Anda di halaman 1dari 140

PELATIHAN ILMU WARIS ONLINE

METODE FAHIMNA

http://kitabfahimna.blogspot.com

1
PANDUAN MEMAHAMI ILMU WARIS
BERDASARKAN SYARIAT ISLAM

PENULIS
Muhammad Mujianto al-Batawie

PENERBIT
FAHIMNA PUBLISHING

CETAKAN PERTAMA
Dzul Qa’idah 1440 H/Juli 2019 M

ALAMAT PENERBIT
http://kitabfahimna.blogspot.com
metodefahimna@gmail.com

HP PEMESANAN: 0895-3528-86439

Dilarang memperbanyak buku ini tanpa izin


tertulis dari FAHIMNA PUBLISHING

2
PENGANTAR PENULIS

‫بسم ال الرحنم الرحيم‬

‫المحد ل رب العمالي والصلةا والسلما على أشرف النأبياء والرسلي وعلى آله وأصحابه أجعمي‬
‫أما بعمد‬

Kaum Muslimin rahimakumullaah...

Orang yang membagi harta warisan tidak sesuai dengan ketetapan


Allah Subhanahu wa Ta’ala, sangat mungkin terjatuh pada
perbuatan mengambil harta yang bukan haknya. Dan ini tentu saja
adalah perbuatan zalim yang bisa menyeret pelakunya ke dalam
Neraka.

Setelah menjelaskan pembagian waris dalam QS. An-Nisa ayat 11


dan 12, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kabar gembira
sekaligus ancaman. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kabar
gembira untuk orang yang mau taat kepada ketentuan-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ٍ ‫ك ح ُدود اللّ ِه ۚ ومنم ي ِط ِع اللّه ورسولته ي ْد ِخ ْله جن‬


‫ّات تْت ِري ِم ْنم‬ ِ
‫ت تت ُ ُ ُ ُ ت‬ ُ ْ ‫تت‬ ُ ُ ‫ت ْل ت‬
﴾١٣﴿‫يم‬ ‫ظ‬ِ ‫ك الْ تفوز الْعم‬ ِ‫تتتِها ْال ْتنتار خالِ ِدينم فِيها ۚ و ٰذتل‬
ُ ‫ت‬ ُ ْ ‫ت‬ ‫ُ ت ت ت ت‬ ‫ْت‬
“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah.
Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah
memasukkannya kedalam Surga yang mengalir didalamnya sungai-
sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan
yang besar.” (QS. An-Nisa [4]: 13)

3
Namun, bagi siapa saja yang menentang sesuatu yang sudah menjadi
ketentuan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi ancaman keras:

ِ ِ ِ
‫ص اللّهت توتر ُسولتهُ تويتتتتت تعم ّد ُح ُد ت‬
ُ‫ودهُ يُ ْدخ ْلهُ نأت ًارا تخال ًدا ف تيها تولته‬ ِ ‫توتم ْنم يتت ْعم‬
﴾١٤﴿‫ي‬ ٌ ‫اب ُم ِه‬
ٌ ‫تع تذ‬
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan
melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya
ke dalam api Neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa
yang menghinakan.” (QS. An-Nisa [4]: 14)

Orang yang memakan harta warisan orang lain tanpa alasan yang
dibenarkan, berarti sama saja dia memakan harta yang haram.

Terkait hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

‫ّار أ ْتوتل بِِه‬ ٍ ِ ‫تل يتربو تلم نأتتب‬


ْ ‫ت م ْنم ُس ْحت إِّل تكانأت‬
ُ ‫ت الن‬ ‫تْ ُ ْ ٌ ت ت‬
“Tidaklah tumbuh setiap daging yang diberi asupan makanan yang
haram, melainkan Nerakalah yang berhak membakarnya”. (HR.
Ahmad dan At-Tirmidzi)

Oleh karena itu, hendaknya kita bertakwa kepada Allah Subhanahu


wa Ta’ala terkait pembagian harta warisan ini. Wajib bagi kita untuk
membagi harta warisan sesuai dengan ketetapan dari-Nya.

Buku ini ditulis sebagai bekal bagi kaum Muslimin yang ingin
mengetahui cara pembagian harta warisan berdasarkan syariat Islam.
Namun, karena buku ini diperuntukan untuk para pemula, maka tentu
saja pembahasannya tidak terperinci.

4
Dalam buku ini, kami tidak menampilkan dalil-dalil dalam setiap
pembahasan. Sebab, disamping untuk meringkas tulisan, kami
berpendapat bahwa dalil-dalil seputar warisan akan lebih mudah
difahami kalau kaidah dasar ilmu waris sudah difahami dengan baik.

Seperti halnya ilmu fikih pada umumnya, dalam ilmu waris juga
didapati perbedaan pendapat ulama. Namun, perbedaan ini tidak
banyak. Penjelasan rincinya bisa kita baca di buku-buku yang
membahas ilmu waris tingkat lanjutan.

Harapan kami, setelah mempelajari buku ini, para pembaca bisa


mendapatkan gambaran umum ilmu waris sebagai bekal untuk:

• Melanjutkan belajar ilmu waris tingkat lanjutan.


• Menghitung pembagian warisan untuk kasus yang umum
terjadi di masyarakat.
• Memahami penjelasan ustadz saat konsultasi hitung waris.
• Memberi informasi yang tepat kepada ustadz saat hitung
waris.
• Bisa menggunakan aplikasi hitung warisan dan faham hasil
perhitungannya, serta bisa menjelaskannya kepada orang
lain.

Semoga kita semua diberi kemudahan untuk mempelajari dan


memahami ilmu waris ini.

‫وصلى ال وسلم على نأبينا ممحد وعلى آله وأصحابه أجعمي‬

Bogor, Dzul Qo’dah 1440H/Juli 2019M


Perumahan Bukit Asri Ciomas

Muhammad Mujianto al-Batawie

5
6
DAFTAR ISI

PENGANTAR PENULIS
DAFTAR ISI

Bab 1: Definisi Ilmu Faraa-idh (9)


Bab 2: Hibah -Wasiat – Waris (10)
Bab 3: Rukun Waris (12)
Bab 4: Cara Mendapatkan Warisan (13)
Bab 5: Penghalang Waris (14)
Bab 6: Mengenal Ahli Waris (15)
Bab 7: Pengelompokan Ahli Waris Berdasarkan Posisi (17)
Bab 8: Pengelompokan Ahlis Waris Berdasarkan Bagiannya (20)
Bab 9: Urutan Ashobah (22)
Bab 10: Memahami Matematika Dasar (24)
Bab 11: Bagian Ashabul Furudh (29)
Bab 12: Bagian 1/2 (30)
Bab 13: Bagian 1/4 (32)
Bab 14: Bagian 1/8 (33)
Bab 15: Bagian 2/3 (34)
Bab 16: Bagian 1/3 (37)
Bab 17: Bagian 1/6 (39)
Bab 18: Pengelompokan Ashobah (46)
Bab 19: Menghitung Bagian Ahli Waris Lebih dari Satu Orang (50)
Bab 20: Hijab (57)
Bab 21: Kasus Khusus 1 (60)
Bab 22: Kasus Khusus 2 (62)
Bab 23: Kasus Khusus 3 (64)
Bab 24: Kasus Khusus 4 (67)
Bab 25: Kasus Khusus 5 (69)
Bab 26: Kasus Khusus 6 (71)
Bab 27: Kasus Khusus 7 (73)
Bab 28: Kasus Khusus 8 (75)

7
Bab 29: Kasus Khusus 9 (77)
Bab 30: Kasus Khusus 10 (79)
Bab 31: Dzawil Arham (84)
Bab 32: Dalil Seputar Ilmu Waris (86)
Bab 33: Dua Banding Satu (91)
Bab 34: Teknis Bagi Waris (93)
Bab 35: Latihan Menghitung Warisan (97)
Bab 36: Pembahasan Latihan (99)
Bab 37: Latihan Pemantapan (113)
Bab 38: Pembahasan Latihan (120)

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

8
BAB 1
DEFINISI ILMU FARAA-IDH

Ilmu Faraa-idh adalah ilmu tentang cara membagi harta warisan


secara fikih dan hitungan. Ilmu ini dikenal juga dengan istilah Ilmu
Mawaarits.

Mempelajari Ilmu Faraa-idh hukumnya fardhu kifayah. Jika sudah


ada sejumlah orang yang cukup untuk mempelajarinya, maka sunnah
hukumnya bagi yang lain.

9
BAB 2
HIBAH – WASIAT - WARIS

Terkait pemberian hak milik seseorang kepada orang lain, ada tiga
istilah yang harus difahami dengan baik, yaitu: Hadiah, wasiat, dan
waris. Berikut ini sedikit penjelasannya:

1. Hadiah
Pemberian hak milik saat si pemberi dan si penerima masih
hidup. Pemberian langsung diserahterimakan.

2. Wasiat
Pemberian hak milik seseorang kepada orang lain yang
penyerahannya dilakukan saat si pemberi sudah wafat.
Adapun pernyataan untuk memberi sudah dilakukan oleh si
pemberi ketika dia masih hidup. Misalnya seorang berkata,
“Kalau saya meninggal nanti, motor saya tolong berikan ke
Ustadz Fulan”.

3. Waris
Pemberian hak milik seseorang kepada ahli warisnya ketika
dia sudah wafat.

Berikut ini beberapa ketentuan terkait ketiga istilah ini:

HIBAH WASIAT WARIS


WAKTU
Sebelum wafat Setelah wafat Setelah wafat
PENYERAHAN
Ahli waris &
PENERIMA Bukan ahli waris Ahli waris
selain ahli waris
Maksimal 1/3
Terserah si Sesuai ketentuan
BAGIAN dari keseluruhan
pemberi ilmu waris
harta

10
Jadi, seseorang tidak dikatakan bagi waris ketika harta miliknya
diberikan kepada ahli warisnya sebelum dia meninggal dunia.

11
BAB 3
RUKUN WARIS

Waris-mewarisi baru akan terjadi jika terpenuhi rukun-rukunnya.


Rukun waris ada tiga:

1. Muwarrits (Pemberi harta warisan)


Si mayit yang hartanya akan diwariskan. Jadi muwarrits
haruslah orang yang sudah meninggal dunia, atau dihukumi sudah
meninggal (misalnya orang yang hilang sangat lama tanpa ada
berita).

2. Waarits (Penerima harta warisan)


Orang yang berhak menerima harta warisan. Biasa dikenal
dengan sebutan Ahli Waris. Dan Ahli Waris ini haruslah orang yang
masih hidup saat muwarrits meninggal dunia, atau dihukumi hidup
(misalnya janin yang masih berada dalam kandungan).

3. Mauruts (Harta warisan)


Harta peninggalan muwarrits setelah semua hal yang
berkaitan dengan hartanya diselesaikan, seperti:
• Biaya pengurusan jenazah.
• Pelunasan hutang.
• Pelaksanaan wasiat.

Jika salah satu rukun waris tidak ada, maka tidak ada waris-mewarisi.

12
BAB 4
CARA MENDAPATKAN WARISAN

Warisan didapat dengan salah satu dari tiga cara berikut:

1. Pernikahan
Pernikahan yang sah menjadikan suami-istri bisa saling
mewarisi.

2. Nasab
Hubungan antara seseorang dengan orang lain melalui proses
kelahiran menjadikan mereka saling mewarisi. Kerabat mencakup:
ayah, ibu, anak, cucu, kakek, nenek, saudara, dll. Akan datang
penjelasan rincinya nanti.

3. Memerdekakan Budak
Orang yang memerdekakan budak berhak mendapatkan
warisan dari budak yang dia bebaskan.

Karena sekarang sudah tidak ada lagi perbudakan, maka cara


mendapatkan warisan untuk zaman sekarang ini adalah dengan dua
cara: pernikahan dan hubungan kekerabatan.

CATATAN:
Ada beberapa orang yang punya hubungan kedekatan dengan Si
Mayit, namun tidak mendapatkan hak waris (bukan ahli waris).
Mereka adalah: mertua, menantu, anak angkat, dan orang-orang yang
punya hubungan persusuan dengan Si Mayit.

13
BAB 5
PENGHALANG WARIS

Penghalang untuk mendapatkan warisan ada tiga:

1. Perbudakan
Seorang yang berstatus budak tidak berhak untuk mewarisi.
Sebab semua harta budak milik tuannya.

2. Pembunuhan
Orang yang membunuh muwarrits tidak berhak mendapatkan
harta warisan dari muwarrits yang dibunuhnya.

3. Perbedaan agama
Orang Muslim tidak mewarisi orang kafir, dan orang kafir
tidak mewarisi orang Muslim.

14
BAB 6
MENGENAL AHLI WARIS

Tidak semua kerabat muwarrits otomatis menjadi Ahli Waris.


Adapun kerabat muwarrits yang menjadi Ahli Waris adalah sebagai
berikut:

>>> AHLI WARIS LAKI-LAKI


Ahli waris dari kalangan laki-laki ada 15:
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari jalur anak laki-laki (dan terus ke bawah
dari jalur laki-laki)
3. Bapak
4. Kakek dari jalur bapak (dan terus ke atas dari jalur laki-laki)
5. Saudara kandung (seayah & seibu dengan si mayit)
6. Saudara seayah
7. Saudara seibu
8. Anak laki-laki dari saudara kandung
9. Anak laki-laki dari saudara seayah
10. Paman kandung dari jalur ayah
11. Paman seayah dari jalur ayah
12. Anak laki-laki dari paman kandung
13. Anak laki-laki dari paman seayah
14. Suami
15. Laki-laki yang membebaskan mayit dari perbudakan

>>> AHLI WARIS WANITA


Ahli waris dari kalangan wanita ada 10:
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari jalur anak laki-laki (dan terus ke bawah
dari jalur laki-laki)
3. Ibu
4. Nenek dari jalur ayah (dan terus ke atas dari jalur laki-laki)
5. Nenek dari jalur ibu (dan terus ke atas dari jalur perempuan)

15
6. Saudari kandung
7. Saudari seayah
8. Saudari seibu
9. Istri
10. Perempuan yang membebaskan mayit dari perbudakan

CATATAN:
1. Jika semua ahli waris ada, maka yang mendapatkan warisan
hanya 5 kelompok:
1. Suami/Istri
2. Anak laki-laki
3. Anak wanita
4. Ayah
5. Ibu

Yang lain terhijab (terhalangi).

2. Kerabat muwarrits yang tidak masuk ahli waris dinamakan


dengan dzawil arham. Akan datang penjelasannya nanti.

16
BAB 7
PENGELOMPOKAN AHLI WARIS
BERDASARKAN POSISI

Agar lebih mudah dihafal, ahli waris bisa dikelompokkan


berdasarkan posisi mereka masing-masing ditinjau dari posisi si
mayit. Jadi, mayit berada pada posisi pusat. Sejajar dengan posisi
mayit adalah ahli waris yang berstatus suami/istri.

>>> POSISI ATAS (USHUL)


Yang termasuk kelompok ushul adalah:
• Ayah
• Ibu
• Kakek
• Nenek

Nenek Nenek Kakek

Ibu Ayah

Istri MAYIT Suami

17
>>> POSISI BAWAH (FURU’)
Yang termasuk kelompok furu’ adalah:
• Anak (Laki/Perempuan)
• Cucu (Laki/Perempuan)

Istri MAYIT Suami

Anak pr Anak lk

Cucu pr Cucu lk

18
>>> POSISI SAMPING (HAWASYI)
• Saudara (Kandung/Seayah/Seibu)
• Saudari (Kandung/Seayah/Seibu)
• Anak laki-laki saudara (Kandung/Seayah)
• Paman (Kandung/Seayah)
• Anak laki-laki paman (Kandung/Seayah)

NENEK KAKEK

Paman Paman
IBU AYAH
Kandung Seayah

Anak lk Anak lk

Suami
Saudara/i Saudari Saudara Saudari Saudara
MAYIT Kandung Kandung Seayah Seayah
Seibu
Istri

Anak lk Anak lk

CATATAN:
1. Kalau disebut -misalnya- furu’ (saja), maka maksudnya: Anak
(laki/perempuan) dan cucu (laki/perempuan).
2. Namun, kalau disebut furu’ laki-laki, maka maksudnya: Anak
laki-laki dan cucu laki-laki.

19
BAB 8
PENGELOMPOKAN AHLI WARIS
BERDASARKAN BAGIANNYA

Berdasarkan bagian yang didapat dari harta warisan, ahli waris dibagi
menjadi dua kelompok:

>>> ASHABUL FURUDH


Ahli waris yang mendapatkan harta warisan dengan bilangan tertentu
(1/2, 1/4, 1/8, 2/3, 1/3, 1/6).

