Anda di halaman 1dari 11

REVIEW MATERI

Oleh :
Morris Eduardy Tamba (032019057)
Vian Hertamina Hulu (032019065)

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

2020/2021
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Teori : 100 Menit

1. PENDAHULUAN

Pada era globalisasi saat ini kebutuhan akan data dan informasi yang tepat,
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sangat dibutuhkan keberadaannya
karena merupakan sumber utama dalam pengambilan kebijakan untuk
mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Berkembangnya teknologi
informasi dan komunikasi merupakan kondisi positif yang akan sangat
mendukung berkembangnya sistem informasi kesehatan, hal ini juga sangat
berguna dalam pengambilan keputusan bisa lebih mudah jika semua informasi
yang dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu sistem informasi kesehatan
perlu dibangun dengan mengorganisir berbagai data yang telah dikumpulkan
secara sistematik, memproses data menjadi informasi yang berguna.

Sistem informasi layanan kesehatan merupakan salah satu bagian penting


yang tidak dapat dipisahkan dari sistem kesehatan di suatu negara.Dengan
tersedianya sistem informasi tersebut, maka masyarakat bisa mendapatkan
layanan kesehatan secara cepat dari berbagai institusi kesehatan yang ada,
serta dapat meningkatkan peran serta melalui pemberian informasi tentang
keluhan kesehatan yang ada/terjadi di lingkungan sekitarnya. Terlebih di era
ini, dimana banyak sektor kehidupan yang tidak terlepas dari peran serta dan
penggunaan teknologi komputer.Semakin hari, kemajuan teknologi komputer,
baik dibidang piranti lunak maupun perangkat keras berkembang dengan pesat
dan juga berkembang kearah kemudahaan untuk mengaplikasikannya.

Sistem Informasi Kesehatan (SIK)  adalah integrasi antara perangkat,


prosedur  dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi
secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang
terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.

Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem


pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkt pemerintahan secara
sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam
rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program


kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif
solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses
evaluasi terhadap pelaksanaan program-program kesehatan.
2. TUJUAN
2.1. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui apa pengertian sistem informasi kesehatan.


2. Untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep pengembangan sistem
informasi kesehatan.
3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan
pada sistem informasi rumah sakit.
4. Untuk mengetahui apa tujuan pengembangan sistem informasi
kesehatan.
5. Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan.

3. BAHAN BACAAN
3.1. Definisi Sistem Informasi Kesehatan

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem


Informasi Kesehatan (SIK) yang menjelaskan bahwa Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolan data dan informasi
kesehatan di semua tingkat pemerintah secara sistematis dan terintegrasi
untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pemanfatan teknologi
informasi dan komunikasi akan mendorong setiap instansi pemerintah
untuk mengembangkan penyelengaran kepemerintahan yang berbasis
elektronik atau lebih dikenal dengan istilah electronic
governmentgovernment) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
layanan publik secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Salah
satu bagian dari penerapan e- government adalah dalam bidang
kesehatan yang biasa dikenal dengan istilah Sistem Informasi
Kesehatan (SIK). (Kasman, 2018)

3.2. Tujuan Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) bertujuan untuk mengembangkan


Sistem Informasi Kesehatan yang komprehensif berhasil guna dan
berdaya guna dalam mendukung pembangunan kesehatan mencapai
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Sasaranya adalah
tersedianya informasi yang akurat, tepat waktu, lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan
untuk perumusan kebijakan, perencanan, pegerakan pelaksanan,
pengendalian, pengawasan dan penilaian program kesehatan disemua
tingkat administrasi di unit pelayanan kesehatan.(Kasman, 2018)

Tujuan system informasi kesehatan (SIK) adalah:


1. System informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari system
kesehatan nasional (SKN) yang berperan dalam memberikan
informasi unrtuk pengambilan keputusan disetiap jenjang
adminisratif kesehtan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota
atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakit
Ataupun Puskesmas.
2. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk
system informasi kesehatan (SIK), dengan tujuan
dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar
dapat menstransformasi data yang tersedia melalui system
pencatatan rutin maupun nonrutin menjadi sebuah informasi.

3.3. 6 Komponen Sistem Informasi Kesehatan


Menurut WHO, Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu
dari 6 “Building Block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan
di suatu negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan
tersebut adalah :

3.3.1 Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)


Berfokus pada kualitas asuhan, metode, dan indikator yang
digunakan untuk pelayanan kesehatan.

