Anda di halaman 1dari 21

A.

Definisi
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkimparu, distal dari
bronkiolusterminalis yang mencakup bronkiolusrespiratorius dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat
pada pemeriksaan histologist terdapat pneumonitis atau reaksi inflamantasi
berupa alveolitis dan pengumpalan eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai
penyebab dan berlangsung dalam jangka yang bervariasi (LeMone, 2016).
B. Anatomidan Fisiologi
a. Anatomi saluran nafas
Gambar 1

b. Fisiologis
1) Organ-organ pernafasan
a) hidung
Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2 lubang,
dipisahkan oleh sekat hidung. Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang
berfungsi untuk menyaring dan menghangatkan udara (Mutaqqin,
2015).
b) Faring
Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
terdapat di dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut
sebelah depan ruas tulang leher. Terdapat epiglotis yang berfungsi

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


menutup laring pada waktu menelan makanan (Mutaqqin, 2015).
c) Laring (pangkal tenggorok)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara
terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis
dan masuk ke dalam trakea di bawahnya (Mutaqqin, 2015).
d) Trakea (batang tenggorok)
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh sel bersilia yang
berfungsi untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk
bersama-sama dengan udara pernafasan. Percabangan trakea
menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina (Mutaqqin, 2015).
e) Bronkus (cabang tenggorokan)
Merupakan lanjutan dari trakea yang terdiri dari 2 buah pada
ketinggian vertebra torakalis IV dan (Mutaqqin, 2015).
f) Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung-gelembung hawa (alveoli). Alveoli ini terdiri dari sel-sel
epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya  90 meter
persegi, pada lapisan inilah terjadi pertukaran udara (Mutaqqin,
2015).
c. Fisiologis pernafasan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara yang
mengandung oksigen dan menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Adapun
guna dari pernafasan yaitu mengambil O2 yang dibawa oleh darah ke
seluruh tubuh untuk pembakaran, mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari
pembakaran yang dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang,
menghangatkan dan melembabkan udara. Pada dasarnya sistem
pernafasan terdiri dari suatu rangkaian saluran udara yang
menghangatkan udara luar agar bersentuhan dengan membran kapiler
alveoli. Terdapat beberapa mekanisme yang berperan memasukkan
udara ke dalam paru-paru sehingga pertukaran gas dapat berlangsung.

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


Fungsi mekanis pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru
disebut sebagai ventilasi atau bernapas. Kemudian adanya pemindahan
O2 dan CO2 yang melintasi membran alveolus-kapiler yang disebut
dengan difusi sedangkan pemindahan oksigen dan karbondioksida
antara kapiler-kapiler dan sel-sel tubuh yang disebut dengan perfusi
atau pernapasan internal (Mutaqqin, 2015).
d. Proses pernafasan :
Proses bernafas terdiri dari menarik dan mengeluarkan nafas.
Satu kali bernafas adalah satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi.
Bernafas diatur oleh otot-otot pernafasan yang terletak pada sumsum
penyambung (medulla oblongata). Inspirasi terjadi bila muskulus
diafragma telah dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu
mengkerut datar. Ekspirasi terjadi pada saat otot-otot mengendor dan
rongga dada mengecil. Proses pernafasan ini terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.
Proses fisiologis pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari
udara ke dalam jaringan-jaringan dan karbondioksida dikeluarkan ke
udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama
adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan ke
luar paru-paru. Stadium kedua adalah transportasi yang terdiri dari
beberapa aspek yaitu difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-
paru (respirasi eksterna) dan antara darah sistemik dengan sel-sel
jaringan, distribusi darah dalam sirkulasi pulmonar dan
penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus-alveolus dan
reaksi kimia, fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah.
Stadium akhir yaitu respirasi sel dimana metabolit dioksida untuk
mendapatkan energi dan karbon dioksida yang terbentuk sebagai
sampah proses metabolisme sel akan dikeluarkan oleh paru-paru
(Mutaqqin, 2015).

