4. FRAKSI NASDEM:
4 orang Anggota dari 4 Anggota:
1. Drs.H.Soehartono.,M.Si
2. Drs.H.Tamanuri,MM
3. Sri Wahyuni
4. Roberth Rouw
4. H. Syafiuddin.,S.Sos
5. H.Sukamto.,SH
6. H. An’im Falachuddin Mahrus
B. PEMERINTAH:
Bapak Ibu sekalian, Kita sudah lewat 10 menit dari jadwal yang kita
sampaikan.
Kami ucapkan terima kasih kepada saudara Dirjen Bina Marga dan
Dirjen Bina Konstruksi dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol BPJT
Kementerian PUPR beserta jajaran yang telah memenuhi undangan kami
dalam Rapat Dengar Pendapat pada hari ini secara fisik maupun secara
virtual. Para Kepala Balai Pelaksana Jalan Seluruh Indonesia dan Kepala
Balai Pelaksana Pemeliharaan, Kepala Balai Pelaksana Pemilihan Jasa
Konstruksi atau BP2JK di seluruh Indonesia yang hadir secara virtual yang
kami hormati.
juga adalah H. An’im Falachuddin Mahrus Nomor Anggota A-42, Dapil Jawa
Timur VI, semula dari Komisi VIII menggantikan Saudara Dedi Wahidi yang
pindah ke Komisi VIII DPR RI.
Sebelum kita memasuki agenda rapat kita pada hari ini yaitu
membahas Program Kerja Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Tahun 2021. Perlu kami
sampaikan bahwa Pagu Anggaran Ditjen Bina Marga dalam APBN Tahun
2021 adalah sebesar 53,96Triliun.
Terkait dengan hal itu perlu kami sampaikan kembali bahwa salah satu
butir kesepakatan dalam Raker dengan Menteri PUPR tanggal 21 Januari
2021 adalah Komisi V DPR RI sepakat dengan Kementerian PUPR dalam
melakukan refocusing atau penghematan dan realokasi belanja program atau
kegiatan tahun 2021 untuk tetap memperhatikan program prioritas nasional
dan penambahan alokasi program atau kegiatan padat karya tunai yang
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat dalam masa
pandemi sesuai saran dan masukan Komisi V DPR RI.
-6-
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin meminta penjelasan
Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi jika refocusing dilaksanakan
bagaimana langkah-langkah strategis yang akan diambil dalam
mengantisipasi refocusing tersebut dan sejauh mana perkiraan deviasi target
yang telah ditetapkan dalam tahun 2001 serta keterkaitannya dengan
realisasi rencana program padat karya tunai sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya.
Pimpinan dan seluruh Anggota, serta Pak Dirjen dan jajarannya yang kami
hormati.
Yang kami hormati Pimpinan Komisi V dan para Anggota Komisi V baik yang
saat ini bergabung secara langsung maupun secara online.
KETUA RAPAT:
Ya.
KETUA RAPAT:
KETUA RAPAT:
Seperti kemarin-kemarin karena yang Balai ini penting ya apa yang kita
lakukan hari ini mereka bisa memonitor, mendengar apa yang kita sampaikan,
yang kita bicarakan hari ini. Oleh sebab itu baik di Bina Marga maupun di
Jasa Konstruksi perlu nanti mengabsen memanggil satu-satu Kepala Balai itu
apakah standby apa tidak gitu.
Pengalaman kita kemarin itu ada beberapa Balai yang tidak ada,
sementara kawan Anggota ada di sini. Nah ini ini ini perlu mungkin
dibiasakan. Saya pikir itu sebelum memulai minta Pak Dirjen-nya untuk
mengabsen dulu memanggil Balai-balainya.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik Pak Dirjen, karena memang undangan kita ini mengundang juga
adalah untuk dihadiri oleh para Kepala Balai interupsi ini kita terima Pak.
Nanti tolong sebelum Bapak memulai ke materi coba ditanyain dulu para
Kepala Balainya untuk juga bisa mengikuti rapat ini secara tertib, seksama
dari walaupun secara virtual.
Baik terima kasih Pak Ketua nanti akan kami perkenalkan. Jadi agenda
kita adalah pertama Evaluasi 2020. Kemudian yang kedua adalah Program
Kerja 2021. Kemudian tadi yang seperti disampaikan Pak Ketua adalah
masalah road map pembangunan jalan tol dan yang terakhir adalah
mengenai status jalan nasional.
-8-
Kami sampaikan Pak bahwa saat ini kita memiliki 33 Balai yang
meliputi 34 provinsi. Jadi ada Balai-balai yang memang memiliki wilayah kerja
2 Provinsi seperti DKI dan Jawa Barat, kemudian Jateng dan DIY dan Jatim
dan Bali, tapi ada 1 provinsi yang memiliki 3 Balai yaitu di Provinsi Papua di
sana ada Balai Jayapura, kemudian Balai Wamena dan Balai Merauke. Untuk
itu kami perkenalkan Pak Mulai dari ujung timur mungkin.
KETUA RAPAT:
Siap.
KETUA RAPAT:
Ya.
Pak Udin? Pak Udin mohon? Pak Udin hadir tidak? Pak Udin
Mauludin? Pak Mauludin mohon hadir, mohon Pak Ases ditelepon Pak Udin
ini mungkin ke toiletnya telat ini. Pak Udin bisa hadirkah? Pak Gunadi?
BPJN :
Siap. Maluku?
BPJN MALUKU:
Terima kasih.
Kemudian Sulawesi Utara? Ini kami perkenalkan baru Pak, Pak Erik.
Sulawesi Utara? Ini Pak Erik hadir. Kemudian Gorontalo ini juga baru Pak
Agung Sutarjo.
Oke siap. Pak Agung Sutarjo Gorontalo? Oh isolasi ya lagi isolasi. Ini
Sulawesi Utara ada wakilnya, ini mohon maaf Pak Agung Sutarjo masih
isolasi ya. Kemudian Sulawesi Tengah?
Pak Syukur ini yang, oke. Kemudian Sulawesi Tenggara? Pak Tulak.
Sulawesi Barat?
Hadir Bapak.
- 10 -
BPJN NTT:
Terima kasih. NTB? Ini baru Pak, kami perkenalkan NTB Pak, silakan
NTB.
BPJN NTB:
BPJN NTB:
BPJN NTB:
Ya Pak, siap.
DIRJEN JATENG-DIY:
BPJN DKI-JABAR:
BPJN BANTEN:
Kemudian Lampung?
BPJN LAMPUNG:
Terima kasih.
Kemudian Bengkulu Pak Murod? Pak Murod silakan. Ini hadir Pak.
Kemudian Jambi kami persilakan Pak Bosar.
BPJN JAMBI:
Jambi hadir Pak Dirjen. Mohon maaf Pak Dirjen, Pak Kabalai mohon
izin karena sedang flu jadi kami diganti diwakili oleh Kepala Seksi dan Satker-
satker Pak.
Oke, sudah di-PCR belum itu? Pastikan itu flu biasa bukan.
BPJN JAMBI:
Pak Dirjen.
Ya terima kasih Pak Pardede. Kemudian Kepri Pak Faisal? Pak Faisal
apa hadir? Oke hadir Pak Faisal. Kemudian Riau?
- 14 -
BPJN RIAU:
BPJN SUMUT:
BPJN ACEH:
Adapun padat karya Pak, padat karya kita ada beberapa bentuk PEN
yang mendukung pemulihan ekonomi. Yang pertama adalah padat karya rutin
jalan dan jembatan, ini yang kami mendengar ada keluhan dari Bapak dan Ibu
sekalian bahwa ini dibayarnya oleh kontraktor. Betul Pak yang di tahun 2020
padat karya rutin jalan jembatan itu masuk dalam skema long segment.
Jadi memang secara kontraktual itu dikelola oleh kontraktor, itu yang
rutin jalan dan jembatan, tetapi di 2021 kita ubah skemanya sehingga jadi
swakelola Pak rutin jalan dan jembatan untuk perbaikan saya kira dari koreksi
dari Bapak dan Ibu sekalian. Nah yang penuh swakelola adalah yang
revitalisasi drainase ini tercapai 0,98Triliun Pak dari rencana 1Triliun.
Kemudian pembelian TCM dan CPHMA dari 0,20Triliun tercapai 0,19Triliun.
Adapun LWD kita bagikan secara lebih merata Pak, ini guna LWD ini
adalah untuk pengendalian kualitas kepadatan tanah Pak. Bokar Kita
pusatkan di Sumatera dan Kalimantan Pak. Di Sumatera mayoritas 72%,
sisanya di Kalimantan.
Lanjut, Ester ini kita cukup sebar Ester ini adalah bahan untuk
pembuatan marka jalan buatan dalam negeri Pak. Jadi ini arahan Bapak
Menteri PUPR bahwa kita mulai memprioritaskan penggunaan dalam negeri,
sehingga kita lakukan pembelian.
Lanjut, itu yang kami sampaikan Pak di 2020. Kami ingin mengucapkan
terima kasih atas dukungan dan kerja sama seluruh Pimpinan dan Anggota
Komisi V. Sehingga walaupun situasi kita tidak begitu baik, tapi kita berhasil
melaksanakannya dengan cukup baik dalam keadaan anggaran yang
terbatas.
- 16 -
Kalau kita lihat per jenis belanja Bapak dan Ibu sekalian, bisa kita lihat
di berikutnya. Kita belanja dari 52,93Triliun belanja barang dan modal, itu
belanja barangnya 14,90Triliun, kemudian belanja modalnya 38,03Triliun.
Ingin kami sampaikan mungkin hal yang penting di sini Pak, bahwa dari
segi pengadaan Pak yang ditenderkan itu adalah 45,59Triliun, cuma
diantaranya 19,12Triliun tidak kita lakukan pengadaan karena itu merupakan
lanjutan Pak. Jadi yang dilakukan pengadaan itu adalah yang single years itu
20,99Triliun dan multi years contract baru 5,47Triliun. Jadi sekitar 26,5Triliun
itu yang kita lakukan tender di tahun ini, karena sisanya sudah kita tenderkan.
Nah ada juga yang memang tidak tidak akan kita tenderkan Pak
karena itu yang sifatnya swakelola seperti padat karya, pembelian produk-
produk UMKM, dan juga lahan, tanah pengadaan tanah dan kita ada
kewajiban untuk memberikan dukungan cash akibat rasionalisasi tarif tol.
Lanjut ini sampai tanggal 25 Januari Pak pukul 12.00 data kita
progress kita untuk Januari ini rencananya Januari ini kita diminta untuk
menyerap sekitar 7,38% atau 3,83Triliun yang Januari ini, tapi yang sekarang
ini yang sampai tanggal 25 ini kami yang terserap Pak baru 1,52Triliun atau
2,82%.
Ini sisa waktu seminggu ini kita memang harus menyerap cukup
banyak Pak hampir 6Triliun. Kenapa belum terserap karena memang
sebagian besar teman-teman menunggu jadwal...(rekaman suara kurang
jelas) ke tiket tanggal 25 kemarin Pak. Jadi kita harapkan hari-hari ini kita bisa
ada pembayaran yang cukup signifikan.
Sedangkan yang menengah 651 paket dan yang kecil 26 paket. Ini
yang per 25 Januari Pak. Ini bisa kami lanjutkan itu yang fisik Pak, mungkin
yang lebih penting lagi adalah ingin kami sampaikan, kondisi kita yang perlu
jadi perhatian adalah bahwa dari 278 paket itu Pak yang menawar yang
kontraknya kurang dari 70% itu ada 7 paket Pak dari 278 yang sedang
berjalan. Kemudian yang banyak adalah di antara 70 sampai 90% itu ada
sekitar 186 paket. Sedangkan yang diatas 90% itu hanya ada 85 paket.
- 17 -
Jadi jelas ini Pak yang di bawah 80% ada...(rekaman suara kurang
jelas) 7 paket dari 278, ini potensi bermasalah ini yang memang kita harus
awasi bersama-sama agar baik pencapaian waktu, kuantitas dan mutunya
tercapai Pak.
Nah apabila kita lihat di kotak yang kanan Pak, itu adalah dari jasa
konsultasi yang sudah terlelang ada 101 paket. Ini relatif dari segi penawaran
itu lebih sehat, yang di bawah 80% hanya 1 paket dari 101 paket, sisanya
sudah di atas 80%, bahkan setengahnya itu di atas 90%. Jadi ini saya kira
potensi-potensi masalah yang sudah kita identifikasi di 2021 akibat
penawaran lelang yang terlalu rendah. Itu yang kami sampaikan Pak
mengenai 2021.
Nah ini adalah jangka panjangnya kita sudah susun. Kondisi saat ini
yang sudah beroperasi adalah 2.342 KM dan sedang dalam konstruksi sudah
mulai konstruksi artinya mulai dari pengadaan tanah dan seterusnya itu 1.500
KM, yang dalam persiapan artinya belum memulai pengadaan tanah itu
adalah 14.000 KM secara bertahap tentu, karena ini adalah jangka panjang.
Nah ini capaian sejauh ini kami sampaikan secara skematis. Saat ini
Pak sampai bulan Januari ini sudah beroperasi 2.342 KM jalan tol. 790 KM
beroperasi itu adalah sampai 2014. Kemudian di 2015-2019 ada penambahan
1.298 KM dan rencananya kita akan menambah di 2020-2024 itu adalah
2.536 KM.
Jadi kita harapkan ini target kita, walaupun kami menyadari situasi
terakhir karena kondisi ekonomi dampak pandemi ini bukan target yang
mudah dicapai, itu total kita harapkan ada 4.630 KM jalan tol yang beroperasi.
Ini kira-kira inline dengan arahan RPJMN di mana kita di RPJMN
diindikasikan target jalan tol baru itu adalah 2.500 KM Pak. Ini kami
sampaikan detailnya, kami tidak akan jelaskan silakan sudah ada di hard copy
yang sudah dibagikan.
Lanjut, nah ini problem Pak dengan pemenuhan jalan tol ini, hasil
penajaman kami bahwa untuk untuk RPJMN sampai 2024 ini dengan target
2.537 KM ini, kami sampaikan kami tidak akan jelaskan yang skema 234
bahwa ini indikasi-indikasi dari RPJMN itu ada 4.700 KM kira-kira, kemudian
kita nanti lihat dengan budget constraint utamanya Pak, baik itu dari segi
tanah maupun dukungan konstruksi sehingga kita tajamkan untuk 2024 itu
adalah targetkan 2.537 KM.
- 18 -
Ini pun kami sampaikan secara terbuka bahwa ini bukan hal yang
mudah karena kita membutuhkan biaya tanah 55,2Triliun. Di mana biaya
tanah ini dialokasikannya adalah di Kementerian Keuangan atau 13,7Triliun
per tahun. Nah ini kami laporkan Pak untuk 2021 ini kita hanya dialokasikan
5,93Triliun. Jadi ini ada ketidakpastian pemenuhan biaya pengadaan tanah.
Nah sampai sekarang ini Pak setelah kita evaluasi sampai sekarang
yang sedang berjalan ternyata ada defisit PMN yang belum bisa dipenuhi itu
sebesar 60Triliun. Ini...(rekaman terputus) defisit PMN sehingga HK ini
sekarang kalau ini tidak segera dipenuhi PMN-nya, otomatis mungkin bahasa
langsungnya adalah itu proyek konstruksi yang sekarang berjalan pun
berhenti. Ini yang kita sudah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan,
dengan Kemenko bagaimana kita agar Kementerian Keuangan bisa 60Triliun
ini bisa diinput secara cepat dan kita sekarang sedang melakukan audit Pak
terhadap Trans-Sumatera ini yang dilakukan oleh Hutama Karya.
Nah akibat ini, ini hanya untuk yang sedang berjalan Pak. Ini yang tidak
berjalan PMN-nya sudah HK kelihatannya sudah kerepotan, sehingga
akhirnya muncul dukungan ide dukungan konstruksi yang tidak ada dalam
Keppres sebenarnya. Jadi ini kalau dukungan Keppres harus masuk terpaksa
kita harus ubah Keppres mengenai Trans-Sumatera ini. Karena kita butuh
dukungan tiba-tiba kita butuh dukungan dari Bina Marga sebesar 148Triliun
hanya untuk Trans-Sumatera.
Jadi isunya ada 3 Pak masalah tol ini. Yang pertama adalah PMN yang
luar biasa defisitnya, jadi hitung-hitungan Hutama Karya negara mestinya
mendukung 60Triliun.
Ini kami selagi mencari cara bagaimana kita bisa mobilisasi ada dua
sebagaimana mencari uangnya dan bagaimana melaksanakannya dalam
waktu 3 tahun ini, untuk sebesar itu adalah tantangan yang luar biasa. Jadi
- 19 -
ini, tapi ini target kami sementara Pak sambil kita mencari menajamkan terus
sejauh mana kita bisa mencapai target yang sudah kita tajamkan ini. Itu Pak
yang mengenai jalan tol.
Lanjut, ini saya kira ininya Pak lokasi-lokasi pemenuhan RPJMN yang
kita tajamkan tadi, tentunya dengan catatan bahwa kita ada tiga isu yang
sebagian besar itu adalah di luar kewenangan atau di luar katakanlah, tidak
mungkin hanya Kementerian PUPR saja yang bisa memenuhi. Karena itu
perlu melibatkan Kementerian Keuangan, Bappenas dan Kemenko dan
tentunya Kementerian BUMN.
Lanjut, jadi permasalahan utamanya ini kita butuh lahan Pak 55Triliun
yang kemungkinan tadi itu kalau kita melihat pola lokasi LMAN saat ini, ini
akan sulit begitu ya Pak, ini kita masih perlu komunikasi dengan Kementerian
Keuangan. Kemudian yang backbone Trans-Sumatera 148Triliun dan juga
kita ada dukungan di luar Trans-Sumatera yang totalnya tadi 178Triliun. Ini di
luar kami sampaikan masalah PMN yang terkait dengan Hutama Karya di
Trans-Sumatera.
Jadi akibat kita selalu punya proporsi jalan yang rusak ringan rusak
berat, kami hitung Pak biaya preservasi kita itu tinggi. Jadi kita itu bisa
menekan biaya preservasi per Kilo Meter kalau jalannya memang kita
- 20 -
Ini yang memang kita sampai sekarang belum punya policy hitungan
kami untuk annual itu kita butuh sekitar 20Triliun Pak, itu kita bisa menekan
kira-kira biaya preservasi jalan di sekitar 12,5Trilun per tahun. Sekarang ini
posisi kita adalah di 24-25 Triliun per tahun dan itupun jalannya banyak
keluhan begitu.
Ini strategi-strategi preservasi ini yang sedang kami mintakan dan kami
juga sudah komunikasikan dengan Pimpinan, bagaimana kita angka
kemantapan ini bisa di 100%. Karena angka 100% mantap itu Pak kita
mantap itu adalah baik dan sedang gitu, artinya tidak baik semua.
Kalau yang baik betul itu adalah 19.000 KM saja gitu, sisanya sedang
dan bahkan marjinal, sedang menuju ke arah rusak ringan. Jadi kalau kami
hitung-hitung ini ada sekitar 7.000-8.000 KM jalan kita yang posisinya
marginal Pak. Jadi ini preservasi amanat undang-undang itu adalah prioritas,
tapi itu kita bisa masih bisa masih belum bisa lakukan secara penuh karena
banyaknya tuntutan dari pembangunan jalan-jalan baru Pak.
Jadi ini dari kita lihat dari Renstra Pak, target kita sebenarnya di 97%
Pak dan itu dibutuhkan 142,7Triliun Pak. Kalau kita sekarang angka-
angkanya diantara 20-25Triliun pertahun. Jadi kira-kira angka kita preservasi
itu Seratus Seratus Dua Puluh Lima Triliun per tahun paling bagus itu. Jadi
besar kemungkinan target kemantapan ini tidak akan tercapai.
Baik Pak itu kondisi jaringan jalan kita yang memang kita sekarang lagi
pikirkan bagaimana strategi kita menggeser preservasi kita yang sifatnya
reaktif menjadi lebih ke preventif. Tapi itu butuh anggaran yang besar untuk
renewal Pak, bagaimana kita memantapkan jalan kita secara keseluruhan
sehingga kita bisa menekan biaya preservasi tahunan.
Kami tidak akan mendetailkan Pak ini masalah status jalan nasional,
tapi secara ringkas saja bahwa kita memang dari bangunan hukum kita, kita
mengenal dari segi fungsi dan status Pak, ada yang memang statusnya itu
yang berkaitan dengan kewenangan ada jalan nasional, jalan provinsi dan
seterusnya dan ini ada kriterianya memang Pak. Kriteria untuk jalan nasional,
saya lanjut ke seterusnya mungkin saya akan skip ini masalah detail ini ke
fungsi jalan dalam sistem jaringan jalan.
Jadi jalan nasional itu intinya adalah Jalan Arteri Primer dan Jalan
Kolektor Primer ini menurut bangunan hukum yang ada. Nah yang disebut
Arteri Primer adalah menghubungkan antar pusat kegiatan nasional atau
antar PKN dan PKW atau antara PKN dan atau PKW dan pelabuhan utama
minimal pelabuhan pengumpul. Kemudian antar PKN dan atau PKW dan
bandar udara pengumpul primer atau sekunder atau tersier.
Kemudian yang Kolektor Primer adalah antar Ibu Kota Provinsi ini yang
masuk ke kriteria jalan nasional menurut bangunan hukum yang ada
- 21 -
sekarang. Jadi kita lihat betul Pak bahwa penetapan jalan Arteri Primer, Jalan
Kolektor Primer itu bergantung betul kepada rencana tata ruangnya. Kami ada
kesulitan sekarang misalnya begini sekarang di Pansela itu kita investasi
besar-besaran, padahal Pansela itu tidak memenuhi kriteria ini Pak.
Jadi sekarang ini semuanya non-status. Ini nanti kami akan koordinasi
dengan BPIW, bagaimana agar begitu kita memang secara politik komit
membangun Pansela, di sana juga dikembangkan secara tata ruang PKN Pak
gitu. Ini yang sekarang tidak ada. Jadi tata ruangnya tidak mengikuti.
Nah ini kami sampaikan Pak terakhir tahun 2015 Pak SK Jalan
Nasional kita panjangnya 47.000 KM. Ini secara kalau kita lihat secara
periodik memang selalu mengalami peningkatan Pak jumlahnya.
Lanjut, jadi ini keterkaitan antara tata ruang wilayah dan status jalan
Pak, ya seperti tadi kami sebutkan ya kriteria jalan nasional juga
hubungannya dari segi kawasan pusat kegiatan dan juga dari segi dia
sebagai bagian dari sistem transportasi nasional. Yaitu mendukung kalau kita
bicara pelabuhan itu adalah pelabuhan utama minimal pelabuhan pengumpul.
Nah ini yang saya mohon bantuan karena saya paham bahwa Bapak-
bapak kadang-kadang ada usul ini harus dibangun jalan ke pelabuhan. Nah
pastikan di Kementerian Perhubungan bahwa pelabuhannya minimum
minimal ada pelabuhan pengumpul, sehingga kita tidak keluar dari bangunan
hukum jalannya Pak.
Nah kemudian Pak jalan nasional itu dari mana sih sumbernya? Kalau
kami lihat itu ada dua Pak. Pertama mengubah fungsi atau status jalan yang
lebih rendah. Dari jalan provinsi, jalan kabupaten diubah jalan nasional atau
jalan-jalan yang kita bangun baru itu kemudian menjadi penambahan jalan
nasional. Nah untuk yang pertama tadi Pak, ada beberapa persyaratan yang
diatur oleh Permen PU Nomor 19 Tahun 2011.
Yang pertama itu Pak yang golongan pertama adalah yang dari jalan
daerah ini Pak. Kondisi jalan minimal kemantapannya sedang dan sifatnya
sudah di...(rekaman suara kurang jelas) bukan jalan tanah. Kemudian lebar
jalannya minimal 6 Meter, kemudian ROW-nya sudah 25 Meter. Kemudian
ada mampu menjaga tata guna lahan di sekitar jalan itu dan jalannya
ditangani secara baik oleh Pemda yang bersangkutan. Ini adalah kriteria yang
diatur dalam Permen PU Nomor 19 Tahun 2011.
Nah ini berdasarkan hal-hal tadi Pak, kita targetkan kami laporkan
bahwa pertengahan tahun ini kita sudah keluarkan SK mengenai status jalan
nasional yang baru dengan memperhatikan segala aturan-aturan yang ada
yang terkait dengan status jalan. Nah kami laporkan bahwa dari hasil
- 22 -
pengukuran riil di lapangan dari 47.000 sekian itu riilnya adalah 46.916 KM ini
riilnya setelah kita lakukan pengukuran ulang. Nah exercise kami Pak
mengenai evaluasi golongan pertama calon jalan nasional, yaitu jalan daerah
ada 357 KM yang bisa di-upgrade memenuhi syarat naik jadi jalan nasional.
Kemudian ada 967 KM yang berpotensi di-down grade malah Pak menjadi
jalan darah karena berubah, misalnya karena bisnis jalan nasional itu adalah
lalu lintas jarak jauh dan antarkota.
Kalau dia sudah sangat urbanized itu lebih cocok menjadi jalan kota
Pak gitu. Itu potensinya adalah 167 KM, sedangkan non-status dari kelompok
2 itu ada 1.530 KM. Sehingga total ini indikasi awal kita Pak sampai saat ini
masih kita pertajam, itu perkiraan SK jalan nasional yang baru itu adalah
panjangnya dari 46.000 riil 916 meningkat menjadi 47.836 KM.
Nah keseluruhan potensi Pak yang totalnya itu potensinya itu ada
13.000 KM sebenarnya memang perlu ditingkatkan dulu apa perlu di apa
namanya dikatakanlah dari jalan tanah perlu kita jadi jalan dengan
perkerasan. Saya kira itu Pak yang bisa kami laporkan mengenai jalan
nasional.