• POSISI TENGAH
1. Suami (1/2, 1/4)
2. Istri (1/4, 1/8)

• POSISI BAWAH
1. Anak perempuan (1/2, 2/3, Ashobah Bi Ghoirihi [AB])
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki (1/2, 2/3, 1/6, AB)

• POSISI ATAS
1. Ayah (1/6, [1/6 + SISA], SISA)
2. Ibu (1/3, 1/6)
3. Kakek (1/6, [1/6 + SISA], SISA)
4. Nenek (1/6)

• POSISI SAMPING
1. Saudari kandung (1/2, 2/3, AB, Ashobah Ma’a Ghoirihi
[AM])
2. Saudari seayah (1/2, 2/3, 1/6, AB, AMG)
3. Saudara seibu (1/3, 1/6)

20
CATATAN:
1. Ada ahli waris yang kadang mendapat bagian tertentu &
kadang mendapatkan bagian sisa, yaitu: anak perempuan,
cucu perempuan, saudari (kandung & seayah), ayah dan
kakek.
2. Ada ahli waris yang kadang mendapat bagian tertentu
sekaligus bagian sisa, yaitu: ayah dan kakek.

>>> ASHOBAH
Ahli waris yang mendapatkan harta warisan sisa setelah harta
diberikan kepada ashabul furudh. Mereka adalah:

• Furu’ laki-laki (Anak & cucu)


• Ushul laki-laki (Ayah & kakek)
• Hawasyi laki-laki selain saudara seibu (Saudara kandung &
anak laki-lakinya, saudara seayah & anak laki-lakinya, paman
kandung & anak laki-lakinya, dan paman seayah & anak laki-
lakinya)

Jadi, dalam pembagian waris, harta warisan diberikan terlebih dahulu


kepada ashabul furudh. Jika masih ada sisa, maka diberikan kepada
ashobah.

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami dan 1 anak laki-laki. Harta
warisnya sebanyak Rp. 4.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Suami 1/4 Rp. 1.000.000,-
Anak laki-laki SISA Rp. 3.000.000,-
JUMLAH Rp. 4.000.000,-

21
BAB 9
URUTAN ASHOBAH

Jika masih ada sisa harta warisan setelah diberikan kepada ashabul
furudh, maka harta sisa diberikan kepada ashobah dengan urutan
pembagian:

1. Anak laki-laki.
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki.
3. Ayah.
4. Kakek.
5. Saudara kandung.
6. Saudara seayah.
7. Anak laki-laki saudara kandung.
8. Anak laki-laki saudara seayah.
9. Paman kandung.
10. Paman seayah.
11. Anak laki-laki paman kandung.
12. Anak laki-laki paman seayah.
13. Tuan yang memerdekakan.

Ashobah yang berada pada posisi atas menghalangi ashobah yang


berada di bawahnya. Jadi, jika ada anak laki-laki -misalnya-, maka
ashobah yang lain tidak dapat bagian dari harta sisa.

Kecuali ayah dan kakek yang bisa mendapatkan harta warisan


dengan bagian tertentu (ashabul furudh).

22
CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: istri dan 1 anak laki-laki. Harta
warisnya sebanyak Rp. 8.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Istri 1/8 Rp. 1.000.000,-
Anak laki-laki SISA Rp. 7.000.000,-
JUMLAH Rp. 8.000.000,-

2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki-laki dan 1 cucu


laki-laki. Harta warisnya sebanyak Rp. 8.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Suami 1/4 Rp. 2.000.000,-
Anak laki-laki SISA Rp. 6.000.000,-
Cucu laki-laki TERHALANG 0
JUMLAH Rp. 8.000.000,-

23
BAB 10
MEMAHAMI MATEMATIKA DASAR

Dalam menghitung warisan, kita akan menggunakan ilmu


matematika dasar untuk menentukan bagian ahli waris. Berikut ini
beberapa istilah penting dalam ilmu matematika dasar yang harus
kita fahami sebagai bekal menghitung warisan:

1. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat ditulis dalam
bentuk: A/B (Baca: A per-B). Bagian ahli waris kelompok ashabul
furudh semuanya berupa bilangan pecahan, yaitu: 1/2, 1/4, 1/8, 2/3,
1/3, dan 1/6.

Bagian A disebut dengan istilah PEMBILANG, dan bagian B disebut


dengan istilah PENYEBUT.

PECAHAN 1/2 1/4 1/8 2/3 1/3 1/6


PEMBILANG 1 1 1 2 1 1
PENYEBUT 2 4 8 3 3 6

2. KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)


KPK adalah angka sama yang paling kecil dari kelipatan 2
buah angka atau lebih. Misalnya angka 2 dan 4, kelipatannya adalah
sebagai berikut:

2 4 6 8 10 12 14 16 dst
4 8 12 16 20 24 28 32 dst

Berarti angka sama dari kelipatan 2 dan 4 adalah: 4, 8, 12,


dan 16. Sehingga angka sama yang terkecilnya adalah: 4. Jadi KPK
dari angka 2 dan 4 adalah 4.

24
3. Penjumlahan Pecahan
Dalam menghitung warisan, kita akan melakukan
penjumlahan bilangan pecahan. Untuk melakukan penjumlahan kita
harus menyamakan penyebut terlebih dahulu dengan cara mencari
KPKnya.

1/2 +1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4


1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6

4. Pengurangan Pecahan
Dalam menghitung warisan, kita juga akan melakukan
pengurangan bilangan pecahan. Untuk melakukan pengurangan kita
juga harus menyamakan penyebut terlebih dahulu dengan cara
mencari KPKnya.

1/2 -1/4 = 2/4 - 1/4 = 1/4


1/2 - 1/3 = 3/6 - 2/6 = 1/6

CATATAN:
1. Dalam pembagian warisan, semua harta harus habis dibagikan
kepada ahli waris. Oleh karena itu, hasil akhir penjumlahan bagian
ahli waris haruslah berjumlah 1 (pembilang dan penyebut sama).

Jika nanti didapati penyebut lebih besar dari pembilang, maka harus
dilakukan RADD. Namun sebaliknya, jika penyebut lebih kecil dari
pembilang, maka harus dilakukan ‘AUL. Penjelasan rincinya akan
diberikan nanti pada pembahasan kasus khusus.

25
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki-laki, dan ibu.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12
Anak laki SISA (X) X
Ibu 1/6 2/12
JUMLAH 1 12/12

BERAPAKAH X?

PENJUMLAHAN PENGURANGAN
12/12 – (3/12 + 2/12) = X
3/12 + X + 2/12 = 12/12
12/12 – 5/12 = 7/12
X = 7/12

2. Memahami cara mencari KPK sangat penting dalam proses


perhitungan waris. Sebab nanti akan sangat terpakai ketika warisan
berupa harta yang bukan uang.

Perhatikan contoh berikut!

Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak laki-laki dan 1 anak


perempuan. Harta warisan berupa uang sebesar Rp. 24.000.000.

26
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1/8 Rp. 3.000.000,- Rp. 3.000.000,-
Anak laki (2) Rp. 14.000.000,-
SISA Rp. 21.000.000,-
Anak pr (1) Rp.7. 000.000,-
JUMLAH 1 Rp. 24.000.000,- Rp. 24.000.000,-

PEMBAHASAN:
• Karena ada anak, maka istri mendapatkan bagian 1/8 dari
seluruh harta warisan, yaitu sebesar Rp. 3.000.000,-
• Anak laki dan perempuan mendapatkan bagian sisa (Rp.
21.000.000,-) dengan perbandingan 2:1. Jadi, anak laki
mendapatkan 2/3 bagian dari sisa, dan anak perempuan
mendapatkan bagian 1/3 dari sisa. Angka 3 diperoleh dari
penjumlahan porsi laki-laki dalam mengambil bagian sisa
(2+1 = 3).

Kalau harta warisan berupa uang akan lebih mudah dalam


pembagiannya. Cukup seperti contoh di atas.

Beda halnya dengan harta warisan berupa harta yang tidak bisa
langsung dibagi-bagi (seperti: rumah, tanah dan kendaraan). Dalam
proses hitung waris, kita harus samakan penyebut dari masing-
masing bagian ahli waris agar jelas besarnya saham dari masing-
masing ahli waris.

Perhatikan contoh berikut!

27
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1/8 1/8 3/24
Anak laki (2) SISA 2/3 X 7/8 14/24
Anak pr (1) (7/8) 1/3 X 7/8 7/24
JUMLAH 1 1 24/24

PENJELASAN:
• Jika penyebut sudah disamakan, besarnya perbandingan
bagian ahli waris yang satu dengan yang lainnya bisa
diketahui dengan mudah. Pada contoh di atas, kita bisa
langsung mengetahui bahwa bagian waris anak laki paling
besar, sedangkan bagian istri paling kecil.
• Jika warisan berupa sebidang tanah, maka nanti tanah harus
dibagi terlebih dahulu menjadi 24 petak. Istri mendapatkan 3
petak, anak laki 14 petak, dan anak perempuan 7 petak.

Bagi kita yang masih belum faham cara mencari KPK serta cara
menjumlah dan mengurangi bilangan pecahan, silakan buka-buka
kembali buku matematika SD. Atau, bisa juga mencari informasi
tambahan di internet.

28
BAB 11
BAGIAN ASHABUL FURUDH

Berikut ini ringkasannya:

>>> BAGIAN 1/2 (ADA 5)


Anak Perempuan (1) Cucu Perempuan (1) Saudari Kandung (1)
Saudari Seayah (1) Suami

>>> BAGIAN 1/4 (ADA 2)


Suami Istri

>>> BAGIAN 1/8 (ADA 1)


Istri

>>> BAGIAN 2/3 (ADA 4)


Anak Perempuan (1>) Cucu Perempuan (1>)
Saudari Kandung (1>) Saudari Seayah (1>)

>>> BAGIAN 1/3 (ADA 2)


Ibu Saudar/i Seibu (1>)

>>> BAGIAN 1/6 (ADA 7)


Ibu Nenek Cucu Perempuan
Saudari Seayah Ayah Kakek
Saudara/i Seibu (1)

Penjelasan rincinya akan diberikan pada bab-bab berikut.

29
BAB 12
BAGIAN 1/2

Anak Perempuan (1) Cucu Perempuan (1) Saudari Kandung (1)


Saudari Seayah (1) Suami

>>> ANAK PEREMPUAN


• Apabila tidak ada anak laki-laki.
• Apabila tidak ada anak perempuan lain.

CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan seorang anak perempuan dan paman (dari
fihak ayah).

AHLI WARIS BAGIAN


Anak Perempuan 1/2 1/2
Paman SISA 1/2
JUMLAH 1 2/2

>>> CUCU PEREMPUAN DARI ANAK LAKI-LAKI DAN


SETERUSNYA KEBAWAH DARI GARIS KETURUNAN LAKI-
LAKI
• Apabila tidak ada cucu perempuan lain dari anak laki-laki.
• Apabila tidak ada cucu laki-laki dari anak laki-laki.
• Apabila tidak ada anak perempuan si mayit.

>>>SAUDARI KANDUNG
• Apabila tidak ada saudari kandung yang lain.
• Apabila tidak ada saudara laki-laki kandung.
• Apabila tidak ada furu laki-laki (anak/cucu) si mayit.
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek) si mayit.

30
>>>SAUDARI SEAYAH
• Apabila tidak ada saudari seayah yang lain.
• Apabila tidak ada saudara seayah.
• Apabila tidak ada furu laki-laki (anak/cucu) si mayit.
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek) si mayit.
• Apabila tidak ada saudara/i kandung si mayit.

>>>SUAMI
• Apabila tidak ada furu’ (anak/cucu).

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami dan 1 saudari kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2
Saudari kandung 1/2
JUMLAH 1

31
BAB 13
BAGIAN 1/4

Suami Istri

>>>SUAMI
• Apabila terdapat furu’ (anak/cucu)

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan dan paman
(dari pihak ayah).

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 1/4
Anak perempuan 1/2 2/4
Paman SISA 1/4
JUMLAH 1 4/4

>>>ISTRI (SEORANG ATAU LEBIH)


• Apabila tidak ada furu’ (anak/cucu).

CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri dan 1 saudara kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/4 1/4
Saudara kandung SISA 3/4
JUMLAH 1 4/4

32
BAB 14
BAGIAN 1/8

Istri

>>>ISTRI (SEORANG ATAU LEBIH)


• Apabila terdapat furu’ (anak/cucu).

CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, 1 anak perempuan dan 1 saudara
kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 1/8
Anak perempuan 1/2 4/8
Saudara kandung SISA 3/8
JUMLAH 1 8/8

33
BAB 15
BAGIAN 2/3

Anak perempuan (1>) Cucu perempuan (1>)


Saudari kandung (1>) Saudari seayah (1>)

>>>ANAK PEREMPUAN
• Apabila tidak ada anak laki-laki.
• Apabila ada anak perempuan lain bersamanya.

CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan 2 anak perempuan dan saudara kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Anak pr 1 (1) 1/2 X 2/3 1/3
2/3 2/3
Anak pr 2 (1) 1/2 X 2/3 1/3
Saudara Kandung SISA 1/3 1/3 1/3
JUMLAH 1 3/3 1 3/3

>>> CUCU PEREMPUAN DARI ANAK LAKI-LAKI DAN


SETERUSNYA KEBAWAH DARI GARIS KETURUNAN LAKI-
LAKI
• Apabila ada cucu perempuan lain bersamanya.
• Apabila tidak ada cucu laki-laki.
• Apabila tidak ada anak perempuan si mayit.

>>>SAUDARI KANDUNG
• Apabila ada saudari kandung lain bersamanya.
• Apabila tidak ada saudara kandung laki-laki.
• Apabila tidak ada furu’ laki-laki (anak/cucu).
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek).

34
>>>SAUDARI SEAYAH
• Apabila ada saudari seayah lain bersamanya.
• Apabila tidak ada saudara seayah.
• Apabila tidak ada furu’ laki-laki (anak/cucu).
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek).
• Apabila tidak ada saudara/i kandung.

CATATAN:
1. Jika anak perempuan sudah mendapatkan bagian 2/3, maka
cucu perempuan tidak lagi mendapatkan bagian.
2. Jika saudari kandung sudah mendapatkan bagian 2/3, maka
saudari seayah tidak lagi mendapatkan bagian.

CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: 2 anak perempuan, 2 cucu perempuan
dan saudara kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Anak perempuan 1 1/3
2/3
Anak perempuan 2 1/3
Saudara kandung SISA 1/3
Cucu perempuan TERHALANG 0
JUMLAH 1 3/3

35
2. Fulan wafat meninggalkan: 2 saudari kandung, 1 saudari seayah
dan paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Saudari kandung 1 1/3
2/3
Saudari kandung 2 1/3
Paman SISA 1/3
Saudari seayah TERHALANG 0
JUMLAH 1 3/3

36
BAB 16
BAGIAN 1/3

Ibu Saudar/i Seibu (1>)

>>>IBU
• Apabila tidak ada furu’ (anak/cucu).
• Apabila si mayit tidak memiliki sejumlah saudara (lebih dari
satu), baik laki-laki atau perempuan (kandung, seayah atau
seibu).
• Apabila tidak termasuk dalam permasalahan Umariyyatain.
Akan datang penjelasannya nanti.

CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: ibu dan 1 saudara kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Ibu 1/3 1/3
Saudara kandung SISA 2/3
JUMLAH 1 3/3

>>>SAUDARA/I SEIBU (TIDAK DIBEDAKAN BAGIAN LAKI-


LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PEROLEHAN WARIS &
TIDAK BERASHOBAH)
• Apabila lebih dari satu.
• Apabila tidak ada furu’ (anak/cucu).
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek).

37
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: 1 saudari kandung, 1 saudara seibu, 1
saudari seibu, dan paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Saudari kandung 1/2 3/6 3/6
Saudara seibu (1) 1/6
1/3 2/6
Saudari seibu (1) 1/6
Paman SISA 1/6 1/6
JUMLAH 1 6/6 6/6

38
BAB 17
BAGIAN 1/6

Ibu Nenek Cucu perempuan


Saudari seayah Ayah Kakek
Saudara/i seibu (1)

>>>IBU
• Apabila terdapat furu’ (anak/cucu).
• Apabila si mayit mempunyai sejumlah saudara (baik laki-laki
atau perempuan (kandung, seayah atau seibu).
• Atau kedua-duanya ada semua, yaitu adanya furu’
(anak/cucu) dan sejumlah saudara (kandung, seayah dan
seibu).

CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: ibu dan 2 saudara kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Ibu 1/6 1/6 2/12
Saudara kandung 1 5/12
SISA 5/6
Saudara kandung 2 5/12
BAGIAN 1 6/6 12/12

39
2. Fulan wafat meninggalkan: ibu, 1 anak perempuan, 2 saudara
kandung, dan paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Ibu 1/6 1/6 1/6
Anak Perempuan 1/2 3/6 3/6
Saudara kandung 1 1/6
SISA 2/6
Saudara kandung 2 1/6
Paman TERHALANG 0 0
JUMLAH 1 6/6 6/6

>>>NENEK (SEORANG ATAU LEBIH) DARI PIHAK IBU ATAU


AYAH
• Jika tidak terdapat ibu si mayit.
• Jika tidak terdapat ayah (bagi nenek dari pihak ayah).

CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak perempuan, nenek dari pihak
ayah, nenek dari pihak ibu dan paman (dari pihak ayah).

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 3/24 3/24
Anak pr 1/2 12/24 12/24
Nenek 1 2/24
1/6 4/24
Nenek 1 2/24
Paman SISA 5/24 5/24
JUMLAH 1 24/24 24/24

40
>>>CUCU PEREMPUAN DARI ANAK LAKI-LAKI DAN
SETERUSNYA KEBAWAH DARI GARIS KETURUNAN LAKI-
LAKI
• Apabila tidak ada cucu laki-laki.
• Apabila terdapat anak perempuan si mayit seorang (yang
mendapat bagian 1/2 dari harta waris).

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan dan 1 saudara kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12
Anak perempuan 1/2 6/12
Cucu perempuan 1/6 2/12
Saudara Kandung SISA 1/12
JUMLAH 1 12/12

>>>SAUDARA PEREMPUAN SEAYAH


• Apabila tidak ada saudara laki-laki yang seayah.
• Apabila bersama dengan seorang saudari kandung si mayit
(yang mendapatkan bagian 1/2 dari harta waris).

41
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 saudari kandung, 1 saudari seayah
dan paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/4 3/12
Saudari kandung 1/2 6/12
Saudari seayah 1/6 2/12
Paman SISA 1/12
JUMLAH 1 12/12

>>>AYAH
• Apabila terdapat furu’.

CATATAN:
• Ayah mendapat 1/6 saja ketika ada furu’ laki-laki.
• Ayah mendapat 1/6 + SISA jika ada furu’ perempuan.
• Ayah mendapat SISA saja jika tidak ada furu’.

CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki-laki, dan ayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12
Ayah 1/6 2/12
Anak Laki SISA 7/12
JUMLAH 1 12/12

42
2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, dan ayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12
Anak perempuan 1/2 6/12
Ayah 1/6 + SISA 2/12 + 1/12 = 3/12
JUMLAH 1 12/12

3. Fulanah wafat meninggalkan: suami, ayah, dan nenek dari pihak


ibu.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2 3/6
Nenek 1/6 1/6
Ayah SISA 2/6
JUMLAH 1 6/6

>>>KAKEK
• Apabila tidak ada ayah.

CATATAN:
Pembagian kakek sama seperti ayah.

43
CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki-laki, dan kakek.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12
Kakek 1/6 2/12
Anak laki SISA 7/12
JUMLAH 1 12/12

2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, dan


kakek.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12
Anak perempuan 1/2 6/12
Kakek 1/6 + SISA 2/12 + 1/12 = 3/12
JUMLAH 1 12/12

3. Fulanah wafat meninggalkan: suami, kakek, dan nenek dari pihak


ibu.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2 3/6
Nenek 1/6 1/6
Kakek SISA 2/6
JUMLAH 1 6/6

44
>>>SAUDARA LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN SEIBU (TIDAK
DIBEDAKAN BAGIAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
DALAM PEROLEHAN WARIS & TIDAK BERASHOBAH)
• Apabila sendirian.
• Apabila tidak ada furu’.
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek).

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: ibu, 1 saudari seibu, saudara kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Ibu 1/6 1/6
Saudari seibu 1/6 1/6
Saudara kandung SISA 4/6
JUMLAH 1 6/6

45
BAB 18
PENGELOMPOKAN ASHOBAH

ASHOBAH adalah ahli waris yang mendapatkan bagian sisa setelah


harta warisan dibagikan kepada ashabul furudh.

Ashobah bisa dikelompokkan menjadi tiga:

>>> ASHOBAH BI NAFSIHI


Ahli waris yang mendapatkan bagian sisa dengan sendirinya (bukan
karena bersama ahli waris yang lain). Mereka adalah:

1. Anak laki-laki.
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki.
3. Ayah.
4. Kakek.
5. Saudara kandung.
6. Saudara seayah.
7. Anak laki-laki saudara kandung.
8. Anak laki-laki saudara seayah.
9. Paman kandung.
10. Paman seayah.
11. Anak laki-laki paman kandung.
12. Anak laki-laki paman seayah.
13. Tuan yang memerdekakan.

>>> ASHOBAH BI GHOIRIHI


Ahli waris yang mendapatkan bagian sisa karena bersama ahli waris
lain yang mendapatkan bagian sisa. Mereka adalah:

1. Anak perempuan (ketika bersama anak laki-laki)


2. Cucu perempuan (ketika bersama cucu laki-laki)
3. Saudari kandung (ketika bersama saudara kandung)
4. Saudari seayah (ketika bersama saudara seayah)

46
CATATAN:
Bagian laki-laki dan perempuan = 2:1

CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, dan
kakek.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 1/4
Anak perempuan 1/2 2/4
Kakek SISA 1/4
JUMLAH 1 4/4

2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 3 anak laki-laki, 1 anak


perempuan, dan kakek.
Ahli Waris BAGIAN
Suami 1/4 3/12 3/12
Anak laki 1 (2) 2/12
Anak laki 2 (2) 2/12
SISA 7/12
Anak laki 3 (2) 2/12
Anak pr (1) 1/12
Kakek 1/6 2/12 2/12
JUMLAH 1 12/12 12/12

CATATAN:
Perbandingan bagian laki-laki dengan bagian perempuan adalah 2:1.
Jadi setiap anak laki-laki dapat bagian 2 kali lipat bagian anak
perempuan.

47
>>> ASHOBAH MA’A GHOIRIHI
Ahli waris yang mendapatkan bagian sisa karena bersama ahli waris
lain yang tidak mendapatkan bagian sisa. Mereka adalah:

1. Saudari kandung bersama Furu’ Perempuan (Anak/Cucu)


2. Saudari seayah bersama Furu’ Perempuan (Anak/Cucu)

CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, dan 1
saudari kandung.
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/4 1/4
Anak pr 1/2 2/4
Saudari kandung SISA 1/4
JUMLAH 1 4/4

2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 saudari


seayah.

Ahli Waris Bagian Perolehan


Suami 1/4 1/4
Anak pr 1/2 2/4
Saudari seayah SISA 1/4
JUMLAH 1 4/4

48
3. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan, dan 1 saudari seayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12
Anak pr 1/2 6/12
Cucu pr 1/6 2/12
Saudari Seayah SISA 1/12
JUMLAH 1 12/12

49
BAB 19
MENGHITUNG BAGIAN AHLI WARIS
LEBIH DARI SATU ORANG DALAM SATU KELOMPOK

Terkadang ahli waris yang mendapatkan warisan dalam satu


kelompoknya terdiri dari beberapa orang. Misalnya, istri yang
berjumlah lebih dari satu, anak perempuan dan anak laki-laki yang
berjumlah lebih dari satu, dll.

Berikut ini penjelasan cara menghitung pembagiannya.

>>> SEBUAH ILUSTRASI


Agar mudah difahami, coba perhatikan contoh berikut:

Fulan memiliki 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Suatu hari,


Fulan membeli 50 buah permen. Anak tetangga diberi 10 permen,
sisanya diberikan kepada anak-anaknya.

Berapa permen yang didapat masing-masing anak, jika:


1. Permen dibagi sama rata untuk semua anak (1:1). Berarti,
setiap anak mendapat POIN 1.
2. Permen dibagi dengan bagian anak laki 2 kali bagian anak
perempuan (2:1). Berarti, anak laki dapat POIN 2, sedangkan
anak perempuan dapat POIN 1.

50
JAWABAN:
Sisa permen sebanyak 40 (50-10).

1. Permen dibagi sama rata untuk semua anak (1:1). Berarti, setiap
anak mendapat POIN 1 (Perhatikan angka di dalam tanda kurung ()).

ANAK BAGIAN PEROLEHAN


Anak laki 1 (1) 1/5 X 40 8
Anak laki 2 (1) 1/5 X 40 8
Anak laki 3 (1) 1/5 X 40 8
Anak pr 1 (1) 1/5 X 40 8
Anak pr 2 (1) 1/5 X 40 8
JUMLAH 40 40

PENJELASAN:
• Angka 5 didapat dari penjumlahan semua POIN yang didapat
oleh anak (1+1+1+1+1=5).
• Jadi setiap anak mendapat bagian 1/5 dari SISA PERMEN
(40).

51
2. Permen dibagi dengan bagian anak laki 2 kali bagian anak
perempuan (2:1). Berarti, anak laki dapat POIN 2, sedangkan anak
perempuan dapat POIN 1 (Perhatikan angka di dalam tanda kurung
()).

ANAK BAGIAN PEROLEHAN


Anak laki 1 (2) 2/8 X 40 10
Anak laki 2 (2) 2/8 X 40 10
Anak laki 3 (2) 2/8 X 40 10
Anak pr 1 (1) 1/8 X 40 5
Anak pr 2 (1) 1/8 X 40 5
JUMLAH 40 40

PENJELASAN:
• Angka 8 didapat dari penjumlahan semua POIN yang didapat
oleh anak (2+2+2+1+1=8).
• Jadi setiap anak laki mendapat bagian 2/8 dari SISA
PERMEN (40).
• Kemudian, setiap anak perempuan mendapat bagian 1/8 dari
SISA PERMEN (40).

Jadi, jika ahli waris yang mendapatkan harta warisan dalam satu
kelompok lebih dari satu orang, maka cara perhitungannya adalah
sebagai berikut:

52
>>> PEMBAGIAN SAMA RATA (1:1)
Berlaku untuk ahli waris yang berjenis kelamin sama, kecuali
saudara/i seibu (dianggap sama, tidak memandang jenis kelamin).

CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: 2 istri dan 1 anak laki-laki.
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1 (1) 1/2 X 1/8 1/16
1/8
Istri 2 (1) 1/2 X 1/8 1/16
Anak laki SISA (7/8) 7/8 14/16
JUMLAH 1 1 16/16

2. Fulan wafat meninggalkan: 3 anak perempuan dan 2 cucu laki-laki


dari anak laki-laki (yang sudah wafat).
AHLI WARIS BAGIAN
Anak pr 1 (1) 1/3 X 2/3 2/9 4/18
Anak pr 2 (1) 2/3 1/3 X 2/3 2/9 4/18
Anak pr 3 (1) 1/3 X 2/3 2/9 4/18
Cucu (1) SISA 1/2 X 1/3 1/6 3/18
Cucu (1) (1/3) 1/2 X 1/3 1/6 3/18
JUMLAH 1 1 1 18/18

53
3. Fulan wafat meninggalkan: 3 istri, 2 saudara seibu, 1 saudari
seibu, dan 2 paman.
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1 (1) 1/3 X 1/4 1/12 6/72
1/4
Istri 2 (1) 1/3 X 1/4 1/12 6/72
(3/12)
Istri 3 (1) 1/3 X 1/4 1/12 6/72
Saudara 1 (1) 1/3 X 1/3 1/9 8/72
1/3
Saudara 2 (1) 1/3 X 1/3 1/9 8/72
(4/12)
Saudari 1 (1) 1/3 X 1/3 1/9 8/72
Paman 1 (1) SISA 1/2 X 5/12 5/24 15/72
Paman 2 (1) (5/12) 1/2 X 5/12 5/24 15/72
JUMLAH 1 1 1 72/72

4. Fulan wafat meninggalkan: 4 istri dan 3 anak laki-laki.


AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1 (1) 1/4 X 1/8 1/32 3/96
Istri 2 (1) 1/4 X 1/8 1/32 3/96
1/8
Istri 3 (1) 1/4 X 1/8 1/32 3/96
Istri 4 (1) 1/4 X 1/8 1/32 3/96
Anak laki 1 (1) 1/3 X 7/8 7/24 28/96
SISA
Anak laki 2 (1) 1/3 X 7/8 7/24 28/96
(7/8)
Anak laki 3 (1) 1/3 X 7/8 7/24 28/96
JUMLAH 1 1 1 96/96

54
>>> PEMBAGIAN BERBEDA (LAKI:PEREMPUAN=2:1)
Berlaku untuk ahli waris yang bagian laki-laki berbeda
dengan bagian perempuan, yaitu 2:1.

CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak laki, dan 1 anak
perempuan.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 1/8 1/8 3/24
Anak laki (2) SISA 2/3 X 7/8 14/24 14/24
Anak perempuan (1) (7/8) 1/3 X 7/8 7/24 7/24
JUMLAH 1 1 1 24/24

2. Fulan wafat meninggalkan: istri, 2 anak laki, dan 1 orang anak


perempuan.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 1/8 1/8 5/40
Anak laki 1 (2) 2/5 X 7/8 14/40 14/40
SISA
Anak laki 2 (2) 2/5 x 7/8 14/40 14/40
(7/8)
Anak perempuan (1) 1/5 X 7/8 7/40 7/40
JUMLAH 1 1 1 40/40

55
3. Fulan wafat meninggalkan: 2 istri, ibu, 2 saudara kandung, dan 3
saudari kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1 (1) 1/2 X 1/4 1/8 63/504
1/4 (3/12)
Istri 2 (1) 1/2 X 1/4 1/8 63/504
Ibu 1/6 (2/12) 1/6 1/6 84/504
Saudara 1 (2) 2/7 X 7/12 14/84 84/504
Saudara 2 (2) 2/7 X 7/12 14/84 84/504
SISA
Saudari 1 (1) 1/7 X 7/12 7/84 42/504
(7/12)
Saudari 2 (1) 1/7 X 7/12 7/84 42/504
Saudari 3 (1) 1/7 X 7/12 7/84 42/504
JUMLAH 1 1 1 504/504

56
BAB 20
HIJAB

Dalam ilmu waris, yang dimaksud dengan hijab adalah penghalang


dari mendapatkan harta warisan, baik sebagian maupun seluruhnya.

Hijab ada dua macam:

>>> HIJAB NUQSHON


Penghalang dari mendapatkan bagian besar harta warisan. Misalnya,
anak adalah hijab nuqshon bagi ibu untuk mendapatkan bagian 1/3.
Jika ada anak, maka ibu bagiannya berkurang menjadi 1/6.

>>> HIJAB HIRMAN


Penghalang dari mendapatkan seluruh harta warisan.

Berikut ini penjelasan hijab hirman secara ringkas:

• HIJAB KE BAWAH
Anak laki-laki menghijab cucu (laki-laki/perempuan)

• HIJAB KE ATAS
1. Ayah menghijab kakek dan nenek (dari jalur ayah)
2. Ibu menghijab nenek (dari jalur ayah dan ibu)

• HIJAB KE SAMPING
1. Furu’ (laki dan perempuan) dan ushul laki-laki menghijab
saudar/i seibu.
2. Furu’ laki-laki dan ushul laki-laki menghijab:
• Saudara kandung.
• Saudara seayah.
• Anak laki-laki saudara kandung.
• Anak laki-laki saudara seayah.
• Paman kandung.

57
• Paman seayah.
• Anak laki-laki paman kandung.
• Anak laki-laki paman seayah.
• Tuan yang memerdekakan.

CATATAN:
1. Ahli waris yang tidak bisa terhijab dan tidak bisa menghijab
adalah: Suami dan istri.
2. Ahli waris yang tidak bisa terhijab, namun bisa menghijab
adalah: Ayah, ibu, dan anak.
3. Ahli waris urutan bawah terhijab oleh ahli waris di atasnya.
Misalnya, paman kandung terhijab oleh anak laki-laki saudara
seayah dan yang di atasnya.
4. Ahli waris perempuan yang bisa menghijab hirman:
• Ibu menghijab nenek.
• Anak perempuan yang sudah mendapatkan 2/3 menghijab
cucu perempuan.
• Saudari kandung yang sudah mendapatkan 2/3 menghijab
saudari seayah.
• Saudari kandung yang mendapat ashobah ma’a ghoirihi
menghijab saudara/i seayah.
• Saudari seayah yang mendapatkan ashobah ma’a ghoirihi
menghijab anak laki saudara kandung (dan orang-orang
yang berada di posisi bawahnya).

58
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: anak laki, cucu laki dan perempuan,
saudara dan saudari kandung, ibu, nenek dari jalur ibu, dan nenek
dari jalur ayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Anak laki SISA 5/6
Cucu (Laki & Pr) Terhalang oleh anak laki 0
Saudara/i kandung Terhalang oleh anak laki dan cucu laki 0
Ibu 1/6 1/6
Nenek dari ibu Terhalang oleh ibu 0
Nenek dari ayah Terhalang oleh ibu 0
JUMLAH 1 6/6

59
BAB 21
KASUS KHUSUS (1)

Ada beberapa kasus khusus dalam pembagian waris yang biasa


dibahas di dalam kitab-kitab yang membahas ilmu waris.

