Anda di halaman 1dari 7

Jenny Azzahra / 1806199562 / Teknik Kimia / Tugas Merangkum untuk alat IR & UV-Vis

1. Sebutkan jenis-jenis / kriteria sampel dari Spektrofotometri IR dan UV-Vis!


Jawaban : Spektroskopi Inframerah adalah suatu metode analisis instrumentasi pada
senyawa kimia dengan mempertimbangkan interaksi antara energi cahaya dan materi,
dimana energi yang dipancarkan berasal dari radiasi inframerah dengan panjang
gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi
gelombang mikro.
Spektrofotometer Infra merah dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa
melalui fungsi parameter kualitatifnya. Yang menjadi parameter kualitatif pada
spektrofotometer IR adalah bilangan gelombang yang muncul akibat adanya serapan oleh
gugus fungsi yang khas dari suatu senyawa. Dengan begitu, spektrofotometri IR dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kandungan atau gugus fungsi fitonutrisi spirulina, yang
dimana memiliki gugus fungsi C=O, C-H, O-H, dan lain sebagainya, sehingga dapat
dianalisis menggunakan spektrofotometri IR ini. Radiasi inframerah yang melewati
senyawa ada yang diserap (absorb) dan diteruskan(transmitansikan). Atom-atom di dalam
suatu molekul tidak diam melainkan bervibrasi atau berosilasi bila molekul menyerap
radiasi IR. Tipe ikatan dalam molekul yang berlainan menyerap radiasi IR pada panjang
gelombang dengan karakteristik tertentu. Hampir semua senyawa dapatmenyerap radiasi
IR kecuali yang berinti sama, misalnya O2, N2, dan lain-lain. Absorbansi radiasi IR
sesuai dengan tingkat energi vibrasi dan rotasi pada ikatan kovalen yang mengalami
perubahan momen dipol dalam suatu molekul. Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila
suatu molekul terdiri dari dua atom atau lebih. Untuk dapat menyerap radiasi IR (aktif
IR), vibrasi suatu molekul harus menghasilkan perubahan momen dipol. Molekul yang
tidak mempunyai momen dipol (μ = 0) atau selama bervibrasi ikatannya tidak
menghasilkan perubahan momen dipol, maka rotasi ataupun vibrasi molekulnya tidak
menyerap radiasi IR (tidak aktif IR). Suatu ikatan dalam suatu molekul dapat menyerap
energi lebih dari satu bilangan gelombang, disebabkan oleh sebagian perubahan dalam
momen ikatan pada saat energi diserap.
Dengan demikian, prinsip dasar spektrofotometer IR adalah interaksi energi IR
terhadapmateri yang menyebabkan terjadinya transisi diantara tingkat vibrasi dasar dan
tingkat vibrasi tereksitasi. Terdapat dua jenis vibrasi pada senyawa ketika menyerap
radiasi sinar inframerah:
A. Vibrasi Ulur/regangan
Vibrasi ulur adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang sumbu ikatan antara dua
atom sehingga jarak antara atom dapat bertambah atau berkurang. Vibrasi ulur meliputi:
• Ulur Simetris : unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang datar.
• Ulur asimetris : unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam
satu bidang datar.

Gambar 2. Vibrasi Ulur Simetris dan Asimetris


(Sumber : DL. Pavia, 2001: 16)

B. Vibrasi Tekuk/bengkok
Vibrasi tekuk adalah dalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut ikatan
antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap atom lainnya. Vibrasi
tekuk meliputi:
• Scissoring (vibrasi gunting), unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih dalam
bidang datar.
• Rocking (vibrasi goyang), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih dalam
bidang datar.
• Wagging (vibrasi kibasan), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar,
•Twisting (vibrasi pelintir), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang
menghubungkan dengan molekul induk dan berada di luar bidang datar.

