Cone es krim terbuat dari bahan dasar tepung sagu dan tepung terigu, yang
merupakan produk kaya dengan karbohidrat. Untuk memperkaya nilai gizi cone
maka diperlukan penambahan bahan lain antara lain ikan sebagai sumber protein.
Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) sebagai sumber protein merupakan salah
satu ikan air tawar yang cukup dikenal di Indonesia, serta mempunyai nilai
ekonomis. Sumber protein dari tepung ikan diperoleh dari penggilingan ikan.
Tepung ikan adalah produk berkadar air rendah diperoleh dari suatu proses
reduksi bahan mentah menjadi suatu produk yang sebagian besar terdiri dari
komponen protein ikan (Irianto 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui karakteristik cone es krim dengan penambahan tepung ikan patin
(Pangasius hypopthalmus), mengetahui konsentrasi tepung ikan terbaik dalam
pembuatan cone es krim dan fortifikasi protein pada pembuatan cone es krim.
Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu penelitian tahap I pembuatan
tepung ikan dari Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) dan penelitian tahap II
pembuatan cone es krim dengan menggunakan tepung ikan dengan konsentrasi
yang berbeda-beda yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% terhadap jumlah
tepung terigu dalam adonan. Cone yang dihasilkan diuji sensori, fisik (derajat
pengembangan, kekerasan, ketahanan cone terhadap es krim), protein dan total
mikroba dan data yang dihasilkan diuji ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji
Tukey untuk mengetahui cone dengan penambahan tepung ikan mana yang
terbaik berdasarkan metode Bayes.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan tepung ikan dengan rendemen
sebesar 23,6%. Cone es krim yang terbaik adalah cone dengan penambahan
tepung ikan sebanyak 25% dengan nilai rata-rata parameter sensori tekstur,
penampakan, rasa dan aroma masing - masing sebesar 7,1; 7,1; 6,64; dan 6,14.
Cone terbaik memiliki derajat pengembangan sebesar 2,28%, kekerasan sebesar
821,88 gf. Ketahanan cone terbaik pada es krim tradisional dan modern
masing - masing sebesar 25 dan 27 menit serta memiliki kadar protein sebesar
4,39% dan total mikroba sebesar 9,7 x 102 koloni/gram
Cone es krim terbaik memiliki komposisi kadar air, protein, lemak, abu
dan karbohidrat masing-masing sebesar 3.92±0.05%, 4.39±0.43%, 1.59±0.08%,
1.21±0.06% dan 88.89±0.51% sedangkan cone es krim dengan penambahan
tepung ikan sebanyak 0% memiliki komposisi kadar air, protein, lemak, abu dan
karbohidrat masing-masing sebesar 3.41 ± 0.47%, 0.81 ± 0.97%, 1.57 ± 0.02%,
1.09 ± 0.01% dan 93.09 ± 0.45%. Hal ini dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan
kadar protein setelah penambahan tepung ikan.
FORTIFIKASI TEPUNG IKAN PATIN
(Pangasius hypopthalmus) PADA PEMBUATAN
CONE ES KRIM
SKRIPSI
Oleh
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan
Tanggal lulus:
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Fortifikasi
Tepung Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) pada Pembuatan Cone Es
Krim”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Perikanan di Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini terutama kepada:
1. Ibu Ir. Anna C. Erungan, MS sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu
Ir. Komariah Tampubolon, MS sebagai anggota komisi pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran dalam menyusun skripsi ini;
2. Ir. Dadi R. Sukarsa, selaku dosen penguji tamu yang telah memberikan saran
yang membangun skripsi ini;
3. Bapak Dr. Ir. Agoes M Jacoeb, Dipl. Biol, selaku komisi pendidikan, atas
segala pengarahan yang diberikan;
4. Bapak Uju, S.Pi selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan selama menjalani masa perkuliahan;
5. Bapak Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS. M.Phill, selaku Ketua Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor;
6. Mamah, Papah, Ka Hana, Ka Hary dan Vina terimakasih telah memberikan
semangat, doa, dan kasih sayang, dukungan moral maupun material yang telah
diberikan kepada penulis;
7. Om-om, tante-tante serta saudara-saudara semua yang telah memberikan
dukungan dan doa selama ini;
8. Ibu Ema, Rita, Mas Zacky, Mas Saiful, Umi dan staf TU THP (Mas Mail, Pak
Jamhuri, Bu Etang, Pak Ade, Mba Heni) atas bantuan dan kerjasamanya
selama ini;
9. Inka Santika Aprilliani selaku saudara dan teman seperjuangan selama
penelitian. Yulia Wardhani dan Dan Pratisari yang telah memberikan
persahabatan indah yang tak terlupakan;
10. Aryo Pratomo Susetyo, terimakasih atas dukungan, bantuan dan semangat
yang telah diberikan selama ini;
11. Ibu Rubiyah, atas bantuan dan kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Ary, Tyas, Uut, Niken, Ika, Ane, Pur, Dewi, Indri, Rodi, Pril, Dini, Ika, Riska,
Evi, Tika, Ado, Tia, Ifa, Melda, Erna, Sofi, Mirza, Dita, Fuad, Ipank, Ajib dan
teman-teman THP’42 lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas kebersamaan dan pertemanan selama ini;
13. Kakak-kakak kelasku THP 41’, khususnya Ka An’in, Ka Anang, Ka Windy
yang telah memberikan bantuan tenaga selama penelitian ini;
14. Teman-teman dan keluarga “Rosa fams”, Eyang, Mba Fitri, Mba Enting, Pak
Eko, Ucan, Ega, Nana, Mba Devi, Cacuy, Mey2, Rina, Vita, Fitria, Nunu,
Eky, Juju, Adit, Yanta, Ridwan, Aji, Sufi, Anggun, Genny, Tyas, Ega B11,
Nayla dan warga wisma rosa lainnya, terimakasih atas kebersamaan kita
selama ini;
15. Semua teman-teman dan adik kelas THP 41, 43 dan 44 serta semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis melalui
dukungan dan semangat yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan penulisan skripsi ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi
pihak yang memerlukan.
