Anda di halaman 1dari 147

-1-

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RESMI RAPAT KOMISI V DPR RI


DENGAN DIRJEN BINA MARGA DAN DIRJEN BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PUPR RI

Tahun Sidang : 2020-2021


Masa Persidangan : III
Rapat ke- : 8
Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat
Sifat Rapat : Terbuka
Hari, Tanggal : Rabu, 27 Januari 2021
Waktu : Pukul 10.10 s.d. 17.40 WIB
Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI (KK V) Gedung
Nusantara DPR RI, Jakarta
Ketua Rapat Rapat : Lasarus, S.Sos., M.Si./Ketua Komisi V DPR RI / F-
PDIP
Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti, S.H.
Acara : 1. Membahas Program Kerja Ditjen Bina Marga dan
Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Tahun
2021;
2. Membahas mengenai Roadmap Pembangunan
Jalan Tol Seluruh Indonesia termasuk Rencana
Penyerahan 7 (tujuh) Ruas Tol ke Swasta;
3. Membahas Perubahan Status Jalan;
4. Lain-lain.
Hadir Mitra : Dirjen Bina Marga (turut menghadirkan Kepala BPJT
secara fisik dan Kepala BPJ seluruh Indonesia
secara virtual) dan Dirjen Bina Konstruksi (Turut
menghadirkan secara virtual Kepala BP2JK)
Hadir Anggota : 46 anggota Komisi V DPR RI hadir dengan rincian
sebagai berikut:
-2-

A. Anggota DPR RI:


PIMPINAN :
1. Lasarus, S.Sos., M.Si
2. Ir. Ridwan Bae
3. H. Andi Iwan Darmawan Aras, S.E., M.Si.
4. H. Syarif Abdullah Alkadrie.,SH.,MH
5. H. Moh.Arwani Thomafi

1. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA


PERJUANGAN:
10 orang Anggota dari 10 Anggota:
1. H. Herson Mayulu,S.IP
2. H.M Rifqinizamy Karsayuda.,SH.,MH
3. Mochamad Herviano
4. Hj.Sadarestuwati.,SP.,MMA
5. Sukur H.Nababan.,ST
6. Ir. Sudjadi
7. Bob Andika Mamana Sitepu.SH
8. Sarce Bandaso Tandiasik.,SH
9. Jimmy Demianus Ijie
10.H.Irmadi Lubis

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR:


4 orang Anggota dari 6 Anggota:
1. H. Hasan Basri Agus
2. Cen Sui Lan
3. Bambang Hermanto.,SE
4. H. Tubagus Haerul Jaman, SE

3. FRAKSI PARTAI GERINDRA:


2 6 orang Anggota dari 6 Anggota:
1. Sudewo,ST, MT
2. Iis Edhy Prabowo.,S.Hum.,MM
3. Ir. Eddy Santana Putra, MT
4. Drs.H.Mulyadi.,M.MA
5. Hj.Novita Wijayanti.,SE.,MM
6. Ir. Sumail Abdullah

4. FRAKSI NASDEM:
4 orang Anggota dari 4 Anggota:
1. Drs.H.Soehartono.,M.Si
2. Drs.H.Tamanuri,MM
3. Sri Wahyuni
4. Roberth Rouw

5. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA


6 orang Anggota dari 6 Anggota:
1. H. Ruslan M Daud
2. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, S.Th.I
3. Sofyan Ali.,S.Ag.,SH.,M.Pd
-3-

4. H. Syafiuddin.,S.Sos
5. H.Sukamto.,SH
6. H. An’im Falachuddin Mahrus

6. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT:


4 orang Anggota dari 5 Anggota:
1. Dr.H. Irwan, S.IP, MP
2. Drh. Jhoni Allen Marbun
3. Lasmi Indaryani.,SE
4. Ir. H. Ishak Mekki.,MM

7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA:


2 orang Anggota dari 4 Anggota:
1. Ir. H. Sigit Sosiantomo
2. H. Suryadi Jaya Purnama

8. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL:


4 orang Anggota dari 5 Anggota:
1. H.A.Bakri H,M.,SE
2. Hj. Hanna Gayatri.,SH
3. H. Boyman Harun.,SH
4. H. Sungkono

9. FRAKSI PARTAI PERSATUAN


PEMBANGUNAN:
1 orang Anggota dari 1 Anggota:
1. Dr.H. Muh Aras, S.Pd,MM

B. PEMERINTAH:

1. Dirjen Bina Marga (Dr.Ir. Hedy Rahadian,


M.Sc)
2. Dirjen Bina Konstruksi (Ir. Trisasongko
Widianto, Dipl.HE)
3. Kepala BPJT (Danang Parikesit)
-4-

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.Sos., M.Si./F-


PDIP):

Bapak Ibu sekalian, Kita sudah lewat 10 menit dari jadwal yang kita
sampaikan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh,


Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI,


Yang saya hormati Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, beserta seluruh jajarannya, baik
yang hadir secara fisik maupun secara virtual.
Hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan


Yang Maha Kuasa karena berkat dan rahmat-Nyalah maka kita dapat
berkumpul pada pagi siang hari ini untuk melaksanakan rapat sesuai dengan
jadwal dan undangan yang sudah kami sampaikan.

Berdasarkan informasi dari Sekretariat sudah hadir 30 orang Anggota


ada 8 yang fisik yang sudah menandatangani absen dan 22 orang yang hadir
secara virtual dari 7 unsur Fraksi yang berbeda, dari 54 Anggota DPR RI
Komisi V. Oleh karena itu sebagaimana ketentuan yang diatur dalam pasal
281 Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib, izinkan kami membuka Rapat
Dengar Pendapat pada hari ini dan sesuai ketentuan Pasal 276 Ayat (1)
Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI hari ini dinyatakan dibuka dan
terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.10 WIB)

Kami ucapkan terima kasih kepada saudara Dirjen Bina Marga dan
Dirjen Bina Konstruksi dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol BPJT
Kementerian PUPR beserta jajaran yang telah memenuhi undangan kami
dalam Rapat Dengar Pendapat pada hari ini secara fisik maupun secara
virtual. Para Kepala Balai Pelaksana Jalan Seluruh Indonesia dan Kepala
Balai Pelaksana Pemeliharaan, Kepala Balai Pelaksana Pemilihan Jasa
Konstruksi atau BP2JK di seluruh Indonesia yang hadir secara virtual yang
kami hormati.

Saudara Dirjen para Anggota Komisi V dan Hadirin yang berbahagia.

Kami ingin menyampaikan mengenai perubahan dan perpindahan


Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKB, kami memberitahukan namanya
saja yang bersangkutan mungkin hadir secara virtual Pak nanti kalau hadir
secara fisik akan kami perkenalkan. Yang akan kami beritahukan adalah
saudara H. Sukamto, S.H., Nomor Anggota A-30, Dapil Daerah Istimewa
Yogyakarta, semula dari Komisi II menggantikan Saudara Irmawan yang
pindah ke Komisi IV DPR RI. Yang kedua, Anggota baru Komisi V dari PKB
-5-

juga adalah H. An’im Falachuddin Mahrus Nomor Anggota A-42, Dapil Jawa
Timur VI, semula dari Komisi VIII menggantikan Saudara Dedi Wahidi yang
pindah ke Komisi VIII DPR RI.

Sebelum kita memasuki agenda rapat kita pada hari ini yaitu
membahas Program Kerja Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Tahun 2021. Perlu kami
sampaikan bahwa Pagu Anggaran Ditjen Bina Marga dalam APBN Tahun
2021 adalah sebesar 53,96Triliun.

Anggaran Ditjen Bina Marga tersebut akan dialokasikan untuk


mendukung program pembangunan infrastruktur PUPR dalam tahun 2021
yang meliputi; pembangunan jalan baru, pembangunan jalan tol,
pembangunan jembatan, flyover, underpass serta preservasi rehabilitasi serta
rekonstruksi jalan. Selanjutnya dari anggaran Ditjen Bina Marga tersebut juga
dialokasikan sebesar 3,01Triliun untuk mendukung rencana program padat
karya tunai di 34 provinsi yang meliputi program padat karya rutin jalan dan
jembatan serta revitalisasi drainase.

Sedangkan untuk Ditjen Bina konstruksi Pagu Anggaran yang


dialokasikan dalam APBN 2021 adalah sebesar 757,7Miliar. Pagu anggaran
ini dipergunakan untuk mendukung kegiatan tahun 2021 meliputi antara lain;
pembinaan kompetensi tenaga kerja kontruksi, pembinaan pengadaan jasa
konstruksi, pembinaan sistem manajemen keselamatan konstruksi dan
pembinaan penyelenggaraan jasa konstruksi. Selanjutnya dari anggaran
Ditjen Bina Konstruksi tersebut dialokasikan sebesar 177,5Miliar untuk
mendukung kegiatan Balai Jasa Konstruksi Wilayah sebanyak 7 Balai.

Sedangkan untuk Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi atau


BP2JK yang berjumlah 34 balai dialokasikan anggaran sebesar 56,2Miliar.
Ditjen Bina Konstruksi dalam Tahun Anggaran 2021 juga menetapkan target
pembinaan tenaga kerja konstruksi sebanyak total 124.300 orang, yang terdiri
dari tenaga reguler sebanyak 76.300 orang dan tenaga vokasi sebanyak
48.000 orang.

Namun demikian mengingat masih meningkatnya penyebaran Covid-


19 dan sebagaimana surat Menteri Keuangan Nomor S-30/MK.02/2021,
tanggal 12 Januari 2021, maka dalam Tahun Anggaran 2021 Pemerintah
kembali akan melaksanakan refocusing dan realokasi belanja di sejumlah
Kementerian Lembaga.

Terkait dengan hal itu perlu kami sampaikan kembali bahwa salah satu
butir kesepakatan dalam Raker dengan Menteri PUPR tanggal 21 Januari
2021 adalah Komisi V DPR RI sepakat dengan Kementerian PUPR dalam
melakukan refocusing atau penghematan dan realokasi belanja program atau
kegiatan tahun 2021 untuk tetap memperhatikan program prioritas nasional
dan penambahan alokasi program atau kegiatan padat karya tunai yang
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat dalam masa
pandemi sesuai saran dan masukan Komisi V DPR RI.
-6-

Oleh karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin meminta penjelasan
Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi jika refocusing dilaksanakan
bagaimana langkah-langkah strategis yang akan diambil dalam
mengantisipasi refocusing tersebut dan sejauh mana perkiraan deviasi target
yang telah ditetapkan dalam tahun 2001 serta keterkaitannya dengan
realisasi rencana program padat karya tunai sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya.

Selanjutnya dalam kesempatan Rapat Dengar Pendapat hari ini, kami


juga ingin meminta penjelasan dari Dirjen Bina Marga terkait dengan road
map jalan tol di Indonesia. Termasuk rencana divestasi 9 ruas tol kepada
swasta di tahun 2021 ini, serta penjelasan tentang perubahan status jalan
baik itu kriteria maupun proses evaluasinya.

Pimpinan dan seluruh Anggota, serta Pak Dirjen dan jajarannya yang kami
hormati.

Demikian pengantar rapat ini saya sampaikan. Selanjutnya untuk


mempersingkat waktu saya persilakan secara bergantian nanti Pak Dirjen
Bina Marga yang pertama, nanti dilanjutkan Dirjen Bina Konstruksi untuk
menyampaikan paparannya, nanti sekaligus baru kita masuk nanti mulai
pendalaman dari Anggota setelah paparan ini disampaikan.

Saya persilakan Pak Dirjen Bina Marga.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh,


Selamat pagi,
Salam sejahtera untuk kita semua.

Yang kami hormati Pimpinan Komisi V dan para Anggota Komisi V baik yang
saat ini bergabung secara langsung maupun secara online.

Terima kasih atas kesempatannya sesuai dengan agenda RDP saat


ini, Kami akan menjelaskan mengenai empat hal utamanya, yang pertama
dalam masalah evaluasi pelaksanaan anggaran 2020.

INTERUPSI ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Ketua, interupsi Pak Ketua, sebentar.

KETUA RAPAT:

Ya.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:


-7-

Ya, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Tidak bisa ditunda? Kan interupsinya.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Sebentar, satu menit saja.

KETUA RAPAT:

Ini kita lihat sudah mulai hobi. Silakan.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Seperti kemarin-kemarin karena yang Balai ini penting ya apa yang kita
lakukan hari ini mereka bisa memonitor, mendengar apa yang kita sampaikan,
yang kita bicarakan hari ini. Oleh sebab itu baik di Bina Marga maupun di
Jasa Konstruksi perlu nanti mengabsen memanggil satu-satu Kepala Balai itu
apakah standby apa tidak gitu.

Pengalaman kita kemarin itu ada beberapa Balai yang tidak ada,
sementara kawan Anggota ada di sini. Nah ini ini ini perlu mungkin
dibiasakan. Saya pikir itu sebelum memulai minta Pak Dirjen-nya untuk
mengabsen dulu memanggil Balai-balainya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik Pak Dirjen, karena memang undangan kita ini mengundang juga
adalah untuk dihadiri oleh para Kepala Balai interupsi ini kita terima Pak.
Nanti tolong sebelum Bapak memulai ke materi coba ditanyain dulu para
Kepala Balainya untuk juga bisa mengikuti rapat ini secara tertib, seksama
dari walaupun secara virtual.

Silakan dilanjutkan Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Baik terima kasih Pak Ketua nanti akan kami perkenalkan. Jadi agenda
kita adalah pertama Evaluasi 2020. Kemudian yang kedua adalah Program
Kerja 2021. Kemudian tadi yang seperti disampaikan Pak Ketua adalah
masalah road map pembangunan jalan tol dan yang terakhir adalah
mengenai status jalan nasional.
-8-

Kami sampaikan Pak bahwa saat ini kita memiliki 33 Balai yang
meliputi 34 provinsi. Jadi ada Balai-balai yang memang memiliki wilayah kerja
2 Provinsi seperti DKI dan Jawa Barat, kemudian Jateng dan DIY dan Jatim
dan Bali, tapi ada 1 provinsi yang memiliki 3 Balai yaitu di Provinsi Papua di
sana ada Balai Jayapura, kemudian Balai Wamena dan Balai Merauke. Untuk
itu kami perkenalkan Pak Mulai dari ujung timur mungkin.

BPJN Merauke dipersilakan untuk memperkenalkan diri. BPJN


Merauke? Kalau angkat tangan tidak muncul ininya. Oke siap. Silakan BPJN
Merauke sudah ada? Sudah ya. Kemudian BPJN Wamena? Wamena mohon
info? Oke kami lanjut. BPJN Jayapura? Pak Edu adakah? Nah itu Pak Edu,
terima kasih Pak Edu akhirnya muncul juga dari Papuanya. Kemudian BPJN
Papua Barat?

KETUA RAPAT:

Pak Dirjen, nanti sekalian Bapak sebutkan namanya Pak.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Siap.

KETUA RAPAT:

Ya.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Pak Udin? Pak Udin mohon? Pak Udin hadir tidak? Pak Udin
Mauludin? Pak Mauludin mohon hadir, mohon Pak Ases ditelepon Pak Udin
ini mungkin ke toiletnya telat ini. Pak Udin bisa hadirkah? Pak Gunadi?

BPJN :

Lanjut Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Siap. Maluku?

BPJN MALUKU:

Hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):
-9-

Terima kasih.

Kemudian Sulawesi Utara? Ini kami perkenalkan baru Pak, Pak Erik.
Sulawesi Utara? Ini Pak Erik hadir. Kemudian Gorontalo ini juga baru Pak
Agung Sutarjo.

BPJN SULAWESI UTARA:

Hadir Pak Dirjen, siap Pak Sulawesi Utara.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Oke siap. Pak Agung Sutarjo Gorontalo? Oh isolasi ya lagi isolasi. Ini
Sulawesi Utara ada wakilnya, ini mohon maaf Pak Agung Sutarjo masih
isolasi ya. Kemudian Sulawesi Tengah?

BPJN SULAWESI TENGAH:

Hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Pak Syukur ini yang, oke. Kemudian Sulawesi Tenggara? Pak Tulak.

BPJN SULAWESI TENGGARA:

Hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Terima kasih Pak Tulak.

Sulawesi Barat?

BPJN SULAWESI BARAT:

Hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Pak Budi Amin.

BPJN SULAWESI BARAT:

Hadir Bapak.
- 10 -

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Sibuk bencana Pak. Kemudian Sulawesi Selatan Pak Insal?

BPJN SULAWESI SELATAN:

Hadir Pak Dirjen, assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kemudian BPJN NTT Pak Mukhtar?

BPJN NTT:

Hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Terima kasih. NTB? Ini baru Pak, kami perkenalkan NTB Pak, silakan
NTB.

BPJN NTB:

Hadir Pak Dirjen, assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Ini Pak Reza.

BPJN NTB:

Hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Oke siap terima kasih Pak Reza.

BPJN NTB:

Ya Pak, siap.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):
- 11 -

Kemudian ke Kalimantan, Kalimantan Utara Pak Zamzami?

BPJN KALIMANTAN UTARA:

Hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kalimantan Timur Pak Junaidi?

BPJN KALIMANTAN TIMUR:

Hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kalimantan Selatan Pak Saoke?

BPJN KALIMANTAN SELATAN:

Hadir Pak, hadir Pak Dirjen, assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi


Wabarakatuh.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Wa'alaikumsalam. Kemudian Kalimantan Tengah ini baru Pak kami


perkenalkan Bapak Ibu sekalian, Pak Hardi Siahaan.

BPJN KALIMANTAN TENGAH:

Hadir Pak Dirjen, hadir Pak.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kemudian Kalimantan Barat Pak Herlan?

BPJN KALIMANTAN BARAT:

Hadir Pak, selamat pagi.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kemudian Jawa, Jawa Timur-Bali Pak Subki.

BPJN JAWA TIMUR-BALI:


- 12 -

Hadir Pak Dirjen, assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.,


selamat siang.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kemudian Jateng-DIY Pak Satrio?

DIRJEN JATENG-DIY:

Hadir Pak Dirjen, selamat pagi, assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi


Wabarakatuh.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kemudian DKI-Jabar Pak Hari?

BPJN DKI-JABAR:

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kelihatannya lagi di dapur ini suaranya. Kemudian Banten Bu Wida.

BPJN BANTEN:

Hadir Pak Dirjen, assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kemudian Lampung?

BPJN LAMPUNG:

Hadir Pak Dirjen. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Terima kasih.

Kemudian Bangka Belitung Ibu Rina?

BPJN BANGKA BELITUNG:


- 13 -

Hadir Pak Dirjen.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kemudian Sumatera Selatan Pak Syaiful?

BPJN SUMATERA SELATAN:

Hadir Pak Dirjen.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.


DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,
M.Sc.):

Kemudian Bengkulu Pak Murod? Pak Murod silakan. Ini hadir Pak.
Kemudian Jambi kami persilakan Pak Bosar.

BPJN JAMBI:

Jambi hadir Pak Dirjen. Mohon maaf Pak Dirjen, Pak Kabalai mohon
izin karena sedang flu jadi kami diganti diwakili oleh Kepala Seksi dan Satker-
satker Pak.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Oke, sudah di-PCR belum itu? Pastikan itu flu biasa bukan.

BPJN JAMBI:

Belum keluar hasil Pak.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Oke siap. Kemudian izin Pak Sumatera Barat Pak Pardede?

BPJN SUMATERA BARAT:

Pak Dirjen.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Ya terima kasih Pak Pardede. Kemudian Kepri Pak Faisal? Pak Faisal
apa hadir? Oke hadir Pak Faisal. Kemudian Riau?
- 14 -

BPJN RIAU:

Hadir Riau hadir Pak Dirjen.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Terima kasih Pak Yuliansyah.

Kemudian Sumut Pak Muhammad Rasyidi silakan.

BPJN SUMUT:

Hadir Pak Dirjen. Horas.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kemudian Aceh Pak Elvi silakan.

BPJN ACEH:

Hadir Pak Dirjen.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Baik terima kasih.

Itu mungkin Pak kami perkenalkan Kepala-kepala Balai kami. Bisa


dilanjut. Kami laporkan Pimpinan dan para Anggota Komisi V yang kami
hormati, Dipa awal kami ini...(rekaman terputus) yang 2020 Pak awalnya ada
ini refocusing menjadi sekitar 28,1Triliun.

Nah kemudian dalam perkembangannya ada penambahan untuk


alokasi PEN Pak, baik itu padat karya, maupun dukungan untuk food estate
dan kawasan industri menjadi total 30,455Triliun. Nah ini akan tetapi kami
laporkan di Dipa itu tercatatnya adalah 48,45Triliun karena ada catatan
anggaran tambahan yang biasanya di-LMAN Pak sekitar 17Triliun itu
diwajibkan dimasukkan ke kami.

Karena ini sebagai konsekuensi hasil audit karena asetnya di kami


maka ini harus tercatat anggarannya di kami walaupun spending-nya di LMAN
Pak, ini kami laporkan. Jadi 48Triliun itu yang memang dieksekusi langsung
oleh kami adalah sekitar 30Triliun.
- 15 -

Progress kami laporkan di 2020 untuk keuangan Pak, kita progress-


nya adalah 97,52% Pak. Adapun fisik 98,73%. Nah dari hasil 2020 ini capaian
kinerja kami adalah tentu ada pengaruhnya Pak terhadap target dari awal
339KM pembangunan jalan tol, yang tercapai adalah 246KM. Kemudian
pembangunan jalan baru dari target 500KM turun menjadi 463KM. Kemudian
jembatan dari 20.022 Meter, tercapainya 16.923 Meter. Flyover juga turun
banyak Pak, dari 2.819 Meter, tercapai hanya 983 Meter. Itu yang kami
laporkan.

Adapun padat karya Pak, padat karya kita ada beberapa bentuk PEN
yang mendukung pemulihan ekonomi. Yang pertama adalah padat karya rutin
jalan dan jembatan, ini yang kami mendengar ada keluhan dari Bapak dan Ibu
sekalian bahwa ini dibayarnya oleh kontraktor. Betul Pak yang di tahun 2020
padat karya rutin jalan jembatan itu masuk dalam skema long segment.

Jadi memang secara kontraktual itu dikelola oleh kontraktor, itu yang
rutin jalan dan jembatan, tetapi di 2021 kita ubah skemanya sehingga jadi
swakelola Pak rutin jalan dan jembatan untuk perbaikan saya kira dari koreksi
dari Bapak dan Ibu sekalian. Nah yang penuh swakelola adalah yang
revitalisasi drainase ini tercapai 0,98Triliun Pak dari rencana 1Triliun.
Kemudian pembelian TCM dan CPHMA dari 0,20Triliun tercapai 0,19Triliun.

Pembelian LWD secara kuantitas tercapai semua, yang Bokar tercapai


semua Pak secara anggaran. Kemudian Rosin Ester juga tercapai semua. Ini
kami sampaikan Pak di peta berikutnya sebaran rutin padat karya yang
memang secara cara proporsi itu banyak di Jawa dan Sumatera.

Lanjut, demikian juga drainase itu hampir lebih dari setengahnya


memang di Jawa dan Sumatera Pak, proporsi dari kegiatan-kegiatan padat
karya drainase. Adapun pembelian tambal cepat mantap kita usahakan ini
proporsional dengan panjang jalan dan tingkat kemantapannya.

Adapun LWD kita bagikan secara lebih merata Pak, ini guna LWD ini
adalah untuk pengendalian kualitas kepadatan tanah Pak. Bokar Kita
pusatkan di Sumatera dan Kalimantan Pak. Di Sumatera mayoritas 72%,
sisanya di Kalimantan.

Lanjut, Ester ini kita cukup sebar Ester ini adalah bahan untuk
pembuatan marka jalan buatan dalam negeri Pak. Jadi ini arahan Bapak
Menteri PUPR bahwa kita mulai memprioritaskan penggunaan dalam negeri,
sehingga kita lakukan pembelian.

Lanjut, itu yang kami sampaikan Pak di 2020. Kami ingin mengucapkan
terima kasih atas dukungan dan kerja sama seluruh Pimpinan dan Anggota
Komisi V. Sehingga walaupun situasi kita tidak begitu baik, tapi kita berhasil
melaksanakannya dengan cukup baik dalam keadaan anggaran yang
terbatas.
- 16 -

Kemudian untuk 2021 kami laporkan postur anggarannya. Anggaran


2021 ini sebelum kita refocusing Pak itu adalah 53,96Triliun dengan porsi
dukungan manajemen sekitar 6,52% dari anggaran itu. Pembangunan jalan
itu 15,96Triliun, pembangunan jembatan dan flyover underpass itu 7,29Triliun,
preservasi jalan dan jembatan 24,58Triliun dan dukungan jalan tol 3,52Triliun.

Kalau kita lihat per jenis belanja Bapak dan Ibu sekalian, bisa kita lihat
di berikutnya. Kita belanja dari 52,93Triliun belanja barang dan modal, itu
belanja barangnya 14,90Triliun, kemudian belanja modalnya 38,03Triliun.

Ingin kami sampaikan mungkin hal yang penting di sini Pak, bahwa dari
segi pengadaan Pak yang ditenderkan itu adalah 45,59Triliun, cuma
diantaranya 19,12Triliun tidak kita lakukan pengadaan karena itu merupakan
lanjutan Pak. Jadi yang dilakukan pengadaan itu adalah yang single years itu
20,99Triliun dan multi years contract baru 5,47Triliun. Jadi sekitar 26,5Triliun
itu yang kita lakukan tender di tahun ini, karena sisanya sudah kita tenderkan.

Nah ada juga yang memang tidak tidak akan kita tenderkan Pak
karena itu yang sifatnya swakelola seperti padat karya, pembelian produk-
produk UMKM, dan juga lahan, tanah pengadaan tanah dan kita ada
kewajiban untuk memberikan dukungan cash akibat rasionalisasi tarif tol.

Lanjut ini sampai tanggal 25 Januari Pak pukul 12.00 data kita
progress kita untuk Januari ini rencananya Januari ini kita diminta untuk
menyerap sekitar 7,38% atau 3,83Triliun yang Januari ini, tapi yang sekarang
ini yang sampai tanggal 25 ini kami yang terserap Pak baru 1,52Triliun atau
2,82%.

Ini sisa waktu seminggu ini kita memang harus menyerap cukup
banyak Pak hampir 6Triliun. Kenapa belum terserap karena memang
sebagian besar teman-teman menunggu jadwal...(rekaman suara kurang
jelas) ke tiket tanggal 25 kemarin Pak. Jadi kita harapkan hari-hari ini kita bisa
ada pembayaran yang cukup signifikan.

Kemudian kami sampaikan sedikit evaluasi Pak mengenai pengadaan


yang sudah berjalan sampai dengan 25 Januari ini Pak. Ini dari 783 paket,
kita total ada 1.438 paket Pak, yang sudah sekarang 783 paket. Ini kami
sampaikan Pak yang paket di atas 100Miliar itu adalah 41 paket. Kemudian
yang 50 sampai 100Miliar di mana sudah disampaikan arahan oleh Pak
Menteri bahwa di sini BUMN gak boleh masuk itu ada ada 65 paket.

Sedangkan yang menengah 651 paket dan yang kecil 26 paket. Ini
yang per 25 Januari Pak. Ini bisa kami lanjutkan itu yang fisik Pak, mungkin
yang lebih penting lagi adalah ingin kami sampaikan, kondisi kita yang perlu
jadi perhatian adalah bahwa dari 278 paket itu Pak yang menawar yang
kontraknya kurang dari 70% itu ada 7 paket Pak dari 278 yang sedang
berjalan. Kemudian yang banyak adalah di antara 70 sampai 90% itu ada
sekitar 186 paket. Sedangkan yang diatas 90% itu hanya ada 85 paket.
- 17 -

Jadi jelas ini Pak yang di bawah 80% ada...(rekaman suara kurang
jelas) 7 paket dari 278, ini potensi bermasalah ini yang memang kita harus
awasi bersama-sama agar baik pencapaian waktu, kuantitas dan mutunya
tercapai Pak.

Nah apabila kita lihat di kotak yang kanan Pak, itu adalah dari jasa
konsultasi yang sudah terlelang ada 101 paket. Ini relatif dari segi penawaran
itu lebih sehat, yang di bawah 80% hanya 1 paket dari 101 paket, sisanya
sudah di atas 80%, bahkan setengahnya itu di atas 90%. Jadi ini saya kira
potensi-potensi masalah yang sudah kita identifikasi di 2021 akibat
penawaran lelang yang terlalu rendah. Itu yang kami sampaikan Pak
mengenai 2021.

Kemudian berikutnya adalah mengenai kami ingin menjelaskan


mengenai jalan tol Pak. Jadi kami sudah menyusun rencana jalan tol untuk
jangka panjang kira-kira horizonnya adalah tahun 2050 itu total kita ini
membutuhkan 18.088 KM jalan tol yang berfungsi sebagai Backbone jaringan
jalan secara keseluruhan agar tercapai travel time kita yang kita inginkan,
yaitu 1,5 jam per 100 KM Pak, yang ini kira-kira benchmark-nya sama seperti
Malaysia di tingkat itu. Jadi kita membutuhkan backbone, karena kalau di luar
tol susah sekali mengembangkan kecepatan akibat side the prediction dan
masalah-masalah lain.

Nah ini adalah jangka panjangnya kita sudah susun. Kondisi saat ini
yang sudah beroperasi adalah 2.342 KM dan sedang dalam konstruksi sudah
mulai konstruksi artinya mulai dari pengadaan tanah dan seterusnya itu 1.500
KM, yang dalam persiapan artinya belum memulai pengadaan tanah itu
adalah 14.000 KM secara bertahap tentu, karena ini adalah jangka panjang.

Nah ini capaian sejauh ini kami sampaikan secara skematis. Saat ini
Pak sampai bulan Januari ini sudah beroperasi 2.342 KM jalan tol. 790 KM
beroperasi itu adalah sampai 2014. Kemudian di 2015-2019 ada penambahan
1.298 KM dan rencananya kita akan menambah di 2020-2024 itu adalah
2.536 KM.

Jadi kita harapkan ini target kita, walaupun kami menyadari situasi
terakhir karena kondisi ekonomi dampak pandemi ini bukan target yang
mudah dicapai, itu total kita harapkan ada 4.630 KM jalan tol yang beroperasi.
Ini kira-kira inline dengan arahan RPJMN di mana kita di RPJMN
diindikasikan target jalan tol baru itu adalah 2.500 KM Pak. Ini kami
sampaikan detailnya, kami tidak akan jelaskan silakan sudah ada di hard copy
yang sudah dibagikan.

Lanjut, nah ini problem Pak dengan pemenuhan jalan tol ini, hasil
penajaman kami bahwa untuk untuk RPJMN sampai 2024 ini dengan target
2.537 KM ini, kami sampaikan kami tidak akan jelaskan yang skema 234
bahwa ini indikasi-indikasi dari RPJMN itu ada 4.700 KM kira-kira, kemudian
kita nanti lihat dengan budget constraint utamanya Pak, baik itu dari segi
tanah maupun dukungan konstruksi sehingga kita tajamkan untuk 2024 itu
adalah targetkan 2.537 KM.
- 18 -

Ini pun kami sampaikan secara terbuka bahwa ini bukan hal yang
mudah karena kita membutuhkan biaya tanah 55,2Triliun. Di mana biaya
tanah ini dialokasikannya adalah di Kementerian Keuangan atau 13,7Triliun
per tahun. Nah ini kami laporkan Pak untuk 2021 ini kita hanya dialokasikan
5,93Triliun. Jadi ini ada ketidakpastian pemenuhan biaya pengadaan tanah.

Kemudian dukungan yang dibutuhkan itu adalah 171,8Triliun, di mana


148Triliunnya sendiri adalah untuk dukungan yang Trans-Sumatera. Ini yang
anggarannya sejauh ini yang kita sudah coba. Kita sekarang sedang coba
Pak Trans-Sumatera ini tantangan yang luar biasa. Kita sudah ajukan blue
book itu sekitar 3Miliar Dolar untuk kita proses di-loan itu baru hanya sekitar
40-an Triliun Pak, 42Triliun dari 108Triliun untuk dukungan Trans-Sumatera.

Nah Trans-Sumatera ini memang agak unik Pak, karena bangunan


hukumnya dulu ya sesuai Keppres itu Trans-Sumatera itu penuh adalah
penugasan. Jadi skemanya penugasan pada HK di mana negara
membantunya bukan dengan dukungan konstruksi tapi dengan PMN Pak.

Nah sampai sekarang ini Pak setelah kita evaluasi sampai sekarang
yang sedang berjalan ternyata ada defisit PMN yang belum bisa dipenuhi itu
sebesar 60Triliun. Ini...(rekaman terputus) defisit PMN sehingga HK ini
sekarang kalau ini tidak segera dipenuhi PMN-nya, otomatis mungkin bahasa
langsungnya adalah itu proyek konstruksi yang sekarang berjalan pun
berhenti. Ini yang kita sudah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan,
dengan Kemenko bagaimana kita agar Kementerian Keuangan bisa 60Triliun
ini bisa diinput secara cepat dan kita sekarang sedang melakukan audit Pak
terhadap Trans-Sumatera ini yang dilakukan oleh Hutama Karya.

Nah akibat ini, ini hanya untuk yang sedang berjalan Pak. Ini yang tidak
berjalan PMN-nya sudah HK kelihatannya sudah kerepotan, sehingga
akhirnya muncul dukungan ide dukungan konstruksi yang tidak ada dalam
Keppres sebenarnya. Jadi ini kalau dukungan Keppres harus masuk terpaksa
kita harus ubah Keppres mengenai Trans-Sumatera ini. Karena kita butuh
dukungan tiba-tiba kita butuh dukungan dari Bina Marga sebesar 148Triliun
hanya untuk Trans-Sumatera.

Jadi isunya ada 3 Pak masalah tol ini. Yang pertama adalah PMN yang
luar biasa defisitnya, jadi hitung-hitungan Hutama Karya negara mestinya
mendukung 60Triliun.

Yang kedua adalah pengadaan tanah, pengadaan tanah ini butuh


biaya yang luar biasa besar, ya perkiraan penajaman kita adalah sekitar 52
koma Triliun ya, tapi kalau melihat sekarang pola anggaran di tahun ini yang
hanya 5,93 Triliun, terus terang saja ini tantangan luar biasa dan yang ketiga
adalah dukungan konstruksi yang totalnya 171,8Triliun sampai 2024.

Ini kami selagi mencari cara bagaimana kita bisa mobilisasi ada dua
sebagaimana mencari uangnya dan bagaimana melaksanakannya dalam
waktu 3 tahun ini, untuk sebesar itu adalah tantangan yang luar biasa. Jadi
- 19 -

ini, tapi ini target kami sementara Pak sambil kita mencari menajamkan terus
sejauh mana kita bisa mencapai target yang sudah kita tajamkan ini. Itu Pak
yang mengenai jalan tol.

Lanjut, ini saya kira ininya Pak lokasi-lokasi pemenuhan RPJMN yang
kita tajamkan tadi, tentunya dengan catatan bahwa kita ada tiga isu yang
sebagian besar itu adalah di luar kewenangan atau di luar katakanlah, tidak
mungkin hanya Kementerian PUPR saja yang bisa memenuhi. Karena itu
perlu melibatkan Kementerian Keuangan, Bappenas dan Kemenko dan
tentunya Kementerian BUMN.

Lanjut, ini lokasi-lokasi yang untuk RPJMN 2024 ya yang butuh


dukungan 171,8Triliun. Yang sudah kita secure adalah yang sudah kita
lakukan Menado-Bitung Pak, kemudian Balikpapan-Samarinda dan
Cisumdawu. Ini Cisumdawu evaluasi kita terakhir juga masih butuh tambahan
dukungan sekitar 150Miliar, ternyata karena ternyata di sana ada potensi
longsor yang cukup besar Pak.

Lanjut, jadi permasalahan utamanya ini kita butuh lahan Pak 55Triliun
yang kemungkinan tadi itu kalau kita melihat pola lokasi LMAN saat ini, ini
akan sulit begitu ya Pak, ini kita masih perlu komunikasi dengan Kementerian
Keuangan. Kemudian yang backbone Trans-Sumatera 148Triliun dan juga
kita ada dukungan di luar Trans-Sumatera yang totalnya tadi 178Triliun. Ini di
luar kami sampaikan masalah PMN yang terkait dengan Hutama Karya di
Trans-Sumatera.

Lanjut, kemudian Pak ini memang sebenarnya bukan full government


problem Pak yang masalah divestasi ini. Divestasi ini adalah permasalahan
yang terkait dengan PT. Waskita Karya Pak. Jadi Waskita Karya memang
perlu melakukan divestasi karena berada dalam kesulitan likuiditas, ini ada 9
ruas Pak.

Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-


Parapat, Cibitung-Cilincing, Cinere-Serpong, Bogor-Ciawi-Sukabumi,
kemudian Depok-Antasari, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, kemudian
Grianligandi-Gunder-Manyar, tapi ini semuanya adalah corporate action Pak.
Jadi kami tidak masuk terlalu dalam, kecuali kalau Waskita Karya butuh
dukungan yang bisa kita lakukan Pak.

Lanjut, kemudian mengenai jaringan jalan nasional, pada kesempatan


ini juga kami ingin menyampaikan Pak, bahwa total jaringan jalan kita itu ada
sekitar 539.353 KM, jadi hampir 540.000 KM, tercatat Pak jalan nasional kita
47.017 KM. Kondisinya sekarang ini 91,27% mantap Pak. Jadi artinya Pak ini
ada sekitar 4.000 KM jalan kita yang kondisinya rusak ringan dan rusak berat,
ini yang sekarang ini menjadi sumber viral.

Jadi akibat kita selalu punya proporsi jalan yang rusak ringan rusak
berat, kami hitung Pak biaya preservasi kita itu tinggi. Jadi kita itu bisa
menekan biaya preservasi per Kilo Meter kalau jalannya memang kita
- 20 -

mantapkan keseluruhannya Pak. Karena kalau kita memperbaiki jalan yang


rusak itu bisa tiga kali empat kali dibanding kita melakukan tindakan preventif.

Ini yang memang kita sampai sekarang belum punya policy hitungan
kami untuk annual itu kita butuh sekitar 20Triliun Pak, itu kita bisa menekan
kira-kira biaya preservasi jalan di sekitar 12,5Trilun per tahun. Sekarang ini
posisi kita adalah di 24-25 Triliun per tahun dan itupun jalannya banyak
keluhan begitu.

Ini strategi-strategi preservasi ini yang sedang kami mintakan dan kami
juga sudah komunikasikan dengan Pimpinan, bagaimana kita angka
kemantapan ini bisa di 100%. Karena angka 100% mantap itu Pak kita
mantap itu adalah baik dan sedang gitu, artinya tidak baik semua.

Kalau yang baik betul itu adalah 19.000 KM saja gitu, sisanya sedang
dan bahkan marjinal, sedang menuju ke arah rusak ringan. Jadi kalau kami
hitung-hitung ini ada sekitar 7.000-8.000 KM jalan kita yang posisinya
marginal Pak. Jadi ini preservasi amanat undang-undang itu adalah prioritas,
tapi itu kita bisa masih bisa masih belum bisa lakukan secara penuh karena
banyaknya tuntutan dari pembangunan jalan-jalan baru Pak.

Jadi ini dari kita lihat dari Renstra Pak, target kita sebenarnya di 97%
Pak dan itu dibutuhkan 142,7Triliun Pak. Kalau kita sekarang angka-
angkanya diantara 20-25Triliun pertahun. Jadi kira-kira angka kita preservasi
itu Seratus Seratus Dua Puluh Lima Triliun per tahun paling bagus itu. Jadi
besar kemungkinan target kemantapan ini tidak akan tercapai.

Baik Pak itu kondisi jaringan jalan kita yang memang kita sekarang lagi
pikirkan bagaimana strategi kita menggeser preservasi kita yang sifatnya
reaktif menjadi lebih ke preventif. Tapi itu butuh anggaran yang besar untuk
renewal Pak, bagaimana kita memantapkan jalan kita secara keseluruhan
sehingga kita bisa menekan biaya preservasi tahunan.

Kami tidak akan mendetailkan Pak ini masalah status jalan nasional,
tapi secara ringkas saja bahwa kita memang dari bangunan hukum kita, kita
mengenal dari segi fungsi dan status Pak, ada yang memang statusnya itu
yang berkaitan dengan kewenangan ada jalan nasional, jalan provinsi dan
seterusnya dan ini ada kriterianya memang Pak. Kriteria untuk jalan nasional,
saya lanjut ke seterusnya mungkin saya akan skip ini masalah detail ini ke
fungsi jalan dalam sistem jaringan jalan.

Jadi jalan nasional itu intinya adalah Jalan Arteri Primer dan Jalan
Kolektor Primer ini menurut bangunan hukum yang ada. Nah yang disebut
Arteri Primer adalah menghubungkan antar pusat kegiatan nasional atau
antar PKN dan PKW atau antara PKN dan atau PKW dan pelabuhan utama
minimal pelabuhan pengumpul. Kemudian antar PKN dan atau PKW dan
bandar udara pengumpul primer atau sekunder atau tersier.

Kemudian yang Kolektor Primer adalah antar Ibu Kota Provinsi ini yang
masuk ke kriteria jalan nasional menurut bangunan hukum yang ada
- 21 -

sekarang. Jadi kita lihat betul Pak bahwa penetapan jalan Arteri Primer, Jalan
Kolektor Primer itu bergantung betul kepada rencana tata ruangnya. Kami ada
kesulitan sekarang misalnya begini sekarang di Pansela itu kita investasi
besar-besaran, padahal Pansela itu tidak memenuhi kriteria ini Pak.

Jadi sekarang ini semuanya non-status. Ini nanti kami akan koordinasi
dengan BPIW, bagaimana agar begitu kita memang secara politik komit
membangun Pansela, di sana juga dikembangkan secara tata ruang PKN Pak
gitu. Ini yang sekarang tidak ada. Jadi tata ruangnya tidak mengikuti.

Nah ini kami sampaikan Pak terakhir tahun 2015 Pak SK Jalan
Nasional kita panjangnya 47.000 KM. Ini secara kalau kita lihat secara
periodik memang selalu mengalami peningkatan Pak jumlahnya.

Lanjut, jadi ini keterkaitan antara tata ruang wilayah dan status jalan
Pak, ya seperti tadi kami sebutkan ya kriteria jalan nasional juga
hubungannya dari segi kawasan pusat kegiatan dan juga dari segi dia
sebagai bagian dari sistem transportasi nasional. Yaitu mendukung kalau kita
bicara pelabuhan itu adalah pelabuhan utama minimal pelabuhan pengumpul.

Nah ini yang saya mohon bantuan karena saya paham bahwa Bapak-
bapak kadang-kadang ada usul ini harus dibangun jalan ke pelabuhan. Nah
pastikan di Kementerian Perhubungan bahwa pelabuhannya minimum
minimal ada pelabuhan pengumpul, sehingga kita tidak keluar dari bangunan
hukum jalannya Pak.

Itu adalah kalau bandara itu bisa sampai ke tersier. Kemudian


angkutan penyeberangan itu harus sesuai dengan kelas 1 Pak. Kemudian
kalau terminal darat itu harus tipe A. Nah ini agar kita melaksanakannya
masih dalam koridor.

Nah kemudian Pak jalan nasional itu dari mana sih sumbernya? Kalau
kami lihat itu ada dua Pak. Pertama mengubah fungsi atau status jalan yang
lebih rendah. Dari jalan provinsi, jalan kabupaten diubah jalan nasional atau
jalan-jalan yang kita bangun baru itu kemudian menjadi penambahan jalan
nasional. Nah untuk yang pertama tadi Pak, ada beberapa persyaratan yang
diatur oleh Permen PU Nomor 19 Tahun 2011.

Yang pertama itu Pak yang golongan pertama adalah yang dari jalan
daerah ini Pak. Kondisi jalan minimal kemantapannya sedang dan sifatnya
sudah di...(rekaman suara kurang jelas) bukan jalan tanah. Kemudian lebar
jalannya minimal 6 Meter, kemudian ROW-nya sudah 25 Meter. Kemudian
ada mampu menjaga tata guna lahan di sekitar jalan itu dan jalannya
ditangani secara baik oleh Pemda yang bersangkutan. Ini adalah kriteria yang
diatur dalam Permen PU Nomor 19 Tahun 2011.

Nah ini berdasarkan hal-hal tadi Pak, kita targetkan kami laporkan
bahwa pertengahan tahun ini kita sudah keluarkan SK mengenai status jalan
nasional yang baru dengan memperhatikan segala aturan-aturan yang ada
yang terkait dengan status jalan. Nah kami laporkan bahwa dari hasil
- 22 -

pengukuran riil di lapangan dari 47.000 sekian itu riilnya adalah 46.916 KM ini
riilnya setelah kita lakukan pengukuran ulang. Nah exercise kami Pak
mengenai evaluasi golongan pertama calon jalan nasional, yaitu jalan daerah
ada 357 KM yang bisa di-upgrade memenuhi syarat naik jadi jalan nasional.
Kemudian ada 967 KM yang berpotensi di-down grade malah Pak menjadi
jalan darah karena berubah, misalnya karena bisnis jalan nasional itu adalah
lalu lintas jarak jauh dan antarkota.

Kalau dia sudah sangat urbanized itu lebih cocok menjadi jalan kota
Pak gitu. Itu potensinya adalah 167 KM, sedangkan non-status dari kelompok
2 itu ada 1.530 KM. Sehingga total ini indikasi awal kita Pak sampai saat ini
masih kita pertajam, itu perkiraan SK jalan nasional yang baru itu adalah
panjangnya dari 46.000 riil 916 meningkat menjadi 47.836 KM.

Nah keseluruhan potensi Pak yang totalnya itu potensinya itu ada
13.000 KM sebenarnya memang perlu ditingkatkan dulu apa perlu di apa
namanya dikatakanlah dari jalan tanah perlu kita jadi jalan dengan
perkerasan. Saya kira itu Pak yang bisa kami laporkan mengenai jalan
nasional.

Kami juga ingin menyampaikan untuk 2021 yang berkaitan dengan


penanganan 2021 per provinsi Pak ini saya tidak akan sampaikan satu per
satu. Silakan Bapak dan Ibu sekalian lihat. Ini kami sudah sampaikan per
provinsi Pak kegiatan kegiatannya apa saja dan saya ingin menyoroti khusus
masalah jembatan gantung Pak. Jadi jembatan gantung itu ada beberapa hal
yang harus kita lakukan itu sampai itu siap terbangun.

Yang pertama adalah bahwa itu ada keyakinan bahwa itu akan
diterima oleh Pemda-nya karena kita saat ini baru sedikit sekali jembatan
gantung kita yang diterima oleh Pemda karena satu dan lain hal. Jadi kami
mohon ada koordinasi yang baik dari yang masalah jembatan gantung ini
untuk dapat kita lakukan fisiknya dengan confidence Pak. Karena hasil audit
BPK kita banyak catatan soal jembatan gantung ini, kami mohon bantuan
Bapak dan Ibu sekalian.

Yang kedua, pastikan Pak lokasinya karena masih banyak yang


goyang. Karena kami itu butuh untuk melakukan survei dan mendesain Pak
itu butuh waktu juga dan juga kami harus mengevaluasi ketersediaan
bangunan atasnya. Jadi ini harus dikoordinasikan, jadi mohon agar tidak
terlalu dinamis Pak ya, karena kami nanti kesulitan. Pokoknya kita pesan
bangun atas 100, tahu-tahunya butuhnya 150 ini kan jadi repot kita.

