Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.

02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

PENGARUH STRES KERJA, KEJENUHAN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA


KARYAWAN PADA CV. BERKAH MAKMUR KOTA SUKABUMI

Dadang SUPARMAN, S.Pd.I., MM


STIE Pasim Sukabumi
ds.shiddieq@stiepasim.ac.id

Abstrak

Sebuah perusahaan harus sebisa mungkin membuat para karyawan dapat bekerja dengan tenang dan nyaman tanpa ada
ketegangan dan kecemasan yang dirasakan sehingga setiap karyawan mempunyai kinerja yang baik. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh stres kerja, kejenuhan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada
CV. Berkah Makmur Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian regresi. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan sumber data yang digunakan termasuk dalam data primer dan
sekunder. Variabel yang menjadi obyek penelitian ini yaitu stress kerja (X1), kejenuhan (X2), kompensasi (X3), dan
kinerja karyawan (Y). Teknik analisa yang digunakan yaitu menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan stress kerja (X1), kejenuhan (X2), kompensasi (X3) berpengaruh terhadap kinerja
karyawan (Y). Besaran pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu 86.3% sedangkan 13.7% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti. Secara parsial variabel stres kerja (X1) dan kejenuhan (X2) berpengaruh terhadap kinerja
karyawan (Y). Sedangkan secara parsial variabel kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y). Stres
kerja merupakan variabel bebas yang dominan mempengaruhi variabel terikat yaitu kinerja karyawan.

Kata Kunci : Stres Kerja, Kejenuhan, Kompensasi, Kinerja Karyawan

THE EFFECT OF WORK STRESS, SATURITY AND COMPENSATION OF EMPLOYEE


PERFORMANCE IN CV. BERKAH MAKMUR KOTA SUKABUMI

Dadang SUPARMAN, S.Pd.I., MM


STIE Pasim Sukabumi
ds.shiddieq@stiepasim.ac.id

Abstract

A company must make as much effort as possible for employees to work calmly and comfortably without any tension and
anxiety felt so that each employee has good performance. The purpose of this study was to analyze the effect of work
stress, saturity and compensation on employee performance on the CV. Berkah Makmur the research method used in this
study is regression research. The type of data used in this study is quantitative and data sources used are included in
primary and secondary data. The variables that are the object of this research are work stress (X1), saturation (X2),
compensation (X3), and employee performance (Y). The analysis technique used is using multiple linear regression
analysis. The results showed that simultaneous work stress (X1), saturation (X2), compensation (X3) affect employee
performance (Y). The magnitude of the influence of independent variables on the dependent variable is 86.3% while
13.7% is influenced by other variables not examined. Partially work stress variables (X1) and saturation (X2) affect
employee performance (Y). While partially the compensation variable has no effect on employee performance (Y). Job
stress is the independent variable that is dominant in influencing the dependent variable, namely employee performance.

Keywords: Job Stress, Saturity, Compensation, Employee Performance

1. PENDAHULUAN melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan dan


Latar belakang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan
Karyawan dalam sebuah perusahaan akan dalam mencapai tujuan. Sebuah perusahaan harus
bekerja secara maksimal, menggunakan seluruh sebisa mungkin membuat para karyawan dapat
kemampuannya untuk mendapatkan sebuah balasan bekerja dengan tenang dan nyaman tanpa ada
berupa pendapatan baik uang maupun bentuk ketegangan dan kecemasan yang dirasakan sehingga
lainnya. Karyawan merupakan unsur penting untuk setiap karyawan mempunyai kinerja yang baik.

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 1


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

Keadaan yang diciptakan tidak hanya menyangkut buruh bangunan, petani, kerja toko dan pekerja
kondisi fisik seorang karyawan saja, melainkan rumah tangga (tanpa menggunakan mesin). Kerja
berhubungan erat dengan orang lain dan suasana berat adalah jenis pekerjaan petani tanpa mesin, kuli
psikologis yang tercipta di tempat kerja. angkat dan angkut, pekerja tambang, tukang kayu
Pengertian Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil tanpa mesin, tukang besi, penari dan atlit.
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh kejenuhan kerja (Burnout) adalah suatu
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya kondisi fisik, emosi dan mental yang sangat drop
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan yang diakibatkan oleh situasi kerja yang sangat
kepadanya. Jadi yang dimaksud kinerja dalam hal ini menuntut dalam jangka panjang (Muslihudin, 2009).
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang Kinerja yang akan dihasilkan oleh seorang karyawan
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, berkaitan erat juga dengan kompensasi yang
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab diberikan oleh perusahaan. Semakin baik
masing-masing, dalam rangka upaya mencapai kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada
tujuan organisasi (Mangkunegara, 2011). karyawan maka akan memotivasi karyawan untuk
Berdasarkan analisis beban kerja, seorang meningkatkan kinerjanya. Kompensasi merupakan
pimpinan dapat memberikan beban kerja kepada sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti
karyawan dengan adil, netral dan tidak ada tujuan jasa kontribusi mereka pada perusahaan.
pribadi. Menempatkan karyawan dengan dua tugas Kompensasi menurut Malayu (2009) merupakan
atau tanggung jawab yang melebihi job description, semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
akan menjadikan karyawan tersebut bekerja langsung atau tidak langsung yang diterima
melebihi beban kerja yang diberikan sehingga akan karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
berakibat pada stres kerja. Menurut Selye H. (dalam kepada perusahaan. Mondy dan Noe (2005)
sunaryo; 2004:204) ”stres merupakan respon berpendapat bahwa kompensasi merupakan
manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap keseluruhan dari semua hadiah yang diberikan
tuntutan kebutuhan yang ada pada dirinya”. Stres kepada karyawan sebagai imbalan atas jasa mereka.
kerja adalah stres terjadi pada semua pekerja, baik Sedangkan dalam bukunya Manajemen Sumber
tingkat pimpinan maupun pelaksana. Kondisi kerja Daya Manusia, Dessler (2009) mendefinisikan
yang lingkungannya tidak baik sangat potensial tentang kompensasi yaitu merujuk kepada semua
untuk menimbulkan stres bagi pekerjanya. Stres di bentuk bayaran atau hadiah bagi karyawan dan
lingkungan kerja memang tidak bisa di hindarkan, berasal dari pekerjaan mereka.
yang dapat dilakukan adalah bagaimana mengelola, Kompensasi mencerminkan status, pengakuan,
mengatasi atau mencegah terjadinya stres tersebut, dan tingkat pemenuhan kebutuhan yang dinikmati
sehingga tidak mengganggu pekerjaan (Notoatmojo, oleh karyawan dan keluarganya, sehingga dapat
2003). mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
Kejenuhan kerja dapat disebabkan oleh Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi
kekurangan kontrol, ekspektasi kerja yang tidak perusahaan. Perusahaan mengharapkan agar
jelas, dinamika ruang kerja yang disfungsional, kompensasi yang dibayarkan memperoleh imbalan
ketidaksesuaian dalam nilai, pekerjaan yang tidak kinerja yang lebih baik dari karyawan. Pemberian
disukai, dan aktivitas ekstrem (Muslihudin, 2009). kompensasi dimaksudkan agar karyawan dapat
Kejenuhan kerja memiliki hubungan terhadap bekerja secara maksimal sehingga menghasilkan
kelelahan mental, kehilangan komitmen, dan kinerja yang optimal. Kompensasi memegang peran
penurunan motivasi seiring waktu. yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja
Kejenuhan kerja merupakan suatu masalah karyawan, karena salah satu alasan utama seseorang
yang dapat menyebabkan seseorang mencoba bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan
mencapai suatu tujuan yang tidak realistis dan pada hidupnya. Seorang karyawan akan berusaha
akhirnya mereka kehabisan energi dan perasaan mencapai kinerja yang maksimal agar mendapat
tentang dirinya dan orang-orang disekitarnya kompensasi yang sesuai.
(Gehmeyr, 2003). Akibat dari kejenuhan kerja itu CV. Berkah Makmur bergerak di usaha
sendiri dapat muncul dalam bentuk berkurangnya pemecahan batu. Melayani permintaan batu pecahan
kepuasan kerja, memburuknya kinerja, dan untuk pembangunan jalan raya, gedung, bantalan rel
produktivitas yang rendah. Apapun penyebabnya, kereta api dan lain-lain. CV. Berkah Makmur Target
kejenuhan kerja berakibat kerugian di pihak pekerja produksi untuk memenuhi pesanan menjadi
maupun organisasi. Menurut WHO dalam Santoso prioritas. Keadaan ini menuntut karyawan untuk
(2004) penggolongan pekerjaan/beban kerja selalu bekerja maksimal agar hasil produski sesuai
meliputi kerja ringan yaitu jenis pekerjaan di kantor, dengan permintaan dan selesai tepat waktu.
dokter, perawat, guru dan pekerjaan rumah tangga Berdasarkan alasan tersebut maka penulis
(dengan menggunakan mesin). Kerja sedang adalah mengambil judul : “pengaruh stres kerja, kejenuhan
jenis pekerjaan pada industri ringan, mahasiswa,

