serta tidak
menyentuhbibir.
14. Syaikhul Islam berpendapat bahwa melihat dapat menyebabkan
svamr lurucxutmA.o, #
-{
rusaknya hati, karenarya Allah SWT memerintahkan agar meniaga
pandangan. Dalam ,4sh-Shahilnin dari hadits Abu Hurairah RA:
Bahwa Nabi SAW bersabda,

.'pitolilr t ;
" Zrnnla mata dalah ,nelihat."
Dalam Ath-Thabrani dari hadits lbnu Mas'ud bahwa Rasulullah SAW
bersaMa,

k; ? 'Ft ,o!
a9Vv \,..t ,i'1Li.u,,--Jl
o t
rV :r ib
tt u
'

g'ii>G ?$-\ii,r dif 4!l


"

*
"Melihat adalah slah stu pnah iblis gng beracun. knngsiap
tidak melakukannja l<arqta takut kepda Nlah SW maka Dia akan
menggantikannla dengan kemimanan yang nnnisrya dinslan di
dalam hati."

Keputusan l-embaga Fikih Mengenai Pria Mengobati Wanita


Nomor 8l
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga
terlimpah kepada junjurgan kita sebagai penutup para nabi, yaitu Muhamrnad
dan keluarga serta sahabatnya.

Muktamar kedelapan Majelis lcrnbaga Fikih lslam gang dhdakan di Bandar


Sri Begawan, Brunai Darussalam, dari tanggal I - 7 Muharam 1414 H l2l -27
Jdi 1993).
Setelah mengkaii pernrasatatnn "Pria Mengobati Wanita', Maidb l*nr@a
Fikih Islam menetapkan halsebagai berikut:

l. Pada dasamya, jika ada dokter spesialis wanita, ia mesti menangani


pasien wanita;jika tidak ada, Srang menangani pasien wanita adalah
dokter wanita nonmuslim yang tepercaya; jika tidak ada, yang
menangani pasien wanita adalah dokter pria yang muslim; iika tidak
::.ilHffi
Bila proses pengobatannya berkaitan dengan fubuh pasien wanita,
dokter tersebut boletr melihat atau memegangnya hanya sebatas
keperluan saja dan mesti didampingi oleh mahram pasien, atau
suamin3a, atau wanita lain png teperca3a.

2. Lembaga Fikih Islam merekomendasikan kepada aparat kesehatan


agar memotir.rasi kaum wanita untuk bergelut dalam bidang ilmu
kedokteran dengan segala spesialisasinya, terutama penyakit yang
berhubungan dengan wanita dan kelahiran. Hal ini setelah melihat
kelangkaan kaum wanita dalam bidang kedokteran, sehingga tidak
sampar bersandar pada kaidah pengecualian . Wallahua'lam.

& :,:t;, ';,ri6 ,i6 -cinbr *ir- * lt;,"1 -xtt


ir'
**d' &,fi y ;" iLl'&.1>,*r ^;tL

i rA.6,r,&';r?, .$ u;t-'ri }i3


844. Dari Ibnu Umar RA: Bahwa Rasulullah SAW bersaMa, " Janganlah
salah sonngdari l<alian maninangpinangan audannya sampi saudannSa
ifu meningalkan pinangannja atau mqnbqil<an Din." ftlR. Muttafaq 'Alaih,
lafazh milik Bukharier)

Kosakata Hadits
La Yakhthuh la nahiyah (berfungsi untuk melarang), /i'l setelahnya
drbaca jazn. Al khitbh, dengan mengkasrahkan huruf /<6a ', adalah meminta
kesediaan seorang wanita untuk dinikahi. Sedangkan yang dimaksud
dengan Al khatibhadalah uanita yang dipinang atau dilamar.

er
Bukhari (5142) danMuslim (1412).

2??
ffiH:1,'GHU.,AtAm+
l. Larangan meminang seorang wanita yang sudah dipinang orang
lain yang lebih dulu. Hukum asalnya larangan adalah haram.

2. Dalam Al Kasysyal disebutkan, "seorang pria tidak dibolehkan


merninang seorang wanita yangtdah dipinang oleh oranglain manakala
peminang kedua mengetahui pinangan yang sebelumnya.Tapi jika
peminang kedua tetap meminang wanita tersebut, akadnya tetap sah
sebab pengharaman di sini tidak berkaitan dengan akad dan tidak
pula mempengaruhinya." Dalam hal ini ada pendapat yang
akan dijelaskan di bawah ini.

3. Peminang kedua dibolehkan meminang atas pinangan pertama


manakala memenuhi persyaratan di bawah ini:

a. Peminang kedua tidak mengetahui ada pinangan pertama.

b. Pinanganpertamaditolak.
c. Perninang pertarna mempersilakan perninang kedtn.

d. Penrinang pertarna meninggalkan pinangannlra.

Poin a dan b disebabkan uzdur, sdangkan poin c dan d disebabkan


penrinang pertama menggugurkan haknga.

4. Bagi wali dan wanita pinangan diperboletrkan menarik keinginannya


dari mernenuhi pinangan atas fujuan 3ang dibenarkan, karenanp bagi
wanita mesti menjaga dirinya dan mengkaji ulang posisinya. Namun
bila menarik keinginan tersebut tanpa tujuan yang dibenarkan, maka
hukumnya makruh sebab dianggap telah men5ahhi "perjanjian". Tapi
hal ini bukan berarti diharamkan, sebab hak belum berlaku setelah
p€nrinargian.

5. Mengtranmlon pinangan di atas pinangan orang lain merupakan upayra


Islam dalam mencegah terjadinya tindakan permusuhan di antara
sesarn muslim. Sementam Islam menganjurtan sikap saling mengasihi
dan menya5rangi, serta menjauhkan segala pedlaku png menimbulkan
permusuhan dan saling membenci.

300
-l
svmrx tutucrutmA.o* #
S€kaitan dengan hal ini, ada beberapa dalilpng mernperkuatngn:
a. Allah SWT b€rfirman, " Amng-omng berinmn itu sesurgphnp
bsadan." (Qs. Al Huiuraatl49l: l0).
b. Rasulullah SAW bersabda, "fumng mukmin bgi sanng
mhnh lailvq lal<ann bngtmn."
c. SaMa beliau , alah sarug di antam lalian dikatakan
" Ti&klah
bfimn annpi ia macinbi flfuranta @atmrn ia mqrcintai
dringafrri.*
lni merupakan adab-adab Islam, tujmn-tujuannla yang mulia, dan
mhasia-rahasiaqB Snng baik. Semoga AUah meniadikan kita termasuk
hamba 1ang dikarunia sifat-sifat terpji di atas. Amin.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Syaikhullslam berkata, "Para imam yang empat (Hanafi, Maliki, Spfi'i,
dan Hanbali)sepal€t mengharamkan pinangan di atas pinangan orang lain.
Namun ada dtn pendapat mengenai sahnya nikah peminang kedua terhadap
wanita pinargan tersebut, 1nifu :

Pqtama,lmam Malik berpendapat bahwa nikahryn peminang kedua


hukumnya batal, sebagaimana diqntakan pula oleh salatr situ riuayat Ahmad;

Kdua menunrt madzhab irnam gang tiga gelain Imam Malik) merptakan
sah namun pdakunp telah bermaksht kepada Alhh dan Rasul-N5n serta uajib
diberikan sanlsi.

-iq:ii-td:i?nr u7.,- * i ,F *i -Ato


ri' Jrr6-:jlui,*,"l*,t!t
*\t .,r; i' )?r Jtif;r
-
l1;,*, f l' e )tJ?.,it p,*cu'ri
t5,L!r, *:rf h' &:,J;.GC'i ,:t*iVSAt
sYAtAH lulucmut tiA*o* #
,u.e-rl .1 ,yr;u; ,|*i; * W 4'j ^!t
ii'pt oi,
'i ,,:G ,qi; Lr; u'6,t-'f'tl Il' J;, u ,lJu;
t4.t

+t .:.;1r 'jw r.i,r J';3 ju'; ,y 'jui ,:s 4'!*


U

,rb'o'* r c titr.y,ir;,'*) ;,J.ti 9t* :^^;'#'.)iu


,:* n Csu- ?r'P,t &:, y hr J2 :t'J?:, i6
,{-rl u UV vi r.lr J';:, r;.lrj .y riw ,€rd ,+i
ii,:;i i,I,li;'.6 -i,;, d' c,"s:;',su- q /:\,i',4,
L 111?'6.;'f 4 o\t!rr;rr. A c ,ru: * \t *
Jv t;t ,? ,#')r';; ,i',? |*L'6;| '4 op ,1,;
d:f ,i..}G ,r1:; *3 yht ;; i' J;",t7 ,1GT
i;;, ,rk ir; a7 :Ju rcr!' ;r:!tl ru ,ju ie 15 d
,n :Jv t.l+ ;* f '$l:; :Jui ,r71"o ,tk ir;') ,tk
.^&'J;f oLljr ;r'a;, q,isgi ul :.;tr'i6
.

'u ,i:tl nis -'):) G ,:d;i ,t '-lti,


et ,#. i^t,
.)f i,
it u'ct; *r6ei,'e :4, t:,ft
.lf
!-t

C)i ,;,Atir'- ,Jv slti;6 :Jvi;:; *j?;$;


''' 63:
:
.-{, if e'J; p"'1
:Ju ,(}i
845. Dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idiy RA, ia berkata: Suatu hari seorang
wanita menemui Rasulullah SAW serayaberkata, 'Wahai Rasulullah!Aku datang
menyerahkan diriku kepada engkau." Rasulullah SAW langsung melihat wajah
{ svlnax lutucHult Anam #
wanita itu. Beliau menaikkan pandangannya dan menurunkannya, lalu
menundukkan kepalanya. Ketika wanita itu melihat Rasulullah SAW tidak
memberikan reaksi, ia duduk. Tidak beberapa lama seorang lelaki dari sahabat
Nabi SAW berdiri sera!,a b€rkata, "Wahai Rasulullah! Sekiranya engkau tidak
bemrinat denganryla, nikahilah aku dengannya." Rasulullah menjawab, "Adalah
engkau memiliki sesuatu?," diaberkata, "Demi Allah, urahai Rasulullah! Aku
tidak memiliki sesuafu." Rasulullah bersaMa, "Pergilah ke rumah keluargamu
dan cari sesuatul" Lelaki itu pun berangkat kemudian ia kernbali sambilbertata,
"Demi Allah! Aku tidak mendapatkan sesuatu di sana." Rasulullah bersabda,
" Artbh walaupun berup cincin dari besi." Lelaki itu pergi lalu ia kembali dan

berkata, "Demi Allah, wahai Rasulullah! Tidak ada juga meskipun cincin dari
besi. Tapi sarung saya ini
-menurut Sahal, lelaki itu tidak mempunyai pakaian
atasnya (kerudung)- setengahnya bisa untuk wanita tersebut. 'Untuk apa
sarungmu ih? Jil<a engkau memakainya, maka wanita itu tidak memilki apa-
ap; dan jil<a db manal<ainja mala mal<a engl<au tihk ma nilki ap-ap,' lanjut
Rasulullah. Kemudian lelaki itu duduk hingga lama lalu ia berdiri. Rasulullah
melihatnya lalu memanggilnya. Saat lelaki itu menghampiri, beliau bertanya
kepadanya, ' Ap
5nng agl<au hafal dari Al Qur 'an? Ia menjawab, 'Saya hafal
surah ini dan surah ini sambil menghitungnya.' 'B@a*ah angkau menghaklngn
dengan bil<,' 'Ya,' jawab lelaki ifu. Kemudian Rasulullah
luanya Rasulullah.
bersaMa, 'I{alau bqifu, aku menikahl<anmu dangan hafalan Al Qrr'an yang
engl<au miliki:" (HR. Muttafq 'Alaihllafaztr ini milikMuslim.
Dalam safu riwayat Muslim disebutkan, " I{alau bqitu bmngil<athh, angl<au
al<an kunil<ahl<an dagpn uanita ifu dangat maslawin mengalariAl Qur'an."
Dalam riwayat Bukhari disebutkan, " Kami menjadikan wanita itu
miliknu dangan ap 5ang agl<au hapl hri Al Qur'arfl-"
Dahm rn^E[,at Abu Daud dari Abu Hurairah, ia ber*ata, " Apa 5ang azgkau
hafal?'Dia meniaurab, "Surah Al Baqarah dan surah setelahn5n." Kernudian
u
Rasulullah SAW bersaMa , lGlau bqitu bqdinlah, airrlranlah tnnib itu dua
piluh ryte."
er
Bukhari (5030) danMuslim (1425).
e'AbuDaud (2112).

303
SYATAH lutuc,ulmAto" +
ffi
Riwayat Abu Daud disebutkan oleh Al Hafizh lbnu Hajar dalam kitabnya
Fathul bari, bab tambahan. RiwaSnt inidianggap shahihatau rlasanmenurut
kaidahnp.
Mengenai hal ini, Al Albani berkata, "Tambahan hadits ini ternrasuk munkar
lorena tidak ada dalam riwalBt yang slnhihdan kaerasingan Isl bin Suf5ran
Sangdirnggap dlD'if'

Kosakata Hadits
*Saya
Imn'atun Al Hafizh lbnu Hajarberkata, tidak menyebutkan nama
wanita ynng ada di dalam hadits di atas. Tapi menurut Al Ainiy, wanita yang
dimaksud adalah Khaulah binti Hakim atau Ummu Syarik Al Azdiyyah."

Alnbu l-ala.ffa/si MaksudnlB aku mempersilakan engkau menikahi diriku.


Hal seperti ini termasuk salah satu kekhususan Nabi SAW sebagaimana
disebutkan dalam Al Qur'an yang artinya, "Dan perempuan mukmin yang
menyenhlan dirtnja kepda nabi kalau nabi mau mangawininSa." (Qs. Al
Ahzaab [33]: 50). Maksud dari ayat ini adalah Kami telah menghalalkan diri
wanita itu bagimu Muhammad).

Shabda An-na"har. Maksudnya mengangkat pandangan, gnkni melihat ke


atas wanita ifu lalu mengamatin5n.

Shawwaba An'nazhan Maksudnya kebalikan dari sha'ada, yakni


menundukkan kepala dengan cara melihat ke bawah wanita itu lalu
mengarnatinlra.

Ta Ta'a Ra'sahtr artinya mer:urunkan kepalanya.

Rajulun (laklaki) Al Hafizh Ibnu Hajar tidak menyebutkan nama laki-laki


1nng dirnaksud hadits ini.

KlnannnYang dirnaksvd Al l<habm,cincin png terdapat batu, d{lunakan


di lxi tangan, ledangkala cincin itu dilubangi dengan mernberinya narna pernakai.
Bentuk jamak dari khatamadalah khavatim.

Hadiid artinyabesi, bentuk jamaknya hadaa'id.

304
ffi:"*";,::ilffi
bertentuk mudzakar (untuk hki-laki)ataupun be6entuk mu'anats (trnfuk wanita).
Jikabe6entukmu'anats(unfukuranita), ditambahidengan humf ha, Saihrmenjadi
izarah, bermakna pakaian yang kecil. Bentuk jamaknya adalah aaarun dan
azarun.

Rida'un (selendang/kerudung): yakni sesuatu yang dipakai di atas baju,


seperti pakaian panjang, jubah. semoga yang dimaksud adalah seperti ini.
'An Zhahn Qalbika Maksudnya dari hafalannya, bukan dari tulisan.

Mallaktukaha Bima Ma'aka Min N @r'an Beberapa riwayat berbeda


pendapat mengenai lafazh ini: Ad-Ad-Daruquthni berkata, "Yang benar adalah
riwayat yang mengatakan'Aku nikahkan angkau dengannya dengan sesuafu
gngada fuantu dariAl Qur 'ar l" Riraalnt ini merupakan riwayatyang paling
banyak disebutkan lafazhn5n.

An-Nawawi berkata, "Kemungkinan dua lafazh tersebut sah; yakni


mengucapkan lafazh tazwijdahulu hingga wanita itu diiadikan betiau sebagai
milik laki-laki tadi, lalu beliau berkata, 'Italau bqitu pagilah,l<arena engl<au
telah mqtiliki wanita itu dangan tarutij (mail<ahl<an) sebelumnyri ."

Bima ma'akh sebagian ulama berkata, "Ba' pad,a lafazh ini berfungsi
sebagai badal, muqabalah, dan mu'awadhah (ganti)." Namun sebagain ulama
lain berpendapat bahwa 6a' di sini berfungsi sebagai sebab. Keterangan lebih
lanjut akan diielaskan berikutrg.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. seorang wanita boleh menaunrkan diriryn untuk dinikahi oleh laki-
laki yang termasuk orang baik (shalih).

2. Seorang hki-laki boleh melihat seorang wanita lantaran ada keinginan


trntuk merninang meskiptn pada alfi irnla tidak iadi rnenrinang. Bahl€n
sebagian ulama menganjurkan laki-laki supaya metihat calonnya
sebelum meminang sehungga peminangan ini didasari atas unsur
l<eirrginan.

3- seorang irnam bisa malalikan seorang wanita yang tidak memitiki


SYAIAH sutUGHUl liArAn +
wali dengan sprat jika wanita itu mengizinlran dan berkeingirnn untuk
meniloh.
4. Seyogianya dalam nikah ada mahar meskipun hanya sesuatu gnng
sangat sederhana. Yang terpenting dalam mahar adalah adanya
kerelaan antara sesma pasangan atau wali.

lpdh be*ata, "Para ularna sepakat bahwa mahar tidak sah bila bukan
sesuatu yang bemilai. lmplikasi nikah png dilangsungkan dengan
mahar grang tidak bemilai, maka nikahnya tidak sah."

Ketika akad berlangsung, rnahar dianiurkan untuk dis€but, sebab yang


demikian dapat mengantisipasi perselisihan dan lebih berrnanfaat bagi
wanita. Jika akad dilangsungkan tanpa mahar, akad tetap sah tapi
istri tetap berhak mendapatkan mahar mffsllantaran dukhulldigaulil.

6. Dibolehkan untuk bersumpah meskipun tidak diminta.

7. Seseorang tidak diperkenankan menjadikan mahar dari sesuatu


yang menjadi kebufuhan asasinga, seperti sesuafu gnng menutupi
aurabnln.

8. Memastikan kepailitan seseorang dengan cara tidak memercayainya


pada kali pertama dikemukakan sehingga tampak faktor-faktor
yang menjelaskan bahwa ia benar-benar dalam keadaan pailit.

9. Khutbah nikah tidak diwalibkan, karena dari beberapa jalur hadits


tidak disebutkan hal ini.

10. Mahar juga bisa dari sesuatu yang bermanfaat, seperti mengajari
sesuatu atau berkhidmat sebagaimana yang pemah dialami Nabi
Musa as dengan salah seorang penduduk Madyan. Yang dimaksud
"Ajarkanlah ia Al Qur 'an" adalah mahamya berupa mengajari
beberapa ayat Al Qur'an.

11. AI{ad nikah terhksana dengan lafazh arnlik\<qqnilikan) sebagaimana


disebutkan dalam sebagian riwapt 5akni mallaktuha.

Syaikhul Islam berkata, "Menurut kebanyakan ulama, nikah


terlaksana dengan selain lafazh inkahdan tazwii."

306
-{ svanax rulucHul riarlr,r #
Ibnu Al Qayyim berkata, "Pendapat ulama yang paling shahih
mengatakan bahwa nikah dapat tedaksara dengan semua lafazh
yang menunjukkan makna nikah, yakni tidak dibatasi dengan
hfazh inkahdan tazutij. Pendapat ini menjadi pendapatnya madzhab
jumhur ulama seperti Abu Hanifah, Malik, salah satu pendapat
madzhab Ahmad, bahkan teks-teksnya hanya menunjukkan
hukumini."
12. Dibolehkan menikahkan laki-laki yang pailit dengan syarat calon
istrinya menerima kondisi kepailitan calon suaminSa itu.

13. Danjurkan bagi siapa saja yang diajukan tawaran, hendaknya tidak
menyegerakan jawabannya, bahkan dianjurkan diam supaya yang
menawarkan memahami sikap diamnln ini sehingga ia menolak
tanpa rasa malu.

14. Seorang peminang kedtn boleh merninang seorang wanita 5nng sudah
dipinang oleh peminang pertama manakala ia mengira melalui
beberapa indikator bahwa peminang pertama tidak berminat
mdanjutkan pinangannla.

15. Bolehnya seorang wanita menyerahkan dirinp kepada Nabi SAW


termasuk salah safu kekhususan beliau sebagaimdna disinyalir dalam
Al Qur'an yang artinya, "Dan perempuan mukminah yang
menyerahlcan dirinyakepda Nabi kalau Nabi mau mengawininya,
sebgai pengkhususzrn bagimu, bukan unfuk semua onng mukmin."
(Qs. Al Ahzaab[33]: 50).

16. Akad nikah terlaksana setelah ada ijab dan kabul. Dalam hadits ini,
wanih ters€but menyerahkan diringla sementara Nabi SAW diam belum
menerima, kemudian beliau menikahkan wanita tersebut dengan lelaki
lain. Ini menunjukkan bahwa diamnyabeliau mempakan akhlak mulai
yang dipahami oleh para sahabat beliau yang hadir pada saat itu,
bukan penerimaan. Karenanya, peminang kedua berkata, "sekiranya
engkau tidak berminat dengannya, nikahilah aku dengann5/a."

17. Perrqataan peminang kedtn temrasuk pemyataan yrang indah dan baik.

307
ffi,;.H#::Hffi
ketidakinginan Nabi SAW terhadap wanita itu.

18. Dibolehkan memakai cincin dari besi karena suatu keperluan.


Sebenamya hukumnya adalah makruh, tapi kemakruhannya hilang
lantaran suatu kebutuhan. Adapun sandaran yang menganggap
makruh memakai cincin dari besi terdapat dalam beberapa Sunnah
lang mengatakan bahwa hal seperti ini termasuk perhiasan penghuni
neraka.

19. Hadits ini mengisyaratkan belas kasih Nabi SAW terhadap umatnya.
Pada saat beliau melihat kefakiran lak-laki itu dengan kebutuhannya
untuk menikah, beliau menikahkannya dengan sesuatu yang tidak
bhsanln digunakan sebagai mahar.

Li -.-h,*, y.i * fl' q lG ;;j -t'tt


,'rLi ir:r.(iKlr r/if ):i6 i,' J:. Ar J';',
€t J.'L*i
846- Dari Amir bin AMillah bin Az-Zrbair, dari aphnp' Bahwa Rasulullah
SAW bersaMa, " Umuml<anlah panil<ahan." (HR. Ahmad, dan dinilai shahih
olehAl Hakim)eo

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits lasan. Driwagatkan oleh Ahmad, Ibnu Hibban,
Ath-Thabrani, dan Adh-Dhi!/a' Al Maqddisiy, dari AMullah bin Al Aswad, dari
Amir bin AMillah bip Az-Zubair, dari alahnp secart nurfu'. Sanaantn haen,
seluruh perawinp dikenal tepercala, dinilai slphih oleh Al Hakim dan lbnu
Daqh Al Id dalam Al ilnnmyangmensgaratkan kitabnya ha4a menyebutkan
hadits slnhih.

q
Ahmad (4/5) dan Al Hakim (21183).

30E
#sYAtAHsutuGHUtmAtAm
A'lanu Maksudnya zlnhan dan intasyan bamWkdan tersebar), kebalikan
dan klnf@$ersernbunyi). Yaitu menampaklon suatu unran. Dengan kata lain
mengumumkan dan menampal*an pemikahan.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Terusan hadits diatas adalah,

.)i):* f;?r, .i(!r ,*i


" Umumkanlah pemikahan dan pukulhh atasnya dengan rebana
lmakudrya mqiahl<anlah dengan rebnal).
2. I'lan adalah kebalikan rrar(menyembunyikan). Ada beberapa hadits
5ang menunjukkan pejnntah mengumumkan pernikatan dan memukul
rebana. Sebab memukul rebana berarti mengumumkan.

3. Beberapa hadits menunjukkan keabsahan mengumumkan pernikatnn


dan mernertrhkannlB dengan rebarn, tapi dengan syarat tidak dibarqEi
dengan hal hal yang diharamkan, seperti unnita menyanyi dengan
suata yang merdu lnng didengar oleh orang-orang sekitar, atau lagu-
lagu yang disenandungkan berbau pomo yang vulipr.

4. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh berkata,


"Mengumumkan pemikahan dengan rebana hukumn5ra sunah, karena
ada maslahat 5ang tidak disembunyikan. Memukul rebana dibolehkan
dalam syariat karena bertu;uan mengumumkan pemikahan."

5. Masih pendapat $pil,.h Muhamrnad, "l-agu-lagu yang dis€nandungkan


dalam beberapa siaran dan penjamuan dibagi menjadi dua:

Pqtama,png mengandung hikmah, nasihat, dan motir;asi sertatidak


ada suara alat musik tiupnya, yang seperti ini tidak dilarang karena
adamaslahahya.

KdualEng mengandung percintaan dan ada suara alat musiktiupnyra,


yang seperti ini diharamkan sebagaimana disinyalir dalam Al Qur'an
dan Sunnah. Ibnu Shalah menceritakan ijma' yang menyatakan
sYAnAH 3UTUGHUr lrARAm +

kehararnan lagu yang diiringi dengan alat-alat musik yang dapat


melalaikan."

Mengumumkan pemikahan merupakan sesuatu Sang dibolehkan


dalam sgara'. Disebutkan dahm As.,9.ann,dari Muhammad bin Hatib
bahwa Rasulullah SAW bersaMa,

.tfite L'tfr t*l"st ,tr,st j J>t;l ;6 p .at.

"Hal yang membdakan sesuafu perkara (pemikahan yang) halal


dan haram, gkni dengan rebna dan suan dalam pemil<ahan."

Namun kebanyakan orang mengacuhkan permasalahan ini. Dalam


pemikahan mereka justru memeriahkan malam dengan nyanyian
seorcmg wanita gnng suaranlra menembus pelosok kampung sehingga
meryX1anglu u,aktu istirahat orang lain. Biduanita tersebut menyanyi
dengan suara yang merdu. Bahkan penjamuan semacarn ini bisa
menghasilkan uang jutaan rupiah, padahal penjamuannya dianggap
telah berlebih-lebihan dalam menyelenggarakan penjamuan.

7. Dari mengumumkan pemikahan dapat memberikan kesaksian pada


saat akad nikah berlangsung. Inilah yang membedakan akad nikah
dengan akad-akad lainnln. Kesaksian dalam pemikahan merupakan
syarat sahnya nikah menurut jumhur ulama, sedangkan kesaksian
dalam akad sdain nikah merupakan anjuran png sifaq/a tidak wajib.

8. Dalam Nail Al Ma'arib disebutkan, "... syarat keempat dalam


pernikahan adalah kesaksian. Karenanya nikah tidak sah kecuali bila
ditradiri oleh dua orcmg saksi laki-laki yang adil dan mukalaf."

9. S!,aikh Muhammad bin lbrahimAlu Asy$Bikh trerlrata:


a. Jika nikah diumumkan dan disaksikan oleh dua orang saksi,
keabsahannp tidak bisa dipertentangkan.

b. Jika tidak dihadiri oleh dtn otang sal$i dan tidak diumumkan,
ketidalobsahannp tidak bisa diperdebatkan.
c. Jika hangn diumumkan saja tanpa dihadiri dua orang saksi,

310
{svlmxButucnutmAnAm+
hukumnya sah. lnilah pendapat Syaikh Taqiyyuddin. la
mengatakan, "Bahwa kesakshn atas nikah tidak ada landasann5n
dalam Al Qur'an dan As-Sunah. Adapun hanya kesalsian saja
tanpa mengumumkan, nikahn3n tidak sah. Tak pelak, nikah
dibarengi dengan i'lan, hukumqB sah sekaliprn tidak dihadiri oleh
dua orang saksi."

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Para ulama berbeda pendapat mengenai syarat saksi dalam sahnga nikah
sebagai berikut:

Jumhur ularna, Abu Hanihh, Aqtqpf i, dan Ahmad, menslaratkan adanSn


saksi dalam nikah s€bagai sahh satu qprat sahn5a nikah. Pendapat ini bersandar
pada ucapan dari Urnar, Ali, hnu Abbas, Sa'id bin Al Musay5ab, Jabir bin Zaid,
AlHasan, An-Nakha'i, Qatadah, Ats-Tsauri, dan Al Auza'i yang berargumen
demi menjaga nasab dan takut akan pemungkiran dan perselisihan. Selain itu
mereka bersandar pada hadits yang diriwayatkan Ad-Daruquthni, dari Aisyah
bahwa Basulullah SAW bersaMa,

.J:ro €:g:) ,J,rrl ati.,


*
Tidak ada nilah kuuali dangan wali dan dua o *;*r 5nng adil;'
Imam Malik dan riwaptdari Imam Ahmad yang menjadi pilihan Sgnilr,hul
Islam berpendapat bahwa jika nikah telah diumumkan, maka saksi tidak lagi
diqnratkan. Mereka juga menggugat keshahihan hadits sandaran pendapat
pertama. hnu Al Mun&ir ber{<ata, "Tidak ada satu khabar pun dalam penetapan
dua orang saksi dalam nikah."

SyaiLh Taqiyyuddin berkata, "Menurut empat madzhab, keshahihan nikah


tidak disyaratkan persaksian atas izin pihak wanita sebelum nikah. Tapi jika
wali berkata, 'la (pihak wanita) telah memberiku izin,' maka alrad nikah menjadi
boleh."

Namun Kementerian Hukum Kerajaan Arab Saudi mau.rajibkan aparat


Kantor Urusan Agama agar mengharuskan adanya saksi dalam pemikahan

3ll
sYAlAHsulUGHUtmArAm+
demi kehati-hatian dan menghindari perselisihan. Hal ini selaras dengan
pendapat Aslrqpfi'i dan Ahrnad.
ataaaa

:,Sv -t^* u1r- yri'* ;'; ,fj i a;'1 Oi ;,rj -xtv


?nt

i,;)i ir',, .<Jlrrl c,*. yl ,&; il; i' lt J';:., Jv e


yit ,;tS 'i.tj ,U,-'-!t, ,|,;-ilr ,r ';;^L2': ,-6rt!?r'JJ;i
a

'iL-,)":
:Gj'; :*Ar i.o,k * #t f' :*i luyi ,s:r':
.- ... , ..'
.Gr$ur J-r
'i.o.',
847. Dari Abu Burdah bin Abtr Musa, dari ayahqB RA: Bahua Rasulullah
SAW bersabda, " Tidak da nil<ah *lain dagan wali." (tfR.lmam Ahmad dan
Empat imam hadits; dinilai shahih oleh lbnu Al Madini, At-Tirmidzi, dan hnu
Hibban; dan dinihi murmF\
Irnam Ahmad meriwaptkan dari Al Hasan, dari Imran bin Al Hushain
%
s@ara nnrfu', " Ti&k da nikal, m&inlan fuigan w;ali &n du ora ng al<si."

Peringlat Hadits
Hadits hi adalah slnhih. ptrluatntt<an oleh Abu Daud, At-Tirmi&i, Ath-
Thalrauri, lbnu Hibban, A*A&Daruquthni, Al tlakim, Al Al Baihaqi. Dnilai
slmhih oldr lbnu Al Madini, Ahrnad, Ibnu Ma'in, At-Tirmdd, Az-Zuhliy, Ibnu

e'Ahmad (11r94),Abu Daud (2085), AtiTirmi&i (ll0l), Ib,nu Maiah (1881), Ibnu
Hibban (1243) dan AnNasa'i tidak meriwaptkannya.
$ DiriwayatkanolehAlBaihaqi (7/125) danAd-Dan4uthni (3225). Padasanadhadia
ini terdapat AMullah bin Muharrar, ia terkenal dlra'tf mor;ntk (lemah lagi ditinggalkan)
rhingga tidak bisa dijadikan huiah. Dan yang seperti ini tidah kami dapati dalam cetakan
AlM6nad.

3t2
-{
svrux lutucHut tiAnmr #
Hibban, AlHakim; dan dinilai mauqufolehA&-Dzahabi. Dalam Al Khulashah
'Al Bukhari menghukumi hadits ini s/rahz! lbnu
Ibnu Al Mulaqqin berkata,
Hazm menjadikannya sebagai hujjah; Al Hakim berkata, 'Hadits ini telah
diriwayatkan oleh tga isti Nabi SAW, yaitu: AiqTah ,Tainab,dan Ummu Salmah,
kemudian diriwayatkan oleh tiga puluh orang sahabat beliau'."

AlAlbani berkata, "Tidak ada keragr-nn lagi bahwa hadits ini adahh shahih.
Hadits Abu Musa ini dinilai shahiholehsekelompok imam. Apalagi jika hadits
ini dikuatkan oletr beberapa sghtulyangmeskipun dla'ifbpitidakbngitu dhaif,
tentu keSakinan kita semakin kuat terhadap hadits ini."

i' ,;, i, J-; jd 'Uu -W ht qr- -^$G j} -xtx


'ry ,t;
{;6.t W; )1t\*.'& r?;t lct,*, y
'Jt tlUv rrl**t':tri ,\'ii'F, t, Q';rtt Ajyt
'u.t,ir;';) L1r: ,lu;3t vf iatr' L?i .({ +\a
"€uo'o+
848. Aiq/ah RA meriuaptkan bahwa Rasulullah SAW bersaMa , " Wanita
mana fila yang mqikah tanp izin umlinya, maka nikahnya batat. Jika ia
dinikahkan, maka wajib baginSp mahar sebagai jaminan menghalalkan
. Tapi jil<a pn waliqa bqselisih, maka hakim manjdi uali bagi
onnita Sang tidak merniliki wali." (t1R. Empat imam pengrusun kitab As-Sunan
kecuali An-Nasa'i)dianggap shahih oleh Abu Awanah, hnu Hibban, dan AI
Hakim'.

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits hasan. Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, Asy-

e?
Abu Daud (2083), Atrfirmidzi (1102), Ibnu Majah (1S79) dan Ibnu Hibban (1248).

313
ffi*,'ffi"^ffi
Baihaqi, dan lainnya dari jalur yang beraneka ragam, dari hnu Jarih, dari
Sulaiman bin Musa, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah. Para perawi
hadits ini seluruhnya adalah orang-orang Snng tepercaSp dari perawi-perawi
Muslim.

Hadits ini dinilai shahih oleh lbnu Ma'in, Abu Awanah, dan lbnu Hibban,
dinilai hasan oleh At-Tirmidzi. Al Hakim berkata, "Hadits ini sesuai qrarat
syaikhani, dianggap kuat oleh lbnu Adi, dianggap shahih oleh Ibnul Jauzi,
dianggap caat murcal, tapi Al Baihaqi menganggapnya kuat. Karena itu,
hadits ini adalah hadits yang memiliki sanad hasn. Wallahua'lam."

Kosakata Hadits
Ay5runa, Tsrnrasuk b€nfuk lafazh umum, yakni menunjukkan pemrohonan
penualian wanita secara mutlak.

Isytajaruu Makzudnya berselisih di antara pra uali. Dalam Al Qur'an


dis€butkan, " ... tah&p p*l<an gng mad<a paxlisihlan." (Qs. An-Nlsaa'[4] :
65).

Bi Maa 6a'-n5n berfungsi sebagai abbiy5ahlmarerangkan sebab akibat)


atau m u'andhah(pertentangan); sedang na Lnya isim maushul yangberrnakna

Alladzilgand.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Wali dalam nikah mempalon qnmt sah nikah. Dengan kata lain,
nikah tidak dianggap sah kecuali dengan wali yang memimpin alad
nikah. Sgarat ini dinSntakan oleh madzhab imam Snng tiga, Malik,
Aqrqpfi'i, Ahrurd, dan jumhur ulama.
2. Dalil png menunjukkan niloh mesti dengan wali adalah hadits yang
artinla, " Tidak &nilah kannli dangan u/ah." Dalarn g;arh Al Jani'
Ast?-ShaghA,AI Manad bed<ata, "Hadits ini adalah hadts mubtuatir,
diriualratl€n oleh Al Hakim dengan tiga prluh bentuk atau redaksi.
Hadits Aiqtah, nomor 848, menjelaskan batalnfra nikah tanpa wali,
redaksinla adalah,

3!4
-{ svman lurucxul mAram #
tlrt(.t,Jut; t+tt ,W'; )\\ fr'.^* :i';, C:
gJ;Ll.i. ,yau.
Jbt:.
" Wanita mana ajit 3ang mqilah tanp izin ualinya, mal<a nil<ahnya
btal, maka nilcahng bbl, maka nilahnya btal."
3. Akad nikah termasuk akad yang mengandung banyak risiko,
maksudnya membutuhkan banyak pengetahuan mengenai
kemaslahatan dan kemudharatan dalam nikah serta membutuhkan
perenungan dan musyawarah. Selain itu, wanita merniliki pemikiran
dan pandangan 5ang kurang tajam sehingga ia membutuhkan seorang
wali yang bisa memecahkan permasalahan akad ini dilihat dari
sudut kemaslahatannya. Karenanya, wali dianggap sebagai salah
satu syarat akad berdasarkan nash yang shahih dan pendapat
jumhurulama.

4. Seorangwali disyaratkan mukallaf, lald-laki, cerdas dalam mengetahui


kemaslahatan nikah, dan seagama dengan wanita 5nng diuralikan.
Sekiran5n wali tersebut tidak memiliki sifat-sifat ini, ia tidak berhak
menjadi uali dalam alcad nikah lantaran tidak memenuhi qnrat
menladiwali.

5. Seorang wali diharuskan laki-laki Snng kedudukannln paling dekat


dengan wanita yang diwalikan. Seorang wali 3nng memiliki garis
hubungan prg firuh tidak bisa metralikan selama masih ada wali 5ang
lebih dekat dengan wanita yang akan diualikannp. Yang termasuk
wali yang paling dekat adalah: Ayah, Bapakrya Aph (kakek) terus ke
atas, anak laki-laki terus ke bawah, kemudian saudara laki-laki
sekandung, saudara laki-laki sebapak, dan seterusqa seperti urutan
dalam harta warisan. Ini semua dikarenakan perwalian nikah
membutuhkan belas kasih dan dalam rangka meniaga kernaslahatan
wanita. Mens5aratkan garis kedekatan dan terpenuhinSn qBrat-syramt
bagi seorang uali bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan nikah
dan menghindari kernudharatannya.

315
ffi;"*"-"-ffiffi
wanita sementara masih ada wali png bergaris dekat, maka para
ulama berbeda pendapat mengenai hal ini: ada png berpendapat
nikahnya batal, ada 3ang berp€ndapat bol€h, dan ada5aang b€rp€r'dapat
bahwa wali yang dekat bisa menyetujuinln atau membatalkannya.
Mengenai sebab perbedaan ini, apakah urutan antara kerabat dalam
penualian nikah merupakan hukum syara' mumi yang menjadi hak
Allah sehingga status nikahnya tidak terlaksana dan wajib dibatalkan,
atau gang demikian, selain termasuk hukum syara', juga termasuk hak
wali sehingga status nikahnya tetap terlaksana dengan catatan, jika
wali yang dekat membolehkan, maka nikahnya menjadi sah; dan jika
tidak membolehkan, maka nikahnya batalatau rusak.

7. Jika kita tahu bahwa rusaknp akad nikah lantaran tanpa wali, jadi
bila akad nikah benar-benar terjadi tanpa wali, maka nikahnya tidak
dianggap nikah syar'i sehingga hakim wajib merusaknya atau suami
mentalaknya. Karena nikah yang diperselisihkan menuntut fasakh
(perusakan) atau thalak; berbeda halnya dengan batal, ia tidak
membufuhkan kedua hal tersebut.

Adapun perbedaan antara batal dan rusak dalam nikah adalah: batal
adalah sesuatu 5rang disepakati para ularna mengenai ketidaksahannla,
seperti menikahi wanita yang kelima bagi laki-laki 5nng telah beristri
empat, atau menikahi saudarinya istri; sdangkan nikah yang rusak
adalah keabsahan nikahnya masih diperselisihkan oleh para ulama,
s€p€rti nil€h tanpa wali, atau tanpa saksi. Yang teraLhir ini sepantasngn
di-fasakholeh hakim atau pihak suami menceraikannla.

8. Jika suami menceraikan istrinya lantaran unsUr kebatalan atau


kerusakan setelah menggaulinya, maka istri mendapatkan mahar
mltsl(mahar lnng wajar dan pantas) sebagai ganti dari kehalalan
ke&rorrnatannya.

9. Jika seorang uranita tidak rnenenrukan seorang wali baginp, maka


Snng meniadi walinla adalah imam atauunkilnya, s€bab fnarn menldi
uali bagi lrang tidak mempunlni unli.

3t6
ffi:lL'""*,F
Seperti yang telah dijelaskan, wali menurut pendapat juhmur ulama imam
yang tiga, merupakan syarat sahnya akad nikah.

Sementara lmam Hanafi dan para pengikutnya mengatakan bahwa wali


tidak menjadi syarat sahnya akad nikah. Mereka mengatakan demikian
berdasarkan hujjah Snng tidak sedikit dan menganggap ini merupakan rnasalah
khilafiyah atau perselisihan.

Di antara hujjah yang mereka kemukakan adalah menganalogikan nikah


dengan jual beli. Artinya, seorang wanita dapat mengeksploitasi dirinya sendiri
dan menjualapa saja yang dimilikinya. Dengan demikian, ia bisa menikahkan
dirinya sendiri tanpa melalui wali. Kendati demikian, para ulama membantah
hujjah ini dengan mengatakan bahwa analogi yang dikemukan rusaMemah
dari tiga sisi:

Patama,membandingkan nash, ini tidak boleh dan tidak dianslap sebagai


ushul.

Kdua, tidak sama dalam dua hukum. Antara nikah dan jualbeli tidak ada
kesamaan. Nikah merupakan sntu akad yang mengandung komibnen sehingga
membufuhkan suatu pemikiran dan pengetahuan tentang konsekuensinyra.
Sedangkan jual beli merupakan akad yang simpel dan sederhana.

Ketiga, kadangkala akad nikah yang dilangsungkan pada pemikahan


poligami menjadi makian bagi seluruh keluarga, bukan hanya bagi istri saja.
lnilah 11ang menjadi hrgas wali dalam akad nikah, mampu mernuhrskan sesuatu
dengan bijaksana.

Kalangan Hanafi menolak hadits di atas dengan menuduh sanad hadits


tidak diketahui oleh Sulaiman bin Musa. Tapi pandangan ini ditepis dengan
mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan dari jalur imam-imam terkemuka
yang b€gitu banlpk.

Mereka kadang juga mengatakan bahwa batal yang dimaksud hadits di


atas dapat ditakrpilkan. Selain itu mereka berpendapat bahwa wanita Sang
dimaksud dalam hadits adalah rannita gila atau belum dannsa, padahal nash
jelas tidak membutuhkan sernua tal$ril ini. Walhhua'lam.

3r7
adalah hadits pada bab ini.

Mengenai hal ini, lbnu Al Madini berkata, "Hadits ini adalah shahih.
Dikatakan bahwa hadits ini dianggap shahih oleh Al Baihaqi dan selain para
hafizh atau penghafal Al Qur'an. Adh-Dhip' juga mengatakan bahwa
perawFperawi hadits ini seluruhnyn adalah orang-orang yang tepercala."

Al Hakim meriwayatkan hadits ini dari tiga puluh orang sahabat.


Al Manawi ber*ata, "Hadits ini adalah mutawatir."
Orang yang memperhatikan keadaan atau makna dari akad nikah dengan
s€ala kebufuhanrnTa dan kemashhatannSra, serta mau mernpertntikan sisi sosok
laki-laki dengan segala kelebihannya dan sisi sosok wanita dengan segala
kekurangannya, kita menjadi sadar bahwa wali dalam akad nikah amat sangat
dibutuhkan.

Para ulama juga memperselisihkan syrarat adilngn seorang wali:

Imam Syafi'i dan Imam Ahmad dalam pendapatnya yang masyhur


mensyaratkan keadilan yang tampak, sebab keadilan termasuk wilayah teori
sehingga tidak bisa dikuasi oleh brang fasik.

Imam Abu Hanifah dan lmam Malik tidak mensyaratkan keadilan wali.
Karenanya perwalian orcrng fasik dapat diterima disebabkan ia bisa manalikan
pemikahan dirinya sendiri. Atas dasar ini, seorang yang fasik dapat malalikan
orang lain.

Pendapat kedua merupakan salah satu rivrla1Bt dari Imam Ahmad, dipilih
oleh pengarang Al Mughnidan Asy$arh N lhbir SSnikhul Islam, dan lbnul
Qayyrm. Adapun ulama-ulama kami yang juga memilih pendapat kedua
adalah S!,aikh AMurrahman As-Sa'diy dan SSraikh Muhammad bin hrahim
Ah qnikh'
Dalam ,Asysyarh Al Kabirdbebutkan, "Alasan dalil yang bisa diamalkan
adalah karena seorurng A5nh memiliki wanita.tersebuf (png d€n diuralilen)
meskipun keadaannln buruk ynng tidak sampai pada status kafir. Demikian
gangdiarnalkan oleh kaum muslim.'

3ra
-l svlun tulucHulmAnam #

*?', J2 :r,S';,r'oi -.'-?nr u1.,- r;_; Oj fi-Atl


,ttli"i &'4,'& o', ;1* ;;';Si LS rl .;lti rL')
'r:S', t:, j;.(
^fL'6;11 .(S; tf 'i6 t+!l 'rju
849. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
" TidaHah wanita janda dinikahi hingga ia dimintai pendaptn5n, dan tidaklah
wanita perawan dinikahi hingga ia dimintai izinnya." Para sahabat bertanya,
"Wahai Rasulullah! Bagaimanakah izinnya seorang wanita perawan?" Beliau
menjawab, " Ia diam tidak menjawab." (HR. MutAfaq 'Alaihles.

Kosakata Hadits
Al Ayyimu Yaitu wanita yang keperawanannya telah hilang, sekalipun
dengan berzina.

Tusta'maru Fada asaln5ra bermakna meminta perintah. Dengan demikian,


akad nikah (dengan wanita janda)tidak terlaksana kecuali setelah mendapatkan
perintah dan izinnp untuk menikahinya.

Al Bikru Artinyawanitagadis yang keperar,rnnannla masih utuh.


Hatbtts-b'an:e- Malsudnya dengan cara merninta izinqB ft,rianita perawan)
dan persetujuannlra untuk menikah.

*h'* otr'"i-.tr ;; q,- .t


,tv
.
,l t ,fi -Ao.
Ctf, ,:;lt^i 4,; ,q) i ryr'*i'-;l,> ,Ju';r.3
..L,
^1'r.@#
#,"Air.,;ry i:
.i t.. t.l- 1t...!'.. .ti
oltl .furk--, 2 :-;rl2 tyl
-l.l
.ot:- u.t';;Lb: ,!435 ,;1;
$Bukhari (5136) danMuslim (1419).

3tt
ffi-,,--:::--"ffi
janda lebih berhak atas diinya
dimntA izinnSa.
daipda umlinlm, sementam wanita perawan
A&pn gng tunasuk izinnSa dalah diamng." (l-lR. Muslim).

Dalam satu redaksi disebutkan, "Tidak ila printah bagi wli wanita
janda, dapun wanita yatinnh (yang sudah baligh) dimintai puintah4n
(pendaphryn)." (HR. Abu Daud dan An-Nasa'i) Dinilai shahih oleh lbnu
Hibbanee.

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah shahih. Hadis ini diriwaSntkan oleh Abu Daud dan
An-Nasa'i, serta dinilai shahih oleh lbnu Hibban. Dalam At-Tblkhishlbnu
Hajar mengatakan bahwa perawi hadits ini semuanya orang-orang tepercaya.
Halini dikatakan pula oleh Abu AlFath AlQusyairiy.

Kosakata Hadits
Ats-TagifuDahm An-Nihatnhdikatakan bahwa hfazh ini asalq/a dengan
huruf wawu, sebab berasal dari kata tsaaba5ntsuubu yang artinya nla'a
(kembali). tafazh ini diucapkan untuk laki-laki dan perempuan. Lafazh ini
bermakna onrng yang sudah tidak perawan atau periaka.

Ahaqqu Binafsiha Bentuk kalimat superlatif yang berarti ikut serta


dalam hak.

AlBib.Jarnalqn abltar. Maknan5n, laki-laki atau perernpuan lnng belum


menikah. tafazh bikr p*mulanya menuniukkan se$.ntu, seperti:
bila 'anal ulal bakun permulaanqn siang; Al bakumh sesuafu png pertama
kali didapati dari buah-buahan; Al bl<n unta muda; Al bib, png dilahi*an
lebih awal.

Al Yatimah Yang dimaksud yatim adalah seorang anak kecil yang


ditinggal mati orang tuaqp; bentuk jamaknya adalah aitam.Sedangkan png
dimaksud ash-shaghinh adalah tntimah bentukjamaknya jatana. Yang
dimaksud yatimah pada hadits ini adalah balighah (wanita yang sudah

e Muslim (1121) Abu Daud (2 100), An-Nasa' i (6784) dan Ibnu Hibban (1211) .
,

320
ffi.,*ff:,'*-ffi
suami yang setara dan baik.

\, -* :t Ji; ju ,iu -& hr qy;';'; ojfi -^o \

u.r it1., 4{s if;t g':i .tj ,ii'1t ii';r e\'; 11 :eL: &
ru,Ui
.'ot;:, it*y rti;St, LC

85 1. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Bahwa Rasulullah SAW bersaMa,


" Janganlah sonng qmnita mqtil<ahl<an sanng wanita, dan inswlah seonng

wanita menikahl<an dirin5/a." (HR. Ibnu Majah dan Ad-Darquthni)serta para


perawi haditsnya adalah orang-orang yang tepercaya.r@

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits shahih.Al Albani berkata, "Hadits ini diriwayatkan
oleh Ibnu Majah, Ad-Daruquthni, dan Al Baihaqi dari jalur Jamil bin Al Hasan
Al Atikiy, Muhammad bin Marwan Al Uqaili menceritakan kepada kami,
Hisyam bin Hassan menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Sirin,
dari Abu Hurairah."

Isnad hadits ini adalah hasan, seluruh perawinya adalah orang-orang


tepercaya selain Muhammad bin Marwan.

Aku ber{rata, 'Akarl tetapi lodangkala diikuti dengan sanad lang para
perawirqB oran(forang tepercaya, sebagairnana dikatakan oleh lbnu Daqh Al
Id dan dianggap shahih olehAs-Suyuthi."

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Larangan menilehi wanita jnnda sebelum merninta izinqn scara jelas.
larangan ini berbentuk naft lmeniadakan) supaSra lebih gamblang.
Dengan demikian, akad nikah yang tidak disertai dengan izin dari

'm lbnu Maiah (1882) dan Ad-Daruquthni Qn27).

32t
2.
"-r-"ffi:
Larangan menikahi wanita perawan sebelum meminta izinngB. Jika
tanpa izinnya, maka nikahnya menjadi batal.

3. Yang dimaksud dengan merninta izinnln adahh izin dari seorang wanita
baligh atau deuuasa yang sudah mengetahui permasalahan nikah
supaya izinnya mempunlni makna dan arti tersendiri.

4. Wanita yang masih kecilatau yang belum baligh tidak dimintai izin,
sebab izinnya tidak memberikan manfaat terhadap akad nikah.

lbnu Daqiq Al Id berkata, "Meminta izin sesungguhnya pada orang


yang memiliki hak untuk mengeluarkan izin tersebut, karenanya yang
dimaksud hadits ini adalah wanita-wanita yang baligh atau dewasa."

5. Syaikhul lslam berkata, "Wanita yang bisa dipaksa adalah yang masih
kecil, sedangkan wanita png sudah dewasa tidak bisa dipaksa untuk
menikah. S*irant a keperawanan diiadikan ahsan unfuk bisa dipaksa,
hal ini bertentangan dengan dasar-dasar lslam."

6. B€ntuk izin dari seorang wanita perawan adalah diam, karena pada
umumnya ia malu merigucapkan jawaban "p". Sebaiknya untuk
mengetahui persetujuannya melalui diam, ditentukan dengan waktu,
sehingga setelah waktu ini berakhir, ia dianggap menyetujui. Alhasil,
dimrya uranita pemwan dianggap s€bagai idn dan persar:irnn dariqa.
Menurut saya, "Kalimat izinngn adalah diamngn, berlaku pada masa
lampau. Kini, kaum wanita mempunyni hak dalam menentukan
pernikahan mereka."

7 . SSaikhul lslam berkata, "Jika keperawarnn s€s€orang hihng lantaran


suatu lompatan, atau jari (yang dirnasukkan), atau lainnya, maka rnasih
dianggap seperti uranita p€rauran menurut imam Snng enrpat. Akin
tetapi jika uanita meniadi jarnda lantaran zina, menurut madzhab
q/afi'ilrah dan Ahmad, ia seperti wanita ianda dalam pemikahan;
sernentara menurut tmam Abu Hanifalr dan ffiam Malik, ia seperti
wanrta perawan; saiangkan menurut dtn orang pengikut lrnam Abu
Hanifah, wanita itu seperti wanita jatnda dalam pernilahan.'
ffi"#.J*::;ffi
m€rnberitahukan pemikahan dan nama calon suami, akan tetapi mesti
memperkenalkan identitas secara utuh seperti momlnya, agamanya,
usianya, ketampanannya, nasabnya, kemampuannya, pekerjaannya,
dan segala yang menunjukkan kemaslahatannya dalam pemikahan
sehingga ia mau menerima atau menolaknya.

9. Syaikhul Islam berkata, "Barangsiapa masih memiliki wali dari garis


nasab, wali inilah yang menikahkannya dengan seizinn5a. Dan barang
siapa 5ang tidak memiliki wali dan kerabat lagi, lrang membolehkannya
adalah pemuka, atau hakim, atau pemimpin, atau kepala kampung."

10. Syaikh berkata, "Gang tua tidak berhak menikahkan puhinya kepada
laki-laki yang tidak ia sukai. Dalam hal ini ia tidak dianggap sebagai
pembangkang perintah orang fuanyra, sebagainrana memakan sesuafu
yang tidak disukai."

11. Syaikh berpendapat bahwa orang tua atau siapa saja tidak boleh
memaksa menikahkan putri yang baru berusia sembilan tahun, baik
masih perawan ataupun sudah janda. Pendapat ini bersumber dari
riwayat Ahmad yang mengatakan bahwa jika seorang perempuan
telah berusia sembilan tahun, maka ayahryp atau lainnyatidak boleh
menikahkannya dengan siapa pun tanpa se2innya. Sebagian ulama
kontemporer mengatakan inilah pendapat yang terkuat.

1 2. q/aikhul Islam juga berkata, "Menurut jumhur ulama, penyraksian atas


izin seorang wanih bukanlah menjadi qBrat satrnya akad nikah. Nlamun
dalam madztnb lrnam Ahmad dan qiafi'i serta pendapat Sang nrasyhur
pada dua madzhab ini, permasalahan ini meniadi perselisihan yang
langka sebagaimana pendapat jumhur Sang mengatakan hal tersebut
tidak disyaratkan. Yang sepantas4n disaksikan oleh para saksi nikah
adalah menpksikan izin calon istri sebelum alod berdasarkan tiga
hal:

a. Supaln alod sesuai dengan keabsahannp.

b. Menjqga dari hal-hal yang tidak diinginkan.

c. Mengantisipasi wali berdusta dalam dakwaan izin dan kerdaan.


*
nikah. Nikah tanpa wali meniadi rusak sebagaimana dijelaskan dalam
beberapa nash grang deraiatnlra sampai pada tingkat mutaowtir. Selain
itu dikarerrakan wanita tidak merniliki pandangan lrang cakap seperti
laki-lald. Hanya walilah yang mampu mdihat kernashhatan bagi wanita
yang diwalikannla; ia bisa memilihkan pasangan lnng baik baginya-
Karena di antara syarat menjadi wali adalah laki-laki, maka wanita
tidak layak menjadi seorang wali nikah mengingat ia sendiri tidak bisa
meualikan dirinya sendiri untuk menikah.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa wanita baligh dan
berakal tidak bisa dipaksa untuk menikah menurut beberapa nash yang sudah
jelas menerangkannya.

Hal gnng juga tidak dipertentangkan, wanita p€rawan png belum berusia
sernbilan tahun tidak merniliki izin. Karenanla, Alphnlplah png menikahkannya
tanpa seizin dan kerelaannSn.
SyaiLhul lshm berkata, 'Aphnya seorang wanita yang belum baligh dapat
menikahkannla tanpa seizinqn."

tandasan pendapat yang mengatakan dernikian adalah pemikahan Aisyah


RA yang baru berusia enam tahun dengan Nabi SAW.

Akan tetapi para ulama berbeda perrdapat mengenai wanita perauan png
baligh atau deunsa:

Pendapat yang masyhur dari madzhab Imam Ahmad mengatakan bahwa


aphnya boleh mernaksanya. lnilah yangiuga dikemukan oletr madzhab Imam
Malik, lrnam AslrSyafi'i, dan Ishaq.

Saangkan rnadzhab lmam Abu Hanifah dan salah satu riwapt dari lmam
Ahmad berpendapat bahwa wanita lnng baltgh tidak bisa dipaksa menikah,
baik ia masih per.rwan ataupun sudah ianda. Pendapat ini dipilih oleh Abu
Bakar AMulAzii, Slnikh Taqryyrddin, dan dalam l<itab N Fa'h disebutkan
sebagai pendapat png paltng shahih.

tza-
-{
svlnar lutucHut rtianarrr #
Az-Tarkasyberkata, "Pendapat tadi merupakan pendapat azhhar (paling
kuat), karena objek yang bisa dipaksa untuk menikah adalah wanita yang masih
kecil."

Demikian halnya dengan wanita yang bemsia sembilan tahun, baik masih
berstatus perawan ataupun janda, menurut Syaikh, ia tidak bisa dipaksa.
Pendapat ini juga menrpakan riuaft dari Ahmad dan menurut sebagian ulama
kontemporer, pendapat ini termasuk pendapat yang terkuat.

AI Wazir, hnu Rr.rqd, dan lainryra berkata, "kra ulama sepakat mengatakan
bahwa seorang ayah dapat memaksa menikahkan putrinya yang berusia di
bawah sembilan tahun dengan laki-laki yang setara sebagaimana pemah
dilakukan Abu Bakar saat menikahkan putrinya, Aisyah RA yang berusia
enam tahun dengan Nabi SAW."

J;; 41 :Ju -t:i:L i't qr- * l; f *(';,,1 -xot


,*;t ;p')t ei;-'oi')tfub ,S;f:rt f *, * \t ;* lt
q frry ,^1L 3rZ .dttre t i:; A ,*A; ;r*i L\;'oi ;b
.e6
f* q)tu:';^.r tf e?I Ls
852. Nafi' merir,rnyatkan dari lbnu Umar RA: Bahwa Rasulullah SAW
melarang ntkah syighar,yakni seorang (ayah)menikahkan putuinya dengan or-
ang lain, lalu orang lain tersebut menikahkan putrinya dengan (a1ah( dari calon
matnr. gIR. Mutbfo Alaih
isbingra itu, sementara di antara keduanSa tidak ada
keduanya menyetujui redaksi lain namun penafsiran syighar mengikuti
ucapan Nafi'ror.

Kosakata Hadits
AsySyishansaara bahasa b€rarti ar-mf u (margangkat), seperti sSaghan

I0r
Bukhari (5112, 69&) dan Muslim ( l4l5).

325
sYAIA[llutuGrt'l,Ilr*il+
Al kalbu n/ahu li yabuula(seekor aniing mengangl€t kakiqa untuk kencing).
Adapun syighar menurut syara': Seseorang menikahkan putrinya
dengan oftrng lain, lalu orang lain tersebut menikahkan putrinya dengan tuan
dari caton istri putrinya itu, sementara di antara kduanln tidak ada mahar,
atau ada mahar tapi semata-mata untuk tipu dap.
Al Khaththabi berkata, "Dinamakan syiglar karena mengangkat akad
nikah dari proses hukum yang sebenarnya, sehingga nikah dan mahar
menjadi terangkat dalam satu waktu."

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. larangan tlikah @Dr.Sratu larargan menunM kenrsakan, sehingga
yang seperti ini tidak dibenarkan.

2. Alasan haram dan rusakqa nil<ah syigharadalah tidak adanya mahar


musmma (yang disebutkan) atau mahar mitsl lmelrlrurut kebiasaan
lingkungan). Hal ini ditunjukkan dalam kalimat's€rnentara di antara
kedua4a tidak ada mahar".
3. Kewajiban memberikan nasihat kepada wanita yang hendak
dinikahkan. Karenanya tidak boleh menikahkan uranita tanpa ada
kekufu"an (ftesetaraan), dan hanya mengikuti maksud dan tujuan
unlinyasaia.
4. Karena para ulama men;adikan ahsan batalnp nikah semacam ini
atas dasar tidak adanya mahar, berarti nilah semacam ini boleh
dilakukan bilarnana dengan rnahar yang tidak s€dikit, ada unsur setara
di antara calon mempelai, dan ada keridtraan dari keduanya.

5. Ibnu Haiar mengomentari kalimat nil<ah sy$lar, "Yakni seorang aSnh


menikahkan ..." beberapa rn^I€[Et berselisih dengan Malik mengenai
penisbatan tafsir syighar. Kebanyakan riua5aat tidak menisbatkan
penafsiran ini kepada siapa pr.ur. Sehubungan dengan hal ini lmam
qrafi'i ber{ata, 'Sq/a tidak tahu mengenai tafsir st&lrar, apakah
bersumber dari Nabi SAW, atau dari lbnu Umar, atau dari Nafi', atau
dari lutalik. Tapi sebaglan dari mereka nreqntakan penafuiran ini berdal
dari Nafi'; dan syighar tidak hangn mengkhususkan pada anak
svlmx lutucHur riAnArt r
-{
p€rempuan saja, tapi bisa juga pada budak perempuan'."

Al Qurthubi berkata, "Penafsiran tentang s@hardalah benar, sesuai


dengan pemyataanAhli Bahasa. Tapi jika penafsiran tersebut narfu',
itulah yang menjadi tujuannga; dan jika penafsiran itu bersumber dari
ucapan sahabat, tentu bisa diterima juga karena sahabat lebih
mengetahui ucapan Nabi SAW dan lebih memahami kondisi."

6. Para uhma sepakat meryatakan ketrararnan nil<ah syighar,tapi mereka


berbeda pendapat mengenai kebatalannya sebagai berikut:

a. Abu Hanifah berpendapat bahwa ni\<ah syigharsah dan mesti


ada mahar mitslnya (standar).

b. Syafi'i dan Ahmad berpendapat bahwa nl<ah syighartidak sah,


karena larangan menuntut rusak atau batalnya akad. Dalam.4/
Jami'didutkan riwayat dari Imam Ahmad bahwa nikah sernacam
ini batal sekalipun dengan mahar. Pendapat ini dipilih oleh Al
Khiraqi berdasarkan keumurnan riwalat Stniklnni dafihnu Umar
png menyatakan bahwa Rasulullah SAW melarang nikah @w.
Yang semakna dengan ini juga diriwayatkan Muslim dari Abu
Hurairah RA; dan karena Daud menjadikan penafsiran "s€rnentara
di antara kduanya tidak ada matrar" sebagaf ucapan Nafi'.
qpikh Taqiyyuddin berkata, "Alhh SWT m€ngharamkan nil<$ @nr
karena uali mesti menikahkan budaknya manakala calonnya setara.
Hal ini dinyatakan oleh Ahmad berdasarkan pandangan maslahat.
Dengan dernikian, jika maharpng disebutkan diberikan dalam rangka
tipu rangka syighar, maka nikah yang dilakukan
dayra saja atau dalam

tidak sah. Pendapat ini dipilih oleh Al 'Allamah Slraikh AMd Aziz bin
Baz -semoga Allah merahmatinya- dalam risalahnya tentang
pernikahan yang batil. Wallahua'lam."

7 . Hadits ini marajibkan nasihat dan ijtihad bagi orang png menangani
tanggtmgftil /ab anak kecil, atau orang bodoh, atau pengawasan wakaf,
atau suafu tugas, atau fugas apa saja yang dibebankan kepadanya.

8. Hadits ini menunjukkan keharaman eksploitasi seorang pehrgas atau


tertentu.

',;, i, (rr- Liy -';z?rt oi.'- t6 it,f't -Acr


**; ,brk ,ti ,6i': ut;.i ci o7i ,*i * ?" J'
,Lv ,.t, ,;!tti'r|', ,'r3i it,': .(*i f h' * lt J';,
)L'r)\|Ytt
853. Dari lbnu Abbas RA: Bahwa seorang gadis pemwan menemui Nabi
(dengan
SAW lalu ia mengadukan bahwa ayahnya hendak menikahkannya
seseorang)sedangkan ia tidak menyrkain5a. I-alu Rasulullah sAW mem&rikan
pilihan kepadanln HR. Ahmad, Abu Daud, dan lbnu Majah) Dnilai mutsloz.

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits hasn. Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad
dan lbnu Majah. Meskipun hadits ini dianggap mursal, tapi Al Hafizh
melalui
menampiknya dengan mengatakan bahwa hadits ini telah diriwaptkan
jalur Ayyub bin suwaid, dari Ats-Tsauriy, dari Ayyub secara. maushul
(disambungkan). Hadits ini juga dirir,rayatkan oleh Ma'rnar bin Jad'an fu-Ruqiy,
dari Zaid bin Hibban, dari Ayytrb secara maushul'
Bih hadits ini dip€rs€tisitrkan mengenai ke nru.shulandan kemursalannya,
jatrabannya adalah maushul. Karenanya, p€ngarang berpendapat bahwa
kecaman terhadap hadits ini tidak berarti apa punsebab hadits ini mempunpi
ialur yang salirg mengntkannln.

Kosakata Hadits
Jangh Adalah anak perempuan yang masih gadis. Dinamakan iariyah

roz
6Lpxd (2#g),Abu Daud (2096) dan Ibnu Majah (1875)'

328
-{ svlnaH BUtucHUt MaRaM #
karena kelernahannp.

Biknn Perempuan yang keperawanannya masih utuh. Dibatasi dengan


lafazh ini, bukan dengan lafazh anak kecil, karena pertimbangan keengganan
gadis tersebut (untuk menikah). Bila dibatasi dengan lafazh anak kcil, tentu
keengganan perempuan tersebut tidak dianggap selama gang menikahkannya
itu adalah aSnhnya.

Wa Hig Karihah,Jumtah hatigh(katimat yang nrenunjukkan keadaan)


untuk menerangkan kondisi perempuan yang akan dinikahkan.

IGnhah. Dalam N Muhith dikatakan bahwa paksaan adalah pertuatan


Sang dihhtkan ses€omng terhadap orang hin Sang meny€babkan orang tersebut
kehilangan keridhaannya atau hak pilihnya menjadi rusak tapi kecakapan
berbuatnya nrasih tetap ada.

Khayyaraha: Dikatakan, khayyarahu yukhayyiruhu takhyiiran;


memandatkan khiyar (hak memilih), maksudnya Nabi sAW memberikan hak
memilih kepada wanita tersebut antara menerima nikah atau menolaknya.

HaFHal Penting dari Hadits


l. Hadits ini mengandung pengertian sama dengan hadits sebelumngn
bahwa wanita, yang tahu akan kemaslahatan nikah tidak bisa
dipaksa untuk menikah, baik paksaan tersebut datang dari ayahnya
rnaup-n dari walin5a yang lain. sesungguhnya urusan nikah terganturg
pada keptrfusannya, sekalipun ia seorang gadis. Mengenai perbedaan
dalam masalah ini telah dijelaskan sebelumnya.

2. Syail,rhullslam berkata, "sesungguhnln yang meniadi objek paksaan


adalah wanita yang masih kecil, bukan wanita dewasa. Karenawanita
danrasa mengetahui hak-haknya dan apayangbaik bagingra, sekalipun
ia seorang gadis."

Berhubungan dengan ini lbnul Qayyrm berkata, "Dalam Shahih


Muslimdbebutkan hadits hnu Abbas yang mengatakan, 'Dan wanita
gadis dimnbi izinn5m oleh ayahnya.'Hadits inilah yang kami jadikan
sandaran karena sesuai dengan hukum Rasulullah SAW 5ang berupa
perintah dan larangan, serta sesuai dengan kaidah-kaidah syariat dan
sYAtAHsUluGHUlmAnAt+
kenraslahatan umat beliau."

SSniLh Muhammad bin lbrahim Alu Asy$pikfi berkata, "Tak pelak


bahwa salah satu syrarat sahnya nikah adalah keridhaan,/kerelaan
meskipun dari seorang uranita gadis. Dalam hal ini seorang ASah tidak
bisa memaksakan ketrendakqn unhrk menikafukan putrin5a. Dalil-dalil
yang menyatakan haldemikian sudah jelas, sebagaimana dinyatakan
oleh Syaikhul Islam dan lbnul Qayyrm."

Dalam Al Fa'k\ dikatakan, "Pendapat di atas adalah aslrah 0ebih


shah il),sementara menurut Az-T,arkasyt azhhar (l&ihjelas)'"

Pendapat di atas juga pendapatn5ra madzhab Al Auza'i, Abu Tsauri,


para pengusung logika, dan lbnu AlMundzir, yaitu pendapt shahih'

4. Syail,h AMurrahman As-Sa'diy berkata, "Yang shah ih,seorang ayah


tidak b€rhak rn€rnaksa putrinya Sang baligh dan b€mlGl untuk menikah
dengan seorang pria yang tidak disukainya. Jika seoEmg ayah tidak
berhak mernaksa atas penjuatan harta pubinya, bagaimana mungkin
ia berhak memaksa atas kehormatan putrinya! Padahal pemaksaan
terhadap kehormatan lebih besar mudharahya daripada pemaksaan
terhadap harta.

Hadits ini men}ili dalilbahwa pernikahan yang tidak dilalukan menurut


tuntunan slprat wajib di-/asalrh (dibatalkan) oletr hakim Snng menangani
masalah pemikahan.

6. Hadits ini menjadi dalil bahwa wanita yang dipaksa menikah dengan
seorang pria png tidak disukainga, ia wajib memenuhi permintaan
wanita tersebut bilamana wanita itu merninta pernikatnnqE di-f*akh.

Adapun sandaran masalah ini dijelaskan dahm Shahih Bul<hanyang


artinln,

:.-:lt-,*'rf i' e";,'J;i:lil'1 ;'i


,y')1, * ;,*+(6 iULi t!''t-''u
i',a* ^lL r"J lw 1t'-I c ,Kr i;l ;9{,
330
{ svmlx lurucnulmArAil+

;3r ,*t * i,r J:" ar J;,


,. a
i6 |fr 'Uu
Cr. C

.-e4)2, tiAbj riil-rJr


"Suatu hari istri Tsabit bin Qais menemui Nabi SAW seraya U"L,u,
'Wahai Rasulullah! Tsabit bin Qais, aku tidak mencela akhlak dan
agatnanlra, tapi aku benci kekufuran dalam lslam.' Rasulullah berkata,
'Maukah engkau mengemblil<an kebunnyzi?'la meniawab, 'Ya.' [-alu
Rasulullah SAW berkata (kepada Tsabit), 'Kalau begitu, terimatah
kebunnya, dan ceriakanlah dia'."

Syaikhul Islam berkata, 'Syari' (Allah dan Rasul-N3n) tidak memalsa


wanita untuk menikah manakala ia menolaknya.Jika ia membenci
suaminya dan di antara keduanya terjadi sy*1q fteretakan dalam
rumah tangga), maka suaminya menyerahkan permasalahan ini
kepada orang lain dengan melihat pertimbangan maslahat
keluarga."

iu' *L d, ,f -ii; il,r er il.?'* Ft y: . x,t


itr, .(W
)ir;u. *
,:(.s t6r;?;t (t ,in;Lr
*
.t Su'-ir'^* t r:;-rllrt
854. Al Hasan meriwayatkan dari Samurah RA: Bahwa Nabi SAW
"Li
bersaMa, " Wanita fiE na saja yang dinikahkan oleh dua orang ualin5a, maka
fung gng pabma dari kdw ulali itu." (l-lR. Ahmad dan Empat irnam hadits)
dinilai hasan oleh At-Tirmidzi. r03

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits hasan. Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, Ad-

r03Ahmad(5/8),AbuDaud(2088),AtlTirmidzi(lllO),An-Nasa'i (71314)danlbnu
Majah tidak meriwayarkan hadits ini.

33r
ffi,^;:::;:ffi
Baihaqi, dan lainn5a dari beberapa ialur Qatdah, dari Al Hasan, dari samurah.
At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan, menumt Al Hakim
adalah shahih sesuai syarat Bukhari; Adz-Dzahabi menilainya mauquf;
sedangkan Abu Zur'ah dan Abu Hatim menilainya shahih'

Al Hafizh berkata, "Keshahilran hadits ini tergantung pada Al Hasan


mendengar dari Samurah. Perawi-perawi hadits ini adalah orang-orang
tepercaya. Hadits ini diriwayatkan iuga dari Ali se@ra mauquf menurut
Al
Baihaqi dari lalur Khilas bin Amru Al Hilriy, padahal Khilas tidak mendengamya
dari Ali. Tapi meskipun demikian, perawi-perawi hadits ini adalah orang-orang
tepercaya."

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Perwalian nikah tersusun mulai dari AlEh, kakek hingga ke atas, anak
laki-laki hingga ke bawah, kerabat-kerabat dari pihak Ayah menurut
tingkatannYa dalam harta Pusaka.

2. Bila ditemukan dua wali dalam satu ialur dan satu derajat, dari sisi
kektntan sama dan keduan5n memenuhi slprat-qBrat peru6lian, maka
didahulukan wali yang mendapat izin dari wanita yang akan
diwalikann5a. Tapi jika Din untuk kedua wali itu sama,/sederajat,
yang

sahadalahakadyangpertama,sedangkanakadpngkeduabatal
karena tidak mendapatkan tempat sebagaimana sudah menjadi ijma'
para ulama.

3. Jika wali 5ang diizinlGn hanya satu, maka hukum bersantung padan!,a.
Dengan dernikian, wali-uEli lain yang tidak mendapatkan izin, tidak
sah menikahkan wanita tersebut.

4. Jika dua wali wanita atau lebih sederajat dari sisi kekerabatan, seperti
dua orang saudara kandung, maka disunahkan mendahulukan yang
paling utama. Tapi jika di antara wali tersebut berselisih, sebaikn5n
mereka diurndi.

5. Penralian akad nikah termasuk P€n ,alim lErE menrerlukan kelnrfu'an,


sebagaimana diielaskan dalam firman Allah SWT, " Karena
-{
svanex lulucHuliiArAil +
orangSsang pling bikgng l<amu ambil untuk bekqia
b* kita) iahh omng Spng kuat lagi &pt dirycata." (Qs. Al Qashash

l28lt 261. Dengan demikian, jika pam wali berkedudukan sama dalam
kekerabatan, maka yang didahulukan adalah wali yang paling laSnk
dari sisi pengaahun kerrashhatan nikah, p,ernilifran calon stnmi Srang
setara, dan hubungan kekeluargaan karena pernikahan yang layak.
Halini dikarenakan akad nilah merupakan akad yangakan Mangsung
langgeng sehingga diperlukan wali yang laSrak menjadi wali dalam
pertimbangan ini.

6. Hadits ini mengiryaratkan bahura jika Snng menilohkan seorarg wanita


adalah dari wali 5nng memiliki hubungan jauh, sementara masih ada
wali ynng tardekat }ang bisamenikatrkannla, maka akad gang dilakukan
tidak sah. l(arena wali yang hubungan kekerabatannya jauh tidak
disebut wali selama masih ada wali yang memiliki hubungan
kekerabatan dekat. Permasalahan ini sudah dijelaskan dalam hadits
u7.
7. Hadits di atas mutlak menjelaskan batalnya akad nikah yang kedua
dan sahnln akad yang pertama tanpa menyebutkan izin dari wanita
yang dinikahkan atau tidak. Namun hadits ini mengikat hadits
sebelumngn lrang mamjibkan izin dari wanita janda dan perintah
dari wanita gadis,/perawan.

qr iu' & a,' J';:rjd 'ju -&


,r-r- re ,fi-Aoohr
'r,.. '
.(7G '# ei 'sl ,4ts, cit ,1 ciT + t!:> ,*:,
"
\, I ., .r: ,oF o1 :

'
,o"
o+ L,) Uki,'^r3.2i t::, -il,i,'rjttr'rf1 i9.,,'t*i
". "

O* ,u0,, ng, gahu,a ;arulullah SAW telah bersaMa,


855. Diritvaptkan
" Jil<a sanng hamb ahag menikah tanp izin dari tuannja atau kaabtnln,

rq Ahmad (3/301), Abu Daud (2078) (l I I l).


dan At-Tirmidzi

333
ffi*,#;'H:ffi
dan lbnu HibbantB menilainya shahih.

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits hasan. Dalam At-Talkhishdikatakan, "Hadits ini
diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud; dinilai hasanolehAt-Tirmidzi, dinilai
shahiholeh Al Hakim dari hadits Ibnu Uqail, dari Jabir, dinilai mauquf oleh
Adz-Dzahabi dan diriwayatkan juga oleh lbnu Majah melalui lbnu Uqaildari
hnu Umar."
At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini dinilai shahihmelalui jalur lbnu Uqaildari
Jabir."

Hadits ini mempunyai syahidyargdiriwayatkan oleh Abu Daud dari hadits


Al umriy, dari Nafi" dari hnu Umar. Hadits ini dicari-cari kesalahannya dengan
mengatakan bahwa hadits ini dha'if dan mauquf. sementara Ad-Darimi
membenarkan bahwa hadits ini mauquf rclda hnu Umar-

Kosakata Hadits
'Abdun Hambasahagn.

Mawaalihi. Tuan-tuann1a hamba sahap itu.


'Ahirun: 'ahara ar'raiul 'ahran, maksudnya hamba sahaya laki-laki
mendatangi seorang wanita unfuk melakukan pelbuatan mesum. Harnba sahaB
seperti ini disebut 'ahir,yangartinya pdrna. Bentuk jamakn5ra adalah 'uhhar.
Sedangkan untuk sebutan hamba sahaya perempuan png melakukan hal yang
sarira adalah 'ahiralau 'ahirah, bentuk iamakngn bwmhiratau 'ahint. 'Ahir
bermakna Al faiiraz-zani(laki-laki yang berbuat maksiat dan pezina).

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Hamba sahaya memillki hak yang kurang dari orang merdeka.
Karenanp ia tidak merniliki harta; iika ia diberil€n harta, maka harta
tersebut menjadi milik ttnnnya. Demikim halnln dengan niloh, ia
merupakan akad yang berhubungan dengan mahar dan nafkah,
maka dari itu, urusan nikahnla hamba sahaya meniadi tanggung
-{ svlrlx rutucxut r,rAmrrr #
iawabtmnn3p.
2. Bila seorang hamba sahaSn menikah tanpa seizin tuannya, maka
nikahnp menjadi tidak sah dan akadnya rusak. Kami menyebutnya
dengan msak, bukan dengan batal, karena ada perselisihan dengan
Daud Azh-Zhahiri.

3. Karena akad yang dilakukan ini adalah akad rusak, maka wajib di-
fasakh. hnu Hibban mernrqntkan sebr:ah hadits nnqufyargartinrTa,
'Abdullah bin Umar mendapati seorang hamba sahayanya menikah
tanpa seizinnyn, lalu ia memisahkan antara keduanya, membatalkan
akadnya dan memberikannya had." Hal ini karena dalam hadits
disebutkan bahwa hamba sahaya seperti ini disebut dengan 'ahir
(p€zina).

4. Jumhur ulama menolak had terhadap hamba sahaya ini jika ia tidak
mengetahui akan suafu halyang haram dan memberikannln nasab
karena ia melakukan hubungan badan dengan ada syrbhat.

5. Dalam STath N lqna'dikatakan, "Seorangtuan dapat mernaksa hamba


yang masih kecilunfuk menikah karena perwalian yang
sempuma. Namun ia tidak bisa memaksa hamba sahaSn4n yang
berakal dan der,vasa, sebab hamba saha5ran5n adalah seorang mukalaf
5ang blsa menjeilulrkan thalak. Dengan d€rnildan hamba sahaga tersebut
tidak bisa dipaksa menikah sebagaimana orang merdeka, selain itu
nikah merupal€n hakngn yang mumi. la tidak bisa dipaksa dan
nikahrqa ber*aitan dengan perrnintaann!,a."

*\, e |, J';:.,'ti -.;hr ui.,-;;-:;,rri *i-Aol


'# rq:i'frt ; \ t,ri&, ;;rpt';'&v1, ju *i
c t.
.4)9

856. Dari Abu Hurairah RA: Bahwa Rasulullah SAW bersaMa, "Tidak
ffi:';:;;::;::m,
dari ayahnya serta antara seorang wanita dan bibi
Muttafaq 'Nailfosl-
dari ibunya." (HR'

Hal-Hal Penting dari Hadits


pada kecintaan
1. Slpriat Islam datang membawa hal-hal 1nng mengaiak
dan kasih sayang serta melarang segala hal yang menyebabkan
keretakan dalam rumah tangga, permusuhan' dan kebencian'

2. Allah swT membolehkan poligami sampai empat istri atas dasar


kemaslahatan bagi kaum pria dan wanita'
memerlukan
Manfaat dan kemaslahatan ini tidak terhitung melainkan
penrikir tidak sedikit
bebempa karya untuk mengkalinya. Para ulama dan
berbicara mengenai hal ini.
g. I&tika Allah merrrbolehkan poliganri, Dia melararg hal ifu te$adi di
antara kerabat dekat, karena menyebabkan terputusnya tali
kekeluargaan dan timbulnya permusuhan atau kebencian. Selain itu
karena rasa cemburu di antara kerabat amat mudah terjadi'

4. Hadits ini melarang mengumpulkan (dalam pernilGhan)antara seorang


wanita dan bibi dari a5nhnya, atau antara seorang wanita dan bibi dari
ibunS/a, sebagaimana Allah SWT melarang mengumpulkan di antara
dua wanita yang bersaudara. Dia berfirman yang artinya, "Dan
menghimpunkan (dalam perkawinan) dua Perempuan yang
bqsudara." (Qs. An-Nisaa' l4l: 23).

Larangan di sini menuntut keharaman dan batal, dengan demikian,


menurut $ma' ularna, akad serncam ini dinilai batal'

5. Menurut ijma' ulama, keharaman mengumpulkan dalam pernikahan


teriidi antara:
a. DrawanitaSlangbcrsaudara.
b. Seolang wanita dan bibi dari at ahntn.

(5109) danMuslim (l4G).


'6Bukhari

t36
{ svarln lutucHut itAtAti #
c. Seorangwanitadan bibi dari ibunga.

hnu Al Mundzir berkata, "Saya tklak mengetahui adan3n perselisihan


mengenai keharaman dan batalnya pernikahan setnacam ini. Ulama
sepakat mengatakan hal tersebut." Berkaitan dengan ini, Ibnu Hazm,
Al Qlrthubi, dan fui-l{atvatui menukilkan iirna' men$nai masahh ini.

6. Syaikhul Islam berkata, "Adapun batasan.wanita-wanita yang


diharamkan secara nasab atau keturunan adalah setnua keturunan
kerabat pria hukumqn haram kectrali anak perernpuan paman, anak
p€rempuan saudara ibu, anak perempuan bibi, dan anak perempuan
saudara p€rempuan ibu. Keernpat kelompok ini dihahlkan Allah SWT
untukdinil€hi."

Faidah
Pabnn,lbnu Rtrsyd b€rkata, "Para ulama sepakat bahua unsur p€n!rusuan
diharamkan (untuk dinikahi) sebagaimana unsur nasab. Artinla, saudara
sepersusuan menduduki posisi itru, karenanSa, setiap wanita png diharamkan
dinilohi karena nasab, dilnramkan pula dinilehi karena penyusuan. Dalam hal
ini Al Mutraffaq Hata,'Kami tidak nrengetahui ada persdisihan dahm nrasahh
lnl .

Kdn,Al Mur,raffaq berkata, "Barargsiapa menikahi seorang uranita, maka


diharamkan baginya sernua ibu wanita tersebut baik karena nasab atau
pst!rusuan, dan baik dari fiilur dekat atau firuh. Adapun ke&rararnan ini b€rkaitan
dengan akad, dernikian menurut pendapat imam yang ernpat dan kebanlnl€n
ularna."

Ketig4 Al Wazir Hata, 'Fara ulama sepakat men3Tatakan bahua jika


sorang laki-laki menggzuli tstiqq maka diharamkan aturp anak p€rernpuan
istrinSra selama.lamaryn sekalipun anak perempuan itu tilak berada dalam
pengasuhannya."

Sehubungan dengan hal ini, lbnu Al Mun&ir b€rkata, 'Ulama berbagai


n€geri sepakat mengatakan bahwa jika seorang laki-laki menikahi seorang
wanita kemudian ia ditalaknya, atau meninggal sebelum digauli suaminla,
maka anak perern1ran wanita tersebut (anak tiri) lnlal bagi suamirryra."
ffi:,--,:r#Xffi
kekeluargaan melalui pernikahan) tidak sama sebagaimana penyusuan'
karenanya atas laki-laki tidak diharamkan:

l. hu istrinp (mertua)dari penyusuan.


Z. Anak perempuan istringn (anak tiri) dari penyrsuan sekalipun dengan
susu lainnYa.

3. Istri anak laki-lakinya (menantu)dari penyrsuan-

4. Istri ayahnya dari penyusuan yang tidak menyrsuinya'

Dalam kitab tafsimya, Al Qurthubi berkata, "lstri anak laki-laki dalam


penyusuan diharamkan untuk dinikahi, meskipun bukan karena keturunan
sebagaimana ijma' yrang disandarkan pada hadits Nabi sAw yang artinya,

.**!tiiH.c atz'SriiH
" Diharamkan dari penytsuan sebgainnnadilnnml<an dari nasb'"
hnu Katsir berkata, "Jika ditanya dari mana diharamkan istri anak laki-
lakinp dari sesusuan-sebagaimana pendapat jumhur ulama, sementara
sebagian orang mengatakan sebagai ijma' ulama- dan bukan dari sulbinya,
inilah yang b€nar?"

Jawabnp adalah saMa Rasulullah sAW yang artinya, " Dihataml<an dari
pa ryanan s&gaimana s&gainnm dihamml<an dari rnsab'"
Dalam Adhta'At h5nn, Syaikh Asysyarqitiy M€ta, 'Mengharamkan
menikahkan anak laki-hki dari penyusuan bersumber dari ielasn3n sabda
Rasulullah sAW gnng artinya, 'sesunguhnSa dihannlan hri panytsuan
sAagainpna dihannlcan dai naab atau keturutnn- 'Adapr.rn wanitaqanita
yang diharamkan karena kekeluargaan png disebabkan adanF pemikahan
ada empat, Spitu:

1. lsti aph, tenrs ke garis atas.

2. lsti anak laki-laki, tenrs ke garis atas.

3. Ibu isti, tenrs ke garis atas.

4. Anak peremptnn isti, terus ke garis bawah.


{ svmen BurucHur i,lARAn +
Mereka sernua !,ang ernpat ini diharamkan karena akad pemilehan kecuali
arnk tiri perempuan, ia tlJak ditraramkan unhrk dinikahi sampai alrad pernikahan
mengenai ibun5ra."

Kelima, Syaikh Abdullah Ababatin berkata, "Menikahkan seorang


raranita dalam masa.ddafisaudarinSa laksana menilCIhkan isti png kdirna dalam

iddah istn yang keempat; jika talaknya adalah raj'i, maka nikahnya tersebut
batal menurut seluruh ulama; tapi jika iddabnya dari ihalak ba'in, terdapat
perbedaan pendapat, menurut nndzhab Ahmad hukumnya tetap haram."

.^rrt
+; Ar .F;r' J'-r'lG :Jti -'&?nt o7r- Jt2L';j,j -tov
#^t; .(&\i ,i t'C^x-r> ,'*,
.(-hx-vi; :,j: €,
'ii
.(&'+t:-yj>'o+'u.t ;r;
857. Dari Usman RA: Bahwa Rasulullatr SAW bersabda , " Sonng yang
sdang ihnm (mufuim) t*hk bis mqil<ah hn tihk dinikahlan." (HR. Muslim)
Dahm safu rnruzBat hin menyebutkan,"hn t*lak bia manimng."
lbnu Hibban menambahkan riwayat tersebut dengan kalimat, " Dan tidak
bim dipimngl<an atasnfi I 6

*\, qr t* *; qs-t,x
&'4,ei:h-t:iLht
4r'r;f .e';J?:t# *t
.J- i' J;r't>-qZ?nt,gr-ry 'i#? #:
.(b; ;'t ,Gii *j.*l; ir
rG
Muslim (1409) dan lbnu Hitrban (12741.

33'
ffi--::':.":,#ffi
padahalbeliau dalam keadaan ihram." lHR. Muttahq Alaillttct'
sAw
Muslim juga meriwayatkan dari Maimunah RA sendiri: Bahwa Nabi
menikahinga dalam keadaan halal (tidak ihram)rG'

Kosakata dari Hadits


La yankihu ArtinYa tidak menikah.
I-a Yunl<ahcArtinya tidak menikahkan orang lain'
La YakhtubArtinya tidak meminta wanita untuk dirin5n (meminang).
La Yukhthab 'Alaih: Artinya ia tidak dipinang'

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Keadaan ihram menrpakan ibadah kepada Allah swT yang hanya
memusatkan diri kepada-Nya. seorang yang sedang ihram bukan
dalam keadaan bersenang-senang atau ingin merasakan kenikmatan,
tapi ia dalam kondisi sibuk dengan ketaatan kepada Allah swT.

2. D antara bentuk bersenangs€nang lrang palirg ielus adalah mendekati


wanita dan bersenang-senang dengannya. Karenanya, seorang
muhrim(orangyang sedang ihram) diharamkan menikahi dirin5n, atau
menikahi h.daknp, atau merninang untuk dirinlA, sebab Srang dernikian

sebagai saEuna untuk bersenangsenang dengan wanita. Jika suafu


tujuan (yang dimaksud adalah iimak/bersetubuh) sudah diharamkan,
maka diharamkan pula sarana unfuk mencapai fujuan tersebut,
!,akni alod dan khitbah (perninangan).
3. Akad seorang muhrim terhadap dirinya, atau akad terhadap
frrnUu sahalanSra, diharamkan dan nilohq/a tidak sah, sebab suatu
larangan menunh"rt penghararnan dan n'lsak atau batal'

Dalam hal ini Al Wazir berkata, "Para ulama sepakat bahwa seorang

to Bukhari (1837) dan Muslim (1410).


rGMuslim (1411).

340
svamx BUrucHUrriAnAm
-l
mulvimtfukbisa menydenggamkan akad nikah bagi dirinla dan untuk
orang lain, baik disengaja ataupun tidak Hal ini berdasarkan khabar
yang jelas dan bahwa ihram melarang bersetubuh yang akhirya
mempengaruhi keabsahan akad yang berakibat rusak atau batal."

Ahli fikih kita mengatakan, diharamkan akad nikah atas seorang


muhfin jika ia menikah atau menikahi muhimataubukan muhrim,
atau ia seorang wali atau wakit datam nikah, menunrt madzhab imam
yang tiga; Malik, Spfi'i, dan Ahrnad, berpendapat bahwa hukumnya
diharamkan dan tidak sah."

4. Mengenai hadits nomer 858 yang mengatakan bahun Nabi SAW


menilohi Maimunah dalam keadaan ihram, menr.rut para imam bahwa
ini merupakan kekelinnn dari hnu Abbas RA.

Abu Rafi' berkata, "Sa5ra berjalan di antara Nabi SAW dan Maimunah,

kemudian beliau menikahi Maimunah dalam keadaan ihram dan


menggauliqa dalam kedaan halal (tidak ihram)." Sebagian ulama
mengatakan bahura kisah ini adalah mutauatir.

hnu AMil Barr berkata, "Meng€nai hukum hadits tadi, beberapa atsar
berselisih, tapi riuayat yang mengatakan bahura Nabi SAW menikahi
Maimurah dalam keadaan halal bersumberdari berbagaiialur; adapun
hadits hnu Abbas memiliki sanad yang shahih, tapi kekeliruan pada
satu orang lebih dekat daripada kekeliruan pada jnmaah."

lrnam Ahmad menukil ucapan lbnu Al Musayyab yrang mengatakan


bahwa hadits itu merupakan kekeliruan lbnu Abbas, sementara
Maimunah Hata, "Nikahilah aku karena engkau (Rasulullah SAW)
dalam keadaan halal."

Al Albani berkata, "Para sahabat sepakat mengarnalkan hadits gang


diritlaptkan Utsman m€n$rylat keabsahanqTa dari sisi hadits dan
Khulafa' Rasyidin mengamalkannlra rula. Dengan demikian, ini
menunjuklon bahwa hadits png diriuaSntkan hnu Abbas dianggap
kdiru."
Meskipun demikian, Abu Hanifah bersandar pada hadits hnu Abbas

3tll
yang dha'if0emah).
ffiffi
* !,J;ri6 ir
'i6 -^t l*7
t'- f,G
-Aot
.e);, i|&, c:..s;'1'oi !i',Ls, pi ;:11:rt-': e?"
.^1i.i;i
859. Dari Uqbah bin Amir RA, ia mengatakan bahwa n*rUUf, SaW
bersaMa, " sesungguhnya s5nrat yang pling berhak dipenuhi adalah yang
berhubungan untuk kehalalan farai (kemaluan)-" (HR- Muttafaq 'Alaihlt@

Kosakata Hadits
Inna Ahqqa AsySyruth: Penulis l<itab N lknalberkata, " lnna ahqqa di
sini bermakna aala (lebih utama) menurut kebanyakan ulama-"

Asy-Syuruth Jamak dari syarthun, dalam hal ini maksudnya syarat-


syarat yang dibolehkan berkaitan dengan nikah dan tidak menafikan hal-hal
yang dituntut dalam alrad seperti mahar dan bentukn5a, dan ternpat tinggal.

Ma tstahlaltum.Bilr Maksudnya menjadi halal bagi kalian, kebalikan


dari haram.

Al Furuj.jarnak dan fariun. Pada dasamya lafuzh ini menunjukkan sesuatu


pada tenrbok, ia menrbuka
5ang t€rbuka, seperti celah atau lubang yang terdapat
di antara dua sesuatu, tuar dan dalam. l.afazh famiiugabisa diartikan dalam
hal-hal maknawi, seperti tafrii asy-syiddah, maksudnya menghilangkan
kesnsahan. Dernikian ph famiyargbersumber dari manusia diartikan s€b€ai
qubulhn dubur,karena keduanya sama-sama terbuka atau berlubang.

Dahm Al Misbhdisebutkan, kebanlElGn penralGian lafazh al fa/,?,idalElm


adat terfetak pda qubul.

'o Bukhari (27211 dan Muslim l1l8).


(

u2
ffi]l. ffi'GHutriAnAm
q/arat adalah kauajiban salah satu pihak 5ang berakad terhadap pihak
lain lantaran suatu akad yang diselenggarakan. Suatu qnrat memiliki
manfaat dan tujuan yarg shahihsehingga mesti dipenuhi berdasa*an
hadits Rasulullah SAW Snng artinya, "Kaum muslim tergantung pada
syarat-syarat yang mereka buat."

2. Syaikhul lslam berpendapat bahwa pada hukum asal, semua akad


dan syarat adalah boleh dan sah, kecuali ada dalil syara' yang
mengharamkan dan menganggapn5n batal. Dasardasar hukum dalam
ma&hab Imam Ahmad dan kebanyakan pengikutn5n bersandar pada
kaidah ini.

Ibnul Qayyim berkata, "Menurut batasan syara', setiap syarat yang


menyalahi hukum Allah SWT adalah batal; tapi sekiranya tidak
menyalahi hukum-Nya, maka syarat tersebut menjadi lazim (mesti
dijalankan)."

3. Para ahli fikih berpendapat bahwa syarat-syarat yang dianggap sah


adalah syraraLsyarat yang berada dalam inti suafu akad atau bansaksi.

Syailfi lbqiyyddin berkata, "Demikian halngra jika kedua belah pihak


Snng berakad menyetujui suatu syarat sebelum akad. Pendapat ini
merupakan pendapat para pengikut Imam Ahrnad."

Dalam Al lnshaf dbebutkan, "Yang dernikian adalah pendapat yang


benar, tidakada keraguan lagi."

Menurtrt sap, "Pendapat ini dipuhslon dahm Al lqm' bn Al Mmbha


makanla pendapat ini meniadi pendapat madzhabAhmad."
4. Hadits ini menunjukkan ka,rajiban memenuhi qBrat dalam suatu akad
sebagaimana firman Allah SWT gang artinya, " Hai onng-onng gang
batutan, pauhilahakadalad,trrl." (Qs. AlMaa'irtah [5]' 1[ SaOanSn
syarat dalam suatu alod tidak dianggap, tentu ftrman Allah SWT tadi
tklak menrerintahkan agar aled dipenuhi.

5. Yang dirnaksud dengan qnrat yang paling b€rhak atau utarna yang
mesti dipenuhi adalah s5nrat-qprat dalam niloh. Karena alod niloh
ffi,Hffi
syarat-syaratnya meniadi hal yang sangat bemilai bagi wanita untuk
melindungi eksistensi dirinYa.

6. Syarat yang wajib dipenuhi adatah syarat yang tidak bertentangan


dengan Kitabultah dan sunah RasuFNp. Jika bertentangan dengan
dua sumber hukum htam tersebut, Kitabullah dan Sunnah Rasul, maka
akad tersebut diharamkan dan menjadi tidak sah. Karenanya dalam
hal ini Rasulullah SAW bersaMa,

6,.!k lt €'4 v:?i** 1..',,:c c


iu t:tr'or,=Y
,|yi. i :, 7Y €.,; !';'a rk
.b'?
" Ap Snng dipikirl<an oleh ontgomng 5a ng manantulan syant png
ttdak tudapat di &lant Ktabullah, naka sgnt gng tidak da dalan
Kitabultah hukumn5a adalah btal, sd<alipun smtus s5ant."
Imam Asy-Syafi'i b€rkata, "K€banyakan ulama menenfukan syarat
niteh tidak bertentangan dengan tuntutan dalam nikah, karena lBng
demikian termasuk dari tuiuan-tujuan dari pemikahan, seperti
menqnratkan memperlakukan isti dengan makruf, memberikan
rnlkah dan palGian; sedangkan untuk pihak wanita, sebagai misal
disyaratkan tidak keh.rar rumah tanpa izin dari suami-"

7. pi antara qprat yang benar adalaftt mernki]Gn rnaharberupa sesuatu


yang jelas, tidak mengeluarkan istri dari negerinln, atau tidak
mernsatrtwn'On dengilt k€dua oriltg tuiltlE atar arak.anlqB. q,arat-
qprat sernacam ini sah dan menprdi lazim bagi suami-
8. Di antara q;arat yarg fasid atau batal adalah menqpratkan suami
supalp menceraikan madtrnp (istri kedu).

Datam hal ini, dalam Ash-shahihahldisebutkan s€buah riuE!/at dari


Abu Hurairah RA:

34tl
{ svlnax lut ucmutilAnam #
,D,b ii'pt 1i- 'oi '&i *p ilr .* l' J';, *+
t?.,J\€'c t;Sa.rr1i
"Bahwa Rasulullah SAW melarang seorang wanita meminta (agar
suaminya) menceraikan saudarinya supaya ia menempati posisi
(sebagai istri dari suami)saudarinya itu."

$aikh Muhammad bin lbrahim Alu Syaikh berkata, "Jika seorang


wanita mens5nratkan supaya suaminya menceraikan madunya,
hukumnlB sah menurut Abu Al Khaththab dan kebaqBkan sahabat."

Pendapat kedua menyatakan bahwa hal tersebut tidak dibenarkan,


menurut $pikh Taqiyyrddin. Inilah 5ang benar, sebab tidak dibenarkan
mensyaratkan suami agar menceraikan madunya, dan jika tetap
diqpratkan, maka qnmt tersebut adalah batal sebagaimana dinlatakan
dalam hadits Rasulullah yang artinya,

Jt( i:,=Y €,; !; Y


" Setiap sSmrat jang tidak terdapt dalam Kitabullah adalah batal."
g. Al Khaththabi berkata, "syarat-s5/arat dalam nikair sebagai berikut:
a. Sebaghn \ Ejib dipenuhi karena sesr.rai dengian perintah Allah SWT
yang menganjurkan berbuat makruf dan mernperlakukan istri
dengan baik.

b. Sebagian tidak wajib dipenuhi karena bertentangan dengan


Iarangan 3ang terdapat dalam hadits Nabi SA$ seperti qprat
menceraikan saudari ishi.

c. Sagian lagi nrasih diperselisihkan, seperti syarat suami tidak


boletr menggauli istrinya, atau tidak boleh mernindahkannya dari
rurnahrya ke rurnah sraminlB, dan qprat Sang tklak ma,vajiblon
mahar atas istri.

10. Allah SWT mengagungkan masalah altd nikah dan mer,rnsiatkan


agar ikatan pemikahan sepantasnya dijaga dan dipelihara. Dernikian
,rt"r'"JXffi
lnng mudah, sehingga dalam hal ini Allah swT berfirman dalam Al
Qur'an yang artinya ," Dan bagaulhh dengan mercla smn pfut'"
(Qs. An-Nisaa'[4]: l9l; "Dan pm wanita metnpuryai hak 3mg
seimbng dengan kewaiibnnia menurut ara yang ma'ruf'" (Qs' Al
Baqarah[2]: 2281. Allcd nikah dalam Al Qur'an disebut dengan
perjanjian yang kuat, sebagaimana firman-Nya yang artin5n, " Dan
merel<a (istri'istrimu) tekh mengambil dai lamu perianiian yang
kuat." (Qs. An-Nisaa'!4l 2ll.
Ketika haii wada' berlangsung, Rasulullah SAW berkhutbah
memper'rngatkan manusia dengan kalirnatnya scbagai berikut,

.JlEe,tr.l' iuu, ;,';,'*i '€jy ,,L3r rr1 ir rrrir


.tp"# fr-'*u..ior iK ",#'ti a,

ke@a Atlah melalui wanita, lorqn l<alian maganbilnya


" Tiakutlah
dengw amanat Alhh SWT dan meminta kelnlalan kannluannya
dangan lalhnt-Nia. Karera itu, bqilah wrebt k&iil<an untuknia."

11. Ibnul Qayyrm berkata, "Memenuhi qprat-syarat nikah yug shahih


merupakan sesuafu 5nng paling berhak dipenuhi, karena menjadi
funfutan syara', akal, dan qiyas yang b€nar. Selain itu, seorang wanita
tidak relak menyerahkan kemaluannya kepada stnminya melainkan
dengan spratqnrat grang telah ditetapkan. SetCraqn qnrat tersebut
tidak wajib untuk dipenuhi, berarti akad yang diselenggarakan
tidak berdasarkan kerelaan atau suka sama suka."

-dt ',rs -t t.
u1r- LiY, i
l.o
t . . a .
Jrs ,-F:) :iu -& ?s

(we'i ,l€:-*i'y-.:t €{b'ri?G *tf h' ;i" i'


.'#'ul;
346
-l svamr rutucxul rrrARAri +
860. Salamah bin Al Akwa' RA berkata: Bahwa Rasulullah SAW
memberikan keringanan pada tahun Authas dalam hal mut'ah (bersenang-
senang) selama tiga hari, kemudian beliau melarangnya kembali," (HR.
Muslimtro).

Kosakata Hadits
Authaas.. Ketika Nabi SAW menyerang Hawazin di Hunain, sebagian
pasukan mereka 5nng lari kocar-kacir sampai ke Authas lalu berkumpuldi sana.
Kemudian pasukan muslim mengirim ekspedisi untuk mengintai mereka di
bawah komando Abu Amir Al Asy'ariy. Maka terladilah pertempuran di sana,
yakni kelanjutan dari Perang Hunain. Kini tidak ditemukan lagi nama Authas.
Orang-orang tepercaya yang mendapat informasi dari penduduk Authas
mengatakan kepada penulis bahwa Authas kini dinamai dengan 'AlBahitah",
terletak antara As-fuil N Ka6ri(Qam Al Manazil) dan Nakhlah AlYamaniyyah,
dari Timur Mekah sekitar 60 km. Tempat ini tidak berteda dengan kondisi
pertempuran pada saat itu.

Al Mut'ah: Maksudnya, memanfaatkannya. Bentuk isimnya adalah


mut'ah, yang berarti nikah dengan jangka waktu yang ditenfukan. Dengan
demikian, bila jangka waktunya berakhir, maka selesailah akad nikah
tersebut.

,fr| '\
sl.a .11 J';:, u41 :Ju
:e l
oirt

861. Diriwayatkan dari Ali RA, ia berkata, "Rasulullah SAW telah


melarang mut'ah pada tahun Khaibar." (tiR. Muttafq AlaiHfrr

rroMuslim (1105).
I
II
Bukhari (5 I l5) dan Muslim ( 1407).