Halaman
DAFTAR TABEL…………………….…………………………………….. iii
DAFTAR GAMBAR.................….………………………………………… iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………….......... 1
1.2 Tujuan……………………………………………………………….. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus).................................................. 3
2.2 Cone…………………………………………………………………. 4
2.3 Tepung sagu…………………………………………………………. 5
2.4 Tepung terigu....................................................................................... 6
2.5 Lesitin.................................................................................................. 7
2.6 Garam................................................................................................... 8
2.7 Soda kue............................................................................................... 8
2.8 Air........................................................................................................ 9
2. 9 Jeruk nipis…………………………………………………………… 9
2.10 Tepung Ikan.......................................................................................... 10
2.11 Protein.................................................................................................. 11
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................... 14
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 14
3.2.1 Alat ............................................................................................ 14
3.2.2 Bahan.......................................................................................... 14
3.3 Prosedur Penelitian................................................................................ 15
3.3.1 Penelitian tahap I......................................................................... 15
3.3.2 Penelitian tahap II ....................................................................... 17
3.4 Metode Analisis. .................................................................................. 17
3.4.1 Uji sensori.................................................................................. 18
3.4.2 Uji fisik.....…………………………………………………… 19
3.4.2.1 Derajat pengembangan ................................................ 19
3.4.2.2 Kekerasan .................................................................... 19
3.4.2.3 Ketahanan cone terhadap es krim .............................. 19
3.4.3 Uji kimia................................................................................... 20
3.4.3.1 Kadar air ..…………………………………………… 20
3.4.3.2 Kadar abu . ..……………….………………………… 20
3.4.3.3 Kadar protein .. ……………………………………… 21
3.4.3.4 Kadar lemak..………………………………………… 21
3.4.3.5 Kadar karbohidrat (by different)….………………….. 22
3.4.2 Uji total mikroba....................................................................... 22
3.5 Rancangan Percobaan ......................................................................... 22
3.6 Pemilihan Cone Es Krim Terbaik Berbasis Indeks Kinerja…….…… 24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Tepung Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus).............. 26
4.2 Karakteristik Cone Es Krim ................................................................ 28
4.2.1 Karakteristik sensori.................................................................. 28
4.2.1.1 Tekstur ............................................................................ 28
4.2.1.2 Penampakan .................................................................... 30
4.2.1.3 Rasa ................................................................................. 31
4.2.1.4 Aroma .............................................................................. 32
4.2.2 Karakteristik fisik ....................................................................... 33
4.2.2.1 Derajat pengembangan .................................................... 33
4.2.2.2 Kekerasan ........................................................................ 34
4.2.2.3 Ketahanan cone terhadap es krim ................................... 36
4.2.3 Kadar protein .............................................................................. 37
4.2.4 Total mikroba ............................................................................. 38
4.3 Pemilihan Cone Es Krim Terbaik Berbasis Indeks Kinerja…………. 39
4.4 Komposisi Kimia Cone Es Krim Terbaik ........................................... 41
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 44
5.2 Saran .................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... . 45
LAMPIRAN ..................................................................................................... 49
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Komposisi gizi ikan patin (Pangasius hypopthalmus) segar……………... 4
Halaman
1. Ikan patin (Pangasius hypopthalmus)……………………………………. 4
2. Cone es krim …………………………………………………………….. 5
3. Diagram alir pembuatan tepung Ikan Patin
(Pangasius hypopthalmus) ……………………………………………….. 16
4. Prosedur penelitian tahap II………………… …………………………… 18
5. Tepung ikan patin (Pangasius hypopthalmusi) ………………………….. 26
6. Cone es krim dengan penambahan tepung ikan …………………………. 28
7. Histogram nilai rata-rata parameter tekstur cone es krim
dengan penambahan tepung ikan ………………………………………… 29
8. Histogram nilai rata-rata parameter penampakan cone es krim
dengan penambahan tepung ikan ..……………………………………….. 30
9. Histogram nilai rata-rata parameter rasa cone es krim
dengan penambahan tepung ikan ………………………………………… 31
10. Histogram nilai rata-rata parameter aroma cone es krim
dengan penambahan tepung ikan ………………………………………… 32
11. Histogram derajat pengembangan cone es krim ………………………… 34
12. Histogram kekerasan cone dengan penambahan tepung ikan patin …….. 35
13. Histogram kadar protein cone dengan penambahan tepung ikan patin…... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Data rendemen tepung ikan Patin (Pangasius hypopthalmus)………….. 49
2. Data analisis proksimat tepung ikan Patin ……………………………… 50
3. Scoresheet sensori uji kesukaan ………………………………………… 51
4. Data uji sensori ………………………………………………………… 52
5a. Hasil Kruskal Walllis sensori cone es krim ............................................. 58
5b. Hasil uji lanjut parameter tekstur cone es krim ....................................... 58
5c. Hasil uji lanjut parameter rasa cone es krim............................................. 58
6a. Data pengujian derajat pengembangan cone es krim………………….... 59
6b. Hasil analisis ragam derajat pengembangan cone es krim……………… 59
6c. Hasil uji lanjut derajat pengembangan cone es krim…………………….. 59
7a. Data pengujian kekerasan cone es krim…………………………………. 60
7b. Hasil analisis ragam uji kekerasan cone es krim ……………………… 60
8. Waktu Ketahanan Cone terhadap Es krim Tradisional..………………... 61
9. Waktu Ketahanan Cone terhadap Es krim modern……………………… 66
10a. Data pengujian kadar protein cone es krim……………………………… 72
10b. Hasil analisis ragam uji kadar protein cone es krim ……………………. 72
10c. Hasil analisis uji lanjut kadar protein cone es krim ……………………. 72
11. Data dan hasil analisis ragam pengujian total mikroba............................ 73
12. Hasil perhitungan cone es krim terbaik ………………………………… 74
13. Data analisis proksimat cone es krim dengan penambahan
tepung ikan 0% dan cone terbaik ……………………………………….. 76
14. Analisis Kecukupan Gizi........................................................................... 77
1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1). Meningkatkan protein pada cone es krim
2) Mengetahui konsentrasi tepung ikan terbaik dalam pembuatan cone es krim
3) Mengetahui karakteristik cone es krim dengan penambahan tepung ikan patin
(Pangasius hypopthalmus)
2. TINJAUAN PUSTAKA
Air 80 - 85
Lemak 1,1 - 3
2.2 Cone
Cone merupakan biskuit yang termasuk kedalam klasifikasi dari wafer.
Wafer adalah makanan ringan (snack food) yang memiliki kadar air rendah
dengan tekstur renyah terbuat dari campuran tepung, shortening (lemak), gula, air,
dan sebagian kecil leavening agent (yeast, soda, ammonium bikarbonat). Wafer
dapat dijadikan makanan camilan karena dapat menambah energi. Cone
umumnya dikenal sebagai kerucut pada es krim. Pada awalnya kerucut ini terbuat
dari kertas atau logam. Ide ini berasal dari seorang penjual es krim di wilayah
Prancis, Jerman, dan Inggris di tahun 1800-an. Pada waktu itu mereka kehabisan
mangkuk dan piring yang digunakan untuk menjajakan es krimnya. Kerucut es
krim yang dapat dimakan (cone), ditemukan pada tahun 1888 yaitu dalam sebuah
buku resep karya Agnes Marshall (Inggris) berjudul Mrs. A.B. Marshall`s
Cookery Book. Ia pula yang pertama kali membuat hak cipta dari resep kerucut
itu. Penemu mesin penggulung kerucut es krim ini adalah Frederick Bruckman
(AS) pada tahun 1912 (Ely 2006). Gambar cone es krim dapat dilihat pada
Gambar 2.
2.5 Lesitin
Zat pengemulsi alamiah yang sangat popular dan banyak digunakan dalam
industri pangan modern adalah lesitin (Hartomo dan Wijatmoko 1993). Lesitin
biasanya digunakan sebagai nama lain untuk fosfatidilkolin, suatu fosfolipid yang
merupakan komponen utama fraksi fosfatida yang dapat diisolasi dari kuning telur
atau kacang kedelai yang diekstraksi baik secara mekanik maupun kimiawi
menggunakan heksana. Lesitin digunakan pada pembuatan roti cokelat, margarin
dan lain-lainnya (LPPOM 2008).
Lesitin adalah fosolipid yang mengandung kolin esterifikasi dengan asam
lemak. Lesitin berfungsi sebagai emulsifikasi dan komponen esensial biomembran
dan lipoprotein. Kuning telur dan kedelai sebagai sumber lesitin (Kooshesh et al.
2005). Lesitin yang berasal dari kuning telur mengandung lebih banyak asam
lemak jenuh (41,8%), sedangkan lesitin yang berasal dari kedelai mengandung
asam lemak tidak jenuh seperti linoleat (83,4%) (Magil et al. 1981). Lesitin
memiliki rasio pemisahan fase yang kecil dan paling mudah didispersikan kembali
(Nasrul et al. 2007).
Lesitin dapat diisolasi dari otak sapi, jantung dan hati sapi, kuning telur
dan dapat juga diperoleh dari kedelai (Hartomo dan Wijatmoko 1993). Lesitin
digunakan sebagai pengemulsi dalam produk yang mengandung lemak. Makanan
yang mengandung lemak biasanya melekat pada lidah agar hal itu tidak terjadi
maka digunakan lesitin sebagai bahan tambahan (Fanny 2008).