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 2


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada merasa sangat bosan atau jenuh dengan
CV. Berkah Makmur pekerjaannya mungkin akan mengalami suatu
ketegangan, rasa lemah, cepat marah, sulit
Rumusan Masalah berkonsentrasi maupun sulit bekerja secara efektif
Berdasarkan latar belakang diatas, (Anitawidanti, 2010).
permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut Indikator kejenuhan antara lain ;
: 1. Kelelahan fisik
1. Apakah stress kerja, kejenuhan dan kompensasi 2. Kelelahan emosional
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja 3. Kelelahan mental
karyawan di CV. Berkah Makmur ? 4. Rendahnya penghargaan terhadap diri
2. Apakah stress kerja, kejenuhan dan kompensasi 5. Depersonalisasi
berpengaruh secara parsial terhadap kinerja Kompensasi adalah seluruh imbalan yang
karyawan di CV. Berkah Makmur ? diterima karyawan atas hasil kerja tersebut pada
3. Variabel manakah yang berpengaruh dominan organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun
terhadap kinerja karyawan ? non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada
karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah
Tujuan Penelitian diberikan kepada organisasi / perusahaan tempat ia
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : bekerja (Agustin, 2015).
1. Untuk mengetahui stress kerja, kejenuhan dan Kompensasi adalah semua pendapatan yang
kompensasi berpengaruh secara simultan berbentuk uang, barang langsung atau tidak
terhadap kinerja karyawan di CV. Berkah langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan
Makmur atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Malayu
2. Untuk mengetahui stress kerja, kejenuhan dan S.P. Hasibuan, 2002:54).
kompensasi berpengaruh secara parsial terhadap Indikator kompensasi antara lain ;
kinerja karyawan di CV. Berkah Makmur 1. Tingkat Bayaran
3. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh 2. Struktur Pembayaran
dominan terhadap kinerja karyawan di CV. 3. Penentuan Bayaran Individu
Berkah Makmur 4. Metode Pembayaran
5. Kontrol Pembayaran
Kinerja atau performance merupakan
Kerangka Pemikiran gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
Menurut Schuler, stres adalah suatu kondisi suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
dinamis dimana individu dihadapkan pada mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
kesempatan, hambatan, keinginan dan hasil yang organisasi yang dituangkan melalui perencanaan
diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat strategis suatu organisasi (Moeheriono, 2012).
dipastikan (Robbins, 2003:557). Kinerja merupakan gambaran pencapaian
Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, pelaksanaan (achievement) suatu program kegiatan
2002:17), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu perencanaan strategis dan operasional organisasi
proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak (efforts) oleh seseorang atau sekelompok orang
nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja dalam suatu organisasi baik secara kuantitas dan
atau situasi kerja yang tertentu. kualitas, sesuai dengan kewenagan dan tugas
Indikator stress kerja antara lain ; tanggung jawabnya, legal dan tidak melanggar
1. Peran dalam organisasi hukum, etika dan moral (Nursalam, 2015).
2. Beban Kerja
3. Pengembangan Karir Indikator kinerja antara lain ;
4. Hubungan dalam Pekerjaan 1. Hasil kerja
5. Struktur dan Iklim Organsasi 2. Perilaku
Kebosanan atau kejenuhan kerja merupakan 3. Atribut dan kompetensi
suatu hal yang kompleks dan individual sifatnya. 4. Komparatif
Tidak semua individu dapat bertahan terhadap jenis Untuk lebih memperjelas keterkaitan antar
pekerjaan yang berulang–ulang atau pada pekerjaan variabel maka dapat dijelaskan melalui gambar
yang sama. Kebosanan atau kejenuhan kerja adalah paradigma penelitian sebagai berikut ;
suatu sumber frustasi fundamental bagi karyawan.
Karyawan atau pegawai yang merasa jenuh terhadap Stress kerja
suatu pekerjaan yang rutin dan sederhana akan (X1)
berakibat karyawan tersebut melakukan kesalahan,
lamban dalam bekerja, dan cenderung bercakap–
cakap dalam bekerja. Seorang tenaga kerja yang
Kejenu Kinerja
han (X2) karyawan
Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI(Y) 3