347
{svmrxlutucxurmA.*H

^rb
\, * il,r ii,, iil
*';i .(.* i; dui,i .:I

862. Diriuqntkan dari Ali RA: Bahwa ia berkata, "Rasulullah sAw


telah mela,rang mut'ah dengan ttranita, dan mernakan daging keledai iinak
pada hari Khaibar." (HR. Tuiuh lmam hadits kecuali Abu Daudrt2)'

y\,;- I' J';rLi -u?s ui'- i; * *t -^1r


,s i,r'tr=6t
C l*)i A
g o:i * ;t> ito *i
,*, W,'; rti::b::tl ,f ,!qr ii- J\'+?"
,!,!.A,j ,')t;'fr, ,:# ';';i .(* JFH ri1 rr-l!'u v;
.J+'i.t,:r3i't,^*c ;.t t
853. Dari Rabi'bin sabrah, dari ayahnya RA: Bahwa Rasulullah sAW
bersa$a, -sesunguhnya aku teJah mengizinkan lcalian bersanang'senang
dangan wanita hqmutbh), dan sesungguhrya -setelah itu- Allah SWTtelah
menghanml<anryn *mpi han Kianat. I{arananga bnng siap di sisnjn ada
sesuatu hri merefta, hadakhh memb&stcan plannia dan Bngankh l<alian
ttwwnw esntu tHTg tdah kalian Mkan Nary.' (HR. Muslim, Abu Daud,
t3
An-Nasa'i, tbnu Maiah, Ahmad, dan lbnu Hibbanf

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Lafazh mufah diambil dart abtamattu' bi asy-s5n'i. Dinamakan

'r2 Bukhari (4216),Muslim (l,lo7), At-Tirmidzi (l794r,An-Nasa'i (61126', dan lbnu


Maiah (1961).
ru y*1inr Ahmad (4/,104),AbuDaud (2072),AnNasa'i (3368),lbnuMaiah
114916),
(l9(i2) dan Ibnu Hitrban (4146).

3/tE
-{ svlnax tutucrutttanam #
demikian karena tujuannya adalah seorang lakFlaki bermut'ah
(bersenang-senang) dengan seorang wanita dengan jangka waktu
yang telah disepakati dalam alod.

Adapun definisi akad mut'ah adalah laki-laki menikahi wanita


sampai masa tertentu atau tidak diketahui masanya.

2. Peraturan nikah mut'ah menurut golongan Rafidhah adalah


nikah muaqqat (sementara) dengan masa yang diketahui atau
tidak diketahui. Waktu maksimalnya adalah empat puluh lima
hari. Dan akad tersebut berakhir dengan selesainya masa atau
waktu yang telah ditentukan di awalakad.

3. Menurut golongan Rafidah, nikah mut'ah tidak mewajibkan nafkah,


tidak menyebabkan saling mewarisi, tidak menghasilkan kefurunan,
dan tidak mengenal masa iddah. tapi pada nikah mut'ah ada
permohonan pembebasan.

4. Mut'ah pemah diperbolehkan pada masa tertentu karena unsur


darurat, kemudian diharamkan untuk selamanya. Dispensasi yang
sementara ini menurut sebagian orang dianggap sebagai syubhat,
mereka rnemberikan keringanan mengenai mut'ah pada saat darurat
kemudian menarik kembali keringanan tersebdt. Di antara yang
mengatakan dernikian adalah hnu Abbas, ia menarik dipensasi mut'ah
dan mengatakannya haram. Ijma' ulama juga mengatakan halgnng
satner, mengharamkan mut'ah selama-lamanp dan bersifat mutlak.

hnu Hubairah berkata, "Semua ulama sepakat mengatakan bahwa


nikah mut'ah hukumnya batal."

Syaikhul lslam berkata, "Riwa3nt-rivrraft mutawatir sama-sama


mengatakan bahwa Allah SWT mengharamkan mut'ah setelah
menghalalkan-N3n; png benar adahh bahwa setelah diharamkan,
mut'ah tidak lagi dihalalkan, lakni ketika mut'ah diharaml<an pada
tahtrn Fathu Makkah, ia tidak lagi dilnlalkan setelah itu.'

Al Qurthubi Hata, "Semua riu,a!/at sepalot mengatakan bahwa


nrasa dibolehkannya mut'ah, tdaklah paniaq, atau larna, setelah itu

!at
ffi;x;"H#ffi mengeluarkan ijma' atas pengharaman mut'ah, kecuali golongan
Rafidhah."

5. Hadits nomor 860 menunjukkan bahwa pengharaman mut'ah teriadi


pada tahun Authas, bertepatan dengan bdan q/aunl tahun keddapan
Hijriah. Dengan demikian, dispensasi mut'ah hangra berlangsung ttga
hari.

6. Hadits nomor 863 menunjukkan bahwa mut'ah pemah diberikan


sebagai dispensasi, tapi setelah itu mut'ah dihararnkan unfuk selaman}a
hingga hari Kiamat.

7. Hadits nomor 863 juga menunjukkan wajibnya melepaskan mut'ah


pada masa kini dan memberikan kemudahan kepada wanita-wanita
5nng menjadi oblek mut'ah agar kembali kepada keluarga
mereka'

8. Hadits tadi tidak menyebutkan maksud dari melepaskan mut'ah itu


adalah thalak atau faakh,hal ini menuniukkan bahwa mufah bulonlah
akad yang bersifat hakiki yang manajibkan thalak dan fasakh. Dalam
hal ini wanita menyerupai objek bayaran yang berakhir dengan
berakhimya masa akad tersebut sehingga setelah itu ia boleh kembali
kepada keluargarya.

9. Dilarang mengambil upah yang sudah diberikan kepada wanita lnng


dimut'ai. sebab upah tersebut merupakan ganti dari bersenang-
s€nangnlra laki-laki dengan wanita tersebut pada masa yang telah
' ditentukansebeJumqndalamalod-
lo. Hadits nomor 86r dan nomor 862 menuniukkan bahwa mut'ah
dibolehkan sebelum Khaibar lalu dilraramkan kembali-

Irnam lrlauaav.ri b€rkata, 'Pendapat png b€nar dan terpilih mengatakan


bahwa pengtErarnan mut'ah dan pernbolehanqa teriad dua kali. Pada
ar,yalnyn mut'ah dihalalkan sebelum l(haibar, kemudian diharamkan
pada hari Khaibar. setelah itu dibolehkan pada hari Fathu Makkah,
!,akni hari Authas, karena kesinanrbungian antara keduaqB, kenrudian
setelah tiga hari diharamkan kernbali untuk selamanln sampai hari

350.
svenqn lutucrut riArAm #
-{
I{iamat. Dalam hal ini tidak boleh dikatakan bahwa pembolehan mut'ah
khususnya terjadi sebelum hari Khaibar dan diharamkan untuk
selamanya pada hari Khaibar. Adapun hari Fathu Makkah hanyalah
penegasan keharaman mut'ah tanpa mendahulukan pembolehannya
pada hari tersebut. Karena riwayat-riwayat yang disebutkan Muslim
mengenai pembolehan mut'ah pada hari Fathu Makkah sangatlah
jelas, karenanya riwayat tersebut tidak boleh digugurkan dan tidak
ada penghalang lrang menghalangi pengulangan pernbolehan mut'ah."

I l. Dalam Ar-Raudah An-Nadiygh, Syaikh Shadiq Hasan Khan berkata


dalam Syarh,4s-Sunnah, "Para ulama sepakat mengharamkan mut'ah.
Hadits-hadits yang berbicara tentang keharaman mut'ah adalah
mutawatir. Riwayat yang mengharamkan mut'ah sampaihari Kiamat
mempakan huj!fi dalam bab ini; tidak ada riuvaSat lain yang bersumber
dari para sahabat menyatakan bahwa mereka menetapkan mut'ah
dalam kehidupan Rasulullah SAW hingga akhir hayatnya Umar bin
Khaththab RA.

Adapun pendapat sekelompok orang masa kini yang mengatakan


bahwa kehalalan mut'ah bersifat qath'iatau pasti, sedangkan hadits
png mengharamkannya selamalamanya fusitat zlnniatau tiCak pasti,
sehingga yang zhani tidak bisa menghapus hukum yang qath'i,
jawabnp:

Halalngra mut'ah yang bersifal qath'i atas dasar nash-nash yang


bssumber dari Kitabullah, meskipun kehalalan tersebut ditunlukkan
dalam matan hadits yang qath'i, akan tetapi tidak berarti merniliki
indikator atau dilalah yang qath'i juga,sebagaimana ditunjul&an pada
dua hal berikut:

Pqbna kernungkinan rnat<naqB paaa mut ah dengan cara niloh png


b6rar.

Kdtn,hadits tersebut bersifat umum, lnkni irdikatomSra Uorifut tUuf.


pasti atau zhani dihlah.

Sdain itu, At-Tirmidd meriwaSatkan dari hnu Abbas bahura ia berkata,


"Mut'ah berlangsung hingga firman Allah SWT berikut turun, Kquli
351
Mu'minuun 1231 6ll'
:":":m
lbnu Abbas berkata, "selain kemaluan kedua wanita tersebut
(isffi dan

budak p€rernFan yilrg dimiliki) hutnrmqa tta am. tlal ini menunjuklGn
bahwa pengharaman mut'ah bersumber dari Al Qur' an.''

sekiranya pengharaman mut'ah Sang bersifat @th'i dikarenakan


ada ijma" maka $ma' iuga terkait dengan pengharaman mut'ah.
Perselisihannya sebenarnya terletak pada keharaman untuk
selamanya, dicabut atau tidak.

sekiranga rnasalah "setamanya' ini bersifat zlani alantlhkpasti, maka


tidak bisa memastikan keharaman mut'ah yang masih bersifat tidak
pasti ini alau zhani.Walhasil, nasikhatau penghapus bagi kehalalan
mut'ah yang telah disepakati para ulama merupakan pengharaman
mut'ah yang telah disepakati pula sekaliptrn dengan pengikat yang
tidak pasti, yakni untuk selamanya, tapi msildtrynbersifat pasti. Hal
ini sudah ditetapkan oleh ulama ushul fikih bahwa nasikhyarg qath'i
tidak teriadi mdainkan ia menjadi qath'i.

e i, J';'r'}ry,Jv -& hr q3- ir*. i),ft -^1.1


'r1,-'-ir, ,!j6r, ,:rli itj, .$ ;tJrtSiJ' *t f iu'
:,it3r vt -#r\)i L?i, *'* 7Q, €i,1&'t
864. Darihnu Mas'ud RA, ia berkata, "Rasulullah sAW melakrnt muhallil
(orang yang menikahi wanita yang dithalak tiga turtuk menghalalkan suaminya
yang pertarna) dan muhaltil hhubd<assuami 5rang menyuruh orang lain menjadi
muhaltill."ftIR.Amad, An-Nasa'i, At-Tirmidzi sekaligus menganglap hadits ini
slnhil]ra;dari Ali diriwaptkan oleh Empat imam hadits kecuali An-Nu"u'1tts).

I ra
Ahmad ( l/4'+tt), Atjfirmi&i ( I 120) dan An-Nasa' i (6i I 49)'
rr5
Abu Daud (20?6), AtrTirmi&i (l119) dan Ibnu Maiah (1935)'

352
SYATAH Bu.ucHut rienara #
ffi
Hadits ini adalah hadits shahih.

Hadits ini bersumberdari hadits AMullah bin Mas'ud lnng mempunpi dua
jalur:

Pertama, diriwayatkan oleh Ahmad, An-Nasa'i, At-Tirmidzi, Ibnu Abu


Syaibah, dan Al Baihaqi.

At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini adalah hasan shahihdartdianggap shahih


oleh hnu Al Qaththan. hnu Daqiq Al Id mengatakan bahwa hadits ini bergantung
pada syarat Al Bukhari."

Kdua, dari Abu Al Wasillalu diriwayatkan oleh Ishaq dan perawi-perawi


yang teperca5a selain Abu Wasilyang tidak dikenal.

Adapun syahid dadhadits ini adalah:

1. Hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Ahmad, lshaq, At-


Tirmidzi dalam N Tlal,lbnu Al Jarud, Al Baihaqi dan dianggap
hasanoleh Bukhari.

2. Hadits Ali bin Abu Thalib yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud,
At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Baihaqi dari beberapa jalur dari Al
Haris, yang diriwayatkan Ahmad dari jalur Abu Ishaq; pada sanad Al
Haris Al Awar adalah dha'ifl<Nqta ia dituduh sebagai pendusta.

3. Hadits lbnu Abbas yang diriwayatkan oleh lbnu Majah secara


marfu'dari jalur Zum'ah bin Shalih, dari Salamah bin Wahram,
dari lkrimah, dari Ibnu Abbas; Zam'ah dan Salamah keduanya
adalah dha'if.

Hadits-hadits ini datang secara berurutan dengan satu makna, sebagian


baik dan sebagiannya lergi dha'if,tapi dha'ifyargringan. Walhasil, hadits-hadits
ini adalah qahidyang memiliki jdur shahih menurut bab ini. Keterangan ini
dikutip dari kitab ltw'Al Ghalilkarya Al Albani.
Unhrk membuktikan keabsahan keterangan ini, hnu Hazrn, hnu Taimilnh,
Al Hafizh hnu Hajar, Ash-Shan'ani, dan lainnya telah menggunakanngn
sebagai hujjah.

353
#sYArAH3utucHumAto*#
Al Muhallil Dinamakan atau disebut muhallil karena tujuannp adalah
kehalalan pada suatu tempat atau objek yang awaln5a tidak halal.

Al Muhallal lahuYalrrri bekas suami lpng menwruh orang lain meniadi


m uh allil dqni kenraslahatannln.

Yang dimaksud dengan nikah tahliladalah seorang muhallillomng yang


disuruh menikahi mantan ishi orang lain) menikahi seorang wanita 5ang dithalak
ba'in kubra, dengan syarat, setelah menghalalkan (dinikahi dan digauli) bagi
suami pertama, ia menceraikan wanita tersebut.

Hal-Hd Penting dari Hadits


l. Nikah tahlil&lahmenikahi seorang r,raanita 1nng dithalak t@ dengan
nprat setelah si suami kedua menghahlkannp (menggauli) bagi stnmi
pertama, maka suami kedua mencerai wanita tersebut.

2. At-Tirmidzi berkata, "Menurut ulama, lrang mengamalkan hadits ini


adalah pendapat para ahli fikih tabi'in, mereka berpedoman pada
riwa5rat Al Hakim dan lbnu Majatr dari hadits Uqbah bin Amir bahwa
Rasulullah SAW bersaMa,

$ ,JG ,!t ,S?'., t;,-


t,iu trr;ili, Fr;{,i;i'ti
.i]iJ6 ,Si;!, h' ,", ,.ll:i'
'Maul<ah kalian aku bqitahukan tentarg malsud tais al musta'ar
(kambing palsu)?' Dijawab, 'Tentu, wahai Rasulullah!' [-alu beliau
bersaMa, 'Yattu muhallil,Allah SWT melaknat muhallildan muhallal
lah.i."
3. Hadits ini menunjukkan keharaman nikah tahlil, karena pada dasamya
nahi Qararryan) berarti menunjukkan kebatalan.
Syaikh Taqiyyuddin berkata, "Para ulama sepakat mengharamkan
nil<ah tahlil;'

Pam muftilugatelah sepakat bahua jika dalam akad nikahd

354
ffi;:::::#,:tffi
batal.

Dalam Syarh Al
lqna'dikatakan, "Nikah muhallil adalah muhallil
menikahi seorang wanita dengan syarat bahwa setelah muhallil
menghalalkannSa bagi suami pertama, maka ia mencerainya, atau
muhallil bemiat setelah menghalalkan wanita tersebut bagi bekas
suaminya, lalu ia mencerainya dan tidak menarik niatnya ifu ketika
akad. Nikah semacam ini hukumnya haram dan tidak sah."

4. Karena kebatalan nikah semacam ini, suami pertama tetap tidak


mendapatkan status halal atas mantan istrinya.

5. N Muwaffaq berkata, "Jika sebelum akad nikah disyaratkan bahwa


mulnllilfun4:anm€nghalalkan wanita png dinikahingra untuk mantan
suaminya, kemudian pada saat nikah berlangsung ia niat dengan selain
yang disyaratkannya ifu, maka hukum nikahnya menjadi sah sesuai
dengan png diharapkan."

6. Syaikhul Islam berkata, "Pemikahan yang sengaja direkayasa oleh


mantan suami, baik secara lafazh maupun keliasaqn, yalrlni muhallil
akan menceraikan istin5n atau bemht menthahkrya, Rasulullah SAW
telah melaknat pelakunya dalam beberapa hadits.'Dengan demikian,
akad seperti ini tidak halal bagi mantan suaminla, dan bagi muhallil
tidak boleh melakukannya. Hukum pernikahan seperti ini telah
ditetapkan oleh para sahabat, tabi'in, dan mufti tanpa ada persdisihan
di antara mereka."

7 . Dalam I'tam At Muuryii,4 hnul Qayyim Mata, "Nil€h mut:rlllittlcrlk


dibolehkan dalam agama mana pun dan tidak pernatr dilakukan oleh
parasahabat Nabi SAWserta tidak pemah dihtwakan keabsahannp
oletr satu mufti pun."

8. Syaikh Shadiq Hasan berkata, "Hadits yang melaknat nil<ah muhallil


diriwayatkan dari jalur-ialur sekelompok sahabat Nabi SAW dengan
berbagai sanad, yang shahih dan hasn. laknat di sini maksudnya
dosa, tapi bukan dosa biasa atau kecil."

355
--l svanAr{ BUruGHur MARAM

ht & :t l'- i6 'jd -& hr qr- r;'; sri *, -A1o


,r'1;'frr'rli .(+ rl ,l-t ;.r'1r aq ,) ,*t y
^:r:,
.Lr; l-;,
865. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasutullah ** O"r**4
"Tidaklah seorang laki-laki pezina yang diambuk menikah kecuali dengan
pasangan yang sepertinya." (HR. Ahmad dan Abu Daud)seluruh perawinya
ru
adalah onulg-orang yang tepercaya)r

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits shahih. hnu Hajar berkata, "Perawi-perawi hadits
ini adalah orang-orang yang tepercaln. Dalam Al Muharmr, hnu AMul Hadi
berkata, 'Sanad hadits ini shahih sampai ke Amru, ia terkenal dipercaya oleh
kalangan jumhur. Hadits ini dianggap shahiholehAl Hakim dan disetujui oleh
Adz-Dzahabi'."

Kosakata Hadits
,42-hani Al Majluud Az-aani, orang yang melakukan perbuatan zina.
Al majluud. orcrng yang dikenai hukuman had zina (dicambuk), ini adalah
sifatprgumum.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Secara bahasa nikah berarti al uath'ulmenggauli) dan al 'aqd(akdl.
Dinarnakan nikah sebagai majaz pada hadits ini karern pertuatan yang
dilakukan orang yang terkena hukuman had, bukan nikah secara
hakikat, karern nikah di sini dijadikan sebagai ialan untuk menggauli
wanita (berdna).

2. Pendapatyang unggul mengatakan bahwa maksud dari hadits ini adalah


mencela pertuatan zina, sebab zina tidak akan pernah terjadi pada

r16
Ahmad (2/32$ dan Abu Daud (2052).

356
ffiffi:T-#ffi
Akan tetapi zina teriadi pada hki-laki dan perempuan yang biasa
mehkukanzina.
3. Kandungan hadits ini senada dengan kandungan firman Allah SWT,
" Laki-laki lang bqzina tidak mangawini melainl<an peremPuan yang

furzina, atau pemp.nn Sang musyrik; &n perernpmn Sang benina


tidak dikawini melainkan oleh taki-laki yang berzina atau lawJaki
musyrik, dan yang demifian itu dihanmlcan atas orang-orang yang
muktnin." (Qs. An-Nuur [24]: 3).

Dalam hal ini Ibnu Katsir berkata, "Ayat di atas merupakan


pemberitahuan dari Allah SWT bahwa lak-laki yang berzina tidak
boleh menggauli seorang perempuan melainkan ia juga seorang
5nng berzina, atau musyrik. Maksudnya, perbuatan zina tidak disetujui
kcuali oleh seorang perempuan lnng maksiat atau musyrik yang tidak
peduli akan keharamannlra. Demikian pula dengan perempuan yang
berzina, 'ia tidak dinikahi melainkan oleh laki-laki yang benina atau
musyrik,' maksudnya laki-lak yang berbuat maksiat atau laki-laki
musyrik yang tidak memedulikan ihwal keharannn sesuahr."

An-Nawawi bed<ata, "Dari Habib bin Abu Umar, dari Sa'id bin Jubair,
dari lbnu Abbas: Perbuatan sernacarn ini bukanlah nikah, akan tetapi
persetubuhan, maksudnya laki-laki tidak bersetubuh kecuali dengan
wanita yrang berzina atau muqpik."

lni adalah sanad yang slnhih, diriwayatkan oleh Abu Hatim dengan
sanad dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersaMa,

trl siir;${iii't
"Tidaklah s@ftng laki'laki paina iang dicanbuk menil<ah kemli
dangan pangan Sang sepatinSa."

hnu Al Jauzi berkata, 'Makna agrat di atas adalah mencela para pelaku
zina dan perbuatan zina itu. Sebab perbuatan zina tidak akan pemah
teriadi kecuali dilakukan oletr seorang laki-laki grang berzina atau belbr:at
ffi:',,:-.*:ilffi
seorang perempuan yang berbuat zina atau maksiat atau musyrik."

Malna yankihudi sini berarti yruiami'u, artinya bersetubuh.


4. Kebanyakan ulama menafsirkan hadits ini dengan mengatakan bahwa
laki-laki berzina yang dirajam menginginkan menikah dengan
perempuan sepertinSn. Demikian halnya dengan perempuan.

5. Yang ditunjukkan oleh hadits ini adalah larangan, bukan sekadar


pemberitahuan keinginan untuk menikah. Karenanya, Iaki{aki yang
berzina diharamkan menikahi perempuan yang iffah lteriaga
kehormatannya), dan perempuan yarrrg iffah diharamkan menikah
dengan laki{aki yang berzina. Keharaman ini Allah tunjukkan melalui
firman-Nya yang artinya, "Dan Smng demikian ifu diharamkan atas
orang-orang 5nng mukmin " (Qs. An-Nuur [241 31. Maksud orang-
orang mukmin di sini adalah orang-orang Snng merniliki keimanan yang
setnpuma, sebab seseorang tidak melakukan zina selama ia mukmin.

Slaikh AMurrahman As-Sa'diy berkata, "Laki-laki yang berbuat zina


tidak akan menikah kecuali dengan perempuan lnng prilakun5n sama
dengannya, atau perempuan musyrik. Demikian halnya dengan
perempuan yang berbuat zina, ia tidak akan menikah dengan laki-laki
kecuali seorang yang bertuat zina atau musyrik."

Pemyataan hadits ini menunjukkan keharaman yang jelas menikahi


perempuan lnng berbuat zina hingga ia bertobat, dan sebaliknya
dengan laki-laki.

6. Dalam Nail Al Ma'arib dikatakan, "Perempuan yang berbuat zina


diharamkan atas laki-laki yang berbuat zina dan lainnSn sampai ia
bertobat dan masa iddal>nya selesai."
qrail$ Muhammad bin hrahim ber|<ata, "Seorang laki-hki tidak boleh
menikahi perempum hamildari hasil peduatan zina darinya sampat
ne id&lrnpselesai, 5nifu sampai perernpuan tersebut melahi*an."

Syaikhul lslam berkata, "Menikahi seorang perempuan berzina


hukumnya haram sampai ia bertobat, baik ia menikah dengan laki-

35t
-{ svlratt tutucttul mArAti +
laki 1Bng membuatn5a hamildengan cara tidak halal atau dengan laki-
laki lain. Keharaman hukum ini merupakan pendapat madzhab
sekelompok ulama tradisional dan kontemporer lang bersandarkan
pada Kitabullah, Sunnah, dan i'tibar, seperti Ahmad bin Hanbal."

Jika, seorang perempuan berbuat zina, maka tidak boleh seorang


laki-laki pun menikahin5n dalam kondisi seperti itu, bahkan ia mesti
dipisahkan. Sekiran5n ada seorang laki-laki mau menikahinya, maka
laki-laki itu dianggap sebagai germo karena adanya dua hal yang
bertentangan yang terdapat pada perernpuan tersebut, lakni najis dan
suci, baik dan jahat, serta karena perselisihan menggauli dengan cara
halal atau dengan cara haram.

Gi;; .#'it;t',y; *> -W?rt qr- z;l;G ;r -,rr.r


l+iA if Jiti G\ ,rr? ,t*.'J!i.'oi'# ,1tL i ,y',
ur?-.i .Y ,i6 ,ui'* *:, ^li h' & at ;-, 5,5
F.'"^it r,* ;* .Ai\i'a$ 6 i!t# i 7\i
866. Dari Aislnh RA, ia berkata, *seorang suami menceraika. ,*"*
dengan thalak tiga, lalu laki-laki lain menikahi wanita tersebut kemudian
menthahkqn sebelum h menggaulinp. Setelah ihr nantan snmi 5nng pertarna
hendak menikahi rnantan istri4a seftrya bertan5a kepada Rasulullah SAW
mengenai hal ini. Belhu SAW bersaMa, 'Tihk diboldtlan *tnpi suarni jang
kdw mqasltan mdu abu kdprnntu istinW s&getumna gry dinalean
mantan stmni prtamd ." (tlR. Muttafq 'Ahn hfazh ini milik MuslimrrT.

Kosakata Hadits
Raiulun (seorang laki-laki): Yang dirnaksud adalah Rifa'ah bin gpmul

"? Bukhari (52611 dan Muslim ( 1133).

35t
SYARAH BUTUGHUT T,IARAM +
AlQaraziy.
Ar-Rajul Ats-T!;aani(suami kedua)' yaitu AMurrahman bin Az-Zubair bin
Bat$E AlQaraziy.
Yadkhulu Biha yang dimaksud dukhuldi sini bukan sekadar khalwat
(berduaduaan), akan tetapi bersetubuh.

Ydztuqu.Artinp meras€rkan rnakanan. Yang dimaksud dengan dzdaq


adalah rt sa yang dibedakan melatui indera tubuh perasa melalui alat perasa di
mulut png pusatnya adalah lidah.

Dafam At Muhith dikatakan, "Pada dasamya lafazh adz4zauq digunakan


untuk mengetahui atau mengenal makanan, tapi belakangan berkenrbang meniadi
suatu istilah bagi setiap percobaan; di antaranya jugabermakna perkataan."

'usailatihalafazh'asl(madu) mempun5ai dua bahasa, fa'ru?s(bertentuk


feminim) en dzkir berbentuk rnaskulin).
Dalam An-Mhayahdisebutkan, "Kenikmatan atau kelezatan bersetubuh
disenrpakan dengan rasa madu, makanya meminjam lafazh adz-dzauq
(merasakan). Dalam hal ini Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah sAW
bersaMa, " Al'usilah dalah iimak."
Tbtlaqa Rajulun ... Fa s'ala. dalam shahih Bukhari disebutkan bahwa yang
bertanya kepada Nabi sAW adalah istri Rifa'ah, namanya dalam Fathul ki
disebutkan Tamimah binti Wahab Al Qaraziyah. Tapi dalam hal ini tidak ada
hambatan siapapng datang kepadabeliau kemudian bertanya kepadan5a.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Thahk dengan lahzh tiga kali langsung, baik seluruhnya dengan satu
lafazh maupun terpisah dengan beberapa kalirnat gnng berulang-ulang,
adalah thalak badui yang hukumnya haram. Keterangan lebih lanjut
mengenai hal ini akan dilelaskan dalam pernbahasan tentang thalak.

2. Wanita yang ditalak tiga kali, tidak halal bagi mantan suaminya rujuk
sampai ia menikah dengan lak-laki lain kernudian disetubuhinla lalu
dithalaknya dan usai masa iddabnya. Dalam hal ini Allah swT
berfirrnan, " Kanrudkn jil<a si sumi mantlalal<ng (sesdah tlnhk @ng

36(,'-
-l
svlmr BUIuGHUI r,lAnan #
kedua), mal<a perempuan itu tidak lagi hatal bgi4n hinga dia kawin
dengan suami yang lain;'(Qs. Al Baqarah[2]: 230).

3. Sepantasnln suami png kedua atas istri yang dithalak tiga adalah
suami bukan hasil rekalnsa dari pihak mantan suami. Artinya, jika
suami yang kedua benar-benar menikahi wanita tadi tanpa unsur
rekayasa kemudian ia mencerainya dan usai masa iddal>nya, mal<a
wanita tersebut halal bagi mantan suaminya untuk dinikahi. Allah SWT
*
berfirman, Kenudian jil<a aami yang lain ifu mencenilannSa, mal<a
tidak ada dosa bagi kduanya hekas suami pertama dan istrf untuk
kawin kembali jila berpendapt akan dapt menjalankan
hukum-hukumNlah." (Qs. Al Baqarah[2], 230).
4. Seandainya pemikahan tersebut direkayasa supaya mantan suami
pertama bisa menikahi mantan istrinya kembali, maka akadn5a tidak
sah, bahkan dianggap batal, nikah dan jimaknya diharamkan dan belum
halal bagi mantan suami png pertama. Sekaitan dengan hal ini Nabi
SAW bersaM a, " Allah SWT melalmat muhallil dan muhallil lahu."

5. Agar mantan istri ynng dithalak tiga halal bagi mantan suaminya,
sepantasnya suami yang kedua telah menggaulinya sebagaimana
dijelaskan dalam saMa Nabi SAW yang artinya,," Tidak dibolehkan
ampimantan suami gngkdua merasal<an madu atau kehormatan
(menggauli) istrinya yang dirasakan mantan suami
patana." Maksud dari hadits ini adalah ungkapan sindiran mengenai
bersetubuh.

6. Pan ularna sepakat menptakan bahwa nikah yang menyebabkan halal


bagi mantan suami istri yang ditalak tiga adalah suami yang kedua
telah memasukkan hasyafah (ujung kemaluan) atau sekadamya ke
kernaluan isbinya sekalipun tidak sampai mengeltnr{<an air mani. Harus
demikian karena tidak cukup hanya sekadar akad, atau berduaduaan,
atau menggauli di selain kemaluan.

Dalam hal ini suami kedua juga tidak disyaratkan laki-laki yang baligh
selama ia bisa menggauli isbinyra seperti mantan suaminya. Paling tidak
laki-laki tersebut berusia sepuluh tahun.

36t
ffil:::J:.;""ffi
dan memerhatikan kernaslahatan hamba. KarenangE, seorang mantan
suami thalak tiga bisa memaafkan mantan istrinya. sekiranya dirinya
berkeinginan kembali pada mantan istrinya, jalan menuju ke sana
terbuka, yakni saelah mantan isti menikah dengan laki-laki lain secara

mumi. Artinya bahwa mantan suami pertama dibolehkan menikahi


mantan istrinya merupakan wujud kenikmatan 5nng teragung''

8. Ar-Raziy berkata, "Hikmah penetapan hak rujuk adalah selama


seseorang masih bersama pasangannya, ia tidak tahu sejauhmana
kesengsaraan setelah berpisah. Hal ini baru dapat dirasakan bila ia
benar-benar telah berpisah dengan pasangannya. Maka sekiranfia Allah
swT tidak memperkenankan rujuk pada thalak satu, betapa besar
beban yang dipikulnya dengan taksiran bahwa kecintaan seseorang
tampak setelah berPisah."

Selain itu, ketika percobaan prg utuh tltak meryebabkan hahl dengan
satu kali, Allah swT menetapkan hak ruiuk setelah berpisah dua
kali. setelah itu seseorang yang berpisah dengan pasangannya
merasakan kondisi perpisahan dan tahu akan suasana hatinya. Jika
jalan yang terbaik adalah hidup bersama dengan pasangan, ia rujuk
dan mernperlalnrkan isti dengan rnakruf; tapi jika jalan terbailqn adalah
berpisah, ia mesti menceraikan istin5n dengan cara yang baik. Fase-
fase ini menunjukkan keutuhan rahmat dan kasih syang Allah swT
terhadap hamba-hamba-NYa.
g. S4 rd Qrnhubberkata, "Thalakpertarna merupakan suatupercobaan,
lalu thalak kedrra adalah percobaan gnng kedua kalinSa; jika ketridupan
rumah tangga membaik setelah kdua thalak ihr, maka demikianlah
5nng diharapkan. Tapi iika tidak demikian, thalak
ketiga merupakan
jawaban kehancuran dalam rumah tangga yang tidak mungkin
dilanjutkan. Jalan tertaik bagi keduaryn adalah mencari pasangan
hidup baru masing:masing."

Jika*nmipng kedtn menceraikan mantan isfui suami pertarna, rnaka


tidak ada dosa bagi mantan kedua pasangan itu untuk rujuk, dengan
-{ svmlx 3ur.ucHul riAram #
syarat sebagaimana firman Allah SWT yang artinSa, "Jil<a kduan5a
bupatdapt akan &pt manjalanlan hukum-hukum Allah." (Qs. Al
Baqarah lzlt 2301.

Ayat tadi mengisyaratkan bahwa kedua mantan pasangan itu tidak


dibiarkan menuruti hawa nafsu mereka baik dalam keadaan hidup
bersarna atau berpisah, akan tetapi ada hukum Allah SWT 5rang mesti
mereka laksanakan bersama.

363
{svmrutlulucrtulm lAf,+

i;ArL\t
(BAB i=*ro*G KAFA'AH)

Pendohuluon
Al kak'ahsecam batEsa artinya al musanh(persanraan), seperti lelirnat
dalam hadits,

.r+":(ie o'r.,tjjr
'Darah kaum muslim adalah sama-'

Lata?/rt kufuhn kufu'u'u artinSn sama dan ideal. Kafa'ah png berarti
sarna iuga seperti kafa'ah dalam nikah.

Dalam l<aryf Al @na'disebutkan, "Menurut sgrara" kak'ah berkaitan


dengan lirna hal di bawah ini:
1. Agarna; fvfafsuanya, s@rang ldaki yang s€ring berbut dca dan fasik
tidak setara dengan seorang uranita yarg iffah(memelihara diri dari
segala perbuatan maksiat).

2. Kernerdekaan; maksudnya, s@rang lelaki ttarnba sahaSa tidak setara


dengan s€orang wanita png merdeka.
3. Pekeriaan; maksudnya, s@rang lelaki yang memiliki pekeriaan png
rendah, seperti tukang b€kam dan penenun, tidak setara dengan
seorang wanita Pensusatta.
svarex Burucrur iiARAm
-{
4. Kernudalnn dalam harta ftekalnan); sesui dengan nafkah dan mahar.
Karena itu, seorang lelaki png susah atau miskin tidak setara dengan
seotang wanita Snng kap.
5. Nasab; maksLdnya, seorang lelaki 5rang bukan bangsa Arab tidak setara
dengan seorang wanita yang bangsa Amb. Orang Arab dari kaum
Quraisydan kaum lainqn setara dengan sesama mereka. Selain itu,
sesama seluruh manusia setara dengan 5ang lainnyu."

Dalam halini qpikhul lshm mengatakan berdasarkan kqpkinan Ahlusunah


waljamaah bahwa jenis Arab lebih utama daripada jenis selain Arab; kaum
Quraisy adalah kaum 5ang paling utama bagi orang Arab; Bani Hasyim adalah
Bani yang paling utama bagi kaum Quraisy; dan Rasulullah SAW adalah orang
yang paling utama dalam Bani Hasyim.

Keutamaan oremgArab, kaum Quraisy, dan Bani Hasyim bukan semata-


mata lantaran keberadaan Nabi SAW berasal dari kalangan mereka, akan tetapi
dalam diri mereka sendiri terdapat unsur keutama.rn.

Al Karmaniy berkata, "Pernyataan tadi merupakan madzhab para


imam, muhaddits, dan Ahli Sunnah. Barangsiapa menplahi madzhab ini, ia
termasuk orang ldng mengada-ada, keluar dari jamaah serta menyimpang dari
manhaj Sunnah dan ialan yang hak. Adapun yang berpendapat demikian
adalah Ahmad,lshaq, Al Humaidiy, Sa'id bin Mansur, dan lainnya. Mengenai
kedudukan, keutamaan, dan nasab bangsa Arab dikemukan oleh hadits 5nng,
"Mencintai bnga Anb termasuk iman, sdangl<an membencinya termasuk
l<mumfil<an."

Meskipun hadits ini dha'it tapi terdapat dalam Al Hha'il (kartamaan-


keutarnaan).

Adapun sebab keutamaan bangsa Arab -hanya Allah yang lebih


mengetahuinp- dalah lantaran keutamaan akal, lisan, perangai, dan amal
mereka. Selain itu, kantanraan juga bisa ditandai dengan ilmu yang bermanfaat
ataupun dengan amal shalih. Dalam hal ini bangsa Arab lebih paham, lebih
hafal, lebih mampu menjelaskan dan mengungkapkan daripada yang
lainnya. Usan mereka lebih sempuma untuk menjelaskan dan mernbdakan
sutucHutiiArAi+

Mengenai amal, bangsa Arab diciptakan Allah swT berperangai mulia,

gakni instink yang diciptakan di dalam jiwa. Instink mereka lebih cenderung
pada kebajikan. Mereka lebih dekat pada kedermawanan, keberanian,
amanah, dan bentuk-bentuk moral yang terpuii lainnSB'

Sebelum Istam datang, mereka menentang kebaikan dan enggan


melakukannya. Pada saat itu mereka belum memiliki pengetahuan yang
diturunkan dari langit, belum memiliki syariat yang diwariskan kepada
seorang nabi, dan mereka tidak mau tahu dengan pengetahuan logika mumi'

Namun ketika Allah SWT mengutus Muhammad sAW dengan


petunjuk-Nya, hilanglah kotoran dari hati mereka, lalu hati mereka disinari
dengan hidayah Kitabullah yang diturunkan kepada hamba sekaligus utusan-
Nya. Mereka mangambil petunjuk yang mulia ini dengan fitrah yang baru,
sehingga berkumpullah bagi mereka kesempurnaan lantaran kekuatan
moral yang ada pada mereka dan kesempumaan Srang Allah turunkan.

Maka jadilah orang-orang muhaiirin dan Anshar termasuk hamba Allah


yang paling utama setelah para nabi-Nya. Dan orang-orang setelah mereka,
yang mengikuti jejaknya ataupun yang nyaris mirip dengan mereka dengan
penuh keihsanan hingga hari Kiamat.

Allah swT mengkhususkan bangsa Arab dengan hukum-hukum l/ang


membedakan mereka; mengkhususkan Quraisy dengan kenabian;
mengkhususkan Bani Hasyim dengan mengharamkan sedekah dan menerima
bagian fai'. Dia menganugerahkan tingkatan kantamaan kepada tiaptiap
kaum menunrt perhitungan -NVa. Wallahua'lam.

Allah swT berfirman, "Dan sesunguh4a Al Qur'an itu baar-benar


suatu kqtulian bear @imu dan bgi t<awtmu." (Qs. Az-Zukhruuf [43]' 44);
,,sunguh telah datang kepdamu seoftrng Rasul dari kaummu sendiri."
(Qs. At-Taubah l9l: 128).

sehubtrngan dengan firman Allah swT ini, Rasulullah sAWbersaMa,

366
-{svaunlutucrunArAm+
y tt*I T;rt u ,i;*tj,rit rt\ q.,f i' '16;\
'6;t)
i i €.r ;,i ,;ri ,i ,i-:; , .,*0 ,a-:j';i
';j,:&l #'q'.tit'"Ji'f ,)V i'rV du .gu
t+i ,*t ,)i Xt &'Ssi ,l]2t;.1 G2+'."'.istJxi
'o,ti ,i;, ori6 ,'sr;
*t, yf ,:ry ;?i ;\ ",f;f

"Alkh SWT memilih bangsa Anb dari anak cucu Adam, kemudian Dia
memilih suku Mudhardari bangsa Amb, kernudian memilih suku Qunisy
dari suku Mudhat; kernudbn mqtilih Bani Hasyin dari Qtmiqt, kemudian
memilih aku dari hni dai sekian
Hasyim. Karenanya, aku adalah pilihan
banjak pilihan. Ehnngsiap mqcinltai banga Anb, mal<a dengan nsa
cintaku, aku mqcinbi merel<a; brug siap manbtci bnga Anb, maka
dengan nsa benciku, aku membenci mereka." Beliau juga bersaMa,
" Cintailah banga Anb karqta tiga hal: l<arena aku adalah onng Anb; Al

@r 'an bqfuhas Ad; hn bhaa paghuni a,uga aiklah bhas Anb)'


Hadits ini adalah hadits hasan, tapi bukan hasan sanadnya menurut jalur
para muhaddits, sebab dalam hadits ini terdapat unsur dha'if.

Salman berkata, "Wahai orang-orang Arab! Kami mengutamakan kalian


lantaran Rasulullah SAW mengutamakan kalian. Karenanya kami tidak akan
menikahiwanita-uaanita kaliandan tidakakan margimami kaliandalam shalat."

Ketika Umar menyerahkan kitab Al Atha', ia menulis urutan manusia


menurut nasab masing-masing, dimulai dari nasab lnng paling dekat kepada
Rasulullah SAW hingga nasab otang-orang selain bangsa Amb.

Demikianlah kitab di masa Khulafaur Rasyidin sampai terjadinya suatu


perubahan. Dikutip dari ucapannya Syaikhul Islam lbnu Taimiyah -semoga
Allah merahrnatirya-.

Dalam sebtnh hadits shahihdsebutkan bahwa Rasulullah SAW bersaMa,

3e7
svlrllx rurucHurmAro* #
-l

'%aik-baik kalian di mas iahiliah ebh s&aik&ik kanan di mm


Istam jil<a kalan fakih (mqgerti)."

Perbdaan di antara makhluk-makhluk Allah SWT pastilah ada- Ini sudah


menjadi sunnafullahdalam ciptaan-Nya, mulai dari benda keras, tetumbuhan,
hewan, dan bahkan manusia. Perbedaan ini tentr:np menurnrt keutamaan lpng
Allah anugerahkan kepada masing-masing ciptaan-Np.

Namun dari sisi kewajiban Allah SWTyangmesti d$alankan kaum muslim,


tidak ada perbedaan, sernuanya sama. Dalam hal ini tidak ada ketrtamaan antara
seseorang dengan yang lainnYa.

Demikian halnya di hadapan hak, mereka berkedudukan sama. Tidak ada


yang diutamakan hak seorang muslim di atas hak yang lainnya. Di hadapan
Allah, keutamaan mereka menurut tingkat ketakwaan masing-masing
sebagaimana ftrrnan-Nya 5ang artinya, " Saungqhnia orutg gng pling mulia
di anbn l<amu di sisi Ntah iatah onng tnng plirg alsa di anbra l<amu."
(G.
Al Hujuraat t49l: 13). Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa di antara nash-
nash tidak ada pertedaan atau pertentangan, masing-masing menjelaskan
menurut sudut pandang yang beragam . Wallahw'latn.

h, ,* !, ,S?;i6 ,i6 -Li!r?s u1r- * y.t d,i -,\rv


:G?t'# ,.!;t: ,f.:GH'# q.iJt) ,:*i y
fe'l 1r.016.:- 'i ,*y"tl;',P.
!.,::s\C3 ,€ar
* b ,r .,tiit 'rb 'r'$ '$ ;:;a6
o, 16 u t'-'G
t . j '
"r'
,'

'v,._oD

857. hnu Unrar RA bcrkata: Bahua Rasuhtlhh SAWbmabda,"Orang

36t
{ svlux lutucrutmAtAti +
Anb dangan orz,ng Anb lainnya sling setara, dan hamb sahag dengan
tnnba alqa kinnlm aling setan, kxtmli penenun atau tul<ang belcam."
(HR. Al Hakim) pada sanadnya terdapat seorang perawi yang belum
disebutkan; Abu Hatim memungkiri hadits lnirrs; hadits ini memililt syahid
menurut Al Bazar dariMu'az bin Jabal dengan sanad yang terpufusrre.

Peringkat Hadits
Hadits ini sangat lemah atau dha'if. Hadits ini diriwaptkan dari hadits lbnu
Umar, Aislph, dan Mu'adz.

Slnikh Al Albani berkata, "Jalur-jalur hadits ini kebanSnkan sangat lemah


sehingga tidak mungkin kita meneriman5a. Apalagi sebagian p€nghafal hadits,
di antaran3n lbnu AMilBan, telah menghukumi hadits ini lemah."

Kosakata Hadits
At 'AlrrbDalam At Wasitdikatakan, "Bangsa Arab ternrasuk umat manusia
yang merniliki latar belakang mulia dan bertanalnirkan Jazirah Arabh. B€ntuk
jamak lafazh 'anb adalah a'mab, bnbiyyun adalah menasabkan seseorang
kepada bangsa Arab."

AHd: Adalah bentuk jamak dari lafazh kufunSang artirya ideal. Dalam
Al Muhith disebutkan, "Yang dimaksud dengan kafa'ah adalah keserasi,an
kondisi antara calon stnmi dan isbi."

Adapun yang dimal$ud dengan kafa'ah dalam nilratr adalah p€rsanraan


atau keserasian antara srnmi istri dalam beberapa hal seperti nasab atau
kdunrnan.
Al Mauaali B€ntuk jamak drrri nnuh rnaksudn!,a ses€orarg yaqg furun
dari aslinF }ang Ue**anssaan 2lhm (nqr Arab).

llaa'ikan Sorang pcnerun atau penganlam pakatrn; bentukfiunakrya


adahh tnalolr.
Au llaljinant Seorang lxang ahli dalam menrbekam.

Al Baihaqi (71134) dan lihat Al 'lhllibni AkHatin (11112,123).


' 'E
IteAlBazar (26771.

36t
ffi:ffi:**AtAm+
1. Hadits ini menuniukkan pentingnp /raabinasab dalam niloh'
Hadits

ini menyebutkan bahwa bangsa Arab setara dengan sesatna bangsa


Arab tanpa mernbedakan antara Quraisy dengan yang lainnp'

Dalam qprh At tqrn'disebutkan, "orang non Arab tidak setara dengan


orangArab,sebaborangArabmenganggapl<afa.a/zdalamnasab
hamba
atau ketr-[unan dan menganggap rendah tefiadap nileh dengan
oleh hadits
sahaya dengan dalih cacat atau aib. Kenyataan ini dikuatkan
pngberbunYi,

,eG I i.i n 1ab$ ,a-:]':Y , h'..,*f


.;a lioti*tt
&anguhn5a swT tehh mqilih t<immh dari kehtumn IsItDil,
Altah
lalu memilih knanah sebgai Qumisy, hlu memilih kni Hasyim
dari

Qumisy, &n kqntdan manilihlru dari kni


Hasyinl'"

2. UhrnaAd-Dara'Vlnh b€*ata, "PernilGhan lGlangan FatimiFh densart


selain Fatimiph dibolehkan secat?r ijma'. Hal ini terlihat dari Ali
bin
lalu
Abu Thalib menikahkan putinlra dengan Umar bin Al Khaththab,
keduanln menjadi suri teladan'"
sahaya
3. Hadits ini menuniukkan bahwa hamba sahaya dengan hamba
hinnla adalah setara, m&eka tidak setara dengan orang-orang Arab.
nash
Meng€nai ltal ini telah diHaskan dalam mukadimah dengan bukti
dan PendaPat Para ulama.

4. tladits ini met.uniul(]kan tElhva lcafadl dianggap dalam ttal pek€rraan'


Karenanla,seorangpen€nunpakaian,tukangbekam,tulongsampah
tidak setara dengan oransrorang Spng berprofesi lebih tinggi dan
merniliki kedrdukan Yang terpandang'

5. Keabsalran hadits ini menjadi persal*ran di kalangil ularna. s€bagai


misal, Abu Hatim mernungkiri hadits ini. Menurut Ad-Dartquthni,
hadits ini tilak s/rafi.rilr, sedanskan menurut hnu Abdil Barr, hadits
ini

370
a#;,ffiffi
itu, hadits ini bertentangan dengan hadits yang lebih slahihcrlt'rnya
berikut ini.

6. Kafa'ah be*aitan dengan hak seorang laki-lald, bukan hak bagi wanita.
Dengan demikian, bila sifat-sifat kafa'ah tidak terdapat dalam diri
seorang uranita, maka uanita itu tidak dianggap setara. Sifat-sifat
lcafabh itu adalah agarn, kdudukan, kemerdekaan, kemudahan
(kelq,raan). Kah'ah tidak b€rkaitan dengan ibu seorang wanita, s€bab
seorang anak dimuliakan lantaran kehormatan agnhnya, bukan
kehormatan ibuqn.

7. lhfa'ah merupakan sesuatu yang lazim dalam akad nikah, bukan


mengabsahkannya. Dengan dernikian, l<afa'ahberhubungan dengan
lima hal, pitu:
a. Agama; lakni menialankan kamjiban dan meninggalkan larangan.
Karena itu, seorang pria fasik tidak dianggap setara dengan
seorilng wanita iffah (menjaga diri dari hal halpng dilarang oleh
agarna).

b. Nasab; seorang pria 1nng bukan bangsa Arab tilak s€tara dengan
seorang wanita png bangsa Arab

c. Kernerdekaan; seorang pria hamba sahaya tidak setara dengan


seorang watrita merdeka.

d. Peke{aan; seoftlng pria tukang bekam, penenun, dan tukang


sampah tidak setara dengan uranitanranita yang merniliki profesi
Saang terpandarg.

e. Kemudahan (kekayaan); seorang pria fakir tidak setara dengan


seorcmg wanita kap atau hartawan.

Kafa'ah dalam lima hal ini merupakan syarat terlaksananya


pemikahan. Seandainya para wali seorang wanita tidak suka dengan
calon suaminya yang tidak setara, nikah menjadi fasakh lantaran
cacatbagi mereka. Ahmad, An-Nasa'i, dan hnu Majatr meriuayatkan
dengan sanad perawi hadits shahih, dari hadits Abdullah bin

37t
'':'#ffi
Rasulullah SAW semYa berkata,

;<!i,tr; ilu,:^* €.t').t^;i;.r qT,r)L\


vay

'Ayatrku telah menikahkanku dengan putra dari saudaranga supa3a ia


terangkat kedudukann5n.' Perawi berkata, 'maka beliau menyerahkan
keputusaannya kepada wanita tersebut''"

Dari Umar bin Al Khaththab RA, ia berkata, "sungguh! Aku akan


melarang pemikahan antara sesama keturunan kecuali dari yang
memiliki kesetaraan." (HR. Ad-Ad-Daruquthni).

Kafa'ah bukan merupakan syarat keabsahan pemikahan berdasarkan


perintah Nabi SAW kepada Fatimah binti Qais Al Quras!,iyyah agar
menikahi seorang budak seperti usamah bin Zaid. Abu Hudzaifah,
dari Bani AMu Manaf, telah menikahkan putri saudaranya dengan
(HR.
seorang budak milik seorang wanita Anshar yang b€lT)ama salim.
Bukhari).

Sekaitan dengan ini, Rasulullah SAW bersaMa,

4'&';);r tt,i'r*1:t'&r 6-) t'*'; ;,1 {(t $Y.

1:ut'ir\i €
"Jika telah datang kepda hlian s@ralg l"ki-luki yu'S agama dan
p*angain5a l<alAn sul<ai, mal<a nil<ahilah ia- Jika tidak, maka akan
tqjrili fibahdi mul<a bumidan kquslcan jang bear."
Alhasit, l<afa'ah menBdi s}nrat berlakun}n pemikahan mempakan
pendapat yang dikernukan oleh iumhr.u ulama, pihr: madzhab lmam
Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad. Menurut Al Mwaffaq,
pendapat ini ternrasuk pendapatqn keban!,akan Ahli llmu'

372
I svmln Bu[ucHulmAnAri

f i' ,kd' Lf -Whr u7r- i *",ut ;,,j -t tx


{-Jig, .12-Lt ,#fr,ri) Jtl';*,:,
868. Dari Fatirnah binti Qais RA: Bahua Nabi SAW bersaMa kepadanya,
"Nibhihh Uetnah." (HR. Muslim)trc

*:, *b'* ItLi -*-it,g,-i;.; oj fi-^Il


.Jti,L Jr.,.{.ii1 rrls3r,
.
,.rL 6 fr^g-i ,ilr7..*- [> ju
,.,,
,

*€a,i,;:rt;'r,iir,
"
869. Dan dari Abu Hurairah RA: Bahwa Nabi SAW bersabda, "Wahai
kni BaSadah! Nikahilah Abu Hind dan nil<ahkanlah dengannyil'Abu Hind
kala itu berprofesi tukang bekam. (HR. Abu Daud dan Al Hakim dengan
sanad yrang baik)12

Peringkat Hadits
Hadits ini adalah hadits hasan. Al Mushannif
-mhimahullahu- berkata,
"Hadits ini dirn^r4/atkan oleh Abu Daud dan Al Haldm dengan sanad baik."
5ang
Hadits ini juga dianggap riasan oleh pengarang dalan. At-klkhbh Al Habh
dianggap shahih olehAl Hakim; dan dianggap mauquf oleh A&-Dzahabi.

Kosakata Hadits
Bani Batndah Bani Bayadah bin Amir termasuk salah safu suku Khazraj
yang merupakan salah satu dari dua kabilah Bani Anshar. Mereka berasaldari
Azad dari Qahthan.

Aba Hind Abu Hind Farwah bin Amru Al Bayadi, bemama AMullah. la
pemah meremehkan Nabi SAW.

r2oMuslim (14ti0).
rrr Abu Daud (2101) dan Al Hakim (21164).

373
ffi^il1',:'HurmArA,#
l. Hadits pertama di atas adatah hadits shahih, sedangkan hadits
yang keduan5n adalah bersanad baik. Kdua hadits ini bertentangan
dengan hadits sebelumnya dari sisi kekufu'an dalam nasab dan
profesi.
Dalam hat ini usamah bin Zaid pada asalnSn ia adalah orang Arab,
tapi perbudakan telah menimpa alBhnya sehingga iatertimpa akibat
pertudakan itu lantaran terkait dengan ikatan nasab. Pada waktu itu
Nabi sAW memerintahkan Fatimah binti Qais Al Qarasyiyah, salah
safu wanita Muhajirin yang memiliki keutamaan, kecantikan, usia
yang masih muda, agamis, dan cerdas agar menikahi usamah bin
Zaid yang jelas-jelas tidak setara dalam hal nasab.

2. Hadits nomor 869 menunjukkan ketidakkufu'an bukan pada nasab


dan profesi. Halini terlihat bahwa Nabi SAW mernerintahkan salah
satu kabilan Anshar, yakni kabilah Qataniah Al Azdi!,ah Al Arabiyah,
supaya menikahi Abu Hind Srang termasuk salah satu tuan Bani
Bayadah.

3. Kedua hadits di atas menunjukkan ketidakkufu'an dalam nasab atau


profesi, sementara nash-nash lain menunjukkan kekufu'an terletak
pada agama dan moral. Dalam hal ini Allah swT berfirman,
,,sesungguhn7d orz,ngwng pling mulb di antan l<amu di sisi Allah

ialah onng t/ang Pting takua di antan kamu." (Qs' Al Hujuraat [49]:
l3l; " Tetapi kamu adalah nnnusA hlas) di anbm onngF-ontg tmng
diciptal<an-Nya." (Qs. Al Maa'idahl5]: l3).

Sekaitan dengan hal ini Rasulullah SAWbersaMa,

';){
tt t -.
,€._f ,Pe.
1. t . ..
ll''2

.7ti r. itl', '?:'\


' Ti*keutatnan bagi onng Anb atu omng hi<an Anb, dan (tda
kantanan) bgi onng bul<an Anb atas onng Anb- I<albn selnui'
bq-asal dari Adarn, s&ngltan Adan b6al dari bnah -"

371
-{ svaran tu[ucrut ttAnam #
Selain dari hadits ini yang berbicara tentang masalah persamaan
sangatlah ban!/ak.

4. Hadits ini tidak mernfikan keterangan dalam pendahuluan mengenai


keutamaan orang Arab, karakteristik mereka, dan penghormatan
Allah SWT terhadap mereka. Keutamaan bagi orang Arab ini tidak
serta-merta menjadikan mereka berkedudukan tinggi daripada
golongan lain sehingga memiliki hak 1nng lebih banyak dan bisa
melepaskan kewajiban s5nra' dan adat. Mereka tidaklah beda dengan
yang lain, sama di hadapan Allah, sebagaimana disinyalir dalam
Al Qur'an 5nng artinya , " Sesunguhnya orang yang pling mulia di
antara l<amu di sisi Allah ialah onng 3nng pling takvua di antara
kamu." (Qs.AlHujuraat [49]: f3).

5. Syaikhul Islam berkata, "Ses@rang tidak sah menikahkan hamba


sahayanya dengan seorang laki{aki dari kalangan Rafidhah atau laki-
laki 5ang meninggalkan shalat. Ketika pada waktu dinikahkan laki-lak
tersebut disangka golongan sunni lang metakukan shalat, tapi ternSrata
berbeda, mereka boleh memfasakh nikahnya. Menurut ijma' para
imam, Seorang paman atau wali hinnya tidak dib€narkan menilohkan
budak ng tidak rela-dengan hki-laki png tidak setara.
Jika hal itu dilakukan, lrang melakukannya berhak mendapatkan
sanl$i menurut q/am'yangdapat menrbuat pehkurqn jera."

375
-{syarmrurucnurmAmm#

-lrJ1;\i
(BAB TENTANG KHIYAR)

Pendohuluon
Khryar merupakan bentuk isim masdar dan ia sunyi dari sebagian huruf
fi'ilnya (kata ke4a) dan sama dengan fi'ildalam hal menunjukan kejadian.

Khiyar adalah tuntutan untuk memilih dua masalah yaitu tetap dalam
pernikahan atau membatalkannya. Akad nikah termasuk akad Srang tidak dapat
dielakkan di dalamn5n tidak terdapat khiyar (pilihan)dan rujuk (penarikan diri)-
Hal itu berdasarkan riwagnt para penpsun kitab As-Sunan yaitu hadits Abu
Hurairah bahwa Nabi SAW bersaMa,

.lrl'St,,lo>Lstr,f r(lr : L ,>4?s


z t1... !
ru $LL\j
"Trga hal gang kesunqgguh muupkan kesqiusan dan
gun@rurtm manjadi kesaiuan: nil<ah, thalak (cmi), &n ruiuk."
Jika akad nikah telah terlaksana dengan riab dan qabul setelah terpenuhi
rukun dan s5nrabrya maka menjdi hal Snng pasti dan bagi salah seorang dari
mereka berdu Srang melakukan akad itu tidak ada ketetapan khiyar majlis,
syarat, dan png lainryn, akan tetapi bagi setiap masingmasing suami istri
merniliki kh[nr aib sebagaimana 1png akan diielaskan hsyaallah-

Akan tetapi ada beberapa permasalattan tersendiri grang menuntut untuk

376
-{ svman tutuGHULtiAnAm +
memilih dari salah satu pihak suami dan istri sebagaimana akan datang
penjelasannSn secara terperinci insya Allah.

Sebab - wallahu a'lanr kernestian teriadiryn pemikahan mulai dari saat


akad dan tid,ak adanya khrlBr itu merujuk kepada dua hal:

1. Akad itu tidak terhksana kecuali setelah musyrawarah, pertimbangan,


dan pertanpan dari masing-mming mereka berdua tentang lang lain,
maka tidak memerlukan khiyar seperti diperlukan dalam transaksi
yang berutang-ulang. Banpk halyang terjadi secara tiba-tiba tanpa
didahului pernikiran dan perenungan hlu teriadilah di dahmn5a sebuah
penipuan dan lang menyerupai hal itu maka ditetapkanlah khiyar.

2. Pengunduran diri setelah terlaksananya pemikahan dan pembatalan


setelah akad itu menimbulkan re,putasi Snng buruk bagi kedm pihak di
hadapan orang-orang, dan menimbulkan ketidaksenangan dan
permusuhan . Wallahualam.

j?-ri';*):Uu -W?nr u1r-


^$G'*j -xv.
,!* ?.t €y j;Z -s-,-'t V1:
.( ,.'? ;tk V\LL -w ?nt
oar- W #,
.(| "s>,W'yt::r 4
.*i lTavt
r,,-s Jt|6;$t * -uji;fu qr-,-r* it * ?,
.t:ri.
870. Diriwayratkan dari Ais!/ah RA ia berkata, 'Barirah diberikan pilihan
(antara meneruskan pemikanan atau tidak) terhadap suaminya ketika ia
telah bebas." (HR. Muttafag 'Alaillldalam haditsyang paniang.

377
ffil::,:*,"ffffi
seorang budak." dan datam riwayat lain dari Aisyah: "la adalah seorang
yang merdeka." Hadits yang pertama itu lebih kuat.rzz

Diriwayatkan hadits shahih dari tbnu Abbas RA menurut Bukhari


bahwa, "sesungguhnya ia adalah seorang budak."r23

Kosakata Hadits
Khuyyirat: mabni majhut (kata kerja pasif), ditetapkan baginya untuk
memilih antara tetap bersama suaminya atau membatalkan pemikahannya
ketika ia telah bebas dari perbudakan sedang suaminya masih seorang budak'
Ehrirah, Adalah seorang budak perempuan bagi sebagian rumah kaum
Anshar lalu Aisyah RA membelinya dari mereka dan membebaskannya
untukn5a maka ia menjadi budak bagi Aisyah.

Kaana Abdart Namanya Mughits, adalah seorang budak yang dimiliki


bersama oleh sekelompok suku Quraisy.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hamba sahaya,/budak adalah orang yang kurang secara spirit/
kekuatannya, perbuatan,/tindakannya dikuasai. Ia dan apa yang
dimilikinya adalah milik tuannya. Apabila ia telah bebas maka ia
mendapatkan kembali kesempumaannya dan ia seorang yang bebas
jerih payahnp
5nng memiliki pekerjaannya, mendapatkan hasildari
3nng tidak dikuasai oleh orang lain.
Jika seorang budak perempuan telah bebas sedang ia istri seorang
budak hki-laki, maka ia menjadi lebih utama dan lebih sempuma dari
suaminya dan hilanglah kesetaraan pemikahan di antara kedunya di
mana ia menidi seorang p€rempLlan 5nng bebas (merdeka)sedang
srnminya adalah sorarg budak, rnaka pada saat ini baginya ada pilihan
untuk tetap di samping suamiqa sekalipnrn ia seorarg budak, karena

r22
Bukhari (5098) dan Muslim (150{).
(40619 Fathul Bari).
'2, Bukhari

37t
{ svlmr 3ulucxurmAnAm

meneruskan itu lebih ktnt daripada memulai atau ia menrilih untuk


membatalkan pernikahan dari stnminya.

2. lni adalah kisah Barirah seorang budak Aisyah yang berada di sisi
suaminya, Mughits, lalu Aisgnh RA membebaskannya kemudian
Nabi SAW memberitahukan suatu hukum dan memberikan pilihan
kepadanya untuk tetap bersama suaminya atau membatalkan
pernikahannya lalu Barirah memitih untuk membatatkan
kebersamaannSa dengan suaminya.

3. Dalam madzhab Imam Ahmad terdapat dua riwayat tentang kafa'ah


(kesetaraan):

Salah satunya adalah kafa'ah merupakan syarat bagi terlaksananya


pemikahan bukan terhadap sahnya pernikahan disertai tidak adanya
kafa'ahl<arqra kafa'ahdalah hak bagi para wali. Riwayat inilah yang
populer dari madzhab Imam Ahmad menurut ulama kontemporer.

Riwayat yang lain: kafa'ahdahhqprat bagi sahqB pernikahan, tidak


sah pemikahan tanpa adanya kafa'ah. Riwayat ini adalah madzhab
Imam Ahmad menurut para ulama tradisional dari kalangan para
satnbat Imam Ahmad. Hadits itu merupakan dalil bagi riwalat pertama
yang populer dari madzhab Ahmad, karena seafldainya pemikahan
itu tidak sah tanpa adanSB kafa'ahnhkaNabi SAW tidak memberikan
pilihan kepada Barirah untuk berpisah atau tetap bersama suaminya
dan pada saat itu pastilah Nabi memisahkan Barirah.

4. Ibnul Qayyim berkata, "Metode pemberian pilihan kepada Barirah


adalah bahwa seotang syyld (tuan/majikan) itu telah mengikatnya
dengan hukum kepernili{ran, di rnana ia adahh pemilik pelbudakanrqn
dan mengambil manfaat darinya. Kebebasan itu menghendaki
kepemilikan perbudakan dan kemanfaatan bagi orang yang
dibebaskan, inilah tujmn dan hikmah dari kebebasan itu. Jika ia
merniliki perbudakanrya rnaka b€rarti ia telah merniliki aled nikah
dan rnanfaatrp, secarcr singkat manfaat dari al<ad nikahrrya ifu tidak
dapat dimiliki kecrnli dengan memilih salah satu dari drra hal: tetap
dahm pemikahan atau mernbatalkann3/a."
ffi;:,ilffiffiffi
6.
dirimu maka pilihlah".

Boleh membeli salah seorang dari suami istri yang berstatus budak
tanpagrang lainnga.

7. Membeli seorang budak perempuan Snng telah bersuami bukan


sebagai thalak baginya.

8. Membebaskannya bukan merupakan bentuk thalak hn fasakh.

9. Kafa'ah (kesetaraan) diperhitungkan dalam hal kebebasan,/


kemerdekaan dan itu merupakan suatu syarat keberlangsungan
pernikahan bukan dalam sahnSla pemikahan.

10. Keutamaan perempuan merdeka atas budak lelaki dan keutamaan


lelaki merdeka atas seorang budak.

11. Yang menentukan bagi seorang qadhi/hakim dan mufti adalah


penjelasan hukum yang tidak diketahui oleh huan/musuh atau orang
yang meminta fatwa, jika hukum syara' menetapkan untuk
memberitahukannya maka ia dapat mengambil manfaat dari
pengetahtnnrya.

12. Fernb€rian pilihan dahm beberapa hal iika itu lraqn trntuk k€batngiaan
hal png dipilih yang kernbali kepadanya maka ia memilih apa yang
dikehendaki, berMa dengan jika memilih itu untuk kemaslahatan
onrng lain maka ia uajib untuk mernilih png paltng nraslahat.

,iv -';nhr uyr- yj ,r.c*-n' )ti i.)At 14 -^v\


hr j; ir J'rri* g.6;i ,*tL'-t:.i t:t J';'r[ 'Lii
,'€, '-3t !f i_;;lir'"zl h:., .(f #t W>,*, ^:)L
Jo)4, ^ui, ,!;i$tr'uy;rf;:,i ,r+'r.t tL;2j

380
{ sYlnm sulucrul riArarur #
871. Dari Adh-Dhahhak bin Fairuz Ad-Dailamy dari bapakqn RA ia
berkata, 'Aku berkata kepada Rasulullah SAW: wahai Rasulullah! Aku telah
masuk lslam dan aku mempunpi istri dua orang perempuan bersaudara, lalu
Rasulullah SAW bersaMa , 'Cemikanlah n arn di antan kduanja Sang lamu
kehq&ki." (HR.Ahmad dan imam hadits yang empat kecuali An-Nasa'i)
dan hadits itu dinilai shahiholeh lbnu Hibban, Ad-Dan-rquthni, dan Al Baihaqi.
lmam Bukhari menganggap cacat hadits tersebut. r2a

Peringkat Hadits
Hadits itu hasn. Dikatakan dalam At-Talkhish, "Hadits ini diriwayatkan
oleh Asy-Syafi'i, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmi&i, Ibnu Majah, dan hnu Hibban,
shahihyattuhdits Fairuz Ad-Daihmi." Al-trqaili dan hnulQayyim
ia menilainyra
menganggap cacat hadits itu tetapi Al Baihaqi dan Ad-Daruquthni menilainya
shahih.

At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini adalah hadits haan gharib, ia mempunyai


banyak jalur yang mer:rdukungnya dan ayat Al Qur'an adalah sebaik-baiknya
pendukung dalam rnasalah itu."

Allah berfirman ketika menyebutkan wanita-wanita yang haram dinikahi,


" Dan dilnnml<an @imu maghimpunl<an (dalan Wrf<awinan) dw paa nptan
Smng bersaudan." (Qs. An-Nisaa' [4]: 23).

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Fairuz Ad-Dailami AlYamani masuk Islam dan h mernpr.rnyai dua or-
ang istui, kedtrar$B bersaudara hlu Nabi SAW mernerintalrkannp trntuk
memilih salah safu dari keduanya untuk tetap sebagai istrin5ra dan
menceraikan lnng lainngn, karena tidak boleh mengumpulan antara
dua istri yang bersaudara.

Ibnu Rusyd berkata, "Kaum muslim sepakat bahwa antara dua istri
5nng bersaudara tidak boleh dikumpulkan dengan satu akad nikah,

2a
Ahmad (23214) , Abu Daud (2243) , AtjTirmidzi ( I 129) , lbnu Majah
f
( 195 I ), Ibnu
Hibban ( I 376), Ad.Daruquthni (27 3 13t. dan Al Baihaqi ( I 81/7).

3tl
ffi::"""*
merdeka atau budak, atau salah satunya seorang budak, baik sebdum
atau sesudah disetubuhi. Allah SWT berfirrnan, 'Dan dihanmkan
@imu menghimpunkan(dalam pql<awinanpm pere'nrynn yang
betsudara kwuali yang telah teriadi Pda nns lampu" (Qs'An-
Nisaa' [4]: 23] yaitu apa yang telah teriadi pada masa jahiliyyah'"
As-Suyuthi berkata, "Termasuk larangan mengumpulkan dua orang
perempuan yang bersaudara adalah apa 5nng terdapat dalam Sunnah
larangan mengUmpulkan (isti)antara seorang perempr.nn dengan
5aihr
bibinya dari ayah dan antara seorang pefempuan dengan bibinya dari
ibu."

Al Wazir berkata, "Para ulama sepakat bahwa tidak boleh menikahi


setiap perempuan, yaitu yang diharamkan untuk dikumpulkan di
antaranya dan antara peremptnn Sang dalarn tw kl&h- Jika mereka
adalah wanita lBng dalam mas€ iddahkarena thalak mi'ialauba'in."

Mereka juga sepakat bahwa bibinya bibi dari ayah dalam hal
ketrannrannla ih.r menduduki poGisi bibi dari atBh iika bibi Sang pertama
adalah saudara perempuan ayah yang seayah-

Mereka sepakat bahr*a bibinpbibidari 4Bh dalam halkehararnannya


ihr mcndqduki poisi bibi dari e[Eh iika bibi yang p€rtarna adalah saudara
perempuan ibu Png seibu.

2. Al Qurthubi Mata, "Fara uhma telah sepakat bahwa seomng laki-


laki iika menceraikan isbinSa dengan cerai prg laki-laki itu mernptmpi
kesenrpatan unturk ruluk dengan istr'rrp rnaka ia tidak boleh menilohi
saudara p€fempuatr istringn sampai habis nrasa i&ah isb.i yang
dheraikanihr."
Para ulama berbeda pendapat jika suami menceraikan istri dengan
cerai lnng suami tidak mempunyai kesernpatan untuk ruiuk dengan
istinya:
Satu kelompok berpendapat ia tidak boleh menikahi saudara
perernpuan isbinr sampat habis masa iddahistryargia ceraikan ih"r.
{svaraxrutucHutltaun$
lni adalah pendapat Abu Hanifah, Ahmad, dan sekelompok ulama
salaf.

Kelompok lain mengatakan bahwa ia boleh menikahi saudara


perempuan istrinya, ini adalah pendapat lmam qrafi'i, Malik, dan
sekelompok ulama salaf.

Syaikh Taqiyyrddin berkata, 'Jika thalak itu thalak r4yI(thalak yang


masih dapat rujuk) maka ia tidak boleh menikahi yang lain (saudara
perempuan istrinya) menurut kebanpkan para ulama di antaranya
adalah para imam madzhab yang empat."

Akan tetapi mereka berbeda pendapat jika thalak itu ttnlak Aa'r, (thalak
yang menyebabkan tidak dapat rujuk kecuali dengan akad baru) maka
boleh menurut Imam Malik dan Syafi'i, sementara Abu Hanifah dan
Ahmad berpendapat haram.

Syraikh Abdullah Ababathin berkata, "Mer:ikahi saudara perempuan


istuiyang masih dalam iddahatausejenisnya dan menikahi p€rernpuan
yrang kelima dalam masa iddah istri yang keempat
-jika thalak itu
thalak raj'i- adalah suatu kebatilan menurut setnua ulama. Jika masa
iddahitudaithalak ba'in maka ada perbedaan pendapat dan madzhab
mengharamkan

3. Hadits itu menunjukkan dipandangnp pernikatran ormg:


orang kafir dari ahli kitab dan selain mereka dan pernikahan itu sah
sekalipun mereka masuk lslam atas pernikahan itu. Pemikahan itu
seperti pernikahan orang-ormg Islam dahm halwajib adanpmahar,
nalkah, p€rnbqlian, fishan(kesrrcIrn dari p€rln atan tmda), terlldirya
thalak (cerai), zhihar, ilaa(bersumpah tidak akan mengumpuli istri),
penggabungan nasab (kaurunan), ketetapan tenrpat tidur, hak waris
dan lain-lain. Ini adalah ma&hab mayroritas ulama di antara mereka
adalatr empat irnam madzhab.

Allah berlirrnai,'lstri Firbun." (Qs. At-Tahriim [66]:ll) dan Alhh


berfirman: "Dan bqifu pula istrinSa, penbva l<ayt bkar." (Qs.
Al-Lrhab [11U:4).

3E3
ffi,ffi:"-ffiffi
yang sah.

qpil&ul Islam berkata, "Makna dari sahnya pernil€han mereka adahh


halalnya pemanfaatan jika mereka masuk lslam, jika mereka tidak
masuk Islam maka mereka akan dihukum atas perkawinan ifu, maka
Islamlah yang menjadi pengesah perkawinan itu. Sebagaimana Ishm
jugalah yang menlgugurkan penunaian ibadah yang diwa;ibkan
atas mereka. Adaptrn apabila mereka tetap dalam kekufuran maka
makna dari sah itu adalah kaetapan mereka atas apa yang mereka
keiakan dan makna sah itu dalam hukum mereka adalah bukan
makna sah dalam akad kaum muslimin.

Apabila sahnya pemikahan mereka telah menjadi ketetapan maka


sahnya itu jika isbi telah halal pada u/aktu Islam atau pelaporan kepada
kita seperti aledryn pada masa idhhyangldah selesai, atas saudara
perempuan istri yang telah meninggal, atau akad itu teriadi tanpa ada
shighat, rrali, atau kesaksian maka kedua orang suami isbi itu tetap
atas pernikahan mereka berdua.

Adapun jika isti itu termasuk perempuan lrang tidak boleh mulai
dinikahi ketika Islam atau pelaporan seperti perempuan mahram,
perempuan 1ang dalam masa iddahpng belum habis masa iddahnSTa,
atau isti 5ang sudah dicerai tiga kali sebelum menikah dengan suami
Snng lain makadi antara keduanp dipisahkan, karena apa yang
menghalangi memulai akad itu menghalangi meneruskannya itu
termasuk bab yang lebih utama."

4. Seorang istri itu tidak lepas dari perlindungan suami setelah Islam
kecuali sebab perceraian dan lainnga. Pemikahan itu tetap setelah
Islam tanpa perlu pernbaharuan akad.

Ini adalah madzhab mayoritas ulama di antara mereka dalah tlga


orang imam ma&hab 3nifu Malik, S3lafi'i, dan Ahmad.

Adapun ulama Hanafi maka menurut mereka pemikahan tidak


ditetapkan kecuali apa yang sesuai dengan Islam. Hadits ifu secara
eksplisit menguatkan pendapat jumhur ularna.
-{ svmax lutucxul mAurrr #
;&i *;.'ore ;'\ -&?s u1r- ij',* t'g *i -^vr
';ar-Li
*i ^)L
il' ,,r- '4t i'aT ,u;bb ,;ir'i* i':
L€t-,.)r) aL ur';;L)j ,!rsi,')\ |;}i ;tl, .<C;ri'&L
.;v'i!: ,u'rl:'i)s ,!,s "rlt lbit
872. Darisalim dari bapaknru'*O' Bahwa Ghailan U,n ,utu-"t
telah masuk Islam dan ia mempunyai sepuluh orang ishi lalu mereka masuk
bersama Ghailan, Nabi SAW memerintahkannya untuk memilih empat
orang istri diantara mereka." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi) Dinilai shahih oleh
Ibnu Hibban dan Al Hakim. Imam Bukhari menganggapnya cacat juga Abu
Zur'ah dan Abu Hatimr2s.

Peringkat Hadits
Hadits itu shahih li ghainhi. Hadits itu diriwayatkan oleh Asy-Syafi'i,
Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim, dan Al Baihaqi dari
beberapa ialur yaitu dari Mu'ammar, Az-Zuhri, dan dari Salim bin AMullah
binUmar.
At-Tirmidzi berkata, "Aku mendengar Bukhari mengatakan hadits ini
tidak terpelihara."
Dikatakan dalam AbTirlkhish, "lmam Muslim menetapkan Mu'ammar
adanSp kekelinran dan hakim meriwayatkan dari Muslim bahwa hadits ini
termasuk hadits yang terjadi kekeliruan oleh Mu'ammar di Bashrah."

Ahmad berkata, "Hadits ini dan mengamalkan4n tidaklah shahih."


la menganggap cacat karena menyendirinya Mu'ammar dalam
penyambungannya. Ibnu AMil Barr berkata, "Jalur periwayatan hadits
ihr sennnnlB cacat."

Al Hafizh berkata setelah menyebutkan hadits itu dari ialur An-Nasa'i

rrt Ahmad (132), At-Tirmidzi (l128), Ibnu Hibban (1377) dan Al Hakim (192D.

3E5
#;"::::":'ffiffi
pandang inilah M-Daruquthni meriwaSatkannn!,a."

Menurut saya, "Dia adalah seorang saksi yang baik dan menrpakan dalil
yang kuat bahwa hadits itu tersambung melalui Salim dari lbnu Umar. Lalu Al
Hafizh berkata, 'Dengan itulah lbnu Al Qaththan menjadikan dalil atas
keshahihan hadits Muammar'."
hnu Katsir berkata, "Hadits itu diriwaglatkan oleh Asy$nfi'i, dan Ahmad.
Sanad hadits ini para perawinln adalah para perawi Buklnri dan Muslim. lmam
dalam riwayratnya mengumpulkan hadits itu antara dtn hadis tersebut dengan
sanad ini."

AlAtsram b€rkata dari Ahmad, "Hadits ini dan pengamalannya itu tidak
shahih."

AlAlbani bed<ata, "Se@ra garis besar hadits itu shahihl<aremterkumpul


jalannSaa dart Salim dari lbnu Umar lalu dinilai slnhiholehlbnu Hibban, l-lakim,

Al Baihaqi, dan hnu Al Qaththan. Ada beberapa hadits lain yang sernakna
dengan hadits itu."

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits itu menunjukkan bahwa batas dari yang dibolehkan
m€ngumpulkan istri-istri adalah empat orang istri. Allah berfirman,
"Maka kawinilah rnnita-onnita lain Wng l<amu salangi; dua, tiga
atau enpt." (Qs. An-Nisaa' [4]: 3).
Aqrsyaukani dalam taGimp ber*ata, 'Ayrat itu diiailikan dalil atas
kehararnan lebih dari empat istidan itu adalah perintah r"rrtuksduruh
umat serta bahwa setiap orang png menikah boleh mernilih apa Sang
ia kehendaki dari jumlah itu."

2. Hadits itu menunjukkan bahwa seandainya seormg laki-laki masuk


agama Islam itu adalah termasuk orzng png dibolehkan lebih dari
empat orang isffi maka h diperintahkan untuk memilih di antam mereka
empat orang isbi dan menceraikan isti png lain, karena ernpat adalah
batas jumlah bagi seorang muslim yang merdeka.

386
:,_ffi
dan bahwa pernikahan itu tetap pada keadaannya tanpa ada
pertimbangan tentang sifat akad yang telah dilaksanakan dalam
kekufuran mereka.

Hal ini jikapernikahan padawaktu keislaman mereka atau padawaktu


pelaporan mereka kepada kita secara halal. Adapun jika pemikahan
itu ketika pelaporan atau keistaman, maka mereka itu tidak boleh
memulai pemikahan seperti, perempuan mahram atau perempuan
dahm masa iddahyargbelum habis iddahnya maka di antara kedr:an5a
dipisahkan, karena apa yang menghalangi memulai akad maka
menghalangi menen:skannya.

4. Dalil diperhitungkannya pernikahan mereka ketika Islam atau


pelaporan dengan syaratrya adalah bahwa ia tidak diperintahkan
untuk mempertaharui akad bagi orang yang memilih masuk agama
Islam dan ia diperintahkan untuk menceraikan istri yang tidak
dipilihqn dari istri-isti itu. lni merupakan dalil diperhitungkanryra
alod itu.

y h, J*'4, ir1 :Jv-& i,r er- t& i; ;,,j -xvr


r3u.ti a. ,yilt /.t'st ;l &,i);,;t *3
'^t3r:, ,l4fflrt,tt-^;r\i, ,'l;;i tj) .1ltk..>rJ- lt li<ti
.€Arr'rll
873. Dari hnu Abbas RA ia berkata, Nabi SAW mengembalikan anak
paempuannya ainab kepada Abul Ash bin Rabi' s€telah enam tahun dengan
pernikahanpngpertarnadanNabiSAWtkhk sehnhpernikahan

Ahmad (18?6), Abu Daud (22,10), At-Tirmidzi (1143), Ibnu Maiah (2009) dan Al
116

Hakim QCf,D.
SYAIAHsutucHutmAun#
baru." (HR. Ahmad dan imam hadits yang empat kecuali An-Nasa'i). Hadits
itu dinitai shahiholehAhmad dan Hakimr26.

Peringkat Hadits
Hadits itu shahih. N Mushanif(lbnu Hiar) berkata, "Hadits itu dinilai
shahih oleh Imam Ahmad dan Hakim lalu diriwaSratkan oleh Abu Daud,
Ath-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ath-Thahawi, Al Hakim, dan Al Baih4i dari
beberapa jalur yaitu dari Muhammad bin lshak, dari Daud bin Hushain,
dari 'lkrimah, dari Abbas."
At-Tirmidzi berkata, "lni adalah hadits yang tidak ada kelemahan
pada sanadnya, tetapi kita mengetahui sisi hadits ini dan mungkin hadits
ini datang dari Daud bin Hushain dan dari hafalannya."
Abu Daud berkata; "Hadits-hadisnya dari lkrimah itu mungkar
bersamaan dengan itu dinilai shahih oleh Al Hakim dan disetujui oleh
Mz-Dzahabi dan sebelumnp oleh Imam Ahmad."
Sa'ad meriwayatkan dari Amir, ia berkata, 'Abul Ash datang dan
istrinya yaitu Zainab, telah masuk lslam, setelah itu ia juga masuk lslam dan
di antara mereka berdua tidak dipisahkan. Sanad hadits mursal shahih
dan diriwayatkan seperti itu dari Qatadah sanadnp shahih mursl."
Hadits dengan dtla sanad yang murslfuiadalah ihariill sebagaimana yang
dikatakan oleh lrnam Ahmad.

't\:&fu q)-:L 9l *# /.tt',s-j-xvt


f
.V*g*.t'a, d*,=--).;f;ri,*tf h' e"4,
' ' ' '' .,le'' J.IJU
t.*' \:4J>
'):ari lrL-,! .*r; :1:tt,;l'Sv
r3ri,l t-r-, r,$ Jt 9gJ>
..
";i {V,.;l ,.r.
.g.af;
.
,-rl

trr fi166d (207nr,k:firmi&i (1142) dan lbnu Maiah (2010).

3Et
-{ svlmx lulucrur riAra,l +
874. Dari Amru bin Syu'aib dari bapaknp dari kakeknp RA: Bahwa
Nabi SAW mengembalikan putrinya Zaenab kepada Abul Ash dengan
sebuah pemikahan yang baru. (At-Tirmidzi berkata, 'Hadits hnu Abbas itu
lebih bagus sanadnya dan diamalkan daripada hadits Amru bin Syu'ai61."w

Peringkat Hadits
Hadits itu dha'if. Hadits itu diriwayatkan oleh At-Tinni&i, hnu Maiah, dan
Ath-Thahawi dari Amru bin $7r:a'ib dari bapaknSa dari kakeknya dan ia seorang
yang lemah dan kecacatanya adalah Al Hajjaj karena ia seorang pemalsu.

AMullah bin Ahmad berkata, 'Ayahku berkata, ini 'adalah hadits yang
dha'if dan tidak didengar oleh Al Hajjaj dari Amru bin Syua'ib, akan tetapi ia
mendengamya dari Muhammad bin Abdullah Al Arzamy dan hadits itu tidak
menyamai haditsnya sama sekali. Hadits yang shahihadalah bahwa Nabi SAW
menetapkan mereka berdua; Taerrrb dan Abul Ash atas pemikahan yang
pertama'."

Al Baihaqi dan Ad-Danrquthni berkata, "lni adalah hadits yang ktnt, Hajjaj
tidak bisa dijadikan hujjah (argumentasi) dan yang benar adalah hadits hnu
Abbas."

Bukhari berkata, "Sesungguhnya hadits hnu Abbas itu bagus dan shahih
daripada hadits Amru bin Syra'ib."

At-Tirmidd, Al Khaththabi, Al Baihaqi, dan Al Majd bin Taimilrah menilai


dha'ifhditsArnru Bin qnn ib.

3t,
SYAIAH lutucHutnA.o* #

ii';tL'i-' f- 'iJ -Li:"?nr u1.,- {& l.t yi -xvo


,:.-Li'., "s ol t;,' U tiui ,tiL\:il6,; ,|*'rp
J'J,1',

-q *t *h' P i' J';)t+'Fv,W'F,€L\"tr"


u6 ,>'rri'i!s ,'"rLi;rr.,.(Ji!i V\ *
a:';:t.;vi V's:
.€utt ,Jt? ,.r';;L'*j ,Lv
875. Dari hnu Abbas RA, ia berkata, Seorang perempuan masuk lslam
lali ia menikah, tiba-tiba suaminp datang dan be*ata, "Wahai Rasulullah! Aku
telah masuk tslam dan ia (istriku)mengetahui keislamanku." Maka Rasulullah
SAW mengambil perernptnn itu dari suaminla 5arg lain dan mengernbalikan4B
kepada suaminya yang pertama." (HR. Ahmad, Abu Daud, dan lbnu Majah)
Dinilai shahiholehhnu Hibban dan alHakim.rB

Peringkat Hadits
Hadits itu dha'if. Hadits itu diriwagntkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi,
dan lbnu Hibban melalui jalur Simak dari Ikrimah dari hnu Abbas. At-Tirmidzi
berkata, 'ltu adalah hadits shahih dan diriwayatkan oleh tiga orang dari
Simak Bin Harb, mereka adalah:
1. Ubaidillah Bin Musa, diriwayatkan oletr lbnu Al Jarud dan Al Baihaqi
melalui jalur Al Hakim dan dinilai shahih olehngn lalu disetuiui oleh
Adz-Dzahabi.

2. Sulaiman Bin Mu'adz Al Anbary dari simak seperti hadits waki'


diriwayatkan oleh Ath-Thayalisi iuga Al Baihaqi meriwayatkan
dariqn.
3. AMunazaqdalam NMushannali
Sanadnya dha'ifl<arqta porosnln pada Simak dari lkrimah.

r2c
Ahmad, (2059), Abu Daud (2238),AtrTirmidzi (1144),Ibnu Majah (2008), Ibnu
Hibban (1280) danAlHakim Q@D.

3to
-{ svlux lutucHut mAnarur #
Al Hafizhh berkata, "la adalah orang yang jujur, riunyntn5n dari lkrimah
secarcr khusus ifu mernbingungkan."

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. 7,aq:rib puteri Rasulullah SAW adalah anak perernpuanrya 5ang tertr.ra
dan ia adalah ishi Abul Ash Bin Rabi'. 7-aenab masuk lslam dan
berhijrah sebelum keislaman suamingn. Ketika Suaminya tehh masuk
Islam dan ia berhilrah maka Rasulullah SAW mengembalikan Zaenab
kepada Abul Ash.

2. Hadits Ibnu Abbas yaitu no. 873 bahwa Nabi SAW mengembalikan
Zaenab kepada suaminya Abul Ash setelah enam tahun dari
perpisahan mereka berdua dengan pemikahan yang pertama, dan
bahwa Nabi SAW tidak mengadakan sebuah pernikahan baru di antara
kedun5n.
Adapun hadits Amru Bin Syua'ib yaitu no. 874, maka di dalam hadits
itu Nabi SAW mengembalikan puteringra Taqrab kepada Abul Ash
dengan pemikahan png baru.

3. Pembicar, aan ulama tentang dua hadits itu:

At-Tirmidzi bertata, "Hadits hnu Abbas itu fiasandan sanadnSa tidak


terdapat kelemahan serta sanadnya lebih bagus dari pada hadits Amru
BinSyua'ib."

Adapun hadits Amru Bin Syra'ib maka lmam Ahmad mengatakan


bahwa hadits itu dha'if danyang shahih adalah hadits hnu Abbas,
dernildan jqa Fng diletal€n oleh B*hari, At-Tirmklzi, dan Al Baihaqi.
Hadits itu diriranyatkan dari para hafizh hadits.

hnu AMil Barr berkata, "Hadits Amru Bin Syra'ib ifu dibantu oleh
ihnuushul."

4. Jika dm oftmg suami istri masuk lslam secara bersamaan dengan


melafazhkan keislaman secart serentak mal<a pernikahan mereka
berdua masih berlaku berdasarkan kesepakatan para ahli, l<arara tidak
ditemukan adanla perbedaan agama dari mereka berdua.

391
ffi*il:ffiffi
pemikahannya, karena bagi seorang muslim menrulai pemikahan
dengan perempuan ahli kitab, menenrskannlB dan melajutkannSn itu
lebih kuat dan lebih utama.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Jumhur ulama berpendapat bahwa iika salah seorang dari suami istri itu
masuk Islam yang mereka berdua bukan ahli kitab sebelum melakukan
persetubuhan maka pemikahan itu batal dan jika perempuan ahli kitab masuk
Islam serta ia berada di bawah kekuasaan seorang kafir yang bukan ahli
kitab maka pemikahan menjadi rusak-
Ibnu Al Mtrndzir bertata, "setiap orang yang berhatFhati, kalangan
-l,aitu
ulama- telah menyepakati hal ini-"
Adapun jika salah seorang dari suami istri selain ahli kitab itu masuk
Islam sebelum yang pertama dan setelah bersetubuh maka masalah itu
ditangguhkan sampai habisnya masa iddah, jika yang kedua telah masuk
Islam sebelum habisnya masa iddah maka keduanya tetap pada
pernikahannya.

Yang paling jelas bagi kami adalah bahwa pemisahan antara mereka
berdua terjadi ketika yang pertama masuk Islam, jadi tidak ada pernikahan
pendapat
antara mereka berdua. Ini adalah pendapat jumhur ulama dan
yang populer menumt Imam Ahmad.
"Nabi SAW
Demikian itu karer:a ada hadits Amru Bin Syua'ib bahwa
mengembalikan puterinya kepada Abul Ash dengan sebuah pemikahan
SnnSbaru" inilah yang menjadi @oman jumhur ularna'

Riwayat lain dari Imam Ahmad, Taenab dikernbalikan kepada Abul Ash
tanpa ada akad png baru dan jika lamanln masa dan telah habisnya masa
iddah selanln Taenab tidak menikah berdasarkan hadits yang diriwaptkan
oleh lbnu Abbas bahwa 'Nabi SAW mengembalikan puterinln kepada Abul
Ash Bin Rabi' setelah enam tahun dengan pemikahan yang pertama dan
Nabi tidak mengadakan sebuah pemikahan baru". At-Tirmidzi be*ata: sanad
haditsryB tidak ada kelernahan dan hadits itu dinilai shahihol&Ahrnad.
ffi
karena paernpuan tersebut tdah menikah setelah stnmingB masuk Islam.
Keislanan suaminyn sebelum menikahi perernpuan tersebut dianggap masih
tetap pada pemilahan mereka berdtn yang pertama dan pernilehan mereka
berdtn png kedua adalah bathil. Oleh karena itu Nabi SAW mengambil
perempuan itu dari pernikahannln !/ang kedtn serta tidak mernerintahkan
suaminSa untuk menceraikan istinp. Nabi SAW mengembalikan perempuan
itu lcepadasuanriqBlnng patarna tanpa mernperbaharui alod di antara mereka
berdua. Hadits hnu Abbas lebih bagus sanadn5ndan pengarnahn itu atas hadits
Amru Bin q6n'ib.

Slrail& Taqiyyrddin mernilih tetapnp pemikahan antara suami istri iika


isti tdah nrasuk lshm scbdum stnmi, baik keishnrannl/a ihr sebelum bersetubuh
atau setelahnp selama bdum meniloh dengan suami !,ang lain.

Ibnul QaWtm berkata, "Salah s@rang dari suami isbi itu iika masuk Islam
sebelum yang lain rnaka pernikahan itu tidak rusak karena keislarnanqB, antar
mereka berdm itu dipisahkan oleh hijrah atau tidak dipisahkan, karena tidak
diketahui sama selali bahuaa Rasululhh SAW menrperbaharui pernilotan kedu
suami isfuipng salah seorang dari mereka berdua ifu l€bih dahulu masuk Islam
dari yang hinnp ian para sahabat selalu memasukkan lslam seorang laki-laki
sebelum istuiqB atau istrinSB masuk Islam sebelum stramin5n serta tidak
diketahui sama sekali dari salah s@rang sahabatfn bahwa Abul Ash dan
istinya melafazhkan keislarnanqn huruf per huruf. Ini mempakan hal 1nng
tidak teriadi sarna sekali dan Nabi SAW mengembalikan puterinp kepada
suaminya Abul Ash Bin Rabi' sedang ia telah masuk Islam pada masa
Hudaibiylnah dan Zaenab masuk lslam dari aual pengangkatan kenabian, maka
antara keislaman mereka berdm lebih dari delapan belas tahun."

Adapun perkataan, "Antara keislaman Taqtrib dan Abul Ash itu enam
tahun" adalah keliru akan tetapi png dimalsud adalah antara berhiirahnp
Taqabdan keislarnan Abul Ash.
PengtEraman wanita muslimah atas orang:orang musyrik berdasarkan
firman Allah SWT, "Meteka Wempuan bqiman tidak halal bagi onng'
orz,ng l<afir dan mereka tidak halal bagi p*empuan beriman." (Qs. Al
+ SYATAH lurucnutnAtAm +
Mumtahanah 160l: l0).

Adapun memperhitungkan masa iddai itu tidak ada dalil yang


menunjukkannnp baik dari nash dan ijma'. Tidak diragukan lagi bahwa
seardainlra tstamlahyang menceraikan rnaka percemian ihrbukanlahpercemian
rafi akan tetapi percemian ba'in. Tid,ak ada penganfi ma56 *l6fihf61lamtetapnp
pemikahan akan tetapi pengaruhnln dalam mencegah pernikahan dengan
orang lain. Adapun pelaksanaan perceraian itu atau perhatian terhadap masa
iddahnnkakita tldak tahu bahwa Rasulullah SAW mernerintahkan satu hal itu
pada mereka berdtn padahalbanl6k laki-laki 5nng masuk lslam pada masa
hkfupbelhu.
Pendapat ini adalah salah satu riu/alBt dari lmam Ahmad lalu dipilih oleh
Al Khatlal, Abu Bakar, AMul Aziz, hnul Mundzir dan ibnu Hazm. Dengan
pendapat itulah Hamad, Sa'id B'in Jubair, Umar AMulAzD, As-S1n'by, dan
selain mereka berpendapat. Tehh berlalu bahwa itu serntn merupal€n pilihan
qpikhul Islam lbnu Taimiyah.
qraikh Auurrahman As-Sa'di berkata, "Pendapat png diktntkan oleh
dalil adatahfka salah seorang dari stnmi istui masuk lslam dan yarglain terakhir
masuk lslam maka jika masuk Islam orang yang ffieda dalam rilrEs iMah
maka mereka berdura tetap pada pernilohannya. Jika telah habis masa rddalr
maka tsffi boleh meniloh,;ika ia tidak menikah, lalu *nminlB setelah itu masuk
lslam dan ia menginginkan istingn, sementara istriqn menrilihqn maka istri
ifu dkembalikan kepadanya tanpa pemiltahan."
qEikh Taqiyyrddin bedota, "Jika stnmi telah mwtad dan h tidak lrcrnbali
kepada agarna Islam sampai habis rnl:nsa id&hisilrinya, maka si isbi ihr bercerai
dari sgaminp mentrnrt errnpat inranr madzhab. Jika suami menceraikan isbiqn
setetah itlr maka tidakteriadi perceraian, iikasuami itu kembali kepadaqama
lslam maka ia boleh menikahinga."

Stait$ Taqiyyrddin juga berkata, "Orang kafir jika istriqn masuk lslam
maka dalam masalah itu ada beberapa pendapat: salah satunya adalah bahwa
jika strami
iika isti itu telah keltnr dari masa iddahmaka ia boleh menikah ,
masuklslam sebdum isti ihr menileh maka hdikernbalikan k€pada snminya.
Beberapa hadits menuniukkan pada pendapat ini, di antaranln: hadits Taqtnb
-J svlrax BUt ucHut tllran #
Binti Rasulullah SAW karena yang shahihdalam hadits itu adalah Rasulullah
mengembalikan Zaenab dengan pemilehan png pertama setelah enam tahun.
Dan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari yaitu hadits Abdullah Bin Abbas ia
berkata: jika seorang istri telah berhijrah dari peperangan maka ia tidak boleh
dipinang sampar ia haid dan suci. Jika ia telah suci maka ia halal menikah, jika
suamin5ra tehh berhijrah sebelum istrin5a menikah maka h dikernbalikan kepada
suaminya."

Ketetapan Lembaga Fikih Islam Tentang Hukum Pemikahan


Orang Kafir dengan Perempuan Muslimah dan Pemikahan
Muslim dengan Perempuan Kafir:
Majelis Lembaga Fikih Islam, setelah menelaah protes dari organisasi-
organisasi Islam di Singapura.
Berdasarkan apa yang terdapat dalam Pragam Hak-hak Perempuan yaitu
diperboletrkanrya bagi muslim dan mtrslimah utrutk menikah dengan ses€otang
png tidak beragama Islam dan hal-hal seputar itu, maka Majelis secam sepakat
memutuskan hal sebagai berikut:

l. Perkawinan seorang lelaki kafir dengan wanita muslimah itu haram,


tidak diperbolehkan berdasa*an kesepakatan ulama dan hal itu tidak
diragulon lagi karena funfutan nash-nash qpr'i. Allah b€rfirrnan ," Dan
janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman;' (Qs. Al Baqarah l2l 2231

Allah juga berfirman, "Maka hendaklah karnu uji keimanan mqel<a.


Allah lebih mangetahui tentang keimanan mereka; mala jika lamu
t&h mag@hui bhua mqil<a (fular-funr) bqhnn nnt<aiarganlah
l<antu kantblil<an mael<a kepda (suami-suami mad<a) ontg-ontg
kafir Mereka tiada halal bgi oranganz,ng lefir itu dan onng-onng
lafir itu tiah halal pula bgi mercl<a." (Qs. AI Mumtahanah [60]' f 0)
Pengulangan dalam ftrman Allah, "Merel<a tiada halal bgi onng-
onrg l<afrr itu dan onngontg l<aftr itu tida halal Wla bgi mael<a."
(Qs. Al Mumtahanah [60]: l0) adalah untuk mempertegas dan
menguatkan keharaman serta memufuskan ikatan antam r,vanita
ffi
(suami-suami)mereka mahar yang telah mereka bayar'" (Qs' Al
Mumtahanah t60l:10) adalah sebuah perintah untuk memberikan
kepada suami png kafir apa yang telah ia berikan kepada istrinya jika
ia masuk tslam. Kita tidak mengumpulkan kerugian pernikahan dan
kemgian materi. Apabila seoEtng wanita musyrik di bau/ah suami yang
kafir maka ia haram atas suaminSra dengn kelslamannnla, dan ia tidak
halalbaginya setelah istri itu masuk Islam, lalu bagaimana dikatakan
boleh memulai akad nikah seorang kafir atas wanita muslimah, akan
tetapi Allah membolehkan menikahi wanita musyrik setelah ia masuk
Istam sedang ia berada di bawah seorang lelaki kafir, karena
kaidakbolehan wanita itu baginya dengan keislamaannya, maka pada
waktu itu seorang muslim boleh menikahi wanita itu setelah habis
masa iddahnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah SWT,
"Dan berilah kepda (suami-suami)mereka maharyang tehh merel<a
baSmr dan tiada dosa atasmu mengawini mqel<a apbih l<amu biar

kepda mereka maharnita-" (Qs. Al Mumtahanah [601t f 0)'


2. Begitu juga seorang muslim tidak halal baginya menikahi wanita
musyrik, karena firman Allah SWT' "Janganlah kamu nikahi
perexnpuan'perempuan musyrik ampi mereka beriman'" (Qs'
gt
Baqanh lzlt 122ldan firman Allah SWT, " Danlanganlah kamu tetap
berpqang pda tali (perkawinan) dangan perempuan-Wrempuan
kafir- (Qs. Al Mumtahanah t60]:10). Umar RA menceraikan dua
istinya yang musyrik ketika apt ini turun.
hnu Qudamah Al Hambali merir,vayatkan bahwa tidak ada perselisihan
pendapat dalam keharaman perempuan-perempuan kafir selain ahli
kitab atas lelaki muslim.

Adapun perempuem-perempuan muhslnnat hnahli kitab maka boleh


bagi seomng mtslim unhrk menikahi mereka, pam ularna tidak be$eda
pendapat dalam hal itu kecuali Syi'ah Imamiyyah berpendapat haram.
Yang lebih utama bagi seorang muslim tidak menikahi wanita ahli
kitab padahal ada wanita muslimah yang merdeka.
-{ svlnm BuLUGHUI rttAran #
Syaikhut Islam lbnu Taimiyah berkata, "Dimakruhkan menikahi
perempuan-perempuan ahli kitab padahal ada perempuan-perempuan
muslimah yang merdeka. Ia berkata dalam Al Ikhtiyarat dan dikaiakan
juga oleh Al Qadhi serta mayoritas ulama karena perkataan Umar
RA kepada orang-orang yang telah menikahi perempuan ahli kitab,
,.Cemikanlah
mereka' lalu mereka menceraikannya kecuali Khudzaifah
tidakmau mencemikan kemudian setelah ifu ia mencemikannya, karena
seorang muslim ketika menikahi wanita ahli kitab mungkin hatinya
akan condong kepadanya dan wanita ifu mernbujuknya dan mungkin
ada anak di antara mereka berdua lalu ia condong kepadanya, wallahu
a'lam.

397
sYAtAHButucHutmAnAil-

P\evA;\t
(BAB TENTANG AIB DATAM PERNIKAHAN)

Pendohuluqn
N ',uytubadalah b€ntuk plural dari ir4 maksudnrra adalah penjelasan
tentang cacat yrang menetapkan adaqA !.hiSar dan cacatyrang tidakmenehpkan
adanya khiyar.

Cacat terbagi meniadi duabagian:

1. C^acatkehmin Sang menghalangi untuk melakukan kesenangan seperti


kebiri dan impotensi pada lakitaki. Sumbatan, tanduk, dan pada
per€rnpran.

2. Cacat yang tirtak menghalangi melakukan kesernngan tetapi cacat itu


merupakan penSakit yang menjauhkan kesempumaan pergaulan,/
hubungan di mana tidak mungkin dengan cacat tersebut pemikahan
tetap berlangsung kecuali karena daruraVterpaksa, cacat tersebut
seperti gila, kr.rsta, kangker dan penSnkit-penSBkit 5ang menular'

Adapun dari sisi pernbagian cacat di antara suami istri maka ia tertagi
menjaditiga:
a. Khtrsus bagi laki-laki, alirbbyznfupernotongan kemaluan sampaitidak
tersisa bagian SBng cukup untuk melakukan persetubuhan, impotensi
dan at khishaayaitu memotong kedua testis.
;"'#:ffi
bawaan dan al garn serta a/ 'afal itmor pada daging png berada di
antara dua diding keu.ranitaan Snng menyebabkan sempitrya kemaltnn
dan tidak dapat dimasuki oleh kemaluan laki-laki.

c. Cacat yang ada pada lelaki dan perempuan 5nitu gila, lepra, kusta,
kebocoran buang air kecilatau besar, wasir, dan ambeyen.

Ibnul Qayyim berkata, "Yang benar adalah bahwa pemikahan itu batal
dengan adanya semua cacat itu, seperti yang berlaku pada semua akad, karena
yang diladikan hukum asaln5n adalah selamat dari kecacatan. Syarat-syarat ini
dalam suatu akad merupakan kekurangan seperti, buta, bisu, atau fuli dan
setiap cacat yang menjauhkan pasangan lari dari pasangan yang lainnya dan
dengan cacat itu tidak tercapai fuitnn dari pemikahan pihr rasa cinta dan kasih
sayang maka itu mengharuskan adanya khiSrar. Dikatakan dalam Al Inshaf,
"lni tidaklah berlebihan."

Spil*r Taqiyy,rddin berkata, "Seand4inya suami ielas mandul maka kami


mengqiyaskan pendapat ketetapan adanya khiyar bagi istri, karena istri
mempunyai hak dalam masalah anak. Yang benar adalah bahwa setiap cacat
yang membuat lari salah seorang suami atau istri maka bagi yang tidak rela
berhak mernilih antara meneruskan pemikahan atau cerai.','

il-.; -& ir €-r- ;.( d?;-L i Jk J $ 6"1 -xvt


'c-t"'' 6 ,y *t * yt J;rei:h
.
1"4yt
a ', - .'.-'-
^ir'l,,l,
^ .-
h,
^ '-jrt |rui ,Vq. q^:( 6i, ,t+.1;',-;bji c*i
a

")L -r-
it1, .6u3u t4;ii ,*\ 4\,,r;);.4\,*)
,r.y ,.ftt,i"}x ,4,i3U -v :a\e: ,€r;t
.t:F rir*l *

399
#::::##ffi
SAW menikahi Aliyah dari Bani Ghifar, ketika Alilnh masuk dan meletakkan
pakaiannga Rasulullah SAW melihat ada putih-putih di pinggulnya lalu Nabi
SAW berkata, 'Pakailah bjumu dan kembalilah ke keluaryam4 'I alu Nabi
SAW memberikan mahar kepadanya." (HR. Hakim) dan dalam sanadnya
terdapatJamil bin Zaid diaorang 5nng tak dikenal dan qnil,hnp diperselisihkan
dengan pebedaan 5rang banpkrD.

Peringkat Hadits
Hadits dln'if.Hdibini diriwalatkan oleh Ahmad dengan sanadnya sampai
kepada Ka'ab bin Zaid atau Zaid bin Ka'ab lalu ia menyebutkan hadits itu.

Al Albaniberkata, 'Ringkasn5a, bahwa hadits ifu sangat dha'ifl<arqadi


dalamnya terdapat Jamil btt Zaid dan ia terasing, banpk ularna mencela Jamil
bin Zaid.' Bukhari berkata, 'Fiadits Jamil tidak shahih." hnu Adl berkata, "la
tidak dipercaln." An-Nasa'i berlrata, "la tidak kuat." AI Baghawi berkata,
"Haditsnya dhaif, karena kerancuannyra." Al Hafizhh berkata, 'Banlpk otang
yang meragukan Jarnil bin Zaid, hadits itu shahih dengan lafazh Snng lain
yaitu png terdapat dalam shahih Bul<hari:
.^
J3i ,
*:, dli .lr
4\ o

,#. :u o.
,

'Anak perexnpuan Al Jaun ketika masuk menemui Nabi SAW lalu beliau
mendekatiryr4 rnaka ia (anak perernprnn Al Jaun) bed<ata, 'Aku berlindung
kepada Allah darimu'lalu Nabi SAW berkata k@arya,'Sutguh anglau
telah berlindung kepada Dzat yang Maha Agung, kembalilah ke
keluaryatnd."

r2eAlHakim (341q.

400
SYARAH ButucHul'r'lAnm #
#
'Ujnh: Ka'ab bin Ujrah adalah seorang sahabat asalnya dari suku Bala
lalu ia bersumpah kepada kaumAnshardan dianggap bagiitn dari mereka dergan
sumpah itu. AlWaqidi berkata, "la termasuk kaum Anshar."

Ghifaan yaitu sebuah suku Adnan mereka adalah keturunan Ghifar bin
Malil bin Shakhrah bin Mudrikah bin Ilyas bin Madhar, tempat tinggal mereka
dekat Mekkah.

Kasyhihaa. Yaitu antara pinggang dan rusuk.

kpadhan Maksudnp adalah lepra yaitu per4pkit yang ada pada tubuh
benramaputih.
Ilhaqii bi Ahliki.lni adalah bentuk kinaph dari thalak (cerai) png jelas.
Perceraian terjadi dengan kinayah itu disertai adanya niat atau qarinah
(indikasi) 1;ang menuniukkan kelrginan bercerai.

-& ir ,*- 7Ut;';LLf ;3, i *;,cj-xvv


J^-r;;'r1,ia'j 6:L:j,e,pi..ii 1r e'r'i rV, C:> ilu
.(1, i?'; JL'i;i ,61\#.bu*st 6 ,?;1;\f
.Lr;;.ie y ,'+ €;i'r.rj ,ilt.v', ,jh, n+ L?i
tz, t ro-
\-. . r.. .. -t oito.
*:;; :st)j ccln -r.ls attl cf.t- ,Jt t UL:l r:+, 6ttt
.(wi s,'Siat L.';J W a#ip,rt*Ju G':?,ij

.Lr;:-ie y .e-, i*i-;:i ,r;;it €-^p


877 . Dari Sa'id bin Al Musayyib bahwa Umar bin Khaththab RA berkata:
Lelaki mana saja yang menikahi seorang perempuan lalu ia menyetubuhinya

401
SYARAH BULUGHUIl ARAii +
dan mendapatinya berpenyakit kusta, gila, atau lepra maka bagi perempuan itu
mahar karena ia menyetubuhinya dan mahar itu atas orang yang
memperdalnnya." (HR. Sa'id bin Manshur, Malik, dan lbnu Abu Syaibah, para
peraw inya dapat dipercaya). ls
sa'id juga meriwa5atkan hadits yang sama dari Ali RA dan ia mernmbahkan:
pada perernpuan itu ada Qam, maka suaminya mempunyai pilihan. Jika ia
telah menyetubuhinya maka bagi perempuan itu mahar sebagai penghalalan
dari kemaluannya."131

Melalui Sa'id bin Al Musayyib juga, ia berkata: Umar RA memutuskan


kepada orang yang impoten untuk diberi waktu satu tahun. (Para perawinya
dapat dipercaya).r32

Peringkat Hadits
Al Hafizh berkata, "Para perawi hadits itu dapat dipercaya, dan hadits itu
mauqufpda Umar RA.
Imam Malik, Ad-Daruquthni, hnu Abi Synibah, dan Al Bail"raqi meriwaSntkan
hadits itu melalui Yahya Bin sa'id dari sarid bin Al Musayyrb ia berkata; umar
berkata; ia menyebutkan hadits dan para perawinya dapat dipercaya, mereka
adalah para perawi Bukhari dan Muslim, akan tetapi hadits itu terputus antara
sa'id bin Al Musayyib dan Umar bin Khaththab RA. Riwayat Ali RA itu para
perawinya dapat dipercaya hanya saja As-Sya'bi tidak mendengar dari Ali RA
akan tetapi shahihdarihnu Mas'ud dengan lafazh, "Omng yang impoten diberi
\r/aktu satu tahun jika ia telah bersetubuh, jika tidak maka di antara keduanya
dipisahkan." Hadits ini diriwayatkan oleh hnu Abu Syaibah(4/20 dengan
sanad yarg shahih.

Kosakata Hadits
Barshaa Yaitu putih-putih pada tubuh bekas penyakit.
Majnuunah: Al junuunartinya hilang atau rusaknya akal.

r3o (7.l2ll),Malik
Sa'id bin Manshur (52612) dan Ibnu Abi Syaibah (42).
r3r
Sa'idbin Manshur (Zl3ll).
rr2 Ibnu Abi Syaibah (42).

402
syaren BULucHurmAum #
-{
Majdzuumah: Al judzaam yaitu penyakit yang menggerogoti dan
merontokkan angggota badan dan ia termasuk pen5nkit yang menular.

Maiisihi Benhrk kinaSnh (sindiran) dari bersetubuh dan bersenang-senang


dengan perempuan sebagaimana yang terdapat dalam riwayat yang lain, "Jika
ia telah menyentuhnya maka bagi perempuan itu mahar karena penghalalan
kemaluannln."

Man Gharnhu Bihaa Artinya orang yang menipu dan memperdayai


perempuan.

Qann: Yaitu tumor yang bulat keluar dari rahim perempuan berada di
antara dua saluran atau dinding vagina yang menghambat persetubuhan atau
kesernpumaannga.

Al 'Inniin: Al Tnnah kelemahan pada seorang lelaki, ia tidak rnampu


bersetubuh karena kemaltnnnya tidak dapat ereksi. Kata itu diambil dari kata
'an naqt-sya 'u (sesuafu berpaling) jika menghalangi, karena kemaluannya
berpaling iika hendak mernasul&annya.

Yubijab yaitu ditangguhkan diakhirkan setahun agar masalahrya jelas


dengan laratnln empat musim.

Hal-Hd Penting dari Hadits


1. Dua hadits itu menunjukkan sahnya akad nikah disertai adan5ra cacat
pada salah satu suami istri sekalipun satu sama lain tidak
mengaahuiq;a. Hal itu bahwa cacat tersebut tidak kembali kepada
asal akad dan tidak kernbali kepada salah satu syamt sahnya akad.

2. Hadits itu menunjukkan ketetapan adanya hhipr aib (cacat) bagi


pasaryan suami istri png tidak mengetahui cacat pada pemilikqn
kecuali setelah al€d dan ia tidak menytrkai akad dengan cacat maka
tetaplah baginya hak membatakan pemikalran.

3. Fasakfi (pernbatalan) itu jika sebelum terjadi persetubuhan maka istri


png cacat tersebut tidak mendapatkan mahar dan mufatr (kompensasi)
bak faakhtersebut dari pihak suami atauptrn dari iski, karena ksakh
itu jika dari ishi maka didapati perceraian itu dari pihaknya dan jika
#x.;:,T-"ffi karena kecacatan istri yang ia sembunyikan. Jika fasakh itu terjadi
setelah melakukan persetubuhan atau pertemuan secara tertutup
maka bagi istri itu mahar karena telah pasti terjadi persetubuhan,
tetapi mahar itu dikembalikan oleh suami kepada orang yang
memperdayainya yaitu istri yang berakal, wali, atau wakil'

4. Dalam kedua hadits itu terdapat berbagai macam bentuk cacat yaitu:
lepra/kusta, tumor, dan gila.

5. Jumhur ulama meringkas benfuk cacat dalam pemikahan menjadi dua


jenis:

a. cacat yang menghalangi persetubuhan pada lelaki adalah


pengebirian, pemotongan testis, dan impotensi sedang pada
perempuan adalah sumbatan, tanduk, dan fumor'

b. Cacat yang menjijikan atau menular seperti tumor, lepra, gila'


wasir, ambeyen, dan nanah yang mengalir pada kernaluan wanita
maka jumhur ulama meminimalisasi cacat-cacat pernikahan atas
dua jenis ini. Pertedaan yang terjadi di antara mereka hanyalah
s€dikit, sebagian mereka meringkas atas sebagian cacat pemikahan
atau menganggap semuanya adalah benfuk kecacatan'
jadi seorang
6. Redaksi, 'Lelaki mana sap" itu bukanlah benhrk konotasi,
lelaki jika mendapati kecacatan pada istri maka ia boleh mebatalkan
pemikahan dan istri jika mendapati kecacatan pada suami maka ia
juga boleh membatalkannYa.

7 . S!,ail$ Muhammad bin hmhim alu syaikh b€Itata, "Yang bernr adalah
bahwa kernardulan adalah bentuk kcacatan, karena fujuan perempuan
dari pemikahan yang terpenting adalah melahirkan anak dan yang
mendesak adalah bahwa istri itu tidaklah seperti suami karena
beberapa perbedaan, ia boleh menikah dengan wanita lain dan tetap
bersama istin5n."

8. Adapun Ibnul Qayyim memandang bahwa setiap cacat yang dapat


menjauhkan pasangan dengan yang lainnya dan tidak tercapainya

404
ffi;-*:::::xffi
maka itu mengharuskan adanya khiyar dan khiyar itu lebih utama
daripada tansaksi penjualan yang memboletrkan bagi si pembeli unhrk
mebatalkan setiap cacat yang dapat mengurangi nilai penjualan.
Barangsiapa merenungkan tujuan, keadilan, dan hikmah dari hukum
syar'i dan kemaslahatan yang meliputinya maka keunggulan
pendapat ini dan kedekatannya dalam kaidah hukum itu nyata.

Adapun peringkasan hanya pada dua, tiga, empat, lima, enam, fujuh,
atau delapan bentuk kecacatan tanpa yang lain, yang lebih atau
menyamainya maka itu tidak ada tujuan lain. Kebutaan, ketulian dan
kebisuan dan cacat berupa kebuntungan kedr:a atau salah safu tangan
atau kaki itu termasuk hal tertesar yang tidak menyenangkan- Tidak
adanya penjelasan hal itu merupakan benfuk penipuan dan kelalaian
yang paling buruk dan itu menyalahi agarn. Pendapat ini dikatakan
oleh Ats-Tsauri, $7umij, dan Abu Tsaur dan inilah Snng t:rr:rrr inspallah.
g. C-acat itu jika tidak diketahui kecuali setelah mdakukan persetubuhan
dan pertemuan tertutup, maka bagi perempuan ifu mendapat mahar
sebagaimana hal itu lelas dalam dua hadits karena itu telah pasti terjadi
persetubirhan

10. Harus ada pembedaan beberapa masalah dengan adanya cacat ifu:

a. Tunfutan dan dak^,aan orang 5ang merniliki maslahat, karern hak


itu hanya untuknya dan tidak terjadi fasakh kecuali dengan
hmfuhnnya.

b. Fasakh karena ada mt ihr meniadi perbedaan pendapat di antara


ulama, tidak memandang dan mernfasakh(membatalkan)nya
kecualiseorang hakim.

c. Ketetapan adanya cacat ifu rnelalui salah safu samna penetapan.

d. Jika telah pasti adanln impotensi pada suami maka ia ditunggu


setahun agar melalui empat musim, jika telah melewatinya dan
ia masih dalam impotensinya maka dapat diketahui hal itu
adalah pembawaan dan terjadilah pembatalan pernikahan-
svemn BurucHur rsA*r #
-l

//
"Yil(in^JuY.
(BAB TENTANG PERGAUTAN DENGAN ISTRI)

Pendohuluon
. Al'iswh.dikasrahkan bir1hndisukunkan syindalahpercampurandan
kebersamaan dari kata 'asyiinh;kdrnrga, ftrnym A\ah," Dan bailah paingabn
kepdakenbat-kenbabnu 5ang terdel<at" (Qs. Asy-Syu'araa 1261 2L41.
Sedangkan menurut hukum adalah apa !,ang teriadi antara suami isti yaitu
berupa persahabatan, kecocokan, cinta, persabatan dan pergaulan yang baik-
Dorongan, perintah, dan ajakan utruk hal ifu terdapat dalam nash Al Qur'an
danSrnnah:
Allah SWT b€rftrrnan, " hn bagaulhh dangan maelca sqan Ftut." (Qs.
An-Nisaa' [4]: 19)
"Dan pn
tnnita mqnptntai hak5angseimbngdagan kmiibnng
mqututcangngnn'ruf." (Qs. Al Baqarah l2l 22t3l
Nabi SAWbersabda,

.*\.€';6t,*\l* €?
"Sebik-baila5a kalian adalah 5nng plin7 bik kepda keluatga4a dan
aku adalah onngtrurgpling baik kepda keluatgaku."

Adapun hak suami terhadap istrinla maka Allah berfirman, "Kaum lelaki

406
-{ svenar BUtuGHUtrieun #
adalah pemimpin bgi kaum vnnita." (Qs. An-Nisaa' [4]: 34)

"Akan tetapi pra suami mempu4/ai safu tingl<atan kelebihan daripda


istrin5a;' (Qs. Al Baqarah l2l: 2281

NabiSAWbersaMa,

ti-\t')*'oi if;t L';<i F\'qi:i rLi o'4i'j


i*nauinyu aku dibolehkan memerintahkan ses@ft,ng untuk bersuiud
kepda omng lain pstilah aku paintahkan sonng isti untuk suiud kepda
sumhw."
Setiap masing-masing suami istri harus bergaul dengan baik satu sama
lain, maka ia tidak boleh menunda haknya dan tidak merasa terpalsa untuk
menyerahkannln, tidak membuatnyra letih dengan sesuafu lnng mengrakiti dan
suafu kebaikan. Haram menunda sesuafu yang sudah menjadi kemestian dan
yang dibenci serta menunaikan kewajiban dan hak yrang telah ditentukan.

Spil,h TaqiyWddin be*ata, "Hak-hak suami atas isbinya adalah hendaklah


ia memuliakan dan menghormatinya, bergaul dengan baik, memenuhi
permintaannla yang adil dan keinginannlra yang memungkinkan, meyertainyra
dalam suka dan duka, mejaganya dalam jiwanya dan frartanya, menjaga
rumahnya, tidak memasukkan orang asing, tidak keluar dari rumahn5n kecuali
dengan seizinn5n, tidak berdandan unfuk selain suamin5ra, menjauhi apa yang
tidak disukain5ra, dan tidak menekannln dengan permintaan png melehhkan."
Isti hendakqn memelihara kernuliaan keluarga suaminla, mengurus anak-
anak mereka, membantunla sebisa mungkin ketika suamin5n sakit atau lemah,
dan tidak memr.rrgkiri kebaikan dan kebaiikanrm.

Adapun hak istri atas suaminSa adalah stnmi hendaknlp mempergaulinya


dengan baik, menjaga kehormatan istriryla, memperhatikan kesenangan dan
fitahn5ra mernbantr:nya dalam mengunrs mmah, menyertainlra dalam suka dan
duka, menghadapinga dengan manis dan keceriaan, berbicara dengannga dengan
ramah dan lemah lembut, memberikan keluasan dalam memberi nafkah
kepadanya, menjaga perasaannya, menghormati keluarganya, menjaga
kemuliaannya, tidak menghalanginya dari mereka, tidak membebaninya
ffi*J,.:T::ffi
berupa kemungkinan-kemungkian yang diperbolehkan, mendampinginya
dalam kemaslahatan bersama, mengajarkannya jika ia tidak mengetahui
ketaatan kepada Allah, atau melalaikannya, bersikap sabar jika ia marah,
tidak menghalangi haknya 5ang telah ditentfian, memperhatikan kebebasannya
yang masih berada dalam wilayah hukum dan agama, menahan rasa sakit
darinya, dan tetap bersamanya jika ia sakit.

J*; it y-, Su ;lo -& tl.


7ta.
ht ?nt
oyr- o
J-tJloG,l'):t -AVA
V

tC_
6ti ,tlrt:t'r,/1 ittt . $i:', .t
\P
. '=1
4rl
4)'
a-

)tf,G it
; .4,
,aJi
a.,'
J

rt,
a a .
* '),) {.J
L-b
t,i. a
nl.

a"
;le
I
It
!::Ulit
it,) u..ttei t .t-t
cr)tel ))) ,d
878. Dari Abu Hurairah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersaMa,
"Dilaknat onng lmng manyetubuhi istri Pda dubum5n-" (HR. Abu Daud
dan An-Nasa'i) ini adalah lafazhnya An-Nasa'i, para perawinya dapat
diperca5ra, tetapi hadits tersebut dianggap cacat dengan ke-mursalannlrars.

Peringkat Hadits
Hadits itu shahih. tmam Asysyafi'i meriwayatkan dan menguatkan
hadits itu. Al Baihaqi, Ath-Thahawi, dan AI Khathabi mengambiln3n dari
Imam Asy-Syafi'i dengan sanad yang shahih. Ada beberapa jalur lain
gnng bagw bagi hadits itu sebqaimana dikatakan oletr Al Mundziri. Jalur-
jalur ini adalah menurut An-Nasa'i, Ath-Thahawi, Al Baihaqi, dan lbnu
As-Sakir dinilai shahiholeh lbnu Hibban dan lbnu Hazm serta disetujui oleh
Al Hafizh Ibnu Haiardalam Fathulhri.

Ir3
Abui Daud (2162) danAn-Nasa'idalamAlKubra (9015).

408
-{ svanan ButuGHUt rriAmlr #
iu'
-r :t,S';'r i6 'Ju -ci;h, nr- ,,,\a i, * -^v1
',t'r:, .4;i,
*i';f;r :i ,:ro, ;i ,f; ly?ri 'p'l>',*j *
:ir,
t?t,oV ;; t,A.frrr,!,sy'ist
879. Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Nlah
tidak akan memandang kepda lelaki yang bersetubuh dengan lelaki atau
menyetubuhi istri pda dubumya." (HR. At-Tirmidzi, An-Nasa'i, dan lbnu
Hibban). Hadits itu dianggap cacat karena mauguf.ry

Peringkat Hadits
Hadits itu hasn- l-afazh hadits tersebut datang melalui jalur yang
banyak diriwayatkan oleh mayoritas para sahabat, di antara mereka adalah
Umar, Ali, Ibnu Mas'ud, Jabir, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Al Barra', Anas, Abu
Dzar, Uqbah bin Amir, Ali bin Thalq, dan Thalq bin Ali.

Jalur-jalur itu sernua di dalamnya ada pertimbangan, akan tetapi bersarnaan


dengan banlnkqa jalur dan p€rMaan para perauri sebagian jalur menguatkan
sebagian jalur png lain, maka ia merupakan hadits hasan atau siafiah. Ibnu
Hazm berargumentasi dengan hadits ifu.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Dua hadits itu menunjukkan haramnya menyetubuhi perempuan
pada duburnya. Ini adalah pendapat para imam berdasarkan
firman Allah SWT, "Maka campuilah mqel<a itu di tenpat Sang
diperintahkan Allah ke@amu." (Qs. Al Baqarah l2l 2221 dan
berdasarkan dua hadits tersebut yang baqnk jalur periwa5atannln,
dan karena pada asalnlp pada kemaluan ifu ketraraman kecuali
apa lnng dip€rintahkan dan dii/rnkan oleh Allah.
2. Adapun bersenang-senang dengan istri pada selain dubumya dari

'x At-Tirmidzi ( I I 69), An-Nasa' i dalam Al Kubra (900 I ) dan Ibnu Hibban (4203).

409
svlnau BuruGHUr r,lARAm
-{
tubuhnya maka diperbolehkan. Ada hadits dalam shahih BukharidNt
Muslim yangdiriwa5ptkan dari Aisyah,

-, . 4:
.,.t'. ttlv
Gr\*
- Fc*:
'Rasulullah SAW pernah mernerintahkanku agar memakai sarung lalu
ia menyentuhku sementara aku sedang dalam haidh'"

Perintah Rasulullah SAW kepada Aisyah memakai sarung untuk saling


bersentuhan padawaktu haidh itu adalah menjaga kemaluan'

3. Dua hadits itu menunjukkan bahwa menyetubuhi perempuan pada


dubumya itu termasuk dosa besar, karena laknat tidak tefiadi kecuali
atas dosa besar.

4. Ibnul Qayyim be*.ata dalam Ath-Thibb An-Nabwisecara singkat'


ayat Al Qur'an menunjukkan bahwa b€rsetubuh pada dubur adalah
haram karena beberaPa alasan,

a. Diperbolehkan menyetubuhi istri pada ternpat lahimp anak,


Allah SWT berfirman, "Di tempt Sang dipaintahkan Alkh
kepdamu;' (Qs. Al Baqarah l2l 222) bukan pada lubang yang
menrpakan tenrPat PenYakit-

b. Istri mempunyai hak atas suaminya dalam persetubuhan.


Persetubuhan pada duburnya itu berarti menghilangkan
hakryn, tidak memenuhi keinginan$a, dan tidak menghasilkan
tuisr4ra.
c. Persefubuhan pada dubur itu mernbahayakan lelaki, oleh karena
itu dilalang oleh para ahli medis.

d. Menimbulkan ketidaksenangan dan kebencian antara orang


png melakukan dan yang diperlakukan-

410
-l
svaux BUruGHUr rriA*o* #

*i * \t * 4, oL -^b ht q,- ;;:; oj ? -AA.


rfi\l6 €ii >ti;vi i_flr: iu ui;:rs ;11 :JG
,i3t_t"
,;<)ii ,bsr ,f.i;-e"iip ,*r'+|#,lt*
13u.,
:dr.;*1fuv ,:e?i"J1 I ,k1|s11 ,ifg ,1:d 61 JI;
.q:q-fr,i &'rrT .(;
',c t
, "

i- .,rr'cl: ,Ery 4.:',*'LLt rti',L,J,i-,t otl ,F.t


.q\L 6:;s'r ,q#
ltz

^7*i
880. Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW ia bersaMa, "Elarangskp
yang beriman kepda Allah dan hart akhir maka menyakiti
tetanggan5a, nasihatilah pan penempuao (isbi) dangan bik, l<arena mereka
diciptalran dari tukng rusuk. Sesungguhn5a SpnS Fling bengkok dari tulang
rusuk adalah baghn plng menake meluruskann5n maka
atas. Jil<a lamu
kamu al<an mematahkanrya, iika l<anu manbiad<ann|a maka ia alan terus
bangkok, nnl<a msilntilah Wanpnn (isfr) dqrganbark " (FJR. Mutbfq'Ahin
dan lafazhnya adalah hfazh Bukhari.

b[a/nMuslim, 'Jika kamu mal<a l<arnu


bercenang-senang hn pdanya ada kebangkol<an, jika l<anu memaksa
melurusl<ann5a malra lanu akan mannbhlanrya, dan manatahl<ann5a ifu
manwail<aruryn."rs

Kosakata Hadits
Isbushuu yaifu sahng menasihati dengan lrcbaikan dan berbuatbaik keeada
isfui-istimu.

Atau maksudngra adalah terimalah nasihatku kepadamu unhrk mereka, aku

'35 Bukhari (252) danMuslim (146S).

4ll
svanau BuruGHUr rrio*or* #
-{
menasihatimu unfuk mereka dengan kebaikan dan bertuatbaik.
Dhila',Maksudnp adalah bahwa Hawa asalnSa diciptakan dari hrlang rusuk
Adam sebagaimana firman Allah swT, " Dan daipdanja Allah menciptakan
istrinja;'(Qs. An-Nisaa' [4]' 1)-

A'lahu, Berada di sisi tulang selangka, karena ia bulat seperti setengah


lingkaran, yaitu tulang png sangat bengkok'

Tuqiimuhu Meratakan4p dan meluruskan kernbali'


,Ivnj. Ahlibahasa mengatakan: al 'awai difathahkan pada setiap yang
yang luas
tegak seperti kayu dan dikasrahkan apa 5nng terdapat dalam tanah
dengan
atau dalam agarEt, rnaka dikatakan: dalam agamaqA ada kebengkokan,
dikasrahkan.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Dalam hadits terdapat penielasan hak taangga atas tefangganya
itu besar. Dalam hadits shahih,

.i;b'(t'&,? rrts\ &';'J-> J\6


'Jibril ,aufu U",**iat Xepadaku **n*"r;;*" i"ggu uk.,
"f
mengira h akan mendapat warisan."

2. Hadits menunjukkan bahwa barangsiapa lEng menlakiti tetangganSa


denganperkataanatauperbuatanmakaiabukanlahorang},ang
sempumaimannyakepadaAllahjugakepadahariakhir,karena
keimarnn kepadaAllah orang!,angkiman itumenpga
dirinya dari hal-hal yang diharamkan dan keimanan kepada hari akhir
menimbulkan ketakutan kepada kdahsapt hari itu, maka ia tidak
menyakiti tetangganya. Adapun orang yang menyakiti tetangganya
maka seandainSa kaika ia mengakitinla disihti dengan keimanan maka
tidaklah muncul dari$n untuk menyakiti tetangganya' karena keiman
itu menyebaban atau medorong orang unfuk melaksanakan ka,vajiban
dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan'

3. Hadits menunjukkan bal'rwa berwasiat kepada wanita dengan kebaikan.

412
--l svamx BULUGHutt ARAii +
Nabi SAW dalam khutbahnya pada haji wada' berkata,

,!, !6\ .,';,'*i'8Y ,'t3t *1?,ir rrtv


-.Jb"):;
.nr a*K,
"Bertakwalah kalian kepada Allah terhaduo ;,',;,'r*nnukalian
mengambil merekadengan arnanatdariAllahdari mereka
dengan kalimatAllah."

Allah SWT melalui rahmatdan dan kelembutan-N5n kepadamakhluk-


N5n berwasiat dan mendorong unfuk memperhatikan dan menjaga
jenis 1Bng k@il dan lernah dari makhluk-M/a. fuiak ptim diperintatrkan
untuk dijaga hartanya dan dilarang untuk menghilangkannya dan
mengancam untuk memakannya, lalu Allah SWT berfirman,
" Sesunguhn5a onng-omrg !/ang mqrakan harta anak Satim sqam

zalim, sebanam5a merel<a ifu menelan api sepenuh pentbrya dan


merelca akan masuk ke dalam api WrTg meryala-n1ala." (Qs. An-
Nisaa'[4]: 10). Perernpnn png lernah ini yang terpenlara dalam rurnah
suaminya diberikan nasihat oleh Allah, "Pergaulilah mqeka dangan
fuik." (Qs. An-Nisaa'[4]: 19). Dan Allah berfirman , " Al<an tetapi pn
suami mempun5ni atu tingl<atan kelebihan darilpda istrin5a." (Qs.
AlBaqarah 121 2281.
Nabi SAWbersabda,

.Jii,i;etr,*\t; l?
"Sebaik-baikqa kalian adalah yang paling baik t€rhadap
dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku".

4. Ketika Nabi berwasiat dengan perempuan maka beliau menyebutkan,


" Sesunguhn5a l<alian dicipakan dari fulang rusuk dan sesuafu yang
pling bengkok pada tulang rusuk adalah 5nng pling a/as." Ini
merupakan penjelasan tentang tabiat dan watak perempuan. Ia
merupakan pembuka bagi perintah untuk menanggungnya dan
sabar menghadapinya, karena ifu yaitu bersabda, "Jika engkau

413
SYARAHButUGHUtllaum#
dan
memaksa meluruskannya maka engkau mematahkannya
ptahnya adalah menceraikann3n, jika engkau bersenang-senang
dengatng rnal<a agkau bersenang:sawtg atas s&wh kdangkol<an'
nasihatilah perempuan dengan kebaikan" '

yang mulia
Pensifatan dan penggambaran 5ang indah ini serta wasiat
maka
dari Nabi sAW itu membatasi sikap laki-laki terhadap istrinya,
ia berjalan beserta istrinya pada jalan kebijaksanaan, kasih sayang,
kebajikan, dan berbuat baik.

Maksuddaripenciptaanperempuandaritulangrusukituartinya
diciptakannSa ibu kita, Hawa dari tulang rusuk Adam'

5. Jika kita renungkan hukum Islam yang memberi petuniuk' tata


kramanya yang luhur, dan nasihabrya yang mulia maka kita temukan
dari sifat*ifatr5n garg mtrlia itu al iiffE,rk€Tg}rfianl yaitu menanamkan
p€rasaanpadajiwaunfukmencintaikebaikarrpadaseluruhmanusia
tenrtama orang:orang mempunyai hak dari kalangan orang
lnng
yang diikat
Islam, kerabat, tetangga, dan selain mereka yaifu mereka
derrganmanusiaolehsebuahikatandanhubungan.sikaplebih
besar
mengUtarnakan orang lain ini mernpun5ni pengaruh lEng sangat
dalam menguatkan rasa cinta di antara individu dalam mas5nrakat
dan menjadikan mereka saling mengasihi dan saling menolong.
sebalikngn sikap egois dan cinta pada diri serndiri maka hal itu
meniadikan orang ifu dibenci, dan dikrcilkan dari nrapmkat,
karena

htidak rnau menunaikan hak oanglain'


Di antara p€nemuan ilmu psikologi modem yang terpenting adalah
kepastian bah,,ua kebahagiaan manusia itu tidak akan ada tanpa
pengortanan melalui oElng lain, Allah berfirman, "Dan merel<a
mengutamal<an (onng-orang muhaiirin) atas diri mereka sendiri.
Sel<alipunmqekamemerlukan(apyangmerel<abqil<anifu/."(Qs.
Al Hasyr [59]: 9).
Alangkah indah dan bagusnya sikap lebih mengutamakan orang lain
jikaadapadaorangyangtidakmengharapkanimbalandantidak
mengharapkan balasan dan terima kasih dari seot?'ng perempuan lEng

414
-{ svaran BUtucHUtmArAf, +
lemah dan seorangyatim yang kehihngan orargpng mernperhatikan
dan membantunya. Islam selalu manrasiatkan kepada kita tehadap
mereka itu dan orang-orang yang seperti mereka yaifu orang yang
tidak mempunyai kekuatan dan kekayaan. Orang yang diberi taufik
dan berbuat baik kepada diri sendiri dan saudaranya itu tidak
meninggalkan sikapsikap png mulia itu dad bqlilat baik. Omng !,ang
boros dan yang lalai itu adalah orang gang kehilargan kesempatan ifu
dan kehilangan keuntungan.

6. Hadits itu menyandingkan antara hak tetangga dan hak istri


sebagaimana alrat Al Qur'an juga menyandingkan antara
dafam firman Allah SWT, "Tbtanga Sang jauh en tunnn sepwi"
(Qs. An-Nisaa'[4]: 36). Para ahli tafsir menyebutkan bahua tetangga
jauh itu adalah tetangga dekat rumah dan ternan seiawat adalah isti.
7. Perumpamaan thalak (cerai) dengan tulang adalah b€ntuk
perumpamaan png sangat indah. Pada kedurm adakesarnaan 1ang
besar dari sisi menlRkiti, kesulitan unfuk menutupi dan mengobatiqla,
juga karena ter*adang kembali kepada sdain watalqp 1ang pertarna.

8. Bahwa hak hak manusia tidak sama derrganmu bahkan sebagian


mereka lebih kuat haknya dari sebagian lain, sebqgainrana terdapat
dalam hadits,

its rip .ou- i *.: leir or? 6r; ,!; I ;;t';ty


,;?'-6i'fr, $; rl-j t:.,*
" Sesunguhtya tenga manpnSaihakibtengp itu wnng
itu
muslim maka A mempuryai dm hak hn frka terrya itu wnng
muslim Smng nnsih kmbt mal<a ia mantpnSai t@ hak."
9. Kurangnya akal perempuan dan sempurnanga akal laki-laki, karena
perempuan tidak dinasihati kecuali karena kelernahan mereka, dan
tidak adanla pembebanan mereka dan bahwa mereka ifu memerlukan
kelembutan dan pergaulan, jika tidak maka tidak mungkin tetap
bersamanya.

415
::':::*ffi
tidak diberi wasiat dengan perempuan kecuali karena ia memiliki
kepemimPinan atas PeremPuan.

11. Bahwa keadaan dunia itu kurang, urusannya tidak datang kecuali
berdasarkan atas yang dituntut dan yang dikehendaki. Karajiban
manusia unfuk menanggung beban, sabar, dan menerima apa yang
datang dari kebaikannYa.

12, Suami istri itu harus selaras dan harmonis, inilah pergaulan yang baik
yang dimotivasi oleh hukum yang suci-

Adapun jika timbul perselisihan dan perpecahan di antara mereka


berdua maka jalannya adalah perdamaian dengan mengirimkan dua
ufusan di antara mereka, salah safunya dari keluarga suami dan gnng
kedua dari keluarga istri, mereka berdua mdaksanakan apa yang
mereka padang lebih pantm dari menyah.rkan atau mernisahkan. Pada
t(ond6t um boleh mernufuskan perceraian, baik dengan khulu' dan
fasakh, atau thalak iika tidak mungkin ada kecocokan lagi antara
merekaberdua.

Di antara orang yang memilih keharusan suami adalah syaikhul


Islam, Ibnul Qayyim, dan Ibnu Muflih, ia menyebutkan bahwa lnng
menehpkan keharusan pada suami adalah s€bagian atrli hukum slam
dari orang-cang zuciPng utama.

Sl,ail& Muhammad bin Ibrahim yang populer dari madzhab merrilih


tidak adangra pemaksaan suami atas khulu', tetapi nash-nash slrar'i
menunjukkan kepada pendapat yang mengharuskan untuk
menghilangkan bahaln dan perpecahan. Nabi SAW berkata kepada
Tsabitbin Qais,
... g, ,a ... . ? o.t
ci.i1-tJt ji
* i,
- -
't ,'j--,t ?" JtSj L-Ar)b tiAb't
:
.:tr_ \', ,r?
" Ambitlah k&un itu dan cmil<anhhia" dan Nabi SAW bersaua, " Tidak
boleh membahaSakan diri sendiri dan omng lain-"

416
svanax ButucHut ltiAnam #
-l

^*ht -u dt f k :Js -*; iur qr- /._e *': -^^\


lt \t & i*,;'.u.$t {-A, 6f 15,;'iy €,:*'t
,!i, "rl,'ry',fl. -;? d- )q bi & &\, r.', I t

o.v,!*3'1
^1L ;8,.(1*,
.()Q igf 'o:*:->v ,-^?t ifii Sui ti$ ,ie:4.'!ti):,.i1
881. Dari Jabir RA ia berkata: Kami bersama Nabi SAW dalam suatu
peperangan, ketika kami tiba di Madinah dan siapsiap masuk, Nabi SAW
bersaMa, " Janganlah tagagea flipi kaliil mamski nalam (isW) suplp
pn isti yang mmbuhz5a kusut itu matyisir dan 5nng snmin5a tidak benda di
rumah itu memotong ' (HR- Mutbfa 'Hain.

Pada riwayat lain dalam shahih Bukhari, "Jika salah s@rzng dai l<alian
peryi lama mal<ainganbh madabnsi istinSa pda nalan hari."t%

Kosakata Ha$its
AmhiluuTungguhh, dan fimgan tertunrburu
'Isgna Yaitu gelap, atau mulai dari shalat maghrib sampai gelap.

Tamtasyitha Isbi merapikan rambutnln dengan sisir, a/ misyth adalah


alat untuk menyisr, bgttuk plumlrSB amslmth.
Asy-Sya'itsah: Artinya, perempuan yang kusut dan terpisah-pisah
rambutrya.

Tastahidda Yaitu perempuan itu menghilangkan rambutnya yang ingin ia


hilangkan dengan m€nspnakan gunting atau alat yang lain.

Almughiibh: Yaitu perernpuan Spng ditinggal pergi suaminya tidak ada.

Falaa Yathruq Ahlahu l-ailanAhli bahasa mengatakan bahwa ath-thuruuq


adalah al majii'(datiang)pada malam hari dari perialanan dan lainnya, karena

rs Bukhari (5244, 5079) dan Muslim (715).

417
-{svruxBUtucHUtmA**#
lupa, hlu disebutkan kata /a/(malam)terrnasuk bab penjelasan dan penegasan.

Hat-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits ini di dalamnya terdapat pengarahan Nabi SAW yang mulia
dalam tata cara istri menghadapi suaminya dan kondisi yang bagus
dilihat oleh suami terhadap istrinya.

Demikim ih.r bahr,va isbi jika stnmin5a tidak ada terkadang ia melupakan
dirin5n, ranrbtrbrya kr.rs.rt, kurang mernpertntikan kebersihan badannla,
maka ia tidak senang dengan kedatangan suaminyra secara tiba-tiba
dalam kondisi ini, ia senang bershpsiirp untr.rk menprnbtrt kedatangart
suamin5a dengan keadaan Snng terbaik. Nabi SAW memerintahkan
kepada orang-ormg yang berperang bersamangra jika mereka telah
mendekati Madinah Al Munawwarah dan kedekatan mereka telah
diketahui, agar tidak memasuki rumah-rumah mereka sampai isti-
isti mereka bersiapsiap untuk menyambut mereka dengan kondisi
png pantas unfuk menernuisuaminlp.

2. Pengarahan yang mulia ini dan penghormatan png bijaksana serta


apa lang ada pada pengaruhnya yaitu kesenangan yang bersifat
inderawi antara suami isbi maka di dalamnya terdapat ketetapan bagl
yang mulia, sexnpumanlE keharmonisan dan kecocokan,
karena masing masing mereka berduaiika melihat 1nng lain apa yang
membuatnya senang, menyenangkan jiwanya, menambah
kesenangannnya, dan menumbutrkan kecintaannlB maka kehidupan
suami istri penuh dengan kebahagiaan dan kesenangan. Nabi
menrbolehkan bagi isfi untuk mernakai yang diharamkan bagi laki-
laki lnitu mernakai sutera dan berhias dengan barang yang terbtnt
dari erras dan p€rak.

Yang paling utama bagi suami yang pergi adahh unfuk mernberi tahu
kedatangannya kepada keluarganya, dengan perjanjian yang
terbatas mulai dari malam atau siang hari. Sekarang -d hamdunhh-
komunikasi telah mudah dan dengan kemungkinannya untuk
menenfukan waktu kedatangannya kepada istrinya melalui telepon

418
4.
ffi#nrur#
Tata krama/etika Nabi adalah yaitu pergaulan yang baik,
memperhatikan kondisi, memberikan perasaan dengan penuh
perhatian adalah hal yang dapat menambah rasa cinta dan kasih
salrang.

5. Secara eksplisit dua riwayat hadits itu bertentangan, Al Hafizh


menghimpun keduanya dalam Fathul furilaluia b€rkata, "Menghimpun
kedua riurayat ihr: tnhwa perintah unhrk masuk pada malam hari berlaku
bagi orang yang telah memberi tahu kedatangannya kepada
keluarganya agar mereka bersiapsiap, sementara larangan berlaku
bagi orang tidak melakukan hal itu.

n' i-, i6
t 'i6 -&
hr €t-'gri;, 6 .li';,,'1 -t xt
,--qt;;iF !,: ' '
)t

r1t?( q tt>:*i *h, i2


o

# L?i .$v';'.r-';,!t 4 r,ir.t iy 1,tr's,


882.DariAbu Sa'id Al Khudri RA ia berkata, Rasulullah SAW bersaMa,
"sesunguhnSa sejelek-jelel< manusk di sisi Allah kdudukanrya pada hari
kkmat adalah, s@ftng suami yang bersetubuh dengan istrinia dan istri
yang bersetubuh dengan suamiqn kemudian ia menyebarkan rahasia
(pasetubulnnnSa)." (HR. Muslim)r37

Kosakata Hadits
Yufdhii ila Imn'atihi wa Tufdlm //arii Qurthubi berkata, 'Asal kata z4l
ifdhaa dalarn bahasa berarti bercampur."

Al Harawi, Al Kalbi dan lainnya berkata, "N ifdha 5aitu laki{aki dan
perempuan berduaan sekalipun tidak bersetubuh." hnu Abbas, Muiahid,
As-Sadi berkata, " N ifdhaa adalah bersetubuh."

rrTMuslim (1437).

419
#"##,-:
pendapat inilah Png Paling bagw'"
dirinya
Sirnhaa as-sirradalah apa !,ang menyenangkan manusia dalam
Bentuk pluralnya adalah asmar- Kata
girdipakai
dan menyembunyikannla.
dan digunakan untuk
untuk arti bersetubuh, karena ia dilakukan secara mhasia
sesuatu yang teriadi antara suami istri ketika melakukannya'

Aqnrra:Qadhi.Iyadhberkata,..Beginilahriwayatiniadanya,paraahli
akan tetapi ada
Nahwu tidak membolehkan lclta asyarradan kata akhyam
sernuanSa, ihr adalah
hadits-hadits shahihyangm€n$unakan dua lafazh tersebut
hujjah (argumentasi) bagl kebolehan kedua kata itu'

Hal-Hal Penting dari Hadits


itu
1. Suami bersama istrinya mempun!'zli rahasia seksual' rahasia
proses
biasanya adalah benrpa senda gurau png teriadi saat terjadi
seksual atau ratrash itu adalah hal-hal benrpa aib/cacat
organ sekstnl'/

alat kelamin. Hal inilah yang mempakan puncak dari rahasia


mereka
oleh
berdua, maka keduanya dirnakrutrkan unhrk diketahui ralnsianya
orang lain.

2. oleh karena itu Nabi sAW mensifati orang yang mengkhianati


kepercapannp dari salah seorang suami isti itu, lalu orang-orang
mengdahui apa png terfrrdi di antaranya dan di antara stnmirya dalam
masalah itu atau aib yrang terlihat dari suamiqn adalah seielek-jeleknp
manusiadi sisiAllah danyang paling rendah kedudukannp'

3. Hadits menunjukkan atas keharaman menyebarkan rahasia suami


istri yang khusus ketika salah satu dari kedmnp saling bercampur,
karena omng yang menyebarkan rahasia ini adalah sejelek-jeleknya
manusia di sisi Allah SWT.
suatu
4. Islam menganggap hubungan sekstnl antara suami istri adalah
masalah yang dilarang untuk diungkapkan, maka ia hanls diiaga dan
salah
salah seorang dari keduanSn tidak melampaui batas , di mana
yang
seorang dari mereka berdua mernberikan keperca5nan kepada
lain kemudian ia menyebarkan rahasian3a.

420
--l svenax BUruGHur r,lAnam #
5. Dari sisi lain kesenangan yang terjadi di antara suami istri di tengah-
tengah persetubuhan adalah suatu kebebasan mutlak, pada kondisi
ini karena ia memberikan kesenangan kepada salah seorang
pasangannya dan memberikan kegairahan kepadanya. Oleh karena
itu diperkenankan ada kedustaan di dalamnya, tetapi jika salah seorang
dari mereka berdua mengetahui bahwa rahasia ifu akan tersebar di
hadapan Lhalafk dan menjadi bahan ejekan, maka menjaga dan
menyembunyikan rahasia ifu menjadi suatu ketnrusan, jika tidak rnaka
hubungan seksrnl itu menjadi lesu dan dingrn Srang terkadang berulung
kepada keg4alan pemikahan atau hubungan seksual.

6. Para ulama berkata, "Menceritakan hubungan intim itu dimakrutrkan


tanpa ada keperlmn seperti menyebutkan berpalingnya istri dari
suaminlB atau ia mengldaim kelernahan suamidalam b€rsetubuh dan
lnng serupa dengan hal ihr."

Keputusan Lembaga Fikih Islam Tentang Rahasia Dalam


Bidang Kedokteran:
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam serta shalawat dan salam
semoga tercurahkan atas junjurEan kita Nabi Muhammad SAW, penutup para
nabi dan atas keluaga dan para

Sidang'Lembaga Fikih Islam Snng diselenggaralon pada pada suatu sesi


dari muktamamyayang kedelapan di Bandar Sri Begar,uan Brunei Darussalam
dari tanggal 1 - 7 Muharmm 1414 H 3ang bertepatan dengan tanggal 2L - 28
Juni 1993 M.
Setelah sidang menelaah p,embahasan-pembatrasan yang sampai kepada
Lebaga khususnSp tentang tema "Rahasia dalam profesi kedokteran."

Dan setelah mendengarkan p€ridebatan 1nng t€riadi sekitar masalah itu.

Maka sidang mernutr.rskan s€bagai berikut:

1. a. Rahasia adalah sesuatu gnng diberitahukan orcmg kepada yang


lain dengan permintaan unfuk disernbunyikan sebelum atau
sesudahnla, dan ia meliputi sesuatu yang ditunjukkan oleh adanga

421
,"-.--tffi
mengh€ndaki unhrk disernbunyikan s€bagainEna jtrga melinti hal-
hal yang khusus dan aib orang yang tidak ingin diketahui oleh
orang lain.

b. Rahasia itu adalah sebuah amanat bagi orang yang dititipi untuk
menjaganya, karena mengikuti sesuahr grang terdapat dalam qpri'at
Islam dan rahasia itu merupakan sesuafu yang menuntut sikap
komitmen dan etika pergaulan.

c. Pada asalnya dilarang untuk menyebarkan rahasia,


menyebarkannya tanpa sepengetahuan orangnya mengharuskan
adanSa tindakan secarct hukum.

d. Ketegasan wajibnya menjaga rahasia adalah bagi seorang yang


menjalani profesinya, yang kete6ukaan dalam s€ala hal kembali
pada kemaslahatan dasar profesi tersebut seperti profesi
kedokteran, karena banSak otang lrar{l mernbuhrhkan nasihat dan
bantuannya, maka keterbukaan dalam setiap hal yang dapat
membantu profesinya secara efektif dibolehkan, bahkan dalam
urusan yang tidak boleh diberitahukan kepada orang lain hingga
kepada keluarga dekatnya.

2. Dikecualikan dari ker,rajiban menyimpan rahash adalah kondisi di marn


penyimpanan rahasia itu menyebabkan bahaya melebihi bahaya
menyebarkannya bagi orang yang mernpunpi rahasia itu, atau dalam
menyebarkannya itu sebuah maslahat dimenangkan atas bahaya
menyimpannya. Kondisi-kondisi ini tatagi dua macam:

a. Kondisi yang mengharuskan r.rnfuk menyebarkan rahasia itu


berdasarkan prinsip melaksanakan bahap lnng paling ringan
unfuk meninggalkan yang paling berat, dan prinsip perealisasian
kernaslahatan umum gang menuntut unfuk menanggungbahaya
tertenfu karena mencegah bahaya lang umum iika hal itu telah
ditentukan unfuk mencegahnya. Kondisi ini dua macam:

kondisi yang di dalamnya terdapat pencegahan kerusakan,/

422
--l sYanax BurucHut rrrArAm +
kenrgiandari
kondisi 3nng di dalamnya terdapat pencqahan kemsakan/
kerugian dari individu/pribadi.

b. Kondisipngmernbolehkan pen@ranrahasiakarena:
menarik kernmlahatan unfuk maqprakat-

atau mencegah kerusalonAengian uinum.

Kondisi-kondisi ini harus mengikuti tuiuan dari hukum dan tingkat


prioritasnya dari segi menjaga agam4 ihrra, akal, harta, dan
keturunan.

c. Pengecualian-pengecualian terhadap titily'poin kewajiban untuk


menyebarkan atau kebolehannya itu hendalmya ditenfukan dalam
sistem praktek profesi kedokteran dan yang lainnya berupa
afuran-aturan yang dilelaskan dan ditetapkan se@t?r singkat
beserta perincian tata cara tansparasi tersebut dan instansi
gang bertanggung jauab dalam penyuluhan rnasalah ini.

3. Lembaga menyarankan kepada asosiasi profesi kedokteran,


departemen kesetratan, dan fakultas-fakuhas ilmu kesehatan unfuk
meneyelipkan tema ini pada program-program fakultas,
memperhatikanqq memberikan peringatan keeada orang-otruxg
5nng bekerja pada bidang ini, dan mernbuat keputusan-keputusan
yang berkaitan dengannya serta mengambil manfaat dari
pernbalrasan-perrbahasan 3nng telah disaiikan dalam tema ini.

u-,'*i :Jtt -'48 ?nr oyr- lJ '* usd i * 6'j -mr


u'-k, ,,'Vt r11 r;1,x; :Jtt t')i tlrri gT: t>,; I' [;1
n'
({Jr ; vt ';.i3 \) ,:e:f \1 ,Lrlr ,+-*-'t1 ,:,.{,kt 6y
423
SYARAH BUTUGHUT MARATi _

laleil.
tS,
.tJr ;J" ,Lc';L,'A3$,'>\t'>'rl r':.3i ;rr',
'{rif, ot?'i]'^*'3
'r,
RA ia berl<ata' "Aku bertanga'
bapaknya
883. Dari l-takim bin Mtrawiyah dari
Beliau menjawab' 'Kamu
'wahai Rasulullah! Apa hak istri atas suaminya?''
pkaian iika kamu
mernbaing makan iika kamu rnakan dan l<amu membering
memukul waiah' iangan menielek-ielekan'
memakai pakaian, jangan kamu
(HR' Ahmad' Abu Daud'
danjangan meniauhinya kecuali di dalam rumah'"
ini
Bukhari menganggap sebagian hadits
An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)lmam
menilai shahihhadtts ihrrs'
mu'alaq.lbnu Hibban dan Al Hakim

Peringkat Hadits
Daud' An-Nasa'i' hnu Majah'
Hadits int shahih'Diriwayatkan oleh Abu
shahih' imam Bukhari
Hakim, dan lbnu Hibban keduanya menilainya
mengomentariujungdarihaditsihrdanAd-Daruquthnimerrilainyashahih.Abu
melalui tiga ialur periwayatan, dalam
Daud meletakkannya dalam sunannya
setiapjalurterdapatBahzbinHakimdaribapaknsndarikakeknla.Paraulama
berbeiaperrdapatdalamnaskahBahzbinHakimdaribapakn5ndarikakeknya.
Diantaraparaimamituadayangmenjadikan5rahujjah/argumentasidandi
antaramqre|<aadayangmengabaikanhalitu.At-Tirmi&imeriwayatkansatu
hadits dan menilainYa shahih'

Kosakata Hadits
arti' yang dimaksud di sini adalah
Maa H4qtMaa mernpunyai &rapa
ma istilhaam(PertaqBan)'

I.aafilqabbih.Adakata-kata..Allahmeniautrkannyadarikebaikan,''yaitu
adalah iangan mencaci maki seperti
ab'adahu (menjauhkannya) artinya
wajahmu"'
mengatakan, "Allah mernburukkan
WaLaaTiahiun"laa"nahitnh(larangan)dan"bhiuf'katakeria5nng

(289),Ibnu
rsAhmad(44?14\,AbuDaud(2142),An-Nasa'idalam'Isyratunnisaa
(o87 D'
M"dii-d;o), iur,., iriuu"n ( I 286) dan Al Hakim
::Hilffi
(berpaling), akan ada perinciannya mengenai arti hadits itu insyaallah.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Di dalam hadits ini terdapat sebagian hak salah seorang suami istri
atas yang lain, adapun suami maka wajib memberi nafkah dan tempat
tinggal unfuk istrinya demikian juga wajib atas Suami untuk memberi
istrinya pakaian.

2. Suami harus menghindari dari menlakiti istuirya dan tidak memukuln5a.


Jika ada hal png mengharuskan untuk mendidiknya dengan memukul
maka ia harus menghindari memukul wajah karena kemuliaan dan
perasaannln serta supaya dalam pemukulan itu tidak menjauhkan
suami dari isti.
3. Suami wajib menghadapi istri dengan ceria dan manis. Jika ia
menemukan sesuafu yang mengharuskan untuk menegurnya maka
hendaklah dengan perkataan dan pengarahan, tidak dengan kata-kata
yang kotor dan caci maki.

4. Suami harus beramah tamah kepada istui dengan yang baik,


dan berterus terang pembicaraannya terutama pembicaraan masalah
cinta. Jika ada masalah yang memerlukan unhrk mendidiknya dengan
cara menjauhinya dan tidak berbicara dengannya maka hal ini
hendaklah teriadi di dalam rumah saja bukan di depan orang agar
tidak terluka perasaanya dan mernalukannp di hadapan orang dan di
hadapan ormgotang lrang s€nang tertradap kesialann5a lalu ia terlihat
pada posisi yang dibenci dan ditinggalkan.

Inilah sebagian hal-hal yang berkaitan dengan tata kama suami


terhadap istinya.

5. Hadits ifu menunjukkan keuraiiban suami memberi nafkah, pakaian,


dan tempat tinggal kepada istri.

6. Hadits menunjukkan bolehnya suami untuk mendidik istri ketika hal


itu diperlukan, akan tetapi pendidikan itu adalah pendidikan yang

42s
ffi"-*'"X' iika $Emi menghindari istinya maka hendaknSra secam
rahasia antara

keduanyra, dan tidak di hadapan otang. Jika ia memukulnya maka


janganlah pada wajahn5a dan tidak pada ternpat-ternpat png menyakiti
atau png mulia. Jika ia mencela dan menegurianganlah menspnakan
kata-kata yang jorok dan yang melukai, serta cacian dan makian.

7. Akan ada pembicaraan tentang nafkah terhadap istri dan ukurannya


dalam bab nafkah, insYa Allah.

8. Dikatakan dalam At kshaaf, "Tidak wajib atas istri untuk membuat


adonan dan memasak dan yang sempa dengan hal ifu menurut
pendapat y,ans stmhihyangtelah ditetapkan, dan mempakan p€ndapat
kebanydlGn para sahabat."

syaikh Taqvyddin b€rkata, "lstoi tnnrs berbuat baik keeada $aminlra


sebagaimarn 3lang dilakukan oleh suami tertradapnlp-"

Dikatakan dalam Al inshaf, "Yang benar adalah dalam hal itu


dikernbalikan ke@a k€biasaan suafu negeri."

sl,aikh AMurrahrnan As-sa'di, "Yang b€nar adalah masing-masing


dari keduarrya harus bergaul dengan baik terhadap png hin. Melnasak,
membuat roti, mengurus rumah dan lain-lain ifu wajib atas istri
bersamaan dengan diberlakukanrya kebiasaan akan hal ihr'"
qnikh AMulhh bin Muhammad b€data, 'Ucapan $Bikh Taqiyyddin
bahwa'ishi harus mendapatkan kebailon rrg sernisalqB dari suami'
adalah ternrasuk ucapan yang palingbagus-"
g. I-tadib it1r mernecatrkan rnasalah aasfzz(pernbangakangan istui) karena
perkawinandalam slrariat Islam itu adalah srnfu pe{anjianpng kuat
dan kokoh, denganqp Allah mengikat antara lelaki dan perempuan,
dan masing-masing dari merekaberdua menjadiberstafus suami istri
setdah h dulu seorang individu. Allah swT b€rfirrnan, " s&gian l<amu
telah.bagaulhercampw) dengan yang lain sebgai suami-istri. Dan
maet<a (isti-istimu) telah mengarnbil dari l<amu paianiian gngkuat."
(Qs. An-Nisaa' l4l: 21). Perianjian yang kuat itu adalah akad nikah'

426
-{
svlnax BUtucHuL rilAum #
Kemudian ada sebuah ikatan antara suami istri di mana Allah
menjadikan setiap orang dari mereka cocok dergan yang lainn5a dengan
memenuhi kebufuhan yang bersifat naluriah: psikis, logis, dan fisikis
di mana didapati padanya kesenangan, ketenangan dan keteguhan
serta mendapati bahwa dalam kebersamaan mereka berdua terdapat
ketentraman, kecukupan, rasa cinta dan kasih sa5rang kmena komposisi
mereka berdua yang bersifat psikis, kelompok, dan organis itu
dimaksudkan untuk pemenuhan keinginan merekaterhadap yang lain
dan penggabungan serta kolaborasi mereka berdua pada ujungnya
adalah unfuk membangun kehidupan baru yang tergambar dalam
generasi baru.

Makna-makna tersebut melukiskan firman Allah SWT, "Dan di antan


tanda-tanda kekuasan-N5n iakh Dia manciptal<an untukmu istri-isbi
dari jenismu sendii, suryya kamu dan merasa tenteram
dan dijadikan-Nya di antanmu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhn9a pda yang demikian itu benar-benar terdapt tanda-
tanda bagi l<aun gng bqpikir." (Qs. Ar-Ruum [30], 21). Pengikat yang
mulia ini antara suami istri diperhatikan oleh Islam dengan perhatian
yang intensif prt pergaulan yang baik dan perintah untuk sabar.

Jika datang secara tiba-tiba kepada isti hal yang bukan karaktemya
maka Islam memberikan petunjuk unfuk menjemihkan suasana itu
dengan memberikan solusi secara bertahap,

1. Memberi nasihat dan pehrnjuk, s@ian perempuan terpengaruh


dengan cara pendidikan ini. Allah SWT berfirman, " Wanita-
wanita 3ang l<arnu khawafukan nustruznya, maka nasihatilah
mqeka." (Qs. An-Nisaa'[4]' 34).
2. Berpaling darinya saat tidur dan menghindarinya, cara ini
terkadang mengakibatkan hasil yang baik. Pemisahan tempat
tidur merupakan suatu solusi psikis Snng sangat mengena yang
dapat menghilangkan kebahagiaan dan kesenangan istri. Allah
berfirman, " Dan pisahkanlah mqel<a di tempat tidur mereka."
(Qs. An-Nisaa' [4]: 34).
ffiH-#ffiffi mqel<a." (Qs. An-Nisaa' l4l' 34). Pukulan adalah cara yang tidak
diambil kecuali ketika terpaksa dan kondisi yang sulit-

4. isti tetap nusyuz, sombong


Jika cara-cara diatas tidak berhasildan
dan buruk pergaulannya maka perlu mengundang seorang
penengah dari keluarga suami dan istri, "Jika kdua orang
hakam itu bermaksud mengadakan perdamaian" (Qs. An-
Nisaa' [4]:35].
5. Jika tidak bertrasil mengumpulkan kedtn suami isbi dan sulit unh"rk
men5nfukan kduanya maka menurut pendapat Ahmad suami
tidak dipaksa untuk bercerai.

Pendapat kedua: bahwa isffi dipaksa untuk melakukan khulu', fael<h,


atau menceraikannp dengan ganti atau tanpa ganti. Di antara ularna
yrang memilih pendapat ini adalah qpikhul Islam, Ibnul Qayyim, dan
Ibnu Mufth dan pendapat itudinnrbildari scbaghn parahaktn kalangart
pengikut lmam Hambali. S!,aikh Muhammad bin hrahim Alu $niLh
mengarahkan para hakim Kemjinn Arab Saudi untuk mengambil
pendapat itu k€tika diperlukan, karena ada kisah Tsabit bin Qais dan
hadits, " TidakW, manblmgltan din sedin dan orug lain."

Utt) :'Jr, -t-ej.?nt oa.,- itr* ;. Jb ;j -xxt


"A,
tJ't'i'-i'l,iL? 4 ;. G;:' 4 fVi yaS, J,"\,:J r*
*-JL"e*.(& j'S;t& slls,; li*.,U?
#.'fitt
884. Dari Jabir bin Abdulhh RA, ia berkata: Orang Yahudi berkata, "Jika
seotang ldaki menyetubuhi isffir4/a dari arah bdakang dubur namun sasarann!,a
adalah qubulnya, maka anaknya akan lahir;uling, lalu turun ayat," Istri-istrimu
adalah seperti tanah tempt kamu bercocok tanam maka datangilah tanah
svanar BUrucHUL rtlAnem #
-l
tanpt bercocok tatnmmu itu bgairnana saja karnu kehendaki." (HR. Muttahq
'Alaih), dan lafazh hadits ini dari Muslim.r3e

Kosakata Hadits
Ata Ar-Rajul Imm'atahu. Artinya menyetubuhinya.

Min Duburihaa. Dari arah kedua pantatnya.


Fi Qubulihaa: Qubul dari setiap sesuatu adalah bagian depannya,
maksudnya di sini adalah aurat bagian depan dari perempuan.

AhwaL Maksudnya, matanln juling.

Para dokter mengatakan: sebab kejulingan adalah merupakan


kerusakan pada sel saraf otot panggerak mata atau ada kelemahan padanya,
atau kesalahan terjadi pada terpecahnya sinar terang yang masuk ke dalam
mata atau selain dari hal itu.

Hartsun Menanami tanah dengan tanaman, menebarkan tanaman, maka


firman Allah, " Isbi-istimu adalah seperti tanah tetnpat l<amu bercrcok tanam
maka datangilah tanah tempt bercuok
tanammu ifu bagaimana aja karnu
kehendaki." dikatakan dalam Al Muhith, "Artinya tempat untuk menancun,
penyerupaan istri-istri dengan tempat untuk menanam (ladang) sebagai
penyerupaan sesuafu yang dilemparkan pada rahim m&eka yaitu sperma
denganbibitA€nih."

Hal-Hal Pentirqg dari Hadits


1. Orang Yahudi mempersempit cara bersetubuh tanpa bersandar
kepadailrnu,sukuAr.rsdanKhazrajmengambil dantingl€h
laku mereka dari orang Yahudi karena mereka adalah ahli kitab.
TErmasuk bentuk rekalBsa otang Yahudi adalah perkataan mereka
bahwa jika seseorang menyetr.rbuhi istinSra dari arah dubur namun
sasarannya ada qubulqa maka anak png lahir dari persetubuhan itu
akan juling matanlra, lalu Allah SWT menurunkan ayat,"lstri-istrimu
adalah sepati tanah tmtpt kamu bqcuok tanam maka datangilah

r3e
Bukhari (4527) dan Muslim (1435).

429
,
(Qs- Al Baqarah l2l223L
kdustaan mereka yang
2. Hadits menunjukkan rekayasa orang Yahudi'
perubahan terhadap kitab-
dulu dan sekarang, penyimpangan dan
kitabAllah.AllahSwTberfirman,,,Merekamerubahperkataandari
tempt-tempbsn )' lQs' An-Nisaa' [4]' 46)'
3.Allahberfirmantentangkebodohandanrekayasamereka,,,Diantan
merel<adagngbutahuruf,tidakmangetahuialkitab(Taunt)kecua]i
sebagaidottganganbohongbelakadanmerd<ahanyamanduga4uga.
Makakaelal<angngbesarlahbgionngomnggngmenulisalkibb
danganbnganmqd<asadiri,htudiAatalarng:,injdaiAlhh,,(do$an
yang sedikit dengan
maksud) untuk memperoleh keuntungan
akibat dari
perbuatan itu' Maka k*elal<aan besrlah bgi mereka'
ap Sang ditulis oteh angan merel<a setilii' dan kxelakan
besarlah

bagi mad<a, akibt dari apa 3ang maeJa


kqrtzl<anllQl Al Baqarah

l2l7&79L
k€bohongan orang Yahidi dan
4. Dalam hadits terdapat peniehsan tentarg
laki-laki boleh
pembatalan kedustaan tersebut; bahwa seorang
d€ngen cara dan bentuk apa sa}a' dari depan
atauprt
menyett{ruhi hffiF
bdakarrg,berrdiriataud.drrkselarnahalittrterrdn@quhrl,danbah^ra
dan i€nis anak'
ini titak berpengaruh @ garnbaran' b€ntuk
percobaan SBrrg akurat,
5. Kedokterarr moderrr 3/arrg berdasarlGr' pada
mernbenarkan apa l,ang
dan kenptaan-kenptaan yang ada itu tidak
kemukjizatan ilmiah
diasumsikan orang Yahudi dan menetapkan
pada Nabi SAW dan Sunatrnlp yang suci'
pada tempat subur
6. Hadits itu membatasi ternpat bersettrbuh hanya
png darinp lahir anak, sebagainrana firrnan Allah Stilil'f lsti-ifrimu
adalah seperti tamh tempt l<amu bercocok
tanam mal<a " datangilah
bnah tanpt fucxd< tammmu itu bgainnm
aB l<amu keffiki"'
tempat
(Qs. Al Baqarah l2l:223l,maka langanlah kamu melampaui
bercocok tanam (qubul) sampai ke tempat lain'
dan
7. Dalam hadits terdapat aniuran untuk bersetubuh

430
-l
svanan BU[ucHU[MAnAm +
membangkitkannya selama itu adalah bagian yang disiapkan unfuk
dibuahi. Tanah itu membuahkan produksi yang bermanfaat, dan
menghasilkan buah yang baik, demikian juga dengan bersetubuh
adalah sebab untuk mempertanyak keturunan dan jumlah kaum
muslimin serta merealisasikan kebanggan Mbi SAW t€rhadap umah'4p
kepada Nabi-Nabi lain di hari kiamat.

j:":t|';,rJ6 ,i6 -c&\, nr-


,r& it ii-AAo
.i,r
.-,u, ,iu .iiif ;;li'ti ;tri tiy'€';6;i o1 '$ ,*; nl; ir
t-..6r.t -l-t+ .l! ;r; *ui;, 6 iri^,?tr *t ,ord::lt d- "&
, ta. cl'r'

^1r'd| .<rit"ot* lA t ,6: enj


885. Dari hnu Abbas RA, ia bed<ata: Rasulullah SAW be'rsaMa, " San&in3l
alah sanng hri l<arnu ingin mayefubuhi istirya lalu ia ucapl<an, dangan
mey&ut narna-Mu, g Nlah fizuhl<anlah l<arni dari gn, hn Buhl<anlah sptan
dari ap (anak) 5ang tdah ful+au bqil<an kefu l<ami',sesunguhng jil<a
didi*an di anbm maniliki s@nng anak naka syebn tfuk akan
bia ma nblwpl<annp &rranga! ftilR. Mutbfo 'Alail)i$ .

Kosakata Hdits
Lau anna. "l au" unfuk pengandaian maka iatidak memalukan jawaban
menurut para ahli nahwu.

Ahlahu. Bentuk pluralnSn Ahluuta, keluarga suami berarti kerabatnln,


Allah berfirman, "Sesunguh4a anal*u ternnsuk kelmryaku." (Qs. Huud
[11]'45) yang dimaksud dengan keluarga di sini adalah istinlp.
Jannibnaa. rnaksudnya fruhkan kami darinla-

Asy-Syaithaan Syetan itu sudah populer dan setiap yang sombong,

rs Bukhari (5 165) dan Muslim ( 1,134).

43r
-lsveuxBUrucHUrMArarr- q/etan.
membelot dari kalangan manusia, jin, dan halan melata adalah
arzaaq. Rizq
Maa RazaqtanaaDari kata rizqdanbentuk pluralnya adalah
ra'adalah
dengan dikasrahkan ra adalah rm (kata benda), dan difathahkan
mashdar dalam perkataan orang Arab berarti bagian, Allah
berfirman," Kamu
mengganti rezeki yang Altah berikan dengan mendustakan (Nlah\-" (Qs' Al
umum untuk
waqi'ah 156182)artinya bagian kamu dari urusan ini. Rezeki itu
yang hrmbuh dari
setiap yang bermanfaat, maksudnya di sini adalah anak
hasilpersetubuhan ini.
fisik'
Lam Yadhurrahu Bahaya di sini adalah umum terhadap agama dan

Hal-Hal Penting dari Hadits


yaitu etika
1. Dalam hadits ini Nabi sAW menjelaskan sunnahnya,
bersetubuh; hendaknya suami jika ingin bersetubuh dengan istrinya
,,Bismillah,, karena narla Allah SwT itu menarik
mengucapkan,
keberkahan dan kebaikan pada apa png tdah lalu dan meninggalkan
nalnaAllahitumeniadikansesuatuitukurangdanterpufus.
2.Adapunpenyebutanyangkeduaketikabersetubuhyraifuucapan:
^Ya Nlah iauhblah t<ami dari syetan, dan kuhkanhh syetan dari
ap(anak)wttgtebhfugl<auberil<ankepdal<ami,iniadalahdoa
yangdiberkahidanpermintaanperlindunganitujikaAllah
menerimanya,"*sunguhngaiikaditdir*andiantankduanp
ma nilki wnng arTak naka strn tidak akan bba no*tqataruw
yang
selamanSri'" dan ia tetap terpelilEra dan teriaga dari syetan
terktrhrk.

Istri yang shalihah mengatakan, "sesungguhnya aku mohon


perlindunganunfuknyasertaanak-anakkefurunannyakepada
h7l<au &ri syetan gng tq*utuk'" (Qs' Aali 'lmraan [3]' 36)'
Allah berfirman, "Mal<a Tuhanng manaimanya (sebgai nazar)
dengan panqimaan yang baik, dan mendidilmgn dqsan w\didilan
yangbikdanAtkhmanjadil<anZakarkpemelihamng.''(Qs.Aali
'lmraan [3], 38).
ada
3. Sebab-sebab perlindungan dari dari syetan itu banlrak di antaranya
--{ svamr ButucH ut rvlARArA +
yang bersifat inderawi dan ada yang bersiht maknawi (abstrak). Do a
itu termasuk perlindungan yang abstrak dari syetan dan godaannya.
Jika bersamanya didapati juga sebab-sebab lain dan ia menafikan
penghalang maka didapati halyang disebabkan yaitu perlindungan
dari syetan dan jika tidak didapati sebab-sebab itu atau didapati akan
tetapi beserta sebab-sebab itu ada penghalang maka hal yang
disebabkan itu tidak terjadi.

4. K€banyakan rnantrsiadan mernilikidzikirdzikir;


memasuki rumah dan keluar darinya, makan, minum, dan selesai dari
keduanya, ketika tidw, bangun tidur, dan lain-lain. Herdaknya manusia
tidak meJupakan ddktu{dkirini aga ternrasuklaki.laki atau perempuan
yang banyak berdzikir kepada Allah.

5. Sesuatu yang terbaik yang dapat melindungi manusia dari musuhnya


5nitu syetan adalah ber&ikir kepada Allah dengan wirid-wirid syar'i
yang berasal dari Al Qur'an dan hadits Rasulullah SAW yang shahih.

6. Dzikir 1ang disebutkan tidaklah wajib, akan tetapi ia disunahkan ketika


dalam kondisi tersebut, dan susunan hadits menunjukkan hal ini.

7. Dalam hadits terdapat dalil yang menunjukkan bahwa syetan tidak


berpisah dari Bani Adam bahkan ia selalu rhengikutinya dan
mengiringi perbuatannya supaya mendapatkan kesempatan unfuk
menyesatkannln apa yang ia bisa, tetapi yang dapat menghilangkan
kesempatan itu bagi syetan adalah dengan cara menghadirkan dzikir
kepada Allah.

P:i * * U, * -^i bt *.,- i;:; oj *t-^^I


ilt
,oGb| t$ i,f 'ri',:i ,:,i Jt ir;t ,y'5, G:> tiyl :)v
e td.'a;J;rrr,4L';r11 .(# ;- ;djyt qx;
.(W [+;-'; rAL WL l3t ; lo tl'
aiir ;ury ..rl*Jj
433
ffi;H:H:frffi
suami mangalak istinY bqsetubuh
suami malam itu dalam keadaan
engan untuk melakulanryn kemudian
latu ia
marah maka para malaikat melaknat istri ifu
sampipagi."(HR.Muttafaq,Alaih,ldanlafazhhaditsinimilikBukhari.
,,Yang
Muslim,
l-afazhhadits ada di langit dalam kadaan marah kepada

istri itu sampi suaminya meidhainya'rar

Kosakata Hadits
kepada isbinya'
Da b Ar'Raiulu lmm'atahu:maksudnya meminta
dari bersetubuh'
Ilaa Firasyiihaalni adalah bentuk kinayah

Hal-Hal Penting dari Hadits


istrinya
1. Hadits itu menunjukkan besarnya hak suami terhadap
sebagaimanaAllahberfirman,,Kaumlelakiifuadalahpemimpin
bagil<aumwanib,olehkarqtaAllahtelahmelebihkansebagian
mereka (taki-taki) atas sebagian gng lain (wanita) dan larena mereka
(Qs'
(taki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka;'
An-Nisaa'[4]: 34).
kebaikan'
2. Istri wajib mendengarkan suaminya, mentaatinya dalam
TerdapatriwayatdalammusnaddanSunanlbnuMajahdariMu'adz
bin Jabal bahwa Nabi SAW bersaMa,

A',i ,? ,6., ;-if;r q',i \ :!r-'i q,;it)

.'^* i ,6 e €i
-Ui*
,t'{"'i tiit'trt 'V':;|r
" o*rr, rr* r*r** *n *'*'-Ns! tunng'isti belum
mqtunail<anhakTuhanngsampaiiamenunaikanhaksuaminya,
sandainSa suami mqninb diriryn semanbn k sdang bda
di atas

pelana kqdaran) mal<a janganlah istri menohlmia"'


senang kepada
3. Istri dijharamkan menolak, menunda-nunda atau tidak

rlr Bukhari (5193) danMuslim (1436)'

131
svannr ButucHut MAnArul +
-l
suaminya jika ia mengajaknya ke tempat tidur untuk bersetubuh.
Ketidakmauan istri ini dianggap sebagai suafu dosa besar karena telah
ditetapkan bahwa para malaikat melaknatnya sampai pagi hari.

Pelaknatan itu tidak terjadi kecuali pada perbuatan dosa besar yang
diharamkan atau meninggalkan kewajiban lang sudah pasti.

4. Hubungan dan pertemanan yang baik adalah hendaknya istri


melaksanakan hak suaminya yang wajib atasnya, memenuhi
keinginannya dan hendaknya ia melaksanakannSra dengan sesernpurna
mungkin.

5. Penentu hukum 1;ang bfiaksanatidak menentukan anc.urram ini kepada


istri yang mendurhakai suami melainkan karena keburukan yang ada
pada kedurhakaannya itu, karena laki-laki terutama pemuda jika tidak
mendapati hal yang halal maka syetan membujuknya untuk jatuh ke
dalam keharaman maka hilanglah agama dan akhlaknya, rusak
keturunannya serta menghancurkan rumah dan keluarganya.

6. Istui yang shalihah adalah 5ang disifuti oleh Allah SWT dengan firman-
Nya, "Sabab itu mala wanib Sang shalih ialah gng tat kepda Allah
lagi mernelihara diri ketil<a suaminla tidak ada, oleh l<arena Allah
telah memelihannya." (Qs. en-Nisaa'[4]: 34)dafi yang disifati oleh
Nabi SAW dengan saManya,

,:oi,Gi q!;i r;yj ,,),'y tdltp ri1iiry,,3t';


.Uijry e,rbi- +7 -.2 ttls
a.

"Sdaik-biknSa wanita *lah istri Wngiil<a l<amu melilnhja mal<a


ia menyenangkanmu, jika kamu memerintahkannya maka ia
mentaatimu, jika lamu tidak ada maka ia menjaga dirinja dan
harbmu."
7. Hadits itu menunjukkan kebolehan melaknat orang-orang yang
durhaka sekalipun mereka orang-orang Islam. Dalam penyebutan
pelaknatan malaikat merupakan peringatan bagi istri ketika ia terus
durhaka dan merupakan pencegahan bagi selainnya dari kejatuhan
ffi;"il]'uGHUt^^ARAM+
8. Hadits itu menuniukkan kewajiban istri untuk mentaati suami ketika
memintanya bersefubuh tanpa ada batasan waktu dan lurnlahnya, akan
tetapi dibatasi dengan sesuafu yang membahayakan atau membuatnya
melupakan hal Yang wajib.

Adapun waktu maka Ahmad dan lbnu Majah meriwayatkan hadits,


yaitu hadits Abdullah bin Abu Aufa bahwa Nabi sAW bersabda,

QL'{'
- o.
cl$'t'; -o
4. . ,.t
,StaF -f ,4.t '6. i'r;t q'ri
a. .'''
\
.'i';l*i*gt,t7ri
lr'v

"Seorang istri belum menunaikan hak Tuhannya sampai ia


menunaikan hak suaminya, seandain3m suami meminta dirinya
sementara ia sedang berada di atas pelana (kendaraan) maka
ja nga n lah is rt i m e nolaknYa."
jika
Dikatakan dalam Ar-Raudh dan lainnya, "la harus bersetubuh
nnmpu sepertiga tahun sekali dengan meminta kepada ishin5/a, karena
yang
Allah menentukan hal itu dalam empat bulan pada hak seorang
mewalikan demikian juga pada hak yang lainnya'" Syaikh memilih
bahwa bersefubuh yang wajib itu sesuai dengan kebufuhan istri dan
kemamptran suami sebagaimana ia memberi makan isti derrgan ukumn
kebutuhannya dan kemampuan suami- Terjadinya bahaya bagi istri
dengan meninggalkan persetubuhan itu mengakibatkan fasakh pada
setiap kondisi.

Syailrh Muhammad bin Ibrahim berkata, "Bagi suami hendaknya


memperbanyak hal itu, tidak terbatas oleh suatu batasan dan tidak
t€rikat selama tirdak membahayakan isbi. Jika membahpkan isbi maka
jangan, berdasarkan hadits, "Tidak boleh membahayakan dii sendii
dan onng hin" diriwayatkan oleh Ahmad dan hnu Majah dan hadits,
" Barangsiapa yang membahayakan maka Allah akan
mentbha5al<annya," diriwayatkan oleh empat imam hadits'

436
-{ svamr lutucHul mArAm +

*?"t l*; I'i:V-cI?ht*,-'# J -AAV


".$
..,
.^1L
Lt . c
a
, ;.
. a ..
c 4
.1+;'".LJJtj ,a3tltJ ,aJe"-Utj ;,J,,lt)t ?'*}
^
a
t ,.
..
.
a . a

887.paf fbn, Umar *O' ,*,rrurunyu NuUi SAW melak ,at perempuan
yang menyambung rambutnya dan perempuan yang meminta disambungkan
rambutnya, perempuan lBng mentato dan perempuan'yang meminta dibuat
tato.(HR. Muttafq'Abilll

Kosakata Hadits
I-a'anahu Mengusir atau meniauhkannp dari k€baikan dan rahmat.
Al
Waashilah. Perernpuan lrang menyambung rambutnSa atau mmbut
orang lain atau rambutsdainnp.

Al Mushbushihh Perernpuan gang merninta disambung mmbubrya.


N Waasyimah. Tato yang berasal dari tusukkan jarum pada tubuh dan
menaburkan peurann padanya hingga beftekas wama biru atau hijau. .,4/
waasyimah adalah perernpuan yang melakukan pekerjaan ini.

Al Mustausyinnh. Perernpuan lBng merninta dibuatkan tato pada hrbuhrya

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Al umshilahadahh p€rernpranla XI rambutnln dengan
rambut orang lain dan al mustaushilah adalah perempuan yang
meminta disambungkan ranrbutrya dengan rambut orang lain.

2. Hadits ifu menr.rnjukkan kehararnan menSrambung rambut dengan


rambtrthindan ini merupakan dosabesarkarena sang penetap hukum
melaknat perempuan itu dan perempuan yang diminta untuk
melakukannlp. Pdaknatan adalah b€rarti penjauhan dari rahmat
Allah dan itu tidak teddi kecuali @a omng yang mempunyai dosa
besar.

3. Syaikh AMul Aziz bin Baaz berkata, 'Adapun memakai brukat


maka itu nampak pada negeri-n€.geri muslim dan wanita modern
menggunakann3p dan berhias dmgannyra hingga menjadi perhiasan

437
ffi*"':::,"ffiffi
dengan wanita kafir. Nabi sAW melarang hal itu dengan saManya,
ot- ttt.' c '
.f# tP Itb-.+ U
c ta .lt

,krulgBiap man5wupi SMfu l<aum maka ia tqnasukdari mqeki .,,

4. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz juga berkata, "Laki-laki boleh


menghilangkan rambutyang ada padatubuhnla; dari punggung, dada,
kedua betis kaki, dan paha jika tidak membahayakan tubuhnya
dan

tidakberfujuanuntukmnyerupaiperempuan,karenapadaasalnya
dibolehkan. seorang muslim tidak boleh mengharamkan sesuatu
kecuali dengan dalil, tidak ada dalil atas keharanran hal itu, diamnya
Allah dan RasuFNya itu menunjukkan atas keboletran'"
jarum
5. Adapun al uaasytrnhadalah perempuam yang menusukkan
pada suatu tempat dari tubuhnlra atau badan oftmg lain hingga
mengalirkan darah kemudian jarum itu mengisi tempat ifu dengan
celakdankembanglalumenjadihijau.Adapunalmustausyimah
adalah perempuan yang meminta dibuatkan tato'

6. Hadits itu menunjukkan keharaman tato dan bahwa orang yang


melakukan dan meminta dibuatkannya adalah orang yang dilaknat.
Pelaknatan tidak ditetapkan kecuali atas omng l,ang melakukan dosa
besar.

7. Syaikh Ahmad bin Muhamrrnd bin As-saf dalam kitabnya, N Halal


wa Al Hanmmengatakan, "Di antara berhias adalah mentato
tubuh

dan mengikirgigi.

,i. :}i5[,YU,'{j y\t &:t'J';.,?


:avtsft
'Rasulullah SAW melaknat perempuan yang membuat tato dan
perempuan yang minta dibuatkan tato serta perempuan yang
mengikir gigi'.(HR. Muslim)"

438
-lsvamxlutucHutmAun#
Adapun tato di dalamnSn terdapat pencefiuuan pada uafifi dan
keduatangan.

Ini semua merupakan perbuatan onmg-orang y'ang menjadikan


lukisan-lukisan sebagai sesernbahan dan simbol mereka
kita lihat pada hari-hari sebagian orang Nasrani menggambarkankan
salib di atas tangan dan dada mereka.

8. Al Alusi berkata dalam kitabnya, Bulughul Arb "Sesunguhnya tato itu


aliran yang batil dan kebiasaan yang buruk sekali, oleh karena itu
syari'at Islam membatalkannya dan menjadikannya suatu yang
diharaml<an karena di dalamn5n terdapat pen6atran tertradap ciptaan
Allah."

L';; L-j6 -W ?"t ozr- .+, d. a;tL ;pj -t xt,


3f i.-';; ''$ ,J;-';i ,{dt
€'{*; &i, J* i:, J';:,
il ,piv;l t$.p'1!r ,a)E: prt eL'*i,'^iir * ,#i
\t * :t J';., Jvi eJ?t * i;L'i ,ti\ cu-1 piv\i',U
# l't:' .dFI 3'rr' u:,*t y
888. Dari Judamah binti Wahab RA, ia trerkata: Aku datang kepada
Rasulullah SAW di hadapan ormg-onng, beliau sdang b€rsabd4 "Alil Win
melanng ghiilah lalu aku melilnt bnga Ronawi dan Pqsb mdakul<an
ghiilah dan hal itu tihk mqtbhatakan anak madra srntla dcali," Kernudian
mereka bertanya kepadanyaa tentang 'azaP l-alu Rasulullah SAW menjauaab,
" Hal itu adalah penguburan hidup-hidup yang tersembunyi." (HR.
Muslim).142

ra2Muslim (1442).

/l:}9
SYARAH BUtuGHut't^Amm #
#
Hamamhr. Menurut ahli bahasa adalah keinginan untuk melakukan
jadi.
narnun tirlak kesampaian. Nabi SAW ingin melaran g ghiilahtdapi tidak

Al GhiitahBerkumpulnya laki-laki dan istrinya, sedang ia dalam keadaan


merrSnrsui dan hamil.

Ar-Ruun(Romawi) bangsa b.r* larrg pernah mencapai pr:ncak keemasan


dan kekuatan.

Ibnu Hazm berkata, "Bangsa Romawi dinisbatkan kepada Romles,


pendiri Roma, ketika penaklukan Islam itu mengekspansi maka ia
menguasai sebagian besar negeri mereka-"

Faar,E (Persia) adalah bangsa besaryang beriumlah ban!,ak dan beruatak


keras, berada di belakang sungai negeri Arab. Ibnu Hazm berkata, "Termasuk
keturunan Sasan bin Bahman.'

Dikatakan dalam N Mausuu'ah Al Muyassarah, 'Pendapat yang


diunggulkan adalah bahwa bangsa Persia adalah para petualang pada abad
kefujuh sebelum Masehi, mereka menetap di daerah Persia yang sepi setelah
bangsaAspria."
'Azat L-aki-laki mencabut kemaluannya dari kemaluan perempuan
At
hingga tidak mengeluarkan sperrna ke dalam kemaluan perempuan karena
menghindari teriadinya kehamilan.

A1 Wa',d At Khafiyy Mengubumln hiduphidup, sebagaimana firman


Allah swT, "Apbila bayi@i perempuan 5ang dikuburkan hiduyhidup
ditarya, karena dosa apl<ah ia dibunuh-"(Qs. AtrTal$'iir [8U' 8-9)'
Apabila 'azatitumerupakan benhrk dari pengrusal€n spenna yang hidup
dengan cara mengeluarkan sperrna di luar kemaluan perempuan, maka ifu
diserupakan dengan bentuk penguburan yang tersembunyi, Sang tidak terlihat
jejak pembunuhannln, maka ia adalah benfuk pengrusakan jiwa walaupun
jauh dari keberadaanya.

410
-l
sveux rurucHulnA.or #
r-i ,iuj )4'rl -ii; hr Cr-'rsr',6jt * oj sj -xxa,
d, ,JJi ;ti l:Sl 6i ,W'li.f A', ,[rL d il t!,',r';:,
6}3r i;n; i;i' 3f ai.rJ ;rij,' 3r, .ielr ij y *rt
l:t:, .6F al'.-i.Lr v'riarlf iir ',tJ ! ,i,fi *,51 :Jv
.L,6; i;.y ,!rtl:att ,!,i.6r,, ,l'sa;isr3;:tt; ,,it ,:$f
889. Dari Abu Sa'id AI Khudri RA, h ber*ata: Seorang lai-latd Hata,
"Wahai Rasululhh! Aku mernpunSai seorarg budak wanita dan aku melakukan
'azall<arqaaku tidak ingin h hamil, sementara aku mengirginkan apa png
diinginkan laki-laki (bersenag-bersenang), sesungguhnya orang yahudi
mengatakan bahwa'azal dalahmengubur bayi hidup-hidup," lalu Rasulullah
SAW menjawab, " Yahudi itu berdusta, jika Allah menghendaW untuk
mancipbl<ann1a mal<a angkau tkkk bis mqtalingl<anrg." (HR. Ahmad dan
Abu Daud -lafazh hadits ini daringn- An-Nasa'i, dan Ath-Thatrawi) para
perawinlra dapat dipercalprs.

Peringkat Hadits
Hadits itu shahih. Fara perarinp dapat diperrcq/a s€bagairnana dilatakan
oletr pengarang kitab, hadits ini diriwaptkan oleh Ahmad, An-Nasa'i, Abu
Daud, dan At-Tirmi&i dengan sanad gang shahih. Hadits ihr mempungai qphil
pitu hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan Al Baihaqi
dengarr sanad haanfisgamaka hadits itu shahih.

Kosakata Hadits
Budak perernpuan muda, dilrarrlel<a ianlnhlorena tahrtnp
iaMalan.
A'zilu N'aalyaintmencabut zakar (kemaluan pria)dari hrii (kemaluan

r4r Ahmad (3313), Abu Daud (2171), AnNasa'i dalam 'Igyralr An-Nisa (194) dan
Ath:Thahawi (1916).

4l
SYATAH8UIUGHUIMATArr-
wanita) agar sperma keltrar di luar farii.

Al Mau'udah: Pada asalnya adalah anak perempuan yang dikubur


hiduphi<fup di bawah tanah. 'Azatlerhdap sperrna Fng hifup lalu musnah
sebetum tumbuh meniadi rnanusia disenrpakan dengan anak perernpuan
yang dikubur hiduphidup, hanya sap Nabi SAW megarggap dusta orang
Yahudi dahm hal itu.

i. r, r.
,
.#t Y*tr a. ..
tjti -.; hr qr- rtr'f) -41.
ti?y

,r.e 64r- 's; ok'), ,Ji-;:rir, ,*t *\, i,


.--1 ..- .olo o.
t-jkt
.^J;"6r1 .1b"fir *
.&q-*,*r f h,.l-i'';+91 .S;t,
890. Dari Jabir RA ia berkata: "Kami petnah melakukan'aal @ rJ:Em
'aalit0.t sestrafu
Rasulullah SAW pada rnasa Al Qur'an dihrrunkan, s€andain!,a
grang dilarang maka pastilatr Al Quran telah mdarang kami-"
(l{R- Muttafo
'Hain.
PadariuralratMuslim,.HalifusampailGpadaNabisAw,rrE[nunbeliau
r44
tidak melarang kami."

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Dkatakan dalam An-Nihalrah, " Al ghiihhbahlk isim dari al ghail
yaitu berkumpulnya laki-laki dengan istrinln, sedang isbi masih
dalam keadaan mengrusui, demikian juga iika ia hamil dan ia
mengrusui, orang-orEmg Arab tidak meny.rkai hal itu. Fara dokter
mengatakan bahwa hal itu akan membahayakan anak Spng sedang
m€r!,ustl."

(3058) danMuslim (1440).


'd Bukhari

112
-{ svanax ButucHut MAmrn #
2. Keinginan Nabi SAW untuk melarang g/r iilahbqdasrl<an kabar dari
para dokter pada zamannya, dan beliau dalam keadaan terpaksa di
sisi orang Arab akan tetapi beliau tidak melakukannp.

3. Ketika Rasulullah SAW melihat bangsa Persia dan Rornawi melakuan


ghilah dan temyata tidak berbahya sama sekali. Percobaan itu adalah
merupakan tangga dari ilmu eksak maka nampaklah bahwa ghiilah
itu tidak membahayakan anak-anak bangsa Persia dan Romawi, lalu
beliau mencegah larangannya ifu.

4. Dalam Swan Abu Daudterdapat riwayat lnitu hadits Asma' binti Yadd,
ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersaMa,

'* {*,5 d)61 !:\ ,pt ty t'-'€;.!ri rrk.t


.*:]
'Janganlah kamu bunuh anak-anakmu secara rahasia, ;;"r"
perbuatan ghiilah itu akan membuat orzng yang berkuda jatuh
dari kudan5ri."

Al ghailrcrda asalnya adalah berkumpulnya lelaki dengan istrinya


yang masih dalam keadaan men5rusui, lalu Rasulullah SAW menilai,
bahwa wanita yang menpsui jika digauli lalu ia hamil rnaka rusaklah
susunya dan membahayakan anak jika ia menghisap susu ifu. Anak
itu akan lemah. Jika ia menjadi seorang laki-laki, lalu ia menaiki kuda
dan memacunSra, karena lemah akibat susu ibunya maka akan jatuh
dari punggung kuda ifu. Hal itu seperti membunuhnya hanya saja
secara rahasia, tidak terlihat dan tidak terasa, s€bagaimana dikatakan
oleh Al Khaththabi dalam maa'limus sunan.

5. hnul Qayyim b€rkata dalam kitabn5a Mifbh Dar ,As-&'dah, " Al ghail
adalah menyetubuhi istri yang masih men5rusui, dan ifu diserupakan
dengan mernbunuh anak, namun hal itu ditanukan befteda pada bangsa
Persia." SaMa Nabi SAW dalam hadits no 88f|, sesungguhnya ghail
itu terjadi pada bayi seperti apa yang dilakukan pada orang yang
mencelakakan omng yang berkuda dengan kudanln. Demikian ifu
,:r-*"*Xffi
terhadap anak. Jika itu ditetapkan sebagai bentuk penderitaan bagi
anak maka Rasulullah sAW memberikan petuniuk kepada mereka
unfuk meninggalkannya dan beliau tidak melarangnya, kemudian
memufuskan unfuk melarang karena sebagai tindakan preventif dari
penyakit yang menimpa wanita yang sedang menyusui. Beliau
memandang pencegahan ini tidak melawan kerusakan yang
ditetapkan untuk menghindari menyetubuhi para istri selama ia
men1rusui, lalu beliau memandang kemaslahatan ini, lebih menonjol
daripada kerusakan mencegahnya dan ia melihat dua bangsa yang
merupakan paling ban5nk dan palins keras, mereka mengerjakan hal
itu, maka Nabi sAW menahan untuk melarangnya, dan tidak ada
pertentangan antara dua hadits itu. Wallahu a'lam'

6. Sudah dimaklumi bahwabayi yang menyusui khususnya pada bulan-


bulan pertama ifu berfumpu secat?r sempurna dalam makanannya
kepada susu ibu dan ia menyerap bahan-bahan lrang penting untuk
pertumbuhan badannya sebagaimana yang dilakukan janin di
tengah-tengah kehamilan itu termasuk baha5ra yang terjadi pertama
kali atas ibu. Kemudian setelah terjadi pada janin, karena darah ibu itu
menjadi miskin akan bahan-bahan makanan. Jika telah habis sumber
kalsium, zat besi dan lain-lain yang tersimpan pada ibu maka itu
menyebabkan kekurangan bahan-bahan ini terhadap janin dan bayi
5nngmengtusui.
7. Dr. Muhammad Ali Al Baar juga mengatakan dalam bukunya,
Khuluq Al Inaan, "Pengrusuan ifu termasuk salah safu faktor yang
lama dan penting dalam membatasi keturunan, wanita Sang menyusui
biasanya tergantung pada kebiasaan bulannanSa. Putih susu hasil dari
penpsuan ifu mencegah pemisahan sel telur yang sudah siap setiap
bulannya. Islam menetapkan hak bayi dalam men!rusu selama dua
tahun bagi orang llang ingin menyempumakan susuann5a'"

Bersamaan dengan itu, suatu aturan terkadang tidak berlaku


sebagaimana aturan-aturan lain di hadapan kehendak Tuhan.

441
-{ svlur lurucxur l,lAmn #
Rauhdlah SAW md[hat bahura hal itu ter*adang rnernbahAnlon ranin
frg diltardrg ibunp di tengah-tengah menytrsui saudara lelakinp
atau sardra p€rernpuannya.
8. 'Aal *lah mencabut zakar dari far;i unnita dl tengah-tengah
persetulruhan dan menumpahkan spenna di luar farii karena takut
terfrdikehamfun.
Fladib no. 888 menjrdlon itu sebagai pernhnuhan 3rurg tersenrhrqrt
dan pemhruhm itu adalah p€ngrJilrrdr anak perenrpnn triduphidup
dan menahrkan tanah di atasnp hingga b rnati. ltu adalah lc€biasaan
Fhiliytnh. Penguhmn itu adalah traram dan 'aal itu melr,erupai
penguhmn ters€but dari sisi rusaknp sperrna scara samar kaika ia
siap untuk tumbuh mcniadi manusia. Bukan dari sisi hukum yaitu
pembunuhan terhadap jiwa yang dilindtrng yang tidak bersatah
dengan catayang k€ii ini.

9. ked*terandm lahrya
Fladib ihr nrenunirkkan baln /aihnu eksaksBihr
ditemukan melalui percobaan-percobaan dan menghasilkan
kesimprlan-kesimpuhn.

10. Fladits ihr menuniukkan bahtra mengambil ilmu png tidak bersifat
qBr'i dari orarg lofr ihl tilak dianggap rnengllafi merreka
keeada mereka dan menyenrpai mereka. Karena ilmu ini temrasuk
sunnah Alah 37ang bersilat alamiah, siapa yang mengambil sebab-
sebabrryxa maka h mendapatkan hasiln3n baik dari muslim dan kaftr,
dan ilmu tidak meniadi pengrnsa bagi seseorang, akan tetapi ia
didapatiqB mdalui penditim.
11. Hadits itu menunjukkan bahwa tercapainya sesuatu baik berupa
lrcbailan dan lcburukan ihr mengiluti sebabs€bablp 1Bng Alhh tdart
tentukan.

12. Hadits menunjukkan bahwa ilmu dunia seperti ini seperti ghilah,
pe,nrbiakan korma dan Snng seperti itu menrpakan nrasalah yang
dilakukan oleh Nabi SAW dengan p€nemuan bersifat manusiawi,
terkadang hbenar karena hal ifu bukan merupakan hal5angM€itart

44tt
percobaan dan pendithn.
:,ffiffi
13. Diharamkannya penguburan bayi perempuan hiduphidup yang
menrpakan t<diasaan iahiliylrah, Allah berfirrnan, "Apbila byi'
byi panpmn gng dikubud<an hkluphtulup dibn5n, lcaraa dw
aplcah db dibunuh." (as. At-Talnpiir [8U: &9) Ketrararnan hal itu
termasuk hal sudah dirnaklumi melalui agarna secara pasti.

14. Perlotaan, "Kami pe,rnah melakukan 'aalpda masa Al Qtr'an


diturunkan" menuniukkan masalah ushuliyph Snitu bahuaa apa yang
dikerialGn para sahabat pada nrasa Nabi maka itu merupakan sunnah,
baik kita ketahui bahwa Nabi SAW mengetahuinya atau tidak, karena
bagi Allah SWT tidak ada yang tersembunyi dari-t''ft/a dan tidak
menetapkan atas orargorarg Islam unhrk rndalnrkan }Eng dikeh€rdaki
Allah kecuali Dia pasti menielaskanqn.

15. Kalimat ini menunjuldran ketentuan lain pihr batrua apa ya,g dik€riirkan
pada masa Nabi dan beliau mentapkannrTa namun tidak melarangnya
maka itu termasuk hal 1Bng dirnaafkan.

16. Hadits menunjukkan bahwa kehendak Allah png bersilat alamiah


itu berlaku, maka tidak dapat ditolak oletr pertuatan untuk menjaga
darinp dan tidak juga oleh sebuah peringatan, bersamaan dengan
ini manusia diperintahkan untuk melakukan sebab-sebab yang
berguna dan berman{aat, karena Allah iika menghendaki menjaga
seseoftlng dari sesuatu maka Ia iadikan bagiqa suatu sebab yang
menlaganSa.

Ibnul @Wim berkata, "Yang diamggap b€rdusta oleh Rasulullah SAW


adalah orang Yahudi, yaitu persangkaan mereka bahwa 'azal itrt
tidak menyebabkan kehamilan sama sekali, merd<a meniadikannya
sebagai cara untuk memutuskan keturunan dengan melakukan
pengubr.ran, maka r{abi mendustakan merdra dan mengabarkan bahwa
'azaltdakmenghalangi kehamihn jika Allah hendak menciptakannya.
, Jika la tidak menghendaki untuk menciptakannya maka pada
hakekatnya itu tidak menjadi suatu penguburan, akan tetapi
-J
svluH BUt ucHUrmARAm +
dinamakan langtersemb*yr, karernscangldakiSang
melakukan'azal takut terjdi kehamilan, berarti h nrddorkanrrya untgk
tujuan hal itu dengan jalan penguburan, tetapi perb€daan di antara
keduanya adalah: penguburan itu jelas secara langsung maka
terkumpullah di dalamnya fujuan dan perbuatan, s€dang 'azar ihr
berkaitan dengan tujuan saja. oleh karena ifu dlsifati dengan
keadaannya yang bersifat tersembunyi. Derigan demikian maka
tercapailah kompromi antara dua hadits."

17. Hadits no. 889 menunjukkan diikutkannga nasab fuanna ,azal.

18. Adapun dua hadits no. 8s9 dan 890 kedtanp m€mrgrld€n k€bol€tran
melakri<an'aal.
19. Para ulama berbeda pendapat dalam kebolehan mdatarkan iazal
karena mengikuti adan5a perbedaan hadits:

Imam Mazhab yang tiga berpendapat boleh metakukan .azal


karena melaksanakan hadits yang mernbolehkannF-

Imam Ahmad berpendapat bahwa 'azal itu haram kecuali jika


diizinkan oleh istri yang bersama-sarna suami dahm kenikmatan
hubungan intim dan menghasilkan anak, karena mengamalkan
hadits Judamah binti wahab yang terdapat d"L- stnhih Muslim.

Pembolosqn Kelulunon
Pada masa sekarang ini nampak sebuah teori pembatasan ketunman dan
d$adilon dasil ekryromi karena menunrt mereka bertambahqpinrlatr pendrdrk
dengan cepat sementara bahan-bahan makanan ifu sedikirt berdasarkan
perhltungan 1lang Murut-hrrut.

Teori ini dipelajari menurut syari'at Islam melalui dua hadits, yaitu hadits
Judamah binti wahab (no. 888) dan hadits Abu sa'id (no. gg9) png pertama
menunjukkan keharaman 'azaldanitu adalah sebuah tindak kriminal tertndap
sperrna dan merupakan pembunuhan. Hadits yang kedua menunjukkan
kebolehan melakukan 'azal dan ia tidak berpengaruh pada rusaknya jiun
yang akan diciptakan dari sperma itu.

147
#i:::;"
penguburan secara hakekat akan tetapi dinamakan penguburan karena tujuan
dari orang yang melakukan'azal untuk menghindari kehamilan, lalu ia
melakukan cam pa'rgubumn itu berbeda dengan penguburan biasa, di dalamnya
terkumpul tujuan dan secara langsung melakukan pembunuhan. Dengan
itu maka dapat diketahui bahwa hadits no.888 tidak bertujuan untuk
mengharamkannya, maka ia tidakbertentangan dengan hadits no. 889.
Karena itu juga maka mencegah kehamilan tidak diharamkan dengan
sendirinSa, lalu ia dihammkan secara mutlak akan tetapi hamm karena hrjuann5a'
Dalam masalah itu terdapat perincian yang nyata dalam kepufusan-keputusan
Lembaga Fikih.

Sesungguhnya kemakruhan 'azal itu karena beberapa kehati-hatian


yaifu menghalangi istri dari merasakan kesempumaan nikmatr5a hubungan
intim; kebersamaan isti dengan suami dalam menikmati seksual; dan karena
ia menyerupai sebuah perlawanan terhadap takdir dan berusaha untuk
menolakngra dengan berpikir berdasarkan persangkaan orang yang melakukan
'azal.

Adapun apaSnng dilakukan oleh paradokter pada masa ini5aitu mernotong


sebagian urat untuk menghapus kekuatan melahi*an anak serta masih adanya
kekuatan bersefubuh unfuk membatasi kefurunan, maka tidak diragukan lagi
dalam keharamannlra dan ia tidak dlqilpskan dengan 'azalsqarapasti. Karena
di antara keduanp ada perbedaan !/ang besar. 'Aalmerupl<an sebab yang
bersifat persangkaan adapun memufuskan urat adalah sebab yang pasti untuk
menghindari kehamilan dan tidak ada pilihan baginya setelah itu untuk
melahirkananak.

Kepufusan Para Ulama tentang Pembatasan Keturunan


No. 42 tanggal l3/4/7396H

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Nabi yang tidak ada nabi
setelahnya, atas keluarganya dan para sahabatnya:

Pada sesi Srang kedelapan dari sidang majelis ulama 5ang diselenggarakan
pada pertengahan awal bulan Rabi'ul Awwal tahun 1396 H. maka majelis
--l sverax BulucHur maner,r #
membahas tema pencegahan kehamilan dan pernbatasan keturunan serta
pengaturannla berdasarkan apa yang ditetapkan pada sidang png ketulu yang
diselenggarkan pada pertengahan awal bulan Ramadhan 1396 H, yaitu
menyisipkan terna tercebut dalam daftar kegiatan sidang png kedelapan. Majelis
menelaah pembahasan yang telah disiapkan dalam hal itu dari Panitia
pembahasan dan fatwa, setelah terjadi perdebatan dan fukar pikiran antara
anggota, maka majelis menetapkan sebagai berikut:

O : bah'.ua qBri'atlslam ifu menganiukan untuk merryebarkan


keturunan dan memperbanyaknya dan keturunan itu dipandang
sebagai nikmat dan karunia yang besar, yang Allah berikan kepada
hamba-Nya, maka nash-nash syar'i yaitu Al Qur'an dan Sunnah
Rasulullah saling mernbanfu, termasuk apa lnng disampaikan oleh
panitia untuk pembatrasan ilmiah dan fatwa dalam pembahasanngra
yang disiapkan unfuk organisai dan diserahkan kepadanya, serta
mernandangbahwa pendapatyang mengatakan ketr:runan
atau pencegahan kehamilan ifu bertenturan dengan fibah manusia
yang telah Allah gariskan pada makhluk, dan karena syari'at Islam
yang diridhai oleh Tuhan terhadap hamba-Nya memandang kepada
orang-ofang yang mengajak berpendapat dengan pembatasan
keturunan atau pencegahan kehamilan adalah kelompok yang
berfujuan untuk menipu kaum muslimin secara urnum, dan bangsa
Arab yang muslim secara khusus, sehingga mereka mempunyai
kekuatan untuk menjajah negeri-negeri itu dan memperbudak
penduduknya, di mana dalam mengambil hal ifu ada semacam
perbuatan jahiliyyah, berprasangka buruk kepada Allah,
melemahkan kondisi Islam SBng terdiri dari banyak manusia dan
keterikatannya.

