Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RST REKSODIWIRYO PADANG
2019

PREEKLAMPSIA
ICD 10 :

 Hipertensi ( tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) dan proteinuria ( ≥ 300 mg/24


1. PENGERTIAN jam atau dipstick ≥ 1+) yang didapatkan setelah umur kehamilan 20 minggu.
 Eklampsia:kejang-kejang pada pre-eklampsia yang tidak disebabkan
penyebab lain
 Hipertensi gestational: timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak
disertai proteinuria hingga 12 minggu pasca persalinan.Bila hipertensi
menghilang setelah 12 minggu persalinan, maka dapat disebut juga
“hipertensi transien”.
 Hipertensi kronik: hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan, dibawah 20
minggu umur kehamilan, dan hipertensi tidak menghilang setelah 12 minggu
pasca persalinan
 Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia: hipertensi kronik yang
disertai proteinuria; 90% primer (idiopatik) dan 10% sekunder (yang
berhubungan dengan penyakit ginjal, penyakit endokrin (diabetes mellitus),
penyakit hipertensi dan vaskuler).
Gejala-gejala pre-eklampsia berat dengan impending eklampsia:
 Nyeri kepala
 Pandangan mata kabur
2. ANAMNESIS  Mual dan muntah
 Nyeri epigastrium
 Nyeri kuadran kanan atas abdomen
 Gejala Kardiovaskuler : evaluasi tekanan darah, suara jantung, pulsasi perifer
 Paru : auskultasi paru untuk mendiagnosis edema paru
3. PEMERIKSAAN
 Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar; menentukan
FISIK
tinggi fundus uteri untuk mendeteksi IUGR
 Refleks : adanya klonus
 Fundoskopi : untuk menentukan adanya retinopati grade I-II
Pre-eklampsia, kriteria minimum :
4. KRITERIA  Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu
 Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+
DIAGNOSIS
Pre-eklampsia Ringan :
 Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diatolik ≥ 90 mmHg
 Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam jumlah urine atau dipstick ≥ 1+
 Edema; edema lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik
kecuali edema anasarka
Pre-eklampsia Berat :
pre-eklampsia dengan salah satu atau lebih gejala dan tanda dibawah ini :
 Tekanan darah pasien dalam keadaan istirahat: sistolik ≥ 160 mmHg dan atau
diastolik ≥ 110 mmHg
 Proteinuria : ≥ 2 gr/24 jam jumlah urin atau dipstick ≥ 2+
 Oliguria : produksi urin < 400-500 cc/24 jam
 Kenaikan kreatinin serum
 Edema paru dan sianosis
 Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen : disebabkan
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RST REKSODIWIRYO PADANG
2019

PREEKLAMPSIA
ICD 10 :

teregangnya kapsula Glisoni. Nyeri dapat merupakan gejala awal ruptur hepar
 Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran, nyeri kepala, skotomata,
dan pandangan kabur
 Gangguan fungsi hepar : peningkatan alanin atau aspartat amino transferase
 Hemolisis mikroangiopatik
 Trombositopenia : < 100.000 cell/mm3
 Sindroma HELLP : dengan adanya hemolisis, peningkatan enzim hepar,
disfungsi hepar, dan trombositopenia
Eklampsia : Kejang-kejang pada pre-eklampsia disertai koma
Sindrom HELLP (Hemolysis, Evelated Liver Enzyme, and Low Platelet) :
 Klasifikasi Missisipi
 Klas. I: Trombosit ≤ 50.000/ml, serum LDH ≥ 600.000 IU/l, AST dan / atau
ALT ≥ 40 IU /l
 Klas. II: Trombosit > 50.000/ml sampai ≤ 100.000/ml, serum LDH ≥
600.000 IU/l, AST dan / atau ALT ≥ 40 IU/l
 Klas. III : Thrombosit > 100.000/ml sampai ≤ 15.000/ml, serum LDH ≥
600.000 IU/l, AST dan / atau ALT ≥ 40 IU/l
 Klasifikasi Tennesse:
 Klas Lengkap: trombosit < 100.000/ml, serum LDH ≥ 600.000 IU/l, AST ≥
70 IU/l
 Klas tidak lengkap : bila ditemukan hanya satu atau dua tanda-tanda di
atas