Kompen
sasi (X3)
Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

2) Domain Stres Kerja


Menurut Phillip L (dikutip Jacinta, 2002),
seseorang dapat dikategorikan mengalami stres kerja
bila:
a. Urusan stres yang dialami melibatkan pihak
organisasi atau perusahaan tempat individu
bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di
dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga
yang dibawa kepekerjaan dan masalah pekerjaan
Keterangan : yang dibawa ke rumah dapat juga menjadi
: Pengaruh parsial penyebab stress kerja.
: Pengaruh simultan b. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan
dan juga individu.
c. Diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak
II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA untuk menyelesaikan persoalan stres tersebut.
KONSEPTUAL 3) Gejala Stres Kerja
Secara umum, seseorang yang mengalami stres
1. Landasan Teori pada pekerjaan akan menampilkan gejala-gejala
A. Konsep Stres kerja yang meliputi 3 aspek, yaitu : Physiological,
1) Definisi Stres Kerja Psychological dan Behavior (Robbins, 2003, pp.
Stres kerja adalah stres terjadi pada semua 800-802).
pekerja, baik tingkat pimpinan maupun pelaksana. Physiological, yaitu terdapat perubahan pada
Kondisi kerja yang lingkungannya tidak baik sangat metabolisme tubuh, meningkatnya kecepatan detak
potensial untuk menimbulkan stres bagi pekerjanya. jantung dan napas, meningkatnya tekanan darah,
Stres di lingkungan kerja memang tidak bisa di timbulnya sakit kepala dan menyebabkan serangan
hindarkan, yang dapat dilakukan adalah bagaimana jantung.
mengelola, mengatasi atau mencegah terjadinya Psychological, yaitu terdapat ketidakpuasan
stres tersebut, sehingga tidak mengganggu pekerjaan hubungan kerja, tegang, gelisah, cemas, mudah
(Notoatmojo, 2003). marah, kebosanan dan sering menunda pekerjaan.
Menurut Schuler, stres adalah suatu kondisi Behavior, yaitu terdapat perubahan pada
dinamis dimana individu dihadapkan pada produktivitas, ketidakhadiran dalam jadwal kerja,
kesempatan, hambatan, keinginan dan hasil yang perubahan pada selera makan, meningkatnya
diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat konsumsi rokok dan alkohol, berbicara dengan
dipastikan (Robbins, 2003:557). intonasi cepat, mudah gelisah dan susah tidur.
Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 4) Faktor Penyebab Stres Kerja
2002:17), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu Menurut (Robbin, 2003, : 794-798) penyebab
proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak stres itu ada 3 faktor yaitu:
nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja a. Faktor Lingkungan.
atau situasi kerja yang tertentu. Faktor lingkungan penyebab stres kerja antara
Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan lain ;
yang menciptakan adanya tidak seimbangnya fisik 1) Perubahan situasi bisnis yang menciptakan
dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses ketidakpastian ekonomi. Bila perekonomian itu
berfikir dan kondisi seorang karyawan. Stres yang menjadi menurun, orang menjadi semakin
terlalu besar dapat mengancam kemampuan mencemaskan kesejahteraan mereka.
seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai 2) Ketidakpastian politik. Situasi politik yang
hasilnya pada diri para karyawan berkembang tidak menentu seperti yang terjadi di Indonesia,
berbagai macam gejala stres yang dapat banyak sekali demonstrasi dari berbagai
mengganggu pelaksanaan kerja mereka (Rivai, kalangan yang tidak puas dengan keadaan
2008:516). mereka. Kejadian semacam ini dapat membuat
Menurut Pandji Anoraga (2001:108), stres orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan
kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik jalan karena ada yang berdemo atau mogoknya
fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di angkutan umum dan membuat para karyawan
lingkunganya yang dirasakan mengganggu dan terlambat masuk kerja.
mengakibatkan dirinya terancam. Menurut 3) Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan
Mangkunegara (2008:157), mengemukakan stres teknologi yang pesat, maka perusahaan pun
kerja sebagai perasaan yang menekan atau merasa menambah peralatan baru atau membuat sistem
tertekan yang dialami oleh pegawai dalam baru yang membuat karyawan harus
mengahadapi pekerjaan.

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 4


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri 3) Karakteristik kepribadian bawaan, Faktor
dengan itu. individu yang penting mempengaruhi stres
b. Faktor Organisasi adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang.
Banyak sekali faktor didalam organisasi yang Artinya gejala stres yang diungkapkan pada
dapat menimbulkan stres. Tekanan untuk pekerjaan itu sebenarnya berasal dari dalam
menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas kepribadian orang itu.
dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, 5. Indikator Stres Kerja
bos yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja Kehidupan saat ini dengan persaingan yang
yang tidak menyenangkan. Dari beberapa contoh ketat bisa membuat orang mengalami stres, salah
diatas, penulis mengkategorikan menjadi beberapa satu penyebabnya adalah beban pekerjaan yang
faktor terkandung di dalamnya, yaitu : semakin menumpuk. Menurut Gaffar (2012 : 11)
1) Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait beberapa indikator yang bisa dijadikan acuan untuk
dengan tuntutan atau tekanan untuk mengetahui stres yang disebabkan oleh pekerjaan,
menunaikan tugasnya secara baik dan benar. diantaranya :
2) Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan a. Peran dalam organisasi
yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan
dari peran tertentu yang dimainkan dalam perannya dalam organsasi, artinya setiap tenaga
organisasi itu. kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus
3) Konflik peran menciptakan harapan-harapan dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang ada
yang sulit dirujukkan atau dipuaskan. sesuai dengan yang diharapkan oleh atasannya.
Karyawan diharapkan untuk melakukan lebih b. Beban Kerja
dari pada yang dimungkinkan oleh waktu. Jika seorang pekerja tidak memilki cukup
Ambiguitas peran tercipta bila harapan peran informasi untuk dapat melaksanakan tugasnya, atau
tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak mengerti atau merealisasi harapan-harapan
tidak pasti mengenai apa yang harus yang berkaitan dengan peran tertentu. Faktor-faktor
dikerjakan. yang dapat menimbulkan peran yang tidak jelas
4) Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang meliputi :
diciptakan oleh karyawan lain. 1) Ketidakjelasan dari saran-saran (tujuan-tujuan
5) Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan kerja).
dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat 2) Kesamaran tentang tanggung jawab.
menimbulkan stres yang cukup besar, 3) Ketidakjelasan tentang prosedur kerja.
khususnya di antara para karyawan yang 4) Kesamaran tentang apa yang diharapkan oleh
memiliki kebutuhan sosial yang tinggi. orang lain.
6) Struktur Organisasi menentukan tingkat 5) Kurang adanya balikan, atau ketidakpastian
diferensiasi dalam organisasi, tingkat aturan tentang produktifitas kerja.
dan peraturan dan dimana keputusan itu c. Pengembangan Karir
diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya Pengembangan karir merupakan aspek-aspek
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari interaksi antara individu dengan
yang berdampak pada karyawan merupakan lingkungan organisasi yang mempengaruhi persepsi
potensi sumber stres. seseorang terhadap kualitas dari pengembangan
c. Faktor Individu karirnya. Stres ini dapat terjadi jika pekerja
Faktor ini mencakup kehidupan pribadi merasakan kehilangan akan rasa aman terhadap
karyawan terutama persoalan keluarga, masalah pekerjaannya. Promosi yang dirasakan tidak sesuai
ekonomi dan karakteristik kepribadian bawaan. yang secara umum disebabkan karena adanya
1) Faktor persoalan keluarga, Survei nasional ketidaksesuain antara karir yang diharapkan dengan
secara konsisten menunjukkan bahwa orang apa yang diperoleh selama ini atau juga tidak ada
menganggap bahwa hubungan pribadi dan kejelasan perkembangan karir. Terbatasnya peluang
keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. karir tidak akan menimbulkan stres pada tenaga
Kesulitan pernikahan, pecahnya hubungan dan kerja yang tidak memiliki aspirasi karir.
kesulitan disiplin anak-anak merupakan contoh d. Hubungan dalam Pekerjaan
masalah hubungan yang menciptakan stres bagi Hubungan kerja yang tidak baik terungkap
karyawan dan terbawa ketempat kerja. dalam gejala-gejala adanya kepercayaan yang
2) Masalah Ekonomi, Diciptakan oleh individu rendah, dan minat yang rendah dalam pemecahan
yang tidak dapat mengelola sumberdaya masalah dalam organisasi. Ketidakpercayaan secara
keuangan mereka merupakan satu contoh positif berhubungan dengan ketaksaan peran yang
kesulitan pribadi yang dapat menciptakan stres tinggi, yang mengarah ke komunikasi antar pribadi
bagi karyawan dan mengalihkan perhatian yang tidak sesuai antara pekerja dan ketegangan
mereka dalam bekerja. psikologikal dalam bentuk kepuasan pekerjaan yang

