Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN IMPLEMENTASI

AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI

SISTEM INFORMASI PERJALANAN DINAS (SI-PeDis)


LINGKUP SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN LOMBOK TENGAH

OLEH :
HENY YULIANA EDY RIUNG, S.STP., M.Si.
NIP. 198007011998102001

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


ANGKATAN KE-1 TAHUN 2023

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN KE-1
TAHUN 2023

JUDUL : SISTEM INFORMASI PERJALANAN DINAS (Si-PeDis) LINGKUP


SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
NAMA : HENY YULIANA EDY RIUNG, S.STP., M.Si.
NIP : 198007011998102001
PANGKAT/GOLONGAN : PEMBINA TINGKAT I (IV/B)
JABATAN : KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN
UNIT KERJA : SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Disetujui untuk diujikan dalam Seminar Laporan Aksi Perubahan Kinerja Organisasi yang
dilaksanakan pada tanggal Oktober 2023 di Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Mataram, Oktober 2023


Coach, Mentor,

Drs. FARIS IHSAN, M.Si. Drs. H. MUHAMAD ZARKASI


NIP. 196209151990101004 NIP. 196607061993031015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN KE-1
TAHUN 2023

JUDUL : SISTEM INFORMASI PERJALANAN DINAS (Si-PeDis) LINGKUP


SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
NAMA : HENY YULIANA EDY RIUNG, S.STP., M.Si.
NIP : 198007011998102001
PANGKAT/GOLONGAN : PEMBINA TINGKAT I (IV/B)
JABATAN : KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN
UNIT KERJA : SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Disahkan berdasarkan hasil Seminar Laporan Aksi Perubahan Kinerja Organisasi yang
dilaksanakan pada tanggal Oktober 2023 di Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Mataram, Oktober 2023


Penguji, Mentor,

Drs. H. BACHRUDDIN, M.Si Drs. H. MUHAMAD ZARKASI


NIP. 195909271987031009
NIP. 196607061993031015

Kepala
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Nusa Tenggara Barat,

Dr. H. ASHARI, S.H, M.H.


NIP. 196612311986031105
ABSTRAK

Beberapa permasalahan yang muncul dalam evaluasi pengelolaan keuangan salah


satunya adalah perjalanan dinas. Permasalahan yang selalu menjadi sorotan antara lain
pemborosan anggaran, penyalahgunaan wewenang, korupsi, ketidak efektifan yang
keseluruhan permasalahan tersebut terangkum dalam administrasi pertanggung
jawaban. Pengadministrasian ini menjadi sangat penting untuk diselenggarakan secara
optimal mengingat tingginya mobilitas pada Sekretariat Daerah dalam melaksanakan
koordinasi untuk keperluan tugas pemerintahan akan melakukan beberapa perjalanan
dinas baik di dalam maupun di luar daerah. Gambaran keadaan saat ini adalah masih
ditemuinya isu yaitu kurang efektifnya pelayanan administrasi perjalanan dinas. Hal ini
dapat diketahui dari pelayanan yang masih dilaksanakan dengan cara konvensional
yang kesemuanya dilaksanakan secara manual. Sistem manual memerlukan tenaga
ekstra, memakan banyak waktu serta dari sisi manajemen kurang representatif sehingga
apabila diperlukan, dokumen-dokumen dalam bentuk fisik akan sulit untuk ditemukan,
digandakan dan dicari untuk kepentingan manajemen itu sendiri. Untuk menjawab
kondisi tersebut yang dibutuhkan saat ini adalah terwujudnya percepatan pelayanan
administrasi perjalanan dinas berbasis elektronik, Dengan dibuatnya aplikasi Sistem
Informasi Perjalana Dinas (Si-PeDis) diharapkan dapat meningkatkan kinerja
pengadministrasian laporan perjalanan dinas sehingga memudahkan dalam memenuhi
persyaratan administrasi laporan perjalan Dinas di lingkup Sekretariat Daerah
Kabupaten Lombok Tengah. Aplikasi tersebut ditindaklanjuti dengan melaksanakan
sosialisasi bagi para Pejabat Fungsional dan User Bagian Lingkup Setda Lombok
Tengah, sehingga secara keseluruhan memiliki pemahaman yang sama terkait aplikasi
Si-PeDis. Pemahaman tersebut diaktualisasikan dalam bentuk uji coba penggunaan
yang masih dilakukan secara lokal online (dikarenakan slot pada server Dinas Kominfo
yang sudah full sehingga harus menunggu pengadaan server baru ) yang mana uji coba
tersebut sudah berhasil dilaksanakan dan sesuai dengan output dan outcome yang
diinginkan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat
kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan Laporan Aksi
Perubahan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Penyusunan Aksi Perubahan merupakan salah satu kewajiban bagi Peserta
Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan I Tahun 2023 sebagai langkah aktualisasi
kepemimpinan untuk menjawab permasalahan yang terjadi saat ini terkait dengan tugas
pokok dan fungsi pada Bagian Perencanaan & Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten
Lombok Tengah. Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Tengah.
2. Asisten Administrasi Umum Kabupaten Lombok Tengah.
3. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi NTB.
4. Widyaiswara Pembimbing selaku Coach yang telah memberikan bimbingan dan
persetujuan terhadap proyek perubahan.
5. Seluruh jajaran panitia penyelenggara Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan
I Tahun 2023 Provinsi NTB.
6. Bapak/Ibu Widyaiswara pada BPSDM Provinsi NTB.
7. Seluruh pejabat struktural beserta pegawai dan Staf pada lingkup Sekretariat Daerah
Kabupaten Lombok Tengah.
8. Rekan-rekan semua peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan I Tahun
2023 Provinsi NTB.
9. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari sebagai manusia biasa, tak luput dari salah dan lupa. Oleh
karena itu, saya menerima dengan lapang dada, segala kritik dan saran yang membangun
demi sempurnanya penyusunan Aksi Perubahan ini. Akhir kata, semoga proyek perubahan
yang sederhana ini dapat memberi manfaat dan menjadi referensi bagi yang membutuhkan.

Mataram, Oktober 2023


Peserta PKA Angkatan I
Provinsi NTB,

HENY YULIANA ER, S.STP, M.Si


NIP. 198007011998102001

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK………………………………………………………………………………………. i KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. iii BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………… 1 LATAR
BELAKANG……………………………………………………………………………… 1
A. AREA AKSIPERUBAHAN……………………………………………………………… 3
B. TUJUAN AKSI PERUBAHAN………………………………………………………….. 4
C. MANFAAT AKSI PERUBAHAN…………………………………………………………4
D. RUANG LINGKUP AKSI PERUBAHAN………………………………………………. 5
BAB II ANALISIS MASALAH 6
A. PROFIL KINERJA ORGANISI……………………………………............................. 6
B. ANALISIS MASALAH KINERJA………………………………………………………14
C. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH……………………………………………18
i. Terobosan Inovasi…………………………………………………………………….18
ii. Sumber Daya…………………………………………………………………………19
iii. Milestone Kegiatan dan Manajemen Resiko……………………………………..27
iv. Strategi Pengembangan Kompetensi Dalam Aksi Perubahan…………………29
D. PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN
RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN POTENSI DIRI…………………… 30
BAB III KEPEMIMPINAN KINERJA ORGANISASI 31
A. IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN KINERJA ORGANISASI……………………31
B. KETERKAITAN MATA PELATIHAN PILIHAN DENGAN
DENGAN AKSI PERUBAHAN………………………………………………………38
C. PELAKSANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI
DALAM AKSI PERUBAHAN…………………………………………………………46
BAB IV HASIL AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI 48
A. JADWAL KEGIATAN…………………………………………………………………..48
B. REALISASI STRATEGI PENERAPAN AKSI PERUBAHAN………………………49
C. HASIL CAPAIAN KEPEMIMPINAN AKSI PERUBAHAN………………………….50
D. MANFAAT AKSI PERUBAHAN……………………………………………………. . 55
E. DISEMINASI DAN PUBLIKASI AKSI PERUBAHAN……………………………… 56
BAB V PENUTUP 57
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………… 57
B. REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT……………………………… 57
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….. 58
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Bupati Lombok Tengah Nomor 69 Tahun 2021 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah
menyebutkan bahwa tugas Bagian Perencanaan dan Keuangan adalah melaksanakan
penyiapan pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengkoordinasian
pelaksanaan tugas dan pemantauan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan, keuangan dan pelaporana lingkup Sekretariar daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan daerah bidang perencanaan, keuangan dan pelaporan;
b. Pelaksanaan tugas Sekretariat Daerah di bidang perencanaan, keuangan dan
pelaporan;
c. Pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait pencapaian tujuan
kebijakan dibidang perencanaan, keuangan dan pelaporan;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Assisten Administrasi Umum yang
berkaitan dengan tugasnya.
Salah satu fungsi dari Bagian Perencanaan dan Keuangan adalah terkait dengan
pengadminstrasian pengelolaan keuangan lingkup Sekretariat Daerah.
Penyelenggaraan pemerintah saat ini adalah reformasi disegala bidang yang mana
dengan pesatnya kemajuan dibidang teknologi informasi telah melahirkan perubahan
tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan ini, peran
aparatur pemerintah daerah sebagai salah satu unsur penyelenggaraan pemerintahan
tidak luput dari tuntutan untuk melakukan berbagai perubahan.
Untuk mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good
governance), pemanfaatan teknologi informasi didalam kegiatan pemerintahan tidak
dapat dihindarkan. Perjalanan dinas menggunakan system aplikasi berbasis IT di dalam
kegiatan pemerintahan merupakan salah satu jawaban untuk meningkatkan pengelolaan
administrasi perjalanan dinas yang efektif, akuntabel dan memudahkan dalam
pengarsipan dokumen pertanggung jawaban perjalanan dinas.
Beberapa permasalahan yang muncul dalam evaluasi pengelolaan keuangan
adalah terkait dengan Perjalanan Dinas. Perjalanan dinas pemerintah daerah dapat
menimbulkan berbagai permasalahan, antara lain: Pemborosan anggaran,
Penyalahgunaan wewenang, korupsi, ketidakefisienan, Ketidakefektifan. Keseluruhan
permasalahan tersebut terangkum dalam adminsitrasi pertanggung jawaban.
Pengadministrasian ini menjadi sangat penting untuk diselenggarakan secara optimal
mengingat tingginya mobilitas pada Sekretariat Daerah dalam melaksanakan koordinasi
untuk keperluan tugas pemerintahan akan melakukan beberapa perjalanan dinas baik di
dalam maupun di luar daerah.
Sebagaimana telah tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 113/PMK.05/2012 Tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi
Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap menyebutkan bahwa
Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut :
selektif, ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja, efisiensi
dan akuntabilitas. Kemudian setelah dilakukan perjalanan Dinas tersebut, pelaksana
perjalanan dinas mempertanggungjawabkan pelaksanaan Perjalanan Dinas kepada
pemberi tugas dan biaya perjalanan Dinas kepada PPK paling lambat lima hari kerja
setelah perjalanan dinas dilaksanakan.
Perjalanan dinas jabatan merupakan perjalanan dinas dari tempat kedudukan ke
tempat yang dituju dan kembali ke tempat kedudukan semula. Dalam hal ini, perjalanan
dinas disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) pejabat/pegawai, termasuk
untuk peningkatan kualitas SDM seperti mengikuti pelatihan, bimbingan teknis, seminar,
dan studi banding.
Berdasarkan kegiatan perjalanan dinas yang dilakukan, memerlukan proses
perencanaan dan penganggaran yang tepat dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Persoalan perjalanan dinas memang selalu menjadi sorotan,
salah satu kegiatan yang sering dijadikan objek pemeriksaan BPK diantaranya adalah
pertanggung jawaban belanja perjalanan dinas pegawai.
Aplikasi Perjalanan dinas adalah suatu Aplikasi yang dikembangkan untuk
menyelenggarakan pelayanan administrasi penerbitan surat perjalanan dinas secara
efektif dan efisien dengan berbasis teknologi informasi, dimana jika pada awalnya secara
umum surat perintah tugas (SPT) dan Surat Perintah perjalanan dinas (SPPD) dilakukan
secara manual maka melalui aplikasi ini penerbitan kedua dokumen tersebut dapat
dilakukan secara terpadu sehingga unsur tertib administrasi, pengendalian dan
pengawasan evaluasi dan pelaporan tentang perjalanan dinas dapat dilakukan dengan
baik.
Gambaran keadaan saat ini adalah masih ditemuinya isu yaitu kurang efektifnya
pelayanan administrasi perjalanan dinas. Hal ini dapat diketahui dari pelayanan yang
masih dilaksanakan dengan cara konvensional. Prosedur SPPD saat ini dimulai dari
perencanaan SPPD, menerbitkan Surat Tugas kemudian setelah dilakukan perjalanan
dinas, hasil kunjungan perjalanan dinas tersebut dituangkan dalam bentuk laporan.
Kesemuanya itu dilaksanakan secara manual.
Sistem manual yang saat ini dijalankan mempunyai banyak kelemahan dan kurang
efektif untuk dilaksanakan secara jangka panjang. Sistem manual memerlukan tenaga
ekstra, memakan banyak waktu serta dari sisi manajemen kurang representatif sehingga
apabila diperlukan, dokumen-dokumen dalam bentuk fisik akan sulit untuk ditemukan,
digandakan dan dicari untuk kepentingan manajemen itu sendiri.
Gambaran keadaan yang diinginkan adalah terwujudnya percepatan pelayanan
administrasi perjalanan dinas berbasis elektronik, dengan dibuatnya sistem aplikasi
berbasis teknologi informasi dan komunikasi, dengan adanya sistem ini diharapkan
dapat meningkatkan kinerja pengadministrasian laporan perjalanan dinas sehingga
memudahkan dalam memenuhi persyaratan administrasi lapora perjalan Dinas di
lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah.
Gagasan yang ingin diwujudkan adalah membuat aplikasi si-Pedis (Sistem Informasi
Perjalana Dinas), yaitu suatu sistem elektronik Surat Perintah Perjalanan Dinas yang
digunakan untuk memudahkan proses perencanaan perjalanan dinas, pembahasan,
penerbitan sampai dengan laporan pertanggungjawaban perjalanan dinas di lingkup
Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka aksi perubahan mengambil judul Si-PeDis
Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Si-Pedis merupakan suatu aplikasi yang
dignakan untuk menyiapkan kelengkapan dokumen perjalan dinas mulai dari awal
perencanaan anggaran, pembahasan, penerbitan surat, sampai dengan penyampaian
laporan perjalanan dinas, dengan harapan agar pengadministrasian SPPD dapat
diselenggarakan secara akuntabel dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

