(The relationship between work life balance and burnout among account officer bank x)
Medan-Indonesia
Email : 14033nsp@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara work life balance dengan
burnout dikalangan account officer Bank X. Burnout merupakan suatu respon terhadap keadaan
kerja yang menekan. Burnout sendiri diawali dengan munculnya stress kerja yang
antara tuntutan pekerjaan dengan kebutuhan pribadi dan keluarganya. Partisipan pada penelitian
ini sebanyak 120 orang account officer. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis
korelasi dengan teknik total sampling. Data diperoleh dengan membagikan skala burnout dan
skala work life balance dalam bentuk skala likert. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh yang signifikan antara work life balance terhadap burnout. Hal ini berarti semakin
tinggi tingkat work life balance maka semakin rendah tingkat burnout, begitu juga sebaliknya
jika rendah tingkat work life balance maka akan tinggi tingkat burnout.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the relationship between work life balance and
burnout among account officers bank x. Burnout is a response to a pressing working state.
Burnout itself begins with the emergence of prolonged work stress. Work-Life Balance is the
ability of a person to balance the demands of work with their personal and family needs. The
participants in this study were 120 account officer. This study uses a quantitative method of the
type of correlation with the total sampling technique. Data was obtained by distributing the
burnout scale and work life balance scale in the form of a Likert scale. The results showed that
there was a significant effect between work life balance on burnout. This means that the higher
the work life balance level, the lower the burnout level, and vice versa if the work life balance
dunia usaha. Perkembangan ekonomi yang yang tercermin dalam struktur organisasi
banyak menjual produk peminjaman kredit ganda. Di satu pihak ia merupakan personil
kepada nasabah, maka perusahaan bank yang harus bekerja di bawah peraturan
perbankan haruslah memperhatikan sumber dan tujuan bank sehingga dapat memberikan
daya manusia yang terlibat di dalamnya. hasil kepada bank, dan di pihak lain ia
Salah satunya adalah bagian account officer dituntut untuk memberikan kondisi yang
(AO), (Putri, Sujana, & Darmawan, 2013). paling baik untuk nasabahnya yang
Account officer adalah orang yang umumnya tercermin dari biaya yang harus
bertugas mencari nasabah yang layak sesuai dikeluarkan oleh nasabah (Jusuf, 1997).
masalah SDM dalam penjualan produk kelelahan kerja, dan kelelahan kerja akan
kredit dari perbankan, sehingga bank menurunkan kinerja serta menambah tingkat
AO, agar dapat melaksanakan tugas dengan Romadhoni, Asmony, & Suryatni, 2015).
baik, mengingat banyaknya hal-hal yang Setiap orang yang bekerja dengan melebihi
officer dalam mencari nasabah. Adapun oleh karena itu setiap perusahaan haruslah
kredit, membuat analisis kredit termasuk Romadhoni, dkk. 2015). Menurut Setyowati
analisis keuangan. Agar nantinya bisa (2010); Romadhoni, Asmony & Suryatni,
diperkirakan berapa jumlah kredit yang bisa 2015), faktor-faktor yang dapat
tidak memadai untuk bekerja dan masalah kerja kronis yang terdiri dari sikap negatif
psikososial mereka ataupun fisik mereka. dan perasaan terhadap penerima layanan
Romadhoni, Asmony & Suryatni, (2015) rendah dan kegagalan dalam profesinya atau
individu yang pekerjaannya berhadapan (Lasebikan & Oyetunde, 2012; Surya &
dikatakan sebagai stres kerja yang (1986); Amelia dan Zulkarnain, (2005)
berlangsung lama yang diakibatkan dari mengatakan bahwa burnout terjadi karena
interaksi antara tekanan emosional yang adanya kesenjangan antara harapan dan
konstan secara terus menerus yang terkait kenyataan yang dialami seseorang ditempat
intens untuk jangka waktu yang lama dan yang dimaksud adalah harapan tentang
karakteristik pribadi. Gejala sindrom prestasi yang seharusnya dicapai dan unjuk
burnout adalah kelelahan emosional dan kerja yang dimiliki. Kesenjangan lainnya
pengembangan sikap dan perasaan terhadap terjadi bila organisasi tempat bekerja
rekan kerja yang negatif (Carlotto & seseorang tidak sesuai dengan harapan.