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 5


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

rendah, penurunan dari kondisi kesehatan, dan rasa 2. Faktor Faktor Penyebab Kebosanan Kerja
diancam oleh atasan dan rekan-rekan kerjanya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
e. Struktur dan Iklim Organsasi seorang pekerja atau karyawan bersikap bosan, acuh,
Faktor stres yang dikenali dalam kategori ini dan tidak bergairah melakukan pekerjaannya ini,
adalah stres yang timbul oleh bentuk struktur antara lain tidak cocok dengan pekerjaannya, tidak
organisasi yang berlaku di lembaga yang tahu bagaimana melakukan pekerjaan yang baik,
bersangkutan. Apabila bentuk atau struktur kurang insentif, lingkungan kerja yang tidak
organisasi kurang jelas dan jangka waktu yang lama menyenangkan, dan lain–lain. Kebosanan dapat
tidak ada perubahan atau pembaharuan, maka hal terjadi pada tenaga kerja yang bekerja secara
tersebut dapat menjadi sumber stres. Posisi individu monoton, berulang–ulang, serta pelaksanaan atau
dalam suatu struktur organsiasi juga dapat kegiatan yang tidak menarik. Namun ada kalanya
menggambarkan bagaimana stres yang dialami. kebosanan juga dapat ditimbulkan oleh hal–hal yang
semula dianggap mengasyikkan.
B. Konsep Kejenuhan Banyak faktor yang dapat menyebabkan
1) Definisi seorang pekerja atau karyawan bersikap bosan :
Kejenuhan adalah efek dari kerja berulang 1) Faktor individu
yang berupa gugup, gelisah, dan emosional serta Acuh dan tidak bergairah melakukan
terjadi hyperactiviation fisiologis. Sama halnya pekerjaan, antara lain tidak cocok dengan
dengan monoton, kejenuhan menghilang pekerjaannya, tidak tahu bagaimana melakukan
sepenuhnya dengan perubahan aktivitas tubuh. Di pekerjaan yang baik, kurang intensif, lingkungan
sisi lain kejenuhan di akibatkan oleh banyaknya kerja yang tidak menyenangkan, dan lain–lain.
tugas yang dikerjakan. 2) Faktor lingkungan kerja
Kebosanan atau kejenuhan kerja merupakan Kebosanan dapat terjadi pada karyawan yang
suatu hal yang kompleks dan individual sifatnya. bekerja secara monoton, berulang–ulang, serta
Tidak semua individu dapat bertahan terhadap jenis pelaksanaan atau kegiatan yang tidak menarik.
pekerjaan yang berulang–ulang atau pada pekerjaan 3) Faktor pekerjaan itu sendiri
yang sama. Kebosanan atau kejenuhan kerja adalah Namun ada kalanya kebosanan juga dapat
suatu sumber frustasi fundamental bagi karyawan. ditimbulkan oleh hal–hal yang semula dianggap
Karyawan atau pegawai yang merasa jenuh terhadap mengasyikkan.
suatu pekerjaan yang rutin dan sederhana akan 3. Dampak Kebosanan Kerja
berakibat karyawan tersebut melakukan kesalahan, Kebosanan kerja telah menjadi masalah yang
lamban dalam bekerja, dan cenderung bercakap– semakin penting dan kecenderungan ini diduga akan
cakap dalam bekerja. Seorang tenaga kerja yang terus meningkat pada masa yang akan datang.
merasa sangat bosan atau jenuh dengan Kebosanan kerja, penyebabnya bisa bermacam-
pekerjaannya mungkin akan mengalami suatu macam, salah satunya adalah rutinitas atau pekerjaan
ketegangan, rasa lemah, cepat marah, sulit yang dirasakan monoton sebab selalu harus
berkonsentrasi maupun sulit bekerja secara efektif dikerjakan setiap hari dalam bentuk yang sama.
(Anitawidanti, 2010). Kebosanan memiliki dampak terhadap
Suatu pekerjaan agar tidak menimbulkan produktivitas atau kinerja karyawan, yang pada
kebosanan, tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akhirnya juga merupakan masalah bagi perusahaan
dan ketrampilan yang dimiliki oleh pekerja atau ataupun organisasi. Apabila tidak ditanggulangi
karyawan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh dengan segera, pada awalnya kebosanan dapat
penguasaan prosedur kerja, uraian kerja yang jelas, mengurangi produktivitas, tetapi lama-kelamaan
persyaratan jabatan yang jelas untuk mendukung juga dapat berpotensi mengakibatkan kecelakaan
uraian jabatan tersebut, peralatan kerja yang tepat kerja. Kebosanan berhubungan dengan
atau sesuai lingkungan kerja, dan sebagainya. ketidaknyamanan kerja dan tugas rutin. Menurut
Menurut Papu (2002) dalam Oktaria (2009), banyak Geiwitz (1996) dalam Anitawidanti (2010),
perusahaan yang melakukan berbagai tindakan kebosanan kerja merupakan suatu hal yang
pencegahan kebosanan kerja untuk membuat para kompleks dan individual sifatnya. Tidak semua
pekerja tidak merasa bosan dan jenuh dengan individu dapat bertahan terhadap jenis pekerjaan
kegiatan yang harus dilakukan sehari-hari, dengan yang berulang–ulang atau pada pekerjaan yang
cara melakukan rotasi kerja, melibatkan pekerja sama. Kebosanan kerja adalah suatu sumber frustasi
dalam pengambilan keputusan melaksanakan fundamental bagi karyawan.
pertemuan semua karyawan, memberikan Karyawan atau pegawai yang merasa bosan
kesempatan untuk melakukan cuti, dan masih terhadap suatu pekerjaan yang rutin dan sederhana
banyak lagi hal lainnya. Semua kegiatan tersebut akan berakibat karyawan tersebut melakukan
bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kesalahan, lamban dalam bekerja, dan cenderung
kebosanan kerja pada karyawan. bercakap–cakap dalam bekerja. Seorang tenaga

