Anda di halaman 1dari 24

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)


MENUJU WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)
TAHUN 2021

AREA V
PENGUATAN PENGAWASAN
5.2.d
SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak
terkait
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

Hari/Tanggal/Jam Rabu/24 Februari 2021/14.30-15.30 WIB


Tempat Ruang Aula Cakra Pengadilan Agama Tangerang
Pimpinan Rapat Dr. H. Buang Yusuf, S.H., M.H.
Peserta Rapat Terlampir

Agenda Rapat :
1. Pembinaan
2. Sosialisasi Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) menuju Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani (WBBM)
3. Sosialisasi Tim Zona Integritas
4. Sosialisasi Rencana Kerja Zona Integritas
5. Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi
6. Sosialisasi Penanganan Benturan Kepentingan
7. Sosialisasi Pengaduan dan Whistleblowing System
8. Sosialisasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Hasil Rapat :
Penyampaian Ketua :
1. Kita harus introspeksi atas keberhasilan yang tertunda dalam meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani (WBBM) pada pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas Tahun 2020 meskipun belum
ada pemberitahuan dari Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Mahkamah
Agung RI;
2. Tahun 2021 kita harus lebih semangat dalam memperbaiki pelayanan kepada masyarakat;
3. Pelayanan terbatas karena covid-19 harus sering dievaluasi atas pelaksanaannya karena akan
mempengaruhi standar layanan, SOP dan hasil survey kepuasan masyarakat;
4. Kita patut bersyukur karena telah menandatangani MoU dengan Pemerintah Walikota Tangerang
untuk pelaksanaan istbat nikah terpadu untuk tahun 2021-2023;
5. Istbat nikah terpadu periode I yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2021 secara virtual
berjalan dengan lancar;
6. Hal tersebut merupakan salah satu wujud komitmen kita dalam meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat;
7. Istbat nikah terpadu periode II yang rencananya akan dilaksanakan tanggal 26 Februari 2021 mudah-
mudahan akan berjalan dengan lancar juga;
8. Pembangunan Zona Integritas di Mahkamah Agung RI sudah dimulai dari sekarang dengan adanya
surat dari Sekretaris Mahkamah Agung RI tanggal 2 Februari 2021 tentang Langkah-langkah Strategis
Pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas Tahun 2021;
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

9. Badan Peradilan Agama telah diawali pada 8 Januari 2021 dengan adanya pembinaan awal tahun dan
penandatanganan Pakta Integritas;
10. Kita pun telah melaksanakan Pembangunan Zona Integritas sejak Januari 2021 dengan kegiatan
Deklarasi Komitmen Bersama Zona Integritas, Deklarasi Maklumat Pelayanan dan Penandatanganan
Pakta Integritas Tahun 2021 tanggal 11 Januari 2021;
11. Tim Pembangunan Zona Integritas akan segera dibuat SK, namun akan saya sampaikan Tim Zona
Integritas berdasarkan hasil rapat bersama karena adanya mutasi Hakim;
12. Tim Pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) menuju Wilayah Birokrasi
Bersih Pengadilan Agama Tangerang Tahun 2021, antara lain :
1. Pembina : Dr. H. Buang Yusuf, S.H., M.H.
2. Ketua Tim : Drs. Cik Basir, S.H., M.H.I.
3. Koordinator Teknikal Zona Integritas : Dedeh Hotimah, S.Ag., M.H.
4. Koordinator Operasional Zona Integritas : Mohamad Syarif, S.E.
5. Area Manajemen Perubahan
- Koordinator : Hj. Musidah, S.Ag., M.H.I.
- Anggota :
1) Drs. M. Rizal, S.H., M.H.
2) Dra. Hj. Evi Triawianti
3) Hana Nuraeni
4) Hikmah Nurmala, S.H., M.H.
5) Dyah Widoretno, S.H.
6. Area Penataan Tata Laksana
- Koordinator : Dedeh Hotimah, S.Ag., M.H.
- Anggota :
1) Susmakadaranipa, S.Ag., M.H.
2) Jajang Kostalani, S.Ag.
3) Muhlis, S.H., M.H.
4) Hj. Mustainah, S.Pd.I., S.Sy., M.H.
5) Amin Hidayat Sanie
6) Karisma Inugrah, A.Md
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