B. Area Aksi Perubahan


Aksi perubahan yang direncanakan diharapkan dapat menjawab permasalahan
yang sering terjadi di Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut, pemerintah daerah perlu melakukan berbagai
upaya, antara lain :
1. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perjalanan dinas
2. Memperketat pengawasan terhadap perjalanan dinas
3. Meningkatkan kualitas perencanaan perjalanan dinas
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas perjalanan dinas
Perjalanan dinas pemerintah daerah yang dilakukan secara transparan, akuntabel,
dan efisien akan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah, yaitu :
1. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah
2. Meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran pemerintah daerah
Dengan demikian, perjalanan dinas pemerintah daerah dapat menjadi salah satu
instrumen untuk mencapai tujuan pembangunan daerah.
Aksi Perubahan merupakan amanat pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran
yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Untuk
mewujudkan sasaran reformasi birokrasi ditetapkan 8 (delapan) area perubahan
menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024
disebutkan 8 (delapan) area reformasi birokrasi sebagai berikut :
1. Manajemen Perubahan.
2. Deregulasi Kebijakan.
3. Penyederhanaan Organisasi.
4. Perbaikan Tata laksana.
5. Penataan SDM Aparatur.
6. Penguatan Akuntabilitas dan Efisiensi Anggaran.
7. Penguatan Pengawasan.
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Berdasarkan pada 8 (delapan) area perubahan tersebut, maka aksi perubahan
berada pada cakupan area perubahan akuntabilitas dan pelayanan publik.

C. Tujuan Aksi Perubahan


Tujuan aksi perubahan untuk pencapaian kinerja dari perjalanan dinas adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perjalanan dinas. Perubahan-perubahan tersebut
dapat berupa perubahan dalam proses pengajuan perjalanan dinas, penjadwalan
perjalanan dinas, dan pelaporan perjalanan dinas. Aksi perubahan melalui si-PeDis
dikatakan efektif dapat membantu organisasi untuk menghemat biaya perjalanan dinas,
meningkatkan produktivitas karyawan, dan mencapai tujuannya dengan lebih cepat dan
efisien.

D. Manfaat Aksi Perubahan


Manfaat aksi perubahan terbagi dalam manfaat internal dan eksternal sebagai
berikut :
1. Manfaat Internal
 Terwujudnya tertib administrasi, tertib anggaran, tertib perencanaan dan tertib
aturan
 Mengurangi penggunaan kertas (paperless)
 Meningkatkan kinerja pelayanan perjalanan dinas Lingkup Sekretariat Daerah
Kabupaten Lombok Tengah
2. Manfaat Eksternal
 Memudahkan dalam melaporkan perjalanan dinas
 Meningkatkan kinerja dalam melakukan koordinasi dan tugas pemerintahan

E. Ruang Lingkup Aksi Perubahan


1. Tujuan Jangka Pendek : (2 bulan)
 Terbentuknya Tim Efektif Aksi Perubahan
 Terwujudnya aplikasi si-PeDis
 Terlaksananya Uji Coba Aplikasi si-PeDis
 Terlaksananya sosialisasi si-PeDis
2. Tujuan Jangka Menengah : (1 tahun)
 Terlaksananya implementasi si-PeDis
 Terwujudnya pelayanan SPPD secara efektif dan akuntabel
3. Tujuan Jangka Panjang : (2 tahun)
 Terlaksananya penyempurnaan aplikasi si-PeDis
 Terlaksananya monitoring dan evaluasi aplikasi si-PeDis
BAB II ANALISIS MASALAH

A. Profil Kinerja Organisasi


Tugas pokok dan fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah,
berdasarkan Peraturan Bupati Lombok Tengah Nomor 69 Tahun 2021, tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah
Kabupaten Lombok Tengah adalah unsur staf.
Struktur organisasi Sekretariat Daerah berdasarkan Peraturan Bupati Lombok
Tengah Nomor 69 Tahun 2021 masing –masing terdiri dari:
A) Sekretaris Daerah
Sekretaris Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyusunan
kebijakan dan pengkoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah serta pelayanan administratif.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Sekretaris Daerah mempunyai fungsi :
1) Pengkoordinasian penyusunan kebijakan Daerah;
2) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah;
3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah;
4) Pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada instansi
Daerah; dan
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
B) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas membantu
Sekretaris Daerah dalam penyusunan kebijakan daerah di bidang pemerintahan dan
hukum, dan pengkoordinasian penyusunan kebijakan daerah di bidang
kesejahteraan rakyat.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi:
1) Penyusunan kebijakan daerah di bidang pemerintahan dan hukum;
2) Pengkoordinasian penyusunan kebijakan Daerah di bidang kesejahtaeraan rakyat;
3) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang pemerintahan,
hukum dan kesejahteraan rakyat;
4) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
pemerintahan dan hukum;
5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait pencapaian
tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan faktor yang mempengaruhi
pencapaian tujuan kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat;
6) Penyiapan pelaksanaan pembinaan administrasi pemerintahan dan
pembangunan serta sumber daya aparatur di bidang pemerintahan, hukum, dan
kesejahteraan rakyat; dan
7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah di bidang
pemerintahan, hukum, dan kesejahteraan rakyat yang berkaitan dengan
tugasnya.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan rakyat yang membawahi :


1. Bagian Tata Pemerintahan
Kepala Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan perumusan
kebijakan daerah, pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah,
pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah, pelaksanaan pembinaan administrasi
di bidang administrasi pemerintahan, administrasi kewilayahan dan kerjasama
daerah dan otonomi daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bagian Tata Pemerintahan
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan daerah di bidang administrasi pemerintahan,
administrasi kewilayahan dan kerja sama daerah dan otonomi daerah;
b. Pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang administrasi
pemerintahan, administrasi kewilayahan dan kerja sama daerah dan otonomi
daerah;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
administrasi pemerintahan, administrasi kewilayahan, kerja sama daerah
dan otonomi daerah;
d. Pengkoordinasian pelaksanaan penyusunan laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah;
e. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
administrasi pemerintahan, administrasi kewilayahan kerja sama daerah dan
otonomi daerah;
f. Pelaksanaan pembinaan administrasi di bidang administrasi pemerintahan,
administrasi kewilayahan kerja sama daerah dan otonomi daerah; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat yang berkaitan dengan tugasnya.

2. Bagian Kesejahteraan Rakyat


Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan
pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengkoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang keagamaan, kesejahteraan sosial dan
kesejahteraan masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bagian Tata Pemerintahan
menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang keagamaan,
kesejahteraan sosial dan kesejahteraan masyarakat;
b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
keagamaan, kesejahteraan sosial dan kesejahteraan masyarakat;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait pencapaian
tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan faktor yang
mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang keagamaan,
kesejahteraan sosial dan kesejahteraan masyarakat; dan
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat yang berkaitan dengan tugasnya.

3. Bagian Hukum
Kepala Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan
daerah, pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengkoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
di bidang perundang-undangan, bantuan hukum dan Hak Asasi Manusia serta
dokumentasi dan informasi hukum.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bagian Hukum
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan daerah di bidang perundang-undangan, bantuan
hukum serta dokumentasi dan informasi hukum;
b. Penyiapan bahan pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang
perundang-undangan, bantuan hukum dan dokumentasi dan informasi
hukum;
c. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah
di di bidang perundang-undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan
informasi hukum;
d. Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang
perundang-undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi
hukum; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat yang berkaitan dengan tugasnya.

C) Asisten Perekonomian dan Pembangunan


Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas membantu Sekretaris
Daerah dalam penyusunan kebijakan daerah dan pengkoordinasian penyusunan
kebijakan daerah di bidang perekonomian dan sumber daya alam, administrasi
pembangunan, pengadaan barang dan jasa.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Asisten Perekonomian dan
Pembangunan mempunyai fungsi :
1) Pengkoordinasian penyusunan kebijakan daerah di bidang perekonomian dan
sumber daya alam, administrasi pembangunan, pengadaan barang/jasa;
2) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
perekonomian dan sumber daya alam, administrasi pembangunan, pengadaan
barang dan jasa;
3) Penyusunan kebijakan daerah di bidang pengadaan barang dan jasa;
4) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengadaan
barang dan jasa;
5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait pencapaian
tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan faktor yang mempengaruhi
pencapaian tujuan kebijakan dibidang perekonomian dan sumber daya alam,
dan administrasi pembangunan; dan
6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah bidang
perekonomian dan sumber daya alam, administrasi pembangunan, dan
pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan tugasnya.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan yang membawahi :


1. Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya mempunyai tugas melaksanakan
pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengkoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan BLUD,
perekonomian, dan sumber daya alam.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bagian Perekonomian dan
Sumber Daya menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan daerah di bidang pembinaan BUMD dan BLUD,
perekonomian, dan sumber daya alam;
b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
pembinaan BUMD dan BLUD, perekonomian, dan sumber daya alam;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait pencapaian
tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan faktor yang
mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang pembinaan BUMD
dan BLUD, perekonomian, dan sumber daya alam; dan
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Perekonomian dan
Pembangunan yang berkaitan dengan tugasnya.

2. Bagian Administrasi Pembangunan


Kepala Bagian Administrasi Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan
pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengkoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang penyusunan program, pengendalian program dan
evaluasi dan pelaporan.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bagian Administrasi
Pembangunan menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan daerah dibidang penyusunan program, pengendalian
program dan evaluasi dan pelaporan;
b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah dibidang
penyusunan program, pengendalian program dan evaluasi dan pelaporan;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait pencapaian
tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan faktor yang
mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang penyusunan program,
pengendalian program dan evaluasi dan pelaporan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Perekonomian dan
Pembangunan yang berkaitan dengan tugasnya.

3. Bagian Pengadaan Barang dan Jasa


Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa mempunyai tugas melaksanakan
perumusan kebijakan daerah, pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah,
pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi di bidang pengelolaan pengadaan barang dan jasa,
pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik, pembinaan dan advokasi
pengadaan barang dan jasa.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Pengadaan Barang dan Jasa
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan daerah di bidang pengelolaan pengadaan barang dan
jasa, pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik, pembinaan dan
advokasi pengadaan barang dan jasa;
b. Pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang pengelolaan
pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan pengadaan secara
elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan barang dan jasa;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan pengadaan
secara elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan barang dan jasa;
d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait
pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan pengadaan
secara elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan barang dan jasa; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Perekonomian dan
Pembangunan yang berkaitan dengan tugasnya.