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 6


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

kerja yang merasa sangat bosan atau jenuh dengan Kompensasi adalah semua pendapatan yang
pekerjaannya mungkin akan mengalami suatu berbentuk uang, barang langsung atau tidak
ketegangan, rasa lemah, cepat marah, sulit langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan
berkonsentrasi maupun sulit bekerja secara efektif. atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Malayu
4. Indikator Kejenuhan Kerja S.P. Hasibuan, 2002:54). Kompensasi berbentuk
Yanuar dan Hary (2010) menyatakan uang, artinya gaji dibayar dengan sejumlah uang
kejenuhan kerja memiliki lima indikator yaitu : kartal kepada karyawan yang bersangkutan.
Kelelahan fisik, ditandai dengan serangan sakit Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar
kepala, mual, susah tidur, kurangnya nafsu makan, dengan barang. Misalnya gaji dibayar 10% dari
dan individu merasakan adanya anggota badan yang produksi yang dihasilkan. Di Jawa Barat penunai
sakit. padi upahnya 10% dari hasil padi yang ditunai.
Kelelahan emosional, ditandai dengan depresi, Perusahaan dalam memberikan kompensasi
merasa terperangkap di dalam pekerjaannya, mudah kepada para pekerja terlebih dahulu melakukan
marah, dan cepat tersinggung. penghitungan kinerja dengan membuat sistem
Kelelahan mental, ditandai dengan bersikap penilaian kinerja yang adil. Sistem tersebut
sinis terhadap orang lain, bersikap negatif, umumnya berisi kriteria penilaian setiap pegawai
cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan maupun yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang
organisasi. bisa diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi
Rendahnya penghargaan terhadap diri, ditandai dengan pekerja lain, perilaku, pengetahuan atas
dengan individu tidak merasa pernah merasa puas pekerjaan, dan lain sebagainya.
dengan hasil kerja sendiri, dan merasa tidak pernah Para karyawan mungkin akan menghitung
merasa puas dengan hasil kerjanya. kinerja dan pengorbanan dirinya dengan kompensasi
Depersonalisasi, dtitandai dengan menjauhnya yang diterima. Apabila karyawan merasa tidak puas
individu dari lingkungan sosial, dan tidak perduli dengan kompensasi yang didapat, maka dia dapat
dengan lingkungan dan orang-orang sekitarnya. mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi
5. Cara Menghilangkan Kebosanan kompensasi lebih baik. Hal itu cukup berbahaya bagi
Suatu pekerjaan agar tidak menimbulkan perusahaan apabila pesaing merekrut / membajak
kebosanan, tidak hanya ditentukan oleh kemampuan karyawan yang merasa tidak puas tersebut karena
dan ketrampilan yang dimiliki oleh pekerja atau dapat membocorkan rahasia perusahaan / organisasi
karyawan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh (Agustin, 2015)
penguasaan prosedur kerja, uraian kerja yang jelas, 2) Efek Pemberian Kompensasi
persyaratan jabatan yang jelas untuk mendukung Kompensasi yang baik akan memberi beberapa
uraian jabatan tersebut, peralatan kerja yang tepat efek positif pada organisasi / perusahaan sebagai
atau sesuai lingkungan kerja, dan sebagainya. berikut di bawah ini :
Menurut Papu (2002) dalam Oktaria (2009), banyak a. Mendapatkan karyawan berkualitas baik
perusahaan yang melakukan berbagai tindakan b. Memacu pekerja untuk bekerja lebih giat dan
pencegahan kebosanan kerja untuk membuat para meraih prestasi gemilang
pekerja tidak merasa bosan dan jenuh dengan c. Memikat pelamar kerja berkualitas dari
kegiatan yang harus dilakukan sehari-hari, dengan lowongan kerja yang ada
cara melakukan rotasi kerja, melibatkan pekerja d. Mudah dalam pelaksanaan dalam administrasi
dalam pengambilan keputusan melaksanakan maupun aspek hukumnya
pertemuan semua karyawan, memberikan e. Memiliki keunggulan lebih dari kompetitor
kesempatan untuk melakukan cuti, dan masih 3. Tujuan Pemberian Kompensasi
banyak lagi hal lainnya. Semua kegiatan tersebut Tujuan dari kebijakan pemberian kompensasi
bertujuan untuk mencegah atau mengurangi meliputi :
kebosanan kerja pada karyawan. a. Menghargai prestasi karyawan
b. Menjamin keadilan gaji karyawan
c. Mempertahankan karyawan atau mengurangi
C. Konsep Kompensasi turnover karyawan
1) Definisi Kompensasi d. Memperoleh karyawan yang bermutu
Kompensasi adalah seluruh imbalan yang e. Pengendalian biaya
diterima karyawan atas hasil kerja tersebut pada f. Memenuhi peraturan-peraturan.
organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun 4. Macam-Macam / Jenis-Jenis Kompensasi
non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada Macam-macam / jenis-jenis kompensasi yang
karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan pada karyawan :
diberikan kepada organisasi / perusahaan tempat ia a. Imbalan Ektrinsik
bekerja (Agustin, 2015). 1) Imbalan ektrinsik berbentuk uang antara lain
misalnya :

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 7


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

a) Gaji terdapat satu pertanyaan esensial yang harus


b) Upah dijawab, yaitu : “Apa yang seharusnya dapat dicapai
c) Honor organisasi dengan menerapkan sebuah sistim
d) Bonus kompensasi tertentu?”. Pertanyaan tersebut
e) Komisi mendasari organisasi dalam menilai keberhasilan
f) Insentif suatu sistim dengan kreteria-kreteria sebagai berikut:
g) Upah, dll a. Mendukung pencapaian tujuan-tujuan
2) Imbalan ektrinsik yang bentuknya sebagai benefit organisasi
/ tunjangan pelengkap contohnya : b. Sesuai dengan dan mendukung strategi dan
a) Uang cuti struktur organisasi.
b) Uang makan c. Menarik dan dapat mempertahankan individu
c) Uang transportasi / antar jemput yang berkompeten sesuai dengan standar
d) Asuransi keahlian yang ditetapkan.
e) Jamsostek / jaminan sosial tenaga kerja d. Menetapkan spektrum yang lebih luas atas
f) Uang pensiun perilaku tugas (task behavior) yang diinginkan
g) Rekreasi dari seluruh anggota organisasi.
h) Beasiswa melanjutkan kuliah, dsb e. Merefleksikan ekuitas (persamaan-keadilan)
3) Imbalan Intrinsik bagi seluruh anggota organisasi.
Imbalan dalam bentuk intrinsik yang tidak f. Sejalan dengan hukum atau perundang-
berbentuk fisik dan hanya dapat dirasakan berupa undangan yang berlaku dalam suatu wilayah
kelangsungan pekerjaan, jenjang karir yang jelas, yuridisdiksi tertentu dimana organisasi berada.
kondisi lingkungan kerja, pekerjaan yang menarik, g. Dapat mencapai ke-enam kreteria tersebut
dan lain-lain. (Agustin, 2015) dengan biaya yang proposional sesuai dengan
5. Indikator Pemberian Kompensasi kondisi keuangan internal.
Menurut Mangkunegara (2010 : 86) ada h. Dapat mencapai ketujuh kreteria tersebut diatas
beberapa indikator kompensasi, yaitu : dalam kondisi dengan penggunaan biaya yang
Tingkat bayaran bisa diberikan tinggi, rata-rata paling efektif.
atau rendah tergantung pada kondisi perusahaan.
Artinya, tingkat bayaran tergantung pada D. Konsep Kinerja Karyawan
kemampuan perusahaan membayar jasa 1. Definisi Kinerja
pegawainya. Kinerja atau performance merupakan
a. Struktur Pembayaran gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
Struktur pembayaran berhubungan dengan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
rata-rata bayaran, tingkat pembayaran dan mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
klasifikasi jabatan di perusahaan. organisasi yang dituangkan melalui perencanaan
b. Penentuan Bayaran Individu strategis suatu organisasi (Moeheriono, 2012).
Penentuan pembayaran kompensasi individu Kinerja merupakan gambaran pencapaian
perlu didasarkan pada rata-rata tingkat bayaran, pelaksanaan (achievement) suatu program kegiatan
tingkat pendidikan, masa kerja, dan prestasi kerja perencanaan strategis dan operasional organisasi
pegawai. (efforts) oleh seseorang atau sekelompok orang
c. Metode Pembayaran dalam suatu organisasi baik secara kuantitas dan
Ada dua metode pembayaran, yaitu metode kualitas, sesuai dengan kewenagan dan tugas
pembayaran yang didasarkan pada waktu (per jam, tanggung jawabnya, legal dan tidak melanggar
per hari, per minggu, per bulan). Kedua metode hukum, etika dan moral (Nursalam, 2015).
pembayaran yang didasarkan pada pembagian hasil. 2. Jenis Kinerja
d. Kontrol Pembayaran Dalam suatu organisasi dikenal ada tiga jenis
Kontrol pembayaran merupakan pengendalian kinerja yang dapat dibedakan menjadi sebagai
secara langsung dan tidak langsung dari biaya kerja. berikut :
Pengendalian biaya merupakan faktor utama dalam Kinerja operasional (operation performance),
administrasi upah dan gaji. Tugas mengontrol kinerja ini berkaitan dengan efektivitas penggunaan
pembayaran adala pertama, mengembangkan setiap sumberdaya yang digunakan oleh perusahaan
standar konpensasi dan meningkatkan fungsinya. seperti modal, bahan baku, teknologi, dan lain-lain.
Kedua, mengukur hasil yang bertentangan dengan Sejauh mana penggunaan tersebut secara maksimal
standar yang tetap. Ketiga, meluruskan perubahan untuk mencapai keuntungan atau mencapai visi dan
standar pembayaran upah. misinya.
6. Kriteria Keberhasilan Sistim Kompensasi Kinerja administratif (administrative
Menurut Irianto (2001:103) dalam mengukur performance), kinerja ini berkaitan dengan kinerja
keberhasilan implementasi sistem kompensasi, administrasi organisasi. Termasuk di dalamnya