Oleh karena itu, maka majelis mernutuskan bahwa tidak boleh mernbatasi
keturunan secara muflak dan tidak boleh mencegah kehamilan jika tujuannya
karena takut miskin, karena Allahlah yang memberi rizki lnng mempunyai
kekuatan yang kokoh, " Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi
melainl<an Nlahlah jang manbai rael<in7a." (Qs. Huud [lf l: 6).

44?
-{ svlnax Bur.ucHut t tanar'r #
Adapun jika mencegah kehamilan itu karena bahaya yang nyata
seperti, keadaan istri yang tidak bisa melahirkan secara normal, dan ia
terpaksa melakukan proses operasi untuk mengeluarkan anak atau
mengakhirkannya demi kemaslahatan yang dipandang oleh suami istri,
maka tidak ada penghalang ketika itu untuk mencegah dan menunda
kehamilannya, karena mengamalkan hadits shahih dan apa yang
diriwayatkan dari sekelompok para sahabat yaitu, kebolehan melakukan 'azal,
dan sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh para ahli fikih yaitu kebolehan
meminum obat untuk menghancurkan sperma sebelum empat puluh hari,
akan tetapi terkadang pencegahan kehamilan itu menjadi boleh dalam kondisi
adanya bahaya png nyata.

Syaith AMullah bersikap abstain dalam hukum pengecualian itu. Semoga


Allah mencurahkan shalawat kepada Nabi Muhammad.

Keputusan Lembaga Fikih Islam tentang Keluarga


Berencana
Sidang Lembaga Fikih Islam yang diselenggarakan pada muktamar
yang kelima di Kuwait dari 1 - 6 Jumadil Ula 1409 H/ 10-15 Desember
1988 M.
Setelah menelaah pembahasan yang disodorkan oleh para anggota dan
pakar yang berpengalaman dalam tema keluarga berencana dan setelah
mendengarkan perdebatan yang teriadi

Berdasarkan bahwa sebagian dari fujuan perkawinan dalam syari'at


Islam adalah penyebaran dan menjaga ras manusia dan bahwa tidak boleh
menyia-nyiakan tujuan ini karena menyia-nyiakannya bertolak belakang
dengan nash-nash syari'at dan pengarahannya kepada memperbanyak
keturunan, menjaganya, memperhatikannya dengan memandang penjagaan
kefurunan menrpakan salah safu garis besar lnng lima yang terdapat dalam
hukum syar'i.

Maka mernufuskan sebagai berikut:

1. Tidak boleh mengeluarkan peraturan umum yang membatasi


kebebasan suami istri dalam memperoleh kefurunan-
-{ svmrr turucnul mArer #
2. Haram melakukan pernbedatnn padalalGl#ataupada wanita, !,aitu
yang dikenal dengan 'vertilisasi' selama tllak ada bahaya yang
mengundang hal itu berdasarkan dalil ryar'i.

3. Boleh melakukan penundaan kehamilan dengan fujuan agar ada


jarak unfuk masa kehamilan yang safu derrgan berikutnya, jika itu
merupakan kebufuhan yang dianggap perlu. menurut syar'i, dan
mdalui
menurut persefujuan strami istri itu dan saling
meridhai, dengan sSarat hal ifu tidak menimbulkan bahaya dan
merupakan sarana yang disyari'atkan dan hendaknya tidak
terdapat tindak kriminal atas kehamilan gnng terldi , wallahua'larn.

Keputusan Lembaga Fihh Islam di Mal*ah Al Mukarramah


Segala puji bagi Allah shalawat dan sahm atas Mbi SAW grang tidak ada
nabi sesudahnya :

Sidang Lernbaga Fikih Islam menandang dalan terna terrtang pembatasan


kefurunan atau apa grang dinarnakan unhrk merryrcsatkan kduarga berencana.
Dan setelah perdebatan dan bertukar pikiran md€ Maidis secam sepakat
memuhrskan sebagai berihrt:

Memandang kepada q,nri'at Islam yang menddong tnrfuk mempertanyak


keturunan dan penyebaran kaum muslimin, dan ketunrnan ifu dipandang
sebagai sebuah nikmat dan karunia png basar yang AIhh kikan kepada
hamba-Nya; saling menguatkannyra nash-nash qpar'i dari kitabullah dan
Sunnah Rasulullah menunjukkan bahwa pendapat tentang pembatasan
keturunan atau pencegahan ketnmihn ifu berterrtargan dergan ftfuah mantrsia
yang telah digariskan oleh Allah pada rrnnusia, daniqga bed€nturan dengan
syari'at Islam yang diridhai Allah untuk harnba-I\E- JWa mernandang pada
bahwa orang-orang yang mendengungkan pernbatasan kefurunan atau
pencegahan kehamilan itu adalah berfujtnn trntuk merripu kaum muslimin
supalra mengurangi jumlah mere&a s@ra umurrL tertradap bangsa Amb mtrslim
dan bangsa-bangs yang lemah scaria khusus htogga mereka bisa menfrfah
negeri-negeri ifu, mempertudak penduduknya" dan menikmati kekayaan
negeri-negeri Islam.

451
SYANAH BUTUGHUTMARAM

Di mana bahwa pada pengambilan hal itu ada satu macam bentuk
perbuatan jahiliyyah dan persangkaan buruk terhadap Allah swT, dan
melemahkan kondisi Islam yang terdiri dari banyak macam manusia dan
saling keterikatannya.

oleh karena itu, maka Majelis Lembaga Fikih Islam menetapkan dengan
sepakat bahwa tidak boleh melakukan pembatasan keturunan secara mutlak
dan tidak boleh melakukan pencegahan kehamilan jika tujuan dari hal itu karena
takut miskin, karena Allahlah yang memberikan rezeki yang mempunyai
kekuatan yang kokoh, "Dan tidak ada safu binatang melata pun di bumi
melaintan Nkhlah yang memberi reekirya." (Qs. Huud [1U' 6)'
Atau hal itu bukanlah karena sebab'sebab lain yang dianggap secara
syar'i.

Adapun pengambilan sebab-sebab pencegahan kehamilan atau


menundan5a pada kondisi yang bersifat pribadi karena suatu bahaya yang
nyata, seperti seoftIng perempuan yang tidak melahirkan secara normal dan ia
terpaksa harus menjalani proses operasi untuk mengeluarkan janin maka hal
itu tidak ada penghalang secara syar'i. Demikian juga apabila menunda
kehamilan karena beberapa sebab lain yang bersifat syar'i atau mdis yang
ditetapkan oleh seorang dokter muslim yang dapat dipercaya bahkan
terkadang pencegahan ketnmilan itu menjadi ketenhmn dalam kondisi adanya
bahaya yang nyata atas ibunya. Jika dikhawatirkan atas kehidupannya dari
pencegahan kehamilan ifu dengan kepufusan dari seseorang ltang dapat
dipercayra yaitu para dokter muslim-

Adapun ajakan unfuk mernbatasi kefurunan atau mencegah kehamilan


secara umum maka tidak dipertolehkan secara s9ar'i karena beberapa sebab
yang sudah disebutkan. Lebih berat dari hal itu dalam dosanya adalah
mengharuskan dan marajibkan ralryat untuk melakukan hal itu pada waktu
di mana harta yang banyak digunakan untuk perlombaan persenjataan
internasional unfuk menguasai dan menghancurkan sebagai pengganti dari
penggunaannya untuk pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran serta
kebuhrhan rakyat.

452
ffiffiT,:;ffi
Menjadi Perempuan atau Sebalik y.
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas seomng nabi yang tidak
ada nabi sesudahnya yaitu penghulu nabi kita Muhammad SAW:

Majelis Lembaga Fikih Islam yang berafiliasi pada Rabittnh Alam Islami
dalam sidangn5n yang kesebelas yang diselenggarakan di Makkah dari hari
ahad 13 - 20 Rajab 1409 H, 5nng bertepatan dengan 19 -26 Pebruari 1989,
telah mempelajari masalah merubah laki-laki menjadi perempuan dan
sebaliknya, setelah penelitian dan diskusi antara para anggotanya, maka
memutuskan sebagai berikut:

1. t-aki-laki yang organ kelelakiannya sempuma dan wanita yang


organ kewanitaannya sernpuma tidak boleh merubah salah satu dari
keduanya menldi jenisFng hin. Usaha r-rnhrk merubah ihr mempakan
tindakan kriminal, orang yang melakukannya dianggap berhak
mendapatkan hukuman, karena ifu merupakan tindakan perubahan
terhadap ciptaan Allah. Allah sungguh telah melarang perubahan
ini dengan firman-Ngra tentang perkataan syetan, "Dan aku al<an
suruh mqeka (merubh ciptaan Allah), lalu bqtar-bqtar mereka
merubhn5a." (Qs. An-Nisaa' [4]: 1 19).
Dalam shahih Muslim terdapat riwayat dari lbnu Mas'ud, ia
berkata,

ct>L. 'et6lj ,,>t1, ,tf .:itt crrtl-irir ir :;


ar aj; orl1!t.o---il ot-.:,i,.J,lrj ,ovoAry tr. .a.
'Fsr
"Allah mehlmat pqemp@n Sang manbtto dan Fanpuan 5ang
meminta dibuat tato, perempuan 5ang mancabut bulu alis mata dan
perempuEn jang meminb dicahnl<an bufu alis matanya, perempuan
Sang muqanglan gtgiryp biar mmpk indah, dan rnnita gng
mqttbh ciptun Allah."
-{ svanlx BUIuGHUI MAner'r #
Kemudian hnu Mas'ud RA berkata, "Sungguh aku melaknat orang
Snng melaknat Rasulullah SAW sebagaimana dilelaskan dalam Al
Qtrr'an, " Ap lang dibaikan rasul kepdamu mal<a tqimalah dia dan
ap Sang dilamngnSn bagimu maka tinggafl<anlah." (Qs. Al Hasyr [59],
7l..

2. Adapun omng 5ang terkumpulpada organnya tanda-tanda ker,vanitaan


dan lelaki maka dilihat pada yang lebih menonjol dari kondisinya. Jika
kelelakiannya lebih menonjol makaboleh mengobatinya secara medis
dengan menghilangkan keserupaan dalam kewanitaannya, baik
pengobatan ifu melalui operasi ataupun dengan hormon, karena
berfujuan untuk melakukan penyembuhan, bukan untuk merubah
ciptaan Allah.

Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita


Muhammad, keluarganga, dan para sahabatn3p. Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam.

.^
dri .1r
* -u\t*,- Iy i it *t -^t\
4to:t>
'tiuryieTi.(r-r, u*
.tJ "[-il ob JS;- og'J t
891. Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: "Sesungguhnya Nabi SAW
mengelilingi para istrinSa dengan satu kali mandi ianabah." (t7R. Muttafq
'Ala;hlas redaksi hadits ini milik Imam Muslim

Kosakata Hadits
Yathuufu 'Ala Nisa 'rir': Maksudnya Alamma bihinna. Al llmam
adalah kunjungan singkat. Yang dimaksud di sini adalah kiasan hubungan
intim Nabi SAW kepada istri-istrinya dengan satu kali mandi janabah.
Hadits ini adalah dalilkesempumaan kelaki-lakian Nabi Muhammad SAW.

'a5 Bukhari (268) dan Muslim (309).

151
ffi1il,:'HutmArAm+
I . Mardi janabah ternrasuk jenis kesucian gnng legal sccara hukum dan
terrnasuk k€b€rsihan yang disenangi, Allah SIUT berftrman ," hniika
leanu junub naka nwililah." (Qs. Al Maa'idah [5], 6] karena mandi
janabah mengandung manfaat kesehatan, sebab lakFlaki png
berhubungan intim di saat mengeluarkan sperrna yang merupakan
sari pati fubuhn3la dan substansi kekuatannya, !,ang pada akhimp
membuat tubuh ladi lemah, dan dengan mandi maka vitalitas
tubuh kembali normal.

2. Mempakan rahmat Allah Dzat yang Maha Mengetahui untuk


mensyariatkan mandi janabah yang dapat mengembalikan kekuatan
tubuh dan daya energiknya. Banyak sekali syariat Allah yang
mengandung hikrnah dan rahasia tersendiri.

Nabi SAW telah memberikan petunjuk terhadap pengertian di


atas melalui hadits riuasnt Muslim, laitu dari hdits Abu Said Al
Khudri di mana ia b€rkata, Rasulullah SAW bersaMa,

.;'*', tli:;.U:;Jt ,t\!i- ,tf ;6t'i ,ltif !'*l ;t 6y

-Apbila salah seonng dari kalian berhubungan intim dagin


istingn kemudian ia ingin berhubungan intim hgi, nnka hqdaklah
ia bqwdhu di antan kduanya."

Imam Al Hakim menarnbahkan,

.r;*,'8i';V
'Wudhu dapat membangkitkan kekuatan tubuh untuk kembali
m&lrul<an h u bmgan in tim."

3. Pernbagian jadwaldi antara dua orang isti atau lebih hukumrya


wajib, sementara condong kepada salah safu istri saja, haram
hukumnya. Terdapat hadits di dalam htab ,As-Sunan yang ernpat
dari Abu Hurairrah RA sesungguhn5n Nabi SAW bersaMa,
svlrex 3ul'ucnulmA.* #
-{
?'i ,c ,c?\i * Lir-r-1. E- :€,;r t Uk ;
x;;'i,yr*';-;l itlqt
-krugsbpsagnanitikidnonryistri&nlaco'fu'gkda
alah aturya afiz, t*tak lc@ wg lantw, n*a di lnti kiannt ia
akan dabng di nmm b ma ryud slah s€,ttt *i tuh'h wpnh atau
nfrW:
4. Dari hadits ini para uhma mengAmbil karuaiiban mernbagiwaktu gilir
bagi suami di antara para isMnya. Dil€talGn di dalam Al lqn'wa
SgrhuhuHaram hukumnya bagi seorang suami 3Bng merniliki lebih
dari seorang istoi menernui isbi 5ang tktak mendapatkan gilinn kecuali
karena darurat. Apabita seorang stnmi bernralam pada istin},a yang
hrkan giliranr[E atau b bertruh.rrgan intim, mal(a b ]tarus mengganti
l@eada isti yang mestinya mendapatkan hak giliran di malam itu.
IGrena keadilan trajb hukumrnTa.
5. Telah ada penjelasan bahwa hikmah dari mandi ianabah adalah
mengenrbalikan kesegaran tubuh png terporsir dan lTpakibat dari
rasa lelah hn capkdmhal ters€h$ sudah lumrah dan dirnaklumi
oletr rnaqrarakat.

sementara Nabi SAW, belhu melalnrkan mandi ianabah, karena itu


merupakan salah sahr dari dtn kesucian dan bdhu ingin agar sduruh
kondisiqa dalam keadaan suci, akan tetapi Rasulullah SAW mernilik
kekuatan hrbuh dan fisik yang lcbih sempurna dari laki-lak lain dan
inilah scbaglm t€ks-teks hadits grang nrengernukakan kordisi tersebut'

o Hadits Sang ada di dalam shahih Bul:lnrifur slnhih Mwlim


berasal dari Anas, di mana h adalah pernbantu Nabi SAW, ia
bertatat
tp ok
,Yr:Y.,* rP;' *'' f h' s-
T,:
/156
{ svlren lulucxut liA*o* #
"Nabi SAW berkdilirg rnensgilir ttui*tuir[E dengan sah.r kali mardi
janabah."

O Hadits riwalnt Anas yang ada di dalam Slnhih Bukhafi

:;.d.41:6-P e:,L.& 'Jr6 ok


"Sesungguhrya Nabi menggilir isfoiisfuinga dalam safu malam dan
saat itu Rasulullah SAW merniliki sernbilan orang istri."

O Terdapat hadits di dalam Shahih Buffinri

.),.3,ry i1; d ln *', y ht &'6


"SesungguhnSfia lthbi SAW merniliki ldruatan fisik setara dengan
kekuatan fisik tiga puluh onng lald-lah."

Di dalam s€blrah riwalpt hadits dari Asrna' dikatakan,

':r-i-rlri*
"(Nabi SAW) mernilih keln atan frsik ernpat puluh ; *-*.'
6. Rasulullah SAW merniliki keistimeuraan dari seg! kekuatan firikqa
yang menyegarkan kembali fubuhnya cukup dengan air atau mandi
janabah, jika tidak culmp uraktu maka bdhu orlnrp dengan berwudhu.
Dan Rasulullah rnandiianabah dengan safu sia'air.
7. Adapun keterangan bahua Basulullah SAW menggilir isbi-istinya
sekaligus dalam safu malamdan bertrubungan intim dengan mereka,
maka para ulama meniawab hal ters€but dengan beberapa jauraban,
tetapi yang lebih utama dan mendekati lebenamn bahura pernbagim
giliran di antara para ishirya tidak urajib hukumnya bagi Nabi SAW.

yang l<atnu kehqdaki dianbn mael<a (isti-istimu) dan (blel, p,ia)


siapa saja yang kamu kehq&ki- Dan sb sbp 5ang l<amu ingini
untuk mangaulin5p kanbli dari panpnn Sang t&h l<amu cmi,
mal<a tidak a& dm bgimu-"(Qs. Al Ahzaab I33l: 5U
ffiffi"*;#:ffi
Qarzhi, ia berkata, "Rasulullah sAW mendapatkan keluasan dalam
mernbagi giliran di antara isbi-istinya. Ia mernbagi gilimn sesuai d€ngan
yang ia kehendaki. Hal tersebut berdasarkan firman Allah sl,l'ff , " Yang
demikian itu adalah lebih dekat untuk ketenangan hati mereka." (Qs.
Al Ahzaab t331, 51)Dengan demikian mereka (istri-istri Nabi sAW)
mengetahui bahwa haltersebut merupakan hak Rasulullah sAW."

IbnulJauzi berkata, "Pembagian giliran tidak wajib hukumnya bagi


RasulullahSAW."

ssAiLtr Taqiyyrdin berkata, "Diboletrkan bagi Nabi sAW meninggalkan


pernbagian giliran."

Ibnu Katsir ketika menafsirkan firman Alhh SWT, "I{amu boleh


mananguhlcan (menggauli) siap gng l<amu kehq\daki di antan
mqdca (isti-isbimu)." (Qs. Al Ahzaz$ t33l: 51) Maksudnp tidak ada
dosa bagimu m€ningFlkan pernbasftm giliran dari ishi-istimu. Engkau
boleh mendahulukan siapa saja yang engkau kehendaki, engkau boleh
mengakhirkan siapa saja yang engkau kehendaki, engkau boleh
berhubungan intim dengan siapa saja yang engkau kehendaki.
Demikianlah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Al Hasan,
Qatadah, Abu Razin, AMurrahman bin Taiddanulama lainnla'
Bersamaan dengan ini Rasulullah sAW melakukan pembagian giliran
kepada para istrinya. oleh karena itu sekelompok ahli fikih ma&hab
syafi'i dan ulama lainn5a mengatakan, "Bahwa pernbagian gilimn tidak
wajib hukumnSn bagi Nabi SAW." Mereka ber:argumentasi dengan
menggunakan ayat Al Qur'an di atas. Ibnu Jarir memilih pendapat ini
dan mengatakan bahwa ayat di atas bersifat umum bagi isti-istri Nabi
SAWyang menghibahkan pernbagian gilirannya dan bagi isbi-istoi Nabi
SAW yang ada di sisingra di mana Nabi bebas memilih; apabila Nabi
berkehendak, maka ia akan membagikan waktu giliran dan apabila
beliau tidak mengtrendaki, maka beliau tidak memberikan waktLl glliran
itu. Ini adalah pendapat yang terpilih, yaitu pendapat 5nng baik dan
kuat png memadukan di antara hadits-hadits png ada.

458
*ffi
tirJak mdalarkan pernbag*m u,aktu gtliran kepada pam istuirya di dalam
salah satu dari dua pendapat. Pendapat ini adalah pendapat yang
terrpilih dan dinilai slnhiholdtAl Gtnzali."
S!,aikh AMurmhman As-Sa'di berkata, "Allah SWT menrbolehkan
kepada Nabi SAW untuk tidak melakukan pecrbagian uraktu $liran
bagi para istoinga secara uaiib. Dan l.{abi SAW seandainp mdakukan
perbuatan tersebut, rnaka hal lersebut merupakan kebaiilon darinSn.
Meskipun demikian Nabi SAIII berusaha keras untuk melakukan
penrbagiem uraktu gilinn di antara para istriqra t€rc€bd di manabeliau
berdoa'a:

3!:f Y r:t ,*n,:+iq*lii iiirr


"Ya Allah inilah pembagian gilinn 5nng aku miliki, mal<afianganlah
Englcau manaci diriku t*hadap sesuatu jang aku t*lak miliki."

/05t
-{svmmrurucnurmAren#

iv;aL\i
(BAB TENTANG IAAHAR)

Ash-slndaq, dikatakan ashdaqu al mar'ata wa mahartuha diambil


pria
dari kata ash-shtulqu, karena h mengandung arti kesqnggUhan seorang
untukmenikahi seoranguranita. Iaadalah imbatan saatmeniloh atausetdatrnla
bagi seorang uranita dengan kompensasi halalnSn kernaluan seorang wanita
bagi pasangBnrya" Ivla kapin merniliki beberapa narna dan beberapa p€ngertim
bahasa. Mas lrawin dislrariatkan berdasa*an Al Qgr'an, s.rmah, Ijma' dan Al
Oitps.
Adapnn Al Qur'an, rnaka firrnan Allah swT, "Elqilonlah mas l<awin
(mahar) kepda wanita (yang lannu nilahi) sebgal pemb*ian dengan
paruh kerfun' (Qs. An-Nisaa' [4]: 4) dan apt-a3nt lainq;a'
Sementara Sunnah Nabi SAW, maka ia merupakan perbuatan
ketetapan dan perintah Rasulullah sAW seperti saMa NabiSAW,

.{r- 'u 13u_ ji ,AY


,.
" &rilah n:as kawin wlaryn b ba upa dncin besi'"
Adaptrn ijrna' ularna, para ulama sepakat atas diberlalnrkannya mas kawin
mengingat ban5nknya teks Al Qur'an di dalamnya. Mas lraurin merupakan
tuntutan qips. Mas kaurin merupakan lehanrsan trnhrk diperboletrkannp smtu

460
-l
sverax BUtucHUl MAncm +
pemikahan. Pertawinan hanrs dengan kompensasi-

Allah SWT tidak mernberikan batasan maksimum dan minimumnya.


Hanya saja disunahkan memperingan mas kawin berdasarkan sabda
Nabi SAW

'fi $Ti*;
"r3t'pzf
" Wanita-wanita yang besar keberkahannya adalah wanita-wanita
yang mempermuhh panbiaymn pa nil<ahan."

Dan berdasarkan hdits yang diriwayatkan oletr Imam hadits Sang lima
dari Umar bin Khaththab, ia b€rkata,
.^
& i' J';:, o:'bi Y
a. ,
\J ,:.u. a iilt *:, 4Je alll

6'rl;:p et urt ,"ri. ,.ii}t'c,l;>i


"Flasulullah gW tidak punah mdmbqil<an mas l<awin kepda alah
seonng btrinjm dan an* puempuannjn l&ih dari dua belas uqi5nh."

Kepentingan umurn menunfut diringankann!fia rnas kawin. Sasungguhnya


hal yang demikian itu menuntut kernaslahatan lnng b.g* bagi pasangan
suami istri dan masyarakat. Betapa banyak wanita yang hidup seorang diri
tanpa suami. Betapa ban!,ak para pemuda laryl hklup sendirian tanpa istui,
disebabkan mas kawin png mahal dan biagp yang dikeluarkan
sampai kepada batas berlebihan dan mubazir. Dua jenis kelamin yang
bersandingan tanpa diiringi perkawinan akan membar,va mereka kepada
melakukan pertuatan keji dan murgkar.

Betapa banyak kenrsakan dan hal yang berbatngp png lahir dari hal-hal
yang berlebihan ini. Di antarangra unsur sosial, etis dan ketrangan serta unsur
lainnya. Dan apabila kerusakan ini sampai kepada kondisi demikian, maka hal
yang harus kita lihat adahh kehanrsan adanya intervensi pemerintah untuk
menyelesaikan masalah ini dan memperbaiki kondisi dengan mewajibkan
pembayaran mas kawin dengan cara-cam lnng adil- Allah Maha Penolong.

46r
svanax BurucHur rf,Arem #
-,'
-l
t4
4jt) :d-,J y\, *"'4, J;-';t\t*' /'* -^1Y
^f*;:, (W(ri q|;.':,*'*i
.

892. Dad Anas RA, dari Nabi sAW, Bahwa beliau mernerdekakan Shafirh
dan menjadikan kemerdekaannya sebagai mas kawinnya. (t1R- Muttafu Alaihl

Kosakata Hadits
A',taqa Shafiyatanshafirh dijadikan tawanan pada perang Khaibar pada
tahun keenam hfriah lalu Nabi SAW memilih dirinya di antara para tawanan'
Shafiyatan Binti Huyay bin Akhthab. AlBhnya adalah seoftmg pemuka
bani Nadhir. Nasabnp berakhir pada Harun bin Umar rdS' ia berada di bawah
kekuasaan Kinanah bin Ali Al Huqah, dan ia terbunuh di saat perang Khaibar'

Al Aini be1ftata, 'Pendapat yary sl:2hihsestlrg1;phrr3;a ini adahh narnanln


sebelum ia dirtdikan tauranan."
'Itqaha Al itqudalahmemerdekakan budak dan melepaskan diriqn dari
perbudakan dan wanita-wanita di dalam p€rang setelah ia dikuasai. Dengan
dernikian Shaflnh menjadi tatuanan dan menjadikan mas kawinnln berupa
pembebasan diriqa dari perbudakan.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. A!/ah StEfi!/ah binti Huyay adalah salah seomng pernbesar Bani
Nadhir. shafrrh adalah isffi dari Kinanah bin Abil Huqarq di rnana ia
terbunuh saat Perang Khaibar.

Nabi Muhammad sAW telah melakukan ekspansi sampai kepada


kawasan Khaibar secara paksa. Kaum wanita dan anak-anak menjadi
budak ha4a dengan menjadi tawanan.
Shafilrah meniadi bagian harta rampasan perang dari Dahyah bin
Khalifah Al Kalbi lalu Nabi SAW menukar dengan budak wanita
lainn5n di mana kernudian Nabi mernilih shafs/ah untuk dirinSa, karena
kecerdasan dan kasih syang Nabi kepadanya.

Di antara kernuliaan Nabi SAW, bahwa beliau tidak menarkupkan diri

162
svenan surucHur r,lARAm
--l +

Shafiyah sebagai budak 5ang hina untuk bersenang€€nang


akan tetapi mengangkat sosoknya dengan menyelanatkannya dari
perbudakan dan menjadikannya sebagai salah safu Ummul mukminin.
Hal seperti itu dilakukan karena Nabi membebaskan dan
mengawinkannla serta menjadikan mas kawinnSa berupa pernbebasan
dirinya dari perbudakan.

2. Dibolehkan seorang laki-laki membebaskan hamba sahaSp perernpuan


dan menjadikan pembebasannya dari pertudakan sebagai nns kawin
baginya di mana ia menjadi isbinla.

3. Hal seperti itu tidak disyaratkan harus ada izin dari Shafilrah, saksi
dan wali. Sebagaimana tidak disyaratkan adanya keterikatan dengan
lafazh nikah dan lafazh perkawinan.

4. Diperbolehkannya keberadaan mas kawin berupa sesuafu yang


bermanfaat s@ara agamal dan duniawi.

5. Kisah perkawinan Nabi SAW ini menunjukkan kelernbutan dan l€sih


sayang Nabi. Mereka adalah jandajanda png tehh kehihngan orlng
fua mereka bersama para tawanan Bani Quraizhah yang terbunuh
serta mereka adalah wanita-wanita yang telah kehilangan suaminya
pada pepemngan Khaibar. Kedua stnmi isbi ini (Shifi/ah dan Kinanah)
adalah majikan bagi kaum mereka lalu Shafiph sendiri kemudian
menladi tawanan dan hina. Keberadaan Shafiyah di bar rah kekr:asaan
salah seorang pengikut Nabi SAW sebagai ishi atau budak wanita
bagi mereka mempakan kehinaan baginya,
dan tidak dapat mengangkat posisinya. Hatingra menraksa agir bdiau
bisa berpindah dari safu penguasa ke penguasa lainnya dan Nabi SAW
adalah ormg 11ang lebih utama bagi diri Shafilrah.

Dengan kenyataan ini dapat diketahui bahwa apa lnng terjadi pada
sosok Nabi SAWyang merniliki banyak isbi tidak serrata-nnta tunduk
kepada hasmt seksualitas, sebagaimana dikatakan oletr musuh-musrh
agama Islam ini dan orang yang melakukan tipu da3p. Sebab apabila
tidak, maka Nabi pasti menikah dengan p€ra\ /an-pqauran dan uranita-
r,raanita muda. Pe*ar,trinan Nabi SAW tirtak p€rnah teriad l nafi d€ngan
ffi'*,.::;;Hffi
tauranan.

Apabila kami kemukakan kisah-kisah perkawinan Nabi dengan


para

isbinya tersebut satu persatu, maka akan kita iumpai bahwa Nabi
sAW
yang
tidak pernah keluar dari tujuan yang penuh kasih sayang dan
indah ini. Betapa jauh sekali apa yang dikatakan oleh musuh-musuh
Islam yang zhalim tersebut. Di dalam hal ini telah dikarang sejumlah
karangan oleh para penulis kontemporer'

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Para ulama berbeda pendapat mengenai diperbolehkannya menpdikan
kemerdekaan hamba sahaya sebagai mas kawin'
hamba
Imam Ahmad dan lshaq berpendapat, "DbolehkanqB kernerdekaan
sahaya sebagai mas kawin berdasarkan kisah perkawinan Nabi
SAW dengan
pernilik
shafiyah. Ini adalah Qiyas png benar, di mana seorang majikan sebagai
dari hamba sahala, rnanfaat dan ia dapat disetr:buhi. Apabila ia dimerdekakan
dan manfaat png dimilikiqp masih ada, maka kenapa harus dilarang?-"

Para Imam ma&hab Spng tiga berpendapat' Hal tersebut tidak boleh'
penjelasan yang
Mereka mentalnvilkan/menginterpretasikan hadits dengan
pada
bertentangan dengan teksfual hadits atau membawa pemahaman hadits
keistimewaan Nabi Muhammad SAW-

Membawa hadits be6eda dengan makna teksttnlnla atau menjadikannya


sebagai keistimalaan,membutrfikan kepada penjelasan dan dalil karena yang
diladikan dasar adalah menetapkan hadits mengikuti makna tekstualnSB'
Sebagaimana Fng diiadikan dasar di dalam hukum adalah keumuman
hadits'

Seandainya ia b€rsifat khr.Isus, maka Nabi SAW menukilnSn'

*i* -x*
t l
ai ;,,j
'. t4 ,.. . t 4.
:JU d;l -43 itt qf s- J^> )l
A'
Al J'rr'Otlb rtt H -1.,-ht -*s1;';t-)
4Il gL, *.,-
-{ svanan BUtucHUt rianam #

893. Dari Abu Salamah bin AMurrahman RA: Sesungguhnya ia berkata'


Aku bertanya kepada Aisyrah RA Berapa mas kawin Rasulullah? Ia menjawab:
Mas kawin Rasulullah SAW kepada para istrinya duabelas qijahdan nasry.
Ia (Aisyah) bertanya, 'Apakah engkau tahu apa yang dirrnlstd an-nasy?" ia
berkata, "Aku katakan tidak." Aisyah berkata, "Separuh Uqiyah, maka ifu lima
ratus dirham dan ini adalah mas kawin Rasulullah SAW kepada para
istrinya." (FIR. Muslim)r6

Kosakata Hadits
Uqiydl Al Uqgahadalah empat puluh dirham. Uqiyah adalah uang dari
perak berabrya 147 gram.

Naqnn: An-nasytadalahseparuh Uqiyah, yaitu dua ptluh dirham.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Disunahkan meringankan mas kawin dan sesungguhnya itulah
yang berlaku. Oleh karena ifu sebaik-baiknya mas kawin adalah
yang paling mudah dan sebaik-baikrUn uranita adalah wanita png
tidak memberatkan pembialnan perkzurinan.

2. Sesungguhnya mas kawin Nabi SAW kepada pam istinlp secara


umum adalah dua belas setengah uqilrah- Nabi adahh suri teladan
yang sempuma di dalam hal png berkaitan dengan tradisi dan ibadah.
Satu uqiph adalah empat puluh dirtnm. Dengan d€rnikian rnas kawin
Nabi SAW menjadi lima ratus dirham.

rs Muslim (1426\.

465
-{ svanan BU[ucHut Mlmr,r #
3. Lima rahrs dirham dengan uang ripl Arab Saudi adalah sekitar seratus
empatpuluh ripl.
4. Bagaimana realitas ini dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat
muslim sekarang yang senantiasa meninggikan nilai mas kawin dan
membanggakan diri dengan apa yang diberikan oleh kaum laki-laki
kepada kaum wanita dan para wali mereka, baik pihak suami kaya
atau miskin. Seseorang ingin mas kawinnya tidak kurang dari orang
lain. Sesungguhnya ini adalah dua hal yang berlebihan dan halyang
mubazir serta merupakan kesombongan- Fenomena inilah yang
menjadikan para pemuda membujang. Barangsiapa yang berbuat
maksiat kepada Allah SWT, maka ia harus dibinasakan- Barangsiapa
yang mengikuti hawa nafsu dan kenikmatan dirinya, maka ia
mendorong di dalam kehinaan. Perbuatan keji inilah 5ang memenuhi
rumah-rumah wanita-wanita lnng mengeluh kesepian dan takut
menghadapi masa depan yang suraun ketika mereka tidak melahirkan
anak-anak 1ang memilih rnasa depan di usia tua mereka- Sesungguttq/a
masalah ini tidak cukup diselesaikan dengan alasan dan pengarahan-
Ia harus ada batasan yang membatasi dan kerja keras yang dapat
mengembalikan kepada kebenaran. Sebab apabila tidak, maka
masalah dan problematika serta kesulitan akan menetap padanya.

5. Di dalam hadits di atas terdapat dasar diberlakukannlra rnas kawin di


dalam pernikahan. Mas kawin merupakan keharusan, baik ia
disebutkan di dalam akad atau tidak disebutkan- Apabila mas kawin
tersebut disebutkan, maka la sesuai dengan apa yang disepakati oleh
pasangan suami isbi. Dan apabila ia tidak menyebutkanrya, maka
istinya berhak mendapatkan mahar mitsil.
6. Mas Kawin tidak ditujukan bah',va ia hanya sekedarkompensasi saja,
akan tetapi mas kawin dituiukan sebagai pemberian dan hadiah, di
nEna seotarg laki-laki mernuliakan isbiryra dengan mas katr.rin tersebut
ketika seorang suami berhubungan intim dan bermesraan dengannla,
yaitu dalam rangka menufupi perasan hatinya dan menghormati
keagungannya. Seandainya tujuan mas kawin hanya sekedar

466
-{ svaneu BUrrrcHUr rtiArAr +
kompensasibelaka, rrnkaparavralitidakdan , karena
kompensasi tersebut diberikan unfuk sasuafu yang paling berharga
yang dimiliki oleh seorang wanita dan harus ada keadilan di dalam
kompensasi tersebut.

7 . Sesungguhnya harga adalah nilai sesuafu dari rnas kawin, nilai barang
pemiagaan, upah manfaat sesuafu dan merupakan nilai barang yang
rusak serta yang lainnya. Dengan demikian ia merupakan dasar dan
yang lainnya adalah barang dagangan.

Kepufusan Majelis Ulama Besar Dalam Masalah Tingginya


Nilai Mas Kawin
Nomor 94 Tanggal 6/|L/L4O2H
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalaruat beserta sahm semoga
dilimpahkan kepada hamba dan Rasul-N5a, lraitu Nabi kita Muhammad SAW,
keluarga dan para sahabatrya.

Sesungguhnya majelis Jawatan Ulama-ularna Besar di dalam Sidangnya


5rang kedua puluh Snng dilaksanakan di kota ThailFng dimulai dari tanggal 25
bulan Sgrawwal sampai dengan 6 Buhn Dzulqa'dah drun l4olzt{.
fenomena mahalnya nilai mas kawin dan mahalnya biala yang dipungut unfuk
pemikahan. Berdasarkan surat wakil perdana menteri yang difujukan kepada
kefua umum kantor riset ilmiah, htua dan dalcrrrah, nc,mor L6yl:7 dan tanggal
16/7 /1402 H yang isinla bempa keinginannya untuk mernirdatrkan masalah
ini kepada majelis ulama-ulama besar unfuk nrengkajirya serta mengeluarkan
keputusan hukumnya, lalu usulan dan solusi 1ang ada di dahmr$a dilontarkan.
Setelah mengkaji serta fukar-menukar pendapat di dalam rnasalah ini, maka
majelis berpendapat sebagai berikut:

Pa tama, Majelis mempertegas htr,va 5ang tdah dikehra*an keprtusannya


nomor 52 pada hal-hal berikut:
1. Melarang lagu-lagu yang didendangkan di dalam pesta perkawinan
yang diiringi oleh alat-alat musik dan para p€n!,anyr, baik pria dan
wanita, karena hal tersebut merupakan dan haram
hukumnya. Ia harus dilarang dan pelakunya harus dibed sanl$i.
SYARAH ButUGHUt ltilmn #
pesta
2. Melarang percampuran kaum laki-laki dan perempuan dalam
perkawinan dan acara-acara lainnya serta melarang suami menemui
istrinya yang sedang bersama kaum wanita lainnya yang tidak
orang-
mengenakan busana muslimah, lalu memberikan sanksi bagi
orang-
orang yang melakukan hal tersebut, baik dari pihak suami atau
omng yang dekat dengan pihak istri dengan sanksi yang menjerakan'
pelaksanaan
3. Melarang berlebih{ebihan dan melampaui batas di dalam
ini
walimah perkawinan, mengingatkan masyarakat terhadap hal
melalui perantara para penghulu dan media informasi, menganjurkan
masyarakat unhjk meringankan bia5a mas kawin lalu mencaci perilaku
berlebihan melalui mimbar-mimbar masjid, majelis ta'lim dan acara-
acara sosial yang disiarkan di dalam media komunikasi'
nilai
4. Majelis melihat perlu memberikan anjuran agar memperkecil
mas kawin dan menganjurkan haltersebut melalui mimbar-mimbar
masjid, media informasi dan mengemukakan contoh-contoh keluarga
yangdapat diiadikan suri teladan yang baik dalam hal memudahkan
yang
upalla perkawinan, karena ditemukan sebuah kasus keluarga
mengembalikan mas kawin yang sudah diberikan atau ada orang
yang menerima s@ara pasrah karena di dalamnya memiliki dampak,
benrpa teladan yang baik.

5. Majelis melihat bahwa media 5ang paling sukses dalam men@esaikan


masalah tindakan berlebih-lebihan dimulai oleh para pemimpin
ma4Brakat, png terdiri dari para peFbat pernerintalr, ularna dan ursur
lain4a, pifu orang-orang terpandangdan orang:orang tertenfu serta
otang-orang yang kalra. Sebab selagi mereka tidak menghentikan
perilaku berlebihl€bihan dan menampakkan pernborosan dan hal yans
mubazir, rnaka nraelarakat avampun tidak akan menghentilGn
perilal$

ini. Karena mereka mengikuti para pemimpin dan pemuka


mastnrakaq/a
Kedua, Majelis melihat, -disamping kepada hal-hal terdahulu-
perkawinan
menganjurkan agar pemerintah melarang pehksanaan pesta-pesta
di hotel-hotel dan kafekafe, di mana banyak teriadi kemungkaran di dalamnya'
ffi;-,,,ffi"".,"ffi
pengeluaran uang yang sia-sia yang terkadang dapat meninggikan nilai mas
kawin serta memiliki dampak yang besar terhadap tingginya biaya pesta
perkawinan.

Sekali lagi, Majelis mengajak kepada para pemimpin, ulama dan orang-
orang terpandang agar masing-masing mereka memiliki kontribusi dalam
menyelesaikan problematika ini serta menjadi suri teladan yang baik di dalam
hal-hal perkawinan dan agar mereka mengetahui bahwa mereka memiliki
pahala yang besar apabila mereka membenarkan hal tersebut dan
menjalankan tradisi yang baik sebagai hamba Allah SWT. Sebagaimana
mereka mendapatkan dosa dan siksa apabila mereka melanggar pefunjuk Nabi
SAW dan menjadi teladan buruk. Rasulullah SAW bersaMa,
'.o .?
f>\-)t q. y C
.a. t. z.z lo oi. '.,'- 'i,
'-'t, a

-wl ))J) (V)jl a:tP ..lu cdc?, ar-,


to

.a,t;jt i-t, JL,4


"hnngsiapa melakukan tindakan yang buruk di dalan agana Islam,
mal<a ia berdos dan mazangung pula doa onng lpng m
sampi dihari kiamat."
Ketiga, adapun hal-hal yang berhubungan dengan kesepakatan sebagian
kelompok masyarakat terhadap pembatasan nilai mas kawin dan tradisi
tertentu, maka majelis melihat (kecuali satu anggotanya) hal-hal berikut:

a. Persetujuan hanus didasa*an padakerelaan masirg-masing kelompok


masyarakat di dalam membatasi nilai mas kawin. Hanya saja
kesepakatan lrang ada sesuai dengan kondisi kelompok masSnrakat
tersebut, pitu hendaklah di dalam4n tidak ada unsur meninggikan
nilai mas kawin dan apafng disepakati hanis diialankan oleh individu
masyarakat tersebut.

b. Apa yang disepakati oleh masing-masing kelompok masyarakat


dianggap sebagai batas maksimum bagi mo kawin lika dihubungkan
dengar kelompok maqpmkat ters€but. Dengan dernikian Barangsiapa
yang rela mengawinkan wanita yang diasuhnya dengan mas kawin

tl69
SYARAHBULUGHUIMARffT-
yarrglebihkecilnilainsadaribatasmaksimum5nrrgadaderganrillhanp'
makaiabolehmelakukanhaltersebut,bahkaniaharusbersyukur.
oleh kelompok
c. Barangsiapa yang melebihi batas yang disepakati
harus melihat dari
masyarakat tersebut, maka yang mulia hakim
dan yang
posisinya, mengenai faktor-faktor yang mendukung
membawanSraterhadaphaltersebut.Apabilahakimmemandanguntuk
melanjutkanakaddenganmaskawinyanglebihtersebut,makapihak
melihat harus
suami harus melanjutkan' Dan apabila seorang hakim
keharusan
mengembalikan mas kawin tersebut' maka merupakan
pandangannya
baginya unhrk mengembalikan sesuai dengan tuntutan
di dalam hal ini-

Keputusan Lembaga Fikih Islam seputar Menyingkap


K"bi.s..n Pemberian Mas Kawin Di India
SegalapujibagiAllah.ShalawatdansalamSemogadilimpahkankepada
sosok yang tidak ada Nabi lagi setelahnya'
melihat isi surat saudara
sesungguhnya Dewan Lembaga Fikih Islam telah
pemberian mas kawin'
Abdul Qadir asal India, di mana iaberusaha mememngi
yaifujumlahmaskawinyangdiberikanolehpengantinlaki-lakididalam
perkawinan. Masyarakat muslim
masyarakat muslim India sebagai kompensasi
catatan dokumen perkawinan
India telah membukukan nilai rrns kawin di dalam
kepada isbinya dengan sebenar-
tanpa mereka menyerahkan mas kawin tersebut
di dalam hadan lslam, "Tamil'"
bernmrra. Banyak pam ulama menulis masalah ini
suratnya, ia berkata: Dari
lalu saudara AMul Qadir mengemukakan di dalam
sebagaimana anak-
sini, maka sesungguhn5ra perkawinan ini haram hukumnya
yang lahir atas perkawinan ini tidak sah berdasarkan
Al Qur'an dan hadits
anak
Syaikh Abu Hasan An-
Majelis juga telah mempelaiari isi surat yang mulia
Alam Islami tanggal
Nadawi yrang dituiukan kepada sekretaris umum Rabithah
16/3/|4o4H.yangtertulisdidalamnya:Sesungguhnyamasalahmaskawin
masyarakat India' Ini
adalah masalah yang sudah tersebar luas dikalangan
seberramyamasalahtradisiorang-oramglndiayangmasukkedalamkomunitas
antara anak-anak perempuan
muslim, dis€babkan oleh perselisihan pandangan

470
-{ svlmx tutucHuttlARAm +
India. Pemimpin-pemimpin urnat Islam memerangi kebiasaan ini lalu pernerintah
India luga menghindari tradisi ini akhimya. Dan aku melihat Danan Lembaga
Fikih kami cukup mengeluarkan fatwa dan melakukan penjelasan seputar
masalahinigangmelarangumatlslammengikutikebiasaan jahiliyah
yang zhalim, seperti masalah mas kawin ini yang telah meresap dalam
kehidupan mereka dan aku berharap pemimpin-pernimpin muslim di India unfuk
mengerahkan upaya mereka dalam menghilangkan bahayra ini. Allah SWT Maha
Penolong.

Dan setelah Majelis menelaah apa yang telah dikemukakan, maka


diputuskan hal-hal berikut:

Pertama, ucapan terima kasih kepada yang mulia $Bikh Abu Hasan An-
Nadawi dan saudara AMul Qadir yang telah memapa*an rnasalah ini. Serta
terima kasih juga atas fanatisme keagarnaan dan apa yang dilalarkan keduanya
di dalam memerangi bid'ah dan kebiasaan buruk ini. Majelis mengharapkan
agarkdua insan initenrs memerangibid'ah ini sertabid'ah-bid'ah lainnlayang
merupakan tadisi bumk dan meminta kepada pertolongan Allah @i keduanlp
dan umat Islam serta mudah-mudahan Allah SWT mernberikan pahala atas
kesungguhan dan. upaln ke,ras mereka.

Kdua, Majelis mengingatkan saudara AMul Qadir,dan yrang lainnya


bahwa perkawinan ini, sekalipun bertentangan dengan ped<arrinan yang legal
dari sisi ini. Hanya saja perkawinan tersebut adalah perkawinan 5nng sah
hukumnya menurut mayoritas ulama Islam. Tidak ada yang menentang
keabsahan perkawinan kecuali sebagian ulama saat tidak adanp syariat nras
kawin. Adapun anak-anak Sang lahir dari perkaurinan ini, maka mereka anak-
anak yang sah yang dapat dihubungkan nasab mereka keeada bapak dan ibu
mereka dengan nasab 5ang legal dan sah. Pendapatiniberdaarkan ijrna'ularna

-sampai kepada ulama yang tidak berpandangan sahnnya pemikahan


png tidak menslBratkan adan}n mas kawin-.
Ketiga, Majelis menetapkan bahwa kebiasaan ini adalah kebiasaan
png mungkar, mengandung bid'ah Sang bertentangan dengan Al Qur'an
dan sunnah Rasul-N5n, ijma' ulama dan bertentangan dengan perbmtan
umat Islam diseluruh masa mereka.

171
ffi#r.,,,*"^m,
kepada wanita(yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan-"
(Qs. An-Nisaa'[4]:4)

Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada
"

mereka mahamya;'(Qs. AlMumtahanah [60]' 10)


Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campwi) di antara mereka,
"

berikanlah kepada mereka mahamya (dengan sempurna) sebagai suatu


kewajiban;' (Qs. An-Nisaa' [4], 24) dan ayat-ayat Al Qur'an lainnya'
Adapun sunnah, maka pemberlakuan mas kawin terdapat di dalam saMa
Nabi SAW, ucapan dan ketetapannya. Tedapat hadits di dalam musnad Imam
Ahmad dan sunan Abu Daud dari Jabir RA, bahwa Nabi sAW bersaMa,

.Y); '^)"-ttt 'e|b +i '"y 'Gr-'ii?7t ;zil*'Li'j


,,sandainya seorang tu*rar, memberikan mas kawin dengan kdua
tangannya yang dipenuhi makanan kepada seorang wanita, maka wanita
tersebut menjadi halal baging." Ini termasuk ucapannya'

Adapun perbuatan Nabi SAW, maka terdapat hadits di dalam Shahih


Muslimdan utama lainnya dari kitab-kitab hadits, yaitu hadits dari Aisyah, di
merna ia berkata,

-4 | t .o .:r=
'Y.tt @.:) l;p"r$l it:* otS
- : ^*$"1\
"Mas kawin Rasulullah SAW kepada para iskin}a adalah du be|as setengah

Auqiyah." Ini adalah perbuatan Nabi Muhammad SAW'

Adapun ketetapanngra, maka terdapat hadits di dalam shahih Bukhari dan


Shahih Muslimdan lainn5ra:

.:a

i: ,
o
tt e-f ;r F)t * J"
.. / .. 'tt, .-

' '
*:
'j
iv ?" ;* t;t'oi a

,ii u;ri -o.


-..'2 :r"i:
,*; ,?;t
t
\>E
c,
t :Jv tu; r; l)Lo
l.
-.
corna

..-u hr ari. :Jv

472
svamr BUruGHur r,lARAm +

-l
"Bahwa Nabi melihat pada diri AMurratrman bin Auf bekas warrn kuning,
lalu Nabibertanyra, Ap ini?'lamenjawab, 'Aku mengarrini seorang wanita
dengan mas kawin satu biji emas.' Lalu Nabi SAW bersabda, 'Mudah-
mudahan Allah membei keberkahan kepdand." Ini adalah ketetapan
dari Nabi SAW.

Ini adalah kesepakatan ulama umat Islam dan perilaku mereka di mana
dan kapan saja.

Berdasarkan hal tersebut, maka Majelis menetapkan bahwa seorang suami


harus membayar mas kawin kepada istrinya, baik mas kawin tersebut bersifat
langsung, atau diutang, atau sebagian diberikan langsung dan sebagian yang
Iain diutang, dan penundaan tersebut merupakan sesuafu realitas yang harus
dibayarkan saat mendapatkan kemudahan. Haram hukumnya perkawinan
yang berlangsung tanpa ada mas kawin dari seorang suami kepada istrinya.

Majelis memberikan wasiat bahwa meringankan nilai mas kawin dan


memudahkan masalah pembiayaan pemikahan merupakan sunnah Nabi SAW.
Hal tersebut dapat berlangsung dengan meninggalkan beban dan pembiayaan
yang berlebihan serta mengingatkan agar tidak berlebihan dan mubazir karena
di dalamnya terdapat manfaat yang besar.

Keempt, Majelis mengajak para ulama, tokoh masyarakat dan pihak-


pihak yang bertanggung jawab lainnSra untuk memerangi kebiasaan yang buruk
ini. Mereka harus bersungguh*ungguh serta berusaln keras membatalkan dan
menghilangkan halini dari masyarakat mereka. sesungguhnya kebiasaan ini
bertentangan dengan syariat samawi, bertentangan dengan akalsehat serta
pandangan png lurus.
Kelima,sesung5luhnla k*iasaan 5ang buruk ini
-disamping bertentangan
dengan syariat Islam- ia juga berbahaya sekali bagi kaum wanita. Para
pemuda tidak bisa menikah dengan seorang gadis, di mana keluarganya
mengajukan sejumlah uang yang besar. Berunhrnglah wanita-wanita kafra
dengan perkawinan ini dan wanita-rrranita anak ormsforang miskin berdiam
diri tanpa menikah dan tidak diragukan lagi di dalamqa terdapat kerusakan
sebagaimana perkawinan ifu didasarkan pada keinginan harta dan tidak
didasarkan pada pilihan gadis dan pemuda itu sendiri. Fenomena yang

473
ffi:::"-",*;-,ffi
waktu dengan menghabiskan seperempat
dapat mengumpulkan seiumlah uang
masa mudanya unh'rkbekerja sampai
yang memungkinkan kaum lakiJaki ingin
wanita dengan kemuliaan tersendiri ketika
menikahinya. Islam telah mernuliakan
Islammewajibkankepadalaki{akiyanginginmengawininyaunhrkmemberikan
maskawinyanglayakkepadapihakwanita.Daniadapatmempersiapkan
pintu perkawinan bagi gadisgadis
dirinya. Dengan demikian Islam membuka
kawin yang sedikit saia. Dengan
miskin karena mereka cukup dengan mas
demikianhalinimemudahkanbagikaumlaki-Iakiyangtidakkayamenikah
dengan mereka. Allah Maha penolong'

'*u * u"';tliy ,j6 -L{'fu. q..{y i' *


-^1t
,& qir,p', y\'J* it J';rd":u -W?s/'-
,',tlr; 'i: ;,i, asl'ii'u-jt :*'1, ai 'i6 "'& $b
6 'i6
f"i'e;|G,ar,
Sg4.DarilbnuAbbasRA,iaberkata:KetikaAlimenikahiFatimahRA,
RasulullahSAWberkatakepadanya,,,Berilahiamaskawinsesuafu.''A|i
merrjawab,..Akutidakmemilikisesuahlapapun.''NabiSAWbersabda',,Mana
bajupenngdankabilahAlHuthamiah?."(HR.AbuDauddanAn-Nasa.i)
dan dinilai shahiholehAl Hakim)'

Peringkat Hadits
Hadits ini diriwayatkan oleh
Hadits di atas dinilai shahiholeh Al Hakim.
An.Nasa.idanAbuDaud.AbuDauddanAlMundaritidakberkomentar.
TerdapatbeberapariuaFthaditsmerrgenaimaskawinAlikepadaFatimah.
hadits lpng menenfukan
Akan tetapi Ash-shan'ani berkata, "Riwayat-riwayat
kuat'"
mas kawin Fatimah tidak merniliki sanad lpng

IbnuHazmber&ata,..Sesungguhnyahadits-haditsyangdidalamnya

471
ffi:'#:"-"-^ffi
Fatimah sampai ia memberikan sesuatu. t-tudnr-tr"dits ini datang melalui
sanad hadits mursl, atau di dalamnya ada perawi yang tidak diketahui dan
tidak sah sama sekali darinya."

Kosakata Hadits
Ad-Dar'u Yaitu baju yang terbuat dari besi yang digunakan di dalam
perang untuk mengantisipasi senjata.

Al Huthamiah Dihubungkan kepada kabilah Huthamah bin Muharib


di Aman, ia bersaudara kandung dengan kabilah Abdul Qais. Mereka
sedang membuat baju besi.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Ali bin Abi Thalib RA, adalah anak paman Nabi Muhammad SAW.
Nabi mengawinkanryn dengan anak perempuannla, pifu Fatimah
Tahra; putrinla gang paling bungsu. Perkawinan Ali dengan Fatimah
pada tahun kedrn hiiriah. Fatimah melahirkan Hasan, Husein, Muhsin,
Tainab, Ruq[ah, dan Ummu Kultsum. Fatimah meninggal dunia di
Madinah setelah enam bulan kematian a3ahn1a, di mana ia telah
bemsia lebih dari dua puluh tahun.

2. D dalam pernlt<atnn harus ada mas kawin. Sesungguhnya Nabi SAW


memerintahkan Ali unhrk menrberikan rnas lcruuin k@a pasanganrlp.
Ketika AIi tidak menjumpai apa-apa pada dirinln, maka Nabi bertanya
tentang baju besi agar dijadikan mas kawin untuk Fatimah, padahal
baju besi tersebut merupakan tnrta mililmya yang sangat ia butuhkan.

3. Di dalam hadits disunahkan meringankan biala mas kaurin. Nabi SAW


bertarya kepada Ali mengenai yang akan diixdikan mas lov,rin. Apabih
anak perempuan Rasulullah diberikan rrrs kawin dengan perhiasan
gnng murah ini, maka bagaimana meninggikannya pada sosok wanita
lainnla?

4. Mas kawin bukan kompensasi sebenam5a di dalam akad nikah, oleh


karena ifu ketidaktahuan seseorang terhadap mas kawin di dalam

175
SYARAH BU TUGHUL MARA'ti

akad tidak apa-apa. Merupakan kebaikan untuk meringankannya


dan sah pemikahan tanpanya walaupun ia waiib hukumnya'

Sesungguhnya mas kawin merupakan hadiah yang baik


bagi

seomng istriyang baru untuk menufupi hati dan memsakan keinginan


serta pemberian kehormatan- Oleh karena itu Allah SWT
menamakannya dengan nihlah- An-Nihlah adalah pemberian
se@ra sukarela.

5. Bahwa mas kawin boleh dengan uang dan juga boleh dengan barang
pemiagaan dan Perhiasan.
pedang dan
6. Bahwa mempersiapkan alat-alat jihad, yaitu baju besi,
yang
kuda tidak dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dirubah
tidak dapat diapa-apakan, baik dijual dan hal lainnya'

:Jv -r4-o\, *r- :*'* ^:i iP * / tt' 7 -'rqo


'21,o$-c J;'.*;?;t qt> ,*) !r\t e lt J';:, JE
'n 'tZ. ot{ r1', ,li'rit ,gr?3t -+',P ,2t: ti 1?
'.<tHl
,i ta.t y'St ^1L ifi c'*i, :&l'A-'tii ,9r3r
'eu"-;), Yi .{itri', ,l-r;i irr,

895. Dari Amru bin q/u'aib *, ; dari tekekrlB, ia berkata:


Rasululullah SAW bersaMa,'Wanita mana ela tang mqil<ah atas
daar
shada (ma l<awin biaa), hiba' (mas kawin yang melebihi mas kawin
biasa) abu 'idah (sesuatu yang dijanjikan oleh suami, terhadap istrinya)
sebelum akad nikah. Maka hal tersebut meniadi miliknya. Dan sesuatu
jang disaahl<an setelah akad nikah, maka ia menjadi milik onng yang
mqnbqil<an. Dan sesuatu tang Pting bettnk dihormati oleh laki-lakt- adalah
anak perempuan atau saudara peremPuanya'" (HR' Ahmad dan Empat

176
:.:ffi
Peringkat Hadits
Pam perawi haditsqa b4ah. Asysyaukani berkata di dalam Nailul Authar,
"Hadits di atas tidak dikomentari oleh Abu Daud. Al Mundziri mengisyaratkan
bahwa ia berasal dari hadits riwayat Amru bin syu'aib. Di dalamnya terdapat
komentaryang sudah popular. Adapun para perawi lain selain Amru bin $4r'aib,
maka merel<a tsiqah akan tetapi banyak ulama hadits yang berkata: Apabita
Amru bin syr'aib meriwayatkan hadits dari ayahnlra dari kakekrya seperti hadits
di atas maka, ia meriwayatkan melalui tulisan, bukan dengan mendengamln
hngsmg."

Kosakata Hadits
Hib'in Yaitu pemberian lrepada seorang uranita png melebihi nras
kaurinrryaa.

'Idatin Yaitu sestntu yang dijanjikan oleh suami untuk isbinp sekalipun
h tidak mendatangkannla.
khmati An-Nilcah: Yaifu para ahli tafsir mengatakan di dalam firman
Allah, "Dan jangankh l<amu tetap berpqang pda tali pert<awinan dengan
perempuan-perempuzrn kafir-"(Qs. Al Mumtahanah [60]: l0l Al 'asham
bentuk jarnak dari 'Ushnph. 'Ushnnh adalah sesuatu png dipegang. Yang
dimaksud adalah al<ad nileh.

Hal-Hal Penting dari Hdits


1. Hadits di atas menuniukkan bahwa rranita nrmapun yang menikah
atas dasar mas karpin atau hib', yaifu pernberian yang diberikan
kepada kerabat ishi atau 'idah, sesuafu 37ang diiamjikan oleh
yrerill.t

suami sekalipun ia tidak memberikanqn. Apabila tiga hal ini dan


sejenisnlra, bempa hadhlr atau pemberian telah diajukan sebelum
alrad nikah, maka h meniadi milik istri, bukan milik yang lainnp. Dan

ra7
Ahmad (21182),Abu Daud (2 129), An-Nasa' i (6/120) dan lb,nu Majah ( 1955).

477
"ffiHffi
iabelum memberikan dan memberikan hanyaderni pemikahan yang
ditunggu.

Z. Adapun sesuatu yang diberikan setelah akad nikah kepada selain istri,
yaitu kepada kerabat istri dari ayah, saudara laki-laki, paman atau
selain mereka, maka ia menjadi milik omng yang diberikan. Hal seperti
itu karena akad nikah telah terlaksana dan tidak tersisa apapun yang
menjadi keberpihakannya. Sementara memuliakan hubungan
kekeluargaan pihak laki-laki adalah hal yang sudah terangkai rapi,
dicintai dan disukai. Mereka telah menjadi kerabat, dan menjalin
hubungan di antara para kerabat legalhukumnya.

3. Adapun apa yang telah dilakukan oleh sebagian kabilah bahwa wali
dari istri berhak mendapatkan mas kawin secara khusus darinya, di
mana ia akan melarang pihak perempuan (istri) unfuk mendekati
suaminya, maka haram hukumnya dan tidak boleh. Tidak halal
hukumnya bagi seorang suami memberikan sesuafu kepada wali istri.
tdak halal iuga bagi seomng wali, sekalipun ia bukan ayah kandungnla
mengambil dan meminta harta kepadanya. Ini adalah tradisi yang
diharamkan dan sangat buruk. Pernerintah harus memerangi masalah
ini secara sukarela kemudian memaksa untuk meninggalkannya'

4. Para ulama membolehkan bagi orang fua unfuk memberikan syarat


dari rnas katryin Sang diberikan k@a anakrya unhrk dirinya. Dkatakan
di dalam S5nrh At lqna': Seorang ayah dari pihak perempun boleh
mensyaratkan bagian mas kawin unfuk dirinya, sekalipun syaratnya
berupa seluruh mas kawin. Berdasarkan saMa Nabi SAW

3I:! uY'tui
" ful<au hn lnrbmu milik a1ahmu."

,#,4f1\':ilf: ;ff4 ..,


, rt
t u=bl 0!

"Sesunguhn5z sesuafu lang terbik 3ang angl<au mal<an, yaifu dart

17C
-l svlnar rulucHul riA*o* #
hasil usha kalian- Dan sesunguhrya anak-anak kalian bensal dan
usaha kalkn." (HR. Abu Daud, At-Tirrnidzi dan menganggapnya
sebagaihadits hasad

.,
f -F
'. I t4 ,-rc,
^11 -t:-a-e
\. . .
itt'6.bt-,;:,t it * -^il;;e
'c
-,rlr
ro; e A.'SLi;- {, ,Gf*'A'n:f l: ,ii}, t'r;
"tr,
\ r'r.Si'l t6.r-.9(u'1L -^- hr qr- , jJ-l i.t ,Se
,4
.L^;31i
:, U ,F ?* ,Lrrst tA, ,ilt tly3 ,rri.
:i;t- f,, *Lr7 e. *, *ir''Ci*t at Jr, #,i*
,i;r\ij'^Li itr, .1r'i; I' ti, ;.+; ,srt ,y -L
''--... , .'or. ,.'r. i
.'Aet^-rr rf:?, w,
896. Dad AI Qamah dari hnu Mas'ud RA: Sesungguhnp ia ditanln t€ntang
seorang lak-laki lang mengawini seorang wanita dan ia tidak mernberikan mas
kawin serta belum menyetubuhinln sampai laki-hki tersebut meninggal dunia?
Ibnu Mas'ud be*ata, 'Pihak wanita berhak mendapatkan mas kawin sama
dengan wanita-wanita lainngra. Ia tidak dikurangi dan tidak dil€bihkan. Ia wajib
melakukan masa 'iddahdan ia befiak mendapatkan urarisan." Ialu Ma qil bin
Sinan Al Asyja'i berdiri dan berkata, "Rasulullah SAW menetapkan hukum
kepada Birwa' binti Wasiq
-seotang dari kabilah kita-. seperti yang
raranita
engkau telah pufuskan. I alu lbnu Mas'ud pun bergernbira." (FIR. Ahmad
dan Empat imam penyusun kitab As-Sunarl hadits ini dinilai shahih oleh
At-Tirmidzi dan sekelompok ulama lainnyra.l€

rs Ahmad
$U\,Abu Daud (2115),An-Nasa'i (6ll2l),At-Tirmidzi (l 145) dan
Ibnu Majah (1891).

479
SYARAHBUTUGHUTMO*'A+
Peringkat Hadits
Hadits ini diriwalatkan oleh Ahmad, para penyusun kitab ls-Sunan, Ibnu
Hibban, Al Hakim, hnu Mahdi menilainya shahih, demikian pula dengan At-
Tirmidzi dan Al Baihaqi. Ada perbedaan pendapat mengenai nama perawi dari
sahabat yang meriwayatkan hadits, meskipun hal ini tidak berbahaya,
sebab mereka semua adil. Al Hakim berkata, "Hadits tersebut shahih
berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim." Adz-Dzahabi menyefujuinya.

Ibnu Hazm berkata, "Tidak ada cacat di dalamnya, karena keshahihan


sanadnya. Hadits tersebut memiliki satu syahid yang diriwayatkan oleh Abu
Daud, Ibnu Hibban, Al Hakim dan Al Baihaqi dari hadits Uqbah bin Amir."

Kosakata Hadits
Lam Yaftndhl-aha Maksudnyra tir:lak memberikan takaran.
l^a Waksa ffidak kurang): Artiqp tidak kurang dari mas kawin wanita
lainngra.

La S3athatha:Artinyra bertindak sew€nangwenang. Maksudnln seorang


suami tidak boleh bertindak sewenang-wenang dengan menambahkan
rrns kav.rinryn melebihi wanita-wanita lainnya.

Bitwa1 Yaitu Birwa' binti Wasyrq dari Asyja' bin Raits bin Ghathafan
bin Sa'ad bin Qais Ailan. Ia adalah suami dari Hilal bin Umayah.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Apa yang terdapat di dalam hadits ini adalah apa yang dinamakan
oleh para frrqaha dengan, "Penyerahan kemaluan." Hal ini terjadi
dengan seorang wanita memberikan izin kepada walinya agar ia mau
menikahkan dirinya tanpa mas kawin, 5aifu apabila wanita tersebut
memiliki izin resmi atau wali yang bisa menikahkannln, apabila pihak
wanita tidak memiliki izin tanpa rnaharyang disepakati berdasarkan
firman Allah, "Tidak ada ketnjibn menb5ar (mahar) atas lamu,
jika kamu menceraikan istri-istrtmu sebelum kamu bercampur
dengan mqel<a dan sdelum lamu mqtqttulan maham5a." (Qs. at
Baqarah [2], 36).
ffi#JJilffiffi
dunia, maka h harus melakukan nam, 'kfuhdan masa berkabung,
sekalipun ia belum pernah melakukan hubungan intim atau
bermesraan.

3. Pihak wanita b€rtrak mendapatkan harta warisan, karena ia berposisi


sebagai isti dengan ikatan suaminya.

Dikatakan di dalam Ar-Raudh Al Murabbai Barangsiapa dari


pasangan suami istri yang meninggal dunia sebelum melakukan
hubungan intim, bermesraan dan menenfukan mas kawin yang
sepadan, maka pasangan yang hidup berhak mendapatkan warisan
dari pasangan lBng meninggalkannya, karena meninqgal dunia tanpa
menenfukan mas kawin tidak merusak keabsahan pemikahan.

4. Pihak perempuan berhak mendapatkan mahar mitsr (setarap) dari


kerabatn5a. seorang hakim harus mengnmakan kepada kerabatnya
hal-hal lpng berhubungan dengan.harta, kecantikan, kecerdasan, etika,
usia, keperawanan dan janda. Ini adalah maksud dari ungkapan lbnu
Mas'ud RA yang merupakan hadits marfu", "ElaginSm seperti mas
kawin ka.um vanita lainn5a, tidak dikunngi dan tidak dilebihkan."

5. syaiLhul Islam berkata, "Para ulama sepakat bahua Bamngsiapa yang


menikahi seorang wanita, sementara ia tidak menentukan mas
kawinn5a, maka pernikahannya sah. Wajib hukumnya mahar sepadan
apabila suami telah berhubungan intim dengannya. Apabila suami
menthalaknya sebelum ada hubungan intim, maka si istri tidak
berhak mendapatkan mahar, melainkan hanya mut'ah (pemberian
sekedamya) berdasarkan nash Al Qur'an.

6- Hadits di atas menuniukkan bahu,a tidak menyebutkan nilai mas kawin


di saat pemikahan atau sebelumnya, hukumnya tidak merusak
keabsahan pemikahan. Al€d nikah tetap sah r,ralaupun mas kawinn5ra
tidak dis€butkan.

7. Bahwa di dalam pernikahan harus ada mas kawin. Dan tidak


menyebutkan nilai mas kawin di saat pemikahan tidak menjadikan

48t
syanex BUruGHurMAnAin #
-.1
akad nikah sebagai akad sosial yang tidak ada kompensasinya.

8. Bahwa mahar bukanlah kompensasi yang dituju di dalam pemikahan,


sebab apabila tidak demikian, maka pemikahan tidak sah tanpa
menyebutkan mas kawin.

A'

^t*
ta - o7
(lr; Jl
.1,
*t f';
c c.
JL
;. ..,-i.
)vb 'ljti'jl L?t
t t,z cll t. .o ( "
'$;Lt *
897. DariJabirbinAMullah RA, Bahwa MbisAwbersabda ," furugSsiap
metnbqikan mas l<awin sanng wanita baup adonan kue atau kunna, mala
ia sunguh telah halal." (HR. Abu Daud) dan mengunggulkan naqufnyahadits
ini.r4e

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits mauquf.Putgarang berkata, "Hadits di atas
diriwayatkan olehAbu Daud dan ia mengunggull<an mauqufnyahadits."
Dikatakan di dalam,Af-Talkhis, "Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud- Di
dalam sanad haditsryra terdapat Muslim bin Ruman. Ia adalah sosok Snng dha'if.
Ia meriwayatkan hadits mauquf.la lebih kuat. Abu Daud dan AMd Haq
mengunggulkan hadits."

Kosakata Hadits
Sawiqan Adalah Kurma dan tepung png diaduk dengan keju dan
rnin!/aksamin 17ang difrdilan adonan kue seperti bubur.

Istahalla: Mengambil hukum halal. Halal adalah lawan kata dari


haram.

r4eAbuDaud (2110).

1a2
ffi;H:'-'LMANAM_
1. Hadits di atas menunjukkan bahwa mas kawin adalah bukan rukun
yang pokok di dalam akad nikah. Ia bukan kompensasi yang dituju
secara substantif. Ia hanya simbol penghormatan yang diberikan oleh
seorang suami kepada istrinya sebagai hadiah atau pemberian yang
merupakan penghormatan kapadanya sekaligus menufupi perasaan
jiwanya.

2. Oleh karena itu sesuatu yang sedikit ini dapat dijadikan mas kawin
dan dapat dialukan sebagai mahar apabila tidak ada sesuatu yang
lebih mahallagi.

3. Hadits di atas menunjukkan bahwa Allah SWT menganjurkan untuk


melaksanakan perkawinan dan mengutamakannya dan hendaklah
kemiskinan tidak menghalangi seseorang melaksanakan hal tersebut,
sekaligus mas kawin tidak dapat diladikan sebagai batu sandungan
untuk menuju jalan akad yang baik ini yang dapat menjadikan kedua
5ang'iffah (teiagakehormatarurp), mendapatkan
insan menjadi sosok
keturunan dan merealisasikan kebanggaan Nabi SAW dengan
memperbanyak umatnya di dunia, agar mereka menjadi sebuah
kekutan dihadapan musuh mereka dan meniadi keln:atan di hari kiamat
di saat Nabi SAW bertangga dengan umatnya 57ang banyak di antara
Nabi-Nabi lainnSra.

4. Perkawinan hanrs dilaksanakan dengan adanSa rnas kawin, sekalipun


mas kawin tersebut sedikit, apabila tidak ada mas kawin yang
mencukupi. Sesungguhnya kehalalan kemaluan seorang wanita tidak
terjadi kecuali dengan adanya mas kawin.

Dikatakan didalam Nailul Ma'an'b. Mas kawin tidak dapat ditentukan,


melainkan apa saja 5nng memiliki nilai, maka sah hukumnSa meniadi
mas kawin, walaupun sedikit.

5. Mas kawin tidak mesti b.rupa ernas dan perak, berteda dengan
sebagian madzhab yang mengikatnya harus dengan salah satunya.

483
SYARAH BULUGHUI'IAAUM #

nr- ^ri f ,*1 I ,Gj 1' * *j -^1^


-t.i:L\t
L';i e# & 2ir;t l{-.;r*i * \, ,* o1' tt,
"v': d: g.'J';'),'^'3,i'eu'-lt
898. Dari Abdullah bin Amir bin Rabi'ah dari ayahnya, ia berkata:
sesungguhnya Nabi sAW membolehkan menikahkan seorang wanita dengan
(mahar) dua sandal. (HR. At-Tirmidzi) dan dinilai shahih olehnya- Terjadi
perselisihan di dalam hal ini-rs

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits dha'if. Al Hafizh berkata di dalam Bulughul
Manmsetdifi ia menilainya shahih,di mana ia mengatakan ada perselisihan'

Dikatakan di dalam Fathur Rabari, 'Hadits di atas diriwaptkan oleh At-


Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Baihaqi-"
At-Tirmidzi berkata, "Hadits Amir bin Rabi'ah adalah hadits hmn shahih."

Di antara ulama hadits yang menentang keshahihannya adalah Bukhari.


Adapun Ibnu Ma',in, maka ia berkata, "Di dalamnya ada Ashim bin ubaidillah
dan ia dha'if.- Ibnu Hibban berkata, "la sangat besar kesalahannya, maka ia
matruk." Ibnu At-Tirkamani manukil dari Abu Hazim Ar-Razi di mana ia
mengatakan bahwa hadits di atas adalah hadits mungkar'

ht.u';t/i:>,'JG -&?s oi'- * i,!* *t-^11


"r?';:, ,:€at L?i .<:i n f";i;t'.t'*", *t y
.
e,i3' I)1i e 1l;;jJrr l- P, i
"y,
899. Dari Sahal bin sa'ad RA, ia trerkata: Nabi sAW menikatrkan seo'tlng

r$ AtjTirmi&i (ll 13) dan lbnu Mafah (888).

81
svanan BUtucHUtmAmm #
-l
laki-laki dengan seomng wanita dengan mas kawin cincin yang terbuat dari
besi. (HR. Al Hakim) Hadits ini adalah potongan dari hadits panjang yang
terdahulu di dalam awal-awalbab mengenai pernikahan.rst

Peringkat Hadits
Asal hadits di atas terdapat di dalam hadits Bukhari-Muslim. pengarang
(lbnu Hajar) berkata, "sesungguhnya hadits ini adalah'potongan dari hadits
terdahulu yang panjang di dalam permulaan bab tentang pemikahan. Hadirc
tersebut terdapat di dalam hadits Bukhari-Muslim, akan tetapi akad nikah yang
dilakukan oleh Rasulullah terhadap laki-laki tersebut tidak terjadi dengan mas
kawin yang terdiri dari cincin besi, melainkan Nabi SAW hanSn mengizinkan
menjadikan cincin besi sebagai mas kawin. Ini sudah arkup untuk menetapkan
hukum keabsahanngn."

;pi st j.lsr;;_fi_D j6
-*br qr- *.f)-r..
.,se
:* e.i,ii? $1rar L?i <e,,; .

900. Dari Ali RA, ia M<ata: Mas kawin tidak bol€h lebih sedikit dari
sepuluh dirham. tIR. Ad-Daruquthni secara nnuquf). Di dalam sanadnla ada
komentar.r*

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits dln'if. Di antara ulama ada yang mengatakan
ia sebagai hadits lren.
Pengarang berkata, 'Hadits ini diriua3;atlon oleh Ad-Daruquthni secara
mauquf @a Ali bin Abi Thalib RA. Dalam sanad hadtts mauquf i* da
pertimbangan. Hal tersebut karena di dalam sanadnyaa ada Mubasyir bin ubad.
Ahmad berkata: Mubasyir adalah pembuat hadits palsu. Ia tidak cacat dengan

15'Al Hakim (21178).


r52
Ad-Daruquthni.

485
ffi:J*,-..'-*ffi
meriwayatkan hadits dari Jabir sebagai hadits marfu"tetapi tidak shahih-"
Al Kamal bin Hamam di dalam FathutQadirberkata, "Hadits di atas dapat
menjadi dalilhukum dengan banyaknya hadits lain dan syahid,lalu dinukildari
gurunya Al Hafizh Ibnu Hajar dengan sanad lain yang baik".

\t ,* ir J'yr'Jtt -'^L\t nr- {G l* *t -1'\


.gd''^*3,,i$'i L';i .6:;i ;tr!)t,b,*i y
901. Dari Uqbah bin Amir RA ia berkata:'Ra.rlulluh SAW bersabda,
" sebaik-baiknya mas kawin adalah yang paling sdikit." (HR. Abu Daud) dan

dinilai shahih oleh Al Hakim.rs

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah Hadits hasn. Hadlts ini diriwayatkan oleh An-Nasa'i,
Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqi, dinilai shahiholeh lbnu Hibban, Al Hakim dan
disetujui oleh Adz-Dzahabi. Hadits di atas diikat oleh hadits-hadits lainnya-
lainpng lebihbaikdari ini padalmamAhmad
Hadits di atas memiliki sanad
dan ulama lainnya dengan redaksi, " Sesunguhn5a wanib gng diberl<ahi adalah
vanita yang mempermudah proses lamann, mas kawin dan iuga proses
nhimn5a." (FIR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al Buihaq,)
Hadits ini diriwayatkan oleh Al Hakim, dan Al Baihaqi berkata, "Hadits
diatas adalah hadits shahih sesuai syarat shahih Imam Muslim dan disetr.rlui
oleh A&-Dzahabi."

Hd-Hal Penting dari Hadits


1. Pernilohan hanrs dengan adanya mas kar,r.rin, sekalipun sedikit agar ia

menjadi hadiah bagi istri dan sebagai persembahan yang dibefikan

'5r Abu Daud (21 l7) danAl Hakim (2/l8l).

1C6
-{
svamx ButucHut MAnAn +
kepadanya ketika terjadi hubungan intim.

2. Sesungguhnya secara substantif mas kawin bukan tujuan utama di


dalam pernikahan. Mas kawin bukan sebagai kompensasi yang
dimaksud. Ia hanya pemberian biasa dalam akad yang penuh
keberkahan ini.

3. Sesungguhngra Allah SWT menganjurkan dan mempermudah ialannya


akad pemikahan ini, agar tujuan pemikahan dapat terealisasi.

4. Hendaklah kemiskinan tidak dijadikan sebagai penghalang dan


pencegah pemikahan. Seorang suami harus memberikan apa yang
mudah baginya. Seorang istri dan walinya harus menerima apa yang
telah diberikan oleh mereka. Tujuan dari perkawinan bukanlah
perniagaan dan tawar menawar. Tujuan perkawinan adalah
silaturrahmi dan merealisasikan nilai-nilairrya.

Hadits-hadits lrang menerangkan bahwa pam suami mengajukan/


memberikan istri-istri mereka adonan kue, kurma, sepasang sandal,
cincin besi, dan uang sepuluh dirham. Hadits ini semua menunjukkan
bahwa mas kawin haryra perantara, bukan fujuan.

5. Adapun hadits no 901, maka dapat diartikan bahwa sebaik-baiknya


mas kawin adalah yang terkecil dan yang paling rhudah serta paling
sedikit biayra yang dibebankan pada suami.

6. Tizrdapat sebuatr hadits di dalam Sumn Abu Daud, An-Nasa ' i hn N


Mustadrak Al Hakim dan ia menilai slahih dari Abu Al Ajfa'i As-
Sahmi, ia berkata: Umar bin Khaththab berpidato kepada kami, ia
berkata:

}f ,6fur c uk 'c:;ts
1 ,ii
,)' 3Jt 0t3,2; trrlf Y
+; hr & d, A"&f'r€.frl ot? ,.lr 'rb 6:-
ffi::-ffi"*:ffi
sesungKluhnlB wanita seandainlE ia dimuliakan di dunia atau bertalo,a
di sisi Allah, maka tetap saja orang yang paling mulia di antara kalian,
yaitu Nabi 5nng tidak pemah memberikan mas kawin kepada istri-
istrinya dan tidak pernah menentukan mas kawin untuk anak
perempuannya lebih dari dua belas Auq$nh."

Al Hakim berkata, "Sanad haditsnya shahih." Syaikh Al Albani


berkata, "Hadits tersebut hadits shahih."

Syaikh Ahmad Syakir berkata, "Dalil-dalil telah menetapkan


keshahihan hadits."

7. AI Albani berkata, 'Adapun apa lnng populer pada pernbicaraan


nraslprakat matg€nai bantahan seorarguranita tefiadap Urnar, maka
ra dln'if&nmurgkar."
Al Baihaqi berkata, 'la hadits mutqti'. Aku katakan: Dengan
keberadaanqn sebagai hadits mtryati', maka ia meniadi dha'if di
rnana di dalamngra ada sosok Muiahid bin Sa'id. ta adalah sosok di
mana redaksi haditsngra mungkar. Sesungguhnya alat Al Qur'an
tidak menafikan pengarahan Umar untuk meninggalkan
meninggikan nihi mas katpin."

Slnilfi Muhammad bin Ibrahim Alu $niltr berkata, "Kisah bantahan


seormg uranita pada diri Umar bin Khaththab merniliki beberapa
sanad yang tidak terlepas dari komentar. la tidak la3nk untuk
dijadikan dalil hukum- Ia bertentangan dengan teks-teks Al Qur'an.
Maka ucapan Urnar png sesuai dengan teks Al Qur'an, benar dan
hanrs diarnalkan.

Kepufusan De\ ran Ulama-ulama Besar Tentang Mengatasi


Fenomena Berlebih-lebihan
Majelis Dewan ulama besar mengeluar{<an kepufusan nomor 23 tanggal
4/4/1397 H. dikatakan di dalamnyn: Dewan melihat bahwa sesungguhnlra
perangkat yang paling berhasildalam mengatasi masalah berlebihan di dalam

488
-{ svanan ButucHut trlAnAm +
perkawinan adalah para pemimpin masyarakat, ulama dan unsur lainnya.
Sesungguhnya masyarakat awam tidak akan mengakhiri hal ini, karena
mereka ikut kepada pemimpin dan pemuka masyarakat mereka. Pemerintah
harus memulai dari diri mereka sendiri dan kerabat mereka sebelum orang
lain dalam rangka mengikuti Rasulullah dan sahabatrgra.

o 1g.. o-1 . o'...5/ ztoz t . '-.

il,*,*+ti r *:) +'\' e |')";,i


$1 qlA- uui
', o, t.o
;i, ,WiLi.i6 ,.>'i ''a ,jn ,q-"r;
' '.2
: f. t.oto, -o : -?a z tc t- 1
j14il ,PlS ,!J-f ;l-r o>t-:-! u11 ra--V 4l a>.i>l .(.+t;t 4

.l,sut ryi i, ud"ill


"rf
902. Dari Aisyah RA, ia berkata: Bhawa Amrah binti Al Jaun
pemah minta perlindungan kepada Alllah dari Rasulullah SAW di saat ia
akan disetubuhi, maksudnya ketika Rasulullah menikahinya. Lalu Rasulullah
bersabda, "Engkau telah meminta perlindungan kepda Dzat Pelindung
(Allah);' Maka bdiau pun mencemikannya. lalu Rasuh.rllah SAW memerintahkan
Usamah untuk memberikan mahar tiga helai baju (HR. hnu Majah)
Di dalam hadits terdapat seorang perawi yang matu*.ls Dasar kisah ini
terdapat di dalam kitab Shahih dari hadits Abu Sa'id As-Sa'di.

Peringkat Hadits
Telah dikemukakan sebelumryra di dalam hadits nomor 876.

Kosakata Hadits
Amnh bin Al Jaun Yaitu Amrah binti Yazid bin Al Jatrn Al Kilabiah.

'albnuMaiah (2037).

4E'
ffi*J,*;ffi
perlindungan, 1aitu Allah SWT.

Yumatti',uhu At Mu'tah adalah hadiah yang diberikan kepada seorang


istri yang diceraikan, semasa ia hidup demi menutupi perasaanya dan
menghormati ishi, di saat ia menemukan stnmi yang baru, baik suaminya tersebut
miskin atau kaya.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Amrah bin Al Jaun telah dinikahi oleh Nabi SAW- Nabi pemah
berhubungan intim dengannya, tetapi ia membalasnya dengan
ungkapan, "Aku berlindung kepada Allah dari dirimu," lalu Nabi
menjawab dengan sabdanya, " Engkau tehh memohon perlindungan
dengan sesuatu yang engkau mohonkan-" Lalu Nabi SAW
menceraikann5n dan memerintahkan Usamah unfuk memberikan
mut'ahdengan tiga helai baju.
2. Diberlakukannya pemberiart mu'tah kepada istri yang dithalak. Dan
hal tersebut dalam rangka menutupi pet?rsenn dan agar dirinya ndha/
menerima, menenangkan hatinya serta mengamalkan perintah Allah
SWT dengan firmannya, " Kepada wanita-wanita yang diceraikan
(hendaHah diberikan oleh suaminya) mut'ah menurut yang ma'ruf,
sebagai sesuatu kewaiiban bagi onng-orang yang takwa." (Qs' Al
Baqanh 121:2411.
3. Slraikh AMurrahman As-Sa'di mengatakan pada firman Allah SWT,
"Kepada utanita-vnnita Snng dicenil<an (hadaHah diberikan oleh
suaminya) mut'ah mqturut gng na'ruf s&gai sesuafu keu,,aiibn bgi
omng-omng png takwa." (Qs. Al Baqarah l2l:2471. Disebutkan di
sini bahraa sethp wanita yang diceraikan, rnaka merupakan kehanrsan
bagi suami unfuk memberikan mut'ah, pitu dengan memberikan
sesuatu yang sesuai dengan kondisi suami dan kondisi istri.
SesungguhnSra hal seperti ini merupakan realitasyang dihkukan oleh
orang-orang yang bertakwa. Apabila seorang istri belum diberikan
mas kawin, tetapi sudah diceraikan oleh suaminya sebelum

190
-{ svanax BUt ucHutMARAm #
berhubungan intim, maka suami harus memberikan mufah sesuai
dengan tingkat kekayaan dan kemiskinan suami. Apabila istr telah
diberikan mahar musamma ( mahar yang dikemukakan saat akad),
maka mut'ah tersebut adalah separuh dari mahar muammaters&ut.
Apabila isti pernah melakukan hubungan intim, maka mufah men;adi
sunah hukumnya menurut mayoritas ulama. Di antara pam ulama ada
yang mewajibkan haltersebut berdasarkan dalil firman Allah SWT,
"Sebagai suatu keuajiban bagi orang-orang yang bataltwa." (Os.
Al Baqarah 12]. 247l.Dasar arti al hagadalah kewajiban.
4. Ketika seorang wanita meminta perlindungan kepada Allah dari
Nabi SAW, maka Nabi SAW bersaMa, "hgl<au telah meminta
perlindungan kepda dzat yang Maha Pelindung."Rasulullah SAW
bersaMa,

.:r*6 ,*L..€it;:-,t;
"Siap Sang memohon perlindungan ke@a Allah, oalsa lindungitah
ia,"fi.R Al Imam Ahmad, Abu Daud dan An-Nasa'i) Nabi adalah
ormg yang pertarna kali melaksanakan dan mengarnalkan washt, ],aifu
Barangsiapa yang berpegang teguh kepada Allah, makaianganlah ia
melawan kepadanya. Amrah tidak mengatakan ini karena benci
kepada Nabi SAW, melainkan hal tersebut hanya ijtihad darinya.

a?l
sYAtAHlulUGHU[mAnAt+

;A;^Jr;\t
(BAB TENTANG WAUMATUL' URSY)

Al walimah diambil dari kata valama, yang artinya berkumpul, karena


berkumpulnya dua pasaryan suami istri. Hal tersebut dikatakan oleh AlAzhari.

Tsa'lab berkata, " Walimah adalah istilah untuk makanan yang khusus
dipersembahkan untuk pengantin. Walimah tidakuntuk yang lainnya."

N 'urs dengan di-dhamah ain fi'il-nya serta huruf ra yang disukan adalah
pesta perkawinan dan perkawinan itu sendiri. Benfuk jamal<nya A'ns.

Al 'Ircudengandi-kasnh ain f il-nya. Dikatakan seorang laki-laki menjadi


suami bagi seorang wanita. Seorang wanita menjadi istri bagi seorang laki-laki.
Keduanya adalah pasangan suami istri.

Al'arus. Dengan di-fathah huruf arrnya, yaitu seorang wanita selama


ia sebagai pengantin. Demikian pula laki-laki. Seorang wanita diistilahkan
dengan 'Aruusah sdagi ia sebagai pengantin wanita.
Dikatakan di dalam Lisanul 'Arab Sepsang suami istri tidak disebut
Arusain (sepasang pengantin) kecuali dihari-hari mereka melakukan
pembentukan keluarga.

Mufti $pikh Muhammad hrahim b€rkata, "Menginformasikan perkaruinan


dengan rebana sunah hukumnya. Di dalamnya terdapat kemaslahatan yang
tidak samar lagi. Ia legaldalam rangka mempertontonkan pemikahan."

492
-{svmmlutucnutmAmm#
Dikatakan di dalam subul,As-Salam Hadits-hadb di atas menunjukkan
diberlakukannya pemberian informasi pemil<atran dan ada perintah unfuk
memukul rebana. Hadits-hadits di dalam masalah ini sangat hras, tetapi dengan
syarat hendaklah ia disertai dengan hal-hal yang diharamkan, berupa lagu-lagu
dengan suara mendesah dari wanita asing.

Mufti syaikh Muhammad bin lbrahim AIu syaikh nrengatakan bahwa l4tr
lagu terbagi dua:

Pertama,laguJagu yang mengandung hikmah, nasihat, sernangat juang


dan saran-saran serta hal lainn3p, makaiaboleh huhrrnrrya-

Kdua,lagu-lagu yang didalamnlp terdapat kisah percintaan- Ia mencakup


atas suara semling dan hal-halpngseeadan lafon[B mdrahtraam

1}; h' * e, r\ -e ?"r


uy,- ly i ,r:t * -i.r
:" i f,rt'* * ,sir-*i
,i6 t'r; u :Jui ,-,:;L;f
!rt;. :JG ,.u; ,4
r,;
qt *:r" *;;oil ti' J?, G-

&"d1.(:*, }t *f .r-.u hr
903. Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: Batrua lrl*i mdihat Ada bekas
warna kuning di wajah Abdurrahrnan bin Ad hlu frlabi bertarala,' Ini Ap?-la
berkata, "Wahai Rasulullah sesungguhnya aku tehh menikah dengan
seorang wanita dengan rns l6^rin scbiji ernas-" Nabi sAw b€rsabd4 "Mldalr
mudahan Allah swr memberikan keberl<ahan k@mu- I-akukanlah
q,alimah haryp dagan dror kambbrg-" (HR- Mutbfo 'Alain
lafazh ini milik Imam Muslim.rs

Kosakata Hadits
Atsar. Al Atsaradalah tanda dan sisa dari sesuatr- Yang dimaksrd disini

'55
Bukhari (5155) dan Muslim (l+271-

493
SYARAHBuLucHulmAro*#
adalah sisa wangi-wangian yang digunakan saat menikah-

Ma hada, Pertanlnan sebab adanya wangi-wangian tersebut. Mungkin


saja sebagai pengingkaran Rasulullah SAW dan larangan bagi kaum laki-laki
unfuk melumuri fubuhnya dengan sesuatu 5Ang licin. A$urrahman bin Auf
menjawab bahwa ia telah nikah. Apabila ia merupakan jawaban dari suatu
pertan5aan, maka ia jawaban mengenai penyebabnya- Apabila ia jawaban
dari suatu pengingkaran, maka Ia adalah berita karena hubungan intim
dengan ishinya telah menimpa dirinya.

Shufmh B€kas mirynk 7a'faransebagaimana dijelaskan di dalam sebagian


riwayat bahwa ia adalah bekas dari minyak za'faran.

Wazan Ukuran dan keseimbangan

Min:Unitkpenjelasan
Nawah MinDzalnb Nawhdalahukuran untuk ernas png telah terkenal.
D dalam At Misbh dikatakan An-Nawah adalah istilah untuk lima dirham.
Demikianlah ia menurut orang Arab. Al l$aththabi berkata, 'Emas atau p€mk-"

Aulim Maksudnya Snng dijadikan sebagai walimah yaitu makanan yang


dibuat untuk pengantin.

Wala u Bisyat in: /-au menunjukkan sedikit.

Dikatakan di dalam Al Misbah: Asy-syah adalah kambing. Ia bisa untuk


istilah kambing pejantan dan kambing betina. Bentuk jamaknya sSab dan
Syiyahun kembali ke dalam dasar kalimat dan bentuk tasghimya adalah
sgwaihah.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Makruh hukurnnya memakai wangi-wangian dari minSnk za'faran
dan wangi-wangian lainnya 5ang memberikan bekas bagi laki-laki.

2. Kontrol dari seorang pimpinan kepada teman-temannya dan


pertan5nan darinya seputar kondisi dan pekeriaan mereka.

3. Sunah hukumnya meringankan nilai mas kawin. Inilah sosok


AMurrahman bin Auf seorang yang kaya raya, dimana ia tidak

491
--{ svaran BurucHurrnAum #
memberikan mas kawin kepada istrinya kecuali dengan lima dinar
emas.

4. Doa bagi orang yang menikah dengan keberkahan. Teksnya telah


disebutkan yaitu: Mudah-mudahan Allah SWT memberikan
keberkahan terhadap hal-halyang baik dan hal-hal yang buruk dan
menyatukan kalian berdua di dalam kebajikan.

5. Diberlakukanngra walimatul'Urus. HendaknSTa r,rialinnhdiElmkan tidak


kurang dari safu ekor kambing, apabila dari orang kaya. Yang lebih
utama lebih dari safu ekor kambing. Proses uaalimah berasal dari pihak
suami. Tidak ada sandaran dalilbahwa proses uralimah berasal dari
keluarga istri. Hanya saja mungkin juga dapat berlaku utnum.

6. Hendaklah mengundang pam kerabat dari kedua belah pihak suami-


istri, para tetangga, orang-orang miskin dan para ulama unfuk hadir
dalam walimah, agar mendapatkan kebersamaan dan keberkahan
serta menjauhkan diri dari tindak.berlebih-lebihan dan kesombongan.

7. Disunahkan menyebutkan nilai mas kawin disaat akad nikah. Dan


apabila berlaku suatu kebiasaan sebagian keluarga tidak
menyebutkann5n, maka tidak mengapa.

Adapun akad nikahdengan mas kawin tnrgrilialababila merekatidak


ingin menyebutkan mas kawinngn hal tersebut tidak berasal
dari Nabi dan dari sahh seorang sahabatrya. K€biasaan yangMaku
yang mubah tidak mengapa, hanya saia ia bukan hukum q/ariat.
Adapun hukum syariat, maka maqTarakat akan terikat dengannSn
oleh hukum s!/ariat tersebut

8. Syaikh AMurrahman As-Sa'di berkata, 'Mengucapkan selamat di


dalam kesempatan-kesempatan tertenfu didasa*an prinsip dasar
hukum png dildikan dasar di dalam seluruh
agung, Snitu bahwa yang
kebiasaan, baik ucapan dan pertuatan adalah hukum mubah dan
kebolehan. Sesuatu tidak ditraramkan dan tidak dimaknrhkan kecuali
sesuatu tersebut dilarang oleh Allah SWT atau ia mengandung
kerusakan. Berdasarkan prinsip dasar ini, maka Sesungguhnya

4t5
ffi#:::* ta'abbudi, melainkan ia merurpakan tradisi png berlaku di antara
mereka di dalam a@ra-acara tertentu yang tidak diharamkan."

9. Syaikh Muhammad bin lbrahim berkata, "Menginformasikan


pemikahan dengan rebana sunah hukumnya' Adapun lagu-lagu
yang mengandung nasihat dan semangat juang serta hal sepadan
lainnya, maka ia tidak diharamkan di dalamnya. Sementara laguJagu
yang di dalamnya terdapat unsur percintaan, atau ia disertai dengan
alat musik, maka haram hukumnlB."

h' -r; :t|,';:ri6 '.f6 qr- * .r.t ei-t.t


-Ci:L?nt

^)L'i;.$ii'qli ,4it J\€Li q36Yy,*i y


.O:rx"rf ov L:;;-*,iliiLf G,sy'rJ;i
*
904. Dari hnu Umar ne, ia bokata: Rasulullah SAW bersaMa , Apabila
salah seorang dari kalian diundang untuk menghadiri walimah, maka
datanglah." (tlR. Mu t tafaq'Alaihl
Dan hadits redaksi Imam Muslim, "Apabila alah sanng dari l@lian
mengundang saudaftntla, maka penuhilah, baik wlimah 'urc atau 5lang
lainny6."ts

Kosakata Hdits
Du'ga Ahadukum Mabni majhul. Maksudqra menuju makanan di dalam
unlimah.

'sBukhari (5173) dan Muslim (1129).

496
{ svlnar BurucHurmAnAil

it * it J'yrjd ,Jd -& ir v*r- ?;; oj?t -l .o


(d\;:i;,G.'u ; t1::":_ ,4_)t rW
r$r';1 ,*, *
i;';i .<i'-rj at ,; "a ,i;:"lt ,; t ;t ,tA;.U u
I .o t
-d--,
905. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersaMa,
" Makanan yang relng buruk, adalah makanan gng ada fra uralimah, yaifu

di mana orang yang seharusnya pantas (orang miskin) datang dilarang,


sementan onng 3ang tidak pntas datang (orang katn) justu
Dan krangsiap jang tidak menqtuhi undangan, maka ia telah bermaksat
kepda Allah dan Rasul-N5n " (HR. Muslim).rs7

Kosakata Hadits
Sgarrun As-slarruadalah keburukan dan kezhaliman. Benhfi jamaknya
adalah sryrur. Kalimat sgrdisini adalah isim tafdhilmqtg,rkuti utazan Afah.
Maka sebenamya dikatakan As5nrru Tha'aman. Hanya aja hamzah di sini
dibuang karena banyak digunakan dan sering dipakai pembicaraan.
Orang-orang Arab berkata, "Boleh menetapkannya seperti asahrl4 akan taapi
sedikit. Seperti lafazh sjzaradalah lafazh khairdrdalam bshnfifi-"

Yunm'rl/ra Maksudnga dilarang.

ht
-* ), ,:';:r i6 ,i6 -.i hr q;- i';; 4 *t -1.1
'cls ,S *v
rk rV |*:Jl'fLi g:;,tt1 ,pi y
.Ui #e;i .(#r(pZ ots

r57
Muslim (1432).HR Bukhari (5177').

1?7
m+
-lsvmtrlulucHutmAr
J\
(
*
rtt 'c11
:iuj ,;'F -'A alll

Apbila
906. Dari Abu Huraimh RA, ia berkata: Rasululhh SAW b€rsabda, "

salah seorang dari kalian diundang, maka penuhilah. Apabila ia sdang


berpuasa, maka tinggalkan dan apabila sedang tidak berpuasa, maka
makanlah;' (HR. Muslim juga)'*
Terdapat redaksi lain dari hadits Jabir RA lnng sejenis dan ia berkata,
"Apabila ia menghendaki untuk makan, maka makanlah dan apbila ia
manghandaki untuk tihk malcan, mal<a tingall<anlah." Is

Kosakata Hadits
Falyujib: Maka datanglah ketempat undangan.

Falytshalli. Shalat s@ara bahasa adalah doa dan yang dimaksud di sini
adalah, maka tlnggalkanlah.
aara

).c t '
,'i';Lrj',s$)t ;b
t.,ca . t .'or.'r.- I .'r-
? ? Jj ,-^X" ly, i;-
.(q .irt
.".' .'.- ' -

'.L6
/t: it *Lu3 ir,;3t J.)''ie)r
907. Dari fUr,, f"f*'ua *O, t" berkata: Orl,r,* SAW bersaMa,
"Makanan ulalimah dihari p*ama adalah keuajibn, makanan di hari kdua
adalah sunah dan malanan di hari ketiga adalah sum'ah. Dan knngsiap
didanga maka Allah SWT al<an mempadengarl<ann5a (kepda

'aMuslim (1431).
rseMuslim (1130).

498
svanen ButuGHUt tltARAri +
-{
orang lain)." lHR. At-Tirmidzi)dan ia menganggapnya sebagai hadits gharib.
Para perawi haditsnya adalah perawi hadits shahili@ ia memiliki syahildafi
Anas pada Ibnu Majah.r6r

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah tadtts dha'if. Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
dan ia menganggapnya sebagai hadits gharib. Hadits di atas merniliki beberapa
syahid, di antaranya: Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, Ath-
Thahawi dan Al Baihaqi dari seorang laki-laki yang berasaldari Bani Tsaqil.
Bukhari berkata, "Sanad hadits di atas tidak sah." Al Manawi menilai dln'if
hadits ini dalam Faidhul Qadir dengan mengomentarai As-Suyrthi lang
menilainSa shahih."

At-Tirmi&i berkata, "Hadits di atas tidak diketahui sebagai hadits nnrfu',


kecuali dari hadits Ziyad bin Abdullah. Ia adalah sosok yang banyak
meriwaptkan hadits gharib dan hadits mungkar. Al Baihaqi dan Ad-Daruquthni
menilainSa dha'it

Adapun hadits Anas, rnaka Al Hafizh berkata, "Di dalamnSn terdapat Bakar
bin Khunais dan g dha'if'
Hdits di atas memiliki beberapa sanad dan sqlrid.qpikh Al Albani b€*aft4
"Kesimpulan mengerni hadits ini, Sesungguhnp nrayoritas sanad dan syahfr!ts
sangat dha'if sel<ali. Tidak ada satu sanadpun yang terlepas dari orang png
tertuduh atau mabuk. Oleh karena itu ia berada di dalam kedha'ilannya-"

Kosakata Hadits
Al Walinah Dasar kalirnat Al walirnah adalah sernpurna dan bedrumplqp
sesuatu. Dikatakan: Aulama Arnjulu berarti sesorang melakukan walirnah.
Istilahnya digunakan untuk makanan pengantin se@ra khusus, Karena
bersatunya antara laki-laki dan perempuan. Hal ini tidak teriadi pada
undangan-undangan hinn5a.

(1097).
'@At-Tirmidzi
t5' Al Baihaqi (7260), Ibnu Maiah tidak meriwayatkan dari hadits Anas Ia meriraya&an
dari hadia Abu Hurairah.
sini adalah hukum wajib.
ffi;ffi
Sunnah Ia secara etimologi berarti jalan, baik jalan yang diridhai atau
tidak diridhai. Secara terminologi sunah adalah jalan yang ditempuh di dalam
agama yang tidak wajib. Ia hanya keutamaan.

Sum'ah Artinya suara. Dikatakan seseorang melakukan hal tersebut karena


riya' dan sum'ah, agar orang melihatnya dan mendengarkannlp.

Samma Allahu Bihi Ma}<sudnga mentenarkan, mengekspos dan meyiarkan


kecacatannya.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Disyariatkannya membuat makanan untuk perayaan perkawinan,
seorang suami berhubungan intim dengan istrinya, pendekatan dua
keluarga unfuk saling mengenaldan menyafu di antara dua keluarga
tersebut serta bangga dengan nikmat Allah SWT. D dalamnga terdapat
unsur informasi mengenai pemikahan dan syiar. Di dalamnya juga
terdapat unsur doa, perkumpulan dan saling kenal-mengenal.

2. Disyariatkannya pemenuhan undangan berdasarkan hadits riwayat


Muslim dari Abu Hurairah sesungguhnya Nabi SAW bersabda, " Dan
Banngsiap 5a ng tfrlak memenuhi undangdn, rnd{a ia tehh bennal<siat
kepda Allah dan Rasul-N5n."
Ibnu AMil Barr berkata: Tidak ada perbedaan pendapat di antara
para ulama mengenai wajibnya memenuhi undangan bagi orang
yang diundang. Tetapi ada pendapat sunah hukumnln dan Syaikh
Taqiyyudin memilih pendapat ini. Walimah adalah hak adami yang
gugur dengan dimaafkan. Orang-orang yang diundang harus datang
memenuhi undangan dengan beberapa syarat:

O Orang yang mengundang harus menunjuk langsung. Ia bukan


undanganutnurn.