2.6 Garam
Natrium klorida adalah komponen bahan pangan yang tak dapat diabaikan.
Garam dapur paling umum digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan
pengawet hasil perikanan. Fungsi utama garam adalah untuk mengatur rasa.
Garam akan memberikan rasa pada bahan-bahan lainnya dan membantu untuk
meningkatkan sifat-sifat adonan. Selain itu garam berfungsi untuk menguatkan
flavor, memperkuat struktur, mengontrol waktu fermentasi, menambah kegiatan
gluten (Winarno 2002)
Garam biasanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Jumlah garam
yang digunakan tergantung pada beberapa faktor, salah satunya pada jenis tepung
yang dipakai. Tepung yang berkadar protein yang rendah biasanya banyak
membutuhkan garam, sebab garam berpengaruh untuk memperkuat protein.
Faktor lain yang menentukan jumlah garam adalah resep atau formula yang
dipakai (US Wheat Associate 1981).
2.8 Air
Air merupakan komponen yang dalam pembuatan adonan karena
fungsinya sebagai pelarut bahan-bahan dan pembentuk tekstur produk. Di
samping sebagai pelarut, air juga berfungsi sebagai pembentuk gluten dan gelatin
pada tahap pengolahan dengan panas. Air memungkinkan terbentuknya gluten
terigu yang proteinnya dalam bentuk glutenin dan gliadin, jika ditambahkan air
maka akan membentuk gluten. Air juga berperan mengontrol suhu adonan,
pemanasan atau pendinginan adonan. Air dalam adonan melarutkan garam,
menahan dan menyebarkan bahan-bahan secara seragam ( US Wheat Association
1981)
Air digunakan sebagai median dan katalis reaksi yang terjadi dalam
adonan. Perbedaan berat jenis air dan lemak menyebabkan dalam adonan
keduanya tidak bisa berbaur. Oleh karena itu diperlukan emulsifier yang
berfungsi menjaga agar butiran lemak tetap tersuspensi di dalam air (Winarno
2002).
2.6 Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena
zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi
sebagai zat pembangun dan pengatur (Winarno 2002). Protein berguna bagi tubuh
sebagai zat pembangun atau pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh seperti
pengatur serta mempertahankan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit
tertentu. Angka kecukupan protein yang dianjurkan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Angka kecukupan protein yang dianjurkan
Umur Protein
0-6 bulan 12
7-12 bulan 15
1-3 tahun 23
4-6 tahun 32
7-9 tahun 37
Pria :
10-12 tahun 45
13-15 tahun 64
16-19 tahun 66
20-45 tahun 55
Wanita :
10-12 tahun 54
13-15 tahun 62
16-19 tahun 51
20-45 tahun 48
Sumber : Almatsier S (2006)
Pencucian
Bagian yang
Pemisahan daging dari kulit dibuang : kulit,
duri, dan sisik
\
(
*Perendaman (daging dengan air
jeruk nipis (±30 menit)
Penepungan
Pencampuran
Air
Pengadukan
Pencetakan
Pemanggangan
(suhu 98oC, ± 1 menit)
• uji sensori
Cone es krim • uji fisik
• uji protein
• uji total mikroba
•
Keterangan:
Berat sampel (gram) = W1
Berat sampel setelah dikeringkan (gram) = W2
Kehilangan berat (gram) = W3
Keterangan :
Berat sampel (gram) =W
Berat cawan kosong (gram) = W1
Berat cawan dan abu (gram) = W2
3.4.3.3 Kadar Protein (Apriyantono et al. 1989)
Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl. Sampel
sebanyak 0,5 - 1 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl.
Kemudian ditambahkan 1 gram katalis selen dan 10 ml H2SO4 ke dalam sampel.
Sampel kemudian dididihkan selama 1-1,5 jam sampai cairan menjadi jernih lalu
didinginkan dan ditambah air suling secara perlahan-lahan. Selanjutnya isi labu
dipindahkan ke dalam alat destilasi, ditambahkan 8-10 ml NaOH lalu didestilasi.
Destilat yang diperoleh ditampung dalam erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml
H3BO3 dan 2 tetes indikator (campuran metal merah dan metilen biru). Setelah itu
titrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna. Kadar protein dapat dihitung
dengan rumus :
%N=
% protein = % N x 6,25
% Lemak = x 100%
3.4.3.5 Kadar karbohidrat (by different)
Perhitungan kadar karbohidrat dapat ditentukan dengan metode
pengurangan (by different) sebagai berikut :
Keterangan :
Yij = respon pengaruh faktor A taraf ke-i pada ulangan ke-k
µ = nilai tengah umum/rataan
Ai = pengaruh faktor A pada taraf ke-i
εijk = pengaruh galat percobaan
i = taraf
j = ulangan
BNT = t(α/2,dbs) x
r
Keterangan :
BNT = nilai beda nyata terkecil
dbs = nilai derajat bebas sisa
KTS = nilai kuadrat tengah sisa
r = jumlah ulangan
H=[ ] – 3(n+1)
Menghitung H’,
H’ =
7. Melihat X2 tabel dengan α : 0,05 db (v) = k-1
Jika x2 hitung > tabel = tolak Ho = uji lanjut multiple comparison
Jika x2 hitung < tabel = gagal tolak Ho
Keterangan :
T = (t-1)(t+1)
Ni = banyaknya pengamatan dalam perlakuan
2
Ri = jumlah rangking dalam perlakuan ke-i
T = banyaknya pengamatan seri dalam kelompok
H’ = H terkoreksi
Hasil yang berbeda nyata diuji dengan uji lanjut multiple comparisson
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
Ri = rata-rata rangking perlakuan ke-i
Rj = rata-rata rangking perlakuan ke-j
k = banyaknya ulangan
n = jumlah total
Kadar protein tepung ikan patin sebesar 67,76 ± 0,32% (bb), sedangkan
kadar protein tepung ikan lele berdasarkan penelitian Mervina (2009) adalah
sebesar 58,72 ± 0,64% (bb), perbedaan ini berdasarkan perbedaan jenis ikan yang
digunakan dalam pembuatan tepung ikan.
Lemak merupakan salah satu unsur yang penting dalam bahan pangan,
karena lemak berfungsi sebagai penambah nilai gizi dan kalori, serta memberikan
citarasa yang gurih pada bahan pangan. Selain itu, lemak berperan sangat penting
bagi gizi dan kesehatan tubuh, terutama karena merupakan sumber energi serta
sebagai sumber dan pelarut vitamin A, D, E dan K (Winarno 2002). Kadar lemak
tepung ikan patin sebesar 9,8 ± 0,28% (bb) dan berdasarkan Mervina (2009)
kadar tepung ikan lele sebesar 9,96 ± 2,2% (bb), perbedaan ini juga disebabkan
oleh perbedaan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tepung ikan.
Sebagian besar bahan makanan yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan
organik dan air sisanya terdiri dari unsur - unsur mineral. Unsur mineral juga
dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Dalam proses pembakaran,
bahan – bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah
disebut abu (Winarno 2002). Kadar abu tepung ikan patin sebesar 3,3 ± 0,42 %
sedangkan menurut Mervina (2009) kadar abu tepung ikan sebesar 4,41 ± 0,99%.
Perbedaan ini disebabkan oleh jenis ikan yang digunakan dalam pembuatan
tepung ikan. Tinggi rendahnya kadar abu tepung ikan selain dipengaruhi oleh
bahan mentah yang digunakan, kadar abu tepung akan tinggi bila bahan
mentahnya berasal dari sisa-sisa ikan berupa kepala dan tulang-tulang (Moeljanto
1992).
