PEMICU 1 :
Anak M, Laki-laki, usia 3 tahun 6 bulan datang dengan keluhan anak pendek disertai
perkembangan terlambat. Hal ini disadari orang tua sejak anak berusia 2 tahun.
Orangtua sudah berkonsultasi ke beberapa dokter dan selalu dikatakan bahwa
anaknya mengalami malnutrisi. Karena tidak puas dengan jawaban dokter tersebut
maka orangtua membawa anaknya untuk berkonsultasi dengan anda. Menurut
orangtuanya M tidak pernah sakit berat sebelumnya, tampak sehat-sehat saja.
Saat anamnesis, orang tua juga mengeluhkan anak sulit buang air besar. Awalnya
BAB 2-3 hari sekali, kemudian seiring pertambahan usia BAB menjadi lebih jarang.
Orang tua sudah membawa anaknya ke dokter, diberi obat pencahar melalui dubur.
Sejak itu obat pencahar rutin digunakan oleh oleh orang tua. Setelah beberapa lama
merasakan anak bergantung pada obat pencahar untuk BAB, orang tua membawa
anak untuk berkonsultasi kembali pada dokter yang sama, lalu oleh dokter tersebut
M dikonsultasikan ke dokter bedah anak, oleh dokter bedah anak, anak M
didiagnosis penyakit hirschsprung dan dianjurkan untuk dilakukan operasi. Namun
orang tua menolak anaknya dioperasi.
Pasien adalah anak ke-2 dari dua bersaudara, lahir spontan ditolong bidan, BBL 3100
gram, PBL 49 cm, spontan, langsung menangis, ada riwayat kuning saat bayi.
Riwayat imunisasi lengkap. Saat ini pasien baru bisa berdiri berpegangan dan belum
bisa berbicara. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa tinggi badan anak adalah
80 cm dengan berat badan 12 kg. Tinggi badan ayah 170 cm, tinggi badan ibu 162 cm.
Pemeriksaan fisik ditemukan myxoedema, macroglossia, dan hernia umbilicalis.
PEMICU 2:
A, anak laki-laki usia 12 tahun, dibawa oleh ayah dan ibunya datang ke klinik
Anda dengan keluhan anaknya pendek. Menurut orang tua, sebelumnya
tinggi badan anak normal, namun begitu menginjak usia 5 tahun tinggi badan
anaknya terlambat dibandingkan dengan teman sebayanya. Saat ini anak
merasa minder karena menjadi anak yang paling kecil diantara teman
sekelasnya sehingga orang tua menjadi sangat khawatir.
Anak A selama ini sehat. Riwayat imunisasi lengkap, jika sakit selalu
berkonsultasi ke praktek dokter, tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
selain yang diberikan oleh dokter saat sakit, dan tidak pernah minum obat-
obatan dalam waktu lama.
Lahir secara spontan, ditolong bidan, dan segera menangis. BBL 2900 gram,
PBL 49 cm. Saat hamil ibu dalam keadaan sehat. Anak A merupakan anak ke-
2 dari 3 bersaudara. Adiknya yang berusia 7 tahun sudah lebih tinggi
badannya dibandingkan dengan anak A. Riwayat nutrisi: Mendapatkan ASI
selama 2 tahun, makanan pendamping ASI dan susu formula sejak umur 6
bulan.
Pemeriksaan fisik:
Composmentis, Tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 86 x/menit, BB 25 kg, TB
109 cm, tidak anemis, tidak ikterik, tidak sesak, frekuensi nafas 24 x/menit,
jantung/paru dalam batas normal, hati dan limpa tidak teraba, asites (-),
edema (-). Anak terlihat chubby dengan dahi prominen, dan mikropenis.
Status pubertas A1G1P1. TB Ayah 166 cm, TB Ibu: 157 cm. Tubuh
proportional
Ayah anak menanyakan apakah anak A masih bisa tumbuh lagi, mengingat
abang dan adiknya tinggi?