Yang pertama adalah bahwa itu ada keyakinan bahwa itu akan
diterima oleh Pemda-nya karena kita saat ini baru sedikit sekali jembatan
gantung kita yang diterima oleh Pemda karena satu dan lain hal. Jadi kami
mohon ada koordinasi yang baik dari yang masalah jembatan gantung ini
untuk dapat kita lakukan fisiknya dengan confidence Pak. Karena hasil audit
BPK kita banyak catatan soal jembatan gantung ini, kami mohon bantuan
Bapak dan Ibu sekalian.
Jadi kami mohon Pak secara langsung tidak harus melalui saya tidak
lama, koordinasi dengan Bapak Direktur Jembatan Pak Yuda dan Kepala
Balainya. Sehingga kita pastikan karena pengalaman tahun sebelumnya
jembatan gantung itu dibangun di akhir Pak jadinya. Karena itu tadi masalah
desainnya belum siap jadinya kepastian lokasi dan sebagainya. Ini kami
mohon dukungan agar lelang jembatan gantung ini bisa kita lakukan lebih
awal, bisa selesai lebih awal secara pasti secara clear gitu Pak.
- 23 -
Itu saja Pak Pimpinan yang bisa kami sampaikan, sekali lagi kami
ucapkan terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya di 2020 dalam masa
yang sulit ini, saya kira 2021 juga masa yang sulit. Adapun mengenai
potongan Pak yang refocusing mohon maaf maksud saya, itu kita kira-kira
kena 7Triliun Pak dan itu kita akan fokuskan kepada pekerjaan-pekerjaan
yang sifatnya pembangunan, tapi yang padat karya yang lain-lain kami
berusaha secure Pak, tapi yang sifatnya pembangunan atau kesiapan
desainnya belum siap kita tunda saja sekalian.
Nah ini masih kami godok Pak belum bisa kami laporkan, mungkin
nanti setelah Pak Menteri nanti mungkin yang melaporkan...(rekaman suara
kurang jelas).
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Terima kasih.
BP2JK KLATEN:
Pak Untoro, Jawa tengah Pak Untoro? Ada. DIY, Pak Yanuar?
- 24 -
Siap. Pak Yanuar? Oke ada. Jawa Timur, Pak Dodi? Oke. Kemudian
bergeser ke Bali Pak Tjok?
BP2JK BALI:
BP2JK D.I.Y:
BP2JK BALI:
BP2JK NTB:
BP2JK NTT:
Hadir Pak.
BP2JK GORONTALO:
Kami sekalian lapor Pak, jadi untuk Sulawesi Barat Pak karena kondisi
gempa kami geser operasional di Makassar Bapak. Kemudian Sulawesi
Tengah, Pak Roni?
Hadir Pak.
Wa'alaikumsalam.
BP2JK MALUKU:
Kami lapor Pak, Papua Barat juga baru Pak, ini Pak Wijayanto.
Kemudian Papua, Pak Hanung?
BP2JK PAPUA:
Ini juga baru Pak, Papua. Kemudian izin Pak, kami juga selain BP2JK,
kami ada Balai Jasa Konstruksi Wilayah ada tujuh Pak ingin kami perkenalkan
sekalian Pak. Di Aceh, wilayah Aceh, Pak Hilal?
Ya Pak.
Assalaamu'alaikum.
Baik, baik.
Kami pada siang hari ini didampingi oleh seluruh Kepala Balai 34
Kepala Balai BP2JK dan 7 Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah.
sebanyak 468,5Miliar atau 61,8 ini untuk pembinaan kompetensi tenaga kerja
konstruksi sebesar 13Miliar.
Kita lanjut saja ke breakdown output Balai. Jadi kami laporkan Bapak
seperti kami laporkan di depan untuk Pagu Balai yang terdiri dari 34 Balai
Pemilihan Jasa Konstruksi dan 7 Balai Jasa Konstruksi sebesar 233,7 itu
untuk empat 56,2Miliar di 34 BP2JK, ini dananya untuk kegiatan pelayanan
pemilihan jasa konstruksi. Kemudian untuk 7 BJKW ini peruntukkannya
sebesar 177,5Miliar peruntukannya adalah untuk pelatihan atau sertifikasi
vokasional ini diperuntukkan kepada SMK, Politeknik dan Perguruan Tinggi.
Targetnya pada Tahun Anggaran 2021 sebanyak 48 orang dengan nilai
96,1Miliar.
Targetnya 22.000 orang terdiri dari reguler 10.500 orang dan vokasi
11.500 orang. Kemudian untuk Kalimantan di BJK wilayah 5 ini berkedudukan
di Kalimantan Selatan atau di Banjarmasin. Cakupannya untuk Kalbar,
Kalteng, Kaltim, Kalsel dan Kaltara. Targetnya 16.000 orang dengan rincian
reguler 10.500 orang dan vokasional 5.500 orang. Kemudian untuk Sulawesi
ini berkedudukan di Sulawesi Selatan dan cakupan wilayahnya Sulut,
Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sutra dan Sulsel.
Targetnya 15.500 orang, terdiri dari 10.500 orang reguler dan 5.500
vokasional. Kemudian untuk wilayah 7 atau di Papua, cakupan wilayahnya
Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, rencananya 9.400 orang
terdiri dari 6.900 orang reguler dan 2.500 orang vokasional.
dan Riau 100. Kemudian untuk Banten 100 orang, Jabar 900, Jateng 500,
Jatim 700, NTB 100. Kemudian di Kalimantan, Kalsel 100 dan Kaltim 100.
Untuk Sulawesi rencana sebarannya Sulut 100, Sultra 100, Sulsel 400 dan
Papua Barat 100 dan Papua 200.
Kemudian kami laporkan juga Bapak Ibu, ini top jabatan kerja prioritas
yang akan dilakukan pelatihan, ini terdiri dari tenaga ahli untuk jabatan
kerjanya ini Sipil Teknik Jalan, kemudian Sipil Teknik SDA, Sipil Teknik Irigasi,
Sipil Teknik Jembatan, Sipil Teknik Bangunan Gedung Arsitektur, Sipil
Geodesi, Technic Mechanical, Sipil Geoteknik dan terakhir Teknik
Lingkungan.
Kemudian kalau untuk tenaga terampil ada 10 jabatan kerja yang ini
yang unggulan. Ini untuk satu tukang pasang batu, juru gambar arsitektur
pada pekerjaan konstruksi, tukang kayu, tukang besi beton, pelaksanaan
lapangan pekerjaan jalan, pelaksanaan bangunan gedung kalau di jalan
gedung, juru ukur, tukang pasang bata, mandor tukang batu bata dan
operator excavator.
Kemudian untuk yang tenaga terampil, untuk yang vokasional ini ada 8,
Juru Gambar Arsitek, kemudian Juru Gambar Teknik Sipil, Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Jalan, Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi,
Pelaksana Lapangan Bangunan Gedung, Mandor Konstruksi, Mekanik
Engine Alat Berat, Juru Ukur Surveyor.
Mungkin itu Bapak Pimpinan yang bisa kami laporkan dari Ditjen Bina
Konstruksi. Selanjutnya kami kembalikan.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Demikian paparan dari Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi.
Untuk tidak memperpanjang waktu, saya langsung saja ke pendalaman
Anggota. Sesuai daftar yang disampaikan kepada kami, yang pertama Pak
Tamanuri.
Silakan Pak Tamanuri, singkat padat supaya kita bisa lebih cepat.
Yang saya hormati Pak Ketua, Wakil Ketua dan Kawan-kawan para Anggota,
Yang saya hormati Pak Dirjen Bina Marga,
Pak Dirjen Bina Konstruksi dan Rekan-rekan saya yang ada di daerah,
Bu Ririn, Pak Agus sebagai Kepala Balai dan Hadirin yang berbahagia.
Saya langsung saja karena beberapa waktu yang lalu ini, kami sudah
mengusulkan untuk jalan transportasi tingkat desa dengan adanya jalan-jalan
gantung dan ini ada diantaranya yang kami usulkan dan ada diantaranya
yang memang dikerjakan oleh Balai.
Nah oleh karena itu dalam kesempatan ini, kami melihat bahwa jalan
gantung ini kan gunanya untuk mengeluarkan produksi-produksi dari
masyarakat untuk dikeluarkan yang tadinya berbelit-belit jalannya, dengan
adanya jalan gantung ini ada terobosan, tapi di dalam konstruksinya itu jalan
itu hanya boleh dilalui oleh motor.
lebih baik kita buatkan jembatan rekonstruksi beton, tapi kalau dia lewat dari
10 Meter maka kita buatkan jembatan gantung agar supaya faedahnya lebih
maksimal.
Nah jadi kami sudah usulkan beberapa Ada 12-an usulan kepada
Dirjen melalui Balai. Kami harapkan bahwa ini mudah-mudahan tidak apa
yang dikhawatirkan oleh Dirjen tadi, bahwa adanya keterlambatan karena
tanah kiri kanannya belum beres, segala macamnya belum beres, tapi yakin
kalau di tempat kami di Lampung bahwa ini semuanya sudah berdasarkan
hasil apa kerja sama dengan para Kepala Desa dan tokoh-tokoh masyarakat
itulah yang kami teruskan. Saya rasa saya tidak banyak-banyak Pak, karena
memang sudah dibatasi oleh Pak Ketua ini.
Terima kasih.
Wabillaahittaufik Walhidayah,
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Selanjutnya Pak Bakri silakan. Pak Bakri tidak ada? Ya masih keluar.
Pak Muhammad Aras, silakan.
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.
Nah dalam hal ini tentu kita melihat bahwa jalan nasional yang
bertebaran dari dan untuk khusus Sulawesi Selatan dari Makassar sampai ke
Sulawesi Barat, keadaan sepenuhnya banyak yang dengan musim hujan
yang selama ini terjadi banyak yang tidak begitu sempurna. Mungkin agak
sedikit berlubang dan ini perlu diantisipasi sehingga tentu preservasi tadi yang
disampaikan tidak terlalu berat pada saat akan dilakukan pembangunan
ulang.
- 35 -
Yang kedua, tentu berharap bahwa terkait dengan refocusing, ini jalan-
jalan untuk preservasi jalan ini tidak dilakukan penghematan karena ini
memang membutuhkan perawatan atau pengerjaan jalan yang sangat
mendesak. Kecuali kalau pembangunan baru ya tentu menjadi kewenangan
dari Kementerian untuk melakukan penilaian.
Wabillaahittaufik Walhidayah,
Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq,
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Wa'alaikumsalam.
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.
- 36 -
Pertama masalah Pelabuhan Ujung Jabung Pak, kami tetap ngotot dari
dulu masalah Ujung Jabung. Tadi saya mendengar Bapak bilang persyaratan
untuk membangun jalan nasional yang diutamakan adalah membangun jalan
yaitu adanya pelabuhan ya, pelabuhan minimal pelabuhan pengumpul.
Di zaman Presiden Pak SBY dulu, mohon maaf Pak saya jadi
Gubernur itu pelabuhan utama dan terakhir saya tidak tahu setelah saya
berhenti menjadi Gubernur statusnya menurun menjadi pelabuhan
pengumpul dan yang diutamakan di situ adalah membangun jembatan Sungai
Rambut Pak Dirjen.
Yang ketiga itu Itulah masalah persyaratan menjadi jalan nasional Pak.
Kami melihat provinsi tetangga kami itu jalan nasionalnya lebih panjang di
jalan provinsi, tapi di Jambi jalan provinsi lebih panjang dari jalan nasional.
Akibatnya apa? Provinsi tidak mampu untuk membangun menanggulangi
jalan-jalan provinsi ini.
Kemudian yang ketiga eh selanjutnya itu masalah jalan tol Pak. Kami
mengharapkan jalan tol ini mohon kalau bisa memang, kami mengerti tadi
Bapak sampaikan kita mengalami kesulitan masalah dana, tapi masalah
pembebasan tanah saya pikir harus dipercepat, sebab semakin lama tanah ini
semakin apa mahal gitu. Kalau ini dipercepat minimal pembebasan tanah dulu
untuk lokasi jalan tol ini. Itu yang kami sampaikan kepada Bapak Dirjen Bina
Marga.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Bapak Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR yang saya hormati, beserta
seluruh tamu undangan yang hadir dan para Kepala Balai di tempatnya
masing-masing.
Salam buat saudara saya Kepala Balai Bina Marga maupun Jasa
Konstruksi di Papua Barat.
Terima kasih. Untuk Dirjen Bina Marga, Pak Dirjen, kalau tadi saya
dengar Bapak cerita banyak tentang pembangunan jalan tol, kalau kami di
Papua ini butuhkan tolong jalan kami dibangun baik Pak, tidak butuh jalan tol,
tolong jalannya diperbaiki dibangun. Kami tahu bahwa Pemerintah ada
membangun Trans-Papua, kira-kira Pak Dirjen kapan itu selesai itu Trans-
Papua, tahun kapan? Jangankan sampai Merauke, di Papua Barat sendiri
saja 1 provinsi kecil itu saja belum bisa terhubung itu. Ada jalan yang menjadi
direktif Presiden yaitu ruas Maybrat, Kais, Inanwatan apa Fakfak itu juga tidak
masuk dalam anggaran 2021, padahal itu kami butuh Pak. Kenapa tidak
diperhatikan? Yang dekat saja belum selesai, apalagi mau sampai di
Merauke? Gitu Pak.
Yang kedua, Saya melihat tahun 2021 ini ada pekerjaan jalan yang
lebih memprioritaskan bagaimana tembus ke Papua yaitu bertemunya
Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire ya. Jauh-jauh ke sana
padahal dari Manokwari sampai Teluk Wondama saja jalannya belum beres.
Tolong diprioritaskan itu diselesaikan Pak gitu. Jangan lompat-lompat gitu.
Kami dari Sorong untuk Sorong Manokwari itu yang ruas dari Makbon-Mega
saya lihat masuk untuk 2021 ini, kalau boleh itu segera pelelangannya jangan
kayak tahun lalu berlarut-larut itu.
Untuk Bapak Dirjen Bina Konstruksi saya terima kasih karena tadi saya
lihat Kepala Balainya wajah baru gitu, cuma kadang-kadang saya juga
bingung ini Pak, waktu pembahasan kemarin saya dengar ada kata-kata
katanya ada direktif Presiden, direktif Menteri, direktif Anggota Dewan. Pak
tolong ajari saya bahasa Indonesia Pak, saya belum mengerti kata direktif itu,
karena prakteknya di lapangan itu tidak begitu. Kadang-kadang maunya
Kepala Balai BP2JK gitu.
Karena itu, itu salah satu alat bicara kami menentang kelompok yang
menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu bukti bahwa
negara hadir, karena itu dipercepat jangan terlalu dipersulit juga, teman-
teman di daerah beri akses untuk teman-teman di daerah untuk berpartisipasi.
Pak Dirjen Bina Marga, tadi saya dengar banyak pekerjaan yang padat
karya. Saya sebagai wakil Papua Barat di sini, saya belum pernah melihat
dan merasakan itu kegiatan itu, padahal saya punya konstituante ya, saya
punya rakyat. Mudah-mudahan dengan bersuara begini Bapak dengar dan
- 39 -
siapa tahu Bapak bisa WA saya “Pak Jimmy kapan ke kantor kita ngopi-
ngopi” gitu ya. Kalau saya enggak biasa ngomong seperti rekan saya di Pulau
Jawa gitu. Kami di Papua memang diajar untuk ngomong terbuka saja gitu,
nggak usah basa-basi gitu. Ini rekan saya bilang kalau basa basi nanti nggak
dimakan gitu.
Berikut Pak Dirjen Bina Konstruksi sama dengan teman saya di Jambi
tadi, eh di Jambi atau di mana tadi? Ya, Pak Hasan Basri ya. Ya untuk nanti
untuk rekruItmen atau pelatihan tenaga-tenaga jasa konstruksi itu kami juga
diberi kesempatan untuk bisa mengusulkan nama-nama atau orang-orang
pilihan untuk masuk ke situ. Bukan untuk memperkaya diri kami, tidak, tapi
bahwa kehadiran kami di Komisi ini memberi manfaat kepada orang-orang
yang tadi berpartisipasi bersama kami, sehingga kami bisa sampai ke
Senayan, mereka juga bisa mendapat manfaat gitu. Begitu saja Pak Dirjen.
Terima kasih karena kami tidak biasa dilatih untuk bicara panjang-panjang.
KETUA RAPAT:
Saya pertama coba ke Bina Marga. Tadi saya dibisikin Pak oleh Pak
Hasan “Pak Bakri tolong diperbuat lagi katanya? Apa itu “Jalan ke Ujung
Jabung” katanya “Jembatan Sungai Rambut” terus ya yang tadi-tadi Pak itu
Pak dia, tolong diperkuat lagi. Ya saya bilang saya perkuat-kuat Pak mudah-
mudahan Pak Hedy bisa lebih kuat lagi nanti gitu, sudah kuat ya.
Terus yang kedua adalah masalah jalan tol ini Pak untuk yang dari
Betung ke Jambi ini. Ini ramai terus dibicarakan di Jambi itu Pak, di setiap
boleh katakan setiap hari berita ini selalu mencuat terus. Kita Anggota DPR RI
kadang-kadang ditanya “Sampai sejauh mana?”, Saya bilang kita belum tahu
secara detil, memang judulnya sih Betung-Jambi.
Terus ada lagi yaitu kegiatan pembelian karet Bokar, karena ini di
Jambi ini jadi ramai juga Pak, sangat-sangat berminat orang. Jadi kalau bisa
mungkin ke depannya ya, saya bicara ke depannya mungkin anggaran sedikit
agak ditingkatkan persentasenya untuk Sumatera lebih banyak karena kita
tahu bahwa Medan, Jambi, Palembang itu termasuk pemasok karet
perusahaan karet itu yang besar.
Nah sehingga betul-betul dalam situasi Covid hari ini bisa membantu
petani karet, karena dengan adanya begini sehingga para tengkulak-
tengkulak ya istilahnya itu para penampung-penampung yang ada itu
sehingga juga menaikkan harga karetnya melihat dengan situasi harga karet
hari ini.
Berikutnya saya sekali lagi Pak kemarin pada saat dengan Pak Menteri
saya sempat menyebut bahwa di Jambi itu sempat ramai pemberitaan ada
jalan, yang jelas jalan itu dilalui oleh kendaraan roda empat, roda dua dan
manusia Pak gitu, itu jalan provinsi yang hancur sampai menelan nyawa
orang yang dikarenakan sakit mau diantar ke rumah sakit macet sehingga
mati tidak sampai ke rumah sakit nyawanya hilang.
Yang kedua lagi ada orang yang mau melahirkan eh bukan ya mayat
yang mau diangkat ke pemakaman dikarenakan jalan jelek macet juga jadi
ramai juga. Nah ini ini perlu mungkin menjadi sedikit perhatianlah, karena
Kabupaten sendiri pun punya keterbatasan anggaran Pak. Terus terang saja
provinsi pun juga punya keterbatasan anggaran.
Nah kita minta di sinilah mungkin kehadiran dari pada APBN yang bisa
turun ke bawah apa pun namanya, apakah alatnya dikirim ke sana untuk
standby 1X24 jam ataukah memang ada perlakuan khusus alat-alat mungkin
yang timbunan yang bisa dibantu. Sehingga perekonomian di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang katanya jalan provinsi tidak macet lagi. Itu saya
tidak akan berhenti menyampaikan itu Pak Dirjen.
Lain-lain saya pikir cukup, sudah saya sampaikan juga kemarin terkait
dengan Jembatan Sarolangun ini, terus paket-paket yang sedang berjalan.
terus juga mungkin terakhir di Dirjen Bina Marga keluhan dari kawan-kawan
mungkin yang kemarin yang kena refocusing itu supaya bisa cepat terealisasi,
karena saya dengar kemarin targetnya di Januari ini sudah bisa clear,
sehingga betul mereka bisa menggunakan anggaran untuk kegiatan lain lagi.
Terus ke Bina konstruksi, ini Pak Hedy ini. Terima kasih Pak Hedy,
saya dapat Kepala Balai baru Pak, seharusnya kemarin saya minta ganti,
Bapak bilang bulan 3 Maret Pak Bakri mau diganti, ternyata bulan Januari
benar diganti. Nah mudah-mudahan penggantian ini akan membuat lelang
kegiatan di Provinsi Jambi itu bisa baik gitu, tidak lagi nanti ada kegiatan-
kegiatan yang dua-tiga kali dilelang ya dua-tiga kali dilelang. Sehingga nanti
- 41 -
Nah yang pusing ini saya, Pak Hasan sama Pak Sofyan, satu rupiah
pun uang yang kita teriakan di ruangan ini itu harus terealisasi, apalagi cuma
gara-gara mekanisme di BP2JK ini yang berbagai macam aturan yang
sehingga dana itu lepas saya tidak mau lihat itu lagi Pak. Minta tolong ya ini
Kepala Balainya juga saya juga belum kenal, belum pernah berhubungan.
Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita akan coba berkomunikasi supaya
kegiatan di sana tidak lagi terjadi demikian.
Terus yang kedua, saya mau tanya ini Pak, itu honor Pokja itu apakah
kita yang siapkan atau memang kan rata-rata itu memang mereka dari dinas
ya dari Balai-balai lain ya? Itu bagaimana status mereka itu? Ini saya lihat
hampir 147,2Miliar dan terus terang juga Pokja-pokja di bawah itu apakah
memang sengaja begitu? Artinya begini Pak saya lihat itu ada Pokja yang dari
Bina Marga dititipkan di BP2JK, ada dari Cipta Karya, ada dari mana Sumber
Daya Air.
Yang kita usulkan kita bisa komunikasi, nah itu memenuhi syarat,
memenuhi standar dibawa ke Jakarta. Jangan kami habis waktu
mengusulkan-mengusulkan seakan-akan kalau begitu hubungan antara Balai
dengan Anggota Dewan itu tidak bagus. Nah sehingga Maksud saya itu
sebelum kegiatan itu dibawa ke Rakor ke Kementerian, alangkah baiknya
dulu Anggota Dewan di daerah itu diajak bicara “Pak aspirasi Bapak apa,
aspirasi Ibu apa? Dipelajari oleh mereka, memenuhi standar, memungkinkan,
baru dibawa ke Kementerian.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Sekarang sudah jam 12.00, Pimpinan sudah sepakat di sini karena ini
pasti masih lama karena yang nanya juga masih banyak. Jadi kita Ishoma
dulu Pak, kita masuk lagi nanti 12.30 apa 12.45 kita masuk? 12.30 gitu dulu
lah ya, paling molor-molor sedikitlah. Silakan shalat dulu dengan makan siang
dulu kita Pak ya. Rapat saya skors dulu.
(RAPAT DISKORS)
Terima kasih.
Hadir juga ini ada Kepala BPJT, Pak Danang Parikesit, ya suatu saat kita bisa
berdiskusi soal pewayangan Pak. Mengapa saya akan mengajak diskusi
- 43 -
KETUA RAPAT:
Pak Lasarus itu tolong nanti dijabarkan saja Pak versi sana Pak, kita
juga rileks Ketua ya, karena habis makan jadi punya energi cukuplah untuk
ini.
KETUA RAPAT:
Saya lihat daftar namanya tadi kok langsung Dewo ini, sudah habis
makan tambah panjanglah ini ceritanya.
dan segala macamnya, tetapi dengan jalan yang terbangun itu juga
menjadikan urat nadi pembangunan ekonomi secara nasional.
Jalan tol ini menjadi satu upaya yang tidak mudah, upaya yang sangat
luar biasa oleh Pemerintah untuk mewujudkannya. Dalam arti bahwa dengan
jalan tol ini ya itu diharapkan bisa memberikan satu nilai ekonomi yang sangat
tinggi dan dengan operasionalnya jalan tol ini bisa memberikan satu daya
tarik terhadap investor-investor jalan tol.
Kami melihat tidak perlu saya sebutkan ruasnya, tapi Dirjen Bina
Marga sangat tahu bahwa jalan arteri jalan nasional yang berhimpitan yang
sejajar dengan jalan tol itu justru ditingkatkan kapasitasnya. Kalau dipelihara
supaya dalam kondisi baik oke, tetapi kalau ditingkatkan kapasitasnya
diperlebar otomatis para lalu lintas itu tidak akan tertarik untuk melalui jalan
tol, kembali lagi kepada jalan nasional ya.
Hal yang demikian ini tentu jalan tol akan semakin merugi dan investor
calon investor baru menjadi satu pertimbangan yang sangat matang, tidak
begitu menarik untuk investasi jalan tol di Indonesia. Karena begitu jalan tol
dibangun itu operasional disaingi oleh jalan nasional.
Oleh sebab ini menjadikan suatu kebijakan Dirjen Bina Marga untuk
melakukan evaluasi. Kalau dipelihara, diperbaiki kualitasnya supaya mantap
oke, tapi kalau ditingkatkan kapasitasnya tolong ditinjau kembali. Ini banyak
yang semacam itu ya, banyak yang semacam itu baik di luar Jawa maupun di
luar Jawa.
Jadi jalan tol itu jangan hanya orientasinya atau targetnya supaya
waktu tempuhnya tinggi anu menjadi rendah, akan tetapi unsur keamanan
dan unsur kenyamanan ini menjadi penting begitu ya. Jadi tolong untuk
semua jalan tol...(rekaman suara kurang jelas) tol Jakarta-Semarang.
Surabaya dan di Sumatera juga begitu.
Kalau itu Pak perkerasan beton, bisa enggak itu ditutup dengan lapisan
aspal? Itu kan supaya unsur keamanan dan kenyamanan itu menjadi terjamin
gitu. Jadi dari Dirjen Bina Marga sendiri yang mempunyai kewenangan
menyusun desain dan pelaksanaan terhadap kecelakaan-kecelakaan yang
terjadi juga harus terlibat melakukan suatu penelitian, apa penyebabnya kan
begitu.
Kemudian berikutnya tentang jalan tol juga. Jalan tol ini tolong
dievaluasi Pak, berkali-kali saya sampaikan bahwa adanya jalan tol itu
diharapkan untuk membuka perekonomian satu wilayah, jangan jalan tol
hanya dengan tujuan membuat kendaraan itu menjadi cepat. Kalau
kendaraan menjadi cepat, itu kendaraan yang berada sudah yang sudah
berada di jalan tol, kemudian kecepatannya menjadi tinggi, waktu tempuhnya
menjadi pendek, itu sebenarnya bukan tujuan pembangunan jalan tol.