Jadi kami mohon Pak secara langsung tidak harus melalui saya tidak
lama, koordinasi dengan Bapak Direktur Jembatan Pak Yuda dan Kepala
Balainya. Sehingga kita pastikan karena pengalaman tahun sebelumnya
jembatan gantung itu dibangun di akhir Pak jadinya. Karena itu tadi masalah
desainnya belum siap jadinya kepastian lokasi dan sebagainya. Ini kami
mohon dukungan agar lelang jembatan gantung ini bisa kita lakukan lebih
awal, bisa selesai lebih awal secara pasti secara clear gitu Pak.
- 23 -

Itu saja Pak Pimpinan yang bisa kami sampaikan, sekali lagi kami
ucapkan terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya di 2020 dalam masa
yang sulit ini, saya kira 2021 juga masa yang sulit. Adapun mengenai
potongan Pak yang refocusing mohon maaf maksud saya, itu kita kira-kira
kena 7Triliun Pak dan itu kita akan fokuskan kepada pekerjaan-pekerjaan
yang sifatnya pembangunan, tapi yang padat karya yang lain-lain kami
berusaha secure Pak, tapi yang sifatnya pembangunan atau kesiapan
desainnya belum siap kita tunda saja sekalian.

Nah ini masih kami godok Pak belum bisa kami laporkan, mungkin
nanti setelah Pak Menteri nanti mungkin yang melaporkan...(rekaman suara
kurang jelas).

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Mempersingkat waktu silakan Pak Dirjen Bina Konstruksi.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Terima kasih.

Yang kami hormati Pimpinan Komisi V,


Yang kami hormati para Anggota Komisi V.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh,


Selamat siang dan salam sejahtera buat kita semua.

Izinkan Bapak sebelum kami memperkenalkan kawan-kawan Balai


BP2JK, kami ingin memperkenalkan kebetulan salah satu Eselon II kami ada
pergantian Bapak, Direktur Kompetensi kami Pak Dedi ini yang baru Bapak.
Kemudian untuk Balai-balai kami urut dari Sumatera dari Aceh mungkin untuk
mempersingkat begitu saya panggil Bapak...(rekaman suara kurang jelas).
Baik saya mulai dari yang ...(suara tidak terekam).

BP2JK KLATEN:

Dari Klaten hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Pak Untoro, Jawa tengah Pak Untoro? Ada. DIY, Pak Yanuar?
- 24 -

BP2JK JAWA TENGAH:

Hadir Pak Jawa Tengah Pak.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Siap. Pak Yanuar? Oke ada. Jawa Timur, Pak Dodi? Oke. Kemudian
bergeser ke Bali Pak Tjok?

BP2JK BALI:

Selamat siang Bapak.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Ya. Pak Tjok?

BP2JK D.I.Y:

Izin Pak, Yanuar.

BP2JK BALI:

Siap, siap Bapak.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

NTB, Abdul Pagus Pitra?

BP2JK NTB:

Siap Bapak, hadir.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Hadir. NTT Pak Dishilmi?

BP2JK NTT:

Hadir Pak.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Oke. Kita pindah Kalimantan. Pak Aditia Kalimantan Utara?


- 25 -

BP2JK KALIMANTAN UTARA:

Siap Bapak, hadir.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Ada, oke. Kalimantan Barat, Pak Anton?

BP2JK KALIMANTAN BARAT:

Hadir Pak, siap.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Hadir. Kalimantan Tengah, Pak Riza?

BP2JK KALIMANTAN TENGAH:

Hadir Pak, siap.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Kalimantan Selatan sudah sembuh Pak Husnan?

BP2JK KALIMANTAN SELATAN:

Izin Pak, masih isolasi mandiri Pak, hadir.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Baik, cepat sehat Pak Husnan.

BP2JK KALIMANTAN SELATAN:

Siap Bapak siap Pak Dirjen.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Kalimantan Timur, Pak Loso? Pak Loso? Kaltim, Pak Loso?

BP2JK KALIMANTAN TIMUR:

Hadir Pak Dirjen.


- 26 -

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Ada. Gorontalo, Pak Topo?

BP2JK GORONTALO:

Topo hadir Bapak, Gorontalo.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Baik, Sulawesi Utara, Pak Raja?

BP2JK SULAWESI UTARA:

Siap Pak. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Hadir


Pak.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Sulawesi Barat, Pak Endio?

BP2JK SULAWESI BARAT:

Hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Kami sekalian lapor Pak, jadi untuk Sulawesi Barat Pak karena kondisi
gempa kami geser operasional di Makassar Bapak. Kemudian Sulawesi
Tengah, Pak Roni?

BP2JK SULAWESI TENGAH:

Siap hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Ada ya. Sulsel Bu Asra? Sulsel? Bu Asra?

BP2JK SULAWESI SELATAN:

Hadir Pak.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh Pak Dirjen.


- 27 -

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Wa'alaikumsalam.

BP2JK SULAWESI SELATAN:

Hadir Pak hadir.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Siap, siap. Sultra, Pak Syaiful?

BP2JK SULAWESI TENGGARA:

Hadir Bapak, siap.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Mana Pak Syaiful?

BP2JK SULAWESI TENGGARA:

Hadir Pak, hadir Pak, hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Maluku Utara, Pak Sadin?

BP2JK MALUKU UTARA:

Siap hadir Pak Dirjen, assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi


Wabarakatuh.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Wa'alaikumsalam Pak Sadin. Maluku, Pak Sofyan?

BP2JK MALUKU:

Hadir, assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh Pak Dirjen.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Baik. Kemudian Papua Barat?


- 28 -

BP2JK PAPUA BARAT:

Hadir Pak Dirjen, siap.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Kami lapor Pak, Papua Barat juga baru Pak, ini Pak Wijayanto.
Kemudian Papua, Pak Hanung?

BP2JK PAPUA:

Hadir Pak Dirjen. Hadir Pak.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Ini juga baru Pak, Papua. Kemudian izin Pak, kami juga selain BP2JK,
kami ada Balai Jasa Konstruksi Wilayah ada tujuh Pak ingin kami perkenalkan
sekalian Pak. Di Aceh, wilayah Aceh, Pak Hilal?

BALAI JASA KONSTRUKSI WILAYAH ACEH:

Ya Pak.

Selamat pagi Pak,


Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Oke. Pak Nanan, Sumsel?

BALAI JASA KONSTRUKSI WILAYAH SUMATERA SELATAN:

Assalaamu'alaikum.

Hadir Pak Dirjen.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Baik,...(rekaman suara kurang jelas) DKI?

BALAI JASA KONSTRUKSI WILAYAH DKI JAKARTA:

Hadir Pak, Jakarta hadir Pak.


- 29 -

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Pak Edi, Jawa Timur?

BALAI JASA KONSTRUKSI WILAYAH JAWA TIMUR:

Baik Pak, hadir Pak, assalaamu'alaikum.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Wa'alaikumsalam. Pak Modi, Kalsel?

BALAI JASA KONSTRUKSI WILAYAH KALIMANTAN SELATAN:

Hadir Pak, assalaamu'alaikum.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Wa'alaikumsalam...(rekaman suara kurang jelas) Papua, Pak Adi


Saputra?

BALAI JASA KONSTRUKSI WILAYAH PAPUA:

Hadir Pak, assalaamu'alaikum.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Baik, baik.

Bapak Ibu yang kami hormati.

Kami pada siang hari ini didampingi oleh seluruh Kepala Balai 34
Kepala Balai BP2JK dan 7 Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah.

Lanjut, kami laporkan untuk Pagu Anggaran 2021 Ditjen Bina


Marga...(rekaman suara kurang jelas) koma Tujuh Miliar, terdiri dari belanja
pegawai sebesar 171,1Miliar atau 22%. Kemudian belanja modal sebesar
37,3Miliar atau 4,9%, kemudian belanja barang operasional sebesar
80,8Miliar atau 10,7% dan belanja barang non-ops 468,5Miliar atau 61,8.

Lanjut, kemudian kalau kita berdasarkan pohon anggaran dari


757,7Miliar itu terdiri dari belanja pegawai 171 ini untuk gaji dan tunjangan
kepada 49 Satker. Kemudian belanja barang operasional 80,8Miliar ini untuk
operasional 49 Satker, terdiri dari untuk pemeliharaan aset, langganan daya
dan jasa, kemudian honor kesatkeran. Kemudian belanja barang non-ops-nya
- 30 -

sebanyak 468,5Miliar atau 61,8 ini untuk pembinaan kompetensi tenaga kerja
konstruksi sebesar 13Miliar.

Kemudian pembinaan pengadaan jasa konstruksi 10Miliar, pembinaan


manajemen keselamatan konstruksi 6,5Miliar, pembinaan penyelenggaraan
jasa konstruksi 12Miliar, kemudian pembinaan...(rekaman suara kurang jelas)
kelembagaan dan dukungan material peralatan dan tenaga konstruksi
12,5Miliar, kemudian penyelenggaraan...(rekaman suara kurang jelas) Eselon
I 10Miliar, kemudian untuk SIJK 5Miliar, untuk kesekretariat lembaga LPJK
12Miliar, kemudian untuk honor Pokja dan SDML sebanyak 147 dan PNBP
6,6Miliar.

Kemudian ada untuk belanja barang non-ops itu sebesar 233,7Miliar


atau 30%, ini untuk 34 Balai BP2JK sebesar 56,2Miliar dan 7 Balai Jasa
Konstruksi Wilayah sebesar 177,5.

Kemudian rinciannya Bapak Ibu berdasarkan Eselon II, ini untuk


pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang tadi sebesar 13Miliar, ini
untuk NSPK sebesar 1Miliar, SKKNI dan modul pelatihan 5,1, instruktur dan
assesor 1Miliar, penjaminan mutu pelatihan 0,9 Miliar, kemudian
pengembangan profesi kelanjutan 2,1, MRA 1,5 dan penatausahaan 1,5.

Kemudian untuk pembinaan pengadaan jasa konstruksi sebesar


157Miliar terdiri dari; untuk pembuatan SPK 2,2, kemudian kinerja UKPBJ dan
UPTBBJ 2,4, kepatuhan intern 2,3, kinerja penyedia jasa konstruksi 2,1,
honor dan SBML 1,47, kemudian pembinaan dan penatausahaan 1,1Miliar.

Kemudian pembinaan sistem manajemen keselamatan konstruksi


untuk NSPK konsep berkelanjutan sebesar 2,5, penerapan NSPK konsep
berkelanjutan 4Miliar.

Kemudian yang keempat pembinaan penyelenggaraan jasa konstruksi


12 Miliar, peruntukkannya untuk pembuatan NSPK 4,3, penerapan NSPK
penyelenggaraan jasa konstruksi 4,3, kerja sama dalam dan luar negeri
2Miliar, penatausahaan 1,5Miliar.

Kemudian yang kelima pembinaan kinerja kelembagaan, ini untuk


pembuatan SMPK 3,9, untuk UPD Sub urusan Jalan, Jakon maaf 1,7,
kemudian kinerja kelembagaan 1,6, dukungan rantai pasok MPK teknologi
dan TKDN 1,8, pembinaan Jafung 2Miliar dan penatausahaan 1,5 Miliar.

Kemudian untuk penyelenggaraan layanan...(rekaman suara kurang


jelas) Eselon I ini sebesar 15, untuk perencanaan kepegawaian dan hukum
dan...(rekaman suara kurang jelas) 7,7, untuk sistim SIJK atau sistem
informasi Jakon terintegrasi 7,3 dan kebutuhan Sekretariat LPJK ini 12Miliar
dan PNBP 6,7Miliar.

kemudian ini rinciannya Bapak Ibu untuk pembuatan NSPK


peningkatan kompetensi ini untuk pembina pengadaan jasa konstruksi. Jadi
dalam pembuatan NSPK barang jasa konstruksi sebesar 2,1 ini rinciannya
- 31 -

seperti ini untuk penyusunan bahan kebijakan baik harmonisasi. Kemudian


mungkin izin Bapak, kami tidak bacakan satu persatu Bapak karena banyak.
Jadi intinya bahwa ini adalah kegiatan di semua secara rinci di unit Eselon II.

Kita lanjut saja ke breakdown output Balai. Jadi kami laporkan Bapak
seperti kami laporkan di depan untuk Pagu Balai yang terdiri dari 34 Balai
Pemilihan Jasa Konstruksi dan 7 Balai Jasa Konstruksi sebesar 233,7 itu
untuk empat 56,2Miliar di 34 BP2JK, ini dananya untuk kegiatan pelayanan
pemilihan jasa konstruksi. Kemudian untuk 7 BJKW ini peruntukkannya
sebesar 177,5Miliar peruntukannya adalah untuk pelatihan atau sertifikasi
vokasional ini diperuntukkan kepada SMK, Politeknik dan Perguruan Tinggi.
Targetnya pada Tahun Anggaran 2021 sebanyak 48 orang dengan nilai
96,1Miliar.

Kemudian kami juga akan melakukan pelatihan atau sertifikasi TKK


atau Tenaga Kerja Konstruksi, targetnya pada Tahun Anggaran 2021
sebanyak 76.300 orang dengan dana 74,4Miliar. Kemudian ada pelaksanaan
tugas konkuren sebanyak 7Miliar.

Kemudian kami laporkan juga sebarannya Bapak Ibu yang kami


hormati. Untuk rencana pelatihan atau pembinaan tenaga kerja konstruksi di
2021 di wilayah 1 atau meliputi Aceh, Sumut, Sumbar, Kepri rencananya
sebanyak 17 orang 17.000 orang, di mana yang reguler sebanyak 10.500
orang dan vokasi 6.500 orang.

Kemudian wilayah 2 ini di Sumatera Selatan kantornya, cakupan


wilayahnya Sumsel, Bengkulu, Babel, Jambi dan Lampung, ini targetnya
adalah 16.000 orang terdiri dari pelatihan yang reguler 10.500 orang,
kemudian yang vokasional 5.500 orang. Kemudian untuk DKI wilayah 3 ini
cakupan wilayahnya Banten, DKI, Jawa Barat, rencananya 28.400 orang,
terdiri dari reguler reguler 16.900 orang dan vokasional 11.500 orang.
Kemudian wilayah 4 ini berkedudukan di Jawa Timur, cakupan wilayahnya
Jateng, D.I.Y, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT.

Targetnya 22.000 orang terdiri dari reguler 10.500 orang dan vokasi
11.500 orang. Kemudian untuk Kalimantan di BJK wilayah 5 ini berkedudukan
di Kalimantan Selatan atau di Banjarmasin. Cakupannya untuk Kalbar,
Kalteng, Kaltim, Kalsel dan Kaltara. Targetnya 16.000 orang dengan rincian
reguler 10.500 orang dan vokasional 5.500 orang. Kemudian untuk Sulawesi
ini berkedudukan di Sulawesi Selatan dan cakupan wilayahnya Sulut,
Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sutra dan Sulsel.

Targetnya 15.500 orang, terdiri dari 10.500 orang reguler dan 5.500
vokasional. Kemudian untuk wilayah 7 atau di Papua, cakupan wilayahnya
Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, rencananya 9.400 orang
terdiri dari 6.900 orang reguler dan 2.500 orang vokasional.

Kemudian untuk sebaran pembinaan tenaga kerja konstruksi


berdasarkan sebaran provinsi, ini untuk Aceh sebanyak 200, kemudian Sumut
300, Sumbar 100, Jambi 300, Sumsel 300 orang, Lampung 200, Kepri 100
- 32 -

dan Riau 100. Kemudian untuk Banten 100 orang, Jabar 900, Jateng 500,
Jatim 700, NTB 100. Kemudian di Kalimantan, Kalsel 100 dan Kaltim 100.
Untuk Sulawesi rencana sebarannya Sulut 100, Sultra 100, Sulsel 400 dan
Papua Barat 100 dan Papua 200.

Kemudian kami laporkan juga Bapak Ibu, ini top jabatan kerja prioritas
yang akan dilakukan pelatihan, ini terdiri dari tenaga ahli untuk jabatan
kerjanya ini Sipil Teknik Jalan, kemudian Sipil Teknik SDA, Sipil Teknik Irigasi,
Sipil Teknik Jembatan, Sipil Teknik Bangunan Gedung Arsitektur, Sipil
Geodesi, Technic Mechanical, Sipil Geoteknik dan terakhir Teknik
Lingkungan.

Kemudian kalau untuk tenaga terampil ada 10 jabatan kerja yang ini
yang unggulan. Ini untuk satu tukang pasang batu, juru gambar arsitektur
pada pekerjaan konstruksi, tukang kayu, tukang besi beton, pelaksanaan
lapangan pekerjaan jalan, pelaksanaan bangunan gedung kalau di jalan
gedung, juru ukur, tukang pasang bata, mandor tukang batu bata dan
operator excavator.

Kemudian untuk vokasionalnya ini ada 10 jabatan kerja, Ahli Muda K3


Konstruksi, Ahli Pengawas Konstruksi Bangunan Gedung, Ahli Desain Jalan,
Ahli Muda Manajemen Konstruksi, Ahli Muda Quantity Surveyor, Ahli Struktur
Baja Bangunan Gedung, Ahli Perencanan Tata Ruang Wilayah, Ahli Muda
Perencanaan Irigasi, Ahli Supervisi Konstruksi Jaringan Irigasi dan terakhir
Ahli Pelaksana Geotehnik.

Kemudian untuk yang tenaga terampil, untuk yang vokasional ini ada 8,
Juru Gambar Arsitek, kemudian Juru Gambar Teknik Sipil, Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Jalan, Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi,
Pelaksana Lapangan Bangunan Gedung, Mandor Konstruksi, Mekanik
Engine Alat Berat, Juru Ukur Surveyor.

Kemudian dalam kesempatan yang baik ini juga kami melaporkan


seperti tadi Bapak Pimpinan menyampaikan bahwa ada rencana refocusing,
kami sudah menyiapkan potensi Pak, potensi apabila akan dilakukan
refocusing di Dirjen Bina Konstruksi. Dari Pagu total 157,7 ini potensi yang
akan dilakukan refocusing di Bina Konstruksi sebesar 104,9 Miliar, sehingga
nantinya apabila dilakukan refocusing Pagu Dipa kami atau Pagu Dipa Ditjen
Bina konstruksi menjadi 652,8 Miliar dan untuk 100,49 Miliar ini rencananya
kami akan melakukan refocusing untuk pembinaan kompetensi tenaga kerja
konstruksi target semula dari 76.300 menjadi 33.600 orang dengan dana 41,2
Miliar. Kemudian pelayanan pelaksanaan pemilihan jasa konstruksi untuk
honor dan honor Pokja dan SBNL sebanyak 38,7Miliar.

Kemudian dari program pendidikan vokasional juga kami akan


melakukan refocusing dari target semula 48.000 orang menjadi 35.500 orang
dananya sebesar 25Miliar. Sekali lagi Bapak Ibu ini ini akan kami lakukan
refocusing apabila rencana refocusing di Kementerian PUPR ini diberlakukan
juga di Ditjen Bina Konstruksi.
- 33 -

Kemudian kami laporkan juga apabila refocusing ini yang sebesar


104,9Miliar ini terjadi, sehingga tadi kami sampaikan ada perubahan target-
target baik reguler maupun vokasional, di mana reguler semula sebanyak
76.300 menjadi 33.600 dengan sebarannya seperti ini.

Mungkin itu Bapak Pimpinan yang bisa kami laporkan dari Ditjen Bina
Konstruksi. Selanjutnya kami kembalikan.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Dirjen.

Demikian paparan dari Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi.
Untuk tidak memperpanjang waktu, saya langsung saja ke pendalaman
Anggota. Sesuai daftar yang disampaikan kepada kami, yang pertama Pak
Tamanuri.

Silakan Pak Tamanuri, singkat padat supaya kita bisa lebih cepat.

F-P.NASDEM (Drs.H. TAMANURI, M.M.):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Saya langsung saja ke materi.

Yang saya hormati Pak Ketua, Wakil Ketua dan Kawan-kawan para Anggota,
Yang saya hormati Pak Dirjen Bina Marga,
Pak Dirjen Bina Konstruksi dan Rekan-rekan saya yang ada di daerah,
Bu Ririn, Pak Agus sebagai Kepala Balai dan Hadirin yang berbahagia.

Saya langsung saja karena beberapa waktu yang lalu ini, kami sudah
mengusulkan untuk jalan transportasi tingkat desa dengan adanya jalan-jalan
gantung dan ini ada diantaranya yang kami usulkan dan ada diantaranya
yang memang dikerjakan oleh Balai.

Nah oleh karena itu dalam kesempatan ini, kami melihat bahwa jalan
gantung ini kan gunanya untuk mengeluarkan produksi-produksi dari
masyarakat untuk dikeluarkan yang tadinya berbelit-belit jalannya, dengan
adanya jalan gantung ini ada terobosan, tapi di dalam konstruksinya itu jalan
itu hanya boleh dilalui oleh motor.

Kemudian secara spesifik kalau diperlukan kalau mendesak adalah


mobil yang muatannya tidak lebih dari 500 Kg sampai 1 Ton. Nah ini pun
harus diseleksi betul. Nah Oleh karena itu untuk mengatasi ini saya rasa kita
perlu berpikir bahwa ada pembatasan antara jembatan gantung dengan
jembatan konstruksi beton. Jadi kalau jembatan itu hanya berkisar 10 Meter,
- 34 -

lebih baik kita buatkan jembatan rekonstruksi beton, tapi kalau dia lewat dari
10 Meter maka kita buatkan jembatan gantung agar supaya faedahnya lebih
maksimal.

Nah jadi kami sudah usulkan beberapa Ada 12-an usulan kepada
Dirjen melalui Balai. Kami harapkan bahwa ini mudah-mudahan tidak apa
yang dikhawatirkan oleh Dirjen tadi, bahwa adanya keterlambatan karena
tanah kiri kanannya belum beres, segala macamnya belum beres, tapi yakin
kalau di tempat kami di Lampung bahwa ini semuanya sudah berdasarkan
hasil apa kerja sama dengan para Kepala Desa dan tokoh-tokoh masyarakat
itulah yang kami teruskan. Saya rasa saya tidak banyak-banyak Pak, karena
memang sudah dibatasi oleh Pak Ketua ini.

Terima kasih.

Wabillaahittaufik Walhidayah,
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Tamanuri.

Selanjutnya Pak Bakri silakan. Pak Bakri tidak ada? Ya masih keluar.
Pak Muhammad Aras, silakan.

F-PPP (Dr.H. MUH. ARAS, S.Pd., M.M.):

Terima kasih Pimpinan.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Pimpinan dan Kawan-kawan Anggota Komisi V,


Yang saya hormati Pak Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi dan
seluruh jajaran,
Serta seluruh Kepala Balai yang hadir bersama kita pada siang hari ini.

Tentu yang pertama-tama yang ingin saya sampaikan adalah terkait


dengan Bina Marga, yang mana tentu Bina Marga menjadi salah satu Dirjen
yang diharapkan hadir di seluruh Indonesia untuk menghubungkan antar
daerah di seluruh Indonesia.

Nah dalam hal ini tentu kita melihat bahwa jalan nasional yang
bertebaran dari dan untuk khusus Sulawesi Selatan dari Makassar sampai ke
Sulawesi Barat, keadaan sepenuhnya banyak yang dengan musim hujan
yang selama ini terjadi banyak yang tidak begitu sempurna. Mungkin agak
sedikit berlubang dan ini perlu diantisipasi sehingga tentu preservasi tadi yang
disampaikan tidak terlalu berat pada saat akan dilakukan pembangunan
ulang.
- 35 -

Yang kedua terkait dengan jembatan gantung yang memang kemarin


sudah diusulkan, ya mohon dipercepat untuk pengerjaannya karena sampai
hari ini juga belum tuntas. Karena masyarakat sudah sangat butuhkan dalam
kondisi musim hujan keadaan sungai yang banyak yang meluap butuh media
transportasi untuk bisa berkomunikasi dengan daerah di seberang sungai.

Yang kedua, tentu berharap bahwa terkait dengan refocusing, ini jalan-
jalan untuk preservasi jalan ini tidak dilakukan penghematan karena ini
memang membutuhkan perawatan atau pengerjaan jalan yang sangat
mendesak. Kecuali kalau pembangunan baru ya tentu menjadi kewenangan
dari Kementerian untuk melakukan penilaian.

Khusus untuk Bina Konstruksi, tentu sudah berjalan beberapa tahap


dan bahkan sudah ada penandatanganan secara bersama oleh Pak Menteri
dan Presiden dan bersama teman-teman di Komisi V. Hanya saja memang
ada beberapa masalah yang menjadi laporan dari daerah terkait dengan
penawaran-penawaran yang digunakan yang cukup rendah, terkhusus
Sulawesi Selatan juga masih ada di bawah 70%, bahkan disampaikan
kemarin Pak Andi Iwan ada yang cukup rendah itu bisa dimenangkan. Nah ini
perlu penilaian lebih lanjut dari Bina Konstruksi untuk melihat apakah itu wajar
atau tidak.

Dan yang terakhir tentu kami berharap bahwa teman-teman Kepala


Balai di seluruh daerah bisa berkomunikasi dengan baik dengan kami,
sehingga setiap permasalahan yang timbul dalam perjalanan Tahun
Anggaran 2021 tetap harus dikomunikasikan dan bahkan kemarin saya
sempat komunikasi dengan Kepala Balai. Karena pada saat terjadi gempa di
Sulawesi Barat, di Sulawesi Selatan juga ada goyang-goyangan sedikit
sehingga di Jalan Poros Makassar-Bone itu terjadi ada terjadi beberapa
longsor dan itu perlu penanganan. Alhamdulillaah Pak Kepala Balainya cukup
tanggap dan siap melaksanakan segera mungkin. Barangkali itu yang sempat
saya sampaikan Pak Ketua.

Terima kasih atas kesempatannya.

Wabillaahittaufik Walhidayah,
Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq,
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam.

Makasih Pak Aras. Selanjutnya Pak Hasan Basri, silakan.

F-PG (Drs. H. HASAN BASRI AGUS, M.M.):

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.
- 36 -

Bapak Ketua, Pak Wakil Ketua,


Rekan-rekan Anggota Dewan Komisi V yang kami hormati,
Bapak Dirjen baik Dirjen Bina Marga maupun Dirjen Bina Konstruksi beserta
Staf,
Hadirin sekalian yang berbahagia.

Pertama-tama ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan, terutama


ditujukan kepada Bapak Dirjen Bina Marga. Memang Dirjen Bina Marga ini
merupakan sasaran yang sangat ampuh memang untuk terus dikejar oleh dari
Komisi V ini ya, cuma ini menyangkut kebutuhan masyarakat. Jadi kami
mohon maaf Pak Dirjen.

Pertama masalah Pelabuhan Ujung Jabung Pak, kami tetap ngotot dari
dulu masalah Ujung Jabung. Tadi saya mendengar Bapak bilang persyaratan
untuk membangun jalan nasional yang diutamakan adalah membangun jalan
yaitu adanya pelabuhan ya, pelabuhan minimal pelabuhan pengumpul.

Nah Ujung Jabung memang dulunya adalah menjadi pelabuhan utama,


sekarang statusnya diturunkan Departemen Perhubungan menjadi apa
pelabuhan pengumpul. Jadi artinya nanti pelabuhan ini masih memenuhi
syarat untuk Bapak bangun jalan nasional ke arah sana dan kami ke depan
masih tetap ingin memperjuangkan Ujung Jabung ini menjadi pelabuhan
utama.

Di zaman Presiden Pak SBY dulu, mohon maaf Pak saya jadi
Gubernur itu pelabuhan utama dan terakhir saya tidak tahu setelah saya
berhenti menjadi Gubernur statusnya menurun menjadi pelabuhan
pengumpul dan yang diutamakan di situ adalah membangun jembatan Sungai
Rambut Pak Dirjen.

Sebab Pak ada 3 kecamatan di seberang sana yang di lokasi


Pelabuhan Ujung Jabung itu sendiri berapa desa kalau jembatan ini
dibangun, ini nanti akan membuka terisolasi kecamatan atau desa desa yang
berada di sekitar ini. Jadi harapan kami tahun depan mohon menjadi
perhatian Bapak, minimal ya Bapak setuju rencana pembangunan itu.

Kemudian Yang kedua Pak Dirjen, jalan nasional Simpang Niam


Tungkal Ulu Pak. Jalan Ini sebenarnya disahkan menjadi jalan nasional pada
tahun 2015 yang lalu. Nah sekarang pembangunannya 2 tahun terakhir inilah
baru diluncurkan dana pusat ke sana masing-masing 5Miliar Pak.

Jadi kalau 10Miliar paling banyak 10 Kilo, padahal kemarin kami


merekomendasikan mohon itu diluncurkan dananya sekitar 50Miliar.
Maksudnya adalah ini adalah jalan bisa memotong penggunaan Jalan Lintas
Sumatera Wilayah Timur, nanti larinya ke Jalan Lintas Sumatera Wilayah
Tengah. Nah itu penghubung antara dua jalan nasional Pak. Artinya nanti
kalau jalan ini dibangun dan nanti akan membantu tingkat kemacetan di
wilayah Kota Jambi, nanti bisa memotong langsung ke Bungo bisa, nah bisa
langsung ke Jalan Lintas Tengah Sumatera. Itu yang kedua.
- 37 -

Yang ketiga itu Itulah masalah persyaratan menjadi jalan nasional Pak.
Kami melihat provinsi tetangga kami itu jalan nasionalnya lebih panjang di
jalan provinsi, tapi di Jambi jalan provinsi lebih panjang dari jalan nasional.
Akibatnya apa? Provinsi tidak mampu untuk membangun menanggulangi
jalan-jalan provinsi ini.

Maksud kami adalah kami mengharapkan mungkin persyaratan untuk


menjadi jalan nasional ini tolong dipermudah Pak. Kami mungkin ke depan
akan menambah lagi panjang jalan nasional yang berada di Provinsi Jambi
Pak dan mudah-mudahan ini akan segera kami usulkan melalui melalui
Bapak Gubernur Jambi nanti.

Kemudian yang ketiga, kami tidak melihat tadi duplikasi jembatan


Kabupaten Sarolangun Kecamatan Lintas Sumatera, padahal itu sudah
sangat mendesak juga untuk dimasuk. Dalam Rencana Pembangunan 2021
ini tidak masuk Pak Dirjen.

Kemudian yang ketiga eh selanjutnya itu masalah jalan tol Pak. Kami
mengharapkan jalan tol ini mohon kalau bisa memang, kami mengerti tadi
Bapak sampaikan kita mengalami kesulitan masalah dana, tapi masalah
pembebasan tanah saya pikir harus dipercepat, sebab semakin lama tanah ini
semakin apa mahal gitu. Kalau ini dipercepat minimal pembebasan tanah dulu
untuk lokasi jalan tol ini. Itu yang kami sampaikan kepada Bapak Dirjen Bina
Marga.

Selanjutnya kepada Pak Dirjen Bina Konstruksi. Kami melihat untuk


Provinsi Jambi ada pembinaan tenaga kerja konstruksi ini 300 orang.
Harapan kami agar kami ini Pak sebagai mempunyai Dapil Provinsi Jambi
mohon kami diikutsertakan apabila ada pelatihan-pelatihan Pak untuk tahun
2021 ini. Sehingga di samping mungkin kami juga ingin memasukkan Kalau
mungkin ada orang-orang yang ingin ikut latihan di sana. Itu saja Pak Dirjen
Bina Konstruksi.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Hasan Basri.

Selanjutnya Pak Jimmy, silakan Pak Jimmy.

F-PDIP (JIMMY DEMIANUS IJIE):

Terima kasih Pimpinan.

Rekan-rekan Anggota Komisi V yang saya hormati,


Bapak Dirjen Bina Marga,
- 38 -

Bapak Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR yang saya hormati, beserta
seluruh tamu undangan yang hadir dan para Kepala Balai di tempatnya
masing-masing.

Salam buat saudara saya Kepala Balai Bina Marga maupun Jasa
Konstruksi di Papua Barat.

Terima kasih. Untuk Dirjen Bina Marga, Pak Dirjen, kalau tadi saya
dengar Bapak cerita banyak tentang pembangunan jalan tol, kalau kami di
Papua ini butuhkan tolong jalan kami dibangun baik Pak, tidak butuh jalan tol,
tolong jalannya diperbaiki dibangun. Kami tahu bahwa Pemerintah ada
membangun Trans-Papua, kira-kira Pak Dirjen kapan itu selesai itu Trans-
Papua, tahun kapan? Jangankan sampai Merauke, di Papua Barat sendiri
saja 1 provinsi kecil itu saja belum bisa terhubung itu. Ada jalan yang menjadi
direktif Presiden yaitu ruas Maybrat, Kais, Inanwatan apa Fakfak itu juga tidak
masuk dalam anggaran 2021, padahal itu kami butuh Pak. Kenapa tidak
diperhatikan? Yang dekat saja belum selesai, apalagi mau sampai di
Merauke? Gitu Pak.

Yang kedua, Saya melihat tahun 2021 ini ada pekerjaan jalan yang
lebih memprioritaskan bagaimana tembus ke Papua yaitu bertemunya
Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire ya. Jauh-jauh ke sana
padahal dari Manokwari sampai Teluk Wondama saja jalannya belum beres.
Tolong diprioritaskan itu diselesaikan Pak gitu. Jangan lompat-lompat gitu.
Kami dari Sorong untuk Sorong Manokwari itu yang ruas dari Makbon-Mega
saya lihat masuk untuk 2021 ini, kalau boleh itu segera pelelangannya jangan
kayak tahun lalu berlarut-larut itu.

Untuk Bapak Dirjen Bina Konstruksi saya terima kasih karena tadi saya
lihat Kepala Balainya wajah baru gitu, cuma kadang-kadang saya juga
bingung ini Pak, waktu pembahasan kemarin saya dengar ada kata-kata
katanya ada direktif Presiden, direktif Menteri, direktif Anggota Dewan. Pak
tolong ajari saya bahasa Indonesia Pak, saya belum mengerti kata direktif itu,
karena prakteknya di lapangan itu tidak begitu. Kadang-kadang maunya
Kepala Balai BP2JK gitu.

Jadi direksi Anggota Dewan itu kayaknya eh apa direktif Anggota


Dewan itu kayaknya cuma kata-kata saja, tataran implementasinya itu tidak
ada ya. Karena itu harapan kami untuk Bapak 2 Dirjen, kedua Bapak 2 Dirjen
percepat penyelesaian Trans-Papua itu ya.

Karena itu, itu salah satu alat bicara kami menentang kelompok yang
menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu bukti bahwa
negara hadir, karena itu dipercepat jangan terlalu dipersulit juga, teman-
teman di daerah beri akses untuk teman-teman di daerah untuk berpartisipasi.

Pak Dirjen Bina Marga, tadi saya dengar banyak pekerjaan yang padat
karya. Saya sebagai wakil Papua Barat di sini, saya belum pernah melihat
dan merasakan itu kegiatan itu, padahal saya punya konstituante ya, saya
punya rakyat. Mudah-mudahan dengan bersuara begini Bapak dengar dan
- 39 -

siapa tahu Bapak bisa WA saya “Pak Jimmy kapan ke kantor kita ngopi-
ngopi” gitu ya. Kalau saya enggak biasa ngomong seperti rekan saya di Pulau
Jawa gitu. Kami di Papua memang diajar untuk ngomong terbuka saja gitu,
nggak usah basa-basi gitu. Ini rekan saya bilang kalau basa basi nanti nggak
dimakan gitu.

Berikut Pak Dirjen Bina Konstruksi sama dengan teman saya di Jambi
tadi, eh di Jambi atau di mana tadi? Ya, Pak Hasan Basri ya. Ya untuk nanti
untuk rekruItmen atau pelatihan tenaga-tenaga jasa konstruksi itu kami juga
diberi kesempatan untuk bisa mengusulkan nama-nama atau orang-orang
pilihan untuk masuk ke situ. Bukan untuk memperkaya diri kami, tidak, tapi
bahwa kehadiran kami di Komisi ini memberi manfaat kepada orang-orang
yang tadi berpartisipasi bersama kami, sehingga kami bisa sampai ke
Senayan, mereka juga bisa mendapat manfaat gitu. Begitu saja Pak Dirjen.
Terima kasih karena kami tidak biasa dilatih untuk bicara panjang-panjang.

Terima kasih. Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Pak Jimmy. Selanjutnya Pak Bakri silakan.

F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.):

Terima kasih Pak Ketua.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan yang saya hormati.


Saudara-saudara saya Anggota Komisi V yang saya banggakan.
Yang saya cintai Pak Dirjen Bina Marga, Dirjen Bina Konstruksi dan seluruh
jajarannya, tentu juga saudara-saudara para Balai Bina Marga dan BP2JK di
daerah.

Saya pertama coba ke Bina Marga. Tadi saya dibisikin Pak oleh Pak
Hasan “Pak Bakri tolong diperbuat lagi katanya? Apa itu “Jalan ke Ujung
Jabung” katanya “Jembatan Sungai Rambut” terus ya yang tadi-tadi Pak itu
Pak dia, tolong diperkuat lagi. Ya saya bilang saya perkuat-kuat Pak mudah-
mudahan Pak Hedy bisa lebih kuat lagi nanti gitu, sudah kuat ya.

Terus yang kedua adalah masalah jalan tol ini Pak untuk yang dari
Betung ke Jambi ini. Ini ramai terus dibicarakan di Jambi itu Pak, di setiap
boleh katakan setiap hari berita ini selalu mencuat terus. Kita Anggota DPR RI
kadang-kadang ditanya “Sampai sejauh mana?”, Saya bilang kita belum tahu
secara detil, memang judulnya sih Betung-Jambi.

Nah mohon Pak Dirjen nanti coba disampaikan sedikit progress-nya


sampai di mana ini. Siapa tahu mungkin kami dari sini ada 3 orang, saya, Pak
Hasan, Pak Sofyan Ali bisa membantu ya, mungkin apakah komunikasi
- 40 -

dengan masyarakat terkait dengan pembebasan lahan ataupun yang lain-lain


nah itu termasuk ruas jalan tol.

Terus ada lagi yaitu kegiatan pembelian karet Bokar, karena ini di
Jambi ini jadi ramai juga Pak, sangat-sangat berminat orang. Jadi kalau bisa
mungkin ke depannya ya, saya bicara ke depannya mungkin anggaran sedikit
agak ditingkatkan persentasenya untuk Sumatera lebih banyak karena kita
tahu bahwa Medan, Jambi, Palembang itu termasuk pemasok karet
perusahaan karet itu yang besar.

Nah sehingga betul-betul dalam situasi Covid hari ini bisa membantu
petani karet, karena dengan adanya begini sehingga para tengkulak-
tengkulak ya istilahnya itu para penampung-penampung yang ada itu
sehingga juga menaikkan harga karetnya melihat dengan situasi harga karet
hari ini.

Berikutnya saya sekali lagi Pak kemarin pada saat dengan Pak Menteri
saya sempat menyebut bahwa di Jambi itu sempat ramai pemberitaan ada
jalan, yang jelas jalan itu dilalui oleh kendaraan roda empat, roda dua dan
manusia Pak gitu, itu jalan provinsi yang hancur sampai menelan nyawa
orang yang dikarenakan sakit mau diantar ke rumah sakit macet sehingga
mati tidak sampai ke rumah sakit nyawanya hilang.

Yang kedua lagi ada orang yang mau melahirkan eh bukan ya mayat
yang mau diangkat ke pemakaman dikarenakan jalan jelek macet juga jadi
ramai juga. Nah ini ini perlu mungkin menjadi sedikit perhatianlah, karena
Kabupaten sendiri pun punya keterbatasan anggaran Pak. Terus terang saja
provinsi pun juga punya keterbatasan anggaran.

Nah kita minta di sinilah mungkin kehadiran dari pada APBN yang bisa
turun ke bawah apa pun namanya, apakah alatnya dikirim ke sana untuk
standby 1X24 jam ataukah memang ada perlakuan khusus alat-alat mungkin
yang timbunan yang bisa dibantu. Sehingga perekonomian di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang katanya jalan provinsi tidak macet lagi. Itu saya
tidak akan berhenti menyampaikan itu Pak Dirjen.

Lain-lain saya pikir cukup, sudah saya sampaikan juga kemarin terkait
dengan Jembatan Sarolangun ini, terus paket-paket yang sedang berjalan.
terus juga mungkin terakhir di Dirjen Bina Marga keluhan dari kawan-kawan
mungkin yang kemarin yang kena refocusing itu supaya bisa cepat terealisasi,
karena saya dengar kemarin targetnya di Januari ini sudah bisa clear,
sehingga betul mereka bisa menggunakan anggaran untuk kegiatan lain lagi.

Terus ke Bina konstruksi, ini Pak Hedy ini. Terima kasih Pak Hedy,
saya dapat Kepala Balai baru Pak, seharusnya kemarin saya minta ganti,
Bapak bilang bulan 3 Maret Pak Bakri mau diganti, ternyata bulan Januari
benar diganti. Nah mudah-mudahan penggantian ini akan membuat lelang
kegiatan di Provinsi Jambi itu bisa baik gitu, tidak lagi nanti ada kegiatan-
kegiatan yang dua-tiga kali dilelang ya dua-tiga kali dilelang. Sehingga nanti
- 41 -

akhirnya Kementerian melihat anggaran dikiranya tidak terpakai, sehingga


ditarik lagi ke pusat.

Nah yang pusing ini saya, Pak Hasan sama Pak Sofyan, satu rupiah
pun uang yang kita teriakan di ruangan ini itu harus terealisasi, apalagi cuma
gara-gara mekanisme di BP2JK ini yang berbagai macam aturan yang
sehingga dana itu lepas saya tidak mau lihat itu lagi Pak. Minta tolong ya ini
Kepala Balainya juga saya juga belum kenal, belum pernah berhubungan.
Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita akan coba berkomunikasi supaya
kegiatan di sana tidak lagi terjadi demikian.

Terus yang kedua, saya mau tanya ini Pak, itu honor Pokja itu apakah
kita yang siapkan atau memang kan rata-rata itu memang mereka dari dinas
ya dari Balai-balai lain ya? Itu bagaimana status mereka itu? Ini saya lihat
hampir 147,2Miliar dan terus terang juga Pokja-pokja di bawah itu apakah
memang sengaja begitu? Artinya begini Pak saya lihat itu ada Pokja yang dari
Bina Marga dititipkan di BP2JK, ada dari Cipta Karya, ada dari mana Sumber
Daya Air.

Nah apakah ini tidak mempengaruhi independen mereka terhadap


kegiatan-kegiatan ini? Kalau toh memang bisa murni dari BP2JK langsung
ditetapkan kenapa tidak? Karena ini rawan, rawan sekali apa namanya
sesuatu hal yang tidak kita inginkan. Nah itu mungkin Pak.

Terakhir, segala kegiatan-kegiatan ini titipan dari Pak Hasan tadi


mungkin beliau lupa, ke saya tadi bisik, “Pak Haji Bakri jangan lupa kawan-
kawan di daerah itu”. Mungkin saya pikir bukan hanya Jambi ya “Kawan-
kawan di daerah itu apabila merencanakan seluruh kegiatan di setiap tahun
anggaran itu, sebelum finishing membawa kegiatan itu ke Kementerian,
alangkah baiknya melibatkan Anggota Dewan Daerah, sehingga kitapun tidak
lagi teriak-teriak di meja ini” itu Pak. Artinya apa?

Yang kita usulkan kita bisa komunikasi, nah itu memenuhi syarat,
memenuhi standar dibawa ke Jakarta. Jangan kami habis waktu
mengusulkan-mengusulkan seakan-akan kalau begitu hubungan antara Balai
dengan Anggota Dewan itu tidak bagus. Nah sehingga Maksud saya itu
sebelum kegiatan itu dibawa ke Rakor ke Kementerian, alangkah baiknya
dulu Anggota Dewan di daerah itu diajak bicara “Pak aspirasi Bapak apa,
aspirasi Ibu apa? Dipelajari oleh mereka, memenuhi standar, memungkinkan,
baru dibawa ke Kementerian.

Sehingga kita tinggal mendengar lagi di Jakarta itu apakah uangnya


ada atau tidak. Jangan sampai kita teriak-teriak di sini seakan-akan kita tidak
pernah komunikasi di bawah. Ini untuk mempersingkat, mempersingkat.
Begitu juga Pak, saya mengalami di Sumber Daya Air apa yang saya
tanyakan itu kepada Dirjen-nya kepada Pak Menterinya. Besoknya itu saya
dihubungi Balai sana, “Pak pertanyaan Bapak itu ini Pak, bisa tidak Pak minta
waktu sebentar Pak kami jelaskan?”
- 42 -

Sehingga secara detail Pak, ya Pak ya secara detail karena terus


terang saja waktu ini kita bertemu ini sangat singkat Pak. Jadi situasi dan
kondisi yang singkat ini kenapa tidak pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan oleh kawan di ruangan ini kalau toh tidak bisa dijawab oleh
bapak-bapak, paling tidak nanti eh maaf Dirjen, Kepala Balai bisa
menerangkan kita di bawah, oh begini oh begitu, sehingga waktu yang
singkat ini bisa maksimal. Itu mungkin dari saya Pak Ketua.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Bakri.

Sekarang sudah jam 12.00, Pimpinan sudah sepakat di sini karena ini
pasti masih lama karena yang nanya juga masih banyak. Jadi kita Ishoma
dulu Pak, kita masuk lagi nanti 12.30 apa 12.45 kita masuk? 12.30 gitu dulu
lah ya, paling molor-molor sedikitlah. Silakan shalat dulu dengan makan siang
dulu kita Pak ya. Rapat saya skors dulu.

(RAPAT DISKORS)

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.Sos., M.Si./F-


PDIP):

Baik, skors saya cabut.

(SKORS RAPAT DICABUT)

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Bapak Ibu sekalian.

Sepakat kita lanjutkan dengan pendalaman dari Anggota Komisi V.


Sekarang saya persilakan Pak Sudewo, bersiap-siap Pak Jhoni Allen.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Terima kasih.

Pimpinan yang saya hormati,


Pimpinan Komisi V dengan seluruh Anggotanya,
Pak Dirjen Bina Marga dengan seluruh jajarannya,
Dirjen Bina konstruksi, rileks saja Pak Widi, jangan pegang-pegang gini Pak.
Kita semua kawan Pak, rileks saja.

Hadir juga ini ada Kepala BPJT, Pak Danang Parikesit, ya suatu saat kita bisa
berdiskusi soal pewayangan Pak. Mengapa saya akan mengajak diskusi
- 43 -

pewayangan karena kebetulan namanya ada unsur pewayangannya Pak


Parikesit itu anaknya Abimanyu, Abimanyu anaknya Permadi. Kalau saya
Sudewo Pak, lebih tua saya Pak, awunya lebih tua saya, karena saya
Basudewo Pak yang menurunkan Bolodewo itu Pak.

KETUA RAPAT:

Ketua Komisi kalau saya Lasarus Mas.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Pak Lasarus itu tolong nanti dijabarkan saja Pak versi sana Pak, kita
juga rileks Ketua ya, karena habis makan jadi punya energi cukuplah untuk
ini.

KETUA RAPAT:

Saya lihat daftar namanya tadi kok langsung Dewo ini, sudah habis
makan tambah panjanglah ini ceritanya.

