METODE FAHIMNA
http://kitabfahimna.blogspot.com
1
PANDUAN MEMAHAMI ILMU WARIS
BERDASARKAN SYARIAT ISLAM
PENULIS
Muhammad Mujianto al-Batawie
PENERBIT
FAHIMNA PUBLISHING
CETAKAN PERTAMA
Dzul Qa’idah 1440 H/Juli 2019 M
ALAMAT PENERBIT
http://kitabfahimna.blogspot.com
metodefahimna@gmail.com
HP PEMESANAN: 0895-3528-86439
2
PENGANTAR PENULIS
المحد ل رب العمالي والصلةا والسلما على أشرف النأبياء والرسلي وعلى آله وأصحابه أجعمي
أما بعمد
3
Namun, bagi siapa saja yang menentang sesuatu yang sudah menjadi
ketentuan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi ancaman keras:
ِ ِ ِ
ص اللّهت توتر ُسولتهُ تويتتتتت تعم ّد ُح ُد ت
ُودهُ يُ ْدخ ْلهُ نأت ًارا تخال ًدا ف تيها تولته ِ توتم ْنم يتت ْعم
﴾١٤﴿ي ٌ اب ُم ِه
ٌ تع تذ
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan
melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya
ke dalam api Neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa
yang menghinakan.” (QS. An-Nisa [4]: 14)
Orang yang memakan harta warisan orang lain tanpa alasan yang
dibenarkan, berarti sama saja dia memakan harta yang haram.
Buku ini ditulis sebagai bekal bagi kaum Muslimin yang ingin
mengetahui cara pembagian harta warisan berdasarkan syariat Islam.
Namun, karena buku ini diperuntukan untuk para pemula, maka tentu
saja pembahasannya tidak terperinci.
4
Dalam buku ini, kami tidak menampilkan dalil-dalil dalam setiap
pembahasan. Sebab, disamping untuk meringkas tulisan, kami
berpendapat bahwa dalil-dalil seputar warisan akan lebih mudah
difahami kalau kaidah dasar ilmu waris sudah difahami dengan baik.
Seperti halnya ilmu fikih pada umumnya, dalam ilmu waris juga
didapati perbedaan pendapat ulama. Namun, perbedaan ini tidak
banyak. Penjelasan rincinya bisa kita baca di buku-buku yang
membahas ilmu waris tingkat lanjutan.
5
6
DAFTAR ISI
PENGANTAR PENULIS
DAFTAR ISI
7
Bab 29: Kasus Khusus 9 (77)
Bab 30: Kasus Khusus 10 (79)
Bab 31: Dzawil Arham (84)
Bab 32: Dalil Seputar Ilmu Waris (86)
Bab 33: Dua Banding Satu (91)
Bab 34: Teknis Bagi Waris (93)
Bab 35: Latihan Menghitung Warisan (97)
Bab 36: Pembahasan Latihan (99)
Bab 37: Latihan Pemantapan (113)
Bab 38: Pembahasan Latihan (120)
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
8
BAB 1
DEFINISI ILMU FARAA-IDH
9
BAB 2
HIBAH – WASIAT - WARIS
Terkait pemberian hak milik seseorang kepada orang lain, ada tiga
istilah yang harus difahami dengan baik, yaitu: Hadiah, wasiat, dan
waris. Berikut ini sedikit penjelasannya:
1. Hadiah
Pemberian hak milik saat si pemberi dan si penerima masih
hidup. Pemberian langsung diserahterimakan.
2. Wasiat
Pemberian hak milik seseorang kepada orang lain yang
penyerahannya dilakukan saat si pemberi sudah wafat.
Adapun pernyataan untuk memberi sudah dilakukan oleh si
pemberi ketika dia masih hidup. Misalnya seorang berkata,
“Kalau saya meninggal nanti, motor saya tolong berikan ke
Ustadz Fulan”.
3. Waris
Pemberian hak milik seseorang kepada ahli warisnya ketika
dia sudah wafat.
10
Jadi, seseorang tidak dikatakan bagi waris ketika harta miliknya
diberikan kepada ahli warisnya sebelum dia meninggal dunia.
11
BAB 3
RUKUN WARIS
Jika salah satu rukun waris tidak ada, maka tidak ada waris-mewarisi.
12
BAB 4
CARA MENDAPATKAN WARISAN
1. Pernikahan
Pernikahan yang sah menjadikan suami-istri bisa saling
mewarisi.
2. Nasab
Hubungan antara seseorang dengan orang lain melalui proses
kelahiran menjadikan mereka saling mewarisi. Kerabat mencakup:
ayah, ibu, anak, cucu, kakek, nenek, saudara, dll. Akan datang
penjelasan rincinya nanti.
3. Memerdekakan Budak
Orang yang memerdekakan budak berhak mendapatkan
warisan dari budak yang dia bebaskan.
CATATAN:
Ada beberapa orang yang punya hubungan kedekatan dengan Si
Mayit, namun tidak mendapatkan hak waris (bukan ahli waris).
Mereka adalah: mertua, menantu, anak angkat, dan orang-orang yang
punya hubungan persusuan dengan Si Mayit.
13
BAB 5
PENGHALANG WARIS
1. Perbudakan
Seorang yang berstatus budak tidak berhak untuk mewarisi.
Sebab semua harta budak milik tuannya.
2. Pembunuhan
Orang yang membunuh muwarrits tidak berhak mendapatkan
harta warisan dari muwarrits yang dibunuhnya.
3. Perbedaan agama
Orang Muslim tidak mewarisi orang kafir, dan orang kafir
tidak mewarisi orang Muslim.
14
BAB 6
MENGENAL AHLI WARIS
15
6. Saudari kandung
7. Saudari seayah
8. Saudari seibu
9. Istri
10. Perempuan yang membebaskan mayit dari perbudakan
CATATAN:
1. Jika semua ahli waris ada, maka yang mendapatkan warisan
hanya 5 kelompok:
1. Suami/Istri
2. Anak laki-laki
3. Anak wanita
4. Ayah
5. Ibu
16
BAB 7
PENGELOMPOKAN AHLI WARIS
BERDASARKAN POSISI
Ibu Ayah
17
>>> POSISI BAWAH (FURU’)
Yang termasuk kelompok furu’ adalah:
• Anak (Laki/Perempuan)
• Cucu (Laki/Perempuan)
Anak pr Anak lk
Cucu pr Cucu lk
18
>>> POSISI SAMPING (HAWASYI)
• Saudara (Kandung/Seayah/Seibu)
• Saudari (Kandung/Seayah/Seibu)
• Anak laki-laki saudara (Kandung/Seayah)
• Paman (Kandung/Seayah)
• Anak laki-laki paman (Kandung/Seayah)
NENEK KAKEK
Paman Paman
IBU AYAH
Kandung Seayah
Anak lk Anak lk
Suami
Saudara/i Saudari Saudara Saudari Saudara
MAYIT Kandung Kandung Seayah Seayah
Seibu
Istri
Anak lk Anak lk
CATATAN:
1. Kalau disebut -misalnya- furu’ (saja), maka maksudnya: Anak
(laki/perempuan) dan cucu (laki/perempuan).
2. Namun, kalau disebut furu’ laki-laki, maka maksudnya: Anak
laki-laki dan cucu laki-laki.
19
BAB 8
PENGELOMPOKAN AHLI WARIS
BERDASARKAN BAGIANNYA
Berdasarkan bagian yang didapat dari harta warisan, ahli waris dibagi
menjadi dua kelompok:
• POSISI TENGAH
1. Suami (1/2, 1/4)
2. Istri (1/4, 1/8)
• POSISI BAWAH
1. Anak perempuan (1/2, 2/3, Ashobah Bi Ghoirihi [AB])
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki (1/2, 2/3, 1/6, AB)
• POSISI ATAS
1. Ayah (1/6, [1/6 + SISA], SISA)
2. Ibu (1/3, 1/6)
3. Kakek (1/6, [1/6 + SISA], SISA)
4. Nenek (1/6)
• POSISI SAMPING
1. Saudari kandung (1/2, 2/3, AB, Ashobah Ma’a Ghoirihi
[AM])
2. Saudari seayah (1/2, 2/3, 1/6, AB, AMG)
3. Saudara seibu (1/3, 1/6)
20
CATATAN:
1. Ada ahli waris yang kadang mendapat bagian tertentu &
kadang mendapatkan bagian sisa, yaitu: anak perempuan,
cucu perempuan, saudari (kandung & seayah), ayah dan
kakek.