D) Asisten Administrasi Umum


Administrasi Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam
penyusunan kebijakan daerah, pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah dan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang umum, organisasi, protokol dan komunikasi pimpinan,
dan perencanaan dan keuangan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Asisten Administrasi Umum mempunyai
fungsi :
1) Perumusan kebijakan daerah di bidang organisasi;
2) Pelaksanaan kebijakan dibidang umum, protokol dan komunikasi pimpinan, dan
perencanaan dan keuangan;
3) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang organisasi;
4) Penyiapan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang umum, organisasi,
protokol dan komunikasi pimpinan, dan perencanaan dan keuangan;
5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang organisasi;
6) Penyiapan pelaksanaan pembinaan administrasi dan ASN pada instansi
daerah; dan
7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah di bidang
organisasi, umum, dan administrasi pimpinan yang berkaitan dengan tugasnya.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan yang membawahi :


1. Bagian Organisasi
Kepala Bagian Organisasi mempunyai tugas melaksanakan perumusan
kebijakan daerah, pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah,
pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kelembagaan dan analisis
jabatan, pelayanan publik dan tata laksana, dan kinerja dan reformasi birokrasi.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bagian Organisasi
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan daerah di bidang kelembagaan dan analisis jabatan,
pelayanan publik dan tata laksana serta kinerja dan reformasi birokrasi;
b. Pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah dibidang kelembagaan dan
analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana serta kinerja dan
reformasi birokrasi;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
Kelembagaan dan Analisis Jabatan, Pelayanan Publik dan Tata Laksana
serta Kinerja dan Reformasi Birokrasi;
d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana serta
kinerja dan reformasi birokrasi; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Umum
yang berkaitan dengan tugasnya

2. Bagian Umum
Kepala Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan
kebijakan dan pemantauan dan evaluasi di bidang tata usaha pimpinan, staf ahli
dan kepegawaian, perlengkapan dan rumahtangga.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bagian Umum
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang tata usaha pimpinan, staf ahli dan
kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang tata usaha pimpinan, staf ahli dan
kepegawaian, perlengkapan dan rumahtangga;
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang tata usaha pimpinan, staf
ahli dan kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga; dan
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Adminitsrasi Umum
yang berkaitan dengan tugasnya.

3. Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan


Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang protokol, komunikasi pimpinan, dan dokumentasi.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Protokol dan Komunikasi
Pimpinan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang protokol, komunikasi pimpinan, dan
dokumentasi;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang protokol, komunikasi pimpinan, dan
dokumentasi;
c. Pelaksanaan pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang protokol,
komunikasi pimpinan, dan dokumentasi;
d. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait protokol,
komunikasi pimpinan, dan dokumentasi; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Umum
yang berkaitan dengan tugasnya.

4. Bagian Perencanaan dan Keuangan


Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengkoordinasian
pelaksanaan tugas, dan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah di bidang perencanaan, keuangan dan pelaporan lingkup Sekretariat
Daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Bagian Perencanaan dan
Keuangan menyelenggarakan fungsi :
 Perumusan kebijakan daerah di bidang perencanaan, keuangan dan
pelaporan;
 Pelaksanaan tugas Sekretariat Daerah di bidang perencanaan, keuangan
dan pelaporan;
 Pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait pencapaian
tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan faktor yang
mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang perencanaan,
keuangan dan pelaporan; dan
 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Umum
yang berkaitan dengan tugasnya.

E) Kelompok Jabatan Fungsional


Pada lingkup Sekretariat Daerah dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai
kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari tenaga dalam jenjang jabatan fungsional
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas memberikan pelayanan fungsional
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Jabatan Administrator sesuai dengan bidang
keahlian dan keterampilan
Dalam pelaksanaan tugas dapat ditetapkan Sub Koordinator Pelaksana Fungsi
Pelayanan Fungsional sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas dan fungsi
Jabatan Administrator masing-masing. Sub Koordinator Pelaksana Fungsi
Pelayanan Fungsional mempunyai tugas mengkoordinasikan dan mengelola
kegiatan pelayanan fungsional sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penempatan jabatan Fungsional ke dalam unit
kerja Sekretariat Daerah, dan pembagian tugas Sub Koordinator Pelaksana Fungsi
Pelayanan Fungsional ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Daerah.

B. Analisis Masalah Kinerja


Penetapan Masalah
Ada beberapa isu terkait dengan tugas pokok dan fungsi pada Bagian Pengelolaan
Perencanaan & Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah yang masih
menjadi permasalahan diantaranya adalah :
1. Kurang optimalnya pelayanan perjalanan Dinas
2. Kurangnya akuntabilitasi administrasi keuangan
3. Kurangnya monitoring dan evaluasi
4. Terbatasnya administrasi pengelola perjalanan dinas
Dari beberapa isu diatas, langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan isu mana yang
mempunyai kualitas untuk dicari solusi berdasarkan peran dan wewenang jabatan di
instansi. Selanjutnya menganalisis isu tersebut dengan menggunakan metode Aktual,
Kekhalayakan, Problematik, Layak (AKPL) dimana Aktual, artinya isu atau pokok
persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi pembicaraan orang
banyak. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak. Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya,
standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya. Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab yang kemudian dilakukan pembobotan kembali.
Dari kriteria penetapan indikator AKPL di atas, akan diambil tiga isu atau pokok
persoalan yang memenuhi keempat indikator AKPL yang nantinya akan dijadikan
prioritas untuk menentukan kriteria penetapan indikator Urgency, Seriousness, Growth
(USG). Berikut adalah hasil kriteria dengan menggunakan AKPL seperti pada tabel
dibawah ini :

Tabel 1. Menentukan Kualitas Isu Menggunakan Metode AKPL


No Isu A K P L KET
1 Kurang optimalnya pelayanan Layak
perjalanan Dinas Sekretariat Daerah
Kabupaten Lombok Tengah
2 Kurangnya akuntabilitasi administrasi Layak
keuangan
3 Kurangnya monitoring dan evaluasi Tdk Layak

4 Terbatasnya administrasi pengelola Layak


perjalanan dinas

Berdasarkan analisis masalah dengan kriteria AKPL, langkah berikutnya adalah


menganalisis dengan kriteria Urgency, Seriousness, Growth (USG). Metode USG
merupakan cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode scoring.
 Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
 Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan system atau tidak.
 Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.

Metode USG dilakukan dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan


masalah yang dihadapi serta kemungkinan berkembangnya masalah tersebut semakin
besar. Untuk menentukan tingkat USG menggunakan skala Likert 1- 5 dengan ketentuan
sebagai berikut :
5 = sangat besar
4 = besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil

Berikut adalah penentuan masalah dengan metode USG sebagaimana ditunjukkan pada
tabel berikut :

Tabel 2. Memilih Isu Strategis/Masalah dengan Kriteria USG


No. Isu Strategis / Masalah Isu-Isu Total Rangking
U S G
1. Kurang optimalnya pelayanan
perjalanan Dinas Sekretariat Daerah
Kabupaten Lombok Tengah
2. Kurangnya akuntabilitasi administrasi
keuangan
3. Terbatasnya administrasi pengelola
perjalanan dinas

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa yang menjadi prioritas masalah untuk
segera diatasi adalah Kurang optimalnya pelayanan perjalanan Dinas Sekretariat
Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Untuk selanjutnya permasalahan tersebut akan di
diagnosa untuk dicari akar penyebab masalahnya.

Penyebab Masalah
Adapun penyebab dari isu atau gejala permasalahan Kurangnya pelayanan perjalanan
Dinas Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah adalah:
 Belum optimalnya pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Perjalanan Dinas
 Pelayanan Perjalanan Dinas masih mennggunakan cara manual
 Terbatasnya SDM dalam bidang Administrasi perjalanan Dinas

Akar Penyebab Masalah


Dari beberapa penyebab masalah tersebut, maka dapat ditentukan akar penyebab
masalahnya adalah Pelayanan Perjalanan Dinas masih mennggunakan cara manual.

Alternatif Solusi Mengatasi Masalah


Alternatif solusi menyelesaikan masalah Pelayanan Perjalanan Dinas masih
mennggunakan cara manual adalah dengan :
 Membuat aplikasi Si-PeDis
 Sistem administrasi SPPD secara transparan dan akuntabel
 Penyempurnaan alur/proses administrasi SPPD

Solusi Mengatasi Masalah


Solusi dalam mengatasi akar masalah adalah Membuat aplikasi Si-PeDis. yaitu suatu
aplikasi pengadministrasian surat perintah perjalanan dinas berbasis elektronik yang
digunakan untuk memudahkan proses perencanaan perjalanan dinas, sampai dengan
laporan pertanggungjawaban perjalanan dinas dengan harapan agar
pengadministrasian perjalanan dinas dapat diselenggarakan secara efektif, transparan
dan akuntabel sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tabel 3. Alternatif Solusi Mengatasi Masalah


ISU/GEJALA AKAR
MASALAH DAN PENYEBAB/ PENYEBAB ALTERNATIF/ REKOMENDASI
NO AREA MASALAH UTAMA SOLUSI SOLUSI
PERUBAHAN

1. Kurang Belum Pelayanan Membuat aplikasi Membuat aplikasi


optimalnya optimalnya Perjalanan Dinas Si-PeDis Si-PeDis
pelayanan pelaksanaan masih Sistem administrasi
perjalanan Dinas Standar mennggunakan SPPD secara
Sekretariat Operasional cara manual transparan dan
Daerah Prosedur akuntabel
Kabupaten Perjalanan Dinas Penyempurnaan
Lombok Tengah Pelayanan alur/proses
Perjalanan Dinas administrasi SPPD
masih
mennggunakan
cara manual
Terbatasnya
SDM dalam
bidang
Administrasi
perjalanan Dinas

C. Strategi Penyelesaian Masalah


i. Terobosan Inovasi
Terobosan inovasi yang terpilih adalah Si-PeDis, yaitu suatu aplikasi
pengadministrasian surat perintah perjalanan dinas berbasis elektronik yang
digunakan untuk memudahkan proses perencanaan perjalanan dinas, pembahasan,
penerbitan sampai dengan laporan pertanggungjawaban perjalanan dinas di lingkup
Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah dengan harapan agar
pengadministrasian perjalanan dinas dapat diselenggarakan secara efektif,
transparan dan akuntabel sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Secara inovatif sesuai dengan kriteria inovasi yaitu :
 Memberi nilai tambah bagi organisasi dan stakeholder
 Memiliki unsur kebaharuan
 Bisa direplikasi
 Dapat diterapkan secara berkelanjutan
 Sesuai dengan nilai organisasi
Kriteria inovasi telah dipenuhi dalam aksi perubahan ini dengan penjelasan sebagai
berikut :
 Memberi nilai tambah bagi organisasi dan stakeholder. Pelaksanaan Si-PeDis
akan memberikan nilai tambah bagi organisasi dalam memberikan pelayanan
prima kepada Bupati dan Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Asisten, Staf Ahli dan
Sekretariat Daerah
 Memiliki unsur kebaharuan, Aplikasi Si-PeDis dapat diperbarui dengan
melakukan update/upgrade sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi
 Bisa direplikasi, Aplikasi Si-PeDis dapat direplikasi oleh pihak lainnya yang ingin
berinovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
 Dapat diterapkan secara berkelanjutan, Aplikasi Si-PeDis dapat dilaksanakan
secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan Bupati dan Wakil Bupati,
Sekretariat Daerah, Asisten dan Staf Ahli dan Sekretariat Daerah dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
 Sesuai dengan nilai organisasi, pelaksanaan Si-PeDis sesuai dengan nilai
organisasi yaitu profesionalisme, efektif, efisien dan pelayanan prima.

ii. Sumber Daya


Salah satu poin penting yang termaktub dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lombok
Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran Daerah Nomor 3 Tahun
2008) adalah dicantumkannya Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah
sebagai salah satu unsur Perangkat Daerah yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Bupati Lombok Tengah.
1. Kepegawaian
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Daerah
Kabupaten Lombok Tengah, dukungan personil atau pegawai merupakan syarat
mutlak yang harus ada. Keadaan pegawai sampai dengan 31 Desember 2021
adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Komposisi Pegawai Menurut Golongan


No. Golongan Banyaknya (Org) Ket
1 IV/c 1
2 IV/b 1
3 IV/a 3
4 III/d 4
5 III/c 3
6 III/b 7
7 III/a 3
8 II/d 3
9 II/c 5
10 II/b 2
11 II/a 1
Jumlah 33
Sumber Data: Laporan Kepegawaian Sekretariat Daerah 2021

Tabel 5. Komposisi Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan


No. Pendidikan Banyaknya (Org) Ket
1 S3 0
2 Pasca Sarjana (S2) 16
3 Sarjana (S1)/DIV 51
4 D2/D3 2
5 SMA 42
6 SMP 4
6 SD 2
Jumlah 117

Tabel 6. Komposisi Pegawai Menurut Jabatan


No. Jabatan Banyaknya (Org) Ket
1 Eselon II/b 7
2 Eselon III/a 10
3 Eselon III/b -
4 Eselon IV/a 30
5 Non Eselon 85
Jumlah 33
Sumber Data: Laporan Kepegawaian Dispusarsip 2021

Tabel 7. Komposisi Pegawai Menurut Status Kepegawaian


(PNS/Non PNS)
No. Status Kepegawaian Banyaknya (Org) Ket
1 PNS 33
2 Honorer 2
3 Lainnya 4
Jumlah 39
Sumber Data: Laporan Kepegawaian Sekretariat Daerah 2021

2. Sarana dan Prasarana


Selain dukungan personil, keberadaan sarana dan prasarana juga sangat
diperlukan dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat
Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Keadaan Sarana dan Prasarana sampai
dengan 31 Desember 2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Sarana dan Prasarana pada Sekretariat Daerah


Kab. Lombok Tengah
No. Sarana dan Prasarana Banyaknya Kondisi
1 Gedung Kantor 1 Baik
2 mushola/ tempat ibadah 1 Baik
3 rumah penjaga malam 1 Baik
4 kendaraan operasional roda 3 Baik
4/minibus
5 Sepeda Motor 4 Baik
6 Papan pengumuman 3 Baik
7 lemari kayu 6 Baik
8 Rak Kayu 11 Baik
9 meja Panjang 4 Baik
10 Mesin dinamo 1 Baik
11 kursi rapat 2 Baik
12 Brankas 1 Baik
13 meja computer 2 Baik
14 Lemari kaca 5 Baik
15 meja 1/2 biro 7 Baik
16 mesin potong rumput 2 Baik
17 AC Unit 3 Baik
18 Mesin absensi 1 Baik
19 Televisi 2 Baik
20 sound system 1 Baik
21 handy cam 1 Baik
22 PC unit/computer 9 Baik
23 note book 6 Baik
24 Mesin laminating 1 Baik
25 Printer 8 Baik
26 Meja kerja kayu 5 Baik
27 Kursi besi/metal 2 Baik
28 Kursi kayu 6 Baik
29 Meja resepsionis 2 Baik
30 meja kerja pejabat eselon II 1 Baik
31 meja kerja pejabat eselon III 3 Baik
32 meja rapat pejabat eselon II 1 Baik
33 kursi kerja pejabat eselon II 1 Baik
34 Kursi kerja pejabat eselon III 3 Baik
35 kursi kerja pegawai 25 Baik
36 kursi tamu diruangan pejabat Es 3 Baik
III
37 camera digital+attachment 1 Baik
38 proyektor + attachment 1 Baik
39 Digital Video Recorder 1 Baik
40 CCTV/camera wall box 6 Baik
41 Meja sekolah 1 Baik
42 Kursi paud 4 Baik
43 wearless/sound system 1 Baik
44 Bangku sekolah 6 Baik
45 Sofa 3 Baik
46 Televisi 2 Baik
47 Dvd room 1 Baik
48 Tangga aluminium 1 Baik
49 Server 3 Baik
Sumber Data: Laporan Barang dan Aset Sekretariat Daerah 2021

3. Kinerja Organisasi Sekarang dan Kinerja Organisasi yang Diharapkan


Kinerja saat ini :
 Kurangnya pelayanan perjalanan Dinas Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok
Tengah
 Kurangnya akuntabilitasi administrasi keuangan
 Kurangnya monitoring dan evaluasi
 Terbatasnya administrasi pengelola perjalanan dinas
Kinerja organisasi yang diharapkan :
 Meningkatnya pelayanan perjalanan Dinas Sekretariat Daerah Kabupaten
Lombok Tengah
 Meningkatnya akuntabilitasi administrasi keuangan
 Meningkatnya monitoring dan evaluasi
 Meningkatnya admisntrasi pengelola perjalanan dinas

4. Sumber Daya (Peta dan Pemanfaatan)

MENTOR

ASISTEN ADMINISTRASI UMUM

COACH LEADER AKSI PERUBAHAN


Widyaiswara Pembimbing
KEPALA BAGIAN PERNCANAAN DAN
KEUANGAN

TIM TEKNIS TIM ADMINISTRASI TIM IT


a. Fungsional Perencana a. Kasubag Tata Usaha a. Fungsional Keuangan
b. Staf Pimpinan, Staf Ahli b. Staf
dan Kepegawaian
b. Staf

Gambar 1 Tata Kelola Aksi Perubahan

Peta dan Pemanfaatan Tim Kerja


Untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan kegiatan Aksi Perubahan
sehingga sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan maka perlu adanya
koordinasi internal yang intensif antara Tim Kerja maupun koordinasi yang bersifat
eksternal diluar organisasi. Adapun Tata Kelola Aksi Perubahan dapat
digambarkan pada skema di atas.
Peran dari masing-masing tim yang terlibat dalam penyelenggaraan aksi
perubahan adalah sebagai berikut :
1) Mentor : Asisten Administrasi Umum
 Sebagai atasan memberikan kesepakatan dan persetujuan atas dokumen
proposal aksi perubahan;
 Memberikan dukungan penuh kepada pemimpin aksi perubahan dalam
mengimplementasikan aksi perubahan;
 Memberikan dukungan penuh kepada pemimpin aksi perubahan dalam
mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang diperlukan dalam
melaksanakan implementasi aksi perubahan;
 Memberikan bimbingan kepada pemimpin aksi perubahan dalam mengatasi
kendala yang muncul selama proses implementasi berlangsung;
 Memantau jalannya aksi perubahan yang dilakukan oleh pemimpin aksi
perubahan;
 Sebagai inspirator bagi peserta diklat.
2) Coach : Widyaiswara Pembimbing
 Melakukan monitoring secara regular terhadap kegiatan peserta selama
tahap Laboratorium Kepemimpinan melalui media teknologi informasi (TI);
 Memberikan feeback terhadap laporan progres implementasi aksi perubahan
yang disampaikan peserta bimbingan minimal seminggu sekali;
 Melakukan komunikasi dengan mentor apabila perserta mengalami
permasalahan selama tahapan Laboratorium Kepemimpinan;
 Mengembangkan instrumen monitoring dan perekaman terhadap progress
yang dilaporkan oleh peserta bimbingan;
 Mengkomunikasikan proses, kemajuan dan hasil coaching kepada
penyelenggara Pelatihan Kepemipinan Adminsitrator.
 Memotivasi peserta melalui konsultasi selama tahap Laboratorium
kepemimpinan.
 Leader Aksi Perubahan : Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan
 Melakukan eksekusi seluruh tahapan yang telah dirancang dalam tahapan
aksi perubahan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang
dimiliki;
 Mengambil inisiatif dalam dialog dengan mentor dan pembimbing;
 Secara aktif melakukan diskusi dengan bertanya atau melaporkan progres
implementasi aksi perubahan pada coach;
 Mengacu rumusan milestone dalam tahapan aksi perubahan sebagai dasar
pencapaian target perubahan;
 Menggerakkan seluruh elemen stakeholder terkait (internal dan eksternal)
dalam mendukung keseluruhan tahapan implementasi perubahan;
 Mengembangkan instrumen monitoring dan melakukan perekaman terhadap
setiap progres yang dihasilkan dalam proses implementasi aksi perubahan;
 Menyusun laporan aksi perubahan ke dalam sebuah diskripsi utuh miulai dari
proses penyusunan project charter sampai dengan hasil/capaian dari
implementasi aksi perubahan.;
 Menyerahkan laporan implementasi aksi perubahan kepada penyelenggara
Pelatihan Kepemimpinan Administrator pada tahap Evaluasi.
3) Tim Teknis
 Membantu pelaksanaan teknis aksi perubahan
 Membantu dan memfasilitasi pelaksanaan koordinasi
 Membantu memenuhi kebutuhan referensi dokumentasi dan data/informasi
 Membantu melaksanakan sosialisasi
4) Tim Administrasi :
 Melakukan pengadministrasian kegiatan
 Membantu pembuatan undangan, notulen, daftar hadir serta dokumentasi
kegiatan
 Membantu pelaksanaan penyusunan laporan
5) Tim IT
 Membantu pembuatan aplikasi SI-PeDis
 Membantu menyusun petunjuk teknis SI-PeDis
 Membantu pelaksanaan uji coba
5. Stakeholder
Stakeholder didefinisikan sebagai “perorangan maupun kelompok-kelompok yang
tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi, yang
berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan-tujuan dan tindakan-tindakan
sebuah Tim”.
Dalam organisasi publik, sangat penting untuk mengetahui siapa stakeholder yang
memiliki kepentingan dan pengaruh terhadap program yang dimiliki oleh
organisasi. Untuk itu perlu dikenali jenis stakeholder sebagai berikut :
Tabel 9. Identifikasi Stakeholder
No. Stakeholder Internal No. Stekeholder Eksternal
1. Asisten Administrasi Umum 1. Dinas Kominfo
2. Kasubag Tata Usaha 2. Inspektorat
Pimpinan, Staf Ahli dan
Kepegawaian
3. Kasubag Perlengkapan 3. BKAD
4. Kasubag Rumah Tangga
5. Bendahara
6. Staf

Peranan Stakeholder
Selanjutnya untuk menjelaskan kedudukan pada Pembagian pengaruh dan
kekuatan Stakeholder sehingga dapat diukur efektifitas dari masing-masing peran
stakeholder yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal sebagai
sebuah sumber daya pada inovasi aksi perubahan ini, sebagaimana dijelaskan
dalam tabel berikut.

Tabel 10. Peranan Stakeholder


Stakeholder Nama Stakeholder
Stakeholder Primer Stakeholder’s yang langsung dipengaruhi oleh
program yang dijalankan oleh organisasi publik
tertentu. Pengaruh disini dapat bersifat positif
maupun negatif.
Kasubag Tata Usaha Pimpinan, Staf Ahli dan
Kepegawaian
Fungsional Perencana
Fungsional Keuangan
Bendahara
Staf
Stakeholder Stakeholder’s yang tidak langsung dipengaruhi oleh
Sekunder program yang dijalankan oleh organisasi publik
tertentu. Pengaruh disini dapat bersifat postif
maupun negatif
Dinas Kominfo
Inspektorat
BKAD
Stakeholder Utama Stakeholder’s yang memiliki pengaruh/kewenangan
legal dalam hal pengambilan keputusan terhadap
program yang dijalankan oleh organisasi publik
tersebut.
Asisten Administrasi Umum
Tabel 11. Rumusan Siapa Melakukan Apa
STAKEHOLDER PERAN
Internal
Asisten Administrasi Umum Memberikan bimbingan, arahan dan
persetujuan terhadap aksi perubahan
Kasubag Tata Usaha Pimpinan, Staf Membantu pelaksanaan tahapan sebagai
Ahli dan Kepegawaian anggota Tim serta memberikan
saran/masukan untuk mewujudkan
keberhasilan aksi perubahan
Fungsional Perencana Membantu pelaksanaan tahapan sebagai
anggota Tim serta memberikan
saran/masukan untuk mewujudkan
keberhasilan aksi perubahan
Fungsional Keuangan Membantu pelaksanaan tahapan sebagai
anggota Tim serta memberikan
saran/masukan untuk mewujudkan
keberhasilan aksi perubahan
Bendahara Membantu pelaksanaan kegiatan
Staf Membantu pelaksanaan kegiatan

Eksternal
Dinas Kominfo Memberikan konsultasi dan membantu
mewujudkan SI-PeDis
Inspektorat Memberikan konsultasi aturan aturan /
regulasi terkait penerapan SI-PeDis
BPKAD Memberikan Konsultasi Terkait
Mekanisme Pengelolaan Keuangan
penerapan SI-PeDis

iii. Milestone Kegiatan dan Manajemen Resiko


Tahapan Kegiatan / Milestone
Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam Proyek Perubahan, maka telah
disusun tahap-tahap yang harus dilalui, baik dalam Jangka Pendek, Jangka
Menengah maupun Jangka Panjang sebagai berikut :