Air merupakan komponen utama bahan makanan. Air dalam bahan
makanan sangat menentukan daya awet bahan tersebut karena kandungan air
berkaitan dengan perkembangan mikroorganisme dalam produk. Hasil analisis
kadar air tepung ikan patin sebesar 10,4 ± 0,85 % sedangkan menurut Mervina
(2009) kadar air tepung ikan sebesar 7,99 ± 1,46%. Perbedaan ini disebabkan
oleh metode pengeringan tepung ikan yang dilakukan berbeda dan bahan baku
yang digunakan. Dalam pembuatan tepung ikan patin metode pengeringan yang
digunakan dengan menggunakan oven pada suhu 60oC dan pada pembuatan
tepung ikan lele pada penelitian Mervina (2009) menggunakan drum dryer pada
suhu 80oC sehingga kadar air pada tepung ikan lele lebih rendah dibandingkan
dengan tepung ikan patin. Menurut Moeljanto (1992), jarang dijumpai tepung
ikan dengan kadar air kurang dari 6% sebab tepung ikan bersifat higroskopis.
Kadar karbohidrat diperoleh dengan menggunakan metode pengurangan
(by different), kadar karbohidrat tepung ikan patin sebesar 8,74 ± 0,18% dan
berdasarkan penelitian Mervina (2009) kadar karbohidrat tepung ikan lele sebesar
18,87 ± 3,19%.
7.14a
8 6.86a 6.89a 6.96a 7.1a
6.25a
Nilai rata-rata parameter
7
6
penampakan
5
4
3
2
1
0
0% 5% 10% 15% 20% 25%
Konsentrasi tepung ikan
8
Nilai rata-rata parameter aroma
6.68a
6.29a
7 6.03a 6.04a 6.14a
5.67a
6
5
4
3
2
1
0
0% 5% 10% 15% 20% 25%
Konsentrasi tepung ikan
Semakin banyak tepung ikan yang ditambahkan pada cone maka semakin
meningkat derajat pengembangan cone es krim. Pada cone es krim dengan
penambahan tepung ikan 25%, tepung terigu yang ditambahkan semakin sedikit
maka kadar amilosa semakin rendah sehingga derajat pengembangannya semakin
besar. Amilosa yang tinggi mengakibatkan produk pangan kaku, sulit
mengembang dan keras (Rooney dan Lusas 2001). Besarnya kandungan amilosa
pada terigu dapat mencapai 26,85% atau lebih (Armstrong et al. 2006). Menurut
Zarguili et al. (2005) pati gula digunakan di industri makanan untuk berbagai
aplikasi seperti thickener, penstabil koloid, dan gelling agent.
4.2.2.2 Kekerasan
Uji kekerasan digunakan untuk mengetahui tingkat kekerasan suatu
produk. Kekerasan adalah besarnya gaya tekan untuk memecah produk pangan.
Kekerasan berhubungan erat dengan kerenyahan, dimana semakin rendah
kekerasan semakin tinggi kerenyahannya karena gaya yang dibutuhkan untuk
memecah produk semakin kecil. Hasil uji kekerasan dapat dilihat pada Gambar
12.
Hasil rata-rata uji kekerasan cone es krim dengan penambahan tepung ikan
berkisar antara 821,88 gf – 1050 gf. Nilai kekerasan paling tinggi pada cone
dengan penambahan tepung ikan 0% sebesar 1050 gf dan nilai kekerasan terendah
pada cone dengan penambahan tepung ikan 25% sebesar 821,88 gf. Nilai
kekerasan paling tinggi pada cone dengan penambahan tepung ikan 0% sebesar
1050 gf dan terendah pada cone dengan penambahan tepung ikan sebesar 25%
sebesar 821,88 gf.
Tabel 7. diatas dapat dilihat bahwa cone es krim yang paling lama
menopang es adalah cone dengan penambahan tepung ikan sebanyak 25% yaitu
selama 25 menit untuk es krim tradisional dan selama 27 menit untuk es krim
modern selama 27 menit. Semakin meningkat konsentrasi tepung ikan yang
ditambahkan maka semakin lama cone es krim dapat menopang es krim. Hal ini
diduga dikarenakan adanya asam amino pada protein tepung ikan yang bersifat
hidrofobik sehingga cone lebih lama mampu menopang es lebih lama. Menurut
Bintang M et al. (2006), asam amino yang bersifat hidrofobik antara lain alanin,
leusin, isoleusin, triptofan, valin dan prolin yang bersifat tidak mudah larut dalam
air. Ikan Patin mengandung asam amino hidrofobik yaitu leusin dan triptofan
(DKP 2009). Selain itu komponen penyusun es krim modern mengandung lemak
susu yang berperan dalam mempertahankan bentuk es krim dan menghasilkan
yang memiliki sifat mencair yang baik, sehingga waktu cone dalam
mempertahankan es krim modern lebih lama dibandingkan dengan menggunakan
es krim tradisional (Marshall dan Arbuckle 2000).
4.2.3 Kadar protein
Protein ikan pada umumnya mempunyai kandungan asam amino esensial
yang cukup dan lengkap, dan daya cerna yang baik karena protein tersebut tidak
“terjerat” dalam jaringan selulosa yang sulit dicerna, seperti halnya protein nabati,
karena itu secara keseluruhan protein hewani mempunyai nilai biologi yang lebih
baik dibandingkan dengan protein nabati (Somaatmadja D 1983).
Salah satu parameter kimia yang penting adalah protein. Tersedianya
protein dalam tubuh, mencukupi atau tidaknya bagi keperluan-keperluan yang
harus dipenuhinya, adalah sangat tergantung dari susunan (komposisi) bahan
makanan yang dikonsumsi seseorang setiap harinya (Kartasapoetra dan Marsetyo
2008).
Skala nilai rangking yang digunakan berkisar antara 1-6 sesuai dengan
konsentrasi tepung ikan patin yang digunakan (0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan
25%). Total nilai hasil perkalian antara nilai rangking dengan nilai bobot
digunakan untuk menentukan cone es krim terbaik. Total nilai yang tertinggi
yang didapatkan merupakan cone es krim terbaik. Hasil perhitungan metode
Bayes dapat dilihat pada Tabel 10.
Nilai kadar protein pada tiap perlakuan diberikan tingkatan rangking
sesuai dengan jumlah protein, semakin tinggi kadar protein maka diberi nilai
rangking paling besar. Jika ketahanan cone terhadap es krim paling lama
menopang es maka diberi nilai rangking paling besar. Kekerasan cone paling
rendah maka diberikan nilai rangking paling besar. Derajat pengembangan diberi
tingkatan rangking sesuai dengan nilai presentase pengembangan cone. Analisis
total mikroba paling kecil maka nilai rangking yang diberikan semakin besar.
Nilai rangking yang diberikan pada parameter subjektif (penampakan, aroma, rasa
dan tekstur) diberikan berdasarkan tingkat kesukaan panelis dari hasil uji
organoleptik. Berdasarkan total nilai tertinggi, cone es krim dengan penambahan
tepung ikan sebanyak 25% menghasilkan nilai tertinggi, yaitu dengan nilai
alternatif sebesar 5,7282.
Tabel 9. Hasil pembobotan cone es krim
Konsentrasi Tepung Ikan (%) Nilai
Perlakuan
0 5 10 15 20 25 Bobot
Air memiliki peran yang penting antaranya air berperan dalam mengontrol
kepadatan dari adonan dan sebagai pelarut bahan – bahan. Kadar air dari cone es
krim dengan penambahan tepung ikan 0% sebesar 3,41 ± 0,47% (bb) dan cone es
krim terbaik sebesar 3,92 ±0,05% (bb). Hal ini disebabkan oleh bahan - bahan
yang digunakan dalam pembuatan cone es krim.