Gambar 3. Vibrasi bending: rocking, scisoring, wagging,


twisting. (sumber: DL. Pavia, 2001: 16)
Gambar 4. Prinsip Kerja pada Spektrometer IF Disfertif
Sumber : Ilmukimia.org

Prinsip kerja pada spektrofotometer IR dapat dijabarkan sebagai:


• Radiasi dari sumber radiasi IR dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua bagian yang
sama dengan arah yang saling tegak lurus.
• Kemudian kedua radiasi tersebut dipantulkan kembali ke dua cermin sehingga bertemu
kembali di pencacah sinar untuk saling berinteraksi.
• Dari sini sinar dipancarkan ke cuplikan yang dapat menyerap energi, setelah itu
terjadilah transisi diantara tingkat energi vibrasi dasar dan tingkat vibrasi tereksitasi
berupa berkas radiasi IR yang ditangkap oleh detektor,
• Kemudian signal yang dihasilkan dari detektor direkam sebagai spektrum IR yang
berbentuk puncak-puncak absorpsi berupa grafik. Sebagian sinar dari pencacahakan
dibalikan ke sumber gerak. Maju mundur cermin akan menyebabkan sinarmencapai ke
detector berfluktuasi.

2. Tahapan-tahapan penting analisis / identifikasi sampel dengan Spektrofotometri IR


dan UV-Vis!
Jawaban : Dalam penentuan konsentrasi suatu cuplikan (fitonutrisi dalam spirulina) dengan
analisis kuantitatif sspektroskopi UV-VIS terdapat langkah- langkah utama atau tahapan proses
untuk menentukan konsentrasi cuplikan (fitonutrisi dalam spirulina), yakni sebagai berikut. 

1. Menyiapkan larutan standar dan larutan sampel yang dilarutkan dalam suatu pelarut, di
mana pelarut yang digunakan dapat menyerap cuplikan dan tidak menyerap sinar yang
digunakan. Hal ini disebabkan pelarut akan berpengaruh terhadap pergeseran puncak
serapan panjang gelombang. 
2. Pemilihan panjang gelombang (kurva serapan), hal ini disebabkan spektroskopi UV-
VIS membutuhkan penentuan panjang gelombang maksimum (yang memiliki kepekaan
maksimal karena terjadinya perubahan absorbansi paling besar dan kurva absorbansinya
yang memenuhi Hukum Lambert-Beer) yang dilakukan dengan membuat kurva
hubungan antara absorbansi dan panjang gelombang dari suatu larutan standar
sehingga diperoleh kurva kalibrasi. 

3. Pembuatan kurva kalibrasi

4. Pengukuran absorbansi sampel yang diukur an dihubungkan berdasarkan hasil kurva


kalibrasi an absorbansi sampel.

5. Menentukan kadar fitonutrisi dalam spirulina yang didapatkan dari perhitungan


persamaan garis pada kurva kalibrasi

3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sampling pada Spektrofotometri IR dan


UV-Vis!
Jawaban : Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menginterpretasikan spektrum:
1. Spektrum harus tajam dan jelas serta memiliki intensitas yang tepat.
2. Spektrum harus berasal dari senyawa yang murni.
3. Spektrofotometer harus dikalibrasi sehingga akan menghasilkan pita atau serapan pada
bilangan gelombang yang tepat.
4. Metoda penyiapan sampel harus dinyatakan. Jika digunakan pelarut maka jenis pelarut,
konsentrasi, dan tebal sel harus diketahui.

4. Contoh penentuan konsentrasi pada Spektrofotometri IR dan UV-Vis!

Jawaban : Pengolahan data dalam analisis kuantitatif pada spektroskopi UV-VIS


untuk mengetahui konsentrasi senyawa fitonutrisi dalam spirulina dapat
dilakukan dengan empat cara yakni sebagai berikut. 
(1) Cara Pembandingan 
Suatu larutan ssampel (cuplikan) yang akan ditentukan konsentrasinya dibandingkan
terhadap larutan standar yang telah diketahuinya. 
Astandar = a.b.cstandar(gr/liter) ... (2)
Asampel = a.b.csampel(gr/liter) ... (3) 
Sehingga dengan menyubtitusi persamaan (2) dan (3) akan didapatkan persamaan (4)
berikut. 
gr
Asampel x Cstandar ( )
Csampel (gr/liter) = liter ...(4) 