Tabel 12 Time Schedule Aksi Perubahan


TAHAP UTAMA KEGIATAN WAKTU OUTPUT
JANGKA PENDEK
Konsultasi dengan Menghadap Mentor Minggu III Bimbingan
Mentor untuk berkonsultasi Juli 2023 Mentor
tentang Aksi
Perubahan
Melaksanakan Rapat Koordinasi Minggu III Dukungan
koordinasi dengan Internal Juli 2023 internal
Stakeholder Internal
Membentuk Tim Menyusun SK Tim Minggu IV SK Tim efektif
Efektif Efektif Juli 2023
Menyusun design Rapat bersama Tim Minggu I Design aplikasi
aplikasi SI-PeDis untuk menyusun Agustus SI-PeDis
aplikasi SI-PeDis 2023
Membuat aplikasi SI- Menyusun aplikasi SI- Minggu II-III Terwujudnya
PeDis PeDis bersama Tim Agustus aplikasi SI-PeDis
Efektif 2023
Menyusun petunjuk Berkoordinasi dengan Minggu IV Petunjuk Teknis
teknis aplikasi Si- tim dalam menyusun Agustus SI-PeDis
PeDis Juknis aplikasi SI- 2023
PeDis
Melaksanakan uji Uji coba bersama Minggu I Terlaksananya
coba aplikasi SI- dengan Tim September kegiatan uji coba
PeDis 2023 aplikasi SI-PeDis
Melaksanakan Memberikan Minggu II Terlaksananya
sosialisasi aplikasi sosialisais September kegiatan
Si-PeDis penggunaan SI-PeDis 2023 sosialisasi SI-
sesuai dengan Juknis PeDis
JANGKA MENENGAH
1 Implementasi Si- Mengimplementasikan Tahun Pelaksanaan Si-
PeDis Si-PeDis di lingkup 2023 PeDis di lingkup
Sekretariat Daerah Sekretariat
Daerah Kab.
Lombok Tengah
2 Pelayanan Si-PeDis Peningkatan kinerja Tahun Pelayanan
secara efektif dan administrasi perjalan 2023 perjalanan dinas
akuntabel dinas secara efektif dan
akuntabel
JANGKA PANJANG
I Pengembangan Penambahan fitur dan Tahun Si-PeDis berbasis
aplikasi Si-PeDis OS SI-PeDis 2024 mobile phone

II Monitoring dan Rapat monitoring dan Tahun Peningkatan


evaluasi aplikasi Si- evaluasi 2024 kinerja pelayanan
PeDis perjalanan dinas
Manajemen Resiko / Risk Management

Tabel 13. Model Resiko Tahapan Target Kinerja Aksi Perubahan


NO FUNGSI RESIKO TAHAP TARGET PERISTIWA RESIKO
KINERJA
1. Persiapan Konsultasi dengan Mentor Mentor Tugas Luar
. Rapat Koordinasi Internal Ada stakeholder Internal yang
Membentuk Tim Efektif berhalangan hadir saat Rapat
Terbatasnya pemahaman
SDM tentang Aksi Perubahan
2. Proses Menyusun design aplikasi SI-PeDis Kurangnya pemahaman
. Membuat aplikasi SI-PeDis anggota Tim tentang IT
Kurangnya pengetahuan
tentang Si-PeDis
Terbatasnya referensi
penyusunan aplikasi Si-PeDis
Tidak adanya slot server yang
digunakan dari kominfo untuk
aplikasi Si-PeDis
3. Penyelesaian Melaksanakan uji coba aplikasi SI- Aplikasi SI-PeDis tidak
/ Finish PeDis berjalan sebagaimana harapan
Melaksanakan sosialisasi aplikasi dikarenakan slot server yang
SI-PeDis sudah full
Kurangnya pemahaman SDM
tentang penggunaan aplikasi
SI-PeDis

iv. Strategi Pengembangan Kompetensi dalam Aksi Perubahan


C. Pemetaan Sikap Perilaku Kepemimpinan dan Rencana Strategis
Pengembangan Potensi Diri
Pemetaan Sikap perilaku diperoleh dengan melakukan analisis terhadap potensi
diri dalam berinteraksi mewujudkan aksi perubahan baik dengan mentor ataupun coach.
Secara kuantitatif pemberian nilai merupakan rata rata penilaian mentor dan project leader
secara subyektif terhadap aspek integritas, kerjasama dan mengelola perubahan.

Berdasarkan hasil pemetaan sikap perilaku kepemimpinan dan rencana strategi


pengembangan potensi diri diperoleh hasil (terlampir)
Dari hasil pemetaan tersebut, sikap perilaku kepemimpinan termasuk dalam
kualifikasi “Baik”, namun demikian masih perlu diberikan pengayaan pengembangan
potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat melaksanakan aksi
perubahan dengan bimbingan dan pendampingan yang terjadwal. Pengembangan diri
dalam kepemimpinan adalah proses yang berkelanjutan. Oleh sebab itu perlu dibuat
rencana strategis pengembangan diri, sebagai berikut:
1. Pengayaan pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang
terukur pada saat melaksanakan aksi perubahan dengan bimbingan dan
pendampingan yang terjadwal sebagai bekal pendalaman sikap perilaku dalam
jabatan pimpinan administrator.
2. Perlunya komitmen dari Project Leader untuk dapat menggerakkan tim efektif
untuk dapat menyusun pedoman pelaksanaan alokasi dan kelurahan dan
evaluasi perkembangan kelurahan.
3. Perlunya kerjasama internal dari Project Leader melalui koordinasi dengan
Asisten selaku mentor maupun coach dalam keseluruhan proses penyusunan
aksi perubahan, khususnya substansi dan harmonisasi pelaksanaan alokasi
dan kelurahan dan evaluasi perkembangan kelurahan.
4. Perlunya komunikasi yang baik dengan para stakeholders dan tim efektif
melaluiuji publik untuk menjaring aspirasi terkait kebutuhan pelaksanaan alokasi
dan kelurahan dan evaluasi perkembangan kelurahan.
5. Dibutuhkan desiminasi dan publikasi aksi perubahan.
6. Perlunya evaluasi berkelanjutan terhadap aksi perubahan yang akan
ditetapkan dan dikembangkan lebih lanjut.
BAB III KEPEMIMPINAN KINERJA ORGANISASI

A. Implementasi Kepemimpinan Kinerja Organisasi


Aksi Perubahan merupakan salah satu agenda yang dilaksanakan oleh peserta
Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan ke-1 Tahun 2023 Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Melalui
Aksi perubahan ini diharapkan peserta dapat belajar untuk menjadi pemimpin perubahan
di instansi masing-masing. Pelaksanaan Aksi perubahan ini merupakan kelanjutan dari
Rancangan Proyek Perubahan yang telah dilakukan sebelumnya. Pada Bab ini
disampaikan hasil capaian proyek perubahan sesuai pentahapan.
Aksi perubahan ini terbagi menjadi tiga pentahapan, yaitu jangka pendek, jangka
menengah dan jangka Panjang. Pentahapan Jangka pendek merupakan tahap awal
yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini pula kami mendapat arahan dan bimbingan dari
coach dan mentor, mulai dari penetapan Judul sampai dengan Laporan Aksi Perubahan.
Adapun kegiatan- kegiatan yang dilakukan pada tahapan Jangka Pendek ini adalah
sebagai berikut :
1. Konsultasi dengan mentor
Implementasi aksi perubahan kami awali dengan melaksanakan konsultasi
dengan Mentor Bapak Drs. H. Muhamad Zarkasi, Asisten Administrasi Umum
Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Konsultasi dilaksanakan
dari awal perumusan judul dan rencana proyek perubahan, sedangkan saat
ini konsultasi dilaksanakan untuk melaporkan progres perkembangan
pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan Administrator sekaligus untuk
meminta bimbingan dan arahan tentang implementasi milestone.
Mentor menyampaikan bahwa aksi tahapan perubahan yang didalamnya
tertuang tahapan-tahapan kegiatan sebagaimana terdapat dalam Milestone
aksi Perubahan supaya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan
diharapkan dapat meningkatkan kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten
Jember khususnya dalam penyelenggaraan SPPD. Setelah memahami latar
belakang permasalahan khususnya pada kegiatan perjalanan dinas maka
diberikan dukungan dengan pertimbangan sebagai berikut :
 Sebuah inovasi dalam pelayanan birokrasi perlu terus dilakukan dan
ditingkatkan untuk mencapai pelayanan prima
 Dengan penerapan aplikasi Si-PeDis berbasis IT akan mempermudah dan
mengoptimalkan kinerja
 Pencapaian efektivitas dan efisiensi waktu dan anggaran
Hasil dari kegiatan ini adalah diperolehnya dukungan penuh dari Mentor serta
bimbingan dan arahan agar kami senantiasa berkoordinasi dengan stakeholder
internal dan eksternal untuk kelancaran pelaksanaan aksi kegiatan tersebut.

2. Melaksanakan koordinasi dengan Stakeholder Internal


Koordinasi internal dilaksanakan di Ruang Rapat Utama Bupati. Rapat dihadiri oleh
perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika, Inspektorat dan Badan
Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.
Disampaikan bahwa gambaran yang terjadi saat ini adalah ditemuinya isu yaitu
kurang efektifnya pelayanan administrasi perjalanan Dinas. Hal ini dapat diketahui
dari pelayanan yang masih dilaksanakan dengan cara manual / konvensional.
Sistem ini mempunyai banyak kelemahan dan kurang efektif untuk dilaksanakan
secara jangka panjang.
Gambaran keadaan yang diinginkan adalah terwujudnya percepatan pelayanan
admiistasi perjalanan dinas berbasis elektronik dengan dibuatnya sistem aplikasi SI-
PeDis berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah diperolehnya dukungan dari stakeholder
internal terhadap aksi perubahan SI-PeDis Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok
Tengah. Dengan adanya dukungan ini, maka diharapkan pelaksanaan aksi
perubahan SI-PeDis dapat berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan kinerja
pelayanan publik di lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.

3. Membentuk Tim Efektif


Tim efektif dibentuk berdasarkan Keputusan Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok
Tengah. Dalam Keputusan ini, disebutkan bahwa tugas Tim Aksi Perubahan
Penyusunan Aplikasi SI-PeDis sebagai berikut :
a. Mempersiapkan rapat koordinasi dalam rangka penggalangan komitmen
dan dukungan dari stakeholder
b. Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan stakeholder internal
dalam implementasi aksi perubahan
c. Mempersiapkan seluruh kegiatan (membuat undangan, absensi, notulensi
dan dokumentasi) setiap tahapan kegiatan dalam Aktualisasi Aksi
Perubahan
d. Koordinasi dengan bidang dan bagian terkait dalam pembuatan Petunjuk
Teknis Aplikasi SI-PeDis
e. Koordinasi dengan bidang dan bagian terkait dalam pembuatan aplikasi
SI-PeDis
f. Melakukan uji coba system ;
g. Berkoordinasi dengan tim yang lain ;
h. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
implementasi aksi perubahan ;
i. Melaksanakan rapat evaluasi untuk memperoleh perkembangan dan
hambatan pelaksanaan aksi perubahan
j. Memberikan laporan dan rekomendasi kepada project leader terhadap
penerapan aksi perubahan ;

4. Menyusun design aplikasi SI-PeDis


Penyusunan design aplikasi SI-PeDis dilaksanakan dengan melibatkan Tim Aksi
Perubahan. Pada pemaparan disampaikan bahwa keberadaan aplikasi SI-PeDis
adalah untuk meningkatkan kinerja pelayanan perjalanan Dinas yang semula
menggunakan sistem manual menjadi digital. SI-PeDis akan menggantikan cara
konvensional yang saat ini berjalan. Tujuan dari dibuatnya sistem IT adalah untuk
mempermudah proses administasi serta memperpendek birokrasi sehingga kinerja
pelayanan dapat dilaksanakan dengan lebih optimal
berdasarkan pembahasan, diperoleh kesepakatan bahwa design aplikasi SI-PeDis
adalah dilaksanakan secara online dengan menggunakan platform website.
Pemilihan website ini menjadi pertimbangan karena dapat berjalan di hampir semua
perangkat. Penyampaikan berkas untuk keperluan perjalanan dinas dapat
disampaikan secara elektronik dengan melakukan upload ke dalam SI-PeDis.
Hasil dari pelaksanaan kegiatan adalah diperolehnya kesepakatan tentang design
aplikasi SI-PeDis.

5. Membuat aplikasi SI-PeDis


Pembuatan aplikasi dilaksanakan sesuai dengan design yang telah disepakati.
Dalam aplikasi SI-PeDis terdapat beberapa menu diantaranya adalah Menu Daftar
Jabatan, Menu Daftar Pangkat, Menu Daftar Pegawai, Menu Hak Akses, Menu
Peran, Menu Perjalanan Dinas dan Menu Rekening.
6. Menyusun petunjuk teknis aplikasi SI-PeDis
Petunjuk teknis disusun untuk memberikan pengetahuan tentang tata cara
pengunaan aplikasi SI-PeDis. Petunjuk teknis disusun sesuai dengan cara kerja
aplikasi, mulai dari melaksanakan Login ke dalam aplikasi SI-PeDis, memilih Menu,
melakukan upload sampai dengan melakukan logout dari aplikasi SI-PeDis.
Langkah demi langkah penggunaan aplikasi SI-PeDis dijelaskan secara terperinci
untuk memudahkan para pengguna dalam memanfaatkan aplikasi SI-PeDis.
Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersusunnya petunjuk teknis aplikasi SI-
PeDis yang disusun berdasarkan sistem kerja aplikasi untuk memudahkan
penggunaan SI-PeDis.