Karakteristiknya antara lain :


 Komprehensif, yaitu memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh yang disesuaikan dengan kebutuhan target
populasi, seperti pelayanan preventif, kuratif, paliatif, dan
rehabilitatif.
 Accessibility, pelayanan kesehatan berpusat pada klien,
dengan memberikan pelayanan kesehatan di rumah,
komunitas, tempat kerja, ataupun fasilitas kesehatan yang
tersedia dan harus didasarkan pada gambaran kebutuhan
kesehatan penduduk untuk pemerataan akses pelayanan
kesehatan.
 Coverage, yaitu semua orang didefinisikan sebagai target
populasi yang mendapat pelayanan kesehatan, baik sehat
maupun sakit, dan termasuk semua kelompok produktif
maupun kelompok sosial.
 Kontinuitas, yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan secara
berkelanjutan dengan memerhatikan kondisi kesehatannya
dan level perawatan yang diberikan.
 Kualitas, yaitu dalam setiap sistem kesehatan, pelayanan
kesehatan yang baik adalah pelayanan yang efektif, aman,
dan berkualitas, baik untuk perawatan pribadi maupun non-
pribadi.
 Person-centerness, yaitu pelayanan yang berpusat pada
manusia, bukan pada pembiayaan. Pelayanan kesehatan
haruslah peka terhadap perubahan respon dari pasien dan
dapat menerima mereka.
 Koordinasi, yaitu jaringan pelayanan kesehatan yang
terkoordinasi, seperti tipe provider, perawatan, tingkatan
pelayanan, dan persiapan pelayanan kegawatdaruratan.

3.3.2 Medical product, vaccine, and technologies (produk medis,


vaksin, dan teknologi kesehatan)
Produk obat-obatan, vaksin dan teknologi yang dimaksud
agar tersedia dalam konteks kesehatan dan berfungsi setiap saat,
dalam jumlah yang cukup, dalam dosis yang tepat, dengan
kualitas terjamin, serta harga yang dapat dijangkau oleh
masyarakat.

3.3.3 Health worksforce (tenaga medis)


Tenaga kesehatan merupakan semua orang yang terlibat
dalam tindakan dengan tujuan utamanya untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan. Tenaga kesehatan bertugas
memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk itu WHO
mendukung program pelatihan untuk menghasilkan spektrum
petugas kesehatan yang berkualitas dengan pelatihan inisiatif,
dan mekanisme seperti akreditasi untuk memastikan kualitas
pelatihan.

3.3.4 Health system financing (system pembiayaan kesehatan)


Pembiayaan kesehatan merupakan dasar kemampuan dari
sistem kesehatan yang bertujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan manusia yang mengacu pada fungsi
mobilisasi, akumulasi, serta alokasi dana untuk menutup
kebutuhan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang dapat ditinjau sebagai dana yang tersedia untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk memanfaatkan jasa
pelayanan.

3.3.5 Health information system (sistem informasi kesehatan)


Sistem informasi menyediakan suatu akses untuk membuat
keputusan dan berfungsi sebagai, kompilasi data, analisis dan
sintesis, serta komunikasi bagi pengguna. Selain itu, sistem
informasi kesehatan juga mendukung pengembangan informasi
kesehatan dan pengawasan sistem,pengembangan alat standar dan
instrumen, dan pemeriksaan publikasi statistik kesehatan.

3.3.6 Leadership and governance (kepemimpinan dan


pemerintah)
Kepemimpinan dan pemerintahan dalam membangun sistem
kesehatan melakukan upaya untuk memastikan bahwa kerangka
kebijakan strategi diakui keberadaannya serta dikombinasikan
dengan pengawasan yang efektif, membangun koalisi, regulasi,
memerhatikan desain sistem, dan akuntabilitas.
3.4. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Informasi Kesehatan
3.4.1 Keuntungan Sistem Informasi Kesehatan
 Membantu pengambil keputusan unntuk mendeteksi dan
mengendalikan masalah kesehatan, memantau perkembangan dan
meningkatnya.
 Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah
di pahami, serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan
kesehatan.
 Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan
mendapatkan pelayanan kesehatan.
 Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar dengan
baik( bekerja secara terstruktur).
 Pengecekkan data lebih mudah
 Hemat tempat

3.4.2 Kelemahan Sistem Informasi Kesehatan


 Sumber daya manusia yang masih belum memadai, belum
meratanya SDM ke berbagai daerah trpencil, keterbatasan jumlah
dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi.
 Modal awal yang cukup mahal
 Pemerintah/govername, sejak desentralisasi tahun 2000, peran
kementrian Kesehatan Dalam mengelola SIK semakin penting.
Tanpa pengelolaan dan kebijakkan yang kuat, setiap pemerintah
daerah akan mengadopsi system masing- masing dan tidak
“Interperable” yakni, tidak bisa saling komunikasi antara satu
system dengan yang lain.
 ragmentasi dan system parallel terlalu membebankan serta
pengembangan system informasi membutuhkan waktu yang lama,
yang paling fundamental adalah permasalahan fregementasi.
 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) masih
kurang dn keterbatasan jaringan informasi di daerah-daerah
terpencil.
 Sistem kesehatan Indonesia masih belum memanfaatkan SIK
secara menyeluruh dan jatuh ketinggalan dengan sector lainnya
contohnya sector Bank yang telah memanfaat TIK secara
maksimal.
 Bergantung pada sumber listrik, karena mengunakan komuputer
semua hal yanf berhubungan dengan teknologi informasi untuk
kesehatan bergantung pada sumber listrik.
 Bergantung pada aplikasi, jika aplikasi bermasalah maka
pelayanan kepada pasien juga buruk. Perlu pelatihan khusus dan
membutuhkan waktu untuk pelatihan.
 Dapat memberikan dampak bagi lingkungan social seperti
pengurangan tenaga kerja.