Protein mempunyai bermacam – macam fungsi bagi tubuh, Kadar protein
pada cone dengan penambahan tepung ikaSn 0% sebesar 0,81 ± 0,97% (bb) dan
cone es krim terbaik sebesar 4,39 ± 0,07% (bb). Peningkatan kadar protein ini
disebabkan oleh adanya tambahan kadar protein yang berasal dari tepung ikan
patin (Pangasius hypopthalmus) dalam adonan. Meningkatnya kadar protein
seiring dengan meningkatnya jumlah tepung ikan yang ditambahkan (Nurul et al
2009). Penambahan tepung ikan selain berdampak terhadap mutu sensori
berdampak pula terhadap nilai gizi produk yang dihasilkan (Riyanto dan Maya
2000).
Lemak berperan penting bagi gizi dan kesehatan tubuh,. Berbagai bahan
pangan mengandung lemak atau minyak diantaranya daging, ikan, telur, kacang
tanah dan berbagai jenis sayuran (Winarno 2002). Kadar lemak pada cone dengan
penambahan tepung ikan sebanyak 0% sebesar 1,57 ± 0,02% (bb) dan cone es
krim terbaik memiliki kadar lemak sebesar 1,59 ± 0,08% (bb). Hal ini disebabkan
oleh tambahan tepung ikan patin (Pangasius hypopthalmus) pada cone yang
mengandung lemak.
Unsur mineral juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Hasil
analisis kadar abu cone dengan penambahan tepung ikan sebanyak 0% sebesar
1,09 ± 0,01% (bb), sedangkan cone es krim terbaik memiliki kadar abu sebesar
1,21 ± 0,06% (bb). Hal ini disebabkan dengan adanya tambahan tepung ikan
meningkatkan mineral pada adonan cone.
Kadar karbohidrat pada cone dengan penambahan tepung ikan sebanyak
0% sebesar 93,09 ± 0,45% (bb) dan cone es krim terbaik sebesar 88,89 ± 0,51%.
Hal ini terjadi penurunan kadar karbohidrat karena meningkatnya kadar protein
pada cone yang disebabkan adanya tambahan protein dari tepung ikan Patin
(Pangasius hypopthalmus).
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Cone pada penelitian ini menggunakan tepung ikan Patin
(Pangasius hypopthalmus) yang dihasilkan dengan besar rendemen 23,6% dari
berat daging. Cone es krim terbaik adalah cone dengan penambahan tepung ikan
patin (Pangasius hypopthalmus) sebanyak 25%. Cone ini memiliki nilai rata-rata
sensori terhadap parameter tekstur, penampakan, rasa dan aroma masing – masing
sebesar 7,1; 7,1; 6,64; dan 6,14. Cone terbaik memiliki derajat pengembangan
sebesar 2.28%., kekerasan sebesar 821.88 gf, ketahanan cone terbaik pada es krim
tradisional dan modern masing – masing selama 25 dan 27 menit, kadar protein
4,39% dan total mikroba 9,7 x 102koloni/gram.
Cone terbaik memiliki komposisi gizi sebagai berikut kadar air, protein,
lemak, abu dan karbohidrat masing-masing sebesar 3,92±0,05%; 4,39±0,43%;
1,59±0,08%; 1,21±0,06% dan 88,89±0,51%. Jika dibandingkan cone es krim
tanpa penambahan tepung ikan patin dengan cone es krim terbaik, kadar protein
cone mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,81 ± 0,97% menjadi 4,39±0,43%.
5.2. Saran
Saran pada penelitian ini sebaiknya mengetahui karakteristik cone selama
proses penyimpanan yang berbeda dan pengaruh beberapa jenis kemasan serta
penggunaan konsentrasi tepung ikan yang lebih tinggi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah TC. 2008. Fortifikasi tepung ikan tenggiri (Scomberomorus sp.) dan
tepung ikan swangi (Priacanthus tayenus) dalam pembuatan bubur bayi
instan [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor
Beynum dan Roels (Ed). 1985. Starch Conversion Technology. Marcell Dekker
Inc. Newyork and Basel
Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wooton. 1985. Ilmu Pangan. Penerjemah :
Hari Purnomo dan Adiono, penerjemah. Jakarta : UI Press. Terjemahan
dari : Food Science
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2008. Isolasi dan karakterisasi gen
hormon pertumbuhan ikan patin siam (Pangasius hypophtalmus).
http://www.brkp.dkp.go.id. [20 Desember 2009]
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2009. Produksi perikanan budidaya
menurut komoditas utama (2005-2009). www.fbc.perikanan-diy.info.
[30 Maret 2009]
Faridah et al. 2006. Modul Praktikum Analisis Pangan. Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Hartomo AJ, Widiatmoko MC. 1993. Emulsi dan Pangan Instan Ber-lesitin.
Yogyakarta : Andi Offset
Magil, Zeisel, Wurtman. 1981. Effect of ingesting soy or egg lecithins on serum
choline, choline and brain acetlcholine. The Journal of nutrition. 1:111
Marshall R.T dan W.R Arbuckle. 2000. Ice cream 5th edition. Aspen publisher,
Inc. Gaithersburg. Maryland
Matz S. 1978. Cookies and Cracker Technology. United States of America : The
Avi Publishing Company
Mervina. 2009. Formulasi biskuit dengan substitusi ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus) dan isolasi protein kedelai (Glycine max) sebagai makanan
potensial untuk anak balita kurang gizi [Skripsi]. Departemen Gizi
Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.
Nurul, Boni, Muryati. 2009. The effect of different ratio of dory fish to tapioca
flour on the linear expansion, oil absorbsion, colour, and hardness of fish
cracker. International Food Research Journal. 16: 159-165
Orban, Teresina, Gabriella. 2008. New trends in the seafood market. Sutchi
catfish (Pangasius hypopthalmus) fillets from Vietnam: nutritional quality
and safety aspects. Food Chemistry. 110 : 383-389
Rooney L.W, E.W Lusas. 2001. Snack Food Processing. CRC Press, New York
Rukmana R. 1995. Jeruk Nipis. Kanisius : Yogyakarta.
Susanto H dan Amri K. 1996. Budidaya Ikan Patin. Jakarta : Penebar Swadaya.