Astandar
(2) Cara Adisi Standar 
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa nilai absorbansi (A) sebanding dengan tebal
medium (b) dan konsentrasi sampel (c). Ketika suatu cahaya monokromator melewati
sampel, semakin tebal medium sampelnya maka semakin banyak cahaya yang terabsorbsi
dan semakin tinggi konsentrasi sampel maka semakin banyak pula cahaya yang akan
terabsorbsi. Hukum Lambert – Beer dapat dituliskan sebagai persamaan berikut. 
A = a.b.cgr/liter ... (5) 
A = ε.b.cmol/liter ... (6) 
di mana (A) adalah absorbansi, (b) adalah tebal medium atau panjang lintasan, (c) adalah
konsentrasi sampel, (a) adalah koefisien ekstingsi, dan (ε) adalah koefisien ekstingsi
molar dengan ε = a × MW (MW adalah bobot molekul zat pengabsorpsi dalam larutan). 
Hubungan antara metode standar addition yang digunakan dalam spektrofotometer
dengan Hukum Lambert-Beer di mana larutan sampel dengan konsentrasi (Cx) dan
bervolume sama (Vx ml) ditambahkan larutan standar dengan konsentrasi (Cs) dan
volume beragam (Vs ml) sehingga memiliki jumlah larutan total adalah (Vt) dan
kemudian diukur absorbansi pada setiap larutan, di mana konsentrasi larutan dalam setiap
wadah dapat diukur menggunakan persamaan pengenceran sehingga terbentuk persamaan
(7) berikut. 
VxCx+VsCs
c= ... (7) 
Vt
Berdasarkan persamaan (5) dan (6), nilai konsentrasi larutan dalam wadah dapat diubah
dengan mensubstitusi persamaan (7) ke dalam persamaan (5) atau (6) sebagai berikut. 

A = ab ( VxCx+VtVsCs )... (8)  


Nilai a dalam persamaan (8) dan (9) dapat diubah menjadi ε dengan mengalikan nilai a
oleh berat molekul zat pengabsorpsi dalam larutan. Setelah itu, dengan mengoperasikan
persamaan (8) akan didapatkan hubungan metode adisi standar dan Hukum Lambert-Beer
pada persamaan (9) sebagai berikut. 

A= ( abVxCx
vt ) +(
ab VsCs
vt )
... (8) 

di mana dengan regresi linear dapat dibuat Vs sebagai sumbu x dan A sebagai sumbu y,
maka persamaan (9) dapat dibuat sebagai berikut 
Cs CxVx
A = ab( Vt )
. Vs+ab (
Vt )
... (10) 

Y b x a
Cs CxVx
Sehingga diperoleh b = ab dan a =ab , lalu nilai a dan b dapat disusun ulang
Vt Vt
menjadi sebuah persamaan baru, yaitu. 
Cx . Vx
ab .
a Vt
= ... (11) 
b Cs
ab
Vt
a Cx Vx
= ... (12) 
b Cs
a .Cs
Cx= ... (13) 
b .Vx
(3) Cara Kurva Kalibrasi 
Penentuan dengan cara ini dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan standar yang
konsentrasinya bervariasi dan larutan sampel. Kemudian masing- masing hasil
pengukuran dibuat kurva Absorbansi terhadap konsentrasi dari larutan standar sehingga
diperoleh garis lurus. Nilai absorbansi sampel diekstrapolasi terhadap kurva garis lurus
sehingga konsentrasi dari sampel dapat diketahui. 
Gambar 12. Interpolasi data absorbansi pada kurva kalibrasi untuk y b x a penentuan
konsentrasi sampel
(4) Analisis multikomponen 

Jika komponen-komponen suatu campuran tidak saling bereaksi dan masing- masing


mempunyai  optimal, maka secara spektrofotometri penentuan komponen sistemnya
dapat dilakukan secara simultan. Jika molekul M dan N masing-masing mempunyai
panjang gelombang optimal pada 1 dan 2 maka pada campurannya diperoleh 2
Absorbansi total campuran, masing-masing sebesar AMN1 atau A’ hasil pengukuran pada
1 dan AMN2 atau A” jika diukur pada 2 seperti pada gambar 13 di bawah ini. 

Gambar 13. Spektrum serapan campuran biner molekul M dan N

(sumber : kadmaerubun)

Oleh karena A’ dan A” adalah absorbansi total dari molekul M dan molekul, maka dalam
bentuk persamaan Lambert-Beer masing-masing dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan (14) dan (15) berikut ini. 

A’ = ε’M . b . cM + ε’N . b . cN ... (14)

A” = ε”M . b . cM + ε”N . b . cN ... (15) 

Absorptivitas molar (ε) setiap komponen dapat dihitung berdasarkan absorbansi (A)


larutan baku pada  optimalnya. Selanjutnya melalui substitusi antar persamaan 14 dan
15, maka konsentrasi komponen campuran (cM dan cN) dapat diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai