B. Vibrasi Tekuk/bengkok
Vibrasi tekuk adalah dalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut ikatan
antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap atom lainnya. Vibrasi
tekuk meliputi:
• Scissoring (vibrasi gunting), unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih dalam
bidang datar.
• Rocking (vibrasi goyang), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih dalam
bidang datar.
• Wagging (vibrasi kibasan), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar,
•Twisting (vibrasi pelintir), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang
menghubungkan dengan molekul induk dan berada di luar bidang datar.
1. Menyiapkan larutan standar dan larutan sampel yang dilarutkan dalam suatu pelarut, di
mana pelarut yang digunakan dapat menyerap cuplikan dan tidak menyerap sinar yang
digunakan. Hal ini disebabkan pelarut akan berpengaruh terhadap pergeseran puncak
serapan panjang gelombang.
2. Pemilihan panjang gelombang (kurva serapan), hal ini disebabkan spektroskopi UV-
VIS membutuhkan penentuan panjang gelombang maksimum (yang memiliki kepekaan
maksimal karena terjadinya perubahan absorbansi paling besar dan kurva absorbansinya
yang memenuhi Hukum Lambert-Beer) yang dilakukan dengan membuat kurva
hubungan antara absorbansi dan panjang gelombang dari suatu larutan standar
sehingga diperoleh kurva kalibrasi.
Astandar
(2) Cara Adisi Standar
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa nilai absorbansi (A) sebanding dengan tebal
medium (b) dan konsentrasi sampel (c). Ketika suatu cahaya monokromator melewati
sampel, semakin tebal medium sampelnya maka semakin banyak cahaya yang terabsorbsi
dan semakin tinggi konsentrasi sampel maka semakin banyak pula cahaya yang akan
terabsorbsi. Hukum Lambert – Beer dapat dituliskan sebagai persamaan berikut.
A = a.b.cgr/liter ... (5)
A = ε.b.cmol/liter ... (6)
di mana (A) adalah absorbansi, (b) adalah tebal medium atau panjang lintasan, (c) adalah
konsentrasi sampel, (a) adalah koefisien ekstingsi, dan (ε) adalah koefisien ekstingsi
molar dengan ε = a × MW (MW adalah bobot molekul zat pengabsorpsi dalam larutan).
Hubungan antara metode standar addition yang digunakan dalam spektrofotometer
dengan Hukum Lambert-Beer di mana larutan sampel dengan konsentrasi (Cx) dan
bervolume sama (Vx ml) ditambahkan larutan standar dengan konsentrasi (Cs) dan
volume beragam (Vs ml) sehingga memiliki jumlah larutan total adalah (Vt) dan
kemudian diukur absorbansi pada setiap larutan, di mana konsentrasi larutan dalam setiap
wadah dapat diukur menggunakan persamaan pengenceran sehingga terbentuk persamaan
(7) berikut.
VxCx+VsCs
c= ... (7)
Vt
Berdasarkan persamaan (5) dan (6), nilai konsentrasi larutan dalam wadah dapat diubah
dengan mensubstitusi persamaan (7) ke dalam persamaan (5) atau (6) sebagai berikut.
A= ( abVxCx
vt ) +(
ab VsCs
vt )
... (8)
di mana dengan regresi linear dapat dibuat Vs sebagai sumbu x dan A sebagai sumbu y,
maka persamaan (9) dapat dibuat sebagai berikut
Cs CxVx
A = ab( Vt )
. Vs+ab (
Vt )
... (10)
Y b x a
Cs CxVx
Sehingga diperoleh b = ab dan a =ab , lalu nilai a dan b dapat disusun ulang
Vt Vt
menjadi sebuah persamaan baru, yaitu.
Cx . Vx
ab .
a Vt
= ... (11)
b Cs
ab
Vt
a Cx Vx
= ... (12)
b Cs
a .Cs
Cx= ... (13)
b .Vx
(3) Cara Kurva Kalibrasi
Penentuan dengan cara ini dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan standar yang
konsentrasinya bervariasi dan larutan sampel. Kemudian masing- masing hasil
pengukuran dibuat kurva Absorbansi terhadap konsentrasi dari larutan standar sehingga
diperoleh garis lurus. Nilai absorbansi sampel diekstrapolasi terhadap kurva garis lurus
sehingga konsentrasi dari sampel dapat diketahui.
Gambar 12. Interpolasi data absorbansi pada kurva kalibrasi untuk y b x a penentuan
konsentrasi sampel
(4) Analisis multikomponen
(sumber : kadmaerubun)
Oleh karena A’ dan A” adalah absorbansi total dari molekul M dan molekul, maka dalam
bentuk persamaan Lambert-Beer masing-masing dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan (14) dan (15) berikut ini.