Steel, Torrie. 1980. Principles and Procedures Of Statistics. New York: McGraw-
Hill Book Company
US Wheat Associates.1981. Pedoman Pembuatan Roti dan Kue. [Terjemahan dari
: Bakers Handbook on Practical Baking]. IKAPI (penerjemah). Jakarta:
Djambatan
Winarno. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
• Contoh perhitungan :
= x 100%
= 23,6 %
Lampiran 2. Data analisis proksimat tepung ikan Patin
Kadar
Kadar Kadar Kadar Kadar
Ulangan Karbohidra
Air Abu Lemak Protein
t
1 9.8 3.6 10 67.99 8.61
2 11 3 9.6 67.53 8.87
Rata-rata 10.4 3.3 9.8 67.76 8.74
Stdev 0.84 0.42 0.28 0.32 0.18
Lampiran 3. Scoresheet sensori uji kesukaan
Nama Panelis :
Tanggal :
Nama produk :
Pengamatan
Kode sampel
Penampakan Aroma Rasa Tekstur
Parameter
Paneli Kode
Penampaka
s Sampel
n Aroma Rasa Tekstur
1 0% 6 6 7 7
2 0% 6 7 5 6
3 0% 6 7 5 6
4 0% 6 7 7 7
5 0% 7 8 7 6
6 0% 6 8 7 7
7 0% 8 5 7 6
8 0% 9 7 5 6
9 0% 7 7 7 4
10 0% 8 9 9 7
11 0% 9 8 7 9
12 0% 9 5 8 8
13 0% 8 6 5 8
14 0% 9 7 9 7
15 0% 8 7 7 9
16 0% 9 5 8 6
17 0% 8 5 5 9
18 0% 4 7 5 6
19 0% 7 5 6 6
20 0% 5 5 5 5
21 0% 7 7 5 7
22 0% 9 5 4 4
23 0% 8 5 6 7
24 0% 8 7 7 7
25 0% 7 7 6 6
26 0% 4 8 5 8
27 0% 9 8 8 9
28 0% 7 9 7 7
6.67857142 6.39285714 6.78571428
Rata-rata 7.285714286 9 3 6
b. Cone es krim dengan penambahan tepung ikan sebanyak 5 %
Kode Parameter
Panelis
Sampel Penampakan Aroma Rasa Tekstur
1 5% 7 5 7 7
2 5% 4 6 5 6
3 5% 4 6 5 6
4 5% 7 6 7 6
5 5% 4 6 5 7
6 5% 4 6 8 8
7 5% 6 5 7 8
8 5% 6 6 6 7
9 5% 6 8 6 7
10 5% 8 8 9 8
11 5% 8 8 7 8
12 5% 6 6 7 8
13 5% 6 5 6 5
14 5% 9 6 9 9
15 5% 8 7 8 9
16 5% 6 6 5 9
17 5% 7 5 5 7
18 5% 4 7 5 7
19 5% 6 5 7 7
20 5% 6 6 7 6
21 5% 6 7 6 7
22 5% 6 6 7 7
23 5% 7 7 7 7
24 5% 7 7 6 6
25 5% 7 5 6 6
26 5% 4 8 5 7
27 5% 9 7 7 7
28 5% 7 6 8 5
Rata-rata
6.25 6.285714286 6.535714286 7.035714286
c. Cone es krim dengan penambahan tepung ikan sebesar 10%
Kode Parameter
Panelis
Sampel Penampakan Aroma Rasa Tekstur
1 10% 7 5 6 6
2 10% 7 5 5 6
3 10% 6 6 5 6
4 10% 7 7 7 7
5 10% 5 4 7 7
6 10% 6 6 5 5
7 10% 7 6 7 8
8 10% 6 5 7 7
9 10% 6 6 5 4
10 10% 7 8 6 7
11 10% 8 7 9 9
12 10% 6 4 8 8
13 10% 6 5 4 4
14 10% 9 6 9 9
15 10% 8 7 7 6
16 10% 7 7 6 9
17 10% 7 5 4 9
18 10% 6 5 4 5
19 10% 9 6 5 7
20 10% 8 5 5 8
21 10% 7 7 7 8
22 10% 7 5 5 7
23 10% 8 8 7 7
24 10% 7 6 7 7
25 10% 7 7 7 6
26 10% 7 8 8 7
27 10% 5 5 4 6
28 10% 6 8 5 6
Rata-rata 6.857142857 6.0357143 6.1071429 6.82142857
d. Cone es krim dengan penambahan tepung ikan sebanyak 15 %
Kode Parameter
Panelis
Sampel Penampakan Aroma Rasa Tekstur
1 15% 6 5 6 3
2 15% 6 4 4 7
3 15% 6 5 6 3
4 15% 6 5 6 5
5 15% 7 5 6 5
6 15% 8 6 4 6
7 15% 9 3 6 3
8 15% 6 7 4 5
9 15% 7 5 5 3
10 15% 9 6 6 7
11 15% 7 5 5 4
12 15% 7 6 6 6
13 15% 6 5 9 9
14 15% 9 6 5 4
15 15% 8 7 5 6
16 15% 7 7 5 9
17 15% 6 5 5 5
18 15% 8 5 5 6
19 15% 7 5 4 4
20 15% 6 6 6 6
21 15% 4 5 5 5
22 15% 7 6 5 7
23 15% 7 5 5 7
24 15% 8 8 7 7
25 15% 7 7 5 7
26 15% 9 9 8 6
27 15% 6 5 5 5
28 15% 4 6 5 7
Rata-rata 6.892857143 5.678571 5.464286 5.607143
e. Cone es krim dengan penambahan tepung ikan sebanyak 20 %
Parameter
Panelis Kode Sampel
Penampakan Aroma Rasa Tekstur
1 20% 7 5 6 8
2 20% 6 4 6 6
3 20% 7 5 5 6
4 20% 8 7 7 8
5 20% 6 6 6 6
6 20% 5 5 5 7
7 20% 6 7 7 7
8 20% 7 7 7 8
9 20% 6 8 7 7
10 20% 8 7 8 4
11 20% 9 6 7 7
12 20% 7 5 5 5
13 20% 6 5 6 8
14 20% 9 5 6 9
15 20% 8 8 9 8
16 20% 6 7 8 7
17 20% 7 5 6 7
18 20% 5 5 5 5
19 20% 7 6 7 7
20 20% 8 5 7 5
21 20% 6 7 7 7
22 20% 8 5 5 8
23 20% 7 6 6 7
24 20% 7 7 7 7
25 20% 7 6 7 6
26 20% 9 9 9 9
27 20% 7 7 7 7
28 20% 6 4 7 8
Rata-rata 6.964285714 6.035714 6.607143 6.928571
f. Cone es krim dengan penambahan tepung ikan sebanyak 25 %
Kode Parameter
Panelis
Sampel Penampakan Aroma Rasa Tekstur
1 25% 8 5 7 8
2 25% 7 6 6 7
3 25% 7 5 7 6
4 25% 6 7 7 7
5 25% 7 6 8 7
6 25% 5 7 6 6
7 25% 5 7 7 7
8 25% 7 6 7 7
9 25% 6 6 6 9
10 25% 7 6 7 7
11 25% 7 6 8 6
12 25% 8 5 5 7
13 25% 6 6 8 8
14 25% 9 8 8 8
15 25% 8 8 7 6
16 25% 7 5 5 7
17 25% 7 5 4 5
18 25% 7 5 5 6
19 25% 7 5 7 7
20 25% 7 7 6 7
21 25% 8 7 7 7
22 25% 7 7 6 7
23 25% 8 5 6 7
24 25% 7 7 7 8
25 25% 7 7 7 8
26 25% 8 7 8 8
27 25% 8 6 7 9
28 25% 8 5 7 7
Rata-rata 7.107142857 6.14285 6.64285 7.10714
Lampiran 5a. Hasil Kruskal Walllis sensori cone es krim
Test Statisticsa,b
Subset for
Kode alpha=.05
N 1 2
konsentrasi 15% 28 5.61
konsentrasi 0% 28 6.79
konsentrasi 10% 28 6.82
konsentrasi 20% 28 6.93
konsentrasi 5% 28 7.04
konsentrasi 25% 28 7.11
Sig 1 0.095 0.937
Subset for
Kode alpha=.05
N 1 2
konsentrasi 15% 28 5.46
konsentrasi 10% 28 6.11 6.11
konsentrasi 0% 28 6.39 6.39
konsentrasi 5% 28 6.54
konsentrasi 20% 28 6.61
konsentrasi 25% 28 6.64
Sig 1 0.056 0.574
Lampiran 6a. Data pengujian derajat pengembangan cone es krim
Derajat
Ulangan 1 Ulangan 2
Konsentrasi Pengembangan
(%) (%)
(%)
0% 0,14 0,29 0,25
5% 0,44 0,63 0,54
10% 0,94 0,63 0,80
15% 1,26 1,66 1,46
20% 1,61 1,95 1,78
25% 1,63 2,93 2,29
kuadrat
Jumlah kuadrat derajat bebas F Sig
rataan
Antar 64958.3
324791.7 5 1.912 0.113
Grup 3
Dengan 33973.2
1426875 42
Grup 1
Total 1751667 47
Lampiran 8. Waktu Ketahanan Cone terhadap Es krim Tradisional
Waktu Cone Tepung Ikan
(menit) 0% 5% 10% 15% 20% 25%
Cone diisi dengan es Cone diisi dengan es krim Cone diisi dengan es Cone diisi dengan Cone diisi dengan Cone diisi
0
krim krim es krim es krim dengan es krim
Cone masih menopang Cone masih menopang es Cone masih menopang Cone masih Cone masih Cone masih
es krim dengan kuat krim dengan kuat es krim dengan kuat menopang es menopang es krim menopang es
1
krim dengan kuat dengan kuat krim dengan
kuat
Cone masih menopang Cone masih menopang es Cone masih menopang Cone masih Cone masih Cone masih
es krim dengan kuat krim dengan kuat es krim dengan kuat menopang es menopang es krim menopang es
2
krim dengan kuat dengan kuat krim dengan
kuat
Cone masih menopang Cone masih menopang es Cone masih menopang Cone masih Cone masih Cone masih
es krim dengan kuat krim dengan kuat es krim dengan kuat menopang es menopang es krim menopang es
3
krim dengan kuat dengan kuat krim dengan
kuat
Cone masih menopang Cone masih menopang es Cone masih menopang Cone masih Cone masih Cone masih
es krim dengan kuat krim dengan kuat es krim dengan kuat menopang es menopang es krim menopang es
4
krim dengan kuat dengan kuat krim dengan
kuat
Cone masih menopang Cone masih menopang es Cone masih menopang Cone masih Cone masih Cone masih
es krim dengan kuat krim dengan kuat es krim dengan kuat menopang es menopang es krim menopang es
5
krim dengan kuat dengan kuat krim dengan
kuat
Cone masih menopang Cone masih menopang es Cone masih menopang Cone masih Cone masih Cone masih
6