7. Area Penataan Sistem Manajemen SDM


- Koordinator : Mohamad Syarif, S.E.
- Anggota :
1) Nurwinda Findiani
2) Eka Kurniati Khadam, S.H., M.H.
3) Endah Dwi Wahyuni, S.Pd., S.H., M.Pd.
4) Uus Usnadi
5) Mardianah, S.H.
8. Area Penguatan Akuntabilitas
- Koordinator : Dra. Hj. Absari, M.H.
- Anggota :
1) Drs. H. Syarif Hidayatullah, M.H.
2) Fetty Fatihatun Najihah S.H.I.
3) Julisnaina N. S., S.H.I., M.H.
4) Siti Rodiah, S.H.I, M.H.
5) Siti Jamilah Naufaliani, S.H.
6) Kinanti Ramadhani, A.Md.
9. Area Penguatan Pengawasan
- Koordinator : Dra. Hj. Aprin Astuti, M.S.I.
- Anggota :
1) Drs. Sayuti, M.H.
2) Kumalasari, S.H., M.H.
3) Ratna Triana, S.H.I.
4) Pradnya Paramita, A.Md.
5) Zimmy, A.Md.
6) Eka Novianti, S.H.
10. Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
- Koordinator : Drs. H. Badrudin, M.H.
- Anggota :
1) Dra. Hj. Nikma, M.H.
2) Hj. Yayuk Afiyanah, S. Ag, M.A.
3) Irvan Yunan, S.H.
4) Sitti Hajar, S.H.I., M.H.
5) Ustwah Ika Safitri, S.E.
6) Latifah Ulfa, S.Kom.
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

13. Rencana Kerja Zona Integritas telah dibuat dan akan dibagikan ke masing-masing area;
14. Setiap area harus melaksanakan dan mendokumentasikan seluruh kegiatan;
15. Pada Rencana Kerja yang telah disusun telah dibuat kegiatan Zona Integritas yang akan dilaksanakan
pada tahun 2021;
16. Apabila terdapat kegiatan atau inovasi tambahan yang tidak tertera pada rencana kerja maka harus
dimasukkan pada laporan masing-masing area;
17. Pada area manajemen perubahan langkah aksi/kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu :
1) Menyusun mekanisme pembentukan/ pemilihan tim kerja
2) Melaksanakan rapat pembentukan/ pemilihan tim kerja
3) Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Zona Integritas
4) Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas
5) Penyusunan laporan Kegiatan Zona Integritas
6) Laporan Monitoring dan Evaluasi Zona Integritas
7) Laporan Tindak Lanjut Monitoring dan Evaluasi Zona Integritas
8) Perubahan pola pikir dan budaya kerja
9) Pemilihan Role Model dan Agen Perubahan
18. Area Penataan Tata Laksana langkah aksi/kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu :
1) Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
2) Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP)
3) Peningkatan implementasi e-office dan teknologi informasi dalam pengukuran kinerja, pengelolaan
operasionalisasi manajemen SDM dan pelayanan publik baik aplikasi yang di bagian teknis
keperkaraan maupun administrasi kesekretariatan
4) Pemutakhiran informasi publik
5) Monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi publik
19. Area Penataan Sistem Manajemen SDM langkah aksi/kegiatan yang harus dilaksanakan antara lain:
1) Penyusunan peta jabatan
2) Penyusunan analisis beban kerja dan analisis beban jabatan
3) Monitoring dan evaluasi penempatan pegawai dalam memenuhi kebutuhan jabatan organisasi
terhadap perbaikan kinerja unit kerja
4) Pola mutasi internal melalui Baperjakat
5) Monitoring dan evaluasi mutasi terhadap perbaikan kinerja
6) Penyusunan Training Need Analysis
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

7) Penyusunan Rencana pengembangan kompetensi terhadap kinerja


8) Ikut serta dalam pendidikan dan pelatihan
9) Diklat Di Tempat Kerja/Sosialisasi/Briefing
10)Monitoring dan evaluasi pengembangan kompetensi terhadap kinerja
11)Penyusunan sasaran target kerja pegawai dan kinerja individu
12)Pengukuruan kinerja individu secara periodic
13)Pengisian dokumen izin ke luar kantor
14)Pemberlakuan absensi istirahat
15)Teguran bagi pegawai yang sering terlambat masuk kerja
16)Pemutakhiran Data Pegawai pada Sistem Aplikasi Kepegawaian
20. Langkah aksi/kegiatan Area Penguatan Akuntabilitas, diantaranya :
1) Rapat Penyusunan Dokumen Perencanaan
2) Monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja
3) Penyusunan Rencana Strategis 2020 – 2024
4) Penyusunan Rencana Kerja Tahun 2021
5) Penyusunan Penetapan Perjanjian Kinerja Tahun 2021
6) Penyusunan Indikator Kinerja Utama Tahun 2021
7) Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah secara tepat waktu
21. Langkah aksi/kegiatan Area Penguatan Pengawasan, diantaranya :
1) Public campaign pengendalian gratifikasi
2) Pembentukan unit pengendali gratifikasi
3) Implementasi pengendalian gratifikasi
4) Pembangunan Lingkungan Pengendalian
5) Penyusunan identifikasi dan penanganan risiko
6) Sosialisasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
7) Implementasi kebijakan pengaduan
8) Klarifikasi/tindak lanjut pengaduan masyarakat
9) Monitoring dan evaluasi penanganan pengaduan
10)Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi penanganan pengaduan
11)Internalisasi Whistle Blowing System (WBS)
12)Implementasi kebijakan Whistle Blowing System (WBS)
13)Monitoring dan evaluasi penanganan Whistle Blowing System (WBS)
14)Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi penanganan Whistle Blowing System (WBS)
15)Penyampaian LHKPN dan LHKASN elektronik secara tepat waktu
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

22. Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik langkah aksi/kegiatan yang harus dilaksanakan antara
lain:
1) Penyusunan standar pelayanan
2) Deklarasi Maklumat Pelayanan
3) Penyusunan Standar Operasional Prosedur pelaksanaan standar pelayanan
4) Reviu Standar Operasional Prosedur pelaksanaan standar pelayanan dan kebijakan standar
pelayanan
5) Sosialisasi/DDTK/Briefing pelayanan prima
6) Kemudahan layanan informasi
7) Mekanisme dan pemberian punishment (sanksi)/reward bagi pelaksana layanan serta pemberian
kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar
8) Sarana Layanan Terintegrasi
9) Inovasi layanan
10)Pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat dan Survei Persepsi Anti Korupsi
11)Tindak lanjut hasil Survei Kepuasan Masyarakat dan Survei Persepsi Anti Korupsi
23. Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi :
- Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni uang, barang, arabt (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-
cuma dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, yang
dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik;
- Gratifikasi dalam kedinasan adalah hadiah/fasilitas resmi dari penyelenggaraan kegiatan yang
diberikan kepada Aparatur Pengadilan Agama Tangerang dalam suatu kegiatan tertentu sebagai
penghargaan atau keikutsertaan atau kontribusinya dalam kegiatan tersebut;
- Penerima Gratifikasi adalah Aparat di Pengadilan Agama Tangerang, yang menerima
uang/barang/jasa sehubungan dengan implementasi penerimaan dan pemberian dalam konteks
gratifikasi;
- Formulir Pelaporan Gratifikasi adalah lembar isian yang ditetapkan oleh KPK dalam bentuk
elektronik atau non elektronik untuk melaporkan penerimaan gratifikasi;
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

- Laporan Gratifikasi adalah dokumen yang berisi informasi lengkap penerimaan gratifikasi yang
dituangkan dalam Formulir Pelaporan Gratifikasi oleh Pelapor dan melampirkan dokumen terkait;
- Unit Pengendali Gratifikasi yang selanjutnya disebut UPG adalah unit yang dibentuk atau ditunjuk
oleh Pimpinan untuk melakukan fungsi pengendalian gratifikasi;
- Tim/Unit Pengendali Gratifikasi Pengadilan Agama Tangerang Tahun 2021 yang sudah ditetapkan,
antara lain :
1) Penanggungjawab : Dr. H. Buang Yusuf, S.H., M.H.
2) Ketua : Drs. Cik Basir, S.H., M.H.I.
3) Sekretaris : Dra. Hj. Aprin Astuti, M.Si.
4) Anggota :
- Dedeh Hotimah, S.Ag., M.H.
- Mohamad Syarif, S.E.
- Susmakadaranipa,S.Ag., M.H.
- Kumalasari, S.H., M.H.
- Irvan Yunan, S.H.
- Fetty Fatihatun Najihah
- Hana Nuraeni
- Nurwinda Findiani
- Ustwah Ika Safitri
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

- Aparatur Pengadilan Agama Tangerang wajib melaporkan segala bentuk penerimaan gratifikasi;
- Setiap gratifikasi kepada Aparatur Pengadilan Agama Tangerang dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajibannya atau
tugasnya dengan ketentuan sebagai berikut :
- Yang nilainya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi
tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;
- Yang nilaninya kurang dari Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa
grtaifikasi tersebut suap dilakukan oleh Penuntut Umum.
- Pidana bagi Aparatur Pengadilan Agama Tangerang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama
20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).
- Ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku, jika penerima melaporkan
gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tinda Pidana Korupsi.
- Penyampaian laporan sebagaiamana dumaksud pada ayat (4) wajib dilakukan oleh penerima
gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut
diterima kepada KPK atau melalui Unit Pengendali Gratifikasi Pengadilan Agama Tangerang
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja yang kemudian diteruskan ke KPK.
- Untuk menghindari ancaman pidana, Aparat Pengadilan Agama Tangerang wajib melaporkan
kepada KPK paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut
diterima atau melalui Unit Pengendali Gratifikasi Pengadilan Agama Tangerang paling lambat 7
(tujuh) hari kerja yang kemudian diteruskan ke KPK.
- Dalam hal gratifikasi berbentuk barang, KPK dapat meminta penerima gratifikasi untuk
menyerahkan uang sebagai kompensasi atas barang yang diterimanya sebesar nilai yang tercantum
dalam Keputusan Pimpinan KPK tentang Penetapan Status Gratifikasi.
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

- Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) dan
penentuan status grtaifikasi diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 dan Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi RI Nomor 2 Tahun
2014 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi sebagaimana telah diubah
dengan Nomor 6 Tahun 2015.

Penyampaian Wakil Ketua :


1. Seperti yang telah disampaikan Pak Ketua bahwa Mahkamah Agung RI telah bergerak dalam
pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas Tahun 2021
2. Diawali oleh Ditjen Badilag yang melaksanakan Penandatanganan Pakta Integritas dan Pembinaan
pada awal Januari 2021
3. Disusul dengan surat Sekretaris Mahkamah Agung RI tentang Langkah-langkah Strategis Pelaksanaan
Pembangunan Zona Integritas Tahun 2021 yang isi suratnya terdiri dari :
1) Melakukan evaluasi mandiri secara komprehensif dan mendalam terhadap komponen pengungkit
dan hasil
2) Meningkatkan komitmen Pimpinan dan komitmen bersama
3) Membuat, mengembangkan dan menetapkan program/kebijakan/inovasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan keadaaan masyarakat setempat
4) Memantau dan memonitoring efisiensi dan efektivitas penerapan program/kebijakan/inovasi
5) Membentuk tim pengembangan inovasi unit kerja
6) Membangun budaya hospitality dan orientasi terhadap pelayanan dengan peningkatan kompetensi
petugas PTSP yang berhadapan langsung dengan masyarakat
7) Menetapkan system reward dan punishment
8) Melaksanakan manajemen media yang baik melalui situs resmi Pengadilan
9) Melakukan pemantauan, tindaklanjut, klarifikasi dan evaluasi pengaduan atau ulasan negatif
10) Melakukan knowledge sharing dengan unit kerja yang telah meraih prediakt WBK/WBBM
4. Selanjutnya Ditjen Badilag melaksanakan Bimbingan Teknis dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Zona Integritas pada tanggal 22 Februari 2021 dengan hasil sebagai berikut :
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

1) TPI dilakukan pada awal Maret 2021 oleh Bawas MARI


2) Hasil Monitoring dan evaluasi Bawas dari beberapa proses, termasuk 6 zona area pembangunan
survei, dan desk evaluasi banyak terdapat temuan atas kegagalan memperoleh predikat WBK.
3) Harus ada self assesment/evaluasi mandiri yg disupervisi ditingkat banding (layak/siap untuk
diusulkan)
4) Pada tahun 2020, yg diusulkan Bawas 548 satker, PA 265 satker, lulus TPI 254, lulus survei 250, 137
presentasi desk evaluasi, 50 memperoleh WBK, 28 diusul WBBM 2 satker yg memperoleh predikat.
5) Formalitas dan kualitas dokumen dan pelaksanaan hrs balance.
6) LKE/dokumen, harus selaras antara rencana, yang telah dilakukan serta pencapaian.
7) Kriteria standar perarea harus terpenuhi karena harus sesuai dengan sistem yang diatur
PermenpanRB, yaitu 80 poin untuk WBK dan 85 poin untuk WBBM melalui pengukuran indikator.
8) Rencana, target, proses dan hasil harus rigid dan deadline, sehingga perlu diatur dan dibangun
sistemnya dan juga harus ada monev secara berkala.
9) Penyederhanaan proses, memangkas proses tanpa melanggar hukum acara, tata kelola yang efektif
dan efisien.
10) Pengelolaan SDM, perencanaan, pengembangan kompetensi pegawai, kebutuhan kompetensi
seluruh pegawai, Hakim, ASN dan pramubhakti (security, PTSP dll). Basis pelayanan meliputi
layanan stakeholder/eksternal dan layanan internal.
11) Aparatur harus merubah mindset, dr konsep kewenangan/hak menjadi pelayanan dengan
keikhlasan dan keramahtamahan.
12) Mekanisme dan sistem harus diperbaharui, contoh; melalui senyum tetapi jg hrs berbanding lurus
dengan pelayanan untuk memenuhi ekspektasi masyarakat atas kebutuhan pelanggan dalam
menggunakan jasa layanan peradilan.
13) Inovasi, salah satu poin concern diskusi TPN dlm desk evaluasi.
14) Diharapkan, inovasi hadir atas kebutuhan yang disatker oleh masyarakat.
15) Pemetaan resiko atas permasalahan dalam penyelesaian kebutuhan sesuai karakteristik masyarakat
(proyek perubahan, kegiatan role model harus balance dgn inovasi).
16) Komponen hasil, survei eksternal hrs dilakukan oleh pihak eksternal, nilai komponen hasil hrs
standar 3,6 (90%).
17) IPK dn IKM, survei oleh Bawas jika tdk memungkinkan mk dpt dilakukan oleh satker scr online,
survei mandiri responden atau mekanisme evaluasi secara manual melalui tanggapan yg dilakukan
oleh KemenpanRB.
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

18) Banyak satker kekurangan dalam mengumpulkan responden sebesar 100 atau minimal 30
responden.
5. Dari arahan Mahkamah Agung maupun Ditjen Badilag, masih banyak PR yang harus kita kejar namun
jangan patah semangat
6. Selanjutnya akan saya sampaikan terkait benturan kepentingan :
- Benturan Kepentingan adalah situasi dimana Pejabat atau Pegawai Pengadilan Agama Tangerang
memiliki atau patut diduga memiliki kepentingan pribadi terhadap setiap penggunaan wewenang
dalam kedudukan atau jabatannya sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusan serta hasil
kinerja.
- Bentuk Benturan Kepentingan diantaranya :
- Situasi yang menyebabkan Pejabat dan Pegawai menerima gratifikasi atau
pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan;
- Situasi yang menyebabkan Pejabat dan Pegawai menggunakan asset jabatan untuk kepentingan
pribadi/golongan;
- Situasi yang menyebabkan Pejabat dan Pegawai menggunakan informasi rahasia jabatan untuk
kepentingan pribadi/golongan;
- Situasi yang menyebabkan Pejabat atau Pegawai memberikan akses khusus kepada pihak
tertentu tanpa mengikuti prosedur yang telah ditetapkan;
- Situasi yang menyebabkan Pejabat atau Pegawai dalam proses pengawasan tidak mengikuti
prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi;
- Situasi yang menyebabkan Pejabat atau Pegawai menyalahgunakan jabatan;
- Situasi yang memungkinkan Pejabat atau Pegawai menggunakan diskresi yang
menyalahgunakan wewenang;
- Situasi dimana terdapat hubungan afiliasi/kekeluargaan antara Pejabat atau Pegawai dengan
pihak lainnya yang memiliki kepentingan atas keputusan/tindakan.
- Jenis Benturan Kepentingan, antara lain :
- Kebijakan dari Pejabat atau Pegawai yang berpihak akibat pengaruh, hubungan dekat,
ketergantungan dan/atau pemberian gratifikasi;
- Pemberian Izin dari Pejabat atau Pegawai yang diskriminatif;
- Pemilihan rekanan kerja oleh Pejabat atau Pegawai berdasarkan keputusan yang tidak
professional;
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

- Pejabat atau Pegawai melakukan komersialisasi pelayanan publik;


- Pejabat atau Pegawai menggunakan asset dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi;
- Pejabat dan Pegawai melakukan pengawasan tidak sesuai norma standar dan prosedur;
- Pejabat dan Pegawai menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang
dinilai;
- Putusan Pengadilan yang dipengaruhi oleh Pihak yang terlibat dalam kasus persidangan.
- Sumber penyebab benturan kepentingan dapat berupa :
- Penyalahgunaan wewenang, yaitu penyelenggara negara membuat keputusan atau tindakan
yang tidak sesuai dengan tujuan atau melampaui batas-batas pemberian wewenang yang
diberikan oleh peraturan perundang-undangan;
- Perangkapan jabatan, yaitu seorang penyelenggara negara menduduki dua atau lebih jabatan
publik sehingga tidak dapat menjalankan jabatannya secara profesional, independen, dan
akuntabel;
- Hubungan afiliasi (pribadi atau golongan), yaitu hubungan yang dimiliki oleh seorang
penyelenggara negara dengan pihak tertentu baik karena hubungan darah, hubungan
perkawinan maupun hubungan pertemanan yang dapat mempengaruhi keputusannya;
- Gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat,
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya;
- Kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi pencapaian tujuan
pelaksanaan kewenangan penyelenggara negara yang disebabkan karena aturan, struktur dan
budaya organisasi yang ada.
- Pencegahan Benturan Kepentingan diantaranya :
- Dilarang ikut serta dalam proses pengambilan keputusan apabila terdapat potensi adanya
Benturan Kepentingan;
- Dilarang memanfaatkan jabatan untuk memberikan perlakuan istimewa kepada keluarga,
kerabat, kelompok dan/atau pihak lain;
- Dilarang memegang jabatan lain yang patut diduga memiliki Benturan Kepentingan, kecuali
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

- Dilarang melakukan transaksi dan/atau menggunakan asset Pengadilan Agama Tangerang


untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan;
- Dilarang menerima, memberi, menjanjikan hadiah (cinderamata) dan atau hiburan
(entertainment) dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan kedudukannya termasuk dalam
rangka hari raya keagamaan atau acara lainnya;
- Dilarang mengijinkan mitra kerja atau pihak lainnya memberikan sesuatu dalam bentuk apapun
kepada Aparat Pengadilan Agama Tangerang;
- Dilarang menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang melebihi dan atau bukan
haknya dari pihak manapun dalam rangka kedinasan atau hal-hal yang dapat menimbulkan
potensi Benturan Kepentingan;
- Dilarang bersikap diskriminatif dan tidak adil serta melakukan kolusi untuk memenangkan satu
atau beberapa pihak dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Pengadilan Agama
Tangerang.
- Mekanisme Pelaporan Benturan Kepentingan yakni :
- Pejabat atau Pegawai yang terlibat atau memiliki potensi untuk terlibat secara langsung situasi
dalam benturan kepentingan harus melaporkan kepada Atasan Langsung masing-masing
dengan meyampaikan Surat Pernyataan Potensi Benturan Kepentingan dan bukti-bukti terkait.
Selanjutnya Atasan Langsung memeriksa kebenaran atas laporan tersebut paling lambat 3 (tiga)
hari kerja. Apabila hasil dari pemeriksaan tersebut tidak benar, maka keputusan dan/atau
tindakan pejabat yang melaporkan tetap berlaku dan apabila hasil pemeriksaan benar, maka
dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja keputusan dan/atau tindakan tersebut ditinjau kembali
oleh atasan dari atasan langsungnya. Pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan dari
tindaklanjut hasil pemeriksaan terjadinya benturan kepentingan dilaksanakan oleh Kepala
Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI’
- Pelaporan melalui Whistleblowing System Mahkamah Agung RI dilakukan apabila pelapor
adalah Pejabat atau Pegawai Pengadilan Agama Tangerang atau pihak-pihak lainnya (Mitra
Kerja dan Masyarakat Pencari Keadilan) yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung,
namun mengetahui adanya atau potensi adanya Benturan Kepentingan di Pengadilan Agama
Tangerang.
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

7. Selanjutnya terkait pengaduan dan whistleblowing system :


- Pengaduan (Whistleblowing System) diatur pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 9 Tahun 2016
tentang Pedoman Penanganan Pengaduan (Whistleblowing System)
- Pengaduan adalah laporan yang mengandung informasi atau indikasi terjadinya Pelanggaran
terhadap Kode Etik dan pedoman perilaku Hakim, Pelanggaran Kode Etik dan pedoman perilaku
Panitera dan Jurusita, Pelanggaran terhadap Kode Etik dan kode perilaku pegawai Aparatur Sipil
Negara, Pelanggaran hukum acara atau Pelanggaran terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil atau
peraturan disiplin militer, maladministrasi dan pelayanan publik dan/atau Pelanggaran
pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara.
- Meja Pengaduan adalah unit kerja khusus yang ditunjuk untuk menangani Pengaduan di
Mahkamah Agung atau Badan Peradilan yang berada dibawahnya. Meja Pengaduan bertugas
melayani dan menerima Pengaduan serta memberikan informasi lain yang diperlukan masyarakat
atau Pelapor berkaitan dengan proses penanganan Pengaduan.
- Pihak terkait adalah Hakim atau pegawai Aparatur Sipil Negara di Mahkamah Agung atau badan
peradilan yang berada dibawahnya yang meskipun tidak ditunjuk sebagai pihak yang diadukan
oleh Pelapor di dalam Pengaduannya tetapi karena kedudukan, tugas dan fungsinya ada
keterkaitan dengan masalah yang diadukan.
- Pelanggaran adalah sikap, ucapan dan/atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang Hakim atau
pegawai Aparatur Sipil Negara di lingkungan badan peradilan yang bertentangan dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku, Kode Etik dan pedoman perilaku, serta petunjuk
atau pedoman pelaksanaan tugas.
- Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tim pemeriksa dengan cara
meminta keterangan kepada Pelapor, Terlapor, Saksi-Saksi dan pihak-pihak terkait lainnya untuk
mendapatkan dokumen-dokumen terkait (surat atau elektronik), barang bukti, dan observasi
lapangan yang dihimpun dan kemudian dianalisa guna memberi keyakinan kepada tim pemeriksa
tentang terbukti atau tidaknya suatu dugaan pelanggaran;
- Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tim pemeriksa dengan cara
meminta keterangan kepada Pelapor, Terlapor, Saksi-Saksi dan pihak-pihak terkait lainnya untuk
mendapatkan dokumen-dokumen terkait (surat atau elektronik), barang bukti, dan observasi
lapangan yang dihimpun dan kemudian dianalisa guna memberi keyakinan kepada tim pemeriksa
tentang terbukti atau tidaknya suatu dugaan pelanggaran.
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