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 8


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

struktur administratif yang mengatur hubungan dengan yang bersangkutan misal, sesama sales
otoritas wewenang dan tanggung jawab orang yang berapa besar omset penjualan selama satu bulan.
menduduki jabatan. Selain itu, berkaitan dengan (Meoheriono, 2012)
kinerja mekanisme aliran informasi antarunit kerja 5. Model Sistem Pengukuran Kinerja
dalam organisasi. Dalam merancang sistem pengukuran kinerja
Kinerja strategi (strategic performance), organisasi dibutuhkan model yang cocok dan
kinerja ini berkaitan atas kinerja perusahaan mampu mengukur kinerja secara keseluruhan dari
dievaluasi ketepatan perusahaan dalam memilih organisasi itu sendiri. Tergantung dengan situasi dan
lingkungannya dan kemampuan adaptasi perusahaan kondisi dari organisasi, artinya tidak semua model
khususnya secara strategi perusahaan dalam pengukuran kinerja tepat untuk mengukur. Berikut
menjalankan visi dan misinya. ini ada beberapa contoh sistem pengukuran kinerja
(Moeheriono, 2012) terintegrasi yang berhasil dibuat oleh para akademisi
3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja dan praktisi. Tetapi penentuan penggunaan sistem
Kinerja individu pada dasarnya dapat pengukuran kinerja tetap tergantung pada organisasi.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Balanced Scorecard Model dari Harvard
a. Harapan mengenai imbalan Business School oleh Robert S. Kaplan dan David R
b. Dorongan Norton, pada model ini menggunakan empat
c. Kemampuan perspektif dengan titik awal strategi sebagai dasar
d. Kebutuhan perancangannya.
e. Persepsi terhadap tugas Integrated Performance, Measurement Sistem
f. Imbalan internal (IPMS) model dari Centre for Strategic
g. Eksternal Manufacturing, University of Strathdyde Glasgow
h. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan oleh Bititci et al. pada model sistem pengukuran
kerja kinerja ini dengan titik awal (starting point dan
(Meoheriono, 2012) stakeholder) sebagai landasan menentukan Key
Sedangkan menurut Nursalam (2015) ada 3 Performance Indicator-nya atau KPI.
faktor yang berpengaruh terhadap kinerja, yaitu : Cambridge model dari Cambridge University
a. Faktor individu, kemampuan, ketrampilan, latar oleh Neely, pada model ini dititik beratkan
belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat menggunakan product group sebagai dasar untuk
sosial dan demografi seseorang. mengidentifikasi Key Performance Indicator-nya
b. Faktor psikologis, persepsi, peran, sikap, atau KPI.
kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja. Performance PRISM adalah hasil kolaborasi
c. Faktor organisasi, struktur organisasi, desain antara Chris Adams dan Andy Nelly dari centre for
pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan business performance pada cranfield school of
(reward system). management United Kingdom. Model ini dibuat
4. Indikator Penilaian Kinerja dengan mencoba melakukan penyempurnaan
Penilaian kerja merupakan proses yang terhadap metode sebelumnya, yaitu model
berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personal pengukuran kinerja yang mencoba memadukan
dalam organisasi. antara kerangka kerja pengukuran yang berorientasi
Penilaian adalah aspek-aspek yang diukur strategi dengan metodologi pengukuran yang
dalam proses penilaian kerja individu. Faktor memperhatikan kepentingan stakeholder.
penilaian tersebut terdiri dari empat aspek, yakni Pengukuran Kinerja Supply Chain adalah
sebagai berikut. merupakan sistem pengukuran kinerja yang
Hasil kerja, yaitu keberhasilan karyawan dalam bertujuan untuk membantu monitoring jalannya
pelaksanaan kerja (output) biasanya terukur, aplikasi Supply Chain Management (SCM) agar
seberapa besar yang telah dihasilkan, berapa berjalan dengan baik.
jumlahnya dan berapa besar kenaikannya. Analytical Hierarchy Process (AHP),
Perilaku yaitu aspek tindak tanduk karyawan dikenalkan oleh Thomas L. Saat pada tahun 1980,
dalam melaksanakan pekerjaan, pelayanannya metode ini digunakan untuk mendapatkan bobot
bagaimana, kesopanan, sikapnya, dan perilakunya kinerja berdasarkan bagaimana preferensi dari
baik terhadap sesama karyawan maupun kepada pengambilan keputusan (direksi dan manajer)
pelanggan. terhadap tingkat kepentingan dari masing-masing
Atribut dan kompetensi, yaitu kemahiran dan perspektif kelompok metric dan KPI (Meoheriono,
penguasaan karyawan sesuai tuntutan jabatan, 2012).
pengetahuan, keterampilan dan keahlian, seperti
kepemimpinan, inisiatif, dan komitmen.
Komparatif yaitu membandingkan hasil kinerja III. METODOLOGI DAN DESAIN
karyawan dengan karyawan lainnya yang selevel PENELITIAN

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 9


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

A. Metode Yang Digunakan karyawan 2. Struktur


Dalam penelitian yang bersifat ilmiah harus atas hasil Pembayaran 3
menggunakan suatu metode penelitian yang tepat, kerja 3. Penentuan
sehingga penelitian tersebut dapat karyawan Bayaran
tersebut pada Individu 4
dipertanggungjawabkan kebenaran analisis data
organisasi 4. Metode
ilmiah. Berdasarkan latar belakang masalah, Pembayaran 5
perumusan masalah dan teori yang telah diuraikan 5. Kontrol
pada bab sebelumnya, maka desain penelitian ini Pembayaran
adalah penelitian kuantitatif dengan analisis regresi.
Analisis regresi digunakan oleh peneliti, bila Kinerja Gambaran 1. Hasil kerja Ordi 1
peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (Y) pencapaian 2. Perilaku nal 2
(naik turunnya) variabel dependen (kriterium) pelaksanaan 3. Atribut dan 3
(Sugiyono, 2009). Secara umum analisis regresi linier (achievement) kompetensi
suatu program 4. Komparatif 4
berganda pada dasarnya adalah studi mengenai
kegiatan
ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan perencanaan
satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas strategis dan
/ bebas), dengan tujuan untuk mengistemasi dan atau operasional
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata organisasi
variabel dependen berdasarkan nilai variabel (efforts) oleh
independen yang diketahui (Ghozali, 2007). seseorang
atau
B. Operasional Variabel sekelompok
orang dalam
Agar penelitian berjalan seperti apa yang
suatu
dikehendaki, maka penulis akan menguraikan organisasi
mengenai batasan dari variabel yang ada beserta baik secara
dengan indikator. Adapun batasan dari variabel kuantitas dan
tersebut adalah sebagai berikut : kualitas

Tabel 3.1 Operasional Variabel


C. Teknik Sampling
No.
Variabel Definisi Indikator Skala
Butir
Menurut Arikunto (2002) apabila subjek
Stres Suatu bentuk 1. Peran dalam Ordi 1 kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
kerja tanggapan organisasi nal penelitiannya merupakan penelitian populasi.
(X1) seseorang, 2. Beban Kerja 2 Dengan demikian jumlah sampel yang dipakai
baik fisik 3. Pengembangan 3 sebanyak72 responden.
maupun Karir Populasi adalah seluruh obyek atau obyek
mental 4. Hubungan 4 dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti
terhadap suatu dalam
bukan hanya subyek atau obyek saja yang dipelajari
perubahan di Pekerjaan
lingkunganya 5. Struktur dan 5 tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki
yang dirasakan Iklim subyek atau obyek tersebut (Hidayat, 2007).
mengganggu Organsasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
dan karyawan CV. Berkah Makmur selama jangka waktu
mengakibatkan penelitian yaitu sebanyak 72 responden.
dirinya
terancam. D. Teknik Pengumpulan Data
Kejen Efek dari 1. Kelelahan fisik Ordi 1 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
uhan kerja 2. Kelelahan nal 2 skala likert, yaitu skala yang meminta responden
(X2) berulang emosional
yang berupa 3. Kelelahan 3
menunjukkan tingkat setuju atau tidak setuju dalam
gugup, mental pertanyaan tentang stimulus obyek :
gelisah,dan 4. Rendahnya 4 STS = Sangat Tidak Setuju , skor = 1
emosional penghargaan TS = Tidak Setuju , skor = 2
serta terjadi terhadap diri TP = Tidak Pasti , skor = 3
hyperactiviati 5. Depersonalisasi 5 S = Setuju , skor = 4
on fisiologis. SS = Sangat Setuju , skor = 5
Kompe Seluruh 1. Tingkat Ordi 1 Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
nsasi imbalan yang Bayaran nal terhadap variabel terikat digunakan uji statistik
(X3) diterima 2