Pre-eklampsia ringan, pre-eklampsia berat, eklampsia


5. DIAGNOSIS
KERJA

6. DIAGNOSIS
BANDING
7. PEMERIKSAAN 1. Hemoglobin dan hematokrit; peningkatan hemoglobin dan hematokrit berarti:
PENUNJANG  Adanya homokonsentrasi, yang mendukung diagnosis pre-eklampsia
 Menggambarkan beratnya hipovolemia
 Nilai ini akan menurun bila terjadi hemolisis
2. Morfologi sel darah merah pada apusan darah tepi; untuk menentukan :
 Adanya mikroangiopatik hemolitik anemia
 Morfologi abnormal eritrosit : schizocytosis dan spherocytosis
3. Trombosit; adanya trombositopeni menggambarkan pre-eklampsia berat
4. Kreatinin serum, asam urat serum, nitrogen urea darah (BUN);
peningkatannya menggambarkan :
 Beratnya hipovolemia
 Tanda menurunnya aliran darah ke ginjal
 Oliguria
 Tanda pre-eklampsia berat
5. Transaminase serum; peningkatan transaminase serum menggambarkan pre-
eklampsia berat dengan gangguan fungsi hepar
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RST REKSODIWIRYO PADANG
2019

PREEKLAMPSIA
ICD 10 :

6. Lactit acid dehydrogenase; menggambarkan adanya hemolisis


7. Albumin serum, dan faktor koagulasi; menggambarkan kebocoran endothel,
dan kemungkinan koagulopati
Pemeriksaan kesejahteraan janin; pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin
dan volume air ketubannya
8. TERAPI Terapi pencegahan
 Pada mereka yang berisiko tinggi mendapatkan pre-eklampsia dapat
diberikan :
 kalsium dosis tinggi 1,5-2 gram kalsium elemental/hari
 asam asetil salisilat dosis rendah (aspirin) 75 mg/hari sejak
kehamilan 12 minggu sampai bayi lahir
 Mereka yang menderita hipertensi dalam kehamilan harus mendapat
obat anti hipertensi
 Suplementasi vitamin D, vitamin C dan vitamin E tidak
direkomendasikan untuk mencegah perkembangan pre-eklampsia atau
komplikasinya
 Tirah baring dan restriksi garam tidak terbukti mencegah terjadinya
pre-eklampsia
Terapi pre-eklampsia
Pre-eklampsia ringan
 Rawat jalan
 Tidak mutlak harus tirah baring
 Diet reguler : tidak perlu diet khusus
 Vitamin prenatal tetap diberikan
 Tidak perlu restriksi konsumsi garam
 Pemberian antihipertensi(Ca chanel blocker (nifedipine),
methyldopa, labetalol dan beta-blocker lain (acebutolol,
metoprolol, pindolol, and propranolol). Target tekanan darah
<140/90 mmHg
 Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu,
 Pengamatan gerakan janin setiap hari
 Pemeriksaan kesejahteraan janin berupa FDJP tiap minggu
 Rawat inap
Indikasi pre-eklampsia ringan di rawat inap :
 Adanya gejala atau tanda 1 (satu) atau lebih pre-eklampsia berat

 Pengelolaan Obstetrik
 Umur kehamilan <37 minggu
Bila tanda dan gejala tidak memburuk, kehamilan dapat
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RST REKSODIWIRYO PADANG
2019

PREEKLAMPSIA
ICD 10 :