- Konfirmasi adalah tindakan meminta informasi kepada Pelapor untuk memperjelas suatu
laporan/Pengaduan.
- Klarifikasi adalah tindakan meminta tanggapan atau penjelasan mengenai hal yang diadukan
kepada Terlapor dan/atau pihak terkait.
- Rekomendasi adalah usul atau saran dari tim pemeriksa kepada pejabat yang berwenang mengenai
keputusan yang harus diambil berdasarkan hasil pemeriksaan.
- Tindak lanjut adalah kegiatan lanjutan yang wajib dilakukan oleh pimpinan atau pejabat pada unit
kerja yang berwenang atas rekomendasi atau saran aparat pengawasan berdasarkan Pengaduan
atau temuan hasil pemeriksaan.
- Rehabilitasi adalah pemulihan kehormatan dan nama baik Terlapor bilamana berdasarkan hasil
pemeriksaan dinyatakan tidak terbukti melakukan pelanggaran.
- Pejabat pembina kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai Aparatur Sipil Negara di lingkungan
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya.
- Pelapor dan/atau whistleblower adalah Pegawai ASN, Hakim, dan/atau masyarakat lainnya yang
mengungkapkan dugaan pelanggaran, ketidakjujuran atau pelanggaran terhadap Kode Etik dan
pedoman perilaku Hakim, Kode Etik dan pedoman perilaku Panitera dan Jurusita, Kode Etik dan
pedoman perilaku pegawai Aparatur Sipil Negara, pelanggaran hukum acara, pelanggaran
terhadap disiplin Pegawai Negeri Sipil atau peraturan disiplin militer, maladministrasi dan
pelayanan publik serta pelanggaran Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara pada
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya.
- Terlapor adalah Hakim atau pegawai Aparatur Sipil Negara di Mahkamah Agung atau badan
peradilan yang berada dibawahnya yang oleh Pelapor di dalam Pengaduannya secara tegas
ditunjuk sebagai pihak yang diadukan karena diduga melakukan pelanggaran, atau dalam hal di
dalam Pengaduan tidak ditunjuk secara spesifik pihak yang diadukan, maka Terlapor adalah
Hakim atau pegawai Aparatur Sipil Negara di Mahkamah Agung atau badan peradilan yang
berada dibawahnya yang karena kedudukan, tugas dan fungsinya harus dipandang sebagai pihak
yang bertanggung jawab terhadap suatu pelanggaran yang diadukan.
- Saksi adalah pihak yang diajukan oleh Pelapor atau Terlapor atau yang menurut tim pemeriksa
dianggap perlu untuk didengar keterangannya karena dipandang mengetahui atau memiliki
informasi tentang terjadinya suatu pelanggaran.
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

- Aplikasi Sistem Informasi Pengawasan Mahkamah Agung Republik Indonesia (SIWAS MA-RI)
adalah aplikasi pengelolaan Pengaduan yang disediakan oleh Badan Pengawasan Mahkamah
Agung Republik Indonesia.
- Aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian (SIKEP) adalah merupakan informasi data kepegawaian
berbasis elektronik di lingkungan Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada
dibawahnya.
- Tujuan penanganan Pengaduan adalah untuk merespon Pengaduan baik yang berasal dari
masyarakat, instansi lain di luar pengadilan, maupun dari internal pengadilan, agar citra dan
wibawa lembaga peradilan tetap terjaga dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan
meningkat.
- Pengaduan dapat disampaikan melalui aplikasi SIWAS MA-RI pada situs Mahkamah Agung,
layanan pesan singkat/SMS, surat elektronik (e-mail), facsimile, telepon, meja Pengaduan, surat
dan/atau kotak Pengaduan.
- Seluruh pengaduan yang diterima oleh Mahkamah Agung, Pengadilan Tingkat Banding dan
Pengadilan Tingkat Pertama, harus dimasukkan ke dalam aplikasi sistem informasi Badan
Pengawasan baik oleh Pelapor secara mandiri maupun secara elektronik atau oleh petugas meja
Pengaduan pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya.
- Tingkat Pertama dapat melaksanakan klarifikasi apabila mendapatkan delegasi dari Badan
Pengawasan Mahkamah Agung RI;
- Dalam hal Badan Pengawasan mendelegasikan penanganan Pengaduan kepada Pengadilan Tingkat
Pertama, surat perintah kepada Pengadilan Tingkat Pertama ditembuskan kepada Pengadilan
Tingkat Banding setempat.
- Pengadilan Tingkat Pertama berwenang menangani administrasi Pengaduan baik yang ditujukan
langsung kepada Pengadilan Tingkat Pertama maupun atas dasar delegasi yang berkaitan dengan
hakim dan/atau pegawai Aparatur Sipil Negara.
- Dalam hal suatu Pengaduan ditujukan kepada Pimpinan Mahkamah Agung atau Pimpinan
Pengadilan Tingkat Banding, Pengadilan Tingkat Pertama hanya berwenang untuk menerima dan
mencatat Pengaduan tersebut. Pengadilan Tingkat Pertama wajib meneruskan Pengaduan tersebut
kepada Mahkamah Agung atau Pengadilan Tingkat Banding paling lambat dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari sejak Pengaduan diterima.
- Satuan kerja pada Mahkamah Agung selain Badan Pengawasan yang menerima Pengaduan, wajib
meneruskan Pengaduan tersebut kepada Badan Pengawasan dalam jangka waktu paling lambat 7
(tujuh) hari sejak Pengaduan diterima.
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