2. Ada ahli waris yang kadang mendapat bagian tertentu
sekaligus bagian sisa, yaitu: ayah dan kakek.
>>> ASHOBAH
Ahli waris yang mendapatkan harta warisan sisa setelah harta
diberikan kepada ashabul furudh. Mereka adalah:
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami dan 1 anak laki-laki. Harta
warisnya sebanyak Rp. 4.000.000,-
21
BAB 9
URUTAN ASHOBAH
Jika masih ada sisa harta warisan setelah diberikan kepada ashabul
furudh, maka harta sisa diberikan kepada ashobah dengan urutan
pembagian:
1. Anak laki-laki.
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki.
3. Ayah.
4. Kakek.
5. Saudara kandung.
6. Saudara seayah.
7. Anak laki-laki saudara kandung.
8. Anak laki-laki saudara seayah.
9. Paman kandung.
10. Paman seayah.
11. Anak laki-laki paman kandung.
12. Anak laki-laki paman seayah.
13. Tuan yang memerdekakan.
22
CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: istri dan 1 anak laki-laki. Harta
warisnya sebanyak Rp. 8.000.000,-
23
BAB 10
MEMAHAMI MATEMATIKA DASAR
1. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat ditulis dalam
bentuk: A/B (Baca: A per-B). Bagian ahli waris kelompok ashabul
furudh semuanya berupa bilangan pecahan, yaitu: 1/2, 1/4, 1/8, 2/3,
1/3, dan 1/6.
2 4 6 8 10 12 14 16 dst
4 8 12 16 20 24 28 32 dst
24
3. Penjumlahan Pecahan
Dalam menghitung warisan, kita akan melakukan
penjumlahan bilangan pecahan. Untuk melakukan penjumlahan kita
harus menyamakan penyebut terlebih dahulu dengan cara mencari
KPKnya.
4. Pengurangan Pecahan
Dalam menghitung warisan, kita juga akan melakukan
pengurangan bilangan pecahan. Untuk melakukan pengurangan kita
juga harus menyamakan penyebut terlebih dahulu dengan cara
mencari KPKnya.
CATATAN:
1. Dalam pembagian warisan, semua harta harus habis dibagikan
kepada ahli waris. Oleh karena itu, hasil akhir penjumlahan bagian
ahli waris haruslah berjumlah 1 (pembilang dan penyebut sama).
Jika nanti didapati penyebut lebih besar dari pembilang, maka harus
dilakukan RADD. Namun sebaliknya, jika penyebut lebih kecil dari
pembilang, maka harus dilakukan ‘AUL. Penjelasan rincinya akan
diberikan nanti pada pembahasan kasus khusus.
25
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki-laki, dan ibu.
BERAPAKAH X?
PENJUMLAHAN PENGURANGAN
12/12 – (3/12 + 2/12) = X
3/12 + X + 2/12 = 12/12
12/12 – 5/12 = 7/12
X = 7/12
26
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1/8 Rp. 3.000.000,- Rp. 3.000.000,-
Anak laki (2) Rp. 14.000.000,-
SISA Rp. 21.000.000,-
Anak pr (1) Rp.7. 000.000,-
JUMLAH 1 Rp. 24.000.000,- Rp. 24.000.000,-
PEMBAHASAN:
• Karena ada anak, maka istri mendapatkan bagian 1/8 dari
seluruh harta warisan, yaitu sebesar Rp. 3.000.000,-
• Anak laki dan perempuan mendapatkan bagian sisa (Rp.
21.000.000,-) dengan perbandingan 2:1. Jadi, anak laki
mendapatkan 2/3 bagian dari sisa, dan anak perempuan
mendapatkan bagian 1/3 dari sisa. Angka 3 diperoleh dari
penjumlahan porsi laki-laki dalam mengambil bagian sisa
(2+1 = 3).
Beda halnya dengan harta warisan berupa harta yang tidak bisa
langsung dibagi-bagi (seperti: rumah, tanah dan kendaraan). Dalam
proses hitung waris, kita harus samakan penyebut dari masing-
masing bagian ahli waris agar jelas besarnya saham dari masing-
masing ahli waris.
27
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1/8 1/8 3/24
Anak laki (2) SISA 2/3 X 7/8 14/24
Anak pr (1) (7/8) 1/3 X 7/8 7/24
JUMLAH 1 1 24/24
PENJELASAN:
• Jika penyebut sudah disamakan, besarnya perbandingan
bagian ahli waris yang satu dengan yang lainnya bisa
diketahui dengan mudah. Pada contoh di atas, kita bisa
langsung mengetahui bahwa bagian waris anak laki paling
besar, sedangkan bagian istri paling kecil.
• Jika warisan berupa sebidang tanah, maka nanti tanah harus
dibagi terlebih dahulu menjadi 24 petak. Istri mendapatkan 3
petak, anak laki 14 petak, dan anak perempuan 7 petak.
Bagi kita yang masih belum faham cara mencari KPK serta cara
menjumlah dan mengurangi bilangan pecahan, silakan buka-buka
kembali buku matematika SD. Atau, bisa juga mencari informasi
tambahan di internet.
28
BAB 11
BAGIAN ASHABUL FURUDH
29
BAB 12
BAGIAN 1/2
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan seorang anak perempuan dan paman (dari
fihak ayah).
>>>SAUDARI KANDUNG
• Apabila tidak ada saudari kandung yang lain.
• Apabila tidak ada saudara laki-laki kandung.
• Apabila tidak ada furu laki-laki (anak/cucu) si mayit.
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek) si mayit.
30
>>>SAUDARI SEAYAH
• Apabila tidak ada saudari seayah yang lain.
• Apabila tidak ada saudara seayah.
• Apabila tidak ada furu laki-laki (anak/cucu) si mayit.
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek) si mayit.
• Apabila tidak ada saudara/i kandung si mayit.
>>>SUAMI
• Apabila tidak ada furu’ (anak/cucu).
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami dan 1 saudari kandung.
31
BAB 13
BAGIAN 1/4
Suami Istri
>>>SUAMI
• Apabila terdapat furu’ (anak/cucu)
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan dan paman
(dari pihak ayah).
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri dan 1 saudara kandung.
32
BAB 14
BAGIAN 1/8
Istri
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, 1 anak perempuan dan 1 saudara
kandung.
33
BAB 15
BAGIAN 2/3
>>>ANAK PEREMPUAN
• Apabila tidak ada anak laki-laki.
• Apabila ada anak perempuan lain bersamanya.
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan 2 anak perempuan dan saudara kandung.
>>>SAUDARI KANDUNG
• Apabila ada saudari kandung lain bersamanya.
• Apabila tidak ada saudara kandung laki-laki.
• Apabila tidak ada furu’ laki-laki (anak/cucu).
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek).
34
>>>SAUDARI SEAYAH
• Apabila ada saudari seayah lain bersamanya.
• Apabila tidak ada saudara seayah.
• Apabila tidak ada furu’ laki-laki (anak/cucu).
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek).
• Apabila tidak ada saudara/i kandung.
CATATAN:
1. Jika anak perempuan sudah mendapatkan bagian 2/3, maka
cucu perempuan tidak lagi mendapatkan bagian.
2. Jika saudari kandung sudah mendapatkan bagian 2/3, maka
saudari seayah tidak lagi mendapatkan bagian.
CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: 2 anak perempuan, 2 cucu perempuan
dan saudara kandung.
35
2. Fulan wafat meninggalkan: 2 saudari kandung, 1 saudari seayah
dan paman.
36
BAB 16
BAGIAN 1/3
>>>IBU
• Apabila tidak ada furu’ (anak/cucu).
• Apabila si mayit tidak memiliki sejumlah saudara (lebih dari
satu), baik laki-laki atau perempuan (kandung, seayah atau
seibu).
• Apabila tidak termasuk dalam permasalahan Umariyyatain.
Akan datang penjelasannya nanti.
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: ibu dan 1 saudara kandung.