Berikut ini diantaranya:

>>> UMARIYYATAIN
Dua kasus dalam bagi waris yang perkaranya diputuskan pertama
kali oleh ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu dan disepakati
oleh jumhur Shahabat dan para imam. Oleh karena itu, kasus ini
dinamakan dengan umariyyatain (dua hal yang dinisbatkan kepada
Umar).

Pada kasus ini, ibu mendapatkan bagian 1/3 dari sisa ketika ahli
waris berupa:

• Kasus 1: Suami, Ibu, dan Ayah


• Kasus 2: Istri, Ibu, dan Ayah

Berarti ayah mendapatkan 2/3 dari sisa.

CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, dan ayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2 1/2 3/6
Ibu 1/3 X SISA 1/3 X 1/2 1/6
Ayah SISA – (1/3 X SISA) 1/2 – 1/6 2/6
JUMLAH 1 1 6/6

60
2. Fulan wafat meninggalkan: istri, ibu, dan ayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/4 1/4 1/4
Ibu 1/3 X SISA 1/3 X 3/4 1/4
Ayah SISA – (1/3 X SISA) 3/4 – 1/4 2/4
JUMLAH 1 1 12/12

61
BAB 22
KASUS KHUSUS (2)

Dalam perhitungan bagi waris, terkadang terjadi kasus AUL dan


RADD.

>>> AUL (MENAIKAN)


Kasus AUL terjadi ketika PEMBILANG lebih besar dari
PENYEBUT. Padahal mestinya pembilang dan penyebut besarnya
sama agar seluruh harta waris habis dibagikan kepada ahli waris
(tidak ada sisa)

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 saudari kandung, dan 1
saudari seibu.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2 3/6
Saudari kandung 1/2 3/6
Saudari seibu 1/6 1/6
JUMLAH 1 (?) 7/6

PERHATIKAN!!!
Jumlah pembilang dan penyebut tidak sama. Jumlah pembilang lebih
besar dari penyebut, sehingga hal ini menunjukkan ada ahli waris
yang kehabisan harta waris, padahal mestinya dia dapat bagian. Oleh
karena itu solusinya adalah dengan menaikkan angka penyebut agar
sama dengan pembilang.

Agar semua harta waris habis dibagikan, maka penyebut dinaikkan


menjadi 7. Sehingga hitungannya menjadi seperti berikut:

62
BAGIAN BAGIAN
AHLI WARIS
(Sebelum Aul) (Setelah Aul)
Suami 3/6 3/7
Saudari kandung 3/6 3/7
Saudari seibu 1/6 1/7
JUMLAH 7/6 7/7

63
BAB 23
KASUS KHUSUS (3)

>>> RADD (MENGEMBALIKAN)


Kasus RADD adalah kebalikan dari AUL, yaitu ketika PEMBILANG
lebih kecil dari PENYEBUT.

Namun, RADD tidak berlaku pada suami dan istri. Jadi, jika pada
kasus RADD terdapat suami atau istri, maka bagian suami atau istri
diberikan terlebih dahulu, sisanya baru dilakukan RADD.

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: 1 anak perempuan dan 1 cucu
perempuan.

AHLI WARIS BAGIAN


Anak perempuan 1/2 3/6
Cucu perempuan 1/6 1/6
JUMLAH 1 (?) 4/6

PERHATIKAN!!!
Jumlah pembilang dan penyebut tidak sama. Jumlah pembilang lebih
kecil dari penyebut, sehingga hal ini menunjukkan ada harta waris
yang sisa, padahal mestinya semua harta waris habis dibagikan. Oleh
karena itu, harta waris sisa harus dikembalikan kepada ahli waris
untuk dibagi. Agar harta waris habis dibagi ke semua ahli waris,
solusinya adalah dengan mengurangi angka penyebut agar sama
dengan pembilang.

Tapi harus diingat, saat proses pembagian harta waris sisa, suami/istri
tidak lagi mendapat bagian.

64
Pada contoh di atas, agar semua harta waris habis dibagikan, maka
penyebut diturunkan menjadi 4. Sehingga hitungannya menjadi
seperti berikut:

BAGIAN BAGIAN
AHLI WARIS
(Sebelum Radd) (Setelah Radd)
Anak perempuan 3/6 3/4
Cucu perempuan 1/6 1/4
JUMLAH 4/6 4/4

CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan dari anak laki-laki (yang sudah wafat lebih dulu).

AHLI BAGIAN BAGIAN


WARIS (Sebelum Radd) (Setelah Radd)
Istri 1/8 3/24 1/8 1/8 4/32
Anak pr 1/2 12/24 12/16 X 7/8 21/32 21/32
Cucu pr 1/6 4/24 4/16 X 7/8 7/32 7/32
JUMLAH 19/24 1 32/32

CATATAN:
• Istri mendapat bagian 1/8.
• Ahli waris lain selain istri mendapatkan sisa setelah diambil
bagian istri, yaitu: 1 – 1/8 = 8/8 – 1/8 = 7/8.
• Maka ahli waris selain istri memperebutkan bagian 7/8.
• Penyebut dari anak dan cucu dikurangi dari 24 menjadi 16,
karena total pembilang mereka adalah 16 (12+4).

65
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan dari anak laki-laki (yang sudah wafat lebih dulu).

AHLI BAGIAN BAGIAN


WARIS (Sebelum Radd) (Setelah Radd)
Suami 1/4 3/12 1/4 1/4 4/16
Anak pr 1/2 6/12 6/8 X 3/4 9/16 9/16
Cucu pr 1/6 2/12 2/8 X 3/4 3/16 3/16
JUMLAH 11/12 1 16/16

CATATAN:
• Suami mendapat bagian 1/4.
• Ahli waris lain selain suami mendapatkan sisa setelah diambil
bagian suami, yaitu: 1 – 1/4 = 4/4 – 1/4 = 3/4.
• Maka ahli waris selain suami memperebutkan bagian 3/4.
• Penyebut dari anak dan cucu dikurangi dari 12 menjadi 8,
karena total pembilang mereka adalah 8 (6+2).

66
BAB 24
KASUS KHUSUS (4)

>>> MUNAASAKHAAT
Seorang atau lebih dari ahli waris yang meninggal dunia sebelum
harta warisan dibagi.

CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: 1 anak laki bernama Tono dan 1 anak
perempuan bernama Tini. Harta warisnya sebanyak Rp. 30.000.000,-

Sebelum dilakukan pembagian waris, Tono wafat meninggalkan 1


anak perempuan bernama Ani (Cucu Fulan).

Dalam kasus ini, pembagian waris dilakukan dua tahap:

TAHAP 1:
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Anak Laki
2/3 Rp. 20.000.000,-
(Tono)
Anak perempuan
1/3 Rp. 10.000.000,-
(Tini)
JUMLAH 3/3 Rp. 30.000.000,-

67
TAHAP 2:
Pembagian harta waris Tono sebesar Rp. 20.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Saudari kandung Tono
1/2 Rp. 10.000.000,-
(Tini)
Anak perempuan Tono
1/2 Rp. 10.000.000,-
(Ani)
JUMLAH 2/2 Rp. 20.000.000,-

68
BAB 25
KASUS KHUSUS (5)

>>> WARISAN JANIN


Janin yang masih berada di dalam kandungan termasuk yang berhak
mendapatkan harta warisan. Jadi, jika seorang wafat dan
meninggalkan janin yang masih berada di kandungan, maka harta
warisan harus diberikan juga kepadanya.

Pembagian warisan bisa menunggu si janin lahir atau bisa juga


dipercepat. Jika pembagian ingin disegerakan, maka diantara cara
pembagiannya adalah dengan melakukan perhitungan untuk tiga
kemungkinan berikut:

1. Bayi lahir dalam keadaan meninggal.


2. Bayi lahir laki-laki kembar.
3. Bayi lahir perempuan kembar.

Kemudian, setiap ahli waris mendapatkan bagian terkecil dari tiga


kemungkinan ini.

CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: istri yang sedang mengandung dan 1
saudara kandung. Harta warisan sebesar Rp. 24.000.000,-

KEMUNGKINAN 1
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Istri 1/4 1/4 Rp. 6.000.000,-
Bayi meninggal 0 0 0
Saudara SISA 3/4 Rp. 18.000.000,-
JUMLAH 1 4/4 Rp. 24.000.000,-

69
KEMUNGKINAN 2
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Istri 1/8 1/8 Rp. 3.000.000,-
Bayi laki SISA 7/8 Rp. 21.000.000,-
Saudara TERHALANG 0 0
JUMLAH 1 8/8 Rp. 24.000.000,-

KEMUNGKINAN 3
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Istri 1/8 3/24 Rp. 3.000.000,-
Bayi pr kembar 2/3 16/24 Rp. 16.000.000,-
Saudara SISA 5/24 Rp. 5.000.000,-
JUMLAH 1 8/8 Rp. 24.000.000,-

Berdasarkan perhitungan di atas, maka istri mendapatkan harta waris


sebesar Rp. 3.000.000,-, sedangkan saudara belum mendapatkan apa-
apa.

Wallahu a’lam.

70
BAB 26
KASUS KHUSUS (6)

>>> WARISAN ORANG HILANG (MAFQUD)


Orang hilang adalah orang yang terputus beritanya dan tidak
diketahui apakah dia masih hidup ataukah sudah mati.

Jika yang hilang adalah muwarrits, maka ditunggu hingga batas


waktu yang ditetapkan oleh hakim setempat. Namun, jika yang
hilang adalah ahli waris, dan harta waris ingin segera dibagi, maka
cara pembagiannya ialah dengan melakukan perhitungan untuk dua
kemungkinan berikut:

1. Ahli waris masih hidup


2. Ahli waris sudah mati

Kemudian, setiap ahli waris mendapatkan bagian terkecil dari dua


kemungkinan ini.

CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: istri, anak perempuan, anak laki (yang
hilang), dan saudara kandung. Harta warisan sebesar Rp.
24.000.000,-

71
KEMUNGKINAN 1
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Istri 1/8 1/8 3/24 Rp. 3.000.000,-
1/3 X
Anak pr (1) 7/24 Rp. 7.000.000,-
SISA 7/8
(7/8) 2/3 X
Anak laki (2) 14/24 Rp. 14.000.000,-
7/8
Saudara TERHALANG 0 0 0
JUMLAH 1 1 24/24 Rp. 24.000.000,-

KEMUNGKINAN 2
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Istri 1/8 1/8 Rp. 3.000.000,-
Anak pr 1/2 4/8 Rp. 12.000.000,-
Saudara SISA 3/8 Rp. 9.000.000,-
JUMLAH 1 1 Rp. 24.000.000,-

Berdasarkan perhitungan di atas, maka istri mendapatkan harta waris


sebesar Rp. 3.000.000,-, anak perempuan Rp. 7.000.000,-, sedangkan
saudara belum mendapatkan apa-apa.

Wallahu a’lam.

72
BAB 27
KASUS KHUSUS (7)

>>> WARISAN KHUNTSA MUSYKIL


Khuntsa musykil adalah orang yang memiliki alat kelamin ganda,
sehingga tidak bisa ditetapkan jenis kelaminnya, apakah perempuan
atau laki-laki.

Jika pada ahli waris terdapat khuntsa musykil, maka bisa ditunggu
terlebih dahulu kejelasannya, baru kemudian dilakukan pembagian
warisan. Kejelasan khuntsa musykil bisa diperoleh dengan: keluarnya
air mani dari salah satu kelamin, kecondongannya kepada lawan
jenis, tumbuhnya jenggot, haid, hamil, dll.

Namun, jika bagi waris ingin disegerakan, maka dilakukan dua


perhitungan. Perhitungan pertama dengan menganggapnya sebagai
seorang perempuan, dan perhitungan kedua dengan menganggapnya
sebagai seorang laki-laki. Kemudian, masing-masing ahli waris
diberikan bagian terkecil dari dua perhitungan ini. Adapun sisanya
disimpan hingga jelas keadaan khuntsa musykil.

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: 1 anak laki dan 1 anak yang khuntsa.
Harta warisan sebesar Rp. 30.000.000,-

PERHITUNGAN 1: KEMUNGKINAN PEREMPUAN


AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Anak laki (2) 2/3 Rp. 20.000.000,-
Khuntsa pr (1) 1/3 Rp. 10.000.000,-
JUMLAH 1 Rp. 30.000.000,-

73
PERHITUNGAN 2: KEMUNGKINAN LAKI-LAKI
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Anak laki 1/2 Rp. 15.000.000,-
Khuntsa (Laki) 1/2 Rp. 15.000.000,-
JUMLAH 1 Rp. 30.000.000,-

Harta waris sementara yang diberikan adalah:

AHLI WARIS PEROLEHAN SEMENTARA


Anak laki Rp. 15.000.000,-
Khuntsa Rp. 10.000.000,-

Sisa harta sebesar Rp. 5.000.000,- disimpan hingga keadaan anak


yang khuntsa menjadi jelas. Jika nanti khuntsa jelas berjenis kelamin
perempuan, maka sisa harta diberikan kepada anak laki. Namun, jika
nanti khuntsa jelas berjenis kelamin laki-laki, maka sisa harta
diberikan kepada anak yang khuntsa.

Pembahasan rinci terkait khuntsa musykil bisa dibaca di kitab waris


tingkat lanjutan.

Wallahu a’lam.

74
BAB 28
KASUS KHUSUS (8)

>>> WARISAN ORANG YANG MATI MASAL


Terkadang ada orang yang mati secara bersamaan (Misalnya:
tenggelam, tertimpa reruntuhan, kecelakaan pesawat, dll.). Sehingga
tidak diketahui siapa yang mati lebih dahulu dan siapa yang mati
belakangan.

Jika memang keadaannya demikian, maka mereka tidak saling


mewarisi. Adapun harta peninggalan mereka diberikan kepada ahli
waris yang masih hidup.

CONTOH:
Fulan dan Fulanah adalah suami istri. Mereka memiliki 2 anak laki.
Fulan dan Fulanah masih memiliki ibu kandung. Selain memiliki ibu
kandung, Fulanah juga punya kakek. Kerabat yang lain sudah tidak
ada semua.

Suatu hari, Fulan dan Fulanah kecelakaan pesawat dan keduanya


meninggal dunia. Tidak diketahui siapa yang meninggal lebih
dahulu. Fulan memiliki harta peninggalan sebesar Rp. 120.000.000,-,
sedangkan Fulanah memiliki harta peninggalan sebesar Rp.
60.000.000,-

BAGI WARIS HARTA FULAN


AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Anak laki 1 (1) 1/2 X 5/6 5/12 Rp. 50.000.000,-
SISA
Anak laki 2 (1) 1/2 X 5/6 5/12 Rp. 50.000.000,-
Ibu Fulan 1/6 1/6 2/12 Rp. 20.000.000,-
JUMLAH 1 12/12 Rp. 120.000.000,-

75
BAGI WARIS HARTA FULANAH
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Anak laki 1 (1) 1/2 X 4/6 2/6 Rp. 20.000.000,-
SISA
Anak laki 2 (1) 1/2 X 4/6 2/6 Rp. 20.000.000,-
Ibu Fulanah 1/6 1/6 1/6 Rp. 10.000.000,-
Kakek Fulanah 1/6 1/6 1/6 Rp. 10.000.000,-
JUMLAH 1 1 6/6 Rp. 60.000.000,-

Wallahu a’lam.

76
BAB 29
KASUS KHUSUS (9)

>>> MUSYAROKAH
Ada pembahasan khusus dalam ilmu waris ketika dalam kelompok
ahli waris terdapat saudara kandung dan saudara seibu, kemudian
seudara seibu mendapatkan bagian warisan sedangkan saudara
kandung tidak mendapatkan bagian. Padahal keduanya berasal dari
ibu yang sama. Bahkan saudara kandung hubungannya lebih dekat
kepada si mayit (seayah dan seibu) dibandingkan dengan saudara
seibu saja.

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, 1 saudara kandung, dan 2
saudara seibu.

AHLI WARIS BAGIAN BAGIAN


Suami 1/2 3/6
Ibu 1/6 1/6
Saudara kandung SISA 0
Saudara seibu 1
1/3 2/6
Saudara seibu 2
JUMLAH 1 1

Terkait hal ini, ulama berbeda pendapat. Pendapat pertama, saudara


kandung tidak mendapat bagian. Jadi, perhitungan waris dilakukan
menggunakan perhitungan biasa. Pendapat ini diambil oleh Ali bin
Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dan beberapa Sahabat lainnya.