Justru jalan tol membuat terisolir bukan dengan jalan tol membuka mereka
gitu ya.
Pintu-pintu jalan tol itu, itu menjadi penting dan akses untuk masuk
kepada jalan tol itu juga dilakukan suatu penanganan. Meskipun itu jalan
provinsi Jalan kabupaten, tapi kalau memang jalan provinsi jalan kabupaten
untuk bisa connect dengan jalan tol terhadap suatu daerah tertentu sehingga
daerah tersebut itu bisa berkembang perekonomiannya, ya dilakukan saja.
Kalau memang undang-undangnya tidak memungkinkan ya diskresi karena
berbicara jalan itu adalah ekonomi ya kan. Jadi jangan ego sektoral gitu kan.
Banyak sekali yang terjadi di situ.
Itu yang namanya objek wisata Dieng itu tidak kalah menarik Pak
dengan super destinasi wisata yang ditetapkan oleh Presiden yang akan
dikembangkan sehingga memakan anggaran sampai triliunan itu. Sebenarnya
Dieng itu, itu tidak kalah menarik baik itu wisata alamnya, baik itu wisata
budaya maupun sejarahnya.
Tidak perlu dengan triliunan tapi dengan ratusan miliar itu sudah cukup
dengan pendapatan yang sangat besar. Saya membuka kepada Dirjen Bina
Marga untuk hal yang semacam ini menjadi satu kebijakan, menjadi sesuatu
yang dipertimbangkan, tidak berbicara soal teknis.
KETUA RAPAT:
Sebentar ya Pak.
KETUA RAPAT:
Ya.
Izin mohon maaf, karena sudah saya siapkan tulisan segini banyak ini.
Pak Ketua ini selalu baik dengan saya kok, karena dulu teman Pak di 2009
Pak, tapi nasibnya beda, saya masih diatur oleh beliau, sekarang beliau
ngatur saya.
Dalam kondisi yang demikian Pak, terkait dengan apa manfaat jalan tol
untuk perekonomian nasional ya sekarang maupun yang akan datang.
Apakah Pemerintah tetap mentargetkan jalan tol seperti RPJMN yang
ditetapkan atau akan dievaluasi? Jangan memaksakan sesuatu yang berat
mengingat kebijakan sekarang ini terkait dengan generasi yang akan datang
ya. Manfaat jalan tol itu tolong dilakukan suatu penyisiran jalan tol yang mana
yang harus menjadikan prioritas ya. Supaya beban Pemerintah dan juga
beban rakyat ke depan itu tidak menjadi sesuatu yang berat ya, apakah ini
tetap akan dipaksakan.
Dan dari background itu, itu tolong disampaikan yang lelang sekian
persen sampai sekian persen berapa, yang 60% berapa, yang 60 sampai
70% berapa? Itu penting bagi kami. Jadi kami hanya kami tidak ingin hanya
melihat pencapaian satu progress pelelangan Itu dari sisi kuantitas, tapi juga
dari sisi kualitas.
Sampai sejauh ini Pak Widi ya sampai sejauh ini kontraktor lokal yang
terakomodir terhadap barang dan jasa dari APBN berapa persen untuk
masing-masing provinsinya? Itu 2021 dan saya minta 2020 dan kalau
memang itu tidak sesuai dengan semangat Pak Menteri PUPR ya
implementasinya tidak sesuai, upaya apa yang akan dilakukan? Jangan
hanya semangat tetapi upaya ya dan proyek strateginya tidak berjalan. Kami
ini selalu dipertanyakan oleh bahwa pengusaha lokal selalu menjadi
penonton, selalu menjadi penonton. Tolong ini juga disampaikan kepada
kami.
Ada yang sudah kontrak ternyata ternyata tidak punya alat, tidak
punya bahan baku ya. Itu juga Ketua Komisi pernah menyampaikan itu di
daerah pemilihannya di Kalimantan Barat. di mana-mana terjadi, juga
bagaimana melakukan evaluasi terhadap hal itu supaya di tahun 2021 itu
tidak terjadi kembali.
- 49 -
KETUA RAPAT:
Mas, bisa?
KETUA RAPAT:
Oke siap satu ya, satu. Jadi sekarang ini kan sedang revisi Undang-
undang tentang Jalan yang masuk dalam Prolegnas. Masing-masing Fraksi
DPR RI sudah menyampaikan pandangannya bahwa setiap Fraksi itu
mengusulkan supaya anggaran APBN bisa bersifat fleksibel, bisa intervensi
terhadap jalan provinsi, jalan kabupaten maupun jalan pedesaan.
Saya kira itu Pimpinan, terima kasih memberikan waktu saya yang
sangat longgar itu, itu nanti kalau soal-soal Dapil akan saya sampaikan
langsung kepada Pak Dirjen Bina Marga.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Yang kedua Pak Dirjen bahwa dalam kontek Bapak kan kontek BP2JK
kan dalam kontek administratif pelelangan, teknis kan tentunya kembali
kepada yang punya kegiatan yang punya program dalam
pertanggungjawabannya. Tetapi ini saya perlu tidak apa-apa saya bukan juga
dapat informasi ya selama itu dalam konteks profesional aturan main tidak
perlu harus Bapak takut atau staf Bapak di Balai takut kepada siapapun,
khususnya instansi yang tidak ada hubungannya dengan Komisi V. Itu yang
saya angkat.
Jadi kenapa Pak judul kerja apa pada program kita RDP Evaluasi
Pelaksanaan Kegiatan Kerja dan Anggaran, jadi ada kerjanya berapa seperti
Bapak ini kan lebih dominannya itu kan pelelangan atau lebih kepada
administratif dan pelatihan. Contoh misalnya Pak tadi di Sumatera sekitar
17.000.
Nah tolong dong yang tahun 2020 berapa sih? Di mana saja sih?
Paketnya kaya apa sih? Sehingga kami bisa tahu, bahkan kalau perlu kalau
itu menyangkut katakanlah konstituante masyarakat misalnya paket tukang-
tukang atau paket-paket apa namanya? Peningkatan konstruksi tukang atau
apa segala macam ya bisa dong kita memberikan meng-endorse ya toh di
daerah oh ini tukang ini supaya lebih bagus dari sisi katakanlah
- 51 -
Apa paketnya sekaligus 17.000 kan belum tentu ya, misalnya per paket
150 kah, 200 seperti BMKG dan yang lain-lain ya toh. Tolong juga kami
dikasih tahu itu supaya kami bisa juga ikut berpartisipasi di situ ya toh, gituloh.
Bapak di sini juga tidak kurang terbuka apalagi yang tadi BP2JK, bahkan
diantara sesama pun saya lihat ada benturan-benturan yang membuat satu
sama lain padahal satu atap sebenarnya.
Apa memang karena kita tidak sanggup, apa kita malu kepada Korea
Selatan yang 40 tahun lalu kok tidak bisa ngimbangi ya toh. Apa karena soal
integritas atau sense of belonging yang tidak ada dalam rasa tanggung jawab
dalam pengawasan kita, itu saja tidak usah dulu jauh-jauh tol Sumatera deh.
Bogor ini sampai tadi itu macet akibat dari bongkar lagi kirinya itu loh, itu saja
- 52 -
yang paling dekat dua jalur itu hampir tidak ada paling ada hanya pelapisan
tidak ada bongkar itu, itu konkritlah. Apalagi kalau bicara tol apa namanya
yang sudah dikerjakan kita langsung apa namanya Ciampea apa namanya
ini? Bandung waduh, apalagi bicara tol Sumatera. Kita kemarin kunjungan ke
Riau, ke Riau tol Sumatera belum dipakai sudah ada penambalan, kita baru
lihat belum dipakai, sudah ada penambalan.
Nah kembali Pak Dirjen, ini menurut saya adalah soal sense of
belonging atau integritas. Ya mohon maaf, kalau bicara standarisasi saya kira
ilmu itu sama Pak, ilmu di Korea, Insinyur di Korea, Insinyur di ITB tidak kalah
Pak, termasuk juga Insinyur teknis yang di ITI tetapi kembali soal integritas
kita. Di mana itu? Ya khususnya dalam konteks pengawasan dan saya tahu
juga Pak saya kira yang namanya tipe jalan ada masa umur konstruksinya.
Kalau tidak mencapai masa konstruksi itu, berarti ada apa namanya ya denda
makanya ada jaminan.
Jadi tidak ada akibat penawaran 80% dari under estimate 100%
mengurangi Pak, mengurangi kualitas yang sudah disepakati dalam tipe jalan
itu. Itu yang saya tahu. Bukan karena 80% dia tawar sehingga kualitas
jalannya menjadi turun, enggak dong, tetap pada spesifikasi kategori tipe A
kalau itu tipe A.
Saya kira itu saja untuk kita saling mengingatkan. Satu lagi Jalan
Padjajaran Bogor saya kira itu jalan nasional. Setiap hujan drainasenya kiri
kanan kurang lebih sekitar 1 Meter lebih kedalaman berapa dalam, tapi begitu
hujan air tidak masuk ke dalam drainase, kenapa, karena permukaan
drainasenya tertutup semuanya. Nah tentunya penyakitnya juga jalan baru ya
jalan baru itu kan jalan tol ya, jalan baru yang apa namanya kaya Parung
sana itu juga baru dibangun ya.
- 53 -
Saya kira ini beberapa kali yang sudah sebenarnya menjadi perhatian
khusus. Masalahnya kecil bukan maslah biaya, hanya masalah kembali
kepedulian dan kepedulian dengan...(rekaman suara kurang jelas) tadi itu
ya...(rekaman suara kurang jelas) jangan vertikal dong Pak ya. Saya wah
masa seperti itu yang sudah selesai longsor dia ya paling tidak terasering
atau paling tidak miringlah.
Nah ini beberapa kali saya sampaikan ini tidak bosan-bosan karena
masih terjadi vertikal. Apa sih hanya komitmen dengan kontraktor hanya
dengan alat berat antara vertikal dengan miring sedikit apa bedanya?
Kalaupun misalnya itu perlu biaya silakan-silakan saja.
KETUA RAPAT:
Sedikit pertanyaan saya kepada Pak Dirjen Bina Marga. Saya hanya
mengingatkan Pak Dirjen mengenai program jembatan Batam-Bintan, karena
itu merupakan janji Pak Jokowi waktu kampanye. Jadi tolong saya harus
selalu mengingatkan, karena setiap saya ke daerah hal itu yang menjadi
pertanyaan, sehingga saya harus menyampaikan. Jadi setiap RDP dengan
Kementerian PUPR dan kepada Bapak Dirjen itu yang selalu akan saya
- 54 -
tanyakan, karena itu merupakan mandat untuk saya. Jadi jangan bosan-
bosan Pak Dirjen.
Yang kedua mengenai refocusing, itu di Dapil Kepri ada satu Pak yang
saya lihat apakah bisa nanti dicarikan solusi di Natuna ya Bapak ya. Saya
lihat di sini ada di halaman 28 di pembangunan Jalan Selat Lampa. Tolong
Pak Dirjen kalau bisa dicarikan solusi.
Mengenai yang lain tidak ada Pak Dirjen. Mengenai jalan nasional dan
jalan tol, saya rasa nanti saya komunikasi dengan Pak Dirjen saja. Saya tidak
tahu di Kepri itu mau dijadikan jalan nasional seperti apa, karena itu antar
pulau. Demikian dari saya Pak Dirjen, Terima kasih pimpinan. Terima kasih
Pimpinan, sekian dari saya, karena waktu saya sudah diambil Pak Jhoni
sama Pak Dewo, saya ikhlaskan saja.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik, kalau Anggota Komisi V ini satu setengah Bu Cen Sui Lan saja
sudah selesai kita punya rapat.
Langsung saja, Pak Hedy, saya belum saya sudah lihat ini yang jelas
di Dapil saya belum kelihatan yang Jembatan Rawajaya mungkin masih
dalam proses ya? Semoga tidak meleset, karena itu sudah datangi langsung
dan memutus beberapa desa.
Kemudian ini saya Dapil-dapil dulu saja, flyover yang Rawalo dan
Kroya Pak, saya sudah berapa tahun ini usul, belum kelihatan apa baru
didesain atau baru angan-angan desain itu saya diceritain ya Pak ya, sudah
Pak Dewo.
Jadi saya harapkan itu jadi perhatian tidak mungkin tidak hanya di
Cipali, tapi di jalan tol lainnya juga dan kalau memang ada perbaikan
dilaksanakannya segera gitu karena itu jalan tol. Kemudian CCTV juga tolong
jangan ketinggalan karena kalau kecelakaan rapat tahunan saya juga
menyampaikan. Supaya apa, supaya kalau ada sesuatu bisa termonitor.
Kemudian Pak Hedy, Pak Hedy kan dulu juga preservasi kan ya
sebelum Dirjen. Dari Cipali menuju Banyumas melalui Bumiayu itu jalan-jalan
nasional atau jalan apa itu Pak? Nah itu ampun itu super parah Pak, itu bukan
parah lagi itu super parah. Itu kanan kiri lubang semua dan tolong sekali gitu
tolong sekali karena itu jalurnya padat, semua lewat situ pagi siang malam
dini hari saya lewat itu juga takutnya banyak kecelakaan. Tolong segera
ditangani Pak Hedy dan Pak Danang.
Kemudian saya ingin menanyakan rencana jalan tol ya tadi sih saya
sempat ngobrol dengan Pak Danang tentang jalan tol yang dari Bandung
Gedebage ya Cilacap. Kalau tadi saya ngobrol sama Pak Dewo kayaknya
Cilacap ini 2049 ya Pak ya? Lah itu nanti saya minta dijelasin yang Bandung-
Cilacap.
Itu alangkah indahnya kalau padat karya ini bisa disinergikan dengan
Anggota Komisi V seluruh Dapil yang ada gitu Pak. Jadi Kabalai-kabalai saya
kebetulan ada Pak Satrio bagus juga kalau diinfo respon cepat. Jadi itu Pak
padat karya yang ada di Bina Marga itu mohon sekali untuk bisa disinergikan
dengan kita yang ada di Dapil.
Kemudian flyover, saya memang Dapil Banyumas Cilacap, tapi Ibu dan
Suami saya dari Palembang Lampung. Jadi makanya saya selalu
menyampaikannya Jawa Sumatera. Itu ada masukan Pak, ini ada Pak Eddy
Santana tidak apa-apa. Kemudian jembatan gantung tadi jangan sampai lupa
Pak.
Jadi Pimpinan dan Pak Dirjen, tahun depan harapan kita minimal
Anggota 3 atau 5 gituloh Pak, karena usulannya 10 lebih dan ini akan
mengangkat perekonomian juga di desa-desa, ini menghubungkan banyak
desa yang ada di daerah-daerah.
- 56 -
Kemudian flyover ini yang di saya dapat kemarin di underpass Lahat itu
underpass ada di Bina Marga ya Pak ya, Lahat itu kemarin sempat saya
sampaikan juga itu kan mangkrak ya. Nanti sekalian koordinasi juga mungkin
Perhubungan dengan Bina Marga underpass-nya mangkrak sehingga seperti
kubangan, semoga bisa segera diberesin.
Nah itu mohon bisa dicermati dan itu kira-kira Pak dan Bina Konstruksi
harapan saya juga bisa memberdayakan pengusaha-pengusaha lokal yang
ada gitu. Jadi Bina Lingkungannya juga baik. Ini tadi sudah disampaikan Pak
Dewo mengenai tenaga kerja yang bisa disinergikan di setiap Dapil Pak Bina
Konstruksi.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Nanti virtual kita kasih kesempatan Pak. Silakan dulu. Virtual nanti kita
kasih kesempatan.
Sama Pak Dewo tadi. Jadi Pak Dirjen, saya mengingatkan kembali
bahwasanya terdahulu saya mengingatkan bahwasannya pentingnya jalan
penghubung ke daerah pariwisata ini Pak harus dibenahi. Salah satunya saya
lihat di tahun ini tidak ada masuknya pelebaran jalan Tiga Panah menuju
Mere ke KSPN ini Pak.
Kedua Pak, mengenai jalan tol Pak, saya tadi mendengarkan dari
Bapak bahwasannya Kementerian PUPR sangat mendukung terlaksananya
tol Trans-Sumatera ini Pak dengan mencari segala upaya anggaran-anggaran
supaya terlaksananya jalan tol Trans-Sumatera ini Pak, tapi di sini saya lihat
bahwasannya peran Kementerian PUPR sangat besar terhadap
pelaksanaannya jalan tol ini Pak.
Jadi saya di sini agak heran juga Pak saya mau bertanya kepada
Bapak bahwasannya kalau dalam pelaksanaan konstruksi jalan tol itu masih
memang sebenarnya di wewenang Kementerian PUPR dan fungsi
pengawasannya itu di Komisi V. Tapi selama ini di lapangan Pak kita lihat kita
saja mau ada laporan dari masyarakat untuk merespon tentang pelaksanaan
jalan tersebut. Nampaknya pihak pelaksana itu terutama HK itu lebih dominan
dia berpedoman kepada Komisi yang lain gitu dia istilahnya Pak.
Nah terus untuk apa Pak untuk ke langsung ke Dirjen Bina Konstruksi.
Pak Dirjen saya lihat ini Pak banyak program-program Bapak sebenarnya ini
- 58 -
Nah ini saya lihat tadi Bapak saya lihat tadi banyak program-program
ini ceremonial, tapi ke depan Pak tentang yang tadi saya lihat tadi di Sumut
adakan pelatihan 17.000. Maunya ini Pak pelatihan 17.000 ini jangan selesai
pelatihan yang dilatih ini pun payah juga cari kerja Pak.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Bob Andika. Sekarang Pak Syafiuddin, siap-siap Pak
Sigit.
Namun untuk yang Pulau Madura sebetulnya ada juga Pak di Perpres
80 tercantum bahwa ada pembangunan jalan tol untuk ke kawasan
Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan. Namun sampai detik inipun Pelabuhan
Tanjung Bulu Pandan perencanaan dan apapun progress-nya masih belum
ada, Pelabuhan... (rekaman suara kurang jelas) juga belum ada.
Jadi dari itu kami juga berharap, berharap nantinya di Madura ini
penting bagi Masyarakat Madura untuk mendapatkan haknya, terutama
memang ada perencanaan sampai tahun 2050 sekian puluh ribu tol yang
direncanakan oleh Pemerintah pusat.
Yang kedua terkait dengan jalan Pak, jalan nasional yang ada di
Madura sudah sangat luar biasa rusaknya dan berlubang karena di Madura ini
banyak apa namanya kendaraan roda dua kira-kira gitu.
Terus yang ketiga, kami berharap untuk yang padat karya Pak Dirjen,
saya sudah road show dari Kabupaten Bangkalan sampai Sumenep. Jadi
kalau memang ada padat karya yang dilakukan oleh Kementerian PUPR
melalui Dirjen Bina Marga ini, terutama saluran drainase di samping jalan
akses nasional ini, kami berharap karena memang tadi di paparannya
disampaikan bahwa ini sudah tidak seperti tahun 2020.
perekonomian yang terdampak akibat pandemi ini, ini bisa menjadi sebuah
obat sedikit obatlah untuk masyarakat dan konstituante saya di Madura.
Untuk Pak Dirjen Bina Konstruksi, kapan hari kita di forum ini
bersepakat bahwa kita ada semangat bahwa untuk bagaimana meminimalisir
terjadinya pengembalian uang negara ke kas negara, apa itu? Dengan
penawaran yang sangat rendah artinya 65%, 66% maka negara dirugikan
masyarakat juga dirugikan.
Ada contoh kasus Pak kemarin ini pembangunan apa namanya Kali
Kemuning untuk mengatasi banjir di Kabupaten Sampang. Alhamdulillah
sekarang sudah apa namanya ada pemenangnya, namun kalau kita lihat ya
kalau kita lihat dari anggaran yang kemarin sangat agak fantastis menurut
saya 95Miliar ya, itu ditawar hanya 63Miliar dan itu menjadi menang. Kita
tidak mau intervensi di urusan itu Pak, namun menurut saya ada kerugian
bagi masyarakat Madura itu sekitar 30Miliar lebih yang kembali ke kas
negara.
Terus yang kedua lagi-lagi kami juga was-was terhadap kualitas yang
akan dilaksanakan oleh pemenang itu. Artinya dengan harga 60 sekian
persen dipotong PPN PPH dipotong administrasi, maka menurut saya yang
kembali ke kas negara, yang kembali ke Pemerintah pusat itu 50%.
Jadi saya cuma menagih janji Pak Dirjen Bikon ya kontraktor lokal ini
ya semualah teman-teman sudah disampaikan keluhannya dan lain-lain dan
itu konstituen kita, tapi kita tidak secara subjektif ingin membantu mereka
tanpa adanya regulasi yang benar, tidak. Karena kita juga takut karena kita
sama-sama diawasi oleh aparat penegak hukum. Namun lagi-lagi kalau
memang prosedural kami berharap pengusaha-pengusaha lokal dibina bukan
dibinasakan. Jadi itu saja mungkin Ketua.
KETUA RAPAT:
- 61 -
Istri terhormat Pak, saya selalu menegaskan dari sini, istri terhormat
Pak, bukan siri Pak. Oke Pak Ruslan ya, beliau katanya mau ngajak kita ke
Madura Pak Ruslan, saya tunggu-tunggu belum juga ini.
Baik, Pak Dirjen Bina Konstruksi, mungkin saya ada takut kelupaan
nanti Pak, ada benarnya apa yang disampaikan oleh Pak Syafiuddin tadi.
Mungkin yang banyak keluhan di daerah Pak terkait dengan penterjemahan
surat edaran yang apa namanya ini surat edaran terkait relaksasi ituloh Pak.
Saya juga sedang rapat ini Pak mendapat SMS banyak sekali ini,
dapat WA dari mana-mana terkait soal ini. Ini keluhan di bawah Pak, ya
keluhan di bawah dan saya rasa kalau orang banyak mengeluh kan kita mesti
peduli Pak, berarti ada persoalan di bawah ini.
Nah ini saya pernah ingat dulu di Kalbar ini pernah kasus Pak, saya
pernah ingat, saya ingatkan dulu Pak Kepala Balai-nya. Saya bilang “Pak
jangan, ini pasti putus Pak”, Eh benar putus kontrak Pak 2 kali Pak putus
kontrak, 2 kali. Nah ini kan siapa yang diuntungkan? Pertanyaan kita negara?
tidak juga. Rakyat? Tidak juga.
Nah something gitu loh. Ini saya rasa tidak apa-apa relaksasi itu
dilaksanakan Pak, asal menurut saya itu klarifikasi dilakukan secara jujur Pak,
secara jujur secara adil dilakukan klarifikasi. Kami saya apa sendiri Pak kita
ini kan punya Dapil semua, satu ruangan ini sama kami. Kalau kita pulang ke
daerah Pak melakukan apa namanya kunjungan kerja spesifik perorangan,
terus kita keliling melihat pekerjaan-pekerjaan yang sumber dari APBN,
ketemu dengan orang yang punya material, punya peralatan di situ, ngesup
dengan orang yang menang di situ.
- 62 -
Terpaksa Pak kita ngesup Pak, kita bertarung juga tidak pernah bisa
menang kita nggak punya koneksi dan seterusnya. Bahasa itu orang yang
sampaikan dengan kita, sedih kita Pak. Jadi saya rasa ini catatan penting ya.
Saya rasa di ruangan ini samalah ya Pak Eddy Santana ya? Ini kalau bisa
keluhan ini kita akhiri Pak, kita selesaikan. Saya berharap ini bisa
ditindaklanjuti berikutnya mudah-mudahan. Saya rasa demikian terkait poin
yang ini.
Langsung saja Pak Ketua terima kasih atas waktunya dan kepada Pak
Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi, terus terang belum banyak
kenal kita sama beliau berdua ini dan seluruh jajarannya, serta tadi ada Pak
Kepala BPJT ya Pak Danang, Pak Danangnya sudah pulang ya Pak? Oh ya.
Pak Dirjen, jadi tidak benar itu, bahwa pemerintah menurut Undang-
undang Jalan itu diberi kewenangan untuk membuatkan jalan bagi
masyarakat dan jalan yang diwajibkan itu jalan arteri, jalan, jalan umum dan
jalan arteri, jalan nasional. Jalan tol adalah jalan alternatif ya, oleh karena itu
dia berbayar. Jadi kalau ini dijadikan backbone menurut saya melanggar
undang-undang atau tidak taat pada undang-undang. Jadi backbone-nya ya
jalan nasional itu atau jalan arteri nasional itu. Saya kira catatan saya itu Pak.
Kalau mari kita lihat penjelasan Pak Dirjen. Tadi Pak Dirjen
mengatakan kan untuk menyelesaikan atau untuk melaksanakan RPJM
tentang jalan tol sekarang saja yang sudah masuk RPJMN itu butuh 60Triliun
kan PMN. Coba bayangkan, sementara anggaran Pak Dirjen saja cuma
53Triliun, 53,96. Jadi jalan tol itu menghabiskan uang negara Pak.
Jadi oleh karena itu saya berpikir, oh iya wajar ya kalau begitu
Pemerintah sebelumnya ini tidak menjadikan jalan tol sebagai prioritas gitu.
Jadi kadang-kadang ada kita kan sudah kita 15 tahun Pak hampir Pak di DPR
ini Pak, kita kenal ada Pemerintah sebelumnya dan Pemerintah sekarang.
Jadi tidak berarti Pemerintah sebelumnya gagal karena tidak bisa
membangun jalan tol, kenapa, karena memang pada modal ya.
Ada yang menyarankan para pengamat, Pak Kepala BPJT itu dulu
pengamat transportasi Pak, tapi sekarang jadi Kepala BPJT, saya jarang
sudah me-refer pendapat beliau, kenapa, beliau tanda tangan itu kenaikan
jalan tol ya. Itu akan membebani biaya logistik.
Akibatnya logistik kita jadi mahal. Oleh karena itu banyak pengamat
transportasi menyarankan sebaiknya yang dinaikkan hanya untuk mobil-mobil
pribadi, mobil umum atau truk kendaraan logistik kalau bisa jangan naik gitu.
