Anda di halaman 1dari 8

FORM 3b.

LEMBAR KERJA KELOMPOK

IMPLEMENTASI WAWASAN KEBANGSAN DAN NILAI-NILAI


BELA NEGARA, ANALISIS ISU KONTEMPORER DAN KESIAPSIAGAAN
BELA NEGARA DALAM PELAKSANAAN TUGAS PNS

Nama Kelompok : Pohon Beringin


Anggota : 1. Ika Septi Kurniawati, S.Pd
2. Mokhamad Septian Misbakhudin, S.Pd
3. Muhammad Nur Kholis, S.Pd
4. Muhammad Ulin Nuha, S.Pd
5. Ni’matul Hidayah, S.Pd.I
6. Nita Puji Lestari, S.Pd
7. Noor Zahiroh, S.Pd.I
8. Rosyda Azmi, S.Pd
9. Rosyida Khikmawati, S.Pd
10. Santi Fitrianingtiyas, S.Pd

Latsar CPNS Angk.: 6 (114)


Tempat Latsar : SD 1 Karangmalang

1. SKENARIO YEL-YEL DAN LAGU KELOMPOK

SELAMAT PAGI !!!


Pagi pagi pagi
Tetap semangat luar biasa

SIAPA KITA?
ASN INDONESIA

SIAPA KITA?
ANGKATAN 6

ADAKAH PANCASILA DIHATIMU?


ADA
ADAKAH NKRI DIHATIMU?
ADA

MANA DIA?
INI DIA
INI DIA
INI DIA

SALAM NKRI !!!


NKRI HARGA MATI

NASIONALISME
YESS

KORUPSI
NO

ANGKATAN 6 KELOMPOK 1
YES YES YES

kelompok satu ayo maju


kelompok satu jangan malu
kelompok satu jangan ragu
kelompok satu sukses slalu

Gusti kulo mpun manut dalane


Mung jenengan sing ngatur luluse
Sing jelas aku miker pie carane
Mugo mugo biso lulus latsar sak cepete

Hok a Hok e
LEMBAR KERJA KELOMPOK
IMPLEMENTASI WAWASAN KEBANGSAN DAN NILAI-NILAI
BELA NEGARA, ANALISIS ISU KONTEMPORER DAN KESIAPSIAGAAN
BELA NEGARA DALAM PELAKSANAATUGAS PNS

Nama Kelompok : Pohon Beringin


Nama Anggota : 1. Ika Septi Kurniawati, S.Pd
2. Mokhamad Septian Misbakhudin, S.Pd
3. Muhammad Nur Kholis, S.Pd
4. Muhammad Ulin Nuha, S.Pd
5. Nimatul Hidayah, S.Pd.I
6. Nita Puji Lestari, S.Pd
7. Noor Zahiroh, S.Pd.I
8. Rosyda Azmi, S.Pd
9. Rosyida Khikmawati, S.Pd
10. Santi Fitrianingtiyas, S.Pd

Latsar CPNS Angk.: 6 (114)


Tempat Latsar : SD 1 Karangmalang

1. Buatlah skenario role play / atraksi / game kelompok/ mini drama dalam
durasi maksimal 15 menit melibatkan seluruh anggota kelompok;
2. Topik / Tema gagasan kreatif dalam lingkup wawasan kebangsaan, nilai
bela negara, isu-isu kontemporer, dan kesiapsiagaan PNS dalam bela
negara untuk mewujudkan proses penyadaran peserta untuk berkontribusi
dalam pelaksanaan tugas demi kepentingan bangsa dan negara (self
masterry);
3. Naskah skenario dikirimkan melalui learning journal di LMS
4. Naskah skenario akan dicermati oleh widyaiswara untuk mendapat feed
back masukan penyempurnaan
5. Naskah skenario yang sudah disempurnakan akan dipraktikkan pada saat
pembelajaran klasikal;
TAK TAKUT COVID
Tokoh :
Bu Ni’mah (Pedagang 1)
Bu Rosy (Pedagang 2)
Bu Santi (Pedagang 3)
Bu ika (Pedagang 4)
Bu Nita (Pedagang 5)
Bu Rosyda (Bu Lurah)
Pak Kholis (Pak Lurah)
Pak septian (Adik Pak Lurah)
Bu Noor (Tenaga Medis)
Pak Ulin (Tenaga Medis)

Babak 1
Di sebuah Pasar Amburadul.
Empat pedagang sedang asyik mengobrol selain sama-sama berjualan di pasar mereka juga
bertetangga di rumah. Sudah akrab sekali. Mereka mengeluhkan kondisi saat wabah covid
menyerang. Akan tetapi, mereka tetap tidak percaya tentang adanya virus dan melanggar
protokol covid apalagi dengan adanya berita hoax yang tersebar secara tidak terkendali di
grup WA.
Bu Ni’matul : “Piye iki, dagangan kok yang tertarik mung laler, wis mbuh kabeh goro-goro
corona.”
Bu Rosy :”Ho oh, Bu. Kreditan jalan terus e…pemasukannya minus, jiaaan tenan.
Sudah gitu, kemarin ada yang share di WA ini Bu (menunjukkan HPnya) ,
Corona ki cuma politik.”
Bu Santi : “wahhh berita apa kuwi Bu?”
Bu Rosy : “Ini lho Bu ada info kalau corona bisa menyebar lewat angin, lha terus kalau
nggak boleh kena angin piye carane aku nyambut gawe lha wong napas
wae kene angin lo bu, lha yen entut berarti isa nyebarke corona juga bu.”
(semua tertawa)
Bu ika : “Halah Bu Bu, dodol wis angger dodol. corona iku mung akal-akalane
pemerintah bu, wes tenanga wae, mikir corona ora marai weteng wareg.
Aku maca berita ning pacebook kuwi mung konspirasi. corona ki lho ora
bakalan mempan ning awakku. Nyatane aku ora tau nganggo masker
awakku seger bugerrrr dan cantik benerrrr”
Bu Ni’matul : “Cantike e sing ndi yo yo!”
Bu Santi : “Wah..aja ngomong ngunu lho Bu Ika? mengko nek tenanan ana kepiye jal?
pokok e ati-ati wae lah pak. kog kabar-kabere isa mateni kog (raut cemas)
Bu Nita : “Apa susahnya pakai masker. Kari dianggo, isih isa dodol to, rejeki wis ana
sing ngatur. Wedine yen kena mengko awake dhewe gelo.”
Babak 2
Pak Lurah dan istrinya sedang duduk santai di depan rumah sambil bercengkerama
membahas masyarakatnya yang tidak taat protokol kesehatan. Mereka resah dengan
keadaan masyarakatnya yang susah diatur kemudian tiba-tiba adiknya datang bersama
tenaga kesehatan membahas sosialisasi.
Pak Kholis :”Piye ya mah, rakyatku kandanane kok angel ya, wes bola bali tak kon
nganggo masker, aja kumpul-kumpul, karo aja lali wisuh. kok babar blas
ora ana sing nggugu. “
Bu Rosyda : “Bener pah, kemarin mama lihat sendiri waktu belanja ke pasar. Jangankan
jaga jarak pah, yang pakai masker aja bisa dihitung jari.”
Pak Kholis : “Ditambah lagi sekarang banyak berita, tanpa dicari tau kebenarannya,
langsung dishare ke grup-grup itu lho mah, banyak warga yang memakan
mentah-mentah beritanya.”
Bu Rosyda : “Gimana papah ganti cara pedekatene, masyarakat dikandani, yang mau
pakai masker dapat bonus 100rb. Tak jamin rakyatmu bakal nganggo
masker kabeh, Pah.” (Dengan mencubit mesra suaminya)
Pak Kholis : “Woooo… pinter sekali istriku yang cantik jelita ini.” (balas mencubit)
Saat mereka sedang seru, tiba-tiba datang lah adik Pak Lurah bersama dua orang tenaga
kesehatan.
Dik Septian : “Ehemmm ehemmm.. ada tamu ini, ada tamu…., (agak berteriak menggoda)
Assalamualaikum kang, wahh sore-sore ngene kok cubit-cubitan.”
Pak Kholis : “Waalaikumsalam, wahhh ada Dek Septian toh, wahhh dek Septian bawa
tamu dari mana ini? Di sini saja ya, (Mempersilakan tamu duduk di meja
kursi di teras rumah. – masih mengingat pentingnya jaga jarak)
Dik Septian : “Perkenalkan kang, ini Bu Noor dan Pak Ulin, dari dinkes, kebetulan mau
melakukan sosialisasi tentang vaksin disini, kebetulan warga Kang Kholis
kan banyak yang pedagang di pasar. Mangga Bu Noor dan Pak Ulin ini Pak
Kholis selaku lurah di sini”.
Bu Noor : “Begini pak Kholis, perkenaalkan saya Noor dari dinkes mau melakukan
sosialisasi mengenai vaksin covid dan tentang pentingnya menerapkan 5M
di warga nya bapak. karena warga bapak kan banyak yang berdagang di
pasar. kebetulan pedang di pasar menjadi prioritas untu menerima vaksin
tahap kedua ini pak”.
Pak Kholis : “waahhh, sebenarnya saya senang bu warga saya banyak yang di
prioritaskan untuk terima vaksin, tapi yaa sangat susah sekali edukasi nya.
apalagi banyak berita hoax mengenai wabah covid ini, banyak warga yang
belum yakin.”
Pak Ulin : “Betul pak, karena mungkin banyak informasi yang simpang siur saat ini,
kalau memang dibutuhkan kami siap pak untuk memberikan edukasi ke
warga bapak terlebih dahulu sebelum program vaksinasi ini di berikan.
nanti kita bisa mengundang beberapa warga untuk melakukan
penyuluhan pak, tapi tetap sesuai prokes njih pak”.
Pak Kholis : “Wah monggo pak, saya akan memfasilitasi kalau mau dilakukan edukasi
terlebih dahulu, nanti saya akan mengundang beberapa wargaku sing
angel kandanane.”