37
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: 1 saudari kandung, 1 saudara seibu, 1
saudari seibu, dan paman.
38
BAB 17
BAGIAN 1/6
>>>IBU
• Apabila terdapat furu’ (anak/cucu).
• Apabila si mayit mempunyai sejumlah saudara (baik laki-laki
atau perempuan (kandung, seayah atau seibu).
• Atau kedua-duanya ada semua, yaitu adanya furu’
(anak/cucu) dan sejumlah saudara (kandung, seayah dan
seibu).
CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: ibu dan 2 saudara kandung.
39
2. Fulan wafat meninggalkan: ibu, 1 anak perempuan, 2 saudara
kandung, dan paman.
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak perempuan, nenek dari pihak
ayah, nenek dari pihak ibu dan paman (dari pihak ayah).
40
>>>CUCU PEREMPUAN DARI ANAK LAKI-LAKI DAN
SETERUSNYA KEBAWAH DARI GARIS KETURUNAN LAKI-
LAKI
• Apabila tidak ada cucu laki-laki.
• Apabila terdapat anak perempuan si mayit seorang (yang
mendapat bagian 1/2 dari harta waris).
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan dan 1 saudara kandung.
41
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 saudari kandung, 1 saudari seayah
dan paman.
>>>AYAH
• Apabila terdapat furu’.
CATATAN:
• Ayah mendapat 1/6 saja ketika ada furu’ laki-laki.
• Ayah mendapat 1/6 + SISA jika ada furu’ perempuan.
• Ayah mendapat SISA saja jika tidak ada furu’.
CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki-laki, dan ayah.
42
2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, dan ayah.
>>>KAKEK
• Apabila tidak ada ayah.
CATATAN:
Pembagian kakek sama seperti ayah.
43
CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki-laki, dan kakek.
44
>>>SAUDARA LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN SEIBU (TIDAK
DIBEDAKAN BAGIAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
DALAM PEROLEHAN WARIS & TIDAK BERASHOBAH)
• Apabila sendirian.
• Apabila tidak ada furu’.
• Apabila tidak ada ushul laki-laki (ayah/kakek).
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: ibu, 1 saudari seibu, saudara kandung.
45
BAB 18
PENGELOMPOKAN ASHOBAH
1. Anak laki-laki.
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki.
3. Ayah.
4. Kakek.
5. Saudara kandung.
6. Saudara seayah.
7. Anak laki-laki saudara kandung.
8. Anak laki-laki saudara seayah.
9. Paman kandung.
10. Paman seayah.
11. Anak laki-laki paman kandung.
12. Anak laki-laki paman seayah.
13. Tuan yang memerdekakan.
46
CATATAN:
Bagian laki-laki dan perempuan = 2:1
CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, dan
kakek.
CATATAN:
Perbandingan bagian laki-laki dengan bagian perempuan adalah 2:1.
Jadi setiap anak laki-laki dapat bagian 2 kali lipat bagian anak
perempuan.
47
>>> ASHOBAH MA’A GHOIRIHI
Ahli waris yang mendapatkan bagian sisa karena bersama ahli waris
lain yang tidak mendapatkan bagian sisa. Mereka adalah:
CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, dan 1
saudari kandung.
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/4 1/4
Anak pr 1/2 2/4
Saudari kandung SISA 1/4
JUMLAH 1 4/4
48
3. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan, dan 1 saudari seayah.
49
BAB 19
MENGHITUNG BAGIAN AHLI WARIS
LEBIH DARI SATU ORANG DALAM SATU KELOMPOK
50
JAWABAN:
Sisa permen sebanyak 40 (50-10).
1. Permen dibagi sama rata untuk semua anak (1:1). Berarti, setiap
anak mendapat POIN 1 (Perhatikan angka di dalam tanda kurung ()).
PENJELASAN:
• Angka 5 didapat dari penjumlahan semua POIN yang didapat
oleh anak (1+1+1+1+1=5).
• Jadi setiap anak mendapat bagian 1/5 dari SISA PERMEN
(40).
51
2. Permen dibagi dengan bagian anak laki 2 kali bagian anak
perempuan (2:1). Berarti, anak laki dapat POIN 2, sedangkan anak
perempuan dapat POIN 1 (Perhatikan angka di dalam tanda kurung
()).
PENJELASAN:
• Angka 8 didapat dari penjumlahan semua POIN yang didapat
oleh anak (2+2+2+1+1=8).
• Jadi setiap anak laki mendapat bagian 2/8 dari SISA
PERMEN (40).
• Kemudian, setiap anak perempuan mendapat bagian 1/8 dari
SISA PERMEN (40).
Jadi, jika ahli waris yang mendapatkan harta warisan dalam satu
kelompok lebih dari satu orang, maka cara perhitungannya adalah
sebagai berikut:
52
>>> PEMBAGIAN SAMA RATA (1:1)
Berlaku untuk ahli waris yang berjenis kelamin sama, kecuali
saudara/i seibu (dianggap sama, tidak memandang jenis kelamin).
CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: 2 istri dan 1 anak laki-laki.
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1 (1) 1/2 X 1/8 1/16
1/8
Istri 2 (1) 1/2 X 1/8 1/16
Anak laki SISA (7/8) 7/8 14/16
JUMLAH 1 1 16/16
53
3. Fulan wafat meninggalkan: 3 istri, 2 saudara seibu, 1 saudari
seibu, dan 2 paman.
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1 (1) 1/3 X 1/4 1/12 6/72
1/4
Istri 2 (1) 1/3 X 1/4 1/12 6/72
(3/12)
Istri 3 (1) 1/3 X 1/4 1/12 6/72
Saudara 1 (1) 1/3 X 1/3 1/9 8/72
1/3
Saudara 2 (1) 1/3 X 1/3 1/9 8/72
(4/12)
Saudari 1 (1) 1/3 X 1/3 1/9 8/72
Paman 1 (1) SISA 1/2 X 5/12 5/24 15/72
Paman 2 (1) (5/12) 1/2 X 5/12 5/24 15/72
JUMLAH 1 1 1 72/72
54
>>> PEMBAGIAN BERBEDA (LAKI:PEREMPUAN=2:1)
Berlaku untuk ahli waris yang bagian laki-laki berbeda
dengan bagian perempuan, yaitu 2:1.
CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak laki, dan 1 anak
perempuan.
55
3. Fulan wafat meninggalkan: 2 istri, ibu, 2 saudara kandung, dan 3
saudari kandung.
56
BAB 20
HIJAB
• HIJAB KE BAWAH
Anak laki-laki menghijab cucu (laki-laki/perempuan)
• HIJAB KE ATAS
1. Ayah menghijab kakek dan nenek (dari jalur ayah)
2. Ibu menghijab nenek (dari jalur ayah dan ibu)
• HIJAB KE SAMPING
1. Furu’ (laki dan perempuan) dan ushul laki-laki menghijab
saudar/i seibu.
2. Furu’ laki-laki dan ushul laki-laki menghijab:
• Saudara kandung.
• Saudara seayah.
• Anak laki-laki saudara kandung.
• Anak laki-laki saudara seayah.
• Paman kandung.
57
• Paman seayah.
• Anak laki-laki paman kandung.
• Anak laki-laki paman seayah.
• Tuan yang memerdekakan.
CATATAN:
1. Ahli waris yang tidak bisa terhijab dan tidak bisa menghijab
adalah: Suami dan istri.
2. Ahli waris yang tidak bisa terhijab, namun bisa menghijab
adalah: Ayah, ibu, dan anak.
3. Ahli waris urutan bawah terhijab oleh ahli waris di atasnya.
Misalnya, paman kandung terhijab oleh anak laki-laki saudara
seayah dan yang di atasnya.
4. Ahli waris perempuan yang bisa menghijab hirman:
• Ibu menghijab nenek.
• Anak perempuan yang sudah mendapatkan 2/3 menghijab
cucu perempuan.
• Saudari kandung yang sudah mendapatkan 2/3 menghijab
saudari seayah.
• Saudari kandung yang mendapat ashobah ma’a ghoirihi
menghijab saudara/i seayah.
• Saudari seayah yang mendapatkan ashobah ma’a ghoirihi
menghijab anak laki saudara kandung (dan orang-orang
yang berada di posisi bawahnya).