Jadi melalui forum ini saya minta kepada Pak Dirjen tolong kasih masukan itu,
jangan dinaikkan terus dong. Itu tadi Pak teman-teman Pak Jhoni dan lain-lain
tadi mengingatkan bahwa kualitas jalan tol kita ini payah.
Saya jadi ingat Pak, kalau tadi belum disebutkan oleh Pak Syafiuddin
kita pernah kunjungan ke Sumenep Pak, itu ada diskriminasi luar biasa
terhadap Madura. Sayang tadi Pak Syafiuddin enggak mengingatkan itu. Kita
jalan dari Suramadu Pak jalannya besar ya, belok kanan ke arah Sampang
masih besar. Setelah Sampang mengecil Pak, terus mengecil Pak sampai
Sumenep mengecil tinggal dua lajur Pak, nanti menuju bandara tinggal 1 lajur
Pak, itu jalan nasional, itulah jalan nasional. Jadi ada diskriminasi terhadap
jalan nasional.
Nah kami ingin menyampaikan agar yang namanya jalan nasional itu
harus sama dari ujung ke ujung, yang di Papua, yang di Madura, yang di
Aceh, yang di Jawa, harus sama juga, jangan sampai jalan tol itu lama-lama
mengecil. Saya tidak tahu dan itu ada pembiaran selama sekian tahun.
Menurut saya ini juga melanggar undang-undang karena tidak sesuai dengan
SPM dari jalan arteri. Kan jalan arteri ada minimalnya ya kan, minimal
lebarnya. Saya kira itu.
Lah tiba-tiba meloncat ke jalan tol. Saya kira itu jalan tol juga begitu
seperti tadi yang disampaikan Pak Dewo ada mobil sampai muter, saya juga
mengalami itu di ruas Semarang dan Solo. Hujan ya kita jalan 100 kan
maksimal itu, tiba-tiba jalan sendiri ya karena ada genangan air saat hujan. Ini
kebetulan ada Bapak Dirjen Bina Konstruksi, saya kira ini para engineer yang
bangun jalan tol ini Pak sertifikasinya harus diperbaiki.
Saya pernah mengingatkan dulu kalau perlu para BUMN Karya itu
sertifikasi kemampuan membangun jalan tol itu dicek ulang. Ya itu kan
bahaya kalau begitu kalau pembangunan jalan ternyata hasilnya tidak optimal
dan kualitasnya buruk. Itu yang terkait dengan jalan arteri.
Kenapa? Ada jalan kereta dulu baru ada jalan nasional. Kalau nggak
salah kereta itu Jakarta-Surabaya itu sudah ada sejak 1825 kalau nggak
salah atau 1900 sekian gitu. Ya kan zaman Belanda dulu.
Kemudian dengan anggaran ini bisa jadi berapa tahun ini? Sehingga
selesainya persoalan underpass dan flyover ini sampai berapa tahun lagi.
Nah saya kira itu RPJMN yang dimasukkan, jangan ke pembangunan jalan
tol. Nah itu tentang underpass Pak.
Jadi saya pertanyaan saya itu, kira-kira dengan anggaran Bapak ini
sampai berapa lama itu apa namanya flyover dan underpass yang melintas
sebidang itu selesai? Karena Pak perlintasan sebidang itu mengganggu,
mengganggu apa modernisasi kereta api. Kereta api kita dari dulu ya paling
banter sekarang 80 KM per jam. Coba dia jalannya tidak diganggu oleh jalan
- 65 -
nasional mungkin kecepatannya bisa lebih tinggi, tidak perlu kita bikin kereta
cepat 300 KM per jam, cukup 150 saja sudah hebat ya. Jadi mobilitas barang
dan jasa itu jadi meningkat. Jadi yang membuat mobilitas dan apa
modernisasi kereta api itu terhambat salah satunya adalah adanya perlintasan
sebidang. Itu Pak.
Patimban itu belum ada jalan tolnya Pak. Jadi pelabuhan yang sudah
jadi tapi aksesnya mengandalkan akses jalan arteri, ini berat ya, ini berat.
Saya katakan berat karena dia tidak akan bisa membuat Pelabuhan Patimban
itu beroperasi maksimal, karena nggak ada jalan tol. Kalau dia dibangun jalan
tol, maka kemampuan dia untuk mengekspor dan seterusnya itu bisa
maksimal.
Saya kira bukan hanya itu saja, di Pelabuhan Udara atau Bandar
Udara Kertajati ya itu juga belum ada jalan tolnya. Cisumdawu tadi sudah
disampaikan Pak Dirjen ada persoalan teknis di sana ya. Kira-kira kapan itu
jadi Pak sementara Pelabuhan Udara itu sudah beroperasi? Nanti ada lagi
Kulonprogo Pak, itu kira-kira lancar nggak itu pembangunan jalan tol nya?
Terus yang kedua, yang ke empat maaf adalah Bina Konstruksi terkait
dengan sertifikasi Pak. Sertifikasi ini kan sudah berjalan, tetapi sekarang ada
banyak undang-undang baru terkait dengan profesi Pak ya.
Bahkan kalau perlu para Pejabat Pemerintah itu yang disertifikasi oleh
lembaga-lembaga atau Asosiasi Profesi ini, agar nyambung ya. Asosiasi
Profesi ini kan punya link sampai internasional, bahkan ada apa jalur sampai
dunia ya engineer-engineer ASEAN ada, engineer Asia ada, Engineer dunia
juga ada. Arsitek juga begitu arsitek Asean ada, arsitek apa namanya dunia
juga ada. Saya kira itu catatan saya terkait dengan undang-undang apa
terkait bidang konstruksi dan terkait dengan sertifikasi.
- 66 -
Wa'alaikumsalam.
Pak Dirjen, saya tidak berbicara tol Pak, dari tadi tol semua Pak Dirjen.
Saya tidak tahu apakah Kalimantan Barat khususnya akan ada jalan tol
diumur ini saya tidak tahu masuk atau tidak. Karena apakah memang belum
layak atau memang tidak masuk itu, cuma saya heran Pak Dirjen. Kenapa
jalan tol itu nggak bisa seperti pajak kendaraan gitu Pak Dirjen ya?
Kalau pajak kendaraan itu kan semakin tahun semakin murah, semakin
tahun semakin murah gitu apalagi jalan tol yang dikelola oleh swasta. Kenapa
kalau tol itu kok naik-naik terus gitu? Harusnya sampai akhirnya murah-murah
berhenti nggak bayar lagi pada masyarakat. Kenapa tidak seperti itu gitu?
Kemudian saya berterima kasih Pak Dirjen melalui PUPR usulan 2020
kemarin untuk perubahan status jalan Ketapang-Pesaguan-kendawangan
Alhamdulillah sudah memenuhi syarat dan akan berubah statusnya menjadi
- 67 -
jalan nasional. Untuk itu Pak Dirjen Bina Marga pada saat penetapannya
nanti, tolong dilampiri juga kami di sini agar penetapan perubahan status jalan
tersebut benar-benar terlaksana.
Saya pikir Pak Dirjen ini saja yang harus saya sampaikan dan ini
sangat penting dan prinsip sekali buat saya. Tolong pertama berkaitan
dengan penetapan perubahan status jalan Ketapang-Pesaguan dan
Kendawangan, itu benar-benar bisa diwujudkan dan SK-nya SK
penetapannya InshaAllah nanti saya akan minta kepada Pak Dirjen sebagai
tembusannya. Saya pikir itu Pak Dirjen Bina Marga.
Kemudian kalau Pak Dirjen Bina Konstruksi ini agak geli-geli sedap
Pak. Geli-geli sedap juga mau bicara dengan Bapak ini, karena kalau
berbicara tentang usulan-usulan tidak ada juga usulan di sini. Paling-paling
fungsi kami sebagai pengawasan di lapangan berkaitan dengan pelaksanaan
- 68 -
lelang yang ada di daerah kami di Kalimantan Barat. Semoga kedepan cerita
yang disampaikan oleh kawan-kawan seluruh Komisi V ini tidak menjadi viral
berkaitan dengan masalah lelang ini. Jadi kalau kita lihat lelang yang
dilakukan di daerah-daerah itu sampai berani membuang sampai 40% dan
sebagainya, saya pikir itu perlu ditinjau kembali.
Jadi harapan kami sama semua yang hadir di sini tolong perhatikan
apa yang dilakukan di daerah-daerah itu barangkali perlu dipantau terus.
Karena semua yang ada di PUPR ini akhir ceritanya ada di BP2JK, ada
BP2JK apakah sukses atau tidak dalam pelaksanaan pembangunan itu, tidak
saja melelangnya yang sukses, tetapi bagaimana harga yang ditentukan
dalam penawaran itu apakah masuk akal atau tidak.
Wabillaahittaufik Walhidayah,
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Kalau tadi semua sudah bicara soal kinerja. Saya awali dari Bina
Marga. Tadi senior saya sudah bicara Pak Hasan Basri Agus mantan
Gubernur Jambi soal Pelabuhan Ujung Jabung dan Jembatan Sungai
Rambut. Betul sekali Pak, Provinsi Jambi itu butuh pelabuhan Pak, Pelabuhan
Ujung Jabung. Karena di sini menempatkan 2 kabupaten ya, 3 kabupaten
yang terisolir, terutama Tanjab Timur dan lebih dekat ke Kepri, Batam,
menghubungkan Batam, lebih dekat ke Singapura.
Kenapa penting Pelabuhan Ujung Jabung pada hari ini kaitan dengan
Bina Marga jalan yang harus kita bangun ke Ujung Jabung. Setiap tahun
korban jalan nasional yang melintasi jalan nasional angkutan batubara itu
setiap tahun memakan korban. Kita tidak tahu siapa pemilik tambang dan
segala macam, tapi yang jelas itu rakyat menjadi korban pada hari ini.
Makanya akses menuju Ujung Jabung harus kita bangun.
Jadi kita melihat Indonesia ini secara utuh. Kalau kita melihatnya dari di
Pulau Jawa saja sudah selesai Indonesia pada hari ini Pak, tapi kita di daerah
masih banyak jalan-jalan yang harus kita perbaiki. Itu pertama terkait Ujung
Jabung.
Yang kedua kenapa ini kita dorong Pelabuhan Ujung Jabung dan
Jembatan Jembatan Sungai Pengabuan, pintu masuknya penyelundupan di
wilayah Sumatera hari ini salah satunya di sana. Kalau kita melihat
banyaknya barang-barang ilegal narkoba dan segala macam melalui melalui
pelabuhan-pelabuhan tikus itu, salah satu faktornya adalah keterisoliran
- 70 -
Kalau ada jembatan itu orang tidak akan lagi mau ke Jakarta atau mau
ke mana lewat Pekanbaru, itu lebih dekat melalui Bandara Sultan Taha, bisa
2 jam Pak. Kalau ke Pekanbaru bisa 7 jam dari Kabupaten Tembilahan
Kabupaten Indragiri Hilir, kalau ke Jambi bisa 3 jam.
Jadi sangat sangat membantu sekali kalau apa jembatan apa jembatan
bisa dibuat, artinya diperencanaan di Bina Marga di dalam pembangunan
Jembatan Pengabuan itu. Itu masukan dari saya Pak, tapi kalau saya lihat
tadi semua sudah di sudah disampaikan oleh Pak Hasan Basri terkait dengan
penghubung lintas Tengah, Simpang Niam sudah masuk juga saya lihat
sudah apa memang awalnya saya ingin menyarankan supaya itu karena
mengurai kemacetan terkait dengan itu.
Yang kedua, saya lihat tadi juga sudah masuk rehabilitasi Jembatan
Batanghari 1. Hari ini menjadi pusat kemacetan di Kecamatan Talibura itu
akibat dari rusaknya jembatan itu. Kita berharap bahwa Bina Marga secepat
mungkin untuk merealisasikan rehabilitasi tersebut, itu yang pertama Pak soal
Bina Marga.
Yang kedua, saya mencermati Bina Konstruksi. Beberapa bulan ini kita
mendengar suara-suara sumbang dari Balai-balai di daerah. Tadi sudah
disampaikan oleh Pak Dewo bagaimana ke depannya supaya ada penelitian
terhadap umur jalan. Kita menyarankan juga begitu Pak. Kenapa? Kita
mencermati kontrak-kontrak yang ada di daerah, lelang lelang yang ada
didaerah hari ini, itu bantingannya sampai 36%.
Jadi kalau dari sisi penghematan uang negara iya oke, tapi
persoalannya bagaimana dengan kualitasnya? Saya kira Bina Konstruksi kan
cuma sampai pada tahap pelelangan, selanjutnya itu ada di Bina Marga
misalnya, ada di Cipta Karya misalnya tanggung jawab selanjutnya. Apakah
Bina Konstruksi ini hanya sebatas pelelangan saja? Ini soal-soal kualitas.
Belum lagi yang terjadi pada hari ini revisi-revisi jadwal lelang sudah
dijadwalkan kemudian dimundurkan. Saya mencermati ada di Provinsi Jambi
hari ini 4 lelang yang dibatalkan yang dijadwal ulang revisi jadwal, alasannya
apa? Karena desainnya berubah, kok bisa begitu? Urusan anggaran ratusan
miliar tapi bisa desainnya berubah sampai beberapa lelang. Ada 26 SD, 16
SMP yang lelang ulang di Bina Konstruksi.
Nah maksud saya itu begitu, apakah revisi-revisi ini tidak mengganggu
pekerjaan? Karena menyangkut tahun anggaran kerja 1 tahun kerja. Kalau
revisi sampai 2-3 kali, itu satu. Ini revisi-revisi ini, apakah ini tidak maksud
saya Bina Konstruksi bisa mengevaluasi Pokja-pokjanya seperti apa
mengevaluasi di bawah?
- 71 -
Karena di situ kan ada dari Bina Marga Pokja-pokja itu kan, ada yang
dari Cipta Karya, bagaimana melakukan kontrol? Apakah mereka tidak punya
skema tersendiri? Nah di situ, jadi saya kira Bina Konstruksi lebih paham
detail di bawahnya seperti apa, karena ini menyangkut uang negara Pak.
Saya melihatnya begini, filosofi Omnibus Law ini yang agak berbeda
dengan Bina Konstruksi hari ini. Semangat Omnibus Law untuk meretas
proses tidak berbelit-belit, tapi hari ini ada di Bina Konstruksi yang membuat
begitu rumit. Bapak boleh buktikan hari ini, boleh cek itu, lelang renovasi
sekolah itu sudah berapa minggu hari ini dimundurkan lagi.
Saya cek lagi sekarang, itu satu. Kemudian saya temukan lagi ada
lelang 4 jalan dengan bantingan harga 36%, ini menyangkut kualitas loh Pak.
Kalau memang di situ terjadi penghematan, bagaimana dengan kualitas?
Kualitasnya? Karena saya juga mendengar di daerah sekarang, pemenang
sudah mau sub kontrakan pekerjaan mereka. Artinya tidak benar juga. Nah itu
yang kita temukan di lapangan Pak, masukan-masukan dari lapangan begitu.
Jadi mungkin itu Pak anu, saya menyarankan kepada Bina Marga
supaya ada penelitian tentang umur jalan dengan proses hari ini. Kalau
bantingan harganya hari ini 36%-40% kualitasnya seperti apa juga harus
diteliti Pak.
Apakah dengan efisiensi dan penghematan ini juga baik untuk negara
ataukah menguntungkan pihak-pihak tertentu? Ini begini karena saya
berpikiran begini, kalau bantingan sampai 60% eh 40%-36%, kualitas
pekerjaan apakah misalnya selanjutnya tidak ada CCO dan adendum kalau
misalnya kualitas pekerjaan.
KETUA RAPAT:
Ya itulah kesimpulannya Pak anu, jadi intinya kita supaya bisa Bina
Konstruksi mengevaluasi Pokja-pokja yang di lapangan dengan harga-harga
dan segala macamnya. Kemudian seperti yang saya sudah sampaikan tadi
mungkin sudah dicatat oleh teman-teman di apa di Bina Marga.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Yang saya hormati Pak Ketua dan seluruh Pimpinan dan Rekan-rekan
Anggota DPR yang terhormat, yang kami banggakan,
Para Dirjen dan seluruh para pembantu beliau yang hadir pada hari ini yang
kami hormati.
Langsung saja Pak Ketua, mungkin sebagian waktu sudah kita kasih
kepada teman saya se-Fraksi. Pak Dirjen Bina Marga, Alhamdulillaah terima
kasih apresiasi setinggi-tingginya telah terakomodir yaitu hajatan Masyarakat
Aceh yaitu Jalan Makam Pahlawan Nasional, yaitu Cut di Aceh Kabupaten
Aceh Utara. Alhamdulillaah ini sudah tender dini, mungkin saya dapat berita
itu Pak Ketua atau pun Pak Dirjen itu sudah kontrak mungkin.
Alhamdulillaah, tapi ini baru sangat kecil ini Pak Dirjen, sangat kecil,
tapi kami bersyukur kami berbesar hati atas kebaikan Pak Dirjen telah
mengabulkan yaitu jalan non-nasional telah menjadi saat ini wujud kenyataan
dan sudah memang terlaksana. Nah untuk ke depan ini mohon dilanjutkan
kembali Pak Dirjen supaya tuntas bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar dan
juga masyarakat umum.
Nah ini Pak Dirjen Bina Konstruksi, seperti apa yang disampaikan oleh
teman-teman tadi juga terjadi di Aceh Pak Dirjen, dengan metode yang
dipertontonkan saat ini di BP2JK ini adalah memang sangat tidak bersahabat.
Coba kita bayangkan kalau memang ditambah dengan PPH PPN dan
bla-bla-bla, apakah bisa dilaksanakan itu apa konstruksi ataupun program
yang kita sepakati bersama.
teman-teman yang ada di sana, apakah ada apa ini semua ataupun ada
udang di balik batu?
Sebab begini Pak Dirjen, ada juga ini angin yang tertiup kalau memang
tidak sesuai dengan orderan itu kadang-kadang ya bisa kita katakan apa yang
saya bisik tadi itu Pak Dirjen. Maka oleh karena itu perlu dievaluasi secara
menyeluruh, juga tidak mengesampingkan juga untuk penghematan uang
negara tetapi juga harus kita buktikan, yaitu kualitas di lapangan betul-betul
apa yang diinginkan, apa yang sudah diprogramkan oleh ini teman-teman
yang ada di PUPR sesuai dengan Tupoksi-nya masing-masing.
Nah oleh karena itu, saya mengharapkan sekali lagi Bapak Dirjen Bina
Konstruksi ini dapat menegur mungkin mengingatkan teman-teman dalam
melaksanakan yaitu tender, baik di Aceh dan juga seterusnya semua kita
sudah dengarkan tadi, dievaluasi secara kinerja yang bagus. Apakah dikejar
secara administrasi ataupun berbarengan kita juga mengejar kualitas. Untuk
apa juga kita kejar, yaitu administrasi kalau memang kualitasnya hancur-
hancuran di lapangan.
Nah mereka-mereka ini pihak ketiga kan bisa juga dia kerja tetapi
dengan kualitas yang asal-asalan. Maka dalam hal ini sekali lagi Pak Dirjen
cobalah kita renungkan kembali kalau memang berkaca daripada Permen,
daripada Perpres ini memang iya semua ada, tetapi apakah sudah
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis oleh teman-teman di lapangan?
Itu perlu ditelusuri.
Jadi saya pikir itu saja Pak Dirjen, nanti mungkin ada saya titip seperti
yang saya sampaikan tadi ataupun saya juga bersurat kalau memang ada
saya temukan itu apa yang pihak-pihak yang nakal di sana mungkin saya
sampaikan kepada Pak Dirjen khusus supaya dapat mengevaluasi.
KETUA RAPAT:
Kemudian yang kedua, terima kasih kepada Bapak Dirjen Bina Marga
serta jajaran karena usulan untuk program di Kaltim tahun 2021 cukup banyak
ya yang sudah disetujui, ditampung. Terutama perbaikan jalan dari batas
Kalsel ke Kerang sampai ke Grogot serta apa namanya penanganan longsor
di kawasan ekonomi khusus KIPI Maloy di Kutai Timur sudah masuk program
MYC 2021 ini.
Semoga di Kaltim itu ada Pameo Pak Dirjen kalau kita dari Kalsel
tertidur, nah pada saat kita terbangun berarti kita masuk Kaltim. Nah mudah-
mudahan Pameo ini hilang bersama kerja bersama kita, bersama kami
kebetulan wakil yang dipercaya di Kalimantan Timur di Komisi ini. Sehingga
dari batas Kalsel ke Kaltim itu Alhamdulillaah ya saat ini sudah mengalami
peningkatan yang signifikan.
menyempit. Sementara dari arah Kalsel maupun dari arah Kuaro sudah 4
jalur.
Kemudian satu lagi Pak Dirjen, di Kaltim ini kan jalan nasionalnya kan
satu poros itu saja yang menghubungkan Kalsel, Kaltim, Kaltara. Nah
sepanjang Samarinda menuju Bontang, kemudian Kutim Berau ke Kaltara itu
banyak sekali titik-titik longsoran yang mana selama ini penanganannya
dilakukan secara bertahap, terbatas sehingga pada kesempatan ini saya
meminta ini agar tuntas.
Itu saja mungkin Pimpinan yang bisa saya sampaikan. Saya berharap
rapat seperti ini temanya ke depan jangan ini-ini terus, harus bisa ada kita
tuntaskan, karena ini bicara bagaimana kemudian pelayanan kita, ya baik
Komisi V maupun Kementerian PUPR kepada rakyat Indonesia. Demikian.
KETUA RAPAT:
Pimpinan boleh tambah 1 ketinggalan penting ini. Pak Dirjen, ini karena
disampaikan di data ini saya ingin tanyakan karena jalan akses menuju
Pelabuhan Sangatta di Kutai Timur itu kan bukan jalan nasional. Nah apakah
ini SBSN? Karena SBSN kan tidak bisa jalan nasional, kalau murni
sepengetahuan saya kegiatan ini tidak ada.
Jadi tolong dikonfirmasi saja jangan sampai di data ada tapi nanti kita
sampaikan ke Pemerintah Daerah ke masyarakat tiba-tiba kegiatannya tidak
ada, karena memang bukan jalan nasional. Kalau ada yang Alhamdulillaah
karena ini penting karena ada karena ada pelabuhannya Pak yang memang
harus fungsional.
KETUA RAPAT:
Adinda ini tidak habis baterailah Adinda, nanti kita beli lagi baterainya.
Baik nanti soal usul Pak Irwan nanti kita bahas ya.
Saya kenalnya Pak Danang lama ya. Betul tadi disampaikan teman
dulu pengamat, jadi banyak ngomong dulu, sekarang Pak Danang diam.
- 77 -
Dan tadi yang disampaikan tadi oleh teman-teman nah ini masalah
kualitasnya Pak. Nah jadi saya ingin tahu juga posisi Dirjen Bina Marga itu
bagaimana itu dalam pengawasannya itu ya? BPJT juga Pak bagaimana ini
hubungannya dengan, ini kan investasi.
Nah ini yang penting kalau kita terima saja gitu oh ini sudah jadi gitu,
nah ini kejadiannya Pak waktu baru jadi itu saya lewat sana Bakauheni-
Palembang itu baru sebentar sudah lubang-lubang dan itu bergelombang,
gelombangnya parah sampai melompat-lompat mobil itu, sekarang sudah ada
perbaikan-perbaikan.
Apakah seperti itu gitu kita membangun jalan ini? Secara teknis saya
kira kan harusnya dari awal sudah sudah tahu tahapan-tahapannya sudah
tahu dan kemudian setelah selesai ada tidak uji kelayakannya gitu? Nah
siapa yang melaksanakan uji kelayakan ini? Pak Dirjen ikut tidak di situ itu?
BPJT ikut tidak di situ atau ada ada konsultan independen yang ditunjuk?
Nah kami ingin jawaban itu Pak kami Pak, bagaimana ini prosedur ini,
sehingga tidak terjadi jalan tol tadi disampaikan luar biasa itu Jagorawi. Saya
tinggal di situ Pak, pinggiran jalan tol itu, 40 tahun tidak rusak sama Jalan
Trans-Sumatera itu Korea juga atau Taiwan itu yang arah yang lama Pak
Lintas Tengah itu saya kira itu masih banyak yang bagus, masih bagus
sampai sekarang.
Nah ini dan saya juga heran kenapa sekarang itu konstruksi soal
semen hilang Pak, tidak pernah dipakai padahal di tempat kami itu agregat
susah, yang paling gampang itu tanah sama semen dan itu bagus. Nah ini
juga semenjak kapan ya semenjak 10 tahun ini itu konstruksi itu hilang.
- 78 -
Saya kira ini harus ada apa ada diskusi lagi atau ada penelitian lagi
yang tepat untuk konstruksi itu apa gitu, tidak sama untuk masing-masing
daerah, ini tergantung struktur ataupun tanahnya jenis tanahnya.
Nah kemudian untuk Dapil saya Pak, ternyata usulan-usulan saya itu
alhamdulillah tidak ada di sini Pak. Cuma ya satulah ya Jalan Betung batas
kota itu pelebaran barangkali Pak ya atau peningkatan, tapi untuk akses ke tol
itu Pak penting dari poros Ampera Lingkar Selatan akses tol pintu tol
Palembang untuk ke Lampung ataupun nanti untuk ke Betung Jambi gitu.
Nah tidak ada gak masuk, waktu itu janji ada masuk bilang itu. Nah saya kira
ini perlu.
Dan kemudian nah ini ada Pak Syaiful ya Kepala Balai, di poros
Ampera itu ada bottle neck di situ, yang lama itu itu jalan tol 8 KM Pak,
kebetulan saya yang pertama nimbun itu. Jadi 8 KM itu tinggal 2 KM lagi 1
lajur itu 1 jalur, yang lain sudah 2 jalur 4 lajur. Nah sehingga mengecil di situ,
padahal padahal di situ ramai dan sekarang akan dipakai untuk stadion itu
untuk Piala Dunia U-20 Pak, malu kita Pak jalan itu masih seperti itu. Saya
kira ini harus harus diperhatikan.