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 10


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

regresi linier berganda. Persamaan regresi linier Untuk melihat pengaruh secara parsial antara
berganda yaitu sebagai berikut: variabel bebas stres (X1), kejenuhan (X2), dan
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e kompensasi (X3) terhadap variabel terikat yaitu
Di mana: kinerja karyawan (Y) digunakan uji t.
Y = Keputusan pembelian Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a = Konstanta dari persamaan regresi Menentukan hipotesa
b1,b2,b3 = Koefisien regresi Ho: b1 = 0, artinya bahwa variabel bebas (X) tidak
X1 = Stres ada pengaruh secara parsial terhadap veriabel
X2 = Kejenuhan terikat (Y).
X3 = Kompensasi Ho: b1 ≠ 0, artinya bahwa variabel bebas (X) ada
e = Standard error pengaruh secara parsial terhadap veriabel
terikat (Y).
1) Uji Hipotesis Menentukan taraf signifikansi
Pengujian Hipotesis Pertama (Uji F) Taraf signifikansi menggunakan 0.05 (α =5%)
Pengujian koefisien regresi ini bertujuan Menentukan derajat bebas (df)
untuk melihat pengaruh secara simultan antara Derajat bebas yang digunakan dalam
variabel bebas stres (X1), kejenuhan (X2), dan penelitian ini adalah df = n – k – 1, dimana n =
kompensasi (X3) terhadap variabel terikat yaitu jumlah pengamatan, k = jumlah variabel dalam
kinerja karyawan (Y) digunakan uji F. penelitian.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: Menentukan t hitung
Menentukan formulasi Ho dan Ha Perhitungan uji t dilakukan dengan rumus:
Ho : Tidak ada pengaruh antara antara variabel b−B
bebas stres (X1), kejenuhan (X2), dan t hitung =
kompensasi (X3) terhadap variabel terikat Sb
yaitu kinerja karyawan (Y) Keterangan:
Ha : Ada pengaruh antara variabel bebas stres (X1), b = Koefisien regresi parsial sampel
kejenuhan (X2), dan kompensasi (X3) B = Koefisien regresi parsial populasi
terhadap variabel terikat yaitu kinerja Sb = Standart error koefisien regresi sampel
karyawan (Y)

Menentukan taraf signifikansi Kriteria pengujian sebagai berikut:


Taraf signifikansi menggunakan 0.05 (α=5%) Ho diterima jika –t tabel, ≤ thit ≤ ttabel (tidak ada
Menentukan derajat bebas (df) pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
Derajat bebas yang digunakan dalam penelitian ini terikat).
adalah df = n – k – 1, dimana n = jumlah pengamatan, Ho ditolak jika thit > t tabel, atau thit < -ttabel ( ada
k = jumlah variabel dalam penelitian. pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
Penentuan F hitung terikat).
Perhitungan uji F dilakukan dengan rumus: Penarikan sebuah kesimpulan
R2/k Uji Hipotesis Ketiga (Uji Dominan)
Fhitung = Untuk mengetahui variabel mana yang
(1 – R2) (n − k – 1) dominan pengaruhnya diantara variabel bebas stres
Keterangan: (X1), kejenuhan (X2), dan kompensasi (X3)
F = Fhitung yang dibandingkan dengan Ftabel terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y)
R2 = Koefisien Determinasi dilakukan dengan melihat nilai koefisien beta yang
k = Jumlah Variabel Bebas terbesar atau tertinggi. Variabel yang mempunyai
n = Jumlah Sampel koefisien beta terbesar merupakan salah satu
Penentuan kriteria pengujian variabel bebas (X) yang dominan pengaruhnya
Ho ditolak jika F hitung > F tabel, artinya dengan terhadap variabel terikat (Y).
tingkat signifikan (5%) maka variabel bebas
(X) secara serempak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat (Y). IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel, artinya dengan 1. Analisis Regresi Linier Berganda
tingkat signifikan (5%) maka variabel bebas Dalam penulisan skripsi ini digunakan cara
(X) secara serempak tidak berpengaruh regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk
signifikan terhadap variabel terikat (Y). mengetahui kontribusi variabel – variabel bebas
Penarikan kesimpulan terhadap variabel terikat. Adapun berdasarkan
Uji Hipotesis Kedua (Uji t) pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut :

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 11


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

Tabel 4.1
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis parsial (uji t) digunakan untuk


mengetahui pengaruh dari masing – masing variabel
Berdasarkan analisa regresi linier berganda bebas secara parsial atau individu terhadap variabel
antara variabel bebas stress kerja (X1), kejenuhan terikat digunakan uji t. Dalam tabel 4.15 disajikan
(X2), kompensasi (X3) terhadap kinerja karyawan hubungan regresi antara variabel bebas dengan
(Y) maka dapat disusun persamaan sebagai berikut : variabel terikat dapat diuraikan sebagai berikut :
Y = 1.933 + 1.864 X1 + 1.764 X2 + 0.261 X3 1. Pengaruh secara parsial variabel stres kerja (X1)
+e terhadap kinerja karyawan (Y).
Interpretasi : Level of signifikan = 0.05
Konstanta (a) = 1.933 berarti variabel stress Perhitungan yang didapat t hitung variabel stres
kerja (X1), kejenuhan (X2), kompensasi (X3) kerja (X1) sebesar 6.591 > t tabel sebesar 1.976 dan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar ρ. value (0.006) < α (0.05), maka H1 diterima dan
1.933. Artinya apabila variabel bebas sama dengan 0 H0 ditolak pada level of signifikansi 5% sehingga
maka diprekdisikan kinerja karyawan mengalami secara parsial variabel stres kerja (X1) berpengaruh
kenaikan sebesar 1.933. terhadap kinerja karyawan (Y).
Koefisien regresi untuk stres kerja (X1)
sebesar 1.864 berarti jika stres kerja mengalami
kenaikan sebesar 1 satuan maka kinerja karyawan
(Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1.864
dengan anggapan apabila variabel kejenuhan (X2),
kompensasi (X3) sama dengan 0. 2. Pengaruh parsial kejenuhan (X2) terhadap kinerja
Koefisien regresi untuk kejenuhan (X2) karyawan (Y).
sebesar 1.764 berarti jika kejenuhan mengalami Level of signifikan = 0.05
kenaikan sebesar 1 satuan maka kinerja karyawan Perhitungan yang didapat t hitung variabel
(Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1.764 kejenuhan (X2) sebesar 6.235 > t tabel sebesar 1.976
apabila stress kerja (X1), kompensasi (X3) sama dan ρ. value (0.002) < α (0.05) maka H1 diterima dan
dengan 0. H0 ditolak pada level of signifikansi 5% sehingga
Koefisien regresi untuk kompenssasi (X3) secara parsial variabel kejenuhan (X2) berpengaruh
sebesar 0.261 berarti jika kompensasi mengalami terhadap kinerja karyawan (Y).
kenaikan sebesar 1 satuan maka kinerja karyawan 3. Pengaruh parsial kompensasi (X3) terhadap
(Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.261, kinerja karyawan(Y).
apabila stress kerja (X1), kejenuhan (X2), sama Level of signifikan = 0.05
dengan 0. Perhitungan yang didapat t hitung variabel
kompensasi (X3) sebesar 0.034 < t tabel sebesar
2. Pengujian Hipotesis 1.976 dan ρ. value (0.973) > α (0.05), maka H0
a. Pengujian Hipotesis Pertama (Uji t) diterima dan H1 ditolak pada level of signifikansi
Analisis parsial (uji t) yaitu untuk mengetahui 5% sehingga secara parsial variabel kompensasi
pengaruh dari masing – masing variabel bebas secara tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y).
parsial atau individu terhadap variabel terikat
digunakan uji t. Dalam tabel 4.7 disajikan hubungan b. Pengujian Hipotesis Kedua (Uji F)
regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat Untuk mengetahui pengaruh dari variabel
dapat diuraikan sebagai berikut : bebas secara simultan atau keseluruhan terhadap
variabel terikat digunakan uji F dengan kriteria. Jika
Tabel 4.2 F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Hasil Uji t yang berarti variabel bebas berpengaruh secara
simultan terhadap variabel terikat. Hasil uji F
sebagai berikut