58
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: anak laki, cucu laki dan perempuan,
saudara dan saudari kandung, ibu, nenek dari jalur ibu, dan nenek
dari jalur ayah.
59
BAB 21
KASUS KHUSUS (1)
>>> UMARIYYATAIN
Dua kasus dalam bagi waris yang perkaranya diputuskan pertama
kali oleh ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu dan disepakati
oleh jumhur Shahabat dan para imam. Oleh karena itu, kasus ini
dinamakan dengan umariyyatain (dua hal yang dinisbatkan kepada
Umar).
Pada kasus ini, ibu mendapatkan bagian 1/3 dari sisa ketika ahli
waris berupa:
CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, dan ayah.
60
2. Fulan wafat meninggalkan: istri, ibu, dan ayah.
61
BAB 22
KASUS KHUSUS (2)
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 saudari kandung, dan 1
saudari seibu.
PERHATIKAN!!!
Jumlah pembilang dan penyebut tidak sama. Jumlah pembilang lebih
besar dari penyebut, sehingga hal ini menunjukkan ada ahli waris
yang kehabisan harta waris, padahal mestinya dia dapat bagian. Oleh
karena itu solusinya adalah dengan menaikkan angka penyebut agar
sama dengan pembilang.
62
BAGIAN BAGIAN
AHLI WARIS
(Sebelum Aul) (Setelah Aul)
Suami 3/6 3/7
Saudari kandung 3/6 3/7
Saudari seibu 1/6 1/7
JUMLAH 7/6 7/7
63
BAB 23
KASUS KHUSUS (3)
Namun, RADD tidak berlaku pada suami dan istri. Jadi, jika pada
kasus RADD terdapat suami atau istri, maka bagian suami atau istri
diberikan terlebih dahulu, sisanya baru dilakukan RADD.
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: 1 anak perempuan dan 1 cucu
perempuan.
PERHATIKAN!!!
Jumlah pembilang dan penyebut tidak sama. Jumlah pembilang lebih
kecil dari penyebut, sehingga hal ini menunjukkan ada harta waris
yang sisa, padahal mestinya semua harta waris habis dibagikan. Oleh
karena itu, harta waris sisa harus dikembalikan kepada ahli waris
untuk dibagi. Agar harta waris habis dibagi ke semua ahli waris,
solusinya adalah dengan mengurangi angka penyebut agar sama
dengan pembilang.
Tapi harus diingat, saat proses pembagian harta waris sisa, suami/istri
tidak lagi mendapat bagian.
64
Pada contoh di atas, agar semua harta waris habis dibagikan, maka
penyebut diturunkan menjadi 4. Sehingga hitungannya menjadi
seperti berikut:
BAGIAN BAGIAN
AHLI WARIS
(Sebelum Radd) (Setelah Radd)
Anak perempuan 3/6 3/4
Cucu perempuan 1/6 1/4
JUMLAH 4/6 4/4
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan dari anak laki-laki (yang sudah wafat lebih dulu).
CATATAN:
• Istri mendapat bagian 1/8.
• Ahli waris lain selain istri mendapatkan sisa setelah diambil
bagian istri, yaitu: 1 – 1/8 = 8/8 – 1/8 = 7/8.
• Maka ahli waris selain istri memperebutkan bagian 7/8.
• Penyebut dari anak dan cucu dikurangi dari 24 menjadi 16,
karena total pembilang mereka adalah 16 (12+4).
65
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan dari anak laki-laki (yang sudah wafat lebih dulu).
CATATAN:
• Suami mendapat bagian 1/4.
• Ahli waris lain selain suami mendapatkan sisa setelah diambil
bagian suami, yaitu: 1 – 1/4 = 4/4 – 1/4 = 3/4.
• Maka ahli waris selain suami memperebutkan bagian 3/4.
• Penyebut dari anak dan cucu dikurangi dari 12 menjadi 8,
karena total pembilang mereka adalah 8 (6+2).
66
BAB 24
KASUS KHUSUS (4)
>>> MUNAASAKHAAT
Seorang atau lebih dari ahli waris yang meninggal dunia sebelum
harta warisan dibagi.
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: 1 anak laki bernama Tono dan 1 anak
perempuan bernama Tini. Harta warisnya sebanyak Rp. 30.000.000,-
TAHAP 1:
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Anak Laki
2/3 Rp. 20.000.000,-
(Tono)
Anak perempuan
1/3 Rp. 10.000.000,-
(Tini)
JUMLAH 3/3 Rp. 30.000.000,-
67
TAHAP 2:
Pembagian harta waris Tono sebesar Rp. 20.000.000,-
68
BAB 25
KASUS KHUSUS (5)
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: istri yang sedang mengandung dan 1
saudara kandung. Harta warisan sebesar Rp. 24.000.000,-
KEMUNGKINAN 1
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Istri 1/4 1/4 Rp. 6.000.000,-
Bayi meninggal 0 0 0
Saudara SISA 3/4 Rp. 18.000.000,-
JUMLAH 1 4/4 Rp. 24.000.000,-
69
KEMUNGKINAN 2
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Istri 1/8 1/8 Rp. 3.000.000,-
Bayi laki SISA 7/8 Rp. 21.000.000,-
Saudara TERHALANG 0 0
JUMLAH 1 8/8 Rp. 24.000.000,-
KEMUNGKINAN 3
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Istri 1/8 3/24 Rp. 3.000.000,-
Bayi pr kembar 2/3 16/24 Rp. 16.000.000,-
Saudara SISA 5/24 Rp. 5.000.000,-
JUMLAH 1 8/8 Rp. 24.000.000,-
Wallahu a’lam.
70
BAB 26
KASUS KHUSUS (6)
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: istri, anak perempuan, anak laki (yang
hilang), dan saudara kandung. Harta warisan sebesar Rp.
24.000.000,-
71
KEMUNGKINAN 1
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Istri 1/8 1/8 3/24 Rp. 3.000.000,-
1/3 X
Anak pr (1) 7/24 Rp. 7.000.000,-
SISA 7/8
(7/8) 2/3 X
Anak laki (2) 14/24 Rp. 14.000.000,-
7/8
Saudara TERHALANG 0 0 0
JUMLAH 1 1 24/24 Rp. 24.000.000,-
KEMUNGKINAN 2
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Istri 1/8 1/8 Rp. 3.000.000,-
Anak pr 1/2 4/8 Rp. 12.000.000,-
Saudara SISA 3/8 Rp. 9.000.000,-
JUMLAH 1 1 Rp. 24.000.000,-
Wallahu a’lam.
72
BAB 27
KASUS KHUSUS (7)
Jika pada ahli waris terdapat khuntsa musykil, maka bisa ditunggu
terlebih dahulu kejelasannya, baru kemudian dilakukan pembagian
warisan. Kejelasan khuntsa musykil bisa diperoleh dengan: keluarnya
air mani dari salah satu kelamin, kecondongannya kepada lawan
jenis, tumbuhnya jenggot, haid, hamil, dll.
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: 1 anak laki dan 1 anak yang khuntsa.
Harta warisan sebesar Rp. 30.000.000,-
73
PERHITUNGAN 2: KEMUNGKINAN LAKI-LAKI
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Anak laki 1/2 Rp. 15.000.000,-
Khuntsa (Laki) 1/2 Rp. 15.000.000,-
JUMLAH 1 Rp. 30.000.000,-
Wallahu a’lam.
74
BAB 28
KASUS KHUSUS (8)
CONTOH:
Fulan dan Fulanah adalah suami istri. Mereka memiliki 2 anak laki.
Fulan dan Fulanah masih memiliki ibu kandung. Selain memiliki ibu
kandung, Fulanah juga punya kakek. Kerabat yang lain sudah tidak
ada semua.
75
BAGI WARIS HARTA FULANAH
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Anak laki 1 (1) 1/2 X 4/6 2/6 Rp. 20.000.000,-
SISA
Anak laki 2 (1) 1/2 X 4/6 2/6 Rp. 20.000.000,-
Ibu Fulanah 1/6 1/6 1/6 Rp. 10.000.000,-
Kakek Fulanah 1/6 1/6 1/6 Rp. 10.000.000,-
JUMLAH 1 1 6/6 Rp. 60.000.000,-
Wallahu a’lam.