Pendapat kedua, dilakukan perhitungan dengan cara


MUSYAROKAH, yaitu saudara kandung digabungkan dengan
saudara seibu, dan mereka mendapatkan bagian sama rata. Pendapat

77
ini diambil oleh Umar bin Khtathab radhiyallahu ‘anhu dan beberapa
Sahabat lainnya.

Berikut ini cara pembagiannya:

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2 3/6 3/6 3/6 9/18
Ibu 1/6 1/6 1/6 1/6 3/18
Saudara kandung 1/3 X 2/6 1/9 2/18
Saudara seibu 1 1/3 2/6 1/3 X 2/6 1/9 2/18
Saudara seibu 2 1/3 X 2/6 1/9 2/18
JUMLAH 1 1 1 1 18/18

Wallahu a’lam.

78
BAB 30
KASUS KHUSUS (10)

>>> KAKEK BERSAMA SAUDARA


Ulama berbeda pendapat ketika di dalam ahli waris terdapat kakek
dan saudara/i (kandung atau sebapak). Pendapat pertama,
keberadaan kakek menggugurkan semua saudara/i. Diantara Sahabat
Nabi yang mengambil pendapat ini adalah Abu Bakar dan Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhum.

Pendapat kedua, kakek hanya menggugurkan saudara/i seibu,


namun tidak menggugurkan saudara/i (kandung atau seayah).
Diantara Sahabat Nabi yang mengambil pendapat ini adalah Ali bin
Abi Thalib dan Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhum.

Berdasarkan pendapat kedua ini, ada cara khusus dalam menghitung


bagi waris ketika ada kakek bersama saudara (kandung/seayah).

Berikut ini sedikit penjelasannya.

>>> KAKEK BERSAMA SAUDARA/I SAJA


Pada keadaan ini, kakek bisa memilih yang paling menguntungkan
dari dua pembagian berikut:

1. MUQOSAMAH
Status kakek disamakan dengan saudara laki-laki

2. MENGAMBIL 1/3 DARI HARTA WARIS

79
CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: kakek, 1 saudara kandung dan 1
saudari kandung. Harta warisan sebesar Rp. 45.000.000,-

1. MUQOSAMAH
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Kakek (2) 2/5 Rp. 18.000.000,-
Saudara (2) 2/5 Rp. 18.000.000,-
Saudari (1) 1/5 Rp. 9.000.000,-
JUMLAH 5/5 Rp. 45.000.000,-

2. MENGAMBIL 1/3 DARI HARTA


AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Kakek 1/3 1/3 3/9 Rp. 15.000.000,-
Saudara (2) SISA 2/3 X 2/3 4/9 Rp. 20.000.000,-
Saudari (1) (2/3) 1/3 X 2/3 2/9 Rp. 10.000.000,-
JUMLAH 1 1 9/9 Rp. 45.000.000,-

Pada kasus ini, kakek lebih untung memilih pembagian dengan cara
muqosamah.

80
2. Fulan wafat meninggalkan: kakek, 2 saudara kandung dan 1
saudari kandung. Harta warisan sebesar Rp. 105.000.000,-

1. MUQOSAMAH
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Kakek (2) 2/7 Rp. 30.000.000,-
Saudara (2) 2/7 Rp. 30.000.000,-
Sadara (2) 2/7 Rp. 30.000.000,-
Saudari (1) 1/7 Rp. 15.000.000,-
JUMLAH 7/7 Rp. 105.000.000,-

2. MENGAMBIL 1/3 DARI HARTA


AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Kakek 1/3 1/3 5/15 Rp. 35.000.000,-
Saudara (2) 2/5 X 2/3 4/15 Rp. 28.000.000,-
SISA
Saudara (2) 2/5 X 2/3 4/15 Rp. 28.000.000,-
(2/3)
Saudari (1) 1/5 X 2/3 2/15 Rp. 14.000.000,-
JUMLAH 1 1 15/15 Rp. 105.000.000,-

Pada kasus ini, kakek lebih untung memilih pembagian dengan cara
mengambil 1/3 dari harta.

81
>>> KAKEK BERSAMA SAUDARA/I & ASHABUL FURUDH
Pada keadaan ini, kakek bisa memilih yang paling menguntungkan
dari tiga pembagian berikut:

1. MUQOSAMAH
2. MENGAMBIL 1/3 DARI SISA
3. MENGAMBIL 1/6 DARI HARTA WARIS

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: nenek, kakek dan 1 saudara kandung.
Harta warisan sebesar Rp. 36.000.000,-

1. MUQOSAMAH
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Nenek 1/6 1/6 2/12 RP. 6.000.000
Kakek SISA 1/2 X 5/6 5/12 Rp. 15.000.000
Saudara (5/6) 1/2 X 5/6 5/12 Rp. 15.000.000
JUMLAH 1 1 12/12 Rp. 36.000.000

2. MENGAMBIL 1/3 DARI SISA


AHLI
BAGIAN PEROLEHAN
WARIS
Nenek 1/6 1/6 3/18 Rp. 6.000.000
Kakek 1/3 X SISA 1/3 X 5/6 5/18 Rp. 10.000.000
SISA – 5/6 –
Saudara 10/18 Rp. 20.000.000
(1/3 X SISA) (1/3 X 5/6)
JUMLAH 1 1 18/18 Rp. 36.000.000

82
3. MENGAMBIL 1/6 DARI HARTA WARIS
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Nenek 1/6 1/6 Rp. 6.000.000
Kakek 1/6 1/6 Rp. 6.000.000
Saudara SISA 4/6 Rp. 24.000.000
JUMLAH 1 1 Rp. 36.000.000

Pada kasus ini, kakek lebih untung memilih pembagian dengan cara
muqosamah.

Wallahu a’lam.

CATATAN:
Dalam menyusun buku ini, penulis lebih memilih pendapat bahwa
keberadaan kakek bisa menghalangi saudara dari mendapat warisan.

83
BAB 31
DZAWIL ARHAM

Dzawil Arham adalah kerabat mayit yang bukan termasuk ahli waris
(ashabul furudh dan ashobah). Kerabat mayit yang termasuk dzawil
arham adalah sebagai berikut:

>>> ARAH ATAS


• Ayah dari ibu
• Ibu dari ayahnya ibu

>>> ARAH BAWAH


• Anak (laki/perempuan) dari anak perempuan
• Anak (laki/perempuan) dari cucu perempuan

>>> ARAH SAMPING


• Anak (laki/perempuan) dari saudari (kandung dan seayah)
• Anak perempuan dari saudara (kandung dan seayah)
• Anak (laki/perempuan) dari saudara/i seibu
• Bibi dari arah ayah (‘ammah)
• Paman dari arah ayah (‘amm) yang seibu
• Paman dari arah ibu (khaal)
• Bibi dari arah ibu (khaalah)
• Anak perempuan dari ‘amm (paman dari arah ayah)

Ulama berbeda pendapat, apakah dzawil arham termasuk orang yang


berhak mendapatkan harta warisan atau tidak.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah berkata:


“Para ulama berselisih pendapat tentang posisi dzawil arham sebagai
ahli waris. Malik dan asy-Syafi’i berkata, “Mereka tidak menerima
warisan.” Abu Hanifah dan Ahmad berkata, “Mereka menerima
warisan dengan syarat selama tidak ada ahli waris yang mendapat

84
bagian ‘ashabah dan fardh.” (Panduan Praktis Hukum Waris, hal.
132)

Bagi yang berpendapat bahwa dzawil arham bisa mendapatkan


warisan, kemudian terdapat perbedaan pendapat juga dalam cara
membaginya. Diantara caranya yaitu dengan menempatkan dzawil
arham pada posisi ahli waris yang menghubungkannya dengan si
mayit.

Misalnya, seseorang wafat meninggalkan: cucu laki-laki dari anak


perempuan dan anak perempuan dari saudara kandung.

Maka, cucu laki-laki menempati posisi anak perempuan


(mendapatkan 1/2), sedangkan anak perempuan dari saudara kandung
menempati posisi saudara kandung (mendapatkan sisa).

Penjelasan rinci terkait hal ini bisa dibaca di kitab-kitab yang


membahas ilmu waris tingkat lanjutan.

CATATAN:
• Jika harta waris tidak habis karena ahli waris yang
mendapatkan ketentuan hanya sedikit, maka harta waris sisa
dibagikan kembali dengan cara radd.
• Namun, jika ahli waris hanya suami/istri, maka setelah
suami/istri mengambil bagian harta, sisa harta dibagikan
kepada dzawil arham.
• Jika dzawil arham tidak ada, maka harta sisa diberikan
kepada baitul mal.
• Jika baitul mal tidak ada, maka harta sisa diberikan kepada
orang Islam yang pandai, adil, dan bijaksana agar dibagikan
kepada orang miskin dan untuk kemaslahatan umum (Lihat
Fikih Islam, hal. 370).

Wallahu a’lam.

85
‫‪BAB 32‬‬
‫‪DALIL SEPUTAR ILMU WARIS‬‬

‫‪>>> DALIL DARI AL-QUR’AN‬‬

‫‪Al-Qur’an surat an-Nisaa ayat 7:‬‬

‫يب ِمّا تتترتك‬ ‫صيب ِمّا تترتك الْوالِ تد ِان و ْالتقْتربو تن ولِلن ِ ِ‬
‫ّساء نأتص ٌ‬‫ت تُ ت ت‬ ‫للّر تجال نأت ٌ ت ت‬
‫ِ ِ ِ‬
‫وضا﴿‪﴾٧‬‬ ‫الْوالِ تد ِان و ْالتقْتربو تن ِمّا قت ّل ِمْنه أتو تكثُتر ۚ نأت ِ‬
‫صيبًا تم ْفُر ً‬ ‫ُ ْ ت‬ ‫ت تُ‬ ‫ت‬
‫‪“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-‬‬
‫)‪bapak dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula‬‬
‫‪dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau‬‬
‫”‪banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.‬‬

‫‪Al-Qur’an surat an-Nisaa ayat 11, 12, 13, 14:‬‬

‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ظ ْالُنأْتثتتيت ْي ۚ فتإ ْن ُك ّنم نأ تساءً‬ ‫وصي ُك ُم اللّهُ ِف أ ْتوتل ِد ُك ْم ۖ لِل ّذ تك ِر ِمثْل تح ّ‬ ‫ي ِ‬
‫ُ‬
‫ُ‬
‫ي فتتلته ّنم ثتُلُثتا ما تترتك ۖ وإِ ْن تكانأت ِ‬
‫فۚ‬
‫ّص ُ‬ ‫ت تواح تدةاً فتتلت تها الن ْ‬ ‫ْ‬ ‫ت ت ت‬ ‫فتت ْو تق اثْتنتتت ْ ِ ُ‬
‫س ِمّا تتترتك إِ ْن تكا تن لتهُ تولت ٌد ۚ فتِإ ْن تْل‬ ‫ٍِِ‬ ‫ِ ِِ‬
‫تولتبتت تويْه ل ُك ّل تواحد مْنت ُه تمحا ال ّس ُد ُ‬
‫ث ۚ فتِإ ْن تكا تن لتهُ إِ ْخ توةاٌ فتِلُّم ِه‬
‫يت ُك ْنم لتهُ تولت ٌد توتوِرثتهُ أتبتت تواهُ فتِلُّم ِه الثّتلُ ُ‬
‫وصي ِبتا أ ْتو تديْ ٍنم ۗ آبتا ُؤُك ْم توأتبْتنتا ُؤُك ْم تل‬ ‫ال ّس ُدس ۚ ِمنم بتعم ِد و ِصيّ ٍة ي ِ‬
‫ُ ْ تْ ت ُ‬

‫‪86‬‬
ِ ِ ِ ِ ‫ب لت ُكم نأتت ْف ًعما ۚ فت ِر ت‬
ً ‫يضةً م تنم اللّه ۗ إ ّن اللّهت تكا تن تعل‬
‫يمحا‬ ْ ُ ‫ت ْد ُرو تن أتيتّ ُه ْم أتقْتتر‬
﴾١١﴿‫يمحا‬ ِ
ً ‫تحك‬
“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)
anak-anakmu. Yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian
dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan
lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia
memperoleh setengah harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi
masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang
meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak
mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka
ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai
beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-
pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat
atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan
anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang
lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

‫اج ُك ْم إِ ْن تلْ يت ُك ْنم تلُ ّنم تولت ٌد ۚ فتِإ ْن تكا تن تلُ ّنم‬ ِ
ُ ‫ف تما تتترتك أ ْتزتو‬ ُ ‫ص‬ ْ ‫تولت ُك ْم نأ‬
‫ي ِبتا أ ْتو تديْ ٍنم ۚ توتلُ ّنم‬ ِ ٍِ ِ ِ ِ
‫تولت ٌد فتتلت ُك ُم الّربُ ُع مّا تتترْك تنم ۚ م ْنم بتت ْعمد توصيّة يُوص ت‬
‫الّربُ ُع ِمّا تتترْكتُ ْم إِ ْن تلْ يت ُك ْنم لت ُك ْم تولت ٌد ۚ فتِإ ْن تكا تن لت ُك ْم تولت ٌد فتتلت ُه ّنم الث ُّمح ُنم‬
‫ث‬ ُ ‫وصو تن ِبتا أ ْتو تديْ ٍنم ۗ توإِ ْن تكا تن تر ُج ٌل يُ تور‬ ُ‫ت‬ ٍ ّ‫ِمّا تترْكتُم ۚ ِمنم بتعم ِد و ِصي‬
‫ة‬
ُ ‫ت ْ ْ تْ ت‬
‫س ۚ فتِإ ْن‬ ‫د‬
ُ ‫س‬
ّ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫مح‬‫ه‬ ‫ت‬ ‫ن‬
ْ ِ ‫اح ٍد‬
‫م‬ ِ ‫تك تللتةً أت ِو امرأتةاٌ ولته أتخ أتو أُخت فتلِ ُك ّل و‬
ُ ‫ت‬ ُ ‫ت‬ ٌ ْ ْ ٌ ُ ‫ْت ت‬

87
ٍِ ِ ِ ِ ِ
‫تكانأُوا أت ْكثتتتر ِم ْنم ٰتذل ت‬
‫ك فتت ُه ْم ُشترتكاءُ ِف الثّتلُث ۚ م ْنم بتت ْعمد توصيّة يُ ت‬
‫وص ٰى‬
﴾١٢﴿‫يم‬ ِ ِ‫ِبا أتو دي ٍنم تغي مضاّر ۚ و ِصيّةً ِمنم اللّ ِه ۗ واللّه عل‬
ٌ ‫يم تحل‬ ٌ ‫ت ُت‬ ‫ت‬ ‫ت ْ ت ْ ْت ُ ت ت‬
“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan
oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-
istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari
harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka
buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. Para istri memperoleh
seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi
wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu.
Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai
seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara
perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis
saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu
lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu,
sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar
hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris).
(Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-
benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.

ٍ ‫ك ح ُدود اللّ ِه ۚ ومنم ي ِط ِع اللّه ورسولته ي ْد ِخ ْله جن‬


‫ّات تْت ِري ِم ْنم‬ ‫ل‬
ِْ‫ت‬
‫ت‬ ُ ُ
ُ ُ ‫تت‬ ‫ت‬ ُ ْ ‫تت‬ ُ ُ ‫ت‬
ِ ِ ِ ‫تتتِها ْال ْتنتار خالِ ِد‬
﴾١٣﴿‫يم‬ ‫ينم ف تيها ۚ تو ٰتذل ت‬
ُ ‫ك الْ تف ْوُز الْ تعمظ‬ ‫ُ ت ت‬ ‫ْت‬
“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah.
Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah
memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-

88
sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan
yang besar.”

ِ ِ ِ
‫ص اللّهت توتر ُسولتهُ تويتتتتت تعم ّد ُح ُد ت‬
ُ‫ودهُ يُ ْدخ ْلهُ نأت ًارا تخال ًدا ف تيها تولته‬ ِ ‫توتم ْنم يتت ْعم‬
﴾١٤﴿‫ي‬ ٌ ‫اب ُم ِه‬
ٌ ‫تع تذ‬
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan
melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya
ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa
yang menghinakan.”