7. Melaksanakan uji coba aplikasi SI-PeDis


Uji coba aplikasi SI-PeDis dilaksanakan untuk mengetahui apakah aplikasi sudah
berjalan dengan baik atau masih ada beberapa hal yang perlu dilakukan perbaikan.
Kami menguji menu dan fasilitas yang ada di dalam aplikasi SI-PeDis dengan
mengacu pada Petunjuk Teknis yang telah dibuat.
Berdasarkan pelaksanaan uji coba diketahui bahwa aplikasi SI-PeDis berjalan
dengan baik dan lancar. Tidak ada kendala yang ditemui selama kegiatan uji coba.
Seluruh fungsi pada aplikasi SI-PeDis dapat berjalan dengan baik. Dengan
berhasilnya kegiatan uji coba ini, maka aplikasi SI-PeDis dapat diimplementasikan
dan sebelumnya sesuai dengan tahapan aksi perubahan maka akan dilaksanakan
sosialisasi aplikasi SI-PeDis.
8. Melaksanakan sosialisasi aplikasi SI-PeDis
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dengan menyampaikan petunjuk teknis aplikasi
SI-PeDis Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Kami selaku action leader
menyampaikan secara langsung manfaat yang bersifat internal dan eksternal yang
dapat diperoleh dari penggunaan Si-PeDis ini. Setelah memberikan penjelasan,
kami membuka sesi tanya jawab kepada peserta sosialisasi untuk meningkatkan
pemahaman tentang aplikasi Si-PeDis.
Berdasarkan hasil kegiatan sosialisasi, dapat diketahui bahwa seluruh peserta
dapat memahami tentang tata cara penggunaan Si-PeDis dan diharapkan dapat
mengimplementasikannya dalam mempermudah administrasi perjalanan dinas.
B. Keterkaitan Mata Pelatihan Pilihan dengan Aksi Perubahan
Untuk mendukung pelaksanaan Aksi Perubahan ini, maka Mata
Pelatihan Kepemimpinan Administrator adalah menjadi indikator penilaian
yang memiliki keterkaitan yang erat, diantaranya yaitu :
1. Kepemimpinan Transformasional
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan
sebagai proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar
mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan
motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para
bawahan. Dalam pelaksanaan aksi perubahan ini harus dapat
mempengaruhi unit kerja maupun stakeholders terkait dengan cara-cara
yang positif. Salah satu cara positif adalah dengan menyampaikan
rencana aksi perubahan secara benar untuk mencapai tujuan dari
pelaksanaannya. Dengan self true yang tertanam pada masing-masing
individu akan mempengaruhi lingkungan kerja/instansi, jika hal ini
diterapkan, maka akan berimbas/berdampak positif pada
penyelenggaraan sistim yang di inginkan. Kepemimpinan
transformasional memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan
memimpin orang-orang menuju pencapaian tujuan organisasi, mampu
memotivasi, menginspirasi, dan mendukung orang-orang kearah tujuan
organisasi (visi dan misi). Di samping itu mampu memberdayakan dan
mengembangkan kaderisasi seluruh anggota organisasinya dengan
memperhatikan nilai kejujuran, keadilan, kesetiaan, dan tanggung
jawab. Hubungan yang dibangun dengan bawahan maupun tim efektif
diangkat pada tataran moral, sebab nilai-nilai tersebut merupakan nilai
intrinsik dalam pengalaman hidup manusia yang sesungguhnya.
Sebagai Pejabat Administrator juga memberikan perhatian dengan
prilaku yang menghasilkan rasa hormat (respect) dan rasa percaya diri
(trust). Menyediakan tantangan bagi pekerjaan yang dilakukan pegawai
dan memperhatikan makna pekerjaan bagi pegawai untuk keberhasilan
organisasi. Selain hal tersebut project leader merefleksikan diri sebagai
seorang yang perhatian dalam mendengarkan dan menindaklanjuti
keluhan, ide, harapan-harapan, dan segala masukan yang diberikan
oleh bawahan dan tim efektif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara menerapkan
kepemimpinan transformasional antara lain:
a) Memahami visi dan misi organisasi;
b) Memahami lingkungan organisasi melalui analisis lingkungan
strategis (swot);
c) Merumuskan rencana strategis organisasi;
d) Menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan
rencana strategis pada seluruh anggota organisasi;
e) Mengendalikan rencana strategis melalui manajemen pengawasan
yang tepat;
f) Memahami kebutuhan para pegawai;
g) Memahami kapasitas para pegawai;
h) Mendistribusikan pekerjaan sesuai dengan kapasitas pegawai;dan,
i) Mengapresiasi hasil pekerjaan pegawai.
2. Akuntabilitas Kinerja
Selama mengaktualisasikan Aksi Perubahan ini selaku Pejabat
Administrator, project leader tentu juga berperan membangun
akuntabilitas kinerja di lingkungan unit kerjanya, agar para
pegawai/kariawan maupun stakeholders terkait akuntabel dalam
berkinerja dan mampu mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi konflik
kepentingan, tidak terlibat dalam praktek-praktek KKN, melayani
masyarakat secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran project leader dalam
keberhasilan membangun budaya akuntabilitas. Berkaitan dengan itu
sistem manajemen pemerintahan diharapkan dapat fokus pada
peningkatan akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang
berorientasi pada hasil (outcome). Maka Akuntabilitas merupakan kata
kunci dari sistem tersebut yang dapat diartikan sebagai perwujudan dari
kewajiban Pejabat Administrator atau instansi pemerintah untuk dapat
mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan
Aksi Perubahan ini dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dan berupa laporan
akuntabilitas yang harus disusun secara periodik. Akuntabilitas
mengacu kepada harapan implisit atau eksplisit bahwa keputusan atau
tindakan seseorang akan di evaluasi oleh pihak lain dan hasil
evaluasinya dapat berupa reward atau punishment. Akuntabilitas yang
dilakukan oleh Pejabat Administrator akan teruji ketika menghadapi
permasalahan dalam tugas terkait dengan akuntabilitas, transparansi
dan akses informasi, penyalahgunaan kewenangan, penggunaan
sumber daya dan konflik kepentingan. Seorang pejabat dapat dikatakan
sebagai pejabat yang akuntabel apabila mampu mengatasi masalah-
masalah tersebut. Dalam arti mampu mengambil pilihan langkah yang
tepat ketika terjadi permasalahan dalam organisasinya, melayani publik
secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Berkaitan dengan itu pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk
penerapan system pertanggung-jawaban yang jelas, teratur dan efektif
yaitu dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),
melalui penetapan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Tujuan Sistem AKIP
adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah sebagai salah satu prasyarat bagi terciptanya pemerintah
yang baik dan terpercaya. Sedangkan Sasaran dari Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah;
a) Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat
beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi
masyarakat dan lingkungannya;
b) Terwujudnya transparansi instansi pemerintah.
c) Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan nasional;serta,
d) Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah.
Sebagai pejabat administrator yang merupakan ujung
tombak manajemen pemerintahan sudah sepatutnya
mengimplementasikan sistem akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah ini secara baik.
3. Strategi Komunikasi Organisasi Sektor Publik
Sistem komunikasi diperlukan oleh sebuah organisasi, dengan orang-
orang yang masing-masing memiliki tugas, saling berkaitan satu sama
lain sebagai suatu sistem tertentu. Sistem komunikasi diperlukan agar
kinerja organisasi berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan
organisasi. Faules (2001), berpendapat bahwa komunikasi organisasi
merupakan system yang mengatur pola komunikasi organisasi yang
terjadi diantara orang-orang dalam organisasi serta bagaimana mereka
yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa
yang menjadi focus pelaksanaan Aksi Perubahan ini. Organisasi
diartikan sebagai suatu system pemrosesan informasi, dimana setiap
anggota organisasi diharapkan mampu memberi dan menerima
informasi dengan baik untuk mendukung pelaksanaan dan kelancaran
tugas khususnya yang berkaitan dengan Aksi Perubahan. Komunikasi
berperan dalam meningkatkan produktivitas di tempat kerja yang pada
akhirnya sekaligus meningkatkan keberhasilan organisasi. Sistem
komunikasi dalam organisasi terbagi menjadi komunikasi internal dan
eksternal. Komunikasi internal merupakan komunikasi yang
berlangsung dalam unit-unit maupun antar individu (anggota) sebagai
bagian dari organisasi. Komunikasi yang terjadi antar individu atau
anggota organisasi disebut komunikasi personal. Sedangkan
komunikasi yang terjadi di antara unit-unit didalam organisasi atau
komunikasi antara seseorang dengan suatu kelompok perangkat
daerah/unit kerja tertentu disebut komunikasi kelompok atau antar
kelompok. Komunikasi di dalam suatu organisasi mempunyai fungsi
integratif. Karena melalui komunikasi di dalam organisasi dapat
dibangun pemahaman bersama akan nilai-nilai, norma maupun target-
target organisasi dan cara mencapai target tersebut. Komunikasi dalam
organisasi menjamin keteraturan interaksi antar posisi, alur kerja
maupun ketepatan dalam penyelesaian tugas. Fungsi lain komunikasi
internal adalah dapat mencegah dan menyelesaikan konflik, misalnya
melalui diskusi bersama dan membangun saling pengertian. Komunikasi
dalam suatu organisasi juga berfungsi membentuk hubungan
profesional dan lingkungan kerja yang kondusif. Komunikasi antara
pimpinan dan staf dalam suatu organisasi perlu difasilitasi oleh system
komunikasi yang jelas, terbuka, dan jujur. Sedangkan komunikasi
eksternal adalah komunikasi yang terjadi antara organisasi dengan
khalayak diluar organisasi. Komunikasi eksternal terbagi menjadi dua
arah yaitu komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan sebaliknya.
Untuk merancang atau merencanakan sebuah strategi komunikasi, baik
komunikasi internal, eksternal, bersifat formal maupun non-formal,
semuanya harus didasarkan pada fungsi dan tugas organisasi.
4. Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja dalam praktiknya akan membutuhkan perubahan
pola pikir, baik dari project leader selaku pejabat administrator, pimpinan
unit kerja, maupun pegawai. Dalam manajemen kinerja, seorang
pemimpin pada dasarnya memainkan 3 (tiga) peran kunci (Grimshaw &
Baron:2010), yaitu:
a) Mengkomunikasikan ekspektasi (sasaran) yang jelas dan kredibel;
b) Membangun strategi dalam rangka mewujudkan ekspektasi; dan,
c) Mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang andal.
Untuk dapat memainkan peran pertama, project leader dalam hal
initerus membangun kredibilitas diri yang baik di mata para pegawai,
stakeholders, maupun pemimpin yang lebih tinggi. Selain itu, karena
manajemen kinerja pada intinya adalah komunikasi, sehingga pemimpin
harus dapat menyampaikan kepada para pemangku kepentingannya
(termasuk bawahan) tentang tugas dan peran apa saja yang diharapkan
dari mereka dalam rangka pelaksanaan dari Aksi Perubahan maupun
pencapaian kinerja secara keseluruhan. Hal ini termasuk konsekuensi
apa saja yang mungkin terjadi apabila kinerja dapat dicapai atau
sebaliknya. Mengingat kinerja memiliki tingkat kedalaman (makro, meso,
mikro) yang saling terkait, project leader dalam hal ini juga harus dapat
mendorong tim efektif untuk merasa memiliki sasaran kinerja, baik yang
ditugaskan kepada setiap individu maupun yang merupakan kinerja
pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam menjalankan peran membangun
strategi, seorang Pejabat Administrator yang baik harus dapat
membangun budaya penghargaan dan sanksi yang proporsional
berdasarkan kinerja. Hal ini biasanya sulit dilakukan, terutama
mengingat budaya kekerabatan familial yang kental dalam masyarakat
dan birokrasi Indonesia. Namun demikian, toleransi atas suatu
kesalahan strategi dan/atau kegagalan kinerja akan melahirkan
kebiasaan (habit) toleransi tersebut di organisasi, yang sejatinya akan
menghambat laju perkembangan organisasi. Membangun strategi
bukan hanya bicara teknis, tetapi juga kapasitas pemimpin dalam
memotivasi para pegawai untuk mewujudkan kinerja. Manajemen
kinerja yang ideal membutuhkan pengambilan keputusan berbasis bukti
(evidence-based), yaitu informasi kinerja yang dikelola dalam suatu
manajemen pengetahuan. Oleh karenanya, selaku Pejabat
Administrator juga harus senantiasa terbuka untuk terus menjadi
pembelajar (learner), sehingga tidak terjebak pada pengambilan
keputusan yang hanya mengandalkan pengalaman pribadi tetapi juga
terbuka untuk menerima informasi baru yang mungkin bertolak belakang
dengan yang selama ini diyakininya. Dalam pengambilan keputusan,
project leader juga seringkali dihadapkan pada kesalahan dan tantangan
dalam mencapai target pelaksanaan aksi perubahan ini. Namun dalam
situasi ini, project leader tidak boleh mencari-cari alasan untuk tidak
disalahkan (blame avoidance), apalagi mengalihkan kesalahan kepada
orang lain (blame shifting). Sebaliknya, selaku Pejabat Administrator
diharapkan menempatkan kesalahan dan tantangan sebagai modal
untuk pembelajaran/perbaikan di masa depan. Manajemen kinerja dapat
dimaknai sebagai gaya manajemen yang mengintegrasikan dan
memanfaatkan informasi kinerja dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk membangun manajemen kinerja yang kokoh, organisasi
membutuhkan desain struktur organisasi yang berbasis kinerja, adanya
manajemen strategis yang efektif, dan berfungsinya manajemen
pengetahuan dalam organisasi. Ketiga elemen ini harus terbangun
secara komprehensif sehingga organisasi yang berbasis kinerja dapat
terwujud. Dalam manajemen kinerja, pemimpin menjalankan 3 (tiga)
peran kunci, yaitu mengkomunikasikan ekspektasi (sasaran) yang jelas
dan kredibel, membangun strategi dalam rangka mewujudkan
ekspektasi, dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi
yang andal. Untuk dapat menjalankan peran-peran tersebut, dibutuhkan
kapasitas kepemimpinan yang tepat baik secara hard skills maupun soft
skills.
5. Manajemen Anggaran
Manajemen anggaran yang terdiri dari Perencanaan, Penganggaran,
Pelaksanaan, Pelaporan dan Pertanggungjawaban sangat penting
untuk dipahami dalam mendukung pelaksanaan Aksi Perubahan ini.
Sebuah rencana yang baik tidak akan dapat terwujud apabila tidak
didukung oleh ketersediaan anggaran yang mencukupi. Untuk itu guna
mendukung pelaksanaan dari Aksi Perubahan ini telah dipastikan
rencana yang dibuat sudah di backup dengan dana yang cukup.
Mungkin sekali dana yang tersedia tidak cukup dalam satu tahun, maka
pada tahap keberlanjutannya di tahun-tahun berikutnya tersedia dengan
cukup agar rencana tercapai. Dapat dipahami bahwa ketika bicara
tujuan organisasi maka perencanaan yang baik, pendanaan yang tepat,
eksekusi yang benar dan pertanggungjawaban yang akuntabel sangat
menentukan keberhasilan organisasi. Selain itu penyusunan
perencanaan, dan eksekusi secara efektif dan efisien mutlak diperlukan
dalam melaksanakan Aksi Perubahan. Dalam menyusun anggaran
berdasarkan kinerja, organisasi ataupun unit organisasi tidak hanya
diwajibkan menyusun anggaran atas dasar fungsi, program, kegiatan,
dan jenis belanja tetapi juga menetapkan kinerja yang ingin dicapai.
Kinerja tersebut antara lain dalam bentuk keluaran (output) dari kegiatan
yang akan dilaksanakan dan hasil (outcome) dari program yang telah
ditetapkan. Selanjutnya outcome tersebut akan menghasilkan impact
berupa kesejahteraan rakyat dalam jangka panjang. Apabila telah
ditetapkan prestasi (kinerja) yang hendak dicapai, baru kemudian
dihitung pendanaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran atau
hasil yang ditargetkan sesuai rencana kinerja. Sebuah rencana yang
baik membutuhkan dukungan pendanaan yang cukup agar dapat
diimplementasikan dengan baik sehingga tujuan dari pelaksanaan Aksi
Perubahan tercapai.