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 12


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

a. Secara simultan variabel stres kerja, kejenuhan,


Tabel 4.3 dan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja
Hasil Uji F karyawan, besaran pengaruh tersebut sebesar
0.863 atau 86.3% sedangkan sisanya sebesar
13.7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
masuk dalam penelitian ini.
b. Secara parsial variabel stres kerja dan variabel
kejenuhan berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan, sedangkan variabel
kompensasi secara parsial tidak memberikan
pengaruh terhadap kinerja karyawan CV. Berkah
Makmur .
Jika F hitung (2.745) > F tabel (2.432) dan ρ. c. Diantara 3 variabel bebas, yaitu stres kerja,
value (0.047) < α (0.05) maka H0 ditolak dan H1 kejenuhan dan kompensasi, yang dominan
diterima dengan tingkat signifikansi 0.049 yang mempengaruhi variabel terikat kinerja karyawan
berarti stress kerja (X1), kejenuhan (X2), adalah variabel stres kerja CV. Berkah Makmur
kompensasi (X3) memberikan pengaruh simultan .
terhadap kinerja karyawan (Y).
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi 2. Saran
keseluruhan dari variabel-variabel independen Beberapa saran yang dapat diharapkan
terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai R sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
Square yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : kebijakan bagi perusahaan antara lain :
Tabel 4.4 1. Mengacu pada hasil penelitian yang
Hasil Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan pengaruh simultan stress kerja,
Model Summary kejenuhan, kompensasi terhadap kinerja
Adjusted R Std. Error of karyawan, maka perusahaan harus
Model R R Square Square the Estimate memperhatikan akan adanya pengaruh stress
kerja, kejenuhan, kompensasi terhadap kinerja
1 .932a .863 .806 .22944
karyawan CV. Berkah Makmur
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
2. Hendaknya perusahaan mempertahankan stres
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kerja karena variabel ini ternyata memberikan
keseluruhan dari variabel-variabel stress kerja (X1), pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan
kejenuhan (X2), kompensasi (X3) dalam a. Hendaknya perusahaan lebih meningkatkan
memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan kompensasi untuk meningkatkan kinerja
(Y) dapat dilihat dari nilai R Square yakni 0.863. Ini karyawan yang meliputi ;
mengandung arti bahwa stress kerja (X1), kejenuhan b. Gaji, honor, bonus karena merupakan faktor
(X2), kompensasi (X3) memberikan pengaruh yang mempengaruhi kinerja karyawan
terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 0.863 atau c. Kelangsungan pekerjaan, jenjang karir yang
86.3% sedangkan sisanya sebesar 13.7% jelas, kondisi lingkungan kerja, pekerjaan
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk yang menarik karena berpengaruh terhadap
dalam penelitian ini. kinerja karyawan
c. Uji Simultan 3. Faktor benefit / tunjangan pelengkap contohnya
Untuk menentukan variabel bebas mana yang seperti uang cuti, uang makan, uang transportasi
memiliki pengaruh dominan terhadap variabel / antar jemput uang pensiun karena berpengaruh
terikat dapat dilihat dari nilai yang terbesar dan terhadap kinerja karyawan
tertinggi, yaitu variabel stres kerja (X1) sebesar
0.348 kejenuhan (X2) sebesar 0.332 dan kompensasi
(X3) sebesar -0.004. F. REFERENSI
Dari hasil analisis regresi linier berganda
diketahui bahwa variabel bebas stres kerja (X1) lebih Agustin, Tri. 2015. Pengertian Kompensasi &
besar pada nilai koefisien beta, maka variabel stres Jenis/Macam Kompensasi SDM - Upah,
kerja merupakan variabel bebas yang dominan Gaji, Insentif, Tunjangan, Dsb.
mempengaruhi variabel terikat yaitu kinerja http://www.organisasi.org. Diakses tanggal
karyawan. 18 Agustus 2016.

Anitawidanti, Hafni. 2010. Analisis Hubungan


V. PENUTUP Antara Stres Kerja Dengan Kepuasan Kerja
1. Kesimpulan

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 13


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE Pasim Sukabumi; Vol. 6 No.02 Pebruari 2017
www.stiepasim.ac.id

Karyawan Berdasarkan Gender. Semarang : Robbbins. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta :


Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Salemba Empat

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi.
Jakarta : Rineka Cipta Bandung : Alfabeta.

Edi Sutrisno. 2014. Manajemen Sumber Daya Umar, Husein. 2001. Metode Riset Perilaku
Manusia, Edisi Pertama. Jakarta : Kencana. Organisasi. Jakarta : Gramedia.

Endang Naryono. Jurnal Academia. : Effect of


Application of Principles of Good Corporate
Governance Corporate Financial Performance
Against At PT. Duta Cendana Mobilindo Cianjur.
STIE Pasim Sukabumi

Faustino, Gomez. 2003. Manajemen Sumber Daya


Manusia. Yogyakarta : Andi.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate


Dengan Program SPSS. Semarang: BP
Universitas Diponegoro.

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Sumber


Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara,
Jakarta.

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Riset dan Teknik


Penulisan Ilmiah. Jakarta. Salemba Medika.

Malayu, Hasibuan SP. 2009. Manajemen Sumber


Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta : Bumi
Aksara.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Evaluasi


Kinerja Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua.
Bandung : PT Refika Aditama.

Maria Graciana Yudith Tallo. 2014. Pengaruh Stres


Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawan pada Perhutani Plywood Industry
di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Malang :
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya.

Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis


Kompetensi. Jakarta : Raja Grafindo.

Oktaria, Yudit. 2009. Telaah Kebosanan Kerja


Karyawan Pabrik SSP II Unit Peleburan PT.
KS dan Cara Untuk Mengatasinya. Jakarta :
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Reka Ardian Purnama, Endang Naryono (2019).


Pedoman Penyusunan Skripsi program
Sarjana. Sukabumi : Stie Pasim Sukabumi

Rivai, Veitzal. 2008. Kepemimpinan dan Prilaku


Organisasi, Edisi 2. Jakarta : Rajawali Pers.

Jurnal Ekonomi STIE PASIM SUKABUMI 14

Anda mungkin juga menyukai