Al-Qur’an surat an-Nisaa ayat 176:

‫س لتهُ تولت ٌد‬ ‫ي‬‫ت‬‫ل‬ ‫ك‬


‫ت‬ ‫ت‬‫ل‬ ‫ه‬ ‫ؤ‬
ٌ‫ر‬ ‫ام‬ ‫ن‬ِ ِ‫ك قُ ِل اللّه يت ْفتِي ُكم ِف الْ تك تللتِة ۚ إ‬ ‫يت ْستتت ْفتُونأت ت‬
‫ت‬ ْ ‫ت‬ ُ ْ ْ ُُ
‫ف تما تتترتك ۚ توُه تو يتِرثتُ تها إِ ْن تلْ يت ُك ْنم تلتا تولت ٌد ۚ فتِإ ْن‬ ِ
ُ ‫ص‬ ْ ‫ت فتتلت تها نأ‬ ٌ ‫ُخ‬ ْ ‫تولتهُ أ‬
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
ً‫تكانأتتتتا اثْتنتتت ْي فتتلت ُه تمحا الثّتلُثتان مّا تتترتك ۚ توإ ْن تكانأُوا إ ْخ توًةا ر تج ًال تونأ تساء‬
‫ضلّوا ۗ تواللّهُ بِ ُك ّل‬ ِ ‫ي ۗ يتب ّي اللّه لت ُكم أت ْن ت‬ ِ ْ ‫ظ ْالُنأْتثتتيت‬ّ ‫ح‬ ‫ل‬ ‫ث‬
ْ ِ ‫فتلِل ّذ تك ِر‬
‫م‬
ْ ُ ُ ‫ت‬ ُ ‫ت‬ ُ
﴾١٧٦﴿‫يم‬ ِ ٍ
ٌ ‫تش ْيء تعل‬
“Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah:
"Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika
seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan
mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang
perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan
saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara
perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara

89
perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta
yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris
itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian
seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara
perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu
tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

>>> DALIL DARI AL-HADITS

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

‫ض بِأ ْتهلِ تها فت تمحا بتِق تي فتت ُه تو ِل ْتوتل تر ُج ٍل ذت تك ٍر‬ ِ ِ


‫ات ْل ُق ْوا الْ تفترائ ت‬
“Berikanlah ketentuan-ketentuan itu (harta warisan) kepada yang
berhak (Ashabul Furudh), jika masih ada sisa maka yang utama
adalah untuk laki-laki terdekat (kekerabatannya).”
(Muttafaq ‘alaih)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

ٍ ‫إِ ّن ال قت ْد أتعطتى ُك ّل ِذي ح ّق ح ّقه فت تل و ِصيّةت لِوا ِر‬


‫ث‬ ‫ت‬ ‫ْ ت ت ُ ت‬ ْ ‫ت‬
“Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada orang yang
memiliki hak, maka tidak ada wasiat untuk ahli waris.”
(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Dalil-dalil lainnya bisa dibaca di kitab-kitab yang membahas Ilmu


Waris secara lebih terperinci.

90
BAB 33
DUA BANDING SATU

Dalam perhitungan waris, laki-laki tidak selalu mendapatkan bagian


dua kali lipat dari bagian perempuan. Adakalanya bagian mereka
sama. Ada kalanya juga bagian laki-laki lebih sedikit dibandingkan
dengan bagian perempuan. Bahkan ada kasus laki-laki tidak
mendapat bagian sama sekali.

Perhatikan contoh-contoh kasus berikut:

>>> LAKI-LAKI : PEREMPUAN = 2 : 1


Fulanah wafat meninggalkan: Suami, 1 anak laki, dan 1 anak
perempuan. Harta waris sebanyak Rp. 4.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Suami 1/4 1/4 Rp. 1.000.000
Anak laki SISA 2/4 Rp. 2.000.000
Anak pr (3/4) 1/4 Rp. 1.000.000
JUMLAH 1 4/4 Rp. 4.000.000

>>> LAKI-LAKI = PEREMPUAN


Fulan wafat meninggalkan: Paman, 1 saudara seibu dan 1 saudari
seibu. Harta waris sebanyak Rp. 6.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Paman SISA 2/3 (4/6) Rp. 4.000.000
Saudara 1/6 Rp. 1.000.000
1/3
Saudari 1/6 Rp. 1.000.000
JUMLAH 1 6/6 Rp. 6.000.000

91
>> BAGIAN PEREMPUAN LEBIH BANYAK
Fulanah wafat meninggalkan: Suami, 2 saudari seibu dan 2 saudara
kandung. Harta waris sebanyak Rp. 6.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Suami 1/2 3/6 Rp. 3.000.000
2 Saudari seibu 1/3 2/6 Rp. 2.000.000
2 Saudara kandung SISA 1/6 Rp. 1.000.000
JUMLAH 1 6/6 Rp. 6.000.000

>>> LAKI-LAKI TIDAK DAPAT BAGIAN


Fulanah wafat meninggalkan: Suami, 1 saudari kandung dan 1
saudara seayah. Harta waris sebanyak Rp. 6.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Suami 1/2 1/2 Rp. 3.000.000
Saudari kandung 1/2 1/2 Rp. 3.000.000
Saudara seayah SISA 0 0
JUMLAH 1 2/2 Rp. 6.000.000

CATATAN:
Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan sesuatu kepada makhluk-
Nya berdasarkan ilmu dan keadilan-Nya yang sempurna. Tugas kita
sebagai hamba yang baik adalah mengimaninya.

Tidak boleh kita menggugat ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Kita harus yakin bahwa dibalik ketetapan dari-Nya, pasti ada hikmah
besar di dalamnya. Terkadang hikmah ini diketahui oleh sebagian
orang, namun tidak diketahui oleh sebagian yang lain.

92
BAB 34
TEKNIS BAGI WARIS

Fulan wafat meninggalkan:


• Istri
• Seorang anak laki-laki
• Seorang anak perempuan
• Ayah
• Ibu
• Kakek
• Nenek
• Paman dari fihak ayah
• Paman dari fihak ibu
• Bibi dari fihak ayah

Menjelang wafat, Fulan pernah berwasiat untuk memberikan sebuah


sepeda motor miliknya kepada Ustadz X di komplek perumahannya.

Fulan wafat meninggalkan harta berupa tabungan sebesar Rp.


72.000.000, dan barang berharga berupa: sebuah rumah, sebidang
tanah, sebuah mobil, tiga buah sepeda motor, laptop, dan dua buah
HP.

Lalu, bagaimana cara pembagian harta waris milik Si Fulan?

JAWABAN:
>>> LANGKAH 1
Pisahkan terlebih dahulu harta milik Si Fulan dengan harta milik
selainnya (termasuk harta milik bersama dengan istrinya).

>>> LANGKAH 2
Tunaikan segala hal yang berkaitan dengan harta Si Fulan, seperti:
biaya pengurusan jenazah, pembayaran hutang (jika ada), dan

93
pelaksanaan wasiat (jika ada). Namun perlu diingat bahwa wasiat
tidak boleh lebih dari 1/3 dari total harta milik mayit (Si Fulan).

>>> LANGKAH 3
Menentukan siapa saja yang termasuk ahli waris dari Si Fulan.

Dalam kasus ini, yang termasuk ahli waris Si Fulan adalah:


• Istri
• Seorang anak laki-laki
• Seorang anak perempuan
• Ayah
• Ibu
• Kakek
• Nenek
• Paman dari pihak ayah

94
>>> LANGKAH 4
Perhitungan bagian yang akan didapat oleh masing-masing Ahli
Waris. Berdasarkan informasi di atas, maka pembagiannya adalah
sebagai berikut:

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 3/24 3/24 9/72
Anak laki (2) 2/3 X 13/24 26/72
SISA 13/24
Anak pr (1) 1/3 X 13/24 13/72
Ayah 1/6 4/24 4/24 12/72
Ibu 1/6 4/24 4/24 12/72
Kakek Terhalang oleh Ayah 0
Nenek Terhalang oleh Ibu 0
Paman Terhalang oleh anak laki, ayah, & kakek 0
JUMLAH 1 1 1 72/72

>>> LANGKAH 4
Musyawarah antara ahli waris seputar pembagian harta waris.

• Harta peninggalan yang berupa uang bisa langsung dibagi-


bagi berdasarkan bagian masing-masing ahli waris.
• Harta peninggalan yang bukan termasuk barang berharga
(seperti: sisir, dompet, sepatu, sendal, dll.) bisa dibagi-bagi
antar ahli waris atau dihadiahkan kepada orang lain sesuai
keridhoan para ahli waris.
• Harta peninggalan yang berupa barang berharga bisa dijual
terlebih dahulu atau dibagi bedasarkan bagian masing-masing
ahli waris.
• Jika ada ahli waris tidak mau menerima bagian warisan, maka
perhitungan bagian waris harus dilaksanakan terlebih dahulu,

95
agar semua ahli waris mengetahui bagiannya masing-masing.
Baru setelah itu diserahkan kepada masing-masing ahli waris,
apakah mau diambil atau diberikan kepada yang lain.
• Jika terjadi konflik dalam pembagian warisan, maka coba
diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu. Jika tidak
bisa, masalahnya bisa diajukan kepada instansi pemerintah
yang biasa menangani masalah warisan, seperti pengadilan
agama.

Demikian sedikit contoh teknis pembagian warisan.

96
BAB 35
LATIHAN MENGHITUNG WARISAN

Hitung bagian masing-masing ahli waris pada kasus-kasus berikut!


(Usahakan untuk tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu)

1. Fulan wafat meninggalkan: 1 istri dan 1 anak laki-laki.


2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan dan 1
saudara kandung.
3. Fulan wafat meninggalkan: ayah, ibu dan 1 saudari kandung.
4. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki-laki, 1 anak
perempuan, dan 1 saudari kandung.
5. Fulan wafat meninggalkan: kakek (dari pihak ayah), 1 anak
perempuan, dan 1 cucu perempuan (dari jalur anak laki-laki).
6. Fulan wafat meninggalkan: 2 anak perempuan, 1 cucu
perempuan, 1 cicit laki-laki dari cucu laki-laki (yang sudah
wafat).
7. Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, ibu, 1 anak perempuan, 1
cucu laki-laki, dan paman.
8. Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, 1 saudari kandung,
dan 1 saudara seayah.
9. Fulan wafat meninggalkan: ibu, saudari kandung, dan paman.
10. Fulan wafat meninggalkan: ibu, ayah, 2 anak laki-laki, 2
saudara kandung, dan 3 paman.
11. Fulan wafat meninggalkan: 1 anak laki-laki, 1 cucu laki-laki,
ayah, kakek (dari pihak ayah), dan nenek (dari pihak ibu).
12. Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak perempuan, 1 saudari
kandung, dan 1 saudari seayah.
13. Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak perempuan, 1
saudara kandung, 1 saudari kandung, dan 1 saudari seayah.
14. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1
cucu perempuan (dari anak laki-laki yang sudah wafat), dan 1
saudari seayah.

97
15. Fulan wafat meninggalkan: ibu, 1 saudara seibu, 1 saudari
seibu, dan anak paman seayah.
16. Fulan wafat meninggalkan: istri, ibu, 1 saudara seibu, dan
paman.
17. Fulan wafat meninggalkan: kakek, nenek, dan 2 anak
perempuan.
18. Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak laki-laki, kakek, dan
nenek.
19. Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, kakek, dan paman.
20. Fulanah wafat meninggalkan: 2 anak perempuan, 1 cucu
perempuan, 1 saudara kandung, 1 saudari kandung, 1 saudari
seayah, dan anak laki-laki paman.
21. Fulan wafat meninggalkan: 1 anak laki-laki, 1 anak
perempuan, 1 cucu perempuan (dari anak laki-laki), ayah,
kakek, dan 1 paman.
22. Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, 3 anak laki-laki, 1 anak
perempuan, dan 1 cucu perempuan dari anak laki-laki.
23. Fulan wafat meninggalkan: istri, 2 saudara seibu, dan ibu.
24. Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, ayah, ibu, 1 anak
perempuan, dan 1 cucu perempuan.
25. Fulan wafat meninggalkan: istri, 2 anak perempuan, dan ibu.

SEMANGAT MENGHITUNG!

98
BAB 36
PEMBAHASAN LATIHAN

Hitung bagian masing-masing ahli waris pada kasus-kasus berikut!

>>> LATIHAN 1
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri dan 1 anak laki-laki.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 1/8
Anak laki SISA 7/8
JUMLAH 1 8/8

>>> LATIHAN 2
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan dan 1
saudara kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 1/4
Anak pr 1/2 2/4
Saudara SISA 1/4
JUMLAH 1 4/4

99
>>> LATIHAN 3
Fulan wafat meninggalkan: ayah, ibu dan 1 saudari kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Ayah SISA 2/3
Ibu 1/3 1/3
Saudari Terhalang 0
JUMLAH 1 3/3

>>> LATIHAN 4
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki-laki, 1 anak
perempuan, dan 1 saudari kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 1/4 1/4 1/4
Anak laki (2) 2/3 X 3/4 2/4
SISA 3/4
Anak pr (1) 1/3 X 3/4 1/4
Saudari Terhalang 0 0 0
JUMLAH 1 4/4 4/4 4/4

100
>>> LATIHAN 5
Fulan wafat meninggalkan: kakek (dari pihak ayah), 1 anak
perempuan, dan 1 cucu perempuan (dari jalur anak laki-laki)..

AHLI WARIS BAGIAN


Kakek 1/6 + SISA 1/6+1/6 2/6
Anak perempuan 1/2 3/6 3/6
Cucu perempuan 1/6 1/6 1/6
JUMLAH 1 1 6/6

>>> LATIHAN 6
Fulan wafat meninggalkan: 2 anak perempuan, 1 cucu perempuan, 1
cicit laki-laki dari cucu laki-laki (yang sudah wafat).

AHLI WARIS BAGIAN


Anak pr 1 (1) 1/2 X 2/3 1/3 3/9
2/3
Anak pr 2 (1) 1/2 X 2/3 1/3 3/9
Cucu pr (1) 1/3 X 1/3 1/9 1/9
SISA
Cicit laki (2) 2/3 X 1/3 2/9 2/9
JUMLAH 1 1 1 9/9

101
>>> LATIHAN 7
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, ibu, 1 anak perempuan, 1 cucu
laki-laki, dan paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 3/24
Ibu 1/6 4/24
Anak perempuan 1/2 12/24
Cucu laki-laki SISA 5/24
Paman Terhalang 0
JUMLAH 1 24/24

>>> LATIHAN 8
Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, 1 saudari kandung, dan 1
saudara seayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2 3/6 3/7
Ibu 1/6 1/6 1/7
Saudari kandung 1/2 3/6 3/7
Saudara seayah SISA SISA HABIS
JUMLAH 1 1 7/7

CATATAN:
Pada kasus ini terjadi AUL.

102
>>> LATIHAN 9
Fulan wafat meninggalkan: ibu, saudari kandung, dan paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Ibu 1/3 2/6
Saudari kandung 1/2 3/6
Paman SISA 1/6
JUMLAH 1 6/6

>>> LATIHAN 10
Fulan wafat meninggalkan: ibu, ayah, 2 anak laki-laki, 2 saudara
kandung, dan 3 paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Ibu 1/6 1/6 1/6
Ayah 1/6 1/6 1/6
Anak laki 1 (1) 2/6
SISA 4/6
Anak laki 2 (1) 2/6
Saudara kandung Terhalang 0 0
Paman Terhalang 0 0
JUMLAH 1 6/6 6/6

103
>>> LATIHAN 11
Fulan wafat meninggalkan: 1 anak laki-laki, 1 cucu laki-laki, ayah,
kakek (dari pihak ayah), dan nenek (dari pihak ibu).

AHLI WARIS BAGIAN


Anak laki SISA 4/6
Cucu laki Terhalang 0
Ayah 1/6 1/6
Kakek Terhalang 0
Nenek 1/6 1/6
JUMLAH 1 6/6

>>> LATIHAN 12
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak perempuan, 1 saudari
kandung, dan 1 saudari seayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 1/8
Anak perempuan 1/2 4/8
Saudari kandung SISA 3/8
Saudari seayah Terhalang 0
JUMLAH 1 8/8

CATATAN:
Saudari kandung menjadi ashobah ma’a ghoirihi.

104
>>> LATIHAN 13
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak perempuan, 1 saudara
kandung, 1 saudari kandung, dan 1 saudari seayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 1/8 1/8 1/8
Anak perempuan 1/2 4/8 4/8 4/8
Saudara kandung (2) 2/3X3/8 2/8
SISA 3/8
Saudari kandung (1) 1/3X3/8 1/8
Saudari seayah Terhalang 0 0 0
JUMLAH 1 8/8 8/8 8/8

>>> LATIHAN 14
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan (dari anak laki-laki yang sudah wafat), dan 1 saudari
seayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12
Anak perempuan 1/2 6/12
Cucu perempuan 1/6 2/12
Saudari seayah SISA 1/12
JUMLAH 1 12/12

CATATAN:
Saudari seayah menjadi ashobah ma’a ghoirihi.