Silakan dilanjut Mas.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Sudah hafal beliau ini. Mudah-mudahan panjang tapi berguna. Terima


kasih. Ini pemaparan Pak Dirjen Bina Marga menurut hemat saya sangat baik,
lengkap itu, sistematis, sehingga hal yang sangat sulit soal filosofi membuat
suatu kebijakan saja InshaAllah bisa kami tangkap gitu kan. Karena yang
terpenting dalam pembuatan penyusunan program pengalokasian anggaran
itu adalah filosofinya. Dengan pemaparannya Pak Dirjen itu InshaAllah bisa
saya tangkap filosofi terhadap pengalokasian anggaran. Ini penting sebab
apa anggaran di Dirjen Bina Marga itu sangat besar, kalau nggak salah
sebesar 53Triliun.

Itu melebihi dari anggaran Kementerian-kementerian yang lain Pak. Ini


kalau berdiri menjadi Kementerian tersendiri sebenarnya kalau dilihat dari sisi
penganggaran itu sudah sangat cocok andaikata menjadi Kementerian
Infrastruktur Jalan. Tapi tidak melihat dari sisi itu bahwa Pak Dirjen Bina
Marga sudah bekerja secara baik di Tahun Anggaran 2020 penyerapannya
juga sangat memuaskan dan bagaimana manajemen untuk pelaksanaan di
tahun anggaran 2021. Saya sangat optimis akan berjalan secara baik pula,
baik dari sisi penyerapan anggarannya maupun dari realisasi fisiknya.

Penyerapan anggaran itu penting saya memberikan masukan kepada


Ditjen Bina Marga. Dengan anggaran yang segini besar sangat diharapkan
untuk menjadi trigger pertumbuhan perekonomian secara nasional. Kita tahu
bahwa jalan nasional itu merupakan urat nadi perekonomian, selain dengan
pekerjaan fisik, anggaran yang sangat besar itu merupakan merupakan turbin
penggerak perekonomian. Di sana ada tenaga kerja, ada jasa, ada barang
- 44 -

dan segala macamnya, tetapi dengan jalan yang terbangun itu juga
menjadikan urat nadi pembangunan ekonomi secara nasional.

Daya saing Indonesia dalam kancah perekonomian internasional juga


dilihat seberapa besar ketersediaan jalan yang berada di Indonesia. Kalau
ketersediaan jalan itu cukup memadai, saya kira daya saing Indonesia di
kancah internasional menjadi tinggi dan itu menjadi beban tugas Dirjen Bina
Marga dan saya yakin Dirjen Bina Marga punya kapabilitas, punya
kompetensi terhadap hal itu.

Saya ingin menyarankan kepada Dirjen Bina Marga membangun


perencanaan infrastruktur jalan hendaknya bersifat komprehensif, terintegrasi
dengan infra terhadap semua infrastruktur jalan maupun terhadap sektor-
sektor yang lain. Utamanya adalah keberadaan pembangunan jalan tol
dengan penanganan jalan arteri.

Jalan tol ini menjadi satu upaya yang tidak mudah, upaya yang sangat
luar biasa oleh Pemerintah untuk mewujudkannya. Dalam arti bahwa dengan
jalan tol ini ya itu diharapkan bisa memberikan satu nilai ekonomi yang sangat
tinggi dan dengan operasionalnya jalan tol ini bisa memberikan satu daya
tarik terhadap investor-investor jalan tol.

Sehingga rencana pembangunan jalan tol ke depan itu tidak


memberikan beban kepada Pemerintah terus-menerus. Akan tetapi yang saya
kritisi terhadap pemerintah dalam hal ini di Ditjen Bina Marga adalah
operasionalnya jalan tol ini kelihatannya sangat terganggu dengan suatu
kebijakan dari Dirjen Bina Marga yang tidak mendukung eksistensi atau
peningkatan jalan tol itu sendiri.

Kami melihat tidak perlu saya sebutkan ruasnya, tapi Dirjen Bina
Marga sangat tahu bahwa jalan arteri jalan nasional yang berhimpitan yang
sejajar dengan jalan tol itu justru ditingkatkan kapasitasnya. Kalau dipelihara
supaya dalam kondisi baik oke, tetapi kalau ditingkatkan kapasitasnya
diperlebar otomatis para lalu lintas itu tidak akan tertarik untuk melalui jalan
tol, kembali lagi kepada jalan nasional ya.

Hal yang demikian ini tentu jalan tol akan semakin merugi dan investor
calon investor baru menjadi satu pertimbangan yang sangat matang, tidak
begitu menarik untuk investasi jalan tol di Indonesia. Karena begitu jalan tol
dibangun itu operasional disaingi oleh jalan nasional.

Oleh sebab ini menjadikan suatu kebijakan Dirjen Bina Marga untuk
melakukan evaluasi. Kalau dipelihara, diperbaiki kualitasnya supaya mantap
oke, tapi kalau ditingkatkan kapasitasnya tolong ditinjau kembali. Ini banyak
yang semacam itu ya, banyak yang semacam itu baik di luar Jawa maupun di
luar Jawa.

Yang kedua, beberapa kali ketika rapat dengan Menteri Keuangan ya


Pak Dirjen Bina Marga juga hadir, selalu saya memberikan masukan supaya
ada satu evaluasi pasca konstruksi jalan tol. Kalau pada saat konstruksi pada
- 45 -

saat pelaksanaan pembangunan, saya yakin sudah dilakukan SOP


sedemikian rupa untuk mewujudkan satu kualitas yang sangat baik sesuai
dengan spek. Akan tetapi pasca konstruksi saya merasakan sendiri ya saya
merasakan sendiri, saya juga pengguna jalan tol. Jadi ini merupakan sesuatu
yang valid yang faktual bahwa faktanya pasca konstruksi jalan tol itu ternyata
tidak belum mendukung unsur keamanan, apalagi unsur kenyamanan ya.
Jalan tol di mana saja Pak di Sumatera saya juga pernah.

Di Jawa yang Jakarta, Semarang, Solo sampai Surabaya itu saya


melewati, itu tidak memenuhi unsur keamanan. Jadi seringnya kecelakaan di
jalan tol itu jangan hanya dilihat semata-mata itu karena faktor driver faktor
sopir yang ngantuk dan segala macam yang kecepatan tinggi, tetapi
kontruksinya coba dievaluasi. Ketika musim hujan banyak genangan air.
Ketika tidak musim hujan pun dalam kondisi biasa getarannya sangat tinggi,
gelombangnya sangat tinggi ya.

Bahkan pernah mengancam nyawa kawan kami di Komisi V Pak


namanya Pak Sungkono dan Pak Sumail pasca kunjungan kerja spesifik di
Kota Semarang, beliau berdua melanjutkan perjalanan ke Surabaya terjadi
kecelakaan jalan tol di KM 584 kalau nggak salah di daerah Madiun. Di situ
ada genangan air, mobilnya sampai berputar 3 kali, kemudian menabrak
pembatas untung untungnya, masih untung nih nyawa beliau berdua dan
penumpang yang lain itu masih selamat. Ini kan sangat mengerikan. Apakah
seperti ini tidak dilakukan suatu apa perbaikan begitu ya perbaikan.

Jadi jalan tol itu jangan hanya orientasinya atau targetnya supaya
waktu tempuhnya tinggi anu menjadi rendah, akan tetapi unsur keamanan
dan unsur kenyamanan ini menjadi penting begitu ya. Jadi tolong untuk
semua jalan tol...(rekaman suara kurang jelas) tol Jakarta-Semarang.
Surabaya dan di Sumatera juga begitu.

Kalau itu Pak perkerasan beton, bisa enggak itu ditutup dengan lapisan
aspal? Itu kan supaya unsur keamanan dan kenyamanan itu menjadi terjamin
gitu. Jadi dari Dirjen Bina Marga sendiri yang mempunyai kewenangan
menyusun desain dan pelaksanaan terhadap kecelakaan-kecelakaan yang
terjadi juga harus terlibat melakukan suatu penelitian, apa penyebabnya kan
begitu.

Kemudian berikutnya tentang jalan tol juga. Jalan tol ini tolong
dievaluasi Pak, berkali-kali saya sampaikan bahwa adanya jalan tol itu
diharapkan untuk membuka perekonomian satu wilayah, jangan jalan tol
hanya dengan tujuan membuat kendaraan itu menjadi cepat. Kalau
kendaraan menjadi cepat, itu kendaraan yang berada sudah yang sudah
berada di jalan tol, kemudian kecepatannya menjadi tinggi, waktu tempuhnya
menjadi pendek, itu sebenarnya bukan tujuan pembangunan jalan tol.

Tujuan pembangunan jalan tol itu adalah mengembangkan ekonomi


suatu wilayah, tetapi yang kita lihat dengan jalan tol Jakarta sampai Surabaya
itu masih banyak daerah-daerah sekitarnya yang terisolir akibat jalan tol.
- 46 -

Justru jalan tol membuat terisolir bukan dengan jalan tol membuka mereka
gitu ya.

Pintu-pintu jalan tol itu, itu menjadi penting dan akses untuk masuk
kepada jalan tol itu juga dilakukan suatu penanganan. Meskipun itu jalan
provinsi Jalan kabupaten, tapi kalau memang jalan provinsi jalan kabupaten
untuk bisa connect dengan jalan tol terhadap suatu daerah tertentu sehingga
daerah tersebut itu bisa berkembang perekonomiannya, ya dilakukan saja.
Kalau memang undang-undangnya tidak memungkinkan ya diskresi karena
berbicara jalan itu adalah ekonomi ya kan. Jadi jangan ego sektoral gitu kan.
Banyak sekali yang terjadi di situ.

Itu yang namanya objek wisata Dieng itu tidak kalah menarik Pak
dengan super destinasi wisata yang ditetapkan oleh Presiden yang akan
dikembangkan sehingga memakan anggaran sampai triliunan itu. Sebenarnya
Dieng itu, itu tidak kalah menarik baik itu wisata alamnya, baik itu wisata
budaya maupun sejarahnya.

Bilamana jalan tol tersebut diberikan akses sampai kepada obyek


wisata Dieng Pak, mungkin lebih efisien dari pada lima super destinasi yang
ditetapkan Presiden, tetapi outcome-nya pendapatan negara dari situ itu jauh
lebih besar, bisa seperti itu, karena kita berbicara objek wisata, sektor wisata,
mindset-nya adalah pendapatan negara dengan seminimal mungkin
seefisien-efisien mungkin investasi.

Tidak perlu dengan triliunan tapi dengan ratusan miliar itu sudah cukup
dengan pendapatan yang sangat besar. Saya membuka kepada Dirjen Bina
Marga untuk hal yang semacam ini menjadi satu kebijakan, menjadi sesuatu
yang dipertimbangkan, tidak berbicara soal teknis.

Kemudian dalam rapat sebelumnya saya juga memberikan masukan


kepada Menteri PUPR, khususnya kepada Dirjen Bina Marga coba dilakukan
penelitian umur masa jalan pasca konstruksi. Itu mungkin bisa dilakukan 5
tahun yang lalu ya pasca konstruksi setiap ruas jalan itu sampai dengan
sekarang masa umur pelayananya berapa. Kemudian nanti dikorelasikan
dengan nilai kontrak.

Oh ternyata yang umur masa pelayanan jalan pendek ini karena


nilainya kontraknya adalah rendah, misalnya semacam itu dilakukan
penelitian semacam itu, dijadikanlah rekomendasi untuk perubahan peraturan
untuk mengubah regulasi. Barangkali regulasi itu bisa diubah bahwa nilai
kontrak harus paling tidak minimal 85% misalnya seperti itu. Itu ada satu
rekomendasi penelitian, tapi sampai sekarang itu dilakukan atau tidak saya
tidak mengerti.

KETUA RAPAT:

Sudah 15 menit loh Mas.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):


- 47 -

Sebentar ya Pak.

KETUA RAPAT:

Ya.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Izin mohon maaf, karena sudah saya siapkan tulisan segini banyak ini.
Pak Ketua ini selalu baik dengan saya kok, karena dulu teman Pak di 2009
Pak, tapi nasibnya beda, saya masih diatur oleh beliau, sekarang beliau
ngatur saya.

Berikutnya Pak, Pak Dirjen kan menyampaikan begitu beratnya


pembangunan jalan tol dalam kondisi sekarang ini, baik masalah tanah, baik
masalah daya dukung pemerintah untuk konstruksi maupun masalah apa itu
namanya saya lihat dulu Pak dirjen, masalah PMN ya kan? Begitu besarnya
begitu berat dan semua BUMN Karya itus udah angkat tangan Pak, artinya
kembali kepada Pemerintah ya, kembali kepada Pemerintah.

Dalam kondisi yang demikian Pak, terkait dengan apa manfaat jalan tol
untuk perekonomian nasional ya sekarang maupun yang akan datang.
Apakah Pemerintah tetap mentargetkan jalan tol seperti RPJMN yang
ditetapkan atau akan dievaluasi? Jangan memaksakan sesuatu yang berat
mengingat kebijakan sekarang ini terkait dengan generasi yang akan datang
ya. Manfaat jalan tol itu tolong dilakukan suatu penyisiran jalan tol yang mana
yang harus menjadikan prioritas ya. Supaya beban Pemerintah dan juga
beban rakyat ke depan itu tidak menjadi sesuatu yang berat ya, apakah ini
tetap akan dipaksakan.

Yang detail saya akan tanya, khusus LMAN-LMAN ya biaya tanah.


Biaya tanah dari Menteri Keuangan ini kan sangat kecil hanya 5,3Triiun.
Dalam kondisi yang sekarang ini Pak Dirjen Bina Marga akan memilih yang
mana untuk mengalokasikan anggaran LMAN ini untuk pembiayaan tanah?
Menurut hemat saya PR pembiayaan tanah itu ada satu tanah yang harus
dibebaskan terhadap rencana pembangunan jalan tol ke depan.

Yang kedua adalah tunggakan investor tunggakan Pemerintah


terhadap investor yang menalangi pembebasan tanah dan akibatnya dia tidak
akan meneruskan pembangunan jalan tol itu oleh karena tanggungan
Pemerintah untuk pembiayaan tanah tidak dilunasi.

Yang ketiga, mungkin dalam proses pengerjaannya ya proses


pengerjaannya, Pemerintah masih punya tanggung jawab di situ ya atau
sudah selesai pembangunan jalan tol tapi masih punya tunggakan tanah yang
bahkan memberikan satu indikasi ini menjadi temuan BPK. Nah dalam kondisi
yang seperti ini anggaran pembebasan tanah yang masih sangat sedikit
mana yang akan diprioritaskan oleh Pemerintah dalam hal ini Dirjen Bina
Marga? Saya kira itu.
- 48 -

Kemudian kepada Jasa Kontruksi. Jasa Konstruksi kepada Pak Widi,


Saya ingin Pak Widi menyampaikan satu capaian kerja Jasa Konstruksi untuk
masing-masing Direktorat ya. Kemarin kan 25 Januari tanda tangan kontrak
lelang dini, tolong dijabarkan oleh Dirjen Bina Konstruksi ya 22 koma sekian
persen terhadap pagu anggaran yang harus dilelangkan, ya itu Direktorat
Bina Marga sudah berapa persen, Cipta Karya berapa persen, Sumber Daya
Air berapa persen?

Dan dari background itu, itu tolong disampaikan yang lelang sekian
persen sampai sekian persen berapa, yang 60% berapa, yang 60 sampai
70% berapa? Itu penting bagi kami. Jadi kami hanya kami tidak ingin hanya
melihat pencapaian satu progress pelelangan Itu dari sisi kuantitas, tapi juga
dari sisi kualitas.

Yang kedua kepada Bina Konstruksi, semangatnya Menteri PUPR dan


semangat kita semua bahwa dengan penyediaan barang dan jasa ini
memberikan kesempatan kepada kontraktor lokal, kepada pengusaha lokal.

Sampai sejauh ini Pak Widi ya sampai sejauh ini kontraktor lokal yang
terakomodir terhadap barang dan jasa dari APBN berapa persen untuk
masing-masing provinsinya? Itu 2021 dan saya minta 2020 dan kalau
memang itu tidak sesuai dengan semangat Pak Menteri PUPR ya
implementasinya tidak sesuai, upaya apa yang akan dilakukan? Jangan
hanya semangat tetapi upaya ya dan proyek strateginya tidak berjalan. Kami
ini selalu dipertanyakan oleh bahwa pengusaha lokal selalu menjadi
penonton, selalu menjadi penonton. Tolong ini juga disampaikan kepada
kami.

Yang berikutnya kepada Pak Widi, seringkali saya mendapatkan


laporan dari pada dari para pengusaha ya, tiba-tiba tender itu dilelang ulang
ya. Saya ingin mendapatkan penjelasan dari Dirjen Bina Konstruksi apa sih
sebenarnya dasar melakukan pelelangan ulang ini? Dasarnya apa kok tiba-
tiba dilakukan? Kalau saya dengar katanya kemarin pada saat pembukaan
pendaftaran apa itu namanya, apa namanya dokumen tidak lengkap atau
tidak lengkap kan itu kesalahan internal. Kalau kesalahan internal masa
sepihak begitu dia melakukan pelelangan, tapi informasi itu belum tentu
benar. Saya ingin mendapatkan penjelasan dari Pak Widi.

Terus bagaimana sih sebenarnya Pak Dirjen Bina Konstruksi ini


melakukan evaluasi terhadap tender yang dilakukan di tahun 2020?
Mengingat banyak kawan dan juga di suara di luar itu terjadi banyak
persoalan.

Ada yang sudah kontrak ternyata ternyata tidak punya alat, tidak
punya bahan baku ya. Itu juga Ketua Komisi pernah menyampaikan itu di
daerah pemilihannya di Kalimantan Barat. di mana-mana terjadi, juga
bagaimana melakukan evaluasi terhadap hal itu supaya di tahun 2021 itu
tidak terjadi kembali.
- 49 -

Pertanyaan saya kembali kepada Pak Dirjen Bina Marga satu.

KETUA RAPAT:

Mas, bisa?

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Satu saja ya Ketua ya?

KETUA RAPAT:

Ya, silakan, silakan dipersingkat Pak ya.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Oke siap satu ya, satu. Jadi sekarang ini kan sedang revisi Undang-
undang tentang Jalan yang masuk dalam Prolegnas. Masing-masing Fraksi
DPR RI sudah menyampaikan pandangannya bahwa setiap Fraksi itu
mengusulkan supaya anggaran APBN bisa bersifat fleksibel, bisa intervensi
terhadap jalan provinsi, jalan kabupaten maupun jalan pedesaan.

Bahkan semua Fraksi mengusulkan ada unsur afirmasi jalan yaitu


untuk masyarakat kecil itu berupa jalan usaha tani maupun jalan nelayan
semuanya semangatnya sama. Yang ingin saya tahu bagaimana sikap
Pemerintah terhadap hal ini? Apakah nanti pada saat pembahasan itu akan
ketemu titik yang sama seperti yang disampaikan Fraksi ataukah tidak? Nah
ini tolong sampaikan oleh Pak Dirjen Bina Marga.

Saya kira itu Pimpinan, terima kasih memberikan waktu saya yang
sangat longgar itu, itu nanti kalau soal-soal Dapil akan saya sampaikan
langsung kepada Pak Dirjen Bina Marga.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Bukan diberikan sangat longgar Pak, sudah di-stop tidak berhenti-


berhenti.

Baik, selanjutnya Pak Jhoni Allen, bersiap-siap Bu Cen Sui Lan.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Terima kasih Pimpinan, Saya langsung saja.

Yang terhormat Mitra Kerja Kementerian PUPR.


- 50 -

Pertama langsung saya dulu menyikapi pemaparan secara umum sih


normatif ya, tapi khususnya Bina Konstruksi tolong pelaksanaan realisasi
kegiatan dalam 2020 sama sekali tidak ada, bahannya pun tidak ada. Supaya
kita lihat apa yang dikatakan secara teknis tadi Pak Dewo sudah ceritakan itu
satu ya.

Yang kedua Pak Dirjen bahwa dalam kontek Bapak kan kontek BP2JK
kan dalam kontek administratif pelelangan, teknis kan tentunya kembali
kepada yang punya kegiatan yang punya program dalam
pertanggungjawabannya. Tetapi ini saya perlu tidak apa-apa saya bukan juga
dapat informasi ya selama itu dalam konteks profesional aturan main tidak
perlu harus Bapak takut atau staf Bapak di Balai takut kepada siapapun,
khususnya instansi yang tidak ada hubungannya dengan Komisi V. Itu yang
saya angkat.

Bahkan malah dalam tanda kutip apa benar malah berlindung di


belakang oknum-oknum yang tidak perlu saya sebutkan tetapi Bapak saya
kira mengerti di setiap daerah ya, walaupun sesama juga. Karena apa? Di
dalam pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan hasil dari pada BPK atau
BPKP ya, setelah itu tindak lanjut. Kalau ditindaklanjuti baru masuk kepada
proses hukum.

Tidak ada aturan proses hukum tindakan di dalam konteks administrasi


awal. Kenapa? Belum dikerjakan kok sudah proses hukum, jadi tidak perlu,
atau malah berbalik di balik itu menjadi seolah-olah merasa kuat kayanya,
tidak boleh dong ya. Walaupun ini saya belum tentu percaya itu, tapi ini
sekedar masukan tidak apa-apa, karena tadinya ini tidak perlu saya buka
sebetulnya ya, ini hampir dapat informasi di seluruh provinsi ya.

Karena saya mengerti paham itu administrasi ya urusannya...(rekaman


suara kurang jelas) baru kalau ada kerugian negara yang tidak ditindaklanjuti
baru masuk kepada proses hukum. Ini sesama negara kok, semua di bawah
apa Presiden sebagai pembantu Presiden mulai semua jajarannya, itu yang
pertama, supaya tidak berlindung di situ bahkan di satu daerah menentukan
orang dia segalanya untuk menentukan si A, si B si C sehingga terjadilah tadi
tender ulanglah, inilah, segala macam, ya jangan begitu dong. Kalau itu yang
terjadi akan pasti kita akan dobrak ya, tapi mudah-mudahan itu tidak.

Jadi kenapa Pak judul kerja apa pada program kita RDP Evaluasi
Pelaksanaan Kegiatan Kerja dan Anggaran, jadi ada kerjanya berapa seperti
Bapak ini kan lebih dominannya itu kan pelelangan atau lebih kepada
administratif dan pelatihan. Contoh misalnya Pak tadi di Sumatera sekitar
17.000.

Nah tolong dong yang tahun 2020 berapa sih? Di mana saja sih?
Paketnya kaya apa sih? Sehingga kami bisa tahu, bahkan kalau perlu kalau
itu menyangkut katakanlah konstituante masyarakat misalnya paket tukang-
tukang atau paket-paket apa namanya? Peningkatan konstruksi tukang atau
apa segala macam ya bisa dong kita memberikan meng-endorse ya toh di
daerah oh ini tukang ini supaya lebih bagus dari sisi katakanlah
- 51 -

manajemennya supaya lebih bagus dengan pelatihan-pelatihan yang Bapak


sampaikan tadi. Paling tidak itu ya toh bisa kita tahu gituloh Pak. Ini kan orang
lihat ini Sumatera 17.000, kapan ini?

Apa paketnya sekaligus 17.000 kan belum tentu ya, misalnya per paket
150 kah, 200 seperti BMKG dan yang lain-lain ya toh. Tolong juga kami
dikasih tahu itu supaya kami bisa juga ikut berpartisipasi di situ ya toh, gituloh.
Bapak di sini juga tidak kurang terbuka apalagi yang tadi BP2JK, bahkan
diantara sesama pun saya lihat ada benturan-benturan yang membuat satu
sama lain padahal satu atap sebenarnya.

Atapnya satu kan Kementerian, Direktoratnya yang punya tugas dan


fungsi masing-masing. Ini tolonglah itu saya kira gambarannya. Yang tadi itu
soal apanya itu kan soal-soal teknis ya. Itu saya kira cukup, terima kasih, tapi
yang paling utama tolong paparkan dan komunikasikan ke saya adalah
capaian dan hal-hal yang rigid khususnya tadi yang didetail oleh teman saya
terdahulu Pak Dewo ya berapa ya toh, berapa persen.

Ke Bina Marga. Bina marga juga secara umum ya kembali sudah


bagus, tapi tolong agak sedikit apa di 2020 sehingga berkesinambungan dia.
Bisa kita lihat 2020 programnya kedepannya itu di mana sih yang sudah apa
selesai, di mana sih yang berkelanjutan, kira-kira gitu saja ya supaya itu,
secara umum sudah tetapi bisa kita lihat gitu berkelanjutannya di mana ya,
berhentinya di mana karena sudah selesai itu kira-kira ya, supaya ya
gambaran itu yang paling, saya kira begitu. Karena apa?

Judulnya adalah RKKL Rincian Kegiatan Kerja dan Anggarannya, itu


judul undang-undangnya RKKL. Kalau rencana sebelum, kalau pelaksanaan
baru dia realisasi saya kira begitu. Jadi antara realisasi dan rencana ke tahun
berikutnya ada kesinambungan dari apa namanya map-nya mapping-nya kira-
kira begitu, jadi walaupun secara umum sudah bagus.

Nah yang kedua masuk saya sedikit secara teknis Pak


Dirjen...(rekaman suara kurang jelas) Pak Menteri, karena Bapak Dirjen
teknis, contoh Pak sekali saya ulangi ini tolong...(rekaman suara kurang jelas)
ini di mata kita yang paling tol yang paling terbagus di Indonesia ini adalah tol
Jagorawi Bogor...(rekaman suara kurang jelas) itu yang terbagus ya dan di
kerjakan dua jalur. Kebetulan saya pada saat itu masuk IPB tahun 1978
pembangunan...(rekaman suara kurang jelas) diresmikan tahun 1979
Rp.500,- Jakarta-Bogor saya ikut Rp.500,- sampai hari ini jalur itu Pak jalur
dua jalur itu Jagorawi Bogor itu hampir relatif 40 tahun tidak ada masalah, tapi
Bapak lihat penambahan kiri kanannya Pak, kiri kanannya baru setahun lalu
ditambah sudah dibongkar lagi sekarang dengan beton 20CM, apa iya sih?

Apa memang karena kita tidak sanggup, apa kita malu kepada Korea
Selatan yang 40 tahun lalu kok tidak bisa ngimbangi ya toh. Apa karena soal
integritas atau sense of belonging yang tidak ada dalam rasa tanggung jawab
dalam pengawasan kita, itu saja tidak usah dulu jauh-jauh tol Sumatera deh.
Bogor ini sampai tadi itu macet akibat dari bongkar lagi kirinya itu loh, itu saja
- 52 -

yang paling dekat dua jalur itu hampir tidak ada paling ada hanya pelapisan
tidak ada bongkar itu, itu konkritlah. Apalagi kalau bicara tol apa namanya
yang sudah dikerjakan kita langsung apa namanya Ciampea apa namanya
ini? Bandung waduh, apalagi bicara tol Sumatera. Kita kemarin kunjungan ke
Riau, ke Riau tol Sumatera belum dipakai sudah ada penambalan, kita baru
lihat belum dipakai, sudah ada penambalan.

Nah kembali Pak Dirjen, ini menurut saya adalah soal sense of
belonging atau integritas. Ya mohon maaf, kalau bicara standarisasi saya kira
ilmu itu sama Pak, ilmu di Korea, Insinyur di Korea, Insinyur di ITB tidak kalah
Pak, termasuk juga Insinyur teknis yang di ITI tetapi kembali soal integritas
kita. Di mana itu? Ya khususnya dalam konteks pengawasan dan saya tahu
juga Pak saya kira yang namanya tipe jalan ada masa umur konstruksinya.
Kalau tidak mencapai masa konstruksi itu, berarti ada apa namanya ya denda
makanya ada jaminan.

Jadi tidak ada akibat penawaran 80% dari under estimate 100%
mengurangi Pak, mengurangi kualitas yang sudah disepakati dalam tipe jalan
itu. Itu yang saya tahu. Bukan karena 80% dia tawar sehingga kualitas
jalannya menjadi turun, enggak dong, tetap pada spesifikasi kategori tipe A
kalau itu tipe A.

Soal penawaran itu adalah penawaran soal kesiapan persaingan yang


sehat, itu satu, itu teman-teman, apalagi kalau dikatakan ada di bawah 80, di
mana logikanya? Teman kita bilang apa salah perencanaan, ya tidak mungkin
dong, ada rumusnya. Tetapi jangan akibat itu sehingga mengakibatkan
kualitas atau spesifikasi jalan itu harusnya A menjadi A minus misalnya, itu
yang harus clear ya, itu clear itu satu.

Yang berikutnya lagi Pak di daerah...(rekaman suara kurang jelas).


Saya tidak orang teknis, tapi banyak berjalan ya toh. Di dalam melakukan
suatu perencanaan tentunya kan sudah di-mapping Pak, apa itu gambar
udara segala macam, di mana kira-kira tingkat lembah yang paling tinggi
harus digeser, tetapi dalam pelaksanaannya kok tingkat longsor tinggi.

Harusnya tidak terjadi dong kecuali memang sudah warisan yang


harus dilanjutkan, tapi kalau yang pembukaan baru kan, kan sudah dihitung
Pak apa ini digeser ke sana, ke kaya Latung lah misalnya kan bisa digeser,
karena apa, kalau di sini dia akan bergeser terus kan gitu kira-kira. Saya kira
ilmu itu semuanya ilmu-ilmu dasar di dalam konteks konstruksi Pak. Saya
tidak orang konstruksi, tapi paham karena semua itu adalah logika, mindset.

Saya kira itu saja untuk kita saling mengingatkan. Satu lagi Jalan
Padjajaran Bogor saya kira itu jalan nasional. Setiap hujan drainasenya kiri
kanan kurang lebih sekitar 1 Meter lebih kedalaman berapa dalam, tapi begitu
hujan air tidak masuk ke dalam drainase, kenapa, karena permukaan
drainasenya tertutup semuanya. Nah tentunya penyakitnya juga jalan baru ya
jalan baru itu kan jalan tol ya, jalan baru yang apa namanya kaya Parung
sana itu juga baru dibangun ya.
- 53 -

Masuk ke drainase ada lubang-lubang pipa kecil, tapi kadang-kadang


lubangnya di atas bibir jalan. Nah air tidak mau Pak. Itulah yang membuat
tingkat kerusakan jalan tinggi akibat tergenangnya air ya, tingkat kerusakan,
karena air itu memang tidak bisa dihambat Pak harus dialirkan. Kalau api
masih bisa kita hambat dengan semprot, tapi kalau air harus dikasih jalur dia
untuk masuk, begitu dia tidak dikasih jalur, apa pun ditabraknya, ditabraknya,
itulah yang membuat tingkat kerusakan tinggi.

Saya kira ini beberapa kali yang sudah sebenarnya menjadi perhatian
khusus. Masalahnya kecil bukan maslah biaya, hanya masalah kembali
kepedulian dan kepedulian dengan...(rekaman suara kurang jelas) tadi itu
ya...(rekaman suara kurang jelas) jangan vertikal dong Pak ya. Saya wah
masa seperti itu yang sudah selesai longsor dia ya paling tidak terasering
atau paling tidak miringlah.

Nah ini beberapa kali saya sampaikan ini tidak bosan-bosan karena
masih terjadi vertikal. Apa sih hanya komitmen dengan kontraktor hanya
dengan alat berat antara vertikal dengan miring sedikit apa bedanya?
Kalaupun misalnya itu perlu biaya silakan-silakan saja.

Saya kira itu saja Pimpinan hanya menindaklanjuti konkritnya ya,


walaupun saya tidak orang konstruksi, tapi karena sering apa bergiat di situ
secara pribadi ya paham. Walaupun secara mungkin terminologinya ya toh
tentunya orang-orang konstruksilah atau orang-orang teknis yang lebih tahu.

Demikian Pimpinan, terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Jhoni.

Silakan Bu Cen Sui Lan.

F-PG (CEN SUI LAN):

Terima kasih Pimpinan.

Yang terhormat Pimpinan Komisi V dan Rekan-rekan Anggota Komisi V,


Yang terhormat Bapak Dirjen Bina Marga beserta jajaran,
Bapak Dirjen Bina Konstruksi beserta jajaran.

Sedikit pertanyaan saya kepada Pak Dirjen Bina Marga. Saya hanya
mengingatkan Pak Dirjen mengenai program jembatan Batam-Bintan, karena
itu merupakan janji Pak Jokowi waktu kampanye. Jadi tolong saya harus
selalu mengingatkan, karena setiap saya ke daerah hal itu yang menjadi
pertanyaan, sehingga saya harus menyampaikan. Jadi setiap RDP dengan
Kementerian PUPR dan kepada Bapak Dirjen itu yang selalu akan saya
- 54 -

tanyakan, karena itu merupakan mandat untuk saya. Jadi jangan bosan-
bosan Pak Dirjen.

Yang kedua mengenai refocusing, itu di Dapil Kepri ada satu Pak yang
saya lihat apakah bisa nanti dicarikan solusi di Natuna ya Bapak ya. Saya
lihat di sini ada di halaman 28 di pembangunan Jalan Selat Lampa. Tolong
Pak Dirjen kalau bisa dicarikan solusi.

Mengenai yang lain tidak ada Pak Dirjen. Mengenai jalan nasional dan
jalan tol, saya rasa nanti saya komunikasi dengan Pak Dirjen saja. Saya tidak
tahu di Kepri itu mau dijadikan jalan nasional seperti apa, karena itu antar
pulau. Demikian dari saya Pak Dirjen, Terima kasih pimpinan. Terima kasih
Pimpinan, sekian dari saya, karena waktu saya sudah diambil Pak Jhoni
sama Pak Dewo, saya ikhlaskan saja.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik, kalau Anggota Komisi V ini satu setengah Bu Cen Sui Lan saja
sudah selesai kita punya rapat.

Selanjutnya Ibu Novita Wijayanti, bersiap-siap Bob Andika.

F-P.GERINDRA (Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E., M.M.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan, Anggota yang saya hormati.


Pak Dirjen Bina Marga, Bina Konstruksi, BPJT yang saya hormati juga dan
seluruh jajaran, Kabalai juga tadi yang hadir se-Indonesia.

Langsung saja, Pak Hedy, saya belum saya sudah lihat ini yang jelas
di Dapil saya belum kelihatan yang Jembatan Rawajaya mungkin masih
dalam proses ya? Semoga tidak meleset, karena itu sudah datangi langsung
dan memutus beberapa desa.

Kemudian ini saya Dapil-dapil dulu saja, flyover yang Rawalo dan
Kroya Pak, saya sudah berapa tahun ini usul, belum kelihatan apa baru
didesain atau baru angan-angan desain itu saya diceritain ya Pak ya, sudah
Pak Dewo.

Kemudian yang Banyumas Jalan Lingkar Patikraja. Kemudian jalan tol


yang di Cipali Pak, ini Pak Danang dan Pak Hedy, saya tiap hampir seminggu
atau dua minggu sekali ini kan saya lewat. Saya Jakarta-Purwokerto gitu,
Banyumas-Cilacap jalannya ampun-ampunan gitu. Minta tolong sekali itu
jalan tol gila lubangnya gila-gilaan itu Cipali.
- 55 -

Jadi saya harapkan itu jadi perhatian tidak mungkin tidak hanya di
Cipali, tapi di jalan tol lainnya juga dan kalau memang ada perbaikan
dilaksanakannya segera gitu karena itu jalan tol. Kemudian CCTV juga tolong
jangan ketinggalan karena kalau kecelakaan rapat tahunan saya juga
menyampaikan. Supaya apa, supaya kalau ada sesuatu bisa termonitor.

Kemudian Pak Hedy, Pak Hedy kan dulu juga preservasi kan ya
sebelum Dirjen. Dari Cipali menuju Banyumas melalui Bumiayu itu jalan-jalan
nasional atau jalan apa itu Pak? Nah itu ampun itu super parah Pak, itu bukan
parah lagi itu super parah. Itu kanan kiri lubang semua dan tolong sekali gitu
tolong sekali karena itu jalurnya padat, semua lewat situ pagi siang malam
dini hari saya lewat itu juga takutnya banyak kecelakaan. Tolong segera
ditangani Pak Hedy dan Pak Danang.

Kemudian saya ingin menanyakan rencana jalan tol ya tadi sih saya
sempat ngobrol dengan Pak Danang tentang jalan tol yang dari Bandung
Gedebage ya Cilacap. Kalau tadi saya ngobrol sama Pak Dewo kayaknya
Cilacap ini 2049 ya Pak ya? Lah itu nanti saya minta dijelasin yang Bandung-
Cilacap.

Kemudian di sini saya lihat di halaman 14. Di halaman 14 ada padat


karya ini 2020 juga ada, 2021 juga ada padat karya rutin jalan dan jembatan
sebesar kalau tahun lalu 1,9 kalau nggak salah, sekarang 1,5Triliun.
Kemudian ada juga padat karya revitalisasi drainase 1,5Triliun.

Itu alangkah indahnya kalau padat karya ini bisa disinergikan dengan
Anggota Komisi V seluruh Dapil yang ada gitu Pak. Jadi Kabalai-kabalai saya
kebetulan ada Pak Satrio bagus juga kalau diinfo respon cepat. Jadi itu Pak
padat karya yang ada di Bina Marga itu mohon sekali untuk bisa disinergikan
dengan kita yang ada di Dapil.

Kemudian flyover, saya memang Dapil Banyumas Cilacap, tapi Ibu dan
Suami saya dari Palembang Lampung. Jadi makanya saya selalu
menyampaikannya Jawa Sumatera. Itu ada masukan Pak, ini ada Pak Eddy
Santana tidak apa-apa. Kemudian jembatan gantung tadi jangan sampai lupa
Pak.

Kalau tadi Pak Hedy bilang banyak masalah tentang jembatan


gantung. Pemerintah Kabupaten mau menerima atau tidak. Saya rasa kalau
Kabupaten dikasih pasti nerima Pak. Paling-paling permasalahannya adalah
jalannya sudah clear belum antara ujung desa dengan ujung desa satunya,
tapi kalau kita dikasih cuman satu, ya kita bengek juga Pak milihnya karena
usulannya saja 10 sampai 20.

Jadi Pimpinan dan Pak Dirjen, tahun depan harapan kita minimal
Anggota 3 atau 5 gituloh Pak, karena usulannya 10 lebih dan ini akan
mengangkat perekonomian juga di desa-desa, ini menghubungkan banyak
desa yang ada di daerah-daerah.
- 56 -

Kemudian flyover ini yang di saya dapat kemarin di underpass Lahat itu
underpass ada di Bina Marga ya Pak ya, Lahat itu kemarin sempat saya
sampaikan juga itu kan mangkrak ya. Nanti sekalian koordinasi juga mungkin
Perhubungan dengan Bina Marga underpass-nya mangkrak sehingga seperti
kubangan, semoga bisa segera diberesin.

Kemudian juga ada yang dibutuhkan flyover yang di Babaranjang. Di


situ sehari bisa 24 kali kereta api bawa batubara. Kemarin saya sempat ke
sana saja macetnya setiap 30 menit 1 KM itu flyover di Babaranjang di
Prabumulih Muara Enim dan kemudian Oku Timur Martapura. Itu Pak Hedy
penting sekali.

Kemudian kepada Bina Konstruksi, di sini di halaman ada pembinaan


tenaga kerja konstruksi Jawa Tengah ada 22.000 orang, 10.000 dan lain
sebagainya, ini se-Indonesia. Sama seperti Anggota yang lain kalau bisa
disinergikan dengan Anggota yang Komisi V di masing-masing Dapil Pak.
Jadi kita bisa sama-sama memberdayakan masyarakat yang ada di Dapil kita
masing-masing.

Kemudian kembali Pak Hedy itu jalan-jalan raya yang menyambung


dengan kereta api, umpamanya itu sebidang, itu banyak sekali yang rusak. Itu
lubang-lubang kemarin pada saat Pak Menteri hadir saya sampaikan banyak
sekali tolong bisa di audit setiap jalan raya yang nyambung dengan kereta api
diantaranya itu lubangnya besar-besar sekali.

Nah itu mohon bisa dicermati dan itu kira-kira Pak dan Bina Konstruksi
harapan saya juga bisa memberdayakan pengusaha-pengusaha lokal yang
ada gitu. Jadi Bina Lingkungannya juga baik. Ini tadi sudah disampaikan Pak
Dewo mengenai tenaga kerja yang bisa disinergikan di setiap Dapil Pak Bina
Konstruksi.

Demikian Pimpinan, terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Selanjutnya Pak Bob Andika silakan.

F-PDIP (BOB ANDIKA MAMANA SITEPU, S.H.):

Terima kasih Pimpinan.

INTERUPSI ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Pimpinan. Interupsi Pimpinan. Interupsi sebentar Pimpinan.


- 57 -

KETUA RAPAT:

Nanti virtual kita kasih kesempatan Pak. Silakan dulu. Virtual nanti kita
kasih kesempatan.

Lanjut silakan Pak Bob Andika.

F-PDIP (BOB ANDIKA MAMANA SITEPU, S.H.):

Oke, terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi V beserta Teman-teman Komisi V,


Yang saya hormati Bapak Dirjen Bina...(rekaman terputus)

Sama Pak Dewo tadi. Jadi Pak Dirjen, saya mengingatkan kembali
bahwasanya terdahulu saya mengingatkan bahwasannya pentingnya jalan
penghubung ke daerah pariwisata ini Pak harus dibenahi. Salah satunya saya
lihat di tahun ini tidak ada masuknya pelebaran jalan Tiga Panah menuju
Mere ke KSPN ini Pak.

Karena soal pembebasan lahan sudah selesai dilaksanakan oleh


Pemkab Karo, tapi tahun ini pembangunan itu tidak masuk. Saya berharap
apabila nanti ada sisa lelang mohon ini salah satu prioritas pembangunan
jalan Tiga Panah menuju Mere ini Pak.

Kedua Pak, mengenai jalan tol Pak, saya tadi mendengarkan dari
Bapak bahwasannya Kementerian PUPR sangat mendukung terlaksananya
tol Trans-Sumatera ini Pak dengan mencari segala upaya anggaran-anggaran
supaya terlaksananya jalan tol Trans-Sumatera ini Pak, tapi di sini saya lihat
bahwasannya peran Kementerian PUPR sangat besar terhadap
pelaksanaannya jalan tol ini Pak.

Jadi saya di sini agak heran juga Pak saya mau bertanya kepada
Bapak bahwasannya kalau dalam pelaksanaan konstruksi jalan tol itu masih
memang sebenarnya di wewenang Kementerian PUPR dan fungsi
pengawasannya itu di Komisi V. Tapi selama ini di lapangan Pak kita lihat kita
saja mau ada laporan dari masyarakat untuk merespon tentang pelaksanaan
jalan tersebut. Nampaknya pihak pelaksana itu terutama HK itu lebih dominan
dia berpedoman kepada Komisi yang lain gitu dia istilahnya Pak.

Soal pelaksanaan konstruksi ini sebenarnya di Komisi V Pak, tapi kalau


masalah untung dan ruginya BUMN itu, itu di wewenang Komisi yang lain.
Nah jadi ini perlu juga Bapak perjelas bahwasanya kita fungsi pengawasan
kita Pak itu harus betul-betul mereka pahami Pak karena itu di bawah
wewenang juga Komisi V yaitu Kementerian PUPR.

Nah terus untuk apa Pak untuk ke langsung ke Dirjen Bina Konstruksi.
Pak Dirjen saya lihat ini Pak banyak program-program Bapak sebenarnya ini
- 58 -

banyak sebenarnya pembinaan pelatihan ini ceremonial Pak. Saya tahunya


ini Kementerian PUPR ini lebih banyak tujuannya ini untuk membangun.
Membangun konstruksi dan supaya tidak terputusnya konektivitas antara
salah satu kabupaten dan provinsi.

Nah ini saya lihat tadi Bapak saya lihat tadi banyak program-program
ini ceremonial, tapi ke depan Pak tentang yang tadi saya lihat tadi di Sumut
adakan pelatihan 17.000. Maunya ini Pak pelatihan 17.000 ini jangan selesai
pelatihan yang dilatih ini pun payah juga cari kerja Pak.

Maunya Dirjen Bina Konstruksi beserta jajarannya ini paling tidak


sebagai penyambung. Nah dengan banyaknya sekarang kegiatan-kegiatan
konstruksi ini maunya salah satu yang telah dilatih ini, salah satu
diprioritaskan untuk ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan-
pembangunan yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR. Mungkin ini saja
sedikit Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Bob Andika. Sekarang Pak Syafiuddin, siap-siap Pak
Sigit.

F-PKB (H. SYAFIUDDIN, S.Sos.):

Terima kasih Ketua.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Rekan-rekan Komisi V,


Pimpinan dan Anggota,
Yang saya banggakan, yang saya cintai juga dan juga saya hormati para
Dirjen, ada Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi.

Pertama-tama saya apresiasi terhadap Dirjen Bina Marga ya karena


evaluasi realisasi anggaran APBD APBN 2020 itu penyerapannya sampai
97% dan juga dari progress kegiatan baik itu peningkatan jalan tol dan
jembatan dan lain-lain juga sangat luar biasa. Saya sebagai Anggota DPR RI
mengapresiasi sekali terhadap progress yang dilakukan oleh Dirjen Bina
Marga beserta jajaran.

Namun sebagai Anggota DPR RI dari Dapil Madura, kami sampaikan


bahwa agak prihatin juga karena dengan adanya peningkatan jalan tol yang
maksimal yang dilakukan oleh Kementerian PUPR lewat Dirjen Bina Marga,
itu sampai detik ini di Pulau Madura ini kan tidak ada akses jalan tol. Padahal
se-nusantara, se-nusantara, baik itu dari Sumatera, Aceh, Bali, NTB sampai
ke Papua itu sudah ada yang namanya makhluk jalan tol. Malah di NTT sudah
menjadi program perencanaan ya di jalan tol untuk akses Labuan Bajo.
- 59 -

Namun untuk yang Pulau Madura sebetulnya ada juga Pak di Perpres
80 tercantum bahwa ada pembangunan jalan tol untuk ke kawasan
Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan. Namun sampai detik inipun Pelabuhan
Tanjung Bulu Pandan perencanaan dan apapun progress-nya masih belum
ada, Pelabuhan... (rekaman suara kurang jelas) juga belum ada.

Jadi dari itu kami juga berharap, berharap nantinya di Madura ini
penting bagi Masyarakat Madura untuk mendapatkan haknya, terutama
memang ada perencanaan sampai tahun 2050 sekian puluh ribu tol yang
direncanakan oleh Pemerintah pusat.

Lagi-lagi saya berpikir bahwa kalau kemarin pada waktu ketemu


dengan Menteri saya berbicara bahwa Masyarakat Madura hanya dinikahi
secara siri. Saya curiga Pak, saya curiga ya, saya curiga bukan bukan
perkawinan siri lagi, namun perselingkuhan sehingga yang namanya
perselingkuhan ini kalau sudah tidak ada manfaat maka habis manis sepah
dibuang, jadi tinggal di buang saja, cuma diambil madunya terus selesai gitu
kira-kira begitu, padahal Madura ini luar biasa. Mungkin itu yang urusan jalan
tol.

Yang kedua terkait dengan jalan Pak, jalan nasional yang ada di
Madura sudah sangat luar biasa rusaknya dan berlubang karena di Madura ini
banyak apa namanya kendaraan roda dua kira-kira gitu.

Ya pajak kendaraan di Jawa Timur yang paling besar adalah di pajak


kendaraan roda dua dan itu mayoritas dimiliki oleh masyarakat Madura.
Karena masyarakat Madura Ini memang agak berani kalau ngutang Pak, agak
berani. Jadi sekarang ini dengan banyaknya finance yang menggratiskan DP
maka orang Madura banyak yang punya sepeda motor.