Babak 3
Dua tokoh kesehatan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Akan tetapi, masyarakat
tetap tidak percaya mereka percaya bahwa pihak rumah sakit yang paling untung dengan
adanya covid. Mereka malah melenggang dan pergi arisan.
Bu Noor : “Assalamualaikum Pak Lurah, Bagaimana Pak apakah warga disini sudah
siap untuk mendapatkan pengarahan?”
Pak Kholis : “Waalaikumsalam Bu, waduh sepertinya minat warga kurang bu untuk
dalam sosialisasi hari ini, banyak warga yang takut sama program vaksin
dan banyak yang masih susah dibilangin buat menerapkan prokes. Tapi,
tenang saja Bu, saya berhasil merayu meraka untuk tetap datang kesini.”
Bu Noor : “Wahhh sangat disayangkan ya pak, padahal program vaksin ini harus
segera dilaksanankan dan sangat penting untuk menekan perkembangan
virus covid. Semoga sosialisasi ini membantu ya Pak!”
Pak Kholis : “Amiiinn.. terima kasih atas usahanya ya Bu!”
Pak Ulin : “Kalau begitu kita mulai saja sosialisasi ini ya Pak. Apapun hasilnya nanti
saya harap bapak juga tetap semangat njih untuk mengedukasi warga
nya.”
Pak Kholis : “Siap Mas!”
______Sosialisasiii.. tetapi Bu Ni’matul CS di belakang.
Bu Nikmah : “Kuwi wong loro enak yen ngomong nggedebus, aku jarang maskeran ya ora
gene-gene. Yo ra Bu Nita?”
Bu Ika : “Wis angger dirungokke sapa ngerti oleh sanguuu.”
Bu Ni’matul : “Bar iki rujakan ning omahku ya, karo ngopyok arisan minggu iki. Yo Ayo Bu
Santi karo Bu Rosy.”
Bu Santi : “Siappppp….!”
Bu Rosy : “Aku jan-jan e wedi, nanging yen arisan e metu jenengku piye? Ya wis aku
melu.”
Bu Nita : “Aku ora melu, aku ning omah wae bar sosialisasi iki.”

