perusahaan.
Handoko dalam Darmaputra (2017, B. Faktor-faktor yang mempengaruhi
p. 6) mengartikan bahwa stres stres kerja (Robbins, 2011, p. 370-
merupakan kondisi ketegangan yang 373) :
mempengarhui emosi, proses berpikir 1. Faktor lingkungan
dan kondisi seseorang. Luthans (2006, a. Ketidakpastian ekonomi
441) menyatakan stres kerja sebagai b. Ketidakpastian politis
respon adaptif terhadap situasi c. Ketidakpastian
eksternal yang menimbulkan teknologis
penyimpangan fisik, psikologis, dan 2. Faktor organisasional
atau perilaku pada anggota organisasi. a. Tuntutan tugas
Menurut Robbins dan Judge (2011, p. b. Tuntutan peran
368-369) menyatakan bahwa stres c. Tuntutan antarpribadi
kerja merupakan kondisi dinamis d. Struktur organisasi
dimana seorang individu dihadapkan e. Kepemimpinan
pada peluang, tuntutan, atau sumber organisasi
daya yang dihasratkan oleh individu 3. Faktor Individual
itu dan hasilnya dipandang tidak pasti a. Masalah keluarga
namun penting. b. Karakteristik
kepribadian
A. Gejala-gejala Stres Kerja
Robbins dan Judge (2015, p. 434) Kepuasan Kerja
mengklasifikasikan tiga jenis
Robbins dan Judge (2013, p. 79)
gejala yang ditimbulkan oleh stres
menyatakan bahwa kepuasan kerja
kerja, yaitu:
sebagai perasaan positif seseorang atas
1. Gejala fisiologis
pekerjaannya yang diperoleh dari suatu
2. Gejajala psikologis
evaluasi terhadap karakteristiknya.
3. Gejala perilaku
Sedangkan Luthans (2006, p. 243)
mengartikan kepuasan kerja sebagai
hasil persepsi karyawan tentang
seberapa baik pekerjaan yang 1. Pekerjaan itu sendiri
dilakukan dan dapat memberikan hal 2. Gaji
yang dianggap penting bagi karyawan. 3. Kesempatan promosi
Selain itu, Kinicki dan Fugate dalam 4. Pengawasan
Djatmiko, Prasetio, Safa, dan 5. Rekan kerja
Alamanda (2018, p. 669) memandang 6. Kondisi kerja
kepuasan kerja sebagai respon afektif
Turnover Intention
atau emosional dari karyawan terhadap
berbagai aspek pekerjaan mereka. Celik dan Cira dalam
Akgunduz dan Erylmaz (2018, p. 42)
A. Teori Kepuasan Kerja (Rivai,
menyatakan turnover intention sebagai
2010, p. 856-857)
kesadaran atau pikiran karyawan
1. Teori Ketidakpuasan, untuk
tentang keluar atau berhenti dari
mengukur kepuasan kerja
pekerjaan. Sedangkan Tett dan Meyer
seseorang dengan menghitung
dalam Akgunduz dan Erylmaz (2018,
selisih antara sesuatu yang
p. 42) mendefinisikan turnover
diinginkan dengan kenyataan.
intention sebagai keinginan karyawan
2. Teori keadilan, menyatakan
secara sadar dan sengaja untuk
abhwa karyawan akan merasa
meninggalkan organisasi tempat
puas atau tidak puas
mereka bekerja. Menurut Mobley
bergantung pada keadilan
(2011) turnover intention adalah
yang dirasakannya.
kecenderungan niat karyawan untuk
3. Teori dua faktor, menjelaskan
berhenti bekerja dari pekerjaannya
bahwa kepuasan dan
dengan sukarela atau pindah ke tempat
ketidakpuasan kerja adalah
kerja yang lain berdasarkan pilihannya
hal yang berbeda.
sendiri.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja (Luthans, 2006, p. A. Faktor Turnover Intention
Pe2 = √1 − 𝑅22
Pengaruh kepuasan kerja (Z)
terhadap turnover intention (Y). Pe2 = √1 − 0, 517
sebesar 0,691. Selain itu, stres kerja “Pengaruh tidak langsung stres kerja