es krim dengan kuat krim dengan kuat es krim dengan kuat menopang es menopang es krim menopang es
Lampiran 8. (lanjutan)
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian es krim dengan kuat menopang es menopang es krim menopang es
beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai krim dengan kuat dengan kuat krim dengan
cone dan bagian batang mengkerut dan bagian batang kuat
mulai mengkerut mulai mengkerut
Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri Cone masih Cone masih Cone masih
tegak tetapi ada beberapa bagian tegak tetapi ada menopang es menopang es krim menopang es
tetapi ada beberapa disisi bibir cone mulai beberapa bagian disisi krim dengan kuat dengan kuat krim dengan
13
bagian disisi cone dan mengkerut dan bagian batang bibir cone mulai kuat
bagian batang mulai mulai mengkerut mengkerut
mengkerut
Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih Cone masih
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es krim menopang es
14 beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai beberapa bagian disisi beberapa bagian dengan kuat krim dengan
cone dan bagian batang mengkerut dan bagian batang bibir cone mulai dibibir cone kuat
mulai mengkerut mulai mengkerut mengkerut mulai mengkerut
Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian tegak tetapi ada tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
15 beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai beberapa bagian disisi beberapa bagian beberapa bagian krim dengan
cone dan bagian batang mengkerut dan bagian batang bibir cone mulai dibibir cone disisi bibir cone kuat
mulai mengkerut mulai mengkerut mengkerut mulai mengkeru mulai mengkerut
Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian tegak tetapi ada tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
16 beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai beberapa bagian disisi beberapa bagian beberapa bagian krim dengan
cone dan bagian batang mengkerut dan bagian batang bibir cone mulai dibibir cone disisi bibir cone kuat
mulai mengkerut mulai mengkerut mengkerut mulai mengkerut mulai mengkerut
Es krim masuk ke Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
17 dalam cone dan batang tetapi ada beberapa bagian tegak tetapi ada tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
bolong, cone sudah disisi bibir cone mulai beberapa bagian disisi beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
Lampiran 8. (lanjutan)
tidak bias menopang es mengkerut dan bagian batang bibir cone mulai dibibir cone disisi cone mulai cone mulai
mulai mengkerut mengkerut mulai mengkerut mengkerut mengkerut
Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
tetapi ada beberapa bagian tegak tetapi ada tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
18 disisi bibir cone mulai beberapa bagian disisi beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
mengkerut dan bagian batang bibir cone mulai dibibir cone disisi cone mulai cone mulai
mulai mengkerut mengkerut mulai mengkeru mengkerut mengkerut
Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
tetapi ada beberapa bagian tegak tetapi ada tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
19 disisi bibir cone mulai beberapa bagian disisi beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
mengkerut dan bagian batang bibir cone mulai dibibir cone disisi cone mulai cone mulai
mulai mengkerut mengkerut mulai mengkeru mengkerut mengkerut
Batang bocor dan tidak bias Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
menopang es lagi tegak tetapi ada tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
beberapa bagian disisi beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
20 bibir cone mulai dibibir cone disisi cone mulai cone mulai
mengkerut dan bagian mulai mengkeru mengkerut mengkerut
batang mulai
mengkerut
Cone tidak bisa menopang es Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
tegak tetapi ada tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
beberapa bagian disisi beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
bibir cone mulai diatas cone mulai dibibir cone mulai cone mulai
21 mengkerut dan bagian mengkerut dan mengkerut dan mengkerut
batang mulai batang cone batang cone mulai
mengkerut mulai mengkerut mengkerut
Lampiran 8. (lanjutan)
22
Es masuk ke dalam Bagian batang Cone tetap berdiri Cone tetap
cone cone mulai tegak tetapi ada berdiri tegak
mengkerut beberapa bagian tetapi ada
dibibir cone mulai beberapa bagian
mengkerut dan dibibir cone
batang cone mulai mulai
mengkerut mengkerut dan
batang cone
mulai
mengkerut
Cone sudah bocor dan Es masuk Cone tetap berdiri Cone tetap
tidak dapat menopang kedalam cone tegak tetapi ada berdiri tegak
es beberapa bagian tetapi ada
dibibir cone mulai beberapa bagian
mengkerut dan dibibir cone
23
batang cone mulai mulai
mengkerut mengkerut dan
batang cone
mulai
mengkerut
12 Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri tegak tetapi Cone tetap berdiri Cone masih Cone masih
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian ada beberapa bagian disisi cone tegak tetapi ada menopang es krim menopang es
beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai mulai mengkerut beberapa bagian dengan kuat krim dengan
cone dan bagian batang mengkerut diatas cone mulai kuat
mulai mengkerut mengkerut
13 Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri tegak tetapi Cone tetap berdiri Cone masih Cone masih
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian ada beberapa bagian disisi cone tegak tetapi ada menopang es krim menopang es
beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai mulai mengkerut beberapa bagian dengan kuat krim dengan
cone dan bagian batang mengkerut diatas cone mulai kuat
mulai mengkerut mengkerut
14 Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri tegak tetapi Cone tetap berdiri Cone masih Cone masih
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian ada beberapa bagian disisi cone tegak tetapi ada menopang es krim menopang es
beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai mulai mengkerut beberapa bagian dengan kuat krim dengan
cone dan bagian batang mengkerut dan bagian diatas cone mulai kuat
mulai mengkerut batang mulai mengkerut mengkerut
15 Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri tegak tetapi Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone tetap
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian ada beberapa bagian disisi cone tegak tetapi ada tegak tetapi ada berdiri tegak
beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai mulai mengkerut beberapa bagian beberapa bagian tetapi ada