Babak 4
Bu Ika yang tiba-tiba merasa badannya tidak enak, ngilu semua dan ketika makan tidak ada
rasanya mencium bau kentutnya pun tidak bisa. Dia panik karena tahu kalua itu gejala virus
corona. Setelah di tes ternyata benar Bu Ika itu positif covid.
Di Pasar
Bu Ika : “Awakku kawit dek bengi nggreges. Mangan ora enak, ora ana rasane, entut
wae ora mambu.”
Bu Rosy : “Lho kuwi kok kayak tandane corona Bu! Piye iki bu, jajal periksa wae!”
Bu Ika dengan berat hati dan setengah tidak percaya pergi ke puskesmas untuk swab PCR.
Sore harinya hasil keluar dan dinyatakan positif.
Bu Ni’matul : “Bu Bu, sudah dengar kabar belum kalau bu Ika positif covid. Piye iki???
Wingi bar rujakan bareng ga nganggo masker abab e ning ndi-ndi.”
Bu Rosy : “wahhh sudah keluar yang benar bu, wah bisa-bisa saya ketularan juga ini
bu. Aku wedi bu piye iki. ”
Bu Santi : “Krungu kabar iki haduhhh tiba-tiba kog tenggorokan saya sakit juga ya bu,
ambeganku ya rasane seseg.”
Mereka semua Panik
Kemudian Pak Lurah dan Bu Lurah tidak sengaja mendengar percakapan ibu-ibu tersebut.
Bu Rosyda : “Kenapa ini bu kok kelihatannya panik?”
Bu Rosy : “Ini Pak Bu, baru saja ada info kalau bu Ika positif covid padahal kemarin
kita baru rujakan dan arisan bareng Bu.”
Pak Kholis : “Nahhh inilah ibu-ibu sebaiknya kalau tidak mendesak mbok di rumah saja,
kita tahan lah keinginan kita untuk kumpul-kumpul, kalau sudah terkena
covid kan kita sendiri yang serba susah bu”.
Bu Santi : “Yaa gimana ya pak kades, sudah terlanjur e..”
pak Kholis : “tapi kalau udah tertular seperti ini malah lebih susah to bu, harus istirahat
2 minggu, malah ngak bisa kerja, belum lagi menularkan ke yang lain. ayo
makanya ibu-ibu disini kan dapat kesempatan untuk vaksin minggu depan,
dipergunakan kesempatannya untuk ikut menyukseskan program
pemerintah. kalau semakin banyak yang vaksin nanti semakin kebal kita
terhadap virus covid”.
Bu Ni’matul : “Iya Pak, nanti saya akan ikut vaksin Pak. Saiki aku percaya yen ana corona.
Wedi aku.”
pak Kholis : “betul bu, kita harus tingkatkan kesadaran kita tentang menaggapi wabah
ini, harus tetap menerapkan 3M ya bu, dan sebaiknya ibu yang kemarin
kontak sama pak wahyu istirahat dulu dirumah, kalau sekira nya tidak ada
gejala barulah kembali bekerja”.
ibu Ni’matul, bu Santi, bu Rosy : baik pak kades …….

Epilog
Narator membacakan pesan bahwa kita tidak boleh percaya berita yang tidak pasti
kebenarannya dan tetap menjaga protokol kesehatan.

Nah itu teman-teman yang namanya penyesalan pasti datang belakangan. Ingat selalu pesan
Ibu (Mencuci tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak), jangan mudah terlena dengan isu-isu
tidak jelas lewat grup WA atau media sosial. Kalau tidak diri kita sendiri yang menjaga tidak akan ada
perubahan. Mari bergotong royong untuk menumpas covid di bumi pertiwi kita ini.

Anda mungkin juga menyukai