Hendaklah di tempat undangan tidak ada kemungkaran yang tidak


dapat dihilangl€n, Saihr berupa ktramer, kebohongan lBng diharamkan,

500
-l
svanax BulucHur nArAm F---
wadah dari emas atau perak, laguJagu 1rang diharamkan, adanlE
percampurcn antara laki-laki dan wanih, pesta- grang Mebih-l€bitEn
dan bermewah-me*rahan, omng lang melakukan hapt merniliki harta
yang haram karena riba, penipuan, menzhalimi seseorang dan hal
lainnya. Apabila salah satu dari hal ini ditemukan, maka tidak wajib
memenuhi undangan, bahkan haram hukumnyra menghadirinya-

Ath-Thibi mengemukakan di dalam sgrh et Misykahbeberapa contoh


udzur yang dapat menggugurkan karajiban memenuhi undangan, di
antaranya: D dalam makanan terdapat trnsur syrfibat lang dihararnkan,
walimah dikhususkan unfuk orang-orang kaya, bukan orang miskin,
seseorang diundang karena takut akan kebajikanqa, mengharapkan
kedudukan, harta, menolong kebatilan, di dalam walimah ada
kemungkamn seperti minuman keras atau alat musik lpng haram,
alas lantai terdiri dari sutera atau di dalam ternpat r,ralirrnh ada gambar
hewan dan hal sepadan lainnya. Apabila seseorang udzur unfuk
menghadiri r,valinnh tersebut lalu orang yang mengundang menerirrr,
maka kewajiban menghadirinya meniadi gugur.

3. Undangan walimah hanya di hari pertama saja. Apabila setdahnya,


maka undangan menjadi tidak uajib. trada hari kedua sunah dan hari
ketiga serta keempat makruh atau haram.

4. Sesunguhnyak€biasaan lang umumbahuiamakarnnFngadapada


walimah adalah nnkanan 5nng paling buruk dan tempat perternuan
yang paling kotor. Mengapa? Karern undangan yang ada hanSra
ditujukan kepada orang-orrng tertenfu dan orang-orang kalra saia,
yaitu orang-orang yang tidak memiliki keinginan untuk datang pada
undangan tersebut. Mereka datang haqp karena funduk kepada
orcrng png mengundang dan dalam rangka menffi hubungan baik
dengannp. Adapn oftmg-orang miskin png mernbufutrkan raralimah,
maka mereka dilarang datang dan mereka menufup pintu- Maka
hendaklah ini merupakan nasihat dan periraptan bagi s€orang muslim
agar ia tidak menernpuh jahn ini dan tlendaklah u,alirnah tersebgt
sebagai undangan yang legal, 1nng rnargundang para keraba! ternarr.
-{
svlrex lutucHuttAtAm #
teman, orang-ormg miskin dan orang-orang kaya. Masing-masing
menempati posisi yang sama.

5. Sesungguhn5a hal yang wajib adalah memenuhi undangan. Adapun


memakan makanannya, maka ia tidak wajib hukumnya. Hanya saja
apabila seseorang melakukan puasa wajib, maka ia tidak boleh
merrbatalkannla dan memberitahu orang lEng mengundang mengerni
puasanya tersebut agar yang mengundang tidak mengira bahwa ia
membenci makanannya. Terdapat hadits di dalam Shahih Muslimdan
kitab hadits lainnya bahwa Nabi SAW bersabda,

.'t'.l, ;l W,et, $, rfu, Jt gtt !,:, 6y.


"Apbila ahh samng dari lalian diundang untuk mal<an, sqnentan
ia dalam kadaan bapuasa, maka katakanlah sesunguhnia aku
sdang berpuasa."
Adapun apabila puasanya sunnah, apabila dengan berbuka dan
memakan makanannya dapat melegakan perasaan orang yang
mengundang dan yang diundang ingin ikut serta makan bersama
mereka, maka h€ndaklah ia bertuka" Dan apabila tidak, maka ia cukup
berdoa dan menyempumakan puasanya. Terdapat hadits di sebagian
riwayat, yaitu hadits ungkapan Nabi kepada seorang lakitaki yang
menyendiri dari kaumnSn dan ia berkata: Sesungguhnya aku sdang
berpuasa. L-alu Nabi SAW bersaMa,

+'o\l;- ;;k t,7 ;i'€G,,


"'i,'ir;€i
"&udara lcalian tehh mengundang kalian dan mengeluarl<an biag
untuk l<alian. Mal<anlah ka nudian puasalah sehari (sebagi ganting)
apbila angl<au manghandaki."
Perincian hukum di atas adalah pendapat madzhab syafi'i dan Imam
Ahmad. $niktr Taqiyy:din berkata: Ini adalah pendapat Snng paling
baik.

6. Sesungguhnya walirnah di hari pertarna r,raajib hukumqp. D hari kedr.n

502
{ svanax Bur.ucxur rriARAi

sunah. Adapun di hari ketiga, nnka ia bersiht riSa dan sum'ah- Dagan
demikian ia haram hukumnya. Oleh karena itu wajib bagi orang lpng
diundang untuk memenuhi undangan di hari pertama, tetapidengan
syarat yang terdahulu. Walimah disunahkan di hari kedua dan
dihammkan di hari ketiga dan ini adalah madzhab mayoritas ulama.

7. Sunnah hukumnya berdo'a dari orang yang diundang kepada oftmg


yang mengundang dan hendaklah doa yang dipanjatkan harus sesuai
dengan undangan dan posisi orang yang diundang. Selain itu orang
yang diundang harus menampakkan kegembiraan dan kebahagiaan
serta memasukkan kesenangan dengan harapan-harapan yang baik
dan pertanda yang baik pula kepada orang yang mengundang. Ini
termasuk keberkahan dari kehadiran serta pertemuan yang baik.

Kehadiran di dalam walimah tidak hanya sekedar unfuk mernakan


makanan, sebab apabih mernang demikian, maka orang 5Bng b€rruasa
tidak diperintahkan unfuk memenuhi undangan. Sesungguhnya png
dirrnksrrC adahh nihi-nilainla 5nng baik dan perterntran garg mernbauaa
keberkahan.

8. Pendapat yang masyhur dari madzhab bahwa walimah menjadi wajib


dengan adanya akad nikah. Syaikh Taqiyyudin,berkata: 'Sunrnh
hukumngn memasuki \ alimah."

Dikatakan di dalam Al Insyaf, "Yang lebih utama dikatakan bahwa


q/aktu yang disunahkan adalah dari akad nikah sampai akhir hari
pesta perkawinan, karena terdapat hadits yang shahihdi sana sini."

Kepufusan Dewan Ulama Besar Mengenai Prilaku Mubazir


di dalam Pesta Perkawinan
Di dalam keputusan Majelis Jawatan Ulama Besar nomor 52tutgpal4/
4/L397 H. terdapat klausulyang berhubungan dengan masalah ini, yaitu:
Allah SWT berfirman, "Dan janganlah l<amu menghambur-lnmbud<an
(hartamu) s*ara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu ilalah
saudara-saudara syetan dan syetan itu adalah sangat mungkar kepda
Tuhannp;' (Qs. Al Israa' [17]: 2G271
#---:"J"J::ffi
berlebihan di dalam walimah, yaitu melampaui batas rasional
serta bilangannya

yang besar, baik sebelum perkawinan dan sesudahnya serta sesuatu


yang

menyebabkan ketergelinciran di dalam prinsip ini, di mana banyak orang


tidak mampu membiayai perkawinan. Maka Majelis melihat keharusan
sebagai
menanggulangi permasalahan ini dengan serius dan sungguh-sungguh
berikut:
Pertama,Majelis menyerukan untuk melarang lagu-lagu yang dinyanyikan
sekaligus melarang
di dalam pesta perkawinan yang diiringi oleh alat-alat musik,
penyanyinya, baik laki-laki atau wanita yang disewa serta alat pengeras
dan
suaranya. Karena hal tersebut kemungkaran yang haram hukumnya'
pelakunya harus diberikan sanksi.

Kdua,dilarang adanya percampuran antara laki-laki dan perempuan di


dalam pesta perkawinan dan pesta-pesta lainnya, melarang masuk
suami
yang tidak
untuk menemui istrinya yang berada di antara wanita-wanita
hal tersebut,
berjilbab, serta memberikan sanksi bagi orang yang melakukan
yaitu orang-orang yang ada di sisi mereka dari suami, wali istri dengan
sanksi png mengutuk kemungkaran ini.
Ketiga, melarang berlebih-lebihan dan melampaui batas pada walimah-
hal
walimah perkawinan dan mengancam orang-orang yang melakukan
tersebut.

U,!rr> :iu -W ?nt


1' \;:,,;+'*'r-1'A
t. ,o I
Gft
/ .
.(-* U i\:Y,4 e *j Y hr &
'U'4t
908. Dari Shafiyah binti syaibah RA, ia berkata: Nabi mengadakan
(HR. Bukhari)'r5z
walimah atas sebagian istri-istrinya dengan satu mud kurma.

162
Bukhad (5172).

50/E
SYARAH BULUGHUT MARAM #
#
Muddain: Bentuk tatsniah dari kata Mud. Satu mud adalah seperempat
srla'. Dua mud adalah separuh,/setengah takaran mud di zaman Nabi,
Ukuran dua mud dengan takaran masa kini setelah dirubah ke dalam
timbangan adalah sekitar 1500 gram.

Sya'ir. Adalah jenis biji-bijian yang sudah terkenal. Ia adalah tumbuhan


sejenis rumput-mmputan yang berbili dari jenis tanaman unfuk satu masa panen.
+:;*aa

\t *r- ;i '*3 -1.


lz
o.,
"iJr
a-J-e dll J:" \r' lG;\ :Jt3 -'^p 1
1a..
W & ,)Q o);
?Y5 ; ; *i
.l c.r1 o',.
o-fb (A4r44
Qcs q,a\) ir,4Uos G,*', J\|-*r)r
o'i, oi.- t .o

Li,A:, .( i*JtJ ,PYtt ,,3t ,15L A:" ,'.-b-5 ,9w\U ?i


.:G.,,al't;Jtlr, ,^7;
909. Dari Anas RA, ia berkata: Nabi menginap di suatu kawasan, antara
kawasan Khaibar dan kota Madinah selama tiga malam. Di sana dilaksanakan
walimah Nabi dengan shafiyah. lalu aku mengundang kaum muslim untuk
menghadiri walimahnya. Tidak ada apapun di dalam walimah tersebut kecuali
ia memerintahkan unhrk membentangkan kulit hewan lalu diletakkan di atasnya
kurma, keju dan minyak samin. (HR. Muttafaq 'Alaih) dan redaksi dari Imam
Bukhari.163

Kosakata Hadits
Alaihi Al Bina adalah pesta perkawinan. Ibnul Atsir berkata, "4.1
Yubna
Binadan Al Istibnaadalahmasuk menemui istri." sesuatu Snng dijadikan dasar
di dalamnya sesungguhnya seorang laki-laki apabila menikah dengan seorang

163
Bukhari (5085) danMuslim (1365).

505
,i]*'
tdah dibangun
tersebut ke daramnya. Dikatakan kna Amiutu biahlihi- Kubah
untuk Nabi saat iaberternu dengan Shaf{Eh-
AlAntha,:Bentrrkfunsgaln}ENith'un.IaadalahtikarFngterbuatdari
kulit binatang FnS disatulon-
asap dan
AlAqithAdalah susuyang masak sampai aimpmengehnrkan
mengerrtal lalu dibuat butiran-butban kail lalu dikonzumsi, baik saat ia lernbek

atau kems.
minl,ak samin'
HaisanAdalah makarnn campuan dari lnrrna, keiu dan
Ibnu sayyidah
Terdapat ungkapan Haisandi dalam s€bagian riu,a!,at hadits
dan hxTna'"
berkat4 - Al Hab dalahkeiu png dicarrFr dengan minl,ak samin

Hal-Hal Penting dari Dua Hadits


di dalam
1. Di dalam hadits di atas terrdapat dalil dfoerlalnrkanrUn walinnh
pe*arpinan, sebab hal t€rsebut b€rarti menampal*an kesernngan
pertemuan
dan keg€rnbiraan, karena uralirnah adalah sebab adanp
dan perrnohornn acara dari orarng lpng mengundang' Ini
semua

menrpakan informasi dan pernberitahuan pernikahan'

Sesungguhny'a walimah di bebankan kepada sualni' bukan


ishi dan
2.
parawalirya, karena suami istriadahh p€rnilik pestaperkar,virnn dan
suami adalah oftrng yang mernbia3rai. Dengan demikian walimah
dibebankan keeadaqta.

Nabi SAW bersabda kepada suami, 'Lakukanlah walimah


w;alaupun dangan seel<orkanbw.- Di sini suami adalah sosokyang
dip€rhtahkan.
Sesungguhnya waktu walimah adalah saat seseorang bertemu
wakhr
derrgan ishi dan melalnrkan hubungan intim karena masa
inilah yarg dimaksud dari pernikahan. sementara sebelum walimah,
maka ia hanya pengantar- Telah ada penjelasan dari ungkapan
pengarangAllnshafbahwau,aktuualimahluassekalidarisaat
akad sampai bemkhimya masa pesta perkawinan'

506
-{ svanax BUtucHUt Mrnam S
4. Sesungguhnya halyang berlaku secara hukum adalah meringankan
pembiayaan walimah, mengundang serta melakukan persiapannya.
Apabila yang bersangkutan orang kaya, maka hendaklah walimah
dilakukan dengan dua atau tiga ekor kambing, bahkan lebih sesuai
dengan kondisi suami serta mengukur orang yang diundang. Apabila
disaat kondisi bepergian atau saat kesulitan, maka cukup memberikan
makanan dan mimunan secukupnya

5. Sesungguhnya melakukan walimah untuk perkawinan sangat


dikuatkan sekali. Kepergian dan bekal yang sedikit di dalamnya
tidak menghalangi persiapan dan pengumpulann5a.

6. Di dalam hadits dibolehkan saling membantu (Al Munahadah) di


dalam walimah. Syaikh Taqiyyudin berkata, "N Munahadah adalah
masing-masing teman mengeluarkan sedikit biaya lalu mereka
menyerahkan kepada orang yang melakukan hajat, lalu mereka
memakan makanan tersebut bersama-sama. Apabila sebagian orang
memakan makanan walimah secara berlebihan atau ia meniatkan
sedekah, maka hal tersebut boleh hukumnya dan masih
melakukan hal tersebut."

7. Menurut saya, apa yang dilakukan oleh para sahabat Nabi dari
menyediakan kurma, keju dan minyak samin, maka ia mirip dengan
apa yang dilakukan di sebagian kawasan yang mengajukan banfuan
dalam melaksanakan walimah dan hal ini dinamakan oleh mereka
dengan istilah, "banfuan."

BD :jE *r *\t * ult q,h; rj -qr.


,t!, +u
=*f +:u ,ct=ofilt .,.Lr
l.J,lLi'G;'ty ,e.t'r4;i
.'-brb i:fi3 ,ijtlr'$ it-, .<a*,
910. Dari seorang laki-laki sahabat Nabi SAW, ia berkata, 'Apabila ada
dua orang yang mengundang berbarengan, maka penuhilah undangan yang

507
ffi*,J-J;.ffi
penuhilah undangan orang yang lebih dahulu." (HR. Abu Daud)dan sanadnya
lemah.re

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits hasandengan beberapa syahidlannya.

Hadits diatas diriwayatkan olehAhnaddan Abu Daud dari hadits Al Baihaqi


melalui sanad Yazid bin Abdurrahman Ad-Dalani dari AbulAla AlAudi dari
Humaid bin Abdurrahman dari seorang laki-laki dari sahabat Nabi sAW, ia
berkata lalu ia mengemukakan hadits.

Sanad di atas adalah sanad yang lemah, karern ada Yazid bin AMurrahman-
Al Hafizh berkata, "Yazidseorang yang jujur yang banyak memiliki kesalahan-
Ia adalah penipu." Al Hafizh berkata di dalam At-TalkhishlS/L96) setelah ia
menghubungkan hadits kepada Abu Daud dan Ahmad, "Sanad haditsn5a dha'if'
Al Mun&ir berkata, "Di dalam sanadnya terdapat Yazid bin AMurmhman
Ad-Dalani dan Abu Hazim menganggapnya tsqah." Imam Ahmad berkata,
'Tidak mengapa.' Ibnu Main berkata, "Tidak mengapa." hnu Adi berkata,
"Yazidpemah menulis hadits, sekalipun di dalamnya ada kelemahan'"

Ash-Shan'ani berkata mengenai hadits, "Para perawi haditsnya tsfulah. la


memiliki atu s5ahiddi dalam Shahih Bukhandarihadits Aisyah,

9j( jY
'iu
ssfl G) flc J,
t
tJl ir ;y, r- :.Fs,
.C,
*
'Dikatakan, wahai Rasulullah sesungguhnya aku memiliki dua orang
tetangga, maka yang mana yang harus aku berikan hadiah?' beliau
menjawab, 'kepda oft,ng yang pinfu rumahnya dekat denganmd '"

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Di dalam Hadits disunahkan melaksanakan walimah di dalam

rqAbu Daud (3756).

s08
-{ svanax BUTuGHUT Manal,r $
perkawinan dan sesunggtihnya ia merupakan sunnah Nabi.

2. Di dalam hadits diberlakukan upaya memenuhi undangan bagi orang


yang diundang. Dan telah ada penjelasan bahwa walimah di hari
pertamawajib hukumnya, di hari kedua sunah dan dihari ketiga haram.

3. Di dalam hadits terdapat pemberitahuan mengenai pemenuhan


undangan bagi orang yang terlebih dahulu mengundang, karena orang
yang lebih dahulu mengundang memiliki keutamaan. Apabila ada dua
orang yang mengundang secara bersamaan, maka yang harus
didahulukan adalah orang yang pintu rumahnya lebih dekat kepada
rumah orang yang diundang, karena ia memiliki kelebihan, yaitu
tetangganya.

4. Di dalam hadits terdapat penjelasan mengenai hak seseorang kepada


tetangganya. Karena sesungguhnya hak seorang tetangga besar dan
hadits-hadits mengenai hal tersebut banyak sekali.

5. Sesungguhnya hak-hak yang ada di antara kerabat, tetangga dan


teman-teman adalah memenuhi undangan dan saling mengunjungi.
Sesungguhnya kunjungan keluarga memiliki dampak yang besar di
dalam kernumian hati, menarik kecintaan dan meperkuat silafurrahmi.

6. Yang lebih utama bagi orang yang memenuhi undangan dan bagi
orang yang melakukan kunjungan kepada orang yang memiliki hak,
atau saat mengunjungi orang sakit dan hal sepadannya, yaifu agar
oftrrg yang diundang melakukan niat pendekatan diri kepada Allah,
agar ia mendapat kebajikan yang besar dan pahala yang berlimpah.

;* l:t J';)iG ,JG -& irr eb.; "^4 Oj *, -1\ \


.'er$, itj, .4kZJh D,*r+r; ilr
911. Dari Abu Juhaifah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersaMa, "Aku
tidak makan dalam kadaan duduk bersandar." (HR. Bukharil.tos

165
Bukhari (5398).

50?
#sYARAHrutucHutMArlm#
Mutbki'an:Dkatakan di dalam Al Muhithdan kamus lainnya- Itbkab-
Itbta'an ar111;1ph dgdtrk bersandar dan b€rsila Ibnul Atdlr b€data,'l\@arakat
awarn tirtak mengetahui arti al lttil<a kecuali h duduk dengan miring yang
brerhrlnpu pada salah satu kaki. Ia bisa digqtakan untuk kedua arti t€rs€hrt
secaraksamaan-

it l?r i6 ,i6 -& irr qt- * ,si i ';-L;,"-2 -r r r


L"J?j,.:s;.'yr.htr-, riG r-y ,*i *i, *
.,y';r.(dJ=[
912. Dari Lrrnar bin Abi salarrnh RA h berkata: Rasulullah sAW o"*"*,
" walDi ar* laki-laki shutbh nann Allah, mala nlah dangin angan l@rumu
dan nnt<anlah ap 5nng ah disisimu-"(HR- Mutbfo 'Alailtrto

Kosakah Hadits
Ghutam- Anak hki-laki dari lahir sampai usiabaligh. Kalirrat Al Ghubm
disunakan untuh sorang budak dan seorang pel€ria-
ldEllah fi'il Amr aabperintah) dari amna (manfua)- Artinla
*mmillatx
menyebutkan rnnra Alhh atas suafu perbuatan dengan ucapan bismillah-

Mimma Yaliika. waliyahu Yalihi wali5nn. Dikatakan bahwa yang


dimaksud adalah hendaklah seseorang memakan makanan yang terdekat
dengannln dari beberapa sisi meia malran yang ada-

,,
'3t -z tcz t
r
*i'*
3 1. ,3'
(r- rl) -t^.Sie dll ,ds- dV
,. U -1\

16 Bulhari (53761 dan Muslim (2022) -

5lo
-{
svanln BUtucHUt MAnem #

,4 rtn\ \) ,U:; 4 rF ,',16 ,!i ,4'f- C.f *'t


Jan $6j ,Ur\r itr, .1tal:|
rf JiS k;, ,:tp *jl-,,
,c . ,ri.
ox-,1
'lc.dt
913. Dari lbnu Abbas RA: Sesungguhnya Nabi di datangkan dengan
meja makan yang terdapat roti berkuah daging diatasnya. Beliau bersabda,
" Makanlah dai beberapa sisinya dan janganlah makan dai bagian tengahnya.

Karena keberkahan turun ditengahnya." (HR. Empat Imam Hadits) ini


adalah redaksi dari An-Nasa'i dan sanadnya shahih.r6T

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Daud, At-
Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Baihaqi melalui sanad
Atha' bin As-Saib dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas.

At-Tirmi&i berkata, "lni adalah hadits hasan shahih." Al Hakim berkata,


"Hadits di atas sanadnya shahih." Dan disetujui oleh Adz-Dzahabi.

Hadits di atas memiliki satu syahid dari Umar bin Utsman bin Said Al
Hamshi, iaberkata, "Muhammad bin Abdurrahman Al Hahshi menceritakan
kepadaku, ia berkata: AMullah bin Basar menceritakan kepadaku sesunS;uhnla
Rasulullah SAW bersabda ...lalu ia mengemukakan hadits." Ini adalah sanad
yang shahihdan seluruh perawi haditsnya tsiqah.

Kosakata Hadits
Qash'ah: Adalah wadah yang disiapkan untuktempat makan dan minum.
Pada umumnya ia terbuat dari kayu. Itsarid adalah potongan-potongan roti
yang dibasahi dengan kuah daging dan terkadang dengan dagingnyajuga.

16TAbuDaud (3772),At-Tirmi&i (1805),An-Nasa'ifilKubra (4/175) dan IbnuMajah


(3277).

5il
-J svamn BUtucHUtManarur #
it J"y, qG 6) :'Jtt -'^:o \, '-u;- ;';'* Gi ,f J -1\ t
."oyj .. . ,
;^f ,kf ,*' er r;1 ,rr ,'ut 11* *i ^:aht ,k
.^1t'Jr:l .(k;
914. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah tidak pernah mencela
makanan sama sekali, apabila beliau menyukai sesuatu, maka beliau
memakanqp dan apabita tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya.
(}JF.. Mutbfo'Han.

Kosakata Hadits
'Aaba Ya'iibu, 'aiban. At 'aibadalah kekurangan pada sesuafu- Benfuk
jamakryp adalah 'uytb.Yangdimaksud di sini adalah bahwa Rasulullah sAw
tidak pemah mencela makanan.

Qathu Dikatakan di dalam Al Mu'iam Al


Wasith. Qathu adalah kata
keterangan wakhr, karena ia mencakup masa lalu. Ia khusus digunakan dalam
bentuk peniadaan. Dikatakan: Aku tidak pernah melakukan hal ini sama sekali
padahal Snng telah berlalu. Dikatakan di dalam Al Muhith, "Masyarakat awam
mengatakan Aku tidak akan melakukannya sama sekali. Ini adalah pemyataan
yang salah."

Menunrt saya, karena kalimat gafiukhusus unfuk masa yang telah berlalu.

:Jtt'J+)y\t * 4,*-^j;-ht *r- /rc *i-t\o


# itj, .QAr. fr!r-l^:-t-rr oY l3u rii'u v;
915. Dari Jabir RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda,
"Jangankh kalian memakan makanan dengan tangan kii, karena syetan
memal<an mal<anan dengan tangan kiri."(HR. Muslim)16

16Muslim (2019).

512
SYARAH BuLuGHUt
^'lAnam
#
#
AsySyaithan: Asal katanya ada dua pendapat:

Pertama, diambil dari kata syathana, karena ia jauh dari kebenaran atau
jauh dari rahmat Allah. Ketika demikian, maka nun adalah huruf asli dan ya
adalah huruf zaidah. Wa.an fi'il-nyaadalah fai'ala.

Kdua, huruf yaadalah huruf asli dan nunadalahhuruf zaidah(tambahan)


kebalikan dari pertama. Diambildari kata s5nta-yasyith4 apabila ia bathildan
terbakar. Wazan {i'il-nya klan
AsySyimaL Adalah kebalikan dari kanan, bentuk jamaknya syumul.

&: *?'r *';)t oi -;z \, *-,- a;a o..i;r -r r r

l-t"rtr,t...c.
.$-u-pt w) (*
916. Dari Abu Qatadah RA, ia berkata: Bahwa Nabi SAW bersaMa,
"Apbila salah seorang dari kalian meminum minuman, mal<a hendaHah ia
tidak bemafas di dalam wadah minuman tersebut;' (HR. Muttafaq 'Naihl.tos

Hadits riwayat Abu Daud dari hnu Abbas RA sejenis, dan ia menambahkan
redaksi, " Atau meniup di dalamnya." dan dinilai shahih olehAt-Tirmidzi. rTo

Kosakata Hadits
Fala Yatanaffas. Abtanafus adalah memasukkan udara ke dalam paru-
paru lalu mengeluarkan dari keduanya.

Au Yanfukh: An-nafkhuadalah mengeluarkan angin dari mulut.

r5eBukhari (103) dan Muslim (267).


r70Abu Daud (3728) dan At;Tirmidzi (1888).

513
ffil#-GHULTARAM
Hadits-hadits yang mulia ini seluruhnya manjelaskan tentang etika makan
dan minum agar seorang muslim melaksanakannya mengikuti sunah nabinya
sampai di dalam tradisi-tadisi yang mulia. Inilah beberapa manfaat dan hukum
hadits-hadits:

1. Sesungguhnya sifat duduknya Nabi dalam makan, yaitu Nabi


tidak dalam keadaan duduk bersila, hal tersebut yaitu dengan bersila
di depan makanern, karena duduk dengan posisi ini menuntut oElng
untuk makan banyak. sementara yang diperintahkan adalah
menyedikitkan makan dan membatasi makanan sesuai dengan
kebutuhan. Duduk ini makruh hukumnya secara hukum sSariat.

Hal yang sama juga seperti orang l/ang makan sementara saat duduk
ia bersandar di mana ia merasakan besar saat ia mengkonsumsi
rnakanan lang nikmat tersebut-

2. Disunahkan membaca bismitlah di saat memulai makan. Al Imam


Ahmad, Abu Daud, ALTirrnidzi dan Ibnu Majah dari Aiqph, ia berkata:
Bahwa Nabi SAW bersaMa,

,*i e q tY:i' t-,t, ;Jr!, ,t1t;- iLi'F, tiY

.i'trru*rt:t f"riif
"Apabila salah seorang dari kalian memakan makanan, maka
ucapl<anlah bismillah. Apbila k tupa dipermulaan, maka ucapkanlah
bismilhh dipemualaan dan diakhir-"

Para pengikut madzhab Imam Ahmad berkata, "Membaca bismillah


itudisurnhkan."
s!,aikh berkata, 'Apabila seseorang menambahkan dengan katd Ar-
Rahman dan Ar-Rahim ketil<a itu, maka itu lebih baik. Ia lebih
sempuma dan ini berbeda dengan menyembelih hewan'"

3. Wajib hukumnya makan dengan menggunakan tangan kanan dan


traram hukumryamakan dengan menggunakan tangan kiri kecuali ada

514
-{ sYrnrx BULUGHUT MARAM #
udzur. Terdapat hadits di dalam Musnad Imam Ahmad dan Shahih
Muslimdari hnu Umar sesungguhnya Nabi SAW bersaMa,

ota!'lr ot; ,!9, l*- \: 49.'€:f,;f jrU )


.4JtL& ',-,:H;'r dl$ Ft-
"Janganlah seseorang di antara kalian makan dengan tangan kiri
dan minum dengan tangan kiri. Maka sesungguhnya syetan
memal<an mal<anan dengan tangan kii-"

Mengikuti syetan haram hukumnya. OIeh karena ifu Barangsiapa yang


menyerupai suafu kaum, maka ia bagian daringa.

4. Disunahkan mengajarkan orang yang bodoh, danrasa rnaupun anak-


anak, apalagi omng 5ang berada di bawah asuhannlra. Nabi Muhammad
SAWbersabda,

^'*r,y J'rli-,J. gt,?t;'€k


"Setkp katian adalah O"-*,, dan setiap kalian akan dimintakan
pa tangjunga n jawa b kep ern impina n n5m."
Umar bin Abi Salamah adalah anak asuh Nabi SAW, anak lakilaki
dari istrinya dan hidup bersamaanlra.

5. Etika makan adalah apa yang ada di sisi orang yang makan. Orang
yang makan tidak boleh menghampiri sisi-sisi lain. Terdapat hadits di
dalam sebagian sanad hadits nomor 9L2. Umar bin Abu Salamah
berkata: Aku adalah seorang laki-laki yang berada di dalam asuhan
Nabi dan tanganku menyentuh piring lalu Nabi SAW bersabda
kepadaku,

.:,r,);-L|Fi ,I,!r*,a',Fj ,h, ! pe U

" Wahai laki-lak sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan


kananmu dan makanlah sesuafu yangada di del<abnu."

515
#**"*:-,:::ffimakanan tidak dimakan dari bagian tengahnya. Karena sesungguhnya
keberkahan turun ditengahnya.

Barangkali di antara keberkahan memakan makanan dari beberapa


sisi adalah bahwa apabila ia masih tersisa, maka sisa makanan tersebut
masih tetap bersih dan betum tersenhrh oleh tangan, di mana kemudian
orang-orang yang makan setelahn5a dapat memanfaatkannya. Adapun
memulai makan makanan dari tengah, maka ia dapat merusak dan
mengotori makanan bagi orang yang datang setelahnya, di mana
makanan tersebut dibuang walaupun masih banyak.

7 . Sesungguhynya termasuk etika Nabi adalah sikap toleransi. Nabi tidak


pemah mencela makanan yang diberikan kepadanya, karena ia
nikmat Allah SWT kepada hambanya. Apabila ia memiliki
selera, maka ia memakannya. Dan apabila ia tidak menyukainya, maka
ia meninggalkannya.

Terdapat sebuah hadits di dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim


dari Ibnu Abbas, ia berkata:

,'J'ii*,A;,b *ty\t J:" A,'Jd;

.'^(v ac Ifru ,iaf


'Nabi bermalam di kediaman Maimunah lalu ia Oor* daging
biawak, maka tangan beliau menjulur kepada daging biawak tersebut.
Seorang wanita datang berkata, 'Beritahu Rasulullah dengan apa
yang kalian suguhkan.' Kami katakana, 'Itu daging biawak wahai

5t6
+ sYARAH BULUGHUTMARAI #
Rasulullah!' beliau lalu mengangkat tangannya kembali, kemudian
Khalid bin Walid bertanya, 'Apakah daging biawak tersebut haram
wahai Rasulullah?'beliau menjawab, 'Tidak! Akan tebpi ia tidak pa nah
da di nqai kaunl{u, kernudian aku mananul<annja tetapi aku angw
' Kemudian Khalid menariknya dan memakannya."

Terdapat hadits di dalam Shahih MuslimdariJabir, ia berkata:

|F,iui,:.a. #|*" *t * \t .u'dt yt


.r^ rtii
t t;'u,Jv |y ,1:;rl ,, :r!u r,if ,,
"Nabi bermalam di salah safu kamar istrinya, lalu beliau bertanya,
'Apakah ada lauk puP'Mereka menjawab, 'Tidak ada! kecuali sedikit
cuka.' Rasulullah menjawab, 'Berikanlah!' I alu beliau bersabda,
'Sebaik-baiknSa lauk pauk adalah cukei ."

8. l-arangan bemafas di dalam wadah. Di dalamnya terdapat hal yang


berbahaya, yaitu mengotori wadah dan tempat minuman bagi yang
meminumnSa setelahnya. Di dalam hadits terdapat keterangan bahwa
seseorang meniup dan bemafas serta meminutrrnya di waktu yang
bersamaan. Bamngkali hal tersebut juga sebagai pgnyebab seseorang
enggan meminum. Di dalam hadits terdapat keterangan bahwa
sesungguhnyadari tiga tiupan di luarwadah lebih diperintahkan, lebih
nikmat dan lebih lezat. Syariat Islam yang suci tidak pernah
memerintahkan kecuali dengan sesuatu yang di dalamnya terdapat
kebajikan. Selain itu syariat Islam yang suci tidak pernah
memerintahkan kecuali dengan sesuatuS/ang baik dan tidak melarang,
kecuali di dalamnya terdapat keburukan dan bahayra.

517
svamn BU tucHut Menalrr F
-l

,'
-JIL\i
/r-,J t '
./
(BAB TENTANG PEMBAGIAN)

ht ,k :t J:;:, ory 'Uti -Wht ,gr-'*s;;;,." -trv


t o
;;t
tz 3 .
n>,a,-e1
-
,*;r\t ittr.(3$f l) :ilX 11 GX X |*i
'.o

r-,:ti oL
dr-'r\tg
:'-i, e r'"t rt', 6
917. Dari Ais!,ah RA, ia berkata: 'Adalah Rasulullah SAW membagi
di antara isbi-istuinya, lalu beliau berlaku adil dan bersaMa, 'Ya Allah ini
adatah pembgianku 5nng aku miliki, mal<aianganlah engkau menaci diriku
terhadap sesuatu yang hgkau miliki sementara aku tidak memiliking-"
(HR. Empat Imam Penyrsun }|f(ab As-Sunanl hadits di atas dinilai shahih
oleh lbnu Hibban dan Al Hakim akan tetapi At-Tirmidzi mengunggulkan
mutalnya.rTr

I?r
Abu Daud (2134), At-Tirmidzi (114O), AnNasa'i (71164),lbnu Majah (1971)' Ibnu
Hibban (1305) dan AlHaktun (21187).

5t8
SYARAH BUtuGHut MAnmr #
#
Hadits di atas adalah hadits mursal. Hadits di atas diriwayatkan oleh
Abu Daud, An-Nasa'i, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, AlHakim, Al
Baihaqi dari beberapa sanad dari Hamid bin Salamah dari Ayyub dari
Qilabah dari Abdullah bin Yazid dari Aisyah.
Sanad hadits ini secara lahiriah shahih dan Al Hakim berjalan di
atasnya. Al Hakim berkata, "Sanadnya shahih sesuai syarat hadits Shahih
Muslim." Pendapat ini disetujui oleh Adz-Dzahabi dan Ibnu Katsir, akan
tetapi para peneliti hadits dari para Imam hadits menganggap terdapat ilat
hadits di dalamnya. An-Nasa'i berkata, "Hamad bin Yazid menganggapnya
hadits mursal." At-Tirmidzi berkata, "Hadits di atas diriwayatkan secara
mursal oleh lebih dari satu orang, yaifu dari Ayub dan Abi Qilabah." hnu
Abi Hatim berkata, 'Aku mendengar Abu Zahrah berkata: Aku tidak
mengetahui seorang pun mengikuti Hamad tentang ini." Ibnu Abi Hatim
memperkuatnya lalu be*ata, "Hadits di atas mursal."

Kosakata Hadits
Yqsimu kina Nisaa'ihi. Yaitu Nabi membagi bagan masing-masing.

Fa ya'dilu l-awan kata dari curang.


Fala Talumni: Al-laum adalah mengecam. Dikatakan di dalam l/
Kulliyat: Al-laum atau cacian dari sesuatu yang mendorong, sementara
mengecam dari sesuatu yang menipu.

'&',J.-& i' (,,J* utt t:i -& i,r ,br-t;-:t Gi fi -1\^


l'

{iie ,u?\i ,s'l> tTitSLl A Ja ,c(rlt ;s urE ;r> ,Jv


{. . r!
j lqt
c
to t ttzz. r-,/r..
* ;:fi ) ':^r..
c'oi,ir\rj3;l ;rj, .Q,r|'Ail
918. Dari eU, nurairah RA: Sesungguhnya Nabi SAW bersabda,
" krangsiap yang memiliki dua orang istri lalu ia l&ih condong kepda alah
safunya, maka kelak ia akan datang di hari kiamat dengan setengah fubuh

5l?
ffi:::::.;'#ffi
shrhihll1z.

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits shahih. Pengarang berkata: Hadits di
atas diriwayatkan oleh Ahmad dan empat imam hadits, sementara
sanadnya shahih.

Hadits di atas diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i, At-


Tirmi&i, hnu Majah, hnu Hibban, Al Hakim dan Al Baihaqi dari beberapa
sanad dari Hamam bin Yahya dari Qatadah dari Nadhar bin Anas dari Basyir
bin Nahik dari Abu Hurairah.

AI Hakim berkata, "Hadits di atas adalah hadits shahih dengan syarat


Bukhari dan Muslim." Pendapat tersebut disetujui oleh Adz-Dzahabi, hnu Daqiq
AI Id dan hnu Hajar. Abdul Haq bert<ata, "llat haditsnyra bahura Hamam sendirian
meriwayatkan hadits ini, akan tetapi hal tersebut merupakan i/af yang tidak
buruk. Oleh karena itu para ulama menilainya shahih."

Kosakata Hadits
Syrttrquhu:Maksudnya sisi dan separuh tubuhn5n.

Mail Al Maillawan kata dari lurus.

HaI-Hal Penting dari Hadits


1. Telah ada penjelasan bahwa pembagian waktu giliran tidak uajib
hukumnya bagi Nabi di antara istri-istuinp. Berdasarkan firman Allah
Slilf, "Kamu boleh menanguhl<an (mqggauli) siap Sang kamu
kehendaki di antara mqel<a (isti-istimu) dan holeh pula) mangauli
siap 5nng kamu kehendaki. Dan skp yang l<amu kgtni untuk
manggaulinSn kembati dari perenpuan gng telah l<amu ceni, mal<a
tidak ada dosa bgimu." (Qs. Al Ahzaab [33], 51)

tzz41r6xd (21347),AbuDaud (2L33),At-Tirmi&i (1141),Annasai (7/63) dan Ibnu


Majah (1%9).

520
-{ sYenan BUtucHuL MAnertr #
Bersamaan dengan ini Nabi membagi nafkah, menginap dan
berhubungan intim di antara para istrinya tersebut kemudian
berkata, " Ya Allah inilah pembagian yang aku miliki, mal<alanganlah
engkau mencaciku terhadap sesuatu yang Engkau miliki
sementara aku tidak mernilikinya." Mengisyaratkan kepada kasih
syang beliau yang merata.
2. Bahwa pembagian waktu giliran wajib hukumnya bagi seorang suami
di antara dua orang istri atau beberapa istri dan haram hukumnya
condong kepada salah satunya saja,yaitu pada hal-hal yang mampu
dilakukan, berupa pemberian nafkah, bermalam, penerimaan yang
baik dan hal-hal lainnya.

3. Tidak Wajib hukumnya bagi seorang suami membagi sesuatu, di


mana ia tidak nrarnpu melakukannya, yaitu sesuafu Sang berhubungan
dengan hati, yaitu berupa rasa cinta dan kecenderungan hati,
bukan hal-hal yang terkait dengan keinginan berhubungan intim
hanya dengan satu istri saja, tidak pada yang lainnya. Hal seperti ini
diluar batas kemampuan manusia. Allah SWT berfirrran, " Allah SWT
tidak membebankan kepada jiwa kecuali sesuatu yang dapat
dilaksanakan." Allah SWT berfirman, " karena itu janganlah
kamu terlalu (kepda yang mencintai)." lQs. An-Nisaa'
l4l l29l. Di dalam hadits terdapat dalil toleransi di dalam sebagian
kecenderungan . Allah SWT berfirman, "Dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah mqnbatasi antara manusia dan hatin1a." (Qs.
Al Anfaal l8l 24l. Allah SWT berfirman, " Walaupun kamu
membelanjakan semua (kekayaan) yang benda di bumi, nisaya
kamu tidak dapt mempersatukan hati merel<a, akan tetapi Allah
telah mempersatukan hati mereka."(Qs. Al Anfaal [8]: 63)

4. Keadilan dituntut dari seseorang di dalam seluruh tindakannya


terhadap isfi, anak-anak, kerabat, tetangga dan yang lainryE. Rasulullah
SAWberhasil menyatukan hati unfuk mencintainya, memumikan jiwa
unfuk mencintainya serta menjauhkan dari tuduhan unfuk condong
kepada seorang istri saja.

521
;,,::#:"ffi
haltersebut sudah maklum adanya.

6. Di dalamnya terdapat pengagungan terhadap hak-hak manusia. Ia


tidak dapat ditolerir, karena ia didasarkan pada unsur kikir.

7 . Di dalam hadits dinyatakan seseorcmg sebalikn!,a meminta agar dirinya


diterima oleh orang-orang sekitamya, yaitu ishi-istrinya, kerabat,
sahabat-sahabat dan para tetangganya karena khawatir hal tersebut
berarti meremehkan hak-hak mereka atau seseorang meremehkan
sesuatu darinya lalu dikemukakan setelah ia meninggal dunia-

8. Di dalam hadits nomor 917 adalah penjelasan bahwa masalah hati


berada di hadapan Allah SWT sebagaimana Allah SWT berfirman,
" Danikknlah Allah manyeatl<an onng-onng WnS dikehqdakNJa-"

(Qs. Al Mudatstsir [74]: 31). Maka wajib bagi seseorang untuk


senantiasa berhubungan dengan Tuhannya dan meminta kepadanya
di saat berdoa agar memberikan hidayah ke dalam jalan yang lurus
dan mengukuhkannya dengan firma-N5ra yang bersifat kekal, di dunia
dan akhirat, mengukuhkan hatinya berada di atasnya agama-Nya
serta agar Allah SWT tidak menyimpangkan hatinya setelah ia
menrberikan hida!,ah.

9. Di dalam hadits nomor 918 diielaskan bahwa balasan arnal perbutan


sesuai dengan jenis perbutan ifu sendiri. Sesungguttnp seorang sr.rami

saat di dunia condong dari satu ishi kepada isti lainnSn, maka di hari
kiamat salah satu bagian tubuhn5a bengkok sebagaimana apabila
engkau mendekati, maka engkau akan didekati.

10. Di dalam hadits nomor 917 merupakan dalil bahwa l.labi tklak merniliki
hidayah hati dan pertolongan, lnng merniliki hidalnh han5ra Allah
SWT. Allah SWT berfirman, " Sesunguhnya l<amu tihk al<an dapt
mernberi petunjuk kepda onng tang lamu kasihi, tebpi membui
petunjuk kepda oftrng yang dikehandakiryn " (Qs. Al Qashash [28]'
56) Nabi Muhammad SAW memberikan hida5nh atas izin Allah SWT,
yaitu berupa hidayah petunjuk dan ajaran, sebagaimana Allah SWT
berfirman, " Dan sesungguhn5n l<amu benar'bqar manbui pefuniuk
-l
svlnan BUtucHUt MARartr #
kepda jalan yang lurus;' (Qs. Asy-S! ruraa 1421:521.
11. Di dalam hadits nomor 918 dinyatakan sunah hukumnya memiliki
seorang istri saja, apabila ia takut tidak dapat berbuat adil di antara
kedua istri tersebut sekaligus agar tidak terjadi peremehan di dalam
hal agama. Allah SWT berfirman, " Kemudian jika kamu takut tidak
alan dapt beilaku adil, mal<a (l<awinlah) sorangsal ." (Qs. An-Nisaa'
[4]:3).
12. Dikatakan di dalam Syarh Al Muntaha, "Dasar atau landasan
pembagian wakfu giliran adalah malam hari, karena wakfu malam
adalah tempat berlindung seseorang di dalam rumahnya. Di dalam
waktu nnlam inilah beliau berdiam bersama keluarga dan tidur di atas
kasum5a. Sementam wakfu siang untuk kehidupan dunia dan bekerja.
Allah SWT berfirman, " Dan karena mhmatNya, diaiadihn unfukmu
nnhm hn siarg, supSa l<amu bqistinhat pada nabm ifu hn sup5a
lamu mqtcari sebahigian dari karuniaNya (pda siang hai)." (Qs. Al
Qashash 1281 731. Waktu siang mengikuti waktu malam. Waktu siang
masuk ke dalam pembagian waktu giliran dengan mengikuti u/aktu
malam berdasarkan sebuah hadits,

*t!$;.:.jre;;L(
"Sesunguhrya *udah membqikan hart gilinnnSn untuk Aiqnh."
(tlR. Muttakq'Alaihl
Aiqphberkata,
n

'€-r-G-sli.€ *r yht,k:,J'.J,1'r4
c . a .. a. .

"Rasulullah SAWwafat di rumahku dan di hari gliranku."

Nabi SAW wafat di siang hari dan unktu siang mengikuti waktu malam
yang lalu.

Faidah
Syaikh Abdullah bin Muhammad berkata, "Seorang suami harus
:,,
urusan ini
istri-istri4n. Tidak apa-apa apabila seorang suami menyerahkan
ia l€bih dapat
kepada salah seorang istri atau istri-isbi Srang lainnya apabila
dipercalra dan lebih baik unhrk kondisi ini'"

pitu apabila
919. Dari Anas RA, Ia bertata, 'Di antara srnnah Nabi sAw,
janda, maka ia dapat
seorang suami menikahi gadis, sementara ia memiliki
pernbagftm u'altu
berrnalam di nrnah si gadis selama fuiuh hari, lalu melalnrkan
hari, kernudian
giliran. Apabih h menikatri sorargpnda malo hbernralam tiga
melakukan pernbagian u/aktu giliran.' w. Mutbfo 'alaill acElgnredaksi ini
dari Bukhari.rTs

*, y \, * 4t ri -W ?nr oyr-'t"L ?i'*s -tt '


,L,y',!bf ,b *,; ';Yl :Jv: ,# o+ ioi 'G"1 il
-*..J',11') .Gy.'.X- a)'d?';rD,)'d? "\
g2o. Dan Ummi Salamah RA, ia tred<ata: Bahwa Nabi SAW saat ia
-
b€rsabda' " Dirimu
menikahinlB" Miau bermalam disisinF tiga hari, lalu beliau
aku
atas keluarga tidak ada kehinaan- Apbita engkau menghendaki'
hpt ffi disisimu sdama tuiuh apbila aku ba-* dglsimu s&na
lwi dan

tujuh hari, naka aku akan bemakm tuiuh hati iuga untuk isbi-isbiku 5nng
r7a
lain." filF,'. Muslim).

r?r
Bukhari (5214) danMuslim (1'161)'
r7{Muslim (1460).

524
svanan BULuGHUt MARAM +
-l
Kosakata Hadits
Ahlika: Maksud Ahlika (keluarga) di sini adalah diri Nabi sendiri. Suami
adalah keluarga bagi istri dan istri adalah keluarga bagi suami. Ahlun adalah
sesuatu yang menyafukan mereka di dalam safu tempat tinggal.

Hawanun-. Kehinaan, kerendahan dan kelemahan. Maksudnya engkau


sama sekali tidak hina disisiku. Ini adalah pendahuluan karena udzur, di mana
Nabi hanya dapat bermalam selama tiga hari. Ini adalah hal yang sangat baik
sekali ketika berbicara kepada sesuatu yang secara tradisi seseorang belum
terbiasa. Setiap posisi harus ada pengantar yang sesuai.

Sabba'tu Laki Dengan diberatkan membacanya. Diambildari kata Tasbi'


maksudnya apabila engkau menghendaki, maka aku akan bermalam disisimu
selama tujuh malam,yaitu aku akan berada di sisimu selama fujuh malam lalu
aku akan bermalam tujuh hari juga untuk istri-istriku yang lain. Orang-orang
Arab mengeluarkan kalimat fiildari satu sampai sepuluh. Arti sabba'aadalah
Nabi bermalam disisinya tujuh malam. Sementara kalimat tsallatsa berarti
seseorang bermukim selama tiga hari. Kalimat sabba'a al ina'a: apabila
seseorang membasuhnya sebanyak tujuh kali.

Hal-hal Penting Dari Hadits


1. Berlaku adildi antara pam isbi, wajib hukumnya. Sernentara condong
kepada salah satu istri saja merupakan kezhaliman. Oleh karena itu
wajib hukumnya bagi seorang suami berlaku adil sesuai dengan
kemampuannya. Adapun hal-hal yang diluar batas kemampuannya,
maka hal tersebut tidak apa-apa. Allah SWT berfirman, " Dan
kamu sekali-kali tidak akan dapt berlaku adil di antam istri-istri (mu)
walaupun kamu sangat ingin betbuatdemikian, karena ifu janganlah
kamu terlalu cend*ung (kepda yang kanu cintali." (Qs. An-Nisaa'
14]r. Lzg\keadilan yang sempuma diluar kemampuan seseoremg
dan kekuasaannya.

2. Pembagian uraktu giliran yang wajib terdapat di dalam


kdua hadits
ini, yaitu siapapun yang menikah sementara ia telah memiliki
seorang istri atau lebih. Apabila isti yang baru masih perawan, maka
/ svaux BULUGHUT mARAftr
-'l
herrdaklah ia bermalam di sisinya selama tujuh malam kemudian
berputar setelah itu kepada istri png lainn5n. Apabila isti
yang baru
tiga
seoraryl janda, maka hendaklah ia bermalam di sisinSn selama
malam lalu setelah ituberputar kepada istuiyang lainnln'

SesungguhnSra seoftmg suami png menikahi ishi barunlp seoftmg


-
jand4 nnkabermularya tiga hari, apabila ishin5a menghendaki' maka
di setiap
ia dapat bermalam di sisinlE hljuh hari lagi, lalu ia berrnalam
isti lainrSp jugahrjuh hari.Apabila isti banrrya memsa arkup dengan
tiga hari saia, maka seoftmg suami cukup memutari masing-masing
istinya satu malam saja-
saht
4. Dbol€trkan berrnalam di sisi perrgantin (ishi)yang barul€bih dari
mahm, ketika seorang suami baru memasuki perkawinan dengan
istrinya. Hal tersebut merupakan penghormatan kepada istri'
memuliakan a ,al pe*aurinan dan kelembutan di tempat hunian 5ang
baru serta memsakan kecintaan di dalamn!,a'

5. Adapun p€rbedaan antara gadis dan janda sesuai dengan ukuran


krnalamr[B. seorang gadis rnasih asing dengan suaminya dan masih
asing unhrk berpisah dengan suaminlp. Ia menrbufuhkan
wakhr untuk

mernmbaftr keiinakan dan menghilangkan keliaran'

6. Peringatan unhrk melrrberi peftatian bagi oranglBng datang dengan


memuliakan kedatangannp, bersikap lernbut terhadap bersafun5n
pasar{Fn ini sertabersikap sanfun di dalam penrbicaraan'

7. Di dalam hadits terdapat unsurbersikap lembut kepada seorang istri


"Tidak
dengan ucapan lBng halus, pifu dengan ucapan Nabi SAW'
adakelqnlnn @imu abs diri suamimu."
8. Sesungguhnlp di dalam hadits terdapat p€ngantar terhadap apa
apa yang akan dikatakan
1nng akan dilakukan oletr seseorang atau
kepada pernilikqA, karena dikhauratirkan seseorang akan ketakutan
atau tilak menYukainYra-

g. Bahwa hak memilih tiga atau tujuh malam adalah milik istrinya
png ianda, bukan hak suami-

526
-{
sYlnar BUTuGHUT Menala l#
10. Suami adalah keluarga istri dan istri adalah keluarga suami juga.
Sebagaimana sabda Nabi SAW,

.t:**.t\4f e'.;;c
" Aku tidak mengajarkan keluargaku kecuali hanya kebikan."

11. Disunahkan berterus terang dengan seorang yang bermuamalah.


Seorang isbi harus memberitahu kepada suaminya mengenai hak
yang menguntungkan dan merugikan suami agar menjadi jelas
dan dapat diketahui bahwa apa yang engkau katakan adalah
haknp dan apa yang telah disumpah atas nama Allah;uga menjadi
haknya.

Perbedaan Pendapat di lGtangan Ulama


Para ulama berbeda pendapat mengenai apakah hukum dan keutamaan
ini bersifat umum pada seluruh otang yang merniliki satu istui, atau lebih, atau ia
khusus bagi orang yang memiliki beberapa istri saja dan ia tidak memiliki istri
1angbarulagi?
Ibnu AMil Ban b€rkata, "Mayoritas ulama mengatakan bahwa hal tersebut
adalah hak baE wanita dengan sebab adanya perkawinan, 6aik suami memiliki
safu orang isfui atau tidakberdasarkan keumuman hadits."

Adapun pendapat yang masyhur dari madzhab Imam Ahmad bahwa hal
ini khusus bagi orangyang memiliki istri lebih dari satu.

c /.. n-|
:,o, i.o.. .
c-+J 4rr) t-1 o)-1*l dl) -W ^. zaJG
4..

;e-2 -1Y \
^t'oa:r-
* \, J, U' o.r.i -*:u vst
.i. !..at z a..
.A)-9 4-c, -(o)y -o,c

?t-J
921. Dari Aisyah RA, ia berkata: Sesungguhnya Saudah binti Zam'ah

527
sYanan rulucnutttAnam #
-l
memberikan hari gilimnnya kepada Ais!,ah dan Nabi membagi hari gilimn
Ais!,ah untuk AiqBh dan hari giliran Saudah (unhfi Ai$Eh Irga)."(FIR'. Mutbfq
'AIai\rts

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Saudah binti Zam'ah Al Qurairytrh Al Amiriah adalah ishi kedua
Ranrhrllah SAW. Rasululah rnenikah denganq/a s€tdah l(tradi}fi unfut.
Saudah telah b€rusia lanjut di sisi Rasulullah dan ia sudah mercrser

b€rat dan takut diceraikan oleh Rasulullah. Saudah telatr meneliti


kedudukan dan nikrnat Sang besar ini, karern keberadaannla s€bagai
salah seorang istri Nabi. Oleh karena ifu kemudian ia menlrcrahkan
uralfu simg dan malamqp unfuk Aislnh, dengan harapan ia tetap
meniadi istri Rasulullah. Rasulullah menerima hal itu. Saat Rasuhllah
u,afat ia masih menjadi isffi RasulLtllah sebagai salah safu ummul
mulsninirt
2. Ath-llrapll* meriwayatkan dari lbnu Abbas ia berkata: Saudah takut
Rasuhrlhlr SAW mencemikan dirinSn hlu ia trerkata: ILhlni Rarufullah
iangpnlah anglcau mqtcmilan diriku dan fiilil<anbh hanku untuk
Aisgh bfu ttlafrli mdakul<arn5a &n ftnnlah atpt ini" hniilca wrug
ul;anib HnuatA al<an nuryuz atau sil<ap tilak acuh &ri suamin5a,
nnka tlbk mangap bgi kd@ry/a mqrydakan pqhnaian tnng
s&anr$anm5a dan padannian itu lebih bik (bSi nqele)-" (Qs.
ArFNisaa' 141: l28l di dalam hadits BuktnriMtrslim dari AiqBh, ia
Hata, 'Ketika Saudah mernasuki usia lanjut, maka ia mernberikan
satu hari firtah gitlranqn untuk Aiq/ah- Nabi mernbagi untukku satu
hariiatah Saudah."
3. Fladic d[ rtas menuniukkan kebdehan berdarnai di antara srnmi isfui.
FIal tens€ht d[ saat sorang isfoi rnemsa sramirgnsdah rrn lai menfruh
atau er berpaling sekaligus h takut urfuk diceraikan- Di saat denrikian
seorang ishi boleh menggqudon haknp atau sebagian pernbi4;aan,

u5 Bulklhari (5212) dan Muslim (1463) -

52E
{ svanen BUtuGHut MAnaal l#
pakaian atau tempat tinggal serta hak lainnya. Seorang suami harus
menerima hal tersebut. Tidak ada dosa bagi istri memberikan hak
tersebut kepada suaminya dan tidak ada dosa bagi suami dalam
menerima hak tersebut. Oleh karena itu Allah SWT berfirman," Maka
tidak magap bE kduang mengdakan padamaian Snng s&anar-
benamlm dan perdamaian itu lebih baik." (Qs. An-Nisaa' l4l:128)
Maksudnya sesungguhnya berdamai lebih baik dari pada berpisah.

4. Tindakan dari ummulmukminin Saudah adalah tindakan yang sangat


bijaksana sekali. Terdapat hadits shahih dari Aisyah bahwa ia berkata,
"Tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai dan aku berseberangan
dengannya dari Saudah." Saudah meninggal dunia di akhir
pemerintahan Umar RA.

5. Para ulama berkata apabila seorang istri telah memberikan waktu


siang dan malamnya untuk madunya, maka suami tidak harus
melaksanakannya. Seorang suami harus tetap memasuki kediaman
istri yang telah memberikan haknya dan suami tidak boleh menerima
lalu menjauhkan istri yang memberi waktu tadi. Akan tetapi Apabila
suaminya menghendaki, maka hal tersebut boleh.

6. Istri yang memberikan bagian gilirannya boleh menariknya kembali


dari suaminya kapan saja ia menghendaki, karena pemberian boleh
ditarik kernbali, yaitu waktu yang belum diambil. Sementam pemberian
waktu gilimn yang akan datang masih belum diambil.

7. Apabila suami memiliki beberapa orang istri lalu seorang istri


mernberikan jatah giliran kepada salah seorang dari isti-isbi tersebut,
maka ia menjadi khusus untuknya. Seperti ksah Saudah bersama
Aisyah. Apabila seorrng isti memberikan jatah pembagian gilirannya
dengan tanpa mengkhususkan kepada istri-istri lainnya, maka suami
harus menyamakan panbagian giliran tersebut di antam ishi-isbinya
dan mengeluarkan pembagian orang yang telah memberikan bagian
tersebut.

52?
svmar BUruGHur MArlrrl
-l
i.*-,-
'*te Uti) :Jti -'^p ht ii'.? ti -1\Y
?ut
- 9.t
- ' -ur-
J:rr t *; y \t e lt J";, oK r6,lf +r [ -w
;3 1\i; J tk, ,6t: *, ,;J'r- q. f J' t:ax'
'r'b;
,L d *&,,,-* f 'rf:1
t-:l:;,i;i,ry'11
';3ri ,5'uili, ,;!rr; :r;i irr,-(6Y 4 "Q)";
..ru-i'
g22. hn&tNatlB& h b€ll{ata. Aiqptr RA bertata, "\A/alni keponakanku,
Rasulullah tilak pernah membedakan kami dengan isti
lainnla di dalam
hari temsa
pembagian uraltu giliran di rrnrn Miau berdiam di sisi kami. Ketika
mencandai isfui-
sempit Rasulullah mengunjungi kami semuanla, Rasulullah
pada istui }Eng
ishirya tanpa mdalnrkan hubungan intim sampai nasuhrllah tiba
Daud)
mendapat giliran lalu Miiru bemnalam di sisinla.' 1rn. ahnnd dan Abu
redaksi hadits Abu Daud dan dinilai slnhiholehAl Hakirn.rT6

Peringkat Hadits
png baik. Hadits ini diriuaptkan
Sanad Hadits di atas adalah sanad
oleh Al Hakim- Al Hakim berkata: Hadits di atas shahih sanadnya dan
disetrrui oleh Adz-Dzahabi.
Bagian kedua dari hadits,maka ia memiliki s5nhid dari hadits lbnu
Abbas. AftTtEtEltui meriwalptkan hadib ters€ht. Dan hadits iwa ditiq,a!,atran
oleh Al Baitnqi- Di dalam sanadnp terdapat kelerrntnn'

Hadits ini diriwayatkan dari sumiyah dari Aisyah. Para perawi


haditsnya tsiqah. Meret(a adalah para p€ra^ri hadits Imam Muslim, kecuali
Sumiyah ini- Srrnlyah dapat diterima oleh Al Hafizh Ibnu Hajar.

rT6Ahmad (6tl}7)AbuDaud (2135) dan AlHakim (21186)'

s30
#SYARAHButuGHUtMARAM
Muktsihi,Berdiamnya Nabi SAW di salah satu kediaman isbinln

Yathuufu Allaina: Maksudnya berputar pada kami di rumah-rumah kami.

Min Ghairi Masiis: Yang dimaksud dengan masiis di sini adalah


hubunganintim.

ir ;y, or; 'Uu -w \, *r- u.sv


.

,f Ps -lYr
o , .o I .z

'#';i7 lzc.zt.^t

cast-; ,* tt; ,ra,Jt ob t;L


*t 4L et -b
-,P'
923. Riwayat Muslim dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah apabila
usai melaksanakan shalat Ashar, maka beliau mengunjugi para istrinya lalu
mencandai mereka ...' Al Hadits-r77

Kosakata Hadits
Dara:Mal<sudqp berputar di rumah-rumah mereka. ,

Ydtu : Ml<aplernbut, ba,,o rnbu rryl, krnesra.rn tanpa huhnrgan intim.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Di dalam hadits terdapat penjelasan mengenai keadilan Nabi SAW
di dalam pembagian waktu giliran di antara para istuinya, padahal
Allah SWT tidak mewajibkan pembagian waktu giliran tersebut
kepadanlra. Nabi bisa saja sebenamya menangguhkan siapa saja dari
mereka atau mendahului sesuai dengan yang ia kehendaki.
Sesungguhnya pandangan mata istri-istrinya sejuk dan ridha dengan
ifu semua, karena hal tersebut merupakan perintah Allah SWT,
"Dan telah ptut bagi lakilaki yang mukmin dan tidak (pula) ba4i

r77
Muslim (1474)

531
SYARAH BUTUGHUI IiATAil _
telah
PeremPuz'n yang
mukmin' apabila Allah dan rasul-Nya
(yang
ada fugi maela pilihan
menebpl<an-suatu ketetapn' al<an
rain) tqbns utusan merera. Dan
bnngsiap yang mendurhakai
Allahfunnsul-Nsn,makasesunguhlahdiatelahsesat'sesatsang
ntmta! (Os' AlAhzaab [33]' 36)
2.RasulullahSAWberkelilingmenggiliristri-istrin}rasemua.Beliau
dengan mereka tanpa berhubungan
bermesraan dan bercumbu rayu
menenangkan iiwa dan
intim- Sesungguhnp hal tersebut unh'rk
mereka setiap hari' Seandainya
sebagai O"'gt'tu" ru''g baik kepada
setiap hari, maka niscaya
Nabi SAW tidak mendatangi mereka
pada mereka akan lebih lama lagi
intensitas ketidakhadiran Nabi
karerniumlah mereka Yang banyak'
pada isti 1rang mendapatkan uaktu
Nabi mengt<hususkan bernnlam
Muslim dikatakan bahwa
giliran- Di dalam suatu riwayat Imam
Ashar'
,**o-" u,aktu giliran dilalnrkan setelah shalat
menemui istrinya yang tidak
4. Diperbolehkannya seorang suami
bahkan di malam hari' berbeda
memiliki unktu n'nu" di siang hari'
dari rnadztnb Hambali'
dengan pendapat yang mas!&ur
"Adapun keharaman
Syaikh Abdurrahman As-Sa'di berkata'
uEt{fu giliran bermalam' kecuali
menemui istri yang tidak memiliki
di siang hari' maka yang benar
di
karena darurat atau ada kebuhrtran
kembali kepada
sini kernbari kepada kebiasaan. sesungguhnya
prinsip png besar di banyak hal' khususnya
kebiasaan -*updttn
hul-hulyo,,gtidakmemilikidalil.Daninitermasukkedalambabini."
mengenai kauajiban berlaku adil
5. Di dalam hadits terdapat penjebsan
di antara para istui dan sesungguhnla
di dalam pernbagtrn \^'akfu gilinn
merupakan kezhaliman
bersikap condong kepada sebagian isti saia
Di dalam hadits Qudsi dikatakan,
dan keztnlirnan haram hukumqB.

'#'^t;, ,,* ;" ilfut U? ;\ t"'.? tt ty'z I


.VS't

532
svannx ButuGHUt MARAM l+
--{
" Wahai hamba-Ku sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman
atas diri-Ku dan Aku jadikan kezhaliman diharamkan di antara
kalian."

* \t -* it J';:, Lt> -W hr *,-r- ^kG ;,,j -tt t


t; +; tt:,u- (tGi :*'ot1 ent *b7 € jU os '{:
"6;11 q*:;.G ,;
q. rK ,iu .+ :t'X L'rr:i 'i ;,;G ,-o;;l

v o,,

924- Dari Aisyah RA: sesungguhnya Rasulullah sAW bertanya di saat


beliau sakit di mana kemudian beliau wafat karenanya, "Berada di mana aku
esok hai? " beliau ingin di hari tersebut bersama Aisyah. Lalu para istrinya
mengizinkan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Rasulullah. Rasulullah
pun berada di dalam rumah Aisyah. (HR. Muttafae 'Alaihlta

Kosakata Hadits
Ghadan: Dikatakan di dalam Al Mishbah, 'Al ghad adalah hari setelah
harimu sekarang."

Aina Ana Ghadan: Pertanyaan ini adalah sindiran bagi istri-istri lainya
agar mereka mengizinkan Nabi untuk berada di sisi Aisyah. oleh karena itu
mereka dapat memahami hal tersebut lalu mengizinkan Nabi.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Di dalam hadits terdapat penjelasan mengenai ka,r.rajiban berlaku
adil di dalam pembagian waktu giliran di antara para istri dan
ketidakbolehan melebihkan sebagian mereka dengan sebagian
lainnya.

r?8
Bukhari (5217) dan Muslim (2443).

533
ffi;-J:X"ffi
dalam kondisi sakit sekalipun, karena tujuannya adalah bermalam
dan bergaulyang baik, bukan berhubungan intim itu sendiri.

3. Sesungguhnya kecenderungan jiwa dan cinta di dalam hati kepada


sebagian istri tidak menafikan pembagian waktu giliran dan
keadilan, karena hal seperti ini diluar kemampuan seseorang-
sesungguhnya hal ini hanya Allah swT yang mernilikinlB. oleh karena
"
itu Nabi membagi waktu giliran dan berlaku adil serta betl<ata, Ya
Atlah ini adatah pembagian yang aku miliki, makaianganlah engkau
mencaci dinku pada hal-hal yang Engkau miliki sementara aku
tihk mernilikinYa."

4. Sesungguhnya seorang istri atau beberapa istri lainnya apabila


memberikan izin kepada suaminya agar bermalam di kdiaman istri
yang dikehendaki oleh suami, maka hal tersebut boleh hukumnSn,
karena hak pembagian waktu giliran telah menjadi milik para isti dan
mereka telah menggugurkannya dengan ridha mereka sendiri.

5. Eloknya pergaulan para istri Nabi. Mudah-mudahan Allah SWT


meridhai mereka. Pengorbanan mereka terhadap apa yang dicintai
oletr Rasulullah melebihi pengofuanan pada diri mereka sendiri. Mereka
mengetahui keinginan Rasulullah untuk berdiam di kediaman Aisyah-
Mereka sepakat menggugurkan hak mereka agar Rasulullah dirawat
di kediaman AisYah.

6. Keutamaan Aisyah RA, seandainya Aisyah tidak memiliki etika


pergaulan yang bagus, kelembutan, pengaMian dan kesempumaan
perilaku, maka niscaya akan membekas pada diri Rasulullah untuk
memiliki keinginan bermalam di sisi selain Aisyah'

Terdapat sebuah hadits di dalam Bukhari-Muslim dari Anas


sesungguhnya ia berkata: Aku mdengar Rasulullah SAW berkata,

.l6t i,L rc i-1,,F:d,,-pu.c,P


" Keutamaan Aisyah terhadap istri-istri Nabi lainnya seperti

534
ax,'::"::=
Terdapat sebuah hadits di dalam Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim'ygadari Aislph sesungguhnln Nabi SAW bersabda kepada
Aislrah,

pr ,1;r|ultii ,i>,!r 'AJL t; ,lb rta ta;llG;-


.t:s;i ir|u;rl
" Walai AisWh! Ini nnlail<at Jibril mangucapl<an slam kepdamu."
AiqBh ptm nrenfiruab, 'Baginla keselalrlatan, kasih saSang Allah dan
keberkahanqn."
7. Boleh bagi saseorang unfuk merryrampaikan keinginanngn terhadap
sesuafu kepada orang yang mau menunefkannya. Penyampaian dari
Nabi ini tidak dianggap sebagai perintah yang tercela, karena mereka
mengetahui hal tersebut

8. Sesungguhqp yang l€bih utama bagi seseomng adalah mengeriakan


sestrafu yang terbaik, sekalipun hal tersebut tidak wajib baEnya.
Membagiu,aktu gilimn di antara para istri Nabi adalah sesuatu yang
tidakwajib bagi Nabi SAW, tetapi bersamaan dengan itu Nabi tetap
menjagaqa sampai di dalam kondisi png menpkitkan ini.
9- Para ularna berbeda pendapat mengenai keurajiban pembagian waktu
giliran bagi para iski atas diri Nabi. Pendapat yang unggul bahwa hal
tersebut tidak wajib berdasarkan ftrman Allah SWT, "Kamu boleh
mqnngphkan (manggauli) siap Snng kamu kehendaki di antara
mqeka (isbi-istimu) dan holeh pula) menggauli siap 5nng kamu
k&al&ld- Dan sbp.skp Sang l<amu ingtni untuk mangaulin5n
kanbli &ri Wqqpuan Sang telah l<amu ceni, maka tidak ada doa
fuimu." (Qs. Al Ahzaab [33]: 50) hanp saja dengan kelapangan ini
dari TuhanrSp, Nabi masih dapat berlaku adil di antara mereka sesuai
dengan lpng ditentukan oleh Allah SWT dari pembagian waktu giliran
ini. Semoga rahmat Allah SWT dan keselamatan dilimpahkan
kepadanp-
svanax BULUGHUL mARArti #
-f
\t,* it J?, ory 'Uu -W \t *r- '^s)i'*'s -tt o

t? ,11ii- 'c" "JfS ,^st;.'n 7;i 17;tri sY *t y oi. t'At )zz .z


.a)s Ut:.. .(o*' Ugl

g25. DariAis5rah RA, ia berkata: Adalah Rasulullah SAW apabila ingin


yang keluar
bepergian, maka ia mengundi di antara pam istrinya. siapa saja
bagiannya (namanya), maka beliau akan keluar bersamanya."(HR. Muttafaq
'Naih)rzs

Kosakata Hadits
Aqn'a kina Nisa'ihiDari kata al qur'd'r,dikatakan Barangsiapa png
keluar undiannyra, maka baginya bagian tersebut'

Fa A5ntuhunna Istri mana saja yang keluar bagiannya yang tertera


Nabi di dalam
narnernya, maka Nabi keluarbersannryfadan iaberhak menernani
bepergian.
yang
fuhmuha, ,As-Sihambentuk jamak dari shmun Ia adalah sesuatu
diletaLkan untuk keberuntungan. Barangsiapa yang bagiannya mendapatkan
giliran, maka hal itu menjadi milikn5a-

caraundiansnng dilakukan oleh Basulullah bebelapacincin,

Rasulullah sAW mengambil cincin isti yang ini dan yang itu lalu diserahkan
kepada seseoramg unfukdikocok dan darinp keluar safu nama'

berkata, "Nabi sAW menrbuat undian dengan benh-rk k@il-k@il


AsrqBfi'i
di mana masing-masing ditulis nama pada bagian tersebut lalu ditutup dengan
baju kemudian tangan seseorang masuk ke dalamnya lalu ia mengeluarkan
satu undian laludilihat siapa pemiliknyadan diserahkan kepadanyaundian
ini'
Undian memiliki beberapa cara lain."

(2593) dan Muslim (2770).


'P Bukhari

s36
SYARAH BUIUGHUt MAnara #
Hal-Hal Penting dari Hadits
1. Di dalam hadits terdapat keterangan mengenai kewajiban berlaku adil
di antara para isbi sampai apabila suami ingin bepergian lalu ditemani
oleh salah seorang istrinya.

2. Sesungguhnln seormg suami apabila ia tidak ingin bepergian bersama


dengan isfuinya sernuanya, maka lnng menenfukan adalah undian 5ang
terjadi di antara mereka. Istri yang undiannya keluar, maka ia yang
berhak menemani di dalam bepergian Rasulullah SAW.

3. Al Qurthubi berkata: Sebagian ulama kita berdalil dengan ayat ini,


" Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka

melemprkan anak-anak panah mereka (unfuk mengundi) siapa di


antara mereka yang akan memelihara maryam." (Qs. Aali 'lmraan
[3]:40) atas pengukuhan undian. Undian adalah prinsip dasar di dalam
syariat kita bagi siapa saja yang ingin berlaku adil di dalam pembagian
waktu giliran. Ini adalah sunnah menurut mayoritas ahli fikih.
Pegetahuan tentang undian dikemukakan oleh Abu Hanifah dan pam
pengikuh!,a.

4. Abu Ubaid berkata, "Sosok Nabi yang melakukan pengundian ada


tiga: Yunus As, Zakaria dan Muhammad SAW."

hnu Al Mundzir ber{<ata, "Menggr:nakan undian seperti menggunakan


ijma' ulama, di mana tidak ada alasan unfuk menolaknya."

5. hnul Arabi berkata, "Manfaat undian adalah mengeluarkan keputusan


yang tersembunyi di saat masing-masing ingin memenangkannya.
Undian tidak dapat berjalan dengan adanya kerelaan dari masing-
mming."

6. Undian memiliki beberapa bentuk, baik dengan kertas, batu dan cincin.
Oleh karena itu bagaimanapun bentuk undian, hal tersebut dibolehkan.

7. Di dalam hadits terdapat penegasan bahwa yang baik bagi para


pemuda adalah hendaknya mereka tidak pergi keluar rumah kecuali
disertai oleh istri mereka agar dapat meredupkan pandangan mereka
dan dapat menjaga kamaluan mereka.

537
-l sYanau BuLucHut iltlmrn ffi
8. Apabila seseorang banyak bepergian ke dalam dan iuar negeri dan ia
menginginkan salah seorang istrinya bersamanya, maka haltersebut
boleh, karena ini adalah hak istimewa yang tidak diragukan lagi'
a*aaa

At J'y', JG :Ju -^- ht *;- a, / :t *;ri -qrr


itt, .(f' 'tL '^ifrt '€;-;l y vy :*j * h' *
'lq'd'
926. DanAMullah bin Tarn' ahRA, ia berkata: Rasulullah SAW bersaMa,
" Janganlah *lah samng dari l<ali'an mqcambuk isting sepati ia mqcambuk
seomng hamba saha3n." (HR. Bukhari).re

Kosakata Hadits
l^a Yajlid Jaladtu At Jani Jildan Al Jilduadalah mernukul dengan cambuk.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Allah SWT memuliakan wanita dan meniadikan untukngn hak seperti
laki-laki. Allah SWT berfirman, "Dan pra wanita mempunyai hak
5nrg seimbng dangan keuaiibnn5a mqturut am iang na'ruf' (Qs -

Al Baqarah 1212281.
2. Akan tetapi terkadang sebagian istri memiliki etika pergaulan
yang buruk dan bermaksiat kepada suamin5n. Apabila nampak pada
dirinF indikator nusyuz, maka suami bisa melalnrkan tiga tahapan:
Pabma,suami menasihati dan memberitahukan dengan keagungan
hak suami kepadanp, serta menakut-nakuti diriryn atas nama Allah
dan dosa png diterima ishinya apabila melakukan pelanggaran, serta
membacakan ayat-ayat yang berhubungan dengannya. Dengan
dernikian, apabila ia menerima, maka ifulah yang diharapkan dan

'eBukhari (52U).

538
J svanan BUtuGHut MAnalr #
apabila tidak, maka peringkat;

Kdua,pifu berpisah tempat tidur, yaifu suami berpisah tempat tidur


unfuk jangka u,aktu tertenfu sesuai dengan pandangan suami. Allah
SWT berftrman, " Dan pisahkanlah mereka di tempat tidur merel<a."
(Qs. An-Nisaa' [4]' 34). Ibnu Abbas berkata: Janganlah engkau
menernanirya di dalam tempat tidur.

Adapr.rr di dalam pernbicaraan: Maka pemisahan yrang dilalnrkan tidak


boleh mdebihi dari uraltu tiga hari beradasarkan hadits di dalam Slahih
Mrslim &nhadits Abu Hurairah sesungguhn5a Nabi SAW bersaMa,

f: ^>ts'6'; il:t'fr|ri /?. J; t


'Ti&k lnlal bgi sanng muslim memisahkan din dari audamn5Ta
ldih dad tiga lnd."
Apabila seorang isfoi tetap bersikeras melakukan nusryz dan ia
tidak jera dengan memisahkan diri, maka peringkat:

Ketiga, Memukulnya dengan pukulan yang tidak melukai dan


menyakitkan, lraitu menjauhkan dari memukulwajah sebagai benfuk
suami, dan menjauhi pukulan pada tempattempat
png mernbahayakan seperti perut, serta tidak lebih dari sepuluh kali
cambukan ringan berdasarkan hadits Bukhari-Muslim dari hadits Abu
Bardah dari a;ahnya sesungguhnya Nabi SAW bersabda,

). .r,
.al)l :-2J>
c

;,r * ;t1 ,at;|?p'J'; €J*;i ir; v


"Janganlah salah sanng dari kali'an mencambuk lebih dari sepuluh
l<alicambul<an katali di dalam hukum hudud."
Apabih salah satu dari pasangan suami isti berbuat zhalim dan terjadi
perselisihan di antara keduanSn, maka hendaklah di ufus dua orang
mediator. Pertama dari keluarga suami dan kedua dari keluarga isbi,
karerakeduanlBlebih berpengalarnan dan lebih mengetahui dari pada
pihak lain mengenai penyebab perselisihan yang terjadi di antam
:;:ffi
Keduanya harus melakukan apa yang telbaik' 5aihr
dengan menSah*an

di antara keduanya kembali atau memisahkannya' baik


dengan

kompa.rsasiatautanpakomperrsasi.Kduamdiatortersebutmemiliki
haktersebut.AllahSWTmenjulukimerekadenganduahakimAllah
persengketaan antara
SWT berftrma n, " Dan iika kamu khawatir ada
kduan5n,makakinmlahseoranghakamdarikeluargalaki-lakidan
omng hakam itu
seomnghakim dai keluarga perempuan' Jika kdua
taufik
bermakud mengadakan pefraikan' niscya Nlah memberi
lagi
kepda suami istri itu, Sesungguhnya Attah Maha Mangetahui
Maha Mangenal-" (Qs' An-Nisaa' [4]: 35)'

3.S}Eikhullslamberkata,..AllahSWTtidakmemaksaSeoftIngwanita
untrkmerrikahkembaliapabilaiatidakmerginginkan'bahkanapabila
seoEmgistrimembencisuaminyalaluterjadidiantarakeduanya
persilisihan,makaurusannladiserahkankepadapihakselainsuami'
pihrorargprrgdapatmelihatkerrraslatntandarikduargaisfuibelsarra
pihak keluarga suami.
orang yang dapat melihat kemaslahatan dari
Pihakinidapatmelepaskanpihakwanitadarisuaminyatanpacampur
dapat menahan diri
tangan dari suami, dan bagaimana seortng suami
tanPa berurusan dengan isfui'"
yang menyakitkan dan
4. Di dalam hadits terdapat larangan memukul
yanglebihutamaadalahtidakmemukulsamasekali.Sesungguhnya
Nabitidakpernahmemukulperrrbantunyadanistrinyasamasekali,
sebagaimanadinyatakandidalaml,'fiabAs-fumailkaryaAt-Tirmi&i
danAn-Nasa'i.

Keputusan Deuran Ulama Besar Mengenai Nus-!'tlz


berserta salam sernoga dihmpahkan
sqpla e.rii rarqn milik Allah. shalarat
kepada sosok Nabi di mana tidak ada Nabi lagi setelahnya'

Berdasarkanapayangtelahditetapkandidalamsidangyangkeempat'
menjadi oblek kalian
maka dewan ulamabesar memilih masalah nuswzag{
lernbaga tetap riset ilrniah dan fatwa png hanrs dikaji. Oleh karena itu lembaga
{ svanax ButucHut MAnam l#
telah menyiapkan riset dan telah disodorkan kepada der,r"an ulama di dalam
sidang yang kelima yang dilaksanakan di kota Thaif tanggal 5 - 25 Sya'ban
1394 H.

Setelah majelis menelah apayang telah disiapl{an dari pendapat para ulama,
dalil, diskusi dan setelah fukar menukar pendapat di dalam haltersebut, maka
majelis memutuskan berdasarkan kesepakatan hal-hal sebagai berikut:

o Seorang hakim harus memulai dengan menasihati istri dan


memberikan saran agar ia sadar, dan kembali kepada suaminya
serta menaatinya, kemudian menakut-nakuti mengenai dosa dari
perbuatan nus5ruzdan hukumannya. Dan apabila istri terus-menerus
bersikeras seperti itu, maka istri tidak berhak mendapatkan nafkah,
pakaian dan tempat tinggal serta hal lainnya yang dipandang sebagai
faktor yang mendorong istri untuk kembali kepada suaminya,
sekaligus sebagai faktor yang mencegah istri unfuk terus-menerus
berada di dalam nust/w.

o Apabila istri terus menerus berada di dalam keengganann5ra dan ia


tidak menerima, maka bagi keduanya di4ukan perdamaian. Apabila
kedua belah pihak tidak menerima hal tersebut, maka seonmg suami
harus menasihati agar ia harus berpisah dengan istinya dan ia
menjelaskan bahwa kernbalinya istui kepadanya adalah hal Snng sulit.
Barangkali yang terbaik bukan padanya serta hal lainnya yang
mendorong suami unfuk berpisah dengan istin5ra.

o Apabila suami tetap bersikeras mempertahankan isbinya dan ia


enggan berpisah dari ishinya tersebut sementara pertikaian masih
terus berlangsung di antara keduanya, maka seorang hakim harus
mengirim dua mediator yang adil, Saitu oftmg 5nng mengetahui kondisi
suami istri, yaitu dari pihak keluarga keduanya,yaitu apabila
memungkinkan hal tersebut. Sementara apabila tidak memungkinkan,
maka dari pihak luar yang pantas mendamaikan hal ini,yaitu apabila
perdamaian mudah dilakukan di antara suami istri pada tangan
keduanya. Dan apabila tidak, maka seorang hakim harus memberikan
pemahaman kepada suami bahwa suami wajib meminta hak khulu',

541
ffi--i:l:::Hffi
Apabila suami enggan menceraikannya, maka seorang hakim harus
menetapkan berdasarkan apa yang dipandang baik oleh kedua
mediator tersebut dari perpisahan, baik dengan kompensasi atau
tanPa komPensasi.

O Apabila dua mediator tidak setuju atau keduanln tidak menemukan


kesepakatan dan sulit teriadi pergaulan yrang baik di antara suami istri,
maka sekarang seorang hakim hendaklah melihat masalah keduanya
lalu melakukan faakhpernikatnn sesuai dengan pandangan s5nriat,
baik dengan kompensasi atau tanpa kompensasi'

Prinsip dasar di dalam hal tersebut adalah Al Qur'an, sunnah dan Atsar.

Adapun Al Qur'an, maka firman Allah swT, " Tidak ada kebaikan pda
kebanJpkan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikansisikan dari onng yang
manyruh (rnanusk) mentberi sdel<ah, abu ba-amar ma'ruf atau mangadalan
padannian di antara manuslb.' (G. An-Nisaa' t4]: 114) Dan di dalam redaksi
istri di sat nusytz dan
!/ang umum ini masuk di dalamnya pasangan suami
hahm apabila sedang mengkaji dakwaan keduanya.
Allah swT berfirman, " wanita lnng kau khautatirl<an nus5rumya, maka
nasihatilah merd<a." (Qs. An-Nisaa' [4]: 34). Nasihat sebagaimana terjadi dari
suami kepada istinya yang nustruz,juga teriadi dari seorang hakim, karena di
dalamnya merupakan realisasi dari suahr kemaslahatan'
Firman Allah swT, "Dan apbila s@mng uanita takut nusyuz teriadap
suamin5n atau ia berpling, maka tidak ada dosa bagi keduanya untuk
mengadakan perdamaian di antara keduanya." (Qs. An-Nisaa' [4], 14).
Sebagaimana berdamai legal secara hukum apabila nusyuzbera*ldari suami,
maka berdamai juga legal apabila berasal dari pihak istri atau dari keduanya'
Allah SWT berfirman pada dua mediatror, " Dan iika kamu khawatirkan
ada pasengketaan antara keduanya, maka kinmlah seorang hakam dari
keluarga takilaki dan seorang hakam dai keluarga perempuan iika kdua
orang hakam ifu bermaksud mengadakan niscaya Allah memberi
taufik kepda suami istri itu." (Qs. An-Nisaa' [4]' 35.

542
-'{ svanan BUtuGHUt MAnam #
Ayat ini bersifat umum di dalam kelegalan mengambil pendapat kedua
pasangan suami istri dari menyatukan kembali atau berpisah, baik dengan
kompensasi atau tanpa kompensasi.

Allah SWT berfirman, " Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari
sesuafu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau kduanya
khawatir tidak al<an dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu
khauatir bhv,a kduaryn (suami-istri) tidak dapt menjalankan hukum-hukum
Allah, maka tidak ada dosa atas kduanya tentang bayaran yang diberikan
oleh istri untuk menebus dirinya." (Qs. Al Baqarah 12]2291

Adapun rnasalah perceraian, maka terdapat hadits riwayat Bul*rari di dalam


kitab shahihnya dari Akramah dari lbnu Abbas RA, ia berkata:

h' ,rr; ;u' ';rt Jt o,b J


uf
',,F "e./ *{f if;t -ie
,
vi ;i
,. e.,
*'c i i( c it J-, I :'-rui',:l-,)
nr ir -+ it J';:, j* ,rSyi ..,r ';{lr -tei ,.f, ot
i;:v ,* J,:; ;€ :au tAi *'u\:;;i ,*)
.r+;*
"lstri Tsabit bin Qais bin Syamas datang menemui Nabi dan ia berkata:
'Aku tidak dendam kepada Tsabit di dalam hal agama dan perilakunya.'
Hanya saja aku takut berbuat kufur di dalam Islam. Rasulullah SAW
bersabda, 'Apakah engkau mau mengembalikan kebunny*'Ia berkata,
'ya!' lalu kebun tersebut dikembalikan kepadanya, kemudian Nabi SAW
memerintahkan Tsabit untuk menceraikannya."

Adapun berdasarkan logika, maka keberadaan istri yang nusyuz


sepanjang masa adalah satu halyang tidak terpuji secara syariat. Hal ini karena
istri telah menghilangkan rasa kasih sayang dan persaudaraan dan menafikan
apa yang diperintahkan oleh Allah, yaitu mempertahankan istri dengan baik-
baik atau berpisah juga dengan baik-baik pula dengan bahaya yang ditimbulkan,
kerusakan, kezhaliman dan dosa akibat dari mempertahankan istri, timbulnya

5t[3
:;#ilffi
Mudah-mudahan Altah memberikan Anugerah dan keselamatan
Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya'
kepada

w
-'{ sveneH BUtuGHUt MAner,r #

#';'i
(BAB TENTAN G KHULU')

Khulu'duryan di-dharnahhuruf Kha' dan disukun huruf /arnrya adalah


nama. Sementara dengan di-fathah huruf k/ra hya adalah masdar dan kata
dasamyra diambil dan khala'a ats-tsaubu. Dari kata tersebut diambilungkapan,
"seorang wanita,/ishi melepaskan diri dari pakaian suaminya." Di mana Allah
SWT berfirman, " Mereka ifu adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah
pl<aian bgi merel<a." (Qs. Al Baqarah [2]: L87l Dikatakan Khala'a Malbshu.
Maksudnya seseorang melepas pakaiannya. Khala'at al maratu zaujaha.
Maksudn5n, seorcmg ishi melepaskan diri dari suamin5n, apabila ia memberikan
hartanya unfuk suaminya.

Pengertiannya secara terminologi, khulu' adalah seorang suami


berpisah dengan istinln dengan kompensasi yang diambil oleh suami dari
istrinya atau pihak lain dengan ungkapan tertentu.

Monfootnyo
Seorang istri melepaskan diri dari suaminya, di mana tidak ada rujuk lagi
kecuali atas ridha istri serta adanya akad yang baru.

Prinsip dasar di dalam kebolehan khulu'adalah Al Qur'an, Sunnah dan


Uma'.

Allah SWT b€rfirman, " Maka tidak ada dos atas tentang baSamn
ffi::-:::,ffi,.ffi
Dan kisah Tsabit bin Qais yang akan datang Insya Allah serta ijma'
ulama.

Khulu,sah hukumnya dari setiap suami yang sah thalaknya baik


suaminya cerdas, idiot, derpasa, anak-anak dan waras akalnya'

Kompensasi di dalam khulu'tersebut sah juga hukumnya dari istri


yang
atau orang lain yang boleh melakukan amal sukarela. Barangsiapa
ini
amalan sukarelanya tidak sah, maka tidak sah pula pemberian kompensasi
karena ia merupakan pemberian yang bukan dengan kompensasi harta dan
manfaat suafu barang, maka yang demikian ia menjadi seperti amal sukarela.
Khulu' &dalamnya berlaku lima hukum:

1. Khulu' makruh hukumnya dengan kondisi suami-istri yang masih


stabil, tidak ada perbedaan dan perselisihan di antara keduanya
berdasarkan hadits riwayat lima imam hadits kecuali An-Nasa'i
dariTsauban sesungguhnya Nabi SAW bersabda,

W?t--; ,,-it c ? ,1 a{at G':: a'c;'G\ _' o ,


6
.'ilAr*t)
"Istri manapun lmng meminta ceni kepda suaminya tanpa ada
sdab, maka hanm baginYa bau surga'"
2. Haram hukumnya dan tidak sah apabila seorang suami menekan
dan mernbahayakan istrinya dengan mempersempit atau mencegah
hakngra dan hal lainnya untuk menebus dirinya. Khulu'di sini bathil
dan kompensasi ditolak serta perkawinan tetap pada kondisinya,
apabila khulu'tanpalafazh thalak. Allah swT berfirman, " Janganlah
kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali
ses*rn dai ap5nng tetah l<amu berikan kepdan@." (Qs. An-Nisaa'
[4]:19).
3. Disunahkan bagi suami memenuhi tuntutan istrinya berdasarkan
hadits riwayat Bukhari dari lbnu Abbas,
-{
svlner ButucHut MAnmtr #
\t .u 1' i ,f / ?.i etyt ;:i
e' A o;e lb
qi*'ti ;-, a *i &'&i c Jt,Ur- ,-L') ^:)?
+\t * *; i';,i* qi)i e. rJl';;i ';{
i;L , s',i s;ii ,V iiu ref ^l; r',J ,*')
.w.,1
"Sesungguhnya istri Tsabit bin Qais datang menemui Nabi lalu
ia berkata, 'Sesungguhnya aku tidak mencela Tsabit dalam hal
agama dan perilakunya akan tetapi aku membenci kekufuran di
dalam Islam,' lalu Nabi SAW bersabda, 'Apakah engkau mau
mengembalikan kebunnya? Ia menjawab, 'Ya' lalu Nabi SAW
memerintahkan untuk mengembalikannya dan memerintahkan
Tsabit untuk menceraikannya."

4. Khulu'hr:kumnya wajib apabila seorang suami melihat sesuatu yang


menuntut ia harus berpisah dengan istrinya karena munculnya
keburukan atau meninggalkan shalat atau puasa wajib serta hal-
hal lainnya. Dan ketika demikian dibolehkan bagi suami untuk
menekan ishinya agar isbinya menebus dirinya. Allah SWT berfirman,
"Dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak
mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan
kepadanya, terkecuali mereka melakukan perbuatan keji yang
nyata." (Qs. An-Nisaa' [4]: 19).

5. Dibolehkan bagi seorang istri untuk melakukan khulu'apabila


seorang istri tidak mengmkai prilaku suaminya atau ia takut berdosa
karena meninggalkan hak suami, Sementara apabila seorang istri
masih menyukai suaminya, maka disunahkan seorang istri
bersabar dan tidak berpisah dengannya.

517
BuLUGHUI MARAM #
'c-jl
i -l;?rt ;t11 -Ci!'ht -ut- cG ,tt;* -1YV
,"&
c ;';
,,
Lt rar .1p-' t- .Uu;- r*|+'il',P 4t
i- ,cili g 6t ifi ;st, ,l)1', * erY +f
i" i ,ie i*.f ^lL r"J :*i y \, ;* |" i';,
-'YARAH
o c c t 6 tr, t -
,. c cr.
itt, .@tr rAL't,l;,-ft-pt:'sL's f
'
e'
^
k:'J-*'
\,

.'qr4,
.(b^)br;yf:> :d u6, ;i
',;t*t ; ; ..i ;?yr ;ri1 ,'oLL'1 "Gu'.i', ,':ro'
"oi
y \''u Ut',F'i
' ' '
o. -.,D .i.
.(z-z*
". Wre P't

+ -"eh,*,-,.3;'* +i'* # i tis y4 €.':


it;.t'S ,iG 6;t o1r, l);ik :Lt1 ir.r
n.'., "*'J'*.C";:\
' o-. .i'e'r' '
'(Y, ;'c^"4 ':* bt l!!"u '11

q.*,l'riu);)s)) J'3 i: i,F.t C'L\i


'<r$)r
g27. Dari hnu Abbas RA, "sesungguhnya iski Tsabit bin Qais datang
pemah
menemui Nabi sAW, lalu ia berkata, 'wahai Rasulullah aku tidak
mencela Tsabit bin Qais di dalam perilaku dan agamanya akan tetapi
aku
'Apakah engkau
membenci kekufumn di dalam Islam.' Rasulullah bertanya,
rnu menganblil<an k&unny*' Ia menjawab, 'Ya!', Rasulullah SAW bersabda
(kepada Tsab itl,' Tdmalah kebun tqsebut dan thataHah sarrl." (HR. Bukhar0'
Di dalam safu riwayat lain, "Dan Nabi memerintahkan Qais untuk
menthalaknla."

RedaksiAbu Daud dan At-Tirmidzi dan ia menganggapnya sebagai hadits


svanax BulucHut MAnarvr #
-{
hasan, "Sesungguhnya istri Tsabit bin Qais melakukan khulu'kepadanya,
lalu Nabi SAW menjadikan masa iddahnya satu kali haid."l8r

Di dalam riwayat Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya RA, di
sisi Ibnu Majah, "sesungguhnya Tsabit bin Qais adalah laki-laki yang memiliki
wajah jelek dan istrinya berkata, 'seandainya aku tidak takut kepada Allah,
maka apabila ia menemui diriku, niscaya aku ludahkan wajahnya'."r82

Dan riwayat Imam Ahmad dari hadits Sahalbin Abi Hatsmah, "Dan hal
tersebut adalah pelaksanaan khulu' pertama kali di dalam agama Islam."rs

Peringkat Hadits
Hadits riwayat Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas, ia berkata,
" Sesungguhn5a masa iddahnya sekali haid."

Hadits di atas dianggap /rasan oleh At-Tirmidzi dengan sanad yang sampai
kepada Rasulullah (marfu'). Hadits di atas memiliki beberapa syahid.sementara
sebagian ulama mengemukakan bahwa ia hadits mursal.

Adapun riwayat hadits dari hnu Majah, maka Al Bushairi di dalam Az-
hqmidberl<ata: Di dalam sanadnya terdapat Hajaj bin Arthah. Ia seorang
penipu, banyak keraguan dan ke-mursal-annya. Ia juga disebut sebagai
hadits 'an'anah.
Adapun hadits riwayat Ahmad, maka pengarang tidak memberikan
komentar di sini. Demikian pula di dalam At-Talkhish At Habir riwayat ini
juga berasal dari riwayat Hujaj bin Arthah.

Kosakata Hadits
Imrabfu Tsabit Dikatakan namanya Jamilah. Ada yang mengatakan
naman5n Zainab binti AMillah bin Ubay bin Salul Al Anshariyah Al Khazrijiah.
Adapun lain mengatakan namanln Jarnilah binti Sahal. Kebanyakan
riwayat mengatakan sesungguhnSa namanya Habibah binti Sahal.

16r
Bukhari (91395),Abu Daud (2229)dan Ar:lirmidzi (l180).
'E2IbnuMajah (2507).
'E3Ahmad (4/3).

549
#ffi#:ffiffi
dua kisah nyata unfuk dua orang wanita, karena demikian terkenalnya
hadits, dua sanad yang shahihdan perbedaan susunan redaksinya."
dua

pada
Ma U'iibu Naihi. Aku menjumpai kecacatan di dalamnya, tidak
agarna, perilaku dan pergaulannSa.

Khuluq, Adalah sifat yang terpuji yang tersimpan yang memunculkan


pergaulan png mulia.
pekerjaan
Aknhu Al Kufm ftl Islam:Maksudnya tidak ingin teriadi pada
suamiku
yang bertentangan dengan agama Islam sementara pergaulan kepada
padanya telah
dilarang oleh agama Islam. Dan kebencian serta kekesalanku
mernbawaku t€rFtuh di dalamnSP.

Hadiqatahu: Adalah kebun yang dikelilingi tembok di mana


Tsabit

telah mernberikan kepadanya sebagai mas kawin'


Damiiman'Wajahnyayangburuksertatubuhnyayangkecil.Seakan-
akan ia diambil dari kata dimah.la adalah semut kecil'
I-abstt4tu:Air liw Png da dimulut'

Hal-Hal Penting dari Hadits


l.Ketetapanprinsipdasarkhulu'bahwakhulu'adalahperpisahan
yarg dibolehkan oletr agama Islam dengan sifat yang legal'

2. Sesungguhn5ra permintaan seorang isti


kepada suaminya untuk
berpisah dibolehkan apabila ia membenci suaminya, baik karena
pergaulannlra bunrk atau karena rupanya Snng buruk ataupun
1nng
hal-hal lainnya Snng menimbulkan keengganan, 9an9 tidak kembali
ke@a unsur kurang di dalam hal agama. Apabila kembali kepada
kurangnlp pengetahuan di dalam hal agama, maka wajib hukumnya
menunfut PerPisahan.
yaitu
3. Sebagian ulama mengikat kebolehan permintaan khulu"
apabila suaminya sudah tidak mencintainya. Apabila suaminya
masih mencintainya, maka disunahkan baginya untuk bersabar'

4.Bahwadisunahkanbagisuamiuntukmengabulkanpermintaan
--tr
svanan ButucHut MARAII #
khulu' istrinya berdasarkan sabda Rasulullah SAW, " Tbrimalah
kebun dan thalaHah dengan thalak satu."

5. Haram hukumnya menjatuhkan khulu'apabila istri masih berjalan


pada jalan yang benar lalu menekan agar istrinya mau membayar
kepada suaminya. Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali
sebagian dari ap yang telah kamu berikan kepdanya." (Qs. An-
Nisaa' [4]: 19)
6. Dibolehkan menekan istri agar ia mau menebus dirinya dengan
membayar kompensasi tertentu apabila nampak perbuatan keji
darinya atau istri telah meninggalkan suatu kanajiban. Allah SWT
berfirman, " Terkuuali bila mereka melakukan pekerjaan yang keji
5nng n5nta." (Qs. An-Nisaa' [4]: 19) perpisahhan dalam kondisi ini
wajib hukumnya dengan berbagai jenis perpisahan yang ada
dalam perkawinan.

7. Khulu' wajib hukumnya didasarkan atas kompensasi berdasarkan


firman Allah SWT, "Maka tidak ada dos atu kduanSa tentang
baSann Snng diberikan oleh istri untuk mqtebus dirin5a." (Qs. Al
Baqarah I2l. 2291serta saMa Rasulullah SAW, "Terimalah kebun
tersebut dan thalaHah dangan thalak safu."

8. Boleh keberadaan kompensasi lebih besar dari mas kawin atau lebih
kecil berdasarkan firman Allah SWT, " Maka tidak ada dosa atas
kduan5n tentang bayann yang diberikan oleh isbi untuk menebus
dirinya." (Qs. AlBaqarah 121 229). Tetapi para ulama memakruhkan
apabila ia lebih banyak dari mas kawin berdasarkan saMa Nabi SAW,
"Apkah engkau mau mengembalikan kebun "
serta
berdasarkan ftrman Allah SWT, "Dan janganlah kamu melupakan
keutamaan di antara kamu." (Qs. AlBaqarah I2l:2371.

Kebolehan khulu'sesuai dengan yang disepakati oleh suami istri.


Ini adalah pendapat mayoritas ulama

9. Khulu' harus menggunakan ucapan berdasarkan sabda Rasulullah


SAW, "Dan thalaHah dengan satu kali thalak."

551
ffiTil",'""-"il:
Para ulama berbeda pendapat mengenai apakah khulu'dihitung
sebagai
jumlah thalak?
thalak tiga atau ia sebagai fasakhyangtidak mengurangi
thalak'
Imam AsySyafi',i berpendapat bahwa kh ul u' adalah fasakh,bukan
akan tetapi riwayat
Pendapat ini berdasarkan hadits riwayat dari Imam Ahmad,
hadits tersebut masyhur di dalam madzhabnya'
dan
Riwayat ini dipilih oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim
Ahmad
mayoritas para peneliti di antara para pengikut madzhab Imam
png berpendapat demikian adalah s!/aikh Muhammad bin hrahim,
belakangan
juga berpendapat
syaikh AMurrahman As-Sa'di. sekelompok ulama salaf
Abu Tsaur'
demikian di antaranya, Ibnu Abbas, Thawus, Ikrimah, Ishak dan
dan Al
Tiga Imam Madzhab Abu Hanifah, Malik dan Ahmad, Ats-Tsauri
Auza'i berpendapat bahwa khulu'adalah thalak Ba'in'
bin Al
Yang berpendapat demikian dari para ulama salaf adalah sa'id
Musayyab, Atha', Al Hakim, Mujahid, Abu Salamah bin Abdurrahman'
An-Nakha'i,Asy-sya'bl, Az-zuhri dan Makhul. Pendapat ini diriwayatkan
dari Utsman, Ali dan lbnu Mas'ud-
Pendapatpertamayangmengatakanbahwakhulu'adalahfasakh
kali." (Qs' Al
berdasarkan firman Allah swT, " Thalak finng dapt diruiuki)dua
Baqarah 121:229l.lni adalah dua thalak yang di dalam keduanya dibolehkan
jika si
rujuk. L-alu Allah swT berfirman tentang thalak yang ketiga, Kemudian
"

perempuan itu tidak


suami menthalaknya (sesudah thalak yang kdua, maka
halalWihgfirahingadil<awindengansuamiyanglanitu."(Qs.AlBaqarah
thalak
t}l23Ol.D antara dua thalak yang pertama dan keterangan mengenai
(suami
yang ketrga terdapat firman Allah SINT, " Jika khawatir bahwa keduanSn
istri) tidak menialankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas
dapt
dirinya'"
keduan5m tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus
(Qs. Al Baqarah 121:22g). Ayat ini menerangkan tentang khulu'. seandainya
keterangan
khulu'tersebut sebagai thalak, maka niscaya keterangan ini adalah
antara thalak
tentang thalak ketiga. Ketika ayat di atas menjadi keterangan
maka kita
yang kedua dan thalak yang ketiga dan tidak menghitung bilangan,
ketahui bahwa khutu'adalah hanya sekedar fasakh'

552
-{ svenm BUtuGHuL MARAM #
Syaikhul Islam berkata menguatkan pendapat pertama: secara lahiriah
pendapat Imam Ahmad dan pengikutnya bahwa ia adalah thalak ba'in dan
fasakh dan bukan thalak tiga, tidak pernah aku ketahui seorangpun dari
para ulama yang menukilyang menilainya shahih apa yang telah dinukil dari
para sahabat bahwa ia adalah thalak ba'in yang dihitung sebagai thalak tiga.

Penukilan dari Ali dan hnu Mas'ud sangat lemah sekali. Adapun penukilan
dari Ibnu Abbas bahwa ia adalah pemisahan bukan thalak. Penukilan yang
paling shahih yang kokoh adalah penukilan berdasarkan kesepakatan
para ulama menggunakan afsar

Para fuqaha yang berdalildengan pendapat para sahabat bahwa ia adalah


thalak ba'in berasumsi bahwa penukilan tersebut adalah penukilan yang shahih,
pada diri mereka tidak ada kritik terhadap atsar serta dalam rangka
membedakan antara pendapat yang shahih dan dha'if, yaifu pendapat Imam
Ahmad dan ulama lainnya.

Dampak perselisihan pendapat dalam memilih khulu'sebagai fasakh


atau thalak, apabila kita ungkapkan ia sebagai thalak, maka ia termasuk thalak
ketiga. Sementara apabila khulu'dianggap sebagai fasakh, maka ia tidak
kurang dari bilangan thalak yang ada.

Faidah
Pertama, pendapat Imam Ahmad yangmasyhuradalah larangan paksaan
suami terhadap khulu'. Khulu' hanya disunnahkan mengabulkannya.

Syaikh Muhammmad bin Ibrahim Alu Syaikh berpendapat lain


mengenai kebolehan suami mengukuhkan khulu'di saat tidak mungkin lagi
menyatukan kondisi antara suami-istri sesuai dengan ijtihad dari hakim.
Dikatakan di dalam Fikih, sebagian hakim negeri Syam yang suci dan terhormat
mengukuhkan khulu'.

Kdua,Al Wazir berkata, "Para ulama sepakat bahwa khulu'sah hukumnya


terhadap kondisi yang langgeng di antara pasangan suami-istri."