76
BAB 29
KASUS KHUSUS (9)
>>> MUSYAROKAH
Ada pembahasan khusus dalam ilmu waris ketika dalam kelompok
ahli waris terdapat saudara kandung dan saudara seibu, kemudian
seudara seibu mendapatkan bagian warisan sedangkan saudara
kandung tidak mendapatkan bagian. Padahal keduanya berasal dari
ibu yang sama. Bahkan saudara kandung hubungannya lebih dekat
kepada si mayit (seayah dan seibu) dibandingkan dengan saudara
seibu saja.
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, 1 saudara kandung, dan 2
saudara seibu.
77
ini diambil oleh Umar bin Khtathab radhiyallahu ‘anhu dan beberapa
Sahabat lainnya.
Wallahu a’lam.
78
BAB 30
KASUS KHUSUS (10)
1. MUQOSAMAH
Status kakek disamakan dengan saudara laki-laki
79
CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: kakek, 1 saudara kandung dan 1
saudari kandung. Harta warisan sebesar Rp. 45.000.000,-
1. MUQOSAMAH
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Kakek (2) 2/5 Rp. 18.000.000,-
Saudara (2) 2/5 Rp. 18.000.000,-
Saudari (1) 1/5 Rp. 9.000.000,-
JUMLAH 5/5 Rp. 45.000.000,-
Pada kasus ini, kakek lebih untung memilih pembagian dengan cara
muqosamah.
80
2. Fulan wafat meninggalkan: kakek, 2 saudara kandung dan 1
saudari kandung. Harta warisan sebesar Rp. 105.000.000,-
1. MUQOSAMAH
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Kakek (2) 2/7 Rp. 30.000.000,-
Saudara (2) 2/7 Rp. 30.000.000,-
Sadara (2) 2/7 Rp. 30.000.000,-
Saudari (1) 1/7 Rp. 15.000.000,-
JUMLAH 7/7 Rp. 105.000.000,-
Pada kasus ini, kakek lebih untung memilih pembagian dengan cara
mengambil 1/3 dari harta.
81
>>> KAKEK BERSAMA SAUDARA/I & ASHABUL FURUDH
Pada keadaan ini, kakek bisa memilih yang paling menguntungkan
dari tiga pembagian berikut:
1. MUQOSAMAH
2. MENGAMBIL 1/3 DARI SISA
3. MENGAMBIL 1/6 DARI HARTA WARIS
CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: nenek, kakek dan 1 saudara kandung.
Harta warisan sebesar Rp. 36.000.000,-
1. MUQOSAMAH
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Nenek 1/6 1/6 2/12 RP. 6.000.000
Kakek SISA 1/2 X 5/6 5/12 Rp. 15.000.000
Saudara (5/6) 1/2 X 5/6 5/12 Rp. 15.000.000
JUMLAH 1 1 12/12 Rp. 36.000.000
82
3. MENGAMBIL 1/6 DARI HARTA WARIS
AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN
Nenek 1/6 1/6 Rp. 6.000.000
Kakek 1/6 1/6 Rp. 6.000.000
Saudara SISA 4/6 Rp. 24.000.000
JUMLAH 1 1 Rp. 36.000.000
Pada kasus ini, kakek lebih untung memilih pembagian dengan cara
muqosamah.
Wallahu a’lam.
CATATAN:
Dalam menyusun buku ini, penulis lebih memilih pendapat bahwa
keberadaan kakek bisa menghalangi saudara dari mendapat warisan.
83
BAB 31
DZAWIL ARHAM
Dzawil Arham adalah kerabat mayit yang bukan termasuk ahli waris
(ashabul furudh dan ashobah). Kerabat mayit yang termasuk dzawil
arham adalah sebagai berikut:
84
bagian ‘ashabah dan fardh.” (Panduan Praktis Hukum Waris, hal.
132)
CATATAN:
• Jika harta waris tidak habis karena ahli waris yang
mendapatkan ketentuan hanya sedikit, maka harta waris sisa
dibagikan kembali dengan cara radd.
• Namun, jika ahli waris hanya suami/istri, maka setelah
suami/istri mengambil bagian harta, sisa harta dibagikan
kepada dzawil arham.
• Jika dzawil arham tidak ada, maka harta sisa diberikan
kepada baitul mal.
• Jika baitul mal tidak ada, maka harta sisa diberikan kepada
orang Islam yang pandai, adil, dan bijaksana agar dibagikan
kepada orang miskin dan untuk kemaslahatan umum (Lihat
Fikih Islam, hal. 370).
Wallahu a’lam.
85
BAB 32
DALIL SEPUTAR ILMU WARIS
يب ِمّا تتترتك صيب ِمّا تترتك الْوالِ تد ِان و ْالتقْتربو تن ولِلن ِ ِ
ّساء نأتص ٌت تُ ت ت للّر تجال نأت ٌ ت ت
ِ ِ ِ
وضا﴿﴾٧ الْوالِ تد ِان و ْالتقْتربو تن ِمّا قت ّل ِمْنه أتو تكثُتر ۚ نأت ِ
صيبًا تم ْفُر ً ُ ْ ت ت تُ ت
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-
)bapak dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula
dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau
”banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.
ِ ِ ِ
ظ ْالُنأْتثتتيت ْي ۚ فتإ ْن ُك ّنم نأ تساءً وصي ُك ُم اللّهُ ِف أ ْتوتل ِد ُك ْم ۖ لِل ّذ تك ِر ِمثْل تح ّ ي ِ
ُ
ُ
ي فتتلته ّنم ثتُلُثتا ما تترتك ۖ وإِ ْن تكانأت ِ
فۚ
ّص ُ ت تواح تدةاً فتتلت تها الن ْ ْ ت ت ت فتت ْو تق اثْتنتتت ْ ِ ُ
س ِمّا تتترتك إِ ْن تكا تن لتهُ تولت ٌد ۚ فتِإ ْن تْل ٍِِ ِ ِِ
تولتبتت تويْه ل ُك ّل تواحد مْنت ُه تمحا ال ّس ُد ُ
ث ۚ فتِإ ْن تكا تن لتهُ إِ ْخ توةاٌ فتِلُّم ِه
يت ُك ْنم لتهُ تولت ٌد توتوِرثتهُ أتبتت تواهُ فتِلُّم ِه الثّتلُ ُ
وصي ِبتا أ ْتو تديْ ٍنم ۗ آبتا ُؤُك ْم توأتبْتنتا ُؤُك ْم تل ال ّس ُدس ۚ ِمنم بتعم ِد و ِصيّ ٍة ي ِ
ُ ْ تْ ت ُ
86
ِ ِ ِ ِ ب لت ُكم نأتت ْف ًعما ۚ فت ِر ت
ً يضةً م تنم اللّه ۗ إ ّن اللّهت تكا تن تعل
يمحا ْ ُ ت ْد ُرو تن أتيتّ ُه ْم أتقْتتر
﴾١١﴿يمحا ِ
ً تحك
“Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)
anak-anakmu. Yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian
dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan
lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia
memperoleh setengah harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi
masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang
meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak
mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka
ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai
beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-
pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat
atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan
anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang
lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
اج ُك ْم إِ ْن تلْ يت ُك ْنم تلُ ّنم تولت ٌد ۚ فتِإ ْن تكا تن تلُ ّنم ِ
ُ ف تما تتترتك أ ْتزتو ُ ص ْ تولت ُك ْم نأ
ي ِبتا أ ْتو تديْ ٍنم ۚ توتلُ ّنم ِ ٍِ ِ ِ ِ
تولت ٌد فتتلت ُك ُم الّربُ ُع مّا تتترْك تنم ۚ م ْنم بتت ْعمد توصيّة يُوص ت
الّربُ ُع ِمّا تتترْكتُ ْم إِ ْن تلْ يت ُك ْنم لت ُك ْم تولت ٌد ۚ فتِإ ْن تكا تن لت ُك ْم تولت ٌد فتتلت ُه ّنم الث ُّمح ُنم
ث ُ وصو تن ِبتا أ ْتو تديْ ٍنم ۗ توإِ ْن تكا تن تر ُج ٌل يُ تور ُت ٍ ِّمّا تترْكتُم ۚ ِمنم بتعم ِد و ِصي
ة
ُ ت ْ ْ تْ ت
س ۚ فتِإ ْن د
ُ س
ّ ال ا محه ت ن
ْ ِ اح ٍد
م ِ تك تللتةً أت ِو امرأتةاٌ ولته أتخ أتو أُخت فتلِ ُك ّل و
ُ ت ُ ت ٌ ْ ْ ٌ ُ ْت ت
87
ٍِ ِ ِ ِ ِ
تكانأُوا أت ْكثتتتر ِم ْنم ٰتذل ت
ك فتت ُه ْم ُشترتكاءُ ِف الثّتلُث ۚ م ْنم بتت ْعمد توصيّة يُ ت
وص ٰى
﴾١٢﴿يم ِ ِِبا أتو دي ٍنم تغي مضاّر ۚ و ِصيّةً ِمنم اللّ ِه ۗ واللّه عل
ٌ يم تحل ٌ ت ُت ت ت ْ ت ْ ْت ُ ت ت
“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan
oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-
istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari
harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka
buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. Para istri memperoleh
seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi
wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu.
Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai
seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara
perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis
saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu
lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu,
sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar
hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris).
(Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-
benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
88
sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan
yang besar.”
ِ ِ ِ
ص اللّهت توتر ُسولتهُ تويتتتتت تعم ّد ُح ُد ت
ُودهُ يُ ْدخ ْلهُ نأت ًارا تخال ًدا ف تيها تولته ِ توتم ْنم يتت ْعم
﴾١٤﴿ي ٌ اب ُم ِه
ٌ تع تذ
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan
melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya
ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa
yang menghinakan.”
89
perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta
yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris
itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian
seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara
perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu
tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
90
BAB 33
DUA BANDING SATU
91
>> BAGIAN PEREMPUAN LEBIH BANYAK
Fulanah wafat meninggalkan: Suami, 2 saudari seibu dan 2 saudara
kandung. Harta waris sebanyak Rp. 6.000.000,-
CATATAN:
Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan sesuatu kepada makhluk-
Nya berdasarkan ilmu dan keadilan-Nya yang sempurna. Tugas kita
sebagai hamba yang baik adalah mengimaninya.
92
BAB 34
TEKNIS BAGI WARIS
JAWABAN:
>>> LANGKAH 1
Pisahkan terlebih dahulu harta milik Si Fulan dengan harta milik
selainnya (termasuk harta milik bersama dengan istrinya).
>>> LANGKAH 2
Tunaikan segala hal yang berkaitan dengan harta Si Fulan, seperti:
biaya pengurusan jenazah, pembayaran hutang (jika ada), dan
93
pelaksanaan wasiat (jika ada). Namun perlu diingat bahwa wasiat
tidak boleh lebih dari 1/3 dari total harta milik mayit (Si Fulan).
>>> LANGKAH 3
Menentukan siapa saja yang termasuk ahli waris dari Si Fulan.
94
>>> LANGKAH 4
Perhitungan bagian yang akan didapat oleh masing-masing Ahli
Waris. Berdasarkan informasi di atas, maka pembagiannya adalah
sebagai berikut:
>>> LANGKAH 4
Musyawarah antara ahli waris seputar pembagian harta waris.
95
agar semua ahli waris mengetahui bagiannya masing-masing.
Baru setelah itu diserahkan kepada masing-masing ahli waris,
apakah mau diambil atau diberikan kepada yang lain.
• Jika terjadi konflik dalam pembagian warisan, maka coba
diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu. Jika tidak
bisa, masalahnya bisa diajukan kepada instansi pemerintah
yang biasa menangani masalah warisan, seperti pengadilan
agama.
96
BAB 35
LATIHAN MENGHITUNG WARISAN
97
15. Fulan wafat meninggalkan: ibu, 1 saudara seibu, 1 saudari
seibu, dan anak paman seayah.
16. Fulan wafat meninggalkan: istri, ibu, 1 saudara seibu, dan
paman.
17. Fulan wafat meninggalkan: kakek, nenek, dan 2 anak
perempuan.
18. Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak laki-laki, kakek, dan
nenek.
19. Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, kakek, dan paman.
20. Fulanah wafat meninggalkan: 2 anak perempuan, 1 cucu
perempuan, 1 saudara kandung, 1 saudari kandung, 1 saudari
seayah, dan anak laki-laki paman.
21. Fulan wafat meninggalkan: 1 anak laki-laki, 1 anak
perempuan, 1 cucu perempuan (dari anak laki-laki), ayah,
kakek, dan 1 paman.
22. Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, 3 anak laki-laki, 1 anak
perempuan, dan 1 cucu perempuan dari anak laki-laki.
23. Fulan wafat meninggalkan: istri, 2 saudara seibu, dan ibu.
24. Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, ayah, ibu, 1 anak
perempuan, dan 1 cucu perempuan.
25. Fulan wafat meninggalkan: istri, 2 anak perempuan, dan ibu.
SEMANGAT MENGHITUNG!
98
BAB 36
PEMBAHASAN LATIHAN
>>> LATIHAN 1
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri dan 1 anak laki-laki.
>>> LATIHAN 2
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan dan 1
saudara kandung.
99
>>> LATIHAN 3
Fulan wafat meninggalkan: ayah, ibu dan 1 saudari kandung.
>>> LATIHAN 4
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki-laki, 1 anak
perempuan, dan 1 saudari kandung.
100
>>> LATIHAN 5
Fulan wafat meninggalkan: kakek (dari pihak ayah), 1 anak
perempuan, dan 1 cucu perempuan (dari jalur anak laki-laki)..
>>> LATIHAN 6
Fulan wafat meninggalkan: 2 anak perempuan, 1 cucu perempuan, 1
cicit laki-laki dari cucu laki-laki (yang sudah wafat).
101
>>> LATIHAN 7
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, ibu, 1 anak perempuan, 1 cucu
laki-laki, dan paman.
>>> LATIHAN 8
Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, 1 saudari kandung, dan 1
saudara seayah.
CATATAN:
Pada kasus ini terjadi AUL.
102
>>> LATIHAN 9
Fulan wafat meninggalkan: ibu, saudari kandung, dan paman.
>>> LATIHAN 10
Fulan wafat meninggalkan: ibu, ayah, 2 anak laki-laki, 2 saudara
kandung, dan 3 paman.
103
>>> LATIHAN 11
Fulan wafat meninggalkan: 1 anak laki-laki, 1 cucu laki-laki, ayah,
kakek (dari pihak ayah), dan nenek (dari pihak ibu).
>>> LATIHAN 12
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak perempuan, 1 saudari
kandung, dan 1 saudari seayah.
CATATAN:
Saudari kandung menjadi ashobah ma’a ghoirihi.
104
>>> LATIHAN 13
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak perempuan, 1 saudara
kandung, 1 saudari kandung, dan 1 saudari seayah.
>>> LATIHAN 14
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan (dari anak laki-laki yang sudah wafat), dan 1 saudari
seayah.
CATATAN:
Saudari seayah menjadi ashobah ma’a ghoirihi.
105
>>> LATIHAN 15
Fulan wafat meninggalkan: ibu, 1 saudara seibu, 1 saudari seibu, dan
anak paman seayah.
>>> LATIHAN 16
Fulan wafat meninggalkan: istri, ibu, 1 saudara seibu, dan paman.
106
>>> LATIHAN 17
Fulan wafat meninggalkan: kakek, nenek, dan 2 anak perempuan.
>>> LATIHAN 18
Fulan wafat meninggalkan: istri, 1 anak laki-laki, kakek, dan nenek.
107
>>> LATIHAN 19
Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, kakek, dan paman.
>>> LATIHAN 20
Fulanah wafat meninggalkan: 2 anak perempuan, 1 cucu perempuan,
1 saudara kandung, 1 saudari kandung, 1 saudari seayah, dan anak
laki-laki paman.
108
>>> LATIHAN 21
Fulan wafat meninggalkan: 1 anak laki-laki, 1 anak perempuan, 1
cucu perempuan (dari anak laki-laki), ayah, kakek, dan 1 paman.
>>> LATIHAN 22
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, 3 anak laki-laki, 1 anak
perempuan, dan 1 cucu perempuan dari anak laki-laki.