C. Etiologi
Pada umumnya infeksi pneumonia disebabkan oleh :
1. Bakteri

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


Agen penyebab pneumonia dibagi menjadi organisme gram (+) atau gram (-)
seperti : streptococcus pneumonia (pneumokokus), streptococcus piogenas,
staphylococcus aureus, uepsina pneumonia legionella, hemopylus influenza.
2. Virus
Influenzae virus, para influenzae virus, respiratory, syakyatial adenovirus,
chiken-dox (cacar air), rhonvirus, stomegalovirus, virus hervessimpleks, virus
sinialpernafasan, hankavirus.
3. Fungi
Aspergilus, fikomisafer, biastomiases, dermatitidis, histoplasma, kapsulatum.
Selain disebabkan oleh infeksi, pneumonia juga disebabkan oleh bahan-bahan
lain atau non infeksi :
a. Pneumonia lipid : disebabkan karena aspirasi minyak mineral.
b. Pneumonia kimiawi: inhalasi bahan-bahan organik dan bahan-bahan
anorganik atau kimia seperti beryllium.
c. Ekstrinsik allergikalveoris : inhalasi bahan debu yang mengandung
allergen seperti sporaaktinomisitastermofilik yang terdapat pada ampas
debu di pabrik gula.
d. Pneumonia karena obat : nikofurantoinbakufanmatonasat.
e. Pneumonia karena radiasi.
f. Pneumonia dengan penyebab tak jelas (Amin & Hardi 2015)
D. Patofisiologi
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau
kuman di tenggorokan terhisap masuk ke paru-paru, penyebaran bisa juga melalui
darah dari luka di tempat lain misalnya di kulit, jika melalui pernapasan/saluran
pernapasan, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawani oleh berbagai sistem
pertahanan tubuh manusia. Misalnya dengan batuk-batuk atau pertahanan oleh
sel-sel pada lapisan lendir tenggorok, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia)
untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar, tentu itu semua tergantung
besar kecilnya ukuran penyebab tersebut (keperawatan medikal bedah Barbara C.
Long).
Pneumonia bakteri menyerang baik ventilasi maupun difusi, serta reaksi
inflamasi yang dilakukan oleh pneumotoraks terjadi pada alveoli dan
menghasilkan eksudat, yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen serta

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


karbon dioksida. Sel-sel darah putih kebanyakan neutrofil juga bermigrasi ke
dalam alveoli dan memenuhi ruang yang cukup karena sekresi, edema mukosa
dan bronkospasme, menyebabkan oklusi parsialbronki atau alveoli yang
mengakibatkan penurunan tahanan oksigen alveolar. Darah vena yang memasuki
paru-paru lewat melalui area yang kurang terventilasi dan keluar ke sisi kiri
jantung tanpa mengalami oksigenasi. Pada pokoknya, darah terpiraudari sisi
kanan ke sisi jantung. Percampuran darah yang teroksigenasi dan tidak
teroksigenasi ini akhirnya mengakibatkan hipoksemia arterial.
Sindrom pneumonia atipikal, pneumonia yang berkaitan dengan mikoplasma,
fungus, klamidia demam dan penyakit legionnaires; pneumocyistcarnill, dan virus
termasuk ke dalam sindrom pneumonia atipikal.
Pneumonia mikoplasma adalah penyebab pneumonia atipikal primer yang
paling umum. Mikoplasma adalah organisme yang kecil di kelilingi oleh
membran berlapis tiga tanpa dinding sel, organisme ini tumbuh pada media kultur
khusus tetapi berbeda dari virus. Pneumonia mikoplasma paling sering terjadi
pada anak-anak yang sudah kesat dan dewasa muda.
Pneumonia kemungkinan ditularkan oleh droplet pernapasan yang terinfeksi,
melalui kontak individu ke individu, pasien dapat diperiksa terhadap antibodi
mikoplasma.
Inflamasiinfiltrat lebih kepada interstisial ketimbang alveolar, pneumonia ini
menyebar ke seluruh saluran pernapasan, termasuk bronkiolus, secara umum,
pneumonia ini mempunyai ciri bronkopneumonia, sakit telinga dan meningitis
bulous merupakan hal yang umum terjadi. Pneumonia atipikal dapat
menimbulkan masalah yang sama baik dalam ventilasi maupun difusi seperti
yang diuraikan dalam pneumonia bakterial (LeMone dkk, 2016).