Syaikh Taqiyyudin berkata , " Khulu'yang terdapat di dalam Al Qur'an dan


hadits adalah keberadaan istri membenci suami. Istri harus memberikan
mas kawin secara keseluruhan atau sebagian saja untuk menebus dirinya
Islam.
ffi:ffi,ffi
pasangan menghendaki, maka ini adalah khulu' baru yang teriadi di
dalam

meriwatkan
Ahmad dan para penyusun l<stab As-sunanyang empat telah
hadits dari Tsauban sesungguhnya Nabi SAW bersabda,

'otr, t1y
?f* ,iu.c
,' f , o{ut G;: Jc ;Irtt}:
'
. ".1.
a.:.a.Jl

" Isti manaptn Sang mantinta cerai kepda suaminya tanpa ada sebab'
malca hanm @in5n bau surga."

Maka makrn lahiriah hadits menunjukkan hukum haram'


di
Apabila seorang suami melakukan khulu'dagan sebenamya dimana
kecuali ia
antara keduanya berlalan fasakhdan tidak ada hal lain yang tersisa
menerima kompensasi tersebut. Hal ini tidak ada pilihan lagi di dalamnya
sekalipun suami tidak menerima kompensasi'
Dan apabila kedua belah pihak telah melakukan pembicaraan, tetapi
tanpa melakukan faekhdimana keduanya sepakat untuk melakukNt fasakh
fasakh'
apabila isbi telah menerima kompensasi. Hal ini tidak menghaslll<an
Hanlp sap terladi perianjian di mana suami boleh melakukan rujuk kembali
terhadap apa }Eng tdah h niatkan, sementara ia sendiri belum mengeriakann5a'
yang
Ketiga, Sayyld Quthub berkata, "Kumpulan periwalatan hadits
terdapat pada kisah Tsabit bin Qais dengan istrinya menggambarkan kondisi
kejiwaan yang dihadapi oleh Rasulullah sAW. Rasulullah sAW menghadapinya
dengan sosok lrang mengerti bahwa hal tersebut merupakan keterpaksaan
yang dapat diingkari serta keterpaksaan seorang wanita dalam bergaul.
Rasulullah sAwtelah memilih solusi dengan metode ketuhanan, di mana beliau
perlakuan
menghadapi fi!-ah kemanusiaan secara jelas, ilmiah dan realistis serta
jiwa kemanusiaan dengan perlakuan sosok yang dapat menerima perasaan
sebenamya."

554
-{ svanan BULuGHUI Manarra #

-;)uUti
(BAB TENTANG THALAK)

Pendohuluon
Thalak secara etimologi adalah bentuk masdar dan thalaqa dengan di-
fathah dan di- dhamah lantrrya. Thalak berarti melepas dan meninggalkan.

Secara terminologi thalak adalah melepaskan ikatan,pemikahan secara


keseluruhan atau sebagian.

Dasar dibolehkannya thalak adalah Al Qur'an, sunnah, ijma' dan qiyas.

Sesungguhnya pemikahan apabila terlaksana dengan akad derni beberapa


kemaslahatan, maka ia rusak dengan thalak dengan tujuan yang benar juga.

Teks dari Al Qur'an dan haditsnya cukup terkenal.

Hikmah Diberlakukannya Thalak


Professor Afif Thabamh berkata: Hal-hal yang membangkitkan thalak yang
terdapat di dalam Al Qur'an merupakan keinginan salah safu pasangan untuk
berpisah dan tidak ada pergaulan lagi. Tidak setiap perbedaan pendapat dapat
menimbulkan thalak. Sesungguhnya halyang menimbulkan thalak adalah yang
bersifat tertenfu, yaitu perselisihan yang terus-menerus terjadi dan sudah tidak
mungkin lagi adanya pergaulan suami-istri. Di dalam kondisi perselisihan itu

55s
;::::::ffi
perdamaian di antara suami istri dan melakukan pengadilan sebelum adanya
thalak dengan menguhrs seorang mediator dari keluarga suami dan mediator
dari keluarga istri, agar masing-masing pasangan merenung dan keiuanya
memiliki kesempatan untuk berdamai dan menarik pendapat mereka berdua'
demi
Kedua mediator agar tidak menyimpan upaya dan kerja keras mereka
mendarnaikan kedua pasangan suami istri tersebut'

Apabila perangkat perdamaian dan penyatuan sudah tidak ada lagi dan
jalan terbaik bagi
temyata menurut kdua mediator bahwa perpisahan adalah
kedtranya" rnaka berpisah di dalam kondisi ini lebih baik. Allah SWT berfirman,
,,JIl<a
kduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada
masing-masing dari limpahan l<aruniaNya-" (Qs' An-Nisaa' [4]: 130)'

I-alu thalak datang dengan tiga fase:

Perbma,Thalak raji': Ini adalah jenis thalak yang merupakan pengalaman


bagi pasangan suami-istri unfuk berpisah selama waktu tertentu, di mana
kedua pasangan akan merenung di dalamnya. Apabila di antara keduanya
masih ada hubungan kasih syang dan cinta, maka sangat mungkin untuk
kembali dan berkumpul kembali-

KduaThalak dua, yaitu thalak raji' juga. Ini adalah pengalaman kedua.
perkawinan
Apabita di sana nrasih ada keinginan untuk membangun pergaulan
kerrrbali di antam suami-istri, maka kesempatan masih ada'

Ketba,Thalak yang bukan thalak raji' kecuali setelah menikah dengan


pasangan lain- Dengan demikian keduanya telah berpisah dua kali. Tidak ada
kesepakatan atau persafuan. Artinya sesungguhnya perpisahan tersebut
ada dan jurang persel'sihan di antara keduanya masih luas. Ketika demikian,
penuh
maka thalak mempakan rahmat dan ketenangan dari kehidupan 5nng
dengan perselisihan dan perbedaan pendapat tersebut'

Thalak datang dengan lima hukum:

Pqtama, Makruh di saat pasangan suami-istri dalam keadaan tenang.


Menurut Imam Abu Hanifah di dalam kondisi ini haram hukumnya.
Kdua, Mubah saat memang ada kebutuhan seperti perilaku istri yang
--{ svrnan ButucHut MARAM #
buruk dan keberadaannya yang membahayakan apabila istri terus bersamanya.

Ketiga, Disunahkan apabila dengan melanggengkan pernikahan


membahayakan istri. Ini adalah kondisi yang mengajak kepada khulu'.
Menurut Spikh Taqiyyudin wajib hukumnya.

Keempt, Wajib hukumnya karena sumpah t7a'(sumpah untuk tidak


menggauli isbinya) apabila suami tidak mau kembali. Menurut pendapat yang
shahihwajib hukumnya juga apabila istri meninggalkan ka,rajiban hukum syariat
atau meninggalkan lffah. Pendapat ini dipilih oleh Syaikh Taqiyyrdin.

Kelima, Haram hukumnya apabila thalaknya berupa thalak bid'ah, seperti


seorang suami menthalak istrinya yang sedang haid, nifas atau suci, di mana ia
mensetubuhinya atau thalak tiga dengan satu kalimat atau beberapa kalimat
yang tidak diselingi oleh ungkapan rujuk atau pemikahan.

\t,* ir J'rri6,iti -t i:L?nr,g.,- * l,ip -1y^


'u.tj ,i'1i
-ri;,r;.tbyi.lr .,i* i' jt';r;t'"at;t>',*, *
.d;'r\
f.G'rf'e rt,€e, 1r3ri,Lt7
928.Darihnu Umar RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersaMa, " Seflratu
yang halal namun pling dibenci di
Allah adalah thalak;' (HR. Abu Daud
sisi

dan Ibnu Majah) serta dinilai shahih oleh Al Hakim dan Abu Hatim
mengunggulkan mursatrnya.

Peringkat hadits
Pendapat yang benar hadits di atas adalah hadits mursal. Hadits ini
diriwagratkan oleh Abu Daud, Ibnu Maiah, Al Hakim dad Muhammad bin Khalid
dari Muarraf bin Washil dari Muharib bin Datsar dari Ibnu Umar dari Nabi
Muhammad SAW.

Hadits diriyawatkan oleh Al Baihaqi (7/3240 melalui sanad Abu Daud


diriwayatkan oleh Ibnu Adi(6/46U dari arah ini Al Hakim menilainya shahih

557
ffi:"-:xffi
suyuthi memberikan tanda keshahihan terhadap hadits di dalam
Jami'shagir
Al Manawi berkata, "lni tidak benar'"
Al Albani berkata' Kesimpulannyra bahwa hadits di atas diriwayatkan
yang tsiqah, yaitu:
dari Muarraf bin Washil dengan empat orang perawi
1. Muhammad bin Khalid AlWahabi.

2. AhmadbinYunus-
3. Waqi bin Aliarah.
4. YahyabinBakir-
Para ulama berteda pendapat atasnya'
mereka
Tidak ada bagi seorang alim hadits ynng meragukan bahwa riwayat
bagus serta
lebih unggul, karena jumlah mereka yang banyak dan hafalannya
di
mereka setnua adalah perawi yang dijadikan hujah oleh Bukhari-Muslim
mengunggulkan
dalam slnhihmqe)<a. Tidak mengapa apabila hnu Abi Hatim
AI Baihaqi
kemursahnnyadari ayahnya. Demikian pula Ad-Daruquthni dan
"Pendapat
merajihkannya. Al Khathabi yang diikuti oleh Al Mundziri berkata,
yang masyhur bahwa ia adalah hadits mursal'"

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Tuiuan pemifranan adalah keabadian dan kelanggengan membangun
rumahtanggasertamemberrfukkeluargadimanaunsuryanginti
adalahsuami-isti.
2- Thalak b€rarti menghancurkan bangunan rumah ini, merobohkan
penopang dan menghilangkan idikator-indikatomya'

3. Thalakb€rarti mernbatalkan kepentingan pemikahan yang banyak,


dari mernbenfuk keluarga, mendapatkan anak dan memperbanyak
gglorgan Lrnat Islam.

4. Thalak adalah perpirntran setelah sebdumqa ada keselarasan


png
berbahagia, kesedihan setelah kegembiraan dan keterputusan
s€tdah traraPan Fng besar-

55t
sYanar ButuGHUI MAnam l#
-l
5. Thalak dapat menyebabkan permusuhan dan kebencian di antara
suami-istri, kedua keluarga setelah sebelumnya terjadi kedekatan,
kasih sayang dan perkenalan.

6. Thalak menelantarkan anak-anak yang sudah ada dan melenyapkan


mereka, baik kehilngan kepemimpinan sang ayah, pendidikan,
pengajaran dan arahannya atau kehilangan kasih sayang ibu,
pengasuhan dan kelembutannya.

7 . Thalak adalah sesuatu yang halalyang paling dibenci oleh Allah SWT,
karera ia dapat menarik kesengsaraan dan dapat menimbulkan bencana
serta menyebabkan musibah dan kerusakan.

8. Thalak sama sekali tidak terpuji dan ia tidak memunculkan hikmah


syariatnya, kecuali saat terjadi pergaulan suami istri yang buruk,
hilangnya rasa cinta dan kasih sayang, perselisihan dan perbedaan
pendapat yang banyak serta sulitnya terjadi kesepahaman dan
keselarasan yang tidak mungkin lagi untuk disatukan. Ketika terjadi
demikian, maka thalak akan menjadi rahmat serta perpisahan menjadi
nikmat. Allah SWT berfirman, " Jika kamu khawatir bahwa kduanya
dapt menjalanl<an hukum-hukum Allah, maka tidak
(suami istri) tidak
ada dosa atas kduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri
untuk menebus dirinya." (Qs. A Baqarah l2l:2?9lserta Allah SWT
berfirmanr, "JIka keduanya bercerai, maka Allah akan memberi
kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karuniaNya."
(Qs. An-Nisaa' [4]: 130).

9. Dengan ini dapat diketahui keagungan agama ini, keluhuran q/ariaqn


dan sesungguhnya ia sesuai dengan akal 5nng sehat dan se}ilan dergan
kepentingan unum dan khusus.

10. Al Wazir berkata, "Para ulama sepakat bahwa thalak hukumnya


malauh di saat kondisi pasangan suami istui dalam keadaanbaik-baik
saja, kecuali Abu Hanifah, maka menurutrya haram dalam kondisi
llu.

11. Dalam thalak berialan lima hukum:

559
:-"-*;T#::ffi
b.
buruk.

Disunahkan apabila istri berbahaya bagi keberlangsungan


. Di sini merupakan kondisi yang menarik kepada
khutu'
c- waiib hukumnla apabila suami yang melakukan sumpah ,7a'tidak
mau kernbali tagi. Demikian pula menurut pendapat yang benar
bahrra thalak wajib hukumnya di saat salah satu pasangan tidak
berbuat ifhh atau meninggalkan shalat serta hak-hak Allah swT
hinnya.

d- Thalak hamm hukumnya karena bid'ah, yaifu apabila seorang


suami meniafuhkan ttElak sementara istinya sedang haid, nifas
atar dalam keadaan suci di mana ia b€rsetubuh dengannya, thalak
deogan bihngan tiga dengan satu kalimat atau menggunakan
beberapa kalimat tetapi tidak diselingi oleh ungkapan
pernikatrandan rujuk.

e- Thalakdimaknrhkan ketika tidak dibutuhkan'

Faidah
Pabn4 empat imam madzhab sepakat bahwa orang mabuk yang
mabukqn di dasari dengan dosa (sengaja), maka iatuh thalaknya dan seluruh
ucapan dan perln atannt a harus dipertanggung jawabkan.
jatuh.
Riurayat lain dari Imam Ahmad dikatakan bahwa thalaknya tidak
Perdapat ini dipilitr oletr hnu Aqil, Al Muwaffaq, As-Syarih, syaikh Taqiyyudin
dan Ibnul aayyim. Sd<olompok tabi'in be*ata hal yang sama'

Az-7al<aiber*ata,'sesungguhnlp dalil{alil riwayat ini sangat jelas."


Riuratd ini diunggulkan oleh dua guru besar yaitu Muhammad bin
Ibrahim dan Abdrrralunan As-Sa'di-

Kdu4lbnul Qayyim berkata: Malauh terbagi dua bagian:

1. Seseorang mengalami dasar dan permulaan rasa marah tetapi rasa


marah ters€but tidak menghilangkan akalnya. Hal ini tidak diragukan
-{ svanan BurucHur MAnal,r l#
lagi bahwa thalak dapat terjadi.

2. Rasa marah sampai kepada puncaknya. Ia sudah tidak dapat


menyadari apa yang ia katakan. Tak ada perbedaan pendapat bahwa
hal tersebut menjatuhkan thalak.

3. Rasa marah atau emosi melekat dan mengikatnya, tetapi rasa marah
tersebut tidak menghilangkan kesadarannya. Ia sadar terhadap apa
yang ia ucapkan, akan tetapi antara dirinya dan niatnya telah terhalang.
Di dalam hal ini ada perbedaan perbedaan pendapat, akan tetapi
beberapa dalil menunjukkan bahwa thalak tidak terjadi. Demikian
pula dengan akad-akad lainnya.

Ketiga, hnu AMil Barr, Ibnu Al Mundzir dan hnu Rusyd berkata,
Para ulama sepakat bahvrn suami yang menthalak isfuirya secara sunah,
yaitu suami yang menthalak ishinya di saat istrinya suci dan ia tidak
menyetubuhinya, yaifu dengan safu kali thalak. Orang grang menthalak
istoinya saat haid atau dalam keadaan suci di mana ia telah berhubungan
intim dengan istrinya, maka orang yang menthalaknya tidak
melakukan kesunahan. Thalak yang sunah di sini menjadi dua arah,
dari sisi bilangan, yaifu seorang suami menthalaknya satu kali, lalu ia
membiarkan sampai masa iddahnlra habis, kedua menthalaknya dalam
keadaan suci di mana ia belum berhubungan intim dengannya.

Keernpt, di dalam hadits terdapat keterangan bahwa sebagian hal


yang dibenci oleh Allah SWT disyariatkan, di antaranya thalak dan
shalat wajib di rumah. Kebencian thalak datang dari beberapa hal.
Kami akan mengemukakan sebagian. Di antaranya bahwa sesuatu
yang paling disukai oleh syetan adalah pemisahan di antara suami
istri. Dengan demikian ia menjadi sesuatu yang paling dibenci disisi
Allah SWT.

{ , tJ." ./ , .. ..
;AW $1 caslyl *'SA -ciaht nr- 7e 4.1J.eJ -lY1
c .
J,f
>), 'tc,
o.nl
.
d-f t P
lz I 'Ji:; ,:&',
^:)Lht * :i, )'-; .,+ *
561
svrnan BULUGHUT MAnAM H
-{
-t
r L. reJ
-t
n)
I F 6.*:J
-t.,
tM
a.
i . f,I to t '
,,'-i
clr4-r--lJi or,' i)Lot f3lJ!
o., e! .ti;
i*jr eri,i ,:o;-'Ji|F 'db;a'b, ,:rx. :l;i ia ,st, g cp

,1) 'dbt'ti '/i e

^}L
"611) .
<lrl' ?'tr
cr

fi;
/rt i :r!}i V C.:',*?'"- ,tfuJ Ui '7i-''1v

'lxrrt
,t* c;-'{t,:* 6!} ,'; i.i' if :6ri ti' ei
'Jt,

.(t;),'ti ,:Jg;',>:;b tiY i,].u.

istrinya
929. Dari Ibnu Umar RA: Ia menthalak istrinya, sementara
Rasulullah SAW
sedang haid di masa Rasulullah sAW. Umar bertanya kepada
"Perintahlah, Ialu rujuklah,
mengenai hal tersebut? Rasulullah sAW bersaMa,
kemudian tahanlah sampai ia suci kemudian ia haid lalu suci lagi, kemudian
itu dan apabila
apabila ia menghendaki, ia dapat mempertahankan setelah
ia menghendaki, maka ia boleh menthalaknya sebelum
suami menyetubuhinya'
,iddah yang diperintahkan oleh Allah swT, di mana seorang
Itulah masa
wanita bisa dithalak'." (HR. Mu ttafaq'Alaih)'

Di dalam satu riwayat redaksi Imam Muslim, " Perintahlah kemudian


rujuHah lalu thataHah istri dalam kadaan suci atau hamil'"
thalak."
Di dalam riwayat lain redaksi Bukhari, " Dan dihitung satu kali

562
--{ svanlx BUIuGHULMAnem $
Di dalam satu riwayat lain redaksi Imam Muslim. Ibnu Umar berkata,
'Adapun engkau maka engkau menthalaknya satu atau dua thalak, maka
sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkanku untuk melakukan rujuk
lalu aku menundanya sampai istriku mengalami haid kembali lalu aku
menundanya sampai ia suci kemudian aku menthalaknya sebelum ia
menyentuhku. Adapun engkau menthalaknya dengan thalaktiga, maka engkau
telah berbuat maksiat kepada Tuhanmu di dalam sesuatu yang diperintahkan
Allah SWT kepadamu dari menthalak istrimu."

Di dalam riwa5at lain Abdullah bin Umar berkata, "la lalu mengernbalikanngra
padaku dan ia tidak melihatnya sama sekali dan ia berkata: Apabila ia telah
suci, maka thalaklah atau pertahankanlah."le

Kosakata Hadits
Tallaqa Imra'atahu: Namanya Aminah binti Ghafar. Dikatakan namanya
An Nuwar. Dan barangkali yang pertama adalah nama lengkapnya dan yang
kedua julukannya.

Husibat Alaihi: Adalah Mabni Majhul dan orang yang melakukan


perhitungan adalah Nabi.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Abdullah bin Umar RA, menthalak istrinya, sementara istrinya
sedang haid. Lalu ayahnya mengemukakan kepada Nabi kemudian
Nabi mamh di mana ia menthalaknya dengan thalak ynng haram yang
tidak sesuai dengan sunah Nabi. Setelah itu kemudian Nabi
memerintahkan untuk melakukan rujuk dan mempertahankan
istrinya sampai ia suci dari haid lalu kemudian haid lagi lalu suci lagi.
Dan setelah itu, apabila nampak bagi suami untuk menthalak isbinya
dan ia tidak melihat keinginan keberadaan istrinya, maka hendaklah
suami menthalaknya istrinya sebelum ia berhubungan intim dengan
istrinya. Itulah masa 'iddahyargdiperintahkan oleh Allah SWT untuk

r8a
Bukhari (5251,5253) dan Muslim (1471).

563
ffi**,:;:'ffiffi
thalak lalu Umar melaksanakan perintah nabinya kemudian ia
melalnrkanruiuk.

2. Haram hukumnya thalak di saat haid. Ia termasuk thalak bid'ah


1ang tidak diiperintahkan oleh Allah SWT dan sesungguhnya terdapat
di dalam sebagian riwayat hadits ini bahwa Rasulullah SAW marah,
dan Rasulullah sAW tidak pernah marah kecuali di dalam sesuatu
yangharam.

3. Perintah Nabi kepada umar untuk melakukan rujuk merupakan dalil


jatuhnla thalak. Perinciannya sesungguhnya rujuk tidak akan terjadi
kecuali setelah terjadinya thalak. Dan kelak terjadi perselisihan
pendapat di antara para ulama di dalam hal tersebut insya Allah.
sernentara perintah melakukan rujuk menunfut hukum wajib. Pendapat
ini dikemukakan oleh Abu Hanifah, Ahmad dan Al Auza'i.

S€bagian ulama mengasumsikan sebagai hukum sunah. Pendapat ini


dikemukakan oleh Asy-Syafi'i dan satu riwayat dari Imam Ahmad.
Mereka berargumentasi bahwa melakukan pemikahan tidak wajib
hukumnp dan demikian juga apabila melanggengkannya.
4. Perintah melakukan rujuk, yaitu apabila seorang suami menthalak
istinya di dalam haid dan menahannya sampai suci lalu haid lagi
kemudian suci lagi.

5. SaMa, "sebelum suami menyentuhn5n" adalah dalilbahwa thalak


tidak boleh dilakukan di dalam masa suci di mana suami berhubungan
intimdengan isfuin5a.

6. Flilnnah menahan isti sampai ia suci dari masa haid yang kedua, yaifu
s€sunsphnya suami barangkali menyetubuhi istrinya di masa suci
itu kemudian terjadi kembali pergaulan suami istri. Oleh karena itu
terdapat hadits pada sebagian sanad hadits, " Apabila istri telah suci,
naka b boleh menyetubuhinya."
Ibnu Abdil Barr berkata, "Rujuk seseorang hampir tidak dapat
diketahui kecuali dengan hubungan intim mereka, karena itulah yang
-J svanex ButucHut MAnara #
dimaksud di dalam pemikahan."

Adapun hikmah larangan menthalak istri yang sedang haid, maka


karena ditakutkan lamanya masa 'iddah. Adapun hikmah larangan
menthalak di dalam masa suci, di mana suami berhubungan intim
dengannya, karena ditakutkan istrinya hamil lalu pasangan suami ishi
tersebut atau salah satunya menyesal. Apabila keduanya mengetahui
kehamilan, maka akan merindukan pergaulan dan perpaduan kembali
ini kembali kepada firman
setelah berpisah dan menjauh. Semua
Allah SWT, "Maka hendaHah kamu ceraikan mereka pda waktu
merel<a dapat (manghadapi) iddahnya fuang wajali." (Qs. Ath-Thalaaq
[65], 1)
Di dalam syariat Allah terdapat hikmah dan rahasia yang nampak
atau tidak nampak.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama Mengenai Jatuh


atau Tidak.ry. Thalak Istri yang Sedang Haid
Mayoritas ulama di antaranya empat Imam madzhab berpendapat kepada
jatuhnya thalak di dalam haid. Dalilmereka adalah perintah Rasulullah SAW
terhadap Ibnu Umar untuk melakukan rujuk kepada istrinya di saat ia menthalak
istrinya yang sedang haid. Rujuk tidak akan terjadi kecuali setelah adanya
thalak yang telah terjadi. Selain itu karena disebagian redaksi hadits terdapat
ungkapan, " Maka dihitung sebagai thalak padanya."

Sebagian ulama berpendapat antaranya Syaikul Islam Ibnu Taimiyah


-di
dan muridnya hnul Qayyim- bahwa thalak tidak terjadi. Thalak tersebut batal.
Mereka berdalil dengan hadits riwayat Abu Daud dan An-Nasa'i,

6:':-):irr i: jo ,?.c qi t'ryt :-b '; o ),, ... 1f


LJ al)l -l-, dl
,
l. r
.U c; l;,*
"Sesungguhnya Abdullah bin Umar menthalak istrinya yang sedang haid.
Abdullah berkata: ia lalu mengembalikannya kepadaku dan ia tidak
menganggap hal itu samasekali."
#:""*--:;ffi
hadits lainnyaa.

Ibnul Qayyrm menjawab dalil-dalil mayoritas ulama bahwa perintah


melakukan rujuk artinln mempertahankan isti pada kondisi pertama, karena
thalakyangtidakteriadi pada waktu yang telah ditentukan oleh syariat adalah
thalak Fns titak berfrrnssi. Dengan dernikian maka hubungan pernikahan tetap
terjadi dahm kondisi ini.

Adaprn dalil dengan ungkapan, " Maka ia dihitung sebagai thalak." Maka
halters€butbukan dalil karena iatidak smpai kepada Nabi Muhammad SAW'
Ibnul Qaryim secara panjang lebar mendiskusikan masalah ini di dalam
kitabnln, Tilzhib As-sunan, akan tetapi pendapat yang lebih unggul adalah
apa png dikernulrakan oleh mayoritas ulama.
hadits
$pik*r Nashindin Al Albani bed{ata: Kesimpulannyra, sesungguhn}E
di atas dengAn kashahihanqa serta sanadnya yang banyak, maka telah terjadi
kesimpangsiuran para peErwi di dalam hal thalaknya yang pertama di saat
haid, pitu apakatr ia dihitung sebagai thalak atau tidak? Ia terbagi menjadi dua
b4lian:
Pabn4para ulama yang meriwa5ntkan bahwa thalaknya dihitung.

Kdqadalah para ularna yang tidak menghihrng sebagai thalak. Pendapat


pertarna lebih urggul karena dua hal:

1. BaApkryasanad hadits.
2. Qwwtu hlalah(kuatrya penunjukkan hukum)bagian yang pertama
terhadap maksud hadits, yaitu berupa petunjuk hukum Snng cukup
jelas yans tidak mungkin ditakr,vil lagi, berbeda dengan bagian lain
yang masih mungkin untuk ditafsirkan seperti ungkapan Imam
Asrq/afi'i, .Dan ia tidak melihatnya.", maksudnya kebenaran. Dan
hal ini bukan petunjuk nash di mana ia tidak melihatu"rya sebagai
thalak. Berbeda dengan bagian pertama, di mana ia merupakan
p€tuniuk nash dan ia melihatnya sebagai thalak. Dengan demikian
makaiawalib didahulukan atas bagian lainnya.
Ibnul Qalyim mengakui hal ini, akan tetapi ia ragu di dalam keshahihan
--{ svanan BUt uGHUt MAnem l#
sampainya hadits ini dari bagian ini kepada Rasulullah. hnul Qayyim berkata:
Dan adapun ungkapan hadits hnu wahab , " Ia adalah thalak safu." Maka demi
Allah, apabila lafazh ini ucapan Rasulullah SAW, maka kami tidak ada yang
kami kedepankan sama sekali dan pasti kami menjadikannya yang pertama
kali.

Keraguan hnul Qayyim di dalam keabsahan hadits salah besar. Ibnu


Wahab tidak sendirian dalam meriwayatkan hadits, tetapi periwayatannya
diikuti oleh Ath-Tha5nlisi. Ath-Thayalisi berkata: hnu Abi Dzi'b telah berbicara
kepada kami dari Nafi'dan dari Ibnu Umar, "Bahwa hnu Umar menthalak
istrinya yang sedang haid lalu Umar mendatangi Nabi dan ia mengemukakan
tentang itu. Lalu Nabi menjadikannya sebagai satu kali thalak."

Yazid bin Abi Dzi'b juga mengikuti pendapatnln di mana para perawi
haditsnya tsiqah. Ulama-ulama yang mengikuti Ibnu Abi Dzi'b adalah hnu
Juraij dari Nafi dari hnu Umar sesungguhnya Rasulullah SAW bersaMa, "/a
thalak satu." aku katakan: Para perawi haditsnya tsiqah."

Riwayat-riwayat hadits ini tidak sampai pada sosok Ibnul Qayyim.


Menurut asumsiku seandainya riwayat-riwayat ini sampai pada sosok hnul
Qayyrm, maka keraguan pasti hilang pada apa yang diungkapkan di dalam
riwayat Ibnu Wahab dan menjadi kepada pendapat 5nng ditunjukkan oleh
hadits dengan menghitung thalak wanita yang sedang haid.

Riwapt hadits png datang dari Syra'bi mengernukakan, 'Apabila seorang


laki-laki menthalak isbinla sementara istrinya sedang haid, maka haid tersebut
tidak dihitung sebagai masa 'iddah di dalam pendapat hnu Umar."
Ibnu AMil Barr berkata, "Maksudnya bukan seperti apa yang dikatakan.
Maksudnya adalah seorang istui tidak menghitung masa haid tersebut bagian
dari masa 'iddah."

SyaiLtr AMullah bin Muhammad berkata, 'Adapun masalah thalak di dalam


haid, maka pendapat yang masyhur dan difatwakan menurut para sahabat dan
tabi'in serta empat ulama madzhab serta ulama lainnya mengatakan bahwa
menjatuhkan thalak di saat haid adalah thalakbid'ah, bermaksiat kepadaAllah
dan Rasul-Nya akan tetapi ia mengikat dan dihitung termasuk thalak tiga.

567
svanaN ButucHul MAnarYr #
-{
Ini adalah yang diamalkan oleh kami dan dalilnya banyak. Dalil-dalil
tersebut di sebutkan di dalam shahih Bukhari-Muslim dan kitab-kitab
hadits lainn!,a."

,Ju -t;4L hr oer-


e'Or.lJr orf; ';& ;.t di -1r.
YY
i if ;
i tri;;:-t
r,f oi,'*, Y\; J2'ii 't'-, Y
ts o6t'tt,* Sw';-t-t, ::vrJlt',i\b ,:;L
:t;'a1, .qi{t, i:)G ;fr\L it*)i'* ,ir!, * 4 Uk
930. Dari lbnu Abbas RA, ia berkata: "Thalak telah terjadi pada
masa Rasulullah SAW dan Abu Bakar serta dua tahun masa kekhalifahan
Umar, !/aitu ttnlak (dengan ungkapan bilangan tiga) menjadi satu thalak.
Umar berkata, 'Sesungguhnya manusia telah terburu-buru mengenai
sesuafu di mana seharusnya mereka bersikap hati-hati. Seandainya kami
menjalankan hal tersebut kepada mereka'." (HR. Muslim).

Kosakata Hadits
Anah: Dkatakan di dalam Al Misbah Al Ana adalah waktu. Bentuk
funggalnya arla dua bahasa:

Pa tanna, hyi delrryar:. dikasnh hanah dan alif maksumlnya mengikuti


uaarz hirnlun-
Kedua, Anah, mengikuti wazan hashah dan Al Anah adalah
p€mJndaan.

Amdhaina Dkatakan amdhal amru imdhaan. Maksudnya melaksanakan,


!/aifu kami m€nialankan dan melaksanakan kepada mereka, maka mereka
tidak tergesgesa dengan thalak tiga tersebut dan hal tersebut sebagai
pencegah bagi mereka unhrk mengikuti dengan thalak-thalak selanjutnln.

56E
-{ svanax BUtuGHUt MAnm l#
l,o t .
J-rs -',t) :JV -is- itr oe:- +J ;i tF-;*;
.o, 'r,'-
\,. )czi o, .
)c .
.irt
,. -lrt
ivr,t+ 7ryLx trr;t'db,y, * *j *?,' jt,
1yr;C o l;'€;bi G *r,4, .-,t!(, '*.,t: ,io'i a:;.br,
'qr^$iri
.o'-fi,; itii ,l;.fr,;6 ,o, J?, r:. :Ju:
931. Dari Mahmud bin Labid RA, ia berkata: Rasulullah SAW diberitahu
tentang seorang laki-laki yang menthalak istrinya dengan tiga kali thalak
sekaligus. Rasulullah berdiri dalam keadaan emosi lalu beliau bersabda,
"Apakah Al Qur'an sedang dipermainkan,
sementara aku berada di
hadapan kali'an?" Sampai seorang laki-laki berdiri dan berkata, "Wahai
Rasulullah! tidakkah aku membunuhnya?" (HR. An-Nasa'i dan para
perawinya tsiqah)r*

Peringkat Hadits
HadiS di atas adalah hadits shahih.lbnu katsir berkata, "Sanad haditsnya
bagus." Pengarang berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan para
perawinya tsiqah. Dikatakan di dalam Fathul furipara perawinya tsiqah."

Ibnu Abdil Hadi di dalam Al Muharrarberkata, "Hadits ini diriwayatkan


oleh An-Nasa'i dan ia berkata: Aku tidak mengetahui seorang pun yang
meriwayatkan hadits ini selain Makhramah."

Adapun hnul Qayyim, maka dikatakan di dalam Z-ad Al Ma'ad "Sanad


haditsnya berdasarkan sanad hadits Shahih Muslim. Makhramah tsiqahtanpa
ada keraguan lagi. Imam Muslim menjadikannya hujjah,/ dalilhukum di dalam
kitab shahihnya dengan haditsnya dari ayahnya. Para ulama yang
menganggapnya memilil<r ilat berkata: Makhramah tidak mendengar dari
ayahnya."

Abu Thalib berkata, 'Aku bertanya kepada Ahmad bin Hanbal dari

r85
An-Nasa'i (3401).

569
ffi#i:#;ffi
dari ayahnlra. Hanya saja hadits di atas adalah tulisan makhramah.
Jawabannya: Sesungguhnya tulisan ayahnya yang ada padanya
terpelihara dan terawasi. Tidak ada perbedaan pendapat di dalam kehujjahan
hadits antara yang telah ia ucapkan atau ia riwayatkan melalui tulisan
tersebut, bahkan mengambil dari manuskrif dapat lebih hati-hati. Apabila
seorang perawi yakin bahwa fulisan tersebut adalah manuskrif dari guru besar
itu sendiri. Ini adalah metodologi para sahabat dan ulama salaf."

Kosakata Hadits
Yut'abuBentuk mabni maihul kebalikan dari sungguh-sungguh, artinya ia
masalah percuma, memperolok-olok agama dan menganggap ringan dan
barangkali itulahyang dimaksud di sini.

Kitabultah yang dimaksud di sini adalah hukum-hukum yang terambil


darinya.

Elaina azhhurikurn Maksudnya ditengah kalian. Dasar susunan kalimat


ini bahwa ia untuk menampakkan dan menyandarkan kepada mereka, lalu
sampai digunakan di antara kaum secara mutlak. Artinya: Apakah hukum-
hukum Allah akan dipermainkan, padahal aku masih hidup bersama kalian?

?i 'k'.,'it'*> ,iG -qz"^l *. q& t, ;,,1 -*t


,i6 ,:,t(G, f4 :*i QL \, ,* :i 'l';; d'it- ,^1k',
.'rirt;'rf1i$, .1ra-*t) ,L)i t; iJv ,fu dab e
J )>3 ,(# ,>g .LJ J, ir;t ts)',*> ,u<t a;: ej
,, , . ' '
9. .ri:,i qy ,'&",
I5J * i' *r- it J'r, d ivt ,'7iG
.lg ^1:, ,J6;1 ijr t1.,"-r;
frlr'4a tk', o\ ,L '#i ';1 L) V ,t:r,','i:' C, i:,
-{
sYanlx ButuGHUt Menerur #
\,
" :tt
,Jss ,u1 *t !, \t "b'"4 I z /o t.
I _-ilJ
1t
_t,if -/
(a-=ll 4^-.4/,
o/ ,

.( *t*\',-k CtYlu:'; ca-r1tj Yl g L\tl


932.Dari hnu Abbas RA, ia berkata: Abu Rukanah menceraikan Ummu
Rukanah. Rasulullah SAW bersabda kepadanya, "Rujuklah kepada istrimu."
Abu Rukanah berkata, 'Aku menthalaknya dengan bilangan tiga." Nabi
menjawab, "Aku sudah tahu, maka rujuHah ' (HR. Abu Daud)

Di dalam rdaksi Imam Ahmad: Abu Rukanah menthalak istrinya ditempat


yang sama dengan thalak tiga lalu ia bersedih dihadapan istrinya. Kemudian
Rasulullah SAW bersaMa,"Mal<a sesungguhn5a thalak tersebutjatuh atu kali."
Di dalam sanad kedua hadits tersebut terdapat Ibnu Ishaq. Di dalamnya terdapat
komentar.

Abu Daud meriyawatkan hadits dari arah lain yang lebih baik darinya,
"Sesungguhnya Rukanah telah menthalak iskinya Suhaimah dengan thalak tiga.
Lalu ia memberitahu Nabi SAW mengenai halitu dan beliau bersabda, 'Demi
Allah aku tidak menginginkan, kquali atu thalak alzl lalu Nabi mengembalikan
kepadanya." rs

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits dha'if. Para ulama berbeda pendapat di
dalamnp.
Di antara mereka ada ulama yang menilainya shahihdanmengambil hadits
tersebut. Sebagian ulama lainn5a menilainya dha'if dan mereka mengambilhadits
yang bertentangan. Dari perselisihan ini menghasilkan perselisihan mereka di
dalam hukum masalah yang ada di dalam hadits ini.

Para ulama yang menilainya shahih berkata, 'Abu Daud berkata: Hadits ini
lebih shahih dari hadits Ibnu Juraij yang ada di dalamnya, 'sesungguhnya
Rukanah menthalak isbinya tiga kali ."

Ibnu Majah berkata, 'Aku mendengar Ath-Thanafasi berkata: Betapa

186
Abu Daud (2196,2206) dan Ahmad (11256).

571
sYARAH BUtuGHUt'trrrRAl^ #
#
Pandangan ini mempakan penjelasan kemuliaan sanad hadits ini dan
manfa@uFng banlak.
Fala uhrrn },ang menilainya dha'if. Di antaranya hnul Qayym di mana ia
.hadits redaksi, 'thalak tiga' dinilai dha'if olehAhmad."
b€rkata"
Grru karni -maksudnya lbnu Thimiyah- berkata, "Para ulama hadits
yang meogetahui illat hadits ini seperti Imam Ahmad, Bukhari dan hnu
Uyainah serta ulama lainnla, telah menilat dha'if hadits Rukanah dengan
redaksi, 'thalak tiga.' Demikian pula dengan Ibnu Hazm, mereka berkata:
yang
Sesunggutrnlp parat peralwi hadits tersebut adalah kaum yang bodoh
tidak dik€tahui keadilan serta kdhabitan mereka." Ahmad berkata, "Hadits

Rukanah tirtak hat-"


At-Tirmilzi berkata, "Hadits ini tidak kami ketahui kecuali dari arah ini.
Aku bertarrya keeada Bukhari. Ia menjawab 'ltu adalah hadits Mudhtaria '"
Al Albani berkata, 'Kesimpulannya bahwa hadits di dalam bab ini dha'if
dan hadts lbrnr Atbas y6ng bertentangan dengann5a l€bih lnrat'" Wallahu'alam'

Kosakata Hadits
Abu Rukamh Dernikianlah yang terdapat di dalam naskah Bulughul
Mamn },ang aku ketahui, yaifu, 'Abu Rukanah." yang populer di dalam
buku-buku biosrafi pra muhadditsindan kitab hadits serta buku-buku lainnya
bahwa ia adahh Rukanah bin Yazid bin Hasgm bin Al Mathlab Al Quraisyi Al
Mattrlabi- Aku telah merujuk ke dalam beberapa sumber, tetapi aku tidak
temukan yang lain kecuali Rukanah. Di antara sumber tersebut adalah '4l
Ishabh t(arF pengarang^bnu Hajar. Aku tidak memiliki asumsi apa-apa
kecrmli adanlp tambahan kata Abu berasal dari orang yang menulis naskah'

sutninnh Adalah bentuk tasghir dari sahamah, yaitu suhaimah binti


Al Muzaniph dari bani Muzayyanah kabilah Mudhriyan. Kabilah ini sekarang
masuk dan bersdnrtu dengan kabilah Harb serta tinggal di kawasan sebelah
baratAl Oasim.
NBatbh N bituadalahmemotong dikatakan di dalam N Misbah, batta
--.l
svanax ButucHut MARAM #
arrajulu thalaqa imra'atih, istrinya adalah Mabtutah. Dasar kalimatnya
mabtufun thalaquha,yaifu apabila ia memutuskan dari merujuk.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hadits nomor (930) menyatakan bahwa thalak tiga dengan satu
kalimat tidak dihitung kecuali sebagai satu thalak salr Apabih seoreng
*nmi tllak sampai pada puncak thalak tiga, mal<a h boleh melakukan
rujuk.

Hadits ini merupakan dasar orang png menguatkan pendapat ini

2. Adapun hadits nomor (931) menunjukkan bahua thalak trga lrang


tidak diselingi oleh lafazh rujuk dan nikah kernbali adalah thalak
bid'ah yang diharamkan.

3. Hadits di atas menunjukkan bahwa mempernrainkan hukum-hukum


Allah dan melampaui batasn5n ternrasuk dosa besar. Sesungguhrya
Nabi tidak pernah marah kecuali disebabkan oleh pertuatan
rnalshtSBng besar.
4. Mernpernrainkan Al Qur'an dan sunah rasul lraram hukumngB,
sckalipun setelah Rasulullah waht. Sesungguhnlra Rasululhh SAW
mengatakan hal itu karena ia merasaastngdaric@t5n penrbatran
hal yang ada.

5. Adapm hadits nomor (932), maka drn rnrr4pt hadits dari Abu Daud
dan Ahrnad scperti gang dihmiul*an oleh hadts nomor (930) datgan
menganlgap thalak sebagai thalak satu kali. Suami png menthalak
istuiryra boleh melakukan rujuk apabila tidak sampai kepada akhir
bilangon ttralak.

6. Adapn riwa3at kedm hadits riu/alnt Abu Daud, rnaka ia menuniul*an


bahwa thalak, " Al Battah." sesuai dengan niat suami yang
melaksanakan thalak. Maka apabila h meniatkan untuk thahk tiga,
maka ia menJadl thalak tiga. Apabila h meniatkan thalak satu kali,
maka ia thalak sahr png dapat m6uiuk.

7. qdkh BrrkhitAl Mathlibedota: Sesungguhnya RulGnah menthalak


yang iatuh satu kali thalak, apabila diniatkan satu dan jatuh tiga
apabihdiniatkan tiga.

-H-H".^::ffi
8. Riuayat hadits, " la menthalaknya dengan thalak N Battah." di
dalam hadits Rukanah merupakan dalil lumhur ulama yang
menuniukkan bahwa thalak tiga dengan satu kalimat adalah thalak
b'in kubn Di dalamnya tidak ada rujuk kecuali setelah menikah
dengan pasangan lain.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang menjatuhkan
thalak tiga secara sekaligus atau seorang suami yang meniahrhkan thalak
dengan tiga kalirnat yang tidak diselingi oleh lafazh rujuk dan pemikahan
baru, maka apakah thalak tiga tersebut mengharuskan kepadanya sehingga
tidak halal ishinlra bagnya keruali setelah istrinya menikah kembali dengan
lak-laki lain dan menyelesaikan mafa 'iddah darinya, atau ia menjadi satu
kali thalak, di mana suami dapat rujuk kembali kepada ishinya selagi berada
di dalam n:rrsa 'iddah. Sementara setelah 'iddah harus diadakan akad nikah
lagi sekaliptrn isM tidak menikah dengan pasangan lain?

Para ulama befteda pendapat dengan perselisihan yang panjang lebar


dan sekelompok Imam Madzhab serta para ulama seperti Syaikhul Islam
Ibnu TaimiSnh dan sebagian pengikutnya disiksa karena mengatakan boleh
rujukkepadanlra?
Akan tetapi kami di sini menyimpulkan secukupnya insgra Allah.

Mayoritas ulama, di antaranya empat imam madzhab, mayoritas sahabat


dan tabi'in berpendapat kepada jatuhnya thalak tiga dengan satu kalimat,
yaitu apabila seor;rng suami berkata, "Engkau terthalak tiga." atau dengan
beberapa kalimatyang tidak diselingi oleh rujuk dan pernikahan baru.

Dalil mereka adalah hadits Rukanah bin Abdullah, "Bahwa ia


menthalak istrinya dengan thalak Al Battah. Ia lalu memberitahu Nabi
dengan hal tersebut lalu ia berkata kepada Nabi: Demi Allah aku tidak
menghardaki kecuali satu kali thalak saja."

571
ffi#ffffi'^,ffi
dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim.

Petunjuk hadits menunjukkan sumpah Rasulullah SAW kepada


Rukanah sosok laki-laki yang menthalak bahwa thalak Al Bittah tidak
berlaku kecuali satu kali thalak. Ini menunjukkan seandainya yang ia
maksud lebih dari satu, maka terjadi apa yang diinginkan oleh Rukanah.

Mereka juga berdalil dengan hadits yang terdapat di daram shahih


Bukhaidariayahnya,

:t ,S';,, ,# i-;A ,'ei? ,wt't}t >,*, oi


-db

t1:r# 3t+ ;i ,\ ,lG ysl:>t.,Ft ,'&, \t .u


^;tL
.i1li ai v-r
"Bahwa seorang laki-laki menthalak istrinya tiga kali raru ia menikah
lagi, lalu cerai lagi kemudian Nabi ditanya?, 'Apakah wanita tersebut halal
bagi suami pertama?' Nabi menjawab,'Tidak, sampi suami kdua)
mencicipi kemaluan istin5m sebgaimana suami pertama mmcicipin5a.,,

Apabila tidak terjadi thalak tiga, maka rujuk istri kepqda suami pertama
tidak terhalang kecuali setelah suami kedua merasakan kemaluannya.

Mereka juga berdalil dengan perbuatan para sahabat di antaranya


umar bin Khaththab RA, terhadap jatuhnya thalak tiga dengan satu
kalimat sebagaimana dikemukakan oleh Rukanah orang yang menthalak.
Mereka cukup sebagai teladan. Mereka tidak memiliki dalil yang tidak
kami kemukakan, akan tetapi kita mengemukakan dalilyang jelas.

Sekelompok ulama berpendapat bahwa kedudukan thalak tiga


dengan satu kalimat atau dengan beberapa kalimat yang tidak diselingi
oleh lafazh rujuk dan pemikahan baru, maka tidak terjadi kecuali satu thalak
saja. Pendapat ini diriwayatkan oleh para sabahat, tabi'in dan imam madzhab.

Di antara para sahabat yang berpendapat dengan pendapat ini adalah


Abu Musa AlAsy'ari, hnu Abbas, Abdullah bin Mas'ud, Ali, Abdurrahman bin
Auf dan Zubairbin AlAwwam.

575
#;,::":i'#;:ffi
pengikut mayoritas Ibnu Abbas, Abdullah bin Musa dan Muhammad

Sementara dari Imam-imam madzhab: Daud dan mayoritas


Ishak.

pengikutnya,

sebagianpengikut Abu Hanifah, sebagian pengikut Imam Malik' sebagian


di
pengikut Imam Ahmad di antaranya Al Majdi AMis-Salam bin Taimiyah,
sementara cucunya
mana ia mernfatwakan hal ini dengan sembunyi-sembunyi,
Demikian
secara terang-terangan di mana ia memfatwakannya di majelisnya'
pula dengan banlnk PengikukrYa.

Di antara mereka juga lbnul Qayyrm yang mendukung pendapat ini


dan lghatsatul
dengan dula,rngan yang kuat di dalam kedua kitabnya Al Huda
orang-
l_ahkndagan kajian yang panjang, teks yang luas serta membantah
orangyangbertentangan dengan jawaban yang cukup dan memuaskan'
maka
Mereka berdalil dengan nash hukum serta qiyas. Adapun nash,
apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab shahihnya,
..sesungguhnSra Abu shihab berkata kepada hnu Abbas: Apaliah Engkau
Rasulullah,
tidak tahu bahwa thalak tiga diiadikan sebagai thalak sahr di masa
'Ya'' Di
Abu Bakar dan di awal pemerintahan Umar? Ibnu Abbas menjawab,
dalam redalrsi hin dikatakan, " Dikqnblil<att kepda ttnlaksatuT"la menjawab,
*Ya'."

Ini adahh t€ks hukumyangbenar dan jelas sekaliSnng tidakmernbutuhkan


penafsiran dan pernindahan redaksi lagi.
bid'ah
Adapun Qilras, maka menyatukan thalak tiga diharamkan dan
perbuatan
serta Nabi sAW bersab da, " Barangsiapa mengeriakan suafu
Menjatuhkan thalak tiga sekaligus
5ang bukan uruan lami, maka ia tertolak."
adalahbukan perintah Rasulullah. Dengan demikian Ia ditolak dan
tertutup'

Mereka menjawab dalildalil jumhur ulama sebagai berikut:


lain
Adapun hadits Rukanah, maka terdapat di dalam sebagian redaksi
tiga'" Dl
hadits berbunyi, " sesungguhnya ia menthalak istrinya dengan thalak
lagi, " Thalak
dalam redaksi larn, " thalak safu." serladi dalam redaksi yang lain
N Battah." Oleh karena itu Bukhari berkata, "la adalah hadits mudtharib'"
Imam Ahmad berkata, "Sanad hadits tersebut semuanya lemah' Sebagian

576
-'{ svanax ButucHut MARAM +
ulama berkata: Di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang tidak
diketahui. Di dalam sanad tersebut terdapat perawi yang dha'ifdan matruk."

Syaikhul Islam berkata, "Hadits Rukanah dha'if menurut para ulama


hadits. Hadits tersebut dinilai dha'if oleh Ahmad, Bukhari, Abu Ubaid dan
hnu Hazm di mana para perawinp tidak adil dan dhabit."
Adapun hadits riwayat Aisyah, maka berdalil dengan hadits tersebut tidak
memiliki arah, karena barangkali yang dimaksud dengan thalak tiga adalah
penghujung jurnlah thalak yang memang tiga bagi stnmi 5ang melakukan thalak.
Apabila terledi kesamaram, maka pengambilan dalil menjadi bathildan ia bersiht
mujmaTglobal 5rang dibawa kepada pengertian hadits rturayat hnu Abbas yang
cukup jelas sebagaimana terdapat di dalam ushul fikih.

Adapun berdalil dengan praktek langsung dari para sahabat, maka


pertanyaannya adalah siapa di antara mereka yang pantas diikuti?

Kami katakan: Mereka lebih dari serafus ribu orang. Kumpulan orang !/ang
banyak ini -dimana pendahulu mereka Nabi Muhammad SAW- menghitung
thalak tiga sebagai thalak satu sampai di saat Rasulullah SAwwafat 5ang terjadi
seperti itu. [-alu tibalah kepemimpinan selanjutnya,yaitu Abu Bakar Shidiq di
mana kondisi tersebut berlanjut sampai ia meninggal dunia. Kemudian Umar
RA menggantikan posisi Abu Bakar. Lalu berjalan'masa permulaan
kepemimpinannya dan kondisinya sama dengan apa yang terjadi pada masa
Nabi dan Abu Bakar Shidiq. Setelah itu bilangan thalak tiga dijadikan seperti
bilangannya yaitu tiga sebagaimana kita telah lelaskan penyebabrya.

Kemudian png terjadi bahwa thalak tiga dihitung thalak satu oleh mayroritas
sahabat, yaitu mereka-mereka yang meninggal dunia sebelum masa
kepemimpinan Umar atau mereka yang menyongsong ekspansi wilayah
sebelum ada majelis yang diadakan untuk para sahabat lainnya yang
bermukim di sisingra di kota Madinah.

Dengan demikian kita ketahui bahwa mengambil dalil dengan


praktek langsung dari para sahabat dibatalkan dengan sesuatu yang mirip
dengan ijma' mereka di masa Abu Bakar Shidiq.

Praktek langsung Sang dilakukan oleh Urnar dan para sahabat lainn5n tidak
Hanya saja umar melihat bahwa masyarakat terburu-buru dan banyak
menfrrtuhkan thalak tiga, padahal ia bid'ah dan haram hukumnp. Umar
melihat perlu mengharr.rskan apa yang mereka katakan sebagai tindakan etis
sekaligus hukuman dari dosa yang mereka lakukan, lalu mereka mengalami
kemudahan dan ketuasan. Praktek langsung dari Umar bin Khaththab ini
semata-mata merupakan suatu ijtihad dari iitihad para pernimpin. Iitihad ini
berbeda sesuai dengan kondisinya. ljtihad tidak menetapkan syariat yang
mengikat Srang tidak boleh berubah, melainkan Sang p€nnanent dan mengikat
adalah syariat png asli bagi masalah ini.

s5aiLhul Islam berkata: Apabila seorang suatni menthalak isbiqB dengan


thalak 69 di dalam satu kali masa persucian dengan satu kalirnat atau beberapa
kalirnat seperti ungkapan, "Engkau terthalak kernudian terthalak lalu terthalak-"
atau seorang suami b€rlota, "Engkau tert'halak." l-alu iaberkata lagi, "Engkau
terthalak.' kernrdhn b€d{ata kernbali, "Engkau terthalak.", maka hal ini menurut
ulama salaf dan khalaf memiliki tiga pendapat, baik isH yang dithalak telah
berhubungan intim atau belum:

Patama, bahura hal tersebut merupakan thalak Srang memiliki hukum


mubah dan bersifat margikat. Ini adalah pendapat Imam Asy$Bfi'i dan Imam
Ahmad di dalam riwaSat hadits terdahulu dan pendapat tersebut telah dipilih
oleh AI Khirqi.

Kdr4h adalah thalak yang ditraramkan Fng b€rsifat mengikat. Ini adalah
pendapat Inrarn Malik dan Abu Hanihh, satu riuralBt dari Ahrnad. Pendapat ini
dipilih oleh mayoritas pengikutrrya. Pendapat ini dinukil oleh ulama salaf dan
khalaf dari para sahabat dan tabiin.

Kdig,h ditrammkan. Tidak ada Sang mengikat kcrnli hanya sahr thalak
saja. Pendapat ini dinukil dari sekelompok ulama salaf dan khalaf dari pam
sahabat. la adalah pendapat mayoritas tabiin dan para ualam setelah mereka.
Ia pendapat sebagian pengikut Imam Abu Hanifah, Malik dan Ahrnad.

Adapun masalah bersumpah dengan thalak, maka Imam Ahmad RA


berkata: Peftedaan jelas antara ungkapan thalak dan sumpah, antara nazar
dan sumpah dengan ia;zar. Apabila ada seseorang merninb sr.ratu kebutuhan
{ svanan BULUGHUL MARArrrr $
kepada Allah lalu ia berkata: Apabila Allah SWT menyembuhkan sakitku atau
Allah SwTdapat melunaskan hutangku ataupun dapat menyingkirkan halfng
memberatkan diriku, maka aku berjannji demi Allah akan bersedekah seratus
dirham, berpuasa satu bulan atau memerdekikan budak. Ini adalah ta'liqrizar
5nng harus dilalsanakan berdasarkan Al Qur'an, sunnah dan ijma'.
Apabila ada seseorang menfa'liq/ menggantungkan nazar dengan
bentuk sumpah dengan tujuan menganjurkan atau meiarang lalu ia berkata:
Apabila ia (wanita) pergi bersama kalian atau apabila ia menikah dengan
fulan, maka aku menanggung ibadah haji si fulan atau hartaku untuk
sedekah. Pendapat ini menurut para sahabat dan mayoritas ulama. Ia di sini
bersumpah dengan nadzar, bukan ia melakukan nadzar. Apabila ia belum
menunaikan apa yang merupakan keharusan baginya, maka cukup baginya
l<affantsumpah saja.

Kepufusan Dewan Ulama Besar Mengenai Masalah Thatak


Tiga dengan Satu Ungkapan
Nomor 18 tangsal L2/ ll / 1393 H.
Dewan ulama besar berkata: kajian masalah thalak tiga dengan safu
ungkapan serta Setelah mengkaji, tukar menukar pendapat, memaparkan
pendapat-pendapat grang ada serta mendiskusikan pendapat-pendapat tersebut,
maka detvan telah sampai kepada suara mayoritas unfuk memilih pendapat
png meniafuhkan thalak tiga dengan sahr ungkapan di marn hal ini bertentangan
dengan pendapat lima anggota deuuan, mereka adalah Syail'h AMul Azizbin
Baz, Syaikh AMul Razaq Afifi, Syaikh Abdullah Khiyath, syaikh Rasyid bin
I(hunain dan Syaikh Muhammad bin Jubair.

Ulama yang lima ini memiliki pandangan yang ungkapannya sebagai


trerikut:

Segala puji bagi Allah, shalawat berserta salam semoga dilimpahkan


kepada Rasulullah dan keluarganya serta kepada onmg-orang setelahnya.

Kami melihat bahwa thalak tiga dengan satu ungkapan berarti thalak satu.

Peneliti berkata: Masing-masing dari dua kelompok datang dengan dalil-


dalildan apa lrang mereka pandang.
-{svrurlulucrumAum#
\, -t :t ,:';'r i6 ,i6 -& i,r qt- {;; njli -1rr
,la>atr,t,3' ,L ,jtai.L-- iy L)6 ,*t *
.€e:,',rse't,l4t.J;l,li.*i!' l r, .1+;.'Sr,
,hYrt .',;>ti,lry :,;l; Lt n'rt* l) !,t: et
.<L'&tt
933. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasululhh SAW bersaMa, " Tiga
hat SanS sqius teritdi dan bercandang iuga turtzdi, tpitu, Nikah, thalak
dan rujuk." (HR. Empat Imam Penyusun l<itab ,As'.Sunan kecuali An-Nasa'i
serta dinilai shahih oleh Al Hakim)

Di dalam riwaSpt lain redaksi hnu Adi dari redalsi hadits dha'if- thalak,
m em qd etcalcan b udak da n n ilrah." ts

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits hasn. Hadits di atas diriwayatkan oleh
Abu Daud, At-Tirmidzi, di mana ia menganggap hadits tersebut adalah hadits
hasan. Ibnu Majah, Ad-Danrquthni, Al Hakim dan ia menilainya shahih,
pengarang Al llmam mengukuhkannya serta lbnu Khuzaimah. Mereka
semua melalui jalur AMurrahman bin Habib, dari Atha bin Abi Rabah, Ibnu
Malik dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW bersaMa.-. Lalu ia
mengemukakan hadits. At-Tirmidzi berkata, "lni hadits ha*n gharib."

Az-7aila' i mengemukakan hadits-hadits lain Snng seienis.

Al Albani berkata, "Yang telah tersimpulkan menurutku bahwa hadits


tersebut adalah hadie hasandengan sekumpulan hadits sanad Abu Hurairah
yang dianggap oleh At-Tirmidzi sebagai hadits hasn serta sanad Hasan Al
Bashri sebagai hadits mursal. Hadits di atas bertambah kuat dengan hadits

ts?AbuDaud (21941, At-Tirmidzi (1184), IbnuMajah (2039'), AlHakim (2800) dan


Ib,nuAdi (5/6).

580
-{ svlnax ButuGHUtMAnam #
Ubadah bin Shamith serta atsar para sahabat yang menunjukkan bahwa
kandungan hadits telah popular menurut mereka." Wallahu 'alam.

Kosakata Hadits
Jiddun: Dikatakan di dalam Al Mishbah jadda fi kalamihi, maksudnya
kebalikan dari bermain-main, di antaranya sabda Rasulullah SAW " Tiga hal
jang kesunguhanrya tqjadi dan bermain-mainn5n jugd terjadi."
Hazlun Kebalikan dari sungguh-sungguh. Al Hizlu adalah pekerjaan di
mana bermain-main mengalahkan kesungguhan. Dikatakan di dalam .4/
Mishbah, Hazila fi lakmihi,maksudnya bermain-main.

Al Ataq, Secara etimologi Al Itqu adalah melepaskan. Secara terminologi


adalah memerdekakan budak dan melepaskan dari perbudakan.

^-
el'.r:r- ,r.Ul ;1. ;;C ,>"- 6 ,;ftf,,;lt c., .r-rAif3 -lrt
',ji ,Jt5.ills rr(trtt ..ritiJr :d,)t a Lirr '):;-,11 :^-., -';Z
tV /,
J .. .. tt.zz , -. c. , c.'-i a ti,i
oJu" 1 .( S J.cr r;plr
934. Riwayat Harits bin Usamah dari hadits Ubadah bin Ashamith RA,
Ia menganggapnya sebagai hadits marflt", "tidak boleh bermain-main
dalam tiga hal: Thalak, nikah, membebaskan budak. Barangsiap yang
mengatakan hal tersebut, maka menjadi wajib." sanad hadits di atas dha'if.\$

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits dha'if. Hadits di atas diriwayatkan oleh Al
Hadts bin Abu Usannh di dalam Musnadnln: Basyar bin Umar berbicara kepada
kami, Ubaidillah bin Abu Ja'far berbicara kepada karni dari Ubadah bin Shamit.

Menurut saya, ini adalah sanad yarrrg dha'if Ia memiliki dua illat:

ts Mremadul Hants (7aw aidul Hai*ani) (L I 5 5 5\ .

58r
':*xffi
Ubadah bin Shamith. Tidak ada ketetapan bahwa Ubaidillah mendengar dari
para sahabat.

Kdw, kedhaifan Abdulhh bin l-ahi'ah. Al Hafidr berkata, Ia jujur dan


telatr bercampur baur setelah btrku-buku tersebut terbakar'

Akan tetapi hnu Haiar di dalam At-Talkhish Al Habir m€ngemukakan


beberapa sanad hadits. Seluruh sanad hadits dha'it akan tetapi sebagian
saling menguatkan . Wallahu 'alam. la meriwayatkan hadits mauquf dari
Umar dan Ali serta hal sepadan lainnga.

Kosakata Hadits
IhkbtnMengharuskan dan menetapkan serta mdalmasanakn hulrumrya.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Dua hadits menuniukkan terlaksananya hukum-hukum yang
disebutkan, lEitu al(ad nikah, thalak dan rujuk kepada istri menuju
pernikahan dan pernbebasan budak.

2. Ini adalah hukum-hukum yang cepat terlaksananya serta


penjalarannSn sangat kuat apabila keluar dari orang png memiliki
hak tersebut, di mana ia dapat melaksanakan di dalamnya. Oleh
karena itu tidak ada ruiuk lagi di dalamnya setelah ia bersifat mutlak.

3. Barangsiapa melakukan al(ad kepada budak, menthalak istri serta


memerdekakan budak, maka ia langsung terlaksana saat diucapkan,
baik ia secara sungguh*ungguh, bemnin-main atau bersendau glEU,
dimana di dalam akad ini tidak ada khiyar majelis dan khiSnrsSnrat.

4. Dernikian pula rujuk, maka ia dapat teriadi saat diucapkan, di mana


ridha dari istri tidak dispratkan dan tidak harus ada penerimaan
terhadap hal tersebut.

5. Dm hadits di atas sebagai muklnshislpqgl<husus) bagi keumuman


hadits,

.:St, ir;!r u:t


582
{ svanar BUtuGHUt MAn*rr #
" Sesungguhnya sahnya amal perbuatan ifu betganfung niabzya."

6. Dua hadits ini mengingatkan manusia agar tidak bersenda gurau dan
bermain-nrain dengan hukurn ini, sebagaimana dilakukan oleh sebagian
orang di kediaman mereka, baik yang bersifat umum atau khusds,
bahkan manusia harus berhatFhati agar tidak jatuh @a hal yang
melibatkan dirinSa.

7. Hikmah -wallahu 'alan> cepat terlaksananya pemikahan, rujuk


dan pembebasan perbudakan, maka Allah SWT memang ingin
menjatuhkannya. Dengan demikian ia menjadi terlaksana dan
berjalan saat diucapkan.

8. Adapun thalak, maka hikmahnya


-wallahu 'Alam- adalah karena
thalak merupakan hal yang sangat strategis sekali di mana
mengulanginya merupakan sesuafu yang menjadikan iski sebagai
wanita yang terthalak sekaligus menjadi orang lain.Selain itu
bergaul dan berhubungan intim dengannya haram hukumnya.
Sesungguhnya mayoritas suami-suami lang melakukan thalak adalah
mereka-mereka pernilik sifat emosional kejiwaan. Mereka bukan sosok
orclng yang lurus,/adem ayem. Karena ditakutkan ada pengingakaran
niat thalak dan tujuannyaserta dikhawatirkan ada unsur bermain-main
dengannya, maka ia menjadi terlaksana dan berjalan pada objeknya
sekalipun tidak ada niat atau tujuan untuk thalak.

9. Para ulama sepakat bahwa barangsiapa yang menthalak istuinya,


maka isbinya terthalak, baik thalak gnng dilakukan secara bermain-
main atau sungguh-sungguh. Tidak ada gunanya seseorang berkata:
Aku bermain-rnain dan bersenda gurru.

et *\t -* 4t * -& i,r er-i;:.; ,j *r-1ro


,'j^1J I t1 ,t1-jili *it (, ;f * )r*J.;ttf ilr 3y ,jd
^\b'J"1 .6-KJ'tf
-^,:":Trffi
"sesunguhnya Allah swT memaalkan umatku hri ap @ng tubesit
(HR'
dalam benala5a, selryi ia tid* meJakul<an atau menbicankamjn"
Muttafo'Ahilf

Kosalrata Hadits
Tartnuna, Diambil dari kata Jaa-giuuztt dan lolirnat tafinuaza anil
mus4 yaitu mem.Elkan, mdapangkan dan ti{ak rnemperhiturBlGn dosanya.

Hdatst Maksudnya memberitahukan. Yang dirnaksud adalah suara


hati, lpitu sesuatu lnng terlintas di dalam hati yang merupakan was-was'
aat aa

,. .. ..
*\,* e'- {V /'fi -rrr
*ttts
tr|f€-l t1j '* *tju; hr 35 ,*t
.7.
a,
.ll ,€Ati ,Lv ut irtt '(qle
936. Dari hnu Abbas RA, dari Nabi sAW, ia berkata, "sesunguhng
Atlah SWTmernaaflcan bgi umatku, keslahan, kealpan, dan sesuatu jmng
dipl<stran kepdanp." (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim). Al Hakim berkata:
Hadits ini tklak kr.rat.

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits haean. Pandangan para ulamaberbda-beda
mengenai hadits ini dan juga mengenai beberapa Pendapat yang

unggul adalah diterimanp hadits di atas.


Ibnu Hajar berkata: Para perawi haditsnya tsiqah, hanya saja ia
menganggapnya ada //afyang tidak buruk.

Ibnu Raiab di dalam Snrh Al Arba'in berkata, "Hadits ini diriwayatkan


oleh lbnu Majah melalui sanad Al Auzai dari Atha'dari hnu Abbas dan dari
Nabi Muhammad sAW. hnu Hibban meriwayatkan hadits di atas di dalam
shahihn5ra (161202) dan M-Danquthni l4/lT}lkednanSra berasal dari Al Auza'i
svanax ButuGHUt i ARAM +
-{
dariAtha'dari Ubaid bin Umaildari IbnuAbbas dari NabiMuhammad SAW Ini
adalah sanad yang shahih di dalam bentuk lahiriah perintah tersebut. Para
perawin5E semuanSra dapat di;adikan huijah di dalam kitab hadits shahih Bukhari
dan Shahih Muslim. Hadits ini diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia berkata:
Hadits di atas shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim dan pendapat
tersebut disetujui oleh Adz-Dzahabi."

Akan tetapi hadits di atas memiliki satu ilat. Imam Ahmad sangat
mengingkarinya. Imam Ahmad berkata, "Hadits tersebut tidak diriwayatkan
kecuali dari Al Hasan dari Nabi sAW. Abu Hatim berkata: Ini adalah hadits-
hadits mungkar. seakan-akan hadits-hadits tersebut merupakan hadits-hadits
maudhu'. Sesungguhnya Al Auza'i tidak mendengarkan hadits ini dari Atha'.
Hadits ini diriwayatkan dari Nabi dengan bebempa bentuk lain."

Abu Daud berkata, "Al Walid bin Muslim meriwayatkan hadits dari Malik
sepuluh hadits yang tidak memiliki dasar hukum. Di antaranya empat berasal
dari Nafi'."

Menurut saya, "Secara lahiriah sesungguhnya dari yang sepuluh hadits


tersebut adalatr hadits ini."

Adapun Slnikh Albani, maka ia berkata Snng kesimpulannya, "Aku tidak


melihat apa yang telah dikatakan oleh Abu Hatim. sesungguhnya tidak boleh
mendhhaifkan hadits hanya kadar dakwaan tidak mendengar. oleh karena itu
kita berketaapan pada dasar hadits, yaitu keabasahan hadits sampai jelas
keterputusan sanadnya."

Adapun Al Hafizh hnu Hajar, maka ia berkata, "Para perawi haditsnya


tsfiqah." Bukhari be*ata, "Sanad haditsnya s/rai.ritrseb4aimana dinilai shahih
olehhnu Hibban." An-Nawawi m€nganggapnya sebagai hadits hasndidalam
Ar-Raudhah.qnikh Ahmad gnkir juga menilairyn slnhih.

Kosakata Hadits
Wdhah Mernaafkan, mengampuni dan menggugurkan dosa.

Al Khab': Kebalikan dari benar, ia adalah sesuatu Spng tidak disengaja.


An-NiqEn Bentuk masdar dari Nasiya. Ia memiliki dua arti.

58s
:::::":**
Kdua,yaitu ia yang dimaksud di sini masuknya kelalaian dari apa yang
terjadi di dalam otak.

Hal-Hal Penting Dari Dua Hadits


1. swT mengampuni dan
Hadits nomor 935 menunjukkan bahwa Allah
memaalkan pemikiran dan bisikan yang tertintas di dalam hati'
Seseorang terkadang mengajak belticara dirinlA dan terlintas di dalam
hatinya. Oleh karena itu sesungguhnya hal-hal yatg terlintas di dalam
jiwa dan bisikan-bisikan hati, bukan pekeriaan manusia dan
kehendaknp. Ia adalah hal yang sampai dan terlintas di dalam hati
tanpa kesengaiaan. Hal ini dirnaafkan oleh Allah swT dan Allah swT
mengampuni hambanya di mana melakukan5n tidak apa-apa'

2. Berpijak dari sini. Apabila seseorang berfikir untuk menceraikan dan


terlintas di dalam hatinya, tetapi ia tidak berbicara dan tidak menulis,
maka bisikan hati dan pemikirannla tersebut tidak dianggap sebagai
thalak.

3. Adapun hadits nomor 936, maka ia menunjukkan bahwa kesalahan,


kealpaan, dan pernaksaan di dalam hal thalak dimaalkan dari pelakunla
dan dapat ditoleransikan. Oleh karena itu apabila seseorzilng berkata
kepada istrinSa, "engkau sedang suci." lalu ia berkata oh salah yang
benar adalah ungkapan, "engkau terthalak', maka isti tidak terthalak
karena thalak dianggap jatuh karena keinginan lafazh terhadap
kanaungannta.

4. Adapun orang !/ang dipaksa, maka thalaknp tidak jatuh'

Ibnul Qayyim berkata: Hal tersebut karena orang yang dipaksa telah
mengUcapkan kata-kata yang menunM hukum, akan tetapi hukumn5n
tidak dapat ditetapkan karena ia tidak merniliki niat terhadap hal
tersebut. Yang ia niatkan hanya bagaimana dirinya terhindar dari
bahap. Di sini hukum tidak ada, karena tujuan dan keinginan yang
dituntut oleh ungkapan thalak juga tidak ada'

586
-{ svlnlx BUtucHUt MARAM +
5. Adapun orang yang dipaksa karena kebenaran, maka thalaknya jatuh.
Hal ini dapat terjadi pada seorang suami yang melakukan sumpah /a'
(sumpah tidak berhubungan intim dengan istrinya beberapa waktu),
yaitu apabila telah melebihi wakfu empat bulan di mana ia englan
menunaikannSa kernudian Hakim mernaksanla unfuk mdalarkan thalak,
makathalakn5a jafuh karena ia merupakan palsaan dengan keb€naran.

6. Hadits nomor 936 mempakan dalil bahwa hukum-hukum akhirat yang


berupa sanksi dapatdimaafkan bagi umat Nabi Muhammad apabila ia
muncul karena kesalahan, kealpaan atau paksaan.

7 . Sesungguhnya thalak orang yang kesalahan dan orang yang dipaksa


tidak jafuh menurut mayoritas ulama. Di antara mereka adalah tiga
Imam madzhab, yaitu Malik, AsySgrafi'i dan Ahmad. Sementara thalak
jatuh pada Imam Abu Hanifah.

8. Pemahaman hadits bahwa manusia apabila berbicara dengan hukum


qpriat seperti mengungkapkan lafazh thalak atau mengerjakan sesuatu
berupa ia menulis lafazh thalak, maka thalak tersebut jatuh padanya
dan tidak ada alasan yang lain saat itu.

d iG, i? ,it) :Jv -W ht oir- .r& i; *r-lrv


i;i *t * ht ;* :t );, €E rk '";r ,lu-t ,o.',?..

',s)4, l1., .6;-


.$|& 1 1,,11t,y!s, ?? t;t),q6 i.t t Ft
937. Dari Ibnu Abbas RA, i" Unrt utu, Op"OU" ;"r;, zuami
mengharamkan isbinp Sang tidak merniliki masalah apa-apa. Nabi SAW
bersaMa, "Tblah ada pda din Rasulullah ilW sebuah teladan 5ang bik.'
(HR. tukhari).

Redaksi Imam Muslim dari lbnu Abbas: "Apabila seorang suami


ffix;#:ffi
ia harus m embgr l<afanblgP-"
tee

Hal-Hd Penting dari Hadits


1. Kandungan hadits }nitu, Apabila seorang suami berkata kepada
istr.ir47a, 'Engkau traram atas diriku.' lrehararnan tersebut bukan
karena

thalak, tetapi karena sumpah di mana di dalamnp terdapat kaffarat


sumpah yang harus dituanaikan sebagaimana Allah SWT berfirman,
'HaiNabiSAW;mengaryl<amumanghamml<anapyangAllah
menghalalkannya bagimu, kamu mencart kesenangan hati istri-
istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya Atlah telah mewaiibkan kepada kamu sekalian
membebaskan diri dari sumpahmu." (Qs. At-Tahrim 166l t-21.
Maksudnya Allah swT memberlakukan kehalalan sumpah kalian
dengan melalsanakan l<afarat png disebutkan di dalam surat Al
Maa'idah.
2. Hadits di atas menunjukkan bahwa siapa saja yang mengharamkan
sesuatu yang telah dihalalkan oleh Allah SWT, maka ia tidak haram'
Sebab ketralahn dan ketrararnan sesuatuberada ditangan Allah SWT.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman, "Hai omng-orang yang
fuiran, fienganlah latnu hanmtcan aFaP gng bik Sang telah
Altah halaltan bgi lamu." (Qs. Al Maa'idah [5]: 87). Tidak ada
pe6edaan antara orlng yang membolehkan apa yang diharamkan
oleh Allah swT dan antara orang yang mengharamkan apa yang
dihalalkan oleh Allah swT. semuanya merupakan penindasan
terhadaP hukum-hukum Allah SWT.

3. Dari Atsar lbnu Abbas ielas sekali bahwa seorang suami apabila telah
mggharamkan isbinyra, maka penghararnan tersebut meniadi sumpah
yang dapat halal kembali dengan kaffantyangdisebutkan di dalam
surah Al Maidah.

fse Bukhari (5266) dan Muslim (1473).

588
H;":;ff;,,-,::ffi
melalukan sesuafu yang diharamkan lalu ia bersumpah dan membayar
kaffarat sumpahnya berdasarkan hadits yang ada di dalam shahih
Bukhari dan shahih Muslimdari hadits Abdurmhman bin Samrah, ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda, ,,Apabita engkau bersumpah
dan engkau melihat sesuafu yang lain lebih baik, maka ba5arlah
kafkntsumphmu dan lakukan sesuatu 5nng lebih baik."

4. Pensyarah kitab ini (Al Bassam) membenarkan pendapat bahwa


pengharaman terhadap istri atau hal-hal lainnya yang mubah tidak
berfungsi. Ia tidak memiliki hukum sama sekali. Dalilnya bahwa
masalah haram dan halal adalah milik Allah swr. Allah swr
berfirman, " Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang
disebut-sebut oleh lidahn5a secara dusta." ini adatah halat dan hamnt..
(Qs. An-Nahl [16]: 116). Lalu Allah SWT berfirman kepada nabiNya,
" Mengap, kamu mengharamkan apa yang
Allah menghalalkannya
bagimu]' (Qs. At-Tahriim [66]: 1) tidak ada perbedaan di antara
menghalalkan lnng haram dan menghammkan yang halal. Ketika yang
pertama bathil, maka yang kedua juga bathil lalu kita melihat selain
pendapat ini. Kita menjumpai pendapat-pendapat yrang simpang siur.
Tidak ada dalil hukum dari Allah. Pendapat ini dituhjukkan oleh hadits
riwayat hnu Abbas. Adapun l<affamt maka ia karena sumpah, bukan
harrln sekedar adanya pengharaman.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Para ulama berbeda pendapat mengenai seorang suami yang berkata
kepada istrinya, "Engkau atas diriku haram." kepada delapan belas pendapat.
Pendapat-pendapat yang lebih mendekati kebenaran ada tiga pendapat yaitu:

Pertama, hal tersebut adalah sumpah yang harus dibayarkan kafaratnya.


Ini adalah pendapat tiga Imam madzhab, Abu Hanifah, Malik, Asy-Asyafi'i dan
Al Auza'i. Pendapat ini dikatakan oleh Abu Bakar, Umar, Ibnu Mas'ud, hnu
Abbas dan Aisyah.

Kdua, terganfung pada niat orang yang mengungkapkan kalimat thalak,


ffi,#ffi
riwa5at dari Imam Ahmad dan pendapat yang dipilih oletr sekelompok
madzhab Hambali.
pengikut

Ketiga, bahwa hal etrsebut adalah sumpah zhihar. Ini adalah pendapat
Ishaq dan sekelompok tabiin.
Spng masyhur dari madzhab Imam Ahmad,
Al Qurthubi berl,.ata, 'Sebab perselisihan pendapat adalah bahwa tidak
ada teks hukum yang dapat dijadikan dalil hukum di dalam Al Qur'an dan
hadits. Oleh karena itu para ulama saling tarik menarik'"
Ibnul Qayyim berkata dalam pengambilan pemilik ma&hab-madzhab ini.
Pengambilan dalilhukum ulama yang berpendapat bahwa ia adalah sumpah
yang harus dibayar kafaratnya adalah firman Allah SWT, "Hai Nabi SAW
mengary kamu menghanmkan ap Sang Ntah menghalalkanng bagimu."
(Qs. At-Tahriim [66]: 1) lalu Allah swT berfirman, "sesunguhn5n Allah
telah mewajibkan kepda karnu sel<alian metnbebaskan dirt dari sumphmu'"
(Qs. At-Tahriim [66], 2) serta atsrdarihnu Abbas yang ada pada kami.

Pengarang Syarh Al l{abirberl<ata, "Pendapat Ini adalah pendapat yang


lebih mendekati kebenaran dan lebih unggul."

Pengambilan dalil pendapat yang kedua adalah bahwa lafazh yang


digunakan tidak dikhususkan untuk meniatuhkan thalak, melainkan ia
mengandung kemungkinan untuk thalak, zhihar dan sumpah /a'. Apabila
seseorang memalingkan kepada salah safunp dengan niat, maka ia telah
menggunakan sesuatu yang cocok dengannya. Lalu dipalingkan kepada
sesuatu yang ia kehendaki. Ia tidak melampau batas dan tidak meremehkan'

Adaprn pengambihn da[l hulrum ket@, maka se$rgguttnya lafazh tersebut


diletakkan sebagai pengharaman. Seorang hamba tidak memiliki hak untuk
mengharamkan dan menghalalkan. sesungguhn5n yang dilimpahkan kepada
manusia adalah membuat sebab png menuju kepada hukum-hukum tersebut'
Apabila seorang manusia mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan oleh
Allah swT, maka ungkapan yang mungkar dan dosa adalah seperti ungkapan,
"Engkau bagiku seperti punggung ibuku," bahkan hal seperti ini dapat dikatakan
sebagai zhihar karena apbila seseorang menyerupakan istrinp dengan orang

590
I svanlx BULuGHut MARaM #
yang haram baginya dinikahi, maka penunjukkan ketetapan haram lebih
kuat. Apabila seseorang menjelaskan pengharaman terhadap istrinya, maka
sungguh ia telah menjelaskan tuntutan penyerupaan dengan lafazh zhihar.
Dengan demikian ia lebih utama dikatakan sebagai sumpah zhihar.

,p+* rl ir^:t *'- \ic ;,,1 -wx


zi.t ;:\:-Wht
,* :trir;f',Uu ,9 e;i ,*r'e ht'* yt {;;
.U,$t $' .(*\ 4\,#, o'i u a,jvi
938. Dari Aisyah RA, n O*u' Sesungguhnya anak perempuan Al Jaun
saat ditemui oleh Rasulullah sAW dan Rasulullah hendak mendekatinya, ia
berkata, "Aku berlindung kepada Allah darimu" lalu Nabi sAW bersabda,
" Engkau telah meminta perlindungan kepada Dzat yang Maha Agung, maka
temuilah keluargamu." (HR. Bukhari). ls

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Nabi telah menikah dengan Amrah binti AlJaun.,Ketika Nabi dekat
dengannSa, ia berkata
-sebagai benfuk ijtihad darinya- aku bertindung
kepada Allah dari dirimu, dan Rasulullah SAW bers at/ra,
" knngsiapa

yang meminta perlindungan dari kalian kepada Allah, maka


lindungilah." lalu Nabi melindunginya dan berkata ," Engkau sungguh
telah meninta perlindungan kepada Dzat yang Maha Agung, maka
temuilah keluargamu." (HR. Bukhari). rer

2. Di dalamnya terdapat dalilbahwa ungkapan, "Temuilah keruargamu."


adalah ungkapan thalak, sekalipun ia bukan lafazh untuk tharak dan
hal-hal yang berhubungan dengannya.

3. Ungkapan, "Temuilah keluargamu." adalah benfuk kata kiasan dari

rsBukhari (5254).
rerBukhari (5254).

59t
ffi:":-,;:;ffiffi
madztEb Imam Atrmad trarus dengan nhtthalak derni mernbandinglon
kepada ungkapan suami png melakukan thalak, Sebab hal tersebut
bisa saja teriadi saat dalam kondisi marah, keributan atau jawaban
kepada permintaan istri 5nng terthalak. Tanpa adanya niat atau
indikator-indikator ini, maka thalak dengan kata sindiran tidak iatuh.

4. Ungkapan thalak terdiri dari sran h (trngkapan yang jelas) dan kir\al/ah
(kata kiasan).

Adapun bentuk sharihnya, maka ia terdiri dari kata thalak dan


kata-kata yang bersumber dariqa. Di sini thatak iatuh, baik diucapkan
secara sungguh-sungguh dan bermain-main. sekalipun ia tidak
menhtkanngn.

5. Adapun ungkapan kata kiasan di dalam thalak ada dua bagian:


ungkapan yangielas dan ungkapan !,angsamar'

Unglopan kata k&san Snrg idas s€perti engkau tdah sendirian, bebas,
terlepas, ptrtus serta lrartinhh dengian laki-laki png kau kehendaki.

Dan ungkapan kata ldasan l,ang samar s€p€rti keluarlah, pergilah,


lepaslah, bebaskanlah, engkau bukan u/anitaku lagi, aku melepaskan
dirimu dan tenruilatr kduargamu.
Perbedaan kata kinsan FngJelas dan samar. Sesfirgguhn],a kata-kata
ldasan SBng jelas adalah png diletalGn trnhrk thalak ba'in di mana ia
thalak saia.
iatuh thalak tiga dengannlra, sekalipun ia haryn niat satu
Ini adalah pendapat yang masyhur dari rnazdhab Hambali'

Adapnr kata ftiasan yang sarnar, maka fr dilchkkan untgk thalak satu,
sehgi diucapkanr[Ta tidak lebih dari satu. Dengan demikian apa
yang ia ni.r*an teriad.

7. Fernbagian ini dahm ungl€pan thatakadabh pendapatFng tna+,hur


dari rnadzhab Imam Ahmad.

tbnul Qayyim Hata, 'Pembagian unskapan thalak kepada sharih


dan l&rat/ah, sekaliprn hbenardi sisi peUa*annlB, tetapi hberbeda
sesui dengan lcondisi, pribadi, uaktu dan ternpa$E. la h*an hukum

5?2
svanau BUtuGHUt MAnar'r #
-l
yang ditetapkan oleh lafazh itu sendiri. Banyak sekali ungkapan thalak
sharih menumt suatu kaum, tetapi ia adalah kiasan bagi kaum lainnya.
Atau ia bersifat sharih di dalam suatu kondisi dan tempat tertentu,
tetapi kiasan pada kondisi dan tempat lainnya dan realitas dapat
di;adikan salsi."

Syaikh Ali bin Isa seorang hakim negeri Syaqra' berkata,


"sesungguhngra lafazh At-takhliah (pengosongan) adalah sharih di
dalam kebiasaan kita sekarang."

S5aiLh AMurrahman As-sa'di berkata, "Pendapat yang shahihbahwa


lafazh thalak tidak tertentu. Setiap lafazh yang memiliki arti thalak,
maka ia cocoVpantas merupakan bagian dari lafazh-lafazh thalak
sebagaimanadidalam hal muamalah dan yang lainnya."

9. Slraikh Muhammad bin hrahim Alu Syaikh berkata, "Tidak diragukan


bahwatandatangan di atas dokumen thalak tidaktermasuk ungkapan
thalak, baik ungkapan yang sharih atau kinayah. Hal ini karena tujuan
seorang suami hanya menulis namanya di bawah fulisan orang lain.
Dengan demikian apabila seomng suami tidak mengungkapkan sama
sekali sesuatu yang tertulis di dalam kertas, maka tidak nampak bagi
kitaphrhnSa thalak dengan tandatangan seorang sqami pada dokumen
thalak tersebut."

ir '&)- rc
.^r\t
qE ir -b it [;3 lG ,'lG -& *i -1rl
,rK,* o;"r>v \ :'&")
i ,::;t * Lv ,.t'e?r, ,:J'iz f'r.rsaj' ;*'r
.UiiW'K ,"o- i\€-f) ,y*,;t
939. Dari Jabir RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersaMa, "Tidak ada
thalak kquali setelah pemikahan dan tidak ada pemerdekaan budak kecuali

593
ffi,ffi^'ffiffi
ia dianggap cacatre lbnu Majah) meriwayatkan hadiS dari Al Miswar bin
Makhramah lBng sepadan. Sanad haditsnp haan, akan tetapi dianggap
cacat juga.te3

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadiS hasn. N Mushanifberftata: Hadits di atas
diriwalatkan oleh Abu Ya'la. Al Hakim menilainya shahih. Al Hakim berkata,
..saya sangat heran dengan Bukhari-Muslim bagaimana keduanya
mengabaikann3n. Benar terdapat hadits shahihberdasarkan qnrat Bukhari-
Muslim dari hadits hnu umar, Aisyah, Ibnu Abbas, Mua& bin Jabal dan
Jabir."

Akan tetapi hadits tersebut cacat dengan apa yang dikatakan oleh Ad-
Dartquthni, "Pendapat yang shaDrfibahwa hadits di atas murslhnddalamn5a
tidak ada Jabir." Yahya bin Ma'in berkata, "Tidak shahihhadits dari Nabi,

.9*.*il '.;Yl" Y
'Tihk da thalak kxuali setelah pa'nil<aharl."
Ibnu AMil Barr berkata, 'Hadits di atas diriwayatkan dari beberapa arah,
hanya saja ia menumt pakar hadits mengandung cacat. Akan tetapi terdapat
s5ahidyang diriwa5ntkan oleh lbnu Majah dari Ali Miswar bin Makhramah
yang sepadan. Sanad hadits di atas haant,akan tetapi ia juga cacat karena ada
perselisihan pendapat dengan Az'Zvhri"

Al Baihaqi berkata, "Hadits yang pating sAafiiilrdi dalam masalah ini adalah
hadits Amru bin Sp'aib dari alnhnya dari ltakek4a menurut,4srlabus-sunan,

.I:JIJ Y q'u*'tr'e;
"Tidak a& hak thalak bgi sanng suami tahadap sesuatu tnng b

rer
AlHakim Qn04.l.
res
lbnuMaiah (2048).

5?4
{ svlrlr rulucHur rriARAM
tidak miliki;' (Al hadits)."

At-Tirmidzi berkata: Hadits di atas adalah hadits terbaik yang diriwagatkan


di dalam masalah ini. Al Baihaqi berkata: Bukhari berkata' Hadits yang paling
shahihdan paling masyhur adalah hadits Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari
kakelmp. As-Suyrthi mer{langgapnyn sebagai hadits rlasandi dalam Al Jami'
Ashagir, hnu AMil Hadi berl€ta: Fara perarui haditsnya tsigah-

:Jv -'frn?nr uir- :L'* yj ,? * /. )t' ?s -qt.


|&, , g ilT cr.Y l.i, Y) ,&t * ilt e |t J';1iG
',\t>'g L?i.(3!:t ! r} d A>,v vi .A; y r::t 'i ,y,ti
.y,r:rc?i n'o:dr ; *: ,:^r.ir:, ,',r;^,j,,
940. Dari Amru bin qru'aib dari ayahnp dari kakekngra RA, ia berkata:
Rasulullah SAW bersaMa, " Tihk * ndzar bagi anak #n taffip sesmtu

tang ia tidak miliH, tidak a& pantqdel<an budak tethadap sesuatu Sang ia
tidak miliki dan tidak ada thalak bagtng tethadap seshatu yang ia tidak
miliki."kiR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)At-Tirmidd menilain5a shahih. Dinukil
dari Bukhari bahwa hadits di atas adalah hadits yang paling shahih di dalam
masalah ini.rq

Peringkat Hadits
Telah ada pembicaraan mengenai peringkat hadits yang lalu. Ibnu
Halr mengernukakan di dalam At-Talkhishdan ia mendiamkanrqa. hnu Halar
menukil pendapat di sini, yaitu Asumsi At-Tirmidzi terhadap keshahihan
hadits. At-Tirmidzi trerlota: Hadits di atas adalah hadits png terbaik Sang
diriwaptkan di dalam bab ini sebagaimana Bukhari dahulu mengatakan:

rq Abu Daud (2 190) dan At-Tirmidzi ( I l8l).

5?5
ffi;:,':::::J;::ffi
mengangFpnya sebagai hadits hasan.

Hal-HaI Penting Dari Dua Hadits


1. Membelanjakan harta tidak sah dan tidak dapat terlaksana kecuali
terhadap sesuatu yang dimiliki oleh seseorang. Adapun sesuatu yang
tidak ada di bawah kekuasaan seseorang, maka tidak boleh dan tidak
sah pembelanjaan harta darinya sebagaimana dikatakan oleh Nabi
Muharnmad SAW

.!:ri',r) t1 € :!',
-
Dan ianganlah engl<au meniual sesuatu 5nng tidak ada di sisimu."

2. Di antaranya thalak. Thalak tidak sah dari seorang laki-laki terhadap


uranita asing yang bukan istrinya. Dikatakan, "sesungguhnya thalak
milik orang yang memiliki kekuasaan." Nabi SAWbersabda,

t:l; -dvl v
ry.y
" Tidak ada thalak terhadap sesuatu yang ia tidak miliki."

Di antaranln juga niemerdekakan budak yang ia tidak miliki karena


tindakannya tidak jatuh pada posisinya.

4. Apabila ada seorang laki-laki menta'liq (menggantungkan) thalak


terhadap wanita asing yang ia akan nikahkan, lalu ia berkata Apabila
aku menikah dengan fulanah, maka ia terthalak. Di dalam akad ini
ada tiga perirdapat ulama:

Pertama,thalak jatuh. Ini adalah pendapat Asy-Syafi'i dan Ahmad.

Kedua, penggantungan tersebut sah secara mutlak. Ini adalah


pendapat Imam Abu Hanifah.

Ketiga, ada perincian antara pengkhususan pada wanita tertentu


lalu thalak jatuh. Apabila ia bersifat umum lalu ia berkata: Setiap
wanita Snng aku nikahi, maka ia terthalak. Yang demikian, maka
thalak jatuh. Ini adalah pendapat Imam Malik.

596
ffi;--::,::ffiF
Ibnu Rusyd berkata, "Perbedaan antara pengkhususan dan umum
adalah istihan yangdi dasarkan pada kemaslahatan."

5. Imam Abu Hanifah memisahkan di dalam hal ta'liq antara thalak


dan memerderkakan budak. Ta'lh dibalalkan di dalam thalak dan
dibolehkan pada pembebasan budak. lni adalah pendapat dari
hadits riu.ralpt lrnam Ahmad. Ibnul Qayyrm memilih pendapat ini.
Hal tersebut karena pembebasan budak memiliki kekuatan dan
kernuliaan. Selain ihr karena kepemiliikan sah diiadikan sebagai sebab
pembebasan budak. Ia juga termasuk ibadah dan ketaatan. Berteda
dengan nikah, S€bab tujuan pernikahan adalah keabadian. Thalak
bukanlah ibadah. Ia makruh hukumnla.

6. Adapun hadits nomor (940), maka ia menunjukkan bahwa nazar tidak


sah hukumnp dan tidak dapat terlaksana pada sesuatu yang tidak
dimilik oletr orang lrang nazar saat ia mdaln*an nazar tersebut, sampai
se&allprn h dapat mernilikinf s€tdah itu. la tilak trarus m€nunaikannlp
dan ia tidak b€rhak mernbapr lcafknt

Keputusan D)ewan Ulama Besar Mengenai Thalak Ta'liq


(YanS Menggantungkan Dengan Sesuatu)
Keputusan Nomor 16 Tanggal l2/ll/1393.
Segala puji bagi Allah Semata. Shalawat beserta salam semoga
dilimpahkan kepada seseorang di mana tidak ada Nabi lag setelahrryn.

Setelahnp, Berdasa*an keputusan Damn Ularna Besar nomor 14 yang


kelmr pada sidang ketiga 1nng dilaksanakan antara tanggal l/3/1393 dan
17/3/1393.
Hakim menunda kaihn terkait rnasalah-rnasalah thalak ra /iq ydng ,ahrtt
pada sidang keempat rnajelis iaratan ulama. Prioritas thalak s@ara bertahap
berfrrlan pada radual keria Fwatan ularna Sa sidang png keernpat yang
dilaksanakan antara 29/10/1393 H dan 12/ll/1393 H. di dalam sidang ini
Halan kaiian nrasalah ttnlak. Setelah mendaah kallan terdahulu dari selaaaris

5r,
{ svanan BUtuGHUt MARAM +
umum dewan ulama besar dan kajian yang disiapkan oleh panitia tetap riset
dan fatwa.

Setelah mengkaji persoalan dan fukar menukar pendapat, memaparkan


pendapat para ulama di dalam hal ini serta mendiskusikan pendapat yang ada
dengan mengambil asumsi bahwa tidak ada nash yang lelas, baik di dalam Al
Qur'an dan sunah Nabi dengan asumsi bahwa thalak yang dita'liq adalah
merupakan thalak itu sendiri, yaitu ketika ia dilanggar atau tidak sesungguhnya
masalah ini berupa masalah teoritis di mana ini adalah tempat ijtihad.

Setelah itu majelis secara mayoritas sampai memilih pendapat yang


menyatakan jatuhnya thalak saat terdapatnya objek yang dita'liq, baik orang
yang melakukan thalak bertujuan menta'liqthalaknya pada syarat thalak mumi
abu hrjrannp menganjurkan, melarang, m€rnkrarkan berita atau membohongi.
Hal seperti itu berdasarkan beberapa hal di mana yang terpenting sebagai
berikut:

l. Atsar yang berasal dari para sahabat dan tabi'in.

Di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari di dalam kitab


shahihnya yangmenb'lfidengan ungkapan yang pasti bahwa seorang
laki-laki menthalak istrinya dengan thalak al batah apabila ia keluar
rumah. Ibnu Umar berkata: Apabila ia keluar rumah, maka istrinya
terthalak ba'in. Dan apabila istrinya tidak keluar rumah, maka tidak
mengapa.

Hadits yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dengan sanad haditsnya


dari hnu Mas'ud pada sosok suami yang berkata kepada istrinya,
apabila istrinya melakukan hal ini dan hal itu, maka ia terthalak.
Kemudian istrinya melakukan hal itu, lalu lbnu Mas'ud berkata: Ia
terkena thalak satu dan suaminya masih berhak dengan istrinya.
Hadits yang juga diriwayatkan oleh AlBaihaqi dengan sanad haditsnya
kepada Abu Az-Tanaddari ayahnya sesungguhnya para fuqaha yang
tujuh dari penduduk Madinah berkata: Siapa saja suami yang berkata
kepada istrinya: Engkau terthalak apabila ia keluar rumah sampai
malam hari lalu istrinya keluar, maka istrinya terthalak sampai
kepada atsar-atsar lainnya yang saling menguatkan.
ffi
jatuhnya thalak dari orang yang bersenda gurau dengan keputusan
bahwa ia tidak bemiat melakukan thalak. Hal tersebut berlandaskan
hadis Abu Hurairah dan hadits-hadits 1nng diterima oleh umat Islam,
pitu bahwa ada tiga hal Snng kesungguhannya teriadi dan bermain-
mainnya juga terjadi, yaitu thalak, nikah dan pembebasan budak.
Karena masing-masing dari orang gang bersenda gurau dan bersumpah
dengan thalak hatinya secara sengaia telah menuju kepada thalak.
Dan seandainp ia tidak bertujuan kepadanyn, maka tidak ada alasan
terjadin5a perpisatnn di antara keduanlp, yaitu dengan pfutrrya thalak
atas orang yang bersenda gurau dan tidak jatuh pada orang yang
bersumpah.

3. Berdasarkan firman Allah SWT, " Dan (sumph) yang kelima, bhwa
laknatAllah Atasn5n, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta."
(Qs. An-Nuur [24]: 7)b€ntuk pengambilan dalilnp sesungguhqa sosok
yang melakukan sumpah li'and,ingan syarat ini berfujuan kejujuran
png dengan ifu terdapat hrntutan laknat. Sernentara kernarahan karera
ada perkiraan kebohongan.

4. Sesunggirhnya ta'liq ini, seandainya yang dituju, adalah mencegah


terjadinya thalak, maka thalak ditujukan agar ia dapat te$adi. Oleh
karena itu seorang suami memberikan ta'liq sebagai pencegah
terjadinya thalak secara sebenamya. Seandainya bukan karena itu,
maka thalak tidak tercegah.

5. Sesungguhnp pendapat terfrrdinya thalak ketika s5nrat ta'l$terali*si


adalah pendapat mayoritas ulamadan Para Imam Madzhab.lni adalah
pendapat para Imam madzhab 5nng empat, gaitu Abu Hanifah, Malik,
Asy-Syafi'i dan Ahmad. Ini adalah pendapat yang masyhur di dalam
madzhab mereka. Taqiyyudin As-Subki di dalam Risalah Ad-Durrah
Al Mudhi'ahberkata, Ijma' Para ulama dalam hal tersebut telah dinukil
dari para imam madzhab di mana ungkapan mereka tidak diragukan
lagi dan keabsahan penukilan mereka tidak bersifat mauquf. Di
antaranya adalah pendapat Imam Asy-Syafi'i sendiri. Ulama yang

\-_
{ svamn ButucHut i Anmrr #
menukil adanya ijna' di dalam masalah ini adalah Al Imam Al Mujtahid
Abu Ubaid. Ia adalah salah satu pemimpin ijtihad seperti Imam
qpfi Ahmad dan uhrnaularna lainnla. Abu Tsaur jrga menukil adan5a
iima'. hirya Imam madzhab. Demikian pula penukilan adanya ijma'
terhadapfi*uhnp thalak dari Imam Muhammad bin Jarir Ath-Thabari.
Ia terrnasuk p€rnimpin ljtihad dan pemilik madzhab yang diikuti.
Dernikirr ijrna' juga dinukil dari Abu Bakar Al Mundziri, menukil ijma'
irgaAl knam Ar-Rabbani 1nng terkenal dengan kelnrasaan dan llmunya
Muhammad bin Nashr Al Maruzi. Imam Al Hafizh Abu Umar bin
Abdulhh bin Barr menukil ijma' juga di dalam kedua kitabnya, At-
Tahmit dan Al Istidzkar dan ia membentangkan pandangannya, di
rnarn tilak da seoErng pun pemah mengatakann5a. hnu Rusyd juga
menukil ijrra'di dalam kitabnya Al Muqaddimah. Demikian pula Al
Irnam Al Baii menukil ljma' di dalam Al Muntaqa sampai ia berkata:
Adapun Imam Asy-Syafi'i, Abu Hanifah dan Malik serta para
p€ngil$klp, maka mereka tidak berbeda pendapat di dalam masalah
ini, mdainkan mereka semua megatakan jafuhnya thalak. Pendapat
ini mengakar di antara umat Islam. Sementara Imam Ahmad adalah
sosok }png ban!,ak pendapatrya dalam hal ini dari ulama lainya. Ia
merrgatakan thalak. Ia juga mengatakan bahwa sumpah
r.urtuk thalak dan membebaskan budak bukan termasuk sumpah yang
harus dibalprkan kafamtnya dan ia juga tidak dapat dimasuki oleh
l<afkdltu sendiri.

Ulama yang berpendapat berbeda telah menjawab apa yang


dikatakan oleh As-Subki adanya ijma' ulama bahwa ia bersifat khusus,
pitu apabila diniatkan terjadinya thalak dengan terjadinya syarat
tersebrn-

Di dalarne/ @rm'id An-Numinahl<arya Sgraikhul Islam hnu Taimiyah


dilratakan' Ismail bin Said Asyalanji berkata: Aku bertanya kepada
Ahmad bin Hanbal mengenai seorang suami yang berkata kepada
analt{akFhkirya: Apabila aku berbicara kepadamu, maka istriku
terthdakdan hrdakku merdeka. Ahmad bin Hambali berkata' Ini tidak

600
ffi:**il*:ffi
disaat marah dan menerima.

Ibnu Taimiyah juga berkata: Aku tidak pernah menemukan seorang


ulamapun yang terkenal men5nmpaikan masalah ini berdasarkan
pengetahun yang diperoleh dari para sahabat seperti lpng dikatakan
oleh Imam Ahrnad. Al Marudhi trerl'rata: Abu AMillah berkah: Apabila
seseorang berkata: &tiap budak merdeka lalu ia merdeka apabila
melanggar sumpah karena thalak dan memerdekakan budak di
dalamnp tidak ada l<affamt.
Adapun guruguru besar seperti Abdullah bin Humaid, AMul Aziz bin
Baz, AMullah Khiyath, AMur Razaq Afifi, Ibrahim bin Muhammad
Alu Syaikh, Muhammad bin Jubair dan Shalih bin Luhaidan, maka
mereka mernilih pendapat 1nng menptakan thalak dengan b W teriadi
apabila diniatkan sebagai nasihat, pencegahan, pembenaran berita
atau untuk membohongi dan thalak tersebut tidak diniatkan sebagai
sumpah 5nng harus dibayar kafarattSn. Mereka memiliki pendapat
tersendiri. Kepada Allah memohon pertolongan semoga Allah SWT
memberikan anugerah kepada Nabi Muhammad, keluarga dan
sahabatryn serta salam sejahtera.

Pt y fr, * dt f -&hr q'- -&.G


*i -ttt
e *t*t|Lit,? r9,*:y * ;,l'Q)>,Ju
!*l it; (4'ri ,S;;1 ,? g$t fi,:k
|tt-,;ii.,'ltj
orl ut L|li,rt.i' '^r*i ,'g.*']t
941. Dari Aisyah RA, ; Nabi Muha,r,r; sAW ia berkata,
(atatan amal) diangkat dari tiga golongan: orang yang sdang tidur sampi
"'r*"
ia bangan, anak kqil satnpi ia dewasa, orang gik sampi ia waras dan
sdar." (HR. Ahmad dan Empat imam penyusun kitab As-Sunan kecuali At-

601
ffi#J',^,*ffi
IbnuHibban.rs

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits slnhih.Terdapat riwayat hadits dari Aisyah,
Ali bin Abi Thalib dan Abu Qatadah.
Adapm hadib tn^,ayat Aiq/ah, rnaka yang meriuraptkan adalah Abu Daud,
An-Nasa'i, Ad-Danrquthni, Ibnu Hibban, Al Hakim dan Ahmad. Al Hakim
berkata: Hadits tersebut shahih berdasarkan syarat hadits shahih Imam
Muslim. Adz-Dzahabi setuju dengannSra. Para perawi haditsnya semuanya
tstqah.lmam Muslim meniadikan dalil riwayat mereka secara berbarengan

Hadits riwa5rat Ali bin Abi Thalib l&rh shahihdari hadits Aisyah. Hadits
Aisyah menriliki safu sanad. Adapun hadits Ali, maka ia memiliki empat sanad'
Ia adalah sanad yarg shahih.

Adaptm hadits riwayat Abu Qatadah, maka ia diriwayatkan oleh Al Hakim.


Al Hakim berkata, "Sanadnya shahih."

Di dalam bab ini hadits ini diriwalratkan dari Abu Hurairah, Tsauban, hnu
Abbas, q,addad bin Aus serta baqnk sahabat di mana sanad-sanad hadits
tersebut terlepas dari komentar.

