dengan x adalah konsentrasi larutan standar dan y adalah absorbansi yang didapat dari
pengukuran AAS. Setelah diketahui nilai a dan b nya, maka akan terbentuk persamaan
linier y = ax + b. Selanjutnya, menghitung konsentrasi larutan sampel dengan
memplotkan absorbansi (y) yang didapat dari pengukuran AAS, maka akan diketahui
nilai konsentrasi sampelnya (x) (Madania, Megawati M Martani. 2013).
dengan catatan bahwa absorbansi sampel tidak kurang maupun melebihi dari data kurva
larutan standard atau dengan kata lain absorbansi sampel harus terletak pada kisaran
absorbansi kurva kalibrasi. Jika absorbansi terletak diluar kisaran absorbansi kurva
kalibrasi maka diperlukan pengenceran atau pemekatan. Penggunaan ekstrapolasi tidak
dianjurkan karena kurangnya linieritas.
Gambar 2. Ilustrasi Kurva standar zat spesifik pada AAS.
Sumber : https://egpat.com/
sehingga:
𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 .𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑
Csampel = .....(10)
𝐴𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑
c. Standard Adisi
Metode standard adisi diawali dengan membuat dua atau lebih sejumlah volume tertentu
dari sampel. Larutan pertama diencerkan sampai volume tertentu, kemudian diukur
absorbansinya tanpa penambahan larutan standard, sedangkan larutan kedua dan larutan
sampel yang lainnya diencerkan dan ditambah dengan sejumlah larutan standar.
Kemudian diukur absorbansinya dengan AAS untuk masing-masing penambahan larutan
standard. Menurut hukum Beer akan berlaku hal-hal berikut:
Asampel = k. Csampel .....(11)
Acampuran = k. (Csampel + Cstandard) .....(12)
jika persamaan 11 dan persamaan 12 digabung maka diperoleh :
𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= (𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑) .....(13)
𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
(𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙+𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑) 𝐴𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
= .....(14)
𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐴𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
1+ = .....(15)
𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐴𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
= −1 .....(16)
𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐶𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐴𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛−𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= .....(17)
𝐶𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
sehingga dari penurunan persamaan di atas akan dapat ditentukan konsentrasi sampel
dengan persamaan sebagai berikut:
𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Csampel = Cstandard . (𝐴𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛−𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) .....(18)
Metoda standard adisi merupakan metode analisis dengan tingkat akurasi tinggi, tetapi
memerlukan biaya yang sangat mahal, rumit dan dapat digunakan untuk logam mulia
seperti emas dan platina (Djuhariningrum, 2005).
Pengaplikasian metode adisi standar pada spektrofotometri berbeda dengan
pengaplikasian pada potensiometri, hal yang membedakannya adalah jumlah wadah,
larutan sampel, dan larutan standar yang digunakan. Pada potensiometri, larutan sampel
dan larutan standar yang digunakan sedikit, hal ini disebabkan larutan sampel dan standar
diletakkan dalam wadah yang sama untuk pengukuran konsentrasi sampel. Pada
spektrofotometri, jumlah wadah yang digunakan lebih banyak seiring semakin banyaknya
variasi larutan standar yang digunakan dan absorbansi yang tebaca oleh alat untuk
pengukuran konsentrasi sampel, sedangkan larutan sampel dan larutan standar yang
digunakan dapat lebih sedikit dibandingkan potensiometri. Dalam potensiometri,
konsentrasi sampel dapat ditentukan dari selisih antara potensial sel larutan sampel dan
larutan standar, sedangkan dalam spektrofotometri, konsentrasi sampel ditentukan
berdasarkan absorbansi yang terukur.