3.5. Tantangan Sistem Informasi Kesehatan


Tantangan Sistem Informasi Kesehatan yakni:
1) Tantangan OTODA (Otomoni Daerah): Ini sebagai implementasi
dari UU No. 2 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU
no. 25 tahun 1999 tentang pertimbangan keungan antara
pemrintah pusat dan daerah. Sehingga daerah punya otoritas dalam
menentukan arah kebijakkan sendiri termasuk di dalammnya
mengenai arah kebijakkan system informasi kesehatan untuk
kabupatennya.
2) Tantangan Globalisasi yakni banyak ragam perangkat lunak SIK
sehingga membinggungkan unit operasional dalam menginput nya di
bidang kesehatan hal ini berdampak negative apabila tidak dikelola
dengan baik. Beberapa dampak negative tersebut antara antara lain
adanya penyakit penyakit serta gangguan kesehatan baru, masuknya
investasi dan teknologi kesehatan yang dapat meningkatkan
tinggionya biaya kesehatan. untuk menghadapi kemungkinan
dampak negative yang sering terjadi ini di era globalisasi maka
dukungan system informasi sangatlah di perlukan.

4. KESIMPULAN
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan
merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan
disemua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun.
Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan
cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang
tertata dan terlaksana dengan baik.

5. LATIHAN
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dirawat di salah satu Rumah Sakit.
Anak perempuan tersebut sedang mengantri untuk mendaftar. Karna antrian
yang panjang dan proses pendaftaran yang lama, anak perempuan tersebut
mulai gelisah dan gusar karna bosan menunggu terlalu lama, dan orang tua si
anak merasa pelayanan di RS tersebut kurang baik.

Tugas :

1. Bagaimakah tanggapan kita sebabagi perawat pada kasus di atas ?


2. Apakah yang dapat kita lakukan sebagi seorang perawat ?
3. Bagaimanakah cara kita menyelesaikan masalah ini ?
4. Apakah efek dari kasus di atas ?
5. Apakah tindakan anak perempuan itu benar ?
6. Apakah solusi yang bisa kita berikan ?
7. Apakah disetiap daerah masalah seperti ini selalu ada?
8. Adakah sistem lain yg bisa dilakukan oleh perawat ?

5.1. TES FORMATIF

Saat ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait dengan


pemenuhan hak kesehatan yaitu BPJS kesehatan. BPJS sebagai bentuk
jaminan pembiayaan kesehatan warga Indonesia maka tidak boleh lagi
ada masyarakat yang tidak memperoleh pelayanan kesehatan karena
alasan biaya. BPJS telah berlaku efektif mulai tahun 2014 namun
faktanya masih banyak kasus kasus yang mengabaikan hak hak
masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang merupakan salah satu
pelanggaran hak asasi manusia, contohnya peserta tidak bisa menentukan
sendiri fasiltas pelayanan yang diinginkan.

Sistem ini dimaksudkan untuk setiap orang memperoleh layanan


kesehatan yang mereka perlukan tanpa mengalami kesulitan keuangan
ketika melakukan pembayaran. Hal terpenting untuk mencapainya
melalui mutu layanan kesehatan harus mencakup promosi kesehatan,
pencegahan dan pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan yang
meringankan.

Pertanyaan :

1. Untuk mencapai hal tersebut, apa upaya yang dapat dilakukan ?

2. Dalam kasus ini, yang termasuk kedalam masalah yang saat ini ada di
negara berkembang adalah ?

6. DAFTAR PUSTAKA

Ansariadi, dkk. 2012. Infrastruktur SIK di 138 Kabupaten di Indonesia :


Evidence dari Survei SIK DEPKES. Di akses pada link
http://www.survei-SIK.pdf tanggal 11 September 2015.
Tirzanny V. M. , Rondo dkk. 2013. Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi
Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Minahasa Tenggara. Di akses pada
link http://www.fkm.unsrat.ac.id tanggal 11 September 2015.
SIKDA GENERIK 2014. Diakses pada link http://sikda.depkes.go.id tanggal 7
September 2015.
World Health Organization. 2010. Monitoring the Building Blocks of Health
System. Diakses pada link
http://www.who.int/healthinfo/systems/WHO_MBHSS_2010_full_web.d
f tanggal 7 September 2015
7. DAFTAR ISTILAH/GLOSARIUM
Vaksin = Zat atau senyawa
Provider = Penyedia jasa

Anda mungkin juga menyukai