Al Flafizh Ibnu Hajar mengemulokan beberapa sanad dengan redaksi


yang mirip, lalu ia berkata, "lni adahh sanad-sanad yang saling menguatkan."
Ibnu Khuzairnah dan As-Suyr,rthi menilainya shahih. Az-7aila.'i berkata, "la
sanadnya lo.rat."

Kosakata Hadits
RfrAl-au,an kata dari menurun. Dkatakan di dahm Al Misbah Ar Rafu
fil Ajsanadalah realitas di dahm gerakan dan perpindahan. D dalam IImu
Ma'ani: Rrfi'a diletakkan ter,ganhmg funfutan tempat. Di antaranya saMa
Rasuluthtr SAW, " Pqn (abbn annl) dftzngl<at dari tlga golongan-" Pena tidak

rr 6fu1a{ (6/100), Abu Daud (4398), AnNasa'i (61156),lbnu Maiah (2041), Ibnu
Hihban (142) dan Al Hakim Ql59').
ffi:ffi#:::#ffi
Al Qalam Ia adalah sesuatu untuk menulis. Yang dimaksud di sini adalah
pena yang ada di tangan malaikat penulis amal. Allah SWT lebih mengetahui
carararanlra.

Au Yufiiqa Dari kata N faqah. Dikatakan afaga al mainunu ifaqah:


orang gila kembali waras.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Al Ahliyah adalah kelayakan(kepatutan) seseorang dan tempat
mernperoleh hak-hak gang legal 1nng ditetapkan. Ia harus ada di dalam
tindakan/pembelanjaan harta.

2. Apabila seseorang tidak memiliki ahliyah, maka dengan ketiadaan


tersebut seseorang tidak memiliki kebebasan melakukan suatu
perbuatan, baik dis€babkan karena tidur, di mana kesadamnnya
hilang untuk melaksanakan ka.r.rajiban, atau disebabkan usia seorang
nrasih dini dan nrasih kecil, di mana ush tersebut seseorang kehilangan
ahliyah, atau juga disebabkan gila yang memsak fungsi-fungsi akal di
mana kernudian hilang unsur kepandaian dan gambaran mengenai
sesuatu yang benar. Di sini ahligh seseorang tidak ada yang
disebabkan oleh tiga hal ini. Sesungguhnya Allah SWT dengan
keadilan, kesabaran dan kernuliaann5a telah mengangkat dosa darin5a,

5nifu sesuafu yang keluar dari mereka, baik melampaui batas dan
kesenrbronoan.

3. Allah SWT berfirman, " Tetapi Allah menghukum kamu disebabkan


(sumphmu) 3ang disengaj,a (untuk b*sumph) oleh hatimu. Dan
Allah Maha pengampn laqi Maha pen5nntun;'(Qs. Al Baqarah [2]:
225) tindakan yang keluar dari seseorang, di mana ia dalam kondisi
tidak memiliki ahlilah dan tidak memiliki kebebasan melakukan
suatu perbuatan, maka tidak ada akibat hukum yang diambil dari
orang 5nng bertindak tersebut.

4. Di antarangn thalak. Thalak dari orang yang sedang tidur yang lelap di
dalam tidurmp tidak dianggap dan tidak terlaksana. Hal yang sama

L-
svaun BU ucHU t r,rARAlt
-{
juga pada otang gila yang telah kehilangan ahliyahnya. Sebab ia
sesuafu di mana ia sendiri tidak dapat membedakan dan
tidak dapat menggambarkannya. Thalak orang gila tidak terlaksana
dan tldak dbnsgap keberadaannya

5. Adapun anak yang sampai pada usia mumayyiz (usia yang bisa
mernbedakan antara baik dan bunrk) rnaka taklif-taklif 5ang diMankan
kepada oftrng-orang dewasa, baik perintah atau larangan tidak
dibebankan Adapun thalak, maka anak Sang mumayyiz
sudah meng€tahui bahwa isbiryn telah berpisah dengannya. Istrinya
menldi haram baginya apabila ia menthalaknya. Thalaknya dianggap
sah dan terlaksana karena keluar dari orang yang waras. Dengan
dernikian thalalmln iatuh seperti thalak orang dewasa. Ia memiliki
ahliyahdi dalamnya.

60rl
-l
svamx BULUGHUT i,lA.or, #

"**.Jt v-

(BAB TENTANG RUJUK)

Pendqhuluon
Ar-Raj'ah (rujuk) adalah bentuk masdar dari Rah b.

Secara etimologi Ar-Rai'ah adalah sekali kembali. Secara terminologi


kembalinp wanita yang terthahk yang bukan thalak ba'in ke@a kondisi
semula tanpa adanSn akad baru lagi.

Rujuk ditetapkan di dalam AI Qur'an, Strnnah dan llmi' Ulama.


Allah SWT berfirman, "Dan suami-suaminln berhak merujukinga dalam
nE sa mernnti itu." (Qs. Al Baqamh 12122281.

Nabi SAW bersabda kepada Umar bin Khaththab, " Pqintahlah AMullah
bin Umardan rujuklah ia kefia istin5a;'
Ibnu Al Mundzir berkata, "Para ulama sepakat bahwa laki-laki yang
merdeka apabila melakukan thalak kurang dari tiga kali, maka boleh baginya
melakukan rujuk di dalam n:nsr.^ 'iddah."

Rujuk tidak terjadi kecuali dalam thalak raj'i. Thalak raj'i adalah thalak
5ang t€r!ili pada pernikatran yarg slahihdan iaterjadi setelah adanya hubtnrgan
intim atau bermesraan dan thalaknya kurang dari tiga kali. Ia terlepas dari
kompensasi dan ishinya masih dalam masa 'iddah.

605
{ svrnax BUtuGHUtiiARAm +
Apabila salah satu dari syarat-syarat di atas tidak ada, maka tidak ada
rujuk di dalamnya, karena adakalanSn ia thalak ba'in kubm, yaitu thalak yang
sudah sempunu bihngannya atau thalak h'in syughn, yaitu thalak di mana
salah satu atau lebih qBrat-syarat yang ada tidak terpenuhi.

Ibnul Qayyim berkata, "Kebolehan seorang istri melakukan rujuk


merupakan niknrat 1ang sangat besar. Sesungguhntp seormg suami memiliki
hak mernisahkan diri dari istuinp. Apabila jiwa suami rindu kepada istrinya,
maka diternukan;alan untuk kembali k€pada istuin1p. Apabila seotang suami
telah melalnrkan thalak tiga, maka tidak ada tersisaplan lagi k@uali ia menikah
dengan pasangan lainqa berdasarkan . Mudah-mudahan Allah
SWT mernberikan pertolongan."

,h'st -^- h, nr- fr /. ;ttt';e -rtr


*,9 'ifiy

.1ta2,,1 je 5 ,W$ eyf ,i6 I,,:1j vt,q,i.F *,L:"


-r rO, :.-

* ;iLi,Gi7 $k ;bt'i: ;,:t'.,


942. Dari knran bin Husain RA, h berkata: Nabi ditarrya mengenai seorang
laki-laki yang melakukan thalak kemudian melakukan rujuk dan tidak
mendatangkan saksi? Nabi SAW bersaMa, "Dabnglanlah sal<si atas thalak
dan rujukk@Istr: G{R. Abu Daud)fngsepertiinisecara mauquf. Sanad
hadits iri slnhih-r%

Peringkat Hadits
Hadits di atas bersilat nauquf da1gan sanad yarry shahih. Hadits di
atas diriwal;atkan oleh Abu Daud, Ibnu Maiah dan Al Baihaqi.

Ibnu AMil Fladi b€rl€ta, 'Fara Peraruiny.a t*ahtdahditakhrij di dalam


liltab shahih- Al Flaffzh juga menilainya slnh ih -"

's AhuDaud (2190) danAlBaihaqi (14%6).

606
ffiffi;;m 4LW .<V,*?),A.*:, f \, J-'"1'
9a3. Dari'lbnu Umar *O, n **o, "S"r,.,rigguhn5aketika ia menthalak
isbin3n, Nabi SAW bersaMa kepada Umar; 'Perintahlah lbnu Umar agar ia
rujuk k& istrinsa'." FIR. Muttafaq 'Alail)tst

Hal-Hal Penting Dari Dua Hadits


l. D dalam dua hadits t€rdapat pa'retapan dasar diberlakukannya hukum
ruiukbagi s€orang isti 3ang telah dithalak oleh suamin5aa kepada ikatan
perkawinan melalui ruiuk 3Bng dianggp keberadann3n.

2. Rujuk harus teriadi di dalam thalak raj'i. Adapun thalak ba'in kubra
atau syughra, maka rujuktidak sah di dalamngra. PenjelasannSn sudah
dikemulekan dalam pendatruluan.

3. Dalam rujuk tidak diqnratkan adanp ridha dari istri, karena istri
tidak disebutkan di sini berdasarkan firman Allah SWT, " Dan suami-
suaminla bqhak m*ujukinya dakn masE menanti itu." (Qs. Al
Baqamhl2l:228\maksudnSp di dalam ma* 'iddah.

4. Rujuk merupakan hak suami seperti thalak. Istri dan pihak lain
tidak memiliki keurcnangan ini.

5. Disunahkan adanya kesaksian terhadap thalak agar memperoleh


kekuatan. Para ulama sepakat bahwa thalak boleh dan dapat
dilaksanakan sekalipun tidak ada kesaksian

6. Diberlakukannya kesaksian dalam masalah rujuk, para ulama


berbeda pendapat mengenai hukum saksi. Tiga ulama madzhab
mensurnhkannya dan tidak mensyaratkan.

Imam As5rSyafi'i berkata, "Kepada disyaratkannp saksi. Ini adalah


riu,alnt hadits dari Ahmad dan barangloli Imran bin Hushain termasuk

rq Bukhari (5251) dan Muslim (1471).

607
-{ svlnan ButucHut Mamrrr #
orarlg lnng rneriwayatkan keharusan adan5a saksi berdasarkan ucapan
Nabi SAW, " Maka datangkanlah saksi sel<arang dan minta ampunlah
kefua Allah."
7. Alhh SWT berfirman, "Dan suami-suaminSa berhak meruiukinya
dalam rrursi, metanti ifu, jika merel<a (pn suarni ifu) menghendaki
islah." (Qs. Al Baqarah l2l:228)
Mayoritas ulama memberikan peluang kepada suami yang menthalak
istiryla hak rujuk, sekalipun tidak terjadi perdamaian dengan hak
ru;uktersebut.

Adapun Slaikh Islam dan sebagian peneliti, mereka berkata: Rujuk


tidak mungkin dilakukan kecuali bagi orang yang menginginkan
perdarnaian dan mempertahankan pemikahan dengan baik. Dan
gamngshpa
1ang M@ta: Sesungguhnl,a Al Qur' an mernberikan hak
keeada manusia untuk melakukan hal-hal yang diharamkan, maka
padapat demihan telah bertentangan.
8. Adapun hadits nomor 943, maka ia menunjukkan keabsahan rujuk
tanpa harus ada saksi, karena ia bersifat mutlak dan tidak sah
kepada hadits mauquf.

9. Akan tetapi ungkapan Nabi SAW, " bul<an sunah." mengandung


keinginan adanya sunah Nabi disertai dengan firman Allah SWT,
"Apbila merel<a telah mendekati akhir iddahrym, maka ruiuHah
merel<a dengan baik atau lepskanlah mereka dengan baik dan
wsaksil@nlah dengan dua orang saksi 3ang adil di antan kamu dan
hqdaklah l<arnu tqakkan kesaksian itu karena Nlah." (Qs. Ath-
Thahaq 1651 21, Oleh kaerna itu apabila kesaksian diperintahkan
dalam thalak, maka rujuk adalah sahabatrya. Selain itu kesaksian
merupakan bentuk kehati-hatian di dalam seluruh akad dan fasakh.

608
{svmlxrutucxulmArot#

lDi*q
(BAB TENTANG
'LA')
N ib'adalah bentuk masdar dari ah yt'li ib'.
Lafazh aliywh adalah
wazan dan athiyyah. Ia berarti sumpah dan bentuk jamakn5n alaya dengan
wazan khathaja.

Al ila' secara etimologi adalah sumpah.


Secara terminologi Al lla' adalah sumpah seorang suami yang
mampu berhubungan intim atas nama Allah atau salah safu sifat-Nya untuk
meninggalkan berhubungan intim dengan istrinya pada kemaluannya
selama tenggang u/aktu lebih dari empat bulan.

Sumpah /a' haram hukumnya, karena ia merupakan sumpah


meninggalkan sesuatu yang waiib.

Sumpah i/a'ditetapkan berdasarkan Al Qur'an, Sunnah dan ijma' ulama.

Adapun Al-Qur'an, maka firman Allah SWT, "Kepada o*rg-or/ng


jmng mengila istrin5a diberi tangguh empt bulan 0amanya)."(Qs. Al Baqarah
l2l:2261
Adapun Sunnah, maka Rasulullah SAW pemah melakukan sumpah r/a'
kepada isbi-istrin3n selama satu bulan. Sumpah rb'dihammkan l€bih dari empat
br.dan.

Secara umum para ulama telah sepakat kepada hal ini.

Sumpah rb'memiliki empat q;arat:

L
-{
svanen ButuGHUtr,tenarur $
Pertama, seorang suaini bersumpah meninggalkan berhubungan intim
kepada isbinp. Apabih suami meninggalkannya tanpa sumpah, maka ia bukan
sumpah /a'-

Kdra,bersumpah atas nama Allah atau salah satu sifatNya. Oleh karena
ifu apabila seseotang bersumpah melakukan na?ar, mengharamkan sesuatu
atau sumpah zhihardan hal sepadan lainnya, maka itu bukan sumpah /a'.

Kdig,seseorang bersumpah lebih dari empat bulan ataumata'hEdengan


satu qrarat yang diasumsikan tidak kurang dari empat bulan. Apabila tidak
demikian, maka iabukan orangyang melakukan sumpah /a'.

Keqnpt, sumpah ila' datang dari seorang suami yang masih dapat
intim. fumpah ,A'tidak sah dari seorang suami yang sudah tidak
dapat melakukan hubungan intim lagi seperti terkena impotensi.

\, )?, at
Jr; ,Uu -W ?"r oir- z;l;G ;," -ttt
'+ 'l;; ,??i
#. pi ,et; iv*.ir :,*,4 *t *
.Le ,e:;r ,'q;,-')t ltt .1itk
944. DariAisyah RA, iaberkata' nu.ut,rttut SAW rn-elakukan sumpah r7a'
kepada isti-istin5a, lalu beliau mengharamkannya. Rasulullah menjadikan
sesuatu 5ang halal menjadi haram dan menjadikan bagi sumpah suatu kaffarat.
(HR. AtsTirmidd)dan para perawinya tsiqahl

Peringkat Hadits
Hadits di atas dikatakan: Pendapat yang benar mengenai hadits di
atas bahwa ia adalah hadits murcal dari Asy-Sya'bi dari Nabi Muhammad
SAW.

At-Tirmidd b€rkata, "Hadits di atas adalah hadits riwayat Maslamah bin


Alqarnah dad Daud. Fladits di atas diriwayatkan oleh Ali bin Mashar dan ulama
lainqn dari Daud, dari AsySya'bi dari Nabi sebagai hadits murcal. Di dalam

610
hdiG Maslamah bin Ahamah."
.il
Kosakata Hadits
Aala Min Nisaa'ihi Ala yu'li dan al aliyah adalah sumpah. Bentuk
jamaknya alag seperti lafazh athiah dan athaya. Lafazh ala mertiadi fi'il
muta'adi dengan huruf mrn. la sebenamya menjadi fi'il muta'adi dengan
huruf a/a karena di dalamnya mengandung arti al bu'du (iauh). Selain itu
bisa luga dengan min yangmenunjukkan arti karena.

Al Aini berkata, "Arti Rasulullah melakukan sumpah i/a 'kepada istrinya


bahwa Rasulullah bersumpah tidak menemui mereka selama safu bulan.
Yang dimaksud di sini bukan sumpah i/a'yang sudah masyhur dikalangan
fuqaha yang berarti /a 'sumpah selama empat bulan atau lebih."

,.bi u;ri |.*: rig :ju-C?'i'tq)- * i.t ,y: -tt.


L?t .dth:- & 3yfur 'd-r) ;;fu ;- Ji,G:,
'U'At
945. Dari Ibnu Umar RA, ia berkata' Apabila telah berlalu enrpat bulan,
maka orang yang melakukan sumpah ila' menahan diri sampai ia
menthalak (istiqd. Thalak tidak jauh sampai suaminln menthalak (saara
re8
sesungguhnSn). (HR. Bukhari).

Kosakata Hadits
Wuqqifa Wryafa dart auqak adalah dua kata batlasa Arab. Pendapat
png fasih kalimat tryqafa tanpa alif. Tauqif memiliki banyak arti. Yang
dimaksud di sini adalah hakim melarang oranglnng telah melakukan sumpah
i/a'melanjutkan sumpahnya. Di sini ia boleh berhubungan intim dengan
isfuinp atau menceraikann5a.

r$Bukhari (52911.

6ll
ffi]ffi:;'J^*"-
t.TerdapathaditsdidalamkilabshahihBukharidanShahihMuslim
dari hadits riwaYat AisYah,

t-l 'J?,1'.F:y.4 J *i y \t Se'nlr oi


,.. . C O.

'u-f t -'

"sesungguhnya Nabi melakukan sumpah ila' kepada isti-istrinya


kedua puluh senrbilan'"
selamasatubulan lalu membatalkanryradi hari
sumpah i/a''
Para ulama berbeda pendapat mengenai penyebab
KeterangandarihaditsyangterdapatdidalamShahihMuslim,yzittl
isbi-istri Nabi terhadap
hadits riwayat jabir disebabkan permintaan
nafkah.

2. Nabiadalahsosokyangpalingsabardanmemilikiperilakuyang
keluarganya' OIeh
paling ltnrues, paling baik dalam bergaul dengan
kecuali untuk mendidik
karena itu Nabi tidak melakukan sumpah /a
yang sempuma
para istinya agar mereka menjadi wanita-wanita
"

perilaku dan keistiqamahannya' Kesalahan kecil yang dilakukan


besar'
oleh sosok yang mulia merupakan kesalahan
sumpah ila'yang
3. Sumpah ila'yarrrg dilakukan oleh Nabi adalah
sumpah i/a'
mubah hukumnya, karena Nabi tidak melakukan
kecuali hanP satu bulan.

Apabila seorang suami melakukan sumpah


/a'kepada ishinya selama
4.
masa tenggang waktu
empatbulan, maka istrinya harus sabar selama
ini. Isti tidak boleh meminta tebusan'
saat tenggang waktu
Apabila waktr.r empat bulan telah berlalu, maka
Apabila suaminya
tersebut habis, istrinSn dapat menuntut tebusan'
menebus dengan berhubungan intim, maka ifulah tebusannya'
maka hakim harus
Sernentam apabila suaminya tidak menebsDyd'
atau diceraikan'
memaksa pihak suami agar istinya disetubuhi
melakukan sumpah
5. Di dalam hadits di atas dikernukakan kebolehan

612
-l
svlnar BUIuGHUt MAnam #
/a'terhadap dua orang istri atau lebih dengan sekali sumpah /a'.
Tidak pemah ada penjelasan bahwa Nabi mengulanginya kembali
kepada para istrinya.

6. Bahwa Nabi SAW meninggalkan dan menjauhkan mereka ditempat


tidur pada tenggang waktu yang dibolehkan dalam rangka mendidik
dan menghukum mereka.

7. Apabih omng lang melakukan srmpah j/a'metakukan tebusan sebelum


empat bulan, maka ia harus membayar l<affamlberdasarkan hadits
Nabi,

i c ow ,L rp t;? 6i,t ,#,b'&L ;


O .O. .'.2.tr. t o.
.r;al .'-9
-.l\J1 ctg
"knngsiapyang basumph kemudian ia melihatsesuafu 5mng lain
yang lebih baik, maka hendaHah ia mendatangkan sesuatu yang lebih
baik tersebut dan membayar kaffarat sumpahnya."

Adapun apabila ia tidak menebusnya kecuali setelah empat bulan,


maka ia.tidak berkewajiban membayar kaffarat karena ia tidak
melanggar sumpahnya

8. Di dalam hadits terdapat keterangan bahwa boleh melakukan sumpah


ila'dengantujuan yang benar, karena secara yakin kita ketahui bahwa
Nabi tidak akan melakukan sumpah ila'kecuali karena fujuan yang
benar. Di antaranya mendidik istri dan memberi pelajaran baginya.
Sesungguhnya sumpah i/a'merupakan hukuman yang paling berat
bagi istui. Setiap omng lang melakukan maksiat harus diberi pelajaran
dengan sesuatu 5ang menjerakann5n.

9. Tenggang waktu sumpah i/a'Nabi di sini bersifat mutlak, akan tetapi


hadits yang terdapat di dalam htab Shahih Bukhai dan Shahih Mus-
limmutjdaskan bahwa Nabi melakukan sumpah ila'selamasahr bulan.

10. Nabi SAWmenjadikan sesuatuyang halal menjadi haram bukan bemrti


bahwa hubungan intim seorang suami dengan istrinya halal lalu ia

613
ffil:#";,-^#,ffi
p€ngharaman yang sah secara hukum syariat. Allah SWT berfirman,
"Hai Nabi SAW, mengap kamu mengharamkan apa yang Allah
manghalalkannya bagimu." (Qs. At-Tahriim [66]: 1)'
/a '
11 . Unskapan , " Dijdil<an l<afkmt untuk sumph." maksudnya bahwa
berarti mengharamkan istri dengan sumpah. Akan tetapi kafarat
meniadikan sumpah yang diharamkan ini menjadi halal. Allah swT
berfirman, "sesungguhnya Atlah tetah mewaiibkan kepada kamu
sel{alian membebaskan diri dai sumphmu." (Qs. At-Tahriim 1661 2).

12. Kafamt adalah pilihan yang dilakukan oleh orang yang bersumpah
sepuluh orang miskin'
lrang mernbapr kakmtartaramemberi makan
memberi pakaian atau memerdekakan budak. Apabila ia tidak
menjumpainya,makaiaharusberpuasatigahari.AllahSWT
berfirrnan, " Tiztapi dia maghukum karnu disefubkan sumph-sumpah
(melanggar) sumpah itu' ialah
3png l<amu sengaja, mal<a kaffant
manbqi mal<an sepuluh onng miskin, yaifu dari mal<anan yang biasa
l<amu bqikan kepda keluargamu atau memberi pakaian kepada
mqel<a atau memerdel<akan seonng budak. Barangsiapa yang tidak
finglup melakukan yang demikian, maka kifaratnya puasa selama
tiga hari yang demikian itu adalah kaffarat sumpah- bila kamu
basumph (dan melangarn5a)." (Qs' Al Maa'idah [5]' 89)'
13. Hadits nomor (945) menunjukkan bahwa tenggang wakhr sumpah r/a'
yang mubah adalah empat bulan dan sesungguhnya tenggang waktu
fng lebih dari itu, maka tidak diizinkan dan sesungguhnya wajib bagi
suami yang melakukan sumpah r/a'untuk menunaikannya atau
mencerairyla.

14. Hadits di atas iuga menuniukkan bahwa thalak atau fasakhlidakhanya


sekedar melewati tenggang waktu selama empat bulan sebelum ada
tehnrsan. sesungguhnlE hubungan pernikahan masih tetap ada. Thalak
tidakpfuh sampai suami melalmkan thalak, sekalipun dengan paksaan
dari seorang hakim, karana ini adalah paksaan karena kebenaran.

614
syanln BUtuGHUt MARarrl #
-{
'^;>,
*r"\ i;u o ' ..
t . -.
j\^J-,
.;t*,- i-{
o1

,-f; - 1 t 1
--c ,'.-/ t,
c , t/ .
, . tc.l z .. c i o z zz z
J-f l .;b.-al ,t bl P
t. '-t
.JJ""t f.6]5 ,* S

.,*.Uta|r.Gl
946.Dan Sulaiman bin Yasar RA, ia berkata: Aku menjumpai beberapa
laki-laki (antara tiga sampai sembilan orang) dari para sahabat Rasulullah.
Mereka semuanya membatasi waktu bagi orang yang melakukan sumpah /a i
(HR. Asy-Syafi'i).re

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits shahih. Hadits di atas diriwayatkan oleh Asy-
Syafi'i. Ia berkata' Sofyan bin Uyyainah memberitahukan kepada kami dari
Yahya bin Said dari Sulaiman bin Yasar... lalu ia mengemukakan hadits

Dengan sanad ini, hnu Abi Syaibah dan Ahmad meriwayatkan hadits di
dalam beberapa masalah anaknya. Ini adalah sanad hadits yang shahih
berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim.

Kosakata Hadits
Bidh'atu Astlar. Adalah bilangan antara tiga sampai sembilan.

Yaqifunat Maksudnya mereka membatasi u/aktu sumpah ila'yangboleh,


yaitu empat bulan.

*o,ix-y qr ,t* i, ,ft -1rv


crsl:JG -vlj.hr
,#i -^;ri'u Jtf rk'oi. ,#i u;ri ht i7 ,6l.trr'-^ilt
.',H,L?i .<,xU'A7

re Asy-Syafi'i (2/42).

615
ffi*,,.'o","-rffi
adalah satu atau dua tahun kemudian Allah memberikan tenggang waktu
selama ernpat bulan apabila kurang dari empat bulan, maka ia bukan sumpah
ila'.ft1P.. Al Baihaqil.'zm

Peringkat Hadits
Hadits di abs adalah hadits hasan.Aqrq/aulGni di dalam tafsimya berkata,
'sa'id bin Manshur, AMullah bin Humaid, Ath-Thabrani dan Al Baihaqi
meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata, "sumpah ila' di
zaman Jahiliyah adalah satu atau dua tahun dan lebih dari itu- Kemudian Allah
swT memberikan tenggang wakfu kepada mereka selama empat bulan'" Al
Haitsami berkata, "Para perawi haditsnya shahih-"

Kosakata Hadits
Fawqqata Allahu' Diambil dari kata At Tauqit. Maksudnya Allah swT
membatasiwaktunp.

Hal-Hal Penting dari Beberapa Hadits


1. Orang yang melakukan sumpah r/a'menunda sampai empat bulan.
Ishinya tidak dapat menunfut suamirya untuk melakukan tebusan.
Dan ketika tenggang q,aktu empat bulan habis, maka istri boleh
menunfut tebusan pada suaminya- Apabila istri menuntut suaminya,
rnaka haldm harus memerintatrkan srraminyla agar berhubungan intim.
Apabila suami menolak tanpa udzur, maka hubungan intim terhalang
istrinya.
iuga. Di sini hakim harus memaksa suami unfuk menthalak
Apabila ia tidak menthalaknya, maka hakim yang akan memutuskan
ttntat<nla.

2. Apabila di sana terdapat udzur hubungan intim pada suami atau istri,
rnaka hahm hanrs memerintahkan kepada stnmi dengan menebusnya,
yaihr mdalui lisann5aderrgan r Apabilaaku telah mampu
berhubungan intim, maka aku akan melakukannya.

(7/381).
'loAlBaihaqr

616
svanax BULUGHUT MAnarvr #
-{
3. Adapun hadits nomor 947, maka ia menunjukkan toleransi syariat
dan keadilannya serta pengaturannya pada tradisi-tradisi masyarakat
jahiliyah, apabila ia masih dapat diatur atau membatalkannya apabila
ia mengandung mumi kerusakan.

4. Di dalam sumpah ila'terdapatunsur didikan bagi istri-ishi yang berbuat


maksiat dan melakukan nusyuzpada pasangan mereka. Sumpah /a'
dibolehkan sesuai dengan kebutuhan, yaitu selama empat bulan.
Adapun tenggang waktu png lebih dari empat bulan, maka merupakan
kezhaliman dan kejahatan dan barangkali akan membawa istri kepada
perbuatan maksiat, apabila kedua pasangan tidak dapat
mengembannya di mana kemudian syariat Islam membatalkannya.

5. Masyarakat jahiliyah memiliki sifat yang keras dan berbuat zhalim


kepada orang yang lemah dari mereka, baik istri atau anak
perempuan. Di antara sifat keras mereka adalah melakukan sumpah
/a'dalam tenggang waktu setahun atau dua tahun, di mana mereka
bersumpah tidak akan berhubungan intim dengan istri mereka. Ini
adalah kezhaliman dan kejahatan yang besar dan barangkali dapat
menarik pada kerusakan serta mengajak kepada perpisahan dan
perpecahan. Kemudian Islam membatalkannya dan menetapkan hal-
halyang dibutuhkan yaitu pemberian tenggang waktu selama empat
bulan saja. Allah SWT berfirman, " Kepada orang-orang yang
mengila istrinya diberi tangguh empat bulan (lamanyal." (Qs. Al
Baqarah l2l:226).

6. Arti ungkapan: Yaqifuna al mu'li maksudnya mereka memberikan


batasan sumpah ila'yang dibolehkan, yaifu empat bulan. Apabila
tenggang luakfu empat bulan telah berlalu, maka mereka menghentikan
sampai batas ini, baik ia menebus atau menthalaknSa. Seorang suami
tidak boleh menyakiti istri dengan meninggalkan berhubungan intim.
Barangsiapa yang menyakiti, maka Allah juga akan mengnkitinya.

7. Ungkapan, "Maka apabila kunng dari empt bulan, maka ia bukan


sumpah ila'." dengan hadits yang telah berlalu dari riwayat Aisyah
bahwa Nabi melakukan sumpah ila 'kepada para istrinya selama

617
--..#ffi
,/a' adalah sumpah meninggalkan berhubungan intim dengan istri
apabila kurang dari empat bulan, maka ia adalah sumpah ila'yarg
mubahdan bukan sumpah r/a 'yang hukum-hukumnlpb€rlaku s€bagai
berikut: Meminta funtutan, melaporkan kepada hakim dan memaksa
suami menebus atau menthalaknya.

618
-{ svenan BUtuGHut MAner'r l#

-qLlL\i
,a/

(BAB TENTANG ZHTHAR)

Zhihar diambil dari kata Azh-Zhahru (punggung). Dinamakan demikian


karena pemiripan yang dilakukan oleh suami yang melakukan zhihar kepada
isfuinya dengan pung[lung ibunya. Han]ra saja pengkhususan punggung, bukan
anggota tubuh lainnya karena punggung adalah tempat naik pada tubuh unta
dan 5nng lainnya.

Seorang wanita dinaiki apabila ingin disetubuhi. Seakan-akan apabila


seorang suami berkata, "Engkau atas diriku seperti punggung ibuku," maka ini
bermaksud menaiki istoinya (bersetubuh) haram hukumn5a seperti menaiki ibuku
untuk aku setubuhi.

Zhihar diharamkan berdasarkan Al Qur'an, Sunnah, dan ijma' ulama.

Allah SWT berfirman, " Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh


mengtcapl<an suatu perl<ataan 5nng mungkar dan bqdusta." (Qs. Al Mujaadilah
[58]:2)
Adapun Sunnah, maka dengan hadits riwayat Khaulah binti Malik bin
Tsa'labah dan hadits riwayat Salamah bin Shakhar.

Ibnu Al Mundzir berkata, "Para ulama sepakat kepada pengharamannya."

Ucapan yang mungkar dan jahat termasuk dosa besar karena istri seperti
ibu di dalam keharamannya. Allah SWT berfirman, "Padahal tiadalah istri
mereka itu ibu mereka." (Qs. Al Mujaadilah [58]: 2)

619
svemx BUruGHur MrRAra H
-{
Ayat pertama dari surah AlMujaadilah turun mengenai hukum zhihar. Hal
tersebut di saat Aus bin Shamith Al Anshari Al Khazraji melakukan zhihar
pada istrinya Khaulah binti Malik bin Tsa'labah Al Anshariah'

,oilyr ,/;b \t *r- t* it ;p1 -ttx


>L; ol -q:?
'i * *i ;t, Jtar&i ^11 h' 4' ;c,a:o e; *
,?r\t ir:, .g:{it tlf c ju ,;; ,#:;: Yi 'i6 ,:;s't';ti
.fr r\';.6t e rr,'qu'jl'^*')
.*'ti;k,4'rt3j o.& r) *?1 L)'o,')Utilr1
948. Dari OOO* *O, ,*u'nguhnya r;"n hki laki melakukan
*",
zhit6r kepadaishinla lalu ia menyetubuhinlakernudian iamendatangi Rasulullah
SAW lalu ber{<ata, "Aku telah bersetubuh dengan istiku sebelum aku membayar
kafhrat.' Nabi sAW bersaMa , " Janganlah angl<au delati diring annpi engl<au
melakukan ap jang diperintahkan oleh Allah swT kepdamu." (HR. Empat
Imam hadits) At-Tirmidzi menilainya shahih dan An-Nasa'i mengunggulkan
kemursalan hadits.

Riwayat N Bazzar dari arah lain dari Ibnu Abbas dan di dalamnya
ditambahkan ,' EhTarlah kaf{ant dan jangan kembali."ru

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits hasan. Dikatakan di dalam At-Talkhish,
"Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu Daud dan An-Nasa'i. Para perawi
haditsn5a tsiqah. Akan tetapi Abu Hatim menganggapnya cacat. An-Nasa'i
menganggapn!,a murel."

2or
Abu Daud(7223),At-Tirmi&i (1199),AnNasa'i (6/167) dan IbnuMajah (2065).

620
-'ll
svanan BUtuGHUt MARAM +
Ibnu Hazm berkata, "Para perawinya tsiqah dan tidak berbahaya
kemursahn hadits dari orang yang menganggapnya sebagai hadits mursaldi
dalam bab ini." Hadits ini diriwayatkan oleh Salamah bin Shakhar pada At-
Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata' Hadits di atas adalah hadits hasan gharib. Al
Hakim menshahihkannya. Al Mundziri berkata: Para perawi hadits4a bQah.
Al Hafizh menganggapnya sebagai hadits hasn di dalam Fathul hn dan ia
berkata: Para perawi haditsnya tsiqah.

Kosakata Hadits
Waqa'a Dikatakan wqab Ala Imrautihi 3rya'u wrgu'an Maksudnp
merryetubuhinln.

Ma Annnlahhu dctri laffant.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Telah ada penjelasan terdahulu bahua zhihar adalah mengharamkan
berhubungan intim dengan isffi. Hal ini dangan memiripkannlB
kepada orangyang tEram menilohidengann3p, laitu dari mutuimqn
sampaipng laki-laki
2. Apabila !;eorang suami melakukan zhihar, maka haram baginya
berhubungan intim dengan ishi png telah disumpah zhihar sampai
ia memba5ar kaffant zhihamya. Hal seperti ini berdasarkan ijma'
ulama.

3. Ahli hadits meriwayatkan dari hnu Abbas Sesungguhnp seorang


laki-laki berkata:

'Jf '# tA,'.^3i ,6j;,


/ t:;G ,,il
'i'
J?, r;.

w-P Y rtirr U1;'1- ,d, J, gb U1 ,jw ,ki


,. o.t-,

.etr, y\t?);it, Sa e
"Wahai Rasulullah sesungguhnya aku telah melakukan zhihar kepada
istriku. Aku telah bersetubuh kepadanya sebelum aku membayar

621
ffi:"H":,";",,,ffi
tersebut, mudah-mudahan Allah swT menyayangimu? Janganlah
arggkau mendekatinp sampai engkau melakukan apa Sang diperintah
oleh Allah SWT kepadamu."

Maksudnya apa yang diperintahkan oleh Allah SWT kepadamu dari


kaffarat disebutkan di dalam firman Allah SWT, " Orang-orang
png
yang menzhihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik
kanbli ap imng maela ucapkan." (Qs. Al Mujaadilah [58]: 3)' Imam
Ahmad berkata, "Aku ingin kembali berhubungan intim yang telah
diharamkan atas dirinyra." Allah SWTberfirman," Maka (waiib atasnya)
memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu
bercampur;' (Qs. Al Mujaadilah t58l' 3) Maksudnya mereka harus
mernerdekakan hrdak sebelum berhubungan intim dengan isbinya yang
sudah disumpah zhihar.

4. Di dalam riwayat lain dikatakan' Bahwa Nabi SAW bersabda kepada


$nmi yang telah mdalnrkan hubungan intim setelah zhittar dan sebelum
muntx,lpr l<afknt Nabi sAW bersaMa kepad arrya, " k5anlah l<a ffan t
dan iansanlah kern bli."
5. Teks hadits di atas berbicara mengenai ungkapan zhihar, yaitu
peny€rupaan isbi dengan seorang ibu. sementara muhrim lainnya
dianalogikan dengan qi5as dan kandungan maksudnya'

6. Hamm hukumnya berhubungan intim dengan isbi grang telah disumpah

zhiharsebelum ia memba}nr l<affaratberdirsarkan firman Allah SWT,


" Maka (wajib atasnln) memerdekakan seorang budak sebelum kedua

suami isti itu berampur]'(Qs. At Mujaadilah [58], 3)'


7. Apabila seorang suami telah berhubungan intim kepada istrinya di
saat metalarkan pembayaran kaffamt yarhJ, dengan memerdekakan
budak atau memberi makan. Maka hal tersebut diharamkan. Akan
tetapi hubungan intim 5ang dilakukan tidak memuhrskan kedua kaffarat
yang telah disebutkan. Dengan demikian kaffaratsebelum hubungan
intim ditetapkan sesudahnYa.
Apabila seorang suami berhubungan intim disaat pembayaran kaffant
-l svanan ButucHut MAnarn #
dengan puasa, maka puasa yang harus berturut-turut tersebut batal
kecuali ada udzur yang menyelinginya yang membolehkan baginya
berbuka, atau ada sesuatu yang mewajibkan dirinya berbuka di hari ifu
atau juga ia diselingi oleh bulan Ramadhan. Yang demikian, maka
urutan-urutan tersebut tidak batal karena ia berbuka dengan ada sebab
lang tidak berhubungan dengan upaya suami 5ang membayar l<affamt

-'& ,?r- ;* J -e f:, -q r 1


lzl

u:(i, J,-1) :Jn


^t
9'-.:. ;e J.-,-b3kb
'.'i.
,G. Llrbt',G.i;t i -=l'ri '+
,-r. .
cp.t .s-? :ps
*'At & i" i';., J,J* leL'-:t; ,:^i5

jJ ,;;;lfr i:p 'e :Jti, ,4r'yt iltli U |Ji


'rL, ; d G; ntf ,jG rrp(oJr ;, vt '.+f ,srt '-:rf
"y3
,r. 1.o,r'ro r-
411 A^t-;> o,l a--14, iGrtt l1;r\ltr'";f L?i.1((;
.; _;.
.)JJt-*Jl

949.DariSalamah bin Shakhar RA, ia berkata, "Bulan Ramadhan telah


tiba, aku takut bersetubuh dengan istuiku. Lalu aku melakukan zhihar kepadanya.
Kemudian disuatu malam bagian anggota tubuhnya tersingkap lalu aku
bersetubuh dengannya." Kemudian Rasulullah SAW berkata kepadaku,
" Merdekakanlah seorang budak." Aku katakan, 'Aku hanya memiliki satu
budakku ini." Nabi SAW bersabda, " Berpuasalah dua bulan berturut-turuL" Aku
bertanya, 'Apakah ada hukuman atas yang telah aku lakukan selain puasa?"
Nabi menjawab , " Berilah makanan berup tiga sha ' kurma kepada anam puluh
orang miskin." (HR. Ahmad dan Imam Madzhab kecuali An-Nasa'i) Ibnu
Khuzaimah dan Ibnu Jarud menilainya shahih.2oz

Ahmad (4/37), AbuDaud (2213), At-Tirmi&i (1198), Ibnu Majah (2062) dan Ibnu
202

AlJarud (744).

623
'YARAH
BULuGHUt MARAM +
ffi
Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi, hnu Majah, Al
Hakim, Ahmad, hnu Khuzaimah, Ibnul Jarud dari beberapa sanad hadits dari
Muhammad bin Islraq dari Muhammad bin Umar bin Atha' dari Sulaiman bin
Yasar dari Salarnah bin Shakhar Al Balndhi.
*Hadits di atas adalah hadits shahih berdasarkan
Al Hakm berkata,
hadits stahihyangdiqBratkan oletr lrnam Muslim." Adz-Dzhabi berkata, "ia
sependapat dan ia mengkeruhkan keshahihannla sebagai hadits Mu'an'an
Muhammadbin Islraq."
At-Tirmi<tzi berkata, "lni adalah hadits lratan-" Bul&ali Mata, "Sulaiman
tidak mendengar dari Salamah bin Shakhar, akan tetapi hadits di atas shahih
dengan beberapa sanad dan slEhidnya."

Al Hafizh m€ngangFp sanadnp baik di dalam Fathul kri(9/433l

Kosakah Hadits
Ushib Imr'ati Dikatakan Ashaba nirral Man'ti Qubulala (seorang

stnmi bertnrhmgan intim pada lrernahnn htrinya dan bercanrprr denganqn).


Lafazh asfiaAaadahh kata kiasan, maks*Un ia tdah menunaikan haialhya.

Inkasy;afa Syai'un: Nampak kepadaku hiasan di tubuhnya yang


li
mengaiakku untuk berhubungan intim dengannya. Terdapat hadits di
datam rn^ESBt Abu Daud dan At-TirmiLi, iaberkata,

..3i|* q,qtA? c-;l)

" Alat mdllnt g&ng kak@p @lan alnSa runfrulan."


WWb ftbihi- Berhubungan intim dengan istrirryra-

Harfr R&/;rzDkatakan: Itamnhu-fulnniruhu-Tafulnn n:oil<sudqa

melepaskannla dari pefbudakan kepada kebebasan. Artinya merdekakanlah


seorang budak dan lepaskanlah dari perbudakan sebagai kaffarat atas
pelbuatanmu. Yang dimaksud dengan memerdekakan adalah mernerdekakan
keseluruhan tubuhnya. Hanya saja di sini khusus disebutkan ar-rqabah(Leher)
karena leher adalah tempat yang dibelenggu yang mirip dengan budak'
svanax BUtuGHUL MAnam l#
-'l
Faraqan Dengan dua fathah. Bentuk jamaknya furqanan. Dikatakan
di dalam Al Misbah Al Faraiq adalah takaran yang mencakup enam belas
n./il Maksudnya tiga sha' ukuran sha' di zaman Nabi.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Zhihar diharamkan. Suami yang melakukan zhihar di dalam hadits ini,
dikarenakan hukum keharamannya belum sampai kepadanya atau ia
melihat bahwa berhubungan intim di bulan Ramadhan lebih kuat
kehammannya dari pada melakukan zhihar. Kemudian ia membentengi
dirinya dengan sumpah zhihar daripada harus berhubungan intim.

2. Tujuan pelaku di dalam hadits di atas adalah bahwa ia melakukan


zhihar lalu berhubungan intim. Ia telah jatuh ke dalam dua dosa yang
besar di mana kemudian ia datang kepada Nabi untuk menyelesaikan
problematikanya.

3. t^aki-laki di dalam hadits tersebut datang kepada Nabi dalam keadaan


menyesal, bertaubat dan takut. Oleh karena Nabi tidak bersikap keras
kepadanya. Nabi hanya memberikan fatwa dengan sesuafur yang dapat
menebus kesalahannya. Nabi memerintahkan untuk membayar l<a{kmt
akibat hubungan intim yang ia lakukan di saat ia telah melakukan
sumpah zhihar. Dengan demikian kaffaratsumpah zhihar berurutan
secara wajib sebagai berikut:

Pertama, mernerdekakan budak yang mukmin. Apabila seseorang tidak


menjumpainya atau tidak dapat membayar nilainya, maka;

Kedua, berpuasa dua bulan berturut-turut, apabila ia tidak mampu


maka;

Ketiga,Mlah enam puluh orang fakir miskin dengan sahr mud gandum
atau satu sha' apabila berupa jenis makanan lain.

4. Ini adalah urutan pembayaran kaffarat zhihar atau berhubungan


intim disiang hari pada bulan Ramadhan di mana pertama adalah
membebaskan budak. Apabila seseorang tidak mendapatkannya, maka
ia harus berpuasa dua bulan berturut-turut. Apabila seseorang tidak

625
,"-"ffi
orang miskin diberikan satu mud gandum atau setengah sha' makanan
yang bukan gandum dari makanan sehari-hari keluarga kalian yang
menrpakan kalangan menengah-

5. Di dalam hadits terdapat penjelasan bahwa ijtihad di dalam masalah-


masalah ilmiah tanpa ilmu pengetahuan terkadang dapat
menjerumuskan pelakunya ke dalam kesalahan yang besar. Seorang
penuntut ilmu tidak boleh berijtihad sampai ia memiliki alat dan
persiapan unhrk berijtihad, yaitu memiliki ilmu-ilmu syariat dan bahasa
Arab1lang luas.

6. Men!ru[ri diri dari hal-hal 5ang mernbanghtkan bimhi dari pemandangan


yang menimbulkan hasrat seksual, tempat-tempat pelacuran atau
tempat tempat yang dikelilingi oleh kerusakan yang merupakan hal-
hal spng menggiurkan yang mengajak pelakunya untuk melakukan
kesatahan dan jatuh di dalam perbuatan yang keji'

7. Didalamhadits terdapatpembentengandariAllahswr kepadakaum


muslimin dari pelbuatan maksiat dengan adarya hrnfutan sanksi-sanksi
ini png dapat mencegah mereka dari terierumus ke dalam
pertuatan
pagar
maksiat serta membentengi hal-hal yang diharamkan dengan
ini, yaifu dari denda yang dapat menjaga mereka dari kehancuran.

8. Di dalam hadits terdapat penjelasan mengenai kasih salang Allah SWT


kepada umat Islam di mana Allah SWT telah menyiapkan kaffaratini
png dapat menghapus dosa dan melenyapkan kasalahan 1ang mereka
lakukan.
g. Di dalam hadits terdapat kerinduan Allah swT untuk memerdekakan
budak dan membebaskan hamba sahaya. Allah swT menjadikan
mernerdekakan budak sebagai l<affant6banyak dosa dan perbuatan
rnal$iat.

10. Di dalam hadits terdapat kerinduan Allah swT Yang Maha Bijak untuk
pakaian
mernberi rnakan kepada kaum fakir miskin di saat makarnn dan
mereka dijadil<art kaffanf dan sebagai penebusan dosa'

626
-{ svanax BurucHur. MAnara #

.;\1llLK
(BAB TENTANG SUMPAH L!'AN)

Al-li'an diarrbil dari kata al-la'nu afiinya mengusir dan menjauhkan.


Dinamakan sumpah li'an l<Nertaberarti menjaga keberadaan lafazh li'an
itu sendiri karena seorang suami yang melakukan sumpah /i'an biasanya
melaknat dirinya sendiri pada kesaksian sumpahnya yang kelima atas
kebenaran dakruaannya.Lafazh li'ankeluar dari kalimat du'a ar-rajulu bil la'ni
dan bukan dari kalimat du'a al marbtu bil ghadabikarena lebih dahulu lafazh
al-la'nuketimbang al ghadabdi dalam beberapa ayat.

Selain itu dinamakan li'anl<Nqtamernperhatikan kandungan artinyra, 5aifu


mengusir dan menjauhkan karena pasangan suami istri berpisah secara
sempuma dan tidak ada pertemuan lagi setelahnya.

Definisi sumpah li'an secara terminologi bahwa ia adalah beberapa


kesaksian yang dikuatkan dengan beberapa sumpah dari suami isni yang diiringi
dengan laknat dan kemarahan.

Dasar li'anaddahAl Qur'an,Sunnah dan ijma'.

Adapun Af Qur'an, maka firman Allah SWT, "Dan orang-orang yang


menuduh istrinya fterzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi
selain dii merel<a sendiri." (Qs. An-Nuur [24]' 6)

Adapun sunnah Nabi SAW maka ia seperti hadits yang tertera di


dalam bab ini. Para ulama secara umum sepakat mengenai hal ini.

627
'ffi;*F
Secara prinsip bahwa barangsiapa lBng menuduh seseorang yang sudah
saksi,
menikah berzina dengan tuduhan lnng nlBta, maka ia harus membawa
yaitu empat orang saksi. Apabila ia tidak mendatangkan saksi-saksi tersebut,
maka ia terkena hukuman menuduh berzina, yaitu harus dihukum dengan
delapan r)r lrh Lli cambukan sebagaimana Allah berfirmatr, Dan otzrng'oft'ng
"

yang menuduh wanit*wanita 5ang baik-fuik hefruat zina) dan mereka tidak
(yang menuduh itu)
mendatangl<an emryt onng sal<si, maka denlah mereka
delapn puluh l<ali dqa." (Qs. An-NuwlZ4l 41'
Dikecualikan dari keumuman ini, yaifu apabila seorang suami menuduh
berzina istrinlp, maka suami harus mendatangkan empat orang saksi atas
dalnuaannya tersebut.

Apabila srnmi tidak memiliki enrpat orang saksi, maka hukuman had Qadaf
dibatalkan, hanya saia ia harus bersumpah seban5nk empat kali bahwa ia
pada sumpah
termasuk orangorang png jujur di dalam menuduh berzina, lalu
yang kelima ia harus melaknat dirinya sendiri, apabila ia termasuk para
pernbohong. Hal dernikian karena seorang stnmi apabila melihat kekeiian pada
pasangannlB, maka iatidakdapatberdiarn diri sebagaimana apabila ia melihat
orang lain karena hal ini merupakan aib dan kecacatan baginya serta merusak
kehormatannp.
Seomng suami tidak bokh menuduh bezina kepada isfinSa kecuali suami
tirJak mtrngkin mengajukan
Fng benart€nar mengetahui kmena seorang srami
hal ini kecuali ada dorongan dari nafsu, karena aib telah teriadi pada keduanya'
Dengan demikian, maka hal ini menguatkan pada keabsahan dakvuaann5n.

tt ,i6 bt JL) :Jt3 -u{:; hr ,*'-;3 i: * -1o'


g'rLi-;.* ,-^*t, J? trrt eLi e t')'tf Ui;1 r'irr .1-,
\va.

* ,u: '.k- ,l,i{- "r,


;r:- e ,i* i\'fsJ ':;9;';:1.
{ svanan BUIuGHUL MAnaan l#
,- '$ '^L'eA:L qlt u\ ilw ,;6 ,tt); 31i ors CS ,lo-J-
4t
.rit rr- j ouli ,,tV .tr'r? ,itt ;'1G *
q iri t;":t ;G oi ;pi| ,;?ii ,:&r, ,*'"$*
.riGi '; ,t Uk c",y;u.:lk ,g:stj ,y rju ,;rryi -,ti
lL (L) iKi it'aiu, '!r;. €lti ,Y :LJu ..:lJ5 Wi
4..- ,

'€rf '* ,t')t,


.(L--6r.{ lri
; ,e.'f;u., ; "i clur
. r.a.
/ 7n* ''
.'J::,i'r:,
I

950. Dari Umar RA, ia berkata: Fulan bertanya, "Wahai Rasulullah!


bagaimana pendapatmu apabila salah seorang dari kami menemukan istrinya
berada dalam perbuatan ynng kdi. Apa yang harus dia lakukan? Apabila dia
berbicara, maka dia akan berbicara dengan perkara yang besar. Apabila ia
diam, rrnka terhadap hal seperti ini h harus diam. Namun beliau tidak meniarrab.
Setelah ifu ia mendatangi beliau, lalu berkata, "Sesungguhnya sesuatu yang
aku tanyakan kepddamu, telah menimpaku." Kernudian Allah SWT menurunkan
a5nt-ayat di dalam surah fui-Nuur.

Ia kemudian membaca ayat-ayat tersebut dan menasihatinya serta


mengingatkan dan memberitahukan bahwa siksa di dunia lebih ringan dari pada
siksa di akhirat ia berkata, "Tidak demi Allah yang mengufus kebenaran, aku
tklak berdusta atasnya." Kernudian beliau mernanggil istinya lalu menasihatin5ra
juga. Istinya berkata, "Tidak derni Allah yang menguhrs kebenaran, sungguh ia
seorang pendusta." Kemudian dimulai dengan pihak laki-laki dimana ia
memberikan empat kali kesaksian atas nama Allah, lalu pihak iski, kemudian
Nabi SAW memisahkan keduanya." (l-IR. Muslim)a3

Kosakata Hadits
Araita Huruf hamzah di awal kalimat menunjukkan istifham ingkari
2orMuslim (1493).

62?
ffi;",-H;:*"lffi
orang !,ang di{ak bicara. Anita adalah kalimat yang diucapkan oleh orang
Arab dengan arti seseorang mernberitahu dbiku.

Fahb{f,h Bqttuk mu'arnts&ri al fahlsy.la adalah segala sesuatu Snng


buruk dan terceta dari ucapan dan perbuatan. Yang dimaksud di sini adalah
kekgian pertuatan i;ri:p..7-nadikatal6n keii, karena ia telah sampai kepada
ptrncak kebunrkan dan ketercelaan.

ubtuhituAdalah cobaan atau rnalapeka png menimpa ses@mng. Artiqn


aku dicoba dengan masalah ini.

Adab Ad-Duryra.Adalah hukuman hudud, karena menuduh berzina bagi


suami dan tahanan bagi istri di mana ia tidak boleh dihukum hudud hanya
sekedar karena mengingkari.

Adzab At Akhinh Siksa neraka sebagai balasan perbuatan keii'

Tsarrra bi Al Mar',ahMenfrdikanrrya yang kedtn di dalam urutan laknat, di

mana urutan pertarna adalah suami.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1- I ian dan kriterianlB, 5aitu seorang
Penjelasan mengenai hukum sumpah
suami menuduh istrinya berzina, sementara ia tidak dapat
mendatangkan saksi. Di sini ia harus dihukum hudud, kecuali apabila
ia mau bersumpah atas nama dirinya sebanyak empat kali bahwa ia
terrnasuk orang 5ang jujur di dalam dakwaannla. Dan di dalam sumpah
dan kesaksian yang kelima ia harus bersumpah bahwa laknat Allah
akan menimpa dirinya apabila ia termasuk pendusta. Apabila ishi
merrgingkari, maka ia harus dikenakan sanksi duniawi. Apabila ia mau
bersaksi atas nama Allah sebanyak empat kali bahwa suaminya
termasuk pendusta di dalam tuduhan perbuatan keji ini, maka dalam
kesaksian yang kelima ia harus bersumpah bahwa kemarahan Allah
akan menimpa kepadanya apabilasuaminyatermasuk omng yang jujur.
Di sini ia terlepas dari sanksi duniawi.

Para ulama berbeda pendapat mengenai dampak dari pengingkaran

630
svanan BuruGHUr. MAnar,r #
-l
seorang istri.

Madzhab dm lmam madzhab, Malik dan Aryqiafi'i menyatakan bahwa


istui harus dihukunr hudrd. Fendapat ini dipilih oletr $BiLh Taqlygdin
danhnul Qayyim
Slraikh Muhammad bin lbrahim b€rkata, "ltu adalah bentuk lahiriah
alatAl Qur'an."
Adapun pendapat yang masyhur dari ma&hab Imam Ahmad bahwa
seorang isffi tidak berhak dihukum hudud dengan hanya sekedar
mengingkari, ia hanya ditawan sampal ia mengaku berzina sebanyak
empat kali pengakuan atau ia melaknat dirinp.
2. Apabila telah terlakasana sumpah li'an di antara keduanya dengan
syarat-syarat yang ada, maka keduanya harus dipisahkan untuk
selamaryB. Ishinya tidak halalbagi stnmiqp walaupun setdah berganti
pasangan.

3. Seorang hakim harus memberikan nasihat kepada masing-masing


pasar{Fn suami-istui di saatingin mdakukan s.rmpah, sebabbarangkali
suami mau menarik dakwaannya apabila ia berbohong. Demikian pula
setelah sumpah li'antajadi harus dialukan taubat kepada keduanya
agar suami bertaubat antara dirinya dengan Allah'SWT.

4. Bab ini berteda dengan bab-bab lain dari bab-bab fikih yang ada pada
beberapa masalah.

Di antaranya, di dalam sumpah /i 'an harus dibarengi dengan kesaksian


(syahadat). Di dalam sumpah li'anyarrgkelima kali, maka ia dibarengi
dengan doa untuk dirinya yang mendapatkan laknat bagi suami dan
dari istrinya. Doa untuk dirinya di dalam sumpah li'anyang kelima
berupa mendapatkan kemarahan Allah SWT. Perbedaan lainnya di
dalam /i 'andilakukan sumpah secara berulangrrlang. Pertdaan lainnya
sesungguhnya di dalam prinsip dasar hukum bahwa saksi milik orang
yang menuduh dan sumpah milik orang yang mengingkari. Di sini
sumpah diminta dari orang yang menuduh dan yang mengingkari.

5. Permulaan sumpah dilakukan oleh pihak suami sebagaimana urutan

631
svanen ButucxutMaurrr #
-l
yang adadi dalam ayat.

6. Seorang suami tidak boleh menarik mas kawin yang telah diberikan
setelah ia berhubungan intim, sekalipun teriadi perpisahan akibat
li'an.

7. Sumpah lbnkhusus bagi smmi-isti. Adapun bagi selain suami-istri,


maka berfrilan di dalamnya hukum gadaf (mutuduh berzina) yang
sudah populer.

8. Makruh hukumnya memperrnasalahkan persoalan yang belum


te,rjadi dan mengkaiinlB apalagi png di dalamnya terdapat indikator
perlruatan 1Bng k€i.

9- Para ulama berkata, 'Bagi pihak isti dikhususkan kata, 'Marah'-


karena besaqB dosa apabila dihubungkan dengan ukuran peristiwa
perzinahan, karena di dalamqa terjadi pengotoran terhadap ranjang
p€rkalinan dan kecerderungan menprnakan posisi orang lain dengan
pasangann!,a. Ini adalah masalah besar png menimbulkan banyak
kerusakan seperti penyebaran saudara semuhrim, ketetapan
kekuasaan bagi pihak perempuan dan hak pembagian harta
berdasarkan uarisan. Dengan demikian tidak heran dikhususkan
dengan marah 1nng l€bih keras dari laknat."

10. DisunnahkannSa berpaling dari pertaqpan-pertanyaan yang belum


teriadi, di mara pertaqnan tersebut baru berupa gambaran, apalagi
apabila pertaqraan-pertangnan tersebut pada hal-hal yang tidak
disukai.

11. Dibolehkan bersumpah atas masalah-masalah yang ingin


dil$atkan, sekalipr.rn orang yang memberitahu tidak disumpah.
12. Bahua seseorang tidak boleh menuduh berzina dengan hanya
sekedar adanla indikator dan tanda-tanda khusus sampai terealisasi
kengataan png sebenam!,a.

13. Bahwa sindiran terhadap ses@rang dengan tuduhan perzinahan,


tidak termasuk qadzal sampai orang yang menuduh jelas
m€ngurgkapkan dengan fuduhan beuina ters€but.

632
svamx BUtuGHUt MARAM #
-{
14. Di dalam hadits terdapat kriteria turunnya Al Qur'an kepada Nabi,
di mana Al Qur'an turun berdasarkan peristiwa, kejadian dan
pertanyaan-pertanyaan agar hal tersebut dapat lebih disadari dan
dipahami serta lebih tertanam di dalam hati.

15. Bahwa siksa dari Allah berupa hukum hudud, kemiskinan, sakit atau
musibah betapapun beratnya, ia masih lebih ringan daripada siksa
Akhirat. Maka hendaklah orang yang diberi cobaan mengambil
pelajaran Dan bermuhasabahlah dengan pahala mereka disisi
Allah SWT.

16. Sesungguhnya bukti-bukti ketetapan dakwaan sesuai dengan


perntasalahannya. Dan indikator-indikator png kuat memili:ki pengaruh
yang besar dalam sah atau tidaknya dalsraan. Dalam masalah qadzaf
yang harus ada kesaksian adalah dari kaum laki-laki. Akan tetapi
karena tidak mungkin seorang suami menuduh istrinya berzina dan
mengotori ranjang perkawinan, dan apabila suami melakukan hal
tersebut, maka hal tersebut merupakan imdikator kejujurannya, yaitu
dengan menetapkan fuduhan berdasarkan kesaksian yang berulang-
ulang yang dikuatkan. Kesaksian-kesaksian ini tidak dapat diterima
di dalan kejadian seperti ini selain kejadian yiang menimpa isbinyra.

L7. Di dalam hadits terdapat keterangan bahwa hukum-hukum s5ariat


berjalan sesuai dengan bentuk lahiriahnya. Sebab apabila tidak
berdasarkan benfuk lahiriahnya, maka sudah dipastikan bahwa salah
satu pasangan berbohong. Akan tetapi hukuman hudud dibebaskan
dari keduanya dengan sumpah li'an yang sudah terjadi sesuai
dengan bentuk lahiiah hukum syariat yang ada.

ybt*i' I .. , .
-
4t a
J-rt il -l--Cj,
t.-

'J; \ ,i:k tKLi ,:t


,;.
GHU t't rARAM

,17), 'd:r* '.* 't


y,..1w rs;t1 !.irl
'J';',
t ,iu ,q)L ':)
fr.f)'fi.i'lti,t74; Uk'&"q1,G}'a'dx-t e -#
.^1t'6;I.(ti- i
-":.11'u,,
Dari Ibnu Urnar RA: Sesungguhn5a naruruun sew uo*uau tnpuau
951.
kedua orang yang melaknat dirinya, " Perhitungan diri kalian pada Allah SW;
salah seomng dari l<alian pembohong, maka tidak ada jalan bagimu atasnya."
Ia berkata, "wahai Rasulullah bagaimana denganku?" Rasulullah SAW
menjawab, 'Apbila engkau juiur atasnya, maka ia dengan sesuatu di mana
angl<au dapt menghalalkan kemaluannya. Dan apbila angl<au mandustainim,
mat<a itulah Sang dapt meniauhimu dain3n." lHR. Muttafaq 'Alaih)*

Kosakata Hadits
Hiabukuma Al Hisab dalahbalasan amal perbuatan.
Ia *biita l-aka As-sa6ladalah jalan. Yang dimaksud di sini tidak ada
alasan dan kekuasaan.

Ab'adu laka fuuda, yab'udu, bu'dan kebalikan dari dekat' Al ab'ad


kebalikan dari aqnblebih dekat)bentuk jamaknya aba'id.

Hal-Hat Penting dari Hadits


1. Sesungguhnya salah seorang dari pasangan suami istri yang
melakukan sumpah li'an berkata jujur, sementara seorang lagi
berdusta, karena tidak mungkin memadukan antara kejujuran
suami di dalam dakwaannya dan kejujuran istri di dalam
penginskaran dakwaan suaminYa'

2. Sesungguhnya hukum-hukum syariat didasarkan pada bentuk


lahiriahnya, yaitu penjelasan-penjelasan yang legal. seorang hakim
tidak bisa memaksakan lebih dari ini.

2q Bukhari (5350) dan Muslim ( 1'193).

634
ffiH,H,"_',;:m
hadits Ummu Salamah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,

i *r3;i ok'ti'r*'W ,l-\rkx'61


o ti t c..'- t.i t. t.c ( ,. . . ti. ,2(: ,t.
at + p r: gc+,r u
f gi. e 6.4tv
".a
.rr$ri-r:bt';'&i Ci ,* fi"'i,
"sesungguhnya kalian mengadu masalah kepadaku, barangkali
sebagian kalian lemah dalam huiiahnya dai sebagian lainnya, lalu
aku menetapkan hukum berdasarkan dari apa yang aku dengar,
maka Barangsiapa yang aku tetapkan hukum kepadanya dan
merupakan hak saudaranya, maka sesungguhnya aku telah
memufuskan baginya sebongkah api neraka.

3. Ungkapan bagi kedua orang yang melakukan sumpah /i'an,


" Perhitungan diri l<alkn pda Nlah SWT." Malsudnya sesungguhnya

hukum secara lahiriah tidak dapat memaafkan pendusta dari cacian


dan siksaan di hari kiamat, sebagaimana di dalam hadits, " kmngsiap
gng aku,tebpkan hukum kepdanya dan mmtpkan hak saudaranSa,
maka sesungguhnya aku telah memutuskan bbginya sebongkah
api neraka."

4. Ungkapan, " Maka tidak ada ialan bagimu atasnya." Artinya


sesungguhnya laknat apabila telah sempuma syarat-syaratnya, maka
antara suami istri telah teriadi perpisahan selama-lamanya yang tidak
dapat dihalalkan, walaupun istri telah menikah kembali dengan
orang lain setelahnya. Sesungguhnya setelah sumpah li'an selesai,
maka tidak ada campur tangan suami atas istrinya yang telah
terlaknat. Suaminya tidak memiliki hak dari istinya sama sekali.

5. Sesunggunya suami tidak boleh menarik mas kawin sama sekali,


apabila ia memang jujur. Mas kawin menjadi tetap setelah suami
berhubungan intim dengan istrinya demikian pula dengan sesuatu
yang dapat menghalalkan kemaluan istrinya. Sementara apabila

635
ffiJ"oJ",.-"n,-ffi
jauh lagi dari istrinya karena suaminya telah mengejek istri dan
membohonginya.

6. Sesungguhnya Nabi tidak mengetahui sesuatu yang ghaib. Nabi


menetapkan hukum berdasarkan sesuatu yang ia dengar dari orang
5rang bertikai. Di dalam hadits terdapat dalilbahwa sesuatu yang ghaib
hanya milik Allah SWT semata. Di dalam hadits juga terdapat
keterangan keluwesan bagi para hakim dari umatnya di mana tugas
mereka adalah berijtihad di dalam dakruaan dan menunhrt hak- Apabila
mereka benar, maka mereka memperoleh dua pahala dan apabila
mereka salah, maka bagi mereka pahala satu dan kesalahan yang
adadimaafkan.

,ti
,'JG'*3 otr -i,i-\, *; fi t't -loY
*\t 'u 'rit
* oic|:$ ,V\1. lfu '6i * "oie ',-:t; ,s|4.i)
4? "eZ .g. tilrll ,1iJJ * d:rL';Si
952. Dari Anas RA: Sesungguhnya Nabi sAW bersaMa, " Kanlilah diinln,
apabila ia melahirkan anak berkulit putih dan berambut lurus, maka itu adalah
sifat suaminya dan apabila ia melahirkan anak dengan alis mata tebal dan
benmbut keiting, maka ia merupakan sifat orang yang dituduh berzina
dengann5n." HR. Mut tafaq'Alaih).zos

Kosakata Hadits
Abshiruuha: Maksudnya analisalah dan kenalilah anaknya serta perjelaslah
fisikrrya.

Ja'at bihi Dhamir/arkembali kepada anak, di mana ia berada di dalam


kandungan saat pelaksanaan sumpah /i ian.

205
Muslim (1496) mereka tidak meriwayatkan dari Bukhari'

636
-J svanax BUtuGHUt MARAM +
Sabthan: Adalah sosok yang rambutnya lurus, tidak keriting cian fisiknya
sempuma.

Akhala Yaitu anak yang tempat tumbuh alisnSn hitam seakan-akan di


dalam kedua matanya ada celak.

Ja'dan: Di dalam rambutnya ada gelombang dan gumpalan

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Hilal bin Urnayfah menuduh berzina isbinp dengan Syarik bin Samha.
Ishinya mengingkari tuduhan ini. lalu masing-masing melakukan
sumpah li'an, sementara istrinya dalam keadaan hamil. Setelah
dilaksanakan sumpah f'aa Nabi SAW bersaMa: Kenalihh wanita png
melaknat dirinp dan bayr yang dilahirkan. Apabila istinSn melahirkan
seorang anak yang berkulit putih dan berambut lurus, maka ini
menrpakan sifat stamin5n. Apabila istinla melahkkan seorang anak
SBng beralis mata tebal dengan rambut keriting, maka h mirip dengan
lakFlaki yang ditutuhlon k@aqp, lpitu gprik bkt Sanrha. Kenrudhn
istiqB melatrirkan dernikan (Alis rnatarya tebal dan berambut k€riting)
NabiSAWbersaMa,

3A qrJ, r,<r.i' :Y 4,;*, u Y )


"Seatfuin5a tidak ada tq&hulu di dalam Al Qtr'an,
makaniscaganbn dirilil &n dirhga & nwlah."
2. Hadits di atas menunjukkan hakekat perpindahan ciri fsik yrang
bcpindah mdalui hkta ketunrnan png meniadfisebab kerniripan anak
dqan kedua orang tuan3a, pitu melalui prloses ketunnn yang juga
terdapat pada tumbutran dan hanan, termasuk manusia.

3. Hadits di atas menunjukkan lebih didahulukannya bentuk lahiriah


hukum-hukum qpriat berdasarkan indikator-indikator gang tliak harus
dicari ilat hukumnya, kecuali apabila tidak ada prinsipprinsip dasar
hukum yang menjadi dasar dibangunnya persoalan-persoalan tersebut.

4. Ungkapan Nabi SAW, " Sandainya tidak ada penjelasan terdahulu di

637
d^.:':::;":::m"
masalah." merupakan dalil bahwa hukum-hukum yang terdahulu
tidak dapat dibatalkan, selagi tidak bertentangan dengan teks Al
Qur'an, sunnah dan ijma' ulama.
5. Yang lebih utama bersikap wara', apabila seseorang menjumpai
syrbhat yang bertentangan dengan prinsip dasar hukum syariat'
Dari sini Sa'ad binAbi waqas dan AM bin Zam',ahbertikai mengenai
anak yang lahir dari perkawinan ayahnya. Sa'ad bin Abi Waqas
menuduh bahwa itu adalah anak dari saudara ayahnya, Atabah bin
Abi Waqas. Lalu Nabi menetapkan kepada pemilik istri, yaitu Abd
7am'ah, karena ia anak dari istri ayahnya Zam'ah. Terdapat hadits
di dalam Shahk Bukhan dan Shahih Muslim sesungguhnya Nabi
SAW bersabda, "/a adalah saudaramu wahai Abd bin Zam'ah'"
Karena ia terlahir dari istri ayahnya. Hanya saja Nabi melihat
kemiripan yang kuat pada bayi tersebut dengan sosok Atabah bin Abi
Waqash. [-alu beliau memerintahkan istrinya, Saudah binti Zam'ah
menyembunyikan anak yang didakwakan kepadanya. Terdapat
hadits di dalam kitab srlalr ih Bukhari dan shahih Muslim
sesungguhnya Aisyah RA berkata, "Nabi tidak pemah lagi melihat
istuinya (Saudah) sampai beliau meninggal dunia."

6. D dalam hadits terdapat keterangan diterimanya laporan dari ahli


kefurunan dan analisa mereka, kecuali apabila bertentangan dengan
prinsipprinsip dasar hukum. SesungguhnSa indikator-indikator lahiriah
tidak dapat didahulukan atas prinsipprinsip dasar syariat yang bersifat
permanen. Di antaranya perkawinan. Sesungguhnya Allah SWT yang
Maha Bijaksana menjadikannya sebagai prinsip dasar bagi pemiliknya
dan menjadi ikatan yang kuat yang menetapkan seluruh anak yang
lahir. Kemiripan fisik atau kesamaan golongan darah serta indikator-
indikator lainya yang memiliki beberapa kemungkinan tidak dapat
didahulukan dari perkawinan.
aaaaa

63E
-{ svanax BULUGHUT MAnam #

gr\t ;* it'J';:_,L:t> -t:*\t *' {L it ;,oi -\oY


6t :Jvs ,!. ,* i:ut to in 'Ca'ti t'*3 ';i t--i
"ow.ie y ,A,A,i'rir:,'f.r .<f y
^:,
953. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW
memerintahkan seorang laki-laki meletakkan tangannya dimulutnya di saat
sumpah li'an yang kelima dan beliau bersabda, " Sesungguhnya sumpah ini
menuntut (perceraian)." (HR. Abu Daud dan An-Nasa'i) dan para perawi
haditsnya tsiqah.26

Peringkat Hadits
Hadits di atas sanadnya shahk. Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu Daud,
An-Nasa'i, Al Baihaqi, Al Humaidi dari Sofyan dari Ashim bin Kulaib dari
ayahnya dari lbnu Abbas. Ini adalah sanad hadits yang shahih sebagaimana
dikatakan oleh AI Albani. hnu Abdil Hadi berkata di dalam Al Muharrar,
"Sanadnya tidak bermasalah."

Kosakata Hadits
Fihi: Dasar kalimatnya fav,ahudengan dalil bentuk jamaknya afwah. la
adalah mulut manusia dan heu.ran. Dikatakan di dalam Al Mishbah Ia termasuk
lafazh yang asing, di mana bentuk tunggal tidak sama dengan bentuk jamaknya.
Apabila disandarkan pada ya mutakallim, maka dikatakan: Fiyyidan fammi.
Apabila disandarkan pada selain ya mutakallim. maka ia dii'rabkan dengan
huruf. Ia adalah salah satu asmaul khamsah (isim yang lima) yang diiakan
dengan ya, dinasha[rkan dengan alif dan dirafakan dengan wawu.lni dengan
syarat terlepas dari huruf mim. Adapun apabila diiringi dengan huruf mrn,
maka ia d i' iraA,<an dengan harakat.
Mujibah: Maksudnya menetapkan dan mengharuskan perpisahan
(cerai) selamanya di dunia atau mendapatkan siksa yang pedih di akhirat.

2s Abu Daud (2255) dan An-Nasa'i (6ll?5).

639
ffir#:'GHUL^ARA^+
1. Salah safu dari dua pasangan suami istri yang melakukan sumpah
li'anpstisebagai pendusta, akan tetapi tidak diketahui siapa? oleh
mentfiin kedrnnp ketika
karena ihr distrnnahkan untuk nreryindb dan
melakukan sumpah li'an yarry kelirna 1lang t€rakhlr,lnitu dengan
trarapan bahwa l,ang kdusta
dari kedua belah pihak mau menarik
rcastaanqn, agar maksbt Snng dilalrukan serta kebotrongon yang di
dalamrlp merupakan kebohorgan 31ang besar yang diiringi dengan
sumpah tilak merSatu di hadapan s!/arhtAllah SWT-
2. Oleh karena itu menrpakan kepgtgsan Fng baik di nrana seorang
haldm tranrs mdetakkantangntnFdi muhrt si suami di saat mdaknat
dtoinF dan dimufut isti di saat mengucapkan kernaralran Allah, agar
ia sdarnat dari siksa A[atr SWT yang pedh-

3. Bahtra hukum sumpah /i'an mengakibatkan perpisahan abadi,


gu$rnlp huhm hudud dan ketiadaan nasab anak1nng disebutkan
di datam sumpah li'an lercebut kecuali setelah sumpah /i'an
terlalsana sara sqnpum.r.

4. Bahua kesaksian sumpah k'anyargkelirna bagi masingmasing dari


dr.ra orang png melalnrkan sumpah li'an yarg menyempumakan
paarcanaan sumpah li'an thts€ndiri. Sernentara sebelum kesaksian
sumpah lEng kelima, ses@rang nrasih dapat menarik dalcwaan dan
mendustal dirtUB.

5. Bahwa tempat hukuman sampai kepada masalah-masalah yang


dernikian cepat hanrs dihadfi oletr masyarakat. Apalagi bagi orang
1nng dihfuhkan oleh hakim untuk menulis dan meniaga keamanan
sertahal lainrya.

-'^L I'
'qrt*,<!t
- € qr- * i ,y dr -lor
640
--{ svanan ButucHut MARAM #
t:- u:-S ,,ss c gi)'3 d c,; ,11\ ,i6 ,;,1tat
t7),
h, ,-k it J"t-, ilV';ri ,p ru,irrt; ,q!#itt -;rr';;',

954. Dari Sahalbin Sa'ad AlAnshari RA tentani kisah dua orang yang
melakukan sumpah li'an, ia berkata, "setelah keduanya selesai metakukan
sumpah li'an, suaminya berkata' 'Aku berbohong kepadanya -wahai Rasulullah-
(Bolehkah) apabila aku mempertahankannya, lalu ia menthalaknya tiga kali
sebelum Rasulullah SAW memerintahkannya. " (HR. Mut ta faq'Ala ihl.m7

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Sumpah li'anyang telah sempurna merupakan sebab perpisahan
selamanya antara suami dan istri yang melakukan sumpah /i'an
tersebut. Setelah itu tidak dibutuhkan lagi thalak dan hsakh.lni adalah
tuntutan hukum dari sumpah /i'an.

2. Di dalam hadits terdapat keterangan bahwa laki-laki yang melakukan


sumpah li'an di hadapan Nabi SAW dengan kejujuran dirinya dan
di mana ia berkata, "Aku
menegaskan fuduhan berzina darinya
berbohong kepadanya -wahai Rasulullah- apabila aku
mempertahankannya." Lalu ia menthalaknya tiga kali sebelum
Rasulullah SAW memerintahkannya."

3. Para fuqaha kami berkata, "Perpisahan antara suami istri ditetapkan


setelah pelaksanaan sumpah li'an dengan keharaman yang bersifat
selamanya, sekalipun hakim tidak memisahkan di antara keduanya-"

Ini adalah pendapat madzhab mayoritas ulama, karena memang


perpisahan ini terjadi dengan sumpah li'anit.t sendiri berdasarkan
hadits grang ada di dalam Shahk Muslim," Itulah perpisahan di antam
dua onng yang melakukan sumpah li'an." danungkapan "tidak ada
jalan lain bagimu atasnya."

20?
Bukhari (5308) dan Muslim (1442).

641
::,*-*ffi
berftfirgsi. seorang suami melakukan sumpah li'aninikarena sangat
rnarah dan dalam rangka mernperkuat kebenaran dakwaannya
pada

isbirryE, s€kaligus tuduhan berzirn pada istinp'

dt jy-it;.t*, -t i:??nt oy'- {t? it *t -1oo


ri>

,'lo ,W? riu tr.,v €irt'ot i,rut ,*i *bt i2


"it
lr, .(\'*u
,)t';st: ,;!7;'f1 iJu ,q W'oi tr;i
,iu ,:*r/? itf ?T *3,1'G.6tL?:?,LYi*.:t
.(+JG :Jv,W?iv'i6,qia1
955. Dari lbnu Abbas RA: sesungguhnya seorang laki-laki datang kepada
dari
Nabi sAW laluberkata, "sesungguhnSra istriku tidak pemah menghindar
tangan laki-bki rrans menyentuhnp?' Rasulullah sAW berkata ," Asingkanlah
SAW
ia (thalawahf hki-laki itu berkata, "Aku tidak bisa jauh darinya-" Nabi
Al
bersaua, -I{alau bqitu basenang-senanglah dengann5n." (HR. Abu Daud,
Bazar dan para perawi haditsnya tstqan Hadits riwayat lain dari
An-Nasa'i
" TekHah
dari sanad hin dari lbnu Abbas dengan redaksi, Nabi SAW bersaMa,
ia. -L-aki-laki tadi b€rkata, "Aku tidak sabar (jauh) dengannya-"
Rasulullah sAW

berkata,' Mal<a patahankanlah.'ffi

Peringkat Hadits
Dkatakan di cEl]Elrrl At-Talkhish "Para ulama berteda pendapat mengenai
Hadits
bersambung atau tidaknya sanad hadits di atas. An-Nasa'i berkata:
mursl lebih utama kebenarannya. Ia berkata mengenai ketersambungan
sanad' Hadits tersebut tidak kokoh-"

2c Abu Daud (2U9) dan An-Nasa' i (6167\.

612
svrmu ButucHut MAnam l#
-'fl
Akan tetapi hadits di atas diriwayatkan oleh Abu Daud dari riwayat Ikrimah
dari Ibnu Abbas yang sama. Sanad haditsnya lebih shahih. An-Nawawi
mengemukakan keshahihan hadits. IbnulJauzi menukil pendapat Imam Ahmad
bahwa ia berkata, "Tidak ada dalilyang berasal dari Nabi di dalam bab ini sama
sekali. Ia tidak memiliki dasar hukum."

Adapun pengarang, maka ia berkata' Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu


Daud, Al Bazar dan para perawinya tsiqah.

Ibnu Hazm menilainya shahih di dalam Al Muhalla. AlMundziri berkata,


"Para perawi sanad hadits ini dapat dUadikan hujjah di dalam Shahih Bukhari
dan Shahih Muslim;'

Kosakata Hadits
La Tiaruddu Yada Lamisin: Maksudnya sesungguhnya istrinya bukan
termasuk tipe wanita yrang menghindar dari laki-laki lain, Tetapi tidak melakukan
perbuatan zina. Hal seperti ini jauh sekali.

Ghanibha: Dikatakan di dalam An-Niha5ah,jauhkanlah dirinya dengan


thalak.

Tatb'aha mfsiJiunku merindukannya, aku tidak sabar jikaFuh denganrlra.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Seorang laki-laki mengadu kepada Nabi mengenai kondisi ishinya, di
mana istrinya senantiasa meremehkan masalah etika. Istrinya tidak
pernah pergi dan menghindar dari lakilaki asing yang ada
dihadapannya, tetapi istrinya tidak berzina. [-alu Nabi memerintahkan
unhrk menthalak dan meniauhi dirin5a mengarnalkan saMa Nabi SAW'

.:,$.;.\ 6 J\|r;;cLt
"Tinggalkanlah sesuafu yang meragukanmu kepada yang tidak
metryukailnu."
2. Laki-laki tersebut sangat mencintai istri dan menerima sepenuh hati,
ia takut jiwanya selalu mengingatnya dan ia tidak dapat bersabar

643
sYenan BULUGHUT MAnar,a i#
-l
jika berpisah dengannya. Kemudian Nabi memerintahkan untuk
mempertahankan istrinya dan membiarkan iskinya disisinya.

3. Bahwa 5nng wajib bagi seorang wanita adalah menjaga dan memelihara
kehormatan serta menghindari laki-laki asing, tidak bercampur baur
dan menyafu dengan mereka. Allah SWT berfirman, " Mal<aianganlah
kamu funduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang
5nng ada panyakit dalam hatinya." (Qs. Al Ahzaab [33]' 32)
4. Bahwa merupakan keurajiban bagi suami memelihara keluarga, yaitu
iski, anak peranpuan, saudara perempuan dan kerabat perempuan,
serta menjauhkan mereka dari lakilaki asing dan tempat-tempat
S;ang syubhat.

5. Bahwa seorang suami tidak boleh bergaul dengan istri yang


meremehkan etika pergaulan dan sering keluar rumah, bercampur
baurdengan laki-laki asing, berpacaran, senang duduk dan berbicara
dengan mereka. Seorang suami harus memberikan nasihat dan
sarann!,a. Apabila ia tidak bisa sadar, maka yang lebih baik adalah
m€nceraikannla.

6. Adapun apabila benar-benar terjadi perzinaan atau meremehkan


kewajiban-kewajiban perbuatan taat seperti shalat lima waktu dan
puesa di bulan ramadhan, maka wajib baginya menceraikannya dan
tidak halal lagi baginya untuk mempertahankan istrinya tersebut.

'f J;-:, ,:';:r'et fi -,"-?nt qr-;;:t oj *t -1o1


'.^;t ,:ri, ; a;; *'a;ii;f ;t'€\:p>,At'-4 d;
' '
jpl corJ3 * b) C!, ,& h' @U '{, ,':A..t' i,' d/
z)t t.r- :.. ' '

.@r\?: ,l"r\i ai!, Jb '^r$) ,l*; ?nr ,'ri',Li '3,


.bi-'u.t l;;L2'1 ,Lt7'i.0 |cfrg ,'>!rl>'il ;?i
644
--{ svanlx BULUGH ur MAnarrr l#
956. Dari Abu Hurairah RA: Sesungguhnya ia mendengar Rasulullah SAW
bersabda ketika turun ayat mengenai suami istriyang melakukan sumpah li'an,
" Wanita manapun yang masuk ke dalam suatu kaum yang bukan bagian dari
mereka, maka ia tidak memiliki harga diri lagi sama sekali di sisi Allah dan
Allah SWT tidak al<an memasukl<an dirinya ke dalam surga-Nya. Laki-laki mana
pun yang mengingkan anaknya sementara ia telah melihabya, maka Allah SWT
mengalangi diinya dan membuka aibnya kepada umat yang hidup di masa
lalu dan diakhir zaman." (HR. Abu Daud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah, Ibnu
Hibban)2@

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits hasan. Ibnu Hajar berkata, "Hadits ini
diriwayatkan oleh Asy-Syaf i, Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban
dan Al Hakim. Keduanya menilainya shahih. Ad-Daruquthni menilainya shahih
di dalam Al lla'i disertai dengan pengakuan kesendirian Abdullah bin Yunus
dalam meriwayatkan hadits dari Said Al Maqbari dari Ibnu Yunus. Ibnu Hibban
menganggapnya tsiqah." Di antara para ulama ada yang menjadikannya sebagai
sosok yang tidak diketahui kondisinya. Oleh karena itu lbnu Hajar berkata di
dalam At-Taqrib: Perawi yang tidak diketahui kondisinya dapat diterima.
aa+:.4

,* i'-p ,t, 1( ,y> :,su -& \, *' '#'*t -1ov


o.ojo,i2. ztz t-.,.i,'i,.,
1 .t..o,o.(ti.,i1
.-e-f_f F ta2 cul{r'Jt a.*ft .(* Jl 4J d.+
957 . Darl Umar RA, ia berkata: " Barangsiapa yang mengakui anaknya
walaupun sekejap mata, maka tidak boleh baginya menafikannya." (HR. Al
Baihaqi) ia hadits hasan dan mauquf.2lo

2@
Abu Daud (2263), An-Nasa' i (6/1 79) Ibnu M ajah (27 43) dan Ibnu Hibban (I 335).
2to
Al Baihaqi

645
ffisYARAHBUIUGHUI'I^ARAM+
Sanad haditsnlp bagus sampai kepada Umar. Tetapi Al Albani menilainya
dla'if.
Dlatakan di dalarn At-Talkhish,"Fladits di atas mauquf Diriwalntkan oleh
Al Baihaqi dari riwaSrat Majalid dari Astrq/a'bi dari $Turaih dari umar."
Mdalui sanad Wabishah bin Dalaib di mana ia berticara tentang Umar:
Bahwa umar memutuskan hukum mengenai seorang laki-laki yang
mengingkari anak dari seorang wanita, anak tersebut masih dalam
kandungannlp. Tetapi setelah itu ia mengakui, saat anak tersebut juga masih
di dalarn kandungan wanita tersebut, ketika wanita tersebut melahirkan,
laki-laki tadi mengingkarinlp. Umar lalu memerintahkan untuk mendera
ddapan prhh kali delaan, karena ia menghindar dad wanita tersebut, kemudian
umar menghubungkan rnsab arnknya kepada4n. sanad haditsnya baik.

Kosakata Hadits
Tlnrfab Ainin Maksudnp kerdipan mata, sebagai bentuk mubalagah
(hiperbola) karena sedikitnp waktu yang ada.

Hal-Hat Penting dari Hadits


1- Allah SWT merindukan pemeliharaan keturunan dan adanya
anak dengan ormg tuanya. Allah SWT berfirman,
-
nnntsi4 erurrgplntd karni manciptal<an dari sanng hki-laki
Hai
&n wrug wqnpnn &n manfiilil<an l<amu bqbnggbngs dan
fusuku-suku su45a kamu aling kanal mangenal-" (Qs. Al Hujurat
t49l' 13). O[eh kaena ihr terrdapat hadits, "Allah SWT m&kmt omtg
lptg natghub@Skan MrF *Aa onng hin &in atahr,ta."

2. Ancarnan yang besar dan siksa yang pedih bagi seorang wanita
Fng b€rkhianat dengan laki-laki ding, lalu ia hamil dari laki-laki
ters€but, kernudian anak ini rnsabnSa dihubungkan kepada suaminga
dan keluarganya dan seakan-akan anak tersebut menjadi bagian
dari mereka, padahal tidak.

3. Wanitaseperti ini akan mendapatkan an@man dari Allah SWTAllah

616
-{
svanlx BUtuGHUt MARAM l+
SWT lepas darinya. Ia tidak memiliki harga diri lagi dihadapan
Allah SWT dan sesungguhnya Allah mengharamkan surga baginya.

4. Anak yang dituduhkan sebagai anak sesungguhnya ini bukan


keluarganya. Sebab dengan ini semua ia memiliki hak-hak tertentu
dan kewajiban-ke'wajiban, di mana bagi keluarga ini mendapatkan
dosa dan kebohongan. Anak ini akan dinafkahkan. Ia berhak
mendapatkan warisan dan kelak mewariskan. Ia akan melihat cacat
yang ada di rumah ini dan akan masuk keturunan dari anak ini beserta
keturunan-keturunannya akan menjadi laknat yang disebabkan
oleh wanita yang jahat dan pendusta.

5. Kemarahan dan siksa dari Allah akan diberikan kepada orang yang
mengetahui bahwa anak tersebut adalah anaknya, tetapi ia menafikan
dan melepaskannya. Nasab anak ini telah terputus. Ia menjadi anak
yang terlunta{unta tanpa keturunan dan keluarga. Ia menjadi dibenci
dan dianggap buruk. Ia memiliki citra yang tidak baik dan memalukan
di hadapan masyarakat.

Oleh karena itu balasan perbuatan ini serupa dengan jenis kejahatan
yang dilakukannya. Sesungguhnya Allah SWT dihari kiamat kelak
akan melecehkan dirinya melalui makhluknya baik umat terdahulu
atau umat yang hidup diakhir zaman. Mereka akan menyerukan
kejahatan dan melecehkan dirinya yang disebabkan kebohongannya
serta keterlepasan dari kewajiban yang dibebankan atasnya terhadap
anak yang terlunta-lunta ini.

6. Apabila seseorang telah mengakui anaknya, walaupun sekejap, maka


nasabnya ditetapkan kepadanya. Anak ini tidak boleh dinafikan sama
sekali. Dikatakan di dalam Al lqna', "Di antara syarat menafikan anak
adalah menafikan saat ia mengetahui kelahirannya tanpa menunda-
nunda. Apabila seorang suami menunda-nunda setelah ini, maka ia
tidak boleh menafikan setelah ia tidak mengakuinya, karena ia menarik
pengakuannya di dalam hak adami. Menarik pengakuan seperti
ini tidak diterima. Ini sesuai dengan kandungan hadits nomor 957.
Wallahua'lam."

647
syenaH BUt ucmurriAnam H
-l
i.o, t
t:t J";)[ ,iu ),-, J\:-"JL\' nr- o.r .A
o: *t -1oA
.,
:Jti ,r-. ,i" e!).i3il # 'i6 $t?i 11y, o:.Js j!,t oY.

U# 'i,; L-ts ,Sv yrSi r;


t. t
;:v ,iv .11,1 :)s sdr\i i
3"1 .(bf Lj r-t"
'*it|p :)ti ,i5S j 'ii :Jv fJJi l.
a9
z z

c,.
.de
t- n.t i t ,.t.t. tt l1
Jrit (!Q
. , -r.:- 7 -',2
Ft f:,lft € -
0t{ ,f-p- _f):F.?:: €S
e:VY'ed
958. Dari Abu Hurairah RA, ia berkah' sesungguhnya seorang laki-laki
bertaryla, 'Wahai Rasulullah ! Sesungguhqn istiku melahirkan anak berkulit
hitam?- Rasubllah SAW meniar,rab, 'Apakah angl<au merniliki unta?' t-aki-laki
tersebut menjauaab, 'Ya,' lalu Nabi bertanya,- wamania afl" lamenjawab,
"Kerneralr-melatnn-- Nabi bertanya W, " Apakah di antam unta-unta tqsebut
& 5ang bawrrn ldifun-hibnwf la meniawab, "Ya,' Nabi SAW bersaMa,
"Mangap ry-ti itu?" bFlakitadi meniawab, "Barangkali faktor keturunan
nenek moyarylnlE-" Nabi sAW bersaMa, Bqifupula, barangkali anakmu ini
*

mengifuti ketunnan nanek ma3angrrya." (FIR- Muttafaq 'Alaih).


Di dalam rn^4rat hadits shahih MustimNabi sAW menentang menafikan
anakn5n dan l.Iabi SAW b€rsaMa di akhir hadits: 'Nabi SAW tidak memberikan
keringarnn hulann nrengenai pernftan darinya-"

Kosakata Hadits
Humrun: Wl<iarnak hrt ahmar (kernerah-merahan).
Aru+. Yaitu r.urta yang hitam, tetapi tidak hitam sekali. Dikatakan juga
unfuktstilahhmngmerpati wanry'

Naa'ahu'IrqunMenarik. Asal kata An-Naz'u adalah menarik.

'Irqun-Adahh asal keturunan diserupakan dengan dasar pohon'

648
ffi;ffi'G*u,'jrArAri#
1. Seorang anak lakilaki lahir dari seorang laki-laki yang berasal dari
kabilah Fazamh di mana warrn kulit anakngra tidak sama dengan wama
kulit ayah dan ibunya. Ayahn5a meragukan bahwa anak laki-laki
tersebut darinya. Kemudian ia pergi menemui Nabi dan menyindir
tuduhan berzina kepada istrinln, di mana ia memberitahu bahwa
anaknla berkulit hitam. Nabi memahami sindilan laki-laki tadi dan ia
ingin menerangkann5ra serta menghihngkan was-was png terladi. Nabi
memberikan perumpamaan kepadanya melalui sesuafu yang sudah
menjadi tradisi. Nabi bertanla, "Apkah angkau memilih unt*" la
menjawab: "Ya." Lalu Nabi bertanya kembali, "Ap wamany*" la
menjawab, "Merah." Nabi bertanya lagi, " Apkah di antara unta-unta
tqsdut ada Sang berwana kehitam-hibtnan yang tidak sarna dengan
unta-unta lainnyfl" Ia menjawab, "Di antara unta tersebut ada unta
yang berwama kehitam-hitaman." Nabi lalu bertanya? "Dari mana
datangnya ulama kulit unta yang tidak sama tersebut dengan warna
kulit unA lainny*" I-aki-laki tersebut menjawab, "Barangkali mengikuti
pendahulunp dari induk dan keturunannya." Nabi lalu bersabda,
"Anakmu juga demikkn karena kefurunan dari nenek
moyingmu dahulu di antan mereka ada gnng.berkulit hitam lalu
mangikutng." taki-laki ini menjadi tenang dan puas dengan analogi
lnngbaik ini dan hilang kecemasan di dalam dirinla.
Sesunsgutrnla sirdiran dengan tuduhan berzina tidak termasuk qdzaf
Sindiran yang demikian tidak mewajibkan hukum hudud. Mayoritas
ulama menyatakan ini. Demikian pula tidak dil{atakan ghibah apabila
seseorang membicarakan orang lain unfuk mernberikan fatwa, ynitu
bukan sekedar membuka aib dan keburukan orarg lain.

3. Sesungguhnya seorang anak dihubungkan nasabnya kepada kedua


orang ttnnSa, sekalipun wama kulihr5a tidak sarna dengan wama kulit
kedua orang tuarryra. hnu Daqiq Al ldi berkata: D dalam hadits terdapat
dalil bahwa perbdaan walna kulitantara a5nh dan anakdi dalam hal
kulit putih dan hitamnya tidak membolehkan penafian nasab/
ketunman.
:-
dan prasangka tidak menafikan keberadaan anak dari ayahnya.
sesungguhnp seorang anak b€rdasa*an pe*awinan dan Allah SWT
sangat memperhatikan ketersambungan keturunan'

5. Di dalam hadits terdapat penrberian contoh dan p€nyenrpaan sesuatu


yang tidak diketahui dengan sesuatu png diketahui, agar ia lebih
mendekati k@a p€rnahaman. Hadits ini ternrasuk dalil qiyas di dalam
hukumsyariat-

Al Khathabi berkata: Hadits ini adalah dasar qiyas syibh. Ibnul Arabi
berkata: Di dalam hadits terdapat dalil keabsahan hukum melalui
perumpamaan.

6. Di dalam hadits terdapat keterangan keelokan aiaran Nabi dan


yang
bagairnana Nabi bed<omunikasi dengan orang hin melalui sesuahr
jenis dan
diketahui dan dipahami. orang'Arabi ini mengenal unta,
keturunannla lalu Nabi mencoba menghilangkan kecemasan ini
dengan perumpamaan yang dapat dipahami dan dapat
dirasionalisasikan kemudian ia menedrna dan meniadi tenang.

Ini termasuk hikmah 3nng difirmankan oleh Allah swT, "serulah


(manusia)kepdai,alanTuhanmudanganhikmah'"(Qs'An-Nahl
sesuai dengan kadar
t161, 125) masing-masing dikomunikasikan
pemahaman dan PengetahuannYa'

7 . p6 dalam hadits terdapat keterangan bahwa indikator-indikator tersebut

dapat dijadikan dasar hukum apabila tidak bertentangan dengan


sesuatu yang lebih kuat. Sesungguhnya Nabi menganggap sah
tuduhannya kepada istrinya dengan indikator ini, di mana di dalam
indikator tersebut terdapat kenrungkinan. Akan tetapi karena indikator
tersebut bertentangan dengan prinsip dasar, pitu perkawinan, maka
h ditolakdengan indikator seienis dan tetap meniag dasarketurunan'

8. Di dalam hadir terdapat mukjizat ilmiah di dalam hadits, ilmu


genetika serta dapat berpindahnya ciri fisik dan non fisik dari orang
tua ke anak menjadi salah satu realitas ilmu genetika'

650
-{ snren tutuottut [Aun #

Yt*v
(BAB IENTANG'IDDAM

Pendohuluon
Al 'Iilahdianrbil dari kata 'AH, karena n:asp, 'iddahterbatas.
'Iddah ialah masa menunggu seorang wanita yang terbatas setetah ia
berpisah dari suaminya.

Dasar 'iddahdalahAl Qur'an, sunnah dan ijma' ulama.


Adapun Al (lur'an, maka firman Allah SWT, "Wanita-wanita yang
dithalak hqrdaklah mqnhan diri (manungu)." (Qs. Al Baqarah l2l 2281.

Adapun sunnah, maka baqnk sekali, di antaranyra perintah Nabi kepada


Fatimatr bin Qats agar h melakukan'ftldah dil<drammrUmmi slarik dan hadits-
hadits lainn5a di dalam masalah ini.

Allah SWT telah menjadikan masa 'iddah ini sebagai masa menunggu
perpisahan png merniliki banyak hikmah dan rahasia yang besar. Hikmah-
hikmah ini berteda-beda sesuai dengan kondisi tuanita Snng berpisah. Di
antaranya mengetahui kebersihan rahim, yaitu agar tidak bertenru air sperma
dari dr-ra sr.rami di dahm safu mhim, lalu terjrili pacampuran nasab. Percampumn
nasab berbahap dan mengandung kenrsakan.
Manfaat lain adalah demikian.agungya akad pernikahan, kehormatann5n
png luhur dan kemuliaan 3nng nampaklelas.

651
ffi*#::frilffi
istrinya, karena barangkali ia menyesal di mana ia masih memiliki wanita
memungkinkannya untuk kenrbali melakukan rujuk. Hikmah ini nampak
yang
jelas di

dalam masf_ 'iddah dari thalak raj'i. Al Qur'an mangisyaratkan dengan


firmannSE, " IGmu tftlak magetahui banngkati Allah mangadal<an sesudah
itu
suatu hal3ang baru.'(Qs. Ath-Thalaaq 165]: 1)

Manfaat yang lain adalah untuk menghabiskan hak suami dan


menampakkan efek ketiadaan suami. Ini bagi wanita yang ditinggal wafat
stnminla.
'Iddahmemiliki hikmah hak suami-istri, hak anak dan
png banlEk bagi
Hanya
sebelumnya adalah hak Allah, yaitu dengan menjalankan perintahnya.
dengan mengikuti perintahnya, maka terdapat rahasia yang agung yang
mempakan rahasia s5nriat Islam.
aaaaa

- i-tti
'-^;"'ol>
-& hr qr- i';-' *
)4t;i-ror
;* d, il'-a;r lq4r:6rx.'4 -W\,,t,
,!or4,'tri .p;sa ,Q o,:!i ;# ol'^ztl;;tt ,Pi *\'
-;;+Lrt e'^Lii)
@'4'\Vi t i6. u''c"''bi T5 :! qii
,V: €e3&fif t:,L ,r,ir)>,A-ilio'#.Y ei
'(#'? G's:) ti::F' r'^ft
959. Dari Al Mi$^nr bin Mak*rramah RA, ia b€rkata, "sesungguhnya "
Subaiah Al Aslamifh RA melahirkan beberapa malam setelah suaminya
wafat, lalu ia datang menernui Nabi SAW, kernudian merninta izin untuk meniloh'
Nabi mengizinkannya, lalu ia pun menikah." (HR. Bukhari) dan dasar hadits
terdapat di dalam kitab Sialrah Bukharidan Shahih Muslim'
ffiH;ffi;ilffi
setelah empat puluh malam suaminya wafat."zrr

D dalam redaksi Imam Mr.rslim: Az-Zuhri berkata, "Aku tidak melihat dosa
apabila Subaiah menikah di dalam kondisi nifas di mana suaminya tidak boleh
mendekatinya sampai ia suci."2rz

Kosakata Hadits
.5uba,bi;Malsudnla Subaiah bintiAl Harits Al Astamiph.
Nufint la melahirkan. la temrasukwanita yang sedang mengalami nifas.

Dlatalon di dalarn *frrt Mdh4 "Fendapat yang nrasyhur secara etimologi


nafrsat artiryra haid. Adapun di dalam melahirkan diistilahkan dengan naftsat."

Zaujuha Adalah suaminya, Sa'ad bin Khulah png dihubungkan kepada


ibunya Al Amiri, yang meninggal dunia di kota Mekkah saat haji wada'.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Sa'ad bin Khulah meninggal dunia, meninggalkan istrinf Subaiah Al
Aslamiyah 3ang sedang hamil. Tidak berselang waktu yang tama
Subaiah melahirkan.

Ketika ia suci -sudah sdesai nifas- ia tahu bahua setelah melahi*an


ia telah keluar dari masa iddahnp dan halal untuk bersuami lagi ia
pun berhias. Kernudian Abu As-Sanabil datang menemuin5ra di saat ia
sedang dalam keadaan berhias. Abu Sanabil tahu bahwa Subaiah siap
unfuk dilamar. Abu Sanabilbersumpah berdasarkan asumsingn lang
kuat bahwa tidak halal baginya menikah dengan Subaiah sampai
subaiah melewati masa empat bulan sepuluh hari berdasa*an firman
Allah SWT, "Aratg:onng dunia di anbmmu.'(es. et
Baqanh I2l:zAl Selain itu Subaiah juga pkin dengan keabsahan
pengetahuan png ia miliki dan orang lang menernuinlra menegaskan
dengansumpah.

2rr
Bukhari (5320,5318).
ir2Muslim (2lll22).

653
SYANAH BUTUGHUL'IIIMM *
subaiah datang menemui Nabi sAw dan ia bertanya kepadanya
mengenai hal itu. Nabi SAW memberikan fatwa dengan halalnya
subaiah bagi para laki-laki di saat ia telah melahirkan. Apabila subaiah
ingin menikah, maka ia boleh melakukan hal itu berdasarkan firman
Allah SWT, " Dan perempuan'Perempuan yang hamil, wakf iddah
(Qs' Ath-
mqel<a itu ialah *mpi mueJca m&hirlan l<andunganng'"
Thalaaq [65]:4)

Wajibnnya menghabisi mas 'iddahbagi wanita png ditinggal wafat


suaminlB.

sesungguhnya masa 'iddahbagi wabita 5nng hamil selesai dengan


melahirkan

4. Keumuman ungkapan hamil mencakup seluruh kelahiran yang di


dalamnya terdapat penciptaan anak manusia'

5. sesungguhnya masn'iddahwanita png ditinggal wafat suamirya 5ang


tidak hamil adalah empat bulan sepuluh hari bagi wanita merdeka
dan dua bulan lima hari bagi hamba sahaya p€rempuan'

6. Dibolehkan bagi seorangwanita melakukan perkawinan, sekalipun ia


belum suci dari nifasnya. Hanya saja tidak boleh bagi suaminya
berhubungan intim kecuali setelah ia suci dan mensucikan diri
berdasarkan riwaPt hadits,

'L\'' *'c';2'''b';L i J7"''GdG


"Nabi mernberi fatwa kepadaku bahwa aku telah halal saat aku
melahirtan...."

Sebagaimana diriwaSntkan oleh Ibnu Syihab Az-Zuhri'

7. syaikhul lslam berkata, 'Al Qur'an tidak ma,rniibkan menghabiskan


masa 'iddah selama tiga kali persucian, kecuali bagi wanita-
wanita png dithalak, bukan istri yang berpisah dengan suaminya
tanpa thalak dan bukan bagi wanita yang berhubungan intim secara
syr.rbhat serta bukan bagi wanita Srang berzina'

654
ffiffi;:.,ffi:
Keumuman firman Allah SWT, " Dan perempuan-perempuan yang
hamil, waktu 'iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
l<andungannya." (Qs. Ath-Thalaaq [65]: 4) berarti bahwa setiap wanita hamil
yang melakukan masa 'iddah berdasarkan thalak dari suami atas dasar
kematian suaminya beral<hir masa iddahnya dengan melahirkan.

Serta kanmuman firman Allah SWf, " Arantg'onng 5ang maningal dunia
di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu)
mmansgtuhkan dirirya (Wdah) empt fubn sepuluhiarl" (Qs. Al Baqarah
121.2341berarti bahwa rnasa 'iddahbagi wanita png ditinggal wafat suaminya
adalah ernpat bulan sepuluh hari, baik ia hamil atau tidak.

Karena pertentangan ini, maka sebagian ulama -mereka minoritas-


berpendapat bahwa masa 'iddahbagi wanita Snng ditinggal wafat suaminya
adalah waktu lrang teriauh berdasarkan bulan atau kehamilan.