Dan kemudian Pak Dirjen Bina Konstruksi Pak, saya ingin tahu juga
Pak proses lelang ini seperti apa dari Balai lah Balai Bina Marga misalnya,
Balai Cipta Karya diserahkan ke dimintakan lelang ke Balai Jasa Konstruksi
BP2JK gitu kan. Tentunya ada dokumen lelang Pak yang diserahkan.
Dokumen lelang itu ada persyaratan administrasi, persyaratan umum,
persyaratan teknis, gambar konstruksi dan RAB (Rencana Anggaran Biaya).
Nah itu sudah RAB itu Pak owner estimate itu sudah pas itu Pak dihitung,
analisa harga satuan tidak bisa meleset, tapi kenapa bisa ditawar sampai jauh
di bawah tadi.
- 79 -
Nah saya kira ini permasalahan ini crucial dan perlu kita diskusikan
Pak panjang ini. Saya kira informal harus didiskusikan ada seminar, ada apa,
sehingga Bapak juga nggak ragu ada payung hukumnya soalnya ada
Peraturan Menteri, kenapa tidak yang terdekat dengan owner estimate itu
yang menang itu, jangan yang terendah. Kalau terendah ya dibanting 40%
anggota Bapak, ya inilah kita yang menang atau tadi disampaikan ada juga ini
indikasi Pak, belum tentu benar. Ya tawar saja rendah-rendah, nanti di tengah
jalan nanti ada adendum gitu kan bisa bisa mencapai lagi ke 100% atau ke
90%. Nah saya kira tidak sampai ke situlah ya.
Nah ini jadi dari aanwijzing saja tadi disampaikan Pak Ketua gitu kan,
Pak Ketua bahwa peralatan itu kan penting, ini juga untuk keadilan, keadilan
pengusaha lokal supaya mendapatkan pekerjaan juga. Karena sekarang
jauh-jauh Pak, masing-masing boleh dari mana Papua boleh masuk ke
Palembang, Palembang boleh masuk Papua, sementara peralatannya tidak
ada, tapi di persyaratan dia menyatakan ada.
Nah waktu aanwijzing bagaimana itu Pak? Kalau perlu AMP, tapi tidak
ada AMP dia, tapi hanya janji, janji akan install AMP di tempat itu. Nah itu
sudah saya kira sudah kalah Pak dari persyaratan itu. Nah ini sulitnya. Kalau
terendah tanpa peralatan yang ada tidak ada AMP, tidak ada readymix tapi
menang. Akhirnya akhirnya apa? Ketika mengerjakan itu masih kerja sama
dengan daerah pengusaha lokal juga minta aspalnya dari AMP setempat,
tidak memindahkan AMP dia sendiri yang ada di daerahnya yang jauh dari
lokasi tender itu. Nah saya kira ini.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Sekarang terakhir ini yang hadir Bu Eem, eh Pak Robert dulu. Pak
Robert, terakhir Bu Eem.
Yang saya hormati Pimpinan Komisi V dan seluruh Anggota Komisi V yang
saya banggakan,
Yang saya hormati Pak Dirjen Bina Marga dan seluruh jajaran,
Yang saya hormati saudara Dirjen Bina Konstruksi dan seluruh jajaran,
Yang saya hormati Kepala-kepala Balai se-Indonesia, lebih khusus Kepala
Balai dari Papua.
Apa masih adakah dari Papua? Apa sudah hilang ini? Bisa ditampilkan
kah zoom? Jangan kita bicara di sini Balai-balainya sudah tidak ada itu,
mereka harus lihat kita, karena kita harus berhubungan sama mereka, karena
kita bersama mereka harus membangun daerah kita. Papua ada? Hah? Pak
Edo? Masih ada? Karena teman dua Papua sudah hilang, mereka sudah
hilang. Saya minta hadirkan dong. Ada itu, mana? Turun, turun di bawah, itu
mana itu, Pak Edo ya? Oke Papua. Terima kasih.
Ya saya yang pertama saya ke saudara Dirjen Bina Marga dulu. Ketua,
saya ingin tadi ada statement dari Ketua seperti kemarin pada Dirjen Cipta
Karya. Itu statement yang sangat-sangat saya mendukung saya kira itu.
Kenapa? Bahwa kita ini Mitra Ketua, mitra yang harus kita duduk sama rata,
karena kita bicara di sini saling harus menghargai.
Saya kira kita duduk di sini sekarang kita bicara kita lupa ini apa yang
kemarin kita berikan. Tadi Pak Eddy sudah bilang, kasih sekian tapi enggak
tahu keluar mana. Jadi jangan kejadian ini terus begitu. Waktu kita bahas saja
kita ngotot-ngotot, begitu kita berikan surat ajukan terus kita diam. Keluar
rapat tidak kita diam, ini kan tidak benar, harus dijawab.
Saya kasih contoh, kemarin ada ada usulan kami untuk jalan di SP3
KM 9 yang menghubungkan venue untuk dalam rangka menyukseskan PON
20, ini tidak keluar, tapi ada akses Jalan Holtekamp yang keluar ya 5,4 Kilo
keluar 80Miliar. Akses ini sudah jalan, sudah di jalan dan tidak ada stagnasi di
- 81 -
situ, tidak ada masalah, ini sudah dapat dilalui dengan baik. Bicara jujur ya itu
terbengkalai juga kemarin karena ada pembayaran ganti rugi yang salah.
Maka kalau sekarang dibayar dilakukan lagi ada pembayaran ganti rugi lagi.
Ini kan dua kali ini, ya sudah dua kali ganti ruginya.
Yang ingin saya sampaikan di sini kalau itu 80 Miliar, bikin dong
multiyears saja atau supaya yang dibutuhkan betul ini untuk ini PON ini
tolong diberikan dong. Masalah PON ini telah menguras anggaran DAK di
kabupaten-kabupaten ini sudah sangat turun sekali ya. Yang tadinya DAK di
kabupaten itu bisa 90- sampai 100Miliar, sekarang tinggal 40-45Miliar karena
kepakai semua untuk membantu dalam rangka program nasional yaitu PON
nasional 20.
Jadi tolong ini diperhatikan dengan baik asas kebutuhan, jangan cuma
diberikan ini kan sudah ada jalan, sudah baik. Kenapa mesti ditambah lagi
dulu, Itu kan tidak tidak tidak terlalu riskan untuk buru-buru dibangun itu,
karena sudah ada bisa jalan selama ini ya kan. Berikan dulu yang perlu ya
kan.
Perlu kami bicara sama-sama, kira-kira seperti apa ini yang dibutuhkan
betul di daerah Bapak-bapak ya. Jadi ini hal-hal ini yang mungkin saya ingin
sampaikan kepada Pak Dirjen. Saya terima kasih ada beberapa program
yang sudah masuk saya sudah lihat terima kasih Pak Dirjen, tapi saya ingin
kita lebih lagi bekerja sama lebih baik agar kita memberikan pelayanan
kepada rakyat kita yang baik,.
Bantu dulu itu karena ini PON. Mau pakai dana APBD, APBD-nya
sudah habis Pak. Oh ini karena masalah regulasinya nggak bisa kita masuk
ke sana Pak, kalau bicara regulasi terus pak tadi Bapak bilang Papua itu
sendiri, ada Balainya 3, itu bisa, menyalahi aturan itu ya kan, yang lain Balai
satu-satu. Hal-hal ini tolong diperhatikan, hal-hal yang ada deskresi khusus
yang perlu diberikan, jangan semua disamaratakan. Saya kira ini yang ingin
saya sampaikan.
- 82 -
Dan berikut saya kira saya ke ini dulu Dirjen Bina Konstruksi. Saya kira
teman-teman banyak sudah sampaikan itu. Pak Dirjen Bina Konstruksi saya
kira dari dulu tidak ada Dirjen ini, tidak ada sistem ini pembangunan jalan juga
baik Pak. Jalan sangat baik iya malah lebih baik. Tidak lelang ulang-lelang
ulang ya kan, batal lelang segala macam itu banyak sering terjadi itu batal
lelang. Kenapa belum? Yang punya jago belum menang kali, kita harus
terbuka di sini. Kita tidak mau masuk ke sana, tapi kita ingin supaya ini
berjalan baik, ada asas keadilan.
Tadi disampaikan semua betul, tadi kemarin saudara Wakil Wamen itu
pergi lihat yang longsor di Jalan Trans-Papua Jayapura-Wamena ya kan,
temuan di sana bahwa ada kontraktor yang sudah menang lari tinggalin
proyek karena tidak sanggup. Itu akibatnya apa? Karena tidak tahu medan di
situ. Penawaran sampai 30-40% akhirnya kesana, begitu lihat medan lari
tinggalin itu. Terus siapa yang bertanggung jawab di situ? Harusnya saudara-
saudara yang bertanggung jawab.
Akhirnya kasih sana Kepala Balai itu yang bertanggung jawab mereka.
Kasihan mereka, dan saya sampaikan lagi kalau saudara-saudara
membiarkan sekarang ini orang bisa tawar sampai dengan 40%, Berarti
selama ini ya saya ingin sampaikan ini tanda tanya besar bagi kami. berarti
selama ini sudah saudara di Kementerian ini yang membuat perencanaan itu
mengadakan markup yang begitu besar.
Markup, nah maka saya minta Ketua mulai saat nanti anggaran kita
harus potong minimal 30% sampai 40% supaya tidak terjadi markup, berarti
ini ada markup. Kenapa dengan sekian itu bisa orang bangun? Berarti ada
markup besar-besaran di sini ya kan. Saudara membuka aibnya sendiri
bahwa ada markup yang begitu besar.
Jadi ini tidak boleh kami biarkan Ketua, harus menjadi catatan penting
Komisi dan saya minta juga usul kalau memang ini mau dilakukan maka
tolong diberikan keadilan. Jadi proyek yang nilainya sekian itu khusus yang
boleh mengikut di dalam tender itu adalah perusahaan-perusahaan lokal.
Kalau nilai misalnya 100 ke atas boleh secara umum, BUMN boleh masuk,
perusahaan nasional di manapun boleh masuk, tapi jangan proyek cuma nilai
10-20Miliar 30Miliar juga semua boleh ikut di situ. Ini tidak benar ini, tolong ini
diperhatikan dan sudah saatnya kita harus mengoreksi kembali keberadaan
ini badan yang ada ini. Tidak boleh kita biarkan terus.
Tadi Kepala apa Bina Marga sudah sampaikan jalan sekian banyak
rusak, akibatnya kenapa? Ya itu dari itu hasilnya itu tidak baik jalan-jalannya
cepat rusak karena penawarannya begitu rendah, kerjanya tidak sesuai spek
yang ada.
Nah kita tidak bisa bicara jauh-jauh rencana. Saya ini kemarin baru
pulang saya ke Surabaya naik mobil, saya kira jalan aspal kita bagus jalan tol
kita, ternyata mulai dari saya mau masuk Semarang sana itu, jalan kaya jalan
di mobil loncat-loncat dan ini kalau kami jalan kencang mobilnya bisa bannya
lepas kali Pak, itulah Semarang-Solo ke Surabaya baru enak. Ini yang jalan
nasional loh, tol yang di depan mata kita di Republik ini seperti itu kualitasnya.
Bagaimana kita harapkan yang di lain tempat?
Jadi ini tolong Ketua saya minta catatan kita penting terhadap
kelembagaan yang ada ini. Jangan kita biarkan terus keberadaan mereka,
karena merusak kualitas pembangunan Republik ini ya. Kalau memang mau
lakukan itu berarti ini ada markup yang besar-besaran di Kementerian ini,
karena perencanaannya begitu besar anggaran ternyata kerjanya cuma bisa
sekian persen, berarti terjadi markup.
Saya kira itu Ketua yang dapat kami sampaikan dan kami minta nanti
di dalam ini harus ada catatan tentang...(rekaman suara kurang jelas). Terima
kasih Ketua, mohon maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan. Saya
kembalikan Ketua.
KETUA RAPAT:
Nah saya sepakat itu terutama yang terjadi bencana atau jembatan
gantung atau jembatan biasa yang bukan gantung atau beton, kemudian
terjadi bencana, kemudian roboh dan masyarakat terisolir. Saya berharap apa
Pak Dirjen juga memberikan kebijakan untuk memberikan diskresi khusus
untuk kejadian-kejadian hal yang seperti itu. Karena di Dapil saya juga terjadi
ada beberapa jembatan gantung dan jembatan beton yang roboh akibat
- 84 -
longsor dan akibat banjir. Nanti mungkin akan saya WA-kan ke Bapak untuk
titik dan lokasinya sama foto-foto atau videonya.
Oleh karena itu ada beberapa usulan yang sudah didiskursuskan juga
oleh Gubernur, Bupati dan Anggota DPRD di provinsi bahwa ada jalan yang
statusnya jalan provinsi yang ingin dinaikkan menjadi statusnya jalan nasional
yaitu daerah di Kecamatan Sindangbarang, Sindangbarang Kabupaten
Cianjur.
Terus kemudian yang ketiga adalah terkait jalan nasional yang rawan
longsor, karena saya melihat penanganan Dirjen Bina Marga mulai
Kabalainya, beberapa jalan nasional di Cianjur Selatan Jawa Barat bagian
Selatan memang amat sangat apa rawan longsor. Karena hampir setiap
tahun itu terjadi longsor hampir beberapa kali. Di bulan Desember itu saja
lebih dari satu kali. Di bulan Januari juga begitu lebih dari satu kali longsor,
terutama di daerah Naringgul yang saya ketahui, termasuk juga di puncak
lama seperti itu.
Oleh karena itu mungkin untuk saya berharap ini juga tidak kemudian
cara penanganannya ketika longsor baru diperbaiki, tetapi kalau memang itu
sudah diketahui bahwa area tersebut memang rawan longsor dan hampir
setiap tahun itu terjadi longsor, maka saya berharap harusnya dibangun
kemudian tebing permanen. Di mana wilayah daerah-daerah tersebut apa
wilayah-wilayah tersebut memang terjadi longsor setiap bulan Desember dan
Januari itu selalu ada longsor, karena tentu saja membahayakan masyarakat
dan pengguna jalan itu.
Saya sampai hari ini malu sama Kyai tersebut gitu kan. Dari
dianggarkan tahun 2017. Pemenangnya mana, orang Sulawesi, kemudian
disubkonkan lagi ke orang Jawa Barat, kemudian disubkonkan lagi sampai 3
subkon dan mereka kabur, sampai hari ini belum tuntas Pak. Nah ini sekarang
lagi diperiksa BPK sama BPK.
Pimpinan, Pimpinan.
Oleh karena itu sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia itu juga harus diterapkan, tidak hanya kemudian menjadi hafalan
belaka seperti itu, harus menjadi inspiring untuk kita dalam bekerja. Karena
Bapak-Bapak ini adalah Pemerintah, perwakilan dari negara jangan kemudian
justru negara memberikan karpet untuk melakukan monopoli itu. Mungkin itu
saja terima kasih Ketua.
KETUA RAPAT:
Dari yang hadir fisik selesai, Pak Ridwan ini mau berangkat karena ada
kegiatan saya kasih kesempatan terlebih dahulu, sebelum nanti kita ke virtual.
Saya di Bina Konstruksi dulu Pak. Saya ingin saya tertarik sekali yang
disampaikan Pak Ketua tadi ini persoalan batas penawaran kita ini tingkat
kewajaran dan banyak teman-teman mempersoalkan itu memang. Saya
mungkin masuk pada persoalan teknis Pak.
Saya dengar kabar di hasil penilaian itu, itu banyak faktor yang
diabaikan. Seperti misalnya apa ya ini evaluasi kewajaran harga misalnya, itu
evaluasi kewajaran harga tidak ada dasarnya mereka sebagai dasar para
Balai untuk menentukan itu. Karena yang melakukan penawaran itu terdata
sudah berbagai daerah dan aanwijzing lapangan seperti yang disampaikan
oleh Pak Eddy Santana tadi sudah tidak ada lagi kan.
Apa dia tahu pemenang itu ada alat yang ada alat yang di pemilik
proyek kontraktor itu sendiri? Dia memiliki alat yang cukup, yang memiliki alat
yang layak? Kemudian apa benar kalau dia memiliki alat masih baik alatnya
masih bisa operasional dengan baik? Itu kan semua harus masuk ke sana
Pak. Oleh karena tidak adanya hal yang seperti itu, ya evaluasi juga tidak
secara terlalu bagus Pak keadaannya, karena ini juga Bapak turut
menyulitkan Anggota Bapak yaitu BP2JK dan Pokja di lapangan Pak.
Jalan misalnya anggaran 100Miliar lebih, tapi ditanya waktu dia tanda
tangan kontrak misalnya diajak ke sana AMP ada di mana, apa itu AMP, dia
tidak tahu Pak. Kan ini fenomena yang terjadi di Lapangan Pak. Miris sekali
keadaan-keadaan seperti ini. Jadi mungkin ini adalah mesti diperketat pada
persoalan harga tadi dan yang anehnya begini Pak, satu orang sudah
menawar seperti itu, hasil lelang mereka pemenangnya karena tidak punya
alat bahkan tidak punya modal, dia keliling jajakan itu, dia jajakan kepada
pengusaha lokal tawar 5%-10%. Bahkan mereka kumpul secara bersama-
- 87 -
sama mereka lelang sendiri Pak, lelang internal, kamu berapa tawarnya,
kamu berapa tawarnya, kamu berapa tawarnya gitu. Nah ini kan menjadi tidak
bermutu ini proses apa namanya ya penentuan harga yang ada di seluruh
Indonesia.
Dia hanya berharap bantuan dari orang lain. Dia juga ambil teknis
yang murah, bagaimana tenaga teknis yang murah. Yang pada akhirnya
korban adalah pada akhirnya kualitas akan hancur, ditambah lagi pemutusan
kontrak itu akan lebih banyak terjadi.
- 88 -
Kemudian yang Bina Marga Pak. Bina Marga ini saya lebih kepada
meminta perhatian khusus Pak ya. Khususnya kepada pekerja padat karya
tunai, itu saya lihat kerja keras mereka itu Pak, pagi sore itu dan gaji mereka
terlalu sedikit saya lihat itu Pak 110.000 kalau tidak salah. Sementara kalau
mereka petik cengkeh atau apa misalnya bisa dapat 200-300 Ribu, mungkin
bisa dinaikkan 150 minimal sampai 200Ribu. Itu kira-kira yang pertama.
Jadi sudah bisa kita naik mobil langsung Pak, hanya 8 yang tidak,
hanya 8 kabupaten yang tidak karena pulau. Yang 71 kabupaten di seluruh
Sulawesi itu sudah bisa naik mobil secara menyeluruh, tetapi syaratnya
adalah membangun jembatan penghubung antara Pulau Muna dan Daratan
Sulawesi. Itu kita minta kalau bisa studinya segera dilaksanakan Pak kalau
bisa karena itu akan mengangkat ekonomi kita.
Kemudian soal status jalan. Status jalan saya persoalkan adalah ini
Pak, Pak Dirjen, itu ada tadi penyampaian Pak Dirjen bahwa harus matang
jalanannya. Artinya jalan itu sudah siap tapi harus matang teraspal. Ada Pak
daerah yang sudah matang tapi misalnya begini, di lain yang di desa itu
misalnya jalan yang dilewati itu Bupati-nya tidak dipilih oleh mayoritas
masyarakat di situ atau kalau lihat jalan provinsi misalnya yang
menghubungkan jalan nasional padahal ini masih berstatus jalan provinsi,
Gubernurnya tidak dipilih dengan baik masyarakat di situ, dia tidak aspal Pak,
dia tidak aspal dan ini masalah.
Nah maksud saya Pak, yang penting sudah terbuka jalannya, aspal
sudah ada, tapi kalau dia hancur oleh karena tidak ditangani oleh Pemerintah
Daerah dan Pemerintah Provinsi, nah itu adalah Pemerintah pusat wajib
sebagai bagian kehadiran negara di wilayah itu. Saya kira saya hanya itu Pak
yang bisa saya sampaikan kepada Pak Dirjen Bina Marga dan Pak Dirjen
Bina Konstruksi.
KETUA RAPAT:
Silakan.
KETUA RAPAT:
Yang saya hormati Pak Ketua beserta Pimpinan dan seluruh Teman-teman di
Komisi V,
Dan yang kami hormati Bapak Dirjen Bina Marga,
Bina Konstruksi dan seluruh jajaran.
Pertama, langsung saja mungkin biar cepat Pak, apa yang menjadikan
agenda Pak Jokowi terkait tol yang ada di wilayah Banten yaitu Serang-
Panimbang. Saya mohon info apakah pembangunan yang sedang berjalan ini
akan selesai tepat waktu yang sudah dijadwalkan atau ada halangan apa
yang telah dialami oleh Hutama Karya.
Dan kemudian juga terkait padat karya Pak Dirjen tadi disampaikan
adalah padat karya itu di sekarang tahun ini dikelola diswakelolakan ya. Saya
berharap agar menggunakan warga masyarakat setempat dan kemudian juga
berharap mungkin Teman-teman Komisi V juga bisa disinergikan, bisa
dikomuniksaikan dengan kami. Karena apa? Karena kami membutuhkan
warga masyarakat di Dapil kami itu untuk bisa dapat bekerja, bisa dapat
bekerja untuk tadi itu. Mudah-mudahan ini bisa dapat ditindak lanjut.
Komisi V ini ketika datang ke Dapil banyak usulan usulan untuk perbaikan-
perbaikan jalan. Contohnya apakah itu jalan produksi, jalan misalkan
lingkungan, jalan desa atau untuk jalan menuju kampung pengrajin atau jalan-
jalan sentra ekonomi dan yang lainnya. Nah mudah-mudahan ketika ini
regulasinya memungkinkan ya bisa untuk di apa mengakomodir jadi aspirasi-
aspirasi atau usulan dari Dapil kami.
Dan kemudian Pak Dirjen, beberapa waktu yang lalu Komisi V dengan
jajaran Pak Dirjen juga dengan datang ke Banten. Waktu itu kami Pemerintah
Provinsi dan kami mengusulkan di Banten mengusulkan jembatan flyover
yang lokasinya di Jalan Ahmad Yani yaitu di pusat kota. Itu cukup penting
untuk kami karena untuk mengurangi kemacetan yang ada. Mudah-mudahan
jembatan flyover ini ketika beberapa waktu yang lalu diusulkan ini bisa dapat
diakomodir dialokasikan pada tahun yang akan datang pada Tahun 2022.
Nah ini kan program ini tentu program yang dibutuhkan oleh seluruh
warga masyarakat yang di Indonesia ketika mereka setelah mendapatkan
pelatihan, pembinaan, ada sertifikasi untuk memudahkan mereka bekerja.
Nah pertanyaan saya apakah memungkinkan untuk program-program atau
anggaran refocusing ini diambil dari program yang lain? Jangan dari program
- 91 -
yang refocusing yang diambil dari untuk pembinaan dan pelatihan dari warga
masyarakat yang kita ini, karena itu dibutuhkan.
Nah kami melihat, kami melihat Pak, ini kami melihat ini masih ada apa
pemenang yang di bawah 70%, ini yang dimenangkan dan kemudian juga
ada di atas 90%, nah ini kita melihatnya. Apakah ketika membuat pagu
anggaran ini, ya kan dengan harga satuan apakah berpatokan pada HPS dan
sebagainya saya tidak tahu gitu kan. Akan tetapi ketika BP2JK ini
memenangkan, berarti yang diangkat 70% ini meyakinkan bahwa itu akan
selesai ya kan? Apakah itu kualitasnya jelak, apakah kualitasnya bagus gitu
kan.
KETUA RAPAT:
Ya, ya. Untuk ini saya melihat dari hasil-hasil lelang di 2021 gitu kan.
Kemudian yang kasih saya melihatnya gitu kan, kalau seperti itu, ini
harus ada evaluasi Pak, ada evaluasi dari segi terkait harga, harga-harga
pagu itu sendiri gitu, harga pagu itu sendiri karena pagu yang saat ini 90%
dimenangkan, 70% dimenangkan.
Nah ini agar yang menurut saya ideal itu diantara 70% dan 90% gitu
kan, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi juga, ini sangat ideal. Nah ini
agar dapat ketika memasukkan pagu ini kan sayang anggaran gitu kan,
sayang anggaran yang tidak terserap ketika ada sisa di lelang tersebut. Ketika
pagu anggaran apakah itu di apa namanya ditinggikan ataupun tidak saya
tidak tahu juga, tetapi ketika ada yang terendah tetap dimenangkan, yang
- 92 -
sedang dimenangkan, yang tertinggi pun dimenangkan. Nah ini agar ada Pak
Bina Konstruksi untuk agar dapat ini dievaluasi apa namanya kembali ya.
KETUA RAPAT:
Siap, siap Pak. Itu saja mungkin hal-hal yang dapat kami sampaikan
pada kesempatan ini Pak.
KETUA RAPAT:
Yang kedua ada juga nah di sini pelanggarannya. Itu kadang kala
uangnya langsung dipakai oleh departemen yang terkait atau katakanlah di
- 93 -
Harusnya yang terbaik itu Pak Ketua adalah kalau ada tender seperti
itu mesti dibicarakan ulang mau dibawa ke mana itu Silpa mau dibawa ke
mana? Apakah di proyek mana dipakai, mana dibicarakan secara kita
bersama-sama. Tentu lebih bijak adalah sisa-sisa lelang itu dibicarakan lagi
dan dimasukkan kembali ke daerah Dapil masing-masing. Barangkali itu yang
saya ingin sampaikan Pak Ketua.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak Syarif, eh belum, belum, belum Pak, sorry, belum, masih
ada rupanya ini Pak Suryadi, Pak Suryadi monitor?
Monitor Pak.
KETUA RAPAT:
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
dan lain-lain ini kan sedang kita bahas di Komisi V dalam rangka revisi
Undang-Undang Jalan.
Terakhir Pak Ketua, terkait dengan apa ini BP2JK terutama di daerah.