PEMICU 1 :
Data tambahan:
Berat lahir = 3000 gram, Panjang lahir = 49 cm.
Tinggi badan usia 4 tahun = 97 cm, Berat badan 14 kg
Tinggi badan usia 6 tahun = 104 cm, berat badan 18 kg
Tinggi badan usia 10 tahun = 126 cm, berat badan 26 kg
Tinggi badan usia 11 tahun = 131 cm, berat badan 28 kg
Tinggi badan usia 12 tahun = 135 cm, berat badan 31 kg
Tidak ada dismorfik, Rasio U/L normal
Height Age = 11 tahun 9 bulan, Bone Age = 11 tahun 6 bulan
PEMICU 2:
Data tambahan:
Berat lahir = 2700 gram, Panjang lahir = 47 cm.
Tinggi badan usia 4 tahun = 92 cm, Berat badan 13 kg
Tinggi badan usia 5 tahun = 97 cm, berat badan 15 kg
Tinggi badan usia 6 tahun = 103 cm, berat badan 17 kg
Tinggi badan usia 7 tahun = 108 cm, berat badan 19 kg
PEMICU 1 :
Pemeriksaan fisik:
Antropometri
Antropometri: TB berdiri 120,5 cm, Tinggi duduk 64,3 cm. BB 35 kg, Lingkar
kepala 53 cm.
Composmentis, TD: 110/70 mmHg, frekuensi jantung: 88 x/menit, reguler,
desah (-), suhu 36,7oC, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, reguler, ronki (-).
Leher: webbed neck (-), goiter (-), jarak kedua puting susu melebar, hati dan
limpa tidak teraba, ekstrimitas: akral hangat, tidak ada edema.
Status pubertas: A1M1P1.
TB ibu 155 cm, TB ayah 168 cm
Anak H dan ibunya bertanya:
- Mengapa payudaranya belum tumbuh?
- Apakah dia akan bisa seperti anak perempuan lain yang pubertasnya
normal?
- Adakah hubungan antara payudaranya yang belum tumbuh dengan
tinggi badannya yang pendek?
Anak laki-laki usia 2 tahun dibawa ibunya ke poliklinik rawat jalan dengan
keluhan tumbuh kembangnya lambat. Saat ini pasien hanya bisa membolak
balikkan badan dan belum bisa bicara. Sebelumnya pasien rutin dibawa ke
posyandu untuk pengukuran berat badan dan panjang badan, diketahui bahwa
pertambahan berat badan dan panjang badan dibawah target dan ploting di grafik
KMS berada di zona kuning. Tenaga kesehatan setempat mengatakan pasien
menderita suatu kelainan bawaan karena wajah mongoloid.
Dari anamnesis pasien sejak usia 3 bulan sering batuk pilek dan mudah tersedak
bila minum. Pasien juga terdapat riwayat BAB tidak lancar, setiap 3 hingga 4 hari
sekali. Kulit teraba kering dan pusat menonjol.
Pasien anak keempat dari empat bersaudara. Lahir spontan ditolong bidan,
langsung menangis. Tidak ada riwayat biru. Panjang badan lahir 48 cm, berat
badan lahir 2600g.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan wajah dismorfik hipertelorisme, upslanting
eyes, flatnose, low set ear, makroglosi. Pemeriksaan jantung didapatkan murmur.
Abdomen cembung, bising usus normal, hernia umbilikal ada. Kulit motling.
Panjang badan 68cm. Berat badan 8kg.