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


organisme

Normal
(sistempertahanan) Sel nafas bagian bawah stapilokokus
terganggu pneumokokus

Trombus
Virus Eksudat masuk ke
alveoli

Toksin, coagulase
Alveoli
Kuman patogen
mencapai bronkioli
terminalis merusak
sel epitel bersilis, sel Sel darah merah, leukosit, Permukaan lapisan pleura tertutup
goblet pneumokokus mengisi tebal eksudat trombus vena
alveoli pulmonalis

Cairanedema+leukosit
ke alveoli
Leukosit + fibrin Nekrosis
mengalami konsolidasi hemoragik

Konsilidasiparu
Leukositosis

Suhu tubuh meningkat


Kapasitasital,
compliance menurun,
hemorogik
Risiko kekuragan volume cairan
hipertermi
Intoleransi aktivitas
Defisiensi pengetahuan

Produksi sputum Abses pneumatocele


meningkat (kerusakan jaringan
paurt)

Ketidakefektifanb Ketidakefektifanp
ersihan jalan ola nafas
nafas

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


E. Manifestasi Klinis
Pneumonia bacterial (pneumokokus) secara khas diawali dengan awitan
menggigil, demam yang timbul dengan cepat (39,5o-40,5o) (101oF-105oF). dan
nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernapas dan batuk.
Pasien sangat sakit dengan takipnea sangat jelas (25-45x/menit) disertai
pernapasan mendengkur, pernapasan cuping hidung dan penurunan otot-otot
aksesori pernapasan.
Pneumonia atipikal beragam dalam gejalanya tergantung pada organisme
penyebab. Banyak pasien mengalami infeksi saluran pernapasan atas (kongesti
nasal, sakit tenggorok) dan awitan gejala pneumonia bertahap. Gejala yang
menonjol adalah sakit kepala, demam tinggi rendah, nyeri pleuritis, miamia, ruam
dan faringitis, setelah beberapa hari, sputum mukola atau mukopurulen
dikeluarkan. Nadi cepat dan bersambungan (bounding) nadi biasanya meningkat
sekitar 10 kali/menit untuk setiap kenaikan satu derajat celcius.
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran pernapasan.
Saluran napas atau akut selama beberapa hari selain didapatkan menggigil, suhu
tubuh meningkat dapat mencapai 40oC, sesaknafas, nyeri dada dan batuk dengan
dahakkental terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian
penderita ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan dan sakit
kepala.
a. Tanda dan gejala berupa :
1) Batuk non produktif.
2) Ingus (nasal discharge)
3) Suaranapaslemah
4) Retraksiintercosta
5) Penggunaan otot bantu napas
6) Demam
7) Ronchii
8) Cyanosis
9) Thorak photo menunjukkan infiltrasimelebar
10) Batuk
11) Sakit kepala
12) Kekakuandannyeriotot