Namun lagi-lagi dengan kendaraan sepeda motor ini karena akses


jalan nasional yang berlubang maka kita semuanya ini sangat berdosa
banyak kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa karena terpeleset di
lubang-lubang jalan nasional ini. Maka dari itu supaya Pak Menteri dan Pak
Dirjen dan juga saya sebagai Anggota Komisi V untuk tidak mendapatkan
dosa, maka seyogyanya kita bersama-sama untuk mendorong bersama-sama
untuk memikirkan jalan nasional yang berlubang di akses jalan nasional.
Mulai dari Kamal sampai Sumenep dan mudah-mudahan ini di preservasi
nanti itu bisa dilakukan oleh Dirjen Bina Marga di Kementerian PUPR ini.

Terus yang ketiga, kami berharap untuk yang padat karya Pak Dirjen,
saya sudah road show dari Kabupaten Bangkalan sampai Sumenep. Jadi
kalau memang ada padat karya yang dilakukan oleh Kementerian PUPR
melalui Dirjen Bina Marga ini, terutama saluran drainase di samping jalan
akses nasional ini, kami berharap karena memang tadi di paparannya
disampaikan bahwa ini sudah tidak seperti tahun 2020.

Artinya pekerjaan padat karya ini dilakukan secara swakelola. Saya


berharap nantinya kami dilibatkan di situ bukan untuk kepentingan saya
pribadi, namun untuk kepentingan konstituen dan itu untuk bagaimana
- 60 -

perekonomian yang terdampak akibat pandemi ini, ini bisa menjadi sebuah
obat sedikit obatlah untuk masyarakat dan konstituante saya di Madura.

Untuk Pak Dirjen Bina Konstruksi, kapan hari kita di forum ini
bersepakat bahwa kita ada semangat bahwa untuk bagaimana meminimalisir
terjadinya pengembalian uang negara ke kas negara, apa itu? Dengan
penawaran yang sangat rendah artinya 65%, 66% maka negara dirugikan
masyarakat juga dirugikan.

Ada contoh kasus Pak kemarin ini pembangunan apa namanya Kali
Kemuning untuk mengatasi banjir di Kabupaten Sampang. Alhamdulillah
sekarang sudah apa namanya ada pemenangnya, namun kalau kita lihat ya
kalau kita lihat dari anggaran yang kemarin sangat agak fantastis menurut
saya 95Miliar ya, itu ditawar hanya 63Miliar dan itu menjadi menang. Kita
tidak mau intervensi di urusan itu Pak, namun menurut saya ada kerugian
bagi masyarakat Madura itu sekitar 30Miliar lebih yang kembali ke kas
negara.

Terus yang kedua lagi-lagi kami juga was-was terhadap kualitas yang
akan dilaksanakan oleh pemenang itu. Artinya dengan harga 60 sekian
persen dipotong PPN PPH dipotong administrasi, maka menurut saya yang
kembali ke kas negara, yang kembali ke Pemerintah pusat itu 50%.

Semangat yang kita bangun kemarin bahwa kita akan meminimalisir


terjadinya itu. Jadi timbul pertanyaan apakah Dirjen Bina Konstruksi dan
jajarannya itu tidak bekerja untuk bagaimana mengantisipasi itu. Jadi mohon
jawaban nanti.

Terus yang kedua dengan adanya program pelatihan pembinaan dan


lain-lain ini semangatnya adalah bagaimana kita memperjuangkan
pengusaha-pengusaha lokal untuk turut andil berpartisipasi di dalam
pembangunan ini dan lagi-lagi saya lihat bahwa pemenangnya ini bukan dari
Madura. Kami tidak ada intervensi, saya garis bawahi kami tidak intervensi,
tapi jangan ada dusta diantara kita.

Jadi saya cuma menagih janji Pak Dirjen Bikon ya kontraktor lokal ini
ya semualah teman-teman sudah disampaikan keluhannya dan lain-lain dan
itu konstituen kita, tapi kita tidak secara subjektif ingin membantu mereka
tanpa adanya regulasi yang benar, tidak. Karena kita juga takut karena kita
sama-sama diawasi oleh aparat penegak hukum. Namun lagi-lagi kalau
memang prosedural kami berharap pengusaha-pengusaha lokal dibina bukan
dibinasakan. Jadi itu saja mungkin Ketua.

Terima kasih, kurang lebihnya saya mohon maaf.

Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq,


Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:
- 61 -

Baik, terima kasih Pak Syafiuddin.

Istri terhormat Pak, saya selalu menegaskan dari sini, istri terhormat
Pak, bukan siri Pak. Oke Pak Ruslan ya, beliau katanya mau ngajak kita ke
Madura Pak Ruslan, saya tunggu-tunggu belum juga ini.

Baik, Pak Dirjen Bina Konstruksi, mungkin saya ada takut kelupaan
nanti Pak, ada benarnya apa yang disampaikan oleh Pak Syafiuddin tadi.
Mungkin yang banyak keluhan di daerah Pak terkait dengan penterjemahan
surat edaran yang apa namanya ini surat edaran terkait relaksasi ituloh Pak.

Ya mungkin saya dulu pernah menyampaikan di sini kalau dilakukan


klarifikasi secara baik, dilakukan koreksi aritmatik secara baik, kan nanti
ketahuan Pak, Bapak perusahaannya di mana, home base-nya di mana.
Bapak punya alat dari di apa namanya dipindahkan dari mobilisasi dari mana
ke mana. Ini kan kalau dilakukan klarifikasi secara benar Pak harusnya orang
lokal yang punya material yang punya alat sulit untuk kalah Pak, walaupun
mungkin selisihnya ada di penawaran. Nah kalau tegak lurus pakai
penawaran terendah memang ini banyak masalah ini Pak Dirjen. Ini saya pikir
kita harus peduli soal ini.

Saya juga sedang rapat ini Pak mendapat SMS banyak sekali ini,
dapat WA dari mana-mana terkait soal ini. Ini keluhan di bawah Pak, ya
keluhan di bawah dan saya rasa kalau orang banyak mengeluh kan kita mesti
peduli Pak, berarti ada persoalan di bawah ini.

Nah tergantung juga sebetulnya teman-teman di Bina Konstruksi


bagaimana melakukan tadi saya sampaikan. Kan tidak mungkin beban sama
Pak antara orang yang punya alat di situ, material dia di situ, dengan orang
yang harus mindahkan alat dari mana ke situ, nawar paling rendah pula
dengan orang yang punya material di situ, punya peralatan di situ, tapi bisa
menang Pak.

Nah ini saya pernah ingat dulu di Kalbar ini pernah kasus Pak, saya
pernah ingat, saya ingatkan dulu Pak Kepala Balai-nya. Saya bilang “Pak
jangan, ini pasti putus Pak”, Eh benar putus kontrak Pak 2 kali Pak putus
kontrak, 2 kali. Nah ini kan siapa yang diuntungkan? Pertanyaan kita negara?
tidak juga. Rakyat? Tidak juga.

Nah something gitu loh. Ini saya rasa tidak apa-apa relaksasi itu
dilaksanakan Pak, asal menurut saya itu klarifikasi dilakukan secara jujur Pak,
secara jujur secara adil dilakukan klarifikasi. Kami saya apa sendiri Pak kita
ini kan punya Dapil semua, satu ruangan ini sama kami. Kalau kita pulang ke
daerah Pak melakukan apa namanya kunjungan kerja spesifik perorangan,
terus kita keliling melihat pekerjaan-pekerjaan yang sumber dari APBN,
ketemu dengan orang yang punya material, punya peralatan di situ, ngesup
dengan orang yang menang di situ.
- 62 -

Terpaksa Pak kita ngesup Pak, kita bertarung juga tidak pernah bisa
menang kita nggak punya koneksi dan seterusnya. Bahasa itu orang yang
sampaikan dengan kita, sedih kita Pak. Jadi saya rasa ini catatan penting ya.
Saya rasa di ruangan ini samalah ya Pak Eddy Santana ya? Ini kalau bisa
keluhan ini kita akhiri Pak, kita selesaikan. Saya berharap ini bisa
ditindaklanjuti berikutnya mudah-mudahan. Saya rasa demikian terkait poin
yang ini.

Berikutnya Pak Sigit Sosiantomo, bersiap-siap Pak Boyman Harun.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Langsung saja Pak Ketua terima kasih atas waktunya dan kepada Pak
Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi, terus terang belum banyak
kenal kita sama beliau berdua ini dan seluruh jajarannya, serta tadi ada Pak
Kepala BPJT ya Pak Danang, Pak Danangnya sudah pulang ya Pak? Oh ya.

Pak Dirjen Bina Marga, saya tadi mencatat Bapak menyampaikan


bahwa jalan tol akan jadi backbone jalan nasional, apa betul Pak? Saya kira
tadi penjelasan Bapak di awal-awal tadi demikian. Saya kira ini tidak benar,
saya juga ingin titip Pak Ketua nggak bener loh Pak Ketua bahwa jalan tol itu
jadi backbone jalan nasional. Karena yang kita jadikan patokan adalah
Undang-undang Jalan Nomor 34 2009 yang akan kita revisi masuk Prolegnas
sudah.

Pak Dirjen, jadi tidak benar itu, bahwa pemerintah menurut Undang-
undang Jalan itu diberi kewenangan untuk membuatkan jalan bagi
masyarakat dan jalan yang diwajibkan itu jalan arteri, jalan, jalan umum dan
jalan arteri, jalan nasional. Jalan tol adalah jalan alternatif ya, oleh karena itu
dia berbayar. Jadi kalau ini dijadikan backbone menurut saya melanggar
undang-undang atau tidak taat pada undang-undang. Jadi backbone-nya ya
jalan nasional itu atau jalan arteri nasional itu. Saya kira catatan saya itu Pak.

Kalau mari kita lihat penjelasan Pak Dirjen. Tadi Pak Dirjen
mengatakan kan untuk menyelesaikan atau untuk melaksanakan RPJM
tentang jalan tol sekarang saja yang sudah masuk RPJMN itu butuh 60Triliun
kan PMN. Coba bayangkan, sementara anggaran Pak Dirjen saja cuma
53Triliun, 53,96. Jadi jalan tol itu menghabiskan uang negara Pak.

Jadi oleh karena itu saya berpikir, oh iya wajar ya kalau begitu
Pemerintah sebelumnya ini tidak menjadikan jalan tol sebagai prioritas gitu.
Jadi kadang-kadang ada kita kan sudah kita 15 tahun Pak hampir Pak di DPR
ini Pak, kita kenal ada Pemerintah sebelumnya dan Pemerintah sekarang.
Jadi tidak berarti Pemerintah sebelumnya gagal karena tidak bisa
membangun jalan tol, kenapa, karena memang pada modal ya.

Jadi menurut saya kasihlah masukan yang benar kepada Pemerintah


Pak Dirjen pada Pimpinan, bahwa memang berat. Apalagi di setiap periode
kepemimpinan nasional itu selalu ada masalah-masalah global yang
- 63 -

mempengaruhi ekonomi kita. Nah sekarang masalah global kita ya pandemi


ini.

Oleh karena itu menurut saya janganlah dijadikan sebagai sebagai


backbone ya kan, karena akan membebani masyarakat. Bayangkan kenaikan
jalan tol saja 100% dari 4.500 ke 9.500. Saya ingin ngomong kepada Pak
BPJT dan sudah saya sampaikan kepada Pak Menteri PU, jangan dinaikkan
dong gitu, kami tidak setuju gitu.

Ada yang menyarankan para pengamat, Pak Kepala BPJT itu dulu
pengamat transportasi Pak, tapi sekarang jadi Kepala BPJT, saya jarang
sudah me-refer pendapat beliau, kenapa, beliau tanda tangan itu kenaikan
jalan tol ya. Itu akan membebani biaya logistik.

Akibatnya logistik kita jadi mahal. Oleh karena itu banyak pengamat
transportasi menyarankan sebaiknya yang dinaikkan hanya untuk mobil-mobil
pribadi, mobil umum atau truk kendaraan logistik kalau bisa jangan naik gitu.
Jadi melalui forum ini saya minta kepada Pak Dirjen tolong kasih masukan itu,
jangan dinaikkan terus dong. Itu tadi Pak teman-teman Pak Jhoni dan lain-lain
tadi mengingatkan bahwa kualitas jalan tol kita ini payah.

Kita baru lewat belum setahun udah dibongkar-bongkar. Tadi Bu


Novita lubangnya itu nggak tahu apa ada pekerjaan melubangi jalan tol ya?
Karena nggak umum itu Pak belum setahun sudah berlubang gitu. Jadi
menurut saya, menurut saya ini cobalah beri masukan bahwa jalan tol ini
berat ya. Mending Bapak memperbaiki atau biaya negara ya itu digunakan
semaksimal mungkin untuk membangun jalan arteri. Seperti yang Bapak
sampaikan pembangunan jalan nasional itu hanya alokasinya 15,96Triliun ya
dalam halaman 14 itu.

Saya jadi ingat Pak, kalau tadi belum disebutkan oleh Pak Syafiuddin
kita pernah kunjungan ke Sumenep Pak, itu ada diskriminasi luar biasa
terhadap Madura. Sayang tadi Pak Syafiuddin enggak mengingatkan itu. Kita
jalan dari Suramadu Pak jalannya besar ya, belok kanan ke arah Sampang
masih besar. Setelah Sampang mengecil Pak, terus mengecil Pak sampai
Sumenep mengecil tinggal dua lajur Pak, nanti menuju bandara tinggal 1 lajur
Pak, itu jalan nasional, itulah jalan nasional. Jadi ada diskriminasi terhadap
jalan nasional.

Nah kami ingin menyampaikan agar yang namanya jalan nasional itu
harus sama dari ujung ke ujung, yang di Papua, yang di Madura, yang di
Aceh, yang di Jawa, harus sama juga, jangan sampai jalan tol itu lama-lama
mengecil. Saya tidak tahu dan itu ada pembiaran selama sekian tahun.
Menurut saya ini juga melanggar undang-undang karena tidak sesuai dengan
SPM dari jalan arteri. Kan jalan arteri ada minimalnya ya kan, minimal
lebarnya. Saya kira itu.

Jadi menurut saya Bapak ingat amanat dari Undang-undang Jalan


Tahun 2004. Kalau Pemerintah tidak melaksanakan SPM itu dan terjadi
kecelakaan, ada sanksinya Pak dan itu diatur di Undang-undang LLAJ,
- 64 -

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Jadi kalau ada jalan yang


menyebabkan kecelakaan, maka Pemerintah bisa dipidanakan, bisa
membayar denda. Ayo kita tengok semua, kita-kita ini kan regulator dan
Pemerintah ketika itu menyetujui ada pasal dan klausul seperti ini. Jadi ini
tolong dicatat bahwa ada sanksinya kalau Bapak tidak melaksanakan SPM
dengan benar.

Lah tiba-tiba meloncat ke jalan tol. Saya kira itu jalan tol juga begitu
seperti tadi yang disampaikan Pak Dewo ada mobil sampai muter, saya juga
mengalami itu di ruas Semarang dan Solo. Hujan ya kita jalan 100 kan
maksimal itu, tiba-tiba jalan sendiri ya karena ada genangan air saat hujan. Ini
kebetulan ada Bapak Dirjen Bina Konstruksi, saya kira ini para engineer yang
bangun jalan tol ini Pak sertifikasinya harus diperbaiki.

Saya pernah mengingatkan dulu kalau perlu para BUMN Karya itu
sertifikasi kemampuan membangun jalan tol itu dicek ulang. Ya itu kan
bahaya kalau begitu kalau pembangunan jalan ternyata hasilnya tidak optimal
dan kualitasnya buruk. Itu yang terkait dengan jalan arteri.

Yang kedua terkait dengan flyover dan underpass Pak Dirjen


anggarannya 7,29Triliun. Ada pekerjaan besar Pak Dirjen menurut Undang-
undang Perkeretaapian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, 2007 loh
Pak sekarang sudah 2021, bahwa tidak boleh ada perlintasan sebidang, itu
amanat Undang-Undang Perkeretaapian.

Lalu siapa yang mengatasi perlintasan sebidang? Seringkali


perlintasan sebidang itu adalah perlintasan antara jalan nasional dengan jalan
kereta. Sebagian besar jalan nasional dibangun lebih belakangan dari jalan
kereta. Ya jadi nggak boleh itu, harus Bapak bikin flyover atau underpass.

Kenapa? Ada jalan kereta dulu baru ada jalan nasional. Kalau nggak
salah kereta itu Jakarta-Surabaya itu sudah ada sejak 1825 kalau nggak
salah atau 1900 sekian gitu. Ya kan zaman Belanda dulu.

Jadi ini menegaskan Undang-undang Perkeretaapian ini menegaskan


bahwa kewajiban untuk menghindari perlintasan sebidang yaitu membuat
flyover atau underpass kewajiban Kementerian PU. Nah pertanyaannya
adalah dengan anggaran 7,29Triliun ini, kira-kira kalau menurut Pak Dirjen
ada berapa underpass yang harus dibangun, yang harus dibuat ya.

Kemudian dengan anggaran ini bisa jadi berapa tahun ini? Sehingga
selesainya persoalan underpass dan flyover ini sampai berapa tahun lagi.
Nah saya kira itu RPJMN yang dimasukkan, jangan ke pembangunan jalan
tol. Nah itu tentang underpass Pak.

Jadi saya pertanyaan saya itu, kira-kira dengan anggaran Bapak ini
sampai berapa lama itu apa namanya flyover dan underpass yang melintas
sebidang itu selesai? Karena Pak perlintasan sebidang itu mengganggu,
mengganggu apa modernisasi kereta api. Kereta api kita dari dulu ya paling
banter sekarang 80 KM per jam. Coba dia jalannya tidak diganggu oleh jalan
- 65 -

nasional mungkin kecepatannya bisa lebih tinggi, tidak perlu kita bikin kereta
cepat 300 KM per jam, cukup 150 saja sudah hebat ya. Jadi mobilitas barang
dan jasa itu jadi meningkat. Jadi yang membuat mobilitas dan apa
modernisasi kereta api itu terhambat salah satunya adalah adanya perlintasan
sebidang. Itu Pak.

Kemudian yang ketiga, saya ingin mengingatkan juga terkait dengan


jalan tol lagi. Nah ini kayaknya sudah Pak Kepala BPJT sudah hadir ya. Pak
Kepala BPJT jalan tol ini sangat dibutuhkan terutama di daerah atau di proyek
strategis nasional, seperti Patimban.

Patimban itu belum ada jalan tolnya Pak. Jadi pelabuhan yang sudah
jadi tapi aksesnya mengandalkan akses jalan arteri, ini berat ya, ini berat.
Saya katakan berat karena dia tidak akan bisa membuat Pelabuhan Patimban
itu beroperasi maksimal, karena nggak ada jalan tol. Kalau dia dibangun jalan
tol, maka kemampuan dia untuk mengekspor dan seterusnya itu bisa
maksimal.

Saya kira bukan hanya itu saja, di Pelabuhan Udara atau Bandar
Udara Kertajati ya itu juga belum ada jalan tolnya. Cisumdawu tadi sudah
disampaikan Pak Dirjen ada persoalan teknis di sana ya. Kira-kira kapan itu
jadi Pak sementara Pelabuhan Udara itu sudah beroperasi? Nanti ada lagi
Kulonprogo Pak, itu kira-kira lancar nggak itu pembangunan jalan tol nya?

Kalau nggak investasi yang dimasukkan ke sana tentu tidak akan


optimal. Jadi Jalan Kulon Progo itu juga nggak ada sambungannya dengan
jalan tol. Oleh karena itu saya kira penting bagi kita untuk mendapat informasi
dari Pak Dirjen, kira-kira berapa kemampuan kita untuk membangun jalan tol
itu sehingga kita tidak berharap sesuatu yang rumit ya misalnya berharap
BUMN sampai 60Triliun begitu.

Terus yang kedua, yang ke empat maaf adalah Bina Konstruksi terkait
dengan sertifikasi Pak. Sertifikasi ini kan sudah berjalan, tetapi sekarang ada
banyak undang-undang baru terkait dengan profesi Pak ya.

Harapan kami undang-undang yang terkait atau peraturan di bawah


undang-undang yang terkait dengan profesi itu bisa semaksimal mungkin
diserahkan kepada Asosiasi Profesi terkait gitu karena merekalah yang paling
mengerti tentang keprofesian ya. Saya tidak ingin aturan di bawah Undang-
Undang Profesi apakah itu Undang-Undang Insinyur maupun Undang-
Undang Arsitek atau Undang-Undang Profesi yang lain, sertifikasinya masih
ditangan oleh Pemerintah ya.

Bahkan kalau perlu para Pejabat Pemerintah itu yang disertifikasi oleh
lembaga-lembaga atau Asosiasi Profesi ini, agar nyambung ya. Asosiasi
Profesi ini kan punya link sampai internasional, bahkan ada apa jalur sampai
dunia ya engineer-engineer ASEAN ada, engineer Asia ada, Engineer dunia
juga ada. Arsitek juga begitu arsitek Asean ada, arsitek apa namanya dunia
juga ada. Saya kira itu catatan saya terkait dengan undang-undang apa
terkait bidang konstruksi dan terkait dengan sertifikasi.
- 66 -

Oleh karena itu untuk menguatkan profesi engineer di Indonesia


mungkin salah satu pelatihannya juga melibatkan engineer dari negara-
negara lain. Mungkin kerja sama Pak ya, jangan sampai tadi itu yang
dikatakan kawan kita, kualitas jalan yang dibangun oleh engineer dari Korea
40 tahun yang lalu itu masih lebih bagus dari pada yang dibangun oleh
engineer dari bangsa kita sendiri tahun 2017-2019-2021, ya saya kira itu
menjadi catatan kita. Demikian apa yang bisa saya sampaikan.

Terima kasih banyak.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Ir. RIDWAN BAE/F-PG):

Wa'alaikumsalam.

Pak Boyman Harun.

F-PAN (H. BOYMAN HARUN, S.H.):

Ya, terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh,


Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua.

Pimpinan yang saya hormati,


Dirjen Bina Marga, Bina konstruksi yang saya hormati beserta seluruh jajaran,
Seluruh kabalai se-Indonesia yang ikut juga virtual yang saya hormati.

Pak Dirjen, saya tidak berbicara tol Pak, dari tadi tol semua Pak Dirjen.
Saya tidak tahu apakah Kalimantan Barat khususnya akan ada jalan tol
diumur ini saya tidak tahu masuk atau tidak. Karena apakah memang belum
layak atau memang tidak masuk itu, cuma saya heran Pak Dirjen. Kenapa
jalan tol itu nggak bisa seperti pajak kendaraan gitu Pak Dirjen ya?

Kalau pajak kendaraan itu kan semakin tahun semakin murah, semakin
tahun semakin murah gitu apalagi jalan tol yang dikelola oleh swasta. Kenapa
kalau tol itu kok naik-naik terus gitu? Harusnya sampai akhirnya murah-murah
berhenti nggak bayar lagi pada masyarakat. Kenapa tidak seperti itu gitu?

Tapi kenyataannya di negara kita semakin tua semakin mahal-mahal-


mahal-mahal, walaupun kualitasnya tidak terjamin, bahkan semakin buruk. Itu
menurut saya itu jadi pertanyaan saya juga, kenapa pajak kendaraan kita itu
semakin tahun murah-murah-murah-murah-murah-murah gitu, harusnya lama
kelamaan nggak bayar lagi gitu bukan semakin menaik.

Kemudian saya berterima kasih Pak Dirjen melalui PUPR usulan 2020
kemarin untuk perubahan status jalan Ketapang-Pesaguan-kendawangan
Alhamdulillah sudah memenuhi syarat dan akan berubah statusnya menjadi
- 67 -

jalan nasional. Untuk itu Pak Dirjen Bina Marga pada saat penetapannya
nanti, tolong dilampiri juga kami di sini agar penetapan perubahan status jalan
tersebut benar-benar terlaksana.

Jangan sampai pengumumannya sudah dinyatakan berubah tetapi


kenyataan tidak berubah. Kami sudah jual-jual terus itu Pak Dirjen, di Dapil
kami ini jual terus. Itu kebanggaan kami dalam rangka memajukan daerah
kami yang mana jalannya status jalan provinsi menjadi jalan nasional.

Jadi kalau kami di Kalimantan Barat khususnya Pak Dirjen masih


berbicara tentang bicara tanah lumpur, bicara daerah yang tidak bisa dilalui
dengan kendaraan yang begitu nyaman seperti di daerah-daerah lain. Bahkan
kami harus menginap satu malam karena tidak bisa tembus jalannya amblas,
itu saya berterima kasih dengan Dirjen Bina Marga terhadap perubahan
status jalan tersebut.

Kemudian Pak Dirjen, saya tetap tidak henti-hentinya meminta terus


untuk perubahan status jalan ini, khususnya di Kalimantan Barat. Kalau bisa
tolong dicatat Pak Dirjen, satu perubahan status Jalan Simpang Dua dan
Perawas, ini di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Kemudian Simpang
Sungai Gantang dan Teluk Batu. Kemudian Siduk, Kayong Utara dan Teluk
Batang.

Kemudian Pak Dirjen penyelesaian jembatan penggantian jembatan


antara Sungai Keli dan Siduk itu sebenarnya ada ada 11 jembatan Pak. Ada
11 jembatan yang Alhamdulillah 2021 ini telah dikabulkan 2 jembatan saja
Pak, artinya masih 9. Jadi kalau 11 dibangun 2 tinggal 9 maksud saya
pemanfaatannya belum maksimal. Jadi tolong barangkali di 2022 harus
diselesaikan sesuai tempat tersebut agar manfaatnya jelas untuk kepentingan
masyarakat, tidak nanggung-nanggung di dalam membangun.

Kemudian Pak Dirjen penyelesaian jalan Pak, penyelesaian nasional


antara Sungai Keli dan Kayak Pak dan memang kita tahu permasalahan ini
belum bisa diselesaikan sekitar 25 Kilo itu karena overlapp dengan
Perusahaan Alas Kusuma. Ya saya pikir walaupun ini tanggung jawab
Pemerintah Daerah Kalimantan Barat, tetap saja saya minta kepada Pak
Dirjen untuk proaktif lewat Kabalainya barangkali untuk menyelesaikan jalan
tersebut.

Saya pikir Pak Dirjen ini saja yang harus saya sampaikan dan ini
sangat penting dan prinsip sekali buat saya. Tolong pertama berkaitan
dengan penetapan perubahan status jalan Ketapang-Pesaguan dan
Kendawangan, itu benar-benar bisa diwujudkan dan SK-nya SK
penetapannya InshaAllah nanti saya akan minta kepada Pak Dirjen sebagai
tembusannya. Saya pikir itu Pak Dirjen Bina Marga.

Kemudian kalau Pak Dirjen Bina Konstruksi ini agak geli-geli sedap
Pak. Geli-geli sedap juga mau bicara dengan Bapak ini, karena kalau
berbicara tentang usulan-usulan tidak ada juga usulan di sini. Paling-paling
fungsi kami sebagai pengawasan di lapangan berkaitan dengan pelaksanaan
- 68 -

lelang yang ada di daerah kami di Kalimantan Barat. Semoga kedepan cerita
yang disampaikan oleh kawan-kawan seluruh Komisi V ini tidak menjadi viral
berkaitan dengan masalah lelang ini. Jadi kalau kita lihat lelang yang
dilakukan di daerah-daerah itu sampai berani membuang sampai 40% dan
sebagainya, saya pikir itu perlu ditinjau kembali.

Jangan sekedar berpikir untuk demi menguntungkan negara saja


karena banyaknya pemotongan, tetapi kualitas dari pada pelaksanaan
konstruksi itu yang terpenting. Saya pikir ini sudah tidak asing lagilah kalau
hal-hal seperti ini, yang penting pengawasan harus tetap dilakukan sampai ke
bawah.

Jangan diberinya kelonggaran seperti ini dijadikan senjata oleh pihak-


pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memenangkan orang-orang
tertentu. Karena tidak ada batasan-batasan itu, artinya yang paling rendah
menang atau sebaliknya walaupun rendah tidak menang gitu.

Jadi harapan kami sama semua yang hadir di sini tolong perhatikan
apa yang dilakukan di daerah-daerah itu barangkali perlu dipantau terus.
Karena semua yang ada di PUPR ini akhir ceritanya ada di BP2JK, ada
BP2JK apakah sukses atau tidak dalam pelaksanaan pembangunan itu, tidak
saja melelangnya yang sukses, tetapi bagaimana harga yang ditentukan
dalam penawaran itu apakah masuk akal atau tidak.

Jadi kalau berdasarkan hanya menguntungkan negara saja, saya pikir


semua orang akan melakukan penawaran serendah-rendahnya, belum lagi
mereka jual lagi ke tempat lain. Tapi yang yang kita kejar di sini adalah
kualitas dalam pembangunan itu, bukan berarti harus menguntungkan
negara, negara tidak perlu untung lagi dalam hal ini, yang penting itu
masyarakat diuntungkan. Masyarakat diuntungkan, jalannya bagus, kualitas
bagus, bisa dinikmati masyarakat ya ada minimal 30 tahun gitu, jangan hanya
karena harga murah tetapi kualitas tidak ada.

Saya pikir itu, terima kasih Pak Dirjen, Pak Ketua.

Wabillaahittaufik Walhidayah,
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Boyman.

Sekarang Pak Sofyan Ali, silakan Pak Sofyan.

F-PKB (SOFYAN ALI, S.Ag., S.H., M.Pd.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.


- 69 -

Pimpinan yang saya hormati,


Bapak Dirjen Bina Marga, Bina Konstruksi beserta jajarannya,
Teman-teman, Rekan-rekan Anggota Komisi V.

Kalau tadi semua sudah bicara soal kinerja. Saya awali dari Bina
Marga. Tadi senior saya sudah bicara Pak Hasan Basri Agus mantan
Gubernur Jambi soal Pelabuhan Ujung Jabung dan Jembatan Sungai
Rambut. Betul sekali Pak, Provinsi Jambi itu butuh pelabuhan Pak, Pelabuhan
Ujung Jabung. Karena di sini menempatkan 2 kabupaten ya, 3 kabupaten
yang terisolir, terutama Tanjab Timur dan lebih dekat ke Kepri, Batam,
menghubungkan Batam, lebih dekat ke Singapura.

Kenapa penting Pelabuhan Ujung Jabung pada hari ini kaitan dengan
Bina Marga jalan yang harus kita bangun ke Ujung Jabung. Setiap tahun
korban jalan nasional yang melintasi jalan nasional angkutan batubara itu
setiap tahun memakan korban. Kita tidak tahu siapa pemilik tambang dan
segala macam, tapi yang jelas itu rakyat menjadi korban pada hari ini.
Makanya akses menuju Ujung Jabung harus kita bangun.

Nah untuk membangun ke Ujung Jabung itu sendiri perlu Jembatan


Sungai Rambut yang di apa yang disampaikan oleh Pak Hasan Basri tadi.
Jadi kami di sini menyarankan ini menjadi prioritas untuk membangun
Provinsi Jambi dengan Pelabuhan Ujung Jabung, walaupun hari ini menjadi
pelabuhan pengumpul, tetapi kita ingin ke depan Pelabuhan Ujung Jabung
jadi pelabuhan utama angkutan barang dan orang. Di situ pentingnya
Pelabuhan Ujung Jabung, ada 2 kabupaten yang berpotensi akan menjadi
maju kalau pelabuhan ini bisa berkembang, itu satu Pak.

Jadi kita melihat Indonesia ini secara utuh. Kalau kita melihatnya dari di
Pulau Jawa saja sudah selesai Indonesia pada hari ini Pak, tapi kita di daerah
masih banyak jalan-jalan yang harus kita perbaiki. Itu pertama terkait Ujung
Jabung.

Yang kedua, saya ingin menyarankan ada perencanaan di Bina Marga


untuk membangun Jembatan Pengabuan itu yang menghubungkan
kampungnya Pak Bakri, Tembilahan, Indragiri Hilir menghubungkan dua
provinsi. Kalau itu terjadi mobilitas barang dan orang masa dan segala
macam dari dari Kabupaten Indragiri Hilir ke Kuala Tungkal itu lebih dekat,
terutama angkutan kelapa sawit dan banyak sekali manfaatnya di Sungai
Pengabuan, itu sebatang rokok sudah sampai ke Pulau Kijang.

Itu banyak sekali produk-produk komoditi yang harus dibawa.


Sementara hari ini pakai pompong Pak pakai pakai kapal-kapal kecil, pakai
pompong untuk mengangkut kelapa sawit dari sana.

Yang kedua kenapa ini kita dorong Pelabuhan Ujung Jabung dan
Jembatan Jembatan Sungai Pengabuan, pintu masuknya penyelundupan di
wilayah Sumatera hari ini salah satunya di sana. Kalau kita melihat
banyaknya barang-barang ilegal narkoba dan segala macam melalui melalui
pelabuhan-pelabuhan tikus itu, salah satu faktornya adalah keterisoliran
- 70 -

wilayah tersebut. Makanya kita mendorong pelabuhan apa jembatan-


jembatan Pengabuan yang menghubungkan antara Tembilahan dan
Kabupaten Kuala Tungkal.

Kalau ada jembatan itu orang tidak akan lagi mau ke Jakarta atau mau
ke mana lewat Pekanbaru, itu lebih dekat melalui Bandara Sultan Taha, bisa
2 jam Pak. Kalau ke Pekanbaru bisa 7 jam dari Kabupaten Tembilahan
Kabupaten Indragiri Hilir, kalau ke Jambi bisa 3 jam.

Jadi sangat sangat membantu sekali kalau apa jembatan apa jembatan
bisa dibuat, artinya diperencanaan di Bina Marga di dalam pembangunan
Jembatan Pengabuan itu. Itu masukan dari saya Pak, tapi kalau saya lihat
tadi semua sudah di sudah disampaikan oleh Pak Hasan Basri terkait dengan
penghubung lintas Tengah, Simpang Niam sudah masuk juga saya lihat
sudah apa memang awalnya saya ingin menyarankan supaya itu karena
mengurai kemacetan terkait dengan itu.

Yang kedua, saya lihat tadi juga sudah masuk rehabilitasi Jembatan
Batanghari 1. Hari ini menjadi pusat kemacetan di Kecamatan Talibura itu
akibat dari rusaknya jembatan itu. Kita berharap bahwa Bina Marga secepat
mungkin untuk merealisasikan rehabilitasi tersebut, itu yang pertama Pak soal
Bina Marga.

Yang kedua, saya mencermati Bina Konstruksi. Beberapa bulan ini kita
mendengar suara-suara sumbang dari Balai-balai di daerah. Tadi sudah
disampaikan oleh Pak Dewo bagaimana ke depannya supaya ada penelitian
terhadap umur jalan. Kita menyarankan juga begitu Pak. Kenapa? Kita
mencermati kontrak-kontrak yang ada di daerah, lelang lelang yang ada
didaerah hari ini, itu bantingannya sampai 36%.

Jadi kalau dari sisi penghematan uang negara iya oke, tapi
persoalannya bagaimana dengan kualitasnya? Saya kira Bina Konstruksi kan
cuma sampai pada tahap pelelangan, selanjutnya itu ada di Bina Marga
misalnya, ada di Cipta Karya misalnya tanggung jawab selanjutnya. Apakah
Bina Konstruksi ini hanya sebatas pelelangan saja? Ini soal-soal kualitas.

Belum lagi yang terjadi pada hari ini revisi-revisi jadwal lelang sudah
dijadwalkan kemudian dimundurkan. Saya mencermati ada di Provinsi Jambi
hari ini 4 lelang yang dibatalkan yang dijadwal ulang revisi jadwal, alasannya
apa? Karena desainnya berubah, kok bisa begitu? Urusan anggaran ratusan
miliar tapi bisa desainnya berubah sampai beberapa lelang. Ada 26 SD, 16
SMP yang lelang ulang di Bina Konstruksi.

Nah maksud saya itu begitu, apakah revisi-revisi ini tidak mengganggu
pekerjaan? Karena menyangkut tahun anggaran kerja 1 tahun kerja. Kalau
revisi sampai 2-3 kali, itu satu. Ini revisi-revisi ini, apakah ini tidak maksud
saya Bina Konstruksi bisa mengevaluasi Pokja-pokjanya seperti apa
mengevaluasi di bawah?
- 71 -

Karena di situ kan ada dari Bina Marga Pokja-pokja itu kan, ada yang
dari Cipta Karya, bagaimana melakukan kontrol? Apakah mereka tidak punya
skema tersendiri? Nah di situ, jadi saya kira Bina Konstruksi lebih paham
detail di bawahnya seperti apa, karena ini menyangkut uang negara Pak.

Saya melihatnya begini, filosofi Omnibus Law ini yang agak berbeda
dengan Bina Konstruksi hari ini. Semangat Omnibus Law untuk meretas
proses tidak berbelit-belit, tapi hari ini ada di Bina Konstruksi yang membuat
begitu rumit. Bapak boleh buktikan hari ini, boleh cek itu, lelang renovasi
sekolah itu sudah berapa minggu hari ini dimundurkan lagi.

Saya cek lagi sekarang, itu satu. Kemudian saya temukan lagi ada
lelang 4 jalan dengan bantingan harga 36%, ini menyangkut kualitas loh Pak.
Kalau memang di situ terjadi penghematan, bagaimana dengan kualitas?
Kualitasnya? Karena saya juga mendengar di daerah sekarang, pemenang
sudah mau sub kontrakan pekerjaan mereka. Artinya tidak benar juga. Nah itu
yang kita temukan di lapangan Pak, masukan-masukan dari lapangan begitu.

Jadi mungkin itu Pak anu, saya menyarankan kepada Bina Marga
supaya ada penelitian tentang umur jalan dengan proses hari ini. Kalau
bantingan harganya hari ini 36%-40% kualitasnya seperti apa juga harus
diteliti Pak.

Apakah dengan efisiensi dan penghematan ini juga baik untuk negara
ataukah menguntungkan pihak-pihak tertentu? Ini begini karena saya
berpikiran begini, kalau bantingan sampai 60% eh 40%-36%, kualitas
pekerjaan apakah misalnya selanjutnya tidak ada CCO dan adendum kalau
misalnya kualitas pekerjaan.

Apakah ini bukan akal-akalan kalau memang itu standar harga


termurah pada saat kontrak? Ini kita berasumsi saja Pak, karena apa, tujuan
kita tidak lain agar negara ini akan lebih baik begitu. Karena saya melihat apa
filosofi Omnibus Law itu bertentangan sekali, kontradiksi dengan apa yang
dilakukan oleh BP2JK hari ini dengan proses-proses tender yang ada pada
hari ini.

KETUA RAPAT:

Bisa dipersingkat Pak?

F-PKB (SOFYAN ALI, S.Ag., S.H., M.Pd.):

Ya itulah kesimpulannya Pak anu, jadi intinya kita supaya bisa Bina
Konstruksi mengevaluasi Pokja-pokja yang di lapangan dengan harga-harga
dan segala macamnya. Kemudian seperti yang saya sudah sampaikan tadi
mungkin sudah dicatat oleh teman-teman di apa di Bina Marga.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.


- 72 -

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Sofyan Ali.

Sekarang Pak Ruslan silakan. Bersiap-siap Pak Irwan.

F-PKB (RUSLAN M. DAUD):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Pak Ketua dan seluruh Pimpinan dan Rekan-rekan
Anggota DPR yang terhormat, yang kami banggakan,
Para Dirjen dan seluruh para pembantu beliau yang hadir pada hari ini yang
kami hormati.

Langsung saja Pak Ketua, mungkin sebagian waktu sudah kita kasih
kepada teman saya se-Fraksi. Pak Dirjen Bina Marga, Alhamdulillaah terima
kasih apresiasi setinggi-tingginya telah terakomodir yaitu hajatan Masyarakat
Aceh yaitu Jalan Makam Pahlawan Nasional, yaitu Cut di Aceh Kabupaten
Aceh Utara. Alhamdulillaah ini sudah tender dini, mungkin saya dapat berita
itu Pak Ketua atau pun Pak Dirjen itu sudah kontrak mungkin.

Alhamdulillaah, tapi ini baru sangat kecil ini Pak Dirjen, sangat kecil,
tapi kami bersyukur kami berbesar hati atas kebaikan Pak Dirjen telah
mengabulkan yaitu jalan non-nasional telah menjadi saat ini wujud kenyataan
dan sudah memang terlaksana. Nah untuk ke depan ini mohon dilanjutkan
kembali Pak Dirjen supaya tuntas bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar dan
juga masyarakat umum.

Nah ini Pak Dirjen Bina Konstruksi, seperti apa yang disampaikan oleh
teman-teman tadi juga terjadi di Aceh Pak Dirjen, dengan metode yang
dipertontonkan saat ini di BP2JK ini adalah memang sangat tidak bersahabat.

Teman-teman di sana adalah mengejar administrasi itu Bapak Dirjen,


tetapi adalah mengesampingkan yaitu output ataupun produk yang apa yang
semangat yang digaungkan oleh Bapak Materi ataupun kita-kita semua yaitu
kualitas. Maka oleh karena itu Pak Dirjen, seperti yang kita sampaikan tadi ke
Pak Dirjen itu Jalan Makam Cut Mutia, coba bayangkan itu dibanting harga itu
34,95%.

Coba kita bayangkan kalau memang ditambah dengan PPH PPN dan
bla-bla-bla, apakah bisa dilaksanakan itu apa konstruksi ataupun program
yang kita sepakati bersama.

Saat ini di Aceh memang iya bahkan mendapatkan saya dengar


apresiasi dapat dikejar itu tender dini sebanyak mungkin, tetapi apa yang
saya lihat, apa yang saya cermati itu adalah hanya sebatas mengejar
administrasi doang. Bukan 1-2 paket yang memang dibanting sampai 30%
bahkan hampir 40%. Maka perlu evaluasi secara menyeluruh itu Pak Dirjen
- 73 -

teman-teman yang ada di sana, apakah ada apa ini semua ataupun ada
udang di balik batu?

Sebab begini Pak Dirjen, ada juga ini angin yang tertiup kalau memang
tidak sesuai dengan orderan itu kadang-kadang ya bisa kita katakan apa yang
saya bisik tadi itu Pak Dirjen. Maka oleh karena itu perlu dievaluasi secara
menyeluruh, juga tidak mengesampingkan juga untuk penghematan uang
negara tetapi juga harus kita buktikan, yaitu kualitas di lapangan betul-betul
apa yang diinginkan, apa yang sudah diprogramkan oleh ini teman-teman
yang ada di PUPR sesuai dengan Tupoksi-nya masing-masing.

Nah oleh karena itu, saya mengharapkan sekali lagi Bapak Dirjen Bina
Konstruksi ini dapat menegur mungkin mengingatkan teman-teman dalam
melaksanakan yaitu tender, baik di Aceh dan juga seterusnya semua kita
sudah dengarkan tadi, dievaluasi secara kinerja yang bagus. Apakah dikejar
secara administrasi ataupun berbarengan kita juga mengejar kualitas. Untuk
apa juga kita kejar, yaitu administrasi kalau memang kualitasnya hancur-
hancuran di lapangan.

Berbicara efisiensi anggaran iya, tapi berbicara kualitas juga harus


masuk, kalau nggak siapa yang salah? Siapa yang salah di sini? Apakah
programnya yang salah? Kalau memang programnya yang salah itu aneh,
apakah ada...(rekaman suara kurang jelas) itu apa di segi programnya kok
bisa beraninya membuang begitu banyak sampai 30%.

Nah mereka-mereka ini pihak ketiga kan bisa juga dia kerja tetapi
dengan kualitas yang asal-asalan. Maka dalam hal ini sekali lagi Pak Dirjen
cobalah kita renungkan kembali kalau memang berkaca daripada Permen,
daripada Perpres ini memang iya semua ada, tetapi apakah sudah
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis oleh teman-teman di lapangan?
Itu perlu ditelusuri.

Jadi saya pikir itu saja Pak Dirjen, nanti mungkin ada saya titip seperti
yang saya sampaikan tadi ataupun saya juga bersurat kalau memang ada
saya temukan itu apa yang pihak-pihak yang nakal di sana mungkin saya
sampaikan kepada Pak Dirjen khusus supaya dapat mengevaluasi.

Sekian dan terima kasih.

Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq,


Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Ruslan.

Selanjutnya Pak Irwan, silakan. Bersiap-siap Pak Eddy Santana.

F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.):


- 74 -

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh,


Yang saya hormati Pimpinan Komisi V beserta Rekan-rekan Anggota Komisi
V yang saya banggakan,
Yang saya hormati Bapak Dirjen Bina Marga serta Direktur serta jajaran
Dirjen Bina Marga,
Serta yang saya hormati Bapak Dirjen Bina Konstruksi beserta Pak Direktur
serta Rekan-rekan dari Dirjen Bina Konstruksi.

Yang pertama, sesuai terkait agenda rapat ini, terkait agenda


pembahasan Perubahan Status Jalan, mungkin perlu diperhatikan Pak Dirjen
bahwa di Kalimantan Timur itu ada beberapa ruas jalan yang saat ini masih
statusnya sebagian non-status, ada juga yang jalan provinsi. Mungkin saya
sebutkan sehingga bisa dicatat dalam rapat ini salah satunya itu ruas Jalan
Mulawarman Balikpapan yang merupakan akses tol ya ke Bandara
Sepinggan Balikpapan.

Kemudian ada ruas jalan KM 38 Samboja, Semoi, Sepaku kemudian


ke Petung PPU itu merupakan akses IKN statusnya saat ini jalan provinsi, tapi
ada direktif Presiden kemarin, sehingga menurut saya sih ini juga perlu untuk
perubahan status ya jalan nasional. Kemudian ada Jalan H.A.M. Rifadin
Arnasi yang merupakan akses ke Pelabuhan Palaran ya pelabuhan peti
kemas yang ada di Samarinda. Ini juga tolong untuk dipertimbangkan untuk
perubahan statusnya.

Serta yang terakhir ruas jalan KM 13 Balikpapan ke Pelabuhan


Kariangau, itu juga statusnya saat ini masih provinsi dan ada 1 jalan poros
dari Kutai Barat ke Mahulu ya perbatasan Republik Indonesia. Yang mana
sebenarnya sudah dilaksanakan tapi statusnya masih non-status, sehingga
tentu menjadi prioritas untuk perubahan status menjadi jalan nasional.

Kemudian yang kedua, terima kasih kepada Bapak Dirjen Bina Marga
serta jajaran karena usulan untuk program di Kaltim tahun 2021 cukup banyak
ya yang sudah disetujui, ditampung. Terutama perbaikan jalan dari batas
Kalsel ke Kerang sampai ke Grogot serta apa namanya penanganan longsor
di kawasan ekonomi khusus KIPI Maloy di Kutai Timur sudah masuk program
MYC 2021 ini.

Semoga di Kaltim itu ada Pameo Pak Dirjen kalau kita dari Kalsel
tertidur, nah pada saat kita terbangun berarti kita masuk Kaltim. Nah mudah-
mudahan Pameo ini hilang bersama kerja bersama kita, bersama kami
kebetulan wakil yang dipercaya di Kalimantan Timur di Komisi ini. Sehingga
dari batas Kalsel ke Kaltim itu Alhamdulillaah ya saat ini sudah mengalami
peningkatan yang signifikan.