Pertanyaan (benar/salah)
PEMICU 1:
Anak laki laki B , 10 tahun datang karena merasa lebih pendek dibanding kawan
sekelas. Prestasi sekolah saat ini kelas 3 SD, tinggal kelas 2 kali karena sering
keluar masuk rumah sakit. B memang mengalami transfuse berulang sejak
berumur 1 tahun karena menderita talasemia. Karena keterbatasan dana untuk
transportasi dan terkadang terbatasnya persediaan darah , proses transfusi sering
tertunda. Saat ini B sama tinggi dengan sepupunya yang berumur 6 tahun. Selama
ini B tidak pernah ada keluhan sakit lainnya. Nafsu makan tetap baik, dengan
porsi cukup dan lauk pauk, sayuran dan buah bergantian. Tidak ada keluhan
dalam buang air besar maupun buang air kecil. Tetapi Akhir akhir ini B sering
merasakan nyeri dan pegal di kedua tangan dan kakinya, Dokter setempat
mengatakan mungkin kekurangan kalsium.. Orang tua sudah pernah membawa
ke dokter lain dan mengatakan bahwa nanti B akan menjadi besar seperti anak
lain. Karena merasa belum puas orangtua konsultasi kepada anda.
B adalah anak pertama dari 3 bersaudara, lahir spontan ,beral lahir 3200 gr dan
panjang badan 50 cm, tidak ada riwayat asfiksia maupun penyakit neonates
lainnya.
Pemeriksaa fisik anak terlihat pendek, kulit gelap (kelabu), fasies Cooley, terlihat
anemis dan sedikit ikterik. Tinggi badan 112 cm, berat badan 21 kg. tidak ada
dismorfik, rasio segmen atas dan bawah tubuh adalah 1.
Tinggi badan ayah 174 cm, tinggi ibu 160 cm.
MM anak laki laki umur 12 tahun 6 bulan dibawa kedua orangtuanya ke klinik
dengan keluhan sangat pendek dibanding sepupunya dengan umur yang sama
Padahal cita citanya menjadi pilot yang mengharuskan tinggi badan tertentu. MM
adalah anak ke 3 dari 3 bersaudara, lahir spontan dengan berat lahir 3000 gr dan
panjang 50 cm, tidak ada riwayat asfiksia. Nutrisinya mendapat ASI sampai umur
2 tahun dan intake lainnya sesuai dengan anjuran petugas kesehatan.
Sejak umur 3 tahun MM mengalami sakit ginjal sehingga harus mendapat terapi
prednisone sampai 2 tahun ( sering dibeli sendiri oleh keluarga tanpa konsultasi
dokter). Empat tahun terakhir penyakitnya kambuh kembali dan dokter
mengatakan bahwa MM pada kondisi CKD stage 4 sehingga harus menjalani
hemodialisa (HD) 2 x seminggu. Namun tidak dilakukan karena keluarga tidak
setuju. HD baru dilakukan 6 bulan terakhir karena MM sangat sembab dan tidak
ada buang air kecil lagi. Selain itu MM mengeluh pegal pegal dan nyeri tulang.
Pada pemeriksaan fisis MM tampak pendek, TB 115 cm, BB 26 kg dengan edema
pada wajah, kedua tungkai dan adanya asites. Tekanan darah 150/90 mmHg.
Tidak ada kelainan system lainnya, tidak ada dismorfik, rasio segmen tubuh atas
dan bawah adalah 1. Tahapan pubertas saat ini A1 P1 G1.
Tinggi ayah 170 cm dan tinggi ibu 160 cm.
Ayah anak menanyakan apakah anak MM masih bisa tumbuh lagi, mengingat
abang abangnya tinggi?
PEMICU 1 :
Pemeriksaan fisik:
Composmentis, TD: 110/70 mmHg, frekuensi jantung: 88 x/menit, reguler,
desah (-), suhu 36,7oC, frekuensi pernapasan: 22 x/menit, reguler, ronki (-).
Leher: webbed neck (-), goiter (-), jarak kedua puting susu melebar, hati dan
limpa tidak teraba, ekstrimitas: akral hangat, tidak ada edema. Status
pubertas: A1M1P1.
PEMICU 2:
..........................................
WORKSHOP PERAWAKAN PENDEK
Babel, 23 Januari 2021
PEMICU 1 :