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


13) Sesaknafas
14) Menggigil
15) Berkeringat
16) Lelah .
(Amin & Hardi, 2015).
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah menunjukkan leokasistosis dan predominan PMH atau
dapat ditemukan leukoponia yang menandakan prognosis buruk, dapat
ditemukan anemia ringan/sedang.
b. Pemeriksaan radiologi member gambaran bervariasi :
1) Bercak konsolidasi merata pada bronco pneumonia.
2) Gambaran bronco pneumonia difusi atau infiltrate, interstisialis pada
pneumonia statipilokok.
3) Bercak konsolidasi satulobus pada pneumonia lobaris.
4) Pemeriksaan cairan pleura.
5) Pemeriksaan mikrobiologik, specimen usap tenggorok, sekresi
nasofaring balasan bronkus atau sputum, darah, aspirasi trakea. (Amin &
Hardi, 2015)
G. Penatalaksanaan
Terapi pneumonia dilandaskan pada diagnosis berupa AB untuk
mengeradikasi mikroorganisme yang diduga sebagai kausalnya.
Dalam pemakaiannya AB haus dipakai pola berpikir “panca tepat” yaitu
diagnosis tepat, pilihan AB yang tepat dan dosis yang tepat, dalam jangka waktu
yang tepat dan pengertian patogenesis secara tepat. AB yang bermanfaat untuk
mengobati kuman intraseluler disamping ekstraseluler seperti halnya obat
golongan makronik.
Dapat dijumpai beberapa pendekatan terapi :
a. Anjuran Amerikan Thoracic Society
ATS membagi PK untuk terapi empiris atas 4 kelompok berdasarkan usia,
adanya penyakit dasar yang tempat rawat pasien. Untuk PK< 60 tahun,
tanpa penyakit dasar dianjurkan sefalosporin generasi 2, bertalaktam, anti
betalaktamase atau makroid.

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


b. Berdasarkan diagnosis empirikkuman penyebab
Dalammemilih AB PK perlu diingkat
c. Sebanyak 69-100% kuman penyebab PK berapa hemophilus SPP,
staphylococcus sp menghasilkan B laktamase.
d. Konsentrasi makrolide di jaringan dan paru lebih tinggi dari plasma tinggi
kadarnya dapat mencapai kuel yang cukup untuk mikroplasma, hemophilus
dan staphylococcus, Hb yang dipilih harus mencakup kedua tipe kuman
karena itu pada PK yang berobat jalan dapat digunakan.
(Amin & Hardi).
H. Komplikasi
Abses kulit, abses jaringan lunak, otitis media, sinusitis, meningitis,
purulenta, perikarditis, dan epiklotis, kejang ditemukan pada infeksi H. influenza
tipe B.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Biodata meliputi dari nama, umur, suku bangsa, status perkawinan,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit dan
tanggal pengkajian.
b. BiodataKesehatan
1) RiwayatKesehatanSekarang
Biasanyapasienmengeluhdengan keluhan demam beserta batuk dan
flu, sakit kepala, klien tanpak gelisah, sesaknafas dan nyeri dada,
tidak nafsu makan.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pasien sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama dan
sebelumnya juga pernah dirawat.
3) Riwayat Kesehatan
Apakah ada anggota keluarga lainnya menderita penyakit yang sama
ataupun mempunyai penyakit keturunan/penyakit menular lainnya.
c. Data DasarPengkajian Pasien
1) Aktivitas dan Istirahat

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


Gejala   : Kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda   : Letargi
              Penurunan toleransi terhadap aktivitas
2) Sirkulasi
Gejala   : Riwayat adanya / GJKkronis
Tanda   : Takikardia
              Penampilan kemerahan atau pucat
3) Integritas Ego
Gejala   : Banyaknya stressor, masalah finansial
4) Makanan dan cairan
Gejala   : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah
               Riwayat Diabetes Mellitus
Tanda   : Distensi abdomen
               Hiperaktif bunyi usus
               Kulit kering dengan turgor buruk
               Penampilan kakeksia (malnutrisi)
5) Neurosensori
Gejala   : Sakit kepala daerah frontus (influenza)
Tanda   : Perubahan meneal (bingung, somnolen)
6) Nyeri / Kenyamanan
Gejala   : Sakit kepala
               Nyeri dada (pleuritik) meningkat oleh batuk : nyeri dada
               Substernal (influenza) malgiaarialgia
Tanda   : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidak pada
sisi yang sakit untuk membatasi gerakan)
7) Pernapasan
Gejala   : Riwayat adanya / ISKkronik, PPOM, merokok sigare,t
takipnea, dispnea, progresif, pernapasan dangkal, penggunaan otot
aksesori, pelebaran nasal.
Tanda   : Sputum       :  Merah muda, berkarat atau purulen
               Perkusi       :  Pekakdiatas area yang konsolidasi
               Fremitus     : Taktis dan vokal bertahap meningkat dengan
konsolidas gesekan fraksi pleural.