109
>>> LATIHAN 23
Fulan wafat meninggalkan: istri, 2 saudara seibu, dan ibu.
CATATAN:
• Istri mendapat bagian 1/4.
• Ahli waris lain selain istri mendapatkan sisa setelah diambil
bagian istri, yaitu: 1 – 1/4 = 4/4 – 1/4 = 3/4.
• Maka ahli waris selain istri memperebutkan bagian 3/4.
• Penyebut dari Saudara dan Ibu dikurangi dari 12 menjadi 6,
karena total pembilang mereka adalah 6 (4+2).
110
>>> LATIHAN 24
Fulan wafat meninggalkan: 1 istri, ayah, ibu, 1 anak perempuan, dan
1 cucu perempuan.
>>> LATIHAN 25
Fulan wafat meninggalkan: istri, 2 anak perempuan, dan ibu.
CATATAN:
• Istri mendapat bagian 1/8.
111
• Ahli waris lain selain istri mendapatkan sisa setelah diambil
bagian istri, yaitu: 1 – 1/8 = 8/8 – 1/8 = 7/8.
• Maka ahli waris selain istri memperebutkan bagian 7/8.
• Penyebut dari anak perempuan dan ibu dikurangi dari 24
menjadi 20, karena total pembilang mereka adalah 20 (16+4).
112
BAB 37
LATIHAN PEMANTAPAN
113
10. Berapa bagian ayah jika mayit tidak punya keturunan?
A. 1/6 B. Sisa C. 1/6 + Sisa
15. Berapa bagian suami jika bersama cucu dari anak laki-laki?
A. 1/2 B. 1/4 C. Sisa
>>> SOAL 1
Fulan lahir dari keluarga non-Muslim. Ketika berusia 25 tahun, Fulan
masuk Islam dan kemudian menikah dengan seorang wanita
Muslimah bernama Fulanah. Dari hasil pernikahan mereka, lahirlah
keturunan berupa: 1 anak laki, 1 anak perempuan dan 5 cucu dari
anak perempuan.
114
Fulan meninggalkan kerabat sebagaimana yang telah disebutkan di
atas. Harta warisannya sebesar Rp. 800.000.000,-
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulan?
>>> SOAL 2
Fulanah wafat meninggalkan: suami, ayah, ibu, 2 anak laki, 2 anak
perempuan, 2 cucu perempuan dari anak laki-laki, 1 cucu laki-laki
dari anak perempuan, dan 1 saudara kandung.
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?
>>> SOAL 3
Fulan wafat meninggalkan: 3 istri, 2 anak laki, 1 anak perempuan, 2
cucu laki (dari anak perempuan), 1 cucu perempuan (dari anak laki),
ayah, kakek (dari fihak ibu), bibi (dari fihak ayah), 2 saudari
kandung, dan 1 saudara kandung.
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang termasuk dzawil arham?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?
3. Jika harta warisan berupa rumah kontrakan dengan sewa Rp.
12.000.000/tahun, berapa uang yang didapat masing-masing-
masing ahli waris?
115
>>> SOAL 4
Fulan wafat meninggalkan: Cucu laki-laki dari anak perempuan, 1
anak perempuan dari saudara kandung, dan kakek dari jalur ibu.
PERTANYAAN:
1. Bagaimana cara pembagian warisan Fulan?
2. Jika fulan meninggalkan warisan sebidang tanah, berapa
petak bagian dari masing-masing kerabatnya?
>>> SOAL 5
Fulan adalah seorang tua miskin yang hidup sebatang kara. Dia
tinggal sendirian di sebuah rumah kontrakan yang sangat sederhana.
Sebelum wafat Fulan pernah berhutang sebesar Rp. 1.000.000,-
kepada pemilik kontrakan. Dia juga pernah berwasiat agar motor
jadul miliknya nanti dijual dan uangnya diberikan semua kepada
fakir miskin yang ada di kampungnya.
PERTANYAAN:
Bagaimana cara pembagian harta warisan Si Fulan?
>>> SOAL 6
Fulan adalah seorang penggembala kambing. Dia tinggal di sebuah
rumah yang sangat sederhana bersama 1 istri, 1 anak perempuan, dan
1 cucu perempuan dari anak laki-laki yang sudah meninggal sejak
lama.
116
bersamanya di rumah. Harta peninggalannya berupa 32 ekor
kambing.
PERTANYAAN:
Berapa ekor kambing yang didapat oleh masing-masing ahli waris?
>>> SOAL 7
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan (sedang
hamil), 1 anak laki, 1 cucu perempuan dari anak perempuan yang
sedang hamil, saudara kandung, ayah, mertua dan menantu. Harta
warisan berupa uang sebesar Rp. 72.000.000,-
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulanah?
3. Siapa saja yang termasuk ahli waris anak perempuan
Fulanah?
4. Berapa bagian masing-masing ahli waris anak perempuan
Fulanah?
>>> SOAL 8
Fulan wafat meninggalkan: kakek, nenek, dan 5 saudara laki-laki.
Harta warisan berupa 180 ekor sapi.
PERTANYAAN:
Berdasarkan pendapat bahwa kakek tidak menghalangi saudara
(kandung/seayah), cara pembagian mana yang paling
117
menguntungkan untuk kakek: muqosamah, 1/3 dari sisa, atau 1/6 dari
harta waris?
>>> SOAL 9
Fulan wafat meninggalkan: 2 istri (1 istri sedang hamil), 1 anak
perempuan, ayah, ibu, kakek dari pihak ayah, nenek dari pihak ibu, 2
saudara kandung, 2 saudari kandung, 2 paman dari fihak ibu, dan 5
bibi dari fihak ayah.
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?
>>> SOAL 10
Fulanah adalah seorang janda tua yang kaya raya. Dia hanya
memiliki seorang anak laki-laki yang sudah menikah dan kemudian
dikaruniai seorang anak perempuan.
118
Karena lama ditunggu Fulanah tak kunjung meninggal, Fulan
akhirnya membunuh Fulanah. Fulanah wafat dengan meninggalkan
kerabat yang tersebut di atas, dan harta berupa: rumah, mobil, sawah,
ruko, dll.
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
2. Bagaimana cara pembagian harta warisan Si Fulanah?
SEMANGAT MENGHITUNG!
119
BAB 38
PEMBAHASAN LATIHAN PEMANTAPAN
120
10. Berapa bagian ayah jika mayit tidak punya keturunan?
B. Sisa
15. Berapa bagian suami jika bersama cucu dari anak laki-laki?
B. 1/4
121
>>> BAGIAN 2: ESSAY
Jawablah dengan benar dan lengkap!
>>> SOAL 1
Fulan lahir dari keluarga non-Muslim. Ketika berusia 25 tahun, Fulan
masuk Islam dan kemudian menikah dengan seorang wanita
Muslimah bernama Fulanah. Dari hasil pernikahan mereka, lahirlah
keturunan berupa: 1 anak laki, 1 anak perempuan dan 5 cucu dari
anak perempuan.
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulan?
JAWABAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
Cucu dari anak perempuan.
122
>>> SOAL 2
Fulanah wafat meninggalkan: suami, ayah, ibu, 2 anak laki, 2 anak
perempuan, 2 cucu perempuan dari anak laki-laki, 1 cucu laki-laki
dari anak perempuan, dan 1 saudara kandung.
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?
JAWABAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
Cucu laki-laki dari anak perempuan
123
>>> SOAL 3
Fulan wafat meninggalkan: 3 istri, 2 anak laki, 1 anak perempuan, 2
cucu laki (dari anak perempuan), 1 cucu perempuan (dari anak laki),
ayah, kakek (dari pihak ibu), bibi (dari pihak ayah), 2 saudari
kandung, dan 1 saudara kandung.
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang termasuk dzawil arham?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?
3. Jika harta warisan berupa rumah kontrakan dengan sewa Rp.
12.000.000/tahun, berapa uang yang didapat masing-masing-
masing ahli waris?
JAWABAN:
1. Siapa saja yang termasuk dzawil arham?
• Cucu laki (dari anak perempuan)
• Kakek (dari pihak ibu)
• Bibi (dari pihak ayah)
124
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?
125
>>> SOAL 4
Fulan wafat meninggalkan: Cucu laki-laki dari anak perempuan, 1
anak perempuan dari saudara kandung, dan kakek dari jalur ibu.