Judulnya kan lelang ya atau sering kita sebut beauty contest, tapi pada
kenyataannya kita selalu mendapatkan atau mungkin tidak selalu ya, kadang-
kadang kita mendapatkan buruk rupa ya bukan yang beauty yang kita
dapatkan dan ini juga teman-teman sudah sampaikan.
Nah oleh karena itu mungkin ini kita inventarisir dulu Pak Ketua
seberapa parah masalah yang kita temukan. Lalu nanti akan kita coba kaji
bersama apakah Undang-Undang tentang Jasa Konstruksi ini kita revisi juga
sesuai dengan mekanisme yang ada di Komisi.
Barangkali itu beberapa poin dan terakhir saya izin Pak Dirjen nanti
akan saya undang Kepala-kepala Balai untuk rapat koordinasi di Dapil pada
saat reses di minggu kedua Februari.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Yang kedua, untuk pembangunan jalan arteri yang pada saat itu saya
masih sebagai salah satu Pimpinan di provinsi, sudah disetujui bahwa arteri
Utara ada underpass di Monumen Yogya Kembali dan di Condong Gede
Condong Catur. Pada waktu itu mau dikerjakan bersama-sama dengan Jalan
Kaliurang, tetapi akhirnya ditunda dan sampai sekarang belum dikerjakan.
Kapan itu akan segera dikerjakan? Karena kami selalu ditanya konstituante
kami yang dari Yogyakarta.
- 96 -
Yang ketiga Pak Dirjen, ini termasuk patut dan layak untuk ditangani
oleh KPK yaitu pelelangan yang diatur ya. Kadang-kadang ada pelelangan
yang hanya turun sekian persen, itu pantas layak untuk diduga. Rakyat kecil
sangat mengharapkan bantuan untuk makan, tapi justru sekian miliar bahkan
beratus miliar ini terindikasi untuk lelang diatur. Pantas dan layak untuk
diduga, kalau lelang itu hanya diikuti turun hanya berapa persen. Biasanya
terus terang saja ini BUMN biasanya ya. Yang kedua BUMN jangan diberikan
ruang yang terlalu luas, sehingga para kontraktor di daerah ini hanya melihat
saja.
Contoh Gunung Merapi meledak, yang jadi korban baik jiwa, harga
orang Jakarta, tapi semua yang mengerjakan adalah mayoritas BUMN.
BUMN sampai di bawah 10Miliar pun saya ikut campur tangan. Saya Ketua
GAPENSI Pak di Yogyakarta. Meskipun saya dari Kepolisian, tapi saya dari
GAPENSI. Saya Ketua GAPENSI sampai sekarang. Jadi tolong hal-hal
demikian ini perlu mendapatkan suatu perhatian.
Selanjutnya juga Pak, saya cepat saja ini karena waktunya hanya 3
menit. Jalan Cangkringan, itu muatan luar biasa, itu luar biasa benar-benar
beratnya sehingga tidak melihat kelas jalan, itu juga jalan nasional. Inilah
Bapak-bapak yang kami hormati, sebetulnya masih banyak hal ya yang akan
saya sampaikan.
Terima kasih.
- 97 -
KETUA RAPAT:
KETUA RAPAT:
Saya tadi sudah banyak mendengar uraian dan masukan serta saran
dari beberapa kawan Anggota, saya kira ini perlu untuk diperhatikan dengan
baik Pak Dirjen dan beberapa Kepala Balai yang ada di daerah.
Untuk itu demi rasa keadilan, sekali lagi ini saya lebih menekankan
demi rasa keadilan Dirjen Bina Konstruksi, tentu ini juga harus melakukan
pembinaan. Pembinaan bukan hanya pada level pengusaha atau penyedia
- 98 -
Yang kedua, kaitannya dengan jalan tol. Ruas jalan tol antara
Probolinggo dengan Situbondo saat ini sudah masuk proses pengadaan
tanah. Ada beberapa keluhan, ada beberapa curahan hati dari masyarakat
bahwa nilainya tidak sama dengan nilai ganti untung yang ada di Probolinggo.
Mohon ini Bapak-bapak bisa di apa cermati ya.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Sekarang dari Pimpinan, Pak Iwan silakan Pak Iwan Aras dulu. Virtual
Pak Iwan, singkat, padat, jelas. Pak Iwan monitor? Andi Iwan Aras?
Nama Andi Iwan Darmawan Aras, Nomor Anggota A-130, Dapil Sulsel
II. Terima kasih Pimpinan.
Yang saya hormati Ketua ganteng, para Wakil Ketua dan para Anggota
Komisi V,
Yang saya hormati Pak Dirjen Bina Marga dan Pak Dirjen Bina Konstruksi
beserta jajaran yang hadir, baik secara fisik maupun secara virtual.
Yang pertama saya ke Pak Dirjen Bina Marga. Beberapa waktu yang
lalu Pak Dirjen kami memimpin kunjungan kerja spesifik ke Jalan Tol Cipali,
- 99 -
melalui Jalan Tol Cipali ke Bandara Kertanegara. Ada beberapa hal yang
kami sampaikan pada saat itu bahwa tinginya tingkat kecelakaan yang ada di
Tol Cipali itu disebabkan oleh menurut jawaban dari pengelola jalan tolnya
adalah resiko lelah pada pengemudi dan kemudian tingginya kecepatan.
Yang kedua adalah tentang musim hujan yang sekarang ini sudah
cukup deras, kita lihat di poros jalan nasional di Provinsi Sulawesi Selatan ini
sudah banyak sekali yang rusak berat. Bahkan menimbulkan kecelakaan-
kecelakaan yang tidak sedikit mengambil korban nyawa. Nah ini mungkin Pak
untuk preservasi jalannya, khusus pada jalan Sulawesi Selatan bisa segera
dilaksanakan untuk pemeliharaan rutin dan lain sebagainya.
Saya tidak tahu saya ingin mendapatkan laporan dari Pak Dirjen,
sudah sampai sejauh mana karena anggaran yang dialokasikan pada saat itu
juga pada saat mulai katakan itu tahun 2015 kurang lebih hampir 1Triliun dan
dikerjakan secara bertahap 3 tahap. Saya tidak tahu apakah sekarang sudah
rampung 100% dan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat atau...(rekaman
suara kurang jelas) dan sudah dapat dibuktikan.
Selanjutnya saya ke Pak Dirjen Bina Marga atau yang cukup favorit
untuk saat ini. Maaf Dirjen Bina Konstruksi maksud saya. Ini Pak, saya sedikit
hopeless untuk berbicara. Saya sudah berkali-kali, bahkan pada Raker
- 100 -
Kita paham betul bahwa tenaga teknik yang tersedia baik itu tenaga
ahli maupun tenaga terampil sampai saat ini belum terpenuhi kuota yang
dibutuhkan untuk proses pelelangan-pelelangan tersebut yang menurut saya
kecenderungannya banyak kegiatan-kegiatan yang akan duplikasi tenaga
tekniknya yang tidak diverifikasi atau diidentifikasi oleh Balai BP2JK. Kasih
contoh salah satunya adalah pelelangan Pasar Wajo di Provinsi Sulawesi
Selatan yang berkali-kali kemudian akhirnya batal dan kemudian akan
dianggarkan di 2021 kembali untuk lelang kembali.
Maka oleh karena itu Pak Dirjen sekali lagi saya mengingatkan tentang
harga timpang dan kelayakan harga, Bapak tolong membuka mata sebesar-
besarnya bahwa kita tahu bahwa saat ini perusahaan-perusahaan ini banyak
dipinjam oleh orang-orang yang tidak jelas. Apakah rekanan ataukah usaha
dari mana saya nggak paham, yang hanya mampu membuat penawaran
tanpa punya kemampuan kapabilitas kompetensi untuk melaksanakan
kegiatan.
Kemudian paket lainnya yang 40%, yang 35%, yang 40% membanting
ada 5 paket Pak yang seperti itu yang 60% nilai kontraknya. Kemudian ada
yang 3 rata-rata 35%. Nah ini saya akan sampaikan Pak, sisa paket yang
dilelangkan oleh BP2JK akhirnya kemudian para rekanan di Sulawesi Selatan
menawar dengan angka, Bapak boleh bayangkan kalau menawar hanya 40%
di HPS Bapak. Itulah mudah-mudahan oleh pihak BP2JK tidak dimenangkan
- 101 -
lagi nanti. Karena ini artinya paket terakhir mereka menawar 40%, kenapa
seperti itu? Karena BP2JK memperlihatkan seolah-olah untuk menang, harus
menawar serendah-rendahnya tanpa harus melihat lagi kelayakan harga atau
data-data administrasi data teknis lainnya.
Nah ini Pak saya sangat kenapa kemudian hal itu tersebut disebabkan
oleh Balai sekelas Balai yang punya kemampuan teknis yang maksimal
dengan Pokja-pokjanya. Ini kalau seperti itu Pak, saya nggak perlu Balai,
saya cukup anak SMA yang mungkin siapapun bisa sekedar melihat angka
penawaran berapa, kemudian tunjuk saja sebagai pemenang.
Bapak tidak usah evaluasi, tidak usah validasi, tidak usah klarifikasi,
tidak usah ada aspek unur-unsur, tidak usah aspek...(rekaman suara kurang
jelas) seperti apa yang disampaikan semua teman-teman tadi. Cukup lihat
berapa harganya, menangkan kalau terendah. Itu tidak perlu keahlian Pak.
Jadi ini yang saya minta ke Pak Dirjen tolong dijawab Pak, tolong diberi solusi
Bapak selama ini saya sudah pertanyakan hal ini berkali-kali. Saya tidak tahu
apa solusinya, bahkan kemarin Bapak menjawab saya “Ah itu bukan 48%
cuma 42% dibanting” itu bahasa apa Pak? 42% Bapak pikir itu wajar? Ya
tidak wajar itu Pak.
Nah inilah yang tadi salah satu hal yang juga disampaikan oleh teman-
teman bahwa dibuat addendum, dibuat apa pekerjaan tambah
kurang...(rekaman suara kurang jelas) apa pekerjaan yang tadinya tidak ada
kemudian diadakan untuk mulai dilakukan negosiasi harga. Yang pada
dasarnya mungkin merubah apa yang direncanakan dari awal sebelumnya
agar supaya dapat pekerjaan tersebut terselesaikan.
Ya mungkin itu Pak Ketua, saya agak hopeless dan urusan ini mudah-
mudahan Pak Dirjen bisa memberikan jawaban yang baik dan tepat, khusus
Dirjen Bina Konstruksi tentang apa yang kami semua pertanyakan dari tadi.
- 102 -
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Nah ini saya kira ini harus mohon perhatian untuk ke depan, apalagi
sekarang Undang-undang Jalan terhadap itu sedang dalam pembahasan ya
sehingga nanti terhadap kewenangan-kewenangan ini tentu harus menjadi
perhatian kita.
Yang kedua berkaitan dengan saya kira terhadap proyek padat karya
juga mungkin di Bina Marga. Karena yang kita harapkan padat karya ini yang
diberikan slot itu dalam rangka Covid ini untuk memberi dampak kepada
langsung masyarakat.
Jadi dia tidak juga ikut dalam merasakan langsung terhadap pekerjaan
itu. Nah ini saya kira perlu juga mungkin perlu untuk secara arif untuk kita
melihat untuk mencari bagaimana proyek padat karya ini bisa langsung
bersentuhan dengan masyarakat dan masyarakat bisa merasakan itu.
Jadi saya kira ini perlu menjadi perhatian, tapi ini memang bukan
domain-nya di Kementerian PU tapi dalam rangka teknis sebagai departemen
yang melaksanakan teknik ini bisa untuk menyampaikan ini ke Departemen
- 104 -
Keuangan dalam rangka untuk perbaikan itu. Sehingga UMKM-UMKM kita ini
bisa juga masyarakat-masyarakat kecil ini bisa untuk berpartisipasi di dalam
pembangunan.
Yang memang lebih penting itu kemarin juga saya berkali-kali yang
mungkin untuk menjadi perhatian di 2022 dari Pasir Panjang ke Singkawang
itu Pak, itu kan daerah destinasi wisata di situ. Kemudian Singkawang itu ada
apa momen-momen tertentu juga merupakan yang cukup ramai. Dengan
kondisi yang jalan sekarang, saya kira memang sulit dan wali kotanya berapa
kali menyampaikan kepada saya dan masyarakat di sana tidak masalah
berkaitan dengan pelebarannya. Ini tentu harus menjadi berkah sebagiannya
sudah dua jalur itu, sebagiannya itu. Jadi ke depan memang itu.
Saya kira ini beberapa hal berkaitan itu, cuma saya tentu berkaitan
dengan Jembatan Sambas di sini sudah masuk ya, tinggal ini ditunggu betul-
betul oleh masyarakat. Kemarin masih kita dengar masih dalam kajian
keselamatan nasional. Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa
diimplementasikan berkaitan dengan ini.
Nah saya kira ini perlu menjadi prioritas duplikasi Jembatan Kapuas 1
dan kemudian untuk jangka panjang harus diprioritaskan dan Pak Gubernur
- 105 -
sudah mulai membebaskan lahan dan sudah dimasukkan APBD ini untuk
Jembatan Kapuas 3. Nah jadi Kapuas 3 ini juga untuk membuka ring road
luar. Saya kira ini mohon untuk menjadi perhatian.
Mungkin ini perlu didoronglah, karena jalan ini juga yang nantinya dan
sekarang itu ada pelabuhan nasional di situ eh internasional di situ Pak Kijing.
Saya kira ini pasti tidak rugilah kalau tol pun di situ apa untuk ada jalan tol
Pontianak-Singkawang itu dan memang sangat potensial untuk itu. Apalagi
Singkawang daerah yang juga ada destinasi wisata di sana, kemudian juga
daerah ya Nomor 2 setelah Kota Pontianak lah. Saya kira ini yang apa yang
perlu kami sampaikan kepada Bina Marga.
Di bawah 80% kan harus selektif, tapi juga yang kita dengar ada juga
ya ini peralihan saja birokrasi, bahkan memperpanjang gitu. Ya maaf saja ada
oknum-oknum, tapi saya ini dugaan macam-macam ada yang sampai ada
bilang “Pak juga pasar itu di situ”.
Saya pernah juga saya sebenarnya saya tidak ini saya atau sebagai
mitra, saya sebagai Pimpinan Komisi karena ada laporan dari masyarakat,
saya pernah panggil tapi nggak diangkat oleh Kepala LPJK di Kalimantan
Barat. Ini sayapun nggak pernah kenal sampai sekarang.
Saya juga takut juga nanti dipikir apa-apa, padahal kita dapat laporan
juga. Ada yang juga menyampaikan laporan “Pak masa kami dikalahkan
dengan personil ini, kemudian yang sekarang yang menang ini juga ini seperti
ini”, Dia buat membuat perbandingan. Kenapa saya bilang tidak nuntut? “Pak
kalau nuntut kita harus masukkan...(rekaman suara kurang jelas). Jadi
bayangkan saja kalau 30M, dia harus masukan dana kan 30 juta Pak, mikir
juga gitu, belum tentu menang juga.
Jadi hal ini saya kira bahkan saya katakan kalau begitu lebih bagus
bubarkan saja kembalikan saja seperti semula, kan rencananya dibentuk
LP2JK ini kan untuk meminimalkan itu ya supaya terjadi fair ya. Kemudian
tidak ditangani oleh satu tempat, ternyata juga berbeda pandangan. Bahkan
ada kemarin baru barusan 4 hari pelelangan dia langsung umumkan, sampai
yang teknisnya pun tidak tahu, kan seharusnya nggak seperti itu.
- 106 -
Nah jadi saya kira ini Bapak Ibu sekalian, Pimpinan, yang bisa saya
sampaikan pada hari ini. Saya mohon maaf seandainya ada hal-hal yang
tidak berkenan. Saya akhiri.
KETUA RAPAT:
Baik, sudah selesai Pak Dirjen. Tadi Pimpinan dan Anggota, saya
menambahkan sedikit saja Pak tidak banyak. Hampir semua sudah
disampaikan oleh teman-teman secara panjang lebar.
Pertama Pak Dirjen Saya mau kita ini ada revisi Undang-Undang
Nomor 38 Pak Tahun 2004 tentang Jalan ya, sudah posisinya sekarang Pak
Dirjen sudah di Baleg, sudah dibawa ke Paripurna. Kami tinggal menunggu
Supres dari Presiden. Kalau Supres dari Presiden nanti sudah keluar, berarti
kita akan mulai bahas Pak Undang-undang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Ada satu pasal crucial yang kami usulkan di situ Pak mengingat apa
namanya perbedaan kondisi jalan nasional dan kondisi jalan kabupaten dan
provinsi ini terlalu disparitasnya terlalu jauh Pak. Di situ kami masukkan ada
namanya jalan strategis Desa nanti Pak Dirjen, ini tolong untuk sebagai bahan
masukan dulu. Sudah kita konsultasikan juga di tingkat Staf Ahli kita dengan
teman-teman dari Bagian Hukum dari Kementerian PUPR dan teman-teman
dari Bina Marga.
Namanya Jalan strategis Desa Pak. Nah Jalan Strategis Desa ini nanti
kita di undang-undang ini akan kita atur bisa diintervensi dengan APBN Pak,
karena kita lihat sekarang kan kondisi jalan nasional kita kan mantap sudah di
atas 90%. Seperti yang tadi Pak Dirjen sampaikan ya dan jalan tol kita juga
Pak menuju kepada titik nanti selesai juga Pak, jalan tol ini kan terukur Pak.
Karena tidak semua tempat kita bisa bikin jalan tol, tapi Jalan
Kabupaten, Jalan Desa, Jalan Provinsi itu wajib hukum itu kita bikin Pak
karena disitulah sebaran penduduk itu tinggal, masyarakat kita tinggal, tapi
dengan kondisi yang sangat-sangat menyedihkan pada hari ini, apalagi ketika
musim hujan 1 tahun seperti ini Pak.
- 107 -
Saya ambil contoh kemarin di kabupaten saya Pak, yang saya sudah
usulkan supaya naik status ini jalan, ini Direktur Pembangunan Jalan ada di
sini Pak hadir Pak? Pak Eri Pasya ya? Kita sudah mengusulkan Pak jalan dari
Sintang Senaning Pak yang saya usulkan dulu ketika kita Raker pada waktu
yang lalu dengan Pak Menteri waktu kita pra-APBN kemarin Pak ya.
Nah kalau kita patokannya itu sudah Entikong saja Sungai Keli nggak
usah, siapa yang pakai kalau jalan tidak dibuat ke arah Sintang. Pak Syarief
pun tahu itu, itu loh Pak. Itu jaraknya mau 300-an kilo meter Pak.
Nah kemarin Pak kalau Bapak baca media nasional, jalan dari Sintang-
Senaning ini kemarin sempat viral Pak pas kemarin musim banjir kemarin.
Masyarakat di perbatasan itu hampir putus pangannya Pak, terpaksa
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang sampai mengirim bantuan pangan
menuju ke kabupaten apa Kecamatan Senaning, supaya masyarakat di sana
bisa tersuplai bahan pangannya. Karena apa?
Karena jalan dari Sintang menuju ke Senaning itu sudah enggak bisa
dilalui sama sekali Pak gitu loh dan per hari ini sudah ada direktif Pak Menteri
di sini Pak, dari Sintang menuju ke Senaning sudah ada direktif Menteri. Nah
nanti kalau tidak dilanjutkan lagi direktif lagi. Dari pada kita direktif-direktif toh
- 108 -
pakai APBN juga kenapa tidak di jalan nasionalkan sekalian Pak Dirjen. Ya ini
soal jalan nasional apa namanya status jalan.
Saya kecewa dengan exercises-nya Pak Dirjen, kecewa saya. Ini cara
berpikir kita kok jauh betul gituloh dan menurut saya ya tidak pas penilaian
teman-teman ketika mau menjawab pertanyaan saya itu kenapa ini tidak
dinaikkan menjadi status jalan nasional. Mari kita uji ke lapangan berapa jarak
antara Sintang dengan Entikong.
Sata rasa demikian terkait dengan Bina Marga, saya hanya menyoroti
soal ini saja Pak ya, hanya beda presepsi saja kita ya. Lain-lain saya lihat Pak
Dirjen Bina Marga di Kalbar sudah cukup bagus Pak ya dan juga sebaran
kegiatan cukup bagus.
Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Mas tadi saya tidak potong anda bicara ya, jadi biarkan saya selesai
dulu, nanti saya kasih Mas berbicara ya. Jadi saya berharap sebaran kegiatan
ini penting Pak ada pemerataan antar wilayah gituloh.
Sementara kita di sini ngambil resiko yang sangat tinggi di sini dalam
kondisi Covid berada di satu ruangan berhari-hari dengan kesimpulan yang
Pak Iwan sampaikan hanya menghabiskan baterai saja kita ini.
Saya sebagai Pimpinan sedih juga Pak, kita ngambil resiko loh di sini
Pak, duduk di ruangan berhari-hari seperti ini tertutup ya dalam masa Covid
begini membahayakan kita semua. Tapi resiko ini kita ambil Pak supaya ada
titik temu kita secara bersama memperbaiki silaturahmi kita sebagai mitra
terbaik antara kita Komisi V dengan teman-teman di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, terkhusus hari ini dengan Dirjen Bina Marga
dan Dirjen Bina Konstruksi.
- 109 -
Saya berharap seluruh pertanyaan, masukan dan saran harus kita kaji
secara bersama Pak supaya ada progress. Ini rapat hari ini, ini yang kita
bahas, ini tindak lanjut ini kita bahas, ini tindak lanjut, ini keputusan, ini
kesimpulan, ini kesepahaman seperti apa kita menjalani berikutnya hubungan
antara kita Komisi V dengan teman-teman mitra.
Jadi saya pikir kami Pimpinan ini juga Pak ya sudah berdiskusi panjang
lebar dengan teman-teman semua Anggota di sini sehingga rapat hari ini
dilaksanakan dengan begitu panjang, pertanyaan begitu banyak, jadi saya
pikir harus ada tindak lanjut yang konkritlah. Kami berharap dari mitra kerja
kami dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, khusus hari
ini dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi.
Baik, saya persilakan Mas Dewo, dari saya cukup, habis Mas Dewo
nanti Pak ini.
Sebentar ya.
1 menit.
kawan itu bagus, tinggal nanti bagaimana penyikapan oleh Pemerintah Dirjen
Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi.
KETUA RAPAT:
Singkat saja.
KETUA RAPAT:
Singkat ya.
Pak Ketua, kita banyak bicara jalan tol, tapi belum pernah saya lihat
BPJT presentasi, padahal anggarannya 1Triliun loh. Bina Konstruksi
anggarannya hanya 600 ini presentasi masa lalu dan masa yang akan
datang. Jadi saya minta BPJT ini harus...(rekaman suara kurang jelas)
presentasi, bukan sebagai pendengar. Dia yang menyangkut jalan tol, dia
yang merencanakan, dia yang merekomendasi, bahkan dia yang katakanlah
apa namanya memonitor, kewenangannya cukup tinggi dan dia selevel
dengan Dirjen lain eselon, Badan.
Nah saya ingin nanti apakah dijadwalkan nanti juga supaya setiap
tahun baik pra, sedang, maupun yang akan datang sama dengan Eselon I
yang lain ya.
Demikian Ketua usul, terima kasih dan itu juga sudah pernah kita
bicarakan.
KETUA RAPAT:
Ya, singkat juga Pak Ketua. Dari pertanyaan pertama sampai terakhir
bisa saya simpulkan bahwa semua kawan-kawan itu banyak mengeluh
terhadap banyak kegiatan dari pada Bina Jasa Konstruksi di sini. Banyaknya
keluhan Itu yang kemarin masih terulang-ulang lagi, ya terkait dengan
persentase penawaran, prosedur penawaran, pelelangan dan segala-gala,
boleh dikatakan hampir seluruh Dapil kawan-kawan. Kalau mau jujur 100%
kawan-kawan semua mengeluh.
Nah ini perlu menjadi satu pemikiran Pimpinan, perlu diambil satu
kesimpulan kalau begini terus-terusan, habis kita Pak, baterai habis untuk
membahas begini. Nah oleh sebab itu saya minta ke Pimpinan nanti pada
kesimpulan perlu dicantumkan keputusan yang jelas terhadap apa namanya
Jasa Konstruksi ini.
Kita mungkin akan coba agak sedikit menukik kalau bahasa saya itu
agak tajam kita sedikit akan mengecek kegiatan itu apakah memang benar-
benar pelaksanaannya sesuai dengan kriteria yang sudah direncanakan atau
memang menyalahi aturan atau bagaimana.
Karena pengalaman saya di Jambi itu dengan Kepala Balai yang lalu
itu ada dua kegiatan yang betul-betul ditinggalkan, ditinggalkan oleh
kontraktor. Karena dia sudah mensub, akhirnya yang bertanggung jawab itu
apa istilahnya PPK atau apa. Tidak tahu bagaimana cara mereka akhirnya
sokongan atau apa akhirnya selesai.
Nah oleh sebab itu rentetan dari pada ini kalau toh nanti kawan-kawan
yang di Dapil masing-masing akan melakukan fungsi pengawasannya
memerlukan data, saya minta seluruh Kepala Balai jangan menutup-nutupi,
ya diminta tidak diminta tolong disiapkan. Ini agak beda kita dari pada biasa-
biasanya. Kalau kita datang cuma melihat, melihat bentuk, sudah oke
semuanya, saya. Ini mungkin karena adanya kejadian-kejadian begini saya
pikir perlu kawan-kawan di seluruh Balai yang ada di Indonesia untuk betul-
betul menyiapkan data-data yang selengkap-lengkapnya.
Terima kasih.
Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Baik, saya pikir kalau cuma mengulang-ulang yang tadi tidak perlu kita
perpanjang, ini sudah jam setengah lima ini, ya singkat ya.
Berhubung Bang Jhoni Allen tadi menyebut ada BPJT, jadi Pak
Danang terima kasih. Ingin saya sampaikan kemarin sudah saya sampaikan
juga ke Pak Menteri jalan nasional Balikpapan-Samarinda itu saat ini longsor
Pak dan sehingga ada pengalihan ke tol Balikpapan-Samarinda, tetapi
sebelumnya Bapak kan menaikkan ya tarif tol itu, sementara sekarang ini di
masa pandemi ini agak-agak berat ini Masyarakat Kaltim.