Tabel 14 Keterkaitan Mata Pelatihan dengan Pilihan Aksi Perubahan


No Mata Pelatihan Jalur Hubungan
Pembelajaran Dengan Aksi
Perubahan
1 Kepemimpinan  Proses untuk Kepempinan
Transformasional merubah dan transformasional
mentransformasikan dapat
individu agar mau mempengaruhi unit
berubah dan kerja maupun
meningkatkan stakeholders
dirinya, yang terkait dengan
didalamnya cara-cara yang
melibatkan motif dan positif. Salah satu
pemenuhan cara positif adalah
kebutuhan serta dengan
penghargaan menyampaikan
terhadap para rencana aksi
bawahan perubahan secara
 Kemampuan untuk benar untuk
mempengaruhi dan mencapai tujuan
memimpin orang- dari
orang menuju pelaksanaannya
pencapaian tujuan
organisasi, mampu
memotivasi,
menginspirasi, dan
mendukung orang-
orang kearah tujuan
organisasi
2 Akuntabilitas Berperan membangun Rencana aksi yang
Kinerja akuntabilitas kinerja di dilaksanakan
lingkungan unit kerjanya, dapat mendukung
agar para pencapaian terget
pegawai/kariawan kinerja organisasi
maupun stakeholders yang telah tertuang
terkait akuntabel dalam dalam rencana
berkinerja dan mampu strategis
mengambil pilihan yang organisasi
tepat
3 Strategi komunikasi diperlukan Diperlukan strategi
Komunikasi oleh sebuah organisasi, komunikasi yang
Sektor Publik dengan orang-orang efektif agar
yang masing-masing stakholders yang
memiliki tugas, saling terlibat dalam
berkaitan satu sama lain jejaring kerja aksi
sebagai suatu sistem perubahan
tertentu. Sistem berinteraksi dan
komunikasi diperlukan memberi makna
agar kinerja organisasi atas apa yang
berjalan dengan baik dan menjadi focus
dapat mencapai tujuan pelaksanaan Aksi
organisasi Perubahan ini

4 Manajemen  Mengkomunikasikan Project leader


Kinerja ekspektasi (sasaran) harus dapat
yang jelas dan menyampaikan
kredibel; kepada para
 Membangun strategi pemangku
dalam rangka kepentingannya
mewujudkan (termasuk
ekspektasi; dan, bawahan) tentang
 Mengambil keputusan tugas dan peran
yang tepat apa saja yang
berdasarkan informasi diharapkan dari
yang andal mereka dalam
rangka
pelaksanaan dari
Aksi Perubahan
maupun
pencapaian kinerja
secara
keseluruhan.
5 Manajemen Perencanaan, Penyusunan
Anggaran Penganggaran, perencanaan, dan
Pelaksanaan, Pelaporan eksekusi secara
dan efektif dan efisien
Pertanggungjawaban mutlak diperlukan
sangat penting untuk dalam
dipahami dalam melaksanakan Aksi
mendukung pelaksanaan Perubahan
suatu kegiatan
Project Leadar
harus dapat
mengoptimal
penganggaran
mendukung
pelaksanaan Aksi
Perubahan

C. Pelaksanaan Strategi Pengembangan Kompetensi dalam Aksi Perubahan


Upaya yang dilakukan dalam strategi pengembangan potensi diri project leader adalah
belajar mandiri, coaching, mentoring dengan cara membaca buku maupun literatur yang
berkaitan dengan aksi perubahan yang dilaksanakan, yaitu :

Tabel 15. Strategi Pengembangan Kompetensi


N Kompone Substansi Bentuk Tahap Sasaran Pelaksanaan
o n/ Sub Pengembang Pengembang dalam Aksi
Kompone an an diri Perubahan Waktu Ket
n

1 Kompeten Manajemen Diskusi Diskusi Mentor Minggu 2 Jangk


si Perubahan bersama Bulan a
Manajerial Mentor atas Juli 2023 Pende
isu k
strategis
Aksi
Perubahan
2 Kompeten Manajemen Sosialisasi Rapat Seluruh Minggu 2 Jangk
si Perubahan koordinasi Pegawai Bulan a
Manajerial dengan Kecamat Juli 2023 Pende
stakeholder an k
s internal

3 Kompeten Perencanaan Mentoring Penyusuna Tim Minggu 2 Jangk


si Teknis Kinerja terhadap tim n naskah Efektif Bulan a
efektif SK tim Agustus Pende
efektif 2023 k

4 Kompeten Manajemen Mentoring Pengumpul Tim Minggu 1 Jangk


si Teknis Risiko penilaian an bahan Efektif dan 2 a
risiko dan data Agustus Pende
aksi 2023 k
perubahan

5 Kompeten Perencanaan Mentoring Penyusuna Stkehold Minggu 3 Jangk


si Teknis Kinerja terhadap tim n dan er Agustus a
efektif rapat-rapat Internal s/d Pende
pembahasa dan Minggu 4 k
n Eksternal Septemb
Rancangan er 2023
Aksi
perubahan

6 Kompeten Manajemen Mentoring Uji Coba Lingkup Septemb Jangk


si Teknis Risiko Aplikasi SETDA, er a
Minggu Pende
ke 1 k
tahun
2023

7 Kompeten Manajemen Mentoring Sosialisasi Lingkup Septemb Jangk


si teknis risiko Aplikas Si- SETDA er a
PeDis minggu Pende
ke 2 dan k
Oktober
Minggu
ke 1
tahun
2023
BAB IV HASIL AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI

A. Jadwal Kegiatan
Tabel 16. Jadwal Rancangan Kegiatan
NO. TAHAPAN WAKTU

BREAKTHROUGH I

1. Lapor diri pada mentor, diskusi awal Minggu 1 Juli 2023


dengan mentor terkait proyek perubahan.
2. Rapat Koordinasi Internal Bagian Minggu 4 Juli 2023
Perencanaan dan Keuangan tentang
penjelasan singkat proyek perubahan yang
ingin dilakukan, konsultasi dengan
Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok
Tengah dan Asisten Administrasi Umum
Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok
Tengah.
3. Analisis USG, analisis APKL, pohon Minggu 4 Juli 2023
masalah, pohon sasaran, pohon
alternatif, menyusun draft kertas kerja
proyek perubahan yang akan dilakukan.
4. Koordinasi dan Penyusunan Draft Minggu 3 Juli 2023
kesepakatan serta konsultasi dengan
coach mengenai draf laporan rancangan
proyek perubahan
5. Penyempurnaan laporan rancangan Minggu 3 Juli 2023
proyek perubahan
BREAKTHROUGH II
1. Persiapan
a. Konsultasi dengan atasan langsung / Minggu 1 agustsu 2023
Mentor
b. Rapat intern pembentukan Tim efektif Minggu 2 Agustus 2023
c. Pembuatan SK Tim efektif Minggu 1 Agustus 2023
d. Perbaikan SK dan Penandatanganan Minggu 1 September 2023
SK
2. Pelaksanaan
a. Rancangan Aplikasi Minggu 1-2 September
2023
b. Install aplikasi Perjalanan Dinas Minggu 2-3 Sept 2023
c. Uji coba / Test Program aplikasi Minggu 2- 4 Sept 2023
3. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Minggu 3 September 2023
proyek perubahan
4. Peluncuran / Launching Aplikasi SI-PeDis Minggu 4 September 2023
(Sistem Informasi Perjalanan Dinas)
5. Draft Laporan proyek perubahan Minggu 4 September 2023

6. Konsultasi laporan proyek perubahan Minggu 4 September 2023


dengan mentor dan
coach
7. Perbaikan Laporan Minggu ke1 Oktober 2023

8. Pembimbingan hasil dengan coach untuk Minggu ke 2 Oktober 2023


persiapan seminar hasil
9. Seminar Laboratorium Minggu ke 2 Oktober 2023
10. Finalisasi Laporan hasil proyek perubahan Minggu ke 2 Oktober 2023

B. Realisasi Strategi Penerapan Aksi Perubahan


Capaian dalam perbaikan kinerja organisasi dapat diketahui dengan
membandingkan kondisi sebelum dan sesudah aksi perubahan. sebagai berikut :

1. Kondisi Sebelum Aksi perubahan


- Pengadministrasian SPPD dilaksanakan secara manual
- Kurang efektifnya pengadministrasian SPPD
- Penyerahan berkas SPPD masih dilaksanakan dengan cara
konvensional
2. Kondisi Sesudah Aksi Perubahan
- Pengadministrasian SPPD dilaksanakan secara digital menggunanan
Si-PeDis
- Meningkatnya efektivitas pengadministrasian perjalanan dinas
dengan memanfaatkan teknologi digital
- Penyerahan berkas SPPD dilaksanakan secara online dengan
menggunakan Si-PeDis
Sebagaimana diketahui bahwa kinerja isu yang saat ini terjadi adlaah kurang
efektifnya pelayanan administrasi perjalanan Dinas yang diakibatkan oleh
penggunaan sistem manual / konvensional. Perbaikan kinerja yang dilakukan
adalah dengna mengubah sistem manual tersebut menjadi sistem digital melalui
pembuatan Si-Pedis.