Cuma untuk batas Kalsel-Kaltim ini khususnya di dalam Kota Grogot


ada pelebaran jalan rigid di tengah kota yang belum bisa diakomodir
pendanaannya sepanjang 2,6 KM, lebar 8 M, karena ini apa namanya dulu
sebenarnya ini sisa dari yang dikerjakan oleh Pemerintah Daerah ya. Namun
karena ada pergantian kepemimpinan ini tertinggal, sehingga ini jalannya jadi
- 75 -

menyempit. Sementara dari arah Kalsel maupun dari arah Kuaro sudah 4
jalur.

Nah ini mudah-mudahan bisa dipertimbangkan untuk masuk preservasi


multiyears tahun ini, kalaupun tidak kita usulkan untuk pembangunan jalan di
tahun 2022 Pak Dirjen. Karena ini betul-betul merupakan poros satu-satunya
jalur logistik nasional dari Kalsel ke Penajam juga Balikpapan.

Kemudian satu lagi Pak Dirjen, di Kaltim ini kan jalan nasionalnya kan
satu poros itu saja yang menghubungkan Kalsel, Kaltim, Kaltara. Nah
sepanjang Samarinda menuju Bontang, kemudian Kutim Berau ke Kaltara itu
banyak sekali titik-titik longsoran yang mana selama ini penanganannya
dilakukan secara bertahap, terbatas sehingga pada kesempatan ini saya
meminta ini agar tuntas.

Jangan sampai kemudian banyaknya longsoran ini kemudian membuat


jalan nasional ini tidak optimal dalam jalur logistik maupun juga pelayanan
publik. Banyak juga kecelakaan-kecelakaan diakibatkan longsoran yang tidak
bisa dituntaskan ya. Padahal titik longsoran ini juga sangat-sangat mudah
ditemukan dari poros Samarinda sampai Tanjung Redeb ini.

Menurut saya tolong ini kemudian ditindaklanjuti sampai ke Balai Jalan


agar bisa dituntaskan Pak dalam beberapa tahun ke depan. Saya pikir kita
tuntaskan pun tidak masalah Pak Dirjen, karena selama ini Kaltim juga cukup
baik pada republik ini. Kita PDRB kita termasuk terbesar di republik ini
sehingga kami menganggap prioritas penanganan longsor yang jumlahnya
puluhan banyak ini menjadi prioritas Kementerian PUPR untuk tuntaskan.

Kemudian untuk Bapak Dirjen Bina Konstruksi, Pimpinan ini kan


rapatnya saya ingat apa namanya tanggal 9 September 2020 lalu juga bicara
terkait permasalahan-permasalahan yang disampaikan oleh teman-teman ini,
tapi sampai sekarang juga feedback-nya apa dari apa namanya Dirjen Bina
Konstruksi?

Sampai sekarang keluhannya masih sama. Jadi rapatnya ini istilahnya


di Kaltim menghabisi baterai saja kalau rapatnya bahas ini terus. Menurut
saya harus ada konkrit dari rapat hari ini tindak lanjut Pimpinan. Menurut saya
ada kemudian Rapat Pimpinan beserta Kapoksi, bersama Dirjen Bina
Konstruksi karena permasalahan ini sebenarnya nanti jatuh-jatuhnya ribut kita
ini, karena bukan bicara materi di sini, tetapi bicara keadilan.

Kita juga apa namanya tadi di Pimpinan sampaikan sudah keliling di


Dapil kita, kita temukan juga bagaimana pekerjaan itu, siapa yang
melaksanakan, positioning masyarakat lokal di sana sebagai penonton dan
lain-lainnya dan ini kemudian menyentuh ya baik rasa keadilan maupun
sebenarnya prosedur dari pada pengadaan konstruksi ini sendiri. Sehingga
menurut saya sih segera perlu agenda rapat sehingga kita bisa dapatkan ya
apa namanya jalan keluar yang baik ya untuk penanganan kontruksi ke
depan.
- 76 -

Itu saja mungkin Pimpinan yang bisa saya sampaikan. Saya berharap
rapat seperti ini temanya ke depan jangan ini-ini terus, harus bisa ada kita
tuntaskan, karena ini bicara bagaimana kemudian pelayanan kita, ya baik
Komisi V maupun Kementerian PUPR kepada rakyat Indonesia. Demikian.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik Pak Irwan, usulnya nanti kita bicarakan dulu di internal.

F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.):

Pimpinan boleh tambah 1 ketinggalan penting ini. Pak Dirjen, ini karena
disampaikan di data ini saya ingin tanyakan karena jalan akses menuju
Pelabuhan Sangatta di Kutai Timur itu kan bukan jalan nasional. Nah apakah
ini SBSN? Karena SBSN kan tidak bisa jalan nasional, kalau murni
sepengetahuan saya kegiatan ini tidak ada.

Jadi tolong dikonfirmasi saja jangan sampai di data ada tapi nanti kita
sampaikan ke Pemerintah Daerah ke masyarakat tiba-tiba kegiatannya tidak
ada, karena memang bukan jalan nasional. Kalau ada yang Alhamdulillaah
karena ini penting karena ada karena ada pelabuhannya Pak yang memang
harus fungsional.

Kemudian terima kasih juga apa namanya untuk pembangunan


jembatan gantung di Sungai Gelinggang dan Telaga Abadi di Kutai Timur,
serta pembangunan untuk perbatasannya, serta beberapa preservasi ya
sepanjang jalan nasional.

Terima kasih Pimpinan tambahannya.

KETUA RAPAT:

Adinda ini tidak habis baterailah Adinda, nanti kita beli lagi baterainya.
Baik nanti soal usul Pak Irwan nanti kita bahas ya.

Pak Eddy Santana, silakan Pak. Bersiap-siap Pak Robert Rouw.

F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh,


Pimpinan yang saya hormati, serta Teman-teman Anggota Komisi V,
Pak Dirjen Bina Marga, Dirjen Bina Konstruksi beserta seluruh jajaran,
Kepala BPJT, Pak Danang.

Saya kenalnya Pak Danang lama ya. Betul tadi disampaikan teman
dulu pengamat, jadi banyak ngomong dulu, sekarang Pak Danang diam.
- 77 -

Pertama, saya ingin memberikan apresiasi Pak mengenai jalan tol


Lampung-Palembang Kayuagung-Palembang Betung arah Betung ya dan ini
sudah diresmikan sebagian ruasnya gitu ya oleh Bapak Presiden kemarin ya.
Nah sekarang ini betul kata disampaikan Pak Presiden bahwa kita bisa dari
Bakauheni ke Palembang itu 3 sampai 3,5 jam gitu ya. Mudah-mudahan ke
Jambi juga seperti itu atau lebih-lebih singkat lagi saya kira 2 jam bisa
Palembang-Jambi.

Dan tadi yang disampaikan tadi oleh teman-teman nah ini masalah
kualitasnya Pak. Nah jadi saya ingin tahu juga posisi Dirjen Bina Marga itu
bagaimana itu dalam pengawasannya itu ya? BPJT juga Pak bagaimana ini
hubungannya dengan, ini kan investasi.

Apakah itu dilepas saja? Apakah ada konsultan supervisinya? Kalau


ini dilepas saja kan kita tidak tahu tahapan-tahapannya gitu, kaya itu di
Rawang timbunanya bagaimana? Apa dilakukan secara teknis lapis per lapis,
pakai geo-...(rekaman suara kurang jelas)-nya gitu kan.

Nah ini yang penting kalau kita terima saja gitu oh ini sudah jadi gitu,
nah ini kejadiannya Pak waktu baru jadi itu saya lewat sana Bakauheni-
Palembang itu baru sebentar sudah lubang-lubang dan itu bergelombang,
gelombangnya parah sampai melompat-lompat mobil itu, sekarang sudah ada
perbaikan-perbaikan.

Apakah seperti itu gitu kita membangun jalan ini? Secara teknis saya
kira kan harusnya dari awal sudah sudah tahu tahapan-tahapannya sudah
tahu dan kemudian setelah selesai ada tidak uji kelayakannya gitu? Nah
siapa yang melaksanakan uji kelayakan ini? Pak Dirjen ikut tidak di situ itu?
BPJT ikut tidak di situ atau ada ada konsultan independen yang ditunjuk?

Nah kami ingin jawaban itu Pak kami Pak, bagaimana ini prosedur ini,
sehingga tidak terjadi jalan tol tadi disampaikan luar biasa itu Jagorawi. Saya
tinggal di situ Pak, pinggiran jalan tol itu, 40 tahun tidak rusak sama Jalan
Trans-Sumatera itu Korea juga atau Taiwan itu yang arah yang lama Pak
Lintas Tengah itu saya kira itu masih banyak yang bagus, masih bagus
sampai sekarang.

Mereka juga apa...(rekaman suara kurang jelas) luar biasa dia


mengerjakannya di situ ininya sebetulnya ini apa konstruksi itu di situlah
intinya gitu loh. Kalau bawahnya pondasinya goyang ya atasnya mulai cepat
berubah gitu.

Nah ini dan saya juga heran kenapa sekarang itu konstruksi soal
semen hilang Pak, tidak pernah dipakai padahal di tempat kami itu agregat
susah, yang paling gampang itu tanah sama semen dan itu bagus. Nah ini
juga semenjak kapan ya semenjak 10 tahun ini itu konstruksi itu hilang.
- 78 -

Saya kira ini harus ada apa ada diskusi lagi atau ada penelitian lagi
yang tepat untuk konstruksi itu apa gitu, tidak sama untuk masing-masing
daerah, ini tergantung struktur ataupun tanahnya jenis tanahnya.

Nah kemudian tadi disampaikan juga ada banyak Pak lintasan


sebidang dengan kereta api Pak, yang di Lahat itu yang Bu Novi tadi itu
dilaksanakan oleh Perhubungan lintasan sebidang itu, nah sekarang penuh
air itu, nggak bisa dipakai, itu sistem pompanya atau drainasenya bagaimana
itu? Nah ini nanti juga kami waktu itu mengusulkan Pak banyak sekali,
memang perlu gitu untuk Sumatera Selatan itu perlu. Jalan kereta api antara
Palembang dan Lampung itu, Palembang dan Lahat, Lahat-Palembang,
kemudian juga ke Lampung itu dipakai oleh batu bara sebagian besar.

Batu bara ini memakai rangkaian Babaranjang. Babaranjang itu


panjangnya 1 KM Pak. Bayangkan kalau dia lewat di lintasan itu, kita tidak
ada underpass atau flypass saya istilahnya bukan flyover Pak, ke atas itu
flypass. Nah kita nunggunya lama Pak, nanti lebih cepat mobilnya setelah
lewat ketemu lagi di perlintasan lainnya, sehingga repot itu Pak. Nah kalau ini
saya sampaikan kemarin itu beberapa waktu yang lalu dengan Menteri dan itu
menjadi catatan saya kira ini untuk lintasan sebidang dan ekonomi kita
semakin bagus Pak kalau itu cepat, batu baranya juga banyak, kapasitasnya
nambah. Ini slotnya kan nambah.

Nah kemudian untuk Dapil saya Pak, ternyata usulan-usulan saya itu
alhamdulillah tidak ada di sini Pak. Cuma ya satulah ya Jalan Betung batas
kota itu pelebaran barangkali Pak ya atau peningkatan, tapi untuk akses ke tol
itu Pak penting dari poros Ampera Lingkar Selatan akses tol pintu tol
Palembang untuk ke Lampung ataupun nanti untuk ke Betung Jambi gitu.
Nah tidak ada gak masuk, waktu itu janji ada masuk bilang itu. Nah saya kira
ini perlu.

Dan kemudian nah ini ada Pak Syaiful ya Kepala Balai, di poros
Ampera itu ada bottle neck di situ, yang lama itu itu jalan tol 8 KM Pak,
kebetulan saya yang pertama nimbun itu. Jadi 8 KM itu tinggal 2 KM lagi 1
lajur itu 1 jalur, yang lain sudah 2 jalur 4 lajur. Nah sehingga mengecil di situ,
padahal padahal di situ ramai dan sekarang akan dipakai untuk stadion itu
untuk Piala Dunia U-20 Pak, malu kita Pak jalan itu masih seperti itu. Saya
kira ini harus harus diperhatikan.

Dan kemudian Pak Dirjen Bina Konstruksi Pak, saya ingin tahu juga
Pak proses lelang ini seperti apa dari Balai lah Balai Bina Marga misalnya,
Balai Cipta Karya diserahkan ke dimintakan lelang ke Balai Jasa Konstruksi
BP2JK gitu kan. Tentunya ada dokumen lelang Pak yang diserahkan.
Dokumen lelang itu ada persyaratan administrasi, persyaratan umum,
persyaratan teknis, gambar konstruksi dan RAB (Rencana Anggaran Biaya).
Nah itu sudah RAB itu Pak owner estimate itu sudah pas itu Pak dihitung,
analisa harga satuan tidak bisa meleset, tapi kenapa bisa ditawar sampai jauh
di bawah tadi.
- 79 -

Nah saya kira ini permasalahan ini crucial dan perlu kita diskusikan
Pak panjang ini. Saya kira informal harus didiskusikan ada seminar, ada apa,
sehingga Bapak juga nggak ragu ada payung hukumnya soalnya ada
Peraturan Menteri, kenapa tidak yang terdekat dengan owner estimate itu
yang menang itu, jangan yang terendah. Kalau terendah ya dibanting 40%
anggota Bapak, ya inilah kita yang menang atau tadi disampaikan ada juga ini
indikasi Pak, belum tentu benar. Ya tawar saja rendah-rendah, nanti di tengah
jalan nanti ada adendum gitu kan bisa bisa mencapai lagi ke 100% atau ke
90%. Nah saya kira tidak sampai ke situlah ya.

Nah ini jadi dari aanwijzing saja tadi disampaikan Pak Ketua gitu kan,
Pak Ketua bahwa peralatan itu kan penting, ini juga untuk keadilan, keadilan
pengusaha lokal supaya mendapatkan pekerjaan juga. Karena sekarang
jauh-jauh Pak, masing-masing boleh dari mana Papua boleh masuk ke
Palembang, Palembang boleh masuk Papua, sementara peralatannya tidak
ada, tapi di persyaratan dia menyatakan ada.

Nah waktu aanwijzing bagaimana itu Pak? Kalau perlu AMP, tapi tidak
ada AMP dia, tapi hanya janji, janji akan install AMP di tempat itu. Nah itu
sudah saya kira sudah kalah Pak dari persyaratan itu. Nah ini sulitnya. Kalau
terendah tanpa peralatan yang ada tidak ada AMP, tidak ada readymix tapi
menang. Akhirnya akhirnya apa? Ketika mengerjakan itu masih kerja sama
dengan daerah pengusaha lokal juga minta aspalnya dari AMP setempat,
tidak memindahkan AMP dia sendiri yang ada di daerahnya yang jauh dari
lokasi tender itu. Nah saya kira ini.

Jadi menurut saya, saya mengusulkan harus ada perubahan sistem


tender lelang di kita ini Pak. Nah ini kita bicarakan harusnya panjang ada
diskusi khusus. Bapak bisa buka seminar juga undang para ahli gitu kan atau
webinar gitu kan mengenai masalah ini. Sehingga nanti dicarikan jalan keluar
apa gitu, payung hukum apa yang sehingga tender itu betul-betul murni bagus
hasilnya, tidak banting-bantingan harga mendekati owner estimate dan
menguntungkan negara.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Pak Eddy.

Sekarang terakhir ini yang hadir Bu Eem, eh Pak Robert dulu. Pak
Robert, terakhir Bu Eem.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW):

Terima kasih Pimpinan.


- 80 -

Yang saya hormati Pimpinan Komisi V dan seluruh Anggota Komisi V yang
saya banggakan,
Yang saya hormati Pak Dirjen Bina Marga dan seluruh jajaran,
Yang saya hormati saudara Dirjen Bina Konstruksi dan seluruh jajaran,
Yang saya hormati Kepala-kepala Balai se-Indonesia, lebih khusus Kepala
Balai dari Papua.

Apa masih adakah dari Papua? Apa sudah hilang ini? Bisa ditampilkan
kah zoom? Jangan kita bicara di sini Balai-balainya sudah tidak ada itu,
mereka harus lihat kita, karena kita harus berhubungan sama mereka, karena
kita bersama mereka harus membangun daerah kita. Papua ada? Hah? Pak
Edo? Masih ada? Karena teman dua Papua sudah hilang, mereka sudah
hilang. Saya minta hadirkan dong. Ada itu, mana? Turun, turun di bawah, itu
mana itu, Pak Edo ya? Oke Papua. Terima kasih.

Ya saya yang pertama saya ke saudara Dirjen Bina Marga dulu. Ketua,
saya ingin tadi ada statement dari Ketua seperti kemarin pada Dirjen Cipta
Karya. Itu statement yang sangat-sangat saya mendukung saya kira itu.
Kenapa? Bahwa kita ini Mitra Ketua, mitra yang harus kita duduk sama rata,
karena kita bicara di sini saling harus menghargai.

Ya kenapa saya sampaikan itu Ketua? Karena saya ingin meminta


kepada Dirjen Bina Marga untuk menjawab semua usulan-usulan kita yang
kemarin kita usulkan melalui Kapoksi kita. Semua yang kita usulkan itu seperti
apa? Kalau ditolak, kenapa ditolak? Kalau masuk 5 cuma keluar 3 kenapa 3
ini saja? Tolong berikan jawaban secara tertulis kepada kita semua agar kita
tahu.

Saya kira kita duduk di sini sekarang kita bicara kita lupa ini apa yang
kemarin kita berikan. Tadi Pak Eddy sudah bilang, kasih sekian tapi enggak
tahu keluar mana. Jadi jangan kejadian ini terus begitu. Waktu kita bahas saja
kita ngotot-ngotot, begitu kita berikan surat ajukan terus kita diam. Keluar
rapat tidak kita diam, ini kan tidak benar, harus dijawab.

Inilih saudara jawaban dari saudara-saudara seperti ini, yang dapat


kami akomodir cuma ini, kenapa cuma ini dan saya harapkan misalkan kami
ajukan 3 atau 5, yang keluarnya cuma 2, tolong dikoordinasikan dengan kita
bahwa Bapak cuma boleh 2. Dari 3 ini Bapak mau yang mana, yang prioritas,
yang dibutuhkan di daerah Bapak.

Harusnya seperti itu, bukan dipilih pasti dipilih yang terendah


anggarannya. Ini kan tidak boleh seperti itu. Kita harus disampaikan, karena
kami ikut juga menyetujui semua anggaran ini. Kami tidak minta yang muluk-
muluk, tapi kami minta sesuai kebutuhan di daerah kami. Inilah yang harus
saya minta supaya tolong dijawab secara jelas ya pada saudara Dirjen.

Saya kasih contoh, kemarin ada ada usulan kami untuk jalan di SP3
KM 9 yang menghubungkan venue untuk dalam rangka menyukseskan PON
20, ini tidak keluar, tapi ada akses Jalan Holtekamp yang keluar ya 5,4 Kilo
keluar 80Miliar. Akses ini sudah jalan, sudah di jalan dan tidak ada stagnasi di
- 81 -

situ, tidak ada masalah, ini sudah dapat dilalui dengan baik. Bicara jujur ya itu
terbengkalai juga kemarin karena ada pembayaran ganti rugi yang salah.
Maka kalau sekarang dibayar dilakukan lagi ada pembayaran ganti rugi lagi.
Ini kan dua kali ini, ya sudah dua kali ganti ruginya.

Yang ingin saya sampaikan di sini kalau itu 80 Miliar, bikin dong
multiyears saja atau supaya yang dibutuhkan betul ini untuk ini PON ini
tolong diberikan dong. Masalah PON ini telah menguras anggaran DAK di
kabupaten-kabupaten ini sudah sangat turun sekali ya. Yang tadinya DAK di
kabupaten itu bisa 90- sampai 100Miliar, sekarang tinggal 40-45Miliar karena
kepakai semua untuk membantu dalam rangka program nasional yaitu PON
nasional 20.

Jadi tolong ini diperhatikan dengan baik asas kebutuhan, jangan cuma
diberikan ini kan sudah ada jalan, sudah baik. Kenapa mesti ditambah lagi
dulu, Itu kan tidak tidak tidak terlalu riskan untuk buru-buru dibangun itu,
karena sudah ada bisa jalan selama ini ya kan. Berikan dulu yang perlu ya
kan.

Ada kami usulkan jembatan yang perlu untuk menghubungkan antara


kampung kecamatan, karena tidak hadirnya jembatan itu masyarakat tidak
lewatin karena kalau hujan banjir itu. Hal-hal ini yang perlu diberikan dulu
dong ya kan. Akses jalan yang namanya...(rekaman suara kurang jelas)
sudah jalan sekarang ini, baik itu, tidak terlalu dibutuhkan dulu menjadi
prioritas utama. Hal-hal ini yang perlu saudara Dirjen.

Perlu kami bicara sama-sama, kira-kira seperti apa ini yang dibutuhkan
betul di daerah Bapak-bapak ya. Jadi ini hal-hal ini yang mungkin saya ingin
sampaikan kepada Pak Dirjen. Saya terima kasih ada beberapa program
yang sudah masuk saya sudah lihat terima kasih Pak Dirjen, tapi saya ingin
kita lebih lagi bekerja sama lebih baik agar kita memberikan pelayanan
kepada rakyat kita yang baik,.

Karena jangan nanti kita cuma bangun di Luwu di...(rekaman suara


kurang jelas) di...(rekaman suara kurang jelas) tapi di kampung-kampung ini
yang belum merasakan pembangunan ya. Ada kebutuhan yang memang kita
butuhkan tapi itu tidak diperhatikan ya kan, wah ini nanti anggarannya kecil
karena dipotong cuma kecil, ya tidak ada masalah, tapi itu coba itu cuma
butuh dana untuk bantu untuk...(rekaman suara kurang jelas) PON itu
mungkin cuma 25 Pak, ini 80 sendiri. Bikin dong dia multiyears 2 tahun.

Bantu dulu itu karena ini PON. Mau pakai dana APBD, APBD-nya
sudah habis Pak. Oh ini karena masalah regulasinya nggak bisa kita masuk
ke sana Pak, kalau bicara regulasi terus pak tadi Bapak bilang Papua itu
sendiri, ada Balainya 3, itu bisa, menyalahi aturan itu ya kan, yang lain Balai
satu-satu. Hal-hal ini tolong diperhatikan, hal-hal yang ada deskresi khusus
yang perlu diberikan, jangan semua disamaratakan. Saya kira ini yang ingin
saya sampaikan.
- 82 -

Dan berikut saya kira saya ke ini dulu Dirjen Bina Konstruksi. Saya kira
teman-teman banyak sudah sampaikan itu. Pak Dirjen Bina Konstruksi saya
kira dari dulu tidak ada Dirjen ini, tidak ada sistem ini pembangunan jalan juga
baik Pak. Jalan sangat baik iya malah lebih baik. Tidak lelang ulang-lelang
ulang ya kan, batal lelang segala macam itu banyak sering terjadi itu batal
lelang. Kenapa belum? Yang punya jago belum menang kali, kita harus
terbuka di sini. Kita tidak mau masuk ke sana, tapi kita ingin supaya ini
berjalan baik, ada asas keadilan.

Tadi disampaikan semua betul, tadi kemarin saudara Wakil Wamen itu
pergi lihat yang longsor di Jalan Trans-Papua Jayapura-Wamena ya kan,
temuan di sana bahwa ada kontraktor yang sudah menang lari tinggalin
proyek karena tidak sanggup. Itu akibatnya apa? Karena tidak tahu medan di
situ. Penawaran sampai 30-40% akhirnya kesana, begitu lihat medan lari
tinggalin itu. Terus siapa yang bertanggung jawab di situ? Harusnya saudara-
saudara yang bertanggung jawab.

Akhirnya kasih sana Kepala Balai itu yang bertanggung jawab mereka.
Kasihan mereka, dan saya sampaikan lagi kalau saudara-saudara
membiarkan sekarang ini orang bisa tawar sampai dengan 40%, Berarti
selama ini ya saya ingin sampaikan ini tanda tanya besar bagi kami. berarti
selama ini sudah saudara di Kementerian ini yang membuat perencanaan itu
mengadakan markup yang begitu besar.

Markup, nah maka saya minta Ketua mulai saat nanti anggaran kita
harus potong minimal 30% sampai 40% supaya tidak terjadi markup, berarti
ini ada markup. Kenapa dengan sekian itu bisa orang bangun? Berarti ada
markup besar-besaran di sini ya kan. Saudara membuka aibnya sendiri
bahwa ada markup yang begitu besar.

Jadi ini tidak boleh kami biarkan Ketua, harus menjadi catatan penting
Komisi dan saya minta juga usul kalau memang ini mau dilakukan maka
tolong diberikan keadilan. Jadi proyek yang nilainya sekian itu khusus yang
boleh mengikut di dalam tender itu adalah perusahaan-perusahaan lokal.
Kalau nilai misalnya 100 ke atas boleh secara umum, BUMN boleh masuk,
perusahaan nasional di manapun boleh masuk, tapi jangan proyek cuma nilai
10-20Miliar 30Miliar juga semua boleh ikut di situ. Ini tidak benar ini, tolong ini
diperhatikan dan sudah saatnya kita harus mengoreksi kembali keberadaan
ini badan yang ada ini. Tidak boleh kita biarkan terus.

Tadi Kepala apa Bina Marga sudah sampaikan jalan sekian banyak
rusak, akibatnya kenapa? Ya itu dari itu hasilnya itu tidak baik jalan-jalannya
cepat rusak karena penawarannya begitu rendah, kerjanya tidak sesuai spek
yang ada.

Gampang kalau mau main itu, saya banyak keluarganya semua


kontraktor. Pengawasannya dicekokin, apalagi daerah-daerah kita yang di
hutan sana ya, konsultan dan pengawas dicekokin sudah. Kerja yang
harusnya semennya 10 sak diisi cuma semen 5 sak ya sudah ya toh, besi
betonnya harus sekian dikasih cuma sekian ya kan.
- 83 -

Nah kita tidak bisa bicara jauh-jauh rencana. Saya ini kemarin baru
pulang saya ke Surabaya naik mobil, saya kira jalan aspal kita bagus jalan tol
kita, ternyata mulai dari saya mau masuk Semarang sana itu, jalan kaya jalan
di mobil loncat-loncat dan ini kalau kami jalan kencang mobilnya bisa bannya
lepas kali Pak, itulah Semarang-Solo ke Surabaya baru enak. Ini yang jalan
nasional loh, tol yang di depan mata kita di Republik ini seperti itu kualitasnya.
Bagaimana kita harapkan yang di lain tempat?

Jadi ini tolong Ketua saya minta catatan kita penting terhadap
kelembagaan yang ada ini. Jangan kita biarkan terus keberadaan mereka,
karena merusak kualitas pembangunan Republik ini ya. Kalau memang mau
lakukan itu berarti ini ada markup yang besar-besaran di Kementerian ini,
karena perencanaannya begitu besar anggaran ternyata kerjanya cuma bisa
sekian persen, berarti terjadi markup.

Saya kira itu Ketua yang dapat kami sampaikan dan kami minta nanti
di dalam ini harus ada catatan tentang...(rekaman suara kurang jelas). Terima
kasih Ketua, mohon maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan. Saya
kembalikan Ketua.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Robert.

Baik selanjutnya Bu ya Bu Eem, silakan Bu Eem.

F-PKB (NENG EEM MARHAMAH ZULFA HIZ., M.M.):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh,


Salam sejahtera untuk kita semuanya,
Om swastiastu,
Mamo buddhaya.

Bapak Pimpinan Komisi V beserta jajaran,


Anggota Komisi V,
Bapak Dirjen Bina Marga dan Bina Konstruksi beserta jajaran.

Pertama saya ingin menyampaikan karena dalam situasi sekarang


banyak terjadi bencana. Oleh karena itu karena kita melihat beberapa terkait
program yang di Bina Marga yang cukup populis yaitu jembatan gantung kita
hanya dapat 1 itu kan setiap orang. Walaupun tadi ada yang dapat 2 ternyata
ya, saya pikir semuanya 1 seperti itu.

Nah saya sepakat itu terutama yang terjadi bencana atau jembatan
gantung atau jembatan biasa yang bukan gantung atau beton, kemudian
terjadi bencana, kemudian roboh dan masyarakat terisolir. Saya berharap apa
Pak Dirjen juga memberikan kebijakan untuk memberikan diskresi khusus
untuk kejadian-kejadian hal yang seperti itu. Karena di Dapil saya juga terjadi
ada beberapa jembatan gantung dan jembatan beton yang roboh akibat
- 84 -

longsor dan akibat banjir. Nanti mungkin akan saya WA-kan ke Bapak untuk
titik dan lokasinya sama foto-foto atau videonya.

Terus Kemudian yang kedua, ada diskursus di teman-teman di Jawa


Barat ini terkait apa pengembangan Jawa Barat bagian Selatan. Yang mana
kalau kita bicara Jawa Barat bagian selatan IPM-nya memang agak apa
ketinggalan ketimbang Jawa Barat di bagian Utara. Karena apa? Karena
infrastrukturnya yang memang tidak begitu merata Jawa Barat bagian Selatan
agak sulit untuk mengakses infrastruktur yang yang bagus.

Oleh karena itu ada beberapa usulan yang sudah didiskursuskan juga
oleh Gubernur, Bupati dan Anggota DPRD di provinsi bahwa ada jalan yang
statusnya jalan provinsi yang ingin dinaikkan menjadi statusnya jalan nasional
yaitu daerah di Kecamatan Sindangbarang, Sindangbarang Kabupaten
Cianjur.

Kemudian Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur. Terus kemudian


melewati Kabupaten Bandung, kemudian Ciwidey dan sebagainya. Karena
apa? Itu mereka berharap dijadikan nah statusnya dinaikkan menjadi jalan
nasional dan saya juga mungkin mungkin mohon infonya untuk merubah
status itu seperti apa teknisnya.

Terus kemudian yang ketiga adalah terkait jalan nasional yang rawan
longsor, karena saya melihat penanganan Dirjen Bina Marga mulai
Kabalainya, beberapa jalan nasional di Cianjur Selatan Jawa Barat bagian
Selatan memang amat sangat apa rawan longsor. Karena hampir setiap
tahun itu terjadi longsor hampir beberapa kali. Di bulan Desember itu saja
lebih dari satu kali. Di bulan Januari juga begitu lebih dari satu kali longsor,
terutama di daerah Naringgul yang saya ketahui, termasuk juga di puncak
lama seperti itu.

Oleh karena itu mungkin untuk saya berharap ini juga tidak kemudian
cara penanganannya ketika longsor baru diperbaiki, tetapi kalau memang itu
sudah diketahui bahwa area tersebut memang rawan longsor dan hampir
setiap tahun itu terjadi longsor, maka saya berharap harusnya dibangun
kemudian tebing permanen. Di mana wilayah daerah-daerah tersebut apa
wilayah-wilayah tersebut memang terjadi longsor setiap bulan Desember dan
Januari itu selalu ada longsor, karena tentu saja membahayakan masyarakat
dan pengguna jalan itu.

Terus kemudian untuk Dirijen Bina Konstruksi. Beberapa yang


disampaikan oleh teman-teman menurut saya sangat kontekstual dalam
melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara itu kita harus juga
berasaskan Pancasila. Dalam Pancasila itu yang kontek dengan situasi yang
disampaikan oleh teman-teman hari ini yang pertama adalah sila kedua
kemanusiaan yang adil dan beradab. Beberapa pekerjaan-pekerjaan di satu
daerah, saya melihat sering terjadi pemenang tendernya itu justru di luar
daerah tersebut.
- 85 -

Kalau bisa mungkin sebagian dari adab bagian dari kemanusiaan,


bagian dari etika. Maka apa BP2JK jika kemudian harus lebih mengakomodir
para pelaku usaha yang berada di daerahnya. Misalkan kalau memang
pekerjaannya di Sumatera maka prioritaskan kemudian pengusaha-
pengusaha yang ada di Sumatera. Kalau ada di Jawa, di Jawa Barat ya
prioritaskan kemudian yang ada di Pulau Jawa, jangan kemudian apa di-over
jauh-jauh karena ini terjadi di Dapil saya Pak apa Rusunawa.

Saya sampai hari ini malu sama Kyai tersebut gitu kan. Dari
dianggarkan tahun 2017. Pemenangnya mana, orang Sulawesi, kemudian
disubkonkan lagi ke orang Jawa Barat, kemudian disubkonkan lagi sampai 3
subkon dan mereka kabur, sampai hari ini belum tuntas Pak. Nah ini sekarang
lagi diperiksa BPK sama BPK.

INTERUPSI ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Pimpinan, Pimpinan.

F-PKB (NENG EEM MARHAMAH ZULFA HIZ., M.M.):

Seperti itu, nah itu mohon diperhatikan untuk ke depan. Terus


kemudian yang juga termasuk sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Mohon ini juga menjadi acuan, menjadi spirit dalam melaksanakan
kegiatan Bapak-bapak. Jangan kemudian apa negara justru melakukan
monopoli karena apa memang 100Miliar dilakukan oleh BUMN, tetapi sering
sekali terjadi BUMN tersebut juga mensubkonkan lagi dan di samping itu
anak-anak perusahaan BUMN pun banyak mengambil project-project yang di
bawah 100Miliar, itu terjadi Pak, itu faktual.

Oleh karena itu sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia itu juga harus diterapkan, tidak hanya kemudian menjadi hafalan
belaka seperti itu, harus menjadi inspiring untuk kita dalam bekerja. Karena
Bapak-Bapak ini adalah Pemerintah, perwakilan dari negara jangan kemudian
justru negara memberikan karpet untuk melakukan monopoli itu. Mungkin itu
saja terima kasih Ketua.

Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq,


Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Bu Eem.

Dari yang hadir fisik selesai, Pak Ridwan ini mau berangkat karena ada
kegiatan saya kasih kesempatan terlebih dahulu, sebelum nanti kita ke virtual.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Ir. RIDWAN BAE/F-PG):

Terima kasih Ketua.


- 86 -

Yang saya hormati Pak Ketua, Pak Wakil Ketua,


Teman-teman Anggota Komisi V yang sejak tadi pagi ini dengan tenangnya
hadir luar biasa,
Juga Pak Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi serta jajarannya.

Saya di Bina Konstruksi dulu Pak. Saya ingin saya tertarik sekali yang
disampaikan Pak Ketua tadi ini persoalan batas penawaran kita ini tingkat
kewajaran dan banyak teman-teman mempersoalkan itu memang. Saya
mungkin masuk pada persoalan teknis Pak.

Saya dengar kabar di hasil penilaian itu, itu banyak faktor yang
diabaikan. Seperti misalnya apa ya ini evaluasi kewajaran harga misalnya, itu
evaluasi kewajaran harga tidak ada dasarnya mereka sebagai dasar para
Balai untuk menentukan itu. Karena yang melakukan penawaran itu terdata
sudah berbagai daerah dan aanwijzing lapangan seperti yang disampaikan
oleh Pak Eddy Santana tadi sudah tidak ada lagi kan.

Harga satuan pakai akhirnya ya tapi tidak terpakai secara sempurna


itu, apa dasarnya gitu? Harusnya kan ada penilaian. Turun ke lapangan
setelah ada penawaran seperti itu, kemudian dari Pokja misalnya turun
melihat lapangan fakta-fakta di lapangan kaya apa itu harga gitu. Bagaimana
mungkin tadi seperti dari Ibu Eem bilang menang dari Sulawesi. Apa dia tahu
harganya di sana di Jawa gitu?

Apa dia tahu pemenang itu ada alat yang ada alat yang di pemilik
proyek kontraktor itu sendiri? Dia memiliki alat yang cukup, yang memiliki alat
yang layak? Kemudian apa benar kalau dia memiliki alat masih baik alatnya
masih bisa operasional dengan baik? Itu kan semua harus masuk ke sana
Pak. Oleh karena tidak adanya hal yang seperti itu, ya evaluasi juga tidak
secara terlalu bagus Pak keadaannya, karena ini juga Bapak turut
menyulitkan Anggota Bapak yaitu BP2JK dan Pokja di lapangan Pak.

Nah ini mungkin menjadi perhatian ke depan, sehingga para Kabalai


BP2JK dengan Pokja-nya ini tidak diserang oleh masyarakat lokal yang ada di
sana. Bayangkan itu Pak orang menawar itu kita tidak tahu statusnya apakah
dia pengusaha apa dia pedagang. Kapan dia pedagang Pak, dia mencari
untung satu rupiah pun kaya jarum Pak. Jarum dia jual Pak yang penting
untung sedikit dia, tapi untung kalau dia dapatkan jarumnya mutunya bagus
Pak. Nah kalau dia pedagang Pak itu berarti pasti dia ada yang tidak tahu
yang namanya AMP Pak, dia sudah menang.

Jalan misalnya anggaran 100Miliar lebih, tapi ditanya waktu dia tanda
tangan kontrak misalnya diajak ke sana AMP ada di mana, apa itu AMP, dia
tidak tahu Pak. Kan ini fenomena yang terjadi di Lapangan Pak. Miris sekali
keadaan-keadaan seperti ini. Jadi mungkin ini adalah mesti diperketat pada
persoalan harga tadi dan yang anehnya begini Pak, satu orang sudah
menawar seperti itu, hasil lelang mereka pemenangnya karena tidak punya
alat bahkan tidak punya modal, dia keliling jajakan itu, dia jajakan kepada
pengusaha lokal tawar 5%-10%. Bahkan mereka kumpul secara bersama-
- 87 -

sama mereka lelang sendiri Pak, lelang internal, kamu berapa tawarnya,
kamu berapa tawarnya, kamu berapa tawarnya gitu. Nah ini kan menjadi tidak
bermutu ini proses apa namanya ya penentuan harga yang ada di seluruh
Indonesia.

Jadi barangkali saya betul-betul berharap kepada Pak Dirjen ini


menjadi perhatian khusus. Adakan harga harga pemerintah setempat Pak,
ada ini pernah ditandatangani oleh Gubernur oleh Bupati yang ada di situ. Itu
bisa menjadi dasar itu Pak, sehingga Pak apa namanya Kepala Dirjen Bina
Konstruksi Ini betul-betul tugas yang diterima yang diembankan oleh Pak
Menteri ini adalah berjalan secara sempurna.

Jadi terjadi perbaikan, tidak terjadi yang seperti sekarang ini.


Bayangkan sudah tidak punya ada koefisien. Koefisien sudah tidak dipakai
lagi Pak. Kemudian ada lagi anu apa namanya? Apa itu yang istilah metode
kerja, metode kerja tidak dipakai lagi sekarang. Setelah kita tanya kenapa
tidak dipakai metode kerja itu? Ya karena itu bukan karena ada surat edaran
yang Surat Edaran Nomor 22 ya?

Surat Edaran Menteri di situ yang begitu memanjakan kontraktor dan


kontraktor ini tidak jelas dari mana sumbernya gitu. Jadi ini barangkali tolong
diperketat ini. Ya jadi kalau itu sudah berjalan dengan baik, tentu Pak Dirjen
Bina Konstruksi di sini harus lebih ketat memperhatikan itu Pak. Yang pada
akhirnya pengusaha daerah itu kalau bisa misalnya harus punya alat, harus
ada waktu mereka pergi mengecek alat-alat itu, tidak bisa tidak Pak.

Kalau tidak seperti itu, muncullah penawaran 30-40%-50%. Setelah


tadi menawar 30% atau 20% misalnya, 20% dia menawar Pak ditambah pajak
lagi 10% atau 15% sudah 35% tambah keuntungan dia. Katakanlah
keuntungannya tidak lagi...(rekaman suara kurang jelas) 10%, 35% sudah di
uang Pak di dalam. Itu kira-kira begitu parahnya proses apa namanya proses
tender kita di Indonesia pada saat ini.

Tadi disampaikan oleh teman-teman Pak Eddy Santana maupun Pak


Robert Rouw mengatakan lebih bagus yang dulu dibanding sekarang,
memang benar Pak, dulu...(rekaman suara kurang jelas) kecil-kecil Pak tidak
sebesar seperti ini, main buang-buang harga begitu besar sekarang.

Ya apakah ini karena Covid? Tadinya pedagang tadinya dia punya


hotel, punya toko misalkan sudah tidak laku lagi apa segala maka dia lari ke
kontraktor. Kontraktor cuma modal apa? Pinjam perusahaan Pak, setelah
pinjam perusahaan tanpa punya alat, tanpa punya apa, sehingga AMP tadi
tidak tahu Pak. Yang lebih pahit lagi Pak dia tidak tahu teknis sama sekali.

Dia hanya berharap bantuan dari orang lain. Dia juga ambil teknis
yang murah, bagaimana tenaga teknis yang murah. Yang pada akhirnya
korban adalah pada akhirnya kualitas akan hancur, ditambah lagi pemutusan
kontrak itu akan lebih banyak terjadi.
- 88 -

Kemudian yang Bina Marga Pak. Bina Marga ini saya lebih kepada
meminta perhatian khusus Pak ya. Khususnya kepada pekerja padat karya
tunai, itu saya lihat kerja keras mereka itu Pak, pagi sore itu dan gaji mereka
terlalu sedikit saya lihat itu Pak 110.000 kalau tidak salah. Sementara kalau
mereka petik cengkeh atau apa misalnya bisa dapat 200-300 Ribu, mungkin
bisa dinaikkan 150 minimal sampai 200Ribu. Itu kira-kira yang pertama.

Yang kedua kepada Pak Dirjen Bina Marga, di Kabupaten atau di


Sulawesi Tenggara itu kan sudah ada Jembatan Teluk Kendari dan terima
kasih Pak Dirjen pada waktu itu hadir waktu Presiden datang, bagus sekali
Pak desainnya saya katakan itu.

Kemudian sekarang sudah ada jembatan Tona namanya Buton-Muna,


tetapi saya katakan jembatan Buton-Muna itu kalau terbangun tidak punya
manfaat yang terlalu jauh kalau tidak dibangun Jembatan Pulau Muna dan
Daratan Sulawesi Pak. Sehingga dengan Daratan Sulawesi ini akan melayani
81 kabupaten yang di seluruh Sulawesi.

Jadi sudah bisa kita naik mobil langsung Pak, hanya 8 yang tidak,
hanya 8 kabupaten yang tidak karena pulau. Yang 71 kabupaten di seluruh
Sulawesi itu sudah bisa naik mobil secara menyeluruh, tetapi syaratnya
adalah membangun jembatan penghubung antara Pulau Muna dan Daratan
Sulawesi. Itu kita minta kalau bisa studinya segera dilaksanakan Pak kalau
bisa karena itu akan mengangkat ekonomi kita.

Karena terkait pula dengan upaya Pemerintah memanfaatkan produk


dalam negeri yaitu aspal Buton itu akan di sana Pak dipakai di Sulawesi
Tenggara. Jadi jembatan ini sangat bermanfaat sekali untuk menghantarkan
semua aspek-aspek ekonomi yang ada di Sulawesi Tenggara sebagai bagian
dari bangsa Indonesia.

Kemudian soal status jalan. Status jalan saya persoalkan adalah ini
Pak, Pak Dirjen, itu ada tadi penyampaian Pak Dirjen bahwa harus matang
jalanannya. Artinya jalan itu sudah siap tapi harus matang teraspal. Ada Pak
daerah yang sudah matang tapi misalnya begini, di lain yang di desa itu
misalnya jalan yang dilewati itu Bupati-nya tidak dipilih oleh mayoritas
masyarakat di situ atau kalau lihat jalan provinsi misalnya yang
menghubungkan jalan nasional padahal ini masih berstatus jalan provinsi,
Gubernurnya tidak dipilih dengan baik masyarakat di situ, dia tidak aspal Pak,
dia tidak aspal dan ini masalah.

Nah maksud saya Pak, yang penting sudah terbuka jalannya, aspal
sudah ada, tapi kalau dia hancur oleh karena tidak ditangani oleh Pemerintah
Daerah dan Pemerintah Provinsi, nah itu adalah Pemerintah pusat wajib
sebagai bagian kehadiran negara di wilayah itu. Saya kira saya hanya itu Pak
yang bisa saya sampaikan kepada Pak Dirjen Bina Marga dan Pak Dirjen
Bina Konstruksi.

Pak Ketua terima kasih.


- 89 -

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Ridwan.

Sekarang dari virtual Pak Tubagus monitor Pak Tubagus. Ya silakan


singkat Pak 3 menit saya kasih Pak.

Silakan.

F-PG (H. TUBAGUS HAERUL JAMAN, S.E.):

Sudah terdengar Pak?

KETUA RAPAT:

Ya kedengaran, 3 menit Pak silakan.

F-PG (H. TUBAGUS HAERUL JAMAN, S.E.):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Pak Ketua beserta Pimpinan dan seluruh Teman-teman di
Komisi V,
Dan yang kami hormati Bapak Dirjen Bina Marga,
Bina Konstruksi dan seluruh jajaran.

Pertama, langsung saja mungkin biar cepat Pak, apa yang menjadikan
agenda Pak Jokowi terkait tol yang ada di wilayah Banten yaitu Serang-
Panimbang. Saya mohon info apakah pembangunan yang sedang berjalan ini
akan selesai tepat waktu yang sudah dijadwalkan atau ada halangan apa
yang telah dialami oleh Hutama Karya.

Dan kemudian juga terkait padat karya Pak Dirjen tadi disampaikan
adalah padat karya itu di sekarang tahun ini dikelola diswakelolakan ya. Saya
berharap agar menggunakan warga masyarakat setempat dan kemudian juga
berharap mungkin Teman-teman Komisi V juga bisa disinergikan, bisa
dikomuniksaikan dengan kami. Karena apa? Karena kami membutuhkan
warga masyarakat di Dapil kami itu untuk bisa dapat bekerja, bisa dapat
bekerja untuk tadi itu. Mudah-mudahan ini bisa dapat ditindak lanjut.

Dan kemudian terkait padat karya juga, apakah memungkinkan


regulasi pada padat karya jalan? Jadi padat karya jalan yang bisa, apa bisa
menyerap aspirasi atau usulan dari Komisi V ini dari teman-teman kita.
Contoh Dirjen Sumber Daya Air itu ada program P3GAI, yaitu padat karya
yaitu pembuatan jalur irigasi, nah seperti itu.

Nah ketika regulasinya ini bisa memungkinkan mudah-mudahan bisa


ini bisa dapat dialokasikan. Karena saya yakin semua teman-teman yang di
- 90 -

Komisi V ini ketika datang ke Dapil banyak usulan usulan untuk perbaikan-
perbaikan jalan. Contohnya apakah itu jalan produksi, jalan misalkan
lingkungan, jalan desa atau untuk jalan menuju kampung pengrajin atau jalan-
jalan sentra ekonomi dan yang lainnya. Nah mudah-mudahan ketika ini
regulasinya memungkinkan ya bisa untuk di apa mengakomodir jadi aspirasi-
aspirasi atau usulan dari Dapil kami.

Dan kemudian Pak Dirjen, beberapa waktu yang lalu Komisi V dengan
jajaran Pak Dirjen juga dengan datang ke Banten. Waktu itu kami Pemerintah
Provinsi dan kami mengusulkan di Banten mengusulkan jembatan flyover
yang lokasinya di Jalan Ahmad Yani yaitu di pusat kota. Itu cukup penting
untuk kami karena untuk mengurangi kemacetan yang ada. Mudah-mudahan
jembatan flyover ini ketika beberapa waktu yang lalu diusulkan ini bisa dapat
diakomodir dialokasikan pada tahun yang akan datang pada Tahun 2022.