dipertahankan sampai aterm


 Umur kehamilan ≥ 37 minggu
Direkomendasikan untuk dilakukan terminasi kehamilan dalam 24-
48 jam
Pre-eklampsia berat
 Terapi medikamentosa
o Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%
o Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan
dan terapi kejang.
o Pemberian MgSO4 dibagi :
 Loading dose (initial dose) : bolus 4 gram intravena
selama 5 – 10 menit
 Maintenance dose : dosis lanjutan per infus1 gram/jam
selama 24 jam
o Anti hipertensi
 Jenis obat : Nifedipin : 10-20 mg oral, diulangi
setelah 30 menit, maksimum 120 mg dalam 24 jam.
 Nifedipin tidak dibenarkan diberikan sub lingual karena
absorbsi yang terbaik adalah melalui saluran pencernaan
makanan.
 Tekanan darah diturunkan secara bertahap : Penurunan awal
20% dari tekanan sistolik dan diturunkan mencapai sistolik <
150 mmHg dan diastolik 80-100 mmHg.
 Nicardipin-HCl : 10 mg dalam 100 atau 250 cc
NaCl/RL diberikan secara IV selama 5 menit, bila gagal dalam
1 jam dapat diulang dengan dosis 12,5 mg selama 5 menit. Bila
masih gagal dalam 1 jam, bisa diulangi sekali lagi dengan dosis
15 mg selama 5 menit
o Diuretikum
 Diuretikum tidak dibenarkan diberikan secara rutin,
karena :
 Memperberat penurunan perfusi plasenta
 Memperberat hipovolemia
 Meningkatkan hemokonsentrasi
 Diuretikum yang diberikan hanya atas indikasi :
 Edema paru
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RST REKSODIWIRYO PADANG
2019

PREEKLAMPSIA
ICD 10 :

 Payah jantung kongestif


 Edema anasarka
o Pada komplikasi sindrom HELLP dapat diberikan dexametasone 10
mg IV tiap 12 jam dan dilanjutkan setelah persalinan 2 x 10 mg IV (
hari pertama ) dan 2 x 5 mg IV ( hari kedua )
o Diet
 Diet diberikan secara seimbang, hindari protein dan
kalori yang berlebih
o Restriksi cairan untuk mengurangi risiko cairan overloadyaitu 80
ml/jam atau 1cc/kgBB/jam
 Pemeriksaan dan monitoring pada ibu
o Perawatan dan monitoring tiap hari terhadap gejala klinis berikut:
nyeri kepala, penglihatan kabur, nyeri perut kuadran kanan atas,
nyeri epigastrium dan kenaikan berat badan dengan cepat
o Mengukur proteinuria saat masuk RS
o Pengukuran tekanan darah 4 kali sehari disesuaikan dengan gejala
klinis
o Pemeriksaan laboratorium :
 Hematokrit dan trombosit
 Tes fungsi hepar
 Tes fungsi ginjal dengan pengukuran kreatinin serum, asam
urat, dan BUN
o Pemeriksaan kesejahteraan janin
 Pengamatan gerakan janin setiap hari
 NST
 Profil biofisik janin
 Evaluasi perubahan janin dengan USG, setiap 3-4 minggu
 Sikap terhadap kehamilan
o Umur kehamilan < 26-34 minggu
 diberikan kortikosteroid untuk pematangan paru dan
kehamilan dipertahankan sampai 34 minggu
o Umur kehamilan ≥ 34 minggu
 Direkomendasikan untuk dilakukan terminasi kehamilan
setelah stabilisasi
 Tidak perlu diberikan pematangan paru
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RST REKSODIWIRYO PADANG
2019

PREEKLAMPSIA
ICD 10 :

o Cara persalinan
 Bila penderita inpartu, perjalanan persalinan diikuti seperti
lazimnya (misalnya dengan grafik Friedman) kecuali ada
indikasi untuk seksio sesaria
 Bila penderita belum inpartu, maka persalinan diutamakan
pervaginam, dapat dilakukan induksi persalinan kecuali
bilaada indikasi untuk seksio sesaria
 Indikasi seksio sesaria:
a. Terdapat kontra indikasi obstetrik untuk
persalinanpervaginam
b. Induksi persalinan gagal
c. Terjadi gawat janin
 Pendekatan multidisiplin
o Fetomaternal, Anestesiologi, Neurologi
o Tergantung situasi klinis, dilakukan pendekatan multidisiplin
lain : Critical Care, Neurologi, Nefrologi, Patologi Klinik.