KETUA RAPAT:
Baik, saya pikir cukup ya. Sekarang kan kita kasih kesempatan waktu
juga untuk Pak Dirjen menyampaikan jawaban jawaban. Pak Hedy nanti
highlight saja Pak, garis besarnya saja nanti bikin jawaban tertulis Pak biar
supaya kami nanti bisa baca semua jawabannya. Begitu juga nanti pak Dirjen
Bina Konstruksi, ya bagian-bagian pentingnya saja Pak yang Bapak jawab
supaya nanti bisa lebih kita persingkat jalan rapat ini dengan sekarang sudah
jam 16.40.
Silakan Pak.
Sebelum bisa?
KETUA RAPAT:
Yang kedua, pengalihan status Pak. Yang kedua berkaitan dengan ini
karena saya harus sampaikan ini, ini penyampaian dari Sulawesi Tengah dari
Ketua Fraksi berkaitan dengan status yang sudah diajukan ke kementerian.
Jadi hari ini saya mau sampaikan dulu Pak secara formal.
KETUA RAPAT:
Baik.
KETUA RAPAT:
Setengah menit.
KETUA RAPAT:
Silakan.
Karena diingatkan oleh Pak Syarief bulan Juni nanti ada perubahan
status Pak, ya saya tidak mau ketinggalan, maksud saya mau belakangan,
tapi sekarang ini harus saya sampaikan. Jalan Purwodadi-Solo Pak.
- 114 -
KETUA RAPAT:
Izin saya untuk menyampaikan beberapa hal yang tadi memang seperti
menurut Pimpinan yang sifatnya highlight, mungkin detailnya nanti kami
sampaikan secara tertulis.
Yang pertama saya kira yang banyak dibahas adalah masalah padat
karya Pak. Jadi kami sampaikan pertama padat karya kita agak ubah sedikit
delivery-nya, sebelumnya memang ada yang sifatnya rutin itu masuk kontrak
Pak, tapi yang sekarang 2021 itu sudah dikeluarkan dari kontrak. Jadi sudah
ada perubahan.
Kemudian yang kedua kami meminta Pak para Kepala Balai untuk
berkoordinasi dengan teman-teman di Dapil dalam pelaksanaan padat karya
ini, sehingga apa bisa koordinasi di lapangan begitu. Ini kami harapkan
Kepala Balai untuk menindaklanjuti.
Kemudian masalah tol Pak terutama kualitas ya, kami sampaikan Pak
bahwa tol ini memang unik di PUPR ini. Tol ini adalah jalan nasional Pak dan
sifatnya arterial. Tol itu karena dia harus bayar. Dari segi kelas masuknya
jalan bebas hambatan. Jadi memang agak ini istilah-istilah jalan ini. Sifatnya
arterial Pak ya, kelasnya jalan bebas hambatan, karena dia harus bayar
disebut tol.
- 115 -
Jadi ini sifat tol ini mamang di PU ini Pak, kita baru saja menerbitkan
Pak Menteri menerbitkan Peraturan Menteri mengenai pembagian tugas. Jadi
sekarang ini Pak secara umum proses lelang KPBU termasuk tol dalam hal
tertentu ada di DJPI ya, tapi kalau tol kalau KPBU Pak ya tol-tol memang
masih di BPJT, tapi persiapan sekarang banyak di DJPI.
Sejauh ini memang Pak tol ini karena sifatnya investasi Pak, artinya
mereka mengeluarkan uang membangun jalan, jalan itu sifatnya performance
base service base, artinya kalau tidak memenuhi kriteria layanan tertentu,
mereka akan dihukum. Jadi dia yang bertanggung jawab membangun dan
memikul resikonya. Nah cuma kita melihat memang akhir-akhir ini, ini mohon
maaf karena masalah satu dan lain hal agak sesuatu yang kurang
bertanggung jawab, sehingga mestinya kalau rusak cepat mereka perbaiki, ini
tidak cepat mereka perbaiki.
Izin Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Silakan.
Kita akan masuk Pak, kita sekarang siapkan kita akan masuk lebih.
Jadi kita nanti kalau ada kontrak jalan tol kita akan adakan pre-implantation
meeting, mungkin kalau dunia kontraktor kita bisa ada PCM Pak ya. Sehingga
kita sepakati betul jadi kita akan lebih ketat mengawasinya, prosesnya
bagaimana persetujuan desain, pelaksanaannya seperti apa, quality
assurance quality control-nya seperti apa dan kita sewaktu-waktu bisa
melakukan quality audit. Tentu saja kita agak beda dengan kontrak biasa,
karena kontrak biasa kan ownership-nya langsung di kita.
KETUA RAPAT:
Mungkin nanti kasih lewat dulu Mas, supaya bisa cepat ya, selesaikan
saja dulu silakan.
Mungkin itu kira-kira prinsipnya Pak. Jadi kita ke depan memang tol ini
jadi perhatian khusus kita.
Kemudian yang lain-lain saya kira tadi Ibu Novita ya itu sedang kita
siapkan Bu yang masalah Kroya. Kroya itu lahannya dalam persiapan
pembebasan dalam catatan kami. Yang Rawalo itu FS-nya sudah siap, DED
dilakukan tahun kemarin, cuma lahan katanya akan diselesaikannya di 2022
menurut catatan kami. Jadi kami mohon bantuan juga Ibu nanti untuk
mempercepat lahan ini sehingga kita bisa masuk konstruksi.
Kemudian Pak Jhony Allen Pak yang masalah apa namanya Jalan
Lingkar itu kita memang sedang usulkan dananya lewat program PEN yang
memang sekarang ini belum ada beritanya. Karena memang dana kita sudah
habis ini kita jadi minta kemarin ada kesempatan untuk mengusulkan lewat
PEN sudah kita usulkan tapi belum ada respon dari Kementerian Keuangan.
Kemudian masalah Ujung Jabung Pak, ini kami tidak against Pak, tidak
against masalah Ujung Jabung ini, cuma kita minta kepastian dari
Kementerian Perhubungan. Karena Pak Menteri PU sudah meminta
konfirmasi ke Kementerian Perhubungan mana sih sebenarnya pengumpul
yang dipilih, tidak mungkin yang berdekatan gitu.
Jadi ini memang bertahap kita pilih mana yang prioritas. Mungkin kalau
kita tambahkan dengan Sumatera bisa jadi mencapai 100 Pak flyover yang
harus kita bangun di perlintasan sebidang. Jadi yang di Lahat itu saya kira kita
akan bertahap Pak. Yang tahun ini adalah yang Patih Galung Pak yang kita
bangun. Karena kemarin kita kesepakatan itu yang macetnya paling parah,
tapi tahun depan mungkin kita akan programkan lagi yang flyover yang
lainnya.
Pak Dirjen, di sini juga ada Anggota Pak Dirjen, jangan menoleh ke
sana saja ya.
KETUA RAPAT:
Oh ya Pak Ketua.
KETUA RAPAT:
Baik, silakan.
Pak Ketua, Pak Dirjen itu hanya menoleh kanan saja. Saya tidak terima
ada dua Anggota di sini.
Terus yang bertanya tentang flyover tadi saya, tapi jawabnya tidak
menghadap ke saya gitu.
- 118 -
Oh ya terima kasih.
KETUA RAPAT:
Oke siap. Saya akan mencoba menoleh ke kiri dan ke kanan Pak
Pimpinan.
Kualitas jalan tol saya kira itu tadi Pak sudah kami sampaikan.
Kemudian Jembatan Batam-Bintan saat ini sedang FS-nya kan sedang
dipertajam Bu ya, itu nanti kalau ada dengar pendapat dengan DJPI mungkin
itu bisa memastikan kira-kira skema pembiayaannya seperti apa.
Total itu di atas 1 Triliun per tahun Pak, 1 sekian triliun untuk longsoran
dan itu belum tuntas. Betul Pak, jadi ini longsoran ini cukup besar Pak. Jawa
Barat saja kemarin kita cek 300 sekian miliar Pak untuk menangani
longsoran. Nah ini memang kita sedang berpikir Pak penyebab longsoran itu
jangan-jangan ada faktor kitanya gitu apa yang bisa kita itukan. Misalnya
masalah drainasenya dan sebagainya, karena kita melihat beban ke
keuangannya sudah cukup besar Pak.
Kemudian masalah kualitas tol secara umum Pak itu Pak, kita akan
coba perbaiki. Kemarin kita sudah siapkan karena selama ini Pak memang
kami harus sampaikan bahwa services itu pemenuhan SPM Pak Standar
Pelayanan Minimal itu biasanya 2 tahun sekali pas mau naik itu kan.
Sekarang kita akan coba perbulan atau per 3 bulan, kita cek kalau tidak
memenuhi otomatis dalam periode itu dia akan mundur kenaikan tarifnya kita
- 119 -
akan coba begitu. Kalau sekarang ini begitu mau kenaikan tarif, mereka
bagusin, memenuhi SPM tarif naik gitu.
Jadi kita akan coba agar SPM-nya sama Pak, saya juga banyak
mengalami itu Pak mau loncat di terutama di Pejagan Batang itu luar biasa
itunya jalan tolnya. Kita akan coba nanti kerja sama karena ini juga ada fungsi
di BPJT untuk bagaimana memperketat hal itu Pak.
Kemudian masalah uji operasi laik operasi memang di Bina Marga Pak,
itu pembagian tugasnya memang seperti itu. Begitu laik operasi nanti Bina
Marga dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat itunya, tapi itu
memang di ujung sih Pak sifatnya, di ujung dan itu terutama berkaitan dengan
pemenuhan SPM dan keselamatan.
Saya kira itu saja Pak yang kami sampaikan, mungkin detailnya nanti
kami secara tertulis Pak Ketua, kecuali kalau ada hal-hal lain yang perlu kami
klarifikasi sekarang.
Terima kasih.
Pimpinan, Pimpinan.
KETUA RAPAT:
KETUA RAPAT:
Ya siap, siap.
Agar Pak Dirjen ngomongnya ke arah sini gitu, karena saya perhatikan
kanan terus ya.
KETUA RAPAT:
- 120 -
Pak Dirjen ini sedikit, tahun lalu itu itukan lanjutan...(rekaman suara
kurang jelas) kabupaten kota, anggaran reguler, ini cara berpikirnya
bagaimana? Yang lanjutan itu harusnya kan otomatis, sementra ada yang
baru dan ini bagaimana cara berpikirnya? Yang lanjutan dibuatkan datanya
dananya dari PEN padahal tahun 2022 reguler. Sekarang pertanyaan, tapi
saya lihat ada ini juga bagus, tapi ada lingkran jalan baru Siborong-borong, ini
tidak matching.
Karena artinya apa? Ini belum tuntas yang baru dimunculkan, ya dua-
duanya dimunculkan dong. Jadi tolong pikirkan harunya prioritas lanjutan
dong, kecuali sudah selesai. Kalau anggaran terbatas, yang baru baru
mungkin agak bertahap. Ini kalau saya lihat ya saya kira begitu cara
berpikirnya. Masa lanjutan ditinggalin, yang baru, jadi sama-sama tidak tuntas
nanti ya. Ini jadi masukan apakah anggarannya yang dari PEN atau dari mana
tapi lanjutan itu otomatis menurut saya dari pada yang baru dimulai lagi dari
tempat lain.
KETUA RAPAT:
Ya Bu Novi? Cukup. Mas, singkat ya Mas ya, Mas Dewo sudah terlalu
banyak porsinya ini. MasyaAllah.
Yang kedua, yang kedua, jalan tol yang sudah operasional itu
konkritnya untuk melakukan perbaikan sehingga agar tidak hanya sekedar
standar pelayanan minimal. Kalau standar pelayanan minimal yang terjadi
seperti ini Pak, realisasinya seperti ini, tidak peduli nanti unsur keamanan
kenyamanan bagaimana.
Kemudian saya kasih masukan Pak ya, mungkin ini perlu dikoreksi
yang padat karya, tentang upah drainase dan talud, ini ternyata Bina Marga
hanya mematok harga yang di daerah Jawa Tengah itu untuk tukang
Rp100.000,- untuk kuli Rp90.000,- kayaknya nggak realistis Pak. Karena
tukang yang di mana-mana itu itu daerah di kampung-kampung itu sudah
Rp120.000,- per hari, bahkan dia dapat makan dapat rokok ya.
Jadi kalau memang padat karya ini intinya ingin melakukan perbantuan
kepada pekerja yang di bawah ya disesuaikan kondisi, jangan seolah-olah
dengan sistem ini ada suatu paksaan dia mau ikut bekerja.
Jadi ini saya pertanyakan betul Tahun Anggaran 2020 ini kayanya
misteri, hanya janji belaka. Bapak jangan begitu, harus fair terhadap Komisi V.
Kalau kami nanti juga bisa tegas, tegas, keras, keras, ya kan. Kalau kami
bersatu gak akan bisa pemerintah itu akan menghadapi kita, tapi kan jalannya
jangan seperti itu dong.
Tahun 2020 saat membicarakan soal ini sudah clear sekian puluh ribu
untuk Jawa Tengah, D.I.Y., Bali dan seterusnya yang wilayah lain juga begitu
porsinya Anggota Dewan sekian, tapi nggak ada itu tindak lanjut, nggak ada
kita malah nggak tahu kapan ada pertemuan, siapa yang dikirim. Di daerah
pemilihan saya juga tidak pernah ada kabar seperti itu. Jangan sampai di
tahun 2021 Bapak diam-diam juga nggak transparan gituloh. Ini bagaimana
- 122 -
KETUA RAPAT:
Baik Pak, jadi mungkin bisa ditanggapi dulu Pak, nanti baru sekalian.
Singkat ya Pak.
Silakan.
Kemudian masalah kualitas jalan tol Pak, seperti kami sampaikan tadi
kita sekarang akan memperketat pemenuhan SPM Pak, yang untuk yang
sudah beroperasi. Kan ini sudah beroperasi, sudah terjadi. Artinya kita
mungkin Visa reguler apa tiap tiga bulan sekali kita cek kinerjanya. Kinerja
SPM itu bermacam-macam Pak, mulai dari kenyamanan rafnes-nya Pak
kalau ada lubang sudah jelas Pak, genangan juga saya kira bagian dari SPM
itu. Kita cek 3 bulan sekali, kalau ada yang tidak memenuhi kita harus kasih
notice bahwa dia kan kemungkinan bisa di-punish penundaan tarifnya Pak,
itu yang paling bagus bisa kita lakukan.
KETUA RAPAT:
- 123 -
Baik, saya rasa cukup Mas Dewo kalau untuk ini cukup.
Pak Ketua.
KETUA RAPAT:
Nanti LKPP saya coba nanti kita koordinasi dengan Pimpinan DPR,
karena ini terkait langsung dengan teman-teman di Dirjen Bina Konstruksi.
Kalau bisa nanti kita coba undang juga LKPP ke sini, ini lembaga ini mitra
kerjanya komisi berapa ini? Saya belum tahu juga ini LKPP ini, karena
memang sulit Mas mengundang mereka di sini.
Kemudian Komisi Persaingan Usaha bila perlu kita undang juga gitu
loh, nanti bareng-bareng dengan LPJK, tapi nantilah kita internal dululah kita,
ini simpan dulu kalau bisa. Ini kalau kita kupas semua ini barang Mas, sampai
besok pagi tidak selesai kita.
Jadi saya rasa garis besar sudah cukup. Ini PR kita nanti LKPP.
Kemudian apa namanya Komisi Persaingan Usaha dan nanti mungkin bisa
bareng-bareng dengan LPJK yang baru kita bentuk kemarin kita panggil
bareng-bareng di sini. Nah kita dudukan secara bersama dulu gitu loh supaya
tidak ada apa namanya fiksi yang berbeda antara ini semuanya akhirnya
menyulitkan Kementerian PU sendiri ya. Jadi saya rasa itu cukup.
KETUA RAPAT:
Satu menit.
KETUA RAPAT:
Ya.
Pak Ketua, melalui Pak Ketua ini, kami meminta mungkinkah kenaikan
jalan tol itu di apa namanya direvisi gitu? Kalau tidak, bisa semuanya, kalau
tidak bisa semuanya ya yang untuk angkutan umum dan angkutan logistik
saja. Informasi ya ini tidak fair menurut saya informasi ini di Dapil saya Pak,
tol di Dapil saya ini. Waru-Sidoarjo Golongan 1 dari 3.500 menjadi 6.000
- 124 -
hampir 100% Pak, padahal inflasi per tahun cuma 4%. Kalau 2 tahun cuma
12%. Pak kepala BPJT kalau bisa ditunda deh gitu atau Bapak ngelobi Pak
Menteri Pak tandatangannya ditandatangan lagilah penundaan gitu.
Jadi kemudian Waru-Porong, ini lebih mahal lagi Pak 4.500 Golongan
1 menjadi 9.000. Pak kalau tidak ditunda, saya khawatir angkutan logistik
turun turun ke jalan arteri dan ini menyulitkan Pak Dirjen Bina Marga.
Sekarang ini angkutan logistiknya ada yang panjangnya tidak walah dalah
gitu apa namanya apa istilahnya overweight dan over odol, odol betul. Itu
kalau turun ke jalan tol waduh eh maaf kalau turun ke jalan arteri Bapak
enggak habis-habis itu dandani jalan gitu.
Jadi tujuannya apa sekarang bikin jalan tol, untuk apa bikin jalan tol ya
kan? Kalau ternyata tidak jadi alternatif untuk bisa mengurangi biaya
perawatan jalan arteri. Kalau harganya murah, logistik jadi murah, itu apa
namanya truk-truk logistik akan lewat tol semua, bus umum akan lewat tol
semua, itu akan mempermurah biaya preservasi jalan dan biaya renovasi
jalan.
Saya kira itu Pak kepada Pak Dirjen dan Kepala BPJT. Kami sebagai
Anggota Komisi V dan dalam rapat di Komisi V ini kami minta agar kalau tidak
bisa diturunkan, dibatalkan kenaikannya semua, batalkanlah yang untuk
angkutan umum dan angkutan logistik. Saya kira itu Pak Ketua, terima kasih
ya.
KETUA RAPAT:
Baik, soal tarif ini karena ini pertanyaan langsung Pak, ini saya tidak
bisa menahan ini barang untuk dijawab. Silakan mungkin ini dijawab khusus
dulu pertanyaan Pak Sigit.
Silakan Pak.
BPJT akan menambahkan lebih detail, tapi intinya begini Pak, bahwa
PPJT perjanjian tol itu didasarkan pada skema investasi yang tertentu, di
mana kenaikan tarif itu dikompensasi dari inflasi. Jadi asumsinya harganya
tetap secara value Pak dan itu kita sepakati 2 tahun. Kalau maunya kita ubah
ingin harganya tidak naik, artinya tarif awalnya menjadi tinggi, tapi seumur-
umur nggak pernah naik, bisa juga begitu, tapi juga nanti akan sulit juga
orang terima gitu. Jadi ini banyak pilihan sebenarnya yang bisa kita lakukan
dan akhirnya kita pilih skema seperti itu.
Nah memang kita Pak ada beberapa yang ke depan ini tarifnya tidak
sesuai dengan inflasi, terutama di Trans-Jawa. Itu kenapa terjadi? Karena tarif
awalnya diminta Presiden untuk diturunkan Pak. Jadi tarif awalnya diturunkan,
akibatnya perjanjian bisnis kita dengan BPJT dengan PPJT-nya itu tidak
terpenuhi, kita bisa wanprestasi Pak, kita memberikan kompensasi.
- 125 -
Jadi apapun itu kita hanya narifnya ke mana gitu. Kalau kita ingin tidak
naik ya harga awal tinggi gitu. Itu Pak karena memang kita patokannya adalah
bagaimana agar rate of return-nya cukup menarik, tercapai untuk pengusaha
jalan tol itu. Kalau itu kita ubah, investasi narik semua Pak. Jadi ini penting
sekali menjaga kita konsistensi perjanjian investasi ini. Karena kita tidak mau
juga menjaga apa merusak kepercayaan investor Pak bahwa kalau sudah
disepakati begitu ini penting sekali kita jaga. Karena kalau tidak nanti berarti
kita nggak bisa dipercaya gitu Pak. Itu bubar nanti Pak investasinya. Itu
mungkin Pak yang kami sampaikan.
KETUA RAPAT:
Pak Ketua, Pak Ketua, saya bisa bantu Pak Dirjen. Pak Dirjen yang
ditarik jangan harga sekarang, ini kan kondisi Covid ya kan, semuanya
sekarang butuh transportasi, orang ngeri Pak, saya saja ngeri Pak mau naik
pesawat. Bayangkan saya pulang balik tiap pekan ke Jakarta hidung saya
bolong nanti Pak kena swab ini terus. Nah artinya kebutuhan untuk lewat jalan
tol itu sangat tinggi.
Oleh karena itu mainnya di konsesi nanti. Nah jadi kita butuh juga Pak
Ketua hitung-hitungan yang fair yang kita bisa tahu, jangan sampai kita cuma
dikasih barang dan masyarakat konstituante kemudian protesnya ke kita Pak
dan saya sebagai wakil dari masyarakat menyampaikan ke Bapak.
Penjelasan Bapak belum cukup gitu.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik, sudah kita tangkap Pak, sudah kita tangkap benang merahnya
ya, nanti mungkin bisa digambarkan secara jelas kepada kami. Ini kan
- 126 -
berangkat dari Komisi V kan tidak tahu Pak perjanjiannya seperti apa kan gitu.
Berangkat dari sana ini kan sudah tergambar di kita ini. Ini soal pilihannya
saja Pak. Beban itu pasti jatuh, cuma pilihannya jatuh ke mana beban ini
seperti yang tadi Bapak sampaikan dan kita tidak bisa mengelak dan semua
itu berangkat dari perjanjian ya, itu resiko itu namanya karena ini investasi,
karena ini investasi. Baik saya kira pasal ini cukup ya soal ini.
Izin bapak kami akan secara highlight saja. Kemudian untuk detailnya
Bapak nanti setiap pertanyaan dari masing-masing Anggota Komisi V akan
kami jawab secara tertulis Bapak-bapak.
Ada dua hal Pak yang bisa kami simpulkan yang utama yaitu mengenai
PBJ, kemudian mengenai pelatihan TKK Bapak. Untuk penawaran atau
proses PBJ Bapak, kami sampaikan dasar kami acuan kami adalah Perpres
16, kemudian Perlem LKPP dan khusus untuk penawaran di bawah 80%
Bapak kita mengacu ke Perpres 16.
Ya Pak jadi kami cluster Pak rencananya Pak, misalnya di bawah 70-
80 berapa, 70-60 berapa dan di bawah 60 berapa. Kemudian juga
penerbitnya Pak, penerbitnya Pak ini di dalam aturan penerbitnya adalah
Bank Umum, kemudian asuransi Pak
Ini menarik ini Pak Dirjen di bawah 80, 60 berapa, 50 berapa, ini ngaco
ini kalau sampai dibuka ruang itu, berarti HPS itu tidak betul, perencanaan
kalian tidak betul. Kalau Bapak tadi bilang kemarin Menteri saja mengatakan
kalau yang sampai di bawah 40 copot itu Kepala Balainya, kemarin Menteri
ngomong begitu, sinergi dong. Kalau Bapak bukan kalau 60 berapa
jaminannya, kalau 50 berapa, ya berarti tidak ada perencanaan HPS.
Harus ada dong batas minimumnya itu harus clear, berarti apa dong
yang kalian pegang? Tadi kalau Bapak di bawah 80 ada dong di bawah 80 itu
maksimal berapa? Tapi kalau Bapak buka di ruang di bawah 60 berapa, tidak
ada pegangan ya toh tidak ada pegangan. Terus jaminan yang Bapak
pegangan ujungnya berantak, walaupun Bapak tanpa uang muka, pekerjaan
itu tidak dilanjutkan, lari.
Yang disampaikan oleh Pak Eddy ini bukan pribadi, ini institusi atas
pengamatan semua instrumen Dirjen Bina Marga di Balai dan seluruhnya ya.
Kalau Bina Kontruksi tidak mampu menjalankan amanat undang-undang ini
secara baik dalam konteks memberikan satu kualitas infrastruktur yang
memadai dalam rangka untuk menumbuhkan dan mengembangkan
perekonomian nasional, dalam rangka memberikan daya saing Indonesia
dalam ekonomi internasional, bubar, bubar ya, ya ini betul.
Kami pun akan berjuang sekuat tenaga untuk melakukan itu. Jadi
jangan berlindung dengan peraturan perundang-undangan yang Perpres,
yang Permen, penawar yang terendah. Kemudian tutup mata dengan semua
fakta yang terjadi akibat kebijakan itu ya, akibat kebijakan itu, ada jaminan
yang sekarang yang ini yang itu yang disampaikan itu oleh Pak Dirjen Bina
Konstruksi yang dipertanyakan besar oleh senior Pak Jhoni Allen itu memang
tidak logis, ternyata begitu bekerja Bina Konstruksi ya? Ternyata begitu ya?
Saya nggak bisa dikipasi oleh siapapun ya, tetapi semua kawan-kawan
Anggota Komisi V nuansa batinnya sudah sama Pak, nuansa batin prihatin,
bukan menonjolkan untuk kepentingan pribadi, prihatin, prihatin dengan
kebijakan ini ya kan.
Jadi saya minta ini Bina Konstruksi, atas nama rakyat ya, atas nama
rakyat yang menghendaki pelayanan jalan, pelayanan infrastruktur yang baik
ya. Ini kalau jalan rusak mungkin faktornya dampaknya hanya kecil, meskipun
tidak kita kehendaki terjadi kecelakaan lalu lintas mungkin 1-2 orang ataupun
puluhan orang. Bagaimana kalau hal ini terjadi pada infrastruktur sumber
daya air?