Dan kemudian juga di Dapil kami di kabupaten, di kabupaten itu


banyak sekali industri-industri yang besar, yang sedang dan kecil. Nah di
kabupaten membutuhkan jalan industri. Kabupaten sendiri sudah membuat
jalan industri akan tetapi baru sebagian, baru sebagian. Mudah-mudahan
untuk mengakomodir seluruh para pengusaha industri yang besar yang
sedang yang kecil di daerah Banten, ini bisa dapat teralokasikan anggaran
untuk pembangunan jalan industri di tahun 2022, karena untuk penunjang.

Mudah-mudahan ini ketika ada sarana prasarana penunjang


transportasi yang lebih mudah lagi bagi para industri, ini mereka tidak pergi
dari Banten dan mereka tentu terus tambah investasi dan kemudian juga jalan
industri yang kami butuhkan ini ada juga zona atau industri yang belum yang
masih zonanya yang masih belum ada yang berinvestasi. Nah itu untuk
penunjang juga ketika ada siapapun untuk berinvestasi di apa namanya? Di
Banten ini ketika sarana prasarananya sudah ada, lokasi lahannya juga ada,
ini bisa dapat difasilitasi.

Kemudian untuk jalan destinasi wisata. Beberapa waktu yang lalu


Banten telah apa namanya mendapat musibah yaitu di tsunami di pantai.
Kami berharap jalan-jalan yang destinasi wisata yang ada di jalur pantai ini
bisa dapat terus diperbaiki. Karena kita membutuhkan untuk peningkatan,
peningkatan perekonomian yang ada di sana.

Dan kemudian untuk Bapak apa Bina Konstruksi. Dirjen Bina


Konstruksi, kami melihat di-refocusing yang di 2021 ada refocusing terkait
program pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yaitu dari 76.300
sampai di-refocusing 33.600. Kemudian ada program pendidikan pelatihan
vokasional dari 48.000 menjadi di-refocusing menjadi 35.500.

Nah ini kan program ini tentu program yang dibutuhkan oleh seluruh
warga masyarakat yang di Indonesia ketika mereka setelah mendapatkan
pelatihan, pembinaan, ada sertifikasi untuk memudahkan mereka bekerja.
Nah pertanyaan saya apakah memungkinkan untuk program-program atau
anggaran refocusing ini diambil dari program yang lain? Jangan dari program
- 91 -

yang refocusing yang diambil dari untuk pembinaan dan pelatihan dari warga
masyarakat yang kita ini, karena itu dibutuhkan.

Dan kemudian juga selanjutnya tadi Hallo? Tadi disampaikan bahwa


hasil lelang 2021, hasil lelang 2021 itu 70%, di bawah 70% ada 7 paket.
Kemudian 70% sampai dengan 90% itu ada 186 paket dan kemudian di atas
90% ada 85 paket.

Nah kami melihat, kami melihat Pak, ini kami melihat ini masih ada apa
pemenang yang di bawah 70%, ini yang dimenangkan dan kemudian juga
ada di atas 90%, nah ini kita melihatnya. Apakah ketika membuat pagu
anggaran ini, ya kan dengan harga satuan apakah berpatokan pada HPS dan
sebagainya saya tidak tahu gitu kan. Akan tetapi ketika BP2JK ini
memenangkan, berarti yang diangkat 70% ini meyakinkan bahwa itu akan
selesai ya kan? Apakah itu kualitasnya jelak, apakah kualitasnya bagus gitu
kan.

Nah kebanyakan pengalaman tahun kemarin di daerah kami ada yang


mendapatkan memang harga penawarannya terendah, itu sampai ada
pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan, ada pekerjaan yang tidak dikerjakan
dan itu ditawar-tawarkan ke yang lain.

Ya ini kan menjadi bumerang untuk kita semua, pekerjaannya tidak


dikerjakan, kemudian juga ataupun kalau dipaksakan dikerjakan juga
kualitasnya jelek gitu kan. Nah sekarang yang di atas 90 juga menjadi
pertanyaan, kok 90% dengan hasil lelang kemarin ini di 2021 ada 85 paket
menjadi pertanyaan juga gitu kan. Dengan berarti kan di lelang tersebut masih
banyak penawaran-penawaran yang di bawah.

KETUA RAPAT:

Pak Tubagus, bisa dipersingkat Pak? Dipersingkat Pak, ini mengulang


teman-teman tadi ini, silakan dipersingkat Pak.

F-PG (H. TUBAGUS HAERUL JAMAN, S.E.):

Ya, ya. Untuk ini saya melihat dari hasil-hasil lelang di 2021 gitu kan.

Kemudian yang kasih saya melihatnya gitu kan, kalau seperti itu, ini
harus ada evaluasi Pak, ada evaluasi dari segi terkait harga, harga-harga
pagu itu sendiri gitu, harga pagu itu sendiri karena pagu yang saat ini 90%
dimenangkan, 70% dimenangkan.

Nah ini agar yang menurut saya ideal itu diantara 70% dan 90% gitu
kan, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi juga, ini sangat ideal. Nah ini
agar dapat ketika memasukkan pagu ini kan sayang anggaran gitu kan,
sayang anggaran yang tidak terserap ketika ada sisa di lelang tersebut. Ketika
pagu anggaran apakah itu di apa namanya ditinggikan ataupun tidak saya
tidak tahu juga, tetapi ketika ada yang terendah tetap dimenangkan, yang
- 92 -

sedang dimenangkan, yang tertinggi pun dimenangkan. Nah ini agar ada Pak
Bina Konstruksi untuk agar dapat ini dievaluasi apa namanya kembali ya.

Kemudian saya melihat pemaparan beberapa waktu yang lalu juga.


Saya berdiskusi dengan seluruh apa diundang oleh apa namanya organisasi
Kadin dan Jasa Konstruksi yang ada di Banten. Mereka para pengusaha itu
bercerita bahwa ada perusahaan-perusahaan yang dari luar, terus ada
perusahaan-perusahaan yang tidak ada kantornya, yang tidak punya alat,
yang tidak mempunyai kemampuan keuangan sendiri dimenangkan. Akan
tetapi pengusaha daerah yang mempunyai alat di Banten ini banyak
pengusaha daerah yang punya alat, alat yaitu AMP, alat...(rekaman suara
kurang jelas) plan gitu kan.

KETUA RAPAT:

Pak Tubagus bisa dipersingkat? Bisa dipersingkat Pak ya ini sudah


kelamaan ini.

F-PG (H. TUBAGUS HAERUL JAMAN, S.E.):

Siap, siap Pak. Itu saja mungkin hal-hal yang dapat kami sampaikan
pada kesempatan ini Pak.

Terima kasih Pimpinan.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Ir. RIDWAN BAE/F-PG):

Sedikit Ketua kalau boleh Ketua?

KETUA RAPAT:

Silakan Pak Ridwan.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Ir. RIDWAN BAE/F-PG):

Ya menyambung apa yang disampaikan Pak Tubagus tadi


sebenarnya. Jadi memang ada suatu kejadian yang perlu kita pikirkan dan
kita mengambil langkah-langkah secara bersama-sama terhadap pelanggaran
aturan biasanya di sini Pak.

Contohnya begini, ada proyek katakan anggaran 100Miliar, ada


penawaran pemenangnya dimenangkan 80% misalnya, berarti ada 80Miliar
pemenangnya. Dari 80Miliar itu ada sisa 20Miliar. 20Miliar kadang kala juga
dijadikan kesepahaman ya antara Balai ya atau Satker atau PPK yang
padahal 20Miliar tadi dimasukkan kembali untuk membiayai pembangunan
yang ada di situ. Itu yang pertama ya adendum namanya ya.

Yang kedua ada juga nah di sini pelanggarannya. Itu kadang kala
uangnya langsung dipakai oleh departemen yang terkait atau katakanlah di
- 93 -

sini adalah Departemen PU misalnya dari PU misalnya itu langsung dipakai


tanpa berkonsultasi dengan Komisi V. Itu juga pelanggaran Pak.

Harusnya yang terbaik itu Pak Ketua adalah kalau ada tender seperti
itu mesti dibicarakan ulang mau dibawa ke mana itu Silpa mau dibawa ke
mana? Apakah di proyek mana dipakai, mana dibicarakan secara kita
bersama-sama. Tentu lebih bijak adalah sisa-sisa lelang itu dibicarakan lagi
dan dimasukkan kembali ke daerah Dapil masing-masing. Barangkali itu yang
saya ingin sampaikan Pak Ketua.

Terima kasih Pak Ketua.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Pak Ridwan.

Silakan Pak Syarif, eh belum, belum, belum Pak, sorry, belum, masih
ada rupanya ini Pak Suryadi, Pak Suryadi monitor?

F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.):

Monitor Pak.

KETUA RAPAT:

Ya, singkat Pak ya.

F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.):

Baik dipersingkat Pak.

KETUA RAPAT:

Saya kasih waktu 3 menit silakan.

F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.):

Terima kasih.

Pak Ketua dan Rekan-rekan Pimpinan serta Anggota,


Bapak Dirjen serta seluruh jajaran dan secara khusus ini Kawan saya Pak
Agus Kepala Balai, dan satu lagi ini kita belum kenal ya.

Saya langsung Pak Ketua, beberapa poin tadi sudah kawan-kawan


sudah sampaikan. Pertama terkait dengan kebijakan mengenai jalan mulai
dari pengalihan status, kemudian juga tadi sempat disebut divestasi dan lain-
lain. Saya usul ini kita pending dulu karena kita sedang membahas Undang-
Undang Jalan. Jadi berbagai isu tentang kepemilikan jalan, status jalan, biaya
- 94 -

dan lain-lain ini kan sedang kita bahas di Komisi V dalam rangka revisi
Undang-Undang Jalan.

Oleh karena itu semua kebijakan strategis tentang jalan sambil


menunggu, mudah-mudahan pada masa sidang yang akan datang undang-
undang ini akan selesai kita bahas. Baru atas dasar undang-undang yang
baru kita mengeksekusi kebijakan-kebijakan tentang jalan secara keseluruhan
gitu. Jadi itu yang pertama Pak Ketua.

Kemudian yang kedua, saya mengingatkan kembali kepada Pak Dirjen


komitmen lisan kita dengan Pak Menteri dalam rapat-rapat tentang prioritas
ya program. Di mana yang Nomor 1 selalu direktif Presiden, kemudian yang
kedua prioritas kedua adalah masukan usulan dari Komisi. Nah oleh karena
itu seluruh mekanisme penganggaran, perencanaan dan juga persyaratan-
persyaratan teknis dari setiap program ini harus dievaluasi dan mengacu
kepada kesepakatan itu.

Jangan sampai Pak Menteri begitu indah kita dengar, tetapi


ketentuannya ternyata kok tidak bisa begitu, toh juga aturan ini kan kita buat.
Jadi ini saya mengingatkan kembali karena kita masih berprasangka baik
dengan statement-statement lisan di dalam rapat bahwa semua yang kita
sampaikan akan direspon dengan baik. Tetapi tentu ini akan kita buktikan di
lapangan gitu apakah betul kemitraan kita ini sudah terjaga dengan baik gitu.
Itu yang kedua.

Kemudian yang ketiga, tadi kawan-kawan sudah menyampaikan


tentang program ya pelatihan. Sebetulnya itu tidak usah diusulkan lagi,
karena sesungguhnya itu memang program sudah kita sepakati. Jadi
pelatihan tenaga terampil di daerah-daerah itu merupakan usulan dari Komisi
dan sudah disetujui. Jadi jangan diusulkan lagi maksud saya nanti itu mundur
kita gitu bahwa sekian tenaga tukang batu, tukang ya kayu akan dilatih dan itu
rekruitmennya dari Komisi V itu sudah kita sepakati pada rapat sebelumnya.
Jadi tinggal kita eksekusi, ini seolah-olah kita usul supaya ini dilibatkan Komisi
gitu. Jadi ini terlanjur sudah jadi keputusan.

Terakhir Pak Ketua, terkait dengan apa ini BP2JK terutama di daerah.
Judulnya kan lelang ya atau sering kita sebut beauty contest, tapi pada
kenyataannya kita selalu mendapatkan atau mungkin tidak selalu ya, kadang-
kadang kita mendapatkan buruk rupa ya bukan yang beauty yang kita
dapatkan dan ini juga teman-teman sudah sampaikan.

Saya juga di Lombok ada pengalaman sampai kemarin saya datangi


dia, ternyata saya tanya ya dalam tanda petik ini perusahaan buruk rupa
padahal sudah beauty contest. Berarti ada yang salah dalam proses
administrasinya. Administrasi ini kan tujuannya untuk menyaring agar yang
kita dapatkan itu baik, ternyata di lapangan tidak saja di Dapil saya, di Dapil-
Dapil lain juga terjadi seperti itu.
- 95 -

Mungkin kita perlu berpikir nanti di Komisi untuk merevisi Undang-


undang Jasa Konstruksi. Apa kelemahan dari yang ada beserta aturan-aturan
turunannya sehingga kok ini keluhan terjadi terus gitu.

Nah oleh karena itu mungkin ini kita inventarisir dulu Pak Ketua
seberapa parah masalah yang kita temukan. Lalu nanti akan kita coba kaji
bersama apakah Undang-Undang tentang Jasa Konstruksi ini kita revisi juga
sesuai dengan mekanisme yang ada di Komisi.

Barangkali itu beberapa poin dan terakhir saya izin Pak Dirjen nanti
akan saya undang Kepala-kepala Balai untuk rapat koordinasi di Dapil pada
saat reses di minggu kedua Februari.

Terima kasih, selamat.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Suryadi.

Pak Sukamto monitor Pak Sukamto? Pak Kamto?

Ya, silakan Pak Kamto.

F-PKB (H. SUKAMTO, S.H.):

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan Bapak Ibu Anggota yang terhormat,


Bapak Dirjen yang saya hormati.

Langsung saja permasalahannya. Saya dari Yogya Pak. Saya ingin


menanyakan bahwa Yogya itu sudah dipatok ring road maaf jalan tol, sudah
sekian tahun dipatok yaitu Yogya-Solo dan Yogya-Semarang. Kapan kira-kira
itu akan bisa direalisasikan...(rekaman suara kurang jelas). Kapan akan bisa
direalisasikan? Jangan hanya dipatok-patok saja ya, diukar ukur, sudah
sekian tahun tidak selesai-selesai. Ini yang pertama yaitu Yogya-Solo dan
Yogya-Semarang.

Yang kedua, untuk pembangunan jalan arteri yang pada saat itu saya
masih sebagai salah satu Pimpinan di provinsi, sudah disetujui bahwa arteri
Utara ada underpass di Monumen Yogya Kembali dan di Condong Gede
Condong Catur. Pada waktu itu mau dikerjakan bersama-sama dengan Jalan
Kaliurang, tetapi akhirnya ditunda dan sampai sekarang belum dikerjakan.
Kapan itu akan segera dikerjakan? Karena kami selalu ditanya konstituante
kami yang dari Yogyakarta.
- 96 -

Selanjutnya pada Pak Direktur, pelaksanaan lelang itu supaya seawal


mungkin, sehingga si apa itu pada saat hujan saat musim hujan itu sudah
selesai. Jangan seperti yang sudah-sudah, hujan deras sudah turun
pekerjaan belum selesai.

Yang ketiga Pak Dirjen, ini termasuk patut dan layak untuk ditangani
oleh KPK yaitu pelelangan yang diatur ya. Kadang-kadang ada pelelangan
yang hanya turun sekian persen, itu pantas layak untuk diduga. Rakyat kecil
sangat mengharapkan bantuan untuk makan, tapi justru sekian miliar bahkan
beratus miliar ini terindikasi untuk lelang diatur. Pantas dan layak untuk
diduga, kalau lelang itu hanya diikuti turun hanya berapa persen. Biasanya
terus terang saja ini BUMN biasanya ya. Yang kedua BUMN jangan diberikan
ruang yang terlalu luas, sehingga para kontraktor di daerah ini hanya melihat
saja.

Contoh Gunung Merapi meledak, yang jadi korban baik jiwa, harga
orang Jakarta, tapi semua yang mengerjakan adalah mayoritas BUMN.
BUMN sampai di bawah 10Miliar pun saya ikut campur tangan. Saya Ketua
GAPENSI Pak di Yogyakarta. Meskipun saya dari Kepolisian, tapi saya dari
GAPENSI. Saya Ketua GAPENSI sampai sekarang. Jadi tolong hal-hal
demikian ini perlu mendapatkan suatu perhatian.

Kerusakan jalan Pak. Kerusakan jalan ini diakibatkan kendaraan ini


untuk Jembatan Timbang, jalan pun sulit, sampai begitu beratnya, tetapi di
Jembatan Timbang juga lolos terus. Tolong ini Pak Dirjen koordinasi dengan
DLLAJR dengan Jembatan Timbang apabila itu ada kendaraan yang begitu
muatannya, ini tolong dibongkar dan ditahan, karena ini akan menimbulkan
kerusakan-kerusakan jalan raya.

Selanjutnya juga Pak, saya cepat saja ini karena waktunya hanya 3
menit. Jalan Cangkringan, itu muatan luar biasa, itu luar biasa benar-benar
beratnya sehingga tidak melihat kelas jalan, itu juga jalan nasional. Inilah
Bapak-bapak yang kami hormati, sebetulnya masih banyak hal ya yang akan
saya sampaikan.

Sedikit Pak, sekarang ini dengan adanya PU memberhentikan Balai-


balai yang agak maaf bukan Balai-balai yang ada, yaitu memberhentikan
LPJK Daerah maupun Asosiasi-asosiasi yang membuat SKA...(rekaman
suara kurang jelas) dan sebagainya, ini dibekukan. Semuanya melalui PU
pusat. LPJK diberhentikan, sedangkan pelelangan ini banyak menambah
persyaratan ini itu ini. Maaf Pak saya agak bisa detail, karena saya Ketua
Kontraktor di Yogyakarta. Saya sudah 20 tahun menjadi Ketua GAPENSI di
Daerah Istimewa Yogyakarta sampai saat ini.

Inilah kira-kira sebetulnya Bapak-bapak dari PU ini, Pak Direktur ini,


sudah tahu, tolonglah ini Pak agar sedikit kita melihat ke bawah mana
lelangan yang fair, mana lelangan yang diatur.

Terima kasih.
- 97 -

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Kamto, Ketua GAPENSI Yogyakarta, terima kasih


Pak.

Sekarang Pak Sumail, monitor Pak Sumail? Sumail? Ya Pak Sumail.

F-P.GERINDRA (Ir. SUMAIL ABDULLAH):

Baik, baik ya Ketua.

KETUA RAPAT:

Saya kasih 3 menit ya, silakan.

F-P.GERINDRA (Ir. SUMAIL ABDULLAH):

Terima kasih Pimpinan.

Pimpinan dan Anggota yang saya hormati,


Pak Dirjen, Dirjen Bina Marga,
Dirjen Bina Konstruksi dan para Kepala Balai yang ada di daerah,
Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian.

Saya tadi sudah banyak mendengar uraian dan masukan serta saran
dari beberapa kawan Anggota, saya kira ini perlu untuk diperhatikan dengan
baik Pak Dirjen dan beberapa Kepala Balai yang ada di daerah.

Yang pertama bila bisa saya simpulkan bukan kami bermaksud


menyimpulkan akan tetapi bahwa dari sisi kualitas ya. Saya juga melihat
beberapa fisik-fisik jalan yang ada di Dapil kami antara Probolinggo dan
Situbondo Banyuwangi dibangun 2 bulan 3 bulan, bahkan itu sudah apa
terlebih di musim penghujan ini Pak sudah banyak yang rusak. Ini
mencerminkan bahwa dari sisi kualitas barangkali adanya pekerjaan-
pekerjaan lelang yang tadi disampaikan oleh beberapa kawan-kawan dengan
bantingan-bantingan harga.

Kita pahami bahwa dengan dibentuknya organ Balai Pelaksana


Pemilihan Jasa Konstruksi, tentunya kita ingin ada satu efisiensi. Yang kedua
ingin ada tranparansi. Yang ketiga tentu akuntabel.Ada beberapa dugaan-
dugaan-dugaan Bapak-bapak Ibu sekalian, sebagaimana disampaikan oleh
kawan terdahulu bahwa para pemenang lelang itu sebenarnya itu tidak
qualified ya mereka itu tidak punya alat, mereka juga tidak paham tentang
kondisi di daerah di mana mereka harus melaksanakan kegiatannya.

Untuk itu demi rasa keadilan, sekali lagi ini saya lebih menekankan
demi rasa keadilan Dirjen Bina Konstruksi, tentu ini juga harus melakukan
pembinaan. Pembinaan bukan hanya pada level pengusaha atau penyedia
- 98 -

jasa-jasa konstruksi di level nasional, akan tetapi juga di tingkat daerah,


sehingga ini tidak menjadikan mereka-mereka penonton. Kita ingin ada
multiplier effect Pak dari kegiatan pembangunan nasional ini yang bermanfaat
bagi masyarakat banyak.

Yang kedua, kaitannya dengan jalan tol. Ruas jalan tol antara
Probolinggo dengan Situbondo saat ini sudah masuk proses pengadaan
tanah. Ada beberapa keluhan, ada beberapa curahan hati dari masyarakat
bahwa nilainya tidak sama dengan nilai ganti untung yang ada di Probolinggo.
Mohon ini Bapak-bapak bisa di apa cermati ya.

Yang berikutnya adalah kaitannya dengan beberapa bulan yang lalu,


saya ingin mengingatkan kepada Bapak-bapak semuanya bahwa bagaimana
penyusunan program itu yang pertama adalah sesuai dengan direktif
Presiden, yang kedua adalah kunjungan-kunjungan Komisi.

Kita sudah pernah ke Situbondo ke Bondowoso utamanya itu kita


sudah melihat ada kebutuhan-kebutuhan jalan, ada kebutuhan jembatan dan
sampai saat ini tidak diakomodir. Kalau masih memungkinkan saya kira untuk
dimasukkan karena itu menyangkut kebutuhan bagi pembangunan
masyarakat sekitarnya ya. Artinya kebutuhan apa infrastruktur jalan guna
memberikan apa namanya dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi di
sekitarnya. Saya kira itu Pimpinan, harus cepat, 3 menit saya kira kurang ini.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Sumail.

Sekarang dari Pimpinan, Pak Iwan silakan Pak Iwan Aras dulu. Virtual
Pak Iwan, singkat, padat, jelas. Pak Iwan monitor? Andi Iwan Aras?

Silakan Pak Iwan.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS,


S.E.,M.Si./F-P.GERINDRA):

Terima kasih Pimpinan.

Nama Andi Iwan Darmawan Aras, Nomor Anggota A-130, Dapil Sulsel
II. Terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Ketua ganteng, para Wakil Ketua dan para Anggota
Komisi V,
Yang saya hormati Pak Dirjen Bina Marga dan Pak Dirjen Bina Konstruksi
beserta jajaran yang hadir, baik secara fisik maupun secara virtual.

Yang pertama saya ke Pak Dirjen Bina Marga. Beberapa waktu yang
lalu Pak Dirjen kami memimpin kunjungan kerja spesifik ke Jalan Tol Cipali,
- 99 -

melalui Jalan Tol Cipali ke Bandara Kertanegara. Ada beberapa hal yang
kami sampaikan pada saat itu bahwa tinginya tingkat kecelakaan yang ada di
Tol Cipali itu disebabkan oleh menurut jawaban dari pengelola jalan tolnya
adalah resiko lelah pada pengemudi dan kemudian tingginya kecepatan.

Kecepatan ini antara truk-truk yang masuk dan kemudian maupun


mobil kecil yang ada, tetapi saya sendiri yang melalui jalan tersebut Pak
seperti apa yang disampaikan oleh teman-teman tadi, jalan tol itu sepertinya
tidak layak atau tidak pantas untuk dianggap jalan tol karena kita seperti naik
kuda kalau naik tol lewatin jalan itu Pak.

Saya belum dapat bolong-bolongnya seperti kata Bu Novi, tapi pada


saat kami melalui mulai dari Cipali sampai kepada flyover Cikampek itu
delegasi atau pertemuan antara satu dan satunya itu begitu terasa sangat
terasa dan kemudian sangat bahaya apabila ditempuh dengan kecepatan
yang tinggi. Mungkin itu bisa menjadi perhatian baik melalui Pak Dirjen Bina
Marga maupun Kepala BPJT mungkin tadi, mohon maaf saya lupa sebutkan
Pak Danang agar supaya hal-hal ini bisa menjadi perhatian dan mendapatkan
bahan ke depannya.

Yang kedua adalah tentang musim hujan yang sekarang ini sudah
cukup deras, kita lihat di poros jalan nasional di Provinsi Sulawesi Selatan ini
sudah banyak sekali yang rusak berat. Bahkan menimbulkan kecelakaan-
kecelakaan yang tidak sedikit mengambil korban nyawa. Nah ini mungkin Pak
untuk preservasi jalannya, khusus pada jalan Sulawesi Selatan bisa segera
dilaksanakan untuk pemeliharaan rutin dan lain sebagainya.

Kemudian yang ketiga saya juga ingin menanyakan tentang program


Jalan Lingkar Bypass Mamminasata yang sekarang sudah berubah menjadi
Jalan Tol Mamminasata, yang seingat saya DED-nya selesai 2012 dan
dimulai dan dikasih lahan pada tahun 2012 itu.

Saya tidak tahu saya ingin mendapatkan laporan dari Pak Dirjen,
sudah sampai sejauh mana karena anggaran yang dialokasikan pada saat itu
juga pada saat mulai katakan itu tahun 2015 kurang lebih hampir 1Triliun dan
dikerjakan secara bertahap 3 tahap. Saya tidak tahu apakah sekarang sudah
rampung 100% dan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat atau...(rekaman
suara kurang jelas) dan sudah dapat dibuktikan.

Selanjutnya saya tidak mengulang masalah program padat karya


sudah disampaikan kepada beberapa Anggota yang tadi. Selanjutnya yang
paling utama masalah jembatan gantung untuk kepentingan Dapil. Pak Dirjen
tahun lalu kami tidak mendapatkan satu paket hanya setengah paket, tahun
ini cuma satu. Saya berharap mungkin tahun ini bisa ditambahkan karena
masih banyak beberapa ruas yang membutuhkan pekerjaan jembatan
gantung tersebut.

Selanjutnya saya ke Pak Dirjen Bina Marga atau yang cukup favorit
untuk saat ini. Maaf Dirjen Bina Konstruksi maksud saya. Ini Pak, saya sedikit
hopeless untuk berbicara. Saya sudah berkali-kali, bahkan pada Raker
- 100 -

kemarin dengan Pak Menteri, juga saya sudah menyampaikan proses


pelelangan yang menurut saya kecenderungannya dari awal juga sudah abal-
abal. Abal-abalnya kenapa? Menurut saya karena kita menilik dari satu
variabel yaitu variabel tenaga teknik.

Kita paham betul bahwa tenaga teknik yang tersedia baik itu tenaga
ahli maupun tenaga terampil sampai saat ini belum terpenuhi kuota yang
dibutuhkan untuk proses pelelangan-pelelangan tersebut yang menurut saya
kecenderungannya banyak kegiatan-kegiatan yang akan duplikasi tenaga
tekniknya yang tidak diverifikasi atau diidentifikasi oleh Balai BP2JK. Kasih
contoh salah satunya adalah pelelangan Pasar Wajo di Provinsi Sulawesi
Selatan yang berkali-kali kemudian akhirnya batal dan kemudian akan
dianggarkan di 2021 kembali untuk lelang kembali.

Alasan batalnya apa? BP2JK memenangkan perusahaan yang lantas


kemudian pada saat diminta oleh Unor terkait dalam hal ini Cipta Karya, Balai
Cipta Karya untuk memperlihatkan tenaga ahlinya. Tenaga ahli tersebut tidak
dapat ditunjukkan dalam tiga kali pertemuan, sehingga kemudian tidak
dilanjutkan dalam proses penandatanganan kontrak ditolak oleh organisasi
yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. Ini hal yang sangat sepele yaitu
tenaga tehnik. Tenaga tehnik tadi tidak mampu diperlihatkan, apalagi alat-alat
berat ataukah persyaratan-persyaratan lainnya yang menjadi apa namanya
menjadi persyaratan dalam hal memenangkan proses pelelangan.

Maka oleh karena itu Pak Dirjen sekali lagi saya mengingatkan tentang
harga timpang dan kelayakan harga, Bapak tolong membuka mata sebesar-
besarnya bahwa kita tahu bahwa saat ini perusahaan-perusahaan ini banyak
dipinjam oleh orang-orang yang tidak jelas. Apakah rekanan ataukah usaha
dari mana saya nggak paham, yang hanya mampu membuat penawaran
tanpa punya kemampuan kapabilitas kompetensi untuk melaksanakan
kegiatan.

Yang ujung-ujung seperti kata teman-teman tadi akan...(rekaman suara


kurang jelas) kepada orang-orang tertentu. Nah ini saya akan memberikan
contoh seperti pada Raker dengan Pak Menteri kemarin saya menyampaikan
ada kegiatan di salah satu yang kami sempat...(rekaman suara kurang jelas)
saat ini di Balai Sumber Daya Air. Penetapan pemenang oleh Balai BP2JK itu
dengan penawaran senilai hanya 58% atau membanting 48% kurang lebih
dari HPS. Karena logika secara matematis saya menganggap bahwa hal
tersebut sangat tidak layak, sangat tidak memungkinkan untuk dilaksanakan
oleh pengusaha yang notabene punya orientasi profit dalam pelaksanaan
tersebut.

Kemudian paket lainnya yang 40%, yang 35%, yang 40% membanting
ada 5 paket Pak yang seperti itu yang 60% nilai kontraknya. Kemudian ada
yang 3 rata-rata 35%. Nah ini saya akan sampaikan Pak, sisa paket yang
dilelangkan oleh BP2JK akhirnya kemudian para rekanan di Sulawesi Selatan
menawar dengan angka, Bapak boleh bayangkan kalau menawar hanya 40%
di HPS Bapak. Itulah mudah-mudahan oleh pihak BP2JK tidak dimenangkan
- 101 -

lagi nanti. Karena ini artinya paket terakhir mereka menawar 40%, kenapa
seperti itu? Karena BP2JK memperlihatkan seolah-olah untuk menang, harus
menawar serendah-rendahnya tanpa harus melihat lagi kelayakan harga atau
data-data administrasi data teknis lainnya.

Nah ini Pak saya sangat kenapa kemudian hal itu tersebut disebabkan
oleh Balai sekelas Balai yang punya kemampuan teknis yang maksimal
dengan Pokja-pokjanya. Ini kalau seperti itu Pak, saya nggak perlu Balai,
saya cukup anak SMA yang mungkin siapapun bisa sekedar melihat angka
penawaran berapa, kemudian tunjuk saja sebagai pemenang.

Bapak tidak usah evaluasi, tidak usah validasi, tidak usah klarifikasi,
tidak usah ada aspek unur-unsur, tidak usah aspek...(rekaman suara kurang
jelas) seperti apa yang disampaikan semua teman-teman tadi. Cukup lihat
berapa harganya, menangkan kalau terendah. Itu tidak perlu keahlian Pak.
Jadi ini yang saya minta ke Pak Dirjen tolong dijawab Pak, tolong diberi solusi
Bapak selama ini saya sudah pertanyakan hal ini berkali-kali. Saya tidak tahu
apa solusinya, bahkan kemarin Bapak menjawab saya “Ah itu bukan 48%
cuma 42% dibanting” itu bahasa apa Pak? 42% Bapak pikir itu wajar? Ya
tidak wajar itu Pak.

Nah kemudian yang terakhir Pak menyangkut masalah serapan


anggaran. Itu sangat diragukan ini, bayangkan kalau sekian banyak semua
belanja modal yang ada dibanting 20%-30% dan 40%. Kita bisa bayangkan
berapa sisa lelang kan. Sisa lelang tadi kita berharap melalui Pimpinan kami
minta bahwa proses penetapan kegiatan untuk sisa lelang tadi, itu harus
dibalas dengan Komisi V sebelum menjadi suatu kegiatan.

Kemudian Pak, keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang saat ini terjadi


di lapangan, atau penyerapan anggaran yang kemarin itu...(rekaman suara
kurang jelas) persen. Itu sebenarnya bukan karena keberhasilan BP2JK
dalam proses melelangkan, tetapi keberhasilan unit-unit organisasi lain dalam
berkreasi bagaimana kemudian kegiatan tersebut dapat terjadi.

Nah inilah yang tadi salah satu hal yang juga disampaikan oleh teman-
teman bahwa dibuat addendum, dibuat apa pekerjaan tambah
kurang...(rekaman suara kurang jelas) apa pekerjaan yang tadinya tidak ada
kemudian diadakan untuk mulai dilakukan negosiasi harga. Yang pada
dasarnya mungkin merubah apa yang direncanakan dari awal sebelumnya
agar supaya dapat pekerjaan tersebut terselesaikan.

Karena tanggung jawabnya ada di unit-unit organisasi yang


melaksanakan kegiatan. Mereka kalau tidak menyelesaikan serapannya
dianggap tidak berhasil, tetapi secara logika bagaimana kemudian
mengarahkan rekanan dengan nilai penawaran yang lebih rendah untuk
menyelesaikan kegiatan itu dengan baik dan benar.

Ya mungkin itu Pak Ketua, saya agak hopeless dan urusan ini mudah-
mudahan Pak Dirjen bisa memberikan jawaban yang baik dan tepat, khusus
Dirjen Bina Konstruksi tentang apa yang kami semua pertanyakan dari tadi.
- 102 -

Terima kasih Pimpinan.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Iwan.

Sekarang silakan Pak Syarief.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. SYARIEF ABDULLAH ALKADRIE,


S.H.,M.H.):

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh,


Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua.

Ketua Komisi serta Pimpinan, Rekan-rekan dari Komisi V,


Bapak Dirjen Bina Marga beserta jajaran,
Bapak Dirjen Bina konstruksi beserta jajaran,
Kepala BPJT hadir ya Pak di sini yang saya hormati.

Pertama-tama tentu saya bersyukur ke hadirat Tuhan Yang Maha


Kuasa pada hari ini kita bisa melaksanakan Rapat Evaluasi Anggaran Tahun
2020 dan membahas Anggaran 2021.

Yang petama, ke Bina Marga. Pertama ya tentu saya menyampaikan


apresiasi serapan tahun ini lebih baik dari pada tahun lalu, lumayan ini
97,52%. Artinya serapannya cukup baik terhadap anggaran tahun 2020
dibandingkan 2019. Yang pertama berkaitan dengan beberapa hal di tahun
2020, tentu juga teman-teman tadi sudah menyampaikan evaluasinya
berkaitan dengan itu. Namun dengan demikian tentu ada beberapa hal yang
harus menjadi perhatian.

Yang pertama ya kita lihat dari kewenangan apa kementerian berkaitan


dengan jalan. Kalau kita total jalan kita dulunya ini ada lebih kurang 539.353
KM ya, yang terdiri jalan nasional 47 Ribu koma 17 KM, yang sudah disebut
mantap itu 91,27%, berarti masih ada 8%-an lebih ya, berarti itu cukup
lumayan. Kemudian provinsi mencapai luas jalannya jalan provinsi itu 54.554
KM dengan kondisi mantap 73%. Kemudian jalan kabupaten luasnya 437.782
KM dengan kondisi mantapnya 61,78%.

Namun dari sisi kewenangan, dengan anggaran yang begitu besar,


pusat kewenangannya 9,4%, sedangkan provinsi 9,23% yang memang
pantas kalau kita lihat pada saat ini yang memprihatinkan kalau memang ke
mana-mana dan kita saya mungkin Pak Lasarus, teman-teman yang lain itu
selalu di WA setiap kita rapat saja ini beberapa kali ini masyarakat WA “Pak
- 103 -

jalan ini” itu kewenangan-kewenangan kabupaten ya. Namun dengan


demikian, tentu ini harus menjadi perhatian kita ke depan Pak.

Artinya dengan kewenangan 81,73% ini, ya saya kira jalan kabupaten


ini memang sulit ya, tentu harus ada deskresi yang harus kita lakukan untuk
dalam rangka untuk mempercepat. Karena kita ketahui bahwa jalan-jalan
yang kita buka ini tentu akan daya ungkit terhadap ekonomi, karena itu akan
membawa dampak dalam rangka pertumbuhan ekonomi.

Nah sehingga dengan demikian ya tentu ini harus menjadi perhatian


kita ke depan, apalagi memang kewenangan-kewenangan sekarang ini
berbeda ketika Undang-undang Nomor 22 ya Tahun 1999 kewenangan
otonomi daerah berada di sana. Sehingga daerah lebih banyak untuk
menggali potensi-potensi daerah. Sekarang ini golongan...(rekaman suara
kurang jelas) saja sudah ditarik ke pusat, sehingga dengan demikian juga
tentu akan mengganggu terhadap potensi untuk menambah dari PAD-nya.

Nah ini saya kira ini harus mohon perhatian untuk ke depan, apalagi
sekarang Undang-undang Jalan terhadap itu sedang dalam pembahasan ya
sehingga nanti terhadap kewenangan-kewenangan ini tentu harus menjadi
perhatian kita.

Yang kedua berkaitan dengan saya kira terhadap proyek padat karya
juga mungkin di Bina Marga. Karena yang kita harapkan padat karya ini yang
diberikan slot itu dalam rangka Covid ini untuk memberi dampak kepada
langsung masyarakat.

Artinya masyarakat dapat langsung bekerja di situ, tetapi yang saya


lihat sekarang yang ada di Bina Marga ini lebih banyak bersifat kontraktual,
sehingga masyarakatnya di daerah itu juga tidak juga bisa serapannya Pak.

Jadi dia tidak juga ikut dalam merasakan langsung terhadap pekerjaan
itu. Nah ini saya kira perlu juga mungkin perlu untuk secara arif untuk kita
melihat untuk mencari bagaimana proyek padat karya ini bisa langsung
bersentuhan dengan masyarakat dan masyarakat bisa merasakan itu.

Kemudian juga tadi juga berkembang berkaitan dengan beberapa hal.


Saya melihat memang harus ada juga ini, saya lupa juga sampai kepada Pak
Menteri tapi ini ke oh domain-nya domain Menteri Keuangan, mungkin perlu
ditinjau juga Pak yang PL 200 maksimal itu ke bawah itu saya kira itu sudah
10 tahun yang lalu itu.

Mungkin ke depan supaya dalam rangka untuk memberi UMKM


masyarakat yang kecil untuk bisa berpartisipasi, mungkin 500 ke bawah
sekarang saya kira yang realistis seperti itu. Kalau 200 itu saya mungkin
sudah 10 tahun-15 tahun yang lalu gitu.

Jadi saya kira ini perlu menjadi perhatian, tapi ini memang bukan
domain-nya di Kementerian PU tapi dalam rangka teknis sebagai departemen
yang melaksanakan teknik ini bisa untuk menyampaikan ini ke Departemen
- 104 -

Keuangan dalam rangka untuk perbaikan itu. Sehingga UMKM-UMKM kita ini
bisa juga masyarakat-masyarakat kecil ini bisa untuk berpartisipasi di dalam
pembangunan.

Kemudian berkaitan dengan yang lain-lain, saya lihat di dalam


pembangunan di anggaran 2021 beberapa ruas jalan termasuk di Dapil saya
juga sudah terakomodir umpamanya pelebaran Venue Mempawah, tapi
memang itu cukup panjang Pak. Itu memang sebenarnya jalan nasional saya
kira memang...(rekaman suara kurang jelas) masih 6 Meter itu dari...(rekaman
suara kurang jelas) sampai ke Mempawah, tapi sudah dimasukkanlah
sekarang. Kemudian juga Sungai Duri.

Yang memang lebih penting itu kemarin juga saya berkali-kali yang
mungkin untuk menjadi perhatian di 2022 dari Pasir Panjang ke Singkawang
itu Pak, itu kan daerah destinasi wisata di situ. Kemudian Singkawang itu ada
apa momen-momen tertentu juga merupakan yang cukup ramai. Dengan
kondisi yang jalan sekarang, saya kira memang sulit dan wali kotanya berapa
kali menyampaikan kepada saya dan masyarakat di sana tidak masalah
berkaitan dengan pelebarannya. Ini tentu harus menjadi berkah sebagiannya
sudah dua jalur itu, sebagiannya itu. Jadi ke depan memang itu.

Kemudian selain itu tentu juga mohon perhatian berkaitan dengan


budget ternyata Kalbar terdampak juga banjir Pak, termasuk di daerah
Bengkayang itu yang sampai ke daerah perbatasan Sidding ke atas itu juga
ada jalan nasional yang terputus di sana. Nah kemudian kemarin juga saya
bersama dengan teman-teman Anggota DPRD Provinsi melihat jalan Antar
Kalimantan dan Jalan Negara itu yang juga terbelah dan syukur Balai sudah
sudah apa sudah mengambil ini dan saya lihat di...(rekaman suara kurang
jelas) Ampar apa Pontianak apa Simpang Ampar itu sudah teranggarkan
karena memang jalannya sudah mulai rusak juga.

Kemudian juga di daerah-daerah lain, termasuk di wilayah Pak


Lasarus juga saya lihat kemarin di koran apa berkaitan dengan masalah banjir
dan curah hujan yang tinggi juga ada jalan yang hampir sudah tidak bisa
dilewati saya lihat kemarin itu.

Saya kira ini beberapa hal berkaitan itu, cuma saya tentu berkaitan
dengan Jembatan Sambas di sini sudah masuk ya, tinggal ini ditunggu betul-
betul oleh masyarakat. Kemarin masih kita dengar masih dalam kajian
keselamatan nasional. Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa
diimplementasikan berkaitan dengan ini.

Kemudian ke depannya Pak, Saya kira saya mohon untuk


diprioritaskan ini, memang Kota Pontianak Kalimantan Barat sekarang itu
cukup berkembang. Kemarin saja Jembatan Kapuas itu Kapuas 2 diperbaiki,
hanya Kapuas 1 yang bisa dilewati itu sekota Pontianak dan viral, macet lebih
kurang 7 jam sampai 8 jam pada waktu itu.

Nah saya kira ini perlu menjadi prioritas duplikasi Jembatan Kapuas 1
dan kemudian untuk jangka panjang harus diprioritaskan dan Pak Gubernur
- 105 -

sudah mulai membebaskan lahan dan sudah dimasukkan APBD ini untuk
Jembatan Kapuas 3. Nah jadi Kapuas 3 ini juga untuk membuka ring road
luar. Saya kira ini mohon untuk menjadi perhatian.

Kemudian terakhir berkaitan dengan itu, saya kebetulan BPJT ada di


sini, kita FS untuk tol Pontianak-Singkawang itu kan sudah kita sudah FS-nya
sudah Pak. Bahkan kemarin itu ada investor dari Malaysia sudah berminat
untuk berinvestasi di sana, tapi waktu itu Pak Menteri bilang ke saya kita
usahakan dulu dari dalam.

Mungkin ini perlu didoronglah, karena jalan ini juga yang nantinya dan
sekarang itu ada pelabuhan nasional di situ eh internasional di situ Pak Kijing.
Saya kira ini pasti tidak rugilah kalau tol pun di situ apa untuk ada jalan tol
Pontianak-Singkawang itu dan memang sangat potensial untuk itu. Apalagi
Singkawang daerah yang juga ada destinasi wisata di sana, kemudian juga
daerah ya Nomor 2 setelah Kota Pontianak lah. Saya kira ini yang apa yang
perlu kami sampaikan kepada Bina Marga.

Kemudian berkaitan dengan Bina Konstruksi ya ini memang cuma


kalau saya berpikir begini kalau sudah di bawah 40% berarti kawan-kawan di
pelelangan itu malas bekerja Pak, artinya sudahlah loloskan saja. Karena
buka juga saya juga tidak ini ya artinya dia dengan tidak meloloskan itu bisa
juga nanti dia berurusan, kenapa suara terendah dan sebagainya, tapi
padahal seharusnya kan dia harus kembali kepada aturan.

Di bawah 80% kan harus selektif, tapi juga yang kita dengar ada juga
ya ini peralihan saja birokrasi, bahkan memperpanjang gitu. Ya maaf saja ada
oknum-oknum, tapi saya ini dugaan macam-macam ada yang sampai ada
bilang “Pak juga pasar itu di situ”.

Saya pernah juga saya sebenarnya saya tidak ini saya atau sebagai
mitra, saya sebagai Pimpinan Komisi karena ada laporan dari masyarakat,
saya pernah panggil tapi nggak diangkat oleh Kepala LPJK di Kalimantan
Barat. Ini sayapun nggak pernah kenal sampai sekarang.

Saya juga takut juga nanti dipikir apa-apa, padahal kita dapat laporan
juga. Ada yang juga menyampaikan laporan “Pak masa kami dikalahkan
dengan personil ini, kemudian yang sekarang yang menang ini juga ini seperti
ini”, Dia buat membuat perbandingan. Kenapa saya bilang tidak nuntut? “Pak
kalau nuntut kita harus masukkan...(rekaman suara kurang jelas). Jadi
bayangkan saja kalau 30M, dia harus masukan dana kan 30 juta Pak, mikir
juga gitu, belum tentu menang juga.

Jadi hal ini saya kira bahkan saya katakan kalau begitu lebih bagus
bubarkan saja kembalikan saja seperti semula, kan rencananya dibentuk
LP2JK ini kan untuk meminimalkan itu ya supaya terjadi fair ya. Kemudian
tidak ditangani oleh satu tempat, ternyata juga berbeda pandangan. Bahkan
ada kemarin baru barusan 4 hari pelelangan dia langsung umumkan, sampai
yang teknisnya pun tidak tahu, kan seharusnya nggak seperti itu.
- 106 -

Apalagi di bawah 80% kan dia harus tahu dulu personilnya,


perusahaannya di mana, peralatannya, evaluasinya kan harus. Nah ini tapi
saya tidak menduga sejeleknya, tapi mungkin juga untuk perbaikan, tapi inilah
yang gambarnya yang terjadi. Kalau memang seperti itu sampai saya juga
pernah ngomong sama Pak Lasarus kenapa harus dibentuk kalau tujuannya
juga tidak ada ya. Ini saya kira hal-hal seperti ini ya tentu harus menjadi
perhatian. Apalagi saya lihat cuma serapannya itu cuma sekitar LP2JK ini
serapannya sangat kecil sekali 80,77% ya di tahun 2020.

Nah jadi saya kira ini Bapak Ibu sekalian, Pimpinan, yang bisa saya
sampaikan pada hari ini. Saya mohon maaf seandainya ada hal-hal yang
tidak berkenan. Saya akhiri.

Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq,


Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh,
Selamat sore dan salam sejahtera.

KETUA RAPAT:

Baik, sudah selesai Pak Dirjen. Tadi Pimpinan dan Anggota, saya
menambahkan sedikit saja Pak tidak banyak. Hampir semua sudah
disampaikan oleh teman-teman secara panjang lebar.

Pertama Pak Dirjen Saya mau kita ini ada revisi Undang-Undang
Nomor 38 Pak Tahun 2004 tentang Jalan ya, sudah posisinya sekarang Pak
Dirjen sudah di Baleg, sudah dibawa ke Paripurna. Kami tinggal menunggu
Supres dari Presiden. Kalau Supres dari Presiden nanti sudah keluar, berarti
kita akan mulai bahas Pak Undang-undang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

Ada satu pasal crucial yang kami usulkan di situ Pak mengingat apa
namanya perbedaan kondisi jalan nasional dan kondisi jalan kabupaten dan
provinsi ini terlalu disparitasnya terlalu jauh Pak. Di situ kami masukkan ada
namanya jalan strategis Desa nanti Pak Dirjen, ini tolong untuk sebagai bahan
masukan dulu. Sudah kita konsultasikan juga di tingkat Staf Ahli kita dengan
teman-teman dari Bagian Hukum dari Kementerian PUPR dan teman-teman
dari Bina Marga.