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


               Bunyi napas : menurun atau tidak ada diatas area yang
terlibat, atau nafas Bronchial Warna pucat
atau sianosis bibir/kaku.
8) Keamanan
Gejala   : Riwayat gangguan sistem imun, misal : SLE AIDS
penggunaan
Steroid atau kemoterapi institusionalisasi, ketidakmampuan umum.
               Demam (misal 38,5-39,6oC)
Tanda   : Berkeringat
               Menggigil berulang, gemetaran
               Kemerahan mungkin ada pada kasus rubeola atau varisela.
9) Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala :Riwayat mengalami pembedahan : penggunaan alkohol
kronis
Pertimbangan : DRG : menunjukkan rerata lama di rawat 6,8 hari
Rencana pemulangan : bantuan dan perawatan diri, tugas
pemelihraan rumah oksigen mungkin diperlukan bila lokasi
pencetus.
10) Pemeriksaan Diagnostik
Sinar X mengidentifikasi distribusi struktural (misal lobar,
brokial) dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empisema
(stapilococcus). Infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial) atau
penyebaran/perluasan infiltratenodul (lebih sering virus) pada
pneumonia mikoplasma sinar X dada mungkin basah.
GDR / nadioksimetri tidak normal mungkin terjadi tergantung
pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada
pemeriksaan gram/katur sputum dan darah. Dapat diambil dengan
biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifibroptik, atau biopsi
pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab. Lebih dari 
tipe organisme ada : bakteri yang umumnya meliputi Diplococcus
pneumoniae, Stapilococcus aureus, A. hemolitik steptrococcus,
haemophilus influenza, (MU catatan kultus sputum dapatlah

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


mengidentifikasi semua organisme yang ada, kultur darah dapat
menunjukkan bakteremia sementara.
JDL/ lekositosis biasanya ada meskipun sel darah putih rendah
terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun seperti AIDS
memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial (misalnya
pemeriksaan serologi misal intervirus atau legionella, alkutium
dingin : membantu dalam membedakan diagnosis)
2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Timbul
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
pengaturan peningkatan produksi sputum
b. Ketidakefektifan pola nafas
c. Kekurangan volume cairanb.d intake oral tidak adekuat, takipnea,
demam
d. Intoleransi aktivitas
e. Defisiensi pengetahuan

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


3. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Ketidakefektifa Diharapkan Mengidentifikas Mandiri :


n Bersihanjalan selama i atau Kaji Takipnea, pernapasan dangkal,
napas pengobatan menunjukkan frekuensi/kedalamanpernapasan dan gerak dada tak simetris
berhubungan jalan nafas perilaku dan gerak dada sering terjadi karena
dengan kembali efektif mencapai ketidaknyamanan gerakan
peningkatan bersihan jalan dinding dada dan/atau cairan
produksi nafas paru
sputum Menunjukkan Bantu pasien latihan napas Napas dalam memudahkan
jalan napas paten sering. Tunjukkan/bantu pasien ekspansi maksimum paru-paru/
dengan bunyi mempelajari melakukan batuk, jalan napas lebih kecil. Batuk
napas bersih, misal : menekan dada dan batuk adalah mekanisme pembersihan
tidak ada efektif sementara posisi duduk jalan napas alami, membantu
dispneasianosis tinggi silia untuk mempertahankan
jalan napas paten. Penekanan
menurunkan ketidaknyamanan
dada dan posisi duduk
memungkinkan upaya napas
lebih dalam dan lebih kuat