Resikonya jauh lebih tinggi ya, mungkin dalam waktu kurun 10 tahun,
20 tahun, 30 tahun tidak terasa, tapi 50 tahun terjadi jebol satu infrastruktur
sumber daya air bendungan atau waduk oleh akibat kerja Bina Konstruksi
yang semacam ini, ngeri itu. Itu ada bendungan di Jragung yang nilai
pemenangnya hanya 83% ngeri itu ngeri. Saya tidak yakin itu nanti
bendungan ini akan berumur lama, bahaya. Saya kira itu Pimpinan, ini
memancing ini saya juga nggak ini sama Bina Konstruksi ini.
KETUA RAPAT:
Baik, jadi begini saya mesti tengahi ini Pak, saya mesti tengahi. Tadi
sebetulnya saya sudah buka. Teman-teman sekalian ternyata kan Bina
kontruksi ini juga tidak berdiri sendiri, ada LKPP di sini, ada Komisi
Persaingan Usaha gituloh.
Ini saya pengalaman juga ada saya punya teman ya teman baik gara-
gara urusan begini pernah dituntut Pak, dilaporkan ke Komisi Persaingan
Usaha, bayarnya berapa Pak? 10Miliar Pak. Jadi saya pikir nanti ini kita cari
Pak Jhoni Pak Dewo, kita undang LPJK, kemudian LKPP. Kemudian Komisi
Persaingan Usaha plus nanti dengan Dirjen Bina Konstruksi supaya tidak ada
fitnah di sini. Nah jadi nanti saya lagi tanya tadi, LKPP itu mitra kerja mana
tadi? Komisi XI, kita mesti izin dulu.
Kemudian KPPU mitra kerja Komisi VI, tapi mereka ini mempengaruhi
proses di Bina Konstruksi ini gituloh. Ada atensi mereka ke sini bisa
mempengaruhi keputusan di Bina Konstruksi ini. Nah ini harus kita dudukkan
di sini, plus LPJK yang kemarin baru kita bentuk bareng-bareng.
Oleh karenanya ini kan kalau kita teruskan enggak selesai ini, oleh
karenanya diskusi ini kita sampai di situ dulu, kan kita sudah ketahuan ini
titiknya di mana supaya sekarang sudah setengah enam ini Pak. Saya rasa
juga kita ini lelah juga sudah ini. Ini Covid ini saya pikir kita perlu memikirkan
keselamatan kita juga berada di satu ruangan.
Saya sebenarnya Pak rapat kita ini sesuai dengan edaran dari
Pimpinan DPR itu dua setengah jam. Ini Ketua ini sudah, ya kita ini bukan
melanggar lagi ini Pak, sudah bulldozer kita ini. Nah tapi saya minta diskusi ini
saya tahu ini tidak tuntas, nanti kita ambil waktu tertentu nanti kita akan
jadwalkan kembali 3 lembaga 2 lembaga ini tadi kita panggil 3 plus nanti
dengan Dirjen Bina Konstruksi kita duduk bareng di sini ya.
KETUA RAPAT:
Ya.
Artinya apa, tidak ada sense of belonging dari apa keluhan dari yang terjdi di
masyarakat seorang Pimpinan cara berpikirnya harus komprehensif, tidak
hanya matematis. Kalau kita berdebat misalnya harga yang wajar. Harga
yang wajar tidak matematis Pak, ada beberapa variabelnya, itu kita interup.
Jadi bukan soal artinya Dirjen juga harus bisa mengakomodasi cara
berpikir yang holistik, tidak bicara harga paling rendah nanti 30%. Kalau
begitu ya bukan cara berpikir leadership yang baik Pak, berarti tidak ada dong
menghargai dari cara kerja-kerja yang lain. Itu maksudnya tadi Pak, harusnya
jangan begitu jawabannya.
Tentunya jawablah yang agak sedikit bijak, elegan yang akan kita
bicarakan kita buka nanti diskusi. Begitu Pak mohon maaf gitu supaya Pak
Ketua paham kenapa tadi, kalau yang tidak begitu saya biasanya tidak mau
interupsi.
KETUA RAPAT:
Baik, baik.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Pak Dirjen, saya sebentar saja keluar sudah ramai lagi Pak, padahal
saya pikir mau pulang tadi, sudah ada jalan saya minta Pak Syarief pimpin
balik kanan lagi Pak katanya ramai lagi, waduh.
Nah jadi begini Pak, sudahlah diskusi ini kita akhiri di situ Pak ya.
Bapak masukan dari kita ini kan tentu...(rekaman suara kurang jelas) tadi kan
saya sudah ngomong Pak, saya ini kan sebetulnya tidak ingin naikkan anu
lagi ini, sudah cukup bahasan saya di situ Pak.
- 131 -
Saya tidak ingin naik lagi sebetulnya. Ini kan masukan sudah full ini semua,
semua sudah ngomong berulang-ulang dari satu ke yang lain ya, saya
menyimak satu per satu di sini.
Nah jadi iniloh persoalan yang kami terima. Nah fakta yang Bapak
alami kan ini yang Bapak sampaikan. Kendalanya di mana Bapak kalau
Bapak memenangkan ini secara hukum. Yang tidak secara hukum itu yang
Pak Jhoni tadi bicara kan gitu. Kalau melanggar hukum Bapaknya, sampaikan
di mana melanggarnya. Kita itu saja Pak.
Saya akan temui Pimpinan DPR Pak membujuk Pimpinan DPR supaya
bisa membujuk Komisi VI, bisa membujuk Komisi XI supaya LKPP dan Komisi
Persaingan Usaha KPPU untuk bisa duduk bareng di sini bersama LPJK dan
Dirjen Bina Konstruksi kita duduk berang di sini kita diskusikan.
Nah nanti mungkin sebelum tahapan ini kita ambil ya Bapak silakan
diskusi dulu dengan mereka atau siapkan bahan apa dulu. Sehingga nanti
ketika rapat di sini tadi seperti yang Pak Iwan sampaikan jelas keputusan
rapat yang kita ambil, supaya nanti pemahaman kita ini sama Pak. Ini kan
pemahaman belum sama ini ya. Kita akan soal ini belum sama pemahaman
kita.
Saya rasa teman-teman sekalian cukup sampai di situ dulu, Mas Dewo
ya, cukup sampai di situ. Ini kalau kita panjangkan tidak akan selesai, tidak
akan selesai. Kita tetap akan kejar ini sampai ada titik terang, tapi please
untuk hari ini cukup sampai di situ dulu. Ya Pak Dirjen mungkin yang lain-lain
nanti ini kan prinsip sudah kita dapat tangkap ini. Bapak sudah jawab tertulis
saja nanti yang lain ya. Pak Iwan?
Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Nanti dulu, bukan Pak Irwan. Ini Pak Iwan Pimpinan ini, dari tadi
menghubungi saya berkali-kali, coba saya kasih waktu 1 menit. 1 menit saya
putus, mana Pak Iwan?
KETUA RAPAT:
1 menit, soalnya jangan yang di situ saja, ini yang virtual juga tolong
tolong dapat diberikan kesempatan Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Berkurang lagi 15 detik ini. Yang tadi Pak saya cuma mau nanya ke
apa namanya Pak Dirjen Bina Konstruksi untuk sebelas step tadi apakah
kemudian setelah dilalui menurut Bapak 42%...(rekaman suara kurang jelas)
itu wajar atau tidak? Persoalan kami dengan kita harap kalau memang seperti
itu ya...(rekaman suara kurang jelas).
Kalau kita bicara tentang LKPP, ada juga penawaran yang kemudian
dimenangkan di atas 90%. Jadi ini kan terlalu...(rekaman suara kurang jelas)
dasar pengambilan keputusannya. Jadi mana konsistensi di sini Pak? Kadang
semau-maunya saja bisa 90, bisa di bawah 60, bisa yang 30...(rekaman suara
kurang jelas) mungkin seperti itu.
Terus Pak Dirjen Bina Marga juga tadi Pak kalau misalnya melihat ke
kiri ke kanan, ke layar juga melihat Pak. Tolong saya disampaikan sedikit
laporan menyangkut masalah Mamminasata tadi, itu saja Pimpinan. 1 menit
cukup.
KETUA RAPAT:
Baik. Saya rasa soal LPJK nanti di situ Pak ya, ya karena ini juga yang
dibicarakan Pak Dewo dengan Pak Jhoni tadi yang disampaikan oleh Pak
Iwan tadi ya. Saya rasa cukup Pak ya.
PEMERINTAH:
Izin 1 menit yang laporan saja Pak. Jadi kami sekarang minta
pendampingan ke Itjen Pak, cash di food estate untuk penawaran yang di
bawah 80% Pak, kami sedang minta pendampingan. Itu saja Pak laporan
kami Pak, mudah-mudahan itu sebagai masukan nanti pada saat ketemu
dengan LKPP dan...(rekaman suara kurang jelas) terima kasih Pak.
- 133 -
KETUA RAPAT:
Baik Pak, saya tidak mau bicara jauh lagi Pak ya, tapi ambil contoh
saja, dulu kan kita ada istilah under estimate Pak, sekarang kan tidak ada
lagi. Nah itulah saya bilang itu teman-teman bilang dulu lebih bagus dari pada
sekarang. Dulu terkontrol harganya Pak, sekarang kan tidak.
Jadi sudahlah, ini kita tidak usah lagi dulu, duduk bareng dulu kita
semua di sini, kita sepakati. Saya akan berusaha bekerja keras Pak walaupun
mereka bukan mitra kerja Komisi V akan saya kejar terus LKPP, akan saya
kejar terus apa namanya KPPU untuk supaya bisa hadir bareng kita di sini
Pak. Jadi nanti tidak jadi sampai semuanya kita bisa simpulkan di sini secara
jelas ya, cukup, cukup. Ada lagi?
Saya.
KETUA RAPAT:
Pimpinan, karena belum dijawab Pimpinan. Jadi saya ini lemah bulu
jadi deg-degan saya kalau tidak dijawab. Ini tol Kaltim bagaimana? Karena ini
tol Kaltim ini beda dengan di Jawa Pak Dirjen, Pak Danang dan satu-satunya
akses sekarang yang dilalui itu jalan tol karena jalan nasional jalan nasional
itu putus. Nah ini saya mau dengar jawaban dari Dirjen dan Bapak Pak
Danang kalau memang dibutuhkan bagaimana? Karena ini mendesak ini
pandemi 3 bulan juga belum tentu mengenai tarif.
KETUA RAPAT:
Silakan langsung saja Pak Dirjen, silakan soal tarif tol Samarinda-
Balikpapan atau Balikpapan-Samarinda, silakan.
Baik Pak, jadi secara prinsip memang karena ini perjanjian Pak ya
kalau pun kita umpamanya mengurangi tarif, itu kita harus mengeluarkan one
way or another, misalnya dia akan nuntut klaim APBN Pak untuk nutup itu
gitu. Karena memang tarif tidak boleh apa maksudnya perjanjian tetap harus
diikuti.
Kalau ada kita geser ya dia akan nuntut kompensasi dan kebetulan
yang Balsam itu setahu saya sudah mepet ke sana ke mari Pak,...(rekaman
- 134 -
suara kurang jelas) juga rendah Pak ya, kemudian juga konsesinya juga saya
kira sudah mepet mungkin nanti Kepala BPJT yang lebih detail.
Jadi kita memang agak sulit ini Pak terus terang saja, karena traffic-nya
memang tidak juga tidak begitu bagus begitu di sana itu kalau kita mau jujur
Pak ya gitu Pak. Jadi kalau kita nuntut lagi itu, kita apa namanya minta
bantuan pada orang pingsan gitu Pak kasarnya begitu. Ini kami mohon maaf
sekali Pak.
Pak kita akan perdalam dulu, karena ini bukan masalah yang bisa kita
putuskan sepihak dan saya juga akan melihat nanti seberapa kita bisa
mempercepat di jalan nasional.
KETUA RAPAT:
Baik, baik. Saya sudah tangkap Pak ini kan sebetulnya sudah saya
bicarakan dari tadi yang namanya investasi itu kesepakatan, ada perjanjian.
Kasih Dinda kasih kesempatan dengan mereka untuk mendalami di rapat
berikutnya kita akan bicarakan. Cocok ya? Sudah ya? Kesimpulan.
Kesimpulan sudah mau Maghrib ini. Saya dari mobil tadi balik kanan lagi
saya. Mana kesimpulan? Baik kesimpulan, mudah-mudahan kesimpulan ini
lancar ya. Doa dulu saya ini supaya lancar ini. Baik.
Sebetulnya utamanya ini tidak perlu lagi ini. Ini jadi aneh di sini loncat
ke mana ini, ke kamar mertua masuk kamar menantu ini. Coba dihapus saja
utamanya ini, saya juga bacanya jadi bingung. Waduh ini Legal Drafter ini
bagaimana ini, coba dihapus saja ini. Cukup 2021 titik. Mas sudah lapar kita
ini Mas jangan bikin kalimat aneh-aneh. Saya sama Mas Dewo saja hari ini
doa lima kali saya.
Poin 2, Komisi V DPR RI sepakat dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen
Bina Konstruksi untuk meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi terkait
program prioritas nasional serta menambah alokasi program padat karya
tunai yang memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sesuai
saran dan masukan Komisi V DPR RI.
Ini kok kayanya apa namanya kaya orang jerawatan ini pie toh. Komisi
V DPR RI. Iya kalau yang lain menurut saya tidak perlu, karena kalau
koordinasi dengan Pemerintah Daerah itu kan wajib sifatnya. Sudah ada
undang-undang yang mengatur tentang kewenangan pemerintah pusat dan
daerah, tidak perlu kita bikin kesimpulan di sini.
Komisi V DPR RI sepakat dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina
Konstruksi untuk meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi terkait program
prioritas nasional serta menambah alokasi program padat karya tunai. Titik
sudah. Yang memberi eh sorry. Yang poin 3 ya Komisi V DPR RI mendesak
Dirjen Bina Marga untuk melakukan penelitian umur jalan pasca konstruksi
dan meningkatkan koordinasi lintas sektoral.
Kita bisa umur jalan sisa umur jalan kita bisa ukur ada metodenya.
- 136 -
KETUA RAPAT:
Ada metodenya ya, baik. Komisi V DPR RI sepakat dengan Dirjen Bina
Marga dan Dirjen Bina Konstruksi untuk meningkatkan sinkronisasi dan
koordinasi terkait ini Nomor 2 ya.
KETUA RAPAT:
Ya boleh juga, lebih soft-lah meminta sampai konstruksi titik ya? Yang
lain buang.
Oke, baik. Yang kelima, Komisi V DPR RI meminta Dirjen Bina Marga
dan Dirjen Bina Konstruksi dalam melakukan lelang pengadaan barang dan
jasa untuk selalu melakukan koordinasi dengan unit organisasi terkait dalam
rangka mencermati track record peserta lelang. Itu normatif itu.
KETUA RAPAT:
Poin 1?
KETUA RAPAT:
Poin 1?
Poin nomor berapa?
Ya ini “B”-nya “B”-nya. Ini maksud saya kira bukan itu. terhadap sisa
anggaran lelang ya kan. Jadi sebetulnya sisa anggaran lelang ini 1,2Triliun ini
kecil ini.
KETUA RAPAT:
Ya toh? Kecil ini. Dari sekian kan, kalau rata-rata 20% dari 40, 9Triliun.
Jadi terhadap sisa anggaran lelang ya toh untuk digunakan harus dilaporkan
kepada Komisi V supaya lebih apa maksimal. Nah jadi sisa anggaran, bukan
yang 1,2Triliun Pak. 1,2Triliun ini dengan...(rekaman suara kurang jelas)
katakanlah lelang anggaplah 20% itu hampir 9Triliun, tetapi hanya 1,2.
KETUA RAPAT:
Sudah, ini saya mau tanya dulu Pak Jhoni, ini apakah 1,2Triliun ini sisa
lelang atau bukan ini Pak? Bukan Pak, bukan ini, sisa penyerapan yang tidak
terserap. Bukan sisa lelang ini.
KETUA RAPAT:
- 138 -
Silpa, ke Silpa.
Tidak, Silpa-nya ini Pak. Silpa itu dari sisa anggaran penyerapan ya ini
Pak, dari anggaran sekian itu ya ini namanya. Coba ada yang lain tidak masih
ada yang lain? Tidak ada kan.
KETUA RAPAT:
KETUA RAPAT:
Nah jadi mungkin dibuat ini poinnya jangan diubah, poin ini jangan
diubah tetap seperti tadi, tolong Mas dikembalikan dulu ya, baru ditambah di
ujungnya “terhadap anggaran sisa lelang” atau “terhadap dana sisa lelang
penggunannya harap dilaporkan kepada Komisi V DPR RI” dibikin poin sendiri
Pak.
Oke, setuju Pak, harus dibikin tersurat, apa bedanya sisa lelang
dengan sisa penyerapan?
KETUA RAPAT:
Ya Pak, jadi kalau sisa lelang itu kan itu lebih kepada di awal-awal
tahun Pak, karena kan proses lelang, kemudian ada sisa yang tidak
digunakan antara pagu dengan kontrak. Kalau penyerapan ini di akhir tahun
Pak. Jadi kita tahunya 31 Desember oh tahu ini ada 1,2Triliun yang tidak
terserap.
Oh tidak. Sisa lelang itu kan Pak bisa kita misalnya Bina Marga
menggunakan sisa lelang untuk bayar utang, itu kan di awal Pak, tapi
mungkin sudah kita apa ya, jadi ini yang tidak terserap Pak.
KETUA RAPAT:
Jadi sudah benar ini. Saya memahami ini dari penjelasan Menteri
kemarin supaya nanti terakomodir maunya Pak Jhoni dan kita semua Pak,
yang poin tadi tetap ya sudah jangan dirubah, tambah lagi poin C terhadap
dana sisa lelang agar penggunaannya dilaporkan kepada Komisi V DPR RI.
KETUA RAPAT:
Cukup ya?
Tapi sedikit saya bertanya, kenapa tidak terserap? Saya mau tanya itu
loh kenapa tidak terserap?
Oh Pak umpamanya bisa jadi kita kan ada batas waktu ini,
umpamanya sekarang.
KETUA RAPAT:
Ya untuk kontrak fisik terserap ini tercapai, tapi begitu itu ditolak oleh
KPKN karena waktu sudah tutup, bisa jadi, itu kan ada batas tanggal 25 dan
sebagainya atau misalnya yang tidak terserap itu gaji, kita alokasikan sekian
ternyata tidak sepenuhnya terserap, itu kan tidak bisa ke mana-mana. Jadi
banyak ada hal-hal poin yang memang tidak terserap, atau loan Pak. Loan itu
kan tidak bisa dipindahkan sama kita.
- 140 -
KETUA RAPAT:
Ini kan bukan hanya komponen proyek, termasuk gaji dan segala
macam lah ya semua anggaran.
Ya segala macam.
Oke, terima kasih Ketua. Oleh karena itu lain kali kalau gaji saya sudah
paham, tetapi kalau namanya konstruksi Pak ya toh namanya konstruksi
berarti gagal, berarti terjadi tidak sempurna, tapi kalau gaji, terus loan, ya.
Oleh karena itu nanti harus di-breakdown jangan dibuat ya supaya ketahuan
ada tidak pekerjaan yang tidak selesai sehingga tidak mungkin dong
pekerjaan selesai tidak dibayar tidak mungkin.
Jadi begini Pak ya mohon maaf Pak Jhoni, jadi kalau umpamanya
kenapa tidak 100% fisiknya umpamanya, itu karena sebagian pekerjaan kita
tadi kami laporkan sifatnya multiyears Pak. Jadi sekarang belum selesai
memang masih ada waktu tahun depan gitu.
KETUA RAPAT:
Iya maksud saya begini mohon maaf Pak Jhoni. Artinya kalau pun ini
tidak 100% bukan berarti tidak selesai, karena memang selesainya tahun
depan targetnya gitu maksudnya Pak, jadi tidak mangkrak.
- 141 -
KETUA RAPAT:
Baik.
KETUA RAPAT:
Iyalah.
KETUA RAPAT:
Baik, Pak dari kami sudah cukup Pak ya. Sekarang saya serahkan ke
Pak Hedy ada yang mau dikoreksikah silakan Pak.
Ya Pak, saya ini agak berat, saya tidak ingin memberikan kesan kami
tidak menindaklanjuti apa yang direkomendasikan oleh Komisi V. Di sana ada
permintaan untuk menambah anggaran untuk padat karya Pak. Saya
sampaikan sekarang ini posisi kita dalam men-defense padat karya agar tidak
berkurang Pak, jangankan menambah gitu, karena mau ada potongan itu kan
Pak.
KETUA RAPAT:
Baik Pak, saya rasa di kesimpulan rapat ini tidak masalah, mana tahu
ada peluang untuk itu, itu tidak masalah.
KETUA RAPAT:
- 142 -
Itu saran saja, kalau ada peluang, kalau tidak ada peluang, Bapak
cukup sampaikan tidak ada peluang, tidak ada dana, cukup Pak.
Siap.
KETUA RAPAT:
Sudah ya?
Izin Pak Ketua. Pak Ketua, nyambung Pak. Yang Nomor 2 ini.
KETUA RAPAT:
Nomor 2?
Ya Pak.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak.
Ini kan Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi untuk meningkatkan
sinkronisasi, boleh Pak, tapi begitu koordinasi terkait program...(rekaman
suara kurang jelas) serta menambahkan alokasi padat karya kan kami tidak
ada kegiatan padat karya.
KETUA RAPAT:
Betul, betul. Dipisah saja itu. Kalau gitu sampai di Komisi V DPR RI
sepakat dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi untuk
meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi terkait program prioritas nasional.
Cukup titik di situ. Sertanya, sertanya itu nanti di poin sendiri saja kalau mau
diikutkan atau kita hilangkan saja seperti apa yang tadi disampaikan oleh Pak
Hedy tadi saya tanya teman-teman dulu? Pak Jhoni? Dihilangkan atau kita
tambah satu poin lagi? Apabila memungkinkan bisa juga kalimat di depannya
atau kata-kata di depannya.
- 143 -
KETUA RAPAT:
Ya sudah, kalau gitu seperti tadi buat poin satu lagi ya seperti yang tadi
saya sampaikan. Komisi V DPR RI sepakat dengan Dirjen Bina Marga untuk
mengupayakan penambahan alokasi program padat karya tunai yang
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sesuai saran dan
masukan Komisi V DPR RI. Begitu?
Saya sampaikan Pak bahwa beda Pak kondisi kemarin, kalau kemarin
memang dalam rangka PEN Pak, di mana padat karya itu isu PEN. Kalau
sekarang ini sudah jelas isunya ya satu Pak vaksin Pak itu Pak. Jadi saya
hanya melihat probabilitasnya itu menambah vaksin. Saya tidak mau
terbebani itu Pak terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik, kecuali kalau menurut Pak Hedy tadi sudah pasti tidak mungkin
ditambah ini. Pak Jhoni?
KETUA RAPAT:
KETUA RAPAT:
Poin 3 saya kira tidak ada masalah, justru poin 2 yang dihapus. Apa
hubungannya Dirjen Bina Konstruksi terhadap sinkronisasi dan koordinasi
terkait program nasional? Tugasnya hanya pelatihan dan melelang, tidak ada
hubungannya Dirjen Bina Konstruksi untuk meningkatkan sinkronisasi terkait
program prioritas nasional.
KETUA RAPAT:
Nah barangkali prioritas nasional itu kita ganti Pak, karena memang
kalau menurut saya Pak Jhoni, program prioritas nasional itu dibuang Mas ya.
Komisi V DPR RI sepakat dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina
Konstruksi untuk meningkatkan sinkronisasi. Sebetulnya ini jangan sepakat,
Komisi V DPR RI mendorong Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi
untuk meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dalam pelaksanaan lelang,
karena begini Pak Jhoni.
Ya setuju.
KETUA RAPAT:
Yang kita dapatkan di lapangan Pak. Pak, ada kontraktor hitam masih
dimenangkan.
Setuju.
KETUA RAPAT:
Ini saya dapat dari teman-teman Bina Marga. Ada juga teman-teman
Bina Marga bilang “Pak itu di-black list tahun kemarin kenapa masih
menang?” Itu berarti kan teman-teman Bina Konstruksi tidak mendengar
masukan dari teman-teman Bina Marga.
KETUA RAPAT:
- 145 -
Jujur Pak katakan sama saya di sini, terjadi tidak Pak Hedy ini? Apa
perlu saya sebutkan? Tidak perlu Pak. Sudah poin 2 ini bunyinya begitu.
KETUA RAPAT:
Yang 3 clear?
Clear, itu hanya mind sense saja itu, tidak ada masalah itu.
KETUA RAPAT:
Inilah makanya Pak nanti tindak lanjut dari kesepakatan ini kesimpulan
ini kami akan undang ke sini LKPP, akan undang ke sini apa namanya Komisi
Persaingan Usaha, kita duduk bareng di sini Pak dengan Pak Dirjen Bina
Konstruksi. Tapi namun demikian saya tanya dulu Pak, ini kami semua sudah
clear, semua poin ini saya kembalikan dulu dengan Pak Dirjen Bina Marga
dan Dirjen Bina Konstruksi poin mana yang Bapak tidak setuju dan poin mana
yang sudah disetujui?
Saya persilakan.
KETUA RAPAT:
- 146 -
Ya penambahannya dibuang?
ya baik, bijak.
KETUA RAPAT:
(RAPAT: SETUJU)
Bapak Anggota Komisi V saya lihat kanan kiri Pak biar lengkap. Kami
ucapkan terima kasih atas kerjasamanya, atas dukungannya dan atas saya
kira saran-saran konstruktifnya. Semoga ke depan saya kira kita bisa melalui
anggaran 2021 lebih baik lagi dibanding anggaran 2020.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik, terima kasih Pak Dirjen Konstruksi, Dirjen Bina Marga ya.
dulu waduh sabar dulu waduh sabar-sabar-sabar, biar rundown rapatnya ini
selesai dulu.
Baik Pimpinan dan seluruh Anggota terima kasih, Pak Dirjen, Pak
Dirjen Bina Marga, Dirjen Bina Konstruksi beserta seluruh jajaran, para
Kepala Balai yang hadir secara virtual maupun Anggota yang hadir secara
virtual.
ttd.
NUNIK PRIHATIN B, SH.
NIP. 196912021998032002
pn