Namanya Jalan strategis Desa Pak. Nah Jalan Strategis Desa ini nanti
kita di undang-undang ini akan kita atur bisa diintervensi dengan APBN Pak,
karena kita lihat sekarang kan kondisi jalan nasional kita kan mantap sudah di
atas 90%. Seperti yang tadi Pak Dirjen sampaikan ya dan jalan tol kita juga
Pak menuju kepada titik nanti selesai juga Pak, jalan tol ini kan terukur Pak.

Karena tidak semua tempat kita bisa bikin jalan tol, tapi Jalan
Kabupaten, Jalan Desa, Jalan Provinsi itu wajib hukum itu kita bikin Pak
karena disitulah sebaran penduduk itu tinggal, masyarakat kita tinggal, tapi
dengan kondisi yang sangat-sangat menyedihkan pada hari ini, apalagi ketika
musim hujan 1 tahun seperti ini Pak.
- 107 -

Saya ambil contoh kemarin di kabupaten saya Pak, yang saya sudah
usulkan supaya naik status ini jalan, ini Direktur Pembangunan Jalan ada di
sini Pak hadir Pak? Pak Eri Pasya ya? Kita sudah mengusulkan Pak jalan dari
Sintang Senaning Pak yang saya usulkan dulu ketika kita Raker pada waktu
yang lalu dengan Pak Menteri waktu kita pra-APBN kemarin Pak ya.

Kita sudah sampaikan dan jawabannya sudah terima Pak, cuma


exercise yang disampaikan kepada saya di jawaban tertulis dari Kementerian
PU itu mengatakan bahwa tidak perlu dinaikkan status Sintang Senaning itu
karena jarak Entikong dengan Sungai Keli Senaning itu terlalu dekat. Jarak
Entikong dengan Senaning itu tidak terlalu jauh Pak, itu pun hampir 100 KM
juga, tapi jarak antara Sintang Pak kemudian Melawi, kemudian Sekadau 3
kabupaten yang lebih dekat kalau mereka mau ke perbatasan untuk menuju
ke Sungai Keli di Senaning itu kalau kita tarik garis dari Sintang ke Entikong
itu 300 KM lebih Pak, lebih 300 KM.

Masa orang dari Sintang kemudian Melawi, Sekadau harus melewati


jarak hampir 300 KM menuju ke Entikong lalu ke Senaning. Nah kalau
exercise-nya seperti itu ndak usah dibikin Pak Sungai Keli itu, cukup pakai
Entikong saja kan begitu Pak.

Sementara kita sudah putuskan melalui Sosek Malindo pintu border


kita itu di Sungai Keli itu Pak sudah ada dan tahun ini sudah dibangun, mulai
dibangun tahun ini sudah dilelang bahkan, sudah ada pemenang lelangnya
bahkan untuk pembangunan di Sungai Keli itu loh. Jadi exercise-nya kalau
menurut saya tidak tepat Pak, harusnya kan dari Putussibau-Badau sudah
naik status nasional.

Kemudian Sambas-Saru nasional, kemudian dari Anjungan, kemudian


Bengkayang-Jagoi Babang sudah nasional, Simpang Tanjung-Nuju Tikong
sudah nasional, hanya Sintang-Senaning yang tidak naik status, kan aneh
Pak. Nah yang saya aneh itu exercise-nya yang saya aneh gitu loh kok
menariknya titiknya bahwa dekat antara Entikong dengan Sungai Keli.

Nah kalau kita patokannya itu sudah Entikong saja Sungai Keli nggak
usah, siapa yang pakai kalau jalan tidak dibuat ke arah Sintang. Pak Syarief
pun tahu itu, itu loh Pak. Itu jaraknya mau 300-an kilo meter Pak.

Nah kemarin Pak kalau Bapak baca media nasional, jalan dari Sintang-
Senaning ini kemarin sempat viral Pak pas kemarin musim banjir kemarin.
Masyarakat di perbatasan itu hampir putus pangannya Pak, terpaksa
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang sampai mengirim bantuan pangan
menuju ke kabupaten apa Kecamatan Senaning, supaya masyarakat di sana
bisa tersuplai bahan pangannya. Karena apa?

Karena jalan dari Sintang menuju ke Senaning itu sudah enggak bisa
dilalui sama sekali Pak gitu loh dan per hari ini sudah ada direktif Pak Menteri
di sini Pak, dari Sintang menuju ke Senaning sudah ada direktif Menteri. Nah
nanti kalau tidak dilanjutkan lagi direktif lagi. Dari pada kita direktif-direktif toh
- 108 -

pakai APBN juga kenapa tidak di jalan nasionalkan sekalian Pak Dirjen. Ya ini
soal jalan nasional apa namanya status jalan.

Saya berharaplah ini saya sudah 15 tahun di sini ya pimpinan terus,


sekarang Ketua Pak, kalau tidak menganggap ini penting untuk dinaikkan
status dari jalan nasional, saya pikir saya tidak perlu juga bicara.

Saya kecewa dengan exercises-nya Pak Dirjen, kecewa saya. Ini cara
berpikir kita kok jauh betul gituloh dan menurut saya ya tidak pas penilaian
teman-teman ketika mau menjawab pertanyaan saya itu kenapa ini tidak
dinaikkan menjadi status jalan nasional. Mari kita uji ke lapangan berapa jarak
antara Sintang dengan Entikong.

Apalagi kalau dari Sintang harus mutar ke border yang sekarang


dibangun di Sungai Keli itu Pak. Itu lebih 400 KM Pak jauh loh Pak. Dengan
kondisi jalan sekarang asal Bapak tahu, saya kalau dari berangkat dari
Sintang menuju ke Senaning per hari ini Pak 12 jam belum tentu nyampe Pak,
belum tentu nyampe 12 jam.

Sata rasa demikian terkait dengan Bina Marga, saya hanya menyoroti
soal ini saja Pak ya, hanya beda presepsi saja kita ya. Lain-lain saya lihat Pak
Dirjen Bina Marga di Kalbar sudah cukup bagus Pak ya dan juga sebaran
kegiatan cukup bagus.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Mas tadi saya tidak potong anda bicara ya, jadi biarkan saya selesai
dulu, nanti saya kasih Mas berbicara ya. Jadi saya berharap sebaran kegiatan
ini penting Pak ada pemerataan antar wilayah gituloh.

Kemudian ke Bina Konstruksi, saya berharap masukan dari teman-


teman ini Pak dicatat betul, supaya nanti Pak Iwan tidak bilang kita ini
menghabiskan baterai saja kata Pak Iwan. Kalau setiap rapat menghabiskan
baterai saja saya malu juga dengarnya Pak.

Sementara kita di sini ngambil resiko yang sangat tinggi di sini dalam
kondisi Covid berada di satu ruangan berhari-hari dengan kesimpulan yang
Pak Iwan sampaikan hanya menghabiskan baterai saja kita ini.

Saya sebagai Pimpinan sedih juga Pak, kita ngambil resiko loh di sini
Pak, duduk di ruangan berhari-hari seperti ini tertutup ya dalam masa Covid
begini membahayakan kita semua. Tapi resiko ini kita ambil Pak supaya ada
titik temu kita secara bersama memperbaiki silaturahmi kita sebagai mitra
terbaik antara kita Komisi V dengan teman-teman di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, terkhusus hari ini dengan Dirjen Bina Marga
dan Dirjen Bina Konstruksi.
- 109 -

Saya berharap seluruh pertanyaan, masukan dan saran harus kita kaji
secara bersama Pak supaya ada progress. Ini rapat hari ini, ini yang kita
bahas, ini tindak lanjut ini kita bahas, ini tindak lanjut, ini keputusan, ini
kesimpulan, ini kesepahaman seperti apa kita menjalani berikutnya hubungan
antara kita Komisi V dengan teman-teman mitra.

Jadi saya pikir kami Pimpinan ini juga Pak ya sudah berdiskusi panjang
lebar dengan teman-teman semua Anggota di sini sehingga rapat hari ini
dilaksanakan dengan begitu panjang, pertanyaan begitu banyak, jadi saya
pikir harus ada tindak lanjut yang konkritlah. Kami berharap dari mitra kerja
kami dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, khusus hari
ini dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi.

Baik, saya persilakan Mas Dewo, dari saya cukup, habis Mas Dewo
nanti Pak ini.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Terima kasih Pimpinan.

F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.):

Saya juga Pak Ketua, Pimpinan.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Sebentar ya.

F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.):

1 menit.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Saya hanya ingin menyampaikan singkat saja Pimpinan. Saya tidak


rela kalau Ketua Komisi saya sampai kecewa ya. Saya tidak rela kalau
sampai Ketua Komisi saya sedih. Kalau rekan-rekan Anggota dikecewakan
saya toleransi, tapi kalau Ketua Komisi saya tidak rela.

INTERUPSI ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Jangan, jangan Bos jangan, sama.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Kalau saya dikecewakan saya masih legowo masih ikhlas masih


berjiwa besar, tapi kalau Ketua saya dikecewakan saya tidak terima, saya ikut
teriak di sini nanti. Jadi saya kira apa yang disampaikan oleh seluruh kawan-
- 110 -

kawan itu bagus, tinggal nanti bagaimana penyikapan oleh Pemerintah Dirjen
Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi.

Saya kira itu, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Pak Jhoni Allen, setelah itu Pak Bakri, silakan.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Singkat saja.

KETUA RAPAT:

Singkat ya.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Pak Ketua, kita banyak bicara jalan tol, tapi belum pernah saya lihat
BPJT presentasi, padahal anggarannya 1Triliun loh. Bina Konstruksi
anggarannya hanya 600 ini presentasi masa lalu dan masa yang akan
datang. Jadi saya minta BPJT ini harus...(rekaman suara kurang jelas)
presentasi, bukan sebagai pendengar. Dia yang menyangkut jalan tol, dia
yang merencanakan, dia yang merekomendasi, bahkan dia yang katakanlah
apa namanya memonitor, kewenangannya cukup tinggi dan dia selevel
dengan Dirjen lain eselon, Badan.

Nah saya ingin nanti apakah dijadwalkan nanti juga supaya setiap
tahun baik pra, sedang, maupun yang akan datang sama dengan Eselon I
yang lain ya.

Salah satu contoh berarti misalnya Tol Bogor, kita...(rekaman suara


kurang jelas) terus Tol Bogor di depan kita, harusnya BPJT kalau saya baca
Tupoksi-nya, dia lebih berperan di situ, anggarannya gede dan tidak pernah
ada pemaparan atau katakanlah laporan yang secara terbuka secara reguler
dari pada Direktorat-direktorat atau Eselon-eselon I dari...(rekaman suara
kurang jelas).

Oleh karena itu saya meminta BPJT untuk dijadwalkan untuk


presentasi 2020 yang sedang akan datang sekarang RDP dalam laporan
evaluasi realisasi maupun program yang akan datang pada jalan tol, karena
banyak persoalan jalan tol.

Demikian Ketua usul, terima kasih dan itu juga sudah pernah kita
bicarakan.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih. Itu kita catat.


- 111 -

Silakan Pak Bakri.

F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.):

Ya, singkat juga Pak Ketua. Dari pertanyaan pertama sampai terakhir
bisa saya simpulkan bahwa semua kawan-kawan itu banyak mengeluh
terhadap banyak kegiatan dari pada Bina Jasa Konstruksi di sini. Banyaknya
keluhan Itu yang kemarin masih terulang-ulang lagi, ya terkait dengan
persentase penawaran, prosedur penawaran, pelelangan dan segala-gala,
boleh dikatakan hampir seluruh Dapil kawan-kawan. Kalau mau jujur 100%
kawan-kawan semua mengeluh.

Nah ini perlu menjadi satu pemikiran Pimpinan, perlu diambil satu
kesimpulan kalau begini terus-terusan, habis kita Pak, baterai habis untuk
membahas begini. Nah oleh sebab itu saya minta ke Pimpinan nanti pada
kesimpulan perlu dicantumkan keputusan yang jelas terhadap apa namanya
Jasa Konstruksi ini.

Terus yang kedua, dengan keluhan-keluhan berbagai macam bentuk


yang disampaikan kawan-kawan tadi itu, saya juga mungkin bisa jadi bisa
tidak mewakili kawan-kawan pada saat kita ketemu dengan kegiatan-kegiatan
yang penawarannya sampai 30% lebih, ada konon katanya hampir 40% lebih
tidak salah mungkin nanti mohon maaf Pak Dirjen, Kepala Balai di daerah itu
memang betul menyiapkan data lengkap Pak ya, data lengkap.

Kita mungkin akan coba agak sedikit menukik kalau bahasa saya itu
agak tajam kita sedikit akan mengecek kegiatan itu apakah memang benar-
benar pelaksanaannya sesuai dengan kriteria yang sudah direncanakan atau
memang menyalahi aturan atau bagaimana.

Karena pengalaman saya di Jambi itu dengan Kepala Balai yang lalu
itu ada dua kegiatan yang betul-betul ditinggalkan, ditinggalkan oleh
kontraktor. Karena dia sudah mensub, akhirnya yang bertanggung jawab itu
apa istilahnya PPK atau apa. Tidak tahu bagaimana cara mereka akhirnya
sokongan atau apa akhirnya selesai.

Nah oleh sebab itu rentetan dari pada ini kalau toh nanti kawan-kawan
yang di Dapil masing-masing akan melakukan fungsi pengawasannya
memerlukan data, saya minta seluruh Kepala Balai jangan menutup-nutupi,
ya diminta tidak diminta tolong disiapkan. Ini agak beda kita dari pada biasa-
biasanya. Kalau kita datang cuma melihat, melihat bentuk, sudah oke
semuanya, saya. Ini mungkin karena adanya kejadian-kejadian begini saya
pikir perlu kawan-kawan di seluruh Balai yang ada di Indonesia untuk betul-
betul menyiapkan data-data yang selengkap-lengkapnya.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.


- 112 -

F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.):

Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik, saya pikir kalau cuma mengulang-ulang yang tadi tidak perlu kita
perpanjang, ini sudah jam setengah lima ini, ya singkat ya.

F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.):

Berhubung Bang Jhoni Allen tadi menyebut ada BPJT, jadi Pak
Danang terima kasih. Ingin saya sampaikan kemarin sudah saya sampaikan
juga ke Pak Menteri jalan nasional Balikpapan-Samarinda itu saat ini longsor
Pak dan sehingga ada pengalihan ke tol Balikpapan-Samarinda, tetapi
sebelumnya Bapak kan menaikkan ya tarif tol itu, sementara sekarang ini di
masa pandemi ini agak-agak berat ini Masyarakat Kaltim.

Sangat banyak ya aspirasi Masyarakat Kaltim ingin ditinjau dulu,


selama karena 3 bulan pengerjaan longsoran ini belum tentu selesai
Pimpinan. Sehingga agar ditinjau tarif tol itu karena baik transportasi publik
maupun apa namanya transportasi untuk logistik dan lain-lainnya semua
lewat tol, satu-satunya lewat itu sekarang. Jadi minta tolong Pak Danang ini
menjadi apa namanya perhatian, termasuk juga progress untuk
pembangunan Jalan Tol Samarinda-Bontang.

Itu saja Pimpinan, terima kasih banyak.

KETUA RAPAT:

Baik, saya pikir cukup ya. Sekarang kan kita kasih kesempatan waktu
juga untuk Pak Dirjen menyampaikan jawaban jawaban. Pak Hedy nanti
highlight saja Pak, garis besarnya saja nanti bikin jawaban tertulis Pak biar
supaya kami nanti bisa baca semua jawabannya. Begitu juga nanti pak Dirjen
Bina Konstruksi, ya bagian-bagian pentingnya saja Pak yang Bapak jawab
supaya nanti bisa lebih kita persingkat jalan rapat ini dengan sekarang sudah
jam 16.40.

Silakan Pak.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. SYARIEF ABDULLAH ALKADRIE,


S.H.,M.H.):

Sebelum bisa?

KETUA RAPAT:

Ya, silakan Pak Syarief.


- 113 -

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. SYARIEF ABDULLAH ALKADRIE,


S.H.,M.H.):

Ya sebentar Pak, tadi saya lupa untuk menyampaikan ada beberapa


hal karena nanti bulan Juni kita penetapan pengalihan status ya. Jadi saya
tidak mengulang yang Pak Lasarus, Pak Boyman Pak, tapi yang apa dari
Siduk-Teluk Batang dan Teluk Batang apa dari Siduk-Sukadana dan
Sukadana-Teluk Batang itu mohon dijadikan perhatian Pak, karena di situ
juga menunjang ada pelabuhan di situ.

Yang kedua, pengalihan status Pak. Yang kedua berkaitan dengan ini
karena saya harus sampaikan ini, ini penyampaian dari Sulawesi Tengah dari
Ketua Fraksi berkaitan dengan status yang sudah diajukan ke kementerian.
Jadi hari ini saya mau sampaikan dulu Pak secara formal.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

1 menit ya. Ketua, 1 menit.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Dia mau bikin kalender itu Pak foto-foto itu.

KETUA RAPAT:

Baik.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Ketua 1 menit Ketua.

KETUA RAPAT:

Setengah menit.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Setengah menit boleh.

KETUA RAPAT:

Silakan.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Karena diingatkan oleh Pak Syarief bulan Juni nanti ada perubahan
status Pak, ya saya tidak mau ketinggalan, maksud saya mau belakangan,
tapi sekarang ini harus saya sampaikan. Jalan Purwodadi-Solo Pak.
- 114 -

Purwodadi-Solo itu tolong diubah menjadi jalan nasional. Kayaknya sudah


terlalu berat itu beban pemerintah provinsi. Kemudian yang kedua Jalan
Semarang-Purwodadi-Blora Pak. Jalan Purwodadi-Solo-Surakarta. Yang
kedua, Semarang-Purwodadi-Blora. Sudah cukup 25 detik itu Pak.

KETUA RAPAT:

Baik, silakan Pak Hedy ya.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Terima kasih Pak.

Izin saya untuk menyampaikan beberapa hal yang tadi memang seperti
menurut Pimpinan yang sifatnya highlight, mungkin detailnya nanti kami
sampaikan secara tertulis.

Yang pertama saya kira yang banyak dibahas adalah masalah padat
karya Pak. Jadi kami sampaikan pertama padat karya kita agak ubah sedikit
delivery-nya, sebelumnya memang ada yang sifatnya rutin itu masuk kontrak
Pak, tapi yang sekarang 2021 itu sudah dikeluarkan dari kontrak. Jadi sudah
ada perubahan.

Kemudian yang kedua kami meminta Pak para Kepala Balai untuk
berkoordinasi dengan teman-teman di Dapil dalam pelaksanaan padat karya
ini, sehingga apa bisa koordinasi di lapangan begitu. Ini kami harapkan
Kepala Balai untuk menindaklanjuti.

Kemudian yang selanjutnya Pak itu masalah saya kira jembatan


gantung intinya kalau ada bencana Pak Menteri memberikan arahan bahwa
kalau bencana itu kita tidak bicara status Pak ya, terutama untuk jembatan
gantung. Jadi kalau ada bencana Pak Menteri mendukung untuk segera apa
namanya karena itu sifatnya penggantian kalau bencana, asalnya ada, tidak
ada, terus kita adakan lagi gitu bukan penambahan. Jadi kami akan coba
dukung sebaik mungkin.

Kemudian masalah persyaratan jalan nasional Pak. Tadi akan kami


tampung-tampung dulu Pak, nanti kita akan kaji kembali, mungkin nanti Tim
akan koordinasi juga dengan Bapak atau Staf Ahli Bapak untuk diskusi lebih
lanjut.

Kemudian masalah tol Pak terutama kualitas ya, kami sampaikan Pak
bahwa tol ini memang unik di PUPR ini. Tol ini adalah jalan nasional Pak dan
sifatnya arterial. Tol itu karena dia harus bayar. Dari segi kelas masuknya
jalan bebas hambatan. Jadi memang agak ini istilah-istilah jalan ini. Sifatnya
arterial Pak ya, kelasnya jalan bebas hambatan, karena dia harus bayar
disebut tol.
- 115 -

Jadi ini sifat tol ini mamang di PU ini Pak, kita baru saja menerbitkan
Pak Menteri menerbitkan Peraturan Menteri mengenai pembagian tugas. Jadi
sekarang ini Pak secara umum proses lelang KPBU termasuk tol dalam hal
tertentu ada di DJPI ya, tapi kalau tol kalau KPBU Pak ya tol-tol memang
masih di BPJT, tapi persiapan sekarang banyak di DJPI.

Umpamanya FS juga ada DJPI ya. Sedangkan setelah pelaksanaan


nanti BPJT itu kira-kira fungsinya adalah kontrak manajer Pak karena
sebenarnya penanggungjawab KPBU ini adalah Menteri Pak.

Jadi dalam Permen itu kira-kira pembagiannya seperti itu. Kontrak


manajemennya ada di kepala BPJT, desain approval-nya ada di Bina Marga.
Bahkan Pak Menteri sekarang maksa kita masuk ke pengawasan Pak,
memaksa masuk Bina Marga ke pengawasan, itu yang sebabnya kita
sekarang sedang menyusun PMM agar ini jelas alurnya sehingga proses-
proses pengawasan ini kita bisa lebih kuat.

Sejauh ini memang Pak tol ini karena sifatnya investasi Pak, artinya
mereka mengeluarkan uang membangun jalan, jalan itu sifatnya performance
base service base, artinya kalau tidak memenuhi kriteria layanan tertentu,
mereka akan dihukum. Jadi dia yang bertanggung jawab membangun dan
memikul resikonya. Nah cuma kita melihat memang akhir-akhir ini, ini mohon
maaf karena masalah satu dan lain hal agak sesuatu yang kurang
bertanggung jawab, sehingga mestinya kalau rusak cepat mereka perbaiki, ini
tidak cepat mereka perbaiki.

Jadi kita tidak masuk terlalu banyak ke aspek pengawasan, Konsultan


Pengawas itu dari mereka Pak. Ada kemudian kita consultan quality
assurance juga dari mereka juga, itu kita menyiapkan sistemnya bahwa
sistemnya harus begini. Kita sekali-sekali hanya melihat, karena kita sifatnya
services Pak, jadi tidak masuk, tidak membangun tidak, mengawasi juga
tidak. Cuma kita siapkan bahwa kriterianya adalah services...(rekaman suara
kurang jelas) harus lebih kecil dari empat gitu, kalau tidak harus perbaiki. Itu
sebenarnya kita service base Pak jalan tol itu.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Izin Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Silakan.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Pak Dirjen, itu jadi nanti ke depan masuk ke pengawasan?

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):
- 116 -

Kita akan masuk Pak, kita sekarang siapkan kita akan masuk lebih.
Jadi kita nanti kalau ada kontrak jalan tol kita akan adakan pre-implantation
meeting, mungkin kalau dunia kontraktor kita bisa ada PCM Pak ya. Sehingga
kita sepakati betul jadi kita akan lebih ketat mengawasinya, prosesnya
bagaimana persetujuan desain, pelaksanaannya seperti apa, quality
assurance quality control-nya seperti apa dan kita sewaktu-waktu bisa
melakukan quality audit. Tentu saja kita agak beda dengan kontrak biasa,
karena kontrak biasa kan ownership-nya langsung di kita.

Kalau ini kan...(rekaman suara kurang jelas)-nya kan mereka yang


punya, cuma kita siapkan service level-nya Pak, agak berbeda memang
cuma...(rekaman suara kurang jelas) sekarang harus masuk karena ada
sedikit ignorance masalah pemenuhan persyaratan.

KETUA RAPAT:

Mungkin nanti kasih lewat dulu Mas, supaya bisa cepat ya, selesaikan
saja dulu silakan.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Mungkin itu kira-kira prinsipnya Pak. Jadi kita ke depan memang tol ini
jadi perhatian khusus kita.

Kemudian yang lain-lain saya kira tadi Ibu Novita ya itu sedang kita
siapkan Bu yang masalah Kroya. Kroya itu lahannya dalam persiapan
pembebasan dalam catatan kami. Yang Rawalo itu FS-nya sudah siap, DED
dilakukan tahun kemarin, cuma lahan katanya akan diselesaikannya di 2022
menurut catatan kami. Jadi kami mohon bantuan juga Ibu nanti untuk
mempercepat lahan ini sehingga kita bisa masuk konstruksi.

Kemudian Pak Jhony Allen Pak yang masalah apa namanya Jalan
Lingkar itu kita memang sedang usulkan dananya lewat program PEN yang
memang sekarang ini belum ada beritanya. Karena memang dana kita sudah
habis ini kita jadi minta kemarin ada kesempatan untuk mengusulkan lewat
PEN sudah kita usulkan tapi belum ada respon dari Kementerian Keuangan.

Kemudian masalah Ujung Jabung Pak, ini kami tidak against Pak, tidak
against masalah Ujung Jabung ini, cuma kita minta kepastian dari
Kementerian Perhubungan. Karena Pak Menteri PU sudah meminta
konfirmasi ke Kementerian Perhubungan mana sih sebenarnya pengumpul
yang dipilih, tidak mungkin yang berdekatan gitu.

Nah sampai sekarang Pak Menteri Perhubungannya masih mengkaji


itu Pak, tapi Pak walaupun begitu kita melalui program ISP sedang
menyiapkan desainnya Pak yang jembatan tadi apa namanya Pak? Ya
jembatan itu sedang kita siapkan desainnya sambil menunggu ini Pak. Jadi
kita tetap perhatikan.
- 117 -

Kemudian masalah flyover Pak. Memang dalam catatan kami di Jawa


saja ini ada 85 flayover yang harus dibangun mengenai tidak sebidang Pak.
Setahun itu kapasitas kita karena kita tidak mungkin semua anggaran
diarahkan ke membuat flyover semua, kira-kira sekitar 9 Pak.

Jadi ini memang bertahap kita pilih mana yang prioritas. Mungkin kalau
kita tambahkan dengan Sumatera bisa jadi mencapai 100 Pak flyover yang
harus kita bangun di perlintasan sebidang. Jadi yang di Lahat itu saya kira kita
akan bertahap Pak. Yang tahun ini adalah yang Patih Galung Pak yang kita
bangun. Karena kemarin kita kesepakatan itu yang macetnya paling parah,
tapi tahun depan mungkin kita akan programkan lagi yang flyover yang
lainnya.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Pak Dirjen, di sini juga ada Anggota Pak Dirjen, jangan menoleh ke
sana saja ya.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Oh iya siap Pak.

KETUA RAPAT:

Mas lewat Pimpinan Mas.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Oh ya Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Baik, silakan.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Pak Ketua, Pak Dirjen itu hanya menoleh kanan saja. Saya tidak terima
ada dua Anggota di sini.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Oke kami lanjutkan.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Terus yang bertanya tentang flyover tadi saya, tapi jawabnya tidak
menghadap ke saya gitu.
- 118 -

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Pak Sigit, Pak Sigit, di sini ada Bu Novi, Pak Sigit.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Oh ya terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik Pak Dirjen dibagi-bagi Pak Dirjen tolehnya Pak.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Oke siap. Saya akan mencoba menoleh ke kiri dan ke kanan Pak
Pimpinan.

Kemudian Pak yang masalah mohon maaf duplikasi Jembatan


Sarolangun kami sampaikan Pak itu sudah kita mulai dengan SBSN oh saya
harus melihat ke sini. Sudah dimulai dengan SBSN. Memang kami sedikit
mengalami hambatan progress di lapangan yang tidak begitu sesuai harapan
Pak ya mohon maaf.

Kualitas jalan tol saya kira itu tadi Pak sudah kami sampaikan.
Kemudian Jembatan Batam-Bintan saat ini sedang FS-nya kan sedang
dipertajam Bu ya, itu nanti kalau ada dengar pendapat dengan DJPI mungkin
itu bisa memastikan kira-kira skema pembiayaannya seperti apa.

Longsoran Pak memang kita punya problem dengan longsoran ini.


Kemarin kita mendalami dengan Jawa Barat saja mereka butuh 300Miliar
untuk menangani longsoran, itu belum Kaltim juga itu keluhan ratusan ya. Jadi
ini memang Kami nanti pikirkan Pak, apakah nanti kita bisa mendapatkan
dana khusus untuk penanganan bencana ini dari Pak Menteri Pak ya karena
memang luar biasa.

Total itu di atas 1 Triliun per tahun Pak, 1 sekian triliun untuk longsoran
dan itu belum tuntas. Betul Pak, jadi ini longsoran ini cukup besar Pak. Jawa
Barat saja kemarin kita cek 300 sekian miliar Pak untuk menangani
longsoran. Nah ini memang kita sedang berpikir Pak penyebab longsoran itu
jangan-jangan ada faktor kitanya gitu apa yang bisa kita itukan. Misalnya
masalah drainasenya dan sebagainya, karena kita melihat beban ke
keuangannya sudah cukup besar Pak.

Kemudian masalah kualitas tol secara umum Pak itu Pak, kita akan
coba perbaiki. Kemarin kita sudah siapkan karena selama ini Pak memang
kami harus sampaikan bahwa services itu pemenuhan SPM Pak Standar
Pelayanan Minimal itu biasanya 2 tahun sekali pas mau naik itu kan.
Sekarang kita akan coba perbulan atau per 3 bulan, kita cek kalau tidak
memenuhi otomatis dalam periode itu dia akan mundur kenaikan tarifnya kita
- 119 -

akan coba begitu. Kalau sekarang ini begitu mau kenaikan tarif, mereka
bagusin, memenuhi SPM tarif naik gitu.

Jadi kita akan coba agar SPM-nya sama Pak, saya juga banyak
mengalami itu Pak mau loncat di terutama di Pejagan Batang itu luar biasa
itunya jalan tolnya. Kita akan coba nanti kerja sama karena ini juga ada fungsi
di BPJT untuk bagaimana memperketat hal itu Pak.

Kemudian masalah uji operasi laik operasi memang di Bina Marga Pak,
itu pembagian tugasnya memang seperti itu. Begitu laik operasi nanti Bina
Marga dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat itunya, tapi itu
memang di ujung sih Pak sifatnya, di ujung dan itu terutama berkaitan dengan
pemenuhan SPM dan keselamatan.

Saya kira itu saja Pak yang kami sampaikan, mungkin detailnya nanti
kami secara tertulis Pak Ketua, kecuali kalau ada hal-hal lain yang perlu kami
klarifikasi sekarang.

Terima kasih.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Pimpinan, Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik, Pak Sigit silakan Pak Sigit.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Ya, Pimpinan kan yang bagian mengatur ya jalannya persidangan.


Saya berharap mungkin untuk persidangan ke depan, Bu Novi suruh duduk di
sini Pak.

KETUA RAPAT:

Oh ya nanti saya kasih beliau duduk.

F-P.GERINDRA (Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E., M.M.):

Ya siap, siap.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Agar Pak Dirjen ngomongnya ke arah sini gitu, karena saya perhatikan
kanan terus ya.

Terima kasih Pak Ketua.

KETUA RAPAT:
- 120 -

Baik. Pak Jhoni silakan, silakan Pak Jhoni silakan.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Pak Dirjen ini sedikit, tahun lalu itu itukan lanjutan...(rekaman suara
kurang jelas) kabupaten kota, anggaran reguler, ini cara berpikirnya
bagaimana? Yang lanjutan itu harusnya kan otomatis, sementra ada yang
baru dan ini bagaimana cara berpikirnya? Yang lanjutan dibuatkan datanya
dananya dari PEN padahal tahun 2022 reguler. Sekarang pertanyaan, tapi
saya lihat ada ini juga bagus, tapi ada lingkran jalan baru Siborong-borong, ini
tidak matching.

Karena artinya apa? Ini belum tuntas yang baru dimunculkan, ya dua-
duanya dimunculkan dong. Jadi tolong pikirkan harunya prioritas lanjutan
dong, kecuali sudah selesai. Kalau anggaran terbatas, yang baru baru
mungkin agak bertahap. Ini kalau saya lihat ya saya kira begitu cara
berpikirnya. Masa lanjutan ditinggalin, yang baru, jadi sama-sama tidak tuntas
nanti ya. Ini jadi masukan apakah anggarannya yang dari PEN atau dari mana
tapi lanjutan itu otomatis menurut saya dari pada yang baru dimulai lagi dari
tempat lain.

Saya kira itu saja Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Pak Jhoni.

Ya Bu Novi? Cukup. Mas, singkat ya Mas ya, Mas Dewo sudah terlalu
banyak porsinya ini. MasyaAllah.

Singkat Mas ayo.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Terima kasih Pimpinan.

Pak Dirjen Bina Marga, saya menyesal menyampaikan pendalaman


panjang lebar sampai harus diperingatkan oleh Ketua berulang kali tadi,
karena tidak disenggol tanggapan oleh Pak Dirjen sama sekali. Kalau tahu
tanggapannya seperti itu Pak Dirjen, saya lebih baik berbicara soal
kedaerahan, tidak berbicara dalam konteks nasional. Padahal yang saya
sampaikan konteks nasional. Itu sangat mendukung untuk kinerja Pak Dirjen
Bina Marga performance Dirjen Bina Marga ke depan, tapi nggak disenggol
sama sekali Oleh Pak Dirjen.

Saya mengingatkan Pak, tolong yang saya kasih masukan tentang


lakukan penelitian umur layanan jalan pasca konstruksi itu, itu dilakukan, di
berikan tanggapan ya kan. Ini karena ada korelasinya dengan kebijakan
pengadaan pelelangan barang dan jasa, tolong diberikan tanggapan.
- 121 -

Yang kedua, yang kedua, jalan tol yang sudah operasional itu
konkritnya untuk melakukan perbaikan sehingga agar tidak hanya sekedar
standar pelayanan minimal. Kalau standar pelayanan minimal yang terjadi
seperti ini Pak, realisasinya seperti ini, tidak peduli nanti unsur keamanan
kenyamanan bagaimana.

Padahal yang kita maksudkan adalah supaya terjaminnya unsur


keamanan dan kenyamanan ya, itu tolong konkritnya Bina Marga seperti apa
dengan hal yang sudah berjalan. Kalau ke depan dengan Peraturan Menteri
yang baru Dirjen Bina Marga akan terlibat dalam masalah konstruksi. Yang
sudah berjalan saya tolong diberi tanggapan.

Yang ketiga, saya juga ingin mendapatkan tanggapan dari Pemerintah


tentang rencana Undang-Undang Jalan, yang keinginan dari kami dari wakil
rakyat adalah ada suatu keberpihakan APBN terhadap jalan provinsi,
kabupaten, maupun jalan pedesaan. Bahkan afirmasi kepada masyarakat
kecil nelayan maupun usaha jalan tani, tapi sikap pemerintah seperti apa?

Kemudian saya kasih masukan Pak ya, mungkin ini perlu dikoreksi
yang padat karya, tentang upah drainase dan talud, ini ternyata Bina Marga
hanya mematok harga yang di daerah Jawa Tengah itu untuk tukang
Rp100.000,- untuk kuli Rp90.000,- kayaknya nggak realistis Pak. Karena
tukang yang di mana-mana itu itu daerah di kampung-kampung itu sudah
Rp120.000,- per hari, bahkan dia dapat makan dapat rokok ya.

Jadi kalau memang padat karya ini intinya ingin melakukan perbantuan
kepada pekerja yang di bawah ya disesuaikan kondisi, jangan seolah-olah
dengan sistem ini ada suatu paksaan dia mau ikut bekerja.

Yang berikutnya kepada ya sudah Bina Jasa Kontruksi saya Hanya


mengingatkan supaya Tahun Anggaran 2020 Itu kan Bapak mengalokasikan
sekian orang yang ikut pelatihan untuk Komisi V, nggak ada realisasi, nggak
ada kabarnya. Sama sekali tidak ada dan saya tidak optimis Pak semua itu
bisa...(rekaman suara kurang jelas) Tahun Anggaran 2020 karena kondisi
Covid. Pertemuan-pertemuan itu...(rekaman suara kurang jelas) ya.

Jadi ini saya pertanyakan betul Tahun Anggaran 2020 ini kayanya
misteri, hanya janji belaka. Bapak jangan begitu, harus fair terhadap Komisi V.
Kalau kami nanti juga bisa tegas, tegas, keras, keras, ya kan. Kalau kami
bersatu gak akan bisa pemerintah itu akan menghadapi kita, tapi kan jalannya
jangan seperti itu dong.

Tahun 2020 saat membicarakan soal ini sudah clear sekian puluh ribu
untuk Jawa Tengah, D.I.Y., Bali dan seterusnya yang wilayah lain juga begitu
porsinya Anggota Dewan sekian, tapi nggak ada itu tindak lanjut, nggak ada
kita malah nggak tahu kapan ada pertemuan, siapa yang dikirim. Di daerah
pemilihan saya juga tidak pernah ada kabar seperti itu. Jangan sampai di
tahun 2021 Bapak diam-diam juga nggak transparan gituloh. Ini bagaimana
- 122 -

saya tolong nanti diberi tanggapan yang konkrit tentang pertanggungjawaban


pelaksanaan 2020 dari sekian banyak pertemuan itu.

Saya kira itu, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik Pak, jadi mungkin bisa ditanggapi dulu Pak, nanti baru sekalian.
Singkat ya Pak.

Silakan.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Singkat Pak kalau dibutuhkan penelitian kita siap lakukan, tapi


sebenarnya kita sudah tahu faktanya lama Pak, bahwa saat ini kalau kita lihat
kontrak-kontrak kita yang tidak berjalan mulus atau bahkan putus itu adalah
salah satunya faktornya adalah harga penawarannya yang terlalu rendah dan
kita sebenarnya sudah diskusi berulang kali dengan teman-teman semua
bagaimana kita. Karena ini terus terang saja pengaturannya kan tidak
sepenuhnya di PU Pak ya, juga ada LKPP sebenarnya yang lebih dominan di
sini.

Kalau kita sebenarnya inginnya sih di bawah 80% gugur selesai


masalah, karena kita sudah mengalami faktanya bertahun-tahun Pak masalah
harga rendah ini, termasuk juga jalan-jalan kita yang sebelum FHO sudah
rusak. Ini Pak, tapi kalau dibutuhkan penelitian lebih lanjut saya siap Pak, tapi
kira-kira kita sebenarnya dalam posisi yang konklusif, bahwa kalau di bawah
80% itu kita sulit mencapai mutu yang baik, konklusif Pak. Itu yang pertama.

Yang kedua, masalah Undang-undang Jalan Pak, kami laporkan


bahwa pemerintah kementerian sudah membentuk tim Pak dan sekarang
dalam penyusunan respon ya mengenai DIM Pak. Jadi saya tidak akan
menyampaikan apapun, nanti saya kira lebih bagus Tim karena posisi Timnya
belum seperti apa saya juga belum tahu persis, kita tunggu saja.

Kemudian masalah kualitas jalan tol Pak, seperti kami sampaikan tadi
kita sekarang akan memperketat pemenuhan SPM Pak, yang untuk yang
sudah beroperasi. Kan ini sudah beroperasi, sudah terjadi. Artinya kita
mungkin Visa reguler apa tiap tiga bulan sekali kita cek kinerjanya. Kinerja
SPM itu bermacam-macam Pak, mulai dari kenyamanan rafnes-nya Pak
kalau ada lubang sudah jelas Pak, genangan juga saya kira bagian dari SPM
itu. Kita cek 3 bulan sekali, kalau ada yang tidak memenuhi kita harus kasih
notice bahwa dia kan kemungkinan bisa di-punish penundaan tarifnya Pak,
itu yang paling bagus bisa kita lakukan.

Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT:
- 123 -

Baik, saya rasa cukup Mas Dewo kalau untuk ini cukup.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Nanti LKPP saya coba nanti kita koordinasi dengan Pimpinan DPR,
karena ini terkait langsung dengan teman-teman di Dirjen Bina Konstruksi.
Kalau bisa nanti kita coba undang juga LKPP ke sini, ini lembaga ini mitra
kerjanya komisi berapa ini? Saya belum tahu juga ini LKPP ini, karena
memang sulit Mas mengundang mereka di sini.

Kemudian Komisi Persaingan Usaha bila perlu kita undang juga gitu
loh, nanti bareng-bareng dengan LPJK, tapi nantilah kita internal dululah kita,
ini simpan dulu kalau bisa. Ini kalau kita kupas semua ini barang Mas, sampai
besok pagi tidak selesai kita.

Jadi saya rasa garis besar sudah cukup. Ini PR kita nanti LKPP.
Kemudian apa namanya Komisi Persaingan Usaha dan nanti mungkin bisa
bareng-bareng dengan LPJK yang baru kita bentuk kemarin kita panggil
bareng-bareng di sini. Nah kita dudukan secara bersama dulu gitu loh supaya
tidak ada apa namanya fiksi yang berbeda antara ini semuanya akhirnya
menyulitkan Kementerian PU sendiri ya. Jadi saya rasa itu cukup.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Pak Ketua, satu menit saja.

KETUA RAPAT:

Satu menit.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Satu menit please ya?

KETUA RAPAT:

Ya.

F-PKS (Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO):

Pak Ketua, melalui Pak Ketua ini, kami meminta mungkinkah kenaikan
jalan tol itu di apa namanya direvisi gitu? Kalau tidak, bisa semuanya, kalau
tidak bisa semuanya ya yang untuk angkutan umum dan angkutan logistik
saja. Informasi ya ini tidak fair menurut saya informasi ini di Dapil saya Pak,
tol di Dapil saya ini. Waru-Sidoarjo Golongan 1 dari 3.500 menjadi 6.000
- 124 -

hampir 100% Pak, padahal inflasi per tahun cuma 4%. Kalau 2 tahun cuma
12%. Pak kepala BPJT kalau bisa ditunda deh gitu atau Bapak ngelobi Pak
Menteri Pak tandatangannya ditandatangan lagilah penundaan gitu.

Jadi kemudian Waru-Porong, ini lebih mahal lagi Pak 4.500 Golongan
1 menjadi 9.000. Pak kalau tidak ditunda, saya khawatir angkutan logistik
turun turun ke jalan arteri dan ini menyulitkan Pak Dirjen Bina Marga.
Sekarang ini angkutan logistiknya ada yang panjangnya tidak walah dalah
gitu apa namanya apa istilahnya overweight dan over odol, odol betul. Itu
kalau turun ke jalan tol waduh eh maaf kalau turun ke jalan arteri Bapak
enggak habis-habis itu dandani jalan gitu.

Jadi tujuannya apa sekarang bikin jalan tol, untuk apa bikin jalan tol ya
kan? Kalau ternyata tidak jadi alternatif untuk bisa mengurangi biaya
perawatan jalan arteri. Kalau harganya murah, logistik jadi murah, itu apa
namanya truk-truk logistik akan lewat tol semua, bus umum akan lewat tol
semua, itu akan mempermurah biaya preservasi jalan dan biaya renovasi
jalan.

Saya kira itu Pak kepada Pak Dirjen dan Kepala BPJT. Kami sebagai
Anggota Komisi V dan dalam rapat di Komisi V ini kami minta agar kalau tidak
bisa diturunkan, dibatalkan kenaikannya semua, batalkanlah yang untuk
angkutan umum dan angkutan logistik. Saya kira itu Pak Ketua, terima kasih
ya.

KETUA RAPAT:

Baik, soal tarif ini karena ini pertanyaan langsung Pak, ini saya tidak
bisa menahan ini barang untuk dijawab. Silakan mungkin ini dijawab khusus
dulu pertanyaan Pak Sigit.

Silakan Pak.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

BPJT akan menambahkan lebih detail, tapi intinya begini Pak, bahwa
PPJT perjanjian tol itu didasarkan pada skema investasi yang tertentu, di
mana kenaikan tarif itu dikompensasi dari inflasi. Jadi asumsinya harganya
tetap secara value Pak dan itu kita sepakati 2 tahun. Kalau maunya kita ubah
ingin harganya tidak naik, artinya tarif awalnya menjadi tinggi, tapi seumur-
umur nggak pernah naik, bisa juga begitu, tapi juga nanti akan sulit juga
orang terima gitu. Jadi ini banyak pilihan sebenarnya yang bisa kita lakukan
dan akhirnya kita pilih skema seperti itu.

Nah memang kita Pak ada beberapa yang ke depan ini tarifnya tidak
sesuai dengan inflasi, terutama di Trans-Jawa. Itu kenapa terjadi? Karena tarif
awalnya diminta Presiden untuk diturunkan Pak. Jadi tarif awalnya diturunkan,
akibatnya perjanjian bisnis kita dengan BPJT dengan PPJT-nya itu tidak
terpenuhi, kita bisa wanprestasi Pak, kita memberikan kompensasi.
- 125 -

Kompensasinya adalah memberikan salah satunya adalah dana APBN.


Umpamanya tahun ini kita menyiapkan lebih dari 800Miliar untuk kompensasi
penurunan tarif Trans-Jawa Pak yang dulu kita lakukan karena keinginan
Presiden di bawah 1.000 per Kilo Meter. Itu kita sekarang kompensasinya ada
dua Pak, ada cash kemudian ada kenaikan yang tidak di luar inflasi tadi untuk
menyebar ini Pak dan juga konsesi Pak.

Jadi apapun itu kita hanya narifnya ke mana gitu. Kalau kita ingin tidak
naik ya harga awal tinggi gitu. Itu Pak karena memang kita patokannya adalah
bagaimana agar rate of return-nya cukup menarik, tercapai untuk pengusaha
jalan tol itu. Kalau itu kita ubah, investasi narik semua Pak. Jadi ini penting
sekali menjaga kita konsistensi perjanjian investasi ini. Karena kita tidak mau
juga menjaga apa merusak kepercayaan investor Pak bahwa kalau sudah
disepakati begitu ini penting sekali kita jaga. Karena kalau tidak nanti berarti
kita nggak bisa dipercaya gitu Pak. Itu bubar nanti Pak investasinya. Itu
mungkin Pak yang kami sampaikan.

KETUA RAPAT:

Baik, sudah jelas. Semua sesuai perjanjian intinya begitulah, semua


berangkat dari perjanjian investasi saya rasa ini sulit.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Pak Ketua, Pak Ketua, saya bisa bantu Pak Dirjen. Pak Dirjen yang
ditarik jangan harga sekarang, ini kan kondisi Covid ya kan, semuanya
sekarang butuh transportasi, orang ngeri Pak, saya saja ngeri Pak mau naik
pesawat. Bayangkan saya pulang balik tiap pekan ke Jakarta hidung saya
bolong nanti Pak kena swab ini terus. Nah artinya kebutuhan untuk lewat jalan
tol itu sangat tinggi.

Oleh karena itu mainnya di konsesi nanti. Nah jadi kita butuh juga Pak
Ketua hitung-hitungan yang fair yang kita bisa tahu, jangan sampai kita cuma
dikasih barang dan masyarakat konstituante kemudian protesnya ke kita Pak
dan saya sebagai wakil dari masyarakat menyampaikan ke Bapak.
Penjelasan Bapak belum cukup gitu.

Terima kasih.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Jadi nanti Pak mungkin detailnya kapan-kapan kita tampilkan Pak ya


agar kita punya pemahaman yang sama juga Pak, karena ini kita tidak ingin
juga tidak terbuka soal ini.