105
>>> LATIHAN 15
Fulan wafat meninggalkan: ibu, 1 saudara seibu, 1 saudari seibu, dan
anak paman seayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Ibu 1/6 1/6 1/6 1/6
Saudara seibu (1) 1/2 X 2/6 1/6
1/3 2/6
Saudari seibu (1) 1/2 X 2/6 1/6
Anak paman SISA 3/6 3/6 3/6
JUMLAH 1 6/6 1 6/6

>>> LATIHAN 16
Fulan wafat meninggalkan: istri, ibu, 1 saudara seibu, dan paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/4 3/12
Ibu 1/3 4/12
Saudara seibu 1/6 2/12
Paman SISA 3/12
JUMLAH 1 12/12

106
>>> LATIHAN 17
Fulan wafat meninggalkan: kakek, nenek, dan 2 anak perempuan.

AHLI WARIS BAGIAN


Kakek 1/6 + SISA 1/6 + 0 1/6 1/6
Nenek 1/6 1/6 1/6 1/6
Anak pr 1 (1) 1/2 X 4/6 2/6
2/3 4/6
Anak pr 2 (1) 1/2 X 4/6 2/6
JUMLAH 1 1 1 6/6

>>> LATIHAN 18
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak laki-laki, kakek, dan nenek.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 3/24
Anak laki SISA 13/24
Kakek 1/6 4/24
Nenek 1/6 4/24
JUMLAH 1 24/24

107
>>> LATIHAN 19
Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, kakek, dan paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2 3/6
Ibu 1/3 2/6
Kakek SISA 1/6
Paman Terhalang 0
JUMLAH 1 6/6

>>> LATIHAN 20
Fulanah wafat meninggalkan: 2 anak perempuan, 1 cucu perempuan,
1 saudara kandung, 1 saudari kandung, 1 saudari seayah, dan anak
laki-laki paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Anak perempuan 1 (1) 1/2 X 2/3 1/3 3/9
2/3 2/3
Anak perempuan 2 (1) 1/2 X 2/3 1/3 3/9
Cucu perempuan Terhalang 0 0 0 0
Saudara kandung (2) 2/3 X 1/3 2/9 2/9
SISA 1/3
Saudari kandung (1) 1/3 X 1/3 1/9 1/9
Saudari seayah Terhalang 0 0 0 0
Anak paman Terhalang 0 0 0 0
JUMLAH 1 1 1 1 9/9

108
>>> LATIHAN 21
Fulan wafat meninggalkan: 1 anak laki-laki, 1 anak perempuan, 1
cucu perempuan (dari anak laki-laki), ayah, kakek, dan 1 paman.

AHLI WARIS BAGIAN


Anak laki (2) 2/3 X 5/6 10/18
SISA 5/6
Anak pr (1) 1/3 X 5/6 5/18
Cucu pr Terhalang 0 0 0
Ayah 1/6 1/6 1/6 3/18
Kakek Terhalang 0 0 0
Paman Terhalang 0 0 0
JUMLAH 1 6/6 1 18/18

>>> LATIHAN 22
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, 3 anak laki-laki, 1 anak
perempuan, dan 1 cucu perempuan dari anak laki-laki.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 1/8 1/8 1/8
Anak laki 1 (2) 2/7 X 7/8 2/8
Anak laki 2 (2) SISA 2/7 X 7/8 2/8
7/8
Anak laki 3 (2) 2/7 X 7/8 2/8
Anak perempuan (1) 1/7 X 7/8 1/8
Cucu perempuan Terhalang 0 0 0
JUMLAH 1 1 1 8/8

109
>>> LATIHAN 23
Fulan wafat meninggalkan: istri, 2 saudara seibu, dan ibu.

Pada kasus ini terjadi RADD.

AHLI WARIS SEBELUM RADD SETELAH RADD


Istri 1/4 3/12 1/4 1/4
Saudara 1 (1) 1/2 X 4/6 X 3/4 1/4
1/3 4/12
Saudara 2 (1) 1/2 X 4/6 X 3/4 1/4
Ibu 1/6 2/12 2/6 X 3/4 1/4
JUMLAH 1 (?) 9/12 1 4/4

CATATAN:
• Istri mendapat bagian 1/4.
• Ahli waris lain selain istri mendapatkan sisa setelah diambil
bagian istri, yaitu: 1 – 1/4 = 4/4 – 1/4 = 3/4.
• Maka ahli waris selain istri memperebutkan bagian 3/4.
• Penyebut dari Saudara dan Ibu dikurangi dari 12 menjadi 6,
karena total pembilang mereka adalah 6 (4+2).

110
>>> LATIHAN 24
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, ayah, ibu, 1 anak perempuan, dan
1 cucu perempuan.

Pada kasus ini terjadi AUL.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 3/24 3/27
Ayah 1/6 + SISA 4/24 + 0 4/27
Ibu 1/6 4/24 4/27
Anak pr 1/2 12/24 12/27
Cucu pr 1/6 4/24 4/27
JUMLAH 1 (?) 27/24 27/27

>>> LATIHAN 25
Fulan wafat meninggalkan: istri, 2 anak perempuan, dan ibu.

Pada kasus ini terjadi RADD.

AHLI WARIS SEBELUM RADD SETELAH RADD


Istri 1/8 3/24 1/8 1/8 5/40
Anak pr 1 (1) 1/2X16/20X7/8 7/20 14/40
2/3 16/24
Anak pr 2 (1) 1/2X16/20X7/8 7/20 14/40
Ibu 1/6 4/24 4/20x7/8 7/40 7/40
JUMLAH 1 (?) 23/24 1 1 40/40

CATATAN:
• Istri mendapat bagian 1/8.

111
• Ahli waris lain selain istri mendapatkan sisa setelah diambil
bagian istri, yaitu: 1 – 1/8 = 8/8 – 1/8 = 7/8.
• Maka ahli waris selain istri memperebutkan bagian 7/8.
• Penyebut dari anak perempuan dan ibu dikurangi dari 24
menjadi 20, karena total pembilang mereka adalah 20 (16+4).

112
BAB 37
LATIHAN PEMANTAPAN

JAWABLAH DENGAN MENGGUNAKAN HAFALAN!

>>> BAGIAN 1: PILIHAN GANDA


Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Berapa bagian ibu jika bersama 1 saudari seibu?


A. 1/3 B. 1/6 C. 1/8

2. Berapa bagian ayah jika bersama anak perempuan?


A. 1/6 B. Sisa C. 1/6 + Sisa

3. Berapa bagian nenek (dari jalur ibu) jika ada ayah?


A. 1/3 B. 1/6 C. Terhalang

4. Berapa bagian cucu perempuan jika bersama 1 anak perempuan?


A. 1/2 B. 2/3 C. 1/6

5. Berapa bagian saudari kandung jika bersama 2 anak perempuan?


A. 1/2 B. 1/6 C. Sisa

6. Berapa bagian anak perempuan jika bersama anak laki-laki?


A. 1/2 B. 2/3 C. Sisa

7. Berapa bagian saudara seibu jika bersama 1 anak perempuan?


A. 1/3 B. 1/6 C. Terhalang

8. Berapa bagian suami jika bersama anak perempuan?


A. 1/2 B. 1/4 C. Sisa

9. Berapa bagian saudara seibu jika seorang diri?


A. 1/3 B. 1/6 C. Sisa

113
10. Berapa bagian ayah jika mayit tidak punya keturunan?
A. 1/6 B. Sisa C. 1/6 + Sisa

11. Berapa bagian 2 anak perempuan jika bersama anak laki-laki?


A. 1/2 B. 2/3 C. Sisa

12. Berapa bagian istri jika bersama anak perempuan?


A. 1/2 B. 1/4 C. 1/8

13. Berapa bagian kakek jika bersama ayah?


A. 1/6 B. sisa C. Terhalang

14. Berapa bagian ibu jika bersama 2 saudara kandung?


A. 1/3 B. 1/6 C. Sisa

15. Berapa bagian suami jika bersama cucu dari anak laki-laki?
A. 1/2 B. 1/4 C. Sisa

>>> BAGIAN 2: ESSAY


Jawablah dengan benar dan lengkap!

>>> SOAL 1
Fulan lahir dari keluarga non-Muslim. Ketika berusia 25 tahun, Fulan
masuk Islam dan kemudian menikah dengan seorang wanita
Muslimah bernama Fulanah. Dari hasil pernikahan mereka, lahirlah
keturunan berupa: 1 anak laki, 1 anak perempuan dan 5 cucu dari
anak perempuan.

Sehari yang lalu, Fulan wafat bersama dengan anak perempuannya


dalam sebuah kecelakaan pesawat. Tidak diketahui siapa yang
meninggal lebih dahulu.

114
Fulan meninggalkan kerabat sebagaimana yang telah disebutkan di
atas. Harta warisannya sebesar Rp. 800.000.000,-

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulan?

>>> SOAL 2
Fulanah wafat meninggalkan: suami, ayah, ibu, 2 anak laki, 2 anak
perempuan, 2 cucu perempuan dari anak laki-laki, 1 cucu laki-laki
dari anak perempuan, dan 1 saudara kandung.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?

>>> SOAL 3
Fulan wafat meninggalkan: 3 istri, 2 anak laki, 1 anak perempuan, 2
cucu laki (dari anak perempuan), 1 cucu perempuan (dari anak laki),
ayah, kakek (dari fihak ibu), bibi (dari fihak ayah), 2 saudari
kandung, dan 1 saudara kandung.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang termasuk dzawil arham?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?
3. Jika harta warisan berupa rumah kontrakan dengan sewa Rp.
12.000.000/tahun, berapa uang yang didapat masing-masing-
masing ahli waris?

115
>>> SOAL 4
Fulan wafat meninggalkan: Cucu laki-laki dari anak perempuan, 1
anak perempuan dari saudara kandung, dan kakek dari jalur ibu.

PERTANYAAN:
1. Bagaimana cara pembagian warisan Fulan?
2. Jika fulan meninggalkan warisan sebidang tanah, berapa
petak bagian dari masing-masing kerabatnya?

>>> SOAL 5
Fulan adalah seorang tua miskin yang hidup sebatang kara. Dia
tinggal sendirian di sebuah rumah kontrakan yang sangat sederhana.
Sebelum wafat Fulan pernah berhutang sebesar Rp. 1.000.000,-
kepada pemilik kontrakan. Dia juga pernah berwasiat agar motor
jadul miliknya nanti dijual dan uangnya diberikan semua kepada
fakir miskin yang ada di kampungnya.

Motor jadul Fulan laku terjual Rp. 5.000.000. Biaya pengurusan


jenazah sebesar Rp. 500.000.

PERTANYAAN:
Bagaimana cara pembagian harta warisan Si Fulan?

>>> SOAL 6
Fulan adalah seorang penggembala kambing. Dia tinggal di sebuah
rumah yang sangat sederhana bersama 1 istri, 1 anak perempuan, dan
1 cucu perempuan dari anak laki-laki yang sudah meninggal sejak
lama.

Suatu hari, Fulan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dia wafat


meninggalkan ahli waris hanya orang-orang yang saat ini tinggal

116
bersamanya di rumah. Harta peninggalannya berupa 32 ekor
kambing.

PERTANYAAN:
Berapa ekor kambing yang didapat oleh masing-masing ahli waris?

>>> SOAL 7
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan (sedang
hamil), 1 anak laki, 1 cucu perempuan dari anak perempuan yang
sedang hamil, saudara kandung, ayah, mertua dan menantu. Harta
warisan berupa uang sebesar Rp. 72.000.000,-

Sesaat setelah pembagian warisan, anak perempuan Fulanah wafat


bersama janin yang ada di kandungannya. Dia punya harta pribadi
sebesar Rp. 16.000.000,-

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulanah?
3. Siapa saja yang termasuk ahli waris anak perempuan
Fulanah?
4. Berapa bagian masing-masing ahli waris anak perempuan
Fulanah?

>>> SOAL 8
Fulan wafat meninggalkan: kakek, nenek, dan 5 saudara laki-laki.
Harta warisan berupa 180 ekor sapi.

PERTANYAAN:
Berdasarkan pendapat bahwa kakek tidak menghalangi saudara
(kandung/seayah), cara pembagian mana yang paling

117
menguntungkan untuk kakek: muqosamah, 1/3 dari sisa, atau 1/6 dari
harta waris?

>>> SOAL 9
Fulan wafat meninggalkan: 2 istri (1 istri sedang hamil), 1 anak
perempuan, ayah, ibu, kakek dari pihak ayah, nenek dari pihak ibu, 2
saudara kandung, 2 saudari kandung, 2 paman dari fihak ibu, dan 5
bibi dari fihak ayah.

Harta peninggalan Fulan berupa 2 rumah, sebidang tanah, dan 10


kendaraan. Fulan punya hutang sebesar Rp. 520.000.000. Harta
peninggalan Fulan kemudian laku terjual dengan harga Rp.
7.000.000.000.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?

>>> SOAL 10
Fulanah adalah seorang janda tua yang kaya raya. Dia hanya
memiliki seorang anak laki-laki yang sudah menikah dan kemudian
dikaruniai seorang anak perempuan.

Suatu hari anak laki-laki Fulanah kuliah S3 di Amerika dengan


meninggalkan istri dan anaknya di Indonesia. Ketika di Amerika,
anak laki-laki Fulanah ini murtad keluar dari Islam. Mendengar kabar
ini, Fulanah jadi sering sakit-sakitan.

Karena menduga Fulanah akan segera meninggal, Fulan pun


melamarnya. Mereka pun kemudian menikah.

118
Karena lama ditunggu Fulanah tak kunjung meninggal, Fulan
akhirnya membunuh Fulanah. Fulanah wafat dengan meninggalkan
kerabat yang tersebut di atas, dan harta berupa: rumah, mobil, sawah,
ruko, dll.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
2. Bagaimana cara pembagian harta warisan Si Fulanah?

SEMANGAT MENGHITUNG!

119
BAB 38
PEMBAHASAN LATIHAN PEMANTAPAN

JAWABLAH DENGAN MENGGUNAKAN HAFALAN!

>>> BAGIAN 1: PILIHAN GANDA


Pilih jawaban yang paling tepat!

1. Berapa bagian ibu jika bersama 1 saudari seibu?


A. 1/3

2. Berapa bagian ayah jika bersama anak perempuan?


C. 1/6 + Sisa

3. Berapa bagian nenek (dari jalur ibu) jika ada ayah?


B. 1/6

4. Berapa bagian cucu perempuan jika bersama 1 anak perempuan?


C. 1/6

5. Berapa bagian saudari kandung jika bersama 2 anak perempuan?


C. Sisa

6. Berapa bagian anak perempuan jika bersama anak laki-laki?


C. Sisa

7. Berapa bagian saudara seibu jika bersama 1 anak perempuan?


C. Terhalang

8. Berapa bagian suami jika bersama anak perempuan?


B. 1/4

9. Berapa bagian saudara seibu jika seorang diri?


B. 1/6

120
10. Berapa bagian ayah jika mayit tidak punya keturunan?
B. Sisa

11. Berapa bagian 2 anak perempuan jika bersama anak laki-laki?


C. Sisa

12. Berapa bagian istri jika bersama anak perempuan?


C. 1/8

13. Berapa bagian kakek jika bersama ayah?


C. Terhalang

14. Berapa bagian ibu jika bersama 2 saudara kandung?


B. 1/6

15. Berapa bagian suami jika bersama cucu dari anak laki-laki?
B. 1/4

121
>>> BAGIAN 2: ESSAY
Jawablah dengan benar dan lengkap!

>>> SOAL 1
Fulan lahir dari keluarga non-Muslim. Ketika berusia 25 tahun, Fulan
masuk Islam dan kemudian menikah dengan seorang wanita
Muslimah bernama Fulanah. Dari hasil pernikahan mereka, lahirlah
keturunan berupa: 1 anak laki, 1 anak perempuan dan 5 cucu dari
anak perempuan.

Sehari yang lalu, Fulan wafat bersama dengan anak perempuannya


dalam sebuah kecelakaan pesawat. Tidak diketahui siapa yang
meninggal lebih dahulu.

Fulan meninggalkan kerabat sebagaimana yang telah disebutkan di


atas. Harta warisannya sebesar Rp. 800.000.000,-

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulan?

JAWABAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
Cucu dari anak perempuan.

2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulan?

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Istri 1/8 1/8 Rp. 100.000.000
Anak laki SISA 7/8 Rp. 700.000.000
JUMLAH 1 1 Rp. 800.000.000

122
>>> SOAL 2
Fulanah wafat meninggalkan: suami, ayah, ibu, 2 anak laki, 2 anak
perempuan, 2 cucu perempuan dari anak laki-laki, 1 cucu laki-laki
dari anak perempuan, dan 1 saudara kandung.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?

JAWABAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
Cucu laki-laki dari anak perempuan

2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12 3/12 18/72
Ayah 1/6 2/12 2/12 12/72
Ibu 1/6 2/12 2/12 12/72
Anak laki 1 (2) 2/6 X 5/12 5/36 10/72
Anak laki 2 (2) 2/6 X 5/12 5/36 10/72
SISA
Anak pr 1 (1) 1/6 X 5/12 5/72 5/72
Anak pr 2 (1) 1/6 X 5/12 5/72 5/72
2 Cucu pr Terhalang 0 0 0
Saudara Terhalang 0 0 0
JUMLAH 1 1 1 72/72

123
>>> SOAL 3
Fulan wafat meninggalkan: 3 istri, 2 anak laki, 1 anak perempuan, 2
cucu laki (dari anak perempuan), 1 cucu perempuan (dari anak laki),
ayah, kakek (dari pihak ibu), bibi (dari pihak ayah), 2 saudari
kandung, dan 1 saudara kandung.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang termasuk dzawil arham?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?
3. Jika harta warisan berupa rumah kontrakan dengan sewa Rp.
12.000.000/tahun, berapa uang yang didapat masing-masing-
masing ahli waris?

JAWABAN:
1. Siapa saja yang termasuk dzawil arham?
• Cucu laki (dari anak perempuan)
• Kakek (dari pihak ibu)
• Bibi (dari pihak ayah)

124
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1 (1) 1/3 X 3/24 1/24 5/120
Istri 2 (1) 1/8 3/24 1/3 x 3/24 1/24 5/120
Istri 3 (1) 1/3 X 3/24 1/24 5/120
Anak lk 1 (2) 2/5 X 17/24 17/60 34/120
Anak lk 2 (2) SISA 17/24 2/5 X 17/24 17/60 34/120
Anak pr (1) 1/5 X 17/24 17/120 17/120
Cucu pr Terhalang 0 0 0 0
Ayah 1/6 4/24 4/24 4/24 20/120
Saudari 1 Terhalang 0 0 0 0
Saudari 2 Terhalang 0 0 0 0
Saudara Terhalang 0 0 0 0
JUMLAH 1 24/24 1 1 120/120

3. Jika harta warisan berupa rumah kontrakan dengan sewa Rp.


12.000.000/tahun, berapa uang yang didapat masing-masing-masing
ahli waris?

Istri 1 Rp. 500.000 Anak lk 1 Rp. 3.400.000


Istri 2 Rp. 500.000 Anak lk 2 Rp. 3.400.000
Istri 3 Rp. 500.000
Ayah Rp. 2.000.000
Anak pr Rp. 1.700.000

125
>>> SOAL 4
Fulan wafat meninggalkan: Cucu laki-laki dari anak perempuan, 1
anak perempuan dari saudara kandung, dan kakek dari jalur ibu.

PERTANYAAN:
1. Bagaimana cara pembagian warisan Fulan?
2. Jika fulan meninggalkan warisan sebidang tanah, berapa
petak bagian dari masing-masing kerabatnya?

JAWABAN:
1. Bagaimana cara pembagian warisan Fulan?
Semua kerabat Fulan termasuk dzawil arham, tidak ada yang
termasuk kelompok ahli waris (ashabul furudh dan ashobah).

DZAWIL ARHAM MENGGANTIKAN BAGIAN


Cucu lk Anak pr 1/2 3/6
Anak pr saudara Saudara SISA 2/6
Kakek jalur ibu Ibu 1/6 1/6
JUMLAH 1 6/6

2. Jika fulan meninggalkan warisan sebidang tanah, berapa petak


bagian dari masing-masing kerabatnya?

Tanah dibagi menjadi 6 petak dengan bagian masing-masing:

DZAWIL ARHAM TANAH (PETAK)


Cucu lk 3
Anak pr saudara 2
Kakek jalur ibu 1

126
>>> SOAL 5
Fulan adalah seorang tua miskin yang hidup sebatang kara. Dia
tinggal sendirian di sebuah rumah kontrakan yang sangat sederhana.
Sebelum wafat Fulan pernah berhutang sebesar Rp. 1.000.000,-
kepada pemilik kontrakan. Dia juga pernah berwasiat agar motor
jadul miliknya nanti dijual dan uangnya diberikan semua kepada
fakir miskin yang ada di kampungnya.

Motor jadul Fulan laku terjual Rp. 5.000.000. Biaya pengurusan


jenazah sebesar Rp. 500.000.

PERTANYAAN:
Bagaimana cara pembagian harta warisan Si Fulan?

JAWABAN:
Karena Fulan tidak memiliki ahli waris, maka harta peninggalannya
diserahkan semua kepada fakir miskin yang ada di kampungnya.
Tentunya setelah dikurangi biaya pengurusan jenazah dan pelunasan
hutangnya.

Jadi, harta yang diberikan kepada fakir miskin sebesar:

Rp. 5.000.000 – (Rp. 1.000.000 + Rp. 500.000) = Rp. 3.500.000,-

127
>>> SOAL 6
Fulan adalah seorang penggembala kambing. Dia tinggal di sebuah
rumah yang sangat sederhana bersama 1 istri, 1 anak perempuan, dan
1 cucu perempuan dari anak laki-laki yang sudah meninggal sejak
lama.

Suatu hari, Fulan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dia wafat


meninggalkan ahli waris hanya orang-orang yang saat ini tinggal
bersamanya di rumah. Harta peninggalannya berupa 32 ekor
kambing.

PERTANYAAN:
Berapa ekor kambing yang didapat oleh masing-masing ahli waris?

JAWABAN:
Pada kasus ini terjadi RADD.

BAGIAN
AHLI WARIS KAMBING
SEBELUM RADDD SETELAH RADD
Istri 1/8 1/8 1/8 4/32 4 ekor
Anak pr 1/2 3/6 X 7/8 3/4 X 7/8 21/32 21 ekor
Cucu pr 1/6 1/6 X 7/8 1/4 X 7/8 7/32 7 ekor
JUMLAH 1 1 1 32/32 32 ekor

128
>>> SOAL 7
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan (sedang
hamil), 1 anak laki, 1 cucu perempuan dari anak perempuan yang
sedang hamil, saudara kandung, ayah, mertua dan menantu. Harta
warisan berupa uang sebesar Rp. 72.000.000,-

Sesaat setelah pembagian warisan, anak perempuan Fulanah wafat


bersama janin yang ada di kandungannya. Dia punya harta pribadi
sebesar Rp. 16.000.000,-

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulanah?
3. Siapa saja yang termasuk ahli waris anak perempuan
Fulanah?
4. Berapa bagian masing-masing ahli waris anak perempuan
Fulanah?

JAWABAN:

1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?


Cucu perempuan dari anak perempuan, mertua, dan menantu.

129
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulanah?

AHLI
BAGIAN PEROLEHAN
WARIS
Suami 1/4 3/12 3/12 9/36 Rp. 18.000.000
Anak pr (1) 1/3 X 7/12 7/36 Rp. 14.000.000
SISA 7/12
Anak lk (2) 2/3 X 7/12 14/36 Rp. 28.000.000
Saudara Terhalang 0 0 0 0
Ayah 1/6 2/12 2/12 6/36 Rp. 12.000.000
JUMLAH 1 12/12 1 36/36 Rp. 72.000.000

3. Siapa saja yang termasuk ahli waris anak perempuan Fulanah?


• Saudara kandung (Anak laki Fulanah)
• Anak perempuan (Cucu Fulanah)
• Paman kandung (Saudara kandung Fulanah)

4. Berapa bagian masing-masing ahli waris anak perempuan


Fulanah?

Harta total Anak perempuan Fulanah: 14 juta + 16 juta = 30 juta.

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Anak pr 1/2 1/2 Rp. 15.000.000
Saudara kandung SISA 1/2 Rp. 15.000.000
Paman kandung Terhalang 0 0
JUMLAH 1 2/2 Rp. 30.000.000

130
>>> SOAL 8
Fulan wafat meninggalkan: kakek, nenek, dan 5 saudara laki-laki.
Harta warisan berupa 180 ekor sapi.

PERTANYAAN:
Berdasarkan pendapat bahwa kakek tidak menghalangi saudara
(kandung/seayah), cara pembagian mana yang paling
menguntungkan untuk kakek: muqosamah, 1/3 dari sisa, atau 1/6 dari
harta waris?

JAWABAN:

CARA 1: MUQOSAMAH
AHLI WARIS BAGIAN SAPI
Nenek 1/6 6/36 30
Kakek (1) 1/6 X 5/6 5/36 25
Saudara 1 (1) 1/6 X 5/6 5/36 25
SISA
Saudara 2 (1) (5/6) 1/6 X 5/6 5/36 25
Saudara 3 (1) 1/6 X 5/6 5/36 25
Saudara 4 (1) 1/6 X 5/6 5/36 25
Saudara 5 (1) 1/6 X 5/6 5/36 25
JUMLAH 1 1 36/36 180

131
CARA 2: 1/3 DARI SISA
AHLI WARIS BAGIAN SAPI
Nenek 1/6 1/6 3/18 3/18 30
Kakek 1/3 X SISA 1/3 X 5/6 5/18 5/18 50
Saudara 1 (1) 2/18 20
Saudara 2 (1) 2/18 20
SISA –
Saudara 3 (1) 5/6-5/18 10/18 2/18 20
(1/3XSISA)
Saudara 4 (1) 2/18 20
Saudara 5 (1) 2/18 20
JUMLAH 1 1 1 18/18 180

CARA 3: 1/6 DARI HARTA WARIS


AHLI WARIS BAGIAN SAPI
Nenek 1/6 1/6 5/30 30
Kakek 1/6 1/6 5/30 30
Saudara 1 (1) 1/5 X 4/6 4/30 24
Saudara 2 (1) 1/5 X 4/6 4/30 24
SISA
Saudara 3 (1) 1/5 X 4/6 4/30 24
(4/6)
Saudara 4 (1) 1/5 X 4/6 4/30 24
Saudara 5 (1) 1/5 X 4/6 4/30 24
JUMLAH 1 1 30/30 180

KESIMPULAN:
Lebih menguntungkan kakek mengambil warisan dengan cara 2 (1/3
dari sisa).

132
>>> SOAL 9
Fulan wafat meninggalkan: 2 istri (1 istri sedang hamil), 1 anak
perempuan, ayah, ibu, kakek dari pihak ayah, nenek dari pihak ibu, 2
saudara kandung, 2 saudari kandung, 2 paman dari pihak ibu, dan 5
bibi dari pihak ayah.

Harta peninggalan Fulan berupa 2 rumah, sebidang tanah, dan 10


kendaraan. Fulan punya hutang sebesar Rp. 520.000.000. Harta
peninggalan Fulan kemudian laku terjual dengan harga Rp.
7.000.000.000.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?

JAWABAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
• Paman dari pihak ibu
• Bibi dari pihak ayah

2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?

Harta warisan setelah dikurangi hutang adalah: Rp.


6.480.000.000.

133
KEMUNGKINAN 1: BAYI LAHIR MENINGGAL
PEROLEHAN
AHLI WARIS BAGIAN
(JUTA)
Istri 1 3/48 405
1/8 3/24
Istri 2 3/48 405
Anak pr 1/2 12/24 12/24 3.240
Ayah 1/6 + SISA 4/24 + 1/24 5/24 1.350
Ibu 1/6 4/24 4/24 1.080
Kakek Terhalang 0 0 0
Nenek Terhalang 0 0 0
2 Saudara Terhalang 0 0 0
2 Saudari Terhalang 0 0 0
JUMLAH 1 24/24 1 6.480

134
KEMUNGKINAN 2: BAYI LAHIR KEMBAR PEREMPUAN

Terjadi kasus AUL


AHLI PEROLEHAN
BAGIAN
WARIS (JUTA)
Istri 1 (1) 3/54 360
1/8 3/24 3/27
Istri 2 (1) 3/54 360
Anak pr (1) 16/81 1.280
Bayi pr (1) 2/3 16/24 16/27 16/81 1.280
Bayi pr (1) 16/81 1.280
Ayah 1/6 + SISA 4/24 + 0 4/27 4/27 960
Ibu 1/6 4/24 4/27 4/27 960
Kakek Terhalang 0 0 0 0
Nenek Terhalang 0 0 0 0
2 Saudara Terhalang 0 0 0 0
2 Saudari Terhalang 0 0 0 0
JUMLAH 1 24/24 27/27 1 6.480

135
KEMUNGKINAN 3: BAYI LAHIR KEMBAR LAKI-LAKI
AHLI
BAGIAN PEROLEHAN
WARIS
Istri 1 (1) 3/48 405
1/8 3/24
Istri 2 (1) 3/48 405
Anak pr (1) 13/120 702
Bayi lk (2) SISA 13/24 26/120 1.404
Bayi lk (2) 26/120 1.404
Ayah 1/6 4/24 4/24 1.080
Ibu 1/6 4/24 4/24 1.080
Kakek Terhalang 0 0 0
Nenek Terhalang 0 0 0
2 Saudara Terhalang 0 0 0
2 Saudari Terhalang 0 0 0
JUMLAH 1 24/24 1 6480

136
PEMBAGIAN SEMENTARA
PEROLEHAN
1 2 3
AHLI WARIS SEMANTARA
(JUTA) (JUTA) (JUTA)
(JUTA)
Istri 1 (1) 405 360 405 360
Istri 2 (1) 405 360 405 360
Anak pr (1) 3.240 1.280 702 702
Ayah 1.350 960 1.080 960
Ibu 1.080 960 1.080 960
Kakek 0 0 0 0
Nenek 0 0 0 0
2 Saudara 0 0 0 0
2 Saudari 0 0 0 0
JUMLAH 3.342

CATATAN:
Uang yang disimpan berarti sebesar Rp. 3.138.000.000.

137
>>> SOAL 10
Fulanah ada seorang janda tua yang kaya raya. Dia hanya memiliki
seorang anak laki-laki yang sudah menikah dan kemudian dikaruniai
seorang anak perempuan.

Suatu hari anak laki-laki Fulanah kuliah S3 di Amerika dengan


meninggalkan istri dan anaknya di Indonesia. Ketika di Amerika,
anak laki-laki Fulanah ini murtad keluar dari Islam. Mendengar kabar
ini, Fulanah jadi sering sakit-sakitan.

Karena menduga Fulanah akan segera meninggal, Fulan pun


melamarnya. Mereka pun kemudian menikah.

Karena lama ditunggu Fulanah tak kunjung meninggal, Fulan


akhirnya membunuh Fulanah. Fulanah wafat dengan meninggalkan
kerabat yang tersebut di atas, dan harta berupa: rumah, mobil, sawah,
ruko, dll.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
2. Bagaimana cara pembagian harta warisan Si Fulanah?

JAWABAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
Anak laki-laki yang murtad dan suami yang membunuhnya
(Si Fulan).

2. Bagaimana cara pembagian harta warisan Si Fulanah?


Karena ahli waris Fulanah hanya cucu perempuannya (dari
anak laki-laki yang murtad), maka semua harta Fulanah jatuh kepada
cucu perempuannya.

138
PENUTUP

Alhamdulillaah, berkat pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,


akhirnya buku ini selesai disusun.

Awalnya kami hanya ingin membuat modul ringkas seputar ilmu


waris dasar. Namun, setelah proses penulisan dijalani, ternyata
banyak hal yang menurut kami penting untuk dibahas. Hingga
akhirnya, jadilah buku ini.

Semoga persembahan sederhana ini bermanfaat untuk para pelajar


pemula dalam ilmu waris, dan bisa menjadi pembuka jalan bagi
kaum Muslimin yang ingin mempelajari ilmu waris tingkat lanjutan.

Apabila ada kebaikan dalam buku ini, itu semata-mata karena taufiq
dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan apabila ada
kesalahan, maka itu datangnya dari kekurangan kami pribadi.

Akhirnya, kami berharap semoga buku ini diterima di sisi Allah


Subhanahu wa Ta’ala sebagai amal shalih.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan shalawat, salam,


dan barokah-Nya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
kepada keluarganya, para Shahabatnya, dan orang-orang yang
mengikuti jejak mereka dengan baik hingga hari kiamat.

Wassalam.

139
DAFTAR PUSTAKA

Dalam menyusun buku ini, kami terbantukan oleh beberapa literatur


berikut:

1. Matan Al-Ghoyah wat Taqrib, Qadhi Abu Syuja’.


2. Panduan Praktis Hukum Waris, Muhammad bin Shalih
al-’Utsaimin, Pustaka Ibnu Katsir Bogor, Cetakan ke-8:
Jumadal Akhir 1438H – Maret 2017 M.
3. Minhajul Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, Darul
Haq Jakarta, Cetakan XXIII: J. Ula 1440 H (01.2019 M).
4. Munakahat dan Mawaris, Drs. H. A. Rauf HM, Pondok
Pesantren & Panti Asuhan Al-Furqon Bekasi.
5. Keistimewaan Wanita Atas Pria, DR. Shalahuddin Sulthan,
Pustaka Al-Kautsar Jakarta, Cetakan Pertama: Agustus 2005.
6. Artikel, Audio, dan Video Seputar Ilmu Waris.
7. Dll.

140

Anda mungkin juga menyukai