PERTANYAAN:
1. Bagaimana cara pembagian warisan Fulan?
2. Jika fulan meninggalkan warisan sebidang tanah, berapa
petak bagian dari masing-masing kerabatnya?
JAWABAN:
1. Bagaimana cara pembagian warisan Fulan?
Semua kerabat Fulan termasuk dzawil arham, tidak ada yang
termasuk kelompok ahli waris (ashabul furudh dan ashobah).
126
>>> SOAL 5
Fulan adalah seorang tua miskin yang hidup sebatang kara. Dia
tinggal sendirian di sebuah rumah kontrakan yang sangat sederhana.
Sebelum wafat Fulan pernah berhutang sebesar Rp. 1.000.000,-
kepada pemilik kontrakan. Dia juga pernah berwasiat agar motor
jadul miliknya nanti dijual dan uangnya diberikan semua kepada
fakir miskin yang ada di kampungnya.
PERTANYAAN:
Bagaimana cara pembagian harta warisan Si Fulan?
JAWABAN:
Karena Fulan tidak memiliki ahli waris, maka harta peninggalannya
diserahkan semua kepada fakir miskin yang ada di kampungnya.
Tentunya setelah dikurangi biaya pengurusan jenazah dan pelunasan
hutangnya.
127
>>> SOAL 6
Fulan adalah seorang penggembala kambing. Dia tinggal di sebuah
rumah yang sangat sederhana bersama 1 istri, 1 anak perempuan, dan
1 cucu perempuan dari anak laki-laki yang sudah meninggal sejak
lama.
PERTANYAAN:
Berapa ekor kambing yang didapat oleh masing-masing ahli waris?
JAWABAN:
Pada kasus ini terjadi RADD.
BAGIAN
AHLI WARIS KAMBING
SEBELUM RADDD SETELAH RADD
Istri 1/8 1/8 1/8 4/32 4 ekor
Anak pr 1/2 3/6 X 7/8 3/4 X 7/8 21/32 21 ekor
Cucu pr 1/6 1/6 X 7/8 1/4 X 7/8 7/32 7 ekor
JUMLAH 1 1 1 32/32 32 ekor
128
>>> SOAL 7
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan (sedang
hamil), 1 anak laki, 1 cucu perempuan dari anak perempuan yang
sedang hamil, saudara kandung, ayah, mertua dan menantu. Harta
warisan berupa uang sebesar Rp. 72.000.000,-
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulanah?
3. Siapa saja yang termasuk ahli waris anak perempuan
Fulanah?
4. Berapa bagian masing-masing ahli waris anak perempuan
Fulanah?
JAWABAN:
129
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris Fulanah?
AHLI
BAGIAN PEROLEHAN
WARIS
Suami 1/4 3/12 3/12 9/36 Rp. 18.000.000
Anak pr (1) 1/3 X 7/12 7/36 Rp. 14.000.000
SISA 7/12
Anak lk (2) 2/3 X 7/12 14/36 Rp. 28.000.000
Saudara Terhalang 0 0 0 0
Ayah 1/6 2/12 2/12 6/36 Rp. 12.000.000
JUMLAH 1 12/12 1 36/36 Rp. 72.000.000
130
>>> SOAL 8
Fulan wafat meninggalkan: kakek, nenek, dan 5 saudara laki-laki.
Harta warisan berupa 180 ekor sapi.
PERTANYAAN:
Berdasarkan pendapat bahwa kakek tidak menghalangi saudara
(kandung/seayah), cara pembagian mana yang paling
menguntungkan untuk kakek: muqosamah, 1/3 dari sisa, atau 1/6 dari
harta waris?
JAWABAN:
CARA 1: MUQOSAMAH
AHLI WARIS BAGIAN SAPI
Nenek 1/6 6/36 30
Kakek (1) 1/6 X 5/6 5/36 25
Saudara 1 (1) 1/6 X 5/6 5/36 25
SISA
Saudara 2 (1) (5/6) 1/6 X 5/6 5/36 25
Saudara 3 (1) 1/6 X 5/6 5/36 25
Saudara 4 (1) 1/6 X 5/6 5/36 25
Saudara 5 (1) 1/6 X 5/6 5/36 25
JUMLAH 1 1 36/36 180
131
CARA 2: 1/3 DARI SISA
AHLI WARIS BAGIAN SAPI
Nenek 1/6 1/6 3/18 3/18 30
Kakek 1/3 X SISA 1/3 X 5/6 5/18 5/18 50
Saudara 1 (1) 2/18 20
Saudara 2 (1) 2/18 20
SISA –
Saudara 3 (1) 5/6-5/18 10/18 2/18 20
(1/3XSISA)
Saudara 4 (1) 2/18 20
Saudara 5 (1) 2/18 20
JUMLAH 1 1 1 18/18 180
KESIMPULAN:
Lebih menguntungkan kakek mengambil warisan dengan cara 2 (1/3
dari sisa).
132
>>> SOAL 9
Fulan wafat meninggalkan: 2 istri (1 istri sedang hamil), 1 anak
perempuan, ayah, ibu, kakek dari pihak ayah, nenek dari pihak ibu, 2
saudara kandung, 2 saudari kandung, 2 paman dari pihak ibu, dan 5
bibi dari pihak ayah.
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
2. Berapa bagian masing-masing ahli waris?
JAWABAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris?
• Paman dari pihak ibu
• Bibi dari pihak ayah
133
KEMUNGKINAN 1: BAYI LAHIR MENINGGAL
PEROLEHAN
AHLI WARIS BAGIAN
(JUTA)
Istri 1 3/48 405
1/8 3/24
Istri 2 3/48 405
Anak pr 1/2 12/24 12/24 3.240
Ayah 1/6 + SISA 4/24 + 1/24 5/24 1.350
Ibu 1/6 4/24 4/24 1.080
Kakek Terhalang 0 0 0
Nenek Terhalang 0 0 0
2 Saudara Terhalang 0 0 0
2 Saudari Terhalang 0 0 0
JUMLAH 1 24/24 1 6.480
134
KEMUNGKINAN 2: BAYI LAHIR KEMBAR PEREMPUAN
135
KEMUNGKINAN 3: BAYI LAHIR KEMBAR LAKI-LAKI
AHLI
BAGIAN PEROLEHAN
WARIS
Istri 1 (1) 3/48 405
1/8 3/24
Istri 2 (1) 3/48 405
Anak pr (1) 13/120 702
Bayi lk (2) SISA 13/24 26/120 1.404
Bayi lk (2) 26/120 1.404
Ayah 1/6 4/24 4/24 1.080
Ibu 1/6 4/24 4/24 1.080
Kakek Terhalang 0 0 0
Nenek Terhalang 0 0 0
2 Saudara Terhalang 0 0 0
2 Saudari Terhalang 0 0 0
JUMLAH 1 24/24 1 6480
136
PEMBAGIAN SEMENTARA
PEROLEHAN
1 2 3
AHLI WARIS SEMANTARA
(JUTA) (JUTA) (JUTA)
(JUTA)
Istri 1 (1) 405 360 405 360
Istri 2 (1) 405 360 405 360
Anak pr (1) 3.240 1.280 702 702
Ayah 1.350 960 1.080 960
Ibu 1.080 960 1.080 960
Kakek 0 0 0 0
Nenek 0 0 0 0
2 Saudara 0 0 0 0
2 Saudari 0 0 0 0
JUMLAH 3.342
CATATAN:
Uang yang disimpan berarti sebesar Rp. 3.138.000.000.
137
>>> SOAL 10
Fulanah ada seorang janda tua yang kaya raya. Dia hanya memiliki
seorang anak laki-laki yang sudah menikah dan kemudian dikaruniai
seorang anak perempuan.
PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
2. Bagaimana cara pembagian harta warisan Si Fulanah?
JAWABAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
Anak laki-laki yang murtad dan suami yang membunuhnya
(Si Fulan).
138
PENUTUP
Apabila ada kebaikan dalam buku ini, itu semata-mata karena taufiq
dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan apabila ada
kesalahan, maka itu datangnya dari kekurangan kami pribadi.
Wassalam.
139
DAFTAR PUSTAKA
140