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


Merangsang batuk atau
pembersihan jalan napas secara
mekanik pada pasien yang tidak
mampu melakukan karena
Penghisapan sesuai indikasi batuk tak efektif atau penurunan
tingkat kesadaran
Cairan (khususnya air hangat)
memobilisasi dan mengeluarkan
sekret
Berikan cairan sedikitnya 2500 Memudahkan pengenceran dan
ml/hari (kecuali kontraindikasi). pembuangan sekret. Drainase
Tawarkan air hangat, daripada postural tidak efektif pada
dingin pneumonia interstisial atau
Kolaborasi : menyebabkan eksudat
Bantu mengawasi efek alveolar/kerusakan. Koordinasi
pengobatan nebuliser dan pengobatan/jadwal dan
fisioterapi lain. Lakukan tindakan masukan oral menurunkan
diantara waktu makan dan batasi muntah karenabatuk,
cairan bila mungkin pengeluaransputu

No Diagnosa Tujuan Dan Kreteria Intervensi Rasional

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


Hasil
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan NIC 1. Untuk memastikan ada atau
polanafas tindakan keperawatan tidaknya sumbatan pada jalan
selama ..x .. jam 1. Buka jalan nafas nafas
diharapkan pola nafas 2. Pastikan posisi untuk 2. Agar pasien dapat bernafas
pasien normal memaksimalkan ventilasi dengan optimal/lebih baik
NOC: 3. Auskultasi suara nafas, catat 3. Untuk mengetahui adanya suara
adanya suara tambahan nafas tambahan
 Respiratory 4. Monitor vital sign 4. Untuk mengetahui kondisi
status: ventilasi (pernafasan) dan status O2 pernafasan pasien dan status O2
 Respiratory 5. Keluarkan secret dengan 5. Untuk mengeluarkan secret yang
status: airway batuk atau suction menghambat jalan nafas
patency
 Vital sign status

Kriteria hasil:

 Mendemonstrasi
kan batuk
efektif, suara
nafas yang
bersih, tidak ada
cyanosis,
dyspneu
 Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (irama
nafas, tidak
tercekik, tidak

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


ada nsuara nafas
abnormal)
 Tanda-tanda
vital dalam
rentang normal

3 Kekurangan Setelah dilakukan NIC


volume cairanb.d tindakan keperawatan 1. Monitoring status hidrasi 1. Untuk mengetahui status hidrasi
intake oral selama ..x.. jam (kelembaban membrane mukosa, pasien
tidakadekuat, diharapkan kebutuhan nadi yang adekuat) secara tepat
takipnea, demam volume cairan pasien 2. Atur catatan intake dan 2. Untuk memastikan jumlah cairan
terpenuhi. output cairan secara akurat yang masuk dan keluar
NOC 3. Untuk memenuhi kebutuhan cairan
 Fluid balance 3. Beri cairan yang sesuai pasien
 Hydration
 Nutritional Fluid monitoring: 4. Untuk mengetahui factor risiko
status: food and 4. Identifikasi factor risiko ketidakseimbangan cairan dan
fluid intake ketidakseimbangan cairan mencegah secara dini factor
Kriteria hasil: (hipertermi, infeksi, muntah dan tersebut
 Mempertahanka diare) 5. Komplikasi letal dapat terjadi
n urine output 5. Monitoring tekanan darah, selama awal periode pengobatan
sesuai dengan nadi dan RR antimikroba. Kurva suhu tubuh
usia, dn BB, BJ, memberikan indeks respon pasien
urien normal, terhadap terapi. Hipotensi yang
HT normal terjadi dini pada perjalanan
 Tekanan darah, penyakit dapat mengindikasikan
nadi, suhu tubuh hipoksia atau bakterimia.
dalam batas Antipiretik diberikan dengan
normal kewaspadaan, karena antipiretik

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


 Tidak ada tanda- dapat mengakibatkan penurunan
tanda dehidrasi, suhu dan dengan demikian
elestisitas turgor IV teraphy: mengganggu evalusasi kurva suhu
kulit baik, 6. Lakukan 5 benar pemberian 6. Untuk memastikan terapi diberikan
membran terapi infuse (benar obat, dosis, secara benar
mukosa lembab, pasien, rute, frekuensi)
tidak ada rasa 7. Monitoring tetesan dan 7. Untuk memastikan pemberian
haus yang tempat IV selama pemberian terapi diberikan secara tepat
berlebihan