cone dan bagian batang mengkerut dan bagian diatas cone mulai disisi bibir cone beberapa bagian
mulai mengkerut batang mulai mengkerut mengkerut mulai mengkerut disisi bibir cone
mulai
mengkerut
16 Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri tegak tetapi Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian ada beberapa bagian disisi cone tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai mulai mengkerut beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
cone dan bagian batang mengkerut dan bagian diatas cone mulai disisi bibir cone cone mulai
mulai mengkerut batang mulai mengkerut mengkerut mulai mengkerut mengkerut
17 Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri tegak tetapi Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
Lampiran 9. (lanjutan)
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian ada beberapa bagian disisi cone tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai mulai mengkerut beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
cone dan bagian batang mengkerut dan bagian diatas cone mulai disisi bibir cone cone mulai
mulai mengkerut batang mulai mengkerut mengkerut mulai mengkerut mengkerut
18 Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri tegak tetapi Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
tegak tetapi ada tetapi ada beberapa bagian ada beberapa bagian disisi cone tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
beberapa bagian disisi disisi bibir cone mulai mulai mengkerut beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
cone dan bagian batang mengkerut dan bagian diatas cone mulai disisi bibir cone cone mulai
mulai mengkerut batang mulai mengkerut mengkerut mulai mengkerut mengkerut
19 Es krim masuk ke Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri tegak tetapi Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
dalam cone dan batang tetapi ada beberapa bagian ada beberapa bagian disisi cone tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
bolong, cone sudah disisi bibir cone mulai mulai mengkerut beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
tidak bias menopang es mengkerut dan bagian diatas cone mulai disisi bibir cone cone mulai
batang mulai mengkerut mengkerut dan mulai mengkerut mengkerut
batang cone
mulai mengkerut
20 Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri tegak tetapi Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
tetapi ada beberapa bagian ada beberapa bagian disisi bibir tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
disisi bibir cone mulai cone mulai mengkerut dan beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
mengkerut dan bagian bagian batang mulai mengkerut diatas cone mulai disisi bibir cone cone mulai
batang mulai mengkerut mengkerut dan mulai mengkerut mengkerut
batang cone
mulai mengkerut
21 Cone tetap berdiri tegak Cone tetap berdiri tegak tetapi Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone masih
tetapi ada beberapa bagian ada beberapa bagian disisi bibir tegak tetapi ada tegak tetapi ada menopang es
disisi bibir cone mulai cone mulai mengkerut dan beberapa bagian beberapa bagian krim dan bibir
mengkerut dan bagian bagian batang mulai mengkerut diatas cone mulai disisi bibir cone cone mulai
batang mulai mengkerut mengkerut dan mulai mengkerut mengkerut
Lampiran 9. (lanjutan)
batang cone
mulai mengkerut
22 Cone tetap berdiri tegak Es masuk ke dalam cone Cone tetap berdiri Cone tetap berdiri Cone tetap
tetapi ada beberapa bagian tegak tetapi ada tegak tetapi ada berdiri tegak
disisi bibir cone mulai beberapa bagian beberapa bagian tetapi ada
mengkerut dan bagian diatas cone mulai disisi bibir cone beberapa bagian
batang mulai mengkerut mengkerut dan mulai mengkerut dibibir cone
batang cone mulai
mulai mengkerut mengkerut dan
batang cone
mulai
mengkerut
23 Cone sudah bocor dan Cone sudah bocor dan tidak Es masuk Cone tetap berdiri Cone tetap
tidak dapat menopang es dapat menopang es kedalam cone tegak tetapi ada berdiri tegak
beberapa bagian tetapi ada
disisi bibir cone beberapa bagian
mulai mengkerut dibibir cone
mulai
mengkerut dan
batang cone
mulai
mengkerut
mulai
mengkerut dan
batang cone
mulai
mengkerut
25 Cone tetap berdiri Cone tetap
tegak tetapi ada berdiri tegak
beberapa bagian tetapi ada
disisi bibir cone beberapa bagian
mulai mengkerut dibibir cone
mulai
mengkerut dan
batang cone
mulai
mengkerut
26 Cone sudah bocor Cone tetap
dan tidak mampu berdiri tegak
menopang es tetapi ada
beberapa bagian
dibibir cone
mulai
mengkerut dan
batang cone
mulai
mengkerut
27 Cone mulai
bocor dan tidan
dapat menopang
es krim
Lampiran 10a. Data pengujian kadar protein cone es krim
Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata
Konsentrasi
(%) (%) (%)
0% 1.5111 0.1256 0.81835
5% 2.27815 0.2681 1.273125
10% 2.49745 0.3607 1.429075
15% 3.15035 2.9970 3.0737
20% 4.2526 3.7182 3.9854
25% 4.0853 4.7034 4.3944
Lampiran 10b. Hasil analisis ragam uji kadar protein cone es krim
Jumlah kuadrat
derajat bebas f Sig
kuadrat rataan
Antar Grup 46.416 5 9.283 14.701 0
Dengan Grup 11.366 18 0.631
Total 57.782 23
Lampiran 10c. Hasil analisis uji lanjut kadar protein cone es krim
Subset for alpha=.05
Kode
N 1 2 3
konsentrasi 0% 4 0.818325
konsentrasi 5% 4 1.273125
konsentrasi 10% 4 1.429075 1.429075
konsentrasi 15% 4 3.073675 3.073675
konsentrasi 20% 4 3.9854
konsentrasi 25% 4 4.394325
Sig 1 0.88 0.081 0.225
Lampiran 11. Data dan hasil analisis ragam pengujian total mikroba
Uji
Ketahahan
Kadar Uji Derajat Analisis
Parameter Cone Penampakan Aroma Rasa Tekstur
Protein Kekerasan Pengembangan Mikrobiologi
terhadap Es
Krim
Kadar Protein 1 1 1 1 1,5 3 1.5 1,5 1
Uji Ketahahan
Cone terhadap
Es Krim 1 1 1 1 1,5 3 1.5 1,5 1
Uji Kekerasan 1 1 1 1 1,5 3 1.5 1,5 1
Derajat
pengembangan 1 1 1 1 1,5 3 1.5 1,5 1
Analisis
mikrobiologi 0,67 0,67 0,67 0,67 1 2 1 1 0,67
Penampakan
0,33 0,33 0,33 0,33 0,5 1 0,5 0,5 0,33
Aroma
0,67 0,67 0,67 0,67 1 2 1 1 0,67
Rasa
0,67 0,67 0,67 0,67 1 2 1 1 0,67
Tekstur 1 1 1 1 1,5 3 1.5 1,5 1
b. Matriks
9,005 9,005 9,005 9,005 13,5 13,5 27 13,5 9,005
9,005 9,005 9,005 9,005 13,5 13,5 27 13,5 9,005
9,005 9,005 9,005 9,005 13,5 13,5 27 13,5 9,005
9,005 9,005 9,005 9,005 13,5 13,5 27 13,5 9,005
6,02 6,02 6,02 6,02 9,025 9,025 18,05 9,025 6,02
2,985 2,985 2,985 2,985 4,475 4,475 8,95 4,475 2,985
6,02 6,02 6,02 6,02 9,025 9,025 18,05 9,025 6,02
6,02 6,02 6,02 6,02 9,025 9,025 18,05 9,025 6,02
9,005 9,005 9,005 9,005 13,5 13,5 27 13,5 9,005
Jadi dalam 1 cone es krim dapat memenuhi kalori sebanyak 0,5% dari yang
dibutuhkan