Eklampsia
 Pengelolaan dasar:
o Terapi suportif untuk stabilisasi pada ibu
o Selalu ingat ABC (Airway, Breathing, Circulation).
o Pastikan jalan nafas atas tetap terbuka
o Mengatasi dan mencegah kejang
o Koreksi hipoksemia dan asidemia
o Mengatasi dan mencegah penyulit, khususnya hipertensi krisis
o Melahirkan janin pada saat yang tepat dengan cara persalinan yang
tepat
 Terapi medikamentosa
o Lihat terapi medikamentosa pada pre-eklampsia berat
o Bila terjadi kejang berulang maka dapat diberikan
magnesium sulfat bolus 2 gram intravena atau peningkatan dosis
maintenanceper infus 1 – 2 gram/jam
 Perawatan kejang
o Tempatkan penderita di ruang isolasi atau ruang khusus dengan
lampu terang (tidak diperkenankan ditempatkan di ruangan gelap,
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RST REKSODIWIRYO PADANG
2019

PREEKLAMPSIA
ICD 10 :

sebab bila terjadi sianosis tidak dapat diketahui)


o Tempat tidur penderita harus cukup lebar, dapat diubah dalam posisi
trendelenburg, dan posisi kepala lebih tinggi
o Rendahkan kepala ke bawah : aspirasi lendir dalam orofaring guna
mencegah aspirasi pneumonia
o Rendahkan kepala ke bawah : aspirasi lendir dalam orofaring guna
mencegah aspirasi pneumonia
o Fiksasi badan harus kendor agar waktu kejang tidak terjadi fraktur
o Rail tempat tidur harus dipasang dan terkunci dengan kuat
 Pengelolaan Eklampsia
o Sikap dasar pengelolaan eklampsia : semua kehamilan dengan
eklampsia harus diakhiri (diterminasi) tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin. Berarti sikap terhadap kehamilannya
adalah aktif.
o Saat pengakhiran kehamilan, ialah bila sudah terjadi
stabilisasi(pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu.
o Stabilisasi dicapai selambat-lambatnya dalam : 4-8 jam, setelah salah
satu atau lebih keadaan seperti dibawah ini, yaitu setelah :
 Pemberian obat anti kejang terakhir
 Kejang terakhir
 Pemberian obat-obat anti hipertensi terakhir
 Penderita mulai sadar (dapat dinilai dari Glasgow-Coma-Scale
yang ↑)
 Cara persalinan
o Bila sudah diputuskan untuk melakukan tindakan aktif terhadap
kehamilannya, maka dipilih cara persalinan yang memenuhi syarat
pada saat tersebut
 Perawatan Pasca Persalinan
o Tetap di monitor tanda vital
o Pemeriksaan laboratorium lengkap 24 jam pasca persalinan

9. EDUKASI 1.ANC teratur


2. Edukasi diet rendah garam pada ibu dengan hipertensi gestasional
10. PROGNOSIS Dubia
11. KEPUSTAKAAN 1.  Cunningham FG., Gant N, et al. “William Obstetrics” 23st ed.
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RST REKSODIWIRYO PADANG
2019

PREEKLAMPSIA
ICD 10 :

McGraw-Hill, Medical Publishing Division, 2010; page 706-56.


2. Hypertension in pregnancy, the management of hypertensive
disordersduring pregnancy. NICE clinical guideline 107, August 2010.
3. Martin JN, Rose CH, Briery CM. Understanding and managing
HELLP syndrome:The integral role of aggressive glucocorticoidsfor
mother and child.American Journal of Obstetrics and Gynecology,2006;
195: 914–34.
4. Sibai B, Dekker G, Kupferminc M. Pre-eclampsia. Lancet, 2005;
365 : 785-99.
5. Society for Maternal-Fetal Medicine. SMFM Clinical Opinion,
Evaluation and management of severe preeclampsia before 34 weeks’
gestation. American Journal of Obstetrics and Gynecology, September
2011.
6. SOGC. Diagnosis, evaluation,and management of thehypertensive
disordersof pregnancy. Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada,
March 2008; 30 (3)
7. The management of pre-eclampsia/eclampsia. Royal College of
Obstetricians and Gynaecologists.Guideline no 10 (A), March 2006.
8. WHO recommendation for prevention and treatment of pre-
eclampsia and eclampsia, 2011.

Anda mungkin juga menyukai