4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan NIC Activity Therapy 1. Untuk dapat memberikan program
b.d isolasi tindakan keperawata 1. Kaloborasikan dengan tenaga yang sesuai dan tepat.
respiratory nselama ..x.. jam rehabilitasi medik dalam 2. Untuk mengetahui kemampuan
diharapkan energi merencanakan program terapi pasien dalam melakukan suatu
psikologis maupun yang tepat aktivitas
fisiologi pasien 2. Bantu pasien 3. Untuk membantu pasien dalam
terpenuhi mengidentifikasikan aktivitas beraktivitas
NOC yang mampu dilakukan 4. Untuk dapat mengetahui
 Energy 3. Bantu untuk mendapatkan alat kekurangan pasien dalam
conervation bantuan aktivitas seperti kursi beraktivitas dan memberikan
 Activity roda penanganan yang tepat
tolerrance 4. Bantu pasien dan keluarga 5. Untuk bisa membuat pasien selalu
 Self care: Adls untuk mengidentifikasi termotivsi dan besemangat
Kriteria hasil: kekurangan dalam aktivitas 6. Untuk mengetahui kesanggupan
 Berpartisipasi 5. Bantu pasien mengembangkan dan keinginan pasien dalam
dalam aktifitas motivasi dan peguatan melakukan aktivitas
fisik tanpa 6. Monitor respon fisik, emosi,
disertai sosial, dan spiritual

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


peningkatan
tekanan darah,
nadi, RR
 Mempu
melakukan
aktivitas sehari-
hari secara
mandiri
 Tanda tanda
vital normal
 Energy
psikomotor
 Level
kelemahan
 Mampu
berpindah:
dengan atau
tanpa bantuan
 Status
kardiopulmonari
adekuat
 Sirkulasi status
baik
 Status respirasi:
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


5 Defisiensi Setelah dilakukan 1. Berikan penilaian tentang 1. Untuk bisa mengukur tingkat
pengetahuan b.d tindakan keperawatan tingkat pengetahuan pasien pengetahuan keluarga pasien
perawatan pulang selama ..x.. jam tentang proses penyakit 2. Untuk mempermudah keluarga
diharapkan yang spesifik pasien mengerti tentang
pengetahuan keluarga 2. Gambarkan tanda dan gejala penyakit pasien dan dapat
pasien bertambah. yang biasa muncul pada mengetahui tanda dan gejalanya
NIC penyakit, dengan cara yang 3. Untuk mengetahui penyebab
tepat yang dapat menimbulkan
 Knowlwdge: 3. Identifikasi kemungkinan penyakit pasien menjadi
disease process penyebab dengan cara yang semakin memburuk
 Knowledge: tepat 4. Untuk bisa memberikan terapi
health Behavior 4. Diskusikan pilihan terapi yang tepat pada pasien
atau penanganan
Kriteria Hasil:

 Keluarga pasien
menyatakan
paham tentang
penyakit,
kondisi,
prognosis, dan
program
pengobatan
 Keluarga pasien
mampu
melakukan
prosedur yang
dijelaskan

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


secara benar
 Keluarga pasien
mampu
menjelaskan
kembali apa
yang dijelaskan
perawat/tim
kesehatan
lainnya

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardhi, 2015. Aplikasi Asuhan Keperwatan Berdasarkan Diagnose Medis dan
NANDA Nic, Noc. Yogyakarta: Medi Action.
LeMone, Priscilla., Burke, Karen. M., & Bauldoff, Gerene.(2016). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. (2010). Pengkajian Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinik.
Jakarta: Salemba Medika.

Putri Restu Nirwana Pilongo, S. Kep PROFESI NERS STIKES WNP

Anda mungkin juga menyukai