KETUA RAPAT:

Baik, sudah kita tangkap Pak, sudah kita tangkap benang merahnya
ya, nanti mungkin bisa digambarkan secara jelas kepada kami. Ini kan
- 126 -

berangkat dari Komisi V kan tidak tahu Pak perjanjiannya seperti apa kan gitu.
Berangkat dari sana ini kan sudah tergambar di kita ini. Ini soal pilihannya
saja Pak. Beban itu pasti jatuh, cuma pilihannya jatuh ke mana beban ini
seperti yang tadi Bapak sampaikan dan kita tidak bisa mengelak dan semua
itu berangkat dari perjanjian ya, itu resiko itu namanya karena ini investasi,
karena ini investasi. Baik saya kira pasal ini cukup ya soal ini.

Silakan Pak Dirjen Bina Konstruksi.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Terima kasih Pimpinan.

Izin bapak kami akan secara highlight saja. Kemudian untuk detailnya
Bapak nanti setiap pertanyaan dari masing-masing Anggota Komisi V akan
kami jawab secara tertulis Bapak-bapak.

Ada dua hal Pak yang bisa kami simpulkan yang utama yaitu mengenai
PBJ, kemudian mengenai pelatihan TKK Bapak. Untuk penawaran atau
proses PBJ Bapak, kami sampaikan dasar kami acuan kami adalah Perpres
16, kemudian Perlem LKPP dan khusus untuk penawaran di bawah 80%
Bapak kita mengacu ke Perpres 16.

Di sana berbunyi untuk penawaran dibawah 80% jaminan pelaksanaan


5% terhadap HPS Bapak. Kemudian ada turunannya Perlem LKPP, di situ
menyatakan bahwa penawaran di bawah 80% dilakukan penelitian kewajaran
harga, hanya di situ tidak disebutkan di Perlem itu bagaimana mekanismenya.
Kemudian Permen PU Pak Menteri membuat langkah-langkah Pak ada
sebelas step untuk melakukan penelitian kewajaran harga. Jadi itu payung-
payung yang kami lakukan Bapak.

Memang terus terang Bapak untuk penawaran di bawah 80% ini


memang menjadi pemikiran kami di PU Pak dan Kami sekarang sedang
membantu teman-teman LKPP melakukan revisi Perpres 16 Pak. Ini salah
satu yang kami usulkan dalam revisi Perpres ini adalah penawaran di bawah
80% salah satunya mengenai jaminan Pak. Jadi kami usul jaminannya jangan
5% terhadap HPS Pak tapi diperbesar Pak.

Ya Pak jadi kami cluster Pak rencananya Pak, misalnya di bawah 70-
80 berapa, 70-60 berapa dan di bawah 60 berapa. Kemudian juga
penerbitnya Pak, penerbitnya Pak ini di dalam aturan penerbitnya adalah
Bank Umum, kemudian asuransi Pak

. Nah Kami mengusulkan untuk di bawah 80% ini penerbitnya harus


dari Bank Umum Pak begitu Pak, Bank umum. Kemudian kami juga
mengusulkan tidak diberikan uang muka, tapi ini masih usulan-usulan kami
Pak yang akan kami bahas dengan LKPP Bapak. Ini mengenai penawaran
80%.
- 127 -

INTERUPSI F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Interupsi sedikit Pimpinan, Pimpinan.

Ini menarik ini Pak Dirjen di bawah 80, 60 berapa, 50 berapa, ini ngaco
ini kalau sampai dibuka ruang itu, berarti HPS itu tidak betul, perencanaan
kalian tidak betul. Kalau Bapak tadi bilang kemarin Menteri saja mengatakan
kalau yang sampai di bawah 40 copot itu Kepala Balainya, kemarin Menteri
ngomong begitu, sinergi dong. Kalau Bapak bukan kalau 60 berapa
jaminannya, kalau 50 berapa, ya berarti tidak ada perencanaan HPS.

Harus ada dong batas minimumnya itu harus clear, berarti apa dong
yang kalian pegang? Tadi kalau Bapak di bawah 80 ada dong di bawah 80 itu
maksimal berapa? Tapi kalau Bapak buka di ruang di bawah 60 berapa, tidak
ada pegangan ya toh tidak ada pegangan. Terus jaminan yang Bapak
pegangan ujungnya berantak, walaupun Bapak tanpa uang muka, pekerjaan
itu tidak dilanjutkan, lari.

Jadi Bapak juga harus punya standar minimal standar maksimal. Ya


kalau tidak ada ininya ya tidak perlu ada HPS, tidak perlu, tapi tadi 80 itu ya
kalau Bapak bilang tadi ya minimal 75, tapi kalau Bapak 60 berapa
jaminannya, 50 berapa jaminannya. Ya ini Bapak ini kita ini mau berpikir
jaminan-jaminan atau tujuan pelaksanaan program pembangunan kontrak
infrastruktur itu, itu logikanya Pak.

Kemarin Menteri Perhubungan soal katakanlah harga di dalam


katakanlah daftar. Bahwa barang-barang China lebih murah tidak harus itu
beli dari pada barang-barang lokal lebih mahal sedikit, betul itu ya dalam
barang-barang lokal, barang lokal mungkin kualitasnya lebih bagus Rp10,-
barang China Rp8,- tetapi boleh beli yang Rp10. Karena apa? Barang lokal
dari pada barang China. Logika itu masuk akal dari pada harga 50% 40% ya
tidak ada pegangan Bapak. Artinya ruang itu tidak dibuka Pak untuk Bapak
membuat konsensi perbaikan revisi peraturan perundangan yang berlaku
terhadap proses lelang tadi.

Itu Pak, terima kasih.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Menambahkan Pimpinan. Sebenarnya Dirjen Bina Konstruksi dengan


seluruh jajarannya ke bawah ini ya dengan payung hukum Perpres dan
Permen, itu sebenarnya punya ruang yang cukup ya untuk memilih
menetapkan kontraktor yang berkualitas dengan nilai kontrak yang tinggi ya,
sebenarnya ada ruang itu. Jadi tidak semata-mata yang menawar rendah
itulah yang dimenangkan, karena variabelnya itu sangat banyak ya.

Saya justru curiga dengan Bina Kontruksi yang menetapkan semata-


mata dengan harga terendah ini ada apa? Hanya untuk menjustifikasi bahwa
seolah-olah Bina Konstruksi sudah bekerja sesuai dengan koridor peraturan
perundang-undangan. Seolah-olah dia sudah aman sesuai dengan peraturan
- 128 -

perundang-undangan dengan terendah. Padahal ada variabel lain yang yang


bisa dilihat dengan kewajaran harga, dengan metode kerja, dengan peralatan
yang dia punya, dengan upah, dengan track record. Ada variabel lain tidak
semata-mata itu.

Pak Dirjen Bina Marga menyampaikan, siap untuk melakukan


penelitian umur pelayanan jalan pasca konstruksi, siap, tapi tanpa itupun
sebenarnya sudah memiliki satu kesimpulan menjustifikasi bahwa di bawah
80% ini jalan hancur.

Yang disampaikan oleh Pak Eddy ini bukan pribadi, ini institusi atas
pengamatan semua instrumen Dirjen Bina Marga di Balai dan seluruhnya ya.
Kalau Bina Kontruksi tidak mampu menjalankan amanat undang-undang ini
secara baik dalam konteks memberikan satu kualitas infrastruktur yang
memadai dalam rangka untuk menumbuhkan dan mengembangkan
perekonomian nasional, dalam rangka memberikan daya saing Indonesia
dalam ekonomi internasional, bubar, bubar ya, ya ini betul.

Kami pun akan berjuang sekuat tenaga untuk melakukan itu. Jadi
jangan berlindung dengan peraturan perundang-undangan yang Perpres,
yang Permen, penawar yang terendah. Kemudian tutup mata dengan semua
fakta yang terjadi akibat kebijakan itu ya, akibat kebijakan itu, ada jaminan
yang sekarang yang ini yang itu yang disampaikan itu oleh Pak Dirjen Bina
Konstruksi yang dipertanyakan besar oleh senior Pak Jhoni Allen itu memang
tidak logis, ternyata begitu bekerja Bina Konstruksi ya? Ternyata begitu ya?

Kita tahu kok semua bagaimana kerjaannya semua yang disampaikan


oleh kawan-kawan Komisi V, Ketua, Wakil Ketua, itu faktual, itu faktual tidak
ada yang namanya unsur fitnah. Semua yang dikatakan faktual juga dalam
rangka apa? Dalam rangka kami sebagai Anggota Dewan dipercaya oleh
rakyat menghadirkan infrastruktur yang berkualitas. Dipercaya oleh bangsa
dan negara untuk turut serta mendukung perekonomian nasional, tapi kalau
begini bekerjanya ya bubar.

Saya nggak bisa dikipasi oleh siapapun ya, tetapi semua kawan-kawan
Anggota Komisi V nuansa batinnya sudah sama Pak, nuansa batin prihatin,
bukan menonjolkan untuk kepentingan pribadi, prihatin, prihatin dengan
kebijakan ini ya kan.

Pak Menteri Mungkin maksudnya bagus ya, mungkin maksudnya


bagus dan saya yakin maksudnya bagus, tapi kalau implementasi dengan
perubahan sistem yang baru seperti ini, ya kita jangan sampai menapikan
suatu fakta, harus dikoreksi dong, harus dievaluasi dong.

Harus, tanpa harus menunggu perubahan peraturan perundang-


undangan, perubahan Perpres ataupun Permen ya sebenarnya bisa
dilakukan oleh Bina Konstruksi supaya pelelangan itu pasti yang 80% tidak,
sudah. Ada kok argumentasi variabel-variabel yang lain dan itu fakta juga
sudah disampaikan terjadi di mana-mana.
- 129 -

Jadi saya minta ini Bina Konstruksi, atas nama rakyat ya, atas nama
rakyat yang menghendaki pelayanan jalan, pelayanan infrastruktur yang baik
ya. Ini kalau jalan rusak mungkin faktornya dampaknya hanya kecil, meskipun
tidak kita kehendaki terjadi kecelakaan lalu lintas mungkin 1-2 orang ataupun
puluhan orang. Bagaimana kalau hal ini terjadi pada infrastruktur sumber
daya air?

Resikonya jauh lebih tinggi ya, mungkin dalam waktu kurun 10 tahun,
20 tahun, 30 tahun tidak terasa, tapi 50 tahun terjadi jebol satu infrastruktur
sumber daya air bendungan atau waduk oleh akibat kerja Bina Konstruksi
yang semacam ini, ngeri itu. Itu ada bendungan di Jragung yang nilai
pemenangnya hanya 83% ngeri itu ngeri. Saya tidak yakin itu nanti
bendungan ini akan berumur lama, bahaya. Saya kira itu Pimpinan, ini
memancing ini saya juga nggak ini sama Bina Konstruksi ini.

KETUA RAPAT:

Baik, jadi begini saya mesti tengahi ini Pak, saya mesti tengahi. Tadi
sebetulnya saya sudah buka. Teman-teman sekalian ternyata kan Bina
kontruksi ini juga tidak berdiri sendiri, ada LKPP di sini, ada Komisi
Persaingan Usaha gituloh.

Ini saya pengalaman juga ada saya punya teman ya teman baik gara-
gara urusan begini pernah dituntut Pak, dilaporkan ke Komisi Persaingan
Usaha, bayarnya berapa Pak? 10Miliar Pak. Jadi saya pikir nanti ini kita cari
Pak Jhoni Pak Dewo, kita undang LPJK, kemudian LKPP. Kemudian Komisi
Persaingan Usaha plus nanti dengan Dirjen Bina Konstruksi supaya tidak ada
fitnah di sini. Nah jadi nanti saya lagi tanya tadi, LKPP itu mitra kerja mana
tadi? Komisi XI, kita mesti izin dulu.

Kemudian KPPU mitra kerja Komisi VI, tapi mereka ini mempengaruhi
proses di Bina Konstruksi ini gituloh. Ada atensi mereka ke sini bisa
mempengaruhi keputusan di Bina Konstruksi ini. Nah ini harus kita dudukkan
di sini, plus LPJK yang kemarin baru kita bentuk bareng-bareng.

Oleh karenanya ini kan kalau kita teruskan enggak selesai ini, oleh
karenanya diskusi ini kita sampai di situ dulu, kan kita sudah ketahuan ini
titiknya di mana supaya sekarang sudah setengah enam ini Pak. Saya rasa
juga kita ini lelah juga sudah ini. Ini Covid ini saya pikir kita perlu memikirkan
keselamatan kita juga berada di satu ruangan.

Saya sebenarnya Pak rapat kita ini sesuai dengan edaran dari
Pimpinan DPR itu dua setengah jam. Ini Ketua ini sudah, ya kita ini bukan
melanggar lagi ini Pak, sudah bulldozer kita ini. Nah tapi saya minta diskusi ini
saya tahu ini tidak tuntas, nanti kita ambil waktu tertentu nanti kita akan
jadwalkan kembali 3 lembaga 2 lembaga ini tadi kita panggil 3 plus nanti
dengan Dirjen Bina Konstruksi kita duduk bareng di sini ya.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):


- 130 -

Saya luruskan Ketua saya luruskan.

KETUA RAPAT:

Ya.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Kenapa tadi kita interupsi, karena Pak Dirjen memberikan jawaban


presentasi di bawah 80% berapa, di bawah 60% berapa. artinya cara
mengambil dari pada...(rekaman suara kurang jelas) yang berkembang yang
di bawah 60% kok tidak nyambung gituloh. Kok dibuka ruang untuk di bawah
60% dengan jaminan itu langsung saya interupsi.

Artinya apa, tidak ada sense of belonging dari apa keluhan dari yang terjdi di
masyarakat seorang Pimpinan cara berpikirnya harus komprehensif, tidak
hanya matematis. Kalau kita berdebat misalnya harga yang wajar. Harga
yang wajar tidak matematis Pak, ada beberapa variabelnya, itu kita interup.

Jadi bukan soal artinya Dirjen juga harus bisa mengakomodasi cara
berpikir yang holistik, tidak bicara harga paling rendah nanti 30%. Kalau
begitu ya bukan cara berpikir leadership yang baik Pak, berarti tidak ada dong
menghargai dari cara kerja-kerja yang lain. Itu maksudnya tadi Pak, harusnya
jangan begitu jawabannya.

Tentunya jawablah yang agak sedikit bijak, elegan yang akan kita
bicarakan kita buka nanti diskusi. Begitu Pak mohon maaf gitu supaya Pak
Ketua paham kenapa tadi, kalau yang tidak begitu saya biasanya tidak mau
interupsi.

KETUA RAPAT:

Baik, baik.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Pak Dirjen, saya sebentar saja keluar sudah ramai lagi Pak, padahal
saya pikir mau pulang tadi, sudah ada jalan saya minta Pak Syarief pimpin
balik kanan lagi Pak katanya ramai lagi, waduh.

Nah jadi begini Pak, sudahlah diskusi ini kita akhiri di situ Pak ya.
Bapak masukan dari kita ini kan tentu...(rekaman suara kurang jelas) tadi kan
saya sudah ngomong Pak, saya ini kan sebetulnya tidak ingin naikkan anu
lagi ini, sudah cukup bahasan saya di situ Pak.
- 131 -

Saya tidak ingin naik lagi sebetulnya. Ini kan masukan sudah full ini semua,
semua sudah ngomong berulang-ulang dari satu ke yang lain ya, saya
menyimak satu per satu di sini.

Nah jadi iniloh persoalan yang kami terima. Nah fakta yang Bapak
alami kan ini yang Bapak sampaikan. Kendalanya di mana Bapak kalau
Bapak memenangkan ini secara hukum. Yang tidak secara hukum itu yang
Pak Jhoni tadi bicara kan gitu. Kalau melanggar hukum Bapaknya, sampaikan
di mana melanggarnya. Kita itu saja Pak.

Selama tidak melanggar hukum itu kewenangan Pimpinan untuk


mengambil keputusan, tapi ketika melanggar hukum kita ini semua harus
tunduk kepada hukum Pak, kita ini negara hukum kan begitu. Di luar dari
pada itu menurut saya ya sudah tadi jalan keluarnya menurut saya tahapan
yang tadi saya sampaikan harus kita lalui Pak, harus kita lalui, kita duduk
bareng di sini.

Saya akan temui Pimpinan DPR Pak membujuk Pimpinan DPR supaya
bisa membujuk Komisi VI, bisa membujuk Komisi XI supaya LKPP dan Komisi
Persaingan Usaha KPPU untuk bisa duduk bareng di sini bersama LPJK dan
Dirjen Bina Konstruksi kita duduk berang di sini kita diskusikan.

Nah nanti mungkin sebelum tahapan ini kita ambil ya Bapak silakan
diskusi dulu dengan mereka atau siapkan bahan apa dulu. Sehingga nanti
ketika rapat di sini tadi seperti yang Pak Iwan sampaikan jelas keputusan
rapat yang kita ambil, supaya nanti pemahaman kita ini sama Pak. Ini kan
pemahaman belum sama ini ya. Kita akan soal ini belum sama pemahaman
kita.

Saya rasa teman-teman sekalian cukup sampai di situ dulu, Mas Dewo
ya, cukup sampai di situ. Ini kalau kita panjangkan tidak akan selesai, tidak
akan selesai. Kita tetap akan kejar ini sampai ada titik terang, tapi please
untuk hari ini cukup sampai di situ dulu. Ya Pak Dirjen mungkin yang lain-lain
nanti ini kan prinsip sudah kita dapat tangkap ini. Bapak sudah jawab tertulis
saja nanti yang lain ya. Pak Iwan?

F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.):

Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Nanti dulu, bukan Pak Irwan. Ini Pak Iwan Pimpinan ini, dari tadi
menghubungi saya berkali-kali, coba saya kasih waktu 1 menit. 1 menit saya
putus, mana Pak Iwan?

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS,


S.E.,M.Si./F-P.GERINDRA):

Iya, iya terima kasih Ketua.


- 132 -

KETUA RAPAT:

1 menit, 1 menit ya.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS,


S.E.,M.Si./F-P.GERINDRA):

1 menit, soalnya jangan yang di situ saja, ini yang virtual juga tolong
tolong dapat diberikan kesempatan Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Datang di sini, ditunggu sama kita.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS,


S.E.,M.Si./F-P.GERINDRA):

Berkurang lagi 15 detik ini. Yang tadi Pak saya cuma mau nanya ke
apa namanya Pak Dirjen Bina Konstruksi untuk sebelas step tadi apakah
kemudian setelah dilalui menurut Bapak 42%...(rekaman suara kurang jelas)
itu wajar atau tidak? Persoalan kami dengan kita harap kalau memang seperti
itu ya...(rekaman suara kurang jelas).

Kalau kita bicara tentang LKPP, ada juga penawaran yang kemudian
dimenangkan di atas 90%. Jadi ini kan terlalu...(rekaman suara kurang jelas)
dasar pengambilan keputusannya. Jadi mana konsistensi di sini Pak? Kadang
semau-maunya saja bisa 90, bisa di bawah 60, bisa yang 30...(rekaman suara
kurang jelas) mungkin seperti itu.

Terus Pak Dirjen Bina Marga juga tadi Pak kalau misalnya melihat ke
kiri ke kanan, ke layar juga melihat Pak. Tolong saya disampaikan sedikit
laporan menyangkut masalah Mamminasata tadi, itu saja Pimpinan. 1 menit
cukup.

KETUA RAPAT:

Baik. Saya rasa soal LPJK nanti di situ Pak ya, ya karena ini juga yang
dibicarakan Pak Dewo dengan Pak Jhoni tadi yang disampaikan oleh Pak
Iwan tadi ya. Saya rasa cukup Pak ya.

PEMERINTAH:

Izin 1 menit yang laporan saja Pak. Jadi kami sekarang minta
pendampingan ke Itjen Pak, cash di food estate untuk penawaran yang di
bawah 80% Pak, kami sedang minta pendampingan. Itu saja Pak laporan
kami Pak, mudah-mudahan itu sebagai masukan nanti pada saat ketemu
dengan LKPP dan...(rekaman suara kurang jelas) terima kasih Pak.
- 133 -

KETUA RAPAT:

Baik Pak, saya tidak mau bicara jauh lagi Pak ya, tapi ambil contoh
saja, dulu kan kita ada istilah under estimate Pak, sekarang kan tidak ada
lagi. Nah itulah saya bilang itu teman-teman bilang dulu lebih bagus dari pada
sekarang. Dulu terkontrol harganya Pak, sekarang kan tidak.

Jadi sudahlah, ini kita tidak usah lagi dulu, duduk bareng dulu kita
semua di sini, kita sepakati. Saya akan berusaha bekerja keras Pak walaupun
mereka bukan mitra kerja Komisi V akan saya kejar terus LKPP, akan saya
kejar terus apa namanya KPPU untuk supaya bisa hadir bareng kita di sini
Pak. Jadi nanti tidak jadi sampai semuanya kita bisa simpulkan di sini secara
jelas ya, cukup, cukup. Ada lagi?

F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.):

Saya.

KETUA RAPAT:

Waduh. Apa lagi?

F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.):

Pimpinan, karena belum dijawab Pimpinan. Jadi saya ini lemah bulu
jadi deg-degan saya kalau tidak dijawab. Ini tol Kaltim bagaimana? Karena ini
tol Kaltim ini beda dengan di Jawa Pak Dirjen, Pak Danang dan satu-satunya
akses sekarang yang dilalui itu jalan tol karena jalan nasional jalan nasional
itu putus. Nah ini saya mau dengar jawaban dari Dirjen dan Bapak Pak
Danang kalau memang dibutuhkan bagaimana? Karena ini mendesak ini
pandemi 3 bulan juga belum tentu mengenai tarif.

KETUA RAPAT:

Silakan langsung saja Pak Dirjen, silakan soal tarif tol Samarinda-
Balikpapan atau Balikpapan-Samarinda, silakan.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Baik Pak, jadi secara prinsip memang karena ini perjanjian Pak ya
kalau pun kita umpamanya mengurangi tarif, itu kita harus mengeluarkan one
way or another, misalnya dia akan nuntut klaim APBN Pak untuk nutup itu
gitu. Karena memang tarif tidak boleh apa maksudnya perjanjian tetap harus
diikuti.

Kalau ada kita geser ya dia akan nuntut kompensasi dan kebetulan
yang Balsam itu setahu saya sudah mepet ke sana ke mari Pak,...(rekaman
- 134 -

suara kurang jelas) juga rendah Pak ya, kemudian juga konsesinya juga saya
kira sudah mepet mungkin nanti Kepala BPJT yang lebih detail.

Jadi kita memang agak sulit ini Pak terus terang saja, karena traffic-nya
memang tidak juga tidak begitu bagus begitu di sana itu kalau kita mau jujur
Pak ya gitu Pak. Jadi kalau kita nuntut lagi itu, kita apa namanya minta
bantuan pada orang pingsan gitu Pak kasarnya begitu. Ini kami mohon maaf
sekali Pak.

F-PD (H. IRWAN, S.IP., M.P.):

Sedikit saja biar objektif. Jalan Tol Balikpapan-Samarinda ini tidak


100%, 31% itu pakai pendanaan APBD Provinsi gitu. Jadi mohon juga Pak
untuk menjadi pertimbangan. 9,5Triliun, 3triliun Pak pakai duit APBD provinsi.
Nah sekarang masa pandemi 3 bulan belum tentu jalan nasionalnya bisa
digunakan, semua lewat jalan tol, ini meratap, paling tidak ada kebijakan
siapa yang harus diberi pengurangan gitu.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Pak kita akan perdalam dulu, karena ini bukan masalah yang bisa kita
putuskan sepihak dan saya juga akan melihat nanti seberapa kita bisa
mempercepat di jalan nasional.

KETUA RAPAT:

Baik, baik. Saya sudah tangkap Pak ini kan sebetulnya sudah saya
bicarakan dari tadi yang namanya investasi itu kesepakatan, ada perjanjian.
Kasih Dinda kasih kesempatan dengan mereka untuk mendalami di rapat
berikutnya kita akan bicarakan. Cocok ya? Sudah ya? Kesimpulan.
Kesimpulan sudah mau Maghrib ini. Saya dari mobil tadi balik kanan lagi
saya. Mana kesimpulan? Baik kesimpulan, mudah-mudahan kesimpulan ini
lancar ya. Doa dulu saya ini supaya lancar ini. Baik.

Draft Kesimpulan Rapat Komisi V DPR RI dengan Dirjen Bina Marga


dan Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

Yang pertama terkait dengan evaluasi pelaksanaan anggaran Dirjen


Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi dalam APBN Tahun 2020. Dirjen Bina
Marga realisasi keuangan 97,52%, realisasi fisik 98,73%. Dirjen Bina
Konstruksi realisasi keuangan 81,40%, realisasi fisik 93,74%. Komisi V DPR
RI memberikan apresiasi kepada Dirjen Bina Marga atas capaian realisasi
keuangan 97,52% dan realisasi fisik 98,73% dan mendorong Dirjen Bina
Konstruksi untuk meningkatkan kinerjanya pada Tahun Anggaran 2021
utamanya mengingat dengan mengingat utamanya mengingat dengan target
waktu lelang barang dan jasa tahun 2021.
- 135 -

Sebetulnya utamanya ini tidak perlu lagi ini. Ini jadi aneh di sini loncat
ke mana ini, ke kamar mertua masuk kamar menantu ini. Coba dihapus saja
utamanya ini, saya juga bacanya jadi bingung. Waduh ini Legal Drafter ini
bagaimana ini, coba dihapus saja ini. Cukup 2021 titik. Mas sudah lapar kita
ini Mas jangan bikin kalimat aneh-aneh. Saya sama Mas Dewo saja hari ini
doa lima kali saya.

Poin B, terhadap pendanaan program kegiatan Dirjen Bina Marga di


tahun 2020 yang tidak terealisasi sebesar 1,2Triliun atau 2,48% dari pagu
anggaran dan Dirjen Bina Konstruksi sebesar 114Miliar atau 18,6% dari pagu
anggaran, Komisi V DPR RI meminta Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina
Konstruksi agar mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi hal ini
sehingga ke depan tidak terulang kembali.

Poin 2, Komisi V DPR RI sepakat dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen
Bina Konstruksi untuk meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi terkait
program prioritas nasional serta menambah alokasi program padat karya
tunai yang memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sesuai
saran dan masukan Komisi V DPR RI.

Poin 3, Komisi V DPR RI mendesak Dirjen Bina Marga untuk


melakukan penelitian umur jalan pasca konstruksi dan meningkatkan
koordinasi lintas sektoral antara lain dengan BPIW serta dengan Pemerintah
Daerah terkait, sehubungan dengan pembangunan jalan dan statusnya dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta jalan nasional yang melewati
perlintasan sebidang.

Ini kok kayanya apa namanya kaya orang jerawatan ini pie toh. Komisi
V DPR RI. Iya kalau yang lain menurut saya tidak perlu, karena kalau
koordinasi dengan Pemerintah Daerah itu kan wajib sifatnya. Sudah ada
undang-undang yang mengatur tentang kewenangan pemerintah pusat dan
daerah, tidak perlu kita bikin kesimpulan di sini.

Komisi V DPR RI sepakat dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina
Konstruksi untuk meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi terkait program
prioritas nasional serta menambah alokasi program padat karya tunai. Titik
sudah. Yang memberi eh sorry. Yang poin 3 ya Komisi V DPR RI mendesak
Dirjen Bina Marga untuk melakukan penelitian umur jalan pasca konstruksi
dan meningkatkan koordinasi lintas sektoral.

Pasal sendiri titik ya? Meningkatkan umur jalan pasca konstruksi. Ya


sudah dihapus, coba dihapus saja seterusnya. Komisi V DPR RI mendesak
Dirjen Bina Marga untuk melakukan penelitian umur jalan pasca konstruksi.
Biasa yang dipakai di Dirjen Bina Marga terkait umur jalan ini apa Pak Dirjen?

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Kita bisa umur jalan sisa umur jalan kita bisa ukur ada metodenya.
- 136 -

KETUA RAPAT:

Ada metodenya ya, baik. Komisi V DPR RI sepakat dengan Dirjen Bina
Marga dan Dirjen Bina Konstruksi untuk meningkatkan sinkronisasi dan
koordinasi terkait ini Nomor 2 ya.

Nomor 3-nya Komisi V DPR RI mendesak Dirjen Bina Marga untuk


melakukan penelitian umur jalan pasca konstruksi. Titik.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Mungkin tidak mendesak Ketua, tapi meminta gitu saja.

KETUA RAPAT:

Ya boleh juga, lebih soft-lah meminta sampai konstruksi titik ya? Yang
lain buang.

Yang keempat, Komisi V DPR RI meminta Dirjen Bina Marga untuk


mengkoordinasikan dengan BPJT agar segera melakukan perbaikan
kerusakan pada jalan tol yang sudah operasional serta melakukan evaluasi
pasca konstruksi jalan tol dalam rangka meningkatkan faktor keamanan,
keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. Selanjutnya Komisi V DPR RI
minta Dirjen Bina Marga agar dalam perencanaan pembangunan jalan tol
tetap selalu memperhatikan. Ini kenapa lagi? Ini siapa sih itunya? Ini
“selanjutnya” ini buang saja “selanjutnya” ini. Ga pakai “selanjutnya”. Tidak ini
juga, namanya jalan ya bicara ekonomi tidak perlu juga dibikin di sini ya.

Komisi V DPR RI meminta Dirjen Bina Marga untuk


mengkoordinasikan dengan BPJT agar segera melakukan perbaikan
kerusakan pada jalan tol yang sudah operasional serta melakukan evaluasi
pasca konstruksi jalan tol. Iya menurut saya sampai yang di atas, karena
sudah termasuk di poin yang kita pertama mau tiga tadi Mas. Ya sampai tol
sudah? Cukup ya?

Oke, baik. Yang kelima, Komisi V DPR RI meminta Dirjen Bina Marga
dan Dirjen Bina Konstruksi dalam melakukan lelang pengadaan barang dan
jasa untuk selalu melakukan koordinasi dengan unit organisasi terkait dalam
rangka mencermati track record peserta lelang. Itu normatif itu.

Kemudian yang keenam, Komisi V DPR RI meminta Dirjen Bina


Konstruksi untuk mengutamakan penyedia jasa konstruksi lokal dalam
program kegiatan PUPR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Yang ketujuh, Komisi V DPR RI meminta Dirjen Bina Konstruksi untuk


melakukan evaluasi terhadap proses lelang yang dilakukan oleh Balai
Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) agar pelaksanaannya menjadi
lebih transparan dan akuntabel, utamanya dengan mencermati nilai
penawaran di bawah 80% namun tidak memenuhi kesiapan peralatan dan
- 137 -

material, selanjutnya melaporkan hasilnya kepada Komisi V DPR RI. Cukup?


Pak Jhoni silakan. Sebentar. Yang Anggota dulu Pak.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Yang poin atas dulu Pak, poin atas, poin atas.

KETUA RAPAT:

Poin 1?

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Ya itu lihat itu.

KETUA RAPAT:

Poin 1?
Poin nomor berapa?

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Ya ini “B”-nya “B”-nya. Ini maksud saya kira bukan itu. terhadap sisa
anggaran lelang ya kan. Jadi sebetulnya sisa anggaran lelang ini 1,2Triliun ini
kecil ini.

KETUA RAPAT:

Ya, betul, betul.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Ya toh? Kecil ini. Dari sekian kan, kalau rata-rata 20% dari 40, 9Triliun.
Jadi terhadap sisa anggaran lelang ya toh untuk digunakan harus dilaporkan
kepada Komisi V supaya lebih apa maksimal. Nah jadi sisa anggaran, bukan
yang 1,2Triliun Pak. 1,2Triliun ini dengan...(rekaman suara kurang jelas)
katakanlah lelang anggaplah 20% itu hampir 9Triliun, tetapi hanya 1,2.

KETUA RAPAT:

Sudah, ini saya mau tanya dulu Pak Jhoni, ini apakah 1,2Triliun ini sisa
lelang atau bukan ini Pak? Bukan Pak, bukan ini, sisa penyerapan yang tidak
terserap. Bukan sisa lelang ini.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Oke sisa penyerapan. Pertanyaannya sisa lelang yang katakanlah


yang ditender 80% atau ke mana?

KETUA RAPAT:
- 138 -

Silpa, ke Silpa.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Tidak, Silpa-nya ini Pak. Silpa itu dari sisa anggaran penyerapan ya ini
Pak, dari anggaran sekian itu ya ini namanya. Coba ada yang lain tidak masih
ada yang lain? Tidak ada kan.

KETUA RAPAT:

Itu yang dijawab Pak Menteri kemarin Pak Jhoni.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Nah oleh karena itulah harus dilaporkan.

KETUA RAPAT:

Nah jadi mungkin dibuat ini poinnya jangan diubah, poin ini jangan
diubah tetap seperti tadi, tolong Mas dikembalikan dulu ya, baru ditambah di
ujungnya “terhadap anggaran sisa lelang” atau “terhadap dana sisa lelang
penggunannya harap dilaporkan kepada Komisi V DPR RI” dibikin poin sendiri
Pak.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Oke, setuju Pak, harus dibikin tersurat, apa bedanya sisa lelang
dengan sisa penyerapan?

KETUA RAPAT:

Oh ya silakan dulu Pak mungkin, ya silakan.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Oke, supaya nyambung.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Ya Pak, jadi kalau sisa lelang itu kan itu lebih kepada di awal-awal
tahun Pak, karena kan proses lelang, kemudian ada sisa yang tidak
digunakan antara pagu dengan kontrak. Kalau penyerapan ini di akhir tahun
Pak. Jadi kita tahunya 31 Desember oh tahu ini ada 1,2Triliun yang tidak
terserap.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

...(rekaman suara tidak jelas)


- 139 -

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Oh tidak. Sisa lelang itu kan Pak bisa kita misalnya Bina Marga
menggunakan sisa lelang untuk bayar utang, itu kan di awal Pak, tapi
mungkin sudah kita apa ya, jadi ini yang tidak terserap Pak.

KETUA RAPAT:

Jadi sudah benar ini. Saya memahami ini dari penjelasan Menteri
kemarin supaya nanti terakomodir maunya Pak Jhoni dan kita semua Pak,
yang poin tadi tetap ya sudah jangan dirubah, tambah lagi poin C terhadap
dana sisa lelang agar penggunaannya dilaporkan kepada Komisi V DPR RI.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Oke, setuju Pak.

KETUA RAPAT:

Cukup ya?

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Tapi sedikit saya bertanya, kenapa tidak terserap? Saya mau tanya itu
loh kenapa tidak terserap?

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Oh Pak umpamanya bisa jadi kita kan ada batas waktu ini,
umpamanya sekarang.

KETUA RAPAT:

Untuk kontrak misalnya ya.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Ya untuk kontrak fisik terserap ini tercapai, tapi begitu itu ditolak oleh
KPKN karena waktu sudah tutup, bisa jadi, itu kan ada batas tanggal 25 dan
sebagainya atau misalnya yang tidak terserap itu gaji, kita alokasikan sekian
ternyata tidak sepenuhnya terserap, itu kan tidak bisa ke mana-mana. Jadi
banyak ada hal-hal poin yang memang tidak terserap, atau loan Pak. Loan itu
kan tidak bisa dipindahkan sama kita.
- 140 -

KETUA RAPAT:

Ini kan bukan hanya komponen proyek, termasuk gaji dan segala
macam lah ya semua anggaran.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Ya segala macam.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Oke, terima kasih Ketua. Oleh karena itu lain kali kalau gaji saya sudah
paham, tetapi kalau namanya konstruksi Pak ya toh namanya konstruksi
berarti gagal, berarti terjadi tidak sempurna, tapi kalau gaji, terus loan, ya.
Oleh karena itu nanti harus di-breakdown jangan dibuat ya supaya ketahuan
ada tidak pekerjaan yang tidak selesai sehingga tidak mungkin dong
pekerjaan selesai tidak dibayar tidak mungkin.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Jadi begini Pak ya mohon maaf Pak Jhoni, jadi kalau umpamanya
kenapa tidak 100% fisiknya umpamanya, itu karena sebagian pekerjaan kita
tadi kami laporkan sifatnya multiyears Pak. Jadi sekarang belum selesai
memang masih ada waktu tahun depan gitu.

Jadi terima kasih Pak.

KETUA RAPAT:

Jelas Bang ya?

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Jelas, tapi begitu jawabannya Pak, yang namanya multiyears anggaran


berikutnya yang tidak terserap berbeda Pak dengan yang multiyears, tolong
Pak, kita ini mantan-mantan eksekutif. Beda multiyears dengan tidak terserap.
Multiyears pun dia katakanlah hari ini diprogram 3 eh 4, 5 jadi 10, tapi kan
tidak...(rekaman suara kurang jelas) 3-nya hanya 2,8 itu namanya tidak
terserap, bukan jawabannya multiyears Pak. Ini mohon maaf kembali ini.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Iya maksud saya begini mohon maaf Pak Jhoni. Artinya kalau pun ini
tidak 100% bukan berarti tidak selesai, karena memang selesainya tahun
depan targetnya gitu maksudnya Pak, jadi tidak mangkrak.
- 141 -

KETUA RAPAT:

Baik.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT:

Baik, cukup ya? Oke ya? Sudahlah damailah sudah.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Iyalah.

KETUA RAPAT:

Baik, Pak dari kami sudah cukup Pak ya. Sekarang saya serahkan ke
Pak Hedy ada yang mau dikoreksikah silakan Pak.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Ya Pak, saya ini agak berat, saya tidak ingin memberikan kesan kami
tidak menindaklanjuti apa yang direkomendasikan oleh Komisi V. Di sana ada
permintaan untuk menambah anggaran untuk padat karya Pak. Saya
sampaikan sekarang ini posisi kita dalam men-defense padat karya agar tidak
berkurang Pak, jangankan menambah gitu, karena mau ada potongan itu kan
Pak.

Jadi kalau untuk menambah alokasi program padat karya 109,999%


saya pesimis kan kesannya nanti saya tidak mengikuti rekomendasi Komisi V
gitu Pak.

KETUA RAPAT:

Baik Pak, saya rasa di kesimpulan rapat ini tidak masalah, mana tahu
ada peluang untuk itu, itu tidak masalah.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Ya itu saya sampaikan realitasnya seperti itu.

KETUA RAPAT:
- 142 -

Itu saran saja, kalau ada peluang, kalau tidak ada peluang, Bapak
cukup sampaikan tidak ada peluang, tidak ada dana, cukup Pak.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Siap.

KETUA RAPAT:

Sudah ya?

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Izin Pak Ketua. Pak Ketua, nyambung Pak. Yang Nomor 2 ini.

KETUA RAPAT:

Nomor 2?

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Ya Pak.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. TRISASONGKO


WIDIANTO, Dipl.HE.):

Ini kan Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi untuk meningkatkan
sinkronisasi, boleh Pak, tapi begitu koordinasi terkait program...(rekaman
suara kurang jelas) serta menambahkan alokasi padat karya kan kami tidak
ada kegiatan padat karya.

Itu Pak terima kasih Pak.

KETUA RAPAT:

Betul, betul. Dipisah saja itu. Kalau gitu sampai di Komisi V DPR RI
sepakat dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi untuk
meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi terkait program prioritas nasional.
Cukup titik di situ. Sertanya, sertanya itu nanti di poin sendiri saja kalau mau
diikutkan atau kita hilangkan saja seperti apa yang tadi disampaikan oleh Pak
Hedy tadi saya tanya teman-teman dulu? Pak Jhoni? Dihilangkan atau kita
tambah satu poin lagi? Apabila memungkinkan bisa juga kalimat di depannya
atau kata-kata di depannya.
- 143 -

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Saya kira begini Pimpinan, tidak perlu kita menambahkan apabila


memungkinkan. Memungkinkan itu bisa saja terjadi. Seperti yang kemarin
refocusing tahun 2020 terjadi penghematan pengurangan anggaran, tapi
justru padat karya di Sumber Daya Air menjadi bertambah. Bisa saja besok di
tahun 2021 ini terjadi di Bina Marga ya begitu, jadi tidak perlu.

KETUA RAPAT:

Ya sudah, kalau gitu seperti tadi buat poin satu lagi ya seperti yang tadi
saya sampaikan. Komisi V DPR RI sepakat dengan Dirjen Bina Marga untuk
mengupayakan penambahan alokasi program padat karya tunai yang
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sesuai saran dan
masukan Komisi V DPR RI. Begitu?

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Saya sampaikan Pak bahwa beda Pak kondisi kemarin, kalau kemarin
memang dalam rangka PEN Pak, di mana padat karya itu isu PEN. Kalau
sekarang ini sudah jelas isunya ya satu Pak vaksin Pak itu Pak. Jadi saya
hanya melihat probabilitasnya itu menambah vaksin. Saya tidak mau
terbebani itu Pak terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik, kecuali kalau menurut Pak Hedy tadi sudah pasti tidak mungkin
ditambah ini. Pak Jhoni?

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Menurut saya ini dihapus saja.

KETUA RAPAT:

Poin 3 ini Pak?

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Karena kesimpulan itu mengikat Ketua.

KETUA RAPAT:

Pecahan dari poin 2 tadi. Coba silakan Pak Jhoni.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):


- 144 -

Poin 3 saya kira tidak ada masalah, justru poin 2 yang dihapus. Apa
hubungannya Dirjen Bina Konstruksi terhadap sinkronisasi dan koordinasi
terkait program nasional? Tugasnya hanya pelatihan dan melelang, tidak ada
hubungannya Dirjen Bina Konstruksi untuk meningkatkan sinkronisasi terkait
program prioritas nasional.

Poin 3 justru sebenarnya itu semacam katakanlah good will dari


Komisi kita untuk program padat karya apapun itu, tapi justru saya poin 2 itu
ya sudah tidak guna poin itu, justru lebih apa namanya mind sense kita
terhadap program padat karya, tapi Bina Konstruksi terhadap sinkronisasi dan
koordinasi terkait program prioritas nasional tidak ada hubungannya, orang
Bina Konstruksi hanya melelang kok ya sama melatih-latih apa namanya
vokasi sama sertifikasi itu saja programnya.

KETUA RAPAT:

Nah barangkali prioritas nasional itu kita ganti Pak, karena memang
kalau menurut saya Pak Jhoni, program prioritas nasional itu dibuang Mas ya.
Komisi V DPR RI sepakat dengan Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina
Konstruksi untuk meningkatkan sinkronisasi. Sebetulnya ini jangan sepakat,
Komisi V DPR RI mendorong Dirjen Bina Marga dan Dirjen Bina Konstruksi
untuk meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dalam pelaksanaan lelang,
karena begini Pak Jhoni.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Ya setuju.

KETUA RAPAT:

Yang kita dapatkan di lapangan Pak. Pak, ada kontraktor hitam masih
dimenangkan.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Setuju.

KETUA RAPAT:

Ini saya dapat dari teman-teman Bina Marga. Ada juga teman-teman
Bina Marga bilang “Pak itu di-black list tahun kemarin kenapa masih
menang?” Itu berarti kan teman-teman Bina Konstruksi tidak mendengar
masukan dari teman-teman Bina Marga.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Setuju kalau itu Ketua.

KETUA RAPAT:
- 145 -

Jujur Pak katakan sama saya di sini, terjadi tidak Pak Hedy ini? Apa
perlu saya sebutkan? Tidak perlu Pak. Sudah poin 2 ini bunyinya begitu.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Oke, itu clear.

KETUA RAPAT:

Yang 3 clear?

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Clear, itu hanya mind sense saja itu, tidak ada masalah itu.

KETUA RAPAT:

Supaya nanti ya komunikasilah. Kalau Pak Hedy bilang “Pak jangan


dipakai lagi lah itu kemarin kerjanya tidak selesai putus kontrak, walaupun
penawarannya begitu ya dicari bagaimanalah caranya kan”.

Inilah makanya Pak nanti tindak lanjut dari kesepakatan ini kesimpulan
ini kami akan undang ke sini LKPP, akan undang ke sini apa namanya Komisi
Persaingan Usaha, kita duduk bareng di sini Pak dengan Pak Dirjen Bina
Konstruksi. Tapi namun demikian saya tanya dulu Pak, ini kami semua sudah
clear, semua poin ini saya kembalikan dulu dengan Pak Dirjen Bina Marga
dan Dirjen Bina Konstruksi poin mana yang Bapak tidak setuju dan poin mana
yang sudah disetujui?

Saya persilakan.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Secara prinsip oke Pak.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Atau barangkali supaya dapat jangan mengupayakan penambahan,


mengutamakan cukup. Di kata “penambahan” itu tadi mungkin barangkali
karena...(rekaman suara kurang jelas), tapi kata “mengupayakan” diganti
dengan “mengutamakan” sehingga relatif dia hanya men-...(rekaman suara
kurang jelas). Ya, tadi yang dibilang tidak ada lagi nanti penambahan, dia
kecewa nanti tidak bisa. Jadi kalimat mengutamakan penambahan dikata
mengutamakan saja alokasi program padat karya gitu loh...(rekaman suara
kurang jelas).

KETUA RAPAT:
- 146 -

Ya penambahannya dibuang?

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Ya saya kira itu.


KETUA RAPAT:

ya baik, bijak.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.):

Itu barangkali kan, oke.

KETUA RAPAT:

Beda Pak, orang pemerintah dulu Pak beda pastilah pemahaman


dengan. Saya tahu Pak Jhoni ini dulu tukang periksa-periksa Pak dia, tahu
saya.

Baik, Pak cukup? Pak Hedy cukup? Teman-teman cukup?

(RAPAT: SETUJU)

Maghriblah jangan lupa Maghrib kita. Baik dengan dicapainya


kesimpulan rapat, maka selesailah rapat kita hari ini. Sebelum saya tutup,
silakan mungkin Pak Hedy mewakili Pemerintah untuk menyampaikan kata-
kata penutup atau Pak Dirjen Bina Konstruksi silakan.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr.Ir. HEDY RAHADIAN,


M.Sc.):

Baik, terima kasih Bapak Pimpinan.

Bapak Anggota Komisi V saya lihat kanan kiri Pak biar lengkap. Kami
ucapkan terima kasih atas kerjasamanya, atas dukungannya dan atas saya
kira saran-saran konstruktifnya. Semoga ke depan saya kira kita bisa melalui
anggaran 2021 lebih baik lagi dibanding anggaran 2020.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Pak Dirjen Konstruksi, Dirjen Bina Marga ya.

Saya atas nama Pimpinan dan seluruh Anggota juga menyampaikan


permohonan maaf. Mas Dewo, sebentar Mas, kita belum tutup ini sebentar,
duduk dulu dong, duduk dulu. Ketua masih ngomong ini, belum tutup, sabar
- 147 -

dulu waduh sabar dulu waduh sabar-sabar-sabar, biar rundown rapatnya ini
selesai dulu.

Baik Pimpinan dan seluruh Anggota terima kasih, Pak Dirjen, Pak
Dirjen Bina Marga, Dirjen Bina Konstruksi beserta seluruh jajaran, para
Kepala Balai yang hadir secara virtual maupun Anggota yang hadir secara
virtual.

Saya atas nama Pimpinan mengucapkan terima kasih atas kehadiran


kita semua pada hari ini dan menyampaikan permohonan maaf manakala
dalam rapat ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Dengan mengucap syukur
Alhamdulillaah rapat ini saya tutup.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 17.40 WIB)

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh,


Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua.

a.n Ketua Rapat


SEKRETARIS RAPAT,

ttd.
NUNIK PRIHATIN B, SH.
NIP. 196912021998032002

pn

Anda mungkin juga menyukai