Palazzo, 2006; Surya & Adiputra, 2017). Burnout bukan suatu gejala dari
Sindrom burnout juga bisa dilihat sebagai tekanan kerja, tetapi merupakan hasil dari
tekanan kerja yang tidak dapat dikendalikan Bila keseimbanngan hidup tidak
dan merupakan suatu keadaan yang serius terjadi maka akan berpengaruh kepada
burnout merupakan suatu respon terhadap Kemudian menjadi peningkatan besar bagi
keadaan kerja yang menekan. Burnout penyakit seperti sakit punggung yang kronis,
sendiri diawali dengan munculnya stress depresi, penyakit jantung, diabetes tipe 2,
kerja yang berkepanjangan. Tidak adanya dan indikasi obesitas (Lockett & Mumford,
kehidupan dan pekerjaan juga akan Menurut Atheya dan Arora, (2014);
Work-Life Balance adalah kemampuan lebih tuntutan yang bersaing untuk dipenuhi
maka akan lebih sering mengabaikan kehidupan-kerja dan stres kerja berjalan
kebutuhan pribadi dan keluarganya, dan beriringan. Bagian penting dalam hal ini
di tempat mereka bekerja untuk mendukung seseorang atau sekelompok orang tentang
dalam penelitian ini adalah pegawai account jawaban, yaitu sangat setuju (ss), setuju (s),
officer bank X. Jumlah subjek dalam netral (n), tidak setuju (ts), dan sangat tidak
melalui metode skala. Menurut Azwar Berdasarkan hasil uji validitas dan
(2015) skala psikologi adalah alat ukur yang reliabilitas, pada skala work life balance
mengukur aspek atau atribut sampel diperoleh dari 18 aitem sebanyak 14 aitem
perilaku yang diterjemahkan dalam aitem- sebesar ≥ 0.30. Hasil perhitungan reliabilitas
aitem pertanyaan atau pernyataan. Data-data alat ukur menghasilkan nilai koefisien alpha
yang diperlukan dalam penelitian ini sebesar 0.834. Sedangkan hasil uji validitas
diperoleh melalui dua macam skala, yaitu dan reliabilitas, pada skala burnout
skala Work life balance dan skala Burnout. diperoleh dari 20 aitem sebanyak 15 aitem
variabel work life balance dan variabel menjelaskan hubungan negatif tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data work life balance dengan burnout
untuk pindah kerja (Saklani, 2004), (Danna, oleh pegawai tidak dapat memuaskan
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan mudah mengalami tekanan kerjadan pada
menyatakan burnout juga muncul karena pegawai baru sering mengalami burnout.
adanya harapan yang salah terhadap Kondisi ini terjadi karena pegawai ini
imbalan, hasil dan keberhasilan. Pegawai cenderung meletakkan harapan yang terlalu
meletakkan standar keberhasilan pribadi tinggi terhadap pekerjaan mereka dan juga
yang terlalu tinggi dan sukar untuk dicapai mereka terlalu berdedikasi terhadap tugas.
dibandingkan orang lain. Pegawai juga kerja dan menurunnya produktivitas kerja
oleh permintaan yang berlebihan kepada merasa bosan dengan kegiatan tersebut; 4)
tenaga seseorang individu. Pegawai yang Tidak sabaran dan mudah tersinggung. Hal
mengalami burnout akan gagal untuk ini terjadi karena selama ini individu dapat
mengenal secara pasti peranan yang melakukan segala hal dengan cepat. Ketika
menyalahkan semua benda dan orang-orang dalam menyelesaikan sesuatu hal mulai
bekerja dan bersikap sinis terhadap orang sabaran dan mudah tersinggung; 5) Merasa
yang membantunya (Freudenberg, 1974). tidak dihargai. Usaha yang semakin keras
Pegawai yang mengalami burnout dapat namun tidak disertai dengan energi yang
diidentifikasikan menurut Freudenberg dan cukup, serta hasil yang diperoleh tidak
yang disertai keletihan. Pegawai sulit tidak dihargai oleh orang lain; 6) Keluhan
menerima kondisi ini karena mereka selama psikosomatis. Individu cenderung mengeluh
ini tidak pernah merasa lelah walaupun sakit kepala, ketegangan otot punggung
Lari dari kenyataan. Ini merupakan alat yang Penyangkalan terhadap kegagalan yang
penderitaan yang dialami. Pada saat individu ketakutan yang dirasakannya (Zulkarnain,
507.
Azwar, S. (2015). Penyusunan skala
epidemiologic study of teachers. Cad Lasebikan V.O. & Oyetunde M.O. (2012).
28-39.
Nurendra A.M.& Saraswati M.P. (2015). psychology. New York: John Wiley
Putri, D,. Sujana, E,. & Darmawan, N.A.S. The quality of working life. New
6(4). 2303-1395.