- Pengadilan Tingkat Pertama wajib menyampaikan setiap perkembangan penanganan Pengaduan


kepada Badan Pengawasan melalui aplikasi SIWAS Mahkamah Agung RI.
- Setiap Pengaduan yang diterima, diberikan nomor register melalui aplikasi SIWAS MA-RI.
- Nomor register Pelapor digunakan sebagai identitas Pelapor untuk melakukan komunikasi antara
pihak Pelapor dengan penerima laporan.
- Petugas meja Pengaduan pada Pengadilan Tingkat Pertama yang menerima Pengaduan wajib
memasukkan ke dalam Aplikasi SIWAS Mahkamah Agung RI .
- Petugas meja Pengaduan yang tidak memasukkan atau memasukkan informasi Pengaduan tidak
sebagaimana mestinya dikenakan sanksi administrasi sesuai peraturan perundangan.
8. Terkahir terkait Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) :
- Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
- Unsur-unsur SPIP antara lain :
1. Lingkungan Pengendalian, terdiri dari :
1) Penegakan integritas dan etika
2) Komitmen terhadap kompetensi
3) Kepemimpinan yang kondusif
4) Struktur organisasi sesuai kebutuhan
5) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
6) Kebijakan pembinaan SDM yang sehat
7) Peran APIP yang aktif
8) Hubungan kerja yang baik
2. Penilaian Risiko
3. Kegiatan Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan Pengendalian Terpisah
- Tahun 2020 akhir Mahkamah Agung telah memeriksa Pengadilan Agama Tangerang atas
pertanggungjawaban keuangan DIPA yang disebut dengan PIPK
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 25/09/2017 30/10/2018 30/10/2018

- Penilaian atau identifikasi risiko telah kita susun sehingga setiap bagian harus melaksanakannya
- Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) telah kita bentuk juga yaitu :
1) Penanggung jawab : Dr. H. Buang Yusuf, S.H., M.H.
2) Ketua : Drs. Cik Basir, S.H., M.H.I.
3) Sekretaris : Hj. Musidah, S.Ag., M.H.
4) Anggota :
- Dedeh Hotimah, S.Ag., M.H.
- Mohamad Syarif, S.E.
- Susmakadaranipa, S.Ag., M.H.
- Irvan Yunan, S.H.
- Kumalasari, S.H., M.H.
- Nurwinda Findiani
- Hana Nuraeni
- Fetty Fatihatun Najihah

9. Masukan dan Tanggapan


Masukan :
1) Bu Hj. Musidah : Bagaimana jika Kita melaksanakan study banding ke Pengadilan Agama Jakarta
Pusat dan Jakarta Selatan
2) Bu Hj. Aprin : Pelayanan terbatas yang saat ini telah berjalan diharapkan dapat evaluasi karena akan
berpengaruh terhadap survey kepuasan masyarakat
3) Pak Badruddin : harus dilakukan briefing terhadap petugas PTSP secara rutin

Tanggapan Pimpinan :
1) Study banding akan kita jadwalkan setelah pelaksanaan istbat nikah terpadu tahap II
2) Pelayanan terbatas akan kami evaluasi bersama dengan Tim Kepaniteraan
3) Pak Wakil Ketua saya tunjuk untuk melaksanakan briefing dan pengawasan atas pelayanan PTSP
PENGADILAN AGAMA TANGERANG

NOTULEN RAPAT
Kode Dokumen Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif
FM/AM/04/02 30/10/2018 -- 30/10/2018

PEMBAHASAN :

Penanggung Tgl. Penyelesaian


No. Uraian Pembahasan Tindak Lanjut Target Penyelesaian
Jawab (Status)

1. Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) - Setiap area harus melaksanakan kegiatan Setiap bulan Koordinator Dalam Proses
menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) sesuai rencana kerja Area
pada Pengadilan Agama Tangerang - Masing-masing area melaksanakan
monitoring dan evaluasi
- Membuat laporan capain kerja setiap bulan
2. Knowledge sharing kepada unit kerja yang telah meraih Permohonan sturdy banding Maret Wakil Ketua Dalam Proses
predikat WBBM

3. Peningkatan pelayanan Evaluasi pelayanan terbatas karena covid-19 Maret Panitera Dalam Proses

4. Peningkatan kompetensi petugas PTSP Briefing petugas PTSP Maret Wakil Ketua Dalam Proses

5. Pemutakhiran eviden Zona Integritas Upload pada pmpzi.mahkamahagung.go.id Maret Koordinator Dalam Proses
Area

Tangerang, 24-02-2021
Dibuat Oleh, Diketahui Oleh,

(Nurwinda Findiani) ( Dr. H. Buang Yusuf, S.H., M.H. )


Notulis Pimpinan Rapat
PEMBINAAN DAN SOSIALISASI PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
RABU, 24 FEBRUARI 2021

Anda mungkin juga menyukai