1. Pembuatan Si-PeDis

Pembuatan Si-PeDis dilaksanakan dengan terlebih dahulu melaksanakan


pembentukan Tim Efektif, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan rapat
koordinasi internal dan menyusun design aplikasi Si-PeDis.

2. Pembuatan Si-PeDis

Pembuatan Si-PeDis dilaksanakan sesuai dengan design aplikasi yang telah


disusun. Aplikasi Si_PeDis merupakan aplikasi berbasis website dan
dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan penggunaan. Terhadap
hal ini telah disusun petunjuk teknis penggunaan Si-PeDis yang disusun oleh
Tim.

Aplikasi Si-PeDis yang telah dibuat kemudian doisosialisasikan untuk


memberikan pemahaman tentang bagaimana cara menggunakan aplikasi
tersebut dan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pelayanan
administrasi perjalanan dinas pada Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok
Tengah.

C. Hasil Capaian Kepemimpinan Aksi Perubahan


1. Hasil Pelaksanaan Tim Kerja
Adapun capaian aksi perubahan sebagaimana telah disebutkan pada target capaian
kinerja pentahapan dapat diketahui dari tabel berikut :

Tabel 17 Hasil Capaian Aksi Perubahan


Bobot Target Realisasi Capaian Keterangan
No Kriteria
(%) (%) (%) (%)
Keberhasilan
1. Konsultasi dengan 10 100 100 10 Tercapai
Mentor
2. Melaksanakan 10 100 100 10 Tercapai
koordinasi dengan
Stakeholder
Internal
3. Membentuk Tim 15 100 100 15 Tercapai
Efektif
4. Menyusun design 15 100 100 15 Tercapai
aplikasi si-PeDis
5. Membuat aplikasi 20 100 100 20 Tercapai
Si-PeDis
6. Menyusun 10 100 100 10 Tercapai
petunjuk teknis
aplikasi Si-PeDis
7. Melaksanakan uji 5 100 100 5 Tercapai
coba aplikasi Si-
PeDis
8. Melaksanakan 15 100 100 15 Tercapai
sosialisasi aplikasi
Si-PeDis
100 100

2. Pengelolaan Stakeholder
Tabel 18 Matriks Kekuatan Pengaruh Stakeholder
Stakeholder Power Proximity Interest Skor Kelompok
Stakeholder
Stakeholder Internal
Asisten Administrasi 4 4 4 12 Promoters
Umum
Kasubag Tata Usaha 3 3 3 9 Defenders
Pimpinan, Staf Ahli
dan Kepegawaian
Fungsional 4 2 2 8 Defenders
Perencana
Fungsional Keuangan 3 2 2 8 Defenders
Bendahara 1 3 3 7 Latents
Staf 1 1 1 3 Apathetics
Stakeholder
Eksternal
Dinas Kominfo 3 2 2 7 Latents
Inspektorat 2 2 2 6 Latents
BPKAD 2 2 2 6 Latents
Nilai Tertinggi = ∑ Indikator x Bobot tertinggi = 3 x 4 = 12
Nilai Terendah = ∑ Indikator x Bobot terendah = 3 x 1 = 3
Rentang = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah= 12-3 = 9
Interval = Rentang : 9/4 : 2,25
Kategori peringkat dan strategi kerjasama dengan stakeholder berdasarkan
pengaruh/minat/kepentingannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Apathetics (Low power, less interested people) nilai 3-5,25 simbol


(- -) : Tidak punya minat/kepentingan dan tidak berpengaruh.
(golongan ini di monitor terus, jangan sampai membuat bosan
dengan komunikasi anda yang berlebihan
2. Latens (High Power, less interested people) nilai 5,26-7,51 simbol
(+ -) : Punya minat/kepentingan dan tidak berpengaruh (Cukup
bekerja dengan mereka agar tetap puas, tapi tidak perlu terlalu
banyak sehingga mereka malah bosan dengan pesan kita)
3. Defender (Low power, High interested people) nilai 7,52-9,77
simbol (-+) : Punya minat/kepentingan dan sedikit pengaruh
(Pertahankan agar orang yang masuk golongan ini tetap dijaga
mendapatkan informasi, dan usahakan bicara degngan mereka
untuk memastikan tidak ada masalah
4. Promoters (High Power, High Interested people) 9,78-12,03
simbol (++) : Punyaminat/kepentingan dan punya pengaruh
(Harus melibatkan orang orang tersebut karena memiliki pengaruh
besar)
Dalam konteks membangun Tim yang efektif, upaya mempengaruhi
Stakeholder perlu diawali dengan pengelompokan stakeholder berdasarkan
pengaruh dan kepentingan yang dimilikinya. Stakeholder atau pemangku
kepentingan yang bekaitan dengan Proyek Perubahan ini adalah :
Tabel 19. Pengklasifikasian Stakeholder
Influensi Interest
Stakeholder
Stakeholder (Pengaruh) (kepentingan)
Kunci Primer Sekunder Kuat Kurang Kuat Kurang
Stakeholder kerja
internal
Asisten Administrasi
Umum

Kasubag Tata Usaha


Pimpinan, Staf Ahli
dan Kepegawaian

Fungsional
Perencana

Fungsional Keuangan

Bendahara

Staf

Stakeholder Kerja
Eksternal
Dinas Kominfo

Inspektorat

BPKAD
Kwadran Stakeholder

INFLUENCE
+

LATENS ( + - ) PROMOTERS (+ +)

a. Dinas Kominfo a. Asisten Administrasi


b. Inspektorat
Umum
c. BKAD
d. Bendahara
-

INTEREST
+
APATHETICS ( - - ) DEFENDERS ( - + )

a. Kasubag Tata Usaha

a. Staf Pimpinan
b. Fungsional Perencana
c. Fungsional Keuangan

Gambar 2 Pemetaan Stakeholder

D. Manfaat Aksi Perubahan


Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan aksi perubahan antara lain :
- Terwujudnya tertib administrasi, tertib anggaran, tertib perencanaan dan
tertib aturan
- Mengurangi penggunaan kertas (paperless)
- Meningkatkan kinerja pelayanan perjalanan dinas kepada Bupati dan Wakil
Bupati, Sekretariat Daerah, Asisten dan Staf Ahli
- Memudahkan dalam melaporkan perjalanan dinas
- Meningkatkan kinerja dalam melakukan koordinasi dan tugas pemerintahan
- Meningkatnya peran dan fungsi Sekretariat Daerah, Asisten dan Staf Ahli
Sedangkan dampak terhadap pelaksanaan aksi perubahan adalah :
- Meningkatnya pelayanan perjalanan dinas Sekretariat Daerah Kabupaten
Lombok Tengah
- Meningkatnya akuntabilitasi administrasi keuangan
- Meningkatnya monitoring dan evaluasi
- Meningkatnya pelaksanaan koordinasi dengan stakeholder
- Meningkatnya administrasi bidang tata usaha pimpinan

E. Keberlanjutan Hasil Aksi Perubahan


Aksi Perubahan pada jangka pendek telah berhasil dilaksanakan sesuai dengan tahapan
yang telah direncanakan. Oleh karena itu, perlu adanya penentuan target pada jangka
menengah dan jangka panjang tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 20. Keberlanjutan Aksi Perubahan


Target
Bobot Capaian
No Kriteria Keberhasilan Waktu
(%)
(%)

JANGKA MENENGAH

1. Implementasi SI-PeDis 50 100 Tahun 2023

2. Pelayanan SPPD secara efektif dan 50 100 Tahun 2023


akuntabel

JUMLAH 100

JANGKA PANJANG

1. Pengembangan aplikasi SI-PeDis 70 100 Tahun 2024-2025

2. Monitoring dan evaluasi aplikasi SI- 30 100 Tahun 2024-2025


PeDis

JUMLAH 100

F. Diseminasi dan Publikasi Aksi Perubahan


Diseminasi merupakan suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok
target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran,
menerima, dan pada akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Proses
diseminasi aksi perubahan merupakan salah satu komponen kunci dalam
strategi marketing sektor publik dalam penyebarluasan ide atau gagasan dari
aksi perubahan.
Pelaksanaan diseminasi yang menjadi implementasi aksi perubahan
ditujukan kepada stakeholder agar terjadi penyebaran informasi secara masif
sehingga terbentuk persepsi yang sama dalam rangka menghasilkan outcomes
yang diinginkan. Diseminasi dilakukan secara kontinue baik secara formal
maupun dengan pertemuan langsung secara informal. Dengan adanya
Diseminasi aksi perubahan, stakeholder dan publik mengetahui informasi akan
adanya aplikasi Si-PeDis yang akan menjadi instrumen regulasi untuk
menghasilkan outcomes aksi perubahan.
Teknik komunikasi yang dilakukan selama implementasi aksi perubahan
adalah dengan koordinasi dan pendekatan persuasif untuk menghasilkan
komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif akan membuat pesan yang
akan disampaikan diterima dengan baik oleh stakeholder.
Hasil dari teknis komunikasi yang telah dilakukan tersebut memberikan dampak positif
antara lain sebagai berikut:

1. Berhasil mengidentifikasi permasalahan kesalahan administrasi dalam


penyelesain perjalana dinas
2. Berhasil melaksanakan koordinasi dengan stakeholder terkait, termasuk
dalam menyamakan persepsi guna mendukung aksi perubahan.
3. Berhasil mengidentifikasi kekurangan kegiatan-kegiatan terkait
pelaksanaan perjalanan dinas.
BAB V PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Aplikasi Si-PeDis dapat meningkatkan percepatan pelayanan administrasi perjalanan
dinas berbasis elektronik. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah
penyampaian laporan perjalanan Dinas sehingga pada nantinya dapat meningkatkan
kinerja pelayanan publik di Kabupaten Lombok Tengah. Kesimpulan yang dapat diperoleh
setelah melaksanakan aksi perubahan ini adalah sebagai berikut :

a. Terwujudnya aplikasi Si-PeDis berbasis website yang disusun oleh Tim Aksi
Perubahan
b. Terwujudnya Petunjuk Teknis Si-PeDis yang berisi tentang tata cara
penggunaan e-SPPD untuk mempermudah user
c. Terlaksananya Uji Coba Aplikasi Si-PeDis untuk memastikan aplikasi dapat
berjalan dengan lancar dalam meningkatkan pengadministrasian perjalanan
Dinas secara lokal online dikarenakan belum adanya Perangkat / Server untuk
kelancaran pelaksanaan aplikasi tersebut.
d. Terlaksananya sosialisasi Si-PeDis di Lingkup Sekretariat Daerah yang
dihadiri oleh seluruh pejabat fungsional dan bendahara bagian serta 2 (dua)
stakeholders eksternal yaitu Dinas Kominfo dan BKAD untuk menyampaikan
tentang keberadaan aplikasi perjalanan dinas berbasis elektronik secara ofline
dikarenakan belum adanya Perangkat / Server untuk kelancaran pelaksanaan
aplikasi tersebut.

1.2. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat disampaikan agar keberlanjutan aksi perubahan dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan target yang diharapkan antara lain :

- Meningkatkan komitmen terhadap pelaksanaan Si-PeDis


- Melaksanakan pemeliharaan terhadap Si-PeDis
- Melaksanakan update berkala
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Herry Abdul, Ir., M.Eng Tahun 2021, Modul Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Organisasi Digital, Organisasi Digital, Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Budi, Setia dan Mochamad Fatwadi Tahun 2021, Modul Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Manajemen Perubahan Sektor Publik, Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Kusuma, Harditya Bayu dan Isni Kartika Larasati, Tahun 2021, Modul Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Standar Kinerja Pelayanan, Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Madjid, Noor Cholis S.E., M.Si, dkk, Tahun 2021, Modul Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Manajemen Risiko, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Riyadmadji, Dodi, Dr., MM dan Dr. Ahmad Taufik, M.Si Tahun 2021, Modul Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Hubungan Kelembagaan, Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Suprapti, Wahyu, Tahun 2021, Modul Pelatihan Kepemimpinan Administrator Kepemimpinan
Transformasionall, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Swasanany Winantuningtyas Titi , Dr, Tahun 2021, Modul Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Akuntabilitas Kinerja, Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Syarien, Muhammad Imam Alfie, Tahun 2021, Modul Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Manajemen Kinerja, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Nur Cholis Madjid, SE. M.Si dkk, Tahun2021, Modul Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Manajemen Keuangan Negara, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Peraturan Bupati Lombok Tengah Nomor 69 Tahun 2021 Tentang Kedudukan, Susunan,
Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah.
Peraturan Bupati Lombok Tengah Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perjalanan Dinas
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.

Anda mungkin juga menyukai