Apabila kehamilannp lebih dari empat bulan sepuluh hari, maka ia


melakukan masa 'iddah menggunakan bulan dalam rangka keluar dari
pertentangan 4,4t.

Akan tetapi mayoritas ulama berpendapat di antaranln ernpat imam


png abadi berpendapat kepada adanya takhsish
madzhab, pernilik madzhab
terhadap ayat, "Anng:onng gnng meningal dunia di antammu." (Qs, Al
Baqanh 121:2341dqgnhadits Subaiah. Dengan d€rnikian alnt tersebut khusr-rs
bagi wanita png tidak hamil dan menetapkan ayat pertama tadi berdasarkan
pada hulnrmnSn, lraitu bahwa melahirkan merupakan tuiuan dari setiap '11&h,
di saat masih hidup atau telah wafatnya seoralrg suami. Dengan takhsish ini
dalildalil terkumnrl dan kesulitan menjadi hilang.
Takhsish ini bertujuan bahwa hikmah pemberlakuan 'iddah yang
terbesar adalah kejelasan mengenai kebersihan rahim. Ia nampak dengan
adanSn kelahiran seorang anak.

Faidah
Pertama, Syaikhul Islam Ibnu Thimiyah ditan5a tentang seorang suami
5ang meninggalkan istrinlra selama enam tahun dan stnminp tidak mernberikan
+ SYARAH IUtUGHUt iliAnAm +
nafkah kepadanya. Setelah itu istrinya menikah kembali dengan laki-laki lain
dan laki-laki tersebut telah berhubungan intim dengann5n. Kemudian setelah
itu suami pertama datang. Ibnu Taimiph menjawab, apabila pemikahan 5nng
pertama difasakh karena tidak adanya nalkah dari pihak suami lalu masa
iddahqn selesai kemudian ia menilCIh kembali dengan suami kedtn, maka
sah. sernentara apabila h menikatr dengan snmi kedtn, sebdum
pemikahan pertama difasakh, maka pemilrahanqp batal'

Kdn,para Ularna belteda pendapat ma.g€nai kebolehan seorang wanita


melihat laki-laki lain. Para utarna sepakat mengenai keharaman4a apabila
mdihatSa dengan qBhwat. Mereka berbeda pendapat apabila mdihabqa tanpa
sphwat.
Sebagian ulama berpendapat haram hukumn5n dan mayoritas ulama
berpendapat mubah dan boleh hukumqa-

'.'X oi ir;.
'
orf) :Uf -W ?s ,gt- us;t crr -rr'
" ,'
.i'r3'..K ,.ota|ei:ti ,L6'ri.t itj, .g.p7
,.
d,,)3.

%0. Dari AislEh ne, o u.*"o:


Barintr dlperintah agar mdalnrkan'ic&Il
dengan tiga kali persucian. (HR.lbnu Mainh) dan perawirrya tsiqah tetapi ia
cacat.2rs

Peringkat Hadits
Hadits di atas adatah hadits shahih. Hadfts di atas diritraSatkan oleh lbnu
Majah. lbnu Majah berkata, "Ali bin Muhamrnad menceritakan kepada kami, ia
bed<ata: t&4i mensiAkan l€pada l<anri dari SotEn, dari lrlanshur, dari lbsaltim,

dari Al Asuad dan dari Ai$/ah. AiE ah berkata.... la lalu menyebutkan hadits.
Al Bushairi b€rkata, 'sanad haditsnp slnhih. Fara perar,tri haditsnp
tsk4ah.- Ibnu AMil Hadi berkata, "ktra perawinya ts*7ah."

2'! IbnuMaiah (2077).

656
Mereka adalah para perawi hadits dari Bukhari-Muslim kecuati Ali bin
Muhammad di mana b tsiqah. Malrsudnya adalah Ali bin Muhammad At-
Thanafbi."

Kosakata Hadits
Umbat, la diperintah oleh Nabi

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. Barirah adalah hamba sahaya milik Aisyah RA, yang telah terbebas
dari perbudalan. la berada di batmh kelnrasaan suaminp yang keras,
Mughits. la memiliki pilihan antara tetap bersama suaminSa atau
menrsak lfatakn pernikahannlp, dan ia pun memilih memfasakh
pernitctrannta.
2. D dalam hadits terdapat penjdasan bahwa Barirah mdahi<an ,iddah

dari suaminya dengan tiga persucian dan hal tersebut karena fasakh
bukan karena thalak. Fasakh adalah perpisahan di saat suami hidup,
bukan saat smmi meninggal dwria dan se suaminyadisaat
ia berpisah dengannya (dalam ma* 'iddahl masih sebagai hamba
sahap.
3. Hukum ini sesuai dengan madzhab lrnam Ahnd bahwa maln ,i&ah
mengikat setiap wanita yang berpisah dengan suaminya dari
pemikahan atau pernikahan lang rusak setelah suaminya
17ang sah
bermesraan dengann5a, mengetahui dan mampu bertrubungan intim
dengann}a sekalipun disertai dengan adaryra halangan png bersifat
inderawi atau berdasa*an hukum sgrariat, baik perpisahan tersebut
dengan thalak, khulu'atau fasakh.

4. hnul @ryim b€rkata, "Adatrrn mdihat, wanib gang melalukan /<huful


maka suamin5ra tidak menunslu nnsa 'iddah. Keberadaan wanita
melakukan masa 'iilah dengan satu kali masa haid adalah funfutan
kaidah-kaidah hukum qnriat. sesungguh4n masa'iddahdijadikan
menjadi tiga kali masa haid agar masa rujuk panjang dan suami

657
SYARAH 3ul'ucHutilArArr +
dapat berpikir. saat itu seorang wanita yang melakukan khulu'bisa
menikah kembali dengan orang lain setelah rahimnlB bersih. Pendapat
ini dipilih oletr $Bil-,h lbnu Taimiyah. Ini adalah pendapat yang unggul,
baik secara praktek dan teori."

Syaikh Abdurrahman As-Sa'di berkata, "Pendapat ya4g shahih


- sesungguhn5ra wanita yang disetubuhi dengan syubhat serta wanita
yang benina serta sejenisnln tidak melakukan 'iddahsesuai dengan
nM 'ftfuhperkauinan, melainkan d€ngan Nibm " (k€b€rsihan rahim
dari mantan suamilseperti hamba sahap dengan sekali masa haid,
karena mereka tidak masuk kedalam teks Al Qur'an mengenai masa
'Iddahbagi para istri. Selain ihr karena tidak sahryB mengqipskan
peninahan dengan pernikahan yang sah dan karena perkawinan
merniliki beberapa arti meng<rai hikrna[r adanp'il&hffidengan
isti lnngdisetubuhi secara haram, maka ia tidak memiliki tujuan lain
kecuali mengetahui kebersihan rahim dan hal tersebut dapat teriadi
dengan sekali atau dua kali haid."

5. Ungkapan AislEh, "Barirah diperintahkan." merniliki hukum pengajun


karena lBng mernerintah adalah Nabi Muhammad SAW'

'c5.jt l).L ;JL?'t uir- * ,a;r?,


*t -11\
r
f *'-^Jv
-^ifii
Ar. .<ix r *JF- tA A,6i € *t * \, ir"
I .. t

*
96r. Dari A4rqB'bi dari Fatimah binti Qais RA, dari Nabi sAW tentang
wanita 3nng dithalak tga , " T*hk da bsiryn hak tqtpt tinsgpl &n tnll<ah."
(HR. muslim).zr4

2r{ Muslim (1460).

658
ffi#:1"GHUI"'TARAM
1. Wanita yang dithalak raf i berhak mendapatkan nafkah dan tempat
tinggal berdasarkan ijma' ulama, karena ia masih dianggap sebagai
istri yang berhak dithalak, dilakukan sumpah zhihar dan sumpah /a.
mirip dengan kedudukannya sebelum ia thalak. Ia masih sebagai istri
dengan dalil firman Allah SWT, " Dan suaminga berhak merujukinya
dalam masa menanti itu (Qs. ru Baqarah l2l 2281serta firman Allah
apbila kamu mencqaikan istri-istrimu, maka
SWT, "/y'ai.fy'abi SAW
hendaHah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat
(maghadapi) iddahnya (5nng u/ajar) dan hitunglah qaktu 'iddah itu
serta bqtakwalah kepdaillah
ruhanmu. Janganlah l<arnu keluad<an
mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ketuar
kquali merela mengerjakan petbuatan keii jang taang." (Qs. Atn-
Thalaaq [60]: f)
Ini adalah penjelasan bagi wanita yang dithalak raj'i.Nabi
memerintahkan kepada suaminya agar ia tidak megusir istrinya dari
rumah dan melarangnya keluar rumah. Sesungguhnya keberadaan
istrinya di rumahnya lebih menjaga harga diri suami. pelarangan ini
terus berlangsung sampai selesai masa 'iddah. Allah swr berfirman,
"Kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan'keji yang temng.,, ,
berupa ucapan dan perbuatan keji yang membahayakan penghuni
rumah. Di dalam kondisi ini boleh bagi para suami mengeluarkan
istrinya karena ialah yang menyebabkan hal tersebut terjadi.

2. Adapun istri yang sudah menjadi orang lain (ba'in)yang disebabkan


oleh faskh, thalak tiga atau thalak dengan kompensasi, maka tidak
ada penrberian nafkah dan tempattinggal bagnyaberdasarkan hadits
yang terdapat di dalam lafiab shahilTBukhart-Muslimsesungguhnya
Nabi sAW bersaMa kepada Fathimah binti eais di mana suamin3a
menthalaknp dengan thalak al bittah, " Tidak ada naflah &n ta npat
tirryalbgimu."
Ibnul Qayyim berkata: Istri yang dithalak ba'in tidak berhak
mendapatkan pernberian nafkah dan tempat tinggal berdasarkan
ffi:ilff#;ffi
Qur'an. Ia merupakan tuntunan qiyas dan madzhab ahli hadits'
Adapun dua imam madzhab, Malik dan AsySlnfi'i, maka keduanya
berpendapat isfii berhak menrperoleh tenrpat tinggal tanpa pernberian
nafkah.

3. Perbedaan pendapat ini sesungguhnln teriadi pada isbi Sang dithalak


tiga dan tidak hamil. Adapun isti yang hamil danuanita yang dithalak
raj'i, maka ia mendapatkan pemberian nafkah dan tempat tinggal
berdasarkan ijma' ulama. Akan ada penjelasan yang lebih jelas lagi
dari ini insya Allah.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Para ulama berbeda pendapat mengenai wanita yang dithalak ba'in,
apakah ia berhak mendapatkan nalkah dan ternpat tinggal di masa iddahnya
atau tidak?

Imam Ahmad berpendapat bahwa wanita yang dithalak ba'in tidak berhak
mendapatkan nafkah dan tempat tinggal. Ini adalah pendapat Ali, Ibnu Abbas
dan Jabir. Pendapat ini juga dikuatkan oleh Atha', Thawus, Al Hasan, Ikrimah,
Ishaq, Abu Tsaur dan Daud di mana mereka berdalildengan hadits di dalam
bab ini.

Madzhab Hanafi berpendapat bahwa istri berhak mendapatkan na{kah


dan ternpat tinggal, pendapat ini diriwa5atkan dari umar, hnu Mas'ud. Pendapat
ini dikatakan jugaoleh hnu Abi Laila Sofun Ata-Tsauri, di mana merekab€rdalil
dengan hadits rir,rayat dari Umar, " Kami tidak maningalkan Htab suci Tuhan
kami karqra ucapn s@nngwanita."
Malik dan Asy-Syafi'i berpendapat bahwa istri berhak mendapatkan
tempat tinggal dan tidak berhak mendapatkan nafkah. lni adalah pendapat
madzhab Aiqnh, ahli fikih kota Madinah yang beriumlah tuiuh oftmg dan satu
riwayat dari Imam Ahmad. Mereka berdalil dengan firman Allah SWT yang
berbunyi, " Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat
tingal menurut kemampuanmu." (Qs. Ath-Thalaaq [65]: 6).

Pendapatpng s/raiiladalah pendapatyang pertama karena hnt,rya dalil

660
--{ syanrx BUtuGHUt MAnem l#
dan tidak ada yang menentangnya.

Adapun pendapat yang kedua, maka dapat dijawab bahwa kalimat yang
diladikan sandaran dalil oleh mereka tidak berasaldari Umar. Al Imam Ahmad
pernah ditanya, Apakah sah halini berasaldari Umar? Ia menjawab: ya.

Seandainya kalimat tersebut benar adanya, maka sabda Rasulullah


yang demikian jelas lebih didahulukan dari ijtihad siapapun.

Adapun pendapat yang ketiga, maka tidak sesuai pengambiran dalil dari
mereka dengan ayat Al Qur'an tersebut, karena ayat tersebut datang pada
hukum thalak raj'i, bukan pada hukum thalak ba'in.

Hd yrang menjelaskanrya adalah ffrrnan Allah swr, " I{atnu t*hk mang&hui
barangkali Alhh mengadal<an sesudah itu suatu hal3ang bru." (es. Ath-Thalak
[65]: 1) mengadakan suatu halyang baru, artinya perubahan suami terhadap
istri dan keinginannya di saat ma* 'iddah. Hal ini terlaremg secara hukum pada
wanita yang dithalak ba'in.
aaaaa .

f-6ri iu' e!, J;r'of -W ?nt uyr-


-*,t sr.; -rrr
g'i) e \\,g)i'u,j * ;;if;r:, ,, :JLi'&i
,jk t, *.*L *;,tt ,Gp;,i;'# t) ,t:Fi ,;ri
,^lL drz .<.,&i'ri ,:",:*s qi"S'-:;L rlt U ,\ t; ,li
'ui r-,
at:-
.(.-zl,: \11 :a:>(1,
i G.frti';:rt; €r\,
.p-:.Llr1,,€4i
962- Dan ummi Athiah RA: sesungguhnya Rasulullah SAW bersaMa,
" sorang wanita tidak boleh berkabung atas seorang
mayat lebih dari tiga hart
kecuali berkabung atas ma5nt suaminya selama ernpt bulan sepuluh hai. Dan

66t
SYARAH IUTUGHUL l,tarail #
seorang wanita tidak boleh memakai baiu berwarna kecuali baiu hasil
tenunan- Tidak boleh memakai cehk dan tidak bleh menyantuh wangi-
wangian kauali apbila ia telah bqsih, maka boleh mqtal<ai sdikit dari
tnngi-vuangian " (HR. Muttafq 'Ahill)ini adalah redaksi hadits Imam Muslim.

Abu Daud dan An-Nasa'i menambah redaksi hadits, "Dan ianganhh


mqnikol<mnbut"
An-Nasa' i menambahkan, " hn janganhh manyisa nmbut" zts

Peringkat Hadits
Redaksi tambahan dari Abu Daud dan fur-Nasa ' i b€rsiht nnrfu'bn slahih
keduanya. Para perawinya tsi7ah.

Kosa kata Hadits


La Tuh iddu hn kab AMt Al Mar'atu. Maksudn5ra seomng wanita masuk
di dalam duka. Seorang wanita muhklbh,yaitu apabila ia bersedih dan mernakai
pakaian kesedihan karena kematian suamingn serta ia tidak berhias.

Mashbughan:Adalah manramainya. Yang dimaksud di sini mewamainya


dengan tanaman soft Flower. Demikian pula wama-wama yang bagus yang
digunakan untuk hiasan.
'Ashbun Al'Ashabuadalah tenunan. Dkatakan di dalam An-NihaWh Al
Ahab adalah gaun yang berasal dari negeri Yaman 3rang merupakan hasil
tenunan. Maksrdnqa disah"rkan dan diikat kernudim diberikan wama dan d@ut
lalu dibordir hasiltenun tersebut 5ang berwama putih 5ang belum di berikan
wama.

Nubdzah: Maksudnya sebagian kecil. Bentuk jamaknya anbadz. la


dikatakan untuk sesuatu yang sedikit.

Qusthin Dikatakan di dalam An-Nihatnh Ia adalah jenis wangi-wangian.


Wangi-wangian ynng berbau semerbak yang dibakar oleh wanita-wanita yang
sedang mengalami nifas dan anak-anak kecil

2r5
Bukhari (313), Muslim (2/l128), Abu Daud (2302) dan AnNasa'i (6203).

662
-{ svenan BUtucHUt MARAM +
Adzfain: Ia merupakan salah satu jenis wangi-warrgian yang dibakar.
Takhtadhibu lkhtadhabat Al mar'atu. Maksudnya merubah apa yang
ingin dirubah dari tubuhnya dengan pacar atau berbagai jenis wama lainnnya.

Tamtasyitu: masythat Al Mar'atu Sya'raha. Ia mengurai rambutnya


dengan sisir.

tk € JL'd;;) :Uu -Wh, *.,-'*,?irj -qrr


'-:i-;1 ,*ryh, ,k )t J';:r;*ii ,;J- 'iA,;'oi'rN.
,7#u..,# vi')(;J1;+ri,Pr, ol4{*j x 'Lit
irj, .g33r: iu ,ryi
i; o\,|i ,'or;n ;y ylur,t:
i;
'o i:"ri,;y, ,let..jirtr''it; _i
963. Dari Ummi Salamah RA, ia berkata: Aku meletakkan saripati pohon
1Bng pahit pada nntaku setelah Abu Salamah wafat, lalu Basululullah bersaMa,
"Hal ifu alan manpuindah wajah. Maka gwakanlah di malam hari dan
tinggalkanlah di siang hari. Janganlah engkau menata nmbututu dengan
mengganal<an wangi-wangian dan pacar; karena hal tersebut merupl<an
penyeminn," lalu aku tanyakan "dengan apa aku menata rambut?" beliau
menjawab, "Dengan teratai." (HR. Abu Daud dan An-Nasa'i) dan sanad
haditsnyabagus

Peringkat Hadits
Hadits di atas sanadnya bagus. Dikatakan di dalam At-Talkhish, "Hadits
di atas riwayat AsySyafi'i dan Imam Malik. Hadits di atas diriwayatkan oleh
Abu Daud dan An-Nasa'i. Abdul Haq dan Al Mundziri menganggap cacat
karena tidak diketahuinya salah satu perawi sanad hadits, yaitu AlMughirah
binAdh-Dhahak.

663
ffi'-ffi"#,m
"Sanad haditsryn b€us."

Kosakata Hadits
,Astnbiru : Acr,llahair perasan (saripatil pohon 3nng pahit yang diletakkan
di uir.nrg rnata trntr.rk pengobatan.

Yasytbbu Al wajha SesungguhnSn air p€rasan pohon tersebut dapat


mernperelok dan menrpercantik vrairfi setringga putih cenrerlang seperti muda
kenrba[.
As-Sidru. Fohon lohrs (teratai)b€ntuk tunggalnlra sklmn.

!6t J';'r[ tUu ilar o\ -q* ht uyr- * ?i *s -ttt


.1Y
'j6
nili:ii| ,t14'ir1*t i:, ,G\) W c.,Y 6f.t Ly
t.il
otr. l
.U9 Or;,.

964. Dari Ummi Salarnah RA, ia b€rkata: sesungguhryn seorang wanita


berkata, 'Wahai Rasulullah sesungguhnlp anak perempuanku ditinggal mati
suaminla dan ia mengeluh sakit pada mataryra. ApalGh ia boleh menggUnakan
cetak mata?' Nabi SAW meniawab, "Tidak.' (tlR- Mutbfaq 'Alailfi6

Kosakata Hadits
Aimha Kata 'atnbisa dinfalanmeniadi 6'rldan
Isybtcat bisa dinashabkan

menfiili nnfuL
A fatakhufuha m€rnakai celak mata. Al kuhluadalah segala sesuatu Sang
diletal*an pada mata sebagai obat png tidak cair sihtnp seperti anti rnanium
dan seienisnya.

Ia Di dalam salah satu riwayat hadits shahih Bukhai dan shahih

2t6
Bukhari (5336) dan Mulim ( 1488).

661
-{ svamx BU[uGHur r,lARAri +
Muslimbahwa/a (tidak) diulang dua sampai tiga kali.

HaI-Hal Penting dari Hadits


1. Dbolehkan berkabung terhadap mayat
-selain rnaSBtsuamF selama
tiga hari atau kurang dari tiga hari. Hal tersebut derni memberikan
ketenangan bagi jiwa, menampakkan efek kesedihan serta
melaksanakan hak kekerabatan. Berduka terhadap mayat haram
hukumnga apabila l€bih dari tiga hari berdasarkan hadits slnhih.

2. Wajib berkabung atas kenratian suami selama ernpat bulan sepuluh


hari kannli bagi isbri Spng hamil Allah SWT berfirrnan, 'arang:
omng Sang m@ingpl dunia di antaramu dagan mailngplkan
isti-isni (ha*ldah pm isbi ltu) nawgthlan dirtng (ffiah
qnpt bulan seruluh Mn-." (Qs. Al BaqAnh l2l:2341. Adapm wanita

37ang hamil, maka ia melakulon 'l&h dan baduka senrasa hamil


saftf pendek atau panJang. Allah SWT berffrman , " Dan paantptan-
pqqnpnn hanil, wktu 'lddah mqela ltu lakh ampal
Sang
mada nehilan landngaruryp." (Qs. Attr.Ilrahq [6511 4).
3. Al IMd, S€bagatnana tdalr diterangkan dahuhr adalah s@tang
snml tdah mentnggal dunia, di
lsful menetap dt dahrn rurnah, di saat
mana la tlnggd d dalarn rurnatr terschrt serta mehr;ggaltan s€gah
sesnfu 3Bng menarlk lcpada pernllolran, darl berfihs, pakaian dan
tubuhnSa. Di sini s€orang lstt lElus menJautri pal€ian 1ang bagus
dan perhiasan. Ia iqaharus menjauht perhtasan 3Bng ada pada tuhh
dari uangi{anghn, zat panrama" cdalq b€dak dan lrosnretik di rnana
merupakan k€biasaan seorang uranita mernpersoldr uajrfi mereka
dengan bendabenda tersebut. D slni seorzrng isffi harus menetap di
dalam rumah dan meniauhi tersebut sampai n:asa 'iddah
selesai, baik dengan habisnya masa 'idhh ifu sendiri atau dengan
melahirkan.

4. Boleh memakai sedikit wang-wangian 5nng diletakkan di tempat


keluamya darah haid,yaitu apabila darah haid telah terpufus dan ia
menjadi suci agar bau grang tidak sedap akibat keluamya darah haid
ffi:::il;'**rAnAm#
5. Di dalam hadits terdapat keagungan hak suami atas istrinya, di mana
qnrht mengharamkan bagi isbi hal-hal png mubah di masa itu demi
melaksanakan hak suami, menjaga raniang perkawinan dan
menampakkan kesedihan dan duka cita.

6. Sesungguhnya wanita yang sedang berduka cita tidak dilarang


membersihkan tubuh dan pakaiannya- Sesungguhnya Nabi
mengizinkan Ummu Satamah yang sedang berduka cita untuk
mernbersihkan badannya dengan pohon lotus. Yang dilarang adalah
b€rsolek, bukan membersihkan tubuh.

7. Wanita yang sedang berduka cita tidak dilarang untuk dilamar oleh
laki-laki asing ketika hal tersebut dibutuhkan. sesungguhnya Allah
SWT tidak melarang. Sesuatu yang tidak dilarang, maka dasarnSn
adalah menetapkannya pada toleransi dan hukum mubah.

8. Nabi SAW tidak mengizinkan kepada wanita yang sedang berduka


bersolek menggunakan celak (sifat mata) karena ia mempakan hiasan
pada kedua mata, bukan Karena ada pengobatan. Seorang ishi yang
sedang berduka cita dibolehkan mengobati seluruh tubuhn5n saat
dibututrkan.

Faidah
Pertama,lbnul Qayyim berkata, "Ihdad (masa berkabung) termasuk
keelokan s!/ariat ini. Ia memiliki hikmah dan menjaga kemaslahatan secara
sanpuma. Sesunggghnl6 bed<abung terhadap rna5nt termaslk mengagungkan
musibah kernatian di mana bagi orang png ditimpakan musibah tersebut
mengalami beberapa hal, yaitu ketakutan, kepedihan dan kesedihan di mana ia
adalah tuntutan tabiat manusia. Kemudian Allah SWT Dzatyarg Maha Biialsana
dan Maha Mengetahui membolehkan sedikit dari hal tersebut. Sesuatu yang
lebih, maka kerusakannya yang besar dan hal tersebut dilarang.

Adapun berkabung atas kematian suami, maka ia mengikuti masa 'iddah,


yaitu beberapa bulan atau dengan melahirkan. Ini termasuk tuntutan nasa 'iddah
dan kesempumaannya. seorang wanita membutuhkan pesolek diri bagi
ffi:-:*;:"ffi
dengan laki-lald lain. Dengan dernikian kesernprnaan hak suami pertama adalah
menunM untuk mencegah isbi mdala.rkan apa fiang dilakukan oleh kaum unnita
hln kepada sramlsrnmi merrdea. Selain ihr sebaai tindakan prarcntf ketarnakan
seorang wanita kepada hk-laki dan ketamakan laki-laki kepada uanita saat ia
bersolek.'

Kdua Syaikh Taqiyyudin berkata, "Wanita yang sedang be*abung


harus menetap di dalam rumahngn. Ia tidak boleh kduar rumah di siang hari,
kecuali karena kebutuhan. Dernikian pula tidak boleh keluar rumah di malam
hari kecuali darurat. Dibolehkan juga bagiryra segala sesuatu yang dibolehkan
selain pada saat iaberda di dalam nasa 'iddah seperti berbicara dengan
laki-laki yang dibutuhkan apabila tertutup. Hal ini merupakan sunnah
Rasulullah Snng dilakukan oletr para isffi sahabat Nabi di saat suami mereka
meninggal dunia. Apabila seorang uanita yang sedang berkabung karena
kernatian suaminya keluar rumah tanpa ada kebutuhan atau menginap di
selain rumahn5n, tanpa ada keperluan atau ia sama sekali tidak berkagung,
maka hendaklah ia beristighfar dan bertaubat kepadaNSn dan ia berianji
tidak mengulangi hal tersebut. Apabila waktu berkabung masih tersisa,
maka sempumakanlah dirumahnya. Wanita seperti ini harus berkumpul
dengan orcng-orang Snng dibolehkan berkumptrl bersama mereka oleh ryarht
selain dalam nrtasa 'iddah."

Ketig,$Biktr Abdullah bin Muhammad Mata, "Hal yang nampak dari


ucapan para ulama bahua pmakapan seorang wanita gnng sedang berkabtrng
dengan teman laki-laki apabila tedarang sebelum ada duka cita, maka di saat
berduka cita lebih dilarang lagi. Sementara sesuafu yang dibolehkan baginSn,
maka ia diboletrkan di dalamnSn."

Keanpt, sesungguhqB seorang suami Snng senantiasa menepati janji,


bergaul dengan istrinya s@ara baik serta berjanji tidak ada 5nng memisahkan
dirinya kecuali kematian, maka suami di sini memiliki hak png lebih besar lagi
dari pada orang lain. Suami juga sekarang telah berada di dalam suatu kondisi,
di mana ia sudah tidak dapat lagi menjaga ranjang perkawinan dan menjaga
keturunan-keturunannya. Dengan demikian perhatian Allah SWT terhadap
)

;
I
i

,:
I
I
I
L
svlmn rutucHut r,lAnam #
-{
snami,,gBitu penfiryaan terhadap istriqp di masa 'iddahmenjadi lebih besar
KArry para ularna sepakat mengenai karajiban berkabung bagi seorang
isbiatas snmirUn, selolipm merekaberbeda pendapat di dalam perincian dan
sefa$anturtorrrlnrtrumqn- lvl4/oritas uhmaUerpenaapat kesanraan kamiiban
b€rlrahnrg, baik ata" isilri 3Bng pernah melalnrkan hubungan intim dan isti
png lainnlp, antara isti png masih kecil dan isti Snng sudah danrasa, antara
isti prg nrasih perauran dan isti png srdahiand4 antara isti png merdeka
dan isEi1rug berffirs tranrba salraSB dan antara l*i png mustma[r dan wanfta
ahli khb. Ini dalah pendapat rnadzhab rnayoritas ularna.

Menunrt knam Abr,r Hantfah berkabung tidak uajib bagi wanita ahli kitab,
istui SBrg rn6ih lrcdl s€rtatsfui 3Bng berstatus hamba saha3n.

tl ,c,,:rrrli ,je:-'zliuy ,jv -'&,?s 4- /y ,f, -t1o


P:ry\t *,4t'&,eF ul'y, 6;i',tiix'ri;
-6tF,y' tl ,;3,-; ol ,;; {y t# ,t:.'5 J; :Ju"
#t';
!f5.Dari.tabir RA ta berkata: Btbil$ dtthalak senrentara ia lngin
nrernetikhrah hrnr4 lahr sorang lald-lah mdarangrsp lehlar. Kenrudiirn ia
mendatangi l{abi SAW dan Nabi SAW b€rsabda, "Pdlkhl, hnh htmnnu,
lerun aglau bnngklal akan bqsdekah atau melakulcan k&iikan."
(HRMus[mDa7

Kosakata Hadits
&friDengan &dlnmmah huruf jhz,rrya. MaksudnSn keluarlah kamu
menuiu pohon larmamu kernudian petiklah.

2r?Muslh(1,183).

66E
ffi#"ff:":*.ffi
ketika dekat masa memetk. AlJdadberarti memanen pohon kurma dengan
memetik buah4n. Yang dirnaksud di sini sesungguhnya wanita ini ingin
menretik dan menrotong bmh kurma.

Fazaprala Mencegatr dan melaransnlra.


Fainnala 'Asa lla '(alas an yang mernbolehkan) untuk keluar dari
hrangan.

Au Tafali Untuk penrbagian jenis.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. SesungguhnSa wanita png dithalak 3ang berada di dalam masa
'iddah tidak seperti orang yang ditinggal wafat suaminya, yaitu
mengenai bentuk masa iddahnya. Wanita yang suaminya wafat
boleh keluar kapan saia, meskipun Snng lebih utama secara umum
bahwa keberadaan wanita dirumahnya lebih utama dan lebih
terjaga. Oleh aluena ihr sesungguhnya Nabi SAW bersabda,
it1 tt. tthtt
-,id -* Jcx
"Rumah-rumah met*a t&ih utannbgi mael<a.','

Ini di dalam hal ibadah dan shalat bersama umat Islam dan dalam
mendengarkan nasihat png baik. Maka bagaimana selain itu.

2. hnul Qayyim berkata, 'Apabila oremglang menentang berkata:


Bagaimana qBriat memisahkan hukum antara wanita png ditinggal
wafat suaminSa dan wanita yang dithalak, padahal kondisi rahim
keduanpsarna?
Jawabannya: Sesungguhnya hal ini nampak apabila hikmah
masa 'iddah yang disyariatkan sudah diketahui. Sesungguhnya
masa 'idfuhdiberikan karena beberapa hikmah yang ada.

Di antaranyra mengetahui kebersihan rahim, mengagungkan akad


ini, mernperpanjang masa kemungkinan rujuk bagi laki-laki yang
menthalakrya, karena barangkali ia menyesal dan bersikap hati-hati

66?
ffi,#*:'*"-ffi
hak-hak Allah yang waiib. Di dalam masn 'iddahterdapat empat hak,
lnitu hak Allah, hak suami, hak istri dan hak anak."
3. Sftstansi hadits tersebut adalah bahwa wanita 5rang sedang berkabung
tidak boleh keluar dari rumahnSn selama mas6 'iddah dan masa
berkabung tersebut. Ini yang dipahami oleh para sahabat dari
hukum-hukum Tuhan merelo. Ini Spng mengajak kerabat rfanita
yang dithalak tadi sehingga ia mengancam dirinp untuk keluar
rumalt

4. Dibolehkannya keluar rumah bagi wanita yang dithalak saat


nrernifiki kebr"tuhan. Di antara kebuh.rtran terscbut adalah mendapatkan
manfaat hasil bumi, pitu memetik buah-buahan, menunai tanaman
atau menerima gaji dan lain sebagainSra.

5. Disunahkan bagi omng 5nng merniliki pohon kurma untuk dipetik


dan dihni atau orang yrang memiliki sawah yang hendak dipanen
trnfuk memkikan sedekah sebagian hartanlra dan memberikannya
sebagai kebajikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Ini
merupakan Amar ma'ruf dan kebajikan. jiwa-jiwa cenderung
kepadanya dan kaum fakir-miskin menginginkannla- Pelarangan
tertradap mereka dengan hal ters€but akan mernberikan b€kas di dalam
jiwa mereka serta menetapkan iri hati serta permusuhan terhadap
orang-orangkap.
6. Disunahkan segera bertanya kepada para ulama mengenai realitas
ilmu pengetahuan sehingga tidak menghantarkan orang awam
memberikan fatwa kepada masyarakat tanpa sandaran hukum.

;
I
I
-^;-:} 'J;'t - {

,f.t" V:il of '-q:; ilr ,*t- etJU .-r{ 111


I
t

'ii'rLi yh,
* :,i'; ', i;C:Uu ,i ji,t ,'; '+i 4b
670
SYARAH !ULUGHUl, i,tAnAri +

,i* ,k rj ,:,i;Jf (*, ,t.!7- I e'r:'oy t4i 4e"ri


*-& # eG*t iJu;,1ru,;o)tC* 15,V
Pt rlriu lpr;3i;.;",i 1iL'r.&.u 'Uu ,:,Lf Lu:dr
\',|+lnt,
,!qu')t'^r3.r, ,Gr.lts"rli L:/( .e*L'esi a.
'ftt'€utt ,;tV U.t:
966. Dari Furai'ah binti Malik RA, ia berkata: SesungguhnSn suamingn
keluar rumah mencari beberapa hamba sahaSra miliknya dan beberapa hamba
saha5a tersehrt mernbunuh suaminSra. Furai'ah berkata, "Aku mernohon kepada
Rasulullah agar aku dapat kembali kepada keluargaku. Sesungguhnya suamiku
tidak meninggalkanku tempat tinggal yang menjadi miliknya dan tidak
meninggalkan nafkah." Kernudian Nabi SAW bersaMa, "Ya." Ketika aku berada
di kamar, Rasulullah mernanggilku, lalu beliau bersabda, " ntwallah
runahmu
di
ampi masa 'iddah habls." Furai'ah berkata, "Kemudian aku melakukan lildalr
di dalamnya selama empat bulan sepuluh hari." Furai'ah berkata, "setelah itu
utsman menetapkan hukum ini." ftlR. Ahrnad dan Empat imam penyusun kitab
As-Sunar) hadits di atas dinilai shahiholehAt-Tirmidzi, Adzuhli, Ibnu Hibban,
Al Hakim dan para ulama lainnyia.2rE

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits shahih. Hadits di atas diriwayatkan oleh
Malik. Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi dan
Adz-Dzahali dan At-Tirmidzi serta Adz-Dzahali menilainga shahih. Demikian
juga Ad-Darimi, fu-q/afi'i, hnu Hibban, Al Hakim dan hnu Al Qaththan
menilainln shahih- semua riunyat tersebut berasaldari Malik, sa'ad bin lshaq
bin Ka'ab bin Ajrah dari bibinya Zainab binti Ka'ab bin Ajrah bahua Furai'ah
binti Malik binti Sinan menrberitahu kepadanya.

216
Ahmad (61370),Abu Daud (2300), At-Tirmidzi (1204),An-Nasa'i (6/199),lbnu
Majah (2031), Ibmu Hibban (1331) dan Al Hakim Qn08l.

671
-{ svanan BUtuGHUt Mlnm,r l#
At-Tirmidzi berkata, "lni adalah hadits hasan shahih."
Ibnu AMil Hadi berkata, "lbnu Hazm berticara di dalamnya tanpa dalil."
Ibnu AMil Barr berkata, "sesungguhnya hadits di atas adalah hadits
masyhur."

Al Albani mengikuti pendapat Ibnu Hazm dalam menilainya dha'if


hadits ini, karena ketidakjelasan Zainab, padahal ia tsiqah, bahkan di
antara para ulama ada yang mengemukakan bahwa Tainab adalah seorang
sahabat Nabi. Lihat Al Kasyifl<arya Adz-Dzahabi dengan Hasyiah Sabth bin
AlAimi.

Kosakata Hadits
A'bud Bentukiamak dari Abd. Mereka adalah para budak.
Al Hujmh Bentuk jamak dari hujurun dan hujuml seperti ghunfun
hn ghnfat(l<amar).
Umhfti frnggalalr di rurnahmu.
Hatb Yablugha Al Kitabu Ajalah Maksudnya sampai habis masa
iddatrrya" lor€na suami meninggal dunia dan masa berkabung telah selesai.

J?rU'l,iil :Uu -W h q.,- i *'-.;J;ur.r -rrv


.@:4,6';G,:"o'& ai r-;L,6i ;fL q il Lr r.i'r
.#'ur;
binti @is RA ia berkata: Aku katakan, "Wahai
967 - Dari Fathirnah
Rasulullah, sesungguhqa stnmiku telah menthalak diriku dengan thalak
tiga dan aku takut diriku di serang tiba-tiba olehnya." Kemudian Nabi
SAW mernerintahkannla berpindah (ternpat tinggal)." (HR. Muslim)2re

le[{r,slinl (1482).

672
sYAtAH lulucHut riAna'l +
#
An Yuqtahama AlaiySn Dikatakan qalwna fiddan Sahumu quhuman,
yaitu suaminya melemparkan sesuafu kepada dirinya secara tiba-tiba tanpa
berpikir dan menggunakan perasaan.

Fatahawwalat, MaksudnSra iaberpindah dari rumah png takut ia diami.

Hal-Hal Penting dari Hadits


l. D dalam hadits nomor 966. dikemukakan bahwa isbi yang ditinggal
wafat stnmiryra harus menghabiskan m&,'iddahdan masa berkabung
di rumahn5n, yaitu rumah di mana saat suaminln meninggal dunia, ia
mendimi rumah tersebut. Sesungguhnya tidak hahl bagi seorang istri
yang ditinggal wafat suamin5a berpindah rumah kecuali setelah habis
masa 'iddahdan masa berkabungn!,a. Hal tersebut terjadi, baik dengan
melahirkan apabila ia dalam keadaan hamilatau setelah sempuma
empat bulan sepuluh hari bagi wanita yang tidak hamil.

2. Wajib bagi isbi yang ditinggal wafat suaminya untuk menetap di rumah,
yaitu rumah di mana saat suamiqn meninggal dunia ia menempati
rumah tersebut. Ini adalah pendapat madzhab sekelompok ulama
salaf dan khalaf.

Ini adalah pendapat madzhab Imam madzhab yang tiga, gnitu Abu
Hanifah, Aqr$nfi'i, Ahrnad dan para pengikut mereka.

hnu Abdil Barr berkata, "Pendapat ini juga dikemukakan oleh


sekelompok ulama dari para ahli fikih ynng ada di berbagai tempat di
Hijaz, Spm, Mesir dan lraq serta Umar yang sudah menetapkan
hukumnya dan dihadiri oleh pam sahabat, kaum muhajrin dan kaum
anshar. Dalilnya adalah hadits Furai'ah. Tidak ada seorang pun yang
menuduh cacat di dalam hadits tersebut, demikian pula dengan para
perawinS/a."

3. Para ulama membolehkan bagi seorang istri unfuk berpindah dari


rumah, yaitu rumah di mana saat suaminya meninggal dunia ia
menernpati rumah tersebutkerurnah hinrya, di saatter!ilai hal darurat

673
{ svanax ButucHutrmnam #
seperti istri takut pada diri suami, hartailya, tedadinya pemindahan
kepemilikan, permintaan upah yang melebihi upah sewajam5a atau ia
tidak mempuqni uang untuk menyewa (apabila ifu rumah sewaan)
serta udzur-udzur lainnya. Di saat itu boleh bagi seorang wanita
berpindah sesuai dengan kehendaknya.

4. Allah SWT berfirman, " Dan orang-orang yang meninggal dunia di


antaramu dan meninggalkan istri, hendaHah bennsiat unfuk istri-
istringn (tnitu) dibqi nafkah hnga setahun lamanSn dengan tidak
disuruh pindah (dari rumahnp). Akan tetapi jika merel<a pindah
(sendiri), maka tidak ada dosa bagmu ft,nli atau waris dai yang
meninggal) membiarkan mereka berbuat yang ma'ruf terhadap dii
mqel<a;' (Qs. Al Baqarah l2l:2401.
5. Masa 'iddahdan masa berkabung yang wajib bagi seorang istri adalah
apa lrang dikernukakan di dalam firman Allah SWT, " Onng-orang
yang meninggal dunia di antaramu dengan meningallmn istri-istri
(hendaHah pn istri itu) menanguhkan dirinjn henddah) empt
bulan sepuluhnalr." (Qs. AlBaqarah l2l:2341.

Adapun aynt yang lalu -pada poin ke-z[-, maka ia menunjukkan


kepada apa yang sebaiknya dilakukan oleh keluarga mayat kepada
istrinya. Oleh karena itu Allah SWT meruasiatkan mereka, yaitu para
mapt secara baik-
keluarga agar mernberikan tausiah kepada ishi si
baik, di mana mereka hams merninta kepada isti si mayat secara
baik-baik agar ia tetap berada di rumah. Mereka tidak boleh
mengeluarkan istri si mayat dari rumahnya selama satu tahun penuh,
dari hari wafatnya si mayat dalam rangka menjaga perasaan,
memuliakan diri sang isbi, menunaikan hak mayat dan menlnmbung
silatnrmhmi dengan mereka, sebagaimana Allah SWT berfirrnan , " Dan
katnu melupl<an keutamaan di antan ltanu." (Qs. Al
Baqarah 12\2371

Sementara apabila pihak istri keluar rurnah atas kernauan sendiri dan
ingin pindah rumah setelah menyelesaikan bulan-bulan masa 'iddah
dan berkabung png wajib, maka di sini kehnrga rn4at tidak berdosa.

571
svamx lurucHulmmaml
-l
6. Adapun hadits nomor 957, maka ia menunjukkan bahwa wanita png
dithalak ba'in menriliki hak unhrk berpindah dari rumah srnmiryp png
melakukan thalak ba'in tersebut, di mana ia tinggal pada rumah
tersebut sekalipun ia masih berada di dalam nasa 'iddah, apalagi
apabila dis€rtai dengan rasa ketakutan pada dirin5a.

7 . Adapun hukum memberikan tempat tinqgal kepada isti Snng dithalak


suaminp sebagai berikut:
Apabila isffi dithalak raj'i, maka isti wajib diberikan nafloh dan ternpat
tinggal seperti layaknlta seorang istri.

Apabila ishi dithalak ba'in melalui fasal<hatauthalak, maka tidak ada


karajiban apa.apa lagi bagi suami dan keluarganya.
Ibnul Qayyim berkata, "Wanita yang dithalak ba'in, maka ia tidak
berhak mendapatkan nafkah dan ternpat tinggal berdasa*an sunnah
rasulyang shahihyangsesuai dengan Al Qur'an. Ia adalah tuntutan
qiyas dan pendapat madzhab ahli hadits."

8. Hadits di dalam bab ini datang untuk menjelaskan hukum keharusan


menetap bag wanita yang dithalak dirumahnya,laifu rumah di mana
rumah tersebut sedang ia tempati saat ia dithalak sama dengan
kewajiban menernpati rumah bagl isti 5nng melakukan rnasa 'iddah
karena iilditinggalurafatsr.ramin3ndi rumahnya, laitu rumah di mana
rumah tersebut sebagai tempat meninggalqla suaminya dan saat itu
rumah tersebut ditempati olehnya.

9. Tidak boleh bagi seorang wanita berdiam sendirian di suatu tempat


yang tidak ada seorangpun di dalamryra, apabila ia takut terhadap
dirirya dari orangorang 5nng berbut kensakan. oletr karrena ihr wajib
bagi keluarganln untuk memerintahkan pihak ishi pindah rurnah.

10. Thalak tiga l<ali Sang dikemulakan oleh wanita yang meminta htwa-
Fathirnah binti Qais- mengandung kernungkinan t€riadi sekaligus dan
mengandung kernungkinan bahwa ia adalah bilangan terakhir dari
jumlah thalak png ada.

Dengan dernikian secara substansif hadits di atas menunjukkan bahun

675
ffi-"-# di atas tidak mengarah kepada
ketidakbolehannya.
penjelasan kebolehan dan

t* td v> ,i6 -i!; i,r qr- t'at /. )f ;."3 -rr,r


it:., .<1F3 t:t- W i,; t:,y 's1r?lit: ,t* L
;ti -*;ri

',$;t:nt b?t ,€dt ',;3*t ,Lt;'i.rt ,1>\t; i:i ,:r3f


LY,I\.
968. Dari Amru bin Ash RA, ia be*ata, 'Janganlah kalian mencampur
baur sunnah Nabi kami, pitu masa 'iddah Ummu walad apabila majikannp
meninggal dunia, empat bulan sepuluh hari." (HR. Ahmad, Abu Daud, hnu
Majah dan dinilai shahih oleh Al Hakim. Ad-Daruquthni menganggap
cacat dengan adanga keterputusan sanad.a

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits shahih. Hadits di atas dinilai shahih oleh
Al Hakim. Ibnu AMil Hadi berkata, "Para perawi haditsn5ra tsiqah. Apa
yang dianggap cacat oleh Ad-Daruquthni terhadap hadits perlu dianalisa.
Ad-Daruquthni menganggap ada keterpufusan sanad, karena hadits di atas
berasal dari riuaSnt Qubashah bin Dzuaib dari Amru bin Ash dan ia tidak
mendengar dari Qubashah."

Ibnu Al Mun&ir berkata, "Ahmad menilainya dha'if hadits di atas dan ia


berlrata: Hadits tersebut ttdak shahih, sunnah apa Snng terdapat pada Nabi di
dalam hal ini?."

Al Mundziri berkata, "Di dalam sanad hadits terdapat Umar Mutharibah

220
Ahmad (4203), Abu Daud (2308), Ibnu Majah (2083), Al Hakim (2208) dan Ad-
Daruquthni (3DC9)

576
1
+ SYARAH ButucHut mAnar,r #
bin Thahman) tidak hanya satu orang yang menilainya dha'if, ia memiliki
cacat ketiga, yaitu Al ldzhthirab karena hadits di atas diriwayatkan
berdasarkan tiga bentuk."

Ahmad berkata, "Hadits di atas adalah hadits mungkar."

Keumumman firman Allah SWT menjadi saksi keabsahan hadits di atas.


Alhh SWT berfirrnan, " mqrhgal dunia di anbmmu dagan
Omngora ng Wg
meninggalkan isti-istri (hendaklah pn istri itu) menangguhkan dirinya
bqtilah,lQl Al Baqarahl?z 2341

Kosakata Hadist
I-a Tizlbisu 'Alaina Maksudqn mencamptr*an dan menjadikannya mirip
dengan png hinn5a. Artinp Janganlah laliim mencampxlrkan dan me,nriripkan
sesuatu 3nng sudah kita ketahui dari sunnah Nabi kita.

.dtiulr it;tti cip :U6 -W ?nr,gr- z:x;; dir -rrr


.. -i..'r))6L?l
r?.7e,.
969. Dari Aist/ah RA, h Mata: Sesungguhrgp F rg din dengan al
"Lrud
Qar'u &hh kesuciian. (HR. Malik di dalam suatu kisah dengan sanad lnng
shahih.nr

Peringlot Hadits
Hadits di atas adalah hadits shahih. Hadits di atas diriwa5atkan oleh Al
Imam Aqr$nfi'i dari Malik dari Ibnu Svihab Az-hhndari Uru/ah bin Zubair
dari bibinyaAiq/ah RA.

Kosakata Hadits
lnmma lnna danmaberfungsi unfuk meringkas. Di sini al aqn dibatasi
pada kesucian.

urMalik (215?6)

577
ffi-*H,ffiffi
Qar'umerupakan lawan kataSBng ada pada kesucian.' Pendapat ini dikatakan
oleh AsySyafi'i. Dan juga dapat berarti haid sebagaimana dikatakan oleh Abu
Hanifah.

Al Ath-har. D a:gran dr fathah hmtf lnntalrnpbentuk iamak dad Tuhrun.


la adalah sestrafu diantara dtn masa haid.

gry '-\t'a>u) :iu -ci:L fu uir- * l, ,yi -tv.


L?li ,t?*i G'i'; L?i:t ,L*i.,r:,tt itr, .10,*; 6*:
.,ns-!, '^r3ri ,:^:s|c-;r- u'rLlr'i.r, ,'gu'$, ,;iS:i1
aaaa

* _pt:*u,:;rily',
970. Dari hnu Umar RA, ia berkata: Thalak bagi seorang hamba sahalB
adalah dua kali dan masa iddahnp dalah dua kali masa haid. (HR. Ad-
n2
Danrquthni) Hadits juga diriwayatkan s@ara marfu" dan dinilai dha'if
juga oleh Ad-Danrquthni. Hadits juga diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi,
hnu Majatr dari hadits riu/alrat Aiq/ah. Hadits juga dnlen shahiholeh Al Hakim
dan para ulama hadits menentangnya serta mereka sepakat men5ntakan
kedha'ifann5n.u

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits dln'if&n mauquf. Pengarangberkata, "Hadits
di atas diriw4/atkan oleh Ad-Dartrquthni secaftt maugufdrtrilbnu Umar."

Hadits di atas juga dinilai shahih olehhnu Umar dalam keadaan mauquf'
Hadits juga diriwayatkan dalam keadaan sebagai hadits marfu", akan tetapi
berasal dari riwaft Athiah Al Aufa. Tidak haqn satu orang ulama hadits png

'42
Ad-Daruquthni (4i38) dan lbnuMajah (2079).
22,
Abu Daud (2189), AtrTirmidzi (1182),IbnuMajah (2080) dan AlHakim (2t205).

6V8
svanax BuLuGHutr ARAtt #
-{
menilainya ,lha'if. Hadits juga diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi,
Ibnu Majah dari hadits riwayat Aisyah. Hadis diatas dha'if, karena berasal dari
hadits Mudhahirbin Muslim. Abu Hatim berkata mengenai dirinya: Mudhahir
adalah perawi hadits mungkar. Ibnu Main berkata: Hadist tersebut tidak
dikaahui. Hadits di atas dinilai shahih olehi{l Hakim, akan tetapi para ulama
menentangnya dan mereka sepakat atas kedha'ifannya, tetapi aku tidak
mengetahui4n. Denagn dernikian pengambilan dalil menjadi tidak ada.

Hal-Hal Penting dari Beberapa Hadits


1. Ummul walad (hamba sahaya)telah diisyaratkan oleh hadits nomor
968. UmmulWalad adalah seoftmg hamba sahaya yang hamiloleh
majikannya lalu ia melahirkan seorang anak manusia walaupun secara
sembunyi-sembunyi.Ummul Walad dari sisi pengaMian dan hubungan
intim sama dengan budak-budak lainnya. Dari sisi pemindahan
kepemilikan sama dengan orang merdeka. Ia boleh disetubuhi,
melakukan pengaMian, dan disewa. Ummulwalad tidak boleh dijual,
dihibahkan atau diwakalkan dan hal-halsepadan lainp, yaitu berupa
sesuatuyang memindahkan kepemilikan atau ia dapat menjadi sebab
teriadinla pernindahan kepemilikan juga seperti pegadaian.
2. Apabila majikan dari ummu walad meninggaldurlia, maka menurut
hadits di atas ummulwalad harus melakukan 'iddahdanmenjalankan
masa berkabung selama ernpat bulan sepuluh hari seperti uranita
merderkahinnya.

3. Pembebasan diri ummul walad tergantung pada kematian


maiikannyn. Ummul walad tidak boleh dibebaskan sebelumnln.
Apabila rnajikannSa tibatiba meninggal dtrnia, maka kernatian menjadi
hak kebebasannyn. Ummulunlad masuk ke dalam katagori budak
lainnp. Oleh karena itu Ummulwalad tidak usah malakukan 'iddah.
Ia han5n melakukan istibra '(membersihkan rahim)dengan satu kali
masa haid, di mana hanya dengan satu kali haid saja sudah diketahui
kebersihan rahimnya, Sraitu apabila ia sudah mengalami haid. Apabila
ia tidak mengalami masa haid, mal<a *tibn n5a harus metewati masa

67?
;:#*:ffi
lagi dan tidak termasuk ke dalam bilangan istri yang sah. Pendapat ini
dikatalan oteh Malik, Asy-Syafi'i, Ahmad, para pengikutnp dan
sekelompok ulama salaf. Al Auza'i dan Zhahiriah berpendaapt sesuai
dengan apa SBng dikernulokan oleh hadits. Adaptrn madzhab Hanafi,
maka masa 'iilahummul watad menurut para ulama mereka adalah
tiga kali masa haid. Pendapat ini iuga dikatakan oleh sebagian para
sahabat.

tbnu Rusyd berkata, "Sebab petMaan pendapat karena ummul


u/alad tidak dikenrukakan oleh Al Qur'an dan hadits. ummul walad
diragukan kerniripannya dengan tnrnba safialra lainnya dan orang lrang
merdeka.'

Orang lrang menslnrahkan kitab ini berkata, "Pendapat yang paling


mendekati kebenaran adalah pendapat lmam Ahmad-" AsySpfi'i
berkata, 'Bahwa ummul walad mdakukan 'iilah dengan safu kali
haid." tni adalah pendapat lbnu Umar, Urwah, Al Qasim bin
Muhammad, AsySSTa'bi dan Az-Zuhri. Hal tersebut karena yang
dijadikan dasar hukum adalah keb€rsihan rahim dan tidak tertahannSa
air sperma suami sementara kebersihan rahim dapat teriildi dengan
satu kali haid.

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Adapun penafsiran al qar'uyangdisebutkan di dalam firman Allah SWT,
" Wanita-wanita 5ang dithalak hqrdamah mqrahan din(menunggu) tiga l<ali
guru."(Qs. Al Baqarah 121:228lParauhrna berbeda pendapat, baik ulama salaf
dan khalaf kepada dua pendapat:

Patanm,bahwa yang dimaksud dengan al pr'uddah masa suci. Aiqnh


berkata, "sesungguhn5a 5ang dimaksud dengan al qar'uadlalah kesucian."

Imam Malik berkata dari lbnu Syihab, "Aku mendengar Abu Bakar bin
A$urrahman berkata: Aku tidak pemah menjumpai salah seorangpun dari
ahli fikih kami kecuali ia mengatakan haltersebut."

Pendapat ini diriwayatkan dari hnu Abbas, Zaid bin Tsabit, Salim, Al Qasim
ahli fikih gnng berjumlah tujuh orang dan para ulama lainnya, yaitu mad3hab
Maliki, AsySyafi'i, Daud, Abu Tsaur dan satu riwayat dari Imam Ahmad.

KduEsesungguhnya png dimaksud dengan al qar'uadalahmasa haid.


Dengan denrikian rnasa i&htidak akan berakhir sampai seorang wanita suci
dari masa haid yang ketiga kali. Pendapat ini adalah pendapat yang masyhur
dari madzhab Imam Ahmad. Pendapat ini juga diriwaptkan dari Abu Bakar,
Umar, Utsman, Ali, hnu Abbas, Said bin Musayyab, Ats Tsauri, AlAuza'i,
Isl'raq, Abu Ubaid dan kaum rasionalis.

Al Qadhi berkata, "Pendapat yang shahih berasal dari Imam Ahmad, ia


menyatakan bahwa al qar'u adalah haid." Pendapat ini juga dikatakan oleh
para pengikutnlP.

Para ulama yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan al qar'u


adalah masa suci, mereka berdalil dengan firman Allah SWT, " Maka
haldaklah l<amu cqailan mqe.lca pda uraktu merelca dapt manghadapi
kldahnga gang wajar." (Qs. Ath-Thalaaq [65], 1) Sesungguhnln perintah
terhadap thalak berada disaat masa suci bukan masa haid.

Selain itu mereka juga Malil dengan hadits riwa!,at hnu Umar:
:;k ;,:;;;'i,,;1, & Vt ;O
"MakahafuAlah b ruiuk kepda isting ampl suci kqntdian haid
kantdiin suci |ryi."
Bentuk pengambilan dalil dari hdits tersebut bahr,va Nabi mernerintahkan
ke,pada lbnu Umaruntuk menthalak istinya di saat masa suci yang mempakan
permulaan mm 'id&h- Dengan dernikan menuniukan bahwa png dimaksud
dengan alqr'u dalahmasa suci.
Adapun dalil ulama 1nng berpendapat bahwa istilah a/qar'uadalah haid,
maka mereka bedalil dengan firman Allah, " Dan paenpuan-perempun tmng
tidakhaidlqi(manupousd1." (Qs. Ath-Thalaaq [65]:4). Merekatelahberpindah
di saat tidak haid lagi kepada melakukan 'iddah dengan perhitungan bulan.
Dengan demikian menunjukkan bahwa yang dijadikan dasar adalah waktu haid,

68r
#Jffi
dengan arti nrasa haid. Rasulullah bersaMa,

A?Vi:il2t gu
" Tinggallanhh slnlat di llarf'llrlri nnsa lnihp.' (HR. Abu Daud)

Serta hadits png diriuzqptkan oleh An-t{asa'i dari hadits Fatimah binti
Abt Hubais!, bahwa Nabi SAW bersabda l€padattya,

;;. t; Jr'; ,,t;Ll'!:j';7 bb ,p o E:# J ti\


a'
.,.-fli Jyytr
*Apbila nam ln*lmu tib, nnlaianspnlah nefukan slnlat&n apbih
nns lnilmu tdah Mafu nnl<a basrcilah kqntdiin slnlat di anbn nnsa
haid gng atu dangan nna aid Sang lainnia."
"Hanhkhh manahan
Selain ihr karena rnakna lahiriah aSBt Snng berbunyiz
diri (mqwgu) tiga lali guru'.n (Qs. Al Baqarah l2lt 2281yaitu keunjiban
menun(Xnr selama tiga quru' s*arasempuma. Dengan dernikian Barangsiapa
gang meniadikan al qr 'uberarti nrasa suci, maka cukup dengan dua kali masa
suci dan dengan sebagian masa suci yrang ketiga di mana hal tersebut
bertentangan dengan b€ntuk hhiriah alat di atas.

Dengan demikian, maka pendapat ynag unggul bahwa Snng dimaksud


dengan alqar'u adalah masa haid. WallahuA'lam

Adapun hadits nomor 970, maka ia menunjukan bahwa puncak thalak


seorang hamba sahaya adalah dua kali. Secara umum hal tersebut berarti,
baik suamiqn 5rang menthalak tersebut seorang Snng merdeka atau seorang
hamba saha5ra. Pendapat ini mengasumsikan bahwa bilangan thalak terfumpu
pada u,anita Snng dithalak. Ini adalah pendapat madztnb Abu Hanifah. P€ndapat
ini diriwagratkan dari Ali, hnu Mas'ud, Al Hasan, hnu Sirrin, Akramah, Az-
Zuhri, Himad dan Ats-Tsauri. Sementara dalilnp adalah hadits di dalam bab
ini.

Adapun ulama yang menjadikan thalak tertumpu pada suami yang


ffi::'-',*-Hffi
mutlak, baik hamba sahaya tersebut berada dibawah kekuasaan orang yang
merdeka atau di bawah hamba sahaya itu sendiri. Pendapat ini dikatakan oleh
tiga Imam Madzhab yaitu, Maliki, AsySyafi'i, Ahmad, Ishaq, hnu Al Mundzir
dan diriwa5ratkan dari Umar, Utsman, Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas, dan Sa'id
hnuMusayyab.
Dalil pendapat ini adalahbahwaAllah SWT memeriritahkan kepadaSuami
untuk melakukan thalak. Oleh karena itu hukumnya tergantung pada suami.

Adapun hadits di dalam bab ini, maka ia berasal dari riwaSnt Mudhahir bin
Aslam. Abu Daud berkata, "la munkirul hadits."

Seandaiqn hadits di atas maka yang dimaksud adalah apabila


suami dari hamba sahaya tersebut juga seorang hamba sahaya. Terdapat
sebuah hadits yang ada pada Ad-Daruquthni dari hadits riwayat Aiqnh yang
menjelaskan dan bersifat marfu":

^, a. . ,a. ,ry
r<ti i';, l.o'.
roJ.-9 L> JJr i z:5..:i
1
Y- ;, d];-.,.X r.rtisr .rljr
.ot*?
"Thalak s@,z,ng hamba aha5a adatah dua l<ali.Dangan dernil<an tidak
habl ba@n5aannpi istrinjn menil<ah kqtbli dangan pangan lainn5n."

Dan masa 'iddah hamba sahaya tersebut adalah dua kali haid. Ini adalah
pendapat 5nng tertera di dalam masalah ini.

Adapun masa 'iddahseormg hamba sahaya, maka ia terdiri dari dua kali
masa haid berdasarkan ijma' ulama. Hadits diatas diriwaptkan oleh Umar dan
anaknya serta Ali RA tidak ada satu ortrng pun dari para sahabat yang
menentangrya. Dengan dernikian ia bersifat ijma'.

Al Wadr Mata, "Para ulama sepal<at bahwa ms 'iddahseorang hamba


sahaya adalah dua kali persucian. Mereka sepakat bahwa masa 'iddah
menggunakan istilah al qar'ubag;unnita yang masih haid."

683
GX:;;:W,
Lt; iic ,#-tf
-.'.,r!r'i', ;lr c'lt: :"r4'i :"f! J"j Y) 'Ju Fl
,or,. u.t i,;L23 ,!r5,u')rj 'l>)tl>'i: L';i '9.f
97r. Dari *u*do ot-" r** *o, o* *"" ** beliau bersaMa,
"io*
halal bgi seseonng5ang beriman kepda Nlah dan hari Akhirmanyinml<an
Daud dan At-
air(spumanya) pda tanaman kqtaluan) onng lain'" IHR'Abu
Tirmidzi) Dinilai shahih olehlbnu Hibban dan dianggap
iasan oleh Al hzar'ua

Peringkat Hadits
Haditsdiatasadalahhaditshasan.Pengarangberkata,..lbnuHibban
hadits hasn'"
menilainya shahih dan Al Bazzar menganggapnya sebagai
oleh Ahmad'
Di dalam At--,rakhishdikatakan, "Hadits di atas diriwayatkan
bin Tsabit' Sementara
Abu Daud, At-Tirmidzi, hnu Hibban dari hadits Rn^,aifi'
Al Hakim dari hadits hnu Abbas sesungguhnya Nabi
sAw bersabda, Janganlah
angkau alirtcan air(spermarnu) @a tanannrt ketnaluan)
onnglafii Dan dasar
hadits terdapat di dalam An-Nasa'i."

Kosakata Hadits
hubungan
Ma'uhuAdalah taesan air sperma. Dan Snng dimaksud adahh
intim.
ia berhubungan
Zar'a Ghairihi.Maksudnln anak dari orang lain, di mana
saat ia membelinp'
intim dengan seorang hambasahayalBng sedang hamil

Hal-Hal Penting dari Hadits


intim
1. Hadits di atas menuniukan diharamkannya berhubungan
denganwanitayangsedanghamil,selainolehorarrg(stnmiatautmn)
yangpemahberhubunganintimdengannya.Haltersebrrtseperti
hamba sahaya dibeli apabila ia hamil oleh laki-laki
lain' Hal
seorang

22lAbuDaud(2158),At-Tirmi&i(1131)danlbnruHitfoan(4830).
-{ sYanan BUtuGHUt MARartl #
seperti ini dapat menghilangkan kesempurnaan iman kepada Allah
dan hari Akhir. Hal yang sepadan juga berlaku pada wanita tawanan
yang sedang hamil di mana haram berhubungan intim dengannya
sampai ia melahirkan dan bersuci.

2. Di dalam hadits terdapat dalildiharamkannya melakukan akad nikah


atas wanita yang sedang melakukan 'iddah sampai masa iddahnya
habis. Keabsahan akad di sini tidak ada, karena akad nikah merupakan
media unfuk berhubungan intim, sementara perangkat hukum sama
dengan hukum dari fujuan perangkat tersebut.

3. Para ulama berbeda pendapat mengenai wanita yang berzina yang


tidak hamil, apakah hukum 'iddah wajib baginya atau ia harus
membersihkan rahimnya dengan satu kali masa haid?.

Imam Malik berpendapat kebersihan rahim berdasarkan tenggang


\ raktu tiga kali masa haid. Mereka berdalil dengan hadits Nabi, "Anal<
itu adalah milik isbi (pal<awinan 5nng sah);' Penunjukan hukumnya di
sini tidak jelas.

Imam Ahmad di dalam pendapat gnng masyhur dari madzhabnln


berpendapat kepda adanya kewajiban melakukan'id&h sqerti ist;t
5ang dithahk odh suaminya. Pendapat ini adalah pendapat Al Hasan
Al Bashri, Taqiyyudin, hnul Qayyim dan guru kami AMurrahman As-
Sa'diRA
hlil pendapat ini adalah keumuman ywrg terdapat dalan ryat mengenai
wajibnya melakukan rr:nsa 'iddahkarena hubungan intim menunhrt
kotomya rahim. Oleh karena itru masa 'ildah wajib adaq,a seperti
intimpngsyubhat
4. Sesungguhr$ra iman kepada Allah dan Hari ALhir dapat mernkikan
rasa talnrt bagi seorang muslim unfuk melakukan perbuatan maksiat.
Barangsiapa yang melakukan p€druatan mak$at, rnaka saat ifu ir**y
telah terlepas darinya, sebagaimana Nabi SAWbersabda,

$i ., .r. c...
.u? -f) Gj- F ,r:1t v':; v

685
A::"::":::::^::"m
kadaan beriman."
5.Memiripkananakdidalamrahimibunyadengantanamanyangadadi
adalah seperti
dalam hadits ini mirip dengan firman Nlah," lstri-istrimu
tanahtanptkamubercoaktanam,makadatangitahtanahbercocok
tanammubagaimanaajakamuke}lendaki."(Qs.AlBaqarah|2|:223)
pemanfaatan
Hal tersebut dengan kesamaan keistimewaan serta
buahnya.

Faidah
Penciptaan
DR. Muhammad bin Ali Al Barr di dalam bukurya 5Bng berjudul'
'an menyatakan, "seorang wanita
manusia antam dunia kdoktemn dan Al Qur
temannya yang
setiap bulan memproduksi satu sel telur dan ia tetap menanti
maka sel spelrna
berupa sel sperma(spermatozoa). Apabila telah tiba waktunya
tadi menyatu
tadi dibuahi di dalam sel telur. Dengan demikian dua cairan
kemudianmenufuppinfunynsehinggatidakadaselspermalainnyayang
masuk. Dua unsur lnng menyahr ini dinamakan , Ginn yang menyafu'

Cairanyangmenyatuinikemudianmenempeldidindingrahimdanrahim
pinhr rahim'
menyafu dengan cairan tersebut secara kokoh lalu ia menutup
Dengan demikian makatidakmungkin ada sel spelma lain
masukkdalamnya'
pusar yang
setelah itu janin mengkonsumsi makanan melalui tali
sisi lain iamengkonsumsi
bersambung dengan tali prsarlmin dari satu sisi dan dari l

dari ibunya'
makanan melalui plasenta, lalu ia mengambil sari pati makanan
dinding
Apabila sel sperma membuahi sel telur, maka sel telur membuat
mernasukinSa,
yang terh,rtup disekitamya, dirnana sel sperma lainryIa tidak dapat
atau dari laki-
tidak dari hubtrngan intim saat itu dan hubungan intim setelahn5n
laki ini atau laki-lakilain. Apabila dua sel sperrna masuk pada sahr sel telur,
maka ifu artinya akan teriadi kematian pembuahan dan ia
akan terbuang

dengan sendirinSn di luar rahim-

Adapun anakyang kembar, maka ia ada dua jenis:

Pertamaia terjadi dari satu sel sperma dan dua seltelur. Apabila
sudah
dan berpisah
terjadi pembuahan, maka pembuahan tersebut akan membagi
{ svlnan BUtuGHUt MeRam #
lalu membentuk janin yang kembar yang sangat mirip

Kedua, janin yang kembar, tetapi tidak mirip. Ini terjadi dengan adanya
pembuahan dua sel sperma pada dua sel telur, di mana masing-masing dari
keduanya membuahi satu seltelur. Keduanya hanya mirip sebagai satu saudara
sebapak dan seibu saja."

Menurut saya, adapun pendapat yang mengatakan bahwa rahim


telah tertutup setelah adanya pembuahan, maka hal tersebut tidak benar.
Keterbukaan rahim tetap ada dan air sperma bisa saja sampai kepada rahim
dan kepada pembuluh telur rahim dan barang kali ini keterangan dari kami

-wallahu'alam- yang dimaksud dengan siraman air sperma seseorang


pada tanaman (kemaluan) orang lain.

'ia'3aa

t6 a ,
.a+ , 7zz . .).
-?.., . tc. 1. ,.t .,.
e)l ,-eJ) ::-2'e;Jt 6lr,'t G, -4.e a[t s,b)- .p f ) -1Vy
t. .c | ,. tc /'.^e l^.,.! ..r.
,*AttyUtu noft .(l;.e) ,4;l
1..
Z*.)l J:J
d (,*
972. Dari Umar RA, mengenai seorang wanita yang kehilangan
suaminya: Ia hants menunggu empat tahun kemudian ia melakukan 'iddah
selama empat bulan sepuluh hari. (HR. Malik dan Asy-Syafi'i)22s

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits mauquf shahrh Dikatakan di dalam At-Tilkhish,
"Hadits di atas diriwayatkan oleh Asy-Syaf i dari Malik dari Yahya bin Sa'id
dari said bin Al Musayyab dari umar. Hadits ini diriwayatkan oleh Abdurrazaq
{7 /88') dari hnu Juraij dari Yahya, diriwayatkan oleh Abu Ubaid, dari Muhammad
bin Katsir dari AlAuza'i dari Az-Zuhri dari said dari Umar dan dari utsman.
Hadits ini memiliki beberapa sanad lain dan hadits-syahidyang menguatkan.
Hadits ini diriwayatkan oleh hnu Abi syaibah (3/527)dari sanad Ibnu Abi I-.aila
dari Umar di sisi Ad-Daqruquthni, dari sanad Abu Utsman dan dari Umar. Ibnu
Hajr berkata, "lni adalah sanad hadits yang paling baik."

D5
Malik (21575).

687
SYARAH ButuGHUrr anerrr #
#
Tarabbashu Maksudnya seorang wanita tidak menikah kembali sampai
masa iddahnya habis.
'lddafuha, 'Iddahadalahistilah untuk suatu masa di mana seorang wanita
menunslu unhrk menikah kembali setelah suaminSra meninggal atau iabercerai.
Hal tersebut bisa dengan melahirkan berdasarkan masa suci atau berdasarkan
bulan.

it J'y, iG ,'lG -^- ht ,t t- eX i ;#' ;'j -wr


L';i.<3qJ' W!-,* i:r;r;ratii'yr1 ,*) *ht *
*)Lvr'#,t:u'
973. Dan Al Mughirah bin Sy.r'bah RA, ia ber{<ata: Rasululllah sAW
bersabda, " Wanita yang kehilangan suami ia tetap sebagai isbi sampai ada
penjelaan." (HR. Ad-Daruquthni) dengan sanad yang dha'if226

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits dha'if. Pengarang berkata, "Hadits di atas
diriwaSratkan oleh Ad-Dartrquthni dengan sanad png dha'if' Dikatakan di dalam
At-Tblkhish, "Hadits di atas diriwaSatkan oleh Al Baihaqi dengan sanad yang
dha'if. Abu Hatim, Al Baihaqi, AMul Hak, hnu Qathan dan ulama lainnya
menilainya dha'if Karena sangat lemah, maka para peneliti hadits tidak
mengambilnla."

Kosakata Hadits
Al Mafquud Yaitu, tidak ada dan hilang.
Al Bayan: Artinya seorang istri harus menunggu sampai jelas bahwa

suaminya hidup atau mati, maka hukum dapat ditetapkan berdasarkan sesuatu
yang nyata padanya.

226
Ad-Daruquthni (3/3 12).

688
SYARAH BUI.UGHUt MARAM +
Hal-Hal Penting dari Dua Hadits
1. Apabila seorang suami meninggalkan keluarganya dan tidak diketahui
rimbanya, maka para ulama membaginya ke dalam dua bagian:

Pertama,ketiadaannya diasumsikan masih aman seperti apabila suami


pergi untuk berdagang, bertamasya, atau menuntut ilmu. Di dalam hal
ini ia bisa ditunggu selama sembilan tahun sejak kepergiannya, karena
pada umumnya ia tidak dapat diasumsikan hidup lagi setelah itu. Ini
adalah pendapat yang masyhur dari madzhab Imam Ahmad.

Pendapat tiga imam madzhab dan dua pengikut Imam Abu Hanifah
menyatakan bahwa suami harus ditunggu sampai benar-benar nyata
bahwa suaminya telah meninggal dunia atau sampai ia melewati suafu
masa di mana seseorang sudah tidak bisa dikatakan hidup lagi- Hal
ini dikembalikan ijtihad seorang hakim karena yang diladikan dasar
adalah hidupnya suami. Dengan demikian seorang istri tidak boleh
menikah dulu dan harta suami belum boleh dibagikan.

Sebagian peneliti berpendapat suami yang hilang harus ditunggu


sampai ada asumsi bahwa ia telah tiada dan hal seperti itu tidak dapat
dibatasi dengan sembilan tahun atau ukuran waktu lainnya, karena
tidak ada dalil pembatasan. Dan sesungguhnya kaidah hukum
menyatakan apabila sesuatu tidak sampai pada keyakinan maka
dikembalikan kepada asumsi yang kuat saja.

Kedua, ketiadaan suami diasumsikan cenderung meninggal dunia,


seperti seorang suami yang naik perahu lalu tenggelam kemudian
sebagian penumpangnya selamat dan sebagian yang lain hilang, serta
seperti orang yang tertimpa gempa bumi atau juga omng yang hilang
begitu saja dari keluarganya. Kondisi seperti ini harus ditunggu
selama empat tahun sejak hilang.

2. Pendapat yang benar bahwa tidak ada dalil pembatasan di dalam dalil
tadi. Ia adalah sesuatu hal yang berbeda sesuai dengan perbedaan
waktu, jenis komunikasi, media informasi, serta kondisi orang yang
hilang. Kondisi yang terbaik adalah dilakukan iitihad oleh seorang
hakim yang dapat memperkirakan serta menyelami masalahnya

L-
BUtuGHUt MAnlra #
ASYARAH
3. Adapun Atsar Umar, maka ia merupakan dalil ketika kehilangan
tersebut cenderung selamat. Adapun hadits Al Mughirah, maka ia
adalah dalil mayoritas ulama apabila ia hadits shahih- Akan tetapi
temyata ia hadits dha'if.

.^
4-& 4Il J:" !, J'-r, lG :'Jti -'^p\, nr- I9 ,f't -1vt
i a /.o ,c o,, . c.o. i,
o 'i''
-GF ti'Jl ,t3t1 ir*- ,)l Y! colyt tce b: ,W- )) :fbj
''
."J-J.'ul1

974.DariJabir RA, ia berkata: Rasulullah sAW bersaMa," sanng laki'


laki tidak boleh menginap dikediaman seorang wanita kecuali laki-laki
tersebutsudah menikahinya atau saudam semahramnSm." (HR. Muslim)z7

g75. Dari Ibnu Abbas RA, dari Nabi SAW, beliau bersaMa, "S@nng
laki-laki tidak boteh berduaan dengan wanita kecuali dengan saudara
sentahnm.' (HR. Bukhari)"8

Kosakata Hadits
La Yabiibnna.Yang dimaksud di sini menginap secammutlak'
Naakihan Yang dimaksud di sini adalah suami. Nikah secara etimologi
adalah berhubungan intim. Secara maiazberarti akad. Seluruh lafazh nikah
yang terdapat di dalam Al Qur'an yang dimaksud adalah akad, kecuali firman
Allah, " Mal<a perempuan itu tidak halal layi bgintq hinga dia lawin dangan

227Muslin (2171).
2aBukhari (5233) dan Muslim (1341).

690
--l svlnen ru[uGHUL MAnarrr #
yang lain;' (Qs. Al Baqarah l2l: 230) Yang dimaksud dengan nikah di sini
adalah hubungan intim.

Da Artinya pemilik.

Mahram: Maksudnya orangyang haram dinikahi selama{amanya, karena


ada hubungan nasab atau sebab lain seperti menyusui.

Hal-Hal Penting dari Dua Hadits


1. Dua hadits menunjukkan diharamkannya seorang laki-laki berduaan
dengan wanita asing. Wanita asing di sini adalah wanita yang bukan
saudara semuhrim bagi lakilaki yang berduaan dengannya. Terdapat
hadits lain yang menyatakan: "Tidak ada seorang laki-laki yang
berduaan dengan seorang wanita kecuali syetan sebagai pihak yang
ketiga."

2. Tidak diragukan lagi mengenai sangat berbahayanya masalah ini. Oleh


karena itu ketika Rasulullah di Tanya mengenai hukum berduaduaan
dengan Al Hamhu, yaifu kerabat dari suami, baik saudaranya dan
keponakannya serta sejenisnya, Nabi SAW bersabda'

"Ipar adalah kematian."

karena ia akan masuk dan berduaan tanpa ada yang mengingkari lalu
terjadilah hal yang diharamkan.

3. Seorang wanita adalah objek nafsu dan ketamakan pria. Wanita hampir
tidak bisa menjaga dirinya, karena ia lemah secara fisik dan tidak
memiliki pikiran yang panjang serta tidak ada yang memiliki
kecemburuan kepadanya seperti saudara semahramnya, yaifu orang-
orang yang memandang bahwa merusak kehormatannya berarti
merusak kehormatan keluarga. Oleh karena itu, keberadaan saudara
semahram merupakan keharusan ketika ada laki-laki asing.

4. Demikian pula dengan laki-laki, sekalipun laki-laki tersebut orang yang


shalih, apabila ia berdua-duaan dengan wanita yang asing, maka tetap

691
-{ svanax BuLuGHUt MAnar'r F
saja merniliki potensi fitrah, tertipu daya oleir syetan dan mendapatkan
bisikan jiwa yang mengarah kepada keburukan. Oleh karena Itu Allah
SWTbersikap keras mengenai hal ini dan tidak menganggap remeh'
5. Orang-omng sekamng bersifat menggampangkan banyak wanita yang
lepas kendali bepergian bersama sopir serta berada di dapur bersama
juru masak dan sejenisnya. Di sini sangat membahayakan harga diri
seorang wanita, sementara harga diri termasuk dari lima hal pokok
yang harus dipelihara.

Pengertian Khulwah (Berdua-Duaan)


Para pakar bahasa berkata, " Khala as-syaiu gkhlu khulwatan. Al khala
adalah tempat yang sunyi yang tidak ada apa-apa di dalamryn .Dil<a|arl<an Atzala
al makan,5raifu apabila di tempat tersebut tidak ada seorang pun, di antaranya
apbila maela kanbli kepda syebn-syebn mael<a,
adalah firrnan Allah," Dan
mqela mengatakan sesungguhnya l<ami sendirtan dengan l<ami-" (Qs. Al
Baqamh l2Ol: l4l Ini adalah pengertian khulwahmenurut para pakarbahasa.

Para pengararrg ersklopedi ilmu Fikih di Kuwait mengatakan, "Penggunaan


istilah ini oleh para fuqaha tidak keluar dari pengertian etimologinya."

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama


Khulwahyang berarti berduaduaan dengan orang lain dibolehkan apabila
terjadi antara laki-laki dengan laki-laki juga atau antara perempuan dengan
perempuan juga apabila tidak terjadi sesuatu yang diharamkan secara hukum,
seperti berduaduaan unh.rk melaksanakan pertuatan maksiat.

Demikian pula berdua-duaan juga dibolehkan, yaitu antara laki-laki dan


salah satu saudara semahram atau antara suami dan istrinya.

Berduaduaan yang dibolehkan juga ialah seorang laki-laki yang berdua-


duaan dengan wanita asing dan di sekitamya ada orang lain yang dapat
memperhatikannya, di mana keberadaan keduanya tidak terhalang oleh
pandangan mereka serta orang-orang tersebut dapat mendengar pembicaraan
keduanya kecuali pembicaraan-pembicaraan yang bersifat rahasia.

Terdapat sebuah hadits di dalam kitab Shahih Bukhari dari hadits Anas

592
ffi,.*ff:-IJffi
Nabi berduaduaan dengannya."

Hadits di atas dijadikan oleh Imam Bukhari sebagai juduldi dalam hadits
shahihnya di mana ia berkata: Bab tentang dibolehkannya seorcmg laki-laki
berduaduaan dengan seorang perempuan dengan syarat ada orang lain,
kemudian saelah itu bertata, "seomng laki-laki tidak boleh berduaduaan dengan
seorang wanita, yaifu di saat keberadaan kedua orang tersebut tidak nampak
oleh orang lain atau orang lain tidak dapat mendengar pembicaraan keduanya
apabila pembicaraan tersebut dirahasiakan."

Para ulama sepakat bahwa berdua-duaan dengan wanita asing haram


hukumnya.

Para ulama berbeda pendapat mengenai seorang laki-laki yang berdua-


duaaan dengan seoftmgwanita asing yang disertai dengan adanlawanita lain di
nrana jumlatrnya lebih dari satu atau adan5a seln rmpulan laki-laki dan perempuan.

An-Nawawi mengemukakan di dalarn Al Maimd pendapat yang masyhur


dari madzhab Imam Asy-Syafi'i adalah dibolehkannya seorang laklaki berdua-
duaan dengan sejumlah wanita yang bukan muhrimnya karena pada umumnya
tidak teriadi kerusakan.
Apabila dua orang laki-laki berduaduaan atau beberapb lakilaki berduaan
dengan seorang wanita, maka p€ndapat yang mashyur haram hukumnya.

Pendapat lain mengatakan apabila laki-laki tersebut termasuk otang-orang


yang langkahnya jauh dari perbuatan zina, maka dibolehkan.

Madzhab hanafi berpendapat dibolehkannya berduaduaan dengan lebih


dari seorang wanita.

Ma&hab Hambali berpendapat diharamkannya seorang laki{aki berdua-


dmn dengan sejumlah wanitaatau sebaliknlaseperti sQumlah laki-lakiberduaan
dengan seorangwanita.

Wanita asing yang diharamkan berduaan dengannya adalah wanita yang


bukan istri atau saudara semahram. Saudara semahram adalah orang yang
haram untuk dinikahi selama{amanya, baik karena hubungan kekerabatan atau
persusuan atau hubungan mertua.

693
-{ svanan ButuGHuLrriAnelr #
Dasar hukum di dalam hal ini adalah hadits yang terdapat di dalam kitab
Shahih Bukhari dari hadits lbnu Abbas sesungguhnya Nabi SAW bersabda,
" Tidak bolehlakiJaki berduaan dengan seorang wanita kecuali bersama
saudara sqnuhrim."

Dari keterangan yang lalu dapat kita ketahui hal-hal berikut: Khulwah
atau berduaduaan terbagi dua:

Pertamabq&n4r:aart5ang berat hukumnSa (Ktruhruah Mughalazhah) sraitu'


Bertemunya seorang laki-laki dengan wanita asing di suatu tempat yang tidak
terlihat oleh orang lain.

Kdua,berduaduaan yang ringan hukumnya Khalwat Mukhafafah) yaitu:


Bertemun5n seorang laki-laki dengan wanita asing dihadapan orang lain, di
mana kebemdaan keduanya tidak luput dari pandangan orang lain tersebut
hanya saja bisikan-bisikan mereka tidak dapat terdengar. Contohnya lak-laki
dan wanita asing yang berduaduaan di dalam mobil, di lalan dan pasar-pasar.
Ini adalah sikap berduaduaan yang mengkha\ atirkan dan masih banyak contoh
lairuryra.

Berdua{uaan batk mughalazhah$arna) atau mukhafafah(sebentar) adalah


media gang menghantarkan kepada hukum haram. Mdia-media ini hukumn5n
sama dengan fuiuan dari media tersebut, akan tetapi kondisinya berbeda sesuai
dengan pelaku, kondisi dan keadaan png ada.

JG*t *\, * dt'oi -.*-\, *, * *t -1v1


;- .f; 2oi ; t, ,d & -ye 'G';'l> :o,G')l $; e
'
Turl*j,t>|rt'>'i *?i .(2;'G?;
t i !.,a,, . ,t. c, .
.'*lrrilr €{* it,f :a'u*t
976. Dan Abu Sa'id RA: Sesungguhnya Nabi SAW bersabda tentang
tawanan Authas, "Janganlah melakukan hubungan intim dengan wanita

694
ffi:::::::'::;m
dengan wanita yang tidak hamil sampai ia mengalami satu kali masa haid."
(HR. Abu Daud)dan dinilai shahiholeh AlHakim.z2e

Hadits ini memiliki syahid dari hadits riwayat lbnu Abbas pada Ad-
Daruquthni.m

Peringkat Hadits
Hadits di atas adalah hadits shahih. Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu
Daud, Ad Darami, Ad-Daruquthni, AlHakim, AlBaihaqi, dari sanad Syarik,
dari Qais bin wahab, dari Abilwadak, dari Abu Said Al Khudri sesungguhnya
Nabi SAW bersabda. Lalu ia mengemukakan hadits... Al Hakim menilainya
shahih dan ia berkata, "Hadits di atas sesuai hadits shahih syarat Imam
Muslim." Pendapat ini disetujui oleh Adz-Dzahabi dan Al Hafizh serta Asy-
Syaukani menganggapnya sebagai hadits hasan.

Hadits di atas memiliki beberapa sanad lain yang menguatkan di antaranya,


Hadits dari Ibnu Abbas dari Ad-Daruquthni. Ibnu Sa'id berkata: Para perawi
haditsnya adalah para perawi hadits Muslim.

Al Albani berkata, "secara umum hadits di atas dengan beberapa sanadnya


adalah hadits shahih."

Kosakata Hadits
Sabaya adalah musuh yang ditawan dan termasuk tawanan juga kaum
wanita dari orang-orang kafir dan anak-anak mereka.

Authas,sudah dikemukakan pengertiannya dahulu.

Hal-Hal Penting dari Hadits


1. Wanita non muslim yang merupakan tawanan hasil dari upaya jihad
umat Islam menjadi hamba sahaya secara langsung dengan ditawan
dan penguasaan umat Islam kepada mereka. Mereka menjadi hamba

22e
Abu Daud (2158) dan Al Hakim (21195).
230
Ad-Daruquthni (3258).

695
-{ svrnax BUtucHUr mA*o* #
sahaya bagi orang yang menawannya atau mereka menjadi bagian
dari harta ghanimah

2. Apabila seseorang memiliki hamba sahaya wanita dengan cara


t rwanern, mernbeli, hibah atau harta warisan dan hal lainnya, maka
tidak halal hukumnya berhubungan intim, bermesraan dengan
bercumbu atau berpelukan tanpa berhubuangan intim sebelum
rahimnlra bersih sekalipun ormg y'ang mendekati anak kecil,wanita
atau orang lang impoten dan sebagain5la.

3. Al Istibm artiqn pengetahuan mengenai kebersihan rahim melalui


salah safu dari cara berikut:

O Apabila hamba sahaya tersebut hamil, maka ia harus melahirkan


terlebihdahulu.

O Apabila hamba sahalp tersebut sedang haid, maka rahim harus


bercih dengan safu masa haid secara sexnpuma

O ApSilahsoranglnrgmenopauseataubdum pernahmengahmi
haid, rnaka harus melewati rnasa safu bulan sejak ia menjadi
hamba sahaya.

4. Nabi Muhammad SAW di dalam hadits ini melarang seotang wanita )


I

yang ditauran unfuk disefubuhi sampai dapat diketahui rahim wanita


tersebut b€rsih, pifu dengan ia melahirkan. Sernentara wanita png
behrrn tEmil, maka sampai h mengalami satu kali masa haid. Terdapat
s€buah hadits png terdahulu png diriwayratkan oleh sebagaian ahli
hadits bahwa Nabi SAwbersaMa,

k I
n.

Li
2 a.
*v
l'r. .

*-.rf ;1r ?Sti lt 4i


-a -

oi
"6/y ':t'
"Tihk lralal bagi ses@ftng tnng bqirnan k pdu Allah dan hari
akhir manyinml<an air sperman5a di kdun (kemaluan) onng lain."

Janin Snng ada di perut wanita tersebut adalah tanaman orang lain,
sernentara menyefubuhinya berarti menyirami ibu dari benih tersebut.

695
ffiTilJ*,:
Mayoritas ulama berpendapat, di antaranya tiga imam Madzhab, Abu
Hanifah, Asy-Syafi'i dan Ahmad kepada keterangan terdahulu bahwa haram
hukumnya berhubungan intim dengan tawanan wanita atau hamba sahaya
lainnya kecuali setelah diketahui rahim wanita tersebut telah bersih melalui
beberapa cara yang lalu. Mereka berdalil dengan keumuman hadits dan asumsi
masa 'iddah. di mana mengharuskan adanya pengetahuan tentang rahim yang
bersih. Rahim yang bersih adalah masa 'iddahbagi hamba sahaya dan ia wajib
hukumnya sampai diketahui bahwa rahimnya benar-benar telah bersih.

Mereka juga berdalil dengan atsar dari para sahabat: Umar berkata di
hadapan para sahabat, "Seorang hamba sahaya wanita yang sudah mengalami
masa haid tidak boleh dilual, hendaklah pemiliknya menunggu sampai ia
mengalami haid. Apabila ia tidak mengalami haid, maka tunggulah sampai
empat puluh lima hari."

Allah SWT me'.uajibkan masa 'iddah bagi wanita yang menopause dan
bagi wanita yang belum mengalami haid dengan masa iddahnya selama tiga
bulan. Sementara istibra 'adalah masa 'iddahbagi seorang hamba sahaya.

Imam Malik berpendapat bahwa istibra'tidak wajib hukumnya di saat


pemilik meyakini bahwa rahim hamba sahayanya teleh benar-benar bersih. Di
sini ia boleh berhubungan intim dengannya saat ia mulai memiliki hamba sahaya
tersebut.

Ia berkata' Sesungguhnya yang dimaksud dengan istibn' adalahmengetahui


telah bersihnya rahim, di mana jika hal tersebut telah diyakini
keberadaannya,maka ia menjadi tidak wajib. Bukhari meriwayatkan di dalam
kitab shahihnya dari Ibnu Umar ia berkata: Apabila hamba sahaya tersebut
perzrt"uan, maka ia tidak usah melakukan istibm'apbila pemiliknya menghendaki.

Al Mazari dari madzhab Maliki berpendaapt yang kesimpulannya sebagai


berikut:

O Sesunguhnya setiap hamba sahaya yang tidak hamil, maka tidak wajib
istibra"
O Setiap hamaba sahaya yang diragukan kehamilannya, maka wajib

697
Bur'uGHuLltARAri

*:o*'
O Setiap hamba sahaya yang diasumsikan rahimnya telah bersih
akan tetapi mungkin juga belum bersih, maka ia ada dua pendapat:

1. Wajib adanya istibm'

2. Gugumya istibn'. -
Faidah
Pertama,hnul Qayyim berkata, "Terdapat hadits yang menjelaskan bahwa
istibm' bagi orang hamil adalah dengan ia melahirkan, sementara istibra
'bagi
wanita yang haid dengan menghabiskan masa haidnya. Maka bagaimana
mengenai r,rnnita yang menopause dan wanita gnng belum mengalami haid
sementara masa 'iddahmereka tidak gugur?

Jawabnya: Hukum'iddahbaEkeduanya tidak divakumkan, bahkan Nabi


menjelaskan melalui iq,arat dan peringatan. Allah SWT menjadikan masa'iddah
bagi wanita merdeka adalah tiga kali masa suci, kernudian menjadikan masa
'iddahbagiwanita lpng menopause dan wanita yang belum mengalami masa
haid juga tiga bulan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Allah swT
menjadikan setiap qar'u satu bulan. oleh karena itu Allah swT tetap
menjalankan kebiasaan umum pada kaum wanita bahwa seorang wanita
mengalami masa haid satu kali setiap bulan dan hadits Nabi menjelaskan:
I

SesungguhnSn istibm 'bagi seorang hamba sahaya adalah satu kali masa haid-
Dengan demikian u/aktu safubulan menempati posisi satu kali masa haid."

Kdua, kehati-hatian dan penjagaan ini demi menjaga keturunan dan


mengukuhkan nasab agar air sperma tidak bercampur di mana nasab akan
hilang dan lenyap. Nabi melaknat orang yang menghubungkan dirinya kepada
orang lain png bukan alnhnya. Allah swTT berfirman, " Panggillah mereka
(anak-anak angkat itu) dengan (memal<ai) nama mereka-" (Qs' N
Ahzaab t33l: 5) dan Allah SWT berfirman, " Onng-onng yang mempunyai
hubungan kenbat sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada
yang bukan kerabat) di dalam kitab Nlah;'(Qs. Al Anfaal [8]: 75)

698
svanan BUtuGHUt MARAM #
-l

*3'^lL i' *,- Ct * -*; ir -*r-;';-;'gi *, -1vv


u': t
,^i-,^; u ,4; k .(;ar" rr;l:, ,JtA !i'),> 'i6
. o ..o a .. ! -. l, /c c tc / c.
J, Jt^i, -c1 tr!L.)l
'
-1-e srqr*c g;l
., ;p1
.,
czt aS C e3V i-JJ->
,,, /
.>11: 3l

977 .Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersaMa, " Anak adalah
milik istn (perkawinan yang sah)dan lakilaki yang berzina harus diiauhi." (HR.
Muttafaq 'alaih) daihaditsnya23l dan dari hadits Aryah di dalam sebuah kisahaz,
Dari Ibnu Mas'ud pada An-Natu'i233 serta dari Utsman di sisi Abu Daudzs

Peringkat Hadits
Hadits riwayat Ibnu Mas'ud di sisi An-Nasa'i. Sanad haditsnya shahih.
Terdapat hadits dari sanad Ishaq bin hrahim, ia berkata, "Jarir berticara kepada
kami: Dari Mughirah dari Abu Wail dari Ibnu Mas'ud dari Nabi Muhammad
SAW. Hadits dengan sanad para perawi haditsnya tsiqah"

Adapun hadits dari Utsman pada Abu Daud, maka para perawi haditsnya
tsiqah. Hadits di atas juga disebutkan oleh As-Suyuthi termasuk hadits-hadits
mubwatir.

Kosakata Hadits
Al Finsy Secara etimologi hamparan di atas permukaan bumi. D antaranga
istilah ini diambiluntuk seorang istri. Maksudnya bahwa anak milik orang 5ang
memiliki al finsy, yaitu istri atau hamba sahaya.

N 'Ahn seorang laki-laki mendatangiwanitia untuktindakan ial:rit. Al'Ahir


adalah pezina.

Al Hajar Mencegah.

23'Bukhari (6818) dan Muslim (1458).


232
Bukhari (6817) dan Muslim (1457).
233An-Nasa'i (6/181).
23aAbuDaud (2275).

599
SYARAH BUTUGHUIl aRArn #
Hal-Hal Penting dari Hadits
1. Secara sempuma hadits ini terdapat di dalam hadits shahih Bukhari
dan Shahih Muslim, "sesungguhnya Sa'ad bin Abi Waqash dan Abd
bin Zam'ah mengadu kepada Nabi mengenai masalah seorang anak.
Sa'ad berkata, 'Wahai Rasulullah SAW anak ini adalah anak dari
saudara saya, yaifu Atabah, di mana ia sudah menyatakan bahwa ini
adalah anaknya dan lihaflah kepada kemiripannya.' Abd bin Zam'ah
berkata, 'Anak ini adalah saudara kandungku wahai Rasulullah SAW.
Iadilahi*an dari iski agntrku.' [-alu Rasulullah SAW meneliti dan melihat
kemiripan demikian jelas pada sosok Atabah, lalu beliau berkata,

,l;it ,,..6;.Ji ,tt;Jl -$t ltu-) # 'rL U U ';,


t L u*Ltj
l,o. ,ztc 4
.;'r';
"Anak ini adalah milikmu vnhai Abd bin hm'ah; Anak berasal dari
isbi (ped<awinan tnng sah) dan omng 5nng berzina harus diiauhi,
halangilah dirimu dariryn wahai Saudah."

2. Ibnu AMil Barr berkata, "sesungguhnya hadits ini berasal dari dua
puluh orErng lebih sahabat."

3. Yang rrnlrsud dengan al firasyablahisbi yang disetubuhi serta hamba


satqia perernptnn dari zudut hubungan intirn. Ishi diistilahkan dengan
fimsll<arel.,;ra suami atau seorang majikan menidurinya atau dengan
asumsi sebagai tempat di mana istri adalah tempat untuk bermalam
bagisuami.

4. Sesungguhngra anak adalah milik pemilik istui yang sah dengan syarat
dapat dihubungkan dengan suaminya. Ibnu Daqlq Al Id berkata, "Hadits
di atas merupakan dasar hukum pada dihubungkannya anak kepada
laki-laki yang memiliki istri sah, sekalipun ia pemah melakukan
hubungan intim yang diharamkan."

5. Sesungguhnya seorang wanita menjadi istri sebenamya melalui akad


nikah dan ses seomng hamba sahaya dapat ditiduri layaknya
seormg isti akan tetapi tidak dianggap demikian kecuali apabila telah

700
-{
svanen BU tuGHUt Manarvr l#
berhubungan intim dengan majikannga. Dengan demikian ia tidak cukup
hanya sekedar dengan adanya kepemilikan. Perbedaan di antara
kedunga sesungguhnya akad nikah ditujukan unh.rk berhubungan intim.
Adapun kepemilikan hamba sahaya memiliki banyak tujuan. Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah berkata, "lmam Ahmad menyinggung bahwa
seorang iskitidakdapat menjadi isti sebenamya kecuali dengan adanya
akad nikah dan hubungan intim yang sah tidak berdasarkan
kemungkinan-kemungkinan lain yang meragukan." Ibnul Qayyim
berkata, "lni adalah pendapat yang benar, sebab apabila tidak maka
bagaimana seorang wanita menjadi seorang istri padahal suaminya
belum berhubungan intim dengannya."

6. Sesungguhnya menghubungkan keturunan tidak dikhususkan kepada


seorang ayah saja, tetapi boleh kepada saudara laki-laki ayah dan
kerabat lainnya.

7 . Sesungguhnla hukum pemiripan menjadi kuat apabila tidak ada unsur


yang lebih kuat lagi seperti adanya istri.

8. Para Ulama dari madzhab Maliki, Asy-Syafi'i dan Hambali berkata,


"Nabi SAW memerintahkan kepada isbin5a, Saudah untuk menghalangi
keberad#n anak laki-laki tersebut, karena kehati-hatian dan sikap
wara'di saat Nabi SAW melihat kerniripan yang kuat antam anak laki-
laki tersebut dengan Atabah bin Abi Waqas."

9. Sesungguhnya hukum berhubungan intim yang haram seperti hukum


berhubungan intim yang halal di dalam keharaman hubungan
kemerhraannya. Benh-finya sesungguhnSa Saudah diperintatrkan untuk
menghindari hal ini. Ini menunjukkan bahwa hubungan intim Atabah
melalui perzinahan sama dengan hukum hubungan intim melalui akad
nikah. Ini adalah pendapat Hanafi dan Hambali. Madzhab Maliki dan
Asy-Syafi'i berbeda pendapat dengan mereka. Menurut mereka tidak
ada dampak apa-apa pada hubungan intim dengan berzina karena
perzinahan tidak memiliki kehormatan.

10. Sesungguhnya hukum dari seorang hakim tidak dapat merubah


masalah yang tidak nampak, apabila seorang terdakwa mengetahui

701
-{
svlnar Bu[uGHUt Mlnara #
bahwa hukum tersebut bathil, maka hukum tersebut haram baginya
dan hukum hakim tersebut tidak menjadi mubah. Syaikhul Islam
berkata, "Barangsiapa yang berhubungan intim dengan seorang wanita
Snng h yakini pemah ia nikahi, maka nasabnya dihubungkan kepadanya

serta ditetapkan di dalamnSa ketnraman hubungan kemertuaan melalui


kesepakatan ulama berdasarkan yang aku ketahui, sekalipun
pemikahan tersebut bathil menurut Allah dan Rasul-Nya. Demikian
pula dengan hubungan intim yang ia yakini tidak haram, padahal ia
haram."

Faidah.
Pertama, hnu Hazm di dalam Al Muhallaberkata, "Masa kehamilan tidak
boleh lebih dari sembilan bulan dan tidak boleh kurang dari enam bulan
berdasarkan firman Allah SWT yng berbunyi, 'Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga bulan.' (Qs. Al Ahqaaf [46]: 15) dan Allah SWT
berfirman, 'Pan lbu hendaHah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
paruh5aitu bgitangngin menyempumal<an Wtrysuan.'(Qs. Al Baqarah [2]:
233)" Ketika ungkapan para fuqaha meyebutkan mengenai batas minimum
dan maksimum usia kehamilan serta kisah-kisah yang dinukil di sini, maka
Ibnu Hazm mengatakan bahwa sernua ini adalah berita-berita bohong di mana
tidak boleh menetapkan hukum di dalam masalah agama dengan halseperti
ini. Aku katakan apa yang dikatakan oleh lbnu Hazm dikuatkan oleh ilmu
kedoktemn modem.

Dr. Muhammad Ali Al Barr berkata, "Usia masa kehamilan yang alami
adalah dua ratus delapan puluh hari dan ia tidak lebih dari satu bulan setelah
batas waktu ini, sebab apabila lebih, maka janin gnng ada pasti mati di perut
ibtrnya. Oleh karera ifu sebaiknya orang png mengkaji fikih harus ingat mengenai
kemustahilan terjadinya kehamilan yang berkepanjangan sampai bertahun-
tahun."

Kedua, Syaikh Muhammad bin hrahim berkata, "Boleh mengeluarkan


sperma dengan obat-obatan yang dibolehkan." Dikatakan di dalam Allnshaf
di bolehkan meminum obat untuk membuang sperna. Dikatakan di dalam ilmu

702

l
-.{
svanax BUrucHUr MAnaa,r l#
fikih bentuk lahiriah ungkapan Ibnu Aqil adalah dibolehkan menggugurkan janin
sebelum ditiupkan ruh di dalamnya. Ibnu Rajab berkata, "Sekelompok ulama
fikih memberikan keringanan hukum kepada seorang wanita dalam hal
menggugurkan janin yang ada di dalam perutnya, selagi di dalamnya belum
ditiup ruh." Ini adalah pendapat yang dhai{ yaitu pendapat Ibnu Rajab.
Sementara pendapat pengikut Imam Ahmad adalah dibolehkannya
mengeluarkan air sperma.

Ketiga, Syaikh Taqiyyudin berkata, 'Apabila seorang wanita meminum obat


untuk memutuskan masa haid atau unfuk memperpanjang masa suci, maka ia
suci." Syaikh Muhammad bin Ibrahim berkata, "Boleh mengkonsumsi pil-pil
anti hamil untuk mengatur jarak kehamilan, karena kondisi keluarga atau
kesehatan. Adapun apabila fujuannya adalah memutus kehamilan secara total,
maka hal tersebut tidak boleh."

Keputusan Lembaga Fikih Mengenai Masalah


Menggugurkan Janin Yang Cacat
Segala puji bagi Allah, shalawat beserta salam semoga dilimpahkan kepada
seorang Nabi SAW, di mana tidak ada Nabi lagi setelahnya, yaitu Nabi kita
Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya

Sesungguhnya Dewan Lembaga Fikih Islam Rabithah 'Alam Islami di


dalam sidangnya yang ke dua belas yang dilakukan di kota Mekkah pada
tenggang waktu dari hari sabtu tanggal 15 - 22 Rajab 1410 H bertepatan
dengan 10 - 17 Februari 1990 M telah menganalisa masalah ini. Dan
setelah mendiskusikan melalui jawatan majelis yang ada dan melalui para dokter
!
spesialis yang datang khusus unhrktujuan ini, makasecara mayoritas dipufuskan
hal-halberikut:
1. Apabila usia kehamilan telah mencapai seratus dua puluh hari, maka
janin tidak boleh digugurkan, sekalipun pemeriksaan dokter
menyatakan bahwa janin tersebut cacat, kecuali apabila dinyatakan
berdasarkan keputusan komisi dokter yang terdiri dari dokterdokter
spesialis yang professional yang menyatakan bahwa keberadaan
janin sangat membahayakan kehidupan ibunya. Ketika demikian,

703
r
ffiffi;,-,*,:ffi
2.
mempertahankan satu dari dua hal yang berbahaya'

Sebelum memasuki usia seratus dua puluh hari, apabila ditetapkan


dan dilruatkan dengan komisi kedokteran 5nng terdiri dari dokterdokter
spesialis yang profesional serta didasarkan pada pemeriksaan melalui
perangkat medis modem bahwa janintelah cacat dan sangatbertaha5a
serta tidak dapat disembuhkan, lalu apabila janin tersebut dibiarkan
hingga lahir maka kehidupan janin tersebut buruk dan sakit-sakitan.
Ketika demikian, maka boleh menggugurkannya berdasarkan
permintaan kedua orang fuanla. Majelis menyatakan hal ini dan
memberikan wasiat kepada para dokter dan para orang fua unfuk
ktaqarub kepada Allah dan benar-bener merEsrahkan masalah'ini.
Allah swT Maha Penolong. semoga Allah memberikan anugerah
kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya serta salam
seiahtem 5nng banpk, segala puii bagi Allah Tuhan semesta Alam.

704

Anda mungkin juga menyukai